Teknik Dasar Listrik

download Teknik Dasar Listrik

of 21

description

Teknik Dasar Listrik

Transcript of Teknik Dasar Listrik

  • 1

    TEORI DASAR LISTRIK

    Pengertian Pengertian yang Berkaitan dengan dasar tehnik Listrik

    1. Arus Listrik adalah mengalirkan electron secara terus menerus dan

    berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada

    beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama, satuan arus listrik adalah

    Ampere (A).

    2. Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya

    electron bebas yang pindah melewati suatu penampang lewat dalam satuan

    detik.

    3. Rapat Arus adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang

    kawat.

    4. Potensial atau tegangan adalah Fenomena berpindahnya arus listrik akibat

    lokasi yang berbeda potensialnya (Voltage)

    I. Arus Listrik

    Energi listrik secara umum dapat dibangkitkan dari generator, sinar

    matahari atau larutan kimia tertentu. Energi listrik dari generator dapat

    digerakkan dari angin, air, .. Sedang energi listrik dari sinar matahari

    menggunakan perantara solar sell yang merubah intensitas cahaya matahari

    menjadi arus listrik. Demikian juga sel sel skunder yang ada dalam

    accumulator (ACCU) basah dengan larutan kimia di dalamnya yang dapat

    menyimpan energi listrik.

    Arus listrik bergerak dari terminal positif ( + ) ke terminal negatif ( - ),

    sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

  • 2

    bergerak dari terminal negatif ( - ) ke terminal positif ( + ), arah arus listrik

    dianggap berlawanan dengan arah gerakan electron.

    Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron

    1 ampere arus adalah mengalirnya electron sebanyak 628 . 1016 atau sama

    dengan 1 coulumb per detik melewati statu penampang conductor

    Persamaan Arus Listrik :

    I = Q / t ( ampere )

    Dimana :

    I = besarnya arus listrik yang mengalir (ampere)

    Q = besarnya muatan listrik, (coulumb)

    T = waktu, (detik / sec)

    2. Kuat Arus Listrik

    Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya electron bebas yang

    pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan detik.

    Definisi Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118

    miligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik.

    Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan

    waktu sebagai berikut :

    Q = I . t . . . . . . . (1)

    I = Q / t . . . . . . . (2)

  • 3

    T = Q / I . . . . . . . (3)

    Dimana kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik.

    muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip

    dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan

    coulomb (C), muatan proton +1,6 x 10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x

    10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda

    berbeda saling tarik menarik

    3. Rapat Arus

    Adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang kawat.

    Gambar 2. Kerapatan arus listrik

    Arus listrik mengalir dalam kawat penhantar sacara merata menurut luas

    penampangnya. Arus listrik 12 Ampere mengalir dalam kawat penampang 4

    mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 3 A/mm2 , ketika penampang penghantar

    mengecil 1,5 mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 8 A/mm2.

    Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperature, suhu penghantar

    dipertahankan sekitar 300oC, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah

    ditetapkan dalam table Kemampuan Hantar Arus ( KHA ).

  • 4

    Tabel 1 . Kemampuan hantar arus (KHA)

    Berdasarkan table KHA kabel pada table di atas, kabel berpenampang 4 mm2 ,

    2 inti kabel memiliki 30 A, memiliki kerapatan arus 8,5 A/mm2 . Kerapatan arus

    berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar

    penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.

    Rumus rumus di bawah ini dapat menghitung besarnya rapat arus, kuat arus

    dan penampang kawat.

    J = I / A

    I = J . A ; A = I / J

    Dimana :

    J = Rapat arus (A/mm2)

    I = Kuat arus (Amp)

    A = Luas penampang kawat (mm2)

    4. Tahanan Dan Daya Hantar

    Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan

    aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan

    atom, setiap atom terdiri dari proton dan electron. Aliran arus listrik merupakan

    aliran electron. Electron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat

    melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan electron dengan atom

  • 5

    dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat

    menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

    Tahanan didefinikan sebagai berikut :

    1 ohm adalah tahanan satu kolom air raksa panjangnya 1063 mm dengan

    penampang 1 mm2 pada temperatur 0oC

    Daya hantar dapat didefinisikan :

    kemampuan penghantar arus atau daya arus sedangkan penyekat atau isolasi

    adalh suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak

    mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit

    dialiri arus lsitrik

    Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus :

    R = 1 / G ( ohm ) atau G = 1 / R ( mho )

    Gambar 3. Resistansi Konduktor

    Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas

    penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum ohm.

