TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

32
TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL KARGO TECHNIQUE OF HANDLING SOLID WASTE ON CARGO SHIP YAN ZAKRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Transcript of TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Page 1: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL KARGO

TECHNIQUE OF HANDLING SOLID WASTE ON CARGO SHIP

YAN ZAKRI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2009

Page 2: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL KARGO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Megister

Program Studi

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Disusun dan diajukan oleh

YAN ZAKRI

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Page 3: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

2009

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Yan Zakri Nomor Mahasiswa : P0302206012 Program Studi : Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Februari 2009

Yang menyatakan

Yan Zakri

Page 4: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Kata Pengantar

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rakhmat dan hidayah-Nya, maka Tesis ini dapat diselesaikan dan diberi judul: “TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS

KAPAL KARGO” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master pada Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Dalam menyusun Tesis ini, penulis banyak menemui hambatan dan kesulitan, terutama disebabkan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai substansi dan cakupan pembahasan yang diperlukan. Namun demikian melalui upaya dan kerja keras serta atas bimbingan, arahan dan bantuan para dosen pembimbing, maka akhirnya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi sehingga jadilah Tesis ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat disusun dan diselesaikan, tidaklah terlepas dari adanya partisipasi, dorongan serta doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dari lubuk hati yang paling dalam penulis ingin memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr.Ir. Didi Rukmana, M.S,

Dr.M. Ali Hamzah, M.Eng, Prof.Dr.H. Ambo Upe,DEA, Prof.Dr. Abd.Wahid

Wahab, M.Sc, Dr.Ir.Meta Mahendradatta, M.Sc selaku dosen pembimbing dan penguji yang telah berkenan membimbing, menguji dan memberikan masukan bagi perbaikan tesis ini. Juga teman-teman Pengelolaan Lingkungan Hidup Universitas Hasanuddin Makassar 2006, Adho cs, crew KM. X No.8, serta semua pihak yang telah memberikan kesempatan, dan berbagi ilmu pengetahuan selama penulisan tesis ini. Tidak lupa juga kepada seluruh dosen dan

Page 5: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

staf administrasi pada PPS Universitas Hasanuddin yang telah membantu dalam proses penyelesaian administrasi.

Akhirnya terima kasih yang tak terhingga atas bantuan, kasih

sayang dan do’a yang telah diberikan oleh kedua orang tuaku

H.BM.Zachlul dan Hj.Murni, kakak-kakaku serta adik-adiku, mertuaku

H.A.Muis Arief,BAE, serta dorongan semangat dan cinta dari isteriku

Ulmiah Muis, ST.MT dan anakku Yaumil Afwan dan Zahir Muhammad Adin.

Terima kasih ya Allah atas perkenanMU.

Makassar, Februari 2009 Yan Zakri

Page 6: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

ABSTRAK

YANZAKRI. Teknik Penanganan Limbah Padat di Atas Kapal Kargo (dibawah bimbingan : Didi Rukmana dan Ali Hamzah)

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yakni untuk

memperoleh gambaran tentang penanganan dan karakteristik limbah padat yang dihasilkan kapal kargo serta mengurangi volume limbah padat dari kapal kargo.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan membuat mesin press hidrolik sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan dari kapal kargo. Hasil penelitian menunjukan dengan menggunakan alat press dapat menurunkan volume limbah padat sebesar 50% hingga 75 %.

Hasil survei limbah padat yang dihasilkan di atas kapal kargo bersumber dari dek, anjungan, kamar mesin, kamar ABK, saloon, buritan dan dapur . Ada beberapa jenis limbah padat antara lain : Sisa makanan 31%, Plastik 10%, Kertas 25%, Besi 8%, Tekstil / Kain 9%, Kaca 4% dan lain-lainnya 13%. Dari hasil pengamatan kuantitas limbah padat menunjukkan bahwa crew kapal memproduksi sampah rata-rata 1,6 liter per hari per crew. Sedangkan tiap ruangan atau bagian di atas kapal kargo rata-rata menghasilkan limbah padat 25 liter per hari per ruangan. Ketidak pedulian crew kapal terhadap penanganan limbah padat di atas kapal sebanyak 75%, maka dengan mencoba pengunaan alat press, volume limbah padat akan berkurang. Disamping itu alat press yang dirancang ini juga sangat mudah dioperasikan, efektifitas tinggi, murah dan bebas perawatannya.

