TBK
-
Upload
patta-danun -
Category
Engineering
-
view
37 -
download
0
Transcript of TBK
TEKNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
INOVASI BETON FIBER
Disusun oleh:
Anggiat Darma Paskal 150216255 /
Devitri Septianto 150216273 /
Patta Palinggi Danun 150216298 /
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKUTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beton telah lama dikenal dalam dunia konstruksi sebagai
material yang sangat efisien. Beton memiliki beberapa keunggulan,
misalnya ekonomis, mudah dibuat, dan yang terpenting beton
mempunyai kuat tekan yang tinggi, dibanding material lain. Tetapi,
beton memiliki kuat tarik yang sangat rendah, sehingga masih
sedikit terbatas dalam penggunaannya. Untuk mengatasi hal tersebut
banyak dilakukan penelitian untuk mengembangkan mutu beton
khusunya kuat tarik beton.
Dalam perkembangannya banyak penelitian yang menemukan
inoavasi beton, salah satunya adalah beton fiber. Beton fiber adalah
material komposit yang terdiri dari beton biasa dan ditambahkan
bahan lain yang berupa serat.
Pada awalnya, beton fiber memiliki prinsip yang hampir sama
dengan beton bertulang yang menambahkan baja ke dalam beton
untuk meningkatkan kuat tariknya, hanya saja dalam beton fiber baja
tersebut disebar ke dalam beton dalam bentuk serat, alhasil tidak
hanya kuat tarik yang meningkat, namun beberapa mutu lain pun
ikut meningkat.
Beton fiber dapat digunakan untuk mendukung struktur
bangunan. Beton fiber dewasa ini mengalami banyak perkembangan,
diantaranya dengan menggunakan beberapa macam serat untuk
mengurangi biaya produksi atau meningkatkan mutu optimum.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana itu beton ?
2. Apa sajakah aplikasi beton ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan beton ?
4. Bagaimana itu beton fiber ?
5. Apakah kelebihan beton fiber dibandingkan dengan beton
konvensional ?
6. Apa sajakah aplikasi beton fiber ?
7. Bagaimana proses pembuatan beton fiber ?
8. Apa kelemahan beton fiber ?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui bagaimana material beton itu, aplikasi-aplikasi beton di
dalam dunia konstruksi, serta kelebihan maupun kekurangan beton.
Selain itu agar pembaca dapat mempertimbangkan penggunaan
beton fiber dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan, serta
proses pembuatan beton fiber.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. BETON NORMAL
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrolis
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
tambahan yang membentuk massa yang padat. Dalam prosesnya, semen
yang bercampur dengan air membentuk pasta mengikat bahan yang
lainnya berupa pasir dan kerikil. Dan beton yang sudah terbentuk akan
mengeras dan mencapai puncak kuat tekan setelah 28 hari. Selain itu,
beton pada umumnya akan mengalami kenaikan mutu beton sesuai
dengan umurnya.
1. Komponen-komponen beton normal
a) Aggregat
Terdapat 2 jenis agregat yaitu aggregat kasar dan aggregat
halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil, sedangkan aggregat
halus berupa pasir dan kerikil halus. Syarat agregat yang bias
digunakan diantaranya:
a) Kuat dan keras. Aggregat yang rapuh dan keropos bisa
menurunkan kualitas beton.
b) Tahan terhadap waktu dan cuaca seekstrim apapun. Ada jenis
batu-batuan yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca
sehingga mudah pecah. Jenis ini tidak cocok untuk dijadikan
aggregat beton.
c) Tidak reaktif (secara kimia). Aggregat tidak boleh bereaksi
terhadap kandungan kimia dari semen, sebab dapat
menurunkan kualitas beton.
d) Bersih. Jika permukaan aggregat terdapat lapisan lempur atau
tanah, maka lekatan antara aggregat dengan semen tidak akan
maksimal.
