Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

8
BALI MANDARA TABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI EDISI 03 1 - 14 Februari 2015 TABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI Alamat Sekretariat Redaksi : Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Renon | email : [email protected] | Telp. 0361 224671 ext.503 BALI MANDARA Bersama mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera EDISI 03 | 1 - 14 Februari 2015 DENPASAR, Bali Mandara. N yaris sebulan, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali telah menerapkan aturan baru. Tepatnya sejak tanggal 1 Januari 2015, layanan jemput pasien dan kunjungan ke rumah-rumah pasien telah dihentikan. Digantikan dengan layanan berjenjang, mulai dari tingkat Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), terakhir barulah ke RSJ Provinsi Bali. Dengan pelayanan demikian, rupanya jumlah pasien yang dilayani oleh pihak RSJ justru membludak. Direktur RSJ Provinsi Bali, Bagus Darmayasa menyampaikan, per 1 Januari 2015 aturan tersebut telah diterapkan. Menurutnya, justru dengan demikian pelayanan terhadap pasien gangguan jiwa lebih cepat. Pihak keluarga tidak harus jauh-jauh ke RSJ Provinsi Bali yang berlokasi di Kabupaten Bangli. Di samping itu, tidak perlu juga menunggu jadwal rutin kunjungan dari pihak RSJ. Melainkan secara mandiri mereka bisa mengajak pasien untuk berobat ke Puskesmas terdekat. Dengan metode ini, setiap hari pihak RSJ Provinsi Bali menangani pasien rujukan kisaran 150 orang. Meski tak seluruhnya dirawat inap, tetapi jumlah tersebut dikatakan lebih banyak dibandingkan sebelum menerapkan sistem rujukan. “Per satu Januari, penanganan pasien gangguan jiwa harus berjenjang. Dengan cara ini jumlah pasien yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per hari. Sehingga kami cukup kewalahan,” terangnya ketika dikonfrimasi beberapa waktu lalu. Diakui Bagus Darmayasa bahwa jajaranya memang cukup sibuk untuk menangani pasien-pasien tersebut. Tetapi hal itu dinilai wajar,dan belum ada rencana untuk menamah tenaga kerja. Justru sebaliknya, petugas atau pegawai yang sudah ada di RSJ Provinsi Bali lebih dioptimlakan. Jika sebelumnya pukul 12.00 wita sudah sepi pasien, kini mereka harus bekerja hingga sore. Di mengoptimalkan kerja jajaranya, ia juga berharap setiap kabupaten/kota menyediakan tenaga yang handal mulai tingkat Puskesmas. Masing-masing Puskesmas harus menyediakan tenaga dokter ataupun perawat yang mampu menangani pasien gangguan jiwa. Apalagi, pasien yang untuk kali pertama menjalani perawatan medis. Menurut Bagus Darmayasa, memang dibutuhkan penanganan khusus, sehingga tidak mengganggu pelayanan terhadap pasien-pasien lainnya. “Kalau dengan pelayanan begini kami memang terbantu, dalam hal tabulasi lebih cepat. Tetapi saya tetap berharap teman-teman di kabupaten/kota sama-sama fokus dengan pasien gangguan jiwa,” harapnya. IGADIAH Hapus Ketimpangan Pendapatan Si Miskin dan Si Kaya, Gubernur Gelar Sayembara DENPASAR, Bali Mandara K etimpangan pendapatan masyarakat Bali menjadi perbincangan hangat dalam rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV. Selama memimpin rapat, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyoroti program-program Pemprov Bali yang menyasar masyarakat miskin. Seluruh program sudah diprioritaskan untuk kemiskinan, namun belum menunjukkan perubahan signifikan. Justru muncul fenomena, masyarakat yang miskin semakin miskin, sebaliknya yang kaya makin kaya. Menyikapi hal ini, Gubernur pun tidak ingin mencari solusi seorang diri dan ia mewacanakan sayembara. Rapat yang digelar di ruang Wiswa Sabha, Kamis (22/1) ini mengejutkan banyak pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Lantaran tiba-tiba Gubernur Pastika menggelar sayembara. Boleh diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Dalam sayembara tersebut, ia berharap para peserta, memaparkan ide-ide ataupun program untuk menghapus Bersambung ke hal. 6 Layanan Jemput Bola Terhenti, RSJ Bali Diserbu Pasien Rujukan “Per satu Januari, pen- anganan pasien gangguan jiwa harus berjenjang. Den- gan cara ini jumlah pasien yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per hari. Sehingga kami cukup kewalahan” Bagus Darmayasa Direktur RSJ Provinsi Bali Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV

description

Tabloid Bali Mandara adalah sebuah wahana yang khusus menjadi bahan informasi program pembangunan daerah, khususnya dalam memantapkan implementasi program-program prioritas dalam pengentasan kemiskinan di daerah Bali. Kehadiran tabloid Bali Mandara, dengan karakteristik fisik dan substansi materi yang berbeda dengan media massa cetak yang telah ada di Bali, diharapkan mampu membawa misi penyampaian informasi pembangunan kepada masyarakat di seluruh pelosok Bali.

Transcript of Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

Page 1: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

TABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Alamat Sekretariat Redaksi : Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Renon | email : [email protected] | Telp. 0361 224671 ext.503

BALI MANDARABersama mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

EDISI 03 | 1 - 14 Februari 20158

Capaian Program Bedah Rumah

DENPASAR, Bali Mandara.

Nyaris sebulan, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali telah menerapkan

aturan baru. Tepatnya sejak tanggal 1 Januari 2015, layanan jemput pasien dan kunjungan ke rumah-rumah pasien telah dihentikan. Digantikan dengan layanan berjenjang, mulai dari tingkat Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), terakhir barulah ke RSJ Provinsi Bali. Dengan pelayanan demikian, rupanya jumlah pasien yang dilayani oleh pihak RSJ justru membludak.

Direktur RSJ Provinsi Bali, Bagus Darmayasa menyampaikan, per 1 Januari 2015 aturan tersebut telah diterapkan. Menurutnya, justru dengan demikian pelayanan terhadap pasien gangguan jiwa lebih cepat. Pihak keluarga tidak harus jauh-jauh ke RSJ Provinsi Bali yang berlokasi di Kabupaten Bangli. Di samping itu, tidak perlu juga menunggu jadwal rutin kunjungan dari pihak RSJ. Melainkan secara mandiri mereka bisa mengajak pasien untuk berobat ke Puskesmas terdekat.

Dengan metode ini, setiap hari pihak RSJ Provinsi Bali menangani pasien rujukan kisaran 150 orang. Meski tak seluruhnya dirawat inap, tetapi jumlah tersebut dikatakan lebih banyak dibandingkan sebelum menerapkan sistem rujukan. “Per satu Januari, penanganan pasien gangguan jiwa harus berjenjang.

Dengan cara ini jumlah pasien yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per hari. Sehingga kami cukup kewalahan,” terangnya ketika dikonfrimasi beberapa waktu lalu.

Diakui Bagus Darmayasa bahwa jajaranya memang cukup sibuk untuk menangani pasien-pasien tersebut. Tetapi hal itu dinilai wajar,dan belum ada rencana untuk menamah tenaga kerja. Justru sebaliknya, petugas atau pegawai yang sudah ada di RSJ

Provinsi Bali lebih dioptimlakan. Jika sebelumnya pukul 12.00 wita sudah sepi pasien, kini mereka harus bekerja hingga sore.

Di mengoptimalkan kerja jajaranya, ia juga berharap setiap kabupaten/kota menyediakan tenaga yang handal mulai tingkat Puskesmas. Masing-masing Puskesmas harus menyediakan tenaga dokter ataupun perawat yang mampu menangani pasien gangguan jiwa. Apalagi, pasien

yang untuk kali pertama menjalani perawatan medis. Menurut Bagus Darmayasa, memang dibutuhkan penanganan khusus, sehingga tidak mengganggu pelayanan terhadap pasien-pasien lainnya. “Kalau dengan pelayanan begini kami memang terbantu, dalam hal tabulasi lebih cepat. Tetapi saya tetap berharap teman-teman di kabupaten/kota sama-sama fokus dengan pasien gangguan jiwa,” harapnya. IGADIAH

Hapus Ketimpangan Pendapatan Si Miskin dan Si Kaya, Gubernur Gelar Sayembara

DENPASAR, Bali Mandara

Ketimpangan pendapatan masyarakat Bali menjadi perbincangan hangat

dalam rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan

Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV. Selama memimpin rapat, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyoroti program-program Pemprov Bali yang menyasar masyarakat miskin. Seluruh program sudah

diprioritaskan untuk kemiskinan, namun belum menunjukkan perubahan signifikan. Justru muncul fenomena, masyarakat yang miskin semakin miskin, sebaliknya yang kaya makin kaya. Menyikapi hal ini, Gubernur pun tidak ingin mencari solusi seorang diri dan ia mewacanakan sayembara.

Rapat yang digelar di ruang Wiswa Sabha, Kamis (22/1) ini mengejutkan banyak pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Lantaran tiba-tiba Gubernur Pastika menggelar sayembara. Boleh diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Dalam sayembara tersebut, ia berharap para peserta, memaparkan ide-ide ataupun program untuk menghapus

Bersambung ke hal. 6

Layanan Jemput Bola Terhenti, RSJ Bali Diserbu Pasien Rujukan

“Per satu Januari, pen-anganan pasien gangguan

jiwa harus berjenjang. Den-gan cara ini jumlah pasien

yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per

hari. Sehingga kami cukup kewalahan”

Bagus DarmayasaDirektur RSJ Provinsi Bali

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV

KEGIATAN BEDAH RUMAH TELAH DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

MELALUI DUNIA USAHA DALAM BENTUK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

Apa Kriteria Penerima Bedah Rumah Program bedah rumah diprioritaskan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria : 1). Masuk dalam daftar RTS dari BPS.2). Status tanah hak milik.3). Rumahnya tidak layak huni dengan kondisi :

a). Luas bangunan kurang dari 8 m2.b). Lantai tanah/ bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.c). Dinding bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.d). Atap bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.e). Memasak dengan kayu bakar / arang.f). Penerangan bukan listrik.g). Sumber air minum sumur/ sungai/air hujan. h). Tidak memiliki kamar mandi/ jamban/ kakus.

Apakah Program Bedah Rumah itu?Bedah Rumah merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, agar keluarga miskin memiliki rumah yang layak huni dan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal.

Bagaimana cara mendapatkan Bedah Rumah?Proposal yang diajukan dengan melampirkan data dukung sebagai berikut :1). Data by name by addres penerima bantuan.2). Foto rumah penerima bantuan.3). Foto copy kartu keluarga (KK).4). Foto copy kartu tanda penduduk (KTP).5). Surat keterangan miskin dari desa/kelurahan.6). Surat keterangan kepemilikan tanah.

Bagaimana membuat proposal Bedah Rumah?Proposal Bedah Rumah Sekurang-kurangnya memuat :

a. Latar Belakangb. Maksud dan Tujuanc. Rincian Belanja Kegiatand. Rencana Penggunaan Danae. Waktu Pelaksanaan

Sebaiknya ANDA

Tahu !!

Pada Tahun 2008, masyarakat Bali yang tidak memiliki rumah layak

huni terdata sekitar 11 ribu rumah.Seiring waktu jumlah itu

semakin berkurang karena keberhasilan Pemerintah Provinsi Bali merealisasikan sejumlah besar bedah rumah.