Page 7: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

ABSTRACT

YANZAKRI. Technique of Handling Solid Waste on the Cargo Ship (supervised by : Didi Rukmana and Ali Hamzah).

The aim of the study was to describe the handling and

characteristics of solid waste on cargo ship and reduce its volume from the cargo ship.

The study was experiment by using hydraulic pressing machine to reduce the waste volume produced by the cargo ship.

The result of the study indicate that the press divice can reduce the volume of solid waste as much as 50% to 75%. The solid waste produced on the cargo ship is from the deck, bridge, engine room, crew cabin, saloon, galley and stern. There are saveral types of solid waste : leftovers 31%, plastic 10%, paper 25%, Iron 8%, textiles / clothing 9%, glass 4%, etc 13%. The quantity of solid waste produced by crew is on the average 1.6 liters per day per crew, whereas each room on the cargo ship produces solid waste on the average 25 liters per day per room. The ignorance of crew to handle the solid waste is 75%. Therefore by using press device, the solid waste can be reduced. The designed press device is easy to operate, besides that, it is highly effective, it is also cheap and free maintenance.

Page 8: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Daftar Isi dan Halaman

Hal Lembar Persetujuan ........................................................................ i Abstraks .......................................................................................... ii Kata Pengantar ............................................................................... iii Daftar Isi dan Halaman ................................................................... iv Daftar Tabel .................................................................................... v Daftar Gambar ................................................................................ vi Daftar Lampiran .............................................................................. vii Bab I Pendahuluan

A Latar Belakang .................................................................... 1 B Rumusan Masalah ............................................................... 4 C Tujuan Penelitian .................................................................. 4 D Manfaat Penelitian ................................................................ 5 Bab II Tinjauan Pustaka

A Kapal Kargo Secara Umum.................................................. 6 B Jenis-jenis Limbah Padat ...................................................... 8 C Sumber Limbah Padat .......................................................... 11 D Dampak Pencemaran Laut ................................................... 13 E Pengendalian Pencemaran Laut ……………………………… 14 F Teknik Penanganan Limbah Padat …………………………… 15 G Kerangka Pemikiran …………………………………………… 17 H Hipotesis ………………………………………………………… 18 Bab III Metode Penelitian

Page 9: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

A Jenis Penelitian ................................................................... 19

B Waktu Dan Lokasi Penelitian ............................................... 19

C Alat Dan Bahan ..................................................................... 19

D Rancangan Alat .................................................................... 20

E Teknik Pengambilan Data ..................................................... 21

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A Hasil Penelitian..................................................................... 23

A.1. Sumber-sumber Limbah Padat ..... ................................ 24

A.2. Fasilitas Penanganan Limbah Padat ............................ 25

A.3. Karakteristik dan Volume Limbah Padat ....................... 26

A.4. Pengetahuan dan Kepedulian Crew Terhadap

Peraturan Penanganan Limbah Padat ........................ 27

B Pembahasan ........................................................................ 30

B.1. Sumber Dan Jenis Limbah Padat di Atas Kapal .......... 30

B.2. Kepedulian Dan Pengetahuan ABK Mengenai

Pencegah Pencemaran di Atas Kapal........................... 34

B.3. Peraturan Dan Tanggung Jawab Perusahaan

Pelayaran.................................................. .................... 35

B.4. Rancangan Alat Press Limbah Padat ........................... 37

a. Alat Press Limbah Padat di Atas Kapal Kargo ......... 38

b. Keterangan Alat Press ............................................... 40

c. Teknik Penggunaan Alat Press Hidrolik ................... 41

d. Kegiatan Penanganan Limbah Padat Kapal ............ 45

Bab V Kesimpulan Dan Saran

A Kesimpulan .......................................................................... 47

B Saran.................................................................................... 48

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 10: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 A. Kuisioner 52

B. Spesifikasi Kapal Penelitian 53

2 A. Hasil Jawaban Kuisioner dari Responden

B. Hasil Nilai dan Tanggapan Responden

C. Tingkat kepedulian responden terhadap pencegahan pencemaran akibat limbah padat di atas kapal

D. Peraturan Tentang Pencegahan Pencemaran Di Laut

55

56

56

57

3 A. KM. X NO. 8

B. Tumpukan Sampah di Perairan

C. Sampah yang dikumpulkan crew di atas kapal

59

59

60

Page 11: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Desain Alat Press Hidrolik 20

