Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya ...
TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
Transcript of TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
1/21
TEKNIK INFORMASI
KESEHATAN
A K A D E M I K E B I D A N A N B O G O R H U S A D A
J l . S h o l e h I s k a n d a r N o . 4
0 2 5 1 - 8 3 3 3 3 9 9
By : Ruspian,S.KOM
KONSEP DASAR SISTEM DAN INFORMASI
KESEHATAN,ANALISA SITUASI TERHADAP SISTEM
INFORMASI KESEHATAN,KONSEP DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
2/21
Konsep dasar system informasi
A.
PENGERTIAN SISTEM
Sistem adalah sekumpulan elemen atau komponen yang saling terkait atau terpadu untuk
mencapai tujuan
Contoh system :
system tata surya
System computer
System teologi
Dll
B.
Karakteristik Sistem
a. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdapat atas sejumlah komponen yang berinteraksi atau berkomunikasi
yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
b. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem satu dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas suatu sistem menunjukan
ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)LIngkungan luar adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem.
d.
Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media antara suatu subsistem dengan subsistemyang lainya,
Dengan penghubung satu subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)Masukan adalah energi yang di masukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa
masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input).
f. Keluaran Sistem (Output)Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan di klasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna dan sisa Pembuagan.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
3/21
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
4/21
Berdasarkan tingkat kerumitannya sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana
dan sistem yang komplek
D. FUNGSI DAN SIKLUS INFORMASI
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi
sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-
keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akandating.
Fungsi Informasi ?
Menambah pengetahuan
Mengurangi ketidakpastian
Mengurangi resiko kegagalan Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan
Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yangmenentukan pencapaian sasaran dan tujuan.
Siklus Informasi
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
5/21
E. BIAYA DAN JENIS-JENIS INFORMASI
Elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh pengelola informasi dalam menentukan
besarnya biaya informasi yang akan dibebankan kepada pengguna adalah:
•
biaya kerja/upah,• biaya bahan atau koleksi,• dan biaya tak terduga
JENIS-JENIS INFORMASI
Informasi pada umumnya dibagi 2
• Informasi Formal
Berbasis Komputer
Berbasis Dokumen
Verbal (pertemuan-pertemuan terjadwal)
•
Informasi informalContoh :Gosip, percakapan makan siang
F. NILAI DAN KUALITAS INFORMASI
Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat keterukuran,
kebutuhan, dinamika, kemanfaatan, dan keterpakaian informasi itu sendiri. Nilai tersebut
tidak dapat diukur secara nyata, sehingga hasil yang diperoleh bukan merupakan hasil yang
sesungguhnya, Suatu informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektifdibandingkan denga biaya untuk mendapatkannya.
Istilah kualita informasi terkadang juga di pakai untuk menyatakan informasi yang baik, Dari
sekian karakteristik yang telah dibahas kualitas informasi sering kali diukur berdasarkan
Relevansi
Ketepatan waktu
Keakurasian
Kualitas informasi dapat dianologikan sebagai pilar-pilar dalam banguanan dan menentukan
baik tidaknya pengambilan keputusan.
G. PEMAKAIN INFORMASI DAN TRANSPOTASI INFORMASI
Transportasi informasi pada hakekatnya merupakn suatu proses pengubahan wujud,sifat, ciri-
ciri data sehingga menjadi informasi, yang selanjutnya disajikan secar statistika atau secara
visual untuk disebarluaskan atau didokumentasikan. Sehubungan dengan upaya mencapai
tujuan tersebut maka dalam pembahasan transportasi informasi memfokuskan pada hal
tersebuat anatara lain :
a.
Pengumpulan data dan informasi b. Pengolahan dan analisi data dan informasi
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
6/21
c. Penyajian dan penyebarluasan data dan informasi
d.
Penataan dokumentasi dan perpustakaan
Pihak – pihak yang berkepentingan dengan yang memakai informasi dapat dikelompokan
sebagai berikut
a.
