TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK...

83
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha budi daya pertanian telah berkembang sejak dilaksanakannya pola pertanian menetap sekitar 10.000 tahun yang lalu, yang dibarengi dengan makin mantapnya pemukiman menetap. Pada saat itu, manusia juga mulai melakukan pengumpulan dan penyimpanan bahan makanan bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di Indonesia, perkembangan pertanian telah berlangsung sejak lama, yang terutama didasarkan pada budi daya padi sawah. Namun, sistem pertanian yang selama ini dikenal dan dilaksanakan merupakan sistem pertanian yang dilakukan secara horizontal. Mengingat salah satu tantangan atau permasalahan pertanian yang saat ini mulai dirasakan yaitu semakin terbatasnya lahan, maka perlu dikembangkan cara bertani yang hemat lahan dengan teknologi dan metode sederhana dan secara ekonomi layak serta dapat diterima oleh anggota masyarakat. 58

Transcript of TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK...

Page 1: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha budi daya pertanian telah berkembang sejak dilaksanakannya pola

pertanian menetap sekitar 10.000 tahun yang lalu, yang dibarengi dengan makin

mantapnya pemukiman menetap. Pada saat itu, manusia juga mulai melakukan

pengumpulan dan penyimpanan bahan makanan bagi pemenuhan kebutuhan

hidupnya. Di Indonesia, perkembangan pertanian telah berlangsung sejak lama,

yang terutama didasarkan pada budi daya padi sawah. Namun, sistem pertanian

yang selama ini dikenal dan dilaksanakan merupakan sistem pertanian yang

dilakukan secara horizontal. Mengingat salah satu tantangan atau permasalahan

pertanian yang saat ini mulai dirasakan yaitu semakin terbatasnya lahan, maka

perlu dikembangkan cara bertani yang hemat lahan dengan teknologi dan metode

sederhana dan secara ekonomi layak serta dapat diterima oleh anggota

masyarakat. Dalam hal ini, nampaknya perlu dikembangkan pola bertani secara

vertikal atau vertikultur. (Sutarminingsih, 2003).

Vertikultur diambil dari istilah verticulture (dari Bahasa Inggris: vertical

dan culture), yang berarti sistem budi daya pertanian secara vertikal atau

bertingkat. Dikenal pula dengan istilah tanaman berjenjang. Cara bercocok tanam

vertikultur sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau sawah. Perbedaannya

terletak pada lahan yang digunakan. Secara khusus, berococok tanam vertikultur

merupakan konsep usaha berococok tanam di lahan sempit (Efendi, 2013).

58

Page 2: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Vertikultur dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan

peralatan yang ada di sekitar kita. Umumnya pola bertanam ini dilaksanakan

dengan menggunakan pipa paralon dan bambu, namun selain itu vertikultur juga

dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan botol-botol bekas air mineral. Selain

meminimalisir biaya, pemanfaatan botol-botol bekas air mineral sebagai wadah

media tanam dinilai sebagai gaya hidup yang ramah lingkungan.

Setiap harinya, aktivitas manusia tidak pernah lepas dari pengkonsumsian

air mineral yang mana setelah dikonsumsi, botol bekas air mineral tersebut

dibuang. Tentu hal ini dapat menambah tumpukan sampah, padahal jenis sampah

anorganik seperti ini dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Salah satunya ialah dengan menggunakannya kembali sebagai wadah media

tanam untuk pola bertanam vertikultur. Selain bisa menghasilkan sayuran sebagai

sumber kesehatan dan memperindah pekarangan, pemanfaatan botol bekas air

mineral ini juga sangat mendukung pendekatan 3R yakni reduce, reuse, dan

recycle, dimana limbah anorganik berupa botol bekas air mineral digunakan

kembali (reuse) sebagai peralatan (Soeleman, 2013).

Dalam bercocok tanam, pilihan tanaman menjadi pertimbangan penting,

selain menyiasati kesempitan lahan. Agar mendapat hasil memadai, tanaman

harus memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, atau semusim. Setidaknya

tanaman itu berakar pendek, seperti kangkung, selada, dan bayam (Efendi, 2013).

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak

peminatnya. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,

Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan bagian negara Afrika. Di Indonesia,

58

Page 3: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, Irian Jaya,

dan Aceh Besar (Anonymous, 2012). Sama halnya dengan sayuran pada

umumnya, tanaman kangkung juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.

Berbagai macam zat gizi terdapat dalam tanaman kangkung dengan komposisi

yang berbeda-beda. Di dalam setiap 100 gram kangkung mentah terkandung

komposisi gizi seperti pada tabel.

Tabel 1. Kandungan gizi kangkung per 100 gram

Kandungan Gizi Jumlah

Kalori 17 kalori

Protein 2,5 gr

Lemak 0,03 gr

Vitamin A 4600 IU

Vitamin B 10-20 IU

Vitamin C 14 mgr

Sumber : Revi Marsusi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat. 2010. Budidaya Kangkung.

Seorang pakar kesehatan Filipina : Herminia de Guzman Ladion

memasukkan kangkung dalam kelompok “Tanaman Penyembuh Ajaib” sebab

berkhasiat untuk penyembuh penyakit sembelit juga sebagai obat yang sedang

diet. Selain itu, akar kangkung juga berguna sebagai obat bagi penyakit wasir

(Anonymous, 2012).

Di tengah harga bahan makanan yang terus meninggi, menanam sayuran

di pekarangan rumah dapat menjadi solusi tersendiri. Ada banyak jenis sayuran

58

Page 4: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

yang dapat ditanam di pekarangan, namun bila menginginkan hasil yang cepat,

tanaman kangkung bisa menjadi pilihan. Jenis sayuran ini hanya membutuhkan

waktu sekitar tiga minggu untuk panen. Tidak hanya untuk menghemat saja,

bertanam kangkung juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis (Ngantung,

2013).

Berdasarkan uraian di atas, sangatlah wajar jika budidaya kangkung

dilakukan dengan menerapkan pola bertanam vertikultur. Dengan memanfaatkan

lahan sempit ataupun pekarangan yang ada di sekitar rumah, masyarakat dapat

dengan mudah memperoleh sayuran kangkung untuk dikonsumsi sehari-hari.

Selain itu, pemanfaatan botol bekas sebagai wadah tanam juga dinilai sebagai

gaya hidup ramah lingkungan dimana masyarakat mendukung aksi Go Green

dengan mengurangi penumpukan sampah anorganik. Dengan demikian, lahan

sempit termanfaatkan, polusi berkurang, dan pekarangan pun menjadi lebih

indah.

B. Tujuan dan Kegunaan

Praktik lapangan ini bertujuan untuk :

1. Memanfaatkan lahan sempit sebagai media untuk membudidayakan sayuran

kangkung.

2. Mengurangi penumpukan sampah anorganik dengan memanfaatkan botol

bekas air mineral sebagai wadah media tanam.

3. Menampilkan keindahan (ekstetika) dari bangunan vertikultur dan pengaturan

tanaman yang disusun secara vertikal dan horizontal.

58

Page 5: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kegunaan praktik lapangan ini antara lain :

1. Sebagai masukan dan ajakan bagi masyarakat untuk memanfaatkan lahan

sempit yang dimiliki sebagai media untuk bercocok tanam.

2. Sebagai sumber pustaka yang dapat menambah pengetahuan tentang

budidaya kangkung secara vertikultur botol bekas dan juga berguna bagi

penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

58

Page 6: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

A. Sistematika dan Botani

Menurut Rukmana (2005), kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama

(sistematika) tumbuhan diklasifikasikan dalam :

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomea reptans Poir

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari

satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak

mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung

tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Tanaman

kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya

menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm

dan melebar secara mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih (Rukmana,

2005).

Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya

terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun

umumnya seperti jantung-hati, ujung daun runcing ataupun tumpul, permukaan

daun sebelah atas berwarna hijau-tua, dan permukaan daun bagian bawah

berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat

berbunga, berbuah dan berbiji. Bentuk bunga seperti “terompet” dan daun

58

Page 7: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

mahkota bunga berwarna putih atau merah-lembayung. Buah kangkung

berbentuk bulat, telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk biji

kangkung bersegi-segi atau agak bulat, berwarna cokelat atau kehitam-hitaman,

dan termasuk biji berkeping dua. Biji kangkung ini berfungsi sebagai alat

perbanyakan tanaman secara generatif (Rukmana, 2005).

Kangkung banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan bahan-bahan

mineral, terutama zat besi yang sangat berguna untuk pertumbuhan serta

kesehatan badan. Batang muda dan daun kangkung dapat disayur tumis, pecel,

dan lotek. Cara memasaknya hampir serupa dengan memasak bayam, yakni

jangan terlalu lama merebusnya, karena kangkung itu akan menjadi tidak enak

(berlendir). Ada juga yang menyantapnya sebagai lalap, namun rasanya agak

getir. Fungsinya dalam tubuh ialah untuk menenangkan syaraf (sebagai obat

tidur) dan akarnya penting untuk mengobati penyakit wasir (Sunaryono, 1996)

B. Syarat Tumbuh

Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang

sulit. Syarat yang penting adalah air yang cukup, terutama untuk kangkung air.

Bagi kangkung darat apabila kekurangan air, maka pertumbuhannya akan

mengalami hambatan. Kangkung dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran

rendah. Waktu tanam yang baik bagi kangkung darat ialah pada musim hujan

(Marsusi, 2010)

1. Iklim

58

Page 8: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Iklim merupakan salah satu faktor penting di dalam usaha tanaman

sayuran. Oleh karena itu hendaknya petani sayuran memiliki pengetahuan

tentang iklim, sehingga mereka dapat menentukan atau memilih jenis sayuran

yang harus ditanam di suatu tempat pada saatnya (Kanisius, 1992)

Tanaman kangkung dapat tumbuh baik sepanjang tahun, baik itu di

daerah beriklim panas maupun dingin, dimana jumlah curah hujan yang baik

untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim

hujan, pertumbuhan tanaman kangkung sangat cepat dan subur, asalkan di

sekelilingnya tidak terdapat rumput liar (Anonymous, 2012).

Kangkung tergolong kuat dalam menghadapi panas matahari yang begitu

terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak ternaungi,

maka kualitas daun bagus dan lemas. Kualitas daun yang seperti ini sangat

disukai oleh konsumen dibanding daun yang agak keras, yang umumnya hasil

pertanaman di tempat yang terlalu panas (Anonymous, 2012).

Menurut Rukmana (2005), kangkung mempunyai daya adaptasi yang

cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat

ditanam di berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Kangkung dapat tumbuh

dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 2000 m

dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang

cukup. Di tempat ternaungi, tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)

namun kurus.

2. Tanah

58

Page 9: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Di dunia pertanian, tanah merupakan alat produksi untuk menghasilkan

produk pertanian. Tanah sebagai alat produksi, memiliki peranan antara lain

sebagai tempat pertumbuhan tanaman, penyedia unsur-unsur makanan, sumber air

bagi tanaman, dan tempat peredaran udara untuk bernafasnya akar tanaman. Oleh

karena itu, tanaman sayuran membutuhkan tanah yang dalam, gembur, serta

banyak mengandung bahan organis. Tanah semacam ini dapat menahan air.

Demikian juga tanah lempung berpasir, sebab tanah berpasir bersifat gembur dan

berstruktur remah, sedangkan tanah lempung menahan air. Tanah yang terlalu

asam mengganggu pertumbuhan tanaman (Kanisius, 1992).

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi oleh keasaman tanah.

Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akan

menyebabkan akar tanaman mudah membusuk. Bagi pertumbuhannya, tanaman

kangkung membutuhkan tanah datar, sebab tanah yang memiliki kelerengan

tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik. Tanaman ini dapat

tumbuh bagus jika penanaman dilakukan pada tanah yang gembur dan subur

dengan pH 6,0-7,0 dengan kelembapan 80 %-90 % (Anonymous, 2012).

C. Vertikultur

1. Pengertian

Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah

ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian,

pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara

58

Page 10: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

vertikal atau bertingkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim

(khususnya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun

menggunakan bangunan atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket

teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi. Garis

besarnya, vertikultur adalah bercocok tanam secara bertingkat atau bersusun.

Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan

bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang

digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5

batang tanaman. Dengan sistem vertikultur bisa untuk 20 batang tanaman

(Harmanto, 2000).

Vertikultur bukan hanya sekedar kebun vertikal, namun ide ini akan

merangsang seseorang untuk menciptakan keragaman hayati di pekarangan yang

sempit sekalipun. Struktur vertikal memudahkan pengguna membuat dan

memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan, tetapi

juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan serta menjadi media

kreativitas untuk memperoleh hasil panen yang sehat dan berkualitas (Lukman,

2011).

Harmanto (2000) mengemukakan, banyak sedikitnya tanaman yang akan

dibudidayakan bergantung pada model wadah yang digunakan. Dari pengalaman

yang dilakukan, semua sudut rumah dapat dimanfaatkan untuk menanam

sayuran. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau

perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman

sebanyak-banyaknya.

58

Page 11: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2. Fungsi dan Manfaat Vertikultur bagi Daerah Perkotaan

Menurut Sutarminingsih (2003), upaya pengembangan dan

permasyarakatan vertikultur di daerah perkotaan, antara lain memiliki fungsi dan

manfaat sebagai berikut :

1. Menciptakan keasrian, keserasian, dan keindahan lingkungan kota yang

dipenuhi dengan berbagai sarana/prasarana perkotaan dan pemukiman padat

penduduk.

2. Konservasi sumber daya tanah yaitu dengan mengelola dan

memanfaatkannya secara bijaksana agar ketersediaannya dapat terus

berlanjut.

3. Konservasi sumber daya air, sebab dengan penghematan penggunaan air

berarti ketersediaan air dapat lebih terjamin pada masa-masa yang akan

datang.

4. Mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro perkotaan, sehingga kondisi

perkotaan menjadi lebih sejuk dan nyaman.

5. Berjalannya proses daur ulang limbah perkotaan (sampah dapur, kotoran

ternak) yang dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk kandang.

6. Sebagai alternatif kesempatan kerja bagi para pencari kerja ataupun

meningkatkan pendapatan warga masyarakat agar dapat lebih memperbaiki

kualitas kehidupan keluarganya.

7. Upaya memenuhi kebutuhan bahan pangan perkotaan dan menjaga

keberlanjutannya.

58

Page 12: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Kelebihan dan Kekurangan

Budidaya tanaman secara vertikultur memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan vertikultur adalah sebagai berikut :

a. Menghemat lahan.

b. Menghemat air.

c. Mendukung pertanian organik, karena lebih menganjurkan

penggunaan pupuk alami (pupuk kandang dan kompos) dan sesedikit

mungkin menggunakan pestisida anorganik.

d. Bahan-bahan yang digunakan sebagai wadah media tanam, dapat

disesuaikan dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada.

e. Umur tanaman relatif pendek.

f. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana.

g. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang sungguh-sungguh berminat

dengan tanaman (Sutarminingsih, 2003).