2

3

Prosentase Sumber Limbah Padat di Atas Kapal

Prosentase Ketersediaan Tempat Sampah di Atas Kapal

25

25

4

5

Prosentase Penampungan Sampah Pelabuhan

Prosentase Jenis Limbah Padat

26

26

6 Prosentase Limbah Padat yang dibuang 27

7 Prosentase Kebiasaan Crew 27

8 Prosentase Limbah Padat yang dibuang 28

9 Prosentase Pengetahuan Crew Tentang Peraturan 28

10

11

Prosentase Tentang Peraturan Internasional

Prosentase Volume Limbah Yang diminimalkan

29

29

12

13

Sumber Dan jenis Limbah Padat di atas Kapal Kargo

Grafik Kepedulian ABK Terhadap Pencegahan Pencemaran akibat Limbah Kapal

33

35

14 Alat Press Limbah Padat Kapal 39

15 Plat Besi Penutup 40

16 Limbah Padat atau Sampah dalam Tong 41

17 Sampah yang sudah penuh 43

18 Limbah padat di press 43

19 Hasil Press bila limbah padat dipisahkan sesuai jenisnya 44

20 Hasil Press bila limbah padat tidak dipisahkan sesuai jenisnya

44

21 Prosedur Penanganan Limbah Padat Kapal 42

22 Tumpukan kantong sampah di buritan Kapal 46

23 Posisi Alat Press di buritan Kapal 46

Page 12: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Sampel Penelitian 24

2. Sumber Limbah Padat di atas Kapal Kargo 33

Page 13: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut

yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain

dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan laut lokal maupun

internasional, juga memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan

penting, antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang, padang

lamun, mangrove dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan sebagai

obyek wisata yang menarik. Laut juga mempunyai arti penting bagi

kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan dan

biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai

potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di

masa kini maupun di masa depan.

Oleh karena itu, laut yang merupakan salah satu sumber daya

alam, sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus

dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan

generasi sekarang dan yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat

secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan

pengendalian pencemaran atau perusakan laut menjadi sangat penting

(Suhaidi, 2006)

Page 14: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Menurut PP No. 19 Tahun 1999 Pencemaran laut diartikan dengan

masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya.

Angkutan laut dewasa ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagai

sarana angkutan laut memegang peranan penting dalam melancarkan

transportasi laut yang aman dan tepat guna. Jenis-jenis kapal niaga yang

dibangun dewasa ini lebih cenderung ke arah spesialisasi jenis muatan

yang diangkut misalnya kapal kargo, tanker , curah dan lain-lain. Bila

ditinjau dari sudut pengoperasiannya kapal secara umum dibedakan

antara ”Liner”, yaitu kapal yang menjalani trayek tetap antara dua

pelabuhan atau lebih dan ”Tramp” yakni kapal yang melayani trayek tidak

tetap, biasanya kapal-kapal yang dioperasikan dalam bentuk ”Charter”.

Diman Dali (2000), mengklasifikasikan kapal menurut jarak pelayarannya,

misalnya :

- Pelayaran lokal

- Pelayaran nusantara

- Pelayaran khusus, dalam negri & luar negri

- Pelayaran Samudera

- Pelayaran Rakyat.

Menurut laporan akhir DKP (2006), aktivitas pelayaran mengancam

terjadinya pencemaran baik dari pelabuhan, tumpahan minyak,

Page 15: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan

akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal. Menurut analisis TKT

(Terumbu Karang yang Terancam) terhadap ancaman akibat pencemaran

dari laut, didasarkan pada lokasi jalur perkapalan utama dan infrastruktur

pertambangan minyak. Hasil analisis menunjukkan 7% terumbu karang di

kawasan ini terancam oleh pencemaran dari laut.

Menurut data terakhir Hasfarm konsultan (2007), bahwa sampah

padat dapat menyebabkan kecelakaan kapal kargo yang memasuki rute

alur sungai adalah sebagai berikut :

• Sampah plastik; dimana dapat menyebabkan macetnya putaran

daun baling-baling atau propeler yang mengakibatkan kerusakan

pada kapal.

• Sampah kayu atau balok; sampah ini muncul dipermukaan

perairan yang akan berakibat fatal bagi kapal apabila menabrak

sampah tersebut, dan akibatnya kapal pecah atau bocor besar

dan tenggelam. Hampir disemua sungai di Indonesia penanganan

sampah baloknya belum dikendalikan, sehingga kapal-kapal dari

bahan fiberglas dan kayu sangat riskan dengan ancaman ini.

