Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

18

Click here to load reader

description

kritik arsitektur

Transcript of Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

Page 1: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

32

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di

lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun

melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Dan

melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.

Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat

kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan. Norma juga berupa sesuatu yang tidak

konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan

sebagai sebuah benda konstruksi. Sebagai contoh adalah slogan yang berkembang

pada beberapa Negara dan berperan kuat terhadap perkembangan arsitektur seperti

form follow function. Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik

normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :

a. Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak

terukur)

b. Sistem ( suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan

untuk satu tujuan)

c. Tipe ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk

satu kategori bangunan spesifik)

d. Ukuran ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan

dengan baik secara kuantitatif)

Munculnya kritik sistem karena adanya kekurangan dari kritik doktrin

tunggal yang hanya memegang satu prinsip saja. Alasan dari kritik ini tidak

mampu bertahan dan akan mudah di bantah karena terlalu sederhana, tidak

mencukupi, dan kadaluarsa. Sedangkan kritik sistematik dihadapkan pada

kompleksitas kebutuhan dan pengalaman manusia.

Sekolah luar biasa YPAC Manado merupakan sekolah pendidikan khusus

anak ABK yang berdiri sejak tanggal 21/08/87 hingga saat ini. Dilihat secara

kasat mata, bangunan utama SLB YPAC Manado masih kokoh serta terlihat

Page 2: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

33

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

indah. Namun dibalik keindahan dan kekohan itu perlu adanya kajian akan fungsi

bangunan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Untuk itu, SLB YPAC Manado ini dikaji melalui kritik sistematik yang

meninjau tentang massa, ruang, permukaan, batas massa dan ruang, relasi

terhadap dimensi-dimensi bangunan, kelayakan untuk mendukung tugas

bangunan, dan nilai yang menghantarkan rasa manusia untuk mengalami ruang.

Page 3: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

34

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kritik Sistematik

2.1.2 Latar belakang

1. Bagi Kritikus dan Desainer bergantung pada hanya satu doktrin sangat

riskan untuk mendukung satu keputusan desain

2. Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang

sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate)

atau kadaluarsa (out of dated )

3. Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat

dibangun sebagai satu sistem untuk dapat menegaskan rona bangunan

dan kota.

4. Systematic Criticsm dipandang cukup lebih baik daripada doktrin

yang tunggal untuk dihadapkan pada kompleksitas kebutuhan dan

pengalaman manusia.

Menurut (Huxtable, 1976, Kicked a Building Lately, Quadrangle, New

York), Kritik arsitektur sedang dihadapkan hanya dengan sekadar produksi

bangunan yang indah. Bahwa kini kita kewalahan menghitung beragam cara

memenuhi kondisi kebutuhan lingkungan yang kompleks dan sophisticated

(canggih).

Apa sajakah bagian-bagiannya?

Bagaimana ia bekerja?

Bagaimana ia dikaitkan dengan apa yang ada di sekitarnya?

Bagaimana bangunan dapat memuaskan manusia dan masyarakat

sebagaimana yang dibutuhkan klien?

Bagaimana kelayakannya terhadap organisme secara lebih luas,

komunitas?

Apa nilai tambah atau kurang terhadap dan dari kualitas hidup?

Page 4: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

35

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

2.1.3 Beberapa Variasi Sistem

1. Albert Bush-Brown, 1959 :

Beberapa sistem untuk mengevaluasi lingkungan fisik adalah

commodity (komoditas), firmness (kekokohan) dan delight

(kesenangan)

Sistem harus didasarkan pada tiga elemen

Asumsinya bahwa arsitektur yang baik tidak sekadar kokoh.

Kekokohan (firmness) akan bermakna jika dihubungkan dengan

kelayakan fungsinya (commodiousness) dan kapasitasnya untuk

meningkatkan kualitas aktifitas dan pengalaman manusia (delight)

2. Viruvius, The Ten Books of Architecture, 1900:

Sistem Bangunan :

Firmitas (Kekokohan)

Utilitas (Kegunaan)

Venustas (Keindahan)

3. John Ruskin,1851:

Beberapa sistem yang dibutuhkan bangunan (masih dapat

diidentifikasi dari konsepnya Vitruvius) :

Bahwa bangunan harus bertindak baik, dan memperlakukan

segala sesuatunya untuk meningkatkan cara yang paling baik

Bahwa bangunan harus berbicara yang baik. Dan mengatakan

pada bagian-bagiannya untuk berbicara dengan kata-kata yang

baik

Bahwa bangunan harus tampak baik, dan mempersilahkan kita

melalui keberadaannya baik yang dilakukannya atau yang

dikatakannya

4. Hillier, Musgrove, O’Sullivan (1972):

Berbeda dengan Vitruvius, bahwa bangunan harus bertindak :

