PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN...

14
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013 3 PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN SOLUSINYA (TINJAUAN EKONOMI) P. Julius F. Nagel Faculty Bussiness Widya Mandala Catholic University Surabaya Email: [email protected] ABSTRAK Bagaimana membangun Indonesia makmur dan mandiri berbasis sumber daya alam (SDA)? Jika melihat kondisi pertanian saat ini sangat memprihatinkan, dalam hal hasil produksi (yang cenderung menurun dari waktu ke waktu) dan kualitas produk pertanian, khususnya bahan pangan. Apa yang menyebabkan menurunnya hasil pertanian di Indonesia? Bagaimana membangun kemandirian di bidang pangan? Undang undang pangan versi baru cakupannya sangat luas. Menyoal kegentingan masalah di sektor pertanian, merupakan peringatan serius bagi pemerintah. Harga bahan pokok masih tinggi. Bagaimana menyelamatkan pertanian? Kelembagaan pengelolaan irigasi perlu diperkuat. Pembangunan pertanian patut dilakukan lebih serius untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk besar dan potensi sumber daya alam melimpah menjadi penting membangun kedaulatan ekonomi termasuk pangan. Tantangan dan peran petani kecil dalam pengembangan benih. Bulog agar diarahkan menjadi penyangga harga pangan. Petani, undang undang, dan transgenik. Otoritas lembaga pangan diperlukan. Bahaya krisis pangan. Pahlawan pangan, sebuah konstruksi. Pangan butuhkan insentif. Atas nama produk transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada. Darurat lahan pertanian. Rapuhnya ketahanan pangan. Kata kunci: pangan, pertanian, ekonomi ABSTRACT How to build a prosperous and independent Indonesia based on natural resources (NR)? If the condition is dire agriculture, in terms of production (which tends to decrease over time) and the quality of agricultural products, especially food. What caused the decline in agricultural output in Indonesia? How to build self-reliance in the field of food? Act - a new version of food law is very broad in scope. Questioning the seriousness of the problem in the agricultural sector, is a serious warning to the government. Price of food is high. How to save the farm? Irrigation management institutions need to be strengthened. Agricultural development should be done more seriously to make Indonesia the world barns. As a country with a huge population and abundant natural resources is important to build the economy, including food sovereignty. The challenges and the role of small farmers in the developing seed. Bulog to be directed to support food prices. Farmers, legislation - legislation, and GMOs. Authority institutions needed food. Dangers of food crisis. Heroes of food, a

Transcript of PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN...

Page 1: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

3

PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN SOLUSINYA

(TINJAUAN EKONOMI)

P. Julius F. Nagel

Faculty Bussiness Widya Mandala Catholic University Surabaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Bagaimana membangun Indonesia makmur dan mandiri berbasis sumber daya

alam (SDA)? Jika melihat kondisi pertanian saat ini sangat memprihatinkan, dalam hal

hasil produksi (yang cenderung menurun dari waktu ke waktu) dan kualitas produk

pertanian, khususnya bahan pangan. Apa yang menyebabkan menurunnya hasil

pertanian di Indonesia? Bagaimana membangun kemandirian di bidang pangan?

Undang – undang pangan versi baru cakupannya sangat luas. Menyoal kegentingan

masalah di sektor pertanian, merupakan peringatan serius bagi pemerintah. Harga bahan

pokok masih tinggi. Bagaimana menyelamatkan pertanian? Kelembagaan pengelolaan

irigasi perlu diperkuat. Pembangunan pertanian patut dilakukan lebih serius untuk

menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk

besar dan potensi sumber daya alam melimpah menjadi penting membangun kedaulatan

ekonomi termasuk pangan. Tantangan dan peran petani kecil dalam pengembangan

benih. Bulog agar diarahkan menjadi penyangga harga pangan. Petani, undang –

undang, dan transgenik. Otoritas lembaga pangan diperlukan. Bahaya krisis pangan.

Pahlawan pangan, sebuah konstruksi. Pangan butuhkan insentif. Atas nama produk

transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada. Darurat

lahan pertanian. Rapuhnya ketahanan pangan.

Kata kunci: pangan, pertanian, ekonomi

ABSTRACT

How to build a prosperous and independent Indonesia based on natural resources

(NR)? If the condition is dire agriculture, in terms of production (which tends to

decrease over time) and the quality of agricultural products, especially food. What

caused the decline in agricultural output in Indonesia? How to build self-reliance in the

field of food? Act - a new version of food law is very broad in scope. Questioning the

seriousness of the problem in the agricultural sector, is a serious warning to the

government. Price of food is high. How to save the farm? Irrigation management

institutions need to be strengthened. Agricultural development should be done more

seriously to make Indonesia the world barns. As a country with a huge population and

abundant natural resources is important to build the economy, including food

sovereignty. The challenges and the role of small farmers in the developing seed. Bulog

to be directed to support food prices. Farmers, legislation - legislation, and GMOs.

Authority institutions needed food. Dangers of food crisis. Heroes of food, a

Page 2: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

4

construction. Food needed incentive. On behalf of GMO products. Food sovereignty,

fixed price. Burying dream self. Emergency farm. The fragility of food security.

Keywords: food, agriculture, economy

PENDAHULUAN

Kebijakan sektor pangan di Indonesia selalu dikaitkan dengan kebijakan dengan

harga bahan bakar minyak, distribusi produksi, dan pengembangan pangan. Namun

pemerintah terkesan belum memiliki politik pangan yang mapan. Ditambah lagi utang

Negara cukup besar dengan penduduk yang banyak, yang turut memengaruhi kondisi

ketersediaan pangan nasional.

