Syarat-syarat & Spesifikasi Teknik

27
SPESIFIKASI TEKNIS PERENCANAAN TAMAN REKREASI (2015) KABUPATEN BANTAENG BAB I KETENTUAN UMUM Pelaksanaan spesifikasi teknis ini terbagi dalam 2 garis besar uraian pekerjaan antara lain : A. Pekerjaan Konstruksi B. Pekerjaan Taman Rekreasi 1.1 UMUM : a. Kontraktor/personil-personil Kontraktor wajib menghormati, tunduk & mematuhi semua peraturan sistem pengamanan & keselamatan kerja di lokasi proyek. b. Kontraktor beserta seluruh personilnya harus dapat menjalin kerja sama dengan Direksi Pekerjaan dalam menjalankan tugas masing-masing yang berbeda-beda. c. Peralatan Kerja Pemborong harus menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. d. PPPK ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Pemborong harus menyediakan peralatan obat-obatan yang bersifat pertolongan pertama seperti : yodium, kapas, verban steril, pil pencegah diare, boorwater dan lain-lain. 1.2 PENEMPATAN TENAGA KERJA Dalam pelaksanaan di atas pemborong harus menempatkan beberapa tenaga ahli antara lain : a. 1 ( satu) orang Project Manager yang bertugas mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada Pihak Direksi dan mengatur kelancaran jalannya proyek. b. Kepala Pelaksana dan Wakil Pelaksana Teknik, yang bertugas melaksanakan proyek sesuai dengan gambar dan bestek serta bertugas di lapangan sepenuhnya. c. Staf Engineer dan Pelaksana Lapangan sesuai dengan bidang/keahlian masing-masing. d. Administrasi Lapangan

description

-

Transcript of Syarat-syarat & Spesifikasi Teknik

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    PERENCANAAN TAMAN REKREASI (2015)

    KABUPATEN BANTAENG

    BAB I

    KETENTUAN UMUM Pelaksanaan spesifikasi teknis ini terbagi dalam 2 garis besar uraian pekerjaan antara lain :

    A. Pekerjaan Konstruksi

    B. Pekerjaan Taman Rekreasi

    1.1 UMUM :

    a. Kontraktor/personil-personil Kontraktor wajib menghormati, tunduk & mematuhi semua peraturan sistem pengamanan & keselamatan kerja di lokasi proyek.

    b. Kontraktor beserta seluruh personilnya harus dapat menjalin kerja sama dengan Direksi Pekerjaan dalam menjalankan tugas masing-masing yang berbeda-beda.

    c. Peralatan Kerja

    Pemborong harus menyediakan peralatan kerja yang dibutuhkan dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

    d. PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

    Pemborong harus menyediakan peralatan obat-obatan yang bersifat pertolongan pertama seperti : yodium, kapas, verban steril, pil pencegah diare, boorwater dan lain-lain.

    1.2 PENEMPATAN TENAGA KERJA

    Dalam pelaksanaan di atas pemborong harus menempatkan beberapa tenaga ahli antara lain :

    a. 1 (satu) orang Project Manager yang bertugas mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada Pihak Direksi dan mengatur kelancaran jalannya proyek.

    b. Kepala Pelaksana dan Wakil Pelaksana Teknik, yang bertugas melaksanakan proyek sesuai dengan gambar dan bestek serta bertugas di lapangan sepenuhnya.

    c. Staf Engineer dan Pelaksana Lapangan sesuai dengan bidang/keahlian masing-masing.

    d. Administrasi Lapangan

  • Semua tenaga tersebut harus berpengalaman didalam pelaksanaan proyek dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

    1.3 STANDARD PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan :

    1. Ketentuan Umum untuk melaksanakan Pemborongan Pekerjaan Umum (A.V) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No : 14571.

    2. Peraturan Beton Indonesia tahun 1991 (PBI-1991).

    3. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB) pada penyelenggaraan bangunan di Indonesia tahun 1970.

    4. Peraturan Umum Listrik Negara yang berlaku meliputi :

    4.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

    4.2 Standard Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN).

    4.3 International Electric Committee (IEC).

    4.4 Verband Deutscher Electratechniker (VDE).

    5. Peraturan pembangunan daerah setempat.

    6. Untuk pekerjaan steel structure agar mengikuti :

    a. American Institute of Steel Construction (AISC), manual of steel construction 7th edition.

    b. Design Standard for Steel Structures.

    c. American Welding Society (AWS) Publications.

    Standard Qualifications Procedure.

    Code for Welding In Building Construction.

    7. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencapai tujuan dan maksud perjanjian pemborongan ini.

    8. Risalah Rapat Penjelasan.

    9. Gambar-gambar Kerja.

    1.4 SPESIFIKASI UMUM

  • 1. GAMBAR PROYEK

    Gambar proyek terdiri dari .. (.) lembar, dengan ukuran kertas gambar A3.

    Satuan ukuran yang digunakan dalam spesifikasi, Bill of Quantity dan gambar kerja adalah dalam sistem metrik.

    Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar kerja.

    Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar rencana dengan gambar-gambar perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar perincian (detail). Namun demikian hal-hal tersebut harus dilaporkan pada Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

    Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pekerjaan dilaksanakan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

    2. AREA KERJA KONTRAKTOR

    Kontraktor dapat menyusun area kerja sendiri, untuk menimbun bahan bangunan, peralatan konstruksi, kantor sementara Kontraktor dan lain-lain, pada lokasi yang telah disediakan oleh Direksi Pekerjaan.

    Kontraktor harus menjaga areanya tetap bersih dan terkoordinir baik selama pelaksanaan pekerjaan.

    3. BAHAN DAN TENAGA KERJA

    Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan didalam kontrak ini dengan material baru dan bermutu baik, metoda pelaksanaan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dan tenaga kerja-tenaga kerja yang baik. Material dan penyelesaian pekerjaan yang tidak memenuhi standar yang disyaratkan didalam kontrak ini dapat ditolak dan Kontraktor harus memindahkan dan mengulang pekerjaan yang tidak memenuhi standard dan tidak berhak merubah atau menyesuaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan (perpanjangan waktu) dan pembayaran tambahan.

    4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Kontraktor harus mengambil langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai kemajuan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan.

    Kontraktor bertanggung jawab mengenai pengadaan bahan dan peralatan setiap saat untuk menjaga agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.

