Ta Puskesmas

download Ta Puskesmas

of 40

Transcript of Ta Puskesmas

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    1/40

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan

     banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan

    hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa

    mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk - batuk terutama malam dan atau

    dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,

     bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, !!"#.

    $adan kesehatan dunia (%&'# memperkirakan !!-)! jta penduduk 

    dunia menderita asma. $ahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah

    hingga men*apai +!.!!! orang setiap tahun (Departemen esehatan .I, !!#.

    Di indonesia pravelensi asma belum diketahui se*ara pasti, namun hasil

     penelitian pada anak sekolah usia -/ tahun pada tahun ) pravelensi asma

    masih ,0, sedangkan pada tahun !!" meningkat menjadi ),0 (Departemen

    esehatan .I, !!#.

    1edangkan di Puskesmas Donomulyo ab. 2alang menurut data statistik 

    rekam medik menyatakan bah3a asma bronkial masuk dalam peringkat ! besar 

     penyakit yang paling sering ditangani. 4umlah penderita asma bronkial

    Puskesmas Donomulyo ab. 2alang pada tahun ..... sedangkan pada tahun ......

     penderita asma meningkat sebanyak .........penderita. &al ini ditunjukkan

    terjadinya peningkatan jumlah kunjungan penderita asma anak sebesar ...., yaitu

    dari tahun .... sebanyak .... anak menjadi .... anak pada tahun .....

    $erbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya ke*enderungan

     peningkatan angka insidensi dan prevalensi asma. Penyakit asma masih

    memberikan andil yang *ukup besar terhadap angka kesakitan, dan hingga saat ini

     penyakit tersebut masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.

    5erjadinya peningkatan jumlah penderita asma di rumah sakit maupun di

    Puskesmas dapat disebabkan dua hal yaitu masalah penanganan penderita yang

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    2/40

    2

    tidak adekuat dan masalah lingkungan. 2asalah penanganan penderita yang tidak 

    adekuat adalah penderita dan atau keluarga tidak memahami kondisi penyakit dan

     pengobatannya karena tidak mendapat pengetahuan yang *ukup tentang penyakit

    asma, petugas medis kurang mampu mendiagnosis dengan tepat dan para medis

    kurang mampu melakukan penilaian beratnya penyakit asma sehingga berakibat

     pengobatan yang dilakukan penderita kurang memadai. 2asalah lingkungan

    adalah semakin besarnya polusi yang terjadi di lingkungan indoor dan outdoor ,

    serta perbedaan *ara hidup yang kemungkinan ditunjang dari sosioekonomi

    individu (D3i urnia3ati Arie, !!6# .

    ondisi 7ingkungan dalam rumah mampu memberikan kontribusi faktor 

     pen*etus serangan asma, sehingga perlu adanya perhatian khusus pada beberapa

     bagian dalam rumah. Perhatian tersebut ditujukan pada keberadan alergen dan

     polusi udara yang dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan rumah dan

     perilaku keluarga.

    8aktor 9 faktor komponen bagian kondisi lingkungan rumah yang dapat

    mempengaruhi serangan asma antara lain meliputi kelembaban udara, dan

    akumulasi dari debu di dalam rumah. 1edangkan faktor 9 faktor perilaku keluarga

    yang dapat mempengaruhi serangan asma antara lain meliputi kebiasaan

    memelihara binatang, dan adanya anggota keluarga yang merokok, dan

     penggunaan kasur kapuk.

    $erdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk dilakukan suatu penelitian

    mengenai :.............................................................................................................:

     1.2 Rumusan masalah

    1.2.1 Rumusan masalah umum

    Apakah terdapat hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku

    keluarga dengan kejadian serangan asma anak di Puskesmas Donomulyo ab.

    2alang ;

    1.2.2 Rumusan masalah khusus

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    3/40

    3

    . Apakah terdapat hubungan antara kelembaban udara dengan serangan

    asma anak ;

    . Apakah terdapat hubungan antara akumulasi debu dalam rumah denganserangan asma anak ;

    ". Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan memelihara binatang dengan

    serangan asma anak ;

    /. Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan serangan

    asma anak ;

    ). Apakah terdapat hubungan antara penggunaan kasur kapuk dengan

    serangan asma anak ;

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    2engetahui hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku

    keluarga dengan kejadian serangan asma anak di Puskesmas Donomulyo ab.

    2alang

    1.3.2 Tujuan khusus

    . 2engetahui hubungan antara kelembaban udara dengan serangan asma

    anak.

    . 2engetahui hubungan antara akumulasi debu dalam rumah jendela

    dengan serangan asma anak.

    ". 2engetahui hubungan antara kebiasaan memelihara binatang dengan

    serangan asma anak.

    /. 2engetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan serangan asma

    anak.

    ). 2engetahui hubungan antara penggunaan kasur kapuk dengan serangan

    asma anak.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    4/40

    4

    1. !an"aat Penelitian

    2anfaat yang dapat diambil dalam tulisan karya ilmiah ini adalah<

    1. Bagi Instansi Terkait

    2emberikan informasi mengenai hubungan antara kondisi lingkungan

    rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian serangan asma anak di

    Puskesmas Donomulyo ab. 2alang. 

    2. !an"aat #raktis

    1ebagai 3a3asan ilmiah bagi masyarakat mengenai hubungan kondisi

    lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan serangan asma anak.

    BAB II

    TIN$AUAN PU%TA&A

    2.1 %irsak 

     Kingdom 

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    5/40

    5

    =ambar . (a# $uah sirsak, (b# $unga sirsak, dan (*# Daun sirsak ($otani*al

    =arden, !!>#.

    Daun sirsak mengandung senya3a monotetrahidrofuran asetogenin,seperti

    Anomurasin A dan $,gigantetrosin A, Annonasin-!-one, murikatosin A dan $,

    annonasin, dan goniotalamisin yang bermanfaat untuk mengobati berbagai ma*am

     penyakit,termasuk diabetes mellitus (Adji 1uranto,!#.

