Tambahan Penghasilan Bagi PNS Daerah

67
SERI MODEL TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH Tunjangan Kesejahteraan Daerah Kabupaten Solok, Kota Pekanbaru, Propinsi Gorontalo, dan Kabupaten Jembrana Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Direktorat Penelitian dan Pengembangan 2006

Transcript of Tambahan Penghasilan Bagi PNS Daerah

  • 1TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    SERI MODEL TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

    TAMBAHAN PENGHASILAN BAGIPEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

    Tunjangan Kesejahteraan DaerahKabupaten Solok, Kota Pekanbaru,

    Propinsi Gorontalo, dan Kabupaten Jembrana

    Komisi Pemberantasan KorupsiKomisi Pemberantasan KorupsiKomisi Pemberantasan KorupsiKomisi Pemberantasan KorupsiKomisi Pemberantasan KorupsiDirektorat Penelitian dan Pengembangan

    2006

    i

  • 2 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAHiii

    Komisi Pemberantasan KorupsiDeputi PencegahanDirektorat Penelitian dan Pengembangan

    TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAHTunjangan Kesejahteraan Daerah Kabupaten Solok, Kota Pekanbaru,Propinsi Gorontalo, dan Kabupaten Jembrana

    Tim Penyusun :Mochammad JasinAida Ratna ZulaihaLuthfi Ganna SukardiDian Patria

    Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi,Jakarta, Oktober 2006

    ISBN : 979-15134-5-7

    www.kpk.go.idJl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta 10110, IndonesiaTelp. (021) 352 2546-50Fax. (021) 352 2625

  • 3TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Daftar IsiHalaman

    Daftar isi iii-ivSambutan Dirjen BAKD-Depdagri 7Kata Pengantar 10Kondisi Umum 11Manfaat Tunjangan Kesejahteraan 12Analisis Pelaksanaan Tunjangan Kesejahteraan di empat Daerah 12Panduan Penetapan Tambahan Penghasilan kepada PNS 14I. Kabupaten Solok 17

    Latar Belakang 17A. Tahap Perencanaan 17

    A1. Kegiatan yang Dilakukan 17A2. Masalah yang Dihadapi 19A3. Penyelesaian Masalah 19

    B. Tahap Realisasi 19B1. Kegiatan yang Dilakukan 19B2. Masalah yang Dihadapi 22

    C. Tahap Pelaksanaan Tunjangan Daerah 22C1. Kegiatan yang Dilakukan 22C2. Masalah yang Dihadapi 31

    D. Pengembangan Tunjangan Daerah 31E. Bagan Proses Penyusunan Tunjangan Daerah

    Kabupaten Solok 31F. Respon Tunjangan Daerah 32

    F1. Pegawai yang meningkat Pendapatannya 32F2. Pegawai yang menurun Pendapatannya 33

    II. Provinsi Gorontalo 34Latar Belakang 34A. Tahap Perencanaan 35

    A1. Kegiatan yang Dilakukan 35A2. Masalah yang Dihadapi 36A3. Penyelesaian Masalah 36

    B. Tahap Realisasi 36B1. Kegiatan yang Dilakukan 36B2. Masalah yang Dihadapi 37B3. Penyelesaian Masalah 37

    C. Tahap Pelaksanaan Tunjangan Kinerja Daerah 38

    iii

  • 4 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    HalamanC1. Kegiatan yang Dilakukan 38

    C2. Masalah yang Dihadapi 56C3. Penyelesaian Masalah 56

    D. Bagan Proses Penyusunan Tunjangan Kinerja DaerahProvinsi Gorontalo 57D1. Tahap Konsep Tunjangan Kinerja Daerah 57D2. Tahap Proses Penyusunan Tunjangan Kinerja Daerah 58

    E. Respon Tunjangan Kinerja Daerah 59III. Kota Pekanbaru 60

    Latar Belakang 60A. Tahap Perencanaan 60

    A1. Kegiatan yang Dilakukan 60A2. Masalah yang Dihadapi 61A3. Penyelesaian Masalah 61

    B. Tahap Realisasi 61B1. Kegiatan yang Dilakukan 61-62B2. Masalah yang Dihadapi 63

    C. Tahap Pelaksanaan Tunjangan Penghasilan danPeningkatan Kesejahteraan 63C1. Kegiatan yang Dilakukan 63C2. Masalah yang Dihadapi 69

    D. Pengembangan TPPK 69E. Bagan Proses Penyusunan TPPK Kota Pekanbaru 69F. Respon Tunjangan Penghasilan dan

    Peningkatan Kesejahteraan 70IV. Kabupaten Jembrana 71

    Latar Belakang 71A. Tahap Perencanaan 72

    A1. Kegiatan yang Dilakukan 72A2. Masalah yang Dihadapi 72

    B. Tahap Realisasi 72B1. Kegiatan yang dilakukan 72B2. Masalah yang Dihadapi 73

    C. Tahap Pelaksanaan Tunjangan Daerah 73C1. Kegiatan yang Dilakukan 73C2. Masalah yang Dihadapi 78

    D. Pengembangan Tunjangan Daerah 78

    iv

  • 5TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    HalamanE. Bagan Proses Penyusunan Tunjangan Daerah

    Kabupaten Jembrana 78F. Respon Tunjangan Daerah 79

    V. Lampiran-lampiran 801.1. Keputusan Bupati Solok No.267/BUP-2004 tentang Pemberian 80

    Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai NegeriSipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di LingunganPemerintahKabupaten Solok Tahun Anggaran 2004

    1.2. Keputusan Bupati Solok No.120/BUP-2005 tentang Pemberian 84Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai NegeriSipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di LingunganPemerintah Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2005

    1.3. Keputusan Bupati Solok No.117/BUP-2006 tentang Pemberian 89Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai NegeriSipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di LingunganPemerintah Kabupaten Solok Tahun 2006

    2.1. Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 45 Tahun 2005 tentang 93Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2005

    3.1. Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor: 30/910-DASK/2006 103tentang Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)Dinas Koperasi dan UKM Kota Pekanbaru Tahun 2006

    3.2. Keputusan Walikota Pekanbaru No.15 Tahun 2006 tentang 107Pemotongan Tunjangan Penghasilan dan PeningkatanKesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil di LingkunganPemerintah Kota Pekanbaru

    4.1. Keputusan Bupati Jembrana No.45/Kepeg/2006 tentang 109Pemberian Uang Tunjangan Kesejahteraan Berupa TunjanganDaerah kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahPemerintah Kabupaten. Jembrana Tahun Anggaran 2006

  • 6 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Halaman4.2. Keputusan Bupati Jembrana No.46/Kepeg/2006 tentang 111

    Pemberian Uang Tunjangan Kesejahteraan Berupa TunjanganDaerah kepada Pejabat Struktural di Lingkungan PemerintahKabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006

    4.3. Keputusan Bupati Jembrana No.47 /Kepeg/2006 tentang 113Pemberian Uang Tunjangan Kesejahteraan Berupa TunjanganDaerah kepada Pejabat Fungsional Auditor, FungsionalPerencana dan Fungsional Arsiparis di Lingkungan PemerintahKabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006

    4.4. Keputusan Bupati Jembrana No.48 /Kepeg/2006 tentang 115Pemberian Uang Tunjangan Kesejahteraan Berupa TunjanganDaerah kepada Staf Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Hariandi Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana TahunAnggaran 2006

    4.5. Keputusan Bupati Jembrana No.208 /DIKBUDPAR/2005 117tentang Pemberian Tunjangan Tambahan Jam Mengajar danTugas-Tugas Tertentu dalam rangka Pelaksanaan ProsesBelajar Mengajar di Sekolah

    4.6. Keputusan Bupati Jembrana No.356 /Kepeg/2006 tentang 121Pemberian Uang Tunjangan Kesejahteraan Berupa TunjanganDaerah bagi Petugas Khusus di Lingkungan PemerintahKabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006

    4.7. Contoh Bukti Kwitansi dari Pemegang Kas Unit Kerja ke 123Perwakilan yang Membagikan Tunjangan Daerah di KantorDiklat Daerah Kab. Jembrana

  • 7TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    SAMBUTAN

    Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah DepartemenDalam Negeri

    Kami menyambut baik atas buku yang diterbitkan oleh Direktorat Penelitiandan Pengembangan, Deputi Pencegahan, Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) tentang Tambahan Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil di Daerahdalam bentuk Tunjangan Kesejahteraan Daerah. Kami menyadari bahwastandar pemberian tunjangan di daerah saat ini masih sangat beragam.Kebijakan pemberian tunjangan cenderung menunjukkan adanya ketimpanganpendapatan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Di satu bagianyang karena sifat pekerjaan atau jabatannya, dalam satu tahunnya seorangpegawai/pejabat dapat menerima berbagai macam honor yang tidak jelasdasar hukumnya, sementara di lain bagian seorang pegawai tidak pernahmenerima satu honorpun. Keadaan ini bila tidak segera ditertibkan akanmenimbulkan ketidakharmonisan lingkungan kerja dan tentu akan berdampakterhadap produktifitas kerja pegawai.

    Kepada daerah-daerah seperti Pemerintah Kabupaten Solok, Pemerintah KotaPekanbaru, Pemerintah Kabupaten Jembrana, dan Pemerintah ProvinsiGorontalo serta daerah lain yang terlebih dahulu melaksanakan kebijakanpemberian Tunjangan Kinerja/Kesejahteraan Daerah dengan menghapuskanberbagai macam honor tersebut tentunya Kami menyampaikan penghargaanatas inisiatif tersebut.