Kab/KotaTahun

Jumlah2009 2010 2011 2012 2013 2014APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD

Denpasar - - - - 18 - 15 - 6 - - 39Gianyar - - 40 - 193 - 195 45 167 - 125 765Badung - - - - 33 - 98 - 63 9 27 230Tabanan - - 40 - 197 - 255 49 208 2 198 949Klungkung - - 116 2 180 - 179 47 118 - 110 752Bangli - - 159 - 163 - 141 47 132 17 154 813Jembrana - - 24 - 177 - 161 53 161 11 162 749Buleleng - 5 244 6 371 - 733 239 558 79 530 2,765Karangasem - 34 202 17 304 5 140 77 256 13 231 1,279

Jumlah 8,341

Realisasi Program Bedah Rumah oleh Pemerintah Provinsi Bali dimulai Tahun 2010 dan dianggarkan melalui APBD Provinsi Bali dimana setiap rumah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 26 juta rupiah pada Tahun 2010, yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Selama tahun 2010 ini telah berhasil

dibangun sebanyak 825 unit.Mulai tahun 2011, pengerjaan

bedah rumah dilakukan dengan sistem swakelola oleh masyarakat, selain meningkatkan partisipasi masyarakat hasilnya juga lebih bagus dan lebih berkualitas karrena langsung diawasi oleh masyarakat sendiri. Dana yang dialokasikan

juga lebih efisien yaitu Rp. 20 juta untuk setiap unit rumah. Selama tahun 2011 berhasil dibangun sebanyak 1.686 unit.

Tahun 2012 Pemprov Bali berhasil membangun sebanyak 1.945 unit terdiri atas 1.550 unit dibiayai melalui APBD Induk 2012 dan 395 unit melalui APBD Perubahan 2012. Melalui APBD Perubahan 2012 ini biaya setiap rumah meningkat dialokasikan menjadi Rp. 25 juta per unit.

Program Bedah Rumah juga didukung oleh Pemkab/Kota melalui APBD masing-masing dan instansi swasta melalui program CSR yang dikoordinasikan oleh BK3S Provinsi Bali.

Sejak tahun 2009 sampai 2014, sinergi ini telah mampu menyelesaikan 8.341 unit rumah, baik dari APBD Pemprov Bali maupun dari CSR.

XNA

Page 2: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

2 7

Wagub Sudikerta Imbau Keputusan UU Desa Tak Picu Konflik

DENPASAR, Bali Mandara

Siap tidak siap, pilihan final pendaftaran Undang-undang nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa harus diputus paling lambat 15 Januari 2015. Di batas akhir penentuan sikap Bupati/Walikota (mendaftarkan desa adat atau desa dinas), Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta pun memberikan perhatian khusus terhadap persoalan tersebut. Rabu (14/1) lalu, seluruh masyarakat Bali diingatkan agar tidak terbelah lantaran perbedaan pilihan UU Desa ini.

Wagub Sudikerta menegaskan, sejak Jumat (9/1) lalu rekomendasi DPRD Bali telah ditetapkan. Sesuai janjinya, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika pun sudah mengikuti seluruh rekomendasi tersebut. Yakni memfasilitasi Bupati/Walikota agar segera

menentukan pilihan. Nah, menurut Wagub Sudikerta keputusan untuk menentukan pilihan sepenuhnya ada di tangan Bupati/Walikota. “Kita persilakan kabupaten/kota tentukan pilihannya, kalau memang memilih. Posisi Pemerintah Provinsi Bali hanya memfasilitasi kabupaten/kota dalam menentukan sikap,” ujar Wagub Sudikerta kemarin.

Harapan Wagub Sudikerta hanya satu, yaitu kondusifitas Bali dapat dijaga. Walaupun ada perbedaan pilihan di kabupaten/kota, hendaknya tidak sampai memicu perpecahan. “Harapan kami, tentu masyarakat Bali kondusif selama menyikapi persoalan UU desa ini. Jaga penyamabrayaan ini dengan baik. Jangan sampai karena perbedaan keputusan lantas menimbulkan gejolak, itu tidak bagus,” harap Wagub kemarin.

Lebih lanjut, Wagub Sudikerta menegaskan Pemprov akan menghargai apapun keputusan kabupaten/kota. Apalagi keputusan

itu akan diserahkan ke pemerintah pusat. Nantinya, di pusat akan digodok kembali. IGADIAH

Perubahan Kurikulum Pendidikan Menjadi Topik Hangat Pada PB3AS

DENPASAR, BaliMandara

Kurikulum pendidikan yang berubah-ubah pada dunia pendidikan dan

sering kali membingungkan para oeran tua murid menjadi perhatian perhatian Dinas Pendidikan, Pemu-da dan Olaraga Provinsi Bali. Per-wakilan dari Disdikpora I Wayan Susila yang juga merupakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Way-an Susila, menyampaikan bahwa terkait perubahan kurikulum 2013, maka sesuai dengan Permendik-bud No. 160 Th.2014 menerangkan bahwa sekolah yang sudah melak-sanakan kurikulum tersebut selama 3 semester agar menjadi sekolah Pi-lot Project pelaksanakan kurikulum 2013. Namun jika sekolah tersebut tidak siap, maka bisa kembali pada kurikulum 2006. Ia menyampai-kan bahwa perubahan kurikulum tersebut, sampai saat ini masih die-valuasi baik dari isi maupun imple-mentasinya. Sedangkan terkait per-soalan Ujian Nasional yang minggu lalu sempat dipertanyakan, maka ia menginformasikan bahwa pada ta-hun ini UN tidak lagi menentukan kelulusan siswa, melainkan sebuah pemetaan. Lebih lanjut seperti apa nanti pelaksanaanya dilapangan masih menunggu instruksi dari Ke-mentrian Pendidikan Pemuda dan Olah Raga RI. Demikian terungkap

saat acara Podium Bali Bebas Bic-ara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana, Minggu (18/1)

Pendapat lain muncul dari Lau-cil Mahfud, warga yang mengaku mengenyam pendidikan pada se-kolah non formal. Ia menyampai-kan keprihatinanya pada keadaan sekolah non formal, dimana ia me-minta kepada pemerintah untuk mengaudit Lembaga Pusat Kegia-tan Belajar Masyarakat (PKBM). Ia merasa pendidikan non-formal yang semestinya biaya lebih mu-rah, namun ketika pengeluaran ija-sah biaya yang diminta oleh lem-baga tersebut malah sangat tinggi.

Laucil juga mengatakan bahwa banyak teman-temannya dari se-kolah non-formal tersebut belum mendapatkan ijasah sampai saat ini, padahal ujian telah dilaksanakan dari bulan April 2014 lalu. Ia ber-harap Pemerintah Provinsi memper-hatikan hal tersebut, karena banyak orang-orang yang kurang mampu bersekolah di sekolah non-formal.

Selain itu aspirasi juga muncul dari pendengar setia PB3AS Wayan Setiawan asal Bongkasa, Abianse-mal. Ia menyampaikan permo-honan maaf dan koreksinya atas aspirasi yang disampaikan pada acara simakrama dengan Gubernur sebelumnya,dimana kontra terhadap bus Trans Sarbagita. Setelah ia kaji

kembali, bahwa saat ini terjadi ban-yak kecelakaan sepeda motor, oleh sebabnya bus Trans Sarbagita dirasa sebagai salah satu solusi yang tepat dalam pencegahan tingginya tingkat kecelakaan di Bali. Ia berharap dua koridor yang baru diaktifkan saat ini, bisa bertambah sesuai dengan target Pemerintah yaitu 17 koridor.

Selanjutnya ia juga menghim-bau pada supir taksi yang ada di Bali, agar tidak mencari uang mel-alui kenakalan. Hal tersebut bisa membuat wisatawan mancanegara kapok untuk menggunakan jasa taxi di Bali. “Ini temen saya yang dari New Zaeland, mau ke bandara dia diputer dulu oleh supir taxi

sampai ke Nusa Dua”, ujarnya. Pada kesempatan tersebut, ia

juga menyampaikan bahwa di daer-ahnya banyak terjadi manipulasi Bansos, seperti penyaluran Bansos yang tidak tepat sasaran. Ia juga melihat, anggota pengurus yang menyalurkan bansos tetap berputar pada orang yang sama. Oleh sebabn-ya ia meminta pada Pemerintah agar menindak tegas praktek praktek kecurangan seperti itu.

PB3AS juga disemarakan oleh kehadiran Warga Asing dari New Zaeland bernama Pearl Going, yang menyampaikan kekaguman-ya atas Podium Bebas Bicara ini.

Bersambung ke hal. 6

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat rapat koordinasi mengingatkan agar seluruh masyarakat Bali tidak terbelah lantaran perbedaan pilihan UU Desa ini, Rabu (14/1).

Dok.H

umas

Suasana Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana, Minggu (18/1).

Dok.H

umas

Page 3: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 201536

Capaian Program Bali Mandara Raih Sederet Prestasi dan Penghargaan (1)

Raih WTP untuk Tata Kelola Keuangan, LAKIP Naik Level

DENPASAR, BaliMandara

Sejalan dengan gencarnya pelaksanaan berbagai pro-gram Bali Mandara yang

manfaatnya dirasakan langsung oleh krama Bali, tata kelola keuan-gan dan tertib administrasi tetap mendapat perhatian serius.

Sebab bagaimanapun, tata kelola administrasi keuangan yang baik menjadi bagian penting dan sangat menentukan keberhasilan sebuah program.

Melalui berbagai upaya strategis, Pemprov Bali berhasil meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas pemeriksaan Laporan Keuan-gan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2013. Ini merupa-kan kali pertama bagi Pemprov Bali meraih opini tertinggi setelah em-pat tahun sebelumnya harus cukup puas dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Masih dalam konteks tata kelola

pemerintahan, Pemprov Bali juga berhasil memperoleh nilai B atas Laporan Akuntabilitas Kinerja In-stansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013. Pemprov naik level dengan nilai akumulatif 65,03. Prestasi ini cukup membanggakan karena pada tahun sebelumnya Bali tertahan pada nilai CC. Tak mau puas dengan ca-paian ini, selanjutnya Pemprov Bali menargetkan nilai A pada evaluasi LAKIP berikutnya.

Untuk diketahui, LAKIP merupa-kan pertanggungjawaban keberhasi-lan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Penilaian ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan kinerja seluruh instansi pemerinta-han. LAKIP merupakan bagian yang cukup penting karena merupakan cerminan penerapan manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja guna mewujudkan reformasi yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Indikator penilaiannya

meliputi aspek perencanaan, pen-gukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan review terhadap capaian kinerja instansi pemerintah.

Meski bukan tujuan utama, sederet prestasi di bidang pengelo-laan administrasi merupakan in-strumen penting dalam upaya pe-nyempurnaan reformasi birokrasi yang secara tak langsung berdampak positif bagi pelaksanaan program Bali Mandara.

Berbagai capaian di bidang ad-ministrasi diharapkan membawa dampak bagi pelaksanaan program pembangunan dan memberi man-faat yang sebesar-besarnya bagi kra-ma Bali.

Capaian ini tentunya tak terlepas dari kerja keras serta komitmen Gubernur Bali Made Mangku Pas-tika beserta jajaran yang didukung oleh peran aktif seluruh komponen. Untuk meraihnya, Gubernur Pas-tika melakukan sejumlah terobosan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Pastika melakukan berbagai upaya dengan mengambil langkah-langkah penting dan strategis yang setiap tahun terus dimantapkan.

Mulai dari meningkatkan ka-pasitas aparat pengelolaan keuan-gan dan aset, meningkatkan sarana

prasarana, memantapkan komit-men aparatur hingga menindaklan-juti hasil pemeriksaan serta mempe-domani hasil temuan tahun-tahun sebelumnya.

Gubernur Pastika juga terus berupaya memantapkan konsolidasi internal melalui peningkatan disip-lin dan mengintensifkan koordinasi dengan pimpinan SKPD. Pastika berharap, opini yang diraih mampu memacu kinerja serta komitmen Pemprov Bali untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Ke depan, dia mengajak seluruh jaja-rannya untuk terus melakukan pem-benahan terhadap segala kekurangan, sejalan dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akunt-abel serta pelayanan publik yang berkualitas yang bermuara pada pen-ingkatan kesejehtaraan masyarakat.

