Tata guna ruang wilayah kota Semester3

13
Tata guna ruang wilayah & kota

Transcript of Tata guna ruang wilayah kota Semester3

Tata

guna

ruang

wila

yah &

ko

ta

Compact city Compact City adalah suatu konsep perencanaan kota terfokus kepada

kepadatan hunian yang relatif tinggi pada guna lahan campuran, lebih

mengandalkan sistem transportasi umum yang efisien, termasuk aktivitas

pejalan kaki dan bersepeda sehingga mengurangi penggunaan kendaraan

bermotor pribadi

Konsep perencanaan ruang secara kompak harus didukung dengan hunian

vertikal, dengan sistem bangunan ramah lingkungan (green building),

massa kompak, didukung dengan konsep fungsi lahan campuran (mixed

land use), konsep jalan yang lengkap dan hidup (complete street), ramah

terhadap pejalan kaki, pesepeda, angkutan umum, akses untuk

penyandang cacat, lanjut usia, anak, dan perempuan.

Resp

on d

ari U

rban

S

pra

wl

Manfaat Compact City

Mengurangi ecological foot print yang disebabkan ketergantungan kendaraan bermotor

Pelayanan transportasi lebih baik

Peningkatan aksesibilitas secara keseluruhan

Regenerasi kawasan perkotaan dan vitalitas perkotaan

Kualitas hidup lebih tinggi

Preservasi ruang terbuka hijau

Transit-Oriented Development (TOD) Kawasan berorientasi transit didefinisikan sebagai suatu komunitas

yang compact, dan mixed-used dan memiliki titik transit sebagai

pusatnya. Calthrope (1993) didefinisikan sebagai suatu komunitas

multi fungsi dengan radius berkisar 2000 ft (610m).

Konsep Transit Oriented Development (TOD) diawali dengan

konsep aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun

berjalan. Pergerakan sebagai salah satu aktivitas yang paling

banyak dilakukan oleh manusia, diwadahi dengan penempatan-

penempatan pusat-pusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-

titik transit

Variabel Pembentuk TOD

• Fungsi Transit

• Area Komersial Pusat

• Area Hunian Campuran

• Fungsi Ruang Publik

• Area Sekunder

• Fungsi campuran

Tujuan TOD

Tujuan Ekonomi Membuat permukiman yang bervariasi dengan banyak tipe di sekitar kawasan transit.

Mengurangi biaya transportasi untuk kendaraan Pribadi

Tujuan Lingkungan Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat lingkungan yang

berkelanjutan.

Mengurangi penyebaran kawasan sub-urban yang tidak terkendali.

Tujuan Sosial Menawarkan lebih banyak pilihan untuk tinggal dan bekerja.

Memungkinkan akses yang baik ke tempat kerja. Menciptakan lingkungan kota yang mendorong terciptanya interaksi antara kelompok

sosial yang berbeda

Tujuan Perencanaan/Transportasi

Traditional Neighborhood Development (TND)

Traditional Neighbourhood Development (TND). Merupakan konsep yang

diperkenalkan oleh Andres Duany dan Elizabeth Plate-Zyberk (1994). TND ini

dioperasikan pada skala yang lebih kecil dari TOD. Unit dasar dari TND adalah

neighbourhood, yang dibatasi ukuran 16-18 hektar dan dikonfigurasikan dalam

radius tidak lebih 2,3 kilometer.

Sama dengan TOD, hunian terdapat fasilitas pendidikan, pusat kesehatan, toko

kebutuhan dan hiburan. Kelompok neighbourhood membentuk villages, yang

dipisahkan satu sama lain dengan taman, tetapi dihubungkan dengan jalan utama.

Area komersial dan fasilitas publik digunakan untuk melayani village seperti

fasilitas rekreasi dan bioskop atau skala besar seperti fasilitas publik seperti

pemadam kebakaran, pusat pertemuan atau rumah peristerahatan.

Gambar 14. Layout jalan dan gang yang berpola grid terarahkan pada sebuah square di bagian pusatnya. Square ini didefinisikan oleh bangunan mixed use dengan ketinggian 2 hingga 3 lantai yang pada perkembangannya menjadi area komersial dan retail penunjang lingkungan sekitarnya. Area komersial yang utama dibagi dalam 2 area retail. Sumber: The Seaside Story.htmp

Inti dari TND merupakan jaringan jalan dengan koneksi frekuensial – yang memperlancar

aliran lalu lintas karena menyediakan jalur untuk berbagai perjalanan. Jaringan seperti

membuat pedestrian dan pergerakan kendaraan tidak bermotor lebih mudah dengan

memperlambat lalu lintas kendaraan dan membuat perjalanan semakin dekat

dibandingkan dengan tempat yang memiliki hirarki sistem jalan.

Density Density (Kepadatan) sederhananya adalah banyaknya jumlah manusia

dalam suatu batas ruang tertentu. Hal ini dapat diperlihatkan dari jumlah manusia berbanding luas ruang baik berupa ruang kota atau kawasan tertentu.

Menurut Carey (1972) dan Curson (1964) berdasarkan kepadatan di luar dan didalam rumah terdapat 4 jenis kepadatan yakninya :• Kepadatan pedesaan (rural density) dimana kepadatan didalam

rumah tinggi tetapi kepadatan di luar rendah.• Kepadatan pinggiran kota (suburb density) dimana kepadatan

didalam maupun diluar rumah rendah. • Kepadatan permukiman mewah perkotaan dimana kepadatan

didalam rumah rendah sedang kepadatan diluar rumah tinggi. • Kepadatan permukiman kumuh (squarter density) dimana

kepadatan didalam maupun diluar rumah tinggi.

Elemen pengukur tingkat kepadatan kota

Kelebihan dan kekurangan kepadatan penduduk

Dampak Positif Dampak Negatif

1. Aglomerasi ekonomi

2. Pengurangan

ketergantungan terhadap

kendaraan pribadi

3. Konservasi lahan terbuka

hijau dan lahan pertanian

4. Efisiensi pembangunan

infrastruktur

1. Berkurang kualitas

perumahan

2. Sulit mengakses ruang

terbuka hijau

3. Sulit menyediakan air bersih

yang memadai

4. Memusatnya polusi dan

bising  perkotaan

 

Intensity