TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

179

Transcript of TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

Page 1: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 1/179

Page 2: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 2/179

PERAN KENABIAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Oleh: Nur Rofiq

Pendahuluan

Nubuwah adalAah

mempunyai strategi dan peran yang

penting suatu isu yang jarang

diperbincangkan oleh masyarakat

umum. Namun teori kenabian dalam

agama Islam telah menjadi

perdebatan sengit yang belumberhenti hingga saat ini. Sayangnya,

perhatian umat Islam terhadap tema

ini tidak terlalu besar. Meski

kenabian menjadi tema penting

dalam kajian Islam, tetapi itu tidak

berarti terjadi pula pada agama lain.

Menurut penelitian Ulil Abshar-

Abdalla (mantan koordinator

Jaringan Islam Liberal), tema

kenabian hanya menjadi tema seriuspada agama Islam dan Yahudi.

Agama-agama timur, seperti Hindu,

Buddha, Tao, dan lainya, tidak

menaruh perhatian serius pada tema

kenabian.

Tentang kehadiran para nabi

sendiri mengalami kontroversi di

internal ummat Islam. Menurut

Muhammad Abduh, kedatangan

para Nabi dan Rasul sangatdiperlukan bagi keberlangsungan

kehidupan manusia. Kedudukan

mereka seperti kedudukan akal

dalam diri manusia. Tidak heran

kalau Tuhan mengkhususkan

sebagian mahluk dengan wahyu dan

ilham, karena jiwa mereka telah

tinggi dan dapat menerima limpahan

Tuhan dan rahasia-Nya.[1] Sedangkan

menurut Ibnu Ar-Rawandi (penganut

Mu’tazilah, namun akhirnya murtad

dan menganut ajaran atheis), dalam

bukunya yang berjudul  Az-

 Zamarudah, dia mengingkari

kenabian pada umumnya dan

kenabian Nabi Muhammad pada

khususnya, mengkritik terhadapajaran-ajaran Islam dan ibadahnya,

dan menolak mukjizat-mukjizat

keseluruhannya. Khusus mengenai

kenabian, ia mengatakan bahwa

nabi-nabi itu sebenarnya tidak

diperlukan, karena Tuhan telah

memberikan akal kepada manusia,

agar mereka dapat membedakan

antara baik dengan buruk, dan

petunjuk akal semata-mata sudahmencukupi, sehingga dibawah

bimbingan akal sama sekali tidak

tidak dibutuhkan risalah. Ia juga

mengungkapkan bahwa jika nabi

datang dengan menegaskan fungsi

akal ini, berarti hanyalah sebuah

pemborosan.

Selain itu, saat ini semakin

banyak orang memposisikan

kenabian sebagai sesuatu yang biasa,bukan yang istimewa. Karena

menganggap biasa, pada akhirnya

penyikapan terhadap nabi dan rasul

terakhir, Muhammad SAW, menjadi

profan. Misalnya, orang tak segan

menjadikan Nabi SAW sebagai bahan

olok-olokan dalam kartun, film, dan

sebagainya. Dan saat ini semakin

Page 3: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 3/179

marak pula muncul orang-orang

yang mengaku sebagai nabi,sebagaimana hal ini pernah terjadi

pada zaman Rasulullah dan khalifah

Abu Bakar. Fenomena seperti ini

menimbulkan tanda tanya, apakah

semua orang bisa menjadi nabi

tanpa adanya syarat-syarat tertentu.

Oleh karena itu, penulis merasa

tertarik untuk mengangakat tema

nubuwah (kenabian) dengan

harapan agar makalah ini dapatmenguraikan tentang fenomena

kenabian dalam Islam, terutama bila

dilihat dalam perspektif Al-Qur’an

dan makalah ini juga diharapkan

dapat memberikan jawaban tentang

pertanyaan-pertanyaan yang

muncul, terkait dengan isu-isu

kenabian, seperti pertanyaan

seputar nabi palsu yang sudah sering

terjadi di lingkungan masyarakatkita saat ini.

Pembahasan

1. Pengertian Nubuwah (Kenabian)

Secata etimologis, kata nubuwah

berasal dari kata “  ” yang berartiن

kabar warta (news), berita (tidings),

dan cerita (story).[2]

Kata “nubuwah”

sendiri merupakan mashdar dari

““  ن

”. Dan kata ”ن وة

” disebutkandalam Al-Qur’an sebanyak 5 kali di

beberapa surat. Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, nabi

adalah orang yg menjadi pilihan

Allah untuk menerima wahyu-Nya

dan kenabian adalah sifat (hal) nabi,

yang berkenaan dengan nabi.

Ditinjau dari segi sosiologis,

kenabian (nubuwah) merupakan jembatan transisi dari masa primitif 

menuju masa rasioner. Para Nabi

dan Rasul diutus ke dunia ini untuk

membawa manusia dari zaman

kegelapan menuju zaman yang

terang. Zaman kegelapan di sini

maksudnya adalah zaman yang

penuh dengan keburukan-keburukan

moral, penyimpangan akhlak dan

keyakinan, sehingga dapat dikatakanbahwa zaman sebelum diutusnya

para Nabi dan Rasul sama dengan

zaman primitif. Dikatakan primitif 

karena manusia masih dipengaruhi

oleh kepercayaan-kepercayaan

kepada yang magis. Pada saat itu,

manusia masih menganut

kepercayaan animisme dan

dinamisme sebelum pada akhirnya

sebagian dari mereka beralih kepadakepercayaan monotheisme, dengan

menyembah kepada Tuhan Yang

Maha Esa setelah para Nabi dan

Rasul datang membawa risalah atau

ajarannya.

Jika kita melihat kepada sejarah,

maka akan dapat terbukti bahwa

pada masa sebelum kedatangan para

Nabi dan Rasul, manusia masih

berada pada pola keyakinan yangterpengaruh oleh kekuatan-kekuatan

yang ada di alam ini. Sebagai contoh

yaitu kepercayaan yang dianut oleh

masyarakat pada masa Ibrahim yakni

kepercayaan kepada berhala. Selain

kepercayaan terhadap berhala,

kepercayaan lama yang ada pada

masa Ibrahim di wilayah timur

Page 4: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 4/179

tengah kuno, adalah kepercayaan

terhadap benda-benda luar angkasa,seperti bintang-bintang, bulan, dan

matahari. Kepercayaan kepercayaan

yang berkembang pada masa

Ibrahim ini, penyembahan berhala,

bintang-bintang, bulan, dan

matahari, diisyaratkan oleh al-Qur’an

dalam surat al-An’am ayat 76-80.[3]

Selain itu, pada masa jahiliyah

 jazirah Arab (sebagaimana

peradaban lainnya) masih dipenuhidengan paham-paham

penyembahan berhala, pohon,

hewan, fenomena alam, dan benda-

benda angkasa seperti bintang,

matahari, dan bulan seperti yang

terjadi pada masa Nabi Ibrahim.

Namun demikian ada diantara

mereka yang masih memegang

tradisi Ibrahim. Mereka inilah yang

disebut kaum  Ahnaf,(literal orang-orang yang lurus). Paham yang

mereka anut adalah monotheisme

karena rata-rata mereka mengikuti

ajaran Ya’kubi (di Ghassan dan

Syam), walaupun sebagian mengikuti

paham Nestorian yang menuhankan

Yesus (di wilayah Hirah).[4]

Secara umum, di Jazirah Arab,

paham monoteisme bukanlah hal

sangat baru. Maka disini kita melihatbahwa faktor keluarga masih

berperan dominan dalam penjagaan

ajaran tauhid. Nabi Muhammad

dilahirkan dari keluarga  Ahnaf  yang

memegang tradisi Ibrahim. Satu hal

yang sangat penting dari tradisi

Ibrahim yang dipegang teguh oleh

para  Ahnaf  adalah penyembahan

kepada Allah saja.Seperti yang telah diuraikan di

atas bahwa kenabian merupakan

 jembatan dari masa transisional, dari

masa primitif kepada masa rasioner

maka akhir dari masa transisional

tersebut adalah pada masa Nabi

Muhammad SAW sehingga setelah

masa tersebut, lambat laun manusia

sudah meninggalkan kepercayaan

yang primitif berganti dengan masarasioner, dimana manusia

sepenuhnya menggunakan rasio

atau akal mereka dalam segala aspek

kehidupan Dan setelah berakhirnya

masa transisional, maka berakhirlah

pula masa kenabian. Oleh karena itu,

saat ini kehadiran Nabi sebagai

penuntun ataupun penunjuk tidak

dibutuhkan lagi karena manusia

sudah berada pada masa rasioner,manusia sudah dapat menggunakan

akal mereka sepenuhnya dalam

segala hal sehingga mereka dapat

mengetahui mana yang seharusnya

disembah dan mana yang tidak,

mana yang baik dan mana yang

buruk.

Sedangkan secara terminologis,

ada beberapa pendapat yang

mengemukakan mengenaipengertian nubuwah (kenabian) itu

sendiri, di antaranya yaitu:

1) Dalam hal kenabian ini, Al-Afghani

memberikan suatu

perumpamaan, bahwa

masyarakat adalah badan, di

mana anggota-anggotanya saling

berhubungan dan mempunyai

Page 5: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 5/179

tugas dan fungsinya sendiri-

sendiri. Kalau badan tidak bisahidup tanpa roh, maka demikian

pula masyarakat. Roh

masyarakat adalah kenabian atau

hikmah (filsafat). Jadi Nabi dan

filosof (al-Hakim) bagi

masyarakat sama kedudukannya

dengan roh bagi badan.

http://almakmun.blogspot.com/

2008/07/filsafat-kenabian.html–

ftn112) Menurut para ulama Ahlus-

Sunnah, kenabian adalah

pangkat yang diberikan oleh

Allah kepada hamba-hamba yang

dikehendaki-Nya tanpa

diusahakan dan dengan jalan

memberikan wahyu

kepadanya.[9]

Namun mengenai

kenabian sebagai ”sesuatu yang

datang tanpa diusahakan”, hal inimengundang pertentangan dari

para ahli filsafat, mereka

menyatakan bahwa kenabian itu

dapat diusahakan karena

kenabian itu merupakan hasil

dari keheningan jiwa dan hasil

dari keutamaan budi pekerti.

Selain itu, para ahli filsafat juga

berpendapat bahwa kenabian itu

dapat diperoleh oleh manusiadengan usaha bersungguh-

sungguh dan karena sebab-sebab

tertentu. Jadi menurut mereka,

kenabian itu bukan semata-mata

anugerah dari Allah tetapi

manusia juga berusaha untuk

mendapatkannya .

3) Menurut Ibnu Sina, ada dua kubu

yang berbeda dalam mengartikankenabian. Kelompok yang

pertama yaitu kaum ortodoks

yang diwakili oleh para teolog

Sunni. Dalam pandangan

kelompok ini, kenabian adalah

sebuah anugerah dari Tuhan

kepada manusia. Oleh karena itu,

gelar kenabian bisa diberikan

kepada siapa saja. Kelompok ini

 juga menyatakan bahwa ajarankenabian merupakan ajaran yang

suci dan mutlak kebenarannya

karena berasal dari wahyu

Tuhan. Sedangkan kelompok

yang kedua yaitu kaum

heterodoks yang diwakili oleh

para ahli filsafat, mereka

menyatakan bahwa kenabian

merupakan sebuah keniscayaan

dalam kehidupan ini. Kelompokini menyatakan bahwa ajaran

kenabian adalah ajaran manusia

yang biasa saja, punya nilai

kebenaran tetapi juga memiliki

kekurangan karena sumber

kenabian bukan hanya berasal

dari atas (Tuhan), tetapi juga

berasal dari bawah (manusia

atau masyarakat).[10]

Dari pengertian di atas, dapatdipahami bahwa nubuwah

(kenabian) adalah sebuah gelar

atau anugerah yang tidak dapat

dicari, yang diberikan oleh Allah

kepada hamba-hamba pilihan-

Nya yang telah mencapai insan

kamil (memiliki akal teoritis dan

praktis) dengan cara memberikan

Page 6: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 6/179

wahyu kepadanya. Seperti yang

telah diungkapkan dalam Al-Qur’an:

ك 

ھ

هللا

ھھد

من

شاء

دهمن  ا

ع◌و

كرش

ط

ح

ھم  ع

وم

ا

ك

ون

[عم٨

 [

ك 

و

نیذامھا

آ با

ك

امكح

ا

ة 

ل ا ◌

”Itulah petunjuk Allah, dengan

itu Dia memberikan petunjuk 

kepada siapa saja di antara

hamba-hamba-Nya yang Dia

kehendaki. Sekiranya mereka

mempersekutukan Allah, pasti 

lenyaplah amalan yang telah

mereka kerjakan. Mereka itulah

orang-orang yang telah kami 

berikan kitab, hikmah dan

kenabian…” (Al-An’am: 88-89).

Kenabian adalah derajat

tertinggi dan kehormatan yang

diperoleh manusia dari Tuhan.

Kenabian membuktikan

superioritas dari aspek batin

seseorang atas orang lainnya.

Seorang nabi seperti cabang yang

menjulur dari Illahi ke dunia

manusia. Dia memiliki intelek

tertinggi yang menembus ke

dalam realitas dari segala benda

dan peristiwa. Lebih jauh lagi, iaadalah makhluk yang ideal,

sangat mulia dan aktif.[11]

Orang-

orang biasa tidak dapat

memperoleh pengetahuan nabi.

Jadi, seperti yang telah diuraikan

di atas, bahwa gelar kenabian

hanya diberikan kepada orang-

orang tertentu saja, bukan

kepada sembarang orang.

2. Kenabian Ditinjau dari Segi

Sosiologis

Berbicara mengenai kenabian

(nubuwah), maka tidak akan terlepas

dari orang yang menerima gelar

kenabian itu sendiri, yakni nabi. Nabi

diangkat dan dikirim untuk suatu

umat yang ada di berbagai daerah

yang berbeda serta pada masa-masayang berbeda pula. Dan kenabian

merupakan suatu fenomena

universal, sebab tidak ada satu

bagian bumi pun yang tidak pernah

menyaksikan kehadiran seorang Nabi

Allah SWT telah berfirman dalam Al-

Qur’an:

ن 

نمة م

الخھی

فریذ] :٤[

”Dan tak ada suatu ummat 

 pun kecuali dulu telah ada padanya seorang pemberi 

 peringatan” . (Al-Fathir : 24).

Seorang Nabi diutus ke dunia ini

dengan memiliki tugas dan fungsi

tertentu. Menurut Ibnu Sina,

seorang nabi memiliki fungsi fungsi

politik, dalam arti mampu menuntun

manusia untuk mengetahui hukum

baik-buruk dan memberikan teladankepada mereka untuk

melaksanakannya. Sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an:

 د

ناكمك

فلوسرهللاة س

 ة منحس

ناكجرهللام

ا

 ر

خآلاركهللاری

ك] :١[

Page 7: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 7/179

Artinya: “Sesungguhnya telah

ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)

bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan dia banyak 

menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21).

Selain itu Nabi hadir di tengah-

tengah masyarakat berfungsi untuk

menjadi saksi, pembawa berita

gembira dan pemberi peringatan.Sebagaimana telah diungkapkan

dalam Al-Qur’an:

ھا

يال

كا

رس

شاھ

شرا م

] : [ذیر

“Wahai nabi! Sesungguhnya

Kami mengutusmu untuk 

menjadi saksi, pembawa kabar 

gembira dan pemberi 

 peringatan” . (Al-Ahzab: 45).

Di dalam tafsir Al-Azhar

dijelaskan bahwa Nabi menjadi saksi

bagi ummatnya di dalam hal mereka

menggunakan akal pikiran untuk

mencari siapa Tuhannya. Dan kelak

para Nabi juga menjadi saksi ketika

manusia dihadapkan ke mahkamah

Tuhan apabila mereka ditanya

tentang amalan mereka, baik atau

buruk. Sedangkan di dalam tafsirIbnu Katsir diterangkan bahwa para

Nabi ditugaskan untuk memberi

kabar gembira kepada orang-orang

mukmin tentang pahala dan balasan

yang akan mereka terima, serta

memberi peringatan kepada orang-

orang kafir tentang adzab Allah.

3. Misi dan Tujuan Nubuwah(Kenabian)

Sepanjang sejarah kehidupan

manusia, nilai-nilai ilahiah seringkali

mengalami pergeseran. Akibat

terjadinya pergeseran nilai,

peradaban manusia terancam oleh

berbagai krisis. Itulah sebabnya para

nabi diutus secara berulang-ulang.

Para nabi yang diutus oleh Allah

memiliki misi tertentu dan misi yangdibawa oleh para nabi adalah sama

dan satu sama lain saling

menguatkan. Pada dasarnya misi

yang dibawa oleh para Nabi

mempunyai dua dimensi, yaitu

dimensi vertikal dan dimensi

horizontal.[14]

Dimensi yang pertama

berkaitan dengan bagaimana

berhubungan dengan Tuhan, yakni

menyangkut persoalan ketauhidanatau monotheisme, serta mengajak

manusia kepada jalan Allah,

mengenal-Nya dan mendekatkan diri

kepada-Nya, seperti yang telah

disebutkan dalam Al-Qur’an surat

Az- Zukhruf:

ذ 

لا

قمیھارھ ی

ھم

دونممراء 

]٦:٣[ع

 

ذارط

ف

ھ

إ

ھدینف س

]٣:٧[

ا

ھ

مةجع

ةك ھفاق

معق

ھع

عون 

جر]٣

[”Dan ingatlah ketika Ibrahim

berkata kepada ayahnya dan

kaumnya, ”Sesungguhnya aku

berlepas diri dari apa yang kamu

Page 8: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 8/179

sembah. Kecuali kamu

menyembah Allah yangmenciptakanku, karena sungguh

Dia akan memberi petunjuk 

kepadaku. Dan Ibrahim

menjadikan kalimat tauhid itu

kalimat yang kekal pada

keturunannya agar mereka

kembali kepada kalimat tauhid 

itu” . (Az-Zukhruf: 26-28).

Sedangkan dimensi yangkedua berkaitan dengan aturan

bagaimana melakukan mu’amalah

antar sesama makhluk termasuk

manusia (mu’amalah bi husnil

khuluq) yaitu  pertama: peran nabi

adalah sebagai seorang konseling,

yakni mengajak manusia untuk

berbuat baik dan mencegah

kemungkaran. Kedua: Nabi berperan

sebagai seorang muadib, misi initerkait untuk menyempurnakan

akhlak manusia. Nabi Muhammad

SAW telah bersabda: ”Sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan

akhlak yang mulia” . (HR. Bukhari dan

Abu Daud). Ketiga, sebagai seorang

revolusioner, yaitu berjuang

membebaskan masyarakat dari

segala bentuk penindasan dan

diskriminasi yang dilakukan olehpara penguasa. Misi suci ini

merupakan perjuangan para Nabi

yang terpenting karena hampir

semua Nabi berjuang melakukan

pembebasan masyarakat dari

ketertindasan menuju pencerahan.

Nabi Ibrahim melakukan perjuangan

revolusioner dalam membebaskan

masyarakat dari bentuk paganisme

raja Namrud, Nabi Musa melakukanperjuangan Revolusi dalam

membebaskan bani Israil dari

hegemoni tiran yang diktator Fir’aun,

Nabi Isa melakukan gerakan Revolusi

spiritual atas hegemoni materialisme

masyarakat Romawi dan Nabi

Muhammad melakukan gerakan

revolusi moral atas kejahilan

masyarakat Quraisy.

Nabi juga memiliki misi untukmengajarkan realitas, tujuan

sesungguhnya dan makna dari

kehidupan ini.[15] Karena Tuhan di

luar persepsi dan pemahaman kita,

nabi harus merupakan orang yang

paling patuh, hati-hati dan disiplin

saat menjalankan tugasnya. Segala

sesuatu di dalam alam ini berusaha

untuk menunjukkan nama-nama dan

sifat-sifat Allah. Dengan cara yangsama, nabi menunjukkan,

membenarkan, dan beriman kepada

hubungan misterius yang lembut

antara Tuhan dengan nama-nama

dan sifat-sifat-Nya. Ketika kita

berada di tempat asing, kita

membutuhkan pemandu. Analogi ini

berlaku untuk peran nabi, Allah

mengutus para nabi untuk memberi

informasi kepada kita tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah serta

memandu kita menuju jalan yang

benar.

4. Syarat – syarat Kenabian

Seperti yang telah diuraikan

di atas, bahwa tidak semua orang

bisa menjadi nabi ataupun rasul,

Page 9: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 9/179

hanya orang-orang tertentu yang

telah dipilih oleh Allahlah yang bisamenjadi nabi ataupun rasul. Untuk

menjadi nabi ataupun rasul harus

ada syarat-syarat tertentu. Di antara

syarat-syarat kenabian yaitu:

1) Laki-laki. Menurut para ulama

Ahlussunnah Waljama’ah, Nabi

itu wajib laki-laki dan tak boleh

perempuan. Hal ini berdasarkan

ayat Al-Qur’an:

رسما

ك

ق

ا وحرج

ھم 

◌و

اس

ف

ھل

كر ذلان

م 

ونك

م

]:١[ع

”Dan tiada Kami utuskan

sebelum kamu, melainkan

beberapa orang lelaki, Kami 

berikan wahyu kepada mereka” .

(Al-Anbiya: 7).

Di dalam tafsir Ibnu Katsir jugadijelaskan bahwa semua Nabi

yang terdahulu (sebagaimana

yang kita ketahui) adalah laki-

laki. Allah telah menetapkan

beberapa prinsip dan hukum di

alam semesta dan menciptakan

manusia di dalamnya dengan

sifat yang baik serta mulia. Lelaki

secara fisik lebih kuat dan lebih

capable dibandingkan

perempuan. Ia berbeda dengan

perempuan karena perempuan

ada periode menstruasi,

pembatasan sebelum dan

sesudah melahirkan. Perempuan

tidak bisa terus menerus

melakukan tugas publik. Seorang

nabi harus bisa memimpin

manusia dalam segala aspek

kehidupan sosial dan religiusnyatanpa jeda. Itulah sebabnya

kenabian adalah tidak mungkin

untuk perempuan.[16]

2) Mendapat ma’rifat dan

pengetahuan dari Tuhan, yakni

berupa wahyu. Para nabi

memandang sumber

pengetahuan dan makrifat

mereka dari alam Ilahi danberkeyakinan tidak dihasilkan

oleh akal dan mental manusia.

Pengetahuan dan makrifat ini

dalam bentuk dimana akal

manusia tidak dapat

menjangkaunya, sebab memiliki

dimensi langsung dari sumber

Ilahi. Seperti yang dijelaskan

dalam Al-Qur’an:

 

زل

هللا

ك

ع

اب

ك

كمةا

ح

ا

كمعمم

 

ن

ك

م

ع

◌ان

كفلضهللا

ك

عظیمع

]:١[

“Dan Allah menurunkan

kepada kamu kitab dan

hikmah dan mengajarkan

 padamu apa yang tidak 

kamu ketahui dan adalah

 fadhlullah atasmu sangat 

besar” (An-Nisa: 113).

3) Terpelihara dari salah dan Allah

 juga menjaga seorang Nabi dari

perbuatan-perbuatan maksiat.

Kalaupun nabi melakukan dosa

ataupun kesalahan, maka

mereka hanya melakukan dosa-

dosa yang kecil saja. Allah tidak

mungkin mengutus seorang nabi

Page 10: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 10/179

yang melakukan dosa besar atau

kekufuran.[17]

رسما

نمك

رسولمنق

 ي

ىم

طان  شلافھ

م

خس

هللام

ي

ق

ناط شلام

مكح

هللا

ھ 

ا

آ ◌هللا

یم

عمیكح]٢:٢[

” Dan Kami tidak mengutus

sebelum kamu seorang rasulpun

dan tidak (pula) seorang nabi,

melainkan apabila ia

mempunyai sesuatu keinginan,

syaitanpun memasukkan

godaan-godaan terhadap

keinginan itu, Allah

menghilangkan apa yang

dimasukkan oleh syaitan itu, dan

 Allah menguatkan ayat-ayat-

Nya. Allah Maha Mengetahui 

lagi Maha Bijaksana”. (Al-Hajj:

52).

4) Syaikh Isyraq dalam kitab

Majmu’eh Mushannifât 

mengatakan bahwa Kenabian

memiliki syarat-syarat, salah satu

di antaranya mendapatkan tugas

dari alam tinggi untuk

merealisasikan risalah, dan ini

merupakan syarat khusus bagi

para nabi.[18]

5) Menurut Al-Farabi, syarat seorang

nabi adalah bahwa seorang Nabi

harus mempunyai daya imaginasi

yang kuat, dimana obyek indrawi

di luar tidak dapat

mempengaruhinya. Jadi manakala

ia menerima visi kebenaran atau

wahyu dari tuhan melalui akalfa’al ia mampu berkomunikasi

dengan baik. Al-Farabi kembali

menambahkan bahwa

kemampuan seorang Nabi

berhubungan dengan malaikat

Jibril tanpa diawali latihan,

karena Allah telah

menganugerahinya dengan

kekuatan suci (Qudsiyah).

Sementara seorang filsuf dapatberhubungan dengan Tuhan

melalui akal Mustafad (perolehan)

yang sudah terlatih dan kuat daya

tangkapnya, sehingga dapat

menerima hal-hal yang bersifat

abstrak murni dari akal. Dengan

demikian antara nabi dan filsuf 

tidak sejajar tingkatannya, karena

setiap nabi adalah filsuf 

sementara tidak semua filsuf itunabi. Dan menurut Al-Farabi,

karena nabi dan filsuf sama-sama

dapat berhubungan dengan Akal,

maka antara wahyu dan filsafat

tidak terdapat pertentangan.[19]

Sedangkan Ibnu Sina

mengatakan bahwa syarat kenabian

adalah adanya keistimewaan yang

tidak dinikmati oleh manusia padaumumnya, termasuk kecerdasan

yang didapat di luar pengalaman

belajarnya secara ”manusiawi”

karena ilmu datang langsung dari

Allah. Ibnu Sina juga mengungkapkan

bahwa ada tiga kelompok manusia di

dunia ini. Pertama, orang yang tidak

punya kecakapan teoritis dan

Page 11: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 11/179

praktis. Kedua, orang yang punya

kecakapan teoritis dan praktis hanyapada dirinya sendiri dan tidak

mampu menyempurnakan orang

lain. Ketiga, adalah orang yang punya

kecakapan teoritis dan praktis

sekaligus, serta mampu

mentransformasikannya kepada

orang lain. Inilah sesungguhnya yang

disebut sebagai Nabi. Jadi, pada

intinya Nabi harus merupakan

seseorang yang kekuatan kognitifnyamencapai akal aktif. Hakikat akal

aktif itu sesungguhnya adalah

batasan antara dimensi ketuhanan

dan kemanusiaan. Seorang Nabi

adalah orang yang mampu

berkomunikasi bukan hanya dengan

Tuhan saja, tetapi juga dengan

manusia.[20]

5. Faktor Pendukung dan

Penghambat Kenabian

Yang menjadi faktor

pendukung kenabian adalah wahyu.

Secara etimologis, kata wahyu

berasal dari kata ”wahy” yang

memiliki beberapa arti, di antaranya

suara, tulisan, isyarat, bisikan, dan

paham. Sedangkan secaraterminologis, menurut Syekh Abduh,

wahyu merupakan informasi dari

Allah kepada Nabi-nabinya mengenai

sebuah ajaran hukum atau ajaran

lainnya.[21] Kata wahyu banyak

terdapat dalam Al-Qur’an, salah

satunya yaitu pada surat An-Najm:

ىعنطقما ھ

ا

:[ن

  ھ

يحىحو

]٣:[“Dan tiadalah yang

diucapkannya itu (Al-Qur’an)

menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah

wahyu yang diwahyukan

(kepadanya)”. (An-Najm: 3-4).

Selain wahyu, kenabian

seorang nabi juga didukung denganadanya suatu mu’jizat yang diberikan

atas izin Allah SWT. Secara

etimologis, mu’jizat diambil dari kata

a’jaza yang berarti melemahkan dan

memperdaya. Sedangkan mu’jizat

secara terminologis adalah hal

spektakuler (di luar adat dan

kebiasaan) yang berasal dari para

nabi dengan izin dari Allah. Para nabi

kerap kali menggunakan Mu’jizatuntuk menguatkan klaim mereka.

Wahyu-wahyu dan mu’jizat

yang diberikan oleh Allah kepada

para Nabi merupakan alat atau

sarana untuk mendukung kebenaran

para Nabi atas ajaran yang

disampaikannya. Karena semua

pengakuan yang tidak disertai

dengan suatu bukti, maka hal

tersebut tidak akan diperhatikanoleh manusia.[22] Mukjizat tersebut

bukanlah sesuatu yang diperoleh

berdasarkan penelitian dan

pengalaman, tapi ia merupakan

pemberian Allah kepada nabi-Nya

dengan maksud tertentu. Mu’jizat

 juga dapat digunakan untuk

membedakan antara para Nabi dan

Page 12: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 12/179

orang-orang yang hanya mengaku

sebagai nabi. Salah satu nabi yangmemiliki mu’jizat yaitu Nabi Musa,

sebagaimana telah diterangkan

dalam Al- Quran:

ى 

ق

أ

ف

فعصاه

ي

ھ

ان

ع

ین

ب

م]:٠٧[

”Maka Musa menjatuhkan

tongkat-nya, lalu seketika itu

 juga tongkat itu menjadi ular 

yang sebenarnya”. (Al-A’raf:

107).

Dalam perjalanan sejarah

dakwah para Nabi, masing-masing

dari mereka memiliki dan mengalami

hambatan-hambatan dari kaumnya

sendiri. Ketika seorang nabi

menyampaikan ajaran agama yang

dibawanya, tidak jarang sebagian

besar dari mereka menolak.

Pebuatan menolak ini dapat

disebabkan berbagai faktor sepertikefanatikan terhadap tradisi nenek

moyang, kesombongan, status sosial

sampai kepada perasaan dengki.

Sejarah membuktikan bahwa

ketika para nabi diutus ke dunia ini,

ada pihak-pihak yang meragukan dan

menentang kenabian para nabi.

Mereka tidak mempercayai kitab-

kitab yang diturunkan kepada para

nabi dan juga mu’jizat yang diberikankepada mereka. Pada masa Nabi

Ibrahim, Raja Namrud dan para

pengikutnya menentang ajaran yang

dibawa oleh beliau. Kemudian kaum

Aad yang menentang kenabian Nabi

Hud, Fira’un yang selalu berusaha

menjatuhkan Nabi Musa dan masih

banyak lagi orang-orang yang

menentang dan membantah

kenabian para Nabi Allah.

6. Fenomena Nabi Palsu di

Indonesia

Perdebatan mengenai teori

kenabian di tengah-tengah

masyarakat kini kembali marak. Tak

 jarang perdebatan wacana ini

menarik umat muslim kepada tindak

menghakimi atas dasar teologis

(pengkafiran) dan tak jarang yangberujung pada tindakan fisik seperti

kasus Ahamadiyah di Indonesia

beberapa waktu yang lalu dan

kontroversi Abdul Salam alias Ahmad

Mosaddeq, pemimpin Al-Qiyadah Al-

Islamiyah yang dengan berani

mengubah Syahadat serta Lia

Aminuddin alias Lia Eden dengan

Kerajaan Surganya.

Sebenarnya fenomenatentang Nabi palsu bukan baru

terjadi pada saat ini saja, tetapi

ketika pada masa Nabi Muhammad

dan para sahabat juga muncul orang-

orang yang mengaku sebagai nabi,

seperti Aswad Al-Unsi dan

Musailamah Al- Kadzdzab yang

berasal dari Bani Hanifah.

Dr. Amirsyah Tambunan,

M.A. (Pengurus MUI pusat)mengatakan bahwa persamaan

mendasar dari fenomena Nabi palsu

zaman dahulu dan zaman sekarang

adalah semua nabi palsu tersebut

tidak memiliki pengetahuan agama

yang komprehensif.[23]

Sedangkan

perbedaannya adalah keduanya

berasal dari latar belakang sosial

Page 13: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 13/179

yang berbeda. Nabi palsu generasi

awal berasal dari strata sosial tinggi,yakni pemimpin kabilah dan Nabi

palsu modern berasal dari orang lari

dari realitas.

Para nabi palsu yang muncul

secara mengejutkan di tengah-

tengah masyarakat bak pahlawan

kesiangan karena pada saat ini,

manusia tidak lagi membutuhkan

figur seorang Nabi disebabkan

manusia sudah dapat menggunakanakal pikiran (rasio) mereka dalam

segala aspek kehidupan. Setiap

zaman mengalami perkembangan,

begitu juga dengan akal pikiran

manusia. Saat ini manusia sudah

dapat untuk menggunakan daya

kritis mereka dalam memahami

segala fenomena yang ada di dunia

ini, tidak seperti zaman dahulu

dimana manusia masih percayakepada hal-hal yang magis dan

takhayul.

Para nabi dibutuhkan pada

zaman dahulu, karena pada saat itu

manusia masih berada pada zaman

primitif (zaman jahiliyah) sehingga

dituntut adanya seorang Nabi

sebagai pembawa sebuah ajaran

yang baru, yang bisa menuntun dan

menunjukkan manusia kepada jalanyang benar. Dan seperti yang telah

diuraikan di atas bahwa kenabian

muncul sebagai sebuah jembatan

transisional dari zaman primitif ke

zaman rasioner dan masa dimana

diturunkannya Nabi Muhammad

merupakan masa terakhir dari masa

transisi sehingga dengan

berakhirnya kenabian Nabi

Muhammad, maka berakhir pulalahkenabian dalam Islam. Dan setelah

wafatnya Nabi Muhammad, maka

tidak ada lagi sebutan bagi

seseorang sebagai Nabi ataupun

Rasul. Terlebih lagi di dalam Al-

Qur’an telah dijelaskan:

حدمحمكانما

نممك

ا

جر

مهللارسولكن 

ا

خنی

لا◌

 

كلهللاكان

ءي

ش

یم

ع

[”Muhammad itu sekali-kali 

bukanlah bapak dari seorang

laki-laki di antara kamu., tetapi 

Dia adalah Rasulullah dan

 penutup nabi-nabi. Dan adalah

 Allah Maha mengetahui segala

sesuatu”. (Al-Ahzab: 40).

Kesimpulan

Banyak orang yang

menginterpretasikan makna

kenabian secara berbeda-beda.

Bahkan kenabian menjadi sebuah

kontroversi di dalam umat Islam

sendiri. Ada yang pro dengan alasan

bahwa kenabian sangat dibutuhkan

dalam kehidupan manusia sebagai

penuntun atau penunjuk kepada

 jalan yang benar sedangkan pihak

yang kontra beralasan bahwa tanpa

kehadiran seorang Nabi pun,

manusia dapat membedakan hal

yang baik dan buruk sesuai dengan

kemampuan akal pikiran mereka.

Nubuwah (kenabian) merupakan

 jembatan dari masa transisional,

yakni dari masa primitif ke masa

Page 14: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 14/179

rasional. Dan puncak dari masa

transisional tersebut adalah padamasa Nabi Muhammad sehingga

pada saat ini manusia tidak

memerlukan lagi figur seorang Nabi

karena manusia sudah berada pada

masa rasional dimana pemikiran

manusia sudah berkembang secara

pesat. Dan jika pada zaman

sekarang, ada orang yang mengaku

Nabi, hal tersebut sangat

menggelikan, mereka yang mengakunabi di zaman sekarang bagaikan

pahlawan kesiangan.

Dengan adanya

penginterpretasian yang berbeda

dalam memahami nubuwah

(kenabian), diharapkan agar ummat

Islam tidak menyikapi hal tersebut

secara berlebihan. Karena

perbedaan adalah hal yang biasa, haltersebut sangat lumrah terjadi di

masyarakat dengan kebebasan

berfikir saat ini. Selain itu, dengan

fenomena kenabian palsu yangmuncul di masyarakat, penulis

mengharapkan agar ummat Islam

dapat lebih mempelajari Islam secara

komprehensif, baik dari segi

historis,sosiologis,fenomenologis

maupun segi lainnya. Hal ini agar

ummat Islam tidak mudah

terpengaruh dan terhasut oleh

fenomena kenabian palsu. Selain itu,

dengan adanya nabi palsudiharapkan agar ummat Islam tidak

langsung menjudge orang tersebut

kafir, apalagi sampai melibatkan

kekerasan fisik dan merusak sarana

yang ada. Yang harus kita lakukan

adalah menundukkan ego dan emosi

kita dan mengajak orang yang

tersesat (mengaku Nabi) untuk

berdialog dan mengajaknya kembali

kepada ajaran Islam yang benar,yang sesuai dengan pemahaman Al-

Qur’an dan Hadits.

Daftar Pustaka

Rahardjo, M. Dawam, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 1997).

Ash-Shiddieqy, Hasby, Al-Islam Jilid I, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 1952).

El-Bararah, Umdah, Meninjau Kembali Teori Kenabian, www.islamlib.com,

Gulen, M. Fetullah, Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002).Admin, Teologi Profetik dan Ideologi Revolusioner , www.iain.org, (21 Oktober

2009).

Mu’nim Al-Hafni, Abdul, Ensiklopedia: Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab,

Partai, dan Gerakan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2002).

Amir, Ja’far, Terjemahan Jawahir Kalamiyah, (Pekalongan: Raja Murah, 1994).

Unknown, Nabi Palsu, www.Indonesia. Islam. com

Handono, Irene, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003).

Nasution, Hasyimsah, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002).

Page 15: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 15/179

Madhkour, Ibrahim, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, terj. Yudian Wahyudi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993).

[1] Ibrahim Madhkour, Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, terj. Yudian

Wahyudi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 164.[2]

M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 1997), hal.

302.[3]

Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[4]

Ibid , hal. 43.[5]

Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[6]

Ibid , hal. 43.[7] Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[8]

Ibid , hal. 43.[9] Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam Jilid I, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 1952), hal.

201.[10] Umdah El-Bararah, Meninjau Kembali Teori Kenabian, www.islamlib.com,

diambil tanggal 12 Desember pukul 20.00.[11]

M. Fetullah Gulen, Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 97.[12]

Irene Handono, Islam Dihujat , (Kudus: Bima Rodheta, 2003), hal. 38.[13]

Ibid , hal. 43.[14]Ibid , hal. 105.

[15] Gulen ,Op.cit , hal. 98.[16]

Ibid , hal. 106.[17] Abdul Mu’nim Al-Hafni, Ensiklopedia: Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab,

Partai, dan Gerakan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2006), hal. 836.[18]

Syihabuddin Suhrawardi, Majmu’eh Mushannifât , Jilid. 3, hal. 75.[19]

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002),

hal. 44.[20]

Umdah El-Bararah, Loc Cit .[21]

Rashid Ridha, Muhammadan Wahi , Cairo, 1935, hal. 38.[22] Ja’far Amir, Terjemahan Jawahir Kalamiyah, (Pekalongan: Raja Murah, 1994),

hal.. 35.[23] Unknown, Nabi Palsu, www.Indonesia. Islam. com

Page 16: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 16/179

RASM AL-QUR’AN

Oleh: Saehudin

Pendahuluan

Al-Qur’an sebagai kitab suci

terakhir merupakan kitab petunjuk

bagi umat manusia hingga akhir

zaman. Untuk itu tidak heran, jika al-

Qur’an dijadikan sumber hukum

Islam yang menduduki peringkat

teratas.1 Dan seluruh ayatnya

berstatus qat’i al-wurud  yang

diyakini eksistensinya sebagai wahyu

dari Allah Swt.2

Dengan demikianotentisitas serta orisinilitas al-Qur’an

benar-benar dapat dipertanggung

 jawabkan. Karena ia merupakan

1 Abdul Wahab Khallaf. Ilmu Ushul Al-fiqh,

(Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah,

1968), Cet. I h. 21

2 Ibid. h. 34

kalam Allah baik dari segi lafazh

maupun dari segi maknanya.Seperti yang telah kita

ketahui bersama, bahwa al-Qur’an

diturunkan secara bertahap. Setiap

kali ada ayat turun, Rasulullah Saw.

segera menyampaikannya kepada

umat, dan memerintahkan untuk

menulisnya. Diantara sahabat, ada

yang langsung menghafal ayat al-

Qur'an setiap kali turun. Ada pula

yang hanya menulisnya, danRasulullah menuntun penulisan itu

sesuai dengan urutan surat dan ayat.

Untuk itu beliau memiliki sekretaris

pribadi yang khusus bertugas

mencatat wahyu.3 Disamping itu

3 Diantara sekretaris pribadi Nabi Saw. yang

khusus bertugas mencatat wahyu diantaranya

Page 17: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 17/179

seluruh ayat Al-Qur’an dinukilkan

atau diriwayatkan secara mutawatirbaik secara hafalan maupun tulisan

ditulis dan dibukukan dalam satu

mushaf.

Al-Qur’an yang dimiliki umat

Islam sekarang mengalami proses

sejarah yang cukup panjang dan unik

dalam hal penulisannnya untuk

dikumpulkan dalam satu mushaf.

Karena pada saat itu ketika

Rasulullah Saw. wafat, al-Qur'antidak terkumpul dalam satu buku

(mushaf), melainkan tersimpan

dalam dada para sahabat, terukir di

atas lembar-lembar para penulis

wahyu. Untuk menfungsikan al-

Qur’an dan memahami isi serta

kandungannya maka dalam tulisan

ini akan membahas menganai Rasm

 Al-Qur’an.

Pembahasan

A. Definisi Rasm Al-Qur’an

Istilah rasm berasal dari kata

rasama, yarsamu, rasman, yang

berarti menggambar atau melukis

Kata rasm ini juga biasa diartikan

sebagai sesuatu yang resmi atau

menurut aturan.4

Jadi rasm berarti

adalah Abu Bakar, Umar bin Khathab,

Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abban

 bin Sa’id, Khalid bin Sa’id, Khalid bin al-

Walid, Zaid bin Tsabit, dan Mu’awiyah binAbu Sufyan. Lihat Rosihon Anwar, Samudra

al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),

h. 74

4 Muhammad Ali as-Shabuni, at-Tibyan fi

Ulum al-Qur’an. Diterjemahkan oleh

Muhammad Qodirun Nur dengan Judul,

tulisan atau penulisan yang

mempunyai metode tertentu, baikdalam penulisan lafal-lafalnya

maupun bentuk-bentuk huruf yang

digunakannya. Adapun yang

dimaksud rasm dalam tulisan ini

adalah pola penulisan Al-Qur’an yang

mengumpulkan dan membukukan

dalam satu mushaf yang dikenal

dengan mushaf Usmani. Karena

pembukuan Al-Qur’an secara resmi

pada masa khalifah Usman atasintruksi beliau sehingga dikenal

dengan mushaf Usmani. Mushaf 

usmanilah yang mayoritas dijadikan

pedoman oleh kaum muslim di

dunia.

B. Perkembangan Rasm Al-Qur’an

Pada mulanya mushaf di

kalangan sahabat berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Merekamencatat al-Qur’an tanpa pola

penulisan standar, karena umumnya

dimaksudkan hanya untuk

kebutuhan pribadi, tidak

direncanakan akan diwariskan

kepada generasi sesudahnya.5

Ali As-Shabuni membagi

kedalam dua masa tentang

pengumpulan dan penulisan al-

 Ikhtisar Ulumul Qur’an (Jakarta: Pustaka,

t.th), h. 69

5 Kegiatan tulis menulis al-Qur’an padamasa Nabi Saw. didasarkan pada pada

sebuah hadis Nabi Saw. yang diriwaykan

oleh Iman Muslim, yaitu: ك 

بال 

ن ك

مو يع او

محھ

ف رآن 

ق

ا ر 

ی

غ يع

(Janganlah kalian menulis

sesuatu yang berasal dariku, kecuali al-

Qur’an. Barang siapa menulis dariku selain

al-Qur’an, hendaklah menghapusnya).

Page 18: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 18/179

Qur’an, yaitu masa Rasulullah Saw,

dan masa Khulafaurrasyidin.6

Adapun diantara faktor yang

mendorong penulisan al-Qur’an

pada masa Nabi Saw. adalah:7

1. Mem-back up hafalan yang telah

dilakuan oleh Nabi Saw. dan para

sahabatnya

2. Mempresentasikan wahyu

dengan cara yang paling

sempurna. Karena bertolak dari

hafalan saja tidak cukup karenaterkadang mereka lupa atau

sebagian dari mereka ada yang

sudah wafat. Adapun tulisan

terpelihara walaupun tidak ditulis

pada satu tempat.

Berdasarkan faktor yang

mendorong penulisan al-Qur’an

pada masa Nabi maka dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

1. Pengumpulan dalam dadadengan cara menghafal,

2. Pengumpulan dalam wujud

tulisan, yaitu menulis dan

mengukirnya.

Penulisan Al-Qur’an pada

masa Nabi adalah penyusunan surat

dan ayat secara sistematis, namun

belum terkumpul dalam satu mushaf 

melainkan dalam keadaan terpisahpisah. Dalam proses penulisan di

zaman Rasulullah Saw. yang menulis

Al-Qur’an yaitu Abu bakar, Umar,

Usman, Ali, Abban Bin Said, Khalid

Bin Walid, Zaid bin Tasibit dan

6 Ibid, h. 69.

7 Anwar, op.cit., h. 74

Muawiyah Bin Abi Sufyan.8

Setiap

kali menerima wahyu RasulullahSaw. memanggil para sekretarisnya

untuk menulis wahyu baru yang

diterimanya. Wahyu yang ditulisnya,

satu naskah disimpan Nabi Saw, dan

lainnya untuk penulis.9

Sedangkan pada masa

khalifah Abu Bakar pada dasarnya

seluruh al-Qur’an sudah ditulis pada

masa Nabi Saw. Hanya saja, surat-

surat dan ayat-ayatnya ditulisdengan terpencar-pencar. Abu

Bakar-lah kemudian yang berinisiatif 

menghimpun semuanya.10 Usaha

pengumpulan penulisan al-Qur’an itu

terjadi setelah perang Yamamah

pada tahun 12 H. Peperangan yang

bertujuan menumpas para murtadin

yang juga para pengikut Musailamah

al-Kadzab itu ternya menyebabkan

700 orang sahabat penghafal al-Qur’an syahid. Khawatir akan

semakin hilangnya para penghafal al-

Qur’an, sehingga kelestarian al-

Qur’an juga ikut terancam, maka

Umar Bin Khathab dengan segera

pergi ketempat Abu Bakar yang saat

itu menjabat sebagai khalifah, agar

segera mengintruksikan

pengumpulan al-Qur’an dari

berbagai sumber, baik yang

8 Ibid. h. 74

9 Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an,(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 163

10 Jalaluddin al-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-

Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), Jilid I, h.

60

Page 19: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 19/179

tersimpan di dalam hafalan maupun

tulisan.11

Kemudian Umar

mendiskusikan kepada Abu Bakar

tentang rencana pengumpulan al-

Qur’an, setelah umar menguraikan

sebab-sebab yang melatar

belakanginya, Abu Bakar diam

mempertimbangkanya. Kemudian

Abu Bakar dan mengutus Zaid bin

Tsabit, salah seorang penulis wahyu

dizaman Rasulullah. Maka datanglahZaid Bin Tsabit ke majlis Abu Bakar

dan Umar, mendengarkan mereka

berdua tentang Al-Qur’an; lalu zaid

menyetujuinya. Dan ketika Abu

Bakar mendapati tanggapan positif 

dari Zaid, beliau berkata:

“Sesungguhnya kamu pemuda

cerdas, dulu kamu telah menulis

wahyu untuk Rasulullah, maka

telitilah al-Qur’an dankumpulkanlah”.

Terus meneruslah Zaid

meneliti Al-Qur’an dengan

mengumpulkan dan menulisanya

dan Zaid sendiri orang yang hafal Al-

Qur’an, sehingga hafalanya itu

sedikit mengurangi bebannya namun

demikian zaid tidaklah mencukupkan

dengan hafalanya dalam

menetapkan ayat yang terdapatperselsihan kecuali dengan saksi.12

Begitu pula dalam melaksanakan

amanah menulis Al-Qur’an tidak

mengandalkan hanya hafalannya

11 Anwar, op.cit. h. 75

12 Ibrahim al-Abyari, Sejarah al-Qur’an(Semarang: Dina Utama, 1993), Cet. I, h. 69-

70

saja atau melalui pendengaranya

saja akan tetapi bertitik tolak daripada penyelidikan yang mendalam

dari dua sumber, yakni: 1) sumber

hafalan yang tersimpan dalam dada

hati para sahabat, dan 2) sumber

tulisan yang ditulis pada zaman

Rasulullah Saw.13

Disini berarti, hafalan dan

tulisan harus terpenuhi seperti itulah

bentuk kehati-hatian Zaid Bin Tsabit

dalam menulis Al-Qur’an. Setelahselesai Al-Qur’an dikumpulkan dan

ditulis kemudian diserahkan kepada

Abu Bakar, dan beliau menyimpan

baik-baik hingga wafatnya.

Sepeninggal Abu Bakar, ia digantikan

oleh Umar Bin Khattab yang

kemudian disimpannya naskah itu.

Dan setelah wafatnya Umar Bin

Khathab, Naskah itu kembali

diserahkan kepada Hafsah.14

Di zaman khalifah Usman

ketika mendengar laporan

Hudzaifah15 tentang terjadi

perpecahan dikalangan kaum

muslimin tentang perbedaan qira’ah

Al-Qur’an yang mengarah kepada

13 M. Quraish Shihab,  Membumikan al-

Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalamKehidupan Masyarakat  (Bandung: Mizan,

1994), h. 2514 Munawir Khalil, al-Qur’an dari MasaKemasa (Semarang: Ramadhani, 1952), h.

24

15 Hal ini dilatarbelakangi ketika terjadi

pengiriman ekspedisi militer ke Armenaia

dan Azerbaijan, perselisihan tentang ragam

bacaan al-Qur’an muncul di kalangan

tentara-tentara Muslim, yang sebagiannya

direkrut dari Syiria dan sebagian lagi dari

Irak.

Page 20: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 20/179

saling pengklaiman tentang kafir

mengkafirkan. Setelah mendengarlaporan Hudzaifah tersebut, sahabat

Usman ra, segera meminta mushaf 

yang disimpan di rumah Hafsah, lalu

menugaskan Zaid Bin Tsabit,

Abdullah Bin Zubair, Said Ibnu Al-Ash

dan Abdurrahman Ibn Hisyam untuk

menyalinnya dalam beberapa

mushaf, kata Utsman, ‘jika kalian

bertiga dan Zaid Bin Tsabit berselisih

pendapat tentang hal Al-Qur’an,maka tulislah dengan ucapan atau

lisan quraisy karena Al-Qur’an

diturunkan dengan lisan quraisy”.16

Dalam kerja penyalinan Al-

Qur’an ini mereka mengikuti

ketentuam-ketentuan yang disetujui

oleh khalifah Usman. Ketentuan-

ketetuan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Terbukti mutawatir, tidak ditulisberdasarkan riwayat ahad.

2. Mengabaikan ayat yang

bacaannya di-naskh dan ayat

tersebut tidak diyakini dibaca

kembali di hadapan Nabi Saw.

pada saat-saat terakhir.

3. Kronologi surat dan ayat seperti

yang dikenal sekarang ini,

berbeda dengan mushaf Abu

Bakar yang susunan suratnyaberbeda dengan mushaf Usmani.

4. Sistem penulisan yang digunakan

mushaf mampu mencakup

qira’at yang berbeda sesuai

16 Nasaruddin Umar, Ulumul Qur’an:menyingkap Makna-Makna Tersembunyi al-

Qur’an (Jakarta: Al-Gazali Center, 2008),

Cet. I, h. 121-122.

dengan lafazh-lafazh al-Qur’an

ketika turun.5. Semua yang bukan termasuk al-

Qur’an dihilangkan. Misalnya

yang ditulis di mushaf sebagian

sahabat juga menulis makna ayat

atau penjelasan nasikh mansukh

di dalam mushaf 17

.

Para penulis dan para

sahabat setuju dengan tulisan yang

mereka gunakan ini. Para ulamamenyebut cara penulisan ini sebagai

Rasm Al-Mushaf. Karena cara

penulisan disetujui Usman sehingga

sering pula dibangsakan kepada

Usman, sehingga mereka sebut

Rasm Usman atau Rasm Usmani.

Menurut Rosihon Anwar,18

diantara perbedaan penulisan al-

Qur’an pada masa Abu Bakar dan

pada masa Utsman bin Affan adalahsebagai berikut:

Pada Masa Abu

Bakar

Pada Masa Utsman

bin Affan

1. Motivasi

penulisannya

adalah khawatir

sirnanya al-

Qur’an dengan

syahidnya

beberapa

penghafal al-

Qur’an pada

perang Yamamah

2. Abu Bakar

melakukannya

dengan

1. Motivasi

tulisannya karena

terjadinya banyak

perselisihan di

dalam cara

membaca al-

Qur’an (qira’at)

2. Utsman

melakukannya

dengan

menyederhanakan

tulisan mushaf 

17 Anwar, op.cit., h. 80. Lihat juga dalam

Kamaludin Marzuki, Ulum al-Qur’an,(Bandung: Rosda Karya, 1992), h. 73

18 Ibid., h. 80

Page 21: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 21/179

mengumpulakan

tulisan-tulisan al-Qur’an yang

terpencar-pencar

pada pelepah

kurma, kulit,

tulang dan

sebagainya.

pada satu huruf 

dari tujuh huruf yang dengannya

al-Qur’an turun.

C. Perkembangan Baru Penulisan

Mushaf Pasca Utsman

Sebagaimana telah diketahui,

bahwa naskah mushaf ‘Utsmani

generasi pertama adalah naskahyang ditulis tanpa alat bantu baca

yang berupa titik pada huruf (nuqath

al-i’jam) dan harakat (nuqath al-

i’rab) – yang lazim kita temukan hari

ini dalam berbagai edisi mushaf al-

Qur’an – Langkah ini sengaja

ditempuh oleh Khalifah ‘Utsman r.a.

dengan tujuan agar rasm (tulisan)

tersebut dapat mengakomodir

ragam qira’at  yang diterima laludiajarkan oleh Rasulullah saw. Dan

ketika naskah-naskah itu dikirim ke

berbagai wilayah, semuanya pun

menerima langkah tersebut, lalu

kaum muslimin pun melakukan

langkah duplikasi terhadap mushaf-

mushaf tersebut; terutama untuk

keperluan pribadi mereka masing-

masing. Dan duplikasi itu tetap

dilakukan tanpa adanyapenambahan titik ataupun harakat

terhadap kata-kata dalam mushaf 

tersebut. Hal ini berlangsung selama

kurang lebih 40 tahun lamanya.

Dalam masa itu, terjadilah

berbagai perluasan dan pembukaan

wilayah-wilayah baru. Konsekwensi

dari perluasan wilayah ini adalah

banyaknya orang-orang non Arabyang kemudian masuk ke dalam

Islam, disamping tentu saja

meningkatnya interaksi muslimin

Arab dengan orang-orang non Arab –

muslim ataupun non muslim-.

Akibatnya, al-‘ujmah (kekeliruan

dalam menentukan jenis huruf) dan

al-lahn (kesalahan dalam membaca

harakat huruf) menjadi sebuah

fenomena yang tak terhindarkan.Tidak hanya di kalangan kaum

muslimin non-Arab, namun juga di

kalangan muslimin Arab sendiri.

Hal ini kemudian menjadi

sumber kekhawatiran tersendiri di

kalangan penguasa muslim.

Terutama karena mengingat mushaf 

al-Qur’an yang umum tersebar saat

itu tidak didukung dengan alat bantu

baca berupa titik dan harakat.Kemudian pada masa khalifah Abdul

Malik (75-86 H.),

ketidakmemadainya mushaf ini telah

dimaklumi para sarjana Muslim

terkemuka saat itu. Oleh karena itu

penyempurnaan pun segera

dilakukan. Tersebutlah dua tokoh

yang berjasa dal hal ini, yaitu

Ubaidillah bin Ziyad (w. 67 H.) dan

Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi (w. 95 H.)Ibnu Ziyad diberitakan

memerintahkan seorang lelaki dari

Persia untuk meletakkan alif sebagai

pengganti dari huruf yang dubuang.

Misalnya, tulisan qira’at ت )

ق ) dan

ت )

ك ) diganti dengan ( ت

ا

) dan ( ت

ا

ك).

Adapun al-Hajjaj melakukan

penyempurnaan terhadap mushaf 

Page 22: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 22/179

Utsmani pada sebelas tempat yang

memudahkan membaca mushaf.19

Begitu juga dengan

Pemberian tanda titik pada huruf ini

memang dilakukan belakangan

dibanding pemberian harakat.

Pemberian tanda ini bertujuan untuk

membedakan antara huruf-huruf 

yang memiliki bentuk penulisan yang

sama, namun pengucapannya

berbeda. Seperti pada huruf  ب (ba) , ت

(ta), (tsa). Pada penulisan mushaf ‘Utsmani pertama, huruf-huruf ini

ditulis tanpa menggunakan titik

pembeda. Salah satu hikmahnya

adalah –seperti telah disebutkan-

untuk mengakomodir ragam qira’at 

yang ada. Tapi seiring dengan

meningkatnya kuantitas interaksi

muslimin Arab dengan bangsa non-

Arab, kesalahan pembacaan jenis

huruf-huruf tersebut (al-‘ujmah) punmerebak. Ini kemudian mendorong

penggunaan tanda ini

Ada beberapa pendapat yang

berbeda mengenai siapakah yang

pertama kali menggagas penggunaan

tanda titik ini untuk mushaf al-

Qur’an. Namun pendapat yang

paling kuat nampaknya mengarah

pada Nashr bin ‘Ashim20

dan Yahya

19 Subhi As-Shalih,  Mabahits fi Ulum al-

Qur’an, (Beirut: Dar al-Qalam al-Malayyin,

1988), h. 89-91

20 Nama lengkapnya adalah Nashr bin

‘Ashim al-Laitsy al-Nahwy. Dikenal juga

sebagai  Nashr al-Huruf. Termasuk tabi’ingenerasi awal, juga seorang faqih yang

menguasai ilmu Nahwu. Berguru pada Abu

al-Aswad al-Du’aly dalam ilmu al-Qur’an

dan Nahwu. Meninggal tahun 100 H.

bin Ya’mar.21

Ini diawali ketika

Khalifah Abdul Malik bin Marwanmemerintahkan kepada al-Hajjaj bin

Yusuf al-Tsaqafy, gubernur Irak

waktu itu (75-95 H), untuk

memberikan solusi terhadap ‘wabah’

al-‘ujmah di tengah masyarakat. Al-

Hajjaj pun memilih Nahsr bin ‘Ashim

dan Yahya bin Ya’mar untuk misi ini,

sebab keduanya adalah yang paling

ahli dalam bahasa dan qira’at.

Setelah melewati berbagaipertimbangan, keduanya lalu

memutuskan untuk menghidupkan

kembali tradisi nuqath al-i’jam

(pemberian titik untuk membedakan

pelafalan huruf yang memiliki bentuk

yang sama). Muncullah metode al-

ihmal  dan al-i’jam. Al-ihmal  adalah

membiarkan huruf tanpa titik, dan

al-i’jam adalah memberikan titik

pada huruf. Penerapannya adalahsebagai berikut:

a. untuk membedakan antaraد  (dal)

danذ  (dzal), ر (ra’) dan

ز  (zay),

ص (shad) danض  (dhad), ط (tha’)

danظ  (zha’), serta

ع  (‘ain) danغ 

(ghain), maka huruf-huruf 

pertama dari setiap pasangan itu

diabaikan tanpa titik (al-ihmal ),

sedangkan huruf-huruf yang

kedua diberikan satu titik diatasnya (al-i’jam).

21  Nama lengkapnya adalah Abu Sa’idYahya bin Ya’mar al-Qaisy al-‘Adawany.

Seorang tabi’in. Ia termasuk yangberpandangan lebih mengutamakan Ahlul

bait tapi tanpa merendahkan sahabat-sahabat

Nabi yang lain. Seorang alim dalam al-

Qur’an dan Nahwu. Meninggal tahun 90 H.