    bila suatu penghantar dengan panjang L, dan diameter penampang q serta

    tahanan jenis (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah R = . L / q

    dimana :

  • 6

    R = tahanan kawat (/ ohm)

    L = panjang kawat (m/ meter)

    = tahanan jenis kawat (mm2/meter)

    q = penampang kawat (mm2)

    Faktor faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, kerena

    tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :

    - Panjang penghatar

    - Luas penampang konduktor

    - Jenis konduktor

    - Temperatur

    5. Potensial Atau Tegangan

    Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang

    berbeda potensialnya, dari hal ini tersebut kita mengetahui adanya perbedaan

    potensial listrik yang sering disebut perbedaan potensial dengan satuan Volt

    (voltage).

    satu volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu

    joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb

    Formula beda potensial atau tegangan adalah :

    V = W / Q (volt)

    Dimana :

    V = beda potensial atau tegangan (volt)

    W = usaha, (Newton Meter atau Joule)

    Q = muatan listrik (coulumb)

  • 7

    6. Rangkaian Listrik

    Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus apabila dipenuhi syarat syarat

    sebagai berikut :

    - adanya sumber tegangan

    - adanya alat penghubung (penghantar)

    - adanya beban

    Gambar 4. Rangkaian Listrik

    Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban.

    Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan jarum

    ampere meter akan bergerak yang menunjukan adanya arus listrik.

    Suatu sumber energi (energi listrik) yang ada tidak akan ada arus yang mengalir

    apabila tidak ada yang menghubungkan (penghantar) dan beban yang akan

    menggunakan energi tersebut. Dari gambar 4 dijelaskan bahwa arus akan

    mengalir bila suatu sumber tegangan dimana kutub kutubnya dihubungkan ke

    beban dengan suatu penghantar, sehingga arus listrik akan mengalir dari satu

    kutub ke kutub lainnya.

    a. Cara Memasang Alat Ukur.

    Pemasangan alat ukur volt meter maupun ampere meter tidak boleh

    sembarangnya, hal ini bisa berakibat fatal pada jaringan atau device

    (peralatan eletronika) maupun alat ukur itu sendiri. Dapat dilihat pada

    gambar 4 dimana alat ukur AVO meter dipasang secara parallel untuk

    mengetahui berapa besar tegangan yang ada, sedangkan alat ukur

    ampere meter harus dipasang secara seri karena untuk mengetahui arus

  • 8

    yang mengalir pada penghatar (tahanan dalam ampere meter harus

    sekecil mungkin) dan ke beban.

    b. Hukum OHM

    Pada suatu rangkaian tertutup, besarnya arus I berubah sebanding

    dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R,

    atau dapat dinyatakan dengan rumus :

    V = I . R

    Dimana :

    V = tegangan, (volt)

    I = arus listrik, (ampere)

    R = tahanan atau reristansi, (ohm)

    Dari persamaan di atas yang mana bila tegangan konstan (tetap), maka

    besarnya arus yang ada akan berbanding terbalik dengan hambatan yang

    ada. Semakin besar hambatannya semakin kecil arus yang mengalir.

    Sebagai contoh beban listrik yang digunakan oleh pelangan PLN yang

    paling kecil daya yang disalurkan ke pelangan adalah 450 Watt dengan

    pembatas arus 2 ampere, dimana tegangan yang didistribusikan adalah

    220 V ac. Bagaimana daya / beban 450 watt dapat diasumsikan dengan

    pembatas arus 2 Ampere (MCB atau fuse ). Hubungan hukum ohm

    dengan daya dapat dilihat dari persamaan di bawah ini :

    P = V . I

    Dimana V = I . R

    Sehingga :

    P = (I . R) . I atau P = I2 . R

    P = daya (watt)

    V = Tegangan (volt)

  • 9

    I = arus (ampere)

    R = hambatan (ohm)

    Jadi bila sebuah rumah memiliki daya 450 Watt, maka arus yang mengalir

    adalah maksimum sebesar 2 Ampere. Bagaimana tengangan 220 Vac

    dengan arus 2 ampere menghasilkan daya 450 watt ? padahal sesuai

    persamaan di atas bahwa P = V . I , sehingga 220 V . 2 A adalah 440

    watt. Dijelaskan pada bahasan selanjutnya.

    c. Hukum KIRCHOFF

    Pada hukum Kirchoff pertama ini adalah pada setiap rangkaian jumlah

    aljabar dari arus-arus yang bertemu pada satu titik pertemuan adalah nol (

    jumlah I = 0 ). Dapat dijelaskan bahwa besar arus yang masuk pada suatu

    titik pertemuan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik

    pertemuantersebut.

