teknik relaksasi progresif

13
BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen dengan satu objek 2 kali perlakuan yaitu Pre dan Post Test . Sampel yang digunakan adalah 10 orang yang berkunjung ke Puskesmas Lima Kaum I, dimana dilakukan dilakukan perbandingan pre dan post. A. Tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif Hasil penelitian yang tergambar pada tabel 5.1 dan 5.2 didapatkan rentang tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif. Didapat tekanan darah sistolik yaitu hipertensi ringan (derajat 1) 60% dan hipertensi sedang (derajat 2) 40 % dan pada tekanan darah diastoliknya didapatkan rentangnnya nya yaitu normal tinggi 10%, hipertensi ringan (derajat 1) 30% dan hipertensi sedang (derajat 2) 60%. 42

description

bab 1

Transcript of teknik relaksasi progresif

Page 1: teknik relaksasi progresif

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen dengan satu objek 2

kali perlakuan yaitu Pre dan Post Test . Sampel yang digunakan adalah 10 orang

yang berkunjung ke Puskesmas Lima Kaum I, dimana dilakukan dilakukan

perbandingan pre dan post.

A. Tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif

Hasil penelitian yang tergambar pada tabel 5.1 dan 5.2 didapatkan rentang

tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif. Didapat tekanan

darah sistolik yaitu hipertensi ringan (derajat 1) 60% dan hipertensi sedang

(derajat 2) 40 % dan pada tekanan darah diastoliknya didapatkan rentangnnya

nya yaitu normal tinggi 10%, hipertensi ringan (derajat 1) 30% dan hipertensi

sedang (derajat 2) 60%.

42

Page 2: teknik relaksasi progresif

43

Tekanan darah adalah kekuatan darah yang yang mengalir

didinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh darah) dan

yang kembali ke jantung ( pembuluh balik) (vitahealth,2005).

Tekanan darah tinggi atau yang sering disebut hipertensi adalah

naiknya tekanan darah pada pembuluh datrah arteri yang disebabkan oleh

dua faktor utama yang dapat hadir secara bersamaan,yaitu : daya pompa

jantung dengan kekuatan besar dan pembuluh darah kecil menyempit

sehingga darah memerlukan tekanan yang besar untik melawan dinding

pembuluh darah tersebut (Sibernagl & Lang, 2000).

Hipertensi pada usia lanjut yaitu tekanan darah sistolik ≥140

mmHg dengan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Suyono,2001 dalam

Sudoyo,2006). Berdasarkan klasifikasi JNC VI hipertensi pada lansia

dapat dibedakan menjadi :

1. Hipertensi sistolik adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan

darah sistolik > 140 mmHg namun tekanan darah diastoliknya

tetap. Keadaan ini berhubungan dengan arteroslerosis

(pengerasan dinsing arteri).

2. Hipertensi diastolik,yaitu hipertensi yang terjadi ketika tekana

darah diastolik > 90 mmHg.

3. Hipertensi sistolik dan diastolik,yaitu hipertensi yang terjadi

ketika terjadi peninngkatan tekanan darah sistolik dan diastolik

diikuti oleh peningkatan tekanan darah diastolik.

Page 3: teknik relaksasi progresif

44

Berdasarkan hasil penelitian Rahmita abdullah (2011) didapatkan

hasil rata-rata sistolik sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif 156,70

dan rata- rata diastolik sebelum dilakukan teknik relaksasi progresif

adalah 93,20. Didapatkan rentang tekanan darah sistoliknya normal tinggi

sampai hipertensi (derajat 2) dan rentang diastoliknya normal tinggi

sampai (derajat 1).

Dari hasil penelitian peneliti didapatkan kesimpulan bahwa rata-

rata tekanan darah responden sebelum diberikan perlakuan termasuk pada

jenis hipertensi sistolik dan diastolik, terlihat bahwa rentang tekanan darah

sistolik adalah hipertensi ringan(derajat 1) – hipertensi sedang (derajat 2)

dan rentang tekanan darah diastoliknya adalah normal tinggi- hipertensi

sedang.