Climate Modifier (Pengatur Iklim)

Container of Activities (Pewadah aktifitas)

Symbolic and Cultural Object (Objek Simbol dan Budaya)

Page 5: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

36

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

Addition of Value to Raw Materials (Memberi nilai terhadap

material yang kasar)

5. Geofrey Broadbent

Menambahkan :

Having Environment Impact ( Memiliki dampak lingkungan)

6. Christian Norberg Schulz (1965)

Mengembangkan Tripartiete system :

Building Task ( Tugas Bangunan)

Form (Bentuk )

Technics (Teknik Membangun)

Kritik sistematik dikembangkan dari satu analisis :

1. Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-

kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya

dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita

mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and

relations.

2. Elements (bagian bentuk arsitektur), bermakna bahwa kita harus

memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.

Melahirkan konsep :

Mass (massa), Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari

lingkungan

Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di sekeliling massa

Surface (permukaan), batas massa dan ruang

3. Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini

diantara dimensi-dimensi.

4. Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan.

5. Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa

manusia untuk mengalami ruang.

Page 6: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

37

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

2.2 Profil Sekolah SLB YPAC Manado

2.2.1 Sejarah Singkat SLB YPAC Manado

Alm. Prof. Dr. Soeharso adalah seorang ahli bedah tulang (Orthoped) yang

pertama kali merintis upaya rehabilitasi penyandang cacat (Penca). Beliau

mendirikan pusat rehabilitasi-Rehabilitasi Centrum, yang disingkat dengan R.C.

bagi korban revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia di Solo pada tahun 1952.

Pada saat itu beberapa daerah terserang wabah poliomyelitis, maka anak-anak

dengan gejala post polio dibawa ke Pusat Rehabilitasi ini. Mula-mula anak-anak

tersebut tidak mendapat perhatian karena memang fasilitas tidak ada. Namun hal

ini tidak dapat dibiarkan.

Setelah alm. Prof. Dr. Soeharso dalam tahun 1952 menghadiri

“International Study a Conference of Child Welfare” di Bombay dan “The Sixth

International Conference on Social Work” di Madras, maka atas prakarsa beliau,

dalam tahun 1953 didirikan Yayasan Pe- meliharaan Anak Tjatjat (Y.P.A.T.) di

Solo dengan Akte Notaris tanggal 17 Pebruari 1953. R.C. sangat besar bantuannya

dengan memberikan ruangan khusus untuk merintis pelayanan kepada anak-anak

yang dibawa ke Y.P.A.T. Alm. Prof. Dr. Soeharso meletakkan prinsip-prinsip

pekerjaan Yayasan yang dalam garis besarnya sama dengan apa yang dikerjakan

di R.C.

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun Pengurus Y.P.A.T. berhasil

mendapatkan bantuan sebuah gedung dari Yayasan Dana Bantuan Departemen

Sosial. Tepat pada tanggal 5 Pebruari 1954 dilaksanakan peletakan batu pertama.

Enam bulan kemudian pada tanggal 8 Agustus 1954 Gedung Y.P.A.T. yang

terletak di Jln. Slamet Riyadi 316 dibuka.

Selanjutnya beliau berkeliling ke berbagai kota untuk menghimbau

perorangan maupun organisasi wanita agar mendirikan Yayasan semacam

Y.P.A.T. guna memberikan pelayanan rehabilitasi pada anak cacat fisik (tuna

daksa). Imbauan beliau mendapat tanggapan dari masyarakat. Y.P.A.T. didirikan

dibeberapa tempat yang merupakan Perwakilian Y.P.A.T. yang di Solo.

Perwakilan tersebut didirikan di Jakarta, Semarang dan Surabaya pada

tahun 1954, sedangkan Pangkal Pinang pada tahun 1955, Malang dan Ternate

pada tahun 1956. Selanjutnya Jember didirikan pada tahun 1959, Bandung dan

Page 7: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

38

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

Palembang pada tahun 1960; Medan pada tahun 1964, Manado pada tahun 1970;

Ujung pandang pada tahun 1973; Banda Aceh pada tahun 1978; Bali pada tahun

1981 dan Sumatra Barat pada tahun 1990.

