SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

81
1 Modul Dasar Instalasi Listrik Tahun ajaran 2009/2010 Oleh : Maryono NIP 19720517 200604 1 012 SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA Jl. RW Monginsidi No 2 Yogyakarta 55223

description

selamat

Transcript of SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

Page 1: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

1

Modul

Dasar Instalasi Listrik

Tahun ajaran 2009/2010

Oleh : Maryono

NIP 19720517 200604 1 012

SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

Jl. RW Monginsidi No 2 Yogyakarta 55223

Page 2: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

2

Materi Dasar Instalasi Listrik 2009/2010 Oleh : Maryono

a. PUIL 1. Keselamatan Kerja 2. Peraturan-peraturan 3. Simbol Keamanan Peralatan Listrik 4. Simbol Peralatan Instalasi Listrik 5. Gambar Instalasi Listrik

b. Komponen-komponen Pokok Instalasi Listrik 1. Penghantar

a. Jenis Bahan Penghantar b. Kabel Instalasi berselubung c. Macam-macam sambungan kabel

2. Saklar a. Saklar Kotak b. Saklar Tumpuk c. Saklar Tuas

3. Kontak Listrik a. Kotak kontak/stop kontak b. Kontak Tusuk c. Kontak Hubung bagi

4. Fiting 5. Pengaman

a. Pengaman Ulir b. Pengaman Pisau c. Pengaman otomatis

6. Peralatan Pelindung dan hantaran listrik a. Pipa Instalasi b. Rol Sekat c. Sengkang d. Kotak sambung

c. Merangkai Instalasi Listrik Sederhana d. Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik

Page 3: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

3

1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

A. Sejarah PUIL

Peraturan Instalasi Listrik di Indonesia pertama kali

digunakan pada masa pemerintahan Belanda antara tahun 1924 –

1937 dengan nama Algemene Voolschriften voor elechische

sterkstroom instalaties (AVE).

Kemudian tahun 1964 Yayasan Dana Normalisasi

Indonesia telah menterjemahkan peraturan tersebut dan

menerbitkannya untuk pertama kalinya dengan nama Peraturan

Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964. Tahun 1977 direvisi

dan diterbitkan untuk kedua kalinya dengan dengan nama

Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1977. Sepuluh

tahun kemudian PUIL 1977 mengalami revisi kembali dan

diterbitkan tahun 1987 sebagai SNI No : 225 – 987 dengan nama

Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1987.

Pada tahun 2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL

1987) diubah menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik disingkat

PUIL 2000 yang berorientasi untuk instalasi tegangan rendah dan

menengah di dalam bangunan, serta memuat sistem pengaman

bagi keselamatam manusia secara teliti.

PUIL 2000 yang merupakan revisi PUIL 1987 ini

dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh

Page 4: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

4

Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri

No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No:51-

12/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia

Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen

seperti DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG,

BSN, PT PLN, PT Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO,

APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI, Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN,

UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider Indonesia dan pihak pihak lain

yang terkait.

Sejarah PUIL dapat dilukiskan sebagai berikut:

Sumber : dokumen pribadi

Gambar. 1 . Iluistrasi Sejarah PUIL

B. RUANG LINGKUP

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua

pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik

sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V dan tegangan

menengah sampai dengan 35 kV dalam bangunan dan sekitarnya

baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,

pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan

memperhatikan ketentuan yang terkait.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini tidak berlaku

untuk :

Page 5: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

5

a. bagian instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya

digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat;

b. bagian instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan

telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik;

c. instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik,

dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanis;

d. instalasi listrik di bawah tanah dalam tambang;

e. instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 V

dan dayanya tidak melebihi 100 W.

C. Maksud dan Tujuan PUIL

Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini

ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik,

untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik,

keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan

gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan

lingkungan.

D. Ketentuan yang terkait

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula

diperhatikan ketentuan yang terkait dalam dokumen berikut:

1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja, Beserta Peraturan Pelaksanaannya;

Page 6: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

6

2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang

Ketenagalistrikan;

3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi;

5) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenagan Propinsi sebagai

Daerah Otonomi.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang

Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik;

8) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1995 tentang Usaha

Penunjang Tenaga Listrik;

10) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor

01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan.

11) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor

02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, Sertifikasi dan

Akreditasi Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi

Page 7: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

7

E. Syarat-Syarat Instalasi Listrik

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan

peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan

pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :

a) Syarat ekonomis

Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga

keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan

dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus

sekecil mungkin.

b) Syarat keamanan

Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga

kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini

berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya

peralatan dan bendabenda disekitarnya dari kerusakan akibat dari

adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan

lebih, beban lebih dan sebagainya.

c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)

Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus

terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana

sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau

terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

Page 8: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

8

6. Keselamatan Kerja

A. Peraturan Perundangan

Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat

dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.

Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka

menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang

mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan

kerja. Sehingga tuntutan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

semakin tinggi.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa

setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka

dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan tersebut adalah

Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang

ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat,

Page 9: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

9

didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang

berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut dalam pasal 4 mengatur syarat-

syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan,

pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang

produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat

menimbulkan bahaya kecelakaan.

Perlu di ketahui, bahwa yang menjadi penyebab kecelakaan

kerja ada dua hal antara lain :

Perilaku yang tidak aman dan

Kondisi lingkungan yang tidak aman

Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan

Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi hingga

menyebabkan keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih

diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan faktor sebagai

berikut:

1. Sembrono dan tidak hati - hati

2. Tidak mematuhi peraturan

3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja

4. Tidak memakai alat pelindung diri

5. Kondisi badan yang lemah

Page 10: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

10

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan

sebab yang tidak bisa dihindarkan, seperti bencana alam. Faktor lain

yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan lingkungan

atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku

yang tidak aman.

Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya

lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Oleh karena

itu, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan

perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan

kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan

kerja sangat penting artinya. Tujuannya antara lain untuk melindungi

kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah

terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah

keselamatan dan kesehatan kerja :

1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan

melakukan pencegahan sebelumnya.

