Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan...

8
Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva Ka[arattgttn: Fa = BRI : Id = pcdagangsaprodi. Fb : BPD. Ic = Pcmilik sanah. Fc : Kopcrasi: If : salang basalang:Ia = pinjaman antar kerabat lg : iulo-julo (arisan): Ib : pcdagangkcliling Ih = Pcdagang bcras: Ic = Pcdagang induk semang Ii : Induk scmang Dari Tabel I dapat dijelaskan bahwa lembagakeuangan formalseperti BRI, BPD dan KIID hanya memilikinasabah dengan jenis usaha kecil perdagangan, industri atau jasa. Sedangkan lembaga keuangan informal pada umumnya memiliki nasabah darijenis usaha kecil pertanian dan hanya beberapa nasabah darijenis industri, perdagangan atau jasa. Tidak adanya nasabah lembaga keuangan formal (Bzu) dari jenis usaha pertanian disebabkan sejak Tahun 1992kredit usaha tani (KUT) sudah dihapuskan. Berarti bahwa sejak itu tidak ada lagi subsidi pemerintah dalam bentuk suku bunga terhadap usaha kecil pertanian.Sehingga pengusaha kecil pertanianharus membayar tingkat bunga yang sama dengan harga pasar. Hal ini menurut Pangestu (1996) tidak mungkin dilakukan oleh usaha kecil pertanian karena dari segi finansial proyek usaha kecil pertaniandinilai tidak layak. Pangestu (1996) menjelaskan, bahwa faktor inilah yang menyebabkan besarnya tunggakankredit dari jenis pertanian (KUr). 5.2.2. Dilihat dari Besarnya Pinjaman (kredit) Lembaga Keuangan kepada Usaha Kecil Untuk menggambarkan peranan lembaga keuangan secara lebih jauh perlu dilihat dari besarnya kontribusi lembagakeuangan tersebutdalam aspek permodalan usaha kecil, yaitu dengan menghitung besarnya jumlah pinjaman usaha kecil tersebut terhadap lembaga keuangan. Dari hasil perhitungan dapat dikemukakan bahwa secara makro (aggregate) lembaga keuangan sudah mulai memegang peranan dalam perekonomian di Kecamatan Lintau Buo I. Namun, dilihat dari sudut jumlah pinjaman ini, terdapat ketimpangan antara peranan lembaga keuangan formal dan informal. Hal ini disebabkan masing-masing nasabah lembaga keuangan formal tersebutmeminjam dalam jumlah yang relatif lebih besar dari jumlah pinjamannasabah lembaga keuanganinformal. Rata-rata setiap nasabah lembaga keuangan formal meminjam sebanyak Rp 4 840 909,- . Sedangkan Lcnrbaga Kcuangan l.cnrbaga kcLrangan tcnlpat tllclrlll't-lalll Tidak nrcnri n .,4 nl (unir) Juntlalr Unit (Unit) Laoangan Usalra Fomral lnforural Fa Fb Fc Ia Ib Ic Id Ic If Ig Ih lr Pertanian 0 0 () () ) 0 7 I i () 0 o () 38 60 Perdagangan I 7 z 2 o 0 o () () 0 0 IO 1,.) Industri/Jasa l 2 o (l (, (l (l (l (l o o t7 Jumlah () l2 l 2 2 7 I o t, I (l 53 r00 lurnal Manajenren dan Penfuangunan Volunre VIU, "1998 -53

Transcript of Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan...

Page 1: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakter ist ik l )elanr lgannva

Ka[arattgttn: Fa = BRI : Id = pcdagang saprodi. Fb : BPD. Ic = Pcmilik sanah. Fc : Kopcrasi: If :

salang basalang: Ia = pinjaman antar kerabat lg : iulo-julo (arisan): Ib : pcdagang kcliling Ih =

Pcdagang bcras: Ic = Pcdagang induk semang Ii : Induk scmang

Dari Tabel I dapat dijelaskan bahwa lembaga keuangan formal seperti BRI, BPDdan KIID hanya memiliki nasabah dengan jenis usaha kecil perdagangan, industri atau jasa.

