Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

24
PAPER EKOLOGI PANGAN DAN GIZI ANALISA ISU STRATEGIS PADA SWASEMBADA UBI JALAR DI INDONESIA ANGGOTA : CINDY NOVIA DIMANTRI 101311133100 FEBY CAHYANI 101311133101 RENA RATRI ANGGORO 101311133102 HESTI FISKALISA PURBAYANTI 101311133192 SHINTA DEWI WILLIANTI 101311133215 IKMB 2013

description

Ekologi Pangan dan Gizi mengenai Sistem Ketahanan Pangan Indonesia.

Transcript of Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Page 1: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

PAPER EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

ANALISA ISU STRATEGIS PADA SWASEMBADA UBI JALAR DI

INDONESIA

ANGGOTA :

CINDY NOVIA DIMANTRI 101311133100

FEBY CAHYANI 101311133101

RENA RATRI ANGGORO 101311133102

HESTI FISKALISA PURBAYANTI 101311133192

SHINTA DEWI WILLIANTI 101311133215

IKMB 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2015

Page 2: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

PENDAHULUAN

Ubi jalar atau ketela rambat (dalam bahasa latin: Ipomoea Batatas) adalah

tanaman dikotil yang masuk dalam kelompok keluarga Convol-vulaceae. Ubi jalar

merupakan tumbuhan semak bercabang yang memiliki daun berbentuk segitiga yang

berlekuk-lekuk dengan bunga berbentuk payung ini, memiliki bentuk umbi yang

besar, rasanya manis, dan berakar bongol. Artikel yang berjudul “Ubi Jalar, Komoditi

Masa Depan” merupakan acuan dasar kami mengangkat tema mengenai swasembada

ubi jalar mimpi ataukah mampu? Ubi jalar memiliki berbagai keunggulan dari

berbagai perspektif:

1. Jika dilihat dari nilai gizinya komposisi kandungan vitamin, karbohidrat dan

gulanya sangat disukai oleh orang asing yang telah memahami dan

menerapkan pola hidup sehat melalui diet dengan mengkonsumsi hanya

makanan sehat yang hampir seluruh kandungannya termanfaatkan oleh tubuh

tanpa efek yang akan menyebabkan penyakit. Ubi Jalar memungkinan

memenuhi semua kebutuhan tubuh untuk menjadi sehat kecuali kandungan

protein yang hanya bisa didapatkan dari sumber makanan hewani.

2. Nilai gizi yang terkandung dalam ubi jalar tersebut membuat permintaan Ubi

Jalar sebagai komoditi ekspor semakin terus meningkat, hal ini terlihat dari

semakin banyaknya investasi asing yang mengkonsumsi Ubi Jalar sebagai

bahan baku produknya, tercatat 3 perusahaan Korea dan 1 perusahaan Jepang

di Jawa Barat dan 2 perusahaan Korea di Jawa Timur yang telah menanamkan

uangnya untuk membangun pabrik pengolah berbahan baku Ubi Jalar.

3. Ubi jalar dapat dimanfaatkan secara keseluruhan seperti dibuat pasta, Ubi

Jalar dikupas diambil dagingnya kemudian masuk proses pematangan dan

sterilisasi, dikemas (vacuum pack) dan di ekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan

dalam freezing kontainer, sebagian lagi dibuat stick, digoreng dalam vacuum

fry, dikemas dan diekspor. Satu pabrik lagi memisahkan ampas dan pati Ubi

Jalar, mengambil patinya dan mengekspornya untuk bahan baku vermicelli

(bihun) dan ampasnya untuk pakan ternak. Semua investor pabrik itu adalah

Page 3: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Korea Selatan dan Jepang. Terlihat disini bahwa Ubi Jalar dapat

termanfaatkan secara keseluruhan, industri pengolah Ubi Jalar hampir tidak

menyebabkan limbah produk kecuali air yang digunakan pada proses

pemisahan pati dan ampas pada industri pati, sementara bagian proses yang

lain tidak meninggalkan limbah.

4. Ubi Jalar dari Indonesia adalah Ubi Jalar terbaik dunia, bahkan ubi jalar

Cilembu telah dipatenkan secara Internasional sebagai bahan komoditi asli

Indonesia, untuk produk pasta ubi mereka sangat menggemari penggunaan

varietas Cilembu ini karena rasanya yang luar biasa manis dan gurih sehingga

jenis ini digunakan sebagai ‘bumbu’ pada produk pasta Ubi Jalar.