    Gambar 5 : Rangkian jalur arus masuk dan keluar

    Dari rangkaian di atas dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :

    I1 + I4 = I2 + I3 + I5

  • 10

    SUMBER DAYA LISTRIK

    1. Asal Energi

    Energi dapat dihasilkan dari alam dan buatan. Energi yang berasal dari alam

    diantara PLTU, PLTA, PLTG, PLTAt, sedang yang berasal dari buatan diantara

    PLTD, Genset dan batery.

    2. Daya Listrik

    Dari pembahasan di atas telah diuraikan sedikit tentang daya listrik yang

    mana dinotasikan dengan lambang P dengan satuan Watt. Daya listrik yang

    ada pada setiap beban secara umum dipengaruhi oleh sumber tengangan,

    beban / hambatan dan arus yang mengalir. Daya listrik pada buku ini yaitu daya

    pada arus listrik bolak balik (ac). Sedangkan daya pada rangkaian DC

    (searah) adalah ideal seperti bahasan di atas yaitu Daya = tegangan dikalikan

    arus pada beban.

    Satuan daya yang terpasang pada konsumen / pelangan adalah VA

    (volt ampere), itu merupakan daya yang terpasang atau daya pengenal. Jadi

    jika konsumen berlangganan daya sebesar 450 watt dengan tegangan 220 volt

    maka arus sebesar 2 ampere. (biasa dipasang sebuah MCB 2 ampere).

    Dalam rangkaian listrik bolak balik (alternating current) ada tiga jenis daya

    yaitu :

    a. daya semu yaitu . . . . . . dengan (S, VA, Volt ampere)

    b. daya aktif yaitu . . . . . . . dengan (P, W, watt)

    c. daya reaktif yaitu . . . . . . dengan (Q, VAR, volt ampere reaktif)

    Untuk rangkaian listrik bolak balik (AC), bentuk tegangan dan arusnya adalah

    sinusoida (gelombang sinus) dimana setiap saat baik tegangan ataupun arus

    akan berubah ubah. Dari amplitudo maksimum, nol, minimum dan kembali

    lagi ke amplitudo maksimum. Sehingga besarnya daya setiap saat tidak sama.

    Daya ini merupakan daya rata-rata di ukur dengan satuan watt, daya tersebut

    membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat di ukur dengan kwh meter

  • 11

    serta merupakan daya nyata / daya aktif (daya sebenarnya) yang digunakan

    oleh beban untuk melakukan tugas/usaha tertentu.

    Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt ampere (VA)

    menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada peralatan

    generator, transformator dan KWh meter rumah kita sendiri.

    Pada suatu instalasi listrik khususnya instalasi pabrik / industri juga

    terdapat beban tertentu seperti motor listrik yang memerlukan bentuk lain dari

    daya yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata

    lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkit flux

    magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem

    karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya

    merupakan beban pada suatu sistem tenaga listrik.

    Selain ketiga daya tersebut diatas pada rangkaian listrik bolak-balik

    terdapat factor daya atau factor kerja yaitu perbandingan antara daya aktif

    (watt) dengan daya semu (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dengan

    daya semu (daya total). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini

    dan sebagai hasilnya factor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya

    menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya

    selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Semakin kecil nilai factor daya akan

    Sangat merugikan pengguna energi listrik karena arus beban akan lebih besar

    dari yang digunakan sebenarnya. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan

    dengan menggunakan kapasitor.

    Secara teoritis, jika semua daya yang dipasok oleh perusahaan listrik

    (PLN) memiliki nilai factor daya satu, maka daya aktif (watt) yang ditransfer

    setara dengan kapasitas daya terpasang (VA).

    Contoh kasus penggunaan kapasitor pada instalasi jeringan lsitrik pada

    pelangan guna mengurangi factor daya yang relatif kecil. Jika daya tersambung

  • 12

    pada pelanggan 450 watt dengan tegangan 220 Vac, anggap factor daya

    dirumah pelanggan 0,6 maka arus verja yang dibutuhkan untuk dapat

    menggunakan semua daya terpasang hdala 450/220/0,6 = 3,4 A. Atau bila

    PLN sudah membatasi instalasi listrik pelanggan dengan MCB 2 A, dengan

    factor daya 0,6 berarti pelanggan hanya dapat menggunakan beban maksimum

    220 x 0,6 x 2 = 264 watt. Dengan menggunakan kapasitor factor daya dapat

    ditingkatkan ing 0,9 maka dengan pembatas MCB (mini circuit breaked) 2 A

    pelanggan dapat menggunakan daya maksimum sebesar 220 x 0,9 x 2 = 396

    watt.

