Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

16
HARGA : Rp5.000,- PTN VS. PTS Lulus? Nanti Dulu, Deh Demi Bidik Misi, Mahasiswa Ngaku Miskin Menjaga Warisan Budaya, Bukti Cinta Pada Negara Sudah Benarkah Perda THM? TIPS MENCARI TEMPAT KOST UNTUK MAHASISWA BARU Masih Muda, Omset Ratusan Juta ISSN 0853-7739 | EDISI XXIV | SEPTEMBER - OKTOBER 2013

description

 

Transcript of Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

Page 1: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

Edis

i 64/

Tah

un

iii/1

2 - 2

6 sE

PTEM

BER

201

1 HA

RGA

: Rp5.000,-

PTNVS.

PTS

Lulus? Nanti Dulu, Deh

Demi Bidik Misi, Mahasiswa Ngaku Miskin

Menjaga Warisan Budaya, Bukti Cinta Pada Negara

Sudah Benarkah Perda THM?

TIPS MENCARI TEMPAT KOST UNTUK MAHASISWA BARU

Masih Muda,Omset Ratusan Juta

ISSN 0853-7739 | eDISI XXIV | SePTeMBeR - OKTOBeR 2013

Page 2: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

02 DAKSI

SUSUNAN PENGURUS

Tabloid Mahasiswa INTR-ODiterbitkan oleh: Lembaga Pers MahasiswaINTR-O Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lambung MangkuratNo SK: 05/A/SMF/Unlam/1993

Rekomendasi:PR III No. 1766/PT.10H.3.3/0/1995

Penanggung Jawab : Dekan FISIP UnlamPembina : Pembantu Dekan IIIPenasehat : Budi Kurniawan dan Alumni

Ketua Umum : Gandhi SugianPimpinan Perusahaan : Ribka Meylinda TanujayaSekretaris Perusahaan : M Noor FajriansyahSirkulasi : Eko Arista PutraProduksi : Mufty Fuady Daulay

Pimpinan Redaksi : M. Afif AziyaSekretaris Redaksi : Galoeh Moelita SariKoordinator Liputan : Seprian NurifanggaRedaktur : Darma ArianiFotografi : Theresia Giovanny Naibaho

UnstoppableLebih baik dari edisi-edisi

sebelumnya adalah misi kami sebagai pers mahasiswa (persma), yang menuangkan tulisan-tulisan kami kedalam media cetak

berbentuk sebuah tabloid bernama INTR-O. Tentu tidak mudah untuk menyelesaikan misi tersebut. Banyak tantangan yang harus kami lalui. Dan ketika harus menghadapi tantangan tersebut, kami tidak memiliki semangat yang memotivasi kami, misalnya sebuah penghargaan berupa piala atau sejumlah uang. Semangat kami seakan jatuh berceceran seiring langkah demi langkah yang kami lalui. Lalu bagaimana kami bertahan dan menyelesaiakan tabloid ini? Jawabnya dengan tekad. Dari awal, kami sudah mengumpulkan niat dan tekad yang kuat untuk meneruskan perjuangan para alumni untuk mencetak tabloid ini. Walaupun semangat sudah habis, dengan tekad, kami masih bisa melangkah. Seiring waktu berjalan, semangat-semangat kami yang tadinya hampir habis, terkumpul lagi. Dengan semangat baru, ditambah dengan masuknya tenaga-tenaga baru dari anggota INTR-O yang bergabung tahun ini, akhirnya kami bisa menyelesaikan tabloid ini tepat pada waktunya. Walaupun masih banyak kekurangan disana-sini, tapi kami selalu memberikan yang terbaik untuk para pembaca INTR-O.

Di edisi kali ini, bertepatan dengan masuknya mahasiwa baru (maba) angkatan 2013/14, INTR-O banyak memberikan informasi seputar dunia kampus yang tentunya jauh berbeda dari dunia sekolah. Proses

adaptasi, tips, informasi-informasi lain yang berhubungan dengan dunia kampus, kami sajikan dengan ciri khas kami, tabloid INTR-O, untuk para maba. Tanpa melupakan pembaca lain yang mayoritas mahasiswa dan dosen, kami juga memberikan informasi berimbang, tidak hanya di dalam kampus, namun juga di luar kampus. Bukan hanya itu, di setiap edisi, kami juga mencoba memberikan “sesuatu” yang baru kepada pembaca. Untuk itu, di edisi ini, untuk pertama kalinya, kami hadirkan rubrik Young on Top. Rubrik baru yang berisi tentang kisah-kisah sukses anak muda. Diharapkan, dengan adanya rubrik baru ini, mahasiswa bisa terinspirasi dan tidak melulu berpikir menjadi “pekerja” setelah lulus kuliah nanti.

Secara keseluruhan, kami, melalui tabloid INTR-O mencoba untuk merangkul seluruh pembaca yang berbeda umur, status, dan selera. Karena itu, informasi yang kami berikan tidak melulu tentang isu-isu negatif yang ramai dibicarakan di seputaran Universitas. Disini, kami juga memberikan informasi-informasi ringan yang cukup menghibur untuk dibaca ketika waktu senggang. Intinya di edisi ini, selama proses penerbitan yang cukup memakan waktu, sadar tidak sadar, kami bertambah dewasa. Bukan fisik, melainkan pola pikir dan gaya tulisan kami. Semuanya dapat dilihat ketika Anda membuka lembar demi lembar tabloid ini. Sebagai penutup, persilahkanlah kami mempersembahkan jerih payah, keringat, waktu, uang, dan tenaga kami untuk Anda. Inilah INTR-O. Selamat membaca! l

Page 3: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

03komunitas

Berdiri sejak 17 Juni 2010, Photograpic Conceptual & Cinematography (PCC), adalah salah satu sebuah komunitas fotografi di yang hingga kini masih

eksis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. PCC merupakan sebuah komunitas fotografi dengan genre konseptual, yang juga disertai alur cerita perfilman (Cinematography). PCC didirikan dengan maksud agar seni fotografi tak hanya bisa dinikmati dari sisi modeling, landscape, Human Interest (HI), dan jenis fotografi lainnya, tapi juga bisa dinikmati dalam bentuk konseptual dan perfilman.

Dari kecintaan terhadap fotografi bergenre konseptual, tiga pemuda asal Banjarmasin, Zainal Muttaqin (Enal), M. Rizky Adhytama (Kie), dan Hary Akbar (Hary) membentuk komunitas ini. Dengan dibentuknya PCC, ketiga sahabat ini berusaha mengembangkan dan menyalurkan hobi para pecinta fotografi konseptual yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya. “Tujuan kami semata-mata untuk menyatukan hobi sesama pecinta fotografi genre konseptual

yang ada di kota Banjarmasin dan sekitarnya,” tuturnya.

Untuk membesarkan PCC, Enal dkk harus berjuang keras. Pasalnya, genre fotografi konseptual masih belum terlalu dikenal luas oleh para pecinta fotografi Banjarmasin saat itu. “Cukup sulit memperkenalkan genre konseptual kepada teman-teman, karena genre ini terbilang ‘baru’ di Banjarmasin.”

Niat tulus mereka akhirnya berbuah manis. Tiga tahun berdiri, saat ini PCC sudah memiliki lebih dari 50 anggota. “Secara keseluruhan, kami memiliki 50 anggota lebih. Yang aktif sekitar 20an,” ungkap Enal, salah satu pendiri sekaligus ketua PCC.

Untuk agenda, PCC memiliki kegiatan yang cukup padat. Komunitas ini memiliki agenda mingguan, bulanan, dan

Komunitas Alternatif Bagi

Fotographer Anti Mainstream

tahunan “Dalam satu minggu, kami selalu sempatkan untuk ngumpul, rapat, persentasi foto sesama anggota, belajar ngedit foto, dan bedah foto. Intinya berbagi sesama anggota PCC. Untuk agenda bulanan, kami punya penyusunan konsep bareng-bareng yang kami garap secara serius. Terakhir, kami selalu bikin acara dan film pendek ketika ulang tahun PCC yang menjadi agenda tahunan kami,” ujar pria yang pernah beberapa kali mendapat gelar juara fotografi ini.

Dalam tiga tahun ini, PCC rutin megadakan event-event besar tiap tahunnya. Walaupun terbilang muda, di tahun pertama mereka berdiri, PCC mengadakan “Pameran Jalanan untuk Negeriku” pada tahun 2010. Setahun kemudian pada tahun 2011, bekerja sama dengan komunitas-komunitas fotografi lain di Banjarmasin, mereka mengadakan “Photography Day” yang kembali dibuat sequelnya di tahun 2013 dengan nama yang sama. “Selain event-event besar tadi, kami juga rutin mengadakan acara ulang tahun PCC. Tahun 2012, di umur PCC yang ke-2, kami mengadakan acara bernama “Makes More Different” dalam rangka ulang

tahun. Selanjutnya di tahun ke-3 PCC berdiri, kami bikin acara “Step and Up” memperingati 3 tahun kebersamaan kami di komunitas ini,” kata mahasiswa Universita Islam Kalimantan banjarmasin ini.

Selama tiga tahun mereka eksis, PCC sudah menelurkan beberapa karya fotografi yang menarik dan berbeda dari kebanyakan. Diantaranya True Love, Sorry Dear, Marry Me, dan Puppet

Romance. Dilihat dari judulnya, kebanyakan memang konsep PCC berbau cinta-cintaan. Namun, ternyata tidak hanya konsep drama yang disajikan PCC kepada penikmat fotografi konseptual. Mereka juga pernah membuat konsep berbau horor, seperti Fatal Experiment yang bercerita tentang zombie,

dan Jelangkung yang mungkin akan membuat bulu kuduk kalian merinding. “Tema tentang cinta nggak akan ada habis-habisnya. Tapi kami juga mencoba bikin konsep lain yang berbeda dan lebih menantang biar nggak bosen,” ujarnya singkat. Selain itu, mereka juga pernah membuat konsep sepakbola, dan lainnya. “Untuk melihat karya-karya kami, bisa melalui facebook PCC dengan username Photographic Conceptual and Cinematography Banjarmasin. Selain foto, kami juga punya film pendek yang bisa dilihat di akun youtube kami.”

Untuk urusan keanggotaan, PCC tidak pilih-pilih. Tua, muda, pelajar, mahasiswa maupun yg sudah bekerja bisa menjadi anggota PCC. “Kami tidak membatasi umur dalam syarat keanggotaan di PCC. Semua boleh masuk,” jawabnya ketika ditanya persyaratan untuk menjadi anggota PCC. Cowok kelahiran 16 Februari 1991 ini mengatakan PCC tidak mengharuskan anggotanya mempunyai kamera ataupun bakat dalam fotografi. ”Yang terpenting, anggota mempunyai minat untuk mendalami foto konseptual. Dan menariknya lagi, PCC juga dapat menjadi wadah bagi kalian yg mempunyai daya imajinasi tinggi (Konseptor), make up, maupun choreographer,” Ujarnya mengakhiri wawancara. l

Oleh: Afif

Page 4: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

04 KABAR DARI FK

Sebuah desa dipinggir danau mungkin sudah biasa. Tapi, desa di tengah danau tentunya jarang kita temukan. Memang terdapat objek yang paling terkenal, yaitu desa-desa di Pulau Samosir, di tengah-tengah Danau Toba,

Provinsi Sumatera Utara. Namun ternyata terdapat Pulau dengan topografi serupa yang ada di Kalimantan Selatan, walaupun ukurannya jauh lebih kecil, yaitu Pulau Pinus.

Sabtu beberapa minggu lalu, tepatnya tanggal 6 Juli 2013, separuh pengurus Hippocampus Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat berkunjung ke Pulau berpenghuni tersebut. Kendaraan darat hanya dapat mengantar sampai pinggir Waduk

Riam Kanan, selebihnya perahu bermotor atau yang sering disebut warga Kalsel dengan istilah kelotok

harus diandalkan sebagai transportasi satu-satunya menuju pulau. Dalam perjalanan kurang lebih 30 menit di atas kelotok, pengunjung

disuguhkan pemandangan unik hijaunya air danau yang dikelilingi oleh pegunungan Meratus. Terlihat juga

penampakan khas rumah-rumah yang mengapung di atas perairan, beralaskan kayu

atau tong. Mata pencarian utama penduduk Pulau Pinus adalah sebagai nelayan, maka tidak aneh kalau kita juga akan melihat banyak orang memancing atau memasang jaring di sekitar pinggiran danau.

Di tengah waduk yang berfungsi sebagai tempat PLTA ini terdapat dua pulau yang biasa disebut Pulau Pinus Satu, yang tidak dihuni warga, serta Pulau Pinus Dua, yang dihuni warga. Pengurus Hippocampus memilih berkunjung ke Pulau Pinus Dua karena tujuannya adalah mewawancarai warga setempat mengenai kehidupan di sana. Yang mengejutkan, ternyata warga Pulau Pinus Dua ternyata masih menggunakan generator set (genset) sebagai sumber listrik untuk keperluan sehari-hari. Sebenarnya sungguh aneh, daerah pembangkit tenaga listrik belum mendapat aliran listrik. Tiang listrik yang

sudah berdiri tegak di atas Pulau hanya tampak sebagai besi tinggi biasa, tanpa adanya sambungan kabel penyalur energi.

Ketika diwawancarai Hippocampus, salah seorang warga mengutarakan harapannya yang tinggi terhadap pemerintah setempat. Dia ingin aspek pengembangan wisata, sarana dan prasarana pendidikan, serta pelayanan kesehatan di Pulau Pinus, tepatnya di Desa Aranio, diperbaiki. Dia juga berharap jembatan besar penghubung pulau yang rubuh belakangan ini segera diperbaiki, karena jembatan tersebut merupakan jalur yang penting bagi warga. “Kami ingin pemerintah lebih memperhatikan nasib kami,” ujarnya.

Memang alangkah baiknya kalau daerah wisata alam yang sejuk ini bisa terus dilestarikan dan dikembangkan sehingga dapat menjadi tempat tujuan pelepas penat para penduduk Kalimantan Selatan, khususnya kota besar seperti Banjarmasin, yang setiap harinya terpapar suhu panas. l

September ini, prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK Unlam) Banjarmasin, rencananya akan mengadakan kegiatan seminar Nasional yang bertemakan tentang kewirausahaan. Bertajuk “National Seminar Enterpreneurship : Meraih Sejuta Mimpi Bersama Merry Riana”,

acara ini merupakan rangkaian kegiatan dari program kerja Himpunan Mahasiswa Psikologi. Ketua pelaksana Saulia Safitri mengungkapkan, kegiatan ini adalah proker dari divisi dana dan usaha. “Kegiatan ini adalah proker danus (dana usaha), sesuai visi misi yang sudah dibuat oleh mereka ,” ungkap cewek yang juga mahasiswa prodi psikologi ini.

Sesuai dengan tema acara, di seminar nanti akan hadir pengusaha, pembicara, motivator, sekaligus penulis buku best seller “Mimpi Sejuta Dollar”, Merry Riana. “Dari sekian banyak nama enterprenuer yang ada di Indonesia, terpilihlah Merry Rianasebagai pembicara kami. Kemudian beranjak dari latar belakang beliau yang memulai perjuangannya sewaktu masih berstatus mahasiswa dan seabrek prestasi yang beliau raih di usia mudanya, membuat kami semakinyakin memilih beliau,” jawab Saulia ketika ditanya kenapa memilih Merry Riana.

