Suwirma, S ..••, H.S. Sanusi .••.••, dan Surtipanti, S •.•.Cara Analisis. Contoh...

download Suwirma, S ..••, H.S. Sanusi .••.••, dan Surtipanti, S •.•.Cara Analisis. Contoh ikan, cumi, udang, dan kerang bulu setel;1h dicuci bersih diambil dagingnya dan dihaluskan

If you can't read please download the document

Transcript of Suwirma, S ..••, H.S. Sanusi .••.••, dan Surtipanti, S •.•.Cara Analisis. Contoh...

  • KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA BERBAGAI JENIS HASIL LAUTYANG DISALURKAN MELALUI PASAR IKAN, JAKARTA

    Suwirma, S.., H.S. Sanusi .., dan Surtipanti, S..

    ABSTRAK

    KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA BERBAGAI JENIS HASIL LAUT YANGDlSALURKAN MELALUI PASAR IKAN, JAKARTA. Telah dilakukan anal is is kandungan logamberat dalam ikan kembung (Raslrelliger negleclus), udang (Penaeus sp.), cumi-cumi (Sephea), cucut(Hemigaleus balfouri), dan kerang bulu (Anadara anliquala). Pengambilan contoh dilakukan padaperiode tahun 1984-1985, di Pelelangan Ikan, Pasar Ikan, Jakarta. Jenis logam berat yang dianalisislalah Zn, Cu, Cd, dan Hg. Penentuan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom,setelah didestruksi secara basah dengan campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat (1:3 v/v).Hasil analisis yang diperoleh ialah, kadar Zn 12,62 - 18,35 ppm, Cu 0,82 - 4,63 ppm, Cd 0,04 - 0,12ppm, dan Hg 0,02 - 0,19 ppm. Hasil tersebut masih di bawah batas maksimum yang diizinkan (batasambang).

    ABSTRACT

    HEAVY METALS CONTENT IN VARIOUS FISHERY PRODUCTS DlS-TRIBUTEDTHROUGH FISH MARKET JAKARTA. The determination of heavy metals in mackerel (Ra.slrel-tiger neglectus), shrimps (Penaeus sp.), squid (Sephea), cucut (Hemigaleu.s balfouri) and shellfish(Anadara antiquata), had been carried out in the periode of 1984-1985. The samples were taken fromPasar Ikan (Fish Market) Jakarta. The heavy metals determined were Hg, Cu, Cd, and Zn. The deter-mination was done using an atomic absorption spektrometer after destruction of the samples with themixture of concentrated nitric acid and sulfuric acid (1:3 v/v). The results obtained in the term ofconcentration range were Zn 12.62 - 18.35 ppm, Cu 0.82 - 4.63 ppm, Cd 0.04 - 0.12 ppm, and Hg0.02 - 0.19 ppm. The results were still lower than the maximum permissable concentrations.

    PENDAHULUAN

    Akhir-akhir ini kesadaran untuk memasyarakatkan kesehatan lingkungan

    semakin tinggi. Hal ini antara lain terlihat dari banyaknya penelitian mengenai

    logam berat, terutama yang terdapat dalam hasH laut. Program penelitian yang

    menyangkut pemantauan maupun evaluasi terhadap kualitas dan pencemaran ling-

    kungan, terutama di perairan telah menggambarkan bahwa badan air, sungai, dan

    pantai di kota besar yang padat penduduknya telah menurun kualitasnya. Hal ini

    disebabkan oleh peningkatan kegiatan manusia di sektor industri yang tidak disertai

    dengan proses penanggulangan air Iimbah yang dihasilkannya. Hasil evaluasi menun-

    jukkan bahwa kegiatan sektor industri di wilayah JABarABEK kira-kira berjumlah

    2000 buah, dan sekitar 80% tidak menggunakan saran a pengolahan Iimbah.

    * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi,ISATANu Ins1;lu1 Perlanian Bogor

    95

  • Pada umumnya air Iimbah industri mengandung logam berat Hg" Cd, Pb,

    Cu, Zn, Ni, dan lain-lain karena dalam proses produksinya banyak melibatkanpenggunaan bahan kimia tersebut. Pembuangan Iimbah yang terus-mene~us ke per-airan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu, cepat atau lambat akan menimbulkankerusakan Iingkungan dan ekosistem peraian yang ada.

    Dari hasil penelitian terdahulu telah diketahui bahwa biota air yang hidupdalam perairan yang tercemar oleh logam berat, akan mengakumulasi logam berattersebut di dalam jaringan tubuhnya secara biologis. Makin tinggi kadar logam beratdalam perairan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalamtubuh hewan air tersebut. Apabila hewan air seperti ikan, udang, dan cumi-cumiyang merupakan komoditas hasil laut segar hidup di perairan yang tercemar, makaakan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia yang memakannya ..Peristiwa keracunan logam berat dari ikan yang bersifar kronis maupun fatal telahterjadi seperti di Jepang dan Skandinavia (Swedia).

    Karena permasalah inilah maka perlu dilakukan suatu penelitian yang bersi-fat memantau dan mengevaluasi untuk mengetahui sampai seberapa jauh jenis-jenishasil laut segar yang ditangkap di perairan Indonesia dan didistribusikan melaluipelelangan ikan di wilayah Jakarta, telah tercemar oleh logam berat.

    Penelitian ini ditekankan pada kandungan logam berat Hg dan Cd yangmempunyai potensi bersifat racun di samping Zn dan Cu. Jenis ikan yang dijadikanobyek penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan seperti, ketersediaannyayang terns menerus, mudah didapat, dan merupakan komoditas hasil laut segar yangbanyak disukai oleh konsumen. Di samping itu, juga berdasarkan habitat dan carahidup hasil laut tersebut.

    BAHAN DAN .METODE

    Bahan. Contoh hasillaut yang dianalisis ialah ikan kembung (Rastrelligersp.), yang merupakan jenis ikan herbivorus dan hidup berkelompok di daerah pela-gik, ikan cucut atau hiu (Hemigaleus balfouri), yang merupakan jenis ikan karnivo-rus, dan hidup sol iter di daerah dasar laut, cumi-cumi (Sephea) dan udang, yangmerupakan jenis hewan air crustacea yang bersifat scavenger dan hidup di daerahdasar, dan kerang bulu (Anadara antiquata) yang merupakan jenis hewan bentos

    (Dwelling organisme) hersifat filter feeder dan hidup di dasar. Contoh ikan diambildari temp at pelelangan ikan di Pasar Ikan Jakarta, setiap jenis diambil sebanyak 2 kgsecara random. Frekuensi pengambilan dilakukan setiap 2 minggu selama 6 bulan.Ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu dibawa ke Laboratorium Kimia PusatAplikasi Isotop dan Radiasi - SATAN untuk dianalisis.

    Peralatan. Untuk pengukuran kandungan logam berat Hg, Cd, Cu, dan Zndigunakan alat Spektrofotometer Penyerapan Atom (AAS) dengan lampu katoda

    ~ herongga (Hallow Cathode Lamp), Hg, Cd, Cu, Zn, dan sel absorpsi.

    96

  • Cara Analisis. Contoh ikan, cumi, udang, dan kerang bulu setel;1h dicucibersih diambil dagingnya dan dihaluskan dengan blender. Sebanyak 25 g dagingtersebut didestruksi secara basah dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat

    (1 : 3) v/v). Sambil dipanaskan ditambah sedikit H2S04 30% sampai larutan jernih,kemudian didinginkan dan disaring, lalu ditepatkan sampai 100 ml. Selanjutnya,contoh dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom dengan udara asetilen untukZn, Cu, dan Cd, sedangkan Hg ditentukan dengan spektrofotometer serapan atomtanpa nyala. Untuk masing-masing contoh dilakukan tiga kali ulangan analisis.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil analisis menunjukkan bahwa jaringan tubuh ikan yang dianalisismengandung Zn paling tinggi, kemudian menysul Cd, Cu, dan Hg (Tabel 1). Hasiltersebut merupakan harga rata-rata dari pengamatan yang dilakukan sebanyak 13kali selama periode 6 bulan di lokasi pasar ikan.

