Tata Cara AKNOP Irigasi
-
Upload
andri-kwin -
Category
Documents
-
view
767 -
download
215
description
Transcript of Tata Cara AKNOP Irigasi
IV - 1
BAB IV
HASIL STUDI DAN KAJIAN
TERDAHULU
Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait penyusunan AKNOP irigasi
permukaan, irigasi Rawa dan irigasi tambak yaitu studi tahun 2013 Tata Cara
Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak, dan Tahun 2014 Konsep
SE Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi. Hasil studi dan kajian terdahulu
diuraikan pada bab ini, selanjutnya studi kali ini adalah dalam rangka
menyiapkan rancangan pedoman Tata Cata Penyusunan AKNOP Irigasi
Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak, sehingga diperlukan review hasil
studi agar hasil studi ini dapat menjadi rancangan pedoman yang siap
diaplikasikan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya Tata Cara
Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak.
4.1 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Permukaan
Kajian AKNOP Irigasi Permukaan sudah dilakukan dua kali yaitu studi tahun
2013 dan dilanjutkan studi tahun 2014, sehingga hasil kajian yang digunakan
adalah hasil studi terakhir yaitu SE Tata Cara Penyusunan AKNOP.
4.1.1 Konsep Dasar
Berdasarkan teoritis operasi dan pemeliharaan irigasi, maka AKNOP (Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) didefinisi sebagai berikut :
AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan
perencanaan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder
didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap
bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 2
jaringan irigasi berdasarkan penelusuran jaringan dengan memperhatikan
kontribusi perkumpulan petani pemakai air.
Rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam AKNOP berbasis kinerja
dan berbasis outcome dalam indikator kegiatan dan pelaksana kegiatan
dinyatakan dalam suatu matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan. Matriks
pendanaan operasi dan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan aktual
pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas
saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.
Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan dari tingkat UPT/Pengamat ke
bawah merupakan biaya langsung.
2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan tidak langsung.
Biaya ini merupakan pembiayaan dan UPT/Pengamat ke atas guna
mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Pemisahan biaya langsung
dan tidak langsung ini diwujudkan dalam suatu matriks pendanaan AKNOP.
A. Matriks Pendanaan AKNOP
Matriks Pendanaan AKNOP merupakan suatu matriks pendanaan yang
menggambarkan komponen pendanaan operasi dan pemeliharaan, indikator
kegiatan, tolak ukur, kelembagaan dan cara pelaksanaan pekerjaan.
AKNOP merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan
pemeliharaan guna mewujudkan pelayanan publik irigasi. Perencanaan
pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan selain merencanaan
pembiayaan aktivitas kegiatan juga hams didukung oleh aktivitas kantor atau
administrasi. Oleh karena itu, perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi
dan pemeliharaan terbagi manjadi aktivitas sebagai berikut :
1. Manajemen Administrasi
Manajeman administrasi merupakan aktivitas pengelolaan yang harus
dilaksanakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan. Aktivitas pengelolaan
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 3
a. Gaji/Upah/Honorer Profesi
b. Operasional Kantor
� Bahan Alat Tulis Kantor
Bahan alat tulis kantor merupakan peralatan atau bahan alat tulis
yang dipergunakan sekali habis peralatan kantor tersebut setelah
digunakan, maka akan langsung habis atau tidak dapat digunakan
lagi.
� Prasarana Kantor
Perabot kantor dan interor kantor
� Operasional Kantor
Operasional Kantor meliputi (i) biaya listrik, air minum, telepon,
pengiriman surat dan lain-lain; (ii) biaya fotocopy laporan dan lain-
lain; dan biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat
komputer dan lain-lain).
c. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
� Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan
� Perangkat Komputer dan Software
� Komunikasi (komunikasi HT/jaringan internet)
� Perlengkapan Survai dan Operasi
d. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan
� Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi
� Penelitian - Satuan Kebutuhan Air - Awal Tanam
� Buku Puma Laksana dan Buku Pedoman
e. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
� Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A
� Pendampingan P3A/GP3A/IP3A
� Fasilitasi Rapat
� Fasilitasi Dokumen
� Studi Lapang
� Pelatihan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 4
2. Perencanaan AKNOP Operasi Jaringan Irigasi
Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi
jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan
operasi :
a. Perencanaan Operasi
� Hak Guna Air
� Penyediaan Air Tahunan
� Perencanaan Tata Tanam Tahunan
• Usulan Rencana Tata Tanam
• Rekapitulasi Tata Tanam
• Pembahasan RTT
• Penetapan RTT
• Sosialisasi RTT
� Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
b. Pelaksanaan Operasi
� Laporan Keadaan Air dan Tanaman
� Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
� Pencatatan Debit Saluran
� Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
� Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder clan. Primer
� Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan
Pencatat Debit Sungai
� Penetapan Sistem Pembagian Air
� Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
� Pengoperasian Bangunan Utama
� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi
� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota
� Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi
c. Monotoring dan Evaluasi
� Monitoring Pelaksanaan Operasi
� Kalibrasi Bangunan Ukur
� Evaluasi Kineta DI
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 5
3. Perencanaan AKNOP Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi
jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan
operasi
a. Inspeksi dan Penelusuran
� Inspeksi
� Penelusuran
b. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan
� Pengamanan Jaringan Irigasi
� Pemeliharaan Rutin (Perbaikan Ringan)
• Pemberian minyak pelumas pada bagian pintu.
• Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar
• Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan
kotoran.
• Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
• Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
• Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran
yang retak atau beberapa batu muka yang lepas.
� Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perawatan
• Pengecatan pintu
• Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
� Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perbaikan
• Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan
Pengatur
• Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
• Perbaikan Saluran
• Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
• Perbaikan Jalan Inspeksi
• Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas,
rumah PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan
� Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 6
• Penggantian pintu
• Penggantian alat ukur
• Penggantian peil schall
� Penanggulangan/Perbaikan Darurat
� Evaluasi Kinerja Pemeliharaan
B. Prosedur dan tahapan Penyusunan AKNOP
Pada dasarnya AKNOP merupakan prakiraan kebutuhan biaya operasi dan
pemeliharaan setiap tahun berdasarkan penelusuran. Di sisi lain, AKNOP harus
terpisah dari kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan
darurat tetap. Kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan
darurat tetap direncanakan dalam Pengelolaan Aset Irigasi dalam PPSIP 5
Tahunan.
Oleh karena itu, prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Inspeksi dan Penelusuran
Inspeksi dan penelusuran merupakan kegiatan mengidentifikasi kondisi
dan keberfungsian sistem irigasi. Masing-masing kegiatan adalah sebagai
berikut :
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem
irigasi. Kegiatan ini dilakukan dalam :
� inspeksi rutin (inspeksi yang yang dilakukan secara rutin oleh juru
setiap periode minimal setiap aset satu kali)
� inspeksi berkala (inspeksi berkala yang dilakukan berkala oleh
UPT dan Juru minimal dua kali setahun).
Hasil inspeksi dicatat dalam Blangko-01, Blangko-02 dan Blangko¬03
(kondisi darurat), serta diinterpretasikan atau mengupdate rencana
operasi dan rencana pemeliharaan.
b. Penelusuran
Penelusuran merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi
sistem irigasi, tetapi dilaksanakan dengan melibatkan
P3A/GP3A/IP3A dan "stake holder" yang terlibat.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 7
Penelusuran hendaknya dilaksanakan dua kali, yaitu saat kondisi air
berlimpah dan kondisi kekurangan air. Jika dalam peneluruan
diperlukan pengeringan, maka saat pengeringan sudah dikordinasi
dengan semua pihak, termasuk petani.
Hasil penelusuran hendak telah memisahkan penyelesaian
permasalah menjadi menjadi dua tindak lanjut, yaitu :
� Program kerja
� Usulan perbaikan.
2. Perencanaan Program Pemeliharaan
Inspeksi dan penelusuran merupakan masukan bagi perencanaan program
pemeliharaan. Perencanaan Program Pemeliharaan menetapkan
penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam tiga
program pemeliharaan, yaitu :
a. Program rutin
b. Program berkala
c. Program rehabilitasi
d. Perbaikan darurat tetap.
Penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam
program rutin dan berkala, serta kebutuhan dihitung dalam AKNOP.
Sedangkan penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan
irigasi dalam rehabilitasi dan perbaikan tetap direncanakan dalam PAI
(Pengelolaan Aset Irigasi).
3. Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
Penyelesaian oleh dinas pengelolaan irigasi dilakukan dengan berbagai
cara pemeliharaan dalam suatu Program Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi periode 5 Tahunan dalam mendukung keberlanjutan sistem
irigasi.
4. Implementasi Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 8
Penerapan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
periode 5 Tahunan diwujudkan dalam :
a. Program Operasi dan Pemeliharaan sebagai implementasi Rencana
AKNOP
b. Biaya Peningkatan dan Rehabilitasi sebagai implementasi Program
Pengelolaan Aset Irigasi.
5. Kinerja Jaringan Irigasi
Kinerja jaringan irigasi akan ditentukan oleh :
a. Realisasi AKNOP
Realiasasi AKNOP diimplementasikan dalam mewujudkan
� Rencana Operasi
� Rencana Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan dalam (i) pengamanan, (ii)
pemeliharaan rutin; (iii) pemeliharaan berkala bersifat perawatan.
� Penanggulangan darurat bersifat sementara
b. Realisasi Rencana Rehabilitasi, Peningkatan dan Penanggulangan
Tetap
Evaluasi capaian kinerja jaringan irigasi merupakan feed back bagi
kondisi dan fungsi sistem irigasi di tahun yang ada.
Perencanaan AKNOP terdiri dan tiga kegiatan, yaitu :
1. Identifikasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi
Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi diidentifikasi dengan inspeksi
dan penelusuran.
2. Rencana OP
Rencana OP yang dilaksanakan di setiap daerah irigasi harus mengacu
pada Permen PU Nomor 32 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. (sekarang Permen PUPR No.
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pengganti Permen PU No. 32 Th.2007)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 9
3. Perhitungan AKNOP
Perhitungan AKNOP didasarkan atas kondisi dan keberfungsian sistem
irigasi hasil penelusuran dan rencana OP yang akan dilaksanakan.
Hasil perhitungan AKNOP dipergunakan sebagai dasar usulan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga
perhitungan AKNOP harus dilaksanakan sebelum perencanaan
anggaran.
4.1.2 Inventarisasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi Permukaan
Perencanaan pembiayaan wilayah yang efektif dan efisien harus berbasis kinerja dan
berbasis outcome. Sedangkan sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Di sisi
lain, perkembangan teknologi informasi dan (Global Positioning System) merupakan
prasarana manajamen yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat
dan akurat.
Oleh karena itu, inventarisasi kondisi dan keberfungsian sistem diterapkan dengan
memperhatikan komponen sistem irigasi serta menerapkan sistem teknologi informasi
berbasis GPS. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi dan penyusunan AKNOP
dilaksanakan dengan mengisi dan mengolah blangko AKNOP dengan didukung oleh
Sistem Informasi Geografis (GIS) Inventarisasi Jaringan Irigasi.
Blangko AKNOP dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu blangko identifikasi (Blangko
AKNOP-01) dan perhitungan AKNOP (Blangko AKNOP-02). Adapun masing-masing
Blangko masing dirinci sebagai berikut :
Blangko Inventarisasi AKNOP
Blangko Inventarisasi AKNOP terdiri dari :
1. Blangko - AKNOP 01-A
: Blangko yang dipergunakan untuk data petak tersier.
2. Blangko - AKNOP 01-C
: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-
tifikasi kondisi dan fungsi bangunan irigasi, baik pembawa atau pembuang.
3. Blangko - AKNOP 01-D
: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-
tifikasi kondisi dan fungsi saluran irigasi, balk pembawa atau pembuang.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 10
4. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan UFT/Pengamat.
5. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan dinas pengelola (dinas kabupaten/provinsi/BBWS/ BWS)
6. Blangko - AKNOP 01-F
: Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan petani (P3A/GP3A/IP3A).
Blangko Perhitungan AKNOP
1. Blangko - AKNOP 02-A
2. Blangko - AKNOP 02-B
3. Blangko - AKNOP 02-C
:
:
:
Blangko yang dipergunakan untuk perhitungan
biaya koordinasi dan peningkatan kelembagaan
mengidentifikasi kondisi dan fungsi bangunan
irigasi, baik pembawa atau pembuang.
AKNOP 02-A1 : UPT
AKNOP 02-A2 : Dinas Pengelola/BBWS
Blangko yang dipergunakan untuk biaya operasi
jaringan irigasi.
Blangko yang dipergunakan untuk biaya pemeliharaan.
Blangko ini pada dasarnya bukan suatu pekerjaan yang tersendiri, tetapi
dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan.
Prosedur yang dilakukan dalam mengidentifkasi sebagai berikut :
1. Inventarisasi Jaringan Irigasi
2. Inspeksi dan Penelusuran
3. Interpretasi Kerusakan dan Keberfungsian
4.1.3 Tata Cara Kegiatan dan AKNOP Aspek Manajemen Admnistrasi
Biaya manajemen administrasi dihitung dalam satu tahun dalam satu daerah
irigasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 11
A. Gaji/Upah/Jasa Profesi
Dalam operasi dan pemeliharaan, pelaksana kegiatan dilaksanakan oleh
pegawai negeri sipil, pekerja dan tenaga profesional. Pelaksana kegiatan operasi
dan pemeliharaan ini mendapatkan imbalan kerja atas jasa/kerja yang dilakukan.
Imbalan kerja dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Gaji : Hak pegawai negeri sipil yang diberikan sesuai beban
pekerjaan dan tanggungjawabnya (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 7)
Misal : Gaji Kepala/Staf UPT/Pengamat, Gaji Juru/
Mantri Pengairan dan lain-lain.
2) Upah : Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dan pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekeda/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan
(Undang-Undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003, Bab
1, Pasal 1)
Misal : Upah pekerja konstruksi (pekerja, mandor, juru
ukur dan lain-lain)
3) Jasa Profesi : Jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada
Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan di luar
Direktorat atau Eselon I pegawai yang bersangkutan
untuk kepentingan dinas. Bisa juga dibayarkan pada PNS
Direktorat yang bersangkutan selama kegiatan yang
dilakukan tersebut juga melibatkan PNS Direktorat
lainnya.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 12
Misal : Narasumber OP/Pemetaan dan lain-lain
Tenaga pelaksana ini pada umumnya mempunyai wilayah kerja.
Oleh karena itu biaya operasi dan pemeliharaan untuk tenaga pelaksana :
1 = Pembina Tk. I
2 = Pembina
3 = Penata Tk. I
4 = Penata
5 = Penata Muda Tk. I
6 = Pnata Muda
7 = Pengatur Tk. I
8 = Pengatur
9 = Pengatur Muda Tk. I
10 = Pengatur Muda
11 = Juru Tk. I
12 = Juru
13 = Juru Muda Tk.1
14 = Juru Muda
15 = Harian/TPOP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 13
n j
m
= Jumlah pelaksana pengelola irigasi = 1, 2, 3, ... , = nomor indeks daerah irigasi
B. Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor
Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor dalam
mendukung pelaksanaan operasional kantor dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor Bahan alat tulis kantor merupakan
peralatan atau bahan alat tulis yang dipergunakan sekali habis atau tidak
dapat digunakan lagi. Sedangkan peralatan kantor merupakan peralatan
yang dibutuhkan dalam mendukung aktivitas kantor (misal komputer,
printer dan lain-lain).
Bahan alat tulis kantor dan peralatan kantor disesuaikan dengan
kebutuhan administrasi kepegawaian, umum dan keuangan. Sedangkan
bahan untuk aktivitas operasi dan pemeliharaan direncanakan pada
setiap kegiatan/aktivitas.
Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor dihitung lumpsum setiap bulan
berdasarkan kebutuhan rata-rata bahan alat tulis dan peralatan kantor,
sehingga biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor setiap tahun :
BMOP2.1 = BODI x 12 x BBPATK
dimana
:
BM 2,1
BBPATK
BODI
ADI AKNOP
ADI i
i
m
=
=
=
=
=
=
=
Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor
(Rp/tahun)
Biaya lumpsum bahan alat tulis dan
peralatan kantor (Rp/bulan)
Bobot DI AKNOP
ADI AKNOP
∑ A���� DI
Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP
(Ha)
Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)
1, 2, 3, ... ,m
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 14
nomor indeks daerah irigasi jumlah
daerah irigasi
2) Prasarana Kantor
Perabot kantor merupakan furniture yang diperlukan dalam aktivitas
kantor. Furniture ini meliputi meja, kursi, lemari penyimpanan, dan
berbagai perabotan lainnya.
Furniture tidak hanya dipergunakan untuk karyawan bekerja, tetapi juga
untuk pelayanan masyarakat.