Seharusnya Indonesia menjadi Negara eksportir pangan dunia, bila dilihat

potensi sumber daya manusia dan alamnya. Apalagi di jaman sekarang, sektor pangan

pun harus bisa menjawab tantangan besar di bidang pertanian. Mulai dari peningkatan

produksi, kualitas produk, penganekaragaman produk, peningkatan daya saing,

diversifikasi produk kearah produk akhir, hingga perluasan pasar. (Muchtadi, 2011)

dalam (Nagel, 2012)

Bagaimana membangun Indonesia makmur dan mandiri berbasis sumber daya

alam (SDA)? Apa yang menyebabkan menurunnya hasil pertanian di Indonesia?

Bagaimana membangun kemandirian di bidang pangan? Bagaimana menyelamatkan

pertanian?

LANDASAN TEORITIS

Ekonomi suatu bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material

individu, masyarakat, dan Negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada

dengan pilihan – pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.

Berikut ini adalah pengertian ekonomi menurut beberapa ahli:

Adam smith: Ekonomi adalah Penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan

Negara.

Abraham Maslow: Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba

menyelesaikan masalah keperluan azas kehidupan manusia melalui

penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berazaskan prinsip serta

teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

Hermawan Kartajaya: Ekonomi adalah platform dimana sektor industri ada

didalamnya.

Paul A. Samuelson: Ekonomi adalah cara – cara yang dilakukan oleh manusia dan

kelompoknya untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memperoleh

komoditi dan mendistribusikanya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Bila membicarakan ekonomi secara otomatis kita membicarakan ilmu ekonomi

yang terbagi atas dua kelompok, yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro.

Ilmu ekonomi makro mempelajari tentang keseluruhan ekonomi tentang kehidupan,

Page 3: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

5

Tetapi dalam ilmu ekonomi mikro kita mempelajari ekonomi tentang perilaku –

perilaku Individu baik sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam mengalokasikan

sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya. http://wahyusaputro88.blogspot.com

/2012/03/kondisi-hukum-ekonomi-di-indonesia.html

UU Pangan versi baru cakupannya sangat luas. Agar lebih jelas ruang

lingkupnya, maka diuraikan terlebih dahulu perbedaan antara pangan dan pertanian.

Pangan merupakan hasil dan atau produk olahan dari hasil pertanian. Sementara

cakupan pertanian itu meliputi pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan

dan kehutanan serta air. Pengaturan yang berkaitan dengan pertanian lebih menyangkut

budidayanya (on farm), sedangkan untuk pangan lebih menyangkut penyediaan,

pengolahan, distribusi, keamanan, kesehatan, dan konsumsinya (off farm). (Kompas 19

November 2012)

PEMBAHASAN

Seharusnya Indonesia menjadi Negara eksportir pangan dunia, bila dilihat

potensi sumber daya manusia dan alamnya. Apalagi di jaman sekarang, sektor pangan

pun harus bisa menjawab tantangan besar di bidang pertanian. Mulai dari peningkatan

produksi, kualitas produk, penganekaragaman produk, peningkatan daya saing,

diversifikasi produk kearah produk akhir, hingga perluasan pasar.

Bila tantangan itu bisa dijawab, maka membangun kemandirian di bidang

pangan akan mudah dilaksanakan. Kemandirian pangan akan berhasil bila ketersediaan

dan aksesibilitas benih, pupuk, dan mekanisasi pertanian diterapkan. Dunia pertanian

juga harus menggalakkan diversifikasi pangan, sehingga kebutuhan pangan tidak

tergantung pada tanaman pangan tunggal seperti padi.

Teknologi dan inovasi di sektor pangan juga dibutuhkan. Transfer teknologi

pertanian maju kepada para petani harus digiatkan untuk memajukan sektor pertanian

nasional. Lembaga riset di Indonesia harusnya berlomba-lomba menciptakan inovasi di

sektor pertanian. (Muchtadi, 2011).

Pertanian sebagai Anugerah Terbesar Bangsa Indonesia. KabarIndonesia - Jika

melihat kondisi pertanian Indonesia saat ini sungguh sangat memprihatinkan, dalam hal

hasil produksi (yang cenderung menurun dari waktu ke waktu) dan kualitas produk

pertanian, khususnya bahan pangan. Padahal, Indonesia adalah salah satu negara agraris

penghasil bahan pangan terbesar didunia. selain itu, Indonesia memiliki ketersediaan

bahan-bahan organik yang melimpah di alam. Menurunnya hasil produksi pertanian di

Indonesia tidak lain disebabkan oleh 2 faktor utama, yaitu :

Menipisnya unsur hara mikro di dalam tanah

Untuk dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang maksimal, tanaman

membutuhkan 13 jenis unsur makro dan mikro. akan tetapi, petani-petani di

Indonesia hanya memberikan 3 jenis unsur hara makro saja (N,P,K). jadi, lambat

laun tanah kita akan semakin miskin kandungan unsur hara mikro karena habis

Page 4: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

6

diserap secara terus-menerus oleh tanaman tanpa ada pengembalian pada tanah

(karena hanya 3 jenis unsur hara makro saja yang dikembalikan lagi ke tanah).

Penggunaan pupuk & pestisida dari bahan kimia sintetis

Tanpa kita sadari penggunaan bahan-bahan kimia sintetis sangat berakibat fatal bagi

kemajuan pertanian kita. Tentunya, kita perlu mengingat bahwa salah satu sifat dari

bahan kimia sintetis yaitu tidak dapat terurai di dalam tanah & akan mengendap di

dalam tanah. Sehingga, mengakibatkan semakin mengerasnya struktur tanah. efek

lain bagi petani yaitu semakin meningkatnya biaya produksi karena semakin banyak

jumlah dosis yang dibutuhkan dari tahun ke tahun.

