Tax gathering with Bendahara Pemerintah

40

Transcript of Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Page 1: Tax gathering with Bendahara Pemerintah
Page 2: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Lingkaran Setan Kemiskinan

Penghasilanrendah

Tabungan rendah

Investasirendah

Produktivitasrendah

Page 3: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Lompatan Menuju Negara Maju

Page 4: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Kemajuan ekonomi suatu negara dapatdiukur melalui GDP nya.

Gross Domestic Product

Y = C + G + I + (X-M)

Page 5: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam

Kesejahteraan Rakyat

IndonesiaPajak

Page 6: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Sumber Penerimaan Negara

(APBN):

Page 7: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PENGERTIAN PAJAKMenurut UU No. 28 Tahun 2007

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Page 8: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Pajak Pusat

dikelola oleh pemerintah pusat (DJP)

1Pajak Daerah

dikelola oleh pemerintah daerah

2

JENIS PAJAKMenurut pengelolanya

Page 9: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGELOLA PAJAK PUSAT

Rp

Pajak PusatPPh

(Pajak Penghasilan)Dikenakan atas penghasilan anyg

diterima

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)Dikenakan atas setiap

penyerahan Barang dan Jasa Kena Pajak serta Barang Mewah (pajak konsumsi)

Pajak Bumi & Bangunan Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan

(PBB-P3)Dikenakan atas pemanfaatan Bumi &

Bangunan

Bea MeteraiPajak atas pemanfaatan

dokumen tertentu

Page 10: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

• Pajak Bumi & Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

• Pajak Restoran

• Pajak Reklame (Iklan)

• Pajak Parkir

• Pajak Hiburan

• Pajak Penerangan Jalan

• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

• Pajak Parkir

• Pajak Air Tanah

• Pajak Sarang Burung Walet

BioskopPajak Daerah Provinsi

• Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

• Pajak Air Permukaan; dan

• Pajak Rokok

Kota/Kabupaten

Page 11: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

ALUR PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN

DANA APBN/APBD

Page 12: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Peran APBN Dalam APBD

Page 13: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Melalui Angg K/L

BelanjaPemerintah

Pusat

TransferKe Daerah

DaerahPemerintah Pusat

Mendanaikewenangan

di luar 6 Urusan

Mendanaikewenangan 6

Urusan

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

APBN

Alur Belanja APBN ke Daerah

Dana Vertikal di Daerah

Hibah

Pinjaman

• Dana Perimbangan• Dana Otsus dan

Penyesuaian

Dana DekonsentrasiDana Tgs Pembantuan

PNPM

Subsidi dan Bantuan

Masuk APBD

13

Mendanaikewenangan

Daerah(Desentralisasi)

MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY

MelaluiAngg

Non K/L

Page 14: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Dana ke Daerah = 693.07 (61,54%)

Total Belanja = Rp1.726,20 TBelanja APBN-P 2013(Triliun Rupiah)

Sumber : APBN-P2013

Melalui Angg.K/L dan APP (Program Nasional)

Melalui APP (Subsidi)Melalui Angg. Transfer ke Daerah

(Masuk APBD)Melalui Angg. K/L

•PNPM 9.8(0.57%) • BBM 199.9(1.58%) •DBH 102.7(5.94%) • Dana Dekon 8(0.47%)

•Jamkes 6.7(0.39%) • Listrik 100(5.79%) •DAU 311.1(18.02%) • Dana TP 18.6(1.08%)

• Pangan 21.5(1.24%) •DAK 31.7(1.83%) • Dana Vertikal 182.1(0.55%)

• Pupuk 17.9(1.03%) •OTSUS 13.4(0.77%)

• Benih 1.5(0.08%) • Penyesuaian 70.4(4.07%)

*) APP = Anggaran Pembiayaan

dan Perhitungan

Total 16.5(0.96%) Total 340.8(19.74%) Total 529.4(30.67%) Total 208.7(12.09%)14

Page 15: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PERKEMBANGAN APBN TA 2011-2014