3) Papan Peraga OP
Secara umum papan peraga OP merupakan papan yang berisi informasi
OP, sehingga OP dapat dipahami lebih baik. Secara khusus, fungsi papan
peraga adalah :
a. Sebagai sarana komunikasi antara petani dengan pelaksana
pengelola irigasi.
b. Menjelaskan dan mengontrol mekanisme operasi jaringan irigasi.
c. Pemantauan kondisi dan keberfungsian jaringan irigasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 15
Oleh karena itu, papan peraga OP yang diperlukan dalam operasi dan
pemeliharaan.
a. Peta Wilayah Kerja
Peta wilayah kerja hendaknya dapat menampilkan
(i) potensi sumberdaya alam (jenis tanah, hidrogeologi, dan lain-
lain),
(ii) zona iklim (awal musim hujan dan kemarau);
(iii) produktivitas pertanian; dan
(iv) daerah genangan banjir/kekeringan.
b. Skema Irigasi
Skema irigasi yang perlu ditampilkan
(i) skema jaringan irigasi;
(ii) skema bangunan irigasi;
(iii) skema pembagian dan pemberian air.
Biaya papan peraga OP sebagai berikut :
dimana
:
BM 2,3
i
BODI
=
=
=
=
Biaya papan peraga (Rp/tahun)
1, 2, 3, ... ,n
nomor indeks peraga
1 = Peta Wilayah Kerja
2 = Peta Tematik Jenis Tanah
3 = Peta Tematik Hidrogeologi
4 = Peta Tematik Zona Iklim
5 = Skema Jaringan Irigasi
6 = Skema Bangunan Irigasi
7 = Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi
Bobot DI AKNOP
ADI AKNOP ∑ A���� DI
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 16
ADI AKNOP
ADI i
n
HBMperaga i
VBMperaga i
i
n
j
m
=
=
=
=
=
=
=
=
Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)
Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha)
Jumlah jenis peraga yang dibutuhkan
Harga peraga OP (Rp/unit)
Jumlah kebutuhan peraga ke - i (unit)
1, 2, 3, ... ,n
nomor indeks perabot
1 = Kursi
2 = Meja
3 = Almari, dan seterusnya
jumlah jenis perabot
1, 2, 3, ... ,n
nomor indeks daerah irigasi
jumlah daerah irigasi wilayah kerja
4) Operasional Kantor
Operasional Kantor meliputi :
(i) biaya listrik, air minum, telepon, pengiriman surat dan lain-lain;
(ii) biaya fotocopy laporan dan lain-lain;
(iii) biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan
lain-lain).
Biaya operasional kantor dihitung lumpsum setiap bulan berdasarkan
kebutuhan rata-rata operasional per bulan, sehingga biaya operasional
kantor setiap tahun :
dimana
:
BM2,4
i
=
=
=
Biaya operasional kantor (Rp/tahun)
Nomor indeks komponen operasional
1, 2, 3
1. biaya listrik, air minum, telepon, pengirim-
an surat dan lain-lain
2. biaya fotocopy laporan dan lain-lain
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 17
BODI
ADI AKNOP
ADI i
BLOOK i
j
m
=
=
=
=
=
=
3. biaya pemeliharaan peralatan kantor
(servis perangkat komputer dan lain-lain)
Bobot DI AKNOP
ADI AKNOP ∑ A���� DI
Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)
Luas Wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)
Biaya lumpsum operasional komponen
Operasional kantor ke-j (Rp/bulan)
1, 2, 3, ... ,m
nomor indeks daerah irigasi
jumlah daerah irigasi wilayah kerja
Total biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan operasional kantor
dalam
dimana : BMOP2
BMOP2,i
i
=
=
=
Total biaya bahan Alat Tulis, peralatan, prasarana
dan operasional Kantor (Rp/tahun)
biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan
operasional kantor untuk komponen ke- i
(Rp/tahun)
1, 2, 3, 4…nomer indeks biaya komponen
1 : Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor
2 : Prasarana Kantor
3 : Papan Peraga OP
4 : Operasional Kantor
C. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
Sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan merupakan sarana yang diperlukan
dalam pelaksanaan operasi :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 18
1) Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan
Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan
dimana
:
BMOP3,1
HBMkendaraan,j
VBMkendaraan,j
VBOLBBM,j
HBOLSK,j
HBOLSGO,j
j
=
=
=
=
=
=
=
Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan
(Rp/tahun)
Harga jenis kendaraan ke-j
Jumlah tambahan kebutuhan jenis
kendaraan ke-j
Harga BBM jenis kendaraan ke-j
(Rp/bulan)
Harga biaya surat kendaraan bermotor
untuk kendaraan ke-j
Harga biaya servis dan ganti olie untuk ken-
daraan ke - i (Rp/ 3 bulan)
1, 2..nomor indeks jenis kendaraan
1 : Kendaraan Roda Empat
2 : Kendaraan Roda Dua
Kendaraan disesuaikan dengan jumlah Kepala UPTD/Pengamat untuk
mobil pickup, sepeda motor untuk juru pengairan dan sepeda untuk
POB/PPA.
2) Perangkat Komputer dan Software OP
Perangkat Komputer dan Software OP dipergunakan untuk (i) mengolah
data OP; (ii) pengolahan aset irigasi; (iii) memperbaiki peta; (iv)
mengakses internet.
Oleh karena, kecepatan komputer dan software komputer hendaknya
mempunyai kemampuan tersebut.
Blangko OP dan laporannya selain tercetak dalam ukuran A4, juga
diperlukan pencetakan A3, sehingga diperlukan printer ukuran A4 dan A3.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 19
Biaya perangkat komputer dan software OP, serta operasionalnya
dihitung berdasarkan :
dimana
:
BM3,2
HBMkomp,i
VBMkomp,i
i
HBMprinter,i
VBMprinter,i
j
BBOL1
BBOLinternet
HBHNj
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya komputer/printer/software operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi (Rp / tahun)
Harga pembelian jenis komputer ke - i
Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis
komputer ke - i
1, 2, dan 3…spesifikasi computer
1. Komputer Serve
2. Komputer Stand Alone Pengolahan Data
(CPU + Monitor 17" Wide + Software
Microsoft Office)
3. Komputer Stand Alone Technical Drawing
dan Mapping (CPU + Monitor 22" Wide +
Software Microsoft Office + Autocad +
Map Infow)
Harga pembelian jenis printer ke - j
Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis
komputer ke - i
1 dan 2, nomor indeks jenis printer
1 : Printer Berukuran A4
2 : Printer Berukuran A3
Biaya operasional komputer (Rp/bulan)
Biaya akses internet (Rp/Bulan)
Biaya lumpsum bahan habis pakai printer
jenis ke-j (Rp/bulan)
3) Komunikasi
Komunikasi diperlukan dalam koordinasi pada saat operasi normal, banjir,
kekeringan dan konstruksi. Komunikasi mempergunakan HT dengan
kemampuan 5 km.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 20
dimana
:
BM3,2
HMOkomunikasi,j
JALkomunikasi, j
j
BOPkomunikasi, j
=
=
=
=
=
=
Biaya komunikasi operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi (Rp/tahun)
Harga alat komunikasi jenis ke-j
jumlah alat komunikasi jenis ke-j (unit) j
1 dan 2… jenis komunikasi
1 : Handy Talky
2 : Rig
Biaya lumpsum alat komunikasi jenis ke-j
(Rp/bulan)
4) Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja merupakan sarana yang diperlukan pelaksana dalam
menjalankan tugasnya. Kebutuhan perlengkapan kerja ini ditentukan oleh
jumlah pelaksana operasi dan pemeliharaan.
dimana: BMOP3,3
VUPTp2
P2
HBOLperlengkapan, k
k
=
=
=
=
=
=
Biaya perlengkapan kerja operasi dan
peme-liharaan (Rp/tahun)
Jumlah personil UPT/Pengamat dengan
jabatan ke - i (orang)
nomor indeks jabatan personil
UPT/Pengamat
1 = Kepala UPT
2 = Staf UPT Operasi
3 = Staf UPT Pemeliharaan
4 = Juru/Mantri Pengairan
5 = POB
6 = PPA
7 = POB
Harga perlengkapan kerja ke - k
1, 2, 3, 4 dan 5
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 21
nomor indeks perlengkapan. Kerja
1 = Pakaian Kerja
2 = Sepatu Kerja
3 = Topi lapangan
4 = Jas Hujan
5 = Sepatu Boot
5) Perlengkapan Survey dan Operasi
Perlengkapan survey dan operasi merupakan peralatan yang
dipergunakan untuk survey dan pelaksanaan operasi.
Perlengkapan survai yang dibutuhkan adalah GPS, kamera digital, safety
belt (pembersihan pintu gerak/bendung), kalkulator, senter, roll meter 5 m,
roll meter 50 m dan current meter (kalibrasi bangunan ukur). Masing-
masing juru mendapat satu alat setiap jenis perlengkapan, kecuali current
dimiliki oleh UPTD.
Biaya perlengkapan survey dan operasi adalah sebagai berikut :
Dimana : BMOP3,5
VBOL1+4
HBOLsurvey (k)
k
=
=
=
=
=
Biaya perlengkapan survai dan operasi
(Rp /tahun)
Jumlah unit kejuron (UPT ke - 4 juru
pengairan) + unit UPT
harga perlengkapan survai dan operasi ke -k
1,2,3, ... , 7
Nomor indeks perlengkapan survey dan operasi
1 = GPS
2 = Kamera Digital
3 = Safety Belt
4 = Kalkulator
5 = Senter
6 = Roll Meter 5 m
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 22
BODI
ADI AKNOP
ADI i
j
m
=
=
=
=
=
=
7 = Roll Meter 50 m
Bobot DI AKNOP
ADI AKNOP
∑ A���� DI
Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)
Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha)
1, 2, 3, ... ,m
nomor indeks daerah irigasi
jumlah daerah irigasi wilayah kerja
Total biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :
Dimana
:
BM3
BM3,i
i
=
=
=
=
Total biaya sarana pelaksana operasi dan
pemeliharaan (Rp/tahun)
biaya sarana pelaksana operasi dan
pemeliharaan untuk komponen ke - i
(Rp /tahun)
1, 2, 3, 4
nomor indeks sarana pelaksana operasi
dan pemeliharaan
1 = kendaraan operasi dan pemeliharaan
2 = perangkat komputer dan software OP
3 = komunikasi
4 = perlengkapan kerja
5 = perlengkapan survai dan operasi
D. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan
Kegiatan pendukung operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan melakukan
aktivitas sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 23
D.1 Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi
1) Koordinasi Pelaksanaan
Koordinasi pelaksanaan merupakan aktivitas menilai kondisi data
pendukung operasi dan pemeliharaan, serta merencanakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Indikator Pekerjaan : Terbentuknya Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi sebagai berikut :
dimana : BM4,1
VBOLp2
=
=
Biaya koordinasi pemetaan dan skema
jaringan irigasi (Rp/tahun)
Jumlah personil OP pada jabatan ke-i
p2
HBOLrapat
=
=
nomor indeks jabatan personil OP
1 = Kabid OP Dinas Pengelola
2 = Kasi OP Dinas Pengelola
3 = Staf OP Dinas Pengelola
4 = Kepala UPT
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
2) Inventori Spatial (GPS)
Inventori spatial dilakukan dengan mengamati potensi bangunan dan
trase saluran.
Indikator Pekerjaan : Diperolehnya data
a. Data Koordinat GPS Bangunan
b. Trase GPS Saluran
Ke-dua data ini terekam dalam GPS dan dapat dibaca/transfer ke
komputer dengan software transfer (misal Map Source)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 24
Biaya inventori spatial (GPS) sebagai berikut :
dimana : BM 4,2
VSPJp2
p 2
HSPJlocal
VSPJkendaraan
HSPJBBM
LHRIS
Catatan
=
=
=
=
=
=
=
=
:
Biaya inventori spatial dalam pemetaan dan
skema jaringan irigasi (Rp/tahun)
Jumlah personil OP pada jabatan ke-i
nomor indeks jabatan personil OP
4 = Kepala UPT
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan
Biaya perjalanan dinas lokal (orang)
Jumlah kendaraan yang dipergunakan
(buah)
Biaya bahan bakar motor (Rp/Hari)
Lama inventori spatial (hari)
LSAL
4000
LSAL = Total panjang saluran (m)
lama inventori diasumsikan setiap 4.000 m
(4 km) membutuhkan 1 (satu) hari kerja
3) Pembuatan/Update Peta dan Skema Digital
Pembuatan/update peta dan skema digital dilakukan secara swakelola
dengan nara sumber dan instansi lain (jika diperlukan).
Indikator Pekerjaan : Terbentuknya/update pada
a. Peta Wilayah Kerja
b. Skema Irigasi
• Skema Jaringan Irigasi
• Skema Bangunan Irigasi
• Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 25
Biaya pembuatan/update peta dan skema digital adalah sebagai berikut :
dimana : BMOP 4,3
LJM
GU3
HSPJlocal
BBHNATK
BPOLpetadasar, (i)
i
JIPIJ
j
k
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pembuatan/upgrade peta dan skema
digital (Rp/Tahun)
Lama pertemuan dengan narasumber (jam)
ADI x 2 jam
1000
ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)
Honor jasa profesi (jam pertemuan)
Biaya perjalanan dinas lokal untuk mengkalibrasi
koordinat peta (hari), asumsi 2 (dua) hari kerja
biaya lumpsum alat tulis kantor dalam
pembuatan/upgrade peta dan skema digital (Rp)
Pembelian peta dasar ke – 1
1,2,3, dan 4,.. nomor indeks peta dasar
1 = Peta Rupa Bumi Indonesia (No Lembar)
2 = Peta Hidrogeologi (No Lembar)
3 = Peta Jenis Tanah (No Lembar)
Jumlah instansi pengelola irigasi ke – j
1, 2, 3, 4 dan 5
nomor indeks instansi pengelola irigasi
1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron
1 dan 2
nomor indeks jenis penggandaan
1 = Digital printing (peraga)
2 = Fotocopy A3/A4
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 26
D.2. Penelitian Satuan Kebutuhan Air dan Awal Tanam
Penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dipergunakan mengkaji
satuan kebutuhan air irigasi untuk menentukan Faktor K dalam pembagian dan
pemberian air irigasi.
Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengolahan data berupa :
a. Nilai Satuan Kebutuhan (1/detik/Ha) pada berbagai pertumbuhan
tanaman
• Padi : - Pengolahan Tanah
− Persemaian
− Pertumbuhan
• Polowijo : - Perlu banyak air
− Perlu sedikit air
• Tebu, dan komoditi unggulan wilayah
b. Periode/Waktu awal tanam golongan (jika diperlukan)
Perhitungan satuan kebutuhan air dan awal tanam berdasarkan
Kriteria Perencanaan Irigasi (PU, 1986. KP-01 Jaringan Irigasi).
Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dihitung
berdasarkan persamaan :
dimana : BMOP 4,4
LJM
GU3
=
=
=
=
Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan
awal tanam (Rp/Tahun)
Lama pertemuan dengan nara sumber (jam)
ADI x 2 jam
1000
ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)
honor jasa profesi (jam pertemuan)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 27
HSPJlocal
BBHNATK
JPOj
JIPIj
BPOLpenggandaan(2)
j
k
=
=
=
=
=
=
=
=
=
biaya perjalanan dinas lokal untuk
pengumpulan data klimatologi dan data
hujan (hari)
(di asumsikan 2 hari kerja)
biaya lump sum alat tulis kantor dalam pene-
litian satuan kebutuhan air dan awal tanam
(Rp)
Jumlah wakil dari instansi pengelola irigasi
ke - j (orang)
Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)
Biaya penggandaan laporan dengan jenis
penggandaan jenis fotocopy A3/A4
1, 2, 3, 4 dan 5
nomor indeks instansi pengelola irigasi
1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron
1 dan 2
nomor indeks jenis penggandaan
1 = Digital printing (peraga)
2 = Fotocopy A3/A4
D.3. Buku Purna Laksana dan Buku Pedoman
Buku purna laksana merupakan buku yang berisikan gambar teknik
bangunan/saluran, sedangkan buku pedoman merupakan buku yang dipakai
sebagai pedoman dalam melakukan operasi dan pemeliharan. Buku puma
laksana dipergunakan sebagai pedoman dalam perbaikan kerusakan
ban.gunan/saluran, agar perbaikan sesuai dengan disain awal.
Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengumulan :
a. Buku Puma Laksana
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 28
b. Buku Pedoman
Biaya pengumpulan puma laksana dan buku pedoman sebagai berikut :
dimana : BMOP 4,5
HSPJ
BBHNATK
JIPIj
BPOLpenggandaan(2)
j
k
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pengumpulan buku puma laksana
dan buku pedoman (Rp/Tahun)Lama
pertemuan
biaya perjalanan dinas untuk
pengumpulan buku puma laksana dan
buku pedoman (hari)
(di asumsikan 2 hari kerja)
biaya lump sum alat tulis kantor dalam
penelitian satuan kebutuhan
Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j
(unit)
Biaya penggandaan laporan dengan
jenis penggandaan jenis fotocopy A3/A4
1, 2, 3, 4 dan 5
nomor indeks instansi pengelola irigasi
1 = Satker BBWS
2 = Dinas pengelola irigasi provinsi
3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten
4 = UPT/Pengamat
5 = Kejuron
1 dan 2
nomor indeks buku/laporan
1 = Buku Puma Laksana
2 = Buku Pedoman OP Kejuron
3 = Buku Pedoman OP UPT/Pengamat
4 = Buku Pedoman OP Provinsi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 29
D.4 Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Masyarakat petani dapat berperan serta dalam operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya yang disalurkan melalui P3A/GP3A/IP3A.
Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat diwujudkan dalam
1) Operasi : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat
berpartisipasi dalam operasi jaringan irigasi pada
(Permen Nomor 30 Tabun 2007 Pasal 22 Ayat (2)) :
a . pengajuan usulan rencana tata tanam;
b. pengajuan kebutuhan air;
c . pemberian masukan mengenai pengubahan rencana tata
tanam, pengubahan pola tanam, pengubahan jadwal tanam,
dan pengubahan jadwal
d. pemberian/pembagian air dalam hal terjadi perubah-an
ketersediaan air pada sumber air.
2) Pemeliharaan : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat
berpartisi pasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi pada :
a. Pengamanan jaringan irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007
Pasal 25 Ayat (1) dan (2))
b. Penelusuran Jaringan. Irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007
Pasal 23 Ayat (2))
• penyampaian usulan prioritas pekerjaan atau /dan
• cara pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyusunan kebutuhan biaya
Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat memberi-
kan usulan kontribusi berupa material atau dana untuk
membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan cara swakelola (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal
23 Ayat (3)).
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 30
d. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer
dan sekunder (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 15 Ayat
(2) dan (3))
Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat perpartisipasi
dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi
primer dan sekunder berdasarkan nota kesepahaman yang
ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan wakil
masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A.
Nota kesepahaman berisikan (i) rincian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan; dan (ii)
bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A
dalam pekerjaan pemba-ngunan dan/atau peningkatan
jaringan irigasi primer dan sekunder yang akan dilaksanakan.
e. Masyarakat petani baik secara perseorangan maupun
berkelompok dapat melakukan pekerjaan perbaikan darurat
dan melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada
penanggung jawab kegiatan pemeliharaan. Jika terjadi
kerusakan jaringan irigasi akibat bencana atau kejadian lain
yang tidak dapat ditangani sendiri, masyarakat petani/ P3A/
GP3A/ IP3A segera menyampaikan laporan kerusakan
dimaksud kepada penanggung jawab kegiatan melalui
pengamat untuk perbaikan lebih lanjut (Permen Nomor 30
Tahun 2007 Pasal 25 Ayat (3) dan (4)).
Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat dicapai jika P3A/GP3A/IP3A
mempunyai kemampuan dalam aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2007
Tentang Pedoman Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif,
Pemberdayaan P3A merupakan upaya pembentukan, penguatan, dan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 31
peningkatan kemampuan P3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis, dan
pembiayaan dalam persiapan operasi dan pemeliharaan.
Pemberdayaan dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus
melalui metode lapangan dan klasikal, antara lain : (i) sosialisasi; (ii) motivasi;
(iii) kunjungan lapangan; (iv) pertemuan berkala; (v) fasilitasi; (vi) studi banding;
(vi) bimbingan teknis; (vii) pendidikan dan pelatihan; dan (viii) pendampingan.
Metode pemberdayaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
setempat dari basil profil sosioekonomi, teknik, kelembagaan, serta hasil
pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala (Permen Nomor
30 Tahun 2007 Pasal 21 Ayat (1) dan (2)).
Pemberdayaan P3A/ GP3A/IP3A dilaksanakan dengan kegiatan -
kegiatan sebagai berikut :
1) Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A
Rapat koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A
dilakukan pada awal tahun. Rapat ini dihadiri oleh instansi pengelola irigasi,
wakil P3A/GP3A/IP3A dan komisi irigasi.
Indikator Pekerjaan : Terbentuknya rencana kerja pemberdayaan
P3A/ GP3A/ IP3A
Biaya koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A sebagai
berikut :
dimana : BMOP 4,6
JIPIj
JOPi
i
=
=
=
=
Biaya koordinasi pemetaan dan skema
jaringan irigasi (Rp/tahun)
Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)
Jumlah personil wakil kelembagaan pengelola
irigasi ke-i
nomor indeks kelembagaan pengelola irigasi
1 = Komisi Irigasi
2 = Kelompok Pemandu Lapang (KPL)
3 = UPT/Pengamat
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 32
HOPrapat
=
4 = P3A
5 = GP3A
6 = IP3A
Biaya konsumsi rapat (orang)
2) Sosialisasi, Motivasi, Kunjungan Lapang dan Pertemuan Berkala
Sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pemandu lapang atau komisi irigasi
untuk pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.
Indikator Pekerjaan : Peningkatan wacana, kemauan dan kemampuan
P3A/ GP3A/ IP3A.
Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,
kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A
pasif.
b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,
kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/
IP3A aktif.
Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala
P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :
dimana : BMOP 4,7
JP3A i j
=
=
Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang
dan pertemuan berkala P3A/ GP3A/IP3A (Rp /
tahun)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 33
j
i
n
=
=
=
=
jumlah P3A/GP3A/IP3A pada tingkat P3A ke –
j dalam wilayah kejuron ke-i
1, 2, 3
nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
1, 2, 3, ..., n
nomor indeks kejuron
jumlah kejuron
3) Fasilitasi P3A/ GP3A/ IP3A
Secara umum pengertian fasilitasi dapat diartikan sebagai suatu
proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Dalam pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan fasilitasi adalah
sebagai berikut :
a. Fasilitasi Rapat
Rapat dalam operasi yang perlu dilakukan oleh P3A/GP3A/IP3A
adalah :
• Rapat Usulan Dan Sosialisasi Rencana Tata Tanam
• Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
• Rapat Pembuatan Rencana Ketja P3A/GP3A/IP3A
b. Fasilitasi Dokumen
Fasilitasi dokumen yang perlu dilaksanakan adalah :
• Buku Anggota
• Buku Kas
• Buku Notulen Rapat
• Buku Agenda Surat
• Buku Tamu
• Buku Program Kerja
• Buku Keuangan
• Buku Keuangan IPAIR
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 34
• PSETK
• Program Kerja
Indikator Pekerjaan : Peningkatan aktivitas dan administrasi
P3A/ GP3A/ IP3A.
Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,
Kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A
pasif.
b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,
kunjungan lapang dan pertemuan berkala
secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/
IP3A aktif.
Biaya Fasilitasi P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :
dimana : BMOP 4,8
JP3Anon-rapat, i
JP3Anon-dokumen, i
JOP3Anon-rapat (i,k)
HPOPLj
i
=
=
=
=
=
=
Biaya fasilitasi P3A/GP3A/IP3A
(Rp/tahun)jumlah P3A/GP3A/IP3A pada
tingkat P3A ke – j dalam wilayah kejuron ke-i
Jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak
melaksanakan rapat ke - i
jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak
melaksanakan dokumen ke - j
Jumlah pengurus P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak
melaksanakan rapat ke - i (orang)
biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
1, 2, 3, ..., ni
nomor indeks rapat P3A/GP3A/IP3A
1 = Rapat Usulan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 35
ni
nj
=
=
=
=
=
=
2 = Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
3 = Rapat Pembuatan Rencana Kerja
P3A/GP3A/IP3A
jumlah jenis rapat P3A/GP3A/IP3A
3
1, 2, 3, ..., nj
nomor indeks dokumen P3A/GP3A/IP3A
1 = Buku Anggota
2 = Buku Kas
3 = Buku Notulen Rapat
4 = Buku Agenda Surat
5 = Buku Tamu
6 = Buku Program Kerja
7 = Buku Keuangan
8 = Buku Keuangan IPAIR
9 = PSETK
10= Program Kerja
jumlah jenis dokumen P3A/GP3A/IP3A
10
4) Studi Lapang
Studi lapang adalah melakukan kunjungan ke lokasi P3A/GP3A/IP3A
yang mempunyai kemampuan kelembagaan, teknis dan keuangan
lebih baik daripada P3A/GP3A/IP3A dalam wilayah kabupaten.
Studi lapang ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan
pengetahuan pengurus P3A/GP3A/IP3A dengan menimba
pengetahuan dan bertukar pengalaman secara langsung dengan
P3A/GP3A/IP3A lainnya.
Setiap tahun, setiap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A hendaknya
diwakili oleh satu atau dua wakil.
Indikator Pekerjaan : Peningkatan kompetensi dan daya swing P3A/
GP3A/IP3A.
Kegiatan : Melakukan studi lapang
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 36
Biaya Study Lapang P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :
dimana :
BMOP 4,9
JOP3AStudyLapang, i
i
i
BOPLStudyLapang
=
=
=
=
=
=
Biaya study lapang P3A/ GP3A / IP3A
(Rp/tahun)
jumlah personil P3A/GP3A/IP3A ke – i yang
melaksanakan study lapang
1, 2, 3
nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
1, 2, 3, ..., n
nomor indeks kejuron
biaya study lapang (Rp/orang)
5) Pelatihan
Pelatihan P3A/GP3A/IP3A dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia pengurus
P3A/GP3A/IP3A, sehingga P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipatif dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
Pelatihan P3A/GP3A/IP3A hendaknya merupakan konsep pengembangan
sumberdaya manusia pengurus P3A/GP3A/IP3A yang terencana dengan
hambatan keterbatasan pendanaan dan masa periode kepengurusan
P3A/GP3A/IP3A pada umumnya 4 – 5 tahun. Oleh karena itu perlu
direncana-kan semua pengurus mendapat pelatihan dan jika terjadi
perubahan pengurus, pengurus baru mendapat pelatihan juga.
Pelatihan yang dibutuhkan oleh pengurus P3A/GP3A/IP3A dalam
peningkatan partisipatif adalah :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 37
a. Pelatihan OP Partisipatif
Pelatihan OP partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A memahami peran
serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Materi pelatihan meliputi (i) Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi
Partisipatif, (ii) Peran P3A/GP3A/IP3A Operasi Jaringan Irigasi; (iii) Peran
P3A/GP3A/IP3A Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
b. Konstruksi Partisipatif
Pelatihan Konstruksi Partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A
memahami tata cara konstruksi dalam pemeliharaan jaringan irigasi.
Materi pelatihan meliputi (i) Program pemeliharaan partisipatif (ii)
Kerusakan Bangunan/Saluran Irigasi; (iii) Rencana Konstruksi Perbaikan
Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi; (iv) Rencana Biaya Konstruksi
Bangunan/Saluran Irigasi; (v) Jadwal dan Evaluasi Pelaksanaan
Konstruksi; (vi) Laporan.
Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :
dimana :
BMOP 4,10
JOP3APelatihan (i)
i
BOPL Pelatihan (i)
=
=
=
=
=
Biaya pelatihan P3A/ GP3A/ IP3A (Rp/tahun)
Jumlah personil P3A/GP3A/IP3A yang
mengikuti pelatihan ke - i
1, 2, 3
Nomor indeks pelatihan
1 = OP Partisipatif
2 = Konstruksi Partisipatif
Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)
6) Pendampingan P3A/GP3A/IP3A
Pendampingan merupakan suatu aktivitas pendampingan sosial guna
mencapai tujuan tertentu. Pendampingan tidak hanya melakukan
penyampaian informasi dan teknologi kepada masyarakat semata, tetapi
pendampingan juga mendampingi aktivitas kegiatan. Pendampingan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 38
hendaknya bersifat fasilitator masyarakat (community facilitator/CF)
karena tugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak, katalisator,
motivator masyarakat, sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah
masyarakat sendiri.
Pendampingan P3A/GP3A/IP3A dalam operasi dan pemeliharaan
diutamakan dilakukan pada aktivitas kegiatan rencana tata tanam,
pembagian air irigasi, penelusuran dan pembuatan program kerja.
Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :
dimana :
BMOP 4,11
JP3A Pendampingan (i)
BOPL Pendampingan (i)
=
=
=
Biaya pendampingan P3A/ GP3A/ IP3A
(Rp/tahun)
Jumlah P3A/GP3A/IP3A yang dilakukan
pendampingan (unit)
Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)
4.1.4 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Operasi
A. Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi
Air dibutuhkan berbagai keperluan baik untuk irigasi, maupun non-irigasi.
Di sisi lain, ketersediaan air terbatas. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan
tindakan melestarikan dan menjaga lingkungan, agar ketersediaan air terjaga;
dan melakukan pengelolaan air yang baik; dan pemanfaatan air yang efektif dan
efisien.
Pengelolaan air yang baik dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien ini
perlu dilakukan rencana alokasi air. Rencana alokasi air ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Pasal 43 ayat 3 butir a dan Pasal 71 ayat 3. Pelaksanaan rencana
alokasi air sementara dilaksanakan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 39
Sumber Daya Air Nomor 04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.
Indikator Pekerjaan : Diperoleh Hak Guna Pakai Irigasi
Kegiatan : Berperan aktif dalam rencana alokasi air dengan kegiatan
a. Tahap Perencanaan
• Penyediaan data statis (skema jaringan irigasi dan peta
daerah irigasi untuk mendukung peta lokasi prasarana
sumber daya air pengatur air)
• Penyediaan data dinamis (Peta Lokasi Titik
Pengambilan, daerah Layanan, Kurva karateristik
waduk, dan data debit rata-rata harian minimum 10
tahun)
b. Pelaksanaan alokasi air
Mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dengan
melakukan kegiatan persiapan, operasional dan
pelaksanaan sesuai rencana alokasi air rinci yang telah
ditetapkan.
c. Pengawasan alokasi air
Periode pengawasan dilakukan minimal dua kali dalam satu
tahun yang dilaksanakan pada awal musim hujan dan awal
musim kemarau. Bentuk pengawasan dilakukan dengan
cara (i) kontrol pelaksanaan alokasi air di lapangan; (ii)
penilaian kinerja sarana dan prasarana sumber daya air;
penertiban penggunaan air.
d. Pemantauan dan Evaluasi
Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan
melaksanakan:
• Koreksi terhadap pelaksanaan alokasi air, dilakukan
apabila penyimpangannya masih dalam batas toleransi
yang telah disepakati, dengan melakukan upaya
pencegahan.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 40
• Koreksi terhadap rencana alokasi air rinci, dilakukan
apabila terjadi penyimpangan yang melebihi batas
toleransi yang telah disepakati, antara lain yang
disebabkan oleh perubahan kondisi cuaca, bencana
alam, serta perubahan kebijakan.
Penyusunan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air
dikoordinasi dalam lembaga koordinasi (Tim Koordinasi
Pengelola Sumberdaya Daya Air, TKPSDA).
Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi sebagai
berikut:
dimana : BO1
BSPJd
nspi
VSPJpersonil
p2
BBOLDataStatis
=
=
=
=
=
=
Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak
Guna Pakai Irigasi (Rp/tahun)
Biaya perjalanan dinas untuk perjalanan
dinas tipe-d (Rp/kali)
Status DI : Pernerintah
1 = Site - Ibukota
Status DI : Provinsi
2 = Site - Ibukota Provinsi
Status DI : Kabupaten/Kota
3 = Perjalanan lokal
Jumlah koordinasi dalam Rencana Alokasi
Jumlah personil wakil instansi (orang)
nomor indeks jabatan pegawai
1 = Kabid OP Dinas Pengelola
2 = Kasi OP Dinas Pengelola
3 = Staf OP Dinas Pengelola
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 41
BBOLDataDinamis
VBOLP3A
BBOLRapat
=
=
=
Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen
statis (Rp/Tahun)
Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen
statis (Rp/Tahun)
Jumlah personil wakil P3A/GP3A/IP3A
Biaya konsumsi rapat (orang)
B. Perencanaan Operasi
Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 dilaksanakan sebagai berikut :
1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
2) Perencanaan Tata Tanam
3) Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
Perencanaan operasi dilaksanakan dengan biaya sebagai berikut :
dimana : BO
BOi
i
=
=
=
Biaya Rencana Operasi (Rp/Tahun)
Biaya rencana operasi pada kegiatan ke – i
Nomor indeks kegiatan operasi
1 = Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
2 = Perencanaan Tata Tanam
3 = Rencana Tahunan Pembagian dan
Pemberian Air Irigasi
B.1 Perencanaan Tata Tanam
Penyusunan rencana tata tanam dilaksanakan oleh dinas kabupaten/kota
atau dinas provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan usulan
perkumpulan petani pemakai air (PP Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 38).