Tujuan diadakannya seminar ini, kata Saulia, adalah untuk meningkatkan semangat kewirausahaan di kota Banjarmasin. “Sesuai dengan misi divisi dana usaha yaitu membantu membangkitkan semangat masyarakat, khususnya mahasiswa, dalam berwirausaha dan menjadi pengusaha sukses di usia muda.”

Seminar Nasional ini rencananya akan bertempat di ballroom hotel A Banjarmasin, pada tanggal 15 September 2013. “Acaranya akan dimulai dari jam 9 pagi sampai selesai. Untuk pembicara di seminar ini kami fokuskan pada Merry Riana, jadi hanya ada 1 pembicara saja,” papar Saulia. Untuk tiket, pihak panitia menyediakan 3 kategori, silver, platinum, dan gold. “Kami punya 3 kategori tiket. Pertama, silver. Harganya Rp 250.000, peserta sudah bisa mendapatkan sertifikat, coffe break, dan lunch. Kedua, Platinum. Cukup dengan menambah Rp 50.000, peserta akan mendapatkan semua fasilitas tadi dengan tambahan buku Mimpi Sejuta Dollar dengan tanda tangan penulisnya. Terakhir, gold. Dengan harga Rp 350.000, peserta bekesempatan foto bareng Marry Riana, juga mendapat video dokumentasi, dan tentunya ditambah dengan semua fasilitas yang disebutkan tadi” jelas Saulia.

Saulia menambahkan, acara ini terbuka untuk umum. Pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum, bisa mengikuti acara seminar Nasional ini. “Bagi calon peserta yang berminat bisa menghubungi nomor 085754550777 untuk informasi lebih lanjut dan pembelian tiket.” (Afif)l

Meraih Sejuta Mimpi Prodi Psikologi

Merry Riana

ListrikUntUk Warga PULaU PinUs,

PULaUnyaWadUk PLta

Oleh: Fariz Rahmat R. (Ketua Hippocampus)

Page 5: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

05gasi

Banjarmasin termasuk salah satu kota terbaik dalam hal produktivitas mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda). Dalam jangka waktu satu tahun, puluhan Perda dikeluarkan.

Hal ini ditegaskan oleh pernyataan DPRD kota Bukit Tinggi Sumatera Barat, yang melakukan

kunjungan kerja dalam rangka belajar Perda di Banjarmasin. Namun, permasalahannya dengan Perda yang cukup banyak ini mampukah Pemerintah kota menjalankannya secara maksimal?

Salah satu Perda yang dinilai belum efektif adalah Perda Banjamasin No 34 tahun

Tuhan menciptakan manusia sebagai mahkluk paling mulia daripada ciptaan-Nya yang lain. Kita punya fisik yang jauh lebih baik dan akal untuk berpikir. Namun, walaupun

sudah memiliki berbagai kelebihan, kita sering merasa tidak puas dan ingin memperbaiki diri lagi. Begitu juga dengan kebanyakan pasien yang melakukan operasi plastik atau bahasa kerennya plastic surgery. Mereka cendrung berupaya untuk tampil sesempurna mungkin. Nah, semua sudah paham nggak apa itu plastic surgery? Tulisan ini akan membahas lebih dalam tentang operasi yang sekarang menjadi trend di Negara Ginseng Korea Selatan, di mana penduduknya 99% pernah melakukan operasi plastik.

Korean Fever sudah menjangkiti hampir seluruh remaja diberbagai belahan dunia, terutama Asia. Dengan adanya trendsetter baru ini, membuat kita penasaran apa saja hal-hal menarik yang ada di Korea Selatan. Mulai dari artis, budaya, makanan khas, hingga yang paling populer yaitu operasi plastik. Di Korea, terdapat stereotip yang mengatakan bahwa manusia baik itu pasti berwajah cantik atau tampan, sedangkan orang jahat sebaliknya. Pendapat sebagian besar penduduk Korea Selatan mulai banyak berubah. Tolak ukur kecantikan atau ketampanan seseorang bukan lagi wajah khas Korea Selatan dengan mata sipit tanpa

kelopak, rahang besar, dan dagu lebar. Namun, sekarang mereka cendrung menyukai orang yang memiliki wajah kecil, dagu dan rahang berbentuk V serta hidung mancung dan mata besar. Didukung pesatnya perkembangan teknologi kedokteran yang semakin canggih, para orang tua di Korea Selatan sendiri, sangat mendukung jika anaknya melakukan operasi plastik. Sebab, menurut mereka dengan wajah yang rupawan, mendapatkan pekerjaan yang baik juga akan semakin mudah. Selain itu, operasi plastik juga dipercaya sangat efektif untuk menaikkan status sosial.

Operasi paling populer di Korea Selatan adalah operasi rahang ganda yang mencapai angka 5000 operasi tiap tahunnya. Pada dasarnya, operasi plastik atau bedah plastik ditujukan untuk memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Operasi plastik terbagi lagi menjadi dua, yaitu bedah rekonstruksi dan bedah kosmetik. Kedua jenis operasi ini dilakukan dengan tujuan yang berbeda. Rekonstruksi biasanya dilakukan karena terjadi perubahan bentuk wajah atau bagian tubuh lain yang diakibatkan oleh kecelakaan atau penyakit tertentu. Sedangkan kosmetik adalah mengubah bentuk wajah atau bagian tubuh yang tidak rusak sebelumnya.

Sekarang, mari kita bandingkan dengan para pelaku operasi plastik di Indonesia.

Different is BeautifulOleh : Shinta Amanda dan Andre Prasetyo

Operasi plastik di Indonesia tidak lagi menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan, namun juga bukan komoditas utama di negeri ini seperti layaknya di Korea. Di Indonesia, operasi plastik hanya dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu. Misalnya, mereka yang ingin melakukan permak hidung, mata, dagu atau memutihkan kulit. Segelintir orang bahkan menjalani operasi untuk mengubah beberapa bentuk tubuh agar terlihat lebih menarik, seperti dengan menggunakan suntik silikon. Pelaku operasi plastik cendrung tidak mempertimbangkan efek samping yang akan timbul nantinya. Ada banyak contoh kasus gagalnya operasi plastik. Mulai dari kulit tiba-tiba keriput, bibir lebar berlebihan sampai bentuk payudara yang menjadi aneh.

Rasa tidak puas terhadap bentuk tubuh dan wajah mungkin memang wajar, namun bukan

berarti kita harus mengubahnya. Buatan tangan manusia tentu tidak bisa dibandingkan dengan buatan Tuhan. Hargailah apa yang ada pada diri kita masing-masing dengan menjaga dan merawatnya, bukan mengubah. Seperti dikatakan oleh Hilda, mahasiswi semester 4 Jurusan Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, yang juga merupakan salah seorang penggemar berat K-pop (Korean Pop), meski dia penggemar berat Korea, tapi dia sangat menentang operasi plastik yang dilakukan sebagian besar artis di sana. Sebab, jika kita mengubah bentuk tubuh berarti merusak ciptaan Tuhan. “Cantik itu bukan dengan operasi, tapi bagaimana kita bisa menunjukkan kemampuan yang kita miliki tanpa perlu dipermak atau diperbaiki. Jika kita berani tampil beda apa adanya, itu cantik yang sebenarnya,” ujarnya. l

Before After

SudahBenarkahPerda THM?

Oleh : Ani dan Alwi

2004, Pasal 10 ayat (2) tentang Izin Usaha, Rekreasi dan Hiburan, yang berbunyi : Untuk usaha rekreasi dan hiburan umum yang meliputi permainan dan sejenisnya, diskotik, karaoke, pusat kesehatan dan kebugaran jarak minimal dengan kantor, instansi, sekolahan dan tempat ibadah 150 m (seratus lima puluh meter). Pelaksanaan Perda pasal 10 ayat (2) perlu dipertanyakan. Sebab, di lapangan masih ditemukan ada beberapa tempat rekreasi dan hiburan umum yang dekat dengan tempat ibadah. Misalnya Tempat Hiburan Malam (THM) yang terdapat di Hotel Aria Barito di jalan Haryono MT terletak tidak jauh dari tempat ibadah yaitu Langgar Da’watul Khair, dan THM Bold ECC Executive di jalan Lambung Mangkurat berdekatan dengan gereja dan beberapa instansi pemerintah, yaitu DPRD Kota Banjarmasin, Kantor Pos Indonesia serta Kantor Direktorat Pajak.

Terkait hal ini, tim INTR-O mendatangi kantor Satpol PP Banjarmasin, yang bertugas melakukan pengamanan jika terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan perda. H.N Wahyudi, HD, selaku Kepala Satuan Program membantah tegas jika kedua THM tersebut dikatakan berjarak kurang dari 150 meter dengan tempat ibadah dan instansi pemerintah. Menurutnya, Satpol PP telah melakukan peninjauan ulang terhadap keluhan yang sempat dilontarkan masyarakat ini. “Kalau masalah THM di hotel Aria Barito, saya berani menjamin jaraknya lebih dari 150 meter. Kami sudah berkali-kali mengukur jarak dari bangunan yang dijadikan diskotik ke Langgar Da’watul Khair, dan hasilnya tidak ditemukan pelanggaran,” ujarnya. Wahyudi juga menambahkan, yang perlu digaris bawahi bahwa rentang jarak 150 meter yang dimaksud dalam perda ini dihitung dari gedung THM, bukan dari pagar atau halaman hotel itu sendiri. Ditanyai tentang THM Bold ECC Executive, Wahyudi menjelaskan bahwa THM ini sifatnya bukan diskotik, karena hanya berupa wadah rekreasi dengan keberadaan DJ (Disc Jockey), tidak ada minuman keras atau aktivitas yang menjurus ke arah negatif. Jadi, menurutnya tidak ada masalah jika Bold ECC Executive bertempat tidak jauh dengan tempat ibadah dan instansi pemerintah. “Kami bergerak atas laporan dari Dinas Pariwisata Banjarmasin, lagipula kalau memang kedua tempat itu terbukti melakukan penyimpangan terhadap perda, pasti sudah ada perintah dari atas untuk menyidaknya,” tutur Wahyudi.

Ditanya tentang jam operasional THM ini, Wahyudi mengatakan sekitar pukul 12 ke atas. Keterangan ini dibenarkan oleh salah seorang narasumber INTR-O, berinisial L. “Kalau jam bukanya sih aku kurang tahu pasti. Tapi biasanya sekitar tengah malam. Kadang-kadang jam 10, 11 atau 12,” jelasnya.

Memasuki bulan Ramadhan, menurut Wahyudi, ada wacana bahwa THM di kota Banjarmasin akan ditutup sementara. Hal ini dimaksudkan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu juga untuk menghindari agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, wacana ini belum bisa dipastikan secara jelas, sebab Satpol PP sendiri masih menunggu adanya surat resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata. “Tapi, kalau diminta menutup THM beroperasi selamanya, itu sulit. Karena di samping orang yang tujuannya berhura-hura, di sana juga ada sebagian kecil yang mencari nafkah. Masa kita mau melarang orang bekerja?” ucapnya. l

Page 6: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

06HIMABI(Himpunan Mahasiswa Bisnis)

Terbentuk pada tahun 2011, H i m p u n a n mahasiswa b i s n i s

(Himabi), bisa dibilang masih sangat muda umurnya. Namun, mereka bukan pendatang baru di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) UNLAM Banjarmasin. Sebelumnya, Himabi bernama Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga (Humania) yang sudah lebih dulu eksis di FISIP. Bukan tanpa alasan, pergantian nama ini disebabkan pergantian nama jurusan yang semula Administrasi Niaga menjadi Administrasi Bisnis.

Saat ini, Himbai diketuai oleh Humaidi. Unntuk posisi wakil ketua di amanahkan kepada Ellis Widiawati. Harmita menjabat sebagai sekretaris, dan Marlinasar sebagai bendahara.

Himabi sendiri memiliki lima divisi. Pertama, Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM), yang bergerak di bidang yang bersifat pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia, seperti seminar, workshop, bedah buku, dan lainnya. Kedua, hubungan masyarakat (Humas). Divisi ini bertugas menjalin hubungan dengan lembaga lain serta menjalin kerjasama khusus dengan pihak luar. Ketiga, Informasi dan komunikasi (Infokum). Melaksanakan dan mengkoordinir bidang kerja khusus informasi dan komunikasi adalah tugas divisi ini. Keempat, lembaga bisnis mahasiswa (Lembisma), yang bertugas melaksanakan dan mengkooordinir bidang kerja khusus tentang lembaga bisnis organisasi. Dan yang terakhir, sosial religi yang bergerak di bidang kerja khusus tentang hal yang bersifat sosial, baik itu internal maupun eksternal.

Diungkapkan Maidi, panggilan akrab Humaidi, sekarang ini Himabi masih dalam proses perencaan prokram kerja. “Dalam waktu dekat ini, perencaan ada dua. Pertama, diesnatalis. Kedua, seminar nasional. Insya Allah acaranya diadakan berbarengan,” ujar ketua Himabi yang baru saja dilantik ini. “Target kami insya allah 100% program kerja berjalan dengan lancar. Minimal mencapai 80%, lah,” tambahnya.

Sebagai ketua Himabi yang baru, Maidi juga berharap banyak pada Himabi kedepannya. “Harapanku untuk Himabi semoga anggotanya lebih semangat. Selain itu kerjasama juga perlu ditingkatkan, dan semoga Himabi punya program kerja baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Terakhir, semoga Himabi bisa lebih eksis di luar fakultas,” harapnya. (Afif)l

HIMANE(Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara)

Pergantian pengurus baru di tubuh organisasi sudah tidak bisa di indahkan lagi seiring waktu yang bergulir.

Begitu pun yang terjadi dalam tubuh organisasi Himpunan Mahasiswa Negara atau yang lebih akrab didengar dengan nama Himane. Perlahan tapi pasti, Himane yang bernanung di Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik (Fisip) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini pun berevolusi. Pada zaman saat krisis pemimpin ini, pergantian nahkoda baru Himane jatuh kepada Dara cantik berhati tangguh, Ariyanti Marsella. Mendengar nama cewek sebagai ketua Himane, mungkin membuat mata kita terbelalak, karena jarang ada perempuan yang berani menjadi

pemimpin. Tapi itulah faktanya, bahwa emansipasi wanita pun sudah berlaku di Fisip. Pasalnya, dari empat himpunan mahasiswa di Fisip, hanya Himane yang diketuai perempuan. Dengan kepengurusan yang baru dan semangat berapi-api, Himane bertekad menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Mahasiswi angkatan 2010 ini pun bercerita kepada redaksi INTR-O bahwa Himane akan berubah nama menjadi Hima-AP (himpunan administrasi publik). Pergantian nama ini dilakukan bukan karena mereka tidak betah memakai nama Himane. Sesuai surat keputusan yang turun langsung dari DIKTI pada bulan Juni 2013 ini, nama prodi Administrasi Negara akan berubah menjadi Administrasi Publik. Dan atas keputusan tersebut, dengan berat

hati, Himane juga harus berganti nama. Setelah berunding dengan anggota lain, seluruh pengurus dan alumni, akhirnya nama Hima-AP terpilih sebagai nama Himpunan Mahasiswa yang baru menggantikan nama Himane. “Soal nama, menanggapi SK dari prodi dimana Administrasi Negara berubah menjadi Administrasi Publik, makan nama himpunannya juga pasti berubah mengikuti nama prodi yang baru,” tuturnya.