    Penelitian di ?igeria tahun !!6 diduga kandungan isoquinon alaloid ,

    tanin  dan laton  yang terdapat dalam ekstrak daun sirsak, menyebabkan

    regenerasi sejumlah sel @ pankreas tikus 3istar yang diinduksi 15 pada

     pe3arnaan haematocyclin (1tephen, !!6#. Penelitian di departemen farmasi di

    India tahun !!+ menunjukkan ekstrak alkohol dari daun sirsak memiliki aktivitas

    !ound healing karena kandungan acetogenin  sehingga mempengaruhi fase

     penyembuhan yang meliputiB #inflamasi, #proliferasi dan "#perbaikan serta

    /#remodelling " Padma, !!+#. 

    andungan Cat aktif berupa isoquinon alaloid , tanin  dan laton  yang

    terkandung dalam ekstrak daun sirsak bersifat sebagai antioksidan, dimana

    antioksidan ini dapat mengahambat efek radikal bebas yang diinduksi oleh 15

    dengan *ara mengikat elektron bebas dari senya3a radikal tersebut.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    6/40

    6

    ita ketahui jika radikal bebas merupakan senya3a yang memiliki

    elektron bebas sehingga bersifat labil, dan untuk dapat stabil radikal bebas ini

    akan mengikat molekul-molekul atau senya3a yang ada disekitarnya.

    Di dalam tubuh radikal bebas akan mengikat protein dan lipid yang

    merupakan molekul penyusun dari sebuah sel dan organelanya. Proses tersebut

    akan menyebabkan kerusakan dan kematian dari sel itu sendiri.

     ?ormatif di dalam tubuh setelah terjadi kematian sel akan timbul proses

     penyembuhan (3ound healing#. Proses penyembuhan itu sendiri dia3ali oleh

    induksi respon inflamasi yang bertujuan untuk mengeliminasi Cat yang

    menyebabkan gangguan pada sel tersebut (15#. Proses inflamsi merupakan salah

    satu mekanisme fisiologis sistem pertahanan tubuh yang berdampak positif,

    namun proses ini dapat menjadi berdampak negatif jika prosesnya berjalan se*ara

    kronis dan berlebihan karena justru akan memperparah terjadinya kerusakan dari

    sel. Disinilah fungsi senya3a antioksidan dari ekstrak daun sirsak berperan,

    dimana senya3a antioksidan tersebut dapat mengontrol dan menekan ekspresi dari

    sitokin-sitokin yang menginduksi proses inflamasi tersebut. 1elain itu antioksidan

    tersebut dapat bersifat sebagai s*avanger yakni menangkap atau mengikat elektron

     bebas dari Cat radikal yang merupakan pen*etus a3al dari reaksi inflamasi.

    1etelah proses inflamasi se*ara ringkas akan dilanjutkan oleh regenerasi

    sel parenkim, migrasi dan proliferasi, baik sel parenkim maupun sel jaringan ikat,

    sintesis protein E2, dan yang terakhir proses remodelling unsur parenkim untuk 

    mengembalikan fungsi jaringan dan remodelling jaringan ikat untuk memperoleh

    kekuatan luka (kumar,*otran,robbins,!!>. 1emua proses kelanjutan ini akan

     berjalan dengan baik jika proses inflamasi berkurang atau terkontrol.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    7/40

    7

    2.2 Pangkreas

    2.2.1 De"inisi #angkreas.

    2enurut 1heer3ood (!!)# dan Pettepher (!!#, Pankreas merupakan

    suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar ,) *m dan tebal

    ,) *m. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan

     biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus jari#. Fisualisasi

     pankreas dapat dilihat pada gambar ..

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    8/40

    8

    2.2.2 Hist'l'gi #angkreas (

    Pankreas terdiri atas dua jaringan utama yaitu< # asini, yang mensekresi

    getah pen*ernaan ke dalam duodenum dan # pulau 7angerhans yang tidak 

    mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi mensekresi insulin dan glukagon langsung

    ke darah (=uyton, !#.

    Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel pada pulau langerhans

    yaitu< sel A (alfa#, $ (beta#, D (delta#, dan sel 8.

    . 1el Alfa, sebagai penghasil hormon glukagon. 5erletak di tepi pulau,

    mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran )!nm, dan batas inti

    kadang tidak 

    . 1el $eta, sebagai penghasil hormon insulin. 1el ini merupakan sel

    terbanyak dan membentuk 6!->!0 sel dalam pulau. 1el beta terletak di

     bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloid

    romboid atau poligonal di tengah, dan mitokondria ke*il bundar dan

     banyak.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    9/40

    9

    ". 1el Delta, mensekresikan hormon somatostatin. 5erletak di bagian mana

    saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan mengandung

    gelembung sekretoris ukuran "!!-")! nm dengan granula homogen.

    /. 1el 8, mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel 8

     berasal dari tonjolan pankreas ventral.(Anonymous, !!#

    1el $ yang merupakan sel terbanyak membentuk 6!->!0, umumnya

    terletak di bagian tengah pulau. 1el-sel ini *enderung dikelilingi oleh sel A yang

    membentuk !0 dari sel total, serta sel D dan sel 8 yang lebih jarang ditemukan.

    Pulau-pulau yang kaya akan sel A se*ara embriologis berasal dari tonjolan

     pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel 8 berasal dari tonjolan pankreas

    ventral. edua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di duodenum

    (1heer3ood, !!)B Pettepher, !!#.

    2.3 Insulin

    Insulin merupakan hormon polipeptida yang terdiri dari ) asam amino

    yang tersusun atas rantai. antai A terdiri dari asam amino dan rantai $

    mempunyai "! asam amino. Antara rantai A dan $ terdapat gugus disulfida

    yaitu antara A-> dengan $-> dan A-! dengan $-. 1elain itu masih terdapat

    gugus disulfida antara asam amino ke-6 dan ke- pada rantai A (suharti

    .1uherman,!!#.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    10/40

    10

    Insulin di sintesis oleh sel  #  pulau langerhans dari pro insulin.

    Pro insulin merupakan polipeptida rantai tunggal dengan +6 asam amino. Pro

    insulin berubah menjadi insulin dengan kehilangan / asam amino (",",6/,6)#

    dan lepasnya rantai asam amino dari "" sampai ke 6" yang menjadi peptida

     penghubung"C$peptida% (suharti .1uherman,!!#&

    1ekresi insulin diatur dengan ketat untuk mendapatkan kadar 

    glukosa darah yang stabil baik sesudah makan atau 3aktu puasa. &al ini dapat

    ter*apai karena adanya koordinasi peran berbagai nutrien, hormon saluran *erna,

    hormon pangkreas, dan neurotransmitter otonom (suharti .1uherman,!!#.

