TATALAKSANA,komplikasi,prognosis.docx

3
TATALAKSANA Obat harus diminum teratur, setiap hari, dan dalam waktu yang cukup lama. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan. Secara garis besar dapat dibagi menjadi tata laksana untuk : Medikamentosa 1. TBC paru tidak berat Pada TBC paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat anti tuberkulosis (OAT) dengan jangka waktu terapi 6 bulan. Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pyraninamid (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR). 2. TBC paru berat atau TBC ekstrapulmonal Pada TBC berat (TBC milier, meningitis, dan TBC tulang) maka juga diberikan Streptomisin atau Etambutol pada permulaan pengobatan. Jadi pada TBC berat biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampisin selama 10 bulan lagi atau lebih, sesuai dengan perkembangan klinisnya. Kalau ada kegagalan karena resistensi obat, maka obat diganti sesuai dengan hasil uji resistensi, atau tambah dan ubah kombinasi OAT. Obat anti tuberkulosis yang digunakan adalah : Isoniazid (INH) : selama 6-12 bulan 1. Dosis terapi : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari 2. Dosis profilaksis : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari 3. Dosis maksimum : 300 mg/hari Rifampisin ( R ) : selama 6-12 bulan 1. Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari sekali sehari 2. Dosis maksimum : 600 mg/hari

Transcript of TATALAKSANA,komplikasi,prognosis.docx

Page 1: TATALAKSANA,komplikasi,prognosis.docx

TATALAKSANA

Obat harus diminum teratur, setiap hari, dan dalam waktu yang cukup lama. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan.

Secara garis besar dapat dibagi menjadi tata laksana untuk :

Medikamentosa

1. TBC paru tidak berat   Pada TBC paru yang tidak berat cukup diberikan 3 jenis obat anti tuberkulosis (OAT) dengan jangka waktu terapi 6 bulan. Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pyraninamid (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)  selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR).

2. TBC paru berat atau TBC ekstrapulmonal   Pada TBC berat (TBC milier, meningitis, dan TBC tulang) maka juga diberikan Streptomisin atau Etambutol pada permulaan pengobatan. Jadi pada TBC berat biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampisin selama 10 bulan lagi atau lebih, sesuai dengan perkembangan klinisnya. Kalau ada kegagalan karena resistensi obat, maka obat diganti sesuai dengan hasil uji resistensi, atau tambah dan ubah kombinasi OAT.

Obat anti tuberkulosis yang digunakan adalah :

Isoniazid (INH) : selama 6-12 bulan

1. Dosis terapi                  : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari2. Dosis profilaksis           : 5-10 mg/kgBB/hari diberikan sekali sehari3. Dosis maksimum           : 300 mg/hari

Rifampisin ( R ) : selama 6-12 bulan 1. Dosis                            : 10-20 mg/kgBB/hari sekali sehari2. Dosis maksimum           : 600 mg/hari

Pirazinamid (Z) : selama 2-3 bulan pertama 1. Dosis                            : 25-35 mg/kgBB/hari diberikan 2 kali sehari2. Dosis maksimum           : 2 gram/hari

Etambutol (E) : selama 2-3 bulan pertama 1. Dosis                            : 15-20 mg/kgBB/hari  diberikan sekali atau 2 kali sehari2. Dosis maksimum           : 1250 mg/hari

Streptomisin (S) : selama 1-2 bulan pertama 1. Dosis                            :  15-40 mg/kg/hari diberikan sekali sehari intra muskular2. Dosis maksimum           : 1 gram/hari

Kortikosteroid diberikan pada keadaan khusus seperti : Tb milier, meningitis Tb, endobronkial Tb, pleuritis Tb,  perikarditis Tb, peritonitis Tb.

Boleh diberikan prednison 1-2 mg/kg BB/hari selama 1-2 bulan

Page 2: TATALAKSANA,komplikasi,prognosis.docx

Non Medikamentosa

-Hal yang paling penting pada tatalaksana TBC adalah keteraturan minum obat. Kepatuhan pasien dikatakan baik jika pasien meminum obat sesuai dengan dosis yang ditentukan dalam panduan pengobatan. Kepatuhan pasien ini menjamin keberhasilan pengobatan dan mencegah resistensi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien adalah dengan melakukan pengawasan langsung terhadap pengobatan-pengobatanya.

-Perbaikan gizi pasien meliputi kecukupan asupan makanan, vitamin dan mikronutrien agar

keadaan gizinya membaik sehingga imunitasnya juga membaik.

Komplikasi

Pada anak komplikasi biasanya terjadi pada 5 tahun pertama setelah infeksi terutama 1 tahun pertama. Penyebaran limfohematogen menjadi Tb milier atau meningitis Tb atau efusi pleura biasanya terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer. Tb tulang dan sendi terbanyak terjadi dalam 3 tahun pertama, dan Tb ginjal dan kulit terbanyak setelah 5 tahun dari infeksi primer.

Prognosis

Ad vitam : bonam ( kalau pengobatan dilakukan dengan tuntas dan adekuat dan

pasien ini belum ada komplikasi )

Ad sanationam : dubia ad bonam ( kalau status gizinya belum diperbaiki dan masih terpapar dengan factor-faktor resiko lainnya bisa kambuh lagi)

Ad functionam : bonam ( karena usianya masih muda dan kalau diberikan terapi dan pengobatan adekuat fungsi organ parunya tidak terganggu)