Adapun dasar pertimbangan dari penelitian ini, dapat diketahui

bahwa kebiasaan pelaut yang menganggap laut sebagai kolam tempat

sampah raksasa yang membuang sampah seenaknya sehingga

lingkungan laut memang sangat rentan terhadap zat pencemar (special

environmental sensitive). Dengan demikian, negara yang akan membuat

Page 16: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

ketentuan khusus pada lingkungan lautnya, harus disertai dengan bukti-

bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, juga disertai

dengan teknik yang mendukung dan informasi yang akurat.

Penelitian yang diusulkan pada prinsipnya akan mencoba

mengembangkan alat press untuk mengurangi terjadinya pencemaran

perairan yang disebabkan sampah yang dibuang dari kapal yang dapat

dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun sistem dan prosedur

penanggulangannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka

pokok permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Berapa besar jumlah limbah padat dan jenis limbah padat apa

saja yang dihasilkan di atas kapal kargo selama 1 trip ?

2. Bagaimana prilaku crew kapal kargo terhadap pencegahan

pencemaran di perairan ?

3. Bagaimana teknik penanganan limbah padat kapal kargo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini secara garis besar adalah

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi karakteristik dan komposisi limbah padat yang

dihasilkan dari kapal kargo.

Page 17: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

2. Memperoleh gambaran serta kepedulian crew tentang

penanganan dan pengelolaan limbah padat yang dihasilkan di

atas kapal kargo.

3. Merancang alat press untuk memperkecil volume limbah padat

diatas kapal kargo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang

dapat dikembangkan dengan memanfaatkan penanganan limbah padat di

atas kapal kargo supaya mengurangi pencemaran pada lingkungan laut.

Selain itu dapat dijadikan patokan pemerintah dalam hal ini ijin berlayar

untuk mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan standar

pencegahan pencemaran di laut. Adapun manfaat dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

pengendalian Lingkungan laut.

2. Dapat menjadi data dan informasi yang mendukung perusahaan

pelayaran untuk membentuk peraturan yang lebih berwawasan

lingkungan.

3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi kalangan akademisi

dan masyarakat umum khususnya masyarakat pelayaran.

Page 18: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal Kargo Secara Umum

Menurut Sentot Raharjo (2000), kapal adalah kendaraan

pengangkut penumpang dan barang di laut dan di semua daerah yang

mempunyai perairan. Pada saat ini sebagian besar perkapalan di dunia

diisi oleh armada kapal dagang. Kapal-kapal ini berguna untuk membawa

muatan melalui perairan dan ekonomis. Kapal kargo merupakan salah

satu tipe kapal yang paling banyak melayani pengangkutan barang-barang

melalui perairan di seluruh dunia. Untuk pengangkutan barang-barang

tersebut diperlukan ruangan palka yang memungkinkan penempatan dan

penyimpanan barang-barang tersebut. Jalan masuk ke ruang palka yang

berada di geladak disebut lubang palka. Lubang palka tersebut ditutup

dengan sistem penutupan yang dibuat dari bahan kayu atau baja.

Penutupan ruang palka harus dibuat kedap. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah masuknya air pada waktu mengarungi lautan. Ruang palka

dapat diletakan digeladak utama atau geladak diatasnya. Geladak kedua

atau ketiga kapal kargo berguna untuk mengatur fleksibilitas pemuatan

kargo, memisahkan jenis barang dan perbaikan stabilitas kapal.

Sebagai alat bongkar muat digunakan kombinasi bermacam-

macam perlengkapan bongkar muat, antara lain derek, mesin derek dan

kran. Pada kapal kargo perlu pula dipasang tangki balas yang berguna

Page 19: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

untuk menjaga stabilitas kapal dan menjaga agar seluruh baling-baling

kapal berada dibawah garis muat (Sentot Raharjo, 2000).

