KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf ·...

49
KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA MENEGAKKAN HUKUM DAN KEDAULATAN DI WILAYAH UDARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEUTUHAN WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) yang terdiri dari pulau besar dan kecil yang menurut perhitungan terakhir berjumlah 17.508 buah. Luas wilayah Republik Indonesia termasuk ZEE kurang lebih 7,7 juta km², wilayah daratan 1,9 juta km², serta lautan sebesar 5,5 juta km². 1 Wilayah NKRI secara geografis merupakan negara yang sangat strategis, karena berada pada posisi silang antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudra yaitu samudra Pasifik dan samudra Hindia. Letak wilayah yang strategis tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang sangat sibuk karena menjadi area perlintasan bagi negara-negara lain yang hendak menuju suatu tempat ke tempat lainnya, sehingga sering terjadi berbagai pelanggaran baik terhadap ketentuan hukum nasional maupun hukum internasional dalam pelaksanaan hak lintas bagi negara asing tersebut yang memerlukan penyelesaian lebih lanjut. b. Bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat internasional, maka dalam pemanfaatan wilayah udara nasional, bangsa Indonesia berkewajiban pula untuk memanfaatkannya bagi kepentingan masyarakat dunia lainnya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan menurut hukum internasional. Penataan ruang wilayah udara Indonesia pada saat ini belum dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga masih terdapat ruang-ruang udara yang belum dikelola secara optimal. Terdapat pengaturan tata ruang wilayah udara Indonesia yang belum sesuai dengan ketentuan hukum, khususnya ketentuan hukum internasional. Di samping itu penataan ruang 1 Ermaya Suradinata, Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI, Suara Bebas, Jakarta, 2005, h.35. RAHASIA

Transcript of KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf ·...

Page 1: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA MENEGAKKAN HUKUM DAN KEDAULATAN DI WILAYAH UDARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEUTUHAN

WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara

kepulauan (Archipelagic State) yang terdiri dari pulau besar dan kecil yang

menurut perhitungan terakhir berjumlah 17.508 buah. Luas wilayah Republik

Indonesia termasuk ZEE kurang lebih 7,7 juta km², wilayah daratan 1,9 juta

km², serta lautan sebesar 5,5 juta km².1 Wilayah NKRI secara geografis

merupakan negara yang sangat strategis, karena berada pada posisi silang

antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudra

yaitu samudra Pasifik dan samudra Hindia. Letak wilayah yang strategis

tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang sangat sibuk karena

menjadi area perlintasan bagi negara-negara lain yang hendak menuju suatu

tempat ke tempat lainnya, sehingga sering terjadi berbagai pelanggaran baik

terhadap ketentuan hukum nasional maupun hukum internasional dalam

pelaksanaan hak lintas bagi negara asing tersebut yang memerlukan

penyelesaian lebih lanjut.

b. Bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat internasional,

maka dalam pemanfaatan wilayah udara nasional, bangsa Indonesia

berkewajiban pula untuk memanfaatkannya bagi kepentingan masyarakat

dunia lainnya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan menurut hukum

internasional. Penataan ruang wilayah udara Indonesia pada saat ini belum

dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga masih terdapat ruang-ruang

udara yang belum dikelola secara optimal. Terdapat pengaturan tata ruang

wilayah udara Indonesia yang belum sesuai dengan ketentuan hukum,

khususnya ketentuan hukum internasional. Di samping itu penataan ruang

1 Ermaya Suradinata, Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI, Suara Bebas, Jakarta, 2005, h.35.

RAHASIA

Page 2: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

2

wilayah udara Indonesia belum seluruhnya didasarkan pada aspek

kepentingan pertahanan negara dan hanya mengutamakan aspek

keselamatan penerbangan, sehingga belum mampu mendukung pelaksanaan

tugas TNI AU secara optimal.

c. Salah satu aspek penataan ruang udara yang berkaitan dengan

pertahanan udara nasional adalah denga menetapkan suatu zona identifikasi

yang mewajibkan pesawat sipil maupun militer untuk melaporkan rencana

penerbangannya, zona ini disebut ADIZ (Air Defense Identification Zone).

Penetapan ADIZ suatu negara tidak dimaksudkan untuk memperluas

kedaulatan negara pemilik ADIZ atas laut bebas yang tercakup dalam ADIZ

negara itu. ADIZ dibentuk atas dasar pertimbangan keamanan, khususnya

untuk keperluan identifikasi pesawat udara yang diperkirakan akan memasuki

wilayah udara negara pendiri ADIZ. Dasar hukum pendirian ADIZ adalah

praktek internasional yang telah menjadi hukum kebiasaan internasional

(customary international law).2 ADIZ Indonesia yang telah ditetapkan pada

saat ini berada diatas pulau Jawa dan sekitarnya, penerapan ADIZ indonesia

saat ini di nilai kurang tepat karena tidak lazim dilakukan oleh negara-negara

lain yang telah memiliki ADIZ dan telah di akui oleh masyarakat internasional

sebagai Hukum kebiasaan. Guna mewujudkan ADIZ Indonesia yang ideal,

selaras dengan ketentuan Hukum nasional maupun Internasional dan aspek

pertahanan negara maka perlu dilakukan suatu kajian dengan cara

membandingkan penerapan ADIZ oleh beberapa negara maju yaitu amerika

dan canada, hal ini ditujukan agar dapat menjawab permasalahan tentang

bagaimana seharusnya ADIZ indonesia di terapkan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud dari penulisan naskah ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang Kajian Penerapan ADIZ Indonesia guna Menegakkan

Hukum dan Kedaulatan wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan

wilayah NKRI .

2 Markas Besar TNI AU, 2000, Buku Panduan Perwira Hukum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Jakarta, hal. 8.

Page 3: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

3

b. Tujuan. Adapun tujuan dari penulisan naskah adalah untuk

mengetahui secara lebih mendalam tentang kemungkinan peluang yang dapat

diambil dari kajian Penerapan ADIZ Indonesia guna Menegakkan Hukum dan

Kedaulatan wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah NKRI. 3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup naskah ini dibatasi

pada pembahasan Kajian Penerapan ADIZ Indonesia guna Menegakkan Hukum

dan Kedaulatan wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah NKRI,

dengan tata urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan.

b. Bab II Bahan Pembahasan.

c. Bab III Dasar Pemikiran

d. Bab IV Analisis .

e. Bab V Hasil Analisis.

f. Bab VI Penutup.

4. Metode dan Pendekatan.

a. Metode. Metode yang digunakan dalam naskah ini adalah deskriptif

analisis yaitu dengan menguraikan secara sistematis permasalahan yang

dihadapi melalui proses pengumpulan data serta analisa untuk kemudian

menentukan ide dan gagasan yang memungkinkan guna Menegakkan Hukum

dan Kedaulatan wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah

NKRI .

b. Pendekatan. Naskah ini disusun menggunakan pendekatan

kepustakaan dengan mempelajari dan menganalisa berbagai naskah sekolah,

naskah ceramah dan buku-buku lain yang berkaitan dengan penulisan naskah

ini.

Page 4: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

4

5. Pengertian. Guna menyamakan persepsi, maka dalam penulisan naskah ini

pengertian-pengertian yang digunakan adalah :

a. Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Keamanan dan

keselamatan penerbangan adalah suatu kondisi untuk mewujudkan

penerbangan dilaksanakan secara aman dan selamat sesuai dengan rencana

penerbangan 3.

b. Kedaulatan. Kedaulatan dikenal dengan istilah sovereignty berasal

dari kata latin superanus yang berarti yang teratas. Negara dikatakan

berdaulat karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki negara.

Bila dikatakan negara itu berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu

mempunyai kekuasaan tertinggi 4.

c. Penataan Ruang. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang 5 .

d. Pertahanan Negara. Segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara6.

e. Ruang. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang

lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara

kelangsungan hidupnya7.

3 Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keselamatan Penerbangan. 4 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Putra abardin, Bandung, 1999, hlm. 11. 5 Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 6 Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara 7 Priyatna Abdurrasyid, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967, Binacipta, Bandung, 1977, hlm.2

Page 5: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

5

f. Ruang Udara. Ruang udara adalah suatu ruang di angkasa yang

terdekat pada bumi kita di mana didapati unsur-unsur gas yang disebut udara.

Dan udara ini terdapat di lapis atmosfir8.

g. Tata Ruang. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola

ruang9.

h. Wilayah Udara. Wilayah udara adalah ruang udara yang

merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya

yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan

atau aspek fungsional10.

i. Pertahanan Udara. Pertahanan udara adalah Segala usaha dan

tindakan yang direncanakan untuk membatalkan, menghalau, menghancurkan

dan mengurangi berhasilnya serta menanggulangi akibat suatu Serangan

Udara Lawan. Berdasarkan tujuannya dikenal dua pengertian pertahanan

udara, yaitu :

1) Pertahanan Nasional meliputi seluruh wilayah nasional dengan

tujuan pertahanan dalam arti seluas-luasnya dan pertahanan udara

obyek vital yang statis. Obyek vital yang statis meliputi antara lain

pusat pemerintahan, pusat industri, instalasi militer, markas besar,

pangkalan armada, dan pangkalan udara.

2) Pertahanan Udara sebagai fungsi organik pengamanan satuan

ialah pertahanan udara yang dilakukan oleh satuan itu sendiri, terutama

satuan sebagai obyek vital yang mobile (bergerak) seperti pasukan

lapangan dan kapal.11

j. Pelanggaran Wilayah Udara (aerial intrusion). Pelanggaran wilayah

udara (aerial intrusion) adalah suatu keadaan dimana pesawat terbang

8 Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007, Opcit. 9 Ibid. 10 Loccit 11 Departemen Operasi Seskoau, Lampiran A dari Naskah Sekolah tentang Operasi Pertahanan Udara, Daftar Pengertian angka 2.