Kekurangan sistem vertikultur adalah sebagai berikut :

a. Rentan terhadap serangan jamur.

b. Membutuhkan investasi awal yang dibutuhkan cukup tinggi, terutama

untuk membuat bangunan.

c. Apabila menggunakan atap plastik, harus dilakukan penyiraman tiap

hari.

d. Memerlukan tangga atau alat khusus yang dapat dinaiki untuk

pemeliharaan dan pemanenan di bagian atas (Harmanto, 2000).

58

Page 13: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

4. Wadah Media Tanam Vertikultur Botol Bekas

Sebenarnya ada banyak jenis bahan di sekitar kita yang dapat digunakan

sebagai wadah media tanam bagi tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur.

Adapun syarat penting yang harus dimiliki oleh bahan-bahan tersebut adalah

cukup awet digunakan, mudah diperoleh, dan relatif murah (Sutarminingsih,

2003).

Model, bahan, ukuran, dan wadah vertikultur sangat banyak, tinggal

disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya wadah berbentuk

persegi panjang, segi tiga atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa

undakan atau rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas,

botol bekas, bahkan lembaran karung beras karena salah satu filosofi dari

vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita (Lukman,

2011).

Pada prinsipnya, pemanfaatan botol bekas sama dengan penggunaan pot

pada umumnya. Botol bekas digunakan sebagai wadah media tanam dan tempat

menanam berbagai jenis tanaman yang diinginkan, yang mana setelahnya

ditempatkan pada rak yang terbuat dari bambu atau kayu. Penempatan wadah

media tanam harus disusun sedemikian rupa agar tanaman dapat memperoleh

sinar matahari secara optimal (Sutarminingsih, 2003).

D. Budidaya Kangkung

58

Page 14: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tanaman kangkung merupakan sayuran yang dapat ditanam, baik di

perairan, sungai, maupun di darat. Kangkung darat dapat tumbuh di semua jenis

tanah. Agar dapat tumbuh secara optimal, tanaman kangkung membutuhkan

curah hujan 500-5000 mm/tahun, tanah yang gembur dan subur, dan berada pada

ketinggian 1-2000 m dpl. Sementara itu pertumbuhan kangkung tidak

dipengaruhi oleh keasaman tanah (Setyaningrum, 2011).

1. Penyiapan Benih

Menurut Sutarminingsih (2003), agar tanaman yang diusahakan atau

dibudidayakan nantinya memberikan hasil yang optimal, maka biji yang akan

dipersiapkan sebagai benih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Dihasilkan dari tanaman/buah yang baik dan sehat (unggul).

2. Biji harus murni, artinya bersih dan tidak tercampur dengan varietas lainnya.

3. Bebas dari hama dan penyakit.

4. Mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang tinggi.

Benih umumnya dapat dikatakan baik bila mempunyai daya tumbuh antara 75% -

95%. Antara benih satu jenis sayuran dengan jenis lainnya, pada dasarnya

mempunyai daya tumbuh yang berbeda-beda atau belum tentu mempunyai

kemampuan untuk tumbuh dalam jangka waktu yang sama.

Kangkung berkembang biak dengan biji maupun setek batang. Untuk

budidaya kangkung air menggunakan setek batang, sementara kangkung darat

menggunakan benih. Benih kangkung biasanya dapat dibeli di toko pertanian,

karena terjamin kualitasnya dan telah bersertifikat. Kebutuhan benih kangkung

58

Page 15: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

untuk lahan penanaman seluas 100 m2 adalah 100 g. Benih yang akan ditanam

sebaiknya direndam di dalam air hangat terlebih dahulu selama 30 menit, lalu

dikering –anginkan (Setyaningrum, 2011).

2. Penanaman

Untuk penanaman di pot botol bekas dibutuhkan media khusus mengingat

suplai unsur hara pada tanaman sangat mengandalkan media tanam tersebut.

Media tanam yang tepat untuk bertanam sayuran dalam wadah ini yaitu

campuran dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Campurkan

kedua macam media tanam tersebut dengan perbandingan masing-masing 1/3

bagian. Formula media tanam ini memiliki kelebihan, antara lain ringan, aliran

air berjalan lancar, dan terbebas dari soil borne diseases dan biji-biji gulma

(Nuriela dkk, 2008).

Penanaman benih kangkung perlu dijarangkan agar pertumbuhannya

optimal. Apabila tanaman kangkung tunbuh terlalu rapat, tanaman akan

cenderung tumbuh tinggi dengan diameter batang dan lebar daun yang terlalu

kecil. Penjarangan tanaman dilakukan jika pertumbuhan terlalu rapat. Usahakan

kerapatan tanaman sekitar 1-2 tanaman per 1 cm panjang alur penanaman

(Agromedia, 2010).

Penjarangan sebaiknya dilakukan pada saat tanaman berumur 10-15 hari

setelah tanam. Caranya, cabut tanaman yang paling kecil di antara rumpun

tanaman di alur-alur yang tampak terlalu rapat. Penjarangan bertujuan untuk

58

Page 16: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

menghasilkan kangkung dengan vigor kekar dan daun-daun yang lebar,

sehinggakesegarannya lebih tahan lama (Agromedia, 2010)

Adapun penanaman kangkung darat lebih baik dilakukan pada sore hari

yaitu pukul 16.00-18.00. Hal ini bertujuan agar setelah ditanam, benih tidak

langsung mendapat udara kering sehingga cepat berkecambah (Anonymous,

2012).

3. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Menurut Kanisius (1992), tanaman sayuran membutuhkan banyak air,

terlebih tanaman yang tumbuh subur dan cepat. Sayuran daun mengandung air ±

90%. Tetapi pada siang hari yang terik, banyak air yang hilang menguap,

sedangkan pada malam hari hampir tak ada penguapan. Oleh karena itu, waktu

penyiraman yang baik ialah pada sore hari (Kanisius, 1992).

Perlu diketahui bahwa maksud penyiraman ialah untuk menggantikan air

yang sudah banyak menguap pada siang hari, mengembalikan kekuatan tanaman

kepada keadaan tanaman di malam hari, dan penambahan terhadap tanaman

yang kekurangan air. Pemberian jumlah air pada setiap tanaman sayuran tidaklah

sama. Hal ini sangat tergantung kepada banyak faktor, antara lain jenis tanaman,

keadaan cuaca, umur tanaman, dan keadaan tanah (Kanisius, 1992).

Penyiraman tanaman kangkung pada fase awal pertumbuhan dapat

dilakukan sebanyak 2-3 hari sekali atau dengan melihat tingkat kekeringan

tanah. Pada tingkat pertumbuhan yang lebih lanjut, perlu dilakukan pada pagi

58

Page 17: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dan sore hari agar kehilangan air melalui penguapan pada siang harinya dapat

segera tergantikan. Sehingga dengan demikian, keesokan harinya tanaman dapat

menjadi sehat dan segar kembali (Sutarminingsih, 2003).

b. Penyiangan

Penyiangan terhadap gulma perlu dilakukan, mengingat gulma tersebut

dapat menghalangi pertumbuhan tanaman dan merebut zat-zat makanan yang

dibutuhkan tanaman. Selain itu, gulma tersebut justru dapat menjadi tempat

hidup atau sumber makanan bagi hama dan penyakit yang nantinya dapat

menyerang tanaman pokok (Sutarminingsih, 2003).

Baik kangkung darat maupun kangkung air memerlukan penyiangan.

Penyiangan dilakukan dengan mencabuti gulma yang tumbuh di sekitar

tanaman. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Gulma dapat

dicabut dengan tangan atau tanahnya dicangkul agar akar gulma juga ikut

terangkat dan mudah diambil (Setyaningrum, 2011).