    Buku yang berisi pengalaman daerah-daerah tersebut dalam memulaipemberlakuan kebijakan Tunjangan Kinerja/Kesejahteraan Daerah ini, Kamiyakini akan memberikan inspirasi kepada daerah lain untuk memulaipemberlakuan kebijakan Tunjangan Kinerja/Kesejahteraan Daerah ataudengan numenklatur baru Tambahan Pengahasilan bagi Pegawai Negeri SipilDaerah. Dengan dasar pertimbangan bahwa beberapa daerah telah mamputerlebih dahulu memulainya, tentunya tidak ada alasan bagi daerah lain untuktidak segera mengikutinya.

    Kami mempercayai bahwa pada saat para penegak hukum menjalankantugasnya secara konsisten dengan menindak tegas para pelaku korupsi,serta gencarnya desakan berbagai pihak untuk mendorong dilakukannya

  • 8 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    reformasi sistem dan birokrasi untuk menghilangkan peluang bagi pegawaiuntuk melakukan korupsi, maka kebijakan untuk memberikan tambahanpenghasilan bagi pegawai negeri sipil daerah dengan dasar hukum yang jelasdapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk mencegah terjadinya korupsisebagai akibat desakan pemenuhan kebutuhan hidup primer (corruption byneed).

    Oleh karenanya kami mengharapkan agar daerah-daerah yang terlebih dahulumemberlakukan kebijakan tunjangan kinerja/kesejahteraan tersebut secarabertahap menyesuaikan kepada aturan perundangan yang baru dibidangpengelolaan keuangan daerah yakni Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 TentangPengelolaan Keuangan Daerah dan Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tersebut mengaturtentang penganggaran tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipil daerahdengan kriteria:

    a) Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerjab) Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugasc) Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerjad) Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesie) Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja.

    Kami juga menghimbau agar daerah yang telah memberikan tunjangan ataupunyang baru akan mulai memberlakukan kebijakan ini kiranya dapatmelaksanakan secara benar kedua aturan diatas, serta berpedoman padaPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006 tentang PedomanPenyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2007.

    Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusiterhadap berhasilnya program ini. Semoga buku yang akan disebarluaskanini dapat menjadi media yang memudahkan bagi daerah lain untuk memulaipemberlakuan Tunjangan Kinerja/Kesejahteraan Daerah.

  • 9TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Terima kasih,

    Jakarta, November 2006Direktur Jenderal

    Bina Administrasi KeuanganDaerah Departemen Dalam Negeri

    Daeng M. Nazier

  • 10 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya denganrachmat dan karunia-NYA penyusunan model Tunjangan Kesejahteraan Daerahdalam rangka penerapan sebagian prinsip tata kelola pemerintahan yang baiktelah dilaksanakan dengan baik oleh Tim Peneliti Direktorat Litbang KPK.Dalam rangka penyusunan model ini, Tim Peneliti melakukan studi denganmengunjungi langsung obyek studi meliputi beberapa wilayah yang dipilihyaitu Pemerintah Kabupaten Solok; Pemerintah Kota Pekanbaru; PemerintahKabupaten Jembrana dan Pemerintah Provinsi Gorontalo.

    Studi dilakukan dengan pendekatan deskriptif komparatif denganmengumpulkan informasi yang berasal dari masing-masing wilayah yangdilakukan studi. Informasi yang dihimpun dalam studi yang kemudianditampilkan dalam bentuk model meliputi latar belakang masing-masing daerahdalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan pegawai, tahap perencanaantunjangan daerah, tahap realisasi dan tahap pelaksanaan tunjangan daerah.Tanggapan pegawai terhadap pelaksanaan tunjangan daerah danpengembangan tunjangan daerah juga diinformasikan dalam model ini.

    Model yang berdasarkan pengalaman 4 daerah ini diharapkan dapat dipakaisebagai acuan bagi daerah lain yang akan menerapkan pemberian tunjangankesejahteraan daerah yang dikaitkan dengan kinerja pegawai, agar dalampengambilan kebijakan dapat menghindarkan pengalaman-pengalaman yangkurang baik yang dialami oleh daerah tertentu, dan di lain pihak dapat belajardari daerah yang telah berhasil dalam melakukan tunjangan tersebut.

    Kami berterima kasih kepada semua pihak, terutama kepada empat pemerintahdaerah yang telah memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan studi sehinggamenghasilkan model Tunjangan Kesejahteraan Daerah ini. Kami menyadaribahwa model tunjangan kesejahteraan berdasarkan pengalaman 4 daerah yangdituangkan dalam tulisan ini masih sangat banyak kekurangannya, sehinggasaran dan masukan untuk penyempurnaannya sangat diharapkan.

    Terima kasih, Jakarta, Oktober 2006

    Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK

  • 11TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    KONDISI UMUM

    Sistem penggajian kepegawaian sangat berkait dengan kinerja aparaturpemerintah. Tingkat gaji yang tidak memenuhi standar hidup minimal pegawaimerupakan masalah sulit yang harus dituntaskan penyelesaiannya. AparaturPemerintah yang merasa penghasilan yang diterimanya tidak sesuai dengankontribusi yang diberikannya dalam menjalankan tugas pokoknya tidak akandapat secara optimal melaksanakan tugas pokoknya tersebut.

    Untuk itulah, beberapa pimpinan daerah yang memiliki kewenangan tertinggidalam pemerintahannya menyadari betapa masalah ini harus dicarikan solusiyang elegan dan tuntas. Pemberian Tunjangan Kesejahteraan kepada pegawaidi luar gaji tetap yang mereka terima setiap bulannya merupakan salah satuupaya mendekatkan tingkat penghasilan PNS dengan pemenuhan standarhidup minimal.

    Sebelum tunjangan kesejahteraan benar-benar dilaksanakan dalam satudaerah, diperlukan langkah-langkah strategis dan taktis sehingga dalampelaksanaannya nanti tidak mendapatkan masalah. Umumnya langkah-langkah tersebut berbeda tiap daerah, tergantung kondisi dan permasalahanyang dihadapi masing-masing daerah.

  • 12 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Langkah-langkah nyata dan tahap-tahap yang dilakukan oleh daerah-daerahyang telah lebih dulu menerapkan tunjangan kesejahteraan bagi pegawainyabisa dijadikan contoh oleh daerah-daerah (kepala daerah) lain yang inginmenerapkannya. Variasi daerah yang ditampilkan memudahkan kepala daerahmemilih contoh daerah mana yang paling sesuai dengan kondisi daerahnyasaat ini.

    MANFAAT TUNJANGAN KESEJAHTERAAN

    1. Pegawai merasa mendapatkan penghargaan yang layak daripemerintah.

    2. Meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama untuk tunjangankesejahteraan yang dikaitkan dengan kinerja.

    3. Menghilangkan istilah meja mata air dan meja air mata, atau lahanbasah dan lahan kering.

    4. Meningkatkan pendapatan pegawai, sehingga standart biaya hidupminimal bisa dicapai.

    ANALISIS PELAKSANAAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DIEMPAT DAERAH

    Konsep pemberian tunjangan kesejahteraan daerah berorientasi kepadapeningkatan kesejahteraan PNS daerah secara merata. Caranya adalah denganmenata ulang kebijakan pemberian tunjangan dengan menghapuskanpemberian berbagai macam honor, kemudian jumlah honor yang dihapuskandikelola secara legal dan diberikan dalam bentuk tunjangan resmi kepadaseluruh pegawai. Pemberian tunjangan kesejahteraan tersebut didasarkankriteria tertentu misal kehadiran dan prestasi kerja. Ditinjau dari tahapperencanaan pemberlakuan kebijakan tunjangan daerah pada daerah yangditeliti, daerah umumnya sudah memulai dengan cara yang cukup terstrukturdimulai dari penetapan dasar hukum, melakukan sosialisasi secara internal,dan menghitung sumberdana. Konsep pemberian tunjangan daerah padaawalnya akan mendapat hambatan khususnya oleh pegawai pada golonganatas yang sudah terbiasa menerima berbagai macam honor, sedangkanpegawai dari eselon IV ke bawah serta pegawai fungsional yang jumlahnyalebih besar, pada umumnya menyambut positif gagasan ini.

  • 13TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Perencanaan untuk memberlakukan tunjangan daerah ini diidentifikasimerupakan inisiatif murni dari pimpinan atau setelah ada keinginan mencontohdaerah lain yang telah memulai terlebih dahulu kebijakan pemberian tunjangankesejahteraan. Oleh karenanya dapat difahami bahwa penetapan tunjanganini bukan merupakan tekanan dari pihak luar. Sebagaimana diidentifikasibahwa dasar hukum yang diacu oleh daerah yang diteliti adalah PeraturanPemerintah No. 105 tahun 2000 dan peraturan Menteri Dalam Negeri No. 29tahun 2002, dimana dalam pasal yang mengatur tentang tambahanpenghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah tidak mewajibkan kepadadaerah untuk melaksanakannya, jadi hanya memberikan rambu-rambu bagidaerah tertentu yang ingin melaksanakannya. Sehingga bagi pimpinan daerahdalam hal ini Gubernur/Bupati/Walikota yang tidak sukarela memulai untukmerintis kebijakan ini, maka kebijakan tunjangan daerah ini akan sulit terwujud.Akibatnya PNS daerah sebagian besar tetap hanya menerima gaji saja setiapbulannya.

    Dalam tahap pelaksanaan penetapan kebijakan pemberian tunjangankesejahteraan daerah, sebagian daerah tidak memiliki konsep pengukuranyang baku dan tidak ada orientasi khusus pada peningkatan prestasi danproduktifitas kerja. Pada umumnya daerah yang memberikan tunjangankesejahteraan lebih menekankan kepada azas pemerataan dan kesejahteraansemata, dengan cara mengkaitkannya dengan bukti kehadiran. PemerintahProvinsi Gorontalo telah memulai menetapkan pengukuran yang didasarkanatas kinerja, namun aspek subyektifitas penilai menjadi lebih menonjol karenakompleksitas sifat pekerjaan yang tidak mudah untuk diseragamkan carapengukurannya.