Perintis upaya Rehabilitasi Penca alm. Prof. Dr. Soeharso menerima

pengakuan / penghargaan dari Luar Negeri berupa “Albert Laskar Rehabilitation

Award”. Beliau meninggal dunia pada tanggal 27 Pebruari 1971 karena serangan

jantung. Dunia Rehabilitasi Penca Indonesia kehilangan seorang Bapak yang sejak

tahun 1945 sampai tahun 1971 mengabdikan hidupnya pada masyarakat pada

umumnya dan para penca khususnya.

Seiring dengan berjalannya waktu YPAC dituntut mengubah pola pikir

dari sosiokaritatif menjadi sosio transformatif menuju YPAC yang profesional.

Untuk mencapai hal tersebut diatas kepada seluruh SDM YPAC dilakukan

pelatihan-pelatihan tentang, Kepemimpinan Pengetahuan Manajemen,

Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Data, Tata Laksana Organisasi dan Tata

Laksana Administrasi secara terstruktur dan berkesinambungan. Dengan terbitnya

Undang-Undang Yayasan No. 16 Tahun 2001 YPAC telah menyesuaikan diri.

2.2.2 Sarana dan Prasana SLB YPAC Manado

Sekolah Luar Biasa YPAC Manado merupakan sekolah yang memberikan

pelayanan dan penangan khusus anak-anak ABK mulai dari jenjang TK LB, SD

LB, SLTP LB,SMA LB, dan kelas karya. Sekolah ini terletak di Jl. Raya

Tanawangko Malalayang II dengan luas tanah 10.000 m2 dan luas bangunan

459,88 m2.

No Jenis Prasarana Jumlah Luas M2

1 Luas Tanah 10.000

2 Luas Bangunan 459,88

3 Ruang kelas 15

4 Ruang kepsek 1 36

5 Ruang ketua yayasan 1 36

6 Ruang guru 1 36

7 Ruang tata usaha 1 36

8 Ruang pengurus 1 36

9 Ruang rapat pengurus 1 48

10 Ruang pertemuan (gymnasium) 1 120

11 Ruang tataboga 1 36

12 Ruang tatabusana 1 36

Page 8: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

39

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

13 Ruang kecantikan (pelatihan) 1 48

14 Ruang salon kecantikan 1 24

15 Ruang pajangan 1 24

16 Ruang terapi occupasi 1 30

17 Ruang terapi wicara 1 20

18 Ruang komputer 1 28

19 Ruang perpustakaan 1 24

20 Ruang tataboga praktek 1 48

21 Ruang sablon 1 6

22 Kamar Mandi/toilet 3 12

23 Asrama 1

24 Ruang otomotif 1 56

2.2.3 Kondisi Anak-Anak ABK di SLB YPAC Manado

Anak-anak/ pelajar ABK yang ada di SLB YPAC manado, antara lain:

Tunarungu

Tunagrahita

Tunadaksa

Autis

Tabel 2. 1 Jenis Prasarana SLB YPAC Manado

Sumber: Profil SLB YPAC Manado

Page 9: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

40

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian terhadap bangunan Sekolah Luar Biasa YPAC Manado

berdasarkan dengan metode kritik sistematik:

3.1 Ketegasan/ Kekokohan Bangunan

Kekokohan bangunan berhubungan dengan struktur atau bagaimana

bangunan itu mampu berdiri kuat dan bertahan dari segala ancaman. Struktur

selain sebagai penunjang kekokohan bangunan juga bisa menjadi pembentuk

unsur estetika. kekokohan ini terlihat jelas pada entrance gedung Sekolah Luar

Biasa YPAC dengan kolom dan balok beton serta struktur tangga yang memiliki

dimensi + 40 x 50 cm dengan jarak 4 m1. Dibalik kekokohan yang telah

dipertegaskan pada bangunan ini (terlihat pada gambar 3.2) juga terlihat struktur

sebagai unsur estetika. Dimana teknik penyambungan antara kolom dan balok

menyerupai sistem struktur rumah panggung (knock down) menambah nilai plus

bangunan ini. Namun dibalik sistem kekokohan dan estetika yang ada, terdapat

nilai minus bangunan terhadap pemakai. Interpretasi pemakai saat melihat

Gambar 3.1

Diagram Metode Kritik

Page 10: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

41

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

bangunan yang penuh dengan sistem struktur yang besar dan berdekatan adalah

merasa sesak dan sempit.

3.2 Fungsi Bangunan

Bangunan ini telah berfungsi sebagaimana fungsinya yaitu tempat untuk

menempuh pendidikan baik SD, SMP, dan SMA bagi anak berkebutuhan khusus.