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan

yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-

zat makanan untuk tanaman itu bertambah. Dalam rangka memperoleh hasil dan

mutu yang tinggi pada usaha-usaha pertanaman sayuran perlu dilakukan

berbagai usaha, sehingga zat-zat hara yang dapat diserap itu menjadi siap untuk

diserap (Kanisius, 1992).

58

Page 18: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan jalan pemupukan; misalnya pada

tanah liat dipupuk dengan DS, kapur, pasir, dan sebagainya. Sedangkan tanah-

tanah pasir dan tanah berat bisa dipupuk dengan pupuk organik. Pemupukan itu

tidak hanya sekedar menambah zat-zat hara dalam tanah, tetapi juga supaya zat-

zat makanan yang tidak mudah diserap oleh tanaman itu menjadi mudah. Di sini

pupuk itu tidak dihisap oleh tanaman, melainkan untuk memperbaiki struktur

tanah (Kanisius, 1992).

Menurut Lukman (2011), pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik,

seperti kompos, pupuk kandang, atau bokashi. Limbah dapur atau daun-daun

kering bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah

hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan

lain-lain) dengan teknologi EM. Bokashi digunakan sebagai pupuk organik

untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman.

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea yang mana

diberikan hanya sekali dengan cara melarutkannya dalam air lalu

menyiramkannya pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan agar pada waktu

menebar pupuk, jangan sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel

pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu (Anonymous, 2012).

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Sutarminingsih (2003), hama dan penyakit merupakan salah satu

faktor pembatas dalam usaha budidaya pertanian. Maksudnya adalah bahwa bila

58

Page 19: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

hama atau penyakit kemudian datang dan menyerang tanaman yang kita

usahakan, maka kemungkinan produksi tanaman tersebut akan terganggu atau

menurun. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengendalian hama dan

penyakit secara tepat, sehingga produksi tanaman tetap dapat dipertahankan dan

bahkan mungkin ditingkatkan.

Marsusi (2010) mengemukakan, hama yang menyerang tanaman kangkung

adalah ulat grayak (Spodoptera litura F) dan kutu daun (Myzus persicae Sulz).

Penyakit yang menyerang batang tanaman kangkung adalah penyakit karat putih

yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Gejala penyakit ini yaitu adanya

pustul-pustul (bintik berwarna putih di sisi daun sebelah bawah batang). Apabila

diperlukan, gunakan pestisida yang benar-benar aman dan cepat terurai seperti

pestisida biologi atau pestisida nabati.

Ulat yang menyerang daun kangkung sama jenisnya dengan ulat daun

yang menyerang tanaman sayuran daun lainnya. Ulat ini menyerang pucuk dan

daun muda kangkung. Akibatnya, daun muda dan pucuk tanaman menjadi

berlubang-lubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh tunas,

pertumbuhan tanaman akan terhambat. Cara mengatasinya dengan

menyemprotkan insektisida yang tepat, seperti March 50 EC, Proclaim 5 SG,

Decis 2,5 EC, dan Buldok 25 EC (Agromedia, 2010).

Selain menggunakan beberapa insektisida seperti di atas, ulat daun

kangkung juga dapat dibasmi dengan menggunakan insektisida alami.

Insektisida alami dapat dibuat sendiri dengan bahan dan cara yang mudah.

Siapkan bahan-bahan berupa 1 kg semak babandotan, dan 7 liter air bersih.

58

Page 20: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Semua bahan tersebut ditumbuk sampai hancur. Tambahkan 7 liter air pada

adonan tersebut, aduk rata, kemudian saring. Cara aplikasinya, encerkan dengan

perbandingan 1 bagian air ramuan dengan 15 bagian air bersih (Agromedia,

2010).

4. Panen

Panen merupakan kegiatan paling akhir dalam pembudidayaan tanaman

sayuran. Agar tanaman sayuran yang dibudidayakan dapat menghasilkan

produksi dalam jumlah dan kualitas yang baik, maka pemungutan hasil atau

pemanenan harus dilakukan berdasarkan umur panen yang optimal. Sehingga

dengan demikian, pemanenan tidak dilakukan terlalu awal maupun terlalu

lambat (Sutarminingsih, 2003).

a. Penentuan Ciri dan Umur Panen

Sutarminingsih (2003) mengatakan bahwa umur tanaman dan beberapa ciri

fisik tanaman seperti misalnya tingkat pertumbuhan tanaman serta ukuran dan

warna buah, dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan umur panen

yang optimal. Seperti misalnya kangkung cabut, ketika dipanen pada umur 25

hari, batang yang dimiliki masih lunak atau selada keriting yang dipanen pada

umur 35 hari telah memiliki daun berukuran besar berwarna hijau segar dan

batang belum memanjang.

Ada perbedaan waktu antara pemanenan kangkung air dan kangkung darat.

Bila kangkung air dapat dipanen setelah berumur dua bulan, maka kangkung

darat dapat dipanen lebih dulu yaitu 25-40 hari setelah tanam. Pemanenan

58

Page 21: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

kangkung darat dapat dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang

masih muda sekitar 20 cm atau mencabut sampai ke akar jika tinggi tanaman

telah mencapai 20 cm. Adapun keuntungan pemanenan dengan cara memotong

batang ialah kangkung dapat dipanen secara terus-menerus (Setyaningrum,

2011).

b. Cara Pemanenan

Pemanenan sayuran dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda,

tergantung pada macam atau jenis sayurannya. Namun demikian, pada umumnya

terdapat 3 cara pemanenan sayuran yang sering dilakukan, yaitu :

1. Dipetik, misalnya cabai, tomat, terung, dan kacang-kacangan.

2. Dipotong, misalnya petsai, selada, kol, kangkung, dan seledri.

3. Dicabut, misalnya bayam, kangkung, bawang merah, bawang putih, selada,

dan wortel (Sutarminingsih, 2003).

Pemanenan dilakukan terhadap kangkung yang telah memiliki batang

besar dan daun lebar. Sebelum dicabut, media tanam harus dibasahi terlebih

dahulu untuk memudahkan pencabutan. Setelah media tanam cukup basah, cabut

tanaman beserta akarnya untuk mempertahankan kesegaran tanaman dalam

waktu lama (Agromedia, 2012)

c. Periode Panen

Panen dilakukan satu kali selama 2-3 minggu. Setiap kali sehabis panen

biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11

kali panen, maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitas

maupun kualitas. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 cm untuk

58

Page 22: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dikembangkan menjadi biji, dimana memakan waktu 40 hari sampai dapat

dikeringkan (Anonymous, 2012).

d. Pengumpulan, pembersihan, dan penyimpanan

Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan

sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan. Sebelum dikumpulkan

menjadi satu, sayuran harus terlebih dahulu dibersihkan. Pembersihan bertujuan

untuk mencegah masukanya mikroba dari kotoran yang melekat, memperkecil

resiko adanya bahaya residu pestisida, dan untuk lebih mempercantik

penampilan. Pembersihan dapat dilakukan cara menghilangkan bagian-bagian

yang tidak berguna, seperti misalnya daun busuk, daun tua, dan bagian lain yang

tidak dikonsumsi (Sutarminingsih, 2003).

Sebelum dijual langsung ke konsumen, ada kalanya sayuran tersebut

harus ditampung (disimpan) terlebih dahulu. Dalam hal ini, tempat yang

digunakan untuk menyimpannya harus bersih dan mempunyai ventilasi yang

cukup agar sirkulasi udara segar dapat berjalan dengan baik. Agar tidak cepat

layu, kangkung yang telah diikat, dicelupkan ke dalam air tawar bersih, lalu

ditiriskan dengan menggunakan anjang-anjang (Sutarminingsih, 2003).

