Tanin - Hamamelis
-
Upload
aghnat-firasyan -
Category
Documents
-
view
285 -
download
8
Transcript of Tanin - Hamamelis
TANIN
Amelia Febriani
1206179170
HAMAMELIS
SimplisiaDaun Hamamelis/Witch Hazel
adalah daun kering Hamamelis virginiana Linne (Suku Hamamelidaceae)
Kulit Kayu Hamamelis/Kulit Kayu Witch Hazel mengandung kulit kayu dan ranting tanaman Hamamelis virginiana Linne
HAMAMELIS
Batang
Daun
Bunga
Pohon
HAMAMELIS• hama, artinya “pada saat yang sama”• melis , artinya “buah• virginiana, menunjukkan tanaman ini
ditemukan di Virginia, walaupun habitat aslinya diantara New Brunswick sampai Minnesota dan menyebar ke bagian selatan sampai Florida dan Texas
ASAL KATA
(Bahasa Yunani)
• merupakan semak atau pohon kecil dengan tinggi mencapai 8 meter (umumnya 2-5 m)
• Daun berupa petiola pendek, panjang 7-15 cm, berbentuk oval sampai bulat telur terbalik
• Kulit batang berwarna hijau keperakan dan halus atau abu abu gelap dan kasar
• Bunga seperti benang, berwana kuning keemasan, muncul pada musim gugur, bersamaan dengan periode pematangan buah dari tahun sebelumnya
• Sedikit berbau, rasa pahit dan kesat
DESKRIPSI
HAMAMELIS
Pasokan daun hamamelis terutama berasal dari daerah Blue Ridge Mountain, terutama di daerah Virginia, North Carolina dan Tennesee
Dekokta dan infusa daun hamamelis telah umum digunakan sejak masa kolonial, yang mereka pelajari dari suku Indian
HAMAMELIS• Daun dikumpulkan selama musim panas dan
dikeringkan di udara terbuka, lebih baik dibawah naungan untuk mepertahankan warna hijau daunnya
• Pemetikan sebaiknya diakhiri sebelum datangnya musim salju karena pada saat itu daun akan berubah warna menjadi hijau kekuningan yang akan menurunkan nilai jual di pasaran
CARA PENGUMPULAN
• Daun dan kulit batang mengandung hamameltanin dan tanin yang berasal dari turunan asam galat dan gula heksosa, minyak atsiri, zat pahit, asam galat dan kalsium oksalat
• Ekstrak daun mengandung proantosianidin, asam fenolat dan flavonoid
KANDUNGAN KIMIA
(DAUN)
HAMAMELIS• Campuran hamameltanin dan tanin
terkondesasi• Terdapat 3 hamameltanin yaitu
hamameltanin-α, -β, dan -• Galoilhamamelosa dan proantosianidin
KANDUNGAN KIMIA
(KULIT BATANG)
• Daun dan kulit batang digunakan sebagai astringen dan hemostatik, antibakteri, hemoroid .
• Hamameltanin dan galoil proantosianidin memiliki aktivitas antiinflamasi
• Dosis lazim 2 g
PENGGUNAAN DAN DOSIS
EKSTRAK AIR (DESTILASI)HAMMAMELIS/WITCH HAZEL
CARA EKSTRAKSI
• Maserasi kulit batang selama 24 jam dengan air sebanyak dua kali berat nya• destilasi hingga
didapatkan tidak lebih dari 850 mL destilat untuk tiap 1000 g kulit batang
• tambahkan 150 ml alkohol untuk tiap 850 ml destilat, lalu aduk rata.
DESKRIPSI
• Berwarna jernih dan tidak berwarna, mempunyai bau dan rasa yang khas,
• bersifat netral atau sedikit asam pada kertas lakmus
• bebas dari kandungan metanol, fomaldehid, aseton, isopropil alkohol dan tertier butil alkohol
EKSTRAK AIR (DESTILASI)HAMMAMELIS/WITCH HAZEL
• Mengandung tidak lebih dari 0,025% residu kering, dan alkohol C2H5OH 14-15% .
• Tidak diketahui adanya minyak atsiri, tidak terdapat pada kulit batang witch hazel dan kemungkinan terbentuk pada saat maserasi kulit batang dalam air.