    Ditinjau dari dampak terhadap motivasi kerja pegawai, tunjangan kesejahteraandaerah justru lebih banyak membawa iklim kebersamaan PNS daerah. Rasakecemburuan terhadap unit lain yang semula menjadi pemicu demotivasidalam bekerja, menjadi berkurang bahkan tidak ada karena besarnya gaji dantunjangan yang diterima pegawai di tiap unit relatif merata.

    Namun apabila ditinjau dari dampak motivasi pegawai untuk meraih prestasikerja yang tinggi sebagai salah satu dampak yang diharapkan dari penetapantunjangan kesejahteraan daerah ini, terlihat bahwa harapan tersebut belumdapat dicapai. Namun catatan absen menunjukkan bahwa tingkat kehadiran

  • 14 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    pegawai meningkat dibanding dengan sebelum diberlakukannya tunjangankesejahteraan derah.

    Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunantunjangan kesejahteraan daerah perlu ditetapkan suatu pengukuran yang bakudan mengarah kepada prestasi kerja, sehingga pegawai termotivasi untukmeningkatkan prestasi kerjanya.

    PANDUAN PENETAPAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADAPEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

    Bagi daerah yang telah menetapkan tunjangan kesejahteraan serta daerahlain yang akan memberlakukan kebijakan pemberian tunjangan kesejahteraan,maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Aspek hukum sebagai dasar yang dipakai dalam acuan penetapanpemberian tunjangan kesejahteraan daerah hendaknya mengacu kepadaaturan perundangan yang baru di bidang pengelolaan keuangan daerahyakni Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai penggantidari Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 Tentang PengelolaanKeuangan Daerah dan Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002. Agar dapatmelaksanakan secara benar dari kedua aturan diatas maka daerah harusberpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah tahun anggaran 2007.

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 merupakan payung dan dasarhukum bagi Pemerintah Daerah dalam memberikan sejumlah tambahanpenghasilan kepada pegawai negeri sipilnya. Dimana pada peraturan inipasal 63 Ayat (2) berbunyi Pemerintah daerah dapat memberikantambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah berdasarkanpertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuankeuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dalam pasalpenjelasannya yang dimaksudkan dengan tambahan penghasilan yangdiberikan kepada pegawai negeri sipil dalam rangka peningkatan

  • 15TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    kesejahteraan pegawai adalah berdasarkan prestasi kerja, tempat bertugas,kondisi kerja dan kelangkaan profesi.

    3. Penjabaran Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dimaksud telahditerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yangmengatur tentang penganggaran bagi tambahan penghasilan bagi pegawainegeri sipil daerah yang terdapat pada Lampiran A.VIII dengan KodeRekening Belanja Daerah pada Kode Rekening 5.1.1.02 bab TambahanPenghasilan PNS dengan kriteria:a. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerjab. Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugasc. Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerjad. Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesie. Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja

    4. Kepala Daerah dihimbau segera dapat menetapkan standar dan kriteriatambahan penghasilan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan KepalaDaerah sebagai penjabaran Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Sejalandengan itu dalam penetapan belanja pegawai, kepala daerah diharapmemperhatikan hal-hal berikut:

    a) Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri SipilDaerah agar mempedomani ketentuan yang ditetapkan dalamPeraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2005 tentang PerubahanKetujuh Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentangPeraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

    b) Penganggaran gaji dan tunjangan ketiga belas PNS dan tunjanganjabatan struktural/fungsional dan tunjangan lainnya dibayarkan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    c) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas PegawaiNegeri Sipil Daerah, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil Daerahyang tidak menerima tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatanfungsional atau yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan,diberikan Tunjangan Umum setiap bulan. Besarnya Tunjangan Umumdimaksud agar berpedoman pada Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum BagiPegawai Negeri Sipil;

  • 16 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    d) Penyediaan dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yangdibebankan pada APBD agar berpedoman pada Peraturan PemerintahNomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan Iuran Pemerintah DalamPenyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil danPenerima Pensiun serta Keputusan Bersama Menteri Kesehatan danMenteri Dalam Negeri Nomor 616.A/MENKES/SKB/VI/2004 Nomor155 A Tahun 2004 tentang Tarip Pelayanan Kesehatan bagi PesertaPT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas dan diRumah Sakit Daerah;

    e) Dalam merencanakan belanja pegawai supaya diperhitungkan accresgaji paling tinggi 2,5% yang disesuaikan dengan kebutuhan untukmengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat,tunjangan keluarga, dan penambahan jumlah pegawai akibat adanyamutasi;

    f) Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan pada BUMD, BUMN,atau unit usaha lainnya, pembayaran gaji dan penghasilan lainnyamenjadi beban BUMD, BUMN, atau unit usaha yang bersangkutan;

    g) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentangPengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil,Pemerintah Daerah tidak diperkenankan mengangkat pegawai honorer/pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap. Pemberian penghasilanbagi pegawai honorer/pegawai harian lepas/pegawai tidak tetap yangsudah ada dianggarkan menyatu dengan program kegiatan yangmelibatkan pegawai dimaksud yang besarnya ditetapkan dengankeputusan kepala daerah berdasarkan asas kepatutan dan kewajaran;

    h) Pemberian honorarium bagi PNS supaya dibatasi denganmempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran sertapemerataan penerimaan penghasilan, yang besarannya ditetapkandengan keputusan kepala daerah.

  • 17TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    I. KABUPATEN SOLOK

    LATAR BELAKANG

    Sampai Tahun 2004, di lingkungan Pemkab. Solok terdapat istilah meja mataair dan meja air mata. Istilah ini muncul berkaitan dengan adanya unit kerja/pegawai/pejabat yang sering terlibat dalam kegiatan proyek-proyek dankepanitiaan. Mereka inilah yang mendapat penghasilan lebih dalam bentukhonor-honor, yang mereka sebut sebagai meja mata air. Sementara adaunit kerja/pegawai lain yang sama sekali tidak pernah terlibat dalam kegiatanproyek/kepanitiaan tersebut. Sumber pendapatan setiap bulannya hanya darigaji dan tidak ada kelebihannya. Inilah yang mereka sebut meja air mata.

    Perbedaan penghasilan tersebut mengakibatkan terjadinya saling iri dan curigaantar pegawai sehingga suasana kerja menjadi tidak sehat. Terjadi penurunankinerja pegawai yang tidak pernah menerima honor selain gaji pokok. Pegawaiyang tidak pernah menerima honor dan hanya menjadi saksi bagi rekan merekayang menerima menjadi suatu kelompok tersendiri yang kemudian secaraberangsur-angsur mengurangi kontribusi mereka dalam pelaksanaan tugasyang akhirnya menghambat penyelesaian tugas pokok mereka sendiri. Bahkanapabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, pegawai-pegawai tersebut mulaimengganggu produktivitas pemerintah kabupaten Solok secara keseluruhan.

    Bupati Solok waktu itu, sangat menyadari kondisi tersebut dan berusahamencari solusi yang paling tepat.

    A. TAHAP PERENCANAAN

    A1. Kegiatan Yang Dilakukan1. Bupati Solok melemparkan usulan kepada Pejabat Eselon II (dalam

    sebuah rapat). Isi usulan tersebut adalah:1) Menghapuskan honor-honor proyek dan kegiatan di lingkungan

    Pemkab. Solok.2) Mengumpulkan honor-honor yang tersebar di seluruh dinas/badan

    di lingkungan pemerintah Kabupaten Solok.3) Membagikan secara proporsional honor-honor tersebut kepada

    seluruh pegawai di lingkungan Pemkab. Solok dalam bentuk

  • 18 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Tunjangan Daerah2. Pembahasan atas usul Bupati, dilakukan oleh Bupati, Wakil Bupati

    dan Pejabat Eselon II. Isi pembahasan meliputi:1) Pencarian Dasar hukum pemberian tunjangan daerah (dalam bentuk

    Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah).Dasar hukum ditemukan, yaitu PP No. 105 Tahun 2000, khususnyaPasal 29 ayat 2, yang berbunyi: Pegawai Negeri Sipil Daerah dapatdiberikan tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan yangobyektif dengan memperhatikan kemampuan Keuangan Daerahdan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

    2) Penyadaran (sosialisasi) kepada pegawai di lingkungan Pemkab.Solok sehubungan dengan kerelaan dalam melepaskan honor dandiganti dengan tunjangan kesejahteraan.

    3) Menghitung jumlah honor-honor di seluruh dinas/badan yangdibagikan pada tahun 2004.Pada Tahun 2004, terhitung 14,7 Miliar honor-honor yang tersebardi seluruh instansi dalam lingkungan Pemkab. Solok yangdibagikan ke sebagian kecil pegawai.

    4) Melakukan pendistribusian secara proporsional nilai honor 14,7Miliar tersebut kepada seluruh kelompok pegawai di lingkunganPemkab. Solok.

    5) Mempersiapkan dasar hukum Tunjangan Daerah Kabupaten Solokdalam bentuk SK Bupati.

    Waktu yang dibutuhkan dalam pembahasan TunjanganDaerah lebih kurang 6 bulan.

    3. Bupati menyampaikan usul kepada DPRD mengenai hasilpembahasan Tunjangan Daerah di Tingkat Pemerintah kabupatenuntuk minta persetujuan DPRD.

    4. DPRD mendiskusikan dan menyetujui usulan Bupati mengenaipenetapan Tunjangan Daerah di Lingkungan Pemkab. Solok.DPRD setuju karena pada dasarnya pemberian tunjangan daerah tidakmenambah anggaran pada APBD, bentuknya hanya pengalihanpenggunaan saja, yang sebelumnya dalam bentuk honor menjaditunjangan daerah.