    5. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

  • Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan design/gambar yang menyebabkan perubahan volume pekerjaan, maka perubahan volume ini akan dihitung sebagai pekerjaan tambah kurang dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

    6. SURVEY / SETTING OUT

    Kontraktor bertanggung jawab atas semua survey, pengukuran dan setting out yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk tujuan ini harus menggunakan surveyor yang berkompeten dan bermutu yang nama dan kwalitasnya telah disetujui Direksi Pekerjaan.

    Kontraktor bisa mendapatkan secara tertulis keterangan mengenai elevasi dan lokasi koordinat permanent dan bench mark yang akan digunakan sebagai referensi untuk survey dan setting out dari pekerjaan pada Direksi Pekerjaan.

    Untuk tujuan pengecekan survey dan setting out oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan pembantu yang diperlukan Direksi Pekerjaan.

    Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan pada tiap lokasi survey, Kontraktor harus memberikan keterangan tertulis kepada Direksi Pekerjaan tidak kurang dari 3 (tiga) hari dari rencana pelaksanaan survey dan setting out agar dapat dilakukan persiapan untuk pengawasan oleh Direksi Pekerjaan.

    7. PERALATAN SURVEY

    Kontraktor harus membuat daftar peralatan yang akan digunakan dalam survey dan peralatan harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survey dilaksanakan.

    Peralatan ukur mekanis yang akan digunakan harus dalam kondisi dan kinerja yang baik dan telah dikalibrasi oleh pihak yang berkompeten. Sertifikat kalibrasi alat harus disertakan dalam daftar peralatan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.

    Kontraktor harus menyediakan peralatan survey topografis (theodolite), alat pengukur panjang dan lain-lain yang diperlukan.

    Kontraktor harus menjaga peralatan ini agar tetap dalam keadaan baik jika digunakan Direksi Pekerjaan selama masa kontrak.

    8. PERSETUJUAN DIREKSI PEKERJAAN

    Kecuali dipersyaratkan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh material dan bahan lain yang memerlukan persetujuan Direksi Pekerjaan harus dikirimkan dalam rangkap 3 (tiga), dan dikirimkan kembali kepada Kontraktor setelah disetujui dan copy yang lain tetap pada Direksi Pekerjaan.

    9. PELAYANAN PERTOLONGAN PERTAMA

    Kontraktor harus menyediakan pelayanan pertolongan pertama yang memadai di lapangan, selama pelaksanaan pekerjaan.

    10. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

  • Mobilisasi dan demobilisasi material sebagaimana tercantum dalam Bill of Quantities mencakup penyediaan : sarana pengangkutan dilokasi untuk tenaga kerja, staf, bahan, peralatan kebutuhan sarana incidental pelaksanaan pekerjaan, dan pemindahan semua instalasi di lapangan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai. Selain itu harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada :

    a. Transportasi dan pemasangan semua material ke lokasi dimana material tersebut akan digunakan.

    b. Transportasi untuk staf, personil dan tenaga kerja lapangan.

    c. Pemindahan semua instalasi, konstruksi bangunan sementara dan perlengkapan lain dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, sehingga area tersebut ditinggalkan dalam keadaan bersih.

    d. Demobilisasi semua staf, personil dan tenaga kerja yang lapangan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.

    Dalam 3 (tiga) hari setelah penandatanganan kontrak. Kontraktor harus mengirimkan program rinci ke Direksi Pekerjaan mengenai prosedur mobilisasi yang akan dilaksanakan.

    11. DATA METEOROLOGI

    Kontraktor harus menyiapkan/mengadakan, merawat dan mengoperasikan alat pencatat data meterologi untuk observasi harian hingga selama waktu kontrak, meliputi :

    a. Curah hujan

    b. Arah angin

    c. Temperatur

  • BAB II

    LINGKUP PEKERJAAN

    2.1 URAIAN PEKERJAAN

    Pekerjaan yang tercakup di dalam kontrak, diuraikan secara terperinci di dalam Spesifikasi Pekerjaan, Bill Of Quantities dan gambar-gambar Konstruksi untuk Kegitan Perencanaan TAMAN REKREASI TAUHUN 2015, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari :

    2.1.1 Pekerjaan Persiapan

    Pembersihan Lapangan (land clering)

    Mobilisasi & Demobilisasi

    Pengukuran & Bouwplank

    Penyediaan fasilitas air, listrik

    2.1.2 Pekerjaan Sipil, Struktur dan Arsitektur

    Meliputi pekerjaan:

    Penggalian & penimbunan tanah

    Pekerjaan pondasi & pasangan

    2.1.3 Pekerjaan Taman Rekreasi antara lain :

    Pekerjaan Pembentukan Tanah Kontur

    Pekerjaan Penanaman Pohon Penutup Tanah

    Pekerjaan Penanaman Pohon

    2.1.4 Pekerjaan Finishing dan Penyelesaian

    LOKASI PEKERJAAN

    2.1.5 Jalan Masuk

    Jalan masuk ke lokasi pekerjaan yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan masuk menuju areal pekerjaan, harus mendapat ijin dari Pemilik Proyek. .Kondisi jalan masuk ke proyek harus rata tidak bergelombang agar dapat dilalui kendaraan/angkutan berat dengan mudah sehingga dapat memperlancar proses pekerjaan.

    2.1.6 Lokasi Proyek

  • Lokasi pekerjaan terletak pada area Jl. ................................ Luas area yang disediakan untuk proyek diatas +................... m2. Yang harus diperhatikan bahwa sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran bersama-sama Direksi Pekerjaan.

    2.1.7 Kondisi Tanah

    Secara umum tanah di lokasi proyek harus diketahui untuk menyesuaikan dan pekerjaan yang akan dikerjakan

    2.2 KEWAJIBAN KONTRAKTOR

    2.2.1 Umum

    Semua keterangan yang tercantum dalam lingkup perjalanan ini tidak membatasi kebebasan Kontraktor (dengan persetujuan Pemilik Proyek) untuk mengajukan/mengusulkan pendapat yang berbeda untuk menghasilkan perbaikan yang lebih baik dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor berkewajiban mempertanggung-jawabkan akibat-akibat dari semua perubahan yang diusulkan.

    Semua aktifitas Kontraktor yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, tidak boleh mengganggu aktifitas dan kegiatan masyarakat.

    2.2.2 Material Konstruksi dan Peralatan

    Kontraktor harus memasok material dan peralatan untuk pekerjaan konstruksi sesuai dengan aktifitas dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan.