Page 23: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 23/179

b. untuk pasangan س (sin) dan ش

syin, huruf pertama diabaikantanpa titik satupun, sedangkan

huruf kedua (syin) diberikan tiga

titik. Ini disebabkan karena huruf 

ini memiliki tiga ‘gigi’, dan

pemberian satu titik saja

diatasnya akan menyebabkan ia

sama dengan huruf  nun.

Pertimbangan yang sama juga

menyebabkan pemberian titik

berbeda pada huruf-huruf ب 

ba’,ث ,taت tsa, ن nun, dan

ي ya’.

c. untuk rangkaian huruf ,’haح , jimج 

dan,’khaخ  huruf pertama dan

ketiga diberi titik, sedangkan

yang kedua diabaikan.

d. sedangkan pasangan ف fa’  dan ق

qaf, seharusnya jika mengikuti

aturan sebelumnya, maka yang

pertama diabaikan dan yang

kedua diberikan satu titikdiatasnya. Hanya saja kaum

muslimin di wilayah Timur Islam

lebih cenderung memberi satu

titik atas untuk  fa’  dan dua titik

atas untuk qaf. Berbeda dengan

kaum muslimin yang berada di

wilayah Barat Islam (Maghrib),

mereka memberikan satu titik

bawah untuk  fa’, dan satu titik

atas untuk qaf.

Nuqath al-I’jam atau tanda

titik ini pada mulanya berbentuk

lingkaran, lalu berkembang menjadi

bentuk kubus, lalu lingkaran yang

berlobang bagian tengahnya. Tanda

titik ini ditulis dengan warna yang

sama dengan huruf, agar tidak sama

dan dapat dibedakan dengan tanda

harakat (nuqath al-i’rab) yangumumnya berwarna merah. Dan

tradisi ini terus berlangsung hingga

akhir kekuasaan Khilafah Umawiyah

dan berdirinya Khilafah ‘Abbasiyah

pada tahun 132 H. Pada masa ini,

banyak terjadi kreasi dalam

penggunaan warna untuk tanda-

tanda baca dalam mushaf. Di

Madinah, mereka menggunakan

tinta hitam untuk huruf dan nuqathal-i’jam, dan tinta merah untuk

harakat. di Andalusia, mereka

menggunakan empat warna: hitam

untuk huruf, merah untuk harakat,

kuning untuk hamzah, dan hijau

untuk hamzah al-washl. Bahkan ada

sebagian mushaf pribadi yang

menggunakan warna berbeda untuk

membedakan jenis i’rab sebuah kata.

Tetapi semuanya hampir sepakatuntuk menggunakan tinta hitam

untuk huruf dan nuqath al-i’jam,

meski berbeda untuk yang lainnya.

Akhirnya, naskah-naskah

mushaf pun berwarna-warni. Tapi di

sini muncul lagi sebuah masalah.

Seperti telah dijelaskan, baik nuqath

al-i’rab maupun nuqath al-i’jam,

keduanya ditulis dalam bentuk yang

sama, yaitu melingkar. Hal inirupanya menjadi sumber

kebingungan baru dalam

membedakan antara satu huruf 

dengan huruf lainnya. Di sinilah

sejarah mencatat peran Khalil bin

Ahmad al-Farahidy (w.170 H). Ia

kemudian menetapkan bentuk

 fathah dengan huruf alif kecil yang

Page 24: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 24/179

terlentang diletakkan di atas huruf,

kasrah dengan bentuk huruf ya’ kecildibawahnya dan dhammah dengan

bentuk huruf waw kecil diatasnya.

Sedangkan tanwin dibentuk dengan

mendoublekan penulisan masing-

masing tanda tersebut, disamping

beberapa tanda lain.

Perlu kita ketahui bahwa

upaya penyempurnaan itu tidak

berlangsung sekaligus tetapi

bertahap dan dilakukan oleh setiapgenerasi sampai abad III H (atau

akhir abad IX M) ketika proses

penyempurnaan naskah al-Qur’an

(mushaf Utsmani) selesai dilakukan.

Upaya penulisan al-Qur’an dengan

tulisan yang bagus merupakan upaya

lain yang telah dilakukan generasi

terdahulu. Diberitakan bahwa

khalifah al-Walid (86-96 H)

memerintahkan Khalid bin al-Khayyajyang terkenal keindahan tulisannya

untuk menulis mushaf al-Qur’an.22

Untuk pertamakalinya al-Qur’an

dicetak di Bunduqiyyah pada tahun

1530 M., tetapi begitu keluar,

penguasa gereja mengeluarkan

perintah pemusnahan kitab suci

gama Islam ini. Cetakan selanjutnya

adalah atas usaha seorang

berkebangsaan Jermaan bernamaHinkel,am pada tahun 1694 M. di

Hamburgh (Jerman). Disusul

kemudian oleh Marracci pada tahun

1698 M. di Padoue. Namun

sayangnya, tak satu pun dari al-

Qur’an cetakan pertama, kedua,

22 Anwar, op.cit., h. 81

amupun ketiga itu yang tersisa di

dunia Islam. Dan sayangnya pula,perintis penerbitan al-Qur’an

pertama itu dari kalangan bukan

Muslim.23

Penerbitan al-Qur’an dengan

label Islam baru dimulai pada tahun

1787 M. yang menerbitkannya

adalah Maulaya Utsman. Mushaf 

cetakan itu lahir di Saint

Petersbourh, Rusia tau Leningrad,

Uni Soviet. Kemudian ada lagimushaf cetakan di Kazan. Kemudian

terbit lagi di Iran. Tahun 1248

H./1828 M., negeri Persia

menerbitkan mushaf cetakam di kota

Teheran. Lima tahun kemudian,

yakni tahun 1833, terbit lagi mushaf 

cetakan Tabriz. Setelah dua kali

diterbitkan di Iran, setahun

kemudian (1834) terbit lagi mushaf 

cetakan di Leipizig, Jerman.24

Di Negara Arab, Raja Fuad

dari Mesir membentuk panitia

khusus penerbitan al-Qur’an

diperempatan pertama abad XX.

Panitia yang dimotori oleh syeikh al-

Azhar ini pada tahun 1342 H./1923

M. berhasil menerbitkan mushaf al-

Qur’an cetakan yang bagus. Mushaf 

yang pertama kali terbit di Negara

Arab ini dicetak sesuai denganriwayat Hafs ata qira’at Ashim. Sejak

itu berjuta-juta mushaf dicetak di

Mesir di berbagai Negara.

23 Ibid., h. 81

24 Ibid., h. 82

Page 25: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 25/179

D. Pola dan Kaidah Penulisan Rasm

UstmaniBangsa Arab sebelum Islam

dalam tulis menulis menggunakan

khot Hijri. Setelah datang Islam

dinamakan Khat Kufi.25 Sejauh itu

Bahasa dapat terpelihara dari

kerusakan-kerusakan, karena ada

kemampuan berbahasa yang

tertanam dalam jiwa mereka.

Pada masa khalifah utsman

bin Affan, umat Islam telah tersebarke berbagai kepenjuru dunia

sehingga pemeluk agama Islam

bukan hanya orang-orang Arab saja.

Pada saat itu muncul perdebatan

tentang bacaan Al-Qur’an yang

masing-masing pihak mempunyai

dialek yang berbeda. Sangat di

sayangkan masing-masing pihak

merasa bahwa bacaan yang di

gunakannya adalah yang terbaik.26

Untuk mengantisipasi

kesalahan dan kerusakan serta untuk

memudahkan membaca Al-Qur`an

bagi orang-orang awam, maka

Utsman bin Affan membentuk

panitia yang terdiri dari 12 orang

untuk menyusun penulisan dan

memperbanyak naskah Al-Qur`an.

Mereka itu adalah: 1. Sa`id bin Al-As

bin Sa`id bin Al-As, 2. Nafi bin Zubairbin Amr bin Naufal, 3. Zaid bin

Tsabit, 4.Ubay bin ka`b, 5.Abdullah

bin az-Zubair, 6.Abrur-Rahman bin

Hisham, 7.Khatir bin Aflah, 8. Anas

25 As-Shalih, op.cit., h. 361-362

26 Jalaluddin As-Suyuti,  Al-Itqon Fi Ulum

 Al-Qur’an, (Beirut: Darul Ma’arif. 1978)

Juz 5.

bin Malik, 9.Abdullah bin Abbas, 10.

Malik bin Abi Amir, 11. Abdullah binUmar, 12. Abdullah bin Amr bin al-

Ash.27 Mereka inilah yang menyusun

mushaf Al-Qur`an yang kemudian di

kenal dengan mushaf Utsmani, ada

 juga yang mengatakan bahwa panitia

yang di bentuk oleh Utsman ada

empat orang mereka itu adalah Zaid

bin Tsabit, abdulalh bin Zubair, Sa’id

bin Al-As dan Abdurrahman bin Al-

Harits,28

karena di tetapkan padamasa khalifah Utsman bin Affan.

Mushaf itu ditulis dengan kaidah-

kaidah tertentu. Para Ulama

meringkas kaidah-kaidah itu menjadi

6 istilah, yaitu:

Adapun Musahaf Usmani

ditulis menurut kaidah-kaidah tulisan

tertentu yang berbeda dengan

kaidah tulisan imla’i. Para ulama

merumuskan kaidah-kaidah tersebutmenjadi enam istilah.29 Keenam

istilah itu adalah sebagai berikut:

1. Penghapusan (al-Hadzf), seperti

penghapusan huruf-huruf sebagai

berikut:

a. Huruf  alif  yang terdapat pada

terdapat (ya’  seruan)

sebagaimana yang tercantum

dalam bunyi ayat (   یھا

ایانلا ),

27 M.M. Al-A’zami, The History Of 

Qur’anic Text. Terj. Sohirin Solihin dkk.

(Jakarta: Gema Insani Press. 2005), h. 99-

100.

28 Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an,

(Bandung: Pustaka Setia, 2006), h.50

29 Muhammad Ibnu Abdillah al-Zarqani, al-

 Burhan fi Ulum al-Quran (Cairo: Maktabah

Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1972),

Jilid. I, h. 376-403.

Page 26: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 26/179

huruf alif yang terdapat pada

ha at-tanbih (peringatan)sebagaimana tercantum dalam

bunyi ayat (   ھھانثم

ال

), huruf 

alif yang terdapat (نا

) apabila

diikuti oleh suatu dhamir (kata

ganti), seperti (مكنیجنا) dan

huruf alif terdapat ,(واثینھ)

setiap bentuk jamak shahih,

baik untuk jama’ mudzakakar

atau jama’ muannas, seperti

,)الفنثا

(,)المسلما

( dan lain-lain,serta huruf alif yang terdapat

pada setiap bentuk jamak yang

menyerupai wazan mafa_i’lu

dan yang serupa dengannya,

seperti )النصر(,)مسج( selain

lafaz-lafaz yang memiliki

kekecualian.

b. Huruf yaa yang terdapat pada

setiap lafazh “Al-manqush yang

bertanwin, baik dalam keadaanrafa’(berharakat dhammah)

maupun jarr (ber-harakat

kashrah), seperti ungkapan

غیربا(

والعا

( dan ungkapan

)قوول( dan huruf “yaa”

dalam ungkapan seruan,

seperti ungkapan: قویعبا(

اف(

kecuali dalam ungkapan ق(

)اسرفوالذییاعبادي .

c. Huruf  wawu apabila terjadibersamaan dengan huruf 

wawu yang lain, seperti lafazh

)الیسثو( , والیالكیھ(

اف( , dan juga

wawu dari empat fi’il (kata

kerja) yang terdapat di dalam

ayat-ayat berikut:   نسااالویدع

باخی) (دعاءاش dalam sura Al-

Isra, )ال اطویم( dalam surah

Al-Qamar, شالالداع(یدیو(

نكء

dalam Al-Qamar, dan)

الزبانیسند

( dalam surah al-

‘Alaq.

2. Penambahan (az-ziyadah),

sebagaimana penambahan huruf-

huruf berikut ini:

a. Penambahan huruf  alif  diakhir

isim yang dijamakan atau

dalam hukum yang serupa

dengannya, seperti ungkapan

)اولوااالل ا

(,)بنواسرائی

مل

قواربھم

( dan dalam lafaz-

lafaz:  حنالاذ

(,)السبی

(,)الرسو

(

,)الظنون

)مائثی(,) ) dalam surah

Al-Naml, )لكالوضعواخ

( dalam

surah Al-Taubah, ثفثواثظمو(

)ثثفیواثوكوا dan huruf alif yang

terletak antara huruf “jimm”

dan huruf “yaa” dalam lafaz

)وج( dalam surah Al-Zumar

dan surah Al-Fajr yang ditulisdemikian dalam mushaf,

sedangkan didalam kedua

suratnya tertulis )وجاي

( .

b. Penambahan huruf  yaa,

sebagaimana yang terdapat

didalam ungkapan:   ذوایثاءي

)ءیھم(,)اللیاناءوم(,)القر ي

)المرسلین ا(, , di dalam surah

Al-Nahl), (   المفثویبكا ), dan

ungkapan (  والسماء

بنیناھابایی

).c. Penambahan huruf  wawu,

sebagaimana yang terdapat

didalam ungkapan:  اوالث

(

,)اوال

(,)الئ

(,)اولو

( ) dan

ungkapan مكیرواس( ).30

30Muhammad bin Muhammad Abu

Syuhbah,  Al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an

Page 27: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 27/179

3. Aturan hamzah yang terdiri atas

beberapa macam, yaitu berikut ini:a.  Al-Hamzah al-Sakinah yang

aslinya ditulis di atas huruf 

yang sesuai dengan harakat

sebelumnya, baik di awal,

tengah, maupun akhir,

seperti   )اقر(,)جئن(,ھيء

kecuali dalam kata-kata

tertentu, seperti )فادارءث( dan

)ورءی( maka kedua kata

tersebut hurufnyadihilangkan dan hamzah

ditulis menyendiri.

b.  Al-Hamzah al-Mutaharrikah

apabila berada di awal kata

atau digabungkan dengan

huruf tambahan, hamzah

tersebut ditulis dengan alif 

secara pasti (mutlak, baik

dalam keadaan fatah,

dammah maupun kasrah,seperti kata

)اولو

).(اذ

(,)أیو

(,)فیأ

(,)س صر

(

kecuali di tempat-tempat

tertentu seperti )أئنكق

)لثكفرون di dalam surah

fushilat.31

4. Aturan  Al-Badhal  (penggantian)

yang terdiri atas beberapa macam

aturan, yaitu:

a. Gambar alif ditulis dengan al-wawu untuk menyatakan

keagungan (al-tafkhim),

al-Karim, diterjemahkan oleh

Taufiqurrahman dengan judul, Studi Ulumul

Qur’an: Telaah Atas Mushaf Ustmani(Bandung: Pustaka Setia, 2003), Cet. I, h.

123-124

31 Ibid , h. 124-125.

ketakutan (at-tahwil), dan

kekejian (tafdhi), seperti kata)

الر و

(,)الزكوا

(,)الصلوا

(,)الحیو

ث

( serta kata yang tidak

disandarkan (idhafat), seperti

)منو(,)كمشك( , kecuali firman

Allah di dalam surah al-Anfal:

35 عندالبیثھصوماكا(

)أالمكاءوثصدیھة , sura al-

An’am:162 )ونسكثصأ( ,

surah al-An’am: 29 اھا(

ثناالدنیحیا

( , dan surah al-Rum:39 )

اموالیربوافر مومااثیث

عندیربوفالناس

( tulis

dengan huruf alif.

b. setiap alif  yang merupakan

refleksi (munqalabah) huruf 

al-ya’u ditulis dengan huruf 

al-Ya’, seperti kata )یثوفیك(

dala isim atau fi’il yang

bersambung dengan damir

(kata ganti) atau tidak, yangtetap sukun atau tidak,

seperti )یاحسرث

(,)علیاأسف

)یوسف , kecuali kata-kata

seperti )كلث

(,)ثث

(,)وم

)ھدان(,)عصان( .

c. Nun taukid khafif  ditulis

dengan huruf alif, begitupula

nun dalam kata )اذ(

sedangkan ungkapan موكأی(

ن ي

( , maka ditulis dengannun’.

d. Ha’ at-Ta’nis ditulis dengan

huruf ta (ث

) yang berbeda

dengan huruf aslinya

dibeberapa tempat di dalam

al-Qur’an, seperti kata )رحم(

dalam surah al-Baqarah. Al-

Page 28: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 28/179

imran, al-Maidah, dan lain-

lain.32

5. Aturan pemisahan (al-fashl) dan

penyambungan (al-washl). Di

dalam ditulisan terkadang,

sebagian lafaz ditulis secara

bersambung dan terkadang ditulis

secara terpisah, dan sebagian lagi

tertulis dalam satu keadaan

tertentu:

a. Penyambungan kata )أ(

dengan harakat fatah dalamhamzah dan syiddah dalam

lam dan pemisahannya yang

terjadi pada sepuluh tempat,

diantaranya adalah kata-kata

)أالثقولو( dalam surah al-A’raf,

kata )الثع دوأ( dalam surah

Hud dan surah Yasin, kata

)الثعلواعلوا( dalam surah

al-Dukhan.

b. Penyambungan kata )مم

( ,kecuali di dalam ungkapan

)أیمانكماملكم

( dalam surah

al-Nisa dan al-Rum,

ungkapan )مارزقناكم

( dalam

surah al-Munafiqun,

penyambungan kata )مم(

secara mutlak.

c. Penyambungan kata )عم( ,

kecuali di dalam ع.(

مانھواعنھ

(d. Penyambungan kata )عم

( ,

kecuali di dalam firman-Nya

ویصرف(

مع

)یشا dalam

surah Al-Nur, dan firman-

Nya )ثولمع( dalam surah

al-Najm.

32 Ibid , h. 126-128

e. Penyambungan kata )كلم( ,

kecuali dalam firman-Nya )ك

الفثنماردواالي

( dan firman-Nya

)ماس لثموكم

( .

f. Penyambungan kata )أم

( ,

kecuali dalam firman-Nya

)وكیعلیھیكوأم( dalam

surah al-Nisa, firman-Nya أ(

)أسمن dalam surah al-

Taubah, firman-Nya مأ(

)خلقنا , penyambungan kata

)ام

( dengan harakat kasrahpada huruf hamzah dan

syiddah, kecuali dalam

ungkapan )ومانرین( dalam

surah al-Ra’du.

g. Penyambungan kata )أنم(

dengan harakat fatah pada

huruf hamzah secara mutlak.

h. Dan lafazh-lafazh lainnya

yang sewaktu-waktu ditulis

secara bersambung dansewaktu-sewaktu terpisah,

seperti kata )أنم

( , kata )لأ

(

dengan harakat dan kasrah,

kata )لأ

( , kata أی(م

( , kata

)لك( , dan kata )مف( .

6. Lafazh-lafazh yang memiliki dua

bacaan dan dituliskan pada salah

satunya, tetapi yang kita

maksudkan bukan bacaan yang

 janggal (syaddzah), sepertiungkapan )ولوالدف

الناس

(,)ثفدو

(,)وعدن

(,)یخدعو

(,)مل

(,)الدییومسكر

وماھ(,)

سكر

(,)وحر

علي

(,)قریأولسث

(,)النسا

(,)عقد

)فرھ(,)أیمانكم ,   )ثظھرون ), dan

ungkapan lainnya, semuanya

ditulis di dalam mushaf usmani

tanpa alif, tetapi dibaca dengan

Page 29: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 29/179

alif atau dengan menghilangkan

alif, tetapi dibaca dengan alif atau dengan menghilangkan alif 

tersebut, ungkapan غیب(

الج

(

dalam surah yusuf: 15, )مشمر

)أكمامھا dalam surah fushilat, وھ(

)امنالغرففي , semua ungkapan

tersebut telah ditulis dengan

ta’maftutah dan tanpa alif, dan

dibaca dengan bentuk jama’ dan

mufrad; ungkapan )فكھو( yang

ditulis tanpa alif, tetapi dibacadengan alif atau tanpa alif;

ungkapan )الصر

( bagaimana

pun terjadinya, )صط

( dalam

surah al-A’raf: 1; ungkapan

)المصیط(,)مصیط( yang ditulis

dengan huruf shad, tanpa

kecuali, tetapi dibaca dengan

huruf shad atau sin.33

E. Hakikat dan Keberadaan Mushaf Utsmani

Dalam sebuah riwayat

diceritakan ketika panitia telah

merampungkan tugasnya, khalifah

Utsman mengembalikan mushaf 

orisinil kepada Hafsah. Kemudian

mengirimkan beberaopa mushaf 

hasil kerja panitia tersebut ke

berbagai kota, sementara mushaf-

mushaf lain yang ada saat itudiperintahkan untuk dibakar yang

dimaksudkan untuk mencegah

pertikaian di kalangan umat karena

mempunyai kekhususan. Para

sahabat penulis wahyu pada masa

Nabi Saw. tidak diikat oleh suatu

33 Ibid , h. 128-129.

ketentuan penulisan yang seragam,

sehingga terdapat perbedaan antarakoleksi seorang sahabat dengan

sahabat lainnya. Ada yang

kelihatannya mencampur-baurkan

antara wahyu dan penjelasan-

penjelasan dari Nabi atau sahabat

senior, walaupun sahabay yang

bersangkutan dapat mengenal

dengan pasti mana ayat dan mana

penjelasan ayat, misalnya dengan

membubuhi kode-kode tertentuyang mungkin hanya diketahui oleh

yang bersangkutan.34

Mushaf yang ditulis pada

masa Abu Bakar tetap tersimpan di

rumah Hafsah sampai akhir

hayatnya. Diduga, mushaf otentik

Utsman juga disimpannya. Setelah ia

meninggal, mushaf tersebut diambil

alih oleh Marwan bin al-Hakam (w.

65 H.), Wali Kota Madina ketika itu.Disebutkan dalam suatu riwayat

bahwa Marwan memerintahkan

untuk membakar mushaf orsinil itu

karena berbagai pertimbangan.35

Terdapat perbedaan di antara

ulama tentang jumlah mushaf yang

ditulis pada masa khalifah Utsman.

Kebanyakan ulama, seperti ad-Dani,

mengatakan bahwa jumlahnya

adalah empat buah, yaitu tiga buahdikirim ke Kufah, Basrah, dan Syiria,

dan sebuah lagi disimpan khalifah

Utsman.36 Sementara itu Ibnu al-

34 Anwar, op.cit. h. 83

35 Ibid.

36 Sihr as-Sayyid Abdul Aziz Salim, Adhwa’ ala Mushaf Utsman bin Affan: Rihlatuh

Page 30: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 30/179

Jazari memandang bahwa jumlahnya

ada delapan.37

Keberadaan mushaf Utsmani

yang khusus itu, ternyata telah

memancing perdebatan yang rumit.

Persoalan ini telah lama menjadi

pertanyaan dan karena itu pula ada

banyak dugaan yang berkitar di

sekelilingnya. Salah seorang peneliti

yang menjelaskan masalah ini

dengan panjang lebar adalah. Sahr

al-Sayyid.Dalam bukunya tersebut,

beliau menjelaskan bahwa persoalan

ini bermula dari keberadaan mushaf 

yang dahulu dipegang oleh Khalifah

‘Utsman hingga beliau menemui

syahidnya, dimana pada beberapa

lembaran mushaf itu ditemukan

noda darah beliau r.a. saat terbunuh.

Mushaf ini kemudian tetap berada di

Madinah selama beberapa waktusetelah terbunuhnya ‘Utsman. Lalu

kemudian menghilang entah ke

mana, hingga kemudian beberapa

mesjid di wilayah Islam mengaku

menyimpan mushaf tersebut. Dr.

Sahr al-Sayyid menyebutkan 5

tempat yang mengaku menyimpan

mushaf tersebut –dan ia juga

sekaligus membantah kebenaran

klaim tersebut secara panjang lebar:1. Bahwa mushaf tersimpan di

Mesir.

2. Bahwa mushaf ini tersimpan di

Bashrah

Syarga wa Gariban, (Iskandariah:

Mu’assasah Syubab al-Jam’iah), h. 17

37 Ibid., h. 18

3. Bahwa mushaf ini ada di

Tashkend4. Bahwa mushaf ini ada di Himsh

(Suriah)

5. Bahwa mushaf ini tersimpan di

Museum Topkapi, Istanbul.

Lalu ia kemudian

menggambarkan perpindahan

mushaf itu dari satu tempat ke

tempat lain, hingga akhirnya tidak

terdengar kabarnya sejak tahun 745H –ketika mushaf itu dikembalikan

oleh Portugal kepada Sultan al-

Mariny di Fas. Meskipun ada yang

bersikeras dengan keberadaan

mushaf ini, namun DR. Ghanim

Qaduri menguatkan pandangan

bahwa sudah sangat sulit saat ini

untuk menemukan naskah utuh dari

mushaf yang ditulis pada abad

pertama atau kedua hijriyah. Dan itusemua membutuhkan bukti materil

yang kuat dan penelitian dari

berbagai sudut.

Tetapi terlepas dari itu

semua, ada atau tidaknya naskah

manuskrip al-mushaf al-imam ini

sama sekali tidak mempengaruhi

orisinalitas al-Qur’an, karena

landasan utama penukilan al-Qur’an

adalah riwayat dan talaqqi  darigenerasi ke generasi; sebuah metode

yang dari zaman ke zaman telah

membuktikan bahwa ia tidak akan

membiarkan satupun kesalahan yang

menyimpang dari mushaf Utsmani.

Kesimpulan

Page 31: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 31/179

Dari uraian di atas, kita dapat

melihat bahwa mushaf ‘Utsmanytelah melalui perjalanan yang sangat

panjang melintasi kurun waktu 14

abad lamanya. Berbagai inovasi

kemudian dikembangkan dalam

penulisan ulang dan penggandaan

naskahnya. Tetapi selama itu pula,

al-Qur’an yang termuat didalamnya

tetap terjaga keasliannya; huruf 

demi huruf, kata per kata, kalimat

per kalimat. Hal ini terbukti olehperjalanan sejarah, dimana tak satu

pun upaya untuk menyimpangkan

isinya melainkan dengan segera

tersingkap di tangan para ulama,

khususnya yang menggeluti bidang

al-Qur’an dan semua bidang

ilmunya.

Ini tentu saja tidak lepas dari

metode pewarisan yang sangat unik

dalam menyampaikan al-Qur’an darikurun demi kurun. Inovasi apapun

yang dikembangkan dalam

penulisannya, sama sekali tidak

mengubah eksistensinya sebagai

Kalamullah. Seperti yang dijelaskan

para ulama akidah: dengan lisan

siapapun ia dibacakan, dengan

tulisan siapapun ia dituliskan, di

media apapun ia ditorehkan, al-

Qur’an tetaplah Kalamullah.Dari uraian diatas dapat kami

ambil sebuah simpulan yaitu sebagai

berikut :

1. Ilmu Rasmul Qur’an adalah ilmu

yang mempelajari tentang

penulisan mushaf al-Qur’an yang

dilakukan dengan cara khusus,

baik dalam penulisan lafal-

lafalnya, maupun bentuk-bentuk

huruf yang digunakan.2. Kaidah yang digunakan dalam

penulisan mushaf usmani adalah

a.  Al-hadzf  (membuang,

menghilangkan atau

meniadakan huruf).

b.  Al-ziyadah (penambahan)

c. Al-hamzah

d. Badal (penggantian)

e. Wasal  dan  fashl

(penyambungan danpemisahan)

f. Kata yang dapat dibaca dan

bunyi.

3. Dengan adanya Rasm Al-Qur’an

dapat memudahkan kita dalam

membaca dan memahami

kandungan Al-Qur’an

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 32/179

Abidin Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992)al-Abyari Ibrahim, Sejarah al-Qur’an (Semarang: Dina Utama, 1993)

Abu Syuhbah Muhammad bin Muhammad,  Al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an al-

Karim, Terj. Taufiqurrahman (Bandung: Pustaka Setia, 2003)

Anwar Rosihon, Samudra al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)

 ____________, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2006)

Al-A’zami M.M., The History Of Qur’anic Text. Terj. Sohirin Solihin dkk. (Jakarta:

Gema Insani Press. 2005)

Khalil Munawir, al-Qur’an dari Masa Kemasa (Semarang: Ramadhani, 1952), h.

24

Khallaf Abdul Wahab. Ilmu Ushul Al-fiqh, (Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah, 1968)

Marzuki Kamaludin, Ulum al-Qur’an, (Bandung: Rosda Karya, 1992), h. 73

Salim Sihr as-Sayyid Abdul Aziz,  Adhwa’ ala Mushaf Utsman bin Affan: Rihlatuh

Syarga wa Gariban, (Iskandariah: Mu’assasah Syubab al-Jam’iah)

As-Shabuni Muhammad Ali, at-Tibyan fi Ulum al-Qur’an. Terj. Muhammad

Qodirun Nur (Jakarta: Pustaka, t.th)

Shihab M. Quraish, Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1994)

as-Shalih Subhi, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Qalam al-Malayyin,

1988)al-Suyuthi Jalaluddin, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t)

Umar Nasaruddin, Ulumul Qur’an: menyingkap Makna-Makna Tersembunyi al-

Qur’an (Jakarta: Al-Gazali Center, 2008)

al-Zarqani Muhammad Ibnu Abdillah, al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an (Cairo:

Maktabah Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1972)

Page 33: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 33/179

ISLAM, TERORISME DAN KEKERASAN

Oleh : Ahmad Izzan

Pendahuluan

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kekerasan didefinisikan

dengan perbuatan seseorang atau

kelompok orang yang menyebabkan

cedera atau matinya orang lain atau

menyebabkan kerusakan fisik atau

barang orang lain1. Dalam bahasa

Arab kekerasan disebut dengan al-

‘unf, antonim ar-rifq yang berarti

lemah lembut dan kasih sayang.

Pakar hukum Universitas Al-Azhar,

‘Abdullah an-Najjar, mendefinisikan

al-‘unf  dengan penggunaan

kekuatan secara ilegal (main hakim

sendiri) untuk memaksakan

pendapat atau kehendak2. Dari

beberapa pengertian di atas,

kekerasan melambangkan sebuah

upaya merebut suatu tuntutan

dengan kekuatan dan paksaan

terhadap pihak lain. Cara seperti ini

tentu tidak terpuji dalam pandangan

agama-agama dan nilai-nilaikemanusiaan, sebab kekuatan akal,

 jiwa dan harta yang seharusnya

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (t.t: t.p,

t.h.) hal 550

2 Abdullah an-Najjar, Tahdid al-Mafahim fi

 Majal as-Sira al-Basyariy, Makalah dalam

Konferensi Lembaga Tertinggi Urusan

Agama Islam Mesir tahun 2003, hal. 799.

digunakan untuk hal-hal yang

produktif bagi pengembangan diri

dan masyarakat berubah menjadi

kekuatan yang destruktif. Tetapi

penggunaan kekerasan tidak

selamanya tercela, yaitu bilamana

digunakan untuk merebut hak yang

terampas seperti pada perlawanan

melawan penjajah atau

memberantas kezaliman dalam

masyarakat, terutama bila jalan

damai tidak tercapai. Kekerasan

menjadi terccela bilamana digunakan

untuk membela satu hal yang

dianggap benar dalam pandangan

yang sempit, atau merebut hak yang

sebenarnya dapat diperoleh tanpa

melalui kekerasan3.

Sejarah kemanusiaan

mencatat, seperti terekam dalam Al-

Qur’an, aksi kekerasan yang berupa

pembunuhan pertama kali terjadi

antara kedua anak Nabi Adam; Qabil

dan Habil. Al-Qur’an menceritakan

itu agar fenomena kekerasan tidak

terulang dan setiap aksi kekerasanpasti akan menimbulkan goncangan

 jiwa dan penyesalan yang mendalam

dalam diri pelakunya seperti dialami

oleh Qabil (baca kisah tersebut

3 Abdul Ilah Belqazez,  Al-“unf wad  Dimuqratiyyah, (t.t: Mansyurat az-Zaman,

1999), hal. 26

Page 34: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 34/179

dalam Surat Al-Maidah/5: 31).

Karena itu, Al-Qur’an memberiketentuan, membunuh satu jiwa

tanpa alasan yang benar sama

halnya dengan membunuh seluruh

umat manusia (Al-Maidah/5: 32).

Dalam sejarah kenabiah, kekerasan

dialami oleh banyak nabi dari

kalangan Bani Israil. Tidak sedikit

para nabi yang dibunuh dalam

menjalankan tugas kenabian (Al-

Baqarah/2: 61 dan Ali Imran/3:21).Dalam konteks ayat-ayat di

atas Al-Qur’an berbicara tentang

kekerasan dalam pengertian negatif 

yang dikecamnya meski kata al-‘unf 

sendiri tidak digunakan dalam Al-

Qur’an. Penggunaan kata al-‘unf 

tampak jelas dalam beberapa hadits

Nabi SAW seperti :

 ن

هللازعلجم

ي

ن ع مع

 كن

ي

ن ع

ر س معمام

)روا

)أحمد

Sesungguhnya Allah

subhanahu wa ta’ala tidak 

mengutusku untuk melakukan

kekerasan, tetapi untuk 

mengajarkan dan memudahkan.

(Riwayat Ahmad)4

 ن

هللاق برف

ح

قف رلايطع

ى

فقع رلايطع

عماال

ف  )مسلروا(الع

4 Riwayat Ahmad dalam kitab  Al-Musnad,

(t, t: t.p, t.th) 29/40

Sesungguhnya Allah

subhanahu wa ta’ala Mahalembut atau Maha Kasih Sayang, dan

menyukai kelembutan. Melalui sikap

kasih sayang Allah akan

mendatangkan banyak hal positif,

tidak seperti halnya pada kekerasan.

(Riwayat Muslim)5

Suatu ketika sekelompok

orang Yahudi mendatangi Nabi Saw

dan mengucapkan salam dengandiplesetkan menjadi, as-samu

‘alaikum (kematian/kecelakaan

untuk kalian). Dengan marah ‘Aisyah,

istri beliah menjawab : ‘Alaikum,

wala anakumullah wa gadiballahu

‘alaikum (Kecelakaan untuk kalian,

semoga Allah melaknat dan

memurkai kalian). Lalu Rasulullah

mengingatkan ‘Aisyah, “Kamu harus

berlemah lembut, jangan melakukankekerasan (al-‘unf ) dan kekejian6.

Dari penjelasan Al-Qur’an

dan hadits di atas tampak jelas Islam

sebagai agama yang anti kekerasan

terhadap siapa pun, termasuk yang

berlain agama.

Salah satu bentuk kekerasan

yang menimbulkan kengerian dan

kepanikan masyarakat dunia saat ini

adalah terorisme. Kepanikantersebut mengakibatkan

ketidakjelasan pada definisi

terorisme itu sendiri, sehingga tidak

5 Sahih Muslim, Bab Fadl ar-Rifq, (t,t: t.p, t,

th) 12/486

6 Riwayat Imam al-Bukhari dalam kitab

Sahihnya, Bab Lam yakuninnabiy fahisyam,

(t.t: t.p, t.th) 18/455

Page 35: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 35/179

 jarang pemberantasan terorisme

dilakukan dengan melakukan aksiteror lainnya. Meskipun dalam

sejarah kemanusiaan aksi teror telah

menjadi bagian dari fenomena

kekacauan politik yang ada, tetapi

sebagian kalangan mengaitkannya

dengan agama Islam dan peradaban

Arab dan Islam. Padahal terorisme

adalah fenomena umum, tidak

terkait dengan agama, budaya dan

identitas kelompok tertentu.Istilah terorisme baru populer

pad atahun 1793 sebagai akibat

revolusi Prancis, tepatnya ketika

Robespierre mengumumkan era

baru yang disebut Reign of Terror (10

Maret 1793 – 20 Juli 1794). Teror

menjadi agenda penting para

pengawal revolusi dan menjadi

keputusan pemerintah untuk

mengukuhkan stabilitas politik.Sasarannya bukan hanya lawan

politik, tetapi juga tokoh-tokoh

moderat, pedagang, agamawan dan

lain sebagainya. Selama berlangsung

revolusi Prancis, Robespierre dan

yang sejalan dengannya seperti St.

Just dan Couthon melancarkan

kekerasan politik dengan membunuh

1366 penduduk Prancis, laki-laki dan

perempuan, hanya dalam waktu 6minggu terakhir dari masa teror.7

7 Dr. Muhammad al-Hawari,  Al-Irhab; al-

 Mafhum wal Asbab wa Subul al-Qanun ad-

 Dualiy al- Mu’asir, dalam  Al-Islam Fi

 Muwajahat al-Irhab, (Kairo: Rabitat al-

Jami’at al-Islamiyyah, Cet. I, 2003), hal.

122.

Dalam kamus Oxpord kata

Terrorist  diartikan dengan orangyang melakukan kekerasan

terorganisir untuk mencapai tujuan

politik tertentu. Aksinya disebut

terrorisme, yaitu penggunaan

kekerasan dan kengerian atau

ancaman, terutama untuk tujuan-

tujuan politis8.

Dalam bahasa Arab, istilah

yang populer untuk aksi ini adalah al-

Irhab dan pelakunya disebut al-Irhabiy . Para penyusun Al-Mu’jam al-

Wasith memberikan arti al-Irhabiy 

dengan, “sifat yang dimiliki oleh

mereka yang menempuh kekerasan

dan menebar kecemasan untuk

mewujudkan tujuan-tujuan politik.”9

 Al-Irhab dengan pengertian

semacam ini tidak ditemukan dalam

Al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa

Arab klasik, sebab itu istilah baruyang belum dikenal pada masa

lampau. Bahkan penggunaan kata ini

dalam bentuk derivasinya, turhibun

atau lainnya, dalam Al-Qur’an seperti

pada Surah Al-Anfal/8: 60 bermakna

positif. Sebab melalui ayat ini Allah

memerintahkan umat beriman untuk

mempersiapkan diri dengan berbekal

kekuatan apa saja yang dapat

menggentarkan (turhibun) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh

mereka. Tidak berbeda jauh dengan

8 Oxford Universal Dictionary, Joyce M.

Hawkins, (Oxford; Oxford University Press,

1981, 1/736

9 Ibrahim Anis, et. Al.  Al- Mu’jam al -Wasit,

(Kairo: Majma’ al-Lugah al-‘Arabiyah,

1972), 1/376

Page 36: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 36/179

pengertian di atas, Kamus Besar

Bahasa Indonesia mendefinisikanteror dengan usaha menciptakan

ketakutan, kengerian dan kekejaman

oleh seseorang atau golongan.

Makna terorisme adalah :

penggunaan kekerasan untuk

menimbulkan ketakutan dalam

usaha mencapai tujuan (terutama

tujuan politik).

Organisasi-organisasi

internasional, seperti PBB,mendefinisikannya dengan salah

satu bentuk kekerasan terorganisir.

Bentuknya seperti disepakati

masyarakat dunia dapat berupa

pembunuhan, penyiksaan,

penculikan, penyanderaan tawanan,

peledakan bom atau bahan peledak

dan lainnya yang dapat menjadi

pesan pelaku teror. Aksi tersebut

biasanya untuk tujuan politik, yaitumemaksa kekuatan politik tertentu,

negara atau kelompok agar

mengambil kebijakan atau

merubahnya sesuai yang diinginkan

pelaku.10 Dalam Sidang Umum ke 83,

tanggal 8 Desember 1998, PBB

mengecam segala bentuk kekerasan

aksi teror dengan alasan apa pun,

termasuk yang bermotifkan politik,

filsafat, akidah/keyakinan, ras,agama dan lainnya.

Agen Rahasia Amerika (CIA)

pada tahun 1980 mendefinisikan

terorisme dengan ancaman yang

menggunakan kekerasan, atau

10 Ezzudin,  Al-Irhab wal’Unf as-Siyasiyy,

Oxford, hal 89

menggunakan kekerasan untuk

tujuan-tujaun politik, baik yangdilakukan oleh individu maupun

kelompok, untuk kepentingan

negara maupun individu melawan

negara. Masuk dalam definisi ini

kelompok-kelompok yang ingin

menggulingkan pemerintahan

tertentu atau menghancurkan

tatanan dunia internasional.

Definisi ini masih sangat

umum,sehingga perlawanan rakyatuntuk memperoleh hak-hak yang di

rampas, seperti perjuangan bangsa

Palestina dapat di kategorikan aksi

terorisme .Karena itu para sarjana

Muslim yang terhimpun dalam

keanggotaan Majma’ al fiqh al-

Islamiyy dalam sidang putaran ke 14

di Doha, Qatar, 8-13 Dzulqa’dah

1423 H/ 11-16 Januari 2003,

menegaskan bahwa terorisme adalahermusuhan, intimidasi, atau

ancaman, baik fisik maupun psikis,

yang dilakukan oleh negara,

kelompok maupun perorangan,

terhadap seseorang yang

menyangkut keyakinan (agama),

 jiwa, harga diri, akal dan hartanya,

tanpa alasan yang benar, melalui

berbagai aksi yang merusak.

Lembaga ini juga menegaskan, jihaddan paya mati syahid untuk

membela akidah,

kebebasan/kemerdekaan, harga diri

bangsa dan tanah airbukanlah

bentuk teror, tetapi upaya membela

hak-hak prinsipil,. Karena itu, bagi

bangsa-bangsa yang tertindas atau

terjajah harus melakukan berbagai

Page 37: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 37/179

upaya untuk memperoleh

kemerdekaan.11

Dari paparan diatas, tampak

perbedaan yang cukup mendasar

dalam mendefinisikan terorisme.

Perbedaan itu mengakibatkan

kekaburan akna yang sebenarnya,

sebab suatu perjuangan rakyat untuk

meraih kemerdekaan atau lepas dari

ketertindasan dapat dinilai sebagai

aksi teror oleh piahak lain, demikian

sebaliknya, aksi kekerasan dankezaliman menjadi legal dengan

dalih menumpas teroisme. Karena

itu tak heran, kendati masyarakat

dunia telah sepakat mengecam

terorisme, tetapi upaya

pemberantasannya dalam bentuk

kerjasama internasional selalu gagal.

Namun demikian, dari

beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan beberapa ciri terorisme,antara lain: menciptakan suasana

mencekam dan mengerikan,

dilakukan secara terorganisir,

bertujuan politik dan bersifat

internasional. Untuk mengetahui

sikap islam terhadap kekerasan,

apapun bentuknya, terlrbih dahulu

akan dijelaskan beberapa istilah

terkait dengan kekerasan dan

terorisme dalam Al-Qur’an.

Sikap Islam terhadap

Kekerasan dan Terorisme

11 Lihat dalam Appendiks  Al-Islam Fi

 Muwajahat al-Irhab, (Kairo: Rabitat al-

Jamiat al-Islamiyyah, Cet.I, 2003), hal. 273

Di atas telah disinggung,

kekerasan yang diungkapkan dengankata al’unf dan terorisme dengan sl-

irhab tidak ditemukan

penggunaannya dengan pengertian

modern dalam Al-Qur’an. Bahkan 8

klali penyebutan kata al’irhab dan

derivasinya; 5 kali dalam surah-surah

Makkiyah dan 3 kali dalam surah-

surah madaniyyah, selalu bermakna

positif. Dalam pandangan Al-Qur’an

tidak semua aksi yang menimbulkanketakutan dan kengerian terlarang,

tentunya yang dibarengi dengan

kemampuan dan kekuatan yang

memadai sehingga dapat

menampilakan misi masalah tanpa

mencederai dan melukai sasaran.

Sebab dalam pandanagan islam,

menyebarkan risalah Islam adalah

sebuah keharusan, demikian pula

memelihara simbol-simbolkeagamaan. Itu tidak dapat

terlaksana tanpa kekuatan dan

kemajuan yang menggetarkan

lawan/musuh sehingga tidak

menyerang.

Pengertian ini memiliki

kekuatan utnuk ‘menggentarkan’

lawan demi tersebarnya risalah

kedamaian adalah sebuah

keharusan, tentunya dengan cara-cara yang konstruktif.

Sebaliknya aksi teror yang

menimbulkan kengerian dengan

menggunakan cara-cara destruktif,

merusak fasilitas umum,mengancam

 jiwa manusia tak berdosa,

mengganggu stabilitas negara dan

Page 38: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 38/179

lainnya tertolak dalam pandangan

islam.Al-Qur’an dengan tegas

menyebut beberapa tindakan

kekerasan yang mengarah pada hal-

hal yang negatif/destruktif  dan

mengecam serta mengancamnya

dngan balasan yang setimpal, antara

lain melalui kata :

1.  Al-Bagy  seperti tersebut pada

Surah An-Nahl :90. Melalui ayat

ini Al-Qur’an melarang umatislam untuk melakukan

permusuhan dengan tindakan

yang melampaui batas, sebab

menurut al-Asfahani , al-bag

berarti melampaui batas

kewajaran.12

2. Tugyan seperti pada Surah

Hud/11 : 112. Allah berfirman

م 

ق اس

فمكترم

نمباكعم

طغال

ھ

م

 نو

عم

صیر

)١٢(Maka tetaplah kamu pada jalan

yang benar, sebagaimana

diperintahkan kepadamu dan

(juga) orang yang telah taubat 

beserta kamu dan janganlah

kamu melampaui batas.

Sesungguhnya Dia Maha melihat 

apa yang kamu kerjakan.

Kata tugyan pada

mulanya digunakan untuk

menggambarkan ketinggian

puncak gunung, tetapi dalam

perkembangannya ia digunakan

12 Al-Mufradat, (t.t: t.p, t.th), hal 55

untuk segala sesuatu yang

melampaui batas ketinggianseperti ungkapan tagal ma’u

yang berarti air meluap.13

Demikian pula orang yang

sombong, angkuh dan zalim

diungkapkan dengan tagiyah

atau tagut . Sikap ini sangat

dikecam oleh Al-Qur’an seperti

pada Surah An-Naba’78 :22 yang

menjanjikan balasan keras

berupa neraka jahannam bagiorang-orang yang melampaui

batas (tagin).

Pakar tafsir asal Tunisia,

Ibnu ‘Asyur, menjelaskan,

ungkapan la tatgaw  pada surah

Hud/11 : 112 di atasmencakup

larangan untuk melakukan segala

bentuk kerusakan (usulul 

mafasid). Dengan demikian ayat

tersebut menghimpun upayamencapai kemaslahatan melalui

sikap istiqamah, konsisten pada

prinsip-prinsip agama,dan

mengindari berbagai kerusakan

yang tergambar dalam kata

tugyan.14

3. Az-Zulm ( kezaliman). Kata ini dan

derivasinya disebut dalam Al-

Qur’an sebanyak 315

kali.pengertiannya yang opulerseperti dikemukakan para

penyusun mu’jam Alfaz al-Qur’an

al-Karim adalah meletakkan atau

meakukan sesuatu tidak pada

tempatnya, baik berupa

13 Mu’jam Alfaz al -Qur’an al -Karim, hal

14 At-Tahrir wa at-Tanwir, (t.t: t.p, t.th)

Page 39: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 39/179

kelebihan atau kekurangan.

Karena itu melampaui ataumenyeleweng dari kebenaran

 juga disebut zulm, dan dapat

terjadi dalam hubungan manusia

dengan tuhan dalam bentuk

kekeafiran atau syirik

(Luqman/31 :17)dan

kemunafikan, dalam hubungan

antara manusia dengan manusia

dalam bentuk pengamiayaan

atau lainnya (asy-Syura/42 / 42),dan dalam hubungan antara

manusia dengan dirinya (Fatir/35

: 32).

Dalam banyak hal,

disebutkan acaman bagi para

pelaku kezaliman yaitu siksa dan

balasan yang menistakan (lihat

firman Allah: al- Furqan/25:19,

asy-Syu’ara/26 : 227, az-

Zukhruf/43 : 65). Dalam sebuahhadis qudsi Allah dengan tegas

melarang kezaliman. Allah

berfirman, “wahai hamba-hamb-

Ku, Aku telah mengharamkan

kezaliman untuk diri-Ku, dan Aku

tetapkan kezaliman bagi kalian

sebagai sesuatu yang haram/ 

terlarang dilakukan, maka

 janganlah kalian saling

menzalimi.” (Riwayat Muslim)

15

4. Al-‘Udwan (permusuhan). Kata

‘udwan derivasinya berasal dari

akar kata yang terdiri atas huruf 

‘ain-dal-waw  yang makna

asalnya ‘lari’. Karena dengan

15 Riwayat Muslim,  Bab Tahrim az-Zulm,

(t.t: t.p, t.th), 12/455

berlari orang dapat melampaui

sesuatu maka kemudian segalatindakan melampaui sesuatu

maka segala tindakan melampaui

batas dan kebenaran juga

disebut dengan ‘udwan atau

‘adwah. Dengan demikian ia juga

dapat bermakna kezaliman yang

 juga sangat terlarang (lihat

firman Allah: al-Baqarah/2: 19,

al-Maidah/5: 87)

5. Al-Qatl  (pembunuhan)Di atas telah disinggung, aksi

kekerasan pertama yang terjadi

dalam sejarah kemanusiaan

adalah pembunuhan atau

penganiayaan terhadap jiwa

manusia tak bersalah.

Membunuh satu jiwa tak berdosa

dipersamakan dengan

membunuh umat manusia (al-

Maidah/5: 32). Balasan yangdisediakan bagi orang yang

dengan sengaja melakukan

pembunuhan sangatlah berat.

Dalam (an-Nisa/4: 93)

disebutkan, siapa saja yang

dengan sengaja membunuh

saudaranya yang Mu’min akan

disediakan neraka jahannam

untuk ditempati selama-lamanya,

akan dimurkai dan dilaknat olehAllah dan akan mendapatkan

siksa yang pedih dan menistakan.

6. Al-Hirabah

Sebuah terma dalam Al-Qur’an

yang paling dekat dengan

pengertian terorisme dalam

pengertian modern adalah al-

hirabah. Dalam kitab Hasyiat 

Page 40: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 40/179

Qulyubi wa Uamyrah, al-hirabah

didefinisikan dengan, “aksiperampokan, atau pembunuhan,

atau menimbulkan kecemasan

dan kekacauan”.16 Sayyid Sabiq

dalam Fiqhus Sunnah

mendefinisikannya dengan, “Aksi

kekerasan dan bersenjata yang

dilakukan oleh sekelompok orang

dalam sebuah negara dengan

tujuan menciptakan kekacauan

dan ketidakstabilan dalamnegeri, pertumpahan darah,

perampasan harta, perenggutan

harga diri dan pengrusakan

terhadap lingkungan dan

kelangsungan hidup manusia.17

Termasuk dalam kategori al-

hirabah, masih menurut Sayyid

Sabiq, mafia pembunuhan,

penculikan anak, perampokan

bank dan rumah, penculikanwanita untuk prostitusi,

pembunuhan tokoh politik

dengan tujuan mengganggu

stabilitas keamanan, pembalakan

hutan dan pengrusakan

lingkungan yang mengganggu

flora dan satwa.

Al-Qur’an mengecam keras aksi

al-hirabah, dan menganggapnya

sebagai tindakan memusuhi ataumemerangi Allah dan Rasul-Nya.

Atau dengan kata lain, terorisme

dengan pengertian negatif dan

16  Hasyiat Qalyubi wa Umayah ‘ala Syarh Jalaluddin al- Mahalli ‘ala Minhaj at -Talibin

lin-Nawawiy, (Kairo: Dar Ihya al-Kutub al-

‘Arabiyyah, Isa al-Babiy al-Halabiyy), 4/198

17 Fiqhus-Sunnah, (t.t: t,p. t.th) 2/464

destruktif yang membawa

kerusakan di muka bumidipersamakan dengan

perlawanan terhadap Allah dan

Rasul-Nya. Karena itu sanksi yang

disediakannya pun sangat berat,

sesuai dengan tingkat beratnya

perbuatan. Dalam Surah al-

Maidah/5: 33 dijelaskan

beberapa bentuk sanksi yang

disediakan sesuai dengan tingkat

kriminalitas yang dilakukannya,yaitu:

a. Hukuman mati bagi yang

membegal dan membunuh

nyawa manusia.

b. Hukuman mati dengan

penyaliban bagi yang

membunuh dan merampas

harta.

c. Potong tangan atau kaki yang

merampas harta tetapi tidakmembunuh.

d. Pengasingan (an-nafy ) bagi

pembegal yang menimbulkan

kengerian dan kecemasan

bagi orang lain tetapi tidak

merampok dan membunuh.

Dari beberapa terma di atas

dapat disimpulkan, Islam

menentang segala bentukkekerasan, kecuali jika berada

dalam tekanan kezaliman pihak

lain. Dalam kondisi itu pun Allah

memerintahkan umat Islam

menahan diri untuk

menggunakan kekuatan dan

kekerasan, dan hanya

diperkenankan untuk membalas

Page 41: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 41/179

perbuatan dengan yang setimpal

dan untuk mengembalikan situasikepada keadaan yang normal

atau kembali seimbang. Allah

berfirman :

ن 

م

وعاق

عاق

فل م

 م

م 

ھعوق

بن

ئ

م

ر ھص

ر خ

رین 

با صل

)٢٦(Dan jika kamu memberikan

balasan, Maka balaslah dengan

Balasan yang sama dengan

siksaan yang ditimpakan

kepadamu, akan tetapi jika kamu

bersabar, Sesungguhnya Itulah

yang lebih baik bagi orang-orang

yang sabar.

Dengan melihat sebab

pewahyuan (sababun-nuzul) ayat

di atas akan tampak jelas metode

Al-Qur’an agar menahan diri dantidak menggunakan kekuatan

dalam menyikapi aksi kekerAn

kecuali dalam keadaan terpaksa.

Menurut sebuah

riwayat,Rasulullah sallallahu

‘alaihi wa sallam sangat marah

atas terbunuhnya Hamzah,

paman beliau dalam Perang

Uhud secara tidak wajar menurut

ukuran manusia. Dengan rasasedih dan murka Rasulullah

berkata, “Dengan nama Allah,

kematian Hamzah akan kubalas

dengan membunuh 70 orang dari 

 pasukan musuh”.18 Janji itu tidak

18 Al-Wahidi,  Abab an-Nuzul, (t.t: t,p, t.th)

hal 163

dilaksanakan oleh Rasulullah, dan

Allah pun tidak membiarkannyamelakukan itu, tetapi melalui

wahyu seperti pada ayat di atas

Allah menetapkan metode

pengendalian diri dalam

peperangan. Setelah ayat di atas

turun, Rasulullah lalu

mengatakan, “Kami memilih

bersabar ya Allah”.19

Melalui ayat

ini Al-Qur’an menjelaskan hanya

ada dua cara menghadapikekerasan; membalas dengan

yang setimpal tanpa melampaui

batas dan bersabar, tetapi jalan

yang kedua, yaitu sabar, yang

sangat dianjurkan.

JikA dalam keadaan

terpaksa Al-Qur’an masih

memberikan aturan, apalagi

dalam kondisi tidak memerlukan

kekerasan atau kekuatan. Islammelarang keras penggunaan

segala bentuk kekerasan,

termasuk intiidasi atau upaya

menimbulkan kengerian dan

kecemasan; baik terorganisir

ataupun tidak;terang-rterangan

dalam bentuk

pembunuhan,penyiksaan dan

lainnya maupun tersembunyi

seperti tekanan ekonomi atausosial; dari penguasa maupun

dari rakyat jelata. Semuanya

terlarang. Bahkan menimbulakan

kecemasandan rasa tidak

nyaman pada orang lain,

19 Riwayat at-Tabrani, dalam al- Mu’jam al -Kabir 

Page 42: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 42/179

walaupun sekadar bercanda juga

terlarang. Dalam sebuah riwayatAmir bin Rabi’ah, suatu ketika

ada seseorang yang mengambil

sandal orang lain dengan maksud

bercanda. Setelah peristiwa itu

dilaporkan kepada Rasulallah,

beliau bersabda, “ Jangan

membuat seorang Muslim

cemas, sebab membuat seorang

Muslim cemas adah sebuah

kezaliman yang luar biasa”.20

Islam melarang

menimbulkan kengerian (teror)

pada orang lain dengan hanya

sekadar mengangkat dan

mengacungkan

senjata/pedang.Rasulullah

bersabda:

حدكم 

ر س

ھال خ

ح

ال سلاا

 

ھ

إ

درىف

ال

عل

طان شلاعز ي 

فهدع

نحفرة◌ف مرالا

)مسلروا(

“Seseorang tidak boleh

mengacungkan/mengangkat 

senjata kehadapan orang lain.

Karena boleh jadi dia tidak tahu

setan akan mengendalikan

tangannya yang dengannya ia

dapat membunuh sehingga

20 Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam

Sahihnya, Kitab al-Birr was Silah, Bab an-

 Nahiy ‘anil Isyarah bissilah, (t.t: t.p, t.th) hal

13/42

terjerumus ke neraka.”(Riwayat 

Muslim) 21

Bahkan sekadar melihat

orang lain dengan pandangan

yang menakutkan juga dilarang

dalam Islam. Dalam kesempatan

lain Rasulullah bersabda:

ھظرمن  خ

ةرظة

خ

خافھ 

هللامةما

لق

)اور

البیھقي

(

“Barangsiapa

memandang orang lain dengan

 pandangan menakutkan tanpa

alasan yang benar, maka dia

akan diperlakukan yang sama

berupa pandangan yang

menakutkan dari Tuhan di hari 

kiamat”.(riwayat al-Baihaqi)

22

Karena itu, salah satu

bentuk sedekah kepada orang

lain adalah pandangan dan

senyuman manis kita dihadapan

orang lain, demikian sabda Rasul.

Dalam pandangan Al-

Qur’an semua manusia yang

hidup telah diberi kemuliaan

(takrim) oleh Allah brupa hak-hakyang harus dihormati, terlepas

21 Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam

Syu’ub al -Imam, (t.t: t.p, t.th) 16/16

22  Jami’ al -Hadis, (t.t: t.p, t.th) 34/106.

Disebutkan, hadis ini juga diriwayatkan oleh

Al-Baihaqi dalam az-Zuhd al-Kabir, 2/165.

Ia mengatakan, hadis ini mengandung

kelemahan dari segi sanadnya.

Page 43: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 43/179

dari perbedaan agama, jenis

kelamin, ras dan suku. (al-isra’/17:70)

Jihad Bukan Kekerasan

dan Terorisme

Salah satu konsep ajaran

Islam yang dianggap menumbuh

suburkan kekerasan yang jihad.

Konsep in sering disalah pahami

tidak hanya oleh kalangan non-

Muslim tetapi juga dikalanganumat islam yang tidak

memahaminya secara baik, benar

dan utuh. Secara bahasa,

menurut pakar Al-Qur’an, Ar-

Ragib Asfahani,dalam kamus

kosa kata Al-Qur’annya (al-

Mufradat ), jihad adalah upaya

mengerahkan segala tenaga,

harta dan piiran untuk

mengalahkan musuh. Sepertidiketahui , dalam jiwa setiap

manusia kebajikan dan

keburukan sama-sama

bersanding. Begitu pula dalam

kehidupan bermasyarakat dan

bernegara yang terdiri atas

banyak individu. Dari sinilah lahir

perjuangan ( jihad ) baik ditingkat

individu maupun ditingkat

masyarakat dan negara. Karena

itu, Asfahani membagi jihad

kepada tiga macam; 1.

Menghadapi musuh yang nyata;

2. Menghadapi stan dan; 3.

Menghadapi nafsu yang terdapat

dalam diri masing-masing.

Diantara ketiga macam  jihad  ini

yang terberat adalah ihad

melawan hawa nafsu,

sebagaimana sabda Rasulullah.Ketika beliau baru saja kembali

dari medan pertempuran; “Kita

kembali jihad terkecil menuju

 jihad yang lebih besar, yakni 

 jihad melawan hawa nafsu”.23

Memahami jihad dengan

arti hanya perjuangan fisik atau

perlawanan bersenjata adalah

keliru. Sejarah turunnya ayat-

ayat Al-Qur’an membuktikanRasulullah telah diperintahkan

berjiahad sejak beliau di Mekah,

dan jauh sebelum adanya izin

mengangkat senjata untuk

membela diri dan agama.

