syarat salon.docx

102
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mencanangkan MDGs sebagai langkah nyata pembangunan kesehatan. Terdapat 3 poin dari MDGs yang menerangkan pentingnya kesehatan pada pembangunan sumber daya manusia, yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan TB, menjamin kelestarian lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global. Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan. Konsep paradigma sehat berarti mencegah lebih baik daripada mengobati dan pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat. Paradigma sehat berisi tentang upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia, yang meliputi pembangunan berwawasan kesehatan, profesionalisme, jaminan kesehatan masyarakat dan desentralisasi. Penerapan 1

Transcript of syarat salon.docx

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKesehatan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mencanangkan MDGs sebagai langkah nyata pembangunan kesehatan. Terdapat 3 poin dari MDGs yang menerangkan pentingnya kesehatan pada pembangunan sumber daya manusia, yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan TB, menjamin kelestarian lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan. Konsep paradigma sehat berarti mencegah lebih baik daripada mengobati dan pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat. Paradigma sehat berisi tentang upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia, yang meliputi pembangunan berwawasan kesehatan, profesionalisme, jaminan kesehatan masyarakat dan desentralisasi. Penerapan paradigma sehat sebagai kebijakan pembangunan kesehatan 2010-2014, yaitu Visi Departemen Kesehatan MASYARAKAT YANG SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN. Misi pembangunan kesehatan di Indonesia menurut Depkes, yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Sasaran strategi pembangunan kesehatan 2010-2014 di Indonesia, yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin, menigkatnya PHBS pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%, terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di DTPK, seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular dan seluruh kabupaten / kota melaksanakan SPM. (1)Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan ini semakin penting mengingat kesehatan adalah juga hak asasi manusia dan sekaligus sebagai investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa.Sasaran utama pembangunan kesehatan yaitu kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan kehidupan yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup yang sehat. Menurut Bloom, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.Pada saat ini sebagian besar tempat tempat umum (salon) di wilayah puskesmas Salaman masih merupakan tempat tempat umum yang belum dilengkapi dengan sarana jamban / kamar mandi sendiri, unit pengolahan air limbah, dan masih kurangnya kebersihan alat- alat kerja yang digunakan. Sehingga hal tersebut mengakibatkan pencemaran untuk lingkungan sekitar. Selain itu tempat tempat umum (salon) di wilayah puskesmas Salaman juga masih ada yang belum memenuhi syarat sanitasi. Untuk menghilangkan penyebab tersebut diperlukan kerjasama dan kinerja yang baik antara unit-unit fungsional kesehatan mulai dari yang cakupan wilayah kerjanya kecil sampai besar. Maka dari itu, kinerja puskesmas haruslah baik.Tempat Tempat Umum yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I pada bulan Januari September 2014 masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Dari laporan kegiatan program Kesehatan Lingkungan bulan Januari September 2014 , terdapat cakupan TTU yang memenuhi syarat sanitasi tersebut hanya 14 dari 51 TTU, baru didapatkan 28% dibandingkan targetnya 80% sehingga pencapaiannya hanya 35%, dibawah pencapaian yang diharapkan sebesar 100%. Selain itu karena belum dilakukannya inspeksi secara langsung terhadap Tempat-Tempat Umum (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo. Setelah dilakukan Inspeksi secara langsung dengan menggunakan Indikator Salon yang memenuhi syarat sanitasi didapatkan Tempat-Tempat Umum (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo ada sebanyak 3 dari 6 salon, sehingga didapatkan cakupan sebesar 50 %. Cakupan tersebut masih lebih rendah dari target dinkes yaitu 80%. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo untuk mencari apa penyebab dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan. ( 5 )

B. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas dapat dibuat perumusan masalah, yaitu apa yang menyebabkan cakupan tempat tempat umum (salon) yang memenuhi syarat sanitasi belum memenuhi target? bagaimana alternatif pemecahan masalah jika disesuaikan dengan penyebab permasalahan? kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut?

C. Tujuana. Tujuan UmumUntuk mengetahui penyebab masalah rendahnya Tempat - Tempat Umum (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi dan bagaimaa pemecahannya di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang pada Bulan Januari September 2014.b. Tujuan Khusus1. Mengetahui pengelolaan salon yang dilakukan oleh Puskesmas Salaman I.2. Mengetahui penyebab cakupan salon yang belum memenuhi syarat sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Periode Januari - September 2014.3. Mengetahui pemecahan masalah terkait masjid yang belum memenuhi syarat sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Periode Januari-September 2014.

D. Manfaat 1. Laporan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai penyebab masih kurangnya sanitasi yang memenuhi syarat pada Tempat Tempat Umum (Salon) di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang periode Bulan Januari September 2014.2. Berdasarkan hasil inspeksi ini diharapkan pengetahuan dari pemilik Tempat -Tempat Umum (Salon) dapat bertambah mengenai bagaimana menjaga kebersihan di Tempat Tempat Umum (Salon) agar tercipta Tempat - Tempat Umum (Salon) yang sehat sesuai dengan syarat sanitasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : penyediaan air minum, pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, higiene makanan termasuk higiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi, kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan pemukiman, aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, perencanaaan daerah perkotaan, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan pariwisata, tindakan tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. ( 8 )Kesehatan lingkungan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

B. Pengertian Sanitasi Dan HigieneSanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan.Higiene adalah ilmu kesehatan yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.Secara garis besar perbedaan antara higiene dan sanitasi adalah terletak pada pada hal bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia (perseorangan atau masyarakat umum, sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pengendalian faktor-faktor lingkungan hidup manusia. ( 9 )

C. Tempat Tempat UmumTempat - tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanen), baik membayar mapupun tidak membayar. Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat :1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.2. Harus ada gedung/tempat yang permanen.3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung).4. Harus ada fasilitas (sarana air bersih, WC, Urinoir, tempat sampah, dll).Aspek penting dalam penyelenggraan sanitasi tempat tempat umum :1. Aspek teknis / hukum (Peraturan dan perundang-undangan sanitasi).2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll.3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara pengelolaan sanitasi tempat tempat umum yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine.Hambatan yang sering dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi di tempat tempat umum : a. Dari pengusaha tempat tempat umum1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturan per undang-undangan yang menyangkut usaha sanitasi tempat tempat umum dan kaitannya dengan usaha kesehatan masyarakat.2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha sanitasi tempat tempat umum untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.3. Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena memerlukan biaya ekstra.4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tentang adanya peraturan/persyaratan dari sanitasi tempat tempat umum.

b. Dari Pemerintah1. Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan.2. Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan sanitasi tempat tempat umum.4. Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki sarana transportasi untuk melakukan kegiatan pengawasan.Langkah langkah dalam implementasi usaha sanitasi tempat tempat umum :1. Identifikasi masalah (problem identification)2. Pemeriksaan tempat tempat umum (sanitary inspection)3. Follow Up4. Evaluasi5. Pencatatan dan pelaporan.

D. Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmasa. PengertianUpaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan. ( 7 )b. TujuanKegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman bertujuan berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan.c. Kegiatan1. Penyediaan air bersih2. Penyehatan pembuangan kotoran3. Penyehatan lingkungan perumahan4. Penyehatan air buangan / limbah5. Pengawasan sanitasi tempat umum6. Penyehatan makanan dan minuman7. Pelaksanaan peraturan perundangan. ( 10 )d. Indikator Kesehatan Lingkungan1. Rumah SehatProporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.2. Minimum Komponen Rumah : Langit langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.3. Minimum Kelompok Sarana Sanitasi : Sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.4. SPAL adalah suatau bangunan yang digunakan untuk membuang air buangan kamar mandi, tempat cuci tangan, dapur, dll, bukan dari jamban atau peturasan.5. TTUSuatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, dll.6. TTU yang Memenuhi SyaratTTU yang memenuhi akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan standar kesehatan. ( 11 )

E. Salon Kecantikan a. Pengertian Salon kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan kecantikan khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit, rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif dan dekoratif tanpa tindakan operasi. Kesehatan kulit adalah keadaan kulit yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan rambut adalah keadaan rambut yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar, gigi dan rongga mulut) untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Perawatan manual adalah perawatan kecantikan kulit, rambut terutama dengan menggunakan tangan tanpa peralatan lain seperti pengurutan (massage) muka dan badan. Perawatan preparatif adalah perawatan kecantikan dengan menggunakan bahan kosmetik seperti krem pelembab, susu pembersih, penyegar, shampo, cat rambut, lotion penyubur rambut. Perawatan aparatif adalah perawatan kecantikan kulit/rambut dengan menggunakan peralatan listrik. Perawatan dekoratif adalah perawatan kecantikan dengan tata rias wajah (make up) dan rambut seperti make up sehari-hari, make up foto, make up panggung, dan make up film. b. Fungsi Salon berfungsi sebagai tempat dimana konsumen ingin tampil lebih menawan, menghias penampilan konsumen agar terlihat lebih menarik lewat penataan rambut.c. Jenis - Jenis Salon kecantikan di Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi modern, hal mana juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Macam-macam salon kecantikan yang ada di dalam masyarakat, yaitu : Berdasarkan pelayanan, salon kecantikan dibedakan menjadi :1. Salon kecantikan rambut.2. Salon kecantikan kulit.3. Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit. Berdasarkan bahan kosmetik, salon kecantikan dibedakan menjadi :1. Salon kecantikan modern.2. Salon kecantikan tradisional.3. Salon kecantikan kombinasi modern dan tradisional. Berdasarkan jenis kosmetik, salon kecantikan dibedakan menjadi:1. Salon yang menggunakan 1 jenis (produk pabrik) kosmetik.2. Salon yang menggunakan lebih dari 1 jenis (produk pabrik) kosmetik. 3. Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri.d. Klasifikasi Salon kecantikan dapat diklasifikasi menjadi : Salon Kecantikan Tipe D Adalah salon kecantikan yang memberikan pelayanan meliputi tata kecantikan rambut dan atau tata kecantikan kulit. Tata kecantikan rambut sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Pencucian kulit kepala/rambut.2. Pemangkasan/pemotongan dan pengeringan rambut.3. Penataan rambut, pengeritingan.4. Pengecatan (tanpa pemucatan).5. Perawatan kulit kepala/rambut (creambath).Tata kecantikan kulit sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Perawatan kulit wajah.2. Prawatan tangan (menikur) dan perawatan kaki (pedikur) tanpa kelainan.3. Merias wajah sehari-hari (pagi, siang dan sore). Pengelola dan penanggung jawab salon kecantikan Tipe D untuk tata kecantikan rambut dan tata kecantikan kulit adalah seorang penata kecantikan rambut berijazah nasional tingkat terampil dan asisten kecantikan kulit tingkat dasar. Salon Kecantikan Tipe CAdalah salon yang memberikan pelayanan yang meliputi tata kecantikan rambut dan atau tata kecantikan kulit. Tata kecantikan rambut sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Pencucian kulit kepala / rambut. 2. Pemangkasan/pemotongan dan pengeringan rambut. 3. Penataan rambut.4. Pengeritingan.5. Pewarnaan (dengan pemucatan). 6. Perawatan kulit kepala/rambut (creambath).7.Perawatan rambut dengan kelainan ringan, antara lain kebotakan, ketombe, kerontokan.Tata Kecantikan kulit sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Perawatan kulit wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan ringan.2. Merias wajah sehari-hari, panggung, disko, karakter, cacat dan lanjut usia.3. Penambahan bulu mata.4. Menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki.5. Perawatan kulit dengan mempergunakan alat listrik sederhana seperti frimator dan sauna. Pengelola dan penanggung jawab tata kecantikan kulit dan rambut Tipe C adalah berijazah nasional tingkat terampil dibantu oleh asisten kecantikan kulit berijazah nasional tingkat dasar. Salon Kecantikan Tipe BAdalah salon yang memberikan pelayanan meliputi tata kecantikan rambut dan atau tata kecantikan kulit. Tata kecantikan rambut sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Pencucian kulit kepala/rambut. 2. Pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut.3. Penataan rambut.4. Pewarnaan (dengan pemucatan). 5. Perawatan kulit kepala/rambut (creambath). 6. Pelurusan.7. Perawatan rambut dengan kelainan,antara lain kebotakan, ketombe, kerontokan.8. Penambahan rambut kepala. Tata kecantikan kulit sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan. 2. Merias wajah fantasi, karakter, foto / TV / film. 3. Penanaman dan pengeritingan bulu mata.4. Menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki. 5. Perawatan kulit dengan mempergunakan alat listrik. 6. Perawatan badan (body massage).7. Pengelola / penanggung jawab seorang ahli kecantikan kulit/rambut berijazah nasional tingkat mahir dibantu oleh penata asisten yang menguasai bidangnya masing masing.8. Dianjurkan mempunyai konsultan medis dalam hal penanggulangan kulit / rambut. Salon Kecantikan Tipe AAdalah salon yang meberikan pelayanan meliputi tata kecantikan rambut dan atau tata kecantikan kulit. Tata kecantikan rambut meliputi :1. Pencucian kulit kepala / rambut. 2. Pemangkasan / pemotongan dan pengeritingan rambut. 3. Penataan rambut.4. Pewarnaan (dengan pemucatan).5. Perawatan kulit kepala/rambut (creambath).6. Pelurusan.7. Perawatan rambut dengan kelainan,antara lain kebotakan, ketombe, kerontokan. 8. Penambahan rambut kepala. 9. Penggunaan peralatan listrik. Tata kecantikan kulit meliputi : 1. Merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan.2. Merias wajah fantasi, karakter, foto / TV / film. 3. Penanaman dan pengeritingan bulu mata.4. Menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki. 5. Perawatan kulit dengan mempergunakan alat listrik. 6. Perawatan badan (body massage).7. Shiatsu / akupresure.8. Aroma terapi. 9. Reflekzone.10.Perawatan dengan alat listrik seperti helioterapi, hydroterapi, mekanoterapi, electroterapi.11.Perawatan tradisional yang spesifik seperti : perawatan pengantin,perawatan ibu hamil dan perawatan ibu sesudah melahirkan.12. Perawatan spa.13.Dianjurkan mempunyai konsultan medis dalam hal penanggulangan kulit / rambut.Pengelola / penanggung jawab merupakan seorang ahli kecantikan yang telah memiliki ijazah nasional tingkat mahir dan berpengalaman di dalam maupun luar negeri. e. Persyaratan Kesehatan dan Penyelenggaraan Salon Kecantikan Sarana Sanitasi :Sarana sanitasi dalam penyelenggaraan salon kecantikan meliputi : 1. Gedung Gedung yang memenuhi standar teknis sebagai berikut :a) Bangunan gedung kuat, utuh, bersih serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan. b) Pembagian ruang yang jelas sesuai dengan fungsinya seperti ruang konsultasi.c) Ruang perawatan kecantikan dan ruang lainnya, sehingga praktis memudahkan lalu lintas orang. d) Ruang perawatan kecantikan kulit dan rambut harus terpisah (diberi penyekat).e) Menyediakan sarana pemadam kebakaran.f) Menyediakan sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).2. Air Bersih Air bersih yang memenuhi standar teknis sebagai berikut :a) Tersedia air dengan kualitas air bersih yang memenuhi syarat baik secara fisik, dan bakteriologis. b) Kuantitas air harus cukup tersedia secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.3. Tempat SampahTempat sampah yang memenuhi standar teknis sebagai berikut :a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, kedap air, tahan karat dan permukaan bagian dalam rata dan diberi tutup. b) Dilengkapi penutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.c) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan.4. Kamar mandi dan jamban dengan kondisi yang bersih bagi pengunjung sesuai peruntukannya. Karyawan 1. Semua karyawan harus berbadan sehat. 2. Penanggung Jawab salon memiliki ijazah/sertifikat ahli kecantikan yang diketahui oleh Instansi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang. 3. Karyawan dan penanggungjawab harus memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon. 4. Karyawan dan penanggungjawab sebagaimana dimaksud harus memakai pakaian kerja yang bersih, rapi dan sopan. Peralatan Kerja a.) Peralatan perawatan kecantikan wajah, meliputi : 1. Bangku perawatan. 2. Sprei kain penutup warna terang yang bersih. 3. Handuk-handuk untuk alas dan penutup.4. Spons (penghapus).5. Kapas yang steril tissue. 6. Mangkok - mangkok untuk air panas. 7. Kuas masker.8. Sendok una.9. Pinset.10. Waskom cuci tangan (desinfektan). 11. Alat pensteril.12. Meja / troli tempat kosmetika. b.) Peralatan perawatan tangan dan kaki, meliputi : 1. Handuk besar dan kecil.2. Waskom besar perendam kaki. 3. Waskom kecil pencuci tangan. 4. Ember yang bersih.5. Alat manikure (kikir, pemotong kuku, dll).6. Kapas, tissue.7. Bantal kecil.8. Bangku kecil untuk kaki. c.) Peralatan perawatan badan, meliputi : 1. Bangku dan dipan untuk massage badan. 2. Handuk-handuk besar.3. Mangkok tempat kosmetik. 4. Timbangan badan.5. Ukuran tinggi badan. 6. Pita ukuran.7. Steamer untuk badan atau sauna.8. Kamar mandi dengan badkuip tempat merendam. d.) Peralatan perawatan rambut, meliputi : 1. Bak cuci rambut. 2. Air yang mengalir. 3. Cermin.4. Hair dryer. 5. Steamer.e.) Peralatan yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Gunting, sisir bersih dan utuh.2. Tersedia handuk kecil, satu handuk hanya untuk satu pengunjung. 3. Tersedia kain penutup badan berwarna putih atau terang dan dengan jumlah yang cukup.4. Tersedia tempat bedak yang bebas dari potongan rambut. 5. Tersedia cermin yang permukaannya rata / tidak bergelombang. 6. Tersedia tempat cuci tangan bagi karyawan.7. Tersedianya bahan/peralatan untuk mendesinfeksi gunting dan sisir. f. Hal Hal yang Dilarang Penyelenggara Salon Kecantikan Dilarang : a. Menggunakan ruangan praktik untuk kegiatan lain yang tidak sesuai dengan fungsinya. b. Menggunakan alat - alat kedokteran dan melakukan tindakan-tindakan medis walaupun itu digunakan oleh tenaga medis dan atau paramedis. c. Mempekerjakan tenaga ahli / ahli kecantikan berwarga negara asing yang tidak memiliki izin kerja yang syah dari pemerintah.d. Menggunakan dan memberikan obat - obat keras. e. Menggunakan alat-alat listrik kecantikan dan kosmetika yang belum terdaftar / belum diizinkan oleh Departemen Kesehatan/Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. f. Memasang iklan secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kenyataan/belum terbukti kebenarannya secara ilmiah. g. Menggunakan kosmetik buatan sendiri, menggunakan bahan terlarang dan tidak diperjualbelikan secara umum. h. Menggunakan kosmetika, bahan kosmetika dan zat warna dalam pelayanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, belum terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan dan atau telah kadaluarsa. (2)