    Kontraktor harus menjamin ketersediaan material sesuai dengan waktu, jumlah dan mutu/spesifikasi yang disyaratkan.

    Setiap keterlambatan dari kegiatan pasokan material yang dipasok oleh Kontraktor tersebut diatas sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terlambat merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan material, peralatan dan metoda pelaksanaan yang baik dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

    2.2.3 Gambar-gambar

    Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing untuk setiap pekerjaan (termasuk perubahan-perubahan yang diusulkan). Perubahan-perubahan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sistim penomoran Shop Drawing dan As Built Drawing harus sama dengan gambar rencana yang diberikan serta diberi tanda pada kolom revisi yang tersedia. As Built Drawing tersebut diserahkan masing-masing sebanyak 1 (satu) dengan bahan sepia film dan 4 (empat) copy ukuran A3 kepada Pemilik Proyek, pada waktu serah terima pekerjaan, lengkap dengan asal usul perubahan.

  • 2.2.4 Pengendalian Mutu, Pengawasan dan Pengujian

    Kontraktor wajib melaksanakan pengujian, pengawasan dan prosedur pengendalian mutu sesuai dengan yang disyaratkan dalam standar, baik yang tercantum maupun tidak didalam Dokumen Kontrak serta untuk menyakinkan bahwa material yang digunakan sesuai dengan gambar, spesifikasi, dan standar yang disetujui penerapannya oleh Direksi Pekerjaan.

    Laporan dari Kontraktor mengenai pengawasan pekerjaan dan hasil pengujian wajib dikirimkan ke Direksi Pekerjaan, 4 (empat) copy dalam satu minggu.

    Kontraktor wajib memberikan perincian dari jadwal untuk mobilisasi peralatan dan pengiriman bahan dan peralatan bersama prosedur pengendalian mutu dan pengawasan dari program pengetesan kepada Direksi Pekerjaan.

    Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan harus diberi kebebasan untuk memasuki lokasi manufaktur/fabrikasi kontraktor dan sub-kontraktornya setiap saat selama jam kerja untuk melaksanakan pengawasan terhadap prosedur Pengendalian mutu dan untuk menyaksikan dan membuktikan bahwa pemeriksaan dan pengujian dilakukan berdasarkan prosedur pengendalian mutu dan pemeriksaan dari program pengujian sesuai dengan yang telah disetujui.

    Jika pengujian khusus mensyaratkan kehadiran Pemilik Proyek / Direksi Pekerjaan maka satu set gambar kerja dan metoda pengujian harus dibuat dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan seminggu sebelum pengujian.

    Jika ada kerusakan peralatan maupun material yang memerlukan perbaikan, Kontraktor harus segera melaksanakan perbaikannya atau mengganti dengan peralatan/material baru dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Semua laporan teknik mengenai perbaikan atau penggantian yang telah dilakukan harus disusun dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

    Pemeriksaan, pengetesan dan pembuktian dan lain-lain, yang telah dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari tanggungannya didalam kontrak ini, termasuk pertanggungjawaban terhadap kerusakan yang disebabkan kelalaian Kontraktor, juga tidak mempengaruhi jaminan yang terdapat pada kontrak.

    2.2.5 Pengamanan Pelaksanaan Pekerjaan

    Kontraktor bertanggung jawab untuk membuat penerangan yang memadai untuk penjagaan dan pengawasan pada semua pekerjaan di lapangan dan penyediaan yang memadai untuk jalan, gang, penjagaan dan pagar sesuai dengan kondisi/keaedeaan pelaksanaan pekerjaan untuk akomodasi dan melindungi barang Pemilik proyek dan yang ada disekitarnya. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan jika didalam pelaksanaan pekerjaan menemui/mendapatkan adanya jaringan pipa atau peralatan listrik.

    2.2.6 Pos Pertolongan Pertama

  • Kontraktor harus menyediakan pos pertolongan pertama dengan peralatan dan petugas yang memadai, sedemikian hingga transportasi ambulan dan pemeriksaan di rumah sakit hanya diperlukan untuk tenaga kerja yang mengalami kecelakaan serius didalam lokasi pelaksanaan. Biaya rumah sakit selanjutnya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    2.3 TANGGUNG JAWAB PEMILIK PROYEK

    Dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Pemilik Proyek akan memenuhi sarana sebagaimana tercantum dibawah, tetapi Kontraktor setiap saat bisa memberikan keterangan yang mungkin diperlukan bagi Pemilik Proyek untuk menyediakan sarana tambahan yang lainnya.

    2.3.1 Area Sekitar Lokasi Pekerjaan

    Penyediaan area yang diperlukan disekitar lokasi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kantor, fasilitas pertolongan pertama sementara, dan gudang serta fasilitas yang dibangun di atas area tersebut.

    2.3.2 Utilitas dan Pelayanan

    Penyediaan keperluan utilitas dan pelayanan selama pelaksanaan pekerjaan seperti : penerangan, listrik, sanitasi dan air industri dan saluran air sementara seperti berikut :

    Satu sumber air industri 1 m3/jam.

    Biaya penyambungan air ke take over point adalah tanggung jawab Pemilik Proyek, sedangkan pemasangan jaringan pelayanan ke titik-titik yang diperlukan didalam lokasi pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    Tenaga listrik untuk kebutuhan sarana Direksi Keet dan biaya penyambungan menjadi tanggung jawab Pemilik Proyek sedangkan biaya pemakaian selama proyek berlangsung menjadi tanggung jawab Kontraktor, sedangkan pemasangan jaringan pelayanan ke titik-titik yang diperlukan dan pemindahan sesudah proyek berakhir merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    2.3.3 Gambar Pekerjaan

    Pemilik Proyek menyediakan gambar untuk pelaksanaan pekerjaan.

    2.3.4 Informasi

    Pemilik Proyek memberikan informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kepada Kontraktor setelah menerima pernyataan tertulis dari Kontraktor.

    2.4 PENGENDALIAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Dalam 3 (tiga) hari sesudah effective date, Kontraktor wajib mengirim keterangan pengendalian kemajuan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan, informasi pengendalian kemajuan yang diterapkan untuk melaksanakan pekerjaan seperti rincian perencanaan, pelaksanaan, mobilisasi, pengiriman peralatan dan bahan, pengendalian mutu, erection, pengujian yang berkaitan dan lain-lain.