Page 6: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

6

sesuatu negara sipil atau pun militer memasuki wilayah udara negara lain

tanpa izin sebelumnya dari negara di masuki itu.12

k. Penerbangan. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri

atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan

udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup,

serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.13

l. Wilayah Udara. Wilayah udara adalah wilayah kedaulatan udara di

atas wilayah daratan dan perairan Indonesia.14

BAB II BAHAN PEMBAHASAN

6. Umum. Permasalahan tentang bagaimana seharusnya ADIZ indonesia

di terapkan dapat di jawab melalui analisis yuridis dan perbandingan antara ADIZ

negara lain dengan ADIZ indonesia, ADIZ yang di pilih sebagai pembanding adalah

ADIZ Amerika serikat dan Canada dengan pertimbangan bahwa keduanya telah

diakui oleh masyarakat Internasional sebagai Hukum kebiasaan internasional yang

berlaku efektif. Sebagai bahan untuk melakukan perbandingan maka dibutuhkan

data dan fakta untuk di analisa. Adapun data dan fakta tersebut adalah sebagai

berikut:

7. Data ADIZ Amerika Serikat

a. Latar Belakang Terbentuknya ADIZ Amerika Serikat.

1) Luas Wilayah Udara. Negara Amerika Serikat merupakan

bagian dari benua Amerika di bagian selatan yang memiliki

wilayah daratan dan wilayah udara yang sangat luas. Luasnya

12 Yasidi Hambali,1994, Hukum dan Politik Kedirgantaraan, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, halaman 19.

13 Undang-Undang nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 1 angka 1.

14 Ibid, Pasal 1 angka 2.a

Page 7: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

7

wilayah udara ini jika dibandingkan secara garis besar saja

dengan jumlah alut sista dan personel serta waktu siaga untuk

dapat melindungi wilayah udara ini masih belum berimbang,

namun Amerika melaksanakan strategi dengan memanfaatkan

pemberdayaan komponen Air Power dan dengan memusatkan

sistem pertahanan udara pada beberapa wilayah udara yang

memiliki peran penting dengan keberadaan obyek vital maupun

centre of gravity berbagai kekuatan negaranya. Pemusatan

beberapa sistem pertahanan udara tersebut tentu juga harus

mempertimbangkan korelasi penggunaan wilayah udara oleh

pengguna wilayah udara tersebut darimanapun mereka berasal,

sehingga Amerika Serikat dengan kemampuan coverage wilayah

udara tersebut menggunakan berbagai sarana dan prasarana

kelengkapan ADIZ untuk dapat mengidentifikasi dan menindak

berbagai wahana udara yang dapat mengancam keamanan

berbagai obyek vital di dalamnya dan untuk meraih Supremasi

Udara di wilayah tersebut.

2) Kekuatan Angkatan Udara. Kekuatan Angkatan Udara

yang dimiliki untuk menjaga ADIZ adalah:

a) Pesawat Tempur Sergap : F-16, F-15, F-22.

b) Satelit Militer : Quickbird, World

view, dan lain sebagainya.

c) Pesawat AWACS.

d) Radar Militer yang mengcover seluruh wilayah ADIZ

Amerika Serikat.

e) Surface to Air Missile yang terintegrasi dengan

Continental North American Aerospace Defence Command

Region (CONR).

3) Perkembangan Teknologi Radar, Satelit dan Komunikasi.

Sudah diterapkannya C4ISR (Command, Control, Communications,

Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance), yang telah

dapat mengintegrasikan berbagai sarana komunikasi, alutsista, dan

Page 8: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

8

data intelijen untuk diberdayakan menjadi suatu komando dan

pengendalian dari suatu kegiatan operasi pertahanan udara.

4) Konsep Gelar ADIZ. Konsep penggelaran ADIZ untuk

melindungi obyek vital negara Amerika Serikat, yaitu pusat

pemerintahan Amerika Serikat di dalam area tersebut.

5) Efektifitas Penggunaan Anggaran Pertahanan Negara.

Dalam rangka penerapan mekanisme yang selektif untuk

penggunaan anggaran negara, maka sistem pertahanan udara

yang diselenggarakan harus memiliki fokus pertahanan udara

yang efektif dan efisien, terutama dalam masa damai. Hal ini

dikarenakan pada masa damai, sistem pertahanan udara tetap

dalam kondisi siaga.

b. Komando dan Kendali. ADIZ berada di bawah pengawasan

CONR (Continental North American Aerospace Defense Command

Region) dan merupakan bagian dari North American Aerospace Defense

Command (NORAD).

c. Informasi yang Dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan di

ADIZ, yaitu:

1) Aircraft call sign.

2) Number and type of aircraft.

3) Altitude (within ADIZ)

4) True Airspeed

5) Time of Departure.

6) Point of Departure.

7) Destination.

8) Transponder code, estimated point saat memasuki ADIZ.

yang dapat menunjukan posisi dengan Iatitude/longitude or Fix-

Radial-Distance).

Page 9: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

9

d. Sistem Pertahanan Udara.

1) Pangkalan Udara.

a) Tyndal AFB

b) Mc Chord AFB

c) Rome NY

2) Radar Militer

3) Pesawat Tempur

a) F-16

b) F-15

c) F-22

4) Pesawat AWACS

5) SOC

6) Satelit Militer

a) Quickbird

b) World View

7) Sistem Informasi dan Komunikasi yang Terintegrasi.

Penerapan sistem C4ISR.

8) Kapal-kapal militer berkemampuan Hanud, yang

mengelilingi benua Amerika dan terintegrasi dalam sistem Hanud.

e. Hukum dan Publikasi.

1) Federal Aviation Regulation pada Title 14 Chapter I

Subchapter F Part 99 tentang Aeronautics and Space yang

membahas Security Control of Air Traffic.

2) Publikasi regulasi ini disebarkan melalui media internet

dengan Electronic Code of Federal Regulation (e-CFR).

f. Kekuatan lainnya.

1) ATC sipil

2) Imigrasi

3) Bandara Udara Sipil

Page 10: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

10

8. Data Canadian Air Defense Identification Zone (CADIZ).

.

a. Latar Belakang Terbentuknya Canadian Air Defense

Identification Zone (CADIZ).

1) Luasnya Wilayah Udara. Posisi ADIZ terbentang dari

bagian Utara sampai dengan Timur negara Canada (lihat lampiran

II) sebagai filter terhadap berbagai bentuk ancaman udara dari

arah tersebut. Penetapan zona pertahanan udara ini

diselenggarakan dengan mempertimbangkan perkembangan

lingkungan strategis negara Canada terutama potensi dari

alutsista negara lain, dalam hal ini yang menjadi ancaman adalah

kebangkitan sistem persenjataan nuklir Rusia yang mampu

mencapai obyek vital negara Canada.

2) Kekuatan Angkatan Udara. Kekuatan Angkatan Udara

yang dimiliki untuk menjaga ADIZ adalah:

a) Pesawat Tempur Sergap : CF-18

b) Satelit Militer : Radarsat dan Worldview.

c) Pesawat AWACS.

d) Radar Militer yang mengcover seluruh wilayah ADIZ

di utara dan timur bagian Canada. Saat ini Canada telah

mengembangkan penggelaran satuan-satuan radar yaitu

Pinetree Line, Mid-Canada Line dan Distance Early Warning

(DEW) Line yang dioperasikan oleh Royal Canadian Air Force

RCAF untuk melindungi zona pertahanan udaranya dari

ancaman udara yang menuju Canada. Lihat gambar 2.1.

e) Surface to Air Missile yang terintegrasi dengan

Canadian North American Aerospace Defence Command

Page 11: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

11

Region (CANR).

3) Perkembangan Teknologi Radar, Satelit dan Komunikasi.

Pengintegrasian sistem radar militer dengan input dari satelit serta

didukung dengan sarana komunikasi dan informasi dari data

intelijen negara, semua hal tersebut menjadikan sistem

pertahanan udara ini menjadi sangat efektif dalam menghadapi

berbagai ancaman udara yang teridentifikasi.

4) Konsep Gelar ADIZ. Konsep penggelaran ADIZ ini untuk

memfilter berbagai ancaman udara yang datang dari utara atau

timur negara Canada.

5) Efektifitas Penggunaan Anggaran Pertahanan Negara.

Dalam rangka penerapan mekanisme yang selektif untuk

penggunaan anggaran negara, maka sistem pertahanan udara

yang diselenggarakan harus memiliki fokus pertahanan udara

yang efektif dan efisien, terutama dalam masa damai. Hal ini

dikarenakan pada masa damai, sistem pertahanan udara tetap

dalam kondisi siaga.

b. Komando dan Kendali. CADIZ berada di bawah pengawasan

CANR (Canadian North American Aerospace Defense Command) dan

merupakan bagian dari North American Aerospace Defense Command

(NORAD).

c. Informasi yang Dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan di

CADIZ, yaitu:

1) Aircraft call sign.

2) Number and type of aircraft.

3) Altitude (within ADIZ)

4) True Airspeed

5) Time of Departure.

6) Point of Departure.

Page 12: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

12

7) Destination.

8) Transponder code, estimated point saat memasuki ADIZ.

yang dapat menunjukan posisi dengan Iatitude/longitude or Fix-

Radial-Distance).

d. Sistem Pertahanan Udara.