Sedangkan lembaga keuangan informal pada umumnya memiliki nasabah darijenis usahakecil pertanian dan hanya beberapa nasabah darijenis industri, perdagangan atau jasa.Tidak adanya nasabah lembaga keuangan formal (Bzu) dari jenis usaha pertaniandisebabkan sejak Tahun 1992 kredit usaha tani (KUT) sudah dihapuskan.

Berarti bahwa sejak itu tidak ada lagi subsidi pemerintah dalam bentuk sukubunga terhadap usaha kecil pertanian. Sehingga pengusaha kecil pertanian harusmembayar tingkat bunga yang sama dengan harga pasar. Hal ini menurut Pangestu(1996) tidak mungkin dilakukan oleh usaha kecil pertanian karena dari segi finansialproyek usaha kecil pertanian dinilai tidak layak. Pangestu (1996) menjelaskan,bahwa faktor inilah yang menyebabkan besarnya tunggakan kredit dari jenis pertanian(KUr).

5.2.2. Dilihat dari Besarnya Pinjaman (kredit) Lembaga Keuangan kepada Usaha KecilUntuk menggambarkan peranan lembaga keuangan secara lebih jauh perlu

dilihat dari besarnya kontribusi lembaga keuangan tersebut dalam aspek permodalanusaha kecil, yaitu dengan menghitung besarnya jumlah pinjaman usaha kecil tersebutterhadap lembaga keuangan. Dari hasil perhitungan dapat dikemukakan bahwa secaramakro (aggregate) lembaga keuangan sudah mulai memegang peranan dalamperekonomian di Kecamatan Lintau Buo I.

Namun, dilihat dari sudut jumlah pinjaman ini, terdapat ketimpangan antaraperanan lembaga keuangan formal dan informal. Hal ini disebabkan masing-masingnasabah lembaga keuangan formal tersebut meminjam dalam jumlah yang relatif lebihbesar dari jumlah pinjaman nasabah lembaga keuanganinformal. Rata-rata setiapnasabah lembaga keuangan formal meminjam sebanyak Rp 4 840 909,- . Sedangkan

LcnrbagaKcuangan

l .cnrbaga kcLrangan tcnlpat t l lc lr l l l ' t - lal l l Tidaknrcnri n

. ,4 nl

(unir)

Junt la l rUni t

(Uni t )

Laoangan UsalraFomral lnforural

Fa Fb Fc Ia Ib Ic Id Ic I f Ig Ih l r

Pertanian 0 0 () () ) 0 7 Ii ( ) 0 o () 38 60

Perdagangan I 7 z 2 o 0 o () () 0 0 IO 1,.)

Industri/Jasa l 2 o ( l ( , ( l ( l ( l ( l o o t7Jumlah () l2 l 2 2 7 I o t , I ( l 53 r00

lurnal Manajenren dan Penfuangunan Volunre VIU, "1998 -53

Page 2: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

nasabah lenrbaga keltangan inl i r rr l la l

t tp -177.892.-

rata-rata l tanl 'a ntetniniant sebanvak

LJntuk nlengetahui apakah rata-rata junrlah pinjaman nasabah lembaga keuangan

fbrmal benar-benar lebih besar darijurnlah pinjanran nasabah lembaga keuangan infbrmal

rersebut di lakukan pengujian statist ik. yaitu dengan menggunakan "Metoda Uji Beda

dua Nitai Tengah" (Davan. 1996). Dari hasi l pengujian terl ihat bahwa Zhitung = 7,63

lebih besar dari Z tabel 2,325 pada taraf nyata 99o/o. Maka secara statistik dapat

disirnpulkan bahwa kontribusi lembaga keuangan formal dalam permodalan usaha kecil

lebih besar dari lembaga keuangan informal.Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa lembaga keuangan formal

cenderung memberikan kredit dalam skala besar dan kurang melayani permintaan kredit

dalam skala kecil. Hal ini dapat diterima karena pihak lernbaga keuangan (BRI dan