Kapal kargo juga punya tangki ceruk haluan dibagian ujung depan

serta tangki ceruk buritan dibagian ujung buritan kapal. Kegunaan tangki-

tangki tersebut untuk membantu memperbaiki kedudukan trim kapal. Pada

bagian dasar kapal dipasang ruangan yang disebut dasar ganda. Dasar

ganda ini dibagi-bagi dalam beberapa tangki. Tangki ini untuk membawa

bahan bakar, minyak pelumas, air tawar maupun air balast. Untuk ruangan

akomodasi serta kamar mesin diletakan antara palka dan sekat ceruk

buritan. Hal ini berguna untuk memperbaiki kondisi kapal trimming pada

waktu membawa setengah muatan dan mengurangi kerugian atas

hilangnya isi ruang palka. Ukuran kapal kargo berkisar 2000 – 15000 ton

displasemen dengan kecepatan 12 – 18 knot (mil/jam).

Kamar mesin merupakan kompartemen yang sangat penting pada

sebuah kapal. Ditempat inilah terdapat mesin pengerak kapal yang biasa

dinamakan mesin induk atau utama. Di kamar mesin pula terletak sumber

tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator listrik, pompa-

pompa dan bermacam peralatan kerja yang menunjang pengoperasian

kapal

Menurut Hira (2005), transportasi laut merupakan salah satu

komponen pendukung utama perdagangan internasional, dimana salah

satu keunggulannya economies of scale yang menawarkan transportasi

laut yang lebih murah untuk volume barang yang besar atau banyak.

Page 20: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Transportasi laut saat ini dikuasai oleh kapal pengangkut barang (Cargo

Ship) 73 %. Kapal yang digunakan pada transportasi laut umumnya dibagi

4 jenis :

1. Passenger vessels yakni kapal penumpang dapat dibagi 2 bagian

kapal ferry sebagai alat transportasi pengangkutan manusia jarak

dekat serta kapal pesiar (cruise ship) sebagai kapal berekreasi.

2. Cargo Ship yakni kapal yang dirancang untuk keperluan khusus

seperti untuk muatan semen, batubara, CPO dan lain-lain.

3. General Cargo yakni kapal pengangkutan yang menggunakan

container untuk berbagai keperluan muatannya.

4. RORO yakni kapal yang dirancang khusus untuk memuat alat

transportasi darat seperti mobil, kereta api, truk dan lain-lain.

Bila ditinjau dari sudut pengoperasiannya kapal secara umum

dibedakan antara ”Liner”, yaitu kapal yang menjalani trayek tetap antara

dua pelabuhan atau lebih dan ”Tramp” yakni kapal yang melayani trayek

tidak tetap, biasanya kapal-kapal yang dioperasikan dalam bentuk

”Charter”. Diman Dali (2000), mengklasifikasikan kapal menurut jarak

pelayarannya, misalnya : Pelayaran lokal, nusantara, khusus (dalam negri

& luar negri), samudera dan pelayaran rakyat.

B. Jenis-jenis Limbah Padat

1. Menurut Martin (2001), pada Lampiran /

ANNEX V yang dimaksud dengan Limbah padat adalah

semua jenis sisa makanan, bahan-bahan buangan rumah

Page 21: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

tangga dan bahan-bahan buangan , tidak termasuk ikan

segar dan bagian-bagianya yang terjadi selama

pengoperasian kapal yang normal dan ada keharusan untuk

disingkirkan dan dibersihkan secara terus menerus atau

secara berkala . Pada peraturan 3, syarat pembuangan

sampah antara lain :

a. Semua jenis plastik termasuk tali plastik, jaring, kantong plastik dan

abu pembakaran plastik dari incenerator dilarang dibuang ke laut.

b. Dunnage, pelapis dan pembungkus yang terapung dapat dibuang

pada jarak 25 mil atau lebih dari pantai.

c. Sisa makanan dan sampah kertas, gelas, metal, botol dapat di

buang pada jarak 12 mil dari pantai.

d. Sampah sisa makanan apabila telah dihancurkan dan dapat

melewati saringan 26 mm dapat dibuang 3 mil dari pantai.

e. Pembuangan dari flatform dilarang untuk sisa makanan dapat

dibuang pada jarak 500 m dari platform dan 12 mil dari daratan

dengan syarat telah dihancurkan.

f. Dalam keadaan khusus hanya sisa makanan yang dapat dibuang

pada jarak 12 mil dari pantai. Bahan-bahan pencemar yang

dibuang ke laut dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.