1) Pangkalan Udara.

a) Canadian Forces Base Cold Lake.

b) Quebec's Saguenay region.

2) Radar Militer. Telah menerapkan sistem gelar radar

dengan cara Pinetree Line, Mid-Canada Line dan Distance Early

Warning (DEW) Line

3) Pesawat Tempur. CF-18

4) Pesawat AWACS

5) SOC. Canadian Sector Air Operations (SAOC)

6) Satelit Militer. Radarsat.

7) Sistem Informasi dan Komunikasi yang Terintegrasi.

Sistem ini diwadahi dalam satu skadron pengamat ruang udara

dan disiapkan oleh satu skadron pendidikan untuk menyiapkan

personel yang akan mengawaki satuan tersebut, yaitu:

a) 21 Aerospace Control and Warning Squadron yang

berada di St Margarets, Canada. Satuan ini diawaki oleh

operator yang bekerja dengan sistem eight-hour shifts yang

memonitor semua input data radar tentang air traffic yang

menuju ruang udara Canada.

Page 13: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

13

b) 51Aerospace Control and Warning Operational

Training Squadron. Satuan ini berada di North Bay,

Canada dan merupakan satuan pendidikan operator yang

akan mengawaki peralatan pemantau udara di 21

Aerospace Control and Warning Squadron dan 22 Wing

North Bay/Canadian Air Defence Sector (CADS).

8) Kapal-kapal militer berkemampuan Hanud, yang

mengelilingi benua Amerika dan terintegrasi dalam sistem Hanud.

e. Hukum dan Publikasi.

1) Emergency Security Control of Air Traffic (ESCAT) Plan

sebagai dokumen dari The Departements of Transport and

National Defence, Canada yang membahas tentang penyesuaian

Canadian Aviation Regulations terhadap Military Flying Orders.

2) Publikasi regulasi ini disebarkan melalui media internet

dengan Electronic Code of Federal Regulation (e-CFR) Title 32

Chapter I Sub chapter M part 245 tentang Plan for the Emergency

Security Control of Air Traffic.

f. Kekuatan lainnya.

1) ATC sipil

2) Imigrasi

3) Bandara Udara Sipil

Page 14: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

14

Gambar 2.1.

Pinetree line, Mid-Canada line, and DEW line

9. Data ADIZ Indonesia.

a. Latar Belakang Terbentuknya Air Defense Identification Zone Indonesia.

1) Luasnya Wilayah Udara. Indonesia memiliki luas wilayah

yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke sekitar 3.200.000

km² dengan 5 pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi, dan Papua. Dari kelima pulau besar itu, di Pulau Jawa

terdapat populasi penduduk yang besar dengan pusat

pemerintahan dan perekonomian Negara Indonesia di Jakarta.

2) Kekuatan Angkatan Udara. Kekuatan Angkatan Udara

yang dimiliki untuk menjaga ADIZ adalah:

a) Pesawat Tempur Sergap.

(1) F-16 A/B.

(2) F-5 E/F.

b) Satelit : Garuda-1 dan Palapa-D.

Page 15: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

15

c) Radar Militer dan Radar Sipil yang mengcover

wilayah ADIZ.

(1) Radar Militer: Tanjung Kait, Pemalang,

Congot, Cibalimbing, Ngeliyep, Ploso.

(2) Radar Sipil : Soeta, Juanda, Ngurah Rai.

e) Surface to Air Missile dimiliki oleh satuan Arhanud

dibawah kendali Kosek.

3) Perkembangan Teknologi Radar, Satelit dan Komunikasi.

Saat ini telah dikembangkan Transmittion Data Air Situation

(TDAS) yang menggabungkan Radar Militer dengan Radar Sipil untuk

memonitor ruang udara Indonesia, termasuk wilayah ADIZ Indonesia.

4) Konsep Gelar ADIZ. Konsep penggelaran ADIZ ini untuk

melindungi obyek vital nasional di Pulau Jawa dan Bali

5) Efektifitas Penggunaan Anggaran Pertahanan Negara.

Dengan kondisi saat ini, perlu pertimbangan sistem prioritas

penggunaan anggaran negara di bidang pertahanan terhadap

prioritas ancaman di masa damai.

b. Komando dan Kendali. ADIZ berada di bawah pengawasan

Kosek I dan Kosek II yang merupakan bagian dari Kohanudnas.

c. Informasi yang Dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan di

ADIZ, yaitu:

1) Aircraft call sign.

2) Number and type of aircraft.

3) Altitude (within ADIZ)

4) True Airspeed

5) Time of Departure.

Page 16: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

16

6) Point of Departure.

7) Destination.

8) Transponder code, estimated point saat memasuki ADIZ.

yang dapat menunjukan posisi dengan Iatitude/longitude or Fix-

Radial-Distance).

d. Sistem Pertahanan Udara.

1) Pangkalan Udara.

a) Lanud Iswahjudi.

b) Lanud Halim Perdanakusuma.

c) Lanud Juanda.

d) Lanud Ngurah Rai.

2) Radar Militer.

a) Satrad 211 Tanjung Kait.

b) Satrad 214 Pemalang.

c) Satrad 215 Congot.

d) Satrad 216 Cibalimbing.

e) Satrad 221 Ngeliyep.

f) Satrad 222 Ploso.

3) Pesawat Tempur.

a) F-16 A/B

b) F-5 E/F

4) SOC. Terdapat di Posek I dan Popunas.

6) Satelit. Garuda-1 dan Palapa-D.

7) Sistem Informasi dan Komunikasi yang Terintegrasi.

Page 17: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

17

Sistem ini diwadahi dalam satu sistem TDAS dan memiliki tempat

pelatihan di Pusdik Hanudnas di Surabaya.

8) Kapal-kapal militer berkemampuan Hanud, yang berlayar di

seputar wilayah ADIZ dan terintegrasi dalam sistem Hanud

Kohanudnas.

e. Hukum dan Publikasi.

1) Pada UU RI No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Bab IV

(Kedaulatan Atas Wilayah Udara) hanya membahas wilayah

kedaulatan, kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, dan

belum terdapat pembahasan zona identifikasi pertahanan udara negara

Indonesia.

2) Peraturan Pangkohanudnas No: Perpang/04/IX/2010 Pasal

21 tentang Prosedur Tetap Pertahanan Udara Nasional yang

mengatur Ketentuan Wilayah Udara dan Sub Pasal a tentang

ADIZ. ADIZ di Indonesia melingkupi wilayah udara seputar pulau

Jawa, Bali dan pulau-pulau disekitarnya. Lihat gambar 2.2.

3) Publikasi regulasi ini belum disebarkan secara luas pada

dunia penerbangan Nasional dan Internasional.

f. Kekuatan lainnya.

1) ATC sipil

2) Imigrasi

3) Bandara Udara Sipil

Page 18: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

18

Gambar 2.2.

Wilayah ADIZ Indonesi

10. Fakta-fakta.

a. ADIZ Amerika Serikat. Negara pertama yang menentukan ADIZ pada

bulan Desember 1950, Amerika Serikat memiliki 5 ADIZ diluar laut

teritorialnya yaitu15 .

1) Dua ADIZ berada di laut dari kontinental Amerika serikat yaitu :

a) ADIZ yang berada di samudera Atlantik sejauh lebih dari

300 NM.

b) ADIZ yang berada di selatan California sejauh lebih dari

400 NM.

c) ADIZ yang berada di Alaska sejauh 350 NM yang berada

di Laut Bering.

d) ADIZ disekitar Guam sejauh 250 NM.

e). ADIZ di Hawai sejauh 250 NM. 15 Petter A. Dutton, “Petter A. Dutton,’Caelum Liberam: Air Defense Identification Zones Outside Sovereign Airspace”, The American Journal of International Law, Vol. 103:000, di download di http://www.usnwc.edu/Research---gaming/china-maritime-studies-institute/publilcation/documents/Dutton-NC-1st-proofs-(9-2909)-(3)/pdf. Pada tanggal 30 Maret 2012.

Page 19: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

19

b. Canada Air Defence Identification Zone (CADIZ). Lebar CADIZ

adalah 300 NM berada di sebelah utara, timur dan sebagian wilayah barat

yang tidak termasuk wilayah teritorial Canada.

c. ADIZ Indonesia. Secara geografi wilayah udara nasional berada

diatas, daratan dan laut wilayah yang terbentang dari 95° 00’ BT sampai 141°

00’BB, serta mulai dari 6° 00 LU sampai 11° 00’ LS, dengan batasan-batasan

tersebut, ruang udara wilayah tergambar sebagai dimensi ruang yang sangat

luas (5.193.252 km²) Di dalam wilayah kedaulatan udara Indonesia telah

ditetapkan ADIZ Indonesia. ADIZ berdasarkan Aeronautical information

publication Volume 1 tanggal 17 September 2006 berada di koordinat 04 00

00S 104 00 00E 04 00 00S. 117 00 00E 10 00 00S 117 00 00E 10 00 00S 104

00 00E 04 00 00S 104 00 00S. ADIZ Indonesia berada di wilayah udara

sebagian kecil Sumatera Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan

sebagian kecil Pulau Sumbawa bagian barat. ADIZ Indonesia tersebut tidak

berada di luar wilayah laut teritorial (ZEE), sehingga ADIZ Indonesia sebagai

zona untuk melakukan identifikasi terhadap pesawat yang akan masuk ke

wilayah udara nasional kurang berfungsi secara optimal. Berkaitan kondisi

ADIZ Indonesia yang belum optimal maka upaya untuk mengendalikan

wilayah udara juga akan kurang maksimal. Pengendalian wilayah udara

mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Namun

pelanggaran wilayah udara masih saja tetap terjadi menurut data dari akhir

tahun 2009 – awal tahun 2011 tercatat 14 pelanggaran wilayah udara nasional

(data terlampir). Pelanggaran wilayah udara ini terutama oleh pesawat militer

asing dapat menimbulkan kerawanan, dikarenakan akan menjadi ancaman

bagi obyek vital nasional.