g. Urutan Dalam Siklus Pemecahan MasalahData yang didapat diolah secara deskriptif dengan siklus pemecahan masalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah

Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan Rencana Penerapan

Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih

Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah

Urutan dalam Siklus Pemecahan :1. Identifikasi MasalahMenetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.2. Memilih Penyebab yang Paling MungkinPenyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab - sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan pengamatan.3. Menentukan Alternatif Pemecahan MasalahSering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.4. Penetapan Pemecahan Masalah TerpilihSetelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon Kualitatif untuk menentukan/ memilih pemecahan terbaik.5. Penyusunan Rencana PenerapanRencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan Of Action atau Rencana Kegiatan).6. Monitoring dan EvaluasiAda dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

h. Analisis MasalahMasalah dapat disebabkan oleh input, proses dan lingkungan. Input terdiri dari lima komponen, yaitu Man, Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Pergerakan dan Pelaksanaan) dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian). Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.

INPUT Man Money Matherial Methode MachinePROCESSP1P2P3

OUTPUT

Lingkungan: fisik, kependudukan, sosial, budaya, ekonomi, kebijakan.

Gambar 2. Analisa Penyebab Masalah Menggunakan Pendekatan Sistem.

i. Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Kriteria Matriks. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus M x I x V / C : Efektivitas ProgramPedoman untuk mengukur efektivitas program : Magnitude (M) : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif. Importancy (I) : Pentingnya cara penyelesaian masalah Vulnerability (V) : Sensitifitas cara penyelesaian masalah.

Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:1) Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikanDengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.2) Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalahDengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.3) Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalahDengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5.4) Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakanDengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.

Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 5. Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.

MagnitudeImportancyVulnerabilityCost

1 = Tidak Magnitude1 = Tidak Penting1 = Tidak Sensitif1 = Sangat Murah

2= Kurang Magnitude2 = Kurang Penting2 = Kurang Sensitif2 = Murah

3 = Cukup Magnitude3 = Cukup Penting3 = Cukup Sensitif3 = Cukup Murah

4 = Magnitude4 = Penting4 = Sensitif4 = Mahal

5= Sangat Magnitude5 = Sangat Penting5 = Sangat Sensitif5 = Sangat Mahal

Efisiensi ProgramAdalah biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (c) diberi nilai 1 5. Bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati angka 1.

BAB IIIANALISA MASALAH

Salah satu indikator kinerja dari program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Salaman I adalah cakupan Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat sanitasi. Inspeksi ini dilakukan pada salah satu wilayah kerja Puskesmas Salaman I yaitu di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat sanitasi lebih rendah dari target yaitu 27,45 % dari bulan Januari - September 2014 seharusnya pencapaian SPM adalah 80 %.Tabel 1. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas Salaman I Bulan Januari September 2014IndikatorKinerjaTarget(%)Sasaran(1 tahun) SasaranBulanBerjalann/12 x sasaran (1tahun)CakupanPencapaian(%)

HasilKegiatanPersen (%)

Tempat Tempat Umum (TTU) yang diperiksa10098

7474100%100%

TTU yang memenuhi syarat sanitasi8051

xxx1427,45%34,31%

A. Hasil InspeksiData tempat tempat umum (salon) yang memenuhi syarat di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang diperoleh dari data primer yang diperoleh langsung dari survei atau inspeksi terhadap Tempat Tempat Umum (TTU) dengan sasaran seluruh Salon yang ada di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang meliputi Salon Qirana, Salon Anik, Salon Dewi, Salon Mila, Salon Putri dan Salon Acik serta data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan kegiatan kesehatan lingkungan Pukesmas Salaman. Pengambilan data primer dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 November 2014 dimulai dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB telah dilaksanakan. Jumlah sasaran survei yang telah dikunjungi seluruhnya berjumlah 6 tempat yang terdiri dari 6 Salon. Seluruh isian daftar tilik diisi oleh penilik dengan melihat langsung kondisi lapangan dan menanyakan beberapa pertanyaan melalui wawancara terpimpin kepada pemilik Salon. Daftar tilik yang telah dibuat berisi gambaran sanitasi salon yang ada.