Pertempuran pertama dalm

sejarah Islam baru terjadi pada

tahun kedua hijriah, tepatnya 17

Ramadhan, dengan meletusnya

Perang Badar, yaitu setelah turunayat yang mengizinkan perang

mengangka senjata seperti pada

firman Allah:

ذن 

ذین

نو

ا

م

ھ

أ

ب

مو

ظ

 ن

هللاعمھرصرید

)٩(نیذاوجرخنم

 ارھم

در غ

ب

قحن

وا

و

ق

هللادفعهللار

مالاس 

ھضعضع مت  د

ھ

23 Lihat : Wahbah Zuhaili, al-Harb fil Fiqh

al-Islamiy, disertasi di Universitas Kairo,

(Damaskus: Darul Fikr, t.th), hal 106,

‘Abdullah an-Najjar, Tahdid al-Mafhim fi

 Majal as-Sir al-Basyariy, Makalah dalam

Konferensi Lembaga Tertinggi Urusan

Agama Islam Mesir tahun 1003, hal. 799

Page 44: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 44/179

مع  ا

صع تب ا

ص

د 

جاسمركذ

ھی

فمساهللا

یرا

ثكنرص

هللانم

نصره

هللايو

زیزع

)٠(

“Diizinkan (berperang)

kepada orang-orang yang

diperangi, karena sesungguhnya

mereka dizalimi. Dan sungguh,

 Allah Mahakuasa menolong

mereka itu, (yaitu) orang-orang

yang diusir dari kampung

halamannya tanpa alasan yang

benar, hanya karena mereka

berkata, “Tuhan kami ialah

 Allah.” Seandainya Allah tidak 

menolak (keganasan) sebagian

manusia dengan sebaian yang

lain, tentu telah dirobohkan

biara-biara Nasrani, gereja-

gereja, rumah-rumah ibadah

orang Yahudi dan masjid-masjid,

yang didalamnya banyak disebut 

nama Allah. Allah pasti akan

menolong orang yang menolong

(agama) Nya. Sungguh, AllahMahakuat, Mahaperkasa. (Al-

Hajj/22: 39-40)

Ayat ini menunjukkan

bahwa perang yang

diperkenankan adalah dalam

rangka mempertahankan diri,

agam dan tanah air. Fitrah

manusia cenderung tidak

menyukai perang atau

kekerasan, dan lebih

mendambakan kedamaian, al-

Baqarah/2: 216 menyatakan

demikian. Karena itu hubungan

Islam dengan dunia luar pada

dasarnya dibangun atas

perdamaian. Tetapi Islam kondisi

tertentu, seperti jika ada pihak

yang memusuhi Islam atau

mengumumkan perang terhadap

Islam dan umat Islam, Islam

mengizinkan perang.

Perang membela agama

tidak hanya dibolehkan oleh

Islam. Agama Kristen yang sangat

toleran sekalipun seperti

tergambar dalam ungkapan

Yesus dalam Injil Matius [5], 39:

 Jika ada yang menampar pipi 

kanan Anda maka putarlah dan

berila dia pipi kiri,  juga

membolehkan perang dalam

situasi manakal dipandang

membahayakan diri (Injil Lukas[22], 35-38, Lukas [12], 49-52).

Mayoritas ulama Islam

berpandangan tidak boleh

memulai peperangan kecuali jika

orang kafir lebih dahulu

menyerang umat Islam. Perang

Page 45: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 45/179

dalam Islam lebih bersifat

difensif sebagai upaya

mempertahankan diri bila ada

ancaman dan serangan. Para ahli

hukum Islam (Fuqaha) dari

kalangan empat madzahab:

Hanafi, Maliki, Syafi’I dan

Hambali menyatakan, sebab

perang dalam Islam adalah

karena ada permusuhan atau

penyerangan dari orang kafir,

bukan karena kakafiran mereka.

Kalau mereka menyerang umat

Islam maka sudah menjadi

kewajiban untuk membalas

serangan. Jadi bukan karena

kekafiran atau perbedaan agama.

Karena itu tidak boleh

menyerang seseorang lantara

berbeda agama atau kafir, tetapi

hanya boleh jika ia menyerang

lebih dahulu.24

Dari sini amat keliru

pandangan sementara intelektual

Barat yang menyatakan “Islam

 jaya di atas pedang”, “Islam

tersebut dengan jalan perang”.

Sejarah membuktikan sebaliknya.Di banyak belahan dunia, seperti

di Melayu, Islam tersebar dengan

cara damai. Inilah yang membuat

pemikir Barat lain seperti Thomas

24 Ali Jumu’ah,  Al-Jihad fi al-Islam, dalam

 Haqiqat al- Islam Fi ‘Alam Mutagayyir,Kementerian Wakaf Mesir, 2003, h. 234

Carlel, Gustav Le Bon, sejarawan

terkenal asal Prancis, mengkritik

tesis para koleganya dengan

menafikan tesis Islam tersebar

dengan pedang.25

Apalagi kalau

kita pahami izin kebolehan

berperang baru diperoleh dari

Tuhan setelah 15 tahun

Rasulullah mengembangkan

dakwah Islam.

Jihad dengan pengertian

di atas tentuanya sangat bertoal

belakang dengan terorisme yang

secara bahasa berarti

menimbulkan kengerian pada

orang lain yang biasanya untuk

mencapai tujuan-tujuan politik

tertentu. Jihad dengan

pengertian perang bertujuan

untuk melindungi kepentingan

dakwah Islam, termasuk

memberikan jaminan kebebasan

beragama dan beribadah bagi

seluruh umat manusia, sebab

Islam sangat menjunjung tinggi

kebebasan beragama. Tidak

boleh ada paksaan dalam

memeluk agama (al-Baqarah/2:256 dan al-Kahf/18: 29). Karena

itu ketika berhasil menaklukkan

Yerussalem, khalifah kedua,

Umar, memberikan jaminan

25 ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad,  Abqariyyat 

‘Umar, (Kairo: Darun Nahdah, t.th), h. 119

Page 46: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 46/179

keamanan terhadap jiwa, harta

dan rumah ibadah penduduk

kota yang beragama Kristen.

Beliau mengatakan, “Gereja-

gereja mereka tidak boleh

dirusak dan dinodai, begitu juga

salib dan harta kekayaan

mereka. Tidak boleh seorang pun

dari mereka dipaksa untuk 

meninggalkan agama mereka,

dan juga tidak boleh disakiti 

….” 26

Kendati dalam kondisi

tertentu menggunakan

kekerasan melalui jihad

diperbolehkan tetapi Islam

memberikan aturan yang ketat

dan sejalan dengan prinsip-

prinsip kemanusiaan, misalnya

dalam sebuah peperangan Islam

melarang untuk membunuh

agamawan yang mengkhususkan

diri dengan beribadah, wanita,

anak kecil, orang lanjut usia dan

penduduk sipil lainnya yang tidak

ikut perang. Demikian pula Islam

melarang pengrusakanlingkungan seperti menebang

pohon, membakar rumah,

merusak tanaman dan menyiksa

26 Walid ‘Abdul Majid Kassab, Bainal Irhab

wal Muqawamah al- Masyru’ah, (Kairo :

Liga Dunia Universitas Islam, 2003)h. 234

binatang.27

Mufti Besar Mesir,

Prof. Dr. Syekh Ali Jumu’ah,

menyebutkan 6 syarat dan etika

perang dalam Islam yang

membedakannya dengan

terorisme, yaitu :

1. Cara dan tujuannya jelas dan

mulia

2. Perang/pertempuran hanya

diperbolehkan dengan

pasukan yang memerangi,

bukan penduduk sipil

3. Perang harus dihentikan bila

pihak lawan telah menyerah

dan memilih damai

4. Melindungi tawanan perang

dan memperlakukannya

secara manusiawi

5. Memelihara lingkungan,

antara lain tidak membunuh

binatang tanpa alasan,

membakar pohon, merusak

tanaman, mencemari air dan

sumur, merusak

rumah/bangunan

6. Menjaga hak kebebasan

beragama para agama dan

pendeta dengan tidakmelukai mereka.28

27 ‘Ali Jumu’ah,  Al-Jihad fil Islam, dalam

 Haqiqat al- Islam fi ‘Alam Mutagayyir,(Kairo K Kementerian Wakaf Mesir, 2003)

hal. 700

28 Hasil Keputusan Sidang di Doha

Page 47: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 47/179

Dari sini sangat jelas

perbedaan antara jihad dengan

pengertian perang dan

terorisme. Karena itu salah satu

butir hasil keputusan sidang

Majma’ al-Fiqh al-Islamiy no 128

tentang Hak-hak Asasi Manusia

dan Kekerasan Internasional

point kelima menyatakan: “Perlu

diperjelas pengertian beberapa

istilah seperti jihad, terorisme

dan kekerasan yang banyak 

digunakan media masa. Istilah-

istilah tersebut tidak boleh

dimanipulasi dan harus dipahami 

sesuai dengan pengertian yang

sebenarnya”.29

Kekerasan dengan Dalih

Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

 Amar ma’ruf nahi munkar 

dengan pengertian menegakkan

kebenaran dan memberantas

kemunkaran adalah salah satu

sendi terbesar dalam setiap

agama. Para nabi pun di utus

untuk itu, sebab tanpa prinsip

tersebut kerusakan di muka bumiakan merajalela. Di dalam Al-

Qur’an perintah untuk itu sangat

 jelas. Allah berfirman:

29 Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam

 Bab Bayan Kawnil Amri bil Ma’rufi Minal  Iman, (t.t:t.p, t.th.) 1/167

كن 

م

ك ةم م

نوعدر خ

ا

رون 

م

أ

فورعم

ا

ن  ھ

نع

كر  م

كا

ئ و مھنوح

ف

م

ا

)٠٤(Dan hendaklah di antara

kamu ada segolongan orang

yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh (berbuat) yang ma’ruf,

dan mencegah dari yang munkar.

Dan mereka itulah orang-orang

yang beruntung. (Ali Imran/3:

104)

Dalam haditsnya

Rasulullah bersabda:

كمرمن  كرم م

غر

دهف ب

 ن

إ

مف

طع

ھس

ناس

ب

ف

ن

إ

مف

طع  ھس

ب

ب

فك

ضعفذ

مان  إل

)اورلسم(Barang siapa di antara

kalian mendapatkan kemunkaran

maka hendaknya ia

mengubahnya dengan

tangannya (kekuatan), bila tidak 

bisa maka dengan lisannya, dan

kalau itu pun tidak bisa maka

dengan hatinya, dan itu adalah

selemah-lemahnya iman.

(Riwayat Muslim)30

.

30 Diriwayatkan oleh at-Turmuzi dalam

Sunan-nya, (t.tt: t,p. t.th) 8/75. Menurutnya

Page 48: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 48/179

Dalam riwayat lain

Rasulullah Saw bersabda :

ن  ذ ا يسفهد مرنب

 ف لمعر

ا

ن  ھ

نعرك م

ا

 نكشو

هللان

ثع م

ك

ع

 ھ ام

ا

ع

م

ھ

دع

ال

ف

جاب س

كم 

)اورذمرتلا(Demi Dzat Yang jiwaku

berada di tangan-Nya,

hendaknya kalian beramar 

ma’ruf nahi munkar, atau (kalau

tidak) Allah akan mengirimkan

azab dari sisi-Nya dalam waktu

dekat, kemudian kalian berdoa

dan doa kalian tidak akan

dikabulkan. (Riwayat at-Tirmidzi)31.

Demikian prinsip-prinsip

agama menyangkut amar ma’ruf 

nahi munkar. Dalam tradisi

keilmuan Islam, prinsip ini

dikenal dengan hisbah yang

bertujuan menjaga stabilitas

internal  masyarakat Muslim dariberbagai bentuk pelanggaran dan

hadis ini hasan (baik sehingga dapat

diterima)

31 Riwayat al-Bukhari dalam Sahihnya, Bab

‘Alamat an-Nubuwwah fil Islam, 11/443.

Lihat penjelasannya dalam Fathul Bari, Ibnu

Hajar Asqalani, 10/411

penyelewengan terhadap nilai-

niali agama dan kemanusiaan.

Dilihat dari tujuannya sangatlah

mulia, dan bukan sebuah tugas

yang ringat, sehingga dalam

pelaksanaannya memerlukan

beberapa syarat dan perangkat

kelengkapan yang memadai.

Karena itu, seperti pada ayat di

atas, yang diharapkan dapat

melaksanakannya adalah mereka

yang mencukupi syarat, tidak

semua orang berkewajiban

hisbah. Kata minkum

mengesankan arti sebagian di

antara kalian, tidak semua.

Namaun dalam

kenyataan, prinsip hisbah ini

banyak dilakukan melalui cara-

cara kekerasan. Tidak sedikit aksi

kekerasan dan teror dilakukan

dengan dalih amar ma’ruf nahi 

munkar. Ayat-ayat dan hadis

seperti di atas dipahami apa

adanya, secara literal, tanpa

mempertimbangkan dan

menghubungkannya dengan

sekian ayat atau hadis lainnyasebagai sebuah kesatuan nilai-

nilai agama. Dalam sejarah Islam

klasik cara-cara seperti ini pernah

dilakukan oleh Khawarij yang

dikenal begitu bersemangat

dalam keagamaan tetapi dengan

Page 49: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 49/179

pemahaman sempit sehingga

berlebihan. Fenomena ini telah

diprediksi sebelumnya oleh

Rasulullah dalam sebuah

sabdanya:

ي 

ت

أ

ي

فر

خآنام زلام ق

اء 

دحن ا

س

ألاءاھ

س

حال 

ألا,ن

رمنق لخ ق

 رة

ا

,ن مرق

ممن

ال س

إل

كما

ھممرق سلا

من

مة رلا

,

 جاوزال

مھ

ناممھر

ج

ان ح

)رال خروا(

Pada akhir zaman nanti 

akan datang sekelompok orang

dari kalangan muda, dengan pemikiran yang sempit. Mereka

mengutip ayat-ayat Al-Qur’an,

tetapi mereka keluar dari 

kebenaran seperti panah lepas

dari busurnya. Iman mereka

hanya sampai di tenggorokan

(tidak sampai ke hati sehingga

dapat memahaminya dengan

baik).32

(Riwayat al-Bukhari)

Karena kecewa dengan

perkembangan politik pasca

penetapan imam ‘Ali sebagai

32  Majmu’ Fatawa Ibni Taimiah, (t.t: t.p,

t.th) 6/337

khalifah, kalangan Khawarij

mengkafirkan dengan dalih

pernyataan, hukum hanya

bersumber dari Allah (la hukma

illa lillah). Beberapa aksi

kekerasan di Mesir di tahun

sembilan puluhan seperti

penyerangan terhadap seniman

yang dianggap mengumbar

aurat, tempat-tempat maksiat,

sarana-sarana dan fasilitas milik

non-Muslim juga terjadi atas

nama amar ma’ruf nahi munkar.

Penyerangan dan pengeboman

gereja menjelang atau di malam

natal yang sering terjadi di tanah

air kita juga dilatarbelakangi itu.

Jika demikian, tujuan mulia

seperti apa yang ingin dicapai jika

cara yang ditempuh tidak

muliah? Yang terjadi, upaya

memberantas kemunkaran

dilakukan dengan menimbulkan

kemunkaran baru.

Agar tidak terjadi

kekacauan dalam pelaksanaan

konsep hisbah, para ulama –

berdasarkan kajian mendalamterhadap teks-teks keagamaan –

menyimpulkan beberapa

ketentuan bagi pelaku hisbah.

ulama besar Ibnu Taimiah

mengatakan, “Amar ma’ruf nahi 

munkar  adalah kewajiban yang

Page 50: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 50/179

terberat. Sesuatu yang

diwajibkan atau dianjurkan harus

mendatangkan kemaslahatan

bukam kemudaratan, karena

para rasul diutus untuk

membawa kemaslahatan, dan

Allah tidak menyukai kerusakan.

Karena itu, amar ma’ruf nahi 

munkar  tidak boleh melahirkan

kemunkaran baru. Sesuatu yang

banyak mengandung mudarat

tidak akan diperintahkan oleh

Allah”.33 Lebih lanjut, Ibnu

Taimiah menjelaskan syarat

utama seseorang yang akan

melakukan amar ma’ruf nahi 

munkar  yaitu memiliki ilmu

pengetahuan, bersikap lemah

lembut, berjiwa sabar dan

menempuh cara-cara yang

baik34. Ilmu pengetahuan

mengharuskan seseorang untuk

melakukan perhitungan terhadap

hasil yang akan diperoleh dari

amar ma’ruf nahi munkar. kalau

menurut dugaan upayanya itu

tidak akan menghasilkan apa-apa

(tidak membawa perubahan),bahkan justru mendatangkan

bahaya maka gugur sudah

kewajiban tersebut. Bahaya

dimaksud, menurut Imam

33 Ibnu Taimiah, (t.t:t.p, t.th) 6/339

34 Abu Hamid al-Gazali,  Ihya ‘Ulumiddin,2/159

Ghazali, dapat berupa

penyiksaan secara fisik, kerugian

secara moril atau materil (harta,

kedudukan, harga diri). Al-

Ghazali mencontohkan, jika

dengan hisbah seseorang akan

dipukul/dihukum di depan umum

hingga membuatnya malu, atau

harta dan rumahnya terampas,

maka tidak berlaku baginya

kewajiban hisbah35. segala

perintah dalam agama

dilaksanakan berdasarkan

kemampuan (at-Talaq/65: 7, at-

Taghabun/64: 16). Tanpa

kemampuan kewajiban gugur.

Pakar tagsir al-Qurtubi ketika

menafsirkan Surah al-Maidah/5:

105 yang berbunyi:

ھا

نیذا

و

آم

كم

ع

سكم 

ف

كم رض

ذضلمن

 م

د اھ

هللامكع

جرم

جمیع

 كم

ف

م

 م

ونك

عم

)٠٥(

Wahai orang-orang yangberiman! Jagalah dirimu;

(karena) orang yang saat itu

tidak akan membahayakanmu

apabila kamu telah mendapat 

35 Al-Jami li Ahkam al-Qur’an, (t.t: t.p, t.th)

1/1846

Page 51: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 51/179

 petunjuk. Hanya kepada Allah

kamu semua akan kembali,

kemudian Dia akan menerangkan

kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan. (al-Maidah/5: 5: 105)

Al-Qurtubi berkata:

“Seorang muntasib (pelaku

hisbah) hendaknya berdiam, jika

dirasa tindakannya memberantas

kemunkaran akan mendatangkan

bahaya bagi dirinya, keluarganya,

atau umat Islam secara umum36.

Di tempat lain ia mengatakan:

“Hadis-hadis Rasulullah tentang

amar ma’ruf nahi munkar banyak

sekali, tetapi selalu dikaitkan

dengan kemampuan. Hisbah

ditujukan kepada seorang

mukmin yang diharapkan sadar,

atau orang yang tidak tahu tapi

ada keinginan belajar untuk tahu.

Ada pun orang yang keras

kepada dengan kemunkarannya

dan membela diri dengan

kekuatan sehingga jika dihadapi

akan timbul bahaya sedangkan

kemunkaran itu akan tetap ada,maka tidak ada kewajiban untuk

memberantasnya dengan

kekuatan”37

.

36 Al-Qurtubi, (t.t: t.p, t.th) 1/969

37 Ar-Razi,  Mafatih al-Gaib, (t.t:t.p, t.th)

2/300

Aksi-aksi kekerasan yang

belakangan ini banyak

dilancarkan sebagian umat Islam,

apa pun motif di balik itu,

termasuk menegakkan

kebenaran dan memberantas

kemunkaran, secara nyata telah

memojokkan Islam dan umat

Islam di mata dunia. Islam dan

segala yang berkaitan dengannya

dicitrakan sebagai agama yang

mengajarkan kekerasan. Banyak

kemaslahatan umat Islam yang

terganggu akibat pencintraan

seperti itu. Maka sudah saatnya

kita menampilkan wajah baru

Islam yang moderat, toleran,

damai dan kasih sayang untuk

kemanusiaan.

Islam Agama yang

Moderat dan Toleran

Secara umum ajaran

Islam bercirikan moderat

(wasat ); dalam akidah, ibadah,

akhlak dan muamalah. Ciri ini

disebut dalam Al-Qur’an sebagai

as-Siratal Mustaqim (jalanlurus/kebenaran), yang berbeda

dengan jalan mereka yang

dimurkai (al-maghdub ‘alaihim)

dan yang sesat (ad-dallin) karena

melakukan banyak

penyimpangan. Kalau al-

Page 52: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 52/179

maghdubi  ‘alaihim dipahami

sebagai kelompok Yahudi, seperti

dalam sebuah penjelasan

Rasulullah, itu karena mereka

telah menyimpang dari jalan

lurus dengan membunuh para

nabi dan berlebihan dalam

mengharamkan segala sesuatu.

Demikian jika ad-dallin dipahami

sebagai kelompok Nasrani, itu

karena mereka berlebihan

sampai mempertuhankan nabi38.

Umat Islam berada di antara

sikap berlebihan itu, sehingga

dalam Al-Qur’an diberi sifat

sebagai ummatan wasatan. Allah

berfirman :

ك 

كمكذ ا

سطةمجع

وا

و

ك

ھداء

ش

الاسع

سولكون  رلامك

شھیدع

ةجعما

ق

تاا ك

ھا

مع

عمنع

ب

سول  رلان ممب

ع

ھ 

نعق

ت

ا

كةری

بك

 ع

ھداذین

هللامناك

 هللاعیض

مك

ا

می

ن

هللا

الاس 

 فو

ءر

رحیم

)٤٣(

38 Riwayat Imam al-Bukhari, Kitab at-

Tafsir, Bab Wakazalika ja’alnak um ummatn

wasatan, (t.t: t.p, t.th) 22/331

Dan demikian pula Kami 

telah menjadikan kamu (umat 

Islam) umat pertengahan”, agar 

kamu menjadi saksi atas

(perbuatan) manusia dan agar 

Rasul (Muhammad) menjadi 

saksi atas (perbuatan) kamu. (al-

Baqarah/2: 143)

Wasatiyyah (moderasi )

berarti keseimbangan di antara

dua sisi yang sama tercelanya;

‘kiri’ dan ‘kanan’, berlebihan

(guluww ) dan keacuhan (taqsir ),

literal, dan liberal, seperti halnya

sifat dermawan yang berada di

antara sifat pelit (taqtir/bakhil )

dan boros tidak pada tempatnya

(tabzir ). Karena itu kata wasat 

biasa diartikan dengan ‘tengah’.

Dalam sebuah hadis Nabi,

ummatan wasatan ditafsirkan

dengan ummatan ‘udulan39 ,

 jamak dari ‘adl  (umat yang adil

dan proporsional). Karena

mereka umat yang adil, maka di

tempat lain dalam Al-Qur’anmereka disebut sebagai khairu

ummah, umat terbaik “Ali

Imran/3: 110). Keterkaitan ini

39 Riwayat Ibnu Majah dalam as-Sunan,

9/143, Ahmad bin Hanbal dalam al-Musnad,

7/111. Oleh pakar hadis Syeikh Syakir hadis

ini dinilai shahih.

Page 53: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 53/179

mengesankan bahwa sikap

moderat  adalah yang terbaik,

sebaliknya sikap berlebihan (al-

guluww ), terutama dalam

keberagaman menjadi tercela.

Al-Qur’an mengecam keras sikap

ahluk kitab; Yahudi dan Nasrani

yang terlalu berlebihan dalam

beragama. Allah berfirman:

ھلا

اب

ك

وا

فغ

كم 

نیدو

و

هللاعق

 قح

ما

حیسم

نعیسا ا

م  ھهللارسولمر

م

اھك

ى

م ھروحمر وم

آم

ف

ھ 

ورس

و

ةق

ال

وا

ھ

ا ر كمخ

م

هللاھ

ھاح 

ا

ح نس

نو

كھ

تفمھ  ا ا

م سلامف

كیكاألرض 

)٧١(

Wahai Ahli Kitab!

 Janganlah kamu melampaui 

batas dalam agamamu, dan

 janganlah kamu mengatakan

terhadap Allah kecuali yang

benar. Sungguh, Al-Masih Isa

Putra Maryam itu adalah utusan

 Allah dan (yang diciptakan

dengan) kalimat-Nya yang

disampaikan-Nya kepada

Maryam, dan (dengan tiupan)

roh dari-Nya. Maka berimanlah

kepada Allah dan rasul-rasul-Nya

dan janganlah kamu mengataka,

“(Tuhan itu) tiga,” berhentilah

(dari ucapan itu). (Itu) lebih baik 

bagimu. Sesungguhnya Allah

Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci 

Dia dari (anggapan) mempunyai 

anak. Milik-Nyalah apa yang ada

di langit dan apa yang ada di 

bumi. Dan cukuplah Allah

sebagai pelindung. (an-Nisa/4:

171)

Sikap berlebihan ini pula

yang menjadikan tatanan

kehidupan umat terdahulu rusak.

Dalam sebuah hadis Rasulullah

Saw bersabda:

اكم 

غ

ا

ي

فن دلاھ

إ

ف

ك 

ھ

نمكنمك

ق

يالغ

ف

 ین دلا

ا روا(

ماج

( Jauhilah sikap berlebih

dalam beragama, sesungguhnya

sikap berlebihan telahmembinasakn umat sebelum

kalian. (Riwayat Ibnu Majah)40

40 Yusuf al-Qardawi,  As-Sahwah al-

 Islamiyyah bainal Juhud wat Tatarruf,

(Kairo: Darul el-Syahwah, Cet. 2, 1992) h.

29-30

Page 54: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 54/179

Melihat sebab wurud 

(lahirnya) hadis ini, ada satu

pesan yang ingin disampaikan

oleh Rasulullah, yaitu sikap

berlebihan dalam beragama

terkadang dimulai dari yang

terkecil, kemudian merembet ke

hal-hal lain yang membuat

semakin besar. Hadis ini

dilatarbelakangi oleh peristiwa

saat Nabi melakukan haji wada’.

Ketika di Muzdalifah beliau

meminta kepada Ibnu ‘Abbas

agar diambilkan kerikil untuk

melontar di Mina. Lalu Ibnu

‘Abbas memberikan beberapa

batu kecil kemudian dikomentari

dengan pernyataan di atas.

Komentar tersebut

mengingatkan agar jangan

sampai ada yang berpikiran,

melontar dengan menggunakan

batu-batu besar lebih utama dari

pada batu-batu kecil, mengingat

ramyul jamarat  (melontar

 jumrah) merupakan simbol

perlawanan terhadap setan.

Niatnya memang baik, didorongoleh semangat keberagamana

yang tinggi, tetapi itu belumlah

cukup. Kualitas sebuah amal

dalam Islam sangat ditentukan

oleh niat yang ikhlas dan didasari

ilmu pengetahuan. Peringatan

agar tidak berlebihan ini,

menurut Ibnu Taimiah, berlaku

dalam hal apa saja; keyakinan

maupun ibadah atau

perbuatan.41

Kesimpulan

Kenyataan yang kita

hadapi saat ini, semangat

keberagaman yang tinggi telah

mendorong sebagian kalangan,

terutama kalangan muda,

mengambil sikap berlebihan (al-

guluww ) dalam memahami teks-

teks keagamaan, terutam ayang

mendukung perlawanan

terhadap hegemoni negara

tertentu. Sikap ini menurut Yusuf 

al-Qardhawi biasanya diikuti

dengan sikap: 1. Fanatisme

terhadap satu pemahaman dan

sulit menerima pandangan yang

berbeda; 2. Pemaksaan terhadap

orang lain untuk mengikuti

pandangan tertentu yang

biasanya sangat ketat dan keras;

3. Suuzan (negative thinking)

terhadap orang lain karenamenganggap dirinya yang paling

benar; 4. Menganggap orang lain

yang tidak sepaham sebagai

41 Yusuf al-Qardawi,  As-Sahwah al-

 Islamiyyah bainal Juhud wat Tatarruf,

(Kairo: Darul el-Syahwah, Cet. 2, 1992) h.

29-30

Page 55: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 55/179

telah kafir sehingga halal

darahnya.42

Sikap ini buka saja telah

menjauhkan mereka dari sesama

Muslim, apalagi non-Muslim,

tetapi juga menjauhkan mereka

dari Islam yang ajarannya sangat

moderat  dan toleran, terutama

terhadap mereka yang berbeda,

baik keyakinan maupun

pandangan keagamaan. Catatan

hitam aksi kekerasan yang

dilancarkan beberapa kelompok

Islam garis keras di Mesir dari

tahun 1976 sampai 1996

menunjukkan sasaran aksi

tersebut tidak hanya kepada

non-Muslim seperti para turis,

tetapi juga sesama Muslim. Motif 

aksi terhadap turis non-Muslim,

seperti tercantum dalam

beberapa dokumen  Jama’at al-

 Jihad  seperti sabilul huda war-

rasyad  dan al-kalimatul 

mamnu’ah, adalah karena

mereka orang kafir yang

memasuki sebuah negara Islam

tanpa ada perjanjian sehinggawajib diperangi. Visa yang

mereka peroleh sebagai jaminan

keamanan sebuah negara

dianggap tidak sah karena

dikeluarkan oleh pemerintah

42 Yusuf Al-Qardawi, h. 43-60

yang kafir karena tidak

menerapkan syariat Islam.43

Motif tersebut memang

bukan satu-satunya. Banyak

faktor yang melatarbelakangi

aksi-aksi tersebut seperti politik,

ekonomi, sosial, budaya dan lain

sebagainya, tetapi faktor-faktor

tersebut bukan tempatnya di urai

disini. Bukan berarti tidak

penting, tetapi yang terucap dan

terungkap melalui berbagai

pernyataan atau penyidikan

adalah motif keagamaan yang

diterjemahkan dalam

pemahaman teks-teks

keagamaan yang sempit. Maka

menjadi penting untuk

menumbuhkan kembali sikap

moderasi Islam, terutama dalam

hubungannya dengan non-

Muslim maupun dalam

menyikapi berbagai realita

kehidupan.

Sikap moderat (al-wasati )

ini, menurut Yusuf Qardhawi,

bercirikan antara lain sebagai

berikut:1. Memahami agama secara

menyeluruh (komprehensif ),

seimbang (tawazun) dan

mendalam.

43 Nabil Luqa Babawi,  Al- Irhab Sina’ahGair Islamiyyah, (Kairo: Darul Babawi, t.th),

h. 131-137.

Page 56: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 56/179

2. Memahami realitas

kehidupan secara baik.

3. Memahami prinsip-prinsip

syariat (maqasid asy-syari’ah)

dan tidak jumud pada tataran

lahir.

4. Memahami etika berbeda

pendapat dengan kelompok-

kelompok lain yang seagama,

bahkan luar agama, dengan

senantiasa mengedepankan

kerjasama dalam hal-hal yang

disepakati dan bersikap

toleran pada hal-hal yang

diperselisihkan.

5. Menggabungkan antara yang

lama (al-asalah) dan yang

baru (al-muasarah).

6. Menjaga keseimbangan

antara tawabit  dan

mutagayyirat.

7. Menampilkan norma-norma

sosial dan politik dalam Islam,

seperti prinsip kebebasan,

keadilan sosial, syura dan

hak-hak asasi manusia.44

44 Yusuf al-Qaradowi, Fiqhul Awlawiyyat,

h. 190.

Page 57: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 57/179

KOEKSISTENSI KERAGAMAN KULTURAL PERSPEKSTIF ISLAM

Oleh: Syaik Abdillah

Pendahuluan

Islam diturunkan ke dunia

dalam rangka menciptakan

kedamaian bagi manusia dan

menebarkan kerahmatan bagi

seluruh umat dan alam semesta

(rahmatan li al-‘alamin).1

Atas dasar

ini, Islam datang tidak hanya untuk

mempertahankan eksistensinyasebagai agama, tetapi juga mengakui

eksistensi agama-agama lain,2

memberi kesempatan kepada agama

tersebut untuk eksis dan

berkembang untuk dianut oleh

manusia, bertoleransi kepadanya,

tidak mengolok-oloknya, bahkan

memberinya hak untuk hidup

berdampingan penuh

penghormatan.3

1 . QS. Al-Anbiya’ (21): 107:

ني 

م

ا

ع

ة  مح

 

اك 

س

]١٠٧:١[ا 

Dan tiadalah Kami mengutus kamu,

melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam.

2 . Dalam QS. al-Baqarah (2): 62, dan juga

dalam al-Ma’idah (5): 69, umpamanya,

ditegaskan bahwa Islam disejajarkan dengansistem keyakinan lainnya, yang memperoleh

ultimatum dan sekaligus konsekwensi

darinya di depan Tuhan untuk diuji tentang

kebenaran masing-masing.

  و

ي

ا

  اله

ن 

آ ن 

ى 

ا

الص

ون 

ا الص

  ين هادوا

ذا

  آوا ين 

ذا  ن

 ون

حي

 م

ه

   م

ه

ع

 ف

و

خ

   ا

حلا

ص

 ل

م

ع

 خر ا

]:٦٩

[

3 . salah satu penegasan al-Qur’an terkait

dengan hal ini adalah firman Allah, QS. al-

Ma’idah (5): 48:

Mencermati visi Islam yang

sudah sangat jelas ini, tidak bisa

terelakan lagi bahwa koeksistensi

keragaman kelomok budaya manusia

merupakan pesan Islam yang

mendasar juga.

Meskipun tidak secara

eksplisit al-Qur’an menegaskan

kesetaraan hak bagi kelompok lainuntuk hidup berdampingan secara

rukun dan damai, namun, logika

kerahmatan dan kedamaian yang

menjadi visi Islam tersebut

mengarah pada terwujudnya

koeksistensi keragaman antar

kelompok budaya manusia yang sulit

untuk dibantah.

Berdasarkan pemikiran di

atas, menurut hemat penulis,konfigurasi koeksistensi keragaman

kelompok masyarakat budaya yang

terkandung dalam visi Islam

tersebut, mencakup beberapa unsur

 ◌◌اج

ه

ن

 ة

ع

ش

 م

ك

 ا

ع

ج

 ل

ك

◌ة

 م

ك

ع

جل

 اله

  ا

ش

 و

اكم 

آ   ا

    م

ك

ب

  ن

ك

  احد

◌تا

ي

خلا  وا

ق

اس

◌ ل ا   ىل

 ي

ف

 ا

عي

مج

 م

ك

عج

نو

ف

خت

 ي

 م

ك

 ا

 م

ك

]:٤٨

[

Begitu juga ditegaskan bahwa Allah

mencegah keganasan antar manusia untuk saling menghancurkan tempat-tempat

ibadah, yang mengandung arti bahwa

penghancuran tempat ibadah bagi agamaapapun, tidak diperbolehkan dalam Islam.

QS. al-Haj (22): 40, sebagai berikut:

 اله

 ا

ب

 وا

و

ق

ي

 ن

 

 ق

ح

 غ

 م

هرا

د

 ن

 وا

جرخ

 ين

ذا◌ع

ف

د

 

س 

ات 

ص

ع 

ع 

ا

ت ص

دهل ض

ع

ب

ضهم 

ع

ب كاله الاس 

ذ

اجد 

ريا

 ك  اسم اله يها

◌ص

ي ن 

اله    ن

ص

ي

◌ي

ز

ع  ي

و

  اله   ن

:٤٠

[

Page 58: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 58/179

pokok, yang dengan unsur-unsur itu

koeksistensi keragaman itu bisaterwujud. Unsur-unsur pokok itu

diantaranya ialah pertama,

pandangan dasar bahwa keragaman

budaya atau multikulturalitas adalah

sesuatu yang sifatnya kudrati (given);

kedua, sikap toleran dan

penghargaan terhadap perbedaan

atau keragaman dari warga

masyarakat budaya; ketiga, lebih dari

itu semua, yaitu dialog dankerjasama antar warga masyarakat.

Sebagaimana diketahui,

terdapat beberapa ayat al-Qur’an

yang menyinggung pokok-pokok

pikiran di atas, yang menyangkut

gagasan toleransi dan penghargaan

pada kelompok non-Muslim, anjuran

berdialog, dan juga permasalahan

keragaman kultural. Tapi, lagi-lagi,

perlu dikemukakan di sini, bahwaayat-ayat al-Qur’an yang memberi

tuntunan mengenai nilai-nilai luhur

itu tidak serta merta dipahami

sebagaimana tuntunan ke arah itu.

Karena masih banyak umat Islam

yang secara terang-terangan atau

tidak, menolak gagasan tentang

toleransi, dialog dan hidup damai

dalam bingkai keragaman,

sebagaimana yang dijelaskan di atas.Oleh karena itu, perlu dikemukakan

di sini, bagaimana kedua mufassir ini

memahami permaslahan ini,

terutama bila dikaitkan dengan

norma-norma ajaran Islam.

A. Multikulturalitas Sebagai

Sunnatullah

Keragaman merupakan

keniscayaan dan kenyataan sosialyang tidak bisa dibantah. Pada

zaman sekarang ini, dapat dikatakan

praktis hampir tidak ada satu

masyarakat pun yang hidup tanpa

dihadapkan pada kenyataan

kemajemukan seperti ini, baik dalam

keragaman ras, bangsa, bahasa

maupun keragaman dalam bentuk

komitmen ketuhanan atau

keragaman budaya.Dalam konteks Indonesia,

keragaman sudah menjadi bagian

dari ideologi nasional yang

dirumuskan dengan istilah bhinneka

tunggal ika, suatu istilah yang berasal

dari Empu Tantular, yang bermakna

kesatuan dalam keragaman (unity in

diversity). Keragaman itu juga

tercermin dalam ideologi Pancasila

yang terdiri dari berbagai ideologi-ideologi besar dunia, tapi intinya

adalah paham kegotong-royongan,

kekeluargaan dan kebersamaan.4

Menurut hemat penulis,

keragaman merupakan hukum

sejarah yang tidak bisa terelakkan.

Setiap orang lahir berbeda antara

satu dengan lainnya. Penelitian

terakhir membuktikan bahwa tidak

ada dua orang di dunia ini yangsuaranya sama, meski orang kembar

sekalipun, begitu juga tidak ada dua

orang yang sidik jarinya sama,

padahal mereka diturunkan dari

4 . Budhy Munawar Rachman,  Argumen

 Islam Untuk Pluralisme, (Jakarta: Grasindu,

2010), hlm. LII.

Page 59: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 59/179

nenek moyang yang sama.5

Bahkan

Gamal Al-Banna menuturkan bahwadalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat

yang menegaskan keragaman

manusia, baik dari segi etnisitas,

kesukuan, kebangsaan, jenis

kelamin, sistem keyakinan sebagai

kehendak Allah atau sunnatullah.6

Fathi Osman, dengan

mengutip Ensikplopaedia Britanica

membagi keragaman menjadi dua,

keragaman bawaan dan keragamanperolehan. Keragaman fisik dan

psikologis, seperti, keragaman etnis,

suku, bangsa masuk dalam kategori

keragaman bawaan, sedangkan

keragaman yang menyangkut aspek

pengetahuan, gagasan, pemikiran,

pengalaman dan lain sebagainya,

termasuk kategori perbedaan

perolehan. Sedangkan yang

menyangkut sistem keyakinan atauagama menempati ruang antara

keragaman bawaan dan keragaman

perolehan. Hal itu karena sistem

keyakinan, menurut Osman dapat

diwariskan oleh generasi

sebelumnya, dan juga dapat

berkembang melalui sistem

keyakinan pribadi.7

Salah satu firman Allah yang

paling sentral yang menjelaskan

5 . Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-

 Mishbah, Vol. 11, (Jakarta: Lentera Hati,

2003), hlm. 38.

6 . Gamal Al-Banna,  Al-Ta’addudyah fi al - Mujtama’ al -Islami, (Kairo: Dar al-Fikr al-

Islami, 2001, hlm. 10.

7 . Mohamed Fathi Osman, Islam,

Pluralisme dan Toleransi Keagamaan,

(Jakarta: Paramadina, 1996), hlm. 1-4.

keragaman manusia adalah QS. al-

Hujurat (49): 13: “Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah orang yang

paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal”.8

Secara tegas ayat ini

menjelaskan bahwa manusia

diciptakan secara beragam, yang

terdiri dari berbagai suku, bangsa,

laki-laki dan perempuan agar mereka

saling mengenal satu sama lain.

Secara jelas juga bahwa keragaman

yang dimaksudkan bukan untuk

menjadikan manusia salingbermusuhan, dan justru keragaman

dijadikan sebagai sarana untuk saling

mengenal dan saling memberi.

Mengomentari ayat tersebut

di atas, Shihab menuturkan bahwa

Allah menciptakan manusia dari satu

keturunan dan menjadi bersuku-

suku, agar mereka saling mengenal

potensi masing-masing dan

memanfaatkannya semaksimalmungkin. Ini berarti, menurutnya, al-

Qur’an merestui pengelompokan

berdasarkan keturunan, (yang

8 . QS. A-Hujurat (49): 13:

ل 

ا

ق

  ا

و

ع

ش  اكم

ع

ج

  ى

ن

  ر

كذ  ن

  م

كا

ق

 خ ا

   الاس ا

هي

  ا

وا

ف

ا

ع

ت

◌م

كا

ت

  ل ا   د

 ع م

ك

ك

  ن

◌ري

 خ يم

 ع  اله ن

:١٣

[

Page 60: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 60/179

kemudian tergabung dalam ras,

bangsa, suku, keluarga dansebagainya) secara beragam, asalkan

tidak menimbulkan perpecahan,

bahkan mendukungnya demi

mencapai kemaslahatan bersama.9

Sejalan dengan pandangan

tersebut, Hamka menuturkan bahwa

pengelompokan manusia kedalam

berbagai suku dan bangsa atau yang

lebih kecil lagi, sudah merupakan

kehendak Allah. Mereka diciptakandengan kondisi yang demikian

bukanlah untuk saling menjauh, tapi

sebaliknya, untuk saling dekat dan

saling mengenal satu sama lain.

Bahkan menurutnya, keinginan

untuk saling mendekat dan saling

mengenal merupakan panggilan hati

nurani, semacam naluri, karena pada

pada dasarnya mereka adalah satu

keturnunan.10

Mencermati pernyataan

kedua mufassir di atas, Shihab dan

Hamka, nampak bahwa mereka

mempunyai pandangan yang sama

bahwa keragaman adalah kehendak

Allah semata. Namun mereka

berbeda dalam memahami motivasi

pengenalan antar mereka. Menurut

Shihab, dorongan untuk saling

mengenal lebih karena mereka inginsaling mengisi karena perbedaan

potensi masing-masing. Sedangkan

Hamka lebih melihat keinginan untuk

saling mengenal itu lebih didorong

9 . Wawasan, Op.cit. hlm. 337.

10 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. XXVI,

hlm. 208.

karena faktor trah manusia. Bukan

semata keinginan untuk salingmemberi atau saling mengisi.

Dalam Islam, keragaman,

termasuk keragaman budaya diakui

sebagai salah satu tanda dari

kekuasaan Allah. Secara tegas al-

Qur’an mengatakan bahwa

perbedaan bahasa dan warna kulit

sebagai tanda kekuasaan Allah.11

Hal

itu seperti disebutkan dalam QS. al-

Rum (30): 22: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah

menciptakan langit dan bumi dan

berlain-lainan bahasamu dan warna

kulitmu. Sesungguhnya pada yang

demikan itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi orang-orang yang

mengetahui”.12

Kata alsin  jama’ dari lisan,

diartikan Shihab dengan lidah. Kata

lisan ini, menurutnya, digunakan juga dalam arti suara, bahasa atau

dialek.13 Selaras dengan itu, Hamka

mendefinisikan kata alsin dengan

bahasa-bahasa.14 Bahasa dan dialek

adalah salah satu unsur dari budaya

manusia. Keragaman bahasa atau

dialek, yang ditegaskan oleh al-

11 . Menurut hemat penulis, penggunaan

istilah bahasa (lisan) yang dipadukan dengan

warna kulit (alwan), merupakan simbolisasidari pengelompokan manusia dalam

kesukuan, kebangsaan dan budaya-budaya.

12 . QS. al-Rum (30): 22;

 م

ك

ا

 م

ك

س

 ف

اخ

 ض

ا

 ات

ا

مسلا

 ق

خ

 ه

ا

آ

 ن

◌ن

 ني

م

ا

ع

 ات

 ك

ذ

 ]٠

:٢٢

[

13 . Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-

 Azhar , Vol. 11, Op.cit. hlm. 37.

14 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. XXI, hlm.

67.

Page 61: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 61/179

Qur’an di atas adalah salah satu

bukti akan kekuasaan Allah. Makatak pelak lagi bahwa keragaman

budaya manusia yang tersimbolisasi

dengan dengan kata alsin di atas

merupakan bukti akan kekuasaan

Allah semata.

Menurut hemat penulis,

penggunaan istilah alsin (bahasa)

yang dipadukan dengan alwan

(warna kulit), merupakan simbolisasi

dari pengelompokan manusia dalamkesukuan, kebangsaan dan juga

budaya-budaya. Sebab warna kulit,

yang lebih mencerminkan etnisitas

atau kebangsaan manusia, juga

secara faktual mencerminkan

budaya tertentu yang khas dari etnis

dan bangsa tersebut.

Maka tidak meleset bila

Shihab menegaskan bahwa

fenomena keragaman kulturaladalah bukan saja keniscayaan

sejarah, tapi sudah merupakan

kehendak Yang Kuasa, sekaligus

menjadi salah satu bukti dari

kekuasaan-Nya.15

Selain ayat tersebut di atas,

 juga ditegaskan bahwa keragaman

manusia dengan berbagai

implikasinya sudah menjadi

kehendak Allah, dan justru dalamrangka keragaman itu masing-masing

dianjurkan untuk berlomba meraih

prestasi dalam hal kebaikan, dan

kemudian hanya Allah lah yang akan

menjadi hakim atas amal manusia

15 . Ibid. lihat juga, Shihab, Wawasan Al-

Qur’an, opcit. hlm. 341.

semuanya. Hal itu seperti ditegaskan

dalam QS. al-Maidah (5): 48:“Sekiranya Allah menghendaki,

niscaya kamu dijadikan-Nya satu

umat (saja), tetapi Allah hendak

menguji kamu terhadap pemberian-

Nya kepadamu, maka berlomba-

lombalah berbuat kebajikan. Hanya

kepada Allah-lah kembali kamu

semuanya, lalu diberitahukan-Nya

kepadamu apa yang telah kamu

perselisihkan itu”.16

Dalam pandangan Shihab,

penggunaan kata lau dalam firman

Allah “sekiranya Allah menghendak”,

menunjukkan bahwa hal tersebut

ditak dikehendakiNya. Menurutnya,

ini berarti Allah tidak menghendaki

menjadikan manusia semua sejak

dulu hingga kini, satu umat saja,

yakni satu pendapat, satu

kecenderungan, bahkan satu agamadalam segala prinsip dan rinciannya,

karena jika Allah menghendaki yang

demikian, Dia tidak akan memberi

manusia kebebasan memilah dan

memilih, termasuk kebebasan

memilih agama dan kepercayaan.

Kebebasan memilah dan memilih itu

dimaksudkan agar manusia

berlomba-lomba dalam kebajikan,

dan dengan demikian akan terjadipeningkatan kreatifitas dan kwalitas

16 . QS. al-Maidah (5): 48:

 ا

م

ه

م

 اب

ك

ا

 ن

 ه

د

 ني

ب

 ا

م

 ا

د

ص

م

 ق

حلا

 اب

ك

ا

 ك

 ا

ن

 ه

ا◌ع

 ل

ن

 ا

 م

ه

ن

ي

ب

 م

كحا

ه◌ن

 ك

ا

ج

 ما

ع

 م

ه

ا

ه

 ع

ت

 

ق 

حلا◌جا

ه

ن

ة  ع كم ش

ا  ل جع

ك

◌ة

كم 

ع

جل هلا   ا و ش

اكم 

آ   ا

    م

ك

ب

  ن

ك

  احد

◌تا

ي

خلا  وا

ق

اس

◌لا  ىل

 ون

ف

خت

 ي

 م

ك

 ا

 م

ك

ي

ف

 ا

عي

مج

 م

ك

عج

]:٤٨

[

Page 62: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 62/179

manusia karena perlombaan yang

sehat itu.17

Meskipun ayat tersebut

merupakan penegasan tentan

keragaman yang menjadi kehendak

Allah terhadap penciptaan manusia,

tidak berarti ayat ini menafikan

kehendak Allah tentang kesatuan

manusia. Sebab mereka diturunkan

dari kesatuan asal-usul.18

Senada dengan pernyataan

Shihab di atas, Hamka menuturkanbahwa keragaman manusia dengan

berbagai kecenderungannya

merupakan kehendak Tuhan. Tuhan

maha kuasa untuk menjadikan

manusia dengan berbagai ragamnya

satu ragam saja, baik keyakinan,

bangsa, suku, sifat dan adat-istiadat

manusia. Tapi Tuhan tidak

menghendaki yang demikian. Hal itu,

menurutnya, dalam rangka mengujikemampuan atau potensi manusia

masing-masing, terutama adalah

potensi akalnya dalam menyusaikan

hidup dengan sekelilingnya sejalan

ruang dan waktu. Namun demikian,

apapun prestasi manusia, pada

akhirnya, keputusan hanya ada di

tangan Tuhan kelak di kemudian

hari. Segala hal yang diperselisihkan

manusia hendaknya janganmenimbulkan permusuhan dan

kebencian, sebab asal-usul manusia

adalah satu jua.19

17 . Quraish Shihab, Vol. 3, hlm. 108.

18 . ibid.

19 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, Vol. VI, hlm.

347-349.

Dengan mencermati

penjelasan kedua mufassir tersebutdapat digaris bawahi bahwa,

meskipun dengan adanya redaksi

dan penuturan kata dan kalimat yang

agak berbeda, namun keduanya

mempunyai pandangan yang sama,

bahwa selain mengakui keragaman

manusia dengan berbagai ragam

kebudayaan dan kecenderungan nya

sudah merupakan sunnatullah,

mereka juga mengemukakan bahwakeragaman ini juga berorientasi

kepada kesatuan manusia, sebab

mereka dari asal-usul yang satu.

Oleh karena itu, segala perbedaan

hendaknya tidak menjurus kepada

kebencian dan saling bermusuhan.

Namun begitu,

multikulturalitas ini harus meningkat

menjadi multikulturalisme.

Multikulturalitas sendiri, menuruthemat penulis tidak memiliki banyak

manfaat, karena pada umumnya

semua orang paham benar bahwa

keberadaan manusia itu beragam

dari seluruh aspeknya, baik

kecenderungan, selera, tingkat

kemampuan berfikir, suku, bangsa,

keyakinan, dan sebagainya. Namun

demikian, hanya sekedar tahu atau

mengerti bahwa kita berbeda, belummembawa arti signifikan bagi

seseorang. Fakta menunjukkan

bahwa pengetahuan tentang

keragaman tidak membuat

seseorang lantas menyadari dan

menerima bahwa prebedaan itu

sebagai sesuatu yang indah dan

karenanya perlu didukung. Justru

Page 63: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 63/179

sebaliknya, perbedaan telah banyak

memakan korban jiwa dan hartabenda. Hanya karena perbedaan

tafsir agama, orang atau kelompok

masyarakat tertentu harus diusir dari

kampungnya atau dibunuh. Oleh

karena itu, multikulturalitas harus

ditingkatkan menjadi

multikulturalisme. Yaitu cara

pandang kemajemukan yang melihat

keragaman kultural sebagai sebuah

keniscayaan dan bahkan sebagaikeindahan yang harus diterima

secara sukarela dan senang hati, dan

ditindaklanjuti dengan dedikasi

masyarakat dalam kerangka

kemajemukan itu demi tercapai

kehidupan yang damai sejahtera.

B. Toleransi dan Penghargaan

antar Sesama

Sebagaimana dijlaskan dimuka bahwa keragaman adalah

sebuah keniscayaan atau

sunnatullah, bahkan menjadi

pertanda kekuasaan Allah dalam

penciptaan-Nya. Jelasnya, bahwa

keragaman, baik keragaman suku,

etnisitas, budaya, agama, dan

sebagainya, bukan hanya kehendak

alam tapi juga kehendak Tuhan.

Karena itu, keragaman mempunyailandasan teologis dan etik yang

sangat kuat. Usaha penyeragaman

dengan modus dan dengan cara

apapun merupakan sebuah

pengandaian yang tidak sejalan

dengan fakta kemanusiaan itu

sendiri.

Namun demikian, secara

praktis, banyak pihak yang belumbisa dan belum siap menerima

keragaman yang sudah menjadi

kehendak Tuhan ini. Berbagai modus

dan cara digunakan orang-orang

tertentu untuk menentang fitrah dan

takdir Tuhan tersebut. Diantaranya

adalah dengan menangkal berbagai

pemikiran yang mengarah pada

keragaman.

Karenanya toleransi atausikap menghargai pihak lain yang

berbeda sangat dibutuhkan bagi

masyarakat agar kodrat Tuhan

tersebut menjadi sesuatu yang

konstruktif bagi kehidupan manusia.

Secara etimologis, kata

toleransi berasal dari bahasa

Belanda, "tolerantie", yang kata

kerjanya adalah "toleran."  Juga

berasal dari bahasa Inggris"tolerance"  yang kata kerjanya

adalah "tolerate". Juga berasal dari

bahasa Latin, "tolerare"  yang

kesemuanya mengarah pada arti

bersabar, menahan diri, membiarkan

orang lain, dan berhati lapang

terhadap pendapat yang berbeda.20

Secara terminologis,

toleransi, yang kata sifatnya adalah

toleran diartikan sebagai sifat atausikap menenggang (menghargai,

membiarkan, membolehkan)

pendirian (pendapat, pandangan,

kepercayaan, kebiasaan dan

sebagainya) yang berbeda atau

20 . Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 1111.

Page 64: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 64/179

bertentangan dengan pendirian

sendiri.21 Lorens Bagusmendefinisikan toleransi sebagai

sikap seseorang yang bersabar

terhadap keyakinan filosofis dan

moral orang lain yang dianggap

berbeda, dapat disanggah, bahkan

keliru. Dengan sikap itu ia tidak

mencoba membrangus keyakinan-

keyakinan tersebut. Namun begitu

tidak berarti setuju dengan

keyakinan itu, dan juga tidak acuhtakacuh terhadap kebenaran dan

kebaikannya, melainkan lebih pada

sikap hormat terhadap pluriformitas

dan martabat manusia yang bebas.22

Dalam bahasa Arab, toleransi

biasa disebut dengan istilah

"tasâmuh"3 yang artinya sikap

membiarkan, lapang dada, murah

hati, dan suka berderma. Dengan

demikian, toleransi (tasamuh) bisadikatakan sebagai sikap menghargai

dan menghormati keyakinan atau

kepercayaan, budaya dan kultur

orang lain dengan penuh kerelaan,

kesabaran dan kesadaran. Sikap

membiarkan dan membolehkan

yang terkandung dalam pengertian

toleransi di atas, tentu tidak

bertendensi untuk ikut

membenarkan keyakinan ataukepercayaan orang lain, tapi lebih

kepada penghargaan dan

penghormatan atas hak asasi orang

21 . Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), hal. 1538.

22 . Lorens Bagus, Op.cit. hlm. 1112.

lain terkait dengan pendirian dan

keyakinannya.Toleransi, dengan demikian,

mengandaikan adanya rasa dan sikap

saling menghargai dan menghormati

antara satu dengan yang lain dengan

tetap menjunjung tinggi rasa

persatuan dan persaudaraan demi

mewujudkan kehidupan yang damai,

tentram dan bahagia.

Sebagaimana dikemukakan di

muka, bahwa Islam adalah agamarahmat bagi seluruh umat dan alam

semesta. Karenanya, Islam datang

tidak hanya untuk mempertahankan

eksistensinya sebagai agama, tetapi

 juga mengakui eksistensi agama-

agama lain, dan menghormatinya.

Al-Qur’an sebagai otoritas

dan sumber utama umat Islam

sangat menghargai perbedaan

dalam kerangka pluralitas danmultikulturalitas manusia. Hal yang

demikkian dibuktikan melalui

konsep toleransi yang ditegaskan

dalam al-Qur’an itu sendiri, dan juga

melalui sunnah Rasulullah.

Dalam al-Qur’an,

umpamanya, ditegaskan bahwa

komitmen keagamaan adalah

persoalan privat, peroalan pribadi

orang-perorang yang tidak bisadipaksakan. Hal itu seperti

ditegaskan dalam firman Allah,

artinya: “Tidak ada paksaan untuk

(memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang

benar daripada jalan yang sesat.

Karena itu barangsiapa yang ingkar

kepada Thaghut dan beriman kepada

Page 65: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 65/179

Allah, maka sesungguhnya ia telah

berpegang kepada buhul tali yangamat kuat yang tidak akan putus.

Dan Allah Maha Mendengar lagi

Maha Mengetahui”.23

Dalam pandangan Jaudat

Sa’id, ayat tersebut di atas

dikategorikan sebagai ayat universal,

yang statusnya sama dengan ayat

kursi. Bila ayat kursi mengandung

ajaran tentang penyucian terhadap

Allah, maka ayat ini menegaskantentang pengutamaan sesama

manusia, yakni kebebasan

beragama. Karena agama adalah

masalah perasaan dan kemantaan

hati.24

Dalam pandangan Shihab,

tidak ada paksaan dalam agama

dimaksudkan oleh ayat tersebut

adalah tidak ada paksaan dalam

menganut akidahnya. Akidah adalahsuatu yang mengikat terkait dengan

tuntunan dan kewajiban untuk

dilaksanakan. Sehingga bila orang

menganut suatu akidah tertentu,

Islam, umpamanya, dia terikat

dengan tuntunan dan juga kewajiban

yang ada dalam Islam.25

23 . QS. Al-Baqarah (2): 256: ين دلا

    ا

ك

 ◌ي

غ

ا

 ن

 الشد

 

ب

ت

 د

◌ن

م

توغاطلا

 كف

صام هلا

ا   ى 

ث

ا   ع

ا

ك 

سم

فد اس   لا

ن 

ؤ

ي

◌عي

مس هلا

 يم

ع

]:٢٥٦

[

24 . Jaudat Sa’id,  La Ikraha fi al-Din:

 Dirasat wa abhats fi al-Fikr al-Islami,

(Damaskus: Markaz al-‘Ilm wa al-Salam li

al-Dirasat wa al-Nashr, 1997),

25 . Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol.

I, hlm. 515.

Lebih lanjut Shihab

menuturkan, bahawa ayat inimengandung, minimal dua misi

utama. Yaitu, sebagai uraian lebih

lanjut dari ayat sebelumnya yang

menjelaskan tentang

kemahakuasaan Allah, manakala

muncul dugaan dari makhluk-Nya

bahwa Allah bisa saja memaksakan

pada manusia untuk menganut

agama Islam semata. Maka dengan

ayat ini, Allah seperti inginmenjelaskan bahwa Allah tidak

berkehendak demikian. Kedua, ayat

tersebut menjelaskan bahwa tidak

ada paksaan dalam hal memilih

suatu keyakinan atau agama. Karena

Allah sudah menunjukkan pada

manusia mana jalan yang lurus dan

mana jalan yang sesat. Namun

begitu Allah menghendaki agar

setiap orang merasakan kedamaian.Pemaksaan dalam memilih agama

menyebabkan jiwa tidak damai dan

tidak nyaman. Oleh karena itu tidak

ada paksaan dalam menganut

keyakinan agama Islam.26

Sebab turunnya ayat ini,

menurut Hamka, terkait dengan

usaha paksa para orang tua untuk

mengislamkan anak-anak mereka

yang sudah terlanjur memelukagama Yahudi oleh orang tua angkat

mereka yang beragama Yahudi. Tapi

kemudia, Nabi Muhammad memberi

kebebasan kepada anak-anak itu

untuk memilih keyakinannya,

mengikuti keyakinan orang tuanya,

26 . Ibid.