BPD) adalah lembaga swasta yang berrnotif mencari kerrntungan. Melayani jumlah kredit

dalam skala besar dan junrlah nasabah lebih sedikit akan lebih menguntungkan karena

biaya administrasinya lebih kecil dan tingkat risiko yang juga lebih kecil. Hal ini

merupakan salah satu hambatan dalam menyalurkan kredit kepada usaha kecil yang

membutuhkan skala kredit kecil (Suharto,l99l ).Oleh karena itu, jangkauan dari lembaga keuangan formal terutama BRI dan BPD

hanya akan terbatas untuk melayani usahakecil dari golongan atas yang membutuhkankredit dalam skala besar dan mampu memenuhi persyaratan pinjaman yang umumnya

bersifat kaku. Sedangkan usaha kecil golongan bawah yang membutuhkan kredittidak hanya murah tingkat bunganya melainkan juga mudah mendapatkannya, tepatwaktunya dan juga tepat jumlahnya, ini hanya dapat dijangkau oleh lembaga keuanganinformal.5.3. Bentuk Dan Kinerja Lembaga Keuangan Formal dan lnformal

Lembaga keuangan formal dan informal yang ada didaerah penelitian

dikelompokkan kedalam tipetipe tertentu. Pada lembaga keuangan formal terdapat tigabentuk lembaga keuangan yang beroperasi yaitu : Bank Rakyat Indonesia, BankPembangunan Daerah dan Koperasi Unit Desa. Sedangkan pada lembaga keuanganinformal pada daerah penelitian meliputi berbagai bentuk yang di antaranya sama sepertiyang ditemukan oleh Adam (1989) di Negara Sedang berkembang dan Soegiarto (1994)

diYogyakarta, hanya sedikit ada perbedaan operasional tetapi memiliki prinsip-prinsipyang sama yaitu . Pedagang keliling, Pedagang beras, Pedagang saprodi, Pedaganginduk semang, Pedagang induk semang industri, Salang basalang, Pemilik sawah,Pinjaman antar kerabat, dan julo-julo.

Spesifikasi dari kinerja masing-masiirg lembaga keuangan baik formal maupuninformal terlihat dalam hal tingkat bunga, besarnya nilai pinjaman, perlunya jaminan yangditahan atau tidak, jangka wakru pengambalian, tempat pembayaran angsuran kredit,sistem pengembalian kredit, nasabah, skala usaha dan jenis usaha. Bentuk dan Kinerjalembaga keuangan formal dan informal dapat dijelaskan pada Tabel 2.

lurnal Manajenrcn dan Penrbangunan Volunrc VIII,199B -5-t

Page 3: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

Tabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a- lentbaqa Keuanqan

LcnrbagaKcuangan

Tingkatbunga('Zlblrt)

Ni la iPin-janran

Jant inan

lDitahan/Tldak)

WaktuPcngcnrbalaian

Pcnrbavaran SistcrnPcngcurballan

Nasabah( Sakal ;

FormalI tsRI l . ) -1.71 l{clatif. bcslr ditahan 5 tahun Kantor lll{l Sctralr

bularrSkala bcsar

2.BPD | {1 t ?I . tz- t - / l{clatif besar ditahan j-5 tahuu Kautor lll'l) Sctiap bulan Skala

bcsar/ltragaur

3.KUD Inforn t f I{clatit-atif kcci tidak 2-i talun Kanror KIII) sctlapMrng

;kala kccil ,/bcra

l .Pcd. Kcli l in 8.3- lJ-71 Ite lat i f kcci l tidak 5 Minggu I) inuualt t(jrgantunurucriaui iarr