    Hal ini tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban untuk memenuhi pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan lain berikutnya dalam kontrak. Setelah keterangan

  • pengendalian kemajuan pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti prosedur dan metoda yang tercantum didalamnya.

    Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) foto copy laporan kemajuan pekerjaan bulanan kepada Direksi Pekerjaan yang merupakan ringkasan dari jadwal pekerjaan, kemajuan yang dicapai, rencana kegiatan yang akan datang dan semua permasalahan dan tindakan perbaikan.

    Setiap laporan kemajuan pekerjaan minimal meliputi ;

    a. Laporan status pekerjaan

    b. Perbandingan status pekerjaan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.

    c. Garis besar permasalahan yang mempengaruhi waktu pemenuhan target pekerjaan.

    d. Kurva S terbaru/actual dan jadwal terinci serta network planning.

    e. Program pengawasan dan pengujian yang telah diperbaiki.

    f. Semua informasi yang diminta Direksi Pekerjaan.

    Jika kontraktor menganalisa jadwal pekerjaan dengan menggunakan komputer, cetakan dari analisa dan perbaikan dikirimkan ke Direksi Pekerjaan.

    Pertemuan/rapat teknis dan evaluasi pekerjaan dilaksanakan dengan interval yang teratur dan tempat pertemuan harus disetujui oleh peserta rapat koordinasi. Pertemuan yang dilaksanakan harus dihadiri wakil dari Kontraktor dan Direksi Pekerjaan.

    2.5 PENGENDALIAN MUTU, PENGAWASAN DAN PENGUJIAN

    2.5.1 Umum

    Bahan bangunan dan peralatan yang dipasok Kontraktor harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan disetujui Direksi Pekerjaan.

    Bahan bangunan diklasifikasikan dalam 2 bagian :

    a. Bahan alam : Pasir, kerikil, batu pecah, kayu dan lain-lain.

    b. Jenis Tanaman : Jenis Tanaman Pohon

    Untuk bahan bagian (a) contoh dalam jumlah secukupnya dan laporan hasil pengujian harus disediakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan untuk Pengendalian Mutu. Sesudah disetujui Direksi Pekerjaan material dapat dikirimkan ke lokasi pelaksanaan pekerjaan. Selama pengiriman bahan pengendalian mutu terus menerus dilakukan. Dalam tahap ini, material yang tidak memenuhi syarat lagi dapat ditolak.

    Untuk bahan bagian (b) Pengujian lapangan dan laboratorium jika perlu dilakukan. Jika pengujian tidak memungkinkan untuk dilaksanakan maka kontraktor bisa mengajukan sertifikat dari pabrik pembuat bahan tersebut.

  • Jika sebagian dari struktur harus dibuat oleh Sub-Kontraktor atau pemasok, adalah kewajiban dari kontraktor untuk membuat rencana bagi Direksi Pekerjaan untuk mengawasi, menguji dan menghadiri pengujian.

    Pemeriksaan dan pengujian tidak dapat melepaskan/membebaskan kontraktor dari kewajibannya sesuai kontrak.

    Peralatan pelaksanaan pekerjaan harus dalam kondisi baik dan dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang baik.

    Keterangan peralatan pelaksanaan pekerjaan pekerjaan mencakup kapasitas, tahun pembuatan, metode operasi, kinerja, dan lain-lain, harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    Semua material, bangunan pendukung, instrument dan peralatan untuk test di lapangan harus disediakan oleh Kontraktor.

    Kontraktor harus menyusun dokumen dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan bersama semua laporan pengecekan mutu, pengawasan dan test yang dilakukan.

    Uji material dan sertifikat analisis harus diserahkan sesuai dengan keperluan Direksi Pekerjaan. Format laporan sebelumnya harus merupakan hasil persetujuan antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan termasuk didalamnya adalah laporan khusus dari pengapkiran, cacat atau kerusakan. Kontraktor harus membiayai pembuatan daftar dan laporan yang lengkap.

    2.5.2 Concrete Mixing Plant

    Untuk pekerjaan beton dengan volume kecil, penggunaan peralatan dengan kapasitas yang memadai harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton :

    Adukan percobaan (Trial Mix) untuk beberapa klas beton harus dibuat Kontraktor.

    Mutu beton ditentukan berdasarkan metode pengujian sesuai dengan peraturan.

    Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan beton selanjutnya.

    Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara terus menerus dengan menyiapkan contoh, konsistensi, jumlah beton yang akan digunakan dan lain-lain.

    2.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN 2.6.1 Keterangan / informasi pelaksanaan pekerjaan

    Kontraktor harus menyerahkan (kepada Direksi Pekerjaan) usulan metoda pelaksanaan pekerjaan, daftar material, alat, tenaga kerja yang akan digunakan dalam setiap jenis pekerjaan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

  • Kontraktor harus menyampaikan informasi yang diperlukan kepada Direksi Pekerjaan mengenai transportasi, gudang dan penggunaan peralatan konstruksi dan bahan pelaksanaan pekerjaan.

    Informasi yang harus diberikan adalah meliputi, tetapi tidak terbatas pada :

    a. Peralatan konstruksi yang akan dimobilisasi seperti peralatan pekerjaan beton, peralatan pengelasan dan lain-lain. Informasi mengenai ukuran berat, metoda perakitan di lapangan dan lain-lain dari peralatan konstruksi juga harus dicantumkan.

    b. Bahan bangunan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti: Beton, semen, agregat, bajaj profil dari konstruksi. Informasi mengenai jumlah, ukuran gudang dan lain-lain juga harus disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.

    c. Perihal pelayanan yang diperlukan seperti pengadaan air, listrik dan lain-lain.

    d. Jadwal perakitan peralatan konstruksi di lapangan.

    e. Jadwal penggunaan material konstruksi.

    f. Perkiraan jumlah staf teknik dan supervise, tenaga kerja dari beberapa tingkatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dijelaskan dalam struktur organisasi lengkap beserta orangnya.

    g. Informasi lain yang dirasa perlu oleh Kontraktor atau atas permintaan Direksi Pekerjaan.

    h. Semua detail dan gambar komponen yang difabrikasi dan perincian informasi termasuk metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan manual-manual untuk pekerjaan tersebut.

    i. Keperluan (secara umum) mengenai kendaraan transportasi yang digunakan dari dan ke lokasi penyimpanan material dan atau lokasi pekerjaan.

    j. Sarana komunikasi.

