Cara Mengenali Sifat Indrawi Makanan
-
Upload
gita-asapuri -
Category
Documents
-
view
132 -
download
2
description
Transcript of Cara Mengenali Sifat Indrawi Makanan
Gita Asapuri 240210110043
PRAKTIKUM PENILAIAN SENSORI PANGAN
Cara Mengenali Sifat-Sifat Inderawi Makanan
Disusun Oleh :
Gita Asapuri 240210110043
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2014
Tanggal Praktikum : 26-03-2014Tanggal Dikumpulkan: 05-03-2014Asisten : Aditya Rahmat G.
Gita Asapuri 240210110043
I. TUJUAN
Mengetahui kemampuan seseorang untuk menggunakan inderanya dalam
menilai suatu produk, mengenal bermacam-macam reaksi penginderaan dari suatu
produk, dan menilai benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap dan kesan
yang diperoleh.
II. TEORI DASAR
Indera manusia merupakan bagian tubuh yang dapat digunakan sebagai
alat untuk menilai sifat-sifat atau karakteristik suatu produk/makanan. Indera
manusia juga merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental (sensation)
jika mendapat rangsangan (stimulus) dari luar. Rekasi mental ini di satu pihak
menimbulkan kesadaran atau kesan akan benda yang menimbulkan rangsangan, di
lain pihak kesadaran itu menimbulkan kesadaran atau kesan akan benda yang
merangsang itu. Sikap tersebut dapat berupa menjauhi atau tidak menyukai atau
jika rangsangan tersebut menyenangkan maka dapat menimbulkan sikap
menginginkan atau menyukai. Rangsangan-rangsangan itu mengadakan reaksi
kimiawi dalam reseptor. Energi yang dihasilkan diubah menjadi impuls syaraf
yang kemudian dibawa langsung ke syaraf pusat. Proses penginderaan terdiri dari
tiga tahap, yaitu adanya rangsangan terhadap indera oleh suatu benda, akan
diteruskan oleh sel-sel syaraf dan datanya diproses oleh otak sehingga kita
memperoleh kesan tertentu terhadap benda tersebut. Manusia mempunyai lima
penginderaan, yang disebut panca indera. Kelima alat indera tersebut adalah
indera pencicip, peraba, pembau, pendengar, dan penglihat. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu karena dapat
memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk.
Pengujian terhadap suatu bahan makanan dengan menggunakan indera
manusia disebut penilaian indera atau pengujian organoleptik. Setiap jenis
makanan mempunyai karakteristik yang dapat diuji secara organoleptik
menggunakan indera-indera tersebut. Sifat inderawi tersebut sangat spesifik untuk
setiap jenis produk. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu
produk adalah:
Gita Asapuri 240210110043
1. Penglihatan
Mata memiliki sel batang dan keruscut pada retina yang mengubah energi
cahaya melalui impulsa syaraf menuju otak dan syaraf penglihatan. Penilaian
kualitas produk dapat dilakukan dengan melihat bentuk, ukuran, kejernihan,
kekeruhan, warna, dan sifat-sifat permukaan, seperti kasar-halus, suram,
mengkilap, homogen-heterogen, dan datar gelombang. Yang dapat diuji
dengan menggunakan indera penglihatan adalah warna, pembedaan tingkat
kedalaman warna dari gelap ke terang, intensitas dan kemurnian warna,
menguji dengan melihat jumlah sinar yang dapat melewati produk, jumlah
sinar yang direfleksikan dari permukaan produk, keseragaman dan keadaan
rata, bentuk, dan ukuran, serta tekstur.
2. Penciuman
Sistem penciuman (olfaktori) manusia sangat sensitif. Sensitivitas terhadap
bau tidak bersifat kontan dan akan berkurang jika terpapar secara terus
menerus atau teradaptasi. Dua atau lebih bau akan bercampur untuk saling
menguatkan atau saling menutupi. Bau atau aroma merupakan sifat sensori
yang paling sulit untuk diklasifikasikan dan dijelaskan ragamnya. Penciuman
dapat dilakukan terhadap produk secara langsung menggunakan kertas
penyerap, uap, atau pada saat produk berada dalam mulut melalui celah
retonasal. Kepekaan penciuman lebih tinggi dibandingkan pencicipan 10000
kali. Penciuman dapat diklasifikasikan menurut beberapa ahli, yaitu klasifikasi
menurut Zwaademaker, klasifikasi Henning, Klasifikasi Crocker + Henderson,
dan Teori Stereokimiawi dari Amoure.