2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja

3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja

4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

B. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

Page 11: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

11

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat

keselamatan kerja untuk :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya

suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan

angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerjanya;

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

binatang, tanaman atau barang;

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Page 12: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

12

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang;

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah

tinggi.

C. Peranan Keselamatan Kerja

Adapun Peranan Keselamatan Kerja meliputi beberapa aspek:

Tabel 1. Aspek Keselamatan Kerja

No Aspek Fungsi

1 Aspek teknis Upaya preventif utk mencegah timbulnya

resiko kerja

2 Aspek Hukum Sebagai perlindungan bagi tenaga kerja

dan orang lain di tempat kerja

3 Aspek ekonomi Untuk efisiensi

4 Aspek sosial Menjamin kelangsungan kerja &

penghasilan bagi kehidupan yang layak

5 Aspek kultural

Mendorong terwujudnya sikap & perilaku

yang disiplin, tertib, cermat, kreatif,

inovatif, & penuh tanggung jawab.

Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi tenaga kerja

dan orang lain yg berada di tempat kerja, terjadinya kecelakaan

kerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran, & polusi yang

Page 13: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

13

memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban,

perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.

D. Peralatan Keselamatan Kerja

Peralatan kerja sangat di perlukan untuk keamanan diri atau

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui

Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia.Adapun bentuk dari

alat tersebut adalah :

Tabel. 2. Alat Pelindung diri

No Nama Fungsi

1 Safety Helmet sebagai pelindung kepala dari benda

yang bisa mengenai kepala secara

langsung

2 Tali Keselamatan

(safety belt)

sebagai alat pengaman ketika

menggunakan alat transportasi ataupun

peralatan lain yang serupa

(mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain

3 Sepatu Karet

(sepatu boot)

sebagai alat pengaman saat bekerja di

tempat yang becek ataupun berlumpur.

Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk

melindungi kaki dari benda tajam atau

berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

4 Sepatu pelindung Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit

Page 14: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

14

(safety shoes)

dilapisi metal dengan sol dari karet tebal

dan kuat. Berfungsi untuk mencegah

kecelakaan fatal yang menimpa kaki

karena tertimpa benda tajam atau berat,

benda panas, cairan kimia, dsb.

5 Sarung Tangan

sebagai alat pelindung tangan pada saat

bekerja di tempat atau situasi yang dapat

mengakibatkan cedera tangan. Bahan

dan bentuk sarung tangan di sesuaikan

dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6 Tali Pengaman

(Safety Harness)

sebagai pengaman saat bekerja di

ketinggian. Diwajibkan menggunakan

alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

7 Penutup Telinga

(Ear Plug / Ear

Muff)

sebagai pelindung telinga pada saat

bekerja di tempat yang bising.

8 Kaca Mata

Pengaman

(Safety Glasses)

sebagai pelindung mata ketika bekerja

(misalnya mengelas).

9 Masker

(Respirator)

sebagai penyaring udara yang dihirup

saat bekerja di tempat dengan kualitas

udara buruk (misal berdebu, beracun,

dsb).

10 Pelindung wajah

(Face Shield)

sebagai pelindung wajah dari percikan

benda asing saat bekerja (misal

pekerjaan menggerinda)

Page 15: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

15

11 Jas Hujan (Rain

Coat)

melindungi dari percikan air saat bekerja

(misal bekerja pada waktu hujan atau

sedang mencuci alat).

Semua jenis APD harus digunakan

sebagaimana mestinya, gunakan

pedoman yang benar-benar sesuai

dengan standar keselamatan kerja (K3L

'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan

Lingkungan')

E. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan keselamatan kerja

Penyebab nomor 3 terbesar kasus meninggal dunia di

tempat kerja adalah karena listrik, pada saat pekerja melakukan

pekerjaannya dan 12% dari semua kasus meninggal dunia terjadi

pada pekerja pekerja yang masih muda. Listrik mengandung

potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja

dan orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dan

mengancam keamananan bangunan beserta isinya.

Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya

penderita terjatuh setelah aliran listrik putus. Jika tempat kejadian

itu membahayakan, misalnya di atas tiang, atap yang landai, atau

kuda-kuda bangunan, sering orang mengalami kecelakaan yang

lebih berat.

Page 16: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

16

Dalam hal ini pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK)

yang dilakukan oleh seorang ahli atau pembantu dokter, tidak

dimaksudkan untuk mengambil alih tugas dokter melainkan

semata-mata merupakan pertolongan darurat sampai dokter

datang.

Untuk memutuskan hubungan antara penderita dan

penghantar, dilakukan cara seperti berikut:

a) sedapat mungkin penghantar harus dibuat bebas tegangan

dengan jalan memutuskan sakelar atau melepaskan gawai

pengaman. Atau penghantar ditarik sampai terlepas dari

penderita dengan menggunakan benda kering bukan logam,

misalnya sepotong kayu atau seutas tali yang diikatkan pada

penghantar;

b) penderita ditarik dari tempat kecelakaan;

c) penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan

yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-lipat;

d) penghantar dihubungpendekkan atau dibumikan.

Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk

menghindarkan atau mengurangi pengaruh arus listrik. Ia harus

menempatkan diri pada papan yang kering, kain kering, pakaian

kering atau alas serupa itu yang bukan logam pakaian kering atau

alas serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika hal itu tidak

mungkin, kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering,

Page 17: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

17

pakaian kering atau bahan kering serupa itu (kertas, karet). Pada

saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar

tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.

Tabel 3. Klasifikasi Kecelakaan kerja

Menurut jenis kecelakaan

Menurut media penyebab

Menurut sifat cedera

Menurut bagian tubuh yang

cedera

- Jatuh

- Tertimpa benda

- Jatuh

- Menginjak,

terantuk

- Terjepit,terjempit

- Gerakan

berlebihan

- Kontak suhu

tinggi

- Kontak aliran

listrik

- Kontak dengan

bahan

berbahaya/radiasi

- Mesin

- Alat angkut &

alat angkat

- Peralatan lain

- Bahan,

- substansi &

radiasi

Lingkungan

kerja

- Penyebab lain

- Patah tulang

- Keseleo

- Memar

- Amputasi

- Luka bakar

- Keracunan

- Akut

- Kematian

- Kepala

- Leher

- Badan

- Anggota gerak

atas

- Anggota gerak

bawah

Manfaat Klasifikasi dalam keselamatan kerja adalah :

- dapat mencegah kecelakaan kerja yang berulang

- Sebagai sumber informasi tentang faktor penyebab, keadaan

pekerja, kompensasi

- Meningkatkan kesadaran dalam bekerja.

