TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

19
TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN ATAS PELAYANAN MEDIS DOKTER RESIDEN TERHADAP PASIEN Aghniya Sabila dan Wahyu Andrianto Fakultas Hukum Universitas Indonesia Email: [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas mengenai hubungan hukum antara Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, dan Dokter Residen beserta tanggung jawab perdata yang diberikan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan atas pelayanan medis yang diberikan oleh Dokter Residen selama proses pendidikan dokter spesialis. Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah hubungan hukum antara Rumah Sakit Pendidikan, Fakultas Kedokteran, dan Dokter Residen? dan 2. Bagaimanakah bentuk tanggung jawab perdata dari Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran atas pelayanan medis yang diberikan oleh Residen kepada pasien? Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diperlukan adanya pengaturan mengenai pemberian tanggung jawab hukum dari Fakultas Kedokteran ataupun Rumah Sakit Pendidikan terhadap Dokter Residen karena pelayanan medis Dokter Residen dapat menimbulkan kerugian terhadap pasien. Kata Kunci: Tanggung Jawab Perdata, Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, Dokter Residen FACULTY OF MEDICINE AND TEACHING HOSPITAL’S CIVIL LIABILITY ON RESIDENT’S MEDICAL CARE TO PATIENTS Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Transcript of TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Page 1: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN ATAS PELAYANAN

MEDIS DOKTER RESIDEN TERHADAP PASIEN

Aghniya Sabila dan Wahyu Andrianto

Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai hubungan hukum antara Fakultas Kedokteran,

Rumah Sakit Pendidikan, dan Dokter Residen beserta tanggung jawab perdata yang

diberikan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan atas pelayanan medis

yang diberikan oleh Dokter Residen selama proses pendidikan dokter spesialis.

Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah hubungan hukum

antara Rumah Sakit Pendidikan, Fakultas Kedokteran, dan Dokter Residen? dan 2.

Bagaimanakah bentuk tanggung jawab perdata dari Rumah Sakit Pendidikan dan

Fakultas Kedokteran atas pelayanan medis yang diberikan oleh Residen kepada

pasien? Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diperlukan adanya

pengaturan mengenai pemberian tanggung jawab hukum dari Fakultas Kedokteran

ataupun Rumah Sakit Pendidikan terhadap Dokter Residen karena pelayanan medis

Dokter Residen dapat menimbulkan kerugian terhadap pasien.

Kata Kunci:

Tanggung Jawab Perdata, Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, Dokter

Residen

FACULTY OF MEDICINE AND TEACHING HOSPITAL’S

CIVIL LIABILITY ON RESIDENT’S MEDICAL CARE TO

PATIENTS

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 2: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Abstract

The focus of this study is about the legal relationship between Faculty of Medicine,

Teaching Hospital, and Residents along with the civil liability given from Faculty of

Medicine and Teaching Hospital on Residents’ medical care to patients during the

process of specialist profession education. The writer tried to describe the main

issues, which are: 1. How is the legal relationship between Faculty of Medicine,

Teaching Hospital, and Residents? And 2. How is the civil liability given from

Faculty of Medicine and Teaching Hospital on Residents’ medical care to patients?

Based on the research conducted, the civil liability given from Faculty of Medicine

and Teaching Hospital to Residents it is needed to be ruled because Residents’

medical care clould provoke a loss to patients.

Keywords:

Civil Liability, Faculty of Medicine, Teaching Hospital, Residents

Pendahuluan

Rumah sakit dan dokter mempunyai peranan penting dalam rangka

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini karena rumah sakit merupakan

wadah yang berisikan para tenaga kesehatan yang dianggap sebagai segenap orang

yang sudah sangat ahli dalam membantu menyembuhkan penyakit seseorang. Dokter

dan rumah sakit dalam hal ini berperan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan

dan pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan melibatkan beberapa tenaga kesehatan di dalamnya.

Tenaga kesehatan, menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.1

Dengan adanya segenap pendidikan dan pengalaman untuk dapat terlibat langsung

kepada para pasiennya, maka kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang berada di

rumah sakit-lah yang membuat orang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan

                                                                                                                         1 Indonesia, Undang-undang Kesehatan, UU No. 36 Tahun 2009, LN No. 144 Tahun 2009,

TLN No. 5063, Ps. 1 Ayat (6).

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 3: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

pertolongan.

Jelas bahwa keahlian yang dimiliki dokter itu tidak dimiliki semua orang,

hanya orang-orang yang telah melewati perjalanan pendidikan saja yang mempunyai

keahlian tersebut. Perjalanan yang dilampaui oleh seseorang yang ingin menjadi

dokter tidaklah mudah dan tentunya tidak sebentar pula. Untuk mendapatkan status

sebagai mahasiswa fakultas kedokteran yang merupakan tahap awal dalam

perjalanan tersebut, bukanlah hal yang dapat dilakukan semua orang. Para pelajar

harus menempuh persaingan yang ketat untuk dapat diterima di setiap fakultas

kedokteran yang ada di Indonesia. Jenjang panjang pendidikan kedokteran seperti ini

diarahkan untuk mendapatkan kualitas keahlian dari dokter yang semakin mapan.