    =lukosa oral merupaka stimulan yang paling kuat untuk sekresi

    insulin karena juga menyebabkan sekresi hormon-hormon pen*ernaan dan

    stimulasi aktivitas vagal saat terjadi pen*erbaan glukosa atau makanan. $eberapa

    hormon saluran pen*ernaan yang merangsang sekresi insulin, yang paling kuat a.l

    gastriintestinal inhibitory peptida dan glukagon-like peptide-, ke*uali itu gastrin,

    sekretin. olesistokinin, vasoaktive intestinal piptide, gastri-releasing, pepide, dan

    enrtero glukagon juga merangsang insulin (suharti .1uherman,!!#.

    Insulin disintesa oleh sel @ pankreas. ontrol utama atas sekresi insulin

    adalah sistem umpan balik negatif langsung antara sel @ pankreas dengan

    konsentrasi glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa darah seperti yang

    terjadi setelah penyerapan makanan se*ara langsung merangsang sintesis dan

     pengeluaran insulin oleh sel @ pankreas (1her3ood, 6#.

    Insulin akan menurunkan kadar gula darah dengan *ara membantu uptake

    glukosa ke dalam otot dan jaringan lemak, penyimpanan glukosa sebagai glikogen

    dalam hati, dan menghambat sintesis glukosa (glukoneogenesis# di hati (1heidel,

    !!#. Efek hormon insulin se*ara keseluruhan adalah mendorong penyimpananenergi dan meningkatkan pemakaian glukosa (1a*her dan 2* Phernon, !!/#.

    5arget utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hepar,

    otot, dan adiposa. Efek anabolik insulin meliputi stimulasi, utilisasi, dan

     penyimpanan asam amin, asam lemak intra sel, sedangkan proses katabolisme

    (peme*ahan glikogen, lemak,dan protein# dihambat. 1emua efek ini dilakukan

    dengan stimulasi transport substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi, translokasi

     protein, mengaktifkan dan menonaktifkan enCim spesifik, merubah jumlah protein

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    11/40

    11

    dengan mempengaruhi ke*epatan transkripsi gen dan translasi m?A spesifik 

    (suharti .1uherman,!!#.

    2.3.1 !ekanisme sekresi insulin.

    1ekresi insulin dari sel $ pangkreas merupakan proses kompleks yang

    melibatkan integrasi dan interaksi berbagi stimulus eksternal dan internal sebagai

    respon perubahan kadar glukosa darah. 1e*ra molekuler mekanisme tersebut

    dapat dijelaskan sebagai berikut<

    Peningkatan konsentrasi glukosa pada *airan ekstraselular menyebabkan

     pula peningkatan kadar glukosa diantara sel $. =lukosa masuk ke dalam sel $

     pangkreas melalui difusi yang difasilitasi oleh =7G5- glu*ose transporter. Intra

    seluler glukosa dimetabolisme membentuk A5P, mengakibatkan terjadinya

     peningkatan rasio A5PHADP dan kadar glukosa intra seluler yang tinggi

    menyebabkan depolarisasi membran sel serta menginduksi penutupan A5P

    *hannel pada permukaan sel. Diikuti dengan terbukanya ell-surfa*e voltage

    dependent alsium *hannels (FD#.

    Influ alsium ke dalam sel $,menyebabkan peningkatan *ytosoli*

    alsium bebas yang memi*u eo*ytosis insulin.insulin masuk ke dalam sirkulasi

    darah terikat dengan reseptor. Ikatan insulin dan reseptornya membutuhkan

    =7G5-/ gu*ose transporter, dimana nantinya menyebabkan terjadinya proses

    uptake glukosa se*ara efisien ke intraseluler, yang akhirnya menurunkan kadar 

    glukosa dalam plasma.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    12/40

    12

    2. !ekanisme kerusakan )an *'un) healing.

    Insufisiensi insulin pada penderita diabetes disebabkan oleh kematian sel

    $ pangkreas, yang se*ara garis besar dia3ali oleh proses terjadinya injury pada sel

    $ pangkreas tersebut.

    (kumar,*otran,robbins,!!>#

    .

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    13/40

    13

     ?ekrosis dan apoptosis merupakan mekanisme dari proses kematian sel.

     ?ekrosis merupakan hasil dua proses penting (esensial# yang terjadi bersamaan,

    yaitu (# digesti enCimatik sel dan (# denaturasi protein. EnCim hidrolitik dapat

     berasal dari sel yang mati itu sendiri, yang kasus digestinya disebut autolisis, atau

    dari lisosom sel radangpenginvasi, yang disebut heterolisis

    (kumar,*otran,robbins,!!>#. Apoptosis sendiri merupakan kematian sel

    terprogram yang salah satunya dapat dipi*u oleh rangsang jejas seperti radiasi

    toksin atau radikal bebas (yang merusak D?A dan mengaktivasi jalur 5P)"#,

     penarikan faktor pertumbuhan, ligasi resptor (misalnya, 8A1 dan reseptor faktor 

    nekrosis tumor (5?8#, atau pelepasan gransim oleh sel t sitotoksik 

    (kumar,*otran,robbins,!!>#,

    (kumar,*otran,robbins,!!>#

    Apoptosis merupakan bentuk utama kematian sel $ pangkreas

     pada D2 tipe maupun tipe . Dimana pada mekanisme kematian sel ini

    melibatkan I7-@, nu*lear faktor(?8#-k$, dan 8as.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    14/40

    14

    espon imun yang terjadi pada lesi insulitis D2 tipe menyebabkan

    dilepaskannya sitokin-sitokin seperti I7-@, 5?8, I8?-J, I8?-K dan diinduksinya

    faktor-faktor transkripsi sepertiB nuklear faktor (?8#-L$, 15A5- dan 8as, yang

    selanjutnya menginduksi apoptosis sel @ melalui aktivasi serangkaian gen sel @ di

     ba3ah kontrol sel faktor-faktor transkripsi. Aktivasi (?8#-L$ memi*u produksi

    nitri* oide (?'#, chemoin  dan deplesi Calsium  pada retikulum endoplasma

    (stress retikulum#. 1elanjutnya stress retikulum akan mengaktivasi mitogen

    a*tivated protein kinase (2AP# dan pelepasan sinyal apoptosis oleh mitokondria

    yang menyebabkan kematian sel @ (EiCirik, olli, ortis,!!#.