Page 18: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

18

Pencegahan kecelakaan kerja :

- Peraturan perundangan

- Standarisasi

- Pengawasan

- Penelitian teknik

- Riset medis

- Penelitian psikologis

- Penelitian secara statistik

- Pendidikan

- Latihan-latihan

- Penggairahan

- Asuransi

7. Simbol Keamanan Peralatan Listrik

Semua Peralatan Listrik yang akan digunakan harus memenuhi

ketentuan PUIL 2000 dan telah lulus uji oleh suatu lembaga dari

Perusahaan Umum Listrik Negara yaitu Lembaga Masalah

Ketenagaan (LMK) dengan simbol :

Setiap negara mempunyai simbol pengujian tersendiri, simbol

pengujian dari berbagai negara antara lain sebagai berikut:

Page 19: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

19

Tabel 4. Simbol pengujian dari berbagai negara

Simbol Negara Simbol Negara Simbol Negara

Afrika Selatan

Firlandia

Kanada

Australia

Indonesia

Norwegia

Austria

Inggris

Perancis

Belanda

Italia

Swedia

Belgia

Jepang

Swiss

Denmark

Jerman

USA

Sumber : Sudarsono 1998

Masih banyak lagi simbol pengujian dari berbagai negara.

Page 20: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

20

3. Simbol Peralatan Instalasi Listrik

Simbol atau lambang berfungsi untuk memudahkan dalam

mengidentifikasi dalam gambar atau suatu peralatan.

A. Simbol untuk listrik arus kuat sesuai PUIL 2000

Tabel 5. Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat

Page 21: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

21

Page 22: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

22

Page 23: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

23

Page 24: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

24

Tabel 6. Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik

Page 25: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

25

Page 26: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

26

Page 27: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

27

Page 28: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

28

Page 29: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

29

Tabel 7. Lambang gambar untuk diagram instalasi bangunan

Page 30: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

30

Page 31: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

31

Page 32: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

32

Page 33: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

33

Page 34: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

34

Page 35: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

35

Page 36: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

36

B. Simbol-simbol yangdigunakan untuk berbagai jenis proteksi menurut EN 60529 Tabel 8. Sistem – IP : Ingress Protection Berdasarkan DIN VDE 0470

Page 37: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

37

Contoh:

IP 24 : Peralatan yang tahan terhadap benda padat lebih besar 12

mm dan tahan terhadap semprotan air dari segala arah.

IP 06 : Peralatan yang tahan trhadap semprotan air bertekanan

berat.

Page 38: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

38

4. Gambar Instalasi Listrik

Secara umum Gambar instalasi listrik dibagi menjadi dua bagian yaitu

: menurut tujuan dan Cara menggambar.

Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :

Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram

lingkaran arus, dan diagram instalasi

Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan diagram

saluran

Gambar Instalasi

Gambar situasi

Sedangkan pembagian menurut cara mengambar dibedakan

berdasarkan kepada :

- cara menggambar dengan garis tunggal dan

- cara mengambar dengan garis ganda.

Pembagian Gambar dapat dilukiskan sebagai berikut :

Page 39: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

39

Cara menggambar

Gambar instalasi listrik

menurut tujuan

Diagram yang

sifatnya menjelaskan

Diagram Pelaksanaan

Gambar instalasi

Gambar situasi

diagram dasar

diagram lingkaran arus

diagram instalasi

Diagram pengawatan

diagram saluran

dengan garis tunggal

dengan garis ganda

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2. Pembagian Gambar Instalasi

A. Diagram Dasar

Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara

kerja suatu instalasi secara elementar.

Sumber: Dokumen Pribadi

gambar 3. Diagram dasar PHB

Page 40: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

40

Sumber: Dokumen Pribadi

gambar 4. Diagram lengkap PHB

Gambar 3. memperlihatkan diagram dasar suatu

perlengkapan hubung bagi (PHB) yang digambar dengan cara

disederhanakan. Gambar 4. memperlihatkan diagram yang sama

diagram secara terperinci.

B. Diagram Lingkaran Arus

Diagram lingkaran arus adalah untuk menjelaskan cara

kerja suatu rangkaian. Diagram lingkaran arus digambarkan

dengan saklar selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah

ke atas, seperti yang digambarkan pada gambar 1.4.

Page 41: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

41

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4. Diagram aliran arus rangkaian kutub satu

C. Diagram Instalasi

Diagram instalasi menjelaskan dan memberikan gambaran

hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani,

jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada

instalasi sebenarnya serta rencana daya yang akan dipakai. Dari

keterangan yang tercantum dalam diagram instalasi dapat

ditentukan apakah instalasinya sesuai dengan peraturan atau tidak,

secara sederhana lihat penjelasannya berikut :

Page 42: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

42

Sumber : Ahmad Kusnandar 2002:18

Gambar 6. Contoh gambar diagram instalasi

D. Diagram Pengawatan

Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan dalam

suatu peralatan listrik, contohnya:

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 7. Diagram pengawatan PHB 1 fasa 1 kelompok

E. Diagram Saluran

Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian

instalasi. Diagram ini dapat digambarkan berupa diagram

Page 43: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

43

topografis yang menggambarkan saluran sebebanrnya. Contoh

doagram saluran dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber : Ahmad Kusnandar 2002:17

Gambar 8. Diagram saluran topografis

F. Gambar Instalasi

Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa

digambarkan saluran instalasinya, bagi seorang instalatir dapat

menentukan sendiri letak saluran instalasinya tetapi dengan

ketentuan harus aman dari bahaya kebakaran/hubung singkat.

Untuk instalasi pada bangunan yang luas dan melayani beban yang

banyak saluran-salurannya harus digambarkan secara jelas.

Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram

instalasi. Contoh gambar instalasi dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 44: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

44

Sumber: Basic Electrical Installation Work hal 67

Gambar 9.Contoh gambar instalasi untuk suatu rumah

G. Gambar Situasi

Gambar situasi memberikan gambaran secara jelas letak

gedung serta instalasi yang akan dihubungkan dengan jaringan

PLN. Keterangan ini diperlukan oleh PLN untuk memudahkan

menetukan kemungkinan penyambungan serta pembiayaanya.

Data yang perlu ditulis pada gambar situasi ini adalah alamat

lengkap, jarak terhadap sumber listrik terdekat (tiang

listrik/bangunan yang sudah berlistrik) untuk daerah yang sudah

ada jaringan listriknya. Bila belum ada jaringan listriknya, perlu

digambarkan rencana pemasangan tiangtiang listrik.

Keterangan: A : Lokasi bangunan B : Jarak bangunan ke tiang C : Kode tiang/transformator U : Menunjukkan arah utara

Page 45: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

45

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 10. Gambar Situasi

H. Diagram Garis Tunggal

Diagarm garis tunggal biasanya disebut digram

perencanaan instalasi listrik, sedangkan diagram garis ganda

disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal diterapkan

pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung

sederhana hingga gedung besar/bertingkat dan juga pada diagram

panel bagi dan rekapitulasi beban.

Diagram garis tunggal menunjukan jumlah kabel, saklar

yang digunakan dan penggunaan lampu. Contoh diagram garis

tunggal dapat dilihat gambar 11.

Sumber Dokumen Pribadi

Gambar 11. Diagram garis tunggal

I. Diagram Garis Ganda

Page 46: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

46

Diagram garis ganda merupakan penjabaran dari diagram

garis tunggal. Contoh diagram garis ganda dapat dilihat pada

gambar 12 berikut ini.

Sumber Dokumen Pribadi

Gambar 12. Diagram garis ganda

5. Komponen-komponen Pokok Instalasi Listrik

7. Penghantar

d. Jenis bahan penghantar

Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada

umumnya digunakan bahan tembaga dan alumunium. Untuk

penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%. Tahanan

jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 ohm mm2/m

padasuhu 200 C, atau sama dengan daya hantar 50 siemen

=100% IACS (International Annealid Copper Standard). Koefisien

Page 47: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

47

suhu pada suhu awal 200 C adalah 0,04% perderajat celcius.

Bila terjadi kenaikan suhu 100 C akan terjadi kenaikan tahanan

jenis4%. Luas penamapang penghantar teambaga harus

memenuhi standar internasional, namun untuk keperluan praktis

ukuran tersebut telah dibuat pada table seprti table 9. Tabel ini

juga memuat luas penampang hantaran tembaga telanjang.

Tabel 9. Luas penampang hantaran nominal

Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga

alumunium murni. umumnya digunakan alumunium dengan

kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%. Tahanan jenis

alumunium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan, yaitu

tidak boleh melebihi 0,028264 ohm mm2 /m pada suhu 200 C;

atau sama dengan daya hantar sekurang-kurangnya 61% IACS

Page 48: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

48

(international Annealid Copper Standard).. Dayahantar

alumunium juga dipengaruhi oleh keadaan kekerasannya ,tetapi

tak sebesar daya hantar tembaga. Alumunium lunak dengan

daya hantar 61% IACS, memiliki kekuattan tarik 60-70N/mm2.

Alumunium keras dengan kekuatan tarik 150-159N/mm2 hanya

kira-kira 1% lebih rendah daripada daya hantar alumunium lunak.

Koefisien suhu pada suhu awal 200 C adalah 0,04% per derajat

celcius dan berat jenisnya pada suhu tersebut 2,7 dan 8,9. Daya

alumunium sama dengan 61% IAC, maka tahanan penghantar

yang sama diperlukan luas penghantar : 100/60 x luas

penghantar tembaga = 1,64 x luas penghantar tembaga atau jika

memperhitungkan diameter penghantar = 1,64 x diameter

tembaga. Berat alumunium juka dibanding dengan berat

tembaga : 1,64 x (2,7/8,9) x 100% = 50% berat tembaga. Jadi

penghantar alumunium dibanding dengan tembaga akan 50%

lebih ringan, tetapi diameter akan 28% lebih besar. Hal berarti

penggunaan kawat alumunium akan lebih hemat dan

penggunaan isolasi lebih sedikit, karena diameternya lebih besar

28%.

e. Penghantar Instalasi berselubung

Page 49: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

49

Penggunaan kabel instalasi berselubung jika

dibandingkan dengan dalam pipa diantaranya :

o Lebih mudah dibengkokan

o Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas

tajam

o Sambungan dengan alat pemakai dapat ditiup lebih rapat

Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel

adalah :

Tabel 10. Nomenklatur kabel menurut SPLN

Kode

Arti

N Kabel standar dengan inti tembaga

NA Kabel standar dengan aluminium sebagai penghantar

Y Isolasi PVC

G Isolasi karet

A Kawat berisolasi

Y Selubung PVC Y. pada akhir nomenklatur

M Selubung PVC

R Kawat baja bulat (perisai)

Gb Kawat pita baja (perisai)

B Pita baja

I Untuk isolasi tetap di luar jangkauan tangan

re Penghantar padat bulat

rm Penghantar bulat berkawat banyak

Se Penghantar bentuk pejal (padat)

Sm Penghantar dipilin bentuk sektor

Page 50: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

50

F Pengharitar halus dipintal bulat

Ff Penghantar sangat fleksibel

Z Penghantar Z

D Penghantar tiga jalur yang di tengah sebagai pelindung

H Kabel untuk alat bergerak

Rd Inti dlpilin bentuk bulat

Fl Inti pipih

-l Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau

kuning

-O Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau kuning

Contoh kabel : NYFGbY –I 4 x 50 mm2 0,6/1 kV

Arti kode penandaan

N = Kabel jenis standar, dengan penghantar

tembaga

Y = solasi inti dari bahan PVC

F = perisai/pelindung dari kawat baja pipih

Gb = perisai pita baja

Y = selubung luar dari bahan PVC

-I = kabel dengan sistim pengenal warna urat

hijau /kuning

4 x 50 mm2 = jumlah inti dan luas penampang per inti

0,6/1 kV = tegangan antara phasa dengan netral/bumi

0,6 kV

Tegangan antara phasa dengan phasa 1 kV

Page 51: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

51

f. Macam-macam sambungan kabel

Untuk menyambung atau mencabang kabel, harus

selalu mengupas bagian isolasi kebel yang akan disambungkan

atau dicabangkan, untuk mendapatkan hasil sambungan yang

baik kabel yang telah dikupas dibersihkan terlebih dahulu.

