Teg. Dukung Kasus
description
Transcript of Teg. Dukung Kasus
Kasus-kasus Khusus Stress Analysis pada Silinder
Pada postingan sebelumnya, saya sudah menjelaskan bagaimana stress analysis dilakukan pada sebuah
silinder. Pada postingan tersebut, silinder yang saya analisis adalah silinder yang kedua ujungnya
ditumpu oleh fixed support sehingga regangan arah aksial sama dengan nol. Dengan kata lain, analisis
berubah menjadi plane strain, yakni: strain hanya terjadi pada bidang melintang silinder saja, yaitu radial
strain dan tangential strain.
Berkenaan dengan kondisi ujung-ujung silinder, ada dua kondisi yang bisa terjadi: closed-end dan
open-end. Dalam kasus dimana silinder memiliki ujung-ujung tertutup (closed-end), besarnya axial stress
bisa signifikan sehingga penting untuk dihitung. Dalam kasus silinder closed-end, axial strain bisa nol
dan bisa pula bernilai signifikan, tergantung pada bagaimana kedua ujung silinder ditumpu. Jika tumpuan
pada kedua ujung siilinder tidak memungkinkan terjadinya axial strain, maka axial strain sama dengan
nol. Namun jika tumpuan pada ujung-ujung silinder memungkinkan terjadinya axial strain, maka
besarnya axial strain bisa sangat signifikan dan karenanya penting untuk dihitung.
Namun dalam kasus dimana silinder memiliki ujung-ujung terbuka (open-end), besarnya axial stress
biasanya dianggap nol dan karenanya tidak perlu dihitung. Sebabnya adalah karena ujung silinder
terbuka, sehingga tidak ada resistensi dari material terhadap gaya aksial yang bekerja. Karena axial
stress sama dengan nol, maka axial strain juga sama dengan nol.
Sampai disini kita bisa menyimpulkan bahwa dalam kasus silinder, jika axial stress sama dengan nol
maka axial strain juga sama dengan nol. Namun jika axial strain sama dengan nol maka belum tentu
axial stress juga sama dengan nol, dan bahkan axial stress akan bernilai signifikan jika besarnya tekanan
ke arah aksial juga signifikan.
Berkenaan dengan tebal dinding silinder, ada dua kondisi yang bisa terjadi: silinder dinding tebal
dan silinder dinding tipis. Perlu kita ketahui bahwa silinder dinding tipis hanyalah merupakan kasus
khusus dari silinder dinding tebal. Pada silinder dinding tipis, distribusi stress pada ketebalan dinding
dianggap seragam karena memang nilai maksimal dan minimalnya tidak jauh berbeda akibat tipisnya
dinding. Biasanya, sebuah silinder dianggap sebagai silinder dinding tipis jika hasil bagi diameter oleh
tebal dindingnya sama dengan atau lebih dari kisaran angka 15 – 20.
Berkenaan dengan tekanan yang bekerja secara radial pada dinding-dinding silinder, ada 3
kondisi yang mungkin terjadi. Pertama, ada tekanan yang signifikan dari luar dan dari dalam, misalnya
pada pipa-pipa didalam sebuah ketel (boiler) atau dalam kasus shrink fit. Kedua, tekanan yang signifikan
hanya bekerja pada dinding luar silinder, misalnya pada pipa bawah laut (tekanan dari luar akibat
tekanan hidrostatis air laut). Dalam hal ini, kita cukup memodifikasi persamaan yang ada dengan cara
menge-nol-kan tekanan internal pi. Adapun kondisi ketiga adalah, tekanan yang signifikan hanya bekerja
pada dinding dalam silinder, misalnya pada pressure vessel yang diletakkan di ruang bertekanan
atmosfir. Dalam hal ini, kita juga cukup memodifikasi persamaan yang ada dengan cara menge-nol-kan
tekanan eksternal (po).
Pada shrink fit (dan juga compound cylinder yang dipasang dengan cara shrink fit), area pertemuan
antara shaft (silinder kecil) dan hub (silinder besar) mengakibatkan tekanan eksternal pada shaft dan
tekanan internal pada hub.
Kasus-kasus khusus stress analysis pada silinder juga berkenaan dengan jenis analisis:
apakah analisis elastis ataukah plastis. Analisis elastis dilakukan untuk menghitung besar dan posisi
tegangan maksimal dimana benda masih bisa recovery (elastis), artinya tegangan yang bekerja tidak
boleh melampaui yield point, dan kalau bisa berada dalam jarak yang aman terhadap yield point dengan
menerapkan angka keamanan (SF) yang pas. Sedangkan analisis plastis dilakukan untuk menganalisis
tegangan sedemikian sehingga tegangan yang bekerja berada diantara yield point (dimana material
mulai bersifat plastis) dan tegangan ultimate (dimana seluruh bagian material berubah menjadi plastis).