3
e) Gradasi ukuran. Hal ini akan membuat beton manjadi padat
dan lebih kuat.
f) Aggregat bulat lebih mudah dicampur, sementara aggregat
bersudut sedikit lebih susah tapi bisa membuat beton lebih
kuat.
b) Semen
Semen adalah zat berbentuk bubuk, dan jika dicampur
dengan air, akan membentuk pasta. Semen berfungsi untuk
melekatkan dan mengikat antar agregat
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik.
Semen tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah
atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika lembab,
ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh
karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai
sirkulasi udara yang baik.
Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal
atau sejenisnya untuk memberikan perlindungan ekstra. Jangan
lupa, sirkulasi udara tetap harus diperhatikan.
c) Air
Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi
pasta yang kemudian mengikat semua aggregat. Air harus
bersih, tidak mengandung bahan kimia yang dapat
mempengaruhi beton.
Air yang paling sering digunakan untuk mencampur adukan
beton adalah air tanah(bor). Sementara itu, air laut tidak
disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi tulangan.
Sedangkan, air sungai harus dicek dahulu apakah ada buangan
limbahnya atau tidak, bila akan digunakan.
4
2. Aplikasi beton normal
Ada beberapa macam aplikasi beton pada dunia konstruksi,
antara lain:
a) Beton sebagai struktur bangunan
b) Beton sebagai fondasi
c) Beton sebagai bata (paving block)
d) Beton untuk perkerasan jalan dan jembatan
3. Kelebihan dan kekurangan beton normal
a) Kelebihan
1. Memiliki kuat tekan yang relatif tinggi
2. Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang
tinggi.
5. Memiliki usia layan yang sangat panjang.
6. Bahan yang ekonomis
7. Dapat dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam
8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun
konstruksi beton bertulang lebih rendah bila dibandingkan
dengan bahan lain seperti struktur baja.
b) Kekurangan
1. Mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga
memerlukan penggunaan tulangan tarik.
2. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton
tetap di tempatnya sampai beton tersebut mengeras.
5
3. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton
mengakibatkan beton bertulang menjadi berat.
4. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya
proporsi-campuran dan pengadukannya. Penuangan dan
perawatan beton tidak bisa ditangani seteliti seperti yang
dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur
baja dan kayu.
B. BETON FIBER
Beton fiber merupakan beton yang ditambahkan serat/fiber
kedalam campurannya untuk menambah mutu kuat tekan, kuat tarik,
kuat lentur dan mencegah retak – retak sehingga menjadikan beton
lebih daktail daripada beton biasa.
1. Macam – macam beton fiber
Beton fiber dikelompokkan ke dalam beberapa macam
berdasarkan serat yang dikandungnya, antara lain:
a. Metallic fiber :menggunakan serat baja atau kawat lokal
(bendrat)
b. Mineral fiber : menggunakan serat glass/kaca
c. Polymeric fiber : menggunakan serat dari polimer
d. Naturally occuring fiber: menggunakan serat dari
hewan/tumbuhan
(a) Metallic fiber:serat baja
6
(b) Metallic fiber:serat bendrat
(c) Mineral fiber :
serat kaca
(d) Polymeric fiber: Serat Polimer
(e) Naturally occuring fiber;
Gambar 2.1 Macam-macam serat : (a) Metallic fiber : serat baja ; (b)
Metallic fiber : serat bendrat (c) Mineral fiber : serat
7
kaca ; (d) Polymeric fiber : Serat Polimer ; (e) Naturally
occuring fiber : Serabut kelapa.