58

Page 23: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu

Praktik lapangan ini akan dilaksanakan di lahan klinik Agribisnis Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Dimulai

pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Desember 2013. Pemilihan lokasi ini

dilakukan dalam rangka pemanfaatan lahan kosong yang telah disiapkan dan juga

dengan pertimbangan untuk melakukan pengamatan secara intensif.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik lapangan ini adalah :

Tabel 2. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Cangkul 1 buah Lahan

Parang 1 buah Botol Bekas

Meteran 1 buah Benih Kangkung

Cutter 1 buah Pupuk Kandang

Palu 1 buah Pupuk Urea

Air

Bambu

Kawat

Paku

58

Page 24: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

C. Metode Praktik Lapangan

Praktik lapangan ini akan dikerjakan dengan melakukan budidaya dan

observasi secara langsung. Adapun aktivitas budidaya meliputi persiapan

bangunan vertikultur, persiapan benih, persiapan wadah media tanam berupa

botol bekas, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan disertai dengan

dokumentasi selama aktivitas budidaya berlangsung.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk menunjang kelengkapan proposal praktik lapangan mengenai

budidaya tanaman kangkung, maka dikumpulkan dua macam data, yaitu data

primer dan data sekunder.

Data primer untuk praktik lapangan ini diperoleh dengan cara melakukan

pengamatan langsung terhadap semua kegiatan yang akan dilaksanakan. Data

sekunder berupa kepustakaan dari instansi-instansi terkait atau apapun yang

terkait dengan praktik lapangan ini.

E. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan

Kegiatan praktik lapangan dalam budidaya tanaman kangkung ini akan

dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Desember. Untuk jadwal kegiatannya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

58

Page 25: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tabel 3. Jadwal kegiatan praktik lapangan

No Kegiatan Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan proposal praktik

lapangan

X

2 Pelaksanaan praktik lapangan

a. Persiapan lahan X

b. Pembuatan bangunan

vertikultur

X

c. Pengisian tanah X

d. Penanaman X

3 Pemeliharaan

a. Penyiraman X X X X X

b. Penyiangan X X X X

c. Pemupukan X X X

4 Panen X

5 Penyusunan laporan praktik

lapangan

X X X

Keterangan : X mewakili satu minggu

58

Page 26: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

A. Landasan dan Batasan Wilayah Administrasi

Kegiatan Praktik Lapangan dilaksanakan di lahan praktik klinik agribisnis

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya terletak di Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan

Ilir dengan luas 712 hektar, yang terletak 38 km ke arah selatan Kota Palembang.

Secara administratif, Universitas Sriwijaya terletak di Desa Tanjung Seteko yang

termasuk dalam wilayah Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Provinsi

Sumatera Selatan. Berikut batas-batas wilayah Universitas Sriwijaya secara

administratif :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Indralaya

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Pering dan Desa Payakabung

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara Penimbun dan Desa

Pemulutan

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya menempati areal seluas ± 400

ha, yang mana terletak di Zona C Kampus Unsri Indralaya dan di sayap selatan

Gedung Perpustakaan Pusat. Sejak tahun 2001 sampai tahun 2009, Fakultas

Pertanian memiliki lima jurusan dan sepuluh program studi, namun sejak tahun

ajaran 2009/2010 dilakukan penggabungan (merger) program studi menjadi

berikut :

58

Page 27: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1. Program Studi Agroekoteknologi (merger dari PS Agronomi, PS Ilmu Tanah

dan PS Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan)

2. Program Studi Agribisnis (merger dari PS Agribisnis dan PS Penyuluhan &

Komunikasi Pertanian)

3. Jurusan Teknologi Pertanian dengan Program Studi Teknik Pertanian dan

Teknologi Hasil Pertanian

4. Program Studi Peternakan

5. Program Studi Budidaya Perairan

6. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian diantaranya

adalah gedung kuliah dua lantai dengan jumlah kelas sebanyak 14 buah dan

dilengkapi dengan 4 ruangan WC, gedung Dekanat Fakultas Pertanian berlantai

III, Kantor-kantor tiap jurusan, musholah, lapangan parkir, laboratorium di tiap

jurusan, bus dosen dan karyawan Fakultas Pertanian, jaringan internet dan kebun

percobaan mahasiswa.

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian sendiri memiliki beberapa sarana dan

prasarana berupa Laboratorium Biometrika yang digunakan untuk melayani

praktikum pengolahan data statistika di bidang Sosial Ekonomi Pertanian dan

Laboratorium Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang digunakan untuk

melayani praktikum di bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.

Laboratorium Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat atau biasa disebut

58

Page 28: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lab. KPM terdiri dari 3 studio yaitu Studio Audio Visual, Studio Radio, dan

Studio Fotografi dan Media Cetak.

C. Lahan Praktik Klinik Agribisnis

Lahan Praktik Klinik Agribisnis merupakan tempat pelaksanaan praktik

lapangan yang berada di bawah koordinasi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

yang mana diketuai oleh Bapak Ir. Mirza Antoni, M.Si dan dijaga oleh Bapak

Yatno. Lahan praktik ini terletak di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

yang luas arealnya mencapai 3,5 hektar. Umumnya lahan praktik ini digunakan

oleh mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian untuk melaksanakan kegiatan

praktik lapangan.

58

Page 29: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Budidaya kangkung secara vertikultur dengan pemanfaatan botol bekas

dilakukan dengan 6 tahapan kegiatan, yaitu (1) Persiapan lahan; (2) Pembuatan

bangunan vertikultur; (3) Pengolahan tanah; (4) Penanaman benih kangkung; (5)

Pemeliharaan tanaman dan (6) Pemanenan.

A. Persiapan Lahan

Lahan praktik klinik agribisnis terletak di atas bentang alam yang datar. Jenis

tanah di lahan ini berwarna hitam dan mengandung sedikit liat. Sebagian lahan

praktik digunakan untuk pembudidayaan tanaman hortikultura, sementara lahan yang

tidak terpakai dibiarkan begitu saja tanpa pemeliharaan, sehingga banyak ditumbuhi

rumput, semak berukuran tinggi, dan akar tanaman liar.

Dalam praktik lapangan ini, yang ingin ditekankan ialah bagaimana sebuah

lahan sempit bisa digunakan untuk menghasilkan tanaman kangkung yang bisa

dikonsumsi. Oleh karena itu, lahan yang digunakan untuk praktik lapangan hanya

berukuran 3 m x 2 m, yang berletakkan tepat di sisi depan lahan budidaya kacang

panjang. Setelah pengukuran, dilakukan penebasan terhadap rerumputan, semak, dan

akar-akar tanaman liar. Adapun persiapan lahan dilakukan dalam satu hari. Kondisi

lahan yang dipenuhi oleh semak berukuran tinggi dan berdaun tajam membuat

persiapan lahan cukup terkendala.

58

Page 30: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

B. Pembuatan Bangunan Vertikultur

Bangunan vertikultur bisa dibuat dari bahan apa saja, baik itu bambu ataupun

pipa paralon, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Dalam praktik

lapangan ini, bangunan vertikultur dibuat dari bambu dengan pertimbangan lebih

ekonomis dibandingkan pipa paralon. Selain itu, penggunaan bambu juga sesuai

dengan model bangunan yang diinginkan. Untuk membuat bangunan vertikultur,

dibutuhkan 4 buah bambu berukuran besar, yang mana bambu-bambu tersebut

dipotong hingga menghasilkan ± 15 bilah bambu berukuran kecil. Pemotongan

bambu ini dilakukan dengan bantuan parang. Setelah bambu-bambu kecil tersebut

dihasilkan, setiap bambu ditanam di dalam tanah agar berdiri kokoh. Selain 15

bambu yang dibuat berjajar, beberapa bambu dengan ukuran lebih besar dipasang di

sisi kanan dan kiri untuk menyangga 15 bambu tersebut agar lebih kokoh.