    2.7 MASA PEMELIHARAAN

    Setelah penyerahan pertama Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan dan kekuatan struktur yang telah selesai dilaksanakan untuk menerima beban yang direncanakan.

    Setiap kerusakan, kekurangan, perbaikan, pekerjaan tambahan dan kehilangan peralatan serta material selama masa pemeliharaan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

    Lamanya masa pemeliharaan tercantum di dalam kontrak.

    2.8 PENYERAHAN AKHIR

    Penyerahan akhir dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan, selain itu Kontraktor dan Direksi Pekerjaan telah melakukan pengujian akhir untuk membuktikan bahwa pekerjaan sudah dinyatakan selesai dan sesuai dengan kontrak dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.

    Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan tanpa terjadi keterlambatan seperti tercantum dalam kontrak.

  • 2.9 KESELAMATAN KERJA

    Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan perlengkapan konstruksi serta bahan yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan sehingga dapat menjamin keselamatan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

    Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja Direksi Pekerjaan.

    Semua perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja misalnya, helm, sabuk pengaman, sepatu pengaman, ditanggung oleh Kontraktor.

    Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, harus menciptakan system pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada lokasi pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

    Kontraktor harus menjamin tentang system keamaman dari lokasi/ peralatan lain disekitarnya agar tidak terganggung operasinya/jalannya pekerjaan di workshop dan produksi.

    2.10 PROSEDUR KOOORDINASI

    Prosedur koordinasi dibuat untuk menetapkan distribusi surat-surat, dokumen pengiriman, spesifikasi, gambar-gambar, pembelian dan dokumen lain mengenai pekerjaan antara Direksi Pekerjaan dengan Kontraktor.

    Selama menjalankan pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti prosedur koordinasi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

    Usulan prosedur koordinasi harus dikirimkan oleh Kontraktor kepada Direksi Pekerjaan paling lambat satu bulan sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan.

    Prosedur koordinasi disetujui oleh Direksi Pekerjaan paling lambat tiga hari sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan.

    Usulan prosedur koordinasi harus dibuat pada setiap kegiatan dengan isi sebagai berikut :

    Procurement

    Pemasok dan ketentuan jaminan untuk peralatan dan material, laporan pemeriksaan dan ekspedisi dan pengujian, sub kontraktor untuk ereksi, peralatan dan material, sertifikat pengujian, laporan status material dan peralatan, manual operasi dan perawatan, prosedur pemasangan peralatan.

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Kontraktor melaporkan tentang pelaksanaan pekerjaan dengan mencantumkan status peralatan dan material dalam gudang, kerusakan, kehilangan, perbaikan, meralat/mengulang pesanan, hasil pemeriksaan dan pengendalian mutu.

    Masa Pemeliharaan

    Kontraktor wajib melaporkan seluruh kegiatan pada masa pemeliharaan, evaluasi teknis dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    Pengendalian Proyek

    Kontraktor wajib membuat laporan kemajuan proyek, rapat kemajuan proyek dan agenda pertemuan.

    Pengendalian Jadwal Waktu

  • Master Plan, jadwal proyek, kurva S, network planning, pengendalian pembiayaan, jadwal dan prosedur pembayaran, pengendalian cash flow, perubahan lingkup pekerjaan, laporan kemajuan pembayaran, spesifikasi daftar peralatan dan material, informasi teknik dan lain-lain.

    Sistem Informasi

    Semua prosedur, manual-manual, gambar-gambar spesifikasi, daftar peralatan dan material, informasi teknis dan lain-lain.

  • BAB III

    SPESIFIKASI MATERIAL

    3.1 UMUM

    Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sedapat mungkin menggunakan material domestik.

    3.2 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

    a. Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan harus diperiksa, diuji untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek / Direksi Pekerjaan.

    b. Sebelum pengadaan dan pemakaian material, maka Kontraktor harus meminta Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan untuk memeriksa material yang akan digunakan (dapat berupa contoh/brosur dan sertifikat, atau pemeriksaan langsung ke pabrik pembuat) dan mendapatkan persetujuan.

    c. Jika Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan mensyaratkan/meminta sertifikat pengujian dari pabrik pembuat, maka Kontraktor harus mengirimkannya untuk mendapatkan persetujuan.

    d. Kontraktor harus menyiapkan pengujian material yang disyaratkan dengan biaya sendiri, dan disaksikan oleh Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan untuk memperlihatkan pemenuhan dari spesifikasi.

    e. Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan berhak menolak material yang tidak memenuhi spesifikasi, dan kontraktor harus mencari alternative lain yang sesuai spesifikasi.

    f. Jika material telah terpasang, dan ternyata dalam pemasangannya tidak sesuai standar/mutu yang disyaratkan, maka kontraktor harus membongkar dan menggantinya, dengan biaya sendiri.

    g. Kehilangan dan kerusakan material menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    h. Untuk semua material yang menyangkut pemeriksaan, pengujian serta sertifikat, sudah harus selesai dan mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum material tersebut digunakan.

    i. Semua yang menyangkut usulan, pengiriman dan permintaan untuk persetujuan material dilakukan secara tertulis, baik dari pihak Kontraktor maupun Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan.

  • 3.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN

    a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat fabrikasi maupun langsung dari pabrik pembuat dengan metoda tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam keadaan baik dan tidak terdapat cacat/kerusakan.

    b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang berada di lokasi kerja dengan baik sebelum dipasang dan menjaga dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap material yang akan dipasang.

    c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal pemasangan adalah tanggung jawab Kontraktor.

    d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan penempatan di lokasi kepada Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan.

    e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan berhak menolak material tersebut untuk dipasang dan Kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.

    3.4 BAHAN BANGUNAN

    3.4.1 Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan sebagai yang dipersyaratkan dalam bestek teknik dan gambar-gambar.

    3.4.2 Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai dengan syarat-syarat yang terantum dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia, AVWI dan syarat-syarat yang dikehendaki Direksi.

    3.4.3 Contoh-contoh bahan bangunan yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan bila dipandang perlu ditunjukkan contohnya diantaranya : kayu, aluminium, keramik, sanitary, kunci, engsel, cat, list kayu, atap, dll) kepada Direksi/Pemberi Tugas untuk diperiksa dan dimintakan persetujuannya. Contoh bahan bangunan haruslah sesuai dengan keadaan bahan-bahan bangunan yang akan dipasang, dan jika ternyata tidak sesuai Direksi Pekerjaan dapat menolak dan resiko akibat penolakan tersebut adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    3.4.4 Untuk bahan-bahan bangunan yang diapkir harus secepatnya dikeluarkan dari tempat pekerjaan untuk mencegah kemungkinan dipakainya bahan-bahan itu secara sengaja atau tidak sengaja.