    A. SATUAN PADA LISTRIK BOLAK - BALIK (AC)

    Telah dibahas di atas tentang daya daya yang ada pada rangkaian listrik baik

    arus listrik searah terutama pada rangkaian lsitrik bolak balik. Besaran

    besaran (satuan) yang biasa digunakan dalam rangkaian listrik adalah tegangan

    memiliki satuan voltage (volt), arus listrik (ampere) dan beban / hambatan

    (ohm). Namum pada rangkaian listrik bolak balik selain ketiga satuan tersebut

    ada beberapa besaran yang perlu diperhatikan yaitu :

    a. Tahanan induktif atau disingkat XL dengan satuan ohm

    b. Tahanan kapasitif atau disingkat XC dengan satuan ohm

    c. Tahanan semu atau disingkat Z (impedansi sendiri) dengan satuan ohm

    d. Cosinus (faktor usaha) tanpa satuan. Memiliki nilai antara 0 1.

    Beban atau tahanan pada arus bolak balik pada dasarnya ada 3 macam

    beban yaitu beban / tahanan (pada arus searah), beban yang bersifat induktif

    dan beban yang bersifat kapasitif. Beban murni / tahanan yang mengakibatkan

    arus dan tegangan sefasa dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi, sedangkan

    beban induktif dan kapasitif besar harganya sangat dipengaruhi oleh besar

    kecilnya frekuensi (sinusoida). Tahanan yang bersifat kapasitif diakibatkan

    adanya komponen kapasitor / kondensator memiliki satuan farad (F). Tahanan

    yang bersifat induktif diakibatkan adanya komponen induktor (lilitan) dengan

    satuan Henry (H).

  • 13

    Memiliki satuan farad (F) Tahanan yang bersifat induktif diakibatkan adanya

    komponen induktor (lilitan) dengan satuan Henry (H).

    JARINGAN LISTRIK

    1. Sistem Tenaga Listrik

    Karena berbagai persoalan teknis, energi listrik hanya dibangkitkan pada

    tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan

    tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka penyampaian tenaga listrik dari

    tempat dibangkitkan tenaga listrik sampai ketempat pelanggan memerlukan

    penangganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik

    seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTU, PLTD kemudian disalurkan melalui saluran

    transmisi. (gambar pada lampiran)

    2. Distribusi Jaringan

    Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang

    disebut sebagai saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV

    yang disebut sebagai saluran udara tegangan ektra tinggi (SUTET). Saluran

    transmisi ada yang berupa udara dan ada pula berupa kabel tanah. Karena

    saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah,

    maka saluran transmisi kebanyakan berupa saluran udara.

    Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya

    gangguan petir, pohon-pohon yang mengenai kabel transmisi atau lainnya.

    Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah

    tenaga listrik di Gardu Induk ( GI ) untuk diturunkan tegangannya melalui

    transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga

    disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan

    pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut

    jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Tenaga Listrik dengan GI

    disebut jaringan transmisi.

  • 14

    Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka

    tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu gardu distribusi menjadi

    tegangan rendah yaitu tegangan kerja 380 Volt atau 220 Volt. Tegangan rendah

    melalui jaringan tegangan rendah ini kemudian disalurkan kepelanggan /

    konsumen (rumah-rumah, kantor) melalui sambungan rumah. Dalam

    prakteknya, karena luasnya jaringan distribusi sehingga diperlukan banyak

    transformator distribusi, maka Gardu distribusi seringkali disederhanakan

    menjadi transformator tiang. Pelanggan / konsumen yang mempunyai daya

    tersambung besar tidak dapat disambung melalui jaringan tegangan rendah

    melainkan disambung langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan

    ada pula yang disambungkan pada jaringan transmisi tegangan tinggi. Setelah

    tenaga listrik melalui jaringan tegangan menengah (JTM), jaringan tegangan

    rendah (JTR) dan sambungan rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui

    alat pembatas daya dan KWH meter.