Oleh karena itu ubi jalar adalah tanaman masa depan yang dapat dijadikan

sebagai makanan pokok pengganti beras. Karena nasi (beras) saat ini juga telah

menjadi makanan pokok dunia namun komoditi ini tidak bersahabat bagi para

penderita diabetes karena kandungan gulanya yang tinggi. Karena kondisi-kondisi

tersebut diatas maka perlahan tetapi pasti Ubi Jalar akan menjadi makanan pokok

dunia dalam waktu yang tidak lagi terlalu lama, kita sebagai generasi Indonesia harus

mulai memahami prospeksi ini dan menyiapkan diri untuk itu, dengan dibantu dan

difasilitasi oleh pemerintah dalam upaya pembentukan unit-unit pengolah kecil

moduler di desa-desa dalam format ekonomi kerakyatan. Hal ini harus kita dorong

hingga terwujud untuk mengantisipasi masuknya industri kapitalis besar yang akan

memformat industri ini menjadi seperti industri kelapa sawit, besar dan raksasa tetapi

manisnya hanya untuk para pemodal, tidak terdistribusi merata untuk rakyat.

Ubi jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang paling banyak

dibudidayakan sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah gandum,

beras, jagung dan singkong. Namun demikian, ubi jalar di Indonesia belum dianggap

sebagai komoditas penting karena menurut data dari BPS produksi ubi jalar di

Indonesia paling besar terdapat dibeberapa provinci seperti Jawa Barat, Bali, Papua,

Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun, tingkat konsumsi pada penduduk Indonesia

masih cenderung rendah. Komoditi ubi jalar dengan proyeksi sistem pangan dan gizi

Page 4: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

ternyata memiliki beberapa masalah pada sub sistem yang ada seperti masalah

konsumsi yang rendah. Dalam paper ini akan dipaparkan data mengenai ubi jalar di

Indonesia meliputi data produksi, konsumsi, harga, jumlah penduduk, hasil panen dll

yang kemudian akan dilakukan analisis dari data tersebut dan perumusan

rekomendasi.

HASIL PENYAJIAN DATA

1. Karakteristik Ubi Jalar

A. Kandungan Gizi Ubi Jalar

Informasi tentang komposisi kandungan gizi dalam 100 gram ubi jalar segar,

sebagai bahan pangan alternatif.

B. Masa Panen

Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua (matang fisiologis).

Ubi Jalar Usia Varietas umur pendek 3–3,5 bulanVarietas umur panjang 4,5–5 bulan.

Page 5: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

C. Pasca Panen

Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya ditujukan untuk

mempertahankan daya simpan. Pertama tama bersihkan ubi dari tanah (dicuci

atau atau disikat) lalu angin-anginkan. Pastikan bahwa ubi yang bagus tidak

bercampur dengan ubi yang rusak atau terluka. Penyimpanan ubi sebaiknya

dilakukan di ruang bersuhu antara 27–30 derajat celcius dengan kelembapan

udara antara 85–90 persen.

D. Masa Tanam

Masa tanam yang cocok untuk penanaman Ubi Jalar

Penanaman Ubi Jalar Waktu yang cocokLahan kering (tegalan) awal musim hujan

(Oktober) atau akhir musim hujan (Maret).

Di lahan sawah awal musim kemarau.

E. Kondisi Geografis yang sesuai untuk pertumbuhan Ubi jalar

Berikut kondisi-kondisi yang cukup bagus bagi pertumbuhan ubi jalar :

Daerah dengan : KeteranganKetinggian hingga 1500 m dpl (dari permukaan laut)distribusi hujan pada kisaran 750–1500 mm per/ tahunSuhu rata-rata sekitar 21–25˚ckelembaban (RH) berkisar 60–70 persenPerolehan sinar matahari berkisar 11–12 jam/hari