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 42
Rencana tata tanam dibahas di komisi irigasi dan ditetapkan oleh
Bupati/Gubernur sesuai kewenangannya.
Indikator Pekerjaan
Kegiatan
:
:
Rencana Tata Tanam Global (RTTG) disahkan
oleh
Bupati/Gubernur sesuai kewenangan dan
tindasan RTTG disosialisasikan kepada
P3A/GP3A/IP3A.
a. Perencanaan Tata Tanam Detail
Perencanaan. Tata Tanam Detail
dilaksanakan mulai dan usulan dari
P3A/GP3A/IP3A (Blangko 01-0),
rekapitulasi oleh juru/pengamat (Blangko
02-0 dan Blangko 03-0).
b . Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun
Rencana Tata Tanam
c . SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai
Rencana Tata Tanam
d . Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau
Gubernur Rencana Tata Tanam
Biaya Perencanaan Tata Tanam adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tata Tanam Detail
BO2,1 = VSPJp3Ap3 x HSPJlokal VBOLLbr x HBOLFotocopy
2) Rekapitulasi Rencana Tata Tanam
BO2,2 = ∑ VBOLBO-i x HBOLFotocopy
3) Pembahasan RTT
BO2,3 = VSPJ x HSPJlokal x nspj
4) Sosialisasi RTT
BOP2,4 = BOPLRapat x (∑VBOLp3A,p3 + ∑VBOLUPT,p2) + VSPJP3A x
HsPJlokal
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 43
Biaya Perencanaan Tata Tanam BOP2 = ∑BOP2,1
dimana : B0P2
BOP3,1
i
VBOLBO-i
i
VBOLP3A,p3
p3
VBOLpersonil,p2
P2
HSPJlokal
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya perencanaan tata tanam (Rp/tahun)
Biaya perencanaan tata tanam pada
kegiatan ke-i
1,2,3 dan 4
1 = Perencanaan tata tanam detail
2 = Rekapitulasi Tata Tanam
3 = Pembahasan RTT
4 = Sosialisasi RTT (setahun dua kali)
jumlah blangko operasi ke-i
nomor indeks blangko
02-0 Usulan Rencana Tata Tanam
03-0 Rekapitulasi Usulan Rencana Tata
Tanam
jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A
nomor indeks blangko
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
Jumlah pelaksana kegiatan
nomor indeks jabatan pegawai
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai
Biaya perjalanan dinas lokal (kali)
B.2. Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
Rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi
disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan
usulan perkumpulan petani pemakai air mengenai kebutuhan air dan
rencana tata tanam, kemudian disepakati oleh komisi irigasi kab/kota atau
provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur, atau
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 44
menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang
yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan (PP
Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 41).
Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
menunjukkan Para pemberian air yang dilakukan pada berbagai periode
pembagian dan pemberian air (10 harian atau 15 harian), yaitu :
1) Pembagian dan pemberian air secara terus-menerus
(continous flow), jika debit lebih besar dan 70% debit rencana
air irigasi.
2) Pembagian dan pemberian air secara rotasi, jika kondisi debit
50-70% dari debit rencana air irigasi
3) Pembagian dan pemberian air secara terputus-putus
("intermitten") dilaksanakan dalam rangka efisiensi
penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber
air dari waduk atau dan sistem irigasi pompa
Indikator Pekerjaan
Kegiatan
:
:
Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian
Air Irigasi disahkan oleh Bupati/Gubernur sesuai
kewenangan dan disosialisasikan kepada P3A/
GP3A/ IP3A.Perencanaan Tata Tanam Detail
a. Pengumpulan Data Rencana Penyediaan Air
Tahunan dan Rencana Tata Tanam
b. Estimasi Efisiensi Jaringan Irigasi
c. Perhitungan Rencana Tahunan Pembagian
dan Pemberian Air
d. Pembahasan Komisi Irigasi
e. SK Bupati/Walikota atau Gubernur Rencana
Tahunan Pembagian dan Pemberian Air
f. Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau
Gubernur Rencana Tahunan Pembagian dan
Pemberian Air
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 45
Biaya penyediaan air tahunan adalah sebagai berikut :
BOP24 = BOPLRapat x (∑VBOLP3A,p3 + ∑VBOLUPT.p2) + VSPJP3A x
HSPJlokal
dimana : BOP2,4
VBOLP3A,p3
p3
VBOLpersonil, p2
p2
HSPJlokal
=
=
=
=
=
Biaya penyediaan air tahunan (Rp/tahun)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A
nomor indeks kelembagaan P3A
1 = P3A
2 = GP3A
3 = IP3A
Jumlah pelaksana kegiatan
nomor indeks jabatan pegawai
5 = Staf UPT Operasi
6 = Staf UPT Pemeliharaan
7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai
Biaya perjalanan dinas lokal (kali)
C. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi
Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi merupakan kegiatan membagi air
yang tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Ketersediaan air irigasi tidak sesuai
kebutuhan air irigasi. Jika ketersediaan air irigasi berlebihan, harus dibuang dan
jika kekurangan harus dibagi secara adil (proposional sesuai kebutuhan) dan
merata (seluruh daerah layanan terairi). Oleh karena itu, dilakukan perhitungan
kebutuhan air berdasarkan luas tanaman, kemudian ditentukan faktor/unit
pembagian air irigasi (Faktor K/LPR-FPR) dan jatah air diatur dengan operasi
bangunan pengatur.
Indikator Pekerjaan
Kegiatan
:
:
Ketersediaan air yang ada dapat dibagi sesuai
kebutuhan tanaman.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 46
1) Pencatatan realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing
wilayah kerja juru pengairan/mantri pada Blangko 04-0 setiap
periode 2 (dua) mingguan.
Detail Kegiatan : a. Penyediaan Blangko 04-0
b. Pengisian Blangko 04-0
2) Perhitungan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai
dengan realisasi pada periode 2 (dua) mingguan dengan
menggunakan Blangko 05-0.
3) Pencatatan debit saluran dengan menggunakan Blangko 06-0
dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB)/petugas pintu air
(PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan
bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua)
mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap
luas saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian
air.
4) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap
petak tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka
dengan menggunakan Blangko 07-0 dapat ditetapkan
pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang
merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-
masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan
kehilangan air.
5) Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan
Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan
pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) dengan
menggunakan Blangko 08-0 oleh petugas pintu air baik yang
dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.
6) Perhitungan faktor K
Dan hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan
terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 47
dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan
perhitungan faktor K dengan persamaaan :
K = Qa
QR
Dimana : Qa = Debit yang tersedia di bendung (l/detik)
QR = Debit yang diperlukan di bendung (l/detik)
Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan Blangko
09-0. Untuk daerah yang telah menggunakan cara
perhitungan/metode lain dalam pembagian air (pasten, FPR, dll)
tetap dapat digunakan.
7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Daerah Irigasi
Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/ cabang dinas/ ranting/ pengamat/UPTD / cabang
dinas/ korwil/korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi
luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah
irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama
satu tahun dengan menggunakan Blangko 10-0.
8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota
Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
subdin PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per
daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten/kota.
Dengan menggunakan Blangko 11-0 yang dilaksanakan oleh
petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya
air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-
III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam,
realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Provinsi
Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin
PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan Blangko 12-0
yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi
irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 48
tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi
mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena
musibah.
10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Bangunan pengatur irigasi merupakan bangunan yang berfungsi
untuk mengatur air ke jaringan irigasi, membagi air antar saluran
dan menyadap air ke petak tersier. Secara fungsional bangunan
pengatur irigasi dapat berbentuk bendung, bangunan bagi,
bangunan bagi-sadap dan bangunan sadap. Pada umumnya
bangunan pengatur ini dilengkapi dengan pintu air dan bangunan
ukur.
Pengoperasian bangunan pengatur irigasi pada dapat dibedakan
menjadi dua kondisi, yaitu (i) kondisi normal dan kekurangan air;
dan (ii) kondisi banjir (kelebihan air); dan kondisi khusus (misal :
kantung lumpur penuh dan lain-lain).
a. Kondisi Normal atau kekurangan air
Pengoperasian bangunan pengatur irigasi dilakukan guna
mengalir-kan air irigasi sesuai dengan kebutuhan.
Bukaan pintu air diatur sesuai nilai jatah debit dengan terukur
di bangunan ukur. Pengaturan ini pada kondisi normal
dilakukan setiap periode pembagian air (2 mingguan atau
sepuluh harian), sedangkan pada saat kekurangan air
dilakukan sesuai dengan periode giliran.
Pengaturan dilakukan pada pintu pengambilan bangunan
utama dan semua pintu bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap dan bangunan sadap.
b. Kondisi Air Berlebihan (Banjir)
Kondisi air berlebihan pada sungai pada umumnya air sungai
membawa kandungan endapan lumpur yang cukup tinggi,
sehingga dilakukan operasi:
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 49
• penutupan pintu pengambilan bangunan guna mencegah
kandungan lumpur masuk ke jaringan irigasi;
• setelah banjir mereda/ surut dengan ketinggian muka air
yang cukup, dilakukan pembilasan lumpur di depan pintu
pengambil-an dengan operasi pintu bilas.
Pembilasan lumpur dilakukan dengan dengan tiga cara, yaitu:
• operasi kolam tenang (still pond regulation);
• operasi kolam semi tenang;
• operasi pengaliran terbuka. Ketiga cara ini dilakukan pada
kondisi pintu pengambilan tertutup.
c. Kondisi Khusus
Operasi bangunan pada kondisi khusus dimaksudkan operasi
bangunan yang mempunyai kemampuan membuang
endapan saluran. Bangunan ini pada umumnya bangunan
penguras kantung lumpur atau pintu pelimpah pada bangunan
pelimpah/ siphon/ talang. Jika endapan lumpur pada
saluran/kantung telah melebihi kapasitas normal, maka
dilakukan operasi pengurasan.
Operasi ini dapat dibedakan :
• Operasi pengurasan kantung lumpur
Operasi pengurasan kantung lumpur dapat dilakukan
dengan cara pengurasan secara berkala atau pengurasan
terus menerus (jika debit selalu berlebihan)
• Operasi pintu pelimpah
Pada umumnya pintu pelimpah pada bangunan pelimpah/
siphon/talang didisain dapat membuang kelebihan
endapan di saluran. Oleh karena itu perlu direncanakan
pengglontoran saluran tiap ruas pada kebutuhan air
minimum.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 50
Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi adalah sebagai berikut :
1) Pengadaan Formulir Pelaksanaan Operasi
2) Koordinasi Pembagian Air Irigasi
3) Pengoperasian Bangunan Pengatur/Bangunan. Utama
4) Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa
5) Penanggulangan Banjir Pompa Genangan
dimana : BO3
BO3,k
k
VBOLBO-i
i
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan operasi (Rp/tahun)
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke – i
(Rp/tahun)
1,2,3,4 dan 5
i = 1 Pengadaan Formulir
i = 2 Koordinasi pembagian air
i = 3 Pengoperasian Bangunan Pengatur/
Bangunan Utama/Bangunan khusus
i = 4 Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa
i = 5 Penanggulangan Banjir Pemompaan
Genangan
Jumlah lembar blangko operasi ke-i
nomor indeks jabatan pegawai
i = 4 Laporan Keadaan Air dan Tanam
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 51
V41BOLpompa,j
T4j
V51BOLpompa,j
T5j
HBOLbbm
VBOLP3A,p3
p3
VBOLUPT,p2
p2
HBOLFotocopy
BBOLRapat
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
i = 5 Penentuan Kebutuhan Air di Pintu
Pengambilan
i = 6 Pencatatan Debit Saluran
i = 7 Penetapan Pembagian Air pada
Jaringan Sekunder dan Primer
i = 8 Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan
Pengambilan dan Pencatat Debit Sungai
i = 9 Perhitungan faktor K
i =10 Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per
Daerah Irigasi)
Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j
yang dipergunakan untuk penanggungan keringan
(1/jam)
Lama pemakaian pompa ke-j (jam/tahun)
Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j
yang dipergunakan untuk pengurasan genangan
untuk pompa ke-j (1/jam)
Lama pemakaian pompa ke-j untuk
pengurasan genangan (jam/tahun)
Harga bahan bakar
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A
nomor indeks kelompok P3A
p3 = 1 P3A
p3 = 2 GP3A
p3 = 3 IP3A
Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian
air
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan
Biaya fotocopy (Rp/lbr)
Biaya konsumsi (Rp/orang)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 52
D. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan memonitor pelaksanaan operasi,
kalibrasi bangunan ukur dan menilai kinerja operasi.
Indikator Pekerjaan
Kegiatan :
:
Tersedianya rencana monitoring pelaksanaan
operasi, kalibrasi bangunan ukur dan evaluasi
kinerja jaringan irigasi.
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi
Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan
daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.
Sub Kegiatan : a. Penyediaan Blanko Daftar Simak Bagan Alir
Blangko Operasi
b. Pengisian Blanko Daftar Simak Bagan Alir
Blangko Operasi
2) Kalibrasi Alat Ukur
Kalibrasi alat ukur merupakan kegiatan mengoreksi debit hasil
pengukuran bangunan ukur dengan debit alat pengukur debit standard
(current meter). Hasil kabrasi berupa tabel debit berdasarkan
ketinggian peilscall (rating curva).
Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat
ukur atau minimal lima tahun sekali.
Rencana Kegiatan : a. Penilaian kondisi keberfungsian bangunan
ukur
b. Kalibrasi Bangunan Ukur
3) Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi
Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 53
Rencana Kegiatan : a. Pengumpulan data
• Prasarana fisik
• Produktivitas tanaman
• Sarana penunjang
• Organisasi personalia
• Dokumentasi
• Kondisi kelembagaan P3A
b. Pengisian data pada formulir 1 (untuk DI utuh
dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI
lintas kabupaten/kota)
c. Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai :
• 80-100 : kinerja sangat baik
• 70-79 : kinerja baik
• 55-69 : kinerja kurang dan perlu
perhatian
• < 55 : kinerja jelek dan perlu
perhatian
Penilaian kinerja sistem irigasi mempunyai
nilai maksimum 100 dan nilai minimal 55,
diharapkan sistem irigasi mempunyai nilai
optimum 77,5.
Biaya Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Kordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
BO4,1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n
+ ( VBOLDaftarSimak + VBOLBO-Kinerja ) x HBOLFotocopy
2) Kalibrasi Bangunan Ukur
BO4,2 = VBOLBU x HBOLBU
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 54
dimana : BO4
BO4,k
k
=
=
=
Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
operasi (Rp/tahun)
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
(Rp/tahun)
1, 2
i = 1 Kordinasi pelaksanaan monitoring dan
evaluasi
i = 2 Kalibrasi Bangunan Ukur
4.1.5 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Pemeliharaan
Penyusunan AKNOP sangat berkaitan dengan rencana pemeliharaan. Pada
dasarnya, AKNOP yang disusun pada tahun ke-i, maka operasi dan
pemeliharaan perhitungan AKNOP ini akan dilaksanakan untuk tahun ke - (i + 1).
Pelaksanaan OP pada bulan Oktober sampai Desember Tahun ke - (i -1) dan
pelaksanaan OP pada bulan Januari sampai September Tahun ke - (i)
merupakan sumber data penyusunan AKNOP pada bulan September.
A. Inventarisasi Jaringan Irigasi
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi,
jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data ketersediaan air, nilai
asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada
ketentuan/pedoman yang berlaku.
Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan
adalah data kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan
pengaruhnya terhadap areal pelayanan.
Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini dilaksanakan secara partisipatif
melalui penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas secara berjenjang
bersama-sama dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dengan
menggunakan Blangko Inventarisasi Jaringan Irigasi. Dan hasil inventarisasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 55
tersebut disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan
biaya pemeliharaan.
Hasil inventarisasi dipergunakan pula dalam menyusun Blangko AKNOP, yaitu
Blangko AKNOP-01A, Blangko AKNOP-01B, Blangko AKNOP-01C dan Blangko
AKNOP-01D.
Rencana biaya inventarisasi jaringan irigasi adalah sebagai berikut :
BP1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A.p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n
+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy
dimana : BP1
BO3,k
VBOLP3A,p3
VSPJ P3A,p3
p3
VBO LUPT, p2
p2
BBOLRapat
HSPJd=4
n
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
(Rp/tahun)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam
pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat
biaya perjalanan lokal
nomor indeks kelompok P3A
p3 = 1 P3A
p3 = 2 GP3A
p3 = 3 IP3A
Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan
Biaya konsumsi (Rp/orang)
Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
Jumlah pertemuan koordinasi dan pelaksanaan
inventarisasi
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 56
B. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil
inventarisasi jaringan irigasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian
tugas, antara P3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani
P3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan
kerjasama 0&P.
B.1 Inspeksi Rutin
Inspeksi rutin merupakan kegiatan pemeriksaan jaringan irigasi juru
pengairan secara rutin setiap 10 hari atau 15 hari sekali. Pemeriksaan dilakukan
terhadap kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Setiap kerusakan dan
ketidakberfungsian jaringan dicatat pada Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat
setiap akhir bulan. Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas
usulan dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan berikutnya.
Indikator Pekerjaan : Setiap bagian jaringan irigasi dilakukan pemeriksaaan
oleh juru pengairan setiap dua mingguan atau 10 harian.
Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 01-P.
2) Juru pengairan melakukan pemeriksaan setiap
bagian jaringan irigasi satu kali dalam periode dua
mingguan atau 10 harian.
3) Juru pengairan melaporkan Blangko 01-P kepada
Pengamat pada akhir bulan
4) Pengamat menghimpun semua berkas usulan dan
menyampaikannya ke dinas pada awal bulan
berikutnya
Inspeksi rutin merupakan tugas rutin bagi juru, sehingga rencana biaya inspeksi
rutin sebagai berikut :
BM11 = VBOPBP-i x HBOPFotocopy
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 57
dimana : BM1,1
VBOPBP-1
= Biaya rencana inspeksi pemeliharaan
(Rp/tahun)
= Kebutuhan blangko pemeliharaan ke-i
B.2. Penelusuran Jaringan Irigasi
Penelusuran jaringan irigasi merupakan kegiatan pemeriksaan bersama
secara partisipatif antara Pengamat/UPT/Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A.
Peneluruan hendaknya memperhatikan hasil inspeksi juru pengairan, sehingga
penelusuran dapat dilakukan secara efektif.
Selain teknis irigasi, penelusuran juga mengamati aspek kelembagaan
P3A/GP3A/IP3A, teknis pertanian dan keuangan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A.
Aspek kelembagaan, teknis irigasi, teknis pertanian dan keuangan
P3A/GP3A/IP3A dirangkum dalam Buku PSETK (Profil Sosial Ekonomi Teknis
Kelembagaan) P3A/GP3A/IP3A. Tata cara pembuatan PSETK P3A/GP3A/IP3A
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
33/PRT/M/2007.
Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali, yaitu :
1) pada saat pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan
mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi ketika air di saluran
berada di bawah air normal, dan
2) pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk mengetahui
besarnya rembesan dan bocoran jaringan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelesuran meliputi tiga kegiatan, yaitu :
a. Penelusuran jaringan
b. Diskusi PPKP (Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan)
c. Pembuatan laporan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 58
Penelusuran Jaringan Irigasi
Pada awalnya dilakukan penelusuran jaringan irigasi yaitu memeriksa jaringan
irigasi dengan menelusuri jaringan irigasi tersebut. Pada saat penelusuran
dilakukan pencatatan
1) Kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dan kondisi
2) Potensi dan Keadaan kelembagaan pengelola irigasi
3) Potensi dan keadaan pelaksanaan manajemen OP
Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan (PPKP)
Berdasarkan hasil penelusuran, P3A/GP3A/IP3A melaksanakan diskusi Diskusi
Penyelesaian Permasalahan dengan Pendekatan Partisipatif Kondisi Pedesaan
(PPKP). Diskusi ini dipimpin oleh Petandu dan Sekretaris Petandu
(P3A/GP3A/IP3A) didampingi oleh Pemandu (Kelompok Pendamping Lapang),
serta pencatat hasil/notulen (P3A/GP3A/IP3A) dengan tata letak melingkar.
Diskusi penyelesaian permasalahan dengan PPKP ini diharapkan dapat
mengidentifikasi permasahan, penyebab permasalahan dan penyelesaian
permasalahan, serta kelembagaan yang melaksanakannya. Permasalahan
ditentukan prioritas dengan memperhatikan (i) tingkat kerusakan jaringan irigasi;
(ii) luas pelayanan yang terpengaruh akibat kerusakan; (iii) keterbatasan
pembiayaan; (iv) dampak yang timbul akibat penundaan perbaikan kerusakan
(PP Nomor 20 Tahun 2006 Penjelasan Pasal 62).
Permasalahan yang dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A direncanakan
dalam Program Kerja P3A/GP3A/IP3A, sedangkan permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan oleh P3A/GP3A/IP3A atau pihak lain, maka disusun dalam
program pemeliharaan dinas pengelola irigasi.
Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan
ranking prioritasnya.
Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana penelusuran beserta pembiayaannya
dalam pemeliharaan jaringan irigasi.
Kegiatan : 1) Penggandaan Blangko 02-P.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 59
2) Penelusuran Jaringan Irigasi
3) Diskusi PPKP
4) Pembuatan Laporan PSETK
Rencana biaya penelusuran sebagai berikut :
dimana : BP1
BO3,k
BBOLRapat
VBOLP3A,p3
VSPJ P3A,p3
p3
=
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan inventarisasi (Rp/tahun)
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
(Rp/tahun)
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam
pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya
perjalanan lokal
nomor indeks kelompok P3A
p3 = 1 P3A
p3 = 2 GP3A
p3 = 3 IP3A
B.3 Identifthasi dan Analisis Tingkat Kerusakan.
Dinas pengelola irigasi menilai tingkat kerusakan jaringan irigasi dengan
klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :
1) Kondisi balk
:
jika tingkat kerusakan < 10% dan kondisi
awal
bangunan/ saluran dan diperlukan
pemeliharaan rutin.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 60
2) Kondisi rusak ringan
3) Kondisi rusak sedang
4) Kondisi rusak berat
:
:
:
jika tingkat kerusakan 10 - 20 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan
pemeliharaan berkala.
jika tingkat kerusakan 21 - 40 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan
perbaikan.
jika tingkat kerusakan > 40 % dan kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan
perbaikan berat atau penggantian.
Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan
detail desain pemeliharaan.
Indikator Pekerjaan : Tersedianya program pemeliharaan dengan keterangan
kondisi kerusakan
Kegiatan : 1) Rapat diskusi identifikasi kerusakan
2) Notulen/Laporan
Rencana biaya identifikasi dan analisis tingkat kerusakan sebagai berikut :
dimana : BM 1,3
BBOLRapat
VBOLpelaksana,p2
p2
VBOLLaporan
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan biaya identifikasi dan analisis
tingkat kerusakan (Rp/tahun)
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah pelaksana kegiatan
nomer indeks pelaksana kegiatan
p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan
Jumlah lembar laporan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 61
HBOLFotocopy
n
=
=
Harga fotocopy (Rp/lbr)
Jumlah rapat koordinasi
B.4 Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan Irigasi
1) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi
Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat
dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi
bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan
roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil survai yang
dituangkan dalam gambar skets atau di alas gambar as built drawing.
Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan berat maupun
penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolit
untuk mendapatkan elevasi yang akurat.
Hasil survey dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas
Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.
2) Pembuatan Detail Desain
Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail
desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini
didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air sebagai
dasar pembuatan desain akhir.
3) Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan
harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah
setempat.
Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi
dilaksanakan oleh Dinas Pengelola dibantu UPT/Pengamat. Oleh karena itu,
biaya pengukuran dan pembuatan detail perbaikan jaringan irigasi sebagai
berikut :
Indikator Pekerjaan : Tersedianya dimensi kerusakan dan detail desain
jaringan irigasi, beserta rencana biayanya.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 62
Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan
2) Pelaksanaan pengukuran
3) Pembuatan Detail Disain dan Rencana anggaran
biaya
4) Laporan
Rencana biaya pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan
irigasi sebagai berikut :
dimana : BM 2,4
BBOLRapat
VBOLpelaksana,p2
p2
n1
VSPJpelaksana,p2
n2
VBMsurvai,i
HBMsurvai,i
i
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan pengukuran dan
pembuatan detail desain perbaikan jaringan
irigasi (Rp/tahun)
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah pelaksana kegiatan
Nomor indeks jabatan pelaksanaan
p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Operasi
p2 = 6 Staf UPT Pemeliharaan
Jumlah rapat koordinasi
Jumlah pelaksana kegiatan
Lokasi kerusakan
Jumlah peralatan survai dan pembuatan
detail disain ke-i
Harga peralatan survey dan pembuatan
detail disain ke-i
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 63
VBOLsurvey,i
HBOLsurvey,i
i
HBOLLaporan
HBOLFotocopy
=
=
=
=
=
nomor indeks peralatan survai dan
pembuatan detail disain
Pita Ukur
i = 1 Roll Meter 5 m
i = 2 Roll Meter 50 m
Water dan Theodolite
i= 3 Waterpass Nikon AP-8
i= 4 Theodolite Sokkia DT 610
(Ketelitian 7")
i = 5 Target Rod 4 m
i = 6 Target Rod 6 m
GPS
i = 7 GPS Garmin Map 62S
i = 8 Garmin City Navigator v 2.1
i = 9 Kamera Digital Canon Powershot
A570IS 7.1 M
Komputer, Software dan Printer
i = 8 Komputer
i = 9 Windows 7, Autocad 2014 dan
Mapinfow 14.5
i = 10 Printer Epson L330 (A4)
i = 11 Printer Epson L1300 (A3)
Jumlah bahan operasional lainnya dalam
survey dan pembuatan detail disain ke-i
Harga peralatan survai dan pembuatan detail
disain ke-i
nomor indeks peralatan survai dan
pembuatan detail disain
I = 1 Patok
i = 2 . . . . .
i = 3 . . . . .
Jumlah lembar laporan
Biaya fotocopy (Rp/lbr
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 64
B.5 Penyusunan Program/Rencana Kerja
Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air.
Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan kegiatan pemeliharaan
Jaringan Irigasi perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut
(Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun 2007
Penyelenggaraan Operasi Jaringan Irigasi) :
1 ) Pengamanan
2 ) Pemeliharaan rutin
3 ) Pemeliharaan Berkala
4 ) Penanggulan/Perbaikan Darurat
Pelaksanaan program dilaksanakan secara rutin yang merupakan tugas pokok
pegawai, dilaksanakan secara swakelola atau dikontrakkan dengan persyaratan
yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun
2007 tentang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Tahap penyusunan Program/Rencana Kerja ini merupakan kegiatan AKNOP,
karena pada tahap ini AKNOP dibuat. Oleh karena, semua hasil dari kegiatan -
kegiatan :
1 ) inventarisasi,
2 ) inspeksi,
3 ) penelusuran
4) pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi.
Indikator dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap Program/Rencana Kerja ini
merupakan kegiatan AKNOP adalah sebagai berikut :
Indikator Pekerjaan : Tersedianya rencana/program pemeliharaan, beserta
pembiayaannya, sehingga dapat mendukung operasi
jaringan irigasi secara berkelanjutan.
Kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan
2) Pembuatan Detail Disain anggaran biaya
3) Laporan dan Rencana
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 65
Rencana biaya Penyusunan Program/Rencana Kerja jaringan irigasi sebagai
berikut :
dimana : BP 2.5
BBOLRapat
VBOLpelaksana,p2
n1
VGLembur.p2
HGLembur.p2
VGNarasumber.p2
HGNarasumber.p2
p2
n2
VBPj
HBPj
j
BBOLLaporan
HBOLFotocopy
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan pengukuran dan pembuatan
detail desain perbaikan jaringan irigasi (Rp/tahun)
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah pelaksana kegiatan
Jumlah rapat koordinasi
Jumlah lembur pegawai ke-p2 = Upah/gaji lembur
(Rp)
Upah/gaji lembur (Rp)
Jumlah lama nara sumber (jam)
Upah/gaji nara sumber (Rp)
Nomer indeks pelaksana kegiatan
p2=2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2=3 Staf OP Dinas Pengelola
p2=4 Kepala UPT
p2=5 Staf UPT Operasi
p2=6 Staf UPT Pemeliharaan p2=15 Lembur
p2=17 Nara Sumber Jumlah lembar laporan
lokasi kerusakan
Harga fotocopy (Rp/lbr)
Jumlah rapat koordinasi
Nomer indeks bahan habis pakai ke-j
j = 1 Kertas HVS A4
j = 2 . . . . . .
j = 3 . . . . . .
Jumlah lembar laporan
Biaya fotocopy (Rp/lbr)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 66
C. Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan
rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan jadwal
pengaturan air dan masa pengeringan yang telah disepakati bersama dan
ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
C.1 Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan
Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi
kepada petani pemakai air sebagai anggota P3A/GP3A/IP3A, tentang waktu,
jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan, peralatan yang harus disediakan dan
disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.
Indikator Pekerjaan
Kegiatan
:
:
Rencana/program pemeliharaan dipahami
bersama. Pemahaman ini juga diharapkan
meningkatkan partisipasi petani.
1) Sosialisasi Rencana Pelaksanaan
2) Laporan
Rencana biaya Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan sebagai berikut :
dimana : BP 1
BOL3,k
VBOLP3A,p3
VSPJP3A,p3
p3
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan penelusuran (Rp/tahun)
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke- i
(Rp/tahun)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir dalam
pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat biaya
perjalanan lokal
Nomer indeks kelompok P3A
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 67
VBOLUPT,p2
p2
BBOLRapat
HSPJd=4
n
BBOLBI-
02+PSETK
BBOLFotocopy
=
=
=
=
=
=
=
p3=1 P3A
p3=2 GP3A
p3=3 IP3A
Fasilitator penelusuran
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2 = 2 Kasi OP Dinas Pengelola
p2 = 3 Staf OP Dinas Pengelola
p2 = 4 Kepala UPT
p2 = 5 Staf UPT Pemeliharaan
p2 = 6 Staf UPT Juru/Mantri Pengairan
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
Jumlah pertemuan
Jumlah lembar Blangko 02 (Laporan Kerusakan
Jaringa Irigasi) dan PSETK
Biaya fotocopy (Rp/lbr
C.2. Pengamanan Jaringan Irigasi
Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya
rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan
irigasi.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi irigasi,
anggota/pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan
seluruh masyarakat setempat.
Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak jaringan irigasi
dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan papan larangan, papan
peringatan atau perangkat pengamanan lainnya. Adapun tindakan pengamanan
dapat dilakukan melakukan kegiatan pencegahan dan pengamanan.
Rencana pengaman dilaksanakan dengan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 68
Indikator Pekerjaan
Kegiatan
:
:
Tidak ada tindakan pengrusakan jaringan
oleh hewan dan manusia
1) Sosialisasi
2) Tindakan pencegahan dan pelarangan
3) Laporan
Kegiatan pencegahan dan pelarangan
dilakukan dengan kriteria seperti tersaji pada
Tabel 6.2.
Rencana biaya pengamanan jaringan irigasi sebagai berikut :
dimana : BP 1
BBOLRapat
VBOLP3A,p3
VSPJP3A,p3
p3
HSPJd=4
VBOLbrosur
HBOL
VBOLkonstruksi
HBOLkonstruksi
j
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pengamanan jaringan irigasi (Rp/tahun)
Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir
dalam pertemuan
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang mendapat
biaya
Nomor indeks kelompok P3A
p3=1 P3A
p3=2 GP3A
p3=3 IP3A
Biaya perjalanan transport P3A lokal (Rp/kali)
Jumlah brosur pengamanan (lbr)
Harga brosur pengamanan (Rp/lbr)
Jumlah bangunan pengaman (Rp/Unit)
Harga satuan pekerjaan (Rp/Unit)
Nomor indeks bangunan pengaman
j=1 Bangunan Pengaman Tempat Berbahaya
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 69
BO3,k
VBOLlaporan
HBOLlaporan
=
=
=
j=2 Tempat Mandi Hewan dan Tangga Cuci
j=3 Portal jalan inspeksi dan Tanggul
j=4 Patok Kontrol
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-
i (Rp/tahun)
jumlah lembar laporan
harga fotocopy (Rp/lbr)
C.3 Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus
menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan
pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bersifat perawatan
dan bersifat perbaikan ringan.
Target pendanaan ditunjukkan indikator pekerjaan dan kegiatan pelaksanaan
sebagai berikut :
Indikator Pekerjaan
:
Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin
menunjukkan :
1) Seluruh pintu dapat dioperasikan dengan mudah
dan tidak berkarat;
2) Tanaman rumput pada talud tidak mencapai lebih
dari 50 cm dan semua tanaman pelindung
berkisar 50 cm. Tidak tanaman yang dapat
merusak pasangan atau bangunan (Gambar 2.3)
3) Endapan lumpur pada saluran ukur tidak
mencapai ketinggian 20 cm dan menggangu
fungsi saluran ukur (Gambar 2.4)
4) Sampah dan kotoran tidak menumpuk pada
bangunan, sehingga dapat menimbulkan aliran
terhambat dan gangguan kesehatan (Gambar 2.5)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 70
Kegiatan
:
5) Tidak ada lubang atau keretakan/pelesteran
terkelupas yang dapat menimbulkan
kebocoran/rembesan saluran/bangunan.
