TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN...

18
PANDUAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI PERKEMBANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 2016

Transcript of TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN...

Page 1: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

PANDUAN PELAKSANAAN

MONITORING DAN EVALUASI PERKEMBANGAN DESA

TAHUN ANGGARAN 2016

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

2016

Page 2: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa adalah

desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Menurut Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 mengenai

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan merupakan dokumen strategis yang

memuat rencana pembangunan yang harus dilakukan oleh Pemerintah selama kurun

waktu tersebut, dimana dijelaskan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi mempunyai sasaran pembangunan desa yang harus

dicapai yaitu mengurangi jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa (1.000 desa per

tahun) dan meningkatkan jumlah desa mandiri setidaknya 2.000 desa (400 desa per

tahun).

Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang penyusunannya diinisiasi oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 merupakan instrumen untuk melihat tingkat

perkembangan desa di Indonesia, dan instrumen dalam penentuan kebijakan

perencanaan pembangunan desa serta monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan

desa dan pengukuran pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2015-2019 di

Indonesia. Pengukuran IPD bersifat village spesific, yang dibangun dari 2 sumber data

yaitu data Potensi Desa (Podes) tahun 2014 yang diinisiasi oleh Badan Pusat Statsik

(BPS pada bulan April 2014 dan Permendagri RI Nomor 39 Tahun 2015 tentang kode

dan data wilayah administrasi pemerintahan, dengan kesimpulan 2.898 desa termasuk

dalam kategori desa mandiri, 50.763 desa berkembang dan 20.432 desa tertinggal.

Page 3: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Perkembangan teknologi di bidang spasial mendukung kemudahan dalam

penyajian serta analisis suatu permasalahan. Aplikasi GIS menjadi salah satu

perkembangan teknologi yang menjadi pusat perhatian di beberapa Kementerian saat

ini, yang diwujudkan dalam bentuk Geoportal, saat ini Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi sedang mengembangkan

aplikasi GIS yang dapat digunakan untuk analisis perkembangan Desa sehingga dapat

memudahkan proses pengambilan kebijakan dalam menentukan strategi perencanaan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan monitoring dan evaluasi perkembangan adalah :

a. Mengetahui tingkat perkembangan desa dalam kurun waktu 2 tahun sejak

dikeluarkannya status/kategori desa berdasarkan nilai Indeks Pembangunan

Desa (IPD) di empat kabupaten terpilih.

b. Melakukan sosialisasi aplikasi Desa Online, E-government, pedoman

pengelolaan Data dan Informasi Desa, Desa Tertinggal dan Transmigrasi.

c. Melakukan uji coba terhadap penggunaan model monitoring dan evaluasi

perkembangan desa.

1.3. Sasaran

a. Teridentifikasi dan tersedianya data-data indikator yang menjadi penilaian

Indeks Pembangunan Desa (IPD).

b. Teridentifikasinya data desa yang mengalami perkembangan dalam kurun

waktu 2 tahun, desa yang mengalami peningkatan status dari desa berstatus

tertinggal menjadi berkembang serta desa berstatus berkembang menjadi

mandiri.

c. Tersosialisasikannya aplikasi Desa Online, pedoman E-government dan

pedoman pengelolaan Data dan Informasi Desa, PDT dan Transmigrasi.

d. Termanfaatkannya model monitoring dan evaluasi perkembangan desa.

Page 4: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

1.4. Manfaat

a. Membantu pemerintah dalam merencanakan pembangunan desa, monitoring

dan evaluasi kinerja pembangunan desa

b. Melihat hasil pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2015-2019

c. Mengetahui aplikasi Desa Online, pedoman E-Government dan pengelolaan

Data dan Informasi Desa, PDT dan Transmigrasi.

1.5. Sumber Pendanaan

Sumber dana yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan ini dibebankan

pada APBN-DIPA Satuan Kerja Pusat-Pusat di Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.

1.6. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pembuatan monitoring dan evaluasi perkembangan

desa, meliputi :

a. Penyusunan Panduan pelaksanaan monitoring dan evaluasi perkembangan

desa.

b. Penyusunan surat penugasan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan,

Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.

c. Pengumpulan data.

d. Pengolahan dan penganalisisan data.

e. Penyusunan laporan.

