TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
-
Upload
ridwan-munir -
Category
Documents
-
view
252 -
download
11
Transcript of TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 1/179
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 2/179
PERAN KENABIAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Oleh: Nur Rofiq
Pendahuluan
Nubuwah adalAah
mempunyai strategi dan peran yang
penting suatu isu yang jarang
diperbincangkan oleh masyarakat
umum. Namun teori kenabian dalam
agama Islam telah menjadi
perdebatan sengit yang belumberhenti hingga saat ini. Sayangnya,
perhatian umat Islam terhadap tema
ini tidak terlalu besar. Meski
kenabian menjadi tema penting
dalam kajian Islam, tetapi itu tidak
berarti terjadi pula pada agama lain.
Menurut penelitian Ulil Abshar-
Abdalla (mantan koordinator
Jaringan Islam Liberal), tema
kenabian hanya menjadi tema seriuspada agama Islam dan Yahudi.
Agama-agama timur, seperti Hindu,
Buddha, Tao, dan lainya, tidak
menaruh perhatian serius pada tema
kenabian.
Tentang kehadiran para nabi
sendiri mengalami kontroversi di
internal ummat Islam. Menurut
Muhammad Abduh, kedatangan
para Nabi dan Rasul sangatdiperlukan bagi keberlangsungan
kehidupan manusia. Kedudukan
mereka seperti kedudukan akal
dalam diri manusia. Tidak heran
kalau Tuhan mengkhususkan
sebagian mahluk dengan wahyu dan
ilham, karena jiwa mereka telah
tinggi dan dapat menerima limpahan
Tuhan dan rahasia-Nya.[1] Sedangkan
menurut Ibnu Ar-Rawandi (penganut
Mu’tazilah, namun akhirnya murtad
dan menganut ajaran atheis), dalam
bukunya yang berjudul Az-
Zamarudah, dia mengingkari
kenabian pada umumnya dan
kenabian Nabi Muhammad pada
khususnya, mengkritik terhadapajaran-ajaran Islam dan ibadahnya,
dan menolak mukjizat-mukjizat
keseluruhannya. Khusus mengenai
kenabian, ia mengatakan bahwa
nabi-nabi itu sebenarnya tidak
diperlukan, karena Tuhan telah
memberikan akal kepada manusia,
agar mereka dapat membedakan
antara baik dengan buruk, dan
petunjuk akal semata-mata sudahmencukupi, sehingga dibawah
bimbingan akal sama sekali tidak
tidak dibutuhkan risalah. Ia juga
mengungkapkan bahwa jika nabi
datang dengan menegaskan fungsi
akal ini, berarti hanyalah sebuah
pemborosan.
Selain itu, saat ini semakin
banyak orang memposisikan
kenabian sebagai sesuatu yang biasa,bukan yang istimewa. Karena
menganggap biasa, pada akhirnya
penyikapan terhadap nabi dan rasul
terakhir, Muhammad SAW, menjadi
profan. Misalnya, orang tak segan
menjadikan Nabi SAW sebagai bahan
olok-olokan dalam kartun, film, dan
sebagainya. Dan saat ini semakin
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 3/179
marak pula muncul orang-orang
yang mengaku sebagai nabi,sebagaimana hal ini pernah terjadi
pada zaman Rasulullah dan khalifah
Abu Bakar. Fenomena seperti ini
menimbulkan tanda tanya, apakah
semua orang bisa menjadi nabi
tanpa adanya syarat-syarat tertentu.
Oleh karena itu, penulis merasa
tertarik untuk mengangakat tema
nubuwah (kenabian) dengan
harapan agar makalah ini dapatmenguraikan tentang fenomena
kenabian dalam Islam, terutama bila
dilihat dalam perspektif Al-Qur’an
dan makalah ini juga diharapkan
dapat memberikan jawaban tentang
pertanyaan-pertanyaan yang
muncul, terkait dengan isu-isu
kenabian, seperti pertanyaan
seputar nabi palsu yang sudah sering
terjadi di lingkungan masyarakatkita saat ini.
Pembahasan
1. Pengertian Nubuwah (Kenabian)
Secata etimologis, kata nubuwah
berasal dari kata “ ” yang berartiن
kabar warta (news), berita (tidings),
dan cerita (story).[2]
Kata “nubuwah”
sendiri merupakan mashdar dari
““ ن
”. Dan kata ”ن وة
” disebutkandalam Al-Qur’an sebanyak 5 kali di
beberapa surat. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nabi
adalah orang yg menjadi pilihan
Allah untuk menerima wahyu-Nya
dan kenabian adalah sifat (hal) nabi,
yang berkenaan dengan nabi.
Ditinjau dari segi sosiologis,
kenabian (nubuwah) merupakan jembatan transisi dari masa primitif
menuju masa rasioner. Para Nabi
dan Rasul diutus ke dunia ini untuk
membawa manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang
terang. Zaman kegelapan di sini
maksudnya adalah zaman yang
penuh dengan keburukan-keburukan
moral, penyimpangan akhlak dan
keyakinan, sehingga dapat dikatakanbahwa zaman sebelum diutusnya
para Nabi dan Rasul sama dengan
zaman primitif. Dikatakan primitif
karena manusia masih dipengaruhi
oleh kepercayaan-kepercayaan
kepada yang magis. Pada saat itu,
manusia masih menganut
kepercayaan animisme dan
dinamisme sebelum pada akhirnya
sebagian dari mereka beralih kepadakepercayaan monotheisme, dengan
menyembah kepada Tuhan Yang
Maha Esa setelah para Nabi dan
Rasul datang membawa risalah atau
ajarannya.
Jika kita melihat kepada sejarah,
maka akan dapat terbukti bahwa
pada masa sebelum kedatangan para
Nabi dan Rasul, manusia masih
berada pada pola keyakinan yangterpengaruh oleh kekuatan-kekuatan
yang ada di alam ini. Sebagai contoh
yaitu kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat pada masa Ibrahim yakni
kepercayaan kepada berhala. Selain
kepercayaan terhadap berhala,
kepercayaan lama yang ada pada
masa Ibrahim di wilayah timur
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 4/179
tengah kuno, adalah kepercayaan
terhadap benda-benda luar angkasa,seperti bintang-bintang, bulan, dan
matahari. Kepercayaan kepercayaan
yang berkembang pada masa
Ibrahim ini, penyembahan berhala,
bintang-bintang, bulan, dan
matahari, diisyaratkan oleh al-Qur’an
dalam surat al-An’am ayat 76-80.[3]
Selain itu, pada masa jahiliyah
jazirah Arab (sebagaimana
peradaban lainnya) masih dipenuhidengan paham-paham
penyembahan berhala, pohon,
hewan, fenomena alam, dan benda-
benda angkasa seperti bintang,
matahari, dan bulan seperti yang
terjadi pada masa Nabi Ibrahim.
Namun demikian ada diantara
mereka yang masih memegang
tradisi Ibrahim. Mereka inilah yang
disebut kaum Ahnaf,(literal orang-orang yang lurus). Paham yang
mereka anut adalah monotheisme
karena rata-rata mereka mengikuti
ajaran Ya’kubi (di Ghassan dan
Syam), walaupun sebagian mengikuti
paham Nestorian yang menuhankan
Yesus (di wilayah Hirah).[4]
Secara umum, di Jazirah Arab,
paham monoteisme bukanlah hal
sangat baru. Maka disini kita melihatbahwa faktor keluarga masih
berperan dominan dalam penjagaan
ajaran tauhid. Nabi Muhammad
dilahirkan dari keluarga Ahnaf yang
memegang tradisi Ibrahim. Satu hal
yang sangat penting dari tradisi
Ibrahim yang dipegang teguh oleh
para Ahnaf adalah penyembahan
kepada Allah saja.Seperti yang telah diuraikan di
atas bahwa kenabian merupakan
jembatan dari masa transisional, dari
masa primitif kepada masa rasioner
maka akhir dari masa transisional
tersebut adalah pada masa Nabi
Muhammad SAW sehingga setelah
masa tersebut, lambat laun manusia
sudah meninggalkan kepercayaan
yang primitif berganti dengan masarasioner, dimana manusia
sepenuhnya menggunakan rasio
atau akal mereka dalam segala aspek
kehidupan Dan setelah berakhirnya
masa transisional, maka berakhirlah
pula masa kenabian. Oleh karena itu,
saat ini kehadiran Nabi sebagai
penuntun ataupun penunjuk tidak
dibutuhkan lagi karena manusia
sudah berada pada masa rasioner,manusia sudah dapat menggunakan
akal mereka sepenuhnya dalam
segala hal sehingga mereka dapat
mengetahui mana yang seharusnya
disembah dan mana yang tidak,
mana yang baik dan mana yang
buruk.
Sedangkan secara terminologis,
ada beberapa pendapat yang
mengemukakan mengenaipengertian nubuwah (kenabian) itu
sendiri, di antaranya yaitu:
1) Dalam hal kenabian ini, Al-Afghani
memberikan suatu
perumpamaan, bahwa
masyarakat adalah badan, di
mana anggota-anggotanya saling
berhubungan dan mempunyai
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 5/179
tugas dan fungsinya sendiri-
sendiri. Kalau badan tidak bisahidup tanpa roh, maka demikian
pula masyarakat. Roh
masyarakat adalah kenabian atau
hikmah (filsafat). Jadi Nabi dan
filosof (al-Hakim) bagi
masyarakat sama kedudukannya
dengan roh bagi badan.
http://almakmun.blogspot.com/
2008/07/filsafat-kenabian.html–
ftn112) Menurut para ulama Ahlus-
Sunnah, kenabian adalah
pangkat yang diberikan oleh
Allah kepada hamba-hamba yang
dikehendaki-Nya tanpa
diusahakan dan dengan jalan
memberikan wahyu
kepadanya.[9]
Namun mengenai
kenabian sebagai ”sesuatu yang
datang tanpa diusahakan”, hal inimengundang pertentangan dari
para ahli filsafat, mereka
menyatakan bahwa kenabian itu
dapat diusahakan karena
kenabian itu merupakan hasil
dari keheningan jiwa dan hasil
dari keutamaan budi pekerti.
Selain itu, para ahli filsafat juga
berpendapat bahwa kenabian itu
dapat diperoleh oleh manusiadengan usaha bersungguh-
sungguh dan karena sebab-sebab
tertentu. Jadi menurut mereka,
kenabian itu bukan semata-mata
anugerah dari Allah tetapi
manusia juga berusaha untuk
mendapatkannya .
3) Menurut Ibnu Sina, ada dua kubu
yang berbeda dalam mengartikankenabian. Kelompok yang
pertama yaitu kaum ortodoks
yang diwakili oleh para teolog
Sunni. Dalam pandangan
kelompok ini, kenabian adalah
sebuah anugerah dari Tuhan
kepada manusia. Oleh karena itu,
gelar kenabian bisa diberikan
kepada siapa saja. Kelompok ini
juga menyatakan bahwa ajarankenabian merupakan ajaran yang
suci dan mutlak kebenarannya
karena berasal dari wahyu
Tuhan. Sedangkan kelompok
yang kedua yaitu kaum
heterodoks yang diwakili oleh
para ahli filsafat, mereka
menyatakan bahwa kenabian
merupakan sebuah keniscayaan
dalam kehidupan ini. Kelompokini menyatakan bahwa ajaran
kenabian adalah ajaran manusia
yang biasa saja, punya nilai
kebenaran tetapi juga memiliki
kekurangan karena sumber
kenabian bukan hanya berasal
dari atas (Tuhan), tetapi juga
berasal dari bawah (manusia
atau masyarakat).[10]
Dari pengertian di atas, dapatdipahami bahwa nubuwah
(kenabian) adalah sebuah gelar
atau anugerah yang tidak dapat
dicari, yang diberikan oleh Allah
kepada hamba-hamba pilihan-
Nya yang telah mencapai insan
kamil (memiliki akal teoritis dan
praktis) dengan cara memberikan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 6/179
wahyu kepadanya. Seperti yang
telah diungkapkan dalam Al-Qur’an:
ك
ھ
هللا
ھھد
من
شاء
دهمن ا
ع◌و
كرش
ط
ح
ھم ع
وم
ا
ك
ون
[عم٨
[
ك
و
نیذامھا
آ با
ك
امكح
ا
ة
ل ا ◌
”Itulah petunjuk Allah, dengan
itu Dia memberikan petunjuk
kepada siapa saja di antara
hamba-hamba-Nya yang Dia
kehendaki. Sekiranya mereka
mempersekutukan Allah, pasti
lenyaplah amalan yang telah
mereka kerjakan. Mereka itulah
orang-orang yang telah kami
berikan kitab, hikmah dan
kenabian…” (Al-An’am: 88-89).
Kenabian adalah derajat
tertinggi dan kehormatan yang
diperoleh manusia dari Tuhan.
Kenabian membuktikan
superioritas dari aspek batin
seseorang atas orang lainnya.
Seorang nabi seperti cabang yang
menjulur dari Illahi ke dunia
manusia. Dia memiliki intelek
tertinggi yang menembus ke
dalam realitas dari segala benda
dan peristiwa. Lebih jauh lagi, iaadalah makhluk yang ideal,
sangat mulia dan aktif.[11]
Orang-
orang biasa tidak dapat
memperoleh pengetahuan nabi.
Jadi, seperti yang telah diuraikan
di atas, bahwa gelar kenabian
hanya diberikan kepada orang-
orang tertentu saja, bukan
kepada sembarang orang.
2. Kenabian Ditinjau dari Segi
Sosiologis
Berbicara mengenai kenabian
(nubuwah), maka tidak akan terlepas
dari orang yang menerima gelar
kenabian itu sendiri, yakni nabi. Nabi
diangkat dan dikirim untuk suatu
umat yang ada di berbagai daerah
yang berbeda serta pada masa-masayang berbeda pula. Dan kenabian
merupakan suatu fenomena
universal, sebab tidak ada satu
bagian bumi pun yang tidak pernah
menyaksikan kehadiran seorang Nabi
Allah SWT telah berfirman dalam Al-
Qur’an:
ن
نمة م
الخھی
فریذ] :٤[
”Dan tak ada suatu ummat
pun kecuali dulu telah ada padanya seorang pemberi
peringatan” . (Al-Fathir : 24).
Seorang Nabi diutus ke dunia ini
dengan memiliki tugas dan fungsi
tertentu. Menurut Ibnu Sina,
seorang nabi memiliki fungsi fungsi
politik, dalam arti mampu menuntun
manusia untuk mengetahui hukum
baik-buruk dan memberikan teladankepada mereka untuk
melaksanakannya. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an:
د
ناكمك
فلوسرهللاة س
ة منحس
ناكجرهللام
ا
ر
خآلاركهللاری
ك] :١[
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 7/179
Artinya: “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21).
Selain itu Nabi hadir di tengah-
tengah masyarakat berfungsi untuk
menjadi saksi, pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan.Sebagaimana telah diungkapkan
dalam Al-Qur’an:
ھا
يال
كا
رس
شاھ
شرا م
] : [ذیر
“Wahai nabi! Sesungguhnya
Kami mengutusmu untuk
menjadi saksi, pembawa kabar
gembira dan pemberi
peringatan” . (Al-Ahzab: 45).
Di dalam tafsir Al-Azhar
dijelaskan bahwa Nabi menjadi saksi
bagi ummatnya di dalam hal mereka
menggunakan akal pikiran untuk
mencari siapa Tuhannya. Dan kelak
para Nabi juga menjadi saksi ketika
manusia dihadapkan ke mahkamah
Tuhan apabila mereka ditanya
tentang amalan mereka, baik atau
buruk. Sedangkan di dalam tafsirIbnu Katsir diterangkan bahwa para
Nabi ditugaskan untuk memberi
kabar gembira kepada orang-orang
mukmin tentang pahala dan balasan
yang akan mereka terima, serta
memberi peringatan kepada orang-
orang kafir tentang adzab Allah.
3. Misi dan Tujuan Nubuwah(Kenabian)
Sepanjang sejarah kehidupan
manusia, nilai-nilai ilahiah seringkali
mengalami pergeseran. Akibat
terjadinya pergeseran nilai,
peradaban manusia terancam oleh
berbagai krisis. Itulah sebabnya para
nabi diutus secara berulang-ulang.
Para nabi yang diutus oleh Allah
memiliki misi tertentu dan misi yangdibawa oleh para nabi adalah sama
dan satu sama lain saling
menguatkan. Pada dasarnya misi
yang dibawa oleh para Nabi
mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi vertikal dan dimensi
horizontal.[14]
Dimensi yang pertama
berkaitan dengan bagaimana
berhubungan dengan Tuhan, yakni
menyangkut persoalan ketauhidanatau monotheisme, serta mengajak
manusia kepada jalan Allah,
mengenal-Nya dan mendekatkan diri
kepada-Nya, seperti yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Az- Zukhruf:
ذ
لا
قمیھارھ ی
ھم
دونممراء
]٦:٣[ع
ذارط
ف
ھ
إ
ھدینف س
]٣:٧[
ا
ھ
مةجع
ةك ھفاق
معق
ھع
عون
جر]٣
:٨
[”Dan ingatlah ketika Ibrahim
berkata kepada ayahnya dan
kaumnya, ”Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 8/179
sembah. Kecuali kamu
menyembah Allah yangmenciptakanku, karena sungguh
Dia akan memberi petunjuk
kepadaku. Dan Ibrahim
menjadikan kalimat tauhid itu
kalimat yang kekal pada
keturunannya agar mereka
kembali kepada kalimat tauhid
itu” . (Az-Zukhruf: 26-28).
Sedangkan dimensi yangkedua berkaitan dengan aturan
bagaimana melakukan mu’amalah
antar sesama makhluk termasuk
manusia (mu’amalah bi husnil
khuluq) yaitu pertama: peran nabi
adalah sebagai seorang konseling,
yakni mengajak manusia untuk
berbuat baik dan mencegah
kemungkaran. Kedua: Nabi berperan
sebagai seorang muadib, misi initerkait untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Nabi Muhammad
SAW telah bersabda: ”Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia” . (HR. Bukhari dan
Abu Daud). Ketiga, sebagai seorang
revolusioner, yaitu berjuang
membebaskan masyarakat dari
segala bentuk penindasan dan
diskriminasi yang dilakukan olehpara penguasa. Misi suci ini
merupakan perjuangan para Nabi
yang terpenting karena hampir
semua Nabi berjuang melakukan
pembebasan masyarakat dari
ketertindasan menuju pencerahan.
Nabi Ibrahim melakukan perjuangan
revolusioner dalam membebaskan
masyarakat dari bentuk paganisme
raja Namrud, Nabi Musa melakukanperjuangan Revolusi dalam
membebaskan bani Israil dari
hegemoni tiran yang diktator Fir’aun,
Nabi Isa melakukan gerakan Revolusi
spiritual atas hegemoni materialisme
masyarakat Romawi dan Nabi
Muhammad melakukan gerakan
revolusi moral atas kejahilan
masyarakat Quraisy.
Nabi juga memiliki misi untukmengajarkan realitas, tujuan
sesungguhnya dan makna dari
kehidupan ini.[15] Karena Tuhan di
luar persepsi dan pemahaman kita,
nabi harus merupakan orang yang
paling patuh, hati-hati dan disiplin
saat menjalankan tugasnya. Segala
sesuatu di dalam alam ini berusaha
untuk menunjukkan nama-nama dan
sifat-sifat Allah. Dengan cara yangsama, nabi menunjukkan,
membenarkan, dan beriman kepada
hubungan misterius yang lembut
antara Tuhan dengan nama-nama
dan sifat-sifat-Nya. Ketika kita
berada di tempat asing, kita
membutuhkan pemandu. Analogi ini
berlaku untuk peran nabi, Allah
mengutus para nabi untuk memberi
informasi kepada kita tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah serta
memandu kita menuju jalan yang
benar.
4. Syarat – syarat Kenabian
Seperti yang telah diuraikan
di atas, bahwa tidak semua orang
bisa menjadi nabi ataupun rasul,
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 9/179
hanya orang-orang tertentu yang
telah dipilih oleh Allahlah yang bisamenjadi nabi ataupun rasul. Untuk
menjadi nabi ataupun rasul harus
ada syarat-syarat tertentu. Di antara
syarat-syarat kenabian yaitu:
1) Laki-laki. Menurut para ulama
Ahlussunnah Waljama’ah, Nabi
itu wajib laki-laki dan tak boleh
perempuan. Hal ini berdasarkan
ayat Al-Qur’an:
رسما
ك
ق
ا وحرج
ھم
◌و
اس
ف
ھل
كر ذلان
م
ونك
م
]:١[ع
”Dan tiada Kami utuskan
sebelum kamu, melainkan
beberapa orang lelaki, Kami
berikan wahyu kepada mereka” .
(Al-Anbiya: 7).
Di dalam tafsir Ibnu Katsir jugadijelaskan bahwa semua Nabi
yang terdahulu (sebagaimana
yang kita ketahui) adalah laki-
laki. Allah telah menetapkan
beberapa prinsip dan hukum di
alam semesta dan menciptakan
manusia di dalamnya dengan
sifat yang baik serta mulia. Lelaki
secara fisik lebih kuat dan lebih
capable dibandingkan
perempuan. Ia berbeda dengan
perempuan karena perempuan
ada periode menstruasi,
pembatasan sebelum dan
sesudah melahirkan. Perempuan
tidak bisa terus menerus
melakukan tugas publik. Seorang
nabi harus bisa memimpin
manusia dalam segala aspek
kehidupan sosial dan religiusnyatanpa jeda. Itulah sebabnya
kenabian adalah tidak mungkin
untuk perempuan.[16]
2) Mendapat ma’rifat dan
pengetahuan dari Tuhan, yakni
berupa wahyu. Para nabi
memandang sumber
pengetahuan dan makrifat
mereka dari alam Ilahi danberkeyakinan tidak dihasilkan
oleh akal dan mental manusia.
Pengetahuan dan makrifat ini
dalam bentuk dimana akal
manusia tidak dapat
menjangkaunya, sebab memiliki
dimensi langsung dari sumber
Ilahi. Seperti yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an:
زل
هللا
ك
ع
اب
ك
كمةا
ح
ا
كمعمم
ن
ك
م
ع
◌ان
كفلضهللا
ك
عظیمع
]:١[
“Dan Allah menurunkan
kepada kamu kitab dan
hikmah dan mengajarkan
padamu apa yang tidak
kamu ketahui dan adalah
fadhlullah atasmu sangat
besar” (An-Nisa: 113).
3) Terpelihara dari salah dan Allah
juga menjaga seorang Nabi dari
perbuatan-perbuatan maksiat.
Kalaupun nabi melakukan dosa
ataupun kesalahan, maka
mereka hanya melakukan dosa-
dosa yang kecil saja. Allah tidak
mungkin mengutus seorang nabi
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 10/179
yang melakukan dosa besar atau
kekufuran.[17]
رسما
نمك
رسولمنق
ي
ىم
طان شلافھ
م
خس
هللام
ي
ق
ناط شلام
مكح
هللا
ھ
ا
آ ◌هللا
یم
عمیكح]٢:٢[
” Dan Kami tidak mengutus
sebelum kamu seorang rasulpun
dan tidak (pula) seorang nabi,
melainkan apabila ia
mempunyai sesuatu keinginan,
syaitanpun memasukkan
godaan-godaan terhadap
keinginan itu, Allah
menghilangkan apa yang
dimasukkan oleh syaitan itu, dan
Allah menguatkan ayat-ayat-
Nya. Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”. (Al-Hajj:
52).
4) Syaikh Isyraq dalam kitab
Majmu’eh Mushannifât
mengatakan bahwa Kenabian
memiliki syarat-syarat, salah satu
di antaranya mendapatkan tugas
dari alam tinggi untuk
merealisasikan risalah, dan ini
merupakan syarat khusus bagi
para nabi.[18]
5) Menurut Al-Farabi, syarat seorang
nabi adalah bahwa seorang Nabi
harus mempunyai daya imaginasi
yang kuat, dimana obyek indrawi
di luar tidak dapat
mempengaruhinya. Jadi manakala
ia menerima visi kebenaran atau
wahyu dari tuhan melalui akalfa’al ia mampu berkomunikasi
dengan baik. Al-Farabi kembali
menambahkan bahwa
kemampuan seorang Nabi
berhubungan dengan malaikat
Jibril tanpa diawali latihan,
karena Allah telah
menganugerahinya dengan
kekuatan suci (Qudsiyah).
Sementara seorang filsuf dapatberhubungan dengan Tuhan
melalui akal Mustafad (perolehan)
yang sudah terlatih dan kuat daya
tangkapnya, sehingga dapat
menerima hal-hal yang bersifat
abstrak murni dari akal. Dengan
demikian antara nabi dan filsuf
tidak sejajar tingkatannya, karena
setiap nabi adalah filsuf
sementara tidak semua filsuf itunabi. Dan menurut Al-Farabi,
karena nabi dan filsuf sama-sama
dapat berhubungan dengan Akal,
maka antara wahyu dan filsafat
tidak terdapat pertentangan.[19]
Sedangkan Ibnu Sina
mengatakan bahwa syarat kenabian
adalah adanya keistimewaan yang
tidak dinikmati oleh manusia padaumumnya, termasuk kecerdasan
yang didapat di luar pengalaman
belajarnya secara ”manusiawi”
karena ilmu datang langsung dari
Allah. Ibnu Sina juga mengungkapkan
bahwa ada tiga kelompok manusia di
dunia ini. Pertama, orang yang tidak
punya kecakapan teoritis dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 11/179
praktis. Kedua, orang yang punya
kecakapan teoritis dan praktis hanyapada dirinya sendiri dan tidak
mampu menyempurnakan orang
lain. Ketiga, adalah orang yang punya
kecakapan teoritis dan praktis
sekaligus, serta mampu
mentransformasikannya kepada
orang lain. Inilah sesungguhnya yang
disebut sebagai Nabi. Jadi, pada
intinya Nabi harus merupakan
seseorang yang kekuatan kognitifnyamencapai akal aktif. Hakikat akal
aktif itu sesungguhnya adalah
batasan antara dimensi ketuhanan
dan kemanusiaan. Seorang Nabi
adalah orang yang mampu
berkomunikasi bukan hanya dengan
Tuhan saja, tetapi juga dengan
manusia.[20]
5. Faktor Pendukung dan
Penghambat Kenabian
Yang menjadi faktor
pendukung kenabian adalah wahyu.
Secara etimologis, kata wahyu
berasal dari kata ”wahy” yang
memiliki beberapa arti, di antaranya
suara, tulisan, isyarat, bisikan, dan
paham. Sedangkan secaraterminologis, menurut Syekh Abduh,
wahyu merupakan informasi dari
Allah kepada Nabi-nabinya mengenai
sebuah ajaran hukum atau ajaran
lainnya.[21] Kata wahyu banyak
terdapat dalam Al-Qur’an, salah
satunya yaitu pada surat An-Najm:
ىعنطقما ھ
ا
]٣
:[ن
ھ
يحىحو
]٣:[“Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur’an)
menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)”. (An-Najm: 3-4).
Selain wahyu, kenabian
seorang nabi juga didukung denganadanya suatu mu’jizat yang diberikan
atas izin Allah SWT. Secara
etimologis, mu’jizat diambil dari kata
a’jaza yang berarti melemahkan dan
memperdaya. Sedangkan mu’jizat
secara terminologis adalah hal
spektakuler (di luar adat dan
kebiasaan) yang berasal dari para
nabi dengan izin dari Allah. Para nabi
kerap kali menggunakan Mu’jizatuntuk menguatkan klaim mereka.
Wahyu-wahyu dan mu’jizat
yang diberikan oleh Allah kepada
para Nabi merupakan alat atau
sarana untuk mendukung kebenaran
para Nabi atas ajaran yang
disampaikannya. Karena semua
pengakuan yang tidak disertai
dengan suatu bukti, maka hal
tersebut tidak akan diperhatikanoleh manusia.[22] Mukjizat tersebut
bukanlah sesuatu yang diperoleh
berdasarkan penelitian dan
pengalaman, tapi ia merupakan
pemberian Allah kepada nabi-Nya
dengan maksud tertentu. Mu’jizat
juga dapat digunakan untuk
membedakan antara para Nabi dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 12/179
orang-orang yang hanya mengaku
sebagai nabi. Salah satu nabi yangmemiliki mu’jizat yaitu Nabi Musa,
sebagaimana telah diterangkan
dalam Al- Quran:
ى
ق
أ
ف
فعصاه
ي
ھ
ان
ع
ین
ب
م]:٠٧[
”Maka Musa menjatuhkan
tongkat-nya, lalu seketika itu
juga tongkat itu menjadi ular
yang sebenarnya”. (Al-A’raf:
107).
Dalam perjalanan sejarah
dakwah para Nabi, masing-masing
dari mereka memiliki dan mengalami
hambatan-hambatan dari kaumnya
sendiri. Ketika seorang nabi
menyampaikan ajaran agama yang
dibawanya, tidak jarang sebagian
besar dari mereka menolak.
Pebuatan menolak ini dapat
disebabkan berbagai faktor sepertikefanatikan terhadap tradisi nenek
moyang, kesombongan, status sosial
sampai kepada perasaan dengki.
Sejarah membuktikan bahwa
ketika para nabi diutus ke dunia ini,
ada pihak-pihak yang meragukan dan
menentang kenabian para nabi.
Mereka tidak mempercayai kitab-
kitab yang diturunkan kepada para
nabi dan juga mu’jizat yang diberikankepada mereka. Pada masa Nabi
Ibrahim, Raja Namrud dan para
pengikutnya menentang ajaran yang
dibawa oleh beliau. Kemudian kaum
Aad yang menentang kenabian Nabi
Hud, Fira’un yang selalu berusaha
menjatuhkan Nabi Musa dan masih
banyak lagi orang-orang yang
menentang dan membantah
kenabian para Nabi Allah.
6. Fenomena Nabi Palsu di
Indonesia
Perdebatan mengenai teori
kenabian di tengah-tengah
masyarakat kini kembali marak. Tak
jarang perdebatan wacana ini
menarik umat muslim kepada tindak
menghakimi atas dasar teologis
(pengkafiran) dan tak jarang yangberujung pada tindakan fisik seperti
kasus Ahamadiyah di Indonesia
beberapa waktu yang lalu dan
kontroversi Abdul Salam alias Ahmad
Mosaddeq, pemimpin Al-Qiyadah Al-
Islamiyah yang dengan berani
mengubah Syahadat serta Lia
Aminuddin alias Lia Eden dengan
Kerajaan Surganya.
Sebenarnya fenomenatentang Nabi palsu bukan baru
terjadi pada saat ini saja, tetapi
ketika pada masa Nabi Muhammad
dan para sahabat juga muncul orang-
orang yang mengaku sebagai nabi,
seperti Aswad Al-Unsi dan
Musailamah Al- Kadzdzab yang
berasal dari Bani Hanifah.
Dr. Amirsyah Tambunan,
M.A. (Pengurus MUI pusat)mengatakan bahwa persamaan
mendasar dari fenomena Nabi palsu
zaman dahulu dan zaman sekarang
adalah semua nabi palsu tersebut
tidak memiliki pengetahuan agama
yang komprehensif.[23]
Sedangkan
perbedaannya adalah keduanya
berasal dari latar belakang sosial
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 13/179
yang berbeda. Nabi palsu generasi
awal berasal dari strata sosial tinggi,yakni pemimpin kabilah dan Nabi
palsu modern berasal dari orang lari
dari realitas.
Para nabi palsu yang muncul
secara mengejutkan di tengah-
tengah masyarakat bak pahlawan
kesiangan karena pada saat ini,
manusia tidak lagi membutuhkan
figur seorang Nabi disebabkan
manusia sudah dapat menggunakanakal pikiran (rasio) mereka dalam
segala aspek kehidupan. Setiap
zaman mengalami perkembangan,
begitu juga dengan akal pikiran
manusia. Saat ini manusia sudah
dapat untuk menggunakan daya
kritis mereka dalam memahami
segala fenomena yang ada di dunia
ini, tidak seperti zaman dahulu
dimana manusia masih percayakepada hal-hal yang magis dan
takhayul.
Para nabi dibutuhkan pada
zaman dahulu, karena pada saat itu
manusia masih berada pada zaman
primitif (zaman jahiliyah) sehingga
dituntut adanya seorang Nabi
sebagai pembawa sebuah ajaran
yang baru, yang bisa menuntun dan
menunjukkan manusia kepada jalanyang benar. Dan seperti yang telah
diuraikan di atas bahwa kenabian
muncul sebagai sebuah jembatan
transisional dari zaman primitif ke
zaman rasioner dan masa dimana
diturunkannya Nabi Muhammad
merupakan masa terakhir dari masa
transisi sehingga dengan
berakhirnya kenabian Nabi
Muhammad, maka berakhir pulalahkenabian dalam Islam. Dan setelah
wafatnya Nabi Muhammad, maka
tidak ada lagi sebutan bagi
seseorang sebagai Nabi ataupun
Rasul. Terlebih lagi di dalam Al-
Qur’an telah dijelaskan:
حدمحمكانما
نممك
ا
جر
مهللارسولكن
ا
خنی
لا◌
كلهللاكان
ءي
ش
یم
ع
]
:٠
[”Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu., tetapi
Dia adalah Rasulullah dan
penutup nabi-nabi. Dan adalah
Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”. (Al-Ahzab: 40).
Kesimpulan
Banyak orang yang
menginterpretasikan makna
kenabian secara berbeda-beda.
Bahkan kenabian menjadi sebuah
kontroversi di dalam umat Islam
sendiri. Ada yang pro dengan alasan
bahwa kenabian sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia sebagai
penuntun atau penunjuk kepada
jalan yang benar sedangkan pihak
yang kontra beralasan bahwa tanpa
kehadiran seorang Nabi pun,
manusia dapat membedakan hal
yang baik dan buruk sesuai dengan
kemampuan akal pikiran mereka.
Nubuwah (kenabian) merupakan
jembatan dari masa transisional,
yakni dari masa primitif ke masa
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 14/179
rasional. Dan puncak dari masa
transisional tersebut adalah padamasa Nabi Muhammad sehingga
pada saat ini manusia tidak
memerlukan lagi figur seorang Nabi
karena manusia sudah berada pada
masa rasional dimana pemikiran
manusia sudah berkembang secara
pesat. Dan jika pada zaman
sekarang, ada orang yang mengaku
Nabi, hal tersebut sangat
menggelikan, mereka yang mengakunabi di zaman sekarang bagaikan
pahlawan kesiangan.
Dengan adanya
penginterpretasian yang berbeda
dalam memahami nubuwah
(kenabian), diharapkan agar ummat
Islam tidak menyikapi hal tersebut
secara berlebihan. Karena
perbedaan adalah hal yang biasa, haltersebut sangat lumrah terjadi di
masyarakat dengan kebebasan
berfikir saat ini. Selain itu, dengan
fenomena kenabian palsu yangmuncul di masyarakat, penulis
mengharapkan agar ummat Islam
dapat lebih mempelajari Islam secara
komprehensif, baik dari segi
historis,sosiologis,fenomenologis
maupun segi lainnya. Hal ini agar
ummat Islam tidak mudah
terpengaruh dan terhasut oleh
fenomena kenabian palsu. Selain itu,
dengan adanya nabi palsudiharapkan agar ummat Islam tidak
langsung menjudge orang tersebut
kafir, apalagi sampai melibatkan
kekerasan fisik dan merusak sarana
yang ada. Yang harus kita lakukan
adalah menundukkan ego dan emosi
kita dan mengajak orang yang
tersesat (mengaku Nabi) untuk
berdialog dan mengajaknya kembali
kepada ajaran Islam yang benar,yang sesuai dengan pemahaman Al-
Qur’an dan Hadits.
Daftar Pustaka
Rahardjo, M. Dawam, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 1997).
Ash-Shiddieqy, Hasby, Al-Islam Jilid I, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 1952).
El-Bararah, Umdah, Meninjau Kembali Teori Kenabian, www.islamlib.com,
Gulen, M. Fetullah, Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002).Admin, Teologi Profetik dan Ideologi Revolusioner , www.iain.org, (21 Oktober
2009).
Mu’nim Al-Hafni, Abdul, Ensiklopedia: Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab,
Partai, dan Gerakan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2002).
Amir, Ja’far, Terjemahan Jawahir Kalamiyah, (Pekalongan: Raja Murah, 1994).
Unknown, Nabi Palsu, www.Indonesia. Islam. com
Handono, Irene, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003).
Nasution, Hasyimsah, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002).
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 15/179
Madhkour, Ibrahim, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, terj. Yudian Wahyudi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993).
[1] Ibrahim Madhkour, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, terj. Yudian
Wahyudi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 164.[2]
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 1997), hal.
302.[3]
Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[4]
Ibid , hal. 43.[5]
Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[6]
Ibid , hal. 43.[7] Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[8]
Ibid , hal. 43.[9] Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam Jilid I, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 1952), hal.
201.[10] Umdah El-Bararah, Meninjau Kembali Teori Kenabian, www.islamlib.com,
diambil tanggal 12 Desember pukul 20.00.[11]
M. Fetullah Gulen, Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 97.[12]
Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[13]
Ibid , hal. 43.[14]Ibid , hal. 105.
[15] Gulen ,Op.cit , hal. 98.[16]
Ibid , hal. 106.[17] Abdul Mu’nim Al-Hafni, Ensiklopedia: Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab,
Partai, dan Gerakan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2006), hal. 836.[18]
Syihabuddin Suhrawardi, Majmu’eh Mushannifât , Jilid. 3, hal. 75.[19]
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002),
hal. 44.[20]
Umdah El-Bararah, Loc Cit .[21]
Rashid Ridha, Muhammadan Wahi , Cairo, 1935, hal. 38.[22] Ja’far Amir, Terjemahan Jawahir Kalamiyah, (Pekalongan: Raja Murah, 1994),
hal.. 35.[23] Unknown, Nabi Palsu, www.Indonesia. Islam. com
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 16/179
RASM AL-QUR’AN
Oleh: Saehudin
Pendahuluan
Al-Qur’an sebagai kitab suci
terakhir merupakan kitab petunjuk
bagi umat manusia hingga akhir
zaman. Untuk itu tidak heran, jika al-
Qur’an dijadikan sumber hukum
Islam yang menduduki peringkat
teratas.1 Dan seluruh ayatnya
berstatus qat’i al-wurud yang
diyakini eksistensinya sebagai wahyu
dari Allah Swt.2
Dengan demikianotentisitas serta orisinilitas al-Qur’an
benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan. Karena ia merupakan
1 Abdul Wahab Khallaf. Ilmu Ushul Al-fiqh,
(Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah,
1968), Cet. I h. 21
2 Ibid. h. 34
kalam Allah baik dari segi lafazh
maupun dari segi maknanya.Seperti yang telah kita
ketahui bersama, bahwa al-Qur’an
diturunkan secara bertahap. Setiap
kali ada ayat turun, Rasulullah Saw.
segera menyampaikannya kepada
umat, dan memerintahkan untuk
menulisnya. Diantara sahabat, ada
yang langsung menghafal ayat al-
Qur'an setiap kali turun. Ada pula
yang hanya menulisnya, danRasulullah menuntun penulisan itu
sesuai dengan urutan surat dan ayat.
Untuk itu beliau memiliki sekretaris
pribadi yang khusus bertugas
mencatat wahyu.3 Disamping itu
3 Diantara sekretaris pribadi Nabi Saw. yang
khusus bertugas mencatat wahyu diantaranya
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 17/179
seluruh ayat Al-Qur’an dinukilkan
atau diriwayatkan secara mutawatirbaik secara hafalan maupun tulisan
ditulis dan dibukukan dalam satu
mushaf.
Al-Qur’an yang dimiliki umat
Islam sekarang mengalami proses
sejarah yang cukup panjang dan unik
dalam hal penulisannnya untuk
dikumpulkan dalam satu mushaf.
Karena pada saat itu ketika
Rasulullah Saw. wafat, al-Qur'antidak terkumpul dalam satu buku
(mushaf), melainkan tersimpan
dalam dada para sahabat, terukir di
atas lembar-lembar para penulis
wahyu. Untuk menfungsikan al-
Qur’an dan memahami isi serta
kandungannya maka dalam tulisan
ini akan membahas menganai Rasm
Al-Qur’an.
Pembahasan
A. Definisi Rasm Al-Qur’an
Istilah rasm berasal dari kata
rasama, yarsamu, rasman, yang
berarti menggambar atau melukis
Kata rasm ini juga biasa diartikan
sebagai sesuatu yang resmi atau
menurut aturan.4
Jadi rasm berarti
adalah Abu Bakar, Umar bin Khathab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abban
bin Sa’id, Khalid bin Sa’id, Khalid bin al-
Walid, Zaid bin Tsabit, dan Mu’awiyah binAbu Sufyan. Lihat Rosihon Anwar, Samudra
al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),
h. 74
4 Muhammad Ali as-Shabuni, at-Tibyan fi
Ulum al-Qur’an. Diterjemahkan oleh
Muhammad Qodirun Nur dengan Judul,
tulisan atau penulisan yang
mempunyai metode tertentu, baikdalam penulisan lafal-lafalnya
maupun bentuk-bentuk huruf yang
digunakannya. Adapun yang
dimaksud rasm dalam tulisan ini
adalah pola penulisan Al-Qur’an yang
mengumpulkan dan membukukan
dalam satu mushaf yang dikenal
dengan mushaf Usmani. Karena
pembukuan Al-Qur’an secara resmi
pada masa khalifah Usman atasintruksi beliau sehingga dikenal
dengan mushaf Usmani. Mushaf
usmanilah yang mayoritas dijadikan
pedoman oleh kaum muslim di
dunia.
B. Perkembangan Rasm Al-Qur’an
Pada mulanya mushaf di
kalangan sahabat berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Merekamencatat al-Qur’an tanpa pola
penulisan standar, karena umumnya
dimaksudkan hanya untuk
kebutuhan pribadi, tidak
direncanakan akan diwariskan
kepada generasi sesudahnya.5
Ali As-Shabuni membagi
kedalam dua masa tentang
pengumpulan dan penulisan al-
Ikhtisar Ulumul Qur’an (Jakarta: Pustaka,
t.th), h. 69
5 Kegiatan tulis menulis al-Qur’an padamasa Nabi Saw. didasarkan pada pada
sebuah hadis Nabi Saw. yang diriwaykan
oleh Iman Muslim, yaitu: ك
بال
ن ك
مو يع او
محھ
ف رآن
ق
ا ر
ی
غ يع
(Janganlah kalian menulis
sesuatu yang berasal dariku, kecuali al-
Qur’an. Barang siapa menulis dariku selain
al-Qur’an, hendaklah menghapusnya).
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 18/179
Qur’an, yaitu masa Rasulullah Saw,
dan masa Khulafaurrasyidin.6
Adapun diantara faktor yang
mendorong penulisan al-Qur’an
pada masa Nabi Saw. adalah:7
1. Mem-back up hafalan yang telah
dilakuan oleh Nabi Saw. dan para
sahabatnya
2. Mempresentasikan wahyu
dengan cara yang paling
sempurna. Karena bertolak dari
hafalan saja tidak cukup karenaterkadang mereka lupa atau
sebagian dari mereka ada yang
sudah wafat. Adapun tulisan
terpelihara walaupun tidak ditulis
pada satu tempat.
Berdasarkan faktor yang
mendorong penulisan al-Qur’an
pada masa Nabi maka dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Pengumpulan dalam dadadengan cara menghafal,
2. Pengumpulan dalam wujud
tulisan, yaitu menulis dan
mengukirnya.
Penulisan Al-Qur’an pada
masa Nabi adalah penyusunan surat
dan ayat secara sistematis, namun
belum terkumpul dalam satu mushaf
melainkan dalam keadaan terpisahpisah. Dalam proses penulisan di
zaman Rasulullah Saw. yang menulis
Al-Qur’an yaitu Abu bakar, Umar,
Usman, Ali, Abban Bin Said, Khalid
Bin Walid, Zaid bin Tasibit dan
6 Ibid, h. 69.
7 Anwar, op.cit., h. 74
Muawiyah Bin Abi Sufyan.8
Setiap
kali menerima wahyu RasulullahSaw. memanggil para sekretarisnya
untuk menulis wahyu baru yang
diterimanya. Wahyu yang ditulisnya,
satu naskah disimpan Nabi Saw, dan
lainnya untuk penulis.9
Sedangkan pada masa
khalifah Abu Bakar pada dasarnya
seluruh al-Qur’an sudah ditulis pada
masa Nabi Saw. Hanya saja, surat-
surat dan ayat-ayatnya ditulisdengan terpencar-pencar. Abu
Bakar-lah kemudian yang berinisiatif
menghimpun semuanya.10 Usaha
pengumpulan penulisan al-Qur’an itu
terjadi setelah perang Yamamah
pada tahun 12 H. Peperangan yang
bertujuan menumpas para murtadin
yang juga para pengikut Musailamah
al-Kadzab itu ternya menyebabkan
700 orang sahabat penghafal al-Qur’an syahid. Khawatir akan
semakin hilangnya para penghafal al-
Qur’an, sehingga kelestarian al-
Qur’an juga ikut terancam, maka
Umar Bin Khathab dengan segera
pergi ketempat Abu Bakar yang saat
itu menjabat sebagai khalifah, agar
segera mengintruksikan
pengumpulan al-Qur’an dari
berbagai sumber, baik yang
8 Ibid. h. 74
9 Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an,(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 163
10 Jalaluddin al-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-
Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), Jilid I, h.
60
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 19/179
tersimpan di dalam hafalan maupun
tulisan.11
Kemudian Umar
mendiskusikan kepada Abu Bakar
tentang rencana pengumpulan al-
Qur’an, setelah umar menguraikan
sebab-sebab yang melatar
belakanginya, Abu Bakar diam
mempertimbangkanya. Kemudian
Abu Bakar dan mengutus Zaid bin
Tsabit, salah seorang penulis wahyu
dizaman Rasulullah. Maka datanglahZaid Bin Tsabit ke majlis Abu Bakar
dan Umar, mendengarkan mereka
berdua tentang Al-Qur’an; lalu zaid
menyetujuinya. Dan ketika Abu
Bakar mendapati tanggapan positif
dari Zaid, beliau berkata:
“Sesungguhnya kamu pemuda
cerdas, dulu kamu telah menulis
wahyu untuk Rasulullah, maka
telitilah al-Qur’an dankumpulkanlah”.
Terus meneruslah Zaid
meneliti Al-Qur’an dengan
mengumpulkan dan menulisanya
dan Zaid sendiri orang yang hafal Al-
Qur’an, sehingga hafalanya itu
sedikit mengurangi bebannya namun
demikian zaid tidaklah mencukupkan
dengan hafalanya dalam
menetapkan ayat yang terdapatperselsihan kecuali dengan saksi.12
Begitu pula dalam melaksanakan
amanah menulis Al-Qur’an tidak
mengandalkan hanya hafalannya
11 Anwar, op.cit. h. 75
12 Ibrahim al-Abyari, Sejarah al-Qur’an(Semarang: Dina Utama, 1993), Cet. I, h. 69-
70
saja atau melalui pendengaranya
saja akan tetapi bertitik tolak daripada penyelidikan yang mendalam
dari dua sumber, yakni: 1) sumber
hafalan yang tersimpan dalam dada
hati para sahabat, dan 2) sumber
tulisan yang ditulis pada zaman
Rasulullah Saw.13
Disini berarti, hafalan dan
tulisan harus terpenuhi seperti itulah
bentuk kehati-hatian Zaid Bin Tsabit
dalam menulis Al-Qur’an. Setelahselesai Al-Qur’an dikumpulkan dan
ditulis kemudian diserahkan kepada
Abu Bakar, dan beliau menyimpan
baik-baik hingga wafatnya.
Sepeninggal Abu Bakar, ia digantikan
oleh Umar Bin Khattab yang
kemudian disimpannya naskah itu.
Dan setelah wafatnya Umar Bin
Khathab, Naskah itu kembali
diserahkan kepada Hafsah.14
Di zaman khalifah Usman
ketika mendengar laporan
Hudzaifah15 tentang terjadi
perpecahan dikalangan kaum
muslimin tentang perbedaan qira’ah
Al-Qur’an yang mengarah kepada
13 M. Quraish Shihab, Membumikan al-
Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalamKehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan,
1994), h. 2514 Munawir Khalil, al-Qur’an dari MasaKemasa (Semarang: Ramadhani, 1952), h.
24
15 Hal ini dilatarbelakangi ketika terjadi
pengiriman ekspedisi militer ke Armenaia
dan Azerbaijan, perselisihan tentang ragam
bacaan al-Qur’an muncul di kalangan
tentara-tentara Muslim, yang sebagiannya
direkrut dari Syiria dan sebagian lagi dari
Irak.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 20/179
saling pengklaiman tentang kafir
mengkafirkan. Setelah mendengarlaporan Hudzaifah tersebut, sahabat
Usman ra, segera meminta mushaf
yang disimpan di rumah Hafsah, lalu
menugaskan Zaid Bin Tsabit,
Abdullah Bin Zubair, Said Ibnu Al-Ash
dan Abdurrahman Ibn Hisyam untuk
menyalinnya dalam beberapa
mushaf, kata Utsman, ‘jika kalian
bertiga dan Zaid Bin Tsabit berselisih
pendapat tentang hal Al-Qur’an,maka tulislah dengan ucapan atau
lisan quraisy karena Al-Qur’an
diturunkan dengan lisan quraisy”.16
Dalam kerja penyalinan Al-
Qur’an ini mereka mengikuti
ketentuam-ketentuan yang disetujui
oleh khalifah Usman. Ketentuan-
ketetuan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Terbukti mutawatir, tidak ditulisberdasarkan riwayat ahad.
2. Mengabaikan ayat yang
bacaannya di-naskh dan ayat
tersebut tidak diyakini dibaca
kembali di hadapan Nabi Saw.
pada saat-saat terakhir.
3. Kronologi surat dan ayat seperti
yang dikenal sekarang ini,
berbeda dengan mushaf Abu
Bakar yang susunan suratnyaberbeda dengan mushaf Usmani.
4. Sistem penulisan yang digunakan
mushaf mampu mencakup
qira’at yang berbeda sesuai
16 Nasaruddin Umar, Ulumul Qur’an:menyingkap Makna-Makna Tersembunyi al-
Qur’an (Jakarta: Al-Gazali Center, 2008),
Cet. I, h. 121-122.
dengan lafazh-lafazh al-Qur’an
ketika turun.5. Semua yang bukan termasuk al-
Qur’an dihilangkan. Misalnya
yang ditulis di mushaf sebagian
sahabat juga menulis makna ayat
atau penjelasan nasikh mansukh
di dalam mushaf 17
.
Para penulis dan para
sahabat setuju dengan tulisan yang
mereka gunakan ini. Para ulamamenyebut cara penulisan ini sebagai
Rasm Al-Mushaf. Karena cara
penulisan disetujui Usman sehingga
sering pula dibangsakan kepada
Usman, sehingga mereka sebut
Rasm Usman atau Rasm Usmani.
Menurut Rosihon Anwar,18
diantara perbedaan penulisan al-
Qur’an pada masa Abu Bakar dan
pada masa Utsman bin Affan adalahsebagai berikut:
Pada Masa Abu
Bakar
Pada Masa Utsman
bin Affan
1. Motivasi
penulisannya
adalah khawatir
sirnanya al-
Qur’an dengan
syahidnya
beberapa
penghafal al-
Qur’an pada
perang Yamamah
2. Abu Bakar
melakukannya
dengan
1. Motivasi
tulisannya karena
terjadinya banyak
perselisihan di
dalam cara
membaca al-
Qur’an (qira’at)
2. Utsman
melakukannya
dengan
menyederhanakan
tulisan mushaf
17 Anwar, op.cit., h. 80. Lihat juga dalam
Kamaludin Marzuki, Ulum al-Qur’an,(Bandung: Rosda Karya, 1992), h. 73
18 Ibid., h. 80
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 21/179
mengumpulakan
tulisan-tulisan al-Qur’an yang
terpencar-pencar
pada pelepah
kurma, kulit,
tulang dan
sebagainya.
pada satu huruf
dari tujuh huruf yang dengannya
al-Qur’an turun.
C. Perkembangan Baru Penulisan
Mushaf Pasca Utsman
Sebagaimana telah diketahui,
bahwa naskah mushaf ‘Utsmani
generasi pertama adalah naskahyang ditulis tanpa alat bantu baca
yang berupa titik pada huruf (nuqath
al-i’jam) dan harakat (nuqath al-
i’rab) – yang lazim kita temukan hari
ini dalam berbagai edisi mushaf al-
Qur’an – Langkah ini sengaja
ditempuh oleh Khalifah ‘Utsman r.a.
dengan tujuan agar rasm (tulisan)
tersebut dapat mengakomodir
ragam qira’at yang diterima laludiajarkan oleh Rasulullah saw. Dan
ketika naskah-naskah itu dikirim ke
berbagai wilayah, semuanya pun
menerima langkah tersebut, lalu
kaum muslimin pun melakukan
langkah duplikasi terhadap mushaf-
mushaf tersebut; terutama untuk
keperluan pribadi mereka masing-
masing. Dan duplikasi itu tetap
dilakukan tanpa adanyapenambahan titik ataupun harakat
terhadap kata-kata dalam mushaf
tersebut. Hal ini berlangsung selama
kurang lebih 40 tahun lamanya.
Dalam masa itu, terjadilah
berbagai perluasan dan pembukaan
wilayah-wilayah baru. Konsekwensi
dari perluasan wilayah ini adalah
banyaknya orang-orang non Arabyang kemudian masuk ke dalam
Islam, disamping tentu saja
meningkatnya interaksi muslimin
Arab dengan orang-orang non Arab –
muslim ataupun non muslim-.
Akibatnya, al-‘ujmah (kekeliruan
dalam menentukan jenis huruf) dan
al-lahn (kesalahan dalam membaca
harakat huruf) menjadi sebuah
fenomena yang tak terhindarkan.Tidak hanya di kalangan kaum
muslimin non-Arab, namun juga di
kalangan muslimin Arab sendiri.
Hal ini kemudian menjadi
sumber kekhawatiran tersendiri di
kalangan penguasa muslim.
Terutama karena mengingat mushaf
al-Qur’an yang umum tersebar saat
itu tidak didukung dengan alat bantu
baca berupa titik dan harakat.Kemudian pada masa khalifah Abdul
Malik (75-86 H.),
ketidakmemadainya mushaf ini telah
dimaklumi para sarjana Muslim
terkemuka saat itu. Oleh karena itu
penyempurnaan pun segera
dilakukan. Tersebutlah dua tokoh
yang berjasa dal hal ini, yaitu
Ubaidillah bin Ziyad (w. 67 H.) dan
Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi (w. 95 H.)Ibnu Ziyad diberitakan
memerintahkan seorang lelaki dari
Persia untuk meletakkan alif sebagai
pengganti dari huruf yang dubuang.
Misalnya, tulisan qira’at ت )
ق ) dan
ت )
ك ) diganti dengan ( ت
ا
) dan ( ت
ا
ك).
Adapun al-Hajjaj melakukan
penyempurnaan terhadap mushaf
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 22/179
Utsmani pada sebelas tempat yang
memudahkan membaca mushaf.19
Begitu juga dengan
Pemberian tanda titik pada huruf ini
memang dilakukan belakangan
dibanding pemberian harakat.
Pemberian tanda ini bertujuan untuk
membedakan antara huruf-huruf
yang memiliki bentuk penulisan yang
sama, namun pengucapannya
berbeda. Seperti pada huruf ب (ba) , ت
(ta), (tsa). Pada penulisan mushaf ‘Utsmani pertama, huruf-huruf ini
ditulis tanpa menggunakan titik
pembeda. Salah satu hikmahnya
adalah –seperti telah disebutkan-
untuk mengakomodir ragam qira’at
yang ada. Tapi seiring dengan
meningkatnya kuantitas interaksi
muslimin Arab dengan bangsa non-
Arab, kesalahan pembacaan jenis
huruf-huruf tersebut (al-‘ujmah) punmerebak. Ini kemudian mendorong
penggunaan tanda ini
Ada beberapa pendapat yang
berbeda mengenai siapakah yang
pertama kali menggagas penggunaan
tanda titik ini untuk mushaf al-
Qur’an. Namun pendapat yang
paling kuat nampaknya mengarah
pada Nashr bin ‘Ashim20
dan Yahya
19 Subhi As-Shalih, Mabahits fi Ulum al-
Qur’an, (Beirut: Dar al-Qalam al-Malayyin,
1988), h. 89-91
20 Nama lengkapnya adalah Nashr bin
‘Ashim al-Laitsy al-Nahwy. Dikenal juga
sebagai Nashr al-Huruf. Termasuk tabi’ingenerasi awal, juga seorang faqih yang
menguasai ilmu Nahwu. Berguru pada Abu
al-Aswad al-Du’aly dalam ilmu al-Qur’an
dan Nahwu. Meninggal tahun 100 H.
bin Ya’mar.21
Ini diawali ketika
Khalifah Abdul Malik bin Marwanmemerintahkan kepada al-Hajjaj bin
Yusuf al-Tsaqafy, gubernur Irak
waktu itu (75-95 H), untuk
memberikan solusi terhadap ‘wabah’
al-‘ujmah di tengah masyarakat. Al-
Hajjaj pun memilih Nahsr bin ‘Ashim
dan Yahya bin Ya’mar untuk misi ini,
sebab keduanya adalah yang paling
ahli dalam bahasa dan qira’at.
Setelah melewati berbagaipertimbangan, keduanya lalu
memutuskan untuk menghidupkan
kembali tradisi nuqath al-i’jam
(pemberian titik untuk membedakan
pelafalan huruf yang memiliki bentuk
yang sama). Muncullah metode al-
ihmal dan al-i’jam. Al-ihmal adalah
membiarkan huruf tanpa titik, dan
al-i’jam adalah memberikan titik
pada huruf. Penerapannya adalahsebagai berikut:
a. untuk membedakan antaraد (dal)
danذ (dzal), ر (ra’) dan
ز (zay),
ص (shad) danض (dhad), ط (tha’)
danظ (zha’), serta
ع (‘ain) danغ
(ghain), maka huruf-huruf
pertama dari setiap pasangan itu
diabaikan tanpa titik (al-ihmal ),
sedangkan huruf-huruf yang
kedua diberikan satu titik diatasnya (al-i’jam).