Menurut peneliti, hipertensi yang terjadi pada lansia pada

penelitian ini disebabkan oleh pengaruh usia responden yang semakin tua,

dengan penyebab utama dan faktor lain antara lain antaranya lingkungan,

kelainan metabolisme, dan faktor lain seperti obesitas, konsumsi alkohol

dan merokok, atau hipertensi karena gangguan hormonal, penyakit janting

maupun ginjal. Namun diketahui faktor pemicu terjadinya hipertensi pada

lansia dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan yang mendatangkan

stress, ketakutan, dan fakor konsumsi makanan yang jauh dari pola hidup

sehat (tidak melakukan diet hipertensi) serta kebiasaan merokok.

B. Tekanan darah sesudah dilakukan teknik relaksasi progresif

Hasil penelitian yang tergambar pada tabel 5.3 dan 5.4 didapatkan

rentang tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah dilakukan teknik relaksasi

Page 4: teknik relaksasi progresif

45

progresif adalah rentang sistoliknya didapatkan hipertensi normal tinggi 30%,

hipertensi ringan 50% dan hipertensi sedang 20%.

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan non

farmakologis. Upaya non farmakologis selalu menjadi hal yang penting

untuk dilaksanakan pada penderita hipertensi pada usia lanjut. Terdapat

banyak pilihan terapi non farmakologis dalam menangani hipertensi pada

lansia , terutama bagi penderita hipertensi ringan sampai dengan sedang.

Upaya terapi non farmakologis dengan diit rendah garam,penurunan berat

badan,menghindari alkohol,mengurangi rokok, dan mengantisipasi stress

dengan melakukan teknik relaksasi progresif (Soeparman & Sarwono,

1990).

Teknik relaksasi progresif yaitu teknik untuk menngurangi

ketegangan otot, Jacobson berpendapat bahwa semua bentuk ketegangan

termasuk ketegangan mental yang didasarkan pada kontraksi otot

(Armilawati dkk, 2009).

Teknik relaksasi progresif merupakan salah satu teknik pengolahan

diri yang didasarkan pada sistem kerja saraf simpatis dan para simpatis

yang terbukti mengurangi ketegangan,kecemasan dan menurunkan tekanan

darah pada hipertensi ringan (Neila Ramadani, 1994 ).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmita

Abdullah (2011) didapatkan rata- rata tekanan darah sistolik sesudah

dilakukan teknik relaksasi progresif adalah 143,80 dan rata- rata tekanan

darah diastolik sesudah adalah 82,10 (Abdullah,2011)

Page 5: teknik relaksasi progresif

46

Menurut peneliti, adanya penurunan rata-rata tekanan darah

sesudah dilakukan teknik relaksasi progresif disebabkan karena pada

umumnya hipetertensi yang diderta lansia merupakan hipertensi esensial

yanng disebabkan oleh faktor lingkungan seperti emosi,kecemasan dan

ketakutan. Sehingga dengan diberikannya perlakuan teknik relaksasi

progresif akan dapat menghilangan atau mengurangi stress, dimana dengan

teknik relaksasi progresif akan menghasilkan respon stress sehingga aksi

hipotalamus menyesuaikan dan terjadi penurunan aktivitas sistem saraf

simpatis.

C. Pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan

darah

Hasil penelitian yang tergambar pada tabel 5.5 dapat diketahui

bahwa rata- rata perbedaan tekanan darah sistolik pre-test dan post-test

setelah dilakukan teknik relaksasi progresif adalah berdasarkan hasil uji

statistik didapatkan nilai Pvalue 0,000 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistolik pre-test dan post-

test setelah dilakukan teknik relaksasi progresif

Rata- rata tekanan darah diastolik pre-test dan post-test setelah

dilakukan teknik relaksasi progresif adalah hasil uji statistik didapatkan

nilai Pvalue 0,009 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan

antara tekanan darah diastolik Pre-test dan Post-test setelah dilakukan

teknik relaksasi progresif.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang sangat bermakna,

Page 6: teknik relaksasi progresif

47

namun terdapat perbedaan rata-rata penurunan tekanan darah, didapatkan

penurunan tekanan darah sistolik lebih besar dibandingan dengan tekanan

darah diastolik,dimana didapatkan nilai t hitung sistolik lebih besar 7,124

dibandingkan nilai t hitung diastolik adalah 3,286. Didapatkan kesimpulan

bahwa teknik relaksasi progresif lebih efektif menurunkan tekanan darah

sistolik dari pada diastolik.