Mannion dan Bowlby (1992) menggolongkannya dari segi

konservatif/non-konservatif :

a) Golongan non-konservatif terbagi dalam tiga bentuk yaitu :

Page 22: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

1. Buangan yang dapat terurai (seperti sampah dan lumpur),

buangan dari industri pengolahan makanan, proses distilasi

(penyulingan), industri-industri kimia, dan tumpahan minyak;

2. Pupuk, umumnya dari industri pertanian;

3. Buangan dissipasi (berlebih), pada dasarnya adalah energi

dalam bentuk panas dari buangan air pendingin, termasuk juga

asam dan alkali.

b) Golongan konservatif terbagi dalam dua bentuk yaitu :

1. Partikulat, seperti buangan dari penambangan (misalnya :

tumpahan dari tambang batubara, debu-debu halus), plastik-

plastik inert;

2. Buangan yang terus-menerus (persistent waste) yang terbagi

lagi dalam tiga bentuk :

(I) logam-logam berat (merkuri, timbal, zinkum);

2. (ii) hidrokarbon terhalogenasi (DDT dan pestisida lain dari

hidrokarbon terklorinasi, dan PCBs atau polychlorinated

biphenyl);

(iii) bahan-bahan radioaktif.

Limbah yang dihasilkan kapal kargo maupun penumpang penuh

dengan resiko yang berbeda- beda, ini merupakan limbah yang dapat

berbentuk cairan, padat, semisolid, atau berisi gas. Dimana setiap

aktivitas kapal yang berlayar menghasilkan limbah yang meliputi sampah

sisa proses foto, pencucian pakaian, dan peralatan yang digunakan untuk

Page 23: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

membersihkannya. Ini menghasilkan limbah yang berisi suatu unsur

seperti hidrokarbon, chlorinated hidrokarbon, besi karat, barang sisa cat,

bahan pelarut, merkuri dari bola lampu, berbagai jenis baterei dan obat-

otan yang kadaluarsa atau tak terpakai. Tabel 2.1 mengidentifikasi jenis

limbah yang dihasilkan kapal penumpang yang sangat berbahaya. Semua

limbah yang dihasilkan kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapal

atau operator kapal. Oleh sebab itu pemilik kapal dapat membuat

ketentuan dan peraturan untuk mematuhi semua kebutuhan lingkungan

yang bisa diterapkan di atas kapal.

Page 24: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

3. Sementara itu GESAMP (The Group of Experts

on Scientific Aspects of Marine Pollution) memberikan 8

klasifikasi polutan yakni hidrokarbon terhalogenasi termasuk

PCBs dan pestisida, misalnya DDT; minyak bumi dan bahan-

bahan yang dibuat dari minyak bumi; zat kimia organik

seperti biotoksin laut (marine biotoxin), deterjen; pupuk

buatan (kimia) maupun alami termasuk yang terdapat di

dalam kotoran yang berasal dari pertanian; zat kimia

anorganik, terutama logam berat seperti merkuri dan timah

hitam; benda-benda padat (sampah) baik organik maupun

anorganik; zat-zat radioaktif; dan buangan air panas (thermal

water).

C. Sumber Limbah Padat

4. Biasanya limbah padat yang terdapat diatas

kapal cargo bersumber dari crew, ruang kamar mesin, dek

serta sisa setelah bongkar muat barang. Dalam peraturan

Annex V sampah-sampah dalam bentuk sisa barang atau

material hasil dari kegiatan di atas kapal atau kegiatan

normal lainnya diatas kapal.

5. Menurut Rudi (2004), sumber pencemaran laut

berasal dari Land-based/athmospheric (44%/33%) Dumping

(10%) Sea-bed activities (1%) Shipping (12%). Kemudian

laporan Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta

Page 25: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

(2004), adapun komposisi sampah-sampah tersebut dibagi

atas 54 % adalah sampah plastik. 24 % berasal dari kayu.

14% dari tumbuh-tumbuhan dan daun. 3 % berasal dari botol

dan gelas. 3 % dari karet. 1 % dari kain dan 1 % berasal dari

stereofoam. Komposisi terbesar sampah yang masuk ke

Teluk Jakarta berasal dari sampah plastik yang justru adalah

sampah yang paling sulit diuraikan secara alamiah dan

butuh waktu ratusan tahun untuk hancur di alam.

Menurut Alamsyah (1999), pencemaran lingkungan pesisir dan

laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan kegiatan atau aktivitas di

daratan (land-based pollution) maupun kegiatan atau aktivitas di lautan

(sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran

dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan kimiawi.

Sedangkan kegiatan atau aktivitas di laut (sea-based pollution)

yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut antara lain :

perkapalan (shipping), dumping di laut (ocean dumping), pertambangan

(mining), eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and

exploitation), budidaya laut (mariculture), dan perikanan (fishing).