ikala keci l)cragaltt

2. Pcd. Bcras 5- 1 6.1 I{clat i t 'kcci l tidak 3-9 Minggrt l)isart alt WaktLr panen )etani kccilDClicqaral)

3. Ped. Saprodi

3,12-t5 Relatif kercil tidak l-9 Mrnggu Di sasah / tokr Seteloh paner )etani kccil

l&-llggarap

l.Ped.lnduk)emang

2 Tak dibatasi tidak l-9 Minggu I)i toko / Grosser

Sctiap I.)ulan)cdagang

5. Induk Ser/lndustri kecil

Tak dibatasi tidak Di Pabnk Sctelalrbcrproditlisi

)cirgusaha batu)ala

S.Salang Basr -fak dibatasi Tidak 1-3 tahur Dinulah,ipemodal

Sesuai perjarjian

)emilik Modal

T.Pemilik Sav 4,75-5,75Relatif kecil Tidal l-9 Minggu Di sauah Waktu panen)etani penggaal)

S.Pin.antarkerabat

0 l-ali dibatasi Tidak 3-5 Bulan Di rurnah Sesuai Periarjian

rerabat

9.Julo-julo l erganturgkelornook

Tidak Tergantunghanvak anppo

Toko Setiap Mingp)edagang besar

Keterangan : (-) menunjukkan tidak ada dataPada tabel terlihat bahwa ada perbedaan tingkat bunga antara lembaga keuangan

formal dan lembaga keuangan informal dikarenakan lembaga keuangan formal (BRI danBPD) dari segiskala usaha sudah berskala nasional, dan di samping itu juga kedua banktersebut mendapat pinjaman dan Bank Indonesia yang tingkat bunganya relatif lebihrendah. Sedangkan pada lembaga keuangan informal hal tersebut tidak terjadi.

Perbedaan tingkat bunga antar Bank disebabkan oleh perbedaan jenis kredit,besarnya kredit dan jangka waktu pengembalian kredit. Sedangkan pada KUD antarapeminjam anggota dan peminjam non anggota ada perbedaan, untuk peminjam padaanggota tingkat bunganya lebih rendah dibandingkan tingakat bunga pinjaman pada nonanggota.

Perbedaan tingkat bunga antara sesama lembaga keuangan informal disebabkanadanya perbedaan kondisi usaha kecil yang meminjam yaitu peluang keberhasilan dariusaha kecil peminjam, perbedaan lokasi tempat beroperasinya lembaga keuangan,

[urnal Manajcnrcn dan Pcnfuangunan Volunrc VIII, 1998 55

Page 4: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

perbedaan kemampuan modal dari lembaga keuangan dan perbedaan persepsi lerrtbaga

keuangan itu sendiri terhadap kejujuran para nasabahnya.Dalam hal nilai pinjaman, status jaminan, jangka waktu pengembalian, tempat

pembayaran angsuran, sistem pengembalian. skala usaha dan jenis usaha tidak terdapatperbedaan yang berarti antara BRI dan BPD tetapi terdapat perbedaan antara kedua

barrk tersebut dengan KUDPerbedaan kinerja antara sesama Lembaga keuangan informal dalam hal nilai

pinjaman, ditahan atau tidaknya jaminan, jangka waktu pengembalian, tempat pembayaranangsuran, sistem pengembalian, skala usaha nasabah dan jenis usaha nasabahmenggambarkan bahwa lembaga keuangan informal lebih atraktif dalam menyesuaikansistem peminjaman dengan kebutuhan nasabahnya yang juga beragam. Keragaman kinerjatersebut terjadi karena proses penyesuaian pola pemberian pinjaman dengan kondisiusaha kecil i tu sendir i .