Setelah bangunan vertikultur jadi, 60 buah potongan botol bekas air mineral

dipasang di tiap-tiap bambu. Sebanyak 15 botol dipasang di sisi atas dan 15 lainnya

dipasang di sisi bawah dan begitu juga dibaliknya (sisi bambu bagian belakang).

Sebelum memasangnya, terlebih dahulu botol yang utuh dipotong menjadi dua

bagian, kemudian dilubangi sebanyak 5 lubang di sisi kiri dan kanan untuk

membuang air berkelebihan supaya tidak tergenang. Untuk memasang botol pada

bambu, digunakan kawat untuk mengikat, agar botol melekat kuat pada bambu.

58

Page 31: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 1. Botol bekas air mineral yang dipotong menjadi dua bagian

Berdasarkan letak media tanam, jenis teknologi budidaya ini dibagi menjadi

vertikultur bertingkat, vertikultur berdiri, dan vertikultur bergantung. Dalam hal ini,

teknologi budidaya yang digunakan adalah vertikultur bertingkat, dimana wadah

media tanam berupa botol bekas air mineral ditata berjenjang ke atas menggunakan

kaki penopang. Adapun pemanfaatan botol bekas air mineral ini ditujukan untuk

mengurangi penumpukan sampah anorganik.

Pembuatan bangunan vertikultur ini memerlukan waktu dua hari, dimulai dari

pemotongan bambu, penyusunan bambu hingga berdiri kokoh, penataan wadah

media tanam pada bambu, hingga dilakukan pengecatan terhadap bambu. Pengecatan

dilakukan dengan menyapukan cat berwarna ungu pada bambu dengan tujuan

menunjang nilai estetika. Selain pengecatan, nilai estetika juga ditunjang dengan

tampilan lahan yang rata, rapi, dan bersih dari bekas-bekas penebasan maupun

serpihan bambu.

58

Page 32: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2. Wadah media tanam ditata berjenjang ke atas

C. Pengolahan Tanah

Tanah yang akan digunakan diambil dari areal sekitar lahan, kemudian

dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Seperti yang

diungkapkan oleh Sarwono. H (1987), bahan organik memiliki peran penting karena

membantu menahan air, sehingga ketersediaan air tanah lebih terjaga dan membantu

granulasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur yang akan memperbaiki aerasi

tanah dan perkembangan sistem perakaran. Setelah tanah dan pupuk kandang

dicampur menjadi satu, tanah dimasukkan ke dalam tiap botol hingga mencapai ¾

botol, lalu dibiarkan selama semalam.

58

Page 33: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3. Tanah diambil dari areal sekitar lahan

Gambar 4. Pupuk kandang

58

Page 34: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 5. Pengisian tanah ke dalam botol

D. Penanaman Benih Kangkung

Setelah dilakukan pengolahan tanah, benih kangkung dapat ditanam satu

malam setelahnya. Sebelum penanaman dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

pelubangan dengan menusukkan batang kayu ke dalam tanah pada kedalaman 3-5

cm. Jenis benih yang akan ditanam merupakan benih varietas unggul bermerk HASA

SEED dengan daya tumbuh 81 %. Benih kangkung berbeda dengan benih tanaman

lainnya yang pada umumnya berwarna hitam dan berukuran kecil, benih kangkung

justru berwarna cokelat dan berukuran lebih besar.

Penanaman benih kangkung dimulai dengan memasukkan 5 benih ke dalam

tiap botol, lalu menutupnya dengan tanah di sekitarnya. Setelah penanaman benih

dilakukan, benih langsung disiram agar benih kangkung mudah tumbuh. Aktivitas

penanaman benih kangkung ini dilakukan pada sore hari, tepatnya pada tanggal 3

58

Page 35: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

November 2013. Adapun benih yang dihabiskan berjumlah ± 320 benih. Mengingat

benih tidak seutuhnya tumbuh 100 %. Penanaman benih juga dilakukan di botol yang

menggantung pada bambu, yang ditujukan untuk penyulaman.

Gambar 6. Kemasan benih kangkung tampak depan

Gambar 7. Kemasan benih kangkung tampak belakang

58

Page 36: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 8. Benih kangkung berwarna cokelat dan berukuran besar

E. Pemeliharaan Tanaman

1. Penyulaman

Umumnya tidak semua benih yang ditanam dapat tumbuh 100% secara

sempurna. Tumbuhnya benih secara tidak sempurna dapat diakibatkan oleh

beberapa hal, salah satunya adalah tanaman diserang oleh hama dan penyakit.

Tindakan penyulaman dilakukan dengan membuang benih yang tidak tumbuh

atau membuang tanaman yang tumbuh secara tidak sempurna dan menggantinya

dengan bibit yang baru.

Tujuh hari setelah penanaman, dilakukan penyulaman, agar tanaman yang

mati atau pertumbuhannya tidak sempurna diganti dengan tanaman yang baru.

Pada kegiatan praktik lapangan ini, terdapat lima botol atau delapan lubang

tanam yang tidak menghasilkan tanaman kangkung, sehingga dapat dikatakan

58

Page 37: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

benih hanya tumbuh 97,3 %. Penyulaman dilakukan pada sore hari agar bibit

yang ditanam tidak mati akibat terlalu panasnya sinar matahari. Sebelumnya,

bibit yang akan disulam telah dipersiapkan terlebih dahulu di areal yang berbeda,

yaitu di botol yang dipasang menggantung pada bambu seperti pada gambar 10.

Gambar 9. Hanya dua benih yang mengalami pertumbuhan

Gambar 10. Benih yang dipersiapkan untuk penyulaman

58

Page 38: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2. Penyiraman

Tanaman kangkung memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya. Oleh

karena itu, tanaman kangkung tidak boleh kekurangan air dan tanahnya harus

tetap lembab serta tidak terlalu kering. Penyiraman dilakukan tergantung pada

keadaan curah hujan dan tanah di areal penanaman. Bila tidak ada hujan,

penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pada sore hari, sedangkan bila hari hujan,

dosis penyiraman dikurangi bahkan tidak dilakukan penyiraman sama sekali, bila

hujan sangat deras. Pengurangan dosis penyiraman pada hari hujan ditujukan

untuk menghindari pembusukan akar dan batang. Adapun penyiraman dilakukan

dengan menggunakan ember berukuran besar, dengan memanfaatkan keran air

yang ada di sekitar lahan klinik agribisnis. Tiap tanaman disiram dengan dosis

yang cukup agar air tidak sampai menggenang di dalam botol.

Gambar 11. Penyiraman memanfaatkan keran air di sekitar lahan praktik

58

Page 39: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada minggu ke tiga dan ke empat sejak

dilakukannya penanaman. Adapun pemupukan dilakukan pada sore hari dengan

menggunakan pupuk kandang yang telah dicampur dengan air. Terdapat sedikit

kesulitan pada saat melakukan penanaman, dimana keberadaan tanaman di dalam

botol membuat pemberian pupuk tidak bisa dilakukan secara leluasa seperti

pemupukan pada lahan. Saat melakukan pemupukan, beberapa daun kangkung

terkena pupuk yang berwujud cair itu, sehingga satu hari setelahnya, beberapa

daun menguning.