Cara penyambungan dan pencabangan ini

bermacam-macam sesuai dengan keperluan. Syarat dalam

penyambungan atau pencabangan adalah sambungan harus

kuat, baik mekanis maupun kelistrikanya. Untuk kabel yang

berdiameter besar sambungan harus di soldier.

Macam-macam sambungan kabel antara lain :

1. Menyambung cara ekor babi (Pig Tail)

Menyambung cara ekor babi adalah cara yang paling

sederhana dan mudah. Sambungan ini digunakan untuk

menyambung atau mencabangkan beberapa kabel pada

satu titik.penyambungan semacam ini sering dijumpai pada

kotak sambung dan umumnya di isolasi dengan lasdop, yang

berfungsi sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi.

Adapun cara penyambungan kabel adalah semua kabel

yang akan disambungkan dijadikan satu kemudian diputar

dengan tang. Kemudian rapikanhasil sambungan dengan

memotong kabel pada ujung sambungnnya.

Page 52: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

52

Gambar 13. Sambungan cara ekor babi

2. Manyambung cara puntir

Ada dua macam penyambungan cara putir, yaitu bell

hangers dan western union. Perbedaan bentuk kedua

sambungan itu terletak pada jumlah puntiranya, tetapi cara

dan bentuk penyambungannya sama.

a. Cara mulai penyambungan

b. Cara penyambungan bell hangers

c. Cara penyambungan western union

Gambar 14. Sambungan cara Puntir

3. Menyambung cara bolak-balik (Turn Back)

Menyambung cara bolak-balik ini dimaksudkan untuk

mendapatkan sambungan yang lebih kuat terhadap

Page 53: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

53

rentangan atau tarikan. Cara penyambungan dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 15. cara bolak-balik

Sambungan cara ini umumnya digunakan untuk kabel yang

mempunyai diameter 4 mm² .

4. Menyambung cara bolak-balik (Britania)

Sambungan cara ini sering digunakan untuk kabel yang

berdiameter lebih dari 4 mm² yang hasil penyambungannya

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 16. Sambungan cara bolak-balik

Page 54: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

54

5. Sambungan Scarf

Sambungan ini mirip dengan sambungan britania,

sambungan ini dimaksudkan untuk mendapatkan

sambungan yang tebalnya tidak melebihi diameter kabel

yang disambungkannya., lihat gambar :

Gambar 17. Sambungan Cara Scarf

6. Menyambung kabel bernadi banyak

Gambar 18. Menyambung kabel bernadi banyak

7. Mencabang datar (plaint joint)

Percabangan ini dilakukan paa tengah kabel yang

memanjang isolasinya dikupas, sedangkan kabel yang akan

Page 55: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

55

dicabangkan ujungnya juga dikupas. Gambar percabangan

itu sebagai berikut:

Gambar 19. Sambungan Cara datar (plaint joint)

Sedangkan untuk percabangan yang menyilang disebut

plaint cross joint, gambarnya sebagai berikut:

Gambar 20. Sambungan Cara datar plaint cross joint

8. Mencabang Duplex cross Joint

Percabangan dua buah kabel yang disatukan dalam satu

empat dapat dilakukan dengan cara Duplex cross Joint,

gambar penyambunganya sebagai berikut :

Gambar 21. Sambungan Cara Duplex cross Joint

Page 56: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

56

Sedangakan untuk kabel yang mempunyai nadi banyak

dapat dilakukan seperti ini:

Gambar 22. Sambungan Cara kabel bernadi banyak

9. Menyambung simpul (knotted tap joint)

Untuk mendapatkan percabangan yang lebih kuat dan kokoh

pada percabangan datar dapat dilakukan dengan

percabangan simpul, gambar percabangan simpul adalah:

Page 57: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

57

Gambar 23. Sambungan Cara simpul

6. Sakelar

Sakelar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan

rangkaian listrik dari sumber ke beban. Sakelar dan pemisah harus

memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

a. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat bantu

b. Jumlahnya harus sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan,

pemeliharaan, dan perbaikan instalasi dapat dilakukan dengan

aman.

c. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar atau pemisah bergerak

harus tidak bertegangan

d. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya

berat

e. Kemampuan sakelar minimal sesuai dengan gaya daya alat yang

dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang

Page 58: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

58

Simbol atau lambang dari alat pemutus/penghubung yang

sering digunakan dalam instalasi rumah tinggal dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 11. Simbol saklar dan pengawatanya

Nama Simbol Gambar pengawatan

Saklar Tunggal

Saklar Seri

Saklar Tukar

a. Sakelar kotak

Sakelar ini pada umumnya untuk menyalakan dan

mematikan lampu, dimana sakelar ini sering disebut sakelar kotak

karena sering dipasang di atas sebuah kotak yaitu kotak normal.

Contoh sakelar ini dapat dilihat pada gambar 24. yang

memperlihatkan beberapa sakelar jungkit yang ditanam dalam

dinding.

Page 59: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

59

Gambar 24. Sakelar kotak

b. Sakelar tumpuk

Sakelar jenis ini mempunyai empat kedudukan yang dapat diputar

ke kanan atau ke kiri dengan sudut masing-masing 900 , setiap

hubungan mempunyai hubungan yang bertingkat.

(a) (b)

Gambar 25. Sakelar tumpuk

c. Saklar sandung

Saklelar jenis ini mempunyai hubungan tiga keadaan yaitu pada

posisi nol (0) saklar dalam keadaan terbuka, pada posisi satu (1)

dan dua (2) keadaan terhubung secara bergantian. Bentuk dan

konstruksi saklar sandung dapat dilihat pada gambar 26.

