Teknik Mesin_material Konveyor

download Teknik Mesin_material Konveyor

of 82

description

produksi

Transcript of Teknik Mesin_material Konveyor

  • HUBUNGAN ANTARA BEBAN DENGAN LAJU PERGERAKAN

    MATERIAL CONVEYOR HORISONTAL C BERBASIS PLC

    (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLED)

    SKRIPSI

    Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh

    Nama : Lis Prasetyo

    NIM : 5201401030

    Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

    Jurusan : Teknik Mesin

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2006

    HALAMAN PENGESAHAN

  • ii

    Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : Panitia ujian Ketua Sekretaris Drs. Pramono Drs. Supraptono, M.Pd NIP. 131474226 NIP. 131126645 Pembimbing Anggota penguji Pembimbing I Penguji I Drs. Wirawan S, M.T Drs. Wirawan S, M.T NIP. 131876223 NIP. 131876223 Pembimbing II Penguji II Drs. Supraptono, M.Pd Drs. Supraptono, M.Pd NIP. 131125645 NIP. 131125645 Penguji III Drs. M Burhan RW, M.Pd NIP. 131764025

    Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

    Prof. Dr. Soesanto, M.Pd NIP.130875753

  • iii

    ABSTRAK Lis Prasetyo, Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horizontal C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled). Skripsi. Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

    Sistem kendali mesin menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller) sudah mulai ditinggalkan, sebagian besar industri menggunakan sistem kendali yang ringkas, mudah penggunaannya, mudah memodifikasi kerjanya dan mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan saklar magnet .Tahap awal penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar industri menerapkan sistem kontrol menggunakan Programmable Logic Controlled (PLC) sebagai alat kontrol kerja produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah miniatur suatu mesin transfer menggunakan sistem kendali berbasis PLC yang dapat digunakan sebagai simulasi kerja pemindahan barang di suatu industri, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beban dengan laju pergerakan conveyor berbasis PLC.

    PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). Pengguna membuat program dengan menggunakan Ladder program atau diagram tangga yang kemudian dijalankan oleh PLC. PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada Instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. Program yang digunakan untuk pembuatan Ladder Diagram bagi perintah PLC adalah menggunakan Program Syswin seri 3.2. Komponen utama sebagai perintah masukan PLC sebagai pemicu program adalah sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan saklar ON/OFF. Sedangkan Output yang digunakan sebagai perintah lanjutan bagi masukan PLC adalah Relay sebagai pemicu kerja Motor AC dan Kerja Selenoid Valve untuk menggerakkan Silinder Pneumatik yang menggunakan jenis Double Active Cylinder (Cylinder Pneumatik Penggerak Ganda).

    Setelah melaksanakan perancangan dan pembuatan alat pemindah barang berbasis PLC, akan dilakukan penelitian tentang hubungan antara beban terhadap laju pergerakan material conveyor tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Korelasi Produk Momen.

    Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil pengujian hubungan antara beban dengan laju pergerakan material conveyor memiliki nilai Korelasi hubungan (r) -0,95 yang berarti memiliki taraf hubungan yang tinggi dan korelasi yang bersifat negative yaitu semakin tingi beban yang diberikan semakin lambat laju yang terjadi. Sistem kontrol conveyor horizontal C berbasis PLC perlu dikembangkan sehingga dapat lebih sempurna.

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Segala tindakan hendaknya berpegang pada agama, dan janganlah bercerai berai.

    (QS.3 Ali Imran :103)

    Tolong-menolonglah dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa.

    ( QS.5 Al Maidah : 2)

    Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat.

    ( QS.49 Al Hujurat : 10)

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan untuk :

    Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doanya untukku. Mas Agus, Mas Aris, Mbak Tin, Mbak Lilis dan Lita yang selalu

    memberikan semangat untuk menyelesaikan kuliah .

    Widya Arini yang senantiasa mendampingi dalam susah dan senang hidupku juga atas kasih sayangnya selama ini.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah

    memberikan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari

    berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

    banyak terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang.

    2. Bapak Drs. Pramono, Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

    Semarang.

    3. Bapak Drs. Wirawan S, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah

    memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    4. Bapak Drs. Supraptono, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.

    5. Bapak Drs. M Burhan RW, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah

    memberikan bimbingannya.

    6. Keluarga besar di Semarang yang telah memberikan doa dan dukungannya

    7. Teman-teman Skripsiku (Andi K, Azwar A, Hanip, Limas, dan Sulis).

    8. Teman-teman seperjuangan PTM01.

    9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil

    selama penelitian ini berlangsung.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa beliau yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata

    penulis berharap semoga skripsi ini memberikan tambahan ilmu bagi yang membacanya.

    Semarang, Maret 2006

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

    ABSTRAK .......................................................................................................... iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

    DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL............................................................................................... ix

    DAFTAR GRAFIK............................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ......................................................................... 1

    B. Pembatasan Masalah ................................................................ 3

    C. Permasalahan ......................................................................... 3

    D. Penegasan Istilah...................................................................... 4

    E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

    F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

    G. Sistematika Skripsi................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Landasan Teori......................................................................... 8

    B. Hipotesis................................................................................. 28

  • vii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Proses Pembuatan Alat .......................................................... 29

    B. Metode Penelitian ................................................................. 48

    C. Menentukan Variabel ............................................................ 50

    D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 50

    E. Metode Analisis Data............................................................. 51

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    A. Hasil Penelitian ...................................................................... 54

    B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 59

    C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 60

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan ............................................................................... 61

    B. Saran....................................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 1. Indicator Status Pada CPM 1A............................................................. 22

    Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya .......................................... 52

    Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat .................................................................... 56

  • ix

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Waktu Tempuh Beban.................... 57

    Grafik Hubungan Antara Beban Terhadap Laju Pergerakan Conveyor ............. 58

  • x

    DAFTAR GAMBAR Halaman

    Gambar 1 Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC. ............................ 10

    Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC................................................................ 11

    Gambar 3. Simbol Perangkat Masukan PLC ...................................................... 12

    Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran ....................................... 15

    Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT ....................................... 17

    Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT ................................ 17

    Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT....................................... 18

    Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT .......................................................... 18

    Gambar 9 Simbol Diagram Ladder AND LD..................................................... 19

    Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD..................................................... 19

    Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER.......................... 20

    Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan....................................................... 31

    Gambar 13. Belt Conveyor dari atas ................................................................... 32

    Gambar 14. Rangka Conveyor ............................................................................ 33

    Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder ...................................................... 34

    Gambar 16. Selenoid Valve 5/2........................................................................... 34

    Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON ......................................... 38

    Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik ........... 39

    Gambar 19. Tampilan awal program Syswin 3.2 ................................................ 40

    Gambar 20. Tampilan Menu Awal Project Syswin 3.2 ....................................... 40

    Gambar 21. Tampilan menghubungkan PLC dengan komputer ........................ 42

    Gambar 22. Tampilan Menu Port Communication ............................................ 42

    Gambar 23. Tampilan Menu Monitoring Program Pada Saat PLC ON ............. 43

    Gambar 24. Tampilan Menu Monitoring Program Syswin 3.2 .......................... 43

    Gambar 25. Diagram Pengaturan Conveyor ....................................................... 45

    Gambar 26. Barang yang dipakai ....................................................................... 49

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Diagram Ladder.............................................................................. 64

    Lampiran 2. Kode Mnemonic.............................................................................. 66

    Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A............................................ 69

    Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC ............................................. 70

    Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC .............................. 71

    Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik............................. 72

    Lampiran 7. Gambar Rangkaian Kontruksi Conveyor........................................ 73

    Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 74

    Lampiran 9. Surat Keterangan Permohonan Penelitian ...................................... 75

    Lampiran 10. Surat Keterangan Dosen Pembimbing.......................................... 76

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Teknologi berkembang pesat, agar negara kita tidak tertinggal jauh

    dengan negara yang lain maka sumber daya manusia Indonesia harus

    ditingkatkan kemampuannya dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia

    sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat

    mengaplikasikan IPTEK untuk kepentingan bangsa dan negara.

    Akhir-akhir ini sedang dikembangkan sistem pengendalian dan

    pengontrolan berbasis Programmable Logic Controlled (PLC). Seiring dengan

    lajunya perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini, sistem kendali suatu

    mesin tidak menggunakan sistem pengendali konvensional/manual dengan kata

    lain menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller), tetapi sebagian besar

    industi menggunakan PLC (Programmable Logic Controlled). PLC adalah suatu

    piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran (output). Output

    yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang dimasukkan ke

    dalamnya. PLC (Programmable Logic Controlled) juga merupakan alat yang

    digunakan untuk menggantikan rangkaian relai yang dijumpai pada sistem kontrol

    proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara

    mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses

    dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau

    mematikan keluarannya

  • 2

    Sistem PLC ini mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di

    dalam rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2)

    Spare part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan

    sistem lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi

    gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem

    lebih sederhana.

    Sedangkan dalam sistem kendali konvensional atau dengan

    menggunakan saklar magnet (Magnetic Controller) mempunyai karakteristik yang

    lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit, (3) Maintenance

    membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem sangat komplek,

    (5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih banyak, dan (7)

    Modifikasi sistem sangat sederhana.

    Berdasarkan keistimewaan penggunaan pengendali berbasis PLC di

    atas maka penulis akan mengangkat suatu pola penggunaan PLC sebagai

    pengendali dalam proses perpindahan barang dengan menggunakan conveyor

    dengan sistem pengendali berbasis PLC. Dengan judul yang ada penulis akan

    membuat sebuah miniatur sistem pengendali PLC pada mesin conveyor yang

    digunakan untuk memindahkan beban yang ada dari satu tempat ke tempat lain

    dengan conveyor yang menggunakan penggerak motor AC. PLC (Programmable

    Logic Controlled) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan

    rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional

    (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan

    (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan

  • 3

    tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan

    keluarannya

    B. Pembatasan Masalah

    Untuk memperjelas dari pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

    pembuatan skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan masalah:

    1. Pembuatan satu program perangkat lunak (software) yang nantinya sebagai

    perintah di dalam PLC pada khususnya untuk pengendalian pendistribusian

    hasil produksi dengan memanfaatkan kerja conveyor.