3. Pencicipan
Indera pencicip berfungsi untuk menilai rasa dari suatu makanan. Indera ini
terdapat dalam rongga mulut, lidah, dan langit-langit. Terdapat lima dasar rasa
yang dapat terasa oleh indera pencicip, yaitu manis, pahit, asin, asam, dan
umami. Urutan kepekaan lidah, yaitu: depan (ujung) peka terhadap manis, asin
(tengah depan), asam (tengah belakang), pahit (pangkal lidah). Selain rasa
dasar tersebut terdapat sensasi rasa yang dihasilkan oleh saraf trigeminal yang
Gita Asapuri 240210110043
terletak di rongga mulut dan hidung. Sensasi tersebut contohnya rasa pedas,
rasa terbakar, dingin, sepat, dan rasa minuman bersoda. Lidah paling peka
terhadap rasa pahit.
4. Perabaan
Indera peraba terdapat pada hampir seluruh permukaan tubuh, beberapa
bagian seperti rongga mulut, bibir, dan tangan lebih peka terhadap sentuhan.
Untuk menilai tekstur produk dapat dilakukan perabaan menggunakan ujung
jari tangan. Tekstur bersifat kompleks dan terkait dengan struktur bahan, yang
terdiri dari tiga elemen, yaitu mekanik (kekerasan, kekenyalan), geometrik
(berpasir, beremah), berminyak atau berair. Penilaian dilakukan dengan
menggosok-gosokan jari dengan bahan yang diuji diantara kedua jari.
5. Pendengaran
Indera pendengaran terdapat pada telinga untuk mendengarkan bunyi-bunyian.
Jutaan sel rambut pada telinga akan bergetar jika udara disekitarnya bergetar
karena adanya gelombang suara. Beberapa produk dapat dikenali mutunya
dari bunyi pada saat dipatahkan, dikocok, atau dikunyah dalam mulut. Bunyi
yang keluar dapat memberikan resepsi tentang tekstur pada saat dikonsumsi
mulai dari tahap awal (digigit), dikunyah, sampai ditelan.
Gita Asapuri 240210110043
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Sendok plastik
2. Gelas
3. Piring plastik
4. Pisau
3.2 Bahan
1. Apel
2. Kerupuk
3. Dodol
4. Jelly
5. Saus tomat
6. Kopi
7. Teh
Gita Asapuri 240210110043
IV. PROSEDUR
4.1 Makanan Padat atau Setengah Padat
Contoh yang telah disediakan kemudian diamati dengan menggunakan indera
sebagai berikut :
1. Penglihatan
2. Penciuman/pembauan
3. Perabaan : a. Menggunakan jari tangan (contoh yang disajikan
ditekan atau dipijit diantara jari tangan)
b. Menggunakan indera mulut/bibir, langit-langit, gigi,
dinding mulut dan lidah (contoh digigit sedikit
kemudian dikunyah perlahan-lahan)
4. Pencicipan : contoh yang disajikan dicicip sambil menggerak-gerakan
lidah
4.2 Makanan Cair
Makanan cair yang disediakan diperiksa dengan menggunakan indera:
1. Penglihatan
2. Pembauan
3. Perabaan : menggunakan jari tangan dan indera mulut
4. Pencicipan
Semua hasil pengamatan ditulis pada lembar yang telah disediakan.