Membangun Indonesia Makmur dan Mandiri Berbasis Sumber Daya Alam.

Peran strategis sektor berbasis SDA dalam pembangunan suatu bangsa telah

disampaikan oleh banyak kalangan, di antaranya adalah Porter (1998). Menurutnya,

keunggulan kompetitif sejati suatu bangsa adalah keunggulan yang dibangun atas

keunggulan komparatif yang dimiliki bangsa tersebut. Bagi Indonesia yang memiliki

potensi SDA yang besar, maka pembangunan kekuatan ekonominya perlu

mengedepankan resources based industries (RBI) yang dibangun melalui penerapan

Iptek dan manajemen profesional. Melalui RBI keunggulan kompetitif bangsa dapat

diwujudkan.

Dalam kerangka yang lebih luas lagi maka pembangunan berbasis SDA ini

diharapkan dapat mewujudkan apa yang sering disebut oleh Bung Karno sebagai

berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian sesuai budaya

bangsa. Dalam jangka pendek dan menengah maka pembangunan berbasis SDA

diyakini mampu menjawab masalah mendasar bangsa, yaitu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja.

http://www.ppnsi.org/jurnal-mainmenu-9/perikanan-a-kelautan-mainmenu-43/142-

membangun-indonesia-makmur-dan-mandiri-berbasis-sumber-daya-alam

Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Perlu Diperkuat.

JAKARTA, KOMPAS – Kelembagaan pengelola irigasi yang kuat mampu

meningkatkan kesejahteraan petani, mendongkrak produksi pangan nasional, serta

menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan ekonomi pedesaan.

Kelembagaan yang kuat membuka lapangan kerja signifikan bagi masyarakat desa

dengan pendapatan yang juga tinggi.

Ketua Gabungan perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Setia Nusantara

Mudiono di Desa Sri Agung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi,

mengatakan, produktivitas padi terus naik sejak pengelolaan air irigasi dilakukan

dengan baik. Bahkan, petani bisa menanami lahannya empat kali setahun dengan teknik

budidaya dan pilihan varietas yang tepat (Kompas 4 Juni 2012)

Page 5: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

7

Tulisan Profesor Bustanul Arifin di Kompas, 21 Mei 2012, menyoal

kegentingan masalah di sektor pertanian, merupakan peringatan serius bagi pemerintah.

Ada tiga poin penting yang diketengahkan: penurunan produksi, konversi lahan, dan

kelemahan implementasi kebijakan.

Secara prinsip saya sepakat dengan elaborasi persoalan itu, termasuk beberapa

rekomendasi jalan keluarnya.

Sungguh pun begitu, sebagian rekomendasi itu merupakan ―syarat perlu‖

(necessary), tetapi belum mencukupi (not sufficient). Terdapat tiga fakta lain yang mesti

diumumkan agar problem tersebut bisa diatasi sampai ke akar – akarnya.

Pertama, penurunan produksi terjadi bersamaan dengan liberalisasi (sektor

pertanian). Kedua, lahan persawahan terus menyusut, tetapi area perkebunan makin

meluas. Ketiga, peningkatan produksi tidak akan berdampak terhadap kesejahteraan

petani jika tidak dikaitkan dengan strategi transformasi ekonomi. (Kompas 19

November 2012)

Harga Bahan Pokok Masih Tinggi. JAKARTA, KOMPAS – Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia harus semakin mandiri dari segi

ketahanan pangan. Kemandirian tidak hanya untuk komoditas beras, tetapi juga untuk

komoditas jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai yang kini sebagian besar dari

impor.

Menyelamatkan Pertanian. kasihan bangsa yang memakai kain itu tidak

menenun, makan roti itu tidak panen, dan minuman anggur yang mengalir bukan dari

pers anggur sendiri.Khalil Gibran.

Negeri yang dikenal berlahan pertanian luas dan subur kini merintih. Indonesia

mengalami krisis kedelai dan darurat tempe.

Pelaku industri tempe dan tahu menjerit karena harga kedelai impor mahal.

Persoalan klasik ini berhulu, antara lain, dari komitmen pemerintah yang kurang

menyediakan lahan untuk penanaman kedelai. Penyelamatan lahan pertanian untuk

bahan baku tahu dan tempe belum jadi prioritas. Penjarahan dan perampasan lahan

untuk perluasan kebun sawit dan areal pertambangan terus berlangsung di sejumlah

daerah; yang pada gilirannya menyusutkan lahan pertanian pangan, sementara

kebutuhan pangan meningkat seiring dengan pertambahan penduduk.

Lebih serius. Pembangunan pertanian patut dilakukan lebih serius untuk

menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Kesadaran itu tentu berimplikasi

ekonomi: semua energy dan sumber daya pembangunan akan diarahkan untuk

menyelamatkan sektor ini guna meningkatkan produksi berbagai jenis pangan sehingga

semua warga dapat mengaksesnya karena terjangkau daya beli.

Pemerintah harus punya kemauan politik menyelamatkan sektor pertanian agar

tak lagi termarjinalkan oleh arus industrialisasi yang didukung kekuatan capital berskala

besar. Jika pemerintah gagal menjaga stabilitas harga pangan dan hanya focus pada

peningkatan produksi beras, akan lahir persoalan serius di tengah bangsa ini, yakni

Page 6: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

8

jumlah penduduk rawan pangan bertambah signifikan dan berpotensi mengalami

kegelisahan sosial.

