Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

30
TANTANGAN PENGEMBANGAN JAMINAN KESEHATAN DI TINGKAT DESA SUTOPO PATRIA JATI FKM UNDIP-Service Provider LGSP USAID Seminar Sehari Dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional ke-44 “Bali Desa Mbangun Desa, Tinjauan Dari Aspek Kesehatan” Hotel Dynasti, Purwokerto, 20 November 2008

description

 

Transcript of Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Page 1: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

TANTANGAN PENGEMBANGAN JAMINAN KESEHATAN DI TINGKAT

DESA

SUTOPO PATRIA JATIFKM UNDIP-Service Provider LGSP USAID

Seminar Sehari Dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional ke-44“Bali Desa Mbangun Desa, Tinjauan Dari Aspek Kesehatan”

Hotel Dynasti, Purwokerto, 20 November 2008

Page 2: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

LATAR BELAKANG• GUBERNUR BARU “BALI DESO

MBANGUN DESO” diterjemahkan spt apa? – Bagaimana implikasi hsl rasionalisasi

anggaran SKPD th 2009 yg menyedot dana Rp 29 M (Rp. 26 M utk program ekonomi kerakyatan dan Rp.2,4 M keg.strategis lain)?

– Apa kaitannya dengan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa?

Page 3: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

ANALISIS SITUASI• Dalam APBN 2008, pemerintah telah mengalokasikan anggaran

kemiskinan sekitar Rp80 triliun untuk beberapa program kemiskinan seperti, program beras miskin (Raskin), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Keluarga Harapan (PKH), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

• LEBIH DARI 11 JT PENDUDUK DI JATENG (37 JUTA JIWA) TERMASUK MISKIN (40%) DAN DOMINAN TINGGAL DI 7817 DESA & 744 KELURAHAN DENGAN RATA2 LUAS WILAYAH PER DESA 3,83 Km2 & BERPENDUDUK 3849 JIWA (BPS,2005, BAPPEDA JATENG 2007)

• Departemen Kesehatan telah menetapkan kuota peserta program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) tahun 2008. Kuota Jawa Tengah untuk program Jamkesmas sebesar 11.715.841 jiwa. Namun, hanya 11.263.245 yang nantinya akan ditetapkan sebagai peserta program Jamkesmas melalui Surat Keputusan (SK) bupati/walikota. 

Page 4: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• PEMERINTAH HANYA MENANGGUNG 35% BIAYA KESEHATAN TOTAL

• SEKITAR 70% BIAYA KESEHATAN DARI MASYARAKAT MASIH BERSIFAT OUT OF POCKET (WB,2008)

• TREND JPKM-PEMBIAYAAN KESEHATAN PRA-UPAYA YG BERSIFAT SUKARELA & SWADAYA MAKIN MENURUN DRASTIS SEJAK KRISIS (DEPKES,2006)

• PENYALAH GUNAAN SKTM MENINGKAT& MERATA DISEMUA DAERAH

• PEMDA MENGGRATISKAN BIAYA KESEHATAN SALAH SUBSIDI KEMAMPUAN APBD MAKIN TERBATAS UTK MENGCOVER MASKIN NON KUOTA JAMKESMAS

Page 5: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Sumber: www.desentralisasi-kesehatan.net/.../Bab%205%20Desentralisasi,%20Pembiayaan%20Kesehatan

Page 6: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

KEBIJAKAN SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI INDONESIA

Page 7: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Sumber: Anton H, PAMJAKI, 2008

Page 8: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

TANTANGAN KEDEPAN

Page 9: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Mengembangkan pola managed care di daerah/desa?

Sumber: Anton H, PAMJAKI, 2008

Page 10: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Penelitian Kesiapan Stakeholders Dalam Pengimplementasian SJSN di Jateng (Sutopo,2007)