5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit5.4.1. Penggunaan Model Regresi

Sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yangdiduga mempengaruhi permintaan kredit diKecamatan Lintau Buo I, yaitu tingkat bungapinjaman, besarnya jaminan, besarnya modal dan bentuk lembaga keuangan. Untukvariabel jumlah kredit, tingkat bunga dan jumlah jaminan dan besarnya modal merupakanvariabel biasa. (nilai mutlak). Sedangkan variabel bentuk lembaga keuangan merupakanvariabel "dummy" (boneka). Untuk mempelajari bagaimana hubungan antara variabelindependen dengan variabel dependendi atas diuji dengan model Regresi Double-Log

Hasil estimasi dengan menggunakan Model Double-log dapat ditulis sebagaiberikut:

Y: - 0,4368 - 0,7529 Xl + 0,3034X2 + 0,6952){3 + 0,2225 D + e'(-4,3 t 7) (r,661) (3,520) (t,860)

R2:0,9742F :376,897

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa koefiisien determinasi (R2) adalahsebesar 0,9742. Ini berarti bahwa sebanyak 97,420 dari variasi variabel dependen (Yatau besarnya pinjaman kredit) dapat diterangkan oleh perobahan variasi variabelindependen (Xl atau biaya bungE X2 atau besarnya jaminan, X3 atau besarnyapermodalan dan D benruk leinbaga keuangan) dan hanya sebesar 2,58yo diterangkanoleh variabel lain. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk menganalisisvariabel-variabel yang diikut sertakan dalam model. Sedangkan nilai Fhitung sebesar376,897 adalah lebih besar dari Ftabel l% (4 : 45) sebesar 3,78 yang berarti secaraserentak variabel independen (biaya bunga, besarnya jaminan, besarnya modal dan bentuklembaga keuangan) mempengaruhi variabel dependen (besarnya kredit) dengan tingkatkepercayaan 99oh.

lurnal Manajenrcn dan Penfuangunan Volunte VIII, 1998 56

Page 5: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

5 4 3 l-lLrbungan Antara Besarnr,a llia1,a Bunga dengan Perntintaan KreditDari hasil pengujian menrperlihatkan bahwa besarnya biaya bunga berpengaruh

negatif terhadap permintaan kredit. Sedangkan hubungan besarnya bunga pinjaman(Xl) terhadap permintaan kredit (Y) adalah berpengaruh nyata (signifikan) Kenyataantersebut dibuktikan oleh hasil analisa bahwa thitung : 4,317 lebih besar dari t tabel0.05 : 1,684. Untuk itu, besarnya tingkat bunga dianggap berpengaruh terhadappermintaan kredit. Hal ini sesuai dengan teori bunga yang dikemukakan oleh Keynes(Prather,l96l) bahwa bila nilai uang (bunga) naik maka jumlah uang yang diminta(kredit) akanberkurang dengan asumsi faktor-faktor lain tetap dan sebaliknya

5.4.3 . Hubungan antara Besarnya Jaminan dengan Permintaan KreditHasil perhitungan memperlihatkan bahwa besarnya jaminan berpengaruh positif

terhadap permintaan kredit. Hubungan besarnya jaminan (X2) juga berpengaruhsecara signifikan terhadap jumlah kredit (Y) yang dibutuhkan. Pernyataan ini terbuktikarena ni lai t6;1*, : 1,664 lebih besar dari 166"1 0,10, dengan ni lai F1;6r: 1,303 danpengaruhnya dapat dikatakansignifikan.

Bagi lembaga keuangan formal terutama perbankan, barang yang sering dimintasebagai jaminan adalah sertifikat tanah, surat tanda pemilikan kendaraan bermotor(BPKB) dan atau hasil audit usaha. Sedangkan. bagi lembaga keuangan informal" jaminanpada umumnya bersifat kepercayaan yang biasanya dinyatakan secara implisit.

Bagi debitur (si peminjam) jaminan dianggap merupakancadangan pembayarankredit jika suatu usaha yang dijalankannya mengalami kegagalan. Bagi kreditur jaminanmerupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menanggulangi risiko gagalnyapengembalian kredit. Kreditur akan menyetujui suatu barang sebagai jaminan bila nilaijualnya lebih besardari nilai pinjaman kredit (Hofl1993).