(a) Bentuk sakelar sandung

Page 60: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

60

(b) Poros sakelar sandung

Gambar 26. Sakelar sandung

Pada sakelar sandung bagian yang berputar adalah porosnya,

sedangkan kotakkontaknya tidak ikut berputar, sehingga usia dari

sakelar ini adalah sangat panjang.

d. Saklar tuas

Sakelar tuas dilengkapi dengan pisau-pisau sebagai penghubung

dan pemutus yang digerakkan secara mekanis satu arah.

Konstruksi sakelar ini dapat dilihat pada gambar 27.

Gambar 27. Bentuk sakelar tuas

e. Saklar giling

Sakelar ini mempunyai titik putar yang bergerak bagian tengahnya,

dimana gerakannya bisa memutuskan atau menghubungkan kutub-

kutub kontak. Contoh pemakaian pada pengontrolan pengisian bak

Page 61: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

61

air oleh pompa, bila air berkurang mencapai titik tertentu, maka

pompa akan jalan. Sebaliknya bila air mencapai titik permukaan

tertentu maka pompa akan berhenti. Konstruksi sakelar giling dapat

dilihat pada gambar 28.

Gambar 28. Bentuk sakelar giling

7. Kontak Listrik

a. Kotak-kontak (stop kontak)

Kotak kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber

tegangan listrik yang diperlukan untuk pesawat atau alat listrik.

Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan

netaral yang berasal dari PLN.

Gambar 28. Kotak kontak

b. Kontak Tusuk

Page 62: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

62

Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat

listrik yang dipasang tetap ataupun dapat dipindah-pindahkan.

Jenis kontak tusuk dapat dilihat pada gambar 29.

Gambar 29. Jenis-jenis kontak tusuk

Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan

antara lain :

1) Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak

netralnya ada disebelah kanan

2) Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di

atas lantai harus dilengkapi dengan tutup .

3) Kotan-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup .

4) Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang

hantaran pengaman .

5) Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak

pengaman, tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa

pengaman, kecuali kotak-kontak tegangan rendah dan untuk

pemisahan pengaman .

Page 63: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

63

6) Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel

yang dapat dipindahpindah .

7) Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai

dengan daya yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh

kurang dari 5 A.

c. Kontak hubung bagi

Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang tidak dapat

terbakar, tahan lembab dan kuat. Pada setiap hantaran fasa keluar

suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus.

Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus, kecuali

bila potensial hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial

tanah. Setiap peralatan listrik, kecuali kotak -kontak dengan

kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus merupakan

rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan tersebut bagian

yang tidak terpisahkan dari suatu unit. Gambar 30.a.

memperlihatkan diagram rangkaian akhir sederhana untuk satu

fasa, dan gambar 30 b.menunjukkan bentuknya.

Page 64: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

64

a b

Gambar 30. Perlengkapan hubung bagi dan diagramnya

Kontak hubung bagi juga harus memenuhi persyaratan antara lain :

- Kontak hubung bagi harus kokoh, terbuat dari bahan yang tidak

mudah terbakar dan tahan lembab

- Pada kontak hubung bagi yang berdiri sendiri sekurang-

kurangnya harus mempunyai satu saklar dengan kemampuan

sakelar sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan arus

nominal pengaman tetapi tidak kurang dari 10A.

- Sakelar masuk boleh ditiadakan kalau kontak hubung bagi

merupakan suplai dari hubung bagi lainnya

- Setiap hantaran fasa keluar harus dipasang pengaman arus.

Komponen-komponen penting dari kontak hubung bagi adalah :

- Kontak rel, (panel) berfungsi sebagai terminal untuk

menyambungkan pada beberapa saluran ke beban

- Kotak pengaman

- Kotak Sakelar yang merupakan satu kesatuan dari kontak

hubung bagi.

Page 65: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

65

8. Fiting

Fiting adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut

penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga jenis : fiting langit-langit,

fiting gantung, dan fiting kedap air.

a. Fiting langit-langit

Pemasangan fiting langit-langit ditempelkan pada langit-langit

(eternit) dan dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk

meletakan/penyekerupan fiting supaya kokoh kedudukannya pada

langit-langit.

Gambar 31. Fiting langit-langit

b. Fiting gantung

Pada fiting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi

sebagai penahan beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk

Page 66: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

66

menahan konduktor dari tarikan beban tersebut. Konstruksi dari

fiting gantung dapat dilihat pada gambar 32

Gambar 32. Konstruksi fiting gantung

c. Fiting kedap air

Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap

resapan/rembesan air. Fiting jenis ini dipasang di tempat lembab

atau tempat yang mungkin bisa terkena air misalnya fiting untuk di

kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin, dimana

bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tenbaga dan

bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang berbentuk cincin

sebagai penahan air. Konstruksi fiting kedap air dapat dilihat pada

gambar 33

Gambar 33. Konstruksi fiting kedap air

Page 67: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

67

9. Pengaman

Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi

sistem instalasi dari beban arus yang melebihi kemampuannya.

Biasanya arus yang mengalir pada suatu penghantar akan

menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat

listriknya sendiri. Untuk mencegahnya digunakan pengaman lebur dan

pengaman otomat. Alat ini digunakan untuk :

a. Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan

listrik dan alat/ pesawat yang menggunakan listrik)

b. Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh

pemakaian beban yang berlebihan dan akibat hubung singkat

antara fasa dengan fasa, fasa dengan netral atau fasa dengan

badan (body).

c. Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau

perlengkapan lainnya.

d. Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan

kalau arusnya menjadi terlalu besar. Bagian pengaman yang

memutuskan rangkaian disebut patron lebur. Untuk aus nominal

sampai dengan 25 A, menurut ayat 630 B15 harus digunakan

patron lebur jenis D, yaitu berupa patron ulir dan biasanya

digunakan maksimum 63 A.