    2. Pembebanan pada mesin conveyor dengan pengendali PLC untuk mengetahui

    pengaruh variasi pembebanan terhadap kecepatan gerak motor penggerak

    sistem conveyor.

    3. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan pada conveyor terhadap laju putaran

    conveyor yang menggunakan penggerak motor AC pada penggerak conveyor

    C yang menggunakan PLC.

    C. Permasalahan

    Untuk mengimbangi dan mengikuti persaingan industri yang semakin

    ketat dan meningkat, efisiensi produksi sangat dan dianggap sebagai kunci sukses

    dalam efisiensi dalam dunia industri. Masalah sistem pengendali dan pengontrolan

    sangatlah berperan penting di dalamnya, maka dibutuhkan efisiensi dari sistem

    pengendali tersebut.

  • 4

    Permasalahan yang akan diangkat dalam pembuatan skripsi ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Adakah hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang menggunakan

    pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor dengan penggerak

    motor AC.

    2. Apakah mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan

    beban yang ada ke tempat lain.

    D. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul skripsi ini,

    diperlukan penegasan istilah, yaitu sebagai berikut:

    1. Hubungan : Keterkaitan antara hal yang satu dengan hal yang lain.

    2. Beban : berarti muatan/benda (KBBI Edisi Kedua,1995:103), sedangkan

    dalam pandangan keteknikan berarti muatan atau benda yang mempengaruhi

    hal lain dalam sistem.

    3. Pergerakan Material : perpindahan benda (beban) yang dipakai dari tempat

    yang satu ke tempat yang dituju.

    4. Conveyor Horisontal Berbasis PLC : Alat untuk memindahkan barang yang

    terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis yang

    mendatar yang melakukan operasi dengan piranti elektronik yang dirancang

    untuk beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai

    penyimpan intruksi-intruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika

  • 5

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui adanya hubungan pembebanan pada mesin conveyor yang

    menggunakan pengendali berbasis sitem PLC dengan laju mesin conveyor

    dengan penggerak motor AC.

    2. Untuk mengetahui mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat

    memindahkan beban yang ada ke tempat yang lain.

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut,

    diantaranya adalah (1) Memberikan alternatif setingkat lebih maju dari sebuah

    sistem pengendalian dengan menggunakan sistem pengendali berbasis PLC

    terhadap sistem pengendalian konvensional yang masih menggunakan Magnetic

    Controller. (2) Kontribusi terhadap mahasiswa, adanya motivasi yang lebih baik

    untuk menyelesaikan skripsi sehingga diperoleh pemahaman yang tinggi terhadap

    penelitian (skripsi) serta masa studi yang tepat waktu. (3) Bagi dunia industri

    merupakan sumbangan ide khususnya pada proses sistem pengendalian agar

    efisiensi dan optimalisasi hasil produksi yang menjadi tujuan dari produksi dapat

    terpenuhi. (4) Bagi pembaca diharapkan dapat dipakai menjadi referensi untuk

    disiplin ilmu yang ditekuni atau dipelajari. (5) Bagi dunia pendidikan merupakan

    salah satu aplikasi sistem pengendalian suatu mesin sehingga menjadi bahan

    praktikan dan mudah dipahami sekaligus dapat dipraktikkan oleh khalayak ramai.

  • 6

    G. Sistematika Skripsi

    Untuk memperjelas dalam penyusunan skripsi ini maka diperlukan

    sistematika yang jelas. Adapun sistematika yang digunakan adalah :

    Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi alasan pemilihan judul

    Hubungan Antara Beban Dengan Laju Pergerakan Material Conveyor Horisontal

    C Berbasis PLC (Programmable Logic Controlled), Pembatasan masalah,

    Permasalahan, Penegasan istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan

    Sistematika skripsi.

    Bab II Landasan Teori Dan Hipotesis, dalam bab ini berisi teori-teori

    yang erat dengan permasalahan yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam

    pembahasan masalah. Serta berisi rancangan pembuatan conveyor berbasis PLC

    dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Selain itu bab ini juga berisi

    tentang hipotesis dari penelitian yang akan dikerjakan.

    Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi metode yang digunakan

    dalam penelitian. Secara garis besar metode penelitian ini menjelaskan tentang

    teknik penentuan sample, metode pengumpulan data dan langkah-langkah metode

    analisis data.

    Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dalam bab ini berisi

    penyajian data dan analisis data dengan menggunakan metode yang digunakan

    sebagai analisis.

  • 7

    Bab V Kesimpulan Dan Saran, bab ini berisi ungkapan kembali pokok

    persoalan beserta hasilnya secara singkat serta berisi keinginan penulisan

    menyampaikan suatu gagasan yang belum tercapai dalam tujuan penelitian demi

    perbaikan.

    Dan bagian terakhir berisi daftar pustaka dan lampiran.

  • 1

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Landasan Teori

    1. PLC (Programmable Logic Controlled)

    Mengingat suatu industri akan membutuhkan hasil produksi

    semaksimal mungkin, sehingga untuk memenuhinya diperlukan peralatan kendali

    yang menunjang proses produksi maupun pendistribusiannya.

    PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan

    rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional

    (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan

    (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan

    tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan

    keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program

    (dengan menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian

    dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.

    PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument

    keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC

    adalah suatu piranti yang memiliki saluran masukan (input), saluran keluaran

    (output). Output yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang

    dimasukkan ke dalamnya. Input dapat berupa relai, limit switch, photo switch

    maupun proximity switch. Input dimasukkan kedalam program PLC kemudian

    akan menghasilkan output berupa relai-relai maupun kontaktor.

  • 2

    Akan tetapi bukan berarti banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil.

    Di dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan seperti

    Normally Open (NO) dan bentuk kontak Normally Close (NC) relai.

    Bedanya dengan relai yaitu nomor kontak relai (NC atau NO) pada

    PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi

    output. Jadi dengan kata lain, bahwa dalam suatu pemrograman PLC tidak

    diijinkan menggunakan output dengan nomor kontak yang sama.

    a. Keistimewaan PLC

    Keistimewaan PLC dibandingkan dengan sistem kendali konvensional

    menggunakan Magnetic Contractor (MC) ada beberapa yang bisa dijadikan acuan

    dalam pemilihan system kendali dalam rangkaian kerja.

    Sistem PLC mempunyai keistimewaan pada penggunaannya di dalam

    rangkaian kerja dari conveyor, diantaranya (1) Wiring relatif sedikit, (2) Spare

    part mudah, (3) Maintenance relative mudah, (4) Pelacakan kesalahan sistem

    lebih sederhana, (5) Konsumsi daya relatif rendah, (6) Dokumentasi gambar

    sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti, dan (7) Modifikasi sistem lebih

    sederhana.

    Sedangkan dalam sistem kendali konvensional mempunyai

    karakteristik yang lain yaitu (1) Wiring relatif komplek, (2) Spare part relatif sulit,

    (3) Maintenance membutuhkan waktu yang lama, (4) Pelacakan kesalahan sistem

    sangat komplek, (5) Konsumsi daya relatif tinggi, (6) Dokumentasi gambar lebih

    banyak, (7) Modifikasi sistem lebih sederhana.

  • 3

    b. Keuntungan dari PLC

    Menurut Factory Automatic Omron (CPM 1 Training Manual, 1997 :

    9), keuntungannya adalah sebagai berikut (1) Waktu implementasi proyek

    dipersingkat, (2) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan, (3) Biaya proyek

    dapat dikalkulasi secara akurat, (4) Training penguasaan teknik lebih cepat, (5)

    Perancangan dengan mudah diubah dengan software. Perubahan dan penambahan

    dapat dengan mudah dilakukan dalam software, (5) Aplikasi control yang luas, (6)

    Maintenance atau perawatan yang mudah, (7) Keandalan yag tinggi, (8) Perangkat

    controller standar, (9) Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat.

    c. Sistem PLC

    Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian

    masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga

    komponen tersebut digambar secara diagram pada gambar berikut

    Masukan sensor

    Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC

    Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC diatas, akan lebih

    dijelaskan lebih rinci dengan gambar diagram blok sistem PLC seperti terlihat

    pada gambar berikut:

    Unit Prosesor Devais Pemrograman

    Bagian masukan/keluaran Keluaran Kendali

  • 4

    PLC

    Gambar 2. Diagram Blok Sistem PLC

    Urutan kerja dari gambar diagram blok diatas dimulai dari perangkat

    masukan yang akan memberikan sinyal pada modul masukan. Sinyal tersebut

    diteruskan ke prosesor dan akan diolah sesuai dengan program dibuat. Sinyal dari

    prosesor kemudian diberikan ke modul keluaran untuk mengaktifkan perangkat

    keluaran.

    1) Perangkat dan Modul Masukan

    Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang dapat digunakan

    untuk memberikan sinyal kepada modul masukan. Sistem PLC dapat memiliki

    jumlah perangkat masukan sesuai dengan sistem yang diinginkan. Fungsi dari

    perangkat masukan untuk memberikan perintah khusus sesuai dengan kinerja

    perangkat masukan yang digunakan, misalnya menjalankan atau menghentikan

    motor. Dalam hal tersebut seperti misalnya, perangkat masukan yang digunakan

    adalah push button yang bekerja secara Normally Open (NO) ataupun Normally

    Prosesor

    Catu Daya Luar

    Modul Keluaran

    Perangkat Keluaran

    Modul Masukan

    Perangkat Masukan

    Pengisi P

    Catu Daya Dalam

  • 5

    Close (NC). Ada bermacam-macam perangkat masukan yang dapat digunakan

    dalam pembentukan suatu sistem kendali seperti misalnya : selector switches, foot

    switches, flow switches, proximity sensors dan lain-lain. Gambar 3

    memperlihatkan simbol-simbol perangkat masukan yang sering digunakan pada

    sistem kendali.