Sella dan pengurus pun berharap dengan adanya perubahan nama ini dapat disetujui oleh berbagai

pihak yang mendukung. Perubahan nama HIMA-AP akan diresmikan ketika pengurus himpunan administrasi publik

ini dilantik secara resmi setelah lebaran silam. “Diharapkan nama baru ini diterima dan disetujui berbagai pihak, dimana pergantian nama tersebut Insya Allah akan diresmikan setelah lebaran nanti sekaligus pelantikan pengurus baru,” ungkapnya. Ketika ditanya mengapa setelah lebaran, Shela mengaku agak sulit melaksanakan kegiatan pelantikan dan persemian nama baru sebelum lebaran. “Soalnya sekarang udah dekat lebaran, waktunya mepet. Dan banyak pengurus yang akan dilantik pulang kampung. Jadi sekalian habis lebaran aja,” tambahnya.

Untuk kedepannya, pengurus HIMA-AP baru ini akan terus menjalankan program kerja yang tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu agenda tahunan seperti LDK untuk mahasiswa baru, bakti sosial, dan buletin kampus. “Kalau proker yang pasti ada agenda tahunan yaitu LDK untuk mahasiswa baru, dan juga ada bakti sosial seperti periode sebelumnya. Prokernya sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya. (Gandhi)l

HIMAPEM (Himpunan Mahasiswa Pemerintahan)

Himapem merupakan suatu himpunan mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Di FISIP sendiri, Himpamem terbentuk

sekitar ta hun 1989. Setelah melalui berbagai periode kepengurusan, saat ini Himapem di FISIP Unlam Banjarmasin diketuai oleh Azhar Maulana, seorang mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan angkatan 2011.

Menurutnya, Himapem adalah tempat untuk mempererat tali persaudaraan dikalangan mahasiswa ilmu pemerintahan. Menghimpun, menyalurkan, dan menyuarakan aspirasi mahasiswa ilmu pemerintahan. Selain itu, Himapem juga sebagai wadah untuk implementasi bagi setiap mahasiswa ilmu pemerintahan untuk mengamalkan tri darma perguruan tinggi. Mahasiswa kelahiran Batulicin

9 Desember 1992 ini mengatakan bahwa saat ini dimasa kepengurusannya, ia mencanangkan berbagai kegiatan diantaranya ada kegiatan – kegiatan yang sudah terlaksana, seperti diklat dan perekrutan anggota baru HIMAPEM. Selanjutnya, masih banyak berbagai kegiatan seru dan bermanfaat yang akan diadakan HIMAPEM, seperti LDKO (Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi), bakti sosial ke desa terpencil, gebyar Himapem, seminar nasional, hingga studi banding ke Universitas Hasanuddin (Unhas). Berbagai kegiatan tersebut pastinya memiliki tujuan masing-masing, seperti gebyar Himapem.

“Itu merupakan suatu kegiatan yang didalamnya akan dilombakan berbagai bakat mahasiswa seluruh fakultas yang

ada di fakultas se-Kalimantan Selatan. Contohnya seperti olahraga dan karya tulis. Rencananya kegiatan tersebut akan dilaksanakan di kampus kita juga, itu bertujuan untuk lebih memperkenalkan ke kampus-kampus lain, agar kedepannya ada saling kerjasama antar seluruh fakultas di Banjarmasin,” ujarnya. “Untuk urusan dana, kita akan meminta sokongan dana dari alumni-alumni

Himapem dan juga para sponsor untuk mensupport acara kita, sedangkan untuk studi banding ke Unhas, kita ingin menjalin tali silaturahmi dan kita ingin lebih mengetahui sejauh mana mereka menjalani pendidikan dan kita ingin melihat kelebihan mereka sebagai bahan pembelajaran untuk kita kedepannya,” tambahnya menutup obrolan.

Sebagai ketua Himapem, Azhar berharap semoga semua kegiatan dapat terlaksana nantinya dan semua kegiatan ini bisa menjadi landasan dan dasar untuk kepengurusan selanjutnya. (Andre)l

HIMAKOM(Himpunan Mahasiswa Komunikasi)

Himpunan mahasiswaa komunikasi (Himakom) bisa dibilang “anak baru” di himpunan-himpunan mahasiswa FISIP. Meski terhitung baru, Himakom saat ini sudah mampu mengimbangi senior-seniornya seperti, Himabi, Himapem,

dan himane. Terbentuk tahun 2008, dan yang menduduki posisi ketua pertama pada waktu itu adalah Kholis Mabruri. Sebagai himpunan mahasiswa, Himakom berperan untuk merangkul mahasiswanya. Ini bertujuan untuk menjadikan mahasiswa komunikasi sebagai kader yang berkualitas, komunikatif, kreatif, aktif, dan beretika bagus dan mapan. Apapun acara yang dilaksanakan, baik parade band, aksi sosial, bahkan kegiatan yang berbau entertaint pun disusun dan dilaksanakan dalam lingkup hima.

Untuk bagian pengurus inti, Himakom saat ini diketaui oleh Febrian Ashari Ramadhan (Upe) , M.Aswin N sebagai wakil ketua umum, M.F.Ghani sebagai sekretaris, dan Siti Hajjara Diniati sebagai bendahara. Selain mereka, Himakom juga diperkuat bagian-bagian koordinasi seksi, antara lain Humas yang dipegang oleh A.Syafari Ady, Perlengkapan & Kesekretariatan oleh M.Kharis Maulana, Jurnalistik oleh Theresia Giovanni Naibaho, Cybertech oleh Shinta Amanda Putri, Fotografi oleh Yosi Amin, dan Sinematografi oleh Adam Yanuar Benarqie.

Menurut sekretaris Himakom M.F. Ghani, eksistensi hima dikampus berperan untuk membantu setiap prodinya dalam kegiatan mahasiswa, sedangkan kontribusinya untuk kampus tergantung kebiasaan dan kemampuan dari hima tersebut. “Misalkan Himakom

yang berkontribusi di bidang komunikasi dan entertainment. Sedangkan kalau dari personal, mahasiswa komunikasi sudah banyak yang mengharumkan nama prodinya, fakultasnya,

universitasnya, kotanya, bahkan kalimantan. Salah satunya adalah prestasi Yanuar Adam Benarqie sebagai pemenang duta mahasiswa nasional yang juga ikut aktif dalam organisasi

kemahasiswaan dan dia juga salah satu bagian dari pengurus Himakom saat ini,” ujarnya bangga.

“Bisa dikatakan tanpa adanya hima, ketua prodi dan dosen-dosen yang lain akan bekerja lebih keras untuk

merangkul mahasiswa untuk aktif dan kreatif. Sedangkan para dosen sudah disibukkan dengan pekerjaan pokokya

sebagai jasawan yang paling mulia dibandingkan jasawan lainnya. Dan apabila hima tidak ada atau ditiadakan, maka mahasiswa tidak akan bisa menyalurkan ide, gagasan, praktik

dan kreatifitasnya dalam mengembangkan teori yang dipelajari dalam perkuliahan. Percuma kan kalau IPK nya sempurna tetapi tidak bisa mempraktikkan dan mempertanggunjawabkannya. Karena mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang studies dan organisatoris,” tambahnya.

Untuk program Himakom sendiri selama kepengurusan 2012/2013 cukup stabil. Karena program yang wajib dilaksanakan berjalan dengan baik dan lancar sesuai rencana. Yang dimana program wajib tersebut berjalan dari awal masuknya angkatan 2012 yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi (LDKO) yang dilaksanakan beberapa saat setelah Program Persiapan Belajar (P2B), kemudian Dies Natalis program studi Ilmu Komunikasi yang diselenggarakan pada bulan Mei yang lalu, dan terakhir nanti akan ada Musyawarah Anggota (Musta) yang akan mereview kepengurusan 2012-2013 dan menentukan progres untuk kedepannya.

Harapan Himakom untuk program kepengurusan selanjutnya tentunya harus lebih baik lagi untuk menghimpun dan menyatukan mahasiswa-mahasiswanya. Dan program yang masih ditunggu keberhasilannya yaitu study tour semua angkatan Ilmu Komunikasi. Yang tentunya sangat membutuhkan kerjasama dan keseriusan dalam kepengurusannya. (Galoeh MS)l

KABAR DARI FISIP

Page 7: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

07jendela

Oleh : Andre Prasetyo

Perguruan Tinggi Negeriatau

Swasta?Di bidang pendidikan,

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dulunya sering kali menempati posisi

lebih unggul sebagai pilihan untuk melanjutkan studi bagi para calon mahasiswa baru dibanding Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Hal ini terjadi karena PTN dianggap memiliki kualitas jauh lebih memadai untuk menunjang kegiatan perkuliahan daripada PTS. Selain itu, bagi calon mahasiswa, tembus di PTN merupakan hal yang sangat luar biasa. Apalagi dulu, di jaman orang tua kita kuliah, masuk PTN itu susahnya minta ampun. Dan kalau berhasil lolos, itu merupakan sebuah kebanggan, juga menjadi nilai plus dalam masyarakat kita. Seolah-olah ada anggapan bahwa lulusan PTN akan memiliki masa depan yang lebih cerah daripada PTS.

Namun saat ini, di jaman yang serba maju ini, PTS mulai menunjukkan taringnya. Anggapan bahwa PTN lebih baik daripada PTS memudar seiring waktu berjalan. Peminat PTS sendiri semakin bertambah, sebab sarana yang ditawarkan sangat menggiurkan. Di Universitas Pelita Harapan, misalnya. Mereka

menyediakan fasilitas yang terbilang mewah guna mendukung kegiatan para mahasiswa, seperti Smart Card (kartu pintar), studio foto,

laboratorium komputer, gymnasium, kolam renang, lapangan basket, futsal dan sepakbola.

Bukan hanya itu, sekarang ini juga banyak PTS yang mulai menjalin kerjasama dengan perusahaan tertentu, agar nantinya lebih mudah dalam menempatkan lulusannya pada perusahaan-perusahaan tersebut. Rekruitmen kerja seperti ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa, karena PTS sudah memberikan gambaran yang jelas mengenai prospek ke depannya. Dahlia Handayani, mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember mengungkapkan alasannya memilih PTS. Menurutnya Fakultas Keperawatan di Universitas tersebut lebih baik ketimbang di Universitas negeri. “Walau uang kuliah lebih mahal, tapi sekarang ini PTS tidak kalah, kok, dari PTN. Peluang kerja juga jelas,” ujarnya. Untuk masalah dana yang dikeluarkan, PTS memang relatif besar karena hanya mengandalkan bantuan yayasan. Di samping biaya yang dibayar oleh mahasiswa, tidak ada sokongan dari pemerintah seperti pada PTN.

Selain ditilik dari segi biaya, ada beberapa poin yang membedakan PTN dan PTS, di mana hal ini biasanya menjadi

pertimbangan calon mahasiswa. PTS lebih banyak memfasilitasi mahasiswa dalam bentuk kegiatan, pelatihan dan sarana prasarana, sementara PTN menawarkan kelebihan berupa kesempatan besar untuk mendapatkan beasiswa. Mindset masyarakat sendiri sudah terbentuk bahwa bisa masuk ke PTN adalah suatu kebanggaan. Sebab di Indonesia, sebagian PTN ternama seperti Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Gadjah Mada (UGM) telah membuktikan kualitasnya dengan mencetak mahasiswa dan lulusan yang patut diacungi jempol, bahkan tidak sedikit yang pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Oleh sebab itu, masyarakat cenderung memprioritaskan untuk masuk ke PTN terlebih dahulu ketimbang masuk ke PTS. “Aku rencananya

mau kuliah di PTN aja, soalnya kualitas dan masa depan terjamin,” tutur Mutia Yuliasari, alumnus SMAN 4 Banjarbaru.

Tidak dapat dipungkiri, baik PTN maupun PTS selalu berlomba-lomba tiap tahunnya untuk menarik minat pendaftar dengan cara meningkatkan citra dan promosi di berbagai media. Namun, di balik persaingan yang begitu ketat, keduanya tetap memiliki orientasi dan tujuan yang sama, yaitu untuk menghasilkan pemuda-pemuda yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia kerja.

Di artikel ini, INTR-O hanya memberikan beberapa kelebihan dari masing-masing perguruan tinggi agar bisa menjadi referensi bagi Anda yang ingin melanjutkan studi, entah itu S1 atau S2. Semua pilihan kembali ke pribadi masing-masing. Sebagus apapun PTN atau PTS, jika kita sebagai mahasiswa tidak punya keinginan untuk belajar dan mengaktualisasikan diri, tentu hasilnya akan sia-sia, kan? l

Page 8: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

08 tainment

Malam sudah cukup larut. Jalanan di kota Banjarmasin pun mulai sepi. Kemacetan lalu lintas yang saat ini semakin akrab dengan kita, hilang sudah. Sejauh mata memandang, hanya terlihat beberapa

motor dan mobil yang melintas. Namun pemandangan berbeda bisa kita lihat di jalan Jati. Jalan ini cukup ramai ketika menjelang malam. Di sepanjang jalan, banyak toko dan lapak-lapak baju bekas yang cukup menarik perhatian pengendara yang kebetulan lewat untuk mampir. Tim INTR-O pun tak ingin melewatkan kesempatan menarik ini. Berburu baju bekas murah.

Mata kami seolah tak berkedip ketika melewati jalan Jati. Sengaja kami pelankan laju motor kami untuk melihat-lihat koleksi baju bekas yang dijual. Dan akhirnya kami berhenti di satu tempat berupa toko yang lumayan besar dan memiliki banyak baju dan barang bekas lain untuk dijual. FYI, pedagang di jalan Jati tidak hanya jualan baju, tapi juga celana, topi, jaket, ikat pinggang, bahkan sepatu. Di toko ini kami melihat banyak sekali baju-baju yang masih layak pakai. Masih bagus dan berkualitas. Untuk harga, tidak usah khawatir. Tentunya sesuai dengan kantong mahasiswa.

Dari satu toko, kami pindah ke toko lain. Jarak dari satu toko ke toko lainnya lumayan dekat. Jadi tak perlu menghabiskan bensin menyalakan sepeda motor. Cukup parkir di satu tempat, lalu jalan kaki menyinggahi toko demi toko di jalan Jati. Di toko-toko lain, tak banyak yang berbeda. Koleksi baju yang dijual juga banyak. Dari sekian banyak baju tersebut, kalau beruntung, kita bisa dapat baju bermerk dengan harga miring. Tergantung seberapa rajin kita membuka lembar demi lembar baju yang dipajang di toko-toko baju bekas ini.

Setiap malam, kawasan jalan Jati --atau yang lebih sering disebut JJ-- selalu ramai pembeli. Dari informasi penjual, kebanyakan pembeli adalah remaja berumur 15-20an tahun. “Kebanyakan yang belanja disini, yah, anak muda. Mereka nyari yang bermerk,” ungkap salah seorang pedagang di JJ.