A. PENDAPATAN NEGARA

I. Penerimaan Dalam Negeri

1.Penerimaan Perpajakan

2.Penerimaan Negara Bukan Pajak

II. Penerimaan Hibah

B. BELANJA NEGARA

I. Belanja Pemerintah Pusat

1.Belanja K/L

2.Belanja non K/L

I. Transfer ke Daerah

1.Dana Perimbangan

2.Dana Otsus dan Penyesuaian

C. KESEIMBANGAN PRIMER

D. SURPLUS/(DEFISIT)

E. PEMBIAYAAN

1.667,1

1.665,8

1.280,4

385,4

1,4

1.842,5

1.249,9

637,8

612,1

592,6

487,9

104,6

(54,1)

(175,4)

175,4

1.502,0

1.497,5

1.148,4

349,2

4,5

1.726,2

1.196,8

622,0

574,8

529,4

445,5

83,8

(111,7)

(224,2)

224,2

1.338,1

1.332,3

980,5

351,8

5,8

1.491,4

1.010,6

489,4

521,1

480,6

411,3

69,4

(52,8)

(153,3)

175,2

20122013

APBNP2014

1.210,6

1.205,3

873,9

331,5

5,3

1.295,0

883,7

417,6

466,1

411,3

347,2

64,1

8,9

(84,4)

130,9

2011

15

Page 16: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Tren Transfer Ke Daerah Tahun 2008 - 2014(Rp Triliun)

0

100

200

300

400

500

600

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

DAU DAK DBH Dana Otsus dan DIY Dana Penyesuaian

Komponen Transfer 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

DAU 180 186 204 226 274 311 341DAK 20,8 24,7 21 24,8 25,9 31,7 33DBH 78,4 76,1 92,2 96,9 112 103 114Dana Otsus dan DIY 7,5 9,5 9,1 10,4 11,9 13,4 16,7Dana Penyesuaian 6,2 11,8 18,9 53,7 57,4 70,4 87,9

Total 292,4 308,5 344,8 411,3 480,5 529,3 592,516

Page 17: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

dalam miliar rupiah

Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014

Komponen Pagu

I. Dana Perimbangan 487.930,94A. Dana Bagi Hasil 113.711,62

1. Pajak 51.787,15

2. Sumber Daya Alam 61.924,47 B. Dana Alokasi Umum 341.219,32 C. Dana Alokasi Khusus 33.000,00

II. Dana Otsus dan Penyesuaian 104.621,30 A. Dana Otonomi Khusus 16.148,77

1. Otsus 13.648,77

2. Tambahan Otsus Infras. (Papua & Papua Barat) 2.500,00

B. Dana Keistimewaan DIY 523,88

C. Dana Penyesuaian 87.948,65 Jumlah 592.552,24

17

Page 18: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

dalam miliar rupiah

Komponen Pagu

I. Dana Bagi Hasil 113.711,62

A. DBH Pajak 51.787,15

1. PBB 23.859,19

2. PPh 25.713,96

3. CHT 2.214,00

B. DBH Sumber Daya Alam 61.924,47

1. Migas 38.849,20

2. Pertambangan Umum 19.835,84

3. Kehutanan 2.572,33

4 Perikanan 200,00

5 Panas Bumi 467,10

…lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014

18

- PPh Ps. 25 danPs.29 WPOPDN

- PPh Ps.21

Page 19: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PBB

Pusat (10%)

Daerah (90%)

Pusat (80%)

Daerah (20%)

Pusat (98%)

Daerah (2%)

Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%)

Insentif Kab/Kota (3,5%)

Provinsi (16,2%)

Kab/Kota (64,8%)

Biaya Pungut (9%)

Kab/Kota (12%)

Provinsi (30%)

Kab/Kota Penghasil (40%)

Kab/Kota Pemerataan (30%)

Provinsi (8%)

- PPh Ps. 25 danPs.29

WPOPDN,- PPh Ps.21

Cukai HasilTembakau

DBH PAJAK

Skema DBH Pajak

Page 20: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

dalam miliar rupiah

Komponen Pagu

A. Dana Otononomi Khusus 16.148,77 1. Dana Otonomi Khusus 13.648,77

1. Dana Otsus Aceh 6.824,39 2. Dana Otsus Papua 4.777,07 3. Dana Otsus Papua Barat 2.047,32

2. Dana Tambahan Infrastruktur 2.500,00 1. Papua 2.000,00 2. Papua Barat 500,00

B. Dana Keistimewaan DIY 523,88 C. Dana Penyesuaian 87.948,65

1 Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1.853,60 2 Tunjangan Profesi Guru PNSD 60.540,70