Page 5: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2. 1 Metodologi

Metodologi pelaksanaan kegiatan ini adalah survei melalui wawancara dengan

stakeholder terkait.

2.2 Tahapan Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait melalui instansi Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah di setiap Kabupaten terpilih.

b. Menyusun formulir isian dan buku petunjuk pengisiannya (lampiran 1).

c. Menentukan wilayah administrasi lokasi pengambilan data. Penentuan

wilayah administrasi lokasi pengambilan data dilakukan secara acak, hingga

diperoleh 4 kabupaten di Indonesia, yaitu :

1. Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat

2. Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

3. Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah

4. Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan

d. Penyusunan Data Atribut dan Data Spasial

Data atribut yang dimaksud dalam hal ini adalah data IPD yang

meliputi data dasar administrasi wilayah (ID Provinsi, Nama Provinsi, ID

Kabupaten, Nama Kabupaten, ID Kecamatan, Nama Kecamatan, ID Desa,

Nama Desa) dan data indikator, variabel, dimensi, nilai IPD dan

status/kategori desa berdasarkan nilai IPD. ID Provinsi, Nama Provinsi, ID

Kabupaten, Nama Kabupaten, ID Kecamatan, Nama Kecamatan, ID Desa,

Nama Desa dibuat berdasarkan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015.

Sedangkan Indikator, Variabel, Dimensi serta perhitungan dan penetapan

kategori/status desa berdasarkan Permendagri Nomor 39 Tahun 2014.

Page 6: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Penyusunan data spasial digunakan dalam rangka penyajian informasi di

aplikasi GIS yang berbasis spasial. Data spasial akan digabungkan dengan

data atribut IPD sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis

perkembangan desa. Data spasial yang digunakan mengacu pada shapefile

skala 1:250.000 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun

2014. Alat yang digunakan untuk menggabungkan antara data spasial dan

data atribut adalah dengan menggunakan aplikasi ArcGIS. Hasil yang

diharapkan adalah data spasial wilayah kabupaten terpilih yang di dalamnya

juga berisikan data atribut Indeks Pembangunan Desa (IPD). Data atribut

penggunaan desa tersebut nantinya akan diberikan intervensi pada indikator

yang bernilai 0. Dari aplikasi tersebut kemudian diupload dan disimpan di

server yang sudah disiapkan di geoportal Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan alamat URL

www.peta.kemendesa.go.id.

e. Temu Kerja

Penyampaian (sosialisasi) monitoring dan evaluasi perkembangan

desa meliputi penyerahan buku panduan pelaksanaan monitoring dan

evaluasi perkembangan desa dan formulir isian data dan informasi desa,

manual guide penggunaan aplikasi GIS yang digunakan sebagai sarana

dalam perhitungan, analisis serta perkembangan desa. Sosialisasi diberikan

kepada seluruh tim yang nantinya akan dikirim untuk melaksanakan

monitoring dan evaluasi perkembangan desa. Hal ini bertujuan agar seluruh

tim dapat mengetahui esensi, tujuan, prosedur pengumpulan data dan

pengolahan data dari kegiatan ini.

f. Pengumpulan Data Primer

Survei dan pengumpulan data primer meliputi :

1. Pengisian formulir isian data dan informasi desa penyusun indikator nilai

Indeks Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Tim Balilatfo yang bekerja

sama dengan pihak Bappeda. Sebelum melakukan pengisian pihak

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi

yang diwakili oleh Pusat Data dan Informasi melakukan koordinasi dan

Page 7: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

penyampaian kegiatan terhadap pihak Bappeda Kabupaten agar data

yang diperlukan sudah disiapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar

didapatkan data yang tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

2. Pengumpulan data spasial berupa peta desa skala 1:5000 atau skala lain

yang ada di masing-masing kabupaten. Data spasial ini memiliki peranan

penting sebagai database yang dapat digunakan oleh Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Database peta desa

skala 1:5000 dapat disajikan pada aplikasi GIS di Geoportal Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan diakses

oleh pengguna secara umum.

g. Pengolahan Data dan Penyajian

1. Pengolahan hasil pengisian formulir isian data dan informasi desa nilai

Indeks Pembangunan Desa (IPD) dilakukan dengan menilai ketersediaan

komponen di masing-masing indikator sehingga diperoleh nilai indikator

antara 0-5 (berdasarkan panduan yang telah dibuat oleh BAPPENAS).