Page 66: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 66/179

yaitu Islam, atau mengikuti

keyakinan orang tua angkatnyaYahudi. Menurut riwayat, ternyata

sebagian kembali kepada Islam, dan

sebagian memilih agama Yahudi.27

Dalam pandangan Hamka,

ayat ini merupakan tantangan bagi

manusia, karena Islam adalah agama

yang benar. Ia Islam memberikan

kesempatan kepada semua manusia

untuk berfikir secara bebas dan

murni untuk mencari kebenaran.Kalau manusia mau berfikir secara

 jernih, tidak sekedar taklid atau

mengikuti kecenderungan nafsunya,

dia akan sampai pada kebenaran itu.

Tapi bila dipaksa-paksa, justru akan

tidak menemukan kebenaran itu.

Hamka menambahkan bahwa

tantangan yang diberikan Islam

kepada manusia ini memperoleh

respons dari sarjana Kristen Arabia,Phillips K. Hitti yang mengakui ayat

ini merupakan salah satu ayat dalam

Islam yang patut menjadi anutan

manusia pada segala zaman.28

Sikap toleransi Islam juga

dapat dilihat dari beberapa

penegasan Al-Qur’an terkait dengan

penghargaan dan pengakuannya

terhadap komunitas dan eksistensi

agama lain. Seperti, larangan Allahkepada umatnya untuk tidak

mengolok-olok atau mencerca

orang-orang lain (non-Muslim) yang

tidak menyembah kepada-Nya, “Dan

27 . Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. III, hlm.

29

28 . Ibid. hlm. 31

 janganlah kalian mengolok-olok

orang-orang (penganut agama lain)yang menyembah selain Allah”29;

kebebasan menganut suatu sistem

keyakinan “Tidak ada paksaan untuk

menganut agama (Islam)”;30

penghargaan terhadap keyakinan

yang dianut orang lain, “Bagimu

agamamu dan bagiku agamaku”31

,

larangan penghancuran tempat-

tempat ibadah “Seandainya Allah

tidak menolak keganasan sebagianorang atas sebagian yang lain,

niscaya hancurlah biara-biara,

gereja-gereja, sinagog-sinagog dan

masjid-masjid, yang di dalamnya

banyak disebut asma Allah”32, dan

sebagainya.

Konsep ta’aruf dalam Islam,

seperti ditegaskan dalam QS. Al-

Hujurât [49]: 13, merupakan konsep

yang sangat agung dalam bingkaikerukunan dan perdamaian antar

sesama manusia. Karena dalam

konsep itu terkandung pemahaman

29 . Q.S. Al-An’am, 6: 108.

 ف

  ل ا

 ون

د

 ن

 ون

عد

 ين

ذا

 وا

س

 م

ع

 غ

 ا

د

ع

 اله

 وا

س

ون 

م

ع

ي]:١٠٨[

30 . Q.S. Al-baqarah, 2: 256

 ين دلا

    ا

ك

 ◌الش

 

ب

ت

 د

ي

غ

ا

 ن

 د

◌وت

غاطلا

 كف

 ن

م

هلا

 ام

ص

ا

   ى

ث

ا

 

ع

ا

 ك

سم

اس

 د

ف

 لا

 ن

ؤ

ي

◌عي

مس

 اله

يم 

]٢٥٦:[ع

31 .Q.S. Al-kafirun, 109: 6

ين 

د  كم 

ي

كم د

]٠٩:٦[

32 . Q.S. Al-Hajj, 22: 40

ات◌ 

ص

ع 

ع 

ا

ت ص

دهل ض

ع

ب

ضهم 

ع

ب  الاس  فع اله  د

ريا

يها اسم اله ك

  ك

ذ

اجد 

س

◌ص

ي ن 

اله    ن

ص

ي

◌هلا  ن

 ي ز

ع

 ي

و

:٤٠

[

Page 67: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 67/179

bukan hanya sekedar saling

mengenal, tapi juga unsur salingmenghargai, dan saling memberi.

Konsep ini juga terkandung

pemahaman bahwa Islam

mengajarkan hubungan yang

harmonis antar sesama manusia.

Tidak bisa dipungkiri bahwa

toleransi akan menjadi perekat yang

paling kuat untuk merekatkan antara

manusia yang satu dengan manusia

lainnya. Dalam toleransi terkandungketulusan dan kesediaan untuk

menerima perbedaan dan pemikiran

dari pihak lain. Yang lebih penting

dari itu adalah bahwa pihak lain akan

dipandang sebagai kawan, bukan

sebagai lawan. Pihak lain akan

dipahami sebagai sesama makhluk

Tuhan yang mempunyai hati nurani

dan akal budi.

Dalam toleransi, setidaknnyaada dua hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, mengakui perbedaan dan

keragaman. Al-Qur’an banyak

menjelaskan hal terssebut secara

terang-terangan. Tuhan menciptakan

manusia dari jenis laki-laki dan

perempuan, bersuku-suku dan

berbangsa-bangsa. Dari sini saja

dapat dipahami bahwa sejak awal

penciptaan manusia, Tuhan telahmenjadikan karakter yang paling

menonjol bagi manusia.

Kedua, mencari titik temu

dan koeksistensi. Langkah ini mesti

menjadi perhatian utama setiap

muslim. Mengakui perbedaan adalah

niscaya. Tapi hal tersebut kurang

sempurna bila tidak dilengkapi

dengan upaya mencari titik temu

dan koeksistensi.Penerapan nilai-nilai toleransi

dan pluralisme Al-Qur’an sudah

dicontohkan oleh Rasul Muhammad

saw. ketika pertama kali hijrah ke

Madinah.4

Sejarah mencatat bahwa

Rasul saw bukan hanya mampu

mendamaikan dua kelompok, yaitu

suku Aus dan Khazraj yang

senantiasa bertikai, tetapi juga

mampu menerapkan jargon "nocompulsion in religion"  terhadap

masyarakat Madinah ketika itu.

Tradisi toleransi beragama ini

dilanjutkan oleh Khulafaur Rashidin

pasca Rasul saw wafat. Sebagai

contoh, sejarah mencatat

bagaimana Ali bin Abi Thalib sangat

menekankan dan menghargai

kebebasan beragama ketika dia

menjadi khalifah keempat. Dalamsalah satu suratnya kepada Malik al-

Ashtar yang ditunjuk Ali menjadi

Gubernur Mesir, dia mencatat:

"Penuhi dadamu dengan cinta dan

kasih sayang terhadap sesama, baik

terhadap sesama Muslim atau non-

Muslim

Berangkat dari pemahaman

di atas bisa dikatakan bahwa

toleransi atau sikap terbuka danmenghargai sesama merupakan

tema pokok dalam Islam yang nota

bene tidak dimiliki oleh agama-

agama lain.

C. Dialog dan Kerjasama

Seperti dijelaskan terdahulu

bahwa pluralisme dan

Page 68: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 68/179

multikulturalisme adalah dua cara

pandang tentang keragaman realitas.Keduanya merupakan paham yang

bertolak dari kenyataan keragaman

masyarakat. Keduanya tidak bertolak

dari asumsi bahwa setiap kultur itu

sama. Justru yang disadari adalah

adanya perbedaan atau

keragaman.33

Tidak bisa dipungkiri bahwa

keragamaan dan keperbedaan

berpotensi melahirkan konflik sosial.H.A.R. Tilaar, seorang pakar

pendidikan mengatakan bahwa

masyarakat multikultural

menyimpan banyak kekuatan dari

masing-masing kelompok, tapi

dibalik itu juga menyimpan benih-

benih perpecahan.34

Hal itu

diperkuat oleh Nasikun, bahwa

masyarakat plural memiliki dua

kecenderungan, yakni inklinasiberkembangnya prilakukonflik antar

berbagai kelompok etnis, dan

kecenderungan hadirnya kekuatan

yang mengintegrasikan

masyarakat.35

Sejalan dengan pendakat dua

tokoh tersebut di atas, Dawam

mengetengahkan bahwa

berdasarkan pengalaman,

33 . M. Dawam Rahardjo,  Merayakan

Kemajemukan, Kebebasan dan Kebangsaan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2010),

34 . H.A.R. Tilaar,  Multikulturalisme:

Tantangan Global Masa Depan dalam

Transformasi Pendiikan Nasional, (Jakarta:

PT. Grasindo, 2004),

35 . Nasikun,  Masyarakat Transisi,

(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999).

perbedaan diasumsikan

mengandung potensi konflik ataupersaingan yang tidak sehat.36

Bahkan Huntington mengasumsikan

terkandungnya konflik antar

peradaban, bukan sekedar

perbedaan. Karena konflik itu tidak

terkompromikan atau tidak

terdamaikan, maka terjadilan

benturan bahkan perang antar

peradaban.37

Terkait dengan hal ini,Dawam Raharjo menambahkan

bahwa dalam masyarakat Islam

sendiri, akhir-akhir ini, muncul teori

mengenai “perang ideologi” (ghazwu

al-fikr ). Menurutnya, teori inilah

yang sesungguhnya

melatarbelakangi lahirnya fatwa MUI

yang antara lain mengharamkan

liberalisme, sekularisme dan

pluralisme yang dianggap sebagaiproduk asing yang sangat

berbahaya.38

Di kalangan umat Islam

sendiri, termasuk penulis, melihat

bahwa tesis Huntington itu hanya

sekedar profokasi, karena tidak

ditemukan pendasarannya dalam al-

Qur’an atau hadis. Islam justru lebih

mengedepankan dialog antar

peradaban, bukan benturan antarperadaban.39

36 . Dawam Rahardjo, Op.cit. hlm. 185.

37 . Secara lebih rinci, baca, Samuel

Huntington, The Clash of 

Civilizaton,.............

38 . Dawam Raharjo, Op.cit. hlm. 184.

39 . salah satu ayat al-Qur’an yang secara

eksplisit memerintahkan kaum Muslim untuk 

Page 69: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 69/179

Namun demikian, justru

karena kesadaran tentang potensikonflik yang terkandung dalam

keragaman masyarakat itu,

keragaman (pluralisme atau

multikulturalisme) meniscayakan

pentingnya dialog antar kelompok

budaya untuk mencapai

kesalingpahaman.

Di sisi lain, multikulturalisme

yang berdasarkan pluralisme,

mengasumsikan adanya perbedaan jati diri setiap individu atau

kelompok. Individualitas itu sendiri

mengandung pengertian tentang

kebebasan. Kemudian pada

gilirannya kebebasan melahirkan

persaingan; dan persaingan

melahirkan persepsi tentang

perlunya kerjasama. Dengan

demikian, dalam multikulturalisme,

selain meniscayakan pentingnya

melakukan dialog mencari titik temu dengan

kaum Ahli Kitab adalah QS. Ali Imran (3):

64-65:

 اله

 

 د

ع

ن

 

 م

ك

ي

ب

 ا

ن

ي

ب

  ا

س

 م

ك

 ىل

 ا

و

ا

ع

ت

 اب

ك

ا

 هل

 ا

 ل

ق

 لا نو

د ن

اا  ضا 

ع

ب ا  ض

ع

ب خذ 

ي   ا  ه ش

رك 

ش

◌ا

و

ت ن 

 ون

م

س

م

 ا

 وا

د

ه

شا

 وا

و

ق

ف

]:٦٤

[

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah(berpegang) kepada suatu kalimat

(ketetapan) yang tidak ada perselisihanantara kami dan kamu, bahwa tidak kita

sembah kecuali Allah dan tidak kita

persekutukan Dia dengan sesuatupun dan

tidak (pula) sebagian kita menjadikan

sebagian yang lain sebagai tuhan selain

Allah". Jika mereka berpaling maka

katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah,

bahwa kami adalah orang-orang yang

berserah diri (kepada Allah)".

dialog juga meniscayakan adanya

kerjasama.Islam, sesuai dengan trade

mark  yang disandangnya adalah

agama perdamaian. Oleh karena itu

 jelas bahwa Islam sangat mencintai

perdamaian, baik perdamaian di

kalangan sendiri maupun

predamaian dengan pihak lain.

Menurut hemat penulis, dalam

rangka kedamaian itulah Islam

dikonstruk untuk menjadi rahmatbagi seluruh alam.

Disadari atau tidak, secara

faktual, kedamaian dan kerukunan

yang menjadi cita-cita Islam tersebut

tidak mudah untuk direalisasikan.

Banyak hambatan dan rintangan

yang menghalangi tercapainya cita-

cita luhur tersebut. Justru agama

seringkali terlibat sebagai pemicu

dalam konflik-konflik antar kelompokmasyarakat budaya.40 Namun begitu,

kedamaian tetap menjadi cita-cita

ideal dari wahyu yang diamanatkan

kepada Muhammad ini. Oleh karena

itu, Islam menyerukan pencapaian

kedamaian itu melalui institusi dialog

agar tercapai titik temu, agar

keragaman menjadi potensi

kontruktif yang melimpah bagi

manusia, bukan malah menjaipetaka.

40 . Agama biasanya hanya dipakai sebagai

alat legitimasi, karena perbedaan agama

mengandung unsur-unsur fanatisme yang

mampu memotivasi masyarakat untuk 

melakukan tindakan kekerasan. Lihat

Dawam Rahardjo, Op.cit. hlm. 193.

Page 70: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 70/179

Konflik terjadi, menurut

hemat penulis, lebih karenapersoalan keragaman yang

kemudian mengarah kepada

sektarianisme, yang berujung pada

fanatisme kelompok, sehingga yang

mengemuka adalah titik seteru

bukan persamaan tau titik temu.

Maka tepat sekali bila al-Qur’an

memerintahkan kaum Muslim untuk

melakukan dialog dengan pihak Ahli

Kitab (non-Muslim) dalam rangkamencari titik temu atau titik

kesamaan, dan tidak mempertajam

perseteuan, sebagimana penjelasan

tersebut di atas. Bahkan al-Qur’an

menganjurkan agar umat Islam

melakukan dialog dengan pihak non-

Muslim dengan cara yang baik.

Berkenaan dengan hal ini

Shihab menuturkan bahwa dalam

rangka mewujudkan perdamaiandengan pihak lain, Islam

menganjurkan dialog dengan cara

yang baik. Hal itu seperti ditegaskan

dalam firman Allah: “Serulah

(manusia) kepada jalan Tuhan-mu

dengan hikmah dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan

cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.41

41 . QS. al-Nahl (16): 125:

  س

حلا  ظة

ع

و

م

ا

  كمة

حلا

ك 

  يل

ىل س

 هي◌ادع  ا

  هلم

دا

ج

ن 

سح

◌ي

ن س

ع ل

ض ن م  ع   ك ه

 ن

◌ه

ني

د

ه

م

ا

م  ع  

:١٢٥

[

Seruan dialog dengan cara

yang baik itu juga ditegaskan al-Qur’an ketika menyeru kepada umat

Islam agar tidak melakukan

mujadalah (debat atau dialog)

dengan warga Ahli Kitab kecuali

dengan cara yang baik.42

Kesimpulan

Dengan penjelasan di atas dapat

digarisbawahi bahwa koeksistensi

keragaman kultural manusia dalam

Islam, terkonfigurasi secara jelas

dalam dasar-dasar ajaran Islam

tentang kehidupan sosial-keagamaan

yang menyangkut keniscayaan

keragaman manusia, tuntunan

toleransi dan juga anjuran untuk

melakukan dialog dengan pihak non-

Muslim. Dengan demikian, sejatinya,

Islam menyuguhkan konsep yang

 jelas tentang koesistensi keragaman

kultural manusia ini. Namun

sayangnya, ajaran dasar Islam ini,

masih belum dipahami secara

seksama oleh umat Islam. Mungkin

karena permasalahan historis

menyangkut hubungan Muslim dan

non-Muslim yang selalu memberinuansa dalam pengejawantahan

ajaran Islam tersebut.

42 . QS. al-Ankabut (29): 46.

Page 71: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 71/179

PSIKOFISIK MANUSIA

Oleh : Nandang Suhendar

Pendahuluan.

“Bangunlah jiwanya bangunlah

badannya” merupakan penggalan

syair pada lagu kebangsaan

Indonesia “Indonesia Raya” yang

sering dikumandangkan dalam setiap

upacara hari-hari besar kenegaraan,upacara bendera hari Senin di

sekolah-sekolah dan kegiatan formal

lainnya yang dilakukan oleh seluruh

bangsa Indonesia. Bunyi penggalan

lagu tersebut dapat menjadikan

acuan bagi bangsa Indonesia untuk

membentuk karakter bangsa yang

sehat secara ruhani dan sehat pula

secara jasmani. Ini merupakan

dambaan bagi seluruh masyarakatbangsa Indonesia, yaitu membangun

manusia seutuhnya.

Penggalan lagu kebangsaan

Indonesia tersebut menjadi inspirasi

bagi penyusun untuk

mengetengahkan sedikit paparan

tentang pentingnya aspek kesehatan

ruhani (psykis) dan aspek kesehatan

 jasmani (physikis). Penulis mencoba

dan terus ingin mencobamemaparkan dua aspek tersebut

dengan mengamati melalui

penelitian kepustakaan dari sumber

yang dapat ditemukan.

Dalam penyusunan makalah ini,

untuk memahami kesehatan jiwa

(ruhani) dan badan (jasmani) terlebih

dahulu kita pelajari tentang berbagai

penyakit yang berkaitan dengan ke

dua aspek tersebut. Pada abad ini

telah banyak penyakit organis dan

somatis yang dapat diberantas

secara tuntas berkat kemajuan dunia

kedoteran dan teknologi pembuatanobat-obatan. Juga jeruksakan

 jasmaniah yang tidak disebabkan

oleh proses dementia, dapat

direparasi dengan alat-alat bantu

yang canggih. Kemajuan teknologi

dan usaha pembangunan di masa

kini menyebabkan masyarakat

menjadi semakin ruwet dan

kompleks; kontak sosial jadi makin

longgar; bahkan banayak terjadidesintegrasi masyarakat dan

desintegraswi perorangan. Semua

kejadian ini mendorong semakin

banyak timbulnya gangguan-

ganguan psikis. Kondisi tersebut

ditandai oleh hilangnya penyakit

organis dan somatis dan akan lebih

banyak munculnya penyakit mental.

Maka kebudayaan modern yang

serba materialistis dan individualistispenuh rivalitas serta persaingan

hidup itu dapat disebut sebagai

kebudayaan yang eksplosif, yaitu

satu “high tention culture”

(kebudayaan bertegangan tinggi)

yang sangat melelahkan jiwa raga

Page 72: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 72/179

penduduknya; dan menstimulir

banyak gangguan psikis 1.

Masalah kejiwaan itu begitu luas,

kompleks, mengandung banyak

misteri dan hal-hal yang menarik

lainnya, sehingga selalu saja

menantang manusia untuk

mengadakan studi intensif 

terhadapnya. Luas dan kompleksnya

tidak hanya disebabkan oleh : tidak/

atau belum mampunya orangmengkuantifisir gejala-gejala

kejiwaan yang misterius itu; akan

tetapi gejala-gejalanya juga bisa

didekati dari bermacam-macam

perpektif dan disiplin ilmu. Dokter,

psikiater, psikolog, penmdidik, jaksa

dan hakim, ekonom, dan lain-lain,

semuanya bisa menyajikan wawasan

yang khas dan berbeda-beda

mengenai gejala kejiwaan manusia,

khususnya gejala-gejalan patologis

yang berkembangan di tengah-

tengah masyarakat.

Apabila kita amati secara lebih

cermat dari kedua unsur hidup

manusia, yaitu unsur ruhani (jiwa)

dan unsur jasmani (fisik). Unsur

ruhani sangat mengambil peran

dalam proses hidup dan kehidupan

manusi. Terbukti dalam realitakehidupan menusia dimana yang

secara fisik lemah tetapi karena ada

kekuatan ruhani (jiwa) yang optimal,

mereka bahkan lebih unggul dan

1 Kartini Kartono, Patologi Sosial, 1981 hlm

10.

survive dalam menghadapi realitas

kehidupannya.

Dalam materi tulisan ini, penulis

akan lebih banyak membahas

tentang gambaran kehidupan psikis

manusia, karena gangguan-gangguan

psikis manusia hampir tidak pernah

disebabkan oleh satu kausa yang

tunggal; akan tetapi selalu

disebabkan oleh satu kompleks

faktor penyebab. Dengan kata lain,sebab-sebabnya adalah multifaktor ;

yaitu disebabkan oleh faktor organis,

faktor psikis dan faktor sosiokultural.

Konstitusi jasmaniah dan ruhaniah

yng tidak efektif, juga penyakit-

penyakit tertentu yang tidak bisa

disembuhkan dan merusak sistem

syaraf otak, akan mengakibatkan

munculnya perubahan karakter dan

macam-macam ganguan psikis.

Orang-orang yang memiliki

predisposisi psikis yang lemah dan

labil, ditambah dengan pengalaman-

pengalaman traumatis, dan cara-

pemasakan yang keliru—yaitu

internalisasi pengalaman-

pengalaman traumatis dalam

kehidupan kejiwaan dengan cara

yang keliru --, bisa memunculkangejala; dekompensasi-psikotis dan

neurosa.

Apabila lingkungan sosial, terutama

keluarga tidak mampu berfungsi

sebagai “lembaga pendidik” dan

lembaga psiko-sosial yang

mengintegrasikan anak dalam

Page 73: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 73/179

keutuhan keluarga, lingkungan

sedemikian ini pasti merangsangkemunculan banyak gangguan psikis

dan desintegrasi kepribadian pada

anak-anak dan remaja. Kealpaan

pemupukan kehidupan emosional

pada usia kanak-kanak oleh orang

tua, biasanya menghasilkan gejala

psikopatis.

1. Manusia dan kehidupan psikis.

Studi mengenai hakikat manusia itu

bisa berlangsung melalui

pemahaman manusia itu sendiri.

Maka minat terhadap perasaan,

fikiran dan tingkah-laku sesama

manusia, juga pemahaman tentang

gejolak-gejolak yang berlangsung

dalam ketidaksadaran—dalam

wilayah-wilayah psikis yang

tersembunyi – bisa memberikan

wawasan kepada kita, yaitu :

Pertama : wawasan yang menusiawi

tentang kehidupan manusia dengan

segenap suka-dukanya, dengan segi-

segi kekuatan dan kelemahannya.

Kedua : mendapatkan wawasan

tentang kehidupan batiniah atau

kehidupan psikis sendiri, sehingga

bisa dijadikan pelajaran untuk proses

pembentukan watak dan

kepribadian sendiri.

Studi mengenai kehidupan psikis

memang berlangsung tidak tanpa

kesulitan. Sebab gejala kejiwaan itu

kebanyakan tidak bisa dihitung atau

dikuantifisir; juga tidak bisa

diperbesar dan diteliti dari dekat

seperti kita melihat selembar jaringan kulit di bawah mikroskop.

Sebenarnyalah bahwa manusia itu

belum mampu “mengukur” gejala-

gejala psikis seperti kemampuan

mengukur prtoses-proses fisis.

Namun beberapa gelajala jiwani

diusahakan untuk bisa diukur.

Misalnya tingkat

kecerdasan/intelegensi, prestasi

belajar sekolah, daya ingatan, danlain-lain bisa diungkapkan dengan

ngka dan ukuran tertentu. Namun

demikian, banyak gejala psikis tinggi

 – seperti perasaan, sentimen,

fantasi, halusinasi – tidak bisa

diukur, dan hanya bisa difahami

dengan gejala “ikut merasakan” atau

mencoba ‘ikut mengalaminya”

(einfuhlen, mitfuhlen), dan proses

“tepo seliro”2

.

2. Gejala Obyektif dan

Subyektif.

Gejala-gejala psikis bisa disebut

subyektif ; namun juga bisa disebut

obyektif . Subjektif bisa diartikan

sebagai (1) dialami sendiri .

Contohnya, pengalaman seseorang

penderita gangguan/penyakit jiwa

yang disampaikan kepada kita,disebut subjektif. Yaitu seglk derita,

kecemasan, penolakan, ketakutan,

halunisasi, dan lain-lain yang dialami

sendiri oleh si subyek. Subjek itu

adalah orang yang mengalami;

2 Kartini Kartono, 1981 hlm 1.

Page 74: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 74/179

sedang segala sesuatu yang dialami

oleh si subjek disebut : objek . Relasiantara subjek dengan objek disebut

sebagai kesadaran atau

intensionalitas. Jika Sardi melihat

seekor burung, maka Sardi adalah

subjek, seekor burung adalah objek;

dan dalam hal ini bentuk

“intensionalitas” ialah

“mengamati/melihat”. Jika Sardi

kemudian melihat sesuatu yang

sebenarnya tidak ada (tidak adaobjeknya, namun dia benar-benar

melihat “sesuatu”), maka dalam hal

ini disebutkan Sardi mengalami

halusinasi .

Selanjutnya, subjektif bisa diartikan

sebagai : (2) lawan dari objektif.

Apakah sebenarnya objektif itu ? Jika

kita berdiri di tepi jalan, dan

kemudian melihat sebuah kendaraan

Colt yng slip lalu terbalik, maka

peristiwa kecelakaan itu merupakan

 fakta objektif . Yaitu objektif bisa

dilihat, bisa diamati; merupakan

realitas nyata yang bisa kita lihat.

Maka relaitas nyata yang obektif itu

adalah : sesuatu yang berlangsung

dan membuahkan sesuatu atau

serentetan “akibat”.

Kita juga bisa menyatakan bahwabukan hanya fakta-fakta saja yang

disebut objektif; akan tetapi teori-

teori juga bisa bersifat objektif. Satu

sistem mengenai sekumpulam teori

objektif disebut sebagai : ilmu

 pengetahuan objektif . Sedang teori-

teori objektif  itu disebut “objektif”,

karena semuanya bisa dibuktikan

yaitu dapat diterangkan dan bisadikontrol kebenarnya. Karena itu,

objektif itu berarti : sungguh, betul,

dapat dijelaskan atau diterangkan,

dan bisa dikontrol kebenarannya

karena ada bukti-bukti nyata.

Sehubungan dengan pengertian

“objektif”, tadi subjektif  adalah

adalah lawan dari objektif. Subjektif 

dalam hal ini berarti : bergantungpada pendapat prive, tidak bisa

dikontrol, tidak bisa dibuktikan,

hampir-hampir tidak bisa dijelaskan

atau diungkapkan, tidak jelas,

mengikuti selera dan sikap individu

itu sendiri. Pengalaman-pengalaman

subjektif itu adalah pengalaman

menurut wsubjek sendiri, yang

belum tentu benar jika diamati

secara objektif.

Contohnya ; seorang anak yang

penakut melihat serumpunan perdu

yng lebat sebagai gambaran “

seorang perampok yang tengah

merunduk dan mengancam dirinya”.

Penglihatan sedemikian itu disebut

ilusi optik; dan akan lenyaplah ilusi

ini apabila si anak sempat mendekati

perdu tersebut dan mengamatinya

lebih cermat dari dekat.

Selanjutnya, pengalaman-

pengalaman dan tingkah laku

manusia itu bisa diamati secara

objektif; lalu dibuat hipotesa-

hipotesa mengenai hal-hal tersebut,

agar orang bisa sampai pada

 pengetahuan yang objektif mengenai

Page 75: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 75/179

gejala-gejala subjektif .3

Jadi

penilaian kita terhadap suatu gejalatersebut sangat tergantung kepada

tingkat pengetahuan dan aspek

psikologis orang yang mengalaminya.

3. Introspeksi, Intensionalitas

dan Kesadaran Reflektif.

Bagi banyak orang, kegiatan

introspeksi atau mawas diri itu

merupakan usaha yang sulit sekali.

Hal ini disebabkan  pertama-tama

karena : “objek-objek” yang diamati

dan dianalisa itu begitu dekat

letaknya; yaitu di dalam atau pada

diri sendiri. Dan ada keseganan,

malas, enggan, malu dan gelap hati

untuk “menjelajahi” diri sendiri.

Keduanya, lebih mudah melihat

pribadi orang lain dan kekurangan

orang lain, dari pada mencari

kelemahan kekurangan sendiri.

Bagi para ahli ilmu jiwa,

bereksplorasi dan mengintip di

wilayah “kehidupan batiniah” sendiri

itu merupakan aktivitas yang

mengasyikan. Sebab, pekerjaan

introspeksi dengan penghayatan

secara sadar terhadap perbuatan

sendiri, tingkah laku, kehidupan

batin, fikiran, perasaan sendiri,keinginan dan segenap unsur

kejiwaan lainnya itu merupakan

 pemahaman primer  untuk : studi

mengenai kejiwaan (psikologi). Lagi

pula, barang siapa sedikit atau

banyak tidak mengenali kehidupan

3 Kartini Kartono, 1981 hlm 2.

batiniah sendiri – terutama tidak

mengenal perasan sendiri --, orangdemikian ini akan sulit sekali

memahami orang lain; dan akan sulit

sekali berkomunikasi dengan orang

lain.

Dalam setiap perenungan mengani

fungsi-fungsi psikis itu terdapat

subjek yang aktif; yaitu seorang aku

yang mengalami, dan atau suatu

objek  yang dialami. Misalnya sayamengalami kecelakaan kecil tersayat

pada ujung jari; saya berjumpa

seorang kawan karib, saya

merindukan seorang “pahlawan”,

dan lain-lain. Maka relasi antara aku

atau subjek yang mengalami, dengan

objek itu disebut mengandung :

intensionalitas atau  pengarahan

atau penujuan dari subjek kepada

satu objek. Dalam hal ini, kata

“intensionalitas” jangan diartikan

sebagai “ menghendaki sesuatu”,

akan tetapi supaya diartikan sebagai

: ada relasi  antarta aku yang

mengalami sebagai subjek dengan

objek yang dialami.

Kita bisa mengarahkan minat dan

fikiran kepada dunia sekitar.

Misalnya mendengar tembang

mengalun di senja hari. Pengalamansedemikian ini oleh Sartre ( Kartini

Kartono, 1981) disebut sebagai :

dapat kesadaran posisional.

Selanjutnya dalam uraiannya

mengenai ontologi fenomenologis,

Sartre menyebutkan komplemen

dari kesadaran posisional  ialah :

Page 76: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 76/179

kesadaran refleksif; yaitu apabila

pengarahan itu ditujukan pada dirisendiri. Misalnya berwujud

kesadaran “merasa sedih”, karena

tidak lulus ujian; bergembira karena

mendapat hadiah, dan lain-lain. Jdi

ada “proses masuk” pada diri sendiri

ada refleksi atau “pemantulan” pada

diri sendiri. Maka kesadaran refleksi

itu disebut pula sebagai : kesadaran-

diri atau kesadaran-Aku.

Kesadaran diri itu berlangsung jelas,

terang dan sadar benar-benar. Akan

tetapi adakalanya juga berlangsung

secara buram atau samar-samar.

Akan tetapi adakalanya juga

berlangsung secara buram atau

samar-samar. Misalnya jika kita tidur

dan bermimpi. Dalam tidur dan

mimpi itu toh ada sedikit kesadaran

bahwa “aku” ini “tengah mimpi”.

Juga pada pengalaman mendapat

suatu firasat, ada kesadaran yang

samar-samar  sifatnya. Maka

kesadaran diri semacam ini disebut

sebagai : kesadaran pra-refleksi.

Studi mengenai kesadaran dan

kesadaran diri ini sangat penting,

karena banyak gangguan-gangguan

psikis disebabkan oleh adanya

 perubahan dan kekacauan padakesadaran-Aku/diri itu. Peristiwa

depersonalisasi, derealisasi,

disorientasi dan gangguan-ganguan

psikotis – yang akan diuraikan pada

pembahasan lanjutan penyusunan

tulisan.

Studi lebih intensif mengenai diri

sendiri dan kesadaran –diri itumenunjukan bahwa pengalaman-Ku

itu selalu mengandung tiga aspek.

Dengan kata lain, intensionalitas-ku

itu selalu mengandung tiga aspek,

yaitu :

1. Aspek Kognitif (pengenalan atau

gnostis). Misalnya, saya melihat

ular; saya membayangkan bentuk

hantu. Kedua-duanya adalahaspek kognitif. Pada pengalaman

pertama prosesnya berlangsung

secara jelas dan nyata. Sedangkan

pada peristiwa ke dua,

pengenalan berlangsung samar-

samar dan “jauh” dari rtealitas

nyata.

2. Aspek afektif (emosional,

perasaan). Dalam hal ini

pengenalan selalu disertai

perasaan. Karena itu pengenalan

selalu berwarnakan emosi-emosi

tertentu. Pada waktu kita melihat

suatu kecelakaan, timbul rasa

ngeri dan iba. Dan pada saat kita

mengingat pengalaman mendaki

suatu gunung tertentu,

terkenanglah kita kan kebesaran

Tuhan. Sewaktu kita membaca

sebuah buku roman, muncul

pelbagai emosi dalam diri kita;

dan lain-lain.

3. Aspek konatif (kemauan, volutif).

Pada aspek kemauan ini kita

dapati : nafsu, hasrat, cita, gairah,

karsa, dambaan, idaman, usaha,

tuntutan, dan “menuju pada”.

Semuanya mengarahkan diri kita

Page 77: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 77/179

pada sesuatu, dan memberikan

pada kita motivasi. Motivasi iniadalah : alasan atau prayojana

atau gambaran-dasar yang

menggerakan diri kita untuk

berbuat sesuatu4.

Pada setiap intensionalitas atau

proses kehidupan psikis manusia

selalu terdapatr ke tiga aspek

tersebut di atas. Pengenalan

selalu disertai perasaan dan karsa.Dan tidak ada nafsu yang tidak

disertai pengenalan dan perasaan.

Ketiga-tiganya selalu berlangsung

bersama-sama astaupun

beruntun.

Ketiga aspek dari intensionalitas atau

kehidupan psikis yaitu

pengenalan/kognisi, emosi, dan

kemauan itu juga disebut  fungsi.

Apakah perbedaan antara aspek danfungsi ?. Orang menyebut sebagai

aspek-aspek , apabila penekanan

diletakan pada kesatuan atau

integritasnya. Sedang orang

menyebutnya sebagai  fungsi-fungsi ,

apabila penekanan ada pada

pekerjan atau berlangsungnya

organisasi dari masing-masing bagian

kehidupan psikis itu. Ke tiga fungsi

kognisi-emosi-konasi itu biasberlangsung lancar dan harmonis.

Namun tidak jarang disertai banyak

konflik; yaitu konflik diantara fikiran

(spek kognitif), perasaan (emosi.

afeksi) dan kemauan (aspek volutif,

4 Kartini Kartono, Patologi Sosial, 1981 hlm

6

konatif) yang saling berbenturan

atau berlawanan.

Kadangkala berlangsung

ketidakcocokan antara fikiran dan

perasaan. Contohnya : Seorang

 janda, baru saja kematian suaminya

yang sangat dicintainya. Anehnya,

dia sering menjadi riang gembira dan

suka tertawa terkikih-kikih. Orang

berkata, dengan jalam sedemikian

itu wanita tadi ingin menolak ataumenangkis kedikaan hatinya.

Mungkin hal itu benar. Akan tetapi

mungkin juga seringnya “terkikih-

kikih” itu disebabkan oleh kondisi

 jiwanya yang tidak “pas”. Sebab oleh

kematian suaminya dia

mendapatkan warisan peninggalan

sebuah rumah besar dan mewah

dengan kekayaan berlimpah-limpah.

Kini janda muda itu

menampilkankesan yang ganjil.

Sebab, emosi-emosi kedukaan oleh

kematian suaminya dan emosi-emosi

keriangan yang ditimbulkan oleh

besar nya harta kekayaan yang baru

diterimanya, menjadikan jiwanya

kusut-kacau. Emosi-emosi hebat tadi

menjadi tidak terkendali dan tidak

terintegrasi dalam struktur

kepribadiannya. Sehingga orang

menyatakan : janda muda itu

menjadi “sinting” atau “kurang

waras”. Hal yang sebenarnya, ialah

wanita itu tidak menyadari, apakah

dia harus sangat berduka-cita,

ataukah harus bersuka-ria oleh

kamtian suaminya. Dan banyak

contoh sikap dan perilaku manusia

Page 78: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 78/179

lainnya yang diakibatkan oleh kondisi

kejiwaan yang tidak sinkron.

Contoh lain, relasi antara fikiran dan

kemauan juga bisa “korsluiting” dan

“tidak cocok. “Saya tahu, bahwa

menyuntikan morfin pada diri sendiri

membahayakan hidup saya”,

demikian kata orang morfinis,

“namun selalu saja setiap harinya

saya harus menyuntiki diri sendiri

agar bisa hidup kembali”. Padaperistiwa ini fikiran-fikiran yang

sehat selalu bertentangan dengan

keinginan-keinginan (merupkan

nafsu yang merusak) untuk

menyuntiki dirinya dengan morfin.

Jika antara ke tiga fungsi tadi tidak

berlangsung penyetelan yang pas,

tidak cocok atau kurang imbang,

maka integrasi dan regulasinya jadi

terganggu. Salah satu fungsi menjadi“terlalu kuat”, sehingga eksplosif 

meledak-ledak tidak terkendali; atau

 justru mejadi terlalu “lemah” dan

kurang bisa beroperasi. Disamping

itu penyakit-penmyakit jasmaniah

bisa mengganggu proses regulasi dan

integrasi kehidupan psikis. Misalnya

wajah penuh jerawat biasanya

menimbulkan perasaan inferior atau

minder. Sebaliknya konflik-konflikpsikis yang serius dan tidak disadari,

bisa mengacaukan regulasi dan

integrasi fungsi-fungsi psikis.

Contohnya penyakit-penyakit

lambung banyak ditimbulkan oleh

konflik-konflik batin3).

4. Masyarakat Modern dan

Kemunculan Gangguan-

Gangguan Psikis.

Banyak gangguan psikis

muncul, karena anak sejak usia yang

amat muda mendapatkan perlakuan

yang tidak patut dalam situasi

keluarganya. Pada hakikatnya, bukan

maksud orang tua dengan sengaja

menyajikan lingkungan buruk itu.

Nmaun kondisi ekonomis, kultural

atau soail lain memaksa rumah

tangga menjadi berantakan, para

anggota keluarga bercerai-berai, dan

mejadi a-susila, misalnya. Pola

kriminal dan tidak susila dari salah

seorang anggota keluarga secara

langsung atau tidak langsung

mencetak pola yang sama padaanak-anak. Juga teman-teman

sebaya (anak-anak) remaja dengan

tingkah laku brandalan, dan perilaku

tetnagga-tetangga yang kurang

bertanggung jawab, semua itu

meberikan banyak iritasi pada

pribadi anak, yang pasti akan

mengganggu perkembangan

 jiwanya.

Yang jelas ialah gangguan-gangguan

psikis itu hampir-hampir tidak

disebabkan oleh satu sebab saja; kan

tetapi disebabkan oleh satu

kompleks faktor penyebab. Yaitu :

Page 79: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 79/179

a. Faktor organis atau somatis;

misalnya terdapat kerusakan padaotak dan proses dementis.

b. Faktor-faktor psikis dan struktur

kepribadiannya; mislanya reaksi-

neurotis dan reaksi-psikotis

pribadi ayng terbelah , pribadi

psikopatis, dan lain-lain.

Kecemasan, kesedihan, kesakitan

hati, depresi, dan rendah diri bisa

menyebabkan orang sakit secra

psikis; mengakibatkan ketidakseimbangan mental dan

desintegrasi kepribadiannya.

Maka struktur kepribadian, dan

pemasakan pengalaman-

pengalaman dengan cara yang

keliru bisa membuat orang

terganggu jiwanya. Terutama

sekali apabila bweban spikis

ternyata jauh lebih berat dan

melmpaui kesanggupan memikulbeban tersebut.

c. Faktor-faktor lingkungan atau

sosial, faktor-faktor milieu,

pergaulan, masyarakat luas.

Usaha pembangunan,

modernisasi, arus urbanisasi, dan

industrailisasi menyebabkam

masyarakat modern menjadi

sangat kompleks. Sehingga

penyesuaian diri terhadapperubahan-perubahan sosial yang

serba cepat dan arus modernisasi

menjadi sangat sulit. Mka banyak

orang mengalami ketakutan,

kecemasan, kebingungan, frustasi,

konflik batin dan konflik terbuka

dengan orang lain, serta

menderita macam-macam

gangguan psikis.

Jelaslah kini bahwa ke tiga faktor,

yaiotu somatis, psiikis dan sosial itu

saling berkaitan satu sama lain.

Contohnya, depresi pada usia lanjut

tidak hanya disebabkan oleh

kemunduran proses-proses cerebral

saja, akan tetapi juga disebabkan

atau dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial, yaitu : tidak menyandangtugas pekerjaan yang berarti (sudah

pensiun), tinggal di rumah dengan

hati pendih merana karena tidfak

ada pekerjaan bernilai yang bisa

dikerjakan. Kemudian diserttai

struktur kepribadian dengan

pengolahan pengalaman usia tua

yang keliru, yaitu menolak kondisi

sekarang, tidak bisa menerima

dengan rasa syukur dan pasrah

ketuaannya; ditambah sakit hatinya

karena tidak “dilihat orang lagi”, dan

lain-lain. Semua kejadian ini

menambah rasa depresi tadi.

Dengan demikian, usaha

pembangunan, mekanisme,

industrialisasi dan modernisasi itu

disamping memberikan

kesejahteraan dan fasilitas materiil

yang lebih baik kepada mannusia, juga memberikan dampak

sampingan yang merusak, yaitu

merusak kesehatan psikis manusia,

apabila dampak-sampingannya yang

Page 80: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 80/179

negatif itu diak bisa dikendalikan,

dan menjadi dominan liar.3)

Deskripsi kondisi di atas diperlukan

kesiapan kekuatan fisik, mental dan

spiritual yang cukup dan dibutuhkan

pengetahuan yang komprehensif 

untuk mencegah terjadinya dampak

yang tidak baik.

Pemaparan kajian kejiwaan ini masih

sangat dangkal sebagai kajian ilmiah

yang komprehensif, karena

berangkat dari kehampaan diri dan

ketidaktahuan serta keingin banyak

tahuan tentang sesuatu yang baru,

tetapi setidaknya merupakan awal

untuk kajian kajian selanjutnya.

Untuk itu kritik dan saran yang

membangun, penyusun sangat

ditunggu.

Kesimpulan.

Hakikat manusia itu bisa difahami

lewat pengamatan terhadap fikiran,

perasaan, kemauan dan isi-isi ketidak

sadannya. Isi-isi kejiwaan bisa

disebut Subjektif , bisa dinakan

Objektif . Disebut objektif, bila

peristiwa itu betul-betul ada, bisa

dijelaskan, dapat dikontrol

kebenarannya, dan ada bukti nyata.

Disebut subjektif, apabila isi psikis itu

sesuai dengan pendapat sendiri, tidk

bisa dikontrol dan dibuktikan, tidak

 jelas dan mengukuti selera sendiri.

3) Kartino Kartono, Patologi Sosial,`1981

hlm 4

Gangguan-gangguan psikis itu

hampir-hampir tidak pernah munculdisebabkan oleh satu faktor saja,

akan tetapi selalu diakibatkan oleh

satu rentetan kompleks faktor

penyebab, yaitu olseh faktor organis

atau somatis, faktor psikis dan

streuktur kepribadian, serta faktor

lingkungan atau sosial.

Dalam menghadapi deskripsi di atas

diperlukan kesiapan kekuatan fisik,mental dan spiritual yang cukup dan

dibutuhkan pengetahuan yang

komprehensif untuk mencegah

terjadinya dampak yang tidak baik.

Page 81: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 81/179

Daftar Pustaka

Kartini Kartono, Psikologi Umum, Jakarta, 1981.

Kartini Kartono, Patologi Sosial3l; Gangguan Ganguan Kejiwaan, Rajawali Pers,

Jakarta, 1986.

Salim, Ahmad Husain Ali , Terapi Al-Qur’an Untuk Penyakit Fisik dan Psikis

Manusia, Asta Buana Sejahtera, Jakarta, 2006.

TINJAUAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN

Oleh : Raito Edy Trianto

Pendahuluan Salah satu tugas pokok

filsafat pendidikan Islam adalah

memberikan arah bagi tujuan

Page 82: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 82/179

pendidikan Islam. Tujuan pendidikan

yang hendak dicapai harusdirencanakan (diprogramkan) dalam

kurikulum. Antara tujuan dan

program harus ada kesesuaian dan

keseimbangan. Tujuan pendidikan

yang hendak dicapai harus

tergambar di dalam program yang

tertuang di dalam kurikulum, bahkan

program itulah yang mencerminkan

arah dan tujuan yang diinginkan

dalam proses kependidikan.Kurikulum merupakan faktor yang

sangat penting dalam proses

kependidikan Islam. Segala hal yang

harus diketahui atau diresapi serta

dihayati oleh peserta didik, harus

ditetapkan dalam kurikulum. Juga

segala hal yang harus diajarkan oleh

pendidik kepada peserta didik, harus

dijabarkan ke dalam kurikulum[1].

Dengan demikian, dalamkurikulum tergambar jelas secara

berencana bagaimana dan apa saja

yang harus terjadi dalam proses

belajar-mengajar yang dilakukan

oleh pendidik dan peserta didik. Jadi,

kurikulum menggambarkan kegiatan

belajar-mengajar dalam suatu

lembaga kependidikan. Di dalam

kurikulum, tidak hanya dijabarkan

serangkaian ilmu pengetahuan yangharus diajarkan oleh pendidik

kepada peserta didik, dan peserta

didik mempelajarinya, tetapi juga

segala kegiatan yang bersifat

kependidikan yang dipandang perlu

karena mempunyai pengaruh

terhadap peserta didik dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan Islam.

Kurikulum sebagai rancangan

pendidikan, mempunyaikedudukansentral, menentukan

kegiatan dan hasil pendidikan.

Penyusunannya memerlukan fondasi

yang kuat, didasarkan atas hasil

pemikiran dan penelitian yang

mendalam. Kuriklum yang lemah

akan menghasilkan manusia yang

lemah pula.

Rumusan Masalah1. Apakah pengertian kurikulum

dalam Pendidikan Islam?

2. Apa saja cakupan, asas-asas dan

ciri-ciri kurikulum dalam

Pendidikan Islam?

3. Apa saja prinsip-prinsip

kurikulum dalam Pendidikan

Islam

4. Apa tantangan kurikulm

Pendidikan Islam dalammenghadapi perkembangan

zaman?

Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui

pengertian kurikulum dalam

Pendidikan Islam

b. Untuk mengetahui cakupan,

asas-asas, dan ciri-cirikurikulum dalam Pendidikan

Islam

c. Untuk mengetahui prinsip-

prinsip kurikulum dalam

Pendidikan Islam

d. Untuk mengetahui

tantangan-tantangan

kurikulum Pendidikan Islam

Page 83: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 83/179

dalam menghadapi

perkembangan zaman.2. Kegunaan

a. Memberikan masukan bagisi

swa, guru, dansekolah dan

seluruh stake holder dalam

dunia pendidikan Islam dalam

mengembangkan kurikulum

pendidikan Islam.

b. Menjadi salah satu sumber

bahan bacaan pertimbangan

serta bahan rujukanterhadappenelaahantentangk

urikulum Pendidikan Islam.

Pengertian Kurikulum

Kata Kurikulum berasal dari

bahasa Yunani yaitu currere yang

berarti jarak tempuh lari, yakni jarak

yang harus ditempuh dalam kegiatan

berlari muali dari start hingga finish.

Pengertian ini kemudian diterapkandalam dunia pendidikan. Dalam

bahasa Arab, istilah kurikulum

diartikan dengan Manhaj , yakni jalan

yang terang, atau jalan terang yang

dilalui oleh manusia pada bidang

kehidupannya. Dalam konteks

pendidikan, kurikulum berarti jalan

terang yang dilalui oleh

pendidik/guru dengan peserta didik

untuk mengembangkanpengetahuan, keterampilan dan

sikap serta nilai-nilai[2]. Pengertian

kurikulum yang diungkapkan oleh

para ahli ternyata sangat beragam,

tetapi dari beberapa definisi itu

dapat ditarik kesimulan, bahwa di

satu pihak ada yang menekankan

pada isi pelajaran atau mata kuliah,

dan di lain pihak lebih menekankan

pada proses atau pengelamanbelajar.

Pengertian lama tentang

kurikulum lebih menekankan pada isi

pelajaran atau mata kuliah, dalam

arti sejumlah mata pelajaran atau

kuliah di sekolah atau perguruan

tinggi yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu ijazah juga

keseluruhan pelajaran yang disajikan

oleh suatu lembaga pendidikan,terbatas pada pengetahuan-

pengetahuan yang dikemukakan

oleh guru atau sekolah atau institusi

pendidikan lainnya dalam bentuk

mata pelajaran-mata pelajaran yang

dikaji begitu lama oleh peserta didik

dalam tiap tahap pendidikannya[3].

Demikian pula definisi yang

tercantum dalam UU Sisdiknas No.

2/1989. Sedangkan definisi yangdikemukakan oleh Kamil dan Sarhan

menekankan pada sejumlah

pengalaman pendidikan, budaya,

sosial, olah raga, seni yang

disediakan oleh sekolah bagi para

peserta didiknya di dalam dan di luar

sekolah, dengan maksud mendorong

mereka untuk berkembang

menyeluruh dalam segala segi dan

mengubah tingkah laku merekasesuai dengan tujuan pendidikan

yang ditetapkan[4].Dan juga definisi

kurikulum dalam UU Sisdiknas No.

20/2003 dikembangkan ke arah

seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

Page 84: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 84/179

penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan tertentu[5].

Berdasarkan pengertian-

pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kurikulum itu

adalah merupakan landasan yang

digunakan pendidik untuk

membimbing peserta didiknya ke

arah tujuan pendidikan yang

diinginkan melalui akumulasi

sejumlah pengetahuan, ketrampilandan sikap mental. Ini berarti bahwa

proses Pendidikan Islam bukanlah

suatu proses yang dapat dilakukan

secara serampangan, akan tetapi

hendaknya mengacu pada

konseptualisasi manusia paripurna,

baik sebagai khalifah maupun ‘abd,

melalui transformasi sejumlah

pengetahuan ketrampilan dan sikap

mental yang harus tersusun dalamkurikulum pendidikan Islam. Disinilah

filsafat pendidikan Islam dalam

memberikan pandangan filosofis

tentang hakikat pengetahuan,

ketrampilan dan sikap mental yang

dapat dijadikan pedoman dalam

pembentukan manusia paripurna (

al- insan al-kamil).

Cakupan, Asas-asas, dan Ciri-ciriKurikulum dalam Pendidikan

Islam

1. Cakupan Kurikulum Pendidikan

Islam

Cakupan bahan pengajaran

yang terdapat dalam kurikulum pada

masa sekarang nampak semakin

luas. Berdasarkan perkembangan

pada saat sekarang ini, maka para

perancang kurikulum memasukancakupan meliputi empat bagian.

Pertama, bagian yang berkenaan

dengan tujuan-tujuan yang ingin

dicapai oleh proses belajar mengajar.

Kedua, bagian yang berisi

pengetahuan, informasi-informasi,

data, aktivitas-aktivitas, dan

pengalaman-pengalaman yang

merupakan bahan bagi penyusunan

kurikulum yang isinya berupa matapelajaran dalam silabus. Ketiga,

bagian berisi metode penyampaian

atau cara menyampaikan mata

pelajaran tersebut. Keempat, bagian

yang berisi metode penilaian dan

pengukuran atas hasil pengajaran

tersebut[6].Kesemuaannya harus

tersusun dan mengacu pada suatu

sumber kekuatan yang menjadi

landasan dalam pembentukannya.Sumber-sumber tersebut dikatakan

sebagai asas-asas pembentukan

kurikulum pendidikan.

2. Asas-asas Kurikulum Pendidikan

Islam

Suatu kurikulum pendidikan,

termasuk pendidikan Islam,

hendaknya mengandung beberapa

komponen utama seperti tujuan, isimata pelajaran, metode mengajar,

dan metode penilaian.

Kesemuaannya harus tersusun dan

mengacu pada suatu sumber

kekuatan yang menjadi landasan

dalam pembentukannya. Sumber-

sumber tersebut dikatakan sebagai

asas-asas pembentukan kuriulum

Page 85: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 85/179

pendidikan. Asas-asa umum yang

menjadi landasan pembentukankurikulum dalam pendidikan Islam

adalah:

a. Asas Agama

Seluruh sistem yang ada

dalam masyarakat Islam, termasuk

sistem pendidikannya harus

meletakan dasar falsafah, tujuan,

dan kurikulumnya pada ajaran Islam

yang meliputi aqidah, ibadah danmuamalah. Hal ini bermakna bahwa

itu semua pada akhirnya harus

mengacu pada dua sumber utama

syariat Islam, yaitu al-Qur’an dan as-

Sunnah. Sementara sumber lainnya

sering dikategorikan sebagai metode

seperti ijma, qiyas dan ihtisan.

Pembentukan kurikulum pendiidkan

Islam harus diletakan pada apa yang

telah digariskan oleh dua sumbertersebut dalam rangka menciptakan

mausia yang bertaqwa sebagai ‘abd

dan khalifah dimuka bumi.

b. Asas Falsafah

Dasar ini memberikan arah

dan kompas tujuan pendidikan Islam,

dengan dasar filosofis, sehingga

susunan kurikulum pendidikan Islam

mengandung suatu kebenaran,terutama dari sisi nilai-nilai sebagai

pandangan hidup yang diyakini

kebenarannya. Secara umum, dasar

falsafah ini membawa konsekwensi

bahwa rumusan kurikulum

pendidikan Islam harus beranjak dari

konsep ontologi, epistemologi dan

aksiologi yang digali dari pemikiran

manusia muslim, yang sepenuhnya

tidak bertentangan dengan nilai-nilaiasasi ajaran Islam.

c. Asas Psikologis

Asas ini memberi arti bahwa

kurikulum pendidikan Islam

hendaknya disusun dengan

mempertimbangkan tahapan-

tahapan pertumbuhan dan

perkembangan yang dilalui anak

didik. Kurikulum pendidikan Islamharus dirancang sejalan dengan ciri-

ciri perkembangan anak didik, tahap

kematangan bakat-bakat jasmani,

intelektual, bahasa, emosi dan sosial,

kebutuhan dan minat, kecakapan

dan perbedaan individual dan aspek

lainnya yang berhubungan dengan

aspek-aspek psikologis.

d. Asas SosialPembentukan kurikulum

pendidikan Islam harus mengacu ke

arah realisasi individu dalam

masyarakat. Pola yang demikian ini

berarti bahwa semua kecenderungan

dan perubahan yang telah dan bakal

terjadi dalam perkembangan

masyarakat manusia sebagai mahluk

sosial harus mendapat tempat dalam

kurikulum pendidikan Islam. Hal inidimaksudkan agar out-put yang

dihasilkan menjadi manusia yang

mampu mengambil peran dalam

masyarakat dan kebudayaan dalam

konteks kehidupan zamannya[7].

Keempat asas tersebut di atas harus

dijadikan landasan dalam

pembentukan kurikulum pendidikan

Page 86: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 86/179

Islam. Perlu ditekankan bahwa

antara satu asas dengan asas lainnyatidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi

harus merupakan suatu kesatuan

yang utuh sehingga dapat

membentuk kurikulum pendidikan

Islam yang terpadu, yaitu kurikulum

yang relevan dengan kebutuhan

pengembangan anak didik dalam

unsur ketauhidan, keagamaan,

pengembangan potensinya sebagai

khalifah, pengembangankepribadiannya sebagai individu dan

pengembangannya dalam kehidupan

sosial.

3. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan

Islam

Omar Muhammad al-Toumy

al-Syaibany menyebutkan lima ciri

kurikulum Pendidikan Islam. Kelima

ciri tersebut secara ringkas dapatdisebutkan sebagai berikut:

a. Menonjolkan tujuan agama dan

akhlak pada berbagai tujuan-

tujuannya dan kandungan-

kandungan, metode-metode,

alat-alat dan tekniknya bercorak

agama.

b. Cakupannya luas dan

menyeluruh kandungannya, yaitu

kurikulum yang benar-benarmencerminkan semangat,

pemikiran dan ajaran yang

menyeluruh. Di samping itu ia

 juga luas dalam perhatiannya. Ia

memperhatikan pengembangan

dan bimbingan terhadap segala

aspek pribadi pelajar dari segi

intelektual, psikologis, sosial, dan

spiritual.c. Bersikap seimbang di antara

berbagai ilmu yang dikandung

dalam kurikulum yang akan

digunakan. Selain itu juga

seimbang antara pengetahuan

yang berguna bagi

pengembangan individual dan

pengembangan sosial.

d. Bersikap menyeluruh dalam

menata seluruh mata pelajaranyang diperlukan oleh anak didik.

e. Kurikulum yang disusun selalu

disesuaikan dengan minat dan

bakat anak didik.[8]

Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam

Secara prinsipil kurikulum

pendidikan Islam tak terlepas dari

keterkaitannya dengan dasar-dasar

dan tujuan falsafat pendidikan Islamitu sendiri. Beberapa bagian materi

kurikulum dapat saja dikembangkan

sesuai dengan tuntutan zaman dan

lingkungan manusia, tetapi

keterikatan hubungannya dengan

hakikat kejadian manusia sebagai

khalifah dan pengabdi Allah yang

setia, tidak dapat dilepaskan sama

sekali. Secara garis besarnya dalam

kurikulum pendidikan Islam harusterlihat adanya unsur-unsur; (1)

Ketauhidan; (2) Keagamaan; (3)

Pengembangan potensi manusia

sebagai khalifah Allah; (4)

Pengembangan hubungan antar

manusia; dan (5) Pengembangan diri

sebagai individu[9].

Page 87: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 87/179

Kurikulum Pendidikan Islam

memiliki beberapa prinsip yangharus ditegaskan. Al-Syaibany dalam

hal ini menyebutkan tujuh prinsip

kurikulum pendidikan Islam, yaitu:

Pertama, prinsip pertautan

yang sempurna dengan agama,

termasuk ajarannya dan nilai-

nilainya. Setiap bagian yang terdapat

dalam kurikulum, mulai dari tujuan,

kandungan, metode mengajar, cara-

cara perlakuan dan sebagainya harusberdasar pada agama dan akhlak

Islam. Yakni harus terisi dengan jiwa

agama Islam, keutamaan, cita-cita,

dan kemauannya yang baik sesuai

dengan ajaran Islam.

Kedua, prinsip menyeluruh

(universal) pada tujuan-tujuan dan

kandungan-kandungan kurikulum,

yakni mencakup tujuan membina

akidah, akal, dan jasmaninya, dan hallain yang bermanfaat bagi

masyarakat dalam perkembangan

spiritual, kebudayaan, sosial,

ekonomi, politik termasuk ilmu-ilmu

agama, bahasa, kemanusiaan, fisik,

praktis, profesional, seni rupa, dan

sebagainya.

Ketiga, prinsip keseimbangan

yang relatif antara tujuan-tujuan dan

kandungan kurikulum.Keempat, prinsip perkaitan

antara bakat, minat, kemampuan-

kemampuan, dan kebutuhan belajar.

Begitu juga dengan alam sekitar baik

yang bersifat fisik maupun sosial

dimana pelajar itu hidup dan

berinteraksi.

Kelima, prinsip pemeliharaan

perbedaan-perbedaan individualdiantara para pelajar, baik dari segi

minat maupun bakatnya.

Keenam, prinsip menerima

perkembangan dan perubahan

sesuai dengan perkembangan

zaman dan tempat.

Ketujuh, prinsip keterkaitan

antara berbagai mata pelajaran

dengan pengalaman-pengalaman

dan aktivitas yang terkandung dalamkurikulum[10].

Kurikulum Pendidikan Islam dalam

Menghadapi Tantangan Zaman

Di dalam era millenium baru

ini, efek negatif dari globalisasi dan

krisis lingkungan hidup harus

dihadapi oleh agama yang notebene

selalu mendidik ke arah perdamaian,keadilan, dan kesejahteraan hidup.