KANDUNGAN KIMIA
(KULIT BATANG)
• Sebagai astringent, dan digunakan secara topikal dengan cara menggosok untuk mengobati kongesti, brusis dan hemoroid.
• Dosis untuk salep hemoroid: 01,2-1 g, 3 kali sehari
PENGGUNAAN
dan Dosis
HAMAMELIS• Produk mengandung Hamamelis
KRAMERIA /RHATANY
Akar kering Krameria triandara Ruiz et Pavon, dikenal sebagai Peruvian Rhatany;atau Krameria
argentea Martius, dikenal sebagai Para atau Brazilian
Rhatany (Suku Leguminosae).
Krameria merupakan nama penghormatan untuk J.G.H dan W.H Kramea, seorang ahli botani dari Jerman;
triandra berasal dari bahasa latin, berarti tiga benang sari dan argentea mengacu pada
warna keperakan daunnya
Tumbuhan semak pendek banyak cabang. Krameria
triandra tumbuh pada slope berpasir di Bolivian dan
Peruvian Cordilleras. Krameria argentea
ditemukan di Brazil, dan diperdagangkan dari Para/
Rio de Jeneiro
KRAMERIA /RHATANY
KRAMERIA /RHATANY
KANDUNGAN KIMIA
Tanin (8-20%), asam kramerat, pati, gula tidak mengkristal dan kalsium oksalat. Tanin nya merupakan phlobatannin yang berwarna hijau tua jika dilarutkan dengan garam besi; membentuk phlobaphene, (krameria merah) dan dekomposisi lebih lanjut dapat membentuk phloroglusin dan asam protokatekuatTurunan benzofuran: Ratanhiaphenol I & II
KRAMERIA /RHATANY
• Astringen dan tonikum• Ekstrak krameria
bersifat antimikroba, digunakan untuk infeksi mulut & tenggorokan
KEGUNAAN
• Dosis lazim 1 gDOSIS
KRAMERIA /RHATANY
DAUN CHESTNUTMerupakan daun kering Castanea dentate (Marshal) Borkhausen (Suku Fagaceae).
Daun chestnut mengandung 9% asam tanat
Digunakan sebagai tonik dan astringent
• Daun dipetik pada saat waktu berbunga kemudian langsung dikeringan dengan hati-hati
• jika dilarutkan dengan garam besi akan berwana berwarna hijau dan musilago yang tidak larut alkohol.
• Dosis 4 g
CHESTNUT
Biji
Buah Daun
Pohon
KULIT KAYU CHINQUAPIN
adalah kulit kayu kering Castanea pumilae Michaux (Suku Fagacea).
Kandungan kimia sama seperti chesnut, yaitu mengandung tanin dan digunakan sebagai astringent.
Bijinya lebih kecil daripada chestnut tapi mengandung 45 % pati dan 2,5% protein
KINO
Adalah getah kering yang
diperoleh dari batang pohon Pterocarpus marsupium
Roxburgh (Suku Leguminosae).
Pterocarpus berasal dari
bahasa Yunani yang artinya buah; marsupium berasal dari bahasa Latin yang artinya tas
atau kantong, yang menunjukkan
bentuk dari buah tersebut; kino
merupakan nama asli tanaman tersebut yang berasal dari
Mandingo, suatu suku di Afrika Barat
Tanaman ini merupakan pohon kayu besar yang tumbuh di
daerah India bagian Timur dan di Ceylon
KINOFloem mengandung sekret sel dengan cairan astringen berwarna merah yang keluar dari permukaan batang pohon jika terluka.
