Tahapan Proses Perubahan Sektor Pertanian
-
Upload
ady-trynugraha -
Category
Documents
-
view
365 -
download
47
Transcript of Tahapan Proses Perubahan Sektor Pertanian
Pertanian Tradisional
Pertanian Tradisional adalah pertanian yang akrab lingkungan karena tidak
memakai pestisida.Akan tetapi,produksinya tidak mampu mengimbangi
kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah.Untuk
mengimbangi kebutuhan pangan tersebut,perlu diupayakan peningkatan produksi
yang kemudian berkembang system pertanian konvensional.
Ciri-ciri pertanian tradisonal, yaitu :
1. Produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu, dua
atau beberapa tanaman saja yang di jadikan sumber pokok bahan
makanannya.
2. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan
peralatan yang sangat sederhana
3. Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali
4. Tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor dominan
5. Pertanian tradisional bersifat tidak menentu
Jenis-jenis pertanian tradisional,yaitu:
Pertanian pindah
Pertanian kebun kecil (sara diri)
Pertanian ladang
Pertanian Pindah
Ciri-ciri utama :
Diusahakan oleh orang asli di kawasan pedalaman Sarawak, Sabah dan
Semenanjung Malaysia.
Tanaman yang diusahakan adalah tanaman kering seperti padi huma,
keledek, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Menggunakan cara-cara penanaman dan peralatan tradisional (kaedah
primitif) seperti cangkul, tugal, kapak, parang dan batang kayu.
1
Hasil tanaman adalah untuk kegunaan sendiri.
Diusahakan oleh ahli keluarga sendiri.
Petani akan berpindah ke kawasan baru apabila kesuburan tanah yang
telah di-tinggalkan akan ditumbuhi oleh hutan belukar (hutan
sekunder)
Peringkat kerja dalam pertanian pindah
Hutan dibersihkan dan dibakar. Abunya dijadikan baja tanah.
Tanaman ditanam oleh ahli keluarga gunakan alat dan cara penanaman
tradisional dan mudah.
Hasil tanaman dituai oleh ahli keluarga gunakan alat tradisional.
Berpindah ke kawasan lain yang lebih subur - keburukannya kawasan
yang ditinggalkan ditumbuhi belukar.
Revolusi Hijau
Revolusi hijau atau revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok
tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi
produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas
gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan
revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian
dan eksperimen bibit unggul.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan
Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan
kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak
seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian.
Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16,
32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret
hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut,
yaitu:
2
1. gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan
jumlah kelahiran.
2. gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
Upaya meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai
berikut.
1. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
2. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern
seperti bajak dan mesin penggiling.
3. Penggunaan pupuk-pupuk baru.
4. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya
dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan
fungisida.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya
peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1. Intensifikasi Pertanian Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan
produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani
(pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan
pemberantasan hama).
2. Ekstensifikasi Pertanian Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan
produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar
Pulau Jawa.
3. Diversifikasi Pertanian Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan
produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan
sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang,
jagung, dan sebagainya).
4. Rehabilitasi pertanian Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan
produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas
sumber daya pertanian yang sudah kritis.
3
Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.
1. Penanaman yang terus menerus.
2. Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3. Erosi karena penebangan liar.
4. Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut.
1. Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
2. Melakukan tebang pilih.
3. Pembibitan kembali.
4. Penanaman sejuta pohon.
5. Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
6. Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).
Keuntungan Revolusi Hijau
Adapun keuntungan dari adanya Revolusi Hijau, adalah berikut ini.
1. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
2. Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
3. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan
petani.
4. Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil
dalam swasembada pangan.
Kelemahan Revolusi Hijau
Sedangkan kelemahan dari Revolusi Hijau adalah berikut ini:
1. Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
2. Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
3. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
4. Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan
mesin
4
Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip
ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya. Pertanian
berkelanjutan telah didefinisikan sebagai sebuah sistem terintegrasi antara praktek
produksi tanaman dan hewan dalam sebuah lokasi dan dalam jangka panjang
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia
2. Meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan
kebutuhan ekonomi pertanian
3. Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara sangat efisien
4. Menggunakan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara
terintegrasi, dan memanfaatkan pengendalian dan siklus biologis jika
memungkinkan
5. Meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan
5
Tahapan proses perubahan sektor pertanian.