Kualitas serta kemampuan yang tinggi dari dokter dalam rangka membantu

menyelamatkan nyawa manusia tentunya merupakan hal yang diharapkan dari pasien

rumah sakit.

Dokter yang berkualitas akan memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas pada masyarakat, dan tentunya dokter tersebut merupakan hasil didikan

dari lembaga pendidikan kedokteran yang berkualitas pula. Dengan itu, maka

diperlukannya sistem pembelajaran atau pendidikan kedokteran yang memiliki mutu

dan kualitas tinggi.

Penjaminan mutu proses pendidikan kedokteran merupakan salah satu hal

yang terpenting agar proses dan produk yang dihasilkan berkualitas dan mempunyai

kompetensi yang seragam sesuai dengan harapan. Dalam penyelenggaraannya,

Pendidikan Kedokteran diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran yang berada di

perguruan tinggi.2 Fakultas Kedokteran ini bekerja sama dengan Rumah Sakit

Pendidikan.3

Walaupun memiliki peranan yang berbeda satu sama lainnya, namun

Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit Pendidikan memiliki peranan yang sama

besar terhadap pelayanan medis yang dilakukan oleh peserta didik di Rumah Sakit

Pendidikan tersebut. Kerjasama yang erat antara keduanya akan menentukan

tercapainya mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta menjamin

adanya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.

Adanya tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang                                                                                                                          

2 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123 Tahun 2013, TLN No. 5434, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1).

3 Ibid, Ps. 5 Ayat (1).

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 4: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

berkualitas tinggi, membuat peranan antara Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit

Pendidikan ini haruslah berkesinambungan satu sama lainnya. Dalam bagian umum

Pejelasan Undang-undang Pendidikan Kedokteran, dinyatakan bahwa Pendidikan

Kedokteran membutuhkan sarana Rumah Sakit Pendidikan dengan standar

persyaratan yang ditetapkan untuk digunakan sebagai sarana praktik dalam

Pendidikan Kedokteran. Untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit Pendidikan

tersebut, diperlukan pengaturan kerja sama Fakultas Kedokteran dengan Rumah

Sakit Pendidikan yang menerangkan secara jelas dan tegas serta berkepastian hukum

tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak, sehingga para pihak dapat

memperoleh manfaat positif dari kerja sama tersebut.

Adanya hak dan kewajiban antara Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit

Pendidikan menunjukan bahwa adanya suatu perikatan diantara keduanya. Perikatan

adalah suatu perhubungan antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak

yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain

berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.4 Perhubungan antara keduanya ini

menunjukan adanya suatu perhubungan hukum, yang artinya bahwa hak masing-

masing pihak itu dijamin oleh hukum.5

Undang-undang telah mengatur secara garis besar mengenai hak dan

kewajiban yang berlaku bagi Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit

Pendidikan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan kedokteran.

Ketentuan ini berlaku umum untuk semua Fakultas Kedokteran dan Rumah

Sakit Pendidikan yang mengadakan kerja sama. Untuk mengetahui hak dan

kewajiban antara Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan yang

bekerjasama, harus diatur secara rinci dalam perjanjian kerja sama yang

dibuat oleh para pihak. Dalam UU Pendidikan Kedokteran dijelaskan bahwa

kerja sama yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran atas nama perguruan

tinggi dengan Rumah Sakit Pendidikan dilakukan secara tertulis sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.6

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, masing-masing pihak dalam perjanjian

kerja sama antara Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai                                                                                                                          

4 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: PT Intermasa, 2005), hal. 1. 5Ibid. 6 Lihat Pasal 11 Undang-undang Pendidikan Kedokteran.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 5: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

kewajiban tersendiri. Hal ini berarti diantaranya juga terdapat tanggung jawab yang

harus dipikul, baik tanggung jawab sendiri-sendiri maupun yang dibebankan kepada

keduanya. Termasuk dalam hal ini yaitu tanggung jawab para pihak tersebut atas

peserta didik yang sedang menjalankan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit

Pendidikan. Peserta didik yang dimaksud disini merupakan mahasiswa yang juga

terlibat langsung terhadap pasien. Mahasiswa Kedokteran adalah peserta didik yang

mengikuti Pendidikan Kedokteran.

Selain adanya pendidikan untuk menjadi sarjana kedokteran, ada pula

pendidikan untuk menjadi dokter spesialis. Dokter spesialis adalah dokter yang

mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter

harus menjalani pendidikan profesi dokter pasca sarjana untuk dapat menjadi dokter

spesialis. Pendidikan dokter spesialis merupakan program pendidikan profesi

lanjutan dari program pendidikan dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja

sarjananya dan atau langsung setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum.

Di Indonesia, pendidikan kedokteran untuk dokter spesialis dinamakan

Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS. Program ini merupakan

pendidikan untuk melatih seorang dokter umum untuk menjadi dokter spesialis

tertentu. Tahap pendidikan dan pelatihan yang dilalui oleh dokter ini dilakukan agar

memperoleh kemampuan dan keterampilan tambahan sehingga dapat mengelola

permasalahan kesehatan yang lebih kompleks dan spesifik.7 Dokter umum yang

melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis disebut sebagai Dokter Residen8,

yang selanjutnya akan disebut sebagai Residen. Pelaksanaan Program Pendidikan

Dokter Spesialis ini dilakukan pada Rumah Sakit Pendidikan di bawah koordinasi

Fakultas Kedokteran.