Gambar 12. Beberapa daun menguning karena terkena cairan pupuk

4. Penyiangan gulma

Penyiangan gulma dilakukan satu minggu setelah penanaman. Gulma-

gulma kecil telah tumbuh sejak tanaman berkecambah, berumur satu minggu

hingga tinggi tanaman kangkung mencapai > 25 cm. Aktivitas penyiangan gulma

58

Page 40: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dilakukan tanpa batas waktu. Artinya, apabila terlihat gulma di sekitar tanaman,

gulma segera dicabut. Sama halnya dengan aktivitas pemupukan, penyiangan

terhadap gulma-gulma tersebut juga mengalami kesulitan. Keberadaan tanaman

dan gulma yang berdampingan di dalam botol membuat gulma menjadi sulit

dicabut, sehingga tidak jarang beberapa gulma tertinggal di dalam botol.

Ditambah lagi, posisi 15 botol di bagian atas cukup menyulitkan untuk melihat

keberadaan gulma dan menyianginya.

Gambar 13. Gulma kecil pada saat benih berkecambah

58

Page 41: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 14. Gulma pada saat tanaman berumur satu minggu

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan untuk mendapatkan hasil dan produksi yang tinggi. Bila suatu hama

dan penyakit menyerang tanaman, maka harus ditanggulangi karena bila tidak

segera diberantas, akan menyebabkan kerugian. Tanaman kangkung termasuk

tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit.

Dalam praktik lapangan ini, hama yang paling sering menyerang tanaman

kangkung ialah Walang Sangit (Leptocorixa acuta Thunb). Saat melakukan

pengamatan, seringkali walang sangit terlihat hinggap di setiap tanaman

kangkung. Selain walang sangit, terdapat juga kutu daun (Aphid) yang

menyebabkan daun kangkung menjadi melengkung, akibat kutu daun menghisap

cairan tanaman tersebut. Untuk mengendalikan kedua hama ini tidak memerlukan

58

Page 42: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

pestisida, melainkan hanya dengan membasminya dan membersihkannya dari

tanaman kangkung dengan menggunakan tangan.

Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman kangkung ialah

penyakit bercak daun. Gejala diperlihatkan berupa bercak cokelat secara tidak

beraturan pada daun. Untuk menghindari tersebarnya penyakit ini, tanaman

kangkung yang sakit atau telah terserang segera dicabut.

Gambar 15. Walang Sangit (Leptocorixa acuta Thunb)

Gambar 16. Kutu Daun (Aphid) di balik daun kangkung

58

Page 43: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 17. Daun kangkung melengkung akibat kutu daun

Gambar 18. Bercak cokelat pada daun kangkung

F. Panen

Panen merupakan kegiatan akhir dari pembudidayaan tanaman sayuran.

Umumnya tanaman kangkung bisa dipanen setelah berumur + 30 hari. Pada

praktik lapangan ini, tanaman kangkung dipanen pada saat berumur 45 hari atau

58

Page 44: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1 ½ bulan, saat pertumbuhan batang mencapai 25 cm atau lebih dan ukuran daun

cukup besar. Pemanenan dilakukan dengan memotong pada bagian pangkal

tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Hal ini ditujukan untuk

pemanenan yang bisa dilakukan berulang-ulang hingga sepuluh kali.

Setelah pemanenan, tanaman kangkung dikumpulkan dan dibersihkan.

Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang melekat dan

dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian yang tidak layak konsumsi,

seperti daun yang kuning, tua, dan busuk. Setelah dibersihkan, sebanyak 15

kangkung disatukan dalam satu ikatan. Agar tidak cepat layu, kangkung yang

telah diikat, dicelupkan kembali ke dalam air tawar bersih. Dari 300 benih yang

ditanam, dihasilkan 20 ikat pada panen pertama.

Gambar 19. Tanaman kangkung berumur dua minggu

58

Page 45: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 20. Tanaman kangkung berumur tiga puluh hari

Gambar 21. Pemanenan dengan cara memotong pangkal tanaman

58

Page 46: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 22. Tanaman kangkung yang telah dipotong bagian pangkalnya

Gambar 23. Pembersihan kangkung di air tawar bersih

58

Page 47: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 24. Tanaman kangkung yang sudah diikat

58

Page 48: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktik lapangan yang telah dilaksanakan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan budidaya kangkung dengan teknik vertikultur dapat dilakukan di

lahan sempit berukuran 3 m x 2 m dengan tahapan-tahapan yang sama

dengan pembudidayaan umumnya, yaitu dimulai dengan penyiapan lahan,

pembuatan bangunan vertikultur, pengolahan tanah, penanaman,

pemeliharaan, dan pemanenan.

2. Kegiatan budidaya kangkung dengan teknik vertikultur dapat dilakukan

dengan memanfaatkan sampah anorganik berupa botol bekas air mineral,

yang mana botol yang semula utuh dipotong menjadi dua bagian, lalu

masing-masing digunakan sebagai wadah media tanam.

3. Penggunaan bambu, pengaturan tanaman secara berjenjang ke atas,

pengecatan, dan tampilan lahan yang rata, bersih, dan rapi telah membuat

pembudidayaan tanaman ini memiliki nilai keindahan (estetika).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan melalui praktik lapangan ini adalah sebagai

berikut :

1. Pengaturan tanaman secara vertikal, terutama di bagian atas, cukup

menyulitkan praktikan untuk melakukan penyiraman, pemupukan, dan

58

Page 49: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

penyiangan gulma. Sebaiknya pengaturan tanaman secara vertikal dibuat

sampai batas jangkauan tubuh praktikan saja, atau gunakan tangga dan alat

bantu lainnya untuk melakukan pemeliharaan.

2. Dalam melakukan pemupukan, sebaiknya butir atau cairan pupuk tidak

menempel pada daun, agar daun tidak layu dan menguning.

58

Page 50: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAMPIRAN

58

Page 51: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kolam ikan

136 m46,5 m

12 m

14 m

140 m

30 m16 m

T

Pintu masuk

Kebun batang bawah karet

0,5 ha

Lahan praktik mahasiswa

1 ha

Koleksi buah-buahan

0,5 ha

Jalan kebun

Tanaman sayuran dan palaw

ija/ dan praktik mahasisw

a (1 ha)

Tanman hias

Jalan kebun

Jalan kebun

Tanaman lengkeng di sepanjang jalan

Tanaman lengkeng di sepanjang jalan

Rumah jaga

Lampiran 1. Denah Rencana Pemanfaatan Lahan Praktik Lapangan Klinik Agribisnis

58

185 m

Page 52: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lampiran 2.Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Tertinggi

