Taqwa, Intelektual dan...

36
PELATIHAN KADER LANJUT “ULUL ALBAB” (Mewujudkan Kader Pelopor Bermental Ulul Albab) PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOTA MALANG Kantor: Jl. Mayjen Panjaitan 164 Malang 65113 Telp./Fax. 085732388628 Website: http//www.pmiikotamalang.or.id E-mail: [email protected] Taqwa, Intelektual dan Profesional No : 006.PKL-XVIII.PC-XL.V-04.02.AA.03.2015 Lamp : 1 Bendel Hal : PERMOHONAN KepadaYth. Ketua Umum PC. PMII Se-Indonesia Di tempat Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Salam silaturrahim teriring do’a kami sampaikan semoga bapak/ibu senantiasa dalam lindungan-Nya, serta eksis dalam menjalankan aktifitas keseharian. Amin. Sehubungan dengan akan dilaksanakannya agenda Pelatihan Kader Lanjut “Ulul Albab” oleh PC. PMII Kota Malang, maka kami mengharap kepada sahabat-sahabat PC. PMII Se- Indonesia untuk mendelegasikan kader terbaiknya dalam acara tersebut yang akan dilaksanakan pada: hari/tanggal : Selasa-Ahad, 17-22 Maret 2015 tempat : Gedung pertemuan, Murnajati, Lawang Demikian surat ini kami buat, atas perhatian, kerjasama dan partisipasinya kami sampaikan terima kasih. Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamieth Thorieq Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Malang, 1 Maret 2015 PANITIA PELAKSANA PKL “ULUL ALBAB” PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOTA MALANG MOCHAMMAD SHODIQIN DAFIKURRAHMAN Ketua Sekretaris Mengetahui, PC. PMII KOTA MALANG HABIBURRAHMAN EL-STIFFIANNI Ketua Umum

Transcript of Taqwa, Intelektual dan...

Page 1: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

PELATIHAN KADER LANJUT “ULUL ALBAB” (Mewujudkan Kader Pelopor Bermental Ulul Albab)

PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

KOTA MALANG Kantor: Jl. Mayjen Panjaitan 164 Malang 65113 Telp./Fax. ☎085732388628 Website: http//www.pmiikotamalang.or.id E-mail: [email protected]

Taqwa, Intelektual dan Profesional

No : 006.PKL-XVIII.PC-XL.V-04.02.AA.03.2015 Lamp : 1 Bendel Hal : PERMOHONAN

KepadaYth. Ketua Umum PC. PMII Se-Indonesia

Di tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Salam silaturrahim teriring do’a kami sampaikan semoga bapak/ibu senantiasa dalam lindungan-Nya, serta eksis dalam menjalankan aktifitas keseharian. Amin. Sehubungan dengan akan dilaksanakannya agenda Pelatihan Kader Lanjut “Ulul Albab” oleh PC. PMII Kota Malang, maka kami mengharap kepada sahabat-sahabat PC. PMII Se-Indonesia untuk mendelegasikan kader terbaiknya dalam acara tersebut yang akan dilaksanakan pada: hari/tanggal : Selasa-Ahad, 17-22 Maret 2015 tempat : Gedung pertemuan, Murnajati, Lawang Demikian surat ini kami buat, atas perhatian, kerjasama dan partisipasinya kami sampaikan terima kasih. Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamieth Thorieq Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Malang, 1 Maret 2015 PANITIA PELAKSANA PKL “ULUL ALBAB” PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOTA MALANG

MOCHAMMAD SHODIQIN DAFIKURRAHMAN Ketua Sekretaris Mengetahui, PC. PMII KOTA MALANG HABIBURRAHMAN EL-STIFFIANNI Ketua Umum

Page 2: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan
Page 3: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

TERM OF REFERENCE (TOR)

A. LATAR BELAKANG

“Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan

ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”.

(Tujuan PMII BAB IV Pasal 4 AD).

Sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia masih menjadi catatan kelam bagi bangsa ini, mulai dari Kekejaman dan ketidak adilan penjajahan, seperti politik tanam paksa, membuat rakyat Indonesia makin sengsara. Dalam kesengsaraan itu terjadi proses perubahan mental pada rakyat Indonesia dan jumlah orang yang melawan penjajahan makin meningkat. Inilah kondisi yang menumbuhkan pergerakan kebangsaan sejak permulaan Abad ke 20. Muncul para pahlawan nasional yang memperjuangkan negerinya keluar dari penindasan. Kita kenal nama Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dll. sebagai pejuang yang harus menyerahkan akhir hayatnya di tangan penjajah. Tiga setengah abad negeri ini terkungkung dalam cengkeraman kolonialisme. Atas perasaan senasib dari para anak bangsa serta atas kebijakan politik etis Belanda muncul kebangkitan nasional. Budi Utomo di tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, puncaknya adalah masa kemerdekaan RI tahun 1945 yang mengusung Soekarno-Hatta sebagai nahkoda.

Perjuangan pasca kemerdekaan masih panjang, kondisi perekonomian, pendidikan, dan segala aspek bangsa perlu segera distabilkan. Untuk mencapai kondisi yang stabil, konstitusi RI mengalami beberapa kali perubahan. Negara Republik Indonesia (RI) pertama pada 17 Agustus 1945, negara RI Serikat 1949 (republik kedua), negara RI Sementara 1950 (republik ketiga), Negara Dekrit 5 Juli 1959 (republik keempat), era perang dingin, republik kelima 1963 (plus Papua), republik keenam 1974 (plus Timor Timur), gelombang ketiga demokratisasi, dan kembali ke republik kelima 1999 (tanpa Timor Timur).

Banyak kasus KKN tidak dianggap sebagai korupsi karena pada dasarnya yang dilakukan adalah Corrupted mind sehingga Indonesia dianggap negara paling terkorup di dunia meskipun koruptornya berjumlah sangat sedikit. KKN dalam bentuk Corrupted mind ini sebenarnya lebih berbahaya daripada KKN yang terang-terangan karena kebijakannya sudah korupsi sehingga menyengsarakan rakyat (Gie, 2005:43-49).

Belum lagi soal perang antar kebudayaan dan ideologi antar bangsa sangat dirasakan oleh negara Indonesia dengan jumlah penduduk ±250 juta. Berbagai proyek penanaman ideologi oleh bangsa-bangsa maju kepada negara-negara berkembang genjar dilakukan untuk menjadikan negaranya sebagai pusat peradaban dunia. Triliunan dana dikeluarkan untuk kepentingan ini. Pertanyaan besar menghantui kita “Mampukah Indonesia membawa jati dirinya di tengah-tengah arus globalisasi yang tanpa batas?”. Mungkin kita semua yang bisa menjawab lewat aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Ada baiknya pula jika kita terapkan prinsip 3M yaitu, Pertama mulai dari diri sendiri, kedua mulai dari hal yang terkecil, dan ketiga mulai dari sekarang. Kemandirian disertai dengan kesabaran dan doa adalah jalan keluar dari kemelut yang terjadi pada bangsa ini.

Ada fenomena sosial lain yang berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat kita belakangan ini, yakni suatu praktis sosial yang ditandai oleh merosotnya kesadaran bersama tentang tanggung jawab, kebajikan bersama, saling percaya dan kesukarelaan. Dalam hampir semua kagiatan, uang dan imbalan materi lainnya menjadi dasar bagi berlangsungnya partisipasi warga. Dalam semua kegiatan itu, segala aktivitas dijalankan secara transaksional. Sementara kesukarelaan, keikhlasan,kejujuran dan altruism sebagai basis tindakan sosial kolektif berkurang. Datang ke pertemuan-pertemuan komunitas, rapat-rapat organisasi, kampanye partai, preferensi pilihan dalam pemilu, kesediaan untuk membantu dan

Page 4: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan imbalan dalam bentuk yang berbeda-beda.

Pencapaian prestasi tinggi makin penting dalam kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Umat manusia makin berkembang maju dan bangsa yang tidak mampu mengikuti irama kemajuan itu sukar menjamin kelangsungan hidupnya; kalau tidak sirna paling tidak akan berada dalam kondisi setengah mati setengah hidup (Layamutu fiha wala yahya: QS. Toha 74). Di depan mata kita sudah di tunggu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean 2015 ), dimana kompetisi dan kualitas masing masing diri kita harus siap menghadapinya.bagaimana masyarakat indonesia, lebih-lebih mahasiswa yang merupakan lahan kaderisasi PMII harus memiliki motivasi dan mental yang tinggi untuk disiplin, teguh pada tujuan dan meningkatkan kemampuan softskills jika ingin menjadi kekuatan yang extraordinary dan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.

PMII harus ikut andil mendorong perguruan tinggi serta mengajukan saran bagi para pengambil kebijakan di pemerintahan baik di eksekutif, legislatif maupun stakeholder lainnya yang terkait dengan pendidikan tinggi. Di harapkan dari salah satu dari gagasan ini dapat menjadi masukan dan landasan bagi para pengambil kebijakan untuk dapat menyesuaikan berbagai kebijakan dan regulasi supaya pendidikan tinggi di Indonesia menjadi key success factor atau faktor utama sebagi penentu berhasilnya bangsa Indonesia menjadi pemenang di era MEA.

Kita sering merasa lemah dan tak percaya diri,di sebabkan tak punyaa mental yang kuat, kita selalu di pandang sebagai masyarakat konsumtif. Namun kalau kita harus bangkit dari sebuah keterbelakangan ini, mengingat potensi kita dalam banyak sisi memiliki keunggulan komperatif meskipun ditengah hambatan-hambatan klasik yang masih mengganjal terkait persiapan sumber daya manusia kita yang dipandang memiliki jumlah yang besar namun tidak memiliki daya saing (kompetitif). Kekhawatiran ini selanjutnya akan berdampak pada masyarakat Indonesia akan menjadi tamu dan penonton dinegaranya sendiri. Hal ini berdasar sebab sasaran pasar yang paling potensial bagi negara-negara ASEAN tersebut adalah Indonesia karena memiliki jumlah penduduk yang sangat besar yakni ±250 juta jiwa atau hampir sentengah dari jumlah penduduk negara yang tergabung ASEAN yang berjumlah ±600 juta jiwa, artinya separuh dari pasar ekonomi di ASEAN adalah negara yang sangat kaya bernama Indonesia. SENTUHAN HIKMAH

Dari bentangan paparan di atas, kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa PMII Bukan tempatnya mahasiswa yang mudah mengeluh dan tidak peduli atas persoalan dan tantangan bangsa (apatisme) atau pemuda yang hanya memandang suatu masalah akan menjadi masalah baginya apabila masalah tersebut bersinggungan langsung dengan dirinya (individulaisme).sebab sudah sangat jelas dalam muqoddima AD/ART PMII di sebutkan bahwa, Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertangung jawab mengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spritual maupun material dalam segala bentuk.

PMII merupakan elemen terpenting dari seluruh bagian masarakat Indonesia dalam mengemban tanggung jawab berbangsa dan bernegara. PMII mempunyai pandangan bahwa sejarah itu berjalan dengan masa lalu, bukan karena semata-mata masa lalu itu ada, tetapi karena masa lalu telah membentuk hari ini dan hari esok. Artinya capaian tertinggi dari sebuah gerakan adalah ketika satu generasi telah berhasil mengantar generasi berikutnya menaiki tangga yang lebih tingi. Visi historis inilah yang akan menjadikan PMII sebagai organisasi besar yang berpandangan kedepan, karena PMII tidak didirikan hanya untuk bertahan selama sepuluh atau dua puluh tahun, tetapi PMII didirikan untuk melakukan

Page 5: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

perubahan tata struktur dan sistem. Mempertahankan budaya dan mengambil langkah yang lebih baik dari situasi dan ancaman menjadikan bangsa ini lemah.

Tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah sikap mental masyarakat Indonesia yang gamampang dan bahkan lemah. Terpengaruh oleh sejarah kelam bangsa ini dan kondisi Alam yang mengelilinginya yang murah dan mudah, Masyarakat Indonesia cenderung bersikap manja dan lekas puas, tanpa dorongan dalam dirinya untuk mewujudkan yang terbaik, menjalankan segala sesuatu asal jadi tanpa minat untuk menghasilkan kualitas dalam pekerjaan. Akibatnya mereka terselinap oleh mayoritas yang lemah sikap mentalnya, bermental kuat dan bersikap tangguh cenderung dianggap menentang arus.

Agar supaya mental menjadi siasat integral tranformasi keilmuan dan etika sehari-hari pada lingkup organisasi dan skala sebesar bangsa. Arah itu juga merupakan resep bagi masyarakat warga untuk ikut terlibat secara bersama-sama dalam memulai dan merawat bangsa ini dari berbagai macam ancaman.

“Mewujudkan Kader Pelopor bermental Ulul Albab”. Mental Ulul albab yang sengaja kami pilih sebagai jawaban dari keterbelakangan mental dan membangun kesadaran mencari solusi yang melanda bangsa ini, yaitu orang yang selalu berdzikir (mengingat Allah) dengan lisan maupun hati (keimanan) dalam setiap situasi dan kondisi, apapun ia selalu mengingat tuhannya. Bukan sebatas ini saja, selain mengingat Allah, ulul albab juga berfikir, yaitu memikirkan ayat-ayat Allah yang berupa alam semesta, langit bumi dan segala isinya serta dan perjalanannya yang melahirkan perubahan siang dan malam dan fenomena-fenomena alam lainnya. Setelah berpikir ulul albab akan mengambil kesimpulan dari fenomena-fenomena tersebut serta mengambil hikmah ulul albab akan menjadikannya sebagai sarana untuk memperdalam keimanan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan bukan malah tenggelam di dalam fenomena tersebut dimana hal itu merupakan ruang aktulisasi dari setiap di kader dan PMII untuk menjawab tantangan zaman.

Selain itu, PMII harus mengambil peran sentral dalam pembangunan di berbagai aspek baik itu sektor ekonomi, budaya, pariwisata, pendidikan dan sebagainya. "PMII tidak boleh sekadar menjadi penonton, pemerhati atau bahkan hanya pengekor. Kita harus menjadi pelopor perubahan, pembangunan, penggerak dan mengambil banyak peranan penting untuk bersaing menghadapi tantangan global.

Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ulul albab yaitu orang yang berakal (QS. Ar-Ra’d Ayat 20), memiliki pikiran, perasaan dan hati. Namun bukan hanya sekedar memilikinya akan tetapi mau menggunakannya secara maksimal, sehingga ia mampu mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta pandangan yang tajam terhadap sesuatu. Penggunaan akal, pikiran, perasaan dan etika, ini tentu saja dengan cara yang benar dan dengan tujuan yang baik. Karena banyak orang yang memiliki komponen-komponen ini, namun tidak mau menggunakannya secara maksimal. Begitu juga banyak orang yang menggunakannya namun tidak dengan cara yang benar dan bukan untuk kebaikan, seperti orang yang menggunakan akalnya hanya untuk akal-akalan mencari keselamatan di dunia.

Upaya dalam memberikan jawaban dari kegelisahan itu terangkai dalam suatu keyakinan bahwa keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi. Indikator termudah yang seringkali dijadikan ukuran keberhasilan dari sebuah organisasi adalah seberapa banyak (kuantitas) dan seberapa hebat (kualitas), integritas dan kapabilitas out put (alumni) yang dihasilkannya. Minimnya sebuah organisasi dalam me-reproduksi intelektual, tokoh atau pemimpin yang memiliki kecakapan di bidangnya (profesional), kritis, visioner, berkarakter dan bermental kuat akan menunjukkan macetnya sebuah organisasi yang berarti pula kegagalan kaderisasi di tubuh organisasi. Sistem pengkaderan di PMII diarahkan pada terciptanya individu-individu yang merdeka, otonom, independen, baik dalam bepikir, bersikap maupun berperilaku (etika) serta memiliki kapasitas dan kepedulian berpartisipasi secara kritis dalam setiap aksi perubahan menuju tatanan masyarakat indonesia yang lebih baik, negara dan dunia yang PMII

Page 6: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

cita-citakan. Kader merupakan roh organisasi, karena itu pengkaderan di PMII diformulasikan secara sistemik dan terencana dengan baik, sehingga menjadi ujung tombak keberlangsungan dan kesinambungan dinamika dan keberlanjutan organisasi.

B. LANDASAN KEGIATAN

1. Al Qur’an dan Hadis

2. Pancasila dan UUD 1945

3. Nilai Dasar Pergerakan (NDP PMII)

4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART PMII)

5. Hasil-hasil Konfercab XL PMII Kota Malang

6. Hasil-hasil Rakercab XL PC. PMII Kota Malang

C. NAMA KEGIATAN

Nama Kegiatan ini adalah Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab;

1. Pelatihan adalah untuk melatih secara kemampuan atau dengan kata laian yakni

proses suatu usaha sadar dan sistematis untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan Pendidikan bagi pengembangan pengetahuan,

sikap dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan peranannya di masa yang

akan datang.

2. Pelatihan Kader Lanjut adalah Pengkaderan Formal PMII untuk memperkuat dan

meningkatkan basis pengetahuan dan keterampian yang akan menopang pilihan

gerak kader PMII untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. PKL adalah

pengkaderan Formal ketiga dalam sistem pengkaderan formal PMII untuk

mencetak kader pelopor, yang dilaksanakan pasca Pelatihan Kader Dasar dan

diikuti oleh kader yang telah di nyatakan lulus mengikuti PKD.

3. Ulul Albab adalah orang yang berakal, memiliki pikiran, perasaan dan hati.

Namun bukan hanya sekedar memilikinya akan tetapi mau menggunakannya

secara maksimal, sehingga ia mampu mendapatkan ilmu pengetahuan dan

wawasan yang luas serta pandangan yang tajam terhadap sesuatu. Penggunaan

akal, pikiran, perasaan dan etika, ini tentu saja dengan cara yang benar dan dengan

tujuan yang baik.

D. TEMA KEGIATAN

Pelatihan Kader Lanjut “Ulul Albab” dengan tema “Mewujudkan Kader Pelopor

Bermental Ulul Albab”.

E. TUJUAN KEGIATAN (GOAL)

Tujuan kegiatan ini adalah:

1. Opening Ceremony dan Taushiyah Pergerakan bertujuan sebagai pembuka

kegiatan PKL Ulul Albab sekaligus membincang kembali “Interdependensi NU dan

PMII” yang dideklarasikan pada Kongres X PMII tanggal 27 Oktober 1991 di

Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta.