  • 19TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    A2. Masalah yang Dihadapi1. Resistensi dari sebagian kecil pegawai pada awal ide penghapusan

    honor disampaikan oleh Bupati. Hal tersebut terjadi karena pegawaitersebut akan kehilangan sebagian sumber pendapatannya denganpengganti (tunjangan daerah) yang relatif kecil bila dibandingkandengan honor yang mereka terima sebelumnya.

    2. Kurangnya pengetahuan dan bench mark dalam rangka merencanakanprogram tunjangan daerah, karena Kabupaten Solok merupakan salahsatu pemula dalam program pemberian tunjangan kesejahteraan ini.Hal ini berakibat waktu yang dibutuhkan dalam pembahasan cukuplama.

    A3. Penyelesaian Masalah1. Bupati melakukan sosialisasi secara intensif dan tegas sampai

    sebagian kecil pegawai (pejabat) yang semula resisten terhadapusulan penggantian honor menjadi tunjangan daerah bisa menerimasecara ikhlas keputusan tersebut.

    2. Melakukan kajian sendiri dengan mencari sumber-sumber data yangrelevan. Dalam melakukan kajian ini, bupati terlibat langsung.

    B. TAHAP REALISASIB1. Kegiatan yang Dilakukan

    1. Penetapan Keputusan Bupati Solok No. 267/BUP-2004, tentangPemberian Tunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, PegawaiNegeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di LingkunganPemerintah Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2004. Isi KeputusanBupati Solok No. 267/BUP-2004, dapat dilihat pada lampiran 1.1

    Selanjutnya di tahun-tahun berikutnya Keputusan Bupati tersebut selaludiperbaharui. Walaupun dengan isi yang relatif sama, Keputusan Bupatitersebut sudah diperbaharui 2 kali tahun anggaran, sebagai berikut:

    1) Penetapan Keputusan Bupati Solok No. 120/BUP-2005, tentang PemberianTunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai Negeri Sipil (PNS)dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten SolokTahun Anggaran 2005. Isi Keputusan Bupati Solok No. 120/BUP-2005dapat dilihat pada tabel lampiran 1.2

  • 20 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    2) Penetapan Keputusan Bupati Solok No. 117/BUP-2006, tentang PemberianTunjangan Daerah bagi Bupati, Wakil Bupati, Pegawai Negeri Sipil (PNS)dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten SolokTahun 2006. Isi Keputusan Bupati Solok No. 117/BUP-2006 dapat dilihatpada lampiran 1.3

    2. Realisasi Keputusan Bupati Solok tentang Tunjangan Daerah ke dalamAPBD Kabupaten Solok yang ditetapkan berdasarkan PeraturanBupati.- Peraturan Bupati Solok Nomor 2 Tahun 2005 tentang Sistem dan

    Prosedur Pelaksanaan APBD Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2005- Peraturan Bupati Solok Nomor 3 Tahun 2006 tentang Sistem dan

    Prosedur Pelaksanaan APBD Kabupaten Solok Tahun Anggaran 2006

    Contoh untuk tahun 2005: Peraturan Bupati Solok Nomor 2 Tahun 2005, tentangSistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten Solok Tahun Anggaran 2005, Bab III Penatausahaan KeuanganDaerah, Bagian Pertama Belanja Pegawai/Personalia, Pasal 13.

  • 21TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    (1) Tunjangan Daerah dibayarkan setiap akhir bulan dengan rincian sbb:

  • 22 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    (2) Tunjangan Daerah sebagaimana tercantum pada ayat (1) diatas dikaitkandengan kehadiran PNS dan PTT, yang diatur tersendiri dengan KeputusanBupati

    (3) Bagi Pejabat Struktural/Staf yang menjadi pimpinan kegiatan hanyamenerima salah satu Tunjangan Daerah

    B2. Masalah yang Dihadapi

    Tidak ada masalah signifikan yang dihadapi dalam tahap realisasi ini, karenakegiatan realisasi lebih bersifat administratif

    C. TAHAP PELAKSANAAN TUNJANGAN DAERAH

    C1. Kegiatan yang Dilakukan

    1. Jumlah pegawai yang menerima tunjangan daerah lebih kurang 7000 orang.Pada saat sebelum ada tunjangan daerah, jumlah pegawai yang biasamenerima honor hanya sekitar 300-500 orang.

  • 23TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Kel

    ompo

    k P

    egaw

    ai y

    ang

    men

    erim

    a Tu

    njan

    gan

    Dae

    rah

    Tahu

    n 20

    04- 2

    006

    di K

    abup

    aten

    Sol

    ok :

  • 24 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 25TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    2. Nilai yang diterima oleh setiap pegawai adalah berdasarkan perhitunganyang sudah dilakukan pada tahap perencanaan.

    Nilai Tunjangan Daerah Kabupaten Solok Tahun 2006

  • 26 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Khusus Sekolah dan Puskesmas di samping Tunjangan Daerah di atas juga diberikanTunjangan Daerah pemegang kas, Pembantu Pemegang Kas :

    3. Waktu Pemberian Tunjangan Daerah adalah setiap awal bulan (tanggal 1),dan merupakan bagian terpisah dari gaji bulanan.

    4. Lokasi pemberian tunjangan daerah adalah di unit kerja masing-masing5. Pelaksanaan Teknis pemberian tunjangan daerah adalah :

    1) Bendahara pada tiap Unit Kerja mengambil bagian tunjangan daerahke pemegang kas dengan tanda bukti kwitansi yang ditandatanganioleh Kepala Unit Kerja, Pemegang Kas dan Atasan Langsung.

    2) Dengan kwitansi dan uang tunjangan kesejahteraan yang diterimatersebut, bendahara membagikannya kepada tiap pegawai di unit kerjamasing-masing.

    3) Tanda bukti penerimaan tunjangan daerah tiap pegawai adalahtandatangan pegawai yang bersangkutan pada kwitansi. Lihat contohbukti berikut.

  • 27TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 28 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 29TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    6. Syarat-syarat pemberian tunjangan daerah adalah tingkat absensi pegawai.(absensi sidik jari). Lihat tabel berikut.

  • 30 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Format isian absensi yang dikaitkan dengan besar tunjangan daerah yangakan diterima oleh setiap pegawai di Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

  • 31TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    C2. Masalah yang DihadapiSecara umum tidak ada masalah signifikan yang dihadapi, karena kegiatanbersifat administratif dan telah mengikuti sistem yang ditetapkan sebelumnya

    D. PENGEMBANGAN TUNJANGAN DAERAH

    Saat ini, pelaksanaan tunjangan daerah di kabupaten Solok masih didasarkanpada absensi pegawai. Dalam rangka pengembangannya, saat ini sedangdilakukan pengkajian yaitu mengkaitkan tunjangan daerah dengan kinerjapegawai. Bappeda merupakan lembaga yang bertanggungjawab dalampengkajian dan penyusunannya. Berkaitan dengan hal tersebut, tahap yangdilakukan adalah :

    1. Melakukan kajian pengukuran kinerja pegawai dari hasil literatur danpengalaman daerah lain. Kegiatan dilakukan atas perintah bupati

    2. Menyusun formula pengukuran kinerja pegawai dan mengkaitkannyadengan tunjangan daerah

    3. Membahas hasilnya dengan Bupati dan Pejabat Eselon II4. Melakukan perbaikan-perbaikan dan penyesuaian-penyesuaian5. Menetapkan pelaksanaannya

    Sampai saat ini, tahap 2,3 dan 4 sedang dilakukan. Pada awalnya, pemberiantunjangan daerah yang dikaitkan dengan kinerja akan mulai dilakukan padatahun 2005. Namun karena rumitnya cara mengukur kinerja, rencana tersebutbelum terlaksana. Pembahasan masih terus dilakukan untuk menciptakandan mensepakati formula pengukuran kinerja yang paling tepat dan bagaimanamengkaitkannya dengan tunjangan daerah. Direncanakan tahun 2006 atau2007, sistem pemberian tunjangan daerah kabupaten Solok sudah dikaitkandengan kinerja pegawai dan absensi.

    E. BAGAN PROSES PENYUSUNAN TUNJANGAN DAERAHKABUPATEN SOLOK

    Proses penyusunan program good governance tunjangan daerah KabupatenSolok secara singkat digambarkan oleh bagan berikut :

  • 32 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Tahap 3 sampai saat ini belum berjalan, masih dalam proses perencanaanuntuk menjalankannya.

    F. RESPON TUNJANGAN DAERAH

    F1. PEGAWAI YANG MENINGKAT PENDAPATANNYA

    1. Tambahan pendapatan yang diperoleh dengan adanya tunjangandaerah sangat bernilai bagi pegawai yang bukan pejabat (pegawainon struktural). Tanpa tunjangan daerah mereka tidak pernahmenerima tambahan pendapatan sebanyak yang mereka terimaselama setahun (TD minimal 100 000x12= Rp. 1 200 000).

    2. Waktu dan tatacara pemberian tunjangan daerah yang terpisah dengangaji memudahkan pegawai mengalokasikan penggunaan tunjangandaerah tersebut (karena tidak tercampur dengan gaji).

  • 33TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    3. Pegawai merasa mendapatkan penghargaan dari pemerintahdaerahnya atas darma bakti yang diberikannya

    4. Menghilangkan rasa iri antara pegawai yang sering mendapatkanhonor proyek/kegiatan dan yang tidak pernah mendapatkan honorproyek/kegiatan.

    5. Penetapan tunjangan daerah mampu meningkatkan kedisiplinanpegawai karena besar kecilnya tunjangan daerah yang diterimatergantung dari jumlah kehadiran pegawai di setiap bulannya.

    F2. PEGAWAI YANG MENURUN PENDAPATANNYA

    1. Penggantian honor menjadi tunjangan daerah secara umummenurunkan pendapatan tahunan, bukan bulanan (karena penerimaanhonor tidak pasti jadwalnya, bisa 2 bulan, 3 bulan atau 4 bulan sekali).

    2. Penggantian honor menjadi tunjangan daerah memberikan kepastiantingkat pendapatan per bulannya sehingga memudahkan menentukanperencanaan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang (kreditrumah, menyekolahkan anak, dsb).

    3. Merasa berperan dalam meningkatkan pendapatan pegawai kecilkarena sebagian honor yang biasa mereka terima didistribusikankepada para pegawai kecil tersebut.

    4. Merasa lebih tenang dalam bekerja karena tidak ada pegawai lainyang iri terhadap penghasilan yang mereka terima.

    5. Penetapan tunjangan daerah sedikit membantu meningkatkankedisiplinan pejabat karena tingkat kehadirannya terpantau danterlaporkan setiap bulannya.

  • 34 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    II. PROPINSI GORONTALO

    LATAR BELAKANG

    Gubernur Gorontalo dan Wakil Gubernur Gorontalo pada saat dilantik tahun2002 menetapkan visi daerah Terwujudnya masyarakat Gorontalo yangmandiri, berbudaya enterpreneur dan bersandar pada moralitas agama dalamkerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Renstra 2002-2007).Implikasinya adalah pengembangan semangat wirausaha kepada seluruhrakyat dalam membangun daerah. Tahapan yang dilalui sebelum mewujudkanmasyarakat berbudaya enterpreneur terlebih dahulu harus didukung olehadanya aparat pemerintah yang berjiwa enterpreneur government (pemerintahanwirausaha).

    Semangat enterpreneur government kemudian dijabarkan dalam program kerjapemda, yang salah satu program kerja diantara tujuh program prioritas adalahbidang hukum dan kepemerintahan yang baik. Realisasinya diantaranyaadalah Penataan Sumber Daya Manusia, yang mencakup: peningkatankualitas SDM; penempatan pejabat sesuai keahliannya; dan pengkaderanSDM pemerintah yang mempunyai spirit enterpreneur, inovatif, cerdas danmemiliki dedikasi dan pengabdian tinggi. Interpretasi lanjutannya adalahpemerintahan Propinsi Gorontalo yang kompetitif, yaitu mengondisikanpersaingan diantara para aparat pelayanan publik untuk bersaing berdasarkankinerja dan harga.

    Kondisi pemerintahan saat ini cenderung tidak efisien dan tidak efektif dalampenyelenggaraan pemerintahan, hal ini merupakan masalah sulit yang harusdibenahi di dalam dunia pemerintahan kita dewasa ini. Banyak kalangan menilaibahwa pemerintahan di negara kita (baik pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah) cenderung over-head cost dalam membiayai eksekutif dan legislatif,dengan menyerap resource (sumber daya) yang sebenarnya terbatas, dantinggal sedikit resource yang tersisa untuk kegiatan pelayanan, hal ini terlihatpada belanja publik yang tidak terlampau besar dibandingkan dengan belanjaaparatur (Pernyataan Fadel Muhammad pada Gorontalo Pos).

    Bercermin dari hal tersebut, Gubernur Gorontalo memiliki solusi yang cukup

  • 35TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    tepat dalam hal memanfaatkan anggaran yang terbatas dikaitkan denganpenghargaan dan persaingan aparat dalam kinerja dan harga.

    A. TAHAP PERENCANAAN

    A1. Kegiatan Yang Dilakukan1. Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan ini, Gubernur berlandaskan

    kepada PP Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan danPertanggungjawaban Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwaPemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilanberdasarkan pertimbangan objektif sesuai dengan kemampuankeuangan daerah dengan persetujuan DPRD. Tambahan penghasilandiberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai,berdasarkan prestasi kerja, tempat bertugas dan kelangkaan profesi.

    2. Gubernur menyampaikan ide pemikiran enterpreneurship kepada wakilgubernur. Isi pemikiran adalah (Tahun 2002) :

    1). mengklasifikasi pos honor-honor kegiatan dalam APBD yangbiasanya diterima oleh setiap aparat mulai dari level Gubernur,Wakil Gubernur, Kepala Dinas sampai kepada staf dan tenagakontrak/honorer pada setiap kegiatan, yang nilainya berbedamenurut level jabatan.Honor kegiatan Provinsi Gorontalo pada realisasi tahun 2003mencapai Rp.18,7 milyar, dan usulan pada tahun 2004 mencapaiRp. 20,3 milyar .

    2). mengidentifikasi perubahan pos honor tersebut menjadi bentukTunjangan Kinerja dengan besaran tertentu.

    3. Melakukan kajian mengenai tunjangan kinerja dan pengukuran kinerjamelalui studi literatur dan studi banding (2002-2003) oleh tim teknis

    4. Mempelajari kondisi keuangan daerah (APBD) dalam rangka mengukurkemampuan daerah dalam perencanaannya melaksanakan tunjangankinerja (2002-2003) oleh tim teknis

    5. Lahir konsep tunjangan kinerja dan kajian kemampuan keuangandaerah

    6. Keputusan pelaksanaan pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD)per Januari tahun 2004.

  • 36 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    A2. Masalah yang Dihadapi(1) Sulitnya mencari literatur dan contoh konkrit pelaksanaan pemberian

    tunjangan kinerja daerah di propinsi/kabupaten/kota di Indonesia(2) Adanya restriksi dari beberapa pihak yang pesimis terhadap rencana

    pelaksanaan tunjangan kinerja daerah

    A3. Penyelesaian MasalahMencoba mengesampingkan pihak-pihak yang pesimis terhadap rencanapelaksanaan tunjangan kinerja daerah dengan terus melakukan pengkajiantunjangan kinerja

    B. TAHAP REALISASI

    B1. Kegiatan yang Dilakukan1. Pelaksanaan Tunjangan Kinerja Daerah Tahun 2004 (Januari-

    Desember)Penerapan TKD pada tahun 2004 masih didasarkan atas penilaiankinerja disiplin pegawai terutama disiplin kerja yang lebih difokuskanpada kehadiran pegawai.

    2. Diskusi dengan DPRD mengenai keabsahan dan dasar hukumpelaksanaan pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) PropinsiGorontaloDPRD Provinsi Gorontalo menyetujui dan mendukung pemberian TKDkepada aparat pemprov. Gorontalo

    3. Penetapan Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 45 Tahun 2005tentang Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2005. Isiperaturan Gubernur Gorontalo Nomor 45 Tahun 2005 dapat dilihatpada lampiran 2.1

  • 37TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) tahun 2005 berdasarkan aspekdisiplin, inovasi, kerjasama, pemahaman tupoksi, kecepatan kerja dankeakuratan kerja, dengan komponen penilaian 60% disiplin dan 40%prestasi kerja.4. Realisasi Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2005 ke dalam APBD

    Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2005.5. Mempersiapkan dasar hukum dalam bentuk Peraturan Gubernur

    Gorontalo tentang Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Tahun Anggaran2006.Pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) tahun 2006 berdasarkankomponen penilaian 30% disiplin dan 70% prestasi kerja (inovasi,kerjasama, pemahaman tupoksi, kecepatan kerja, dan keakuratankerja).Sambil menunggu penyusunan dasar hukum TKD Tahun Anggaran2006 dalam bentuk peraturan gubernur, untuk sementara dasar hukumyang dipakai masih mengacu pada Peraturan Gubernur No.45 Tahun2005 tentang Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2005

    6. Realisasi Anggaran TKD Tahun 2006 ke dalam APBD ProvinsiGorontalo Tahun Anggaran 2006.

    7. Dengan berlakunya TKD, segala macam bentuk honorarium dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk Pejabat Negara,PNS, dan Tenaga Kontrak ditiadakan kecuali ditentukan khususlainnya oleh kebijakan, peraturan perundangan yang berlaku,atau olehsuatu surat keputusan dari Kepala Daerah.

    B2. Masalah yang Dihadapi1. Pada awal pelaksanaan banyak mendapat tanggapan pesimis dari

    berbagai kalangan, bahkan di dalam lingkup pemerintah daerah sendiri.2. Karena kebijakan baru, resiko kesalahan sangat mungkin terjadi dan

    bisa datang sewaktu-waktu.

    B3. Penyelesaian Masalah1. Program TKD tetap dilanjutkan, sambil melakukan perbaikan sambil

    menjalankannya (try and error)2. Pimpinan Daerah mengambil alih resiko demi bawahan dan demi

    peningkatan kinerja pemerintah3. Dilakukan sosialisasi yang lebih intensif mengenai manfaat dan tujuan

    TKD kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemprov. Gorontalo

  • 38 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    C. TAHAP PELAKSANAAN TUNJANGAN KINERJA DAERAH

    C1. Kegiatan yang Dilakukan1. Penerima TKD adalah:

    1) PNS yang namanya tercantum dalam Daftar Gaji Bulan Desembertahun lalu dan telah memiliki uraian tugas secara tertulis

    2) PNS pindahan dari provinsi/kabupaten/kota lain dalam tahunberjalan yang tidak menduduki jabatan struktural atau namanyabelum termasuk dalam daftar gaji bulan desember tahun lalu tidakdapat menerima TKD

    3) PNS pindahan tersebut dapat menrima TKD pada saat mendudukijabatan struktural atau anggarannya dimuat dalam APBDPerubahan

    4) PNS Pusat yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah dapatmenerima TKD sepanjang yang bersangkutan tidak menerimahonorarium atau penggantian lain yang sejenis dari APBN

    2. Kelompok Pegawai yang menerima tunjangan kinerja daerah (TKD)di Provinsi Gorontalo adalah Gubernur, Wakil Gubernur, SekretarisDaerah, Eselon IIA, Eselon IIB, Eselon III, Eselon IV, Staff, TenagaKontrak

    3. Tarif dasar Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) yang diterima oleh setiappegawai berdasarkan Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 45 Tahun2005

  • 39TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Tarif Dasar TKD Provinsi Gorontalo (Nilai Maksimal)

    4. TKD dibayarkan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya darimasa kinerja dengan dikenakan pajak penghasilan pasal 21 dari jumlahyang diterima. Pemberian TKD terpisah dari gaji bulanan

    5. Lokasi pemberian TKD adalah di satuan kerja masing-masing6. Pelaksanaan Teknis pemberian TKD adalah :

    1) Pejabat penanggungjawab mengajukan Surat PermintaanPembayaran Beban Tetap melalui Pemegang Kas dari masing-masing Satuan Kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    2) Tanda bukti penerimaan TKD tiap pegawai adalah tandatanganpegawai yang bersangkutan pada lembar permintaan pembayaranTKD masa kinerja bulan berlaku.