Dimana sekolah ini memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kreativitas dan

kepekaan ABK sehinggga ketersediaan sarana dan prasana untuk mendukung

kegiatan ABK sangat penting. Namun salah satu massa bangunan ini tidak

berfungsi sesuai dengan harapan klien, yaitu asrama bagi ABK. Hal ini karena

kurangnya perhatian dan tidak adanya sistem penjagaan bagi ABK sehingga

asrama ini telah beralih fungsikan menjadi tempat kost.

Tempat bermain yang dihiasi dengan taman hijau yang bersifat sebagi

ruang publik (tempat berkumpul ABK) ini berfungsi dengan baik selayaknya

taman bermain. Ini dilihat dari kegiatan ABK maupun guru yang lagi santai

bermain dan bercengkrama dengan teman-teman. Selain sebagai untuk taman

bermain, ruang luar ini juga befungsi sebagai tempat upacara atau tempat apel

para guru dan pelajar ABK.

Gambar 3.2 Struktur Entrance Bangunan SLB

YPAC Manado

Sumber: Pribadi

Page 11: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

42

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

3.3 Pewadah Aktivitas Manusia

Bangunan adalah wadah kegiatan dan dalam hal ini berhubungan dengan

kegiatan yang menghambat dan memfasilitasi, dan juga menempati perilaku.

Luas Ruang belajar pada sekolah ini tidak menentu. Terdapat ruang belajar

(kegiatan belajar-mengajar) yang berukuran kecil sehingga ABK tidak

berkonsentrasi dengan pelajarannya dan kurang nyaman. Perletakan jendela serta

pintu yang bersampingan dengan meja belajar ABK menganggu konsentrasi

mereka saat ada orang yang berjalan diselasar ruang belajar mereka. Terdapat

ruang belajar yang luas yang dengan jumlah siswa + 3 orang. Dengan ruang

belajar yang luas sehingga membuat para ABK tidak konsentrasi belajar dan

memanfaatkan ruang-ruang kosong untuk berlarian dan bermain dengan teman.

Ruang belajar yang seharusnya memiliki tingkat privasi yang tinggi tidak di

terapkan pada sekolah ini. Asalkan terdapat fasilitas yang menunjang kegiatan

telah cukup untuk sekolah ini tanpa memikirkan pemakainya.

Gambar 3.3 Fungsi Bangunan

Sumber: Pribadi

Asrama

Page 12: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

43

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

3.4 Bangunan Sebagai Pengatur Iklim

Terdapat Kolom-kolom bangunan disetiap antara bukaan jendela. Selain

sebagai penahan beban dari bangunan kolom ini juga berfungsi sebagai pemisah

jarak antar jendela sehingga pada saat angin menerpa jendela, bingkai jendela

tidak akan saling bertabrakan.

Gambar 3.5 Kolom sebagai pengatur dan pemisah antar jendela

Sumber: Pribadi

Gambar 3.4 Pewadah Aktivitas ABK

Sumber: Pribadi

Page 13: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

44

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

Tirisan atap pada bangunan ini seharusnya mempertimbangkan iklim

hujan, karena belakang sekolah ini adalah pantai, kadang hujan beserta dengan

angin kencang menerpa selasar antar ruang yang mengakibatkan sesorang terkena

pancaran air hujan saat melewati selasar saat hujan.

3.5 Simbol dan Kultur Budaya

Sekolah ini memiliki prinsip bahwa " cacat atau tidak bukanlah menjadi

ukuran" sehingga sekolah ini berusaha membuat para lulusan ABK bisa ikut

terjun ke masyarakat selayaknya anak normal lainnya. Memiliki kualitas dan

kuantitas untuk bisa diperhitungkan dalam dunia kerja. Simbol ini terdapat pada

papan nama sekolah YPAC dimana terdapat tangan yang seakan melindungi ABK

Gambar 3.6 Tirisan Atap Bangunan SLB YPAC Manado

Sumber: Pribadi

Gambar 3.7 Logo Sekolah SLB YPAC Manado

Sumber: Pribadi

Page 14: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

45

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

yang berarti sekolah ini sebagai pelindung dan harapan bagi ABK. Dalam

mewujudkannya sekolah ini melengkapi semua fasilitas yang mendukung

kegiatan ABK disekolah ini.

Kultur budaya/simbol ini terlihat pada enterance bangunan sekolah ini

yang membentuk selayaknya rumah panggung minahasa dengan sistem struktur

rumah panggung knock down. Struktur itu mencerminkan adanya suatu ikatan

persaudaraan dan persahabatan yang erat pada pelajar dan guru.