Sikap Pengaruh Keterlibatan Label Ranking*) Tingkat Pengadopsian

MendukungKuat

Aktif Penyelamat I LEBIH CEPAT

Pasif Raksasa Tidur

II LEBIH LAMBAT

LemahAktif Kawan III

Pasif Pemerhati IV

Tidak Mendukung

KuatAktif Penyabotase VIII

Pasif Bom Waktu VII

LemahAktif Pengganggu VI

Pasif Jebakan V

Page 11: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

NoKomponen Pemangku Kepentingan

Identifikasi Posisi Decision MakerPropinsi

Jawa TengahKota

SemarangKabupaten

KlatenKabupaten

Purbalingga

1 DPRD - Penyelamat Kawan Penyelamat

2 Bappeda/Setda Penyelamat - Kawan Penyelamat

3 Dinsos/Bag. Sosial Pemda Kawan - Penyabotase Penganggu

4 Dinkes Pemerhati Kawan Pengganggu Penyelamat

5 Disnakertrans Pengganggu Kawan Pemerhati Pengganggu

Sumber: Sutopo, 2007

Page 12: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

NoKomponen Pemangku

Kepentingan

Identifikasi Posisi Kelompok ProviderPropinsi Jawa

Tengah Kota Semarang Kabupaten Klaten

Kabupaten Purbalingga

1 RS Pemerintah Jebakan Kawan Pemerhati Pengganggu

2 RS Swasta - Pengganggu Pengganggu Pemerhati

3 Pengelola Dana Sehat - Penganggu Bom Waktu -

4 Bapel JPKM - Penyelamat Penyelamat

5 Puskesmas Rajal - Kawan Kawan Kawan

6 Puskesmas Ranap - - Jebakan Raksasa Tidur

7 Apotik - Kawan Kawan Raksasa Tidur

8 PT Askes/ PT Jamsostek Pengganggu - - Pemerhati

Sumber: Sutopo, 2007

Page 13: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

No Komponen Pemangku Kepentingan

Identifikasi Posisi Kelompok SasaranPropinsi Jawa

Tengah Kota Semarang Kabupaten Klaten

Kabupaten Purbalingga

1 APINDO/GAPEKNAS - Jebakan - Penyabotase

2 SPSI - Kawan Bom Waktu Pemerhati

3 Pekerja Informal - Penganggu Pemerhati Kawan

No Komponen Pemangku Kepentingan

Identifikasi Posisi Kel. RepresentativesPropinsi Jawa

Tengah Kota Semarang Kabupaten Klaten

Kabupaten Purbalingga

1 LSM Penyabotase Penyelamat Pemerhati Pengganggu

2 Media Massa - Jebakan Jebakan -

Sumber: Sutopo, 2007

Page 14: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Rivalitas antar program yang dikembangkan di level desa? – Program Alokasi Dana Desa (ADD) – Proyek Pengembangan

Kecamatan/Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (PPK/P2KP)-proyek ini sekarang dikenal dengan nama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

– Program Keluarga Harapan– Program Desa Siaga/Desa Sehat

Page 15: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Pemetaan Program Pemerintah di Level Pedesaan

ITEM ADD PNPM PKH DESISASARAN Desa Desa-Kecmtn RTSM Desa

MOTIF OTDA Prjct WB Pengganti SLT (awal)

Paradigma Sehat

FOKUS/ISSUE Good village governance

Poverty alleviation

Perlindungan Sosial (Penddkn-Kes)

4 Pilar Kemandirian

INDUK Depdagri Kesra-Depdagri-Bappenas

Depsos Depkes

ADMNST & PENDUKUNG

Relatif blm siap Lengkap & siap ? Relatif lengkap & siap

SDM &/ Unit Pelaksana

Dominan LSM Fasilitator & Konsultan

Peer Group & UPPKH

Bidan Desa (PKD) & FKD

Page 16: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

ALOKASI DANA DESA (ADD)• Meskipun Desa seharunya menjadi basis desentralisasi

dan mampu menjalankan peran sebagai self governing community, kebanyakan Desa menghadapi masalah yang akut. – Pertama: Desa memiliki APBDES yang kecil dan sumber

pendapatannnya sangat tergantung pada bantuan yang sangat kecil pula. 

– Kedua: Kesejahteraan masyarakat desa rendah sehingga susah bagi Desa mempunyai Pendapatan Asli Desa (Pades) yang tinggi. 

– Ketiga: Masalah itu diikuti oleh rendahnya dana operasional Desa untuk menjalankan pelayanan. 

– Keempat: Tidak kalah penting bahwa banyak program pembangunan masuk ke desa, tetapi hanya dikelola oleh DINAS. Program semacam itu mendulang kritikan, yaitu: program tsb tidak memberikan akses pembelajaran bagi Desa, dan program itu bersifat top down sehingga tidak sejalan dengan kebutuhan Desa dan masyarakatnya

(sumber: Bambang H, 2005)

Page 17: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Contoh ADD di Magelang muncul sebagai respon pemerintah daerah terhadap tuntutan Formas (Forum masyarakat) yang anggotanya meliputi unsur pemerintahan desa, LSM, dan Perkasa (Persatuan Perangkat Desa)

• ADD akan dicairkan bila pihak Desa telah mengesahkan APBDes dan rincian penggunaan ADD yang akan diterimanya