3 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 24.074,70

4 Dana Insentif Daerah (DID) 1.387,80 5 Dana P2D2 91,85

Total Dana Penyesuaian 104.621,30

…lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014

20

Page 21: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Deskripsi APBD

Page 22: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

TREN PENDAPATAN DAERAH TA 2008-2014

347.12

381.47

403.04

479.1577.05

683.3

769.12

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan Daerah

22

T

r

i

l

i

u

n

R

u

p

i

a

h

• Pendapatan daerahsetiap tahunnyasemakin meningkat;

• Pendapatan terbesarberasal dari danatransfer;

• PAD merupakankomponen terkecildari pendapatan.

Page 23: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

TREN PENDAPATAN DAERAH TA 2008 - 2014

3.83 4.66 5.81 5.08 5.63 5.56

16.92

80.61 78.89 76.36 76.05 74.83 73.960

15.55 16.45 17.83 18.87 19.54 20.54 23.08

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PAD

Transfer

Lainnya

23

Page 24: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PROPORSI PENDAPATAN PROVINSI TA 2008-2014

43.77 44.32 46.26 50.07 46.12 46.69 48.4

55.94 54.17 52.2348.97

51.09 50.63

31.98

0.29 1.51 1.51 0.96 2.78 2.68

19.61

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lainnya

Transfer

PAD

24

Page 25: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PROPORSI PENDAPATAN KAB/KOTA TA 2008-2014

6.45 7.08 8.15 8.55 9.06 9.87 11.18

88.57 87.19 84.58 85 84.15 83.473.17

4.97 5.72 7.27 6.44 6.75 6.7415.65

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lainnya

Transfer

PAD

25

Page 26: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

TREN BELANJA DAERAH TA 2008-2014

390.15

429.33

443.57

514.47617.46

737.68 822.99

300

400

500

600

700

800

900

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Belanja Daerah

26

• Belanja daerah setiaptahunnya semakinmeningkat;

• Belanja terbesardisediakan untukpegawai;

• Tren belanja modal masih belummencapai 30%.

Page 27: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

TREN BELANJA DAERAH TA 2008-2014

18.57 18.53 18.49 20.26 19.83 20.09 21.44

28.62 26.6721.68 22.09 22.27 23.83 24.82

39.91 4244.77

44.53 42.33 40.24 37.99

12.9 12.79 15.06 13.13 15.57 15.84 15.73

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lainnya

Pegawai

Modal

Barang dan Jasa

27

Page 28: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PROPORSI BELANJA PROVINSI TA 2008 - 2014

22.18 23.17 23.75 26.45 24.14 23.89 23.16

24.68 24.44 23.25 20.718.28 20.25 23.81

26.31 25.73 26.37 24.67

20.41 18.33 16.64

26.84 26.66 26.62 28.1837.16 37.53 36.39

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lainnya

Pegawai

Modal

Barang dan Jasa

28

Page 29: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PROPORSI BELANJA KABUPATEN/KOTA TA 2008 - 2014

17.39 17.02 16.69 18.21 18.54 18.54 20.66

29.91 27.421.14

22.54 25.28 25.2825.29

44.37 47.351.07

51.1 50.93 49.13 47.74

8.34 8.27 11.11 8.15 7.1 7.05 6.32

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lainnya

Pegawai

Modal

Barang dan Jasa

29

Page 30: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

“Mengingat bahwa Pajak merupakanpenyumbang terbesar dalam PenerimaanDalam Negeri, dan sebagian besar ataspenerimaan tersebut merupakan BelanjaTransfer ke daerah (DAU, DAK, dll), makadiharapkan peran pemerintah daerah untukmendukung / men-support data yangdiperlukan Pemerintah Pusat”.