2. Secara Umum PKL Ulul Albab ini bertujuan untuk membentuk kader mujtahid

(Pelopor, Kreator, Pembaharu) dengan kategori khusus antara lain:

1. Peka terhadap ruang gerak dan memahami medan.

Page 7: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

2. Membentuk kader bermental pelopor.

3. Berkepribadian reflektif.

4. Mewujudkan kader yang bermoral dan memiliki intelektualitas yang

mumpuni.

5. Meningkatkan loyalitas kader terhadap organisasi sebagai bentuk

keberpihakan terhadap Jama’ah.

6. Membentuk karakter yang kuat.

7. Meningkatkan kemampuan dalam mengelola organisasi dan memperkuat

sistem.

8. Mencetak kader yang komunikatif dan visioner.

9. Teguh pendirian dan memiliki prinsip yang kuat.

F. TARGET KEGIATAN (OUTPUT)

Target yang diharapkan dari Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab adalah:

1. Peserta mampu meningkatkan kepekaan terhadap ruang gerak serta memahami

medan

2. Peserta memiliki mental pelopor

3. Peserta memiliki kepribadian reflektif

4. Peserta mampu menjadi kader yang bermoral dan memiliki intelektualitas yang

mumpuni

5. Peserta mampu memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi sebagai

bentuk keberpihakan terhadap Jama’ah

6. Peserta memiliki karakter yang kuat

7. Peserta memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola organisasi dan

memperkuat sistem

8. Peserta mampu menjadi kader yang komunikatif dan visioner

9. Peserta menjadi teguh pendirian dan memiliki prinsip yang kuat.

G. HASIL KEGIATAN (OUTCOME)

Hasil yang diharapkan dari Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab adalah:

1. Alumini PKL mampu menjadi inisiator dalam menyikapi berbagai persoalan

yang di hadapi

2. Alumni PKL mampu menjadi pribadi yang selalu bermuhasabah atas segala

tindakan-tindakannya

3. Alumni PKL mampu menjadi tauladan yang bermoral dan memiliki

intelektualitas yang mumpuni

4. Alumni PKL mampu memberikan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi

sebagai bentuk keberpihakan terhadap Jama’ah

5. Alumni PKL memiliki karakteristik dan citra diri yang karismatik

6. Alumni PKL memiliki kemampuan managerial yang baik dalam menata sistem

organisasi

7. Alumni PKL memiliki kecakapan komunikasi

8. Alumni PKL memiliki pandangan yang jauh ke depan

9. Alumni PKL menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan memiliki prinsip

yang kuat.

Page 8: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

H. METODOLOGI PENDIDIKAN 1. Pengertian metodologi

Metodologi pendidikan merupakan prinsip-prinsip pengajaran yang sistematis mengenai cara-cara penyajian informasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Bentuk metodologi Bentuk-bentuk metodologi yang akan digunakan didalam proses Pendidikan Kader Lanjut ini adalah sebagai berikut:

a. Brainstroming b. Kuliah dan Dialog c. Pendalaman materi d. FGD e. Sharing Pengalaman f. Presentasi atau input materi dari pakar g. Diskusi kelompok h. Diskusi pleno i. Praktikum

I. MODEL PENDEKATAN

Pendekatan yang digunakan dalam PKL adalah pendekatan doktrin dan partisipatoris. Pendekatan ini menekankan kedisiplinan dan keaktifan peserta untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan pendapatnya. Pendekatan partisipatoris dan doktrinasi dalam PKL digunakan dengan tetap dalam koridor tujuan pengkaderan, tujuan PKL dan tujuan per sesi.

J. PESERTA

Peserta dalam kegiatan ini adalah:

1. Opening Ceremony dan Taushiyah Pergerakan di hadiri oleh delegasi dari

seluruh Komisariat di lingkungan PC. PMII Kota Malang, delegasi dari cabang

PMII Nasional dan para undangan.

2. PKL Ulul Albab di ikuti oleh delegasi dari Komisariat di lingkungan PC. PMII

Kota Malang dan delegasi dari Cabang PMII Nasional.

K. WAKTU DAN TEMPAT

1. Kegiatan Opening Ceremony dan Taushiyah Pergerakan ini akan

dilaksanakan pada:

a. Waktu : Selasa, 17 Maret 2015

b. Tempat : Gedung Pertemuan Murnajati, Lawang Malang

2. Kegiatan Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab ini dilaksanakan pada:

a. Waktu : Rabu – Minggu, 18 – 23 Maret 2015

b. Tempat : Gedung Pertemuan Murnajati, Lawang Malang

L. MATERI PELATIHAN

Adapun materi yang akan disuguhkan dalam Pelatihan Kader Lanjut ini adalah tentang pembentukan mental dan karakter kader Mujtahid dengan capaian kader pelopor, pembaharu dan kreator organisasi. Yang meliputi materi sebagai berikut :

1. Keislaman (Ideologi) a. Aswaja Scientific

Page 9: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

b. PMII, NU dan Peta Pemikiran Gerakan Islam 2. Keindonesiaan

a. Sejarah Masyarakat Indonesia

b. Geo Politik, Geo Ekonomi dan Geo Strategi

3. Ke-PMII-an a. Membedah PMII Perspektif Ideologi

b. Membedah PMII Perspektif Kepemimpinan dan Organisasi

c. Membedah PMII Perspektir Kaderisasi

d. Membedah PMII Perspektif Gender

4. Leadership a. Mentality And Character Building

b. Teknik Membangun Jaringan

c. Strategi Perang

5. Pengetahuan a. Strategi Membangun Kemandirian Ekonomi Organisasi

b. Community Organizing

M. NARASUMBER

Narasumber dalam Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab adalah:

1. Prof. Masykuri Bakrie

2. Dr. H. Sakban Rosidi, M.Si

3. Dr. Tirmidzi

4. Ilhamudin, M.Si

5. Andry Dewanto Ahmad, S.H

6. Ahmad Suaidi

7. M. Najib, S.Pd

8. Hery Hariyanto Azumi

9. Kurniawan Muhammad, S.Pik.

10. Abdussalam, S.Sos

11. Fairouz Huda, S.Sos

12. Heri Setiono, S.T

13. Anggia Erma Rini

N. FASILITATOR

Fasilitator dalam Pelatihan Kader Lanjut Ulul Albab adalah:

1. Ident Robet Ulum, S.T

2. Dwi Fitri Wiyono, S.Pdi

3. Moh. Syamsul Arifin, S.Pdi

4. Muhammad Yunus Zaenal, S.H

5. Nirianto S.E

6. Nuraini, S.H

7. Aprilia Mega, S.Psi

O. SILABUS MATERI

(Terlampir)

Page 10: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

P. JADWAL ACARA

(Terlampir)

Q. PERSYARATAN PESERTA

(Terlampir)

R. FORMULIR PENDAFTARAN

(Terlampir)

S. NUTUP

Kegiatan ini akan terselenggara dengan baik jika tercipta kerjasama yang baik

pula antara panitia penyelenggara, Pengurus Cabang dan para calon peserta PKL Ulul

Albab dan komponen lainnya yang ikut serta dalam menyukseskan kegiatan ini.

Wallahulmuwfiq Ilaa Aqwamith Tharieq

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 28 Februari 2015

PANITIA PELAKSANA

PELATIHAN KADER LANJUT “ULUL ALBAB”

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

KOTA MALANG

MOCHAMMAD SHODIQIN

Ketua

DAFIKURRAHMAN

Sekretaris

Mengetahui,

PC. PMII KOTA MALANG

HABIBURRAHMAN EL-STIFFIANNI

Ketua Umum

Page 11: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Lampiran SILABUS PEMATERI

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan

I Pra - Kurikula

Peserta mampu memahami tujuan dari PKL, mampu membaca posisi dan fungsinya dalam konteks strategi gerakan PMII serta tersusunnya aturan- aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh unsur pelaksana.

1. Analisa Diri Citra diri kader Posisi dan fungsi kader

pergerakan 2. Kesepakatan bersama Harapan Peserta Kesepakatan tata tertib

yang berlaku bagi seluruh Unsur pelaksana PKL

3. Tujuan PKL Unsur pelaksana PKL,

Materi dan Pemateri Pendekata PKL

(Approach) Pembentukan

kelompok

Partisipatoris 30 menit LCD Kertas folio Spidol besar Papan tulis/ kertas

plano

Analisa diri dan tugas

Kesepakatan bersama peserta dan pelaksana

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan II Mentality and

Character Building

Peserta mampu memahami karakternya serta berkesadaran historis atas pola perilakunya

Wawasan dan kesadaran reflektif atas segala Aktivitas & Pikiran

Analisa diri Ceramah Dialog Diskusi

150 menit LCD Makalah Spidol besar Papan tulis/ kertas

Orientasi sesi & pengenalan narasumber oleh fasilitator

Page 12: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

dalam kehidupan Ber-Organisasi dan ber-Masyarakat serta terbentuknya pribadi yang kuat mentalnya dalam menghadapi realitas sosial dan tidak mudah goyah pendiriannya.