Analisis elastis-plastis merupakan gabungan antara analisis elastis dan plastis, misalnya diterapkan pada
silinder yang didesain untuk mengalami deformasi plastis pada sebagian volumenya sampai pada radius
tertentu, tetapi bagian yang lainnya dari silinder tersebut tetap plastis. Katakan misalnya pada silinder
dengan radius internal 50 mm dan radius eksternal 100 mm, deformasi plastis didesain terjadi mulai dari
dinding terdalam sampai dengan kedalaman radius 70 mm, sedangkan mulai dari radius 70 mm hingga
dinding terluar harus tetap dalam kondisi elastis.
Stress Analysis pada Silinder
Untuk menganalisa stress pada sebuah silinder, lebih mudah jika kita menggunakan sistem sumbu
silindrikal, dimana kita memiliki 3 sumbu: sumbu radial r, sumbu angular theta, dan sumbu aksial z.
Problem silinder biasanya dimodelkan sebagai plane strain, dimana displacement dan regangan hanya
terjadi pada bidang radial saja (melintang silinder) dan besarnya stress seragam sepanjang sumbu z.
Dengan demikian, distribusi stress hanya dihitung pada bidang radial saja, dan dalam model yang
sederhana merupakan fungsi dari radius r. Tetapi ingat, stress pada arah aksial tidak selalu sama
dengan nol. Stress pada arah aksial akan ditentukan oleh kondisi dari ujung-ujung silinder, apakah ujung
silinder tertutup (closed-end) ataukah terbuka (open end).
Bayangkan kita memiliki sebuah silinder dengan ketebalan dinding t, radius internal ri, radius eksternal
ro, dan panjang L. Masing-masing ujung silinder ditumpu oleh fixed support, sehingga regangan dalam
arah aksial sama dengan nol. Dari dalam silinder bekerja tekanan pada dinding silinder sebesar pi, dan
dari luar silinder bekerja tekanan pada dinding silinder sebesar po. Akibat tekanan tersebut, terjadi
displacement ke arah radial pada dinding silinder. Displacament yang terjadi pada sebuah elemen kecil
dari silinder bisa digambarkan sebagai berikut:
Akibat pembebanan yang ada, terdapat stress pada dinding silinder, yang meliputi 3 komponen yaitu:
radial stress (sigma r), tangential stress (sigma t), dan axial stress (sigma z). Stress yang terjadi pada
sebuah elemen infinitesimal dinding silinder adalah sebagai berikut:
Pertama-tama analisis dilakukan dengan memberlakukan prinsip static equilibrium, yakni: resultan dari
gaya-gaya yang bekerja pada elemen tersebut sama dengan nol. Penerapan prinsip equilibrium ini akan
menghasilkan persamaan equilibrium. Berikutnya, kita terapkan geometric compatibility, berupa: 1)
besarnya strain ke arah radial dan 2) besarnya strain ke arah tangensial. Kemudian setelah itu kita
terapkan constitutive law (sifat material) yang meliputi arah radial, tangensial, dan aksial.
Selanjutnya kita memasukkan besarnya regangan aksial sama dengan nol (kasus plane strain), dan
tegangan aksial yang merupakan fungsi dari Poisson ratio, tegangan radial, dan regangan tangensial. Ini
akan menghasilkan dua persamaan simultan yang menghubungkan tegangan radial dan tangensial
dengan sifat material, regangan radial, dan regangan tangensial.
Dua persamaan simultan diatas kemudian kita substitusikan kedalam persamaan equilibrium, sehingga
menghasilkan satu persamaan diferensial biasa homogeneous orde 2, dimana u (displacament)
merupakan dependent variable, dan r (radius) merupakan independent variable. General solution dari
persamaan diferensial merupakan fungsi linier u terhadap r, yang mengandung dua konstanta
sembarang.
Untuk bisa mendapatkan nilai dari dua konstanta sembarang tersebut, kita harus menerapkan dua
boundary condition. Boundary condition pertama adalah: besarnya radial stress pada radius ri sama
dengan besarnya tekanan pi, dalam bentuk compressive stress. Dan boundary condition kedua adalah:
besarnya radial stress pada radius ro sama dengan besarnya tekanan po, juga dalam bentuk
compressive stress. Dengan menerapkan kedua boundary condition tersebut, kita mendapatkan nilai
kedua konstanta sembarang, yang kemudian kita substitusikan kedalam general solution. Dengan
demikian, kini kita sudah mendapatkan solusi dalam bentuk u sebagai fungsi dari r.
Fungsi linier u berikut turunannya kemudian kita substitusikan kedalam dua persamaan simultan yang
telah disebutkan diatas, sehingga menghasilkan persamaan tegangan radial dan tegangan tangensial,
yang merupakan fungsi dari tekanan yang bekerja pada dinding silinder, radius internal silinder, dan
radius eksternal silinder. Persamaan ini dikenal sebagai Lame’s Equation.