Tata Cara AKNOP Irigasi

112
IV - 1 BAB IV HASIL STUDI DAN KAJIAN TERDAHULU Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait penyusunan AKNOP irigasi permukaan, irigasi Rawa dan irigasi tambak yaitu studi tahun 2013 Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak, dan Tahun 2014 Konsep SE Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi. Hasil studi dan kajian terdahulu diuraikan pada bab ini, selanjutnya studi kali ini adalah dalam rangka menyiapkan rancangan pedoman Tata Cata Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak, sehingga diperlukan review hasil studi agar hasil studi ini dapat menjadi rancangan pedoman yang siap diaplikasikan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak. 4.1 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Permukaan Kajian AKNOP Irigasi Permukaan sudah dilakukan dua kali yaitu studi tahun 2013 dan dilanjutkan studi tahun 2014, sehingga hasil kajian yang digunakan adalah hasil studi terakhir yaitu SE Tata Cara Penyusunan AKNOP. 4.1.1 Konsep Dasar Berdasarkan teoritis operasi dan pemeliharaan irigasi, maka AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) didefinisi sebagai berikut : AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

description

Kajian Terdahulu Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi

Transcript of Tata Cara AKNOP Irigasi

Page 1: Tata Cara AKNOP Irigasi

IV - 1

BAB IV

HASIL STUDI DAN KAJIAN

TERDAHULU

Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait penyusunan AKNOP irigasi

permukaan, irigasi Rawa dan irigasi tambak yaitu studi tahun 2013 Tata Cara

Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak, dan Tahun 2014 Konsep

SE Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi. Hasil studi dan kajian terdahulu

diuraikan pada bab ini, selanjutnya studi kali ini adalah dalam rangka

menyiapkan rancangan pedoman Tata Cata Penyusunan AKNOP Irigasi

Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak, sehingga diperlukan review hasil

studi agar hasil studi ini dapat menjadi rancangan pedoman yang siap

diaplikasikan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya Tata Cara

Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak.

4.1 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Permukaan

Kajian AKNOP Irigasi Permukaan sudah dilakukan dua kali yaitu studi tahun

2013 dan dilanjutkan studi tahun 2014, sehingga hasil kajian yang digunakan

adalah hasil studi terakhir yaitu SE Tata Cara Penyusunan AKNOP.

4.1.1 Konsep Dasar

Berdasarkan teoritis operasi dan pemeliharaan irigasi, maka AKNOP (Angka

Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) didefinisi sebagai berikut :

AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan

perencanaan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder

didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap

bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

Page 2: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 2

jaringan irigasi berdasarkan penelusuran jaringan dengan memperhatikan

kontribusi perkumpulan petani pemakai air.

Rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam AKNOP berbasis kinerja

dan berbasis outcome dalam indikator kegiatan dan pelaksana kegiatan

dinyatakan dalam suatu matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan. Matriks

pendanaan operasi dan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan aktual

pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas

saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.

Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan dari tingkat UPT/Pengamat ke

bawah merupakan biaya langsung.

2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan

pembiayaan operasi dan pemeliharaan tidak langsung.

Biaya ini merupakan pembiayaan dan UPT/Pengamat ke atas guna

mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Pemisahan biaya langsung

dan tidak langsung ini diwujudkan dalam suatu matriks pendanaan AKNOP.

A. Matriks Pendanaan AKNOP

Matriks Pendanaan AKNOP merupakan suatu matriks pendanaan yang

menggambarkan komponen pendanaan operasi dan pemeliharaan, indikator

kegiatan, tolak ukur, kelembagaan dan cara pelaksanaan pekerjaan.

AKNOP merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan

pemeliharaan guna mewujudkan pelayanan publik irigasi. Perencanaan

pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan selain merencanaan

pembiayaan aktivitas kegiatan juga hams didukung oleh aktivitas kantor atau

administrasi. Oleh karena itu, perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi

dan pemeliharaan terbagi manjadi aktivitas sebagai berikut :

1. Manajemen Administrasi

Manajeman administrasi merupakan aktivitas pengelolaan yang harus

dilaksanakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan

mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan. Aktivitas pengelolaan

yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 3: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 3

a. Gaji/Upah/Honorer Profesi

b. Operasional Kantor

� Bahan Alat Tulis Kantor

Bahan alat tulis kantor merupakan peralatan atau bahan alat tulis

yang dipergunakan sekali habis peralatan kantor tersebut setelah

digunakan, maka akan langsung habis atau tidak dapat digunakan

lagi.

� Prasarana Kantor

Perabot kantor dan interor kantor

� Operasional Kantor

Operasional Kantor meliputi (i) biaya listrik, air minum, telepon,

pengiriman surat dan lain-lain; (ii) biaya fotocopy laporan dan lain-

lain; dan biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat

komputer dan lain-lain).

c. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

� Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan

� Perangkat Komputer dan Software

� Komunikasi (komunikasi HT/jaringan internet)

� Perlengkapan Survai dan Operasi

d. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan

� Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi

� Penelitian - Satuan Kebutuhan Air - Awal Tanam

� Buku Puma Laksana dan Buku Pedoman

e. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

� Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A

� Pendampingan P3A/GP3A/IP3A

� Fasilitasi Rapat

� Fasilitasi Dokumen

� Studi Lapang

� Pelatihan

Page 4: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 4

2. Perencanaan AKNOP Operasi Jaringan Irigasi

Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi

jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan

operasi :

a. Perencanaan Operasi

� Hak Guna Air

� Penyediaan Air Tahunan

� Perencanaan Tata Tanam Tahunan

• Usulan Rencana Tata Tanam

• Rekapitulasi Tata Tanam

• Pembahasan RTT

• Penetapan RTT

• Sosialisasi RTT

� Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan

b. Pelaksanaan Operasi

� Laporan Keadaan Air dan Tanaman

� Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan

� Pencatatan Debit Saluran

� Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer

� Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder clan. Primer

� Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan

Pencatat Debit Sungai

� Penetapan Sistem Pembagian Air

� Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

� Pengoperasian Bangunan Utama

� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi

� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota

� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi

c. Monotoring dan Evaluasi

� Monitoring Pelaksanaan Operasi

� Kalibrasi Bangunan Ukur

� Evaluasi Kineta DI

Page 5: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 5

3. Perencanaan AKNOP Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi

jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan

operasi

a. Inspeksi dan Penelusuran

� Inspeksi

� Penelusuran

b. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan

� Pengamanan Jaringan Irigasi

� Pemeliharaan Rutin (Perbaikan Ringan)

• Pemberian minyak pelumas pada bagian pintu.

• Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar

• Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan

kotoran.

• Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.

• Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.

• Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran

yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.

� Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perawatan

• Pengecatan pintu

• Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran

� Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perbaikan

• Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan

Pengatur

• Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya

• Perbaikan Saluran

• Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk

• Perbaikan Jalan Inspeksi

• Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas,

rumah PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan

� Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian

Page 6: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 6

• Penggantian pintu

• Penggantian alat ukur

• Penggantian peil schall

� Penanggulangan/Perbaikan Darurat

� Evaluasi Kinerja Pemeliharaan

B. Prosedur dan tahapan Penyusunan AKNOP

Pada dasarnya AKNOP merupakan prakiraan kebutuhan biaya operasi dan

pemeliharaan setiap tahun berdasarkan penelusuran. Di sisi lain, AKNOP harus

terpisah dari kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan

darurat tetap. Kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan

darurat tetap direncanakan dalam Pengelolaan Aset Irigasi dalam PPSIP 5

Tahunan.

Oleh karena itu, prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Inspeksi dan Penelusuran

Inspeksi dan penelusuran merupakan kegiatan mengidentifikasi kondisi

dan keberfungsian sistem irigasi. Masing-masing kegiatan adalah sebagai

berikut :

a. Inspeksi

Inspeksi merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem

irigasi. Kegiatan ini dilakukan dalam :

� inspeksi rutin (inspeksi yang yang dilakukan secara rutin oleh juru

setiap periode minimal setiap aset satu kali)

� inspeksi berkala (inspeksi berkala yang dilakukan berkala oleh

UPT dan Juru minimal dua kali setahun).

Hasil inspeksi dicatat dalam Blangko-01, Blangko-02 dan Blangko¬03

(kondisi darurat), serta diinterpretasikan atau mengupdate rencana

operasi dan rencana pemeliharaan.

b. Penelusuran

Penelusuran merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi

sistem irigasi, tetapi dilaksanakan dengan melibatkan

P3A/GP3A/IP3A dan "stake holder" yang terlibat.

Page 7: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 7

Penelusuran hendaknya dilaksanakan dua kali, yaitu saat kondisi air

berlimpah dan kondisi kekurangan air. Jika dalam peneluruan

diperlukan pengeringan, maka saat pengeringan sudah dikordinasi

dengan semua pihak, termasuk petani.

Hasil penelusuran hendak telah memisahkan penyelesaian

permasalah menjadi menjadi dua tindak lanjut, yaitu :

� Program kerja

� Usulan perbaikan.

2. Perencanaan Program Pemeliharaan

Inspeksi dan penelusuran merupakan masukan bagi perencanaan program

pemeliharaan. Perencanaan Program Pemeliharaan menetapkan

penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam tiga

program pemeliharaan, yaitu :

a. Program rutin

b. Program berkala

c. Program rehabilitasi

d. Perbaikan darurat tetap.

Penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam

program rutin dan berkala, serta kebutuhan dihitung dalam AKNOP.

Sedangkan penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan

irigasi dalam rehabilitasi dan perbaikan tetap direncanakan dalam PAI

(Pengelolaan Aset Irigasi).

3. Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi

Penyelesaian oleh dinas pengelolaan irigasi dilakukan dengan berbagai

cara pemeliharaan dalam suatu Program Pengembangan dan Pengelolaan

Sistem Irigasi periode 5 Tahunan dalam mendukung keberlanjutan sistem

irigasi.

4. Implementasi Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan

Sistem Irigasi

Page 8: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 8

Penerapan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi

periode 5 Tahunan diwujudkan dalam :

a. Program Operasi dan Pemeliharaan sebagai implementasi Rencana

AKNOP

b. Biaya Peningkatan dan Rehabilitasi sebagai implementasi Program

Pengelolaan Aset Irigasi.

5. Kinerja Jaringan Irigasi

Kinerja jaringan irigasi akan ditentukan oleh :

a. Realisasi AKNOP

Realiasasi AKNOP diimplementasikan dalam mewujudkan

� Rencana Operasi

� Rencana Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan dalam (i) pengamanan, (ii)

pemeliharaan rutin; (iii) pemeliharaan berkala bersifat perawatan.

� Penanggulangan darurat bersifat sementara

b. Realisasi Rencana Rehabilitasi, Peningkatan dan Penanggulangan

Tetap

Evaluasi capaian kinerja jaringan irigasi merupakan feed back bagi

kondisi dan fungsi sistem irigasi di tahun yang ada.

Perencanaan AKNOP terdiri dan tiga kegiatan, yaitu :

1. Identifikasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi

Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi diidentifikasi dengan inspeksi

dan penelusuran.

2. Rencana OP

Rencana OP yang dilaksanakan di setiap daerah irigasi harus mengacu

pada Permen PU Nomor 32 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. (sekarang Permen PUPR No.

12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pengganti Permen PU No. 32 Th.2007)

Page 9: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 9

3. Perhitungan AKNOP

Perhitungan AKNOP didasarkan atas kondisi dan keberfungsian sistem

irigasi hasil penelusuran dan rencana OP yang akan dilaksanakan.

Hasil perhitungan AKNOP dipergunakan sebagai dasar usulan

pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga

perhitungan AKNOP harus dilaksanakan sebelum perencanaan

anggaran.

4.1.2 Inventarisasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi Permukaan

Perencanaan pembiayaan wilayah yang efektif dan efisien harus berbasis kinerja dan

berbasis outcome. Sedangkan sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,

manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Di sisi

lain, perkembangan teknologi informasi dan (Global Positioning System) merupakan

prasarana manajamen yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat

dan akurat.

Oleh karena itu, inventarisasi kondisi dan keberfungsian sistem diterapkan dengan

memperhatikan komponen sistem irigasi serta menerapkan sistem teknologi informasi

berbasis GPS. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi dan penyusunan AKNOP

dilaksanakan dengan mengisi dan mengolah blangko AKNOP dengan didukung oleh

Sistem Informasi Geografis (GIS) Inventarisasi Jaringan Irigasi.

Blangko AKNOP dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu blangko identifikasi (Blangko

AKNOP-01) dan perhitungan AKNOP (Blangko AKNOP-02). Adapun masing-masing

Blangko masing dirinci sebagai berikut :

Blangko Inventarisasi AKNOP

Blangko Inventarisasi AKNOP terdiri dari :

1. Blangko - AKNOP 01-A

: Blangko yang dipergunakan untuk data petak tersier.

2. Blangko - AKNOP 01-C

: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-

tifikasi kondisi dan fungsi bangunan irigasi, baik pembawa atau pembuang.

3. Blangko - AKNOP 01-D

: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-

tifikasi kondisi dan fungsi saluran irigasi, balk pembawa atau pembuang.

Page 10: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 10

4. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan UFT/Pengamat.

5. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan dinas pengelola (dinas kabupaten/provinsi/BBWS/ BWS)

6. Blangko - AKNOP 01-F

: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan petani (P3A/GP3A/IP3A).

Blangko Perhitungan AKNOP

1. Blangko - AKNOP 02-A

2. Blangko - AKNOP 02-B

3. Blangko - AKNOP 02-C

:

:

:

Blangko yang dipergunakan untuk perhitungan

biaya koordinasi dan peningkatan kelembagaan

mengidentifikasi kondisi dan fungsi bangunan

irigasi, baik pembawa atau pembuang.

AKNOP 02-A1 : UPT

AKNOP 02-A2 : Dinas Pengelola/BBWS

Blangko yang dipergunakan untuk biaya operasi

jaringan irigasi.

Blangko yang dipergunakan untuk biaya pemeliharaan.

Blangko ini pada dasarnya bukan suatu pekerjaan yang tersendiri, tetapi

dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan.

Prosedur yang dilakukan dalam mengidentifkasi sebagai berikut :

1. Inventarisasi Jaringan Irigasi

2. Inspeksi dan Penelusuran

3. Interpretasi Kerusakan dan Keberfungsian

4.1.3 Tata Cara Kegiatan dan AKNOP Aspek Manajemen Admnistrasi

Biaya manajemen administrasi dihitung dalam satu tahun dalam satu daerah

irigasi

Page 11: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 11

A. Gaji/Upah/Jasa Profesi

Dalam operasi dan pemeliharaan, pelaksana kegiatan dilaksanakan oleh

pegawai negeri sipil, pekerja dan tenaga profesional. Pelaksana kegiatan operasi

dan pemeliharaan ini mendapatkan imbalan kerja atas jasa/kerja yang dilakukan.

Imbalan kerja dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Gaji : Hak pegawai negeri sipil yang diberikan sesuai beban

pekerjaan dan tanggungjawabnya (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 7)

Misal : Gaji Kepala/Staf UPT/Pengamat, Gaji Juru/

Mantri Pengairan dan lain-lain.

2) Upah : Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dan pengusaha atau

pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,

atau peraturan perundang-undangan, termasuk

tunjangan bagi pekeda/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

(Undang-Undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003, Bab

1, Pasal 1)

Misal : Upah pekerja konstruksi (pekerja, mandor, juru

ukur dan lain-lain)

3) Jasa Profesi : Jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada

Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber,

pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan di luar

Direktorat atau Eselon I pegawai yang bersangkutan

untuk kepentingan dinas. Bisa juga dibayarkan pada PNS

Direktorat yang bersangkutan selama kegiatan yang

dilakukan tersebut juga melibatkan PNS Direktorat

lainnya.

Page 12: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 12

Misal : Narasumber OP/Pemetaan dan lain-lain

Tenaga pelaksana ini pada umumnya mempunyai wilayah kerja.

Oleh karena itu biaya operasi dan pemeliharaan untuk tenaga pelaksana :

1 = Pembina Tk. I

2 = Pembina

3 = Penata Tk. I

4 = Penata

5 = Penata Muda Tk. I

6 = Pnata Muda

7 = Pengatur Tk. I

8 = Pengatur

9 = Pengatur Muda Tk. I

10 = Pengatur Muda

11 = Juru Tk. I

12 = Juru

13 = Juru Muda Tk.1

14 = Juru Muda

15 = Harian/TPOP

Page 13: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 13

n j

m

= Jumlah pelaksana pengelola irigasi = 1, 2, 3, ... , = nomor indeks daerah irigasi

B. Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor

Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor dalam

mendukung pelaksanaan operasional kantor dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor Bahan alat tulis kantor merupakan

peralatan atau bahan alat tulis yang dipergunakan sekali habis atau tidak

dapat digunakan lagi. Sedangkan peralatan kantor merupakan peralatan

yang dibutuhkan dalam mendukung aktivitas kantor (misal komputer,

printer dan lain-lain).