6. Lebih jauh lagi, cara masuknya sumber-sumber

polutan ke laut diterangkan oleh Mannion dan Bowlby

(1992). Ada limbah yang dibuang ke laut secara langsung

yaitu berupa hasil kegiatan di pantai maupun lepas pantai,

atau secara tidak langsung sebagai bahan yang terbawa

Page 26: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

melalui aliran sungai; ada pula limbah yang dengan sengaja

dibawa ke laut lepas untuk ditimbun (dumping). Sumber

polutan yang terpenting berasal dari kegiatan di darat

(sekitar 95%), yaitu berupa buangan industri yang dilepas

secara reguler juga berupa limbah cair domestik. Sementara

itu, sumber pencemaran akibat kegiatan di laut terutama

berasal dari buangan kapal-kapal baik karena kegiatan

operasional rutin (sengaja) maupun karena kecelakaan

(tidak sengaja). Pencemaran akibat kecelakaan

mengakibatkan masuknya polutan dalam jumlah besar,

seperti akibat kebocoran kapal supertanker minyak yang

menyebabkan laut tercemar. Yang lebih penting lagi adalah

akibat kegiatan rutin yang secara reguler membuang polutan

ke lingkungan laut karena hal ini merupakan cara termurah

untuk membuang limbah.

D. Dampak Pencemaran Laut

Menurut Siahainenia (2001), dampak yang timbul akibat

pencemaran oleh berbagai jenis polutan yang telah disebutkan

sebelumnya adalah sangat beragam. Ada beberapa polutan yang dapat

langsung meracuni kehidupan biologis. Ada pula polutan yang menyerap

banyak jumlah oksigen selama proses dekomposisi. Ada polutan yang

mendorong tumbuhnya jenis-jenis binatang tertentu. Ada pula polutan

Page 27: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

yang berakumulasi di dalam jaringan makanan laut yang tidak dapat

dihancurkan oleh sel-sel hidup (bioaccumulation).

E. Pengendalian Pencemaran Laut

Setelah mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan dari

polutan-polutan lingkungan laut, maka sangatlah perlu dilakukan upaya

pengendalian bahkan pencegahan terhadap pencemaran laut mengingat

akibatnya yang tidak saja dirasakan oleh biota-biota laut tetapi juga oleh

manusia. Upaya pengendalian pencemaran laut perlu dilaksanakan sejak

awal, dalam arti limbah-limbah yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan

manusia, baik di darat maupun di laut, haruslah diolah terlebih dahulu

sebelum dibuang ke lingkungan (Pramudianto, 1999).

Pada Annex VI beberapa cara operasional pencegahan

pencemaran yaitu :

1. Metode dasar dalam prosedur pencegahan pencemaran.

Prosedur yang dijelaskan dalam bagian ini mengganggap bahwa

kapal laut terutama tanker harus dilengkapi dengan deteksi batas antara

air dengan minyak (oil / water interface detector), menggunakan sistem

stripper, mempunyai sebuah tangki slop atau tangki muat yang

direncanakan sebagai tangki slop seperti yang disyaratkan oleh konvensi

MARPOL ‘73/78. Ini adalah persyaratn perlengkapan dasr untuk

penyimpanan sisa minyak di kapal dan berlaku untuk semua kapal tanker

maupun kapal lain baik yang dilengkapi dengan tangki ballast terpisah

atau tidak.

Page 28: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

2. Memeriksa dan mengawasi pembuangan limbah kapal mengingat

setiap kapal wajib membuang limbahnya ke tempat sarana penampungan

limabh (Reception Facilities) yang telah disediakan oleh pelabuhan

setelah kapal berlayar 30 hari pada pelabuhan singgah.

F. Teknik Penanganan Limbah Padat

Menurut Suhaidi , 2006 Konsep pencegahan pencemaran

merupakan penggunaan proses, praktik bahan energi guna

menghindarkan atau mengurangi timbulnya pencemaran. Pencegahan

pencemaran secara fundamental mengalihkan fokus perlindungan

lingkungan dari penanggulangan melalui end-of pipe yang reaktif dengan

pengolahan pencemaran setelah terjadinya pencemaran ke pemikiran

front-of process yang preventif dengan menekankan bahwa pencemaran

seharusnya tidak boleh terjadi, termasuk pencemaran lingkungan laut

sebagai akibat adanya sarana pelayaran lokal maupun internasional pada

wilayah perairan suatu negara.

7. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.19/1999, pencemaran laut diartikan dengan masuknya

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau

komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan

manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi

dengan baku mutu dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999).

Sedangkan Konvensi Hukum Laut III (United Nations

Page 29: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Convention on the Law of the Sea = UNCLOS III)

memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalah

perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai

(estuaries) yang menimbulkan akibat yang buruk sehingga

dapat merugikan terhadap sumber daya laut hayati (marine

living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia,

gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan

penggunaan laut secara wajar, memerosotkan kualitas air

laut dan menurunkan mutu kegunaan dan manfaatnya

(Siahaan, 2002).

1. Incenerator (Pembakar Sampah)

Pembakaran sampah dengan menggunakan incenerator adalah salah

satu cara pengolahan sampah, baik padat maupun cair. Di dalam

incenerator, sampah dibakar secara terkendali dan berubah menjadi gas

(asap) dan abu. Dalam proses pembuangan sampah, cara ini bukan

merupakan proses akhir. Abu dan gas yang dihasilkan masih memerlukan

penanganan lebih lanjut untuk dibersihkan dari zat-zat pencemar yang

terbawa, sehingga cara ini masih merupakan intermediate treatment (Sidik

et al.,1985).

Sesuai dengan Annex VI polusi udara hasil dari pembakaran, asap

cerobong kapal, pabrik dan lain-lain yang mengakibatkan lapisan ozon

tipis, sehingga dibuat peraturan pencegahan pencemaran udara dari kapal

antara lain :

Page 30: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

1. Berlaku untuk kapal GT 400 atau lebih dan anjungan lepas

pantai.

2. Apabila dari hasil survei memenuhi syarat diberi sertifikat

INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION

CERTIFICATE.

3. Pengawasan emisi dilakukan terhadap :

a. Zat perusak ozon

b. Nitrogen Oxide (NOx)

c. Sulphur Oxides (SOx)

d. Volatile Organic Compounds.

G. Kerangka Pemikiran

Sampai saat ini, sebagian limbah padat yang dihasilkan di atas

kapal langsung dibuang ke perairan. Limbah padat itu di buang apa

adanya ke perairan tanpa dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Padahal

limbah padat tersebut masih dapat di optimalkan penanganannya. Disisi

lain crew maupun perusahaan pelayaran harus ikut bertanggung jawab

dalam usaha pencegahan terjadinya pencemaran di alur pelayaran. Dalam

hal ini juga diperlukan kerjasama pemerintah dengan perusahaan

pelayaran, sehingga pencegahan terjadinya pencemaran di alur pelayaran

dapat tertangani dengan baik.

Berkaitan dengan limbah padat yang ada di atas kapal kargo, akan

lebih bermanfaat apabila penanganannya dilakukan crew secara bersama,

dimulai dalam satu kapal. Hal ini dilakukan dengan alasan atau

Page 31: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

Sumber Fasilitas Karekteristik Peraturan

1. Kamar ABK 2. Kamar Mesin 3. Bridge 4. Deck 5. Saloon 6. Galley 7. Buritan

Tong & Sampah Jenis,Vol/hari

Limbah Padat Kapal Cargo

Pressing

Perlakuan : - Dengan menggunakan Mesin Press hidrolik - Dikumpul diburitan Kapal - Dibuang di Pelabuhan (TPS)

1. Kebijakan Perusahaan 2. Peraturan UU

pertimbangan apabila satu kapal bisa menangani limbah padat secara

baik, maka dapat dipastikan kebersihan lingkungan perairan sekitarnya

akan terjaga. Dengan demikian apabila semua kapal yang beroperasi di

perairan kita menangani limbah padat dengan baik, maka lingkungan

perairan yang bersih, nyaman akan bisa kita rasakan bersama. Maka

untuk mencapai tujuan yang diharapkan ditentukan tahapan-tahapan

dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu :

F. Hipotesis

Dengan menggunaan alat press hidrolik di atas kapal kargo akan

diperoleh persentase volume limbah padat sekecil mungkin,

Page 32: TEKNIK PENANGANAN LIMBAH PADAT DI ATAS KAPAL …

sehingga efektif untuk menanggani limbah padat di atas kapal kargo

sebelum dibuang ke lingkungan.