Pihak internContoh : manajer atau pimpinan
b. Pihak ekstern
Contoh : pemilik perusahaan atau investor
PENGANTAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan termasuk dalam salah satu dari 6
“building block ” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam
komponen (building block ) sistem kesehatan tersebut adalah:
a. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
b. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
c. Health worksforce (tenaga medis)
d. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
e. Health information system (sistem informasi kesehatan)
f. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub
sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem
manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi
kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang
memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil
guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN
sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwaSIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
7/21
Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan
Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia:
1. Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan
Desentralisasi pelayanan publik merupakan salah satu langkah strategis yang cukup populer
dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dalam rangka mendukung terciptanya good
governance.Salah satu motivasi utama diterapkan kebijaksanaan ini adalah bahwa
pemerintahan dengan sistem perencanaan yang sentralistik seperti yang telah dianut
sebelumnya terbukti tidak mampu mendorong terciptanya suasana yang kondusif bagi
partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pembangunan. Tumbuhnya kesadaran akan
berbagai kelemahan dan hambatan yang dihadapi dalam kaitannya dengan struktur
pemerintahan yang sentralistik telah mendorong dipromosikannya pelaksanaan strategi
desentralisasi.
2. Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatankabupaten/kota
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan
Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Ketiga Keputusan Menteri Kesehatan tersebut dikembangkan menjadi berbagai strategi,
yaitu:
1. Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan pelaporan yang ada
2. Penetapan dan pelaksanaan sistim pencatatan dan pelaporan
3.
Fasilitasi pengembangan sistim-sistim informasi kesehatan daerah4. Pengembangan teknologi dan sumber daya
http://2.bp.blogspot.com/-2kzx81dPnb8/UZOe2C_nCeI/AAAAAAAAABM/6kc4fULaW5U/s1600/gmbr+1.jpg
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
8/21
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen dan pengambilan
keputusan
6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
7.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Berdasarkan keputusan tersebut, direncanakan beberapa indikator pencapaian setiap
tahunnya, yaitu:
1.
Terselenggaranya jaringan komunikasi data integrasi antara 80% dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan 100% dinas kesehatan provinsi dengan Kementerian Kesehatan
2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 90% dinas
kesehatan kabupaten/kota, 100% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat,
100% Unit Pelaksana Teknis Pusat dengan Kementerian Kesehatan
3.
Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, Rumah Sakit dan UPT Pusat
dengan Kementerian Kesehatan
Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Tujuan Sistim Informasi Kesehatan
Tujuan dari dikembangkannya sistim informasi kesehatan adalah:
1.
Sistim informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim Kesehatan
Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakitataupun Puskesmas
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
9/21
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi
Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut
adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin
maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
ANALISA SITUASI TERHADAP SISTEM INFORMASI
KESEHATAN NASIONAL
Dalam rangka mengembangkan SIKNAS untuk mendukung desentralisasi bidang kesehatan
guna mencapai Indonesia Sehat 2010, ternyata masih dijumpai sejumlah kelemahan.
Kelemahan kelemahan tersebut adalah:
1.
Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasiSebagaimana diketahui, di Departemen Kesehatan terdapat berbagai
Sistem Informasi Kesehatan yang berkembang sejak lama, tetapi satu sama lain
kurang terintegrasi. Sistem-sistem Informasi Kesehatan tersebut antara lain
adalah:
Sistem Informasi Puskesmas
Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Surveilans Terpadu
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sistem Informasi Obat
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan, yang mencakup:
Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan
Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Sistem Informasi Diklat Kesehatan
Sistem Informasi Tenaga Kesehatan
Sistem Informasi IPTEK Kesehatan/Jaringan Litbang Kesehatan
Masing-masing sistem informasi tersebut cenderung untukmengumpulkan data sebanyak-
banyaknya menggunakan cara dan formatpelaporannya sendiri. Akibatnya unit-unit terendah
(operasional) sepertiPuskesmas dan Rumah Sakit yang harus mencatat data dan
melaporkannyamenjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurang
akuratnyadata dan lambatnya pengiriman laporan data.Fragmentasi juga terjadi dalam kancahlintas sektor. Derajat kesehatanmasyarakat sesungguhnya sangat ditentukan oleh sektor-
sektor yang berkaitandengan perilaku manusia dan kondisi lingkungan hidup, di samping
oleh sektorkesehatan. Akan tetapi selama ini informasi yang berasal dari sektor-sektorterkait
di luar kesehatan tidak pernah tercakup dalam Sistem InformasiKesehatan. Hal ini terutama
disebabkan kurang jelasnya konsep kerjasama lintassektor, sehingga tidak pernah dirumuskan
secara konkrit peran atau kegiatanpenting apa yang perlu dilakukan oleh sektor-sektor terkait
bagi suksesnyapencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(criticalsuccess factors).
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
10/21
2. Sebagian besar Daerah belum memiliki kemampuan memadai
Walaupun Otonomi Daerah sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2001, tetapi
faktamenunjukkan bahwa sebagian besar Daerah Kabupaten dan DaerahKota belum memiliki
kemampuan yang memadai, khususnya dalampengembangan Sistem InformasiKesehatannya.Selama berpuluh-puluh tahunkemampuan tersebut memang kurang dikembangkan, sehingga
untuk dapatmembangun Sistem Informasi Kesehatan yang baik, Daerah masih
memerlukanfasilitasi.Beberapa Daerah Provinsi tampaknya sudah mulai
mengembangkanSistem Informasi Kesehatannya karena adanya berbagai proyek pinjaman
luarnegeri (ADB3, CHN3, HP5, PHP, dan lain-lain). Akan tetapi tampaknyapengembangan
yang dilakukan masih kurang mendasar, kurang komprehensif,dan tidak mengatasi masalah-
masalah klasik yang ada. Setiap proyek cenderungmenciptakan sistem informasi kesehatan
sendiri dan kurang memperhatikankelangsungan sistem. Banyak fasilitas komputer akhirnya
kadaluwarsa (out ofdate) atau rusak sebelum Sistem Informasi Kesehatan yang diinginkan
terselenggara. Yang belum rusak pun pada umumnya bervariasi baik dalam\spesifikasi
perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya, sehingga satu samalain tidak berseuaian
(compatible).
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Sistem informasi dengan manajemen adalah ibarat sistem saraf denganjaringan tubuh. Sistem
saraf yang baik pun tidak akan ada artinya apabilajaringan tubuh yang ditopangnya mati
(nekrosis). Apa lagi bila ternyata sistemsarafnya pun buruk pula.Selama ini manajemen
kesehatan yang dipraktekkan, khususnya diDaerah dan tingkat operasional (Rumah Sakit,
Puskesmas, dan lain-lain) tidakpernah jelas benar. Puskesmas mengalami kelebihan beban
yang sangat hebat(overburdened ) karena adanya “keharusan dari atas” untuk melaksanakansedemikian banyak program kesehatan. Jangankan untuk berperan sebagai
PusatPembangunan Kesehatan, untuk melaksanakan “tugas dari atas” saja sudah
tidaksempurna. Rumah sakit masih terombang-ambing antara manajemen yang
harusmenghasilkan profit atau manajemen lembaga sosial. Daerah tidak kunjung
dapatmerumuskan Sistem Kesehatan Daerahnya karena masih belum jelasnya
OtonomiDaerah.Kegalauan dalam manajemen kesehatan tersebut sudah barang tentusangat
besar pengaruhnya bagi pemanfaatan informasi. Segala sesuatu yang serba“dari atas” juga
menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunyamemanfaatkan data untuk
mendukung inisiatifnya.
4.
Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurangDikembangkan
Akhir-akhir ini minat masyarakat untuk memanfaatkan data daninformasi, termasuk di
bidang kesehatan, sesungguhnya tampak meningkatsecara nyata. Hal ini terutama karena
dipacu oleh revolusi di bidangtelekomunikasi dan informatika (telematika) akibat makin
meluasnyapenggunaan komputer dan jaringannya (intranet dan internet). Namun demikian,
tuntutan masyarakat yang meningkat ini tampak kurang berkembang di bidangkesehatan
karena kurangnya respon.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
11/21
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Kelemahan ini sebenarnya merupakan penyebab dari timbulnyakelemahan nomor 4 di atas.
Masalahnya tampaknya bukan karena biaya untukteknologi telematika yang memang besar,
tetapi lebih karena apresiasi terhadappenggunaan teknologi telematika yang masih kurang,akibat pengaruh budaya(kultur). Dalam banyak hal, rendahnya apresiasi ini juga dikarenakan
alasanalasanyang masuk akal, yaitu rasio manfaat-biaya (cot-benefit ratio) yangkurang
memadai. Investasi untuk teknologi telematika yang begitu besar belumdapat dijamin akan
menghasilkan manfaat yang sepadan.Lingkaran setan ini memang sulit ditentukan dari mana
untuk memulaimemutuskannya. Namun demikian tentunya akan ideal apabila dapat
dilakukanpendekatan serempak --- mengembangkan pemanfaatan teknologi telematikadalam
Sistem Informasi Kesehatan yang dilandasi dengan upaya menggerakkanpemanfaatannya
(terutama melalui pengembangan praktek-praktek manajemenyang benar).
6. Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas
Kelemahan ini pun berkait dengan masalah rasio biaya-manfaat yangmasih sangat rendah.
Padahal selain investasi, Sistem Informasi Kesehatan jugamemerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk pemeliharaannya. Banyak investasiyang sudah dilakukan, khususnya yang
berupa pemasangan komputer, pelatihanpetugas, pencetakan formulir, dan lain-lain akhirnya
tidak berlanjut karenaketiadaan dana untuk mendukung kelangsungannya. Apa lagi selama
iniketersediaan dana Daerah umumnya kurang mencukupi. Oleh karena itu,pemeliharaan
Sistem Informasi Kesehatan yang dalam kenyataannya “tidakbermanfaat”, tentu akan kecil
prioritasnya dalam pengalokasian dana.
7. Kurangnya tenaga purna-waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan
Selain dana, kelangsungan Sistem Informasi Kesehatan juga sangatditentukan oleh
keberadaan tenaga purna-waktu yang mengelolanya. Selama inidi banyak tempat, khususnya
di Daerah, pengelola data dan informasi umumnyaadalah tenaga yang merangkap jabatan
atau tugas lain. Di beberapa tempatmemang dijumpai adanya tenaga-tenaga purna waktu.