    Insufisiensi insulin pada penderita diabetes selain disebabkan oleh

    kematian sel $ pangkreas , juga diperparah oleh kemampuan regenerasi sel $

    yang rendah. 1etelah lahir hanya sejumlah ke*il saja dari sel $ yang masih terus

     berkembang dan melakukan proses neogenesis.

    Parenkim pada pangkreas merupakan salah satu *ontoh dari sel stabil,

    dimana dalam keadaan normalnya, sel ini dianggap istirahat atau hanya

    mempunyai kemampuan replikasi yang rendah, tetapi mampu membelah diri

    dengan *epat dalam hal merespon *edera (kumar,*otran,robbins,!!>#.

    $erbagai rangsang yang menginduksi kematian beberapa sel

    dapat memi*u pengaktifan jalur replikasi pada sel lainnyaB sel radang yang

    direkrut tidak hanya membersihkan debris nekrotik, tetapi juga menghasilkan

    mediator yang merangsang sintesis matriks ekstraselular (E2# yang baru. 'leh

    karena itu pada proses peradangan, pemulihan dimulai sangat dini dan melibatkan

    dua proses yang berbeda <

    - regenerasi jaringan yang mengalami jejas oleh sel parenkim dari jenis

    yang sama.- Penggantian oleh jaringan ikat (fibrosis#, yang menimbulkan suatu

     jarinan parut.

    Pemulihan jaringan (!ound healing # umumnya melibatkan kombinasi kedua

     proses (kumar,*otran,robbins,!!>#.

    Penyembuhan luka merupakan suatu proses yangb kompleks,

    tetapi umumnya terjadi se*ara teratur. 4enis sel khusus se*ara berurutan pertama-

    tama akan membersihkan jejas, kemudian se*ara progresif membangun dasar 

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    15/40

    15

    ( sca''olding # untuk mengisi setiap defek yang dihasilkan. Peristi3a tersebut

    tertata rapi melalui keadaan saling mempengaruhi antara faktor pertumbuhan

    terlarut dan E2B faktor fisik juga turut berperan, termasuk tenaga yang

    dihasilkanoleh perubahan bentuk sel. Penyembuhan luka dapat diringkas menjadi

    serangkaian proses<

    - Induksi respon peradangan akut oleh jejas a3al

    - egenerasi sel parenkim(jika mungkin#

    - 2igrasi dan proliferasi, baik sel parenkim maupun sel jaringan ikat

    - 1intesis protein E2

    - emodelling unsur parenkim untuk mengembalikan fungsi jaringan

    - emodelling jaringan ikat untuk memperoleh kekuatan luka

    (kumar,*otran,robbins,!!>#

    2.+ Dia,etes !elitus

    2.+.1 De"inisi

    Diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang

    ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. =lukosa

    se*ara normal beredar dalam jumlah tertentu dalam darah. =lukosa dibentuk di

    hati dari makanan yang dikonsumsi ($runner M 1uddarth, !!#.

    2enurut American Diabetes Association (ADA# tahun !!, Diabetes

    melitus merupakan suatu kelompok penyakit metaboli* dengan karakteristik

    hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

    kedua-duanya. 

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    16/40

    16

    2.+.2 &lasi"ikasi

    lasifikasi D2 berdasarkan Konsensus Pengendalian dan Pencegahan

     Diabetes (ellitus )ipe* di +ndonesia *,-- dapat dilihat pada tabel .

    )abel -& Klasi'iasi etiologis D( 

    - Diabetes 2elitus 5ipe

    Diabetes melitus tipe dapat dibagi menjadi dua subtipe< #autoimun, akibat

    disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel betaB dan #idiopatik, tanpa bukti

    adanya aotuimun dan tidak diketahui sumbernya (Pri*e dan %ilson, !!)#.

    Diabetes 2elitus tipe I atau biasa disebut  +nsulin dependent diabetes mellitus

    (IDD2# terjadi karena proses autoimun yang mengakibatkan kerusakan pada sel

     beta pankreas sehingga sel tersebut tidak dapat menghasilkan insulin dan

    karenanya glukosa dalam darah meningkat dan tidak terjadi transfer glukosa dari

    sirkulasi menuju sel. &al ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah (Centre

     'or Arab Genomic Studies, !!)#.

    - Diabetes 2elitus 5ipe

     .on +nsulin Dependent Diabetes (ellitus (?IDD2# atau Diabetes 2elitus

    5idak 5ergantung Insulin (D255I# disebabkan kegagalan relatif sel beta dan

    resistensi insulin. esistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk 

    memi*u pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

     produksi glukosa oleh hati. 1el tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini

    sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin. etidakmampuan ini terlihat

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    17/40

    17

    dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, namun pada

    rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain terjadi koreksi

    glukosa. $erarti sel pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa (apita

    1elekta edokteran, !!#.

    - Diabetes =estasional

    2enurut %oodley dan%helant, ) istilah ini dipakai terhadap pasien

    yang menderita hiperglikemia selama kehamilan. Pada pasien9pasien ini toleransi

    glukosa dapat kembali normal setelah persalinan.

    - Diabetes 2elitus 5ipe 7ain

    Pada diabetes tipe lain, hiperglikemia berkaitan dengan penyakit-penyakit

    lain yang jelas. Penyakit tersebut meliputiB #penyakit eksokrin pankreas, # defek 

    genetik fungsi sel beta, "# defek genetik fungsi insulin, /# endokrinopati, )#

    intoksifikasi obatH Cat kimia, 6# infeksi, ># imunologi, dan +#sindrom genetik 

    (1oegondo, !!)#.

    2.+.3 -ejalagejala Dia,etes

    $erbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. e*urigaan

    adanya D2 perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik D2 seperti di ba3ah

    ini<

    - eluhan klasik D2 berupa< poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan

     berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

    - eluhan lain dapat berupa< lemah badan, kesemutan, gatal,mata kabur,

    dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae

     pada 3anita (PEE?I,!#

    2.+. &etentuan Dia,etes

    2enurut konsensus PEE?I ! Diagnosis D2 dapat ditegakkanmelalui tiga *ara<

    . 4ika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma

    se3aktu N!! mgHd7 sudah *ukup untuk menegakkan diagnosis D2.

    . Pemeriksaan glukosa plasma puasa O 6 mgHd7 dengan adanya

    keluhan klasik.