    Gambar 3. Simbol Perangkat masukan PLC

    Keterangan :

    a. NO Pushbutton c. NO Flow Switch

    b. NC Pushbutton d. NO Pressure Switch

    Modul masukan adalah bagian dari sistem PLC yang berfungsi

    memproses sinyal dari perangkat masukan yang kemudian memberikan sinyal

    tersebut ke prosesor. Suatu sistem PLC dapat memiliki beberapa modul masukan.

    Masing-masing modul dapat mempunyai jumlah terminal masukan tertentu, yang

    berarti modul tersebut dapat melayani beberapa perangkat masukan. Pada

    umumnya modul masukan ditempatkan pada sebuah rak.

    2) Prosesor

    a. b.

    c. d.

  • 6

    Prosesor adalah bagian pemroses dari sistem PLC yang akan membuat

    keputusan logika. Keputusan yang telah dibuat berdasarkan pada program yang

    telah disimpankan pada memori. Prosesor adalah bagian dari Central Processing

    Unit (CPU) dari PLC yang akan menerima, menganalisa, memproses dan

    memberikan informasi ke modul keluaran. Di dalam CPU PLC dapat dibayangkan

    seperti kumpulan dari ribuan relai. Hal tersebut bukan berarti di dalamnya

    terdapat banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil tetapi berisi rangkaian

    elektronika digital yang dapat difungsikan sebagai kontak NO dan NC relai.

    Memori berfungsi sebagai tempat di mana informasi tersebut

    disimpan. Ada bermacam-macam jenis serpih memori dalam bentuk Integrated

    Circuits (IC). Masing-masing jenis memori memiliki keuntungan dan kerugian

    dan dipilih untuk spesifikasi yang terbaik sesuai dengan aplikasinya.

    Salah satu jenis memori yang digunakan dalam CPU PLC adalah

    Random Access Memory (RAM). Satu kerugian dari jenis memori tersebut adalah

    diperlukannya catu daya untuk menjaga agar memori tetap bekerja. Pada aplikasi

    PLC diperlukan catu daya cadangan yang digunakan untuk menjaga agar isi dari

    memori tidak hilang apabila tiba-tiba catu daya hilang. RAM sering digunakan

    untuk keperluan memori karena RAM mudah diubah dengan cepat ketika di

    bandingkan dengan jenis memori yang lain. RAM disebut juga sebagai memori

    baca/tulis, karena dengan RAM dapat dibaca dan ditulis data untuk disimpan di

    RAM.

    Read Only Memory (ROM) adalah jenis memori yang semi permanen

    dan tidak dapat diubah dengan pengubah program. Memori tersebut hanya

  • 7

    digunakan untuk membaca saja dan jenis memori tersebut tidak memerlukan catu

    daya cadangan karena isi memori tidak hilang meskipun catu daya terputus.

    Programmable Read Only Memory (PROM) adalah jenis lain dari

    memori yang bekerja hampir menyerupai ROM, dengan satu pengecualian yaitu

    bisa diprogram. PROM di rancang untuk diisi dengan program yang terprogram.

    Apabila data dapat diubah, maka dapat diadakan pemrograman. Pemrograman

    ulang dari PROM, membutuhkan perlengkapan khusus yaitu PROM Programmer

    di mana PLC sendiri tidak dapat melakukannya.

    3) Perangkat dan Modul Keluaran

    Perangkat keluaran adalah komponen-komponen yang memerlukan

    sinyal untuk mengaktifkan komponen tersebut. Pada sistem PLC dapat

    mempunyai beberapa perangkat keluaran seperti motor listrik, lampu indikator,

    sirine dan lain-lain. Gambar 2.8 memperlihatkan contoh-contoh simbol dari

    perangkat keluaran yang sering digunakan.

    Gambar 4. Contoh-contoh simbol perangkat keluaran

    Keterangan :

    a. Simbol motor listrik

    b. Lampu Indikator

    c. Sirine/Alarm

    M

    a b c

  • 8

    PLC dapat memliki beberapa modul keluaran tergantung dari ukuran

    yang ada dan aplikasinya pada sistem kendali. Perangkat keluaran disambungkan

    ke modul keluaran dan akan aktif pada saat sinyal diterima oleh modul keluaran

    dari prosesor sesuai dengan program sistem kendali yang telah diisi ke

    memorinya. Catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan perangkat keluaran

    tidak langsung dari modul keluaran tetapi berasal dari catu daya luar, sehingga

    modul keluaran sebagai saklar yang akan menyalurkan catu daya dari catu daya

    luar ke perangkat keluaran.

    4) Catu Daya

    Sistem PLC memiliki dua macam catu daya dibedakan berdasarkan

    fungsi dan operasinya yaitu catu daya dalam dan catu daya luar. Catu daya dalam

    merupakan bagian dari unit PLC itu sendiri sedangkan catu daya luar yang

    memberikan catu daya pada keseluruhan bagian dari sistem termasuk di dalamnya

    untuk memberikan catu daya pada catu daya dalam dari PLC. Catu daya dalam

    akan mengaktifkan proses kerja pada PLC. Besarnya tegangan catu daya yang

    dipakai disesuaikan dengan karakteristik PLC. Bagian catu daya dalam pada PLC

    sama dengan bagian-bagian yang lain di mana terdapat langsung pada satu unit

    PLC atau terpisah dengan bagian yang lain. Catu daya dalam PLC adalah

    menggunakan

    5) Pengisi Program

    Pemrograman PLC adalah memasukkan instruksi-instruksi dasar PLC

    yang telah membentuk logika pengendalian suatu sistem kendali yang diinginkan.

    Bahasa pemrograman biasanya telah disesuaikan dengan ketentuan dari pembuat

  • 9

    PLC itu sendiri. Dalam hal ini setiap pembuat PLC memberikan aturan-aturan

    tertentu yang sudah disesuaikan dengan pemrograman CPU yang digunakan pada

    PLC tersebut.

    Program yang digunakan dalam pemrograman PLC tergantung dari

    jenis atau merk PLC itu sendiri, karena PLC yang akan dijadikan sebagai bahan

    penelitian menggunakan PLC merk Omron maka program yang digunakan adalah

    Syswin. Sedangkan seri Syswin yang digunakan adalah Syswin 3.2.

    Program yang akan dimasukkan ke dalam PLC sebagai perintah adalah

    menggunakan Diagram Tangga (Ladder Diagram). Ladder logic adalah bahasa

    pemrograman dengan bahasa grafik atau bahasa yang digambar secara grafik.

    Pemrogram dengan mudah menggambar skematik diagram dari program pada

    layar. Hal tersebut menyerupai diagram dasar yang digunakan pada logika kendali

    sistem kontrol panel di mana ketentuan instruksi terdiri dari koil-koil, NO, NC

    dan dalam bentuk penyimbolan. Pemrograman tersebut akan memudahkan

    pemrogram dalam mentransisikan logika pengendaliannya khususnya bagi para

    pemrogram yang telah memahami logika pengendalian sistem kontrol panel.

    Simbol-simbol tersebut tidak dapat dipresentasikan sebagai komponen tetapi

    dalam pemrogramannya simbol-simbol tersebut dipresentasikan sebagai fungsi

    dari komponen sebenarnya. Instruksi-instruksi yang digunakan pada

    pemrograman akan dibahas lebih lanjut pada sub bab dibawah ini.

    6) Instruksi Dasar PLC dengan Menggunakan Ladder Diagram

    Semua instruksi (perintah program) merupakan instruksi dasar pada

    PLC. Pada akhir program harus terdapat instruksi dasar END yang oleh PLC

  • 10

    dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi tersebut tidak ditampilkan

    pada tombol operasional programming console, akan tetapi berupa sebuah fungsi

    yaitu FUN(01).

    a) LD (Load) dan LD NOT (Load not)

    Gambar 5. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT

    Load adalah sambungan langsung dari line dengan logika

    pensakelarannya seperti sakelar NO sedangkan LD NOT logika pensakelarannya

    adalah seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu

    sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk mengeluarkan

    satu keluaran

    a) AND dan AND NOT

    Gambar 6. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT

    Apabila memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang

    berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklarannya AND

    seperti sakelar NO dan AND NOT seperti sakelar NC. Instruksi tersebut

    dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali membutuhkan lebih dari

    satu kondisi logic yang harus terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu

    keluaran.

    b) OR dan OR NOT

    AND AND NOT

    LD LD NOT

    OR NOTOR

  • 11

    Gambar 7. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT

    OR dan OR NOT dimasukkan seperti sakelar yang posisinya paralel

    dengan rangkaian sebelumnya. Instruksi tersebut dibutuhkan jika sequence pada

    suatu sistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic

    yang terpasang paralel untuk mengeluarkan satu keluaran. Logika OR logika

    pensakelarannya adalah seperti sakelar NO dan OR NOT logika pensakelarannya

    seperti sakelar NC.

    c) OUT

    Gambar 8. Simbol Diagram Ladder OUT

    Out digunakan sebagai keluaran dari beberapa instruksi yang terpasang

    sebelumnya yang telah membentuk suatu logika pengendalian tertentu. Logika

    pengendalian dari instruksi OUT sesuai dengan pemahaman pengendalian sistem

    PLC yang telah dibahas diatas di mana instruksi OUT ini sebagai koil relai yang

    mempunyai konak di luar perangkat lunak. Sehingga jika OUT memperoleh sinyal

    dari instruksi program yang terpasang maka kontak di luar perangkat lunak akan

    bekerja.

    d) AND LD (AND Load)

    Gambar 9. Simbol Diagram Ladder AND LD

    OUT

  • 12

    Penyambungan AND LD terlihat pada gambar tersebut diatas,

    dimaksudkan untuk mengeluarkan satu keluaran tertentu.

    e) OR LD (OR Load)

    Gambar 10. Simbol Diagram Ladder OR LD

    Sistem penyambungannya seperti gambar di atas pada prisnsipnya

    sama dengan AND NOT, di mana untuk memberikan keluaran sesuai dengan

    instruksi yang telah terpasang pada gambar tersebut.

    f) TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)

    Timer/Counter pada PLC Omron CPM 1 berjumlah 512 buah yang

    bernomor TC 000 sampai TC 127 (tergantung tipe PLC). Jika suatu nomor sudah

    dipakai sebagai Timer/Counter, maka nomor tersebut tidak boleh dipakai lagi

    sebagai Timer ataupun Counter yang lain.