Gubernur Pastika berharap capa-ian ini tak sekadar menjadi prestasi normatif administrasi. Capaian WTP dan nilai B untuk LAKIP diharapkan memberi makna dan berbanding lurus dengan pelaksanaan berbagai program pembangunan yang memberi man-faat sebesar-besarnya bagi krama Bali. Dalam sejumlah kesempatan Guber-nur Pastika mengingatkan agar prestasi tak semata dimaknai sebagai kebang-gaan pada tataran seremonial. ANDI

Konsistensi pelaksanaan berbagai program Bali Mandara yang dimulai dari Jilid I (2008-2013) dan berlanjut ke Jilid II berbuah sederet prestasi

penghargaan. Selain dimaknai sebagai sebuah apresiasi dan kebanggaan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap agar capaian ini dapat

menjadi cambuk bagi peningkatan kinerja jajarannya. Dengan kata lain, sederet prestasi yang diraih tak membuat jajarannya cepat puas dan

berhenti melakukan terobosan serta inovasi. Berikut akan diulas sederet penghargaan yang diraih Pemprov Bali dalam beberapa tahun terakhir.

-----------------------------

DENPASAR, BaliMandara

Pembangunan Rumah Sakit (RS) Internasional Bali Mandara menjadi prioritas

Pemprov Bali di tahun 2015. Tak in-gin dianggap sekadar wacana, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali pun terus mengejar target realisasinya. Sesuai rencana, pembangunan RS

Bali Mandara akan dimulai pada Bu-lan April mendatang dengan sistem Multi years.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi menyampaikan, pihaknya kini se-dang menyiapkan proposal. Sehing-ga rencana pembangunan RS Bali Mandara segera memasuki proses lelang. Ia berharap, pada Bulan Ma-ret 2015 mendatang, proses lelang sudah selesai dan langsung bisa tan-da tangan kontrak. Menurut Astawa Riadi, seluruh tahapan memang se-dang dipersiapkan dengan matang. Apalagi dananya sudah dianggarkan dalam APBD induk 2015.

“Kami sudah siapkan dokumen dan segera akan dilelangkan, karena sudah dianggarkan dalam APBD. Bu-lan Maret mudah-mudahan sudah ada hasil dan bisa tanda tangan kontak. Se-hingga pada Bulan April proses pem-bangunan bisa dimulai,” ungkapnya ketika dikonfirmasi beberapa waktu

lalu. Pembangunan RS Bali Mandara ini dianggarkan selama dua tahun berturut-turut, yakni APBD 2015 dan 2016. Dengan demikian, proyek fisik dikerjakan secara multi years selama dua tahun.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta telah mengungkapkan mengenai realisasi RS Bali Mandara tersebut. RS tersebut akan dibangun di kawasan By Pas Ngurah Rai, dan di atas tanah sekitar 3 hektar. Proses pemban-gunan menggunakan dana kolaborasi antara pemerintah pusat dan Pemprov Bali. Sesuai perencanaan, pemerintah pusat sudah menyiapkan anggaran Rp 102 miliar, sedangkan Pemprov Bali Rp 50 miliar. Wagub Sudikerta me-mastikan, pembangunan akan dilaku-kan secara muliti years dan ditarget selama dua tahun sudah tuntas.

“Nanti dibangun multi years se-lama dua tahun. Tahan dan izin su-dah lengkap, kita tinggal membangun saja. Sudang dianggarkan tahun 2015

oleh pemerintah pusat sebesar Rp 102 miliar dan dari daerah Rp 50 miliar,” ungkapnya kemarin. Menurut Wagub Sudikerta, realisasi fisik diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 220 miliar. Justru, alat-alat kesehatannya lah yang dikatakan akan menghabis-kan dana tinggi. “Kalau total sampai ke peralatan kesehatan bisa mencapai Rp 500 miliar, karena satu alat keseha-tan itu harganya bisa Rp 25 miliar,” pa-parnya.

Apabila RS ini telah terbagun, pe-layanan difokuskan untuk mengguna JKBM di seluruh Bali. Alokasi dana JKBM akan difokuskan di RS ini. Bah-kan, sekitar 50 persen ruangan akan dipergunakan untuk pasien JKBM. Se-dangkan sisanya, adalah kamar VVIP bagi pasien umum. Namun, Wagub Sudikerta memastikan, biaya kamar VVIP di rumah sakit ini akan lebih tinggi. Lantaran, dipergunakan un-tuk menutupi biaya operasionalnya.

IGADIAH

Dibangun April, RS Bali Mandara Masuki Proses Lelang

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi

Hapus Ketimpangan ............. (sambungan hal. 1) Perda. Termasuk juga, aturan dan mekanisme penjualan rokok di kalangan pedagang. “Kita punya Perda anti rokok, itu harus benar-benar ditegakkan, agar masyarakat mengurangi konsusmsi rokok. Begitu juga dengan aturan menjual rokok, di mana boleh dan tidak boleh,” imbuhnya.

Selama rapat berlangsung, Gubernur juga mencermati laporan pelaksanaan kegiatan/program sejumlah SKPD. Termasuk juga menyimak rencana program terbosan yang dipaparkan oleh Staf Ahli hingga Asisten. Salah satunya, ide yang dipaparkan oleh Asisten II Setda Provinsi Bali, Ketut Wija terkait pengurangan konsumsi rokok di kalangan masyarakat miskin. Ia mengusulkan kelak, pemberian beasiswa kepada siswa miskin harus disertai dengan sejumlah ketentuan khusus. Yakni, anggota keluarganya tidak boleh merokok. Apabila diketahui melanggar, maka beasiswa akan dicabut. Dengan cara demikian, ia yakin program yang digelontorkan oleh pemerintah tidak hanya bersifat memberi. Tetapi masyarakat juga turut berperan serta untuk menyukseskan, di samping mengurangi pengeluaran sehari-hari. IGADIAH

ketimpangan pendapat masyarakat Bali. Mengacu pada data Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, Made Suarjana membeber tentang ketimpangan ekonomi yang belakangan cenderung meningkat. Pada tahun 2000, ‘kue PDRB’ masih dinikmati oleh 40 persen masyarakat dengan penghasilan terendah atau kategori miskin. Sedangkan pada saat ini, hanya 16,32 persen masyarakat dari kelompok tersebut yang menikmati ‘kue’ pertumbuhan ekonomi. “Dengan kata lain, yang kaya semakin kaya dan yang miskin

tawa seluruh perseta rapat. Selain ketimpangan pendapatan,

dalam kesempatan itu Gubernur yang didampingi Sekda Provinsi Bali, Cokorda Ngurah Pemayun juga menyoroti sejumlah faktor pemicu meningkatnya kemiskinan dan tingginya pengeluaran masyarakat Bali. Mulai dari faktor makanan, yaitu beras dan rokok. Menurut Gubernur, hal itu harus segera disikapi. Diantaranya, dengan menegakkan Peraturan Dareah (Perda) anti rokok yang sudah diketok palu oleh DPRD Bali. Kawasan-kawasan tanpa asap rokok wajib menjadi priorotas penegakan

semakin miskin”, ujarnya.Gubernur Pastika menegaskan,

bahwa sayembara tersebut bukan sekadar wacana. Bahkan, diam-diam ia sudah menyiapkan hadiah. Pegawai dengan ide dan program terjitu akan dihadiahi promosi jabatan. “Saya akan buat sayembara untuk mengatasi ketimpangan yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Peserta diharapkan mampu memberikan solusi yang realistis.

Nanti akan ada panitia yang menilai, hadiahnya bisa promosi jabatan atau plus yang lain-lain,” ujar Gubernur Pastika yang disambut

Ia menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata un-tuk mewujudkan demokrasi yang merakyat. Oleh karenanya ia memberikan apresiasinya kepa-da Pemerintah Provinsi Bali atas diselenggarakannya kegiatan ini.

Dari semua aspirasi yang muncul, Gubernur Bali Made Mangku Pasti-ka yang turut hadir pada kesempa-tan tersebut menyampaikan bebera-pa hal. Pertama, ia berterimakasih kepada masyarakat yang telah menunjukan keberaniannya untuk berbicara diatas podium, namun ia

menyarankan bahwa sebelum ber-bicara didepan hendaknya mencari kebenaran dan kongkrit data dari apa yang ingin disampaikan agar in-formasinya jelas dan benar. Terkait angkutan bus Trans Sarbagita, Pas-tika menjelaskan tujuanya dari pub-lic transportations ini adalah mengu-rangi kemacetan arus lalulintas dan kecelakaan dijalan raya. Pemerintah Provinsi Bali baru mensubsidi dua koridor saja dan berharap kedepan-nya bisa ditingkatkan sesuai dengan target pemerintah. Pada kesem-patan tersebut Pastika juga meng-

Perubahan Kurikulum .........(sambungan hal. 2) himbau kepada organisasi yang mengatasnamakan gerakan sosial maupun kemanusiaan yang ada di Bali, untuk tidak mempengaruhi orang lain. “Lakukan dulu apa yang menjadi visi misi gerakan tersebut maka orang-orang akan mengi-kuti secara sendirinya”. Selain itu ia menegaskan untuk tidak mempro-vokasi terhadap suatu hal, karena itu akan dapat memecah keharmo-nisan yang ada di Bali,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut Guber-nur Bali hadir di dampingi oleh Ny. Ayu Pastika serta para kepala SKPD di lingkungan Provinsi Bali. IRPAN

Penyakit Scabies Pada Ternak KambingDENPASAR, BaliMandara

Penyakit skabies disebut juga penyakit kudis. Penyakit ini disebabkan oleh parasit se-

jenis tungau bernama Sarcoptes sca-biei. Tungau ini sangat kecil ukurannya sampai tidak terlihat mata tanpa alat pembesaran. Hidupnya dibawah kulit ari, membuat terowongan di dalam ku-lit yang menyebabkan kulit rusak dan rasa gatal. Scabies termasuk penyakit zoonosis yaitu penyakit yang meny-erang hewan dan menyerang manusia. Bagian tubuh yang diserang oleh ska-bies adalah kulit.

Ternak maupun manusia yang ter-tular scabies akan mengalami gatal-gatal hebat, radang pada kulit atau dermatitis yang parah dan luka. Jika disertai infeksi, pada kulit akan terben-tuk nanah dan koreng berkeropeng.

Di Bali, ternak yang banyak terserang penyakit skabies adalah babi dan kambing. Scabies menular dan menyebar dengan mudah. Penularan scabies dari hewan ke hewan lain dan ke manusia melalui dua cara, yaitu se-cara langsung melalui kontak langsung dengan penderita scabies dan secara tidak langsung malalui bahan-bahan yang ada di kandang seperti pagar, tempat pakan, dan bahan lain yang ditempeli oleh tungau Sarcoptes sca-

biei. (Blood dkk., 1986). Menurut Manurung, dkk. (1992),

penyakit scabies menimbulkan keru-gian akibat penurunan berat badan bahkan penurunan harga jual pada ternak kambing sampai 1/3 harga nor-mal. Scabies juga menimbulkan penu-runan produksi daging, kualitas kulit dan gangguan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2000). Scabies memang bu-kan penyakit yang mematikan, tetapi bila seekor kambing terserang skabies lalu dibiarkan atau tidak diobati, maka kambing tersebut bisa mati dalam tiga bulan. Penyakit scabies dapat ditangani dengan mudah, namun membutuhkan ketelatenan dan ketekunan, karena un-tuk menyembuhkan ternak dari pen-yakit ini, tidak cukup dengan hanya sekali pengobatan. Pengobatan perlu dilakukan pengulangan yang disesuai-kan dengan daur hidup tungaunya.

Penanganan scabies pada ternak, khususnya pada ternak kambing da-pat dilakukan dengan pencegahan dan pengobatan.

Pencegahan scabies dapat dilaku-kan dengan perbaikan manajemen pemeliharaan ternak antara lain: 1). Memisahkan dan mengobati kambing yang sakit. 2). Mencegah kontak antara kambing yang sakit dengan kambing yang sehat. 3). Menghindari kontak

antara hewan yang baru datang atau milik orang lain yang belum diperiksa kesehatannya. 4). Menjaga kandang tetap bersih dan kering karena pe-nyebab penyakit scabies sangat menyu-kai tempat yang lembab dan gelap. 5). Memberikan ternak pakan yang ber-gizi tinggi seperti daun turi dan daun lamtoro karena ternak yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai pen-yakit. 6). Bentuk kandang sebaiknya berpanggung sehingga kotoran lebih mudah dibersihkan dan tidak mence-mari pakan.