21 Nama lengkapnya adalah Abu Sa’idYahya bin Ya’mar al-Qaisy al-‘Adawany.
Seorang tabi’in. Ia termasuk yangberpandangan lebih mengutamakan Ahlul
bait tapi tanpa merendahkan sahabat-sahabat
Nabi yang lain. Seorang alim dalam al-
Qur’an dan Nahwu. Meninggal tahun 90 H.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 23/179
b. untuk pasangan س (sin) dan ش
syin, huruf pertama diabaikantanpa titik satupun, sedangkan
huruf kedua (syin) diberikan tiga
titik. Ini disebabkan karena huruf
ini memiliki tiga ‘gigi’, dan
pemberian satu titik saja
diatasnya akan menyebabkan ia
sama dengan huruf nun.
Pertimbangan yang sama juga
menyebabkan pemberian titik
berbeda pada huruf-huruf ب
ba’,ث ,taت tsa, ن nun, dan
ي ya’.
c. untuk rangkaian huruf ,’haح , jimج
dan,’khaخ huruf pertama dan
ketiga diberi titik, sedangkan
yang kedua diabaikan.
d. sedangkan pasangan ف fa’ dan ق
qaf, seharusnya jika mengikuti
aturan sebelumnya, maka yang
pertama diabaikan dan yang
kedua diberikan satu titikdiatasnya. Hanya saja kaum
muslimin di wilayah Timur Islam
lebih cenderung memberi satu
titik atas untuk fa’ dan dua titik
atas untuk qaf. Berbeda dengan
kaum muslimin yang berada di
wilayah Barat Islam (Maghrib),
mereka memberikan satu titik
bawah untuk fa’, dan satu titik
atas untuk qaf.
Nuqath al-I’jam atau tanda
titik ini pada mulanya berbentuk
lingkaran, lalu berkembang menjadi
bentuk kubus, lalu lingkaran yang
berlobang bagian tengahnya. Tanda
titik ini ditulis dengan warna yang
sama dengan huruf, agar tidak sama
dan dapat dibedakan dengan tanda
harakat (nuqath al-i’rab) yangumumnya berwarna merah. Dan
tradisi ini terus berlangsung hingga
akhir kekuasaan Khilafah Umawiyah
dan berdirinya Khilafah ‘Abbasiyah
pada tahun 132 H. Pada masa ini,
banyak terjadi kreasi dalam
penggunaan warna untuk tanda-
tanda baca dalam mushaf. Di
Madinah, mereka menggunakan
tinta hitam untuk huruf dan nuqathal-i’jam, dan tinta merah untuk
harakat. di Andalusia, mereka
menggunakan empat warna: hitam
untuk huruf, merah untuk harakat,
kuning untuk hamzah, dan hijau
untuk hamzah al-washl. Bahkan ada
sebagian mushaf pribadi yang
menggunakan warna berbeda untuk
membedakan jenis i’rab sebuah kata.
Tetapi semuanya hampir sepakatuntuk menggunakan tinta hitam
untuk huruf dan nuqath al-i’jam,
meski berbeda untuk yang lainnya.
Akhirnya, naskah-naskah
mushaf pun berwarna-warni. Tapi di
sini muncul lagi sebuah masalah.
Seperti telah dijelaskan, baik nuqath
al-i’rab maupun nuqath al-i’jam,
keduanya ditulis dalam bentuk yang
sama, yaitu melingkar. Hal inirupanya menjadi sumber
kebingungan baru dalam
membedakan antara satu huruf
dengan huruf lainnya. Di sinilah
sejarah mencatat peran Khalil bin
Ahmad al-Farahidy (w.170 H). Ia
kemudian menetapkan bentuk
fathah dengan huruf alif kecil yang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 24/179
terlentang diletakkan di atas huruf,
kasrah dengan bentuk huruf ya’ kecildibawahnya dan dhammah dengan
bentuk huruf waw kecil diatasnya.
Sedangkan tanwin dibentuk dengan
mendoublekan penulisan masing-
masing tanda tersebut, disamping
beberapa tanda lain.
Perlu kita ketahui bahwa
upaya penyempurnaan itu tidak
berlangsung sekaligus tetapi
bertahap dan dilakukan oleh setiapgenerasi sampai abad III H (atau
akhir abad IX M) ketika proses
penyempurnaan naskah al-Qur’an
(mushaf Utsmani) selesai dilakukan.
Upaya penulisan al-Qur’an dengan
tulisan yang bagus merupakan upaya
lain yang telah dilakukan generasi
terdahulu. Diberitakan bahwa
khalifah al-Walid (86-96 H)
memerintahkan Khalid bin al-Khayyajyang terkenal keindahan tulisannya
untuk menulis mushaf al-Qur’an.22
Untuk pertamakalinya al-Qur’an
dicetak di Bunduqiyyah pada tahun
1530 M., tetapi begitu keluar,
penguasa gereja mengeluarkan
perintah pemusnahan kitab suci
gama Islam ini. Cetakan selanjutnya
adalah atas usaha seorang
berkebangsaan Jermaan bernamaHinkel,am pada tahun 1694 M. di
Hamburgh (Jerman). Disusul
kemudian oleh Marracci pada tahun
1698 M. di Padoue. Namun
sayangnya, tak satu pun dari al-
Qur’an cetakan pertama, kedua,
22 Anwar, op.cit., h. 81
amupun ketiga itu yang tersisa di
dunia Islam. Dan sayangnya pula,perintis penerbitan al-Qur’an
pertama itu dari kalangan bukan
Muslim.23
Penerbitan al-Qur’an dengan
label Islam baru dimulai pada tahun
1787 M. yang menerbitkannya
adalah Maulaya Utsman. Mushaf
cetakan itu lahir di Saint
Petersbourh, Rusia tau Leningrad,
Uni Soviet. Kemudian ada lagimushaf cetakan di Kazan. Kemudian
terbit lagi di Iran. Tahun 1248
H./1828 M., negeri Persia
menerbitkan mushaf cetakam di kota
Teheran. Lima tahun kemudian,
yakni tahun 1833, terbit lagi mushaf
cetakan Tabriz. Setelah dua kali
diterbitkan di Iran, setahun
kemudian (1834) terbit lagi mushaf
cetakan di Leipizig, Jerman.24
Di Negara Arab, Raja Fuad
dari Mesir membentuk panitia
khusus penerbitan al-Qur’an
diperempatan pertama abad XX.
Panitia yang dimotori oleh syeikh al-
Azhar ini pada tahun 1342 H./1923
M. berhasil menerbitkan mushaf al-
Qur’an cetakan yang bagus. Mushaf
yang pertama kali terbit di Negara
Arab ini dicetak sesuai denganriwayat Hafs ata qira’at Ashim. Sejak
itu berjuta-juta mushaf dicetak di
Mesir di berbagai Negara.
23 Ibid., h. 81
24 Ibid., h. 82
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 25/179
D. Pola dan Kaidah Penulisan Rasm
UstmaniBangsa Arab sebelum Islam
dalam tulis menulis menggunakan
khot Hijri. Setelah datang Islam
dinamakan Khat Kufi.25 Sejauh itu
Bahasa dapat terpelihara dari
kerusakan-kerusakan, karena ada
kemampuan berbahasa yang
tertanam dalam jiwa mereka.
Pada masa khalifah utsman
bin Affan, umat Islam telah tersebarke berbagai kepenjuru dunia
sehingga pemeluk agama Islam
bukan hanya orang-orang Arab saja.
Pada saat itu muncul perdebatan
tentang bacaan Al-Qur’an yang
masing-masing pihak mempunyai
dialek yang berbeda. Sangat di
sayangkan masing-masing pihak
merasa bahwa bacaan yang di
gunakannya adalah yang terbaik.26
Untuk mengantisipasi
kesalahan dan kerusakan serta untuk
memudahkan membaca Al-Qur`an
bagi orang-orang awam, maka
Utsman bin Affan membentuk
panitia yang terdiri dari 12 orang
untuk menyusun penulisan dan
memperbanyak naskah Al-Qur`an.
Mereka itu adalah: 1. Sa`id bin Al-As
bin Sa`id bin Al-As, 2. Nafi bin Zubairbin Amr bin Naufal, 3. Zaid bin
Tsabit, 4.Ubay bin ka`b, 5.Abdullah
bin az-Zubair, 6.Abrur-Rahman bin
Hisham, 7.Khatir bin Aflah, 8. Anas
25 As-Shalih, op.cit., h. 361-362
26 Jalaluddin As-Suyuti, Al-Itqon Fi Ulum
Al-Qur’an, (Beirut: Darul Ma’arif. 1978)
Juz 5.
bin Malik, 9.Abdullah bin Abbas, 10.
Malik bin Abi Amir, 11. Abdullah binUmar, 12. Abdullah bin Amr bin al-
Ash.27 Mereka inilah yang menyusun
mushaf Al-Qur`an yang kemudian di
kenal dengan mushaf Utsmani, ada
juga yang mengatakan bahwa panitia
yang di bentuk oleh Utsman ada
empat orang mereka itu adalah Zaid
bin Tsabit, abdulalh bin Zubair, Sa’id
bin Al-As dan Abdurrahman bin Al-
Harits,28
karena di tetapkan padamasa khalifah Utsman bin Affan.
Mushaf itu ditulis dengan kaidah-
kaidah tertentu. Para Ulama
meringkas kaidah-kaidah itu menjadi
6 istilah, yaitu:
Adapun Musahaf Usmani
ditulis menurut kaidah-kaidah tulisan
tertentu yang berbeda dengan
kaidah tulisan imla’i. Para ulama
merumuskan kaidah-kaidah tersebutmenjadi enam istilah.29 Keenam
istilah itu adalah sebagai berikut:
1. Penghapusan (al-Hadzf), seperti
penghapusan huruf-huruf sebagai
berikut:
a. Huruf alif yang terdapat pada
terdapat (ya’ seruan)
sebagaimana yang tercantum
dalam bunyi ayat ( یھا
ایانلا ),
27 M.M. Al-A’zami, The History Of
Qur’anic Text. Terj. Sohirin Solihin dkk.
(Jakarta: Gema Insani Press. 2005), h. 99-
100.
28 Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an,
(Bandung: Pustaka Setia, 2006), h.50
29 Muhammad Ibnu Abdillah al-Zarqani, al-
Burhan fi Ulum al-Quran (Cairo: Maktabah
Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1972),
Jilid. I, h. 376-403.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 26/179
huruf alif yang terdapat pada
ha at-tanbih (peringatan)sebagaimana tercantum dalam
bunyi ayat ( ھھانثم
ال
), huruf
alif yang terdapat (نا
) apabila
diikuti oleh suatu dhamir (kata
ganti), seperti (مكنیجنا) dan
huruf alif terdapat ,(واثینھ)
setiap bentuk jamak shahih,
baik untuk jama’ mudzakakar
atau jama’ muannas, seperti
,)الفنثا
(,)المسلما
( dan lain-lain,serta huruf alif yang terdapat
pada setiap bentuk jamak yang
menyerupai wazan mafa_i’lu
dan yang serupa dengannya,
seperti )النصر(,)مسج( selain
lafaz-lafaz yang memiliki
kekecualian.
b. Huruf yaa yang terdapat pada
setiap lafazh “Al-manqush yang
bertanwin, baik dalam keadaanrafa’(berharakat dhammah)
maupun jarr (ber-harakat
kashrah), seperti ungkapan
غیربا(
والعا
( dan ungkapan
)قوول( dan huruf “yaa”
dalam ungkapan seruan,
seperti ungkapan: قویعبا(
اف(
kecuali dalam ungkapan ق(
)اسرفوالذییاعبادي .
c. Huruf wawu apabila terjadibersamaan dengan huruf
wawu yang lain, seperti lafazh
)الیسثو( , والیالكیھ(
اف( , dan juga
wawu dari empat fi’il (kata
kerja) yang terdapat di dalam
ayat-ayat berikut: نسااالویدع
باخی) (دعاءاش dalam sura Al-
Isra, )ال اطویم( dalam surah
Al-Qamar, شالالداع(یدیو(
نكء
dalam Al-Qamar, dan)
الزبانیسند
( dalam surah al-
‘Alaq.
2. Penambahan (az-ziyadah),
sebagaimana penambahan huruf-
huruf berikut ini:
a. Penambahan huruf alif diakhir
isim yang dijamakan atau
dalam hukum yang serupa
dengannya, seperti ungkapan
)اولوااالل ا
(,)بنواسرائی
مل
قواربھم
( dan dalam lafaz-
lafaz: حنالاذ
(,)السبی
(,)الرسو
(
,)الظنون
)مائثی(,) ) dalam surah
Al-Naml, )لكالوضعواخ
( dalam
surah Al-Taubah, ثفثواثظمو(
)ثثفیواثوكوا dan huruf alif yang
terletak antara huruf “jimm”
dan huruf “yaa” dalam lafaz
)وج( dalam surah Al-Zumar
dan surah Al-Fajr yang ditulisdemikian dalam mushaf,
sedangkan didalam kedua
suratnya tertulis )وجاي
( .
b. Penambahan huruf yaa,
sebagaimana yang terdapat
didalam ungkapan: ذوایثاءي
)ءیھم(,)اللیاناءوم(,)القر ي
)المرسلین ا(, , di dalam surah
Al-Nahl), ( المفثویبكا ), dan
ungkapan ( والسماء
بنیناھابایی
).c. Penambahan huruf wawu,
sebagaimana yang terdapat
didalam ungkapan: اوالث
(
,)اوال
(,)الئ
(,)اولو
( ) dan
ungkapan مكیرواس( ).30
30Muhammad bin Muhammad Abu
Syuhbah, Al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 27/179
3. Aturan hamzah yang terdiri atas
beberapa macam, yaitu berikut ini:a. Al-Hamzah al-Sakinah yang
aslinya ditulis di atas huruf
yang sesuai dengan harakat
sebelumnya, baik di awal,
tengah, maupun akhir,
seperti )اقر(,)جئن(,ھيء
kecuali dalam kata-kata
tertentu, seperti )فادارءث( dan
)ورءی( maka kedua kata
tersebut hurufnyadihilangkan dan hamzah
ditulis menyendiri.
b. Al-Hamzah al-Mutaharrikah
apabila berada di awal kata
atau digabungkan dengan
huruf tambahan, hamzah
tersebut ditulis dengan alif
secara pasti (mutlak, baik
dalam keadaan fatah,
dammah maupun kasrah,seperti kata
)اولو
).(اذ
(,)أیو
(,)فیأ
(,)س صر
(
kecuali di tempat-tempat
tertentu seperti )أئنكق
)لثكفرون di dalam surah
fushilat.31
4. Aturan Al-Badhal (penggantian)
yang terdiri atas beberapa macam
aturan, yaitu:
a. Gambar alif ditulis dengan al-wawu untuk menyatakan
keagungan (al-tafkhim),
al-Karim, diterjemahkan oleh
Taufiqurrahman dengan judul, Studi Ulumul
Qur’an: Telaah Atas Mushaf Ustmani(Bandung: Pustaka Setia, 2003), Cet. I, h.
123-124
31 Ibid , h. 124-125.
ketakutan (at-tahwil), dan
kekejian (tafdhi), seperti kata)
الر و
(,)الزكوا
(,)الصلوا
(,)الحیو
ث
( serta kata yang tidak
disandarkan (idhafat), seperti
)منو(,)كمشك( , kecuali firman
Allah di dalam surah al-Anfal:
35 عندالبیثھصوماكا(
)أالمكاءوثصدیھة , sura al-
An’am:162 )ونسكثصأ( ,
surah al-An’am: 29 اھا(
ثناالدنیحیا
( , dan surah al-Rum:39 )
اموالیربوافر مومااثیث
عندیربوفالناس
( tulis
dengan huruf alif.
b. setiap alif yang merupakan
refleksi (munqalabah) huruf
al-ya’u ditulis dengan huruf
al-Ya’, seperti kata )یثوفیك(
dala isim atau fi’il yang
bersambung dengan damir
(kata ganti) atau tidak, yangtetap sukun atau tidak,
seperti )یاحسرث
(,)علیاأسف
)یوسف , kecuali kata-kata
seperti )كلث
(,)ثث
(,)وم
)ھدان(,)عصان( .
c. Nun taukid khafif ditulis
dengan huruf alif, begitupula
nun dalam kata )اذ(
sedangkan ungkapan موكأی(
ن ي
( , maka ditulis dengannun’.
d. Ha’ at-Ta’nis ditulis dengan
huruf ta (ث
) yang berbeda
dengan huruf aslinya
dibeberapa tempat di dalam
al-Qur’an, seperti kata )رحم(
dalam surah al-Baqarah. Al-
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 28/179
imran, al-Maidah, dan lain-
lain.32
5. Aturan pemisahan (al-fashl) dan
penyambungan (al-washl). Di
dalam ditulisan terkadang,
sebagian lafaz ditulis secara
bersambung dan terkadang ditulis
secara terpisah, dan sebagian lagi
tertulis dalam satu keadaan
tertentu:
a. Penyambungan kata )أ(
dengan harakat fatah dalamhamzah dan syiddah dalam
lam dan pemisahannya yang
terjadi pada sepuluh tempat,
diantaranya adalah kata-kata
)أالثقولو( dalam surah al-A’raf,
kata )الثع دوأ( dalam surah
Hud dan surah Yasin, kata
)الثعلواعلوا( dalam surah
al-Dukhan.
b. Penyambungan kata )مم
( ,kecuali di dalam ungkapan
)أیمانكماملكم
( dalam surah
al-Nisa dan al-Rum,
ungkapan )مارزقناكم
( dalam
surah al-Munafiqun,
penyambungan kata )مم(
secara mutlak.
c. Penyambungan kata )عم( ,
kecuali di dalam ع.(
مانھواعنھ
(d. Penyambungan kata )عم
( ,
kecuali di dalam firman-Nya
ویصرف(
مع
)یشا dalam
surah Al-Nur, dan firman-
Nya )ثولمع( dalam surah
al-Najm.
32 Ibid , h. 126-128
e. Penyambungan kata )كلم( ,
kecuali dalam firman-Nya )ك
الفثنماردواالي
( dan firman-Nya
)ماس لثموكم
( .
f. Penyambungan kata )أم
( ,
kecuali dalam firman-Nya
)وكیعلیھیكوأم( dalam
surah al-Nisa, firman-Nya أ(
)أسمن dalam surah al-
Taubah, firman-Nya مأ(
)خلقنا , penyambungan kata
)ام
( dengan harakat kasrahpada huruf hamzah dan
syiddah, kecuali dalam
ungkapan )ومانرین( dalam
surah al-Ra’du.
g. Penyambungan kata )أنم(
dengan harakat fatah pada
huruf hamzah secara mutlak.
h. Dan lafazh-lafazh lainnya
yang sewaktu-waktu ditulis
secara bersambung dansewaktu-sewaktu terpisah,
seperti kata )أنم
( , kata )لأ
(
dengan harakat dan kasrah,
kata )لأ
( , kata أی(م
( , kata
)لك( , dan kata )مف( .
6. Lafazh-lafazh yang memiliki dua
bacaan dan dituliskan pada salah
satunya, tetapi yang kita
maksudkan bukan bacaan yang
janggal (syaddzah), sepertiungkapan )ولوالدف
الناس
(,)ثفدو
(,)وعدن
(,)یخدعو
(,)مل
(,)الدییومسكر
وماھ(,)
سكر
(,)وحر
علي
(,)قریأولسث
(,)النسا
(,)عقد
)فرھ(,)أیمانكم , )ثظھرون ), dan
ungkapan lainnya, semuanya
ditulis di dalam mushaf usmani
tanpa alif, tetapi dibaca dengan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 29/179
alif atau dengan menghilangkan
alif, tetapi dibaca dengan alif atau dengan menghilangkan alif
tersebut, ungkapan غیب(
الج
(
dalam surah yusuf: 15, )مشمر
)أكمامھا dalam surah fushilat, وھ(
)امنالغرففي , semua ungkapan
tersebut telah ditulis dengan
ta’maftutah dan tanpa alif, dan
dibaca dengan bentuk jama’ dan
mufrad; ungkapan )فكھو( yang
ditulis tanpa alif, tetapi dibacadengan alif atau tanpa alif;
ungkapan )الصر
( bagaimana
pun terjadinya, )صط
( dalam
surah al-A’raf: 1; ungkapan
)المصیط(,)مصیط( yang ditulis
dengan huruf shad, tanpa
kecuali, tetapi dibaca dengan
huruf shad atau sin.33
E. Hakikat dan Keberadaan Mushaf Utsmani
Dalam sebuah riwayat
diceritakan ketika panitia telah
merampungkan tugasnya, khalifah
Utsman mengembalikan mushaf
orisinil kepada Hafsah. Kemudian
mengirimkan beberaopa mushaf
hasil kerja panitia tersebut ke
berbagai kota, sementara mushaf-
mushaf lain yang ada saat itudiperintahkan untuk dibakar yang
dimaksudkan untuk mencegah
pertikaian di kalangan umat karena
mempunyai kekhususan. Para
sahabat penulis wahyu pada masa
Nabi Saw. tidak diikat oleh suatu
33 Ibid , h. 128-129.
ketentuan penulisan yang seragam,
sehingga terdapat perbedaan antarakoleksi seorang sahabat dengan
sahabat lainnya. Ada yang
kelihatannya mencampur-baurkan
antara wahyu dan penjelasan-
penjelasan dari Nabi atau sahabat
senior, walaupun sahabay yang
bersangkutan dapat mengenal
dengan pasti mana ayat dan mana
penjelasan ayat, misalnya dengan
membubuhi kode-kode tertentuyang mungkin hanya diketahui oleh
yang bersangkutan.34
Mushaf yang ditulis pada
masa Abu Bakar tetap tersimpan di
rumah Hafsah sampai akhir
hayatnya. Diduga, mushaf otentik
Utsman juga disimpannya. Setelah ia
meninggal, mushaf tersebut diambil
alih oleh Marwan bin al-Hakam (w.
65 H.), Wali Kota Madina ketika itu.Disebutkan dalam suatu riwayat
bahwa Marwan memerintahkan
untuk membakar mushaf orsinil itu
karena berbagai pertimbangan.35
Terdapat perbedaan di antara
ulama tentang jumlah mushaf yang
ditulis pada masa khalifah Utsman.
Kebanyakan ulama, seperti ad-Dani,
mengatakan bahwa jumlahnya
adalah empat buah, yaitu tiga buahdikirim ke Kufah, Basrah, dan Syiria,
dan sebuah lagi disimpan khalifah
Utsman.36 Sementara itu Ibnu al-
34 Anwar, op.cit. h. 83
35 Ibid.
36 Sihr as-Sayyid Abdul Aziz Salim, Adhwa’ ala Mushaf Utsman bin Affan: Rihlatuh
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 30/179
Jazari memandang bahwa jumlahnya
ada delapan.37
Keberadaan mushaf Utsmani
yang khusus itu, ternyata telah
memancing perdebatan yang rumit.
Persoalan ini telah lama menjadi
pertanyaan dan karena itu pula ada
banyak dugaan yang berkitar di
sekelilingnya. Salah seorang peneliti
yang menjelaskan masalah ini
dengan panjang lebar adalah. Sahr
al-Sayyid.Dalam bukunya tersebut,
beliau menjelaskan bahwa persoalan
ini bermula dari keberadaan mushaf
yang dahulu dipegang oleh Khalifah
‘Utsman hingga beliau menemui
syahidnya, dimana pada beberapa
lembaran mushaf itu ditemukan
noda darah beliau r.a. saat terbunuh.
Mushaf ini kemudian tetap berada di
Madinah selama beberapa waktusetelah terbunuhnya ‘Utsman. Lalu
kemudian menghilang entah ke
mana, hingga kemudian beberapa
mesjid di wilayah Islam mengaku
menyimpan mushaf tersebut. Dr.
Sahr al-Sayyid menyebutkan 5
tempat yang mengaku menyimpan
mushaf tersebut –dan ia juga
sekaligus membantah kebenaran
klaim tersebut secara panjang lebar:1. Bahwa mushaf tersimpan di
Mesir.
2. Bahwa mushaf ini tersimpan di
Bashrah
Syarga wa Gariban, (Iskandariah:
Mu’assasah Syubab al-Jam’iah), h. 17
37 Ibid., h. 18
3. Bahwa mushaf ini ada di
Tashkend4. Bahwa mushaf ini ada di Himsh
(Suriah)
5. Bahwa mushaf ini tersimpan di
Museum Topkapi, Istanbul.
Lalu ia kemudian
menggambarkan perpindahan
mushaf itu dari satu tempat ke
tempat lain, hingga akhirnya tidak
terdengar kabarnya sejak tahun 745H –ketika mushaf itu dikembalikan
oleh Portugal kepada Sultan al-
Mariny di Fas. Meskipun ada yang
bersikeras dengan keberadaan
mushaf ini, namun DR. Ghanim
Qaduri menguatkan pandangan
bahwa sudah sangat sulit saat ini
untuk menemukan naskah utuh dari
mushaf yang ditulis pada abad
pertama atau kedua hijriyah. Dan itusemua membutuhkan bukti materil
yang kuat dan penelitian dari
berbagai sudut.
Tetapi terlepas dari itu
semua, ada atau tidaknya naskah
manuskrip al-mushaf al-imam ini
sama sekali tidak mempengaruhi
orisinalitas al-Qur’an, karena
landasan utama penukilan al-Qur’an
adalah riwayat dan talaqqi darigenerasi ke generasi; sebuah metode
yang dari zaman ke zaman telah
membuktikan bahwa ia tidak akan
membiarkan satupun kesalahan yang
menyimpang dari mushaf Utsmani.
Kesimpulan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 31/179
Dari uraian di atas, kita dapat
melihat bahwa mushaf ‘Utsmanytelah melalui perjalanan yang sangat
panjang melintasi kurun waktu 14
abad lamanya. Berbagai inovasi
kemudian dikembangkan dalam
penulisan ulang dan penggandaan
naskahnya. Tetapi selama itu pula,
al-Qur’an yang termuat didalamnya
tetap terjaga keasliannya; huruf
demi huruf, kata per kata, kalimat
per kalimat. Hal ini terbukti olehperjalanan sejarah, dimana tak satu
pun upaya untuk menyimpangkan
isinya melainkan dengan segera
tersingkap di tangan para ulama,
khususnya yang menggeluti bidang
al-Qur’an dan semua bidang
ilmunya.
Ini tentu saja tidak lepas dari
metode pewarisan yang sangat unik
dalam menyampaikan al-Qur’an darikurun demi kurun. Inovasi apapun
yang dikembangkan dalam
penulisannya, sama sekali tidak
mengubah eksistensinya sebagai
Kalamullah. Seperti yang dijelaskan
para ulama akidah: dengan lisan
siapapun ia dibacakan, dengan
tulisan siapapun ia dituliskan, di
media apapun ia ditorehkan, al-
Qur’an tetaplah Kalamullah.Dari uraian diatas dapat kami
ambil sebuah simpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Ilmu Rasmul Qur’an adalah ilmu
yang mempelajari tentang
penulisan mushaf al-Qur’an yang
dilakukan dengan cara khusus,
baik dalam penulisan lafal-
lafalnya, maupun bentuk-bentuk
huruf yang digunakan.2. Kaidah yang digunakan dalam
penulisan mushaf usmani adalah
a. Al-hadzf (membuang,
menghilangkan atau
meniadakan huruf).
b. Al-ziyadah (penambahan)
c. Al-hamzah
d. Badal (penggantian)
e. Wasal dan fashl
(penyambungan danpemisahan)
f. Kata yang dapat dibaca dan
bunyi.
3. Dengan adanya Rasm Al-Qur’an
dapat memudahkan kita dalam
membaca dan memahami
kandungan Al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 32/179
Abidin Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992)al-Abyari Ibrahim, Sejarah al-Qur’an (Semarang: Dina Utama, 1993)
Abu Syuhbah Muhammad bin Muhammad, Al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an al-
Karim, Terj. Taufiqurrahman (Bandung: Pustaka Setia, 2003)
Anwar Rosihon, Samudra al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)
____________, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2006)
Al-A’zami M.M., The History Of Qur’anic Text. Terj. Sohirin Solihin dkk. (Jakarta:
Gema Insani Press. 2005)
Khalil Munawir, al-Qur’an dari Masa Kemasa (Semarang: Ramadhani, 1952), h.
24
Khallaf Abdul Wahab. Ilmu Ushul Al-fiqh, (Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah, 1968)
Marzuki Kamaludin, Ulum al-Qur’an, (Bandung: Rosda Karya, 1992), h. 73
Salim Sihr as-Sayyid Abdul Aziz, Adhwa’ ala Mushaf Utsman bin Affan: Rihlatuh
Syarga wa Gariban, (Iskandariah: Mu’assasah Syubab al-Jam’iah)
As-Shabuni Muhammad Ali, at-Tibyan fi Ulum al-Qur’an. Terj. Muhammad
Qodirun Nur (Jakarta: Pustaka, t.th)
Shihab M. Quraish, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1994)
as-Shalih Subhi, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Qalam al-Malayyin,
1988)al-Suyuthi Jalaluddin, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t)
Umar Nasaruddin, Ulumul Qur’an: menyingkap Makna-Makna Tersembunyi al-
Qur’an (Jakarta: Al-Gazali Center, 2008)
al-Zarqani Muhammad Ibnu Abdillah, al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an (Cairo:
Maktabah Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1972)
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 33/179
ISLAM, TERORISME DAN KEKERASAN
Oleh : Ahmad Izzan
Pendahuluan
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kekerasan didefinisikan
dengan perbuatan seseorang atau
kelompok orang yang menyebabkan
cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain1. Dalam bahasa
Arab kekerasan disebut dengan al-
‘unf, antonim ar-rifq yang berarti
lemah lembut dan kasih sayang.
Pakar hukum Universitas Al-Azhar,
‘Abdullah an-Najjar, mendefinisikan
al-‘unf dengan penggunaan
kekuatan secara ilegal (main hakim
sendiri) untuk memaksakan
pendapat atau kehendak2. Dari
beberapa pengertian di atas,
kekerasan melambangkan sebuah
upaya merebut suatu tuntutan
dengan kekuatan dan paksaan
terhadap pihak lain. Cara seperti ini
tentu tidak terpuji dalam pandangan
agama-agama dan nilai-nilaikemanusiaan, sebab kekuatan akal,
jiwa dan harta yang seharusnya
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (t.t: t.p,
t.h.) hal 550
2 Abdullah an-Najjar, Tahdid al-Mafahim fi
Majal as-Sira al-Basyariy, Makalah dalam
Konferensi Lembaga Tertinggi Urusan
Agama Islam Mesir tahun 2003, hal. 799.
digunakan untuk hal-hal yang
produktif bagi pengembangan diri
dan masyarakat berubah menjadi
kekuatan yang destruktif. Tetapi
penggunaan kekerasan tidak
selamanya tercela, yaitu bilamana
digunakan untuk merebut hak yang
terampas seperti pada perlawanan
melawan penjajah atau
memberantas kezaliman dalam
masyarakat, terutama bila jalan
damai tidak tercapai. Kekerasan
menjadi terccela bilamana digunakan
untuk membela satu hal yang
dianggap benar dalam pandangan
yang sempit, atau merebut hak yang
sebenarnya dapat diperoleh tanpa
melalui kekerasan3.
Sejarah kemanusiaan
mencatat, seperti terekam dalam Al-
Qur’an, aksi kekerasan yang berupa
pembunuhan pertama kali terjadi
antara kedua anak Nabi Adam; Qabil
dan Habil. Al-Qur’an menceritakan
itu agar fenomena kekerasan tidak
terulang dan setiap aksi kekerasanpasti akan menimbulkan goncangan
jiwa dan penyesalan yang mendalam
dalam diri pelakunya seperti dialami
oleh Qabil (baca kisah tersebut
3 Abdul Ilah Belqazez, Al-“unf wad Dimuqratiyyah, (t.t: Mansyurat az-Zaman,
1999), hal. 26
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 34/179
dalam Surat Al-Maidah/5: 31).
Karena itu, Al-Qur’an memberiketentuan, membunuh satu jiwa
tanpa alasan yang benar sama
halnya dengan membunuh seluruh
umat manusia (Al-Maidah/5: 32).
Dalam sejarah kenabiah, kekerasan
dialami oleh banyak nabi dari
kalangan Bani Israil. Tidak sedikit
para nabi yang dibunuh dalam
menjalankan tugas kenabian (Al-
Baqarah/2: 61 dan Ali Imran/3:21).Dalam konteks ayat-ayat di
atas Al-Qur’an berbicara tentang
kekerasan dalam pengertian negatif
yang dikecamnya meski kata al-‘unf
sendiri tidak digunakan dalam Al-
Qur’an. Penggunaan kata al-‘unf
tampak jelas dalam beberapa hadits
Nabi SAW seperti :
ن
هللازعلجم
ي
ن ع مع
كن
ي
ن ع
ر س معمام
)روا
)أحمد
Sesungguhnya Allah
subhanahu wa ta’ala tidak
mengutusku untuk melakukan
kekerasan, tetapi untuk
mengajarkan dan memudahkan.
(Riwayat Ahmad)4
ن
هللاق برف
ح
قف رلايطع
ى
فقع رلايطع
عماال
ف )مسلروا(الع
4 Riwayat Ahmad dalam kitab Al-Musnad,
(t, t: t.p, t.th) 29/40
Sesungguhnya Allah
subhanahu wa ta’ala Mahalembut atau Maha Kasih Sayang, dan
menyukai kelembutan. Melalui sikap
kasih sayang Allah akan
mendatangkan banyak hal positif,
tidak seperti halnya pada kekerasan.
(Riwayat Muslim)5
Suatu ketika sekelompok
orang Yahudi mendatangi Nabi Saw
dan mengucapkan salam dengandiplesetkan menjadi, as-samu
‘alaikum (kematian/kecelakaan
untuk kalian). Dengan marah ‘Aisyah,
istri beliah menjawab : ‘Alaikum,
wala anakumullah wa gadiballahu
‘alaikum (Kecelakaan untuk kalian,
semoga Allah melaknat dan
memurkai kalian). Lalu Rasulullah
mengingatkan ‘Aisyah, “Kamu harus
berlemah lembut, jangan melakukankekerasan (al-‘unf ) dan kekejian6.
Dari penjelasan Al-Qur’an
dan hadits di atas tampak jelas Islam
sebagai agama yang anti kekerasan
terhadap siapa pun, termasuk yang
berlain agama.
Salah satu bentuk kekerasan
yang menimbulkan kengerian dan
kepanikan masyarakat dunia saat ini
adalah terorisme. Kepanikantersebut mengakibatkan
ketidakjelasan pada definisi
terorisme itu sendiri, sehingga tidak
5 Sahih Muslim, Bab Fadl ar-Rifq, (t,t: t.p, t,
th) 12/486
6 Riwayat Imam al-Bukhari dalam kitab
Sahihnya, Bab Lam yakuninnabiy fahisyam,
(t.t: t.p, t.th) 18/455
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 35/179
jarang pemberantasan terorisme
dilakukan dengan melakukan aksiteror lainnya. Meskipun dalam
sejarah kemanusiaan aksi teror telah
menjadi bagian dari fenomena
kekacauan politik yang ada, tetapi
sebagian kalangan mengaitkannya
dengan agama Islam dan peradaban
Arab dan Islam. Padahal terorisme
adalah fenomena umum, tidak
terkait dengan agama, budaya dan
identitas kelompok tertentu.Istilah terorisme baru populer
pad atahun 1793 sebagai akibat
revolusi Prancis, tepatnya ketika
Robespierre mengumumkan era
baru yang disebut Reign of Terror (10
Maret 1793 – 20 Juli 1794). Teror
menjadi agenda penting para
pengawal revolusi dan menjadi
keputusan pemerintah untuk
mengukuhkan stabilitas politik.Sasarannya bukan hanya lawan
politik, tetapi juga tokoh-tokoh
moderat, pedagang, agamawan dan
lain sebagainya. Selama berlangsung
revolusi Prancis, Robespierre dan
yang sejalan dengannya seperti St.
Just dan Couthon melancarkan
kekerasan politik dengan membunuh
1366 penduduk Prancis, laki-laki dan
perempuan, hanya dalam waktu 6minggu terakhir dari masa teror.7
7 Dr. Muhammad al-Hawari, Al-Irhab; al-
Mafhum wal Asbab wa Subul al-Qanun ad-
Dualiy al- Mu’asir, dalam Al-Islam Fi
Muwajahat al-Irhab, (Kairo: Rabitat al-
Jami’at al-Islamiyyah, Cet. I, 2003), hal.
122.
Dalam kamus Oxpord kata
Terrorist diartikan dengan orangyang melakukan kekerasan
terorganisir untuk mencapai tujuan
politik tertentu. Aksinya disebut
terrorisme, yaitu penggunaan
kekerasan dan kengerian atau
ancaman, terutama untuk tujuan-
tujuan politis8.
Dalam bahasa Arab, istilah
yang populer untuk aksi ini adalah al-
Irhab dan pelakunya disebut al-Irhabiy . Para penyusun Al-Mu’jam al-
Wasith memberikan arti al-Irhabiy
dengan, “sifat yang dimiliki oleh
mereka yang menempuh kekerasan
dan menebar kecemasan untuk
mewujudkan tujuan-tujuan politik.”9
Al-Irhab dengan pengertian
semacam ini tidak ditemukan dalam
Al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa
Arab klasik, sebab itu istilah baruyang belum dikenal pada masa
lampau. Bahkan penggunaan kata ini
dalam bentuk derivasinya, turhibun
atau lainnya, dalam Al-Qur’an seperti
pada Surah Al-Anfal/8: 60 bermakna
positif. Sebab melalui ayat ini Allah
memerintahkan umat beriman untuk
mempersiapkan diri dengan berbekal
kekuatan apa saja yang dapat
menggentarkan (turhibun) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh
mereka. Tidak berbeda jauh dengan
8 Oxford Universal Dictionary, Joyce M.
Hawkins, (Oxford; Oxford University Press,
1981, 1/736
9 Ibrahim Anis, et. Al. Al- Mu’jam al -Wasit,
(Kairo: Majma’ al-Lugah al-‘Arabiyah,
1972), 1/376
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 36/179
pengertian di atas, Kamus Besar
Bahasa Indonesia mendefinisikanteror dengan usaha menciptakan
ketakutan, kengerian dan kekejaman
oleh seseorang atau golongan.
Makna terorisme adalah :
penggunaan kekerasan untuk
menimbulkan ketakutan dalam
usaha mencapai tujuan (terutama
tujuan politik).
Organisasi-organisasi
internasional, seperti PBB,mendefinisikannya dengan salah
satu bentuk kekerasan terorganisir.
Bentuknya seperti disepakati
masyarakat dunia dapat berupa
pembunuhan, penyiksaan,
penculikan, penyanderaan tawanan,
peledakan bom atau bahan peledak
dan lainnya yang dapat menjadi
pesan pelaku teror. Aksi tersebut
biasanya untuk tujuan politik, yaitumemaksa kekuatan politik tertentu,
negara atau kelompok agar
mengambil kebijakan atau
merubahnya sesuai yang diinginkan
pelaku.10 Dalam Sidang Umum ke 83,
tanggal 8 Desember 1998, PBB
mengecam segala bentuk kekerasan
aksi teror dengan alasan apa pun,
termasuk yang bermotifkan politik,
filsafat, akidah/keyakinan, ras,agama dan lainnya.
Agen Rahasia Amerika (CIA)
pada tahun 1980 mendefinisikan
terorisme dengan ancaman yang
menggunakan kekerasan, atau
10 Ezzudin, Al-Irhab wal’Unf as-Siyasiyy,
Oxford, hal 89
menggunakan kekerasan untuk
tujuan-tujaun politik, baik yangdilakukan oleh individu maupun
kelompok, untuk kepentingan
negara maupun individu melawan
negara. Masuk dalam definisi ini
kelompok-kelompok yang ingin
menggulingkan pemerintahan
tertentu atau menghancurkan
tatanan dunia internasional.
Definisi ini masih sangat
umum,sehingga perlawanan rakyatuntuk memperoleh hak-hak yang di
rampas, seperti perjuangan bangsa
Palestina dapat di kategorikan aksi
terorisme .Karena itu para sarjana
Muslim yang terhimpun dalam
keanggotaan Majma’ al fiqh al-
Islamiyy dalam sidang putaran ke 14
di Doha, Qatar, 8-13 Dzulqa’dah
1423 H/ 11-16 Januari 2003,
menegaskan bahwa terorisme adalahermusuhan, intimidasi, atau
ancaman, baik fisik maupun psikis,
yang dilakukan oleh negara,
kelompok maupun perorangan,
terhadap seseorang yang
menyangkut keyakinan (agama),
jiwa, harga diri, akal dan hartanya,
tanpa alasan yang benar, melalui
berbagai aksi yang merusak.
Lembaga ini juga menegaskan, jihaddan paya mati syahid untuk
membela akidah,
kebebasan/kemerdekaan, harga diri
bangsa dan tanah airbukanlah
bentuk teror, tetapi upaya membela
hak-hak prinsipil,. Karena itu, bagi
bangsa-bangsa yang tertindas atau
terjajah harus melakukan berbagai
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 37/179
upaya untuk memperoleh
kemerdekaan.11
Dari paparan diatas, tampak
perbedaan yang cukup mendasar
dalam mendefinisikan terorisme.
Perbedaan itu mengakibatkan
kekaburan akna yang sebenarnya,
sebab suatu perjuangan rakyat untuk
meraih kemerdekaan atau lepas dari
ketertindasan dapat dinilai sebagai
aksi teror oleh piahak lain, demikian
sebaliknya, aksi kekerasan dankezaliman menjadi legal dengan
dalih menumpas teroisme. Karena
itu tak heran, kendati masyarakat
dunia telah sepakat mengecam
terorisme, tetapi upaya
pemberantasannya dalam bentuk
kerjasama internasional selalu gagal.
Namun demikian, dari
beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan beberapa ciri terorisme,antara lain: menciptakan suasana
mencekam dan mengerikan,
dilakukan secara terorganisir,
bertujuan politik dan bersifat
internasional. Untuk mengetahui
sikap islam terhadap kekerasan,
apapun bentuknya, terlrbih dahulu
akan dijelaskan beberapa istilah
terkait dengan kekerasan dan
terorisme dalam Al-Qur’an.
Sikap Islam terhadap
Kekerasan dan Terorisme
11 Lihat dalam Appendiks Al-Islam Fi
Muwajahat al-Irhab, (Kairo: Rabitat al-
Jamiat al-Islamiyyah, Cet.I, 2003), hal. 273
Di atas telah disinggung,
kekerasan yang diungkapkan dengankata al’unf dan terorisme dengan sl-
irhab tidak ditemukan
penggunaannya dengan pengertian
modern dalam Al-Qur’an. Bahkan 8
klali penyebutan kata al’irhab dan
derivasinya; 5 kali dalam surah-surah
Makkiyah dan 3 kali dalam surah-
surah madaniyyah, selalu bermakna
positif. Dalam pandangan Al-Qur’an
tidak semua aksi yang menimbulkanketakutan dan kengerian terlarang,
tentunya yang dibarengi dengan
kemampuan dan kekuatan yang
memadai sehingga dapat
menampilakan misi masalah tanpa
mencederai dan melukai sasaran.
Sebab dalam pandanagan islam,
menyebarkan risalah Islam adalah
sebuah keharusan, demikian pula
memelihara simbol-simbolkeagamaan. Itu tidak dapat
terlaksana tanpa kekuatan dan
kemajuan yang menggetarkan
lawan/musuh sehingga tidak
menyerang.
Pengertian ini memiliki
kekuatan utnuk ‘menggentarkan’
lawan demi tersebarnya risalah
kedamaian adalah sebuah
keharusan, tentunya dengan cara-cara yang konstruktif.
Sebaliknya aksi teror yang
menimbulkan kengerian dengan
menggunakan cara-cara destruktif,
merusak fasilitas umum,mengancam
jiwa manusia tak berdosa,
mengganggu stabilitas negara dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 38/179
lainnya tertolak dalam pandangan
islam.Al-Qur’an dengan tegas
menyebut beberapa tindakan
kekerasan yang mengarah pada hal-
hal yang negatif/destruktif dan
mengecam serta mengancamnya
dngan balasan yang setimpal, antara
lain melalui kata :
1. Al-Bagy seperti tersebut pada
Surah An-Nahl :90. Melalui ayat
ini Al-Qur’an melarang umatislam untuk melakukan
permusuhan dengan tindakan
yang melampaui batas, sebab
menurut al-Asfahani , al-bag
berarti melampaui batas
kewajaran.12
2. Tugyan seperti pada Surah
Hud/11 : 112. Allah berfirman
م
ق اس
فمكترم
نمباكعم
طغال
ھ
م
نو
عم
صیر
)١٢(Maka tetaplah kamu pada jalan
yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat
beserta kamu dan janganlah
kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha melihat
apa yang kamu kerjakan.
Kata tugyan pada
mulanya digunakan untuk
menggambarkan ketinggian
puncak gunung, tetapi dalam
perkembangannya ia digunakan
12 Al-Mufradat, (t.t: t.p, t.th), hal 55
untuk segala sesuatu yang
melampaui batas ketinggianseperti ungkapan tagal ma’u
yang berarti air meluap.13
Demikian pula orang yang
sombong, angkuh dan zalim
diungkapkan dengan tagiyah
atau tagut . Sikap ini sangat
dikecam oleh Al-Qur’an seperti
pada Surah An-Naba’78 :22 yang
menjanjikan balasan keras
berupa neraka jahannam bagiorang-orang yang melampaui
batas (tagin).
Pakar tafsir asal Tunisia,
Ibnu ‘Asyur, menjelaskan,
ungkapan la tatgaw pada surah
Hud/11 : 112 di atasmencakup
larangan untuk melakukan segala
bentuk kerusakan (usulul
mafasid). Dengan demikian ayat
tersebut menghimpun upayamencapai kemaslahatan melalui
sikap istiqamah, konsisten pada
prinsip-prinsip agama,dan
mengindari berbagai kerusakan
yang tergambar dalam kata
tugyan.14
3. Az-Zulm ( kezaliman). Kata ini dan
derivasinya disebut dalam Al-
Qur’an sebanyak 315
kali.pengertiannya yang opulerseperti dikemukakan para
penyusun mu’jam Alfaz al-Qur’an
al-Karim adalah meletakkan atau
meakukan sesuatu tidak pada
tempatnya, baik berupa
13 Mu’jam Alfaz al -Qur’an al -Karim, hal
14 At-Tahrir wa at-Tanwir, (t.t: t.p, t.th)
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 39/179
kelebihan atau kekurangan.
Karena itu melampaui ataumenyeleweng dari kebenaran
juga disebut zulm, dan dapat
terjadi dalam hubungan manusia
dengan tuhan dalam bentuk
kekeafiran atau syirik
(Luqman/31 :17)dan
kemunafikan, dalam hubungan
antara manusia dengan manusia
dalam bentuk pengamiayaan
atau lainnya (asy-Syura/42 / 42),dan dalam hubungan antara
manusia dengan dirinya (Fatir/35
: 32).
Dalam banyak hal,
disebutkan acaman bagi para
pelaku kezaliman yaitu siksa dan
balasan yang menistakan (lihat
firman Allah: al- Furqan/25:19,
asy-Syu’ara/26 : 227, az-
Zukhruf/43 : 65). Dalam sebuahhadis qudsi Allah dengan tegas
melarang kezaliman. Allah
berfirman, “wahai hamba-hamb-
Ku, Aku telah mengharamkan
kezaliman untuk diri-Ku, dan Aku
tetapkan kezaliman bagi kalian
sebagai sesuatu yang haram/
terlarang dilakukan, maka
janganlah kalian saling
menzalimi.” (Riwayat Muslim)
15
4. Al-‘Udwan (permusuhan). Kata
‘udwan derivasinya berasal dari
akar kata yang terdiri atas huruf
‘ain-dal-waw yang makna
asalnya ‘lari’. Karena dengan
15 Riwayat Muslim, Bab Tahrim az-Zulm,
(t.t: t.p, t.th), 12/455
berlari orang dapat melampaui
sesuatu maka kemudian segalatindakan melampaui sesuatu
maka segala tindakan melampaui
batas dan kebenaran juga
disebut dengan ‘udwan atau
‘adwah. Dengan demikian ia juga
dapat bermakna kezaliman yang
juga sangat terlarang (lihat
firman Allah: al-Baqarah/2: 19,
al-Maidah/5: 87)
5. Al-Qatl (pembunuhan)Di atas telah disinggung, aksi
kekerasan pertama yang terjadi
dalam sejarah kemanusiaan
adalah pembunuhan atau
penganiayaan terhadap jiwa
manusia tak bersalah.
Membunuh satu jiwa tak berdosa
dipersamakan dengan
membunuh umat manusia (al-
Maidah/5: 32). Balasan yangdisediakan bagi orang yang
dengan sengaja melakukan
pembunuhan sangatlah berat.
Dalam (an-Nisa/4: 93)
disebutkan, siapa saja yang
dengan sengaja membunuh
saudaranya yang Mu’min akan
disediakan neraka jahannam
untuk ditempati selama-lamanya,
akan dimurkai dan dilaknat olehAllah dan akan mendapatkan
siksa yang pedih dan menistakan.
6. Al-Hirabah
Sebuah terma dalam Al-Qur’an
yang paling dekat dengan
pengertian terorisme dalam
pengertian modern adalah al-
hirabah. Dalam kitab Hasyiat
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 40/179
Qulyubi wa Uamyrah, al-hirabah
didefinisikan dengan, “aksiperampokan, atau pembunuhan,
atau menimbulkan kecemasan
dan kekacauan”.16 Sayyid Sabiq
dalam Fiqhus Sunnah
mendefinisikannya dengan, “Aksi
kekerasan dan bersenjata yang
dilakukan oleh sekelompok orang
dalam sebuah negara dengan
tujuan menciptakan kekacauan
dan ketidakstabilan dalamnegeri, pertumpahan darah,
perampasan harta, perenggutan
harga diri dan pengrusakan
terhadap lingkungan dan
kelangsungan hidup manusia.17
Termasuk dalam kategori al-
hirabah, masih menurut Sayyid
Sabiq, mafia pembunuhan,
penculikan anak, perampokan
bank dan rumah, penculikanwanita untuk prostitusi,
pembunuhan tokoh politik
dengan tujuan mengganggu
stabilitas keamanan, pembalakan
hutan dan pengrusakan
lingkungan yang mengganggu
flora dan satwa.
Al-Qur’an mengecam keras aksi
al-hirabah, dan menganggapnya
sebagai tindakan memusuhi ataumemerangi Allah dan Rasul-Nya.
Atau dengan kata lain, terorisme
dengan pengertian negatif dan
16 Hasyiat Qalyubi wa Umayah ‘ala Syarh Jalaluddin al- Mahalli ‘ala Minhaj at -Talibin
lin-Nawawiy, (Kairo: Dar Ihya al-Kutub al-
‘Arabiyyah, Isa al-Babiy al-Halabiyy), 4/198
17 Fiqhus-Sunnah, (t.t: t,p. t.th) 2/464
destruktif yang membawa
kerusakan di muka bumidipersamakan dengan
perlawanan terhadap Allah dan
Rasul-Nya. Karena itu sanksi yang
disediakannya pun sangat berat,
sesuai dengan tingkat beratnya
perbuatan. Dalam Surah al-
Maidah/5: 33 dijelaskan
beberapa bentuk sanksi yang
disediakan sesuai dengan tingkat
kriminalitas yang dilakukannya,yaitu:
a. Hukuman mati bagi yang
membegal dan membunuh
nyawa manusia.
b. Hukuman mati dengan
penyaliban bagi yang
membunuh dan merampas
harta.
c. Potong tangan atau kaki yang
merampas harta tetapi tidakmembunuh.
d. Pengasingan (an-nafy ) bagi
pembegal yang menimbulkan
kengerian dan kecemasan
bagi orang lain tetapi tidak
merampok dan membunuh.
Dari beberapa terma di atas
dapat disimpulkan, Islam
menentang segala bentukkekerasan, kecuali jika berada
dalam tekanan kezaliman pihak
lain. Dalam kondisi itu pun Allah
memerintahkan umat Islam
menahan diri untuk
menggunakan kekuatan dan
kekerasan, dan hanya
diperkenankan untuk membalas
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 41/179
perbuatan dengan yang setimpal
dan untuk mengembalikan situasikepada keadaan yang normal
atau kembali seimbang. Allah
berfirman :
ن
م
وعاق
عاق
فل م
م
م
ھعوق
بن
ئ
م
ر ھص
ر خ
رین
با صل
)٢٦(Dan jika kamu memberikan
balasan, Maka balaslah dengan
Balasan yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan
kepadamu, akan tetapi jika kamu
bersabar, Sesungguhnya Itulah
yang lebih baik bagi orang-orang
yang sabar.
Dengan melihat sebab
pewahyuan (sababun-nuzul) ayat
di atas akan tampak jelas metode
Al-Qur’an agar menahan diri dantidak menggunakan kekuatan
dalam menyikapi aksi kekerAn
kecuali dalam keadaan terpaksa.
Menurut sebuah
riwayat,Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam sangat marah
atas terbunuhnya Hamzah,
paman beliau dalam Perang
Uhud secara tidak wajar menurut
ukuran manusia. Dengan rasasedih dan murka Rasulullah
berkata, “Dengan nama Allah,
kematian Hamzah akan kubalas
dengan membunuh 70 orang dari
pasukan musuh”.18 Janji itu tidak
18 Al-Wahidi, Abab an-Nuzul, (t.t: t,p, t.th)
hal 163
dilaksanakan oleh Rasulullah, dan
Allah pun tidak membiarkannyamelakukan itu, tetapi melalui
wahyu seperti pada ayat di atas
Allah menetapkan metode
pengendalian diri dalam
peperangan. Setelah ayat di atas
turun, Rasulullah lalu
mengatakan, “Kami memilih
bersabar ya Allah”.19
Melalui ayat
ini Al-Qur’an menjelaskan hanya
ada dua cara menghadapikekerasan; membalas dengan
yang setimpal tanpa melampaui
batas dan bersabar, tetapi jalan
yang kedua, yaitu sabar, yang
sangat dianjurkan.
JikA dalam keadaan
terpaksa Al-Qur’an masih
memberikan aturan, apalagi
dalam kondisi tidak memerlukan
kekerasan atau kekuatan. Islammelarang keras penggunaan
segala bentuk kekerasan,
termasuk intiidasi atau upaya
menimbulkan kengerian dan
kecemasan; baik terorganisir
ataupun tidak;terang-rterangan
dalam bentuk
pembunuhan,penyiksaan dan
lainnya maupun tersembunyi
seperti tekanan ekonomi atausosial; dari penguasa maupun
dari rakyat jelata. Semuanya
terlarang. Bahkan menimbulakan
kecemasandan rasa tidak
nyaman pada orang lain,
19 Riwayat at-Tabrani, dalam al- Mu’jam al -Kabir
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 42/179
walaupun sekadar bercanda juga
terlarang. Dalam sebuah riwayatAmir bin Rabi’ah, suatu ketika
ada seseorang yang mengambil
sandal orang lain dengan maksud
bercanda. Setelah peristiwa itu
dilaporkan kepada Rasulallah,
beliau bersabda, “ Jangan
membuat seorang Muslim
cemas, sebab membuat seorang
Muslim cemas adah sebuah
kezaliman yang luar biasa”.20
Islam melarang
menimbulkan kengerian (teror)
pada orang lain dengan hanya
sekadar mengangkat dan
mengacungkan
senjata/pedang.Rasulullah
bersabda:
حدكم
ر س
ھال خ
ح
ال سلاا
ھ
إ
درىف
ال
عل
طان شلاعز ي
فهدع
نحفرة◌ف مرالا
)مسلروا(
“Seseorang tidak boleh
mengacungkan/mengangkat
senjata kehadapan orang lain.
Karena boleh jadi dia tidak tahu
setan akan mengendalikan
tangannya yang dengannya ia
dapat membunuh sehingga
20 Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Sahihnya, Kitab al-Birr was Silah, Bab an-
Nahiy ‘anil Isyarah bissilah, (t.t: t.p, t.th) hal
13/42
terjerumus ke neraka.”(Riwayat
Muslim) 21
Bahkan sekadar melihat
orang lain dengan pandangan
yang menakutkan juga dilarang
dalam Islam. Dalam kesempatan
lain Rasulullah bersabda:
ھظرمن خ
ةرظة
خ
خافھ
هللامةما
لق
)اور
البیھقي
(
“Barangsiapa
memandang orang lain dengan
pandangan menakutkan tanpa
alasan yang benar, maka dia
akan diperlakukan yang sama
berupa pandangan yang
menakutkan dari Tuhan di hari
kiamat”.(riwayat al-Baihaqi)
22
Karena itu, salah satu
bentuk sedekah kepada orang
lain adalah pandangan dan
senyuman manis kita dihadapan
orang lain, demikian sabda Rasul.
Dalam pandangan Al-
Qur’an semua manusia yang
hidup telah diberi kemuliaan
(takrim) oleh Allah brupa hak-hakyang harus dihormati, terlepas
21 Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam
Syu’ub al -Imam, (t.t: t.p, t.th) 16/16
22 Jami’ al -Hadis, (t.t: t.p, t.th) 34/106.
Disebutkan, hadis ini juga diriwayatkan oleh
Al-Baihaqi dalam az-Zuhd al-Kabir, 2/165.
Ia mengatakan, hadis ini mengandung
kelemahan dari segi sanadnya.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 43/179
dari perbedaan agama, jenis
kelamin, ras dan suku. (al-isra’/17:70)
Jihad Bukan Kekerasan
dan Terorisme
Salah satu konsep ajaran
Islam yang dianggap menumbuh
suburkan kekerasan yang jihad.
Konsep in sering disalah pahami
tidak hanya oleh kalangan non-
Muslim tetapi juga dikalanganumat islam yang tidak
memahaminya secara baik, benar
dan utuh. Secara bahasa,
menurut pakar Al-Qur’an, Ar-
Ragib Asfahani,dalam kamus
kosa kata Al-Qur’annya (al-
Mufradat ), jihad adalah upaya
mengerahkan segala tenaga,
harta dan piiran untuk
mengalahkan musuh. Sepertidiketahui , dalam jiwa setiap
manusia kebajikan dan
keburukan sama-sama
bersanding. Begitu pula dalam
kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang terdiri atas
banyak individu. Dari sinilah lahir
perjuangan ( jihad ) baik ditingkat
individu maupun ditingkat
masyarakat dan negara. Karena
itu, Asfahani membagi jihad
kepada tiga macam; 1.