Penelitian yang dilakukan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada berpendapat bahwa penerapan

pendidikan dan pelatihan Residen di Indonesia disebut sebagai 'University Based'.

Hal ini karena pendidikan tersebut dilakukan pada Rumah Sakit Pendidikan di

bawah koordinasi Fakultas Kedokteran. Pendekatan lain yang banyak diterapkan di

beberapa negara adalah pendekatan 'Hospital Based' yaitu pendidikan dokter                                                                                                                          

7 Unoviana Kartika, Residen Bagian dari Pelayanan Rumah Sakit, http://health.kompas.com/read/2013/12/02/1148006/Dokter.Residen.Bagian.dari.Pelayanan.RS, diunduh 13 September 2015.

8 Dokter Indonesia Online, Dokter Spesialis, http://dokterindonesiaonline.com/dokter-

spesialis/, diunduh 13 September 2015.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 6: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

spesialis diserahkan pengelolaannya kepada rumah sakit dengan koordinasi dari

kolegium spesialis terkait. Dengan penerapan program pendidikan dokter spesialis

'University Based', sejarah pendidikan Residen lebih kuat penekanan sebagai peserta

didik (mahasiswa), bukan sebagai pekerja rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dengan

kenyataan bahwa Residen sebagai mahasiswa tetap harus membayar Sumbangan

Penyelenggaraan Pendidikan atau SPP ke universitas, dan belum mendapat hak

sebagai pekerja, khususnya pembayaran yang jelas dari Rumah Sakit Pendidikan

tempat bekerja kecuali pelayanan di berbagai rumah sakit yang memang

membutuhkan Residen.9

Di negara lain, Residen dianggap sebagai tenaga medis di rumah sakit dengan

hak dan kewajibannya sebagai dokter. Di Indonesia, walaupun secara de-jure,

Residen adalah bagian dari peserta didik di Fakultas Kedokteran, namun sebenarnya

secara de-facto Residen telah bekerja di Rumah Sakit Pendidikan. Hal ini ditunjukan

dengan belum adanya kontrak perorangan antara Rumah Sakit Pendidikan dan

Residen, menyangkut pelayanan klinik, hukum, dan hak serta kewajibannya.10

Adanya peran ganda yang terdapat pada Residen ini harus mempunyai

landasan hukum yang jelas. Bukan hanya hak dan kewajiban dari Residen saja yang

perlu diperjelas, namun juga bentuk dari tanggung jawab hukum yang diberikan

Residen terhadap pasien. Dalam proses pendidikannya, Residen terlibat langsung

dalam melakukan tindakan medis terhadap pasien. Jika terdapat kerugian yang

dialami pasien dalam penanganan Residen, maka apakah sebagai mahasiswa,

Residen harus memberikan pertanggungjawabannya? Lalu jika iya, pertanyaan yang

krusial adalah, apakah Residen harus bertanggung jawab penuh? Bagaimana dengan

tanggung jawab hukum Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan yang

memiliki tanggung jawab pengawasan terhadap Residen?

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti mengenai peranan dan hubungan

hukum yang terdapat dalam pendidikan dokter spesialis. Penulis akan meneliti

bagaimana undang-undang mengatur terkait hak dan kewajiban masing-masing

pihak serta bagaimana pengaturannya dalam perjanjian kerja sama yang dibuat oleh

                                                                                                                         9 Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada,

“MANAJEMEN RESIDEN DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL: Apakah Residen dapat menjadi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)? Bagaimana sistem kompensasinya?”, http://pendidikankedokteran.net/index.php/31-pelatihan/bl-Residen /622- pengantar, diunduh 13 September 2015.

10 Ibid.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 7: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan yang terlibat dalam Program

Pendidikan Dokter Spesialis. Selain itu juga akan diteliti terkait ruang lingkup

tanggung jawab masing-masing pihak yang timbul dalam hal adanya kerugian dalam

pelayanan medis yang dilakukan oleh Residen terhadap pasien. Bentuk tanggung

jawab yang akan diteliti disini yaitu tanggung jawab perdata.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam

penelitian ini ada beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti,

yaitu:

1. Bagaimanakah hubungan hukum antara Rumah Sakit Pendidikan,

Fakultas Kedokteran, dan Residen?

2. Bagaimanakah bentuk tanggung jawab perdata dari Fakultas Kedokteran

dan Rumah Sakit Pendidikan atas pelayanan medis yang diberikan oleh

Residen kepada pasien?

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

wawasan penulis serta memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan

substansi disiplin bidang ilmu hukum, terutama di bidang hukum kesehatan. Adapun

tujuan khusus dari penelitian ini adalah menguraikan hubungan hukum antara

Rumah Sakit Pendidikan, Fakultas Kedokteran, dan Residen serta memperoleh

pengetahuan serta kejelasan terkait bentuk tanggung jawab perdata dari Rumah Sakit

Pendidikan dan Fakultas Kedokteran atas pelayanan medis yang diberikan oleh

Residen kepada pasien.