Pengobatan scabies dapat dilakukan dengan: 1. Obat-obat yang direkomendasikan

antara lain ivermectin, caumaphos, dan benzilikus.

2. Bahan-bahan alternative seperti campuran oli atau vaselin dengan belerang, dan campuran oli dengan cuka dan bawang merah. Campuran oli, cuka dan bawang merah mampu membunuh tungau Sarcoptes karena berkaitan dengan pola daur hidup tungau ini. Tungau betina Sarcoptes hidup den-

gan membuat lubang-lubang dangkal pada lapisan tanduk dari kulit untuk meletakkan telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva yang selan-jutnya menjadi nimfa. Larva dan nimfa

ini bisa tetap berada di dalam lubang atau keluar ke permukaan kulit. Proses pengelupasan kulit normal juga me-nyebabkan lubang tungau terekspos. Larva dan nimfa yang ada di dalam lubang tungau ataupun yang ada di permukaan kulit potensial untuk me-nyebarkan scabies ke hewan lain mela-lui kontak langsung (Blood et al, 1986).

Pemberian campuran oli secara merata pada kulit yang terserang sca-bies menyebabkan lubang-lubang tungau tertutup yang juga menutup jalur oksigen. Akibatnya tungau, larva maupun nimfa yang ada di dalam tun-gau mayi kekurangan oksigen. Ada-pun bawang merah mengandung sul-fur (www.asiamaya.com, 2007) yang menurut Amstutz et al (1986), sulfur merupakan salah satu unsur yang efek-tif untuk mengobati scabies.

(drh. Ni Wajan Leestyawati – PPL Disnakkeswan Prov. Bali.)

Page 4: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

4 5

Dilema Kurikulum, Sekolah di Bali Bebas MemilihDENPASAR, BaliMandara

Satu bulan semester baru, telah dimulai. Namun, gonjang-ganjing terkait

pemberlakukan kurikulum terus menjadi perdebatan. Utamanya pihak sekolah, yang dilema memilih untuk menerapkan kurikulum 2013 atau kembali ke Kurikulum 2006/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Persolan itupun merembet hingga ke pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Menyikapi dilema ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali pun bersuara.

Memanfaatkan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (BP3AS), Kepala Bidang Pendidikan Menengah Wayan Susila, menyampaikan prihal perubahan kurikulum 2013. Sesuai Permendikbud No. 160 Th.2014, sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama 3 semester berturut-turut disarankan untuk tetap menetapkannya. Namun, jika pihak sekolah tidak siap, maka diperbolehkan kembali menggunakan kurikulum 2006. Ia menyampaikan bahwa perubahan kurikulum tersebut, sampai saat ini masih dievaluasi baik dari

isi maupun implementasinya.Sedangkan terkait persoalan

Ujian Nasional (UN) yang sempat dipertanyakan, ia menginformasikan bahwa pada tahun 2015 UN tidak lagi menentukan kelulusan siswa, melainkan sebagai pemetaan. Lebih lanjut seperti apa nanti pelaksanaanya di lapangan masih menunggu instruksi dari Kementrian Pendidikan RI. “Tahun 2015 Ujian Nasional tidak lagi menjadi syarat mutlak kelulusan,tetapi hanya sebagai pemetaan saja. Ujian tetap dilaksanakan, dan mekanismenya masih disusun di pusat,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, TIA. Kusuma Wardhani juga sempat menyampaikan hal yang senada. Kusuma Wardhani menegaskan, tahun 2015 UN tetap dilaksanakan. Oleh karena itu, para guru diharapkan tetap mempersiapkan siswanya. Ujian pemantapan pra-UN juga tetap akan digelar. Hanya saja, menurutnya UN kali ini hanya sebagai pemetaan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Sedangkan untuk kelulusan siswa ditentukan

oleh pihak sekolah masing-masing. Pihaknya pun masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk membahas mengenai teknis pelaksanaan UN. “Persoalan teknis, mengenai standar kelulusan di sekolah masih kami bicarakan. Begitu juga dengan pelaksanaan UN nanti,” ungkapnya.

S e d a n g k a n m e n g e n a i p e m b e r l a k u a n k u r i k u l u m , K u s u m a Wardhani yakin pihak sekolah di Bali tidak akan mengalami dilema panjang. Lantaran mereka diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan, sesuai dengan kesiapan sekolah masing-masing. Kalaupun banyak sekolah yang memutuskan untuk kembali menerapkan Kurikulum 2006, dipastikan tidak akan memicu masalah baru. Apalagi sebelumnya, sekolah-sekolah di Bali sudah pernah menerapkan kurikulum tersebut dengan apik.

Demikian juga dengan kelengkapan buku, ia yakin pihak sekolah masih menyimpan buku-buku panduan Kurikulum 2006 tersebut. “Kalau masalah buku saya rasa tidak masalah, buku-buku ini kan didanai BOS (Bantuan Operasional Sekolah) jadi tidak boleh hilang akan terus disimpan karena menjadi aset sekolah,” terangnya beberapa waktu lalu. IGADIAH

Dipastikan Ada Tambahan BusTrans SARBAGITA

DENPASAR, BaliMandara

Pertanyaan yang sempat mencuat di media soal tak jelasnya kedatangan

tambahan Bus Trans SARBAGI-TA langsung direspon Pemerintah Provinsi Bali. Hasil koordinasi Biro Humas Setda Provinsi Bali dengan Dishubinfokom Provinsi Bali yang membawahi UPT Bus Trans SAR-BAGITA memastikan bantuan 30 unit bus untuk trayek baru akan ter-laksana. Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, SH, MH di ruang kerjanya, Jumat (26/1).

Mantan Kabag Publikasi ini men-gatakan rencana bantuan 30 unit bus besar tahun 2014 merupakan kepu-tusan final yang dialokasikan kepada Kawasan Aglomerasi SARBAGITA yang merupakan program pengem-bangan BRT pada 6 (enam) aglom-erasi di Indonesia. “pembuatan atau perakitan busnya sudah selesai di Semarang (Jawa Tengah) tanggal 15

Desember 2014,” katanya.Ia mengakui, sampai dengan

akhir tahun 2014, alokasi bantuan bus tersebut masih belum dapat di-pastikan apakah akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Bali atau BUMN, dalam hal ini Perum Damri Cabang Denpasar. Namun berdasarkan hasil rapat koordi-nasi dengan Direktorat BSTP, Di-rektorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan yang dilaksanakan oleh Komisi III DPRD Provinsi Bali dan dihadiri oleh Dishubinfokom Provinsi Bali dan perwakilan BAPPEDA Provin-si Bali, diperoleh informasi bahwa alokasi bantuan 30 unit bus besar akan diserahkan kepada BUMN yang ada di masing-masing aglom-erasi. “Dalam hal ini untuk Aglom-erasi SARBAGITA adalah Perum DAMRI,” tukasnya.

Ia menambahkan penyerahan akan segera dilaksanakan dan di-harapkan masing-masing BUMN

penerima bantuan dapat segera mengirim bus ke daerah masing-masing. Adapun biaya operasional bus bantuan tersebut akan dibeban-kan kepada Perum DAMRI, meski tidak menutup kemungkinan akan dialokasikan pada APBN. “Khu-

sus untuk Pemprov Bali diharapkan dapat membantu operasional bus bantuan tersebut melalui perijinan trayek, penetapan koridor yang akan dilayani serta pembuatan halte dan infrastruktur lain yang diperlukan,” pungkasnya. DWI

Dikelola Perum DAMRI

* DOK. HUMAS

Distan Rehab 268 Subak di Bali

Persiapan Swasembada Pangan Rampung 70 PersenDENPASAR, BaliMandara

Ditarget capai swasem-bada pangan di tahun 2017, Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Bali mu-lai menyusun strategi. Di samping melibatkan jajaran Tentara Na-sional Indonesia (TNI), kini lahan-lahan sasaran mulai ditetapkan. Belasan ribu hektar telah dipersia-pan untuk menanam padi, jagung, dan kedelai. Upaya-upaya ini di-harapkan mampu meningkatkan produksi pangan di Bali hingga 10 persen.

Kepala Dinas Pertanian Tana-man Pangan Provinsi Bali, IB Wis-nuardhana, Rabu (21/1) kemarin menyampaikan, persiapan menuju swasembada pangan di Bali men-capai 70 persen. Dimulai dengan modal utama, yaitu lahan. Seluas 10.000 Ha lahan disedikan untuk Gerakan Penanaman Pengeloaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi, jagung, dan kedelai. Pengelolaanya melibatkan 216 subak di seluruh Bali. Di samping itu, Distan juga sedang mempersiapkan Optimasi Lahan (OPLA) seluas 9.800 Ha di

191 subak. Di samping itu, yang tak kalah

penting Distan juga merehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) 268 subak yang mengairi 19.200 Ha lahan persawahan. Wis-nuardhana menyampaikan, kegia-tan itu tentu tidak hanya digarap oleh jajaranya. Tetapi didukung oleh anggota TNI di seluruh Bali. “Kami sudah berkoordinasi dengan TNI dan Dinas Pertanian di kabupaten/

kota se-Bali. Saat ini persiapan telah 70 persen. Sekarang sedang dilaku-kan verifikasi sebanyak 675 subak yang akan melaksanakan kegiatan swasembada pangan ini,” paparnya. Dengan persiapan yang sudah ma-tang, pada awal Bulan Maret 2015 diharapkan kegiatan sudah bisa dig-ulirkan.

Tak ingin disebut hanya seka-dar wacana, pada Minggu (18/1) lalu, Distan bersama jajaran TNI

telah memulai kegiatan rehabilitasi saluran irigasi. Subak Ayung, Desa Buduk, Mengwi, Badung menjadi sasaran perdana. Dengan berbagai upaya tersebut, Dinas Pertanian Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali optimis seluruh kegiatan akan dapat terlak-sana dan target-target produksi yang telah ditetapkan akan tercapai. Yak-ni, produksi padi tahun 2015 menin-gkat 10 % dari rata-rata 850.000 ton gkg (Gabah Kering Giling) menjadi lebih dari 900.000 ton gkg. Demiki-an juga untuk jagung dan kedelai.

Sebelum terjun ke lapa-ngan, Distan juga telah melakukan rapat koordinasi pendampingan bersama TNI. Rapat koordinasi terakhir dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2015 di Markas Korem 163 Wirasatya yang dihadiri lang-sung Panglima Kodam IX Udayana, Wakil Gubernur Bali, Danrem 163 Wirasatya, Para Komandan Kodim se-Bali dan Jajaran Pertanian se Bali. Dalam kesempatan itu dipastikan, TNI siap mendampingi dan menga-wal program UPSUS hingga menca-pai target.

IGADIAH

IB WisnuardhanaKadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

* DOK. HUMAS

TIA. Kusuma WardhaniKepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali

DENPASAR, BaliMandara

Desa Buahan yang terletak di Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu

desa yang sampai saat ini masih memiliki hamparan lahan pertanian yang cukup luas, ditengah derasnya alih fungsi lahan yang saat ini menggerogati, beberapa kawasan pariwisata seperti Gianyar. Untuk itu, impian untuk menjadikan Desa Buahan sebagai desa organik, niscaya akan bisa terwujud. Namun sudah barang tentu harus dibarengi dengan tekad dan komitmen, serta

Wayan Mudiarta Siap Jadikan Buahan Desa Organik

Adopsi Sistim Pertanian Terintegrasi (Simantri)

peran serta masyarakatnya. Wacana ini disampaikan Wayan Mudiarta, Kepala Desa Buahan saat dikunjungi di kediamannya, Kamis (15/1).