Menghadapi musuh yang nyata;
2. Menghadapi stan dan; 3.
Menghadapi nafsu yang terdapat
dalam diri masing-masing.
Diantara ketiga macam jihad ini
yang terberat adalah ihad
melawan hawa nafsu,
sebagaimana sabda Rasulullah.Ketika beliau baru saja kembali
dari medan pertempuran; “Kita
kembali jihad terkecil menuju
jihad yang lebih besar, yakni
jihad melawan hawa nafsu”.23
Memahami jihad dengan
arti hanya perjuangan fisik atau
perlawanan bersenjata adalah
keliru. Sejarah turunnya ayat-
ayat Al-Qur’an membuktikanRasulullah telah diperintahkan
berjiahad sejak beliau di Mekah,
dan jauh sebelum adanya izin
mengangkat senjata untuk
membela diri dan agama.
Pertempuran pertama dalm
sejarah Islam baru terjadi pada
tahun kedua hijriah, tepatnya 17
Ramadhan, dengan meletusnya
Perang Badar, yaitu setelah turunayat yang mengizinkan perang
mengangka senjata seperti pada
firman Allah:
ذن
ذین
نو
ا
م
ھ
أ
ب
مو
ظ
ن
هللاعمھرصرید
)٩(نیذاوجرخنم
ارھم
در غ
ب
قحن
وا
و
ق
هللادفعهللار
مالاس
ھضعضع مت د
ھ
23 Lihat : Wahbah Zuhaili, al-Harb fil Fiqh
al-Islamiy, disertasi di Universitas Kairo,
(Damaskus: Darul Fikr, t.th), hal 106,
‘Abdullah an-Najjar, Tahdid al-Mafhim fi
Majal as-Sir al-Basyariy, Makalah dalam
Konferensi Lembaga Tertinggi Urusan
Agama Islam Mesir tahun 1003, hal. 799
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 44/179
مع ا
صع تب ا
ص
د
جاسمركذ
ھی
فمساهللا
یرا
ثكنرص
هللانم
نصره
هللايو
زیزع
)٠(
“Diizinkan (berperang)
kepada orang-orang yang
diperangi, karena sesungguhnya
mereka dizalimi. Dan sungguh,
Allah Mahakuasa menolong
mereka itu, (yaitu) orang-orang
yang diusir dari kampung
halamannya tanpa alasan yang
benar, hanya karena mereka
berkata, “Tuhan kami ialah
Allah.” Seandainya Allah tidak
menolak (keganasan) sebagian
manusia dengan sebaian yang
lain, tentu telah dirobohkan
biara-biara Nasrani, gereja-
gereja, rumah-rumah ibadah
orang Yahudi dan masjid-masjid,
yang didalamnya banyak disebut
nama Allah. Allah pasti akan
menolong orang yang menolong
(agama) Nya. Sungguh, AllahMahakuat, Mahaperkasa. (Al-
Hajj/22: 39-40)
Ayat ini menunjukkan
bahwa perang yang
diperkenankan adalah dalam
rangka mempertahankan diri,
agam dan tanah air. Fitrah
manusia cenderung tidak
menyukai perang atau
kekerasan, dan lebih
mendambakan kedamaian, al-
Baqarah/2: 216 menyatakan
demikian. Karena itu hubungan
Islam dengan dunia luar pada
dasarnya dibangun atas
perdamaian. Tetapi Islam kondisi
tertentu, seperti jika ada pihak
yang memusuhi Islam atau
mengumumkan perang terhadap
Islam dan umat Islam, Islam
mengizinkan perang.
Perang membela agama
tidak hanya dibolehkan oleh
Islam. Agama Kristen yang sangat
toleran sekalipun seperti
tergambar dalam ungkapan
Yesus dalam Injil Matius [5], 39:
Jika ada yang menampar pipi
kanan Anda maka putarlah dan
berila dia pipi kiri, juga
membolehkan perang dalam
situasi manakal dipandang
membahayakan diri (Injil Lukas[22], 35-38, Lukas [12], 49-52).
Mayoritas ulama Islam
berpandangan tidak boleh
memulai peperangan kecuali jika
orang kafir lebih dahulu
menyerang umat Islam. Perang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 45/179
dalam Islam lebih bersifat
difensif sebagai upaya
mempertahankan diri bila ada
ancaman dan serangan. Para ahli
hukum Islam (Fuqaha) dari
kalangan empat madzahab:
Hanafi, Maliki, Syafi’I dan
Hambali menyatakan, sebab
perang dalam Islam adalah
karena ada permusuhan atau
penyerangan dari orang kafir,
bukan karena kakafiran mereka.
Kalau mereka menyerang umat
Islam maka sudah menjadi
kewajiban untuk membalas
serangan. Jadi bukan karena
kekafiran atau perbedaan agama.
Karena itu tidak boleh
menyerang seseorang lantara
berbeda agama atau kafir, tetapi
hanya boleh jika ia menyerang
lebih dahulu.24
Dari sini amat keliru
pandangan sementara intelektual
Barat yang menyatakan “Islam
jaya di atas pedang”, “Islam
tersebut dengan jalan perang”.
Sejarah membuktikan sebaliknya.Di banyak belahan dunia, seperti
di Melayu, Islam tersebar dengan
cara damai. Inilah yang membuat
pemikir Barat lain seperti Thomas
24 Ali Jumu’ah, Al-Jihad fi al-Islam, dalam
Haqiqat al- Islam Fi ‘Alam Mutagayyir,Kementerian Wakaf Mesir, 2003, h. 234
Carlel, Gustav Le Bon, sejarawan
terkenal asal Prancis, mengkritik
tesis para koleganya dengan
menafikan tesis Islam tersebar
dengan pedang.25
Apalagi kalau
kita pahami izin kebolehan
berperang baru diperoleh dari
Tuhan setelah 15 tahun
Rasulullah mengembangkan
dakwah Islam.
Jihad dengan pengertian
di atas tentuanya sangat bertoal
belakang dengan terorisme yang
secara bahasa berarti
menimbulkan kengerian pada
orang lain yang biasanya untuk
mencapai tujuan-tujuan politik
tertentu. Jihad dengan
pengertian perang bertujuan
untuk melindungi kepentingan
dakwah Islam, termasuk
memberikan jaminan kebebasan
beragama dan beribadah bagi
seluruh umat manusia, sebab
Islam sangat menjunjung tinggi
kebebasan beragama. Tidak
boleh ada paksaan dalam
memeluk agama (al-Baqarah/2:256 dan al-Kahf/18: 29). Karena
itu ketika berhasil menaklukkan
Yerussalem, khalifah kedua,
Umar, memberikan jaminan
25 ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad, Abqariyyat
‘Umar, (Kairo: Darun Nahdah, t.th), h. 119
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 46/179
keamanan terhadap jiwa, harta
dan rumah ibadah penduduk
kota yang beragama Kristen.
Beliau mengatakan, “Gereja-
gereja mereka tidak boleh
dirusak dan dinodai, begitu juga
salib dan harta kekayaan
mereka. Tidak boleh seorang pun
dari mereka dipaksa untuk
meninggalkan agama mereka,
dan juga tidak boleh disakiti
….” 26
Kendati dalam kondisi
tertentu menggunakan
kekerasan melalui jihad
diperbolehkan tetapi Islam
memberikan aturan yang ketat
dan sejalan dengan prinsip-
prinsip kemanusiaan, misalnya
dalam sebuah peperangan Islam
melarang untuk membunuh
agamawan yang mengkhususkan
diri dengan beribadah, wanita,
anak kecil, orang lanjut usia dan
penduduk sipil lainnya yang tidak
ikut perang. Demikian pula Islam
melarang pengrusakanlingkungan seperti menebang
pohon, membakar rumah,
merusak tanaman dan menyiksa
26 Walid ‘Abdul Majid Kassab, Bainal Irhab
wal Muqawamah al- Masyru’ah, (Kairo :
Liga Dunia Universitas Islam, 2003)h. 234
binatang.27
Mufti Besar Mesir,
Prof. Dr. Syekh Ali Jumu’ah,
menyebutkan 6 syarat dan etika
perang dalam Islam yang
membedakannya dengan
terorisme, yaitu :
1. Cara dan tujuannya jelas dan
mulia
2. Perang/pertempuran hanya
diperbolehkan dengan
pasukan yang memerangi,
bukan penduduk sipil
3. Perang harus dihentikan bila
pihak lawan telah menyerah
dan memilih damai
4. Melindungi tawanan perang
dan memperlakukannya
secara manusiawi
5. Memelihara lingkungan,
antara lain tidak membunuh
binatang tanpa alasan,
membakar pohon, merusak
tanaman, mencemari air dan
sumur, merusak
rumah/bangunan
6. Menjaga hak kebebasan
beragama para agama dan
pendeta dengan tidakmelukai mereka.28
27 ‘Ali Jumu’ah, Al-Jihad fil Islam, dalam
Haqiqat al- Islam fi ‘Alam Mutagayyir,(Kairo K Kementerian Wakaf Mesir, 2003)
hal. 700
28 Hasil Keputusan Sidang di Doha
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 47/179
Dari sini sangat jelas
perbedaan antara jihad dengan
pengertian perang dan
terorisme. Karena itu salah satu
butir hasil keputusan sidang
Majma’ al-Fiqh al-Islamiy no 128
tentang Hak-hak Asasi Manusia
dan Kekerasan Internasional
point kelima menyatakan: “Perlu
diperjelas pengertian beberapa
istilah seperti jihad, terorisme
dan kekerasan yang banyak
digunakan media masa. Istilah-
istilah tersebut tidak boleh
dimanipulasi dan harus dipahami
sesuai dengan pengertian yang
sebenarnya”.29
Kekerasan dengan Dalih
Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Amar ma’ruf nahi munkar
dengan pengertian menegakkan
kebenaran dan memberantas
kemunkaran adalah salah satu
sendi terbesar dalam setiap
agama. Para nabi pun di utus
untuk itu, sebab tanpa prinsip
tersebut kerusakan di muka bumiakan merajalela. Di dalam Al-
Qur’an perintah untuk itu sangat
jelas. Allah berfirman:
29 Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Bab Bayan Kawnil Amri bil Ma’rufi Minal Iman, (t.t:t.p, t.th.) 1/167
كن
م
ك ةم م
نوعدر خ
ا
رون
م
أ
فورعم
ا
ن ھ
نع
كر م
كا
ئ و مھنوح
ف
م
ا
)٠٤(Dan hendaklah di antara
kamu ada segolongan orang
yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar.
Dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (Ali Imran/3:
104)
Dalam haditsnya
Rasulullah bersabda:
كمرمن كرم م
غر
دهف ب
ن
إ
مف
طع
ھس
ناس
ب
ف
ن
إ
مف
طع ھس
ب
ب
فك
ضعفذ
مان إل
)اورلسم(Barang siapa di antara
kalian mendapatkan kemunkaran
maka hendaknya ia
mengubahnya dengan
tangannya (kekuatan), bila tidak
bisa maka dengan lisannya, dan
kalau itu pun tidak bisa maka
dengan hatinya, dan itu adalah
selemah-lemahnya iman.
(Riwayat Muslim)30
.
30 Diriwayatkan oleh at-Turmuzi dalam
Sunan-nya, (t.tt: t,p. t.th) 8/75. Menurutnya
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 48/179
Dalam riwayat lain
Rasulullah Saw bersabda :
ن ذ ا يسفهد مرنب
ف لمعر
ا
ن ھ
نعرك م
ا
نكشو
هللان
ثع م
ك
ع
ھ ام
ا
ع
م
ھ
دع
ال
ف
جاب س
كم
)اورذمرتلا(Demi Dzat Yang jiwaku
berada di tangan-Nya,
hendaknya kalian beramar
ma’ruf nahi munkar, atau (kalau
tidak) Allah akan mengirimkan
azab dari sisi-Nya dalam waktu
dekat, kemudian kalian berdoa
dan doa kalian tidak akan
dikabulkan. (Riwayat at-Tirmidzi)31.
Demikian prinsip-prinsip
agama menyangkut amar ma’ruf
nahi munkar. Dalam tradisi
keilmuan Islam, prinsip ini
dikenal dengan hisbah yang
bertujuan menjaga stabilitas
internal masyarakat Muslim dariberbagai bentuk pelanggaran dan
hadis ini hasan (baik sehingga dapat
diterima)
31 Riwayat al-Bukhari dalam Sahihnya, Bab
‘Alamat an-Nubuwwah fil Islam, 11/443.
Lihat penjelasannya dalam Fathul Bari, Ibnu
Hajar Asqalani, 10/411
penyelewengan terhadap nilai-
niali agama dan kemanusiaan.
Dilihat dari tujuannya sangatlah
mulia, dan bukan sebuah tugas
yang ringat, sehingga dalam
pelaksanaannya memerlukan
beberapa syarat dan perangkat
kelengkapan yang memadai.
Karena itu, seperti pada ayat di
atas, yang diharapkan dapat
melaksanakannya adalah mereka
yang mencukupi syarat, tidak
semua orang berkewajiban
hisbah. Kata minkum
mengesankan arti sebagian di
antara kalian, tidak semua.
Namaun dalam
kenyataan, prinsip hisbah ini
banyak dilakukan melalui cara-
cara kekerasan. Tidak sedikit aksi
kekerasan dan teror dilakukan
dengan dalih amar ma’ruf nahi
munkar. Ayat-ayat dan hadis
seperti di atas dipahami apa
adanya, secara literal, tanpa
mempertimbangkan dan
menghubungkannya dengan
sekian ayat atau hadis lainnyasebagai sebuah kesatuan nilai-
nilai agama. Dalam sejarah Islam
klasik cara-cara seperti ini pernah
dilakukan oleh Khawarij yang
dikenal begitu bersemangat
dalam keagamaan tetapi dengan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 49/179
pemahaman sempit sehingga
berlebihan. Fenomena ini telah
diprediksi sebelumnya oleh
Rasulullah dalam sebuah
sabdanya:
ي
ت
أ
ي
فر
خآنام زلام ق
اء
دحن ا
س
ألاءاھ
س
حال
ألا,ن
رمنق لخ ق
رة
ا
,ن مرق
ممن
ال س
إل
كما
ھممرق سلا
من
مة رلا
,
جاوزال
مھ
ناممھر
ج
ان ح
)رال خروا(
Pada akhir zaman nanti
akan datang sekelompok orang
dari kalangan muda, dengan pemikiran yang sempit. Mereka
mengutip ayat-ayat Al-Qur’an,
tetapi mereka keluar dari
kebenaran seperti panah lepas
dari busurnya. Iman mereka
hanya sampai di tenggorokan
(tidak sampai ke hati sehingga
dapat memahaminya dengan
baik).32
(Riwayat al-Bukhari)
Karena kecewa dengan
perkembangan politik pasca
penetapan imam ‘Ali sebagai
32 Majmu’ Fatawa Ibni Taimiah, (t.t: t.p,
t.th) 6/337
khalifah, kalangan Khawarij
mengkafirkan dengan dalih
pernyataan, hukum hanya
bersumber dari Allah (la hukma
illa lillah). Beberapa aksi
kekerasan di Mesir di tahun
sembilan puluhan seperti
penyerangan terhadap seniman
yang dianggap mengumbar
aurat, tempat-tempat maksiat,
sarana-sarana dan fasilitas milik
non-Muslim juga terjadi atas
nama amar ma’ruf nahi munkar.
Penyerangan dan pengeboman
gereja menjelang atau di malam
natal yang sering terjadi di tanah
air kita juga dilatarbelakangi itu.
Jika demikian, tujuan mulia
seperti apa yang ingin dicapai jika
cara yang ditempuh tidak
muliah? Yang terjadi, upaya
memberantas kemunkaran
dilakukan dengan menimbulkan
kemunkaran baru.
Agar tidak terjadi
kekacauan dalam pelaksanaan
konsep hisbah, para ulama –
berdasarkan kajian mendalamterhadap teks-teks keagamaan –
menyimpulkan beberapa
ketentuan bagi pelaku hisbah.
ulama besar Ibnu Taimiah
mengatakan, “Amar ma’ruf nahi
munkar adalah kewajiban yang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 50/179
terberat. Sesuatu yang
diwajibkan atau dianjurkan harus
mendatangkan kemaslahatan
bukam kemudaratan, karena
para rasul diutus untuk
membawa kemaslahatan, dan
Allah tidak menyukai kerusakan.
Karena itu, amar ma’ruf nahi
munkar tidak boleh melahirkan
kemunkaran baru. Sesuatu yang
banyak mengandung mudarat
tidak akan diperintahkan oleh
Allah”.33 Lebih lanjut, Ibnu
Taimiah menjelaskan syarat
utama seseorang yang akan
melakukan amar ma’ruf nahi
munkar yaitu memiliki ilmu
pengetahuan, bersikap lemah
lembut, berjiwa sabar dan
menempuh cara-cara yang
baik34. Ilmu pengetahuan
mengharuskan seseorang untuk
melakukan perhitungan terhadap
hasil yang akan diperoleh dari
amar ma’ruf nahi munkar. kalau
menurut dugaan upayanya itu
tidak akan menghasilkan apa-apa
(tidak membawa perubahan),bahkan justru mendatangkan
bahaya maka gugur sudah
kewajiban tersebut. Bahaya
dimaksud, menurut Imam
33 Ibnu Taimiah, (t.t:t.p, t.th) 6/339
34 Abu Hamid al-Gazali, Ihya ‘Ulumiddin,2/159
Ghazali, dapat berupa
penyiksaan secara fisik, kerugian
secara moril atau materil (harta,
kedudukan, harga diri). Al-
Ghazali mencontohkan, jika
dengan hisbah seseorang akan
dipukul/dihukum di depan umum
hingga membuatnya malu, atau
harta dan rumahnya terampas,
maka tidak berlaku baginya
kewajiban hisbah35. segala
perintah dalam agama
dilaksanakan berdasarkan
kemampuan (at-Talaq/65: 7, at-
Taghabun/64: 16). Tanpa
kemampuan kewajiban gugur.
Pakar tagsir al-Qurtubi ketika
menafsirkan Surah al-Maidah/5:
105 yang berbunyi:
ھا
نیذا
و
آم
كم
ع
سكم
ف
كم رض
ذضلمن
م
د اھ
هللامكع
جرم
جمیع
كم
ف
م
م
ونك
عم
)٠٥(
Wahai orang-orang yangberiman! Jagalah dirimu;
(karena) orang yang saat itu
tidak akan membahayakanmu
apabila kamu telah mendapat
35 Al-Jami li Ahkam al-Qur’an, (t.t: t.p, t.th)
1/1846
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 51/179
petunjuk. Hanya kepada Allah
kamu semua akan kembali,
kemudian Dia akan menerangkan
kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (al-Maidah/5: 5: 105)
Al-Qurtubi berkata:
“Seorang muntasib (pelaku
hisbah) hendaknya berdiam, jika
dirasa tindakannya memberantas
kemunkaran akan mendatangkan
bahaya bagi dirinya, keluarganya,
atau umat Islam secara umum36.
Di tempat lain ia mengatakan:
“Hadis-hadis Rasulullah tentang
amar ma’ruf nahi munkar banyak
sekali, tetapi selalu dikaitkan
dengan kemampuan. Hisbah
ditujukan kepada seorang
mukmin yang diharapkan sadar,
atau orang yang tidak tahu tapi
ada keinginan belajar untuk tahu.
Ada pun orang yang keras
kepada dengan kemunkarannya
dan membela diri dengan
kekuatan sehingga jika dihadapi
akan timbul bahaya sedangkan
kemunkaran itu akan tetap ada,maka tidak ada kewajiban untuk
memberantasnya dengan
kekuatan”37
.
36 Al-Qurtubi, (t.t: t.p, t.th) 1/969
37 Ar-Razi, Mafatih al-Gaib, (t.t:t.p, t.th)
2/300
Aksi-aksi kekerasan yang
belakangan ini banyak
dilancarkan sebagian umat Islam,
apa pun motif di balik itu,
termasuk menegakkan
kebenaran dan memberantas
kemunkaran, secara nyata telah
memojokkan Islam dan umat
Islam di mata dunia. Islam dan
segala yang berkaitan dengannya
dicitrakan sebagai agama yang
mengajarkan kekerasan. Banyak
kemaslahatan umat Islam yang
terganggu akibat pencintraan
seperti itu. Maka sudah saatnya
kita menampilkan wajah baru
Islam yang moderat, toleran,
damai dan kasih sayang untuk
kemanusiaan.
Islam Agama yang
Moderat dan Toleran
Secara umum ajaran
Islam bercirikan moderat
(wasat ); dalam akidah, ibadah,
akhlak dan muamalah. Ciri ini
disebut dalam Al-Qur’an sebagai
as-Siratal Mustaqim (jalanlurus/kebenaran), yang berbeda
dengan jalan mereka yang
dimurkai (al-maghdub ‘alaihim)
dan yang sesat (ad-dallin) karena
melakukan banyak
penyimpangan. Kalau al-
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 52/179
maghdubi ‘alaihim dipahami
sebagai kelompok Yahudi, seperti
dalam sebuah penjelasan
Rasulullah, itu karena mereka
telah menyimpang dari jalan
lurus dengan membunuh para
nabi dan berlebihan dalam
mengharamkan segala sesuatu.
Demikian jika ad-dallin dipahami
sebagai kelompok Nasrani, itu
karena mereka berlebihan
sampai mempertuhankan nabi38.
Umat Islam berada di antara
sikap berlebihan itu, sehingga
dalam Al-Qur’an diberi sifat
sebagai ummatan wasatan. Allah
berfirman :
ك
كمكذ ا
سطةمجع
وا
و
ك
ھداء
ش
الاسع
سولكون رلامك
شھیدع
ةجعما
ق
تاا ك
ھا
مع
عمنع
ب
سول رلان ممب
ع
ھ
نعق
ت
ا
كةری
بك
ع
ھداذین
هللامناك
هللاعیض
مك
ا
می
ن
هللا
الاس
فو
ءر
رحیم
)٤٣(
38 Riwayat Imam al-Bukhari, Kitab at-
Tafsir, Bab Wakazalika ja’alnak um ummatn
wasatan, (t.t: t.p, t.th) 22/331
Dan demikian pula Kami
telah menjadikan kamu (umat
Islam) umat pertengahan”, agar
kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu. (al-
Baqarah/2: 143)
Wasatiyyah (moderasi )
berarti keseimbangan di antara
dua sisi yang sama tercelanya;
‘kiri’ dan ‘kanan’, berlebihan
(guluww ) dan keacuhan (taqsir ),
literal, dan liberal, seperti halnya
sifat dermawan yang berada di
antara sifat pelit (taqtir/bakhil )
dan boros tidak pada tempatnya
(tabzir ). Karena itu kata wasat
biasa diartikan dengan ‘tengah’.
Dalam sebuah hadis Nabi,
ummatan wasatan ditafsirkan
dengan ummatan ‘udulan39 ,
jamak dari ‘adl (umat yang adil
dan proporsional). Karena
mereka umat yang adil, maka di
tempat lain dalam Al-Qur’anmereka disebut sebagai khairu
ummah, umat terbaik “Ali
Imran/3: 110). Keterkaitan ini
39 Riwayat Ibnu Majah dalam as-Sunan,
9/143, Ahmad bin Hanbal dalam al-Musnad,
7/111. Oleh pakar hadis Syeikh Syakir hadis
ini dinilai shahih.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 53/179
mengesankan bahwa sikap
moderat adalah yang terbaik,
sebaliknya sikap berlebihan (al-
guluww ), terutama dalam
keberagaman menjadi tercela.
Al-Qur’an mengecam keras sikap
ahluk kitab; Yahudi dan Nasrani
yang terlalu berlebihan dalam
beragama. Allah berfirman:
ھلا
اب
ك
وا
فغ
كم
نیدو
و
هللاعق
قح
ما
حیسم
نعیسا ا
م ھهللارسولمر
م
اھك
ى
م ھروحمر وم
آم
ف
ھ
ورس
و
ةق
ال
وا
ھ
ا ر كمخ
م
هللاھ
ھاح
ا
ح نس
نو
كھ
تفمھ ا ا
م سلامف
كیكاألرض
)٧١(
Wahai Ahli Kitab!
Janganlah kamu melampaui
batas dalam agamamu, dan
janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang
benar. Sungguh, Al-Masih Isa
Putra Maryam itu adalah utusan
Allah dan (yang diciptakan
dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada
Maryam, dan (dengan tiupan)
roh dari-Nya. Maka berimanlah
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya
dan janganlah kamu mengataka,
“(Tuhan itu) tiga,” berhentilah
(dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah
Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci
Dia dari (anggapan) mempunyai
anak. Milik-Nyalah apa yang ada
di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan cukuplah Allah
sebagai pelindung. (an-Nisa/4:
171)
Sikap berlebihan ini pula
yang menjadikan tatanan
kehidupan umat terdahulu rusak.
Dalam sebuah hadis Rasulullah
Saw bersabda:
اكم
غ
ا
ي
فن دلاھ
إ
ف
ك
ھ
نمكنمك
ق
يالغ
ف
ین دلا
ا روا(
ماج
( Jauhilah sikap berlebih
dalam beragama, sesungguhnya
sikap berlebihan telahmembinasakn umat sebelum
kalian. (Riwayat Ibnu Majah)40
40 Yusuf al-Qardawi, As-Sahwah al-
Islamiyyah bainal Juhud wat Tatarruf,
(Kairo: Darul el-Syahwah, Cet. 2, 1992) h.
29-30
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 54/179
Melihat sebab wurud
(lahirnya) hadis ini, ada satu
pesan yang ingin disampaikan
oleh Rasulullah, yaitu sikap
berlebihan dalam beragama
terkadang dimulai dari yang
terkecil, kemudian merembet ke
hal-hal lain yang membuat
semakin besar. Hadis ini
dilatarbelakangi oleh peristiwa
saat Nabi melakukan haji wada’.
Ketika di Muzdalifah beliau
meminta kepada Ibnu ‘Abbas
agar diambilkan kerikil untuk
melontar di Mina. Lalu Ibnu
‘Abbas memberikan beberapa
batu kecil kemudian dikomentari
dengan pernyataan di atas.
Komentar tersebut
mengingatkan agar jangan
sampai ada yang berpikiran,
melontar dengan menggunakan
batu-batu besar lebih utama dari
pada batu-batu kecil, mengingat
ramyul jamarat (melontar
jumrah) merupakan simbol
perlawanan terhadap setan.
Niatnya memang baik, didorongoleh semangat keberagamana
yang tinggi, tetapi itu belumlah
cukup. Kualitas sebuah amal
dalam Islam sangat ditentukan
oleh niat yang ikhlas dan didasari
ilmu pengetahuan. Peringatan
agar tidak berlebihan ini,
menurut Ibnu Taimiah, berlaku
dalam hal apa saja; keyakinan
maupun ibadah atau
perbuatan.41
Kesimpulan
Kenyataan yang kita
hadapi saat ini, semangat
keberagaman yang tinggi telah
mendorong sebagian kalangan,
terutama kalangan muda,
mengambil sikap berlebihan (al-
guluww ) dalam memahami teks-
teks keagamaan, terutam ayang
mendukung perlawanan
terhadap hegemoni negara
tertentu. Sikap ini menurut Yusuf
al-Qardhawi biasanya diikuti
dengan sikap: 1. Fanatisme
terhadap satu pemahaman dan
sulit menerima pandangan yang
berbeda; 2. Pemaksaan terhadap
orang lain untuk mengikuti
pandangan tertentu yang
biasanya sangat ketat dan keras;
3. Suuzan (negative thinking)
terhadap orang lain karenamenganggap dirinya yang paling
benar; 4. Menganggap orang lain
yang tidak sepaham sebagai
41 Yusuf al-Qardawi, As-Sahwah al-
Islamiyyah bainal Juhud wat Tatarruf,
(Kairo: Darul el-Syahwah, Cet. 2, 1992) h.
29-30
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 55/179
telah kafir sehingga halal
darahnya.42
Sikap ini buka saja telah
menjauhkan mereka dari sesama
Muslim, apalagi non-Muslim,
tetapi juga menjauhkan mereka
dari Islam yang ajarannya sangat
moderat dan toleran, terutama
terhadap mereka yang berbeda,
baik keyakinan maupun
pandangan keagamaan. Catatan
hitam aksi kekerasan yang
dilancarkan beberapa kelompok
Islam garis keras di Mesir dari
tahun 1976 sampai 1996
menunjukkan sasaran aksi
tersebut tidak hanya kepada
non-Muslim seperti para turis,
tetapi juga sesama Muslim. Motif
aksi terhadap turis non-Muslim,
seperti tercantum dalam
beberapa dokumen Jama’at al-
Jihad seperti sabilul huda war-
rasyad dan al-kalimatul
mamnu’ah, adalah karena
mereka orang kafir yang
memasuki sebuah negara Islam
tanpa ada perjanjian sehinggawajib diperangi. Visa yang
mereka peroleh sebagai jaminan
keamanan sebuah negara
dianggap tidak sah karena
dikeluarkan oleh pemerintah
42 Yusuf Al-Qardawi, h. 43-60
yang kafir karena tidak
menerapkan syariat Islam.43
Motif tersebut memang
bukan satu-satunya. Banyak
faktor yang melatarbelakangi
aksi-aksi tersebut seperti politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain
sebagainya, tetapi faktor-faktor
tersebut bukan tempatnya di urai
disini. Bukan berarti tidak
penting, tetapi yang terucap dan
terungkap melalui berbagai
pernyataan atau penyidikan
adalah motif keagamaan yang
diterjemahkan dalam
pemahaman teks-teks
keagamaan yang sempit. Maka
menjadi penting untuk
menumbuhkan kembali sikap
moderasi Islam, terutama dalam
hubungannya dengan non-
Muslim maupun dalam
menyikapi berbagai realita
kehidupan.
Sikap moderat (al-wasati )
ini, menurut Yusuf Qardhawi,
bercirikan antara lain sebagai
berikut:1. Memahami agama secara
menyeluruh (komprehensif ),
seimbang (tawazun) dan
mendalam.
43 Nabil Luqa Babawi, Al- Irhab Sina’ahGair Islamiyyah, (Kairo: Darul Babawi, t.th),
h. 131-137.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 56/179
2. Memahami realitas
kehidupan secara baik.
3. Memahami prinsip-prinsip
syariat (maqasid asy-syari’ah)
dan tidak jumud pada tataran
lahir.
4. Memahami etika berbeda
pendapat dengan kelompok-
kelompok lain yang seagama,
bahkan luar agama, dengan
senantiasa mengedepankan
kerjasama dalam hal-hal yang
disepakati dan bersikap
toleran pada hal-hal yang
diperselisihkan.
5. Menggabungkan antara yang
lama (al-asalah) dan yang
baru (al-muasarah).
6. Menjaga keseimbangan
antara tawabit dan
mutagayyirat.
7. Menampilkan norma-norma
sosial dan politik dalam Islam,
seperti prinsip kebebasan,
keadilan sosial, syura dan
hak-hak asasi manusia.44
44 Yusuf al-Qaradowi, Fiqhul Awlawiyyat,
h. 190.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 57/179
KOEKSISTENSI KERAGAMAN KULTURAL PERSPEKSTIF ISLAM
Oleh: Syaik Abdillah
Pendahuluan
Islam diturunkan ke dunia
dalam rangka menciptakan
kedamaian bagi manusia dan
menebarkan kerahmatan bagi
seluruh umat dan alam semesta
(rahmatan li al-‘alamin).1
Atas dasar
ini, Islam datang tidak hanya untuk
mempertahankan eksistensinyasebagai agama, tetapi juga mengakui
eksistensi agama-agama lain,2
memberi kesempatan kepada agama
tersebut untuk eksis dan
berkembang untuk dianut oleh
manusia, bertoleransi kepadanya,
tidak mengolok-oloknya, bahkan
memberinya hak untuk hidup
berdampingan penuh
penghormatan.3
1 . QS. Al-Anbiya’ (21): 107:
ني
م
ا
ع
ة مح
اك
س
]١٠٧:١[ا
Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
2 . Dalam QS. al-Baqarah (2): 62, dan juga
dalam al-Ma’idah (5): 69, umpamanya,
ditegaskan bahwa Islam disejajarkan dengansistem keyakinan lainnya, yang memperoleh
ultimatum dan sekaligus konsekwensi
darinya di depan Tuhan untuk diuji tentang
kebenaran masing-masing.
و
ي
ا
اله
ن
آ ن
ى
ا
الص
ون
ا الص
ين هادوا
ذا
آوا ين
ذا ن
ون
حي
م
ه
م
ه
ع
ف
و
خ
ا
حلا
ص
ل
م
ع
خر ا
]:٦٩
[
3 . salah satu penegasan al-Qur’an terkait
dengan hal ini adalah firman Allah, QS. al-
Ma’idah (5): 48:
Mencermati visi Islam yang
sudah sangat jelas ini, tidak bisa
terelakan lagi bahwa koeksistensi
keragaman kelomok budaya manusia
merupakan pesan Islam yang
mendasar juga.
Meskipun tidak secara
eksplisit al-Qur’an menegaskan
kesetaraan hak bagi kelompok lainuntuk hidup berdampingan secara
rukun dan damai, namun, logika
kerahmatan dan kedamaian yang
menjadi visi Islam tersebut
mengarah pada terwujudnya
koeksistensi keragaman antar
kelompok budaya manusia yang sulit
untuk dibantah.
Berdasarkan pemikiran di
atas, menurut hemat penulis,konfigurasi koeksistensi keragaman
kelompok masyarakat budaya yang
terkandung dalam visi Islam
tersebut, mencakup beberapa unsur
◌◌اج
ه
ن
ة
ع
ش
م
ك
ا
ع
ج
ل
ك
◌ة
م
ك
ع
جل
اله
ا
ش
و
اكم
آ ا
م
ك
ب
ن
ك
احد
◌تا
ي
خلا وا
ق
اس
◌ ل ا ىل
ي
ف
ا
عي
مج
م
ك
عج
نو
ف
خت
ي
م
ك
ا
م
ك
]:٤٨
[
Begitu juga ditegaskan bahwa Allah
mencegah keganasan antar manusia untuk saling menghancurkan tempat-tempat
ibadah, yang mengandung arti bahwa
penghancuran tempat ibadah bagi agamaapapun, tidak diperbolehkan dalam Islam.
QS. al-Haj (22): 40, sebagai berikut:
اله
ا
ب
وا
و
ق
ي
ن
ق
ح
غ
م
هرا
د
ن
وا
جرخ
ين
ذا◌ع
ف
د
س
ات
ص
ع
ع
ا
ت ص
دهل ض
ع
ب
ضهم
ع
ب كاله الاس
ذ
اجد
ريا
ك اسم اله يها
◌ص
ي ن
اله ن
ص
ي
◌ي
ز
ع ي
و
اله ن
]٢
:٤٠
[
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 58/179
pokok, yang dengan unsur-unsur itu
koeksistensi keragaman itu bisaterwujud. Unsur-unsur pokok itu
diantaranya ialah pertama,
pandangan dasar bahwa keragaman
budaya atau multikulturalitas adalah
sesuatu yang sifatnya kudrati (given);
kedua, sikap toleran dan
penghargaan terhadap perbedaan
atau keragaman dari warga
masyarakat budaya; ketiga, lebih dari
itu semua, yaitu dialog dankerjasama antar warga masyarakat.
Sebagaimana diketahui,
terdapat beberapa ayat al-Qur’an
yang menyinggung pokok-pokok
pikiran di atas, yang menyangkut
gagasan toleransi dan penghargaan
pada kelompok non-Muslim, anjuran
berdialog, dan juga permasalahan
keragaman kultural. Tapi, lagi-lagi,
perlu dikemukakan di sini, bahwaayat-ayat al-Qur’an yang memberi
tuntunan mengenai nilai-nilai luhur
itu tidak serta merta dipahami
sebagaimana tuntunan ke arah itu.
Karena masih banyak umat Islam
yang secara terang-terangan atau
tidak, menolak gagasan tentang
toleransi, dialog dan hidup damai
dalam bingkai keragaman,
sebagaimana yang dijelaskan di atas.Oleh karena itu, perlu dikemukakan
di sini, bagaimana kedua mufassir ini
memahami permaslahan ini,
terutama bila dikaitkan dengan
norma-norma ajaran Islam.
A. Multikulturalitas Sebagai
Sunnatullah
Keragaman merupakan
keniscayaan dan kenyataan sosialyang tidak bisa dibantah. Pada
zaman sekarang ini, dapat dikatakan
praktis hampir tidak ada satu
masyarakat pun yang hidup tanpa
dihadapkan pada kenyataan
kemajemukan seperti ini, baik dalam
keragaman ras, bangsa, bahasa
maupun keragaman dalam bentuk
komitmen ketuhanan atau
keragaman budaya.Dalam konteks Indonesia,
keragaman sudah menjadi bagian
dari ideologi nasional yang
dirumuskan dengan istilah bhinneka
tunggal ika, suatu istilah yang berasal
dari Empu Tantular, yang bermakna
kesatuan dalam keragaman (unity in
diversity). Keragaman itu juga
tercermin dalam ideologi Pancasila
yang terdiri dari berbagai ideologi-ideologi besar dunia, tapi intinya
adalah paham kegotong-royongan,
kekeluargaan dan kebersamaan.4
Menurut hemat penulis,
keragaman merupakan hukum
sejarah yang tidak bisa terelakkan.
Setiap orang lahir berbeda antara
satu dengan lainnya. Penelitian
terakhir membuktikan bahwa tidak
ada dua orang di dunia ini yangsuaranya sama, meski orang kembar
sekalipun, begitu juga tidak ada dua
orang yang sidik jarinya sama,
padahal mereka diturunkan dari
4 . Budhy Munawar Rachman, Argumen
Islam Untuk Pluralisme, (Jakarta: Grasindu,
2010), hlm. LII.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 59/179
nenek moyang yang sama.5
Bahkan
Gamal Al-Banna menuturkan bahwadalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat
yang menegaskan keragaman
manusia, baik dari segi etnisitas,
kesukuan, kebangsaan, jenis
kelamin, sistem keyakinan sebagai
kehendak Allah atau sunnatullah.6
Fathi Osman, dengan
mengutip Ensikplopaedia Britanica
membagi keragaman menjadi dua,
keragaman bawaan dan keragamanperolehan. Keragaman fisik dan
psikologis, seperti, keragaman etnis,
suku, bangsa masuk dalam kategori
keragaman bawaan, sedangkan
keragaman yang menyangkut aspek
pengetahuan, gagasan, pemikiran,
pengalaman dan lain sebagainya,
termasuk kategori perbedaan
perolehan. Sedangkan yang
menyangkut sistem keyakinan atauagama menempati ruang antara
keragaman bawaan dan keragaman
perolehan. Hal itu karena sistem
keyakinan, menurut Osman dapat
diwariskan oleh generasi
sebelumnya, dan juga dapat
berkembang melalui sistem
keyakinan pribadi.7
Salah satu firman Allah yang
paling sentral yang menjelaskan
5 . Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-
Mishbah, Vol. 11, (Jakarta: Lentera Hati,
2003), hlm. 38.
6 . Gamal Al-Banna, Al-Ta’addudyah fi al - Mujtama’ al -Islami, (Kairo: Dar al-Fikr al-
Islami, 2001, hlm. 10.
7 . Mohamed Fathi Osman, Islam,
Pluralisme dan Toleransi Keagamaan,
(Jakarta: Paramadina, 1996), hlm. 1-4.
keragaman manusia adalah QS. al-
Hujurat (49): 13: “Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang
paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal”.8
Secara tegas ayat ini
menjelaskan bahwa manusia
diciptakan secara beragam, yang
terdiri dari berbagai suku, bangsa,
laki-laki dan perempuan agar mereka
saling mengenal satu sama lain.
Secara jelas juga bahwa keragaman
yang dimaksudkan bukan untuk
menjadikan manusia salingbermusuhan, dan justru keragaman
dijadikan sebagai sarana untuk saling
mengenal dan saling memberi.
Mengomentari ayat tersebut
di atas, Shihab menuturkan bahwa
Allah menciptakan manusia dari satu
keturunan dan menjadi bersuku-
suku, agar mereka saling mengenal
potensi masing-masing dan
memanfaatkannya semaksimalmungkin. Ini berarti, menurutnya, al-
Qur’an merestui pengelompokan
berdasarkan keturunan, (yang
8 . QS. A-Hujurat (49): 13:
ل
ا
ق
ا
و
ع
ش اكم
ع
ج
ى
ن
ر
كذ ن
م
كا
ق
خ ا
الاس ا
هي
ا
وا
ف
ا
ع
ت
◌م
كا
ت
ل ا د
ع م
ك
ك
ن
◌ري
خ يم
ع اله ن
]٩
:١٣
[
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 60/179
kemudian tergabung dalam ras,
bangsa, suku, keluarga dansebagainya) secara beragam, asalkan
tidak menimbulkan perpecahan,
bahkan mendukungnya demi
mencapai kemaslahatan bersama.9
Sejalan dengan pandangan
tersebut, Hamka menuturkan bahwa
pengelompokan manusia kedalam
berbagai suku dan bangsa atau yang
lebih kecil lagi, sudah merupakan
kehendak Allah. Mereka diciptakandengan kondisi yang demikian
bukanlah untuk saling menjauh, tapi
sebaliknya, untuk saling dekat dan
saling mengenal satu sama lain.
Bahkan menurutnya, keinginan
untuk saling mendekat dan saling
mengenal merupakan panggilan hati
nurani, semacam naluri, karena pada
pada dasarnya mereka adalah satu
keturnunan.10
Mencermati pernyataan
kedua mufassir di atas, Shihab dan
Hamka, nampak bahwa mereka
mempunyai pandangan yang sama
bahwa keragaman adalah kehendak
Allah semata. Namun mereka
berbeda dalam memahami motivasi
pengenalan antar mereka. Menurut
Shihab, dorongan untuk saling
mengenal lebih karena mereka inginsaling mengisi karena perbedaan
potensi masing-masing. Sedangkan
Hamka lebih melihat keinginan untuk
saling mengenal itu lebih didorong
9 . Wawasan, Op.cit. hlm. 337.
10 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. XXVI,
hlm. 208.
karena faktor trah manusia. Bukan
semata keinginan untuk salingmemberi atau saling mengisi.
Dalam Islam, keragaman,
termasuk keragaman budaya diakui
sebagai salah satu tanda dari
kekuasaan Allah. Secara tegas al-
Qur’an mengatakan bahwa
perbedaan bahasa dan warna kulit
sebagai tanda kekuasaan Allah.11
Hal
itu seperti disebutkan dalam QS. al-
Rum (30): 22: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna
kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui”.12
Kata alsin jama’ dari lisan,
diartikan Shihab dengan lidah. Kata
lisan ini, menurutnya, digunakan juga dalam arti suara, bahasa atau
dialek.13 Selaras dengan itu, Hamka
mendefinisikan kata alsin dengan
bahasa-bahasa.14 Bahasa dan dialek
adalah salah satu unsur dari budaya
manusia. Keragaman bahasa atau
dialek, yang ditegaskan oleh al-
11 . Menurut hemat penulis, penggunaan
istilah bahasa (lisan) yang dipadukan dengan
warna kulit (alwan), merupakan simbolisasidari pengelompokan manusia dalam
kesukuan, kebangsaan dan budaya-budaya.
12 . QS. al-Rum (30): 22;
م
ك
ا
م
ك
س
ف
اخ
ض
ا
ات
ا
مسلا
ق
خ
ه
ا
آ
ن
◌ن
ني
م
ا
ع
ات
ك
ذ
]٠
:٢٢
[
13 . Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-
Azhar , Vol. 11, Op.cit. hlm. 37.
14 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. XXI, hlm.
67.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 61/179
Qur’an di atas adalah salah satu
bukti akan kekuasaan Allah. Makatak pelak lagi bahwa keragaman
budaya manusia yang tersimbolisasi
dengan dengan kata alsin di atas
merupakan bukti akan kekuasaan
Allah semata.
Menurut hemat penulis,
penggunaan istilah alsin (bahasa)
yang dipadukan dengan alwan
(warna kulit), merupakan simbolisasi
dari pengelompokan manusia dalamkesukuan, kebangsaan dan juga
budaya-budaya. Sebab warna kulit,
yang lebih mencerminkan etnisitas
atau kebangsaan manusia, juga
secara faktual mencerminkan
budaya tertentu yang khas dari etnis
dan bangsa tersebut.
Maka tidak meleset bila
Shihab menegaskan bahwa
fenomena keragaman kulturaladalah bukan saja keniscayaan
sejarah, tapi sudah merupakan
kehendak Yang Kuasa, sekaligus
menjadi salah satu bukti dari
kekuasaan-Nya.15
Selain ayat tersebut di atas,
juga ditegaskan bahwa keragaman
manusia dengan berbagai
implikasinya sudah menjadi
kehendak Allah, dan justru dalamrangka keragaman itu masing-masing
dianjurkan untuk berlomba meraih
prestasi dalam hal kebaikan, dan
kemudian hanya Allah lah yang akan
menjadi hakim atas amal manusia
15 . Ibid. lihat juga, Shihab, Wawasan Al-
Qur’an, opcit. hlm. 341.
semuanya. Hal itu seperti ditegaskan
dalam QS. al-Maidah (5): 48:“Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-
Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu”.16
Dalam pandangan Shihab,
penggunaan kata lau dalam firman
Allah “sekiranya Allah menghendak”,
menunjukkan bahwa hal tersebut
ditak dikehendakiNya. Menurutnya,
ini berarti Allah tidak menghendaki
menjadikan manusia semua sejak
dulu hingga kini, satu umat saja,
yakni satu pendapat, satu
kecenderungan, bahkan satu agamadalam segala prinsip dan rinciannya,
karena jika Allah menghendaki yang
demikian, Dia tidak akan memberi
manusia kebebasan memilah dan
memilih, termasuk kebebasan
memilih agama dan kepercayaan.
Kebebasan memilah dan memilih itu
dimaksudkan agar manusia
berlomba-lomba dalam kebajikan,
dan dengan demikian akan terjadipeningkatan kreatifitas dan kwalitas
16 . QS. al-Maidah (5): 48:
ا
م
ه
م
اب
ك
ا
ن
ه
د
ني
ب
ا
م
ا
د
ص
م
ق
حلا
اب
ك
ا
ك
ا
ن
ه
ا◌ع
ل
ن
ا
م
ه
ن
ي
ب
م
كحا
ه◌ن
ك
ا
ج
ما
ع
م
ه
ا
ه
ع
ت
ق
حلا◌جا
ه
ن
ة ع كم ش
ا ل جع
ك
◌ة
كم
ع
جل هلا ا و ش
اكم
آ ا
م
ك
ب
ن
ك
احد
◌تا
ي
خلا وا
ق
اس
◌لا ىل
ون
ف
خت
ي
م
ك
ا
م
ك
ي
ف
ا
عي
مج
م
ك
عج
]:٤٨
[
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 62/179
manusia karena perlombaan yang
sehat itu.17
Meskipun ayat tersebut
merupakan penegasan tentan
keragaman yang menjadi kehendak
Allah terhadap penciptaan manusia,
tidak berarti ayat ini menafikan
kehendak Allah tentang kesatuan
manusia. Sebab mereka diturunkan
dari kesatuan asal-usul.18
Senada dengan pernyataan
Shihab di atas, Hamka menuturkanbahwa keragaman manusia dengan
berbagai kecenderungannya
merupakan kehendak Tuhan. Tuhan
maha kuasa untuk menjadikan
manusia dengan berbagai ragamnya
satu ragam saja, baik keyakinan,
bangsa, suku, sifat dan adat-istiadat
manusia. Tapi Tuhan tidak
menghendaki yang demikian. Hal itu,
menurutnya, dalam rangka mengujikemampuan atau potensi manusia
masing-masing, terutama adalah
potensi akalnya dalam menyusaikan
hidup dengan sekelilingnya sejalan
ruang dan waktu. Namun demikian,
apapun prestasi manusia, pada
akhirnya, keputusan hanya ada di
tangan Tuhan kelak di kemudian
hari. Segala hal yang diperselisihkan
manusia hendaknya janganmenimbulkan permusuhan dan
kebencian, sebab asal-usul manusia
adalah satu jua.19
17 . Quraish Shihab, Vol. 3, hlm. 108.
18 . ibid.
19 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, Vol. VI, hlm.
347-349.
Dengan mencermati
penjelasan kedua mufassir tersebutdapat digaris bawahi bahwa,
meskipun dengan adanya redaksi
dan penuturan kata dan kalimat yang
agak berbeda, namun keduanya
mempunyai pandangan yang sama,
bahwa selain mengakui keragaman
manusia dengan berbagai ragam
kebudayaan dan kecenderungan nya
sudah merupakan sunnatullah,
mereka juga mengemukakan bahwakeragaman ini juga berorientasi
kepada kesatuan manusia, sebab
mereka dari asal-usul yang satu.
Oleh karena itu, segala perbedaan
hendaknya tidak menjurus kepada
kebencian dan saling bermusuhan.
Namun begitu,
multikulturalitas ini harus meningkat
menjadi multikulturalisme.
Multikulturalitas sendiri, menuruthemat penulis tidak memiliki banyak
manfaat, karena pada umumnya
semua orang paham benar bahwa
keberadaan manusia itu beragam
dari seluruh aspeknya, baik
kecenderungan, selera, tingkat
kemampuan berfikir, suku, bangsa,
keyakinan, dan sebagainya. Namun
demikian, hanya sekedar tahu atau
mengerti bahwa kita berbeda, belummembawa arti signifikan bagi
seseorang. Fakta menunjukkan
bahwa pengetahuan tentang
keragaman tidak membuat
seseorang lantas menyadari dan
menerima bahwa prebedaan itu
sebagai sesuatu yang indah dan
karenanya perlu didukung. Justru
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 63/179
sebaliknya, perbedaan telah banyak
memakan korban jiwa dan hartabenda. Hanya karena perbedaan
tafsir agama, orang atau kelompok
masyarakat tertentu harus diusir dari
kampungnya atau dibunuh. Oleh
karena itu, multikulturalitas harus
ditingkatkan menjadi
multikulturalisme. Yaitu cara
pandang kemajemukan yang melihat
keragaman kultural sebagai sebuah
keniscayaan dan bahkan sebagaikeindahan yang harus diterima
secara sukarela dan senang hati, dan
ditindaklanjuti dengan dedikasi
masyarakat dalam kerangka
kemajemukan itu demi tercapai
kehidupan yang damai sejahtera.
B. Toleransi dan Penghargaan
antar Sesama
Sebagaimana dijlaskan dimuka bahwa keragaman adalah
sebuah keniscayaan atau
sunnatullah, bahkan menjadi
pertanda kekuasaan Allah dalam
penciptaan-Nya. Jelasnya, bahwa
keragaman, baik keragaman suku,
etnisitas, budaya, agama, dan
sebagainya, bukan hanya kehendak
alam tapi juga kehendak Tuhan.
Karena itu, keragaman mempunyailandasan teologis dan etik yang
sangat kuat. Usaha penyeragaman
dengan modus dan dengan cara
apapun merupakan sebuah
pengandaian yang tidak sejalan
dengan fakta kemanusiaan itu
sendiri.
Namun demikian, secara
praktis, banyak pihak yang belumbisa dan belum siap menerima
keragaman yang sudah menjadi
kehendak Tuhan ini. Berbagai modus
dan cara digunakan orang-orang
tertentu untuk menentang fitrah dan
takdir Tuhan tersebut. Diantaranya
adalah dengan menangkal berbagai
pemikiran yang mengarah pada
keragaman.
Karenanya toleransi atausikap menghargai pihak lain yang
berbeda sangat dibutuhkan bagi
masyarakat agar kodrat Tuhan
tersebut menjadi sesuatu yang
konstruktif bagi kehidupan manusia.
Secara etimologis, kata
toleransi berasal dari bahasa
Belanda, "tolerantie", yang kata
kerjanya adalah "toleran." Juga
berasal dari bahasa Inggris"tolerance" yang kata kerjanya
adalah "tolerate". Juga berasal dari
bahasa Latin, "tolerare" yang
kesemuanya mengarah pada arti
bersabar, menahan diri, membiarkan
orang lain, dan berhati lapang
terhadap pendapat yang berbeda.20
Secara terminologis,
toleransi, yang kata sifatnya adalah
toleran diartikan sebagai sifat atausikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan dan
sebagainya) yang berbeda atau
20 . Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 1111.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 64/179
bertentangan dengan pendirian
sendiri.21 Lorens Bagusmendefinisikan toleransi sebagai
sikap seseorang yang bersabar
terhadap keyakinan filosofis dan
moral orang lain yang dianggap
berbeda, dapat disanggah, bahkan
keliru. Dengan sikap itu ia tidak
mencoba membrangus keyakinan-
keyakinan tersebut. Namun begitu
tidak berarti setuju dengan
keyakinan itu, dan juga tidak acuhtakacuh terhadap kebenaran dan
kebaikannya, melainkan lebih pada
sikap hormat terhadap pluriformitas
dan martabat manusia yang bebas.22
Dalam bahasa Arab, toleransi
biasa disebut dengan istilah
"tasâmuh"3 yang artinya sikap
membiarkan, lapang dada, murah
hati, dan suka berderma. Dengan
demikian, toleransi (tasamuh) bisadikatakan sebagai sikap menghargai
dan menghormati keyakinan atau
kepercayaan, budaya dan kultur
orang lain dengan penuh kerelaan,
kesabaran dan kesadaran. Sikap
membiarkan dan membolehkan
yang terkandung dalam pengertian
toleransi di atas, tentu tidak
bertendensi untuk ikut
membenarkan keyakinan ataukepercayaan orang lain, tapi lebih
kepada penghargaan dan
penghormatan atas hak asasi orang
21 . Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal. 1538.
22 . Lorens Bagus, Op.cit. hlm. 1112.
lain terkait dengan pendirian dan
keyakinannya.Toleransi, dengan demikian,
mengandaikan adanya rasa dan sikap
saling menghargai dan menghormati
antara satu dengan yang lain dengan
tetap menjunjung tinggi rasa
persatuan dan persaudaraan demi
mewujudkan kehidupan yang damai,
tentram dan bahagia.
Sebagaimana dikemukakan di
muka, bahwa Islam adalah agamarahmat bagi seluruh umat dan alam
semesta. Karenanya, Islam datang
tidak hanya untuk mempertahankan
eksistensinya sebagai agama, tetapi
juga mengakui eksistensi agama-
agama lain, dan menghormatinya.
Al-Qur’an sebagai otoritas
dan sumber utama umat Islam
sangat menghargai perbedaan
dalam kerangka pluralitas danmultikulturalitas manusia. Hal yang
demikkian dibuktikan melalui
konsep toleransi yang ditegaskan
dalam al-Qur’an itu sendiri, dan juga
melalui sunnah Rasulullah.
Dalam al-Qur’an,
umpamanya, ditegaskan bahwa
komitmen keagamaan adalah
persoalan privat, peroalan pribadi
orang-perorang yang tidak bisadipaksakan. Hal itu seperti
ditegaskan dalam firman Allah,
artinya: “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 65/179
Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yangamat kuat yang tidak akan putus.
Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”.23
Dalam pandangan Jaudat
Sa’id, ayat tersebut di atas
dikategorikan sebagai ayat universal,
yang statusnya sama dengan ayat
kursi. Bila ayat kursi mengandung
ajaran tentang penyucian terhadap
Allah, maka ayat ini menegaskantentang pengutamaan sesama
manusia, yakni kebebasan
beragama. Karena agama adalah
masalah perasaan dan kemantaan
hati.24
Dalam pandangan Shihab,
tidak ada paksaan dalam agama
dimaksudkan oleh ayat tersebut
adalah tidak ada paksaan dalam
menganut akidahnya. Akidah adalahsuatu yang mengikat terkait dengan
tuntunan dan kewajiban untuk
dilaksanakan. Sehingga bila orang
menganut suatu akidah tertentu,
Islam, umpamanya, dia terikat
dengan tuntunan dan juga kewajiban
yang ada dalam Islam.25
23 . QS. Al-Baqarah (2): 256: ين دلا
ا
ك
◌ي
غ
ا
ن
الشد
ب
ت
د
◌ن
م
توغاطلا
كف
صام هلا
ا ى
ث
ا ع
ا
ك
سم
فد اس لا
ن
ؤ
ي
◌عي
مس هلا
يم
ع
]:٢٥٦
[
24 . Jaudat Sa’id, La Ikraha fi al-Din:
Dirasat wa abhats fi al-Fikr al-Islami,
(Damaskus: Markaz al-‘Ilm wa al-Salam li
al-Dirasat wa al-Nashr, 1997),
25 . Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol.
I, hlm. 515.
Lebih lanjut Shihab
menuturkan, bahawa ayat inimengandung, minimal dua misi
utama. Yaitu, sebagai uraian lebih
lanjut dari ayat sebelumnya yang
menjelaskan tentang
kemahakuasaan Allah, manakala
muncul dugaan dari makhluk-Nya
bahwa Allah bisa saja memaksakan
pada manusia untuk menganut
agama Islam semata. Maka dengan
ayat ini, Allah seperti inginmenjelaskan bahwa Allah tidak
berkehendak demikian. Kedua, ayat
tersebut menjelaskan bahwa tidak
ada paksaan dalam hal memilih
suatu keyakinan atau agama. Karena
Allah sudah menunjukkan pada
manusia mana jalan yang lurus dan
mana jalan yang sesat. Namun
begitu Allah menghendaki agar
setiap orang merasakan kedamaian.Pemaksaan dalam memilih agama
menyebabkan jiwa tidak damai dan
tidak nyaman. Oleh karena itu tidak
ada paksaan dalam menganut
keyakinan agama Islam.26
Sebab turunnya ayat ini,
menurut Hamka, terkait dengan
usaha paksa para orang tua untuk
mengislamkan anak-anak mereka
yang sudah terlanjur memelukagama Yahudi oleh orang tua angkat
mereka yang beragama Yahudi. Tapi
kemudia, Nabi Muhammad memberi
kebebasan kepada anak-anak itu
untuk memilih keyakinannya,
mengikuti keyakinan orang tuanya,
26 . Ibid.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 66/179
yaitu Islam, atau mengikuti
keyakinan orang tua angkatnyaYahudi. Menurut riwayat, ternyata
sebagian kembali kepada Islam, dan
sebagian memilih agama Yahudi.27
Dalam pandangan Hamka,
ayat ini merupakan tantangan bagi
manusia, karena Islam adalah agama
yang benar. Ia Islam memberikan
kesempatan kepada semua manusia
untuk berfikir secara bebas dan
murni untuk mencari kebenaran.Kalau manusia mau berfikir secara
jernih, tidak sekedar taklid atau
mengikuti kecenderungan nafsunya,
dia akan sampai pada kebenaran itu.
