Tanaman Anti Polutan

11
Tugas Biologi Lingkungan PEMANFAATAN ARACEAE SEBAGAI TANAMAN ANTI POLUTAN DAN FITOREMEDIASI LINGKUNGAN Pengasuh Mata Kuliah Dr. DUFRI! M.Si Oleh : DEDI SAPUTRA KELAS REGULER B PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS SYIAH KULA Darussalam - Banda Aceh 2012

description

araceae sebagai tanaman anti polutan

Transcript of Tanaman Anti Polutan

Tugas Biologi Lingkungan

PEMANFAATAN ARACEAE SEBAGAI TANAMAN ANTI POLUTAN DAN FITOREMEDIASI LINGKUNGAN

Pengasuh Mata KuliahDr. DJUFRI, M.Si

Oleh :DEDI SAPUTRAKELAS REGULER B

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGIUNIVERSITAS SYIAH KULADarussalam - Banda Aceh2012

PEMANFAATAN ARACEAE SEBAGAI TUMBUHAN ANTI POLUTAN DAN FITOREMEDIASI LINGKUNGAN

A. PENDAHULUANDengan adanya isu global warming sebagai salah satu akibat dari pencemaran udara di kota-kota besar yang sangat menghawatirkan, memberi isyarat kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap dampak buruk akibat pencemaran udara (polusi). Penyebab polusi cukup banyak diantaranya adalah hembusan asap dari pabrik, kendaraan bermotor, penggunaan bahan kimia yang berlebihan dan pembuangan sampah yang tidak teratur. Polusi ini berdampak sangat buruk terhadap kesehatan manusia, binatang maupun tumbuhan.Dalam Peraturan Pemerintah RI no 41/1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, atau energi, dan/atau komponen lain kedalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Prinsip dari pencemaran udara adalah bilamana dalam udara terdapat unsurunsur pencemar (biasa disebut polutan baik primer maupun sekunder yang bersumber dari aktifitas alam dan kebanyakan dari aktifitas manusia) yang dapat mempengaruhi keseimbangan udara normal dan mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain. Sulfat dioksida (SO), Carbon monooksida (CO), Partikulat Matter, Hidrocarbon (HC), Nitrogen Oksida ( NO2) Photochemical Oxidant, Timah (Pb), Ozon dan Volatile Organic Compounds (VOC), merupakan polutan-polutan yang bersumber dari antropogenik yang dapat mencemarkan udara, seperti halnya juga mengakibatkan gangguan pada kesehatan, mengakibatkan pula kerusakan pada lingkungan.Menghadirkan tanaman sudah selayaknya dilakukan oleh masyarakat. Namun langkah itu kerap diabaikan dalam pembangunan. Padahal beberapa jenis tanaman terbukti mampu menyerap polutan atau bahan kimia yang berada disekitar lingkungan hidup kita, seperti: timbal, formaldehid, benzena, xylen, karbon monoksida dan lainnya serta dapat menyediakan oksigen (O2) bagi mahluk hidup.Tumbuhan dari famili Araceae memiliki fungsi ganda selain sebagai tanaman hias juga merupakan tumbuhan anti polutan yang berasal dari udara dan tanah. Banyak diantara jenis tanaman tersebut yang menyerap racun seperti benzena dan formaldehid. Apabila ditanam didalam ruang bisa membuat raungan lembab karena bisa mengeluarkan uap air sehingga beberapa jenis tanaman ini bisa menjadi AC alami.