A. Pengaman ulir

Page 68: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

68

Pengaman ulir ini terdiri dari rumah sekering, pengepas

patron, dan patron lebur. Gambaran mengenai rumah sekering,

tudung sekering dan pengepas patron dapat dilihat pada gambar 34

Gambar 34. Pengaman ulir

Pengaman jenis ini bekerja dengan cara memutuskan

kawat leburnya apabila pada sistem terjadi kenaikan arus diluar

batas nominalnya. Kenaikan arus ini disebabkan oleh beban lebih

atau hubung singkat. Berkaitan dengan aptron lebur memiliki kawat

lebur dari jenis bahan perak dengan campuran beberapa logam

lain, seperti timbel, seng, dan tembaga. Untuk kawat lebur

digunakan perak, karena logam ini hampir tidak berkarat dan daya

hantar listriknya tinggi. Jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil

mungkin untuk menghidari timbulnya uap bila kawatnya melebur.

Diameter luar ujung patron lebur berbeda-beda tergantung arus

nominalnya, yaitu makin tinggi arus nominal makin besar diameter

Page 69: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

69

ujung patronnya. Warna patron yang digunakan untuk menandai

patron lebur dan pengepas patron, berasal dari warna-warna

perangko Jerman, antara lain :

Tabel 12. Kode sekring

Batasan Warna

2 A merah muda

4 A cokelat

6 A hijau

10 A merah

16 A kelabu

20 A biru

25 A kunig

35 A hitam

60 A Putih

65 A warna tembaga

Bagian-bagian dari sekring adalah sebagai berikut:

Gambar 35. Bagian-bagian Sekering

Page 70: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

70

B. Patron pisau

Untuk mengamankan sistem instalasi diatas 65 A dapat

menggunakan pengaman lebur jenis patron pisau. Konstruksi

patron pisau dapat dilihat pada gambar 2.16.

Gambar 36. Konstruksi patron pisau

Gambar 36. memperlihatkan sebuah kotak pengaman untuk enam

patron pisau. Supaya patronnya bisa masuk tepat pada tempatnya,

di antara tempat patronnya dipasang sekat-sekat dari bahan isolasi.

Arus patron pisau ini mulai dari 15 A hingga 100 A. Patron pisau

jenis tahan hubungan singkat, dapat memutuskan arus hubung

singkat yang sangat besar tanpa meledak. Karena konstruksinya

yang tertutup, maka uap perak yang terbentuk kalau elemen

leburnya putus tidak bisa keluar. Jadi di dalam patron akan timbul

tekanan yang sangat tinggi, sehingga konstruksi patron untuk arus

nominal yang besar harus kuat. Kadang-kadang nilai sesaat arus

Page 71: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

71

hubung singkat dapatmencapai 100 kA, sehingga dapat merusak

instalasinya. Oleh karena itu arus hubung singkat ini harus

diputuskan sebelum mencapai nilai maksimumnya dan sebelum

membahayakan instalasi.

C. Pengaman otomatis

Pengaman otomatis adalah pengaman yang digunakan

untuk memutuskan hubungan rangkaian listrik secara otomatis

apabila arus melebihi nilai tertentu, dan merupakan sebagai

pengganti pengaman lebur. Cara kerjanya ada dua macam yaitu

secara thermis dan secara elektromagnetik. Keuntungan pengaman

otomatis adalah dapat digunakan kembali dengan segera setelah

terjadi pemutusan.

Secara thermis pemutus menggunakan dwi logam, bila arus

yang melewati batas kemampuan pengaman, dwilogam akan

mengalami panas kemudian merenggang dan akhirnya

memutuskan rangkaian. Pemutus bekerja secara magnetic, apabila

arus yang melewati pengaman melebihi kapasitasnya, maka

kelebihan arus tersebut akan mengalir pada kumparan dan

kumparan membentuk magnet dan menarik tuas penghubung,

kemudian memutuskan rangkaian. Contoh bentuk sebuah otomat

ulir dapat dilihat paga gambar 35.

Berdasarakan waktu pemutusannya pengaman otomatis

dibagi menjadi otomat-L, otomat-H, dan otomat-G.

Page 72: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

72

1. otomat-L (untuk hantaran)

Jenis pengaman ini menggunakan jenis pengaman

dwilogam, bila terjadi pemanasan pada penghantar akibat

beban tertentu maka otomat-L akan memutuskan rangkaian,

tetapi bila terjadi hubung singkat maka pengaman

elektomagnetik yang bekerja. Untuk arus bolak-balik yang sama

dengan 4 Ln – 6 Ln, dan arus yang sama dengan 8 Ln,

pemutusan arusnya berlangsung dalam waktu 0,2 sekon.

Gambar 37. Pengaman otomat ulir

2. Otomat-H (untuk instalsi rumah)

Pengaman ini sama dengan otomat-L, tetapi pengaman

elektromagnetiknya memutuskan rangkaian dalam waktu 0,2

sekon kalau arusnya sama dengan 2,5 Ln – 3 Ln untuk arus

bolak-balik atau sama dengan 4 Ln untuk arus searah. Jenis

otomat ini digunakan untuk instalasi rumah, dimana arus

gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat.

3. Otomat-G

Jenis otomat ini mengamankan otomat-otomat rangkaian listrik

arus bolak –balik atau arus searah dan rangkaian akhir,

Page 73: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

73

misalnya untuk penerangan bangsal pabrik. Pengaman

elektromagnetiknya berfungsi pada 8 Ln – 11 Ln untuk arus ac

dan 14 Ln untuk arus dc. Konstruksi otomat - G dapat dilihat

pada gambar 2.19. kecepatan pemutusannya sangat besar,

karena konstruksi khusus mekanik pemutusan

elektromahnetiknya, dan waktu antara terjadinya hubungan

singkat dan pemutusan pendek sekali. Untuk arus hubung

singkat 1200 A, waktu pemutusan hanya 0,0003sekon.

Pemutusan cepat ini dicapai dengan menggunakan sebuah

elektromagnet dengan angker pemukul.

10. Peralatan Pelindung dan hantaran listrik

Sebelum pemasangan instalasi listrik, terlebih dahulu

diperlukan data teknis bangunan / objek yang akan dipasang,

misalnya dinding dibuat dari papan kayu /bata merah; batako / asbes

atau lainnya. Dan langit-langit berupa plafon atau beton dan

sebagainya. Dengan demikian dalam perancangan instalasi dapat

ditentukan jenis penghantar yang akan digunakan. Jika yang

digunakan peghantar NYA, maka harus menggunakan pelindung pipa,

sedangkan untuk jenis lain misalnya NYM atau NYY tidak diharuskan,

tetapi jika menggunakan pipa akan diperoleh bentuk yang lebih baik

dan rapi. Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang

didalam tembok / beton maupun diluar dinding / pada permukaan

papan kayu, sehingga terlihat rapi.