Tapi bila dipaksa-paksa, justru akan
tidak menemukan kebenaran itu.
Hamka menambahkan bahwa
tantangan yang diberikan Islam
kepada manusia ini memperoleh
respons dari sarjana Kristen Arabia,Phillips K. Hitti yang mengakui ayat
ini merupakan salah satu ayat dalam
Islam yang patut menjadi anutan
manusia pada segala zaman.28
Sikap toleransi Islam juga
dapat dilihat dari beberapa
penegasan Al-Qur’an terkait dengan
penghargaan dan pengakuannya
terhadap komunitas dan eksistensi
agama lain. Seperti, larangan Allahkepada umatnya untuk tidak
mengolok-olok atau mencerca
orang-orang lain (non-Muslim) yang
tidak menyembah kepada-Nya, “Dan
27 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. III, hlm.
29
28 . Ibid. hlm. 31
janganlah kalian mengolok-olok
orang-orang (penganut agama lain)yang menyembah selain Allah”29;
kebebasan menganut suatu sistem
keyakinan “Tidak ada paksaan untuk
menganut agama (Islam)”;30
penghargaan terhadap keyakinan
yang dianut orang lain, “Bagimu
agamamu dan bagiku agamaku”31
,
larangan penghancuran tempat-
tempat ibadah “Seandainya Allah
tidak menolak keganasan sebagianorang atas sebagian yang lain,
niscaya hancurlah biara-biara,
gereja-gereja, sinagog-sinagog dan
masjid-masjid, yang di dalamnya
banyak disebut asma Allah”32, dan
sebagainya.
Konsep ta’aruf dalam Islam,
seperti ditegaskan dalam QS. Al-
Hujurât [49]: 13, merupakan konsep
yang sangat agung dalam bingkaikerukunan dan perdamaian antar
sesama manusia. Karena dalam
konsep itu terkandung pemahaman
29 . Q.S. Al-An’am, 6: 108.
ف
ل ا
ون
د
ن
ون
عد
ين
ذا
وا
س
م
ع
غ
ا
د
ع
اله
وا
س
◌
ون
م
ع
ي]:١٠٨[
30 . Q.S. Al-baqarah, 2: 256
ين دلا
ا
ك
◌الش
ب
ت
د
ي
غ
ا
ن
د
◌وت
غاطلا
كف
ن
م
هلا
ام
ص
ا
ى
ث
ا
ع
ا
ك
سم
اس
د
ف
لا
ن
ؤ
ي
◌عي
مس
اله
يم
]٢٥٦:[ع
31 .Q.S. Al-kafirun, 109: 6
ين
د كم
ي
كم د
]٠٩:٦[
32 . Q.S. Al-Hajj, 22: 40
ات◌
ص
ع
ع
ا
ت ص
دهل ض
ع
ب
ضهم
ع
ب الاس فع اله د
ريا
يها اسم اله ك
ك
ذ
اجد
س
◌ص
ي ن
اله ن
ص
ي
◌هلا ن
ي ز
ع
ي
و
]٢
:٤٠
[
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 67/179
bukan hanya sekedar saling
mengenal, tapi juga unsur salingmenghargai, dan saling memberi.
Konsep ini juga terkandung
pemahaman bahwa Islam
mengajarkan hubungan yang
harmonis antar sesama manusia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
toleransi akan menjadi perekat yang
paling kuat untuk merekatkan antara
manusia yang satu dengan manusia
lainnya. Dalam toleransi terkandungketulusan dan kesediaan untuk
menerima perbedaan dan pemikiran
dari pihak lain. Yang lebih penting
dari itu adalah bahwa pihak lain akan
dipandang sebagai kawan, bukan
sebagai lawan. Pihak lain akan
dipahami sebagai sesama makhluk
Tuhan yang mempunyai hati nurani
dan akal budi.
Dalam toleransi, setidaknnyaada dua hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, mengakui perbedaan dan
keragaman. Al-Qur’an banyak
menjelaskan hal terssebut secara
terang-terangan. Tuhan menciptakan
manusia dari jenis laki-laki dan
perempuan, bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa. Dari sini saja
dapat dipahami bahwa sejak awal
penciptaan manusia, Tuhan telahmenjadikan karakter yang paling
menonjol bagi manusia.
Kedua, mencari titik temu
dan koeksistensi. Langkah ini mesti
menjadi perhatian utama setiap
muslim. Mengakui perbedaan adalah
niscaya. Tapi hal tersebut kurang
sempurna bila tidak dilengkapi
dengan upaya mencari titik temu
dan koeksistensi.Penerapan nilai-nilai toleransi
dan pluralisme Al-Qur’an sudah
dicontohkan oleh Rasul Muhammad
saw. ketika pertama kali hijrah ke
Madinah.4
Sejarah mencatat bahwa
Rasul saw bukan hanya mampu
mendamaikan dua kelompok, yaitu
suku Aus dan Khazraj yang
senantiasa bertikai, tetapi juga
mampu menerapkan jargon "nocompulsion in religion" terhadap
masyarakat Madinah ketika itu.
Tradisi toleransi beragama ini
dilanjutkan oleh Khulafaur Rashidin
pasca Rasul saw wafat. Sebagai
contoh, sejarah mencatat
bagaimana Ali bin Abi Thalib sangat
menekankan dan menghargai
kebebasan beragama ketika dia
menjadi khalifah keempat. Dalamsalah satu suratnya kepada Malik al-
Ashtar yang ditunjuk Ali menjadi
Gubernur Mesir, dia mencatat:
"Penuhi dadamu dengan cinta dan
kasih sayang terhadap sesama, baik
terhadap sesama Muslim atau non-
Muslim
Berangkat dari pemahaman
di atas bisa dikatakan bahwa
toleransi atau sikap terbuka danmenghargai sesama merupakan
tema pokok dalam Islam yang nota
bene tidak dimiliki oleh agama-
agama lain.
C. Dialog dan Kerjasama
Seperti dijelaskan terdahulu
bahwa pluralisme dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 68/179
multikulturalisme adalah dua cara
pandang tentang keragaman realitas.Keduanya merupakan paham yang
bertolak dari kenyataan keragaman
masyarakat. Keduanya tidak bertolak
dari asumsi bahwa setiap kultur itu
sama. Justru yang disadari adalah
adanya perbedaan atau
keragaman.33
Tidak bisa dipungkiri bahwa
keragamaan dan keperbedaan
berpotensi melahirkan konflik sosial.H.A.R. Tilaar, seorang pakar
pendidikan mengatakan bahwa
masyarakat multikultural
menyimpan banyak kekuatan dari
masing-masing kelompok, tapi
dibalik itu juga menyimpan benih-
benih perpecahan.34
Hal itu
diperkuat oleh Nasikun, bahwa
masyarakat plural memiliki dua
kecenderungan, yakni inklinasiberkembangnya prilakukonflik antar
berbagai kelompok etnis, dan
kecenderungan hadirnya kekuatan
yang mengintegrasikan
masyarakat.35
Sejalan dengan pendakat dua
tokoh tersebut di atas, Dawam
mengetengahkan bahwa
berdasarkan pengalaman,
33 . M. Dawam Rahardjo, Merayakan
Kemajemukan, Kebebasan dan Kebangsaan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2010),
34 . H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme:
Tantangan Global Masa Depan dalam
Transformasi Pendiikan Nasional, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2004),
35 . Nasikun, Masyarakat Transisi,
(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999).
perbedaan diasumsikan
mengandung potensi konflik ataupersaingan yang tidak sehat.36
Bahkan Huntington mengasumsikan
terkandungnya konflik antar
peradaban, bukan sekedar
perbedaan. Karena konflik itu tidak
terkompromikan atau tidak
terdamaikan, maka terjadilan
benturan bahkan perang antar
peradaban.37
Terkait dengan hal ini,Dawam Raharjo menambahkan
bahwa dalam masyarakat Islam
sendiri, akhir-akhir ini, muncul teori
mengenai “perang ideologi” (ghazwu
al-fikr ). Menurutnya, teori inilah
yang sesungguhnya
melatarbelakangi lahirnya fatwa MUI
yang antara lain mengharamkan
liberalisme, sekularisme dan
pluralisme yang dianggap sebagaiproduk asing yang sangat
berbahaya.38
Di kalangan umat Islam
sendiri, termasuk penulis, melihat
bahwa tesis Huntington itu hanya
sekedar profokasi, karena tidak
ditemukan pendasarannya dalam al-
Qur’an atau hadis. Islam justru lebih
mengedepankan dialog antar
peradaban, bukan benturan antarperadaban.39
36 . Dawam Rahardjo, Op.cit. hlm. 185.
37 . Secara lebih rinci, baca, Samuel
Huntington, The Clash of
Civilizaton,.............
38 . Dawam Raharjo, Op.cit. hlm. 184.
39 . salah satu ayat al-Qur’an yang secara
eksplisit memerintahkan kaum Muslim untuk
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 69/179
Namun demikian, justru
karena kesadaran tentang potensikonflik yang terkandung dalam
keragaman masyarakat itu,
keragaman (pluralisme atau
multikulturalisme) meniscayakan
pentingnya dialog antar kelompok
budaya untuk mencapai
kesalingpahaman.
Di sisi lain, multikulturalisme
yang berdasarkan pluralisme,
mengasumsikan adanya perbedaan jati diri setiap individu atau
kelompok. Individualitas itu sendiri
mengandung pengertian tentang
kebebasan. Kemudian pada
gilirannya kebebasan melahirkan
persaingan; dan persaingan
melahirkan persepsi tentang
perlunya kerjasama. Dengan
demikian, dalam multikulturalisme,
selain meniscayakan pentingnya
melakukan dialog mencari titik temu dengan
kaum Ahli Kitab adalah QS. Ali Imran (3):
64-65:
اله
د
ع
ن
م
ك
ي
ب
ا
ن
ي
ب
ا
س
م
ك
ىل
ا
و
ا
ع
ت
اب
ك
ا
هل
ا
ل
ق
لا نو
د ن
اا ضا
ع
ب ا ض
ع
ب خذ
ي ا ه ش
رك
ش
◌ا
و
ت ن
ون
م
س
م
ا
وا
د
ه
شا
وا
و
ق
ف
]:٦٤
[
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah(berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihanantara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan
tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah". Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)".
dialog juga meniscayakan adanya
kerjasama.Islam, sesuai dengan trade
mark yang disandangnya adalah
agama perdamaian. Oleh karena itu
jelas bahwa Islam sangat mencintai
perdamaian, baik perdamaian di
kalangan sendiri maupun
predamaian dengan pihak lain.
Menurut hemat penulis, dalam
rangka kedamaian itulah Islam
dikonstruk untuk menjadi rahmatbagi seluruh alam.
Disadari atau tidak, secara
faktual, kedamaian dan kerukunan
yang menjadi cita-cita Islam tersebut
tidak mudah untuk direalisasikan.
Banyak hambatan dan rintangan
yang menghalangi tercapainya cita-
cita luhur tersebut. Justru agama
seringkali terlibat sebagai pemicu
dalam konflik-konflik antar kelompokmasyarakat budaya.40 Namun begitu,
kedamaian tetap menjadi cita-cita
ideal dari wahyu yang diamanatkan
kepada Muhammad ini. Oleh karena
itu, Islam menyerukan pencapaian
kedamaian itu melalui institusi dialog
agar tercapai titik temu, agar
keragaman menjadi potensi
kontruktif yang melimpah bagi
manusia, bukan malah menjaipetaka.
40 . Agama biasanya hanya dipakai sebagai
alat legitimasi, karena perbedaan agama
mengandung unsur-unsur fanatisme yang
mampu memotivasi masyarakat untuk
melakukan tindakan kekerasan. Lihat
Dawam Rahardjo, Op.cit. hlm. 193.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 70/179
Konflik terjadi, menurut
hemat penulis, lebih karenapersoalan keragaman yang
kemudian mengarah kepada
sektarianisme, yang berujung pada
fanatisme kelompok, sehingga yang
mengemuka adalah titik seteru
bukan persamaan tau titik temu.
Maka tepat sekali bila al-Qur’an
memerintahkan kaum Muslim untuk
melakukan dialog dengan pihak Ahli
Kitab (non-Muslim) dalam rangkamencari titik temu atau titik
kesamaan, dan tidak mempertajam
perseteuan, sebagimana penjelasan
tersebut di atas. Bahkan al-Qur’an
menganjurkan agar umat Islam
melakukan dialog dengan pihak non-
Muslim dengan cara yang baik.
Berkenaan dengan hal ini
Shihab menuturkan bahwa dalam
rangka mewujudkan perdamaiandengan pihak lain, Islam
menganjurkan dialog dengan cara
yang baik. Hal itu seperti ditegaskan
dalam firman Allah: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.41
41 . QS. al-Nahl (16): 125:
س
حلا ظة
ع
و
م
ا
كمة
حلا
ك
يل
ىل س
هي◌ادع ا
هلم
دا
ج
ن
سح
◌ي
ن س
ع ل
ض ن م ع ك ه
ن
◌ه
ني
د
ه
م
ا
م ع
]٦
:١٢٥
[
Seruan dialog dengan cara
yang baik itu juga ditegaskan al-Qur’an ketika menyeru kepada umat
Islam agar tidak melakukan
mujadalah (debat atau dialog)
dengan warga Ahli Kitab kecuali
dengan cara yang baik.42
Kesimpulan
Dengan penjelasan di atas dapat
digarisbawahi bahwa koeksistensi
keragaman kultural manusia dalam
Islam, terkonfigurasi secara jelas
dalam dasar-dasar ajaran Islam
tentang kehidupan sosial-keagamaan
yang menyangkut keniscayaan
keragaman manusia, tuntunan
toleransi dan juga anjuran untuk
melakukan dialog dengan pihak non-
Muslim. Dengan demikian, sejatinya,
Islam menyuguhkan konsep yang
jelas tentang koesistensi keragaman
kultural manusia ini. Namun
sayangnya, ajaran dasar Islam ini,
masih belum dipahami secara
seksama oleh umat Islam. Mungkin
karena permasalahan historis
menyangkut hubungan Muslim dan
non-Muslim yang selalu memberinuansa dalam pengejawantahan
ajaran Islam tersebut.
42 . QS. al-Ankabut (29): 46.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 71/179
PSIKOFISIK MANUSIA
Oleh : Nandang Suhendar
Pendahuluan.
“Bangunlah jiwanya bangunlah
badannya” merupakan penggalan
syair pada lagu kebangsaan
Indonesia “Indonesia Raya” yang
sering dikumandangkan dalam setiap
upacara hari-hari besar kenegaraan,upacara bendera hari Senin di
sekolah-sekolah dan kegiatan formal
lainnya yang dilakukan oleh seluruh
bangsa Indonesia. Bunyi penggalan
lagu tersebut dapat menjadikan
acuan bagi bangsa Indonesia untuk
membentuk karakter bangsa yang
sehat secara ruhani dan sehat pula
secara jasmani. Ini merupakan
dambaan bagi seluruh masyarakatbangsa Indonesia, yaitu membangun
manusia seutuhnya.
Penggalan lagu kebangsaan
Indonesia tersebut menjadi inspirasi
bagi penyusun untuk
mengetengahkan sedikit paparan
tentang pentingnya aspek kesehatan
ruhani (psykis) dan aspek kesehatan
jasmani (physikis). Penulis mencoba
dan terus ingin mencobamemaparkan dua aspek tersebut
dengan mengamati melalui
penelitian kepustakaan dari sumber
yang dapat ditemukan.
Dalam penyusunan makalah ini,
untuk memahami kesehatan jiwa
(ruhani) dan badan (jasmani) terlebih
dahulu kita pelajari tentang berbagai
penyakit yang berkaitan dengan ke
dua aspek tersebut. Pada abad ini
telah banyak penyakit organis dan
somatis yang dapat diberantas
secara tuntas berkat kemajuan dunia
kedoteran dan teknologi pembuatanobat-obatan. Juga jeruksakan
jasmaniah yang tidak disebabkan
oleh proses dementia, dapat
direparasi dengan alat-alat bantu
yang canggih. Kemajuan teknologi
dan usaha pembangunan di masa
kini menyebabkan masyarakat
menjadi semakin ruwet dan
kompleks; kontak sosial jadi makin
longgar; bahkan banayak terjadidesintegrasi masyarakat dan
desintegraswi perorangan. Semua
kejadian ini mendorong semakin
banyak timbulnya gangguan-
ganguan psikis. Kondisi tersebut
ditandai oleh hilangnya penyakit
organis dan somatis dan akan lebih
banyak munculnya penyakit mental.
Maka kebudayaan modern yang
serba materialistis dan individualistispenuh rivalitas serta persaingan
hidup itu dapat disebut sebagai
kebudayaan yang eksplosif, yaitu
satu “high tention culture”
(kebudayaan bertegangan tinggi)
yang sangat melelahkan jiwa raga
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 72/179
penduduknya; dan menstimulir
banyak gangguan psikis 1.
Masalah kejiwaan itu begitu luas,
kompleks, mengandung banyak
misteri dan hal-hal yang menarik
lainnya, sehingga selalu saja
menantang manusia untuk
mengadakan studi intensif
terhadapnya. Luas dan kompleksnya
tidak hanya disebabkan oleh : tidak/
atau belum mampunya orangmengkuantifisir gejala-gejala
kejiwaan yang misterius itu; akan
tetapi gejala-gejalanya juga bisa
didekati dari bermacam-macam
perpektif dan disiplin ilmu. Dokter,
psikiater, psikolog, penmdidik, jaksa
dan hakim, ekonom, dan lain-lain,
semuanya bisa menyajikan wawasan
yang khas dan berbeda-beda
mengenai gejala kejiwaan manusia,
khususnya gejala-gejalan patologis
yang berkembangan di tengah-
tengah masyarakat.
Apabila kita amati secara lebih
cermat dari kedua unsur hidup
manusia, yaitu unsur ruhani (jiwa)
dan unsur jasmani (fisik). Unsur
ruhani sangat mengambil peran
dalam proses hidup dan kehidupan
manusi. Terbukti dalam realitakehidupan menusia dimana yang
secara fisik lemah tetapi karena ada
kekuatan ruhani (jiwa) yang optimal,
mereka bahkan lebih unggul dan
1 Kartini Kartono, Patologi Sosial, 1981 hlm
10.
survive dalam menghadapi realitas
kehidupannya.
Dalam materi tulisan ini, penulis
akan lebih banyak membahas
tentang gambaran kehidupan psikis
manusia, karena gangguan-gangguan
psikis manusia hampir tidak pernah
disebabkan oleh satu kausa yang
tunggal; akan tetapi selalu
disebabkan oleh satu kompleks
faktor penyebab. Dengan kata lain,sebab-sebabnya adalah multifaktor ;
yaitu disebabkan oleh faktor organis,
faktor psikis dan faktor sosiokultural.
Konstitusi jasmaniah dan ruhaniah
yng tidak efektif, juga penyakit-
penyakit tertentu yang tidak bisa
disembuhkan dan merusak sistem
syaraf otak, akan mengakibatkan
munculnya perubahan karakter dan
macam-macam ganguan psikis.
Orang-orang yang memiliki
predisposisi psikis yang lemah dan
labil, ditambah dengan pengalaman-
pengalaman traumatis, dan cara-
pemasakan yang keliru—yaitu
internalisasi pengalaman-
pengalaman traumatis dalam
kehidupan kejiwaan dengan cara
yang keliru --, bisa memunculkangejala; dekompensasi-psikotis dan
neurosa.
Apabila lingkungan sosial, terutama
keluarga tidak mampu berfungsi
sebagai “lembaga pendidik” dan
lembaga psiko-sosial yang
mengintegrasikan anak dalam
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 73/179
keutuhan keluarga, lingkungan
sedemikian ini pasti merangsangkemunculan banyak gangguan psikis
dan desintegrasi kepribadian pada
anak-anak dan remaja. Kealpaan
pemupukan kehidupan emosional
pada usia kanak-kanak oleh orang
tua, biasanya menghasilkan gejala
psikopatis.
1. Manusia dan kehidupan psikis.
Studi mengenai hakikat manusia itu
bisa berlangsung melalui
pemahaman manusia itu sendiri.
Maka minat terhadap perasaan,
fikiran dan tingkah-laku sesama
manusia, juga pemahaman tentang
gejolak-gejolak yang berlangsung
dalam ketidaksadaran—dalam
wilayah-wilayah psikis yang
tersembunyi – bisa memberikan
wawasan kepada kita, yaitu :
Pertama : wawasan yang menusiawi
tentang kehidupan manusia dengan
segenap suka-dukanya, dengan segi-
segi kekuatan dan kelemahannya.
Kedua : mendapatkan wawasan
tentang kehidupan batiniah atau
kehidupan psikis sendiri, sehingga
bisa dijadikan pelajaran untuk proses
pembentukan watak dan
kepribadian sendiri.
Studi mengenai kehidupan psikis
memang berlangsung tidak tanpa
kesulitan. Sebab gejala kejiwaan itu
kebanyakan tidak bisa dihitung atau
dikuantifisir; juga tidak bisa
diperbesar dan diteliti dari dekat
seperti kita melihat selembar jaringan kulit di bawah mikroskop.
Sebenarnyalah bahwa manusia itu
belum mampu “mengukur” gejala-
gejala psikis seperti kemampuan
mengukur prtoses-proses fisis.
Namun beberapa gelajala jiwani
diusahakan untuk bisa diukur.
Misalnya tingkat
kecerdasan/intelegensi, prestasi
belajar sekolah, daya ingatan, danlain-lain bisa diungkapkan dengan
ngka dan ukuran tertentu. Namun
demikian, banyak gejala psikis tinggi
– seperti perasaan, sentimen,
fantasi, halusinasi – tidak bisa
diukur, dan hanya bisa difahami
dengan gejala “ikut merasakan” atau
mencoba ‘ikut mengalaminya”
(einfuhlen, mitfuhlen), dan proses
“tepo seliro”2
.
2. Gejala Obyektif dan
Subyektif.
Gejala-gejala psikis bisa disebut
subyektif ; namun juga bisa disebut
obyektif . Subjektif bisa diartikan
sebagai (1) dialami sendiri .
Contohnya, pengalaman seseorang
penderita gangguan/penyakit jiwa
yang disampaikan kepada kita,disebut subjektif. Yaitu seglk derita,
kecemasan, penolakan, ketakutan,
halunisasi, dan lain-lain yang dialami
sendiri oleh si subyek. Subjek itu
adalah orang yang mengalami;
2 Kartini Kartono, 1981 hlm 1.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 74/179
sedang segala sesuatu yang dialami
oleh si subjek disebut : objek . Relasiantara subjek dengan objek disebut
sebagai kesadaran atau
intensionalitas. Jika Sardi melihat
seekor burung, maka Sardi adalah
subjek, seekor burung adalah objek;
dan dalam hal ini bentuk
“intensionalitas” ialah
“mengamati/melihat”. Jika Sardi
kemudian melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak ada (tidak adaobjeknya, namun dia benar-benar
melihat “sesuatu”), maka dalam hal
ini disebutkan Sardi mengalami
halusinasi .
Selanjutnya, subjektif bisa diartikan
sebagai : (2) lawan dari objektif.
Apakah sebenarnya objektif itu ? Jika
kita berdiri di tepi jalan, dan
kemudian melihat sebuah kendaraan
Colt yng slip lalu terbalik, maka
peristiwa kecelakaan itu merupakan
fakta objektif . Yaitu objektif bisa
dilihat, bisa diamati; merupakan
realitas nyata yang bisa kita lihat.
Maka relaitas nyata yang obektif itu
adalah : sesuatu yang berlangsung
dan membuahkan sesuatu atau
serentetan “akibat”.
Kita juga bisa menyatakan bahwabukan hanya fakta-fakta saja yang
disebut objektif; akan tetapi teori-
teori juga bisa bersifat objektif. Satu
sistem mengenai sekumpulam teori
objektif disebut sebagai : ilmu
pengetahuan objektif . Sedang teori-
teori objektif itu disebut “objektif”,
karena semuanya bisa dibuktikan
yaitu dapat diterangkan dan bisadikontrol kebenarnya. Karena itu,
objektif itu berarti : sungguh, betul,
dapat dijelaskan atau diterangkan,
dan bisa dikontrol kebenarannya
karena ada bukti-bukti nyata.
Sehubungan dengan pengertian
“objektif”, tadi subjektif adalah
adalah lawan dari objektif. Subjektif
dalam hal ini berarti : bergantungpada pendapat prive, tidak bisa
dikontrol, tidak bisa dibuktikan,
hampir-hampir tidak bisa dijelaskan
atau diungkapkan, tidak jelas,
mengikuti selera dan sikap individu
itu sendiri. Pengalaman-pengalaman
subjektif itu adalah pengalaman
menurut wsubjek sendiri, yang
belum tentu benar jika diamati
secara objektif.
Contohnya ; seorang anak yang
penakut melihat serumpunan perdu
yng lebat sebagai gambaran “
seorang perampok yang tengah
merunduk dan mengancam dirinya”.
Penglihatan sedemikian itu disebut
ilusi optik; dan akan lenyaplah ilusi
ini apabila si anak sempat mendekati
perdu tersebut dan mengamatinya
lebih cermat dari dekat.
Selanjutnya, pengalaman-
pengalaman dan tingkah laku
manusia itu bisa diamati secara
objektif; lalu dibuat hipotesa-
hipotesa mengenai hal-hal tersebut,
agar orang bisa sampai pada
pengetahuan yang objektif mengenai
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 75/179
gejala-gejala subjektif .3
Jadi
penilaian kita terhadap suatu gejalatersebut sangat tergantung kepada
tingkat pengetahuan dan aspek
psikologis orang yang mengalaminya.
3. Introspeksi, Intensionalitas
dan Kesadaran Reflektif.
Bagi banyak orang, kegiatan
introspeksi atau mawas diri itu
merupakan usaha yang sulit sekali.
Hal ini disebabkan pertama-tama
karena : “objek-objek” yang diamati
dan dianalisa itu begitu dekat
letaknya; yaitu di dalam atau pada
diri sendiri. Dan ada keseganan,
malas, enggan, malu dan gelap hati
untuk “menjelajahi” diri sendiri.
Keduanya, lebih mudah melihat
pribadi orang lain dan kekurangan
orang lain, dari pada mencari
kelemahan kekurangan sendiri.
Bagi para ahli ilmu jiwa,
bereksplorasi dan mengintip di
wilayah “kehidupan batiniah” sendiri
itu merupakan aktivitas yang
mengasyikan. Sebab, pekerjaan
introspeksi dengan penghayatan
secara sadar terhadap perbuatan
sendiri, tingkah laku, kehidupan
batin, fikiran, perasaan sendiri,keinginan dan segenap unsur
kejiwaan lainnya itu merupakan
pemahaman primer untuk : studi
mengenai kejiwaan (psikologi). Lagi
pula, barang siapa sedikit atau
banyak tidak mengenali kehidupan
3 Kartini Kartono, 1981 hlm 2.
batiniah sendiri – terutama tidak
mengenal perasan sendiri --, orangdemikian ini akan sulit sekali
memahami orang lain; dan akan sulit
sekali berkomunikasi dengan orang
lain.
Dalam setiap perenungan mengani
fungsi-fungsi psikis itu terdapat
subjek yang aktif; yaitu seorang aku
yang mengalami, dan atau suatu
objek yang dialami. Misalnya sayamengalami kecelakaan kecil tersayat
pada ujung jari; saya berjumpa
seorang kawan karib, saya
merindukan seorang “pahlawan”,
dan lain-lain. Maka relasi antara aku
atau subjek yang mengalami, dengan
objek itu disebut mengandung :
intensionalitas atau pengarahan
atau penujuan dari subjek kepada
satu objek. Dalam hal ini, kata
“intensionalitas” jangan diartikan
sebagai “ menghendaki sesuatu”,
akan tetapi supaya diartikan sebagai
: ada relasi antarta aku yang
mengalami sebagai subjek dengan
objek yang dialami.
Kita bisa mengarahkan minat dan
fikiran kepada dunia sekitar.
Misalnya mendengar tembang
mengalun di senja hari. Pengalamansedemikian ini oleh Sartre ( Kartini
Kartono, 1981) disebut sebagai :
dapat kesadaran posisional.
Selanjutnya dalam uraiannya
mengenai ontologi fenomenologis,
Sartre menyebutkan komplemen
dari kesadaran posisional ialah :
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 76/179
kesadaran refleksif; yaitu apabila
pengarahan itu ditujukan pada dirisendiri. Misalnya berwujud
kesadaran “merasa sedih”, karena
tidak lulus ujian; bergembira karena
mendapat hadiah, dan lain-lain. Jdi
ada “proses masuk” pada diri sendiri
ada refleksi atau “pemantulan” pada
diri sendiri. Maka kesadaran refleksi
itu disebut pula sebagai : kesadaran-
diri atau kesadaran-Aku.
Kesadaran diri itu berlangsung jelas,
terang dan sadar benar-benar. Akan
tetapi adakalanya juga berlangsung
secara buram atau samar-samar.
Akan tetapi adakalanya juga
berlangsung secara buram atau
samar-samar. Misalnya jika kita tidur
dan bermimpi. Dalam tidur dan
mimpi itu toh ada sedikit kesadaran
bahwa “aku” ini “tengah mimpi”.
Juga pada pengalaman mendapat
suatu firasat, ada kesadaran yang
samar-samar sifatnya. Maka
kesadaran diri semacam ini disebut
sebagai : kesadaran pra-refleksi.
Studi mengenai kesadaran dan
kesadaran diri ini sangat penting,
karena banyak gangguan-gangguan
psikis disebabkan oleh adanya
perubahan dan kekacauan padakesadaran-Aku/diri itu. Peristiwa
depersonalisasi, derealisasi,
disorientasi dan gangguan-ganguan
psikotis – yang akan diuraikan pada
pembahasan lanjutan penyusunan
tulisan.
Studi lebih intensif mengenai diri
sendiri dan kesadaran –diri itumenunjukan bahwa pengalaman-Ku
itu selalu mengandung tiga aspek.
Dengan kata lain, intensionalitas-ku
itu selalu mengandung tiga aspek,
yaitu :
1. Aspek Kognitif (pengenalan atau
gnostis). Misalnya, saya melihat
ular; saya membayangkan bentuk
hantu. Kedua-duanya adalahaspek kognitif. Pada pengalaman
pertama prosesnya berlangsung
secara jelas dan nyata. Sedangkan
pada peristiwa ke dua,
pengenalan berlangsung samar-
samar dan “jauh” dari rtealitas
nyata.
2. Aspek afektif (emosional,
perasaan). Dalam hal ini
pengenalan selalu disertai
perasaan. Karena itu pengenalan
selalu berwarnakan emosi-emosi
tertentu. Pada waktu kita melihat
suatu kecelakaan, timbul rasa
ngeri dan iba. Dan pada saat kita
mengingat pengalaman mendaki
suatu gunung tertentu,
terkenanglah kita kan kebesaran
Tuhan. Sewaktu kita membaca
sebuah buku roman, muncul
pelbagai emosi dalam diri kita;
dan lain-lain.
3. Aspek konatif (kemauan, volutif).
Pada aspek kemauan ini kita
dapati : nafsu, hasrat, cita, gairah,
karsa, dambaan, idaman, usaha,
tuntutan, dan “menuju pada”.
Semuanya mengarahkan diri kita
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 77/179
pada sesuatu, dan memberikan
pada kita motivasi. Motivasi iniadalah : alasan atau prayojana
atau gambaran-dasar yang
menggerakan diri kita untuk
berbuat sesuatu4.
Pada setiap intensionalitas atau
proses kehidupan psikis manusia
selalu terdapatr ke tiga aspek
tersebut di atas. Pengenalan
selalu disertai perasaan dan karsa.Dan tidak ada nafsu yang tidak
disertai pengenalan dan perasaan.
Ketiga-tiganya selalu berlangsung
bersama-sama astaupun
beruntun.
Ketiga aspek dari intensionalitas atau
kehidupan psikis yaitu
pengenalan/kognisi, emosi, dan
kemauan itu juga disebut fungsi.
Apakah perbedaan antara aspek danfungsi ?. Orang menyebut sebagai
aspek-aspek , apabila penekanan
diletakan pada kesatuan atau
integritasnya. Sedang orang
menyebutnya sebagai fungsi-fungsi ,
apabila penekanan ada pada
pekerjan atau berlangsungnya
organisasi dari masing-masing bagian
kehidupan psikis itu. Ke tiga fungsi
kognisi-emosi-konasi itu biasberlangsung lancar dan harmonis.
Namun tidak jarang disertai banyak
konflik; yaitu konflik diantara fikiran
(spek kognitif), perasaan (emosi.
afeksi) dan kemauan (aspek volutif,
4 Kartini Kartono, Patologi Sosial, 1981 hlm
6
konatif) yang saling berbenturan
atau berlawanan.
Kadangkala berlangsung
ketidakcocokan antara fikiran dan
perasaan. Contohnya : Seorang
janda, baru saja kematian suaminya
yang sangat dicintainya. Anehnya,
dia sering menjadi riang gembira dan
suka tertawa terkikih-kikih. Orang
berkata, dengan jalam sedemikian
itu wanita tadi ingin menolak ataumenangkis kedikaan hatinya.
Mungkin hal itu benar. Akan tetapi
mungkin juga seringnya “terkikih-
kikih” itu disebabkan oleh kondisi
jiwanya yang tidak “pas”. Sebab oleh
kematian suaminya dia
mendapatkan warisan peninggalan
sebuah rumah besar dan mewah
dengan kekayaan berlimpah-limpah.
Kini janda muda itu
menampilkankesan yang ganjil.
Sebab, emosi-emosi kedukaan oleh
kematian suaminya dan emosi-emosi
keriangan yang ditimbulkan oleh
besar nya harta kekayaan yang baru
diterimanya, menjadikan jiwanya
kusut-kacau. Emosi-emosi hebat tadi
menjadi tidak terkendali dan tidak
terintegrasi dalam struktur
kepribadiannya. Sehingga orang
menyatakan : janda muda itu
menjadi “sinting” atau “kurang
waras”. Hal yang sebenarnya, ialah
wanita itu tidak menyadari, apakah
dia harus sangat berduka-cita,
ataukah harus bersuka-ria oleh
kamtian suaminya. Dan banyak
contoh sikap dan perilaku manusia
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 78/179
lainnya yang diakibatkan oleh kondisi
kejiwaan yang tidak sinkron.
Contoh lain, relasi antara fikiran dan
kemauan juga bisa “korsluiting” dan
“tidak cocok. “Saya tahu, bahwa
menyuntikan morfin pada diri sendiri
membahayakan hidup saya”,
demikian kata orang morfinis,
“namun selalu saja setiap harinya
saya harus menyuntiki diri sendiri
agar bisa hidup kembali”. Padaperistiwa ini fikiran-fikiran yang
sehat selalu bertentangan dengan
keinginan-keinginan (merupkan
nafsu yang merusak) untuk
menyuntiki dirinya dengan morfin.
Jika antara ke tiga fungsi tadi tidak
berlangsung penyetelan yang pas,
tidak cocok atau kurang imbang,
maka integrasi dan regulasinya jadi
terganggu. Salah satu fungsi menjadi“terlalu kuat”, sehingga eksplosif
meledak-ledak tidak terkendali; atau
justru mejadi terlalu “lemah” dan
kurang bisa beroperasi. Disamping
itu penyakit-penmyakit jasmaniah
bisa mengganggu proses regulasi dan
integrasi kehidupan psikis. Misalnya
wajah penuh jerawat biasanya
menimbulkan perasaan inferior atau
minder. Sebaliknya konflik-konflikpsikis yang serius dan tidak disadari,
bisa mengacaukan regulasi dan
integrasi fungsi-fungsi psikis.
Contohnya penyakit-penyakit
lambung banyak ditimbulkan oleh
konflik-konflik batin3).
4. Masyarakat Modern dan
Kemunculan Gangguan-
Gangguan Psikis.
Banyak gangguan psikis
muncul, karena anak sejak usia yang
amat muda mendapatkan perlakuan
yang tidak patut dalam situasi
keluarganya. Pada hakikatnya, bukan
maksud orang tua dengan sengaja
menyajikan lingkungan buruk itu.
Nmaun kondisi ekonomis, kultural
atau soail lain memaksa rumah
tangga menjadi berantakan, para
anggota keluarga bercerai-berai, dan
mejadi a-susila, misalnya. Pola
kriminal dan tidak susila dari salah
seorang anggota keluarga secara
langsung atau tidak langsung
mencetak pola yang sama padaanak-anak. Juga teman-teman
sebaya (anak-anak) remaja dengan
tingkah laku brandalan, dan perilaku
tetnagga-tetangga yang kurang
bertanggung jawab, semua itu
meberikan banyak iritasi pada
pribadi anak, yang pasti akan
mengganggu perkembangan
jiwanya.
Yang jelas ialah gangguan-gangguan
psikis itu hampir-hampir tidak
disebabkan oleh satu sebab saja; kan
tetapi disebabkan oleh satu
kompleks faktor penyebab. Yaitu :
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 79/179
a. Faktor organis atau somatis;
misalnya terdapat kerusakan padaotak dan proses dementis.
b. Faktor-faktor psikis dan struktur
kepribadiannya; mislanya reaksi-
neurotis dan reaksi-psikotis
pribadi ayng terbelah , pribadi
psikopatis, dan lain-lain.
Kecemasan, kesedihan, kesakitan
hati, depresi, dan rendah diri bisa
menyebabkan orang sakit secra
psikis; mengakibatkan ketidakseimbangan mental dan
desintegrasi kepribadiannya.
Maka struktur kepribadian, dan
pemasakan pengalaman-
pengalaman dengan cara yang
keliru bisa membuat orang
terganggu jiwanya. Terutama
sekali apabila bweban spikis
ternyata jauh lebih berat dan
melmpaui kesanggupan memikulbeban tersebut.
c. Faktor-faktor lingkungan atau
sosial, faktor-faktor milieu,
pergaulan, masyarakat luas.
Usaha pembangunan,
modernisasi, arus urbanisasi, dan
industrailisasi menyebabkam
masyarakat modern menjadi
sangat kompleks. Sehingga
penyesuaian diri terhadapperubahan-perubahan sosial yang
serba cepat dan arus modernisasi
menjadi sangat sulit. Mka banyak
orang mengalami ketakutan,
kecemasan, kebingungan, frustasi,
konflik batin dan konflik terbuka
dengan orang lain, serta
menderita macam-macam
gangguan psikis.
Jelaslah kini bahwa ke tiga faktor,
yaiotu somatis, psiikis dan sosial itu
saling berkaitan satu sama lain.
Contohnya, depresi pada usia lanjut
tidak hanya disebabkan oleh
kemunduran proses-proses cerebral
saja, akan tetapi juga disebabkan
atau dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, yaitu : tidak menyandangtugas pekerjaan yang berarti (sudah
pensiun), tinggal di rumah dengan
hati pendih merana karena tidfak
ada pekerjaan bernilai yang bisa
dikerjakan. Kemudian diserttai
struktur kepribadian dengan
pengolahan pengalaman usia tua
yang keliru, yaitu menolak kondisi
sekarang, tidak bisa menerima
dengan rasa syukur dan pasrah
ketuaannya; ditambah sakit hatinya
karena tidak “dilihat orang lagi”, dan
lain-lain. Semua kejadian ini
menambah rasa depresi tadi.
Dengan demikian, usaha
pembangunan, mekanisme,
industrialisasi dan modernisasi itu
disamping memberikan
kesejahteraan dan fasilitas materiil
yang lebih baik kepada mannusia, juga memberikan dampak
sampingan yang merusak, yaitu
merusak kesehatan psikis manusia,
apabila dampak-sampingannya yang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 80/179
negatif itu diak bisa dikendalikan,
dan menjadi dominan liar.3)
Deskripsi kondisi di atas diperlukan
kesiapan kekuatan fisik, mental dan
spiritual yang cukup dan dibutuhkan
pengetahuan yang komprehensif
untuk mencegah terjadinya dampak
yang tidak baik.
Pemaparan kajian kejiwaan ini masih
sangat dangkal sebagai kajian ilmiah
yang komprehensif, karena
berangkat dari kehampaan diri dan
ketidaktahuan serta keingin banyak
tahuan tentang sesuatu yang baru,
tetapi setidaknya merupakan awal
untuk kajian kajian selanjutnya.
Untuk itu kritik dan saran yang
membangun, penyusun sangat
ditunggu.
Kesimpulan.
Hakikat manusia itu bisa difahami
lewat pengamatan terhadap fikiran,
perasaan, kemauan dan isi-isi ketidak
sadannya. Isi-isi kejiwaan bisa
disebut Subjektif , bisa dinakan
Objektif . Disebut objektif, bila
peristiwa itu betul-betul ada, bisa
dijelaskan, dapat dikontrol
kebenarannya, dan ada bukti nyata.
Disebut subjektif, apabila isi psikis itu
sesuai dengan pendapat sendiri, tidk
bisa dikontrol dan dibuktikan, tidak
jelas dan mengukuti selera sendiri.
3) Kartino Kartono, Patologi Sosial,`1981
hlm 4
Gangguan-gangguan psikis itu
hampir-hampir tidak pernah munculdisebabkan oleh satu faktor saja,
akan tetapi selalu diakibatkan oleh
satu rentetan kompleks faktor
penyebab, yaitu olseh faktor organis
atau somatis, faktor psikis dan
streuktur kepribadian, serta faktor
lingkungan atau sosial.
Dalam menghadapi deskripsi di atas
diperlukan kesiapan kekuatan fisik,mental dan spiritual yang cukup dan
dibutuhkan pengetahuan yang
komprehensif untuk mencegah
terjadinya dampak yang tidak baik.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 81/179
Daftar Pustaka
Kartini Kartono, Psikologi Umum, Jakarta, 1981.
Kartini Kartono, Patologi Sosial3l; Gangguan Ganguan Kejiwaan, Rajawali Pers,
Jakarta, 1986.
Salim, Ahmad Husain Ali , Terapi Al-Qur’an Untuk Penyakit Fisik dan Psikis
Manusia, Asta Buana Sejahtera, Jakarta, 2006.
TINJAUAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN
Oleh : Raito Edy Trianto
Pendahuluan Salah satu tugas pokok
filsafat pendidikan Islam adalah
memberikan arah bagi tujuan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 82/179
pendidikan Islam. Tujuan pendidikan
yang hendak dicapai harusdirencanakan (diprogramkan) dalam
kurikulum. Antara tujuan dan
program harus ada kesesuaian dan
keseimbangan. Tujuan pendidikan
yang hendak dicapai harus
tergambar di dalam program yang
tertuang di dalam kurikulum, bahkan
program itulah yang mencerminkan
arah dan tujuan yang diinginkan
dalam proses kependidikan.Kurikulum merupakan faktor yang
sangat penting dalam proses
kependidikan Islam. Segala hal yang
harus diketahui atau diresapi serta
dihayati oleh peserta didik, harus
ditetapkan dalam kurikulum. Juga
segala hal yang harus diajarkan oleh
pendidik kepada peserta didik, harus
dijabarkan ke dalam kurikulum[1].
Dengan demikian, dalamkurikulum tergambar jelas secara
berencana bagaimana dan apa saja
yang harus terjadi dalam proses
belajar-mengajar yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik. Jadi,
kurikulum menggambarkan kegiatan
belajar-mengajar dalam suatu
lembaga kependidikan. Di dalam
kurikulum, tidak hanya dijabarkan
serangkaian ilmu pengetahuan yangharus diajarkan oleh pendidik
kepada peserta didik, dan peserta
didik mempelajarinya, tetapi juga
segala kegiatan yang bersifat
kependidikan yang dipandang perlu
karena mempunyai pengaruh
terhadap peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan, mempunyaikedudukansentral, menentukan
kegiatan dan hasil pendidikan.
Penyusunannya memerlukan fondasi
yang kuat, didasarkan atas hasil
pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Kuriklum yang lemah
akan menghasilkan manusia yang
lemah pula.
Rumusan Masalah1. Apakah pengertian kurikulum
dalam Pendidikan Islam?
2. Apa saja cakupan, asas-asas dan
ciri-ciri kurikulum dalam
Pendidikan Islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip
kurikulum dalam Pendidikan
Islam
4. Apa tantangan kurikulm
Pendidikan Islam dalammenghadapi perkembangan
zaman?
Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui
pengertian kurikulum dalam
Pendidikan Islam
b. Untuk mengetahui cakupan,
asas-asas, dan ciri-cirikurikulum dalam Pendidikan
Islam
c. Untuk mengetahui prinsip-
prinsip kurikulum dalam
Pendidikan Islam
d. Untuk mengetahui
tantangan-tantangan
kurikulum Pendidikan Islam
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 83/179
dalam menghadapi
perkembangan zaman.2. Kegunaan
a. Memberikan masukan bagisi
swa, guru, dansekolah dan
seluruh stake holder dalam
dunia pendidikan Islam dalam
mengembangkan kurikulum
pendidikan Islam.
b. Menjadi salah satu sumber
bahan bacaan pertimbangan
serta bahan rujukanterhadappenelaahantentangk
urikulum Pendidikan Islam.
Pengertian Kurikulum
Kata Kurikulum berasal dari
bahasa Yunani yaitu currere yang
berarti jarak tempuh lari, yakni jarak
yang harus ditempuh dalam kegiatan
berlari muali dari start hingga finish.
Pengertian ini kemudian diterapkandalam dunia pendidikan. Dalam
bahasa Arab, istilah kurikulum
diartikan dengan Manhaj , yakni jalan
yang terang, atau jalan terang yang
dilalui oleh manusia pada bidang
kehidupannya. Dalam konteks
pendidikan, kurikulum berarti jalan
terang yang dilalui oleh
pendidik/guru dengan peserta didik
untuk mengembangkanpengetahuan, keterampilan dan
sikap serta nilai-nilai[2]. Pengertian
kurikulum yang diungkapkan oleh
para ahli ternyata sangat beragam,
tetapi dari beberapa definisi itu
dapat ditarik kesimulan, bahwa di
satu pihak ada yang menekankan
pada isi pelajaran atau mata kuliah,
dan di lain pihak lebih menekankan
pada proses atau pengelamanbelajar.
Pengertian lama tentang
kurikulum lebih menekankan pada isi
pelajaran atau mata kuliah, dalam
arti sejumlah mata pelajaran atau
kuliah di sekolah atau perguruan
tinggi yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu ijazah juga
keseluruhan pelajaran yang disajikan
oleh suatu lembaga pendidikan,terbatas pada pengetahuan-
pengetahuan yang dikemukakan
oleh guru atau sekolah atau institusi
pendidikan lainnya dalam bentuk
mata pelajaran-mata pelajaran yang
dikaji begitu lama oleh peserta didik
dalam tiap tahap pendidikannya[3].
Demikian pula definisi yang
tercantum dalam UU Sisdiknas No.
2/1989. Sedangkan definisi yangdikemukakan oleh Kamil dan Sarhan
menekankan pada sejumlah
pengalaman pendidikan, budaya,
sosial, olah raga, seni yang
disediakan oleh sekolah bagi para
peserta didiknya di dalam dan di luar
sekolah, dengan maksud mendorong
mereka untuk berkembang
menyeluruh dalam segala segi dan
mengubah tingkah laku merekasesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan[4].Dan juga definisi
kurikulum dalam UU Sisdiknas No.
20/2003 dikembangkan ke arah
seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 84/179
penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan tertentu[5].
Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum itu
adalah merupakan landasan yang
digunakan pendidik untuk
membimbing peserta didiknya ke
arah tujuan pendidikan yang
diinginkan melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, ketrampilandan sikap mental. Ini berarti bahwa
proses Pendidikan Islam bukanlah
suatu proses yang dapat dilakukan
secara serampangan, akan tetapi
hendaknya mengacu pada
konseptualisasi manusia paripurna,
baik sebagai khalifah maupun ‘abd,
melalui transformasi sejumlah
pengetahuan ketrampilan dan sikap
mental yang harus tersusun dalamkurikulum pendidikan Islam. Disinilah
filsafat pendidikan Islam dalam
memberikan pandangan filosofis
tentang hakikat pengetahuan,
ketrampilan dan sikap mental yang
dapat dijadikan pedoman dalam
pembentukan manusia paripurna (
al- insan al-kamil).
Cakupan, Asas-asas, dan Ciri-ciriKurikulum dalam Pendidikan
Islam
1. Cakupan Kurikulum Pendidikan
Islam
Cakupan bahan pengajaran
yang terdapat dalam kurikulum pada
masa sekarang nampak semakin
luas. Berdasarkan perkembangan
pada saat sekarang ini, maka para
perancang kurikulum memasukancakupan meliputi empat bagian.
Pertama, bagian yang berkenaan
dengan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai oleh proses belajar mengajar.
Kedua, bagian yang berisi
pengetahuan, informasi-informasi,
data, aktivitas-aktivitas, dan
pengalaman-pengalaman yang
merupakan bahan bagi penyusunan
kurikulum yang isinya berupa matapelajaran dalam silabus. Ketiga,
bagian berisi metode penyampaian
atau cara menyampaikan mata
pelajaran tersebut. Keempat, bagian
yang berisi metode penilaian dan
pengukuran atas hasil pengajaran
tersebut[6].Kesemuaannya harus
tersusun dan mengacu pada suatu
sumber kekuatan yang menjadi
landasan dalam pembentukannya.Sumber-sumber tersebut dikatakan
sebagai asas-asas pembentukan
kurikulum pendidikan.
2. Asas-asas Kurikulum Pendidikan
Islam
Suatu kurikulum pendidikan,
termasuk pendidikan Islam,
hendaknya mengandung beberapa
komponen utama seperti tujuan, isimata pelajaran, metode mengajar,
dan metode penilaian.
Kesemuaannya harus tersusun dan
mengacu pada suatu sumber
kekuatan yang menjadi landasan
dalam pembentukannya. Sumber-
sumber tersebut dikatakan sebagai
asas-asas pembentukan kuriulum
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 85/179
pendidikan. Asas-asa umum yang
menjadi landasan pembentukankurikulum dalam pendidikan Islam
adalah:
a. Asas Agama
Seluruh sistem yang ada
dalam masyarakat Islam, termasuk
sistem pendidikannya harus
meletakan dasar falsafah, tujuan,
dan kurikulumnya pada ajaran Islam
yang meliputi aqidah, ibadah danmuamalah. Hal ini bermakna bahwa
itu semua pada akhirnya harus
mengacu pada dua sumber utama
syariat Islam, yaitu al-Qur’an dan as-
Sunnah. Sementara sumber lainnya
sering dikategorikan sebagai metode
seperti ijma, qiyas dan ihtisan.
Pembentukan kurikulum pendiidkan
Islam harus diletakan pada apa yang
telah digariskan oleh dua sumbertersebut dalam rangka menciptakan
mausia yang bertaqwa sebagai ‘abd
dan khalifah dimuka bumi.
b. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah
dan kompas tujuan pendidikan Islam,
dengan dasar filosofis, sehingga
susunan kurikulum pendidikan Islam
mengandung suatu kebenaran,terutama dari sisi nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini
kebenarannya. Secara umum, dasar
falsafah ini membawa konsekwensi
bahwa rumusan kurikulum
pendidikan Islam harus beranjak dari
konsep ontologi, epistemologi dan
aksiologi yang digali dari pemikiran
manusia muslim, yang sepenuhnya
tidak bertentangan dengan nilai-nilaiasasi ajaran Islam.
c. Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa
kurikulum pendidikan Islam
hendaknya disusun dengan
mempertimbangkan tahapan-
tahapan pertumbuhan dan
perkembangan yang dilalui anak
didik. Kurikulum pendidikan Islamharus dirancang sejalan dengan ciri-
ciri perkembangan anak didik, tahap
kematangan bakat-bakat jasmani,
intelektual, bahasa, emosi dan sosial,
kebutuhan dan minat, kecakapan
dan perbedaan individual dan aspek
lainnya yang berhubungan dengan
aspek-aspek psikologis.
d. Asas SosialPembentukan kurikulum
pendidikan Islam harus mengacu ke
arah realisasi individu dalam
masyarakat. Pola yang demikian ini
berarti bahwa semua kecenderungan
dan perubahan yang telah dan bakal
terjadi dalam perkembangan
masyarakat manusia sebagai mahluk
sosial harus mendapat tempat dalam
kurikulum pendidikan Islam. Hal inidimaksudkan agar out-put yang
dihasilkan menjadi manusia yang
mampu mengambil peran dalam
masyarakat dan kebudayaan dalam
konteks kehidupan zamannya[7].
Keempat asas tersebut di atas harus
dijadikan landasan dalam
pembentukan kurikulum pendidikan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 86/179
Islam. Perlu ditekankan bahwa
antara satu asas dengan asas lainnyatidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi
harus merupakan suatu kesatuan
yang utuh sehingga dapat
membentuk kurikulum pendidikan
Islam yang terpadu, yaitu kurikulum
yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan anak didik dalam
unsur ketauhidan, keagamaan,
pengembangan potensinya sebagai
khalifah, pengembangankepribadiannya sebagai individu dan
pengembangannya dalam kehidupan
sosial.
3. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan
Islam
Omar Muhammad al-Toumy
al-Syaibany menyebutkan lima ciri
kurikulum Pendidikan Islam. Kelima
ciri tersebut secara ringkas dapatdisebutkan sebagai berikut:
a. Menonjolkan tujuan agama dan
akhlak pada berbagai tujuan-
tujuannya dan kandungan-
kandungan, metode-metode,
alat-alat dan tekniknya bercorak
agama.
b. Cakupannya luas dan
menyeluruh kandungannya, yaitu
kurikulum yang benar-benarmencerminkan semangat,
pemikiran dan ajaran yang
menyeluruh. Di samping itu ia
juga luas dalam perhatiannya. Ia
memperhatikan pengembangan
dan bimbingan terhadap segala
aspek pribadi pelajar dari segi
intelektual, psikologis, sosial, dan
spiritual.c. Bersikap seimbang di antara
berbagai ilmu yang dikandung
dalam kurikulum yang akan
digunakan. Selain itu juga
seimbang antara pengetahuan
yang berguna bagi
pengembangan individual dan
pengembangan sosial.
d. Bersikap menyeluruh dalam
menata seluruh mata pelajaranyang diperlukan oleh anak didik.
e. Kurikulum yang disusun selalu
disesuaikan dengan minat dan
bakat anak didik.[8]
Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Secara prinsipil kurikulum
pendidikan Islam tak terlepas dari
keterkaitannya dengan dasar-dasar
dan tujuan falsafat pendidikan Islamitu sendiri. Beberapa bagian materi
kurikulum dapat saja dikembangkan
sesuai dengan tuntutan zaman dan
lingkungan manusia, tetapi
keterikatan hubungannya dengan
hakikat kejadian manusia sebagai
khalifah dan pengabdi Allah yang
setia, tidak dapat dilepaskan sama
sekali. Secara garis besarnya dalam
kurikulum pendidikan Islam harusterlihat adanya unsur-unsur; (1)
Ketauhidan; (2) Keagamaan; (3)
Pengembangan potensi manusia
sebagai khalifah Allah; (4)
Pengembangan hubungan antar
manusia; dan (5) Pengembangan diri
sebagai individu[9].
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 87/179
Kurikulum Pendidikan Islam
memiliki beberapa prinsip yangharus ditegaskan. Al-Syaibany dalam
hal ini menyebutkan tujuh prinsip
kurikulum pendidikan Islam, yaitu:
Pertama, prinsip pertautan
yang sempurna dengan agama,
termasuk ajarannya dan nilai-
nilainya. Setiap bagian yang terdapat
dalam kurikulum, mulai dari tujuan,
kandungan, metode mengajar, cara-
cara perlakuan dan sebagainya harusberdasar pada agama dan akhlak
Islam. Yakni harus terisi dengan jiwa
agama Islam, keutamaan, cita-cita,
dan kemauannya yang baik sesuai
dengan ajaran Islam.
Kedua, prinsip menyeluruh
(universal) pada tujuan-tujuan dan
kandungan-kandungan kurikulum,
yakni mencakup tujuan membina
akidah, akal, dan jasmaninya, dan hallain yang bermanfaat bagi
masyarakat dalam perkembangan
spiritual, kebudayaan, sosial,
ekonomi, politik termasuk ilmu-ilmu
agama, bahasa, kemanusiaan, fisik,
praktis, profesional, seni rupa, dan
sebagainya.
Ketiga, prinsip keseimbangan
yang relatif antara tujuan-tujuan dan
kandungan kurikulum.Keempat, prinsip perkaitan
antara bakat, minat, kemampuan-
kemampuan, dan kebutuhan belajar.
Begitu juga dengan alam sekitar baik
yang bersifat fisik maupun sosial
dimana pelajar itu hidup dan
berinteraksi.
Kelima, prinsip pemeliharaan
perbedaan-perbedaan individualdiantara para pelajar, baik dari segi
minat maupun bakatnya.
Keenam, prinsip menerima
perkembangan dan perubahan
sesuai dengan perkembangan
zaman dan tempat.
Ketujuh, prinsip keterkaitan
antara berbagai mata pelajaran
dengan pengalaman-pengalaman
dan aktivitas yang terkandung dalamkurikulum[10].
Kurikulum Pendidikan Islam dalam
Menghadapi Tantangan Zaman
Di dalam era millenium baru
ini, efek negatif dari globalisasi dan
krisis lingkungan hidup harus
dihadapi oleh agama yang notebene
selalu mendidik ke arah perdamaian,keadilan, dan kesejahteraan hidup.
Itu pula yang dihadapi oleh
Pendidikan Islam sekarang dan yang
akn datang. Padahal persoalan
internal Pendidikan Islam sendiri,
baik secara kelembagaan maupun
keilmuan, masih menghadapi
persoalan-persoalan klasik yang
belum terpecahkan sampai sekarang,
dari persoalan managemen,ketenagaan, sumber dana, sampai ke
masalah infrastruktur dan
kurikulum[11].