Politik pangan impor yang selama ini dijalankan pemerintah guna mengatasi

kemiskinan sudah saatnya diakhiri. Dengan mengatur tata niaga beras dan keledai

segingga harganya tetap rendah, pemerintah sesungguhnya menekan petani secara tidak

adil. Jika sektor pertanian selalu diposisikan untuk menyediakan beras dan kedelai

dengan harga murah guna mengamankan variable makro (inflasi, pertumbuhan

ekonomi, dan kemiskinan), ini artinya pemerintah lebih memihak pada konsumen

ketimbang kesejahteraan petani. Keseriusan pemerintah membangun pertanian yang

berdaya saing tinggi semakin lama kian melemah.

Menyelamatkan pertanian patut difasilitasi dengan menyediakan anggaran yang

cukup untuk pembangunan jalan desa, penyediaan benih unggul, pupuk, serta peralatan

mekanisasi pertanian dan pengolahan hasil pertanian. Pemerintah patut belajar dari

Thailand dan Korea Selatan, Negara yang besar – besaran menyubsidi petani guna

meningkatkan produksi dan ketersediaan pangan. Mereka menyadari masalah

kebutuhan dasar ini tak boleh bergantung pada Negara lain.(Kompas 10 Agustus 2012)

Kekhawatiran akan terjadi krisis pangan sudah lama ada. Thomas Malthus

menyebutkan bahwa penduduk akan bertambah menurut deret ukur dan produksi

makanan bertambah sesuai deret hitung (1798). Dunia akan mengalami kekurangan

pangan.

Bangun kemandirian. Dalam suasana yang demikian, Indonesia yang di

wilayah tropis dengan 1,9 juta kilometer persegi daratan, 5,8 juta kilometer persegi

lautan, artinya bisa melakukan budidaya sepanjang tahun, harus membangun

kemandirian pangan. Artinya mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangan rakyatnya.

Sebagai Negara dengan jumlah penduduk besar dan potensi sumber daya alam

melimpah, kita perlu menyadari bahwa Negara lain ingin memanfaatkan Indonesia

sebagai sumber bahan mentah sekaligus pasar bagi produksi negaranya. Oleh karena itu,

menjadi penting membangun kedaulatan ekonomi, termasuk pangan, dalam arti

mengatur sendiri apa yang terbaik bagi Negara dan bangsa. Tidak didikte kepentingan

luar.

Perlu kita akui, kebijakan pangan Indonesia untuk waktu yang lama hingga

sekarang telah salah arah. Kecenderungan yang ada adalah berorientasi jangka pendek,

instan, dan terkesan demi popularitas, yang dalam jangka panjang merugikan.

Dari Negara eksportir sapi sampai tahun 1970-an, hari ini kita mengimpor sapi

setara 900.000 ekor/tahun, termasuk daging. Dari eksportir gula terbesar sebelum

merdeka, kini importer 40 persen kebutuhan nasional. Dari swasembada garam sampai

tahun 1990, kini impor 50 persen dari kebutuhan nasional.

Dari swasembada kedelai sampai 1995, sekarang mengimpor 70 persen dari

kebutuhan nasional Impor susu terus meningkat, sekarang mengimpor 90 persen

kebutuhan susu nasional.

Page 7: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

9

Lebih jauh lagi, buah – buahan dan sayur – sayuran pun angka impornya terus

bertambah. Deficit neraca perdagangan pangan dan hortikulturanya terus naik.

Sebenarnya, harga tinggi adalah instrument paling efektif untuk mendorong

peningkatan produksi. Namun, di Indonesia, bila harga pangan tinggi, pemerintah justru

melakukan operasi pasar untuk menekan harga. Harga pangan tidak boleh naik,

sementara BBM dan biaya hidup meroket.

Saya yakin rakyat Indonesia siap menerima konsekuensi yang berat dari satu

kebijakan sepanjang menjanjikan masa depan yang baik. Rakyat bisa menerima ukuran

tempe yang mengecil karena harga kedelai naik asal pada saat yang sama pemerintah

mendorong perluasan areal tanam kedelai.

Benih Kedaulatan Petani.

Pada 22-24 Mei 2012 di Joglo Tani, Godean, Yogyakarta, berlangsung

pertemuan jaringan petani independen se-Jawa. Dalam pertemuan itu dibahas tantangan

dan peran petani kecil dalam pengembangan pertanian dan pemenuhan kebutuhan

pangan, komunikasi antara petani dan penguasa, berbagai peraturan dan perundang –

undangan, miskonsepsi pemerintah dan kalangan ilmuwan dalam memahami petani

kecil, masalah penguasaan benih dan input pertanian, hingga masalah kriminalisasi

petani.

Saat ini ribuan petani di Indonesia melakukan pemuliaan tanaman,

pengembangan dan penangkaran benih. Beberapa petani berhasil mengembangkan

benih padi dengan potensi hasil di atas 12 ton per hektar. Beberapa lainnya

mengembangkan jagung hibrida serta berbagai benih hortikultura dengan potensi hasil

setara atau bahkan lebih tinggi dibanding yang dihasilkan PMN dan peneliti. Problem

besar muncul ketika buah ketekunan tersebut hendak dikomersialkan. Puluhan petani di

berbagai tempat harus berhadapan dengan polisi, pengadilan, dan penjara.