BAB III DASAR PEMIKIRAN

11. Umum. ADIZ sebagai zona dimana pesawat udara yang masuk wilayah

tersebut harus melaporkan rencana penerbangan (flight plan), pada dasarnya ADIZ

merupakan sarana penunjang sistem pertahanan udara nasional. Dalam

mendukung penegakkan ADIZ Indonesia dibutuhkan sistem pertahanan udara yang

Page 20: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

20

saling terintegrasi terdiri dari ATC, Kohanudnas, pesawat tempur sergap serta

personel yang memonitor ADIZ. Sistem tersebut bekerja dengan menggunakan

metoda dan proses tertentu agar keberadaan ADIZ Indonesia dapat efektif untuk

menegakkan kedaulatan hukum dan kedaulatan di wilayah udara. Oleh karena itu

untuk mengoptimalkan ADIZ Indonesia guna menegakkan hukum dan kedaulatan di

wilayah udara haruslah berpedoman peraturan perundang-undangan yang ada

sebagai dasar Hukum dan landasan teori.

12. Dasar Teori. Landasan teoritis yang digunakan dalam naskah ini adalah

sebagai berikut :

a. Teori Penguasan Cooper (Cooper’s control theory). Pada tahun

1951 Cooper telah mengajukan pendiriannya bahwa kedaulatan negara itu

ditentukan oleh kemampuan negara-negara yang bersangkutan untuk

menguasai ruang yang ada di atas wilayahnya. Cooper menyatakan :

“....in the absence of international agreement, that the territory of every

state extends upward as far into space as it is physically and

scientifically possible for any one state to control the regions of space

directly above it” 16.

Teori cooper ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat dan Canada dengan

ADIZ dan CADIZ 17 . Usaha-usaha Amerika Serikat dan Canada yang

menetapkan beberapa bagian dari Lautan Pasifik dan Lautan Atlantik sebagai

daerah kemanan yang disebut dengan ADIZ dan CADIZ sebenarnya bertitik

tolak kepada pengamanan negaranya dari usaha gangguan keamanan yang

mungkin tiba-tiba terjadi. Kemampuan untuk menguasai ruang udaranya

melalui teknologi yang dimiliki oleh Indonesia akan menunjang penegakkan

ADIZ Indonesia yang berfungsi sebagai zona identifikasi, dimana pesawat

asing melaporkan rencana penerbangan. Efektifitas ADIZ dapat dicapai

apabila didukung dengan sistem “Air Traffic Control” (ATC), yang mampu

bertindak korelatif dengan sistem pertahanan udara nasional. Kemampuan

16 Priyatna Abdurrasyid, op.cit., hal. 103. 17 Ibid, hal. 153

Page 21: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

21

pertahanan udara selalu dihadapkan dengan persenjataan modern yang

dimiliki oleh TNI AU. Kemampuan Alutsista yang ada dihadapkan dengan

dinamika dan kondisi lingkungan strategis, hakekat ancaman yang akan

datang, serta luas wilayah yang cukup besar. Oleh karena itu dengan

optimalisasi ADIZ Indonesia maka dapat diproyeksikan untuk menjamin

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian

perlu adanya pengembangan kemampuan pesawat terbang, sistem Radar

dan Rudal yang handal agar penguasaan wilayah udara dapat dlaksanakan

sebagaimana yang dimaksud dalam teori penguasaan Cooper.

b. Teori ADIZ. Peter A Dutton seorang Profesor di U.S Naval War

College dalam tulisan yang berjudul Caelum Liberam : Air Defense

Identification Zones Outside menyatakan bahwa ADIZ sebagai wilayah untuk

melakukan identifikasi sebelum pesawat terbang asing memasuki wilayah

udara kedaulatan, dimulai dari luar wilayah kedaulatan udara suatu negara

hingga memasuki wilayah kedaulatan udaranya. Penentuan ADIZ didasari

dengan perhitungan terhadap ancaman yang benar-benar potensial serta

lokasi obyek-obyek vital nasional yang mendapat prioritas untuk

dipertahankan dari kemungkinan serangan udara lawan. Setiap negara

berhak membentuk ADIZ di wilayah udara yang berada di bawah kedaulatan

dan yurisdiksinya, namun penetapan ADIZ yang demikian tidak dimaksudkan

untuk memperluas kedaulatan negara pemilik ADIZ atas laut bebas yang

tercakup dalam ADIZ negara itu. Pesawat udara sipil maupun pesawat udara

militer yang berada dalam zona tersebut, dan akan terbang mengarah ke

pantai negara pendiri ADIZ diwajibkan memberikan laporan rencana

penerbangan (flight plan) kepada negara pemilik ADIZ. Bagi pesawat udara

yang tidak melakukan kewajiban tersebut akan menghadapi tindakan

intersepsi (penyergapan) oleh negara pemilik ADIZ, adapun efektifis ADIZ ini

dapat dicapai apabila didukung dengan sistem “Air Traffic Control” (ATC) yang

mampu bertindak korelatif dengan sistem pertahanan udara nasional 18.

c. Asas bela diri (self defence). Dasar hukum pendirian ADIZ adalah

asas bela diri (self defence) yang diakui dalam Pasal 51 Piagam PBB. Hak

18 Azhari, 2005, “Pengaturan Intersepsi Dalam Annex 2 Konvensi Chicago tahun 1944 dan Implementasinya dalam Penegakan Kedaulatan Atas Wilayah Udara Nasional Indonesia, Tesis, Universitas Padjajdjaran, Hal 111.

Page 22: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

22

negara untuk menggunakan senjata untuk mempertahankan diri dari kekuatan

dari luar (negara lain) di dasarkan kepada hukum kebiasaan internasional

(customary international law) 19 . Hak untuk membela diri yang dimaksud

dalam piagam PBB pada hakekatnya memang merupakan sesuatu hak yang

melekat. Ketentuan dalam Pasal 51 piagam PBB tersebut bukan semata-

mata menciptakan hak tetapi secara eksplisit hak membela diri itu memang

diakui menurut prinsip-prinsip Hukum Internasional. Hak untuk membela yang

diatur dalam piagam PBB pasal 51. Pasal itu berbunyi:

“Nothing in the present Charter shall impair the inherent right of individual or

collective self defence if an armed attack occurs against a Member of the

United Nations, until the Security Council has taken measures necessary to

maintain international peace and security. Measures taken by Members in the

exercise of this right of self-defence shall be immediately reported to the

Security Council and shall not in any way affect the authority and responsibility

of the Security Council under the present Charter to take anytime such action

as it deems necessary in order to maintain or restore international peace and

security.”

Meskipun redaksional hak membela diri (self defence) tersurat dalam bunyi

pasal tersebut, namun dalam travaux prepatoires dinyatakan bahwa hak

tersebut merupakan sesuatu yang melekat (inherent). Bunyi pasal 51

memang tidak menyebutkan cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan

hak membela diri. Pasal ini sering dikaitkan dengan hak untuk menggunakan

kekerasan bersenjata secara terbatas. Higgins misalnya berpendapat bahwa

piagam PBB telah memberikan izin terbatas atas penggunaan kekerasan

bersenjata dalam kerangka hak membela diri baik secara individual maupun

kolektif. PBB juga mempertimbangkan bahwa tindakan itu dapat menjadi

sebuah mekanisme untuk menuntut hak hukum serta mencapai keadilan

sosial dan politik. Beberapa sarjana hukum internasional dan juga praktek-

praktek negara telah menafsirkan hak membela diri tersebut dengan

meluaskan maknanya menjadi melindungi diri (self preservation). Bowett

19 Malcolm N. Shwa QC, 2005, International Law, Cambridge : University Pers, hal. 1035.

Page 23: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

23

misalnya mengatakan bahwa pasal 51 diartikan hak untuk membela diri bukan

membatasinya. Menurutnya tidak ada hubungan antara serangan bersenjata

dengan hak membela diri. Tidak ada negara yang dapat menunggu hingga

ada serangan bersenjata baru dapat membela diri 20.

d. Teori Efektivitas Hukum. efektifitas hukum adalah kesesuaian antara

apa yang diatur dalam hukum dengan pelaksanaannya. Bisa juga karena

kepatuhan masyarakat kepada hukum karena adanya unsur memaksa dari

hukum. Hukum yang dibuat oleh otoritas berwenang adakalanya bukan

abstraksi nilai dalam masayarakat. Jika demikian, maka terjadilah hukum

tidak efektif, tidak bisa dijalankan (unworkable), atau bahkan –atas hal tertentu

terbit Pembangkangan Sipil 21. Pada hakekatnya persoalan efektivitas Hukum

seperti yang diungkapkan DR. Syamsuddin Pasamai, SH., MH., dalam

bukunya Sosiologi dan Sosiologi Hukum, persoalan efektivitas Hukum

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan persoalan-persoalan

penerapan, pelaksanaan dan penegakan Hukum dalam masyarakat demi

tercapainya tujuan Hukum. Artinya Hukum berlaku secara filosofis, Yuridis dan

sosiologis. Untuk membahas masalah ketidak efektifvan Hukum ada baiknya

juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu

penerapan Hukum. Hal ini sejalan dengan apa yang di ungkapkan oleh Ishaq,

SH., MHum., dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum yang menyebutkan

dalam proses penegakan Hukum, ada faktor-faktor yang mempengaruhi dan

mempunyai arti sehingga dampak positif dan negatif terletak pada isi faktor

tersebut. Menurut Soerjono Soekamto faktor tersebut ada lima, yaitu :

1) Hukum itu sendiri.