2. Data Produksi Ubi Jalar di Indonesia

Page 6: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Produksi ubi jalar di masing-masing provinsi di Indonesia berbeda beda, dapat

dilihat pada table tersebut bahwa di Jawa Barat produksin ubi jalar paling tinggi pada

tahun 2015 maupun pada tahun sebelum sebelumnya. Jadi dari data pada table di atas

dapat disimpulkan bahwa produksi ubi jalar di Indonesia paling tinggi pada provinsi

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua. Jika dilihat secara keseluruhan di Indonesia

produksi ubi jalar sendiri cenderung stabil, meskipun sering terjadi fluktuasi namun

tidak terlalu signifikan. Pertumbuhan produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2014

ke tahun 2015 sebesar 3.29%

3. Luas Panen Ubi Jalar di Indonesia

Page 7: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Luas panen tertinggi yaitu pada provinsi Papua yang berarti bahwa terdapat

lahan seluas 31,657 Ha yang bisa memproduksi ubi jalar.

4. Data Jumlah Penduduk Indonesia

Jumlah Penduduk Indonesia berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 adalah

237.641.326 jiwa.

5. Harga Ubi Jalar Di Indonesia

Harga jual ubi jalar pada tahun 2010 mengalami fluktuasi dari bulan

ke bulan. Harga jual tertinggi terdapat pada pengecer yaitu antara Rp 2.900,00

- Rp 3.200,00 per kg. Harga jual ubi jalar pada grosir yaitu antara Rp 2400,00

– Rp 2.800,00 per kg. Sedangkan pada produsen cenderung lebih murah

antara Rp 2.000,00- Rp 2.700,00 per kg.

Page 8: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Harga produsen ubi jalar di Indonesia relatif lebih murah

dibandingkan harga ubi jalar di AS dan juga Jepang. Sedangkan apabila

dibandingkan dengan Negara China , harga produsen ubi jalar Indonesia lebih

mahal dibandingkan harga produsen ubi jalar di China. Harga ubi jalar di

Page 9: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Indonesia pada tahun 2008 sebesar 246 $/ton sedangkan di China sebesar 76

$/ton.

6. Data Konsumsi Ubi Jalar di Indonesia

Tabel 6.1 Perkembangan konsumsi bahan makanan yang mengandung ubi jalar di rumah tangga menurut hasil Susenas, 2002-2013 serta prediksi 2014

Berdasarkan data dari tabel di atas konsumsi bahan makanan yang

mengandung ubi jalar di rumah tangga selama 2002-2013 mengalami

fluktuasi dari tahun ke tahun, namun mempunyai kecenderungan mengalami

peningkatan/pertumbuhan sebesar 1,67 % per tahun. Rata-rata konsumsi ubi

jalar selama 2002-2013 sebesar 0,056 kg/kapita/minggu atau setara dengan

2,937 kg/kapita/tahun. Jumlah konsumsi ubi jalar tertinggi terjadi pada tahun

2004 yaitu sebesar 5,319 kg/kapita/tahun. Setelah itu konssumsi ubi jalar

mengalami fluktuasi dan cenderung menurun dari tahun ke tahun hingga pada

tahun 2012 konsumsi ubi jalar sebesar 2,346 kg/kapita/tahun dan tidak

mengalai perubahan hingga tahun 2013.

Page 10: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Berdasarkan hasil prediksi di tahun 2013, konsumsi ubi jalar penduduk

Indonesia pada tahun berikutnya yaitu 2014 diperkirakan sebesar 2,29

kg/kapita/tahun , menurun sebesar 2,4% dibandingkan tahun 2013.

Gambar 2.6 Perkembangan konsumsi ubi jalar dalam rumah tangga di Indonesia, 2002-2014

7. Data Ketersediaan Ubi Jalar di Indonesia

Tabel 7.1 Perbandingan konsumsi per kapita rumah tangga dengan data ketersediaan ubi jalar di indonesia, 2009-2014

Bila angka konsumsi ubi jalar berdasarkan hasil Susenas dari tahun

2009 hingga 2014 berfluktuasi namun cenderung sedikit naik sebesar 1,35%,

yakni dari 2,24 kg/kapita pada tahun 2009 menjadi 2,29 kg/kapita pada tahun

2014. Angka ketersediaan per kapita ubi jalar pada tahun 2009 – 2014

mempunyai tendensi mengalami peningkatan yakni dari 7,8 kg/kapita pada

Page 11: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

tahun 2009 menjadi 9,04 kg/kapita pada tahun 2014 yang dominan

disebabkan naiknya besaran penyediaan ubi jalar nasional. Pada periode tahun

2009– 2014, besaran konsumsi per kapita ubi jalar rata-rata sekitar 30% dari

angka ketersediaannya.