Page 74: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

74

Pemasangan didalam tembok sangat bermanfaat disamping

sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan penggantian

penghantar dikemudian hari akan mudah dan efisien. Pengerjaan pipa

ini meliputi memotong, membengkok dan menyambung.

Untuk sementara ini jenis pipa yang digunakan pada instalasi listrik

ada 3 macam, yaitu :

1. Pipa Union

2. Pipa paralon atau PVC

3. Pipa fleksibel

1. Pipa Union

Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi

tanpa menggunakan las dan biasanya diberi cat meni berwarna

merah. Pipa union dalam pengerjaannya mudah dibengkok dengan

alat pembengkok dan mudah dipotong dengan gergaji besi. Jika

lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus

dihubungkan dengan pentanahan, kecuali bila digunakan

untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde). Umumnya dipasang

pada tempat yang kering, karena untuk menghindari terjadi korosi

atau karat.

Page 75: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

75

Gambar 38. Pipa Union

2. Pipa Paralon / PVC

Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan

dengan pipa union, keuntungan

pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah pengerjaannya

(dengan pemanasan) dan merupakan bahan isolasi, sehingga

tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar penghantar.

Disamping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembab,

karena tidak me-nimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC

memiliki kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada temperatur

kerja diatas 60oC.

Gambar 39. Pipa Paralon / PVC

3. Pipa Fleksibel

Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek

yang disambung sedemikian rupa sehingga mudah diatur dan

lentur. Pipa ini biasa digunakan sebagai pelindung kabel yang

berasal dari dak standar ke APP, atau juga digunakan sebagai

Page 76: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

76

pelindung penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor

listrik, misalnya mesin press, mesin bubut,mesin skraf, dan lain-lain.

Gambar 40. Pipa Fleksibel

4. Tule / Selubung Pipa

Pipa untuk instalasi listrik (khususnya union) pada bagian

ujung pipa terdapat bagian yang tajam akibat bekas pemotongan dari

pabrik maupun pada pelaksanaan pekerjaan. Agar tidak merusak

kabel maka bagian yang tajam ini harus diratakan/ dihaluskan dan

perlu waktu yang cukup lama. Untuk mengantisipasi masalah ini

cukup dipasang tule pada bagian ujung pipa yang tajam tadi.

Gambar 41. Tule

5. Klem / Sengkang

Klem atau sering disebut juga sengkang adalah komponen untuk

menahan pipa yang dipasang pada dinding tembok atau dinding kayu

atau pada plafon. Klem dibuat dari bahan besi atau PVC dan

Page 77: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

77

mempunyai ukuran yang sesuai dengan pipa yang digunakan.

Pemasangannya dengan menggunakan sekrup kayu.

Gambar 42. Sengkang

6. Sambungan Pipa (Sock)

Pada pekerjaan instalasi dengan menggunakan pipa, sering

diperlukan sambungan untuk menyesuaikan posisi. Sambungan pipa

yang lurus disebut juga sock atau boch, dibuat dari bahan pelat atau

PVC. Penyambung pipa lurus ini banyak tersedia di pasaran dengan

berbagai macam ukuran dan bentuk sesuai dengan ukuran pipanya.

Gambar 43. Sambungan pipa/Shock

7. Sambungan Siku

Selain sambungan pipa lurus, kadang kala dalam pekerjaan instalasi

diperlukan juga sambungan siku, pada posisi yang berbelok.

Page 78: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

78

Penggunaan sambungan siku ini akan memudahkan dan

mempercepat pekerjaan, jika dibanding harus melakukan pekerjaan

membengkok pipa sendiri, dan hasilnya pun akan lebih baik. Seperti

sambungan pipa lurus, penyambung pipa siku ini terbuat dari bahan

pelat maupun PVC. Dipasaran tersedia dengan berbagai macam

ukuran sesuai dengan ukuran pipanya. Namun karena kondisi,

adakalanya dalam keadaan terpaksa atau darurat, kita harus

membuat lengkungan sendiri dengan cara membengkokkan pipa

(seperti gambar didibawah ini).

Gambar 44. Elbow

8. Kotak Sambung

Menurut peraturan, penyambungan kawat tidak boleh dilakukan

didalam pipa. Oleh karena itu untuk pemasangan saklar / stop

kontak, menyambung kawat atau untuk percabangan saluran

diperlukan kotak sambung. Bentuk kotak sambung ada 4 macam,

sesuai dengan keperluan sambungan yaitu :

Page 79: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

79

Kotak sambung cabang satu untuk tempat penyambungan

kawat dengan saklar atau stop kontak.

Kotak sambung cabang dua untuk sambungan lurus

Kotak sambung cabang tiga untuk sambungan percabangan

sering disebut T dos.

Kotak sambung cabang empat untuk sambungan cross dos /

cabang empat

Gambar 45. Kotak Sambung/kotak cabang

9. Lasdop

Berfungsi untuk penutup dan penguat pada sambungan atau

cabangan kabel instalasi

Gambar 46. Lasdop

Page 80: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

80

10. Inbow dos

Berfungsi untuk menempatkan saklar dan atau stop kontak dalam

tembok

Gambar 47. Inbow dos

Page 81: SMK Modul Teknik Listrik Dasar Instalasi Listrik 2009 2010

81

Daftar Pustaka

http://www.anneahira.com/artikel-umum/keselamatan-kerja.htm 12-1- 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pelindung_diri

http://hiperkes.wordpress.com/2008/03/03/keselamatan-kerja/

http://www.anneahira.com/artikel-umum/keselamatan-kerja.htm

Keselamatan Kerja Kelistrikan ( Electrical Safety )

Kusnandar, Ahmad. (2002). Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Armico

Bandung

Linsley, Trevor. (2008). Basic Electrical Installation Work. Fifth

Edition.Blackpool and The Fylde College

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000