    Berikut adalah contoh Permintaan Pembayaran TKD Masa Kinerja Bulanan

  • 40 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 41TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    7. Komponen TKD1) Tarif dasar TKD bagi setiap jabatan ditetapkan seperti diuraikan

    pada bagian C1, nomor 3.2) Besarnya TKD untuk suatu masa kinerja dihitung atas dasar

    komponen disiplin dan pencapaian kinerja sesuai tugas pokok danfungsi dari jabatan struktural, staf, dan tenaga kontrak atau perannyata melaksanakan tugas lainnya untuk suatu Masa Kinerjasesuai dengan keputusan gubernur atau kepala satuan kerja.

    3) Perhitungan bobot komponen disiplin dan pencapaian kinerjasebagai dasar penghitungan TKD, mengalami perkembangan daritahun ke tahun.

    8. Tata cara perhitungan TKD

    8.1.Komponen Disiplin :Contoh tahun 2005,Bobot tertinggi:60%

  • 42 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Cat

    atan

    :1.

    Tota

    l pen

    gura

    ng d

    isip

    lin ta

    hun

    2004

    : tid

    ak le

    bih

    dari

    100%

    tota

    l pen

    gura

    ng d

    isip

    lin ta

    hun

    2005

    : tid

    ak le

    bih

    dari

    60%

    tota

    l pen

    gura

    ng d

    isip

    lin ta

    hun

    2006

    : tid

    ak le

    bih

    dari

    30%

    2.Te

    rmas

    uk d

    alam

    pen

    gerti

    an t

    idak

    had

    ir d

    alam

    Har

    i Kin

    erja

    ada

    lah

    mer

    eka

    yang

    sed

    ang

    :(1

    )m

    elak

    sana

    kan

    perja

    lana

    n di

    nas

    tanp

    a S

    urat

    Tug

    as d

    ari p

    ejab

    at y

    ang

    berw

    enan

    g(2

    )cu

    ti, s

    akit

    dan

    ijin

    (3)

    men

    giku

    ti pe

    latih

    an a

    tau

    pend

    idik

    an t

    ekni

    s be

    rdas

    arka

    n iji

    n be

    laja

    r/tug

    as b

    elaj

    ar y

    ang

    haru

    s m

    enin

    ggal

    kan

    tuga

    s po

    kok

    dan

    fung

    siny

    a le

    bih

    dari

    14 h

    ari k

    erja

    . Dik

    ecua

    likan

    unt

    uk p

    endi

    dika

    n da

    n la

    tihan

    yan

    g di

    biay

    ai d

    ari A

    PB

    D d

    an d

    iada

    kan

    diP

    rovi

    nsi

    Gor

    onta

    lo(4

    )M

    engi

    kuti

    pend

    idik

    an p

    erje

    njan

    gan

    stru

    ktur

    al, f

    ungs

    iona

    l, se

    rta k

    epem

    impi

    nan

    lain

    nya

    lebi

    h da

    ri 14

    har

    i ker

    ja3.

    Tata

    Car

    a P

    enila

    ian

    Bul

    anan

    Asp

    ek D

    isip

    lin b

    agi P

    ejab

    at S

    trukt

    ural

    Ese

    lon

    III d

    an IV

    , Sta

    f dan

    tena

    ga K

    ontra

    k di

    Lin

    gkun

    gan

    Pem

    erin

    tah

    Pem

    prov

    Gor

    onta

    lo(M

    odifi

    kasi

    den

    gan

    Rum

    us in

    i tet

    ap m

    enga

    cu p

    ada

    Kep

    utus

    an G

    uber

    nur

    No.

    45 T

    ahun

    200

    5)

  • 43TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 44 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 45TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Contoh format bulanan dan tahunan penilaian disiplin pegawai kontrak, staf,eselon IV dan eselon III

  • 46 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 60 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    III. KOTA PEKANBARU

    LATAR BELAKANG

    Pada tanggal 8 Juli tahun 2004, telah ditandatangani kesepakatan bersamaantara Gubernur Riau, Bupati/Walikota, Ketua DPRD Propinsi dan Ketua DPRDKabupaten/Kota se Propinsi Riau tentang Program Kerja Bersama dalamrangka Upaya Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik melalui PencegahanKorupsi di Jajaran Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota se Propinsi Riau.Berdasarkan kesepakatan tersebut dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentangPercepatan Pemberantasan Korupsi, Pemerintah Kota Pekanbaru melakukanberbagai rencana aksi dalam rangka mendorong terselenggaranya goodgovernance di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru. Rencana aksipenerapan good governance tersebut meliputi: 1) meningkatkan kapasitaspemerintahan di kota Pekanbaru; 2) mewujudkan manajemen berbasis kinerjaserta pengelolaan aset; 3) meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; dan4) melakukan berbagai upaya pemberantasan korupsi.

    Rencana aksi pertama yaitu meningkatkan kapasitas pemerintahan di kotaPekanbaru yang salah satunya diwujudkan dalam program TunjanganPenghasilan dan Peningkatan Kesejahteraan (TPPK). TPPK merupakansistem pemberian dan pemerataan tunjangan daerah dengan kriteria sesuaibeban tugas dan tanggungjawab kepada seluruh pegawai di lingkunganPemerintah Kota Pekanbaru. Penerapan program tersebut dilakukan untukmenghindari terjadinya ketimpangan penghasilan yang diterima oleh setiappegawai di lingkungan Pemko Pekanbaru. Ketimpangan penghasilan tersebutsaat ini terlihat memberikan dampak yang tidak baik pada pegawai karena dilingkungan pegawai timbul pameo meja basah dan meja kering.

    A. TAHAP PERENCANAAN

    A1. Kegiatan Yang Dilakukan1. Sebagai tindak lanjut dari rencana aksi meningkatkan kapasitas

    pemerintahan di kota Pekanbaru, Walikota Pekanbaru dan tim rencanaaksi membahas ide program pemberian tunjangan kesejahteraankepada setiap pegawai di lingkungan Pemko Pekanbaru

    2. Mengkaji pengeluaran dan pendapatan APBD 2005, terutama yangberasal dari PAD.

  • 61TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    1) Tahun 2004, PAD Kota Pekanbaru Rp 72 Miliar, dan tahun 2006diperkirakan mencapai Rp. 100 Miliar

    2) Tahun 2005, jumlah honor dan tunjangan struktural yang diberikanoleh Pemko Pekanbaru mencapai Rp. 95 Miliar, dengan perincian:(1) Uang Pembinaan & Dana Penunjang Rp.65,5 Miliar, digunakan

    untuk:. Uang Pembinaan PNS dan guru Rp. 250 000/bulan. Dana penunjang jabatan struktural (Eselon II Rp. 2 juta/bulan, Eselon III Rp. 1 juta/bulan, dan Eselon IV Rp. 500ribu/bulan)

    (2) Belanja Penunjang pada kegiatan operasional dan belanjamodal Rp. 29,609 miliar digunakan untuk pembayaran honorpelaksanaan kegiatan (Tim Pembina, Tim Teknis,Tim Panitia,Pemimpin Kegiatan dan Pengawas Kegiatan) yangpemberiannya tidak merata kepada seluruh PNS.

    3. Memutuskan untuk menghapus honor-honor di lingkungan PemerintahKota Pekanbaru, kecuali honor-honor terkait pekerjaan fisik.Dengan penetapan TPPK dan penghapusan honor terjadipenghematan APBD sebesar Rp. 10,737 Miliar

    4. Lahir konsep program Tunjangan Penghasilan dan PeningkatanKesejahteraan (TPPK).

    5. Penghitungan dan pengalokasian TPPK kepada setiap pegawai dilingkungan Pemko Pekanbaru.

    6. Keputusan pelaksanaan pemberian TPPK per Januari tahun 2006

    A2. Masalah yang Dihadapi1. Adanya restriksi dari beberapa pihak yang penghasilannya akan turun

    bila kebijakan TPPK diberlakukan.

    A3. Penyelesaian Masalah1. Walikota menegaskan bahwa kebijakan tersebut adalah kebijakan

    yang membela kepentingan sebagian besar pegawai dan harusdilaksanakan

    B. TAHAP REALISASI

    B1. Kegiatan yang Dilakukan1. Pengajuan Tunjangan Penghasilan dan Peningkatan Kesejahteraan

  • 62 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Pegawai (TPPK) ke dalam Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja.

    2. Penetapan Tunjangan Penghasilan dan Peningkatan KesejahteraanPegawai (TPPK) ke dalam APBD Kota Pekanbaru berdasarkanPeraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2006.

    3. Hasil Evaluasi APBD Kota Pekanbaru TA 2006, dalam bentuk SuratGubernur Riau Nomor 900/KEU/83.01a tanggal 16 Januari 2006 perihalEvaluasi Ranperda Kota Pekanbaru tentang APBD Kota PekanbaruTA 2006 menyatakan Belanja Daerah untuk menampung rincian obyekbelanja Tunjangan Perbaikan Penghasilan, Tunjangan Kerja/InsentifPegawai supaya dibuka kode rekening dengan judul: Uraian BelanjaTunjangan PNS.