Gita Asapuri 240210110043
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1. HASIL PENGAMATAN
5.1.1. Karakteristik Makanan Padat/Setengah Padat
Tabel 1. Hasil Pengamatan Berdasarkan Penglihatan
ContohKarakteristik Kenampakan
Bentuk Ukuran (cm) Warna Keseragaman Warna
Apel Oblat d ± 5 cmHijau semburat merah
Tidak Seragam (warna hijau dan merah tidak merata)
Kerupuk
Lingkaran d ± 10 cmPutih kekuningan
Kurang seragam (masih terdapat warna putih dan kuning)
Dodol Balok p ± 3 cm Coklat tua Tidak Seragam
Jelly ½ oval d ± 2 cm Merah muda Seragam
Tabel 2. Hasil Pengamatan Berdasarkan Penciuman/Pembauan
Contoh
Karakteristik Bau Tingkat Kenampakan
Tak Berbau
Agak Tajam
Sangat Tajam
Sangat Suka
BiasaAgak Suka
Apel √ √
Kerupuk √ √
Dodol √ √
Jelly √ √
Tabel 3. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Jari Tangan
ContohKarakteristik Perabaan
Lembut Keras Elastis Kenyal
Apel √
Kerupuk √
Gita Asapuri 240210110043
Dodol √
Jelly √
Tabel 4. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Indera Mulut
ContohKarakteristik Perabaan
Keras Rapuh Renyah Lembut Kenyal Halus Kasar
Apel √ √
Kerupuk √ √
Dodol √ √
Jelly √ √
Tabel 5. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Pencicipan
ContohKarakteristik Perabaan
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Apel √ √
Kerupuk √ Gurih
Dodol √
Jelly √
5. 1. 2. Karakteristik Makanan CairTabel 6. Hasil Pengamatan Berdasarkan Penglihatan
ContohKarakteristik Kenampakan
Warna Jernih Keruh Kental Encer
Saus Tomat Merah √
Air Kopi Hitam kecoklatan √
Air Teh Coklat √
Tabel 7. Hasil Pengamatan Berdasarkan Penciuman/PembauanContoh Karakteristik Bau Tingkat Kesukaan
Tak Agak Sangat Sangat Biasa Agak
Gita Asapuri 240210110043
Berbau Tajam Tajam Suka Suka
Saus Tomat √ √
Air Kopi √ √
Air Teh √ √
Tabel 8. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Jari Tangan
ContohKarakteristik Perabaan
Halus Berbutir Lengket Kental Encer
Saus Tomat √ √
Air Kopi √ √
Air Teh √ √
Tabel 9. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Indera Mulut
ContohKarakteristik Perabaan
Halus Berpasir Lengket Kental Encer
Saus Tomat √ √
Air Kopi √ √
Air Teh √ √
Tabel 10. Hasil Pengamatan Berdasarkan Perabaan dengan Pencicipan
ContohKarakteristik Perabaan
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Saus Tomat √
Air Kopi √
Air Teh √ Sepat (tawar
Gita Asapuri 240210110043
agak pahit)
5.2. PEMBAHASAN
Dalam industri pangan penggunaan pengujian inderawi untuk berbagai
keperluan masih dilakukan meskipun peralatan telah berkembang dengan pesat.
Akan tetapi pengujian inderawi tetap merupakan bagian yang terpenting. Dalam
beberapa hal hasil penilaian dengan pengujian inderawi bahkan melebihi ketelitian
alat yang sangat sensitif dan beberapa perusahaan sampai sekarang masih
menggunakannya (Betty, 2008). Secara garis besar pengujian inderawi banyak
dipergunakan perusahaan-perusahaan untuk tujuan-tujuan pengembangan produk
baru, reformulasi produk, monitoring kompetisi dengan produk merk lain,
pengawasan mutu monitoring stabilitas produk selama penyimpanan, monitoring
pendapat dan kesenangan konsumen atas suatu produk.
Uji inderawi dilakukan dengan menggunakan panelis (pencicip yang telah
terlatih). Uji ini bisa dianggap paling praktis dan lebih murah tetapi juga ada
kelemahannya, yaitu salah satunya terdapat variasi produk dan variasi kelompok-
kelompok konsumen yang mungkin tidak bisa terwakili oleh panelis. Panelis yang
berasal dari laboratorium sering bersikap lebih kritis mempunyai kecenderungan
menilai lebih rendah terhadap suatu produk. Selain itu, penilaian ini dapat
dikatakan bersifat subjektif karena produk yang diamati dinilai berdasarkan
tingkat kesukaan dan persepsi masing-masing individu dalam menilai suatu
produk pangan.