B. TINJAUAN PUSTAKA1. Deskripsi Umum AraceaeAraceae merupakan salah satu famili yang termasuk tumbuhan monokotil dan merupakan keluarga besar tanaman herba tahunan yang biasa tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Ada sekitar 1500 spesies tanaman yang masuk kedalam keluarga Araceae.Araceae merupakan terna tahunan dengan getah yang cair atau seperti susu, pahit dan dalam tanah mempunyai rimpang yang memanjang seperti umbi. Batang tegak atau memanjat, jarang berkayu dan ada yang tumbuh sebagai sebagai tanaman epifit. Umumny tidak banyak daun, kadang terbentuk setelah keluar bunga, daun tunggal atau majemuk tersusun sebagai rozet akat atau tersebar pada batang atau bersilang dalam dua baris. Helaian bangun jantung atau perisai, tombak atau panah dengan tangkai yang pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkai tipis seperti selaput. Tangkai daun pada umumnya lembut panjang dengan rongga udara untuk memungkinkan tanaman beradaptasi dengan lingkungan air.Berdasarkan tumbuhnya, keluarga Araceae ada dua jenis, yakni Araceae yang merambat seperti dari genus Monstera atau Syngonium, dan Araceae yang membentuk pohon, kedua jenis tersebut sebagian besar memiliki umbi atau akar rimpang dan memiliki bunga yang mirip.Ciri khas dari suku Araceae adalah bunga majemuk bertipi tongkaol yang berseludang (spatha). Setiap bunga kecil, uni atau biseksual tetapi tumbuhan umumnya berumah satu. Pada bunga biseksual perhiasan bunga umumnya 4 6 atau tidak ada. Pada bunga uniseksual perhiasan bunga tereduksi. Buah umumnya buah baka.Araceae merupakan keluarga besar dari kelompok (sub divisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (Angiospermae). Perawakan tumbuhan angiospermae dengan perakaran, batang dan perdaunnanya termasuk ke dalam generasi sporofit. Pada waktu berbunga tumbuhan ini menghasilkan mikrospora yang berkembang menjadi gametofit jantan dan megaspora yang berkembang menjadi gametofit betina.Beberapa jenis tumbuhan dari suku Araceae dapat berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif dan juga dapat disilangkan karena sebagian besar jenis tumbuhan ini memiliki perbungaan yang disebut protogini yaitu putik lebih dulu masak dari pada benang sari.Habitat asli Araceae adalah lingkungan yang lembab dengan kondisi tanah gembur (humus) dan subur. Habitat asli ini juga didukung suhu lingkungan yang memadai dan air selalu tersedia, tetapi tidak membuat media tanamnya becek, beberapa jenis Araceae bisa tumbuh ditempat teduh dan beberapa jenis yang lain ditempat yang penuh cahaya. Araceae dapat hidup hampir disemua jenis tanah seperti tanah liat, berpasir, tanah alivial yang ketersediaan airnya memadai. Araceae dapat tumbuh baik pada pH antara 5 8.Tumbuhan dari famili Araceae umumnya bermanfaat bagi kehidupan manusia. Beberap jenis tumbuhan dari famili Araceae dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan berkarbohidrat tinggi, mempunyai nilai ekonomis karena hampir semua bagian dari tumbuhan dapat digunakan. Beberapa jenis Araceae yang lain juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan tanaman hias yang memiliki nilai jual yang tinggi.

2. Polusi Udara (Air Pollution)Polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut. Yang dikatakan sebagai polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan tersebut dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida). Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:a. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam seperti; abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi, gas-gas vulkanik, debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin, bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik.b. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia seperti; hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor, bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara, pembakaran sampah rumah tanggadan pembakaran hutanAda beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain: Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.3. Fitoremidiasi LingkunganPhyto yang berarti tumbuhan/tanaman (Yunani:phyton), remediation yaitu memperbaiki atau membersihkan sesuatu (Latin:remediare). Jadi fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi berkurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang dapat digunakan kembali (re-use). Konsep mengolah air limbah dengan menggunakan media tanaman belum banyak dikenal masyarakat, padahal proses fitoremediasi ini dapat memecahkan permasalahan lingkungan saat ini. Fitoremediasi cukup efektif dan murah untuk menangani pencemaran terhadap lingkungan oleh logam berat dan B3. Sangat tepat digunakan di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan menanam tumbuhan pada lapisan penutup terakhir TPA dan menggunakan sistem Wetland (lahan basah) bagi kolam leachit.Konsep fitoremediasi sangat ekologis, ekonomis dan efektif dalam pengelolaan lingkungan. Ada 6 (enam) tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/pencemar yang berada di sekitarnya, yaitu:1. Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi di sekitar akar tumbuhan. 2. Rhizofiltration (rhizo: akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. 3. Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media. 4. Rhyzodegradetion yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas mikroba yang berada disekitar akar tumbuhan. 5. Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar sekitar akar dengan bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses degradasi. 6. Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir.