Untuk mendukung gagasan tersebut, bahkan dirinya sesudah merancang beberapa program yang nantinya akan disosialisasikan kepada warga desanya. Salah satu nya dengan menyewa lahan garapan warga, dengan tujuan lahan yang selama ini terdampak kimia, setelah diolah dengan cara menggunakan pupuk organik akan dapat mengembalikan unsur ara yang

terkandung dalam tanah. Tidak hanya itu, gerakan nyata pun sudah dia lakukan, seperti menanam jahe gajah dan cabae yang digarap secara organik, dengan mengadopsi Sistim Pertanian Terintegrasi (Simantri) di lahan seluas 15 are.

“ Disini di desa ‘tiang’ hapir 80% merupakan keluarga miskin, termasuk saya sendiri, nah untuk bisa keluar dari kemiskinan dimana sebagian besar mata pencaharian dari penduduk kami adalah bertani, dengan mengaplikasikan program Pemerintah Provinsi Bali, dalam hal ini Simantri saya rasa sangat tepat “ terang Mudiarta. Bahkan kedepan tidak hanya sebagai penghasil pertanian organik, dirinya juga bertekad akan menjadikan Desa Buahan sebagai desa yang swasembada gas, dan pupuk organik. “Minimal bisa untuk memenuhi kebutuhan masing masing warga, sehingga meraka bisa merasakan

langsung manfaat dari Simantri “ tambahnya.

Guna mendukung programnya, Mudiarta juga baerharap pihak terkait seperti Pemerintah Provinsi, siap untuk meberikan dukungannya. Setidaknya lewat program-program yang sudah selama ini digulirkan. Dirinya juga mengkritisi terkait banyaknya program bantuan pemerintah yang menurut pengamatannya salah sasaran, dan kurang maksimal dilaksanakan oleh pihak-pihak penerima bantuan. “Hal itu banyak terjadi, seperti Simantri misalnya, begitu ada bantuan semua berlomba untuk mendapatkannya, namun setelah bantuan diterima, sapinya pun hilang,“ ungkap Mudiarta. Dia juga menambahkan, hal itu dikarenakan karena penerima bantuan bukan orang tepat, atau bisa dibilang mereka yang tidak membutuhkan.

WAN

Kepala Desa Buahan, Wayan Mudiarta saat dikunjungi di kediamannya, Kamis (15/1) (kiri). Lahan jahe gajah dan cabae seluas 15 are yang digarap secara organik, dengan mengadopsi Simantri (kanan).

Page 5: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

4 5

Dilema Kurikulum, Sekolah di Bali Bebas MemilihDENPASAR, BaliMandara

Satu bulan semester baru, telah dimulai. Namun, gonjang-ganjing terkait

pemberlakukan kurikulum terus menjadi perdebatan. Utamanya pihak sekolah, yang dilema memilih untuk menerapkan kurikulum 2013 atau kembali ke Kurikulum 2006/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Persolan itupun merembet hingga ke pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Menyikapi dilema ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali pun bersuara.

Memanfaatkan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (BP3AS), Kepala Bidang Pendidikan Menengah Wayan Susila, menyampaikan prihal perubahan kurikulum 2013. Sesuai Permendikbud No. 160 Th.2014, sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama 3 semester berturut-turut disarankan untuk tetap menetapkannya. Namun, jika pihak sekolah tidak siap, maka diperbolehkan kembali menggunakan kurikulum 2006. Ia menyampaikan bahwa perubahan kurikulum tersebut, sampai saat ini masih dievaluasi baik dari

isi maupun implementasinya.Sedangkan terkait persoalan

Ujian Nasional (UN) yang sempat dipertanyakan, ia menginformasikan bahwa pada tahun 2015 UN tidak lagi menentukan kelulusan siswa, melainkan sebagai pemetaan. Lebih lanjut seperti apa nanti pelaksanaanya di lapangan masih menunggu instruksi dari Kementrian Pendidikan RI. “Tahun 2015 Ujian Nasional tidak lagi menjadi syarat mutlak kelulusan,tetapi hanya sebagai pemetaan saja. Ujian tetap dilaksanakan, dan mekanismenya masih disusun di pusat,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, TIA. Kusuma Wardhani juga sempat menyampaikan hal yang senada. Kusuma Wardhani menegaskan, tahun 2015 UN tetap dilaksanakan. Oleh karena itu, para guru diharapkan tetap mempersiapkan siswanya. Ujian pemantapan pra-UN juga tetap akan digelar. Hanya saja, menurutnya UN kali ini hanya sebagai pemetaan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Sedangkan untuk kelulusan siswa ditentukan

oleh pihak sekolah masing-masing. Pihaknya pun masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk membahas mengenai teknis pelaksanaan UN. “Persoalan teknis, mengenai standar kelulusan di sekolah masih kami bicarakan. Begitu juga dengan pelaksanaan UN nanti,” ungkapnya.

S e d a n g k a n m e n g e n a i p e m b e r l a k u a n k u r i k u l u m , K u s u m a Wardhani yakin pihak sekolah di Bali tidak akan mengalami dilema panjang. Lantaran mereka diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan, sesuai dengan kesiapan sekolah masing-masing. Kalaupun banyak sekolah yang memutuskan untuk kembali menerapkan Kurikulum 2006, dipastikan tidak akan memicu masalah baru. Apalagi sebelumnya, sekolah-sekolah di Bali sudah pernah menerapkan kurikulum tersebut dengan apik.

Demikian juga dengan kelengkapan buku, ia yakin pihak sekolah masih menyimpan buku-buku panduan Kurikulum 2006 tersebut. “Kalau masalah buku saya rasa tidak masalah, buku-buku ini kan didanai BOS (Bantuan Operasional Sekolah) jadi tidak boleh hilang akan terus disimpan karena menjadi aset sekolah,” terangnya beberapa waktu lalu. IGADIAH

Dipastikan Ada Tambahan BusTrans SARBAGITA

DENPASAR, BaliMandara

Pertanyaan yang sempat mencuat di media soal tak jelasnya kedatangan

tambahan Bus Trans SARBAGI-TA langsung direspon Pemerintah Provinsi Bali. Hasil koordinasi Biro Humas Setda Provinsi Bali dengan Dishubinfokom Provinsi Bali yang membawahi UPT Bus Trans SAR-BAGITA memastikan bantuan 30 unit bus untuk trayek baru akan ter-laksana. Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, SH, MH di ruang kerjanya, Jumat (26/1).

Mantan Kabag Publikasi ini men-gatakan rencana bantuan 30 unit bus besar tahun 2014 merupakan kepu-tusan final yang dialokasikan kepada Kawasan Aglomerasi SARBAGITA yang merupakan program pengem-bangan BRT pada 6 (enam) aglom-erasi di Indonesia. “pembuatan atau perakitan busnya sudah selesai di Semarang (Jawa Tengah) tanggal 15

Desember 2014,” katanya.Ia mengakui, sampai dengan

akhir tahun 2014, alokasi bantuan bus tersebut masih belum dapat di-pastikan apakah akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Bali atau BUMN, dalam hal ini Perum Damri Cabang Denpasar. Namun berdasarkan hasil rapat koordi-nasi dengan Direktorat BSTP, Di-rektorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan yang dilaksanakan oleh Komisi III DPRD Provinsi Bali dan dihadiri oleh Dishubinfokom Provinsi Bali dan perwakilan BAPPEDA Provin-si Bali, diperoleh informasi bahwa alokasi bantuan 30 unit bus besar akan diserahkan kepada BUMN yang ada di masing-masing aglom-erasi. “Dalam hal ini untuk Aglom-erasi SARBAGITA adalah Perum DAMRI,” tukasnya.

Ia menambahkan penyerahan akan segera dilaksanakan dan di-harapkan masing-masing BUMN

penerima bantuan dapat segera mengirim bus ke daerah masing-masing. Adapun biaya operasional bus bantuan tersebut akan dibeban-kan kepada Perum DAMRI, meski tidak menutup kemungkinan akan dialokasikan pada APBN. “Khu-

sus untuk Pemprov Bali diharapkan dapat membantu operasional bus bantuan tersebut melalui perijinan trayek, penetapan koridor yang akan dilayani serta pembuatan halte dan infrastruktur lain yang diperlukan,” pungkasnya. DWI

Dikelola Perum DAMRI

* DOK. HUMAS

Distan Rehab 268 Subak di Bali

Persiapan Swasembada Pangan Rampung 70 PersenDENPASAR, BaliMandara

Ditarget capai swasem-bada pangan di tahun 2017, Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Bali mu-lai menyusun strategi. Di samping melibatkan jajaran Tentara Na-sional Indonesia (TNI), kini lahan-lahan sasaran mulai ditetapkan. Belasan ribu hektar telah dipersia-pan untuk menanam padi, jagung, dan kedelai. Upaya-upaya ini di-harapkan mampu meningkatkan produksi pangan di Bali hingga 10 persen.

Kepala Dinas Pertanian Tana-man Pangan Provinsi Bali, IB Wis-nuardhana, Rabu (21/1) kemarin menyampaikan, persiapan menuju swasembada pangan di Bali men-capai 70 persen. Dimulai dengan modal utama, yaitu lahan. Seluas 10.000 Ha lahan disedikan untuk Gerakan Penanaman Pengeloaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi, jagung, dan kedelai. Pengelolaanya melibatkan 216 subak di seluruh Bali. Di samping itu, Distan juga sedang mempersiapkan Optimasi Lahan (OPLA) seluas 9.800 Ha di

191 subak. Di samping itu, yang tak kalah

penting Distan juga merehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) 268 subak yang mengairi 19.200 Ha lahan persawahan. Wis-nuardhana menyampaikan, kegia-tan itu tentu tidak hanya digarap oleh jajaranya. Tetapi didukung oleh anggota TNI di seluruh Bali. “Kami sudah berkoordinasi dengan TNI dan Dinas Pertanian di kabupaten/

kota se-Bali. Saat ini persiapan telah 70 persen. Sekarang sedang dilaku-kan verifikasi sebanyak 675 subak yang akan melaksanakan kegiatan swasembada pangan ini,” paparnya. Dengan persiapan yang sudah ma-tang, pada awal Bulan Maret 2015 diharapkan kegiatan sudah bisa dig-ulirkan.

Tak ingin disebut hanya seka-dar wacana, pada Minggu (18/1) lalu, Distan bersama jajaran TNI

telah memulai kegiatan rehabilitasi saluran irigasi. Subak Ayung, Desa Buduk, Mengwi, Badung menjadi sasaran perdana. Dengan berbagai upaya tersebut, Dinas Pertanian Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali optimis seluruh kegiatan akan dapat terlak-sana dan target-target produksi yang telah ditetapkan akan tercapai. Yak-ni, produksi padi tahun 2015 menin-gkat 10 % dari rata-rata 850.000 ton gkg (Gabah Kering Giling) menjadi lebih dari 900.000 ton gkg. Demiki-an juga untuk jagung dan kedelai.

Sebelum terjun ke lapa-ngan, Distan juga telah melakukan rapat koordinasi pendampingan bersama TNI. Rapat koordinasi terakhir dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2015 di Markas Korem 163 Wirasatya yang dihadiri lang-sung Panglima Kodam IX Udayana, Wakil Gubernur Bali, Danrem 163 Wirasatya, Para Komandan Kodim se-Bali dan Jajaran Pertanian se Bali. Dalam kesempatan itu dipastikan, TNI siap mendampingi dan menga-wal program UPSUS hingga menca-pai target.

IGADIAH

IB WisnuardhanaKadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

* DOK. HUMAS

TIA. Kusuma WardhaniKepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali

DENPASAR, BaliMandara

Desa Buahan yang terletak di Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu

desa yang sampai saat ini masih memiliki hamparan lahan pertanian yang cukup luas, ditengah derasnya alih fungsi lahan yang saat ini menggerogati, beberapa kawasan pariwisata seperti Gianyar. Untuk itu, impian untuk menjadikan Desa Buahan sebagai desa organik, niscaya akan bisa terwujud. Namun sudah barang tentu harus dibarengi dengan tekad dan komitmen, serta

Wayan Mudiarta Siap Jadikan Buahan Desa Organik

Adopsi Sistim Pertanian Terintegrasi (Simantri)

peran serta masyarakatnya. Wacana ini disampaikan Wayan Mudiarta, Kepala Desa Buahan saat dikunjungi di kediamannya, Kamis (15/1).