    Seng. Harga rata-rata kandungan seng berkisar antara 12,62 dan 18,35ppm. Jenis ikan Kembung mengandung Zn terendah (12,625 ppm) kemudian me-ningkat padajenis udang (14,91 ppm), cumi-cumi 15,37 ppm), ikan cucut (16,39ppm), dan kerang bulu mengandung seng paling besar (18,35 ppm). Jenls kerangbulu sebagai organisme bentos (Dwelling organisme) yang bersifat filter feeder,diduga merupakan faktor penyebab tingginya kandungan seng dalam tubuh orga-nisme tersebut dibandingkan dengan ikan kembung yang merupakan ikan palagis,pemakan plankton dan memiliki mobilitas tinggi. Hasil pengamatan menunjukkanbahwa habitat dan cara makan (feeding habit) berpengaruh besar pada tingkatakumulasi seng dalam tubuh organisme yang bersangkutan. Telah diketahui bahwaseng merupakan unsur runutan (trace element) yang bersifat esensial bagi tubuhhewan dan manusia. Walauplln demikian, menllrut WITTMAN (I) logam sengmauplln tembaga pada kadar tertentu dalam badan air merupakan kelompok elemenyang bersifat toksis. Dalam tllbuh manusia kandungan seng diperkirakan 100 kalilebih banyak dibandingkan dengan Cu.

    Tubuh manusia dewasa diperkirakan mengandung seng antara 1,4 dan 2,3ppm. Pengambilan (intake) seng yang bersumber dari makanan dan minuman sebe-sar 8 - 10 mg per hari cllkup untuk pengaturan keimbangan lInsur tersebut dalamtubuh dan proses metabolisme. Kebutuhan yang dianjurkan adalah sebesar 15 mg

    seng per hari untuk orang dewasa ..Dalam keadaan normal dan tidak tercemar, kandungan seng dalam air laut

    rendah sekali, yaitu lebih kurang sebesar 0,0049 ppm (2). Adanya pencemaran dapatmeningkatkan kadar seng dalam badan air, dan berakibat meningkatnya akumulasibiologis atau (biokumlilasi) logam berat tersebut dalam tllbllh organisme air. Untuk

    air minum bagi kebutuhan kesehatan manusia besarnya kadar seng yang diperboleh-

    97

  • /./-;:/

    kan 5 ppm yang merupakan standar WHO (1). Menurut Peraturan Departemen

    I!esehatan 'tahun 1982, kandungan seng maksimum yang masih diperkenankandalam jaringan tubuh hasil laut segar adalah 40 ppm. Hasil analisis menunjukkanbahwa kadar seng yang terdapat dalam kelima jenis komoditas yang dianalisiskadarnya masih di bawah standar yang ditentukan oleh Depkes, sehingga masihlayak dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi bagi manusia.

    Tembaga. Kandungan tembaga dalam jaringan tubuh berbagai jenis hasillaut yang diamati jika dibandingkan dengan kadar seng adalah lebih rendah, yaiturata-rata berkisar antara' 0,82 dan 4,63 ppm. Sarna halnya dengan seng, tembagamerupakan elemen esensial bagi hewan dan manusia. Toksisitas dan defisiensitembaga dalam tubuh hewan ada hubungannya dengan pengambilan (intake) Zn, Fe,dan Ca. Dikemukakan oleh WITTMAN (1) bahwa toksisitas tembaga meningkatdengan berkurangnya pengambilan seng, molibdat, dan ion sulfat. Jadi, terlihatbahwa sifat toksik tembaga berkaitan dengan interaksinya dengan unsur lain.