    1) Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari

    nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut

    mencapai angka nol, maka kontak NO Timer/Counter akan bekerja.

    2) Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD

    (Binary Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Counter mempunyai

    orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.

  • 13

    TIMER

    COUNTER

    Gambar 11. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER

    d. Bagian-bagian PLC

    CPU adalah otak dari PLC, merupakan tempat mengolah program

    sehingga sistem control yang telah didesain akan bekerja seperti yang

    diprogramkan.

    1) Terminal Input Power Supplyadalah terminal untuk memberi tegangan sumber

    dari CPU ke Power Supply (100 sampai 240 VAC atau VDC)

    2) Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal)

    Terminal Ground fungsional (Fungtional earth Terminal) adalah terminal

    yang harus masuk ground jika menggunakan tegangan sumber AC

    3) Terminal Output power supply

    Satu buah CPM dengan tegangan sumber AC dengan dilengkapi output 24 V

    DC untuk mensuplai tegangan-tegangan.

    4) Terminal masukan (terminal input)

    Terminal masukan (terminal input) adalah terminal yang menghubungkan

    kerangkaian input.

    Keterangan : N = Nomor TIM/CNT SV = Set Value CP = Pulsa R = Reset

    TIM N

    SV

    CNT N

    SV

    CP

    R

  • 14

    5) Terminal keluaran (terminal output)

    Terminal keluaran (terminal output) adalah terminal yang menghubungkan

    kerangkaian output

    6) Indikator PC

    Indikator yang menampilkan status opersi atau mode dari PC

    7) Terminal Ground pengaman (protective out terminal)

    Terminal Ground pengaman (protective out terminal) adalah terminal

    pengaman ground untuk mengurangi resiko kejutan listrik

    8) Indikator masukan

    Menyala saat terminal koresponden ON.

    9) Indikator keluaran

    Menyala saat terminal output koresponden menyala ON.

    10) Peripheral Port

    Penghubung antara CPU dengan PC atau peralatan peripheral lainnya.

    11) Expansion I/O

    Penghubung CPU ke expansion I/O unit untuk menambah 12 input dan 8

    output ekstra.

  • 15

    Tabel 1. Indikator status pada CPM 1A

    INDIKATOR STATUS KETERANGAN

    ON Power sedang disuplai ke Program Consule Power

    (Hijau) OFF Power tidak dihubungkan ke Program Consule

    ON Program Consule sedang mengoperasikan

    mode RUN atau monitor

    RUN

    (Hijau)

    OFF Program Consule ada dalam mode program

    atau kesalahan total terjadi

    ON Kesalahan fatal terjadi (Program Consule

    berhenti operasi)

    Flashing Kesalahan yang tidak fatal terjadi (Program

    Consule meneruskan operasi)

    ERROR/

    Alarm

    (Merah)

    OFF Mengindikasikan operasi normal

    ON Data sedang ditransfer lewat terminal

    peripheral

    COMM

    (Orange)

    OFF Data tidak ditransfer lewat terminal peripheral

    e. Spesifikasi dan Karakteristik PLC

    Pada pembuatan rancang bangun miniatur sistem pemindah barang

    dengan menggunakan PLC ini, yang akan digunakan adalah PLC dengan

    spesifikasi dan karakteristik sebagai berikut :

    1) Spesifikasi

    Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A

  • 16

    Model : 20 CDR A

    Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC

    Frekwensi : 50 -60 Hz

    Daya : 30 VA

    Arus Input : 5 mA / 12 mA

    Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)

    2) Karakteristik

    Metode kontrol : Metode penyimpan program

    Bahasa pemrograman : Ladder Diagram menggunakan program

    Syswin 3.2

    Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi

    Kapasitas program : 2048 words

    Max I/O point : 50

    Output : 8 buah

    Input : 12 buah

    Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms

    2. Penggerak Conveyor

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggerak

    conveyor yang akan digunakan sebagai penggerak. Hal utama yang paling

    mendasar adalah untuk mendapatkan putaran yang stabil, sehingga dapat

    diketahui RPMnya. Untuk mendapatkan putaran yang sesuai dan untuk

  • 17

    menghasilkan putaran yang stabil, maka dalam penelitian ini kami menggunakan

    motor AC sebagai penggerak dan Gear Reducer sebagai pengurang putaran dan

    penyetabil putaran. Spesifikasi yang kami gunakan untuk motor AC adalah

    memiliki daya 0,5 HP/Pk dan memiliki rasio putaran permenit yaitu 1400 rpm.

    Sedangkan Gear Reducer yang kami gunakan adalah yang memiliki perbandingan

    1:20, diharapkan dengan Gear Reducer ini kita akan mendapatkan putaran yaitu

    sekitar 80-100 rasio putaran permenitnya.

    3. Pneumatik

    Istilah pneumatik berasal dari Yunani, yaitu Pneuma yang berarti

    napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik

    penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atm atau kurang dari 1 atm.

    Sehingga Pneumatik dapat diartikan sebagai teknik penggerak, pengaturan,

    penghubung, pengembalian dan perentang yang mengambil gaya dan

    penggeraknya dari udara mampat. Udara mampat sendiri adalah atmosfer yang

    diisap oleh Kompresor dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai

    tekanan yang lebih tinggi (biasanya antara 4 sampai dengan 10 bar).

    4. Kompresor

    Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfir kemudian

    dimampatkan ketabung penyimpan hingga tekanan tertentu. Sistem kontrol

    pneumatik beroperasi menggunakan media udara bertekanan dengan volume dan

    tekanan udara yang sesuai sistem tersebut. Dalam hal ini Kompresor disebut juga

    sebagai pompa vakum.

  • 18

    5. Pengaruh Beban terhadap Laju

    Dalam penelitian ini yang akan menjadi topik utama pembahasan

    adalah bagaimana pengaruh Beban terhadap Laju pada miniature conveyor yang

    berbasis PLC pada alat penelitian ini. Untuk menghindari salah penafsiran tentang

    hal tersebut, maka diperlukan penegasan istilah sebelum masuk ke landasan teori

    mengenai hal tersebut. Yaitu:

    a. Beban, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti barang yang dibawa atau

    muatan yang dibawa. Dalam penelitian ini beban berarti muatan yang

    mempengaruhi kerja bagian lain. Satuan beban yang digunakan adalah Kg.

    b. Laju, sebelum kita memahami istilah laju kita juga harus dapat membedakan

    antara pengertian laju dan kecepatan, dan mengapa dalam penulisan skripsi ini

    digunakan istilah laju bukan menggunakan istilah kecepatan. Istilah laju dalam

    Fisika karangan Giancoli, menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan

    dalam suatu selang waktu tertentu, atau dapat diartikan bahwa laju rata-rata

    adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang

    diperlukan untuk untuk menempuh jarak tersebut (Giancoli, 2001:25).

    Berdasarkan rumus dapat ditulis demikian;

    Laju rata-rata = diperlukan yanguh waktu temp

    uhjarak temp

    Sedangkan kecepatan didefinisikan sebagai sebuah vektor yang berhubungan

    dengan waktu yang diperlukan untuk perpindahan sesuatu (Giancoli.

    2001:25). Dalam hal ini pengertian perpindahan berarti perubahan posisi

    benda. Berdasarkan rumus dapat ditulis sebagai berikut;

  • 19

    Kecepatan rata-rata = diperlukan yanguh waktu tempnperpindaha

    Untuk memperjelas pengertian tersebut dapat dilihat dari contoh berikut;

    Seseorang berjalan 70 m ke Timur dan 30 m ke barat. Jarak total yang

    ditempuh adalah 70 + 30 = 100 m, tetapi besar perpindahannya hanya 40 m,

    misalkan perjalanan ini memerlukan waktu 70 detik maka;

    Laju rata-rata = waktujarak =

    70100 m/s = 1,4 m/s

    Kecepatan rata-rata = waktu

    nperpindaha = 7040 m/s = 0,57 m/s.

    Dalam penelitian ini objek yang akan dijadikan sebagai bahan analisis adalah

    variasi beban yang berjenjang terhadap berapa lama conveyor itu

    memindahkan barang. Berdasarkan waktu yang diperoleh dari hasil

    eksperimen menggunakan mesin conveyor berbasis PLC ini, kita akan

    mengetahui hubungan penambahan beban terhadap laju pergerakan mesin

    conveyor berbasis PLC.

    6. Kerangka Berpikir

    Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan

    dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena

    PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut,

    PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 24 volt dan kuat arus sebesar

    0,2 Ampere. Untuk dapat mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program

    yang akan menjalankan sinyal keluaran yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor

    dapat dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai

  • 20

    variasi dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output.

    Kombinasi arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat

    dihasilkan oleh PLC dengan cara memberikan program sesuai pola gerakan atau

    variasi waktu yang diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu

    kecil untuk dapat menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga

    diperlukan suatu interface sebagai penambah tenaga keluaran PLC.

    Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini

    adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan

    motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk

    melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi

    kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak

    pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang

    digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum

    dipindahkan.

    B. Hipotesis

    Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan

    penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Suharsimi, Arikunto. 2002:64).