Organ atau indera yang dimiliki manusia untuk menilai sifat organoleptik
bahan pangan terdiri dari indera pencicip, pencium, pendengaran, penglihatan, dan
perabaan. Lidah sebagai indera pencicip dapat digunakan untuk mengetahui rasa
dari suatu produk pangan. Hidung sebagai indera pencium digunakan untuk
mengetahui aroma yang dimiliki oleh suatu produk pangan. Telinga sebagai
indera pendengaran digunakan untuk mendengarkan bunyi dari produk pangan
yang sedang dipotong atau dikunyah. Mata sebagai indera penglihatan digunakan
sebagai alat pengukur warna, bentuk, serta ukuran suatu produk pangan.
Sedangkan fungsi dari indera peraba dapat menggunakan jari tangan atau dengan
Gita Asapuri 240210110043
indera mulut untuk mengukur tekstur dari produk pangan. Mekanisme
pengindraan secara singkat adalah :
1. Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
2. Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia
3. Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf
4. Penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke
syaraf pusat otak atau sumsum belakang.
5. Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
6. Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.
Setiap produk pangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Berdasarkan bentuknya, makanan dibagi ke dalam makanan padat/semi padat dan
makanan cair. Makanan padat/semi padat yang diamati saat praktikum antara lain,
dodol, jelly, kerupuk, dan apel. Sedangkan makanan cair yang diamati pada
praktikum ini terdiri ari air kopi, air teh, dan saus tomat. Keseluruhan produk
tersebut diamati sifat organoleptiknya sehingga karakteristik dari masing-masing
produk tersebut dapat diketahui dengan baik.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sifat-sifat organoleptik dari
produk-produk pangan yang telah diamati adalah sebagai berikut:
a. Apel
Buah Apel (Malus sylvetris) mempunyai bentuk bulat sampai lonjong
bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah
kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah
hijau kemerah-merahan, hijau kekuningkuningan, hijau berbintik-bintik, merah
tua dan sebagainya sesuai dengan varietas (Tawali dkk., 2004). Berdasarkan sifat
alami dari dindingnya, buah apel termasuk ke dalam jenis Pome dimana buah
tersebut memiliki lapisan luar tipis, lapisan tengah merupakan daging buah, dan
lapisan dalam seperti kertas yang berfungsi sebagai untuk melindungi biji. Masuk
ke dalam jenis ini adalah apel (Ahmad, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan, apel memiliki bentuk oblat yaitu berbentuk
bulat agak mendatar di bagian kedua pangkal dan berwarna hijau muda dengan
gradasi warna merah di bagian pangkal buah, serta memiliki bintik-bintik putih
yang tersebar di kulitnya. Warna merah pada kulit apel disebabkan karena apel
Gita Asapuri 240210110043
mengandung pigmen likopen yang dapat berfungsi sebagai zat anti kanker. Warna
merah yang tidak merata disebabkan oleh tingkat kematangan apel yang belum
sepenuhnya matang. Sedangkan bintik putih tersebut kemungkinan disebabkan
oleh kerusakan yang bersifat fisiologis. Selain itu, apel yang diamati tidak
beraroma dikarenakan apel tersebut belum matang sempurna sehingga senyawa
volatil pada apel belum terebntuk sempurna. Tekstur apel juga keras yang
menandakan bahwa apel tersebut belum terlalu matang. Hal ini diperkuat dengan
rasa apel yang masih memiliki rasa asam. Rasa asam ini terbentuk dari asam-asam
organik seperti asam tartar dan asam sitrat yang jumlahnya lebih banyak pada
buah yang belum matang.
b. Kerupuk
Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka
dicampur bahan perasa, seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan
mengukus adonan sampai matang, kemudian diporing tipis-tipis, dikeringkan di
bawah sinar matahari sampai kering dan digoreng dengan minyak goreng yang
banyak. Kerupuk bertekstur garing, memiliki bentuk dan warna yang beragam.