3.6 Nilai Terhadap Material

Untuk permukaan lantai menggunakan tehel keramik anti slip warna putih,

dan pembatas dinding menggunakan beton dengan finishing cat warna biru

sehingga bangunan terlihat kaku dan formal. Permukaan langit-langit

menggunakan plafond papan dengan finishing warna putih. Untuk bukaan

menggunakan material kaca dan bingkai kayu. Tempat parkir dan ruang terbuka

menggunakan paving.

Gambar 3.8 Sistem Struktur Entrance SLB YPAC Manado

Sumber: Pribadi

Gambar 3.9 Material Bangunan

SLB YPAC Manado

Sumber: Pribadi

Page 15: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

46

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

3.7 Bangunan harus memiliki dampak lingkungan

Dampak bangunan ini terlihat dari aktivitas di jalan raya tempat kendaraan

lewat, karena bangunan berada di samping kanan (dari arah boulevard) sehingga

kadang menimbulkan kemacetan bagi kendaraan yang lewat karena mobil harus

berbelok ke arah kanan.

3.8 Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan SLB YPAC Manado ini terlihat sangat formal dan kaku,

persegi panjang dengan pola penataan linear sehingga penataan ruang monoton.

Bentuk bangunan ini tak terlihat seperti sekolah untuk ABK yang semestinya

mencerminkan karakteristik anak-anak khususnya ABK.

3.9 Teknik Membangun

Bangunan adalah suatu lingkungan buatan yang dibuat oleh manusia.

Berkaitan dengan bangunan teknologi dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan.

mulai dari bahan bangunan yang digunakan, hingga metode pembangunannya.

Pada SLB YPAC ini menggunakan bahan material untuk dinding

menggunakan bata dengan struktur kolom dan balok beton bertulang, dan untuk

jendela menggunakan kaca dan bingkainya menggunakan kayu.

Sistem balok dan kolom yang digunakan menggunakan sistem knock down

seperti sistem struktur pada rumah panggung.

Gambar 3.10 Bentuk Bangunan

Sumber: Pribadi

Page 16: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

47

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

BAB IV

KESIMPULAN

Munculnya kritik sistem karena adanya kekurangan dari kritik doktrin

tunggal yang hanya memegang satu prinsip saja. Alasan dari kritik ini tidak

mampu bertahan dan akan mudah di bantah karena terlalu sederhana, tidak

mencukupi, dan kadaluarsa. Sedangkan kritik sistematik dihadapkan pada

kompleksitas kebutuhan dan pengalaman manusia.

Dari kumpulan beberapa pemikiran para ahli kritik arsitektur, maka

dihasilkan sebuah acuan dalam melakukan kajian pengkritikan yang sistematik,

yaitu:

1. Ketegasan/ kekokohan bangunan

2. Fungsi bangunan

3. Pewadah aktivitas manusia

4. Bangunan sebagai pengatur iklim

5. Simbol dan kultur budaya bangunan

6. Nilai terhadap material

7. Dampak bangunan terhadap lingkungan

8. Bentuk bangunan

9. Teknik membangun

Kritik sistematik ini mengambil studi kasus pada Sekolah SLB YPAC

Manado, mencoba memberikan masukan-masukan/ kritikan yang sesuai dengan

metode di atas sehingga bisa menjadi acuan untuk membangun lebih baik.

Page 17: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

48

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

DAFTAR PUSTAKA

Attoe, Wayne. Architecture and Critical Imagination.

James C. Syder & Anthony J. Katanese. Pengantar Arsitektur. Erlangga. Jakarta.

Profil Sekolah SLB YPAC Manado

Page 18: Syafriyani _ Kritik Sistematik Studi Kasus SLB YPAC Manado

[TUGAS] Kritik Arsitektur

SYAFRIYANI 13202112020

i

Kritik Sistematik: Sekolah Luar BiasaYPAC Manado

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................32

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori Kritik Sistematik ........................................................34

2.2. Tinjauan Teori SLB YPAC MANADO .............................................37

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Ketegasan/ kekokohan Bangunan .......................................................40

3.2. Fungsi Bangunan ................................................................................41

3.3. Pewadah Aktivitas Manusia ...............................................................42

3.4. Bangunan Sebagai Pengatur Iklim .....................................................43

3.5. Simbol Dan Kultur Budaya Bangunan ...............................................44

3.6. Nilai Terhadap Material......................................................................45

3.7. Dampak Bangunan Terhadap Lingkungan .........................................46

3.8. Bentuk Bangunan ...............................................................................46

3.9. Teknik Membangun ............................................................................46

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan ..................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA