Syok Hipovolemik Pf_nita

10
SYOK HIPOVOLEMIK Definisi Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh hilangnya sirkulasi volume intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat dari perdarahan akut, dehidrasi, kehilangan cairan pada ruang ketiga atau akibat sekunder dilatasi arteri dan vena. Etiologi Syok hipovolemik disebabkan oleh penurunan volume darah efektif. Kekurangan volume darah sekitar 15 sampai 25 persen biasanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik; sedangkan deficit volume darah lebih dari 45 persen umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan (internal atau eksternal) atau karena kehilangan cairan ke dalam jaringan kontusio atau usus yang mengembang kerusakan jantung dan paru-paru dapat juga menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan cairan berlebihan bisa juga timbul pada pasien luka bakar yang luas. Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada: 1. Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, dan kehamilan ektopik terganggu. 2. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 500--1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 1000--1500 ml perdarahan.

description

dfzcxvjhglhjbmnbkj

Transcript of Syok Hipovolemik Pf_nita

SYOK HIPOVOLEMIK

SYOK HIPOVOLEMIK

DefinisiKegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh hilangnya sirkulasi volume intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat dari perdarahan akut, dehidrasi, kehilangan cairan pada ruang ketiga atau akibat sekunder dilatasi arteri dan vena.

Etiologi

Syok hipovolemik disebabkan oleh penurunan volume darah efektif. Kekurangan volume darah sekitar 15 sampai 25 persen biasanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik; sedangkan deficit volume darah lebih dari 45 persen umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan (internal atau eksternal) atau karena kehilangan cairan ke dalam jaringan kontusio atau usus yang mengembang kerusakan jantung dan paru-paru dapat juga menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan cairan berlebihan bisa juga timbul pada pasien luka bakar yang luas.

Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada:

1. Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, dan kehamilan ektopik terganggu.

2. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 500--1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 1000--1500 ml perdarahan.

3. Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:

Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis

Renal: terapi diuretik, krisis penyakit Addison.

Luka bakar (kombustio) dan anafilaksis.

Muntah,diare

Faktor Resiko

1. Evaluasi pasien yang akan dilakukan tindakan obstetri atau bedah, harus meliputi sluruh riwayat medis.

Riwayat keluaraga koagulopati

Pemakian antikoagulan

2. Kondisi klinis maupun tindakan bedah yang dapat meningkatkan resiko perdarahan:

Kehamilan ektopik

Myomectomy

Abruptio plscenta

Placenta previa

Penyakit keganasan

Klasifikasi

Derajat Hipolovemi:

Patofisiologi

Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem mayor fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin. Sistem hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pemnbentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. Sistem kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal serta membawa darah ke kulit, otot, dan GI Tract.Sistem urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secara aktif dan konservasi air.

Sistem neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis tergantung pada penyebab syok (kecuali syok neurogenik) yang meliputi : Sistem pernafasan : nafas cepat dan dangkal Sistem sirkulasi : ekstremitas pucat, dingin, dan berkeringat dingin, na-di cepat dan lemah. Hipotensi: tekanan sistole kurang dari 80 mmHg (tekanan darah sistolik turun >40 mmHg) atau TAR (tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg. Sistem saraf pusat : keadaan mental atau kesadaran penderita bervariasitergantung derajat syok, dimulai dari gelisah, bingung sampai keadaan tidak sadar. Sistem pencernaan : mual, muntah Sistem ginjal : produksi urin menurun/oliguria yaitu volume urine 30ml/jam (Normalnya 1/2-1 cc/kgBB/jam) Sistem kulit/otot : turgor menurun, mata cowong, mukosa lidah kering.

Fungsi metabolik : terjadi asidosi metabolik. Dilakukan pemberian bikarbonat jika pH darah 100x/mnt), takipnea, penurunan tekanan nadi, kulit mulai dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan kecemasan.

Penurunan tekanan nadi ialah akibat peningkatan katekolamine, yang mengakibatkan peningkatan resistensi vascular perifer, dan peningkatan tekanan diastolic.

3. Class III (kehilangan darah sekitar 30-40%)

Pada point ini, pasien umumnya mengalami takipnea dan takikardi,penurunan tekanan darah sistolik, oligouria, dan perubahan pada mental status, sepeti konfusi.

Pasien tanpa trauma atau kehilangan cairan, 30-40 % sangat kecil pada kehilangan darah yang dapat mengakibatkan penurunan takanan sistolik.

Kebanyakan dari pasien pada class ini membutuhkan transfuse darah, tetapi pemilihan untuk mengunakan darah harus sesuai dengan kebutuhan.

4. Class IV (kehilangan darah sekitar >40%)

Gejala termasuk : takikardi, penurunan tekana darah sistolik, menyempitnya tekanan nadi (diastoliknya tak terhitung), penurunan atau tidak ada produksi urin, dingin dan pucat pada kulit

Pada kasus perdarahan memerlukan penatalaksanaan yang secepatnya.Menurut scheidt dan kawan-kawan (1973) criteria syok hipovolemik dalam penelitian mereka adalah:

Tekanan sistolik arteri < 80mmHg (ditentukan dengan pengukuran intra arteri)

Produksi urin < 20 ml/hari

gangguan status mental.

Tekanan pengisian ventrikel kiri > 12 mmHg.

Keadaan ini disertai dengan manifestasi peningkatan katekolamin seperti pada renjatan lain, yaitu: gelisah, keringat dingin, akral dingin, takikardia dan lain-lain.

Prognosis

Pasien muda yang mengalami syok hipovolemik 80% akan tetap hidup dengan penatalaksanaan yang tepat