Tinjauan Teoritis

Untuk mengetahui konsep-konsep yang akan muncul dalam penelitian ini,

maka perlu diketahui istilah-istilah yang berkaitan erat dengan penelitian ini dan juga

untuk menghindari adanya kesalah pahaman antara penafsiran penulis dengan

pembaca. Oleh karena itu diperlukannya tinjauan teoritis ini. Tinjauan teoritis

merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus

yang ingin atau akan diteliti. Berikut ini adalah penjelasan dan pengertian dari

konsep-konsep tersebut yang diambil dari judul dan permasalahan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai

tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 8: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

bidang Pendidikan Kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan

kesehatan lainnya secara multiprofesi.11

2. Fakultas Kedokteran adalah himpunan sumber daya pendukung perguruan

tinggi yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dokter.12

3. Residen adalah dokter umum yang melanjutkan pendidikan sebagai dokter

spesialis.13

4. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya

untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara

langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.14

5. Pelayanan Medis adalah obyek dari Hukum Kedokteran.15

6. Tanggung jawab hukum adalah tanggung jawab yang diakui dan ditegakkan

oleh pengadilan diantara para pihak yang berperkara.16

7. Hubungan hukum adalah hubungan-hubungan yang mempunyai akibat

hukum.17

Metode Penelitian

Bentuk Penelitian ini adalah yuridis-normatif, dimana peneliti akan melihat

dari norma-norma hukum yang dijalankan secara prakteknya oleh kelompok

masyarakat yang dituju atau singkat kata, melihat efektivitas norma hukum dengan

prakteknya. Tipe penelitian yang akan digunakan adalah penilitian deksriptif yaitu

menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok

tertentu, lalu melakukan analisis terhadapnya. Jenis data yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Jadi,

                                                                                                                          11 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 1 ayat (15). 12 Ibid, ps. 1 ayat (4). 13 Dokter Indonesia Online, loc. cit. 14 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, Ps. 1 ayat (4). 15 Fred Ameln, Op. Cit, hal. 22. Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan

yang terpenting, meliputi ketentuan yang berhubungan langsung dengan pelayanan medis. 16 Siti Ismijati Jenie, Tanggung Jawab Perdata di dalam Pelayanan Medis: Suatu Tinjauan

dari Segi Hukum Perdata Materiil, Jurnal Mimbar Hukum, vol. 18, no. 3, (Oktober, 2006), hal. 307. 17 Soerjono Soekanto, Aspek Hukum Kesehatan, (Jakarta: IND-HILL-CO, 1989), hlm. 3.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 9: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

selain alat pengumpulan data berupa studi pustaka yaitu dengan menggunakan data

sekunder sebagai sumber datanya, namun juga akan dipergunakan hasil wawancara

dengan narasumber (pihak-pihak terkait).

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum

primer yakni berupa peraturan perundang-undangan. Selain itu, digunakan pula

bahan hukum sekunder berupa buku-buku, artikel-artikel baik dari surat kabar

maupun internet. Digunakan pula bahan hukum tersier berupa Kamus Besar Bahasa

Indonesia sebagai sumber penjelas bahan hukum primer dan sekunder. Dalam

penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat pengumpulan data berupa studi

dokumen yakni dari bahan-bahan kepustakaan.

Metode Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah,

analisis data secara kualitatif, dimana data yang dihimpun berdasarkan cara-cara

yang melihat proses suatu objek penelitian. Data ini lebih melihat kepada proses

daripada hasil karena didasarkan pada deskripsi proses dan bukan pada perhitungan

matematis. Bentuk dari hasil penelitian ini adalah berupa bentuk deskriptif analitis

dikarenakan bentuk penelitiannya adalah deskriptif. Adapun fokus dari bentuk

penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, maka bentuknya juga berupa

yuridis normatif.

Hasil Penelitian

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan suatu tahapan

pendidikan dan pelatihan yang dilalui oleh dokter agar memperoleh kemampuan dan

keterampilan tambahan sehingga dapat mengelola permasalahan kesehatan yang

lebih kompleks dan spesifik. Dalam PPDS, Residen berkontribusi dalam pelayanan

kesehatan di rumah sakit, serta mendapatkan pendidikan yang memadai.18

Berdasarkan ketentuan dalam UU Pendidikan Kedokteran, penyelenggaraan

pendidikan kedokteran baik tahap sarjana kedokteran maupun tahap profesi

kedokteran dilakukan di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran. Untuk

penyelenggaraan PPDS hanya dapat dilakukan oleh Fakultas Kedokteran yang

memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk program studi kedokteran.19

                                                                                                                          18 Unoviana Kartika, Op. Cit. 19 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 8 ayat (1).

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 10: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Penerapan pendidikan dan pelatihan Residen (PPDS) sesuai ketentuan dalam

UU Pendidikan Kedokteran, mengacu pada sistem University Based, dimana PPDS

dipusatkan dalam pengawasan Fakultas Kedokteran,20 dan Fakultas Kedokteran

bertanggung jawab atas penyelenggaraan PPDS yang bekerja sama dengan

Organisasi Profesi (kolegium).21 Dalam sistem ini, status Residen adalah sebagai

peserta didik yang harus membayar biaya sekolah (SPP) kepada penyelenggara

pendidikan dokter spesialis, yaitu Fakultas Kedokteran.