    Dari uraian di atas, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya kosumsi tenaga

    listrik (daya) ditentukan oleh para pelanggan itu sendiri. Yaitu bagaimana

    pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya yang harus diikuti oleh besar

    suply tenaga listrik dari pusat-pusat listrik. Proses penyampaian / penyaluran

    tenaga lsitrik dari pusat-pusat listrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

  • 15

    Gambar 6. Proses penyaluran Tenaga listrik dari Pusat listrik ke

    Pelanggan.

    3. Komponen Saluran Transmisi Udara

    a.. Menara Transmisi

    Menara transmisi atau dapat disebut juga tiang transmisi hdala suatu

    bangunan penompang saluran transmisi yang bisa berupa manar baja,

    tiang baja, tiang beton bertulang atau tiang kayu. Menurut kegunaannya

    diklasifikasikan menjadi :

    1) Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu umumnya digunakan

    untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah

    (dibawah 70 kV)

    2) Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan

    kerjanya tinggi (SUTT) dan tegangan ektra tinggi (SUTET).

    b. Isolator

    Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisiadalah jenis porselin

    atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator

    diklasifikasikan menjadi :

    1) isolator jenis pasak

  • 16

    2) isolator jenis pos saluran

    3) isolator gantung

    Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada

    saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-23

    kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentetan/

    rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

    c. Kawat Penghantar

    Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi

    adalah :

    1) tembaga dengan koduktivitas 100 % (Cu 100%)

    2) tembaga dengan konduktivitas 97,5 % (Cu 97,5%)

    3) Aluminium dengan konduktivitas 61 % (Al 61%)

    Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

    dengan kawat penghantar aluminium, karena conductivitas dan kuat

    tariknya yang lebih tinggi. Tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu untuk

    besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari

    aluminium. Oleh karena itu dewasa ini kawat penghantar aluminium telah

    mulai mengantikan kedudukan kawat penghantar tembaga.

    Untuk memperbesar kuwat tarik dari kawat aluminium, digunakan

    campuran aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi

    tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, yang

    mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi.

    Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.

    Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang

    sebagai berikut :

    1) AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu penghantar yang seluruhnya

    terbuat dari aluminium.

  • 17

    2) AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang

    seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.

    3) ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat

    penghantar aluminium berinti baja.

    4) ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat

    penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.

    d. Kawat Tanah

    Kawat tanah atau ground wires juga disebut kawat pelindung

    (shield wires), gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau

    kawat-kawat fasa terhadap sambara pedir. Jadi kawat tanah dipasang di

    atas kawat-kawat phasa, sebagai pelindung dari sambaran petir. Sebagai

    kawat tanah umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yan g lebih

    murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.

    4. Phasa Pada Saluran Trnasmisi

    Sumber tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat tenaga listrik

    melalui generator dengan tiga (3) saluran utama. Yaitu arus listrik (phasa) yang

    diperlukan oleh konsumen / pelanggan. Arus lsitrik yang dihasilkan oleh

    generator-generator pembangkit tenaga listrik mempunyai sudut pergeseran

    phasa 120o. Dimana dalam satu putaran generator memiliki sudut 3600 yang

    dibagi menjadi 3 bagian ( 3 phasa), sehingga setiap phasa memiliki sudut 1200.

    Pada saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) dikenal phasa R, S dan T yang

    urutan phasanya selalu R di atas, S ditengah dan T di bawah. Namur pada

    SUTET urutan phasa tidak selelu berurutan R, S dan T karena selain panjang,

    carcter SUTET banyak dipengaruhi oleh faktor kapasitansi dari bumi maupun

    konfigurasi yang tidak selalu vertikal. Guna keseimbangan impedansi

    penyaluran maka setiap 100 Km dilakukan transposisi letal kawat phasa.

  • 18

    APLIKASI ENERGI LISTRIK

    1. Fungsi Proteksi Dalam Rangkaian Listrik

    Guna mencegah terjadi arus / beban lebih atau melampaui batas yang

    telah ditetapkan, diperlukan komponen yang membatasi arus yaitu : Contoh alat

    proteksi adalah MCB, Fuse / Skering

    2. Macam Dan Fungsi Kerja Pemutus Arus (Skalar)

    Saklar atau switch merupakan piranti mekanik atau eletrik yang

    mengalirkan atau memutuskan arus atau mengalirkan kebagian lain. Skalar

    banyak macam dan jenisnya misal untuk keperluan instalasi penerangan,

    instalasi tenaga, untuk tegangan tinggi dan lain-lain. Menurut cara

    penggunaannya , maka skalar dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu sistem

    putar, balik, tombol atau tarik. Sedangkan menurut hubungannya skalar kita

    kenal dengan nama skalar tunggal, seri, tukar / silang dan skalar kelompok.