  • 3.5 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN SIPIL

    3.5.1 Material Beton

    Material : Beton Manual

    Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus, agregat kasar dan air, sesuai Standard Nasional Indonesia.

    Mutu Beton : * K 175 untuk beton beton praktis

    * K 100 untuk lantai kerja beton

    Mix Design :

    Sebelum pembuatan beton (ready mix) dilakukan, Kontraktor harus mengirimkan Mix Design (berdasarkan berat masing-masing campuran) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan. Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh campuran beton dan jika telah disetujui Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton ready mix.

    Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk pembuatan beton Ready Mix maupun Mix Design.

    3.5.2 Semen

    A. Umum

    Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap air, adalah jenis semen standard Portland type Pz-35 F berdasarkan standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen : Semen yang dapat digunakan antara Lain PC ( Portland Cement ) dan PCC ( Portland Cement Composit )

    3.5.3 Agregat Beton

    A. Umum

    Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam pembuatan beton normal dan beton kedap air adalah sebagaimana tercantum dalam DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-1990-03 atau standar lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.

    Kontraktor harus mengirimkan contoh agregat yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Direksi Pekerjaan 7 (tujuh) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat ini terdiri dari 2 m3 agregat halus dan 4 m3 agregat kasar.

    Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan standar yang disyaratkan.

    Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk digunakan harus menjamin kelangsungan pekerjaan beton selama 2 minggu tanpa penundaan yang diakibatkan keterlambatan pengiriman.

    B. Agregat Kasar

  • Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan ukuran minimal maksimum 40 mm, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.

    Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan (DIN 1045). Agregat harus bersifat keras, tahan lama, bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.

    C. Butiran Halus

    Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau Lumpur organic, lempung, slit atau partikel-partikel lain yang bersifat merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau pasir batu pecah yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

    3.5.4 Air

    Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja tulangan.

    Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik Proyek, titik-titik pengambilan air akan ditentukan oleh Pemilik Proyek.

    3.5.5 Material Baja Tulangan (Besi Beton)

    Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus memenuhi SNI, SII atau standar lain (JIS, DIN) dengan mengikuti mutu :

    Baja Tulangan Polos

    Grade Material : BJTD 24

    Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112

    Mininum Yield Strength : 240 MPa

    Penyimpanan Baja Tulangan

    Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan tanah, tetapi harus diletakkan di atas sleeper atau rak dengan tinggi 30 cm, diberi penutup (pelindung dari air hujan) dan disusun menurut ukuran diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan penempatan harus dihindari adanya lendutan.

    3.5.6 Material Kawat Pengikat

    Standar material : SII O162-81: ekuivalen dengan JIS 63532

    Diameter : 0.91 mm atau lebih

    Tegangan Tarik : 60 75 Kg/mm2

  • 3.5.7 Material Acuan Beton (Formwork)

    Umumnya acuan / formwork harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; N.I.-2 dan A.C.I. Standard Specifications for Structural Concrete for Building (A.C.I. 301-72); A.C.I.formwork standard, Recommended Practice for Concrete Formwork (A.C.I.347-68).

    Perencacnaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor. Formwork harus direncanakan untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan seperti pada Recommended Practice for Concrete Formwork (A.C.I. 347-68) dan peninjauan dalam perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang diijinkan dan lain peraturan Pembangunan Pemerintahan Daerah.

    Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan/bentrokan atau kerusakan pada permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan.

    Acuan/formwork umumnya digunakan material plywood atau pelat baja untuk mendapatkan bentuk akhir permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

    Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam dari acuan/formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.

    Permukaan bagian dalam acuan/formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan kena pada bagian-bagian beton yang telah mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan ditempatkan.

    Acuan pada tepi pondasi/footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran beton yang ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan teratur.

    3.5.8 Batu bata/Batu merah

    Sebelum dilakukan pekerjaan pasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus mengirimkan sample dari Batu bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    Batu bata harus buatan lokal. Selama pembuatannya harus melalui pembakaran yang sempurna dengan cara pembakaran dengan solar atau kayu sehingga warna bata merata betul dan tidak retak-retak pada permukaannya dan harus mempunyai bentuk/ukuran yang sama.

    Batu bata harus mempunyai keseragaman dalam ukuran, warna dan kekkuatan tekan, dan harus selalu disirami air sebelum dipergunakan, sedangkan ukuran minimum yang disyaratkan adalah 20 x 10,5 x 4,5 cm.

    Batu merah sebelum dipasang harus direncam dahulu sampai jenuh air hingga buih-buihnya habis, dan tidak diperkenankan membasahi dengan cara disiramkan pada tumpukan.

    Pekerjaan batu bata yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan sample yang telah disetujui harus ditolak, dibongkar dan harus dibangun kembali oleh Kontraktor.

    3.5.9 Kerikil Beton

  • Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 Pasal 4.

    Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar Merak atau daerah lainnya yang dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

    3.5.10 Pasir

    Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika dianggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie.

    Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 3.3.

    3.5.11 Batu Pecah/Belah

    Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari jenis andesit atau basalt, tidak keropos dengan minimal tiga muka pecahan, ukuran maximal 30 cm.

    Batu kali yang pipih atau yang bersisi bulat licin dilarang dipergunakan.

    3.5.12 Mortar

    Mortar merupakan campuran dalam perbandingan volume dari 1 bagian semen dalam 3 bagian pasir, terdiri dari paling sedikit 350 kg semen 1 m3 Mortar, dengan kekuatan tekan 140 kg/cm2 pada umur 7 hari dan 200 kg/cm2 pada umur 28 hari.

    Percampuran dilaksanakan dengan Mechanical Mixer yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, minimal selama 3 menit setelah material dimasukan ke dalam drum.

    Mortar dibuat hanya dalam jumlah sebagaimana kebutuhan untuk pemakaian segera dan dapat digunakan dalam waktu tidak lebih dari 2 jam setelah pembuatannya.

    3.6 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN ARSITEKTUR

    3.6.1 Lantai

    a. Lantai Keramik

    1. Lantai keramik yang dipergunakan berkualitas baik halus dan padat, keras dan kering, nyaring suaranya, rata, bila dibasahi tidak tampak retak rambut, bentuk sempurna, ukuran sama dan tidak rusak.