Residen dalam pendidikan dokter spesialisnya akan dikirim ke Rumah Sakit

Pendidikan Utama dan/atau Rumah Sakit Pendidikan Jejaring untuk menjalankan

pelayanan klinik.22 Dalam PPDS, mekanisme pengiriman Residen ke Rumah Sakit

Pendidikan Utama dan/atau Rumah Sakit Pendidikan Jaringan terdapat 2 (dua)

model, yaitu:

Alur Penanganan Residen Model I Alur Penanganan Residen Model 2

(Gambar 1) (Gambar 2)

Pada model pertama, Fakultas Kedokteran akan mengirimkan Residennya ke Rumah

Sakit Pendidikan Utama untuk menempuh pendidikan disana. Dari Rumah Sakit

Pendidikan Utama, Residen akan dikirim ke berbagai Rumah Sakit Pendidikan

Jejaring yang telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan Utama. Model ini

digunakan misalnya seperti Rumah Sakit Umum Pemerintahan DR. Sardjito, Rumah

Sakit Moewardi, dan Rumah Sakit Saiful Anwar. Sedangkan, pada model kedua,                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

20 Fikri Fernandes, Pendidikan Dokter Spesialis dan Rumenerasi Residen dalam Konteks

Hubungan Rumah Sakit Pendidikan dengan Fakultas Kedokteran, (Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2013), hal. 16.

21 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 8 ayat (2). 22 Hasil wawancara tanggal 15 November 2015 dengan Residen Tahap Mandiri:

Radhiyatam Mardhiyah.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 11: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Fakultas Kedokteran mengirimkan Dokter Residen nya ke Rumah Sakit Pendidikan

Utama, akan tetapi sebagian lainnya dapat dikirimkan langsung ke Rumah Sakit

Pendidikan Jejaring. Hal ini dilakukan karena berbagai faktor, salah satunya yaitu

karena daya tampung Residen di Rumah Sakit Pendidikan Utama sudah memenuhi

jumlah kuota ataupun karena faktor adanya kekurangan jumlah Dokter Spesialis atau

Residen di Rumah Sakit Pendidikan Jejaring. Model 2 ini digunakan oleh Rumah

Sakit Umum Pemerintahan Cipto Mangunkusumo, dan Rumah Sakit Karyadi.23

Sistem pendidikan dokter spesialis lain yang banyak diterapkan di beberapa

negara adalah sistem Hospital Based, yaitu pendidikan dokter spesialis diserahkan

pengelolaannya kepada rumah sakit dengan koordinasi dari kolegium spesialis

terkait.24 Salah satu negara yang mengacu pada sistem Hospital Based dalam

pendidikan dokter spesialisnya adalah Amerika Serikat. Di Amerika Serikat,

pendidikan dokter spesialis sepenuhnya ditentukan oleh Rumah Sakit Pendidikan.

Karena banyaknya Rumah Sakit Pendidikan yang tersebar di negara-negara bagian

Amerika Serikat, maka terjadinya persaingan antara masing-masing Rumah Sakit

Pendidikan agar mereka memiliki lulusan dokter terbaik di negara bagian tersebut.

Berbagai macam cara dilakukan agar Rumah Sakit Pendidikan tertentu dapat

merekrut calon Residen untuk mengikuti kegiatan program pendidikan dokter

spesialis di Rumah Sakit Pendidikan mereka. Rumah Sakit Pendidikan melakukan

negosiasi remunerasi, kondisi kerja, dan program pendidikan dokter spesialis kepada

calon Residen (Nicholson and Song, 2001). Sehingga terjadinya persaingan yang

sengit antara pihak Rumah Sakit Pendidikan, bukan kepada calon Residen. Hal ini

menimbulkan persaingan besarnya rumenerasi yang didapat oleh calon Residen

selama mengikuti kegiatan pendidikan dokter spesialis.25

Pembahasan

Dalam Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Tahun 2012, dinyatakan bahwa Institusi Pendidikan Kedokteran (Fakultas Kedokteran) harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari Rumah Sakit

                                                                                                                          23 Fikri Fernandes, Op. Cit., hal. 7. 24 Ibid, hal. 1. 25 Ibid, hal. 15.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 12: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Pendidikan dan sarana kesehatan lain yang diperlukan. Dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan sebagai sarana praktik dalam Pendidikan Kedokteran tersebut.26 Jadi, dalam penyelenggaraan PPDS, Fakultas Kedokteran dapat mendidik peserta didik PPDS di Rumah Sakit Pendidikan. Di Rumah Sakit Pendidikan itulah tempat dimana para Residen terlibat langsung dalam pelayanan medis terhadap pasien.