Insisi/penggoresan vertikal dilakukan dengan memotong kulit batang di bagian bawah kemudian diakhiri dengan insisi menyerong dimana kemudian getah keluar dan dikumpulkan dalam wadah
Getah ini kemudian dikeringkan dalam panci dibawah sinar matahari dan diperdagangkan dari Bombay; jika dikirim dari Madras, dinamakan Malabar atau East Indian Kino
KINO• Asam kinotanat 30-80%, kinoin 1,5%, katekol
(pirokatekin ); kino merah, asam galat; resin; gum;pektin 13-15% air dan enzim oksidase yang dapat menyebabkan reaksi gelatinasi dari beberapa sedian galenik yang dibuat dari kino dengan cara merubah asam kinotanat menjadi kino merah, yang merupakan zat tidak larut, pholobaphene amorph merah
KANDUNGAN KIMIA
• Kino memberikan warna hijau kehitaman dan mengendapkan larutan dengan garam besi, dan berwarna violet dengan larutan garam besi sulfida (ferrous)
SIFAT KIMIA
KINOSTANDAR• Kino memberikan tidak lebih dari 60%
ekstrak larut alkohol dan tidak lebih dari 74% ekstrak larut air.
PENGUNAAN & DOSIS• Kino digunakan sebagai astringen.
Dosis lazim 500 mg
GAMBIR/PALE CATECHU
Adalah ekstrak air kering yang diperoleh dari daun dan ranting Uncaria gambir (Hunter) Roxburgh (Suku Rubiaceae).
Tanaman gambir berupa herba memanjat yang tumbuh di daerah Malaya dan Timur Semenanjung Malaya
Penduduk pribumi mengambil daun dan ranting kemudian mengekstraksinya dengan cara merebus dalam air.
PROSES EKSTRAKSI GAMBIR
daun dan ranting gambir
diekstraksi dengan cara
merebus dalam air
Ekstrak air tersebut
kemudian diuapkan, dan
dimasukan dalam tabung
ketika ketebalan sudah
mencukupi kemudian
dipotong potong menjadi bentuk
kubus, berwarna merah tua
sampai coklat muda.
kubus gambir ini kemudian dikeringkan dengan cara
dibakar.
Sebagian besar diproduksi di Malaysia dan Indonesia (Pulau Bintan, Sumatera, dan Kalimantan bagian Utara) dn diperdagangakan melalui
Singapura
TRADISIONAL MODERN
GAMBIR/PALE CATECHU
GAMBIR/PALE CATECHU
Gambir dikenal sebagai Catechu (dari bahasa Melayu cate,berarti pohon dan chu berarti
getah), dan telah lama dikenal sejak abad ke XVI
Catechu Barbosa kemungkinan merupakan catechu hitam.
. Gambir mulai diperdagangkan pada tahun 1790 oleh pedagang dari Belanda. Saat ini
gambir mulai jarang diperdagangkan.
GAMBIR/PALE CATECHU
Kandungan Kimia• Asam katekutanat 22-50%• Pirokatekol 30%• Katekin 2-12%, dalam bentuk kristal jarum• Gambir fluoresin (dihidrogambiriin, gambiridin,
gambirtanin, gambirin, isogambirin, auroparin, dan oksogambirtanin)
• Protoantosianidin (gambiriin A1, gambiriin A2, gambiriin A3, gambiriin B1, gambiriin B2, gambiriin B3, gambiriin C.)
• Kuersetin• Catechu merah
STRUKTUR KIMIA
OHO
OH
OH
OH
OH
1. (+)-Catechin
OHO
OH
OH
OH
OH
2
OHO
OH
OH
OH
OH
OHO
OH
OH
OH
OH
3
OHO
OH
OH
OH
OH
OHO
OH
OH
OH
OH
4
OHO
OH
OH
OH
OHO
OH
OH
OH
OH
5
OHHO
OH OHO
OH
OH
OH
OH
H
H
OH
OHOHA' B'
A
B
C
3
5
63
8
6'
5'
2'
2
6Lower unit
Upper unit
EpikatekinProsianidin B1
Prosianidin B3 Gambiriin C Gambiriin A1
STRUKTUR KIMIA
OHHO
OH OHO
OH
OH
OH
OH
H
H
OH
OHOH
7
OHHO
OH O
OH
OH
OH
OH
H
H
OHOH
8
O
OHHO
OH O
OH
OH
OH
OH
H
H
OHOH
9
O
Gambiriin A2
Gambiriin B1
Gambiriin B2
GAMBIR/PALE CATECHUSTANDARD DAN PENGUJIAN
Gambir mengandung lebih dari 60% ekstrak larut alkohol dan tidak kurang dari 70% ekstrak larut air
Maserasi 1 g serbuk gambir dengan 50 ml air destilasi selama 1 jam beberapa bagian dari filtrat ini memberikan warna hijau yang kuat jika dilarutkan dengan ferric chloride
T.S dan tidak mengendap dengan cupric sulfate
Filtrasi ekstrak serbuk gambir dengan alkohol; kemudian filtratnya ditambahkan sodium hidroksida T.S dan setelah dikocok tambahkan beberapa ml petroleum benzin;
lapisan benzene menunjukkan fluorensensi warna hijau yang kuat
Basahi korek api dengan ekstrak air gambir untuk memberikan sedikit warna pada batang korek api; keringkan kemudian celupkan kedalam asam hidroklorat, segera
hapus kemudian panaskan di dekat api; kemudian akan terbentuk noda merah tuah keunguan (catechin). B
GAMBIR/PALE CATECHU
Penggunaan dan Khasiat• Astringent. • Kandungan tanin, digunakan untuk zat pewarna pakaian.• Katekin dan kuersetin pada gambir berdasarkan penelitian dapat
meringankan penyakit hepatitis
Dosis• Dosis harian: 0,5 -2 gram serbuk atau 2,5,-5 ml tingtur gambir.