Perawatan
1) Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu
2) Membersihkan saluran dan bangunan dari
tanaman liar dan semak- semak.
3) Membersihkan saluran dan bangunan dari
sampah dan kotoran
4) Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur
Perbaikan Ringan
1) Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/
bangunan
2) Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/
plesteran yang retak atau beberapa batu muka
yang lepas
Ruang lingkup kegiatan rutin dengan rencana
kegiatan yang dirinci kebutuhan bahan dan peralatan,
serta tenaga pelaksana disajikan pada Tabel 6.4.
Pembiayaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 71
dimana : BP 1
JBOLpintu,p
VBOLpintu,p,1
HBOLpintu,a1
VBOLA.pintu,p,1
HBOLA.pintu,a1
VBOLA.BabatRumput,a2
HBOL A.BabatRumput,a2
VBOLA.Sampah,a3
HBOLA.Sampah,a3
VBOLA.Lumpur,a4
HBOLA.Lumpur,a4
CBOLRusakRingan,j1
CBOL Tanah,j2
p
l
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pemeliharaan rutin jaringan irigasi
(Rp/tahun)
Jumlah pintu dengan kriteria panjang drat
stang
ke-p
Kebutuhan bahan ke-1 pada pintu kriteria
panjang drat stang ke-p
Harga bahan ke-1 pada pintu kriteria panjang
drat stang ke-p
Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk
memberi pelumas ke-a1
(kebutuhan alat pelumas dihitung berdasarkan
jumlah PPA atau lebih)
harga alat yang dipergunakan untuk memberi
pelumas ke-a1
Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk
babat rumput ke-a3 (minimal sejumlah
pekarya)
Harga alat yang dipergunakan untuk babat
rumput ke-a3
Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk
pem-buangan sampah ke-a3 (sesuai
kebutuhan)
Harga alat yang dipergunakan untuk babat
rumput ke-a3
Kebutuhan alat yang dipergunakan untuk
pem-buangan lumpur ke-a4 (sesuai
kebutuhan)
Harga alat yang dipergunakan untuk
pembuangan lumpur ke-a4 (sesuai
kebutuhan)
Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada
pekerjaan ke-j 1
Koefisen Bahan Analisis Harga Satuan pada
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 72
a1
a2
a3
a4
=
=
=
=
pekerjaan ke-j2
Nomor indeks kriteria panjang drat stang
p=1 pintu draft > 2 m
p=2 pintu drat 1 s/d 2 m
p=3 pintu drat <1 m
Nomor indeks bahan pelumasan pintu air
l=1 olie SAE 90
l=2 olie SAE 20
l=3 solar
l=4 paslin
l=5 kain pembersih
Nomor indeks alat pelumasan pintu air
a1=1 sikat baja
a1=2 semprot solar/ olie
a1=3 grease gun
a1=4 corong plastik
a1=5 dirigen
Nomor indeks alat babat rumput
a2=1 parang
a2=2 sabit panjang
a1=3 sabit pendek
a1=4 golok
Nomor indeks lumpur
a3=1 cangkul
a3=2 sekop
Nomor indeks alat yang dipergunakan dalam
pekerjaan ringan dan tanah galian, timbunan
dan pemadatan tanah
a4=1 cangkul
a4=2 sekop
a4=3 timbris
a4=4 linggis
a4= 5 ganco
Perbaikan Pasangan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 73
j1
b1
=
=
a4= 6 martil 1 kg
a4= 7 martil 11/2 kg
a4= 8 pahat
a4= 9 cetok kecil
a4=10 cetok besar
a4=11 perata
a4=12 pengki
a4=13 waterpass
a4=14 unting-unting
a4=15 kereta dorong
Nomor indeks pekerjaan rusak ringan
j1=1 pasangan batu kali/gunung dengan
spesi
1 Pc : 4 Psr
j1=2 pasangan batu kali/gunung dengan
spesi
1 Pc : 3 Psr
j1=3 siaran dengan spesi 1 Pc : 2 Psr
j1=4 plester tebal 1,5 cm dengan spesi 1
j1=5 beton kurus campuran 1 Pc : 3 Ps : 6
Kr
Nomor indeks bahan konstruksi
b1= 1 Pc
b1= 2 pasir
b1= 3 krikil
b1= 4 batu kali
b1= 5 papan eksploitasi
b1= 6 tiang eksploitasi
b1= 7 peilscall
b1= 8 skot balok
b1= 9 papan larangan
b1=10 portal
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 74
Tabel 4.1. Kebutuhan Minyak Pelumas
No.
Tipe Stang Pintu Air Kebutuhan Bahan (1x pelumasan)
Alat
Keterangan
Tipe Stang Panjang Drat (m)
Olie
SAE 90
(liter)
Olie
SAE 20
(liter)
Solar Vaselin
1. 2. 3.
Stang Besar Stang Sedang Stang Kecil
> 2,0 1,0 - 2, 0 < 1,0
0,07 0,06 0,05
0,03 0,02 0,01
0,30 0,20 0,10
0.05 0,03 0,02
C.4 Pemeliharaan. Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas
yang membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/GP3A/IP3A
secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula
dilaksanakan secara kontraktual.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik sesuai
kondisi Jaringan Irigasinya. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala dapat
berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan
yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan
pemeliharaan yang bersifat penggantian.
Indikator Pekerjaan : Hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
berkala menunjukkan :
1) Seluruh pintu tidak berkarat;
2) Lumpur di saluran tidak mengganggu
kapasitas saluran. Kapasitas penyaluran tidak
kurang dari 80%.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 75
3) Tidak ada kerusakan bendung, bangunan
pengam-bilan, bangunan pengatur, pintu
yang mengakibat-kan kehilangan air.
4) Tidak ada kerusakan bangunan ukur yang
mengakibatkan penurunan keteletian.
Kegiatan : Perawatan
1) Pengecatan pintu
2) Pembuangan lumpur di bangunan dan
saluran
Perbaikan
1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan
dan Bangunan Pengatur
2) Perbaikan Bangunan Ukur dan
kelengkapannya
3) Perbaikan Saluran
4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
5) Perbaikan Jalan Inspeksi
6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor,
rumah dinar, rumah PPA dan PPB,
kendaraan dan peralatan
Pergantian
1) Penggantian Pintu
2) Penggantian alat ukur
3) Penggantian peil schall
Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi sebagai berikut :
(1) Pekerjaan Perbaikan Pintu Air
dimana : BM30
VKBP3f2,s
=
=
Biaya perbaikan pintu air (Rp)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 76
H23f2
=
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur
untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Satuan harga perbaikan kerusakan jenis
ke-f2 ke-s (unit/tahun)
(2) Pekerjaan Perbaikan Konstruksi Bangunan
dimana : BM31
VKBPOf2
VKBP1f2,s
VKBP2f2,s
VKBP3f2,s
VKBP4f2,s
H23f2
f2
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya perbaikan pintu air (Rp)
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan
utama (unit/tahun)
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan
pengatur untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan
pelengkap untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Volume kerusakan jenis ke-f2 saluran ke-s
(unit/tahun)
Volume kerusakan jenis ke-f2 pada bangunan ukur
untuk saluran ke-s (unit/tahun)
Satuan harga perbaikan kerusakan jenis ke-f2 ke-s
(unit/tahun)
Kerusakan facet bangunan
Kerusakan konstruksi tanah
f2 = 1 Rembesan
f2 = 2 Berlubang
f2 = 3 Putus
Kerusakan konstruksi besi
f2 = 4 Kropos/berlubang
f2 = 5 Bengkok
f2 = 6 Lepas/putus
Kerusakan Konstruksi Kayu
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 77
f2 = 7 Kropos/berlubang
f2 = 8 Putus
Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh f2 = 9 Retak
f2 = 10 Plesteran/Siaran Terkelupas
f2 = 11 Berlubang <0 0,40 m
12 = 12 Berlubang >0 0,40 m
Kerusakan Konstruksi Pasangan Utuh
f2 = 13 Retak
f2 = 14 Berlubang
f2 = 15 Putus
f2 = 16 Roboh
B.5 Penanggulangan/ Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan
berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/penjebolan
tanggul, Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan
penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi
tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru
kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh
kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan
akibat kejadian bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan
lampirannya.
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola
atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola
irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,
pasir, bambu, batang kelapa, dan lain-lain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang
permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 78
D. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
1) Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan
untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara
swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan jaringan
irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan
penanggulangan/perbaikan darurat.
a. Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang Dilaksanakan Secara
Swakelola
Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi yang
dilakukan
secara swakelola baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan
berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
P3A/GP3A/IP3A.
Pemantauan dilakukan terhadap realisasi penggunaan sumberdaya
yang meliputi : tenaga kerja, bahan (pelumas, cat dsb.), peralatan
secara berkala dipantau dan dibandingkan dengan program
pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam Blangko 06-P.
Waktu pemantauannya dapat ditetapkan harian atau mingguan oleh
Dinas/Pengelola irigasi.
Setiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses
pemeliharaan yang sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir
pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan
pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan
kepada penanggungjawab pekerjaan.
Juru/Pengamat Pengairan mencatat hasil kegiatan pemeliharaan
didalam buku catatan pemeliharaan (BCP).
Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran
yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 79
b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara
Kontraktual
Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi
yang dilakukan secara kontraktual balk pemeliharaan berkala maupun
perbaikan/penggantian dilakukan oleh Dinas/Pengelola irigasi dengan
melibatkan peran serta P3A/GP3A/IP3A.
• Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan
Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan
antara lain :
− jenis dan volume pekerjaan
− rencana dan realisasi fisik dan keuangan
− nilai bobot (dalam %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan
− kemajuan hasil pekerjaan
− nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan
dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.
• Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan
Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi
bulanan yang mencakup :
− jenis dan volume pekerjaan
− rencana dan realisasi fisik dan keuangan
− nilai bobot (%) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan
− kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu)
− nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja
fisik.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk
keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 80
sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program
pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan. tersebut, dapat
dipelajari masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga
dapat dilakukan perbaikan rencana tahun berikutnya.
Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan
terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan
terhadap fungsi atau kinerja jaringan irigasi melalui penelusuran
jaringan dan pengujian lapangan (trial run).
2) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara berkala
meliputi :
a. Laporan Bulanan
• Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 -P)
• Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)
b. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana
kegiatan dan disampaikan kepada Dinas/pengelola irigasi.
Rencana biaya Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan adalah sebagai
berikut :
BP 1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,P2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal } x n
+ VBOLBI+AKNOP x HBOLFotocopy
dimana : BP1
=
Biaya pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi, dan
Pelaporan (Rp/tahun)
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 81
BO 3,k
VBOLP3A,p3
VSPJP3A,p3
p3
VBOLUPT,p2
p2
BBOLRapat
HSPJd=4
n
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke-i
(Rp/tahun)
jumlah wakil P3A/ GP3A / IP3A yang mendapat
biaya perjalanan lokal
Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A yang hadir
dalam pertemuan
Nomor indeks kelompok P3A
p3=1 P3A
p3=2 GP3A
p3=3 IP3A
Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air
Indeks kegiatan pelaksanaan operasi
p2=4 Kepala UPT
p2=5 Staf UPT Operasi
p2=7 Juru/Mantri Pengairan
Biaya konsumsi (Rp/orang)
Biaya perjalanan transport lokal (Rp/kali)
Jumlah pertemuan koordinasi dan
pelaksanaan inventarisasi
4.2 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Rawa
Jaringan reklamasi rawa yang dimaksud dalam tata cara ini adalah jaringan
reklamasi rawa pasang surut dan lebak. Tata cara penyusunan AKNOP OP
jaringan reklamasi rawa ini dapat diterapkan pada jaringan-jaringan reklamasi
rawa sesuai dengan tahap pengembangan dan kategori hidrotopografi lahannya
serta dapat juga diterapkan di jaringan reklamasi rawa lebak.
4.2.1 Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa
Tujuan kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak adalah untuk
mengatur air di jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak sehingga bermanfaat
bagi masyarakat. Sasaran operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut meliputi :
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 82
1. Terciptanya kondisi tanah (pematang tanah, keasaman dan zat racun)
dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budidaya tanaman
2. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan
kebutuhan tanaman
3. Terhindarnya drainase yang berlebih (over drainage) yang dapat
mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka air
tanah (subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut
4. Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan
pokok sehari-hari
5. Terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman dan
penerima manfaat
6. Terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan) dan/atau
7. Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran
Operasi jaringan reklamasi rawa pengaturan drainase, retensi, suplesi air, termasuk
membuka menutup bangunan air, menyusun pola dan rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana kegiatan operasi, mengumpulkan
data, memantau dan mengevaluasi yang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi
dan manfaat jaringan reklamasi rawa. Secara khusus untuk lahan rawa lebak
operasi jaringan bertujuan untuk :
1. Memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman
2. Membuang kelebihan air atau regulasi banjir
3. Pengaturan muka air di saluran
4. Menahan intrusi air asin masuk ke dalam sistem jaringan reklamasi rawa
Secara teknis kunci keberhasilan pengembangan lahan lebak untuk pertanian
sebagian besar terletak dalam operasi jaringan rawa dalam hal ini pengaturan air
pada sistem tata air makro dan mikro. Langkah utama dalam operasi jaringan rawa
ditujukan pada penguasaan air untuk :
1. Memanfaatkan air di saluran untuk pengairan
2. Mencegah terjadinya banjir pada musim penghujan
3. Mencegah kekurangan air pada musim kemarau
4. Mencuci zt-zat toksit bagi tanaman
5. Mengatur tinggi muka air di saluran yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air di lahan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 83
Kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa pasang surut dan lebak dilakukan secara
kontinyu selama setahun dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan
pemeliharaan dengan bantuan partisipasi P3A/GP3A.
Gambar 4.1. Komponen Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa Pasang
Surut dan Lebak
1. Gaji/upah pelaksana petugas kegiatan operasi
Kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi
rawa adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Reklamasi Rawa
Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Minimal Fasilitas
Pengamat Pengairan 1 orang + 3 staff D3 Sipil Kantor,
per 3000-25000 ha Rumah Dinas
Sepeda Motor
Staf Pengamat Di bawah 1 orang pengamat pengairan,SMP Sepeda
3 orang staff per 3000-25000 ha
Juru Pengairan 1 orang per 1000-2000 ha STM Rumah
dapat ditambah beberapa Sepeda Motor
Petugas Pintu Air 1 orang per 3-5 buah pintu air SMP Sepeda
Ruma Jaga
Komponen Biaya Operasi Jaringan Reklamasi Rawa
Gaji/Upah
Perjalanan Dinas
Perlengkapan Kerja
Alat dan Bahan
Biaya Lainnya
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 84
2. Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan (untuk koordinasi dan
pemantauan)
3. Perlengkapan kerja
1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti
mengisi blanko isian, kapur tulis dll
2) Biaya langanan listrik untuk operasi kantordan operasi pintu-pintu air
4. Alat dan Bahan
1) Pembelian bahan bakar/pelumas pompa, genset, dsb
2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb
3) Peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di
jaringan reklamasi rawa
Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan reklamasi rawa
pasang surut berdasarkan tahap pengembangan dan hidrotopografinya adalah
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Irigasi Rawa
Nama DR : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pos Gaji/Upah
Upah aarian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
Petugas Bendung (PB), apabila ada OH
Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/PPA/PB OJ/H
Pos Perjalanan Dinas
Pemantauan
Pengamat OH
Juru OH
Pos Bahan Operasional Kantor
1) ATK
- Kertas Fe
- Kertas PH
- Kertas A4
2) Bahan Survey
- Lap Bersih
- Kapur Tulis Tukang Kayu
Pos Operasional Peralatan
Sub Total
Sub Total
II
Sub Total
III
Sub Total
IV
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Reklamasi Rawa
No Volume © Satuan Keterangan
I
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 85
Tabel 4.4. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Rawa
Catatan :
- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-
masing lokasi
- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan
tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing.
4.2.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa
Tujuan kegiatan pemeliharaan jaringan relamasi rawa, baik rawa pasang surut
maupun rawa lebak adalah untuk menjamin kelestarian fungsi jaringan reklamasi
rawa selama mungkin sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan.
Nama DT: Kabupaten :
Pengamat: Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pos Gaji/Upah
Kontrak
Pengamat OB
Juru OB
Staf Pengamat OB
Pos Perjalanan Dinas
Pemantauan ke Lapangan
Pengamat OH
Juru OH
Rapat (Ke Kab./Kota/Prov./BWS)
Pengamat OH
Juru OH
Pos Bahan
1) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Kendaraan
kegiatan Pemantauan ke Lapangan dan Rapat (Ke
Kab./Kota/Prov./BWS)
Mobil Pick Up bh-frek
-Premium : bh x lt x frekuensi liter
Sepeda Motor bh-frek
-Premium : bh x lt x frekuensi liter
2) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pompa
Air/Diesel/Genset untuk Kegiatan Operasi
-Premium : bh x lt x frek liter
-Solar : bh x lt x frek liter
-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter
3) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Genset bh-frek
-Solar : bh x lt x frek liter
-Oli Sae 40 : bh x lt x frek liter
4) Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Operasional Pemotong Rumput bh-frek
-Premium : bh x lt x frek liter
Pos Lain-lain
Lain-lain Pengeluaran Berkala
Listrik Bulan
Telepon Bulan
Air Bulan
Sub Total
Sub Total
Sub Total
II
Sub Total
III
Sub Total
IV
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Reklamasi Rawa
No Volume © Satuan Keterangan
I
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 86
Sasaran pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah terjaminnya kondisi dan
fungsi jaringan reklamasi rawa.
4.2.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Reklamasi Rawa
Pemeliharan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air
rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan
mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat prasarana tata air rawa yang
dilakukan secara terus menerus. Pemeliharaan rutin antara lain sebagai berikut:
1. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran primer, sekunder
dan tersier
2. Pemotongan rumput di tanggul/berm pada tanggul pengaman, saluran
primer, sekunder dan tersier
3. Pembersihan saluran (tumbuhan air) pada saluran primer, sekunder dan
tersier
4. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder dan
tersier
5. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
pada saluran primer, sekunder dan tersier
6. Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan)
7. Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi da jalan usaha tani
8. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)
9. Kalibrasi alat ukur
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 87
Tabel 4.5. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air
Tabel 4.6. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjan Tanggul Pemotongan Rumput
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Ps = (n/k) * f * u
Ps = Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air
n = Jumlah Bangunan Air yang Berfungsi dalam 1 scheme (bh)
k = Kapasitas (bh/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
n k f u PsLokasi
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pr = (p*l) / k * f * u
Pr = Pemotongan Rumput
p = Panjang Tanggul (m)
l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Rumput (m)
k = Kapasitas (m2/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l k f u PrLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 88
Tabel 4.7. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Saluran (Tumbuhan Air)
Tabel 4.8. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Tanggul
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Psal = (p*l) / k * f * u
Psal = Pembersihan Saluran
p = Panjang Saluran (m)
l = Lebar Rata-rata Tumbuhan Air (m)
k = Kapasitas (m2/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l k f u PsalLokasi/Kamp/SP
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pt = (p*l) / k * f * u
Pt = Pemeliharaan Tanggul
p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)
k = Kapasitas (m2/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l k f u PtLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 89
Tabel 4.9. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan Air (Pembersihan, Pelumasan, dan Pengecatan)
Tabel 4.10. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan / Demaga (Pengecatan dan Perbaikan Ringan)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
PB = (Hb+u)* n * f
PB = Pemeliharaan Bangunan Air
n = Jumlah Bangunan Air
Hb = Biaya Bahan/Bangunan
f = Frekuensi
u = Upah Kerja/bangunan
Hb u n f PBLokasi/Kamp/SP
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pjd = (Hb+u)* n * f
Pjd = Pemeliharaan Jembatan atau Dermaga
n = Jumlah Bangunan Air
Hb = Biaya Bahan/Jembatan atau Dermaga
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/Jembatan atau Drmaga
Hb u n f PjdLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 90
Tabel 4.11. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Jalan
Tabel 4.12. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Pemeliharaan Kantor/Rumah Dinas (Perbaikan ringan)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pj = (p*l) / k * f * u
Pj = Pemeliharaan Jalan
p = Panjang Tanggul yang Rusak (m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)
k = Kapasitas (m2/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l k f u PjLokasi/Kamp/SP
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
PK = (Hb+u)* n * f
PK = Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas
n = Jumlah Kantor dan Rumah Dinas
Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah Dinas
f = Frekuensi/Kantor atau Rumah Dinas
u = Upah Kerja/hari
Hb u n f PKLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 91
Tabel 4.13. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Rawa Pekerjaan Kalibrasi Alat Ukur (Sesuai Spesifikasi Alat)
4.2.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa
Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata
air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi
dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat rasarana tata air rawa
yang dilakukan tiap tahun atau lima tahunan atau juga tergantung pada kondisi
bangunan dan saluran. Pemeliharaan berkala antara lain berupa :
1. Pengangkatan lumpur pada saluran primer, sekunder dan tersier
2. Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada saluran primer, sekunder,
tersier dan tanggul pengaman
3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran navigasi,
primer, sekunder, tersier
4. Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada saluran
navigasi, primer, sekunder, tersier
5. Perbaikan jalan ada jalan inspeksi dan jalan usaha tani
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Ka = n * f * u
Ka = Kalibrasi Alat Ukur
n = Jumlah Alat Ukur
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/alat ukur
n u f KaLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 92
6. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
7. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan
sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km
Interval dan frekuensi pemeliharaan berkala jaringan reklamasi rawa pasang
surut dan rawa lebak dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4.14. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pasang Surut
Catatan :
- © Volume © berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-masing lokasi
- @ Harga Satuan @ berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan tergantung tingkatkesulitan serta karakteristik wilayahnya masing-masing
- (*) Pengadaan yang masuk ke POS Belanja Modal baik itu swakelola maupun kontraktual harus mendapat persetujuan instansi vertikal di atasnya.
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A BELANJA BARANG
POS GAJI UPAH
Upah Pekarya OH
Upah Pekerja swakelola OH
POS BAHAN
1. BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
1 POMPA AIR
- Premium : x lt x bln Liter
- Solar : x lt x bln Liter
- Oli Sae 40 : x lt x bln Liter
- Lain-lain
2 MESIN POTONG RUMPUT
- Premium : x lt x bln Liter
- Solar : x lt x bln Liter
2. BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)
1 Cat kg
2 Tinner kg
3 Kuas bh
4 Sikat Baja bh
5 PC zak
6 Aspal m3
7 Pasir m3
8 Kerikil m3
9 Batu Kali m3
B BELANJA MODAL (*)
POS LAIN-LAIN PENGELUARAN
1. Lain-lain Pengeluaran Swakelola
1. Lain-lain Pengeluaran Kontraktual
Total (A+B)
I
Sub Total (A)
Sub Total
II
Sub Total (B)
Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut
No Volume © Satuan Keterangan
I
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 93
Tabel 4.15. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Pengerukan Lumpur
Tabel 4.16. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Perbaikan tanggul (longsor dan Erosi)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pl = (p*l*t)/k * f * u
Pl = Pengerukan Lupur
p = Panjang Saluran (m)
l = Lebar Saluran (m)
t = Tinggi Endapan (m)
k = Kapasitas (m3/hari)
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l t k f u PlLokasi/Kamp/SP
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Ptb = (p*l*u/ k+Hb) * f
Ptb = Perbaikan Tanggul
p = Panjang Tanggul yang Rusak(m)
l = Lebar Rata-rata Tanggul yang Rusak (m)
Hb = Biaya Bahan/Bangunan
f = Frekuensi/tahun
u = Upah Kerja/hari
p l Hb k f u PtbLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 94
Tabel 4.17. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas (Rehabilitasi)
Tabel 4.18. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Irigasi Rawa Pekerjaan Pengamanan Jaringan (Patok Batas Jalur Hijau dan Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan Patok km)
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
PKB = (Hb+u) * n * f
PKB = Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas
n = Jumlah Kantor dan Rumah Dinas
Hb = Biaya Bahan Kantor dan Rumah Dinas
f = Frekuensi
u = Upah Kerja/Bangunan Kantor atau Rumah Dinas
Hb u n f PKBLokasi/Kamp/SP
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Pjar = ((n1*Hb1)+(n2*Hb2)+(n3*Hb3)+…))
Pjar = Pengamanan Jaringan
n = Jumlah Patok Batas Jalur Hijau dan Sempadan, Papan Larangan, Portal, Nomenklatur Jaringan dan Patok km
Hb = Biaya Bahan dan Upah Pengamanan
n1 Hb1 n2 Hb2 n3 Hb3 ……… PjarLokasi/Kamp/SP
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 95
4.2.2.3 Biaya Pemeliharaan Darurat Jaringan Reklamasi Rawa
Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan tindakan preventif untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap jaringan reklamasi rawa
maupun manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan atau prose salami yang
mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam merupakan suatu hal yang
terjadinya tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya dapat mempengaruhi
operasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera. Kerusakan jaringan
akibat bencana alam dapat dapat diatasi dengan perbaikan darurat. Pada
umumna biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung, namun apabila
diabaikan kerugian yang ditimbulkan besar sekali. Oleh sebab itu, besarnya
biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari seluruh biaya OP.
4.3 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Tambak
Studi dan Kajian tentang Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak sudah pernah
dilakukan pada tahun anggaran 2013 oleh PT. Alles Klar Prima dengan paket
pekerjaan Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak. Pada
tahun anggaran 2015 ini dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan Pedoman
Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi
Tambak.
Agar hasil kajian kali ini memberikan hasil yang lengkap dalam arti tidak merubah
yang sudah disusun baik itu yang sudah dimuat dalam Permen maupun studi
dan kajian terdahulu maka perlu dicermati dan dievaluasi kembali apa yang
sudah dituliskan.
Dalam hal ini termasuk untuk Penyusunan AKNOP Irigasi Tambak yang pada
saat pelaksanaan kajian masih menggunakan landasan hukum Permen Permen
PU No. 16/PRT/M/2011 tentang pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan
tambak, beserta lampirannya.
4.3.1 Cakupan Biaya Operasi Irigasi Tambak
Jaringan reklamasi tambak yang dimaksud dalam tata cara adalah jaringan
reklamasi tambak di daerah pesisir yang dipengaruhi pasang surut air laut.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 96
Dalam perencanan operasi, pengelola jaringan irigasi tambak paling sedikit perlu
memperhatikan rencana pola tanam, jenis dan tinggi rendahnya pasang surut,
curah hujan dan kondisi prasarana tambak.
Pelaksanaan operasisebagaimana dimaksud dilakukan dengan prosedur :
1. Operasi normal yang didasarkan pada rencana operasi yang telah
disepakati
2. Operasi darurat apabila terjadi banjir, kekeringan dan adanya
pencemaran air atau terjadi peningkatan kadar garam yang tinggi.
Kegiatan operasi jangingan tambak juga dilakukan secara rutin selama setahun
dan dilaksanakan oleh tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan dengan
bantuan partisipasi P3A/GP3A.
Gambar 4.2. Komponen Biaya Operasi Jaringan Tambak
1. Gaji/Upah
Gaji/upah yang dimaksud adalah pelaksana petugas kegiatan operasi.
Kebutuhan tenaga pelaksana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak
seperti pada tabel di bawah ini.
Komponen Biaya Operasi Jaringan Tambak
Gaji/Upah
Perjalanan Dinas
Perlengkapan Kerja
Alat dan Bahan
Biaya Lainnya
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 97
Tabel 4.19. Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Tambak
Jabatan Jumlah yang Diperlukan Pendidikan Keterangan
Ranting/Pengamat/UPTD/KAWIL 1 orang pengamat pengairan untuk D3 Sipil Kantor,
areal layanan 1.500-3000 ha. rumah, dan
sepeda motor
Staf Pengamat 3 orang staf untuk areal layanan SMP Rumah jaga
1.500-3000 ha. dan sepeda
Juru Pengairan 1 juru pengairan untuk areal layanan STM Rumah jaga
1.500-3000 ha. dan sepeda
Petugas Pintu Air 1 orang petugas penjaga pintu air SMP Rumah jaga
untuk areal layanan 500-1.000 ha. dan sepeda
2. Perjalanan Dinas
Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan untuk koordinasi dan
pemantauan.
3. Perlengkapan Kerja
1) Penyediaan ATK yang diperlukan untuk kegiatan operasi, seperti
mengisi blanko isian, kapur tulis, dll.
2) Biaya langganan listrik untuk operasi kantor dan operasi pintu-pintu
air
4. Alat dan Bahan
1) Pembelian bahan bakar/pelumas, pompa, genset, dsb.
2) Penyewaan sepeda motor, pemotong rumput, dsb.
3) Peralatan-peralatn lain yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi di
jaringan irigasi
Daftar kebutuhan peralatan untuk kegiatan operasi jaringan tambak
berdasarkan tahap pengembangan adalah seperti pada tabel di bawah
ini.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 98
Tabel 4.20. Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan Tambak
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan Jaringan Tambak
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
1 Pemantauan Curah
Hujan Harian
• Alat pengamat CH manual/otomatis
• Gelas Ukur
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Pemantauan Elevasi
Pasang Surut
• Alat pengamat pasut manual/otomatis
• ATK
√
√
√
√
√
√
3 Pemantauan Arus
• Alat pengamat pasut manual/otomatis
• ATK
-
-
-
-
-
-
4 Pemantauan Tinggi
Muka Air di Saluran
• Peilschaal
• Teropong
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Pemantauan Kualitas
Air Permukaan
• Peilschaal
• Teropong
• Salinometer
• Kertas pH
• Gelas ukur panjang
• Gelas aqua
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6
Pemantauan
Kedalaman Muka dan
Kualitas Air Tanah
• Piezometer
• Pita meteran logam dalam skala cm
• Kapur tulis tukang kayu
• Lap bersih
• Senter, bila diperlukan
• Pemberat pita meteran, bila diperlukan
• Kunci inggris atau alat lainnya untuk pembuka penutup sumur pantau, piezometer
• Selang atau alat lainya untuk memompa air keluar dari piezometer
• Kertas Fe
• Kertas pH
• Gelas aqua
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7 Pemantauan Daerah
Banjir atau Genangan • Batang kayu √
√
√
√
√
√
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 99
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Peralatan Jaringan Tambak
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
• Pita meteran logam dalam skala cm
• ATK
√ √ √
8 Pemantauan Kualitas
Tanah
• Sekop/arit
• Pita meteran logam dalam skala cm
• Senter
• Kertas pH
• Gelas aqua
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9 Pemantauan
Rencana/Realisasi • ATK √ √ √
10 Pemantauan
Penampang Saluran
• Alat ukur topografi
• ATK
√
√
√
√
√
√
11 Pemantauan Tanggul
Pelindung
• Pita meteran logam dalam skala cm
• Batang kayu
• ATK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12 Rencana Pengelolaan
Air Masa Tanam • ATK √ √ √
5. Biaya Lainnya
Besarnya biaya kegiatan operasi hamper sama setiap tahunnya,
sehingga dapat dikategorikan sebagai biaya rutin dan harus dipenuhi.
Daftar kebutuhan biaya pelaksanaan kegiatan operasi di jaringan irigasi
tambak adalah seperti pada tabel di bawah ini.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 100
Tabel 4.21. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerah masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan @ Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gaji/Upah
Upah Harian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH
Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB OJ/H
Perjalanan Dinas
Pemantauan
Pengamat OH
Juru OH
Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)
1. ATK
- Kertas Fe
- Kertas pH
- Kertas A4
2. Bahan Survey
- Lap Bersih
- Kapur Tulis Tukang Kayu
Bahan untuk Laporan
- Form-form pelaporan untuk kegiatan operasional fotokopi
Operasional Peralatan
Catatan :
© : Volume berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP, dan ketersediaan SDM di masing-masing lokasi
@ : Harga satuan berdasarkan standar yang telah ditetapkan di masing-masing lokasi dan tergantungtingkat kesulitan serta karakteristik
wilayahya masing-masing.
