TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...
Transcript of TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...
-
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PENGOLAHAN HASIL
PERTANIAN
BAB XVII
PENGUJIAN SECARA FISIK- MEKANIS MIKROANALISIS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2017
-
1
BAB 17. PENGUJIAN SECARA FISIK- MEKANIS MIKROANALISIS
A.Kompetensi Inti
Menguasai materi, Struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
B.Kompetensi Dasar
Mempertunjukan pengujian bahan hasil pertanian dan perikanan secara
fisis-mekanis dan mikroanalisis
C. Uraian Materi Pokok
1.Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengujian secara fisis,
mekanis dan mikroanalisis
2.Melakukan pengujian secara fisis-mekanis dan mikroanalisis dan
pengolahan Data
Pengujian Bahan Hasil Pertanian Secara Fisis seperti meliputi: Penampakan
warna dan identitas, pengujian ini pada dasarnya bisa dilakukan dengan uji
indrawi/organoleptik tapi bisa juga uji secara kulitatif terutama untuk warna
pada makanan dan minuman dengan metode kromatografi kertas menggunakan
benang wol. Masing-masing pengertian ruang lingkup jenis pengujian tersebut
dapat dipelajari sebagai berikut:
1) Penampakan
Penampakan ialah parameter mutu suatu bahan atau produk dimana apabila
ditujukan untuk pengujian komoditas hasil pertanian merupakan hal penting
yang tidak bisa diabaikan, penampakan biasanya pengujiannya dilakukan dengan
uji organoleptik/uji indrawi yang meliputi, kilap, suram, jernih, bening, dan lain-
lain.
-
2
Kilap juga disebut mengkilap (glossy, shiny). Lawan dari kilap ialah kusam atau
suram. Kilap dan suram adalah sifat permukaan. Kulit buah jeruk disebut
mengkilap jika permukaan itu berkilau-kilau kena cahaya. Sebaliknya permukaan
mata ikan yang mulai membusuk menjadi kusam atau suram.
a) Kilap pada Kulit Buah
b) Sifat Keruh
c) Sifat Bening
2) Warna dan Identitas :
a) Penciri Jenis dan Pengenalan Mutu (Identitas)
Banyak jenis produk pangan, terutama produk primer dari hasil pertanian,
mempunyai ciri-ciri khas dari warnanya. Jenis produk seperti telur ayam, bebek,
mentok, puyuh atau burung-burung lain mudah dan cepat dikenali dari
warnanya. Demikian pula jenis atau varietas buah-buahan seperti apel malang,
simanalagi, Mc Kintosh, atau Red Delicious dapat dikenali dari warna kulit
buahnya yang khas.
b) Keseragaman Warna
Beberapa produk alami mempunyai citra warna yang khas seperti tomat dan
lombok berwarna merah, buah pisang raja berwarna oranye, daging sapi
berwarna merah pink. Namun dalam produk kadang-kadang dihasilkan produk
yang warnanya kurang khas atau kurang merata, sehingga terjadi keragaman
warna.
c) Sifat Warna
Warna merupakan sifat produk yang dapat dipandang sebagai sifat fisik
(obyektif) dan sifat organoleptik (subyektif). Sebagai gejala lain warna
mempunyai fenomena psikologik yang tunduk dengan sifat-sifat manusiawi.
Karena memiliki dua macam fenomena itu maka warna produk pangan juga di
ukur atau dianalisa secara obyektif dengan instrumen fisik dan secara
organoleptik atau subyektif dengan instrumen manusia.
d) Penilaian dan Pengukuran Warna
-
3
Warna membuat produk pangan menarik. Bagi makanan warna merupakan daya
tarik utama sebelum konsumen mengenal dan menyukai sifat-sifat lainnya.
Jagung rebus yang berwarna kuning akan lebih menarik daripada yang berwarna
putih, buah tomat berwarna merah merata lebih disukai daripada warna belang
merah hijau.
3) Index bias suatu bahan adalah perbandingan ialah perbandingan antara sinus
sudut jatuh dan sinus sudut bias, apabila seberkas cahaya dengan panjang
gelombang tertentu jatuh dari udara ke dalam suatu bahan yang dipertahankan
pada suhu tetap.
Pengukuran indeks bias dapat digunakan untuk menentukan kemurnian minyak.