Fakultas Kedokteran membutuhkan sarana Rumah Sakit Pendidikan sebagai

sarana praktik dalam Pendidikan Kedokteran. Untuk menjamin tersedianya fasilitas

pendidikan klinik yang berupa Rumah Sakit Pendidikan, maka harus dinyatakan

dengan adanya perjanjian kerjasama antara pimpinan Fakultas Kedoteran dengan

pimpinan Rumah Sakit Pendidikan dan/atau pemerintah setempat. Perjanjian

kerjasama tersebut harus minimal meliputi hak, tanggung jawab, dan kewenangan

masing-masing pihak yang menjamin terlaksananya proses pendidikan dan

pelayanan kesehatan berjalan secara optimal.27

Kerja sama antara Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dilakukan secara tertulis dengan selalu mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang ada. Dalam Pasal 43 UU Pendidikan Kedokteran dijelaskan bahwa perjanjian kerja sama ini paling sedikit memuat mengenai:

a. Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi wajib mengirimkan Mahasiswa untuk melakukan pembelajaran, penelitian dan pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung rumah sakit tersebut; dan

b. Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi wajib berkontribusi mendanai pendidikan di Rumah Sakit Pendidikan. Seperti yang diterangkan dalam Pasal 19 UU Pendidikan Kedokteran, bahwa

dalam penyelenggaraan program dokter spesialis ini, Fakultas Kedokteran dapat

mendidik mahasiswanya di Rumah Sakit Pendidikan. Residen dalam menjalankan

PPDS ini, mendapatkan pendidikan dengan juga melakukan pelayanan di Rumah

Sakit Pendidikan.

                                                                                                                         26 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 5. 27 Konsil Kedokteran Indonesia, Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang Standar

Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 10 Tahun 2012, angka 6.2.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 13: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Residen dalam proses menjalankan PPDS yang juga turut melakukan

tindakan medis ini, mempunyai hak untuk mendapat perlindungan hukum dari

Rumah Sakit Pendidikan, hal ini diatur dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a UU

Pendidikan Kedokteran sebagaimana dinyatakan bahwa:

“Setiap mahasiswa berhak: a, memperoleh pelindungan hukum dalam mengikuti proses belajar mengajar, baik di Fakultas Kedokteran atau Fakultas Kedokteran Gigi maupun di Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana Pendidikan Kedokteran; .. ”

Rumah Sakit Pendidikan bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan

Residen yang merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

medis di bawah pengawasan Rumah Sakit Pendidikan tersebut. Mengenai hal ini,

David H. Sohn, J.D., M.D., menjelaskan bahwa:

“Hospitals and teaching institutions may face both direct and indirect forms of liability for the actions of their Residents. Institutions are held vicariously liable for the actions of the Resident physicians acting in the scope of their employment. Thus the hospital is liable if a Resident negligently delivers medical care, but not if he or she gets into fights, is accused of sexual harassment, or commits fraud because these actions are not “within the scope of employment”.”28

Di Indonesia, Vicarious Liability diatur dalam Pasal 1367 KUHPerdata,

yang pada ayat (1) nya menyatakan:

“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya. bawahannya sepanjang hal itu terjadi dalam lingkup pekerjaannya.”

Dengan adanya doktrin vicarious liability ini maka rumah sakit (sebagai institusi

penyelenggara pelayanan kesehatan) bertanggung jawab atas perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan

kesehatan di rumah sakit tersebut.29

                                                                                                                         

28 David H. Sohn, J.D., M. D., Medical Liability and Orthopaedic Residents http://www.aaos.org/news/aaosnow/dec12/managing6.asp, diunduh 15 November 2015.

29 Y. A. Triana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, (Malang: Bayumedia, 1997),

hal. 68.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 14: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Ketentuan mengenai tanggung jawab rumah sakit umum diatur dalam

ketentuan Pasal 58 ayat (1) dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 dan Pasal 46

Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Tanggung jawab hukum

Rumah Sakit Pendidikan sebagai rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat

pendidikan dan juga pelayanan kesehatan,30 juga memiliki tanggung jawab yang

sama seperti tanggung jawab rumah sakit umum. Dalam Pasal 46 UU No. 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit, ditentukan bahwa rumah sakit bertanggung jawab secara

hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian tenaga kesehatan di

rumah sakit. Ketentuan pasal ini menjadi dasar yuridis bagi seseorang untuk

meminta tanggung jawab pihak rumah sakit jika terjadi kelalaian tenaga kesehatan

yang menimbulkan kerugian. 31

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Residen sebagai peserta

didik PPDS yang masih berada dalam naungan Fakultas Kedokteran. Residen

sebagai mahasiswa dari Fakultas Kedokteran mempunyai hak sebagaimana diatur

dalam Pasal 31 UU Pendidikan Kedokteran, yang mengatur bahwa setiap mahasiswa

berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam mengikuti proses belajar mengajar,

baik di Fakultas Kedokteran maupun di Rumah Sakit Pendidikan.

Apabila terjadi kesalahan oleh Residen yang merupakan mahasiswa dari

sebuah Fakultas Kedokteran, maka seperti yang telah diterangkan sebelumnya,

bahwa menurut David H. Sohn, J.D., aM.D. “Hospitals and teaching institutions may

face both direct and indirect forms of liability for the actions of their Residents.