2) Penegak Hukum.

3) Sarana dan Fasilitas.

4) Masyarakat.

5) Kebudayaan22.

Indikator Hukum tidak efektif yaitu :

20 http://www.scribd.com/doc/49232153/Bag-3-Isi. 21 http://www.advokatmuhammadjoni.com/opini/artikel-hukum/181-efektifitas-penerapan-hukum.html 22 http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-efektivitas-hukum.html.

Page 24: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

24

1) Kabur dan multitafsir.

2) Inkonsistensi norma.

3) Kekosongan hukum (rechvacuum).

4) Tidak ada/segera dibuat peraturan pelaksana/organik, walaupun ada perintah batas waktu.

5) Sering dan cepat berubah (amandemen atau diganti).

6) Menuai kritik tajam masyarakat.

7) Inkonsisten dengan konvensi internasional,

8) Inkonsistensi dengan UU/peraturan horizontal.

9) Pembahasannya lambat, alot, dan tarik manarik politik.

10) Saat pembahasan adanya berbagai draf alternatif.

11) Inkonsistensi dgn UUD 1945 sehingga dibatalkan MK (negative

legislation).

12) Tidak diterapkan dalam praktek (minim fasilitas).

13) Tidak ada lembaga pelaksana (legal structure)23.

13. Dasar Hukum

a. Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 menyebutkan

bahwa pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan

membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta

menanggulangi setiap ancaman. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga

dan melindungi kedaulatan negara termasuk wilayah kedaulatan atas ruang

udara nasional, sehingga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman

dapat terhindar. Dalam upaya mewujudkan keseimbangan antara kepentingan

kesejahteraan nasional dengan pertahanan negara di wilayah kedaulatan

ruang udara, upaya yang dilakukan adalah membangun, membina dan

memperkuat sumber daya dan kekuatan tangkal yang mampu meniadakan 23 http://www.advokatmuhammadjoni.com/opini/artikel-hukum/181-efektifitas-penerapan-hukum.html.

Page 25: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

25

setiap ancaman dan atau pelanggaran hukum di ruang udara baik yang

datang dari luar maupun dari dalam negeri. Wewenang dan tanggung jawab

mempertahankan wilayah kedaulatan atas ruang udara termasuk penegakan

hukum terhadap pelanggaran hukum di ruang udara termasuk di kawasan

udara terlarang adalah TNI-AU. Wewenang dan tanggung jawab tersebut

menjadi penting karena Indonesia adalah negara kepulauan yang juga

merupakan negara khatulistiwa dan terletak pada posisi silang dunia. Kondisi

tersebut mendukung terwujudnya berbagai kegiatan dan/atau usaha dapat

dilakukan di ruang udara nasional Indonesia baik untuk kepentingan nasional

maupun internasional. Berkaitan dengan ADIZ Indonesia sebagai zona

identifikasi maka pelanggaran terhadap ADIZ Indonesia akan dilakukan

tindakan koreksi yang tegas dan nyata dapat berupa penghalauan,

pengusiran, forced down dan penghancuran yang menjadi tanggung jawab

TNI AU sebagai penegak hukum dan kedaulatan di wilayah udara nasional.

b. Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan

negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan

wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer

untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut secara aktif dalam

tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. 24 Pasal 10

Undang-Undang TNI menyebutkan bahwa tugas TNI AU yaitu menegakkan

hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai

dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah

diratifikasi. Dalam penegakkan hukum dan kedaulatan di wilayah udara oleh

TNI AU diharapkan ADIZ Indonesia sebagai zona identifikasi dapat

memberikan informasi awal terhadap adanya pelanggaran wilayah udara yang

dilakukan oleh pesawat asing. Informasi awal dari pesawat tersebut dapat

dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui adanya pelanggaran wilayah

udara, sehingga hukum dan kedaulatan di wilayah udara dapat ditegakkan.

c. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepuluan yang berciri 24 Konsideran huruf C dari Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Page 26: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

26

nusantara mempunyai kedaulatan atas wilayah serta memiliki hak-hak

berdaulat untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2008

tentang Wilayah Negara mengatur wilayah negara yang meliputi wilayah

daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta

dasar laut, dan tanah di bawahnya, serta ruang di atasnya, termasuk seluruh

sumber kekayaan yang terkandung. Adapun tujuan pengaturan wilayah

negara bertujuan untuk menjamin keutuhan wilayah negara, kedaulatan

negara dan ketertiban di kawasan perbatasan. Di dalam pasal 10 huruf e

Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2008 di sebutkan bahwa dalam

pengelolaan wilayah negara dan kawasan perbatasan maka Pemerintah

berwenang untuk memberikan izin kepada penerbangan internasional untuk

melintasi wilayah udara teritorial pada jalur yang telah ditentukan. Terkait

dengan keberadaan ADIZ Indonesia maka perlu adanya identifikasi

penerbangan internasional sebelum memasuki wilayah udara teriorial,

sehingga dapat diketahui apakah penerbangan internasional memiliki izin atau

tidak untuk mengadakan penerbangan. Dengan adanya identifikasi tersebut

akan mencegah adanya pelanggaran wilayah udara sehingga dapat menjamin

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan bertujuan

mewujudkan penerbangan yang tertib, teratur, selamat, aman, nyaman,

dengan harga yang wajar, dan menghindari praktek persaingan usaha yang

tidak sehat, memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui

udara dengan mengutamakan dan melindungi angkutan udara dalam rangka

memperlancar kegiatan perekonomian nasional, membina jiwa

kedirgantaraan, menjunjung kedaulatan negara, menciptakan daya saing

dengan mengembangkan teknologi dan industri angkutan udara nasional,

menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan

pembangunan nasional, memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa

dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara, meningkatkan ketahanan

nasional, dan mempererat hubungan antar bangsa, serta berasaskan

manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan,

Page 27: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

27

keserasian dan keselarasan, kepentingan umum, keterpaduan, tegaknya

hukum, kemandirian, anti monopoli dan keterbukaan, berwawasan lingkungan

hidup, kedaulatan negara, kebangsaan, serta kenusantaraan.25 Dalam Pasal

5 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 disebutkan bahwa Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah udara

Republik Indonesia. Salah satu wujud penegakkan hukum di udara adalah

penerapan ketentuan ADIZ Indonesia sebagai zona identifikasi bagi pesawat

udara asing. Indonesia sebagai negara berdaulat mempunyai hak untuk

menetapkan ADIZ untuk kepentingan pertahanan di wilayah udara.

BAB IV ANALISIS

14. Umum. Indonesia secara geografis terletak di antara dua benua dan dua

samudra yang penting, sehingga Indonesia memiliki kedudukan geografis di tengah-

tengah jalan lintas silang dunia. Dengan posisi tersebut Indonesia menjadi lalu lintas

bagi penerbangan yang menghubungkan antara Benua Australia dan Benua Asia.

Sehingga hal ini dapat menimbulkan kerawanan bagi pelanggaran udara. ADIZ

Indonesia sebagai suatu ruang udara yang dibentuk bagi keperluan identifikasi

dalam sistem Pertahanan Udara Nasional memiliki peranan yang penting dalam

penegakkan hukum dan kedaulatan di wilayah udara. Dengan mengetahui terlebih

dahulu pesawat udara yang memasuki ADIZ maka akan dapat dideteksi secara dini

terhadap “ancaman” yang masuk wilayah kedaulatan udara Indonesia. Oleh karena

itu ADIZ dapat juga digunakan sebagai “intelligence gathering” menghadapi potensi

ancaman. Survivabilitas Negara akan ditentukan oleh kemampuannya untuk

melakukan deteksi dini, penentuan lokasi, identifikasi terhadap berbagai potensi

ancaman.

15. Analisis Yuridis Terhadap Ketentuan Hukum Yang Mengatur Wilayah

Udara di Indonesia. Kedaulatan wilayah udara negara diatur dalam Konvensi

Chicago 1944 yang menyatakan the contracting States recognize that every State

has complete and exclusive sovereignty over the airspace above its territory. Hukum

internasional tidak memberikan hak untuk lintas damai melalui ruang udara dan 25 Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 pada Bab I Umum.

Page 28: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

28

untuk memasuki ruang udara suatu negara dibutuhkan ijin dari negara dimana

wilayah udaranya akan dimasuki 26 . Ruang udara sepenuhnya tunduk kepada

kedaulatan (”sovereignty”) yang lengkap dan eksklusip dari negara kolong

(“subjacent state”) sebagaimana ditegaskan oleh ketentuan pasal 1 Konvensi

Chicago 1944 mengenai Penerbangan Sipil Internasional (“Convention on

International Civil Aviation”)27. Konvensi Chicago merupakan landasan berpijak dari

ketentuan-ketentuan hukum udara internasional, di Indonesia ketentuan berkaitan

dengan kedaulatan udara di atur dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 tahun

2009 tentang Penerbangan yang menyebutkan bahwa RI memiliki kedaulatan penuh

dan ekslusif atas wilayah udaranya. Dalam rangka penegakkan kedaulatan negara

atas wilayah udara tersebut, Pemerintah melaksanakan wewenang dan tanggung

jawab pengaturan ruang udara untuk kepentingan penerbangan, perekonomian

nasional, pertahanan dan keamanan negara sosial budaya, serta lingkungan udara.