57lurnal Manajenrcn dan Pembangunan Volunrc Vlll, 79gB

I

Page 6: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

5 4.4. Hubungan antara Besarnva Modal (skala usaha) dengan Pennilttaan KreditHasil penelitian memperlihatkan bahrva besarnya modal berpengaruh positif

terhadap permintaan kredit. Hubungankedua variabel ini adalah signifikan antara

iunilah modal (X3) yang dimil iki dengan jumlah kredit (Y) yang digunakan.Hubungan ini terbukti karena nilai thitung sebesar 3,520 lebih besar dari ttabel 0.05sebesar 1,684. Sehingga dapat ditatbir bahwa kenaikan jumlah permodalan yang dimilikisebesar l% akan meningkatkan jumlah penggunaan kredit sebesar 0,69520 .Permodalan atau skala usaha merupakan gambaran dari kekuatan ekonomi suatu usaha.Oleh karena itu, semakin besar modal akan semakin besar kemampuan pengusaha dalammengendalikan usahanya dan akan menyebabkan semakin tingginya keberanianpengusaha dalam meminta kredit.

Ada beberapa hal yang menyebabkan permintaan kreditdari pengusaha bermodalrelatif besar lebih besar dari pada pengusaha bermodal relatif lebih kecil yaitu: (l)Dengan menambah permodalan jangkauan atau peluang pasar dari perusahaan bermodalbesar di pedesaan dapat diperluas sampai keluar daerah. (2) Dengan menambahpermodalan usaha bermodal besar juga dapat membeli bahan baku dalam jumlah besarke luar daerah (kota). (3) Kemampuan manajemen dari pengusaha yang biasa mengelolausaha berskala lebih besar lebih baikdari pengusaha yang belum biasa mengelola usahadalam skala besar, sekurang-kurannya dilihat dari sudut pengalaman.

5.4.5 . Hubungan antara Bentuk Lembaga Keuangan dengan Permintaan KreditDari hasil pengujian memperlihatkan bahwa bentuk lembaga keuangan

(Dummy) yaitu formal dan informal ternyata juga berpengaruh positif terhadappermintaan kredit (Y).

Hubungan kedua variabel ini adalah signifikan, terbukti dari nilai thitung sebesar1,860 lebih besar dari ttabel 0,05 sebesar 1,684. Adanya hubungan signifikan antarakedua variabel ini menggambarkan bahwa usaha kecil yang meminjam kepada lembagakeuangan formal membutuhkan jumlah kredit yang relatif besar. Sebaliknya usaha kecilyang meminjam kepada lembaga keuangan informal membutuhkan jumlah kredit yangrelatif kecil.

Hal ini sesuai dengan motto "kredit kecil, murah, mudah, tepat waktu dan tepatpula jumlahnya" (Suharto,l99l). Murah dalam hal ini sebenarnya juga berkaitandengan kemudahan dalam prosedur dan persyaratan yang dikehendaki oleh lembagakeuahgan tersebut. Sebab prosedur yang berbelitbelit dan banyaknya persyaratan yangharus dipenuhi seperti banyaknya surat-surat keterangan, surat jaminan, proposal yangharus disediakan terlebih dulu serta laporan-laporan yang harus dibuat setiap periodeakan menghendaki perlunya biaya administrasi. Demikian besarnya biaya yang harusdikeluarkan untuk mendapatkan kredit ini, secara ekonomi tidak layak jika jumlahpinjamannya relatif kecil. Kenyataan ini akan menyebabkan pengusaha kecil yangmembutuhkan pinjaman relatif kecil akan memilih berhubungan dengan lembagakeuansan informal

lurnal Manajernen dan PenfuanguTnn Volunrc VIII,1998 _58

Page 7: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

J.

4.

l .