Itu artinya, banyak pembeli disini masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Bagi mereka, jalan Jati seolah menjadi surga belanja. Disini, dengan modal sedikit, mereka sudah bisa gaya. Banyak baju, celana, jaket, sweater yang berkualitas yang bisa didapakan dengan harga murah. Tak heran, jalan Jati jadi pilihan untuk urusan penampilan. Karena, dibandingkan dengan harga baju di mall atau distro, selisih harganya bagaikan Ariel Noah dan Andhika Kangen. Sebagai contoh, jaket yang kalau kita beli di mall harganya ratusan ribu, bisa kita dapatkan dengan harga puluhan ribu saja disini. Begitupun dengan barang lain seperti

baju dan celana. Kalau ingin harga lebih murah, tawar saja. Karena semua barang disini bisa nego. Jadi, barang yang didapatkan bisa jauh lebih murah kalau kalian pintar nego. Kalau kalian nggak bisa nawar, ajaklah teman yang ahli dalam tawar-menawar. Keahlian negosiasi sangat diperlukan disini, agar kita bisa lebih hemat.

Rara, salah satu mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yang kepergok shooping di JJ mengaku senang berbelanja di tempat ini. Alasannya membeli baju-baju bekas di JJ adalah karena barang-banrangnya yang bermerk dan kualitasnya yang oke. “Barang-barangnya branded kalau emang bisa milih. Misalkan cardigan sesuai selera, kebanyakan nggak ditemuin di toko-toko pada umumnya. Tapi yang paling utama tentu saja harganya yang jauh leih miring daripada di toko atau distro, dengan kualitas yang cukup bagus,” ungkapnya.

Mahasiswi tingkat pertama ini pertama kali mengenal JJ dari teman-temannya yang sudah lebih dulu terbiasa berbelanja disana. “Aku tahu dari teman aku. Terus, kalau lewat jalan situ, bisa dilihat banyak parkiran motor di sepanjang jalannya. Jadi penasaran dan beli, deh,” jawabnya.

Menurutnya, mahasiswa yang lagi bokek sangat cocok berbelanja disini. “Tau sendiri, kan, kalau barang di distro atau toko masih mahal harganya, sedangkan kita kalau ngampus dituntut untuk berpenampilan se-fashionable mungkin. Lumayan lah bisa sering shooping tapi duit jajan masih bisa terpenuhi,” ujarnya panjang lebar.

Senada dengan Rara, Benny yang juga seorang mahasiswa, senang berbelanja di JJ karena harganya yang murah dan kualitasnya yang bagus. “Harganya murah. Dan kalau beruntung, bisa dapat baju atau celana yang bagus sekali kualitasnya.”

Intensitas Benny hunting ke JJ cukup sering. Cowok berkulit gelap ini mengaku bisa 2 kali seminggu ke JJ. “Seminggu bisa 2 kali ke JJ. Kalau ada duit lebih, bisa sering dari itu. Kadang kalau nggak niat malah dapat barang bagus. Haha.”

Rara dan Galuh juga ngasih tips buat kalian yang ingin berbelanja ke JJ. “Pertama, kalau ke JJ, lebih baik jangan sendiri, soalnya kalau berdua bisa lebih mudah memilih barang.”

Selanjutya, menurut Benny, bersahabatlah dengan penjual di JJ biar bisa dapat barang bagus. “Kalau aku mencoba mengakrabkan diri dengan penjualnya. Kan enak kalau ada barang bagus bisa disimpan dulu sama penjualnya. Hehe.

Terakhir, tawarlah harga semurah mungkin sambil bercanda. “Ajaklah penjualnya bercanda. Dari situ, kita tak agan segan untuk menawar harga jauh lebih murah. Dan kalau penjualnya baik, mungkin barang akan dilepas dengan harga yang kita inginkan. Selain itu, jangan lupa lihat kondisi barang. Kadang ada barang bagus tapi ternyata ada cacatnya, seperti sobek, ada noda, atau yang lain. Dari situ, kita bisa dapat potongan harga lagi,” tutupnya. l

Sebagian orang sering kali berpendapat bahwa kain tradisional itu kuno atau ketinggalan zaman. Jarang kita temui di tempat-tempat umum ada anak muda mengenakan pakaian yang terbuat dari

kain tradisional. Kebanyakan dari mereka lebih memilih tampil dengan model baju modern dan melupakan warisan budaya Indonesia. Padahal, dengan kain tradisional pun kita bisa kelihatan lebih oke, asal bisa memadu-madankannya saja. Karena itu, anak muda yang mau memakai kain tradisional daerah patut diacungi jempol.

Lucky, Mahasiswi Poltek jurusan Perbankan, mengaku suka memakai kain tradisional. Ia bahkan hobi mengoleksi Sasirangan sejak duduk di bangku SMA. Corak dan warna Sasirangan yang khas membuat ia tertarik mengumpulkan kain Banjar ini.

“Menurutku, apa yang aku lakukan ini termasuk cara untuk menunjukkan rasa nasionalisme. Soalnya, dengan mengoleksi dan memakai Sasirangan, aku juga ikut melestarikan salah satu budaya bangsa,” tutur Lucky saat ditanya tentang sisi positif hobinya tersebut. Selain itu, ia juga mengungkapkan kebanggaan yang dirasakannya saat mengenakan sasirangan. “Kesannya jadi unik dan beda gitu,” ungkap pemilik nama lengkap Lucky Aditya Nur Aina ini.

Selain Lucky, juga ada Rosna Tampubolon. Mahasiswi semester 3 ini mengatakan, awalnya ia menggunakan Ulos hanya untuk keperluan acara adat, namun lama kelamaan menjadi suka dan gemar mengoleksinya.

“Aku emang keturunan Batak,

tapi nggak tinggal menetap di sana. Walaupun begitu, bukan

berarti aku lupa sama budayanya. Ini caraku untuk melestarikan dan menunjukkan kalau aku cinta sama Indonesia,” ucapnya. Rosna menambahkan, jangan malu tampil beda saat mengenakan

SurgaBelanja

ParaBokekMania

Menjaga Warisan Budaya, Bukti Cinta Pada Negara

Oleh : Tere, Riza, Maulia

pakaian daerah, karena sebenarnya secara tidak langsung kita ikut andil dalam upaya peningkatan rasa nasionalisme bangsa. “Kalau orang-orang ngeliat, mungkin aja nantinya mereka akan sadar dan mau meniru aksi kita,” kata Rosna.

Bukan hanya mereka berdua, Ryanoor, yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik juga memiliki hobi serupa. Cowok yang mengambil jurusan administrasi bisnis ini mengaku tertarik pada bidang seni budaya sejak masih kecil. Kecintaannya ini dituangkan dalam bentuk hobi mengumpulkan benda-benda yang ia

anggap bernilai seni cukup tinggi, seperti lukisan, mainan tempo dulu, perabotan berukir, hingga baju-baju dengan gambar tokoh pewayangan. “Koleksi saya ini bukan sekedar pajangan, tapi juga untuk kepuasan pribadi. Senang rasanya kalau punya barang-barang antik begini,” ujarnya.

Di samping menekuni hobinya, Ryan

membuktikan kesukaan pada seni dengan bergabung bersama komunitas Sanggar Paris Barantai dan ARTRO CIP. “Di komunitas, kita diajarkan banyak hal, misalnya nari, melukis, teater dan lain-lain.”

Dan yang terakhir, INTR-O punya Septian Dody Prabowo. Berbeda dari ketiga teman kita di atas, saat ini Dody masih berstatus sebagai pelajar. Walau masih muda, Dody memiliki hobi orang tua, yakni mengoleksi barang-barang seni rupa. Hobi mengoleksi barang-barang seni rupanya juga digemari oleh Dody. Saat diwawancarai oleh tim INTR-O, ia menjelaskan pemicu ketertarikannya menjadi kolektor muda diturunkan dari sang ayah. “Dulu Bapak sering membawa kerajinan khas dari Jogja ke rumah, makanya aku jadi ikut-ikutan suka,” katanya. Namun, Dody mengaku kesulitan untuk mencari teman sesama pecinta seni. Ia sempat berniat untuk mendirikan komunitas untuk menyalurkan hobi tersebut, tapi terhambat karena faktor kurangnya minat kawula muda sepertinya terhadap budaya bangsa. “Aku pengen suatu saat, pemuda Indonesia bisa sadar dan benar-benar mencintai kebudayaan daerahnya. Sebab, kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?” ucapnya sembari tertawa lebar.

So, belajar dari mereka, tidak ada salahnya kan kalau kita juga mencoba hal yang sama. l

Oleh: Tim INTR-O

Page 9: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

09

RESPECT

pesona

Selain Yulia, Haji Berkatullah juga antusias menyambut kedatangan mahasiswa baru (maba). Mahasiswa Politeknik jurusan akutansi lembaga keuangan syari’ah ini mengatakan maba tahun ini bagus-bagus.

“Maba tahun ini menurutku bagus, sama kaya dulu. Tapi perilaku mereka masih kekanak-kanakan. Bagusnya maba tahun ini, mereka disiplin. Banyak yang mematuhi perintah, dan menurutku itu bagus,” ujar mahasiswa yang pernah memperkuat tim basket Provinsi Kalimantan Selatan ini.

Menurutnya, peran kampus bagi maba sudah sangat efektif. “Peran kampus sudah sangat baik, soalnya kampus memberitahu apa-apa yang maba tidak tahu. Kampus sudah sangat mendidik, karakter juga jadi lebih mantap ketika berstatus sebagai mahasiswa,” jawabnya.

Menanggapi ospek yang sudah menjadi tradisi di Indonesia ini, Berkat –panggilan akrab Berkatullah, menganggap kegiatan tahunan ini bersifat positif. “Ospek di kampus menurutku sudah bagus. Tidak ada kekerasan lagi sejauh ini. Ospek di kampus itu berguna bagi maba agar lebih hormat dengan senior,” ungkap mahasiswa yang juga pernah menjadi perwakilan Kalimantan Selatan di tim basket Nasional mahasiswa ini. (Galoeh MS)l

NAMA LENGKAP : YULIA ZEFRIANI PUTRIPANGGILAN : YULIATTL : BANJARMASIN, 22 JULI 1994ALAMAT : JL. HARYONO MT. NO.87C RT.11HOBBY : MENYANYIPRESTASI DAN KEGIATAN : 1. Menyanyi2. MC TVRI 3. Anggota HIMASINDO

JAngAnJADIKAn

MABA“MAInAn”

NAMA LENGKAP : HAJI BERKATULLAH

PANGGILAN : BERKAT

TTL : BANJARMASIN, 8 AGUSTUS 1994

ALAMAT :JALAN BUMI MAS RAYA KOMPLEK BUMI KENCANA

HOBI : BASKET

PRESTASI : 1. PEMAIN KEJURNAS2. PEMAIN POPNAS3. PEMAIN KEJURPROV4. PEMAIN PORPROV TAHUN 2014 MENDATANG

BIODATA:

BIODATA:

Penerimaan mahasiswa baru atau yang bekennya di sebut dengan maba, berperan sangat penting dalam menentukan perubahan predikat dari siswa menjadi mahasiswa. Sebagai senior, tentu harus memberikan teladan yang baik kepada maba. Bukan hanya itu, mahasiswa senior juga menyambut baik kedatangan maba di kampusnya masing-

masing. Terkait hal itu, INTR-O mengadakan wawancara kepada salah satu mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang juga berprofesi sebagai penyanyi dan MC TVRI Kalimantan Selatan, Yulia Zefriani Putri.

Saat ditanyai seputar maba, mahasiswi yang mengambil program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ini menjawab dengan antusias dan langsung menjurus ke arah ospek. Menurutnya, dalam proses pengenalan fakultas kepada maba haruslah bijak dan tepat saat P2B. “Para maba seharusnya diperkenalkan tentang lingkungan perkuliahan dengan cara bijak dan tepat,” ujar cewek yang berprofesi sebagai MC di TVRI Kalsel ini. Kemudian, ia juga memberi gambaran bahwa dunia kampus sangatlah berbeda dengan dunia sekolahan, sehingga lingkungan kampus yang masih asing bagi maba dapat diperkenalkan secara baik dan simpel. “Maba itu adalah siswa baru yang masih awam seputar dunia kampus. Pengetahuan mereka tentang dunia perkuliahan masih sangat minim. Karena itu, mereka berhak mendapatkan informasi seputar dunia perkuliahan dari senior-seniornya,” ungkap cewek yang hobi bernyanyi ini.

Cewek berkulit putih ini juga menyampaikan kekurang setujuannya dengan prospek kinerja senior-senior pada saat ospek. “jangan sampai ospek dijadikan sebagai sarana mainan yang dimana para mabanya dijadikan bahan perpeloncoan, dan target untuk melepaskan emosi,” tegasnya. (Galoeh MS)l

OSPEk Bikin Maba Lebih

Page 10: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

10 speksi

“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau

saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”

Kutipan di atas adalah cuplikan pidato dari Erica Goldson pada acara wisuda di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010. Membaca pidato tersebut, tentu membuat kita tergugah. Pasalnya, Erica yang menjadi lulusan terbaik saat itu justru seperti menyesal dalam pidatonya. Aneh, namun sebenarnya itu hal yang wajar. Banyak para pelajar maupun mahasiswa yang bekerja keras untuk bisa jadi lulusan terbaik, namun itu tidak untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orangtuanya yang menuntut anaknya agar selalu menjadi yang terbaik.

“Berada dibawah tekanan”. Mungkin itulah yang terjadi pada Erica Goldson. Bukan keinginannya menjadi lulusan terbaik. Dia bahkan tak memiliki tujuan lagi setelah menjadi lulusan terbaik. Lantas, apakah menjadi luluan terbaik adalah hal yang jelek? Tentu tidak. Setiap orang menginginkan yang terbaik, termasuk kita, mahasiswa. Banyak dari kita menginginkan hasil terbaik. Kuliah lancar, IPK di atas 3, SKS selalu lunas, lulus 3,5 tahun bahkan kurang, dapat kerja yang diidam-idamkan di usia muda. Itulah impian kebanyakan mahasiswa, terutama mahasiswa baru. Semangat di awal-awal perkuliahan. Namun itu hanya di awal. Selanjutnya dapat ditebak, semangat mulai kendur. Tidak sedikit yang menyerah dengan mimpinya karena kerasnya dunia perkuliahan.

Menjadi yang terbaik dan lulus dalam waktu yang sesingkat mungkin adalah pilihan. Banyak yang berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun, lalu bekerja dan dapat penghasilan sendiri. Namun tidak jarang kita temukan mahasiswa yang masih menganggur padahal sudah mengantongi IPK hampir mendekati angka 4 dan lulus dalam

waktu yang singkat. Apa yang salah?“Ngapain keluar cepat-cepat, masuknya aja

susah,” lawak komedian Temon, yang lulus dalam waktu 7 tahun di Universitas Indonesia dalam stand up comedy-nya di salah satu televisi swasta, ketika ditanya kapan lulus oleh seorang temannya. Untuk bahan lawak, apa yang dikatakan Temon di atas memang lucu. Namun kalau kita telaah lagi, ada benarnya juga. Banyak orang yang ingin masuk UI, namun tidak berhasil. Temon yang berhasil masuk UI, sangat bersyukur dan merasa sayang kalau harus lulus cepat-cepat. Karena itu, disini INTR-O akan membahas keuntungan-keuntungan dari “tidak” lulus cepat.

Budi Raharjo, Dosen Teknik Elektro ITB, dalam blognya bercerita, pernah memberi saran kepada mahasiswanya agar jangan cepat-cepat lulus. Tentu saran beliau ini ada alasannya. “Pertama, begitu Anda lulus maka akan ada tuntutan ini dan itu dari keluarga dan masyarakat. Tuntutan pertama adalah Anda harus menghasilkan uang. Bagaimana mungkin? Wong baru lulus kok harus menghasilkan uang. Ya, Anda dituntut untuk bekerja yang langsung menghasilkan uang. Ini merupakan tekanan bagi para lulusan. Percayalah,” ujarnya.