2
Sub Total
3
Sub Total
4
Sub Total
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Jaringan Tambak
No Volume © Satuan Keterangan
Sub Total
1
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 101
Tabel 4.22. Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Tambak
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gaji/Upah
Kontrak
Pengamat OB
Juru OB
Staf Pengamat OB
Upah Harian
Petugas Pintu Air (PPA) OH
Petugas Bendung (PB), (apabila ada) OH
Lembur
Lembur Juru/Staf Pengamatan/Ppa/PB
Perjalanan Dinas
Pemantauan
Pengamat OH
Juru OH
Rapat (Ke Kab./Kota/Prov./BWS)
Pengamat OH
Juru OH
Bahan Operasional Kantor (sesuai kebutuhan)
Listrik
Telepon OH
Air OH
ATK
Bahan Survey
Biaya Rapat
Fotokopy
Perlengkapan Kerja
Pakaian Kerja
Sepatu Kerja Lapangan OH
Topi Lapangan OH
Jas Hujan
Senter
Operasional Peralatan (sesuai kebutuhan)
Kendaraan Operasional
Mobil Pick up bh-bln
Sepeda Motor bh-bln
Bahan Bakar Minyak untuk Kegiatan Operasi
Pompa Air/Diesel/Genset
- Premium : ltr x bln ltr-bln
- Solar : ltr x bln ltr-bln
- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln
Bahan Bakar Kendaraan Operasional
- Premium : ltr x bln ltr-bln
- Oli Sae : ltr x bln ltr-bln
Genset bh-bln
Pemotong Rumput bh-bln
Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Operasi
Alat pembersih untuk pita meteran bh
Alat pengamat CH manual/otomatis bh-bln
Alat ukur topografi bh-bln
Batang kayu bh
Gelas aqua bh
Gelas ukur bh
Gelas ukur panjang bh
Kapur tulis tukang kayu bh
Kertas Fe bh
Kertas pH bh
Kunci Inggris atau alat lainnya untuk pembuka penutup sumur pantau, piezometer bh
Lap bersih bh
Peillschaal bh
Pemberat pita meteran, bila diperlukan bh
Piezometer bh-bln
Pita meteran logam dalam skala cm bh
Salinometer bh
Sekop/arit bh-bln
Selang/alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer bh
Teropong bh
bh
Sub Total
Sub Total
2
Sub Total
3
Sub Total
4
Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Jaringan Tambak
No Volume Satuan Keterangan
1
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 102
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
4.3.2 Biaya Pemeliharaan Jaringan Tambak
Pemeliharaan jaringan tambak sesuai Permen PU No. 16/PRT/M/2011, ditujukan
untuk menjamin kesinambungan fungsi jaringan irigasi tambak sesuai dengan
masa layanan yang direncanakan. Pemeliharaan jaringan tambak meliputi
pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan secara
partisipatif.
4.3.2.1 Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak
Pemeliharaan dilakukan secara terus menerus, pemeliharaan rutin ini antara lain
sebagai berikut :
1) Pembersihan sampah di muka bangunan air pada saluran
2) Pemotongan rumput di tanggul/berm
3) Pembersihan saluran (tumbuhan air)
4) Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman
5) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
6) Pemeliharaan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani
7) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan)
8) Kalibrasi alat ukur
Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan rutin jaringan tambak adalah seperti di
bawah ini.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 103
Tabel 4.23. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak berdasarkan Analisa Harga Satuan per Kegiatan Pemeliharaan
A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Saluran (Rp/m2)
PR.A.01 Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan Air
Biaya per 1 bangunan air, sampah normal (dengan tenaga manusia)
0,5 pekerja @ Rp = Rp
0,01 Alat-alat @ Rp = Rp
Rp
PR.A.02 Pembabatan Rumput pada Tanggul, Berm dan Talud Saluran
a. Biaya per 100m2, tumbuhan normal (dengan tenaga manusia)
0,5 pekerja @ Rp = Rp
0,01 Alat-alat @ Rp = Rp
Rp
Rp
b. Biaya per 100m2, tumbuh-tumbuhan rapat/belukar (dengan tenaga manusia) :
Rp
PR.A.03 Pembersihan saluran, mengangkat tumbuhan yang terapung/sampah dan
tumbuhan dari dasar saluran
Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)
2 pekerja @ Rp = Rp
0,02 Alat-alat @ Rp = Rp
Rp
Rp
PR.A.04 Pemeliharaan Tanggul
Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)
0,4 pekerja @ Rp = Rp
0,02 Alat-alat @ Rp = Rp
Rp
Rp
PR.A.05 Pemeliharaan Jalan
Biaya per 100m2 (dengan tenaga manusia)
1 pekerja @ Rp = Rp
0,05 Alat-alat @ Rp = Rp
Rp
Rp
Total Biaya
Biaya per m2
Total Biaya
Biaya per m2
Total Biaya Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 Buah Bangunan
Total Biaya
Biaya per m2
Biaya mer m2 x biaya per 100 m
2, tumbuhan normal (dg tenaga manusia)
Total Biaya
Biaya per m2
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 104
B. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Bangunan AIr (Rp/pintu atau Rp/m2)
PR.B.01 Pelumasan Pintu-pintu Bangunan Air (hanya bahan saja)
a. Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu)
0,2 kg gemuk/stempel @ Rp/kg = Rp
b. Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur intu (satu pintu)
0,2 ltr oli @ Rp/ltr = Rp
c. Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu)
1 ltr solar @ Rp/ltr = Rp
PR.B.02 Pengecatan Bagian-bagian Logam
a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10 m2) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam
- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang
telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat meni
besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)
- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur
- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium
(A) Tenaga Kerja
1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp
1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya per m2
(hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
Biaya per m2
(Upah+bahan-bahan) = Rp
b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m2) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan
- Membersihkan karat dan cat lama
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi
(A) Tenaga Kerja
5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp
5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya per m2
(hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
Biaya per m2
(Upah+bahan-bahan) = Rp
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 105
C. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga (Rp/m2)
PR.C.01 Pengecatan Bagian-bagian Logam
a. Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m2) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam
- Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan di tempat karatan dan cat lama yang
telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan satu lapis cat meni
besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan)
- Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur
- Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat aluminium
(A) Tenaga Kerja
1,5 pekerja @ Rp/hari = Rp
1,5 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
0,5 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
0,5 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,2 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya per m2
(hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
Biaya per m2
(Upah+bahan-bahan) = Rp
b. Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10 m2) termasuk :
- Membersihkan seluruh permukaan
- Membersihkan karat dan cat lama
- Mengganti mur-mur dan baut yang hilang
- Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi
(A) Tenaga Kerja
5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp
5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp
Biaya Sub Total = Rp
(B) Bahan-bahan
2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp
2,0 kg cat aluminium @ Rp/kg = Rp
0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp
1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp
0,3 kg alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya per m2
(hanya bahan-bahan saja)
Biaya Total (A) + (B) (upah+bahan-bahan) = Rp
Biaya per m2
(Upah+bahan-bahan) = Rp
D. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kantor atau Rumah Dinas (disesuaikan kebutuhan)
PR.D.01 Biaya Pemeliharaan Kantor = Rp
PR.D.02 Biaya Pemeliharaan Rumah Dinas = Rp
E. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Kalibrasi Alat (tergantung spesifikasi alat)
PR.E.01 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Curah Hujan (1 buah) = Rp
PR.D.02 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Pasang Surut (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Salinometer (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Piezometer (1 buah) = Rp
Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Alat Ukur Topografi (1 buah) = Rp
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 106
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
Tabel 4.24. Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Irigasi Tambak
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
GAJI UPAH
Upah Pekarya OH
Upah Pekerja Swakelola OH
BAHAN BAKAR MINYAK
POMPA AIR
- Premium : ltr x bln liter
- Solar : ltr x bln liter
- Oli Sae : ltr x bln liter
- Lain-lain
POTONG RAMBUT
- Premium : ltr x bln liter
- Oli Sae : ltr x bln liter
- Lain-lain
PERLENGKAPAN KERJA
Pakaian Pekerja Stel
Sepatu Kerja Stel
Sepatu Lapangan Stel
Topi Lapangan bh
Jas Hujan bh
Senter bh
PERALATAN KERJA
Cangkul bh
Parang/sabit bh
Ganco bh
Pengait sampah bh
Sikat baja bh
Kuas bh
Ember bh
Engkrak bh
Gerobag bh
Sapu lidi besar bh
Pengki bh
Lain-lain peralatan swakelola bh
BAHAN BANGUNAN (SWAKELOLA)
Cat liter
PC m3
Aspal m3
Pasir m3
Kerikil m3
Batu Kali m3
Lain-lain bahan swakelola
BIAYA LAINNYA
Sub Total
5
Sub Total
6
Sub Total
Sub Total
2
Sub Total
3
Sub Total
4
Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Tambak
No Volume Satuan Keterangan
1
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 107
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
4.3.2.2 Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Tambak
Pemeliharaan berkala dilakukan paling sedikit 2 (dua) tahun sekali atau
tergantung pada kondisi bangunan dan saluran, meliputi :
1. Pengangkatan lumpur pada saluran
2. Perbaikan tangul (longsor dan erosi) pada saluran dan tanggul
pengaman
3. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada saluran
4. Perbaikan jalan pada jalan inspeksi dan jalan usaha tani
5. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)
6. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dan
sempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km
Daftar kebutuhan biaya pemeliharaan berkala jaringan irigasi tambak adalah
seperti di bawah ini.
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 108
Tabel 4.25. Analisa Harga Satuan Pemeliharan Berkala Jaringan Tambak
PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran
a. Biaya pengerukan 1 m3, dengan tenaga manusia, termasuk pengangkutan dan
merapihkan tanah bekas yang diangkut (BOW 1*A4 + 1/5*A6)
1,566 pekerja pengerukan @ Rp = Rp
0,75 Pekerja perapihan @ Rp = Rp
Rp
b. Biaya penggalian 30 m3 dengan alat hydraulis excavator (HER), termasuk
merapihkan bekas galian
- Harga baru Excavator Komatsu LSS (Rp 1.000) (NP) Rp
- Nilai sisa alat 10% (Rp 1.000) (RV) Rp
- Masa kerja alat tahun
- Jam kerja alat per tahun (YWH) jam
- Jumlah jam kerja alat (TWH) jam
- Kapasitas kerja alat efektif m3/jam
- Kemampuan tenaga/daya alat pk
(A) Biaya Kepemilikan Alat (Rp/jam)
- Penyusutan Alat = Rp
- Bunga, pajak dan asuransi (0,1 x NP x YWH) = Rp
Biaya Sub Total = Rp
Biaya Total (A+B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp
Biaya per m3
= Rp
(B) Biaya Operasional
- Bahan bakar dan pelumas
24,9 ltr solar @ Rp/ltr = Rp
0,48 ltr oli mesin @ Rp/ltr = Rp
0,13 ltr oli alat penggerak @ Rp/ltr = Rp
0,54 ltr oli hidraulik @ Rp/ltr = Rp
0,3 kg gemuk/stempel @ Rp/kg
- Perbaikan dan Pemeliharaan = Rp
20% dari NP/TWH
- Gaji/upah operator dan mekanik
1 operator @ = Rp
1 pembantu operator @ = Rp
2 pekerja @ = Rp
0,25 mekanik @ = Rp
lembur, tunjangan lainnya (15%)
- Biaya lain-lain (filter, malting dll) = Rp
45% dari biaya operasional
Biaya Sub Total = Rp
Biaya Total (A) + (B) (kepemilikan alat+biaya operasional) = Rp
Biaya per m2 (Upah+bahan-bahan) = Rp
PB.02 Perbaikan Tanggul
Biaya per100 m2 (dengan tenaga manusia)
1 pekerja @ Rp = Rp
0,05 Alat-alat @ Rp = Rp
1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
5,0 pekerja @ Rp = Rp
5,0 tukang cat @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
Biaya per m2
= Rp
PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
Biaya per m2
= Rp
PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
Biaya per m2
= Rp
PB.05 Biaya Perbaikan Rumah Dinas (rehabilitasi)
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
Biaya per m2
= Rp
PB.06 Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok BM
pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp = Rp
Total Biaya = Rp
Biaya per m2
= Rp
Biaya per m3
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 109
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada lokasi,
karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
4.3.2.3 Biaya Perbaikan Darurat Jaringan Tambak
Perbaikan darurat dilakukan akibat timbulnya kegiatan yang di luar dugaan
termasuk bencana alam. Tindakan pengamanan dan pencegahan merupakan
tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap
jaringan irigasi maupun jiwa manusia yang diakibatkan ulah manusia, hewan
atau proses alami yang mestinya dapat dicegah. Terjadinya bencana alam
merupakan suatu hal yang terjadi tidak dapat diduga sebelumnya dan akibatnya
dapat mempengaruhioperasi jaringan. Oleh sebab itu perlu penanganan segera.
Kerusakan jaringan akibat bencana alam dapat diatasi dengan perbaikan
darurat.
Pada umumnya biaya biaya yang dibutuhkan untuk ini tidak dapat dihitung,
namun apabila diabaikan kerugian yang ditimbulkan dapat besar sekali. Oleh
sebab itu, besarna biaya untuk keperluan ini dapat ditaksir antara 10-15% dari
seluruh biaya OP. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan tambak dapat dilakukan
secara swakelola atau kontraktual berdasarkan jenis pekerjaan, volume, waktu,
tenaga kerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan dan/atau dapat
dilaksanakan secara partisipatif oleh kelompok petani tambak.
4.3.3 Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Tambak
Biaya untuk pembinaan dan koordinasi digunakan untuk :
1. Peningkatan kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan jaringan
2. Rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka operasi dan
pemeliharaan jaringan
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 110
Biaya untuk pembinan dan koordinasi meliputi :
1. Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi
2. Penyeiaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi
3. Honorarium
4. Biaya lainnya
Tabel 4.26. Biaya Pembinaan/Koordinasi
Nama DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A BIAYA KANTOR
B PELATIHAN BAGI PERSONIL
I GAJI/UPAH
a. Honor Pengarah
b. Honor Instruktur
c. Honor Narasumber/Pakar
d. Honor Pembuatan Makalah
e. Uang Saku Peserta
f. Panitia Pelaksana
II BAHAN
a. Alat Tulis Kantor (ATK)
b. Perlengkapan Peserta
c. Multimedia
d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax
e. Penggandaan/fotokopi
III PERJALANAN
PENGARAH
Transport
Uang Harian
INSTRUKTUR
Transport
Uang Harian
NARASUMBER
Transport
Uang Harian
PANITIA PELAKSANA
Transport
Uang Harian
BIAYA PERSIAPAN
Transport
Uang Harian
IV LAIN-LAIN
Akomodasi & Konsumsi untuk :
- Peserta
- Pengarah
- Instruktur
Sewa Ruangan
Sewa Komputer + Printer
Sewa Infocus
Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan
Transportasi dan Penyelenggaraan
Biaya Pembinaan/Koordinasi Operasi dan Pemeliharaan
No Volume Satuan Keterangan
Total
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 111
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
Biaya Pemberdayaan P3A
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan jaringan secara partisipatif,
kedudukan P3A sebagai pengguna harus disetarakan, sehingga mereka
mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan jaringan. Untuk
itu pemberdayan P3A harus dilakukan secara berkesinambungan dan
terprogram dengan baik.
Biaya untuk pembiayaan P3A antara lain meliputi :
1. Pelatihan Op partisipatif
2. Pendampingan/fasilitas P3A
Biaya untuk pemberdayaan P3A meliputi :
1. Perjalanan dalam rangka pendampingan
2. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A
3. Honorarium
4. Biaya lainnya
LAPORAN INTERIM Penyusunan Rancangan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP
Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak
IV - 112
Tabel 4.27. Biaya Pelatihan Pembinaan P3A
Catatan :
1) Koefisien dari analisa harga di sini hanya merupakan standar umum,
koefisien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga
yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung pada
lokasi, karakteristik daerah dan tingkat kesulitan pelaksanaan.
Nama DI/DR/DT : Kabupaten :
Pengamat : Provinsi :
Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah Biaya
Uraian Kegiatan (Rp.) (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I GAJI/UPAH
a. Honor Pengarah OJ
b. Honor Instruktur OJ
c. Honor Narasumber/Pakar OJ
d. Honor Pembuatan Makalah Mak
e. Uang Saku Peserta OH
f. Panitia Pelaksana OB
II BAHAN
a. Alat Tulis Kantor (ATK) Ls
b. Perlengkapan Peserta Ls
c. Multimedia Ls
d. Percetakan Undangan, sertifikat, fax Ls
e. Penggandaan/fotokopi Ls
III PERJALANAN
PENGARAH
Transport PP
Uang Harian OH
INSTRUKTUR
Transport PP
Uang Harian OH
NARASUMBER
Transport PP
Uang Harian OH
PANITIA PELAKSANA
Transport PP
Uang Harian OH
BIAYA PERSIAPAN
Transport PP
Uang Harian OH
A PESERTA DARI TEMPAT KEDUDUKAN
Transport PP
Uang Harian OH
B SURVEY NARASUMBER
Transport PP
Uang Harian OH
IV LAIN-LAIN
Akomodasi & Konsumsi untuk :
- Peserta OH
- Pengarah OH
- Instruktur OH
Sewa Ruangan RH
Sewa Komputer + Printer BH
Sewa Infocus BH
Evaluasi, Laporan Penyelenggaraan Ls
Transportasi dan Penyelenggaraan Ank
Biaya Pelatihan Pelatihan Pembinaan P3A
No Volume Satuan Keterangan
Total