2. Jenis serat baja
Jenis serat yang saat ini paling banyak digunakan dalam produksi
beton fiber, baik untuk keperluan penelitian maupun sebagai bahan
bangunan adalah jenis serat Metallic, yaitu serat baja dan serat
bendrat. Serat baja adalah jenis serat yang paling efektif dalam
meningkatkan mutu beton (Daniel Rumbi Teruna, 2013), namun di
Indonesia serat bendrat lebih mudah didapatkan serta lebih ekonomis
dibandingkan serat baja, kualitas serat bendrat juga tidak kalah
dengan serat baja. Menurut Soroushian dan Bayasi (1991) (dalam
tesis Ananta Ariatama, tahun 2007) ada beberapa jenis serat baja
yang biasa digunakan sesuai dengan kegunaannya masing-masing
berdasarkan bentuk dan penampangnya, jenis-jenis serat baja
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Bentuk serat baja
1) Lurus (straight)
2) Berkait (hooked)
3) Bergelombang (crimped)
4) Double duo form
5) Ordinary duo form
6) Bundel (paddled)
7) Kedua ujung ditekuk (enfarged ends)
8) Tidak teratur (irregular)
9) Bergerigi (idented)
8
Gambar 2.2 Bentuk serat baja
b) Penampang serat baja
1) Lingkaran (round/wire)
2) Persegi / lembaran (rectangular / sheet)
3) Tidak teratur / bentuk dilelehkan (irregular / melt extract)
Gambar 2.3 Penampang serat baja
3. Kelebihan beton fiber
Beton fiber memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
beton normal yang dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu:
a) Kuat tekan
9
(a) (b) (c)
Penambahan serat (bendrat) pada beton dapat menaikkan
kuat tekan beton dibandingkan dengan beton tanpa fiber.
Sebagaimana disebutkan dalam tesis Ananta Ariatama (2007)
tentang penelitian Hartanto (1994) yang menyatakan bahwa
penambahan fiber lokal (serat bendrat) kedalam adukan beton
menyebabkan kuat tekan beton (umur 28 hari) bertambah 7 %.
b) Kuat tarik
Dalam tesis Ananta Ariatama (2007) disebutkan penelitian
Hartanto (1994) yang menyatakan bahwa dengan menambahkan
serat/fiber (fiber lokal: bendrat) kedalam adukan beton, kuat tarik
beton (umur 28 hari) meningkat sebesar 20,45 % untuk beton
fiber vf = 0,7 %. Selain itu beton fiber masih memiliki
kemampuan menahan tarik meskipun sudah terjadi retakan-
retakan yang cukup besar (5 - 10 mm). Ini menunjukan bahwa
penambahan fiber lokal (bendrat) kedalam adukan beton
meningkatkan kuat tarik.
c) Kuat lentur
Penambahan serat (bendrat) pada beton juga meningkatkan
kuat lentur, sebagaimana hasil penelitian Dimas Faisal Prabowo
(2016) yang menyatakan bahwa, peningkatan nilai kuat lentur
beton dengan kadar serat bendrat sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%;
dan 2% adalah berturut-turut sebesar 18,189%; 36,378%;
17,119%; dan 8,5597%.
d) Retak
Penambahan fiber (bendrat) dapat mereduksi retak yang
terjadi. Pada penelitian yang dilakukan Daniel Rumbi Teruna
(2013), beton tanpa fiber mulai retak pada saat beban 2000 kg,
10
sedangkan beton fiber bendrat mulai retak pada saat beban 2500
kg.
Tabel 2.1 Pengaruh bendrat terhadap retak beton
4. Aplikasi beton fiber
Aplikasi beton fiber pada dasarnya sama dengan aplikasi
beton pada umumnya, yaitu:
a) Beton sebagai struktur bangunan
11
Gambar 2.4 Struktur bangunan sebagai aplikasi beton
b) Beton sebagai fondasi
Gambar 2.5 Fondasi sebagai aplikasi beton
c) Beton sebagai bata (paving block)
12
(a) (b)
Gambar 2.6 (a) Bata beton fiber ; (b) Paving block
d) Beton untuk perkerasan jalan dan jembatan
(a) (b)
Gambar 2.7 (a) Perkerasan jalan beton; (b) jembatan dengan
material beton
5. Proses pembuatan beton fiber
Untuk membuat beton fiber dibutuhkan beberapa alat, bahan dan
tahapan pembuatannya, yaitu:
a) Alat
1. Mesin pencampur / molen
2. Cetakan beton
13
b) Bahan
1. Agregat halus
2. Semen
3. Pasir
4. Air
5. Serat (serat yang disarankan adalah serat bendrat yang
berdiameter ± 1mm dengan panjang tiap seratnya ±6cm
karena mudah ditemukan di Indonesia dan lebih murah
harganya dibandingkan serat baja).
c) Proses pembuatan beton fiber
1. Mesin pengaduk/ molen dihidupkan
2. Bahan pembuat beton dimasukkan ke dalam mesin
pengaduk/molen yang sudah dibersihkan dengan urutan:
pasir, semen, air, kerikil.