Bahan alat tulis kantor dan peralatan kantor disesuaikan dengan

kebutuhan administrasi kepegawaian, umum dan keuangan. Sedangkan

bahan untuk aktivitas operasi dan pemeliharaan direncanakan pada

setiap kegiatan/aktivitas.

Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor dihitung lumpsum setiap bulan

berdasarkan kebutuhan rata-rata bahan alat tulis dan peralatan kantor,

sehingga biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor setiap tahun :

BMOP2.1 = BODI x 12 x BBPATK

dimana

:

BM 2,1

BBPATK

BODI

ADI AKNOP

ADI i

i

m

=

=

=

=

=

=

=

Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor

(Rp/tahun)

Biaya lumpsum bahan alat tulis dan

peralatan kantor (Rp/bulan)

Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP

∑ A���� DI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP

(Ha)

Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)

1, 2, 3, ... ,m

Page 14: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 14

nomor indeks daerah irigasi jumlah

daerah irigasi

2) Prasarana Kantor

Perabot kantor merupakan furniture yang diperlukan dalam aktivitas

kantor. Furniture ini meliputi meja, kursi, lemari penyimpanan, dan

berbagai perabotan lainnya.

Furniture tidak hanya dipergunakan untuk karyawan bekerja, tetapi juga

untuk pelayanan masyarakat.

3) Papan Peraga OP

Secara umum papan peraga OP merupakan papan yang berisi informasi

OP, sehingga OP dapat dipahami lebih baik. Secara khusus, fungsi papan

peraga adalah :

a. Sebagai sarana komunikasi antara petani dengan pelaksana

pengelola irigasi.

b. Menjelaskan dan mengontrol mekanisme operasi jaringan irigasi.

c. Pemantauan kondisi dan keberfungsian jaringan irigasi

Page 15: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 15

Oleh karena itu, papan peraga OP yang diperlukan dalam operasi dan

pemeliharaan.

a. Peta Wilayah Kerja

Peta wilayah kerja hendaknya dapat menampilkan

(i) potensi sumberdaya alam (jenis tanah, hidrogeologi, dan lain-

lain),

(ii) zona iklim (awal musim hujan dan kemarau);

(iii) produktivitas pertanian; dan

(iv) daerah genangan banjir/kekeringan.

b. Skema Irigasi

Skema irigasi yang perlu ditampilkan

(i) skema jaringan irigasi;

(ii) skema bangunan irigasi;

(iii) skema pembagian dan pemberian air.

Biaya papan peraga OP sebagai berikut :

dimana

:

BM 2,3

i

BODI

=

=

=

=

Biaya papan peraga (Rp/tahun)

1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks peraga

1 = Peta Wilayah Kerja

2 = Peta Tematik Jenis Tanah

3 = Peta Tematik Hidrogeologi

4 = Peta Tematik Zona Iklim

5 = Skema Jaringan Irigasi

6 = Skema Bangunan Irigasi

7 = Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi

Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP ∑ A���� DI

Page 16: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 16

ADI AKNOP

ADI i

n

HBMperaga i

VBMperaga i

i

n

j

m

=

=

=

=

=

=

=

=

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)

Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)

Jumlah jenis peraga yang dibutuhkan

Harga peraga OP (Rp/unit)

Jumlah kebutuhan peraga ke - i (unit)

1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks perabot

1 = Kursi

2 = Meja

3 = Almari, dan seterusnya

jumlah jenis perabot

1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks daerah irigasi

jumlah daerah irigasi wilayah kerja

4) Operasional Kantor

Operasional Kantor meliputi :

(i) biaya listrik, air minum, telepon, pengiriman surat dan lain-lain;

(ii) biaya fotocopy laporan dan lain-lain;

(iii) biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan

lain-lain).

Biaya operasional kantor dihitung lumpsum setiap bulan berdasarkan

kebutuhan rata-rata operasional per bulan, sehingga biaya operasional

kantor setiap tahun :

dimana

:

BM2,4

i

=

=

=

Biaya operasional kantor (Rp/tahun)

Nomor indeks komponen operasional

1, 2, 3

1. biaya listrik, air minum, telepon, pengirim-

an surat dan lain-lain

2. biaya fotocopy laporan dan lain-lain

Page 17: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 17

BODI

ADI AKNOP

ADI i

BLOOK i

j

m

=

=

=

=

=

=

3. biaya pemeliharaan peralatan kantor

(servis perangkat komputer dan lain-lain)

Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP ∑ A���� DI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)

Luas Wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)

Biaya lumpsum operasional komponen

Operasional kantor ke-j (Rp/bulan)

1, 2, 3, ... ,m

nomor indeks daerah irigasi

jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan operasional kantor

dalam

dimana : BMOP2

BMOP2,i

i

=

=

=

Total biaya bahan Alat Tulis, peralatan, prasarana

dan operasional Kantor (Rp/tahun)

biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan

operasional kantor untuk komponen ke- i

(Rp/tahun)

1, 2, 3, 4…nomer indeks biaya komponen

1 : Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor

2 : Prasarana Kantor

3 : Papan Peraga OP

4 : Operasional Kantor

C. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

Sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan merupakan sarana yang diperlukan

dalam pelaksanaan operasi :

Page 18: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 18

1) Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan

Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan

dimana

:

BMOP3,1

HBMkendaraan,j

VBMkendaraan,j

VBOLBBM,j

HBOLSK,j

HBOLSGO,j

j

=

=

=

=

=

=

=

Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan

(Rp/tahun)

Harga jenis kendaraan ke-j

Jumlah tambahan kebutuhan jenis

kendaraan ke-j

Harga BBM jenis kendaraan ke-j

(Rp/bulan)

Harga biaya surat kendaraan bermotor

untuk kendaraan ke-j

Harga biaya servis dan ganti olie untuk ken-

daraan ke - i (Rp/ 3 bulan)

1, 2..nomor indeks jenis kendaraan

1 : Kendaraan Roda Empat

2 : Kendaraan Roda Dua

Kendaraan disesuaikan dengan jumlah Kepala UPTD/Pengamat untuk

mobil pickup, sepeda motor untuk juru pengairan dan sepeda untuk

POB/PPA.

2) Perangkat Komputer dan Software OP

Perangkat Komputer dan Software OP dipergunakan untuk (i) mengolah

data OP; (ii) pengolahan aset irigasi; (iii) memperbaiki peta; (iv)

mengakses internet.

Oleh karena, kecepatan komputer dan software komputer hendaknya

mempunyai kemampuan tersebut.

Blangko OP dan laporannya selain tercetak dalam ukuran A4, juga

diperlukan pencetakan A3, sehingga diperlukan printer ukuran A4 dan A3.

Page 19: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 19

Biaya perangkat komputer dan software OP, serta operasionalnya

dihitung berdasarkan :

dimana

:

BM3,2

HBMkomp,i

VBMkomp,i

i

HBMprinter,i

VBMprinter,i

j

BBOL1

BBOLinternet

HBHNj

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya komputer/printer/software operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi (Rp / tahun)

Harga pembelian jenis komputer ke - i

Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis

komputer ke - i

1, 2, dan 3…spesifikasi computer

1. Komputer Serve

2. Komputer Stand Alone Pengolahan Data

(CPU + Monitor 17" Wide + Software

Microsoft Office)

3. Komputer Stand Alone Technical Drawing

dan Mapping (CPU + Monitor 22" Wide +

Software Microsoft Office + Autocad +

Map Infow)

Harga pembelian jenis printer ke - j

Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis

komputer ke - i

1 dan 2, nomor indeks jenis printer

1 : Printer Berukuran A4

2 : Printer Berukuran A3

Biaya operasional komputer (Rp/bulan)

Biaya akses internet (Rp/Bulan)

Biaya lumpsum bahan habis pakai printer

jenis ke-j (Rp/bulan)

3) Komunikasi

Komunikasi diperlukan dalam koordinasi pada saat operasi normal, banjir,

kekeringan dan konstruksi. Komunikasi mempergunakan HT dengan

kemampuan 5 km.

Page 20: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 20

dimana

:

BM3,2

HMOkomunikasi,j

JALkomunikasi, j

j

BOPkomunikasi, j

=

=

=

=

=

=

Biaya komunikasi operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi (Rp/tahun)

Harga alat komunikasi jenis ke-j

jumlah alat komunikasi jenis ke-j (unit) j

1 dan 2… jenis komunikasi

1 : Handy Talky

2 : Rig

Biaya lumpsum alat komunikasi jenis ke-j

(Rp/bulan)

4) Perlengkapan Kerja

Perlengkapan kerja merupakan sarana yang diperlukan pelaksana dalam

menjalankan tugasnya. Kebutuhan perlengkapan kerja ini ditentukan oleh

jumlah pelaksana operasi dan pemeliharaan.

dimana: BMOP3,3

VUPTp2

P2

HBOLperlengkapan, k

k

=

=

=

=

=

=

Biaya perlengkapan kerja operasi dan

peme-liharaan (Rp/tahun)

Jumlah personil UPT/Pengamat dengan

jabatan ke - i (orang)

nomor indeks jabatan personil

UPT/Pengamat

1 = Kepala UPT

2 = Staf UPT Operasi

3 = Staf UPT Pemeliharaan

4 = Juru/Mantri Pengairan

5 = POB

6 = PPA

7 = POB

Harga perlengkapan kerja ke - k

1, 2, 3, 4 dan 5

Page 21: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 21

nomor indeks perlengkapan. Kerja

1 = Pakaian Kerja

2 = Sepatu Kerja

3 = Topi lapangan

4 = Jas Hujan

5 = Sepatu Boot

5) Perlengkapan Survey dan Operasi

Perlengkapan survey dan operasi merupakan peralatan yang

dipergunakan untuk survey dan pelaksanaan operasi.

Perlengkapan survai yang dibutuhkan adalah GPS, kamera digital, safety

belt (pembersihan pintu gerak/bendung), kalkulator, senter, roll meter 5 m,

roll meter 50 m dan current meter (kalibrasi bangunan ukur). Masing-

masing juru mendapat satu alat setiap jenis perlengkapan, kecuali current

dimiliki oleh UPTD.

Biaya perlengkapan survey dan operasi adalah sebagai berikut :

Dimana : BMOP3,5

VBOL1+4

HBOLsurvey (k)

k

=

=

=

=

=

Biaya perlengkapan survai dan operasi

(Rp /tahun)

Jumlah unit kejuron (UPT ke - 4 juru

pengairan) + unit UPT

harga perlengkapan survai dan operasi ke -k

1,2,3, ... , 7

Nomor indeks perlengkapan survey dan operasi

1 = GPS

2 = Kamera Digital

3 = Safety Belt

4 = Kalkulator

5 = Senter

6 = Roll Meter 5 m

Page 22: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 22

BODI

ADI AKNOP

ADI i

j

m

=

=

=

=

=

=

7 = Roll Meter 50 m

Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP

∑ A���� DI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)

Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)

1, 2, 3, ... ,m

nomor indeks daerah irigasi

jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :

Dimana

:

BM3

BM3,i

i

=

=

=

=

Total biaya sarana pelaksana operasi dan

pemeliharaan (Rp/tahun)

biaya sarana pelaksana operasi dan

pemeliharaan untuk komponen ke - i

(Rp /tahun)

1, 2, 3, 4

nomor indeks sarana pelaksana operasi

dan pemeliharaan

1 = kendaraan operasi dan pemeliharaan

2 = perangkat komputer dan software OP

3 = komunikasi

4 = perlengkapan kerja

5 = perlengkapan survai dan operasi

D. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan

Kegiatan pendukung operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan melakukan

aktivitas sebagai berikut :

Page 23: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 23

D.1 Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi

1) Koordinasi Pelaksanaan

Koordinasi pelaksanaan merupakan aktivitas menilai kondisi data

pendukung operasi dan pemeliharaan, serta merencanakan jadwal

pelaksanaan pekerjaan.

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi sebagai berikut :

dimana : BM4,1

VBOLp2

=

=

Biaya koordinasi pemetaan dan skema

jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah personil OP pada jabatan ke-i

p2

HBOLrapat

=

=

nomor indeks jabatan personil OP

1 = Kabid OP Dinas Pengelola

2 = Kasi OP Dinas Pengelola

3 = Staf OP Dinas Pengelola

4 = Kepala UPT

5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT Pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

2) Inventori Spatial (GPS)

Inventori spatial dilakukan dengan mengamati potensi bangunan dan

trase saluran.

Indikator Pekerjaan : Diperolehnya data

a. Data Koordinat GPS Bangunan

b. Trase GPS Saluran

Ke-dua data ini terekam dalam GPS dan dapat dibaca/transfer ke

komputer dengan software transfer (misal Map Source)

Page 24: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 24

Biaya inventori spatial (GPS) sebagai berikut :

dimana : BM 4,2

VSPJp2

p 2

HSPJlocal

VSPJkendaraan

HSPJBBM

LHRIS

Catatan

=

=

=

=

=

=

=

=

:

Biaya inventori spatial dalam pemetaan dan

skema jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah personil OP pada jabatan ke-i

nomor indeks jabatan personil OP

4 = Kepala UPT

5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan

Biaya perjalanan dinas lokal (orang)

Jumlah kendaraan yang dipergunakan

(buah)

Biaya bahan bakar motor (Rp/Hari)

Lama inventori spatial (hari)

LSAL

4000

LSAL = Total panjang saluran (m)

lama inventori diasumsikan setiap 4.000 m

(4 km) membutuhkan 1 (satu) hari kerja

3) Pembuatan/Update Peta dan Skema Digital

Pembuatan/update peta dan skema digital dilakukan secara swakelola

dengan nara sumber dan instansi lain (jika diperlukan).

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya/update pada

a. Peta Wilayah Kerja

b. Skema Irigasi

• Skema Jaringan Irigasi

• Skema Bangunan Irigasi

• Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi

Page 25: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 25

Biaya pembuatan/update peta dan skema digital adalah sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,3

LJM

GU3

HSPJlocal

BBHNATK

BPOLpetadasar, (i)

i

JIPIJ

j

k

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pembuatan/upgrade peta dan skema

digital (Rp/Tahun)

Lama pertemuan dengan narasumber (jam)

ADI x 2 jam

1000

ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

Honor jasa profesi (jam pertemuan)

Biaya perjalanan dinas lokal untuk mengkalibrasi

koordinat peta (hari), asumsi 2 (dua) hari kerja

biaya lumpsum alat tulis kantor dalam

pembuatan/upgrade peta dan skema digital (Rp)

Pembelian peta dasar ke – 1

1,2,3, dan 4,.. nomor indeks peta dasar

1 = Peta Rupa Bumi Indonesia (No Lembar)

2 = Peta Hidrogeologi (No Lembar)

3 = Peta Jenis Tanah (No Lembar)

Jumlah instansi pengelola irigasi ke – j

1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi

1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi

3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten

4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron

1 dan 2

nomor indeks jenis penggandaan

1 = Digital printing (peraga)

2 = Fotocopy A3/A4

Page 26: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 26

D.2. Penelitian Satuan Kebutuhan Air dan Awal Tanam

Penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dipergunakan mengkaji

satuan kebutuhan air irigasi untuk menentukan Faktor K dalam pembagian dan

pemberian air irigasi.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengolahan data berupa :

a. Nilai Satuan Kebutuhan (1/detik/Ha) pada berbagai pertumbuhan

tanaman

• Padi : - Pengolahan Tanah

− Persemaian

− Pertumbuhan

• Polowijo : - Perlu banyak air

− Perlu sedikit air

• Tebu, dan komoditi unggulan wilayah

b. Periode/Waktu awal tanam golongan (jika diperlukan)

Perhitungan satuan kebutuhan air dan awal tanam berdasarkan

Kriteria Perencanaan Irigasi (PU, 1986. KP-01 Jaringan Irigasi).

Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dihitung

berdasarkan persamaan :

dimana : BMOP 4,4

LJM

GU3

=

=

=

=

Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan

awal tanam (Rp/Tahun)

Lama pertemuan dengan nara sumber (jam)

ADI x 2 jam

1000

ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

honor jasa profesi (jam pertemuan)

Page 27: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 27

HSPJlocal

BBHNATK

JPOj

JIPIj

BPOLpenggandaan(2)

j

k

=

=

=

=

=

=

=

=

=

biaya perjalanan dinas lokal untuk

pengumpulan data klimatologi dan data

hujan (hari)

(di asumsikan 2 hari kerja)

biaya lump sum alat tulis kantor dalam pene-

litian satuan kebutuhan air dan awal tanam

(Rp)

Jumlah wakil dari instansi pengelola irigasi

ke - j (orang)

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)

Biaya penggandaan laporan dengan jenis

penggandaan jenis fotocopy A3/A4

1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi

1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi

3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten

4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron

1 dan 2

nomor indeks jenis penggandaan

1 = Digital printing (peraga)

2 = Fotocopy A3/A4

D.3. Buku Purna Laksana dan Buku Pedoman

Buku purna laksana merupakan buku yang berisikan gambar teknik

bangunan/saluran, sedangkan buku pedoman merupakan buku yang dipakai

sebagai pedoman dalam melakukan operasi dan pemeliharan. Buku puma

laksana dipergunakan sebagai pedoman dalam perbaikan kerusakan

ban.gunan/saluran, agar perbaikan sesuai dengan disain awal.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengumulan :

a. Buku Puma Laksana

Page 28: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 28

b. Buku Pedoman

Biaya pengumpulan puma laksana dan buku pedoman sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,5

HSPJ

BBHNATK

JIPIj

BPOLpenggandaan(2)

j

k

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pengumpulan buku puma laksana

dan buku pedoman (Rp/Tahun)Lama

pertemuan

biaya perjalanan dinas untuk

pengumpulan buku puma laksana dan

buku pedoman (hari)

(di asumsikan 2 hari kerja)

biaya lump sum alat tulis kantor dalam

penelitian satuan kebutuhan

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j

(unit)

Biaya penggandaan laporan dengan

jenis penggandaan jenis fotocopy A3/A4

1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi

1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi

3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten

4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron

1 dan 2

nomor indeks buku/laporan

1 = Buku Puma Laksana

2 = Buku Pedoman OP Kejuron

3 = Buku Pedoman OP UPT/Pengamat

4 = Buku Pedoman OP Provinsi

Page 29: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 29

D.4 Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

Masyarakat petani dapat berperan serta dalam operasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya yang disalurkan melalui P3A/GP3A/IP3A.

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat diwujudkan dalam

1) Operasi : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat

berpartisipasi dalam operasi jaringan irigasi pada

(Permen Nomor 30 Tabun 2007 Pasal 22 Ayat (2)) :

a . pengajuan usulan rencana tata tanam;

b. pengajuan kebutuhan air;

c . pemberian masukan mengenai pengubahan rencana tata

tanam, pengubahan pola tanam, pengubahan jadwal tanam,

dan pengubahan jadwal

d. pemberian/pembagian air dalam hal terjadi perubah-an

ketersediaan air pada sumber air.

2) Pemeliharaan : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat

berpartisi pasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi pada :

a. Pengamanan jaringan irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007

Pasal 25 Ayat (1) dan (2))

b. Penelusuran Jaringan. Irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007

Pasal 23 Ayat (2))

• penyampaian usulan prioritas pekerjaan atau /dan

• cara pelaksanaan pekerjaan.

c. Penyusunan kebutuhan biaya

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat memberi-

kan usulan kontribusi berupa material atau dana untuk

membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan

dengan cara swakelola (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal

23 Ayat (3)).

Page 30: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 30

d. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer

dan sekunder (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 15 Ayat

(2) dan (3))

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat perpartisipasi

dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi

primer dan sekunder berdasarkan nota kesepahaman yang

ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan wakil

masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A.

Nota kesepahaman berisikan (i) rincian pekerjaan yang akan

dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan; dan (ii)

bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A

dalam pekerjaan pemba-ngunan dan/atau peningkatan

jaringan irigasi primer dan sekunder yang akan dilaksanakan.

e. Masyarakat petani baik secara perseorangan maupun

berkelompok dapat melakukan pekerjaan perbaikan darurat

dan melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada

penanggung jawab kegiatan pemeliharaan. Jika terjadi

kerusakan jaringan irigasi akibat bencana atau kejadian lain

yang tidak dapat ditangani sendiri, masyarakat petani/ P3A/

GP3A/ IP3A segera menyampaikan laporan kerusakan

dimaksud kepada penanggung jawab kegiatan melalui

pengamat untuk perbaikan lebih lanjut (Permen Nomor 30

Tahun 2007 Pasal 25 Ayat (3) dan (4)).

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat dicapai jika P3A/GP3A/IP3A

mempunyai kemampuan dalam aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan.

Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2007

Tentang Pedoman Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif,

Pemberdayaan P3A merupakan upaya pembentukan, penguatan, dan

Page 31: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 31

peningkatan kemampuan P3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis, dan

pembiayaan dalam persiapan operasi dan pemeliharaan.

Pemberdayaan dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus

melalui metode lapangan dan klasikal, antara lain : (i) sosialisasi; (ii) motivasi;

(iii) kunjungan lapangan; (iv) pertemuan berkala; (v) fasilitasi; (vi) studi banding;

(vi) bimbingan teknis; (vii) pendidikan dan pelatihan; dan (viii) pendampingan.

Metode pemberdayaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

setempat dari basil profil sosioekonomi, teknik, kelembagaan, serta hasil

pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala (Permen Nomor

30 Tahun 2007 Pasal 21 Ayat (1) dan (2)).

Pemberdayaan P3A/ GP3A/IP3A dilaksanakan dengan kegiatan -

kegiatan sebagai berikut :

1) Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A

Rapat koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A

dilakukan pada awal tahun. Rapat ini dihadiri oleh instansi pengelola irigasi,

wakil P3A/GP3A/IP3A dan komisi irigasi.

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya rencana kerja pemberdayaan

P3A/ GP3A/ IP3A

Biaya koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A sebagai

berikut :

dimana : BMOP 4,6

JIPIj

JOPi

i

=

=

=

=

Biaya koordinasi pemetaan dan skema

jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)

Jumlah personil wakil kelembagaan pengelola

irigasi ke-i

nomor indeks kelembagaan pengelola irigasi

1 = Komisi Irigasi

2 = Kelompok Pemandu Lapang (KPL)

3 = UPT/Pengamat

Page 32: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 32

HOPrapat

=

4 = P3A

5 = GP3A

6 = IP3A

Biaya konsumsi rapat (orang)

2) Sosialisasi, Motivasi, Kunjungan Lapang dan Pertemuan Berkala

Sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pemandu lapang atau komisi irigasi

untuk pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan wacana, kemauan dan kemampuan

P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

kunjungan lapang dan pertemuan berkala

secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A

pasif.

b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

kunjungan lapang dan pertemuan berkala

secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/

IP3A aktif.

Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala

P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,7

JP3A i j

=

=

Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang

dan pertemuan berkala P3A/ GP3A/IP3A (Rp /

tahun)

Page 33: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 33

j

i

n

=

=

=

=

jumlah P3A/GP3A/IP3A pada tingkat P3A ke –

j dalam wilayah kejuron ke-i

1, 2, 3

nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A

1 = P3A

2 = GP3A

3 = IP3A

1, 2, 3, ..., n

nomor indeks kejuron

jumlah kejuron

3) Fasilitasi P3A/ GP3A/ IP3A

Secara umum pengertian fasilitasi dapat diartikan sebagai suatu

proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Dalam pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan fasilitasi adalah

sebagai berikut :

a. Fasilitasi Rapat

Rapat dalam operasi yang perlu dilakukan oleh P3A/GP3A/IP3A

adalah :

• Rapat Usulan Dan Sosialisasi Rencana Tata Tanam

• Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

• Rapat Pembuatan Rencana Ketja P3A/GP3A/IP3A

b. Fasilitasi Dokumen

Fasilitasi dokumen yang perlu dilaksanakan adalah :

• Buku Anggota

• Buku Kas

• Buku Notulen Rapat

• Buku Agenda Surat

• Buku Tamu

• Buku Program Kerja

• Buku Keuangan

• Buku Keuangan IPAIR

Page 34: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 34

• PSETK

• Program Kerja

Indikator Pekerjaan : Peningkatan aktivitas dan administrasi

P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

Kunjungan lapang dan pertemuan berkala

secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A

pasif.

b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

kunjungan lapang dan pertemuan berkala

secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/

IP3A aktif.

Biaya Fasilitasi P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,8

JP3Anon-rapat, i

JP3Anon-dokumen, i

JOP3Anon-rapat (i,k)

HPOPLj

i

=

=

=

=

=

=

Biaya fasilitasi P3A/GP3A/IP3A

(Rp/tahun)jumlah P3A/GP3A/IP3A pada

tingkat P3A ke – j dalam wilayah kejuron ke-i

Jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak

melaksanakan rapat ke - i

jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak

melaksanakan dokumen ke - j

Jumlah pengurus P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak

melaksanakan rapat ke - i (orang)

biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

1, 2, 3, ..., ni

nomor indeks rapat P3A/GP3A/IP3A

1 = Rapat Usulan

Page 35: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 35

ni

nj

=

=

=

=

=

=

2 = Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

3 = Rapat Pembuatan Rencana Kerja

P3A/GP3A/IP3A

jumlah jenis rapat P3A/GP3A/IP3A

3

1, 2, 3, ..., nj

nomor indeks dokumen P3A/GP3A/IP3A

1 = Buku Anggota

2 = Buku Kas

3 = Buku Notulen Rapat

4 = Buku Agenda Surat

5 = Buku Tamu

6 = Buku Program Kerja

7 = Buku Keuangan

8 = Buku Keuangan IPAIR

9 = PSETK

10= Program Kerja

jumlah jenis dokumen P3A/GP3A/IP3A

10

4) Studi Lapang

Studi lapang adalah melakukan kunjungan ke lokasi P3A/GP3A/IP3A

yang mempunyai kemampuan kelembagaan, teknis dan keuangan

lebih baik daripada P3A/GP3A/IP3A dalam wilayah kabupaten.

Studi lapang ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan

pengetahuan pengurus P3A/GP3A/IP3A dengan menimba

pengetahuan dan bertukar pengalaman secara langsung dengan

P3A/GP3A/IP3A lainnya.

Setiap tahun, setiap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A hendaknya

diwakili oleh satu atau dua wakil.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan kompetensi dan daya swing P3A/

GP3A/IP3A.

Kegiatan : Melakukan studi lapang

Page 36: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 36

Biaya Study Lapang P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :

BMOP 4,9

JOP3AStudyLapang, i

i

i

BOPLStudyLapang

=

=

=

=

=

=

Biaya study lapang P3A/ GP3A / IP3A

(Rp/tahun)

jumlah personil P3A/GP3A/IP3A ke – i yang

melaksanakan study lapang

1, 2, 3

nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A

1 = P3A

2 = GP3A

3 = IP3A

1, 2, 3, ..., n

nomor indeks kejuron

biaya study lapang (Rp/orang)

5) Pelatihan

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia pengurus

P3A/GP3A/IP3A, sehingga P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipatif dalam

pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A hendaknya merupakan konsep pengembangan

sumberdaya manusia pengurus P3A/GP3A/IP3A yang terencana dengan

hambatan keterbatasan pendanaan dan masa periode kepengurusan

P3A/GP3A/IP3A pada umumnya 4 – 5 tahun. Oleh karena itu perlu

direncana-kan semua pengurus mendapat pelatihan dan jika terjadi

perubahan pengurus, pengurus baru mendapat pelatihan juga.

Pelatihan yang dibutuhkan oleh pengurus P3A/GP3A/IP3A dalam

peningkatan partisipatif adalah :

Page 37: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 37

a. Pelatihan OP Partisipatif

Pelatihan OP partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A memahami peran

serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Materi pelatihan meliputi (i) Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi

Partisipatif, (ii) Peran P3A/GP3A/IP3A Operasi Jaringan Irigasi; (iii) Peran

P3A/GP3A/IP3A Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

b. Konstruksi Partisipatif

Pelatihan Konstruksi Partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A

memahami tata cara konstruksi dalam pemeliharaan jaringan irigasi.

Materi pelatihan meliputi (i) Program pemeliharaan partisipatif (ii)

Kerusakan Bangunan/Saluran Irigasi; (iii) Rencana Konstruksi Perbaikan

Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi; (iv) Rencana Biaya Konstruksi

Bangunan/Saluran Irigasi; (v) Jadwal dan Evaluasi Pelaksanaan

Konstruksi; (vi) Laporan.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :

BMOP 4,10

JOP3APelatihan (i)

i

BOPL Pelatihan (i)

=

=

=

=

=

Biaya pelatihan P3A/ GP3A/ IP3A (Rp/tahun)

Jumlah personil P3A/GP3A/IP3A yang

mengikuti pelatihan ke - i

1, 2, 3

Nomor indeks pelatihan

1 = OP Partisipatif

2 = Konstruksi Partisipatif

Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

6) Pendampingan P3A/GP3A/IP3A

Pendampingan merupakan suatu aktivitas pendampingan sosial guna

mencapai tujuan tertentu. Pendampingan tidak hanya melakukan

penyampaian informasi dan teknologi kepada masyarakat semata, tetapi

pendampingan juga mendampingi aktivitas kegiatan. Pendampingan

Page 38: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 38

hendaknya bersifat fasilitator masyarakat (community facilitator/CF)

karena tugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak, katalisator,

motivator masyarakat, sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah

masyarakat sendiri.

Pendampingan P3A/GP3A/IP3A dalam operasi dan pemeliharaan

diutamakan dilakukan pada aktivitas kegiatan rencana tata tanam,

pembagian air irigasi, penelusuran dan pembuatan program kerja.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana :

BMOP 4,11

JP3A Pendampingan (i)

BOPL Pendampingan (i)

=

=

=

Biaya pendampingan P3A/ GP3A/ IP3A

(Rp/tahun)

Jumlah P3A/GP3A/IP3A yang dilakukan

pendampingan (unit)

Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

4.1.4 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Operasi

A. Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi

Air dibutuhkan berbagai keperluan baik untuk irigasi, maupun non-irigasi.

Di sisi lain, ketersediaan air terbatas. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan

tindakan melestarikan dan menjaga lingkungan, agar ketersediaan air terjaga;

dan melakukan pengelolaan air yang baik; dan pemanfaatan air yang efektif dan

efisien.

Pengelolaan air yang baik dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien ini

perlu dilakukan rencana alokasi air. Rencana alokasi air ini diatur dalam

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya

Air pada Pasal 43 ayat 3 butir a dan Pasal 71 ayat 3. Pelaksanaan rencana

alokasi air sementara dilaksanakan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal

Page 39: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 39

Sumber Daya Air Nomor 04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh Hak Guna Pakai Irigasi

Kegiatan : Berperan aktif dalam rencana alokasi air dengan kegiatan

a. Tahap Perencanaan

• Penyediaan data statis (skema jaringan irigasi dan peta

daerah irigasi untuk mendukung peta lokasi prasarana

sumber daya air pengatur air)

• Penyediaan data dinamis (Peta Lokasi Titik

Pengambilan, daerah Layanan, Kurva karateristik

waduk, dan data debit rata-rata harian minimum 10

tahun)

b. Pelaksanaan alokasi air

Mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dengan

melakukan kegiatan persiapan, operasional dan

pelaksanaan sesuai rencana alokasi air rinci yang telah

ditetapkan.

c. Pengawasan alokasi air

Periode pengawasan dilakukan minimal dua kali dalam satu

tahun yang dilaksanakan pada awal musim hujan dan awal

musim kemarau. Bentuk pengawasan dilakukan dengan

cara (i) kontrol pelaksanaan alokasi air di lapangan; (ii)

penilaian kinerja sarana dan prasarana sumber daya air;

penertiban penggunaan air.

d. Pemantauan dan Evaluasi

Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan

melaksanakan:

• Koreksi terhadap pelaksanaan alokasi air, dilakukan

apabila penyimpangannya masih dalam batas toleransi

yang telah disepakati, dengan melakukan upaya

pencegahan.

Page 40: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 40

• Koreksi terhadap rencana alokasi air rinci, dilakukan

apabila terjadi penyimpangan yang melebihi batas

toleransi yang telah disepakati, antara lain yang

disebabkan oleh perubahan kondisi cuaca, bencana

alam, serta perubahan kebijakan.

Penyusunan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air

dikoordinasi dalam lembaga koordinasi (Tim Koordinasi

Pengelola Sumberdaya Daya Air, TKPSDA).

Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi sebagai

berikut:

dimana : BO1

BSPJd

nspi

VSPJpersonil

p2

BBOLDataStatis

=

=

=

=

=

=

Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak

Guna Pakai Irigasi (Rp/tahun)

Biaya perjalanan dinas untuk perjalanan

dinas tipe-d (Rp/kali)

Status DI : Pernerintah

1 = Site - Ibukota

Status DI : Provinsi

2 = Site - Ibukota Provinsi

Status DI : Kabupaten/Kota

3 = Perjalanan lokal

Jumlah koordinasi dalam Rencana Alokasi

Jumlah personil wakil instansi (orang)

nomor indeks jabatan pegawai

1 = Kabid OP Dinas Pengelola

2 = Kasi OP Dinas Pengelola

3 = Staf OP Dinas Pengelola

Page 41: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 41

BBOLDataDinamis

VBOLP3A

BBOLRapat

=

=

=

Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen

statis (Rp/Tahun)

Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen

statis (Rp/Tahun)

Jumlah personil wakil P3A/GP3A/IP3A

Biaya konsumsi rapat (orang)

B. Perencanaan Operasi

Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi dalam Lampiran I Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 dilaksanakan sebagai berikut :

1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

2) Perencanaan Tata Tanam

3) Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Perencanaan operasi dilaksanakan dengan biaya sebagai berikut :

dimana : BO

BOi

i

=

=

=

Biaya Rencana Operasi (Rp/Tahun)

Biaya rencana operasi pada kegiatan ke – i

Nomor indeks kegiatan operasi

1 = Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

2 = Perencanaan Tata Tanam

3 = Rencana Tahunan Pembagian dan

Pemberian Air Irigasi

B.1 Perencanaan Tata Tanam

Penyusunan rencana tata tanam dilaksanakan oleh dinas kabupaten/kota

atau dinas provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan usulan

perkumpulan petani pemakai air (PP Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 38).

Page 42: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 42

Rencana tata tanam dibahas di komisi irigasi dan ditetapkan oleh

Bupati/Gubernur sesuai kewenangannya.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Rencana Tata Tanam Global (RTTG) disahkan

oleh

Bupati/Gubernur sesuai kewenangan dan

tindasan RTTG disosialisasikan kepada

P3A/GP3A/IP3A.

a. Perencanaan Tata Tanam Detail

Perencanaan. Tata Tanam Detail

dilaksanakan mulai dan usulan dari

P3A/GP3A/IP3A (Blangko 01-0),

rekapitulasi oleh juru/pengamat (Blangko

02-0 dan Blangko 03-0).

b . Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun

Rencana Tata Tanam

c . SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai

Rencana Tata Tanam

d . Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau

Gubernur Rencana Tata Tanam

Biaya Perencanaan Tata Tanam adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan Tata Tanam Detail

BO2,1 = VSPJp3Ap3 x HSPJlokal VBOLLbr x HBOLFotocopy

2) Rekapitulasi Rencana Tata Tanam

BO2,2 = ∑ VBOLBO-i x HBOLFotocopy

3) Pembahasan RTT

BO2,3 = VSPJ x HSPJlokal x nspj

4) Sosialisasi RTT

BOP2,4 = BOPLRapat x (∑VBOLp3A,p3 + ∑VBOLUPT,p2) + VSPJP3A x

HsPJlokal

Page 43: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 43

Biaya Perencanaan Tata Tanam BOP2 = ∑BOP2,1

dimana : B0P2

BOP3,1

i

VBOLBO-i

i

VBOLP3A,p3

p3

VBOLpersonil,p2

P2

HSPJlokal

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya perencanaan tata tanam (Rp/tahun)

Biaya perencanaan tata tanam pada

kegiatan ke-i

1,2,3 dan 4

1 = Perencanaan tata tanam detail

2 = Rekapitulasi Tata Tanam

3 = Pembahasan RTT

4 = Sosialisasi RTT (setahun dua kali)

jumlah blangko operasi ke-i

nomor indeks blangko

02-0 Usulan Rencana Tata Tanam

03-0 Rekapitulasi Usulan Rencana Tata

Tanam

jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A

nomor indeks blangko

1 = P3A

2 = GP3A

3 = IP3A

Jumlah pelaksana kegiatan

nomor indeks jabatan pegawai

5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT Pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai

Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

B.2. Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi

disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi sesuai dengan

kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan

usulan perkumpulan petani pemakai air mengenai kebutuhan air dan

rencana tata tanam, kemudian disepakati oleh komisi irigasi kab/kota atau

provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur, atau

Page 44: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 44

menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang

yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan (PP

Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 41).

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

menunjukkan Para pemberian air yang dilakukan pada berbagai periode

pembagian dan pemberian air (10 harian atau 15 harian), yaitu :

1) Pembagian dan pemberian air secara terus-menerus

(continous flow), jika debit lebih besar dan 70% debit rencana

air irigasi.

2) Pembagian dan pemberian air secara rotasi, jika kondisi debit

50-70% dari debit rencana air irigasi

3) Pembagian dan pemberian air secara terputus-putus

("intermitten") dilaksanakan dalam rangka efisiensi

penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber

air dari waduk atau dan sistem irigasi pompa

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian

Air Irigasi disahkan oleh Bupati/Gubernur sesuai

kewenangan dan disosialisasikan kepada P3A/

GP3A/ IP3A.Perencanaan Tata Tanam Detail

a. Pengumpulan Data Rencana Penyediaan Air

Tahunan dan Rencana Tata Tanam

b. Estimasi Efisiensi Jaringan Irigasi

c. Perhitungan Rencana Tahunan Pembagian

dan Pemberian Air

d. Pembahasan Komisi Irigasi

e. SK Bupati/Walikota atau Gubernur Rencana

Tahunan Pembagian dan Pemberian Air

f. Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau

Gubernur Rencana Tahunan Pembagian dan

Pemberian Air

Page 45: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 45

Biaya penyediaan air tahunan adalah sebagai berikut :

BOP24 = BOPLRapat x (∑VBOLP3A,p3 + ∑VBOLUPT.p2) + VSPJP3A x

HSPJlokal

dimana : BOP2,4

VBOLP3A,p3

p3

VBOLpersonil, p2

p2

HSPJlokal

=

=

=

=

=

Biaya penyediaan air tahunan (Rp/tahun)

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A

nomor indeks kelembagaan P3A

1 = P3A

2 = GP3A

3 = IP3A

Jumlah pelaksana kegiatan

nomor indeks jabatan pegawai

5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT Pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai

Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

C. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi

Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi merupakan kegiatan membagi air

yang tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Ketersediaan air irigasi tidak sesuai

kebutuhan air irigasi. Jika ketersediaan air irigasi berlebihan, harus dibuang dan

jika kekurangan harus dibagi secara adil (proposional sesuai kebutuhan) dan

merata (seluruh daerah layanan terairi). Oleh karena itu, dilakukan perhitungan

kebutuhan air berdasarkan luas tanaman, kemudian ditentukan faktor/unit

pembagian air irigasi (Faktor K/LPR-FPR) dan jatah air diatur dengan operasi

bangunan pengatur.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Ketersediaan air yang ada dapat dibagi sesuai

kebutuhan tanaman.

Page 46: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 46

1) Pencatatan realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing

wilayah kerja juru pengairan/mantri pada Blangko 04-0 setiap

periode 2 (dua) mingguan.

Detail Kegiatan : a. Penyediaan Blangko 04-0

b. Pengisian Blangko 04-0

2) Perhitungan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai

dengan realisasi pada periode 2 (dua) mingguan dengan

menggunakan Blangko 05-0.

3) Pencatatan debit saluran dengan menggunakan Blangko 06-0

dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB)/petugas pintu air

(PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan

bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua)

mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap

luas saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian

air.

4) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer

Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap

petak tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka

dengan menggunakan Blangko 07-0 dapat ditetapkan

pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang

merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-

masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan

kehilangan air.

5) Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan

Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan

pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) dengan

menggunakan Blangko 08-0 oleh petugas pintu air baik yang

dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.

6) Perhitungan faktor K

Dan hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan

terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian

Page 47: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 47

dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan

perhitungan faktor K dengan persamaaan :

K = Qa

QR

Dimana : Qa = Debit yang tersedia di bendung (l/detik)

QR = Debit yang diperlukan di bendung (l/detik)

Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan Blangko

09-0. Untuk daerah yang telah menggunakan cara

perhitungan/metode lain dalam pembagian air (pasten, FPR, dll)

tetap dapat digunakan.

7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Daerah Irigasi

Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat

pengamat/ cabang dinas/ ranting/ pengamat/UPTD / cabang

dinas/ korwil/korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi

luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah

irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama

satu tahun dengan menggunakan Blangko 10-0.

8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota

Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat

subdin PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per

daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten/kota.

Dengan menggunakan Blangko 11-0 yang dilaksanakan oleh

petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya

air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-

III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam,

realisasi tanam, dan areal terkena musibah.

9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Provinsi

Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin

PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan Blangko 12-0

yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi

irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu

Page 48: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 48

tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi

mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena

musibah.

10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

Bangunan pengatur irigasi merupakan bangunan yang berfungsi

untuk mengatur air ke jaringan irigasi, membagi air antar saluran

dan menyadap air ke petak tersier. Secara fungsional bangunan

pengatur irigasi dapat berbentuk bendung, bangunan bagi,

bangunan bagi-sadap dan bangunan sadap. Pada umumnya

bangunan pengatur ini dilengkapi dengan pintu air dan bangunan

ukur.

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi pada dapat dibedakan

menjadi dua kondisi, yaitu (i) kondisi normal dan kekurangan air;

dan (ii) kondisi banjir (kelebihan air); dan kondisi khusus (misal :

kantung lumpur penuh dan lain-lain).

a. Kondisi Normal atau kekurangan air

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi dilakukan guna

mengalir-kan air irigasi sesuai dengan kebutuhan.

Bukaan pintu air diatur sesuai nilai jatah debit dengan terukur

di bangunan ukur. Pengaturan ini pada kondisi normal

dilakukan setiap periode pembagian air (2 mingguan atau

sepuluh harian), sedangkan pada saat kekurangan air

dilakukan sesuai dengan periode giliran.

Pengaturan dilakukan pada pintu pengambilan bangunan

utama dan semua pintu bangunan bagi, bangunan bagi-

sadap dan bangunan sadap.

b. Kondisi Air Berlebihan (Banjir)

Kondisi air berlebihan pada sungai pada umumnya air sungai

membawa kandungan endapan lumpur yang cukup tinggi,

sehingga dilakukan operasi:

Page 49: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 49

• penutupan pintu pengambilan bangunan guna mencegah

kandungan lumpur masuk ke jaringan irigasi;

• setelah banjir mereda/ surut dengan ketinggian muka air

yang cukup, dilakukan pembilasan lumpur di depan pintu

pengambil-an dengan operasi pintu bilas.

Pembilasan lumpur dilakukan dengan dengan tiga cara, yaitu:

• operasi kolam tenang (still pond regulation);

• operasi kolam semi tenang;

• operasi pengaliran terbuka. Ketiga cara ini dilakukan pada

kondisi pintu pengambilan tertutup.

c. Kondisi Khusus

Operasi bangunan pada kondisi khusus dimaksudkan operasi

bangunan yang mempunyai kemampuan membuang

endapan saluran. Bangunan ini pada umumnya bangunan

penguras kantung lumpur atau pintu pelimpah pada bangunan

pelimpah/ siphon/ talang. Jika endapan lumpur pada

saluran/kantung telah melebihi kapasitas normal, maka

dilakukan operasi pengurasan.

Operasi ini dapat dibedakan :

• Operasi pengurasan kantung lumpur

Operasi pengurasan kantung lumpur dapat dilakukan

dengan cara pengurasan secara berkala atau pengurasan

terus menerus (jika debit selalu berlebihan)

• Operasi pintu pelimpah

Pada umumnya pintu pelimpah pada bangunan pelimpah/

siphon/talang didisain dapat membuang kelebihan

endapan di saluran. Oleh karena itu perlu direncanakan

pengglontoran saluran tiap ruas pada kebutuhan air

minimum.

Page 50: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 50

Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi adalah sebagai berikut :

1) Pengadaan Formulir Pelaksanaan Operasi

2) Koordinasi Pembagian Air Irigasi

3) Pengoperasian Bangunan Pengatur/Bangunan. Utama

4) Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa

5) Penanggulangan Banjir Pompa Genangan

dimana : BO3

BO3,k

k

VBOLBO-i

i

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan operasi (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke – i

(Rp/tahun)

1,2,3,4 dan 5

i = 1 Pengadaan Formulir

i = 2 Koordinasi pembagian air

i = 3 Pengoperasian Bangunan Pengatur/

Bangunan Utama/Bangunan khusus

i = 4 Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa

i = 5 Penanggulangan Banjir Pemompaan

Genangan

Jumlah lembar blangko operasi ke-i

nomor indeks jabatan pegawai

i = 4 Laporan Keadaan Air dan Tanam

Page 51: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 51

V41BOLpompa,j

T4j

V51BOLpompa,j

T5j

HBOLbbm

VBOLP3A,p3

p3

VBOLUPT,p2

p2

HBOLFotocopy

BBOLRapat

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

i = 5 Penentuan Kebutuhan Air di Pintu

Pengambilan

i = 6 Pencatatan Debit Saluran

i = 7 Penetapan Pembagian Air pada

Jaringan Sekunder dan Primer

i = 8 Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan

Pengambilan dan Pencatat Debit Sungai

i = 9 Perhitungan faktor K

i =10 Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per

Daerah Irigasi)

Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j

yang dipergunakan untuk penanggungan keringan

(1/jam)

Lama pemakaian pompa ke-j (jam/tahun)

Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j

yang dipergunakan untuk pengurasan genangan

untuk pompa ke-j (1/jam)

Lama pemakaian pompa ke-j untuk

pengurasan genangan (jam/tahun)

Harga bahan bakar

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A

nomor indeks kelompok P3A

p3 = 1 P3A

p3 = 2 GP3A

p3 = 3 IP3A

Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian

air

Indeks kegiatan pelaksanaan operasi

p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Operasi

p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan

Biaya fotocopy (Rp/lbr)

Biaya konsumsi (Rp/orang)

Page 52: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 52

D. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan memonitor pelaksanaan operasi,

kalibrasi bangunan ukur dan menilai kinerja operasi.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan :

:

Tersedianya rencana monitoring pelaksanaan

operasi, kalibrasi bangunan ukur dan evaluasi

kinerja jaringan irigasi.

1) Monitoring Pelaksanaan Operasi

Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan

daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.

Sub Kegiatan : a. Penyediaan Blanko Daftar Simak Bagan Alir

Blangko Operasi

b. Pengisian Blanko Daftar Simak Bagan Alir

Blangko Operasi

2) Kalibrasi Alat Ukur

Kalibrasi alat ukur merupakan kegiatan mengoreksi debit hasil

pengukuran bangunan ukur dengan debit alat pengukur debit standard

(current meter). Hasil kabrasi berupa tabel debit berdasarkan

ketinggian peilscall (rating curva).

Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat

ukur atau minimal lima tahun sekali.

Rencana Kegiatan : a. Penilaian kondisi keberfungsian bangunan

ukur

b. Kalibrasi Bangunan Ukur

3) Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi

Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi

kinerja sistem irigasi.

Page 53: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 53

Rencana Kegiatan : a. Pengumpulan data

• Prasarana fisik

• Produktivitas tanaman

• Sarana penunjang

• Organisasi personalia

• Dokumentasi

• Kondisi kelembagaan P3A

b. Pengisian data pada formulir 1 (untuk DI utuh

dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI

lintas kabupaten/kota)

c. Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai :

• 80-100 : kinerja sangat baik

• 70-79 : kinerja baik

• 55-69 : kinerja kurang dan perlu

perhatian

• < 55 : kinerja jelek dan perlu

perhatian

Penilaian kinerja sistem irigasi mempunyai

nilai maksimum 100 dan nilai minimal 55,

diharapkan sistem irigasi mempunyai nilai

optimum 77,5.

Biaya Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut :

1) Kordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi

BO4,1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n

+ ( VBOLDaftarSimak + VBOLBO-Kinerja ) x HBOLFotocopy

2) Kalibrasi Bangunan Ukur

BO4,2 = VBOLBU x HBOLBU

Page 54: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 54

dimana : BO4

BO4,k

k

=

=

=

Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi

operasi (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

(Rp/tahun)

1, 2

i = 1 Kordinasi pelaksanaan monitoring dan

evaluasi

i = 2 Kalibrasi Bangunan Ukur

4.1.5 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Pemeliharaan

Penyusunan AKNOP sangat berkaitan dengan rencana pemeliharaan. Pada

dasarnya, AKNOP yang disusun pada tahun ke-i, maka operasi dan

pemeliharaan perhitungan AKNOP ini akan dilaksanakan untuk tahun ke - (i + 1).

Pelaksanaan OP pada bulan Oktober sampai Desember Tahun ke - (i -1) dan

pelaksanaan OP pada bulan Januari sampai September Tahun ke - (i)

merupakan sumber data penyusunan AKNOP pada bulan September.

A. Inventarisasi Jaringan Irigasi

Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi,

jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data ketersediaan air, nilai

asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.

Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada

ketentuan/pedoman yang berlaku.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan

adalah data kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan

pengaruhnya terhadap areal pelayanan.

Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini dilaksanakan secara partisipatif

melalui penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas secara berjenjang

bersama-sama dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dengan

menggunakan Blangko Inventarisasi Jaringan Irigasi. Dan hasil inventarisasi

Page 55: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 55

tersebut disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan

biaya pemeliharaan.

Hasil inventarisasi dipergunakan pula dalam menyusun Blangko AKNOP, yaitu

Blangko AKNOP-01A, Blangko AKNOP-01B, Blangko AKNOP-01C dan Blangko

AKNOP-01D.

Rencana biaya inventarisasi jaringan irigasi adalah sebagai berikut :

BP1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A.p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n

+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy

dimana : BP1

BO3,k

VBOLP3A,p3

VSPJ P3A,p3

p3

VBO LUPT, p2

p2

BBOLRapat

HSPJd=4

n

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

(Rp/tahun)

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam

pertemuan

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat

biaya perjalanan lokal

nomor indeks kelompok P3A

p3 = 1 P3A

p3 = 2 GP3A

p3 = 3 IP3A

Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air

Indeks kegiatan pelaksanaan operasi

p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Operasi

p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan

Biaya konsumsi (Rp/orang)

Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)

Jumlah pertemuan koordinasi dan pelaksanaan

inventarisasi

Page 56: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 56

B. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama

perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil

inventarisasi jaringan irigasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian

tugas, antara P3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani

P3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan

kerjasama 0&P.

B.1 Inspeksi Rutin

Inspeksi rutin merupakan kegiatan pemeriksaan jaringan irigasi juru

pengairan secara rutin setiap 10 hari atau 15 hari sekali. Pemeriksaan dilakukan

terhadap kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Setiap kerusakan dan

ketidakberfungsian jaringan dicatat pada Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat

setiap akhir bulan. Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas

usulan dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan berikutnya.

Indikator Pekerjaan : Setiap bagian jaringan irigasi dilakukan pemeriksaaan

oleh juru pengairan setiap dua mingguan atau 10 harian.

Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 01-P.

2) Juru pengairan melakukan pemeriksaan setiap

bagian jaringan irigasi satu kali dalam periode dua

mingguan atau 10 harian.

3) Juru pengairan melaporkan Blangko 01-P kepada

Pengamat pada akhir bulan

4) Pengamat menghimpun semua berkas usulan dan

menyampaikannya ke dinas pada awal bulan

berikutnya

Inspeksi rutin merupakan tugas rutin bagi juru, sehingga rencana biaya inspeksi

rutin sebagai berikut :

BM11 = VBOPBP-i x HBOPFotocopy

Page 57: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 57

dimana : BM1,1

VBOPBP-1

= Biaya rencana inspeksi pemeliharaan

(Rp/tahun)

= Kebutuhan blangko pemeliharaan ke-i

B.2. Penelusuran Jaringan Irigasi

Penelusuran jaringan irigasi merupakan kegiatan pemeriksaan bersama

secara partisipatif antara Pengamat/UPT/Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A.

Peneluruan hendaknya memperhatikan hasil inspeksi juru pengairan, sehingga

penelusuran dapat dilakukan secara efektif.

Selain teknis irigasi, penelusuran juga mengamati aspek kelembagaan

P3A/GP3A/IP3A, teknis pertanian dan keuangan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A.

Aspek kelembagaan, teknis irigasi, teknis pertanian dan keuangan

P3A/GP3A/IP3A dirangkum dalam Buku PSETK (Profil Sosial Ekonomi Teknis

Kelembagaan) P3A/GP3A/IP3A. Tata cara pembuatan PSETK P3A/GP3A/IP3A

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

33/PRT/M/2007.

Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali, yaitu :

1) pada saat pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan

mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi ketika air di saluran

berada di bawah air normal, dan

2) pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk mengetahui

besarnya rembesan dan bocoran jaringan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelesuran meliputi tiga kegiatan, yaitu :

a. Penelusuran jaringan

b. Diskusi PPKP (Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan)

c. Pembuatan laporan

Page 58: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 58

Penelusuran Jaringan Irigasi

Pada awalnya dilakukan penelusuran jaringan irigasi yaitu memeriksa jaringan

irigasi dengan menelusuri jaringan irigasi tersebut. Pada saat penelusuran

dilakukan pencatatan

1) Kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dan kondisi

2) Potensi dan Keadaan kelembagaan pengelola irigasi

3) Potensi dan keadaan pelaksanaan manajemen OP

Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan (PPKP)

Berdasarkan hasil penelusuran, P3A/GP3A/IP3A melaksanakan diskusi Diskusi

Penyelesaian Permasalahan dengan Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan

(PPKP). Diskusi ini dipimpin oleh Petandu dan Sekretaris Petandu

(P3A/GP3A/IP3A) didampingi oleh Pemandu (Kelompok Pendamping Lapang),

serta pencatat hasil/notulen (P3A/GP3A/IP3A) dengan tata letak melingkar.

Diskusi penyelesaian permasalahan dengan PPKP ini diharapkan dapat

mengidentifikasi permasahan, penyebab permasalahan dan penyelesaian

permasalahan, serta kelembagaan yang melaksanakannya. Permasalahan

ditentukan prioritas dengan memperhatikan (i) tingkat kerusakan jaringan irigasi;

(ii) luas pelayanan yang terpengaruh akibat kerusakan; (iii) keterbatasan

pembiayaan; (iv) dampak yang timbul akibat penundaan perbaikan kerusakan

(PP Nomor 20 Tahun 2006 Penjelasan Pasal 62).

Permasalahan yang dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A direncanakan

dalam Program Kerja P3A/GP3A/IP3A, sedangkan permasalahan yang tidak

dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A atau pihak lain, maka disusun dalam

program pemeliharaan dinas pengelola irigasi.

Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan

ranking prioritasnya.

Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana penelusuran beserta pembiayaannya

dalam pemeliharaan jaringan irigasi.

Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 02-P.

Page 59: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 59

2) Penelusuran Jaringan Irigasi

3) Diskusi PPKP

4) Pembuatan Laporan PSETK

Rencana biaya penelusuran sebagai berikut :

dimana : BP1

BO3,k

BBOLRapat

VBOLP3A,p3

VSPJ P3A,p3

p3

=

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

(Rp/tahun)

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam

pertemuan

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya

perjalanan lokal

nomor indeks kelompok P3A

p3 = 1 P3A

p3 = 2 GP3A

p3 = 3 IP3A

B.3 Identifthasi dan Analisis Tingkat Kerusakan.

Dinas pengelola irigasi menilai tingkat kerusakan jaringan irigasi dengan

klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :

1) Kondisi balk

:

jika tingkat kerusakan < 10% dan kondisi

awal

bangunan/ saluran dan diperlukan

pemeliharaan rutin.

Page 60: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 60

2) Kondisi rusak ringan

3) Kondisi rusak sedang

4) Kondisi rusak berat

:

:

:

jika tingkat kerusakan 10 - 20 % dari kondisi

awal bangunan/saluran dan diperlukan

pemeliharaan berkala.

jika tingkat kerusakan 21 - 40 % dari kondisi

awal bangunan/saluran dan diperlukan

perbaikan.

jika tingkat kerusakan > 40 % dan kondisi

awal bangunan/saluran dan diperlukan

perbaikan berat atau penggantian.

Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan

detail desain pemeliharaan.

Indikator Pekerjaan : Tersedianya program pemeliharaan dengan keterangan

kondisi kerusakan

Kegiatan : 1) Rapat diskusi identifikasi kerusakan

2) Notulen/Laporan

Rencana biaya identifikasi dan analisis tingkat kerusakan sebagai berikut :

dimana : BM 1,3

BBOLRapat

VBOLpelaksana,p2

p2

VBOLLaporan

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan biaya identifikasi dan analisis

tingkat kerusakan (Rp/tahun)

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Jumlah pelaksana kegiatan

nomer indeks pelaksana kegiatan

p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola

p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola

p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Operasi

p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan

Jumlah lembar laporan

Page 61: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 61

HBOLFotocopy

n

=

=

Harga fotocopy (Rp/lbr)

Jumlah rapat koordinasi

B.4 Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan Irigasi

1) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi

Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat

dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi

bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan

roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil survai yang

dituangkan dalam gambar skets atau di alas gambar as built drawing.

Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan berat maupun

penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolit

untuk mendapatkan elevasi yang akurat.

Hasil survey dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas

Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.

2) Pembuatan Detail Desain

Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail

desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini

didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air sebagai

dasar pembuatan desain akhir.

3) Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan

harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah

setempat.

Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi

dilaksanakan oleh Dinas Pengelola dibantu UPT/Pengamat. Oleh karena itu,

biaya pengukuran dan pembuatan detail perbaikan jaringan irigasi sebagai

berikut :

Indikator Pekerjaan : Tersedianya dimensi kerusakan dan detail desain

jaringan irigasi, beserta rencana biayanya.

Page 62: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 62

Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan

2) Pelaksanaan pengukuran

3) Pembuatan Detail Disain dan Rencana anggaran

biaya

4) Laporan

Rencana biaya pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan

irigasi sebagai berikut :

dimana : BM 2,4

BBOLRapat

VBOLpelaksana,p2

p2

n1

VSPJpelaksana,p2

n2

VBMsurvai,i

HBMsurvai,i

i

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan pengukuran dan

pembuatan detail desain perbaikan jaringan

irigasi (Rp/tahun)

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Jumlah pelaksana kegiatan

Nomor indeks jabatan pelaksanaan

p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola

p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola

p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Operasi

p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan

Jumlah rapat koordinasi

Jumlah pelaksana kegiatan

Lokasi kerusakan

Jumlah peralatan survai dan pembuatan

detail disain ke-i

Harga peralatan survey dan pembuatan

detail disain ke-i

Page 63: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 63

VBOLsurvey,i

HBOLsurvey,i

i

HBOLLaporan

HBOLFotocopy

=

=

=

=

=

nomor indeks peralatan survai dan

pembuatan detail disain

Pita Ukur

i = 1 Roll Meter 5 m

i = 2 Roll Meter 50 m

Water dan Theodolite

i= 3 Waterpass Nikon AP-8

i= 4 Theodolite Sokkia DT 610

(Ketelitian 7")

i = 5 Target Rod 4 m

i = 6 Target Rod 6 m

GPS

i = 7 GPS Garmin Map 62S

i = 8 Garmin City Navigator v 2.1

i = 9 Kamera Digital Canon Powershot

A570IS 7.1 M

Komputer, Software dan Printer

i = 8 Komputer

i = 9 Windows 7, Autocad 2014 dan

Mapinfow 14.5

i = 10 Printer Epson L330 (A4)

i = 11 Printer Epson L1300 (A3)

Jumlah bahan operasional lainnya dalam

survey dan pembuatan detail disain ke-i

Harga peralatan survai dan pembuatan detail

disain ke-i

nomor indeks peralatan survai dan

pembuatan detail disain

I = 1 Patok

i = 2 . . . . .

i = 3 . . . . .

Jumlah lembar laporan

Biaya fotocopy (Rp/lbr

Page 64: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 64

B.5 Penyusunan Program/Rencana Kerja

Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama

perkumpulan petani pemakai air.

Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan

Jaringan Irigasi perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut

(Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun 2007

Penyelenggaraan Operasi Jaringan Irigasi) :

1 ) Pengamanan

2 ) Pemeliharaan rutin

3 ) Pemeliharaan Berkala

4 ) Penanggulan/Perbaikan Darurat

Pelaksanaan program dilaksanakan secara rutin yang merupakan tugas pokok

pegawai, dilaksanakan secara swakelola atau dikontrakkan dengan persyaratan

yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun

2007 tentang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

Tahap penyusunan Program/Rencana Kerja ini merupakan kegiatan AKNOP,

karena pada tahap ini AKNOP dibuat. Oleh karena, semua hasil dari kegiatan -

kegiatan :

1 ) inventarisasi,

2 ) inspeksi,

3 ) penelusuran

4) pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi.

Indikator dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap Program/Rencana Kerja ini

merupakan kegiatan AKNOP adalah sebagai berikut :

Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana/program pemeliharaan, beserta

pembiayaannya, sehingga dapat mendukung operasi

jaringan irigasi secara berkelanjutan.

Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan

2) Pembuatan Detail Disain anggaran biaya

3) Laporan dan Rencana

Page 65: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 65

Rencana biaya Penyusunan Program/Rencana Kerja jaringan irigasi sebagai

berikut :

dimana : BP 2.5

BBOLRapat

VBOLpelaksana,p2

n1

VGLembur.p2

HGLembur.p2

VGNarasumber.p2

HGNarasumber.p2

p2

n2

VBPj

HBPj

j

BBOLLaporan

HBOLFotocopy

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan pengukuran dan pembuatan

detail desain perbaikan jaringan irigasi (Rp/tahun)

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Jumlah pelaksana kegiatan

Jumlah rapat koordinasi

Jumlah lembur pegawai ke-p2 = Upah/gaji lembur

(Rp)

Upah/gaji lembur (Rp)

Jumlah lama nara sumber (jam)

Upah/gaji nara sumber (Rp)

Nomer indeks pelaksana kegiatan

p2=2 Kasi OP Dinas Pengelola

p2=3 Staf OP Dinas Pengelola

p2=4 Kepala UPT

p2=5 Staf UPT Operasi

p2=6 Staf UPT Pemeliharaan p2=15 Lembur

p2=17 Nara Sumber Jumlah lembar laporan

lokasi kerusakan

Harga fotocopy (Rp/lbr)

Jumlah rapat koordinasi

Nomer indeks bahan habis pakai ke-j

j = 1 Kertas HVS A4

j = 2 . . . . . .

j = 3 . . . . . .

Jumlah lembar laporan

Biaya fotocopy (Rp/lbr)

Page 66: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 66

C. Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan

rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama

perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan

dengan jadwal

pengaturan air dan masa pengeringan yang telah disepakati bersama dan

ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya.

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

C.1 Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan

Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi

kepada petani pemakai air sebagai anggota P3A/GP3A/IP3A, tentang waktu,

jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan, peralatan yang harus disediakan dan

disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Rencana/program pemeliharaan dipahami

bersama. Pemahaman ini juga diharapkan

meningkatkan partisipasi petani.

1) Sosialisasi Rencana Pelaksanaan

2) Laporan

Rencana biaya Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan sebagai berikut :

dimana : BP 1

BOL3,k

VBOLP3A,p3

VSPJP3A,p3

p3

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan penelusuran (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i

(Rp/tahun)

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam

pertemuan

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya

perjalanan lokal

Nomer indeks kelompok P3A

Page 67: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 67

VBOLUPT,p2

p2

BBOLRapat

HSPJd=4

n

BBOLBI-

02+PSETK

BBOLFotocopy

=

=

=

=

=

=

=

p3=1 P3A

p3=2 GP3A

p3=3 IP3A

Fasilitator penelusuran

Indeks kegiatan pelaksanaan operasi

p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola

p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola

p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Pemeliharaan

p2 = 6 Staf UPT Juru/Mantri Pengairan

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)

Jumlah pertemuan

Jumlah lembar Blangko 02 (Laporan Kerusakan

Jaringa Irigasi) dan PSETK

Biaya fotocopy (Rp/lbr

C.2. Pengamanan Jaringan Irigasi

Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan

menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya

rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan

irigasi.

Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi irigasi,

anggota/pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan

seluruh masyarakat setempat.

Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak jaringan irigasi

dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan larangan, papan

peringatan atau perangkat pengamanan lainnya. Adapun tindakan pengamanan

dapat dilakukan melakukan kegiatan pencegahan dan pengamanan.

Rencana pengaman dilaksanakan dengan

Page 68: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 68

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Tidak ada tindakan pengrusakan jaringan

oleh hewan dan manusia

1) Sosialisasi

2) Tindakan pencegahan dan pelarangan

3) Laporan

Kegiatan pencegahan dan pelarangan

dilakukan dengan kriteria seperti tersaji pada

Tabel 6.2.

Rencana biaya pengamanan jaringan irigasi sebagai berikut :

dimana : BP 1

BBOLRapat

VBOLP3A,p3

VSPJP3A,p3

p3

HSPJd=4

VBOLbrosur

HBOL

VBOLkonstruksi

HBOLkonstruksi

j

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pengamanan jaringan irigasi (Rp/tahun)

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir

dalam pertemuan

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat

biaya

Nomor indeks kelompok P3A

p3=1 P3A

p3=2 GP3A

p3=3 IP3A

Biaya perjalanan transport P3A lokal (Rp/kali)

Jumlah brosur pengamanan (lbr)

Harga brosur pengamanan (Rp/lbr)

Jumlah bangunan pengaman (Rp/Unit)

Harga satuan pekerjaan (Rp/Unit)

Nomor indeks bangunan pengaman

j=1 Bangunan Pengaman Tempat Berbahaya

Page 69: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 69

BO3,k

VBOLlaporan

HBOLlaporan

=

=

=

j=2 Tempat Mandi Hewan dan Tangga Cuci

j=3 Portal jalan inspeksi dan Tanggul

j=4 Patok Kontrol

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-

i (Rp/tahun)

jumlah lembar laporan

harga fotocopy (Rp/lbr)

C.3 Pemeliharaan rutin

Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan perawatan dalam rangka

mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus

menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan

pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bersifat perawatan

dan bersifat perbaikan ringan.