    ". 5es toleransi glukosa oral (55='#. 2eskipun 55=' dengan beban >)g

    glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    18/40

    18

     puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. 55=' sulit untuk 

    dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan

    karena membutuhkan persiapan khusus.

    Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau D2,

     bergantung pada hasil yang diperoleh, maka dapat digolongkan ke dalam

    kelompok toleransi glukosa terganggu (5=5# atau glukosa darah puasa terganggu

    (=DP5#.

    . 5=5< Diagnosis 5=5 ditegakkan bila setelah pemeriksaan 55='

    didapatkan glukosa plasma jam setelah beban antara /! 9 mgHd7 (>,+-,!

    mmolH7#.

    . =DP5

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    19/40

    19

    - $erpuasa paling sedikit + jam (mulai malam hari# sebelum

     pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.

    - Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

    - Diberikan glukosa >) gram (orang de3asa#, atau ,>) gramH kg$$

    (anak-anak#, dilarutkan dalam air )! m7 dan diminum dalam 3aktu )

    menit.

    - $erpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk 

     pemeriksaan jam setelah minum larutan glukosa selesai.

    - Diperiksa kadar glukosa darah (dua# jam sesudah beban glukosa.

    - 1elama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan

    tidak merokok.

    2./  Streptozotocin 0%T

    Strepto/otocin (15# adalah senya3a *ampuran glukosamin-nitrosourea.

     ?ama kimia3i senya3a ini adalah -deoksi-"-("-metil-"- nitrosoureido#-D-

    glukopiranosa (+&)?"'>#. 1enya3a ini dapat masuk ke dalam sel melalui

    transporter glukosa (=7G5#.

    =ambar .. 1truktur kimia strepto/otocin (+&)?"'># (7enCen, !!+#

    1treptoCoto*in biasa digunakan untuk menginduksi he3an eksperimental

    diabetik. Ada beberapa mekanisme diabetogenik 15, antara lain <

    . 15 menyebabkan kerusakan D?A pada islet pankreas dan

    menstimulasi poly adenosin diphospate " ADP# ribosylation. Proses ini

    akan mengakibatkan penghabisan nicotinamide adenine dinucleotide

    (?AD# seluler, lebih lanjut akan terjadi pengurangan adenosine

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    20/40

    20

    triphosphate (A5P# dan akhirnya akan menghambat sekresi dan

    sintesis insulin.

    . 15 menginduksi terbentuknya radikal bebas, seperti  supero0yda

    ('-#, hydrogen pero0yde  (&'#, hidroksil ('&-#, dan lain-lain.

    (1Ckudelski, !!#

    ". 15 merupakan donor nitri* oide (?'# yang juga mempunyai

    kontribusi terhadap kerusakan sel @ pankreas melalui peningkatan

    aktivitas guanilil siklase dan pembentukan *y*li* guanosine

    monophosphate (*=2P#. ?itri* oide dihasilkan se3aktu

    streptoCoto*in mengalami metabolisme dalam sel (7enCen, !!+#.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    21/40

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    22/40

    22Kandungan anti

    oksidan Ekstrak annona

    muricata linn

     

    %

    Proses

    !ound

    PRODUKSI

    Kematian

    sel #

    ementuk!

    n +T

    un,si sel

    ter,!n,,u

    *e,r!d!si

    .s.liiid

    *e,r!d!si

    rtein

    memr!n

    d!n

    #eme;!h

    m!teri

    +T

    *is.un,si

    memr!n

    mitkndri!

    #itkndri!

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    23/40

    23

    2.5 Ekstraksi

    Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

    larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut *air 

    (Anonim, !!!#.

    at aktif pada daun sirsak yang dapat diekstraksi antara lain kandungan

    isoquinon alaloid , tanin dan laton

    2engalirnya bahan pelarut ke dalam ruang sel menyebabkan protoplasma

    membengkak dan bahan kandungan sel akan terlarut sesuai dengan kelarutannya.

    =aya yang bekerja adalah adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam

    sel dengan *airan ekstraksi yang mula-mula masih tanpa bahan aktif yang

    mengelilinginya. $ahan kandungan sel akan men*apai ke dalam *airan di sebelah

    luar selama difusi melintasi membran sampai terbentuknya keseimbangan

    konsentrasi antara larutan di sebelah dalam dan larutan di sebelah luar sel (Foigt,

    /#.

     Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar Cat berkhasiat yang terdapat

    di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini

    memudahkan Cat berkhasiat dapat diatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat

    distandardisasikan kadar Cat berkhasiat sedangkan kadar Cat berkhasiat dalam

    simplisia sukar didapat yang sama (Anief, !!!#.

    Penelitian ini sendiri menggunakan etanol >!0 sebagai pelarut karena

    etanol adalah pelarut serbaguna yang baik untuk ekstraksi pendahuluan, etanol

    tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan memperbaiki stabilitas

     bahan obat terlarut. Gmumnya berlaku sebagai *airan pengekstraksi adalah

    *ampuran bahan pelarut yang berlainan, terutama *ampuran etanol-air. Penyarian

    dengan etanol >!0 yang bersifat semi polar. Etanol >!0 sangat efektif dalammenghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, bahan balas hanya sedikit turut ke

    *airan ekstraksi (Foigt, /#.

    Ethyl al*ohol atau ethanol adalah salah satu turunan dari senya3a

    hidroksil atau gugus '&, dengan rumus kimia &)'&. Istilah umum yang

    sering dipakai untuk senya3a tersebut, adalah alkohol. Ethanol mempunyai sifat

    tidak ber3arna, mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul /6,, titik 

    didihnya >+,"Q, membeku pada suhu 9>," Q, kerapatannya !,>+ pada suhu

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    24/40

    24

    ! Q, nilai kalor >!>> kalHgram, panas latent penguapan !/ kalHgram dan

    mempunyai angka oktan 9!) (Ali*o, +#.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    25/40

    25

    BAB III

    &ERAN-&A &6N%EP PENELITIAN

    3.1 &erangka &'nse# Induksi STZ (N-methyl-N-Nitrsure!" intr!

