TAMAN BURUNG BERKICAU DI KECAMATAN ...eprints.ums.ac.id/70058/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfTAMAN BURUNG...
Transcript of TAMAN BURUNG BERKICAU DI KECAMATAN ...eprints.ums.ac.id/70058/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfTAMAN BURUNG...
TAMAN BURUNG BERKICAU DI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
(Rekreasi, Penangkaran, Komunitas, Kompetisi dan Jual Beli)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh:
OKY ARIZZONA IRWANDANI
D 300 140 069
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
TAMAN BURUNG BERKICAU DI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
(Rekreasi, Penangkaran, Komunitas, Kompetisi dan Jual Beli)
Abstrak
Kecamatan Bandungan merupakan salah satu Kecamatan Yang ada di Kabupaten
Semarang yang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Kecamatan
Bandungan memiliki beberapa wisata yang dapat di kunjungi seperti Wisata
Alam, Wisata Kuliner, Wisata Pasar Sayur dan Buah dan Arena Kompetisi
Burung Berkicau. Di Kecamatan Bandungan pecinta Burung Berkicau cukup
besar ada yang penangkaran, berkompetisi dan jual beli. Tetapi di Bandungan
belum ada tempat yang memenuhi kebutuhan pecinta bururng tersebut. Maka
perlu dibutuhkan tempat wisata yang bisa memberi fasilitas bagi pecinta burung
tersebut. Sehingga, Taman Wisata Burung Berkicau ini bisa menaungi atau
memfasilitasi pecinta Burung Berkicau di Kecamatan Bandungan dan sekitarnya.
Taman Burung Berkicau ini bersifat Rekreasi yang bisa dikunjungi oleh semua
kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Kemudian keberadaan Taman Burung
Berkicau ini meningkatan pariwisata di Kecamatan Bandungan dan Kabupaten
Semarang yang akan menjadi iconic baru di daerah tersebut.
Kata kunci: taman burung, sangkar kubah, wisata burung, bandungan.
Abstract
Bandungan Subdistrict is one of the Districts in Semarang Regency which has a
huge tourism potential. Bandungan District has several tours that can be visited
such as Nature Tours, Culinary Tours, Vegetable and Fruit Market Tours and the
Twitter Bird Competition Arena. In Bandungan Subdistrict, Bird lovers Twitter is
quite large, there are breeding, competing and buying and selling. But in
Bandungan there is no place that meets the needs of the lovers. So it needs a
tourist spot that can provide facilities for the bird lovers. So, this Twitter Bird
Tourism Park can overshadow or facilitate lovers of Twitter Birds in Bandungan
District and its surroundings. Chirping Bird Park is a Recreation that can be
visited by all children, teenagers and adults. Then the existence of the Twitter Bird
Park increased tourism in the Bandungan District and Semarang Regency which
will become new iconic in the area.
Keywords: bird park, dome cage, bird tourism, bandungan.
1. PENDAHULUAN
Bandungan adalah sebuah kecamatan baru di Kabupaten Semarang yang
merupakan pemekaran dari sebagian Kecamatan Ambarawa dan Kecaman Jambu.
2
Kecamatan ini merupakan salah satu dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang.
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 Lembar 1408-541
Sumowono, 1408-523 Grabag dan 1408-542 Ungaran, Kecamatan Bandungan
dalam koordinat UTM terletak antara 425275 – 435093 mT dan 9197640 –
9205676 mU. Posisi ini menyebabkan Kecamatan Bandungan berada pada
wilayah iklim tropis. Relief daerah Kecamatan Bandungan berada pada ketinggian
lebih dari 400 meter dari permukaan laut berdampak pada suhu udara di wilayah
ini relatif sejuk (Data Strategis Kecamatan Bandungan, 2015).
Kecamatan Bandungan memiliki luas wilayah 48,23 Km2. Kecamatan yang
diresmikan pada tanggal 1 Januari 2007 ini terbagi menjadi 9 desa dan 1
kelurahan. Desa dan kelurahan di Kecamatan Bandungan adalah Desa Mlilir,
Desa Duren, Desa Jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Desa Candi, Desa
Banyukuning, Desa Jimbaran, Desa Pakopen dan Kelurahan Bandungan. Wilayah
terluas berdasarkan data statistik dari BPS Kabupaten Semarang adalah Desa
Candi sedangkan desa dengan luas wilayah tersempit adalah Desa Jimbaran (Data
Strategis Kecamatan Bandungan, 2015).
Dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014, yang memberikan
kewenangan lebih luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola wilayahnya,
membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk
menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah
dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah. Pemerintah dalam
hal ini para stakholders kepariwisataan menyadari besarnya potensi
kepariwisataan di daerah dan di tuntut untuk berusaha menggali, mengembangkan
serta membangun aset obyek dan daya tarik wisata yang menjadi modal awal
untuk bangkitnya kegiatan pariwisata daerah. Keputusan ini harus ditindak lanjuti
dengan memikirkan dan mengusahakan serta membenahi potensi obyek dan daya
tarik tempat wisata (Tahwin, 2003).
Menurut (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2017) menyebutkan naiknya
kunjungan wisatawan di Kabupaten Semarang itu tak terlepas dari banyaknya
destinasi wisata, seperti di Candi Gedong Songo dan Umbul Sido Mukti. Tak
hanya itu, di tempat-tempat wisata pihak Pemerintah Kabupaten Semarang juga
kerap menggelar event-event budaya dan kesenian yang menjadi magnet bagi para
3
wisatawan untuk berkunjung. Kalau dilihat dari 2011-2016 ada kenaikan
wisatawan dalam negeri ke Semarang sekitar 2 juta hingga 4 juta orang. Kalau
yang wisatawan mancanegara dari 28.000 naik menjadi 110.000 orang. Dengan
kenaikan itu, kami harapkan bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Karena, semakin banyak yang berkunjung tentu akan menggerakan roda
perekonomian di Kabupaten Semarang.
Potensi Wisata dari segi ekonomi sangat memberikan dampak yang positif
bagi daerah, masyarakat sekitar dan para wisatawan itu sendiri. Pemasukan untuk
daerah yaitu dari pajak tempat wisata, karcis parkir dan karcis tiket masuk tempat
wisata. Untuk ekonomi masyarkat mendapat dari berjualan disekitar area tempat
wisata dan mendapatkan lapangan pekerjaan. Sedangkan untuk wisatawan sendiri,
mereka mendapatkan suatu sajian wisata atau tempat wisata yang memanjakan
diri.
Potensi Taman Wisata Burung Berkicau di Bandungan sangat bagus.
Karena, masyarakat di Bandungan memiliki banyak pemelihara Burung Berkicau
ada yang suka ikut Lomba ada yang hanya buat harian biasa dirumah, ada juga
yang di buat penangkaran. Setiap lomba yang diadakan dalam satu minggu sekali
di area kompetisi Gantangan Panca Laras selalu penuh dan setelah kompetisi
selesai sesuai jadwal yang sudah dikeluarkan oleh pihak panitia Gantangan Panca
Laras peserta kompetisi terkadang meminta diadakan tambahan satu kali atau dua
kali, dikarenakan banyaknya peserta dan kurang puasnya peserta atas hasil yang
didapat.
Di Bandungan belum ada Taman Wisata Burung Berkicau yang memenuhi
kebutuhan pecinta burung dan wisatawan lain. Di Bandungan baru ada tempat
kompetisi burung berkicau. Dalam upaya pengembangan pariwisata di Bandungan
yang memiliki fasilitas pendukung atau yang sepesifik untuk memenuhi
kebutuhan para wisatawan atau masyarakat luas dan mempunyai berbagai jenis
tujuan wisata. Oleh karena itu, dengan adanya wisata taman Burung Berkicau
yang bernuansa baru di Bandungan, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
objek wisata yang ada di Bandungan.
4
2. METODE
Metode pengolahan data, didapatkan dari Studi Literatur dan Survey Lokasi Site.
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan metode deskriptif kualitatif
yaitu dengan mengidentifikasi potensi yang ada di lapangan yang selanjutnya
dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan solusi konsep
design terbaik yang nantinya akan dipakai.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan site yang baik, sesuai dengan fungsi bangunan tersebut
dengan mempertimbangkan sirkulasi sekitar site, kondisi bentuk site, kemudahan
pencapaian dari jalur utama dan bangunan mudah dikenali. Berikut beberapa
pertimbangan dalam pemilihan site, sebagai berikut:
Tidak menyebabkan kemacetan di sekitar kawasan pada saat
pengunjung masuk ataupun keluar.
Terletak pada jalan yang tidak begitu ramai.
Terletak di kawasan Wisata.
Pencapaiannya sangat mudah.
Site sesuai dengan bangunan yang direncanakan.