Target pendanaan ditunjukkan indikator pekerjaan dan kegiatan pelaksanaan

sebagai berikut :

Indikator Pekerjaan

:

Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin

menunjukkan :

1) Seluruh pintu dapat dioperasikan dengan mudah

dan tidak berkarat;

2) Tanaman rumput pada talud tidak mencapai lebih

dari 50 cm dan semua tanaman pelindung

berkisar 50 cm. Tidak tanaman yang dapat

merusak pasangan atau bangunan (Gambar 2.3)

3) Endapan lumpur pada saluran ukur tidak

mencapai ketinggian 20 cm dan menggangu

fungsi saluran ukur (Gambar 2.4)

4) Sampah dan kotoran tidak menumpuk pada

bangunan, sehingga dapat menimbulkan aliran

terhambat dan gangguan kesehatan (Gambar 2.5)

Page 70: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 70

Kegiatan

:

5) Tidak ada lubang atau keretakan/pelesteran

terkelupas yang dapat menimbulkan

kebocoran/rembesan saluran/bangunan.

Perawatan

1) Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu

2) Membersihkan saluran dan bangunan dari

tanaman liar dan semak- semak.

3) Membersihkan saluran dan bangunan dari

sampah dan kotoran

4) Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur

Perbaikan Ringan

1) Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/

bangunan

2) Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/

plesteran yang retak atau beberapa batu muka

yang lepas

Ruang lingkup kegiatan rutin dengan rencana

kegiatan yang dirinci kebutuhan bahan dan peralatan,

serta tenaga pelaksana disajikan pada Tabel 6.4.

Pembiayaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut :

Page 71: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 71

dimana : BP 1

JBOLpintu,p

VBOLpintu,p,1

HBOLpintu,a1

VBOLA.pintu,p,1

HBOLA.pintu,a1

VBOLA.BabatRumput,a2

HBOL A.BabatRumput,a2

VBOLA.Sampah,a3

HBOLA.Sampah,a3

VBOLA.Lumpur,a4

HBOLA.Lumpur,a4

CBOLRusakRingan,j1

CBOL Tanah,j2

p

l

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pemeliharaan rutin jaringan irigasi

(Rp/tahun)

Jumlah pintu dengan kriteria panjang drat

stang

ke-p

Kebutuhan bahan ke-1 pada pintu kriteria

panjang drat stang ke-p

Harga bahan ke-1 pada pintu kriteria panjang

drat stang ke-p

Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk

memberi pelumas ke-a1

(kebutuhan alat pelumas dihitung berdasarkan

jumlah PPA atau lebih)

harga alat yang dipergunakan untuk memberi

pelumas ke-a1

Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk

babat rumput ke-a3 (minimal sejumlah

pekarya)

Harga alat yang dipergunakan untuk babat

rumput ke-a3

Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk

pem-buangan sampah ke-a3 (sesuai

kebutuhan)

Harga alat yang dipergunakan untuk babat

rumput ke-a3

Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk

pem-buangan lumpur ke-a4 (sesuai

kebutuhan)

Harga alat yang dipergunakan untuk

pembuangan lumpur ke-a4 (sesuai

kebutuhan)

Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada

pekerjaan ke-j 1

Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada

Page 72: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 72

a1

a2

a3

a4

=

=

=

=

pekerjaan ke-j2

Nomor indeks kriteria panjang drat stang

p=1 pintu draft > 2 m

p=2 pintu drat 1 s/d 2 m

p=3 pintu drat <1 m

Nomor indeks bahan pelumasan pintu air

l=1 olie SAE 90

l=2 olie SAE 20

l=3 solar

l=4 paslin

l=5 kain pembersih

Nomor indeks alat pelumasan pintu air

a1=1 sikat baja

a1=2 semprot solar/ olie

a1=3 grease gun

a1=4 corong plastik

a1=5 dirigen

Nomor indeks alat babat rumput

a2=1 parang

a2=2 sabit panjang

a1=3 sabit pendek

a1=4 golok

Nomor indeks lumpur

a3=1 cangkul

a3=2 sekop

Nomor indeks alat yang dipergunakan dalam

pekerjaan ringan dan tanah galian, timbunan

dan pemadatan tanah

a4=1 cangkul

a4=2 sekop

a4=3 timbris

a4=4 linggis

a4= 5 ganco

Perbaikan Pasangan

Page 73: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 73

j1

b1

=

=

a4= 6 martil 1 kg

a4= 7 martil 11/2 kg

a4= 8 pahat

a4= 9 cetok kecil

a4=10 cetok besar

a4=11 perata

a4=12 pengki

a4=13 waterpass

a4=14 unting-unting

a4=15 kereta dorong

Nomor indeks pekerjaan rusak ringan

j1=1 pasangan batu kali/gunung dengan

spesi

1 Pc : 4 Psr

j1=2 pasangan batu kali/gunung dengan

spesi

1 Pc : 3 Psr

j1=3 siaran dengan spesi 1 Pc : 2 Psr

j1=4 plester tebal 1,5 cm dengan spesi 1

j1=5 beton kurus campuran 1 Pc : 3 Ps : 6

Kr

Nomor indeks bahan konstruksi

b1= 1 Pc

b1= 2 pasir

b1= 3 krikil

b1= 4 batu kali

b1= 5 papan eksploitasi

b1= 6 tiang eksploitasi

b1= 7 peilscall

b1= 8 skot balok

b1= 9 papan larangan

b1=10 portal

Page 74: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 74

Tabel 4.1. Kebutuhan Minyak Pelumas

No.

Tipe Stang Pintu Air Kebutuhan Bahan (1x pelumasan)

Alat

Keterangan

Tipe Stang Panjang Drat (m)

Olie

SAE 90

(liter)

Olie

SAE 20

(liter)

Solar Vaselin

1. 2. 3.

Stang Besar Stang Sedang Stang Kecil

> 2,0 1,0 - 2, 0 < 1,0

0,07 0,06 0,05

0,03 0,02 0,01

0,30 0,20 0,10

0.05 0,03 0,02

C.4 Pemeliharaan. Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang

dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas

yang membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/GP3A/IP3A

secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula

dilaksanakan secara kontraktual.

Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik sesuai

kondisi Jaringan Irigasinya. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala dapat

berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu

pengeringan.

Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan

yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan

pemeliharaan yang bersifat penggantian.

Indikator Pekerjaan : Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan

berkala menunjukkan :

1) Seluruh pintu tidak berkarat;

2) Lumpur di saluran tidak mengganggu

kapasitas saluran. Kapasitas penyaluran tidak

kurang dari 80%.

Page 75: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 75

3) Tidak ada kerusakan bendung, bangunan

pengam-bilan, bangunan pengatur, pintu

yang mengakibat-kan kehilangan air.

4) Tidak ada kerusakan bangunan ukur yang

mengakibatkan penurunan keteletian.

Kegiatan : Perawatan

1) Pengecatan pintu

2) Pembuangan lumpur di bangunan dan

saluran

Perbaikan

1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan

dan Bangunan Pengatur

2) Perbaikan Bangunan Ukur dan

kelengkapannya

3) Perbaikan Saluran

4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk

5) Perbaikan Jalan Inspeksi

6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor,

rumah dinar, rumah PPA dan PPB,

kendaraan dan peralatan

Pergantian

1) Penggantian Pintu

2) Penggantian alat ukur

3) Penggantian peil schall

Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi sebagai berikut :

(1) Pekerjaan Perbaikan Pintu Air

dimana : BM30

VKBP3f2,s

=

=

Biaya perbaikan pintu air (Rp)

Page 76: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 76

H23f2

=

Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur

untuk saluran ke-s (unit/tahun)

Satuan harga perbaikan kerusakan jenis

ke-f2 ke-s (unit/tahun)

(2) Pekerjaan Perbaikan Konstruksi Bangunan

dimana : BM31

VKBPOf2

VKBP1f2,s

VKBP2f2,s

VKBP3f2,s

VKBP4f2,s

H23f2

f2

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya perbaikan pintu air (Rp)

Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan

utama (unit/tahun)

Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan

pengatur untuk saluran ke-s (unit/tahun)

Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan

pelengkap untuk saluran ke-s (unit/tahun)

Volume kerusakan jenis ke-f2 saluran ke-s

(unit/tahun)

Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur

untuk saluran ke-s (unit/tahun)

Satuan harga perbaikan kerusakan jenis ke-f2 ke-s

(unit/tahun)

Kerusakan facet bangunan

Kerusakan konstruksi tanah

f2 = 1 Rembesan

f2 = 2 Berlubang

f2 = 3 Putus

Kerusakan konstruksi besi

f2 = 4 Kropos/berlubang

f2 = 5 Bengkok

f2 = 6 Lepas/putus

Kerusakan Konstruksi Kayu

Page 77: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 77

f2 = 7 Kropos/berlubang

f2 = 8 Putus

Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh f2 = 9 Retak

f2 = 10 Plesteran/Siaran Terkelupas

f2 = 11 Berlubang <0 0,40 m

12 = 12 Berlubang >0 0,40 m

Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh

f2 = 13 Retak

f2 = 14 Berlubang

f2 = 15 Putus

f2 = 16 Roboh

B.5 Penanggulangan/ Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan

berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/penjebolan

tanggul, Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan

penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi

tetap berfungsi.

Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru

kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh

kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan

akibat kejadian bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan

lampirannya.

Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola

atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola

irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,

pasir, bambu, batang kelapa, dan lain-lain).

Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang

permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.

Page 78: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 78

D. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

1) Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan

untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara

swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan jaringan

irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan

penanggulangan/perbaikan darurat.

a. Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang Dilaksanakan Secara

Swakelola

Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi yang

dilakukan

secara swakelola baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan

berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama

P3A/GP3A/IP3A.

Pemantauan dilakukan terhadap realisasi penggunaan sumberdaya

yang meliputi : tenaga kerja, bahan (pelumas, cat dsb.), peralatan

secara berkala dipantau dan dibandingkan dengan program

pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan

dituangkan dalam Blangko 06-P.

Waktu pemantauannya dapat ditetapkan harian atau mingguan oleh

Dinas/Pengelola irigasi.

Setiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses

pemeliharaan yang sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir

pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan

pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan

kepada penanggungjawab pekerjaan.

Juru/Pengamat Pengairan mencatat hasil kegiatan pemeliharaan

didalam buku catatan pemeliharaan (BCP).

Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran

yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.

Page 79: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 79

b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara

Kontraktual

Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi

yang dilakukan secara kontraktual balk pemeliharaan berkala maupun

perbaikan/penggantian dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi dengan

melibatkan peran serta P3A/GP3A/IP3A.

• Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan

Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara

mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan

antara lain :

− jenis dan volume pekerjaan

− rencana dan realisasi fisik dan keuangan

− nilai bobot (dalam %) yaitu biaya dibagi volume yang telah

dilaksanakan

− kemajuan hasil pekerjaan

− nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan

dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.

• Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan

Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi

bulanan yang mencakup :

− jenis dan volume pekerjaan

− rencana dan realisasi fisik dan keuangan

− nilai bobot (%) yaitu biaya dibagi volume yang telah

dilaksanakan

− kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu)

− nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja

fisik.

Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk

keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang

Page 80: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 80

sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program

pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap

akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan. tersebut, dapat

dipelajari masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga

dapat dilakukan perbaikan rencana tahun berikutnya.

Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan

terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan

terhadap fungsi atau kinerja jaringan irigasi melalui penelusuran

jaringan dan pengujian lapangan (trial run).

2) Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara berkala

meliputi :

a. Laporan Bulanan

• Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 -P)

• Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)

b. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana

kegiatan dan disampaikan kepada Dinas/pengelola irigasi.

Rencana biaya Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan adalah sebagai

berikut :

BP 1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,P2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n

+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy

dimana : BP1

=

Biaya pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi, dan

Pelaporan (Rp/tahun)

Page 81: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 81

BO 3,k

VBOLP3A,p3

VSPJP3A,p3

p3

VBOLUPT,p2

p2

BBOLRapat

HSPJd=4

n

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-i

(Rp/tahun)

jumlah wakil P3A/ GP3A / IP3A yang mendapat

biaya perjalanan lokal

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir

dalam pertemuan

Nomor indeks kelompok P3A

p3=1 P3A

p3=2 GP3A

p3=3 IP3A

Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air

Indeks kegiatan pelaksanaan operasi

p2=4 Kepala UPT

p2=5 Staf UPT Operasi

p2=7 Juru/Mantri Pengairan

Biaya konsumsi (Rp/orang)

Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)

Jumlah pertemuan koordinasi dan

pelaksanaan inventarisasi

4.2 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Rawa

Jaringan reklamasi rawa yang dimaksud dalam tata cara ini adalah jaringan

reklamasi rawa pasang surut dan lebak. Tata cara penyusunan AKNOP OP

jaringan reklamasi rawa ini dapat diterapkan pada jaringan-jaringan reklamasi

rawa sesuai dengan tahap pengembangan dan kategori hidrotopografi lahannya

serta dapat juga diterapkan di jaringan reklamasi rawa lebak.

4.2.1 Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa

Tujuan kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak adalah untuk

mengatur air di jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak sehingga bermanfaat

bagi masyarakat. Sasaran operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut meliputi :

Page 82: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 82

1. Terciptanya kondisi tanah (pematang tanah, keasaman dan zat racun)

dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budidaya tanaman

2. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan

kebutuhan tanaman

3. Terhindarnya drainase yang berlebih (over drainage) yang dapat

mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka air

tanah (subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut

4. Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan

pokok sehari-hari

5. Terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman dan

penerima manfaat

6. Terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan) dan/atau

7. Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran

Operasi jaringan reklamasi rawa pengaturan drainase, retensi, suplesi air, termasuk

membuka menutup bangunan air, menyusun pola dan rencana tata tanam,

menyusun sistem golongan, menyusun rencana kegiatan operasi, mengumpulkan

data, memantau dan mengevaluasi yang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi

dan manfaat jaringan reklamasi rawa. Secara khusus untuk lahan rawa lebak

operasi jaringan bertujuan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman

2. Membuang kelebihan air atau regulasi banjir

3. Pengaturan muka air di saluran

4. Menahan intrusi air asin masuk ke dalam sistem jaringan reklamasi rawa

Secara teknis kunci keberhasilan pengembangan lahan lebak untuk pertanian

sebagian besar terletak dalam operasi jaringan rawa dalam hal ini pengaturan air

pada sistem tata air makro dan mikro. Langkah utama dalam operasi jaringan rawa

ditujukan pada penguasaan air untuk :

1. Memanfaatkan air di saluran untuk pengairan

2. Mencegah terjadinya banjir pada musim penghujan

3. Mencegah kekurangan air pada musim kemarau

4. Mencuci zt-zat toksit bagi tanaman

5. Mengatur tinggi muka air di saluran yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan air di lahan

Page 83: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 83

Kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak dilakukan secara

kontinyu selama setahun dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan

pemeliharaan dengan bantuan partisipasi P3A/GP3A.

Gambar 4.1. Komponen Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang

Surut dan Lebak

1. Gaji/upah pelaksana petugas kegiatan operasi

Kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi

rawa adalah seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Reklamasi Rawa

Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Minimal Fasilitas

Pengamat Pengairan 1 orang + 3 staff D3 Sipil Kantor,

per 3000-25000 ha Rumah Dinas

Sepeda Motor

Staf Pengamat Di bawah 1 orang pengamat pengairan,SMP Sepeda

3 orang staff per 3000-25000 ha

Juru Pengairan 1 orang per 1000-2000 ha STM Rumah

dapat ditambah beberapa Sepeda Motor

Petugas Pintu Air 1 orang per 3-5 buah pintu air SMP Sepeda

Ruma Jaga

Komponen Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa

Gaji/Upah

Perjalanan Dinas

Perlengkapan Kerja

Alat dan Bahan

Biaya Lainnya

Page 84: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 84

2. Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan (untuk koordinasi dan

pemantauan)

3. Perlengkapan kerja

1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti

mengisi blanko isian, kapur tulis dll

2) Biaya langanan listrik untuk operasi kantordan operasi pintu-pintu air

4. Alat dan Bahan

1) Pembelian bahan bakar/pelumas pompa, genset, dsb

2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb

3) Peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di

jaringan reklamasi rawa

Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa

pasang surut berdasarkan tahap pengembangan dan hidrotopografinya adalah

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Irigasi Rawa

Nama DR : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pos Gaji/Upah

Upah aarian

Petugas Pintu Air (PPA) OH

Petugas Bendung (PB), apabila ada OH

Lembur

Lembur Juru/Staf Pengamatan/PPA/PB OJ/H

Pos Perjalanan Dinas

Pemantauan

Pengamat OH

Juru OH

Pos Bahan Operasional Kantor

1) ATK

- Kertas Fe

- Kertas PH

- Kertas A4

2) Bahan Survey

- Lap Bersih

- Kapur Tulis Tukang Kayu

Pos Operasional Peralatan

Sub Total

Sub Total

II

Sub Total

III

Sub Total

IV

Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Reklamasi Rawa

No Volume © Satuan Keterangan

I

Page 85: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 85

Tabel 4.4. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Rawa

Catatan :

- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-

masing lokasi

- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan

tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing.