Dari nilai indikator tersebut dilakukan evaluasi dari nilai nilai indikator yang

sudah ada di tahun 2014 apakah bertambah atau berkurang. Nilai

indikator tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi nilai IPD dan

status/kategorinya. Perhitungan yang digunakan berdasarkan perhitungan

yang digunakan oleh BAPPENAS.

2. Perhitungan tersebut kemudian dibuat model buildernya dan disajikan

menggunakan aplikasi GIS dan dipublikasikan melalui geoportal

Kementerian Desa, PDTT dengan alamat URL

www.peta.kemendesa.go.id.

h. Pelaporan

Pembuatan laporan berupa laporan pengolahan, laporan analisis dan

laporan penyajian.

Page 8: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

2.3 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa

dilaksanakan dalam waktu sembilan belas hari pada Tahun Anggaran 2016, dengan

jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO URAIAN KEGIATAN

Bulan Oktober Bulan

November

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4

1 Tahap Persiapan

Sab

tu

Min

gg

u

Sab

tu

Min

gg

u

Penyusunan Jadwal

Pembuatan Panduan Pelaksanaan Pekerjaan

Persiapan administrasi, hardware software,

personil, dan peralatan

Koordinasi dengan pihak terkait

3 Penyusunan formulir isian dan buku petunjuk

Pembuatan checklist/kuisioner formulir isian

data dan informasi desa.

Pengerjaan dan pencetakan buku petunjuk

4 Penentuan wilayah administrasi lokasi pengambilan

data

Pemilihan Kabupaten

Pemilihan desa yang memiliki status tertinggal

dan berkembang

5 Penyusunan data atribut dan data spasial

Penyusunan data atribut

Penyusunan data spasial

Penggabungan data atribut dan data spasial

6 Temu Kerja

Penyampaian atau sosialisasi kepada Tim

7 Tahap Pengumpulan Data Primer

Pengisian formulir isian data dan informasi

desa penyusun indikator nilai IPD

Pengumpulan peta desa skala 1:5000

5 Tahap Pengolahan Data dan Penyajian

Rekapitulasi hasil pengisian formulir isian data

dan informasi desa

Penerapan hasil pengisian formulir isian data di

aplikasi GIS

Penyusunan Laporan Pengolahan, Analisis dan

Penyajian.

Page 9: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

2.4 Personil

Personil dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa dibagi

menjadi lima tim berdasarkan Kabupaten yang akan dikunjungi. Berikut adalah daftar

personil dalam kegiatan ini :

Tabel 2. Daftar Tim dan Personil

Tim Personil

Tim 1 (Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat)

1. Suparman 2. Sartono 3. Anton Tri Susilo 4. Septina Nurhayati 5. Dibba Reymita

Tim 2 (Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat)

1. Jajang Abdullah 2. Herwini Susi 3. Arthianto Maliki 4. Ria Fajarianti 5. Zainul Askar

Tim 3 (Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah)

1. Anto Pribadi 2. Budijarti Dwiputranti 3. Widyanto Ramadhan 4. Irda Hayati 5. Nur Fajriah

Tim 4 (Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan)

1. Helmiati 2. Elly Sarikit 3. Alfandi Pramandaru 4. Dwi Cahyo Bani 5. Cindy Dantie Ladya

Page 10: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III

PRODUK YANG DIHASILKAN

Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah :

a. Laporan Pengolahan

Laporan pengolahan menjelaskan hasil survei lapangan berupa

penentuan nilai skor 0-5 di setiap indikator penyusun Indeks Pembangunan Desa

(IPD). Nilai skor inilah yang nantinya akan digunakan untuk analisis

perkembangan desa.

b. Laporan Analisis

Laporan analisis menjelaskan mengenai perubahan status/kategori

berdasarkan nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang diperoleh dari hasil

perhitungan skor di setiap indikator. Analisis ini menggambarkan status/kategori

desa yang mengalami perubahan maupun yang tetap seperti saat pertama kali

IPD dikeluarkan pada tahun 2014. Selain itu, analisis ini berfungsi untuk

menentukan arah strategi kebijakan dalam merencanakan prioritas kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status/kategori desa

tertinggal menjadi desa berkembang, dan desa berkembang menjadi desa

mandiri.

c. Laporan Penyajian

Laporan ini menjelaskan mengenai tata cara penggunaan aplikasi GIS

(dalam hal ini Geoportal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi dengan alamat URL www.peta.kemendesa.go.id ) sebagai

wahana untuk menyajikan hasil pengolahan serta analisis dari kegiatan

monitoring dan evaluasi perkembangan desa.

Page 11: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV

PENUTUP

Demikian panduan pelaksanaan dibuat untuk dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi perkembangan desa.

Jakarta, Oktober 2016

Page 12: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN 1. KONDISI STATUS DESA PER

KABUPATEN DI LOKASI PENGAMBILAN

DATA BERDASARKAN NILAI IPD

Page 13: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Dari empat kabupaten tersebut, yang menjadi prioritas pengambilan data adalah 5

desa dengan status tertinggal atau berkembang. Dari lima desa tersebut fokus

pengambilan data adalah pada indikator yang memiliki nilai 0, tetapi tidak

mengesampingkan indikator lain. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai status

desa dan jumlahnya yang berada di setiap kabupaten yang akan dilakukan

pengumpulan datanya.

1. Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Bandung Barat yang terletak di Provinsi Jawa Barat terdiri dari 41

Kecamatan dan 165 Desa. Dari 165 desa tersebut terbagi 32 desa berstatus

mandiri, 130 berstatus berkembang dan 3 desa berstatus tertinggal. Target

pengumpulan data 5 desa tertinggal atau berkembang akan dipilih secara acak dan

menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan

intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Berkembang dan Mandiri.

Tabel 1. Daftar desa di Kabupaten Bandung Barat dan status desa berdasarkan IPD

No Kecamatan

Status Desa Jumlah Desa Mandiri Berkembang Tertinggal

1 Batujajar 4 3 0 7

2 Cihampelas 4 6 0 10

3 Cikalongwetan 4 9 0 13

4 Cililin 1 10 0 11

5 Cipatat 2 9 1 12

6 Cipeundeuy 2 10 0 12

7 Cipongkor 1 13 0 14

8 Cisarua 4 4 0 8

9 Gununghalu 4 5 0 9

10 Lembang 2 14 0 16

11 Ngamprah 1 10 0 11

12 Padalarang 0 9 1 10

13 Parongpong 0 6 1 7

14 Rongga 1 7 0 8

15 Saguling 2 4 0 6

16 Sindangkerta 0 11 0 11

Jumlah 32 130 3 165

Page 14: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

2. Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Garut yang terletak di Provinsi Jawa Barat terdiri dari 41

Kecamatan dan 421 Desa. Dari 421 desa tersebut terbagi 24 desa berstatus

mandiri, 379 berstatus berkembang dan 18 desa berstatus tertinggal. Target

pengumpulan data 5 desa tertinggal akan dipilih secara acak dan menganalisis

indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan intervensi agar

status desanya naik menjadi Desa Berkembang.

Tabel 2. Daftar desa di Kabupaten Garut dan status desa berdasarkan IPD

No Kecamatan Status Desa Jumlah

Desa Mandiri Berkembang Tertinggal

1 Banjarwangi 0 7 4 11

2 Banyuresmi 1 14 0 15

3 Bayongbong 0 18 0 18

4 Bl. Limbangan 1 13 0 14

5 Bungbulang 0 12 1 13

6 Caringin 0 6 0 6

7 Cibalong 0 9 2 11

8 Cibatu 1 10 0 11

9 Cibiuk 0 5 0 5

10 Cigedug 0 5 0 5

11 Cihurip 0 4 0 4

12 Cikajang 2 10 0 12

13 Cikelet 1 9 1 11

14 Cilawu 3 15 0 18

15 Cisewu 0 7 2 9

16 Cisompet 0 10 1 11

17 Cisurupan 2 15 0 17

18 Kadungora 1 13 0 14

19 Karangpawitan 1 15 0 16

20 Karangtengah 0 4 0 4

21 Kersamanah 1 5 0 6

22 Leles 0 12 0 12

23 Leuwigoong 0 8 0 8

24 Malangbong 1 23 0 24

25 Mekarmukti 0 5 0 5

26 Pakenjeng 0 13 0 13

27 Pameungpeuk 2 4 2 8

28 Pamulihan 0 4 1 5

29 Pangatikan 0 8 0 8

30 Pasirwangi 0 12 0 12

Page 15: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

No Kecamatan Status Desa Jumlah

Desa Mandiri Berkembang Tertinggal

31 Peundeuy 0 4 2 6

32 Samarang 1 12 0 13

33 Selaawi 0 7 0 7

34 Singajaya 0 9 0 9

35 Sucinaraja 0 7 0 7

36 Sukaresmi 0 7 0 7

37 Sukawening 1 10 0 11

38 Talegong 0 5 2 7

39 Tarogong Kaler 2 10 0 12

40 Tarogong Kidul 2 5 0 7

41 Wanaraja 1 8 0 9

Jumlah 24 379 18 421

3. Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Wonogiri yang terletak di Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 25

Kecamatan dan 251 Desa. Dari 251 desa tersebut terbagi 13 desa berstatus

mandiri, 237 desa berkembang dan 1 desa tertinggal akan dipilih secara acak dan

menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan

intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Berkembang.

Tabel 3. Daftar desa di Kabupaten Wonogiri dan status desa berdasarkan IPD

No Kecamatan Status Desa Jumlah

Desa Mandiri Berkembang Tertinggal

1 Baturetno 1 12 0 13

2 Batuwarno 0 7 0 7

3 Bulukerto 0 9 0 9

4 Eromoko 1 12 0 13

5 Girimarto 0 12 0 12

6 Giritontro 0 5 0 5

7 Giriwoyo 0 14 0 14

8 Jatipurno 0 9 0 9

9 Jatiroto 0 13 0 13

10 Jatisrono 2 13 0 15

11 Karangtengah 0 5 0 5

12 Kismantoro 0 8 0 8

13 Manyaran 1 4 0 5

14 Ngadirojo 1 8 0 9

15 Nguntoronadi 0 9 0 9

16 Paranggupito 0 7 1 8

Page 16: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

No Kecamatan Status Desa Jumlah

Desa Mandiri Berkembang Tertinggal

17 Pracimantoro 2 15 0 17

18 Puhpelem 0 5 0 5

19 Purwantoro 0 13 0 13

20 Selogiri 3 7 0 10

21 Sidoharjo 1 9 0 10

22 Slogohimo 0 15 0 15

23 Tirtomoyo 0 12 0 12

24 Wonogiri 1 8 0 9

25 Wuryantoro 0 6 0 6

Jumlah 13 237 1 251

4. Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan

Kabupaten Jeneponto yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari

11 Kecamatan dan 82 Desa. Dari 82 desa tersebut secara keseluruhan memiliki

status desa berkembang. Target pengumpulan data 5 desa akan dipilih secara acak

dan menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan

intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Mandiri.

Tabel 4. Daftar desa di Kabupaten Jeneponto dan status desa berdasarkan IPD

No Kecamatan Status Desa

(Berkembang) Jumlah Desa

1 Arungkeke 7 7

2 Bangkala 10 10

3 Bangkala Barat 7 7

4 Batang 4 4

5 Binamu 1 1

6 Bontoramba 11 11

7 Kelara 5 5

8 Rumbia 12 12

9 Tamalatea 6 6

10 Tarowang 8 8

11 Turatea 11 11

Jumlah 82 82

Page 17: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN 2. FORMULIR ISIAN

Page 18: TAHUN ANGGARAN 2016 - balilatfo.kemendesa.go.id · TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN 3. MODUL INDEKS

PEMBANGUNAN DESA (IPD)