Penekanan untuk menjamin keutuhan wilayah negara dan kedaulatan negara

termasuk di wilayah udara juga di amanatkan dalam pasal 5 ayat (1) Undang-

Undang RI nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara. Namun, sifat kedaulatan

yang utuh dan penuh dari negara di ruang udara nasionalnya sebagaimana diatur

dalam Chicago Convention 1944 berbeda misalnya dengan sifat kedaulatan negara

di laut wilayahnya yang mengenal hak lintas damai sebagaimana diatur dalam

UNCLOS 1982. Karena sifatnya yang sedemikian, maka di ruang udara nasional

tidak dikenal hak lintas damai (innocent passage)28, sehingga dengan diratifikasinya

UNCLOS 1982, akan terjadi dualisme ketentuan hukum yang mengatur wilayah

udara yaitu ketentuan hukum udara dan ketentuan hukum laut, terutama di wilayah

udara di atas di Alur Laut Kepulauan Indonesia.

16. Analisis Yuridis Terhadap Efektivitas Penerapan ADIZ Indonesia.

Berdasarkan teori efektivitas Hukum terdapat beberapa indikator yang menujukkan

bahwa penerapan ADIZ Indonesia tidak efektif dilihat dari faktor Hukum itu sendiri.

Indikator tersebut adalah:

26 Rebecca M.M. Wallace,1992,”International Law”, London : Sweet & Maxwell, halaman 100. 27Ida Bagus Rahmadi Supancana, 2003, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Kedirgantaraan, Jakarta : CV Mitra Karya, hal. 294 28 Yasidi Hambali, op.cit., hal. 19.

Page 29: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

29

a. Inkonsistensi Norma Antar Konvensi. Inkonsistensi norma adalah

ketidak sesuaian antara norma Hukum yang satu dengan yang lainnya atau

dapat juga disebut dengan istilah konflik norma. Mengacu pada analisis

yuridis terhadap ketentuan Hukum yang mengatur wilayah udara Indonesia

maka di ketahui bahwa terdapat dualisme ketentuan Hukum terhadap wilayah

udara Indonesia yaitu ketentuan Hukum udara yang diatur dalam Konvensi

Chicago 1944 dan ketentuan Hukum laut sebagai mana di atur oleh konvensi

Hukum laut UNCLOS 1982. Di lihat dari aspek Hukum dualisme ketentuan ini

merupakan konflik norma Dimana ketentuan Hukum udara tidak mengakui

adanya hak lintas damai, sedangkan Hukum laut mengatur hak lintas damai

(innocent passage).

b. Inkonsistensi Norma Hukum Nasional Terhadap Konvensi. Dasar

Hukum pembentukan ADIZ terdapat dalam pasal 51 Piagam PBB dan Hukum

kebiasaan Internasional sebagaimana yang telah di terapkan oleh negara-

negara lain dan di akui oleh masyarakat internasional sebagai Hukum. Selain

itu ADIZ juga diatur dalam Document 9426-AN/924 First Edition 1984 ICAO (

International Civil Aviation Organization), pada chapter 3 tentang Airspace

Organization Ayat 3.3.4 Special Designated Airspace yang mengakui

keberadaan ADIZ suatu negara. Dalam hal ini secara Nasional Indonesia

telah membentuk undang-undang RI nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah

Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Namun sangat di sayangkan bahwa kedua Undang-undang ini tidak mengatur

masalah ADIZ, ini menunjukkan ketidak konsistenan aturan Hukum nasional

terhadap konvensi-konvensi yang telah diratifikasi.

c. Inkonsistensi Norma Hukum Antar Peraturan perundang-

undangan Nasional. Norma-norma Hukum yang mengatur masalah

pertahanan Nasional tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2002

tentang Pertahanan Negara. Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 tahun

2002 menyebutkan bahwa pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha

membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa,

serta menanggulangi setiap ancaman. Pertahanan negara bertujuan untuk

menjaga dan melindungi kedaulatan negara termasuk wilayah kedaulatan

atas ruang udara nasional, sehingga keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Page 30: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

30

Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk

ancaman dapat terhindar. Norma Hukum yang menyangkut aspek pertahanan

udara nasional tidak terakomodasi dengan baik dalam peraturan perundang-

undangan lain yang berkaitan dengan masalah pengaturan ruang udara. Hal

ini dapat dilihat dari hal-hal yang diatur oleh undang-undang RI nomor 43

tahun 2008 tentang Wilayah Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009

tentang Penerbangan dan Pengaturan berkaitan dengan Hak dan Kewajiban

Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam melaksanakan Hak Lintas Alur Laut

Kepulauan melalui Alur Laut Kepulauan yang telah ditetapkan diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002. jika kita cermati bahwa

perundang-undang tersebut tidak mengatur ADIZ.

17. Perbandingan ADIZ. Selain faktor Hukum, efektivitas penerapan ADIZ

indonesia juga di tentukan oleh faktor lain, hal ini dapat dilihat dari perbandingan

dengan ADIZ negara lain yang telah diterapkan secara efektif. ADIZ tersebut adalah

ADIZ Amerika Serikat dan CADIZ ( Canada Air Difense Zone).

NO SPESIFIKASI ADIZ

AMERIKA SERIKAT

CADIZ INDONESIA

a. b. c. d. e. f.

1. Lokasi 5 ADIZ berada

diluar teritorian

negara.

Utara, Timur, dan

sebagian wilayah

Barat di luar

teritorial Canada.

Berbentuk

Kotak

mencakup

Pulau Jawa

dan Bali berada

dalam wilayah

teritorial.

2. Konsep Gelar Melindungi pusat

pemerintahan

negara Amerika

Serikat

Mempertimbangkan

ancaman udara

dari Utara,

terutama

persenjataan

negara Rusia.

Perlindungan

Ibukota negara

Indonesia dan

obyek vital.

3. Kekuatan AU

a. Pesawat TS F-15 CF-18 F-5 E/F

Page 31: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

31

F-16

F-22

F-16 A/B

b. Satelit Quickbird

Worldview

dll (Satelit militer)

Radar sat

Quickbird

(Satelit militer)

Garuda-1

Palapa-D

(Satelit sipil)

c. AWACS √ √ X

d. Coverage Radar

militer

Penuh

Penggelaran

Berlapis

Pinetree Line

Mid-Canada Line

DEW Line

Belum Penuh

e. SAM Terintegrasi

CONR Terintegrasi CANR

Arhanud

a. b. c. d. e. f.

4 Integrasi Radar,

Satelit, Komuniksi. C4ISR

21 Aerospace

Control and

Warning

Squadron

TDAS

5. Kodal CONR

NORAD

CANR

NORAD

KOSEK I & II

KOHANUDNAS

6. Lanud yang Siaga Tyndal AFB

Mc Chord AFB

Rome NY

*Canadian Forces

Base Cold Lake.

*Quebec”s

Saguenay Region.

Iswhjudi

Halim P.K.

Juanda

Ngurah Rai

7. Kekuatan lain ATC sipil

Imigrasi

Bandara Sipil

ATC sipil

Imigrasi

Bandara sipil

ATC sipil

Imigrasi

Bandara sipil

8. Hukum FAR

CFR Title 14

Chapter I

Subchapter F

Part 99

ESCAT Plan

CFR Title 32

Chapter I

Subchapter M

Part 245

*UU RI No1 th

2009.(ADIZ tdk

diatur)

*Protap

Hanudnas

9. Publikasi Internet

e-CFR

Internet

e-CFR Terbatas

10 Kualitas dan kuantitas

SDM √

X

Keterangan : ( √ ) Terdukung ( X ) Tidak terdukung

Page 32: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

32

BAB V HASIL ANALISIS

18. Umum. Berdasarkan analisis yang disampaikan di atas, dapat diketahui

beberapa masalah dalam penerapan ADIZ Indonesia saat ini, sehingga perlu

dicarikan solusi yang tepat dengan memperhatikan kepentingan pertahanan udara

nasional.

19. Permasalahan Penerapan ADIZ Indonesia.

a. Penetapan Lokasi dan Luas ADIZ Indonesia. Penetapan ADIZ

Indonesia saat ini kurang tepat jika dilihat dari lokasi dan luasnya karena

meliputi ruang udara di atas wilayah teritorial yaitu sebagian kecil Sumatera

Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan sebagian kecil Pulau Sumbawa

bagian barat. Hal ini tidak lazim di terapkan oleh negara lain yang

menempatkan ADIZ berada diluar teritorialnya (lihat tabel perbandingan

ADIZ). Dari aspek teoritis ADIZ indonesia bertentangan dengan hakekat dan

tujuan ditetapkan ADIZ sebagaimana yang dimaksud teori ADIZ yaitu sebagai

sarana identifikasi dini sebelum suatu pesawat udara memasuki ruang udara

nasional. Daerah (zona) udara berupa ADIZ untuk melakukan identifikasi

seharusnya berada di luar teritorial wilayah udara nasional sehingga pesawat

sebelum memasuki wilayah udara teritorial melakukan identifikasi atau

melaporkan terlebih dahulu rencana penerbangannya (flight plan) untuk dapat

di ketahui secara dini apabila ada ancaman terhadap wilayah negara

kesatuan RI. Dengan ditempatkan ADIZ Indonesia berada di atas udara

wilayah Jawa sekitarnya maka fungsi ADIZ sebagai sarana identifikasi

sebelum memasuki wilayah teritorial menjadi kurang berfungsi karena ADIZ

Indonesia berada di dalam wilayah udara teritorial itu sendiri.

b. Kualitas dan kuantitas SDM terbatas. Permasalahan kuantitas dan

kuantitas sumber daya manusia dapat dibagi sebagai berikut :

1) Kualitas Sumber Daya Manusia. Adapun permasalahan kualitas

sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

Page 33: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

33

a) Operator Radar di Jajaran Kohanudnas. Personel yang

menangani Radar meliputi operator radar dan teknisi radar,

operator radar memiliki kemampuan untuk mengatur lalu lintas

udara sedangkan teknisi radar bertugas untuk pemeliharaan

radar. Permasalahan terhadap operator radar yang melakukan

monitoring terhadap pesawat-pesawat adalah sebagai berikut :

(1) Operator Yang Mengawaki. Operator Radar pada

umumnya berasal dari Tamtama, regenerasi operator

radar tidak berjalan karena pendidikan operator radar

tidak berjalan berkesinambungan.