Berkaitan dengan itu, wakil jaringan petani se-Jawa yang hadir pada pertemuan

itu sepakat bersatu untuk membentuk Bank Benih Tani Indonesia (B2TI). B2TI akan

jadi wadah ribuan petani yang melakukan konversi, meneliti, memuliakan, menangkar,

mendistribusikan, dan mengomersialisasikan benih serta memberikan perlindungan

hukum. Melalui visinya, diharapkan B2TI menjadi pusat keunggulan di bidang

perbenihan yang dimiliki petani Indonesia dalam upaya meningkatkan penguasaan dan

kedaulatan petani atas benih, mendukung sistem pertanian berkelanjutan serta untuk

mencapai penghidupan petani yang lebih sejahtera.

Otoritas Lembaga Pangan Diperlukan

JAKARTA, KOMPAS – Meski telah direvisi dengan beberapa isu krusial,

seperti kelembangaan pangan, ekspor-impor, dan pengaturan kehalalan, Undang-

Undang Pangan yang sudah disetujui belum menjamin kedaulatan pangan. Kedaulatan

pangan sangat bergantung pada operasionalisasi teknis, terutama pada otoritas lembaga

pangan. Jika lembaga itu tak punya kekuatan apa pun , kedaulatan pangan hanya

menjadi mimpi.

Page 8: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

10

Pengamat pangan dari Universitas Gadjah Mada, Moch Maksum Machfoedz,

yang dihubungi Kompas, Jumat (19/10), mengatakan, otoritas pangan tersebut harus

selevel kementerian sehingga memiliki kekuatan.

―Badan itulah yang nantinya mengurusi hal-hal seperti irigasi, pupuk, tanam

benih, sampai tata niaga dan malnutrisi. Otoritas pangan pula yang menentukan ekspor-

impor dengan memastikan pasokan dalam negeri terpenuhi. Jadi, ini tidak bisa

diserahkan ke Bulog. Bulog selama ini hanya mengurusi pasca-panen. Bulog sebaiknya

difungsikan sebagai logistik di bawah otoritas lembaga pangan,‖ paparnya.

Pahlawan Pangan, Sebuah Konstruksi

Tegasnya, pahlawan pangan adalah para petani yang selama hidupnya bergumul

di agribisnis dan pelaku usaha yang bergerak di proses (industri) pangan. Tanpa

mereka, entah bagaimana peri kehidupan kita. Mungkin budaya kita jika tidak boleh

disebut peradaban, tidak akan pernah tegak dan sarat konflik.

Peran Pemerintah

Dengan konstruksi kedua pahlawan pangan yang seperti itu (petani yang

diperhatikan tetapi tertinggal dan pelaku usaha yang tidak diperhatikan), diperlukan

suatu intervening variable. Dalam hal ini, ia adalah pemerintah yang berperan sebagai

suporter dan katalisator. Dengan demikian, terjadi penguatan dan kerja sama yang lebih

produktif antara petani dan pelaku usaha pangan.

Bulog agar Diarahkan Jadi Penyangga Harga Pangan

Semua negara yang sukses membangun pertanian dan pangan tidak membiarkan

harga komoditas pangannya berfluktuasi. Thailand, misalnya, sukses surplus beras 10

juta ton karena tidak membiarkan harga beras jatuh. India bisa mengekspor gula juga

karena selalu menjaga harga gula pada tingkat yang menguntungkan produsen sehingga

memberikan insentif bagi petani dan pabrik gula. ―Di Indonesia, surpus sedikit saja

harga jatuh,‖ kata Siswono.

Terkait dengan pengadaan stok pangan untuk keperluan stabilisasi, Siswono

cenderung mengatakan, importir untuk lima komoditas, yaitu beras, gula, kedelai,

jagung, dan daging sapi, adalah Bulog. ―Namun, dalam pelaksanaannya bisa saja

bermitra dengan swasta,‖ ujar Siswono.

Petani, UU, dan Transgenik

Gerakan petani juga menuntut pemerintah merevisi semua udang-undang dan

peraturan di bawahnya yang berpotensi melarang petani membuat, menyimpan,

mengedarkan, dan memasarkan benih, mengubahnya menjadi melindungi petani kecil

dalam memuliakan tanaman serta menghapus ketergantungan petani terhadap benih

impor. Ribuan petani juga bergabung untuk mengatasi kondisi yang mematikan

kreativitas dan hak petani atas benih melalui Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia

(AB2TI).

Bahaya Krisis Pangan

Page 9: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

11

Upaya meretas krisis pangan di masa depan sangat terkait upaya meningkatkan

hak dan kedaulatan petani. Prestasi petani Indonesia sebenarnya sudah cukup tinggi. Di

wilayah ASEAN yang punya kemiripan tanah dan iklim, produktivitas padi dan jagung

Indonesia tertinggi. Produktivitas kedelai juga sangat mungkin ditingkatkan. Melalui

jaminan harga yang memadai, subsidi langsung kepada petani, perlindungan terhadap

gagal panen, perlindungan terhadap kreativitas petani, dan pelibatan petani dalam

perumusan kebijakan pertanian akan berdampak signifikan pada kegairahan petani dan

bertani.

Pangan Butuhkan Insentif

Harga pangan global naik 10 persen. JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah

didesak melakukan terobosan dalam menggenjot produksi pangan dengan menerapkan

instrument ekonomi dalam bentuk kebijakan insentif dan disinsentif fiscal pada

pemerintah daerah. Cara ini lebih efektif membangkitkan kepedulian daerah.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton Supit, Jumat (31/8), di Jakarta,

mengatakan, laju peningkatan produksi pangan nasional tak mampu mengejar laju

kebutuhan. ―Kita tak bisa mengantisipasi peningkatan kebutuhan,‖ katanya. Yang

terjadi, lahan pangan terus menyusut akibat fragmentasi dan alih fungsi. Pemerintah

daerah yang memiliki otoritas dan sumber daya dalam memproduksi pangan tidak

berminat karena tidak berkontribusi positif pada pendapatan daerah. Belum lagi partai

politik pengusung kepala daerah dan beragam kepentingan.