Tanaman di

Botol

10-11-13 17-11-

13

24-11-13 1-12-13 8-12-13 15-12-13

1 6 cm 11 cm 18,1 cm 25,2 cm 31,1

cm

35,7 cm

2 4,5 cm 9,1 cm 16 cm 23,1 cm 29 cm 34,3 cm

3 6,2 cm 11,2 cm 18,2 cm 25,5 cm 31,3

cm

38,7 cm

4 6 cm 10,5 cm 17,3 cm 25,3 cm 31,5

cm

38,4 cm

5 5,1 cm 10,1 cm 17 cm 24,9 cm 30,2

cm

37,8 cm

6 3,2 cm 9,2 cm 16,4 cm 21,4 cm 27,5

cm

34,5 cm

7 3,7 cm 9,7 cm 16,9 cm 21,7 cm 27,8

cm

34,9 cm

8 4,5 cm 10,5 cm 17,4 cm 23 cm 29,3

cm

36,7 cm

9 4,7 cm 10,7 cm 17,7 cm 23,6 cm 29,8

cm

36,9 cm

10 4,1 cm 9,1 cm 16 cm 24 cm 30,1

cm

37,6 cm

11 5,7 cm 11,7 cm 16,8 cm 24,5 cm 30,6

cm

38,4 cm

12 5,1 cm 12 cm 18,8 cm 24,3 cm 30,2

cm

38,6 cm

13 5 cm 11,3 cm 18,2 cm 24,8 cm 30,9

cm

38,9 cm

14 6,3 cm 11,3 cm 18,4 cm 25,3 cm 31,5

cm

39,1 cm

15 8,1 cm 14,2 cm 21,3 cm 27,1 cm 34,4 42,8 cm

58

Page 53: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

cm

16 6 cm 12,1 cm 19 cm 25,1 cm 31,1

cm

38,8 cm

17 8 cm 14 cm 20,3 cm 26,9 cm 34,2

cm

40,3 cm

18 4,4 cm 11,4 cm 18,1 cm 24,4 cm 30,5

cm

38,7 cm

19 7,9 cm 16,2 cm 24,3 cm 27 cm 33,8

cm

40 cm

20 5,3 cm 11,2 cm 19,1 cm 24,7 cm 31,1

cm

38,2 cm

Catatan : Sampel diambil secara acak

Lampiran 3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terrendah

Tanaman di

Botol

10-11-13 17-11-

13

24-11-13 1-12-13 8-12-13 15-12-13

1 4,1 cm 9 cm 14,1 cm 21 cm 27,1 cm 32,3 cm

2 3,8 cm 8,3 cm 13,2 cm 20,1 cm 26,2 cm 31,3 cm

3 4,3 cm 9,4 cm 14,1 cm 21,2 cm 27,3 cm 32,5 cm

4 3,9 cm 8,3 cm 13,4 cm 20,3 cm 26,4 cm 31,3 cm

5 3,2 cm 8 cm 13,1 cm 20,2 cm 26,5 cm 31,4 cm

6 3,7 cm 8,2 cm 13,5 cm 20,6 cm 26,7 cm 31,8 cm

7 3,1 cm 7,9 cm 12,8 cm 19,7 cm 25,5 cm 30,6 cm

8 3,8 cm 8,9 cm 13,8 cm 20,2 cm 26,3 cm 31,4 cm

58

Page 54: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

9 3 cm 8,1 cm 13,3 cm 20 cm 26,1 cm 31 cm

10 3,2 cm 8,4 cm 13,5 cm 20,3 cm 26,4 cm 31,5 cm

11 4,3 cm 9,5 cm 14,4 cm 21,3 cm 27,4 cm 32 cm

12 4,1 cm 9,1 cm 14,3 cm 21,1 cm 27,2 cm 31,9 cm

13 3,8 cm 8,9 cm 13,8 cm 20,9 cm 27 cm 31,9 cm

14 4,8 cm 9,3 cm 14,2 cm 21,3 cm 27,4 cm 32,1 cm

15 5,5 cm 10 cm 15,2 cm 22,3 cm 28,4 cm 33,3 cm

16 4,1 cm 9,2 cm 14,3 cm 21,4 cm 27,5 cm 32,6 cm

17 5,3 cm 10,3 cm 15,4 cm 22,5 cm 28,7 cm 33,6 cm

18 3,1 cm 8,4 cm 13,2 cm 20,5 cm 26,8 cm 31,9 cm

19 5,1 cm 9,3 cm 14,2 cm 21,3 cm 27,5 cm 32,6 cm

20 3,9 cm 9,1 cm 14,3 cm 21,4 cm 27,3 cm 32,4 cm

Lampiran 4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Tertinggi

Tanaman di Botol 10-11-

13

17-11-13 24-11-13 1-12-13 8-12-13 15-12-13

1 3 7 9 11 12 13

2 3 8 9 10 11 12

3 2 6 8 10 11 13

4 3 7 9 10 11 13

5 2 8 10 11 13 13

6 2 7 9 9 10 12

7 2 6 8 9 9 11

58

Page 55: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

8 2 6 9 10 11 11

9 3 6 9 11 11 13

10 2 4 7 9 9 10

11 2 4 6 8 10 11

12 2 7 9 10 10 11

13 2 6 8 9 11 11

14 2 7 8 9 10 12

15 2 6 8 9 11 11

16 2 6 9 9 10 10

17 2 6 9 10 11 12

18 2 6 8 10 10 11

19 3 6 8 9 10 12

20 3 6 8 10 11 13

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Terrendah

Tanaman di Botol 10-11-

13

17-11-13 24-11-13 1-12-13 8-12-13 15-12-13

1 2 4 6 8 10 12

2 2 4 6 8 9 11

3 2 2 5 7 9 10

4 2 3 5 8 10 12

5 2 3 4 7 9 11

6 2 3 5 7 9 10

58

Page 56: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

7 2 3 5 7 9 12

8 3 5 6 7 9 11

9 3 4 5 8 9 11

10 2 4 6 8 10 12

11 2 4 6 7 9 10

12 3 6 7 8 10 12

13 3 7 7 8 10 12

14 2 6 7 7 9 11

15 2 6 6 8 9 10

16 3 4 5 8 10 12

17 3 5 6 7 9 11

18 3 5 7 8 10 12

19 2 3 5 8 10 12

20 3 6 7 7 9 11

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan

58

Page 57: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Pengisian tanah ke dalam botol

Satu hari setelah penanaman

58

Page 58: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Bangunan vertikultur tampak depan

Bangunan vertikultur tampak belakang

58

Page 59: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, Redaksi. 2010. 16 Tip Jitu Bertanam Tanaman Buah dan Sayuran. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Anonymous. 2012. Kangkung. (Online). http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id.Diakses pada 27 Oktober 2013.

Efendi, M. Noor. 2013. Tebar “Virus” Vertikultur dalam Suara Merdeka PerekatKomunitas Jawa Tengah terbit 21 April 2013.

Harmanto, Ning. 2000. “Sawah” Mini di Atas Kamar. Grasindo, Jakarta.

Kanisius, Aksi Agraris. 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Lukman, Liferdi. 2011. Membudidayakan Sayuran secara Vertikultur dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 33 Nomor 4, 2011. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

Lukman, Liferdi. 2011. Teknologi Budidaya Tanaman secara Vertikultur. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

Marsusi, Revi. 2010. Budidaya Kangkung. Balai Pengkajian Teknologi PertanianKalimantan Barat.

Ngantung, Daniel. 2013. Hemat dan Untung Bertanam Kangkung di Rumah, Ini Caranya.(Online).http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/06/20/hemat-

dan-untung-bertanam-kangkung-di-rumah-ini-caranya. Diakses pada 27 Oktober 2013.

Nuriela, Ida., Yati S dan Y. Yulia. 2008. Taman Sayur. Penebar Swadaya,Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 2005. Bertanam Kangkung. Kanisius, Yogyakarta.

Setyaningrum, Hesti Dwi dan C. Saparinto. 2011. Panen Sayur Secara Rutin di Lahan Sempit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeleman, Soeparwan dan D. Rahayu. 2013. Halaman Organik. Agromedia Pustaka, Jakarta.

58

Page 60: TEKNIK BUDIDAYA KANGKUNG SECARA VERTIKULTUR DENGAN PEMANFAATAN BOTOL BEKAS DI LAHAN KLINIK AGRIBISNIS UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Sunaryono, Hendro. 1996. Kunci Bercocok Tanam Sayuran-sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru Algesindo, Bandung.

Sutarminingsih, Lilies. 2003. Vertikultur Pola Bertanam Secara Vertikal. Kanisius, Yogyakarta.

58