30

Page 31: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

SUMMARY

• Penerimaan APBN terbesar berasal daripenerimaan perpajakan;

• Sebesar 31,7% belanja APBN merupakan transferke daerah;

• Tingkat ketergantungan APBD terhadap APBNtinggi diatas 50%;

• Belanja APBD untuk Provinsi tertinggi adalahBelanja Lainnya (Hibah, Bansos, dll);

• Belanja APBD untuk Kab./Kota tertinggi terletakpada Belanja Pegawai.

31

Page 32: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA

Page 33: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA

1• Mendaftarkan Diri – Surat Penunjukan Sebagai

Bendahara

2• Menghitung dan atau Memotong/Memungut Pajak

Yang harus Dibayar

3• Menyetorkan Pajak yang telah dihitung dan

dipungut/dipotong ke Kas Negara

4• Melaporkan Penghitungan &

Pemungutan/Pemotongan ke Kantor Pelayanan Pajak

Page 34: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Kewajiban Mendaftarkan Diri

Bendahara Pemerintah yang mengelola dana yang bersumber dari APB/APBD wajib

mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang

merupakan identitas Bendahara sebagai Wajib Pajak dalam melaksanakan

pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPh dan/atau PPN.

1. Tempat Pendaftaran

Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

di wilayah kerja yang sesuai dengan tempat kedudukan unit kerja

2. Tata Cara Pendaftaran

a. Mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Pajak Bendahara yang

tersedia di KPP dengan melampirkan fotokopi surat penunjukan sebagai

bendahara dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bendahara tersebut;

b. KPP menerbitkan NPWP yang terdiri dari 15 digit dan Surat Keterangan

Terdaftar paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima secara

lengkap;

c. NPWP akan diterbitkan oleh KPP dengan nama Bendahara Unit/Satuan Kerja,

misal Bendahara Dinas Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kab.Sleman dengan

NPWP 30.064.837.5-542.000.

Page 35: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

PELAPORAN PAJAK KE KPP

Wah banyak amat yang diisi?

Apalagi Nih!!!Ada honornya gak?

SPT Masa PPN SPT Masa 21/26

SPT Masa 23/26SPT Masa 22

BP PPh 21 BP PPh 23

Cape Deh….Laporan melulu

DTH/RTH

Page 36: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA

1. PPh Pasal 212. PPh Pasal 223. PPh Pasal 234. PPh Pasal 265. PPh Pasal 4 (2)

6. PPN/PPN BM

7. Pelaporan Daftar Transaksi Harian (DTH) / Rekap Transaksi Haruan (RTH)

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilansebagaimana telah diubah terakhirdengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah

sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42

Tahun 2009

PMK-64/PMK.05/2013 Tentang Mekanisme pengawasan Pot/put & Penyetoran Pajak yg dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD/BUD

KEWAJIBAN LAPOR PERPAJAKAN BENDAHARA

Page 37: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan Pajak

Uraian Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan

PPh Pasal 21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajakberakhir

PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang sama denganpelaksanaan pembayaran

Paling lama 14 hari setelah Masa Pajakberakhir

PPh Pasal 23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajakberakhir

PPh Pasal 4 (2) Paling lama tanggal 10 bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajakberakhir

PPN a. Untuk bendahara pengeluaransebagai Pemungut PPN, paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir;

b. Untuk Pejabat Penandatangan SuratPerintah Membayar (SPM) sebagaiPemungut PPN, harus disetor padahari yang sama dengan pelaksanaanpembayaran kepada PengusahaKena Pajak Rekanan Pemerintah.

a. Paling lama akhir bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir;

b. Paling lama akhir bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

DTH dan RTH --------- a. DTH : paling lama tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir

b. RTH : paling lama tanggal 20 setelah bulan yang bersangkutan berakhir

Page 38: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Kewajiban Lainnya

Membuat Bukti potong PPh Pasal 21 (Form 1721 A2)

Karyawan/PNS

Diberikan

Sebagai Lampiran pelaporan SPT Tahunan OP

Page 39: Tax gathering with Bendahara Pemerintah

Contoh Form 1721 A2

Page 40: Tax gathering with Bendahara Pemerintah