Atas Nama Produk Transgenik

Ketahanan pangan dan kemandirian pangan merupakan dua hal yang berbeda.

Tahan bisa saja tak mandiri. Sebaliknya, mandiri dengan kemampuan teknologi bisa

mewujudkan ketahanan pangan. Dengan kata lain, ketahanan terkait ketersediaan

pangan (kuantitas), sedangkan kemandirian terkait keberpihakan dan pilihan kebijakan

(ideologi).

Kedaulatan Pangan, Harga Mati

Satu-satunya alasan mengapa tanaman direkayasa secara genetik (oleh korporasi

beih) adalah supaya benihnya bisa dipatenkan dan meraup royalty atas kekayaan

intelektual (Vandana Shiva, Filsuf, Feminis Ekologi). Kalau petani harus membeli benih

dari korporasi benih sementara pemuliaan benih secara turun temurun tak cukup

dilindungi negara, bukannya itu ironi? Bukannya ironi juga kalau mengabaikan bahwa

teknologi selalu terkait dengan relasi kuasa?

Kontrol Kehidupan

Ujung lain yang sangat esensial dari isu organism yang direkayasa secara

genetic (GMOs) berkelindan dengan kehidupan. Dominasi dan kontrol atas benih berarti

dominasi dan kotrol atas kehidupan. Kalau unsur kehati-hatian dilepaskan, berarti kita

bertarung dengan kehidupan.

Tak heran kalau penolakan terhadap korporasi GMOs merebak dan menguat

bersama gerakan menolak kapitalisme neoliberal. Setelah air dan tanah, penjajah baru

Page 10: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

12

ini hendak merampok benih yang menjadi jaminan keberlanjutan hidup. Gunawan

memapar, dalam Seminar Internasional di Meksiko, perwakilan gerakan tani dari

berbagai kebudayaan di dunia, meyakini, korporasi benih justru penyebab krisis pangan.

Mengubur Mimpi Swasembada

Tahun 2013 juga tampaknya akan menjadi tahun yang lebih berat bagi

Kementan. Pemilihan umum sudah dekat dan rivalitas antar partai politik peserta pemilu

kian terang-terangan. Bukan tidak mungkin ini akan menjadi batu sandungan dalam

pencapaian berbagai target sektor pertanian, terutama swasembada, juga sektor lainnya,

yang kementeriannya dinakhodai kader parpol. Tarik ulur kepentingan politik bakal

kian kuat di tengah demokrasi formal yang terbangun.

Meski begitu, masih ada peluang bagi Kementan untuk memperbaiki sektor

pertanian, misalnya untuk berdiri paling depan dalam setiap negosiasi dengan presidan

dalam menghentikan alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian. Peran Kementan

harus nyata dan aktif, tak cukup hanya dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan dan peraturan

pemerintah pendukungnya.

Darurat Lahan Pertanian

Salah satu persoalan besar bangsa ini di masa depan adalah menjamin

ketersediaan pangan yang cukup bagi perut semua warga. Guna mencegah konversi

lahan tersedia payung hukum, yakni UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. UU ini dilengkapi empat peraturan pemerintah

dan satu peraturan menteri. Semangat peraturan ini adalah mencegah konversi lahan

pertanian. Konversi hanya untuk kepentingan umum. Itu pun syaratnya maha-berat.

Pelanggar biasa dipidana 2-7 tahun, denda RP 1 miliar-Rp 7 miliar.

Rapuhnya Ketahanan Pangan

Rentannya kondisi pangan memunculkan tanda Tanya terkait solidaritas

ketahanan panagan nasional selama ini. Seringkali kita mendengar, hari ini produksi

diramalkan surplus, besok kita sudah impor dari jumlah besar. Baru kemarin kita

menargetkan jadi eksportir beras penting dunia dengan surplus 10 juta ton, kini kita

khawatir tak mampu beri makan penduduk yang terus meningkat.

Lagu lama yang sering kita dengar, petani gagal panen, atau panen berlimpah

tetapi tidak terserap oleh Bulog, dan harga di pasar melonjak sehingga harus ada

pengadaan lewat impor, sementara harga beras petani sendiri jatuh. Apa yang terjadi

persis seperti yang digambarkan Wakil Mentan: lemahnya korrdinasi dalam

implementasi kebijakan dalam mewujudkan ketahanan pangan dari pusat daerah, hingga

level rumah tangga. Semua jalan sendiri, bahkan di antara institusi berbeda di dalam

pemerintah. Tak jarang, kebijakan di dekte kepentingan jangka pendek.

Bagi masyarakat menengah bawah, ketahanan pangan seringkali lebih ke soal

akses. Ketahanan pangan juga menyangkut daya beli, hancurnya lingkungan, dan

kearifan lokal yang sayangnya kita hancurkan sendiri.

Page 11: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

13

SIMPULAN DAN SARAN

Mengenai pertanian sebagai anugerah Bangsa Indonesia, kalau kita perhatikan

dari 2 hal di atas, sudah saatnya pola pertanian di Indonesia harus dirubah ke arah

pertanian ORGANIK, dalam arti yaitu menggunakan bahan-bahan (pupuk & pestisida)

berbahan organik. Selain itu juga akan semakin lebih bersahabat dengan lingkungan

alias menjaga kelestarian lingkungan(tanah). Hanya ada satu harapan untuk dapat

bersaing di era globalisasi ini yaitu memajukan bidang pertanian.