Berdasarkan hasil pengamatan, kerupuk memiliki bentuk lingkaran dengan
permukaan yang bergelombang. Kerupuk berwarna putih kekuningan, warna putih
disebabkan kerupuk dibaut dari tepung tapioka yang berwarna putih, sedangkan
warna kekuningan yang tidak merata merupakan hasil penggorengan. Rasa
kerupuk yang asin karena pada proses pembuatan kerupuk diberi penambahan
garam. Kerupuk juga memiliki tekstur yang renyah dan rapuh, serta aroma yang
tidak begitu kuat. Teksturnya yang rapuh diakibatkan kerupuk memiliki sifat yang
sangat porus. Kerupuk memiliki rasa asin dan gurih, rasa tersebut dihasilkan dari
bahan baku pembuatan kerupuk itu sendiri, yaitu ikan atau udang dengan
penambahan garam. Tekstur kerupuk pun renyah, kerenyahan kerupuk ditentukan
oleh kadar air dan presentase tepung dan bahan. Semakin banyak mengandung air,
kerupuk akan cenderung kurang renyah. Demikian pula jika presentase tepung
lebih banyak dibandingkan bahan campurannya, maka daya kembang kerupuk
akan semakin berkurang. Bentuk permukaan kerupuk yang meliuk-liuk atau
bergelombang disebabkan karena dalam pembuatannya, adonan dimasukan dalam
Gita Asapuri 240210110043
tudung pasta dan baru disemprot dan dibentuk sehingga tercipta lekuk yang khas
meliuk-liuk (Sri, 1994).
c. Dodol
Dodol merupakan makanan tradisional Indonesia yang tergolong ke dalam
makanan semi basah dengan kadar gula tinggi sehingga dapat disimpan agak lama
(1-3 bulan). Saat ini, bentuk, warna dan ukuran dodol semakin beragam.
Berdasarkan hasil pengamatan, dodol yang diamati berbentuk balok
panjang yang merupakan hasil pemotongan dari cetakan atau loyang. Dodol ini
memiliki warna cokelat kehitaman dan tidak seragam. Penyeragaman warna
terjadi jika dodol diaduk terus menerus,. Selain itu, dodol ini juga memiliki
tekstur luar yang lebih keras dibandingkan tekstur bagian dalam. Hal ini
dikarenakan dodol tersebut mulai mongering pada bagian luarnya. Dodol
memiliki rasa yang manis dan tekstur yang kenyal, serta aroma yang tiak terlalu
kuat. Rasa manis disebabkan adanya penambahan gula dalam pembuatan dodol.
Sedangkan tekstur kenyal diperoleh dari penambahan tepung tapioca ke dalam
adonan dodol.
d. Jelly
Menurut Glicksman (1983), jelly adalah produk hasil gelatinisasi dari
campuran hidrokoloid dan gula dalam air dengan karakteristik gel yang bersifat
elastis dan tidak mengandung butiran halus didalamnya. Jelly memiliki perbedaan
dengan puding dan agar-agar, puding memiliki tambahan bahan susu, sedangkan
agar-agar mengandung rumput laut. Jelly memiliki bentuk yang beragam seusuai
dengan cetakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, jelly berbentuk setengah lingkaran seperti
mangkuk menyerupai bentuk kemasan primernya. Hal ini terjadi karena pada
awalnya jelly memiliki fase cair sehingga sesuai dengan sifat air yang akan
mengikuti bentuk kemasan atau wadahnya. Jelly tersebut berwarna merah muda
diakibatkan zat warna yang ditambahkan padanya, warna tersebut seragam karena
telah mengalami proses mixing yang baik, penamabahan zat warna ini disebabkan
Gita Asapuri 240210110043
untuk menambah daya tarik pada produk karena sebagian besar konsumen jelly
adalah anak-anak yang menyukai makanan yang berwarna.