    Sedangkan dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan karangan Yatim

    Riyanto, Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu

    penelitian (Frankel dan Wallen). Dari judul penelitian yaitu Hubungan Antara

    Beban Dengan Laju Pergerakan Conveyor Horisontal C Berbasis PLC

    (Programmable Logic Controlled) Menggunakan Pneumatik dapat dikategorikan

    bahwa hipotesis yang akan digunakan adalah menggunakan hipotesis tentang

  • 21

    hubungan yang bersifat sejajar tidak timbal balik. Berdasarkan uraian yang telah

    dipaparkan pada kerangka berfikir sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini

    adalah:

    1. Ada pengaruh beban terhadap laju pergerakan material pada conveyor berbasis

    PLC.

    2. Tidak ada pengaruh penambahan beban terhadap laju pergerakan material

    pada conveyor berbasis PLC.

  • 1

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Proses Pembuatan Alat

    Dalam proses pembuatan Conveyor berbasis PLC diperlukan beberapa

    alat dan bahan yang menunjang pembuatannya. Selain pembuatan perangkat keras

    (hardware) yang berwujud conveyor beserta penggeraknya dan memerlukan bahan

    yang cukup banyak dan juga dengan biaya yang tidak sedikit, dalam proses

    pembuatannya juga diperlukan pembuatan perangkat lunak (software) yaitu

    program yang dimasukkan ke dalam CPU PLC sebagai bagian pengendali

    pergerakan conveyor berbasis PLC tersebut. Rincian dari proses pembuatan ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Alat dan bahan

    Dalam perencanaan pembuatan Conveyor berbasis PLC ini alat yang

    digunakan adalah PLC CPM-1 OMRON, las listrik beserta kelengkapannya,

    tachometer untuk mengukur putaran motor, kelengkapan alat reparasi berupa

    obeng, kunci pas dan ring. Alat yang lain adalah mesin bubut untuk pembuatan

    perlengkapan Conveyor, compressor sebagai penggerak pneumatic, stopwatch

    sebagai pengukur waktu perpindahan barang, dan bor listrik

    Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembuatan conveyor

    adalah kelengkapan elektronika pengerak Conveyor, berupa Resistor, Kapasitor,

    Dioda, Transistor, Potensiometer, Transformator, Relai, dan MCB (Miniature

    Circuit Breaker), lalu sensor untuk masukan PLC, berupa LDR (Light Dependent

    Resistor), juga pneumatik (Double Active Cylinder) sebagai alat pemindah barang,

  • 2

    motor AC sebagai penggerak Conveyor, Roll Conveyor, Belt Conveyor, dan besi

    yang digunakan sebagai pembuatan rangka Conveyor

    2. Perencanaan Desain Perangkat Keras

    Perencanaan perangkat keras ini bertujuan untuk pembuktian dan

    aplikasi secara nyata dan riil dari proses sistem pengendali yang berbentuk sebuah

    miniatur, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas. Adapun

    perencanaannya adalah sebagai berikut:

    a. Conveyor

    Komponen utama dari Conveyor yang dibuat ini adalah Roll Conveyor

    yang berfungsi sebagai tempat berputarnya Belt (ban berjalan), bahan terbuat dari

    pipa besi ataupun bisa diganti menggunakan pipa alumunium yang memilki beban

    yang lebih ringan daripada besi dengan massa yang sama. Adapun Roll yang

    digunakan memiliki data teknis sebagai berikut:

    1) Roll Conveyor

    Panjang : 20 cm

    Diameter : 4.5 cm

    Gambar 12. Roll Conveyor yang digunakan

  • 3

    2) Gear (Pulley)

    Adapun roda yang dipasang pada poros roll yang melewati diameter

    dalam dari Bearing berfungsi untuk menghubungkan Belt ke pulley motor

    penggerak yang akan memutar roll pertama, sehingga belt atau ban berjalan pada

    Conveyor akan bergerak memutar.

    3) Belt Conveyor

    Belt Conveyor adalah sebuah sabuk yang terbuat dari ban yang

    digunakan sebagai landasan barang yang akan dipindahkan menggunakan

    Conveyor ini. Belt ini dihubungkan dengan roll conveyor yang telah ada, sehingga

    apabila roll berputar maka belt sebagai ban penghubung juga akan bergerak sesuai

    arah gerak roll conveyor. Dikarenakan kami kesulitan untuk memesan belt

    conveyor ini maka kami menggunakan ban yang biasanya digunakan untuk

    pemasangan slave yaitu Bandrefill. Adapun belt yang digunakan dalam

    pembuatan miniature Conveyor berbasis PLC ini memiliki 3 jenis yang didasarkan

    pada panjang belt tersebut yaitu panjang belt Conveyor A 160 cm, panjang belt

    Conveyor B 70 cm, panjang belt Conveyor C 140 cm.

    Sedangkan lebar belt adalah sama yaitu 15 cm (ukuran terbesar

    Bandrefill berdasar survey yang dilakukan di pasar Jornathan Semarang). Tebal

    masing-masing belt conveyor adalah 5 mm

  • 4

    Gambar 13. Belt Conveyor dari atas

    4) Belt Penghubung Motor dengan Conveyor

    Belt penghubung ini digunakan untuk meneruskan putaran dari motor

    AC dengan Roll penggerak Conveyor, dihubungkan antara pulley pada motor

    dengan pulley pada roll Conveor yang berhubungan langsung dengan motor AC.

    Belt Pulley ini memiliki ketebalan 1 cm.

    5) Rangka Conveyor

    Merupakan dudukan atau tempat dari bearing, roll maupun ban

    berjalan dan pulley yang terbuat dari besi siku. Dudukan atau tempat ini terdiri

    dari 3 model yang memiliki panjang berbeda-beda,yaitu : 160 cm,140 cm dan 70

    cm.

    Proses dari pembuatan rangka ini dilakukan dengan menggunakan

    proses pengelasan yang kemudian dilakukan proses penghalusan dan proses

    pengecetan. Gambar keseluruhan dari Conveyor ini dapat dilihat pada gambar

    berikut:

  • 5

    Gambar 14. Rangka Conveyor

    b. Pneumatik

    Silinder Hidrollik (Actuator) adalah bagian dari pneumatik yang

    berbentuk silinder memanjang. Silinder yang digunakan dalam conveyor ini

    berfungsi untuk memindahkan barang dari conveyor satu ke conveyor yang lain.

    Sedangkan Silinder yang digunakan adalah Double Active Cylinder (Silinder

    Pneumatik Penggerak Ganda) yang memiliki kerja bolak-balik. Mengapa pilihan

    kami menggunakan Double Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak

    Ganda) bukan Single Active Cylinder (Silinder Pneumatik Penggerak tunggal)

    padahal fungsi kerjanya hanya digunakan untuk satu arah saja dikarenakan adalah

    belum adanya spesifikasi yang ada untuk Single Active Cylinder (Silinder

    Pneumatik Penggerak tunggal) yang memilki panjang silinder sekitar 20 cm.

    Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk Double Active Cylinder (Silinder

    Pneumatik Penggerak Ganda) ini adalah sebagai berikut: Panjang silinder adalah

    20 cm, Diameter silinder yang digunakan adalah 2,5 cm, dan Tekanan kompresor

    penggerak silinder adalah sekitar 6 bar.

  • 6

    Gambar 15. Symbol Double Active Cylinder

    Solenoid valve berfungsi sebagai pengatur masukan udara dari

    compressor menuju kebagian silinder Pneumatik sehingga dapat memberikan

    tekanan pada silinder pneumatik.

    Gambar 16. Selenoid Valve 5/2

    Sedangkan dudukan pneumatik adalah sebagai tempat yang dibuat

    untuk meletakkan pneumatik. Dudukan dibuat dengan menggunakan plat besi

    Rangkaian penyalur udara tekanan dari kompresor berfungsi untuk

    menghubungkan udara yang dikeluarakan oleh compressor sehingga dapat

    digunakan untuk menggerakkan silinder pneumatik. Adapun alat yang digunakan

    antara lain penyaring udara compressor, selang udara, napel penghubung untuk

    solenoid dan silinder valve.

  • 7

    c. Rangkaian pengendali

    Pada rangkaian pengendali terdapat beberapa komponen yang saling

    melengkapi. Diantaranya adalah Sensor Cahaya. Komponen utama dari rangkaian

    sensor cahaya ini adalah LDR (Light Dependent Resistor). LDR ini memiliki

    karakteristik bahwa bila ada cahaya yang jatuh padanya maka nilai tahanannya

    akan berkurang dan akan naik tahanannya apabila intensitas cahayanya berkurang.

    Prinsip kerja dari rangkaian LDR ini adalah LDR akan ditembak cahaya terus-

    menerus oleh cahaya, apabila ada benda yang memotong cahaya tersebut maka

    nilai tahanan LDR tersebut akan naik dan rangkaian bekerja untuk mengaktifkan

    relai dan memberi pulsa pada counter yang ada pada CPU PLC.

    Dalam prinsip kerja rangkaian yang ada, apabila nanti barang yang

    akan dipindahkan dengan menggunakan conveyor ini menyentuh cahaya yang

    ditembakkan secara terus-menerus pada LDR terhalang cahaya oleh barang

    tersebut maka sensor cahaya yang terhubung dengan PLC tersebut akan

    memberikan informasi untuk memberi perintah pada bagian lain sesuai dengan

    order kerja yang ada pada CPU PLC.

    Sensor cahaya ini nanti akan memiliki 2 jenis kerja yaitu memutus arus

    yang menuju motor AC sehingga motor menjadi berhenti dan mengalirkan arus

    menuju motor AC sehingga motor bekerja (motor hidup). Sensor ini diletakkan

    pada jalur yang dilewati barang hasil produksi yang dipindahkan melalui conveyor

    ini.

    Komponen lainnya adalah Penggerak Motor AC. Untuk menggerakkan

    roll conveyor ini diperlukan alat penggerak yang dapat menggerakkan conveyor.

  • 8

    Pada penelitian ini digunakan motor AC yang memiliki tenaga 0.5 HP. Motor ini

    akan bekerja apabila mendapat perintah dari rangkaian CPU PLC untuk

    melakukan kerja. Perintah yang didapat berasal dari sensor yang dipasang pada

    conveyor tersebut, begitu juga untuk mematikan kerja motor juga menggunakan

    sensor.

    PLC (Programmablle Logic Controlled) juga terdapat dalam rangkaian

    pengendali. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan

    rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

    PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait),

    kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan,

    yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup

    atau mati). Pengguna membuat program (dengan menggunakan ladder program

    atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.

    Spesifikasi karakteristik PLC yang akan digunakan dalam pembuatan

    conveyor ini :

    a) Spesifikasi

    Merek : OMRON Sysmac series CPM 1A

    Model : 20 CDR A

    Tegangan Suplai : 100 - 240 V AC

    Frekwensi : 50 -60 Hz

    Daya : 30 VA

    Arus Input : 5 mA / 12 mA

    Tegangan Output : 24 V DC (RCS), 250 V AC (GEN)

  • 9

    IINNPPUUTT TTEERRMMIINNAALL

    OOUUTTPPUUTT TTEERRMMIINNAALL

    IINNPPUUTT IINNDDIICCAATTOORR

    OOUUTTPPUUTT IINNDDIICCAATTOORR

    SSTTAATTUUSS IINNDDIICCAATTOORR

    PPEERRIIPPHHEERRAALL PPOORRTT

    b) Karakteristik

    Metode kontrol : Metode penyimpan program

    Bahasa pemrograman : Ladder Diagram

    Panjang Instruksi : 1 set setiap instruksi (1-5) word / instruksi

    Kapasitas program : 2048 words

    Max I/O point : 50

    Output : 8 buah

    Input : 12 buah

    Kecepatan : 0,72 - 16,2 Ms

    Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan

    pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang

    diamati.

    Gambar 17. Rangkaian Kelengkapan PLC OMRON

  • 10

    Pengendali penggerak pneumatik pada rangkaian ini digunakan untuk

    mengatur kapan pneumatik akan bekerja pada rangkaian Conveyor. Pneumatik

    yang digunakan dalam rangkaian ini berfungsi untuk memindahkan barang dari

    Conveyor A ke Conveyor B dan dari Conveyor B ke Conveyor C.

    Gambar 18. Rangkaian Penyaluran Udara Menuju Cylinder Pneumatik

    Pembuatan box panel sebagai pelindung bagian pengendali berfungsi

    sebagai pelindung bagian pengendali sehingga bagian pengendali ini dapat

    terlindungi dari bagian-bagian lain conveyor ini.

    3. Perencanaan Perangkat Lunak

    Perangkat lunak ini nantinya akan digunakan untuk mengendalikan

    kerja dari pergerakan conveyor yang berbasis PLC ini. Berikut ini program yang

    akan digunakan dalam pembuatan dalam desain pembuatan conveyor.

    a. Diagram Ladder

    Diagram ini dibuat untuk rancangan atau desain system pengendalian

    pada PLC yang kemudian diagram Ladder ini dibuat dalam data mnemonic untuk

    ditransfer ke CPU PLC melalui Programing Consule atau melalui Kabel Data

    computer.

    Biasanya Ladder ini dibuat setelah dibuatnya rangkaian konvensional

    dan disadur ke dalam Ladder diagram, sehingga mempermudah dalam mendesain

  • 11

    suatu rancangan pengendali. Pada system pengendali conveyor berbasis PLC,

    diagram Laddernya menyusul setelah rangkaian telah terpasang semua.

    b. Memasukkan Program Syswin 3.2 ke dalam PLC

    1) Apabila mengaktifkan Syswin 3.2 akan memunculkan gambar program seperti

    di bawah ini:

    Gambar 10. Tampilan awal program Syswin 3.2

    Mulailah dengan menu File New Project, sehingga akan dimunculkan

    kotak dialog sebagai berikut:

    Gambar 11. tampilan menu awal project Syswin 3.2

  • 12

    Lakukan seting seperti pada gambar di atas.

    Mulailah melakukan penggambaran diagram Ladder, lihat Ringkasan

    tombol/shortcut.

    2) Setelah melakukan pembuatan program, langkah selanjutnya yang dilakukan

    adalah dengan melakukan koneksi/hubungan antara PLC dengan computer,

    untuk memindahkan program yang telah jadi ke dalam PLC. Alat yang

    dibutuhkan untuk melakukan pemindahan program adalah: Adapter Port

    Periphereal dan kabel penghubung Port RS-232 C.

    3) Beberapa perintah program yang penting dan perlu dipahami pada saat PLC

    dalam status terhubung dengan computer:

    a) Connect

    Merupakan perintah program untuk menyambungkan antara computer dengan

    PLC.

    b) Up load Program

    Merupakan perintah untuk melihat isi program yang sudah ada dalam PLC.

    c) Down Load Program

    Merupakan perintah untuk mentransfer program yang telah dibuat ke dalam

    PLC.

    d) Mode

    Dalam perintah Mode ini terdapat 3 pilihan kerja bagi PLC yaitu:

    1. Monitor

    Perintah untuk melihat kondisi PLC pada saat bekerja.

  • 13

    2. Run

    Perintah untuk menjalankan program yang telah ditransfer ke dalam PLC

    3. Stop

    Perintah untuk menghentikan program yang sedang dijalankan di PLC.

    4) Memasukkan Program ke dalam PLC

    Mengatur komunikasi serial dengan PLC melalui menu Projects

    Communications (lakukan seting seperti gambar berikut):

    Gambar 12. Tampilan menghubungkan PLC dengan computer

    Untuk melakukan koneksi dengan PLC gunakan Online Connect !

    (tombol-tombol berikut hanya aktif jika sudah On-line)

    Gambar13. Tampilan Menu Port Communication

    Keterangan:

    a) Communications Connect: untuk melakukan koneksi dengan PLC yang

    bersangkutan;

  • 14

    b) PLC Mode: untuk memilih mode kerja dari PLC yang bersangkutan, jika

    diklik akan dimunculkan pilihan:

    Gambar 14. Tampilan menu monitoring program pada saat PLC ON

    c) Monitoring: untuk melakukan monitoring kerja PLC melalui komputer,

    contoh tampilan:

    Gambar 15. Tampilan Menu monitoring Program Syswin 3.2

    d) Online Edit: digunakan untuk penyuntingan ladder secara online

    b. Tabel Mnemonic

    Apabila pemrograman PLC yang dilakukan dengan menggunakan

    Programming Consule maka diagram Laddernya harus diteerjemahkan dulu ke

    dalam table mnemonic untuk transfer program dari Programming Consule ke

    CPU PLC.

  • 15

    4. Kerangka Berpikir Alur Kerja Conveyor Berbasis PLC

    Dalam pembuatan Conveyor ini, masing-masing sistem akan

    dikendalikan oleh PLC OMRON CPM 1A. Hal ini dapat direalisasikan karena

    PLC ini memilki fasilitas hardware maupun software. Dengan fasilitas tersebut,

    PLC ini dapat menghasilkan keluaran arus sebesar 12 volt. Untuk dapat

    mengeluarkan sinyal tersebut diperlukan suatu program yang akan menjalankan

    jalannya sinyal keluaran sesuai yang diinginkan. Sebuah mesin Conveyor dapat

    dijalankan secara otomatis dengan menggunakan PLC CPM 1 A sesuai variasi

    dengan mengubah arus yang terhubung pada masing-masing output. Kombinasi

    arus yang terhubung ke masing-masing komponen tersebut dapat dihasilkan oleh

    PLC dengan cara meberikan program sesuai pola gerakan atau variasi waktu yang

    diinginkan. Karena sinyal keluaran dari PLC masih terlalu kecil unutk dapat

    menggerakkan conveyor secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu interface

    sebagai penambah tenaga keluaran PLC.

    Perencanaan pembuatan program untuk menggerakkan conveyor ini

    adalah kombinasi antara waktu untuk menggerakkan motor dan menghentikan

    motor serta variasi waktu untuk menggerakkan silinder pneumatik untuk

    melakukan pemindahan barang di dalam siklus kerja conveyor. Untuk kombinasi

    kerja antara pemberhentian motor, pergerakan motor dan juga penggerak

    pneumatiknya diberikan penundaan waktu atau jeda sehingga barang yang

    digunakan sebagai objek dalam conveyor dalam keadaan diam dahulu sebelum

    dipindahkan.

  • 16

    S e n s o r 1

    S e n s o r 2

    S e n s o r 3

    S e n s o r 4

    T o m b o l P a u s e

    T o m b o l R e s e t

    M o to r 10

    IN P U T O U T P U T

    P L C0

    1 T IM E R M o to r 1 b e rh e n ti

    2 T IM E RP n e u m a tik 1

    m a ju

    P n e u m a tik 1 m u n d u r

    3 M o to r 2

    4 T IM E R M o to r 2 b e rh e n ti

    T IM E R

    M o to r 3

    P n e u m a tik 2 m a ju

    P n e u m a tik 2 m u n d u r

    5

    6

    M o to r 3 b e rh e n ti

    1

    2

    3

    4

    5

    7

    Gambar 19. Diagram Pengaturan Convenyor

    5. Langkah Kerja Conveyor Berbasis PLC

    a. Benda yang dijadikan sebagai beban, pertama-tama bekerja menyentuh sensor

    pertama yang diletakkan diujung conveyor A, benda yang mengenai sensor

    tersebut akan memberikan input masukan ke PLC untuk mengerakkan motor

    penggerak conveyor A.

    b. Kemudian benda berjalan menuju kearah sensor barang 2 yang diletakkan

    masih pada jalur conveyor A. Sensor bekerja apabila benda mengenai sensor

  • 17

    tersebut, kerja yang terjadi pada sensor 2 ini akan mengaktifkan empat macam

    keluaran PLC.

    1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 1, motor 1 akan

    mati karena timer yang ada pada prosesor PLC bekerja berdasar dari

    masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2

    detik.

    2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga

    silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah

    tempat ke conveyor B. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output

    no 1.

    3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan

    pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan

    masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga

    silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan

    terletak pada output no 2.

    4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor B sehingga motor bergerak

    terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk

    memindahkan barang.

    c. Setelah barang berpindah dari conveyor A ke conveyor B, barang yang ada

    tersebut juga akan mengaktifkan sensor ketiga yang terletak di conveyor B.

    Sensor tersebut juga akan mengaktifkan 4 keluaran PLC yang ada dalam

    keluaran no 4, 5 dan 6. dan satu keluaran yang ada dalam timer dalam PLC.

  • 18

    1) Mengaktifkan timer untuk menonaktifkan kerja motor 2, motor 2 akan

    mati karena timer yang ada pada prosessor PLC bekerja berdasar dari

    masukan yang diterima oleh PLC. Waktu motor mati di set menjadi 2

    detik.

    2) Mengaktifkan timer untuk menggerakkan katup maju selonoid sehingga

    silinder Pneumatik akan maju ke depan untuk mendorong benda berpindah

    tempat ke conveyor C. Keluaran PLC yang digunakan terletak pada output

    4.

    3) Karena menggunakan Double Active Cylinder yang membutuhkan

    pergerakan maju dan mundur maka pneumatik yang sudah maju diberikan

    masukan untuk solenoid membuka katup buang pneumatik sehingga

    silinder akan bergerak menutup balik. Keluaran PLC yang digunakan

    terletak pada output no 5.

    4) Mengaktifkan kerja motor pada conveyor C sehingga motor bergerak

    terlebih dahulu sebelum pneumatik bekerja maju dan mundur untuk

    memindahkan barang.

    d. Kemudian barang tersebut akan mengaktifkan sensor 4 yang terletak pada

    bagian akhir conveyor C. Sensor ini akan menonaktifkan kerja motor yang

    menggerakkan conveyor C.

    e. Dari semua penundaan waktu yang terjadi pada saat sensor barang bekerja

    adalah dengan menggunakan PLC. Penundaan dan program yang ada dalam

    CPU PLC ini dibuat dengan menggunakan diagram Ladder.

  • 19

    f. Ladder Diagram yang digunakan sebagai masukan perintah PLC dimasukkan

    ke dalam memori PLC dengan mengunakan program Syswin 3.2. (Ladder

    Diagram terlampir).

    B. METODE PENELITIAN

    1. Material Spesimen

    Penggunaan material spesimen dalam penelitian ini menggunakan

    beban yang mempunyai titik berat ditengah dan tidak terpusat pada titik atas

    ataupun bawah. Balok dari kayu dipilih sebagai beban yang akan digunakan

    dikarenakan titik beratnya terletak ditengah, sehingga diharapkan saaat didorong

    oleh pneumatik barang akan berpindah dengan posisi yang sama. Besar barang

    yang dipakai tergantung dari berat beban yang dipakai.

    Gambar 20. Barang yang dipakai.

    2. Alur Penelitian

    Alur penelitian intinya sama dengan gambar flowchart. Awal mula

    sistem pada conveyor horisontal A dinyalakan lewat pemrograman PLC yang

    telah dibuat melalui Diagram Ladder. Saat tombol start dipencet sistem conveyor

    dalam keadaan stand by. Beban diletakkan pada sensor 1 yang kemudian akan

  • 20

    menggerakkan motor pada conveyor B. Mulailah penghitungan waktu setelah

    motor menggerakkan conveyor.

    Beban mengenai sensor 2, sensor akan mengirim pesan untuk

    menghentikan motor sesaat setelah mengenai sensor 2 tepat didepan pneumatik.

    Disitulah akhir dari penghitungan waktu yang dimulai dari barang terkena sensor

    1 yang menggerakkan motor.

    3. Waktu dan Tempat penelitian

    Penelitian akan dilakukan pada Januari-Februari 2006 di

    Laboratorium Pneumatik E9 Lt.2 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

    C. Menentukan Variabel

    Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

    perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto. 1998:98). Variabel adalah suatu besaran

    utama yang merupakan faktor yang tidak tetap atau gejala-gejala yang dapat

    berubah-ubah yang terdapat dalam permasalahan yang hendak dicari jawabannya.

    Dalam penelitian mengenai pengaruh beban terhadap laju pergerakan conveyor

    ini, varibel yang dijadikan sebagai objek penelitian dibedakan berdasar pada

    fungsinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengaruh penambahan beban

    terhadap conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan

    pneumatic.

  • 21

    2. Variabel Terikat atau Tak Bebas

    Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu laju pergerakan conveyor berbasis

    PLC dengan pemindah brang menggunakan pneumatic.

    3. Variabel Kontrol

    Variable control dalam penelitian ini adalah putaran motor penggerak oleh

    CPU PLC dan masukan untuk PLC berupa sensor yang ada.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, maka metode yang

    dipergunakan adalah dengan metode eksperimen yang dilakukan pada miniature

    conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan pneumatik. Data

    yang dikumpulkan sebagai bahan analisis adalah jarak perpindahan barang dan

    waktu yang diperlukan selama barang/beban berpindah.

    E. Metode Analisis Data

    Dalam penelitian mengenai Hubungan Antara Beban Dengan Laju

    Pergerakan Material Conveyor Horisontal C Berbasis PLC (Programmable Logic

    Controlled), adalah suatu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan antara

    penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor jadi analisis data yang

    digunakan adalah menggunakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan

    untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, berapa eratnya

    hubungan serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Suharsimi

    Arikunto:1998:;251). Sedangkan dalam pengolahan datanya menggunakan rumus

    Product Moment. Penggunaan analisis data menggunakan product moment

  • 22

    digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara pembebanan dengan

    laju pergerakan conveyor.

    Untuk mengetahui seberapa hubungan antara variabel yang dicari,

    analisis yang digunakan adalah menggunakan rumus Product Moment

    Simpangan,rumusnya :

    rxy = ( )( )

    ( ){ } ( ){ }2222

    YYNXXN

    YXXYN

    Di mana : rxy = koefisien korelasi antara variabel x (beban) dan variabel y

    (laju pergerakan)

    Analisis data merupakan cara mengolah data untuk mengetahui hasil

    akhir penelitian. Penelitian ini mengunakan analisis deskriptif yaitu mengamati

    langsung hasil eksperimen kemudian menyimpulkan dan menentukan hasil

    penelitian.

    Tabel 2. Ukuran nilai r korelasi dan interpretasinya.

    Nilai r Interpretasi

    Antara 0,800 sampai dengan 1,000

    Antara 0,600 sampai dengan 0,800

    Antara 0,400 sampai dengan 0,600

    Antara 0,200 sampai dengan 0,400

    Antara 0,000 sampai dengan 0,200

    Tinggi

    Cukup

    Agak rendah

    Rendah

    Sangat rendah

    (tak berkorelasi)

    (Sutrisno Hadi, 2001:275)

  • 23

    1. Teknik Penyajian Data

    Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan

    dalam penyusunan skripsi ini dan untuk diperoleh suatu kesimpulan maka data

    yang telah terkumpul akan dianalisis dengan analisis sebagai berikut:

    a. Memeriksa dan meneliti data-data yang telah terkumpul untuk menjamin

    apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    b. Mengkategorikan data-data yang sesuai dengan kriteria serta hal-hal yang

    diperlukan dalam suatu pendataan. Penyajian data penelitian ini dipergunakan

    metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan kenyataan yang

    terjadi bersifat umum dan kemungkinan masalah yang dihadapi serta

    solusinya.

    2. Metode Analisis Data

    Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis. Secara

    umum analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu analisis yang

    tidak didasarkan pada perhitungan statistik yang berbentuk kuantitatif (jumlah)

    akan tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun

    secara sistematis dalam bentuk skripsi.

  • 1

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    A. Hasil Penelitian

    Penelitian ini menghasilkan data-data yang berupa angka dalam tabel,

    grafik, serta hasil dari koefisien korelasi, juga ada foto kegiatan penelitian

    1. Pengujian Data

    Urutan pengukuran dari rangkaian mesin conveyor dengan pemindah

    barang mengggunakan pneumatik adalah sebagai berikut: sebelum dilakukan strat

    awal terhadap kerja conveyor, barang yang dijadikan sebagai objek penelitian

    diletakkan pada posisi yang diinginkan, posisi awal barang sangat menentukan

    waktu yang ditempuh barang tersebut dalam rangkaian conveyor pemindah barang

    ini. Pada titik mula barang diletakkan stopwatch sebagai pengukur waktu jalannya

    barang, stopwatch ini aktif bersamaan dengan langkah maju dari pneumatik 2

    sesaat setelah sensor 2 aktif.Conveyor C bergerak dan berhenti pada sensor

    3.Kemudian dilakukan percobaan untuk barang yang memiliki beban yang

    berbeda, untuk tiap variasi bebannya dilakukan 3 kali percobaan. Data waktu yang

    terkumpul sebanyak 3 kali dari masing-masing percobaan tersebut diambil rata-

    ratanya. Percobaan yang dilakukan menggunakan 7 macam variasi beban.

    Berdasarkan data yang ada (lihat lampiran 9) kemudian dimasukkan ke

    dalam tabel yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi dan menentukan

    diagram hubungan antara beban dengan waktu serta diagram hubungan antara

    beban dengan laju.

  • 2

    Tabel 3. Data Hasil Pengujian Alat.