Akan tetapi mereka itudalam kenyataan tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan
informasikarena imbalannya yang kurang memadai. Untuk memperoleh imbalan yangcukup,
maka mereka bersedia melakukan pekerjaan apa saja (di luar pengelolaandata dan informasi)
yang ditawarkan oleh program atau proyek-proyek lain.Kelemahan ini masih ditambah
dengan kurangnya keterampilan dan pengetahuanmereka di bidang informasi, khususnya
teknologi informasi dan manfaatnya.Selama ini sudah terdapat jabatan-jabatan fungsionaluntuk parapengelola data dan informasi, yaitu Pranata Komputer dan Statistisi, yangmemberi
tunjangan jabatan sebagai imbalan. Namun demikian untuk dapatmemangku jabatan-jabatan
tersebut diperlukan persyaratan tertentu yang sulitdipenuhi oleh para pengelola data dan
informasi kesehatan
TANTANGAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Tantangan yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar
.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
12/21
1. Tantangan dari Otonomi Daerah
Otonomi Daerah yang sampai menyebabkan masing-masing Daerahsibuk mengerjakan
urusannya sendiri saja tentu akan sangat merugikanpengembangan maupun kelangsungan
SIKNAS. Padahal tanpa SIKNAS yangbaik, Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerahakan sangat dirugikan.Pemerintah Pusat tentu menjadi kesulitan dalam memantau kemajuan
pencapaianIndonesia Sehat. Sementara itu, Daerah dirugikan karena tidak memiliki tolok
ukur Nasional sebagai acuannya. Pembandingan dengan Daerah lain(benchmarking ) pun
akan mengalami kesulitan karena tiadanya standar yanguniversal. Kerjasama antar Daerah,
misalnya dalam pengadaan dan pemanfaatanobat, juga dapat terkendala karena tiadanya
informasi yang standar danmencakup sejumlah Daerah. Pengendalian penyakit menular (yang
sulit dibatasisecara geografis) akan kacau balau karena tiadanya sistem pengamatan
penyakityang komprehensif. Masalah juga akan muncul dalam pendayagunaan
tenagakesehatan.
2. Tantangan dari Globalisasi
Globalisasi yang akan dimulai pada tahun 2003 akan menyebabkanbebasnya pertukaran
berbagai hal antar negara-negara ASEAN --- manusia,barang, investasi, tenaga kerja, IPTEK,
dan lain-lain. Di bidang kesehatan hal iniakan dapat menimbulkan dampak negatif apabila
tidak dikelola dengan baik.Dampak negatif itu antara lain:
a. Masuk dan menularnyanya penyakit-penyakit serta gangguan-gangguankesehatan baru,
termasuk penyalahgunaan napza dan perilaku-perilakumenyimpang.
b. Masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan biayakesehatan.
c. Masuk dan beredarnya napza secara gelap untuk tujuan penyalahgunaannya.
d. Masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yang dapat mengalahkan tenagatenagakesehatan
dalam negeri di negerinya sendiri.
Pengelolaan yang baik terhadap pertukaran tersebut di atas tentu harusdidukung sistem
informasi yang memadai. Kewaspadaan dini hanya dapatdikembangkan apabila terdapat
sistem informasi yang memasok data daninformasi secara akurat, tepat dan cepat. Apabila
globalisasi datang pada saatSIKNAS belum tertata dengan baik, maka dampak-dampak
negatif tersebut diatas bisa jadi akan terwujud.
KONDISI POSITIF ATAU KEMAMPUAN Namun di balik kelemahan dan tantangan yang dihadapi, masih dapatdijumpai kondisi positif
atau kemampuan yang memungkinkandikembangkannya SIKNAS. Kondisi positif itu antara
lain adalah:
1. Infrastruktur kesehatan sudah cukup memadai
Bidang kesehatan sebenarnya sudah sejak tahun 1950an melaksanakandesentralisasi. Oleh
karena itu, infrastruktur kesehatan di Daerah sudah cukupmemadai. Sarana dan
tenagakesehatan sudah sampai ke Kecamatan, bahkanDesa-desa. Ditambah lagi dengan telah
berkembangnya sarana-saranabersumberdaya masyarakat di bidang kesehatan seperti
Posyandu, Polindes, PosObat Desa, dan kader-kader kesehatan. Kantor-kantor kesehatan(DinasKesehatan) pada umumnya telah memiliki prasarana dan sarana yang cukup
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
13/21
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
14/21
Hal inikhususnya berlaku untuk Daerah Kabupaten/Kota.Desentralisasi fiskal membawa
konsekuensi bahwa sektor kesehatanharus dapat membuktikan kepada para pengambil
keputusan di bidang anggaran(khususnya DPRD) bahwa dana yang dialokasikan untuk
pembangunankesehatan Daerah membawa manfaat bagi masyarakat di Daerah yang
bersangkutan. Pembuktian ini tentu sangat memerlukan dukungan dari suatusistem informasi
kesehatan yang dapat diandalkan.
2. Kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi
Dalam pengorganisasian instansi pemerintah baik Pusat maupun Daerahdiberlakukan
kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi. Artinya,jabatan-jabatan struktural
sedapat-dapatnya dikurangi, sedangkan jabatan-jabatanfungsional diperbanyak.Bagi jajaran
pengelola data dan informasi kesehatan, kebijakan inimerupakan peluang oleh sebab dalam
jajaran ini sudah dan akan tersedia cukupbanyak jabatan fungsional. Yaitu statistisi, pranata
komputer, dan epidemiolog.
3. Kebijakan pemandirian UPT kesehatan
Agar UPT kesehatan dapat mengembangkan manajemen yang lebih baiksehingga dapat
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, akhir-akhir inimuncul kebijakan untuk
memandirikan UPT-UPT tersebut. Beberapa akandiarahkan untuk menjadi Perusahaan
Jawatan (Perjan), beberapa yang lainmenjadi Badan Usaha Negara, dan beberapa yang lain
lagi (sementara) akandiupayakan menjadi Unit Swadana atau Unit Pengguna Pendapatan
NegaraBukan Pajak.Apa pun bentuk organisasi mandiri yang akan disandang oleh suatu
UPTkesehatan, ia dituntut untuk mempraktekkan manajemen yang rasional.Pengambilan
keputusan-keputusan dan proses perencanaan tidak boleh lagididasarkan kepada perkiraan-
perkiraan yang gegabah, melainkan harus dilakukansecara hati-hati, cermat, dan berdasarkan
kepada fakta atau data (evidence based ).Ini berarti bahwa setiap organisasi pelayanan
masyarakat di bidang kesehatantersebut juga harus memiliki sistem informasi kesehatan yang
dapat diandalkan.
PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010
1. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam:
Lingkungan sehat,
Perilaku sehat,
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,
Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.
PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT
Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat
yaitu lingkungan yang:
1.
Bebas polusi,2. Tersedia air bersih,
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
15/21
3. Sanitasi lingkungan memadai,
4.
Perumahan dan pemukiman sehat
5. Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,
6.
Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.
PENGERTIAN PERILAKU SEHAT
Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan,
2. Mencegah resiko terjadinya penyakit,
3. Melindungi diri dari ancaman penyakit,
4. Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan: Pelbagai sektor
pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan
pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap
kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak
diselenggarakan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggung
jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran
yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk
secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai
3.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan
masyarakat .
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan
adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-
rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.
STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakanharus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif
terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan
kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama
melalui upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
16/21
2. Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu
akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasarkompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang
peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan. JPKM pada
dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang mempunyai
peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan.
4. Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan pelbagai upaya
kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah.
Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk mengatur
sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.
PROGRAM UNGGULAN
1.
Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,
2. Perbaikan Gizi.
3. Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.
5. Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.
6. Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Standar Pelayanan Minimal
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah
tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.
Proses penyusunan SPM Bidang Kesehatan sampai ditetapkannya Permenkes Nomor
741/MENKES/PER/VI/2008 tanggal 29 Juli 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota telah melalui suatu rangkaian kegiatan yang panjang
dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu:
1.
Unit Utama terkait di Depkes, UPT Pusat, dan UPT Daerah.
http://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/4021590/PERMENKES741_2008SPMKESEHATAN.DOC.html
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
17/21
2. Lintas sektor terkait (Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Nasional,
Departemen Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara)
3. Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Rumah Sakit Daerah Provinsi/
Kabupaten/ Kota dan Puskesmas
4. ADINKES dan ARSADA
5.