    Kandungan anti

    oksidan Ekstrak annona

    muricata linn

     

    #!suk intr!

    seluler #el!lui

    *nr N/#ethyl

    esn imun

    (!kti!si

    'r!dik!l N/*N+.!,sitsis

    ersi.!tier!kti!si

    ly(+*-rise"

     

    rduksi

    *N+ d!m!,e' *e.s.ril!si

    +kti!si

    +*'

    N+*+T

    ' enim

    )!ntin

    '

    insulitis'k!t!lisis

    re!ksi

    ementuk!n

    'hidr,en

    erksid!

    Peningkatan

    radikal

    un,si sel

    Kematian

    sel #

    remdelin,

    Sintes

    isrt

    ein

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    26/40

    26

    3.2 Hi#'tesis

    &!

    Pemberian ekstrak adalah  Annona muricata Linn  tidak mampumeningkatkan kadar insulin serum pada tikus diabetes melitus yang

    diinduksi streptoCotoCin.

    Pemberian ekstrak  Annona muricata Linn  mampu meningkatkan

    kadar insulin serum pada tikus dibetes melitus yang diinduksi

    streptoCotoCin.

    3.3 7aria,el Penelitian

    a. Fariabel bebas< Pemberian induksi streptoCotoCin, Pemberian ekstrak 

     Annona muricata Linn& 

     b. Fariabel terikat< kadar insulin serum.

    3. De"inisi 6#erasi'nal

    . 1treptoCotoCin adalah suatu senya3a organik bentuk padat, yang bersifat

    sebagai oksidator kuat terhadap sel @ pan*reas he3an *oba dan pen*etus

    hiperglikemia, sehingga dapat digunakan untuk menginduksi diabetes pada

    he3an *oba. 2erk streptoCosin yang dioperasikan (digunakan# dalam

     penelitian ini adalai .aalai tesque made in japan. 1ediaan dalam bentuk 

    serbuk yg diperoleh dari lab farmakologi Gniversitas $ra3ijaya 2alang.

    . Daun sirsak ( Annona muricata Linn#. Daun sirsak ( Annona muricata Linn#

    kondisi bagus, memiliki panjang 6-+ *m, lebar "-> *m, bertekstur kasar,

     berbentuk bulat telur, ujungnya lan*ip pendek, daun bagian atas mengkilap

    hijau dan gundul pu*at kusam di bagian ba3ah daun, berbentuk lateral

    saraf. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun

     pendek sekitar "-! mm. Daun 1irsak ( Annona muricata Linn% diperoleh

    dari $alai 2ateria 2edi*a $atu.

    ". 5ikus 3istar jantan putih (rattus norvegicus# jantan hiperglikemia. 5ikus

    dengan sengaja dibuat hiperglikemia dengan induksi streptoCotoCin. 5ikus

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    27/40

    27

    3istar jantan yang dipilih berumur ,)- ) bulan dengan berat badan /)-

    )! gram, tikus D2 disuntik 15 >) mgHkg se*ara intraperitonial, setelah

    > jam di*ek kadar glukosa O !! mgHdl. Dipilih tikus jantan, karena tidak 

    dipengaruhi oleh siklus hormonal.

    /. Insulin merupakan hormon polipeptida yang terdiri dari ) asam amino

    yang tersusun atas rantai. antai A terdiri dari asam amino dan rantai

    $ mempunyai "! asam amino. Antara rantai A dan $ terdapat gugus

    disulfida yaitu antara A-> dengan $-> dan A-! dengan $-. 1elain itu

    masih terdapat gugus disulfida antara asam amino ke-6 dan ke- pada

    rantai A (suharti .1uherman,!!#. Insulin yang diukur adalah insulin

    serum yang diambil dari aorta tikus. Prosedur pemeriksaan dilakukan

    dengan teknik E7I1A.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    28/40

    28

    BAB I7

    !ET6DE PENELITIAN

    .1 !et')e Penelitian

    Penelitian dilaksanakan dengan metode se*ara eksperimental laboratorik.

    .2 Tem#at )an 8aktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di 7aboratorium $iokimia Gniversitas

    $ra3ijaya 2alang pada bulan Desember !, dengan perkiraan lama penelitian

    / bulan.

    .3 Alat )an Bahan

    .3.1 Alat )an Bahan Untuk Ekstraksi

    . ertas filter 

    . 5imbangan digital

    ". $eker glass

    /. Pipet volume). 5abung ukur 

    6. Alumnium foil

    >. $atang pengaduk 

    +. %ater bath

    . Daun sirsak 

    !. ARuades

    .3.2 Alat )an Bahan Pemeliharaan Tikus

    . andang tikus

    . Penutup kandang

    ". $otol air 

    /. 5imbangan

    ). Pakan tikus

    6. ARuades untuk minum

    .3.3 Alat )an Bahan In)uksi Dia,etes

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    29/40

    29

    . 5imbangan digital

    . $eker glass

    ". Pipet

    /. 5abung ukur 

    ). 1puit **

    6. $atang pengaduk

    >. 1treptoCotosin

    +. $uffer nitrat

    .3. Alat )an Bahan Pemeriksaan -luk'sa Darah

    . =lukometer

    . 1trip =lukometer 

    ". Pinset

    /. apas alkohol

    ). $etadine

    6. Darah ujung ekor tikus

    .3.+ Alat )an Bahan Perlakuan

    . 1onde

    . 1puit **

    ". &ands*oen

    /. Ekstrak daun sirsak 

    .3./ Alat )an ,ahan untuk #em,unuhan )an #engam,ilan sam#el )arah

    . 1puit " **

    . 1puit disposible **

    ". apas

    /. =elas ukur 

    ). 5abung steril dengan penutup karet

    6. 5abung sentrifuge

    >. Alkohol >! 0

    +. etamin ampul

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    30/40

    30

    . Anti koagulan ED5A ** ) 0

    .3. He*an 9',a

    5ikus 3istar jantan dengan umur ,)- ) bulan dengan berat badan /)-)!

    gram, tikus D2 disuntik 15 >) mgHkg se*ara intraperitonial, setelah > jam

    di*ek kadar glukosa O !! mgHdl. Dipilih tikus jantan, karena tidak dipengaruhi

    oleh siklus hormonal.

    .3.5 !et')e #engam,ilan sam#el

    4umlah sampel dari tiap kelompok perlakuan akan dihitung menggunakan

    rumus 8ederer.

    umus 8ederer < ( n 9 # ( t 9 # O )

      ( n 9 # ( ) 9 # O )

      n O /

    eterangan < t S jumlah kelompok

    n S jumlah sample

    4umlah minimal sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah !

    ekor tikus. Gntuk mengantisipasi kemungkinan kematian he3an *oba, maka akan

    ditambahkan sampel pada tiap kelompok per*obaan, sehingga sampel yang akan

    digunakan sejumlah ) ekor tikus.