    Beban (Kg)

    Jarak Tempuh (m)

    Waktu Tempuh (dt)

    Rata - Rata Waktu Tempuh (dt)

    Laju (m/dt) XY X2 Y2

    (X) (Y) 9.33 9.32 1 9.34

    9.33 0.152 0.152 1 0.023

    9.28 9.25 2 9.28

    9.27 0.153 0.306 4 0.023

    9.36 9.40 3 9.38

    9.38 0.151 0.454 9 0.023

    9.41 9.42 4 9.40

    9.41 0.151 0.604 16 0.023

    9.45 9.46 5 9.48

    9.46 0.150 0.750 25 0.023

    9.55 9.50 6 9.50

    9.52 0.149 0.895 36 0.022

    9.58 9.60 7

    1.42

    9.50 9.56 0.149 1.040 49 0.022

    X t Y XY X2 Y2 28 65.930 1.055 4.202 140 0.159

    Berdasarkan dari tabel yang didapatkan dari hasil pengujian terhadap

    kerja conveyor berbasis PLC dengan pemindah barang menggunakan Pneumatik,

    maka dapat dilihat bahwa semakin beban yang diberikan pada conveyor

    ditambahkan maka waktu yang ditempuh akan semakin lama, hasil pengujian

    yang dilakukan pada setiap bebannya menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang

    ditempuh akan semakin lama. Pada beban awal 1 kg didapatkan rata-rata waktu

    tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan beban 2 kg, sedangkan pada beban

  • 3

    selanjutnya rata-rata waktu yang ditempuh semakin naik. Pada beban 2 kg

    diperoleh waktu yang tercepat dibandingkan dengan beban yang lainnya. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut ini:

    9.33

    9.27

    9.389.41

    9.46

    9.529.56

    9.109.159.209.259.309.359.409.459.509.559.60

    1 2 3 4 5 6 7

    BEBAN (kg)

    WAK

    TU (d

    t)

    Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Waktu

    Data hasil hubungan antara penambahan beban terhadap laju pergerakan

    conveyor dapat dilihat dari tabel yang ada di atas, dari data yang ada dapat kita

    lihat bahwa laju pergerakan conveyor akan semakin menurun. Laju yang

    dihasilkan diperoleh dari perkalian antara jarak yang ditempuh benda (meter)

    dengan waktu yang ditempuh (detik), sehingga diperoleh laju pergerakan

    conveyor yang memiliki satuan m/s (meter/detik). Pada beban 2 kg diperoleh laju

    pergerakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan beban yang lain. Laju

    puncak didapat tidak pada beban yang terendah yaitu pada beban 1 kg, tapi pada

    beban 2 kg, dalam hal ini laju yang terjadi dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor

    lain selain penambahan beban. Dalam penulisan ini dibatasi pada hubungan antara

  • 4

    penambahan beban terhadap laju pergerakan conveyor, sehingga faktor-faktor lain

    yang berpengaruh tidak akan dibahas. Untuk memperjelas hubungan antara

    penambahan beban terhadap laju conveyor dapat dilihat pada grafik berikut ini:

    0.152

    0.153

    0.1510.151

    0.1500.149

    0.149

    0.146

    0.147

    0.148

    0.149

    0.150

    0.151

    0.152

    0.153

    0.154

    1 2 3 4 5 6 7

    BEBAN (kg)

    LAJU

    (m/d

    t)

    Gambar Grafik Hubungan Antara Beban dengan Laju

    2. Koefisien Korelasi (rxy)

    Korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi product

    momen yaitu korelasi untuk menentukan dua gejala yang timbul. Dalam penelitian

    ini dua gejala itu adalah Beban (X) dan Laju (Y).

    Rumus Koefisien Korelasi :

    rxy = { }{ }

    2222 )()(XN

    ))((

    YYNX

    YXXYN

    Hasil dari hasil penelitian dimasukkan dalam rumus diatas adalah :

    rxy = { }{ }

    2222 )()(XN

    ))((

    YYNX

    YXXYN

  • 5

    rxy = { } { }22 )055,1()159,07()28()1407()055,128()202,47(

    xxx

    xx

    rxy = - 0,95

    rxy2 = 0,91

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    Hasil hubungan antara beban dengan waktu menunjukkan hasil yang

    sebanding yang artinya semakin berat beban yang digunakan maka akan semakin

    bertambah pula waktu yang ditempuh. Kecuali pada beban 1 Kg (percobaan

    pertama), dikarenakan pada beban 1 Kg terdapat faktor-faktor dari luar yang

    mempengaruhi penambahan waktu yang berakibat pada laju yang kecil. Pada

    beban kedua (2 Kg) sampai seterusnya waktu yang dihasilkan tetap.

    Faktor yang mempengaruhi beban pertama adalah karena bebarapa hal

    diantaranya, (1) Kurangnya gesekan antara bandrefiil dengan roll, dikarenakan

    beban 1 Kg merupakan kotak kosong, (2) Pada beban 1 Kg hampir sama dengan

    konveyor yang berjalan tanpa beban atau tidak diberi beban sehingga tekanan

    pada bandrefiil kurang.

    Dari hasil koefisien korelasi ditas menunjukkan bahwa hasilnya 0,95.

    Angka 0,95 artinya bahwa hubungan antara beban dengan laju menunjukkan

    angka 0,95, sedangkan tanda minus ( - ) hanya menunjukkan bahwa antara beban

    dengan laju berbanding terbalik. Semakin beban bertambah maka akan semakin

    turun laju atau jika beban (X) naik maka laju (Y) turun.

    Angka rxy2 = 0,91 artinya bahwa 91% laju conveyor dipengaruhi oleh

    beban sedangkan 9% lainya dipengaruhi oleh faktor luar seperti faktor gesekan

  • 6

    antara roll dengan bandrefiil dan tekanan antara beban dengan bandrefiil itu

    sendiri. Disamping itu juga faktor peletakan pertama beban pada saat start.

    C. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini

    diantaranya, (1) Tegangan listrik di laboratorium penelitian tidak stabil, (2)

    Proses pembuatan sensor yag membutuhkan waktu lama,dan (3) Kendala biaya.

  • 1

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dari pengujian dan evaluasi data serta

    pembahasan pada hubungan antara laju dengan beban material conveyor

    hiorisontal C maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

    1. Ada hubungan antara laju dengan pergerakan beban pada conveyor, semakin

    berat beban maka semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan., dengan

    bertambahnya waktu tempuh akan menurunkan laju dari pergerakan conveyor

    karena waktu berbanding terbalik dengan laju, dengan demikian kecuali beban

    1 Kg, semakin berat beban (beban naik) maka semakin turun laju dari

    conveyor.

    2. Mesin conveyor berbasis sistem pengendali PLC dapat memindahkan beban

    dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

    B. Saran

    Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian tentang

    hubungan antara beban dengan laju pergerakan material konveyor ini adalah :

    1. Prototipe ini perlu adanya penyempurnaan alat agar bisa lebih presisi. Bila

    diperlukan bisa diajukan pada lombalomba karya ilmiah tingkat Perguruan

    Tinggi seIndonesia.

    2. Perlu adanya penelitian lanjut dengan aplikasiaplikasi yang lebih modern

    seperti dengan penambahan komponen yang lebih rumit konstruksinya,

    misalnya pada sensor dan beban yang lebih bervariasi.

  • 2

    Lampiran 2. Kode Mnemonic

    SYSTEM PENGENDALIAN CONVEYOR BERBASIS PLC OMRON

    TYPE CPM-1A DENGAN PEMINDAH BARANG MENGGUNAKAN

    PNEUMATIK

    Alamat Ladder Code Operand Value (###)

    0000

    0001

    0002

    0003

    0004

    0005

    0006

    0007

    0008

    0009

    0010

    0011

    0012

    0013

    0014

    0015

    0016

    0017

    0018

    0019

    0020

    0021

    0022

    0023

    0024

    LD

    OR

    AND

    OUT

    LD

    TIM

    LD TIM

    AND NOT TIM

    OUT

    LD TIM

    TIM

    LD TIM

    AND NOT TIM

    OUT

    LD TIM

    TIM

    LD

    OR

    AND NOT TIM

    OUT

    LD

    OR

    AND

    OUT

    LD

    000.00

    015.08

    015.05

    010.00

    015.00

    000

    000

    001

    010.01

    010.01

    001

    001

    002

    010.02

    001

    002

    000.01

    015.00

    002

    015.00

    010.01

    015.10

    015.05

    010.03

    000.02

    0023

    0025

    0025

  • 3

    0025

    0026

    0027

    0028

    0029

    0030

    0031

    0032

    0033

    0034

    0035

    0036

    0037

    0038

    0039

    0040

    0041

    0042

    0043

    0044

    0045

    0046

    0047

    0048

    0049

    0050

    0051

    0052

    0053

    0054

    0055

    OR

    AND NOT TIM

    OUT

    LD

    TIM

    LD TIM

    AND NOT TIM

    OUT

    LD TIM

    TIM

    LD TIM

    AND NOT TIM

    OUT

    LD TIM

    TIM

    LD

    OR

    AND

    AND NOT

    OUT

    LD

    OR

    AND NOT

    OUT

    LD

    OR

    AND NOT TIM

    OUT

    LD

    OR

    AND NOT TIM

    015.01

    005

    015.01

    015.01

    003

    003

    004

    010.04

    003

    004

    004

    005

    010.05

    003

    005

    010.04

    015.11

    015.05

    000.03

    010.06

    000.04

    015.05

    000.05

    015.05

    010.00

    015.08

    000

    015.08

    010.03

    015.10

    003

    0023

    0023

    0030

  • 4

    0056

    0057

    0058

    0059

    0060

    0061

    OUT

    LD

    OR

    AND NOT

    OUT

    END (01)

    015.10

    010.06

    015.11

    000.03

    015.11

  • 5

    Lampiran 3. Gambar Rangkaian I/O PLC CPM 1A

  • 6

    Lampiran 4. Gambar Rangkaian Kabel Motor AC

  • 7

    Lampiran 5. Gambar Rangkaian Kabel Alur Masukan PLC

  • 8

    Lampiran 6. Gambar Rangkaian Kabel Keluaran Pneumatik

  • 9

    Lampiran 7.

    Gambar Rangkaian Kontruksi Conveyor

  • 10

    Kontruksi Conveyor Pemindah Barang berbasis PLC

    Bagian Pengendali Conveyor Berbasis PLC

  • 11

    Pneumatic Sebagai Pemindah Barang

    Motor Penggerak Dan Sensor Sebagai Masukan PLC

  • 12

    Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

    Bahan Yang Digunakan Sebagai Objek Penelitian