Lintas sektor terkait di daerah (Gubernur, Bupati, Walikota, DPRD Provinsi/Kabupaten/ Kota, Pemda Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Bappeda Provinsi/ Kabupaten/
Kota dan Dinas terkait lainnya di Provinsi/ Kabupaten/ Kota)
6. Organisasi profesi kesehatan di tingkat Pusat/Provinsi/ Kabupaten/ Kota
7. Para pakar Perguruan Tinggi .
8. Para Expert/ Donor Agency.
9. Para konsultan Luar Negeri dan Konsultan Domestik.
10. WHO, World Bank, ADB, USAID, AusAID, GTZ, HSP dll
Konsep-Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ke tidak
kompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara
umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. SISTEM INFORMASI TIDAK IDENTIK DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut
sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
2. SISTEM INFORMASI ORGANISASI ADALAH SUATU SISTEM YANG DINAMIS
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan
sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. SISTEM INFORMASI SEBAGAI SUATU SISTEM HARUS MENGIKUTI SIKLUS HIDUP SISTEM
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang baru.
Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak
guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:
1. Perkembangan organisasi tersebut Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan
berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
18/21
2. Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun
perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi
tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan:
ANALISA SISTEM
Analisa sistem merupakan kegiatan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
TAHAP ANALIS
Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisa sistem. Dalam tahap ini
didefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin
dipecahkan.
Memahami Kerja Sistem yang Ada
Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang sudah ada
berjalan. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh
dengan melakukan penelitian terhadap item.
Menganalisis Sistem
Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah
dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan
Membuat Laporan
Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah sebagai
bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan
RANCANGAN SISTEM
Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what ?
Rancangan sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan how?
Rancangan berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan
pada fase analisisManfaat rancangan sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun(blue print) yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi programmer dalam membuat
aplikasi.Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:
Hardware : komponen input, proses, output, dan jaringan
Software : terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan
aplikasi
Data : mencakup struktur data, keamanan dan
integritas data
Prosedur : seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku
petunjuk operasional dan teknis
Manusia : pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem
informasi
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
19/21
Beberapa hal yang di lakukan dalam rancangan sistem adalah :
1.
Pemodelan sistem
2. Desain Basis data
3.
Desain Aplikasi
4. Desain Perangkat Keras/Jaringan
5.
Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna
PEMELIHARAAN SISTEM
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan, kelancaran, danpenyempurnaan sistem yang telahdioperasikan.
Beberapa hal yang harus dilakukan :
1. Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada
waktuwaktu tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna
mengoperasikan sistem yang dibuat.
2.
Antisipasi gangguan kecil (bug)
Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang barudikembangkan.
3. Lakukan penyempurnaan
4. Antisipasi faktor-faktor luar
Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses oleh pihak luar
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah :
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi
yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan.pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab
dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung,dengan integrasi ini diharapkan semua
sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memilikikualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai
suatu hal.Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi
Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data
secara komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan
informasi terintegrasi
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
20/21
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-
masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan
pemantauan ketersediaan obat
b.
Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas KesehatanKabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan
suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c.
Pencatatan dan pelaporan program program kesehatan khusus yang ada, seperti
program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah
berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )
e. Survei dan penelitian untuk melengkapidata dan informasi dari pengumpulan data
rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan Nasional
), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan /Jaringan Litbang Kesehatan )
3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit
pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK
provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
b. Mengolah data.
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
d. Memelihara bank data.
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan
manajemen unit puskesmas.
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakankegiatan-kegiatan :
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan pasien, lama
rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain )
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d. Mengolah data.
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.
f.
Memelihara bank data.
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit rumah sakit.
-
8/18/2019 TEKNIK INFORMASI KESEHATAN
21/21
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b.
Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
Kabupaten / Kota sehat.
d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan
provinsi setempat dan pemerintah pusat.
e. Memelihara bank data.
f.
Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
g.
Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan :
a.
Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
d.
Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f.
Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan
mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan datadan informasi kesehatan.Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus
dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan
kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya.
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di
masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional
pengelola data dan informasi kesehatan.