Jelly juga memiliki tekstur yang lembut dan kenyal karena komposisinya
terdiri dari campuran carageenan, konjac atau LBG (locus bean gum), yang bisa
mempengaruhi sifat-sifat jelly seperti clarity, elastisitas dan kekenyalannya.
Sedangkan, rasa dan aroma jelly yang manis muncul akibat adanya gula, sedikit
asam, dan perisa makanan.
e. Saus Tomat
Saus tomat adalah produk cairan kental berbentuk pasta yang terbuat dari
bubur buah tomat berwarna merah, serta mempunyai aroma dan rasa yang khas.
Walaupun mengandung air dalam jumlah besar, saus mempunyai daya simpan
panjang karena mengandung asam, gula, garam dan seringkali diberi pengawet.
Berdasarkan hasil pengamatan, saus tomat memiliki kenampakan warna
merah mengkilap dan kental. Warna merah disebabkan karena bahan baku dalam
pembuatan saus ini, yaitu tomat yang berwarna merah. Dalam pembuatan saus
tomat, tomat sebaiknya segera diblansir terlebih dahulu dengan cara direbus dalam
air 80-900C (hampir mendidih) selama 3 menit. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan warna merah tomat agar saus tomat yang dihasilkan berwarna
merah cerah walaupun tanpa pewarna. Saus tomat memiliki aroma asam karena
adanya penambahan cuka, cuka juga dapat memberikan efek pengawetan karena
sebagian besar mikroorganisme tidak tahan terhadap konsisi asam. Tomat
memiliki tekstur yang halus dan kental akibat penambahan maizena, selain itu
maizena juga dapat mencegah terjadinya pemisahan air dengan padatan saus pada
saat penyimpanan. Selain itu. tekstur yang lengket dan kental dapat disebabkan
pula oleh penambahan bahan pengental alami yang berasal dari hasil pertanian
seperti pepaya, ubi jalar. Sedangkan bahan pengental buatan seperti CMC
(carboxymethil cellulose). Kandungan CMC tidak mengandung unsur-unsur yang
bermanfaat bagi kesehatan (Suprapti, 2000).
Saus tomat memiliki rasa manis yang berasal dari gula, asam yang berasal
dari tomat, serta asin yang berasal dari garam. Selain dari tomat, rasa asam juga
berasal dari proses pembuatan saus tomat yang disebut pengasaman. Pengasam
Gita Asapuri 240210110043
digunakan untuk mengasamkan atau untuk menurunkan pH saus menjadi 3,8~4,4.
Pada pH rendah pertumbuhan kebanyakan bakteri akan tertekan dan sel genaratif
serta spora bakteri sangat sensitif terhadap panas. Dengan demikian proses
sterilisasi bahan yang ber pH rendah dapat dilakukan dengan suhu mendidih
(100°C) dan tidak perlu dengan suhu tinggi (121°C). Selain itu, saus tomat juga
sering ditambahkan Na-Benzoat yang berfungsi sebagai bahan pengawet karena
dapat mencegah tumbuhnya kapang (jamur) yang menjadi masalah pada
penyimpanan saus (Koswara, 2009).
Selain itu, pada pemasakan pasta tomat dan saus tomat sebaiknya
menggunakan api kecil untuk mencegah kekosongan dan kehilangan gizi terutama
vitamin. Saus tomat yang sudah jadi sebaiknya disusun diisikan tidak terlalu
penuh ke dalam botol (sisakan sedikit 2 cm untuk ruang kosong) dan dalam
keadaan masih panas untuk mengusir udara dari ruang kosong tersebuut. Udara
dikeluarkan dari botol untuk mencegah saus berwarna gelap dan tumbuhnya
mikroba saat peyimpanan (Koswara, 2009).
f. Air Kopi
Air kopi memiliki kenampakan warna hitam kecoklatan. Warna hitam
kecoklatan disebabkan hasil pemanggangan (roasting) biji kopi. Tekstur air kopi
berpasir disebabkan air kopi yang masih mengandung ampas kopi. Air kopi ini
memilliki aroma kopi yang sangat tajam serta rasa yang pahit karena tidak ada
penambahan gula ke dalamnya. Aroma kopi dihasilkan saat proses pemanggangan
dilakukan. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan aroma kopi,
yaitu buah, karamel, aroma terpanggang, sereal, dan aroma matang.