Dosen yang juga seorang blogger ini memberikan pencerahan kepada mahasiswa agar memiliki pekerjaan sebelum lulus. “Semestinya ketika Anda masih jadi mahasiswa Anda sudah mulai mencari pekerjaan. Atau sebetulnya lebih bagus lagi adalah Anda membuat portfolio sehingga pekerjaan yang mencari Anda. Lakukan itu ketika masih menjadi mahasiswa.”

“Kedua, begitu Anda lulus maka keberadaan Anda di kampus tidak dikehendaki oleh pimpinan

atau pengelola kampus. You are not welcome. Apa status Anda? Anda kan bukan mahasiswa? Ngapain luntang lantung di sini. Sana pergi cari kerja. Padahal Anda di kampus ini dalam rangka mencari kerja,” tambahnya lagi.

“Karena Anda tidak boleh di kampus, maka Anda akan sulit menggunakan fasilitas kampus. Tidak boleh! Padahal kampus adalah tempat yang paling cocok untuk memulai startup company. Lihatlah perusahaan-perusahaan startup yang sukses. Banyak yang dimulai dari kampus.”

“Maka dari itu, jangan cepat-cepat lulus,” tulisnya di akhir artikel dalam blognya.

Berbeda dengan pernyataan di atas, Dedy Sanjaya, mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Komunikasi, mengatakan, lulus cepat atau lambat adalah pilihan. “Masing-masing orang punya standar kelulusan yang berbeda-beda. Ada yang 3,5 tahun. Ada yang 4 tahun, bahkan ada yang 7 tahun.Semua tergantung pilihan dia,mengapa ia memilih selama itu. Pasti ada alasan,” Ungkapnya. Dedy sendiri memilih lulus dengan waktu 5 tahun. “Sebenarnya aku bisa lulus dalam waktu 4 tahun, cuma karena sambil kerja, jadi ada yang harus dikorbankan. Dan waktu itu, kuliah 1 tahun ku korbankan.Insya Allah meski lulus 5 tahun siap bermasyarakat,” ujarnya mantap.

Ketika ditanya apakah tidak menyesal dengan pilihan ini, mahasiswa yang kenyang pengalaman organisasi ketika kuliah ini menyatakan sama sekali tak menyesal. “Semuanya pilihan. Dan pilihanku adalah lulus sekarang. Yang menyesal itu adalah ketika kita banyak membuang waktu di kampus, dan setelah lulus tidak bisa berbuat banyak, apalagi dalam masyarakat. Itulah penyesalan sesungguhnya.”

Dari pernyataan-pernyataan di atas, sebenarnya banyak keuntungan bagi mahasiswa yang lambat lulus atau “sengaja” menunda kelulusan. Banyak hal positif yang kita dapatkan di kampus yang tidak akan kita dapatkan setelah lulus. Tapi bukan berarti lulus cepat adalah tindakan tergesa-gesa yang tidak menguntungkan kita sebagai mahasiswa. Lulus cepat atau lambat, keduanya memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing, tergantung apa yang kita kerjakan sewaktu kuliah. Pilihan ada di tangan kita. l

Lulus? Nanti Dulu, Deh!

“Masing-Masing orang punya

standar kelulusan yang berbeda-

beda. ada yang 3,5 tahun. ada yang 4 tahun, bahkan

ada yang 7 tahun.seMua tergantung

pilihan dia,Mengapa ia MeMilih selaMa itu. pasti ada

alasan,”

Manusia selalu berubah. Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman yang didapatkan, serta perubahan lingkungan, manusia selalu membuat perubahan-perubahan dalam hidupnya agar lebih baik. Salah satu tahap dalam hidup manusia yang penuh dengan perubahan adalah saat mereka kuliah. Selain jadwal yang selalu berubah setiap semesternya, mahasiswa

pun berevolusi, seiring dengan lamanya mereka berada di kampus.Dan inilah pola evolusi yang paling umum diikuti oleh para mahasiswa di Indonesia.

Inilah dia.

Tingkat 1 Di tingkat 1, biasanya mahasiswa masih adaptasi dengan lingkungan dan orang-

orang baru. Pakaian yang dipakai asih lumayan rapi. Dan karena ketemu temen-temen baru, masih suka jaga image ( jaim), belum ketauan belang-belangnya. Tingkat 1 adalah waktu untuk membangun pencitraan.

Kalau soal kuliah, biasanya masih semangat-semangatnya. Semua buku dibawa, dari buku wajib buku suplemen dari perpus, catetan, dan laptop. Tugas? Pastinya selalu dikerjakan!

Tingkat 2 Di tingkat 2 ini biasanya lagi betah-betahnya di kampus, tapi bukan untuk kuliah.

Setelah mengerti trik-trik ampuh titip absen dan cabut kuliah, anak-anak tingkat 2 ini mulai menyadari kalau kuliah cuma masuk kelas doang itu nggak asik. Mereka mulai aktif di organisasi, ikut kepanitiaan acara ini itu, gabung di perkumpulan mahasiswa, masuk klub olahraga kampus, ikut seminar dll.

Biasanya mereka dateng pagi ke kampus. Terus setor muka sama absen di kelas sebentar, lalu mulai sibuk rapat, team building, seminar ini itu. Penampilan juga udah nggak serapih tingkat 1. Udah mulai akrab sama temen-temen baru, gebetan juga udah dapet, jadi mulai cuek. Biasanya ke kampus pake kaos yang ada logo universitasnya gitu.

Tingkat 3Di tingkat 3, biasanya sudah jarang keliatan di kampus. Bukan karena bolos, tapi

jadwal kuliah biasanya udah nggak sepadat 2 tahun pertama. Kalau dulu bisa tiap hari masuk, sekarang bisa cuma 3-4 hari ada kelas. Akibatnya, pas tingkat 3 ini jadi lebih sering jalan-jalan ama seneng-seneng ketimbang kuliah. Karena itu, biasanya pakaiannya lebih cocok buat ke mall daripada ke kampus.

Karena jadwal yang lowong ini, masuk kelas biasanya cuma selewat aja. Anak tingkat 3 dateng pagi/siang pas ada kelas, abis selesai kelasnya langsung cabut ke tempat lain. Kepanitiaan dan organisasi juga udah nggak se-intense tingkat 2. Karena udah senior, jabatan yang dipegang juga lebih tinggi. Jadi kerjaannya udah nggak ribet waktu masih jadi staf biasa.

Tingkat 4Tingkat 4 identik dengan skripsi atau tugas akhir. Dan segala aspek kehidupan

mahasiswa di tingkat 4 ini, semuanya dipusatkan ke skripsi tersebut. Walaupun kelas tinggal 1 atau bahkan enggak ada, mereka tiap hari nongol di kampus, entah ngetik di perpustakaan ditemani dengan 2 buku yang dibuka plus beberapa fotokopian jurnal atau ngejar-ngejar dosen pembimbing.

Gizi mahasiswa tingkat 4 ini biasanya juga buruk, karena stress mikirin skripsi. Muka-mukanya biasanya beler gara-gara kurang tidur atau bete gara-gara skripsinya abis diacak-acak sama dosen pembimbing. Mahasiswa tingkat 4 juga biasanya nggak punya kehidupan sosial yang aktif.

Tingkat 5 (dan seterusnya)Kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Di dunia kuliah pun sama.

Setelah 4 tahun berjuang keras supaya bisa lulus cepat, ternyata ada saja hal yang bisa menghalangi. Dari ada kelas yang nyangkut, atau dosen pembimbing sensi sama kita, jadinya nggak dilulus-lulusin. Dengan terpaksa, ada beberapa mahasiswa yang harus berevolusi ke mahasiswa semester 9 (dan seterusnya)

Jenis yang satu ini banyak ragamnya. Ada yang makin jarang ke kampus karena sibuk sama kerjaan lain (atau udah bodo amat sama kuliahan). Ada yang masih rajin ke kampus karena masih banyak kelas yang belom lulus. Ada juga yang nyangkut di perpustakaan, berusaha keras buat menyelesaikan tugas akhir yang susahnya setengah mati. Ada juga yang nggak jelas ngapain, tapi tiap hari ke kampus, dianggap tetua, terus hobinya gangguin anak-anak tingkat 1. Walaupun jenis ini beraneka ragam, mereka punya sebuah kesamaan, yaitu sebuah alergi pada 2 kata : “Kapan lulus ?” l (mls.bgt.com)

EvoLUsi MahasisWa di indonEsia

Oleh: Afif

Page 11: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

11tokoh

Seminar dan pelatihan Public Speaking yang bertemakan “Speak Up Confidently and Hold the World”, 23 Mei lalu digelar secara besar-besaran oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi FISIP UNLAM. Acara ini menarik minat mahasiswa dan masyarakat

umum, karena mengundang artis sekaligus presenter ternama Choky Sitohang dan Clint Willfred Tetelepta dari Tantowi Yahya Public Speaking School sebagai pembicara.

Seminar yang diadakan kurang lebih lima jam di Aula Rektorat lantai satu UNLAM ini, bertujuan untuk memacu para peserta agar dapat mengalahkan rasa takut saat berbicara di depan umum (fear of speaking). Materi yang diberikan oleh Clint tidak jauh dari tema dan tujuan tersebut, yaitu seputar komunikasi dan pulic speaking. Sementara Choky sendiri lebih banyak memberikan motivasi hidup dengan cara berbagi pengalaman dan kiat-kiat yang bermanfaat.

Motivasi yang diberikan oleh pembawa acara Take Me Out Indonesia ini, lebih menitik beratkan rasa cinta pada bangsa atau nasionalisme. Itulah yang membuat tim INTR-O sepakat untuk memilih artis tampan ini sebagai tokoh utama dalam rubrik ini.

Dewasa ini, nasionalisme sering dikaitkan dengan berbagai hal di kehidupan kita. Gaungnya pun terdengar di mana-mana. Saat diwawancarai oleh tim INTR-O mengenai ini,

Choky mengungkapkan pendapatnya bahwa nasionalisme itu sederhana, cukup tunjukkan dengan tindakan sederhana yang berani, tidak perlu ekstrem dan radikal. “Yang penting tujuannya untuk memelihara kedamaian bangsa. Jadi, kalau kamu punya kasih terhadap Indonesia, kamu pasti akan melakukan sesuatu yang minimal tidak mengganggu ketertiban atau keamanan. Dan pastinya nggak makan uang Negara,” jelasnya.

Presenter tampan kelahiran 10 Juli 1982 ini mengatakan, Nasionalisme itu penting sebab merupakan akar dan identitas yang menjadi pedoman kita sebagai rakyat Indonesia. Nasionalis bukan hanya pada saat hapal Pancasila saja, tetapi ketika nilai-nilai Pancasila itu dipelihara. Choky bahkan sempat memaparkan cara sederhana yang sering ia lakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengimplementasikan nasionalisme. “Saya punya satu kebiasaan baik yang saya

Nasionalismeala Great SpeakerIndonesiaOleh : Ribca

Internet melahirkan kemungkinan baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kalau dulu cita-cita anak hanya sebatas guru, insinyur, dokter, pilot, maka teknologi digital kini menawarkan

profesi baru yang berkaitan dengan dunia digital, yang sering disebut dengan digitalpreneur atau pengusaha digital, turunan dari teknopreneur untuk arti yang lebih luas.

Apa sih sebenarnya digitalpreneur itu? Digitalpreneur merupakan orang yang mencari pendapatan dari usaha digital dengan memanfaatkan teknologi internet. Pengusaha ini biasanya bermula dari sebuah aplikasi atau konten rintisan online yang dikenal dengan Startup. Pengembangan Startup oleh Digitalpreneur tentu harus menarik, sehingga dapat berhasil. Facebook, Twitter, Kaskus, Skype, Google, Kakus, Picmix, Tokobagus, Detikcom, dan lainnya adalah contoh Startup yang terkenal masyarakat. Hasil kreatif ini, menghasilkan keuntungan yang banyak untuk mereka.

Seorang Digitalprenuer tentu tidak harus mereka yang memiliki latar belakang teknologi informasi dalam mengembangkan Startup. Orang biasa yang memiliki ide unik dan kreatif, bisa menjadi digitalprenuer berkolaborasi dengan orang lain. Seringkali pengembang tidak kreatif perlu bantuan dalam mengembangkan aplikasi online baik

jenis game, media sosial, aplikasi video/musik ataupun perdagangan elektronik (e-commerce). Pulsawae misalnya, adalah salah satu aplikasi online berupa penjualan pulsa lewat internet. Dengan bantuan dari payment gateway dari Ipaymu. Pulsawae kini telah mendapatkan banyak transaksi. Lainnya adalah Picmix aplikasi, yang online sejak April 2012, memiliki pengguna sebanyak 2 juta pada April lalu, dan bertambah sebanyak 35.000 setiap harinya. Karena itu lah, menurut para pengembang, kreativitas orang Indonesia banyak dipuji di luar negeri.

Seorang calon digitalprenuer kini tidak perlu khawatir lagi dalam mewujudkan cita-citanya. Beberapa lembaga mendirikan inkubator sebagai sarana untuk melahirkan Startup yang mumpuni. Misalnya, Telkom yang memiliki Indigo Inkubator di beberapa tempat. Ada pula Jakarta Founder Institute (JFI). Di JFI para pencipta aplikasi mendapatkan mentor dari para jagoan seperti Rudy Ramawi (Google), Alvin Yap (CEO The Mobile Gamer), Izak Jenie (Jatis), William Tanuwijaya (Co-Founder Tokopedia), Edi Taslim (Kompas.com), Remco Lupker (Tokobagus.com), Takeshi Ebihara (Batavia Incubator), dan lainnya.

Aplikasi dari pengembang saat ini sangat dibutuhkan oleh para vendor perangkat bergerak (mobile) dan juga operator seluler. Keduanya sedang membangun ekosistem

OPInI

DigiTaLPREnuERSEBagai CiTa-CiTa

Oleh : Haryo Brono

DNA (Device, Network, and Application) untuk meningkatkan nilai tambah di hadapan pada pesaing. Ini menjadi kesempatan para calon Digitalpreneur untuk melahirkan aplikasi dan konten. Mereka akan mendapatkan bagi hasil dengan smartphone atau operator seluler. Biasanya, pemilik aplikasi akan mendapatkan sebesar 70 persen setelah dipotong pajak sesuai standar internasional.

Namun yang menjadi masalah, pelaku digital kreatif ini tidak mendapatkan dukungan dana dalam mengembangkan hasil karyanya sampai bisa online. Hingga saat ini, mereka belum bankable alias masih kesulitan mendapatkan kredit perbankan. Sebab, selalu ada jaminan yang dijadikan persyaratan, berupa rumah, tanah, dan lainnya yang jelas tidak dimiliki oleh anak muda. Sebenarnya, pemerintah memiliki uang berlimpah dari dana ICT Fund yang diambil dari Universal Service Obligation (USO). Dana ini bisa dipakai untuk membantu para calon Digitalpreneur dalam mengembangkan aplikasinya.