Dari kenyataan di atas
menyebabkan kualitas Pendidikan
Islam sangat rendah. Di sisi lain hal
tersebut mengakibatkan para
pengelola Pendidikan Islam tidak lagi
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 88/179
sempat dan mampu mengantisipasi
adanya tantangan globalisasi yangsudah begitu jelas menghadang di
hadapannya. Lebih lanjut lagi
menurut Amin Abdullah bahwa
Pendidikan Islam masih selalu
bergerak dengan perspektif “inward
looking” (berorientasi ke dalam),
tidak banyak upaya pengembangan
ke luar karena masih sibuk
mengurusi diri sendiri sehingga
menyebabkan terjadinya stagnasi.Dalam menghadapi perkembangan
global, Pedidikan Islam harus mulai
membuka diri dengan menggunakan
perspektif “outward looking” , yakni
memahami apa yang terjadi dan
berkembang di dunia global untuk
kemudian mengantisipasinya dengan
perbaikan-perbaikan ke dalam[12].
Dampak negatif yang turut
menyertai globalisasi terhadapPendidikan Islam di antaranya, krisis
moral. Melalui tayangan acara-acara
di media elektronik dan media massa
lainnya, yang menyuguhkan
pergaulan bebas, sex bebas,
,
perselingkuhan, pornografi,
kekerasan, dan lain-lain. Hal ini akan
berimbas pada perbua
,pemerkosaan, hamil di luar nikah,
penjambretan, pencopetan,
penodongan, pembunuhan oleh
pelajar, malas belajar dan
punya integritas dan krisis akhlaq
lainnya. Yang ke dua dampak negatif
dari era globalisasi adalah krisis
kepribadian. Dengan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan di
suatu negara yang menyuguhkankemudahan, kenikmatan dan
kemewahan akan menggoda
kepribadian seseorang. Nilai
kejujuran, kesederhanaan,
kesopanan, kepedulian sosial akan
semakin terkikis.Melihat berbagai
hal dampak negatif yang ditimulkan
oleh perkembangan zaman tersebut,
maka sudah suatu keharusan bagi
Pendidikan Islam untuk merumuskankurikulum yang mampu
menghasilkan lulusan-lulusan yang
kebal terhadap dampak negatif
tersebut.
Selain dampak negatif, arus
perkembangan zaman juga
memunculkan tantangan semakin
hilangnya batas-batas semu
antarnegara dan bangsa di dunia
akibat arus modal, jasa, komoditas,pengetahuan, dan manusia yang
saling melintas antarperbatasan. Hal
tersebut mangkibatkan dunia
menjadi “rata”, artinya semua
pesaing memiliki kesempatan yang
sama, sehingga mereka yang tidak
mampu menggunakan dan
memanfaatkan peluang dan
kesempatan yang ada, akan segera
tertinggal. Dalam konteks penidikan,negara-negara yang tidak bisa
menghasilkan lulusan-lulusan
berkualitas internasional akan segera
tertinggal di arena kompetisi
dunia.[13]
Untuk menjawab berbagai tantang
tersebut minimal ada enam orientasi
atau pendekatan dalam
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 89/179
pengembangan kurikulum
Pendidikan Islam, meliputi:1. Pendekatan Rasionalisme
Akademik
Pendekatan ini menganut
asumsi bahwa kurikulum merupakan
transmisi budaya, nilai dan
pengetahuan serta ketrampilan.
Kurikulum harus mampu membuat
peserta didik menggunakan kaidah-
kaidah yang berpikir ketat dan
terkendali dalam menguasai ilmuyang diajarkan.
2. Pendekatan pengembangan
proses kognitif
Pendekatan yang tidak hanya
mengutamakan konten pendidikan
tetapi juga bagaimana mengolah
konten tersebut. Setiap aktifitas
pembelajaran berpusat pada siswa
dan proses yang terjadi di dalamkelas. Dasar pikiran yang digunakan
adalah peserta didik harus dilihat
sebagai unsur yang interaktif dan
adaptif dalam sistem.
3. Pendekatan struktur
pengetahuan
Asumsinya adalah penekanan
yang benar dalam proses
pembelajaran adalah membukawawasan peserta didik akan struktur
pengetahuan. Peserta didik harus
memahami ide-ide yang
fundamental, kosnep-kosnep dasar,
serta materi yang diajarkan
diorganisasikan dalam pola
hubungan satu sama lain, baik
hubungan di dalam disiplin ilmu
maupun bersifat interdisipliner.
4. Pendekatan teknologis
Pendekatan yang menekankan
pada teknologi bagaimana ilmu
pengetahuan itu ditransfer dan
bagaimana memberi kemudahan-
kemudahan dalam proses
pembelajaran.
5. Pendekatan aktualisasi diri
Kurikulum adalah alat untuk
memperoleh pengalaman yang
terbaikdalam upaya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan psikologik
secara keseluruhan. Sebagai alat,
kurikulum harus mempunyai daya
pebebas untuk pembentukan
integritas personal peserta didik.
6. Pendekatan relevansi-
rekonstruksi sosial
Menurut pendekatan ini,
kurikulum harus mencerminkan
hubungan-hubungan permasalahan
sosial masa kini dan masa depan
dengan perkembangan peserta didik
yang sesuai. Perkembangan sosial
dan pengaruh timbal balik terhadapkualitas mentalitas dan kualifikasi
diri peserta didik harus dijadikan
dasar pemikiran dalam
pengembangan kurikulum.[14]
Selain pendekatan-
pendekatan yang diambil dalam
pengembangan kurikulum
Pendidikan Islam guna menghadapi
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 90/179
tantangan zaman, lembaga
pendidikan Islam perlu merumuskankurikulum yang menyajikan
program-program yang kompetitif.
Dilihat dari metode penyajianya,
program-program tersebut
menyentuh tiga aspek pembelajaran,
yaitu kognitif (pemahaman), afektif (
penerimaan/sikap) dan psikomotorik
(ketrampilan). Jika mengacu pada
konsep dasar pendidikan oleh
UNESCO, proses pembelajaran diLembaga Pendidikan Islam harus
dapat membantu peserta didik
memiliki lima kemampuan, yaitu to
know (meraih pengetahuan) , to do
(berbuat sesuatu), to be (menjadi
diri sendiri), to live together (hidup
berdampingan), to know god’s
creation (mengenal ciptaan
Tuhan)[15]. Bila semua aspek dan
kemampuan ini disajikan secaraterpadu, maka para lulusan lembaga
Pendidikan Islam diharapkan
memiliki keseimbangan antara
kualitas ilmu/intelektual, iman dan
amal/akhlak.
Kesimpulan
Dari ragamnya pengertian
kurikulum yang diungkapkan oleh
para ahli dapat kita tarik kesimpulan,bahwa di satu pihak ada yang
menekankan pada isi pelajaran atau
mata kuliah, dan di lain pihak lebih
menekankan pada proses atau
pengelaman belajar.Pengertian lama
tentang kurikulum lebih
menekankan pada isi pelajaran atau
mata kuliah, dalam arti sejumlah
mata pelajaran atau kuliah di sekolah
atau perguruan tinggi yang harusditempuh untuk mencapai suatu
ijazah juga keseluruhan pelajaran
yang disajikan oleh suatu lembaga
pendidikan. Sedangkan pengertian
baru lebih menekankan pada proses
atau pengalaman belajar dalam arti
sejumlah pengalaman pendidikan,
budaya, sosial, olah raga, seni yang
disediakan oleh sekolah bagi para
peserta didiknya di dalam dan di luarsekolah, dengan maksud mendorong
mereka untuk berkembang
menyeluruh dalam segala segi dan
mengubah tingkah laku mereka
sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan
Kurikulum Pendidikan Islam
harus memenuhi unsur-unsur; (1)
Ketauhidan; (2) Keagamaan; (3)
Pengembangan potensi manusiasebagai khalifah Allah; (4)
Pengembangan hubungan antar
manusia; dan (5) Pengembangan diri
sebagai individu. Serta prinsip-
prinsip dalam merumuskan
kurikulum Pendidikan Islam, yakni
prinsip pertautan yang sempurna
dengan agama, termasuk ajarannya
dan nilai-nilainya, menyeluruh
(universal) pada tujuan-tujuan dankandungan-kandungan kurikulum,
keseimbangan yang relatif antara
tujuan-tujuan dan kandungan
kurikulum, pemeliharaan perbedaan-
perbedaan individual diantara para
pelajar, baik dari segi minat maupun
bakatnya, menerima perkembangan
dan perubahan sesuai dengan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 91/179
perkembangan zaman dan tempat,
dan keterkaitan antara berbagaimata pelajaran dengan pengalaman-
pengalaman dan aktivitas yang
terkandung dalam kurikulum.
Dengan demikian tujuan dariPendidikan Islam dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bakri Marzuki. Falsafah Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. (Palu: Jurnal
Hunafa, 2008) hal. 24
[2] Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007) hal. 1-3
[3] Ibid
[4] Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam 2. (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 75[5] UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003
[6] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
hal. 25
[7]http://afifatin.blogspot.com/2010/04/tinjauan-filsafat-pendidikan-islam.html
Di akses pada hari Sabtu 27 Oktober 2012 pada pukul 20:00 WIB
[8] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
hal. 127
[9] Jalaluddin & Usman Said. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan
Perkembangan Pemikirannya. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999) hal. 51-52
[10] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997) hal. 128
[11] Kata Pengantar Amin Abdullah. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi .
(Yogyakarta: Presma UIN-Suka, 2004) hal. ix
[12] Ibid
[13] Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hal. 91
[14] Moch. Fuad. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi . (Yogyakarta:
Presma UIN-Suka, 2004) hal. 85-87
[15] http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-tantangan-pendidikan-
islam.htmlDi akses pada hari Sabtu 27 Oktober 2012 pada pukul 20:30 WIB
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 92/179
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT
Oleh : Ahsan Hasbullah
Pendahuluan
Potensi sumber daya manusia
merupakan aset nasional sekaligussebagai modal dasar pembangunan
bangsa. Potensi ini hanya dapat
digali dan dikembangkan serta
dipupuk secara efektif melalui
strategi pendidikan dan
pembelajaran yang terarah dan
terpadu, yang dikelola secara serasi
dan seimbang dengan
memperhatikan pengembangan
potensi peserta didik secara utuh
dan optimal. Oleh karena itu, strategi
manajemen pendidikan perlu secara
khusus memperhatikan
pengembangan potensi peserta didik
yang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa (unggul), yaitu
dengan cara penyelenggaraan
program pembelajaran yang mampu
mengembangkan keunggulan-
keunggulan tersebut, baik
keunggulan dalam hal potensi
intelektual maupun bakat khusus
yang bersifat keterampilan (gifted
and talented ).
Strategi pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini masih
bersifat masal, yang memberikan
perlakuan dan layanan pendidikan
yang sama kepada semua peserta
didik. Padahal, mereka berbeda
tingkat kecakapan, kecerdasan,minat, bakat dan kreativitasnya.
Strategi pelayanan pendidikan
seperti ini memang tepat dalam
konteks pemerataan kesempatan,
akan tetapi kurang menunjang usaha
mengoptimalisasikan pengembangan
potensi peserta didik secara cepat.
Hasil beberapa penelitian Depdikbud
(1994) menunjukkan sekitar
sepertiga peserta didik yang dapat
digolongkan sebagai peserta didik
berbakat (gifted and talented)
mengalami gejala “prestasi kurang”
(underachiever ).
Hal yang sama dikemukakan
oleh Munandar (1992) cukup banyak
peserta didik berbakat yang
prestasinya di sekolah tidak
mencerminkan potensi intelektual
mereka yang menonjol. Salah satu
penyebabnya adalah kondisi-kondisi
ekternal atau lingkungan belajar
yang kurang menunjang, kurang
menantang kepada mereka untuk
mewujudkan kemampuannya secara
optimal. Padahal, upaya untuk
mencapai keunggulan melalui
strategi pelayanan pendidikan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 93/179
massal akan memiliki konsekuensi
sumberdaya pendidikan (dana,tenaga dan sarana) yang kurang
menguntungkan. Model strategi
pelayanan pendidikan alternatif
perlu dikembangkan untuk
menghasilkan peserta didik yang
unggul melalui pemberian perhatian,
perlakuan dan layanan pendidikan
berdasarkan bakat, minat dan
kemampuannya.
Peserta didik yang memilikikemampuan dan kecerdasan luar
biasa merupakan kelompok kecil,
data di Balitbang Depdikbud (1994)
menunjukkan hanya 2 - 5% dari
seluruh peserta didik yang ada.
Jumlah ini semakin meningkat pada
jenjang yang lebih tinggi, di tingkat
SMU jumlah peserta didik
berkemampuan dan berkecerdasan
luar biasa mencapai 8%. Lebih lanjutdikemukakan berdasarkan
intelegensi Wechsler peserta didik
berbakat intelektual tergolong
“sangat unggul” (IQ 130 keatas)
berjumlah 2,2% dan tergolong
“unggul” (IQ 120-129) berjumlah
6,7% dari populasinya. Jumlah ini
memang masih tergolong kecil,
namun secara potensial mereka
unggul dalam salah satu ataubeberapa bidang yang meliputi
bidang-bidang intelektual umum dan
akademis khusus, berpikir kreatif-
produktif, psikososial
/kepemimpinan, seni/kinestetik dan
psikomotorik.
Strategi pelayanan
pendidikan alternatif dalam
manajemen pendidikan perlu
dikembangkan untuk menghasilkanpeserta didik yang unggul, melalui
pemberian perhatian, perlakuan dan
layanan pendidikan berdasarkan
bakat minat dan kemampuannya.
Agar pelayanan pendidikan yang
selama ini diberikan kepada peserta
didik mencapai sasaran yang
optimal, maka pembelajaran harus
diselaraskan dengan potensi peserta
didik.Merujuk kepada konsep
keberbakatan yang menggunakan
perspektif yang lebih inklusif dan
bersifat majemuk serta karakteritik
umum yang dapat diidentifikasi,
maka kebutuhan belajar siswa
berbakat secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu: 1) kebutuhan dalam
mengembangankan kemampuanintelektual dan kreatifitas; dan 2)
kebutuhan dalam mengembangkan
aspek sosial-emosional dan motivasi.
Oleh karena itu pembelajaran
bagi siswa berbakat seharusnya
diarahkan untuk mengembangkan
kedua hal tersebuat. Hal yang sering
terabaikan dalam pembelajaran
termasuk pembelajar siswa berbakat
dalam hal pengembangan kreativitasdan sosial-emosional. Pembelajaran
biasanya lebih banyak
mengembangkan aspek intelektual.
Hal ini dapat dimaklumi karena guru
dalam melakukan pembelajaran
sering terburu-buru dan kehabisan
waktu untuk mengerjar terget
kurikulum. Aspek kreativitas anak
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 94/179
jarang tersentuh. Maka menjadi
tidak mengherankan, jika pendidikankita hanya menghasilkan siswa yang
siap untuk ujian bukan siswa kreatif
yang siap mengahadapi tantanganhidup.
A. Konsep “Keberbakatan” dan Anak Berbakat
Perlu untuk mendefinisikan dengan tepat apa yang dimaksud dengan
keberbakatan dan anak berbakat (giftedness and gifted student), terutama
jika siswa tersebut dibandingkan dengan murid-murid yang “sekadar “cerdas
(lihat table 14.1) berikut ini :
Anak Cerdas Anak “Gifted”
• Tahu jawabannya
• Tertarik• Memerhatikan
• Bekerja keras
• Menjawab pertanyaan
• Menikmati bergaul dengan teman
sebaya
• Baik dalam mengingat
• Belajar dengan mudah
• Mampu mendengarkan dengan baik
• Puas dengan diri sendiri
• Melontarkan pertanyaan
• Sangat ingin tahu• Terlibat secara fisik maupun mental
• Banyak bermain tetapi nilainya
tetap bagus
• Mempertanyakan jawabannya
• Lebih suka bergaul dengan anak
yang lebih tua
• Pintar menebak dengan benar
• Mudah bosan karena sudah tahu
jawabannya
• Menunjukkan perasaan dan opiniyang kuat
• Sangat perfeksionis dan kritis
terhadap diri sendiri
Tabel 14.1 Anak-anak cerdas versus gifted
(Daniel Muijs & David Reynold, 2008 : 259)
Untuk menjelaskan siapa
yang dimaksud dengan anakberbakat, dapat dilihat dari
perspektif sejarah yang panjang.
Dilihat dari perspektif sejarah,
konsep anak berbakat dapat dilihat
secara konservatif, yaitu hanya
difokuskan kepada kemampuan
intelektual tinggi yang diukur oleh
tes inteligensi, menghasilkan indek
disebut IQ. Menurut perspektif inidiasumsikan jumlahnya 1% dari
populasi. Menurut perspektif
konservatif , orang yang
dikategorikan memiliki keberbakatan
adalah mereka yang memiliki IQ
antara 130-144 gifted, 145-159
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 95/179
highly gifted dan < 160 profoundly
gifted.Istilah “gifted” biasanya
digunakan untuk menunjuk anak-
anak yang menunjukkan skor yang
lebih tinggi secara signifikan di atas
skor rata-rata untuk tes-tes
kemampuan seperti WISC III, Raven’s
Progressive Matrices, atau the
Cognitive Ability Test . Untuk
mudahnya, skor pada 2 persen
tertinggi pada rentang tes-tessemacam itu (biasanya di atas 125)
dianggap menunjukkan giftedness.
Di sekolah, sejumlah faktor lain juga
dipertimbangkan dalam mengambil
keputusan untuk memasukkan atau
tidak memasukkan murid tertentu ke
dalam program-program “gifted .” Ini
termasuk nilai-nilai akademik murid,
pendapat profesional guru, dan
kadang-kadang juga pandanganorangtua dan murid itu sendiri.
(Daniel Muijs & David Reynold, 2008
: 259)
Tidak ada konsensus di
kalangan para pendidik tentang siapa
yang seharusnya diidentifikasi gifted
dan talented . Kadang-kadang
mereka yang gifted diidentifikasi
terutama melalui skor IQ tradisional.
Mereka yang memiliki skor IQ di atas125-130 dipersepsi memiliki fungsi
kognitif yang sangat tinggi dan oleh
sebab itu dianggap gifted . Akan
tetapi, seperti ayng dijelaskan
sebelumnya, peneliti dan teoritisi
seperti Sternberg (1985,2002) dan
Gardner (1983,202)
mempertanyakan ketunggalan
intelligensi dan sebaliknya
mengusulkan ide tentang multipleintelligences, yang memunculkan
pertanyaan apakah mereka yang
gifted seharusnya diidentifikasi di
masing-masing ranah multiple
intellegnces. Terakhir, giftedness
ditetapkan secara kultural dan
mungkin memiliki bentuk yang
berbeda di budaya-budaya yang
berbeda.
Dalam literatur kepustakaanditemukan berbagai istilah dan
definisi anak berbakat atau
keberbakatan. Istilah ini
menunjukkan suatu perkembangan
dari pendekatan “uni-dimensional ”
(seperti ditulis olehh Terman yan
menggunakan intellegensi sebagai
criteria tunggal untuk
mengidentifikasi anak berbakat,
yaitu IQ 140) ke pendekatan “multi dimensional ”. Pendekatan ini yang
mengakui keragaman konsep dan
criteria keberbakatan, yang
memerlukan cara-cara dan alat-alat
yang berbeda pula untuk
mengidentifikasinya. (Utami
Munandar, 2004 : 22)
Pada Seminar Nasional
Alternatif Program Pendidikan Bagi
Anak Berbakat, bulan November1981 dan kemudian juga pada
Seminar Workshop on Program
Alternatives for the Gifted and
Talented, bulan April 1982 di Jakarta
terlah dirumuskan bahwa yang di
maksud dengan anak berbakat ialah
mereka yang karena memiliki
kemampuan-kemampuan yang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 96/179
unggul mampu memberikan prestasi
yang tinggi.(http://blog.persimpangan.com/blog
/2007/08/29/anak-berbakat/ )
Menurut pendekatan yang
lebih inklusif, yang dimaksud anak
berbakat adalah mereka yang tidak
hanya memiliki kemampuan
intelektual tinggi, tetapi juga
memiliki kemampuan kreativitas,
sosial-emosional dan motivasi
(gifted) dan memiliki keunggulandalam satu atau lebih bidang
tertentu dalam musik, sastra,
olahraga dan sebagainya (talented)
sehingga mereka memerlukan
layanan khusus dalam pendidikan.
Keberbakatan yang saat ini dianut
oleh banyak akhli di banyak negara
adalah keberbakatan yang menganut
perspektif yang lebih inklusif, karena
keberbakatan bukan merupakansesuatu yang tunggal (hanya
menyakut intelektual), tetapi
merupakan konsep majemuk.
(Zaenal Alimin, 2008)
1. Definisi USEO
Dalam seminar nasional
mengenai Alternatif Program
Pendidikan bagi Anak berbakat
yang diselenggarakan oleh Badan
Penelitian dan pengembanganPendidikan dan Kebudayaan,
Pusat Pengembangan Kurikulum
dan Sarana Pendidikan bekerja
sama dengan yayasan
Pengembangan Kreativitas pada
tanggal 12-14 Nopember 1981 di
Jakarta (Utami Munandar, 1982)
disepakati bahwa :Anak berbakat adalah
mereka yang oleh orang-orang
professional diidentifikasi
sebagai anak yang mampu
mencapai presasi yang tinggi
karena mempunyai kemampuan-
kemampuan yang unggul. Anak-
anak tersebut memerlukan
program pendidikan yang
berdiferensiasi dan/ataupelayanan di luar jangkauan
program sekolah biasa agar
dapat merealisasikan sumbangan
mereka terhadap masyarakat
maupun untuk pengembangan
diri. Kemampuan-kemampuan
tersebut, baik secara potensial
mauoun yang telah nyata,
meliputi :
a. kemampuan intelektualumum
b. Kemampuan akademik
khusus
c. Kemampuan berpikir kreatif
produktif
d. Kemampuan memimpin
e. Kemampuan dalam salah
satu bidang seni
f. Kemampuan psikomotor
Definisi ini merupakanadopsi dari U.S. Office of
Education (Maryland, 1972) dan
dalam kepustakaan biasanya
disebut sebagai definisi USOE.
Implikasi dari definisi ini
bagi identifikasi dan
pengembangan anak berbakat
adalah : Pertama, bahwa harus
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 97/179
dibedakan antara bakat sebagai
potensi yang mungkin belumterwujud dan bakat yang sudah
terwujud dan nyata dala prestasi
yang unggul. Kedua, bahwa anak
berbakat memerlukan pelayanan
dan program pendidikan
khusussesuai dengan potensi,
minat dan kemampuannya.
2. Konsepsi Renzuli
Konsepsi Renzuli dan
kawan-kawan (1981) tentangkeberbakatan yang dikenal
dengan istilah “Three Ring
Conception” menyatakan bahwa
tiga cirri pokok yang merupakankriteria (persyaratan)
keberbakatan ialah keterkaitan
antara :
a. Kemampuan umum di atas
rata-rata,
b. Kreativitas di atas rata-rata,
c. Pengikatan diri terhadap
tugas (task commitment)
yang cukup tinggi.
Konsepsi ini dapatdigambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1.1
Konsepsi Renzulli Tentang keberbakatan
(J.S Renzulli dkk,1981:19 dalam Utami Munandar, 2004:26)
Adapun penjelasan dari
masing-masing konsep atau
karakteristik keberbakatan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan di atas rata-rata
(above average ability)
Kemampuan umum di atas rata-rata
merujuk pada kenyataan antara lain
bahwa peserta didik berbakat
memiliki perbendaharaan kata-kata
yang lebih banyak dan lebih maju
dibandingkan peserta didik biasa;
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 98/179
cepat menangkap hubungan sebab
akibat; cepat memahami prinsipdasar dari suatu konsep; seorang
pengamat yang tekun dan waspada;
mengingat dengan tepat serta
memiliki informasi aktual; selalu
bertanya-tanya; cepat sampai pada
kesimpulan yang tepat mengenai
kejadian, fakta, orang atau benda.
Dalam istilah “kemampuan umum”
tercakup berbagai bidang
kemampuan yang biasanya diukuroleh tes intelehensi, prestasi, bakat,
kemampuan, mental primer, dan
berpikir kreatif. Sebagai contoh ialah
penalaran verbal, numerical,
kemampuan spasial, kelancaran
dalam memberikan ide, dan
orisinalitas.
b. Kreativitas (Creativity)
Kelompok kedua dimiliki anak
berbakat adalah krativitas sebagaikemampuan umum untuk
menciptakan sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru
yang dapat diterpak dalam
pemecahan masalah, atau sebagai
kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara
undur-unsur yang sudah ada
sebelumnya. Ciri-ciri kreativitasantara lain: menunjukkan rasa ingin
tahu yang luar biasa; menciptakan
berbagai ragam dan jumlah gagasan
guna memecahkan persoalan; sering
mengajukan tanggapan yang unik
dan pintar; tidak terhambat
mengemukakan pendapat; berani
mengambil resiko; suka mencoba;
peka terhadap keindahan dan segi-
segi estetika dari lingkungannya.c. Pengikatan Diri/Komitmen
Terhadap Tugas (Task
Commitment )
Kelompok karakteristik ketiga yang
dtemukan pada individu yang kreatif
ialah pengikatan terhadap tugas
sebagai bentuk motivasi internal
yang mendorong seseorang untuk
tekun dan ulet mengerjakan
tugasnya, meskipun mengalamimacam-macam rintangan atau
hambatan, menyelesaikan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya,
karena ia telah mengikatkan diri
terhadap tugas tersebut atas
kehendaknya sendiri. Komitmen
terhadap tugas sering dikaitkan
dengan motivasi instrinsik untuk
berprestasi, ciri-cirinya mudah
terbenam dan benar-benar terlibatdalam suatu tugas; sangat tangguh
dan ulet menyelesaikan masalah;
bosan menghadapi tugas rutin;
mendambakan dan mengejar hasil
sempurna; lebih suka bekerja secara
mandiri; sangat terikat pada nilai-
nilai baik dan menjauhi nilai-nilai
buruk; bertanggung jawab,
berdisiplin; sulit mengubah pendapat
yang telah diyakininya.Definisi operasional tentang
keberbakatan ini merupakan bagian
esensial dari setiap program khusus
untuk anak berbakat karena
memberikan arah, baik untuk sistem
identifikasi ataupun untuk praktek
pendidikan khusus anak berbakat.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 99/179
B. Karakteristik Anak Berbakat
Siswa-siswa yang gifted dantalented dapat memiliki beragam
karakteristik, terutama bila kita
menerima konsep multiple
intelligences. Hal ini termasuk fungsi
kognitif yang luar biasa, kemampuan
untuk menyimpan banyak informasi,
proses berpikir yang fleksibel,
keterampilan mengatasi masalah
yang kreatif, perbendaharaan kata
yang banyak, pengetahuan ekstensif tentang subjek-subjek tertentu,
bakat seni atau bakat fisis yang
tinggi, keterampilan meta kognitif
yang sangat baik, dan standar
performa yang tinggi. Turnbull dan
rekan sejawatnya (2004 : 198)
mengorganisasikan ciri-ciri menjadi
lima kategori yang memberikan
petunjuk bagi guru tentang apa yang
perlu diamati dalam mengidentifikasisiswa-siswa gifted yang mungkin ada
di kelasnya :
a. Kepandaian umum. Siswa dengan
kepandaian umum di atas rata-
rata dapat menangkap konsep-
konsep yang kompleks dan
abstrak secara mudah. Mereka
sering memiliki perbendaharaan
kata yang luar biasa,
melontarkan banyak pertanyaan,dan mendekati masalah dengan
cara-cara yang unik dan kreatif.
b. Kemampuan akademik tertentu.
Siswa-siswa gifted sering
memiliki informasi dan
keterampilan dalam subjek
akademik tertentu yang jauh
lebih tinggi disbanding teman-
teman sebayanya. Mereka
biasanya mencapai pemahamanyang tinggi di bidang penalaran
matematis, penelitian ilmiah,
atau menulis karena mereka
haus membaca dan telah
membaca bacaan orang dewasa
sejak usia dini.
c. Pemikiran yang produktif dan
kreatif. Sisws-siwa gifted
seringkali sangat kreatif. Kualitas
ini tampak dalam cirri-ciri, sepertiintuitif, insightful (penuh
wawasan, ingin tahu dan
pleksibel. Siswa membawa ide-de
orisinal dan melihat hubungan-
hubungan yang sering kali tidak
dilihat oleh orang lain. Kreatifitas
mereka mungkin terekspresi
dalam perilaku berani mengambil
resiko dan kadang-kadang dala
bentuk selera humt yang luarbiasa.
d. Kemampuan memimpin.
Individu-individu gifted kadang-
kadang menunjukkan
keterampian intrapersonal yang
tinggi dan kemampuan untuk
memotivasi dan memimpin
orang lain.
Kepemimpinan menuntut
kemampuan memahami oranglain, mengetahui perilaku
seseorang dalam kelompok,
memiliki kepekaan terhadap
perubahan, sadar dan dapat
memperlakukan strategi baik
terhadap individu maupun
kelompok, seta berinteligensi di
atas rata-rata. Selain itu,
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 100/179
diasumsikan ia mampu
mengambil keputusan,penyesuaian diri, memiliki
keluwesan, percaya diri,
tanggung jawab, loyal, memiliki
toleransi terhadap orang lain dan
memiliki keterarahan serta
mampu berkomunikasi dengan
orang lain. Selanjtnya pula
adalah memiliki keterampilan
manajeria; seperti mampu
mengatur waktu, mengaturkelompok, mengkomunikasikan
sasaran yang ingin dicapai dalam
aktivitas tertentu, juga sifat-sifat
kepemimpinan lainnya. (Conny
Semiawan, 1997 : 66)
e. Seni rupa atau seni pertunjukan.
Sebagian siswa memiliki talenta
seni visual, fisik, atau seni
pertujukan. Mereka menguasai
berbagai keterampilan fisik danartistic dengan jauh lebih cepat
dan jauh lebih baik dibandingkan
teman-teman sebayanya. Siwa
dengan disabilitas kognitif,
emosional, atau fisik tertentu
mungkin saja memiliki
keterampilan seni rupa atau
pertunjukkan yang tinggi.
Individu-individu gifted dantalented memiliki keterampilan
emosional dan sosial yang bervariasi
selama mereka tumbuh dewasa.
Sebagian sangat popular dan
memiliki emosionalitas yang sangat
seimbang dan mejadi juara di
sekolah. Individu-individu gifted
lainnya kurang memiliki
keterampilan sosial dan mungkin
memiliki berbagai masalahemosional serius. Mereka mungkin
melihat dirinya sendiri berbeda
dengan orang lain dan mungkin
enggan untuk bergabung dengan
orang lain di berbagai kegiatan sosial
atau kerja kelompok selama
pelajaran di kelas. Kurangnya
keterampilan sosial dan/atau
kematangan emosional ini kadang-
kadang dapat menutupi lalenta yangluar biasa, yang menjadi alasan lain
mengapa yang banyak tidak disadari
keberadaannya. Banyak individu
gifted yang berprestasi buruk di
sekolah dan tidak popular di mata
guru, dan talenta mereka hanya
ditengarai setelah dewasa.
Richard I Arrends (2008)
mengemukakan pentingnya untuk
mengidentifikasi anak-anak gifted dan talented sedini mungkin dalam
karir sekolahnya. Adapun
karakteristik yang diusulkan untuk
mengidentifikasi anak-anak gifted
adalah sebagai berikut :
a. Anak menggunakan
pembendaharaan kata yang
terlalu canggih untuk anak
seusianya.
b. Anak memiliki kemampuanuntuk membuat bentuk-bentuk
atau pola-pola yang tidak biasa
dengan menggunakan berbagai
macam media.
c. Anak memiliki pemahaman dini
tentang konsep-konsep abstrak
seperti kematian dan waktu.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 101/179
d. Anak mampu menguasai
keterampilan baru denganbeberapa kali pengulangan saja.
e. Anak menunjukkan berbagai
keterampilan fisik yang canggih.
f. Anak menunjukkan keterampilan
penalaran yang canggih yang
dapat dilihat melalui
penjelasannya tentang berbagai
kejadian.
g. Anak menggunakan elaborasi
verbal spontan untuk berbagaipengalaman baru.
h. Anak menunjukkan selera humor
selama percakapan normal.
Penting untuk diingat bahwa
anak-anak berkembang dengan
tingkat kecepatan yang berbeda-
beda dan oleh karenanya skor
mereka pada sebuah tes yang
diberikan pada suatu titik waktu
tidak terukir di atas batu. Giftednesspada usia tertentu mungkin hanya
merupakan akibat perkembangan
yang lebih cepat, yang bias saja
menghilang ketika anak-anak lain
mampu mengejar
ketertinggalannya. Juga perlu diingat
bahwa skor pada tes kemampuan
tidak benar-benar mencerminkan
kemampuan bawaan, tetapi juga
merupakan hasil pengaruhlingkungan, seperti modal cultural
orangtua dan kemampuan mereka
untuk menyediakan lingkungan yang
menstimulasi secara intelektual.
Skor pada tes kemampuan juga
dapat dipengaruhi oleh pendidikan
anak. Identifekasi giftedness oleh
karenanya merupakan pertanyaan
empiric pada satu titik waktu
tertentu, dan akan perlu direviu.Giftedness dapat bersifat
umum, meluas ke berbagai
pelajaran sekolah, atau bersifat
spesifik, terbatas pada bidang
tertentu seperti matematika,
menulis kraeatif atau sains. Murid-
murid semacam ini akan meraih
prestasi tinggi pada pelajaran (-
pelajaran) tersebut, dan meraih
prestasi rata-rata atau hanya sekadarmampu di pelajaran(-pelajaran) lain.
Mereka biasanya juga sangat tertarik
di bidang itu. (Daniel Muijs & David
Reynold, 2008 : 261)
Terlepas dari gifted secara
intelektual, murid-murid dapat juga
gifted dengan cara lain. Contoh-
contoh tipikal untuk itu termasuk
murid-murid yang gifted di bidang
seni, atau di bidang sepak bola.Murid-murid semacam ini belum
tentu menunjukkan prestasi yang
tinggi secara intelektual. Tetapi jelas
memiliki gift tertentu bada bidang
yang lain.
Secara lebih rinci Utami
Munandar (1992) mengungkapkan
ciri-ciri (indikator) peserta didik
berbakat sebagai berikut :
1. Indikator Intelektual/belajar
a. mudah menangkap pelajaran
b. mudah mengingat kembali
c. memiliki perbendaharaan
kata yang luas
d. penalaran tajam (berpikir
logis, kritis, memahami
hubungan sebab akibat)
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 102/179
e. daya konsentrasi baik
(perhatian tidak mudahteralihkan)
f. menguasai banyak bahan
tentang macam-macam topik
g. senang dan sering membaca
h. mampu mengungkapkan
pikiran, perasaan atau
pendapat secara lisan/tertulis
dengan lancar dan jelas
i. mampu mengamati secara
cermat j. senang mempelajari kamus,
peta dan ensiklopedi
k. cepat memecahkan soal
l. cepat menemukan
kekeliruan atau kesalahan
m. cepat menemukan asas
dalam suatu uraian
n. mampu membaca pada usia
lebih muda
o. daya abstraksi cukup tinggip. selalu sibuk menangani
berbagai hal
2. Indikator kreativitas
a. memiliki rasa ingin tahu yang
besar
b. sering mengajukan
pertanyaan yang berbobot
c. memberikan banyak gagasan
dan usul terhadap suatu
masalahd. mampu menyatakan
pendapat secara spontan dan
tidak malu-malu
e. mempunyai/menghargai
rasa keindahan
f. mempunyai pendapat sendiri
dan dapat
mengungkapkannya, tidak
mudah terpengaruh orang
laing. memiliki rasa humor tinggi
h. mempunyai daya imajinasi
yang kuat
i. mampu mengajukan
pemikiran, gagasan
pemecahan masalah yang
berbeda dari orang lain
(orisinil)
j. dapat bekerja sendiri
k. senang mencoba hal-halbaru
l. mampu mengembangkan
atau merinci suatu gagasan
(kemampuan elaborasi)
3. Indikator motivasi
a. tekun menghadapi tugas
(dapat bekerja terus menerus
dalam waktu yang lama, tidak
berhenti sebelum selesai)
b. ulet menghadapi kesulitan(tidak lekas putus asa)
c. tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi
d. ingin mendalami
bahan/bidang pengetahuan
yang diberikan
e. selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasinya)
f. menunjukkan minat terhadapmacam-macam masalah
“orang dewasa” (misalnya
terhadap pembangunan,
korupsi, keadilan dan
sebagainya)
g. senang dan rajin belajar,
penuh semangat, cepat
bosan dengan tugas-tugas
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 103/179
rutin dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya(kalau sudah yakin akan
sesuatu, tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini
tersebut)
h. mengejar tujuan-tujuan
jangka panjang (dapat
menunda pemuasan
kebutuhan sesaat yang ingin
dicapai kemudian)
i. senang mencari danmemecahkan soal-soal
C. Model Pembelajaran Anak
Gifted dan Talented
Mengajar murid-murid gifted
di kelas regular dapat menimbulkan
sejumlah masalah. Murid-murid
semacam itu dapat dengan mudah
merasa bahwa ini pelajarannya tidak
menantang dan membosankan dankemampuan intelektual mereka
tidak akan teraasah oleh kurikulum
reguler. Merek a tidak akan
mendapatkan manfaat penuh dari
pengalaman di kelas dan tidak akan
dapat bekerja sesuai potensinya.
Kebosanan mereka dapat meambuat
mereka sama sekali kehilangan
minat untuk sekolah, dan di
beberapa kasus mengakibatkanmereka sering membolos dan
menunjukkan berbagai perilaku
disruptif, dan justru cenderung
kurang berprestasi. Penelitian
menunjukkan bahwa bagi mereka
banyak hal yang mereka pelajari di
sekolah hanya membuang-buang
waktu karena mereka sudah tahu
sebagian besar kurikulum yang
diajarkan (Ness dan Latessa, 1979;Kantrowitz dan Wingers, 1992;
Parke, 1991).
Oleh karena itu perlu ada
model atau perlakuan tersendiri bagi
murid-murid gifted, di antaranya
sebagai mana kemukakan oleh
Daniel Muijs & David Reynold (2008 :
261-266) adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan kemampuan
Cara pertama untukmenawarkan pendidikan yang
lebih cocok untuk anak-anak
gifted adalah melalui ability
grouping (pengelompokan
kemampuan).Kesimpulannya
bahwa pengelompokan
kemampuan secara keseluruhan
tidak mempengaruhi prestasi
secara signifikan, tetapi cara itu
memiliki sedikit efek negativpada prestasi murid-murid
berkemampuan rendah dan
sedikit efek positif pada murid-
murid berkemampuan tinggi.
Jadi, tidak mengherankan bahwa
metode ini telah diadvokasikan
sebagai cara mengajar murid-
murid gifted . Jelas, diajar di
dalam setting berkemampuan
tinggi akan memungkinkan guruuntuk meangajarkan isi pelajaran
dengan tingkat lebih tinggi dan
dengan kecepatan yang lebih
tinggi pula, dan oleh karenanya
dapat menangkal beberapa
masalah dalam pengajaran
reguler seluruh kelas yang
membuat muraid-muarid gifted
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 104/179
merasa bosan. Ada beberapa
bukti penelitian bahwapengelompokan kemampuan
yang fleksibel benar-benar
menguntungkan bagi murid-
murid gifted dan talented
(berbakat) (Tieso, 2003).
Beberapa ahli menyarankan
pengelompokan gender untuk
murid-murid gifted , khususnya di
dalam kasus-kasus di mana
mereka gifted di bidang-bidangyang secara tradisional dilihat
sebagai bidang yang biasanya
“dikuasai” lawan jenisnya,
misalnya murid perempuan yang
gifted di bidang matematika dan
murid laki-laki yang gifted di
bidang bahasa Inggris. Ini dilihat
sebagai pendekatan yang
menguntungkan bagi self-esteem
maupun prestasi mereka (Gavindan Reins, 2003). Tetapi, saat ini
bukti yang mendukung praktik ini
masih terbatas.
Salah satu variasi
pengelompokan kemampuan
adalah clustergrouping. Ini
berarti bahwa sejumlah kecil
murid gifted di tahun ajaran
tertentu ditempatkan di kelas
yang sama. Murid-murid selainmereka di kelas itu tetap
memiliki kemampuan campuran.
Ini akan lebih memudahkan guru
untuk memberikan kesempatan
belajar yang dibutuhkan kepada
murid-murid gifted (misalnya
kurikulum yang diperkaya)
dibanding bila mereka semua
ditempatkan di kelas terpisah.
Keuntungan lainnya adalah faktabahwa murid-murid gifted akan
memiliki kesempatan
berinteraksi dengan anak-anak
lain yang memiliki kemampuan
sama. Bagi guru-guru lain, hal ini
akan meniadakan kebutuhan
untuk harus menangani seorang
anak yang terlalu cepat matang
di kelasnya (Winebrenner dan
Devlin, 1996).Ketidakuntungannya dapat
berupa tekanan bagi orangtua
yang anaknya ditempatkan
dalam sebuah kelas “klaster”,
dan fakta bahwa menangani satu
klaster murid-murid gifted di
kelas dengan kemampuan
campuran dapat membuat
manajemen kelas menjadi lebih
kompleks.
2. Co-operative Learning
Praktik lain yang dianggap
membantu murid-murid gifted
adalah co-operative learning
(belajar kooperatif). Kerja
kelompok kooperatif ini dianggap
memiliki keuntungan khusus bagi
murid-murid gifted . Keuntungan
utamanya adalah fakta bahwamurid-murid gifted dapat
bertindak sebagai mentor bagi
murid-murid yang kurang
mampu, sehingga memberikan
kesempatankepada mereka
untuk menjalankan peran
penanggung jawab di kelas, yang
akan membuat mereka tidak
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 105/179
begitu mudah bosan dengan isi
pelajaran karena sibuk“mengajari” anak-anak lain.
Belajar sesuatu dengan harapan
akan mengajarkannya kepada
orang lain juga dianggap
menghasilkan belajar dengan
tingkat kognitif yang lebih tinggi
(Johnson dan Johnson, 1989).
Tetapi, pendekatan ini bukan
tanpa masalah. Murid-murid
gifted dapat mulai mendominasikelompok bila mereka lebih
cenderung mengambil alih dari
pada bekerja sama. Selain itu
mereka mungkin akan cenderung
mengerjakan semuanya sendiri
dan tidak memberikan
kesempatan kepada mereka yang
kurang mampu untuk merasakan
manfaat yang penuh dari kerja
kelompok kooperatif. Murid-murid gifted juga dapat
mengalami kesulitan untuk
memahami mengapa murid-
mirid lain tidak dapat menangkap
materinya secepat dirinya, dan
menjadi tidak sabar menghadapi
mereka (Robinson, 1993 ; Rogers,
1991). Jadi bila pendekatan ini
digunakan sebaiknya tidak
membiarkan kelompokkooperetif itu terlalu heterogen
3. Adaptasi Kurikulum
(Compacting & Enrichment )
Masalah bahwa murid-murid
gifted menguasai kurikulum
dengan lebih cepat dibanding
murid-murid lain dan tidak perlu
mengulangi bagian kurikulum
yang pernah diajarkan sepertiyang lazim diterapkan dapat
ditangkal melalui curriculum
compacting (pemadatan
kurikulum). Ini berarti bahwa
materi kurikulum yang pernah
dipelajari dihilangkan dari
kurikulum itu dan diganti dengan
materi baru yang lebih
menantang bagi murid-murid
yang diidentifikasi gifted atauberkemampuan lebih tinggi. Reis
et.al (1998) menemukan bahwa
mereka dapat mengeliminasi
sampai dengan separuh
kurikulum dengan cara ini di
dalam studi mereka tentang
murid-murid usia sekolah dasar
yang diidentifikasi gifted. Dengan
menggunakan test keterampilan
dasar, mereka menemukanbahwa praktik ini tidak
merugikan prestasi murid, karena
prestasi murid-murid yang
menggunakan kurikulum yang
dipadatkan tidak berbeda
dengan prestasi murid-murid
yang diperbandingkan, yang
mengguakan kurikulum penuh.
Penyesuaian kurikulum lain
adalah penggunaan enriched curriculum (kurikulum yang
diperkaya). Ini berarti bahwa
kurikulum itu disesuaikan dengan
kebuthan murid-murid gifted
dengan menambahkan kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan
keterampilan berpikir,
menyelidiki, eksplorasi, dn
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 106/179
menemukan sesuatu dengan
tingakt yang lebih tinggi.Kurikulum yang diperkaya
seharusnya memasukan studi
yang lebih elaborative, kompleks,
dan mendalam tentang ide-ide
atau tema-tema utama dan
mendorong murid untuk
menghasilkan pengetahuan baru
atau merekonseptualisasikan
pengetahuan yang sudah ada.
Kurikulum untuk murid-muridgifted dan talented seharusnya
memasukan dasar pengetahuan
yang luas sedapat mungkin
intedisipliner dan
mengeksplorasi berbagai
perkembangan baru di bidang itu
(Van Tassel – Baska, 1994).
Beberapa studi menunjukkan
bahwa murid-murid gifted di
kelas-kelas yang dierkayamenunjukkan prestasi yang
lebiyh tinggi secara signifikan
disbanding murid-murid gifted di
kelas-kelas yang tidak diperkaya.
Meskipun pengayaan dan
pemadatan kurikulum kadang-
kadang dapat juga terjadi di kelas
reguler, tetapi penggunaannya
seringkali dengan bentuk
withdrawal group, di manamurid-murid gifted di kelas itu di-
withdrawal (diambil dari kelas
regular mereka selama beberapa
waktu pada hari itu untuk
member mereka kesempatan
mengikuti berbagai kegiatan
pengayaan.
4. Peer Tutoring and Mentoring
Salah satu kegiatan yangcukup menjanjikan adalah peer
tutoring. Murid-murid gifted
akan dihubungkan dengan
seorang pakar atau seseorang
yang berpengalam di bidang
tertentu dari luar sekolah. Ini
terutama cocok untuk murid-
murid yang telah menunjukkan
kemampuan belajar mandiri yang
kuat dan sangat termotivasiuntuk mengerjakan proyek atau
program tertentu. Mentornya,
terlepas dari pengetahuannya
yang luas di bidang yang
dimaksud, harus menunjukkan
antusiamenya terhadap
pelajaran itu, memiliki
kemampuan komunikasi yang
baik, dan mau serta mampu
bekerja dengan anak-anak.Mentor tersebut bias orang tua,
mantan murid, atau orang lain di
masayarakat, misalnya anggota
organisasi seni setmpat. Bila
kondisi-kondisi ini dipenuhi,
penatalaksanaan mentoring bisa
sangat memperkaya pengalaman
anak gifted.
5. Accelerated Learning Accelerated Learning (belajar
yang dipercepat) adalah opsi lain
untuk murid-murid gifted.
Konsep ini biasnya mengacu
padapraktek memberikan
kesempatan kepeda murid-murid
gifted untuk menyelesaikan
kurikulumnya dengan lebih cepat
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 107/179
dibanding teman-teman
sebayanya. Ini dapat memilikiberbagai macam bentuk seperti
misalnya umur masuk sekolah
dasar, sekolah lanjutan, atau
universitas, yang lebih awal;
lompat kelas (grade skipping)
atau advanced placement ;
menempatkan murid gifted
bersama-sama murid-murid dari
kelas yang lebih tinggi selama
beberapa waktu setuap hariuntuk satu mata pelajaran atau
lebih; menempatkan murid di
kelas gabungan (antara murid-
murid dari kelas yang lebih
rendah dan yang lebih tinggi);
dan advanced placement di mana
murid sekolah dasar diikutkan di
dalam pelajaran tertentu di
sekolah lanjutan setempat atau
murid-murid sekolah menengahdiikutkan di dalam kuliah
tertentu di sebuah lembaga
pendidikan tinggi selama
beberapa waktu perminggi di
mana mereka dapat belajar lebih
banyak tentang suatu topik
(Southeren dan Jones, 1991;
Galagher, 1985)
Berbagai macam praktik ini
menunjukkan bahwa sulit untukmenyimpulkan tentang
efektivitas akselerasi. Tetapi,
sejumlah keuntungan telah
dikemukakan tentang ini
(Southern dan Jones, 1991; Davis
dan Rimm, 1988), termasuk:
a. Meningkatkan efisiensi
belajar
b. Meningkatkan efektivitas
belajarc. Menyelaraskan kurikulum
dengan kebutuhan murid
d. Mengenalkan murid dengan
kelompok baru (yang lebih
matang)
e. Lebih banyak waktu untuk
karir
f. Lebih banyak piihan untuk
eksprasi akademik.
g. Menghindari kebosananh. Menghindari pengasingan
dari teman-temannya yang
kurang gifted.
Tetapi ada beberapa kerugian
yang dikemuakan. Salah satu
yang terpenting adalah bahwa
meskipun murid-murid secara
akademik lebih unggul di banding
murid-murid lain sesusianya,
mereka mungkin sama unggulnyasecara sosial. Oleh karena itu,
menempatkan mereka di sebuah
kelompok dengan teman-teman
yang lebih tua dapat memiliki
konsekuesnsi sosial yang
negative, di mana anak-anak
gifted ini mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan diri dengan
kelompoknya. Murid-murid
lainnya mungkin juga cenderungtidak membiarkan anak yang
lebih muda dan “lompat kelas”
itu untuk beradatasi di dalam
kelompoknya. Giftednee di
sebagian kasus merupakan hasil
perkembangan yang lebih cepat
tetapi bern bukan akibat
karaktersifat temporer distik
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 108/179
yang permanen. Akselerasi juga
dapat menjadi masalah yangkompleks bagi sekolah, tertama
dalam kaitannya dengan
pengaturan jadwal.
Sejumlah studi menemukan
bahwa sejumlah akselerasi
memiliki efek-efek positif pada
prestasi anak-anak gifted, baik
dalam jangka pendek maupun
jangka panjang (Benbow;1991;
Van Tassel-Baska, 1992; Brodydan Sanley, 1991). Juga tidak ada
bukti bahwa akselerasi beerefek
negative pada perkembangan
sosial-emosional anak, meskipun
cukup masuk akal untuk
memperkirakan bahwa efek-efek
ini akan sedikit berbeda
tergantung bentuk akselerasi
yang digunakan. Jadi, advance
placement kemungkinan besartidak akan menimbulkan efek
yang merusak, sementara lompat
kelas mungkin memiliki efek
semacam itu, tergantung
anaknya. Tetapi banyak murid
gifted yang ditemukan lebih
matang secara sosial dan sering
kali mencari teman-teman yang
lebih tua. (Janos dan Robinson,
1985; Gallagher, 1985; Robinsondan Noble, 1991; Southern dan
Jones, 1993).
Sejumlah peneliti (misalnya
Benbow, 1991) mengusulkan
beberapa pedoman yang
dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan tentang
akselerasi, yaitu :
a. Kemampuan intelektual anak
harus diperiksa secarakomprehensif dengan
menggunakan beragam ukuran
termasuk tes prestasi
akademik, untuk memastikan
bahwa anak itu mampu secara
intelektual untuk
diakselerasikan.
b. Kesiapan sosial emosional anak
harus diases oleh psikolog.
Anak mestinya tidakmenunjukkan adanya
oenyesuaian dan menunjukkan
motivasi belajar yang tinggi.
c. Baik anak maupun orang
tuanya harus dilibatkan dalam
pengambilan keputusan
tentang akselerasi. Keduanya
harus mau melakukannya, dan
tidak oleh ada paksaan.
d. Guru yang menerima harusantusias tentang akselerasi itu
dan mau membantu anak
untuk menyesuaikan diri.
e. Grade advancement
seharusnya terjadi pada titik
transisi alamiah, misalnya pada
awal tahun ajaran baru.
f. Grade advancement
seharusnya di atur sebagai
tindakan percobaan. Setelahmasa percobaan, anak khusus
diberi kesempatan bila ingin ke
kelasnya semula.
g. Guru seharusnya berusaha
untuk tidak mencitakan
sekpektasi yang berlebihan
dari Grade advancement dan
juga tidak menganggap anak
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 109/179
gaga bila program itu tidak
berjalan dengan baik.
6. Differentiated Instruction
Selain hal-hal yang di atas,
untuk model pembelajaran yang
biasa digunakan untuk anak
berbakat adalah dengan model
pembelajaran berdiferensiasi
(differentiated instruction).
Pendekatan ini menghendaki
agar kebutuhan pendidikansiswa berbakat dilayani di dalam
kelas reguler. Program ini
menawarkan serangkaian
pilihan belajar pada siswa
berbakat dengan tujuan
menggali dan mengarahkan
pengajaran pada tingkat
kesiapan, minat, dan profil
belajar yang berbeda-beda.
Dalam pengajaranberdiferensiasi ini, guru
menggunakan: (a) beragam cara
agar siswa dapat me-
ngeksplorasi isi kurikulum, (b)
beragam kegiatan atau proses
yang masuk akal sehingga siswa
dapat mengerti dan me-miliki
informasi dan ide, serta (c)
beragam pilihan di mana siswa
dapat men-demonstrasikan apayang telah mereka pelajari
(Tomlinson, 1995).
Pengajaran
berdiferensiasi tidak berarti
memberikan tugas yang sama
pada seluruh siswa dan
melakukan penyesuaian untuk
siswa berbakat dengan
membedakan tingkat kesulitan
pertanyaan, memberikan tugasyang lebih sulit pada mereka,
atau membiarkan siswa
berbakat menyelesaikan
program regulernya kemudian
bebas mengerjakan permainan
sebagai pengayaan. Pengajaran
ini juga tidak berarti
memberikan lebih banyak
tugas, misalnya soal
matematika, pada siswa yangtelah menguasai materi
pelajaran tersebut. Sebaliknya,
pengajaran berdiferensiasi
ditandai oleh empat
karakteristk umum, yaitu:
a. Pengajaran berfokus pada
konsep dan prinsip pokok
materi pelajaran. Dalam hal
ini, semua siswa
mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar.
Dengan cara seperti ini,
semua siswa, termasuk siswa
yang agak lambat (struggling
learners) bisa memahami dan
menggunakan ide-ide dari
konsep yang diajarkan. Pada
saat yang sama, siswa
berbakat memperluas
pemahaman dan aplikasikonsep pokok tersebut.
Pengajaran lebih
menekankan siswa untuk
memahami materi pelajaran
dan bukannya menghapal
serpihan-serpihan informasi.
Pengajaran berbasis konsep
dan prinsip mendorong guru
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 110/179
untuk memberikan beragam
pilihan dalam belajar.b. Evaluasi kesiapan dan
perkembangan belajar siswa
diakomodasi ke dalam
kurikulum. Hal ini
mengisyaratkan bahwa tidak
semua siswa memerlukan
satu kegiatan atau bagian
tertentu dari proses
pembelajaran secara sama.
Guru perlu terus menerusmengevaluasi kesiapan dan
minat siswa dengan memberi
kan dukungan bila siswa
membutuhkan interaksi dan
bimbingan tambahan, serta
memperluas eksplorasi siswa
terutama bagi mereka yang
sudah siap untuk
mendapatkan pengalaman
belajar yang lebihmenantang.
c. Ada pengelompokan siswa
secara fleksibel. Dalam
pengajaran berdi ferensiasi,
siswa berbakat sering belajar
dengan banyak pola, seperti
belajar sendiri-sendiri, belajar
berpasangan, maupun belajar
dalam kelompok. Kadang-
kadang tugas juga perludirancang berdasarkan
tingkat kesiapan siswa, minat,
gaya sebelajar siswa maupun
kombinasi antara tingkat
kesiapan, minat, dan gaya
belajar. Cara belajar linier
dan klasik juga digunakan
untuk mengajarkan ide baru.
d. Siswa menjadi penjelajah
aktif (active explorer ). Tugasguru adalah membimbing
eksplorasi tersebut. Karena
beragam kegiatan dapat ter-
jadi secara simultan di dalam
kelas, guru akan berperan
sebagai pem-bimbing dan
fasilitator, dan bukannya
sebagai dispenser informasi.
(Abdul Mukti & Adjie Sayekti,
2008)Kesimpulan
Setiap anak memiliki
kebutuhannya masing-masing yang
beda-beda yang mesti
diperlakukankan sesuai dengan
kebutuhannya tersebut. Penyesuaian
perlakuan tersebut dilakukan
sebagai upaya menggali dan
mengambangkan setiap potensi yangdimiliki anak. Anak berbakat (gifted)
memiliki kebutuhan yang berbeda
dengan dengan anak yang lainnya.
Jika anak-anak gifted tersebut tidak
teridentifikasi dan tidak diperlakukan
sesuai dengan karakteristik
kebutuahnnya, maka potensi
keberbakatan yang dimilikinya
tersebut, tidak akan dapat
berkembang dengan baik. Alaih-alihdapat berkembang, yang terjadi
malah bias lebih buruk dari itu.
Walaupun di kalangan para ahli
konsep anak berbakat belum
disepakati secara bulat, namun
dalam perspektif baru seiring telah
bergesernya makna dan paradigma
kecerdasan dari uni dimension ke
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 111/179
arah multi dimension, yakni teori
kecerdasan ganda (MultipleIntelligences), makna keberbakatan
anak pun lebih kompleks, tidak
hanya yang memiliki IQ di atas rata-
rata, namun lebih dari itu, ia
memiliki kecerdasan lain pada aspek-
aspek yang lainnya.
Ada sejumlah model
pembelajaran yang bisa dilakukan
dalam menangani atau melayani
anak-anak gifted, di antaranya
adalah : a) pengelompokkankemampuan (ability grouping); b)
adaptasi kurikulum melalui
pengayaan (enrichment ) dan
pemadatan (compacting); c) Co-
operative learning; d) Accelerated
Learning; e) Peer Teaching and
Mentoring; dan f) Differentiated
Instruction.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Zaenal. Pembelajaran Anak Berbakat , tersedia (online) http://z-
alimin.blogspot.com/2008/05/pembelajaran-anak-berbakat.html. Tanggal
Akses : 26/12/2008
Arrennd, Richad, I. Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007.
Balitbang Depdikbud. (1994). Kurikulum Peserta didik Yang Memiliki Kemampuan
dan Kecerdasan Luar Biasa, pada Pendidikan Dasar dan Menengah ,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.BruderFIC, A. deteksi Dini Terhadap Anak Berbakat. Tersedia (Online) http:
//www. bruderfic. or.id /h-63/deteksi-dini-terhadap-anak-anak-
berbakat.html. Tanggal akses : 26/12/2008
Gallagher, J.J. Teaching The Gifted Child . Boston : Allyn & Bacon, 1985)
Gardner, Frame of Mind. New York : Basic Book, 1983.