4.2.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

Tujuan kegiatan pemeliharaan jaringan relamasi rawa, baik rawa pasang surut

maupun rawa lebak adalah untuk menjamin kelestarian fungsi jaringan reklamasi

rawa selama mungkin sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan.

Nama DT: Kabupaten :

Pengamat: Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pos Gaji/Upah

Kontrak

Pengamat OB

Juru OB

Staf Pengamat OB

Pos Perjalanan Dinas

Pemantauan ke Lapangan

Pengamat OH

Juru OH

Rapat (Ke Kab./Kota/Prov./BWS)

Pengamat OH

Juru OH

Pos Bahan

1) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Kendaraan

kegiatan Pemantauan ke Lapangan dan Rapat (Ke

Kab./Kota/Prov./BWS)

Mobil Pick Up bh-frek

-Premium : bh x lt x frekuensi liter

Sepeda Motor bh-frek

-Premium : bh x lt x frekuensi liter

2) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pompa

Air/Diesel/Genset untuk Kegiatan Operasi

-Premium : bh x lt x frek liter

-Solar : bh x lt x frek liter

-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter

3) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Genset bh-frek

-Solar : bh x lt x frek liter

-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter

4) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pemotong Rumput bh-frek

-Premium : bh x lt x frek liter

Pos Lain-lain

Lain-lain Pengeluaran Berkala

Listrik Bulan

Telepon Bulan

Air Bulan

Sub Total

Sub Total

Sub Total

II

Sub Total

III

Sub Total

IV

Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Reklamasi Rawa

No Volume © Satuan Keterangan

I

Page 86: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 86

Sasaran pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah terjaminnya kondisi dan

fungsi jaringan reklamasi rawa.

4.2.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa

Pemeliharan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air

rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan

mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air rawa yang

dilakukan secara terus menerus. Pemeliharaan rutin antara lain sebagai berikut:

1. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder

dan tersier

2. Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran

primer, sekunder dan tersier

3. Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder dan

tersier

4. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder dan

tersier

5. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)

pada saluran primer, sekunder dan tersier

6. Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan)

7. Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi da jalan usaha tani

8. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)

9. Kalibrasi alat ukur

Page 87: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 87

Tabel 4.5. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air

Tabel 4.6. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjan Tanggul Pemotongan Rumput

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Ps = (n/k) * f * u

Ps = Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air

n = Jumlah Bangunan Air yang Berfungsi dalam 1 scheme (bh)

k = Kapasitas (bh/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

n k f u PsLokasi

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pr = (p*l) / k * f * u

Pr = Pemotongan Rumput

p = Panjang Tanggul (m)

l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Rumput (m)

k = Kapasitas (m2/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l k f u PrLokasi/Kamp/SP

Page 88: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 88

Tabel 4.7. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Saluran (Tumbuhan Air)

Tabel 4.8. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Tanggul

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Psal = (p*l) / k * f * u

Psal = Pembersihan Saluran

p = Panjang Saluran (m)

l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Air (m)

k = Kapasitas (m2/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l k f u PsalLokasi/Kamp/SP

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pt = (p*l) / k * f * u

Pt = Pemeliharaan Tanggul

p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)

l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)

k = Kapasitas (m2/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l k f u PtLokasi/Kamp/SP

Page 89: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 89

Tabel 4.9. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan Air (Pembersihan, Pelumasan, dan Pengecatan)

Tabel 4.10. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan / Demaga (Pengecatan dan Perbaikan Ringan)

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

PB = (Hb+u)* n * f

PB = Pemeliharaan Bangunan Air

n = Jumlah Bangunan Air

Hb = Biaya Bahan/Bangunan

f = Frekuensi

u = Upah Kerja/bangunan

Hb u n f PBLokasi/Kamp/SP

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pjd = (Hb+u)* n * f

Pjd = Pemeliharaan Jembatan atau Dermaga

n = Jumlah Bangunan Air

Hb = Biaya Bahan/Jembatan atau Dermaga

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/Jembatan atau Drmaga

Hb u n f PjdLokasi/Kamp/SP

Page 90: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 90

Tabel 4.11. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Jalan

Tabel 4.12. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Kantor/Rumah Dinas (Perbaikan ringan)

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pj = (p*l) / k * f * u

Pj = Pemeliharaan Jalan

p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)

l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)

k = Kapasitas (m2/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l k f u PjLokasi/Kamp/SP

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

PK = (Hb+u)* n * f

PK = Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas

n = Jumlah Kantor dan Rumah Dinas

Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah Dinas

f = Frekuensi/Kantor atau Rumah Dinas

u = Upah Kerja/hari

Hb u n f PKLokasi/Kamp/SP

Page 91: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 91

Tabel 4.13. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Kalibrasi Alat Ukur (Sesuai Spesifikasi Alat)

4.2.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa

Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata

air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi

dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat rasarana tata air rawa

yang dilakukan tiap tahun atau lima tahunan atau juga tergantung pada kondisi

bangunan dan saluran. Pemeliharaan berkala antara lain berupa :

1. Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder dan tersier

2. Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder,

tersier dan tanggul pengaman

3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi,

primer, sekunder, tersier

4. Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran

navigasi, primer, sekunder, tersier

5. Perbaikan jalan ada jalan inspeksi dan jalan usaha tani

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Ka = n * f * u

Ka = Kalibrasi Alat Ukur

n = Jumlah Alat Ukur

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/alat ukur

n u f KaLokasi/Kamp/SP

Page 92: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 92

6. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)

7. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan

sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km

Interval dan frekuensi pemeliharaan berkala jaringan reklamasi rawa pasang

surut dan rawa lebak dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.14. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pasang Surut

Catatan :

- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-masing lokasi

- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing

- (*) Pengadaan yang masuk ke POS Belanja Modal baik itu swakelola maupun kontraktual harus mendapat persetujuan instansi vertikal di atasnya.

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A BELANJA BARANG

POS GAJI UPAH

Upah Pekarya OH

Upah Pekerja swakelola OH

POS BAHAN

1. BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

1 POMPA AIR

- Premium : x lt x bln Liter

- Solar : x lt x bln Liter

- Oli Sae 40 : x lt x bln Liter

- Lain-lain

2 MESIN POTONG RUMPUT

- Premium : x lt x bln Liter

- Solar : x lt x bln Liter

2. BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)

1 Cat kg

2 Tinner kg

3 Kuas bh

4 Sikat Baja bh

5 PC zak

6 Aspal m3

7 Pasir m3

8 Kerikil m3

9 Batu Kali m3

B BELANJA MODAL (*)

POS LAIN-LAIN PENGELUARAN

1. Lain-lain Pengeluaran Swakelola

1. Lain-lain Pengeluaran Kontraktual

Total (A+B)

I

Sub Total (A)

Sub Total

II

Sub Total (B)

Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut

No Volume © Satuan Keterangan

I

Page 93: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 93

Tabel 4.15. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Pengerukan Lumpur

Tabel 4.16. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Perbaikan tanggul (longsor dan Erosi)

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pl = (p*l*t)/k * f * u

Pl = Pengerukan Lupur

p = Panjang Saluran (m)

l = Lebar Saluran (m)

t = Tinggi Endapan (m)

k = Kapasitas (m3/hari)

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l t k f u PlLokasi/Kamp/SP

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Ptb = (p*l*u/ k+Hb) * f

Ptb = Perbaikan Tanggul

p = Panjang Tanggul yang Rusak(m)

l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)

Hb = Biaya Bahan/Bangunan

f = Frekuensi/tahun

u = Upah Kerja/hari

p l Hb k f u PtbLokasi/Kamp/SP

Page 94: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 94

Tabel 4.17. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas (Rehabilitasi)

Tabel 4.18. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Pengamanan Jaringan (Patok Batas Jalur Hijau dan Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan Patok km)

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

PKB = (Hb+u) * n * f

PKB = Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas

n = Jumlah Kantor dan Rumah Dinas

Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah Dinas

f = Frekuensi

u = Upah Kerja/Bangunan Kantor atau Rumah Dinas

Hb u n f PKBLokasi/Kamp/SP

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Pjar = ((n1*Hb1)+(n2*Hb2)+(n3*Hb3)+…))

Pjar = Pengamanan Jaringan

n = Jumlah Patok Batas Jalur Hijau dan Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan Patok km

Hb = Biaya Bahan dan Upah Pengamanan

n1 Hb1 n2 Hb2 n3 Hb3 ……… PjarLokasi/Kamp/SP

Page 95: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 95

4.2.2.3 Biaya Pemeliharaan Darurat Jaringan Reklamasi Rawa

Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan tindakan preventif untuk

mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan reklamasi rawa

maupun manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan atau prose salami yang

mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam merupakan suatu hal yang

terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya dapat mempengaruhi

operasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera. Kerusakan jaringan

akibat bencana alam dapat dapat diatasi dengan perbaikan darurat. Pada

umumna biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung, namun apabila

diabaikan kerugian yang ditimbulkan besar sekali. Oleh sebab itu, besarnya

biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari seluruh biaya OP.

4.3 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Tambak

Studi dan Kajian tentang Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak sudah pernah

dilakukan pada tahun anggaran 2013 oleh PT. Alles Klar Prima dengan paket

pekerjaan Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak. Pada

tahun anggaran 2015 ini dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan Pedoman

Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi

Tambak.

Agar hasil kajian kali ini memberikan hasil yang lengkap dalam arti tidak merubah

yang sudah disusun baik itu yang sudah dimuat dalam Permen maupun studi

dan kajian terdahulu maka perlu dicermati dan dievaluasi kembali apa yang

sudah dituliskan.

Dalam hal ini termasuk untuk Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak yang pada

saat pelaksanaan kajian masih menggunakan landasan hukum Permen Permen

PU No. 16/PRT/M/2011 tentang pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan

tambak, beserta lampirannya.

4.3.1 Cakupan Biaya Operasi Irigasi Tambak

Jaringan reklamasi tambak yang dimaksud dalam tata cara adalah jaringan

reklamasi tambak di daerah pesisir yang dipengaruhi pasang surut air laut.

Page 96: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 96

Dalam perencanan operasi, pengelola jaringan irigasi tambak paling sedikit perlu

memperhatikan rencana pola tanam, jenis dan tinggi rendahnya pasang surut,

curah hujan dan kondisi prasarana tambak.

Pelaksanaan operasisebagaimana dimaksud dilakukan dengan prosedur :

1. Operasi normal yang didasarkan pada rencana operasi yang telah

disepakati

2. Operasi darurat apabila terjadi banjir, kekeringan dan adanya

pencemaran air atau terjadi peningkatan kadar garam yang tinggi.

Kegiatan operasi jangingan tambak juga dilakukan secara rutin selama setahun

dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan dengan

bantuan partisipasi P3A/GP3A.

Gambar 4.2. Komponen Biaya Operasi Jaringan Tambak

1. Gaji/Upah

Gaji/upah yang dimaksud adalah pelaksana petugas kegiatan operasi.

Kebutuhan tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak

seperti pada tabel di bawah ini.

Komponen Biaya Operasi Jaringan Tambak

Gaji/Upah

Perjalanan Dinas

Perlengkapan Kerja

Alat dan Bahan

Biaya Lainnya

Page 97: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 97

Tabel 4.19. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Tambak

Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Keterangan

Ranting/Pengamat/UPTD/KAWIL 1 orang pengamat pengairan untuk D3 Sipil Kantor,

areal layanan 1.500-3000 ha. rumah, dan

sepeda motor

Staf Pengamat 3 orang staf untuk areal layanan SMP Rumah jaga

1.500-3000 ha. dan sepeda

Juru Pengairan 1 juru pengairan untuk areal layanan STM Rumah jaga

1.500-3000 ha. dan sepeda

Petugas Pintu Air 1 orang petugas penjaga pintu air SMP Rumah jaga

untuk areal layanan 500-1.000 ha. dan sepeda

2. Perjalanan Dinas

Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan untuk koordinasi dan

pemantauan.

3. Perlengkapan Kerja

1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti

mengisi blanko isian, kapur tulis, dll.

2) Biaya langganan listrik untuk operasi kantor dan operasi pintu-pintu

air

4. Alat dan Bahan

1) Pembelian bahan bakar/pelumas, pompa, genset, dsb.

2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb.

3) Peralatan-peralatn lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di

jaringan irigasi

Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan tambak

berdasarkan tahap pengembangan adalah seperti pada tabel di bawah

ini.

Page 98: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 98

Tabel 4.20. Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan Tambak

No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan Jaringan Tambak

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

1 Pemantauan Curah

Hujan Harian

• Alat pengamat CH manual/otomatis

• Gelas Ukur

• ATK

2 Pemantauan Elevasi

Pasang Surut

• Alat pengamat pasut manual/otomatis

• ATK

3 Pemantauan Arus

• Alat pengamat pasut manual/otomatis

• ATK

-

-

-

-

-

-

4 Pemantauan Tinggi

Muka Air di Saluran

• Peilschaal

• Teropong

• ATK

5 Pemantauan Kualitas

Air Permukaan

• Peilschaal

• Teropong

• Salinometer

• Kertas pH

• Gelas ukur panjang

• Gelas aqua

• ATK

6

Pemantauan

Kedalaman Muka dan

Kualitas Air Tanah

• Piezometer

• Pita meteran logam dalam skala cm

• Kapur tulis tukang kayu

• Lap bersih

• Senter, bila diperlukan

• Pemberat pita meteran, bila diperlukan

• Kunci inggris atau alat lainnya untuk pembuka penutup sumur pantau, piezometer

• Selang atau alat lainya untuk memompa air keluar dari piezometer

• Kertas Fe

• Kertas pH

• Gelas aqua

• ATK

7 Pemantauan Daerah

Banjir atau Genangan • Batang kayu √

Page 99: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 99

No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan Jaringan Tambak

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

• Pita meteran logam dalam skala cm

• ATK

√ √ √

8 Pemantauan Kualitas

Tanah

• Sekop/arit

• Pita meteran logam dalam skala cm

• Senter

• Kertas pH

• Gelas aqua

• ATK

9 Pemantauan

Rencana/Realisasi • ATK √ √ √

10 Pemantauan

Penampang Saluran

• Alat ukur topografi

• ATK

11 Pemantauan Tanggul

Pelindung

• Pita meteran logam dalam skala cm

• Batang kayu

• ATK

12 Rencana Pengelolaan

Air Masa Tanam • ATK √ √ √

5. Biaya Lainnya

Besarnya biaya kegiatan operasi hamper sama setiap tahunnya,

sehingga dapat dikategorikan sebagai biaya rutin dan harus dipenuhi.

Daftar kebutuhan biaya pelaksanaan kegiatan operasi di jaringan irigasi

tambak adalah seperti pada tabel di bawah ini.

Page 100: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 100

Tabel 4.21. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerah masing-masing, juga tergantung pada lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Gaji/Upah

Upah Harian

Petugas Pintu Air (PPA) OH

Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH

Lembur

Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB OJ/H

Perjalanan Dinas

Pemantauan

Pengamat OH

Juru OH

Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)

1. ATK

- Kertas Fe

- Kertas pH

- Kertas A4

2. Bahan Survey

- Lap Bersih

- Kapur Tulis Tukang Kayu

Bahan untuk Laporan

- Form-form pelaporan untuk kegiatan operasional fotokopi

Operasional Peralatan

Catatan :

© : Volume berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-masing lokasi

@ : Harga satuan berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan tergantungtingkat kesulitan serta karakteristik

wilayahya masing-masing.