Penentuan indeks bias ini dapat menentukan dengan cepat terjadinya proses
hidrogenasi katalitis, yaitu semakin panjang rantai atom karbon dan semakin
banyak ikatan rangkap, maka indeks bias refractomater yang dilengkapi dengan
alat pengukur suhu. Pada suhu 25 C indeks bias air suling = 1,3325 dan indeks
bias etanol 85 persen boot = 1,3630. Apabila seberkas sinar lewat dari suatu
medium ke medium lain yang berbeda spesifik gravitasinya, maka arah minyak
semakin besar. Alat yang digunakan untuk penetapan indeks bias adalahABBE
sinar akan berubah pada saat melalui permukaan. Sinar demikian disebut
pembiasan.
4) Densitas (Kerapatan)
Densitas atau kerapatan ialah merupakan parameter dan faktor mutu bahan
hasil pertanian yang sangat penting dan bisa dijadikan standar untuk dinilai
baik/buruknya suatu bahan tersebut. Suatu contoh densitas nyata/bobot jenis
susu murni antara 1,020 -1,035 ini menyatakan bahan susu apabila bobot jenis
berada pada kisaran angka tersebut berarti termasuk mutu baik atau layak
dikonsumsi, tetapi sebaliknya apabila kisaran angka bobot jenisnya diluar angka
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa kualitas/mutu susu tersebut kurang baik.
Begitu pula untuk bahan-bahan yang lain seperti bernbagai minyak atsiri, bahan
cair lainnya bahkan alkohol biasanya berat jenis merupakan syarat mutu.
-
4
Densitas atau kerapatan bahan dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot
dan volume bahan. Ada tiga macam densitas yang dikenal untuk menentukan
sifat bahan:
- Absolute density (Densitas mutlak)
- Relative density (Densitas relative/kerapatan nisbi)
- Apparent density (Densitas nyata/bobot jenis)
Prosedur pengujian a) Pengukuran Berat Jenis dilakukan minimum 3 (tiga) jam setelah pemerahan.
b) Homogenkan susu dengan sempurna (dituangkan dari gelas piala satu ke
gelas piala lainnya), kemudian dengan hati-hati dituangkan kedalam tabung
tanpa menimbulkan buih.
c) Dengan hati-hati laktodensimeter dicelupkan ke dalam susu dalam tabung
tadi, biarkan timbul dan tunggu sampai diam.
d) Baca skala yang ditunjukkan dan angka yang terbaca menunjukkan angka ke- 2 dan ke-3 dibelakang koma, sedangkan desimal ke-4 dikira-kira. Contoh : Bila skala yang terbaca adalah 28, maka angka yang didapat adalah ,0280 e) Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali berturut-turut, masing-masing
dilakukan setelah membenamkan kembali laktodensimeter.
f) Temperatur susu diukur dengan ketelitian 0,5C dan tanda Hg dari termometer haruslah berada di dalam susu pada waktu pengukuran dilakukan. Hasil Uji
a) Untuk laktodensimeter yang ditera pada 27,5C, bila temperatur susu adalah 29C sedangkan skala rata-rata adalah 28 maka yang dicatat adalah :
BJ. = 1,0280 C b) Untuk setiap kelebihan atau kekurangan suhu sebesar 1C dilakukan
penyesuaian berat jenis sebesar koefisien muai susu setiap derajat Celcius yakni 0,0002
BJ. = 1,0280 + 0,0003 = 1,0283.
c) Bila laktodensimeter yang digunakan ditera pada 15C, maka perhitungan harus disesuaikan sebagai berikut:
-
5
BJ. = 1,0280 = 1,0280 + 0,003 = 1,0283
5) Viskositas (Kekentalan)
Kekentalan merupakan salah satu sifat reologi yang amat penting pada banyak
produk pangan. Sifat kental penting peranannya baik dalam uji mutu dan
standarisasi mutu maupun juga dalam pengendalian proses selama pengolahan.
Untuk produk-produk pangan tertentu kekentalan juga penting sebagai petunjuk
kandungan zat-zat tertentu. Misalnya kekentalan dapat digunakan untuk
menyatakan kandungan gula pada nira, atau untuk menyatakan kemurnian
cairan minyak.