Itu pula yang dihadapi oleh

Pendidikan Islam sekarang dan yang

akn datang. Padahal persoalan

internal Pendidikan Islam sendiri,

baik secara kelembagaan maupun

keilmuan, masih menghadapi

persoalan-persoalan klasik yang

belum terpecahkan sampai sekarang,

dari persoalan managemen,ketenagaan, sumber dana, sampai ke

masalah infrastruktur dan

kurikulum[11].

Dari kenyataan di atas

menyebabkan kualitas Pendidikan

Islam sangat rendah. Di sisi lain hal

tersebut mengakibatkan para

pengelola Pendidikan Islam tidak lagi

Page 88: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 88/179

sempat dan mampu mengantisipasi

adanya tantangan globalisasi yangsudah begitu jelas menghadang di

hadapannya. Lebih lanjut lagi

menurut Amin Abdullah bahwa

Pendidikan Islam masih selalu

bergerak dengan perspektif “inward 

looking”  (berorientasi ke dalam),

tidak banyak upaya pengembangan

ke luar karena masih sibuk

mengurusi diri sendiri sehingga

menyebabkan terjadinya stagnasi.Dalam menghadapi perkembangan

global, Pedidikan Islam harus mulai

membuka diri dengan menggunakan

perspektif  “outward looking” , yakni

memahami apa yang terjadi dan

berkembang di dunia global untuk

kemudian mengantisipasinya dengan

perbaikan-perbaikan ke dalam[12].

Dampak negatif yang turut

menyertai globalisasi terhadapPendidikan Islam di antaranya, krisis

moral. Melalui tayangan acara-acara

di media elektronik dan media massa

lainnya, yang menyuguhkan

pergaulan bebas, sex bebas,

,

perselingkuhan, pornografi,

kekerasan, dan lain-lain. Hal ini akan

berimbas pada perbua

,pemerkosaan, hamil di luar nikah,

penjambretan, pencopetan,

penodongan, pembunuhan oleh

pelajar, malas belajar dan

punya integritas dan krisis akhlaq

lainnya. Yang ke dua dampak negatif 

dari era globalisasi adalah krisis

kepribadian. Dengan kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan di

suatu negara yang menyuguhkankemudahan, kenikmatan dan

kemewahan akan menggoda

kepribadian seseorang. Nilai

kejujuran, kesederhanaan,

kesopanan, kepedulian sosial akan

semakin terkikis.Melihat berbagai

hal dampak negatif yang ditimulkan

oleh perkembangan zaman tersebut,

maka sudah suatu keharusan bagi

Pendidikan Islam untuk merumuskankurikulum yang mampu

menghasilkan lulusan-lulusan yang

kebal terhadap dampak negatif 

tersebut.

Selain dampak negatif, arus

perkembangan zaman juga

memunculkan tantangan semakin

hilangnya batas-batas semu

antarnegara dan bangsa di dunia

akibat arus modal, jasa, komoditas,pengetahuan, dan manusia yang

saling melintas antarperbatasan. Hal

tersebut mangkibatkan dunia

menjadi “rata”, artinya semua

pesaing memiliki kesempatan yang

sama, sehingga mereka yang tidak

mampu menggunakan dan

memanfaatkan peluang dan

kesempatan yang ada, akan segera

tertinggal. Dalam konteks penidikan,negara-negara yang tidak bisa

menghasilkan lulusan-lulusan

berkualitas internasional akan segera

tertinggal di arena kompetisi

dunia.[13]

Untuk menjawab berbagai tantang

tersebut minimal ada enam orientasi

atau pendekatan dalam

Page 89: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 89/179

pengembangan kurikulum

Pendidikan Islam, meliputi:1. Pendekatan Rasionalisme

Akademik

Pendekatan ini menganut

asumsi bahwa kurikulum merupakan

transmisi budaya, nilai dan

pengetahuan serta ketrampilan.

Kurikulum harus mampu membuat

peserta didik menggunakan kaidah-

kaidah yang berpikir ketat dan

terkendali dalam menguasai ilmuyang diajarkan.

2. Pendekatan pengembangan

proses kognitif 

Pendekatan yang tidak hanya

mengutamakan konten pendidikan

tetapi juga bagaimana mengolah

konten tersebut. Setiap aktifitas

pembelajaran berpusat pada siswa

dan proses yang terjadi di dalamkelas. Dasar pikiran yang digunakan

adalah peserta didik harus dilihat

sebagai unsur yang interaktif dan

adaptif dalam sistem.

3. Pendekatan struktur

pengetahuan

Asumsinya adalah penekanan

yang benar dalam proses

pembelajaran adalah membukawawasan peserta didik akan struktur

pengetahuan. Peserta didik harus

memahami ide-ide yang

fundamental, kosnep-kosnep dasar,

serta materi yang diajarkan

diorganisasikan dalam pola

hubungan satu sama lain, baik

hubungan di dalam disiplin ilmu

maupun bersifat interdisipliner.

4. Pendekatan teknologis

Pendekatan yang menekankan

pada teknologi bagaimana ilmu

pengetahuan itu ditransfer dan

bagaimana memberi kemudahan-

kemudahan dalam proses

pembelajaran.

5. Pendekatan aktualisasi diri

Kurikulum adalah alat untuk

memperoleh pengalaman yang

terbaikdalam upaya memenuhi

kebutuhan-kebutuhan psikologik

secara keseluruhan. Sebagai alat,

kurikulum harus mempunyai daya

pebebas untuk pembentukan

integritas personal peserta didik.

6. Pendekatan relevansi-

rekonstruksi sosial

Menurut pendekatan ini,

kurikulum harus mencerminkan

hubungan-hubungan permasalahan

sosial masa kini dan masa depan

dengan perkembangan peserta didik

yang sesuai. Perkembangan sosial

dan pengaruh timbal balik terhadapkualitas mentalitas dan kualifikasi

diri peserta didik harus dijadikan

dasar pemikiran dalam

pengembangan kurikulum.[14]

Selain pendekatan-

pendekatan yang diambil dalam

pengembangan kurikulum

Pendidikan Islam guna menghadapi

Page 90: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 90/179

tantangan zaman, lembaga

pendidikan Islam perlu merumuskankurikulum yang menyajikan

program-program yang kompetitif.

Dilihat dari metode penyajianya,

program-program tersebut

menyentuh tiga aspek pembelajaran,

yaitu kognitif (pemahaman), afektif (

penerimaan/sikap) dan psikomotorik

(ketrampilan). Jika mengacu pada

konsep dasar pendidikan oleh

UNESCO, proses pembelajaran diLembaga Pendidikan Islam harus

dapat membantu peserta didik

memiliki lima kemampuan, yaitu to

know (meraih pengetahuan) , to do

(berbuat sesuatu), to be (menjadi

diri sendiri), to live together (hidup

berdampingan), to know god’s

creation (mengenal ciptaan

Tuhan)[15]. Bila semua aspek dan

kemampuan ini disajikan secaraterpadu, maka para lulusan lembaga

Pendidikan Islam diharapkan

memiliki keseimbangan antara

kualitas ilmu/intelektual, iman dan

amal/akhlak.

Kesimpulan

Dari ragamnya pengertian

kurikulum yang diungkapkan oleh

para ahli dapat kita tarik kesimpulan,bahwa di satu pihak ada yang

menekankan pada isi pelajaran atau

mata kuliah, dan di lain pihak lebih

menekankan pada proses atau

pengelaman belajar.Pengertian lama

tentang kurikulum lebih

menekankan pada isi pelajaran atau

mata kuliah, dalam arti sejumlah

mata pelajaran atau kuliah di sekolah

atau perguruan tinggi yang harusditempuh untuk mencapai suatu

ijazah juga keseluruhan pelajaran

yang disajikan oleh suatu lembaga

pendidikan. Sedangkan pengertian

baru lebih menekankan pada proses

atau pengalaman belajar dalam arti

sejumlah pengalaman pendidikan,

budaya, sosial, olah raga, seni yang

disediakan oleh sekolah bagi para

peserta didiknya di dalam dan di luarsekolah, dengan maksud mendorong

mereka untuk berkembang

menyeluruh dalam segala segi dan

mengubah tingkah laku mereka

sesuai dengan tujuan pendidikan

yang ditetapkan

Kurikulum Pendidikan Islam

harus memenuhi unsur-unsur; (1)

Ketauhidan; (2) Keagamaan; (3)

Pengembangan potensi manusiasebagai khalifah Allah; (4)

Pengembangan hubungan antar

manusia; dan (5) Pengembangan diri

sebagai individu. Serta prinsip-

prinsip dalam merumuskan

kurikulum Pendidikan Islam, yakni

prinsip pertautan yang sempurna

dengan agama, termasuk ajarannya

dan nilai-nilainya, menyeluruh

(universal) pada tujuan-tujuan dankandungan-kandungan kurikulum,

keseimbangan yang relatif antara

tujuan-tujuan dan kandungan

kurikulum, pemeliharaan perbedaan-

perbedaan individual diantara para

pelajar, baik dari segi minat maupun

bakatnya, menerima perkembangan

dan perubahan sesuai dengan

Page 91: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 91/179

perkembangan zaman dan tempat,

dan keterkaitan antara berbagaimata pelajaran dengan pengalaman-

pengalaman dan aktivitas yang

terkandung dalam kurikulum.

Dengan demikian tujuan dariPendidikan Islam dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bakri Marzuki. Falsafah Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. (Palu: Jurnal

Hunafa, 2008) hal. 24

[2] Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007) hal. 1-3

[3] Ibid

[4] Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam 2. (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 75[5] UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003

[6] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)

hal. 25

[7]http://afifatin.blogspot.com/2010/04/tinjauan-filsafat-pendidikan-islam.html

Di akses pada hari Sabtu 27 Oktober 2012 pada pukul 20:00 WIB

[8] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)

hal. 127

[9] Jalaluddin & Usman Said. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan

Perkembangan Pemikirannya. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999) hal. 51-52

[10] Abuddin Nata. Filsafat Pendidikan Islam 1. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997) hal. 128

[11] Kata Pengantar Amin Abdullah. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi .

(Yogyakarta: Presma UIN-Suka, 2004) hal. ix

[12] Ibid

[13] Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hal. 91

[14] Moch. Fuad. Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi . (Yogyakarta:

Presma UIN-Suka, 2004) hal. 85-87

[15] http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-tantangan-pendidikan-

islam.htmlDi akses pada hari Sabtu 27 Oktober 2012 pada pukul 20:30 WIB

Page 92: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 92/179

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT

Oleh : Ahsan Hasbullah

Pendahuluan

Potensi sumber daya manusia

merupakan aset nasional sekaligussebagai modal dasar pembangunan

bangsa. Potensi ini hanya dapat

digali dan dikembangkan serta

dipupuk secara efektif melalui

strategi pendidikan dan

pembelajaran yang terarah dan

terpadu, yang dikelola secara serasi

dan seimbang dengan

memperhatikan pengembangan

potensi peserta didik secara utuh

dan optimal. Oleh karena itu, strategi

manajemen pendidikan perlu secara

khusus memperhatikan

pengembangan potensi peserta didik

yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa (unggul), yaitu

dengan cara penyelenggaraan

program pembelajaran yang mampu

mengembangkan keunggulan-

keunggulan tersebut, baik

keunggulan dalam hal potensi

intelektual maupun bakat khusus

yang bersifat keterampilan (gifted 

and talented ).

Strategi pembelajaran yang

dilaksanakan selama ini masih

bersifat masal, yang memberikan

perlakuan dan layanan pendidikan

yang sama kepada semua peserta

didik. Padahal, mereka berbeda

tingkat kecakapan, kecerdasan,minat, bakat dan kreativitasnya.

Strategi pelayanan pendidikan

seperti ini memang tepat dalam

konteks pemerataan kesempatan,

akan tetapi kurang menunjang usaha

mengoptimalisasikan pengembangan

potensi peserta didik secara cepat.

Hasil beberapa penelitian Depdikbud

(1994) menunjukkan sekitar

sepertiga peserta didik yang dapat

digolongkan sebagai peserta didik

berbakat (gifted and talented)

mengalami gejala “prestasi kurang”

(underachiever ).

Hal yang sama dikemukakan

oleh Munandar (1992) cukup banyak

peserta didik berbakat yang

prestasinya di sekolah tidak

mencerminkan potensi intelektual

mereka yang menonjol. Salah satu

penyebabnya adalah kondisi-kondisi

ekternal atau lingkungan belajar

yang kurang menunjang, kurang

menantang kepada mereka untuk

mewujudkan kemampuannya secara

optimal. Padahal, upaya untuk

mencapai keunggulan melalui

strategi pelayanan pendidikan

Page 93: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 93/179

massal akan memiliki konsekuensi

sumberdaya pendidikan (dana,tenaga dan sarana) yang kurang

menguntungkan. Model strategi

pelayanan pendidikan alternatif 

perlu dikembangkan untuk

menghasilkan peserta didik yang

unggul melalui pemberian perhatian,

perlakuan dan layanan pendidikan

berdasarkan bakat, minat dan

kemampuannya.

Peserta didik yang memilikikemampuan dan kecerdasan luar

biasa merupakan kelompok kecil,

data di Balitbang Depdikbud (1994)

menunjukkan hanya 2 - 5% dari

seluruh peserta didik yang ada.

Jumlah ini semakin meningkat pada

 jenjang yang lebih tinggi, di tingkat

SMU jumlah peserta didik

berkemampuan dan berkecerdasan

luar biasa mencapai 8%. Lebih lanjutdikemukakan berdasarkan

intelegensi Wechsler peserta didik

berbakat intelektual tergolong

“sangat unggul” (IQ 130 keatas)

berjumlah 2,2% dan tergolong

“unggul” (IQ 120-129) berjumlah

6,7% dari populasinya. Jumlah ini

memang masih tergolong kecil,

namun secara potensial mereka

unggul dalam salah satu ataubeberapa bidang yang meliputi

bidang-bidang intelektual umum dan

akademis khusus, berpikir kreatif-

produktif, psikososial

/kepemimpinan, seni/kinestetik dan

psikomotorik.

Strategi pelayanan

pendidikan alternatif dalam

manajemen pendidikan perlu

dikembangkan untuk menghasilkanpeserta didik yang unggul, melalui

pemberian perhatian, perlakuan dan

layanan pendidikan berdasarkan

bakat minat dan kemampuannya.

Agar pelayanan pendidikan yang

selama ini diberikan kepada peserta

didik mencapai sasaran yang

optimal, maka pembelajaran harus

diselaraskan dengan potensi peserta

didik.Merujuk kepada konsep

keberbakatan yang menggunakan

perspektif yang lebih inklusif dan

bersifat majemuk serta karakteritik

umum yang dapat diidentifikasi,

maka kebutuhan belajar siswa

berbakat secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian

besar yaitu: 1) kebutuhan dalam

mengembangankan kemampuanintelektual dan kreatifitas; dan 2)

kebutuhan dalam mengembangkan

aspek sosial-emosional dan motivasi.

Oleh karena itu pembelajaran

bagi siswa berbakat seharusnya

diarahkan untuk mengembangkan

kedua hal tersebuat. Hal yang sering

terabaikan dalam pembelajaran

termasuk pembelajar siswa berbakat

dalam hal pengembangan kreativitasdan sosial-emosional. Pembelajaran

biasanya lebih banyak

mengembangkan aspek intelektual.

Hal ini dapat dimaklumi karena guru

dalam melakukan pembelajaran

sering terburu-buru dan kehabisan

waktu untuk mengerjar terget

kurikulum. Aspek kreativitas anak

Page 94: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 94/179

 jarang tersentuh. Maka menjadi

tidak mengherankan, jika pendidikankita hanya menghasilkan siswa yang

siap untuk ujian bukan siswa kreatif 

yang siap mengahadapi tantanganhidup.

A. Konsep “Keberbakatan” dan Anak Berbakat

Perlu untuk mendefinisikan dengan tepat apa yang dimaksud dengan

keberbakatan dan anak berbakat (giftedness and gifted student), terutama

 jika siswa tersebut dibandingkan dengan murid-murid yang “sekadar “cerdas

(lihat table 14.1) berikut ini :

Anak Cerdas Anak “Gifted” 

• Tahu jawabannya

• Tertarik• Memerhatikan

• Bekerja keras

• Menjawab pertanyaan

• Menikmati bergaul dengan teman

sebaya

• Baik dalam mengingat

• Belajar dengan mudah

• Mampu mendengarkan dengan baik

• Puas dengan diri sendiri

• Melontarkan pertanyaan

• Sangat ingin tahu• Terlibat secara fisik maupun mental

• Banyak bermain tetapi nilainya

tetap bagus

• Mempertanyakan jawabannya

• Lebih suka bergaul dengan anak

yang lebih tua

• Pintar menebak dengan benar

• Mudah bosan karena sudah tahu

 jawabannya

• Menunjukkan perasaan dan opiniyang kuat

• Sangat perfeksionis dan kritis

terhadap diri sendiri

Tabel 14.1 Anak-anak cerdas versus gifted 

(Daniel Muijs & David Reynold, 2008 : 259)

Untuk menjelaskan siapa

yang dimaksud dengan anakberbakat, dapat dilihat dari

perspektif sejarah yang panjang.

Dilihat dari perspektif sejarah,

konsep anak berbakat dapat dilihat

secara konservatif, yaitu hanya

difokuskan kepada kemampuan

intelektual tinggi yang diukur oleh

tes inteligensi, menghasilkan indek

disebut IQ. Menurut perspektif inidiasumsikan jumlahnya 1% dari

populasi. Menurut perspektif 

konservatif , orang yang

dikategorikan memiliki keberbakatan

adalah mereka yang memiliki IQ 

antara 130-144 gifted, 145-159

Page 95: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 95/179

highly gifted  dan < 160  profoundly 

gifted.Istilah “gifted”  biasanya

digunakan untuk menunjuk anak-

anak yang menunjukkan skor yang

lebih tinggi secara signifikan di atas

skor rata-rata untuk tes-tes

kemampuan seperti WISC III, Raven’s

Progressive Matrices, atau the

Cognitive Ability Test . Untuk

mudahnya, skor pada 2 persen

tertinggi pada rentang tes-tessemacam itu (biasanya di atas 125)

dianggap menunjukkan giftedness.

Di sekolah, sejumlah faktor lain juga

dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan untuk memasukkan atau

tidak memasukkan murid tertentu ke

dalam program-program “gifted .” Ini

termasuk nilai-nilai akademik murid,

pendapat profesional guru, dan

kadang-kadang juga pandanganorangtua dan murid itu sendiri.

(Daniel Muijs & David Reynold, 2008

: 259)

Tidak ada konsensus di

kalangan para pendidik tentang siapa

yang seharusnya diidentifikasi gifted 

dan talented . Kadang-kadang

mereka yang gifted  diidentifikasi

terutama melalui skor IQ tradisional.

Mereka yang memiliki skor IQ di atas125-130 dipersepsi memiliki fungsi

kognitif yang sangat tinggi dan oleh

sebab itu dianggap gifted . Akan

tetapi, seperti ayng dijelaskan

sebelumnya, peneliti dan teoritisi

seperti Sternberg (1985,2002) dan

Gardner (1983,202)

mempertanyakan ketunggalan

intelligensi dan sebaliknya

mengusulkan ide tentang multipleintelligences, yang memunculkan

pertanyaan apakah mereka yang

gifted  seharusnya diidentifikasi di

masing-masing ranah multiple

intellegnces. Terakhir, giftedness

ditetapkan secara kultural dan

mungkin memiliki bentuk yang

berbeda di budaya-budaya yang

berbeda.

Dalam literatur kepustakaanditemukan berbagai istilah dan

definisi anak berbakat atau

keberbakatan. Istilah ini

menunjukkan suatu perkembangan

dari pendekatan “uni-dimensional ”

(seperti ditulis olehh Terman yan

menggunakan intellegensi sebagai

criteria tunggal untuk

mengidentifikasi anak berbakat,

yaitu IQ 140) ke pendekatan “multi dimensional ”. Pendekatan ini yang

mengakui keragaman konsep dan

criteria keberbakatan, yang

memerlukan cara-cara dan alat-alat

yang berbeda pula untuk

mengidentifikasinya. (Utami

Munandar, 2004 : 22)

Pada Seminar Nasional

Alternatif Program Pendidikan Bagi

Anak Berbakat, bulan November1981 dan kemudian juga pada

Seminar Workshop on Program

 Alternatives for the Gifted and 

Talented, bulan April 1982 di Jakarta

terlah dirumuskan bahwa yang di

maksud dengan anak berbakat ialah

mereka yang karena memiliki

kemampuan-kemampuan yang

Page 96: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 96/179

unggul mampu memberikan prestasi

yang tinggi.(http://blog.persimpangan.com/blog

 /2007/08/29/anak-berbakat/  )

Menurut pendekatan yang

lebih inklusif, yang dimaksud anak

berbakat adalah mereka yang tidak

hanya memiliki kemampuan

intelektual tinggi, tetapi juga

memiliki kemampuan kreativitas,

sosial-emosional dan motivasi

(gifted) dan memiliki keunggulandalam satu atau lebih bidang

tertentu dalam musik, sastra,

olahraga dan sebagainya (talented)

sehingga mereka memerlukan

layanan khusus dalam pendidikan.

Keberbakatan yang saat ini dianut

oleh banyak akhli di banyak negara

adalah keberbakatan yang menganut

perspektif yang lebih inklusif, karena

keberbakatan bukan merupakansesuatu yang tunggal (hanya

menyakut intelektual), tetapi

merupakan konsep majemuk.

(Zaenal Alimin, 2008)

1. Definisi USEO

Dalam seminar nasional

mengenai Alternatif Program

Pendidikan bagi Anak berbakat

yang diselenggarakan oleh Badan

Penelitian dan pengembanganPendidikan dan Kebudayaan,

Pusat Pengembangan Kurikulum

dan Sarana Pendidikan bekerja

sama dengan yayasan

Pengembangan Kreativitas pada

tanggal 12-14 Nopember 1981 di

Jakarta (Utami Munandar, 1982)

disepakati bahwa :Anak berbakat adalah

mereka yang oleh orang-orang

professional diidentifikasi

sebagai anak yang mampu

mencapai presasi yang tinggi

karena mempunyai kemampuan-

kemampuan yang unggul. Anak-

anak tersebut memerlukan

program pendidikan yang

berdiferensiasi dan/ataupelayanan di luar jangkauan

program sekolah biasa agar

dapat merealisasikan sumbangan

mereka terhadap masyarakat

maupun untuk pengembangan

diri. Kemampuan-kemampuan

tersebut, baik secara potensial

mauoun yang telah nyata,

meliputi :

a. kemampuan intelektualumum

b. Kemampuan akademik

khusus

c. Kemampuan berpikir kreatif 

produktif 

d. Kemampuan memimpin

e. Kemampuan dalam salah

satu bidang seni

f. Kemampuan psikomotor

Definisi ini merupakanadopsi dari U.S. Office of 

Education (Maryland, 1972) dan

dalam kepustakaan biasanya

disebut sebagai definisi USOE.

Implikasi dari definisi ini

bagi identifikasi dan

pengembangan anak berbakat

adalah : Pertama, bahwa harus

Page 97: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 97/179

dibedakan antara bakat sebagai

potensi yang mungkin belumterwujud dan bakat yang sudah

terwujud dan nyata dala prestasi

yang unggul. Kedua, bahwa anak

berbakat memerlukan pelayanan

dan program pendidikan

khusussesuai dengan potensi,

minat dan kemampuannya.

2. Konsepsi Renzuli

Konsepsi Renzuli dan

kawan-kawan (1981) tentangkeberbakatan yang dikenal

dengan istilah “Three Ring

Conception” menyatakan bahwa

tiga cirri pokok yang merupakankriteria (persyaratan)

keberbakatan ialah keterkaitan

antara :

a. Kemampuan umum di atas

rata-rata,

b. Kreativitas di atas rata-rata,

c. Pengikatan diri terhadap

tugas (task commitment)

yang cukup tinggi.

Konsepsi ini dapatdigambarkan sebagai

berikut :

Gambar 1.1

Konsepsi Renzulli Tentang keberbakatan

(J.S Renzulli dkk,1981:19 dalam Utami Munandar, 2004:26)

Adapun penjelasan dari

masing-masing konsep atau

karakteristik keberbakatan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan di atas rata-rata

(above average ability)

Kemampuan umum di atas rata-rata

merujuk pada kenyataan antara lain

bahwa peserta didik berbakat

memiliki perbendaharaan kata-kata

yang lebih banyak dan lebih maju

dibandingkan peserta didik biasa;

Page 98: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 98/179

cepat menangkap hubungan sebab

akibat; cepat memahami prinsipdasar dari suatu konsep; seorang

pengamat yang tekun dan waspada;

mengingat dengan tepat serta

memiliki informasi aktual; selalu

bertanya-tanya; cepat sampai pada

kesimpulan yang tepat mengenai

kejadian, fakta, orang atau benda.

Dalam istilah “kemampuan umum”

tercakup berbagai bidang

kemampuan yang biasanya diukuroleh tes intelehensi, prestasi, bakat,

kemampuan, mental primer, dan

berpikir kreatif. Sebagai contoh ialah

penalaran verbal, numerical,

kemampuan spasial, kelancaran

dalam memberikan ide, dan

orisinalitas.

b. Kreativitas (Creativity)

Kelompok kedua dimiliki anak

berbakat adalah krativitas sebagaikemampuan umum untuk

menciptakan sesuatu yang baru,

sebagai kemampuan untuk

memberikan gagasan-gagasan baru

yang dapat diterpak dalam

pemecahan masalah, atau sebagai

kemampuan untuk melihat

hubungan-hubungan baru antara

undur-unsur yang sudah ada

sebelumnya. Ciri-ciri kreativitasantara lain: menunjukkan rasa ingin

tahu yang luar biasa; menciptakan

berbagai ragam dan jumlah gagasan

guna memecahkan persoalan; sering

mengajukan tanggapan yang unik

dan pintar; tidak terhambat

mengemukakan pendapat; berani

mengambil resiko; suka mencoba;

peka terhadap keindahan dan segi-

segi estetika dari lingkungannya.c. Pengikatan Diri/Komitmen

Terhadap Tugas (Task 

Commitment )

Kelompok karakteristik ketiga yang

dtemukan pada individu yang kreatif 

ialah pengikatan terhadap tugas

sebagai bentuk motivasi internal

yang mendorong seseorang untuk

tekun dan ulet mengerjakan

tugasnya, meskipun mengalamimacam-macam rintangan atau

hambatan, menyelesaikan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya,

karena ia telah mengikatkan diri

terhadap tugas tersebut atas

kehendaknya sendiri. Komitmen

terhadap tugas sering dikaitkan

dengan motivasi instrinsik untuk

berprestasi, ciri-cirinya mudah

terbenam dan benar-benar terlibatdalam suatu tugas; sangat tangguh

dan ulet menyelesaikan masalah;

bosan menghadapi tugas rutin;

mendambakan dan mengejar hasil

sempurna; lebih suka bekerja secara

mandiri; sangat terikat pada nilai-

nilai baik dan menjauhi nilai-nilai

buruk; bertanggung jawab,

berdisiplin; sulit mengubah pendapat

yang telah diyakininya.Definisi operasional tentang

keberbakatan ini merupakan bagian

esensial dari setiap program khusus

untuk anak berbakat karena

memberikan arah, baik untuk sistem

identifikasi ataupun untuk praktek

pendidikan khusus anak berbakat.

Page 99: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 99/179

B. Karakteristik Anak Berbakat

Siswa-siswa yang gifted  dantalented  dapat memiliki beragam

karakteristik, terutama bila kita

menerima konsep multiple

intelligences. Hal ini termasuk fungsi

kognitif yang luar biasa, kemampuan

untuk menyimpan banyak informasi,

proses berpikir yang fleksibel,

keterampilan mengatasi masalah

yang kreatif, perbendaharaan kata

yang banyak, pengetahuan ekstensif tentang subjek-subjek tertentu,

bakat seni atau bakat fisis yang

tinggi, keterampilan meta kognitif 

yang sangat baik, dan standar

performa yang tinggi. Turnbull dan

rekan sejawatnya (2004 : 198)

mengorganisasikan ciri-ciri menjadi

lima kategori yang memberikan

petunjuk bagi guru tentang apa yang

perlu diamati dalam mengidentifikasisiswa-siswa gifted yang mungkin ada

di kelasnya :

a. Kepandaian umum. Siswa dengan

kepandaian umum di atas rata-

rata dapat menangkap konsep-

konsep yang kompleks dan

abstrak secara mudah. Mereka

sering memiliki perbendaharaan

kata yang luar biasa,

melontarkan banyak pertanyaan,dan mendekati masalah dengan

cara-cara yang unik dan kreatif.

b. Kemampuan akademik tertentu.

Siswa-siswa gifted  sering

memiliki informasi dan

keterampilan dalam subjek

akademik tertentu yang jauh

lebih tinggi disbanding teman-

teman sebayanya. Mereka

biasanya mencapai pemahamanyang tinggi di bidang penalaran

matematis, penelitian ilmiah,

atau menulis karena mereka

haus membaca dan telah

membaca bacaan orang dewasa

sejak usia dini.

c. Pemikiran yang produktif dan

kreatif. Sisws-siwa gifted 

seringkali sangat kreatif. Kualitas

ini tampak dalam cirri-ciri, sepertiintuitif, insightful  (penuh

wawasan, ingin tahu dan

pleksibel. Siswa membawa ide-de

orisinal dan melihat hubungan-

hubungan yang sering kali tidak

dilihat oleh orang lain. Kreatifitas

mereka mungkin terekspresi

dalam perilaku berani mengambil

resiko dan kadang-kadang dala

bentuk selera humt yang luarbiasa.

d. Kemampuan memimpin.

Individu-individu gifted  kadang-

kadang menunjukkan

keterampian intrapersonal yang

tinggi dan kemampuan untuk

memotivasi dan memimpin

orang lain.

Kepemimpinan menuntut

kemampuan memahami oranglain, mengetahui perilaku

seseorang dalam kelompok,

memiliki kepekaan terhadap

perubahan, sadar dan dapat

memperlakukan strategi baik

terhadap individu maupun

kelompok, seta berinteligensi di

atas rata-rata. Selain itu,

Page 100: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 100/179

diasumsikan ia mampu

mengambil keputusan,penyesuaian diri, memiliki

keluwesan, percaya diri,

tanggung jawab, loyal, memiliki

toleransi terhadap orang lain dan

memiliki keterarahan serta

mampu berkomunikasi dengan

orang lain. Selanjtnya pula

adalah memiliki keterampilan

manajeria; seperti mampu

mengatur waktu, mengaturkelompok, mengkomunikasikan

sasaran yang ingin dicapai dalam

aktivitas tertentu, juga sifat-sifat

kepemimpinan lainnya. (Conny

Semiawan, 1997 : 66)

e. Seni rupa atau seni pertunjukan.

Sebagian siswa memiliki talenta

seni visual, fisik, atau seni

pertujukan. Mereka menguasai

berbagai keterampilan fisik danartistic dengan jauh lebih cepat

dan jauh lebih baik dibandingkan

teman-teman sebayanya. Siwa

dengan disabilitas kognitif,

emosional, atau fisik tertentu

mungkin saja memiliki

keterampilan seni rupa atau

pertunjukkan yang tinggi.

Individu-individu gifted  dantalented  memiliki keterampilan

emosional dan sosial yang bervariasi

selama mereka tumbuh dewasa.

Sebagian sangat popular dan

memiliki emosionalitas yang sangat

seimbang dan mejadi juara di

sekolah. Individu-individu gifted 

lainnya kurang memiliki

keterampilan sosial dan mungkin

memiliki berbagai masalahemosional serius. Mereka mungkin

melihat dirinya sendiri berbeda

dengan orang lain dan mungkin

enggan untuk bergabung dengan

orang lain di berbagai kegiatan sosial

atau kerja kelompok selama

pelajaran di kelas. Kurangnya

keterampilan sosial dan/atau

kematangan emosional ini kadang-

kadang dapat menutupi lalenta yangluar biasa, yang menjadi alasan lain

mengapa yang banyak tidak disadari

keberadaannya. Banyak individu

gifted  yang berprestasi buruk di

sekolah dan tidak popular di mata

guru, dan talenta mereka hanya

ditengarai setelah dewasa.

Richard I Arrends (2008)

mengemukakan pentingnya untuk

mengidentifikasi anak-anak gifted dan talented  sedini mungkin dalam

karir sekolahnya. Adapun

karakteristik yang diusulkan untuk

mengidentifikasi anak-anak gifted

adalah sebagai berikut :

a. Anak menggunakan

pembendaharaan kata yang

terlalu canggih untuk anak

seusianya.

b. Anak memiliki kemampuanuntuk membuat bentuk-bentuk

atau pola-pola yang tidak biasa

dengan menggunakan berbagai

macam media.

c. Anak memiliki pemahaman dini

tentang konsep-konsep abstrak

seperti kematian dan waktu.

Page 101: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 101/179

d. Anak mampu menguasai

keterampilan baru denganbeberapa kali pengulangan saja.

e. Anak menunjukkan berbagai

keterampilan fisik yang canggih.

f. Anak menunjukkan keterampilan

penalaran yang canggih yang

dapat dilihat melalui

penjelasannya tentang berbagai

kejadian.

g. Anak menggunakan elaborasi

verbal spontan untuk berbagaipengalaman baru.

h. Anak menunjukkan selera humor

selama percakapan normal.

Penting untuk diingat bahwa

anak-anak berkembang dengan

tingkat kecepatan yang berbeda-

beda dan oleh karenanya skor

mereka pada sebuah tes yang

diberikan pada suatu titik waktu

tidak terukir di atas batu. Giftednesspada usia tertentu mungkin hanya

merupakan akibat perkembangan

yang lebih cepat, yang bias saja

menghilang ketika anak-anak lain

mampu mengejar

ketertinggalannya. Juga perlu diingat

bahwa skor pada tes kemampuan

tidak benar-benar mencerminkan

kemampuan bawaan, tetapi juga

merupakan hasil pengaruhlingkungan, seperti modal cultural

orangtua dan kemampuan mereka

untuk menyediakan lingkungan yang

menstimulasi secara intelektual.

Skor pada tes kemampuan juga

dapat dipengaruhi oleh pendidikan

anak. Identifekasi giftedness oleh

karenanya merupakan pertanyaan

empiric pada satu titik waktu

tertentu, dan akan perlu direviu.Giftedness dapat bersifat

umum, meluas ke berbagai

pelajaran sekolah, atau bersifat

spesifik, terbatas pada bidang

tertentu seperti matematika,

menulis kraeatif atau sains. Murid-

murid semacam ini akan meraih

prestasi tinggi pada pelajaran (-

pelajaran) tersebut, dan meraih

prestasi rata-rata atau hanya sekadarmampu di pelajaran(-pelajaran) lain.

Mereka biasanya juga sangat tertarik

di bidang itu. (Daniel Muijs & David

Reynold, 2008 : 261)

Terlepas dari gifted  secara

intelektual, murid-murid dapat juga

gifted  dengan cara lain. Contoh-

contoh tipikal untuk itu termasuk

murid-murid yang gifted  di bidang

seni, atau di bidang sepak bola.Murid-murid semacam ini belum

tentu menunjukkan prestasi yang

tinggi secara intelektual. Tetapi jelas

memiliki gift  tertentu bada bidang

yang lain.

Secara lebih rinci Utami

Munandar (1992) mengungkapkan

ciri-ciri (indikator) peserta didik

berbakat sebagai berikut :

1. Indikator Intelektual/belajar

a. mudah menangkap pelajaran

b. mudah mengingat kembali

c. memiliki perbendaharaan

kata yang luas

d. penalaran tajam (berpikir

logis, kritis, memahami

hubungan sebab akibat)

Page 102: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 102/179

e. daya konsentrasi baik

(perhatian tidak mudahteralihkan)

f. menguasai banyak bahan

tentang macam-macam topik

g. senang dan sering membaca

h. mampu mengungkapkan

pikiran, perasaan atau

pendapat secara lisan/tertulis

dengan lancar dan jelas

i. mampu mengamati secara

cermat j. senang mempelajari kamus,

peta dan ensiklopedi

k. cepat memecahkan soal

l. cepat menemukan

kekeliruan atau kesalahan

m. cepat menemukan asas

dalam suatu uraian

n. mampu membaca pada usia

lebih muda

o. daya abstraksi cukup tinggip. selalu sibuk menangani

berbagai hal

2. Indikator kreativitas

a. memiliki rasa ingin tahu yang

besar

b. sering mengajukan

pertanyaan yang berbobot

c. memberikan banyak gagasan

dan usul terhadap suatu

masalahd. mampu menyatakan

pendapat secara spontan dan

tidak malu-malu

e. mempunyai/menghargai

rasa keindahan

f. mempunyai pendapat sendiri

dan dapat

mengungkapkannya, tidak

mudah terpengaruh orang

laing. memiliki rasa humor tinggi

h. mempunyai daya imajinasi

yang kuat

i. mampu mengajukan

pemikiran, gagasan

pemecahan masalah yang

berbeda dari orang lain

(orisinil)

 j. dapat bekerja sendiri

k. senang mencoba hal-halbaru

l. mampu mengembangkan

atau merinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi)

3. Indikator motivasi

a. tekun menghadapi tugas

(dapat bekerja terus menerus

dalam waktu yang lama, tidak

berhenti sebelum selesai)

b. ulet menghadapi kesulitan(tidak lekas putus asa)

c. tidak memerlukan dorongan

dari luar untuk berprestasi

d. ingin mendalami

bahan/bidang pengetahuan

yang diberikan

e. selalu berusaha berprestasi

sebaik mungkin (tidak cepat

puas dengan prestasinya)

f. menunjukkan minat terhadapmacam-macam masalah

“orang dewasa” (misalnya

terhadap pembangunan,

korupsi, keadilan dan

sebagainya)

g. senang dan rajin belajar,

penuh semangat, cepat

bosan dengan tugas-tugas

Page 103: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 103/179

rutin dapat mempertahankan

pendapat-pendapatnya(kalau sudah yakin akan

sesuatu, tidak mudah

melepaskan hal yang diyakini

tersebut)

h. mengejar tujuan-tujuan

 jangka panjang (dapat

menunda pemuasan

kebutuhan sesaat yang ingin

dicapai kemudian)

i. senang mencari danmemecahkan soal-soal

C. Model Pembelajaran Anak

Gifted dan Talented

Mengajar murid-murid gifted 

di kelas regular dapat menimbulkan

sejumlah masalah. Murid-murid

semacam itu dapat dengan mudah

merasa bahwa ini pelajarannya tidak

menantang dan membosankan dankemampuan intelektual mereka

tidak akan teraasah oleh kurikulum

reguler. Merek a tidak akan

mendapatkan manfaat penuh dari

pengalaman di kelas dan tidak akan

dapat bekerja sesuai potensinya.

Kebosanan mereka dapat meambuat

mereka sama sekali kehilangan

minat untuk sekolah, dan di

beberapa kasus mengakibatkanmereka sering membolos dan

menunjukkan berbagai perilaku

disruptif, dan justru cenderung

kurang berprestasi. Penelitian

menunjukkan bahwa bagi mereka

banyak hal yang mereka pelajari di

sekolah hanya membuang-buang

waktu karena mereka sudah tahu

sebagian besar kurikulum yang

diajarkan (Ness dan Latessa, 1979;Kantrowitz dan Wingers, 1992;

Parke, 1991).

Oleh karena itu perlu ada

model atau perlakuan tersendiri bagi

murid-murid gifted, di antaranya

sebagai mana kemukakan oleh

Daniel Muijs & David Reynold (2008 :

261-266) adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan kemampuan

Cara pertama untukmenawarkan pendidikan yang

lebih cocok untuk anak-anak

gifted  adalah melalui ability 

grouping (pengelompokan

kemampuan).Kesimpulannya

bahwa pengelompokan

kemampuan secara keseluruhan

tidak mempengaruhi prestasi

secara signifikan, tetapi cara itu

memiliki sedikit efek negativpada prestasi murid-murid

berkemampuan rendah dan

sedikit efek positif pada murid-

murid berkemampuan tinggi.

Jadi, tidak mengherankan bahwa

metode ini telah diadvokasikan

sebagai cara mengajar murid-

murid gifted . Jelas, diajar di

dalam setting berkemampuan

tinggi akan memungkinkan guruuntuk meangajarkan isi pelajaran

dengan tingkat lebih tinggi dan

dengan kecepatan yang lebih

tinggi pula, dan oleh karenanya

dapat menangkal beberapa

masalah dalam pengajaran

reguler seluruh kelas yang

membuat muraid-muarid gifted 

Page 104: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 104/179

merasa bosan. Ada beberapa

bukti penelitian bahwapengelompokan kemampuan

yang fleksibel benar-benar

menguntungkan bagi murid-

murid gifted  dan talented 

(berbakat) (Tieso, 2003).

Beberapa ahli menyarankan

pengelompokan gender untuk

murid-murid gifted , khususnya di

dalam kasus-kasus di mana

mereka gifted  di bidang-bidangyang secara tradisional dilihat

sebagai bidang yang biasanya

“dikuasai” lawan jenisnya,

misalnya murid perempuan yang

gifted di bidang matematika dan

murid laki-laki yang gifted  di

bidang bahasa Inggris. Ini dilihat

sebagai pendekatan yang

menguntungkan bagi self-esteem

maupun prestasi mereka (Gavindan Reins, 2003). Tetapi, saat ini

bukti yang mendukung praktik ini

masih terbatas.

Salah satu variasi

pengelompokan kemampuan

adalah clustergrouping. Ini

berarti bahwa sejumlah kecil

murid gifted  di tahun ajaran

tertentu ditempatkan di kelas

yang sama. Murid-murid selainmereka di kelas itu tetap

memiliki kemampuan campuran.

Ini akan lebih memudahkan guru

untuk memberikan kesempatan

belajar yang dibutuhkan kepada

murid-murid gifted  (misalnya

kurikulum yang diperkaya)

dibanding bila mereka semua

ditempatkan di kelas terpisah.

Keuntungan lainnya adalah faktabahwa murid-murid gifted  akan

memiliki kesempatan

berinteraksi dengan anak-anak

lain yang memiliki kemampuan

sama. Bagi guru-guru lain, hal ini

akan meniadakan kebutuhan

untuk harus menangani seorang

anak yang terlalu cepat matang

di kelasnya (Winebrenner dan

Devlin, 1996).Ketidakuntungannya dapat

berupa tekanan bagi orangtua

yang anaknya ditempatkan

dalam sebuah kelas “klaster”,

dan fakta bahwa menangani satu

klaster murid-murid gifted  di

kelas dengan kemampuan

campuran dapat membuat

manajemen kelas menjadi lebih

kompleks.

2. Co-operative Learning

Praktik lain yang dianggap

membantu murid-murid gifted 

adalah co-operative learning

(belajar kooperatif). Kerja

kelompok kooperatif ini dianggap

memiliki keuntungan khusus bagi

murid-murid gifted . Keuntungan

utamanya adalah fakta bahwamurid-murid gifted  dapat

bertindak sebagai mentor bagi

murid-murid yang kurang

mampu, sehingga memberikan

kesempatankepada mereka

untuk menjalankan peran

penanggung jawab di kelas, yang

akan membuat mereka tidak

Page 105: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 105/179

begitu mudah bosan dengan isi

pelajaran karena sibuk“mengajari” anak-anak lain.

Belajar sesuatu dengan harapan

akan mengajarkannya kepada

orang lain juga dianggap

menghasilkan belajar dengan

tingkat kognitif yang lebih tinggi

(Johnson dan Johnson, 1989).

Tetapi, pendekatan ini bukan

tanpa masalah. Murid-murid

gifted  dapat mulai mendominasikelompok bila mereka lebih

cenderung mengambil alih dari

pada bekerja sama. Selain itu

mereka mungkin akan cenderung

mengerjakan semuanya sendiri

dan tidak memberikan

kesempatan kepada mereka yang

kurang mampu untuk merasakan

manfaat yang penuh dari kerja

kelompok kooperatif. Murid-murid gifted    juga dapat

mengalami kesulitan untuk

memahami mengapa murid-

mirid lain tidak dapat menangkap

materinya secepat dirinya, dan

menjadi tidak sabar menghadapi

mereka (Robinson, 1993 ; Rogers,

1991). Jadi bila pendekatan ini

digunakan sebaiknya tidak

membiarkan kelompokkooperetif itu terlalu heterogen

3. Adaptasi Kurikulum

(Compacting & Enrichment )

Masalah bahwa murid-murid

gifted  menguasai kurikulum

dengan lebih cepat dibanding

murid-murid lain dan tidak perlu

mengulangi bagian kurikulum

yang pernah diajarkan sepertiyang lazim diterapkan dapat

ditangkal melalui   curriculum

compacting (pemadatan

kurikulum). Ini berarti bahwa

materi kurikulum yang pernah

dipelajari dihilangkan dari

kurikulum itu dan diganti dengan

materi baru yang lebih

menantang bagi murid-murid

yang diidentifikasi gifted  atauberkemampuan lebih tinggi. Reis

et.al (1998) menemukan bahwa

mereka dapat mengeliminasi

sampai dengan separuh

kurikulum dengan cara ini di

dalam studi mereka tentang

murid-murid usia sekolah dasar

yang diidentifikasi gifted. Dengan

menggunakan test keterampilan

dasar, mereka menemukanbahwa praktik ini tidak

merugikan prestasi murid, karena

prestasi murid-murid yang

menggunakan kurikulum yang

dipadatkan tidak berbeda

dengan prestasi murid-murid

yang diperbandingkan, yang

mengguakan kurikulum penuh.

Penyesuaian kurikulum lain

adalah penggunaan   enriched curriculum (kurikulum yang

diperkaya). Ini berarti bahwa

kurikulum itu disesuaikan dengan

kebuthan murid-murid gifted 

dengan menambahkan kegiatan-

kegiatan yang membutuhkan

keterampilan berpikir,

menyelidiki, eksplorasi, dn

Page 106: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 106/179

menemukan sesuatu dengan

tingakt yang lebih tinggi.Kurikulum yang diperkaya

seharusnya memasukan studi

yang lebih elaborative, kompleks,

dan mendalam tentang ide-ide

atau tema-tema utama dan

mendorong murid untuk

menghasilkan pengetahuan baru

atau merekonseptualisasikan

pengetahuan yang sudah ada.

Kurikulum untuk murid-muridgifted  dan talented seharusnya

memasukan dasar pengetahuan

yang luas sedapat mungkin

intedisipliner dan

mengeksplorasi berbagai

perkembangan baru di bidang itu

(Van Tassel – Baska, 1994).

Beberapa studi menunjukkan

bahwa murid-murid gifted di

kelas-kelas yang dierkayamenunjukkan prestasi yang

lebiyh tinggi secara signifikan

disbanding murid-murid gifted di

kelas-kelas yang tidak diperkaya.

Meskipun pengayaan dan

pemadatan kurikulum kadang-

kadang dapat juga terjadi di kelas

reguler, tetapi penggunaannya

seringkali dengan bentuk

withdrawal group, di manamurid-murid gifted di kelas itu di-

withdrawal (diambil dari kelas

regular mereka selama beberapa

waktu pada hari itu untuk

member mereka kesempatan

mengikuti berbagai kegiatan

pengayaan.

4.   Peer Tutoring and Mentoring

Salah satu kegiatan yangcukup menjanjikan adalah  peer 

tutoring. Murid-murid gifted 

akan dihubungkan dengan

seorang pakar atau seseorang

yang berpengalam di bidang

tertentu dari luar sekolah. Ini

terutama cocok untuk murid-

murid yang telah menunjukkan

kemampuan belajar mandiri yang

kuat dan sangat termotivasiuntuk mengerjakan proyek atau

program tertentu. Mentornya,

terlepas dari pengetahuannya

yang luas di bidang yang

dimaksud, harus menunjukkan

antusiamenya terhadap

pelajaran itu, memiliki

kemampuan komunikasi yang

baik, dan mau serta mampu

bekerja dengan anak-anak.Mentor tersebut bias orang tua,

mantan murid, atau orang lain di

masayarakat, misalnya anggota

organisasi seni setmpat. Bila

kondisi-kondisi ini dipenuhi,

penatalaksanaan mentoring bisa

sangat memperkaya pengalaman

anak gifted.

5. Accelerated Learning Accelerated Learning (belajar

yang dipercepat) adalah opsi lain

untuk murid-murid gifted.

Konsep ini biasnya mengacu

padapraktek memberikan

kesempatan kepeda murid-murid

gifted  untuk menyelesaikan

kurikulumnya dengan lebih cepat

Page 107: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 107/179

dibanding teman-teman

sebayanya. Ini dapat memilikiberbagai macam bentuk seperti

misalnya umur masuk sekolah

dasar, sekolah lanjutan, atau

universitas, yang lebih awal;

lompat kelas (grade skipping)

atau advanced placement ;

menempatkan murid gifted 

bersama-sama murid-murid dari

kelas yang lebih tinggi selama

beberapa waktu setuap hariuntuk satu mata pelajaran atau

lebih; menempatkan murid di

kelas gabungan (antara murid-

murid dari kelas yang lebih

rendah dan yang lebih tinggi);

dan advanced placement di mana

murid sekolah dasar diikutkan di

dalam pelajaran tertentu di

sekolah lanjutan setempat atau

murid-murid sekolah menengahdiikutkan di dalam kuliah

tertentu di sebuah lembaga

pendidikan tinggi selama

beberapa waktu perminggi di

mana mereka dapat belajar lebih

banyak tentang suatu topik

(Southeren dan Jones, 1991;

Galagher, 1985)

Berbagai macam praktik ini

menunjukkan bahwa sulit untukmenyimpulkan tentang

efektivitas akselerasi. Tetapi,

sejumlah keuntungan telah

dikemukakan tentang ini

(Southern dan Jones, 1991; Davis

dan Rimm, 1988), termasuk:

a. Meningkatkan efisiensi

belajar

b. Meningkatkan efektivitas

belajarc. Menyelaraskan kurikulum

dengan kebutuhan murid

d. Mengenalkan murid dengan

kelompok baru (yang lebih

matang)

e. Lebih banyak waktu untuk

karir

f. Lebih banyak piihan untuk

eksprasi akademik.

g. Menghindari kebosananh. Menghindari pengasingan

dari teman-temannya yang

kurang gifted.

Tetapi ada beberapa kerugian

yang dikemuakan. Salah satu

yang terpenting adalah bahwa

meskipun murid-murid secara

akademik lebih unggul di banding

murid-murid lain sesusianya,

mereka mungkin sama unggulnyasecara sosial. Oleh karena itu,

menempatkan mereka di sebuah

kelompok dengan teman-teman

yang lebih tua dapat memiliki

konsekuesnsi sosial yang

negative, di mana anak-anak

gifted ini mengalami kesulitan

untuk menyesuaikan diri dengan

kelompoknya. Murid-murid

lainnya mungkin juga cenderungtidak membiarkan anak yang

lebih muda dan “lompat kelas”

itu untuk beradatasi di dalam

kelompoknya. Giftednee di

sebagian kasus merupakan hasil

perkembangan yang lebih cepat

tetapi bern bukan akibat

karaktersifat temporer distik

Page 108: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 108/179

yang permanen. Akselerasi juga

dapat menjadi masalah yangkompleks bagi sekolah, tertama

dalam kaitannya dengan

pengaturan jadwal.

Sejumlah studi menemukan

bahwa sejumlah akselerasi

memiliki efek-efek positif pada

prestasi anak-anak gifted, baik

dalam jangka pendek maupun

 jangka panjang (Benbow;1991;

Van Tassel-Baska, 1992; Brodydan Sanley, 1991). Juga tidak ada

bukti bahwa akselerasi beerefek

negative pada perkembangan

sosial-emosional anak, meskipun

cukup masuk akal untuk

memperkirakan bahwa efek-efek

ini akan sedikit berbeda

tergantung bentuk akselerasi

yang digunakan. Jadi, advance

placement kemungkinan besartidak akan menimbulkan efek

yang merusak, sementara lompat

kelas mungkin memiliki efek

semacam itu, tergantung

anaknya. Tetapi banyak murid

gifted yang ditemukan lebih

matang secara sosial dan sering

kali mencari teman-teman yang

lebih tua. (Janos dan Robinson,

1985; Gallagher, 1985; Robinsondan Noble, 1991; Southern dan

Jones, 1993).

Sejumlah peneliti (misalnya

Benbow, 1991) mengusulkan

beberapa pedoman yang

dipertimbangkan sebelum

mengambil keputusan tentang

akselerasi, yaitu :

a. Kemampuan intelektual anak

harus diperiksa secarakomprehensif dengan

menggunakan beragam ukuran

termasuk tes prestasi

akademik, untuk memastikan

bahwa anak itu mampu secara

intelektual untuk

diakselerasikan.

b. Kesiapan sosial emosional anak

harus diases oleh psikolog.

Anak mestinya tidakmenunjukkan adanya

oenyesuaian dan menunjukkan

motivasi belajar yang tinggi.

c. Baik anak maupun orang

tuanya harus dilibatkan dalam

pengambilan keputusan

tentang akselerasi. Keduanya

harus mau melakukannya, dan

tidak oleh ada paksaan.

d. Guru yang menerima harusantusias tentang akselerasi itu

dan mau membantu anak

untuk menyesuaikan diri.

e. Grade advancement 

seharusnya terjadi pada titik

transisi alamiah, misalnya pada

awal tahun ajaran baru.

f. Grade advancement 

seharusnya di atur sebagai

tindakan percobaan. Setelahmasa percobaan, anak khusus

diberi kesempatan bila ingin ke

kelasnya semula.

g. Guru seharusnya berusaha

untuk tidak mencitakan

sekpektasi yang berlebihan

dari Grade advancement  dan

 juga tidak menganggap anak

Page 109: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 109/179

gaga bila program itu tidak

berjalan dengan baik.

6. Differentiated Instruction

Selain hal-hal yang di atas,

untuk model pembelajaran yang

biasa digunakan untuk anak

berbakat adalah dengan model

pembelajaran berdiferensiasi

(differentiated instruction).

Pendekatan ini menghendaki

agar kebutuhan pendidikansiswa berbakat dilayani di dalam

kelas reguler. Program ini

menawarkan serangkaian

pilihan belajar pada siswa

berbakat dengan tujuan

menggali dan mengarahkan

pengajaran pada tingkat

kesiapan, minat, dan profil

belajar yang berbeda-beda.

Dalam pengajaranberdiferensiasi ini, guru

menggunakan: (a) beragam cara

agar siswa dapat me-

ngeksplorasi isi kurikulum, (b)

beragam kegiatan atau proses

yang masuk akal sehingga siswa

dapat mengerti dan me-miliki

informasi dan ide, serta (c)

beragam pilihan di mana siswa

dapat men-demonstrasikan apayang telah mereka pelajari

(Tomlinson, 1995).

Pengajaran

berdiferensiasi tidak berarti

memberikan tugas yang sama

pada seluruh siswa dan

melakukan penyesuaian untuk

siswa berbakat dengan

membedakan tingkat kesulitan

pertanyaan, memberikan tugasyang lebih sulit pada mereka,

atau membiarkan siswa

berbakat menyelesaikan

program regulernya kemudian

bebas mengerjakan permainan

sebagai pengayaan. Pengajaran

ini juga tidak berarti

memberikan lebih banyak

tugas, misalnya soal

matematika, pada siswa yangtelah menguasai materi

pelajaran tersebut. Sebaliknya,

pengajaran berdiferensiasi

ditandai oleh empat

karakteristk umum, yaitu:

a. Pengajaran berfokus pada

konsep dan prinsip pokok

materi pelajaran. Dalam hal

ini, semua siswa

mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar.

Dengan cara seperti ini,

semua siswa, termasuk siswa

yang agak lambat (struggling

learners) bisa memahami dan

menggunakan ide-ide dari

konsep yang diajarkan. Pada

saat yang sama, siswa

berbakat memperluas

pemahaman dan aplikasikonsep pokok tersebut.

Pengajaran lebih

menekankan siswa untuk

memahami materi pelajaran

dan bukannya menghapal

serpihan-serpihan informasi.

Pengajaran berbasis konsep

dan prinsip mendorong guru

Page 110: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 110/179

untuk memberikan beragam

pilihan dalam belajar.b. Evaluasi kesiapan dan

perkembangan belajar siswa

diakomodasi ke dalam

kurikulum. Hal ini

mengisyaratkan bahwa tidak

semua siswa memerlukan

satu kegiatan atau bagian

tertentu dari proses

pembelajaran secara sama.

Guru perlu terus menerusmengevaluasi kesiapan dan

minat siswa dengan memberi

kan dukungan bila siswa

membutuhkan interaksi dan

bimbingan tambahan, serta

memperluas eksplorasi siswa

terutama bagi mereka yang

sudah siap untuk

mendapatkan pengalaman

belajar yang lebihmenantang.

c. Ada pengelompokan siswa

secara fleksibel. Dalam

pengajaran berdi ferensiasi,

siswa berbakat sering belajar

dengan banyak pola, seperti

belajar sendiri-sendiri, belajar

berpasangan, maupun belajar

dalam kelompok. Kadang-

kadang tugas juga perludirancang berdasarkan

tingkat kesiapan siswa, minat,

gaya sebelajar siswa maupun

kombinasi antara tingkat

kesiapan, minat, dan gaya

belajar. Cara belajar linier

dan klasik juga digunakan

untuk mengajarkan ide baru.

d. Siswa menjadi penjelajah

aktif (active explorer ). Tugasguru adalah membimbing

eksplorasi tersebut. Karena

beragam kegiatan dapat ter-

 jadi secara simultan di dalam

kelas, guru akan berperan

sebagai pem-bimbing dan

fasilitator, dan bukannya

sebagai dispenser informasi.

(Abdul Mukti & Adjie Sayekti,

2008)Kesimpulan

Setiap anak memiliki

kebutuhannya masing-masing yang

beda-beda yang mesti

diperlakukankan sesuai dengan

kebutuhannya tersebut. Penyesuaian

perlakuan tersebut dilakukan

sebagai upaya menggali dan

mengambangkan setiap potensi yangdimiliki anak. Anak berbakat (gifted)

memiliki kebutuhan yang berbeda

dengan dengan anak yang lainnya.

Jika anak-anak gifted  tersebut tidak

teridentifikasi dan tidak diperlakukan

sesuai dengan karakteristik

kebutuahnnya, maka potensi

keberbakatan yang dimilikinya

tersebut, tidak akan dapat

berkembang dengan baik. Alaih-alihdapat berkembang, yang terjadi

malah bias lebih buruk dari itu.

Walaupun di kalangan para ahli

konsep anak berbakat belum

disepakati secara bulat, namun

dalam perspektif baru seiring telah

bergesernya makna dan paradigma

kecerdasan dari uni dimension ke

Page 111: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 111/179

arah multi dimension, yakni teori

kecerdasan ganda (MultipleIntelligences), makna keberbakatan

anak pun lebih kompleks, tidak

hanya yang memiliki IQ di atas rata-

rata, namun lebih dari itu, ia

memiliki kecerdasan lain pada aspek-

aspek yang lainnya.

Ada sejumlah model

pembelajaran yang bisa dilakukan

dalam menangani atau melayani

anak-anak gifted, di antaranya

adalah : a) pengelompokkankemampuan (ability grouping); b)

adaptasi kurikulum melalui

pengayaan (enrichment ) dan

pemadatan (compacting); c) Co-

operative learning; d)  Accelerated 

Learning; e) Peer Teaching and 

Mentoring; dan f) Differentiated 

Instruction.

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Zaenal. Pembelajaran Anak Berbakat , tersedia (online) http://z-

alimin.blogspot.com/2008/05/pembelajaran-anak-berbakat.html. Tanggal

Akses : 26/12/2008

Arrennd, Richad, I. Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007.