8. Data Ekspor Ubi Jalar di IndonesiaNo 2012 2013 2014 2015

Negara tujuan

Volume (ton)

Negara tujuan

Volume (ton)

Negara tujuan

Volume (ton)

Negara tujuan

Volume (ton)

1 Jepang 2,663 Jepang 3,158 Jepang 3,022 Jepang 1,475

2 Korea 1,264 Korea 1,277 Korea 1,781 Korea 1,622

3 Thailand 0,06 Thailand 0,024 Thailand 0,022 Thailand 0,076

4 Singapore 2,036 Singapore 1,348 Singapore 1,230 Singapore 0,967

5 Malaysia 3,487 Malaysia 3,644 Malaysia 2,832 Malaysia 1,494

6 Hong Kong

0,037 Oman 0,248 Hong Kong 0,134 Hong Kong

0,13

7 China 0,11 United Arab Emirates

0,235 China 0,106 Bahrain 0,190

8 Oman 0,340 Qatar 0,048 Oman 0,020 Qatar 0,235

9 United Arab Emirates

0,1 China 0,24 United Arab Emirates

0,030 United Arab Emirates

0,010

10 Qatar 0,02 Bahrain 0,01 Qatar 0,080

11 United states

0,419 Hong Kong

0,076 Christmast island

0,022

12 Netherlands 0,001

Jumlah 10,536 10,308 9,55 6,199

Page 12: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Berdasarkan tabel di atas, ekspor ubi jalar dari tahun 2012 sampai tahun 2015

terus mengalami penurunan. Malaysia merupakan negara tujuan ekspor ubi jalar

terbesar pada setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2014 yaitu Jepang menjadi

negara tujuan ekspor ubi jalar dengan jumlah tersebesar yaitu 3,022 ton.

9. Data Impor

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat importasi ubi jalar

dari Tiongkok pada Maret 2014 sebesar 6,209 ton atau menurun dari bulan

sebelumnya yang sempat mencapai 7,961 ton, turun 22%.

Nilai impor ubi jalar dari Tiongkok tersebut pada Maret mencapai US$ 10.380,

sedangkan bulan sebelumnya mencapai US$ 15.315.

Pada Januari juga tercatat impor ubi jalar dari sebanyak 7,219 ton atau setara

dengan nilai US$ 12.135. Sedangkan pada bulan Desember 2013 tak ada impor

ubi jalar dari negara yang sama. Total impor ubi jalar selama Januari-Maret 2014

mencapai 21,389 ton setara dengan US$ 37.830.

PEMBAHASAN

Ubi jalar merupakan sumber pangan yang dialternatifkan dalam program

diversifikasi pangan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, karena sesuai

dengan karakteristiknya yang mudah dibudidayakan di mana saja bahkan di daerah

marjinal. Umbi-umbian yang banyak tumbuh di lahan kering seperti ubi jalar ternyata

banyak mempunyai berbagai keunggulan, yaitu mempunyai kandungan karbohidrat

yang tinggi sebagai sumber tenaga, daun ubi jalar kaya akan vitamin A dan sumber

protein penting, dapat tumbuh di daerah marjinal di mana tanaman lain tidak bisa

tumbuh, sebagai sumber pendapatan petani karena bisa dijual sewaktu-waktu, dan

dapat disimpan dalam bentuk tepung dan pati. Di samping itu jika dibandingkan

dengan harga beras, harga jual ubi jalar lebih terjangkau yaitu antara Rp 2.000,00- Rp

2.700,00 per kg sehingga dengan keunggulan-keunggulan tersebut dapat mendorong

ubi jalar sebagai bahan pangan alternative selain beras.

Page 13: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Produksi ubi jalar di Idonesia sebenarnya sangat melimpah dibandingkan

dengan angka konsumsi penduduk Indonesia terhadap ubi jalar. Jumlah penduduk

Indonesia berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 adalah 237.641.326 jiwa.