Institutions are held vicariously liable for the actions of the Resident physicians

acting in the scope of their employment.”.32 Selanjutnya, terdapat keterangan

mengenai tanggung jawab hukum sebagai penanganan masalah dari kesalahan

Residen yaitu: “If a student is involved in a medical malpractice action, legal

representation is provided by the Office of the University Council, provided the

student has acted within the guideslines.” (The Warren Alpert Medical School of

                                                                                                                         30 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 14. 31 Indonesia, Undang-undang Pendidikan Kedokteran, UU No. 20 Tahun 2013, LN No. 123

Tahun 2013, TLN No. 5434, ps. 14. 32 David H. Sohn, J.D., M. D., Op. Cit.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 15: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Brown University, USA, 2013).33 Dalam Studi Kasus Johns Hopkins juga

menjelaskan bahwa adanya tanggung jawab hukum dari institusi penyelenggara

pendidikan kedokteran terhadap peserta didiknya, yaitu: “The Hospital and

University provide coverage for liability exposure for all house staff and clinical

fellows for those clinical activities which they perform within The Johns Hopkins

Medical Institutions which are within the scope of their training program. Coverage

includes legal defense and payment of loss to the extent of maximum judgment within

insurance policy limits and also requires participation in the Hospital’s Risk

Management Program”.34

Dapat dipahami bahwa, Fakultas Kedokteran, sebagai institusi penyelenggara

pendidikan dokter spesialis ini, juga bertanggung jawab atas pelayanan medis yang

diberikan oleh Residen yang merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Hal ini

karena Residen yang merupakan peserta didik dalam PPDS yang diselenggarakan

oleh Fakultas Kedokteran tersebut.

Vicarious liability terkait hal ini diatur dalam Pasal 1367 ayat (4)

KUHPerdata yang menyatakan bahwa:

“Guru sekolah atau kepala tukang bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh murid-muridnya atau tukang-tukangnya selama waktu orang-orang itu berada di bawah pengawasannya.”

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Dekan Fakultas Kedokteran disini

mempunyai tanggung jawab hukum atas pelayanan medis Residen yang berada

dibawah pengawasannya. Namun, tetap harus diperhatikan apakah tindakan medis

yang dilakukan Residen tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya atau

tidak.

Mengenai tanggung jawab hukum terhadap Residen ini, Rimawati, S.H., M.

Hum. menjelaskan bahwa secara umum, tanggung jawab hukum Fakultas

Kedokteran dan juga Rumah Sakit Pendidikan, tergantung dari perjanjian yang

dibuat antara Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan. Konsep perjanjian

yang dibuat ini adalah bentuk perlindungan hukum yang diberikan institusi terhadap

pelayanan medis yang dilakukan oleh Residen. Masing-masing institusi dalam hal ini                                                                                                                          

33 Budi Sampurna, Pertanggungjawaban Hukum Residen , Fakultas Kedokteran, dan Rumah Sakit Pendidikan, http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/v13/images/2013/Prof%20BUDI%20SAMPOERNA %20-%20bs%20pres%20ppds%20di%20fkui%20(1).pdf, diunduh 20 November 2015.

34 Ibid.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 16: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan memiliki hak dan kewajiban di

dalam penyelenggaraan perlindungan hukum untuk Residen. Jadi, jika terjadi

kerugian yang dialami oleh pasien dalam pelayanan medis yang dilakukan oleh

Residen, maka akan dilihat kesalahannya pada sejauh mana tanggung jawab dari

institusi sebagaimana tertuang dalam perjanjian yang terlah dibentuk.

Pertanggungjawaban yang terdapat perjanjian ini adalah tanggung jawab

perdata.35Maka dari itu, penting untuk diatur mengenai tanggung jawab hukum dari

para pihak terkait dengan kerugian yang ditimbulkan Residen.

Dalam kaitannya pemberian ganti rugi terhadap pelayanan medis yang

dilakukan Residen ini, maka penting dalam perjanjian kerjasama penyelenggaraan

pendidikan dokter spesialis ini untuk mengatur mengenai seberapa besar ganti rugi

yang dapat diberikan dari pihak Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan.

Hal ini untuk melihat sejauh mana setiap pihak dapat memberikan

pertanggungjawaban hukum atas kerugian tersebut. Karena dalam dalam

kenyataannya, rumah sakit lah yang pertama kali akan dimintakan penjelasan atas

keluhan ataupun kerugian yang dialami pasien. Dengan demikian, apabila terhadap

kerugian tersebut pasien meminta ganti rugi kepada rumah sakit atas pelayanan

medis Residen, maka Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran haruslah

membahas secara internal terkait pemberian ganti rugi, sesuai dengan perjanjian

kerjasama yang telah dibuat kedua belah pihak.

Kesimpulan

1. Fakultas Kedokteran mempunyai kewajiban untuk memberikan pembelajaran

dalam pendidikan dokter spesialis dan Residen mempunyai hak untuk

mendapatkan pembelajaran dari Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran

dalam menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis ini diwajibkan untuk

mempunyai Rumah Sakit Pendidikan atau bekerja sama dengan Rumah Sakit

Pendidikan. Dalam proses pendidikan ini, Rumah Sakit Pendidikan mempunyai

kewajiban untuk memberikan fasilitas dalam rangka penyelenggaraan

                                                                                                                         35 Rimawati (Pembicara), Seminar: Penggunaan Residen sebagai Tenaga Medik untuk

Menyeimbangkan Tenaga Kesehatan di Daerah Sulit dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional,

https://www.youtube.com/watch?v=HTZLDhVugao, diunduh 27 Desember 2015.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 17: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

pendidikan kepada Residen, karena Residen terlibat langsung dalam pemberian

pelayanan medis terhadap pasien di Rumah Sakit Pendidikan tersebut.