Balitbang Depdikbud. (1994). Kurikulum Peserta didik Yang Memiliki Kemampuan

dan Kecerdasan Luar Biasa, pada Pendidikan Dasar dan Menengah ,

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.BruderFIC, A. deteksi Dini Terhadap Anak Berbakat. Tersedia (Online) http:

//www. bruderfic. or.id /h-63/deteksi-dini-terhadap-anak-anak-

berbakat.html. Tanggal akses : 26/12/2008

Gallagher, J.J. Teaching The Gifted Child . Boston : Allyn & Bacon, 1985)

Gardner, Frame of Mind. New York : Basic Book, 1983.

Johnson, D.W dan Johnson, R. T, Cooperetive Learning : What Special Educator 

Want To Know. Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall, 1989

Muijs, D dan Rynold, D. Effective Teaching, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2008

Mukti, Abdul & Adjie Sayekti, Pembelajaran Anak Berbakat , Error! Hyperlinkreference not valid.. Tanggal Akses : 26/12/2008

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka

Cipta, 2004.

Ness dan Latessa, Gifted Children and Self teaching Techniques. Directive Teacher,

1979

Renzulli, Joseph S., Reis Selly M., Smith Linda H. (1981). Gifted and Talented 

Education in Perspective. Virginia: Eric, Clearing House.

Page 112: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 112/179

Robinson, N.M. Parenting the Very Young Gifted Children. Stors CT : The National

Research Center on The Gifted and Talented, University of Conecticut,1993)

Semiawan, Conny, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : Grasindo,

1997.

Tiel, Julia Maria van. Perlu Memahami Anak Berbakat , http://gifted-

disinkroni.blogspot.com/2007/02/perlu-memahami-anak-berbakat.html

Tanggal Akses : 26/12/2008

Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, Pedoman mendeteksi Anak Didik .

Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum departemen

pendidikan Nasional, 2003.Wikipedia, Gifted Education, Tersedia (online) http ://en. wikipedia.org

/w/index.php? title=Talented_ and Gifted program&redirect=no. Tanggal

akses : 26/12/2008

 __________, Intellectual Giftedness, tersedia (online) http: // en. wikipedia. org/

wiki/ Gifted, Tanggal Akses : 26/12/2008

PASAR MODAL

Oleh: Udin Saripudin

Pendahuluan

Sektor riil atau sektor

moneter secara garis besar dapat

dibagi dalam dua katagori yakni

pasar uang dan pasar modal. Pasar

uang adalah bertemunya permintaan

dan penawaran terhadap mata uang

lokal dan asing atau dengan kata lain

pasar yang memperdagangkan valas,

sedangkan pasar modal adalah

transaksi modal antara pihak

penyedia modal (investor) dengan

pihak yang memerlukan modal

(pengusaha) dengan menggunakan

instrumen saham, obligasi, reksa

Page 113: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 113/179

Dana dan instrumen turunannya

(derivatif instrument )Pada masa sekarang arus

uang dan modal jarang dihubungkan

dengan keperluan transaksi

perdagangan internasional dan

kebutuhan modal untuk investasi

 jangka panjang. Tetapi

perekonomian konvensional melihat

pasar uang dan pasar modal sebagai

sarana investasi jangka pendek yang

bersifat spekulatif gunamendapatkan keutungan (gain) yang

cepat dan besar.

Khusus mengenai pasar

modal, dunia internasional di awal

abad millenium ini dikejutkan oleh

skandal keungan besar-besaran yang

menimpa perusahaan-perusahaan

raksasa Amerika serikat mulai dari

Enron, WorldCom, AOL, Walt Disney,

Vivendi Universal, Merck, GlobalCrossing, Xeroc, Tyco, yang

melibatkan lembaga investment

bank seperti CSFB, JP Morgan, dan

Merrill Lycnh, dan tentu saja tidak

terlepas dari peranan kantor akuntan

publik yang sebelumnya mengaudit

perusahaan-perusahaan tersebut.

Terbongkarnya skandal

keuangan tersebut membuat pasar

modal Amerika meradang. Hargasaham di Wall Street langsung

berjatuhan. Indeks Dow Jones yang

sebelum terjadinya skandal berada

di atas level 10.000 sempat anjlok ke

titik terendah 7.702 selama lima

tahun terakhir. Kehancuran harga

saham di Wall Street segera

menjalar ke bursa dunia lainnya.

Indeks CAC Paris, DAX Frankfurt,

Nikkei Tokyo, termasuk IHSG Jakarta,dan yang lainnya mengalami

kemorosotan tajam.

Nampaknya kita perlu

mengingat kembali perjalanan pasar

modal dunia untuk membuka sikap

kritis kita terhadap salah satu

lembaga keungan Kapitalis tersebut.

Dunia tidak akan pernah melupakan

goncangan pasar modal Amerika

“Oktober Hitam” pada tahun 1929yang menyebabkan kolapnya

perekonomian dunia khususnya

Amerika Serikat. Peristiwa yang

dikenal sebagai The Great Depression

tersebut menyebabkan kemelaratan,

kelaparan dan kesengsaraan. Sejak

tahun 1929 hingga 1933 pasar modal

Amerika kehilangan 85% nilainya.

Kemudian saat itu, indek harga

saham di Wall Street turun 22%dalam sehari. Di bulan yang sama

pula, tepatnya pada minggu terakhir

Oktober 1997, harga-harga saham

pasar modal utama dunia turun

drastis. Penurunan harga saham

tersebut berawal di Hongkong yang

merambat ke Jepang, kemudian ke

Eropa dan terakhir mampir di

Amerika.

Meskipun lembaga yang kitabicarakan tersebut bernama pasar

modal ( stock market  ), tidak berarti

segala transaksi yang terjadi di bursa

efek merupakan pertemuan antara

orang yang membutuhkan modal

dengan para investor yang ingin

menanamkan modalnya dalam suatu

perusahaan yang diminatinya.

Page 114: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 114/179

Pertemuan antara pihak yang

memerlukan modal hanya terjadisekali di pasar perdana yakni pada

saat IPO ( Initial Public Offering ).

Selanjutnya para investor bebas

memilih apakah memegang saham

yang dibelinya sebagai suatu bentuk

investasi jangka panjang atau

menahannya sebentar untuk

kemudian melepaskannya di pasar

sekunder ketika ia melihat

pergerakan harga sahammenunjukkan adanya margin. Inilah

tindakan umum yang secara terus

menerus terjadi di pasar modal yakni

keinginan untuk meraih capital gain

dalam jumlah yang besar dan dalam

waktu yang singkat.

Samuelson dan Nordhaus

mengungkapkan kegiatan spekulatif 

dalam pasar modal muncul karena

adanya harapan terpenuhi dengansendirinya. Maksudnya, jika

seseorang membeli saham tertentu

dengan harapan nilai saham akan

naik, maka tindakan ini akan

mendorong kenaikan harga-harga

saham yang bersangkutan. Keadaan

ini membuat orang semakin

terdorong untuk membeli lagi dan

hal ini menyebabkan kenaikan harga

saham lagi.Di balik kegiatan spekulatif 

tersebut, pasar sangat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal menyangkut kinerja

perusahaan yang bersangkutan yang

meliputi berapa deviden yang dibagi

kepada para pemegang saham,

prospek usaha dan keuntungan yang

akan diraih perusahaan, termasuk

kinerja perusahaan tersebut. Contohfaktual adalah terbongkarnya

skandal keungan World Com yang

dalam laporan keungannya yang

dilaporkan untung sebesar US$ 3,8

miliyar, padahal angka tersbeut

merupakan jumlah kerugian yang

diderita perusahaan. Sentimen

negatif seperti ini akan mendorong

para investor melepaskan saham

sehingga harga saham jatuh.Sementara faktor eksternal meliputi

kebijakan pemerintah, kondisi makro

ekonomi nasional, tingkat suku

bunga perbankan, kondisi

perekonomian internasional dan

perkembangan bursa saham dunia.

Jadi, setiap orang, badan

usaha dan pemerintah dalam

perekonomian Kapitalis ini pada

umumnya menginginkan terusmeningkatnya harga-harga saham

yang dicerminkan oleh peningkatan

indeks harga saham agar keuntungan

demi keuntungan dapat diraih. Inilah

gambaran ekonomi angan-angan

yang terjadi dalam lembaga

perekonomian kapitalis tersebut.

A. Defenisi Pasar Modal

Dalam melakukan kegiatanusaha ekonomi, salah satu faktor

produksi yang perlu disediakan para

pelaku bisnis adalah ketersediaan

modal. Modal adakalanya berasala

dari internal perusahaan tetapi tidak

sedikit pula yang berasal dari sumber

ekternal. Menurut ketentuan fiqih,

istilah modal dapat diartikan sebagai

Page 115: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 115/179

“segala sesuatu (kepemilikan harta)

yang memungkinkan dapat menghasilkan harta lain”  (Syafie’I,

2004: 41)

Istilah pasar modal dipakai

sebagai terjemahan dari kata “stock 

market.” Menurut Rosenberg (1983):

“Stock market is the place thrugh

which the buying and selling of stock 

 for purpose of profit for both buyers

and sellers of security take place.” 

Dengan kata lain pasar modalmerupakan tempat pembelian dan

penjualan surat-surat berharga

(efek) dengan tujuan mendapatkan

keuntungan bagi dua belah pihak

dari sekuritas yang diperdagangkan.

(Burhanuddin S, 2009:9-10)

Dalam Undang-Undang Pasar

Modal No. 8 tahun 1995, pasar

modal didefinisikan sebagai

“kegiatan yang bersangkutan denganPenawaran Umum dan perdagangan

Efek. Perusahaan Publik yang

berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Yang dimaksud dengan efek adalah

surat berharga, yaitu surat

pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda

bukti utang, unit penyertaan kontrakinvestasi kolektif, kontrak berjangka

atas efek dan setiap derivasi dari

efek. (UU No. 8, 1995, Pasal 1 angka

5)

Dari pemaparan tersebut

dapat diketahui bahwa definisi pasar

modal konvensional masih bersifat

umum, karena belum menyentuh

pada aspek apakah bentuk transaksi

yang dijalankan atau efek yangdiperdagangkan halal atau haram.

Untuk mengetahui hakikat halal-

haram, tidak ada cara lain kecuali

dikembalikan kepada determinasi

syariah.

Kegiatan pasar modal yang

dijalankan berdasarkan prinsip-

prinsip syariah dapat disebut sebagai

pasar modal syariah. Maksud dari

prinsip-prinsip syariah di pasarmodal adalah prinsip-prinsip hukum

Islam dalam kegiatan di bidang pasar

modal berdasarkan fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN MUI), baik fatwa

DSN-MUI yang ditetapkan dalam

peraturan Bapepam dan LK maupun

fatwa DSN-MUI yang telah

diterbitkan sebelum ditetapkannya

peraturan ini (Keputusan KetuaBapepam Nomor; KEP-130/BL/2006

tentang Penerbitan Efek Syariah),

sepanjang fatwa dimaksud tidak

bertentangan dengan peraturan ini

dan atau peraturan Bapepam dan LK

lain yang didasarkam pada fatwa

DSN-MUI.

Kegiatan di pasar modal

syariah berkaitan dengan

perdagangan surat berharga (efeksyariah) yang telah ditawarkan

kepada masyarakat dalam bentuk

penyertaan kepemilikan saham atau

penerbitan obligasi syariah. Menurut

fatwa No. 40/DSN-MUI 2003,

pengertian efek syariah adalah efek

sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan di

Page 116: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 116/179

biudang pasar modal yang akad

pengelolaan perusahaan, maupuncara penerbitannya memenuhi

prinsip-prinsip syariah.

Dengan demikian, antara pasar

modal syariah dengan pasar modal

konvensional berbeda. Secara

umum, perbedaan tersebut dapat

dilihat pada akad yang digunakan

dalam transaksi atau surat berharga

yang diterbitkannya. Dalam pasar

modal syariah, apabila suatuperusahaan ingin mendapatkan

pembiayaan melalui penerbitan

surat berharga, maka perusahaan

yang bersangkutan harus memenuhi

kriteria penerbitan efek.

B. Pihak-Pihak yang terlibat dalam

Pasar Modal

1. Emiten

Emiten adalah badan usaha(perseroan terbatas) yang

menerbitkan saham untuk

menambah modal atau menerbitkan

obligasi untuk mendapatkan

pinjaman kepada para investor di

Bursa Efek.

2. Perantara Emisi

Dalam pasar modal sendiri

terdapat beberapa pelantara yangterlibat secara langsung dalam

kegiatan jual-beli saham tersebut

diantaranya :

a. Penjamin Emisi

Penjamin emisi adalah

perantara yang menjamin emisi,

sehingga apabila dari emisi wajib

membeli (setidak-tidaknya

sementara waktu sebelum laku) agar

kebutuhan dana yang diperlukanemitmen terpenuhi sesuai rencana.

b. Akuntan Publik

Akuntan publik berfungsi

untuk memeriksa kondisi keungan

emitmen dan memberikan pendapat

apakah laporan keungan yang telah

dikeluarkan emitmen wajar atau

tidak

c. Perusahaan Penilai

Perusahaan penilai berfungsiuntuk memberikan penilaian

terhadap emiten, apakah nilai aktiva

emiten sudah wajar atau tidak

3. Badan Pelaksana Pasar Modal

Badan pelaksana pasar modal

adalah badan yang mengatur dan

mengawasi jalannya pasar modal,

termasuk mencoret emiten

(delisting) dari lantai bursa,memberikan sanksi kepada pihak-

pihak yang melangar peraturan pasar

modal. Di Indonesia Badan Pelaksana

Pasar Modal adalah Bapepam (Badan

Pengawas dan Pelaksana Pasar

Modal)

4. Bursa Efek

Bursa Efek merupakan

tempat diselenggarakannya kegiatanperdangangan efek pasar modal

yang didirikan oleh suatu badan

usaha. Di Indonesia terdapat dua

Bursa Efek, yaitu Bursa Efek Jakarta

(BEJ) yang dikelola oleh PT. Bursa

Eafek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya (BES) yang dikelola oleh PT.

Bursa Efek Surabaya.

Page 117: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 117/179

5. Perantara Perdagangan EfekEfek yang diperdagangkan

dalam bursa hanya boleh

ditransaksikan melalui perantara,

yaitu makelar (broker) dan

komisioner.

a. Makelar adalah pihak yang

melakukan pembelian dan penjualan

efek untuk kepentingan orang lain

dengan memperoleh imbalan.

b. Komisioner adalah pihak yangmelakukan pembelian dan penjualan

efek untuk kepentingan sendiri atau

orang lain dengan memperoleh

imbalan

6.Investor

Investor adalah pihak yang

menanamkan modalnya dalam

bentuk efek di bursa dengan

membeli atau menjual kembali efektersebut.

C. Sejarah Singkat Pasar Modal

Syariah

Dasar pemikiran

mengembangkan wacana investasi

keungan melalui pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah

berawal dari besarnya peningkatan

akumulasi kapital di kalangan umatIslam, baik dalam maupun luar

negeri. Adapun negara yang pertama

kali memperkenalkan penerapan

prinsip syariah di bidang pasar modal

adalah Jordan dan Pakistan. Karena

pemerintah Pakistan pada tahun

1980 telah menerbitkan The

Madarabas Company dan

Madarabas Ordinance. Sedangkan

pada tahun 1978, pemerintah Jordanmelalui Law No. 13 tahun 1978, telah

mengizinkan  Jordan Islamic Bank 

untuk menerbitkan Muqaradah

Bond. Izin penerbitan ini kemudian

ditindaklanjuti dengan penerbitan

Muqaradah Bond Act  pada tahun

1981.

Pasar modal syariah ternyata

mendapat sambuatan positif dari

kalangan dunia, termasuk di negaraAmerika Serikat. Pada tahun 1986

The Amana Fund, The North

 American Islamic Trust  diluncurkan

di Amerika Serikat. Tiga tahun

kemudian Dow Jones Index

meluncurkan Down Jones Islamic

Market Index  (DJIM). Shariah

suvervisory Board  (SSB) dari Dow 

 Jones Islamic Market  (DJIM)

melakukan filterisasi terhadapsaham-saham halal berdasarkan

aktivitas bisnis dan rasio

finansialnya. (Nurul Huda dan

Mustafa E. Nasution, 2007: 45)

Di Indonesia, secara historis

keberadaan pasar modal syariah

dimulai dan diperkenalkan pada

pertengan tahun 1997 melalui

instrumen Reksadana Syariah. Berkat

adanya kerja sama antara PT. BursaEfek Jakarta dengan PT Danareksa

Investment Management (DIM) pada

bulan Juli 2000 berhasil dibentuk

Jakarta Islamic Index (JII). Kemudian

pembentukan ini diikuti dengan

peluncuran Obligasi Syariah

Mudharabah oleh PT. Indosat di

penghujung 2002. namun secara

Page 118: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 118/179

resmi peluncuran pasar modal

syariah di Indonesia terjadi padatanggal 14 dan 15 Maret, setelah

melalui penandatanganan nota

kesepahaman (Memotandum of 

Understanding) antara Bapepamdengan Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Terkait dengan upaya pengembangan pasar modal syariah, DSN-MUI telah

mengeluarkan beberapa fatwa yaitu sebagai berikut;

No.05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang jual beli saham

No.20/DSN-MUI/IX/2000 Tentang pedoman pelaksanaan investasi reksadana

No.32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang obligasi syariah

No.33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang obligasi syariah mudharabah

No.40/DSN-MUI/IX/2003 Tentang pedoman umum penerapan prinsip syariahdi pasar modal

No.41/DSN-MUI/II/2004 Tentang obligasi syariah ijarah

No.59/DSN-MUI/IV/2007 Tentang obligasi syriah konversi

Sebagai tindak lanjut, Bapepam juga

mengeluarkan kebijakan rekait

dengan pengembangan pasar modal

syariah. Pada tanggal 23 November

2006, Bapepam dan LK melaluiKeputusan Ketua Bapepam-LK

Nomor Kep-130/BL/2006 (Peraturan

Nomor IX.A. 13) tentang penerbitan

efek syariah dan Keputusan Ketua

Bapepam-LK Nomor Kep-

131/BL/2006 (Peraturan Nomor IX.A.

14) tentang akad-akad yang

digunakan dalam penerbitan efek

syariah.

Penerbitan paket regulasitersebut dilatar belakangi oleh

semakin derasnya tuntutan

masyarakat, baik dari kalangan

perusahaan maupun investor agar di

lingkungan pasar modal terdapat

suatu dasar hukum (peraturan)untuk menerbitkan efek di pasar

modal berdasarkan prinsip-prinsip

syariah. Kemudian melalui surat

nomor B-271/DSN/XI/2006 tanggal

24 Oktober 2006, DSN-MUI

menetapkan bahwa secara umum

kedua peraturan yang dimaksud

tidak bertentangan dengan prinsip-

prinsip syariah dan fatwa-fatwa yang

telah dikeluarkan oleh DSN-MUI.

Pembahasan

A. Perbedaan Pasar Modal

Syari’ah dengan Konvensional

Sebelumnya telah disinggung,

bahwa pasar modal konvensional

berbeda dengan pasar modal

syariah. Ada dua hal utama dalam

Page 119: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 119/179

pasar modal syariah yaitu indeks

Islam dan pasar modal syariah itusendiri. Indeks Islam menunjukkan

pergerakan harga-harga saham dari

emiten yang dikategorikan sesuai

syariah, sedangkan pasar modal

syariah merupakan institusi pasar

modal sebagaimana lazimnya yang

diterapkan berdasarkan “prinsip-

prinsip syariah”.

B. Indeks Saham Konvensional dan

Indeks Saham IslamIndeks Islam tidak hanya

dikeluarkan oleh pasar modal syariah

saja tetapi juga oleh pasar modal

konvensional. Bahkan sebelum

berdirinya institusi pasar modal

syariah di suatu negeri, bursa efek

setempat yang tentu saja berbasis

konvensional terlebih dahulu

mengeluarkan ideks Islam. Di Bursa

Efek Jakarta (BEJ) bekerja samadengan PT Danareksa Invesment

Management (DIM) meluncurkan

Jakarta Islamic Index (JII) sebelum

pasar modal syariah sendiri

diresmikan.

Adapun tujuan diadakannya

indeks Islam sebagaimana Jakarta

Islamic Index yang melibatkan 30

saham terpilih, yaitu sebagai tolak

ukur (benchmark ) untuk mengukurkinerja investasi pada saham yang

berbasis syariah dan meningkatkan

kepercayaan para investor untuk

mengembangkan investasi dalam

ekuiti secara syariah, atau untuk

memberikan kesempatan kepada

investor yang ingin melakukan

investasi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah.Perbedaan mendasar antara

indeks konvensional dengan indeks

Islam adalah indeks kkonvensional

memasukkan seluruh saham yang

tercatat di bursa dengan

mengabaikan aspek halal haram,

yang penting saham emiten yang

terdaptar ( listing ) sudah sesuai

aturan yang berlaku ( legal  ).

Akibatnya bukanlah suatu persoalan jikia ada emiten yang menjual

sahamnya di bursa bergerak di

sektor usaha yang bertentangan

dengan Islam atau yang memiliki

sifat merusak kehidupan masyarakat.

Misalnya pada awal tahun 2003 yang

lalu, di Australia ada rumah bordir

(pelacuran) yang masuk ke bursa

efek setempat.

Secara lebih rinci Dow Jonesdalam websitenya membuat kriteria

saham yang tidak boleh dimasukkan

ke dalam perhitungan Indeks Pasar

Islam ( DJ Islamic Market Indexes ),

yaitu perusahaan yang bergerak

dalam produksi;

a. Alkohol (minuman keras)

b. Babi dan yang terkait dengannya

c. Jasa Keungan

konvensional/kapitalis, seperti bankdan asuransi

d. Industri hiburan, seperti hotel,

kasino dan perjudian, bioskop, media

porno dan industri musik.

Dow Jones juga

mengemukakan pendapatan para

sarjana Islam agar tidak berinvestasi

pada perusahaan yang terkait

Page 120: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 120/179

dengan tembakau dan rokok serta

industri senjata pemusnah massal.Sementara itu, FTSE dalam

papernya, Ground Rules For the

Management of the FTSE Global 

Islamic Index Series mengemukakan

bahwa saham perusahaan yang

dimasukkan ke dalam indeks Islam

tidak boleh bergerak dalam bidang;

a. Perbankan dan bisnis keungan

lainnya yang terkait dengan bunga (

interest )b. Alkohol

c. Rokok

d. Judi

e. Asuransi jiwa

f. Peternakan Babi, pengepakan

atau pengapakan dan hal-hal lainnya

yang berkaitan dengan babi

g. Sektor atau perusahaan yang

signifikasi dipengaruhi oleh hal-hal

yang disebutkan di atash. Perusahaan yang memiliki beban

utang ribawi dengan presentasinya

terhadap aset perusahaan melebihi

batas-batas yang dianjurkan oleh

hukum Islam.

Pada Bursa Efek Jakarta,

menurut Adiwarman, dari 333

emiten yang tercatat, 236 saham

diantaranya tergolong sesuai syariah.

Sedangkan sisanya, 59 sahamtergolong “haram” atau tidak sesuai

dengan prinsip syariah, seperti

saham perbankan, minuman kersa

dan rokok. Sisanya 34 saham

tergolong subhat, seperti saham

industri perhotelan dan empat

saham mudharat.

Dari uraian di atas dapat

ditarik garis pemisah antara indeksIslam dan indeks konvensional.

Pertama, jika indeks Islam

dikeluarkan oleh suatu institusi yang

berwenang dalam pasar modal

konvensional, maka perhitungan

indeks tersebut berdasarkan kepada

saham-saham yang digolongkan

memenuhi kriteria-kriteria syariah

sedangkan indeks konvensional

memasukkan semua saham yangterdaptar dalam bursa efek tersebut.

Kedua, jika indeks Islam dikeluarkan

oleh institusi pasar modal syariah,

maka indeks syariah yang

sebelumnya sudah diseleksi oleh

pengelola.

C. Instrumen

Dalam pasar modal

konvensioanl, instrumen yangdiperdagangkan adalah surat-surat

berharga (securities) seperti saham,

obligasi, dan instrumen turunannya

(derivatif ) opsi, right, warn, dan

Reksa Dana.

Saham merupakan surat

tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan terhadap

perusahaan yang menerbitkan

saham tersebut. Sedangkan obligasimerupakan bukti pengakuan utang

dari perusahaan kepada para

pemegang obligasi yang

bersangkutan.

Opsi merupakan produk

turunan (derivatif ) dari efek (saham

dan obligasi). Robert Angg (1977)

sebagaimana dikutip Anoraga dan

Page 121: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 121/179

Pakarti mendefiniskan opsi sebagai

produk efek yang akan memberikanhak kepada pemegangnya (pembeli)

untuk membeli atau menjual

sejumlah tertentu dari aset finansial

tertentu, pada harga tertentu, dan

dalam jangka waktu tertentu.

Adapun Right adalah efek

yang memberikan hak kepada

pemegang saham lama untuk

membeli saham baru yang akan

dikeluarkan emiten pada proporsidan harga tertentu. Waran

merupakan turunan dari saham biasa

yang bersifat jangka panjang dan

memberikan hak kepada para

pemegangnya untuk membeli saham

atas nama dengan harga tertentu.

Sedangkan Reksa Dana

(mutual fund ) adalah perusahaan

investasi yang mengelola investasi

saham, obligasi, dan lain-lainnya,dengan menerbitkan surat berharga

tersendiri yang ditujukan kepada

para investor. Sehingga para investor

tersebuttidak perlu lagi melakukan

investasi langsung terhadap berbagai

surat berharga yang diperdagangkan

di bursa efek, tetapi cukup membeli

surat berharga yang diterbitkan

Reksa Dana tersebut.

Dalam pasar modal syariah,instrumen yang diperdagangkan

adalah saham, obligasi syariah dan

Reksa Dana Syariah, sedangkan opsi,

waran dan right tidak termasuk

instrumen yang dibolehkan. Adapun

yang dimaksud dengan saham dalam

pasar modal syariah sama dengan

saham dalam pasar modal

konvensional. Hanya bedanya,

saham yang diperdagangkan dalampasar modal syariah harus datang

dari emiten yang memenuhi kriteria-

kriteria syariah sebagaimana yang

penulis sebutkan dalam pembahasan

indeks Islam.

Seperti halnya, saham

syariah, obligasi syariah juga berbeda

dengan obligsi konvensional. Obligasi

konvensional merupakan suatu jenis

produk keuangan yang tidakdibenarkan dalam Islam karena

menggunakan bunga sebagai daya

tariknya. Menurut Muhammad al-

Amin, instrumen obligasi syariah

dapat diterbitkan dengan

menggunakan prinsip mudharabah,

musyarakah, ijarah, istisna, salam,

dan murabahah sehingga dari prinsip

ini nama obligasi syaraiah tergantung

pada prinsip yang mana yangdigunakan.

Di Indonesia penerbitan

obligasi syariah ini dipelopori oleh

Indosat dengan menerbitkan obligasi

syariah mudharabah Indosat senilai

Rp. 100 Miliar pada Oktober 2002

yang lalu. Obligasi ini mengalami

oversubrided dua kali lipat sehingga

Indosat menambah jumlah obligasi

yang ditawarkan menjadi Rp. 175miliyar. Langkah Indosat ini diikuti

Bank Muamalat dan Bank Syariah

Mandiri (BSM) pada tahun ini.

Dalam konsep obligasi

syariah mudharabah, emiten

menerbitkan surat berharga jangka

panjang untuk ditawarkan kepada

para investor dan berkewajiban

Page 122: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 122/179

membayar pendapatan berupa bagi

hasil atau margin fee serta pokokutang obligasi pada waktu jatuh

tempo kepada para pemegang

obligasi tersebut. Dalam hal ini,

pihak emiten berfungsi sebagai

mudharib sedangkan investor

pemegang obligasi sebagai shahibul

mal. Sementara emiten yang

menerbitkan obligasi syariah harus

memenuhi persyaratan seperti

persyaratan emiten yang masukdalam kriteria indeks Islam.

Instrumen ketiga yang

diperdagangkan dalam pasar modal

syariah adalah Reksa Dana Syariah.

Reksa Dana Syariah merupakan

sarana investasi campuran yang

menggabungkan saham dan obligasi

syariah dalam satu produk yang

dikelola oleh manajer investasi.

Manajer investasi menawarkanReksa Dana Syariah kepada para

investor yang berminat, sementara

dana yang diperoleh dari investor

tersebut dikelola oleh manajer

investasi untuk ditanamkan dalam

saham atau obligasi syariah yang

dinilai menguntungkan.

Sementara itu,

perkembangan Reksa Dana Syariah

di Indonesia masih lambat. Padatahun 2002 lalu dana masyarakat

yang terhimpun dalam Reksa Dana

Syariah baru mencapai Rp. 40 miliyar

atau sekitar 0,1 % dari tatal Reksa

Dana. Sedangkan Reksa Dana yang

ada saat ini baru Danareksa Syariah

dan Danareksa Syariah Berimbang

yang dikelola Reksa Dana PNM

Syariah yang dikelola permodalan

Nasional Madani (PNM), RifanSyariah yang dikelola Rifan Asset

Management (RAM), dan Reksa

Dana Batasa Syariah yang baru

diluncurkan PT Batasa Capital pada

tahun ini.

D. Mekanisme Transaksi

Dalam konteks pasar modal

syariah, menurut Alhabshi, idealnya

pasar modal syariah itu tidakmengandung transaksi ribawi,

transaksi yang meragukan ( gharar  ),

dan saham perusahaan yang

bergerak pada bidang yang

diharamkan. Pasar modal syariah

harus bebas dari transaksi yang tidak

beretika dan amoral, seperti

manipulasi pasar, transaksi yang

memanfaatkan orang dalam (insider 

trading), menjual saham yang belumdimiliki dan membelinya belakangan

(short selling)

Sementara itu, Obaidullah

mengemukakan etika di pasar modal

syariah, yaitu setiap orang bebas

melakukan akad ( freedom contrac)

selama masih sesuai syariah, bersih

dari unsur riba ( freedom from al-

Riba), gharar, (excessive uncertainty ),

al-Qimar/judi (gambling), al-Maisir(unearned income), manipulasi dan

kontrol harga ( price control and 

manipulation), darar (detrimen) dan

tidak merugikan kepentingan publik

(unrestricted public interest ), juga

harga terbentuk secara fair

(entitlement to transact at fair price)

dan terdapat informasi yang akurat,

Page 123: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 123/179

cukup dan apa adanya (entitlement 

to equal, adequate, and accurateinfromation).

Inti dari apa yang disebutkan

oleh Alhabshi dan Obaidullah

tersebut adalah pasar modal syariah

harus membuang jauh-jauh setiap

transaksi yang berlandaskan

spekulasi. Inilah bedanya dengan

pasar modal konvensional yang

meletakkan spekulasi saham sebagai

cara untuk mendapatkankeuntungan. Meskipun dalam kasus-

kasus tertentu seperti insider trading

dan manipulasi pasar dengan

membuat laporan keungan palsu

dilarang dalam pasar modal

konvensional.

Irfan Syauqi menjelaskan

perihal spekulasi ini. Pertama,

spekulasi hakikatnya bukanlah

kegiatan investasi. Kedua, spekulasimenyebabkan peningkatan

pendapatan bagi sekelompok

masyarakat tanpa memberikan

konstribusi apapun baik yang

bersifat positif maupun produktif.

Ketiga, spekulasi merupakan sumber

penyebab krisis keuangan. Ke empat,

spekulasi datang dari mental “ingin

kaya”.

Dalam mekanismenyatransaksi produk pasar modal

syariah, Irfan Syauqi mengemukakan

wacana bahwa transaksi pembelian

dan penjualan saham tidak boleh

dilakukan secara langsung. Dalam

pasar modal konvensional investor

dapat membeli atau menjual saham

secara langsung dengan

menggunakan jasa broker atau

pialang. Keadaan ini memungkinkanbagi para spekulan untuk

mempermainkan harga. Akibatnya

perubahan harga saham ditentukan

oleh kekuatan pasar, bukan karena

nilai intrinsik saham itu sendiri.

Menurut Syauqi Irfan, hal ini dilarang

dalam Islam. Untuk itu, dalam proses

perdagangan saham, emiten

memberikan otoritas kepada agen di

lantai bursa, selanjutnya agentersebut bertugas untuk

mempertemukan emiten dengan

calon investor tetapi bukan untuk

menjual dan membeli saham secara

langsung. Kemudian saham tersebut

dijual/dibeli karena sahamnya

memang tersedia dan berdasarkan

prinsip first come-firs served .

Perkembangan harga saham

dalam pasar modal konvensionalsudah lepas dari nilai instrinsiknya

yang dipicu oleh transaksi spekulatif,

 juga muncul dari keinginan para

pelaku pada umumnya agar harga

saham terus meningkat sebagaimana

yang dikemukakan oleh Samuelson

dan Nordhaus. Kenaikan harga

saham bukan didorong oleh

bertambahnya keuntungan

perusahaan dan jumlah devidenyang dibagikan, tetapi didorong oleh

harapan dan impian pemburu saham

terutama dari kalangan yang paling

awam. Kondisi seperti ini merupakan

sasaran empuk bagi para spekulan

yang sangat jeli dalam menganilisis

perkembangan pasar.

Page 124: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 124/179

Juga merupakan hal yang

lumrah bagi pelaku di pasar modalkonvensional untuk membeli saham

dalam satu hari (tentunya dengan

perkiraan harga saham terus

menanjak – bull market) misalnya

dengan total nilai Rp. 100 juta

dengan modal di tangan Rp. 10 juta

di mana kekurangannya Rp. 90 juta

(90%) dipinjam dari bank. Ia berani

menanggung beban bunga karena

beranggapan mungkin dalam satuhari atau beberapa hari berikutnya,

atau satu minggu hingga satu bulan

kemudian harga saham terus

meningkat.

Dalam perdagangan obligasi

syariah, menurut Muhammad

Gunawan, tidak boleh diterapkan

harga diskon atau harga premium

yang lazim dilakukan pada obligasi

konvensional. Prinsip transaksiobligasi syariah adalah al-hawalah

(transfer service atau pengalihan

piutang dengan tanggungan bagi

hasil), sehingga jual beli obligasi

syariah hanya boleh pada harga

nominal pelunasan jatuh tempo

obligasi.

Sedangkan untuk

perdagangan Reksa Dana Syariah,

manajer investasi menawarkankepada pembeli Reksa Dana Syariah

yang bersifat jangka pendek di pasar

uang dan Reksa Dana Syariah jangka

panjang di pasar saham. Misalnya

Danareksa Syariah mengalokasikan

80% investasinya di saham dan 20%

di pasar uang atau surat utang.Keuntungan yang diperoleh investor

dalam Reksa Dana Syariah ini sangat

bergantung pada bagaimana

manajer investasi menginvesatikan

dana yang dikelolanya.

Kesimpulan

Dari paparan dan analisa di

atas, kita dapat menarik satu benangmerah bahwa perbedaaan pasar

modal syari’ah dengan pasar modal

konvensional terletak pada

instrumen dan mekanisme

transaksinya. Sedangkan perbedaan

indeks saham islam dengan indeks

saham konvensional dapat dilihat

dari saham emiten yang harus

memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Penerbitan indeks saham islam inidapat dilakukan baik oleh modal

syariah maupun pasar modal

konvensional.

Secara global konsep pasar

modal syari’ah dan pasar modal

konvensional tidak jauh berbeda,

karena instrumen utama yang

diperdagangkan adalah saham.

Meskipun dalam pasar modal

syaria’ah emiten yang sahamnyadiperdagangkan harus bergerak pada

sektor yang tidak bertentangan

dengan syariat islam. Sehingga

Maqosidus Syariah dapat dicapai.

Page 125: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 125/179

Daftar Pustaka

Al-Amine, Muhammad al-Bashir Muhammad. 2001, The Islamic Bond Market;

Posibilties and Challenges, International Journal of Islamic Financial

Servicers, Valume 3, No. 1 April-June, Alhabshi, Syed Othman, Towrd an

Islamic capital Market

An-Nabhani, Taqiyyudin, 2000, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif ; Perspektif 

Islam.

Burhanuddin, S. 2009, Pasar Modal Syariah, Tinjauan Hukum, Yogyakarta: UIIPress.

Ghofur, Abdul, 2008, Penerapan Prinsip Syariah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gunawan, Muhammad, 2002, Bagaimana Seharusnya Obligasi Syari’ah,

Republika online, 7 Oktober.

Hizbutahrir. 1998, Sebab-sebab kegoncangan Pasar Modal Menurut Islam, Bogor,

Pustaka Thariqul Izzah.

Huda, Nurul, dan Mustafa Edwin Nasution, 2008, Investasi Pada Pasar Modal 

Syariah, Jakarta: Kencana

Iggi H, Achsien, Investasi Syariah di Pasr Modal ; PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta 2003Islam, Surabaya: Risalah Gusti. Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2001, Pengantar 

Pasar Modal , Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kavaljit. 1998. Memahami Globalisasi Keungan: Panduan Untuk Memperkuat 

Rakyat , Jakarta: YAKOMA-PGI.

Noer, U. Saefudin. 2003, Peluang Investasi Obligasi Syariah, Republika online, 7

Juli.

Obaidullah, Mohammed. 2001, Ethichs and Eficiency In Islamic Stock Market,

International Journal of Islamic Financial Services, Volume 3, No. 2 Julai-

September.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William P. 1997, Makro Ekonomi , Edisi 14 th,Jakarta: Penerbit Erlangga Singh,

Woods, Alan dan Grant, Ted. 1999, Diatas Mata Pisau, Perspektif Bagi Ekonomi 

Dunia.

Republika Online 2003, Batasa Luncurkan Reksadana Syariah, 24 Juli

Republika Online 2003, Pasar Modal Syariah Resmi diluncurkan, 15 Maret

Jakarta Stock Exchange, Indeks Harga Saham.

Jakarta Stock Exchange, Mengenal Pasar Modal.

Page 126: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 126/179

LEASING

(al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik)

Ditinjau dari Perspektif Pemikiran Islam

oleh : Dwi Surya Atmaja

Pendahuluan

Dari sisi etimologis, kata al-ijâramerupakan bentukan dari kata âjara

yang oleh Ala’ Eddin Khorafa

diidentikkan dengan « hire »1. Kata

ini digunakan beriringan dengan kata

ista’jara, seperti yang dapat kita

lihat pada QS. Al Qashash (2):26-27.

خیإناست جریأبإحداھمقالت

إ.اآلمیالقوىاست جرمن

أرید

أ

ا نتاحدأنكحك

ھاتی

أعل

أتممفإحجثمانت جرنى

ومعندفمعشرا

أری

أشقأ

علیك

مشاءإستجدن

.الصالحین26-27القصا

Said one of the (damsels) : « O my 

(dear) father !   engage him on

wages: truly the best of men for thee

to employ is the (man) who is strongand trusty. He said: “I intend to wed 

one of these my daughters to thee,

on condition that thou  serve me for 

eight years. But if thou complete ten

1 Ala’ Eddin Khorafa, Transactions in

 Islamic Law. Kuala Lumpur: AS Noordeen,

1997, 143

years, it will be (grace) from thee.

But I intend not to place thee under a

difficulty: Thou wilt find me, indeed,if Allah wills, one of the righteous.2

Dari konteks ayat di atas, kita lihat

bahwa kata ista’jara digunakan

untuk menggambarkan makna (1)

sewalah! (2) sewa / pekerjakan,

sementara kata ajara berarti

membayar sewa. Dengan kata lain,

ista’jara sesuai dengan pola (wazn)

istaf’ala berarti thalabu l- ijârah,sedangkan ta’jur berarti ada-u ‘amali 

l- ijârah.

Selain ayat 26 dan 27 dari Surah al-

Qashash yang menggambarkan

transaksi ijârah antara nabi Musa

dan nabi Zakaria pada pembahasan

di atas, ayat-ayat berikut juga

menjadi dasar hukum dari legalitas

operasional ijârah dalam perspektif Islam.

 أسكنوھن

م

حی

وجدكمسكن 

وھن 

راضتالووقیضتلنھیلعإو

2 Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur’an:Text, Translation and Commentary.

Maryland: Amana Corporation, 1989. p. 968

Page 127: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 127/179

ح فأنفقواعلیھحمأوالكن

حملھنیضعن

لكأرضعفإ

 6الطال.جورھنفأتوھن

Let the women live (in ‘iddah) in the

same style as ye live, according to

your means: Annoy them not, so as

to restrict them. And if they carry 

(life in their wombs), then spend 

(your substance) on them until they 

deliver their burden. And if they suckle your (offspring), give them

their recompense.

QS. At-Thalak: 6 berbicara tentang

kompensasi ekonomi yang harus

dikeluarkan oleh para suami selama

masa transisi (‘iddah) ketika mereka

akan menceraikan istri mereka. Dan

 jika sang istri sedang mengandung,

maka sang suami wajib untukmemberikan perlindungan (termasuk

materiil) sampai proses persalinan.

Bahkan, jika sang istri menyusukan si

bayi, maka suami wajib memberikan

imbal balik / ujûrah (bentuk jamak

dari ujrah).

قریأھأتیإذح فانطلقا

فوھمأفأبوأھلھاس طعما

یضی

ینقضأیریجدارفیھفوجدا

فأقامھ

خشئلقا

ل

علی

  77الكھ.أجThen they proceeded: Until when

they came to the inhabitants of a

town, they asked them for food, but 

they refused them hospitality. They 

 found there a wall on the point of 

 falling down, but he set it up

straight. (Moses) said: If thou hadst wished, surely thou couldst have

exacted some recompense for it.3

QS. Al Kahf : 77 ini berbicara tentang

nabi Khaidir dan nabi Musa yang

ketika perjalanan mereka sampai ke

sebuah kota, mereka meminta

makanan. Tapi, penduduk kota

tersebut menolak menerima mereka

sebagai tamu. Akan tetapi, ketikamereka menemukan sebuah rumah

di kota tersebut yang nyaris roboh,

mereka merehabnya4. Karena itu,

Musa berkata: Jika engkau mau,

engkau berhak untuk memperoleh

bayaran.

Keseluruhan ayat di atas

menunjukan bahwa kompensasi

bayaran (ujrah) atas sebuahpekerjaan yang dilakukan adalah

legal dalam (tidak bertentangan)

Islam. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Ibn Qadamah yang

dikutip oleh Ala’ Eddin Khorafa: This

shows that it is legal to do something

in return for a fee.5

Dengan

demikian, dasar hukum bagi

transaksi operasional ijârah

disebutkan secara eksplisit dalam al-

3 Abdullah Yusuf Ali, Op. Cit., hal. 729.

4 Abdullah Yusuf Ali menafsirkan bahwa

sangat mungkin nabi Khaidir dan nabi Musa

 juga mempekerjakan dan membayar upah

tukang dari kota tersebut.

5 Ibn Qodamah, al- Mughni, vol. 5, p. 432

dalam Ala’ Eddin Kharofa, Transactions in

 Islamic Law. Kuala Lumpur: AS Noorden,

1997, p. 145

Page 128: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 128/179

Qur’an, khususnya yang berkaitan

dengan ijarah insan (penyewaan jasa/keahlian manusia).

Makna etimologis di atas

berimplikasi pada makna

terminologisnya yang oleh Rafîq

Yunus al-Mashry dinyatakan sebagai

berikut:

خدمعلمعاوضعقاالجارة

،ناسناألععفنمىشمیق=)

مباالنتفا قأ)مثلغیر

.عینقاء6

Ijârah adalah akad timbal balik dalam

mempekerjakan jasa manusia, atau

dalam penggunaan manfaat suatu

benda yang memiliki nilai.

Penggunaan manfaat sesuatu ini

tanpa menghilangkan substansi

(kepemilikan)-nya.

Sejalan dengan Rafiq Yunus

al-Mashry, Ala’ Eddin Khorafa

menawarkan definisi bahwa ijârah

adalah : a contract on using the

benefits or services in return for 

compensation.7 Ijârah adalah

“Perjanjian untuk menggunakan

benda ataupun jasa dengan

kompensasi tertentu sebagai

imbalannya.”

Dari dua macam pengertian

di atas, kita dapat menyimpulkan

6 Rafiq Yunus al-Mashry,  Bay-ú t- taqsît :

Tahlîl Fiqhy wa Iqtishady. Beyrut : Dâr

Syam, 1997, hal. 123.

7 Opcit, 146

bahwa ijârah merupakan transaksi

ekonomi yang berkaitan dengansewa-menyewa. Transaksi ijârah ini

terjadi ketika seseorang menyewa

 jasa orang lainnya, seperti: dokter,

pengacara, tukang, kuli dan lain-lain.

Semua profesionalis ini disebut

dengan  Ajir, sedangkan orang yang

menyewa disebut dengan Musta’jir .

Bentuk lain dari ijârah tidak

berkaitan dengan penyewaan

keahlian professional seperti di atas,namun berhubungan dengan

pindahnya penggunaan benda atau

barang tertentu dari seseorang

kepada orang lain, seperti:

kendaraan, tempat tinggal, pakaian,

dll. Orang yang menyewakan

(pemilik) disebut dengan Mujir ,

sementara yang menyewa disebut

dengan Musta’jir . Masalah yang

berkaitan dengan sewa-menyewautilitas (nilai manfaat) dari suatu

benda inilah yang merupakan topik

dalam tulisan ini.

A. Syarat dalam Ijârah

Sebagai salah satu bentuk

transaksi ekonomi Islam, ijârah

secara normatif perlu untuk tunduk

kepada prinsip-prinsip ekonomi

Islam. Satu di antara prinsip yangperlu diketengahkan dalam konteks

ini adalah prinsip yang diajukan oleh

Masudul Alam Choudhury sebagai

prinsip pertama, yakni prinsip

Page 129: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 129/179

Tawheed and Brotherhood .8 Sebab

definisi mu’amalat sebagai worldly affairs semata amat bertentangan

dengan konsep keterpaduan

kegiatan duniawy dan ukhrowy

dalam Islam. Karena itu, meskipun

ijârah telah memperoleh status legal

formal dari al-Qur’an, ia masih

membutuhkan regulasi keagamaan

pada tataran operasional. Di antara

regulasi tersebut adalah sebagai

berikut:1. Penentuan harga pada saat

penyerahan barang  بتسلیالثمتسلیم

9العین

Nilai (nominal) ijârah perlu

ditentukan pada saat kontrak,

khususnya ketika transaksi

barang / jasa dilakukan. Adapun

urgensi dari syarat ini adalah

sebagaimana yang dinyatakan

oleh Ala’ Eddin Khorafa: Therent money also has to be

specified to avoid deceit and 

dispute.10 . [Jumlah] uang sewa

harus ditentukan untuk 

menghindari kecurangan dan

 perselisihan.

2. Barang ataupun jasa yang di-

ijârah-kan merupakan barang

dan jasa yang tidak bertentangan

dengan aturan-aturan Islam.Barang haram (seperti minuman

keras, babi, dll.) serta jasa

8 Masudul Alam Choudhury, Contributions

to Islamic Economics Theory. New York: St.

Martin’s Press, 1989, p. 8 – 19.

9 Ibn Rusyd al- Hafid,  Bidayatul Mujtahid 

wa Nihayatul Maksud . Darul Fikr, hal. 166

10 Ala’ Eddin Khorafa, Op. Cit. , p. 149

terlarang (seperti pencurian,

pembunuhan) tidak dapat di-ijârah-kan. Demikian pula dengan

pembayaran ijârah (ujrah) juga

mengikuti aturan ini.11

3. Utilitas (nilai manfaat) barang

atau jasa yang di-ijârahkan harus

riil / nyata. Jika utilitas tersebut

belum eksis pada saat kontrak, ia

harus tetap riil.

وقفاإلجارافوالمنافع

غررذالفكامعدومةالعقد

ونحیخللمبیومن

معدومكانواانھ:نقول

حافى

فھ

مس وفا

12

Utilitas barang ataupun jasa

bisa saja tidak eksis pada saat

kontrak, namun untuk menjaga

agar transaksi tersebut tidak

bersalin rupa menjadi gharar ,

maka keberadaan prasyarat

(condition) merupakan sebuah

keharusan. Adapun prinsip

hukumnya adalah:

ما

جازاستیفاؤ

جاالشر

ا

ستیفاؤ

األج

Keberadaan prasyarat

(condition) dalam transaksi

ijârah ini dapat kita lihat padatransaksi ijârah yang

11 Ulama sepakat akan kebolehan (ibahah)

ijârah rumah, hewan, manusia. Namun,

ulama berbeda pendapat dalam ijârah

tanah, air, muadzin, guru ngaji. Lihat

 Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul

 Maqsud , hal. 149.

12 Ibn Rusyd, Op Cit.

Page 130: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 130/179

dicontohkan oleh Rasul Allah

dari hadits-hadits berikut :

رسواستأج:عائشعن

كوأ وسعلیصلى

یھاالدیلنمرجال

كفادیعلوھخریتا 

راحلتیھمالیفدفقریش 

لیاثالعثوغاواعده

براحلتیھما

)صحی

ال خار

(الن ماأن:جا عن

الظھروشربعیروسلعلیھ

صحی(المدینة

ال خار

(

B. Ijârah dan Leasing

Dalam konteks transaksi

ekonomi, perbedaan ijârah dengan

 jual beli terletak pada hak

kepemilikan dan hak penggunaan.Pada ijârah, yang diperjualbelikan

adalah sebatas hak penggunaan

barang ataupun jasa, sedangkan hak

kepemilikan atas barang ataupun

keahlian terkait tetap berada di

tangan pemilik (Mujir). Karena itu,

kita dapat menyimpulkan bahwa

meskipun ada kemiripan, ijârah

bukan jual beli.

Masalahnya adalah ketika

kita dihadapkan dengan

menjamurnya aktifitas bisnis

kontemporer yang disebut dengan

leasing. Aktifitas ini relatif sangat

popular dan akan terus berkembang

di masa-masa mendatang. Di negara

maju, utamanya di negara-negara

yang penghasilan penduduknya jelas13, leasing yang ditawarkan

berbagai perusahaan pembiayaan

(Finance Company ), baik bank

maupun non bank menjadi pilihan.

Ketika penghasilan seseorang setelah

dikurangi berbagai biaya, termasuk

asuransi, masih menyisakan ruang

yang memadai untuk membayar

angsuran rumah, mobil, dan lain-lain,

maka orang tersebut akanmengambil opsi leasing ini.14

Sebab, kalkulasi sederhana terhadap

pembelian dengan prosedur leasing

ini sangat ringan jika dibandingkan

dengan nominal yang harus ia

keluarkan jika ia menyewa dalam

 jangka waktu tertentu dan kemudian

membelinya. Tabel berikut ini

memberikan gambaran kasar yang

cukup memadai bagi kita.

13 Karena biaya dan gaya hidup lebih

ditentukan oleh penghasilan tetap bukan oleh

penghasilan tambahan yang bersifat min

haytsu la yahtasib.

14 Di tahun 2005 ditargetkankan oleh

Asosiasi Finance Companies? 49%

pembelian kendaraan di Indonesia

menggunakan jasa perusahaan-perusahaan

pembiayaan ini (leasing).

Page 131: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 131/179

ILUSTRASI KEUNTUNGAN LEASING

KASUS HONDA JAZZ 2004HARGA CASH Rp 139.000.000,-

No Jenis

Transaksi

Sewa

Harian

Perkiraan

Harga Jual

5 th yad.

Total yg hrs dibayar

untuk memiliki

5 th yad.

Pengguna

Pertama

1

2

Leasing

Biasa (Non

Leasing)

128.000

300.000

60.000.000

100.000.000

188.000.000

424.000.000 + BBN

Diri Sendiri

Tidak Jelas

Dari tabel di atas, kita dapat melihat

bahwa selain lebih murah, kualitasmobil yang dibeli dengan cara

leasing juga lebih terjamin karena ia

sendiri yang menggunakan dan

merawat mobil tersebut sejak buka

bungkus (brand new ). Hal yang

serupa akan lebih sulit diperoleh jika

ia membeli mobil bekas (second )

sebab calon pembeli tidak tahu

dengan pasti bagaimana penggunaan

dan perawatan kendaraan terkaitoleh pengguna / pemilik pertama.

Dengan kata lain, skema leasing lebih

menarik bagi calon pembeli daripada

ia menyewa mobil selama lima tahun

dan kemudian di tahun 2009

membeli mobil second (bekas).

Istilah teknis ekonomi syari’ah untuk

leasing adalah   بالتملیلمنتھیالجارة

atau  الیجارلبیع

. Dalam konteks ini,ijârah yang pada dasarnya

merupakan aktifitas bisnis biasa

seperti jual beli hak guna atas barang

ataupun jasa dalam prakteknya

dapat mengarah kepada pembiayaan

untuk pembelian hak guna (sewa),

sekaligus pembelian barang terkait

secara berangsur. Karena itu,  البیع

االیجاري

kadang diterjemahkandengan Sewa Beli. Terjemah ini

perlu dicermati karena jika tidak

dikawal dapat menjebak praktek البیع 

االیجاري mengimitasi atau minimal

mencampur antara praktek bisnis

yang diperbolehkan   البیع dan   االجارة

dengan yang dilarang   تلبیس

بالباطالح

oleh syari’ah. Sewa menyewa

diperbolehkan dalam syari’ah,

demikian pula jual beli. Akan tetapi,bagaimana dengan penggabungan

antara keduanya? Apakah

penggabungan ini tidak masuk dalam

kategori dua akad dalam satu

transaksi?

Karena itu, minimal ada dua

persoalan yang perlu diurai (tahlil )

pada al- Ijarah al- Muntahiyah bi t-

Tamlik, yakni masalah jual beli kredit(   التقسیبیع ), pertambahan nilai harga

 jual dan masalah bercampurnya dua

transaksi dalam satu akad.

a. Ijarah dalam Skema Jual Beli

Kredit )لتقسیبی(

Page 132: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 132/179

Pada jual beli kredit, ulama masih

mempermasalahkan hukumtransaksi ini berdasarkan banyak

nash, di antaranya:

73. Yahya menyampaikan kepada

dari Malik bahwa ia telah

mendengar seseorang berkata

kepada yang lain: “Beli langsunglah

onta ini untukku sehingga aku dapat 

membelinya darimu secara kredit.

74. Yahya menyampaikan kepadakudari Malik bahwa ia telah

mendengar bahwa al-Qasim ibn

Muhammad ditanya tentang

seseorang yang membeli barang-

barang seharga sepuluh dinar secara

tunai atau lima belas dinar secara

kredit. Ia tidak membenarkannya

dan melarangnya.1

Senada dengan di atas, Rafiq Yunusal-Mishry menyatakan:

ودقیقحكیمتفریقالفقھافروقد

جاوبیفاجازواالجبیبین

الا

ه وم

رحفیاحتوعبلایببجالا

جالبیوصوال

الالفدیاھقفلا

ذفعلولفانھالبیعیتحریالي

كثیرأنشطةتجاریلحرملك

مفیدة

2

1 Imam Malik ibn Anas,  Al Muwatta:

Kumpulan Hadis dan Hukum Islam Pertama.

Aisha bint Abd. Rahman Dewley. Terj. Dwi

Surya Atmaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 1999, hal. 367.

2 Rafiq Yunus al Mishry,  Bay’u t - Taqsith,

Op. Cit., hal. 59.

Dengan kata lain, Yunus al Mishry

menyatakan bahwa jual beli kredittelah diharamkan oleh para ahli Fiqh.

Akan tetapi, kita perlu membedakan

secara tegas antara terminologi jual

beli dengan pembayaran yang

ditunda dan jual beli kredit. Bay'Jual

beli tunda ( LjƄƾƵǚ Bay’u Ajal  adalah jual beli yang

setelah syarat dan rukunnya

terpenuhi --karena sesuatu dan lainhal-- pembayarannya dilakukan pada

waktu lain.

روي

الشیخا

صل◌رسوأن

هللا

علی

سور شام

یھود

أجال)شعیرروایوف(طعاما

وف(

روای

:بنسیئ

(ورھن

درع

3:101186البخار.حدیملھ

مسلم

4:123

Pada hadits di atas, Rasul

Allah menunda pembayaran tapi

sebagai jaminan atas

pembayarannya, beliau

menjaminkan baju besinya. Dalam

artian, ada barang yang dijaminkan

sebagai ganti pembayaran tunai.

Selain itu, kuantitas, kualitas barang

yang dibeli ataupun dijaminkan,

serta kejelasan waktu pembayaran

 juga dipersyaratkan.

:وسعلیصقال

فسمن

شی

فف

كی

معلوم

روا.معلوأجالمعلوموزن

3:111البخاري

Page 133: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 133/179

Tapi, apakah kedua

terminologi ini identik dengankredit ( )ƔNJƄƬҚƵǚ  ? 

Sedangkan jual beli kredit adalah jual

beli yang pembayarannya dicicil

secara berkala, sesuai dengan

kesepakatan antara penjual dan

pembeli. Dalam banyak kasus, jual

beli kredit tidak mempersyaratkan

barang jaminan selain kredibelitas

(kemampuan mencicil) calon

pembeli menurut penilaian penjual.

Rafiq al-Mishry menyatakan bahwa

kedua jenis transaksi ini identik,

karena itu status hukumnya juga

identik:

مؤجبیوھ(النسیئبیوجواز

التقسیطبیجوایعن)الثمن

الثمنمؤجبیعالیالبیھذا

غایة

م

فی

أن

ثمن

أقساطامقس

قسلكل

منھ

.معلوأج3

Dasar dari argumen al Mishry

adalah pengaturan waktu

pembayaran kepada beberapa

tahapan, dan setiap tahap sudah

ditentukan serta sudah disepakati

nominalnya. Al-Mishry

menambahkan bahwa pada   التقسیبیع

tidak ada yang merugi; kedua belah

pihak memperoleh keuntungan:

ویعدمبیعاتھفیزیفالبائ.1

نقدفیبیالتوسیقیةأسالیبمن

ویستفی.وتقسیطا

حاف

3 Ibid.

ألجالثمزیادمالتقسیط

التقسیط

.

علصوالیستطیوالمش ر.2

،ةعلسلاا م سالاوھكالھتسابأ

استعمالھا 

أقب

دخلیمكنھ

أ

أمبدوھ.ذالمثروتھ

 خرثم

دیرتشی

باالنقد

فان

السلعفیتعجبالتقسیطیشتري

د

دسیوموجناھنمث=)طاسقأ.(4

Dengan kata lain, prosedur

pembayaran dalam jual beli kredit

secara prinsipil relatif tidak berbeda

menurut Al- Mishry. Karena itu, al

Mishry melegalkan jual beli kredit.

Permasalahannya sekarang

adalah bagaimana dengan eksistensi

dan fungsi barang jaminan? Apakah

kredibelitas calon pembeli, baik

berdasarkan penghasilan tetap (gaji)

ataupun penghasilan asumtif 

(menurut asumsi) penjual dapat

menggantikan eksistensi dan fungsi

barang jaminan sebagaimana yang

diajarkan oleh Rasul SAW?

b. Leasing dan Murabahah

Praktek al- Ijârah al-

Muntahiya bi t- Tamlik kadang

menggunakan prinsip al- Murabahahyang pembayarannya dicicil. Namun

yang perlu diperhatikan adalah

murabahah per definisi merupakan

dua jual beli beruntun yang di

dalamnya ada titik yang memisahkan

4 Ibid, hal. 15-16.

Page 134: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 134/179

antara jual beli pertama dan jual beli

kedua. Karena itu, jual beli keduaharus berlangsung setelah nasabah

menerima barang dan mengajukan

penawaran. Jika penawaran tersebut

diterima oleh institusi / orang

pembeli pertama sekaligus penjual

kedua, barulah jual beli murabahah

ini berlangsung.

Berbeda dengan di atas,

leasing company sebagai pembelipertama dan penjual kedua telah

melakukan transaksi dengan

nasabah sebelum barang diterima

nasabah. Dengan demikian, amat

sulit bagi praktek leasing untuk

menghindari larangan dua jual beli

dalam satu transaksi من(

عقدی

قف

)واحد . Jerat shari’ah lainnya untuk

leasing adalah future sale بی(

)االج

yang tidak memperhatikanketentuan shari’ah, antara lain

 jaminan atas pembayaran, kejelasan

kuantitas dan kualitas harga serta

barang pada saat transaksi.