Peka terhadap ruang gerak dan dapat memahami medan dalam setiap tindakan & keinginan

Pendirian yang kokoh sebagai prinsip dasar perubahan

Pembekalan diri dalam ber-organisasi sebagai Strategi membentengi diri

Dapat mengetahui potensi diri serta mendatangkan kekuatan dan antisipasi kelemahan

plano Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Gambaran Materi Mental digunakan untuk menyebut kapasitas psikologis orang dalam merespond problem-problem kehidupan. Ada orang yang memiliki kemampuan untuk

menghadapi problem seberat apapun dan seberapa lamapun. Nah orang seperti ini disebut kuat mentalnya. Adapun jika seseorang memiliki kapasitas

psikologis dibawah normal sehingga ketika berhadapan dengan problem ia merasa minder, menyerah sebelum bertarung,maka ia disebut sebagai orang

yang lemah mentalnya. Jika sangat parah disebut memiliki keterbelakangan mental. Jika dihubungkan dengan kemampuannya menyelaraskan diri dengan

nilai-nilai, maka yang positip disebut orang yang sehat mentalnya sementara orang banyak melakukan perilaku menyimpang disebut sebagai orang yang

sakit mental.

Daya-daya mental seperti bernalar, berpikir, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan memang tidak ragawi (tidak kasat mata), tetapi dunia mental tidak mungkin terbangun tanpa pengalaman ragawi. Pada gilirannya, daya-daya mental pun dibentuk dan menghasilkan perilaku serta tindakan

Page 13: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

ragawi. Kelenturan mental, yaitu kemampuan untuk mengubah cara berpikir, cara memandang, cara berperilaku/bertindak juga dipengaruhi oleh hasrat (campuran antara emosi dan motivasi). Salah satu contohnya adalah bagaimana selera dan hasrat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang kita peroleh melalui struktur lingkungan. Konsumerisme sebagai gejala budaya lahir dari perubahan struktur lingkungan yang memaksakan hasrat tertentu agar menjadi kebiasaan sosial. Misalnya, kebiasaan berbelanja sebagai gaya hidup dan bukan karena perlu, atau menilai prestise melalui kepemilikan.hal ini yang kadang menyebabkan keraguan atau bahkan ketakutan untuk bertindak, sehingga terjebak di dalam kelemahan. Kemudian berkaitan dengan transformasi etos, yaitu perubahan mendasar dalam mentalitas dimana cara berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Etos ini menyangkut semua bidang kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama,organisasi dsb.sehingga mentalitas bangsa (yang terungkap dalam praktik/kebiasaan seharihari) lambat-laun berubah. Pengorganisasian, rumusan pengembangan diarahkan untuk proses transformasi etos dalam membentuk karakter dan mental yang kuat.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan III Sejarah Masyarakat

Indonesia Peserta mampu menangkap watak, nalar dan pola perilaku masyarakat Indonesia, kemudian peserta mampu memahami karakteristik masyarakat dan di mana posisi PMII berada, Peserta juga diharapkan mampu menangkap energi gerak dan perubahan dari kenyataan sejarah masyarakat Indonesia

Warisan nusantara-kerajaan dalam nalar, watak dan pola prilaku masyarakat indonesia

Warisan kolonialisme dan nalar, watak, dan pola prilaku masyarakat Indonesia

Hubungan warisan nusantara dan kolonialisme dalam membentuk Watak, nalar dan prilaku masyarakat lokal

Pola gerakan – gerakan

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Spidol besar Makalah Papan tulis/

kertas plano

Orientasi sesi & pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 14: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

sosial di indonesia Pengaruh kolonialisme

dan masa perang dingin dalam pembentukan dikotomik nalar gerakan sosial di Indonesia

Ruang strategis PMII dalam sejarah dan gerakan Masyarakat Indonesia

Gambaran Materi Sejarah masyarakat Indonesia akan didekati dari beberapa sudut sekaligus. 1) Melihat posisi politik dan ekonomi Nusantara/Indonesia di tengah perkembangan politik dan ekonomi dunia. Pada masa Nusantara (pra-kolonial) kerajaan-kerajaan di Nusantara relatif mampu menjadi ‘penguasa’ di kawasan Asia Tenggara, meski kalah pamor dari negeri Tiongkok. Peran ekonomi dan politik kerajaan-kerajaan Nusantara mulai tersingkir begitu Portugis menguasai Malaka dan Spanyol menguasai Maluku. 2) Melihat sejarah agama dan kebudayaan di Nusantara. Pada masa Nusantara kita telah memiliki Hindu-Budha serta kepercayaan asli Nusantara. Begitu Islam mulai tersebar, ketiganya tersingkir. Namun massifnya pemeluk Islam bukan berarti hilangnya ciri khas watak Hindu-Budha dalam sosio-budaya Nusantara. Demikian pula kedatangan Kristen, tidak menghilangkan watak tersebut. Masyarakat Indonesia menyimpan lapis-lapis memori bawah sadar yang berperan penting dalam bangunan mental dan watak sosialnya. 3) Melihat efek kolonialisme terhadap bangunan sosio-kultural masyarakat Indonesia. Menjadi bangsa terjajah selama 350 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu perubahan mental masyarakat sangat mungkin terjadi. Kita dapat membacanya sejak pasca 1945, saat upaya membangun kemandirian bangsa oleh Soekarno selalu dapat digagalkan oleh hasrat untuk mengikuti apa yang diminta oleh pihak asing. Demikian sampai saat ini, masyarakat Indonesia tampaknya lebih mudah terpikat oleh sesuatu yang berasal dari luar. Dari tiga sudut di atas sebuah kenyataan historis akan terbaca. Dan selanjutnya PMII dengan lega hati harus jujur bahwa beginilah historisitas medan gerak PMII.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan IV Geopolitik, Peserta mampu 1. Tahap-tahap Ceramah 120 menit LCD Orientasi sesi &

Page 15: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Geoekonomi dan Geostrategi

menangkap nilai strategis letak geografis indonesia dalam bidang politik dan ekonomi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional, Peserta juga diharapkan memiliki pegangan untuk membaca peristiwa –peristiwa politik dan ekonomi internasional serta nasional yang menuntut penyikapan secara organisasi di PMII, Peserta diharapkan mampu mulai mengatur dan mengasah diri sebagai kader pergerakan dalam kenyataan geopolitik, geoekonomi dan geostrategis di berbagai level.

perkembangan sistem dunia (world system).

2. Pengertian, geopolitik & ekonomi.

3. Posisi Indonesia secara geopolitik & ekonomi selama perang dingin dan era neoliberal.

4. Misi gerakan dalam kenyataan geopolitik dan geoekonomi kontemporer.

5. Melacak strategi penguasaan ekonomi dan politik di dunia.

6. Kualitas-kualitas kader pelopor yang dibutuhkan dalam kenyataan geopolitik dan geoekonomi.

Dialog Diskusi

Makalah Spidol besar Papan tulis/ kertas

plano

pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Gambaran Materi Di mata dunia internasional, khususnya blok kapitalis-liberal, Indonesia pernah menempati posisi geopolitik penting sepanjang Perang Dingin. Indonesia ketika itu penting sebagai bumper bagi blok tersebut untuk menahan ekspansi sosialis-komunis. Posisi geografi Indonesia, yang terletak di persimpangan samudera dan benua, menaikkan nilai politik Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Pasca runtuhnya Komunisme Sovyet, Perang Dingin berakhir sehingga praktis peta dunia didominasi oleh blok kapitalis-liberal. Dalam arena tunggal semacam itu, pertarungan besar bukan lagi terjadi dalam ranah politik-

Page 16: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

ideologi, melainkan politik-ekonomi. Perebutan kandungan alam strategis (minyak, emas, air, uranium dll) yang memiliki nilai ekonomi tinggi menjadi peristiwa besar di samping permainan moneter. Perebutan kandungan alam serta permainan moneter biasa membawa implikasi politik, atau malah bersenjata politik. Sebagai misal ulah Amerika di Irak dan Afghanistan, serta isu terrorisme yang juga mengenai Indonesia. Indonesia belum mampu bangkit dari posisinya yang lemah meskipun secara geografis posisi Indonesia demikian strategis baik secara politik maupun ekonomi. Visi geoekonomi belum tampak dalam kebijakan pemimpin kita, hingga kita kalah sangat jauh dari Singapura yang mampu memanfaatkan posisi geografisnya sebagai negara persinggahan bisnis dunia di kawasan Asia Tenggara.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan V PMII, NU dan Peta

Pemikiran Gerakan Islam

Peserta mampu melihat peta pemikiran dan gerakan islam di tingkat nasional dan internasional, peserta mengetahui dan paham posisi PMII – NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mampu memposisikan diri sebagai kader pelopor

1. Pemikiran dan gerakan islam di indonesia dalam sejarah, sekarang dan masa depan.

2. Relasi pemikiran dan gerakan islam di indonesia dengan pemikiran dan gerakan islam secara internasional.

3. Sejarah dan dinamika PMII – NU dilihat dari perspektif sebagai organisasi kemahasiswaan, sosial-keagamaan dan kultur politik.