2

Sub Total

3

Sub Total

4

Sub Total

Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak

No Volume © Satuan Keterangan

Sub Total

1

Page 101: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 101

Tabel 4.22. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Tambak

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Gaji/Upah

Kontrak

Pengamat OB

Juru OB

Staf Pengamat OB

Upah Harian

Petugas Pintu Air (PPA) OH

Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH

Lembur

Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB

Perjalanan Dinas

Pemantauan

Pengamat OH

Juru OH

Rapat (Ke Kab./Kota/Prov./BWS)

Pengamat OH

Juru OH

Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)

Listrik

Telepon OH

Air OH

ATK

Bahan Survey

Biaya Rapat

Fotokopy

Perlengkapan Kerja

Pakaian Kerja

Sepatu Kerja Lapangan OH

Topi Lapangan OH

Jas Hujan

Senter

Operasional Peralatan (sesuai kebutuhan)

Kendaraan Operasional

Mobil Pick up bh-bln

Sepeda Motor bh-bln

Bahan Bakar Minyak untuk Kegiatan Operasi

Pompa Air/Diesel/Genset

- Premium : ltr x bln ltr-bln

- Solar : ltr x bln ltr-bln

- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln

Bahan Bakar Kendaraan Operasional

- Premium : ltr x bln ltr-bln

- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln

Genset bh-bln

Pemotong Rumput bh-bln

Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Operasi

Alat pembersih untuk pita meteran bh

Alat pengamat CH manual/otomatis bh-bln

Alat ukur topografi bh-bln

Batang kayu bh

Gelas aqua bh

Gelas ukur bh

Gelas ukur panjang bh

Kapur tulis tukang kayu bh

Kertas Fe bh

Kertas pH bh

Kunci Inggris atau alat lainnya untuk pembuka penutup sumur pantau, piezometer bh

Lap bersih bh

Peillschaal bh

Pemberat pita meteran, bila diperlukan bh

Piezometer bh-bln

Pita meteran logam dalam skala cm bh

Salinometer bh

Sekop/arit bh-bln

Selang/alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer bh

Teropong bh

bh

Sub Total

Sub Total

2

Sub Total

3

Sub Total

4

Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Tambak

No Volume Satuan Keterangan

1

Page 102: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 102

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Tambak

Pemeliharaan jaringan tambak sesuai Permen PU No. 16/PRT/M/2011, ditujukan

untuk menjamin kesinambungan fungsi jaringan irigasi tambak sesuai dengan

masa layanan yang direncanakan. Pemeliharaan jaringan tambak meliputi

pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan secara

partisipatif.

4.3.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak

Pemeliharaan dilakukan secara terus menerus, pemeliharaan rutin ini antara lain

sebagai berikut :

1) Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran

2) Pemotongan rumput di tanggul/berm

3) Pembersihan saluran (tumbuhan air)

4) Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman

5) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)

6) Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani

7) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)

8) Kalibrasi alat ukur

Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan rutin jaringan tambak adalah seperti di

bawah ini.

Page 103: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 103

Tabel 4.23. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak berdasarkan Analisa Harga Satuan per Kegiatan Pemeliharaan

A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Saluran (Rp/m2)

PR.A.01 Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan Air

Biaya per 1 bangunan air, sampah normal (dengan tenaga manusia)

0,5 pekerja @ Rp = Rp

0,01 Alat-alat @ Rp = Rp

Rp

PR.A.02 Pembabatan Rumput pada Tanggul, Berm dan Talud Saluran

a. Biaya per 100m2, tumbuhan normal (dengan tenaga manusia)

0,5 pekerja @ Rp = Rp

0,01 Alat-alat @ Rp = Rp

Rp

Rp

b. Biaya per 100m2, tumbuh-tumbuhan rapat/belukar (dengan tenaga manusia) :

Rp

PR.A.03 Pembersihan saluran, mengangkat tumbuhan yang terapung/sampah dan

tumbuhan dari dasar saluran

Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)

2 pekerja @ Rp = Rp

0,02 Alat-alat @ Rp = Rp

Rp

Rp

PR.A.04 Pemeliharaan Tanggul

Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)

0,4 pekerja @ Rp = Rp

0,02 Alat-alat @ Rp = Rp

Rp

Rp

PR.A.05 Pemeliharaan Jalan

Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)

1 pekerja @ Rp = Rp

0,05 Alat-alat @ Rp = Rp

Rp

Rp

Total Biaya

Biaya per m2

Total Biaya

Biaya per m2

Total Biaya Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan

Total Biaya

Biaya per m2

Biaya mer m2 x biaya per 100 m

2, tumbuhan normal (dg tenaga manusia)

Total Biaya

Biaya per m2

Page 104: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 104

B. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Bangunan AIr (Rp/pintu atau Rp/m2)

PR.B.01 Pelumasan Pintu-pintu Bangunan Air (hanya bahan saja)

a. Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu)

0,2 kg gemuk/stempel @ Rp/kg = Rp

b. Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur intu (satu pintu)

0,2 ltr oli @ Rp/ltr = Rp

c. Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu)

1 ltr solar @ Rp/ltr = Rp

PR.B.02 Pengecatan Bagian-bagian Logam

a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10 m2) termasuk :

- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam

- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat

- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang

- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang

telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat meni

besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)

- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur

- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium

(A) Tenaga Kerja

1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp

1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp

Biaya Sub Total = Rp

(B) Bahan-bahan

0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp

0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp

0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp

0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp

0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp

Biaya Sub Total = Rp

Biaya per m2

(hanya bahan-bahan saja)

Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp

Biaya per m2

(Upah+bahan-bahan) = Rp

b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m2) termasuk :

- Membersihkan seluruh permukaan

- Membersihkan karat dan cat lama

- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang

- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi

(A) Tenaga Kerja

5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp

5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp

Biaya Sub Total = Rp

(B) Bahan-bahan

2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp

2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp

0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp

1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp

0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp

Biaya Sub Total = Rp

Biaya per m2

(hanya bahan-bahan saja)

Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp

Biaya per m2

(Upah+bahan-bahan) = Rp

Page 105: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 105

C. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga (Rp/m2)

PR.C.01 Pengecatan Bagian-bagian Logam

a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m2) termasuk :

- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam

- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat

- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang

- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang

telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat meni

besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)

- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur

- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium

(A) Tenaga Kerja

1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp

1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp

Biaya Sub Total = Rp

(B) Bahan-bahan

0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp

0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp

0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp

0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp

0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp

Biaya Sub Total = Rp

Biaya per m2

(hanya bahan-bahan saja)

Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp

Biaya per m2

(Upah+bahan-bahan) = Rp

b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m2) termasuk :

- Membersihkan seluruh permukaan

- Membersihkan karat dan cat lama

- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang

- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi

(A) Tenaga Kerja

5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp

5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp

Biaya Sub Total = Rp

(B) Bahan-bahan

2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp

2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp

0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp

1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp

0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp

Biaya Sub Total = Rp

Biaya per m2

(hanya bahan-bahan saja)

Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp

Biaya per m2

(Upah+bahan-bahan) = Rp

D. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kantor atau Rumah Dinas (disesuaikan kebutuhan)

PR.D.01 Biaya Pemeliharaan Kantor = Rp

PR.D.02 Biaya Pemeliharaan Rumah Dinas = Rp

E. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kalibrasi Alat (tergantung spesifikasi alat)

PR.E.01 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Curah Hujan (1 buah) = Rp

PR.D.02 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Pasang Surut (1 buah) = Rp

Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Salinometer (1 buah) = Rp

Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Piezometer (1 buah) = Rp

Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Topografi (1 buah) = Rp

Page 106: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 106

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Tabel 4.24. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Tambak

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

GAJI UPAH

Upah Pekarya OH

Upah Pekerja Swakelola OH

BAHAN BAKAR MINYAK

POMPA AIR

- Premium : ltr x bln liter

- Solar : ltr x bln liter

- Oli Sae : ltr x bln liter

- Lain-lain

POTONG RAMBUT

- Premium : ltr x bln liter

- Oli Sae : ltr x bln liter

- Lain-lain

PERLENGKAPAN KERJA

Pakaian Pekerja Stel

Sepatu Kerja Stel

Sepatu Lapangan Stel

Topi Lapangan bh

Jas Hujan bh

Senter bh

PERALATAN KERJA

Cangkul bh

Parang/sabit bh

Ganco bh

Pengait sampah bh

Sikat baja bh

Kuas bh

Ember bh

Engkrak bh

Gerobag bh

Sapu lidi besar bh

Pengki bh

Lain-lain peralatan swakelola bh

BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)

Cat liter

PC m3

Aspal m3

Pasir m3

Kerikil m3

Batu Kali m3

Lain-lain bahan swakelola

BIAYA LAINNYA

Sub Total

5

Sub Total

6

Sub Total

Sub Total

2

Sub Total

3

Sub Total

4

Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak

No Volume Satuan Keterangan

1

Page 107: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 107

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Tambak

Pemeliharaan berkala dilakukan paling sedikit 2 (dua) tahun sekali atau

tergantung pada kondisi bangunan dan saluran, meliputi :

1. Pengangkatan lumpur pada saluran

2. Perbaikan tangul (longsor dan erosi) pada saluran dan tanggul

pengaman

3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran

4. Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani

5. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)

6. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan

sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km

Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan berkala jaringan irigasi tambak adalah

seperti di bawah ini.

Page 108: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 108

Tabel 4.25. Analisa Harga Satuan Pemeliharan Berkala Jaringan Tambak

PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran

a. Biaya pengerukan 1 m3, dengan tenaga manusia, termasuk pengangkutan dan

merapihkan tanah bekas yang diangkut (BOW 1*A4 + 1/5*A6)

1,566 pekerja pengerukan @ Rp = Rp

0,75 Pekerja perapihan @ Rp = Rp

Rp

b. Biaya penggalian 30 m3 dengan alat hydraulis excavator (HER), termasuk

merapihkan bekas galian

- Harga baru Excavator Komatsu LSS (Rp 1.000) (NP) Rp

- Nilai sisa alat 10% (Rp 1.000) (RV) Rp

- Masa kerja alat tahun

- Jam kerja alat per tahun (YWH) jam

- Jumlah jam kerja alat (TWH) jam

- Kapasitas kerja alat efektif m3/jam

- Kemampuan tenaga/daya alat pk

(A) Biaya Kepemilikan Alat (Rp/jam)

- Penyusutan Alat = Rp

- Bunga, pajak dan asuransi (0,1 x NP x YWH) = Rp

Biaya Sub Total = Rp

Biaya Total (A+B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp

Biaya per m3

= Rp

(B) Biaya Operasional

- Bahan bakar dan pelumas

24,9 ltr solar @ Rp/ltr = Rp

0,48 ltr oli mesin @ Rp/ltr = Rp

0,13 ltr oli alat penggerak @ Rp/ltr = Rp

0,54 ltr oli hidraulik @ Rp/ltr = Rp

0,3 kg gemuk/stempel @ Rp/kg

- Perbaikan dan Pemeliharaan = Rp

20% dari NP/TWH

- Gaji/upah operator dan mekanik

1 operator @ = Rp

1 pembantu operator @ = Rp

2 pekerja @ = Rp

0,25 mekanik @ = Rp

lembur, tunjangan lainnya (15%)

- Biaya lain-lain (filter, malting dll) = Rp

45% dari biaya operasional

Biaya Sub Total = Rp

Biaya Total (A) + (B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp

Biaya per m2 (Upah+bahan-bahan) = Rp

PB.02 Perbaikan Tanggul

Biaya per100 m2 (dengan tenaga manusia)

1 pekerja @ Rp = Rp

0,05 Alat-alat @ Rp = Rp

1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

5,0 pekerja @ Rp = Rp

5,0 tukang cat @ Rp = Rp

Total Biaya = Rp

Biaya per m2

= Rp

PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak)

pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

Total Biaya = Rp

Biaya per m2

= Rp

PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi)

pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

Total Biaya = Rp

Biaya per m2

= Rp

PB.05 Biaya Perbaikan Rumah Dinas (rehabilitasi)

pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

Total Biaya = Rp

Biaya per m2

= Rp

PB.06 Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok BM

pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp

Total Biaya = Rp

Biaya per m2

= Rp

Biaya per m3

Page 109: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 109

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,

karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

4.3.2.3 Biaya Perbaikan Darurat Jaringan Tambak

Perbaikan darurat dilakukan akibat timbulnya kegiatan yang di luar dugaan

termasuk bencana alam. Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan

tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap

jaringan irigasi maupun jiwa manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan

atau proses alami yang mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam

merupakan suatu hal yang terjadi tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya

dapat mempengaruhioperasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera.

Kerusakan jaringan akibat bencana alam dapat diatasi dengan perbaikan

darurat.

Pada umumnya biaya biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung,

namun apabila diabaikan kerugian yang ditimbulkan dapat besar sekali. Oleh

sebab itu, besarna biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari

seluruh biaya OP. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan tambak dapat dilakukan

secara swakelola atau kontraktual berdasarkan jenis pekerjaan, volume, waktu,

tenaga kerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan dan/atau dapat

dilaksanakan secara partisipatif oleh kelompok petani tambak.

4.3.3 Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Tambak

Biaya untuk pembinaan dan koordinasi digunakan untuk :

1. Peningkatan kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan

2. Rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka operasi dan

pemeliharaan jaringan

Page 110: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 110

Biaya untuk pembinan dan koordinasi meliputi :

1. Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi

2. Penyeiaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi

3. Honorarium

4. Biaya lainnya

Tabel 4.26. Biaya Pembinaan/Koordinasi

Nama DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A BIAYA KANTOR

B PELATIHAN BAGI PERSONIL

I GAJI/UPAH

a. Honor Pengarah

b. Honor Instruktur

c. Honor Narasumber/Pakar

d. Honor Pembuatan Makalah

e. Uang Saku Peserta

f. Panitia Pelaksana

II BAHAN

a. Alat Tulis Kantor (ATK)

b. Perlengkapan Peserta

c. Multimedia

d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax

e. Penggandaan/fotokopi

III PERJALANAN

PENGARAH

Transport

Uang Harian

INSTRUKTUR

Transport

Uang Harian

NARASUMBER

Transport

Uang Harian

PANITIA PELAKSANA

Transport

Uang Harian

BIAYA PERSIAPAN

Transport

Uang Harian

IV LAIN-LAIN

Akomodasi & Konsumsi untuk :

- Peserta

- Pengarah

- Instruktur

Sewa Ruangan

Sewa Komputer + Printer

Sewa Infocus

Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan

Transportasi dan Penyelenggaraan

Biaya Pembinaan/Koordinasi Operasi dan Pemeliharaan

No Volume Satuan Keterangan

Total

Page 111: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 111

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Biaya Pemberdayaan P3A

Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan jaringan secara partisipatif,

kedudukan P3A sebagai pengguna harus disetarakan, sehingga mereka

mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan jaringan. Untuk

itu pemberdayan P3A harus dilakukan secara berkesinambungan dan

terprogram dengan baik.

Biaya untuk pembiayaan P3A antara lain meliputi :

1. Pelatihan Op partisipatif

2. Pendampingan/fasilitas P3A

Biaya untuk pemberdayaan P3A meliputi :

1. Perjalanan dalam rangka pendampingan

2. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A

3. Honorarium

4. Biaya lainnya

Page 112: Tata Cara AKNOP Irigasi

LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP

Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak

IV - 112

Tabel 4.27. Biaya Pelatihan Pembinaan P3A

Catatan :

1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,

koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga

yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada

lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.

Nama DI/DR/DT : Kabupaten :

Pengamat : Provinsi :

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya

Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I GAJI/UPAH

a. Honor Pengarah OJ

b. Honor Instruktur OJ

c. Honor Narasumber/Pakar OJ

d. Honor Pembuatan Makalah Mak

e. Uang Saku Peserta OH

f. Panitia Pelaksana OB

II BAHAN

a. Alat Tulis Kantor (ATK) Ls

b. Perlengkapan Peserta Ls

c. Multimedia Ls

d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax Ls

e. Penggandaan/fotokopi Ls

III PERJALANAN

PENGARAH

Transport PP

Uang Harian OH

INSTRUKTUR

Transport PP

Uang Harian OH

NARASUMBER

Transport PP

Uang Harian OH

PANITIA PELAKSANA

Transport PP

Uang Harian OH

BIAYA PERSIAPAN

Transport PP

Uang Harian OH

A PESERTA DARI TEMPAT KEDUDUKAN

Transport PP

Uang Harian OH

B SURVEY NARASUMBER

Transport PP

Uang Harian OH

IV LAIN-LAIN

Akomodasi & Konsumsi untuk :

- Peserta OH

- Pengarah OH

- Instruktur OH

Sewa Ruangan RH

Sewa Komputer + Printer BH

Sewa Infocus BH

Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan Ls

Transportasi dan Penyelenggaraan Ank

Biaya Pelatihan Pelatihan Pembinaan P3A

No Volume Satuan Keterangan

Total