Disamping itu, prinsip dasar dalam

shari’ah adalah seseorang tidak

dapat menuntut keuntungan jika ia

tidak menanggung resiko dari barang

yang status kepemilikannya tidak di

tangannya. Jadi, harus adapenerimaan dan penawaran baru

setelah barang diterima oleh

nasabah.

Masalah lain yang lebih pelik

adalah, future sale dalam   االیجارالبیع

itu sendiri sebab bagaimana mungkin

akan muncul at- tarâdhy atas harga

 jika keadaan / kondisi barang baru

dapat diketahui di akhir masa ijârah(sewa)? Oleh karena itu, transaksi

yang dapat dilakukan dalam konteks

ini adalah transaksi ijârah plus janji

 jual beli. Janji jual beli setelah masa

ijârah ini berakhir dapat mengikat

kedua belah pihak, namun

penentuan harga perlu ditunda

untuk disesuaikan dengan kondisi

barang nantinya. Meskipun

demikian, idealnya janji ini tidakmengikat pihak pembeli.5

c. Pertambahan Harga )لثمزیاد(

Di mata umat, pertambahan

harga dalam pembayaran tunda

ataupun kredit merupakan persoalan

yang paling mengemuka. Sebab,

bagi mereka, pertambahan harga ini

identik dengan sistem ekonomi Barat

yakni interest / usury  (bunga).Terminologi Barat dan Indonesia ini

bertentangan dengan prinsip bahwa

uang hanyalah alat tukar, ia tidak

bisa bekerja sendiri untuk

menghasilkan uang. Uang tidak bisa

berbunga uang. Prinsip kontemporer

« Don’t work for money, let’s the

money works for you »

bertentangan dengan keharusan

kasab (bekerja) dengan konsekuensi jaza’  duniawy dan ukhrawy bagi

manusia. Selain itu, sistem bunga

dalam tradisi ekonomi juga berpihak

pada kelompok pemilik modal.

5 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.

27/DSN-MUI/III/2002 tentang AL-IJARAH

AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK

tanggal 28 Maret 2002.

Page 135: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 135/179

Sistem ini menyengsarakan

kelompok miskin yang selain harusbekerja keras, juga harus

berspekulasi dengan untung-rugi.

Jika memperoleh keuntungan, maka

sebagian dari keuntungan tersebut

harus diberikan kepada pemilik

modal. Ironisnya, jika mendapat

kerugian dalam aktifitas bisnisnya,

pemilik modal harus tetap

memperoleh keuntungan. Oleh

sebab itu, sistem ini bertentangandengan prinsip keadilan dan

menindas kaum pekerja yang miskin.

Dalam lingkup antar negara, kondisi

APBN yang hampir 2/3nya digunakan

untuk membayar hutang berikut

bunganya juga menjadi bukti

ketidak-adilan sistem ini.

Ketidak-adilan sistem bunga

seperti diungkap di atas seakan telahmewakili pandangan Islam, tapi

bagaimana jika interest rate-nya

rendah? Bagaimana jika prosentase

bunga dan praktek peminjamannya

tidak menyengsarakan bahkan

menguntungkan? Bagaimana jika

yang meminjam bukan orang miskin

yang tertindas, tapi para pengusaha

cerdas dan trampil yang dengan

pinjaman tersebut justru dapatmelipatgandakan keuntungan bagi

dirinya?6

Pertanyaan-pertanyaan ini

perlu dijawab oleh mereka yang

6 Bandingkan antara interest rate di negara

maju yang kisarannya 1% - 3% per tahun

dengan bagi hasil 30% - 40% per transaksi?

perduli dengan pengembangan

ekonomi syari’ah. Kalau tidak,sinyalemen yang menyatakan bahwa

ekonomi syari’ah lebih eksploitatif 

dibandingkan ekonomi konvensional

akan memenangkan pertarungan

image publik. Kalau ini sampai

terjadi, maka kehadiran lembaga-

lembaga keuangan syari’ah akan

menjadi blunder bagi dakwah dan

syi’ar Islam di masa mendatang.

Satu hal yang perlu

dikemukakan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan di atas

adalah klarifikasi terminologis.

Ekonom muslim perlu untuk

mengemukakan bahwa dalam

mu’amalah iqtishadiyah terdapat

pembedaan yang tegas antara

pinjaman dan bisnis. Filosofi

pinjaman dan sinonimnya hutangadalah bantuan. Karena itu, spirit

dari mu’amalah ini adalah si mampu

memberikan pertolongan kepada

yang kurang mampu. Ketika yang

kurang mampu tidak dapat

mengembalikan pinjamannya, maka

ia berhak atas pertolongan lanjutan.

Firman Allah dalam surah al-Baqarah

ayat 280 sebagai berikut:   ذكاوان

الفنظرعسرة

میسر

قووأ

دصت

خی

الك

280البقر(تعلموكن م

Prinsip di atas berlaku umum.

Kapitalis sekalipun merumuskan

kebijakan bertingkat untuk

penyelesaian hutang/kredit macet

(Non Performing Loan), dari

pengurangan bunga, penghapusan

bunga, pemotongan pokok dan

Page 136: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 136/179

penghapusan bunga (hair cut),

sampai kepada penghapusan hutang.Artinya, tidak satupun manusia,

apapun isme ekonominya yang

dapat membantah kebenaran Ilahi

(logika hutang-piutang) ini. Oleh

karena itulah, pemberian pinjaman

atau hutang termasuk dalam

perbuatan baik   األعمال

الخیری .

Perbuatan baik ini akan tercemar jika

si pemberi hutang memaksa atau

menekan penghutang yang tidakmampu.

Sebaliknya, modal yang

dikeluarkan atau diberikan untuk

kepentingan bisnis tidak dapat

diterjemahkan kepada   دین sebab

filosofinya berbeda. Motif transaksi jenis ini adalah profit (keuntungan)

yang oleh Islam didefinisikan sebagai

investasi mudharabah, musyarakah

atau murabahah. Koreksi yang

diberikan oleh Islam kepada sistem

kapitalisme, khususnya pembiayaan,

adalah logika bisnis yakni

kemungkinan untung dan rugi.

Dengan kata lain, Profit and Loss

Sharing (PLS) mestinya adalahsebuah kebenaran yang berlaku

universal, lintas agama dan lintas

budaya …   !العظیصدق

Daftar Pustaka

Abdullah Yusuf Ali, The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary .

Maryland: Amana Corporation, 1989.Ala’ Eddin Khorafa, Transactions in Islamic Law . Kuala Lumpur: AS

Noordeen, 1997.

Ibn Qodamah, al- Mughni , vol. 5, p. 432 dalam Ala’ Eddin Kharofa,

Transactions in Islamic Law . Kuala Lumpur: AS Noorden, 1997.

Ibn Rusyd al- Hafid, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Maksud . Beirut:Darul

Fikr.

Imam Malik ibn Anas,  Al Muwatta: Kumpulan Hadis dan Hukum Islam

Pertama. Aisha bint Abd. Rahman Dewley. Terj. Dwi Surya Atmaja. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 1999.

Masudul Alam Choudhury, Contributions to Islamic Economics Theory . NewYork: St. Martin’s Press, 1989.

Rafiq Yunus al-Mashry, Bay-ú t- taqsît : Tahlîl Fiqhy wa Iqtishady . Beyrut : Dâr

Syam, 1997.

Page 137: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 137/179

PANDANGAN ISLAM

TERHADAP FAKTOR PRODUKSI ALAM

Oleh: Enceng Iip Syaripudin

Pendahuluan

Ekonomi tidak terlepas dari

kegiatan produksi, distribusi, dankonsumsi, ketiga kegiatan tersebut

merupakan elemen- elemen penting

dalam ekonomi yang saling terkait

dan tidak bisa jalan sendiri- sendiri,

kalau ada produksi pasti akan ada

distribusi juga konsumsi, begitupun

sebaliknya.

Faktor- faktor produksi dapat

dibedakan menjadi 4 macam: alam,

tenaga kerja, modal, dan organisasi.1

Produksi yang baik dan berhasil ialah

produksi yang dengan menggunakan

4 faktor tersebut, bisa menghasilkan

barang sebanyak- banyaknya dengan

kualitas semanfaat- manfaatnya.2

Faktor Produksi Alam

Faktor alam meliputi bumi

dengan segala isinya, baik itu berupa

barang- barang mineral maupunkemampuanya menghasilkan

1 Afzalur Rahman (1995), Doktrin Ekonomi

Islam (terj), Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf,

Yogyakarta, hal. 193-314

2 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),

Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara

Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.

70

produksi pertanian, dan juga

meliputi segala isi bumi yang berupa

energi, seperti minyak, batu bara, airterjun dan lain- lain, laut dengan

segala isinya dan seterusnya.

Qur’an telah mengajak semua

manusia melirik kepada hubungan

antara dia dengan faktor produksi

yang satu ini. Faktor alam ini

sebenarnya telah ditundukkan dan

dipercayakan kepada manusia untuk

memakmurkannya, dan qur’an

menyuruh manusiamemanfaatkanya, dan diterangkan

pula olehnya bagaimana cara yang

terbaik untuk mengeksploitirnya,

serta batas-batas yang harus

dipatuhi manusia, agar supaya

produksi bisa dilakukan dengan cara

yang paling sempurna.

Tugas Dan Fungsi Manusia Terkait

Dengan Faktor Produksi AlamFirman Allah dalam surat al-

Baqarah ayat 30:

Page 138: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 138/179

“Ingatlah ketika Tuhanmu

berfirman kepada malaikat:

“sesungguhnya Aku hendak

menjadikan seorang khalifah dimuka

bumi.” Mereka berkata: “mengapa

Engkau hendak menjadikan

(khalifah) dibumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memujiEngkau dan mensucikan Engkau?”

Tuhan berfirman: “sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui.”

Dalam surat al An’am ayat 165 Allah

 juga berfirman:

“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu

penguasa- penguasa di bumi, dan Dia

meninggikan sebagian kamu atas

sebagian (yang lain) beberapa

derajat, untuk mengujimu tentang

apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat

siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia

maha pengampun lagi maha

penyayang.Jadi seluruh anak cucu Adam

adalah khalifah-khalifah Allah di

bumi ini. Dan Allah yang telah

menciptakan alam semesta ini,

sebenarnya telah menundukkan

alam agar berkhidmat kepada

manusia, dan Dia juga telah

mengangkat manusia menjadi

penguasa alam, dengan dianugerahi-

Nya mereka indera dan akal fikiran,yang memungkinkan mereka untuk

bisa memanfaatkan kekayaannya.

Mandat yang diberikan Allah

kepada manusia mengenai bumi ini,

tujuannya ialah agar dia

memakmurkan alam, sebagaimana

firman Allah dalam surat Hud ayat

61:

“Dia telah menciptakan kamu dari

bumi (tanah) dan menjadikan kamu

pemakmurnya.”

Jadi batasan Islam mengenai

hubungan manusia dengan alam

adalah sebagai berikut:

1. Manusia adalah khalifah Allah

pada alam.

2. Oleh Allah alam ditundukkan

kepada manusia.

Page 139: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 139/179

3. Allah menyuruh manusia

berupaya dan bekerja untukmengeksploitir alam yang telah

ditundukkan-Nya kepada

manusia sesuai dengan batasan

yang telah ditentukan dalam al-

Qur,an dan sunnah.3

Islam Dan Hak Milik

Allah menghalalkan hak milik

dalam dalam batas-batas kedudukan

manusia sebagai khalifah dan wakil-Nya. Allah menghalalkan hak milik

khusus maupun hak milik umum, dan

penghalalan ini ditegaskan oleh

Qur’an dan Sunnah. Allah SWT dalam

hal ini mendukung hamba- hamba-

Nya dalam soal kepemilikan sesuatu

yang ada di bumi, sebagaimana

firman- Nya dalam Q.S. Yaa- siin ayat

33- 35 yang artinya:

“Dan sesuatu tanda (kekuasaan Allahyang besar) bagi mereka adalah

bumi yang mati. Kami hidupkan bumi

itu dan kami keluarkan dari padanya

biji-bijian, maka dari padanya

mereka makan. Dan kami jadikan

padanya kebun-kebun kurma dan

anggur dan kami pancarkan padanya

beberapa mata air, supaya mereka

dapat makan dari buahnya, dan dari

apa yang diusahakan oleh tanganmereka. Maka mengapakah mereka

tidak bersyukur?”

Dengan tegas Allah menetapkan

bahwa bumi ini Dia wariskan dan Dia

 jadikan sebagai hak milik,

3 Ibid, 74

sebagaimana firman- Nya dalam Q.S.

al- Ahzab ayat 27 yang artinya:“Dan Dia mewariskan kepada kamu

tanah- tanah, rumah-rumah, dan

harta benda mereka, dan (begitu

pula) tanah yang belum kamu injak.”

Hak milik mereka sebelum Rasulullah

tetap diakui, adapun orang yang kafir

terhadap Islam dan terhadap

peraturan yang diturunkan Allah,

Rasulullah disuruh-Nya memerangi

mereka, sehingga mereka mau diatursesuai dengan Sistem Allah. Didalam

Surat at-Taubah ayat 29 Allah

berfirman:

“Perangilah orang-orang yang tidak

beriman kepada Allkah dan tidak

(pula) kepada hari kemudian, dan

mereka tidak mengharamkan apa

yang telah diharamkan oleh Allah

dan Rosul-Nya dan tidak beragama

dengan agama yang benar (agamaAllah), yaitu (orang-orang) yang

diberikan Al-Kitab kepada mereka,

sampai mereka membayar jizyah

dengan patuh, sedang mereka dalam

keadaan tunduk.”

Tetapi, Allah dan Rasul-Nya juga

tetap mengakui hak milik orang

dzimmi atas tanah mereka, bila

mereka mau membayar jizyah dan

pungutan “kharaj”.Orang- orang Anshor di Madinah

adalah para pemilik tanah dan

kebun. Ibnu Majah dengan sanad

dari Ibnu Abbas telah mengeluarkan

sebuah hadist: Bahwasanya Jamilah

binti Salul pernah datang menemui

Nabi SAW lalu berkata: “saya tidak

mencela Tsabit tentang agama

Page 140: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 140/179

maupun ahlaknya, tetapi saya tidak

menyukai kekafiran dalam Islam,saya tidak tahan dengan Tsabit

karena benci.” Tanya Nabi SAW

kepadanya: “maukah kamu

mengembalikan kebunnya

kepadanya?” rupanya ketika Jamilah

kawin dengan Tsabit, kebun itu

menjadi maskawinnya.4

Dari hadist diatas, jelaslah bahwa

para sahabat Nabi, baik lelaki

maupun perempuan, mereka samamemiliki tanah dan bercocok tanam.

Cara Memperoleh Hak Milik

Dalam Islam hak milik bisa

diperoleh dengan jalan bekerja dan

 jalan lain yang telah ditapkan syara.

Dari Urwah bin Az- Zubair, dari

Aisyah, r.a, bahwa Nabi SAW

bersabda: “Barang siapa yang

memakmurkan sebidang tanahbukan milik seseorang, maka dialah

yang lebih berhak memiliki tanah

itu.”5

Dan dari Sa’id bin Zaid, r.a, dari Nabi

SAW: “Barang siapa yang

menghidupkan tanah mati maka

tanah itu menjadi miliknya.”6

Adapun jalan lain yang telah

ditetapkan syara diantaranya dengan

 jalan pewarisan, dan dengan semuaakad- akad pemindahan hak milik,

4 Ibid, hal. 78

5 Bulughul Maram, hadist no. 941,

diriwayatkan oleh bukhori

6 Ibid, hadist no. 942, diriwayatkan oleh Abu

Daud, Nasa’I, di anggap hasan oleh at-

Tirmidzi

seperti penjualan, pemberian,

wasiat, dan lain- lain.

Islam Alam Dan Produksi

Prinsip fundamental yang

harus selalu diperhatikan dalam

proses produksi adalah prinsip

kesejahteraan. Konsep kesejahteran

ekonomi islam terdiri dari

bertambahnya pendapatan yang

diakibatkan oleh meningkatnya

produksi dari hanya barang-barangyang berfaedah melalui

pemanfaatan sumber-sumber daya

secara maksimum.7 Allah Ta’ala

telah menciptakan alam dan

menaklukkan segala isinya yangberisi

bermacam- macam nikmat dan

kekayaan yang tiada hingga

banyaknya untuk manusia,

sebagaimana firman Allah dalam

Q.S. Ibrahim ayat 32-34 yang artinya:“Allah-lah yang telah menciptakan

langit dan bumi dan menurunkan air

hujan dari langit, kemudian Dia

mengeluarkan dengan air hujan itu

berbagi buah-buahan menjadi rezeki

untukmu; dan Dia telah

menundukkan bahtera bagimu,

supaya bahtera itu berlayar di lautan

dengan kehendak-Nya, dan Dia telah

menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan

(pula) bagimu matahari dan bulan

yang terus-menerus beredar(dalam

orbitnya); dan telah menudukkan

7 Mannan Moch. Abdul, Ekonomi Islam

Teori dan Praktek (trj), P.T. Dana Bakti

Primayasa, Yoyakarta, hal. 52- 74

Page 141: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 141/179

bagimu malam dan siang. Dan Dia

telah memberikan kepadamu(keperluanmu) dari segala apa yang

kamu mohonkan kepadanya. Dan

 jika kamu menghitung nikmat Allah,

tidaklah kamu dapat

menghinggakannya.”

Diantara nikmat-nikmat tersebut

merupakan kebutuhan hidup

manusia, ada yang bisa diperoleh

dengan cuma- cuma karena

 jumlahnya yang tidak terbatasseperti udara, sehingga tidak

dikategorikan sebagai faktor

produksi, dan ada yang harus

didapatkan dengan jalan usaha.

Faktor produksi ini meliputi nikmat-

nikmat Allah, yang untuk

memperolehnya perlu usaha. Yaitu

alam yang lazimnya diperlukan untuk

menghasilkan barang-barang yang

menjadi bahan pemenuhankebutuhan-kebutuhan pokok

maupun yang bukan pokok dari

penghidupan manusia, seperti

halnya tanah yang kita injak.

Hak Milik Pribadi Dan Batasanya

Islam menetapkan hak

pemilikan pribadi atas harta benda,

melalui pemilikan yang disahkan

oleh hukum syara. KonsekwensinyaIslam juga membuat peraturan untuk

melindungi hak tersebut dan

hukuman bagi yang melanggar hak

tersebut.8 Memiliki tanah

8 Quthb Sayyid (tt), Keadilan Sosial Dalam

Islam (trj), Penerbit Pustaka, Bandung, hal

142

dibolehkan dan diakui oleh Allah,

dan dijadikan- Nya sebagai hak,dimana tak seorangpun dibenarkan

menyerobot sebidang tanah milik

orang lain tanpa alasan- alasan syara

seperti penjualan, atau pemberian

(hibah), atau pewarisan, atau alasan

syara yang lain yang sesuai dengan

al- Qur’an dan Sunnah. Dalam Q.S.

an- Nissa ayat 32 Allah berfirman:

“…laki- laki berhak memiliki hasil

usaha mereka, dan perempuan juga

berhak memiliki hasil usaha mereka

pula…”

Allah juga mengancam orang yang

mengambil hak orang lain

sebagaimana firman- Nya dalamsurat al- Maidah ayat 38:

“Pencuri laki- laki maupunperempuan potonglah tangannya,

sebagai balasan atas perbuatan

mereka, sebagai peringatan dari

Allah…”

Dari keterangan di atas dapat

disimpulkan bahwa Islam mengakui

kepemilikan tanah sebagai salah satu

Page 142: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 142/179

faktor produksi, oleh perseorangan

ataupun oleh masyarakat, danmembelanya dari pelanggaran orang

lain, hanya saja ada koridor- koridor

yang harus dipatuhi dalam al- Qur’an

dan sunnah.

Hak milik menurut Islam tidak lain

adalah merupakan suatu tugas sosial

dalam batas- batas kedudukan

manusia sebagai khalifah Allah pada

milik- Nya. Dan bahwa Allahlah

pemilik yang sebenarnya dari segalaisi bumi dan langit, sesuai dengan

firman- Nya dalam Q.S. al- Baqarah

ayat 107:

“Tidakkah kamu mengetahui bahwa

kerajaan langit dan bumi adalah

kepunyaan Allah?”

Dengan diangkatnya manusia

menjadi khalifah Allah, berarti

manusia wajib memelihara apa yang

dalam hematnya patut dipelihara,

dan khususnya perintah- perintah

Allah.Perintah- perintah itu tidak lain

adalah untuk kebaikan manusia juga,

dan merupakan kontrol terhadap

naluri yang terdapat pada diri

manusia, yang selalu ingin memiliki

(gharizah hubbut tamalluk). Adapun

perintah- perintah dan hukum-

hukum yang merupakan kontrol

baggi pemilik tanah sebagai salahsatu faktor produksi antara lain

adalah:

1. Bekerja dan membangun sarana

produksi, adalah salah satu cara

untuk memiliki tanah mati yang

dibolehkan syara, yaitu tanah

yang belum menjadi milik

seseorang, sebagaimana sabda

Nabi: “Barang siapa

menghidupkan tanah mati, makatanah itu menjadi miliknya”

Imam Bukhori juga

meriwayatkan dari Urwah, dari

Aisyah, r.a. bahwa Nabi SAW

bersabda: “Barang siapa

memakmurkan sebidang tanah

yang tidak ada pemiliknya, maka

dialah yang lebih berhak memiliki

tanah itu.”

2. Bagi orang yang inginmenghidupkan tanah, Nabi

membatasinya sampai 3 tahun.

Apabila dalam masa 3 tahun itu

ia dapat menghidupkanya, maka

tanah itu menjadi miliknya. Tapi

kalau tidak, maka haknya dicabut

kembali untuk dihidupkan

kembali oleh orang lain.

Sebagaimana sabda Nabi: “Bagi

orang yang (hanya) bisamemagari (tanah), dia tidak

berhak (memilikinya) setelah 3

tahun.”

3. Memerangi sifat rakus yang

terdapat pada para pemilik, yaitu

dengan diwajibkanya zakat atas

hasil bumi (pertanian), sesuai

Page 143: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 143/179

dengan firman- Nya dalam Q.S.

al- An’am ayat 141:“Dan Dialah yang menjadikan

kebun- kebun yang berjunjung

dan yang tidak berjunjung,

pohon kurma, tanam- tanaman

yang bermacam- macam

buahnya, zaitun dan delima yang

serupa (bentuk dan warnanya)

dan tidak sama (rasanya).

Makanlah dari buahnya (yang

bermacam- macam itu) bila diaberbuah, dan tunaikanlah haknya

di hari mememetik hasilnya

(dengan disedekahkan kepada

fakir- miskin), dan janganlah

kamu berlebih- lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang- orang yang

berlebi- lebihan.”

Hak milik itu tidak bisa diperoleh

dengan jalan merampas, menipu,dan mmelakukan kecurangan.

Sebagaimana khutbah Nabi pada

waktu haji wada: “Sesungguhnya

darahmu, harta bendamu dan

kehormatanmu sekalian, adalah

haram atas kamu (wajib kamu

muliakan) sampai kamu menemui

Tuhanmu (mati), seperti kemuliaan

harimu ini, di negerimu ini.

Perhatikanlah, bukanlah pernah akusampaikan?”

Adapun cara-cara yang sah, yang

bisa dipertanggungjawabkan

menurut Sistem Islam, untuk

memperoleh hak milik atas tanah,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kerja

2. Pelimpahan hak dengan jalan

pewarisan atau wasiat3. Akad-akad pemindahan hak milik

yang sah dengan macam-

macamnya, seperti penjualan

dan pemberian (hibah).

Menghidupkan tanah mati

merupakan kerja, karena butuh

usaha untuk menghidupkan tanah

itu. Tanah bisa dianggap mati apabila

bukan milik seseorang atau

masyarakat. Tanah seprti itu bolehdibangun untuk ditanami atau

dimanfaatkan untuk bangunan atau

dijadikan asrama tentara, atau

dijadikan daerah pertambangan

untuk dikeluarkan hasil tambangnya

dan seterusnya. Maka sebagian Ahli

Fiqih (fuqoha) menyebutkan tanah

itu harus jauh dari keramaian dan

belum ada yang memanfaatkannya.

Oleh sebab itu kalau ada sebidangtanah yang belum dimanfaatkan,

terletak di suatu tempat, tanah itu

menjadi milik siapa pun yang bisa

menghidupkannya dalam tempo tiga

tahun sejak ditemukannya. Demikian

menurut ijma para Fuqoha.

Dr. Al-Assal dan Dr. Abdul Karim

dalam buku mereka berdua, yang

telah kami tunjukkan di atas,

bertanya-tanya, apakah hak milikatas tanah mati itu dipersyaratkan

pula izin dari pemerintah untuk

menghidupkannya? Kemudian kata

mereka:

Asy-Syafi’i, Ahmad, Abu Yusuf dan

Muhammad, dengan berpegang

kepada nash-nash yang keluar dari

Rasulullah SAW, bermadzhab bahwa

Page 144: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 144/179

untuk menghidupkan tanah mati

tidak perlu izin dari pemerintah(imam).

Dan hanya Abu Hanifah seorang,

yang bermadzhab perlunya izin dari

pemerintah. Untuk ucapannya itu,

Abu Hanifah beralasan bahwa

pemerintah berhak ikut campur

memikirkan hal itu, yakni tentang

menghidupkan tanah. Dengan alasan

bahwa orang yang telah menemui

sebidang tanah mati, tapi tidak bisamenghidupkannya, maka

pemerintah berhak menuntut dia

untuk menghidupkannya atau

meninggalkannya.

Menurut Dr. Al- Assal dan Dr. Abdul

Karim dalam buku “An- Nizhamul

Iqtishadi fil Islam” bahwa karena

terjadinya kerusakan di kalangan

masyarakat kini, maka pendapat

Imam Abu Hanifahlah yang lebihpatut diikuti. Karena dalam sooal

pemilikan tanah lebih mungkin

terjadi perselisihan dan perebutan.

Dalam pandangan mereka berdua,

bahwa Abu Hanifah dengan

pendapatnya itu tidak menolak dan

tidak merubah sunnah Nabi maupun

hukumnya, tapi justru mengatur

pelaksanaanya, dan mmenjaga

 jangan sampai terjadi perselisihandan perebutan diantara sesama

umatt Islam.9

Hak milik juga dapat diperoleh

dengan cara menyelenggarakan

9 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),

Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara

Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.

89- 94

akad- akad pemindahan hak, seperti

akad pembelian, pemberian, wasiatdan lain- lain. Akad- akad tersebut

wajib disertai dengan ijab kabul

(serah terima) menurut syara dan

tidak boleh disertai dengan cacat-

cacat yang bisa merubah akad.

Hak Milik Umum Dan Batasanya

Hak milik umum maksudnya

pemilikan seluruh masyarakat atas

suatu harta untuk kemanfaatanumum, yang bisa dimiliki secara

umum. Misalnya negara, memiliki

perusahaan-perusahaan yang banyak

serta aset lainya, yang hasil

usahanya diperuntukan bagi

masyarakatnya, salah satu

contohnya adalah tanah. Tanah

adalah termasuk obyek dari hak milik

umum.

Sebagai contoh, Rasulullah SAWpernah mensuakakan tanah Naqi

dan dijadikan untuk melepas kuda-

kuda semua kaum muslimin. Khalifah

kedua, Umar bin Al-Khaththab juga

pernah mensuakakan tanah

Rubdzah. Rumputnya khusus untuk

ternak kaum muslimin yang fakir-

fakir. Mereka boleh

menggembalakan ternak mereka di

sana. Seperlima dari tanah Khaibar

yang khusus untuk Rasulullah di

garap oleh orang Yahudi dengan

perjanjian beliau mendapat separoh

dari hasilnya, oleh Rasulullah hasil itu

dibelanjakan kepada keluarganya,

kerabat-kerabatnya dan kaum

muslimin. Dan setelah Rasulullah

Page 145: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 145/179

wafat, oleh Abu Bakar hasil tersebut

dimasukkan ke dalam Baitulmal(perbendaharaan negara), sebagai

pelaksanaan hadits Rasul SAW:

“Kami segenap nabi-nabi tidak

diwarisi (harta kami). Sedang

peninggalan kami menjadi sedekah.”

Hal-hal di atas merupakan

dalil bahwa hak milik umum itu

boleh, sama seperti bolehnya hak

milik khusus. Dalam hal ini Rasulullah

telah menerangkan tentang prinsiphak milik umum dengan sabdanya:

“Orang banyak itu bersyerikat dalam

tiga hal: air, rumput, dan api.”

Semua orang boleh

memanfaatkan hak milik umum,

seperti sungai dan rumput yang

tumbuh di tanah kosong buat

menggembalakan ternak.

Sebagaimana Umar bin Al-Khathab

mensuakakan secara paksa tanahyang baru ditaklukkannya di Irak.

Menurut Islam ada tanah

milik umum yang hany boleh

dikuasai oleh negara saja, yaitu

tanah yang mengandung bahan-

bahan mineral, minyak dan lain-lain,

terutama bila tanah itu bukan milik

seseorang sebelum ditemukannya

bahan-bahan mineral tersebut,

apabila tanah itu asalnya miliksseorang atau beberapa orang

tertentu, maka pendapat para

Fuqoha berbeda-beda: Antara lain

ada yang berpendapat, bahwa

bahan-bahan mineral itu milik

Baitulmal, artinya bahan-bahan

mineral itu menjadi milik umum.

Pendapat ini adalah pendapat

kebanyakan Ulama Maliki.Pendapat lain bahwa apabila

bahan- bahan mineral itu ditemukan

pada tanah milik khusus, maka

bahan- bahan itu ikut sebagai

tanahnya. Karenna bahan- bahan itu

ada di tanah itu, maka bahan- bahan

tersebut menjadi hak si punya tanah

sebagaimana haknya atas tanah itu.

Pendapat ini merupakan pendapat

yang kuat dalam madzhab Syafi’i.Dalam hal ini menurut Abu

Hanifah, baitulmal berhak

seperlimanya, sedang Asy- Syafi’i

menetapkan seukuran zakat wajib

dari emas dan perak, apabila bahan

mineral itu berupa emas atau perak.

Sementara Dr. Ahmad Al-

Nassal dan Dr. Abdul Karim dalam

buku mereka “an- Nizhamul Iqtishadi

fil Islam” lebih memperkuatpendapat yang menyatakan bahwa

negaralah yang berhak memiliki

barang temuan (rikaz), baik itu

berupa barang tambang maupun

dari peninggalan purbakala, baik

yang terpendam dalam tanah milik

khusus maupun umum.

Seperti halnya hak milik

khusus, hak milik umumpun terikat.

Ikatan tersebut terletak pada batas-batas kedudukan manusia sebagai

khalifah di muka bumi, dan

pemerintah kaum musliminlah yang

bertanggung jawab tentang bidang-

bidang apa sajakah yang perlu

dibiayai dengan hak milik umum ini

atau dengan hasilnya, dengan alasan

bahwa pemerintahlah yang

Page 146: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 146/179

menerima mandat dari Allah

mengenai hak milik umum ini dansebagai mandataris dia wajib

melaksanakan perintah-perintah dari

pihak pemberi mandat, baik dalam

soal administrasi maupun

penggunaan.

Pemerintah wajib

menumbuhkan hak milik umum ini

dan menggunakanya untuk

kemaslahatan rakyat muslimin, dan

dalam hal ini pemerintah tidak bolehpilih kasih kepada seseorang, dan

harus berusaha benar- benar

memilih cara yang terbaik supaya

hak milik umum ini bermanfaat dann

menjadi salah satu faktor produksi.

Pemerintah harus tetap memelihara

hukum- hukum syara. Jadi hak milik

umum ini tidak boleh dia guunakan

untuk muamalah riba, maupun

gharar.10

Contoh yang telahdicontohkan Rasulullah dan Umar

merupakan konsep ideal bagaimana

negara Islam memperlakukan hak

milik umum.

Sikap Kapitalis, Komunis, Dan Islam

Terhadap Hak Milik, Sebagai Salah

Satu Faktor Produksi

1. Kapitalis

Cara yang ditempuh oleh sisitemekonomi kapitalis dan komunis, tidak

sama dengan cara Islam. Produksi

dalam sistem kapitalis tidak peduli

dengan pembuatan barang yang

membahayakan masyarakat, asal

memberi banyak keuntungan kepada

10 ibid, hal. 94- 96

produsen. Dalam sistem kapitalis

boleh saja memproduksi khamar,babi, peralatan judi dan barang-

barang perusak masyarakat lainya.

Namun demikian kapitalis tetap

mengakui bahwa kebebasan

manusia tidak bisa bebas lepas tetapi

kebebasan manusia terbatas yang

dibatasi oleh kebebasan orang lain.11

Menurut Winardi dalam buku

Pengantar Ilmu Ekonomi buku 2,

kapitalisme dibangun atas rangka-rangka sebagai berikut:

a. Hak milik privat.

b. Kebebasan berusaha dan

memilih.

c. Motif pokok yang berpusat pada

kepentingan diri sendiri.

d. Persaingan.

e. Bergantung pada sistem harga.

f. Peranan terbatas bagi

pemerintah.12

Dalam sistem kapitalis hak milik

khusus atas faktor- faktor produksi,

seperti alam, demi menghasilkan

keuntungan kadang- kadang

digunakan untuk sesuatu yang

sangat buruk. Sawah umpamanya,

kadang- kadang dibiarkann begitu

saja atau ditanami bunga, atau

dijadikan daerah perburuan, padahal

masyarakat tengah terancamkelaparan dan sangat membutuhkan

padi dan sayur- sayuran. Kadang-

kadang sebagian hasil pertanian

11 Milton Friedman (1972), Capitalism and

Freedom, The University of Chicago Press,

California, hal. 26

12 Winardi (1995), Pengantar Ilmu

Ekonomi, TARSITO, Bandung, hal.695

Page 147: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 147/179

dibuang ke laut, atau dibinasakan

untuk mengurangi persediaandengan tujuan supaya harga bisa

naik dan mendapat laba yang

banyak.

2. Komunis atau Sosialis

Dalam sistem komunis tidak

mempedulikan motif- motif dan

dorongan- dorongan kejiwaan, yang

bisa menambah kuantitas produksi.

Sistem komunis tidak mengakui

kebebasan perseorangan untukmenentukan sendiri barang apa yang

hendak dikonsumsi maupun

diproduksi. Ia memerangi segala

kebebasan dan sangat membatasi

langkah- langkah para pekerja.

Dalam sistem sosialis dan

khususnya komunis, dilarang sama

sekali pemilikan pribadi atas tanah

atau sumber- sumber alam yang lain,

berupa tenaga- tenaga penggerakmaupun alat- alat produksi lainya, ini

 jelas bertentangan dengan fitrah

manusia yang memang punya watak

ingin memiliki, bahkan ingin

memelihara miliknya dan

menggunakanya agar menghasilkan

keuntungan sebesar- besarnya.

Secara umum ada beberapa hal

yang menjadi identitas sistem

sosialis, yaitu:a. Hak milik pemerintah atas

sumber- sumber produksi.

b. Planning.

c. Redistribusi pendapatan.

d. Revolusi secara demokratis dan

damai.13

13 Ibid

3. Sistem IslamKetentuan Al- Qur'an mengenai

hak milik tanah dengan tegas

menguntungkan petani, tanah harus

menjadi milik bersama demi

pemampaatan yang sebaik- baiknya

bagi masyarakat. Dalam Islam tidak

ada pemilikan tanah secara mutlak,

karena tanah adalah milik Allah.

Hukum Al- Qur'an tidak menyukai

sistem zamindari, yang padahakikatnya melakukan pembagian

tanah yang merata diantara semua

penggarap tanah.Tuhan

menciptakan bumi demi kebaikan

semua orang agar dapat menikmati

buah dan hasilnya.14

Islam mengizinkan pemilikan

faktor produksi agar produksi

bertambah, sebagaimana kita lihat

pada usaha menghidupkan tanahmati dan waris. Hal itu adalah untuk

memberi dorongan kepada

seseorang dalam membangun tanah,

dan untuk mencegah cara pemilikan

dengan sekedar memasang tangan

tanpa kerja, yakni tanpa

memanfaatkan tanah tersebut,

dalam tempo paling lama 3 tahun.

Islam melarang pemilikan

dengan cara yang tidak dibenarkanoleh syara, seperti merampas,

melakukan penghianatan, menipu,

mencuri, maupun menyuap kepada

dan lain- lain. Sebagaimana firman

14 Mannan Moch. Abdul, Ekonomi Islam

Teori dan Praktek (trj), P.T. Dana Bakti

Primayasa, Yoyakarta, hal. 75- 110

Page 148: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 148/179

Allah dalam Q.S. al- Baqarah ayat

188.15

“Dan janganlah sebagian kamu

memakan harta sebagian yang lain

diantara kamu dengan cara yang

batil, dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada

hakim, supaya kamu dapat memakan

sebagian dari harta benda orang lain

dengan (jalan berbuat) dosa, padahal

kamu mengetahui.”

Islam menyuruh orangberbuat kebajikan dalam segala hal,

supaya menjadi kekasih Allah,

sebagaimana firman- Nya dalam Q.S.

al- Baqarah ayat 195:

“Dan berbuat baiklah, karena

sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang berbuat baik.”

Kesimpulan Tentang Pandangan

Islam Terhadap Faktor ProduksiAlam

Islam berusaha supaya hak

milik akan faktor produksi, dapat

merealisir manfaat sebesar-

besarnya, agar bisa menghasilkan

produksi sebanyak- banyaknya dan

sebaik- baiknya, dimana itu semua

ternyata tidak bisa terwujud dengan

sistem kapitalis yang memberi

kebebasan mutlak kepada hak milik,tanpa ada pencegahan terhadap

pelampauan batas yang dilakukan

oleh para pemilik, maupun

pencegahan terhadap keluarnya

15 Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981),

Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara

Islam (terj), P.T. Al- Ma’arif, Bandung, hal.

98

mereka dari jalan yang benar dalam

berproduksi.Hal tersebut tiddak terwujud

pula pada sistem sosialis yang

menolak hak milik menjadi alat

produksi, antara lain hak milik atas

tanah. Ia mematikan kemerdekaan

individu dan mematikan dorongan

pribadi untuk berproduksi, hal itulah

yang kemudian menyebabkan

produksi tani mundur dari Uni

Soviet, karena kehilangan doronganpribadi.

Pandangan Islam terhadap faktor

produksi alam, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Qur’an dan Sunnah memberi

peringatan, bahwa alam adalah

salah satu sumber rezeki, dan

bahwa Allah telah memudahkan

dan menundukkan alam untuk

umat manusia.2. Dalam hubunganya dengan alam,

manusia adalah khalifah Allah di

muka bumi, sedang Allah itulah

pemilik yang sebenarnya.

3. Islam mengizinkan pemilikan

tanah, baik untuk keperluan

umum maupun khusus, baik

dimiliki oleh seseorang maupun

orang banyak.

4. Mengenai miliknya manusiaadalah petugas, kewajibanya

adalah melaksanakan hukum-

hukum dan perintah- perintah

Allah, sehingga alam bisa

menghasilkan kekayaan sebaik-

baiknya, baik hak milik dan

kekkhalifahan pada alam itu

Page 149: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 149/179

bersifat perseorangan maupun

umum.5. Islam tidak menentang naluri dan

fitrah dari seseorang maupun

orang banyak untuk memiliki.

Hanya saja Islam membatasi

pemilik dalam penggunaan-

penggunaan miliknya.16

16 Ibid, hal 101

Page 150: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 150/179

DAFTAR PUSTAKA

Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam

Mannan, Moch. Abdul (1997), Ekonomi Islam Teori dan Praktek , P.T. Dana Bakti

Primayasa, Yogyakarta

Milton Friedman (1972), Capitalism and Freedom, The University of Chicago

Press, California

Rahman, Afzalur (1995), Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf,

Yogyakarta

Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin (1981), Menanggulangi Krisis Ekonomi Secara

Islam, P.T. Al- Ma’arif, Bandung

Quthb, Sayyid (tt), Keadilan Sosial Dalam Islam, Penerbit Pustaka, BandungWinardi (1995), Pengantar Ilmu Ekonomi , TARSITO, Bandung.

Page 151: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 151/179

وحكمالتسعیر

عن

الفقھا

نوالدیسی:قلم

ABSTRAK

Kebebasan adalah dasar tindakan manusia. Tidak sah transaksi jual beli jika tidak

terpenuhinya keridhaan dari kedua pihak baik penjual maupun pembeli, di sini ada

kebebasan kedua belah pihak untuk bertransaksi dan mengambil manfaat darinya.

Berkaitan dengan harga, jika terjadi kenaikan harga atau inflasi berlaku ketentuan

supply-side-economy  dan demand-side-economy  dalam pasar. Saat supply 

(`ardh/pemenuhan) produk atau barang berkurang dan demand  (thalab/permintaan)

bertambah banyak, maka harga barang pun otomatis akan naik, pada kondisi ini

pemerintah tidak dibenarkan untuk melakukan intervensi. Namun apabila para penjual

yang melakukan penyimpangan dalam menggunakan haknya (penetapan harga) dengan

cara menaikkan harga secara kolektif di pasar, lalu harga barang di pasar menjadi naik

berfluktuatif tidak normal, kondisi ini memungkinkan bagi pemerintah untuk melakukan

intervensi agar terjadi keseimbangan dalam harga barang dengan kebijakan menurunkan

harga yang naik berfluktuatif ke harga normal atau harga standard.

Lebih jauh lagi, artikel ini akan mendeskripsikan tentang intervensi pemerintah

dalam penetapan harga (tas`îr / pricing) yang menjadi polemik di kalangan ahli hukum

Islam dengan menggunakan metode fiqh perbandingan ( fiqh muqậrận). Dalam

pembahasannya, dikemukakan kontribusi intelektual para ahli hukum Islam berkaitan

dengan problematika ekonomi Islam.

Keywords:

 pricing, tas’ir, supply, demand, `ardh, thalab.

م:األلف

قمل ا

اإلسالم

دی

ومتكاملمك

وأحكامھ

نواحلكشامل

الحیاة

و

میتوھكمفحسالع ادجانتخص 

یرید

والمتت .الع ادافاإلسالحص

شمولھفیھیجاإلسالمیالشریعلعلوم

والجنایاوالمعامالوالع اداللعقیدة

.العلومذلوغیالشخصیواألحوال

وتكمن

أھمی

ح

التسعی

ف

أن

یبرز

موق

الفقھا

فاألسعاحركم

،قاوسألا

وھ

االقتصافموضو

،يمالسإلادھتاكلانملإرع

بطریقمسائلھ

ت رموجز

للقارئی

صل

سالاالقتصامسائاإلسالمیالشریعة

الفقمنھج

عرالمقارن

الفقھامذاھ

وأدلتھم

إلللوصواألدلمناقشث

ھذحأجمذلكالراجحالرأي

قسوقالفقھیةجذورھمالمس لة

و عمقدمإلال حھذالكاتب

Page 152: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 152/179

م احوستالسواقتصامصطلحات

وخاتمة

.

السواقتصامصطلحابع:الباء

عرأ دأق ل

الفقھامذاھ

ابمال أنأرالتسعیرحكفي

ألالسوقاقتصامصطلحاعض

تلحوتدوالتسعیمس لة

.المصطلحات

وھذه

المصطلحا

ھ

:١  ا قا:القیم)

:رحمعابدی

المعیامنزلالشيبقومالقیمة

نقصاوزیادغیمن

1.

یكوالذالعو:السلعفقیمة

مقابلھا

العرسوفالنقدم

عندملبوالط

یكو

محرالسو

.قیأي

٢(مثلا:اق ایدباعمحر:مثلا

زاسواالمتعاقداعلیتراضما

نقأالقیمعلى

2.

٣(مثثملا:اقدرواملامحر:

القیمھالمثثمن

السلعمثفثم. 3

.قیمتھا

٤(عسلا:مقتیلععیابملایبلاسا

ھ:بقولال اجعنع موھو

الناجمھوعلیالذي

4  فالقیمإذ.

مترادفألفاوالسعالمثوثمن

.

4/51-52حاشية ابن عابدين 1

املرج2 نفس 

األشباه والنظائر البن.7/344لماوردي احلاوي الكبري 3

  .430جنيم

.5/17املنتقى للباجي 4

۵(رعلالطلاو:

العرض

یقدم

السلمال اع

.یرغبوالذیالمشترییمث:الطلب

.السلعلالحصوفي

وإذالسعرانخفالعركثفإذا

وارتفاالحاجشدالعرقل 

،بلطلافتراعسلا.

أھمیتوبیاالتسعیتعری:الجیم

التسعیتعری:األوالمطلب

١(رعتوھبلامحرلوقب:أ

یسعر

أاإلما

نائب

عل

المسلمی

،ارعسھربجیولعیابتلاب

5 .

وقدورافیأالتعریھذمیفھم

.اإلمایسع التسعیعرف

٢(فرعوناكوشلامحرلوقب:ھ

مكأنوابھأالسلطایأمأن

أھأمراالمسلمیأمومولي

كذاسعإأمتعتھیبیعوأالسوق

فیمنعون

م

علیالزیاد

النقصاأ

لمصلحة

6.

التسعیأھمی:الثانالمطلب

التسعییع 

النظام ادمم د

علنفیكشاإلسالمفاالقتصادي

أحكاموصلاإلسالمالفقخصو ة

وم.بالحیاة

ناحی

أخرى

یظھ

دولن

علقوانیعالكشفالفقھاء

،داصتقالارادإواكحألا

ث.علیھالفقھی

موقجللنیظھالتسعیرحكمعرفة

الفقھ

اماإلسالم

االقتصادیةحری

أل

التسعیر

عل

مذھ

م

بھیقو

سلط

بی

اع للبهويت 5

قلا .3/187كشاف 

.5/248نيل األوطار للشوكاني 6

Page 153: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 153/179

،مكاحلاحللمافرصتاجتلا

المناقضة

لمیزا

العدال

.اإلنساتصرفاففاألصل

أساالعقوفالرضألالحریة 

إنمالعاقال العلوالحجانعقادھا 

یكون

العامةللمصلحاستثنا

فیقی

.االقتصادیالحریم دمالتسعیر

وھكذا 

اإلسال

یجع

م

الحری

ھكمالفردإلیھیسعھدفاالقتصادیة

و.الرأسمالاالقتصادالنظافي

یجعل

المجتمعفلفتدوآلالفرم

النظافھكموإرادتھكرامتفتھدر

االقتصادي

.الشیوع

االنأساھالعدل

كافإذاإلسالمياالقتصادي

أھ

السو

یسیرون

ذلعل

المنھج

ف

یخو

اإلما

فأحراألنھشؤونھمفالتدخل

عیخرجولأنھدامتصرفاتھم

میزان

الجوحدإذح.العدال

،ملظلاوفغتساوعا لا

ھ

قح

ف

الحری

االقتصادیة 

ـفو

سعتفف

استعمال

جا

.بالتسعیرعلیھأیدیھعلالضرلإلمام

حكف:الدال

التسعی

فاألصل

ھالتسعی

الحرم

عند

الفقھاجمھو

التحریمیوالكراھ

الحنفیعند

8،قوھذیفنحلالإذھ

یفیأحادالتسعیحدیألالحكم

7

  ب ل ا    عبد  البن حتاج.20/73االستذكار ملـا  مغىن

  .4/280املغين البن قدامة .2/38للشربيين

حاشية ابن عابدين .5/129بدائع الصنائع للكاساني 8

5/256.

التحریم 

إ

التحرییثب

فقطعإ

أصول

مذھبھ

9.أفالفقھابیخالفال

الظلیحدلإذعنھمنھالتسعیر

ذلكوراوأم.الرخأالغالوافتعل

األسعارفالسوأر اتدخحالفي

موالحد

سی

فقوالطلبالعرقانو

.التسعیحكفالفقھااختلف

الفقھامذاھبیافیمكوعلیھ 

ف

األسعارفالسوأر اتدخحالت

وھاتان

الحالتا

ھم

:١(خدتا رأوسلافادحإالغلا

.األسعاوارتفاع

٢(خدتا رأوسلافادحإ

.األسعاوانخفاالرخص

الفقھامذاھ:األوالمطلب

حكف

أرباتدخعنالتسعیر

الغالإحدافالسوق

.األسعاوارتفاع

التسعیجوافالفقھااختلف

إذ_ ال اععلنوابأاإلماق من

األسعاروارتفاالغالإحدافتدخلوا

سععلزیاداألسعارفعون

:أقواثالثعل_ السوق

١(اق

السلأر اتعدإذ:الحنفی

علیھفیسعفاحشاتعدیالقیمعلى

9   مصر  العربية  النهضة  دار  للبرديسي  3أصول الفقه

1969 77.

Page 154: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 154/179

اإلمام

10،ذإجعع

صیان

حقو

المسلمین

إ

بالتسعی

11. الفاحشالتعدمعیاحددووقد

أسعارفعلالسوأھیتفق

القیمضعلت االسلع

12،أ سن

١٠٠

زیاد

.السوسععل

٢(ھذویكلاملا

13قوفي

والشافعی

ف

المعتمد

14المعتمفوالحنا لة

15  إل:

ال اعأحدولالتسعیجواعدم

:وقالواألسعاروارتفاالغالء

التسعیر

محر

وھ

مظلم

16.٣(ھذویكلاملا

المعتمف

عندھ

17،

و عض

الشافعی

18،ع ول انحلا

19 :

إلیھالحاجعنالتسعیجواإلى

ولم

یشترطو

لجواالفاحالتعد

التسعیر 

وارتفاالغالأم 

عفمالعرفإلموكواألسعار

 عليه 10  عابدين  ابن  وحاشية  للحصكفي  املختار دلا

5/256.

.3/214الفتاوى اهلندية 11

.5/256حاشية ابن عابدين 12

.5/18املنتقى للباجي 13

 للماوردي 14  الكبير حتاجن.5/408احلاوي ملـا  اية

  حتاج للشربيين .3/456للرملي ملـا ينغم2/38.

ي .4/281املغين البن قدامة 15 كشاف القناع للبهوت

3/187.

16للشوكاني 

 األوطار

 نيل

248/5.

17

  ب ل ا    عبد  البن  للباجي .20/74االستذكار املنتقى

5/18.

 املوض18  نفس  للرملي  املحتاج حتاج.نهاية ملـا  مغين

 نفس املوضللش .ربيني

 املوض19  نفس  للبهوتي  القناع  البن.كشاف احلـسبة

  .17تيمية

األسعارفزائدارتفاعالناس

فھ

الذالغالء

یع

منا

التسعی

.:قالوعندھالمعتمفالمالكیأإال 

أیریلمیقااإلمامسعإن

سعتلحأإم:السعیخالف

ثومترفعأوإمالعادلالسوق

إالسوفالبیفلمنافال

اإلماسعما

20.

سعإ:فقالوالحنا لةعوأما

ثمالمعاوضال اعألزاإلمام

المثل

21.

:األدلة

التسعیكوفالفقھاأدلإن

عنمنھیا

م

حی

األص

نفسھھ

أدل

الفریق

مالمان

التسعی

الحاالتكف

فاال اعأحدولو تـرااعسألا.

أجازوالذیأعلفلثومن

دلیقولوإلیھالحاجعنالتسعیر

منالمانعین

الحاجعدعنلكمطلقا

وھذ.إلیھ

أدل

الفقھا

حكف

التسعی

الحاجعند

:إلی

١(لدأ

الحنفی

جواعل

التسعی

إذ

تعدیالقیمعلالسوأر اتعدى

:فاحشا

رعم ع ع)(

عنھ

صلرسوقا:قا

علیھ

سو) :لاجلاوزرم

.(22ملعووالمحتكر

وجھ

:االستدال

 نفس املوض20 .املنتقى للباجي

.املرجع الساب21

 باب احلكةواجللب 22 سنن ابن ماجه يف كتاب التجارات

.2144رقم 

Page 155: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 155/179

االحتكاكالما

عنھمنھی

فإ

اإلمام

یأم

المحتك

بالبی

فالتسعی.سعرالسوق

م

.للمحتكالرادعالعقو ات

التخریفیكمالثانودلیلھ)(

رحمحنیفأ مااقوعلى

،هللاإریاوججحلاذإمع

،ررضلایعستلاوجحىنعم

ألنھ

ممن

بزیادالبی

فاحشة

23.

٢

(أدل

المالكی

قوف

والشافعی

ف

،دمتعملال انحلاوفمتعملا:

استدل 

الفریھذ

حرمعل

التسعی

:منھعددلمطلقا

فهللا: (تعالقول)( ط

هد ا

ع

رزق 

من

اء

ش

ھ

وي

ا

ز  ].:19الشور) [اعز

حجالتسعیف:االستدالوجھ

دامیجوزوھال ائععلى

یمارأنھ

كامشروععقد

للرزس ا

24.

ھ: (تعالقول)(

ن الآماذ

  ك

م

ك

ا

م

مك

لطا

ا

ال

ن

ن  جارةك

نعضارم

ك )م

].:29النسا[

وجھ

البی:االستدال

م

التسعی

الناأمواأكأنوامبیع

،لطا لاألیفازلإحاص

أالسلعة

یبی

م

یرض

25،

ال اطالناأمواوأكل

منھ

.مطلقالتسعییجوفعنھ 

.5/257حاشية ابن عابدين 23

.5/409احلاوي الكبير للماوردي 24

.5/248للشوكاين نيل األوطار25

أنوسعلیصالن ع)(

قال

) :یح

إالمسلامرما

بطی

م

.(26نفسھ

واالستدالل

الحدیبھذ

.السا قباآلیكاالستدالل

داووأ روام)(

27والترمذي

28

:قاأنعنرضأنعن

رسوعھعلالسعغ(

ى

صیلعسوولاقف:ی

إ:فقا:لنسعرسول

ھو

المسع

29ال اسطالقا ض

ر يألقأألرجوإني

ولی

دفمظلمیطلبنمنكأحد

).ماوال

أعنرضھریرأ ع)(

ی:فقارسوإلجارجال

أدع :فقا!سعرسول

رسوی:فقارججاءثهللا

فقاسعرهللا

یرف

ویخفض 

ألقأألرجوإن

مظلمعندألحولیسهللا

30.

بالحدیثیاالستدالوجھ

التسعیفالواردین

31:

 رقم _ أمح26  البصريني كتاب _ البيهق.1974مسند

.الغصب بإسناد صحيح

 داو27  رقم _ أبو  التسعير  يف  باب  البيوع كتاب

3451.

 رقم _ الترمذ28  يف التسعير  جا  باب ما كتاب البيوع

1314.

.2/368ابن األثير 29

 رقم30  يف البيوع  أبو داود هقي يفوالبي.3450أخرجه

  .6/29السـنن

.4/281املغني البن قدامة 31

Page 156: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 156/179

ذلكس لووقالن يیسعل)أ

جاولو

إلیألجابھ

.التسعیكوعلالن يوأل)ب

.حراوالظلةمظلم

ممنعیجفلمالھوألن)(

بیعھ 

تراضم

علی

المتبایعان

32.

علمسلطوالناوأل)(

إیقاوالتسعیأمالكھم 

فحج

فیمجائغیوذلأموالھم 

.33تصرفونفأمرجاز

بیعلالناإج اوأل)(

أنفسھبتطیمبغیأموالھم

،ملظولظلارح,رحیف

.34التسعیر

فالنظإلمندواإلماوأل)(

فنظرولیالكافمصالح

نظرمولالمشترمصلحة

تقا وإذال ائعمصلحفي

تروجاألمران

الفریقی

ف

فیجتھألنفسھماالجتھاد

االسترخاصفالمشتري

.35الر وفوفال ائویجتھد

)٠(ووعلع ألاط

عسئأنعنرضي

 التسعیر  حتذلوكرف

.نفس املرج32

 نفس املوض33  للماوردي  احملتاج.احلاوي الكبير نهاية

.3/456للرملي 

.5/18املنتقى للباجي 34

.5/410املرجع السابق 35

السو:وقافیھالكراھعرفت

ویرفعھیخفضھبید

.36

٣(لدأیكلاملافمتعملاھدنع

:الحنا لو عالشافعیو عض

.إلیالحاجعنالتسعیجواعلى

ع)(

سعی

 

المسی

 عأ

رضالخطاب

عن

م

لتعأحاطب

یبیوھ

عملفقاالسوقفلزبیبا

فتزیأإم:الخطان

،رعسلامإوأفرتمنقوس.37

حاطعمسیدنمنفق:قالوا

السوفالبیملتعأن

إیبیأعلیتسعیوھذا

.السوسعر

و)(

التسعی

الحاجعن

إلی

م

م موواإلماالعامةمصلحة

مالمنالعاممصالبرعایة

وإفسادالسعإغالء

علیھ

38،

التسعیفاإلمارأفإذا

جااألسعاتزایعنمصلحة

یفعلأن

39،یعستلافحلصم

تتموتعالىلحعامة

.40كالجھابإالنامصلحة

عدفوأل)(

التسعی

إضرار

،سانلا

ألن

عزاإذ

أھ

السعفالسوق

تبعھ

اآلخرو

.41الضرفیحدث

36  ب ل ا .20/79االستذكار البن عبد 

.8/207مصنف عبد الرزاق 37

.نفس املوضاملنتقى للباجي 38

.5/409احلاوي الكبير للماوردي 39

ي 40 .3/187كشاف القناع للبهوت

.4/281املغني البن قدامة 41

Page 157: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 157/179

سعأعلسیدنعرووق)(

طعامقوعلى

.42

:األدلمناقشة

١(شقانمةیفنحلااقییفنحلل:

ث )(

النھ

ع

بالحدیالتسعی

فیكوالصحیح 

اجالقو

اجتھادالتسعیر 

مورف

،صنلاواھتجافروم

.النص

التسعیجواالحنفیتقدیإ)(

القیمضعالفاحالتعدعند

وإنمذلكفنیثبلم

معھغیرھیتففقباجتھاد 

.43التقدیذلفي

٢(شقانم

المالكی

قوف

والشافعی

ف

یقاالمعتمدوالحنا لالمعتمد

:لھم

أساعلالتسعیمنالقوإ)(

أن

البی

م

التسعی

أكم

وقال اطلالناأموال

نھ

ال اعألمسلمغیاآلیةعن

علزیاداألسعارفعوإذا

یشتفلالسوقسعة

منھالمستھلكون

س إ

،ةجاحلا

فھ

ل

یقدمو

عل

.ارضالشراء

علیصلالن امتناإ)(

م

سوع

عیقضیالتسعی

مكاذلأفیحتملھعموم

،بلجلایحاكلاغاعطلا

الجلبمالمدینفیباالذي

 نفس املوض42 .احلاوي الكبير للماوردي

.213الفقه املقارن للدريني 43

وقد

فیھیبا

شي

فیھایزر

كاوإنما

الشعیفیھیزر

44 .یكلالحادالغالأویحتمل

س كا ال اعةس ب

والطلالعرظروف

45،لف

الن لسعال اعظلس كان

.46علیھم

إلمندواإلماإ:قولھ)(

الكافةمصالفالنظر

ولی

ولالمشترمصلحفنظره

ال ائمصلحفنظرمن

.عامھالمشتریإ:لھیقال

،سانلادحیفعا لاارضإلا

،ةماعلاوعنمیملذ.

ض وسائمالتسعیأعلى

السوسعأساعلالسوحركة

،لداعلاموثیففنملاظلام

،ملظلا

فلی

ف

التسعی

إلمحا ا

نصرفی المشترینجانب

للمظلومین

.٣(شقانمیكلاملافمتعملاھدنع

:الحنا لو عالشافعیو عض

وقعمبحدیاللھاستأم)(

أإملتعأ حاطأمر

منھیرفأالسوقسعیبیع

فغیر

.ثا 

أععمسیدنأذلبیان

ذلكلتعأ حاطأمر

تراجع

حیعن

حاس

نفس

ث

إ:لفقادارفحاط أتى

.34احلـسبـة البن تيـمية 44

بة الزهيلي 45 هـول هتلدأو يمالسإلا هقفلا3/590.