Pada umur 20 – 80 tahun terjadi pengurangan pengisian ventrikel

pada permulaan distolik .Meskipun kecepatan pengisian pada permulaan

diastolik mengurang, volume akhir diastolik tidak menurun dengan

pertambahan usia. Semakin meningkatnya usia menyebabkan terjadinya

penebalan katub mitral, perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan

kolagen,pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan klasifikasi. Klasifikasi

sering terjadi pada anulus katub mitral yang sering ditemukan pada

wanita. Perubahan pada katub aorta dapat terjadi pada daun atau cincin

katub. Katub menjadi kaku dan hanya terdegar bising sistolik ejeksi pada

orang- orang usia lanjut( Lakatta dkk,1987 dalam Darmojo,2011).

Teknik relaksasi progresif adalah suatu latihan gerakan yang

dilakukan untuk menghasilkan respon yang dapat memerangangi respon

stress dan menyebabkan aksi hipotalamus menyesuaikan sehingga terjadi

penurunan aktivitas sstem saraf simpatis yang akan menurunkan kecepatan

denyut jantung dan menurunkan tekanan darah (Snyder &

Egan,1993dalam Smeltzer,2002). Sehingga teknik relaksasi progresif

dapat diterapkan pada penderita hipertensi.

Page 7: teknik relaksasi progresif

48

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmita (2011) didapatkan

nilai pvalue sistoliknya 0,005 dan nilai pvalue diastoliknya 0,005 dan dari hasil

penelitian Yonathan (2005) didapatkan bahwa teknik relaksasi progresif

lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik dibandingkan diastolik

dimana didapatkan nilai sistolik p< 0,05 dan diastolik > 0,05.

Menurut Peneliti, adanya perbedaan rata-rata penurunan tekanan

darah sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi progresif

disebabkan pada umumnya hipertensi yang dialami oleh para lansia adalah

hipertensi akibat faktor lingkungan berupa stress,emosi,kecemasan dan

ketakutan. Hal ini berarti bahwa respon tubuh pada masing –masing lansia

berbeda terhadap suatu perubahan. Artinya walaupun respon yang

diberikan kepada responden sama tetapi pada tubuh masing-masing

reponden akan berbeda mekanisme penerimaannya.

Hal diatas sesuai dengan penelitian Selye dalam Brunner and

Suddart (2002) yang menjelaskan bahwa penafsiran stress seseorang tidak

bergantung semata-mata pada suatu peristiwa eksternal, tetapi juga

bergantung pada persepsi mereka atas suatu peristiwa dan makna yang

mereka berikan, sehingga dengan dilakukannya teknik relaksasi progresif

akan menghasilkan respon yang dapat memerangirespon stress sehingga

aksi hipotalamus menyesuaikan dan terjadi penurunan aktivitas sistem

saraf simpatis (Smeltzer,2002)

Teknik relaksasi progresif juga dapat mengurangi ketegangan otot,

semua bentuk ketgangan termasuk ketegangan mental didasarkan pada

kontraksi otot. Teknik relaksasi progresif ini memberi respon terhadap

Page 8: teknik relaksasi progresif

49

ketegangan, respon tersebut menyebabkan perubahan yang dapat

mengontrol aktivitas sistem saraf otonom berupa pengurangan fungsi

oksigen, frekuensi nafas, denyut nadi, ketegangan otot serta tekanan darah.

Teknik relakasasi progesif dapat dijadikan sebagai terapi non

farmakologis yang dapat menurunkan tekanan darah pada lansia yang

mengalami hipertensi ringan dan sedang dan sebagai pengganti aktivitas

fisik bagi lansia yang memiliki keterbatasan fisik dan tidak mungkin

melakukan latihan fisik sperti aerobik.oleh karena itu paabila lansia

dengan hipertensi dapat melakukan teknik relaksasi progresif selama ± 30

menit setiap hari dapat menjaga tekanan darah dalam rentang normal.

Menurut Brunner & Suddart (2002) menyatakan bahwa lansia

dengan tekanan darah kurang dari 140 mmHg dapat hidup lebih lama,

maka vitalitas dan harapan hidup lansia dapat meningkat(Smeltzer,2002)

Penelitian yang peneliti lakukan kepada masing-masing responden,

terlihat bahawa walaupun responden yang melakukan teknik relaksasi

progresif tidak dilakukan dengan baik namun mampu menurunkan tekanan

darah, sedangkan responden lain yang benar-benar melakukan teknik

relaksasi progresif dengan baik dan benar pada umumnya tekanan

darahnya lebih banyak menurun.