Para pelaku industri konten digital sebenarnya tidak membutuhkan dana yang terlalu besar. Seharusnya, dengan ICT Fund pemerintah dapat membantu mereka mengatasi kesulitan modal. Jika ini dilakukan, dipastikan industri konten internet lokal akan tumbuh pada arah yang diharapkan dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan server bagi para calon Digitalpreneur. Para pengembang aplikasi dan konten perlu data centre, atau server yang dimiliki pemerintah agar harganya tetap terjangkau. Mereka perlu diberi kesempatan gratis untuk running selama satu tahun. Jika dalam satu tahun tidak cukup diakses oleh pengguna internet, bisa dihentikan. Sementara, jika menghasilkan

keuntungan dan dapat mandiri, maka sudah boleh dilepas. Tetapi, tampaknya Pemerintah masih ogah-ogahan. Selain kendala dana, masalah yang sering menghinggapi calon digitalpreneur adalah terlalu muluk. Mereka bermimpi membuat aplikasi hebat sekelas dengan Facebook, Youtube, Google, Skype, dan milik over the top (OTT) lainnya. Startup sudah dikatakan berhasil apabila memiliki banyak pengguna, hingga terjadi monetisasi baik dari iklan maupun unduh secara berbayar dan model bisnis lain. Tidak perlu bernafsu menjadi pemain global. Potensi lokal masih terbuka untuk digarap. Kesalahan para calon Digitalpreneur adalah ego yang terlalu tinggi. Alhasil, aplikasi online mereka kurang menarik karena tidak diperlukan. Padahal biasanya aplikasi dirancang mengacu pada kebutuhan di pasar bukan menciptakan pasar. Salah satu aplikasi online sederhana namun berhasil menghasilkan uang adalah Rendang Uni Farah. Kini aplikasi jualan rendang online oleh Reno Andam Suri memiliki omset 30 juta per bulan dan menjadikan dia Digitalpreneur yang sukses.

Aplikasi keren dan tampilan wajah yang cantik jelas akan sia-sia kalau tidak menghasilkan keuntungan. Perlu kejelian menangkap peluang di pasar dalam membuat aplikasi. Aplikasi yang menarik tentu akan banyak diburu kalau memang pasar membutuhkan. Kini saatnya keluarkan ide kreatif kamu ya!

---------------------------------------------------*Haryo Brono adalah mantan Pemimpin Redaksi INTR-O. Kini merupakan wartawan teknologi informasi telekomunikasi di Jakarta.---------------------------------------------------

pelihara sampai sekarang. Kalau habis makan permen dan nggak nemu tempat sampah, bungkusnya selalu saya masukin ke dalam kantong. Itu sudah diajarkan

kepada saya sejak kecil, turun temurun. Lewat kebiasaan ini secara tidak langsung saya bisa menunjukkan

rasa cinta pada Indonesia, salah satunya dengan memelihara lingkungan.”

Berkaca dari penjelasan Choky, seberapa sering kita biarkan

bungkus permen berserakan dimana-mana? “Mungkin kita

pernah mendengar pepatah bahwa suatu tindakan lebih berarti daripada kata-kata.

Jadi, lebih baik kita berbuat benar dan dilihat orang.

Bukan karena pamer, tapi kita mau jadi contoh yang baik bagi o rang lain,” ujar Choky yang memulai karirnya sebagai jurnalis ini.

Clint turut menimpali. “Nol besar kalau kita Cuma ngomong tanpa melakukan sesuatu,” ujarnya. l

Nama : Binsar Choky Victory SitohangLahir :Bandung, 10 Juli 1982 (Umur 30)

Pekerjaan : Pembawa Acara, Aktor Tahun Aktif: 2002 – Sekarang

Pasangan : Melissa AryaniAnak : Chelsea Abigail Victory Sitohang

Orang Tua : Poltak SitohangDiana NapitupuluB

IOD

ATA

Page 12: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

12 YoungOnTop

Hallo para pembaca INTR-O. Di edisi kali ini, INTR-O punya rubrik baru, yaitu rubrik Young on Top. Rubrik ini berisi tentang kisah-kisah inspiratif anak-anak muda sukses, dimana mereka memiliki ide-ide

kreatif untuk berwirausaha. Rubrik ini dibuat agar para pembaca, khususnya mahasiswa, terinspirasi untuk berkarya, mandiri, dan tidak selalu bergantung pada orang lain dalam mendapatkan penghasilan (baca: kerja). Nah, untuk rubrik perdana ini, INTR-O memilih sosok anak muda luar biasa yang memiliki omset penghasilan ratusan juta. Bukan hanya berwirausaha, sosok ini juga merupakan seorang mahasiswa. Siapa dia? Simak aja langsung artikel dibawah.

Namanya Nicholas Kurniawan. Lahir di jakarta 20 tahun lalu, tepatnya 29 januari 1993. Nicholas sendiri adalah pebisnis di bidang ikan hias. Sudah banyak jenis ikan hias yang dia jual. Dan tidak hanya dalam negeri, mahasiswa jurusan marketing Prasetya Mulia ini juga mengeksport ikan hiasnya ke luar negeri. “Saya eksport ikan sudah ke banya negara di seluruh benua kecuali antartika, hehe. Tapi kebanyakan saya kirim ke negara Eropa, disana permintaan ikan hias cukup tinggi,” ungkapnya. Saat ini, omset Nicholas per-bulannya mencapai ratusan juta. Untuk ukuran mahasiswa, jumlah ini tentu luar biasa. Bahkan, mereka yang sudah bergelar S1 dan S2 pun rasanya sulit untuk mencapai angka tersebut per-bulannya. “Omzet saya tidak menentu, tapi setidaknya 100 juta, rata -rata 200 juta, pernah beberapa kali mencapai 400 juta dalam sebulan. Sebagian besar dari export ikan hias ke luar negeri,” ujar cowok yang juga aktif di social media Kaskus ini.

Awalnya iseng, sekarang, bisnis sudah menjai bagian dari hidupnya yang tak terpisahkan. Pemilik toko Venus Aquatic Fish Water ini memulai perjuangannya dari nol. Datang dari keluarga yang sederhana membuat Niko –panggilan akrabnya—ingin merubah keadaan ekonomi keluarga. Karena keadaan ekonomi pula lah, Niko kecil sering mendengar pertengkaran ayah ibunya. “Saya masih ingat betul bagaimana hancurnya hati mendengar dan melihat keluarga saya yang sering bertengkar, bahkan pernah terdengar kata cerai karena masalah ekonomi,” ujarnya lirih. Dari keadaaan tersebut, Niko bertekad untuk sukses. “Sejak kecil usia 7 tahunan atau mulai dari SD kelas 1, karena saya sadar ekonomi keluarga yang kurang pada waktu itu, membuat saya terus berpikir bagaimana bisa mendapatkan banyak uang. Sejak kecil kalau ditanya cita - cita saya selalu menjawab ingin menjadi boss!”

Berangkat dari keinginan tersebut, Niko mulai mencoba berbagai macam bisnis. Tidak perlu menunggu dewasa baginya untuk mulai berbisnis. Dari sejak duduk di Sekolah Dasar (SD), cowok yang pernah gagal diterima di Unversitas Indonesia ini mulai berbisnis. Dan bisnis pertamanya adalah mainan. “Kelas 2 SD, saya mulai bisnis pertama saya, berdagang mainan di sekolah agar dapat membeli mainan,” katanya. Kebiasan tersebut berlanjut hingga Niko duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Mengeag Atas (SMA). “Di SMP, saya mencoba membuat dan menjual baju, menjual donat, dan kue-kue buatan mama di sekolah. Ketika SMA, saya mulai berjualan kaos bola, bergabung dengan MLM, sampai agen asuransi, saya mencoba berbagai bisnis namun semuanya gagal,” tuturnya bernostalgia.

Sering gagal membuat Niko belajar dan berusaha untuk lebih maju. Dia mendapatkan banyak pengalaman dari kegagalannya tersebut. “Semua orang sukses pasti pernah gagal, karena mereka terus mendorong diri mereka sampai batas kemampuan terbaiknya , bahkan orang sukses selalu berkata keberhasilan itu ibarat setitik puncak diatas segunung kegagalan.”

Niko mengakui, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun awal dari keberhasilan. Sebagai pebisnis, tidak ada kata “menyesal” dalam kamusnya. Hanya saja, ada beberapa kesempatan dalam hidup Niko yang disesalinya. “ Saya sendiri tidak pernah menyesali kegagalan, karena saya selalu belajar sesuatu yang membawa saya ke level yang lebih tinggi,. Tapi sering saya menyesali kesempatan-kesempatan yang saya lewatkan, hal-hal yang bisa namun tidak berani saya lakukan. Saya benci ketika hanya bisa membayangkan andai saya mengambil kesempatan tersebut.”

Dalam berbisnis dan melakukan hal apapun, Niko juga selalu meminta bantuan Tuhan. “Yang terpenting, dalam segala usaha yang saya hendak kerjakan, saya selalu bawa itu dalam doa saya, saya ajukan sebagai proposal saya kepada Tuhan, dan saya percaya bila apa yang saya rencanakan itu baik, Tuhan pasti akan memberkati, Tuhan sendiri yang menjadi sponsor dari proposal saya. Bila Tuhan yang menjadi back up dan sponsor kita, siapa yang dapat melawan? Dengan pemikiran demikian, Saat saya gagal , sempat ditipu puluhan juta,kehabisan hampir seluruh tabungan saya, saya ingat masih ada Tuhan dan dapat mengandalkanNya. tidak perduli berapa kalipun saya jatuh, saya akan bangkit kembali karena saya pegang janji Tuhan,” tuturnya bijak.

Tidak patah semangat dengan ketidakberhasilannya, Niko kembali bangkit. Saat berseragam putih abu-abu, ketika kelas 2 SMA, seorang teman memberikan ikan Garra Rufa gratis kepadanya sebanyak 100 ekor. “Hampir di semua mall

ada ikan tersebut, dan kebetulan waktu itu seorang teman memberikan ikan tersebut gratis kepada saya sebanyak 100 ekor. Namun saya sendiri kurang menyukai ikan tersebut, daripada bikin penuh aquarium, mending saya jual. Beberapa jam saya iklankan lewat di situs jualbeli online, akhirnya laku juga,”pungkasnya.

Petualangan bisnis Niko tidak berhenti sampai disitu. Ikan hias pemberian teman yang akhirnya terjual via online tersebut, membuatnya kerepotan karena membludaknya peminat ikan Garra Rufa. “Ternyata baru berapa jam dipasang iklannya di Kaskus, eh sudah laku… Datang telepon selanjutnya, saat hendak berkata ikannya sudah laku, bibir saya tertahan dan berkata, “eh masih ada kok…” Dan saya mulai mencari supplier ikan tersebut. Sejak itu saya resmi mulai berdagang ikan Garra Rufa,” ungkap mahasiswa semester 4 ini. Selain ikan Garra Rufa, Niko juga menjual berbagai macam fish therapy yang disupply ke beberapa mall dan hotel berbintang. Dia bahkan pernah bertemu dengan orang-orang penting dari jualan ikan. “Mulai dari Blok M square, Point square, Pluit junction, hingga hotel-hotel berbintang di Jakarta, sampai beberapa rumah anggota DPR dari partai demokrat dan PAN pernah saya datangi sekedar untuk mengantar ikan pesanan mereka,” ungkap pebisnis yang juga hobi sepakbola ini.

Bisnis Niko semakin berkembang ketika dia berkenalan dengan sesama pedagang ikan hias di Medan. Pertemuan mereka tidak disengaja. Bahkan Niko mengatakan kalau ini pertemuan yang direncakan Tuhan. “Ketika itu, saya mendapat order besar ikan terapi dari Medan. Namun saat itu saya kesulitan untuk mengirim barang ke Medan tepat waktu. Yang jadi masalah adalah bila tidak dapat mengirim barang disaat yang ditentukan, pembeli akan membatalkan order dan saya akan rugi besar. Disaat yang sangat mendesak dan penuh tekanan, saya mendapat ide untuk mencari pedagang ikan garra rufa yang ada di Medan. Ternyata ia juga tidak memiliki ikan tersebut dan hanya membeli dari Jakarta. Setelah berjuang habis-habisan, saya akhirnya gagal mendapatkan deal dari

pembeli di Medan tersebut. Namun dari pengalaman itu, saya jadi mengenal pedagang garra rufa di Medan, yang kemudian dari perkenalan tersebut, hubungan bisnis kami terus berlanjut, dan dari dialah saya belajar banyak tentang export ikan hias yang kini menjadi sumber income terbesar saya. Dari hanya menjadi supplier ikan untuk rekan di Medan, kini saya memiliki banyak langganan saya sendiri,” kata wirausahawan muda yang pernah mengalami 3 kali kerugian besar ini.

Saat bisnis ikan garra rufa sudah berjalan dengan baik, Niko mengembangkan cakupan bisnisnya dengan menjual segala jenis ikan hias lainnya. Diantaranya, arowana dan pari air tawar. Selain itu, dia juga menjual ikan-ikan import, seperti arapaima, acipenser, poliodon, dan yang sekarang ini sangat booming, axolotl.

Dari bisnis ikan hias, cowok yang mulai berjualan online sejak 2010 ini mampu membayar kuliahnya di Prasetiya Mulya Business School. Bukan hanya itu, Niko juga dapat membeli sebuah mobil Mazda2 secara kontan, dan dalam proses pembelian rumah di foresta BSD. Bagi Nicholas dan kita semua, ini adalah raihan yang luar biasa, mengingat umurnya yang masih 20 tahun. Semakin sukses bisnisnya, Niko semakin dilirik media-media besar. Sudah banyak media-media yang meliput kesuksesan bisnis ikan hias cowok kelahiran 29 Januari 1993 ini. Niko pernah menjadi pembicara di acara Kick Andy Metro TV, dan TDW Show, TVRI. Artikelnya juga pernah ditulis di harian Sindo. Kisah suksesnya menjadi pemenang Success Story Recommended Seller untuk bulan Juli 2013 ini di Kaskus. Selain itu, perjalanan bisnisnya ini juga akan dibukukan oleh Kaskus. Tidak sendirian, kisah sukses Niko akan ditemani kisah-kisah sukses pemenang lain dalam buku kompilasi pemenang Rejeki Ngaskus.

Dari penghasilannya yang mencapai 400 juta rupiah per-bulan, mungkin setelah lulus kuliah nanti, Niko nggak perlu repot-repot menulis surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Lalu, kenapa pebisnis yang sering diliput media-media besar ini masih menyibukkan dirinya dengan kuliah?

“Karena bagi saya pendidikan itu penting, buat saya dengan modal pendidikan, saya berada satu langkah di depan pesaing - pesaing saya, dari kampus saya juga menemukan banyak teman yang luar biasa yang menjadikan saya dua langkah di depan para pesaing. Jika saya memilih masuk ke kedokteran, saya yakin itu adalah langkah yang salah, karena akan menghilangkan fokus saya di bisnis, namun kuliah yang saya ambil adalah marketing yang terbukti sangat membantu saya dalam mengembangkan bisnis saya,” ungkap Niko panjang lebar. “Kesimpulan saya, kuliah itu sangat penting, namun apa jurusan yang kita ambil sudah tepat untuk kita, membantu hidup kita, atau malah hanya menjadi beban? Ingat kita sekolah untuk hidup, bukan hidup untuk sekolah,” tambahnya.