2. Fakultas Kedokteran mempunyai pertanggungjawaban hukum atas kerugian

yang dihasilkan Residen, karena sebagai penyelenggara pendidikan dokter

spesialis, Fakultas Kedokteran mempunyai tanggung jawab hukum atas tindakan

mahasiswanya (vicarious liability). Rumah Sakit Pendidikan bertanggung jawab

atas segala pelayanan medis yang dilakukan di rumah sakit tersebut, termasuk

dalam hal ini yang dilakukan Residen, karena rumah sakit bertanggung jawab

secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian tenaga

kesehatan di rumah sakit.

Saran

Penyelenggaraan PPDS ini merupakan hal yang kompleks, terutama

terkait dengan pihak-pihak yang dapat dimintakan pertanggungjawaban untuk

kerugian yang ditimbulkan oleh Residen sebagai mahasiswa yang juga melakukan

praktek kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan. Adapun saran yang dapat saya

berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Dalam Pasal 43 Undang-undang No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan

Kedokteran, terkait ketentuan mengenai isi dari perjanjian kerjasama

Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan, seharusnya, diatur juga

kewajiban untuk adanya pengaturan mengenai tanggung jawab hukum pihak

yang harus diberikan terhadap mahasiswanya yang turut memberikan

pelayanan medis. Hal ini agar tidak ada perjanjian kerjasama

penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang tidak mengatur mengenai

tanggung jawab hukum yang diberikan terhadap mahasiswanya.

2. Dalam perjanjian kerjasama yang dibentuk oleh Fakultas Kedokteran dengan

Rumah Sakit Pendidikan tersebut ini, harus secara rinci mengatur mengenai

ruang lingkup tanggung jawab hukum terkait dengan pelayanan medis yang

diberikan mahasiswanya (Residen) dalam proses pendidikannya tersebut,

baik yang berasal dari Rumah Sakit Pendidikan maupun Fakultas

Kedokteran. Hal ini penting dilakukan agar baik Fakultas Kedokteran,

Rumah Sakit Pendidikan, ataupun DPJP, mengetahui ruang lingkup tanggung

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 18: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

jawab hukum yang dapat diberikan apabila terdapat kerugian yang dihasilkan

Residen.

Daftar Referensi

Books:

Ameln, Fred. 1991. Kapita Selekta Hukum Kesehatan. Jakarta: Grafikatama Jaya.

Jenie, Siti Ismijati. 1995. Berbagai Aspek Keperdataan di dalam Hukum Kesehatan.

Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM.

Ohoiwutun, Y. A. Triana. 1997. Bunga Rampai Hukum Kedokteran. Malang:

Bayumedia.

Soekanto, Soerjono. Aspek Hukum Kesehatan, (Jakarta: IND-HILL-CO, 1989.

Subekti. 2005. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Intermasa.

Online Documents:

Dokter Indonesia Online. Dokter Spesialis. http://dokterindonesiaonline.com/dokter-

spesialis/. Diunduh 13 September 2015.

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada. “MANAJEMEN RESIDEN DALAM ERA JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL: Apakah Residen dapat menjadi Dokter

Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)? Bagaimana sistem

kompensasinya?”. http://pendidikankedokteran.net/index.php/31-

pelatihan/bl-residen/622- pengantar. Diunduh 13 September 2015.

Rimawati (Pembicara). “Seminar: Penggunaan Residen sebagai Tenaga Medik untuk

Menyeimbangkan Tenaga Kesehatan di Daerah Sulit dalam Era Jaminan

Kesehatan Nasional” https://www.youtube.com/watch?v=HTZLDhVugao.

Diunduh 27 Desember 2015.

Sampurna, Budi. “Pertanggungjawaban Hukum Residen, Fakultas Kedokteran, dan

Rumah Sakit Pendidikan”

http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/v13/images/2013/Prof%20BUD

I %20SAMPOERNA%20-

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016

Page 19: TANGGUNG JAWAB PERDATA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN …

%20bs%20pres%20ppds%20di%20fkui%20(1).pdf. Diunduh 20

November 2015.

Sohn. David H. “Medical Liability and Orthopaedic Residents”

http://www.aaos.org/news/aaosnow/dec12/managing6.asp.   Diunduh 15

Desember 2015.

Unoviana Kartika. “Dokter Residen Bagian dari Pelayanan Rumah Sakit.”

http://health.kompas.com/read/2013/12/02/1148006/Dokter.Residen.Bagian

.da ri.Pelayanan.RS. Diunduh 13 September 2015.

Regulations:

Konsil Kedokteran Indonesia. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang

Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Peraturan Konsil Kedokteran

Indonesia Nomor 10 Tahun 2012.

Indonesia. Undang-undang Kesehatan. UU No. 36 Tahun 2009, LN No. 144 Tahun

2009, TLN No. 5063.

Indonesia. Undang-undang Pendidikan Kedokteran. UU No. 20 Tahun 2013, LN

No. 123 Tahun 2013, TLN No. 5434.

Theses, Dissertation:

Fernandes, Fikri. “Pendidikan Dokter Spesialis dan Rumenerasi Residen dalam

Konteks Hubungan Rumah Sakit Pendidikan dengan Fakultas

Kedokteran”. Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta,

2013.

Tanggung Jawab ..., Aghniya Sabila, FH UI, 2016