g. Air Teh
Air teh memiliki kenampakan warna kuning kecoklatan yang jernih dan
encer akibat adanya penambahan air. Selain itu, air teh tersebut juga memiliki rasa
pahit, dan cita rasa khas teh yang agak sepat dan tawar. Rasa sepat ini timbul
karena adanya zat tanin di dalam air teh yang kemudian bereaksi dengan protein
mukosa di dalam mulut. Sama halnya bila kita makan buah salak atau jambu biji,
Gita Asapuri 240210110043
kadang-kadang timbul rasa sepat, karena keduanya juga mengandung tanin.
Warna kecoklatan muncul akibat proses fermentasi dan pencoklatan enzimatis.
VI. KESIMPULAN
1. Setiap jenis makanan juga memiliki karakteristik yang berbeda sesuai
dengan komposisi bahan yang digunakan serta proses pengolahan yang
dilakukan.
Gita Asapuri 240210110043
2. Buah apel memiliki bentuk oblat, warna yang tidak seragam, tekstur yang
keras dan tidak beraroma disebabkan buah belum matang sempurna. Rasa
asam pada apel disebabkan adanya asam tartar dan sitrat.
3. Kerupuk memiliki warna putih kekuningan. Warna kekuningan tersebut
merupakan hasil penggorengan. Rasa asin dan gurih disebabkan bahan
baku kerupuk, yaitu udang dan ikan dengan penambahan garam.
4. Dodol berbentuk balok dengan tekstur yang keras dan sedikit kenyal. .
Makanan yang dilakukan pengujian sensori diantaranya yaitu makanan
padat/setengah padat seperti apel, jelly, dodol dan kerupuk serta makanan
cair seperti saus tomat, air kopi, dan air teh.
5. Apel memiliki bentuk oblat, diamter 4,75 cm, berwarna hijau dengan
semburat merah, aromanya tidak terlalu berbau, bertekstur keras, serta
rasanya asam.
6. Kerupuk berbentuk lingkaran dengan diamteter 6,7 cm, berwarna putih
kekuningan, rapuh dan renyah serta berasa asin.
7. Dodol berbentuk balok dengan panjang 4 cm, berwarna coklat kehitaman,
bertekstur elastis dan kenyal dan berasa manis. Rasa manis disebabkan
penamabahan gula merah yang juga mengakibatkan warnanya coklat
kehitaman. Tekstur keras sedikit kenyal disebabkan adanya
penambambahan tepung tapioka pada adonan dodol.
8. Jelly bertektur kenyal akibat penambahan campuran carageenan, konjac
atau LBG (locus bean gum), yang bisa mempengaruhi sifat-sifat jelly
seperti clarity, elastisitas dan kekenyalannya. Warnanya seragam karena
diberi pewarna sintetis dengan proses mixing yang sempurna. Rasa manis
sedikit asam dan aroma jelly yang khas disebabkan adanya penambahan
gula, perisa makanan, dan sedikit asam.
9. Saus tomat berwana merah, berasa asam, manis, dan sedikit asin, serta
memiliki tesktur yang halus dan kental. Rasa asam disebabkan adanya
penambahan cuka yang juga dapat berperan sebagai pengawet.
10. Air kopi berwarna coklat kehitaman, encer, sedikit berpasir akibat ampas,
serta berasa pahit. Warna hitam kopi disebabkan proses fermentasi.
Rasanya yang pahit akibat tidak ada penambahan gula.
Gita Asapuri 240210110043
11. Air teh berwarna kuning kecoklatan, encer dan berasa pahit dan sedikit
sepat. Rasa sepat disebabkan adanya senyawa tanin dan warna kuning
kecoklatan akibat proses fermentasi dan pencoklatan enzimatis.