Perbedaan dalam tujuan
- Shifting Cultivation
o Petani akan berpindah ke kawasan baru apabila kesuburan tanah
yang telah di-tinggalkan akan ditumbuhi oleh hutan belukar (hutan
sekunder)
o Berpindah ke kawasan lain yang lebih subur - keburukannya
kawasan yang ditinggalkan ditumbuhi belukar
o Melestarikan budaya yang turun temurun
- Pertanian Tradisional Menetap
o Menciptakan pertanian yang ramah lingkungan
o Menghemat pengeluaran dengan menggunakan alat-alat yang
bersifat tradisional
o Menjaga kesuburan tanah
- Revolusi Hijau
o meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan
eksperimen bibit unggul
6
Sistem Perladangan Berpindah(Shifting
Cultivation)
Pertanian Tradisional Menetap
Revolusi HijauAgribisnis
Pertanian Berlanjut
o Merevolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih
unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa
dampak tingginya hasil panen
o cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern
untuk meningkatkan produktivitas pertanian
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Meningkatkan atau mempertahankan produktifitas tanah
Perbedaan dalam budaya
- Shifting Cultivation
o Tipe pertanian seperti ini dilakukan sekelompok orang yang
berpindah bersama dengan hewan yang mereka budidayakan.
Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti
musim demi mencari pakan hijau bagi hewan mereka. Biasanya
mereka memelihara sapi, domba, kambing, unta, dan yak untuk
memproduksi susu, kulit, daging, dan wool. Mereka juga seringkali
membawa alat pemrosesan hasil ternak yang sederhana, misal
untuk memproduksi keju. Cara hidup seperti ini umum dilakukan
di Asia Tengah dan Asia Barat, India, Afrika Timur dan Barat
Daya, dan Eurasia bagian utara. Contoh kaum penggembala
nomaden adalah Bhotiya dan Gujjar di Himalaya
Cara:
o Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah
dan sisa-sisa tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di
permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama
masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal
tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal
o Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah,
hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa
tanaman dibiarkan pada permukaan tanah
7
o Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan
memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah
atau dengan melintangkan pohon yang tidak terbakar (logs) dan
alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah
menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman
menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan
menghindarkan pengangkutan tanah.
- Pertanian Tradisional Menetap
o Pertanian Tradisional adalah pertanian yang akrab lingkungan
karena tidak memakai pestisida
o Pemukiman tetap karena lading pertanian menetap
o Umumnya ditanami juga bermacam jenis tanaman, antara lain
sayuran, buah-buahan, tanaman obat-obatan dan khusus di dekat
rumah, umumnya ditanam beraneka jenis tanaman hias
- Revolusi Hijau
o Revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan
ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi,
jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen
o Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama,
misalnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida,
herbisida, dan fungisida
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Menggunakan bahan-bahan produksi yang bersifat alami / tanpa
pestisida
o Menggunakan bibit yang bukan berasal dari rekayasa genetik
Pembiayaan
- Shifting Cultivation, penggunaan biaya produksi sangat kecil
- Pertanian Tradisional Menetap, biaya produksi murah karena alat-alatnya
yang tradisional
8
- Revolusi Hijau, biaya produksi sangat mahal karena menggunakan
teknologi modern, seperti traktor maupun penggunaan rekayasa genetic
untuk mendapatkan varietas baru.
- Agribisnis Pertanian Berlanjut, biaya produksi pada awal cenderung mahal
karena memerlukan lahan yang sangat luas ditambah lagi dengan
pendapatan di awal penjualan yang sangat sedikit. Akantetapi bila diamati
secara jangka panjang maka keuntungan akan sangat menggiurkan.
Teknologi
- Shifting Cultivation
o Alat-alat pertanian tradisional dan sederhana
o Biasanya, penduduk yang membudayakan pertanian seperti ini
membawa alat pemrosesan hasil ternak yang sederhana, misal
untuk memproduksi keju
- Pertanian Tradisional Menetap
o Menggunakan alat-alat pertanian yang tradisional, walaupun
terkadang alat-alatnya merujuk pada pertanian konvensional
- Revolusi Hijau
o Menggunakan alat-alat pertanian yang bersifat modern, seperti
bajak dan mesin penggiling
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Teknik mekanis tidak jauh berbeda dengan pertanian tradisional
o Tidak menggunakan pupuk anorganik
Komoditas dan produksinya
- Shifting Cultivation
o Tanaman yang diusahakan adalah tanaman kering seperti padi
huma, keledek, sayur-sayuran dan buah-buahan.