    4. Sesuai dengan Kepmendagri No.29 Tahun 2002. Bagian KeuanganSekretariat Kota Pekanbaru menyediakan Rekening Nomor2.01.03.1.1.03.09.1 dengan judul Tunjangan Penghasilan danPeningkatan Kesejahteraan (TPPK) Pegawai dan dibayarkan setiapbulan bersamaan dengan gaji (penghasilan tetap).

    5. Walikota Pekanbaru mengeluarkan Surat Keputusan tentangPengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) setiap SatuanKerja, di mana di dalamnya mencakup komponen TPPK.Contoh: Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor: 30/910-DASK/2006,tentang Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) DinasKoperasi dan UKM Kota Pekanbaru Tahun 2006, dapat dilihat padalampiran 3.1

    6. Penetapan Keputusan Walikota Pekanbaru No. 15 Tahun 2006 tentangPemotongan Tunjangan Penghasilan dan Peningkatan Kesejahteraanbagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.Isi Keputusan Walikota Pekanbaru No. 15 Tahun 2006 dapat dilihatpada lampiran 3.2

    7. Mempersiapkan payung hukum terkait besarnya TPPK bagi masing-masing jabatan.Untuk sementara ini besarnya angka TPPK menggunakan hitungan-hitungan internal oleh Bagian Keuangan Pemko Pekanbaru

    8. Dengan berlakunya TPPK, segala macam bentuk honorarium dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru dihapuskan kecuali honorkhusus Satuan Kerja terkait pekerjaan fisik.

  • 63TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    B2. Masalah yang DihadapiTidak ada masalah yang berarti dalam realisasi penerapan TPPK

    C. TAHAP PELAKSANAAN TUNJANGAN PENGHASILAN danPENINGKATAN KESEJAHTERAAN (TPPK)

    C1. Kegiatan yang Dilakukan1. Jumlah pegawai yang menerima TPPK adalah 8422 pegawai, dengan

    komposisi sebagai berikut :

    2. Nilai TPPK yang diterima oleh setiap pegawai berdasarkan hitungan-hitungan internal oleh Bagian Keuangan Pemko Pekanbaru(karena dasar hukum terkait dengan besarnya angka TPPK bagimasing-masing jabatan sedang dipersiapkan)

  • 64 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Nilai TPPK Pemko Pekanbaru

    3. TPPK bulan ini dibayarkan pada minggu pertama bulan berikutnyadengan dikenakan pajak penghasilan pasal 21 dari jumlah yangditerima. Pemberian TPPK terpisah dari gaji bulanan.

    4. Lokasi pemberian TPPK adalah di satuan kerja masing-masing5. Pelaksanaan Teknis pemberian TPPK adalah :

    1) Anggaran TPPK telah tercantum dalam DASK masing-masingDinas/Badan/Kantor

    2) Pengajuan pencairan TPPK di masing-masing Satuan Kerjaberdasarkan mekanisme pencairan APBD oleh setiap satuan kerja

    3) Tanda bukti penerimaan TPPK tiap pegawai adalah tandatanganpegawai yang bersangkutan pada lembar permintaan pembayaranTKD masa kinerja bulan berlaku.

    Scan tanda bukti (kwitansi) penerimaan TPPK, contoh Dinas Koperasi

  • 65TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 66 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 67TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 68 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    6. Syarat-syarat pemberian TPPK adalah tingkat absensi pegawai (masihmanual), dengan rincian penjelasan sebagai berikut :1) Setiap PNS Pemko Pekanbaru wajib mengikuti apel di lingkungan

    kantor masing-masing yang dilaksanakan pada setiap hari kerjayaitu: apel pagi dimulai pukul 07.30 dan apel sore setiap hari (seninsampai rabu dimulai pukul 16.00 serta Kamis dan Jumat pukul16.30)

    2) Tugas Pimpinan Unit/Satuan Kerja :a) melakukan absensi PNS di lingkungan kerja masing-masingb) mengawasi dan memeriksa daftar hadir apel pagi dan apel

    sorec) memeriksa dan mengawasi absensi ruangan melalui pengisian

    absensi saat jam masuk pagi, jam masuk setelah istirahatsiang, dan jam pulang sore

    d) merekapitulasi absen ruangan dan daftar hadir pegawaikemudian mengirimkannya kepada Walikota Pekanbaru Cq.Bagian kepegawaian Sekretariat Daerah Kota Pekanbaruselambat-lambatnya tanggal 1 bulan berikutnya

    3) PNS yang tidak hadir/tidak menandatangani daftar hadir padaabsensi ruangan sebanyak 1 kali tanpa keterangan yang dapatdipertanggungjawabkan, maka akan dikenakan potongan TPPKsebesar 4 persen

    4) Pemberian TPPK masih dapat dibayarkan kepada pegawai yangbersangkutan bilamana masih dalam batas maksimumketidakhadiran/tidak menandatangani absensi ruangan sebanyak10 kali atau 40 persen dalam sebulan

    5) Bagi PNS yang tidak hadir/tidak menandatangani daftar hadir padaabsensi ruangan lebih dari 10 kali atau 40 persen tanpa keteranganyang dapat dipertanggungjawabkan dalam sebulan, makatunjangan penghasilan yang bersangkutan tidak akan dibayarkanberikut dengan penjatuhan hukuman disiplin sesuai denganPeraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 1980

    7. Pengaturan, pemberian atau pemotongan TPPK PNSdiselenggarakan oleh Kepala Unit Kerja masing-masingHasil pemotongan TPPK disetorkan kembali kepada kas daerah olehpemegang kas paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya

  • 69TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    C2. Masalah yang DihadapiTidak ada masalah berarti dalam pelaksanaan penerapan TPPK

    D. PENGEMBANGAN TPPK

    Saat ini, pelaksanaan TPPK di Pemko Pekanbaru masih didasarkan padaabsensi pegawai secara manual. Rencananya, di tahun 2007 akan mulaidiberlakukan mesin absensi dengan sidik jari sehingga nilai kedisiplinan yangdiperoleh diharapkan lebih akurat. Bersamaan dengan itu, juga akan dilakukanpengkajian mengenai pengukuran kinerja pegawai yang nantinya akandihubungkan dengan besar kecilnya TPPK yang diterima.

    E . BAGAN PROSES PENYUSUNAN TUNJANGAN PENGHASILANDAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KOTA PEKANBARU

    Proses penyusunan program good governance Tunjangan Penghasilan danPeningkatan Kesejahteraan (TPPK) Kota Pekanbaru secara singkatdigambarkan oleh bagan berikut.

  • 70 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    F. RESPON TUNJANGAN PENGHASILAN DAN PENINGKATANKESEJAHTERAAN (TPPK)

    1. PNS di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru menyambut gembirapemberian TPPK terutama 88 persen PNS yang terdiri dari guru,staff fungsional dan non fungsional.

    2. TPPK mampu meningkatkan pendapatan pegawai, terutama pegawaiyang biasanya tidak pernah terlibat dalam proyek dan tidak pernahmendapatkan honorarium proyek/kegiatan

    3. Menghilangkan rasa iri antara pegawai yang sering mendapatkanhonor proyek/kegiatan dan yang tidak pernah mendapatkan honorproyek/kegiatan

    4. Meningkatkan kedisiplinan PNS, karena pemberian TPPK dikaitkandengan absensi (absensi ruangan dan apel pagi dan sore)

    5. Pemberian TPPK dan penghapusan honor mampu meningkatkanefisiensi penggunaan APBD (lebih kurang Rp 10 Miliar dana APBDyang dihemat)

    6. Sebaiknya nilai TPPK setiap tahunnya dinaikkan secara gradualsesuai tren kenaikan PAD

    7. Kemauan, keteladanan dan komitmen pimpinan (walikota) secaraumum dapat meredam keresahan PNS yang penghasilan bulanannyamenurun akibat penerapan TPPK

    8. Secara umum pemberian TPPK bisa dimengerti dan diterima denganbaik oleh seluruh pegawai (pejabat maupun non pejabat)

  • 71TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    IV. KABUPATEN JEMBRANA

    LATAR BELAKANG

    Sebagai kabupaten yang kecil dan miskin dimana sumber daya alam dansumber daya manusianya terbatas, mau tidak mau pemerintahanKab.Jembrana harus melakukan efisiensi di berbagai sektor. Hambatan diubahmenjadi tantangan dengan membangun birokrasi yang berwawasanentrepereneur dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Ada 3program yang dilakukan Pemkab Jembrana dalam rangka menciptakanefisiensi SDM, sarana dan dana, yaitu Peningkatan Kualitas Hidup, PelayananMasyarakat dan Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintah.

    Kegiatan yang dilakukan dalam Program Efisiensi Peyelenggaraan Pemerintahadalah Program Tunjangan Daerah dan Program Manajemen Anggaran.Program Tunjangan Daerah sendiri baru dilaksanakan di lingkungan Pemkab.Jembrana setelah program efisiensi dan restrukturisasi pegawai di lingkunganpemkab. Jembrana lebih dahulu berhasil dilaksanakan. Pemberian tunjangandaerah ini merupakan bentuk perhatian sekaligus kompensasi bagi pegawaidi lingkungan pemkab. Jembrana atas kinerja baik yang mereka berikan.