    a. Saklar tunggal

    Gambar :

    ( lampiran )

    b. Saklar seri

    Gambar :

    ( lampiran )

    c. Skalar tukar /hotel

    Gambar :

    ( lampiran )

    d. Saklar tekan

    Gambar :

    ( lampiran )

    e. Saklar dimmer

    Gambar :

    ( lampiran )

    f. Skalar kelompok

  • 19

    Gambar :

    (lampiran )

    g. MCB (mini circuit breaker)

    h. Fuse

    i. LCB (saklar pengaman arus bocor)

    3. Persyaratan Umum Isntalasi Listrik

    Persyaratan Umum Instalasi Listrik yang biasa dikenal dengan PUIL yang

    pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaiatan

    dengan instalasi listrik adalah EVA (Algemene Voorschriften loor Electrische

    Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan oleh Dewan Normalisasi Pemerintah

    Hindia belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa

    Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai norma indonesia N16 yang

    kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik yang disingkat PUIL

    1964. Selanjutkan pernah diterbitkan PUIL 1977 dan PUIL 1982 yang

    merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya. Maka PUIL

    terakhir yang sudah diterbitkan hdala PUIL 2000. Jika PUIL 1964, 1977 dan

    1987 adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada PUIL 2000 namanya

    menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan

    singkatan PUIL.

    PUIL 2000 sebagai revisi dari PUIL sebelumnya tetap mengacu pada

    standar internacional yaitu IEC (International Electrotechnical Commission),

    NEC (Nacional electric Code) dan SAA (Standards Association Australia). PUIL

    hasil revisi yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 ditetapkan oleh

    Menteri Pertambangan dan energi dalam Surat Keputusan Menteri No. 24-

    12/40/600.3/1999 dan No. 51-12/40/600.2/1999. PUIL 2000 memuat sembilan

    bagian pokok. Contoh pada bagian 1 dan 2 tentang Pendahuluan dan

    persyaratan dan bagian 3 tentang proteksi, dan seterusnya.

  • 20

    4. Instalasi Listrik

    Pada instalasi listrik ini, titik berat materi yang disampaikan hanya pada

    instalasi listrik rumah sederhana. Dimana sebagai contoh penggunaan sumber

    tenaga listrik 1 phasa. Namum instalasi listrik juga dapat dilakasanakan pada

    pabrik, industri atau perkantoran, dimana sumber tenaga listrik biasa

    menggunakan 3 phasa.

    Untuk pemasangan suatu instalasi listrik terlebih dahulu harus dibuat

    gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan

    dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari

    pihak bangunan / pemesan sudah ada. Harus diperhatikan spesifikasi dan

    syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong,

    antar lain mengenai material yang digunakan, waktu penyerahan dan

    sebagainya.

    Gambar-gambar yang diperlukan pada suatu bagunan sebelum dilakukan

    instalasi listrik adalah gambar situasi dari bangunan (letak bangunan) itu sendiri

    dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan

    jaringan PLN.

    Gambar gambar yang harus dipersiapkan sebelum inslasi dilaksanakan

    adalah :

    a. Gambar instalasi ( lampiran )

    b. Diagram Instalasi garis tunggal ( lampiran )

    c. Gambar perincian atau keterangan ( lampiran )

    d. Komponen dan peralatan

    5. Tambahan

    a. Ilmu Bahan

    Di dalam ilmu dasar kelistrikan kita perla mengetahui jenis bahan-

    bahan yang dapat digunakan dalam jaringan listrik yaitu ilmu bahan listrik.

    Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu

    juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain penggelompokan

  • 21

    berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat

    dikelompokkan sebagai berikut :

    1) Bahan penghantar (konduktor)

    2) Bahan penyekat (isolator)

    3) Bahan setengah penghantar (semi konduktor)

    4) Bahan magnetis

    5) Bahan super konduktor

    6) Bahan khusus (bahan utk pembuatan kontak-kontak, skering dan

    sebagainya)

    b. Macam kabel penghantar listrik

    1) type NGA

    2) type NYA

    3) type NYY

    4) type NYM

    5) dll

    c. Kelengkapan kerja lsitrik

    1) Obeng (positif, negatif dan test pen)

    2) Tang (lancip, pemotong, pemegang, kombinasi)

    3) pisau / cutter

    4) Palu

    5) AVO meter

    6) Ampere meter

    7) Xxx

    d. Komponen

    e. Simbol-simbol