Jumlah cakupan tempat - tempat umum (salon) yang memenuhi syarat di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo :Besar Cakupan = TTU (Salon) yang memenuhi syarat x 100% Jumlah TTU (Salon yang diperiksa)= 3 x 100%6= 50 %

Jumlah pencapaian tempat-tempat umum (salon) yang memenuhi syarat di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo : Pencapaian = Besar Cakupan x 100% Target dinkes 2014= 50 % x 100 %80 %= 62,5 %

Dari hasil inspeksi didapatkan presentase pencapaian TTU (Salon) yang memenuhi syarat di wilayah Puskesmas Salaman sebesar 50 %, hal tersebut lebih rendah dari target Dinkes Kabupaten Magelang Tahun 2014 (100 %).

B. Rekapitulasi Hasil Inspeksi

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Salon di Desa Salaman dan Desa SidomulyoNONAMA SALONNILAIKETERANGAN

1Salon Qirana207MS

2Salon Anik190MS

3SaIon Dewi161MS

4Salon Acik73TMS

5Salon Mila73TMS

6Salon Putri67TMS

TOTAL 6 SALONMS3

TMS3

KETERANGAN :Keterangan Nilai : Keterangan Predikat :Baik: 150 - 225 MS: Memenuhi Syarat (nilai 75 -225)Cukup: 75 - 149 TMS: Tidak Memenuhi Syarat (nilai 0 - 74)Kurang: 0 - 74

Tabel 3. Rekapitulasi Total Jumlah TTU (Salon) yang Memenuhi Syarat dan Tidak di Desa Salaman dan Desa SidomulyoJumlahPersentase

Jumlah TTU (Salon)6 tempat100 %

Memenuhi Syarat Sanitasi3 tempat50 %

Tidak Memenuhi Syarat Sanitasi3 tempat50 %

Hasil pemeriksaaan / inspeksi memberikan gambaran hal yang kurang dari tempat - tempat umum (Salon) yang ada di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, yaitu :1. Penyediaan Air Bersih2. Jamban / Kakus dan Kamar Mandi3. Peturasan / Urinoir4. Tempat Pembuangan Sampah / Abu Rokok5. Pengawasan Serangga / Binatang Lain6. Pembuangan Air Limbah7. Kebisingan8. Pencahayaan 9. Penghawaan10. Kebersihan Lantai11. Kebersihan Dinding / Langit - Langit12. Pembuangan Air Hujan13. Pengaturan Barang - Barang14. Fasilitas PPPK15. Pemadam Kebakaran16. Tempat / Ruang Tunggu17. Kebersihan Halaman18. Kebersihan Alat - Alat19. Kebersihan Perlengkapan Kerja20. Kebersihan Tempat Duduk / Tempat Tidur21. Bahan Bahan Kosmetik22. Kebersihan Perorangan23. Pemeriksaan Kesehatan24. Perlengkapan Kerja

Tabel 4. Penyediaan Air BersihPenyediaan Air BersihJumlah Persen

Baik350,00 %

Cukup116,66 %

Kurang233,33 %

Tidak ada00 %

Tabel 5. Jamban / Kakus dan Kamar MandiJamban / Kakus dan Kamar MandiJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang233,33 %

Tidak ada116,66 %

Tabel 6. Peturasan / UrinoirPeturasan / UrinoirJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup00 %

Kurang116,66 %

Tidak ada350 %

Tabel 7. Tempat Pembuangan Sampah / Abu RokokTempat Pembuangan Sampah / Abu RokokJumlah Persen

Baik350 %

Cukup116,66 %

Kurang233,33 %

Tidak ada00 %

Tabel 8. Pengawasan Serangga / Binatang LainPengawasan Serangga / Binatang LainJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang00 %

Tidak ada350 %

Tabel 9. Pembuangan Air LimbahPembuangan Air LimbahJumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup233,33 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 10. KebisinganKebisinganJumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup350 %

Kurang233,33 %

Tidak ada00 %

Tabel 11. Pencahayaan PencahayaanJumlah Persen

Baik350 %

Cukup116,66 %

Kurang233,33 %

Tidak ada00 %

Tabel 12. PenghawaanPenghawaanJumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup350 %

Kurang233,33 %

Tidak ada00 %

Tabel 13. Kebersihan LantaiKebersihan LantaiJumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup233,33 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 14. Kebersihan Dinding / Langit LangitKebersihan Dinding / Langit LangitJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 15. Pembuangan Air HujanPembuangan Air HujanJumlah Persen

Baik00 %

Cukup00 %

Kurang00 %

Tidak ada6100 %

Tabel 16. Pengaturan Barang - BarangPengaturan Barang Barang Jumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup233,33 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 17. Fasilitas PPPKFasilitas PPPKJumlah Persen

Baik00 %

Cukup00 %

Kurang116,66 %

Tidak ada583,33 %

Tabel 18. Pemadam KebakaranPemadam KebakaranJumlah Persen

Baik00 %

Cukup00 %

Kurang00 %

Tidak ada6100 %

Tabel 19. Tempat / Ruang TungguTempat / Ruang TungguJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 20. Kebersihan HalamanKebersihan HalamanJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 21. Kebersihan Alat AlatKebersihan Alat AlatJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 22. Kebersihan Perlengkapan KerjaKebersihan Perlengkapan KerjaJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 23. Kebersihan Tempat Duduk / Tempat TidurKebersihan Tempat Duduk / Tempat TidurJumlah Persen

Baik350 %

Cukup00 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 24. Bahan Bahan KosmetikBahan Bahan KosmetikJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 25. Kebersihan PeroranganKebersihan PeroranganJumlah Persen

Baik350 %

Cukup00 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Tabel 26. Pemeriksaan KesehatanPemeriksaan KesehatanJumlah Persen

Baik116,66 %

Cukup00 %

Kurang116,66 %

Tidak ada466,66 %

Tabel 27. Perlengkapan KerjaPerlengkapan KerjaJumlah Persen

Baik233,33 %

Cukup116,66 %

Kurang350 %

Tidak ada00 %

Dari hasil survei yang dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo dengan jumlah 6 responden yaitu pemilik salon. Kuesioner meliputi nama salon identitas pemilik salon, alamat, tingkat pengetahuan mengenai syarat sanitasi dan perilaku hidup bersih. Tujuan dari pembuatan kuesioner adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang syarat sanitasi dan perilaku hidup bersih.

16

C. Analisis Penyebab MasalahBerdasarkan hasil analisis masalah yang telah didata dapat ditemukan penyebab - penyebab dari kurangnya sanitasi pada Tempat - Tempat Umum (Salon) di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Bulan Januari September 2014. Tabel 28. Kemungkinan Penyebab Masalah Berdasarkan Hasil SurveyKomponen INPUTKelebihanKekurangan

ManTerdapat 1 petugas kesehatan lingkungan.1. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Money1. Tersedianya Dana Transportasi.

1. Belum adanya biaya khusus untuk pengadaan penyuluhan kelompok.

Method1. Terdapat kuesioner sanitasi salon sehat.1. Kunjungan dan sosialisasi langsung kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.

1. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi langsung oleh petugas kesling kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.1. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat sanitasi salon sehat.

Material1. Tidak adanya sepeda motor dinas untuk membantu kegiatan petugas kesehatan lingkungan.

Machine1. Terdapatnya blangko check list untuk penilaian sanitasi salon kecantikan.1. Kurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.

ProsesP11. Sudah adanya jadwal kunjungan keluar secara berkala yang dilakukan oleh petugas kesling.

1. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. 1. Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi mengenai TTU (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi oleh petugas kesling.

P21. Terlaksananya pendataan jumlah TTU (Salon).1. Sudah dilaksanakannya kunjungan dan sosialisasi ke TTU (Salon) oleh petugas Kesling.

1. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi mengenai TTU yang memenuhi syarat sanitasi.

P31. Sudah ada Pengawasan dan penilaian oleh petugas Kesling.1. Kurangnya evaluasi dari pendataan, penilaian dan penyuluhan mengenai sanitasi.

Lingkungan1. Kurangnya pengetahuan dari pengelola salon tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang timbul.1. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.1. Tidak terdapatnya sarana dan prasarana yang termasuk dalam persyaratan sanitasi oleh seperti kamar WC, tempat pembuangan sampah dan P3K.

BAB IVKERANGKA PENELITIAN

INPUTMan : Petugas Kesehatan Lingkungan Money : Dana OperationalMethod : Inspeksi sanitasi TTU dengan kunjungan langsungMaterial : Bangunan tempat Machine : Blanko kuesioner

PROSES-Jadwal inspeksi sanitasi-Pelaksanaan penjadwalan program inspeksi sanitasi TTU- Pencatatan dan pelaporan inspeksi sanitasi TTULINGKUNGANPemilik TTU ( Salon )

Cakupan pencapaian Tempat - Tempat Umum (Salon)

Gambar 3. Kerangka Teori

Faktor lingkungan berupa : Pengetahuan dan perilaku pengurus salon mengenai sanitasi yang baik untuk salon. Dana swadaya masyarakat yang belum cukup.SDM Petugas Kesehatan Lingkungan dalam menjalan peran dan fungsi berupa: Jumlah petugas Pembuatan jadwal inspeksi dan penyuluhan kelompok Pelaksanaan inspeksi dan penyuluhan Pencatatan dan pelaporan hasil inspeksi.

CAKUPAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (SALON) YANG MEMENUHI SYARAT SANITASI 50 % KURANG DARI TARGET SPM YANG 80% DI DESA SALAMAN DAN DESA SIDOMULYO.

Gambar 4. Kerangka Konsep

BAB VMETODE PENELITIAN Survei dilakukan dengan kunjungan langsung kepada pengelola Masjid dan Masyarakat untuk mencari penyebab dari rendahnya cakupan Tempat-Tempat Umum (Masjid) yang memenuhi syarat sanitasi di desa Sidomulyo periode Januari-September 2014. Survei ini dilakukan secara langsung di Tempat-tempat Umum (Masjid) yang tidak memenuhi syarat sanitasi di desa Sidomulyo dengan metode di bawah:1. Data Primer, diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang ditujukan kepada para pengelola dari salon yang bermasalah. 2. Data Sekunder, didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I, diperoleh dari program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman I terkait Tempat-Tempat Umum (TTU) Periode Januari-September 2014, dan data dari Balai desa Salaman dan Sidomulyo.3. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan selanjutnya dilakukan analisis penyebab masalah dalam bentuk diagram fish bone. Setelah itu ditentukan alternatif pemecahan masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas pemecahan masalah menggunakan kriteria matriks dengan rumus M.I.V/C. Setelah didapatkan pemercahan masalah, dibuat rencana kegiatan berdasarkan pemecahan masalah terpilih.

A. Batasan JudulPenulis memilih judul Rencana Peningkatan Kesehatan Lingkungan Cakupan Tempat -Tempat Umum (Salon) yang Memenuhi Syarat Sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Periode Januari September 2014 dengan batasan pengertian judul sebagai berikut :1. EvaluasiEvaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi solusi atas permasalahan yang ditemukan.2. ProgramProgram adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.3. Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan adalah keadaan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan fisiologis, psikoilogis, dan bebas dari penularan penyakit pada masyarakat.4. CakupanCakupan adalah jangkauan dari suatu hal.5. Tempat Tempat UmumTempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanen), baik membayar mapupun tidak membayar.6. Desa SalamanDesa Salaman merupakan salah satu desa dari 20 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Salaman. 7. Desa SidomulyoDesa Sidomulyo merupakan salah satu desa dari 20 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Salaman.8. Kecamatan SalamanKecamatan Salaman adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.9. Kabupaten MagelangKabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah.10. Periode Januari September 2014Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi.

B. Definisi Operasional Sasaran adalah Tempat-Tempat Umum (Masjid) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Cakupan adalah presentasi hasil perbandingan jumlah Tempat-Tempat Umum (Masjid) yang memenuhi syarat sanitasi dengan jumlah seluruh Tempat-Tempat Umum (Masjid) yang diperiksa di Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Pencapaian adalah presentase hasil perbandingan antara cakupan tempat tempat umum yang memenuhi syarat dengan target dinas kesehatan Magelang tahun 2014.

C. Ruang LingkupRuang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi :a. Lingkup lokasi : Desa Salaman dan Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.b. Lingkup waktu : Januari sampai September 2014.c. Lingkup sasaran : Cakupan tempat-tempat umum (salon) yang memenuhi syarat di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo.d. Lingkup metode : Wawancara, kuesioner, pencatatan dan pengamatan.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi1. Kriteria InklusiKriteria inklusi dalam penilitian ini adalah pengelola kesehatan lingkungan di Puskesmas Salaman I dan pengurus / pengelola Tempat - Tempat Umum (Salon) di desa yang terdapat salon yang tidak memenuhi syarat sanitasi, desa Salaman dan desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, yang bersedia diwawancara dan ada ditempat.

2. Kriteria EkslusiKriteria ekslusi dalam laporan ini adalah :Pengurus/pengelola Tempat-Tempat Umum (Salon) di desa yang terdapat salon yang memenuhi syarat.

BAB VIHASIL PENELITIAN

A. DATA UMUM DESA SALAMAN (3)a. Keadaan Geografis Letak wilayah Batas wilayahUtara: Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.Selatan: Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, dan KecamatanSamigaluh,Daerah Istimewa Yogyakarta.Barat: Wilayah kerja Puskesmas Salaman IITimur: Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Luas wilayahLuas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 38,89 km2. Pembagian wilayahWilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman, Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Salaman, Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun. Kondisi GeografisDaerah dataran: 60% terdiri dari 5 Desa Pegunungan: 30% terdiri dari 3 desaDaerah bergelombang: 10% terdiri dari 2 desa

Gambar 5. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I.

TransportasiJarak puskesmas - RSU Tidar: 15 kmJarak puskesmas - Kantor Dinas Kabupaten: 11 kmJarak puskesmas - RSU Muntilan: 20 kmJarak puskesmas - desa terjauh: 10 kmSemua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda dua. Angkutan umum berupa ojek, andong, angkudes, pick-up, dan bus umum.b. Keadaan Dermografi Jumlah pendudukJumlah penduduk: 41.963 jiwaLaki-laki: 21.237 jiwa (49,99%)Perempuan: 21.246 jiwa (50,01%)Jumlah Rumah Tangga: 14.161 KKKepadatan penduduk: 1.050 jiwa/km2Jumlah pasangan usia subur : 7.925 pasangan Data pendudukData penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:Tabel 29. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Tahun 2013UmurJumlahPersentase

0-43.4438,20 %

5-148.73620,81 %

15-4420.50448,86 %

45-647.60018,11 %

>651.6804,00 %

Total41.963100 %

Sosial Budayaa. Pemeluk agamab. Sarana peribadatanc. Tingkat pendidikand. Sarana pendidikan Sosial Ekonomi Mata pencaharianTabel 30. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I (10 tahun ke atas)

Mata PencaharianJumlahPersentase

Buruh taniTaniBuruhPNS / ABRISopir angkutanPedagangPensiunan PNS /ABRIPengusahaLain-lain5.3218.9064.7861.2731.3323.2688671.6803.84722,85 %30,41 %6,60 %3,00 %4,34 %11,16 %2,96 %5,73 %13,13 %

Total33.014100 %

Dapat dilihat dari data mata pencaharian penduduk, total penduduk yang memiliki pencaharian adalah 33.014 dari jumlah pendudduk 41.963. Berdasarkan data diatas disimpulkan terdapat 8.949 penduduk tidak memiliki mata pencaharian.

e. Sarana PerekonomianKUD: 1 buahBank: 4 buahPasar umum: 3 buahIndustri rumah: 24 buahWarung makan: 37 buah Terminal: 1 buahSalon Kecantikan: 8 buahPenggilingan padi: 14 buahTotal : 92 buahDapat dilihat mata pencaharian penduduk tertinggi adalah di bidang pertanian dan yang terendah adalah pensiunan PNS/ABRI. Selain itu, sarana perekonomian di wilayah kerja Salaman I sebanyak 92 buah.

B. DATA UMUM DESA SIDOMULYOa. Keadaan Geografi (4)1. Letak WilayahDesa Sidomulyo terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayah desa Sidomulyo sekitar 214.560 Ha yang terbagi menjadi 72,60 Ha pemukiman dan 141,96 Ha. Terbagi menjadi 8 dusun , antara lain Sojomerto Kidul, Sojomerto Lor, Kembaran, Sumberan, Kalangan, Ngadikrimo, Drojogan, dan Kedung Kepis.2. Batas WilayahDesa Sidomulyo memiliki batas-batas sebagai berikut:a. Sebelah Utara: Desa Tanggulrejo Kecamatan tempuranb. Sebelah Timur : Desa Ringin Anom Kecamatan tempuranc. Sebelah Selatan : Desa Ngadirejo Kecamatan Salamand. Sebelah Barat: Desa Kebon Rejo Kecamatan Salaman

3. Luas WilayahLuas wilayah Desa Sidomulyo berdasarkan data statistik pada tahun 2010 adalah 214.560 Ha.

Gambar 6. Peta Wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Gambar 7. Keterangan Gambar Peta Desa Sidomulyo.

b. Keadaan Demografi1. Jumlah dan Data PendudukDaftar tebel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa Sidomulyo menurut jenis kelamin.Tabel 31. Jumlah Penduduk Desa Sidomulyo Menurut Jenis Kelamin Pada Tahun 2014No.DusunJenis KelaminJumlah

Laki-lakiPerempuan

1.Sojomerto Kidul342260602

2.Sojomerto Lor237215452

3.Kembaran346314660

4.Sumberan287257544

5.Kalangan261202463

6.Ngadikromo314301615

7.Drojogan270265535

8.Kedung Kepis10181182

Jumlah215818954053

Tabel 32. Jumlah Penduduk Desa Sidomulyo Menurut Pemeluk Agama Pada Tahun 2014No. AgamaJumlahKet.

1.Islam4053

2.Kristen-

3.Katholik-

4.Hindu-

5.Budha-

Jumlah4053

Tabel 33. Jumlah Penduduk Desa Sidomulyo Menurut Mata Pencaharian Pada Tahun 2014No. Mata PencaharianJumlahKet.

1.PNS47

2.ABRI/POLRI15

3.Pensiunan43

4.Petani617

5.Swasta347

6.Pedagang125

7.Buruh Tani312

8.Tukang53

c. Kondisi Bangunan dan Sarana Umum1. Balai desa : 1 buah, luas 228 m22. Kantor desa : 1 buah, luas 49 m23. Pasar : 1 buah, luas 1.900 m24. Tempat ibadah Tabel 34. Tempat Ibadah yang Terdapat di Desa SidomulyoNo.Tempat Ibadah JumlahKet.

1.Masjid9

2.Mushola11

3.Gereja-

4.Vihara-

5. KesehatanTabel 35. Sarana Kesehatan yang Terdapat di Desa SidomulyoNo. Sarana JumlahKet

1.Rumah sakit-

2.Puskesmas-

3.Puskesmas pembantu-

4.PKD-

5.Polindes1

6.Bidan1

7.Apotek-

8.Klinik kesehatan-

6. Pendidikan Tabel 36. Sarana Pendidikan yang Terdapat di Desa SidomulyoNo. Sarana JumlahKet

1.Play Group / PAUD-

2.TK3

3.SD / MI3

4.SMP1

5.SMA-

6.SMK-

7.TPA9

8.Pondok Pesantren5

C. Hasil SurveiData tempat tempat umum (salon) yang memenuhi syarat di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang diperoleh dari data primer yang diperoleh langsung dari survei atau inspeksi terhadap Tempat Tempat Umum (TTU) dengan sasaran seluruh Salon yang ada di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang meliputi Salon Qirana, Salon Anik, Salon Dewi, Salon Mila, Salon Putri dan Salon Acik serta data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan kegiatan kesehatan lingkungan Pukesmas Salaman. Pengambilan data primer dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 November 2014 dimulai dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB telah dilaksanakan. Jumlah sasaran survei yang telah dikunjungi seluruhnya berjumlah 6 tempat yang terdiri dari 6 Salon. Seluruh isian daftar tilik diisi oleh penilik dengan melihat langsung kondisi lapangan dan menanyakan beberapa pertanyaan melalui wawancara terpimpin kepada pemilik Salon. Daftar tilik yang telah dibuat berisi gambaran sanitasi salon yang ada.Kuesioner terdiri dari 11 pertanyaan yang dibuat dan terdiri dari 5 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan dan 6 pertanyaan untuk mengukur perilaku responden tentang sanitasi pada TTU Salon. Untuk setiap pertanyaan dengan jawaban ya diberi nilai 1 (satu), sedangkan untuk jawaban tidak ataupun tidak tahu diberi nilai 0 (nol). Nilai dari jawaban setiap responden dijumlahkan, kemudian dipresentasekan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan responden.Hasil survei memberikan gambaran permasalahan Tempat Tempat Umum (Salon) yang ada di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Berikut adalah kuesioner pengetahuan dan perilaku pemilik salon mengenai TTU :

52

OBJEKURAIANSalon

Total NilaiPresentase (%)

123456

1.Apakah sebelumnya pernah dilakukan penyuluhan mengenai salon yang memenuhi syarat sehat ?011000233,33

2.Apakah anda mengetahui tentang salon yang memenuhi syarat sanitasi ?

111011583,33

3.Apakah menurut anda disetiap salon sebaiknya memiliki sarana jamban / kamar mandi sendiri untuk pelanggan ?111001466,66

4.Menurut anda aliran pembuangan limbah yang tepat adalah ke selokan ?1111116100

5.Apakah terdapat ventilasi pada salon ini ?001111466,66

6.Apakah menurut anda disetiap salon diperlukan pecahayaan yang cukup ?1111116100

7.Apakah setiap hari lantai salon dibersihkan ?