Dari dasar pertimbangan di atas dapat tetapkan Lokasi Site berada di Jalan
Kalimosodo. Site ini memiliki Luas ±5ha dengan kontur tidak rata karena area
persawahan dengan sedikit kemiringan ±4m. Lokasi dimanfaatkan sebagai
persawahan. Karena pencapaiannya lebih mudah (berpotensi) dan dekat dengan
area wisata di Kecamatan Bandungan, tetapi tidak berada dipusatnya dan berada
di daerah yang sepi dengan wisata. Jadi, tidak mengganggu alur lalu lintas.
3.1 KONSEP ARSITEKTUR
Konsep Arsitektur merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam
merencankan sebuah bangunan maupun kawasan. Karena konsep merupakan hal
yang menentukan sebuah estetika bangunan, kenyamanannya dan keamanannya,
baik dalam hal interior maupun eksterior serta struktur dan utilitas yang
digunakan. Beberapa faktor konsep arsitektur yang diterapkan di Taman Burung
Berkicau, sebagai berikut:
Kesesuaian fungsi bangunan.
Karakteristik pemakai.
5
Kesesuaian lingkungan.
Bisa menjadi icon bangunan yang baru di kawasan Bandungan.
Konsep Bentuk pada sangkar burung menggunakan bentuk Kubah. Karena,
bentuk kubah merupakan struktur yang paling kaku dan kuat. Menggunakan atap
jarring-jaring besi agar sirkulasi udara tetap terjaga.
3.2 KONSEP LANDSCAPE
Konsep lanskap pada Taman Burung Berkicau ialah memberikan rasa nyaman
pada pengunjung dan burung yang di dalamnya. Tata Hijau dalam perencanaan
taman sangat penting dalam hal menunjang keberhasilan perencanaan Taman
Burung tersebut. Konsep Taman yang ada pada Taman Burung ini ada dua yaitu
Taman dalam Kubah dan Taman di luar Kubah.
Taman Dalam Kubah di desain dengan sealami mungkinagar menciptakan
seperti habitat aslinya Burung dan membuat kenyaman bagi Burung dan
Pengunjung. Didalam Kubah ini pengunjung bisa melihat tingkah laku burung dan
mendengarkan kicauannya. Tanaman yang digunakan dalam taman dalam kubah
ini menggunakan taman yang perdu, pohon tinggi mempunyai banyak daun agar
kenyamanan tetap terjaga. Jenis Tanaman yang digunakan pada Taman dalam
kubah ini ialah : Pohon Beringin, Pohon Ketapang, Pohon Tanjung, Pohon
Bintaro, Pohon Angsana, Pohon Bungur dan Pohon Flamboyan.
Taman Luar Kubah berbeda dengan Taman dalam kubah, di Taman Luar
Kubah lebih menggunakan vegetasi tanaman hias agar menciptakan estetika luar
yang bagus dan bisa membuat pengunjung merasa nyaman. Taman hias ini ditata
rapi diluar kubah dijadikan sebuah kelompok-kelompok dan Taman untuk
bersantai menikmati suara kicauan Burung yang memiliki karakter warna berbeda
pada setiap Taman sesuai dengan nama Taman. Jenis Tanaman yang digunakan
pada Taman dalam kubah ini ialah : Cemara Udang, Dollar, Siklok, Pok Duit-
Duit, Pucuk Merah, Kuping Gajah, Palem dan Krisan.
6
Gambar 1. Taman Dalam Kubah
Sumber: Penulis, 2019
Gambar 2. Taman Luar Kubah
Sumber: Penulis, 2019
3.3 KONSEP STRUKTUR
Struktur pada perencanaan pada Taman Burung ini dibagi menjadi dua, yaitu
Struktur Bangunan dan Struktur Sangkar Kubah. Struktur pada bangunan
menggunakan Pondasi Setempat, Kolom Beton dan Atap. Sistem struktur pada
bangunan kubah ini merupakan struktur Space Frame yang menggunakan Joint
Ball dengan rangka kulit yang menggunakan bentuk dasar segitiga. Segitiga-
segitiga tersebut dirangkai sehingga membentuk kubah yang halus dan kuat.
Segitiga tersebut terbuat dari pipa baja yang diawetkan dengan cara galvanisasi.
Gambar 3. Pipa Baja Galvanis
Sumber: https://isibangunan.com/pipa-baja-galvanis.html
7
3.4 KONSEP SIRKULASI
Sirkulasi pada Taman burung ini menggunakan konsep jalan setapak yang aman
dan nyaman. Konsep sirkkulasi pada Taman Burung menggunakan bentuk bintang
dimana bentuk bintang memiliki 5 sisi, disetiap sisi akan diberi Taman dan
Sangkar burung yang mempunyai tea berbeda. Untuk sirkulasi pada kompetisi
dibedakan dengan area Taman Burung. Sirkulasi pada Taman Burung
menggunakan konsep konsentrik yang mempunyai pusat yaitu Sangkar Burung
yang besar dan berkembang keseluruh arah yaitru sangkar kecil dan Taman.
3.5 KONSEP UTILITAS
Apar digunakan bangunan Taman Burung ini pada didalam kantor. Bentuk apar
yang digunakan ialah serbuk untuk tidak merusak isi dalam kantor.
3.6 EKSTERIOR
Gambar 1. Pintu Masuk Taman
Sumber: Penulis, 2019
Gambar 2. Mata burung
Sumber: Penulis, 2019
8
Gambar 3. Sangkar Besar
Sumber: Penulis, 2019
Gambar 4. Taman Kenari
Sumber: Penulis, 2019
4. PENUTUP
Perencanaan Taman Burung Berkicau ini memiliki beberapa Tujuan diantaranya,
1. Mewujudkan tempat wisata yang baru yang ada di Bandungan yaitu Taman
Wisata Burung Berkicau, 2. Mewujudkan sirkulasi yang nyaman untuk wisatawan
di Taman Wisata Burung Berkicau dan 3. Mewujudkan wadah atau tempat untuk
pecinta burung di Bandungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, M. (2017). Perancangan Video Promosi Wisata Umbul Sidomukti. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Aji, S. P. (2013). Adaptasi Spasial Tata Ruang Rumah Dome Di Dusun Nglepen
Prambanan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta.
9
Amanda. (2012, Desember 6). Pentingkah Taman Kota. Retrieved September 14,
2018, from Wordpress.com:
https://wisataman.wordpress.com/2012/12/06/pentingkah-taman-kota/
Darat, J. P. (1996). Pedoman Teknis Penyelanggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta:
Departemen Perhubungan.
Hayati, R. (2007). Aplikasi Peta Tematik Untuk Pariwisata (Kasus Aplikasi Peta
Lokasi Dan Waktu Tempuh Bagi Pelaku Jasa Wisata Di Kompleks Cadi
Gedong Songo Kabupaten Semarang). Semarang: Universiatas Negeri
Semarang.
Henry. (2010). Taman Kuliner di Desa Kerajinan Tembi Bantul. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Iskandar. (2015). Pemanfaatan Aneka Ragam Burung Dalam Kontes Burung
Kicau Dan Dampaknya Terhadap Konservasi Burung Di Alam. Prosiding
Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 747-752.
Maghfira, A. (2017). Kontribusi Pendapatan Usahatani Bunga Krisan Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
Munandi, A. (2013, 05 12). Cara Memahami Karakter Burung. Retrieved 10 4,
2018, from Om Kicau: https://omkicau.com/2013/12/05/cara-memahami-
karakter-burung-kicauan/
Mundofar. (2014). Penataan Koridor Sentra Industri Patung dan Ukir Desa
Mulyoharjo Kabupaten Jepara. Semarang: Universiat Diponegoro
Semarang.
Pertiwi, A. G. (2012). Pengelolaan Lanskap Taman Burung di Kawasan Wisata
Taman Mini Indonesia Indah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pratama, D. A. (2014). Dampak Hubungan Kota dan Desa dalam Perkembangan
Pariwisata di Kawasan Bandungan. Semarang: Universitas Diponegoro
Semarang.
Qomarun, E. W. (2014). Identifikasi Lansekap Elemen Softscapedan
Hardscapepada Taman Balekambang Solo. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ratnasari. (2014). Perpustakaan Anak Sebagai Sarana Sendukung Tumbuh
Kembang Anak di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Amat Jaya
Yogyakarta.
Ronald. (2016). Arkeologi Resort Hotel di Kawasan Candi Gedong Songo.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rubai. (2013). Perancangan Taman Wisata Budaya dan Seni Madura Bangkalan
di Kabupaten Bangkalan. Malang: Universitas Islam Negri Malang.
Septiyandi, O. V. (2011). Perkembangan Pasar Tradisional Bandungan dan
Dinamika Masyarakat 1998-2007. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Sukawi. (2004). Arsitektur Bizantium Pada “Dome Of The Rock”. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
Warnerin, R. (2013). Perancangan Green Park Mall di Gresik. Malang:
Universitas Islam Negri Malang.
Yanto, W. (2010). Taman Burung Surakarta Sebagai Pusat Penelitian,
Pengembangan Pendidikan Dan Pariwisata. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.