take

14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008) adalah “penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.” “Riset yang bersifat paparan ini ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti: siapa, yang mana, kapan, di mana dan mengapa” (Husein, 2002:40). Desain penelitian deskriptif ini umumnya dapat menggunakan metode studi kasus, tindak lanjut, analisis isi, kecenderungan atau korelasional (Husein, 2002). Permasalahan perilaku konsumen pada hakekatnya adalah permasalahan yang holistik, kompleks dan dinamis (Sugiyono, 2007) sehingga agar dapat memahami secara lebih mendalam serta menemukan pola, hipotesis dan teori maka metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini.

description

take

Transcript of take

Page 1: take

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008) adalah “penelitian yang

bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-

milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.” “Riset yang bersifat paparan

ini ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti:

siapa, yang mana, kapan, di mana dan mengapa” (Husein, 2002:40). Desain

penelitian deskriptif ini umumnya dapat menggunakan metode studi kasus, tindak

lanjut, analisis isi, kecenderungan atau korelasional (Husein, 2002).

Permasalahan perilaku konsumen pada hakekatnya adalah permasalahan yang

holistik, kompleks dan dinamis (Sugiyono, 2007) sehingga agar dapat memahami

secara lebih mendalam serta menemukan pola, hipotesis dan teori maka metode

kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Melalui metode kualitatif data yang

diperoleh akan lebih lengkap, mendalam dan mendetail sehingga tujuan penelitian

dapat tercapai. Data-data yang tidak tampak oleh indera, yang dapat diperoleh

melalui metode kualitatif , akan sulit diungkapkan melalui metode kuantitatif yang

bersifat empirik, terukur dan kaku (Sugiyono, 2005).

Lancaster (2005) menjelaskan bahwa terkadang metode kuantitatif dan

kualitatif dapat saling bersentuhan dan perbedaan diantara keduanya tidaklah

spesifik. Data kualitatif memang dapat dikuantitatifkan namun dalam banyak proyek

penelitian ilmu sosial, usaha mengubah data menjadi angka meskipun

Page 2: take

memungkinkan dapat mengurangi potensi kekayaan dari penelitian tersebut

(Lancaster, 2005).

Tabel 3.1 Desain Penelitian. Sumber: Penulis, 2012.

TujuanJenis

Penelitian

Metode

PenelitianUnit Analisis

Horison

Waktu

T-1 Deskriptif

Studi Pustaka,

Wawancara,

Observasi

Individu –

Konsumen

Cross

sectional

T-2 Deskriptif

Studi Pustaka,

Wawancara,

Observasi

Individu –

Konsumen

Cross

sectional

Keterangan:

T-1 : Untuk mengidentifikasi karakteristik produk cokelat yang diminati oleh

konsumen Dapur Cokelat Kelapa Gading.

T-2 : Untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading.

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di toko kue Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading yang

beralamat di Jalan Kelapa Nias Raya blok QE-1 nomor 3, Kelapa Gading, Jakarta

Utara. Penelitian dilakukan dengan durasi kurang lebih empat bulan yaitu dari Maret

hingga Juni 2012.

Page 3: take

Tabel 3.2 Rencana Penelitian. Sumber: Penulis, 2012.

III.3 Populasi Penelitian

Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan istilah yang

digunakan untuk populasi dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian

kualitatif tidak mengenal istilah populasi melainkan menggunakan istilah “situasi

sosial” (social situation) yang memiliki tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku

(actors), serta aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis dan tidak dapat

dipisahkan (Sugiyono, 2005).

Elemen situasi sosial dalam penelitian ini adalah:

1. Tempat : Toko Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading, Jakarta Utara.

2. Pelaku : Konsumen Dapur Cokelat Kelapa Gading.

3. Aktivitas : Pembelian produk cokelat.

Gambar 3.1 Situasi sosial (Social situation). Sumber: Sugiyono (2005).

Page 4: take

III.4 Sampel Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, sampel disebut sebagai nara sumber, partisipan atau

informan (Sugiyono, 2008). Lebih jauh Sugiyono (2008) menjelaskan:

“Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas.”

Dalam penelitian ini, sampelnya adalah konsumen produk cokelat di Dapur

Cokelat Kelapa Gading. Jumlah unit sampel dianggap telah memadai apabila telah

sampai kepada taraf “redundancy” yaitu apabila sampel selanjutnya tidak akan

memberikan informasi yang baru (Sugiyono, 2005). Dengan begitu, fokus peneliti

dalam hal ini adalah lengkapnya perolehan informasi yang didapat.

III.4.1 Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu probability

sampling dan non-probability sampling. Perbedaan diantara keduanya adalah

probability sampling memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen

populasi untuk menjadi sampel sedangkan non-probability sampling tidak

(Subiyanto, 1993).

Salah satu bentuk dari teknik non-probability sampling adalah teknik purposive

sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini. Definisi teknik tersebut

dijelaskan oleh Sugiyono (2005:54) seperti berikut ini:

“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.”

Page 5: take

Berdasarkan definisi tersebut maka peneliti memutuskan untuk mewawancarai

pihak manajemen Dapur Cokelat Kelapa Gading, karena sebagai pengelola yang

menangani dan berhadapan dengan konsumen setiap hari pihak manajeman memiliki

pengetahuan yang baik akan konsumen sehingga dapat memberikan data yang

akurat kepada peneliti.