VI KESIN4PULAN DAN SARAN

Kesinrpulan

Usaha kecil berskala kecil (golongan bawah ) membutuhkan nilai kredit vang relatifkecil rneminjam ke lernbaga keuangan infbrmal dengan tingkat bunga relatif tinggi.Sedangkan usaha kecil berskala besar ( golongan keatas ) membutuhkan nilai kredityang relatif besar meminjam ke lembaga keuangan formal dengan tingkat bungarendah.Dilihat dari jumlah usaha kecil yang meminjam, lembaga keuangan informal lebih

berperan dibandingkan lembaga keuangan formal. Sedangkan dilihat dari nilaipinjama lembaga keuangan lormal yang lebih berperan dibandingkan lembagakeuangan informal.Lembaga keuangan fbrmal yang aktif adalah BRI dan BPD, sedangkan lembaga

keuangan informal yang aktif adalah pinjaman antar kerabat, pedagang keliling,pedagang induk semang, pedagang saprodi, pemilik sawah, salang basalang, pemilikricemilling, dan pedagang beras. Dimana antara lembaga keuangan formal danlembaga keuangan informal seolah-olah memiliki pasar tersendiri.Faktor-faktor besarnya jaminan, besarnya modal usaha, dan bentuk lembagakeuangan berpengaruh positip terhadap permintaan kredit. Sedangkan Tingkatbunga berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit.

B. Saranl. Perlunya lembaga keuangan formal yang mampu menjangkau usaha kecil golongan

bawah yang relatif besar.2. Agar usaha kecil golongan bawah membentuk kelompok usaha yang terintegrasi

secara kuat sehingga lembaga keuangan dapat memberikan kredit secara bergulir.3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan guna melihat perspektif pengembangan

lembaga keuangan komersialdan profesional yang sesuai dengan kondisi sosialekonomiusaha kecil.

lurnal Manajenrcn dan Penfuangunan Volunrc VIII,1998 _59

' l

Page 8: Tabel I Lenrbalra Keuangan dan Karakteristik l)elanrlgannva · PDF fileTabel 2 Bentuk dan Kineria Lembar:a-lentbaqa Keuanqan Lcnrbaga Kcuangan Tingkat bunga ('Zlblrt) Nilai Pin-janran

DAFTAR I 'USTAKA

Anonim-1993. 1'cttruh l)cttur l)alam Angka. Keriasama Bappeda Tk.ll Tanah Datar danKantor Statistik Kabupaten Tanah Datar Sumbar. Batusangkar.

Akrasanee,N dkk, I 993. I;aktor-faktor keuangan yang berkaitcrrt dettganpengembangan usahq kecil dan menengah di Muangthai, dalam Aspek-aspek Finansial usaha kecildan menengah, studi kasus Asean (James,Kdan Akrasanee,N l993,Eds ) LP3ES Jakarta.

Aryeetey,E.1996. Rural Finan'ce inAfrica : Inslitutionql Development.tandAcces.sforthe Poor dalam Annual WorldBank. Conference on Development Economics,(Bruno,M dan Pleskovie,B, Eds,l996), The World Bank Washington, DC.

HoflK dan Stiglit z,J,G,1993. Imperfect Infurntatiorr And Rttral Crediet Markers :Puzzles and PolicyPerspectives dalam The Economics of theRuralOrganization, Theory Practise and Policy (HoflK,ED), 1993. OxfordUniversity Press. Newyork.

Kalangi,J, 1993. Peranqn Perkreditan Dalam PembangunanPertanian di PropinsiSumatera Utara, Tesis yang tidak dipublikasikan, Program PascasarjanaKPK IPB- UNSRAT, Menado.

Munir,S. 1991. Peranan Lembaga Keuangan Pedesaan di Sumbar, Snrdi KasusKabupaten Padang Pariaman, Tesis yang tidak dipublikasikan, ProgramPasca Sarjana KPK IPB -Unand Padang.

Suharto,P,l99l. Mengapa Kredit Kecil Mahal dalam Monetisasi Pedesaan, BungaRampai Keuangan Pedesaan, 1991, ( Danusaputro,M, Eds ) LPPI. Jakarta.

lurnal Manajenrcn dan Pembangunan Volunrc VIII, 1998 60