4. Posisi gerakan PMII diantara gerakan islam

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Makalah Spidol besar Papan tulis/ kertas

plano

Orientasi sesi & pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 17: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

di indonesia. Gambaran Materi

Geliat gerakan Islam di Indonesia mulai terasa sejak awal abad 20, ketika kaum Wahabi di Saudi Arabia mengadakan gerakan anti bid’ah, hingga melahirkan gerakan Komite Hijaz dari kalangan pesantren Indonesia. Sebelumnya gerakan pembaharuan telah terorganisir bersama lahirnya Muhammadiyah (1912) yang dipengaruhi oleh pemikiran Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani. Saat ini varian-varian gerakan Islam telah berkembang sangat pesat dan beragam. Sebagai misal pengaruh Hasan al-Banna di Messir yang mendirikan Ikhwanul Muslimin (1928) dan Hizbut Tahrir yang didirikan di Palestina tahun 1952 terasa sangat besar di Indonesia 10 tahun terakhir. Masing-masing memiliki agenda dan corak pemikiran tersendiri. Di sayap lain juga berkembang pemikiran Islam liberal yang salah satunya digawangi oleh JIL. Sementara PMII menegaskan diri sebagai bagian dari generasi Islam Indonesia, yang menyadari titik beda historis dan sosio kultural Islam Indonesia dari negeri-negeri asal baik pemikiran liberal maupun fundamentalis.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan VI Aswaja Scientific Terbentuknya pribadi

Muslim Indonesia yang selalu menjungjung tinggi Nilai-nilai Aswaja secara autentik (Eksaminasi Aswaja), selanjutnya peserta mampu dan dapat memposisikan aswaja sebagai pijakan serta landasan dakwah dan gerak kader.

Posisi dan fungsi Aswaja sebagai landasan gerak kader.

Nilai-nilai Aswaja secara autentik.

Pendekatan dan kultur aswaja secara ilmiah menurut ilmu pengetahuan.

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Makalah Spidol besar Papan tulis/ kertas

plano

Orientasi sesi & pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Gambaran Materi Aswaja dalam pandangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menempati ruang sebagai manhaj atau metode dalam berpikir, tidak lagi sebagai ideologi. Artinya, aswaja menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari kader PMII untuk mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki oleh warga

Page 18: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

pergerakan ini. Dibeberapa kajian aswaja yang sering disampaikan dalam pelatihan-pelatihan dan ruang diskusi, sudah banyak disampaikan bagaimana peran aswaja dalam menempati tempat yang sangat praktis, yakni dalam pengamalan sebagai manusia yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazzun), moderat (tawassuth), dan adil (i’tidal). Ke empat konsepsi aswaja tersebut sudah teraplikasikan dalam realitas sosial, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Akan tetapi, hari ini PMII perlu membedah lebih luas lagi dalam diri Aswaja yang masih sangat luas jika posisinya sebagai metodologi berfikir (manhaj al fikr). Hal ini dikarenakan perkembangan kehidupan sosial disekitar kita sangatlah pesat kemajuannya, termasuk semuanya menjadi serba modern. Jika melihat basic culture dari kader PMII yang mempunyai ciri khas berasal dari pesantren, ekonomi kelas menengah kebawah, tradisional, maka nilai-nilai aswaja pun seakan tersendat atau terhambat dengan batasan karakteristik diatas. Berangkat dari sini, maka perlu adanya pengamalan aswaja yang bisa diaplikasikan dari berbagai disiplin keilmuan yang dimiliki kader PMII dan nilai-nilai Aswaja bisa tersampaikan melalui bidang sosial, hukum, budaya, bahasa, ekonomi, dan sains.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan VII Membedah PMII

perspektif Ideologi

Peserta mampu memposisikan dan melihat fungsi Ideologi dalam gerakan PMII, Peserta juga diharapkan mampu merumuskan pengertian Ideologi sebagaimana di gunakan dan di pahami oleh PMII

Pengertian ideologi secara teoritik dan konseptual.

Penghayatan ideologi dalam sejarah gerakan PMII.

Pengertian dan bentuk transendensi, berfikir kritis, dialektis, dan transformasi dalam PMII.

Strategi penanaman massive ideologi (Ideologisasi).

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah

Orientasi sesi &pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama fasilitator.

Gambaran Materi PMII tidak menggunakan ideologi secara verbal. Ideologi PMII terdapat pada tujuan organisasi, karakter gerakan, sikap hidup anggota/kader dan

Page 19: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

keberpihakan PMII terhadap kaum lemah. Sehingga bagi PMII, idologi bukan idiom yang diletakkan sebagai bagian dari perangkat norma organisasi. Bagi PMII, ideologi merupakan sistem sikap dan penghayatan terhadap realitas sosial, sehingga soal nama ideologi bukan merupakan hal penting. Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea (ide/gagasan) dan logos (studi tentang, ilmu pengetahuan tentang). Dalam bahasa Inggris disebut ideology. Dalam pandangan Karl Marx dan Engels, ideologi mengacu kepada seperangkat keyakinan yang disajikan sebagai obyek, padahal sebenarnya tidak lain hanya mencerminkan kondisi-kondisi material masyarakat. Memahami ideologi PMII harus memahami secara utuh gerakan PMII, NDP serta berbagai konsep seperti transendensi, kritis dan dialektika. Sedangkan Ahlussunnah wal jamaah menjadi ladasan berfikir sebagai sebuah metode bukan hanya sebatas pemikiran yang berkutat pada ranah diskusi saja.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan VIII Membedah PMII

perspektif Kepemimpinan dan Organisasi

Peserta memahami pengertian kepemimpinan secara utuh dan kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan oleh pergerakan dan masyarakat. Selanjutnya peserta mampu memahami pengertian organisasi secara konseptual-teoritik, dan pengertian organisasi sebagaimana dijalankan PMII, terakhir kader diharapkan mampu merekonstruksi konsep organisasi PMII dari kenyataan PMII

Pengertian kepemimpinan dalam organisasi.

Kepemimpinan dalam Islam.

Kepemimpinan dalam organisasi PMII.

Perilaku dan karakteristik kepemimpinan di PMII meliputi kelemahan dan kekuatan.

Citra diri pemimpin PMII.

Model kepemimpinan untuk menompang pencapaian Visi PMII.

Pengertian Organisasi

Ceramah Dialog Bermain

peran (Role play)

Diskusi kelompok

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah Alat lain yang

relevan

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok Diskusi panel Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 20: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

secara konseptual dan teoritik.

Sistem dan kultur organisasi PMII.

Kekuatan dan kelemahan PMII (manajerial, model relasi struktur, jaringan, dana dll).

Gambaran Materi Organisasi semacam PMII merupakan perkembangan salah satu bentuk perkumpulan modern yang dikenal di Indonesia sejak awal abad ke-20. Secara kelembagaan, PMII menggunakan sistem kelembagaan organisasi modern, ditandai adanya sistem administrasi, pembagian tugas, hierarki otoritas dan mekanisme pengambilan keputusan. Namun pada saat yang sama kehidupan berorganisasi PMII menunjukkan watak paguyuban yang kental. Berbagai aturan organisasi dapat dengan mudah dilompati oleh proses-proses non organisasi. Banyak suara yang menginginkan PMII menjadi organisasi profesional tanpa kehilangan watak paguyubannya. Materi ini penting untuk menyampaikan bahwa kita (anggota/kader) PMII sesungguhnya memiliki agenda besar menemukan format ‘organisasi’ yang pas dengan sejarah dan kenyataan masyarakat Indonesia. Apakah benar-benar organisasi modern-profesional? Apakah organisasi komando? Organisasi kekeluargaan yang serba longgar? Atau ada bentuk lain yang lebih pas? Itu yang tengah dicari. “Student activist now, society leader tomorrow” demikian salah satu jargon menyebut masa depan mahasiswa. Bagi PMII kepemimpinan memprasyaratkan kepemilikan empat faktor: 1) visi jangka panjang yang akan dituju, 2) setia terhadap kepentingan kolektif, 3) keahlian memainkan strategi dan taktik, 3) mampu berkomunikasi secara egaliter dengan orang lain dan 4) berani mengambil keputusan beserta konsekuensinya. Kepemimpinan sangat menentukan dalam setiap perkumpulan, baik organisasi formal maupun informal. Bahkan dalam Islam, setiap Individu pada hakikatnya adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Indonesia memiliki sejarah kepemimpinan yang beraneka ragam. Mulai dari kepemimipinan kharismatis Soekarno, otoriter Soeharto atau gaya informal sebagaimana Gus Dur. Kader PMII disodori dengan pertanyaan, kepemimpinan semacam apakah yang pas bagi PMII? Bagaimana model kepemimpinan di PMII selama ini?

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan

Page 21: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

IX Membedah PMII perspektif Kaderisasi

Peserta mampu memandang PMII dalam sudut pandang Kaderisasi dan merumuskannya sesuai dengan tujuan organisasi. Dengan mengacu kepada sistem kaderisasi hingga memahami kader ulul albab yang di sesuai dengan tujuan PMII.

Kekuatan dan kelemahan PMII dalam kaderisasi

Citra diri kader PMII Fase-fase pengkaderan

dan tipologi kader Relasi kader dan

alumni Sistem pengkaderan

PMII Membangun citra diri

PMII Tantangan ke depan

berkaitan dengan distribusi kaderisasi PMII dalam dunia profesional.

Ceramah Dialog Diskusi

120 Menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah Alat lain yang

relevan

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok Diskusi panel Penyimpulan

bersama fasilitator.

Gambaran Materi Pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum.Pertama, pelaku kaderisasi (subyek).Dan kedua,

sasaran kaderisasi (obyek).Untuk yang pertama, subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang

dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan- kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.

Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi

dan misi organisasi.

Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi.Kader suatu

organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di

Page 22: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit.

Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”

Pengkaderan di PMII bukan semata-mata hendak menjadikan orang terdidik secara intelektual, berwawasan, dan terampil secara teknis,melainkan juga membekali (tepatnya: mengingatkan) individu atas tugas-tugas kekhalifahan yang harus diemban manusia sebagai hamba tuhan (‘abdullah). Selain itu pengkaderan juga bermaksud membangun keberpihakan individu terhadap masyarakat besar darimana dia berasal. Sehingga pengetahuan dan keterampilan individual apapun yang didapat oleh kader, baik dari PMII maupun dari luar PMII, setelah mengikuti pengkaderan PMII seorang kader diharapkan akan mengabdikan pengetahuan dan keterampilan tersebut bagi kolektivitas. Bukan diabdikan bagi kebesaran dan kejayaan individual. Wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi. Indikator termudah yang seringkali dijadikan ukuran keberhasilan dari sebuah organisasi adalah seberapa banyak (kuantitas) dan seberapa hebat (kualitas), integritas dan kapabilitas out put (alumni) yang dihasilkannya.Minimnya sebuah organisasi dalam me-reproduksi intelektual, tokoh atau pemimpin yang memiliki kecakapan di bidangnya (profesional), kritis, visioner dan berkarakter akan menunjukkan macetnya sebuah organisasi yang berarti pula kegagalan kaderisasi di tubuh organisasi. Sistem pengkaderan di PMII diarahkan pada terciptanya individu-individu yang merdeka, otonom, independen, baik dalam bepikir, bersikap maupun

berperilaku serta memiliki kapasitas dan kepedulian berpartisipasi secara kritis dalam setiap aksi perubahan menuju tatanan masyarakat, negara dan dunia

yang PMII cita-citakan.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan X Membedah PMII

perspektif Gender Peserta mampu mensinergikan PMII dengan KOPRI sehingga dapat menginternalisasikan nilai-nilai dan spirit gerakan perempuan sebagai lokomotif gerakan KOPRI serta memahami

Sinergitas PMII dan KOPRI (legalitas, payung hukum, gerakan dan kaderisasi)

Internalisasi nilai-nilai dan spirit gerakan perempuan meliputi (Dunia, Nasional dan menurut ASWAJA)

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah

Orientasi sesi &pengenalan narasumber oleh fasilitator

Penyampaian Materi

Dialog Penyimpulan

bersama

Page 23: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

konsep gerakan KOPRI berbasis Gender.

sebagai lokomotif gerakan KOPRI

Berbasis gender

fasilitator.

Gambaran Materi Secara umum, korp PMII putri adalah sebuah wadah semi otonom yang berfungsi sebagai ruang dalam mengaktualisasikan diri dalam melakukan gerakan-gerakan perempuan, sehingga gerakan perempuan dapat didukung dan mampu bersinergi antara gerakan PMII dengan KOPRI. Selain sebagai ruang aktualisasi gerakan perempuan KOPRI hari ini harus dapat dan mampu untuk menjadi sentrum gerakan perempuan secara lokal, nasional maupun internasional sehingga sikap keteladanan dalam perspektif perempuan tidak hanya terpusatkan pada para pejuang gerakan perempuan terdahulu. Krisis kepemimpinan dalam konteks gerakan perempuan hari ini masih terjadi, hingga masalah quota yang harus diisi oleh perempuan entah dalam sebuah pemerintahan maupun dalam keorganisasian seakan hanya selesai dalam tatanan konsep dan format gerakan belaka, artinya mainsed serta konstruk sosial yang terjadi masih kurang dimaksimalkan oleh perempuan terlebih adalah kader KOPRI dalam menyongsong gerakan masa depan yang lebih baik. Selain kader KOPRI adalah sebagai sentrum gerakan perempuan diharapkan kader perempuan mampu memposisikan diri menjadi leadership bagi lingkungannya nanti setelah terjun dan berbaur dengan masyarakat secara langsung, tidak hanya selesai dalam tatanan konsep belaka, melainkan aktualisasi dalam membangun gerakan perempuan menjadi titik klimaks dalam mengkonsolidasikan setiap format gerakan yang telah menjadi visi serta misi besar dalam menyongsong masa depan dengan ruang aktualisasi yang ada. Tema pelatihan kali ini mempunyai spirit besar dalam mewujudkan kader perempuan yang bermental ulul albab, ini adalah sebuah bentuk jawaban dari setiap format gerakan KOPRI masa depan, yaitu mampu menjadi pelopor, inisiator, dan pembaharu dalam setiap gerakan perempuan yang pernah ada dalam sejarah masa lalu, tidak untuk menjadi refleksi namun lebih ditekankan pada proses untuk dapat mengaktualisasikan setiap konsep dan format gerakan yang telah disusun. Jika kita sadar akan krisis kepemimpinan yang terjadi maka ini merupakan waktu yang tepat untuk membedah dan mengkaji setiap permasalahan yang ada, sehingga dari proses ini akan melahirkan problem solving dalam tubuh KOPRI dan gerakan perempuan secara keseluruhan.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan XI Community

Organizing Peserta memahami nilai strategis pengorganisasian masyarakat dalam konteks pergerakan, selanjutnya peserta diharapkan

Pengertian Community Organizing.

Urgensi dan tujuan Community Organiziing.

Ceramah Dialog Diskusi Simulasi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok

Page 24: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

memiliki bekal pengetahuan teknis dalam melakukan pengorganisasian masyarakat.

Community Organiziing sebagai bagian strategi dan taktik pergerakan.

Kerangka Community Organiziing (setrategis, teknis, taktis).

Pengorganisasian masyarakat bagi pengembangan organisasi.

Alat lain yang relevan

Diskusi panel Simulasi

Community Organizing.

Gambaran Materi Community Organizing atau pengorganisiran masyarakat ialah proses memadukan potensi-potensi yang tersebar di tengah masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebelum community organizing dilakukan, seorang organizer harus telah memiliki pengetahuan mengenai ikatan yang akan dapat menyatukan seluruh potensi. Issu bersama dapat menjadi ikatan, namun harus segera dinilai apakah issu tersebut berpengaruh terhadap tercapainya tujuan atau justru sebaliknya. Sehingga seorang organizer juga harus faham seutuhnya dimensi ruang terealisasinya tujuan serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pengorganisiran.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan XII Teknik Membangun

Jaringan Peserta dapat memiliki human perspektif kanal-emosional semata menjadi hubungan strategis dalam konteks pergerakan, selanjutnya peserta mengetahui bagaimana meletakkan agenda

Nilai strategis jaringan sebagai perangkat gerakan.

Teknik dan strategi dalam membangun jaringan

Menempatkan misi gerakan dalam

Ceramah Dialog Diskusi Simulasi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 25: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

pergerakan dalam berjejaring.

membangun jaringan.

Gambaran Materi Membangun jaringan merupakan proses meraih tujuan. jaringan berarti hubungan kedekatan persuasi yang dilakukan dengan tujuan tercapainya sebuah maksud atau kepentingan dalam menciptakan sebuah relasi atau kerjasama. Sementara teknik merupakan sebuah bentuk cara hubungan sosial yang memiliki nilai transaksional. Setiap cara membangun jaringan dilakukan untuk mencapai empat sasaran, 1) memperoleh kedekatan, 2) mendapatkan informasi, akses dan pengetahuan, 3) memperoleh fasilitas dan 4) mendapat dukungan dan perlindungan. Dalam organisasi keempatnya sangat penting untuk memperlancar aktivitas. Dalam setiap pertempuran, informasi selalu menjadi pondasi dalam pengambilan keputusan yang diterjemahkan melalui taktik di lapangan. Hal ini tidak hanya berlaku dalam pertempuran militer tetapi juga dalam perebutan pasar antar korporasi atau perebutan dominasi di antara organisasi mahasiswa, sosial, keagamaan, politik, dan lain-lain. Kemampuan mengelola informasi yang baik akan menghasilkan ‘keberhasilan’.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan XIII Strategi Membangun

Kemandirian Ekonomi

Peserta diharapkan mampu membangun kemandirian ekonomi dalam pengelolaan organisasi sebagai wujud dari bekal kader yang berpredikat pelopor dan bermental kuat.

Nilai strategis kemandirian ekonomi organisasi.

Strategi dalam membangun kemandirian ekonomi organisasi.

Misi jangka panjang terhadap kemandirian organisasi.

Sebagai predikat dari kader pelopor yang bermental ulul albab.

Ceramah Dialog Diskusi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 26: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Gambaran Materi Pekerjaan rumah tangga yang dihadapi kader PMII bukan lagi rezim politik yang diktator,mengawal kebijakan, persoalan para elit yang korup atau bahkan persoalan bangsa ini yang seakan tak menemukan ujung, melainkan runtuhnya nilai-nilai idealisme dalam menata gerakan. Ini sejalan dengan agenda kapitalisme global di mana generasi muda masyarakat dunia ketiga sengaja dikonstruk agar bermental pragmatis, hedonis dan kehilangan jati diri. Ironisnya, keberadaan aktivis mahasiswa hari ini tak lebih dari sekedar ritual belaka dan bahkan ada yang mencari keuntungan “ekonomi” ketika masuk dalam organisasi mahasiswa. Kondisi semacam itu paling tidak disebabkan oleh dua hal, pertama, runtuhnya independensi gerakan mahasiswa. Jargon bahwa gerakan mahasiswa tidak berafiliasi dengan partai politik hanya terjadi di permukaan saja, sementara di belakang layar, mereka melakukan transaksi-transaksi dengan kepentingan yang sesaat, atau bahkan memperdagangkan organisasi demi setumpuk rupiah. Dalam konteks PMII, deklarasi murnajati 1972 yang menegaskan bahwa PMII independen dari partai dan organisasi politik manapun, kini hanya menjadi catatan sejarah yang menua. Kedua, tidak adanya penopang ekonomi yang bisa membuat PMII berjalan mandiri. Euforia keberhasilan gerakan reformasi membuat mahasiswa terlenan dengan gerakan politik semata, sementara gerakan di bidang kewirausahaan yang nota bene dapat menopang gerakan di bidang ekonomi dilupakan. Selama ini gerakan PMII hanya mencakup empat hal, yakni gerakan pemikiran, gerakan sosial, gerakan kebudayaan, dan gerakan politik. Sementara gerakan dalam bidang kewirausahaan belum tergarap secara maksimal. Padahal jika mau membuka mata dan membaca sejarah, seluruh gerakan sosial kemasyarakatan di republik ini dibangun dari gerakan ekonomi. Dan setiap aksi besar selalu membutuhkan dana besar. Kader PMII yang notabene adalah kelompok tradisionalis, mayoritas dari pesantren dan anak petani dituntut untuk menata kehidupannya agar lebih sejahtera. Sadar atau tidak sadar, hingga kini ketika ditanya siapa alumni PMII yang menjadi pengusaha sukses di republik ini, para kader gagap menjawabnya. Karena memang sangat minim alumni PMII yang sukses dalam berwirausaha. Oleh karena itu mulai sekarang, PMII dari tingkat pusat hingga tingkat kampus mesti menjadikan kadernya sebagai target intervensi utama pembentukan jiwa kewirausahaan melalui proses pembelajaran, training pengembangan kapasitas, pemangangan di perusahaan dan institusi bisnis lainnya, serta pendampingan usaha sampai menjadi pengusaha yang mandiri. Disamping itu, para alumni PMII perlu menciptakan forum jaringan kerjasama antara kader dengan para pengusaha lokal, nasional dan internasional dengan format connection for enterpreneurship. Polanya adalah dengan kemitraan antara bapak dan anak asuh . Para pengusaha yang sukses di bidang usaha tertentu (khususnya yang alumni PMII), dapat menjadi bapak asuh dari kalangan para kader sebagai anak asuh. Melalui gerakan kewirausahaan, di samping akan menjadi format baru kaderisasi PMII juga akan berkontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi negeri ini. Jika gerakan kewirausahaan di PMII dibangun secara simultan maka 10-20 tahun yang akan datang akan terjadi ledakan pengusaha muda di negeri ini. Dan ini sejalan dengan prediksi Bappenas bahwa di tahun 2030 Indonesia akan adanya bonus demografi yang tentu saja menuntut pemudanya untuk kreatif dan

Page 27: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

mandiri. Sehingga kecelakaan yang sering terjadi mahasiswa yang sering kali menjual belikan orgamisasi akan hilang dengan sendirinya, melihat para kader PMII sudah mencapai kemandirian ekonomi. hal ini yang kemudian kemandiriaan organisasi bisa berjalan, tidak lagi hanya bermodal proposal permonan bantuan dana untuk mencukupi kebutuhan dalam melakukan kegiatan di PMII.

Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan XIV Strategi Perang Peserta menguasai strategi

perang di semua medan pertarungan dan mengenal siapa lawan?, Siapa Kawan?

Kesadaran ( PMII ) tentang orientasi peperangan PMII

Posisi tawar PMII di medan perang

PMII dalam relasi“kekuasaan”

Format ideal peperangan PMII secara kultural-struktural

Strategi dan taktik perang PMII - Strategi

Penguasaan ( Hegemoni, Agitasi dan Propaganda)

Strategi dan teknik Lobby

kesadaran relasi kawan-lawan, aliansi taktis-strategis

Ceramah Dialog Diskusi Simulasi

120 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano Makalah Alat lain yang

relevan

Orientasi sesi dan pengenalan narasumber oleh fasilitator

Diskusi kelompok Diskusi panel Penyimpulan

bersama fasilitator.

Page 28: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Gambaran Materi Kata "strategi" pada mulanya sangat akrab di kalangan militer , secara etimologis berasal dari kata majemuk bahasa Yunani, yaitu Strategos yang berarti pasukan dan agein yang berarti memimpin. Secara umum kata strategi yang dipergunakan di kalangan militer sering diartikan sebagai seni memenangkan perang melawan musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki secara maksimal. Strategi perang yang dilaksanakan suatu negara sangat bervariasi hal ini banyak faktor yang mempengaruhi seperti geografi, potensi nasional, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Semua faktor tersebut dapat disebut sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Sebab sarana yang tersedia akan memperluas atau mempersempit ruang gerak dari kemungkinan cara yang dapat digunakan. Memahami berbagai pendapat ahli tentang strategi perang bahwa strategi, taktik dan tehnik adalah cara melaksanakan perang yang membedakan adalah ruang lingkup baik dalam tinjauan waktu, tingkatan kesatuan dan luasnya daerah operasi. Dalam lingkungan pendidikan militer dirumuskan bahwa : Straregi ilmu dan seni dalam mempelajari pnggunaaan alat perlengkapan dan tenaga untuk mencapai tujuan. Taktik suatu cara menggunakan alat perlengkapan dan tenaga yang ditentukan oleh strategi. Sedangkan tehnik, suatu cara yang ditentukan oleh taktik. Visualisasi perbedaan strategi, taktik dan tehnik akan tergambar didalam pendidikan / latihan Militer. Perang memang di lakukan untuk memenuhi misi tertentu atau bahkan mempertahan hal yang menjadi pilihan. Perang memang mempunyai untuk dimenangkan tidak dapat dipungkiri semua tingkatan melaksanakan fungsinya. Hal ini telah dijelaskan oleh Burne bahwa Strategi adalah cara membawa musuh ke dalam medan tempur dan taktik adalah cara mengalahkannya.kurang lebih yang harus di persiapkan seperti di bawah ini:

1. Menetapkan tujuan. Strategi Perang harus menetapkan tujuan yang diinginkan sebab tujuan akan mempengaruhi kebijakan pemerintah negara tersebut dalam penyusunan kekuatan angkatan perangnya.

2. Memperkirakan kemampuan lawan. Strategi Perang berusaha memperkirakan ancaman yang mungkin dan memperkirakan kemampuan lawan secara terus menerus dengan mengikuti setiap gerak dari lawan.

3. Memperkirakan kekuatan sendiri. Strategi Perang harus memperhatikan kemampuan diri sendiri, menghitung potensi nasional khususnya potensi perang yang sewaktu-waktu dapat dikerahkan

4. Memperkirakan keadaan Lingkungan. Strategi Perang memperhatikan keaaan lingkungan sebagai ajang perang dalam lingkup yang luas seperti geostrategi, geopolitik yang akan mempengaruhi baik untuk pihak lawan maupun pihak

5. Memperhatikan faktor ruang dan waktu. Strategi Perang harus mempertimbang ruang dan waktu yang tersedia karena keduanya mempunyai hubungan yang erat yang berkaitan satu sama lain.

6. Memperkirakan alternatif cara bertindak. Stategi Perang disusun berdasarkan kondisi yang berlaku kemudian dianlisis meliputi analisis gerak, analisis aksis, analisis dinamik dan menyusun alternatif-alternatif yang harus dilakukan untuk menangkal atau menghancurkan musuh. dalam rangka

Page 29: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan 7. Menyusun tahapan-tahapan kegiatan. Strategi Perang tidak pernah berhenti selama negara masih eksis oleh karena itu strategi memusatkan

perhatian pada gerak langkah membagi dalam tahap-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Sesi Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode Waktu Peralatan Proses Kegiatan XV General Review dan

RTL Meninjau ulang keseluruhan materi yang telah disampaikan dalam PKL dan mengamati pemahaman peserta terhadap materi secara umum, serta merancang kegiatan-kegiatan tindak lanjut (Follow Up) yang bersifat small group maupun individual.

Memadukan kesimpulan-kesimpulan bersama yang telah disusun di setiap akhir sesi.

Pemahaman peserta terhadap materi-materi PKL secara umum.

Merancang kegiatan tindak lanjut (Follow Up).

Partisipatoris & Intruksional

30 menit LCD Spidol besar Papan tulis atau

kertas plano

Diskusi kelompok Penyimpulan

bersama fasilitator. Penetapan tindak

lanjut (Follow Up).

Page 30: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Lampiran

JADWAL ACARA NO HARI/TGL WAKTU (WIB) AGENDA NARASUMBER PETUGAS

1 Rabu,18 Maret

2015

04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah All

05.00 – 06.30 Olahraga All

06.30 – 08.00 Bersih diri + sarapan All

08.00 – 09.00 Warming Up M Yunus Zainal, S.H

09.00 – 11.30 Materi I (Mentality and Character Building) Ilhamuddin, M.Si Moh Saleh

11.30 – 12.30 Ishoma All

12.30 – 12.45 Ice Breaking Kiki Luki Yanti

12.45– 13.15 Review Materi I M Yunus Zainal, S.H

13.15 – 13.45 Ice Breaking Epsir Rasek

13.45 – 15.45 Materi II (Sejarah Masyarakat Indonesia) M. Najib, S.Pd Alif Khafi N. N

15.45 – 16.00 Sholat Ashar All

16.00 – 16.15 Ice Breaking Taufik Hidayat

16.15 – 17.15 Review Materi II Nirianto

17.15 – 19.15 Ishoma All

19.15 – 19.30 Ice Breaking Ahsani Fatchur R.