(2) Pendidikan. Pendidikan operator Radar terbatas

pada Pengatur Lalu Lintas Udara (PLLU), setelah itu

operator radar tidak diberikan pendidikan lanjut.

(3) Pemandu Lalu Lintas Udara Sipil. Permasalahan

penerapan ADIZ di Indonesia merupakan persoalan yang

terkait dengan berbagai unsur pendukung, ADIZ akan

efektif bila didukung oleh sistem Air Traffic Control (ATC)

yang baik. Pemandu lalu lintas udara (Air Traffic

Controller) memiliki kontribusi yang penting dalam

memberikan jasa pelayanan udara yang mendukung

ADIZ. Pemandu lalu lintas udara memberikan penyedia

layanan yang mengatur lalu lintas di udara dan

mengontrol pergerakan pesawat yang keluar dan masuk

area control service nya, termasuk dalam mengontrol

wilayah ADIZ. Permasalahan berkaitan dengan Pemandu

Lalu Lintas Udara adalah kurangnya pemahaman

terhadap Operasi Pertahanan Udara.

b) Military Civil Coordination. Dalam rangka koordinasi

antara penerbangan sipil khususnya air traffic services dengan

tugas pertahanan udara telah dibentuk Military Civil Coordination

Page 34: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

34

Centre (MCC). MCC berfungsi melaksanakan koordinasi

penerbangan antara unit ATS Sipil dan Militer dalam rangka :

(1) Mendukung tugas Operasi Pertahanan Udara pada

tahap deteksi dan identifikasi.

(2) Mendukung terciptanya keamanan dan

keselamatan penerbangan selama berlangsungnya

operasi-operasi udara TNI/TNI AU 29.

2) Kuantitas Sumber Daya Manusia. Adapun permasalahan

kualitas sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

a) Operator di Jajaran Kohanudnas. Jumlah tenaga

operator Radar terbatas dengan sistem kerja shift, untuk

menutupi kekurangan personel tersebut digunakan teknisi Radar

yang tidak memiliki latar belakang pendidikan PLLU.

b) Pemandu Lalu Lintas Udara Sipil. Keterbatasan jumlah

pemandu lalu lintas di bandara-bandara dapat menghambat

pengendalian wilayah udara. Keterbatasan jumlah personel

Pemandu Lalu Lintas Udara menyebabkan bandara-bandara

operasional 24 jam penuh 30.

c) Military Civil Coordination. Keterbatasan jumlah personel

MCC yang seharusnya di tempatkan Pamen dari Korps

Elektronika, 2 Kasi berpangkat Pama dari Korps Elektronika,

Kepala Tata Usaha dan Kataud Bintara dari kejuruan PLLU,

namun dalam prakteknya personel yang dikirim untuk bertugas

adalah seorang Bintara. Pada saat ini personel yang

mengawaki MCC belum terisi sesuai dengan DSP yang ada

dalam Skep Kasau Nomor Skep / 27 /III / 1997 Bujuklak tentang

29 Skep Kasau Nomor : Skep/27/III/1997 Bujuklak tentang Penyelenggaraan Military Civil Coordination Centre. 30http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=26f2b99c9280010492ebe660442fe2c7&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5

Page 35: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

35

Penyelenggaraan Military Civil Coordination Centre yaitu

dipimpin oleh Pamen dari Korps Elektronika, 2 Kasi

berpangkat Pama dari Korps Elektronika, Kepala Tata Usaha

dan Kataud Bintara dari kejuruan PLLU, namun dalam

prakteknya personel yang dikirim untuk bertugas adalah seorang

Bintara. Karena personel yang dikirim adalah seorang Bintara

maka keberadaannya kurang diterima/dianggap oleh Bandara

sebagai perwakilan dari TNI AU. Sehingga berakibat koordinasi

antara Bandara dan Kohanudnas tidak berjalan dengan

semestinya atau tidak optimal, yang berpengaruh pula pada

monitoring ADIZ Indonesia sebagai zona identifikasi.

b. Alutsista Terbatas. Penetapan ADIZ suatu negara didasarkan pada

dua hal yang menjadi dasar yaitu : pertama, mengikuti perkembangan dunia

dimana teknologi penerbangan sudah semakin maju dan negara-negara yang

berbatasan langsung dengan laut bebas mengkuatirkan akan adanya

serangan dari pihak asing melalui media udara masuk ke negaranya

melewati laut bebas, sehingga negara-negara yang memiliki ruang udara

tersebut secara sepihak menetapkan ADIZ. Kedua, Penetapan ADIZ bukan

semata-mata untuk kepentingan pengaturan lintas udara ataupun mencari

keuntungan dalam pengaturannya, akan tetapi untuk kepentingan pertahanan

dari Negara tersebut. Penetapan ADIZ Indonesia yang diikuti dengan

penegakan ADIZ bagi pesawat yang tidak melakukan identifikasi dilakukan

dengan cara tegas, oleh karena itu ADIZ Indonesia harus didukung oleh

Alutsista yang memadai. Dibandingkan dengan luas wilayah udara yang harus

dipertahankan maka Alutsista TNI AU belum mencukupi. Adapun Alutsista

yang dapat mendukung keberadaan ADIZ Indonesia adalah sebagai berikut31

:

1) Pesawat Terbang. Hingga saat ini, kondisi pesawat terbang TNI

AU yang beroperasi meliputi 68 pesawat tempur; 47 pesawat angkut;

38 helikopter, dan 55 pesawat latih dengan tingkat kesiapan rata-rata

adalah 44%.

31 Mabesau, 2010, Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force) TNI AU Tahun 2010 - 2024, Jakarta, hal. 7.

Page 36: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

36

2) Radar. Kekuatan Radar yang dimiliki TNI AU saat ini, berjumlah

20 unit dengan kesiapan operasi 16 unit (94 %). Penggelaran satuan

radar TNI AU saat ini di Tanjung Kait, Ranai, Tanjung Pinang,

Pemalang, Congot, Cibalimbing, Ngliyep, Ploso, Balikpapan,

Kwandang, Tarakan, Lhokseumawe, Dumai, Sabang, Sibolga, Buraen,

Tanjung Warari, Timika, Merauke, dan Saumlaki.

3) Peluru Kendali (Rudal). Rudal yang dimiliki TNI AU saat ini

meliputi meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) tipe HSS Alla Gun

kaliber 30 mm sebanyak 11 unit, dan tipe HSS Triple Gun kaliber 20

mm sebanyak 33 unit yang sudah berusia tua, dan masih digunakan

sebagai sarana pertahanan udara (hanud titik) guna melindungi

pangkalan-pangkalan induk. Disamping itu, TNI AU juga memiliki rudal

jarak pendek tipe QW-3 Manpacked sebanyak 24 set dari pengadaan

tahun 2006, rudal udara-udara tipe AIM-9, dan rudal udara-darat tipe

Maverick AGM-65. Untuk amunisi udara, saat ini masih sangat

terbatas dan tidak akan mampu melaksanakan perang jika terjadi

konflik

4) Komunikasi dan Peperangan Elektronika (Komnika). Kekuatan

peralatan Komnika TNI AU saat ini yang melekat di pesawat terbang,

Radar, Rudal dan Siskomlek/K4I secara kualitatif maupun kuantitatif

belum memadai, sehingga perlu ditingkatkan.

c) Inkonsistensi Norma Hukum (Ketidak Sinkronan Aturan Hukum).

Pengaturan udara di atur dalam Konvensi Chicago pasal 1 yang menyatakan

the Contracting States recognize that every State has complete and exclusive

sovereignty over the airspace above its territory, hal ini berarti bahwa setiap

negara mempunyai kedaulatan yang mutlak dan tidak dapat dikurangi oleh

negara lainnya terhadap ruang udara di atas wilayahnya. Sifat kedaulatan di

wilayah udara yang penuh dan eksklusif ini juga diatur dalam pasal 5 Undang-

Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Di dalam ketentuan

hukum internasional selain dikenal dengan ketentuan hukum tertulis juga

dikenal adanya hukum kebiasaan internasional yang sifatnya tidak tertulis

Page 37: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

37

yang didasari praktek-praktek negara. Pendirian ADIZ oleh suatu negara

didasarkan oleh praktek negara-negara yang telah menjadi kebiasaan

internasional (Customary International Law) dan asas bela diri (self defence)

yang diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB 32 . Di sisi lain Indonesia telah

meratifikasi United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS

1982) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 1985 tentang

Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS

1982). Serta diakuinya Indonesia sebagai negara kepulauan Konsekuensi

dari Negara Kepulauan berdasarkan United Nation on Convention Law of the

Sea (UNCLOS 1982) pasal 53 ayat (1) maka Indonesia harus menentukan

alur laut kepulauan, dimana dalam alur laut kepulauan tersebut seluruh kapal

dan pesawat udara mempunyai hak untuk melintas. Penetapan ADIZ yang

dilakukan oleh Indonesia menimbulkan permasalahan apabila dikaitkan

dengan adanya penetapan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Pengaturan berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara

Asing dalam melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan melalui Alur Laut

Kepulauan yang telah ditetapkan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

37 tahun 2002. ALKI I yang meliputi Selat Sunda dan Selat Lombok yang

telah diajukan kepada International Maritime Organization (IMO) over lapping

dengan ADIZ Indonesia yang di sekitar atas udara sebagian kecil Sumatera

Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan sebagian kecil Pulau Sumbawa.