Toksisitas• Uji toksisitas gambir yang dilakukan terhadap organ ginjal, jantung dan hati
mencit putih jantan, dengan dosis 100 dan 200 mg/kgBB, secara oral 1 x sehari selama 7 hari, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak gambir dapat memperkecil rasio organ ginjal dan hati secara bermakna, tetapi tidak mempengaruhi organ jantung.
EKSTRAK MANGROVE
Didapat dari kulit batang tanaman Rhizophora mangle atau R. mucronata (Suku Rhizophoracea)
mengandung 70% asam tanat, dan kadang kadang diperdagangkan sebagai catechu
CATECHU, BLACK CATECHU/BLACK CUTCH
PE
NG
ER
TIA
N • Adalah ekstrak dari inti kayu tanaman Acacia catechu (Suku Leguminacea), merupakan pohon yang berasal dari India dan Myanmar.
CA
RA
EK
ST
RA
KS
I • Kayu di esktraksi dengan air mendidih, kemudian disaring lalu diuapkan sampai kental dan boleh dilakukan pengerasan.
DE
SK
RIP
SI • Black catechu
muncul dalam bentuk tidak beraturan, dengan fragmen daun dibagian terluarnya, berwarna hitam kemerahan, kadang berkilau, rapuh, berpori, sedikit berbau dan bersifat astringent dan rasa yang manis
CATECHU, BLACK CATECHU/BLACK CUTCH
Mengandung 25% phlobatannin yang
disebut asam katekutanat dan
digunakan sebagai astringent
Black catechu juga dapat didapat dari beberapa spesies
Acacia dan Caesalpinia dari suku
Leguminosae
CEANOTHUS, NEW JERSEY TEA/ RED ROOT
Adalah kulit batang atau akar kering tanaman Ceanothus americanus (Suku Rhamnaceae).
Tanaman berupa semak bercabang . tinggi 6-12 dm.Tumbuh di Amerika
bagian Timur dan Tengah serta Canada.
Telah lama digunakan sebagai astringent;
selama Perang Revolusi daunnya digunakan sebagai
pengganti teh. Ceanothus memiliki aktivitas koagulasi
darah jika digunakan secara oral
Mengandung tannin 10%, phlobaphenes,
resin dan minyak; senyawa
pengkoagulan. mengandung campuran asam suksinat, oksalat,
malonat, malat, ortophosporat dan
pirophosporat.
CEANOTHUS, NEW JERSEY TEA/ RED ROOT
Digunakan sebagai hemostatic , koagulan darah, bronchitis
Produk: Ceanothyn®, Red Root
DAFTAR PUSTAKA
1. Clause E.P. Pharmacognosy. 4th Edition. Philladelphia: Lea & Febriger;1961:169-174
2. Evans WC. Pharmacognosy. 15th ed. New York :WB Saunders; 2002:p.222-224
3. WHO Monograph on selected Medicinal Plants. Volume 2. 2002. Geneva:WHO Organizations; 2002:p.130-136
Terima kasih
감사합니다
Grazie