DAFTAR PUSTAKA
Koswara. 2009. Pengolahan Aneka Saus. Available at http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/PENGOLAHAN-ANEKA-SAUS.pdf dikases pada 3 Maret 2014 pkl 22.07
Gita Asapuri 240210110043
Owen, Sri. 1994. Indonesian Regional Food and Cookery: Prawn Crackers. London. Buttler & Tanner Ltd.
Potter, Norman N. 1986. Food Science. Publisher: Chapman & Hall. Ithaca, New York.
Sofiah, Betty D., Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjajaran. Jatinangor.
Tawali, Abu Bakar, dkk. 2004. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah-Buahan Impor Yang Dipasarkan Di Sulawesi Selatan. Universitas Hassanudin. Makassar.
Usman Ahmad. 2010. Karakteristik Buah dan Sayur. Available at
http://web.ipb.ac.id/~usmanahmad/Karakteristikbuahsayur.htm diakses pada 3 Maret 2014 pkl 19.04
Gita Asapuri 240210110043
DISKUSI
1. Bagaimana cara menerangkan karakteristik jambu biji, dodol, dan kerupuk
kepada seseorang yang belum pernah melihat ataupun mencicipi makanan
tersebut. Terangkan dengan jelas sehingga orang tersebut dapat mengerti dan
membayangkan seperti apa makanan tersebut sekaligus menunjukkan sikap.
Jawab:
Jambu Biji: jambu biji memiliki bentuk bulat memiliki tekstur yang keras
namun pada saat buah telah matang maka warna berubah menjadi kekuningan
dan tekstur melunak. Warna bagian dalam buah ini ada yang putih dan ada
yang merah. Jambu biji ini memiliki biji yang tersebar dalam sehingga ketika
menggigit dengan meggunakan gigitan besar maka akan terasa bijinya. Rasa
dari buah ini adalah manis dengan sedikit asam dan kesat.
Dodol : dodol dalam makanan yang terbuat dari tepung beras. Memiliki rasa
yang manis dengan tekstur yang kenyal dan lengket. Berwarna coklat
kehitaman.
Kerupuk : kerupuk merupakan makanan yang terbuat dari tepung terigu. Cara
pengolahannya dengan digoreng. Rasanya asin karena adanya campuran
garam dan ikan. Memiliki tekstur yang renyah dan berbau minyak.
2. Apakah sifat organoleptik untuk setiap jenis makanan itu harus sama?
Bandingkan karakteristik kerupuk dan dodol!
Jawab:
Sifat organoleptik tiap bahan tidak harus sama, karena tiap bahan memiliki
komposisi yang berbeda-beda. Dan bahan baku yang berbeda, contohnya
dodol dan kerupuk. Dodol terbuat dari tepung beras ketan dan gula sehingga
teksturnya kenyal dan rasanya manis. Kerupung terbuat dari tepung terigu dan
ikan serta dengan penambahan garam, diolah dengan cara digireng sehingga
teksturnya renyah dan rasanya asin. Perbedaan karakteristik dodol dengan
kerupuk:
Gita Asapuri 240210110043
Sampel Tekstur Bentuk Rasa AromaDodol Kenyal Persegi Manis Agak menyengatKerupuk Keras Lingkaran Asin Agak menyengat
3. Mengapa perbedaan atau persamaan karakteristik suatu bahan itu penting kita
ketahui?
Jawab:
- Agar kita dapat menentukan kekhasan suatu makanan sehingga makanan-makanan dapat lebih beragam.
- Menentukan proses pengolahan selanjutnya- Menentukan standar mutu produk pangan- Memudahkan dalam mengidentifikasikan sifat bahan- Mengetahui komponen penyusun bahan- Mengetahui tingkat kesukaan terhadap makanan
4. Sifat atau karakteristik yang mana dari makanan yang diuji itu yang benar-
benar Saudara sukai? Mengapa? Bandingkan dengan pendapat Saudara!
Jawab:
Apel karena suka mengkonsumi buah-buahan. Apel juga memberikan kesan
kresh saat dimakan sehingga memiliki kepuasan tersendiri ketika
mengkonsumsinya.