Karena pendidikan itu sangat penting bagi Nicholas, maka dia membuktikan ucapannya. Tidak hanya jago bisnis, ternyata Niko juga terbukti jago dalam urusan perkuliahan. Kesibukannya sebagai pedagang ikan hias tidak membuat perhatiannya terhadap kuliah berkurang. Niko membuat keduanya berjalan seimbang dan berdampingan, bisnis dan pendidikan. “Saya juga berusaha untuk bisa membagi waktu dengan baik, saatnya belajar, saya sungguh-sungguh belajar, dan saat

bisnis saya sungguh-sungguh menjalankan bisnis. Jangan dicampur-campur, saat kuliah malah mikirin bisnis, atau saat bisnis mikirin kuliah. Dengan begini, IP saya di kampus sekitar 3.5 , sementara bisnis saya berjalan dengan baik, bahkan saya masih bisa aktif di organisasi dan kepanitiaan – kepanitiaan di kampus saya,” ujarnya bangga.

Sebagai mahasiswa, Niko tidak seperti kebanyakan. Disaat mahasiswa lain mengeluh ketika mendapat seabrek tugas dari dosen, Niko malah menikmatinya. “Karena kuliah saya marketing, yang sangat relevan dengan bisnis yang sudah saya jalani, saya merasa kuliah itu malah membantu, bukan membebani. Tugas yang diberikan malah banyak membuka wawasan saya tentang bisnis yang saya jalani,” ungkapnya.

Terakhir, Niko juga memberikan saran bagi para teman-teman mahasiswa yang ingin berbisnis. Yang pertama sebagai seller online, utamakan kejujuran! Orang yang jujur walau perlahan namun pasti akan dibukakan pintu keberhasilan! Tetapi pasti kita sering mendengar orang kaya yang mati dalam keadaan miskin karena menjalankan bisnis secara curang. Kita berjualan secara jujur 100 kali, belum tentu satu orang akan memuji dan merekomendasikan kita kepada teman – temannya, namun satu kali kita menipu orang, saya berani pastikan nama kita akan rusak selamanya, apalagi di jaman serba canggih ini, akan sangat mudah menyebarkan kejelekan kita.”

Itulah Nicholas Kurniawan dengan kisah hidupnya yang sangat inspiratif. Moga-moga setelah membaca artikel ini, teman-teman bisa belajar banyak dari Niko. Tentang hidupnya, bisnisnya, pendidikannya, keberhasilannya, bahkan , kegagalannya. Banyak hal positif yang dapat kita “curi” dari Niko. Intinya, bagi kita mahasiswa yang ingin mencoba untuk berbisnis, jangan sampai ada yang dikorbankan, ya. Tetap jaga bisnis dan pendidikan berjalan berdampingan, dan tentunya tetap seimbang. Bisnis jalan, kuliah lancar! l

Masih Muda,Omset

Ratusan Juta

nichoLas kUrniaWan

Oleh: Afif

Page 13: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

13tips

Bagi Mahasiswa baru (maba), khusunya yang perantauan, kuliah jauh dari orangtua membutuhkan banyak persiapan. Semua hal dilakukan sendiri. Mulai dari masak,

nyuci baju, membeli kebutuhan hidup selama sebulan, bayar uang kuliah, bahkan mencari tempat tinggal. Tentu tidak mudah mencari tempat tinggal yang pas dihati. Apalagi, kita hidup di kota orang tidak sebentar. Jadi, kita butuh kost-kosan yang benar-benar tepat, dimana kita merasa nyaman dan betah menempati kost tersebut. Nah, bagi kalian para maba yang lagi nyari tempat kost, nggak usah khawatir. INTR-O punya beberapa tips buat kalian. Mari disimak!

1Pilih kost sendiriIni sangat penting. Mencari kost itu tidak semudah membeli baju asal sesuai dengan warna, harga, ukuran, terus langsung bayar. Untuk kost, kita

harus tahu seluk beluknya. Mulai dari letak, luas, fasilitas hingga kondisi lingkungan juga jangan kelewatan, karena bakal berimbas kepada kenyamanan dan keamanan. Jadi pilih sendiri tempat kost layaknya kamu memilih gebetan untuk dijadikan pacar. Harus serius. Jangan lewat calo juga, ya!

2Lebih awal lebih baik.Kita juga harus cepat-cepat cari info tentang kost-kostan yang ada di sekitar tempat kuliah kita. Sebab, di awal masuk kuliah, biasanya kita

mesti berebut kamar kosong sama calon penghuni kost lainnya. Jangan sampai kalah gesit. Kamar kost itu ibarat gebetan, yang kudu, harus dan wajib di sahkan secepatnya jadi milik kita.

3Lihat lingkunganIni juga penting buat referensi cari kost-kostan. Maksudnya lingkungan, ya, keadaan kost, warga-warga sekitar kost dan penghuni kostan

juga. Cari lingkungan yang bersih dan sehat, jangan di dekat tempat pembuangan sampah. Penghuni kost juga harus diperhatikan. Mana yang enak diajak ngobrol, mana yang nggak nyambung, mana yang sombongnya minta ampun, atau sasaran tepat untuk ditodong makanan. Pelajari juga kebiasaan mereka. Jadi, kita bisa jaga-jaga misalkan ada tetangga sebelah kamar yang ngajakin hal-hal buruk, kita bisa antisipasi duluan. Perhatikan juga kebiasaanya seperti suka dengerin musik keras-keras, atau ngakak nggak karuan, sebab itu bisa mengganggu konsentrasi kita saat belajar. Warga sekitar juga mesti diperhatikan, ya. Jangan kost di daerah yang suram dan banyak terjadi pencurian. Ibu atau bapak kost juga, carilah ibu atau bapak kost yang ramah dan nggak rewel bin bawel.

4Letak strategisCarilah kost yang strategis letaknya, sehingga kita mudah untuk akses kemana saja. Kalau bisa, carilah kost yang dekat dengan kampus, toko

atau minimarket. Jadi, kalau butuh jajan awal bulan, tinggal jalan dikit, sampai deh! Selain ngirit juga menyehatkan!

5KoneksiAnak kost hiburannya kalau akhir bulan, ya, internetan. Makanya cari kost yang sinyalnya bagus. Biasanya kostan satu lantai dan

kecil itu jelek sinyalnya. Untuk koneksi internet kamu bisa pake speed test. Tapi, kalau kost sudah tersedia Wifi atau Port LAN sih, ya udah tidak perlu dipikirin soal koneksi.

6FasilitasJangan cari kostan mahal tapi fasilitas standar. Misalnya, di kost udah diisi apa saja, ada fasilitas kamar mandi dalam

atau tidak, parkir atau garasinya gimana, tempat jemuran (pasti butuh walau ada

Tips Mencari Tempat Kost

yang pakai jasa laundry), ada Port LAN ada port TV tidak. Soalnya bakal ribet kalau tidak ada port TV. Masa kamu harus pasang antena sendiri? Pikir-pikir dulu apakah fasilitas yang ada sebanding dengan harga.

7Aturan kost.Ada beberapa kost yang memberi peraturan jam

malam, misalnya hanya sampai jam 9 atau jam setengah 10 malam, atau aturan kost yang tidak memperbolehkan lawan jenis masuk kamar. Pilih yang enak dan baik untuk kita. Dan jangan lupa, aturan untuk pembayaran juga penting, kalau bisa pilih yang perbulan.

8Cari teman.Karena kamu hidup di lingkungan baru, maka

lebih baik diawal cari teman. Misal, kita ada perlu mendadak, bias langsung minta tolong sama teman kost. INTR-O sarankan cari teman satu kost yang satu angkatan atau sama kakak tingkat kamu. Teman seangkatan bisa buat sharing tugas, kalau kakak tingkat buat tanya-tanya info daerah sekitar, atau juga bisa ngajarin kita kalau ada pelajaran yang tidak dimengerti.

9Jangan langsung dealKalau sudah dapat kostan yang menurut kalian “lumayan”, jangan langsung deal. Carilah sampai kamu menemukan kostan yang “mantap”.

Karena mungkin aja kostan sebelah lebih baik

dan lebih murah. Siapa tahu? Nah, setelah udah dapat tempat kost

untuk ditempati, kita juga harus bikin kamar kost kita senyaman mungkin layaknya kamar kita dirumah. Ini penting agar kita bisa menikmati waktu-waktu bersantai kita dalam kamar kost, karena banyak kasus dimana tidak sedikit mahasiswa yang lebih sering tidur di kosan temannya atau bahkan tidur di sekre kampus karena nggak betah dengan kamar kost sendiri. Biar kalian nggak seperti mereka, INTR-O ngasih tips mendekorasi kamar kost.

1Jangan membuat lubang. Gunakan kait perekat jika ingin menggantung sesuatu di dinding dan

gunakan furnitur berat yang tidak mudah roboh.

2Jangan cat dinding. Pemilik kost tidak akan membiarkan kita mencat dinding, dan bahkan jika mereka

lakukan, beberapa warna benar-benar sulit dicat lagi diatasnya. Gunakan stiker dinding yang mudah untuk dilepas dan beberapa lukisan menyenangkan yang dapat kita tempel dengan kait perekat.

3Jangan menggunakan Blu-Tack di dinding Karena itu akan sulit dilepaskan jika

sudah digunakan selama beberapa waktu

4Gunakan pelindung lantai. Tempelkan stiker pelindung lantai ke bagian bawah mebel kamu untuk

melindungi lantai dari goresan.

5Bawa lampu sendiri. Ingat, banyak kos-kosan tidak akan membiarkan kita menginstal lampu,

sehingga harus menggunakan lampu yang ada. Pastikan kita tidak terganggu dengan cahaya lampu yang terlalu terang atau sebaliknya.

Itulah beberapa tips yang dapat INTR-O bagikan buat kalian yang lagi nyari kamar kost. Moga dapat kamar kost yang diinginkan dan moga betah juga sama kamar barunya. (Angga & Galoeh MS)l

Page 14: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

14

Kalimat di atas merupakan bagian dari Pasal 33 bagian dari Undang-ndang Negara , mengenai kesejahteraan rakyat yang menyatakn jika sumber daya alam

yang sangat berlimpah di berbagai belahan bumi indonesia ini seharusnya mampu menjadi penopang utama perekonomian dan sebagai penggerak roda kehidupan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar yang merupakan penghuni asli di daerah tersebut. Sebaliknya, sekarang kita malah menyaksikan, harapan itu malah berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sekarang. Kalimantan selatan contohnya, sebagai provinsi kepulauan yang merupakan bagian dari Indonesia yang katanya tersimpan pundi-pundi kekayaan alam, perlahan mulai tergerus mengalami penyusutan akibat kerusakan yang di timbulkan ulah tangan manusia yang rakus dengan membabat, mengeruk dan merusak alam dan isinya.

Jumlah perusak alam itu tidak perorangan lagi, mereka dalam jumlah besar dan berkelompok. Akibatnya, berbagai bencana mulai rutin menghampiri Kalimantan selatan. Kalau dulu hanya kota-kota sebesar Jakarta yang di serang banjir. Sekarang beberapa titik di daerah Kalimantan selatanpun mulai terkena imbasnya. Tidak hanya di situ, rantai kehidupan yang bergantung dari alam mulai juga ikut hancur di buatnya. Kalimantan selatan yang berjuluk bumi Antasari mulai kehilangan integritas dirinya sebagai provinsi yang di kenal dengan hutan dan kekayaan alamnya yang melimpah..

Dulu, punahnya hutan Kalimantan sempat di isukankan karena maraknya aktivitas dan pemalakan liar ilegall logging yang salah satu efeknya ketika itu Kalimantan selatan harus merelakan banyak pohon-pohon jenis kayu Ulin yang telah lama menjadi Ikon, sebagai jenis pohon kayu yang paling kuat dan hanya ada di hutan Kalimantan itu menjadi hilang. Sekarang isu kerusakan hutan itu muncul kembali oleh kejamnya eksploitasi tambang dan pembukaan lahan kelapa sawit yang membabi buta buah hasil dari perusahaan-perusahaan besar.

Tercatat luas kawasan hutan Kalimantan Selatan berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan (SK Menhutbun No. 453/Kpts-II/1999 tanggal 17 Juni 1999) adalah 1.839.494 Ha atau 49,01 dari luas wilayah provinsi. Berdasarkan fungsinya seluas 688.884 Ha (37,45%) merupakan kawasan Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Lindung (HL) 554.139 Ha (30,13%), Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 265.638 Ha (14,44%), Hutan Suaka Alam seluas 175.565 Ha (9,54%) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 155.268 Ha (8,44%) ( Sumber biro Humas kalsel ).

Majalah lokal termuka di Banjarmasin, Tabloid Urbana terbitan 21 Juni 2010, menyebutkan, dari 13 kabupaten kota yang ada di Kalimantan Selatan, hanya ada 3 daerah saja yang selamat dari pertambangan Batu Bara. Yakni, daerah Banjarbaru, Banjarmasin dan Hulu Sungai Selatan. Sedangkan 10 Kabupaten lainnya, terlihat mulai berlomba mengubah hutan mereka

menjadi area tambang.Saat ini di Kalimantan Selatan, Hutan

alami yang bisa di banggakan hanyalah sedikit saja. salah satunya seperti hutan lindung Pegunungan Meratus di Kabupaten Balangan, dan itu pun hanya terdapat di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh manusia. Beberapa waktu yang lalu, ketika bertemu dengan seorang Guide yang puluhan taun menjadi pramuwisata asing, ia mengungkapkan jika rusaknya hutan alami kalsel sekarang ini telah membuat penurunan drastis kunjungan wisatawan asing yang. Berbeda ketika puluhan yang lalu saat keaslian hutan Kalimantan dengan satwa dan penghuni di dalamnya masih terjaga dengan baik. Banyak sekali

pemandangan hutan alami yang bisa di jual dan di banggakan

kepada wisatawan lokal dan asing . Fungsi

hutan sebagai kawasan wisata. Produksi hasil alam Kalimantan

selatan juga sebenarnya melimpah seperti misalnya batubara

yang mampu mencapai 78 juta ton/tahun. Namun anehnya

jumlah produksi yang sangatlah besar itu

justru tidak mampu untuk

memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah Kalimantan selatan sendiri. Bagaiman mungkin kita tidak kaget jika kalsel mampu menghasilkan batubara jutaan tahun, jika ternyata 70% nya diekspor ke luar negeri, dan 29%nya

dikirim ke pulau jawa. Sedangkan sisanya yang hanya 1-5 % di berikan

untuk kebutuhan Kalimantan selatan. Tak heran beberapa waktu yang lalu Kalimantan selatan sering mengalami byarpet, pemadaman listrik yang rutin dengan alasan stagnan, Kurangnya pasokan batu bara sebagai energi. Akiibatnya bikan hanya masyarakat darah lokasi tambang saja yang menjadi tumbal, tetapi seluruh masyarakat Kalimantan selatan.