• FPPD Yogyakarta hingga awal Agustus 2007 mencatat masih terdapat sekitar 40% kabupaten/kota di Indonesia yang belum mempunyai aturan dasar ADD

• Desa dan masyarakatnya telah menggunakan dana ADD secara kreatif karena diposkan untuk belanja pembangunan yang dapat mereka kelola sendiri. Selain itu dana tersebut dipadukan dengan pendapatan asli desa serta dana swadaya dan gotongroyong dari warga sehingga dapat dipakai untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Desa dan masyarakatnya

Page 18: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Mekanisme Pelaksanaan PNPM Mandiri

Page 19: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Sumber Dana PNPM Mandiri 2008

Page 20: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

RENCANA ANGGARAN PNPM 2009

• Rincian total anggaran PNPM Mandiri yang mencakup PNPM Inti maupun PNPM Penguatan mencapai Rp13,7 triliun. Rinciannya, alokasi PNPM Inti Rp10,377.9 triliun dan PNPM Penguatan sebesar Rp3,324.2 triliun.

Data Anggaran PNPM Mandiri 2007-2009 mencatat, sektor kegiatan PNPM Inti mencakup lima kegiatan. Masing-masing yaitu PNPM di Daerah Perdesaan di Depdagri (Rp6,99 triliun), PNPM di Daerah Perkotaan (Rp1,75 triliun), Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Rp485,3 miliar), dan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan Skala Komunitas (Rp950 miliar) di Departemen Pekerjaaan Umum, serta program pembangunan daerah tertinggal (Rp195,9 miliar) pada Kementerian Negara Percepatan Daerah Tertinggal.

Adapun PNPM Penguatan mencakup delapan sektor kegiatan. Masing-masing adalah Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan Perkotaan dan Penanganan Rehab dan rekonstruksi di Provinsi DI Yogyakarta & Jawa Tengah di Departemen Pekerjaan Umum masing-masing Rp55,2 miliar dan Rp25,0 miliar.

Pada Departemen Pertanian mencakup tiga sektor yaitu Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian senilai Rp918,0 miliar, Penguatan Kelembagaan Ekonomi Perdesaan senilai Rp298,0 miliar, dan Pengembangan Usaha Agrbisnis Pertanian sebesar Rp1,1 triliun.

Page 21: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• DAFTAR DAERAH YG BELUM BERPARTISIPASI DLM PNPM th 2008 di JAWA TENGAH: Kab. Magelang  Kab. Klaten  Kab. Sukoharjo  Kab. Sragen  Kab. Grobogan dan Kab. Batang

• Daerah di Jateng yg sdh menyatakan berpartisipasi dlm PNMP th 2009 adlh Pati & Rembang

• Contoh alokasi dana PNPM  tahun 2008 Kabupaten Cilacap sebesar Rp 14.000.000.000, yang sumber dananya berasal dari APBN, APBD Kabupaten (Cost Sharing) dan Swadaya masyarakat. Jumlah nyang menerima dana bantuan itu sebanyak 116 desa. Kegiatan  yang didanai  PNPM Mandiri Perdesaan itu meliputi pembangunan sarana prasarana, kegiatan simpan pinjam khusus perempuan, kegiatan bidang kesehatan  dan kegiatan bidang pendidikan

Page 22: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Program Keluarga Harapan (PKH)

• PKH bukan di maksudkan sebagai kelanjutan program subsidi langsung tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada maskin melalui pemberian uang tunai.

• Program PKH ini menelan dana yang tidak sedikit. Pada tahun 2008 ini saja pemerintah menyediakan dana 58 triliun rupiah. Apalagi dana untuk program ini terus meningkat dari tahun 2004 sebesar Rp.19 triliun, tahun 2005 Rp.24 triliun, 2006 Rp.41 triliun rupiah dan 2007 sebesar 51 triliun rupiah.

• Paket bagi ibu hamil: bantuan berupa pemeriksaan pra dan pascakehamilan, mendapatkan suplemen zat besi, dan proses kelahiran ditangani tenaga medis. Paket anak balita: mendapat imunisasi lengkap, pemantauan tumbuh kembang setiap bulan, dan diberi suplemen vitamin A.

• Rencana pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2008 dengan target sasaran 1,5 juta rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang mencakup 18 provinsi terancam hanya akan terealisasi kurang dari setengahnya

Page 23: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
Page 24: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU

• KEEFEKTIFAN PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU?– PERMENKEU RI No 84/PMK.07/2008

TENTANGPENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN SANKSI ATAS PENYALAHGUNAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU

– PENGGUNAAN:• peningkatan kualitas bahan baku;         • pembinaan industri;         • pembinaan lingkungan sosial;         • sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau      

  • pemberantasan barang kena cukai ilegal.

Page 25: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

Pasal 7

(1) Pembinaan lingkungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c meliputi:            

– pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau;        

– penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau yang mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL);        

– penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat khusus untuk merokok di tempat umum; dan/ atau        

– peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok.   

Page 26: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Kenaikan target penerimaan cukai th 2008 meningkat sebesar Rp.3.862.800 triliun atau 8,76 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan penerimaan cukai pada periode semester I tahun 2008, antara lain karena terjadinya peningkatan produksi hasil tembakau dari 113.352 juta batang pada semester I tahun 2007 menjadi 120.784 juta batang di semester I ini.

• Prediksi penerimaan cukai pada semester II tahun 2008, diprediksi akan mencapai Rp.23.112,65 trilun atau 50,56 persen dari target, sehingga sampai akhir tahun 2008 penerimaan cukai akan mencapai Rp.46.717,50 triliun atau 102,19 persen dari target penerimaan cukai  sebesar Rp.45.717,50 triliun

• Pada tahun 2008 ini total alokasi Cukai hasil tembakau yang dikembalikan ke Provinsi dan kabupaten/kota di Jateng sebesar 52,196 M, dengan perincian Kabupaten Kudus mendapatkan 17,2 M, provinsi 15,6 M, Kota Surakarta 1,2 M dan seluruh Kabupatenkota yang besarnya antara 450 juta sampai 878 juta.

Page 27: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 60/PMK.07/2008 tentang Dana Alokasi Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2008.

   • Dana bagi hasil sebesar Rp200 miliar itu terdiri dari alokasi

untuk propinsi/kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara Rp1,43 miliar, provinsi/kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat Rp9,48 miliar,  provinsi/kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah Rp52,20 miliar, provinsi/kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Rp1,05 miliar, dan provinsi/kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur  Rp135,85 miliar.

• Besarnya dana alokasi dimaksud berdasarkan pembagian yang ditetapkan oleh gubernur dan merupakan bagian dari pendapatan daerah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2008 pada kelompok lain-lain pendapatan yang sah. 

• Penyaluran dana alokasi cukai hasil tembakau tahun

anggaran 2008 dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah yang dilaksanakan secara triwulanan.

(Sumber: Antara, 6 Mei 2008)

Page 28: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

IRONI MASIHKAH AKAN BERLANJUT ?

DATA SUSENAS DI JATENG RATA2 (Rp)TAHUN 2004

TOTAL BUKAN MAKANAN 301182.2KESEHATAN 18269.6TEMBAKAU SIRIH 53114.5

TAHUN 2001TOTAL BUKAN MAKANAN 184149.5KESEHATAN 35426.7TEMBAKAU SIRIH 36799.1% PENINGKATAN BIAYA TEMBAKAU (2001-2004) 44,76%% PENURUNAN BIAYA KESEHATAN (2001-2004) 45,21%

Sumber: Susenas 2001, 2004

Page 29: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

SEANDAINYA BISA…?!• Selasa, 18 November 2008 |

03:00 WIBJakarta, Kompas - Perangkat desa yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Desa Nusantara atau Parade Nusantara meminta dialokasikan dana desa sebesar 10 persen APBN. Dengan asumsi total dana APBN 2009 mencapai Rp 1.037 triliun, sekitar 70.000 desa di seluruh Indonesia akan mendapatkan alokasi dana desa sebesar Rp 1,3 miliar per tahun per desa!

Page 30: Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa

• Pendukung & Penghambat mobilisasi sumber dana untuk penjaminan kesehatan di desa

NO JENIS/SUMBER PENDUKUNG PENGHAMBAT1 JAMKESMAS – SJSN

(APBN)Rencana penambahan Rp. 17 T di thn 2009

Conflict of interest & regulasi universal coverage blm spesifik

2 JAMKESDA (APBD) Regulasi sdh jelas & ckp banyak good practices

Komitmen & kemampuan APBD serta SDM rendah

3 PROGRAM LINTAS SEKTORAL (ADD,PNPM,DBH Cukai Rokok, PKH dll)

Dana relatif melimpah & variatif

Fokus masih ke non kesehatan

4 CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Dana relatif melimpah & kuatnya tuntutan global

Networking lemah & bersifat parsial/ insidental

5 MASYARAKAT (Dana Sehat, Tabulin, Arisan Jamban dll)

Budaya gotong royong & makin partisipatif

Moral hazard, risk taker & daya beli msh rendah