    2. Macam Keramik dan Kualitasnya

    Keramik 40 x 40 cm

    Keramik 20 x 20 cm

  • Semua ubin lantai yang akan/sebelum dipasang harus diperlihatkan dahulu kepada konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk dimintakan persetujuannya.

    Sampel yang telah disetujui hendaknya ditandai dan disimpan baik-baik untuk kemudian dipakai sebagai pedoman pemasangan, ubin yang kemudian dipasang harus sesuai dengan contohnya.

    Apabila terjadi kesalahan pemasangan baik ukuran maupun motif sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sanitair & Pipa-pipa

    Alat Sanitair

    1. Water Closet jongkok/duduk ex American Standard type standar, warna ditentukan kemudian.

    2. Urinoir menggunakan type U 57 M ex American Standard (type Moslem) lengkap dengan peralatannya.

    3. Washtafel menggunakan type L 522 & TGL 522 MPAV 2 ex American Standard lengkap dengan peralatannya (kran, tempat sabun), sedang mengenai warna ditentukan kemudian.

    4. Floor drain menggunakan bahan logam aluminium steel ex American Standard.

    5. Kran menggunakan jenis putih merk American Standard & kran bebek type T 30 AR 13 V 79 ex American Standard.

    6. Soap holder type S-156 N (220 x 109 mm)

    7. Kaca cermin tebal 5 mm, sesuai dengan gambar detail.

    3.7.5 Cat

    1. Dinding

    a. Untuk cat dinding dalam dan plafond : Cat Mowilex Contract.

    b. Untuk cat dinding luar : Cat acrylic emulsion jenis weather shield Mowilex (water proof).

    c. Warna cat akan ditentukan kemudian.

    2. Kayu & Besi/Baja

    a. Cat besi : dengan merk Mowilex syntetic super gloss.

    b. Meni besi : menggunakan Mowilex (untuk rangka atap baja)

    3. Cat-cat yang sudah siap untuk segera dipakai tidak diperkenankan mengandung endapan yang sudah membatu, dan sesudah diaduk dengan baik harus kelihatan homogen dan dapat disapukan dengan mudah.

  • 3.8 MATERIAL UNTUK TAMAN REKREASI.

    3.8.1 GREEN POEN SPCACE

    a. Tanah humus/gembur, tanah yang digunakan berkualitas baik, tidak bergumpal

    b. Rumput Gajah mini

    c. Pohon Peneduh/Pelindung

    d. Pupuk Kandang.

    e. Air Tanah BAB IV

    TAHAPAN PENYELESAIAN PROYEK

    4.1 TAHAPAN PEKERJAAN

    Kontraktor wajib melakukan pekerjaan berdasarkan tahapan penyelesaian yang disusun secara acak adalah sebagai berikut :

    1. Pekerjaan Persiapan

    2. Pekerjaan Tanah

    3. Pekerjaan Pondasi & Pasangan

    4. Pekerjaan Penanaman Rumput Dan Pohon

    Kontraktor dapat menyusun tahapannya sendiri sesuai dengan kebutuhannya dan usulan untuk tahapan dan jadwal pelaksanaannya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

    Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, kepada Kontraktor akan diberikan pinjaman gambar-gambar kerja dan petunjuk-petunjuk Direksi Pekerjaan / Pengawas.

    Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan

    Untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar kerja, Bestek/Spesifikasi Teknik, Petunjuk-petunjuk Direksi dan dalam Penunjukan di lapangan/keputusan Rapat Aanwijzing.

    4.2 URAIAN PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

    4.2.1 Pekerjaan Persiapan

    Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :

    1. Pengurugan Perataan dan Pemadatan Lokasi

  • Pembersihan lokasi dari semak belukar termasuk penebangan pohon-pohon lainnya.

    Stripping tanah dan membersihkan puing-puing keluar lokasi proyek.

    Kontraktor melakukan pengurugan, perataan & pemadatan lokasi sampai tingkat kepadatan yang disetujui Direksi.

    Melakukan penggalian tanah hingga elevasi yang telah ditentukan pada gambar yaitu pada level 0.00 (rencana).

    Elevasi urugan & peil untuk akhir pemadatan harus disetujui Direksi.

    2. Pengukuran

    Penentuan tinggi Peil (level) bangunan, diambil lantai utama (lantai dasar) terletak pada 0.00 (+ 1.00 meter dari tanah halaman/jalan). Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Pengawas.

    Bilamana terdapat perbedaan ukuran harus segera melaporkan kepada Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang presisi (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran-ukuran sudut dan tegak/horizontal secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu agar dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.

    Sebelum setting out (pengukuran) dilakukan, Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan apakah pekerjaan perataan tanah telah selesai dilaksanakan dengan baik dan mendapat persetujuan Pengawas.

    Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

    Posisi dan letak bangunan (pondasi dan as-as/poros-poros bangunan) harus sesuai dengan gambar dan tidak ada bagian yang menyimpang dari posisi dan poros-poros bangunan tersebut. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran tersebut dan selalu harus berkonsultasi dengan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

    3. Pembuatan Direksi Keet

    Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :

    Membuat bangunan Direksi Keet sesuai dengan gambar, lengkap dengan instalasi listrik dan plumbing, Direksi keet tersebut harus dilengkapi dengan Ruang Pengawas/Direksi/Ruang Rapat.

    Kontraktor diharuskan memelihara/melengkapi perlengkapan-perlengkapan tersebut antara lain :

  • Meja, kursi dan almari untuk bekerja (sederhana).

    Papan tulis (White board) dan lain-lain.

    Lokasi penempatan Direksi Keet ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana/Pemilik Proyek.

    Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, Direksi Keet berikut perlengkapan-perlengkapannya menjadi milik kontraktor diharuskan membongkar & memindahkan ketempat lain yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek.

    Menyediakan seluruh bahan-bahan/material dan alat-alat kerja untuk kebutuhan proyek.

    4.2.2 Pekerjaan Tanah

    Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah ialah:

    Mengolah tanah existing (fill) sesuai dengan gambar rencana.

    Menggali tanah untuk pondasi kolom beton dan untuk pondasi batu kali & sloof. Galian tanah untuk pondasi-pondasi tersebut harus dilaksanakan menurut ukuran-ukuran, dalam dan lebar dan sesuai dengan peil-peil/ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.