Untuk mendukung gagasan tersebut, bahkan dirinya sesudah merancang beberapa program yang nantinya akan disosialisasikan kepada warga desanya. Salah satu nya dengan menyewa lahan garapan warga, dengan tujuan lahan yang selama ini terdampak kimia, setelah diolah dengan cara menggunakan pupuk organik akan dapat mengembalikan unsur ara yang

terkandung dalam tanah. Tidak hanya itu, gerakan nyata pun sudah dia lakukan, seperti menanam jahe gajah dan cabae yang digarap secara organik, dengan mengadopsi Sistim Pertanian Terintegrasi (Simantri) di lahan seluas 15 are.

“ Disini di desa ‘tiang’ hapir 80% merupakan keluarga miskin, termasuk saya sendiri, nah untuk bisa keluar dari kemiskinan dimana sebagian besar mata pencaharian dari penduduk kami adalah bertani, dengan mengaplikasikan program Pemerintah Provinsi Bali, dalam hal ini Simantri saya rasa sangat tepat “ terang Mudiarta. Bahkan kedepan tidak hanya sebagai penghasil pertanian organik, dirinya juga bertekad akan menjadikan Desa Buahan sebagai desa yang swasembada gas, dan pupuk organik. “Minimal bisa untuk memenuhi kebutuhan masing masing warga, sehingga meraka bisa merasakan

langsung manfaat dari Simantri “ tambahnya.

Guna mendukung programnya, Mudiarta juga baerharap pihak terkait seperti Pemerintah Provinsi, siap untuk meberikan dukungannya. Setidaknya lewat program-program yang sudah selama ini digulirkan. Dirinya juga mengkritisi terkait banyaknya program bantuan pemerintah yang menurut pengamatannya salah sasaran, dan kurang maksimal dilaksanakan oleh pihak-pihak penerima bantuan. “Hal itu banyak terjadi, seperti Simantri misalnya, begitu ada bantuan semua berlomba untuk mendapatkannya, namun setelah bantuan diterima, sapinya pun hilang,“ ungkap Mudiarta. Dia juga menambahkan, hal itu dikarenakan karena penerima bantuan bukan orang tepat, atau bisa dibilang mereka yang tidak membutuhkan.

WAN

Kepala Desa Buahan, Wayan Mudiarta saat dikunjungi di kediamannya, Kamis (15/1) (kiri). Lahan jahe gajah dan cabae seluas 15 are yang digarap secara organik, dengan mengadopsi Simantri (kanan).

Page 6: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 201536

Capaian Program Bali Mandara Raih Sederet Prestasi dan Penghargaan (1)

Raih WTP untuk Tata Kelola Keuangan, LAKIP Naik Level

DENPASAR, BaliMandara

Sejalan dengan gencarnya pelaksanaan berbagai pro-gram Bali Mandara yang

manfaatnya dirasakan langsung oleh krama Bali, tata kelola keuan-gan dan tertib administrasi tetap mendapat perhatian serius.

Sebab bagaimanapun, tata kelola administrasi keuangan yang baik menjadi bagian penting dan sangat menentukan keberhasilan sebuah program.

Melalui berbagai upaya strategis, Pemprov Bali berhasil meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas pemeriksaan Laporan Keuan-gan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2013. Ini merupa-kan kali pertama bagi Pemprov Bali meraih opini tertinggi setelah em-pat tahun sebelumnya harus cukup puas dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Masih dalam konteks tata kelola

pemerintahan, Pemprov Bali juga berhasil memperoleh nilai B atas Laporan Akuntabilitas Kinerja In-stansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013. Pemprov naik level dengan nilai akumulatif 65,03. Prestasi ini cukup membanggakan karena pada tahun sebelumnya Bali tertahan pada nilai CC. Tak mau puas dengan ca-paian ini, selanjutnya Pemprov Bali menargetkan nilai A pada evaluasi LAKIP berikutnya.

Untuk diketahui, LAKIP merupa-kan pertanggungjawaban keberhasi-lan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Penilaian ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan kinerja seluruh instansi pemerinta-han. LAKIP merupakan bagian yang cukup penting karena merupakan cerminan penerapan manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja guna mewujudkan reformasi yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Indikator penilaiannya

meliputi aspek perencanaan, pen-gukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan review terhadap capaian kinerja instansi pemerintah.

Meski bukan tujuan utama, sederet prestasi di bidang pengelo-laan administrasi merupakan in-strumen penting dalam upaya pe-nyempurnaan reformasi birokrasi yang secara tak langsung berdampak positif bagi pelaksanaan program Bali Mandara.

Berbagai capaian di bidang ad-ministrasi diharapkan membawa dampak bagi pelaksanaan program pembangunan dan memberi man-faat yang sebesar-besarnya bagi kra-ma Bali.

Capaian ini tentunya tak terlepas dari kerja keras serta komitmen Gubernur Bali Made Mangku Pas-tika beserta jajaran yang didukung oleh peran aktif seluruh komponen. Untuk meraihnya, Gubernur Pas-tika melakukan sejumlah terobosan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Pastika melakukan berbagai upaya dengan mengambil langkah-langkah penting dan strategis yang setiap tahun terus dimantapkan.

Mulai dari meningkatkan ka-pasitas aparat pengelolaan keuan-gan dan aset, meningkatkan sarana

prasarana, memantapkan komit-men aparatur hingga menindaklan-juti hasil pemeriksaan serta mempe-domani hasil temuan tahun-tahun sebelumnya.

Gubernur Pastika juga terus berupaya memantapkan konsolidasi internal melalui peningkatan disip-lin dan mengintensifkan koordinasi dengan pimpinan SKPD. Pastika berharap, opini yang diraih mampu memacu kinerja serta komitmen Pemprov Bali untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Ke depan, dia mengajak seluruh jaja-rannya untuk terus melakukan pem-benahan terhadap segala kekurangan, sejalan dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akunt-abel serta pelayanan publik yang berkualitas yang bermuara pada pen-ingkatan kesejehtaraan masyarakat.

Gubernur Pastika berharap capa-ian ini tak sekadar menjadi prestasi normatif administrasi. Capaian WTP dan nilai B untuk LAKIP diharapkan memberi makna dan berbanding lurus dengan pelaksanaan berbagai program pembangunan yang memberi man-faat sebesar-besarnya bagi krama Bali. Dalam sejumlah kesempatan Guber-nur Pastika mengingatkan agar prestasi tak semata dimaknai sebagai kebang-gaan pada tataran seremonial. ANDI

Konsistensi pelaksanaan berbagai program Bali Mandara yang dimulai dari Jilid I (2008-2013) dan berlanjut ke Jilid II berbuah sederet prestasi

penghargaan. Selain dimaknai sebagai sebuah apresiasi dan kebanggaan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap agar capaian ini dapat

menjadi cambuk bagi peningkatan kinerja jajarannya. Dengan kata lain, sederet prestasi yang diraih tak membuat jajarannya cepat puas dan

berhenti melakukan terobosan serta inovasi. Berikut akan diulas sederet penghargaan yang diraih Pemprov Bali dalam beberapa tahun terakhir.

-----------------------------

DENPASAR, BaliMandara

Pembangunan Rumah Sakit (RS) Internasional Bali Mandara menjadi prioritas

Pemprov Bali di tahun 2015. Tak in-gin dianggap sekadar wacana, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali pun terus mengejar target realisasinya. Sesuai rencana, pembangunan RS

Bali Mandara akan dimulai pada Bu-lan April mendatang dengan sistem Multi years.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi menyampaikan, pihaknya kini se-dang menyiapkan proposal. Sehing-ga rencana pembangunan RS Bali Mandara segera memasuki proses lelang. Ia berharap, pada Bulan Ma-ret 2015 mendatang, proses lelang sudah selesai dan langsung bisa tan-da tangan kontrak. Menurut Astawa Riadi, seluruh tahapan memang se-dang dipersiapkan dengan matang. Apalagi dananya sudah dianggarkan dalam APBD induk 2015.

“Kami sudah siapkan dokumen dan segera akan dilelangkan, karena sudah dianggarkan dalam APBD. Bu-lan Maret mudah-mudahan sudah ada hasil dan bisa tanda tangan kontak. Se-hingga pada Bulan April proses pem-bangunan bisa dimulai,” ungkapnya ketika dikonfirmasi beberapa waktu

lalu. Pembangunan RS Bali Mandara ini dianggarkan selama dua tahun berturut-turut, yakni APBD 2015 dan 2016. Dengan demikian, proyek fisik dikerjakan secara multi years selama dua tahun.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta telah mengungkapkan mengenai realisasi RS Bali Mandara tersebut. RS tersebut akan dibangun di kawasan By Pas Ngurah Rai, dan di atas tanah sekitar 3 hektar. Proses pemban-gunan menggunakan dana kolaborasi antara pemerintah pusat dan Pemprov Bali. Sesuai perencanaan, pemerintah pusat sudah menyiapkan anggaran Rp 102 miliar, sedangkan Pemprov Bali Rp 50 miliar. Wagub Sudikerta me-mastikan, pembangunan akan dilaku-kan secara muliti years dan ditarget selama dua tahun sudah tuntas.

“Nanti dibangun multi years se-lama dua tahun. Tahan dan izin su-dah lengkap, kita tinggal membangun saja. Sudang dianggarkan tahun 2015

oleh pemerintah pusat sebesar Rp 102 miliar dan dari daerah Rp 50 miliar,” ungkapnya kemarin. Menurut Wagub Sudikerta, realisasi fisik diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 220 miliar. Justru, alat-alat kesehatannya lah yang dikatakan akan menghabis-kan dana tinggi. “Kalau total sampai ke peralatan kesehatan bisa mencapai Rp 500 miliar, karena satu alat keseha-tan itu harganya bisa Rp 25 miliar,” pa-parnya.

Apabila RS ini telah terbagun, pe-layanan difokuskan untuk mengguna JKBM di seluruh Bali. Alokasi dana JKBM akan difokuskan di RS ini. Bah-kan, sekitar 50 persen ruangan akan dipergunakan untuk pasien JKBM. Se-dangkan sisanya, adalah kamar VVIP bagi pasien umum. Namun, Wagub Sudikerta memastikan, biaya kamar VVIP di rumah sakit ini akan lebih tinggi. Lantaran, dipergunakan un-tuk menutupi biaya operasionalnya.

IGADIAH

Dibangun April, RS Bali Mandara Masuki Proses Lelang

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi

Hapus Ketimpangan ............. (sambungan hal. 1) Perda. Termasuk juga, aturan dan mekanisme penjualan rokok di kalangan pedagang. “Kita punya Perda anti rokok, itu harus benar-benar ditegakkan, agar masyarakat mengurangi konsusmsi rokok. Begitu juga dengan aturan menjual rokok, di mana boleh dan tidak boleh,” imbuhnya.