    5ikus selanjutnya dikelompokan se*ara a*ak menjadi ) kelompok, yaitu <

    . elompok < ontrol negatif ( tikus tanpa perlakuan #

    . elompok < ontrol positif ( tikus dengan induksi 15 #

    ". elompok " < 5ikus dengan perlakuan induksi 15 ekstrak daun

    sirsak ( Annona muricata Linn%  6,)0.

    /. elompok / < 5ikus dengan perlakuan induksi 15 ekstrak daun

    sirsak ( Annona muricata Linn%  ,)0.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    31/40

    31

    ). elompok ) < 5ikus dengan perlakuan induksi 15 ekstrak daun

    sirsak ( Annona muricata Linn% )0.

    .3.: Bahan 9',a

    1erbuk Daun 1irsak ( Annona muricata Linn%  yg diperoleh dari $alai

    2ateria 2edi*a $atu.

    . Pr'ses Penelitian

    ..1 Pem,uatan ekstrak etan'l )aun sirsak

    1erbuk Daun sirsak dimasukkan ke  dalam bejana erlenmeyer dengan

    ditambah etanol >!0. ampuran ini  kemudian digoyang-goyang supaya

    ter*ampur rata dan didiamkan selama / jam.  1etelah / jam *ampuran ini

    kemudian disaring dengan kain untuk didapat  sari-sarinya. Pen*ampuran dan

     penyaringan ini dilakukan tiga kali se*ara   berulang. 1ari daun sirsak   yang

    diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor pada suhu /!-6!Q untuk 

    menghilangkan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak kental.

    ..2 Pr'se)ur In)uksi Dia,etes

    5ikus dipuasakan selama 6 jam, namun diberi minum se*ara bebas.

    emudian diinjeksi dengan sterptoCotoCin yang dilarutkan dalam bu''er sitrat 

    dengan  dosis >) mgHkg$$  se*ara intraperitoneal. 1etelah > jam induksi

    sterptoCotoCin, glukosa darah diukur dengan glukometer. riteria inklusi adalah

    tikus dengan glukosa darah N !! mgHdl.

    ..3 Pr'ses A)a#tasi He*an 9',a

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    32/40

    32

    5ikus akan diadaptasikan didalam kandang he3an *oba yang ditempatkan

    di laboratorium $iomolekuler 8akultas edokteran Gniversitas $ra3ijaya selama

    > hari, dan diberikan makan dan minum sesuai standar.

    .. Pr'ses #engam,ilan )ata ; #engukuran ka)ar insulin serum

    1ebelum dilakukan pembedahan, tikus dipuasakan selama jam dengan

     pemberian air minum. emudian dilakukan anestesi menggunakan klorofom.

    Darah diambil dari jantung sebanyak "** dan ditampung dalam tabung  sentri'uge.

    Gntuk kemudian, disentrifuge dengan ke*epatan "!!! rpm selama ! menit

    sampai terbentuk plasma dan serum. emudian serum dikirim ke laboratorium

    untuk pengukuran kadar insulin. Prosedur pemeriksaan dilakukan dengan teknik 

    E7I1A.

     

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    33/40

    33

    .+ Analisis )ata

    1etelah selesai dilakukan penelitian, dilakukan pengumpulan data. 1etelah

    data selesai diperoleh, dilakukan uji normalitas. 1etelah itu, data diolah dengan

    mengggunakan metode uji One 1ay Anova untuk menguji hipotesis yang ada.

    1elanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan uji  Post 2oc Least 

    Signi'icant Di''erence (71D# untuk menguji pengaruh antar kelompok. &asil

    dikatakan bermakna bila p!,!). Gji statistik tersebut dilakukan dengan program

    1P11 se*ara komputerisasi. &asil pada analisis data akan dipresentasikan dalam

     bentuk tabel dan grafik.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    34/40

    34

    ./ Desain #enelitian

     Tikus ?ist!r @!nt!n umur 2-25 ln 145-150

    rses !d!t!si

    *en,!n erl!ku!n T!n! erl!ku!n

    <

    5ikus normal (kontrol

    negatif#

    Induksi STZ 75 m,Ak,

    $luks! d!r!h

    C3 D

    *sis

    ekstr!k

    6 25E

    C2 D

     T!n!

    ekstr!k(kntr

    l siti."

    C5 D

    *sis

    ekstr!k

    25E

    C4 D

    *sis

    ekstr!k

    12 5E

    / hari

    Pengukuran kadar insulin serum

    (pengumpuan data#

    Analisis data

    esimpulan

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    35/40

    35

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    36/40

    36

    DAth ed. Philadelphia, G1A <

    Elsevier 1aunders.

    ADA (Ameri*an diabetes Asso*iation#. (!!!#. eport of 5he ommite on Diagnosa and

    lassifi*ation of Diabetes 2ellitus. lini*al Pra*ti*e re*ommendation !!!. " (#.

    Ameri*an Diabetes Asso*iation. !!. Diagnosis and Classi'ication o' Diabetes (ellitus

     Diabetes care, vol "(# < 16- 16>.

    Anief. !!!.  +lmu (eraci Obat )eori dan Prati& Togyakarta < =adjah 2ada

    Gniversity Press.

    Anindhita, Turiska 8. Efek  Alosan )erhadap Kadar Gluosa Darah )ius 1istar .

    8AG75A1 ED'5EA? G?IFE1I5A1 DIP'?E='' 1E2AA?= !!.

    skripsi

    Arjita, I.P.D., %idodo, 2.A., %idjajanto, E. (!!#.  Pengaruh Kadar Gluosa )inggi

    )erhadap Sintesis .itric O0ide dari 2uman 3mbilical 4ein 5ndothelial Cells

    "2345s% Culture dengan )ehni #ioassay. $iosain, Fol., ?o. , April !!

    Aronoff, 1tephen 7, dkk. !!/. Glucose (etabolism and 6egulation7 #eyond +nsulin

    and Glucagon. 8eature Arti*le 8eature Arti*le< Folume >.