Berdasarkan data BPS pada tahun 2014 produksi ubi jalar sebesar 2.382.658 Ton,

sedangkan angka konsumsi ubi jalar di Indonesia rata-rata sebesar 2,9kg/kapita/tahun.

Melihat hasil tersebut diketahui bahwa di sini terdapat permasalahan pada subsistem

konsumsi yang jika dihitung jumlah penduduk yang sebesar 237.641.326 jiwa

dikalikan dengan angka konsumsi yang sebesar 2,9kg/kapita/tahun maka didapatkan

hasil konsumsi ubi jalar pada semua penduduk indonesia kurang lebih 689.159 ton

per tahunnya, sehingga masih terdapat sisa hasil produksi sebesar 1.693.499 ton.

Angka konsumsi ubi jalar di kalangan masyarakat Indonesia masih jauh dari

kemampuan produksinya. Namun di lain sisi , Indonesia mampu melakukan ekspor

ubi jalar meskipun dalam 4 tahun terakhir angka ekspor ubi jalar memang menurun.

Kemampuan produksi ubi jalar tertinggi adalah pada Provinsi Jawa Barat dan kualitas

ubi jalar yang dihasilkan di Jawa Barat pun lebih baik dibadingkan dengan daerah

lainnya, sehingga ubi jalar yang dihasilkan paling banyak diekspor ke luar negeri

terutama ke Malaysia dan Jepang.

Pada subsistem distribusi tidak ada permasalahan karena stabilitas harga ubi

jalar di Indonesia cukup terjangkau yaitu antara Rp 2.000,00- Rp 2.700,00 per kg.

Permasalahan yang ada pada subsistem distribusi yaitu Indonesia masih melakukan

impor ubi jalar dari luar khususnya dari Tiongkok, hal ini masih dilakukan guna

memenuhi tujuan industri seperti industri tepung dan lem. Karena memang untuk

kepentingan industry, Indonesia memilih impor disebabkan harga ubi jalar dari

Tiongkok (China) relatif lebih murah daripada harga ubi jalar Indonesia. Selain itu,

kenaikan penyediaan ubi jalar sebagai bahan makanan sumber karbohidrat alternatif

perlu terus diupayakan untuk memenuhi konsumsi nasional yang terus meningkat

yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk. Apalagi guna mendukung

pemerintah dalam program diversifikasi pangan sehingga tidak hanya mengandalakan

produksi beras naional.Upaya untuk meningkatkan produksi ubi jalar nasional dapat

dilakukan dengan perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas antara lain

Page 14: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

melalui penggunaan bibit unggul. Dengan penggunaan bibit unggul dapat

meningkatkan kualitas ubi jalar yang dapat ditanam di berbagai provinsi di Indonesia

sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekspor ubi jalar dan menurunkan angka

impor.

KESIMPULAN

Permasalahan sistem ketahanan pangan ubi jalar di Indonesia sebenarnya

terletak pada subsistem konsumsi, subsistem distribusi, subsistem ketersediaan. Pada

subsistem konsumsi angka konsumsi yang masih rendah dibandingkan dengan

kemampuan produksi ubi jalar di Indonesia, sehingga masih dijumpai hasil yang

tercecer. Pada subsistem distribusi mengenai stabilitas harga ubi jalar di Indonesia

relative baik namun bila dibandingkan dengan negara yang dijadikan sasaran impor.

Pada subsistem ketersediaan permasalahan yang ditemui adalah mengenai

impor.Indonesia masih bergantung pada Tiongkok (China) dalam upaya memenuhi

kebutuhan bahan baku industrinya, seperti misalnya pembuatan lem dan tepung. Pada

subsistem ini dijumpai juga permasalahan pada ekspor ubi jalar yang dalam 4 tahun

terakhir yang cenderung menurun hal ini dimungkinkan karena minat Negara importir

ubi jalar dari Indonesia juga menurun dan beralih ke Negara penghasil ubi jalar selain

Indonesia yang mungkin kualitas yang lebih baik dan harganya lebih terjangkau

daripada ubi jalar Indonesia.