Saya berharap peran dari Pemerintah untuk serius memajukan dunia Pertanian di

Indonesia. Ayo… kita majukan dunia pertanian kita! INDONESIA! Demi kemajuan

perekonomian negara kita. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&

dn=20081011220145

Tentang harga bahan pokok masih tinggi; ―Kita ingin pada tahun 2014

surplus beras kita diharapkan sepuluh juta ton. Marilah segala sesuatunya kita arahkan

ke situ, kebijakannya, programnya, anggarannya, implementasi di lapangan, dan

sebagainya,‖ papar Presiden Yudhoyono di Kantor Kementrian Pertanian, Jakarta,

Senin (6/8, Kompas 7 Agustus 2012).

Mengenai kekhawatiran akan terjadi krisis pangan maka semua pihak yang

terlibat perlu bergerak bersama mambangun kemandirian dan kedaulatan pangan.

Presiden RI sebagai dirigennya. Semoga. SISWONO YUDO HUSODO Ketua Yayasan

Pendidikan Universitas Pancasila. (Kompas 1 Agustus 2012)

Kita semua berharap gerakan benih kedaulatan petani, serta upaya petani

lain untuk meretas berbagai persoalan yang menimpa mereka, benar – benar menjadi

benih yang tumbuh di tanah yang subur, benih yang membawa petani Indonesia

mendapatkan hak, kemerdekaan, dan kedaulatan mereka. Hanya petani, dan bukan yang

lain, yang akan menyelamatkan pangan dan pertanian kita, baik di masa kini maupun

masa depan. (Kompas, 4 Juni 2012).

Tentang otoritas lembaga pangan, Maksum menjelaskan kedaulatan pangan

tidak hanya menyangkut aspek keuangan, tetapi juga politis dan sosial budaya. ―Jadi

persoalannya tidak sekadar bagaimana memenuhi kebutuhan pangan rakyat, tetapi juga

menyangkut asal-usul pangan tersebut. Kalau masih bergantung pada impor, kita belum

mampu menegakkan kedaulatan pangan, melainkan hanya ketahanan pangan saja,‖

ujarnya. (Kompas, 20 Oktober 2012, hal 18).

Untuk bisa memainkan peran pahlawan pangan sebuah kostruksi,

pemerintah harus memahami perubahan budaya makan masyarakat. Tanpa itu, suara-

suara kritis yang mengatakan bahwa makanan asing telah menggeser makanan kita akan

semakin menebar. (Kompas, 10 November 2012, hal 7).

Tentang Bulog agar diarahkan menjadi penyangga harga pangan, tim

revitalisasi blog telah menyelesaikan kajian dan memberikan rekomendasi revitalisasi

peran Bulog untuk stabilisasi pangan yang bersifat strategis. (Kompas, 4 Agustus 2012,

hal 19).

Page 12: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

14

Tentang petani, undang – undang, dan transgenik, upaya peningkatan

produksi pangan harus masuk ranah produsen pangan. Dukungan terhadap gerakan

untuk meningkatkan hak dan kedaulatan petani akan menjadi lokomotif yang membawa

gerbong produksi pangan melaju ke depan.

Beberapa contoh gerakan petani kecil dan pengembangan kapasitas lokal bisa

dilihat di India, beberapa negara Amerika Latin dan bahkan di Kamboja. Di Indonesia,

dukungan terhadap kedaulatan dan kreativitas petani atas benih juga akan memberikan

dampak signifikan terhadap produksi pangan nasional.

Sebagai contoh, benih jagung karya petani anggota AB2TI berpotensi produksi

sama atua lebih baik disbanding jagung transgenik NK603 dan MON89034. Demikian

juga beberapa petani berhasil mengembangkan kedelai dengan potensi produksi

mendekati 3 ton per hektar, lebih tinggi dibanding kedelai transgenik komersial. Uapaya

sebaliknya, yang membuat petani harus berjuang sendiri karena terdegradasi

kedaulatannya – lewat benturan kepentingan petani dengan korporasi – terbukti telah

mengubah kita menjadi importir besar pangan saat ini. (Kompas, 8 Oktober 2012, hal

6).

Tentang bahaya krisis pangan, tak ada solusi instan meretas krisis pangan.

Krisis pangan akan terus berulang pada periode yang semakin pendek. Perencanaan

pembangunan pertanian yang serius dan masuk akal, konsistensi dan kerja keras,

dekonstruksi sistem perdagangan pangan internasional. Serta kemauan untuk

mendengar dan menempatkan petani sebagai aktor utama pembangunan pertanian akan

menyelamatkan kita dari krisis pangan masa depan. (Kompas, 13 Agustus 2012, hal 6).

Tentang pangan butuhkan insentif, perspektif kepala daerah soal ketahanan

pangan sempit karena hanya bicara ketahanan pangan daerahnya. Pemerintah pusat

tidak bisa mengarahkan pemerintah daerah dalam pembangunan pertanian pangan.

―Karena itu, perlu ada terobosan. Pada era kebebasan dan otonomi daerah seperti

sekarang, berbagai larangan tidak efektif. Perlu instrumen ekonomi dalam bentuk

insentif dan disintetif fiscal yang menarik bagi daerah,‖ katanya.

Dengan insentif ini, daerah yang mau diajak memperkuat ketahanan pangan

dengan meningkatkan produksi dan luas lahan garapan diberi tambahan uang. Perlu

dihitung berapa insentif yang menarik itu. ―Kalau daerah juga mau membangun

infrastruktur, tambah lagi insentifnya. Namun bagi pemerintah kota/kabupaten yang

tidak mau mendukung, berikan saja hak minimum pada daerah,‖ ujarnya.