    Di perairan alami yang belum terce mar kadar tembaga kira-kira 5 x 10-4ppm (2), namun standar tembaga untuk air minum sangat bervariasi. Menurut stan-dar WHO, kadar tembaga maksimum dalam air minum bagi manusia adalah sebesar50 ppb. Menurut ketentuan Depkes RI tahun 1982, kandungan tembaga tertinggiyang diperkenankan dalam tubuh hasil laut segar adalah 20 ppm. Hasil analisismenunjukkan bahwa kadar tembaga tertinggi terdapat pada udang (4,63 ppm). Kadartembaga dalam komoditas lainnya lebih rendah, yaitu 2,58 ppm pada cumi-cumi;1,27 ppm pada ikan kembung; 1,15 ppm pada kerang bulu; dan 0,82 ppm pada ikancucut. Berbeda dengan akumulasi seng, akumulasi tembaga pada kerang bulu lebihrendah dibandingkan dengan pada udang, cumi-cumi, dan ikan kembung. Hasilanalisis ini menunjukkan bahwa organisme bentos yang hidup menetap di dasar danmempunyai sifat tilter feeder tidak selalu mengakumulasi logam berat yang tertinggidalam jaringan tubuhnya dibandingkan dengan organisme lainnya.

    Dari hasil analisis kandungan tembaga dalam kelima jenis hasillaut segarini, ternyata kadar tembaga sekitar 4 sampai 24 kali lebih rendah daripada standaryang ditentukan. Dengan demikian kualitas komoditas hasil laut ini masih amanuntuk kosumsi manusia.

    Kadmium. HasiJ analisis kandungan kadmium pada kelima jenis komoditashasil laut segar selama periode pengamatan enam bulan diperlihatkan pada Tabel I.Kadar kadmium rata-rata berkisar antara 0,04 dan 0,12 ppm. Hasil analisis inimendapatkan harga rata-rata logam kadmium tertinggi 0,12 ppm dalam kerang buludan cumi-cumi, dalam ikan kembung 0,05 ppm, dan ikan cucut 0,04 ppm. Sarnahalnya dengan akumulasi seng, jenis kerang juga mengakumulasi kadmium lebihbesar dibandingkan dengan jenis ikan yang diperiksa. Hasil analisis menunjukkanbahwa kandungan kadmium yang terdapat dalam jaringan tubuh contoh yang dipe-riksa sekitar 8 - 26 kali lebih rendah daripada standar Depkes RI, yaitu 0,1 ppmkadmium untuk komoditas konsumsi (3, 4). Berdasarkan hasil analisis tersebut,

    98

  • maka kelima jenis hasil laut segar yang diamati masih aman dimanfaat~an untukkeperluan konsumsi manusia.

    Logam kadmium selain tidak esensial juga bersifat toksik. Menurut sifat atautingkat toksisitasnya, logam kadmium menempati urutan kedua setelah logam raksa(Hg). Kedua jenis logam berat tersebut dalam sejarah telah terbukti mempunyaipengaruh yang buruk terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi hasil lautyang tercemar kadmium dan raksa (5). Menurut MIETTINEM (6) dan MOSS (7)pada umumnya kadar kadmium dan raksa alami yang terdapat dalam perairan yangtidak tercemar sekitar-O, 1 ppb. Karena sifatnya yang toksik maka diadakan penga-turan pemanfaatan hasillaut segar yang tubuhnya mengandung atau tercemar olehkadmium. Menurut ketentuan ADI (Acceptable Daily Intake), pengambilan kad-mium oleh tubuh manusia dewasa yang diperbolehkan adalah maksimum sebesar 400- 500 ILg per minggu. Hasil analisis menunjukkan kadar tertinggi 0,12 ppm atau 0,12ILg per g ikan, berarti bahwa apabila seseorang makan ikan sebanyak 1 kg dalamsehari, banyaknya kadmium yang masuk ke tubuh sebanyak 120 ILg atau 840 ILgdalam seminggu. Jumlah ini melebihi ketentuan AD!.