Dengan melihat potensi-potensi dari ubi jalar Indonesia sendiri salah satunya

yaitu kemampuan produksi yang tinggi bisa dijadikan peluang untuk berswasembada.

jadi menurut kami Indonesia mampu melakukan swasembada ubi jalar tentunya

dengan mengatasi permasalahan-permasalahan pada subsistem yang ada dengan

tepat.

REKOMENDASI

Page 15: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

Untuk mengatasi masalah sub sistem rendahnya konsumsi ubi jalar dan mewujudkan

ubi jalar sebagai Bahan makanan pokok lokalyang terdapat renstra kementrian

pertanian tahun 2015-2019. Kami berdiskusi dan memberikan beberapa rekomendasi

dalam penanganan swasembada ubi jalar dan solusi masalah sub sistem pangan pada

ubi jalar sebagai berikut:

1. Untuk penanganan konsumsi masyarakat yang rendah dapat diatasi dengan

memberikan pelatihan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) agar dapat

mengolah ubi jalar dengan cara mengubah bentuk ubi jalar tersebut menjadi lebih

menarik seperti keripik, puding, pasta, aneka tepung olahan, bakpao, roti dan

serbuk minuman serta bahan lainnya yang jika dikonsumsi dapat menambah nilai

gizi dari ubi jalar itu sendiri dan juga memperpanjang masa penyimpanan.

2. Pemerintah memberikan bantuan dan fasilitas untuk membentuk unit-unit

pengolah kecil di desa-desa untuk mengantisipasi masuknya industri kapitalis

besar yang memonopoli keuntungan, dengan memberikan hanya kepada para

pemodal dan tidak mendistribukan kepada rakyat seperti yang terjadi pada

industri kelapa sawit.

3. Upaya untuk meningkatkan produksi ubi jalar nasional dapat dilakukan dengan

perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas antara lain melalui

penggunaan bibit unggul. Dengan penggunaan bibit unggul dapat meningkatkan

kualitas ubi jalar yang dapat ditanam di berbagai provinsi di Indonesia sehingga

dapat meningkatkan kemampuan ekspor ubi jalar dan menurunkan angka impor.

4. Terkait masalah Indonesia yang masih mengimpor ubi jalar guna memenuhi

kebutuhan bahan baku industri dapat diatasi dengan Pemerintah memberikan

bantuan terkait sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan juga bibit

unggul kepada petani ubi jalar di Indonesia, dengan demikian biaya produksi ubi

jalar dari produsen bisa ditekan sehingga harga dan kualitas jual ubi jalar pun

mampu bersaing dengan harga ubi jalar dari Negara yang menjadi sasaran impor

Indonesia misalnya China. Apabila harga ubi jalar di Indonesia menjadi lebih

Page 16: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?

murah maka Industri lokalpun tidak perlu melakukan impor ubi jalar lagi guna

memenuhi bahan baku industrinya.

5. Selain itu perlu adanya penguatan kebijakan guna memperketat dan membatasi

impor ubi jalar di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Prospek Pengembangan Ubi Jalar Mendukung Diversifikasi Pangan

dan Ketahanan Pangan . [Online] Available at

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ ind/pdffiles/anjak_2010_10.pdf [Accessed 1

Oktober 2015]

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Susenas 2010. [Online] Available at: http://bps.go.id [Accessed 20 September, 2015]

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Luas Panen Ubi Jalar di Indonesia Menurut Provinsi 2015. [Online] Available at: http://bps.go.id [Accessed 20 September, 2015]

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Produksi Ubi Jalar di Indonesia Menurut Provinsi 2015. [Online] Available at: http://bps.go.id [Accessed 20 September, 2015]

International Labour Organization.2013. Kajian Rantai Nilai Ubi Jalar dan Iklim

Investasi Jayawijaya. [Online] Available at:

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilojakarta/

documents/publication/wcms_342931.pdf [Accessed 20 September 2015]

Kementrian Pertanian. 2015. Data Ekspor Impor Ubi Jalar Indonesia. [Online]

available at : http://aplikasi.pertanian.go.id/eksim2012/eksporNegara.asp

[Accessed 20 September 2015]

Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2013. Buletin Konsumsi Pangan. [Online]

Available at : http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/

Buletin-Konsumsi TW4-2013.pdf [Accessed 1 Oktober 2015]

Page 17: Swasembada Ubi Jalar di Indonesia, mampu ataukah mimpi?