1111116100

8.Apakah alat - alat yang digunakan di salon ini selalu dibersihkan setiap hari ?101011466,66

9.Apakah menurut anda disetiap salon perlu dilengkapi alat P3K atau tabung pemadam kebakaran ?000001116,66

10.Apakah menurut anda setiap karyawan yang bekerja di salon perlu dilengkapi alat pelindung?101101466,66

11.Apakah menurut anda setiap karyawan yang bekerja di salon perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan 1 tahun sekali ?100100233,33

Total 869669

Presentase Total (%)72,7254,5481,8154,5454,5481,81

Tabel 37. Hasil KuisionerKeterangan : Ya : 1Tidak: 0Dari data inspeksi dilihat lagi pada salon yang bermasalah secara lebih detail dan dianalisa. Setelah dilakukan analisa didapatkan berberapa masalah yang menyebabkan nilai pada salon salon ini rendah, antara lain:1. Tidak adanya perlengkapan alat alat P3K dan tabung pemadam kebakaran.2. Tidak dilakukannya pemeriksaan kesehatan setiap satu tahun sekali.3. Tidak dilakukannya penyuluhan mengenai salon yang memenuhi syarat sehat.4. Tidak menggunakan alat alat pelindung bagi karyawan salon.5. Alat alat yang digunakan di salon tidak dibersihkan setiap hari.6. Tidak adanya ventilasi pada salon.7. Pada kuantitas, kualitas dan perawatan jamban.8. Kurangnya pengetahuan mengenai salon yang memenuhi syarat sanitasi.

D. Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Kesehatan Lingkungan TTUBerikut di bawah ini adalah hasil wawancara dengan koordinator program kesehatan lingkungan TP2M :Tabel 38. Wawancara dengan koordinator Program Kesehatan Lingkungan TTUNo.PertanyaanJawaban

Man1. Berapa jumlah petugas di program kesehatan lingkungan ini?Di program hanya terdapat 1 petugas, saya sendiri (Ibu Woro), jadi hanya saya sendiri yang melakukan kunjungan ke TTU yang ada. Kurangnya SDM yang dapat membantu melakukan kunjungan / inspeksi langsung, sehingga tidak dapat dicapai hasil yang optimal dan sesuai sasaran jumlah TTU yang ada.

Money2. Apakah dana bantuan berpengaruh untuk TTU?Dana yang kita peroleh dari BOK terbagi juga ke program lain seperti TP2M, dan dananya terbatas.

Method3.Kegiatan apa yang dilakukan pada bagian kesehatan lingkungan ini untuk mendata TTU?Terdapatnya program inspeksi sanitasi TTU dengan metode kunjungan langsung (2 kali dalam setahun). Kurang optimalnya kunjungan langsung inspeksi sanitasi, sehingga tidak mencapai target 2 kali setahun.

Material4.Dana yang terbatas yang disebutkan tadi, dipergunakan untuk apa?Biasanya hanya digunakan untuk transportasi.

Machine5.Apa yang digunakan dalam mendata responden?Kita menggunakan kuisioner untuk mendata responden.

60

BAB VIIPEMBAHASAN

A. Analisis Penyebab MasalahBerdasarkan hasil analisis masalah yang telah didata dapat ditemukan penyebab - penyebab dari kurangnya sanitasi pada Tempat - Tempat Umum (Salon) di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Bulan Januari September 2014. Tabel 39. Kemungkinan Penyebab Masalah Berdasarkan Hasil SurveyKomponen INPUTKelebihanKekurangan

ManTerdapat 1 petugas kesehatan lingkungan.1. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Money1. Tersedianya Dana Transportasi.

1. Belum adanya biaya khusus untuk pengadaan penyuluhan kelompok.

Method1. Terdapat kuesioner sanitasi salon sehat.1. Kunjungan dan sosialisasi langsung kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.

1. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi langsung oleh petugas kesling kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.1. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat sanitasi salon sehat.

Material1. Tidak adanya sepeda motor dinas untuk membantu kegiatan petugas kesehatan lingkungan.

Machine1. Terdapatnya blangko check list untuk penilaian sanitasi salon kecantikan.1. Kurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.

ProsesP11. Sudah adanya jadwal kunjungan keluar secara berkala yang dilakukan oleh petugas kesling.

1. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. 1. Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi mengenai TTU (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi oleh petugas kesling.

P21. Terlaksananya pendataan jumlah TTU (Salon).1. Sudah dilaksanakannya kunjungan dan sosialisasi ke TTU (Salon) oleh petugas Kesling.

1. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi mengenai TTU yang memenuhi syarat sanitasi.

P31. Sudah ada Pengawasan dan penilaian oleh petugas Kesling.3. Kurangnya evaluasi dari pendataan, penilaian dan penyuluhan mengenai sanitasi.

Lingkungan1. Kurangnya pengetahuan dari pengelola salon tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang timbul.1. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.1. Tidak terdapatnya sarana dan prasarana yang termasuk dalam persyaratan sanitasi oleh seperti kamar WC, tempat pembuangan sampah dan P3K.

B. Daftar Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem2. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.2. Belum adanya biaya khusus untuk pengadaan penyuluhan kelompok. 2. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi langsung oleh petugas kesling kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.2. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat sanitasi salon sehat.2. Tidak adanya sepeda motor dinas untuk membantu kegiatan petugas kesehatan lingkungan.2. Kurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.2. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. 2. Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi mengenai TTU (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi oleh petugas kesehatan lingkungan.2. Kurangnya evaluasi dari pendataan, penilaian dan penyuluhan mengenai sanitasi.2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pengelola salon tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang timbul.2. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.2. Tidak terdapatnya sarana dan prasarana yang termasuk dalam persyaratan sanitasi, seperti WC, tempat pembuangan sampah dan P3K.

C. Konfirmasi Penyebab Masalah yang Paling MungkinSetelah dilakukan konfirmasi kepada petugas Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Salaman dan pengamatan langsung pada tempat - tempat umum (Salon) di desa Salaman dan desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman dari kemungkinan penyebab masalah di atas maka didapatkan penyebab masalah yang ditemukan, yaitu :1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang ditimbulkan.2. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.3. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan dan sosialisasi langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal. 4. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat. 5. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. 6. Kurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.

1. .Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi mengenai TTU yang memenuhi syarat sanitasi.1. Tidak adanya sepeda motor dinas untuk membantu kegiatan petugas kesehatan lingkungan.Money Belum adanya biaya khusus untuk pengadaan penyuluhan kelompok..Cakupan TTU (Salon) di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo periode Januari September 2014 sebesar 50 % dari 80 % target DinKes. Kab. Magelang.

1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang akan ditimbukan.1. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.1. Tidak terdapatnya sarana dan prasarana yang termasuk dalam persyaratan sanitasi, seperti WC, tempat pembuangan sampah dan P3K.Kurangnya evaluasi dari pendataan, penilaian dan penyuluhan mengenai sanitasi.P3P2PROSESP11. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. 1. Kurangnya perencanaan untuk sosialisasi mengenai TTU (Salon) yang memenuhi syarat sanitasi oleh petugas Kesling.MachineKurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.Method1. Kurang optimalnya kunjungan dan sosialisasi langsung oleh petugas kesling kepada pemilik salon mengenai sanitasi salon sehat.1. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat sanitasi salon sehat.MaterialKurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.ManLINGKUNGANINPUTGambar 8. Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)

BAB VIIIALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

0. Alternatif Pemecahan MasalahSetelah melakukan analisis penyebab masalah belum tercapainya target cakupan TTU Salon yang memenuhi syarat sanitasi di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 36. Alternatif Pemecahan Masalah No. Penyebab MasalahAlternatif Pemecahan

1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang akan ditimbulkan.Dilaksanakan program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat.

2. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.

Dilaksanakan Program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.

3. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung dan sosialisasi ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.Berkerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan, dalam melaksanakan program sosiaalisasi sanitasi salon.Menambah jumlah petugas kesling.

4. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.Dilaksanakan program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.

5. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas. Dibuatnya jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan.

6. Kurangnya media untuk penyuluhan untuk mendukung kegiatan penyuluhan.

Pembuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster agar lebih menarik, mudah dimengerti dan dapat diterapkan.

0. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Penyebab Masalah1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi salon beserta dampak yang timbul.

A. Dilaksanakan Program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.

2. Kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat-alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.

3. Tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.

B.Bekerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan dalam melaksanakan program sosialisasi sanitasi salon kecantikan.

4. Kurangnya petugas kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan langsung dan sosialisasi ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal.

C. Dibuatnya jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (Salon) mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan.

5. Belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas.

D. Pembuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster agar lebih menarik, mudah dimengerti dan dapat diterapkan.

6. Kurangnya media untuk penyuluhan untuk mendukung kegiatan penyuluhan.

0. Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah1. Dilaksanakan program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.2. Berkerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan dalam melaksanakan program sosialisasi sanitasi salon kecantikan.3. Dibuatnya jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (Salon) mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan.4. Pembuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster agar lebih menarik, mudah dimengerti dan dapat diterapkan.

0. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Tabel 36. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan MasalahPenyelesaianMasalahNilai KriteriaHasil AkhirUrutan

MIVC(M x I x V) / C

A343218I

B14326II

C12214III

D12222IV

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks rumus MIVC maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan masalah tempat-tempat umum sebagai berikut :1. Dilaksanakan program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat. 2. Berkerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan, dalam melaksanakan program sosialisasi sanitasi salon kecantikan.3. Dibuatnya jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (Salon) mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan.

4. Pembuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster agar lebih menarik, mudah dimengerti dan dapat diterapkan. ( 6 )69

68

Tabel.37. Plan Of Action Penyelesaian Masalah Tempat Tempat Umum (Salon) di Desa Salaman dan Desa Sidomulyo

No.KegiatanTujuanSasaranTempatPelaksana KegiatanWaktuBiaya Metode Kriteria Keberhasilan

1.Penyuluhan mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat.

Dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pengelola TTU (Salon) mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat.Pengelola salon.Balai desa Salaman dan Sidomulyo.Kordinator program Kesling beserta para dokter muda yang sedang praktek lapangan.6 bulan sekali.

Bantuan Operasional Kesehatan. Pemberian materi, diskusi dan tanya jawab. Pembuatan slide show dan poster. Proses : Di laksanakannya penyuluhan tentang syarat - syarat sanitasi salon sehat.Hasil : Meningkatnya pengetahuan serta perilaku hidup bersih pengelola salon saat bekerja.

2.Kerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan.

Meningkatkan optimalisasi kinerja petugas kesehatan lingkungan dengan kerjasama antar lintas program.Petugas promosi kesehatan.Puskesmas.Kordinator program kesehatan lingkungan.6 bulan sekali.Dana Operasional Kesehatan.Pertemuan dan diskusi serta pembuatan jadwal bersama.Proses : Terlaksananya kerjasama antar lintas program dengan pembuatan program bersama.Hasil : Optimalnya kinerja petugas kesehatan pada program kesehatan lingkungan.

3.Membuat jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (salon) yang akan dilakukan kunjungan.

Meningkatkan optimalisasi penjadwalan kunjungan inspeksi sanitasi TTU (salon) agar lebih terinci.Petugas kesehatan lingkungan.Puskesmas.Petugas Kesehatan Lingkungan.6 bulan sekali.Dana operasional Kesehatan.Pencatatan jadwal mengenai target kunjungan TTU (salon) yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi. Proses : Pembuatan jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (salon) yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi.Hasil : Seluruh TTU (salon) dapat dikunjungi dan disosialisasikan mengenai syarat sanitasi dengan optimal.

Tabel.38. Gann Chart

KegiatanNovemberDesember

41234

1. Memberikan penyuluhan mengenai syarat-syarat sanitasi salon sehat dan pemuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster.

2. Kerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan dalam melaksanakan program sosialisasi sanitasi salon kecantikan.

3. Membuat jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU (salon) mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan.

BAB IXPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan analisis penyebab masalah, didapatkan cakupan masalah TTU (Salon) adalah 50 % dengan pencapaian 62,5 %.Analisis penyebab masalah berdasarkan pendekatan sistem dari hasil survey, konfirmasi dengan koordinator petugas kesehatan lingkungan dan pemantauan langsung ke salon adalah :Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sanitasi beserta dampak yang akan ditimbulkan, kurangnya perilaku bersih dari karyawan terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan, kurangnya SDM dari bagian kesehatan lingkungan, sehingga kunjungan dan sosialisasi langsung ke TTU (Salon) belum dapat dilaksanakan secara optimal, tidak adanya penyuluhan khusus bagi para pemilik salon mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat, belum terincinya jadwal kunjungan keluar mengenai TTU (Salon) mana yang akan dikunjungi oleh petugas dan kurangnya media untuk penyuluhan seperti poster untuk mendukung kegiatan penyuluhan.Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan yaitu dilaksanakan program penyuluhan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai syarat - syarat sanitasi salon sehat, berkerja sama dengan petugas lain seperti petugas promosi kesehatan, dalam melaksanakan program sosialisasi sanitasi salon kecantikan, dibuatnya jadwal secara terinci mengenai target kunjungan TTU mana saja yang akan dilakukan kunjungan dan sosialisasi oleh petugas kesehatan lingkungan, pembuatan media untuk penyuluhan seperti slide show ataupun poster agar lebih menarik, mudah dimengerti dan dapat diterapkan.

B. Saran1. Bagi PengelolaPemilik diharapkan meningkatkan perilaku hidup bersih terhadap kebersihan alat - alat yang digunakan dan kebersihan dari tempat secara keseluruhan.2. Bagi Petugas Kesehatan Lingkungana. Menghimbau kepada petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Salaman agar meningkatkan program kunjungan langsung, sosialisasi dan penyuluhan kepada para pengelola salon agar meningkatkan perilaku bersih dari para pengelola salon kecantikan dan terciptanya salon kecantikan yang memenuhi syarat sanitasi.b. Petugas kesehatan lingkungan bekerja sama dengan bagian lain seperti petugas promosi kesehatan dan para dokter muda yang sedang praktek di lapangan dalam melaksanakan program untuk meningkatkan sanitasi dari Tempat - tempat Umum (Salon).

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta. 20032. Rifqie R. Hygiene Sanitasi dan K3 pada Salon Kecantikan, Malang : Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.20033. Profil Umum Desa Salaman 20144. Profil Umum Desa Sidomulyo 20145. Hartoyo, Handout Manajemen Program/Pelayanan di Puskesmas : Magelang., 20146. Hartoyo, Handout Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah : Magelang, 20147. Hartoyo, Handout Konsep Puskesmas : Magelang,20148. Definisi kesehatan lingkungan. (diakses tanggal 23 November 2014). Avaible from : http://belibis-a17.com/2008/10/15/kesehatan-lingkungan-kesling/9. Beberapa Pengertian Tentang Sanitasi Lingkungan (diakses tanggal 23 November 2014). Avaible from : http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-lingkungan.html10. Pemeriksaan Sanitasi Salon (diakses tanggal 23 November 2014). Avaible from : http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2011/02/formulir-pemeriksaan-sanitasi-salon.html11. Sanitasi tempat tempat umum (diakses tanggal 23 November 2014). Avaible from : http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2010/12/sanitasi-tempat-tempat-umum.html