Kalau dihitung secara seksama, dengan harga batubara 100 dollar per metrik ton, tentu batubara Kalsel dapat menghasilkan keuntungan mencapai 8 trilyun/tahun atau 4 kali lipat dari APBD yang hanya 1,8 trilyun/tahun. Tentu banyak pundi-pundi rupiah yang masuk ke APD ( anggaran pendapatan daerah ). Namun ironisnya pajak yang berhasil di pungut dari usaha Batubara tahun 2009 yang lalu hanya Rp.236 miliyar malah jauh tertinggal dari jumlah pajak kendaraan bermotor ( PKB ) yang mencapai Rp.312 miliyar. Tentulah kita menerka siapa lagi yang di untungkan dari Hasil kekayaan alam dari perut kalsel itu jika tidak oleh segelintir orang-orang di Jakarta dan sebagian para pengusaha rakus di kalsel. Pengaruh buruk yang di timbulkan eksploitasi alam Kalimantan selatan tidak hanya sampai di situ, dengan banyak beroperasinya perusahaan tambang dan perusahaan sawit yang ada selama ini pasti selalu berjalan dengan memunculkan konflik sosial kepada masyarakat dan penduduk asli sekitar. Misalnya di daerah sekitar perusahaan tambang di area kabupaten Tanah Bumbu. Masih banyak di temukan masyarakat yang berada di sekitar area perusahan tambang berada di garis kemiskinan . Jelas terkesan Perusaahaan yang bergerak di sektor tambang

pini

MEniti JEJak MEMBangUn sisa- sisasUMBEr daya aLaM kaLiMantan sELatan

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah pokok –pokok kemakmuran rakyat. Di kuasai Negara dan di pergunakan sebesarnya-besarnya hanya untuk

kemakmuran rakyat”.

dan kelapa sawit seakan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesejahteraan ekonomi, pendidikan dan perhatiannya kepada masyaratkat sekitar. Belum lagi pembuangan limbah yang mereka lempar sembarangan kealam bebas yang jelas dapat merusak ekosistem alam yang ujung-ujungnya berimbas membuat menurunya pendaptan masyarakat sekitar yang hidupnya masih banyak bergantung dengan alam dan hutan.

Sebagaimana daerah lain yang mengalami kerusakan hutan, hutan di Kalimantan Selatan saat ini terancam sedang menghadapi permasalahan besar yang kalo tidak segera di atasi akan melebar menjadi isu nasional maupun internasional..Apalagi jika pengelolaan dan pengerukan tambang oleh batubara dan pembukaan kawasan hutan menjadi lahan sawit yang berjalan tanpa pengawasan dan kontrol yang ketat dari penegak hukum dan pemerintah, jelas akan mengancam kerusakan ekosistem alam. Hasilnya bukan saja efek sosial tapi rentan memicu timbulnya bencana alam seperti punahnya satwa di dalamnya. Dan yang lebih parah kerusakan itu berpotensi menyebabkan banjir dan kabut asap, yang seperti tahun beberapa lalu ekspor kabut asap Kalimantan lalu sanggup menggegerkan perhatian dunia.

Pada pemilukada Kalimantan selatan beberapa waktu terdahulu, isu mengenai permasalahn pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam pun menjadi trend dan jurus ampuh untuk di tawarkan oleh semua calon kepala daerah dalam memikat hati masyarakat Kalimantan selatan. Mislanya Seperti Pasangan calon gubernur/wagub Kalimantan Selatan Khairil Wahyuni dan Alwi Sahlan dengan no urut satu (1) bertempat di Desa Langkap, Kabupaten Balangan yang merupakan bagian dari kawasan pedalaman Pegunungan Meratus yang masih alami. Mereka berkomitmen jika terpilih akan menjaga kawasan meratus dan berjanji mengelola pemanfaatan SDA seperti batu bara sebagai sumber energi listrik serta meningkatkan sektor perekonomian, kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya masyarakat Kalsel.

Jika kita tidak ingin kekayaan alam kita habis, tidak ingin kehilangan lebih banyak lagi kayu ulin yang ada. Atau tidak ingin punahnya penghuni alam Seperti punahnya jumlah harimau di Sumatra atau kelompok gajah di lampung. Maka dari permasalahan di atas ada beberapa point-point penting yang seharusnya bisa terapkan pemerintah dinas terkait, para penegak hukum dan seluruh masyarakat Kalimantan selatan dalam upaya mengelola hutan sebagai sumber daya alam yang sekarang masih banyak tersisa di Kalimantan selatan ini. Yang tentunya sebuah upaya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sendiri, diantaranya;

1. Pemerintah daerah dan para wakil rakyat haruslah lebih jeli memilah apakah beroperasinya perusahaan tambang dan perusahaan sawit, memberi banyak manfaat kepada masyarakat atau hanya kelompok tertentu saja. Harus tegas, berani menolak dan menutup perusahaan tambang yang terbukti merusak Alam, merugikan masyarakat dan pemerintah daerah. Lebih baik lagi jika sebelumnya melibatkan peran serta, masukan dan suara rakyat sekitar yang merasakan

langsung dampaknya.

2. Harus ada kepastian yang jelas mengenai bilangan ganti rugi tentang kepemilikan lahan, khususnya lahan masyarakat yang nantinya akan di gunakan sebagai lahan area perusahaan tambang dan sawit. Pemerintah juga harusnya bisa menerapkan ekonomi kerakyaan. Dengan mendukung penuh dunia usaha masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Sehingga mereka tidak hanya bertumpu untuk menjadi pekerja di sektor perusahahan tambang dan sawit. 3. Pemerintah harus bisa merangkul ormas, tokoh masyarakat, kaum terpelajar dalam upaya peningkatan kualits pendidikan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat daerah agar tidak selalu bergantung dengan kekayaan alam yang sifatnya bisa habis dan tidak bisa di perbaharui ( Misalnya hasil tambang seperti batubara, intan bijih besi dan yang lainnya).

4. Pemerintah di Bantu dengan seluruh tokoh-tokoh masyarakat pecinta lingkungan hendaknya harus lebih gencar menanamkan program cinta alam. Dan selalu rutin dan berkala melakukan program wajib tanam 10 pohon tiap bulan di masing-masing tiap daerah di Kalimantan selatan. Seperti program yang telah di galakan di Hulu Sungai Tengah ( Barabai ). Karena misalkan jika dalam satu bulan saja kita anggap dari 10 pohon yang kita tanam hanya 4 empat pohon saja yang hidup dan bisa tumbuh. Dan bisa di hitung Kemungkinan dalam tahun 1 saja akan banyak pohon yang bisa hidup.

5. Pemerintah dalam hal ini dinas terkait harus giat dan selalu rutin menginspeksi ke perusahaan –perusahan yang berpotensi kontak langsung dengan alam. Apakah kewajiban pengelolaan limbah dan pembukaan hutan telah sesuai dengan prosedur yang telah di sepakati ( dalam hal ini adalah standar perusahaan dalam berusaha tanpa merusak hutan )

6. Pemerintah harus membentuk tim BPK ( Badan pengawas keuangan ) guna menangani pendapatan keuntungan/ bagi hasil dari royalty sektor Batubara dan sawit . Agar tidak mudah terjadi penyelewengan dana oleh oknum penguasa dan pengusaha. Dan hendaknya BPK bentukan ini bersifat terbuka layaknya BPK yang ada.

Insya Allah jika point-point di atas di jalankan dengan benar. Kekayaan alam yang ada sekarang ini akan bisa terjaga dengan baik. Masyarakat di sekitar area perusahan bisa lebih leluasa bekerja, Tanpa takut dan kwatir lagi dengan dampak akibat beroperasinya perusahaan yang ada Kekayaan alam yang keluar dari perut bumi pun tentu tak akan mengendap dengan sia-sia, kesemuanya bisa bersumber dari hak rakyat dan sepenunya untuk bagi rakyat. l

--------------------------------------------------- Oleh Dedy Sanjaya, Penulis adalah Alumni intr-o angkatan / Ilmu Komunikasi 2008 Fisip Unlam Banjarmasin dan sekarang aktif pada gerakan konservasi alam di daerahnya Kalimantan Tengah.---------------------------------------------------

Page 15: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

XXIV/ SEPTEMBER-OKTOBER 2013

15spot

Memasuki masa validasi pelamar beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi), temuan mahasiswa yang mengaku miskin semakin banyak. Para rektor diminta lebih teliti dalam memvalidasi data pelamar. Sehingga penyaluran beasiswa

bidik misi benar-benar tepat sasaran. Seruan untuk para rektor itu disampaikan oleh Ketua

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Idrus Paturusi. Guru besar sekaligus rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu menuturkan, di kampusnya juga ada kasus mahasiswa yang mengaku-ngaku miskin. Kasus seperti ini juga ditemukan sebelumnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).”Kalau menemukan kasus-kasus seperti itu, instruksi MRPTNI kepada jajaran rektor sudah tegas. Dicabut beasiswanya,” tegasnya.

Idrus menuturkan, pencabutan alokasi beasiswa ini tidak otomatis menggugurkan keterterimaan mahasiswa itu di salah satu PTN. Sebagai gantinya, calon mahasiswa yang ketahuan mengaku miskin itu diwajibkan membayar biaya kuliah seperti mahasiswa non-bidik misi lainnya.

Idrus mengatakan, penentuan mahasiswa yang lolos bidik misi itu tidak bisa diterapkan dengan kaku. Sebab di lapangan, kondisinya benar-benar komplek. Dia mencontohkan ketentuannya bidik misi ini hanya menerima calon mahasiswa yang orang tuanya berpenghasilan rata-rata Rp 3 juta perbulan. Tetapi untuk kasus tertentu, gaji Rp 5 juta per bulan juga tetap bisa diloloskan program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu. “Jika ternyata yang berpenghasilan Rp 5 juta per bulan itu masih menghidupi empat orang anak,

itu saya rasa masih layak mendaftar bidik misi,” tandasnya. Pada prinsipnya Idrus menegaskan MRPTNI ini terus

menjaga komitmen dalam menyalurkan beasiswa untuk mahasiswa miskin itu. Dia bahkan mengatakan melaporkan perkembangan penyaluran bidik misi secara berkala ke Kemendikbud.

Untuk itu dia mengingatkan, jika ditemukan profil pelamar bidik misi yang janggal, langsung di cek ke lapangan. Misalnya kekurangan tenaga, Idrus mengatakan bisa memanfaatkan mahasiswa program atas untuk menjalankan visitasi ke rumah pelamar bidik misi.

Selain urusan bidik misi, Idrus juga menjelaskan perkembangan persiapan pemberlakuan uang kuliah tunggal (UKT). Dia menjelaskan UKT di Unhas terdiri dari empat kategori. Dua kategori pertama untuk mahasiswa paling miskin yang tidak masuk dalam bidik misi. Sedangkan dua ketegori berikutnya adalah untuk mahasiswa dengan kondisi ekonomi yang lebih mampu.

“Intinya rata-rata SPP program sarjana di Unhas tetap Rp 750 ribu per semester. Tetapi untuk mahasiswa tertentu lebih mahal, karena untuk subsidi silang,” tandasnya. Idrus juga mengatakan program UKT ini bisa diterima mahasiswa maupun masyarakat umum.

Sebab, dengan sistem UKT ini biaya kuliah bisa terasa lebih ringan. Misalnya dalam sistem pembayaran uang kuliah yang lama, ada prodi tertentu yang menuntut mahasiswa menyiapkan uang hingga RP 150 juta di depan. “Tetapi dengan UKT ini biaya tadi dibagi menjadi delapan semester. Jadi terasa tidak terlalu memberatkan,” papar Idrus. Selain itu mahasiswa tidak boleh lagi dibebani dengan biaya apapun di luar UKT. (JPPN.com)l

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (Fisip Unlam) Banjarmasin patut berbangga. Pasalnya, salah satu mahasiswanya kembali menorehkan prestasi di ajang nasional. Adalah yanuar

Adam Benarqi, yang secara luar biasa mendapatkan gelar sebagai Duta Mahasiswa Genre 2013 pada puncak Pemilihan Duta Mahasiswa Genre 2013 tingkat Nasional yang berlangsung di Hotel Putri Duyung, Ancol, Jakarta, Kamis (13/6/2013) malam. Atas raihannya tersebut, Adam berhak mendapatkan piala dan uang tunai sebesar Rp 15 juta yang diserahkan oleh ibu Negara RI, Ani Yudhoyono. Selain Adam, Resa Sabrina Rahmawati yang juga merupakan perwakilan dari Kalimantan Selatan, berhasi menjadi juara 2 kategori putri.

Tidak mudah bagi Adam untuk mendapatkan gelar ini. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unlam ini harus rela “dikeroyok” para juri yang terdiri oleh Oppie Andaresta (Musisi/Penyanyi), Poppy safitri (Pakar Budaya dan Pariwisata), Ida Bagus Permana (BKKBN), dan Sauqi Maulana (Duta Mahasiswa Genre 2012). Menurut informasi yang kami dapatkan, pada segmen budaya, cowok yang juga pernah menjadi finalis Nanang Galuh Banjarmasin ini turut memperkenalkan budaya Banjar dengan berbusana Banjar, dan memukau hati juri dengan pantun Banjar. Dan akhirnya, Adam pun dinobatkan sebagai Duta Mahasiswa Genre 2013.

Selama penilaian, Adam mengaku tidak tahu apa yang membuatnya dipilih juri menjadi juara. “Kalau soal itu, aku nggak tahu. Tapi yang jelas juri-jurinya menilai sangat fair dan tegas. Selain itu, jurinya juga sangat kompeten di bidangnya. Jadi untuk penilaian, kita nggak tau gimana, tapi kami selalu memberikan yang terbaik dan tetap humble.”

Setelah diberikan “amanah” sebagai duta mahasiswa Nasional oleh para juri, Adam mengaku bangga atas prestasinya tersebut. “Yang pasti bangga akan pencapaian uar biasa ini. Senang juga karena bisa membawa nama Kalimantan Selatan lebih diperhitungkan lagi di tingkat nasional,” ungkapnya bangga. Tentu Adam akan semakin sibuk tahun ini.

Ada beberapa agenda yang harus dilakukan Adam selaku menjabat sebagai Duta Mahasiswa Genre 2013. “Agendanya menjalankan tugas di Provinsi sama Nasional sesuai arahan. Untuk agenda nonformal, tanggal 19 Agustus ini kita punya acara kumpul lagi sama duta mahasiswa Genre se-Indonesia, di Surabaya.”

Untuk target selanjutnya, cowok yang hobi menggebuk drum ini mengungkapkan ingin meneruskan “tradisi juara” Kalsel di ajang Duta Mahasiswa Nasional Genre. “Untuk target pastinya ingin meneruskan Kalsel juara lagi tahun depan. Putra sama putrinya. Terus bisa menjalankan tugas dengan hasil yang memuaskan.” For your information, sebelumnya pada tahun lalu, perwakilan Kalsel, Saauqi Maulana, juga menjadi Duta Mahasiswa Nasional Genre 2012. Dan mundur ke belakang lagi satu tahun, Kholis Mabruri yang merupakan senior dari Adam dan Sauqi di prodi Komunikasi Fisip Unlam ini juga pernah menjadi wakil Kalsel di ajang yang sama, walaupun tidak menjadi juara.

Atas prestasinya ini, Adam berhasil mempertahankan gelar juara Duta Mahasiswa Nasional Genre yang selama 2 tahun berturut-turut ini diterima perwakilan Kalsel, dan gelar sebagai Duta Mahasiswa Genre Kalsel yang selama 3 tahun terakhir ini didominasi prodi Ilmu Komunikasi Fisip Unlam Banjarmasin. (Afif)l

Lagi, Mahasiswa Prodi Komunikasi Sumbang Prestasi

dEMi Bidik MisicaLon MahasisWa ngakU Miskin

Page 16: Tabloid LPM INTR-O FISIP UNLAM

Edis

i 64/

Tah

un

iii/1

2 - 2

6 sE

PTEM

BER

201

1