Johnson, D.W dan Johnson, R. T, Cooperetive Learning : What Special Educator
Want To Know. Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall, 1989
Muijs, D dan Rynold, D. Effective Teaching, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2008
Mukti, Abdul & Adjie Sayekti, Pembelajaran Anak Berbakat , Error! Hyperlinkreference not valid.. Tanggal Akses : 26/12/2008
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta, 2004.
Ness dan Latessa, Gifted Children and Self teaching Techniques. Directive Teacher,
1979
Renzulli, Joseph S., Reis Selly M., Smith Linda H. (1981). Gifted and Talented
Education in Perspective. Virginia: Eric, Clearing House.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 112/179
Robinson, N.M. Parenting the Very Young Gifted Children. Stors CT : The National
Research Center on The Gifted and Talented, University of Conecticut,1993)
Semiawan, Conny, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : Grasindo,
1997.
Tiel, Julia Maria van. Perlu Memahami Anak Berbakat , http://gifted-
disinkroni.blogspot.com/2007/02/perlu-memahami-anak-berbakat.html
Tanggal Akses : 26/12/2008
Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, Pedoman mendeteksi Anak Didik .
Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum departemen
pendidikan Nasional, 2003.Wikipedia, Gifted Education, Tersedia (online) http ://en. wikipedia.org
/w/index.php? title=Talented_ and Gifted program&redirect=no. Tanggal
akses : 26/12/2008
__________, Intellectual Giftedness, tersedia (online) http: // en. wikipedia. org/
wiki/ Gifted, Tanggal Akses : 26/12/2008
PASAR MODAL
Oleh: Udin Saripudin
Pendahuluan
Sektor riil atau sektor
moneter secara garis besar dapat
dibagi dalam dua katagori yakni
pasar uang dan pasar modal. Pasar
uang adalah bertemunya permintaan
dan penawaran terhadap mata uang
lokal dan asing atau dengan kata lain
pasar yang memperdagangkan valas,
sedangkan pasar modal adalah
transaksi modal antara pihak
penyedia modal (investor) dengan
pihak yang memerlukan modal
(pengusaha) dengan menggunakan
instrumen saham, obligasi, reksa
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 113/179
Dana dan instrumen turunannya
(derivatif instrument )Pada masa sekarang arus
uang dan modal jarang dihubungkan
dengan keperluan transaksi
perdagangan internasional dan
kebutuhan modal untuk investasi
jangka panjang. Tetapi
perekonomian konvensional melihat
pasar uang dan pasar modal sebagai
sarana investasi jangka pendek yang
bersifat spekulatif gunamendapatkan keutungan (gain) yang
cepat dan besar.
Khusus mengenai pasar
modal, dunia internasional di awal
abad millenium ini dikejutkan oleh
skandal keungan besar-besaran yang
menimpa perusahaan-perusahaan
raksasa Amerika serikat mulai dari
Enron, WorldCom, AOL, Walt Disney,
Vivendi Universal, Merck, GlobalCrossing, Xeroc, Tyco, yang
melibatkan lembaga investment
bank seperti CSFB, JP Morgan, dan
Merrill Lycnh, dan tentu saja tidak
terlepas dari peranan kantor akuntan
publik yang sebelumnya mengaudit
perusahaan-perusahaan tersebut.
Terbongkarnya skandal
keuangan tersebut membuat pasar
modal Amerika meradang. Hargasaham di Wall Street langsung
berjatuhan. Indeks Dow Jones yang
sebelum terjadinya skandal berada
di atas level 10.000 sempat anjlok ke
titik terendah 7.702 selama lima
tahun terakhir. Kehancuran harga
saham di Wall Street segera
menjalar ke bursa dunia lainnya.
Indeks CAC Paris, DAX Frankfurt,
Nikkei Tokyo, termasuk IHSG Jakarta,dan yang lainnya mengalami
kemorosotan tajam.
Nampaknya kita perlu
mengingat kembali perjalanan pasar
modal dunia untuk membuka sikap
kritis kita terhadap salah satu
lembaga keungan Kapitalis tersebut.
Dunia tidak akan pernah melupakan
goncangan pasar modal Amerika
“Oktober Hitam” pada tahun 1929yang menyebabkan kolapnya
perekonomian dunia khususnya
Amerika Serikat. Peristiwa yang
dikenal sebagai The Great Depression
tersebut menyebabkan kemelaratan,
kelaparan dan kesengsaraan. Sejak
tahun 1929 hingga 1933 pasar modal
Amerika kehilangan 85% nilainya.
Kemudian saat itu, indek harga
saham di Wall Street turun 22%dalam sehari. Di bulan yang sama
pula, tepatnya pada minggu terakhir
Oktober 1997, harga-harga saham
pasar modal utama dunia turun
drastis. Penurunan harga saham
tersebut berawal di Hongkong yang
merambat ke Jepang, kemudian ke
Eropa dan terakhir mampir di
Amerika.
Meskipun lembaga yang kitabicarakan tersebut bernama pasar
modal ( stock market ), tidak berarti
segala transaksi yang terjadi di bursa
efek merupakan pertemuan antara
orang yang membutuhkan modal
dengan para investor yang ingin
menanamkan modalnya dalam suatu
perusahaan yang diminatinya.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 114/179
Pertemuan antara pihak yang
memerlukan modal hanya terjadisekali di pasar perdana yakni pada
saat IPO ( Initial Public Offering ).
Selanjutnya para investor bebas
memilih apakah memegang saham
yang dibelinya sebagai suatu bentuk
investasi jangka panjang atau
menahannya sebentar untuk
kemudian melepaskannya di pasar
sekunder ketika ia melihat
pergerakan harga sahammenunjukkan adanya margin. Inilah
tindakan umum yang secara terus
menerus terjadi di pasar modal yakni
keinginan untuk meraih capital gain
dalam jumlah yang besar dan dalam
waktu yang singkat.
Samuelson dan Nordhaus
mengungkapkan kegiatan spekulatif
dalam pasar modal muncul karena
adanya harapan terpenuhi dengansendirinya. Maksudnya, jika
seseorang membeli saham tertentu
dengan harapan nilai saham akan
naik, maka tindakan ini akan
mendorong kenaikan harga-harga
saham yang bersangkutan. Keadaan
ini membuat orang semakin
terdorong untuk membeli lagi dan
hal ini menyebabkan kenaikan harga
saham lagi.Di balik kegiatan spekulatif
tersebut, pasar sangat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal menyangkut kinerja
perusahaan yang bersangkutan yang
meliputi berapa deviden yang dibagi
kepada para pemegang saham,
prospek usaha dan keuntungan yang
akan diraih perusahaan, termasuk
kinerja perusahaan tersebut. Contohfaktual adalah terbongkarnya
skandal keungan World Com yang
dalam laporan keungannya yang
dilaporkan untung sebesar US$ 3,8
miliyar, padahal angka tersbeut
merupakan jumlah kerugian yang
diderita perusahaan. Sentimen
negatif seperti ini akan mendorong
para investor melepaskan saham
sehingga harga saham jatuh.Sementara faktor eksternal meliputi
kebijakan pemerintah, kondisi makro
ekonomi nasional, tingkat suku
bunga perbankan, kondisi
perekonomian internasional dan
perkembangan bursa saham dunia.
Jadi, setiap orang, badan
usaha dan pemerintah dalam
perekonomian Kapitalis ini pada
umumnya menginginkan terusmeningkatnya harga-harga saham
yang dicerminkan oleh peningkatan
indeks harga saham agar keuntungan
demi keuntungan dapat diraih. Inilah
gambaran ekonomi angan-angan
yang terjadi dalam lembaga
perekonomian kapitalis tersebut.
A. Defenisi Pasar Modal
Dalam melakukan kegiatanusaha ekonomi, salah satu faktor
produksi yang perlu disediakan para
pelaku bisnis adalah ketersediaan
modal. Modal adakalanya berasala
dari internal perusahaan tetapi tidak
sedikit pula yang berasal dari sumber
ekternal. Menurut ketentuan fiqih,
istilah modal dapat diartikan sebagai
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 115/179
“segala sesuatu (kepemilikan harta)
yang memungkinkan dapat menghasilkan harta lain” (Syafie’I,
2004: 41)
Istilah pasar modal dipakai
sebagai terjemahan dari kata “stock
market.” Menurut Rosenberg (1983):
“Stock market is the place thrugh
which the buying and selling of stock
for purpose of profit for both buyers
and sellers of security take place.”
Dengan kata lain pasar modalmerupakan tempat pembelian dan
penjualan surat-surat berharga
(efek) dengan tujuan mendapatkan
keuntungan bagi dua belah pihak
dari sekuritas yang diperdagangkan.
(Burhanuddin S, 2009:9-10)
Dalam Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 tahun 1995, pasar
modal didefinisikan sebagai
“kegiatan yang bersangkutan denganPenawaran Umum dan perdagangan
Efek. Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Yang dimaksud dengan efek adalah
surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, unit penyertaan kontrakinvestasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek dan setiap derivasi dari
efek. (UU No. 8, 1995, Pasal 1 angka
5)
Dari pemaparan tersebut
dapat diketahui bahwa definisi pasar
modal konvensional masih bersifat
umum, karena belum menyentuh
pada aspek apakah bentuk transaksi
yang dijalankan atau efek yangdiperdagangkan halal atau haram.
Untuk mengetahui hakikat halal-
haram, tidak ada cara lain kecuali
dikembalikan kepada determinasi
syariah.
Kegiatan pasar modal yang
dijalankan berdasarkan prinsip-
prinsip syariah dapat disebut sebagai
pasar modal syariah. Maksud dari
prinsip-prinsip syariah di pasarmodal adalah prinsip-prinsip hukum
Islam dalam kegiatan di bidang pasar
modal berdasarkan fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI), baik fatwa
DSN-MUI yang ditetapkan dalam
peraturan Bapepam dan LK maupun
fatwa DSN-MUI yang telah
diterbitkan sebelum ditetapkannya
peraturan ini (Keputusan KetuaBapepam Nomor; KEP-130/BL/2006
tentang Penerbitan Efek Syariah),
sepanjang fatwa dimaksud tidak
bertentangan dengan peraturan ini
dan atau peraturan Bapepam dan LK
lain yang didasarkam pada fatwa
DSN-MUI.
Kegiatan di pasar modal
syariah berkaitan dengan
perdagangan surat berharga (efeksyariah) yang telah ditawarkan
kepada masyarakat dalam bentuk
penyertaan kepemilikan saham atau
penerbitan obligasi syariah. Menurut
fatwa No. 40/DSN-MUI 2003,
pengertian efek syariah adalah efek
sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 116/179
biudang pasar modal yang akad
pengelolaan perusahaan, maupuncara penerbitannya memenuhi
prinsip-prinsip syariah.
Dengan demikian, antara pasar
modal syariah dengan pasar modal
konvensional berbeda. Secara
umum, perbedaan tersebut dapat
dilihat pada akad yang digunakan
dalam transaksi atau surat berharga
yang diterbitkannya. Dalam pasar
modal syariah, apabila suatuperusahaan ingin mendapatkan
pembiayaan melalui penerbitan
surat berharga, maka perusahaan
yang bersangkutan harus memenuhi
kriteria penerbitan efek.
B. Pihak-Pihak yang terlibat dalam
Pasar Modal
1. Emiten
Emiten adalah badan usaha(perseroan terbatas) yang
menerbitkan saham untuk
menambah modal atau menerbitkan
obligasi untuk mendapatkan
pinjaman kepada para investor di
Bursa Efek.
2. Perantara Emisi
Dalam pasar modal sendiri
terdapat beberapa pelantara yangterlibat secara langsung dalam
kegiatan jual-beli saham tersebut
diantaranya :
a. Penjamin Emisi
Penjamin emisi adalah
perantara yang menjamin emisi,
sehingga apabila dari emisi wajib
membeli (setidak-tidaknya
sementara waktu sebelum laku) agar
kebutuhan dana yang diperlukanemitmen terpenuhi sesuai rencana.
b. Akuntan Publik
Akuntan publik berfungsi
untuk memeriksa kondisi keungan
emitmen dan memberikan pendapat
apakah laporan keungan yang telah
dikeluarkan emitmen wajar atau
tidak
c. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai berfungsiuntuk memberikan penilaian
terhadap emiten, apakah nilai aktiva
emiten sudah wajar atau tidak
3. Badan Pelaksana Pasar Modal
Badan pelaksana pasar modal
adalah badan yang mengatur dan
mengawasi jalannya pasar modal,
termasuk mencoret emiten
(delisting) dari lantai bursa,memberikan sanksi kepada pihak-
pihak yang melangar peraturan pasar
modal. Di Indonesia Badan Pelaksana
Pasar Modal adalah Bapepam (Badan
Pengawas dan Pelaksana Pasar
Modal)
4. Bursa Efek
Bursa Efek merupakan
tempat diselenggarakannya kegiatanperdangangan efek pasar modal
yang didirikan oleh suatu badan
usaha. Di Indonesia terdapat dua
Bursa Efek, yaitu Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang dikelola oleh PT. Bursa
Eafek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (BES) yang dikelola oleh PT.
Bursa Efek Surabaya.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 117/179
5. Perantara Perdagangan EfekEfek yang diperdagangkan
dalam bursa hanya boleh
ditransaksikan melalui perantara,
yaitu makelar (broker) dan
komisioner.
a. Makelar adalah pihak yang
melakukan pembelian dan penjualan
efek untuk kepentingan orang lain
dengan memperoleh imbalan.
b. Komisioner adalah pihak yangmelakukan pembelian dan penjualan
efek untuk kepentingan sendiri atau
orang lain dengan memperoleh
imbalan
6.Investor
Investor adalah pihak yang
menanamkan modalnya dalam
bentuk efek di bursa dengan
membeli atau menjual kembali efektersebut.
C. Sejarah Singkat Pasar Modal
Syariah
Dasar pemikiran
mengembangkan wacana investasi
keungan melalui pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah
berawal dari besarnya peningkatan
akumulasi kapital di kalangan umatIslam, baik dalam maupun luar
negeri. Adapun negara yang pertama
kali memperkenalkan penerapan
prinsip syariah di bidang pasar modal
adalah Jordan dan Pakistan. Karena
pemerintah Pakistan pada tahun
1980 telah menerbitkan The
Madarabas Company dan
Madarabas Ordinance. Sedangkan
pada tahun 1978, pemerintah Jordanmelalui Law No. 13 tahun 1978, telah
mengizinkan Jordan Islamic Bank
untuk menerbitkan Muqaradah
Bond. Izin penerbitan ini kemudian
ditindaklanjuti dengan penerbitan
Muqaradah Bond Act pada tahun
1981.
Pasar modal syariah ternyata
mendapat sambuatan positif dari
kalangan dunia, termasuk di negaraAmerika Serikat. Pada tahun 1986
The Amana Fund, The North
American Islamic Trust diluncurkan
di Amerika Serikat. Tiga tahun
kemudian Dow Jones Index
meluncurkan Down Jones Islamic
Market Index (DJIM). Shariah
suvervisory Board (SSB) dari Dow
Jones Islamic Market (DJIM)
melakukan filterisasi terhadapsaham-saham halal berdasarkan
aktivitas bisnis dan rasio
finansialnya. (Nurul Huda dan
Mustafa E. Nasution, 2007: 45)
Di Indonesia, secara historis
keberadaan pasar modal syariah
dimulai dan diperkenalkan pada
pertengan tahun 1997 melalui
instrumen Reksadana Syariah. Berkat
adanya kerja sama antara PT. BursaEfek Jakarta dengan PT Danareksa
Investment Management (DIM) pada
bulan Juli 2000 berhasil dibentuk
Jakarta Islamic Index (JII). Kemudian
pembentukan ini diikuti dengan
peluncuran Obligasi Syariah
Mudharabah oleh PT. Indosat di
penghujung 2002. namun secara
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 118/179
resmi peluncuran pasar modal
syariah di Indonesia terjadi padatanggal 14 dan 15 Maret, setelah
melalui penandatanganan nota
kesepahaman (Memotandum of
Understanding) antara Bapepamdengan Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Terkait dengan upaya pengembangan pasar modal syariah, DSN-MUI telah
mengeluarkan beberapa fatwa yaitu sebagai berikut;
No.05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang jual beli saham
No.20/DSN-MUI/IX/2000 Tentang pedoman pelaksanaan investasi reksadana
No.32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang obligasi syariah
No.33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang obligasi syariah mudharabah
No.40/DSN-MUI/IX/2003 Tentang pedoman umum penerapan prinsip syariahdi pasar modal
No.41/DSN-MUI/II/2004 Tentang obligasi syariah ijarah
No.59/DSN-MUI/IV/2007 Tentang obligasi syriah konversi
Sebagai tindak lanjut, Bapepam juga
mengeluarkan kebijakan rekait
dengan pengembangan pasar modal
syariah. Pada tanggal 23 November
2006, Bapepam dan LK melaluiKeputusan Ketua Bapepam-LK
Nomor Kep-130/BL/2006 (Peraturan
Nomor IX.A. 13) tentang penerbitan
efek syariah dan Keputusan Ketua
Bapepam-LK Nomor Kep-
131/BL/2006 (Peraturan Nomor IX.A.
14) tentang akad-akad yang
digunakan dalam penerbitan efek
syariah.
Penerbitan paket regulasitersebut dilatar belakangi oleh
semakin derasnya tuntutan
masyarakat, baik dari kalangan
perusahaan maupun investor agar di
lingkungan pasar modal terdapat
suatu dasar hukum (peraturan)untuk menerbitkan efek di pasar
modal berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Kemudian melalui surat
nomor B-271/DSN/XI/2006 tanggal
24 Oktober 2006, DSN-MUI
menetapkan bahwa secara umum
kedua peraturan yang dimaksud
tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah dan fatwa-fatwa yang
telah dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Pembahasan
A. Perbedaan Pasar Modal
Syari’ah dengan Konvensional
Sebelumnya telah disinggung,
bahwa pasar modal konvensional
berbeda dengan pasar modal
syariah. Ada dua hal utama dalam
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 119/179
pasar modal syariah yaitu indeks
Islam dan pasar modal syariah itusendiri. Indeks Islam menunjukkan
pergerakan harga-harga saham dari
emiten yang dikategorikan sesuai
syariah, sedangkan pasar modal
syariah merupakan institusi pasar
modal sebagaimana lazimnya yang
diterapkan berdasarkan “prinsip-
prinsip syariah”.
B. Indeks Saham Konvensional dan
Indeks Saham IslamIndeks Islam tidak hanya
dikeluarkan oleh pasar modal syariah
saja tetapi juga oleh pasar modal
konvensional. Bahkan sebelum
berdirinya institusi pasar modal
syariah di suatu negeri, bursa efek
setempat yang tentu saja berbasis
konvensional terlebih dahulu
mengeluarkan ideks Islam. Di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) bekerja samadengan PT Danareksa Invesment
Management (DIM) meluncurkan
Jakarta Islamic Index (JII) sebelum
pasar modal syariah sendiri
diresmikan.
Adapun tujuan diadakannya
indeks Islam sebagaimana Jakarta
Islamic Index yang melibatkan 30
saham terpilih, yaitu sebagai tolak
ukur (benchmark ) untuk mengukurkinerja investasi pada saham yang
berbasis syariah dan meningkatkan
kepercayaan para investor untuk
mengembangkan investasi dalam
ekuiti secara syariah, atau untuk
memberikan kesempatan kepada
investor yang ingin melakukan
investasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.Perbedaan mendasar antara
indeks konvensional dengan indeks
Islam adalah indeks kkonvensional
memasukkan seluruh saham yang
tercatat di bursa dengan
mengabaikan aspek halal haram,
yang penting saham emiten yang
terdaptar ( listing ) sudah sesuai
aturan yang berlaku ( legal ).
Akibatnya bukanlah suatu persoalan jikia ada emiten yang menjual
sahamnya di bursa bergerak di
sektor usaha yang bertentangan
dengan Islam atau yang memiliki
sifat merusak kehidupan masyarakat.
Misalnya pada awal tahun 2003 yang
lalu, di Australia ada rumah bordir
(pelacuran) yang masuk ke bursa
efek setempat.
Secara lebih rinci Dow Jonesdalam websitenya membuat kriteria
saham yang tidak boleh dimasukkan
ke dalam perhitungan Indeks Pasar
Islam ( DJ Islamic Market Indexes ),
yaitu perusahaan yang bergerak
dalam produksi;
a. Alkohol (minuman keras)
b. Babi dan yang terkait dengannya
c. Jasa Keungan
konvensional/kapitalis, seperti bankdan asuransi
d. Industri hiburan, seperti hotel,
kasino dan perjudian, bioskop, media
porno dan industri musik.
Dow Jones juga
mengemukakan pendapatan para
sarjana Islam agar tidak berinvestasi
pada perusahaan yang terkait
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 120/179
dengan tembakau dan rokok serta
industri senjata pemusnah massal.Sementara itu, FTSE dalam
papernya, Ground Rules For the
Management of the FTSE Global
Islamic Index Series mengemukakan
bahwa saham perusahaan yang
dimasukkan ke dalam indeks Islam
tidak boleh bergerak dalam bidang;
a. Perbankan dan bisnis keungan
lainnya yang terkait dengan bunga (
interest )b. Alkohol
c. Rokok
d. Judi
e. Asuransi jiwa
f. Peternakan Babi, pengepakan
atau pengapakan dan hal-hal lainnya
yang berkaitan dengan babi
g. Sektor atau perusahaan yang
signifikasi dipengaruhi oleh hal-hal
yang disebutkan di atash. Perusahaan yang memiliki beban
utang ribawi dengan presentasinya
terhadap aset perusahaan melebihi
batas-batas yang dianjurkan oleh
hukum Islam.
Pada Bursa Efek Jakarta,
menurut Adiwarman, dari 333
emiten yang tercatat, 236 saham
diantaranya tergolong sesuai syariah.
Sedangkan sisanya, 59 sahamtergolong “haram” atau tidak sesuai
dengan prinsip syariah, seperti
saham perbankan, minuman kersa
dan rokok. Sisanya 34 saham
tergolong subhat, seperti saham
industri perhotelan dan empat
saham mudharat.
Dari uraian di atas dapat
ditarik garis pemisah antara indeksIslam dan indeks konvensional.
Pertama, jika indeks Islam
dikeluarkan oleh suatu institusi yang
berwenang dalam pasar modal
konvensional, maka perhitungan
indeks tersebut berdasarkan kepada
saham-saham yang digolongkan
memenuhi kriteria-kriteria syariah
sedangkan indeks konvensional
memasukkan semua saham yangterdaptar dalam bursa efek tersebut.
Kedua, jika indeks Islam dikeluarkan
oleh institusi pasar modal syariah,
maka indeks syariah yang
sebelumnya sudah diseleksi oleh
pengelola.
C. Instrumen
Dalam pasar modal
konvensioanl, instrumen yangdiperdagangkan adalah surat-surat
berharga (securities) seperti saham,
obligasi, dan instrumen turunannya
(derivatif ) opsi, right, warn, dan
Reksa Dana.
Saham merupakan surat
tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan terhadap
perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut. Sedangkan obligasimerupakan bukti pengakuan utang
dari perusahaan kepada para
pemegang obligasi yang
bersangkutan.
Opsi merupakan produk
turunan (derivatif ) dari efek (saham
dan obligasi). Robert Angg (1977)
sebagaimana dikutip Anoraga dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 121/179
Pakarti mendefiniskan opsi sebagai
produk efek yang akan memberikanhak kepada pemegangnya (pembeli)
untuk membeli atau menjual
sejumlah tertentu dari aset finansial
tertentu, pada harga tertentu, dan
dalam jangka waktu tertentu.
Adapun Right adalah efek
yang memberikan hak kepada
pemegang saham lama untuk
membeli saham baru yang akan
dikeluarkan emiten pada proporsidan harga tertentu. Waran
merupakan turunan dari saham biasa
yang bersifat jangka panjang dan
memberikan hak kepada para
pemegangnya untuk membeli saham
atas nama dengan harga tertentu.
Sedangkan Reksa Dana
(mutual fund ) adalah perusahaan
investasi yang mengelola investasi
saham, obligasi, dan lain-lainnya,dengan menerbitkan surat berharga
tersendiri yang ditujukan kepada
para investor. Sehingga para investor
tersebuttidak perlu lagi melakukan
investasi langsung terhadap berbagai
surat berharga yang diperdagangkan
di bursa efek, tetapi cukup membeli
surat berharga yang diterbitkan
Reksa Dana tersebut.
Dalam pasar modal syariah,instrumen yang diperdagangkan
adalah saham, obligasi syariah dan
Reksa Dana Syariah, sedangkan opsi,
waran dan right tidak termasuk
instrumen yang dibolehkan. Adapun
yang dimaksud dengan saham dalam
pasar modal syariah sama dengan
saham dalam pasar modal
konvensional. Hanya bedanya,
saham yang diperdagangkan dalampasar modal syariah harus datang
dari emiten yang memenuhi kriteria-
kriteria syariah sebagaimana yang
penulis sebutkan dalam pembahasan
indeks Islam.
Seperti halnya, saham
syariah, obligasi syariah juga berbeda
dengan obligsi konvensional. Obligasi
konvensional merupakan suatu jenis
produk keuangan yang tidakdibenarkan dalam Islam karena
menggunakan bunga sebagai daya
tariknya. Menurut Muhammad al-
Amin, instrumen obligasi syariah
dapat diterbitkan dengan
menggunakan prinsip mudharabah,
musyarakah, ijarah, istisna, salam,
dan murabahah sehingga dari prinsip
ini nama obligasi syaraiah tergantung
pada prinsip yang mana yangdigunakan.
Di Indonesia penerbitan
obligasi syariah ini dipelopori oleh
Indosat dengan menerbitkan obligasi
syariah mudharabah Indosat senilai
Rp. 100 Miliar pada Oktober 2002
yang lalu. Obligasi ini mengalami
oversubrided dua kali lipat sehingga
Indosat menambah jumlah obligasi
yang ditawarkan menjadi Rp. 175miliyar. Langkah Indosat ini diikuti
Bank Muamalat dan Bank Syariah
Mandiri (BSM) pada tahun ini.
Dalam konsep obligasi
syariah mudharabah, emiten
menerbitkan surat berharga jangka
panjang untuk ditawarkan kepada
para investor dan berkewajiban
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 122/179
membayar pendapatan berupa bagi
hasil atau margin fee serta pokokutang obligasi pada waktu jatuh
tempo kepada para pemegang
obligasi tersebut. Dalam hal ini,
pihak emiten berfungsi sebagai
mudharib sedangkan investor
pemegang obligasi sebagai shahibul
mal. Sementara emiten yang
menerbitkan obligasi syariah harus
memenuhi persyaratan seperti
persyaratan emiten yang masukdalam kriteria indeks Islam.
Instrumen ketiga yang
diperdagangkan dalam pasar modal
syariah adalah Reksa Dana Syariah.
Reksa Dana Syariah merupakan
sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi
syariah dalam satu produk yang
dikelola oleh manajer investasi.
Manajer investasi menawarkanReksa Dana Syariah kepada para
investor yang berminat, sementara
dana yang diperoleh dari investor
tersebut dikelola oleh manajer
investasi untuk ditanamkan dalam
saham atau obligasi syariah yang
dinilai menguntungkan.
Sementara itu,
perkembangan Reksa Dana Syariah
di Indonesia masih lambat. Padatahun 2002 lalu dana masyarakat
yang terhimpun dalam Reksa Dana
Syariah baru mencapai Rp. 40 miliyar
atau sekitar 0,1 % dari tatal Reksa
Dana. Sedangkan Reksa Dana yang
ada saat ini baru Danareksa Syariah
dan Danareksa Syariah Berimbang
yang dikelola Reksa Dana PNM
Syariah yang dikelola permodalan
Nasional Madani (PNM), RifanSyariah yang dikelola Rifan Asset
Management (RAM), dan Reksa
Dana Batasa Syariah yang baru
diluncurkan PT Batasa Capital pada
tahun ini.
D. Mekanisme Transaksi
Dalam konteks pasar modal
syariah, menurut Alhabshi, idealnya
pasar modal syariah itu tidakmengandung transaksi ribawi,
transaksi yang meragukan ( gharar ),
dan saham perusahaan yang
bergerak pada bidang yang
diharamkan. Pasar modal syariah
harus bebas dari transaksi yang tidak
beretika dan amoral, seperti
manipulasi pasar, transaksi yang
memanfaatkan orang dalam (insider
trading), menjual saham yang belumdimiliki dan membelinya belakangan
(short selling)
Sementara itu, Obaidullah
mengemukakan etika di pasar modal
syariah, yaitu setiap orang bebas
melakukan akad ( freedom contrac)
selama masih sesuai syariah, bersih
dari unsur riba ( freedom from al-
Riba), gharar, (excessive uncertainty ),
al-Qimar/judi (gambling), al-Maisir(unearned income), manipulasi dan
kontrol harga ( price control and
manipulation), darar (detrimen) dan
tidak merugikan kepentingan publik
(unrestricted public interest ), juga
harga terbentuk secara fair
(entitlement to transact at fair price)
dan terdapat informasi yang akurat,
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 123/179
cukup dan apa adanya (entitlement
to equal, adequate, and accurateinfromation).
Inti dari apa yang disebutkan
oleh Alhabshi dan Obaidullah
tersebut adalah pasar modal syariah
harus membuang jauh-jauh setiap
transaksi yang berlandaskan
spekulasi. Inilah bedanya dengan
pasar modal konvensional yang
meletakkan spekulasi saham sebagai
cara untuk mendapatkankeuntungan. Meskipun dalam kasus-
kasus tertentu seperti insider trading
dan manipulasi pasar dengan
membuat laporan keungan palsu
dilarang dalam pasar modal
konvensional.
Irfan Syauqi menjelaskan
perihal spekulasi ini. Pertama,
spekulasi hakikatnya bukanlah
kegiatan investasi. Kedua, spekulasimenyebabkan peningkatan
pendapatan bagi sekelompok
masyarakat tanpa memberikan
konstribusi apapun baik yang
bersifat positif maupun produktif.
Ketiga, spekulasi merupakan sumber
penyebab krisis keuangan. Ke empat,
spekulasi datang dari mental “ingin
kaya”.
Dalam mekanismenyatransaksi produk pasar modal
syariah, Irfan Syauqi mengemukakan
wacana bahwa transaksi pembelian
dan penjualan saham tidak boleh
dilakukan secara langsung. Dalam
pasar modal konvensional investor
dapat membeli atau menjual saham
secara langsung dengan
menggunakan jasa broker atau
pialang. Keadaan ini memungkinkanbagi para spekulan untuk
mempermainkan harga. Akibatnya
perubahan harga saham ditentukan
oleh kekuatan pasar, bukan karena
nilai intrinsik saham itu sendiri.
Menurut Syauqi Irfan, hal ini dilarang
dalam Islam. Untuk itu, dalam proses
perdagangan saham, emiten
memberikan otoritas kepada agen di
lantai bursa, selanjutnya agentersebut bertugas untuk
mempertemukan emiten dengan
calon investor tetapi bukan untuk
menjual dan membeli saham secara
langsung. Kemudian saham tersebut
dijual/dibeli karena sahamnya
memang tersedia dan berdasarkan
prinsip first come-firs served .
Perkembangan harga saham
dalam pasar modal konvensionalsudah lepas dari nilai instrinsiknya
yang dipicu oleh transaksi spekulatif,
juga muncul dari keinginan para
pelaku pada umumnya agar harga
saham terus meningkat sebagaimana
yang dikemukakan oleh Samuelson
dan Nordhaus. Kenaikan harga
saham bukan didorong oleh
bertambahnya keuntungan
perusahaan dan jumlah devidenyang dibagikan, tetapi didorong oleh
harapan dan impian pemburu saham
terutama dari kalangan yang paling
awam. Kondisi seperti ini merupakan
sasaran empuk bagi para spekulan
yang sangat jeli dalam menganilisis
perkembangan pasar.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 124/179
Juga merupakan hal yang
lumrah bagi pelaku di pasar modalkonvensional untuk membeli saham
dalam satu hari (tentunya dengan
perkiraan harga saham terus
menanjak – bull market) misalnya
dengan total nilai Rp. 100 juta
dengan modal di tangan Rp. 10 juta
di mana kekurangannya Rp. 90 juta
(90%) dipinjam dari bank. Ia berani
menanggung beban bunga karena
beranggapan mungkin dalam satuhari atau beberapa hari berikutnya,
atau satu minggu hingga satu bulan
kemudian harga saham terus
meningkat.
Dalam perdagangan obligasi
syariah, menurut Muhammad
Gunawan, tidak boleh diterapkan
harga diskon atau harga premium
yang lazim dilakukan pada obligasi
konvensional. Prinsip transaksiobligasi syariah adalah al-hawalah
(transfer service atau pengalihan
piutang dengan tanggungan bagi
hasil), sehingga jual beli obligasi
syariah hanya boleh pada harga
nominal pelunasan jatuh tempo
obligasi.
Sedangkan untuk
perdagangan Reksa Dana Syariah,
manajer investasi menawarkankepada pembeli Reksa Dana Syariah
yang bersifat jangka pendek di pasar
uang dan Reksa Dana Syariah jangka
panjang di pasar saham. Misalnya
Danareksa Syariah mengalokasikan
80% investasinya di saham dan 20%
di pasar uang atau surat utang.Keuntungan yang diperoleh investor
dalam Reksa Dana Syariah ini sangat
bergantung pada bagaimana
manajer investasi menginvesatikan
dana yang dikelolanya.
Kesimpulan
Dari paparan dan analisa di
atas, kita dapat menarik satu benangmerah bahwa perbedaaan pasar
modal syari’ah dengan pasar modal
konvensional terletak pada
instrumen dan mekanisme
transaksinya. Sedangkan perbedaan
indeks saham islam dengan indeks
saham konvensional dapat dilihat
dari saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Penerbitan indeks saham islam inidapat dilakukan baik oleh modal
syariah maupun pasar modal
konvensional.
Secara global konsep pasar
modal syari’ah dan pasar modal
konvensional tidak jauh berbeda,
karena instrumen utama yang
diperdagangkan adalah saham.
Meskipun dalam pasar modal
syaria’ah emiten yang sahamnyadiperdagangkan harus bergerak pada
sektor yang tidak bertentangan
dengan syariat islam. Sehingga
Maqosidus Syariah dapat dicapai.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 125/179
Daftar Pustaka
Al-Amine, Muhammad al-Bashir Muhammad. 2001, The Islamic Bond Market;
Posibilties and Challenges, International Journal of Islamic Financial
Servicers, Valume 3, No. 1 April-June, Alhabshi, Syed Othman, Towrd an
Islamic capital Market
An-Nabhani, Taqiyyudin, 2000, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif ; Perspektif
Islam.
Burhanuddin, S. 2009, Pasar Modal Syariah, Tinjauan Hukum, Yogyakarta: UIIPress.
Ghofur, Abdul, 2008, Penerapan Prinsip Syariah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunawan, Muhammad, 2002, Bagaimana Seharusnya Obligasi Syari’ah,
Republika online, 7 Oktober.
Hizbutahrir. 1998, Sebab-sebab kegoncangan Pasar Modal Menurut Islam, Bogor,
Pustaka Thariqul Izzah.
Huda, Nurul, dan Mustafa Edwin Nasution, 2008, Investasi Pada Pasar Modal
Syariah, Jakarta: Kencana
Iggi H, Achsien, Investasi Syariah di Pasr Modal ; PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 2003Islam, Surabaya: Risalah Gusti. Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2001, Pengantar
Pasar Modal , Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kavaljit. 1998. Memahami Globalisasi Keungan: Panduan Untuk Memperkuat
Rakyat , Jakarta: YAKOMA-PGI.
Noer, U. Saefudin. 2003, Peluang Investasi Obligasi Syariah, Republika online, 7
Juli.
Obaidullah, Mohammed. 2001, Ethichs and Eficiency In Islamic Stock Market,
International Journal of Islamic Financial Services, Volume 3, No. 2 Julai-
September.
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William P. 1997, Makro Ekonomi , Edisi 14 th,Jakarta: Penerbit Erlangga Singh,
Woods, Alan dan Grant, Ted. 1999, Diatas Mata Pisau, Perspektif Bagi Ekonomi
Dunia.
Republika Online 2003, Batasa Luncurkan Reksadana Syariah, 24 Juli
Republika Online 2003, Pasar Modal Syariah Resmi diluncurkan, 15 Maret
Jakarta Stock Exchange, Indeks Harga Saham.
Jakarta Stock Exchange, Mengenal Pasar Modal.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 126/179
LEASING
(al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik)
Ditinjau dari Perspektif Pemikiran Islam
oleh : Dwi Surya Atmaja
Pendahuluan
Dari sisi etimologis, kata al-ijâramerupakan bentukan dari kata âjara
yang oleh Ala’ Eddin Khorafa
diidentikkan dengan « hire »1. Kata
ini digunakan beriringan dengan kata
ista’jara, seperti yang dapat kita
lihat pada QS. Al Qashash (2):26-27.
خیإناست جریأبإحداھمقالت
إ.اآلمیالقوىاست جرمن
أرید
أ
ا نتاحدأنكحك
ھاتی
أعل
أتممفإحجثمانت جرنى
ومعندفمعشرا
أری
أشقأ
علیك
مشاءإستجدن
.الصالحین26-27القصا
Said one of the (damsels) : « O my
(dear) father ! engage him on
wages: truly the best of men for thee
to employ is the (man) who is strongand trusty. He said: “I intend to wed
one of these my daughters to thee,
on condition that thou serve me for
eight years. But if thou complete ten
1 Ala’ Eddin Khorafa, Transactions in
Islamic Law. Kuala Lumpur: AS Noordeen,
1997, 143
years, it will be (grace) from thee.
But I intend not to place thee under a
difficulty: Thou wilt find me, indeed,if Allah wills, one of the righteous.2
Dari konteks ayat di atas, kita lihat
bahwa kata ista’jara digunakan
untuk menggambarkan makna (1)
sewalah! (2) sewa / pekerjakan,
sementara kata ajara berarti
membayar sewa. Dengan kata lain,
ista’jara sesuai dengan pola (wazn)
istaf’ala berarti thalabu l- ijârah,sedangkan ta’jur berarti ada-u ‘amali
l- ijârah.
Selain ayat 26 dan 27 dari Surah al-
Qashash yang menggambarkan
transaksi ijârah antara nabi Musa
dan nabi Zakaria pada pembahasan
di atas, ayat-ayat berikut juga
menjadi dasar hukum dari legalitas
operasional ijârah dalam perspektif Islam.
أسكنوھن
م
حی
وجدكمسكن
وھن
راضتالووقیضتلنھیلعإو
2 Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur’an:Text, Translation and Commentary.
Maryland: Amana Corporation, 1989. p. 968
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 127/179
ح فأنفقواعلیھحمأوالكن
حملھنیضعن
لكأرضعفإ
6الطال.جورھنفأتوھن
Let the women live (in ‘iddah) in the
same style as ye live, according to
your means: Annoy them not, so as
to restrict them. And if they carry
(life in their wombs), then spend
(your substance) on them until they
deliver their burden. And if they suckle your (offspring), give them
their recompense.
QS. At-Thalak: 6 berbicara tentang
kompensasi ekonomi yang harus
dikeluarkan oleh para suami selama
masa transisi (‘iddah) ketika mereka
akan menceraikan istri mereka. Dan
jika sang istri sedang mengandung,
maka sang suami wajib untukmemberikan perlindungan (termasuk
materiil) sampai proses persalinan.
Bahkan, jika sang istri menyusukan si
bayi, maka suami wajib memberikan
imbal balik / ujûrah (bentuk jamak
dari ujrah).
قریأھأتیإذح فانطلقا
فوھمأفأبوأھلھاس طعما
یضی
ینقضأیریجدارفیھفوجدا
فأقامھ
خشئلقا
ل
علی
77الكھ.أجThen they proceeded: Until when
they came to the inhabitants of a
town, they asked them for food, but
they refused them hospitality. They
found there a wall on the point of
falling down, but he set it up
straight. (Moses) said: If thou hadst wished, surely thou couldst have
exacted some recompense for it.3
QS. Al Kahf : 77 ini berbicara tentang
nabi Khaidir dan nabi Musa yang
ketika perjalanan mereka sampai ke
sebuah kota, mereka meminta
makanan. Tapi, penduduk kota
tersebut menolak menerima mereka
sebagai tamu. Akan tetapi, ketikamereka menemukan sebuah rumah
di kota tersebut yang nyaris roboh,
mereka merehabnya4. Karena itu,
Musa berkata: Jika engkau mau,
engkau berhak untuk memperoleh
bayaran.
Keseluruhan ayat di atas
menunjukan bahwa kompensasi
bayaran (ujrah) atas sebuahpekerjaan yang dilakukan adalah
legal dalam (tidak bertentangan)
Islam. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Ibn Qadamah yang
dikutip oleh Ala’ Eddin Khorafa: This
shows that it is legal to do something
in return for a fee.5
Dengan
demikian, dasar hukum bagi
transaksi operasional ijârah
disebutkan secara eksplisit dalam al-
3 Abdullah Yusuf Ali, Op. Cit., hal. 729.
4 Abdullah Yusuf Ali menafsirkan bahwa
sangat mungkin nabi Khaidir dan nabi Musa
juga mempekerjakan dan membayar upah
tukang dari kota tersebut.
5 Ibn Qodamah, al- Mughni, vol. 5, p. 432
dalam Ala’ Eddin Kharofa, Transactions in
Islamic Law. Kuala Lumpur: AS Noorden,
1997, p. 145
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 128/179
Qur’an, khususnya yang berkaitan
dengan ijarah insan (penyewaan jasa/keahlian manusia).
Makna etimologis di atas
berimplikasi pada makna
terminologisnya yang oleh Rafîq
Yunus al-Mashry dinyatakan sebagai
berikut:
خدمعلمعاوضعقاالجارة
،ناسناألععفنمىشمیق=)
مباالنتفا قأ)مثلغیر
.عینقاء6
Ijârah adalah akad timbal balik dalam
mempekerjakan jasa manusia, atau
dalam penggunaan manfaat suatu
benda yang memiliki nilai.
Penggunaan manfaat sesuatu ini
tanpa menghilangkan substansi
(kepemilikan)-nya.
Sejalan dengan Rafiq Yunus
al-Mashry, Ala’ Eddin Khorafa
menawarkan definisi bahwa ijârah
adalah : a contract on using the
benefits or services in return for
compensation.7 Ijârah adalah
“Perjanjian untuk menggunakan
benda ataupun jasa dengan
kompensasi tertentu sebagai
imbalannya.”
Dari dua macam pengertian
di atas, kita dapat menyimpulkan
6 Rafiq Yunus al-Mashry, Bay-ú t- taqsît :
Tahlîl Fiqhy wa Iqtishady. Beyrut : Dâr
Syam, 1997, hal. 123.
7 Opcit, 146
bahwa ijârah merupakan transaksi
ekonomi yang berkaitan dengansewa-menyewa. Transaksi ijârah ini
terjadi ketika seseorang menyewa
jasa orang lainnya, seperti: dokter,
pengacara, tukang, kuli dan lain-lain.
Semua profesionalis ini disebut
dengan Ajir, sedangkan orang yang
menyewa disebut dengan Musta’jir .
Bentuk lain dari ijârah tidak
berkaitan dengan penyewaan
keahlian professional seperti di atas,namun berhubungan dengan
pindahnya penggunaan benda atau
barang tertentu dari seseorang
kepada orang lain, seperti:
kendaraan, tempat tinggal, pakaian,
dll. Orang yang menyewakan
(pemilik) disebut dengan Mujir ,
sementara yang menyewa disebut
dengan Musta’jir . Masalah yang
berkaitan dengan sewa-menyewautilitas (nilai manfaat) dari suatu
benda inilah yang merupakan topik
dalam tulisan ini.
A. Syarat dalam Ijârah
Sebagai salah satu bentuk
transaksi ekonomi Islam, ijârah
secara normatif perlu untuk tunduk
kepada prinsip-prinsip ekonomi
Islam. Satu di antara prinsip yangperlu diketengahkan dalam konteks
ini adalah prinsip yang diajukan oleh
Masudul Alam Choudhury sebagai
prinsip pertama, yakni prinsip
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 129/179
Tawheed and Brotherhood .8 Sebab
definisi mu’amalat sebagai worldly affairs semata amat bertentangan
dengan konsep keterpaduan
kegiatan duniawy dan ukhrowy
dalam Islam. Karena itu, meskipun
ijârah telah memperoleh status legal
formal dari al-Qur’an, ia masih
membutuhkan regulasi keagamaan
pada tataran operasional. Di antara
regulasi tersebut adalah sebagai
berikut:1. Penentuan harga pada saat
penyerahan barang بتسلیالثمتسلیم
9العین
Nilai (nominal) ijârah perlu
ditentukan pada saat kontrak,
khususnya ketika transaksi
barang / jasa dilakukan. Adapun
urgensi dari syarat ini adalah
sebagaimana yang dinyatakan
oleh Ala’ Eddin Khorafa: Therent money also has to be
specified to avoid deceit and
dispute.10 . [Jumlah] uang sewa
harus ditentukan untuk
menghindari kecurangan dan
perselisihan.
2. Barang ataupun jasa yang di-
ijârah-kan merupakan barang
dan jasa yang tidak bertentangan
dengan aturan-aturan Islam.Barang haram (seperti minuman
keras, babi, dll.) serta jasa
8 Masudul Alam Choudhury, Contributions
to Islamic Economics Theory. New York: St.
Martin’s Press, 1989, p. 8 – 19.
9 Ibn Rusyd al- Hafid, Bidayatul Mujtahid
wa Nihayatul Maksud . Darul Fikr, hal. 166
10 Ala’ Eddin Khorafa, Op. Cit. , p. 149
terlarang (seperti pencurian,
pembunuhan) tidak dapat di-ijârah-kan. Demikian pula dengan
pembayaran ijârah (ujrah) juga
mengikuti aturan ini.11
3. Utilitas (nilai manfaat) barang
atau jasa yang di-ijârahkan harus
riil / nyata. Jika utilitas tersebut
belum eksis pada saat kontrak, ia
harus tetap riil.
وقفاإلجارافوالمنافع
غررذالفكامعدومةالعقد
ونحیخللمبیومن
معدومكانواانھ:نقول
حافى
فھ
مس وفا
12
Utilitas barang ataupun jasa
bisa saja tidak eksis pada saat
kontrak, namun untuk menjaga
agar transaksi tersebut tidak
bersalin rupa menjadi gharar ,
maka keberadaan prasyarat
(condition) merupakan sebuah
keharusan. Adapun prinsip
hukumnya adalah:
ما
جازاستیفاؤ
جاالشر
ا
ستیفاؤ
األج
Keberadaan prasyarat
(condition) dalam transaksi
ijârah ini dapat kita lihat padatransaksi ijârah yang
11 Ulama sepakat akan kebolehan (ibahah)
ijârah rumah, hewan, manusia. Namun,
ulama berbeda pendapat dalam ijârah
tanah, air, muadzin, guru ngaji. Lihat
Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul
Maqsud , hal. 149.
12 Ibn Rusyd, Op Cit.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 130/179
dicontohkan oleh Rasul Allah
dari hadits-hadits berikut :
رسواستأج:عائشعن
كوأ وسعلیصلى
یھاالدیلنمرجال
كفادیعلوھخریتا
راحلتیھمالیفدفقریش
لیاثالعثوغاواعده
براحلتیھما
)صحی
ال خار
(الن ماأن:جا عن
الظھروشربعیروسلعلیھ
صحی(المدینة
ال خار
(
B. Ijârah dan Leasing
Dalam konteks transaksi
ekonomi, perbedaan ijârah dengan
jual beli terletak pada hak
kepemilikan dan hak penggunaan.Pada ijârah, yang diperjualbelikan
adalah sebatas hak penggunaan
barang ataupun jasa, sedangkan hak
kepemilikan atas barang ataupun
keahlian terkait tetap berada di
tangan pemilik (Mujir). Karena itu,
kita dapat menyimpulkan bahwa
meskipun ada kemiripan, ijârah
bukan jual beli.
Masalahnya adalah ketika
kita dihadapkan dengan
menjamurnya aktifitas bisnis
kontemporer yang disebut dengan
leasing. Aktifitas ini relatif sangat
popular dan akan terus berkembang
di masa-masa mendatang. Di negara
maju, utamanya di negara-negara
yang penghasilan penduduknya jelas13, leasing yang ditawarkan
berbagai perusahaan pembiayaan
(Finance Company ), baik bank
maupun non bank menjadi pilihan.
Ketika penghasilan seseorang setelah
dikurangi berbagai biaya, termasuk
asuransi, masih menyisakan ruang
yang memadai untuk membayar
angsuran rumah, mobil, dan lain-lain,
maka orang tersebut akanmengambil opsi leasing ini.14
Sebab, kalkulasi sederhana terhadap
pembelian dengan prosedur leasing
ini sangat ringan jika dibandingkan
dengan nominal yang harus ia
keluarkan jika ia menyewa dalam
jangka waktu tertentu dan kemudian
membelinya. Tabel berikut ini
memberikan gambaran kasar yang
cukup memadai bagi kita.
13 Karena biaya dan gaya hidup lebih
ditentukan oleh penghasilan tetap bukan oleh
penghasilan tambahan yang bersifat min
haytsu la yahtasib.
14 Di tahun 2005 ditargetkankan oleh
Asosiasi Finance Companies? 49%
pembelian kendaraan di Indonesia
menggunakan jasa perusahaan-perusahaan
pembiayaan ini (leasing).
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 131/179
ILUSTRASI KEUNTUNGAN LEASING
KASUS HONDA JAZZ 2004HARGA CASH Rp 139.000.000,-
No Jenis
Transaksi
Sewa
Harian
Perkiraan
Harga Jual
5 th yad.
Total yg hrs dibayar
untuk memiliki
5 th yad.
Pengguna
Pertama
1
2
Leasing
Biasa (Non
Leasing)
128.000
300.000
60.000.000
100.000.000
188.000.000
424.000.000 + BBN
Diri Sendiri
Tidak Jelas
Dari tabel di atas, kita dapat melihat
bahwa selain lebih murah, kualitasmobil yang dibeli dengan cara
leasing juga lebih terjamin karena ia
sendiri yang menggunakan dan
merawat mobil tersebut sejak buka
bungkus (brand new ). Hal yang
serupa akan lebih sulit diperoleh jika
ia membeli mobil bekas (second )
sebab calon pembeli tidak tahu
dengan pasti bagaimana penggunaan
dan perawatan kendaraan terkaitoleh pengguna / pemilik pertama.
Dengan kata lain, skema leasing lebih
menarik bagi calon pembeli daripada
ia menyewa mobil selama lima tahun
dan kemudian di tahun 2009
membeli mobil second (bekas).
Istilah teknis ekonomi syari’ah untuk
leasing adalah بالتملیلمنتھیالجارة
atau الیجارلبیع
. Dalam konteks ini,ijârah yang pada dasarnya
merupakan aktifitas bisnis biasa
seperti jual beli hak guna atas barang
ataupun jasa dalam prakteknya
dapat mengarah kepada pembiayaan
untuk pembelian hak guna (sewa),
sekaligus pembelian barang terkait
secara berangsur. Karena itu, البیع
االیجاري
kadang diterjemahkandengan Sewa Beli. Terjemah ini
perlu dicermati karena jika tidak
dikawal dapat menjebak praktek البیع
االیجاري mengimitasi atau minimal
mencampur antara praktek bisnis
yang diperbolehkan البیع dan االجارة
dengan yang dilarang تلبیس
بالباطالح
oleh syari’ah. Sewa menyewa
diperbolehkan dalam syari’ah,
demikian pula jual beli. Akan tetapi,bagaimana dengan penggabungan
antara keduanya? Apakah
penggabungan ini tidak masuk dalam
kategori dua akad dalam satu
transaksi?
Karena itu, minimal ada dua
persoalan yang perlu diurai (tahlil )
pada al- Ijarah al- Muntahiyah bi t-
Tamlik, yakni masalah jual beli kredit( التقسیبیع ), pertambahan nilai harga
jual dan masalah bercampurnya dua
transaksi dalam satu akad.
a. Ijarah dalam Skema Jual Beli
Kredit )لتقسیبی(
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 132/179
Pada jual beli kredit, ulama masih
mempermasalahkan hukumtransaksi ini berdasarkan banyak
nash, di antaranya:
73. Yahya menyampaikan kepada
dari Malik bahwa ia telah
mendengar seseorang berkata
kepada yang lain: “Beli langsunglah
onta ini untukku sehingga aku dapat
membelinya darimu secara kredit.
74. Yahya menyampaikan kepadakudari Malik bahwa ia telah
mendengar bahwa al-Qasim ibn
Muhammad ditanya tentang
seseorang yang membeli barang-
barang seharga sepuluh dinar secara
tunai atau lima belas dinar secara
kredit. Ia tidak membenarkannya
dan melarangnya.1
Senada dengan di atas, Rafiq Yunusal-Mishry menyatakan:
ودقیقحكیمتفریقالفقھافروقد
جاوبیفاجازواالجبیبین
الا
ه وم
رحفیاحتوعبلایببجالا
جالبیوصوال
الالفدیاھقفلا
ذفعلولفانھالبیعیتحریالي
كثیرأنشطةتجاریلحرملك
مفیدة
2
1 Imam Malik ibn Anas, Al Muwatta:
Kumpulan Hadis dan Hukum Islam Pertama.
Aisha bint Abd. Rahman Dewley. Terj. Dwi
Surya Atmaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 1999, hal. 367.
2 Rafiq Yunus al Mishry, Bay’u t - Taqsith,
Op. Cit., hal. 59.
Dengan kata lain, Yunus al Mishry
menyatakan bahwa jual beli kredittelah diharamkan oleh para ahli Fiqh.
Akan tetapi, kita perlu membedakan
secara tegas antara terminologi jual
beli dengan pembayaran yang
ditunda dan jual beli kredit. Bay'Jual
beli tunda ( LjƄƾƵǚ Bay’u Ajal adalah jual beli yang
setelah syarat dan rukunnya
terpenuhi --karena sesuatu dan lainhal-- pembayarannya dilakukan pada
waktu lain.
روي
الشیخا
صل◌رسوأن
هللا
علی
سور شام
یھود
أجال)شعیرروایوف(طعاما
وف(
روای
:بنسیئ
(ورھن
درع
3:101186البخار.حدیملھ
مسلم
4:123
Pada hadits di atas, Rasul
Allah menunda pembayaran tapi
sebagai jaminan atas
pembayarannya, beliau
menjaminkan baju besinya. Dalam
artian, ada barang yang dijaminkan
sebagai ganti pembayaran tunai.
Selain itu, kuantitas, kualitas barang
yang dibeli ataupun dijaminkan,
serta kejelasan waktu pembayaran
juga dipersyaratkan.
:وسعلیصقال
فسمن
شی
فف
كی
معلوم
روا.معلوأجالمعلوموزن
3:111البخاري
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 133/179
Tapi, apakah kedua
terminologi ini identik dengankredit ( )ƔNJƄƬҚƵǚ ?
Sedangkan jual beli kredit adalah jual
beli yang pembayarannya dicicil
secara berkala, sesuai dengan
kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Dalam banyak kasus, jual
beli kredit tidak mempersyaratkan
barang jaminan selain kredibelitas
(kemampuan mencicil) calon
pembeli menurut penilaian penjual.
Rafiq al-Mishry menyatakan bahwa
kedua jenis transaksi ini identik,
karena itu status hukumnya juga
identik:
مؤجبیوھ(النسیئبیوجواز
التقسیطبیجوایعن)الثمن
الثمنمؤجبیعالیالبیھذا
غایة
م
فی
أن
ثمن
أقساطامقس
قسلكل
منھ
.معلوأج3
Dasar dari argumen al Mishry
adalah pengaturan waktu
pembayaran kepada beberapa
tahapan, dan setiap tahap sudah
ditentukan serta sudah disepakati
nominalnya. Al-Mishry
menambahkan bahwa pada التقسیبیع
tidak ada yang merugi; kedua belah
pihak memperoleh keuntungan:
ویعدمبیعاتھفیزیفالبائ.1
نقدفیبیالتوسیقیةأسالیبمن
ویستفی.وتقسیطا
حاف
3 Ibid.
ألجالثمزیادمالتقسیط
التقسیط
.
علصوالیستطیوالمش ر.2
،ةعلسلاا م سالاوھكالھتسابأ
استعمالھا
أقب
دخلیمكنھ
أ
أمبدوھ.ذالمثروتھ
خرثم
دیرتشی
باالنقد
فان
السلعفیتعجبالتقسیطیشتري
د
دسیوموجناھنمث=)طاسقأ.(4
Dengan kata lain, prosedur
pembayaran dalam jual beli kredit
secara prinsipil relatif tidak berbeda
menurut Al- Mishry. Karena itu, al
Mishry melegalkan jual beli kredit.
Permasalahannya sekarang
adalah bagaimana dengan eksistensi
dan fungsi barang jaminan? Apakah
kredibelitas calon pembeli, baik
berdasarkan penghasilan tetap (gaji)
ataupun penghasilan asumtif
(menurut asumsi) penjual dapat
menggantikan eksistensi dan fungsi
barang jaminan sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasul SAW?
b. Leasing dan Murabahah
Praktek al- Ijârah al-
Muntahiya bi t- Tamlik kadang
menggunakan prinsip al- Murabahahyang pembayarannya dicicil. Namun
yang perlu diperhatikan adalah
murabahah per definisi merupakan
dua jual beli beruntun yang di
dalamnya ada titik yang memisahkan
4 Ibid, hal. 15-16.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 134/179
antara jual beli pertama dan jual beli
kedua. Karena itu, jual beli keduaharus berlangsung setelah nasabah
menerima barang dan mengajukan
penawaran. Jika penawaran tersebut
diterima oleh institusi / orang
pembeli pertama sekaligus penjual
kedua, barulah jual beli murabahah
ini berlangsung.