    Menggali tanah untuk rencana jalan, tempat parkir kendaraan sesuai dengan kedalaman rencana.

    Menggali tanah untuk keperluan kabel listrik, pipa-pipa, septic tank, saluran induk, saluran keliling bangunan.

    Apabila dalam pelaksanaan galian terdapat pipa-pipa air, kabel-kabel listrik, kabel-kabel telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor secepatnya harus memberitahukan kepada Pengawas atau kepada instansi/penguasa yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

    Apabila dalam pelaksanaan galian terdapat bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu-batu, akar-akar, pohon-pohon dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

    Apabila didalam lokasi terdapat barang-barang berharga atau berbahaya maka kontraktor harus segera melaporkan dan meminta petunjuk Direksi Pekerjaan untuk menindaklanjuti.

    Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar maka Kontraktor harus mengisi/mengurug daerah/lokasi tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian/pengurugan.

    Apabila penggalian setelah sampai kedalaman menurut gambar, tetapi ternyata kondisi tanah belum memenuhi syarat maka Kontraktor harus memperdalam sampai dengan tanah keras atau diadakan perbaikan-perbaikan tanah seperlunya (sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas) atas biaya Kontraktor.

  • Kontraktor harus menjaga agar lobang-lobang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air sehingga pekerjaan pondasi yang dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.

    Apabila pembuatan pondasi beton kolom telah selesai dilaksanakan maka lobang-lobang sisa galian tadi diurug kembali dengan tanah bekas galian dan dipadatkan sampai dengan duga Peil menurut gambar.

    Pengurugan agar dilaksanakan selapis demi selapis dan dipadatkan menggunakan stemper dengan tebal lapisan maksimum 30 cm.

    Pengurugan bawah lantai setebal kurang lebih 60 cm dan dipadatkan dengan mesin stemper yang memadai.

    Pengurugan pasir bawah lantai dan pondasi setebal 10 cm serta dipadatkan dengan mesin stamper yang memadai.

    Pembuangan sisa galian tanah keluar lokasi proyek dan lokasi pembuangan kurang lebih sejauh 3 km.

    4.2.3 Pekerjaan Pondasi dan Pasangan

    Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :

    Membuat/memasang pondasi umpak setempat dengan campuran 1 pc : 4 ps dengan dimensi/ukuran sesuai dengan gambar rencana atau detail.

    Membuat/memasang dinding bata kedap air dengan spesi 1 pc : 3 ps setinggi 2,00 meter dari elevasi sloof untuk KM/WC, dan setinggi 0,45 meter dari elevasi sloof pada daerah selain yang disebutkan diatas, berikut plesteran pada kedua sisinya serta acian sehingga didapatkan permukaan dinding yang rata dan tegak lurus terhadap lantai 0.00.

    Membuat/memasang dinding keramik 20 x 25 cm untuk ruang KM/WC dan untuk pekerjaan ini agar menyesuaikan gambar rencana.

    Membuat/memasang meja beton lapis keramik untuk meja wastafel ukuran 20 x 20 cm.

    Seluruh kebutuhan material untuk pekerjaan ini sepenuhnya disediakan oleh Kontraktor dengan ketentuan/spesifikasi bahan yang telah diuraikan di atas.

    Adukan dan campuran untuk pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

    PEKERJAAN TAMAN REKREASI

    4.3.1 Green Open Space

  • Hal hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan adalah mengambil sampel tanah untuk diperiksa secara visual dan kalau dianggap perlu diperiksa dilaboratorium

    A. UMUM

    1. Lingkup Pekerjaan

    a. Menanaman rumput sebagai penutu permukaan tanah

    b. Menanam Pohon Pelindung, Peneduh dn pengarah

    2. Ketentuan ketentuan

    a. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan ini adalah , tenaga yang telah berpengalaman dalam mengerjakan Taman Rekreasi.

    b. Peralatan yang dibutukan

    Peralatan yang dibutuhkan antara lain, Linggis, Pacul, Sekop, Selang air, Parang dan yang dianggap perlu

    B. BAHAN

    1. Tanah Humus

    2. Pupuk kandang

    3. Rumput gajah mini

    4. Pohon Pelindung, peneduh dan pengarah

    5. Bambu/balok kayu untuk penahan berdirinya Pohon dan memagar pohon untuk melindungi pohon dari hewan piaraan.

    C. PELAKSANAAN

    1. Membersihkan lokasi dan meratakan sesuai kondisi lokasi termasuk membersihkan puing puing dan mengangkut keluar lokasi sehingga kelihatan bersih

    2. Menggali lubang untuk penanaman pohon

    3. Menyiram tanah dan lubang hingga basal total menjadi gembur

    4. Menghampar lapisan tanah humus bercampur pupuk kandang setebal 10 15 cm, dan disiram sampai rata

    5. Memberikan pupuk kandang dan tanah pada lubang lubang yang akan ditanami pohon

    6. Membiarkan tanah humus menjadi subur.

    7. Menanam rumput gajah mini dan sejenisnya, dengan cara lempengan dan parsial parsial secara kelompok kelompak sampai permukaan tanah telah tertutup secara keseluruhan

  • 8. Pemadatan rumput dengan cara dipukul dengan tangan/ papan papan kecil atau dinijak injak hingga rapat ketanah humus

    9. Penyiraman rumput dilakukan setiap pagi dan sore hari, penyiraman rumput hrus sampai jenuh dan kelihatan seperti banjir.

    10. Penyiraman dilkakukan secara continu sampai rumput kelihatan segar dan hidup.

    11. Apabila ada rumput yang layu atau mati, maka, segera ganti.

    12. Menghilangkan/mencabut rumput rumput liar yang tumbuh diselah selah rumput gajah mini

    13. Pohon yang akan ditanam harus tegak lurus, pastikan akar pohon dalam kondisi segar, banyak, Masukkan tanah gembur yang sudah dipersiapkan dan dipadatkan

    14. Berikan perkuatan pada pohon agar tidak miring atau roboh dan memagar sekeliling pohon minimal ukuran 1 m x 1 m, untuk mencegah gangguan binatang ternak.

    15. Penyiraman dilakukan secara teratur pada pagi hari dan sore hari secara berkelanjutan hingga pohon memperlihatkan warna segar dan telah tumbuh tunas tunas muda.

    16. Pohon yang akan ditanam harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila ada pohon yang mati segera diganti.