Selain itu, peneliti juga akan mengambil sampel dari pihak konsumen yang

berbelanja di Dapur Cokelat Kelapa Gading sebagai elemen pelaku dari situasi

sosial. Konsumen dapat memberikan informasi yang bermakna dan mendalam

mengenai apa yang mendorong mereka melakukan pembelian. Pengambilan sampel

dilanjutkan hingga informasi yang didapat penuh dan tidak ada informasi baru lagi.

III.5 Jenis Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dengan konsumen

Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading, wawancara dengan supervisor Dapur

Cokelat cabang Kelapa Gading serta observasi langsung ke toko tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain

maupun literatur. Studi kepustakaan dilakukan guna memperoleh data sekunder

yang mendukung penelitian.

Page 6: take

III.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini ditriangulasikan dengan menggunakan

dan mengkombinasikan lebih dari satu teknik pengumpulan data yang berbeda demi

keabsahan data yang diperoleh (Lancaster, 2005).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu:

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data pertama-tama dilakukan melalui pengkajian literatur untuk

mengungkapkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Teori serta hasil

penelitian sebelumnya oleh ahli ditelaah dan dipaparkan untuk memberikan

gambaran besar akan topik penelitian yang dikaji. Penelitian ini banyak

mempergunakan referensi dari buku teks perilaku konsumen dan pemasaran yang

ditulis oleh Solomon, Philip Kotler, James Engel, serta Neal, Quester dan Hawkins.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara memungkinkan peneliti untuk

menyelidiki persepsi dan perspektif informan (Daymon dan Holloway, 2008). Jenis

wawancara yang digunakan didalam penelitian ini adalah wawancara semi-

terstruktur atau wawancara terfokus. Pertanyaan-pertanyaan disiapkan sebelumnya

dalam panduan wawancara dengan fokus pada permasalahan yang dibahas namun

dapat berkembang sesuai dengan respon informan. Pertanyaan – pertanyaan yang

digunakan didalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran di akhir laporan

ini.

Page 7: take

3. Observasi

Teknik observasi adalah mengumpulkan data langsung dari lapangan dengan

mengandalkan pengamatan peneliti (Semiawan, 2007). Observasi menyaratkan

pencatatan dan perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak, dan

perilaku-perilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu, bukan seperti yang

mereka ingat, diceritakan kembali, dan digeneralisasikan oleh partisipan itu sendiri

(Daymon dan Holloway, 2008). Karena seringkali ada perbedaan antara apa yang

dikatakan orang dengan apa yang sebenarnya terjadi maka observasi digunakan

sebagai alat pembanding yang dapat mengkonfirmasi maupun membantah

pernyataan partisipan.

Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipatif. Tipe

partisipasi yang digunakan adalah partisipasi pasif (passive participation) dimana

peneliti datang ke tempat dimana objek melakukan kegiatan namun tidak ikut serta

melakukan kegiatan tersebut.

Grove dan Fisk mengungkapkan bahwa metode pengambilan data

observasional sangat tepat untuk mengukur fenomena-fenomena yang terkait dengan

pengalaman partisipan, misalkan pengalaman dalam mengkonsumsi jasa, selain itu

metode ini juga memberikan gambaran informasi dunia nyata (seperti yang dikutip

Zulganef, 2008). Mereka menyatakan bahwa pelayanan sulit untuk diinvestigasi

menggunakan metode penelitian tradisional sementara metode observasi dapat

menangkap proses natural dari fenomena pelayanan pada saat interaksi terjadi

(Grove dan Fisk, 1992).

Page 8: take

Lebih lanjut Grove dan Fisk (1992) mendeskripsikan empat keuntungan yang

diperoleh bila menggunakan metode pengumpulan data observasional dalam

penelitian jasa:

1. Melengkapi metode pengambilan data tradisional

2. Menjadi sarana dalam mengungkapkan ataupun menguji hipotesis

3. Memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap suatu fenomena

4. Menyajikan informasi mengenai fenomena yang muncul dalam kondisi alamiah

Menurut sifatnya data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yaitu data yang tidak berbentuk angka sedangkan menurut sumbernya data tersebut

merupakan data eksternal yaitu data yang didapat dari luar perusahaan (Supranto,

2001).

Menurut waktu pengumpulannya, data ini merupakan cross section data yaitu

“data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan

atau kegiatan pada waktu yang bersangkutan baik hari, minggu, bulan, kwartal

maupun tahun” (Supranto, 2001). Observasi langsung penelitian ini dilaksanakan

selama tujuh hari dari tanggal 8 Juni 2012 hingga 14 Juni 2012.

III.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data kualitatif yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan

konsep metode analisis yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman (1994). Metode

tersebut mengemukakan bahwa terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification) (Miles dan Huberman,

1994; Emzir, 2010).

Page 9: take

Reduksi data memiliki penjelasan seperti yang dijelaskan oleh Miles dan

Huberman (1994:10) berikut ini: “Data reduction refers to the process of selecting,

focusing, simplifying, abstracting, and transforming the data that appear in written-

up field notes or transcriptions.” (Reduksi data merujuk kepada proses menyeleksi,

memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang

terdapat pada catatan lapangan maupun transkrip).

Penyajian data merupakan proses pengorganisasian data sehingga tersaji

menjadi informasi yang runut dan dapat berupa grafik, diagram, matriks dan jaringan

(Miles dan Huberman, 1994).

Aktivitas analisis yang ketiga adalah penarikan kesimpulan. Pada saat memulai

pengumpulan data, peneliti mulai memperhatikan adanya keteraturan, pola maupun

penjelasan. Pada akhirnya kesimpulan ditarik sesuai dengan sifat data yang telah

dikumpulkan (Miles dan Huberman, 1994).