Berbeda dengan di atas,
leasing company sebagai pembelipertama dan penjual kedua telah
melakukan transaksi dengan
nasabah sebelum barang diterima
nasabah. Dengan demikian, amat
sulit bagi praktek leasing untuk
menghindari larangan dua jual beli
dalam satu transaksi من(
عقدی
قف
)واحد . Jerat shari’ah lainnya untuk
leasing adalah future sale بی(
)االج
yang tidak memperhatikanketentuan shari’ah, antara lain
jaminan atas pembayaran, kejelasan
kuantitas dan kualitas harga serta
barang pada saat transaksi.
Disamping itu, prinsip dasar dalam
shari’ah adalah seseorang tidak
dapat menuntut keuntungan jika ia
tidak menanggung resiko dari barang
yang status kepemilikannya tidak di
tangannya. Jadi, harus adapenerimaan dan penawaran baru
setelah barang diterima oleh
nasabah.
Masalah lain yang lebih pelik
adalah, future sale dalam االیجارالبیع
itu sendiri sebab bagaimana mungkin
akan muncul at- tarâdhy atas harga
jika keadaan / kondisi barang baru
dapat diketahui di akhir masa ijârah(sewa)? Oleh karena itu, transaksi
yang dapat dilakukan dalam konteks
ini adalah transaksi ijârah plus janji
jual beli. Janji jual beli setelah masa
ijârah ini berakhir dapat mengikat
kedua belah pihak, namun
penentuan harga perlu ditunda
untuk disesuaikan dengan kondisi
barang nantinya. Meskipun
demikian, idealnya janji ini tidakmengikat pihak pembeli.5
c. Pertambahan Harga )لثمزیاد(
Di mata umat, pertambahan
harga dalam pembayaran tunda
ataupun kredit merupakan persoalan
yang paling mengemuka. Sebab,
bagi mereka, pertambahan harga ini
identik dengan sistem ekonomi Barat
yakni interest / usury (bunga).Terminologi Barat dan Indonesia ini
bertentangan dengan prinsip bahwa
uang hanyalah alat tukar, ia tidak
bisa bekerja sendiri untuk
menghasilkan uang. Uang tidak bisa
berbunga uang. Prinsip kontemporer
« Don’t work for money, let’s the
money works for you »
bertentangan dengan keharusan
kasab (bekerja) dengan konsekuensi jaza’ duniawy dan ukhrawy bagi
manusia. Selain itu, sistem bunga
dalam tradisi ekonomi juga berpihak
pada kelompok pemilik modal.
5 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.
27/DSN-MUI/III/2002 tentang AL-IJARAH
AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK
tanggal 28 Maret 2002.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 135/179
Sistem ini menyengsarakan
kelompok miskin yang selain harusbekerja keras, juga harus
berspekulasi dengan untung-rugi.
Jika memperoleh keuntungan, maka
sebagian dari keuntungan tersebut
harus diberikan kepada pemilik
modal. Ironisnya, jika mendapat
kerugian dalam aktifitas bisnisnya,
pemilik modal harus tetap
memperoleh keuntungan. Oleh
sebab itu, sistem ini bertentangandengan prinsip keadilan dan
menindas kaum pekerja yang miskin.
Dalam lingkup antar negara, kondisi
APBN yang hampir 2/3nya digunakan
untuk membayar hutang berikut
bunganya juga menjadi bukti
ketidak-adilan sistem ini.
Ketidak-adilan sistem bunga
seperti diungkap di atas seakan telahmewakili pandangan Islam, tapi
bagaimana jika interest rate-nya
rendah? Bagaimana jika prosentase
bunga dan praktek peminjamannya
tidak menyengsarakan bahkan
menguntungkan? Bagaimana jika
yang meminjam bukan orang miskin
yang tertindas, tapi para pengusaha
cerdas dan trampil yang dengan
pinjaman tersebut justru dapatmelipatgandakan keuntungan bagi
dirinya?6
Pertanyaan-pertanyaan ini
perlu dijawab oleh mereka yang
6 Bandingkan antara interest rate di negara
maju yang kisarannya 1% - 3% per tahun
dengan bagi hasil 30% - 40% per transaksi?
perduli dengan pengembangan
ekonomi syari’ah. Kalau tidak,sinyalemen yang menyatakan bahwa
ekonomi syari’ah lebih eksploitatif
dibandingkan ekonomi konvensional
akan memenangkan pertarungan
image publik. Kalau ini sampai
terjadi, maka kehadiran lembaga-
lembaga keuangan syari’ah akan
menjadi blunder bagi dakwah dan
syi’ar Islam di masa mendatang.
Satu hal yang perlu
dikemukakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas
adalah klarifikasi terminologis.
Ekonom muslim perlu untuk
mengemukakan bahwa dalam
mu’amalah iqtishadiyah terdapat
pembedaan yang tegas antara
pinjaman dan bisnis. Filosofi
pinjaman dan sinonimnya hutangadalah bantuan. Karena itu, spirit
dari mu’amalah ini adalah si mampu
memberikan pertolongan kepada
yang kurang mampu. Ketika yang
kurang mampu tidak dapat
mengembalikan pinjamannya, maka
ia berhak atas pertolongan lanjutan.
Firman Allah dalam surah al-Baqarah
ayat 280 sebagai berikut: ذكاوان
الفنظرعسرة
میسر
قووأ
دصت
خی
الك
280البقر(تعلموكن م
Prinsip di atas berlaku umum.
Kapitalis sekalipun merumuskan
kebijakan bertingkat untuk
penyelesaian hutang/kredit macet
(Non Performing Loan), dari
pengurangan bunga, penghapusan
bunga, pemotongan pokok dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 136/179
penghapusan bunga (hair cut),
sampai kepada penghapusan hutang.Artinya, tidak satupun manusia,
apapun isme ekonominya yang
dapat membantah kebenaran Ilahi
(logika hutang-piutang) ini. Oleh
karena itulah, pemberian pinjaman
atau hutang termasuk dalam
perbuatan baik األعمال
الخیری .
Perbuatan baik ini akan tercemar jika
si pemberi hutang memaksa atau
menekan penghutang yang tidakmampu.
Sebaliknya, modal yang
dikeluarkan atau diberikan untuk
kepentingan bisnis tidak dapat
diterjemahkan kepada دین sebab
filosofinya berbeda. Motif transaksi jenis ini adalah profit (keuntungan)
yang oleh Islam didefinisikan sebagai
investasi mudharabah, musyarakah
atau murabahah. Koreksi yang
diberikan oleh Islam kepada sistem
kapitalisme, khususnya pembiayaan,
adalah logika bisnis yakni
kemungkinan untung dan rugi.
Dengan kata lain, Profit and Loss
Sharing (PLS) mestinya adalahsebuah kebenaran yang berlaku
universal, lintas agama dan lintas
budaya … !العظیصدق
Daftar Pustaka
Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary .
Maryland: Amana Corporation, 1989.Ala’ Eddin Khorafa, Transactions in Islamic Law . Kuala Lumpur: AS
Noordeen, 1997.
Ibn Qodamah, al- Mughni , vol. 5, p. 432 dalam Ala’ Eddin Kharofa,
Transactions in Islamic Law . Kuala Lumpur: AS Noorden, 1997.
Ibn Rusyd al- Hafid, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Maksud . Beirut:Darul
Fikr.
Imam Malik ibn Anas, Al Muwatta: Kumpulan Hadis dan Hukum Islam
Pertama. Aisha bint Abd. Rahman Dewley. Terj. Dwi Surya Atmaja. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1999.
Masudul Alam Choudhury, Contributions to Islamic Economics Theory . NewYork: St. Martin’s Press, 1989.
Rafiq Yunus al-Mashry, Bay-ú t- taqsît : Tahlîl Fiqhy wa Iqtishady . Beyrut : Dâr
Syam, 1997.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 137/179
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP FAKTOR PRODUKSI ALAM
Oleh: Enceng Iip Syaripudin
Pendahuluan
Ekonomi tidak terlepas dari
kegiatan produksi, distribusi, dankonsumsi, ketiga kegiatan tersebut
merupakan elemen- elemen penting
dalam ekonomi yang saling terkait
dan tidak bisa jalan sendiri- sendiri,
kalau ada produksi pasti akan ada
distribusi juga konsumsi, begitupun
sebaliknya.
Faktor- faktor produksi dapat
dibedakan menjadi 4 macam: alam,
tenaga kerja, modal, dan organisasi.1
Produksi yang baik dan berhasil ialah
produksi yang dengan menggunakan
4 faktor tersebut, bisa menghasilkan
barang sebanyak- banyaknya dengan
kualitas semanfaat- manfaatnya.2
Faktor Produksi Alam
Faktor alam meliputi bumi
dengan segala isinya, baik itu berupa
barang- barang mineral maupunkemampuanya menghasilkan
1 Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi
Islam (terj), Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf,
Yogyakarta, hal. 193-314
2 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),
Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara
Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.
70
produksi pertanian, dan juga
meliputi segala isi bumi yang berupa
energi, seperti minyak, batu bara, airterjun dan lain- lain, laut dengan
segala isinya dan seterusnya.
Qur’an telah mengajak semua
manusia melirik kepada hubungan
antara dia dengan faktor produksi
yang satu ini. Faktor alam ini
sebenarnya telah ditundukkan dan
dipercayakan kepada manusia untuk
memakmurkannya, dan qur’an
menyuruh manusiamemanfaatkanya, dan diterangkan
pula olehnya bagaimana cara yang
terbaik untuk mengeksploitirnya,
serta batas-batas yang harus
dipatuhi manusia, agar supaya
produksi bisa dilakukan dengan cara
yang paling sempurna.
Tugas Dan Fungsi Manusia Terkait
Dengan Faktor Produksi AlamFirman Allah dalam surat al-
Baqarah ayat 30:
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 138/179
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat:
“sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka
bumi.” Mereka berkata: “mengapa
Engkau hendak menjadikan
(khalifah) dibumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memujiEngkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”
Dalam surat al An’am ayat 165 Allah
juga berfirman:
“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu
penguasa- penguasa di bumi, dan Dia
meninggikan sebagian kamu atas
sebagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang
apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia
maha pengampun lagi maha
penyayang.Jadi seluruh anak cucu Adam
adalah khalifah-khalifah Allah di
bumi ini. Dan Allah yang telah
menciptakan alam semesta ini,
sebenarnya telah menundukkan
alam agar berkhidmat kepada
manusia, dan Dia juga telah
mengangkat manusia menjadi
penguasa alam, dengan dianugerahi-
Nya mereka indera dan akal fikiran,yang memungkinkan mereka untuk
bisa memanfaatkan kekayaannya.
Mandat yang diberikan Allah
kepada manusia mengenai bumi ini,
tujuannya ialah agar dia
memakmurkan alam, sebagaimana
firman Allah dalam surat Hud ayat
61:
“Dia telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya.”
Jadi batasan Islam mengenai
hubungan manusia dengan alam
adalah sebagai berikut:
1. Manusia adalah khalifah Allah
pada alam.
2. Oleh Allah alam ditundukkan
kepada manusia.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 139/179
3. Allah menyuruh manusia
berupaya dan bekerja untukmengeksploitir alam yang telah
ditundukkan-Nya kepada
manusia sesuai dengan batasan
yang telah ditentukan dalam al-
Qur,an dan sunnah.3
Islam Dan Hak Milik
Allah menghalalkan hak milik
dalam dalam batas-batas kedudukan
manusia sebagai khalifah dan wakil-Nya. Allah menghalalkan hak milik
khusus maupun hak milik umum, dan
penghalalan ini ditegaskan oleh
Qur’an dan Sunnah. Allah SWT dalam
hal ini mendukung hamba- hamba-
Nya dalam soal kepemilikan sesuatu
yang ada di bumi, sebagaimana
firman- Nya dalam Q.S. Yaa- siin ayat
33- 35 yang artinya:
“Dan sesuatu tanda (kekuasaan Allahyang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi
itu dan kami keluarkan dari padanya
biji-bijian, maka dari padanya
mereka makan. Dan kami jadikan
padanya kebun-kebun kurma dan
anggur dan kami pancarkan padanya
beberapa mata air, supaya mereka
dapat makan dari buahnya, dan dari
apa yang diusahakan oleh tanganmereka. Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?”
Dengan tegas Allah menetapkan
bahwa bumi ini Dia wariskan dan Dia
jadikan sebagai hak milik,
3 Ibid, 74
sebagaimana firman- Nya dalam Q.S.
al- Ahzab ayat 27 yang artinya:“Dan Dia mewariskan kepada kamu
tanah- tanah, rumah-rumah, dan
harta benda mereka, dan (begitu
pula) tanah yang belum kamu injak.”
Hak milik mereka sebelum Rasulullah
tetap diakui, adapun orang yang kafir
terhadap Islam dan terhadap
peraturan yang diturunkan Allah,
Rasulullah disuruh-Nya memerangi
mereka, sehingga mereka mau diatursesuai dengan Sistem Allah. Didalam
Surat at-Taubah ayat 29 Allah
berfirman:
“Perangilah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allkah dan tidak
(pula) kepada hari kemudian, dan
mereka tidak mengharamkan apa
yang telah diharamkan oleh Allah
dan Rosul-Nya dan tidak beragama
dengan agama yang benar (agamaAllah), yaitu (orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka,
sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh, sedang mereka dalam
keadaan tunduk.”
Tetapi, Allah dan Rasul-Nya juga
tetap mengakui hak milik orang
dzimmi atas tanah mereka, bila
mereka mau membayar jizyah dan
pungutan “kharaj”.Orang- orang Anshor di Madinah
adalah para pemilik tanah dan
kebun. Ibnu Majah dengan sanad
dari Ibnu Abbas telah mengeluarkan
sebuah hadist: Bahwasanya Jamilah
binti Salul pernah datang menemui
Nabi SAW lalu berkata: “saya tidak
mencela Tsabit tentang agama
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 140/179
maupun ahlaknya, tetapi saya tidak
menyukai kekafiran dalam Islam,saya tidak tahan dengan Tsabit
karena benci.” Tanya Nabi SAW
kepadanya: “maukah kamu
mengembalikan kebunnya
kepadanya?” rupanya ketika Jamilah
kawin dengan Tsabit, kebun itu
menjadi maskawinnya.4
Dari hadist diatas, jelaslah bahwa
para sahabat Nabi, baik lelaki
maupun perempuan, mereka samamemiliki tanah dan bercocok tanam.
Cara Memperoleh Hak Milik
Dalam Islam hak milik bisa
diperoleh dengan jalan bekerja dan
jalan lain yang telah ditapkan syara.
Dari Urwah bin Az- Zubair, dari
Aisyah, r.a, bahwa Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa yang
memakmurkan sebidang tanahbukan milik seseorang, maka dialah
yang lebih berhak memiliki tanah
itu.”5
Dan dari Sa’id bin Zaid, r.a, dari Nabi
SAW: “Barang siapa yang
menghidupkan tanah mati maka
tanah itu menjadi miliknya.”6
Adapun jalan lain yang telah
ditetapkan syara diantaranya dengan
jalan pewarisan, dan dengan semuaakad- akad pemindahan hak milik,
4 Ibid, hal. 78
5 Bulughul Maram, hadist no. 941,
diriwayatkan oleh bukhori
6 Ibid, hadist no. 942, diriwayatkan oleh Abu
Daud, Nasa’I, di anggap hasan oleh at-
Tirmidzi
seperti penjualan, pemberian,
wasiat, dan lain- lain.
Islam Alam Dan Produksi
Prinsip fundamental yang
harus selalu diperhatikan dalam
proses produksi adalah prinsip
kesejahteraan. Konsep kesejahteran
ekonomi islam terdiri dari
bertambahnya pendapatan yang
diakibatkan oleh meningkatnya
produksi dari hanya barang-barangyang berfaedah melalui
pemanfaatan sumber-sumber daya
secara maksimum.7 Allah Ta’ala
telah menciptakan alam dan
menaklukkan segala isinya yangberisi
bermacam- macam nikmat dan
kekayaan yang tiada hingga
banyaknya untuk manusia,
sebagaimana firman Allah dalam
Q.S. Ibrahim ayat 32-34 yang artinya:“Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menurunkan air
hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagi buah-buahan menjadi rezeki
untukmu; dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu,
supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus-menerus beredar(dalam
orbitnya); dan telah menudukkan
7 Mannan Moch. Abdul, Ekonomi Islam
Teori dan Praktek (trj), P.T. Dana Bakti
Primayasa, Yoyakarta, hal. 52- 74
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 141/179
bagimu malam dan siang. Dan Dia
telah memberikan kepadamu(keperluanmu) dari segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah kamu dapat
menghinggakannya.”
Diantara nikmat-nikmat tersebut
merupakan kebutuhan hidup
manusia, ada yang bisa diperoleh
dengan cuma- cuma karena
jumlahnya yang tidak terbatasseperti udara, sehingga tidak
dikategorikan sebagai faktor
produksi, dan ada yang harus
didapatkan dengan jalan usaha.
Faktor produksi ini meliputi nikmat-
nikmat Allah, yang untuk
memperolehnya perlu usaha. Yaitu
alam yang lazimnya diperlukan untuk
menghasilkan barang-barang yang
menjadi bahan pemenuhankebutuhan-kebutuhan pokok
maupun yang bukan pokok dari
penghidupan manusia, seperti
halnya tanah yang kita injak.
Hak Milik Pribadi Dan Batasanya
Islam menetapkan hak
pemilikan pribadi atas harta benda,
melalui pemilikan yang disahkan
oleh hukum syara. KonsekwensinyaIslam juga membuat peraturan untuk
melindungi hak tersebut dan
hukuman bagi yang melanggar hak
tersebut.8 Memiliki tanah
8 Quthb Sayyid (tt), Keadilan Sosial Dalam
Islam (trj), Penerbit Pustaka, Bandung, hal
142
dibolehkan dan diakui oleh Allah,
dan dijadikan- Nya sebagai hak,dimana tak seorangpun dibenarkan
menyerobot sebidang tanah milik
orang lain tanpa alasan- alasan syara
seperti penjualan, atau pemberian
(hibah), atau pewarisan, atau alasan
syara yang lain yang sesuai dengan
al- Qur’an dan Sunnah. Dalam Q.S.
an- Nissa ayat 32 Allah berfirman:
“…laki- laki berhak memiliki hasil
usaha mereka, dan perempuan juga
berhak memiliki hasil usaha mereka
pula…”
Allah juga mengancam orang yang
mengambil hak orang lain
sebagaimana firman- Nya dalamsurat al- Maidah ayat 38:
“Pencuri laki- laki maupunperempuan potonglah tangannya,
sebagai balasan atas perbuatan
mereka, sebagai peringatan dari
Allah…”
Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa Islam mengakui
kepemilikan tanah sebagai salah satu
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 142/179
faktor produksi, oleh perseorangan
ataupun oleh masyarakat, danmembelanya dari pelanggaran orang
lain, hanya saja ada koridor- koridor
yang harus dipatuhi dalam al- Qur’an
dan sunnah.
Hak milik menurut Islam tidak lain
adalah merupakan suatu tugas sosial
dalam batas- batas kedudukan
manusia sebagai khalifah Allah pada
milik- Nya. Dan bahwa Allahlah
pemilik yang sebenarnya dari segalaisi bumi dan langit, sesuai dengan
firman- Nya dalam Q.S. al- Baqarah
ayat 107:
“Tidakkah kamu mengetahui bahwa
kerajaan langit dan bumi adalah
kepunyaan Allah?”
Dengan diangkatnya manusia
menjadi khalifah Allah, berarti
manusia wajib memelihara apa yang
dalam hematnya patut dipelihara,
dan khususnya perintah- perintah
Allah.Perintah- perintah itu tidak lain
adalah untuk kebaikan manusia juga,
dan merupakan kontrol terhadap
naluri yang terdapat pada diri
manusia, yang selalu ingin memiliki
(gharizah hubbut tamalluk). Adapun
perintah- perintah dan hukum-
hukum yang merupakan kontrol
baggi pemilik tanah sebagai salahsatu faktor produksi antara lain
adalah:
1. Bekerja dan membangun sarana
produksi, adalah salah satu cara
untuk memiliki tanah mati yang
dibolehkan syara, yaitu tanah
yang belum menjadi milik
seseorang, sebagaimana sabda
Nabi: “Barang siapa
menghidupkan tanah mati, makatanah itu menjadi miliknya”
Imam Bukhori juga
meriwayatkan dari Urwah, dari
Aisyah, r.a. bahwa Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa
memakmurkan sebidang tanah
yang tidak ada pemiliknya, maka
dialah yang lebih berhak memiliki
tanah itu.”
2. Bagi orang yang inginmenghidupkan tanah, Nabi
membatasinya sampai 3 tahun.
Apabila dalam masa 3 tahun itu
ia dapat menghidupkanya, maka
tanah itu menjadi miliknya. Tapi
kalau tidak, maka haknya dicabut
kembali untuk dihidupkan
kembali oleh orang lain.
Sebagaimana sabda Nabi: “Bagi
orang yang (hanya) bisamemagari (tanah), dia tidak
berhak (memilikinya) setelah 3
tahun.”
3. Memerangi sifat rakus yang
terdapat pada para pemilik, yaitu
dengan diwajibkanya zakat atas
hasil bumi (pertanian), sesuai
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 143/179
dengan firman- Nya dalam Q.S.
al- An’am ayat 141:“Dan Dialah yang menjadikan
kebun- kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung,
pohon kurma, tanam- tanaman
yang bermacam- macam
buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya)
dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang
bermacam- macam itu) bila diaberbuah, dan tunaikanlah haknya
di hari mememetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada
fakir- miskin), dan janganlah
kamu berlebih- lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang- orang yang
berlebi- lebihan.”
Hak milik itu tidak bisa diperoleh
dengan jalan merampas, menipu,dan mmelakukan kecurangan.
Sebagaimana khutbah Nabi pada
waktu haji wada: “Sesungguhnya
darahmu, harta bendamu dan
kehormatanmu sekalian, adalah
haram atas kamu (wajib kamu
muliakan) sampai kamu menemui
Tuhanmu (mati), seperti kemuliaan
harimu ini, di negerimu ini.
Perhatikanlah, bukanlah pernah akusampaikan?”
Adapun cara-cara yang sah, yang
bisa dipertanggungjawabkan
menurut Sistem Islam, untuk
memperoleh hak milik atas tanah,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kerja
2. Pelimpahan hak dengan jalan
pewarisan atau wasiat3. Akad-akad pemindahan hak milik
yang sah dengan macam-
macamnya, seperti penjualan
dan pemberian (hibah).
Menghidupkan tanah mati
merupakan kerja, karena butuh
usaha untuk menghidupkan tanah
itu. Tanah bisa dianggap mati apabila
bukan milik seseorang atau
masyarakat. Tanah seprti itu bolehdibangun untuk ditanami atau
dimanfaatkan untuk bangunan atau
dijadikan asrama tentara, atau
dijadikan daerah pertambangan
untuk dikeluarkan hasil tambangnya
dan seterusnya. Maka sebagian Ahli
Fiqih (fuqoha) menyebutkan tanah
itu harus jauh dari keramaian dan
belum ada yang memanfaatkannya.
Oleh sebab itu kalau ada sebidangtanah yang belum dimanfaatkan,
terletak di suatu tempat, tanah itu
menjadi milik siapa pun yang bisa
menghidupkannya dalam tempo tiga
tahun sejak ditemukannya. Demikian
menurut ijma para Fuqoha.
Dr. Al-Assal dan Dr. Abdul Karim
dalam buku mereka berdua, yang
telah kami tunjukkan di atas,
bertanya-tanya, apakah hak milikatas tanah mati itu dipersyaratkan
pula izin dari pemerintah untuk
menghidupkannya? Kemudian kata
mereka:
Asy-Syafi’i, Ahmad, Abu Yusuf dan
Muhammad, dengan berpegang
kepada nash-nash yang keluar dari
Rasulullah SAW, bermadzhab bahwa
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 144/179
untuk menghidupkan tanah mati
tidak perlu izin dari pemerintah(imam).
Dan hanya Abu Hanifah seorang,
yang bermadzhab perlunya izin dari
pemerintah. Untuk ucapannya itu,
Abu Hanifah beralasan bahwa
pemerintah berhak ikut campur
memikirkan hal itu, yakni tentang
menghidupkan tanah. Dengan alasan
bahwa orang yang telah menemui
sebidang tanah mati, tapi tidak bisamenghidupkannya, maka
pemerintah berhak menuntut dia
untuk menghidupkannya atau
meninggalkannya.
Menurut Dr. Al- Assal dan Dr. Abdul
Karim dalam buku “An- Nizhamul
Iqtishadi fil Islam” bahwa karena
terjadinya kerusakan di kalangan
masyarakat kini, maka pendapat
Imam Abu Hanifahlah yang lebihpatut diikuti. Karena dalam sooal
pemilikan tanah lebih mungkin
terjadi perselisihan dan perebutan.
Dalam pandangan mereka berdua,
bahwa Abu Hanifah dengan
pendapatnya itu tidak menolak dan
tidak merubah sunnah Nabi maupun
hukumnya, tapi justru mengatur
pelaksanaanya, dan mmenjaga
jangan sampai terjadi perselisihandan perebutan diantara sesama
umatt Islam.9
Hak milik juga dapat diperoleh
dengan cara menyelenggarakan
9 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),
Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara
Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.
89- 94
akad- akad pemindahan hak, seperti
akad pembelian, pemberian, wasiatdan lain- lain. Akad- akad tersebut
wajib disertai dengan ijab kabul
(serah terima) menurut syara dan
tidak boleh disertai dengan cacat-
cacat yang bisa merubah akad.
Hak Milik Umum Dan Batasanya
Hak milik umum maksudnya
pemilikan seluruh masyarakat atas
suatu harta untuk kemanfaatanumum, yang bisa dimiliki secara
umum. Misalnya negara, memiliki
perusahaan-perusahaan yang banyak
serta aset lainya, yang hasil
usahanya diperuntukan bagi
masyarakatnya, salah satu
contohnya adalah tanah. Tanah
adalah termasuk obyek dari hak milik
umum.
Sebagai contoh, Rasulullah SAWpernah mensuakakan tanah Naqi
dan dijadikan untuk melepas kuda-
kuda semua kaum muslimin. Khalifah
kedua, Umar bin Al-Khaththab juga
pernah mensuakakan tanah
Rubdzah. Rumputnya khusus untuk
ternak kaum muslimin yang fakir-
fakir. Mereka boleh
menggembalakan ternak mereka di
sana. Seperlima dari tanah Khaibar
yang khusus untuk Rasulullah di
garap oleh orang Yahudi dengan
perjanjian beliau mendapat separoh
dari hasilnya, oleh Rasulullah hasil itu
dibelanjakan kepada keluarganya,
kerabat-kerabatnya dan kaum
muslimin. Dan setelah Rasulullah
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 145/179
wafat, oleh Abu Bakar hasil tersebut
dimasukkan ke dalam Baitulmal(perbendaharaan negara), sebagai
pelaksanaan hadits Rasul SAW:
“Kami segenap nabi-nabi tidak
diwarisi (harta kami). Sedang
peninggalan kami menjadi sedekah.”
Hal-hal di atas merupakan
dalil bahwa hak milik umum itu
boleh, sama seperti bolehnya hak
milik khusus. Dalam hal ini Rasulullah
telah menerangkan tentang prinsiphak milik umum dengan sabdanya:
“Orang banyak itu bersyerikat dalam
tiga hal: air, rumput, dan api.”
Semua orang boleh
memanfaatkan hak milik umum,
seperti sungai dan rumput yang
tumbuh di tanah kosong buat
menggembalakan ternak.
Sebagaimana Umar bin Al-Khathab
mensuakakan secara paksa tanahyang baru ditaklukkannya di Irak.
Menurut Islam ada tanah
milik umum yang hany boleh
dikuasai oleh negara saja, yaitu
tanah yang mengandung bahan-
bahan mineral, minyak dan lain-lain,
terutama bila tanah itu bukan milik
seseorang sebelum ditemukannya
bahan-bahan mineral tersebut,
apabila tanah itu asalnya miliksseorang atau beberapa orang
tertentu, maka pendapat para
Fuqoha berbeda-beda: Antara lain
ada yang berpendapat, bahwa
bahan-bahan mineral itu milik
Baitulmal, artinya bahan-bahan
mineral itu menjadi milik umum.
Pendapat ini adalah pendapat
kebanyakan Ulama Maliki.Pendapat lain bahwa apabila
bahan- bahan mineral itu ditemukan
pada tanah milik khusus, maka
bahan- bahan itu ikut sebagai
tanahnya. Karenna bahan- bahan itu
ada di tanah itu, maka bahan- bahan
tersebut menjadi hak si punya tanah
sebagaimana haknya atas tanah itu.
Pendapat ini merupakan pendapat
yang kuat dalam madzhab Syafi’i.Dalam hal ini menurut Abu
Hanifah, baitulmal berhak
seperlimanya, sedang Asy- Syafi’i
menetapkan seukuran zakat wajib
dari emas dan perak, apabila bahan
mineral itu berupa emas atau perak.
Sementara Dr. Ahmad Al-
Nassal dan Dr. Abdul Karim dalam
buku mereka “an- Nizhamul Iqtishadi
fil Islam” lebih memperkuatpendapat yang menyatakan bahwa
negaralah yang berhak memiliki
barang temuan (rikaz), baik itu
berupa barang tambang maupun
dari peninggalan purbakala, baik
yang terpendam dalam tanah milik
khusus maupun umum.
Seperti halnya hak milik
khusus, hak milik umumpun terikat.
Ikatan tersebut terletak pada batas-batas kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi, dan
pemerintah kaum musliminlah yang
bertanggung jawab tentang bidang-
bidang apa sajakah yang perlu
dibiayai dengan hak milik umum ini
atau dengan hasilnya, dengan alasan
bahwa pemerintahlah yang
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 146/179
menerima mandat dari Allah
mengenai hak milik umum ini dansebagai mandataris dia wajib
melaksanakan perintah-perintah dari
pihak pemberi mandat, baik dalam
soal administrasi maupun
penggunaan.
Pemerintah wajib
menumbuhkan hak milik umum ini
dan menggunakanya untuk
kemaslahatan rakyat muslimin, dan
dalam hal ini pemerintah tidak bolehpilih kasih kepada seseorang, dan
harus berusaha benar- benar
memilih cara yang terbaik supaya
hak milik umum ini bermanfaat dann
menjadi salah satu faktor produksi.
Pemerintah harus tetap memelihara
hukum- hukum syara. Jadi hak milik
umum ini tidak boleh dia guunakan
untuk muamalah riba, maupun
gharar.10
Contoh yang telahdicontohkan Rasulullah dan Umar
merupakan konsep ideal bagaimana
negara Islam memperlakukan hak
milik umum.
Sikap Kapitalis, Komunis, Dan Islam
Terhadap Hak Milik, Sebagai Salah
Satu Faktor Produksi
1. Kapitalis
Cara yang ditempuh oleh sisitemekonomi kapitalis dan komunis, tidak
sama dengan cara Islam. Produksi
dalam sistem kapitalis tidak peduli
dengan pembuatan barang yang
membahayakan masyarakat, asal
memberi banyak keuntungan kepada
10 ibid, hal. 94- 96
produsen. Dalam sistem kapitalis
boleh saja memproduksi khamar,babi, peralatan judi dan barang-
barang perusak masyarakat lainya.
Namun demikian kapitalis tetap
mengakui bahwa kebebasan
manusia tidak bisa bebas lepas tetapi
kebebasan manusia terbatas yang
dibatasi oleh kebebasan orang lain.11
Menurut Winardi dalam buku
Pengantar Ilmu Ekonomi buku 2,
kapitalisme dibangun atas rangka-rangka sebagai berikut:
a. Hak milik privat.
b. Kebebasan berusaha dan
memilih.
c. Motif pokok yang berpusat pada
kepentingan diri sendiri.
d. Persaingan.
e. Bergantung pada sistem harga.
f. Peranan terbatas bagi
pemerintah.12
Dalam sistem kapitalis hak milik
khusus atas faktor- faktor produksi,
seperti alam, demi menghasilkan
keuntungan kadang- kadang
digunakan untuk sesuatu yang
sangat buruk. Sawah umpamanya,
kadang- kadang dibiarkann begitu
saja atau ditanami bunga, atau
dijadikan daerah perburuan, padahal
masyarakat tengah terancamkelaparan dan sangat membutuhkan
padi dan sayur- sayuran. Kadang-
kadang sebagian hasil pertanian
11 Milton Friedman (1972), Capitalism and
Freedom, The University of Chicago Press,
California, hal. 26
12 Winardi (1995), Pengantar Ilmu
Ekonomi, TARSITO, Bandung, hal.695
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 147/179
dibuang ke laut, atau dibinasakan
untuk mengurangi persediaandengan tujuan supaya harga bisa
naik dan mendapat laba yang
banyak.
2. Komunis atau Sosialis
Dalam sistem komunis tidak
mempedulikan motif- motif dan
dorongan- dorongan kejiwaan, yang
bisa menambah kuantitas produksi.
Sistem komunis tidak mengakui
kebebasan perseorangan untukmenentukan sendiri barang apa yang
hendak dikonsumsi maupun
diproduksi. Ia memerangi segala
kebebasan dan sangat membatasi
langkah- langkah para pekerja.
Dalam sistem sosialis dan
khususnya komunis, dilarang sama
sekali pemilikan pribadi atas tanah
atau sumber- sumber alam yang lain,
berupa tenaga- tenaga penggerakmaupun alat- alat produksi lainya, ini
jelas bertentangan dengan fitrah
manusia yang memang punya watak
ingin memiliki, bahkan ingin
memelihara miliknya dan
menggunakanya agar menghasilkan
keuntungan sebesar- besarnya.
Secara umum ada beberapa hal
yang menjadi identitas sistem
sosialis, yaitu:a. Hak milik pemerintah atas
sumber- sumber produksi.
b. Planning.
c. Redistribusi pendapatan.
d. Revolusi secara demokratis dan
damai.13
13 Ibid
3. Sistem IslamKetentuan Al- Qur'an mengenai
hak milik tanah dengan tegas
menguntungkan petani, tanah harus
menjadi milik bersama demi
pemampaatan yang sebaik- baiknya
bagi masyarakat. Dalam Islam tidak
ada pemilikan tanah secara mutlak,
karena tanah adalah milik Allah.
Hukum Al- Qur'an tidak menyukai
sistem zamindari, yang padahakikatnya melakukan pembagian
tanah yang merata diantara semua
penggarap tanah.Tuhan
menciptakan bumi demi kebaikan
semua orang agar dapat menikmati
buah dan hasilnya.14
Islam mengizinkan pemilikan
faktor produksi agar produksi
bertambah, sebagaimana kita lihat
pada usaha menghidupkan tanahmati dan waris. Hal itu adalah untuk
memberi dorongan kepada
seseorang dalam membangun tanah,
dan untuk mencegah cara pemilikan
dengan sekedar memasang tangan
tanpa kerja, yakni tanpa
memanfaatkan tanah tersebut,
dalam tempo paling lama 3 tahun.
Islam melarang pemilikan
dengan cara yang tidak dibenarkanoleh syara, seperti merampas,
melakukan penghianatan, menipu,
mencuri, maupun menyuap kepada
dan lain- lain. Sebagaimana firman
14 Mannan Moch. Abdul, Ekonomi Islam
Teori dan Praktek (trj), P.T. Dana Bakti
Primayasa, Yoyakarta, hal. 75- 110
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 148/179
Allah dalam Q.S. al- Baqarah ayat
188.15
“Dan janganlah sebagian kamu
memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan cara yang
batil, dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan
sebagian dari harta benda orang lain
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui.”
Islam menyuruh orangberbuat kebajikan dalam segala hal,
supaya menjadi kekasih Allah,
sebagaimana firman- Nya dalam Q.S.
al- Baqarah ayat 195:
“Dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.”
Kesimpulan Tentang Pandangan
Islam Terhadap Faktor ProduksiAlam
Islam berusaha supaya hak
milik akan faktor produksi, dapat
merealisir manfaat sebesar-
besarnya, agar bisa menghasilkan
produksi sebanyak- banyaknya dan
sebaik- baiknya, dimana itu semua
ternyata tidak bisa terwujud dengan
sistem kapitalis yang memberi
kebebasan mutlak kepada hak milik,tanpa ada pencegahan terhadap
pelampauan batas yang dilakukan
oleh para pemilik, maupun
pencegahan terhadap keluarnya
15 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),
Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara
Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.
98
mereka dari jalan yang benar dalam
berproduksi.Hal tersebut tiddak terwujud
pula pada sistem sosialis yang
menolak hak milik menjadi alat
produksi, antara lain hak milik atas
tanah. Ia mematikan kemerdekaan
individu dan mematikan dorongan
pribadi untuk berproduksi, hal itulah
yang kemudian menyebabkan
produksi tani mundur dari Uni
Soviet, karena kehilangan doronganpribadi.
Pandangan Islam terhadap faktor
produksi alam, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Qur’an dan Sunnah memberi
peringatan, bahwa alam adalah
salah satu sumber rezeki, dan
bahwa Allah telah memudahkan
dan menundukkan alam untuk
umat manusia.2. Dalam hubunganya dengan alam,
manusia adalah khalifah Allah di
muka bumi, sedang Allah itulah
pemilik yang sebenarnya.
3. Islam mengizinkan pemilikan
tanah, baik untuk keperluan
umum maupun khusus, baik
dimiliki oleh seseorang maupun
orang banyak.
4. Mengenai miliknya manusiaadalah petugas, kewajibanya
adalah melaksanakan hukum-
hukum dan perintah- perintah
Allah, sehingga alam bisa
menghasilkan kekayaan sebaik-
baiknya, baik hak milik dan
kekkhalifahan pada alam itu
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 149/179
bersifat perseorangan maupun
umum.5. Islam tidak menentang naluri dan
fitrah dari seseorang maupun
orang banyak untuk memiliki.
Hanya saja Islam membatasi
pemilik dalam penggunaan-
penggunaan miliknya.16
16 Ibid, hal 101
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 150/179
DAFTAR PUSTAKA
Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam
Mannan, Moch. Abdul (1997), Ekonomi Islam Teori dan Praktek , P.T. Dana Bakti
Primayasa, Yogyakarta
Milton Friedman (1972), Capitalism and Freedom, The University of Chicago
Press, California
Rahman, Afzalur (1995), Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf,
Yogyakarta
Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981), Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara
Islam, P.T. Al- Ma’arif, Bandung
Quthb, Sayyid (tt), Keadilan Sosial Dalam Islam, Penerbit Pustaka, BandungWinardi (1995), Pengantar Ilmu Ekonomi , TARSITO, Bandung.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 151/179
وحكمالتسعیر
عن
الفقھا
نوالدیسی:قلم
ABSTRAK
Kebebasan adalah dasar tindakan manusia. Tidak sah transaksi jual beli jika tidak
terpenuhinya keridhaan dari kedua pihak baik penjual maupun pembeli, di sini ada
kebebasan kedua belah pihak untuk bertransaksi dan mengambil manfaat darinya.
Berkaitan dengan harga, jika terjadi kenaikan harga atau inflasi berlaku ketentuan
supply-side-economy dan demand-side-economy dalam pasar. Saat supply
(`ardh/pemenuhan) produk atau barang berkurang dan demand (thalab/permintaan)
bertambah banyak, maka harga barang pun otomatis akan naik, pada kondisi ini
pemerintah tidak dibenarkan untuk melakukan intervensi. Namun apabila para penjual
yang melakukan penyimpangan dalam menggunakan haknya (penetapan harga) dengan
cara menaikkan harga secara kolektif di pasar, lalu harga barang di pasar menjadi naik
berfluktuatif tidak normal, kondisi ini memungkinkan bagi pemerintah untuk melakukan
intervensi agar terjadi keseimbangan dalam harga barang dengan kebijakan menurunkan
harga yang naik berfluktuatif ke harga normal atau harga standard.
Lebih jauh lagi, artikel ini akan mendeskripsikan tentang intervensi pemerintah
dalam penetapan harga (tas`îr / pricing) yang menjadi polemik di kalangan ahli hukum
Islam dengan menggunakan metode fiqh perbandingan ( fiqh muqậrận). Dalam
pembahasannya, dikemukakan kontribusi intelektual para ahli hukum Islam berkaitan
dengan problematika ekonomi Islam.
Keywords:
pricing, tas’ir, supply, demand, `ardh, thalab.
م:األلف
قمل ا
اإلسالم
دی
ومتكاملمك
وأحكامھ
نواحلكشامل
الحیاة
و
میتوھكمفحسالع ادجانتخص
یرید
والمتت .الع ادافاإلسالحص
شمولھفیھیجاإلسالمیالشریعلعلوم
والجنایاوالمعامالوالع اداللعقیدة
.العلومذلوغیالشخصیواألحوال
وتكمن
أھمی
ح
التسعی
ف
أن
یبرز
موق
الفقھا
فاألسعاحركم
،قاوسألا
وھ
االقتصافموضو
،يمالسإلادھتاكلانملإرع
بطریقمسائلھ
ت رموجز
للقارئی
صل
سالاالقتصامسائاإلسالمیالشریعة
الفقمنھج
عرالمقارن
الفقھامذاھ
وأدلتھم
إلللوصواألدلمناقشث
ھذحأجمذلكالراجحالرأي
قسوقالفقھیةجذورھمالمس لة
و عمقدمإلال حھذالكاتب
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 152/179
م احوستالسواقتصامصطلحات
وخاتمة
.
السواقتصامصطلحابع:الباء
عرأ دأق ل
الفقھامذاھ
ابمال أنأرالتسعیرحكفي
ألالسوقاقتصامصطلحاعض
تلحوتدوالتسعیمس لة
.المصطلحات
وھذه
المصطلحا
ھ
:١ ا قا:القیم)
:رحمعابدی
المعیامنزلالشيبقومالقیمة
نقصاوزیادغیمن
1.
یكوالذالعو:السلعفقیمة
مقابلھا
العرسوفالنقدم
عندملبوالط
یكو
محرالسو
.قیأي
٢(مثلا:اق ایدباعمحر:مثلا
زاسواالمتعاقداعلیتراضما
نقأالقیمعلى
2.
٣(مثثملا:اقدرواملامحر:
القیمھالمثثمن
السلعمثفثم. 3
.قیمتھا
٤(عسلا:مقتیلععیابملایبلاسا
ھ:بقولال اجعنع موھو
الناجمھوعلیالذي
4 فالقیمإذ.
مترادفألفاوالسعالمثوثمن
.
4/51-52حاشية ابن عابدين 1
املرج2 نفس
األشباه والنظائر البن.7/344لماوردي احلاوي الكبري 3
.430جنيم
.5/17املنتقى للباجي 4
۵(رعلالطلاو:
العرض
:م
یقدم
السلمال اع
.یرغبوالذیالمشترییمث:الطلب
.السلعلالحصوفي
وإذالسعرانخفالعركثفإذا
وارتفاالحاجشدالعرقل
،بلطلافتراعسلا.
أھمیتوبیاالتسعیتعری:الجیم
التسعیتعری:األوالمطلب
١(رعتوھبلامحرلوقب:أ
یسعر
أاإلما
نائب
عل
المسلمی
،ارعسھربجیولعیابتلاب
5 .
وقدورافیأالتعریھذمیفھم
.اإلمایسع التسعیعرف
٢(فرعوناكوشلامحرلوقب:ھ
مكأنوابھأالسلطایأمأن
أھأمراالمسلمیأمومولي
كذاسعإأمتعتھیبیعوأالسوق
فیمنعون
م
علیالزیاد
النقصاأ
لمصلحة
6.
التسعیأھمی:الثانالمطلب
التسعییع
النظام ادمم د
علنفیكشاإلسالمفاالقتصادي
أحكاموصلاإلسالمالفقخصو ة
وم.بالحیاة
ناحی
أخرى
یظھ
دولن
علقوانیعالكشفالفقھاء
،داصتقالارادإواكحألا
ث.علیھالفقھی
موقجللنیظھالتسعیرحكمعرفة
الفقھ
اماإلسالم
االقتصادیةحری
أل
التسعیر
عل
مذھ
م
بھیقو
سلط
بی
اع للبهويت 5
قلا .3/187كشاف
.5/248نيل األوطار للشوكاني 6
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 153/179
،مكاحلاحللمافرصتاجتلا
المناقضة
لمیزا
العدال
.اإلنساتصرفاففاألصل
أساالعقوفالرضألالحریة
إنمالعاقال العلوالحجانعقادھا
یكون
العامةللمصلحاستثنا
فیقی
.االقتصادیالحریم دمالتسعیر
وھكذا
اإلسال
یجع
م
الحری
ھكمالفردإلیھیسعھدفاالقتصادیة
و.الرأسمالاالقتصادالنظافي
یجعل
المجتمعفلفتدوآلالفرم
النظافھكموإرادتھكرامتفتھدر
االقتصادي
.الشیوع
االنأساھالعدل
كافإذاإلسالمياالقتصادي
أھ
السو
یسیرون
ذلعل
المنھج
ف
یخو
اإلما
فأحراألنھشؤونھمفالتدخل
عیخرجولأنھدامتصرفاتھم
میزان
الجوحدإذح.العدال
،ملظلاوفغتساوعا لا
ھ
قح
ف
الحری
االقتصادیة
ـفو
سعتفف
استعمال
جا
.بالتسعیرعلیھأیدیھعلالضرلإلمام
حكف:الدال
التسعی
فاألصل
ھالتسعی
الحرم
عند
الفقھاجمھو
7،
التحریمیوالكراھ
الحنفیعند
8،قوھذیفنحلالإذھ
یفیأحادالتسعیحدیألالحكم
7
ب ل ا عبد البن حتاج.20/73االستذكار ملـا مغىن
.4/280املغين البن قدامة .2/38للشربيين
حاشية ابن عابدين .5/129بدائع الصنائع للكاساني 8
5/256.
التحریم
إ
التحرییثب
فقطعإ
أصول
مذھبھ
9.أفالفقھابیخالفال
الظلیحدلإذعنھمنھالتسعیر
ذلكوراوأم.الرخأالغالوافتعل
األسعارفالسوأر اتدخحالفي
موالحد
سی
فقوالطلبالعرقانو
.التسعیحكفالفقھااختلف
الفقھامذاھبیافیمكوعلیھ
ف
األسعارفالسوأر اتدخحالت
وھاتان
الحالتا
ھم
:١(خدتا رأوسلافادحإالغلا
.األسعاوارتفاع
٢(خدتا رأوسلافادحإ
.األسعاوانخفاالرخص
الفقھامذاھ:األوالمطلب
حكف
أرباتدخعنالتسعیر
الغالإحدافالسوق
.األسعاوارتفاع
التسعیجوافالفقھااختلف
إذ_ ال اععلنوابأاإلماق من
األسعاروارتفاالغالإحدافتدخلوا
سععلزیاداألسعارفعون
:أقواثالثعل_ السوق
١(اق
السلأر اتعدإذ:الحنفی
علیھفیسعفاحشاتعدیالقیمعلى
9 مصر العربية النهضة دار للبرديسي 3أصول الفقه
1969 77.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 154/179
اإلمام
10،ذإجعع
صیان
حقو
المسلمین
إ
بالتسعی
11. الفاحشالتعدمعیاحددووقد
أسعارفعلالسوأھیتفق
القیمضعلت االسلع
12،أ سن
١٠٠
زیاد
.السوسععل
٢(ھذویكلاملا
13قوفي
والشافعی
ف
المعتمد
14المعتمفوالحنا لة
15 إل:
ال اعأحدولالتسعیجواعدم
:وقالواألسعاروارتفاالغالء
التسعیر
محر
وھ
مظلم
16.٣(ھذویكلاملا
المعتمف
عندھ
17،
و عض
الشافعی
18،ع ول انحلا
19 :
إلیھالحاجعنالتسعیجواإلى
ولم
یشترطو
لجواالفاحالتعد
التسعیر
وارتفاالغالأم
عفمالعرفإلموكواألسعار
عليه 10 عابدين ابن وحاشية للحصكفي املختار دلا
5/256.
.3/214الفتاوى اهلندية 11
.5/256حاشية ابن عابدين 12
.5/18املنتقى للباجي 13
للماوردي 14 الكبير حتاجن.5/408احلاوي ملـا اية
حتاج للشربيين .3/456للرملي ملـا ينغم2/38.
ي .4/281املغين البن قدامة 15 كشاف القناع للبهوت
3/187.
16للشوكاني
األوطار
نيل
248/5.
17
ب ل ا عبد البن للباجي .20/74االستذكار املنتقى
5/18.
املوض18 نفس للرملي املحتاج حتاج.نهاية ملـا مغين
نفس املوضللش .ربيني
املوض19 نفس للبهوتي القناع البن.كشاف احلـسبة
.17تيمية
األسعارفزائدارتفاعالناس
فھ
الذالغالء
یع
منا
التسعی
.:قالوعندھالمعتمفالمالكیأإال
أیریلمیقااإلمامسعإن
سعتلحأإم:السعیخالف
ثومترفعأوإمالعادلالسوق
إالسوفالبیفلمنافال
اإلماسعما
20.
سعإ:فقالوالحنا لةعوأما
ثمالمعاوضال اعألزاإلمام
المثل
21.
:األدلة
التسعیكوفالفقھاأدلإن
عنمنھیا
م
حی
األص
نفسھھ
أدل
الفریق
مالمان
التسعی
الحاالتكف
فاال اعأحدولو تـرااعسألا.
أجازوالذیأعلفلثومن
دلیقولوإلیھالحاجعنالتسعیر
منالمانعین
الحاجعدعنلكمطلقا
وھذ.إلیھ
أدل
الفقھا
حكف
التسعی
الحاجعند
:إلی
١(لدأ
الحنفی
جواعل
التسعی
إذ
تعدیالقیمعلالسوأر اتعدى
:فاحشا
رعم ع ع)(
عنھ
صلرسوقا:قا
علیھ
سو) :لاجلاوزرم
.(22ملعووالمحتكر
وجھ
:االستدال
نفس املوض20 .املنتقى للباجي
.املرجع الساب21
باب احلكةواجللب 22 سنن ابن ماجه يف كتاب التجارات
.2144رقم
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 155/179
االحتكاكالما
عنھمنھی
فإ
اإلمام
یأم
المحتك
بالبی
فالتسعی.سعرالسوق
م
.للمحتكالرادعالعقو ات
التخریفیكمالثانودلیلھ)(
رحمحنیفأ مااقوعلى
،هللاإریاوججحلاذإمع
،ررضلایعستلاوجحىنعم
ألنھ
ممن
بزیادالبی
فاحشة
23.
٢
(أدل
المالكی
قوف
والشافعی
ف
،دمتعملال انحلاوفمتعملا:
استدل
الفریھذ
حرمعل
التسعی
:منھعددلمطلقا
فهللا: (تعالقول)( ط
هد ا
ع
رزق
من
اء
ش
ھ
وي
ا
ز ].:19الشور) [اعز
حجالتسعیف:االستدالوجھ
دامیجوزوھال ائععلى
یمارأنھ
كامشروععقد
للرزس ا
24.
ھ: (تعالقول)(
ن الآماذ
ك
م
ك
ا
م
مك
لطا
ا
ال
ن
ن جارةك
نعضارم
ك )م
].:29النسا[
وجھ
البی:االستدال
م
التسعی
الناأمواأكأنوامبیع
،لطا لاألیفازلإحاص
أالسلعة
یبی
م
یرض
25،
ال اطالناأمواوأكل
منھ
.مطلقالتسعییجوفعنھ
.5/257حاشية ابن عابدين 23
.5/409احلاوي الكبير للماوردي 24
.5/248للشوكاين نيل األوطار25
أنوسعلیصالن ع)(
قال
) :یح
إالمسلامرما
بطی
م
.(26نفسھ
واالستدالل
الحدیبھذ
.السا قباآلیكاالستدالل
داووأ روام)(
27والترمذي
28
:قاأنعنرضأنعن
رسوعھعلالسعغ(
ى
صیلعسوولاقف:ی
إ:فقا:لنسعرسول
ھو
المسع
29ال اسطالقا ض
ر يألقأألرجوإني
ولی
دفمظلمیطلبنمنكأحد
).ماوال
أعنرضھریرأ ع)(
ی:فقارسوإلجارجال
أدع :فقا!سعرسول
رسوی:فقارججاءثهللا
فقاسعرهللا
:
یرف
ویخفض
ألقأألرجوإن
مظلمعندألحولیسهللا
30.
بالحدیثیاالستدالوجھ
التسعیفالواردین
31:
رقم _ أمح26 البصريني كتاب _ البيهق.1974مسند
.الغصب بإسناد صحيح
داو27 رقم _ أبو التسعير يف باب البيوع كتاب
3451.
رقم _ الترمذ28 يف التسعير جا باب ما كتاب البيوع
1314.
.2/368ابن األثير 29
رقم30 يف البيوع أبو داود هقي يفوالبي.3450أخرجه
.6/29السـنن
.4/281املغني البن قدامة 31
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 156/179
ذلكس لووقالن يیسعل)أ
جاولو
إلیألجابھ
.التسعیكوعلالن يوأل)ب
.حراوالظلةمظلم
ممنعیجفلمالھوألن)(
بیعھ
تراضم
علی
المتبایعان
32.
علمسلطوالناوأل)(
إیقاوالتسعیأمالكھم
فحج
فیمجائغیوذلأموالھم
.33تصرفونفأمرجاز
بیعلالناإج اوأل)(
أنفسھبتطیمبغیأموالھم
،ملظولظلارح,رحیف
.34التسعیر
فالنظإلمندواإلماوأل)(
فنظرولیالكافمصالح
نظرمولالمشترمصلحة
تقا وإذال ائعمصلحفي
تروجاألمران
الفریقی
ف
فیجتھألنفسھماالجتھاد
االسترخاصفالمشتري
.35الر وفوفال ائویجتھد
)٠(ووعلع ألاط
عسئأنعنرضي
التسعیر حتذلوكرف
.نفس املرج32
نفس املوض33 للماوردي احملتاج.احلاوي الكبير نهاية
.3/456للرملي
.5/18املنتقى للباجي 34
.5/410املرجع السابق 35
السو:وقافیھالكراھعرفت
ویرفعھیخفضھبید
.36
٣(لدأیكلاملافمتعملاھدنع
:الحنا لو عالشافعیو عض
.إلیالحاجعنالتسعیجواعلى
ع)(
سعی
المسی
عأ
رضالخطاب
عن
م
لتعأحاطب
یبیوھ
عملفقاالسوقفلزبیبا
فتزیأإم:الخطان
،رعسلامإوأفرتمنقوس.37
حاطعمسیدنمنفق:قالوا
السوفالبیملتعأن
إیبیأعلیتسعیوھذا
.السوسعر
و)(
التسعی
الحاجعن
إلی
م
م موواإلماالعامةمصلحة
مالمنالعاممصالبرعایة
وإفسادالسعإغالء
علیھ
38،
التسعیفاإلمارأفإذا
جااألسعاتزایعنمصلحة
یفعلأن
39،یعستلافحلصم
تتموتعالىلحعامة
.40كالجھابإالنامصلحة
عدفوأل)(
التسعی
إضرار
،سانلا
ألن
عزاإذ
أھ
السعفالسوق
تبعھ
اآلخرو
.41الضرفیحدث
36 ب ل ا .20/79االستذكار البن عبد
.8/207مصنف عبد الرزاق 37
.نفس املوضاملنتقى للباجي 38
.5/409احلاوي الكبير للماوردي 39
ي 40 .3/187كشاف القناع للبهوت
.4/281املغني البن قدامة 41
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 157/179
سعأعلسیدنعرووق)(
طعامقوعلى
.42
:األدلمناقشة
١(شقانمةیفنحلااقییفنحلل:
ث )(
النھ
ع
بالحدیالتسعی
فیكوالصحیح
اجالقو
اجتھادالتسعیر
مورف
،صنلاواھتجافروم
.النص
التسعیجواالحنفیتقدیإ)(
القیمضعالفاحالتعدعند
وإنمذلكفنیثبلم
معھغیرھیتففقباجتھاد
.43التقدیذلفي
٢(شقانم
المالكی
قوف
والشافعی
ف
یقاالمعتمدوالحنا لالمعتمد
:لھم
أساعلالتسعیمنالقوإ)(
أن
البی
م
التسعی
أكم
وقال اطلالناأموال
نھ
ال اعألمسلمغیاآلیةعن
علزیاداألسعارفعوإذا
یشتفلالسوقسعة
منھالمستھلكون
س إ
،ةجاحلا
فھ
ل
یقدمو
عل
.ارضالشراء
علیصلالن امتناإ)(
م
سوع
عیقضیالتسعی
مكاذلأفیحتملھعموم
،بلجلایحاكلاغاعطلا
الجلبمالمدینفیباالذي
نفس املوض42 .احلاوي الكبير للماوردي
.213الفقه املقارن للدريني 43
وقد
فیھیبا
شي
فیھایزر
كاوإنما
الشعیفیھیزر
44 .یكلالحادالغالأویحتمل
س كا ال اعةس ب
والطلالعرظروف
45،لف
الن لسعال اعظلس كان
.46علیھم
إلمندواإلماإ:قولھ)(
الكافةمصالفالنظر
ولی
ولالمشترمصلحفنظره
ال ائمصلحفنظرمن
.عامھالمشتریإ:لھیقال
،سانلادحیفعا لاارضإلا
،ةماعلاوعنمیملذ.
ض وسائمالتسعیأعلى
السوسعأساعلالسوحركة
،لداعلاموثیففنملاظلام
،ملظلا
فلی
ف
التسعی
إلمحا ا
نصرفی المشترینجانب
للمظلومین
.٣(شقانمیكلاملافمتعملاھدنع
:الحنا لو عالشافعیو عض
وقعمبحدیاللھاستأم)(
أإملتعأ حاطأمر
منھیرفأالسوقسعیبیع
فغیر
.ثا
أععمسیدنأذلبیان
ذلكلتعأ حاطأمر
تراجع
حیعن
حاس
نفس
ث
إ:لفقادارفحاط أتى
.34احلـسبـة البن تيـمية 44
بة الزهيلي 45 هـول هتلدأو يمالسإلا هقفلا3/590.