19.30 – 21.30 Materi III (PMII, NU dan Peta Pemikiran Gerakan

Islam)

Ahmad Suaidi Ridwan Basori

21.30 – 22.30 Review Materi III M Syamsul Arifin, S.Pdi

Page 31: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

22.30 – 04.00 Sare / Tilem / Istirahat All

2 Kamis, 19

Maret 2015

04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah All

05.00 – 06.30 Olahraga All

06.30 – 08.00 Bersih diri + sarapan All

08.00 – 09.00 Warming Up Dwi Fitri W, S.Pdi

09.00 – 11.30 Materi IV (Geopolitik, Geoekonomi dan Geostrategi Hery Harianto Azumi M Faris Abdul Aziz

11.30 – 12.30 Ishoma All

12.30 – 12.45 Ice Breaking Yusuf Eko N

12.45– 13.15 Review Materi IV Iden Robet Ulum, S.T

13.15 – 13.45 Ice Breaking Kiki Luki Yanti

13.45 – 15.45 Materi V (Membedah PMII Perspektif Kepemimpinan

dan Organisasi)

Prof. Masykuri Bakrie M Shodiqin

15.45 – 16.00 Sholat Ashar All

16.00 – 16.15 Ice Breaking Epsir Rasek

16.15 – 17.15 Review Materi V M Syamsul Arifin, S.Pdi

17.15 – 19.15 Ishoma All

19.15 – 19.30 Ice Breaking Taufik Hidayat

19.30 – 21.30 Materi VI (Aswaja Scientific) Dr. H. Sakban Rosidi, M.Si Fathul Hasan

21.30 – 22.30 Review Materi VI Dwi Fitri W, S.Pdi

22.30 – 04.00 Sare / Tilem / Istirahat All

3 Jum’at, 20

Maret 2015

04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah All

05.00 – 06.30 Olahraga All

Page 32: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

06.30 – 08.00 Bersih diri + sarapan All

08.00 – 08.15 Ice Breaking Ahsani Fatchur R.

08.15 – 10.15 Materi VII (Teknik Membangun Jaringan) Fairouz Huda, S.Sos Faisol Arifin

10.15 – 13.00 Ishoma All

13.00 – 13.15 Ice Breaking Yusuf Eko N

13.15 – 14.15 Review Materi VII Nuraini, S.H

14.15 – 16.15 Materi VIII (Membedah PMII Perspektif Kaderisasi) Dr. Tirmidzi Ahmad Fairozi

16.15 – 18.30 Ishoma All

18.30 – 19.30 Review Materi VIII M Syamsul Arifin, S.Pdi

19.30 – 21.30 Materi IX (Membedah PMII Perspektif Gender) Anggia Erma Rini Rina Puji R. A.

21.30 – 22.30 Review Materi IX Aprilia Mega, S.Psi

22.30 – 04.00 Sholat dan Istirahat All

4 Sabtu, 21

Maret 2015

04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah All

05.00 – 06.30 Olahraga All

06.30 – 08.00 Bersih diri + sarapan All

08.00 – 09.00 Warming Up Kiki Luki Yanti

09.00 – 11.30 Materi X (Membedah PMII Perspektif Ideologi) Andry Dewanto Ahmad, S.H Mutolibin

11.30 – 12.30 Ishoma All

12.30 – 12.45 Ice Breaking Epsir Rasek

12.45– 13.15 Review Materi X Dwi Fitri W, S.Pdi

13.15 – 13.45 Ice Breaking Taufik Hidayat

13.45 – 15.45 Materi XI (Community Organizing) Abdus Salam, S.Sos Dafikurrahman

Page 33: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

15.45 – 16.00 Sholat Ashar All

16.00 – 16.15 Ice Breaking Yusuf Eko N

16.15 – 17.15 Review Materi XI Nirianto

17.15 – 18.30 Ishoma All

18.30 – 20.30 Materi XII (Strategi Membangun Kemandirian

Ekonomi)

Kurniawan Muhammad, S.Pik Linda Yuliati

20.30 – 22.30 Coffe Break IKAPMII Kota Malang Epsir Rasek

22.30 – 04.00 Istirahat All

5 Minggu,

Maret 2015

04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah All

05.00 – 06.30 Olahraga All

06.30 – 08.00 Bersih diri + sarapan All

08.00 – 09.00 Review Materi XII Iden Robet Ulum, S.T

09.00 – 09.30 Ice Breaking Kiki Luki Yanti

09.30 – 11.30 Materi XIII (Strategi Perang) Hery Setiono, S.T M Faris Abdul Aziz

11.30 – 12.30 Review Materi XIII M Yunus Zainal, S.H

12.30 – 13.00 Ishoma All

13.00 – 16.00 Outbond OC, SC, Peserta

16.00 – 18.30 Ishoma All

18.30 – 19.30 RTL OC

19.30 – 20.00 Sholat All

20.00 – 21.00 Penutupan PB, PKC, PC. PMII dan OC

Page 34: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Lampiran

PERSYARATAN PESERTA

1. Delegasi terdiri dari 1 orang dari masing-masing cabang

2. Mengisi Formulir Pendaftaran.

3. Telah Mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) sekurang-kurangnya 1 tahun sebelum

pelaksanaan PKL, dibuktikan dengan Sertifikat dan atau surat pemberitahuan dari lembaga

penyelenggara.

4. Menjabat sebagai Pengurus Cabang dan dibuktikan dengan SK Kepengurusan.

5. Melampirkan Surat Rekomendasi dari Cabang asal.

6. Melampirkan Pas Photo ukuran 3 x 4 cm berwarna sebanyak 3 lembar.

7. Bersedia membuat surat pernyataan kesediaan mentaati semua peraturan.

8. Calon peserta PKL diwajibkan menghubung panitia via telephon pada tanggal 7 atau 8 Maret

2015 dan TIDAK BISA DIWAKILKAN. Nomor yang dihubungi 081515355955 (Sam Odie)

atau 087866112569 (Sam Ochie)

9. Membuat analasis SWOT tentang kondisi cabang masing-masing 1

10. Membuat esai tentang “Citra Diri Ulul Albab” 2

11. Berkas dikirimkan ke email [email protected] pada tanggal 8 Maret 2015

12. Pengumuman kelulusan bisa diakses di www.pmiikotamalang.or.id pada tanggal 9 Maret 2015

13. Membayar kontribusi pelatihan sebesar Rp. 350.000,- (Mendapatkan Almamater PMII).

14. Pelunasan administrasi terahir tanggal 11 Maret 2015, Transfer ke Rekening:

BRI (0579-01-014022-50-0 an. Alif Khafi Nur Naqti) atau

BNI (0179602398 an. Ahmad Fairozi),

setelah melakukan transfer segera konfirmasi ke panitia dan mengirimkan bukti transfer ke

[email protected]

Page 35: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

1 PENULISAN “ANALISIS SWOT” 1. Buatlah analisis SWOT terkait permasalahan organisasi di Cabang masing-masing dalam tinjauan

Internal dan Eksternal.

2. Ketentuan penulisan sebagai berikut :

- Dicetak pada kertas Folio atau F4.

- Margin (Top : 2,5 cm, Bottom : 2,5 cm, Right : 2,5 cm, Left : 3 cm)

- Menggunakan font Times New Roman ukuran 12.

- Menggunakan format 1 spasi.

- Menggunakan format rata kanan-kiri.

- Minimal 3 halaman.

3. Tugas dilampirkan pada berkas dan dikirimkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan diatas.

2 PENULISAN ESAI “CITRA DIRI ULUL ALBAB” 1. Buatlah Esai tentang Citra Diri Ulul Albab.

2. Ketentuan penulisan sebagai berikut :

- Dicetak pada kertas Folio atau F4.

- Margin (Top : 2,5 cm, Bottom : 2,5 cm, Right : 2,5 cm, Left : 3 cm)

- Menggunakan font Times New Roman ukuran 12.

- Menggunakan format 1 spasi.

- Menggunakan format rata kanan-kiri.

- Minimal 2000 Words.

3. Tugas dilampirkan pada berkas dan dikirimkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan diatas.

Page 36: Taqwa, Intelektual dan Profesionalpmii-chondrodimuko.or.id/wp-content/uploads/2015/03/PKL-Ulul-Albab... · bersolidaritas dan lain-lainnya hampir-hampir saja mustahil tanpa melibatkan

Lampiran

FORMULIR PENDAFTARAN

Nama : ……………………………………………………………………………………

TTL : ……………………………………………………………………………………

Alamat Asal : ……………………………………………………………………………………

No. HP & Email : ……………………………………………………………………………………

Jur/Fak/Univ. : ……………………………………………………………………………………

Asal Koms/Cabang : ……………………………………………………………………………………

MAPABA Tahun : …………

PKD Tahun : …………

Riwayat

Pendidikan :

Nama Lembaga Tahun

Pengalaman

Organisasi :

Nama Lembaga Jabatan Tahun

Malang, ___ ____________ 2015

(……………………….……………)

FOTO

3 x 4

BERWARNA

FOTO

3 x 4

BERWARNA

FOTO

3 x 4

BERWARNA