  • 72 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    A. TAHAP PERENCANAANA1. Kegiatan Yang Dilakukan

    1. Melakukan studi banding mengenai pemberlakuan tunjangankesejahteraan di daerah-daerah yang sudah melaksanakan

    2. Bupati memutuskan untuk menghapus honor-honor di lingkunganPemerintah Kabupaten Jembrana, kecuali honor-honor terkaitpekerjaan lintas sektoral

    3. Lahir konsep program Tunjangan Daerah4. Keputusan pelaksanaan pemberian Tunjangan Daerah per Januari

    tahun 20065. Persiapan payung (dasar hukum) nilai tunjangan daerah

    A2. Masalah yang DihadapiTidak ada masalah penting yang dihadapi karena di Kabupaten Jembranasebelumnya Bupati telah banyak memberlakukan kebijakan-kebijakanrevolusioner.

    B. TAHAP REALISASI

    B1. Kegiatan yang Dilakukan

    1. Penetapan Tunjangan Daerah ke dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) Kabupaten Jembrana berdasarkan PeraturanDaerah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006 danpenjabarannya yang ditetapkan pada Peraturan Bupati JembranaNomor 1 Tahun 2006 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006

    2. Penetapan Keputusan Bupati Jembrana mengenai dasar hukumpemberlakuan dan nilai tunjangan daerah. Diantaranya adalah sebagaiberikut.

    3. Keputusan Bupati Jembrana No. 45/Kepeg/2006 tentang PemberianUang Tunjangan Kesejahteraan Berupa Tunjangan Daerah kepadaKepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PemKab Jembrana TahunAnggaran 2006. Isi Keputusan Bupati Jembrana No. 45/Kepeg/2006dapat dilihat pada lampiran 4.1

    4. Keputusan Bupati Jembrana No. 46/Kepeg/2006 tentang PemberianUang Tunjangan Kesejahteraan Berupa Tunjangan Daerah kepada

  • 73TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Pejabat Struktural di Lingkungan PemKab Jembrana Tahun Anggaran2006. Isi Keputusan Bupati Jembrana No. 46/Kepeg/2006 dapat dilihatpada lampiran 4.2.

    5. Keputusan Bupati Jembrana No. 47/Kepeg/2006 tentang PemberianUang Tunjangan Kesejahteraan Berupa Tunjangan Daerah kepadaPejabat Fungsional Auditor, Fungsional Perencana dan FungsionalArsiparis di Lingkungan PemKab Jembrana Tahun Anggaran 2006.Isi Keputusan Bupati Jembrana No. 47/Kepeg/2006 dapat dilihat padalampiran 4.3.

    6. Keputusan Bupati Jembrana No. 48/Kepeg/2006 tentang PemberianUang Tunjangan Kesejahteraan Berupa Tunjangan Daerah kepadaStaf Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian di LingkunganPemerintah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2006. IsiKeputusan Bupati Jembrana No. 48/Kepeg/2006 dapat dilihat padalampiran 4.4.

    7. Keputusan Bupati Jembrana No. 208/DIKBUDPAR/2005 tentangPemberian Tunjangan Tambahan Jam Mengajar dan tugas-tugastertentu dalam Rangka Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar diSekolah. Isi Keputusan Bupati Jembrana No. 208/DIKBUDPAR/2005dapat dilihat pada lampiran 4.5.

    8. Keputusan Bupati Jembrana No. 356/KEPEG/2006 tentang pemberianTunjangan Kesejahteraan berupa Tunjangan Daerah bagi PetugasKhusus di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana TahunAnggaran 2006. Isi Keputusan Bupati Jembrana No. 356/KEPEG/2006 dapat dilihat pada lampiran 4.6.

    9. Dengan berlakunya Tunjangan Daerah, segala macam bentukhonorarium di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembranadihapuskan kecuali honor-honor terkait pekerjaan lintas sektoral.

    B2. Masalah yang DihadapiTidak ada masalah yang berarti dalam realisasi penerapan Tunjangan Daerah

    C. TAHAP PELAKSANAAN TUNJANGAN KINERJA DAERAH

    C1. Kegiatan yang Dilakukan1. Jumlah pegawai yang menerima tunjangan daerah lebih kurang 4600

    orang, yang terdiri dari 2600 guru dan 2000 PNS dan pegawai harian.Bentuk tunjangannya guru adalah tunjangan mengajar per jam.

  • 74 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Anggaran APBD tahun 2006 yang diperuntukkan bagi TunjanganDaerah adalah Rp. 13,6 Miliar. Nilai tersebut lebih kecil Rp. 6,4 Miliardari honor-honor yang dikeluarkan di tahun 2005 yang mencapai Rp.20 miliar. Penghematan sebesar 6,4 miliar sangat berarti mengingatPAD Kab. Jembrana Tahun 2005 hanya Rp. 10,4 Miliar

    2. Kelompok Pegawai di lingkungan Pemkab. Jembrana yang menerimatunjangan daerah adalah seluruh pegawai, termasuk pegawai harian,yaitu: Bupati, Wakil Bupati, Pejabat Eselon II,III dan IV, Fungsional,Staf, Pegawai Harian, Guru dan Petugas Khusus

    3. Nilai yang diterima oleh setiap pegawai berdasarkan perhitungan yangsudah dilakukan di tahap perencanaan.

    4. Waktu Pemberian Tunjangan Daerah adalah selambat-lambatnyatanggal 10 di bulan berikutnya,merupakan bagian terpisah dari gajibulanan.

    5. Lokasi pemberian tunjangan daerah adalah di unit kerja masing-masing6. Pelaksanaan Teknis pemberian tunjangan daerah adalah :1) Pengajuan pencairan tunjangan daerah di masing-masing Satker/

    SKPD berdasarkan mekanisme pencairan APBD oleh setiap Satker/SKPD

    2) Pemegang Kas Satuan Kerja memberikan bagian tunjangan daerahke masing-masing perwakilan yang nantinya akan membagikan uangtunjangan daerah ke kelompok kerjanya (misal tunjangan untuk pejabateselon III dan IV diberikan kepada Ka TU, untuk staf PNS kepadabendahara dan untuk pegawai harian ke salah satu perwakilannya)dengan tanda bukti kwitansi.Contoh bukti kwitansi dari pemegang kas unit kerja ke perwakilanyang membagikan tunjangan daerah di Kantor Diklat Daerah Kab.Jembrana dapat dilihat dilampiran 4.7.

    3) Dengan kwitansi dan uang tunjangan kesejahteraan yang diterimatersebut, perwakilan membagikannya kepada tiap pegawai dikelompok kerja masing-masing.

    4) Tanda bukti penerimaan tunjangan daerah tiap pegawai adalahtandatangan pegawai yang bersangkutan pada kwitansi.

  • 75TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Nilai Tunjangan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2006

  • 76 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Contoh tanda bukti penerimaan tunjangan daerah tiap pegawai di KantorDiklat Daerah Kab. Jembrana

  • 77TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

  • 78 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    7. Di Kabupaten Jembrana, untuk awal pelaksanaan pemberiantunjangan daerah (Tahun 2006), tidak ada syarat-syarat yang harusdipenuhi. Seluruh pegawai mendapatkan jatah tunjangan daerah.

    C2. Masalah yang DihadapiTidak ada masalah berarti dalam pelaksanaan penerapan Tunjangan Daerahdi Kabupaten Jembrana

    D. PENGEMBANGAN TUNJANGAN DAERAH

    Saat ini, pelaksanaan Tunjangan Daerah di Pemkab Jembrana belumdidasarkan pada tingkat kedisiplinan maupun kinerja pegawai. PadahalPemkab Jembrana sudah melaksanaan sistem absensi dengan menggunakanmesin sidik jari. Seluruh pegawai dengan dasar SK Bupati berhak mendapatkantunjangan daerah yang besarnya tergantung dari jabatan. Di tahun mendatang,sistem ini dianggap sudah tidak sesuai, sehingga direncanakan tunjangandaerah kab. Jembrana akan dikaitkan dengan beban kerja dan kinerja pegawai.

    E . BAGAN PROSES PENYUSUNAN TUNJANGAN DAERAHKABUPATEN JEMBRANA

    Proses penyusunan program good governance Tunjangan Daerah KabupatenJembrana secara singkat digambarkan oleh bagan berikut.

  • 79TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    F. RESPON TUNJANGAN DAERAH1. Penetapan tunjangan daerah mampu meminimilisasi kecemburuan

    antar pegawai di lingkungan Pemkab. Solok dalam hal pendapatan2. Efisiensi anggaran sebesar 6,4 miliar sangat berarti bagi masyarakat

    kab. Jembrana, karena PAD Jembrana hanya Rp. 13,6 Miliar3. Pihak yang dirugikan karena pendapatannya turun dapat menerima

    kebijakan ini karena Bupati yang paling banyak menurunpendapatannya bisa menjadi teladan dalam program ini

    4. Pegawai harian dan staf fungsional merespon dengan baik dan sangatmenghargai perhatian pemkab terhadap mereka

    5. Motivasi bekerja lebih baik, terutama untuk guru yang diberi honortambahan mengajar per jam

    6. Sebaiknya tidak dibedakan besarnya tunjangan struktural untuk gurusekolah biasa dan sekolah unggulan

    7. Secara umum pemberian tunjangan daerah bisa dimengerti danditerima dengan baik oleh seluruh pegawai (pejabat maupun nonpejabat)

  • 80 TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

    Tahapan-tahapan dan kesulitan-kesulitann yang harus dilalui oleh empat daerahdalam upaya merencanakan, merealisasikan, melaksanakan danmengembangkan pemberian tunjangan kesejahteraan daerah ini diharapkanmemberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengikuti danmenerapkannya di daerah masing-masing.

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam fungsi pencegahannya sangatmendorong terlaksananya tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipildaerah dengan syarat tunjangan kesejahteraan yang diberikan memiliki dasarhukum yang jelas. Pemberian tunjangan kesejahteraan ini diharapkanmerupakan salah satu upaya mencegah terjadinya korupsi sebagai akibatdari desakan kebutuhan hidup.