 حملمد سعيد رمضان البوطي ضوابط امل46 -183لحة

182.

Page 158: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 158/179

قلالذي

بعزیملی

ومن

،ءاضقمنإو

ھ

أردشي

ب

شئتفحیال لدألھالخیر

ف شئوكیف

47،اكف

ھذ

أدلم

الدلی

عل

.48یجوالتسعیأن

مصلحفیإ:قولھوأم)(

،سانلا

فغی

 ثا ت

فی

فسا

إذالجالألاألسعاروغالء

نبالتسعیسمع تـماملجلا

الجالوقالسعرفزاد

،توقلاوذإومس الغل

.الناوتمكین

قانوالناتالعحالفأما

والطلبالعرض

التسعیفیجو

محجمولمالناألعلیھم 

والطلبالعرقانومھمة

إنقاذعلیھاإلماتسعیكان

المسعإالعادلللقانون

ھ

سبحانھ

العروقانووتعالى

تعالوضعقانووالطلب

ض أجمالكونھذف

فیؤدبھالسوقفالتعامحركة

عن

الطغیا

ضن

العی

وقل

الخیرات

الحاجشدم

إلیھا

.األسعافترتفع

كثربنھجھااللتزاعنویكرمھم

وھذالسلعفترخالخیرات

تعالقومصداق

) :ذ

ن

◌◌ـ

نركم 

م

كمشكر

ز

أل ن◌

م  ر

نك

ا

ع

د

ش

(روس

ن) :تعالوقو:7إبراھیم

47

  ب ل ا تذكار البن عبد  سـالا20/77-76.

.5/409احلاوي الكبير للماوردي 48

رھل 

قل

مآ

ا

ح

ھم

ع

 ماءمنركات سلاضر

أل

نك

ا

ك

ھم ا

خ

أ

م

كا

ن

كس

(

.:96األعراسورة

قانولتلوالظالمالیتدخلفإذا

جان وتخرجوالطلالعرض

خوالشارفإاألسعارفلتتحكم

أالحاكم

یلو

معن

یتالع

بالتسعیوالطلالعرقانون

.علیھم

والتسعیر

إنم

یكو

التوازإعاد

الحقیقموالاالسمالثمبین

،ةعلسللرا ع ورخأإفیعستلا

.49المثثمإلعودة

الفقھامذاھ:الثانالمطلب

حكف

فالسوأرباتدخعنالتسعیر

األسعاوانخفاالرخإحداث

مقسلعھالتجاعاإذا

السوقسعر

علیھیسعفھ

اإلمام

ال اجنقل

50والزرقاني

51ععن

سعیلحقو یأمرھاإلماأالمالكیة

أالسوق

یدوھذیرفعو

عل

مشروعی

.الحالھذفالتسعیر

:فیمكذلفدلیلھأویبدو

١(ماوریعس یسملاأمع

أحاطمالخطان

،ةعتلھوی بـیبیبزلقوسلا

فقال

ل

الخطا عم

:أإم

.نفس املرجع واملوض49

.نفس املرج50

-345نظرية األجور يف الفقه اإلسالمي ألمحد حسن 51

344.

Page 159: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 159/179

تزید

مترفأوإمالسعرف

سوقنا

.52

أ حاطأ:االستدالوجھ

رخالزبییبیكالتعة

السوسعمن

53،رم فندیس

لیبیالسعفیزی عمر

أالسوقسعر

یرف

السوم

لئال

بأھیض

ذلفكاالسوق

فالتسعیمشروعیعلدلیال

.الحالھذه

٢

تخفی

عق ماألسعا

إضرافیالسوأھمال اعة

أھبقییضطإالسوقسعر

أسعارھمتخفیإلالسوق

فجاز

علیھمالتسعی

حالفكم

إحدافال اععتدخل

.واإلضرااألسعاارتفاع

سیدنألیثبتدلیلھأغیر

ذلحاط أمأععمر

تراجع

حیعنھ

حاس

نفسھ

ث

فقادارهفحاط أتى

إ:ل

ومنبعزیملیقلالذي

،ءاضقمنإو

ھ

أردشي

ب

ألھالخیر

ال لد

فحی

شئ

.54ف شئوكیف

رحمالزرقانبیفقولذلك

المعتموأالقولھذصحعدم

خالفھ 

فرشا قا:فقا

البیا

:وھذ

غل

ظاھر

إ

البیعفالمسامحعلأحیلزم

ذلعلیشك فیھوالحطیطة

 نفس املوض52 .املنتقى للباجي

أ 53 طـوملا ىلع يناقرزلا حرش3/381.

.8/207مصنف عبد الرزاق 54

إن

لوجفعل

الناس

ویؤج

إ

لوجفعلھ

تعال

.55

البیحكالفقھاجمھویذكولم

یدممالسوقسعمقل

أجمذلجوایروأنھم

فثومالعامةمصلحة

یشر

ال

تسعی

ف

ھذ

تعالوالحالة

.أعلم

تالموا:الھاء لـارج یـھیفیعستلا

١

(الحنفی

المعتمف

عندھ

:یـعستلا

یكون

ف

القوتین

ال شقوأ

.56البھائوقوت

بدو یـوھنأوساقلعل سم

،راكتحالافرجیاكتحالاھدنع

الدوابوعلالناقوفإال

ذلك كـف

التسعییجر

إ

.فیھم

٢(ھذ

ع

الحنفی

57و عض

الشافعیة

58الحنا لو عض

59الذین

أجازوا

التسعی

أإل

یجرالتسعی

والسلكفي

یخت

الناقو

 الدواوعلف جوافالعلأل.

العامةعالضررفالتسعیر

وق.السلكإلالحكھذفیجري

علناالجواالحنفیعخرج

فرحمیوسأ قاما

الضررحقیقیعتبحیاالحتكار

احتكارحرالعامةأضمفكل

دون

تخصی

ذل

بالقوتین

فكذل

.املرجع السابق ونفس املوض55

.5/257حاشية ابن عابدين 56

.نفس املرج57

.3/412-411روضة الطالـبني للنووي58

.17احلسـبة البن تيمـية 59

Page 160: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 160/179

سعرارتفاالعامأضمكل

جاالمصطنع

وھفیھالتسعی

م

رجحھ

ا 

.رحمعابدی

٣(اقویكلاملا

60  فالتسعییجر:

والموزوناالمكیالمالمثلیات

دون

.القیمیا

أ:وحجتھم

المكی

مموالموزو

لإلیرجع ثـملالذلفجوأ

واحدسععلفیالنایحمل

یمكحیث

سعض 

لیا ثـملاھنأل

لال تـخت

.أما

القیمیا

لف تـختفإثـم

لھا

سععلفیھالنیحملذلك

،دحاوألفلذافاجمةلادعلل

لیاأعلى ثـملامنإعستعس

واحد

حی

فإذالجودةفتساو

لفت تـخام

حی

ك نواالجودة

بیأیؤمفوالتمراألرز یـیجلا

تتساو الرديءسعمنھا

أسعار

الجی

م

الجید

موالردي

الرديء

61.

بالتسعیرالقائم:الواو

فق تـاول ئـاقلااوجیعستلانأ

یكون

حف

أھ

والسوق فـل تـخاو

فیم

یجلب

السوإلالسل

علییسعفھ

إذ

.السعفزاد

١(ھذ فـیكلاملالإیرف تـلایبلاج

وبین

جال

غیر

القممثـ:القوجالف م)

والشعیر

ف

علییسع

62، 

یبی

.5/18املنتـقى للباجي 60

.نفس املرج61

.نفس املرج62

كیف

فاحدإذشا تـا

بی

للجالبیالحریوھذالجالبین 

نشیأجمن تـكرحلج

وات قـألاال لل.

األسعاالجالبیعرفإذإال

زیادة

عل

فیقاالجالبینغالبی

أإمالسعفزالمن

تبی

مترفأالجالبیكبیع

السوق

63.

علالتسعیعدفاألصإذن

السعرفإذإالجالب

زیاد

سععلى

علیفیسعالجالبین

سعأساعلى

الجالبی

سع

.السوق

فاألصالقوتغیجالوأم) 

دم عـیعستلاھیلعإذإاز

علیھفیسعالسوقسععلى

سعتلحأإم:لفیقال

فاخروإالسوق

عن

64.

٢

(أم

الفقھابقی

فل

یج

قوالكات

یمكأنلویبدذلكفلھم

تخریج

إاالحتكارأساعلذل

یرون

فوادخال لإلجلمأ

محتكریع 

65،لذكفملجلسلا

كییبی علیھیسعفال لإلى

،ءاشولعأ.

التسعیصف:الزاء

التسعیر

ثوماقتصادقرا

 األسعاررسنوابأاإلماینفرفال

.نفس املرج63

.نفس املرج64

شرح مسلم.5/129بدائع الصنائع للكساني 65

  .4/283املغني البن قدامة .11/44للنووي

Page 161: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 161/179

التسعییكون

مشور

أھ

ذومالرأ

األسعارمعرفاالختصاص

وھذ

م

نص

الحنفیعلی

66.

حبیا عال اجنقوقد

نبغ:أنرحمھما یـ

ألإلما

یجم

وجوه

أھ

المرا"الشيذلالسو

ویحضرغیرھ"تسعیره

م

أھ

خ را

أصدقھعلاستظھاراألسعامعرفة

یشتروكیفیسألھالسوقأھصدق

فینازلھیبیعونوكیف

مإل

لھفی

حتسداوللعامة

بیرضو

.وال

رو بـجی

عل

التسعی

سعر

األسعارسالسلطتنفر یرضون

ھذوعلالسوقأھمرضعولكن

یتوصوبھذ.أجامأجازه

معرفإل

رینال اعمصالح تـشملاوعجیوعا لل

یكووبھمیقومالر مذلفي

.الناإجحافیھ

سعراإلماوإذا

علیھ

م

غی

رمرضا

فیھلھ

إلذلأد

وإتالاألقواتوإخفااألسعارفساد

الناأموال

سواالیویسمموھ. 67

ذلعلعالوالمالكیواشتر.السوداء

ویراعاداإلمایكوأالتسعیلجواز

المصلحمن

68.

وحكالتسعیرحالالبیحك:الحاء

معلزیادالبیفاإلمامخالفة

سعر

 ابن عابدين 66 الفتاوى اهلندية .5/256حاشية

3/214.

.5/19املنتـقى للبـاجى 67

.4/380التاج واإلكليل للمواق 68

١(یفنحلا:مامردقامإلاص

غیألنبیعھ 

علمكر

البی

.أل

لاإلمام

بالبیعیأمر

أأمروإنم

الأنعل.كذعلالثمیزید

نفاإلماسعرممكثأحدھم

وحبیعھ 

69  .إفازلإ

امھ للتسعیرعندھم 

.اإلماسعمااللتزافالترغیب

٢(یعفاشلافمتعملال انحلاوف

التسعجواعدالقائلوالمعتمد

الحاجمولو

إلیھ

قالو

:قلنإذ

:

وسعاإلمافخالالتسعیریجوز

مأمتعتھالتجاف االناسعلى

:حالتیبیفرقوفقعلیھمسعرھا

بیعھاعلیكرھھأ:إحداھم) 

وال

یمكنھ

ترم

فھذالبیع

البیع

ذلمشتروعلاطل

باعھمعلیردأاإلكراه

ألثمنمدفعمویسترجع

البیع

اإلكرام

یص

70.

أ:وثانیتھم) 

یسع

السلطان

بیع یـفانلاھتعتمأیراتخمم

كارھولكنھإكراهغیر

،رعسلل

فالبی

جائز

یكرأنغی

منھاالبتیاع

الم تاعلإذإ

الذالبیكاوإ.نفوسھطیب

ترلم قـیباركإلحیحصلع

حاكل

71.

 نفس املوض69  نفس.حاشية ابن عابدين الفتاوى اهلندية

.املوضع

 للماوردي احلاو70  القناع.5/410الكبير كشاف

  .3/187للبهوتي

.5/411نفس املرجع 71

Page 162: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 162/179

أعلى

الشافعی

المعتمف

عندھم

مالرغعل

قولھ

عد

ولاإلماق مالتسعیجواز

-األسعاارتفاال اعأحدث

عزاإلماسعل:قالوا

مخالفھ

مفیلمسعممبأزیان

مجاھرة

وصالمخالفةاإلما

البیع

72.

٣(كلاملا:لجیتـاكلاھلصنف

حكم

البی

اإلمامسعمعلزاإذ

والذي

یبد

تـاكللأ

صحیالبی

:قالوألنھالسعرعلال ائزاإذا

ممبأزیافماإلمامسعإن

السوماخر:لیقاسعره

73.

٤(اقوعل انحلا:إامإلارعس

فالبیبیعاعلال اعوأكره

وھحقإكراھذألصحیح 

علاإلكراحالفكم.البییبطل

البیع

قضاأجم

دینھ

النفقأ

الواج ة

علی

74.

الخاتم:الطاء

فالفقھاآرابتصویالقیاعد

یمكالتسعیر

النتائاستخال

:اآلتیة

١(رعاھقفلااحلطصموسلا

كالقیمة

والسعالمثـوثموالثم

معناھاوبینوا

مم

ید

عل

عنای

.السوحكاالفقھاء

.2/38مغني احملتاج للشربيين 72

.5/18املنتـقى للبـاجي 73

.17احلسبـة البن تـيمية 74

٢(صألافیعستلامرحلانع

التحریمیوالكراھالفقھاجمھور

احتراعلیدوھذالحنفیةعند

فالرضائیم دوتأكیالعاقإرادة

،دوقعلاإأذإعدجاحلالإ

التس

فیمكعی

أللحاك

یتدخ

فیسعر

عنالتجاعل

جمھو

.شروالفقھاء

٣(إوقلااوجیعستلانعجاحلا

فالوارالحدییعارإلیھ

النھي

ع

التسعیر

 

ھ

عم

نالن يألبمناطھ  تـماعیعستلا

علتحقلعدوإنمتسعیرلكونال

التسعیر 

لاألسعاغأل

یك

حالكا ال اعةظلس ب

العرظرونتیجطبیعیة

.والطلب

٤(وكییعستلانعیفنحلافوق

فالمالكیوعنالبھائموقوال شر

السلع

لیة ثـملا

عوعن

الشافعی

الحنا لو عض

یكو

.السلكف

٥(یعستلا

فثوماقتصادقرا

األسعاررسنوابأاإلماینفرد

ل

التسعییكو

مشور

أھ

الرأ

االختصاذوموالخ رة

بیجمعوذلاألسعارمعرفة

وتحاشیوالمشترینال اعمصالح

محدومن

یسم

.السوداالسو

الصواأعلوهللا

Page 163: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 163/179

 .

الھوامش

عابدیا حاشیة

الحاوي

الكبی

للماورد

نجیال والنظائـألش اا

تقى نـملاجا لل

اكشاف

قلاتوھ بـلل

نیل

للشوكانـاألوطا

رع ال االستذكار ل ـا

حتامغنى مـلانیبرشلل

قدامال المغني

للكسانـالصنائدائع

أصول

ردیسيالفق بـلل

دا

النھض

.31969مصالعربیة ختاالدر  مـلالفكصح

الھندیالفتاوى

ھایة نـاتح مـلالمرلل

س ة حـلا الیمیت

ا سنن

ماج

مسن_ أحمد

البصریی

وعكتا_ داوأ سنن یـبلااف

ر یـعستلا

رمذي تـلا _اتكعو یـبلااماجف

ر یـعستلا

األثیـا ن

ھقي یـبلافن سـلا

الرزاع مصنف

ـللدریالمقارالفقھ

بوأدلتاإلسالمالفقھ ھـوللیھزلا

لمحمالمصلحضوا ط

سعی

رمضا

ال وطي

ألحماإلسالمالفقفاألجونظریة

حسن

الموطـعلالزرقانـشرح

روضة

بی لـاطلا

للنوو

للنوومسلشرح

لیالتاج كـإلاواوملل

KRITIK TERHADAP KONSEP WIHDATUL WUJUD IBNU ARABI

Oleh: Husnan Sulaiman

Page 164: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 164/179

(Dosen tetap STAI Al-Musaddadiyah Garut)

Email: [email protected]

Abstrak

Kecenderungan sufisme sudah muncul pada akhir kekuasaan daulat Bani Umayyah di

bawah asuhan Hasan al-Bashri di kota Bashrah (Iraq). Pada zaman Daulat Abbasiyah,

sufisme muncul di bawah asuhan Jabir bin Al-Hayyan penganut madzhab syi’ah, dan Abu

al-athiyyah di Kufah. Kelompok-kelompok tersebut kemudian membentuk halaqoh di

Bagdad, mereka berpakaian meniru rahib Nasrani yang terbuat dari bulu (shuf) berwarna

putih, karena itulah mereka disebut kaum shufi. Ketika itu fiqh masih tetap melebih-lebihkan segi lahirnya ibadah, tidak menyentuh jiwanya sehingga fiqh lebih

mengutamakan “kulit” daripada “isi” sebagaimana sufisme melebih-lebihkan segi

kejiwaan hingga menjadi persemaian yang subur bagi segala macam ketahayulan,

cenderung melepaskan diri dari kewajiban syariat dan terjerumus ke dalam berbagai

 jenis kemaksiatan. Akibat pertentangan tajam antara para ahhli fiqh dank kaum sufi, dan

akibat hubungan dekat antara para ahli Fiqh dengan para sultan yang dilayani

kepentingannya, banyak tokoh sufisme dijebloskan ke dalam penjara.

Kata Kunci: Wihdatul Wujud, Ibnu Arabi

A. Pendahuluan

Dunia Islam telah melahirkan

para tokoh besar dari berbagai disiplin

ilmu pengetahuan, bahkan diantaranya

tak bisa ditandingi oleh tokoh-tokoh

cendekiawan dari dunia luar, baik ahli

hukum, filsuf maupun para fisikawan

dan astronom serta matematikawannya.

Dunia Barat sungguh berutang budi

pada dunia Islam, karena transfer

pengetahuan abad pertengahan

senantiasa melalui interpretasi

cendekiawan Muslim.

Tokoh paling unik, filsuf besar,

ahli tafsir paling teosofik, dan seorang

imam para filsuf sufi setelah Hujjatul

Islam al-Ghazali, seorang ulama Islam

yang jumlah karya-karyanya tak

tertandingi oleh ulama Islam manapun.

Ia adalah Muhammad bin Ali bin

Muhammad bin Ahmad bin Ali bin

Abdullah bin Hatim, saudara Ady bin

Hatim ath-Tha'y. Kemudian ia biasa

dipanggil dengan Abu Bakr, Abu

Muhammad dan Abu Abdullah. Namun

gelarnya yang terkenal adalah Ibnu

'Araby Muhyiddin, dan al-Hatamy. Selain

itu, ia juga mendapat gelar sebagai

Syeikhul Akbar, dan Sang Kibritul Ahmar.

Page 165: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 165/179

Walaupun lahir di Andalusia namun

bernasab Arab.234

B. Biografi Ibnu Arabi

Ibnu 'Araby lahir bertepatan

tanggal 17 Ramadhan, hari Senen, tahun

560 H. Atau tanggal 29 Juli 1165 M. di

kota Marsia, Ibu kota Andalusia Timur

(kini Sepanyol),235 sebuah kota yang

banyak melahirkan tokoh-tokoh ulama,

cendekiawan dan penyair besar Islam;wafat tahun 638 H/1240 M. Ia tumbuh

di tengah-tengah keluarga sufi, ayahnya

tergolong seorang ahli zuhud, sangat

keras menentang hawa nafsu dan

materialisme, menyandarkan

kehidupannya kepada Tuhan yang

masing-masing membentuk ideologi

kehidupan dan tingkah psikologis sehari-

harinya. Kelak dari keluarga inilah lahir

filsuf besar, dan imam para sufi agung

yang belum tertandingi dalam dunia

Islam.

Ibunya adalah Nurul Anshariyah.

Ibunda agung ini menyusui putra-nya

dengan air susu taqwa, menyuapinya

dengan suapan mahabbah, mendidiknya

lahir dan batin, hingga mencapai

234Hery Sucipto, Cahaya Islam :

 Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina

 Hingga BJ. Habibie. (Jakarta : Grafindo,

2006), cet. Ke-1 Hlm. 142-143

235 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas

 Zaman. (Bandung : Pustaka Setia, 2003),

Cet. Ke-1 Hlm 153.

karakter dimana jiwa ibunda telah

berpisah dari kemanusiaan menuju

karakter uluhiyah.236

Pada tahun 568 H keluarganya

pindah dari Marsia ke Isybilia. Maka di

kota baru ini, terjadi transformasi

pengetahuan dan kepribadian Ibnu

'Araby. kepribadian sufi, intelektualisme

filosufis, fiqh dan sastra. Karena itu

kelak, selain sebagai filsuf sufi, Ibnu

'Araby juga dikenal sebagai ahli tafsir,hadist, fiqh, sastra dan filsafat, bahkan

astrolog dan kosmolog.237

Ibnu 'Araby belajar al-Qur'an

dengan qira'at sab'ah dari beberapa

guru seperti: Abu Bakr bin Muhammad

bin Khalaf al-Lakhmy; Abul Qasim asy-

Syarrath dan dari Ahmad bin Abi

Hamzah. Sementara untuk mendalami

bidang fiqh dan hadist ia menekuni fiqh

mazhab Ibnu Hazm adz-Dzahiry dan

mazhab Imam Malik, pada beberapa

guru seperti Ali bin Muhamamd ibnul

Haq al-Isybili, Ibnu Zarqun al-Anshary

dan Abdul Mun'im al-Khazrajy.238

Dalam majelis-majelis lainnya, ia

tak pernah ketinggalan menekuni suatu

kitab kecuali membaca keseluruhan.

"Aku mempelajari kitab-kitab antara

lain, al-Imta' wal-Mu'anasah karya Abu

236 Hery Sucipto, Cahaya Islam :

 Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina

 Hingga BJ. Habibie. Hlm. 143

237 ibid

238 Ibid .

Page 166: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 166/179

Hayyan at-Tauhidy, kitab Al-Mujalasah

karya Dinawari, kitab Bahjatul Asrar,

karya Imam Ibnu Jahadhah, kitab Al-

Mubtada' karya Ishaq bin Bisyr, kitab

Dalailun Nubuwwah, karya Ibnu Nu'aim,

kitab As-Sirah karya Ibnu Hisyam, kitab

Shafwatus Shafwah karya Ibnul Jauzy,

Musnad asy-Syihab karya Ibnu Salamah

al-Qadha'y, Al-Musnad karya al-Azraqy,

Al-Musnad, karya Ibnu Hanbal, As-

Sunan, karya Sijistany, Shahih Muslim,al-Bukhari, dan At-Tirmidzy..."239

Dari sekian Imam dan kitab itu,

Ibnu 'Araby tidak bertaklid sama sekali

pada mereka. Ia termasuk tokoh yang

(karena kapasitas ijtihadnya) menolak

taklid. Bahkan ia membangun

metodologi yang orisinal dalam

menafsirkan al-Qur'an dan Sunnah yang

berbeda dengan metode yang ditempuh

para pendahulunya. Hampir seluruh

penafsirannya diwarnai dengan

penafsiran teosofik yang sangat

cemerlang. "Kami menempuh metode

pemahaman kalimat-kalimat yang ada

itu. Dimana hati kami kosong dari

kontemplasi pemikiran, dan kami

bermajelis dengan Allah di atas

hamparan adab, muraqabah, hudhur

dan bersedia diri untuk menerima apa

yang datang pada kami dari-Nya,

sehingga Al-Haqq benar-benar

melimpahkan ajaran bagi kami untuk

239 www.abatsya.net , Sufi Ibnu Arabi :

Syaikul akbar dan Imam Para Filsuf, 23

oktober 2009

membuka tirai dan hakikat.... dan

semoga Allah memberikan pengetahuan

kepada kalian semua..." Demikian kata

Ibnu 'Araby.240

Usia 20 tahun, usia remaja

penuh gejolak. Tapi Ibnu 'Araby telah

matang dalam kepribadian intelektual

dan moralnya. Usia inilah Ibnu 'Araby

telah menjadi sufi. Ia berkata:

"Thariqat sufi ini dibangun di atas empat cabang: Bawa'its (instrumen

yang membangkitkan jiwa spiritual);

Dawa'i (pilar pendorong ruhani jiwa);

 Akhlaq dan Hakikat-hakikat. Sedangkan

 pendorong itu ada tiga hak: hak Allah,

adalah hak untuk disembah oleh

hamba-Nya dan tidak dimusyriki 

sedikitpun. Hak hamba terhadap

sesamanya, yakni hak untuk mencegah

derita terhadap sesama, dan

menciptakan kebajikan pada mereka.

Dan (terakhir) hak hamba terhadap diri 

sendiri, yaitu menempuh jalan (thariqat)

yang di dalamnya kebahagiaan dan

keselamatannya."241

Pada hak Allah (pertama) bisa

dilacak secara sempurna pada seluruh

karya Ibnu 'Araby. Dimana tauhid

dijadikan sebagai konsumsi, iman

sebagai cahaya hati, al-Qur'an sebagai

240 Hery Sucipto, Cahaya Islam :

 Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina

 Hingga BJ. Habibie. Hlm. 144.

241 www.abatsya.net, 14 Oktober 2009

Page 167: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 167/179

akhlaknya. Kemudian naik ke tahap,

dimana tak ada lagi selain al-Haqq (Allah

swt.) Karakter Ibnu 'Araby senantiasa

naik dan naik ke wilayah yang luhur,

rahasianya senantiasa bertambah rindu,

dan hatinya jernih semata hanya bagi al-

Haqq, rahasia batinnya bermukim

menyertai-Nya tak ada yang lain yang

menyibukkan dirinya kecuali

Tuhannya242.

Ibnu 'Araby menggunakankendaraan mahabbah, bermazhab

ma'rifah, dan berwushul tauhid.

Ubudiyah dan iman satu-satunya

hanyalah kepada Allah Yang Esa dan

Maha Kuasa, Yang Suci dari pertemanan

dan peranakan. Raja tanpa tanding,

Pencipta dan Pengatur, Maujud dengan

Dzat-Nya tanpa butuh pada pewujud-

Nya. Bahkan seluruh yang wujud

membutuhkan-Nya. Seluruh alam

semesta wujud karena Wujud-Nya, dan

hanyalah Dia yang berhak disifati

sebagai Wujud. Yaitu Wujud Mutlak

dengan sendiri-Nya tanpa batas. Dia

bukan inti atom, bukan jasad, bukan

arah dan suci dari dimensi, arah dan

wilayah. Namun bisa dilihat oleh hati

dan mata hati.

Sementara hak sesama makhluk,

ia mengambil jalan taubat dan

mujahadah jiwa, serta lari kepada-Nya.

Ia gelisah manakala terjadi lowong atas

tindakan kebajikan yang diberikan Allah,

242 Ibid .

sebagai jalan mahabbah dan mencari

ridha-Nya. Hak ini bersumber pada

ungkapan ruhani dimana semesta alam

yang ada di hadapannya merupakan

penampilan al-Haqq. Seluruh semesta

ini bertasbih pada Sang Khaliq, dan

menyaksikan kebesaran-Nya, dan

semuanya merupakan limpahan dari

organisasi Ilahi.243

Sementara hak terhadap diri

sendiri adalah menempuh kewajibanagar sampai pada tingkah laku ruhani

dengan cara berakhlak yang dilandaskan

pada sifat-sifat al-Haqq, dan upaya

penyucian dalam taman Dzat-Nya.

Semua ini tidak bisa ditempuh

kecuali melalui bimbingan dan

pendidikan dari para Syeikh yang kamil,

dimana mereka mampu membukakan

pintu-pintu cakrawala pencerahan yang

luhur dalam perjalanan ruhaninya.

C. Konsep Wihdatul Wujud Ibnu Arabi

Ajaran "wahdatul al wujud" 

dalam tasawuf Ibnu 'Arabi merupakan

suatu ajaran yang melihat masalah

wujud dalam hal ini Tuhan, alam dan

manusia sebagai suatu kesatuan.

Meskipun demikian, istilah "wahdatul al 

wujud"  yang dipakai untuk menyebut

ajaran sentralnya itu, tidaklah berasal

dari India, tetapi berasal dari Ibnu

Taimiyah; tokoh yang paling keras dalam

mengecam dan mengkritik ajaran

243 Hery Sucipto, Cahaya Islam :

 Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina

 Hingga BJ. Habibie. Hlm. 146.

Page 168: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 168/179

sentralnya tersebut. Ibnu Taimiyahlah

yang telah berjasa dalam

mempopulerkannya ke tengah masyakat

Islam, meskipun tujuannya negative.

Disamping itu, walaupun semua orang

sepakat menggunakan istilah "wahdatul 

al wujud"  untuk menyebut ajaran

sentral Ibnu Arabi, di pihak lain, mereka

berbeda pendapat dalam

memformulasikan pengertian "wahdatul 

al wujud".244

Menurut Ibnu Taimiyah,

"wahdatul al wujud" adalah penyamaan

Tuhan dengan alam. Menurut

penjelasannya, orang-orang yang

mempunyai faham "wahdatul al wujud" 

mengatakan bahwa wujud itu

sesungguhnya hanya satu dan wajib al-

wujud yang dimiliki oleh Khaliq adalah

 juga mumkin al-wujud dimiliki oleh

makhluq. Selain itu orang-orang yang

mempunyai paham "wahdatul al wujud" 

itu juga mengatakan bahwa wujud alam

sama dengan wujud Tuhan, tidak ada

perbedaan245.

Dari pengertian di atas, Ibnu

Taimiyah menilai ajaran sentral Ibnu

Arabi itu dari asfek tasybih-nya

(penyerupaan Khaliq dengan Makhluq)

saja, tetapi belum menilainya dari asfek

tanzih-nya (penyucian Khaliq). Sebab

244 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas

 Zaman. Hlm 154.

245 Ibid Hlm. 155

kedua asfek ini terdapat dalam ajaran

Ibnu Arabi. Akan tetapi, perlu pula

disadari bahwa kata-kata Ibnu Arabi

sendiri banyak yang membawa

pengertian seperti yang dipahami oleh

Ibnu Taimiyah meskipun di tempat lain

Ibnu Arabi membedakan Khaliq dengan

Makhluq dan Tuhan dengan Alam.246

Menurut Ibnu Arabi, wujud

semua yang ada ini hanya satu dan

wujud makhluk pada hakekatnya adalahwujud Khaliq pula, tidak ada perbedaan

antara keduanya. Adapun kalau ada

yang mengira bahwa antara wujud

Khaliq dan Makhluq ada perbedaan, hal

itu dilihat dari sudut pandang panca

indra lahir dan akal yang terbatas

kemampuannya dalam menangkap

hakikat yang ada pada Dzat-Nya dari

kesatuan dzatiyah yang segala sesuatu

berhimpun padanya. Hal ini tersimpul

dari ucapan Ibnu Arabi berikut ini :

مس حان

عینھوھأظھراألشیا

“Mahasuci Tuhan yang telah

menjadikan segala sesuatu dan Dia

sendiri adalah hakekat segala

sesuatu”247

Menurut Ibnu Arabi, wujud alam

pada hakekatnya adalah wujud Allah

dan Allah adalah hakekat alam. Tidak

ada perbedaan antara wujud qadim

yang disebut khaliq dengan wujud baru

246 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas

 Zaman. Hlm 155.

247 ibid

Page 169: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 169/179

yang disebut makhluq. Tidak ada

perbedaan antara ‘abid (penyembah)

dan ma’bud (yang disembah) bahkan

antara keduanya adalah satu,

perbedaannya hanya pada rupa dan

ragam hakikat yang satu. Kalau antara

khaliq dan makhluq bersatu dalam

wujudnya, mengapa terlihat dua? Ibnu

Arabi menjawab, sebabnya adalah

manusia tidak memandang dari sisi yang

satu, tetapi memandang keduanyadengan pandangan yang satu Khaliq dan

yang lain makhluq. Jika mereka

memandang keduanya dari sisi yang

satu, atau keduanyaadalah dua sisi

untuk hakikat yang satu, mereka pasti

akan dapat mengetahui hakekat

keduanya, yakni Dzat-Nya satu yang

tidak terbilang dan berpisah.248

Namun berada pada dimensinya

masing-masing, dan Tuhan meliputi

segala yang ada. Sehingga yang "ada"

bersifat nisbi; merupakan "ada" yang

diadakan tidak lain dari yang

mengadakannya. Sebab apa yang ada

merupakan penampakan bagi diri-Nya,

dan segala yang ada bersumber dari-Nya

serta Dia pulalah yang menjadi

esensinya. Namun itu tidak berarti yang

diadakan dan yang terbatas menjadi

Yang Tak Terbatas. Tidak berarti alam

semesta dan manusia menjelma

menjadi Tuhan dan Tuhan menjadi

manusia. Antara Tuhan, alam semesta

248 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas

 Zaman. Hlm 155-156

dan manusia sekalipun dikatakan

berbeda dalam satu keberadaan atau

wahdatu al wujud namun alam semesta

dan manusia nisbi dan terbatas.

Keberadaannya bergantung pada Yang

Tak Terbatas. Sedang Tuhan yang tidak

terbatas ada di luar relasi, bukan yang

ada dalam pengertian dan perasaan.

Tuhan adalah independen atau mandiri

dari semua makhluk-Nya. Ada-Nya

bukan dari luar diri-Nya dan bukan pulakarena selain diri-Nya. Akan tetapi ada

karena diri-Nya dan oleh diri-Nya

sendiri. Ia meliputi semua yang

diciptakanNya. Hubungan dengan segala

yang dicipytakanNya. Dia membutuhkan

mereka dalam kaitannya dengan

ketuhananNya. Sebab tanpa makhluk

ciptaanNya Dia tidak dikenal sebagai

Tuhan; yaitu objek pujaan (ilah) sampai

ma'luh (komplemen logis dari ilah)

diketahui. Maka Ibnu 'Arabi melihat

realitas alam dan manusia tidak lain dari

tajalli ilahi  sekaligus sebagai cermin

untuk melihat diriNya yang Maha

Sempurna. Demikian pula sebagai

pengenalan akan keberadaanNya. Hal

yang demikian ini pulalah yang menjadi

tujuan dari penciptaan-Nya.249

D. Kontroversi Seputar Karya-Karyanya

249 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi

tentang Hakekat wujud . (Yogyakarta :

Perpustakaan Digital UIN Sunan

kalijaga, 2008)

Page 170: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 170/179

Pandangan-pandangan filsafat

tasawuf Ibnu 'Araby dinilai oleh

beberapa pihak, terutama kaum fuqaha'

dan ahli hadist sangat kontroversial.

Sebab, teorinya tentang Wahdatul

Wujud dianggap condong pada

pantheisme. Hal ini disebabkan seluruh

karya-karya Ibnu 'Araby, meggunakan

bahasa simbolik, sehingga kalangan

awam dan kaum tekstualis sangat

kebingungan. Bahkan tidak sedikit yangmengganggap murtad dan kufur pada

Ibnu 'Araby. Tak kurang, misalnya

Syeikhul Islam Ibnu Taymiyah, dan

pengikutnya. Tetapi pada akhirnya, Ibnu

Taimiyah menerima pandangan Ibnu

'Araby setelah bertemu dengan

Taqyuddin Ibnu Athaillah as-Sakandari

asy-Syadzily di sebuah masjid di Kairo,

yang menjelaskan makna-makna

metafora Ibnu 'Araby. "Kalau begitu

yang sesat itu adalah pandangan

pengikut Ibnu 'Araby yang tidak

memahami makna sebenarnya," kata

Ibnu Taimiyah.250

Ketersesatan memahami Ibnu

'Araby juga berkembang di Jawa, ketika

secara aliran kebatinan Jawa singkretik

dengan Tasawuf Ibnu 'Araby. Diskursus

Manunggaling Kawula Gusti telah

membuat penafsiran yang menyesatkan

di kebatinan Jawa, yang sama sekali

tidak pantas untuk dikaitkan dengan

Wahdatul Wujud-nya Ibnu 'Araby.

250 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi

tentang Hakekat wujud, hlm. 146-148

Bahkan di jawa sudah melesat ke arah

kepentingan jargon politik yang

menindas atas nama Tuhan.

Untuk memahami karya-karya

dan wacana Ibnu 'Araby, haruslah

disertai thariqat yang penuh,

komprehensif dan iluminatif. Karena itu,

harus pula membaca kitab-kitab tasawuf 

lainnya, dan kemudian syarah atas

karya-karyanya. Dr. Su'ad al-Hakim

mengkorkordansi sejumlah istilahfilsafat tasawuf yang secara orisinal

muncul dari Ibnu 'Araby. Ada ratusan

istilah baru yang diilhami oleh

terminologi Qur'any dan Sunnah

Nabawi. Dr. Abdullah Afifi, murid RA.

Nicholson, membuat syarah yang

berharga atas karyanya yang paling sulit,

Fushushul Hikam. Dan Dr. Mahmud

Mathrajy memberi pengantar panjang

dan catatan kaki pada karya

monumentalnya, Al-Futuhatul

Makkiyah. Namun Mathrajy juga sedikit

terjebak oleh pendapat orientalis,

terutama penilainnya sebagai

Pantheisme.251

Karya-karya Ibnu 'Araby masih

asing di Indonesia, termasuk dunia

pesantren belum memperkenalkan

karya-karya sufi besar ini. Menurut

peniltian para ulama dan juga orientalis,

karya Ibnu Araby berjumlah sekitar 560

kitab lebih. Bahkan ada yang meniliti,

termasuk risalah-risalah kecilnya,

251 Afandi, Pemikiran Ibnu Arabi

tentang Hakekat wujud, 147

Page 171: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 171/179

mencapai 2000 judul. Kitab tafsirnya

yang terkenal adalah Tafsir al-Kabir 

terdiri 90 jilid. dan karya

ensiklopediknya tentang penafsiran

sufistik, yang paling masyhur adalah

Futuhatul Makkiyah (8 jilid), dan disusul

pula dengan Futuhatul Madaniyah.

Selain itu, karya yang paling sulit dan

penuh metaforal adalah Fushushul 

Hikam. Dan sesungguhnya untuk

sekadar menghantar pemikiran Ibnu'Araby, membutuhkan satu juta

halaman lebih, atas karya-karyanya.252

E. Kritik Terhadap Sekte Tasawuf 

Kita dapat membagi ajaran

tasawuf yang ekstrem ke dalam tiga

sekte: Pertama, sekte Al Isyraqi  , sekte

ini didominasi oleh ajaran filsafat

bersama sifat zuhud. Yang dimaksud

dengan Al Isyraqi (penyinaran) adalah

penyinaran jiwa yang memancarkan

cahaya dalam hati, sebagai hasil dari

pembinaan jiwa dan penggemblengan

ruh disertai dengan penyiksaan badan

untuk membersihkan dan menyucikan

ruh, yang ajaran ini sebenarnya ada

pada semua sekte-sekte tasawuf, akan

tetapi ajaran sekte ini cuma sebatas

pada penyimpangan ini dan tidak

sampai membawa mereka kepada

ajaran  Al Hulul  (menitisnya Allah 'azza

wa jalla ke dalam diri makhluk-Nya) dan

Wihdatul Wujud  (bersatunya wujud

Allah 'azza wa jalla dengan wujud

252 Ibid hlm. 148

makhluk/Manunggaling Gusti ing

Kawulo), meskipun demikian ajaran

sekte ini bertentangan dengan ajaran

islam, karena ajaran ini diambil dari

ajaran agama-agama lain yang

menyimpang, seperti agama Budha dan

Hindu.

Kedua, sekte Al Hulul  , yang

berkeyakinan bahwa Allah 'azza wa jalla

bisa bertempat/menitis dalam dirimanusia). Keyakinan ini diserukan oleh

beberapa tokoh-tokoh ekstrem ahli

Tasawuf, seperti Hasan bin Manshur Al

Hallaj, yang karenanya para Ulama

memfatwakan kafirnya orang ini dan dia

harus dihukum mati, yang kemudian dia

dibunuh dan disalib pada tahun 309 H.

Dan di dalam Sya'ir yang dinisbatkan

kepadanya dia berkata :

“Maha suci (Allah 'azza wa jalla)

yang Nasut (unsur/sifat kemanusiaan)-

Nya telah menampakkan rahasia cahaya

Lahut (unsur/sifat ketuhanan)- Nya yang

menembus Lalu Tampaklah Dia dengan

 jelas pada (diri) makhluk-Nya dalam

bentuk seorang yang sedang makan dan

sedang minum Hingga (sangat jelas) Dia

terlihat oleh makhluk-Nya seperti

(jelasnya) pandangan alis mata dengan

alis mata”253

Ibnu 'Arabi dalam kitabnya

Fushushul Hikam yang berisi segudang

253 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam

 Ajaran Tasawuf, Sumber download file

CHM Darus Salaf 2, 27 Oktober 2009

Page 172: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 172/179

kesesatan dan kekufuran.254 Dalam

kitabnya ini dia mengatakan bahwa

Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam lah

yang memberikan padanya kitab ini, dan

beliau SAW berkata kepadanya:

"Bawalah dan sebarkanlah kitab ini pada

manusia agar mereka mengambil

manfaat darinya", kemudian Ibnu 'Arabi

berkata: "Maka aku pun (segera)

mewujudkan keinginan itu seperti yang

Beliau tentukan padaku tidak lebih dantidak kurang." Kemudian Ibnu 'Arabi

berkata: “(Kitab ini) dari Allah, maka

dengarkanlah, dan kepada Allah

kembalilah.” (Fushushul Hikam, dengan

perantaraan kitab Hadzihi Hiya Ash

Shufiyyah hal. 19255

Memang Al Hallaj seorang tokoh

besar dan populer di kalangan orang-

orang ahli tasawuf ini adalah penganut

sekte Al Hulul, dia meyakini dualisme

hakikat ketuhanan dan beranggapan

bahwa Al-Ilah (Allah 'azza wa jalla)

memiliki dua tabiat yaitu: Al Lahut (sifat

ketuhanan) dan An Nasut (sifat

kemanusiaan), yang kemudian Al Lahut

menitis ke dalam An Nasut, maka ruh

manusia -menurut Al Hallaj- adalah Al

254 Abdurrohman Abdul Kholiq, al-Fikru as- shufiy fi dhaoi’ al -kitab wa as-

sunnah. (Riyadh : Maktabah

Darussalam, 1994) cet. Ke-1 hlm. 277-

279.

255 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam

 Ajaran Tasawuf, Sumber download file

CHM Darus Salaf 2, 27 Oktober 2009

Lahut ketuhanan yang sebenarnya dan

badan manusia itu adalah An Nasut.

Ketiga, sekte Wihdatul Wujud  ,

yaitu keyakinan bahwa semua yang ada

pada hakikatnya adalah satu dan segala

sesuatu yang kita lihat di alam semesta

ini tidak lain merupakan

perwujudan/penampakan Zat Ilahi

(Allah 'azza wa jalla). Tokoh sekte ini

adalah Ibnu 'Arabi Al Hatimi Ath Thai

Dalam kitabnya  Al Futuhat Al Makkiyahdia menyatakan keyakinannya dengan

ucapannya: 256

“Hamba adalah Tuhan dan

Tuhan adalah hamba

Duhai gerangan, siapakah yang

Mukallaf ?

Jika kau katakan: hamba, maka

dia adalah Tuhan juga

Atau kau katakan: Tuhan, maka

mana mungkin Tuhan diberi Taklif?”

Dan dalam kitabnya yang lain

Fushushul Hikam (hal.192) Ibnu Arabi

berkata: 257

"Sesungguhnya orang- orang

yang menyembah anak sapi, tidak lain

yang mereka sembah kecuali Allah."

F. Penutup

256 M. Solihin, Tokoh-tokoh Sufi Lintas

 Zaman. Hlm. 156

257 Abdullah Taslim, Sekte-sekte dalam

 Ajaran Tasawuf 

Page 173: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 173/179

Setelah pembahasan di atas,

maka menurut hemat penulis bahwa

ajaran tasawuf Ibnu ‘Arabi cenderung

menyimpang jauh dari petunjuk Al

Quran dan As Sunnah, yang dengan

mengamalkan ajaran ini seseorang

bukannya makin dekat kepada Allah

'azza wa jalla, tapi malah semakin jauh

dari-Nya, dan hatinya bukannya makin

bersih, akan tetapi malah semakin kotor

dan penuh noda. Kemudian jika timbulpertanyaan, "Kalau begitu usaha apa

yang harus kita lakukan dalam upaya

untuk menyucikan jiwa dan hati kita?"

Maka jawabannya adalah sederhana

sekali, yaitu, Pelajari dan amalkan

syariat islam ini lahir dan batin, maka

dengan itulah jiwa dan hati kita akan

bersih (untuk lebih jelasnya silakan

pembaca menelaah kitab Manhajul 

 Anbiya' fii Tazkiyatin Nufus tulisan

Syaikh Salim Al Hilali, yang ditulis khusus

untuk menjelaskan masalah penting ini),

karena di antara tugas utama yang

dibawa para Rasul SAW adalah

menyucikan jiwa dan hati manusia

dengan mengajarkan kepada mereka

syariat Allah 'azza wa jalla, sebagaimana

firman Allah.

Maka orang yang paling banyak

memahami dan mengamalkan petunjuk

Al Quran dan As Sunnah dengan baik

dan benar, maka dialah orang yang

paling bersih dan suci hati dan jiwanya

dan dialah orang yang paling bertakwa

kepada Allah 'azza wa jalla, karena

semua orang berilmu sepakat

mengatakan bahwa: "Penghalang utama

yang menghalangi seorang manusia

untuk dekat kepada Allah 'azza wa jalla

adalah (kekotoran) jiwanya."258 Oleh

karena inilah Rasulullah SAW

mempermisalkan petunjuk dan ilmu

yang Allah turunkan kepada beliau

dengan air hujan yang Allah turunkan

dari langit, karena sebagaimana fungsi

air hujan adalah untuk menghidupkan,

membersihkan dan menumbuhkankembali tanah yang tandus dan gersang,

maka demikian pula petunjuk dan ilmu

yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu

'alaihi wa sallam adalah untuk

menghidupkan, menyucikan dan

menumbuhkan hati manusia, dalam

hadits Abi Musa Al 'Asy'ari ra, Rasulullah

SAW bersabda:

258 Imam Ibnul Qayyim,  Igatsatul

 Lahafan dan  Al Fawa'id  Sumber:

muslim.or.id

Page 174: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 174/179

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Taslim, 2009 , Sekte-sekte dalam Ajaran Tasawuf, Sumber download file CHM

Darus Salaf 2,

Abdurrohman Abdul Kholiq, 1994, al-Fikru as-shufiy fi dhoui’ al-kitab wa as-sunnah.

Riyadh : Maktabah Darussalam, cet. 1

Ahmad Amin, 1993 , Islam dari Masa ke masa, Terj. Abu Laila dan Mohammad Tohir,

Bandung : Rosdakarya, cet. Ke-3.

Afandi, 2008 , Pemikiran Ibnu Arabi Tentang Hakekat Wujud . Yogyakarta : Perpustakaan

Digital UIN Sunan kalijaga

Hery Sucipto, 2006, Cahaya Islam : Ilmuwan Muslim Dunia sejak Ibnu Sina Hingga BJ.

Habibie. Jakarta : Grafindo, cet. Ke-1

Imam Ibnul Qayyim, 2009, Tt, Igatsatul Lahafan dan Al Fawa'id Sumber: muslim.or.id

M. Solihin, 2003, Tokoh-tokoh Sufi Lintas Zaman. Bandung : Pustaka Setia, Cet. 1

www.abatasya.net ,

2009, Sufi Ibnu Arabi : Syaikul akbar dan Imam Para Filsuf 

PANDANGAN NON-MUSLIM TERHADAP BANK SYARIAH

Oleh: Ridwan Munir

a. Pendahuluan

Perkembangan industri keuangan

syariah di dunia terlihat begitu pesat.

System dan industri keuangan

syariah tidak lagi menjadi isu local

yang sifatnya terbatas ada diantara

negara-negara muslim saja, tetapi

 juga telah menjadi trend globaldimana negara-negara non-muslim

sudah mengambil posisi dan inisiatif 

untuk mengadopsi serta

mengembangkan system sekaligus

industri keuangan syariah ini.

Negara-negara yang memiliki

industri keuangan terkemuka seperti

Page 175: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 175/179

Inggris, Prancis, Jepang, Hongkong

dan Singapura terlihat berlomba-lomba untuk menjadikan negara

mereka sebagai pusat keuangan

syariah, baik di dunia maupun di

kawasan regional. Bahkan lembaga-

lembaga keuangan dunia seperti

World Bank dan International

Monetary Fund (IMF) telah pula

menyatakan bahwa pengembangan

keuangan syariah telah menjadi

salah satu program utama mereka.

Pada dasarnya, fungsi bank, baik

bank konvensional maupun bank

syariah dalam menjalankan

kegiatannya adalah sama. Sebagai

lembaga keuangan intermediasi

(intermediary financial institution),

kedua bank ini sama-sama

mengumpulkan dana dari

masyarakat dan kemudianmenyalurkan kembali dana-dana

yang terkumpul tersebut kepada

masyarakat dalam bentuk

pembiayaan. Meskipun mempunyai

fungsi yang sama, ada hal prinsip

yang membedakan keduanya. Bank

syariah dalam menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan pada prinsip

bagi untung dan rugi (profit and loss

sharing principle) dan tidakmemberikan bunga (interest free).

Adapun bank konvensional dalam

menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan pada bunga (interest).

Karena bank syariah dalam

menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan pada prinsip syariah,

maka sebagian orang akan

berpandangan bahwa bank syariahini identik dengan Islam dan umat

Islam. Dengan kata lain, bank syariah

hanya diperuntukkan kepada orang-

orang yang beragama Islam saja,

sedangkan agama lain [non-Muslim]

tidak bisa bertransaki di dalamnya.

Pandangan ini tentu keliru dan perlu

diluruskan. Kalau dikatakan bank

syariah itu identik dengan Islam, hal

itu memang benar adanya, karenaketika kita berbicara tentang syariah,

maka secara otomatis akan bicara

tentang Islam. Keduanya merupakan

satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan.

Namun, yang perlu dipahami, bank

syariah tidak terkait sama sekali

dengan ritual keagamaan atau

peribadatan dari agama Islam. Banksyariah, dalam menjalankan

kegiatannya, tidak terbatas hanya

untuk orang yang beragama Islam

saja, tapi juga terbuka bagi non-

Muslim. Dengan kata lain, bank

syariah bisa memberikan

pembiayaan atau jasa kepada non-

Muslim. Kaum non-Muslim bisa

menabung, meminta pembiayaan,

dan/atau menggunakan jasa banksyariah, bahkan bisa bekerja di sana.

Pada saat sekarang ini, perbankan

syariah tumbuh dengan pesat di

seluruh dunia, tidak hanya di negara

Islam/mayoritas berpenduduk

Muslim, namun juga di negara-

negara yang bukan Islam, seperti

Amerika Serikat, Singapura, dan

Page 176: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 176/179

Britania Raya (United Kingdom), dll.

Bahkan, Britania Raya pada saat inibertekad menjadi pusat keuangan

dan perbankan syariah di dunia.

Perbankan dan keuangan syariah

berkembang pesat di sana, padahal

bukan negara Islam. Begitu juga

dengan Singapura, yang bertekad

menjadi pusat keuangan syariah di

dunia dengan memperlonggar

peraturan-peraturan terkait

perbankan syariah sehingga bisaberkembang dengan pesat.

Di Malaysia, hampir 15 persen

nasabah bank syariah adalah non-

Muslim. Hal ini mengindikasikan

secara jelas bahwa bank syariah

tidak hanya untuk orang yang

beragama Islam saja. Oleh karena

itu, bagi Muslim dan non-Muslim,

yang masih penasaran dengan banksyariah, silahkan mulai berhubungan

dengan bank syariah, misalnya

menabung. Tanyakan secara detail

segala fasilitas yang dapat

dimanfaatkan dari layanan bank

syaraiah ini, sehingga bisa sekaligus

membedakan antara bank syariah

dan bank konvensioanl. (“Apakah

Bank Syariah hanya untuk muslim?”

Ditulis Abdul Rasyid Jnauari 2015)

b. Bank Syariah Menurut Rodney

Wilson

Rodney Wilson adalah direktur

pascasarajana Institute for Middle

Eastern and Islamic Studies, Durham

University. Ia adalah salah seorang

editor buku The Politics of Islamic

Finance and co-author of Islamic

Economics: A Short History.Menurutnya hasil penelitian yang

ditulisnya di laman

www.commongroundnews.org.

Menyatakan bahwa perbankan

Islam, yang mengisyaratkan

penolakan terhadap bunga, telah

menjadi sebuah industri penting

dalam empat dekade terakhir. Satu

pertanyaan tak terelakkan adalah

apakah kehadirannya semakinmenjauhkan kaum Muslim dari

berbagai nilai dan norma Barat,

menciptakan sebuah perkampungan

keuangan tersendiri. Sebuah

pandangan alternatif menyatakan

bahwa dengan semakin

meningkatnya jumlah orang di Barat

yang tidak puas atau skeptis tentang

layanan-layanan perbankan yang

mereka terima, dan melihat bank-bank tersebut sebagai pemeras atau

bahkan tidak etis, kemunculan

perbankan Islam dengan moralitas

yang berbeda menghasilkan Islam

dengan cerminan wajah yang lebih

positif.

Banyak bankir Barat memandang

keuangan Islam sebagai sebentuk

rasa keingintahuan, dan bahkan

mungkin sebuah peluang bisnis,tetapi jarang yang melihatnya

sebagai sebuah ancaman yang dapat

dibandingkan dengan ekstremisme

Muslim. Kenyataannya, perbankan

dan keuangan Islam dapat dianggap

sebagai sisi lembut Islam, dan

sebuah aspek yang meminjamkan

dirinya sendiri bagi sebuah dialog

Page 177: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 177/179

antara orang Barat dan Muslim.

Lembaga-lembaga keuangan retel

Islam, termasuk Islamic Bank of 

Britain, the European Islamic

Investment Bank dan Lariba Bank di

Kalifornia, saat ini telah tegak berdiri

di sejumlah negara Barat. Lebih jauh,

bank-bank pemberi pinjaman

internasional, termasuk Citibank,

HSBC Amanah, Deutsche Bank, dan

UBS of Switzerland, semuamenawarkan deposito Islam dan

fasilitas-fasilitas keuangan yang

memenuhi ketentuan syariah.

Ada banyak dialog terjadi antara

para bankir Barat yang bekerja pada

lembaga-lembaga ini dan para ahli

syariah yang menyarankan apa yang

boleh, dan apa yang tidak, dilakukan.

Dialog ini meluas hingga asuransi, dimana perusahaan-perusahaan

takaful Islam semakin lama semakin

aktif, ciri-ciri mereka yang khas

adalah bahwa mereka tidak

menganut bunga yang dihasilkan

surat-surat obligasi konvensional,

dan bahwa dana para pemegang

saham dan premi yang dibayar para

pemegang polis tersebut tidak dapat

dijadikan satu, yang dapatmenyebabkan pihak pertama

mengeksploitasi kemalangan pihak

kedua.

Karena syariah merupakan hal yang

universial, prinsip-prinsip illahiah,

bukan hukum nasional, kantor-

kantor hukum internasional

terkemuka juga ikut melibatkan diri

dalam urusan perbankan dankeuangan Islam, hanya saja kontrak-

kontrak yang ada perlu dirancang di

bawah payung hukum Inggris atau

Amerika dengan tetap memelihara

kesesuaian dengan syariah.

Memang, pekerjaan utama para

anggota komite syariah yang

melayani dewan direksi bank-bank

Islam dan konvensional yang

menawarkan produk-produk Islamadalah untuk memastikan bahwa

kontrak-kontrak baru tersebut sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah dan,

 jika tidak, melakukan dialog dengan

para pengacara berkaitan dengan

amandemen dan perancangan ulang.

Aspirasi dari banyak pihak Islamis

adalah memiliki hukum syariah yang

illahiah menggantikan hukum buatanmanusia, bahkan mungkin pendirian

suatu khalifah dunia yang di bawah

kekuasaannya semua orang, Muslim

dan non-Muslim, hidup. Tidak

mengherankan, aspirasi seperti itu

tidak dapat diterima oleh

kebanyakan non-Muslim, dan

bahkan juga banyak umat muslim,

karena ia tidak memberikan pilihan.

Perbankan dan keuangan Islam

dapat menentukan arah masa

depan: ia memberikan pilihan yang

luas, bukannya terbatas. Sementara

setiap lembaga memiliki dewan

syariahnya masing-masing,

kesesuaian dengan syariah pada

kenyataannya merupakan urusan

Page 178: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 178/179

pihak swasta, bukan urusan hukum

nasional. Bahkan, setiap dewansyariah memiliki fatwa-fatwanya

sendiri, yang akibatnya semakin

memperluas pilihan dalam pasar

gagasan keagamaan. Agama, pasti,

berkembang dalam kondisi penuh

persaingan dan Islam bukan sebuah

pengecualian, sementara jika ia

dinasionalisasi, para penganutnya

tidak lama akan menjadi terasingkan.

Republik Islam Iran dapat dilihat

sebagai sebuah contoh yang tidak

mendorong perkembangan

perbankan dan keuangan Islam. Di

sana, semua perbankan telah

memenuhi ketentuan syariah sejak

undang-undang mengenai

Perbankan Bebas Riba diundangkan

pada 1983. Para nasabah bank

karenanya tidak memiliki pilihankecuali menggunakan sistem syariah.

Namun bank-bank tersebut dimiliki

oleh negara dan memiliki otonomi

yang kecil, bahkan dalam

pengambilan keputusan tentang

produk-produk deposito dan

keuangan yang hendak ditawarkan.

Mereka juga tidak memiliki komite-

komite syariah, alasannya hal ini

tidak diperlukan karena undang-undang memastikan kepatuhan

terhadap syariah dalam keadaan

apapun.

Hasilnya adalah perkembangan

perbankan berjalan lambat,

sedikitnya terobosan keuangan yang

ada, dan kebanyakan rakyat Iran

tidak memiliki rekening bank.

Sebaliknya, di wilayah Teluk Arabdan di Malaysia, di mana bank-bank

Islam dan konvensional bersaing,

bank-bank Islam memiliki produk-

produk yang menarik untuk

ditawarkan dan jumlah nasabah yang

terus tumbuh. Bank Al Rajhi Arab

Saudi telah menjadi bank retel Islam

terbesar, dan jangkauan layanan dan

saluran pengirimannya dapat

disejajarkan dengan penawaranterbaik yang dapat di berikan oleh

bank-bank Barat.

Perbankan Islam tidak akan kemana-

mana, ia merupakan sebuah peluang

daripada sebuah ancaman, dan

memiliki masa depan yang

menggairahkan. Kesenjangan tetap

ada – tidak ada bank Islam di Israel,

misalnya, untuk melayani pendudukmuslim di sana. Tetapi jika Bank

Sentral Israel memberi izin bagi

pendiriannya, ia dapat membawa

banyak kebaikan. Ia mungkin

mendorong penduduk Yahudi yang

hidup di sana mempertanyakan

apakah pengoperasian bank-bank

mereka sendiri telah sesuai dengan

ajaran keagamaan dalam Leviticus

dan Deuteronomy.

Akhirnya perbankan dan keuangan

Islam berkaitan dengan kemunculan

sebuah bentuk kapitalisme yang khas

Islam yang mungkin hidup

berdampingan dan berinteraksi

dengan Barat, Cina, Rusia atau

kapitalisme lainnya. Perkembangan

Page 179: TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

7/17/2019 TAFKIR JURNAL STUDI ISLAM 2012.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/tafkir-jurnal-studi-islam-2012pdf 179/179

seperti ini seharusnya disambut

hangat dan diberi peluang, danbukannya dihambat atau ditekan.

(dari berbagai sumber)

).