Dengan cara ini, tidak ada yang dirugikan. Tanpa disuruh, daerah berlomba

meningkatkan produksi pangan. pola yang sama juga pernah diterapkan pemerintah

pusat dalam menggenjot pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan serta tertib administrasi

dalam penyusunan RAPBD dan terbukti berhasil. (Kompas, 18 September 2012, hal

17).

Mengenai atas nama produk transgenik, pada saat menyoal produktivitas

pertanian, kenapa bukan menjamin kecukupan air (infrastruktur irigasi), luasan tanah

Page 13: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

15

yang cukup, subsidi yang menolong petani, dan sokongan pengetahuan agar petani

merdeka menggunakan varietas lokalnya? (Kompas, 13 November 2012, hal 6).

Mengenai kedaulatan pangan, harga mati, masalah transgenik tak bisa

dipisahkan dari rezim paten, begitu diingatkan Said. Buku terbaru penerima Nobel

Ekonomi 2001, Joseph Stiglitz, The Price of Inequality: How Today’s Divided Society

Endangers Our Future (2012), menegaskan pandangannya dalam Making Globalitation

Work (2006), ia meyakini, orientasi paten dalam jangka panjang akan menurunkan

tingkat kesejahteraan secara gradual dan mematikan inovasi.

Dalam konteks Indonesia, lebih tepatnya inovasi yang dibunuh, dan itu adalah

inovasi pemuliaan benih oleh petani, karena minimnya perlindungan negara. (Kompas,

13 November 2012, hal 6).

Mengenai mengubur mimpi swasembada, bagaimana dalam dua tahun ke

depan hal tersebut bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia? Percepatan cetak

sawah baru, peningkatan daya saing buah dan sayur, penguatan kelembagaan pertanian

untuk mendongkrak posisi tawar petani, perbaikan jaringan irigasi dan infrastruktur

dasar lain, perakitan benih yang lebih unggul, peningkatan kinerja industri benih

nasioal, pengembangan transgenic pada tingkat penelitian, juga mendorong percepatan

transformasi pekerja dari sektor pertanian ke industri, jasa, dan perdagangan.

Yang juga penting, mendorong lebih banyak lagi tumbuhnya industry

pengolahan berbasis sember daya pertanian lokal sehingga kesejahteraan petani jadi

lebih baik. (Kompas, 18 Desember 2012, hal 7).

Mengenai darurat lahan pertanian, namun, UU dan seperangkat PP itu masih

mandul. Untuk mencegah konversi, tak cukup cara legal-formal. Pemerintah perlu

mengembangkan insentif yang lebih menarik, seperti kebijakan teknis pertanian,

penyaluran benih unggul, bimbingan penyuluhan dan pendampingan petani, jaminan

harga jual, dan pasar. Terakhir, kebijakan penegakan hokum tanpa pandang bulu untuk

mencegah pragmatisme bisnis dan politik. (Kompas, 30 Januari 2013).

Mengenai rapuhnya ketahanan pangan, tak ada jalan lain kecuali

pembenahan dari hulu ke hilir. Sudah waktunya belajar dari suksesnya swasembada

pada masa lalu. Kuncinya, komitmen dan keseriusan pemerintah. Selama ini ada

kesenjangan lebar antara yang dikatakan dan dilakukan. Bicara reforma agrarian dan

menggenjot produksi tetapi alih fungsi lahan justru difasilitasi.

Membangun ketahanan pangan tak cukup hanya retorika, perlu kerja keras dan

kerjasama semua pihak. (Kompas, 10 Februari 2013).

DAFTAR PUSTAKA

http://wahyusaputro88.blogspot.com/2012/03/kondisi-hukum-ekonomi-di-

indonesia.html

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20081011220145

http://www.ppnsi.org/jurnal-mainmenu-9/perikanan-a-kelautan-mainmenu-43/142-

membangun-indonesia-makmur-dan-mandiri-berbasis-sumber-daya-alam

Page 14: PROBLEMATIKA SEPUTAR PERTANIAN DAN GAGASAN …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/PROBLEMATIKA... · transgenik. Kedaulatan pangan, harga mati. Mengubur mimpi swasembada.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

16

Kompas 1 Agustus 2012

Kompas 7 Agustus 2012

Kompas 10 Agustus 2012

Kompas, 10 November 2012, hal 7

Kompas 19 November 2012

Kompas 4 Juni 2012

Kompas, 13 Agustus 2012, hal 6

Kompas, 13 November 2012, hal 6

Kompas, 13 November 2012, hal 6

Kompas, 18 Desember 2012, hal 7

Kompas, 18 September 2012, hal 17

Kompas, 20 Oktober 2012, hal 18

Kompas, 4 Agustus 2012, hal 19

Kompas, 4 Juni 2012

Kompas, 8 Oktober 2012, hal 6

Kompas, 30 Januari 2013

Kompas, 10 Februari 2013

Nagel, P.J.F. 2012. Ekonomi Kreatif. Disampaikan dalam Seminar Nasional

Kewirausahaan & Inovasi Bisnis II Peran Wirausaha dalam

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Nasional Melalui Ekonomi

Kreatif. Prosiding SNKIB II Universitas Tarumanagara Jakarta, 18

September 2012. ISSN 2089-1040.

Nagel, P.J.F. 2012. Kewirausahaan Sebagai Penggerak Utama Pembangunan

Ekonomi. Disampaikan dalam Seminar Kedaulatan Pangan dan

Energi 2012. Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura

Bangkalan, 27 Juni 2012. ISBN : 978-602-19131-1-6