حملمد سعيد رمضان البوطي ضوابط امل46 -183لحة
182.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 158/179
قلالذي
بعزیملی
ومن
،ءاضقمنإو
ھ
أردشي
ب
شئتفحیال لدألھالخیر
ف شئوكیف
47،اكف
ھذ
أدلم
الدلی
عل
.48یجوالتسعیأن
مصلحفیإ:قولھوأم)(
،سانلا
فغی
ثا ت
فی
فسا
إذالجالألاألسعاروغالء
نبالتسعیسمع تـماملجلا
الجالوقالسعرفزاد
،توقلاوذإومس الغل
.الناوتمكین
قانوالناتالعحالفأما
والطلبالعرض
التسعیفیجو
محجمولمالناألعلیھم
والطلبالعرقانومھمة
إنقاذعلیھاإلماتسعیكان
المسعإالعادلللقانون
ھ
سبحانھ
العروقانووتعالى
تعالوضعقانووالطلب
ض أجمالكونھذف
فیؤدبھالسوقفالتعامحركة
عن
الطغیا
ضن
العی
وقل
الخیرات
الحاجشدم
إلیھا
.األسعافترتفع
كثربنھجھااللتزاعنویكرمھم
وھذالسلعفترخالخیرات
تعالقومصداق
) :ذ
ن
◌◌ـ
نركم
م
كمشكر
ز
أل ن◌
م ر
نك
ا
ع
د
ش
(روس
ن) :تعالوقو:7إبراھیم
47
ب ل ا تذكار البن عبد سـالا20/77-76.
.5/409احلاوي الكبير للماوردي 48
رھل
قل
مآ
ا
ح
ھم
ع
ماءمنركات سلاضر
أل
نك
ا
ك
ھم ا
خ
أ
م
كا
ن
كس
(
.:96األعراسورة
قانولتلوالظالمالیتدخلفإذا
جان وتخرجوالطلالعرض
خوالشارفإاألسعارفلتتحكم
أالحاكم
یلو
معن
یتالع
بالتسعیوالطلالعرقانون
.علیھم
والتسعیر
إنم
یكو
التوازإعاد
الحقیقموالاالسمالثمبین
،ةعلسللرا ع ورخأإفیعستلا
.49المثثمإلعودة
الفقھامذاھ:الثانالمطلب
حكف
فالسوأرباتدخعنالتسعیر
األسعاوانخفاالرخإحداث
مقسلعھالتجاعاإذا
السوقسعر
علیھیسعفھ
اإلمام
ال اجنقل
50والزرقاني
51ععن
سعیلحقو یأمرھاإلماأالمالكیة
أالسوق
یدوھذیرفعو
عل
مشروعی
.الحالھذفالتسعیر
:فیمكذلفدلیلھأویبدو
١(ماوریعس یسملاأمع
أحاطمالخطان
،ةعتلھوی بـیبیبزلقوسلا
فقال
ل
الخطا عم
:أإم
.نفس املرجع واملوض49
.نفس املرج50
-345نظرية األجور يف الفقه اإلسالمي ألمحد حسن 51
344.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 159/179
تزید
مترفأوإمالسعرف
سوقنا
.52
أ حاطأ:االستدالوجھ
رخالزبییبیكالتعة
السوسعمن
53،رم فندیس
لیبیالسعفیزی عمر
أالسوقسعر
یرف
السوم
لئال
بأھیض
ذلفكاالسوق
فالتسعیمشروعیعلدلیال
.الحالھذه
٢
(إ
تخفی
عق ماألسعا
إضرافیالسوأھمال اعة
أھبقییضطإالسوقسعر
أسعارھمتخفیإلالسوق
فجاز
علیھمالتسعی
حالفكم
إحدافال اععتدخل
.واإلضرااألسعاارتفاع
سیدنألیثبتدلیلھأغیر
ذلحاط أمأععمر
تراجع
حیعنھ
حاس
نفسھ
ث
فقادارهفحاط أتى
إ:ل
ومنبعزیملیقلالذي
،ءاضقمنإو
ھ
أردشي
ب
ألھالخیر
ال لد
فحی
شئ
.54ف شئوكیف
رحمالزرقانبیفقولذلك
المعتموأالقولھذصحعدم
خالفھ
فرشا قا:فقا
البیا
:وھذ
غل
ظاھر
إ
البیعفالمسامحعلأحیلزم
ذلعلیشك فیھوالحطیطة
نفس املوض52 .املنتقى للباجي
أ 53 طـوملا ىلع يناقرزلا حرش3/381.
.8/207مصنف عبد الرزاق 54
إن
لوجفعل
الناس
ویؤج
إ
لوجفعلھ
تعال
.55
البیحكالفقھاجمھویذكولم
یدممالسوقسعمقل
أجمذلجوایروأنھم
فثومالعامةمصلحة
یشر
ال
تسعی
ف
ھذ
تعالوالحالة
.أعلم
تالموا:الھاء لـارج یـھیفیعستلا
١
(الحنفی
المعتمف
عندھ
:یـعستلا
یكون
ف
القوتین
ال شقوأ
.56البھائوقوت
بدو یـوھنأوساقلعل سم
،راكتحالافرجیاكتحالاھدنع
الدوابوعلالناقوفإال
ذلك كـف
التسعییجر
إ
.فیھم
٢(ھذ
ع
الحنفی
57و عض
الشافعیة
58الحنا لو عض
59الذین
أجازوا
التسعی
أإل
یجرالتسعی
والسلكفي
یخت
الناقو
الدواوعلف جوافالعلأل.
العامةعالضررفالتسعیر
وق.السلكإلالحكھذفیجري
علناالجواالحنفیعخرج
فرحمیوسأ قاما
الضررحقیقیعتبحیاالحتكار
احتكارحرالعامةأضمفكل
دون
تخصی
ذل
بالقوتین
فكذل
.املرجع السابق ونفس املوض55
.5/257حاشية ابن عابدين 56
.نفس املرج57
.3/412-411روضة الطالـبني للنووي58
.17احلسـبة البن تيمـية 59
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 160/179
سعرارتفاالعامأضمكل
جاالمصطنع
وھفیھالتسعی
م
رجحھ
ا
.رحمعابدی
٣(اقویكلاملا
60 فالتسعییجر:
والموزوناالمكیالمالمثلیات
دون
.القیمیا
أ:وحجتھم
المكی
مموالموزو
لإلیرجع ثـملالذلفجوأ
واحدسععلفیالنایحمل
یمكحیث
سعض
لیا ثـملاھنأل
لال تـخت
.أما
القیمیا
لف تـختفإثـم
لھا
سععلفیھالنیحملذلك
،دحاوألفلذافاجمةلادعلل
لیاأعلى ثـملامنإعستعس
واحد
حی
فإذالجودةفتساو
لفت تـخام
حی
ك نواالجودة
بیأیؤمفوالتمراألرز یـیجلا
تتساو الرديءسعمنھا
أسعار
الجی
م
الجید
موالردي
الرديء
61.
بالتسعیرالقائم:الواو
فق تـاول ئـاقلااوجیعستلانأ
یكون
حف
أھ
والسوق فـل تـخاو
فیم
یجلب
السوإلالسل
علییسعفھ
إذ
.السعفزاد
١(ھذ فـیكلاملالإیرف تـلایبلاج
وبین
جال
غیر
:
القممثـ:القوجالف م)
والشعیر
ف
علییسع
62،
یبی
.5/18املنتـقى للباجي 60
.نفس املرج61
.نفس املرج62
كیف
فاحدإذشا تـا
بی
للجالبیالحریوھذالجالبین
نشیأجمن تـكرحلج
وات قـألاال لل.
األسعاالجالبیعرفإذإال
زیادة
عل
فیقاالجالبینغالبی
أإمالسعفزالمن
تبی
مترفأالجالبیكبیع
السوق
63.
علالتسعیعدفاألصإذن
السعرفإذإالجالب
زیاد
سععلى
علیفیسعالجالبین
سعأساعلى
الجالبی
سع
.السوق
فاألصالقوتغیجالوأم)
دم عـیعستلاھیلعإذإاز
علیھفیسعالسوقسععلى
سعتلحأإم:لفیقال
فاخروإالسوق
عن
64.
٢
(أم
الفقھابقی
فل
یج
قوالكات
یمكأنلویبدذلكفلھم
تخریج
إاالحتكارأساعلذل
یرون
فوادخال لإلجلمأ
محتكریع
65،لذكفملجلسلا
كییبی علیھیسعفال لإلى
،ءاشولعأ.
التسعیصف:الزاء
التسعیر
ثوماقتصادقرا
األسعاررسنوابأاإلماینفرفال
.نفس املرج63
.نفس املرج64
شرح مسلم.5/129بدائع الصنائع للكساني 65
.4/283املغني البن قدامة .11/44للنووي
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 161/179
التسعییكون
مشور
أھ
ذومالرأ
األسعارمعرفاالختصاص
وھذ
م
نص
الحنفیعلی
66.
حبیا عال اجنقوقد
نبغ:أنرحمھما یـ
ألإلما
یجم
وجوه
أھ
المرا"الشيذلالسو
ویحضرغیرھ"تسعیره
م
أھ
خ را
أصدقھعلاستظھاراألسعامعرفة
یشتروكیفیسألھالسوقأھصدق
فینازلھیبیعونوكیف
مإل
لھفی
حتسداوللعامة
بیرضو
.وال
رو بـجی
عل
التسعی
سعر
األسعارسالسلطتنفر یرضون
ھذوعلالسوقأھمرضعولكن
یتوصوبھذ.أجامأجازه
معرفإل
رینال اعمصالح تـشملاوعجیوعا لل
یكووبھمیقومالر مذلفي
.الناإجحافیھ
سعراإلماوإذا
علیھ
م
غی
رمرضا
فیھلھ
إلذلأد
وإتالاألقواتوإخفااألسعارفساد
الناأموال
سواالیویسمموھ. 67
ذلعلعالوالمالكیواشتر.السوداء
ویراعاداإلمایكوأالتسعیلجواز
المصلحمن
68.
وحكالتسعیرحالالبیحك:الحاء
معلزیادالبیفاإلمامخالفة
سعر
ابن عابدين 66 الفتاوى اهلندية .5/256حاشية
3/214.
.5/19املنتـقى للبـاجى 67
.4/380التاج واإلكليل للمواق 68
١(یفنحلا:مامردقامإلاص
غیألنبیعھ
علمكر
البی
.أل
لاإلمام
بالبیعیأمر
أأمروإنم
الأنعل.كذعلالثمیزید
نفاإلماسعرممكثأحدھم
وحبیعھ
69 .إفازلإ
امھ للتسعیرعندھم
.اإلماسعمااللتزافالترغیب
٢(یعفاشلافمتعملال انحلاوف
التسعجواعدالقائلوالمعتمد
الحاجمولو
إلیھ
قالو
:قلنإذ
:
وسعاإلمافخالالتسعیریجوز
مأمتعتھالتجاف االناسعلى
:حالتیبیفرقوفقعلیھمسعرھا
بیعھاعلیكرھھأ:إحداھم)
وال
یمكنھ
ترم
فھذالبیع
البیع
ذلمشتروعلاطل
باعھمعلیردأاإلكراه
ألثمنمدفعمویسترجع
البیع
اإلكرام
یص
70.
أ:وثانیتھم)
یسع
السلطان
بیع یـفانلاھتعتمأیراتخمم
كارھولكنھإكراهغیر
،رعسلل
فالبی
جائز
یكرأنغی
منھاالبتیاع
الم تاعلإذإ
الذالبیكاوإ.نفوسھطیب
ترلم قـیباركإلحیحصلع
حاكل
71.
نفس املوض69 نفس.حاشية ابن عابدين الفتاوى اهلندية
.املوضع
للماوردي احلاو70 القناع.5/410الكبير كشاف
.3/187للبهوتي
.5/411نفس املرجع 71
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 162/179
أعلى
الشافعی
المعتمف
عندھم
مالرغعل
قولھ
عد
ولاإلماق مالتسعیجواز
-األسعاارتفاال اعأحدث
عزاإلماسعل:قالوا
مخالفھ
مفیلمسعممبأزیان
مجاھرة
وصالمخالفةاإلما
البیع
72.
٣(كلاملا:لجیتـاكلاھلصنف
حكم
البی
اإلمامسعمعلزاإذ
والذي
یبد
تـاكللأ
صحیالبی
:قالوألنھالسعرعلال ائزاإذا
ممبأزیافماإلمامسعإن
السوماخر:لیقاسعره
73.
٤(اقوعل انحلا:إامإلارعس
فالبیبیعاعلال اعوأكره
وھحقإكراھذألصحیح
علاإلكراحالفكم.البییبطل
البیع
قضاأجم
دینھ
النفقأ
الواج ة
علی
74.
الخاتم:الطاء
فالفقھاآرابتصویالقیاعد
یمكالتسعیر
النتائاستخال
:اآلتیة
١(رعاھقفلااحلطصموسلا
كالقیمة
والسعالمثـوثموالثم
معناھاوبینوا
مم
ید
عل
عنای
.السوحكاالفقھاء
.2/38مغني احملتاج للشربيين 72
.5/18املنتـقى للبـاجي 73
.17احلسبـة البن تـيمية 74
٢(صألافیعستلامرحلانع
التحریمیوالكراھالفقھاجمھور
احتراعلیدوھذالحنفیةعند
فالرضائیم دوتأكیالعاقإرادة
،دوقعلاإأذإعدجاحلالإ
التس
فیمكعی
أللحاك
یتدخ
فیسعر
عنالتجاعل
جمھو
.شروالفقھاء
٣(إوقلااوجیعستلانعجاحلا
فالوارالحدییعارإلیھ
النھي
ع
التسعیر
ھ
عم
نالن يألبمناطھ تـماعیعستلا
علتحقلعدوإنمتسعیرلكونال
التسعیر
لاألسعاغأل
یك
حالكا ال اعةظلس ب
العرظرونتیجطبیعیة
.والطلب
٤(وكییعستلانعیفنحلافوق
فالمالكیوعنالبھائموقوال شر
السلع
لیة ثـملا
عوعن
الشافعی
الحنا لو عض
یكو
.السلكف
٥(یعستلا
فثوماقتصادقرا
األسعاررسنوابأاإلماینفرد
ل
التسعییكو
مشور
أھ
الرأ
االختصاذوموالخ رة
بیجمعوذلاألسعارمعرفة
وتحاشیوالمشترینال اعمصالح
محدومن
یسم
.السوداالسو
الصواأعلوهللا
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 163/179
.
الھوامش
عابدیا حاشیة
الحاوي
الكبی
للماورد
نجیال والنظائـألش اا
تقى نـملاجا لل
اكشاف
قلاتوھ بـلل
نیل
للشوكانـاألوطا
رع ال االستذكار ل ـا
حتامغنى مـلانیبرشلل
قدامال المغني
للكسانـالصنائدائع
أصول
ردیسيالفق بـلل
دا
النھض
.31969مصالعربیة ختاالدر مـلالفكصح
الھندیالفتاوى
ھایة نـاتح مـلالمرلل
س ة حـلا الیمیت
ا سنن
ماج
مسن_ أحمد
البصریی
وعكتا_ داوأ سنن یـبلااف
ر یـعستلا
رمذي تـلا _اتكعو یـبلااماجف
ر یـعستلا
األثیـا ن
ھقي یـبلافن سـلا
الرزاع مصنف
ـللدریالمقارالفقھ
بوأدلتاإلسالمالفقھ ھـوللیھزلا
لمحمالمصلحضوا ط
سعی
رمضا
ال وطي
ألحماإلسالمالفقفاألجونظریة
حسن
الموطـعلالزرقانـشرح
روضة
بی لـاطلا
للنوو
للنوومسلشرح
لیالتاج كـإلاواوملل
KRITIK TERHADAP KONSEP WIHDATUL WUJUD IBNU ARABI
Oleh: Husnan Sulaiman
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 164/179
(Dosen tetap STAI Al-Musaddadiyah Garut)
Email: [email protected]
Abstrak
Kecenderungan sufisme sudah muncul pada akhir kekuasaan daulat Bani Umayyah di
bawah asuhan Hasan al-Bashri di kota Bashrah (Iraq). Pada zaman Daulat Abbasiyah,
sufisme muncul di bawah asuhan Jabir bin Al-Hayyan penganut madzhab syi’ah, dan Abu
al-athiyyah di Kufah. Kelompok-kelompok tersebut kemudian membentuk halaqoh di
Bagdad, mereka berpakaian meniru rahib Nasrani yang terbuat dari bulu (shuf) berwarna
putih, karena itulah mereka disebut kaum shufi. Ketika itu fiqh masih tetap melebih-lebihkan segi lahirnya ibadah, tidak menyentuh jiwanya sehingga fiqh lebih
mengutamakan “kulit” daripada “isi” sebagaimana sufisme melebih-lebihkan segi
kejiwaan hingga menjadi persemaian yang subur bagi segala macam ketahayulan,
cenderung melepaskan diri dari kewajiban syariat dan terjerumus ke dalam berbagai
jenis kemaksiatan. Akibat pertentangan tajam antara para ahhli fiqh dank kaum sufi, dan
akibat hubungan dekat antara para ahli Fiqh dengan para sultan yang dilayani
kepentingannya, banyak tokoh sufisme dijebloskan ke dalam penjara.
Kata Kunci: Wihdatul Wujud, Ibnu Arabi
A. Pendahuluan
Dunia Islam telah melahirkan
para tokoh besar dari berbagai disiplin
ilmu pengetahuan, bahkan diantaranya
tak bisa ditandingi oleh tokoh-tokoh
cendekiawan dari dunia luar, baik ahli
hukum, filsuf maupun para fisikawan
dan astronom serta matematikawannya.
Dunia Barat sungguh berutang budi
pada dunia Islam, karena transfer
pengetahuan abad pertengahan
senantiasa melalui interpretasi
cendekiawan Muslim.
Tokoh paling unik, filsuf besar,
ahli tafsir paling teosofik, dan seorang
imam para filsuf sufi setelah Hujjatul
Islam al-Ghazali, seorang ulama Islam
yang jumlah karya-karyanya tak
tertandingi oleh ulama Islam manapun.
Ia adalah Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Ali bin
Abdullah bin Hatim, saudara Ady bin
Hatim ath-Tha'y. Kemudian ia biasa
dipanggil dengan Abu Bakr, Abu
Muhammad dan Abu Abdullah. Namun
gelarnya yang terkenal adalah Ibnu
'Araby Muhyiddin, dan al-Hatamy. Selain
itu, ia juga mendapat gelar sebagai
Syeikhul Akbar, dan Sang Kibritul Ahmar.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 165/179
Walaupun lahir di Andalusia namun
bernasab Arab.234
B. Biografi Ibnu Arabi
Ibnu 'Araby lahir bertepatan
tanggal 17 Ramadhan, hari Senen, tahun
560 H. Atau tanggal 29 Juli 1165 M. di
kota Marsia, Ibu kota Andalusia Timur
(kini Sepanyol),235 sebuah kota yang
banyak melahirkan tokoh-tokoh ulama,
cendekiawan dan penyair besar Islam;wafat tahun 638 H/1240 M. Ia tumbuh
di tengah-tengah keluarga sufi, ayahnya
tergolong seorang ahli zuhud, sangat
keras menentang hawa nafsu dan
materialisme, menyandarkan
kehidupannya kepada Tuhan yang
masing-masing membentuk ideologi
kehidupan dan tingkah psikologis sehari-
harinya. Kelak dari keluarga inilah lahir
filsuf besar, dan imam para sufi agung
yang belum tertandingi dalam dunia
Islam.
Ibunya adalah Nurul Anshariyah.
Ibunda agung ini menyusui putra-nya
dengan air susu taqwa, menyuapinya
dengan suapan mahabbah, mendidiknya
lahir dan batin, hingga mencapai
234Hery Sucipto, Cahaya Islam :
Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina
Hingga BJ. Habibie. (Jakarta : Grafindo,
2006), cet. Ke-1 Hlm. 142-143
235 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas
Zaman. (Bandung : Pustaka Setia, 2003),
Cet. Ke-1 Hlm 153.
karakter dimana jiwa ibunda telah
berpisah dari kemanusiaan menuju
karakter uluhiyah.236
Pada tahun 568 H keluarganya
pindah dari Marsia ke Isybilia. Maka di
kota baru ini, terjadi transformasi
pengetahuan dan kepribadian Ibnu
'Araby. kepribadian sufi, intelektualisme
filosufis, fiqh dan sastra. Karena itu
kelak, selain sebagai filsuf sufi, Ibnu
'Araby juga dikenal sebagai ahli tafsir,hadist, fiqh, sastra dan filsafat, bahkan
astrolog dan kosmolog.237
Ibnu 'Araby belajar al-Qur'an
dengan qira'at sab'ah dari beberapa
guru seperti: Abu Bakr bin Muhammad
bin Khalaf al-Lakhmy; Abul Qasim asy-
Syarrath dan dari Ahmad bin Abi
Hamzah. Sementara untuk mendalami
bidang fiqh dan hadist ia menekuni fiqh
mazhab Ibnu Hazm adz-Dzahiry dan
mazhab Imam Malik, pada beberapa
guru seperti Ali bin Muhamamd ibnul
Haq al-Isybili, Ibnu Zarqun al-Anshary
dan Abdul Mun'im al-Khazrajy.238
Dalam majelis-majelis lainnya, ia
tak pernah ketinggalan menekuni suatu
kitab kecuali membaca keseluruhan.
"Aku mempelajari kitab-kitab antara
lain, al-Imta' wal-Mu'anasah karya Abu
236 Hery Sucipto, Cahaya Islam :
Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina
Hingga BJ. Habibie. Hlm. 143
237 ibid
238 Ibid .
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 166/179
Hayyan at-Tauhidy, kitab Al-Mujalasah
karya Dinawari, kitab Bahjatul Asrar,
karya Imam Ibnu Jahadhah, kitab Al-
Mubtada' karya Ishaq bin Bisyr, kitab
Dalailun Nubuwwah, karya Ibnu Nu'aim,
kitab As-Sirah karya Ibnu Hisyam, kitab
Shafwatus Shafwah karya Ibnul Jauzy,
Musnad asy-Syihab karya Ibnu Salamah
al-Qadha'y, Al-Musnad karya al-Azraqy,
Al-Musnad, karya Ibnu Hanbal, As-
Sunan, karya Sijistany, Shahih Muslim,al-Bukhari, dan At-Tirmidzy..."239
Dari sekian Imam dan kitab itu,
Ibnu 'Araby tidak bertaklid sama sekali
pada mereka. Ia termasuk tokoh yang
(karena kapasitas ijtihadnya) menolak
taklid. Bahkan ia membangun
metodologi yang orisinal dalam
menafsirkan al-Qur'an dan Sunnah yang
berbeda dengan metode yang ditempuh
para pendahulunya. Hampir seluruh
penafsirannya diwarnai dengan
penafsiran teosofik yang sangat
cemerlang. "Kami menempuh metode
pemahaman kalimat-kalimat yang ada
itu. Dimana hati kami kosong dari
kontemplasi pemikiran, dan kami
bermajelis dengan Allah di atas
hamparan adab, muraqabah, hudhur
dan bersedia diri untuk menerima apa
yang datang pada kami dari-Nya,
sehingga Al-Haqq benar-benar
melimpahkan ajaran bagi kami untuk
239 www.abatsya.net , Sufi Ibnu Arabi :
Syaikul akbar dan Imam Para Filsuf, 23
oktober 2009
membuka tirai dan hakikat.... dan
semoga Allah memberikan pengetahuan
kepada kalian semua..." Demikian kata
Ibnu 'Araby.240
Usia 20 tahun, usia remaja
penuh gejolak. Tapi Ibnu 'Araby telah
matang dalam kepribadian intelektual
dan moralnya. Usia inilah Ibnu 'Araby
telah menjadi sufi. Ia berkata:
"Thariqat sufi ini dibangun di atas empat cabang: Bawa'its (instrumen
yang membangkitkan jiwa spiritual);
Dawa'i (pilar pendorong ruhani jiwa);
Akhlaq dan Hakikat-hakikat. Sedangkan
pendorong itu ada tiga hak: hak Allah,
adalah hak untuk disembah oleh
hamba-Nya dan tidak dimusyriki
sedikitpun. Hak hamba terhadap
sesamanya, yakni hak untuk mencegah
derita terhadap sesama, dan
menciptakan kebajikan pada mereka.
Dan (terakhir) hak hamba terhadap diri
sendiri, yaitu menempuh jalan (thariqat)
yang di dalamnya kebahagiaan dan
keselamatannya."241
Pada hak Allah (pertama) bisa
dilacak secara sempurna pada seluruh
karya Ibnu 'Araby. Dimana tauhid
dijadikan sebagai konsumsi, iman
sebagai cahaya hati, al-Qur'an sebagai
240 Hery Sucipto, Cahaya Islam :
Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina
Hingga BJ. Habibie. Hlm. 144.
241 www.abatsya.net, 14 Oktober 2009
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 167/179
akhlaknya. Kemudian naik ke tahap,
dimana tak ada lagi selain al-Haqq (Allah
swt.) Karakter Ibnu 'Araby senantiasa
naik dan naik ke wilayah yang luhur,
rahasianya senantiasa bertambah rindu,
dan hatinya jernih semata hanya bagi al-
Haqq, rahasia batinnya bermukim
menyertai-Nya tak ada yang lain yang
menyibukkan dirinya kecuali
Tuhannya242.
Ibnu 'Araby menggunakankendaraan mahabbah, bermazhab
ma'rifah, dan berwushul tauhid.
Ubudiyah dan iman satu-satunya
hanyalah kepada Allah Yang Esa dan
Maha Kuasa, Yang Suci dari pertemanan
dan peranakan. Raja tanpa tanding,
Pencipta dan Pengatur, Maujud dengan
Dzat-Nya tanpa butuh pada pewujud-
Nya. Bahkan seluruh yang wujud
membutuhkan-Nya. Seluruh alam
semesta wujud karena Wujud-Nya, dan
hanyalah Dia yang berhak disifati
sebagai Wujud. Yaitu Wujud Mutlak
dengan sendiri-Nya tanpa batas. Dia
bukan inti atom, bukan jasad, bukan
arah dan suci dari dimensi, arah dan
wilayah. Namun bisa dilihat oleh hati
dan mata hati.
Sementara hak sesama makhluk,
ia mengambil jalan taubat dan
mujahadah jiwa, serta lari kepada-Nya.
Ia gelisah manakala terjadi lowong atas
tindakan kebajikan yang diberikan Allah,
242 Ibid .
sebagai jalan mahabbah dan mencari
ridha-Nya. Hak ini bersumber pada
ungkapan ruhani dimana semesta alam
yang ada di hadapannya merupakan
penampilan al-Haqq. Seluruh semesta
ini bertasbih pada Sang Khaliq, dan
menyaksikan kebesaran-Nya, dan
semuanya merupakan limpahan dari
organisasi Ilahi.243
Sementara hak terhadap diri
sendiri adalah menempuh kewajibanagar sampai pada tingkah laku ruhani
dengan cara berakhlak yang dilandaskan
pada sifat-sifat al-Haqq, dan upaya
penyucian dalam taman Dzat-Nya.
Semua ini tidak bisa ditempuh
kecuali melalui bimbingan dan
pendidikan dari para Syeikh yang kamil,
dimana mereka mampu membukakan
pintu-pintu cakrawala pencerahan yang
luhur dalam perjalanan ruhaninya.
C. Konsep Wihdatul Wujud Ibnu Arabi
Ajaran "wahdatul al wujud"
dalam tasawuf Ibnu 'Arabi merupakan
suatu ajaran yang melihat masalah
wujud dalam hal ini Tuhan, alam dan
manusia sebagai suatu kesatuan.
Meskipun demikian, istilah "wahdatul al
wujud" yang dipakai untuk menyebut
ajaran sentralnya itu, tidaklah berasal
dari India, tetapi berasal dari Ibnu
Taimiyah; tokoh yang paling keras dalam
mengecam dan mengkritik ajaran
243 Hery Sucipto, Cahaya Islam :
Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina
Hingga BJ. Habibie. Hlm. 146.
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 168/179
sentralnya tersebut. Ibnu Taimiyahlah
yang telah berjasa dalam
mempopulerkannya ke tengah masyakat
Islam, meskipun tujuannya negative.
Disamping itu, walaupun semua orang
sepakat menggunakan istilah "wahdatul
al wujud" untuk menyebut ajaran
sentral Ibnu Arabi, di pihak lain, mereka
berbeda pendapat dalam
memformulasikan pengertian "wahdatul
al wujud".244
Menurut Ibnu Taimiyah,
"wahdatul al wujud" adalah penyamaan
Tuhan dengan alam. Menurut
penjelasannya, orang-orang yang
mempunyai faham "wahdatul al wujud"
mengatakan bahwa wujud itu
sesungguhnya hanya satu dan wajib al-
wujud yang dimiliki oleh Khaliq adalah
juga mumkin al-wujud dimiliki oleh
makhluq. Selain itu orang-orang yang
mempunyai paham "wahdatul al wujud"
itu juga mengatakan bahwa wujud alam
sama dengan wujud Tuhan, tidak ada
perbedaan245.
Dari pengertian di atas, Ibnu
Taimiyah menilai ajaran sentral Ibnu
Arabi itu dari asfek tasybih-nya
(penyerupaan Khaliq dengan Makhluq)
saja, tetapi belum menilainya dari asfek
tanzih-nya (penyucian Khaliq). Sebab
244 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas
Zaman. Hlm 154.
245 Ibid Hlm. 155
kedua asfek ini terdapat dalam ajaran
Ibnu Arabi. Akan tetapi, perlu pula
disadari bahwa kata-kata Ibnu Arabi
sendiri banyak yang membawa
pengertian seperti yang dipahami oleh
Ibnu Taimiyah meskipun di tempat lain
Ibnu Arabi membedakan Khaliq dengan
Makhluq dan Tuhan dengan Alam.246
Menurut Ibnu Arabi, wujud
semua yang ada ini hanya satu dan
wujud makhluk pada hakekatnya adalahwujud Khaliq pula, tidak ada perbedaan
antara keduanya. Adapun kalau ada
yang mengira bahwa antara wujud
Khaliq dan Makhluq ada perbedaan, hal
itu dilihat dari sudut pandang panca
indra lahir dan akal yang terbatas
kemampuannya dalam menangkap
hakikat yang ada pada Dzat-Nya dari
kesatuan dzatiyah yang segala sesuatu
berhimpun padanya. Hal ini tersimpul
dari ucapan Ibnu Arabi berikut ini :
مس حان
عینھوھأظھراألشیا
“Mahasuci Tuhan yang telah
menjadikan segala sesuatu dan Dia
sendiri adalah hakekat segala
sesuatu”247
Menurut Ibnu Arabi, wujud alam
pada hakekatnya adalah wujud Allah
dan Allah adalah hakekat alam. Tidak
ada perbedaan antara wujud qadim
yang disebut khaliq dengan wujud baru
246 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas
Zaman. Hlm 155.
247 ibid
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 169/179
yang disebut makhluq. Tidak ada
perbedaan antara ‘abid (penyembah)
dan ma’bud (yang disembah) bahkan
antara keduanya adalah satu,
perbedaannya hanya pada rupa dan
ragam hakikat yang satu. Kalau antara
khaliq dan makhluq bersatu dalam
wujudnya, mengapa terlihat dua? Ibnu
Arabi menjawab, sebabnya adalah
manusia tidak memandang dari sisi yang
satu, tetapi memandang keduanyadengan pandangan yang satu Khaliq dan
yang lain makhluq. Jika mereka
memandang keduanya dari sisi yang
satu, atau keduanyaadalah dua sisi
untuk hakikat yang satu, mereka pasti
akan dapat mengetahui hakekat
keduanya, yakni Dzat-Nya satu yang
tidak terbilang dan berpisah.248
Namun berada pada dimensinya
masing-masing, dan Tuhan meliputi
segala yang ada. Sehingga yang "ada"
bersifat nisbi; merupakan "ada" yang
diadakan tidak lain dari yang
mengadakannya. Sebab apa yang ada
merupakan penampakan bagi diri-Nya,
dan segala yang ada bersumber dari-Nya
serta Dia pulalah yang menjadi
esensinya. Namun itu tidak berarti yang
diadakan dan yang terbatas menjadi
Yang Tak Terbatas. Tidak berarti alam
semesta dan manusia menjelma
menjadi Tuhan dan Tuhan menjadi
manusia. Antara Tuhan, alam semesta
248 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas
Zaman. Hlm 155-156
dan manusia sekalipun dikatakan
berbeda dalam satu keberadaan atau
wahdatu al wujud namun alam semesta
dan manusia nisbi dan terbatas.
Keberadaannya bergantung pada Yang
Tak Terbatas. Sedang Tuhan yang tidak
terbatas ada di luar relasi, bukan yang
ada dalam pengertian dan perasaan.
Tuhan adalah independen atau mandiri
dari semua makhluk-Nya. Ada-Nya
bukan dari luar diri-Nya dan bukan pulakarena selain diri-Nya. Akan tetapi ada
karena diri-Nya dan oleh diri-Nya
sendiri. Ia meliputi semua yang
diciptakanNya. Hubungan dengan segala
yang dicipytakanNya. Dia membutuhkan
mereka dalam kaitannya dengan
ketuhananNya. Sebab tanpa makhluk
ciptaanNya Dia tidak dikenal sebagai
Tuhan; yaitu objek pujaan (ilah) sampai
ma'luh (komplemen logis dari ilah)
diketahui. Maka Ibnu 'Arabi melihat
realitas alam dan manusia tidak lain dari
tajalli ilahi sekaligus sebagai cermin
untuk melihat diriNya yang Maha
Sempurna. Demikian pula sebagai
pengenalan akan keberadaanNya. Hal
yang demikian ini pulalah yang menjadi
tujuan dari penciptaan-Nya.249
D. Kontroversi Seputar Karya-Karyanya
249 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi
tentang Hakekat wujud . (Yogyakarta :
Perpustakaan Digital UIN Sunan
kalijaga, 2008)
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 170/179
Pandangan-pandangan filsafat
tasawuf Ibnu 'Araby dinilai oleh
beberapa pihak, terutama kaum fuqaha'
dan ahli hadist sangat kontroversial.
Sebab, teorinya tentang Wahdatul
Wujud dianggap condong pada
pantheisme. Hal ini disebabkan seluruh
karya-karya Ibnu 'Araby, meggunakan
bahasa simbolik, sehingga kalangan
awam dan kaum tekstualis sangat
kebingungan. Bahkan tidak sedikit yangmengganggap murtad dan kufur pada
Ibnu 'Araby. Tak kurang, misalnya
Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah, dan
pengikutnya. Tetapi pada akhirnya, Ibnu
Taimiyah menerima pandangan Ibnu
'Araby setelah bertemu dengan
Taqyuddin Ibnu Athaillah as-Sakandari
asy-Syadzily di sebuah masjid di Kairo,
yang menjelaskan makna-makna
metafora Ibnu 'Araby. "Kalau begitu
yang sesat itu adalah pandangan
pengikut Ibnu 'Araby yang tidak
memahami makna sebenarnya," kata
Ibnu Taimiyah.250
Ketersesatan memahami Ibnu
'Araby juga berkembang di Jawa, ketika
secara aliran kebatinan Jawa singkretik
dengan Tasawuf Ibnu 'Araby. Diskursus
Manunggaling Kawula Gusti telah
membuat penafsiran yang menyesatkan
di kebatinan Jawa, yang sama sekali
tidak pantas untuk dikaitkan dengan
Wahdatul Wujud-nya Ibnu 'Araby.
250 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi
tentang Hakekat wujud, hlm. 146-148
Bahkan di jawa sudah melesat ke arah
kepentingan jargon politik yang
menindas atas nama Tuhan.
Untuk memahami karya-karya
dan wacana Ibnu 'Araby, haruslah
disertai thariqat yang penuh,
komprehensif dan iluminatif. Karena itu,
harus pula membaca kitab-kitab tasawuf
lainnya, dan kemudian syarah atas
karya-karyanya. Dr. Su'ad al-Hakim
mengkorkordansi sejumlah istilahfilsafat tasawuf yang secara orisinal
muncul dari Ibnu 'Araby. Ada ratusan
istilah baru yang diilhami oleh
terminologi Qur'any dan Sunnah
Nabawi. Dr. Abdullah Afifi, murid RA.
Nicholson, membuat syarah yang
berharga atas karyanya yang paling sulit,
Fushushul Hikam. Dan Dr. Mahmud
Mathrajy memberi pengantar panjang
dan catatan kaki pada karya
monumentalnya, Al-Futuhatul
Makkiyah. Namun Mathrajy juga sedikit
terjebak oleh pendapat orientalis,
terutama penilainnya sebagai
Pantheisme.251
Karya-karya Ibnu 'Araby masih
asing di Indonesia, termasuk dunia
pesantren belum memperkenalkan
karya-karya sufi besar ini. Menurut
peniltian para ulama dan juga orientalis,
karya Ibnu Araby berjumlah sekitar 560
kitab lebih. Bahkan ada yang meniliti,
termasuk risalah-risalah kecilnya,
251 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi
tentang Hakekat wujud, 147
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 171/179
mencapai 2000 judul. Kitab tafsirnya
yang terkenal adalah Tafsir al-Kabir
terdiri 90 jilid. dan karya
ensiklopediknya tentang penafsiran
sufistik, yang paling masyhur adalah
Futuhatul Makkiyah (8 jilid), dan disusul
pula dengan Futuhatul Madaniyah.
Selain itu, karya yang paling sulit dan
penuh metaforal adalah Fushushul
Hikam. Dan sesungguhnya untuk
sekadar menghantar pemikiran Ibnu'Araby, membutuhkan satu juta
halaman lebih, atas karya-karyanya.252
E. Kritik Terhadap Sekte Tasawuf
Kita dapat membagi ajaran
tasawuf yang ekstrem ke dalam tiga
sekte: Pertama, sekte Al Isyraqi , sekte
ini didominasi oleh ajaran filsafat
bersama sifat zuhud. Yang dimaksud
dengan Al Isyraqi (penyinaran) adalah
penyinaran jiwa yang memancarkan
cahaya dalam hati, sebagai hasil dari
pembinaan jiwa dan penggemblengan
ruh disertai dengan penyiksaan badan
untuk membersihkan dan menyucikan
ruh, yang ajaran ini sebenarnya ada
pada semua sekte-sekte tasawuf, akan
tetapi ajaran sekte ini cuma sebatas
pada penyimpangan ini dan tidak
sampai membawa mereka kepada
ajaran Al Hulul (menitisnya Allah 'azza
wa jalla ke dalam diri makhluk-Nya) dan
Wihdatul Wujud (bersatunya wujud
Allah 'azza wa jalla dengan wujud
252 Ibid hlm. 148
makhluk/Manunggaling Gusti ing
Kawulo), meskipun demikian ajaran
sekte ini bertentangan dengan ajaran
islam, karena ajaran ini diambil dari
ajaran agama-agama lain yang
menyimpang, seperti agama Budha dan
Hindu.
Kedua, sekte Al Hulul , yang
berkeyakinan bahwa Allah 'azza wa jalla
bisa bertempat/menitis dalam dirimanusia). Keyakinan ini diserukan oleh
beberapa tokoh-tokoh ekstrem ahli
Tasawuf, seperti Hasan bin Manshur Al
Hallaj, yang karenanya para Ulama
memfatwakan kafirnya orang ini dan dia
harus dihukum mati, yang kemudian dia
dibunuh dan disalib pada tahun 309 H.
Dan di dalam Sya'ir yang dinisbatkan
kepadanya dia berkata :
“Maha suci (Allah 'azza wa jalla)
yang Nasut (unsur/sifat kemanusiaan)-
Nya telah menampakkan rahasia cahaya
Lahut (unsur/sifat ketuhanan)- Nya yang
menembus Lalu Tampaklah Dia dengan
jelas pada (diri) makhluk-Nya dalam
bentuk seorang yang sedang makan dan
sedang minum Hingga (sangat jelas) Dia
terlihat oleh makhluk-Nya seperti
(jelasnya) pandangan alis mata dengan
alis mata”253
Ibnu 'Arabi dalam kitabnya
Fushushul Hikam yang berisi segudang
253 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam
Ajaran Tasawuf, Sumber download file
CHM Darus Salaf 2, 27 Oktober 2009
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 172/179
kesesatan dan kekufuran.254 Dalam
kitabnya ini dia mengatakan bahwa
Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam lah
yang memberikan padanya kitab ini, dan
beliau SAW berkata kepadanya:
"Bawalah dan sebarkanlah kitab ini pada
manusia agar mereka mengambil
manfaat darinya", kemudian Ibnu 'Arabi
berkata: "Maka aku pun (segera)
mewujudkan keinginan itu seperti yang
Beliau tentukan padaku tidak lebih dantidak kurang." Kemudian Ibnu 'Arabi
berkata: “(Kitab ini) dari Allah, maka
dengarkanlah, dan kepada Allah
kembalilah.” (Fushushul Hikam, dengan
perantaraan kitab Hadzihi Hiya Ash
Shufiyyah hal. 19255
Memang Al Hallaj seorang tokoh
besar dan populer di kalangan orang-
orang ahli tasawuf ini adalah penganut
sekte Al Hulul, dia meyakini dualisme
hakikat ketuhanan dan beranggapan
bahwa Al-Ilah (Allah 'azza wa jalla)
memiliki dua tabiat yaitu: Al Lahut (sifat
ketuhanan) dan An Nasut (sifat
kemanusiaan), yang kemudian Al Lahut
menitis ke dalam An Nasut, maka ruh
manusia -menurut Al Hallaj- adalah Al
254 Abdurrohman Abdul Kholiq, al-Fikru as- shufiy fi dhaoi’ al -kitab wa as-
sunnah. (Riyadh : Maktabah
Darussalam, 1994) cet. Ke-1 hlm. 277-
279.
255 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam
Ajaran Tasawuf, Sumber download file
CHM Darus Salaf 2, 27 Oktober 2009
Lahut ketuhanan yang sebenarnya dan
badan manusia itu adalah An Nasut.
Ketiga, sekte Wihdatul Wujud ,
yaitu keyakinan bahwa semua yang ada
pada hakikatnya adalah satu dan segala
sesuatu yang kita lihat di alam semesta
ini tidak lain merupakan
perwujudan/penampakan Zat Ilahi
(Allah 'azza wa jalla). Tokoh sekte ini
adalah Ibnu 'Arabi Al Hatimi Ath Thai
Dalam kitabnya Al Futuhat Al Makkiyahdia menyatakan keyakinannya dengan
ucapannya: 256
“Hamba adalah Tuhan dan
Tuhan adalah hamba
Duhai gerangan, siapakah yang
Mukallaf ?
Jika kau katakan: hamba, maka
dia adalah Tuhan juga
Atau kau katakan: Tuhan, maka
mana mungkin Tuhan diberi Taklif?”
Dan dalam kitabnya yang lain
Fushushul Hikam (hal.192) Ibnu Arabi
berkata: 257
"Sesungguhnya orang- orang
yang menyembah anak sapi, tidak lain
yang mereka sembah kecuali Allah."
F. Penutup
256 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas
Zaman. Hlm. 156
257 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam
Ajaran Tasawuf
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 173/179
Setelah pembahasan di atas,
maka menurut hemat penulis bahwa
ajaran tasawuf Ibnu ‘Arabi cenderung
menyimpang jauh dari petunjuk Al
Quran dan As Sunnah, yang dengan
mengamalkan ajaran ini seseorang
bukannya makin dekat kepada Allah
'azza wa jalla, tapi malah semakin jauh
dari-Nya, dan hatinya bukannya makin
bersih, akan tetapi malah semakin kotor
dan penuh noda. Kemudian jika timbulpertanyaan, "Kalau begitu usaha apa
yang harus kita lakukan dalam upaya
untuk menyucikan jiwa dan hati kita?"
Maka jawabannya adalah sederhana
sekali, yaitu, Pelajari dan amalkan
syariat islam ini lahir dan batin, maka
dengan itulah jiwa dan hati kita akan
bersih (untuk lebih jelasnya silakan
pembaca menelaah kitab Manhajul
Anbiya' fii Tazkiyatin Nufus tulisan
Syaikh Salim Al Hilali, yang ditulis khusus
untuk menjelaskan masalah penting ini),
karena di antara tugas utama yang
dibawa para Rasul SAW adalah
menyucikan jiwa dan hati manusia
dengan mengajarkan kepada mereka
syariat Allah 'azza wa jalla, sebagaimana
firman Allah.
Maka orang yang paling banyak
memahami dan mengamalkan petunjuk
Al Quran dan As Sunnah dengan baik
dan benar, maka dialah orang yang
paling bersih dan suci hati dan jiwanya
dan dialah orang yang paling bertakwa
kepada Allah 'azza wa jalla, karena
semua orang berilmu sepakat
mengatakan bahwa: "Penghalang utama
yang menghalangi seorang manusia
untuk dekat kepada Allah 'azza wa jalla
adalah (kekotoran) jiwanya."258 Oleh
karena inilah Rasulullah SAW
mempermisalkan petunjuk dan ilmu
yang Allah turunkan kepada beliau
dengan air hujan yang Allah turunkan
dari langit, karena sebagaimana fungsi
air hujan adalah untuk menghidupkan,
membersihkan dan menumbuhkankembali tanah yang tandus dan gersang,
maka demikian pula petunjuk dan ilmu
yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam adalah untuk
menghidupkan, menyucikan dan
menumbuhkan hati manusia, dalam
hadits Abi Musa Al 'Asy'ari ra, Rasulullah
SAW bersabda:
258 Imam Ibnul Qayyim, Igatsatul
Lahafan dan Al Fawa'id Sumber:
muslim.or.id
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 174/179
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Taslim, 2009 , Sekte-sekte dalam Ajaran Tasawuf, Sumber download file CHM
Darus Salaf 2,
Abdurrohman Abdul Kholiq, 1994, al-Fikru as-shufiy fi dhoui’ al-kitab wa as-sunnah.
Riyadh : Maktabah Darussalam, cet. 1
Ahmad Amin, 1993 , Islam dari Masa ke masa, Terj. Abu Laila dan Mohammad Tohir,
Bandung : Rosdakarya, cet. Ke-3.
Afandi, 2008 , Pemikiran Ibnu Arabi Tentang Hakekat Wujud . Yogyakarta : Perpustakaan
Digital UIN Sunan kalijaga
Hery Sucipto, 2006, Cahaya Islam : Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina Hingga BJ.
Habibie. Jakarta : Grafindo, cet. Ke-1
Imam Ibnul Qayyim, 2009, Tt, Igatsatul Lahafan dan Al Fawa'id Sumber: muslim.or.id
M. Solihin, 2003, Tokoh-tokoh Sufi Lintas Zaman. Bandung : Pustaka Setia, Cet. 1
www.abatasya.net ,
2009, Sufi Ibnu Arabi : Syaikul akbar dan Imam Para Filsuf
PANDANGAN NON-MUSLIM TERHADAP BANK SYARIAH
Oleh: Ridwan Munir
a. Pendahuluan
Perkembangan industri keuangan
syariah di dunia terlihat begitu pesat.
System dan industri keuangan
syariah tidak lagi menjadi isu local
yang sifatnya terbatas ada diantara
negara-negara muslim saja, tetapi
juga telah menjadi trend globaldimana negara-negara non-muslim
sudah mengambil posisi dan inisiatif
untuk mengadopsi serta
mengembangkan system sekaligus
industri keuangan syariah ini.
Negara-negara yang memiliki
industri keuangan terkemuka seperti
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 175/179
Inggris, Prancis, Jepang, Hongkong
dan Singapura terlihat berlomba-lomba untuk menjadikan negara
mereka sebagai pusat keuangan
syariah, baik di dunia maupun di
kawasan regional. Bahkan lembaga-
lembaga keuangan dunia seperti
World Bank dan International
Monetary Fund (IMF) telah pula
menyatakan bahwa pengembangan
keuangan syariah telah menjadi
salah satu program utama mereka.
Pada dasarnya, fungsi bank, baik
bank konvensional maupun bank
syariah dalam menjalankan
kegiatannya adalah sama. Sebagai
lembaga keuangan intermediasi
(intermediary financial institution),
kedua bank ini sama-sama
mengumpulkan dana dari
masyarakat dan kemudianmenyalurkan kembali dana-dana
yang terkumpul tersebut kepada
masyarakat dalam bentuk
pembiayaan. Meskipun mempunyai
fungsi yang sama, ada hal prinsip
yang membedakan keduanya. Bank
syariah dalam menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan pada prinsip
bagi untung dan rugi (profit and loss
sharing principle) dan tidakmemberikan bunga (interest free).
Adapun bank konvensional dalam
menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan pada bunga (interest).
Karena bank syariah dalam
menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan pada prinsip syariah,
maka sebagian orang akan
berpandangan bahwa bank syariahini identik dengan Islam dan umat
Islam. Dengan kata lain, bank syariah
hanya diperuntukkan kepada orang-
orang yang beragama Islam saja,
sedangkan agama lain [non-Muslim]
tidak bisa bertransaki di dalamnya.
Pandangan ini tentu keliru dan perlu
diluruskan. Kalau dikatakan bank
syariah itu identik dengan Islam, hal
itu memang benar adanya, karenaketika kita berbicara tentang syariah,
maka secara otomatis akan bicara
tentang Islam. Keduanya merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Namun, yang perlu dipahami, bank
syariah tidak terkait sama sekali
dengan ritual keagamaan atau
peribadatan dari agama Islam. Banksyariah, dalam menjalankan
kegiatannya, tidak terbatas hanya
untuk orang yang beragama Islam
saja, tapi juga terbuka bagi non-
Muslim. Dengan kata lain, bank
syariah bisa memberikan
pembiayaan atau jasa kepada non-
Muslim. Kaum non-Muslim bisa
menabung, meminta pembiayaan,
dan/atau menggunakan jasa banksyariah, bahkan bisa bekerja di sana.
Pada saat sekarang ini, perbankan
syariah tumbuh dengan pesat di
seluruh dunia, tidak hanya di negara
Islam/mayoritas berpenduduk
Muslim, namun juga di negara-
negara yang bukan Islam, seperti
Amerika Serikat, Singapura, dan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 176/179
Britania Raya (United Kingdom), dll.
Bahkan, Britania Raya pada saat inibertekad menjadi pusat keuangan
dan perbankan syariah di dunia.
Perbankan dan keuangan syariah
berkembang pesat di sana, padahal
bukan negara Islam. Begitu juga
dengan Singapura, yang bertekad
menjadi pusat keuangan syariah di
dunia dengan memperlonggar
peraturan-peraturan terkait
perbankan syariah sehingga bisaberkembang dengan pesat.
Di Malaysia, hampir 15 persen
nasabah bank syariah adalah non-
Muslim. Hal ini mengindikasikan
secara jelas bahwa bank syariah
tidak hanya untuk orang yang
beragama Islam saja. Oleh karena
itu, bagi Muslim dan non-Muslim,
yang masih penasaran dengan banksyariah, silahkan mulai berhubungan
dengan bank syariah, misalnya
menabung. Tanyakan secara detail
segala fasilitas yang dapat
dimanfaatkan dari layanan bank
syaraiah ini, sehingga bisa sekaligus
membedakan antara bank syariah
dan bank konvensioanl. (“Apakah
Bank Syariah hanya untuk muslim?”
Ditulis Abdul Rasyid Jnauari 2015)
b. Bank Syariah Menurut Rodney
Wilson
Rodney Wilson adalah direktur
pascasarajana Institute for Middle
Eastern and Islamic Studies, Durham
University. Ia adalah salah seorang
editor buku The Politics of Islamic
Finance and co-author of Islamic
Economics: A Short History.Menurutnya hasil penelitian yang
ditulisnya di laman
www.commongroundnews.org.
Menyatakan bahwa perbankan
Islam, yang mengisyaratkan
penolakan terhadap bunga, telah
menjadi sebuah industri penting
dalam empat dekade terakhir. Satu
pertanyaan tak terelakkan adalah
apakah kehadirannya semakinmenjauhkan kaum Muslim dari
berbagai nilai dan norma Barat,
menciptakan sebuah perkampungan
keuangan tersendiri. Sebuah
pandangan alternatif menyatakan
bahwa dengan semakin
meningkatnya jumlah orang di Barat
yang tidak puas atau skeptis tentang
layanan-layanan perbankan yang
mereka terima, dan melihat bank-bank tersebut sebagai pemeras atau
bahkan tidak etis, kemunculan
perbankan Islam dengan moralitas
yang berbeda menghasilkan Islam
dengan cerminan wajah yang lebih
positif.
Banyak bankir Barat memandang
keuangan Islam sebagai sebentuk
rasa keingintahuan, dan bahkan
mungkin sebuah peluang bisnis,tetapi jarang yang melihatnya
sebagai sebuah ancaman yang dapat
dibandingkan dengan ekstremisme
Muslim. Kenyataannya, perbankan
dan keuangan Islam dapat dianggap
sebagai sisi lembut Islam, dan
sebuah aspek yang meminjamkan
dirinya sendiri bagi sebuah dialog
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 177/179
antara orang Barat dan Muslim.
Lembaga-lembaga keuangan retel
Islam, termasuk Islamic Bank of
Britain, the European Islamic
Investment Bank dan Lariba Bank di
Kalifornia, saat ini telah tegak berdiri
di sejumlah negara Barat. Lebih jauh,
bank-bank pemberi pinjaman
internasional, termasuk Citibank,
HSBC Amanah, Deutsche Bank, dan
UBS of Switzerland, semuamenawarkan deposito Islam dan
fasilitas-fasilitas keuangan yang
memenuhi ketentuan syariah.
Ada banyak dialog terjadi antara
para bankir Barat yang bekerja pada
lembaga-lembaga ini dan para ahli
syariah yang menyarankan apa yang
boleh, dan apa yang tidak, dilakukan.
Dialog ini meluas hingga asuransi, dimana perusahaan-perusahaan
takaful Islam semakin lama semakin
aktif, ciri-ciri mereka yang khas
adalah bahwa mereka tidak
menganut bunga yang dihasilkan
surat-surat obligasi konvensional,
dan bahwa dana para pemegang
saham dan premi yang dibayar para
pemegang polis tersebut tidak dapat
dijadikan satu, yang dapatmenyebabkan pihak pertama
mengeksploitasi kemalangan pihak
kedua.
Karena syariah merupakan hal yang
universial, prinsip-prinsip illahiah,
bukan hukum nasional, kantor-
kantor hukum internasional
terkemuka juga ikut melibatkan diri
dalam urusan perbankan dankeuangan Islam, hanya saja kontrak-
kontrak yang ada perlu dirancang di
bawah payung hukum Inggris atau
Amerika dengan tetap memelihara
kesesuaian dengan syariah.
Memang, pekerjaan utama para
anggota komite syariah yang
melayani dewan direksi bank-bank
Islam dan konvensional yang
menawarkan produk-produk Islamadalah untuk memastikan bahwa
kontrak-kontrak baru tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah dan,
jika tidak, melakukan dialog dengan
para pengacara berkaitan dengan
amandemen dan perancangan ulang.
Aspirasi dari banyak pihak Islamis
adalah memiliki hukum syariah yang
illahiah menggantikan hukum buatanmanusia, bahkan mungkin pendirian
suatu khalifah dunia yang di bawah
kekuasaannya semua orang, Muslim
dan non-Muslim, hidup. Tidak
mengherankan, aspirasi seperti itu
tidak dapat diterima oleh
kebanyakan non-Muslim, dan
bahkan juga banyak umat muslim,
karena ia tidak memberikan pilihan.
Perbankan dan keuangan Islam
dapat menentukan arah masa
depan: ia memberikan pilihan yang
luas, bukannya terbatas. Sementara
setiap lembaga memiliki dewan
syariahnya masing-masing,
kesesuaian dengan syariah pada
kenyataannya merupakan urusan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 178/179
pihak swasta, bukan urusan hukum
nasional. Bahkan, setiap dewansyariah memiliki fatwa-fatwanya
sendiri, yang akibatnya semakin
memperluas pilihan dalam pasar
gagasan keagamaan. Agama, pasti,
berkembang dalam kondisi penuh
persaingan dan Islam bukan sebuah
pengecualian, sementara jika ia
dinasionalisasi, para penganutnya
tidak lama akan menjadi terasingkan.
Republik Islam Iran dapat dilihat
sebagai sebuah contoh yang tidak
mendorong perkembangan
perbankan dan keuangan Islam. Di
sana, semua perbankan telah
memenuhi ketentuan syariah sejak
undang-undang mengenai
Perbankan Bebas Riba diundangkan
pada 1983. Para nasabah bank
karenanya tidak memiliki pilihankecuali menggunakan sistem syariah.
Namun bank-bank tersebut dimiliki
oleh negara dan memiliki otonomi
yang kecil, bahkan dalam
pengambilan keputusan tentang
produk-produk deposito dan
keuangan yang hendak ditawarkan.
Mereka juga tidak memiliki komite-
komite syariah, alasannya hal ini
tidak diperlukan karena undang-undang memastikan kepatuhan
terhadap syariah dalam keadaan
apapun.
Hasilnya adalah perkembangan
perbankan berjalan lambat,
sedikitnya terobosan keuangan yang
ada, dan kebanyakan rakyat Iran
tidak memiliki rekening bank.
Sebaliknya, di wilayah Teluk Arabdan di Malaysia, di mana bank-bank
Islam dan konvensional bersaing,
bank-bank Islam memiliki produk-
produk yang menarik untuk
ditawarkan dan jumlah nasabah yang
terus tumbuh. Bank Al Rajhi Arab
Saudi telah menjadi bank retel Islam
terbesar, dan jangkauan layanan dan
saluran pengirimannya dapat
disejajarkan dengan penawaranterbaik yang dapat di berikan oleh
bank-bank Barat.
Perbankan Islam tidak akan kemana-
mana, ia merupakan sebuah peluang
daripada sebuah ancaman, dan
memiliki masa depan yang
menggairahkan. Kesenjangan tetap
ada – tidak ada bank Islam di Israel,
misalnya, untuk melayani pendudukmuslim di sana. Tetapi jika Bank
Sentral Israel memberi izin bagi
pendiriannya, ia dapat membawa
banyak kebaikan. Ia mungkin
mendorong penduduk Yahudi yang
hidup di sana mempertanyakan
apakah pengoperasian bank-bank
mereka sendiri telah sesuai dengan
ajaran keagamaan dalam Leviticus
dan Deuteronomy.
Akhirnya perbankan dan keuangan
Islam berkaitan dengan kemunculan
sebuah bentuk kapitalisme yang khas
Islam yang mungkin hidup
berdampingan dan berinteraksi
dengan Barat, Cina, Rusia atau
kapitalisme lainnya. Perkembangan
7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 179/179
seperti ini seharusnya disambut
hangat dan diberi peluang, danbukannya dihambat atau ditekan.
(dari berbagai sumber)
).