Selama rapat berlangsung, Gubernur juga mencermati laporan pelaksanaan kegiatan/program sejumlah SKPD. Termasuk juga menyimak rencana program terbosan yang dipaparkan oleh Staf Ahli hingga Asisten. Salah satunya, ide yang dipaparkan oleh Asisten II Setda Provinsi Bali, Ketut Wija terkait pengurangan konsumsi rokok di kalangan masyarakat miskin. Ia mengusulkan kelak, pemberian beasiswa kepada siswa miskin harus disertai dengan sejumlah ketentuan khusus. Yakni, anggota keluarganya tidak boleh merokok. Apabila diketahui melanggar, maka beasiswa akan dicabut. Dengan cara demikian, ia yakin program yang digelontorkan oleh pemerintah tidak hanya bersifat memberi. Tetapi masyarakat juga turut berperan serta untuk menyukseskan, di samping mengurangi pengeluaran sehari-hari. IGADIAH

ketimpangan pendapat masyarakat Bali. Mengacu pada data Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, Made Suarjana membeber tentang ketimpangan ekonomi yang belakangan cenderung meningkat. Pada tahun 2000, ‘kue PDRB’ masih dinikmati oleh 40 persen masyarakat dengan penghasilan terendah atau kategori miskin. Sedangkan pada saat ini, hanya 16,32 persen masyarakat dari kelompok tersebut yang menikmati ‘kue’ pertumbuhan ekonomi. “Dengan kata lain, yang kaya semakin kaya dan yang miskin

tawa seluruh perseta rapat. Selain ketimpangan pendapatan,

dalam kesempatan itu Gubernur yang didampingi Sekda Provinsi Bali, Cokorda Ngurah Pemayun juga menyoroti sejumlah faktor pemicu meningkatnya kemiskinan dan tingginya pengeluaran masyarakat Bali. Mulai dari faktor makanan, yaitu beras dan rokok. Menurut Gubernur, hal itu harus segera disikapi. Diantaranya, dengan menegakkan Peraturan Dareah (Perda) anti rokok yang sudah diketok palu oleh DPRD Bali. Kawasan-kawasan tanpa asap rokok wajib menjadi priorotas penegakan

semakin miskin”, ujarnya.Gubernur Pastika menegaskan,

bahwa sayembara tersebut bukan sekadar wacana. Bahkan, diam-diam ia sudah menyiapkan hadiah. Pegawai dengan ide dan program terjitu akan dihadiahi promosi jabatan. “Saya akan buat sayembara untuk mengatasi ketimpangan yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Peserta diharapkan mampu memberikan solusi yang realistis.

Nanti akan ada panitia yang menilai, hadiahnya bisa promosi jabatan atau plus yang lain-lain,” ujar Gubernur Pastika yang disambut

Ia menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata un-tuk mewujudkan demokrasi yang merakyat. Oleh karenanya ia memberikan apresiasinya kepa-da Pemerintah Provinsi Bali atas diselenggarakannya kegiatan ini.

Dari semua aspirasi yang muncul, Gubernur Bali Made Mangku Pasti-ka yang turut hadir pada kesempa-tan tersebut menyampaikan bebera-pa hal. Pertama, ia berterimakasih kepada masyarakat yang telah menunjukan keberaniannya untuk berbicara diatas podium, namun ia

menyarankan bahwa sebelum ber-bicara didepan hendaknya mencari kebenaran dan kongkrit data dari apa yang ingin disampaikan agar in-formasinya jelas dan benar. Terkait angkutan bus Trans Sarbagita, Pas-tika menjelaskan tujuanya dari pub-lic transportations ini adalah mengu-rangi kemacetan arus lalulintas dan kecelakaan dijalan raya. Pemerintah Provinsi Bali baru mensubsidi dua koridor saja dan berharap kedepan-nya bisa ditingkatkan sesuai dengan target pemerintah. Pada kesem-patan tersebut Pastika juga meng-

Perubahan Kurikulum .........(sambungan hal. 2) himbau kepada organisasi yang mengatasnamakan gerakan sosial maupun kemanusiaan yang ada di Bali, untuk tidak mempengaruhi orang lain. “Lakukan dulu apa yang menjadi visi misi gerakan tersebut maka orang-orang akan mengi-kuti secara sendirinya”. Selain itu ia menegaskan untuk tidak mempro-vokasi terhadap suatu hal, karena itu akan dapat memecah keharmo-nisan yang ada di Bali,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut Guber-nur Bali hadir di dampingi oleh Ny. Ayu Pastika serta para kepala SKPD di lingkungan Provinsi Bali. IRPAN

Penyakit Scabies Pada Ternak KambingDENPASAR, BaliMandara

Penyakit skabies disebut juga penyakit kudis. Penyakit ini disebabkan oleh parasit se-

jenis tungau bernama Sarcoptes sca-biei. Tungau ini sangat kecil ukurannya sampai tidak terlihat mata tanpa alat pembesaran. Hidupnya dibawah kulit ari, membuat terowongan di dalam ku-lit yang menyebabkan kulit rusak dan rasa gatal. Scabies termasuk penyakit zoonosis yaitu penyakit yang meny-erang hewan dan menyerang manusia. Bagian tubuh yang diserang oleh ska-bies adalah kulit.

Ternak maupun manusia yang ter-tular scabies akan mengalami gatal-gatal hebat, radang pada kulit atau dermatitis yang parah dan luka. Jika disertai infeksi, pada kulit akan terben-tuk nanah dan koreng berkeropeng.

Di Bali, ternak yang banyak terserang penyakit skabies adalah babi dan kambing. Scabies menular dan menyebar dengan mudah. Penularan scabies dari hewan ke hewan lain dan ke manusia melalui dua cara, yaitu se-cara langsung melalui kontak langsung dengan penderita scabies dan secara tidak langsung malalui bahan-bahan yang ada di kandang seperti pagar, tempat pakan, dan bahan lain yang ditempeli oleh tungau Sarcoptes sca-

biei. (Blood dkk., 1986). Menurut Manurung, dkk. (1992),

penyakit scabies menimbulkan keru-gian akibat penurunan berat badan bahkan penurunan harga jual pada ternak kambing sampai 1/3 harga nor-mal. Scabies juga menimbulkan penu-runan produksi daging, kualitas kulit dan gangguan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2000). Scabies memang bu-kan penyakit yang mematikan, tetapi bila seekor kambing terserang skabies lalu dibiarkan atau tidak diobati, maka kambing tersebut bisa mati dalam tiga bulan. Penyakit scabies dapat ditangani dengan mudah, namun membutuhkan ketelatenan dan ketekunan, karena un-tuk menyembuhkan ternak dari pen-yakit ini, tidak cukup dengan hanya sekali pengobatan. Pengobatan perlu dilakukan pengulangan yang disesuai-kan dengan daur hidup tungaunya.

Penanganan scabies pada ternak, khususnya pada ternak kambing da-pat dilakukan dengan pencegahan dan pengobatan.

Pencegahan scabies dapat dilaku-kan dengan perbaikan manajemen pemeliharaan ternak antara lain: 1). Memisahkan dan mengobati kambing yang sakit. 2). Mencegah kontak antara kambing yang sakit dengan kambing yang sehat. 3). Menghindari kontak

antara hewan yang baru datang atau milik orang lain yang belum diperiksa kesehatannya. 4). Menjaga kandang tetap bersih dan kering karena pe-nyebab penyakit scabies sangat menyu-kai tempat yang lembab dan gelap. 5). Memberikan ternak pakan yang ber-gizi tinggi seperti daun turi dan daun lamtoro karena ternak yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai pen-yakit. 6). Bentuk kandang sebaiknya berpanggung sehingga kotoran lebih mudah dibersihkan dan tidak mence-mari pakan.

Pengobatan scabies dapat dilakukan dengan: 1. Obat-obat yang direkomendasikan

antara lain ivermectin, caumaphos, dan benzilikus.

2. Bahan-bahan alternative seperti campuran oli atau vaselin dengan belerang, dan campuran oli dengan cuka dan bawang merah. Campuran oli, cuka dan bawang merah mampu membunuh tungau Sarcoptes karena berkaitan dengan pola daur hidup tungau ini. Tungau betina Sarcoptes hidup den-

gan membuat lubang-lubang dangkal pada lapisan tanduk dari kulit untuk meletakkan telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva yang selan-jutnya menjadi nimfa. Larva dan nimfa

ini bisa tetap berada di dalam lubang atau keluar ke permukaan kulit. Proses pengelupasan kulit normal juga me-nyebabkan lubang tungau terekspos. Larva dan nimfa yang ada di dalam lubang tungau ataupun yang ada di permukaan kulit potensial untuk me-nyebarkan scabies ke hewan lain mela-lui kontak langsung (Blood et al, 1986).

Pemberian campuran oli secara merata pada kulit yang terserang sca-bies menyebabkan lubang-lubang tungau tertutup yang juga menutup jalur oksigen. Akibatnya tungau, larva maupun nimfa yang ada di dalam tun-gau mayi kekurangan oksigen. Ada-pun bawang merah mengandung sul-fur (www.asiamaya.com, 2007) yang menurut Amstutz et al (1986), sulfur merupakan salah satu unsur yang efek-tif untuk mengobati scabies.

(drh. Ni Wajan Leestyawati – PPL Disnakkeswan Prov. Bali.)

Page 7: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

2 7

Wagub Sudikerta Imbau Keputusan UU Desa Tak Picu Konflik

DENPASAR, Bali Mandara

Siap tidak siap, pilihan final pendaftaran Undang-undang nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa harus diputus paling lambat 15 Januari 2015. Di batas akhir penentuan sikap Bupati/Walikota (mendaftarkan desa adat atau desa dinas), Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta pun memberikan perhatian khusus terhadap persoalan tersebut. Rabu (14/1) lalu, seluruh masyarakat Bali diingatkan agar tidak terbelah lantaran perbedaan pilihan UU Desa ini.

Wagub Sudikerta menegaskan, sejak Jumat (9/1) lalu rekomendasi DPRD Bali telah ditetapkan. Sesuai janjinya, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika pun sudah mengikuti seluruh rekomendasi tersebut. Yakni memfasilitasi Bupati/Walikota agar segera

menentukan pilihan. Nah, menurut Wagub Sudikerta keputusan untuk menentukan pilihan sepenuhnya ada di tangan Bupati/Walikota. “Kita persilakan kabupaten/kota tentukan pilihannya, kalau memang memilih. Posisi Pemerintah Provinsi Bali hanya memfasilitasi kabupaten/kota dalam menentukan sikap,” ujar Wagub Sudikerta kemarin.

Harapan Wagub Sudikerta hanya satu, yaitu kondusifitas Bali dapat dijaga. Walaupun ada perbedaan pilihan di kabupaten/kota, hendaknya tidak sampai memicu perpecahan. “Harapan kami, tentu masyarakat Bali kondusif selama menyikapi persoalan UU desa ini. Jaga penyamabrayaan ini dengan baik. Jangan sampai karena perbedaan keputusan lantas menimbulkan gejolak, itu tidak bagus,” harap Wagub kemarin.

Lebih lanjut, Wagub Sudikerta menegaskan Pemprov akan menghargai apapun keputusan kabupaten/kota. Apalagi keputusan

itu akan diserahkan ke pemerintah pusat. Nantinya, di pusat akan digodok kembali. IGADIAH

Perubahan Kurikulum Pendidikan Menjadi Topik Hangat Pada PB3AS

DENPASAR, BaliMandara

Kurikulum pendidikan yang berubah-ubah pada dunia pendidikan dan

sering kali membingungkan para oeran tua murid menjadi perhatian perhatian Dinas Pendidikan, Pemu-da dan Olaraga Provinsi Bali. Per-wakilan dari Disdikpora I Wayan Susila yang juga merupakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Way-an Susila, menyampaikan bahwa terkait perubahan kurikulum 2013, maka sesuai dengan Permendik-bud No. 160 Th.2014 menerangkan bahwa sekolah yang sudah melak-sanakan kurikulum tersebut selama 3 semester agar menjadi sekolah Pi-lot Project pelaksanakan kurikulum 2013. Namun jika sekolah tersebut tidak siap, maka bisa kembali pada kurikulum 2006. Ia menyampai-kan bahwa perubahan kurikulum tersebut, sampai saat ini masih die-valuasi baik dari isi maupun imple-mentasinya. Sedangkan terkait per-soalan Ujian Nasional yang minggu lalu sempat dipertanyakan, maka ia menginformasikan bahwa pada ta-hun ini UN tidak lagi menentukan kelulusan siswa, melainkan sebuah pemetaan. Lebih lanjut seperti apa nanti pelaksanaanya dilapangan masih menunggu instruksi dari Ke-mentrian Pendidikan Pemuda dan Olah Raga RI. Demikian terungkap

saat acara Podium Bali Bebas Bic-ara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana, Minggu (18/1)

Pendapat lain muncul dari Lau-cil Mahfud, warga yang mengaku mengenyam pendidikan pada se-kolah non formal. Ia menyampai-kan keprihatinanya pada keadaan sekolah non formal, dimana ia me-minta kepada pemerintah untuk mengaudit Lembaga Pusat Kegia-tan Belajar Masyarakat (PKBM). Ia merasa pendidikan non-formal yang semestinya biaya lebih mu-rah, namun ketika pengeluaran ija-sah biaya yang diminta oleh lem-baga tersebut malah sangat tinggi.