    ACiCa, eCi ahra. !!. Gambaran 2istomor'ologi 2ati8 3sus 2alus8 dan Limpa pada

    )ius 2ipergliemia yang Diberi 5stra Sambiloto8 $ogor< Institut Pertanian

    $ogor.

    $runner and 1uddarth. (!!#. )e0t boo o' (edical$Surgical .ursing . E=. 4akarta.

    ampbell, A. ?eil. !!! #iologi 9ilid +8 :th edition  Erlangga < 4akarta

    ampbell, ?eil A, dkk. !!/. #iologi, (5erj.#< 2analu, %. $iologi. Edisi ke lima jilid III.

    4akarta< Erlangga.

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    37/40

    37

    hitra F, P. Fenkata...&.&.Farma, 2.F. hrisna aju, Prakash . 4eya. !!.

    Study o' Antidiabetic and Free 6adical Scavenging Activity o' )he Seed 50tract o' 

    Strychnos nu0vomica8 Fol , 1uppl .

    Dalimartha, 1etia3an. !!>. )anaman )radisional 3ntu Pengobatan Diabetes (ellitus.

    4akarta< Penebar 13adaya.

    Elsner 2, =uldbakke $, 5iedge 2, 2unday , and 7enCen 1. !!!. elative Importan*e

    of 5ransport and Alkylation for Pan*reati* $eta-*ell 5oi*ity of 1treptoCoto*in.

     Diabetalogia /"ang Diindusi Strepto/otocin "S)?%& Program 1tudi =iCi 2asyarakat dan

    1umberdaya eluarga 8akultas Pertanian Institut Pertanian $ogor !!+.

    =ustaviani . !!>. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus, Dalam < 1udoyo A%,

    1etiyohadi $, Al3i I, 1imadibrata 2, 1etiati 1.  #uu a@ar ilmu penyait dalam  .

    Edisi IF. 4ilid III. 4akarta < Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

    8GI.

    =uyton and hall.>. #uu A@ar Fisiologi Kedoteran Edisi , 4akarta < E=.

    Guyton8 Arthur C& -,& Fisiologi (anusia dan (eanisme Penyait& 4akarta< Penerbit

     buku kedokteran E=

    7enCen, 1. 5he me*hanisms of alloan- and streptoCoto*in-indu*ed

    diabetes. Diabetologia8 :-"*%

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    38/40

    38

    2erentek, E. !!6& 6esistensi +nsulin pada Diabetes (elitus )ype ++ . ermin Dunia

    edokteran ?o. )!.

     ?Ugouemo P. Effe*ts of ethanol etra*t of Annona muri*ata on pentylenetetraCol-indu*ed

    *onvulsive seiCures in mi*e. Phytother 6es& >B("#

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    39/40

    39

    1etiadi. !!>. Anatomi dan Fisiologi (anusia. 4ogjakarta< =raha Ilmu.

    1her3ood 7. 6. Fisiologi (anusia dari Sel$e Sel& Edisi . Penerjemah. )es Atlas #er!arna Pato'isiologi.

    4akarta < E=

    1oegondo, 1. (!!>#. Diagnosi dan Klasi'iasi Diabetes (elitus terini, 4akarta < 8 GI.

    1oegondo, 1. (!!>#.  Prinsip Pengobatan Diabetes8 +nsulin dan Obat 2ipogliemi 

    'ral. 4akarta < 8 GI.

    1oegondo, 1., !!)a, Diagnosis dan lasifikasi D2 5erkini, dalam 1oegondo 1.,

    1oe3ondo, P., 1ubekti, I.,  Penatalasanaan D( )erpadu, 8akultas edokteran

    Gniversitas Indonesia, 4akarta.

    1oegondo, 1., !!)b, Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan 'bat &ipoglikemik 'ral,

    dalam dalam 1oegondo 1., 1oe3ondo, P., 1ubekti, I.,  Penatalasanaan D( )erpadu,

    8akultas edokteran Gniversitas Indonesia, 4akarta.

    1tephen '. Ade3oleV and ECekiel A. aton-2artins 2orphologi*al hanges and

    &ypogly*emi* Effe*ts of  Annona (uricata 7inn. (Annona*eae# 7eaf ARueous

    Etra*t on Pan*reati* W-ells of 1treptoCoto*in-5reated Diabeti* ats Afri*an

    4ournal of $iomedi*al esear*h, Fol. (!!6#B -;< E -=; 

    1tia3an, $ambang dan Eko 1. !!). 1tres 'ksidatif dan Peran Antioksidan pada

    Diabetes 2elitus.  Doter (uda$Asisten Kimia Kedoteran8 #agian   Kimia

     Kedoteran8 Faultas Kedoteran 3niversitas Lambung   (angurat8 #an@arbaru8

     Kalimantan Selatan& 4olum7 ::8 .omor7 *&

    1udoyo A, et al. #uu A@ar +lmu Penyait Dalam. 4akarta < 8GIB !!6.

    1uranto,adji.!. Dahsyatnya sirsa tumpas penyait . jakarta< pustaka bunda.

    1uyono 1. Pato'isiologi diabetes melitus. Dalam < 1oegondo 1, 1oe3ondo P, 1ubekti I,

    editor. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. 4akarta < $alai Penerbit 8GI,

    !!) < > 9 ).

  • 8/15/2019 Ta Puskesmas

    40/40

    40

    1Ckudelski, k. 1Ckudelska. !!. Strepto/otocin +nduces Lipolysis in 6at Adipocytes in

    4itro. Department of Animal Physiology and $io*hemistry, Gniversity of 

    Agri*ulture, PoCnaX, Poland. Physiol. es. )< ))-).

    5aylor, 7eslie. !!& 2erbal Secrets o' the 6ain'orest , nd edition, Published and

    *opyrighted by 1age Press, In*.

    5irta3anata, 5.. !!6.  (aanan dalam Perspeti' Al$uran dan +lmu Gi/i, 4akarta<

    $alai Penerbit 8GI.

    %ang, 7. Y., et al. !!. HAnnonaceous acetogenins 'rom the leaves o' Annona

    montana&H  $ioorg. 2ed. hem. !("#< )6-6).

    %inarsi &ery. !!>& Antiosidan Alami dan 6adial bebas. Penerbit anisius.

    Togyakarta.

    %orld &ealth 'rganiCation.. GeneralDe'inition8 Diagnosisand Classi'ication

     Diabetes (ellitus and its Complications&=eneva< %&',