C. PEMBAHASANPencemaran udara merupakan tantangan yang sangat besar bagi masyarakat dan lingkungan. Memelihara tanaman merupakan solusi praktis dalam mengatasi meningkatnya pencemaran. Araceae merupakan salah famili yang banyak dimafaatkan sebagai tanaman hias anti polusi udara. Berikut ini beberapa jenis tumbuhan famili Araceae anti polusi udara:1. Blanceng (Dieffenbachia spp)Tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembapan tinggi. Getah tanaman ini bisa menyebabkan gatal-gatal di kulit. Tanaman ini memiliki trik hisap polutan tersendiri. Media tanam beserta daun tanaman keluarga Araceae ini banyak mengeluarkan uap air. Kondisi ini mengakibatkan udara dalam ruangan menjadi lembap. Selain uap, tanaman ini juga rajin menyemprotkan senyawa yang dinamai phytochemical yang mampu menekan populasi bakteri dan spora jamur merugikan hingga 50 - 60%. Di alam, hal seperti itu terjadi sebagai salah satu mekanisme tumbuhan untuk bertahan dan melindungi diri dari serangan pathogen.Phytochemical dilepaskan saat fotosintesa pada tumbuhan tertentu dan memiliki efek anti bakteri. Zat ini berkhasiat untuk menekan pertumbuhan spora jamur dan bakteri merugikan dalam ruangan. Eksperimen telah menunjukkan bahwa amoeba atau bakteri yang diletakkan di dekat sehelai daun segar akan musnah dalam beberapa menit saja. Selain dari efek anti bakteri, phytochemical juga mengurangi rasa sakit, membantu konsentrasi, menghilangkan rasa lelah, dan memperbaiki kecekatan mental.2. Sri Rejeki (Aglaonema )Tanaman ini satu family dengan blanceng (dieffenbachia). Jika setiap 1000 orang penduduk ibu kota butuh ruang hijau seluas 0,95 ha. Artinya, setiap kepala menghendaki dukungan hidup dari helai daun seluas 9,5 m. Jika dirata-rata, besaran itu kira-kira sama dengan luas daun Aglaonema sebanyak 1 pot. Apabila dihitung dari data luas daun sri rejeki maka diperlukan individu dengan jumlah daun sebanyak 14 helai. Kombinasi lidah mertua dan sri rejeki dapat menjadi alternatif untuk menggantikan fungsi AC sebagai penetralisir polusi udara dalam ruangan terutama yang disebabkan oleh asap rokok dan mikroorganisme. Pada ruangan dengan volume 100 m3 dapat ditempatkan lidah mertua dewasa sebanyak 5 helai dan sri rejeki sebanyak 14 helai daun.3. Aglaonema CommutatumTananam ini dikenal karena kemampuannya memurnikan udara. Efeknya sangat terasa pada ruangan yang sirkulasi udara dan sinar mataharinya kurang.4. Anthurium Putih Sangat baik untuk menghilangkan amonia dan aseton dari udara.5. Philodendron (Philodendron erubescens) Efektif menghisap racun Formaldehid yang terdapat pada lem dan eternit sehingga cocok di letakkan sebagai tanaman indoor. Philodendron mampu menyerap Formaldehida 8,000 microgram per 24 jam. Philodendron efektif menghisap racun formaldehid yang terdapat pada lem dan eternit sehingga cocok di letakkan sebagai tanaman dalam ruangan.6. Sirih Belanda (Epipremnum aureum)Termasuk salah satu tanaman anti- polutan berkapasitas penyerapan besar. Tumbuhan merambat berdaun kuning ini mampu meredam 53% dari total benzena sebesar 0,156 ppm per hari.Sanggup menekan 67% dari total formaldehid 18 ppm dan 75% dari total Karbon monoksida sebesar113 ppm.7. Thyponodorum lindleyanumTumbuhan ini hampir mirip dengan talas, habitatnya di air dan memiliki kemampuan sebagai remediasi pada limbah sehingga banyak digunakan pada taman buangan air limbah.D. KESIMPULANTanaman dari famili Araceae memilik banyak manfaat baik sebagai bahan makanan, obat-obatan dan juga sebagai anti polusi serta fitoremediasi air limbah. Oleh karena itu perlu dilestarikan dan dibudidayakan pada berbagai lingkungan yang memiliki tingkat pencemaran tinggi seperti di kota-kota besar yang ruang terbuka untuk tumbuhan sangat sempit.Kemudian, teknik implementasi yang dilakukan dimulai dengan dilakukannya assasment pada berbagai stakeholder yang terkait dengan pelestarian/pembudidayaan secara umumnya yaitu dengan cara Focus Group Discussion (FGD) yaitu diskusi terarah yang dapat menyamakan makna dan kesimpulan dalam upaya pelestarian/pembudidayaannya.E. DAFTAR PUSTAKAAli, Arsad Rahim. 2007. Kebijakan pencemaran udara Di indonesia. Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Sulawesi Barat

Anwar. J. dkk. 1984. Ekologi ekosistem Sumatra. Yogyakarta. UGM PressBasuki. U.A, 1992. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Bandung. ITBEly. 2011. Lindungi Rumah Dengan Tanaman Penyerap Polusi. http://suryaniely.blogspot.com/2011/07/lindungi-rumah-dengan-tanaman-penyerap.html. (diakses 19 Desember 2012).Franz J.B. 2008. Tanaman Indoor Anti Polutan. http://agriculturesupercamp.wordpress.com/2008/01/26/tanaman-indoor-antipolutan/. (diakses 18 Desember 2012)Irawanto, Rony. 2010. Fitoremidiasi Lingkungan dalam Taman Bali. Local Wisdom-Jurnal Ilmiah Online. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI

Rukmana. R. 2006. Budidaya Talas. Yogyakarta. Penerbit KanisiusSaputra, D. 2009. Jenis-Jenis Araceae Dikawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGl) Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Tomasauw. I. 2006. Merawat Keladi Hias dan Kerabatnya. Jakarta. Agromedia Pustaka