Laucil juga mengatakan bahwa banyak teman-temannya dari se-kolah non-formal tersebut belum mendapatkan ijasah sampai saat ini, padahal ujian telah dilaksanakan dari bulan April 2014 lalu. Ia ber-harap Pemerintah Provinsi memper-hatikan hal tersebut, karena banyak orang-orang yang kurang mampu bersekolah di sekolah non-formal.

Selain itu aspirasi juga muncul dari pendengar setia PB3AS Wayan Setiawan asal Bongkasa, Abianse-mal. Ia menyampaikan permo-honan maaf dan koreksinya atas aspirasi yang disampaikan pada acara simakrama dengan Gubernur sebelumnya,dimana kontra terhadap bus Trans Sarbagita. Setelah ia kaji

kembali, bahwa saat ini terjadi ban-yak kecelakaan sepeda motor, oleh sebabnya bus Trans Sarbagita dirasa sebagai salah satu solusi yang tepat dalam pencegahan tingginya tingkat kecelakaan di Bali. Ia berharap dua koridor yang baru diaktifkan saat ini, bisa bertambah sesuai dengan target Pemerintah yaitu 17 koridor.

Selanjutnya ia juga menghim-bau pada supir taksi yang ada di Bali, agar tidak mencari uang mel-alui kenakalan. Hal tersebut bisa membuat wisatawan mancanegara kapok untuk menggunakan jasa taxi di Bali. “Ini temen saya yang dari New Zaeland, mau ke bandara dia diputer dulu oleh supir taxi

sampai ke Nusa Dua”, ujarnya. Pada kesempatan tersebut, ia

juga menyampaikan bahwa di daer-ahnya banyak terjadi manipulasi Bansos, seperti penyaluran Bansos yang tidak tepat sasaran. Ia juga melihat, anggota pengurus yang menyalurkan bansos tetap berputar pada orang yang sama. Oleh sebabn-ya ia meminta pada Pemerintah agar menindak tegas praktek praktek kecurangan seperti itu.

PB3AS juga disemarakan oleh kehadiran Warga Asing dari New Zaeland bernama Pearl Going, yang menyampaikan kekaguman-ya atas Podium Bebas Bicara ini.

Bersambung ke hal. 6

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat rapat koordinasi mengingatkan agar seluruh masyarakat Bali tidak terbelah lantaran perbedaan pilihan UU Desa ini, Rabu (14/1).

Dok.H

umas

Suasana Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana, Minggu (18/1).

Dok.H

umas

Page 8: Tabloid Bali Mandara Edisi 3 | 1 - 14 Februari 2015

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BALI MANDARATABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 031 - 14 Februari 2015

EDISI 031 - 14 Februari 2015

TABLOID DWI MINGGUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Alamat Sekretariat Redaksi : Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Renon | email : [email protected] | Telp. 0361 224671 ext.503

BALI MANDARABersama mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

EDISI 03 | 1 - 14 Februari 20158

Capaian Program Bedah Rumah

DENPASAR, Bali Mandara.

Nyaris sebulan, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali telah menerapkan

aturan baru. Tepatnya sejak tanggal 1 Januari 2015, layanan jemput pasien dan kunjungan ke rumah-rumah pasien telah dihentikan. Digantikan dengan layanan berjenjang, mulai dari tingkat Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), terakhir barulah ke RSJ Provinsi Bali. Dengan pelayanan demikian, rupanya jumlah pasien yang dilayani oleh pihak RSJ justru membludak.

Direktur RSJ Provinsi Bali, Bagus Darmayasa menyampaikan, per 1 Januari 2015 aturan tersebut telah diterapkan. Menurutnya, justru dengan demikian pelayanan terhadap pasien gangguan jiwa lebih cepat. Pihak keluarga tidak harus jauh-jauh ke RSJ Provinsi Bali yang berlokasi di Kabupaten Bangli. Di samping itu, tidak perlu juga menunggu jadwal rutin kunjungan dari pihak RSJ. Melainkan secara mandiri mereka bisa mengajak pasien untuk berobat ke Puskesmas terdekat.

Dengan metode ini, setiap hari pihak RSJ Provinsi Bali menangani pasien rujukan kisaran 150 orang. Meski tak seluruhnya dirawat inap, tetapi jumlah tersebut dikatakan lebih banyak dibandingkan sebelum menerapkan sistem rujukan. “Per satu Januari, penanganan pasien gangguan jiwa harus berjenjang.

Dengan cara ini jumlah pasien yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per hari. Sehingga kami cukup kewalahan,” terangnya ketika dikonfrimasi beberapa waktu lalu.

Diakui Bagus Darmayasa bahwa jajaranya memang cukup sibuk untuk menangani pasien-pasien tersebut. Tetapi hal itu dinilai wajar,dan belum ada rencana untuk menamah tenaga kerja. Justru sebaliknya, petugas atau pegawai yang sudah ada di RSJ

Provinsi Bali lebih dioptimlakan. Jika sebelumnya pukul 12.00 wita sudah sepi pasien, kini mereka harus bekerja hingga sore.

Di mengoptimalkan kerja jajaranya, ia juga berharap setiap kabupaten/kota menyediakan tenaga yang handal mulai tingkat Puskesmas. Masing-masing Puskesmas harus menyediakan tenaga dokter ataupun perawat yang mampu menangani pasien gangguan jiwa. Apalagi, pasien

yang untuk kali pertama menjalani perawatan medis. Menurut Bagus Darmayasa, memang dibutuhkan penanganan khusus, sehingga tidak mengganggu pelayanan terhadap pasien-pasien lainnya. “Kalau dengan pelayanan begini kami memang terbantu, dalam hal tabulasi lebih cepat. Tetapi saya tetap berharap teman-teman di kabupaten/kota sama-sama fokus dengan pasien gangguan jiwa,” harapnya. IGADIAH

Hapus Ketimpangan Pendapatan Si Miskin dan Si Kaya, Gubernur Gelar Sayembara

DENPASAR, Bali Mandara

Ketimpangan pendapatan masyarakat Bali menjadi perbincangan hangat

dalam rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan

Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV. Selama memimpin rapat, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyoroti program-program Pemprov Bali yang menyasar masyarakat miskin. Seluruh program sudah

diprioritaskan untuk kemiskinan, namun belum menunjukkan perubahan signifikan. Justru muncul fenomena, masyarakat yang miskin semakin miskin, sebaliknya yang kaya makin kaya. Menyikapi hal ini, Gubernur pun tidak ingin mencari solusi seorang diri dan ia mewacanakan sayembara.

Rapat yang digelar di ruang Wiswa Sabha, Kamis (22/1) ini mengejutkan banyak pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Lantaran tiba-tiba Gubernur Pastika menggelar sayembara. Boleh diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Bali. Dalam sayembara tersebut, ia berharap para peserta, memaparkan ide-ide ataupun program untuk menghapus

Bersambung ke hal. 6

Layanan Jemput Bola Terhenti, RSJ Bali Diserbu Pasien Rujukan

“Per satu Januari, pen-anganan pasien gangguan

jiwa harus berjenjang. Den-gan cara ini jumlah pasien

yang berobat signifikan, mencapai 150 orang per

hari. Sehingga kami cukup kewalahan”

Bagus DarmayasaDirektur RSJ Provinsi Bali

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai rapat evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan Provinsi Bali tahun 2014/triwulan IV

KEGIATAN BEDAH RUMAH TELAH DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

MELALUI DUNIA USAHA DALAM BENTUK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

Apa Kriteria Penerima Bedah Rumah Program bedah rumah diprioritaskan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria : 1). Masuk dalam daftar RTS dari BPS.2). Status tanah hak milik.3). Rumahnya tidak layak huni dengan kondisi :

a). Luas bangunan kurang dari 8 m2.b). Lantai tanah/ bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.c). Dinding bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.d). Atap bambu/ rumbia/ kayu kualitas rendah.e). Memasak dengan kayu bakar / arang.f). Penerangan bukan listrik.g). Sumber air minum sumur/ sungai/air hujan. h). Tidak memiliki kamar mandi/ jamban/ kakus.

Apakah Program Bedah Rumah itu?Bedah Rumah merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, agar keluarga miskin memiliki rumah yang layak huni dan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal.

Bagaimana cara mendapatkan Bedah Rumah?Proposal yang diajukan dengan melampirkan data dukung sebagai berikut :1). Data by name by addres penerima bantuan.2). Foto rumah penerima bantuan.3). Foto copy kartu keluarga (KK).4). Foto copy kartu tanda penduduk (KTP).5). Surat keterangan miskin dari desa/kelurahan.6). Surat keterangan kepemilikan tanah.

Bagaimana membuat proposal Bedah Rumah?Proposal Bedah Rumah Sekurang-kurangnya memuat :

a. Latar Belakangb. Maksud dan Tujuanc. Rincian Belanja Kegiatand. Rencana Penggunaan Danae. Waktu Pelaksanaan

Sebaiknya ANDA

Tahu !!

Pada Tahun 2008, masyarakat Bali yang tidak memiliki rumah layak

huni terdata sekitar 11 ribu rumah.Seiring waktu jumlah itu

semakin berkurang karena keberhasilan Pemerintah Provinsi Bali merealisasikan sejumlah besar bedah rumah.

Kab/KotaTahun

Jumlah2009 2010 2011 2012 2013 2014APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD CSR APBD

Denpasar - - - - 18 - 15 - 6 - - 39Gianyar - - 40 - 193 - 195 45 167 - 125 765Badung - - - - 33 - 98 - 63 9 27 230Tabanan - - 40 - 197 - 255 49 208 2 198 949Klungkung - - 116 2 180 - 179 47 118 - 110 752Bangli - - 159 - 163 - 141 47 132 17 154 813Jembrana - - 24 - 177 - 161 53 161 11 162 749Buleleng - 5 244 6 371 - 733 239 558 79 530 2,765Karangasem - 34 202 17 304 5 140 77 256 13 231 1,279

Jumlah 8,341

Realisasi Program Bedah Rumah oleh Pemerintah Provinsi Bali dimulai Tahun 2010 dan dianggarkan melalui APBD Provinsi Bali dimana setiap rumah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 26 juta rupiah pada Tahun 2010, yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Selama tahun 2010 ini telah berhasil

dibangun sebanyak 825 unit.Mulai tahun 2011, pengerjaan

bedah rumah dilakukan dengan sistem swakelola oleh masyarakat, selain meningkatkan partisipasi masyarakat hasilnya juga lebih bagus dan lebih berkualitas karrena langsung diawasi oleh masyarakat sendiri. Dana yang dialokasikan

juga lebih efisien yaitu Rp. 20 juta untuk setiap unit rumah. Selama tahun 2011 berhasil dibangun sebanyak 1.686 unit.

Tahun 2012 Pemprov Bali berhasil membangun sebanyak 1.945 unit terdiri atas 1.550 unit dibiayai melalui APBD Induk 2012 dan 395 unit melalui APBD Perubahan 2012. Melalui APBD Perubahan 2012 ini biaya setiap rumah meningkat dialokasikan menjadi Rp. 25 juta per unit.

Program Bedah Rumah juga didukung oleh Pemkab/Kota melalui APBD masing-masing dan instansi swasta melalui program CSR yang dikoordinasikan oleh BK3S Provinsi Bali.

Sejak tahun 2009 sampai 2014, sinergi ini telah mampu menyelesaikan 8.341 unit rumah, baik dari APBD Pemprov Bali maupun dari CSR.

XNA