- Pertanian Tradisional Menetap
o Pada umumnya produk pertanian ini menghasilkan makanan
pokok, seperti jagung, umbi, beras, gandum dan lainnya.
9
- Revolusi Hijau
o Seluruh jenis produk pertanian, pada umumnya sama dengan hasil
produk pakan pokok dengan hasil rekayasa genetik. Sehingga lebih
unggul kualitasnya. Namun kini beberapa hasil buah-buahan
maupun sayuran sudah memiliki produk varietas unggul.
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Seluruh jenis pertanian yang dibudidayakan dengan cara organic,
dengan prinsip pertanian berkelanjutan juga.
o Produk yang dihasilkan memiliki harga yang lebih mahal dari
produk biasanya, karena diolah secara organic dan lebih sehat
karena bebas pestisida.
Pasar
- Shifting Cultivation
o Karena pada umumnya dibudayakan oleh warga yang mengikuti
tradisi nenek moyangnya, pasar pada system pertanian ini biasanya
subsisten. Sehingga bergantung pada penduduknya itu sendiri.
- Pertanian Tradisional Menetap
o Pertanian menetap dan pada umumnya terletak dekat dengan
pemukiman warga / desa. Sehingga warga itu sendirilah yang
membuat kegiatan jual beli produk pertanian tersebut. Pasarnya
dapat berupa pasar atau took yang didirikan oleh petani itu sendiri
- Revolusi Hijau
o Pada awalnya untuk meningkatkan produksi pangan karena
lonjakan penduduk, sehingga sekarang pasarannya sudah
menyebar, tidak hanya pada 1 pemukiman / desa saja, tapi diluar
itu pun harus diproduksi. Karena pertanian ini tidak jauh berbeda
dengan pertanian konvensional, sehingga pasarnya dapat
ditemukan di pasar-pasar tradisional, supermarket ataupun toko
petani itu sendiri
10
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Karena harganya yang cenderung lebih mahal, sehingga
pasarannya lebih memfokuskan pada masyarakat kalangan atas.
Biasanya terdapat di supermarket khusus buah organic,
supermarket biasa ataupun toko petani itu sendiri.
Resiko
- Shifting Cultivation
o Kurang memelihara kesuburan tanah
o Bila berpindah, lading yang ditinggal bukan lading untuk ditanam
lagi.
- Pertanian Tradisional Menetap
o Sangat mengandalkan musim hujan sebagai perairan
- Revolusi Hijau
o Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
o Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
o Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang
berlebihan.
o Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia
digantikan mesin.
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Memberantas hama secara manual, mekanis ataupun dengan
pestisida buatan.
o Serangan hama pada awalnya sangat besar
o Harus sering mengontrol lahan karena pengontrolan pada serangan
hama
Ketergantungan terhadap pihak lain
- Shifting Cultivation
11
o Sangat bergantung pada lahan yang baru dan jumlah penduduk itu
sendiri sebagai petani dan konsumen
- Pertanian Tradisional Menetap
o Bergantung pada warga sekitar sebagai produsen dan konsumen
o Bergantung pada iklim dan cuaca yang sedang berlangsung.
- Revolusi Hijau
o Bergantung pada teknologi baru untuk terus menciptakan varietas
yang lebih unggu lagi
- Agribisnis Pertanian Berlanjut
o Biasanya disubsidi oleh pemerintah. Sehingga biaya produksi
sangat bergantung dengan subsidi tersebut
12
Daftar Pustaka
- Id.wikipedia.org (diakses pada tanggal 16 September 2013)
- Supli Effendi Rahim, Pengelolaan Berkelanjutan pada Sumberdaya Lahan
melalui Sistem Pertanian Terpadu, Universitas Sriwijaya, Jurnal PSL
Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, Lingkungan & Pembangunan, Vol.
19 Nomor 2, 1999.
- Soemarwoto, O, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan; Bandung;
Penerbit Djambatan, Cetakan Pertama, 1985
13