Permasalahan akan timbul apabila terdapat pesawat udara yang akan

menggunakan koridor ALKI yang tidak wajib melaporkan kegiatan

penerbangannya dan hanya memonitor frekwensi penerbangan di ATC. Hal

ini bertentangan dengan ketentuan ADIZ maka pesawat udara tersebut harus

melaporkan rencana penerbangannya.

20. Hasil Keputusan.

a. Pilihan Terbaik Penerapan ADIZ. Berpedoman pada analisis dan teori

efektifitas Hukum maka dapat di ambil suatu keputusan bahwa pilihan terbaik

dalam penerapan ADIZ adalah ADIZ Amerika serikat, hal ini didasarkan pada

faktor-faktor yang di miliki oleh ADIZ Amerika yaitu :

32 Yuwono Agung, op.cit. hal 94 -95.

Page 38: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

38

1) Faktor Hukum. Penerapan ADIZ Amerika didukung oleh

perangka Aturan Hukum yang jelas, tidak mengandung cacat yuridis

dan aturannya memperhatikan kepentingan pertahanan Negara.

2) Faktor sumber daya manusia. Penerapan ADIZ Amerika

didukung oleh sumber daya manusia yang baik sehingga mampu

mengawaki sarana dan fasilitas penegakan Hukum Udara.

3) Faktor sarana dan fasilitas. Sarana dan fasilitas pendukung

berupa sistim pertahanan udara yang handal merupakan faktor yang

sangat menentukan dan mendukung penerapan ADIZ.

4) Faktor Masyarakat. Masyarakat Amerika Serikat sangat

mendukung penerapan ADIZ, karena masyarakatnya sudah maju dan

mengerti tentang arti pentingnya pertahanan udara. Secara

Internasional penerapan ADIZ Amerika serikat tersosialisasi dengan

baik sehingga dapat di ketahui, dihormati dan di taati oleh masyarakat

Internasional.

b. Pilihan Alternatif. Pilihan alternatif penerapan ADIZ yaitu penerapan

CADIZ ( Canada Air Difense Zone). Faktor-faktor efektifitas Hukum yang

dimiliki oleh ADIZ Amerika Serikat juga dimiliki oleh CADIZ, perbedaannya

hanya pada sarana dan fasilitas yang mendukung penerapan CADIZ. ADIZ

Amerika Serikat didukung oleh sarana dan fasilitas yang lengkap dan canggih,

sedangkan CADIZ tidak selengkap Amerika Serikat, namun penerapan CADIZ

terdukung.

c. Konsepsi penerapan ADIZ Indonesia Ideal. Belajar dari penerapan

ADIZ negara lain yang telah berhasil menerapkan secara efektif maka untuk

menerapkan ADIZ Indonesia secara efektif dibutuhkan pemenuhan syarat-

syarat sebagai berikut :

1) Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan. Hukum yang

baik adalah Hukum yang tidak mengandung cacat yuridis (cacat

Page 39: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

39

Hukum) , memenuhi rasa keadilan, kepastian Hukum dan bermanfaat.

Dalam konteks ini yaitu aturan Perundang-undangan sebagai payung

Hukum penerapan ADIZ Indonesia terdapat konflik norma sehingga

menimbulkan ketidak pastian Hukum yang berdampak pada proses

penegakan Hukum, sehingga harus di atasi dengan melakukan

harmonisasi peraturan Perundang-undangan (proses

pengharmonisasian terlampir). Selain itu aturan perundang-undangan

yang telah di harmonisasi mengandung ketentuan yang memenuhi

kepentingan pertahanan nasional dengan memuat ketentuan ADIZ

yang ideal yaitu penempatan lokasi dan luas yang sesuai dengan

kebutuhan pertahanan negara. ( gambar ADIZ indonesia Ideal

terlampir). Untuk mengefektifkan ADIZ Indonesia sebagai zona

identifikasi maka harus ditingkatkan luas wilayah ADIZ Indonesia dari

di wilayah udara sebagian kecil Sumatera Selatan, Jawa dan Madura,

Bali, Lombok dan sebagian kecil Pulau Sumbawa bagian barat ke

wilayah udara di atas zona ekonomi ekslusif sejauh 200 NM dari garis

pangkal biasa (normal baselines). Dengan meningkatkan luas wilayah

ADIZ Indonesia pesawat udara asing akan melakukan identifikasi

sebelum memasuki kedaulatan wilayah udara, sehingga dapat

diketahui secara dini adanya ancaman atau tidak melalui wilayah

udara. Dengan meningkatkan luas ADIZ Indonesia maka hukum dan

kedaulatan di wilayah udara dapat ditegakkan dalam rangka menjamin

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Peningkatan Kemampuan dan Kekuatan TNI AU. Ketentuan

yang dirumuskan dalam pasal 10 Undang-Undang TNI menyebutkan

bahwa tugas TNI AU yaitu menegakkan hukum dan menjaga

keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan

ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah

diratifikasi. TNI AU sebagai pengemban tugas pertahanan dan

penegakan Hukum di wilayah udara harus meningkatkan sumber daya

manusia baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Faktor pendukung

yang tidak kalah pentingnya adalah pemenuhan sarana dan prasarana

berupa Alutsista yang memadai serta dukungan anggaran yang cukup

sebagai konsekuensi penerapan ADIZ Indonesia yang Ideal.

Page 40: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

40

3) Dukungan Masyarakat. Mengupayakan dukungan masyarakat

dengan mensosialisasikan tentang Penerapan ADIZ indonesia dan

fungsinya untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh

tumpah darah indonesia dari berbagai betuk ancaman yang datang

melalui media udara. Untuk mendapat dukungan dari masyarakat

internasional pemerintah juga harus melakukan sosialisasi secara terus

menerus agar penerapan ADIZ Indonesia yang ideal dapat diketahui,

dihormati dan ditaati.

BAB VI PENUTUP

21. Kesimpulan. Dari pembahasan naskah diatas, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. ADIZ Indonesia saat ini belum ideal sehingga perlu dilakukan kajian

yuridis dan melakukan perbandingan dengan negara lain yang telah efektif

menerapkan ADIZ yaitu Amerika dan Canada.

b. Kajian dilakukan dengan menggunakan Analisis yuridis dan

perbandingan yang didukung dengan bahan pembahasan berupa data dan

fakta ADIZ, dasar pemikiran yang terdiri dari dasar teori dan dasar Hukum..

c. Hasil kajian menghasilkan keputusan yang menentukan bahwa :

1) Pilihan ter baik adalah penerapan ADIZ amerika serikat.

2) Pilihan Alternatif adalah CADIZ ( Canada Air Difense Zone).

22. Saran. Untuk mendukung terwujudnya ADIZ Indonesia yang ideal guna

menegakkan hukum dan kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka disarankan hal-hal

sebagai berikut :

Page 41: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

41

a. Untuk mendukung penegakan Hukum Udara, Pemerintah Republik

Indonesia hendaknya dapat mendukung kebutuhan Alutsista dengan

mempercepat program Minimum Essential Force, sehingga upaya

mewujudkan ADIZ Indonesia yang ideal dapat diterapkan secara efektif.

b. Ketentuan-ketentuan tentang Hak Lintas di wilayah udara di atas Alur

Laut Kepulauan Indonesia hendaknya juga menghargai prinsip-prinsip hukum

udara yang di atur dalam Konvensi Chicago dan ketentuan hukum

internasional serta hukum nasional yang mengatur. Oleh Karena itu

disarankan adanya revisi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun

2002 khususnya hal-hal yang terkait dengan hak dan kewajiban pesawat

udara asing yang melintas di wilayah udara di atas Alur Laut Kepulauan

Indonesia.

Lampiran

1. Alur Pikir

2. Proses Harmonisasi Perundang-undangan.

3. Konsep ADIZ Indonesia ideal.

4. Sarana dan Fasilitas Penegakan Hukum Udara ( Alutsista )

5. Data pelanggaran wilayah udara.

6 Coverage Radar Militer dan Sipil.

Lembang, April 2012

TTD

MIRTUSIN, SH.,MH. Mayor Sus NRP 520881

RAHASIA

Page 42: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

42

Page 43: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

43

Page 44: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

44

Page 45: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

45

SARANA PENEGAKAN HUKUM UDARA (ALUTSISTA)

Page 46: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

46

Page 47: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

47

Page 48: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

48

Page 49: KAJIAN PENERAPAN ADIZ INDONESIA GUNA …img.dilmil-bandung.go.id/upload/ADIZ INDONESIA yt2.pdf · kedaulatan di wilayah udara dalam rangka menjamin keutuhan wilayah negara kesatuan

49

COVERAGE RADAR MILITER DAN SIPIL