3. Setelah bahan tercampur rata, serat/fiber (serat bendrat)
dimasukkan ke dalam mesin/molen yang masih mencampur.
4. Setelah ±5 menit, mesin pencampur/molen dimatikan dan
campuran dituangkan ke dalam cetakan.
6. Kelemahan beton fiber
Walau memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan
beton biasa pada aspek kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur serta
retak, beton fiber memiliki kelemahan, antara lain:
a) Memerlukan proses pembuatan yang sedikit lebih panjang
b) Proses pengeringan beton lebih cepat dari beton biasa
c) Terkadang, kuat tekan tidak meningkat maksimal atau bahkan
tetap sama dengan beton tanpa fiber
14
d) Beberapa serat lain yang memberikan mutu maksimal sulit
ditemukan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan biaya
produksi beton fiber.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penggunaan beton di dalam kontruksi bangunan telah dikenal sejak
lama karena memiliki banyak keunggulan, diantaranya ekonomis,
mudah diproduksi, dan memiliki kuat tekan yang tinggi, dibanding
material lain. Namun, beton juga memiliki beberapa kekurangan dari
segi mutu atau kualitasnya, antara lain kuat tariknya yang rendah, oleh
karena itu diproduksilah beton fiber sebagai inovasi beton yang mampu
menaikkan kuat tarik beton sekaligus menaikkan mutu beton lainnya,
diantaranya:
1. Menaikkan kuat tekan beton dengan penambahan serat bendrat
2. Meningkatkan kuat tarik beton, dengan prinsip bendrat (kawat)
disebar ke seluruh bagian beton
3. Meningkatkan kuat lentur
15
4. Penambahan fiber bendrat dapat mereduksi retak yang terjadi.
Beton fiber juga memiliki beberapa kekurangan yaitu proses
produksinya yang semakin panjang, dimata masyarakat tidak ekonomis
karena membutuhkan biaya tambahan untuk pembelian material serat.
B. SARAN
Penggunaan serat dalam beton fiber memang membutuhkan
tambahan biaya, namun biaya yang dikeluarkan sebanding dengan mutu
beton fiber, jika produksi beton menggunakan serat bendrat dianggap
mahal, serat lain yang dapat menjadi alternatif yaitu serat alam,
contohnya serat serabut kelapa dan serat tebu, walaupun mutunya tidak
semaksimal penggunaan serat bendrat dan sejenisnya, tetapi masih lebih
baik dibandingkan dengan beton normal (beton tanpa serat).
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2007. Pengaruh Penambahan Serat Roving Terhadap Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan (nomor 2 volume 9) Universitas Negeri Semarang. Semarang
Ariatama, Ananta. 2007. Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang
Patria, Agustinus Sungsang Nana. 2014. Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat Terhadap Kuat Lentur Balok Menggunakan Tulangan Minimum. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya. Yogyakarta
Prabowo, Dimas Faisal. 2016. Pengaruh Penambahan Serat Bendrat Terhadap Kuat Lentur Nominal Balok Beton
16
Bertulang. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Suhendro, B. 1991. Pengaruh Fiber Kawat Lokal Pada Sifat – Sifat Beton. Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Gajahmada, Yogyakarta
Teruna, Daniel Rumbi. 2013. Perbandingan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Pemakaian Fiber Baja Dan Pemakaian Fiber Bendrat. Laporan Penelitian, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan
From http://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah, 30
Mei 2016
From http://autoshare88.blogspot.co.id/2012/02/pengaruh-
penambahan-serat-kawat-pada.html, 07 Juni 2016.
17