    Raksa. Logam berat raksa memiliki sifat yang sarna dengan kadmium, yaituselain bersifat tidak esensial juga bersifat toksik terhadap kehidupan organisme air.Oleh karena sifatnya yang sangat toksik, maka dalam berbagai kegiatan penelitianlogam berat, kedua jenislogam tersebut selalu mendaiJat prioritas utama untukdianalisis dan dievaluasi. Dengan demikian dampak atau pengaruh negatifnya terha-dap kerusakan suatu ekosistem perairan umum maupun kesehatan manusia dapatdicegah secara dini, jika memang diketahui bahwa suatu ekosistem perairan telahtercemar.

    Hasil analisis kadar raksa pada berbagai jenis hasil laut segar yang diamatirata-rata berkisar antara 0,02 dan 0,19 ppm. Selama periode pengamatan, semuajenis komoditas yang dianalisis mengandung raksa. Hasil analisis menunjukkanbahwa ikan cucut mengandung raksa terbesar 0,19 ppm, cumi 0,04 ppm, ikankembung 0,03 ppm, kerang bulu 0,02 ppm, dan udang 0,09 ppm. Jenis ikan cucutsekalipun jaringan tubuhnya mengakumulasi kadmium dan tembaga terendah diban-dingkan dengan jenis komoditas lainnya, ternyata memiliki kemampuan yang besardalam mengakumulasi raksa. Hal ini berhubungan erat dengan sifat atau cara makanikan tersebut sebagai karnivor, dan melalui proses bitransformasi atau pemupukanraksa dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, logam raksa juga dapat terakumula-si dalam jaringan tubuh ikan melalui proses absorpsi langsung dari badan air.

    Berdasarkan hasil analisis ini diketahui bahwa kualitas komoditas yang dipe-riksa rata-rata mengandung raksa 3 sampai 28 kali lebih rendah dari nilai ambangketentuan standar Depkes, yaitu sebesar 0,5 ppm. Dengan demikian jenis komoditastersebut masih layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Menurut konsep ADI standarUSEPA tahun 1972, pengambilan raksa yang diperkenankan untuk tubuh orang

    dewasa adalah sebesar 0,03 mg raksa per hari, yang merupakan batas aman bagi

    99

  • kesehatan manusia. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar raksa tertinggi 0,19

    DDrn. Ini orrarti oahwa aDiOilj ieieoranu ITIlt1n 1 tu D~r h1rL juml1h f1H1 Y1numasuk ke dalam tubuh 0,19 mg. Jumlah ini lebih besar dari harga AD!.

    Hasil penelitian ini apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelum-

    nya (8) pada umumnya menunjukkan bahwa kandungan logam berat yang terdapat

    dalam tubuh ikan kembung, udang, dan cumi-cumi lebih rendah (Tabel 2). Khusus

    hasil penelitian pada ikan kembung, kandungan logam Cd, Cu, dan Zn lebih tinggi

    daripada hasil yang diperoleh pada penelitian terdahulu (9).

    Dari uraian ini jelas bahwa kandungan logam berat pada komoditas hasillaut

    segar dari waktu kewaktu mempunyau kisaran yang cukup berbeda, namun secara

    kuantitas kandungan logam berat masih di bawah nilai ambang. Kualitas komoditas

    yang diteliti masih tergolong baik dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsum-si manusia.

    KESIMPULAN

    Dari hasil analisis logam berat dalam conto komoditas hasil laut, ternyata

    kandungan seng adalah yang terbesar, menyusul k mudian logam tembaga, kad-

    mium, dan raksa. Keempat jenis logam berat yang dianalisis dalam ikan ternyata..masih di hawah nilai ambang standar yang ditent kan oleh Depkes RI. Dengan

    demikian, kualitas hasillaut segar tersebut layak u tuk bahan konsumsi manusia.

    Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa kerang bentos), memiliki kemampuan

    yang lebih hesar dalam mengakumulasi logam he at dalam jaringan tubuhnya,

    karena mempunyai sifat filter feeder.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para teknisi Maryoto dan

    Desmawita di lahoratorium Kimia dan Biologi Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi,

    BATAN dan Institut Pertanian Bogor, yang telah memhantu pelaksanaan penelitianini.

    DAFfAR PUSTAKA

    1. WITTMAN, G. T. W., "Toxic metal", Metal Pollution in the Aquatic Environ-ment (FORSTNER, U., and WITTMAN, G.T.W., eds.), Springer Verlag,Berlin (1979) 3.

    2. KRAUSKOPF, K.B., Introduction to Geochemistry, 22th ed., Mc Graw Hill,Tokyo (1979).

    3. SYAFEI, M.B., PURTOMO, DAMIRI, A., LUHULlMA, J., SUWATI, B, danADICONDRO, G.Y., Tellik Jakarta calon Minamata kedlla (1980).

    100

  • 4. HUTAGALUNG, H.P., dan HAMIDAH, R., Pengamatan pendahuluan kadar Pbdan Cd dalam air dan biota di esturia Muara Angke, Majalah Oceanologi diIndonesia 15 (1982).

    5. LAWS, E.A., Aquatics Pollution, John Wiley and Sons, New York (1981).

    6. MIETTINEN, J.K., "Inorganic trace elements as water pollutions their implica-tions to health of man and aquatic biota", Water Quality (COULSTON, F., andMARCK, E., eds.), AcademIc Press, New York (1977) 133.

    7. MOSS, B., Ecology Qf Fresh Waters, Blackwell Scientific, Oxford (1980).

    8. SUWIRMA, S., SURTIPANTI, S., dan THAMZIL, L., Oistribusi logam beratHg, Pb, Cs, Cr, Cu, dan Zn dalam tubuh ikan, Majalah BATAN, XIII 3 (1980)3.

    9. SUWIRMA, S., SURTIPANTI, S., dan YATlM, S., Studi kandungan logam

    berat Hg, Pb, dan Cr dalam beberapa jenis hasillaut segar, Majalah SATANXVII (1981) 1.

    10 I

  • oN

    Tabel 1.Kandunganlogam berat pad a beberapajenis komoditashasil laut segar

    Jenis komoditas

    LogamHarga KisaranHarga rata-rataberat

    (ppm) (ppm)

    Ikan kembung

    Zn8.00 - 20.0012.62 3.00Cu

    0.40 -4.00 1.27 1.06Cd

    0.13 -0.24 0.05 0.04Hg

    0.01 -0.08 0.03 0.03Ikan cucut

    Zn3.20 - 39.0016.39 11.45Cu

    0.60 -2.20 0.82 0.53Cd

    0.06 -0.16 0.04 0.04Hg

    0.05 -0.78 0.19 0.19Cumi-cumi

    Zn8.80 - 20.8015.37 3.38Cu

    0.40 - 11.202.58 2.67Cd

    0.16 -0.88 0.12 0.28Hg

    0.01 -0.22 0.44 0.05Udang

    Zn11.60 - 21.2014.91 2.71Cu

    2.20 - 11.604.63 2.48Cd

    0.13 -0.16 0.04 0.02Hg

    0.01 -0.10 0.02 0.02Kerang bulu

    Zn11.20 - 25.0018.35 4.26Cu

    0.60 -2.80 1.15 0.67Cd

    0.24 -0.49 0.12 0.10Hg

    0.01 -0.09 0.02 +0.02

  • -o~

    Tabel 2. Hasil penelitian dibandingkan dengan hasilpene-litian SUWIRMA et al. (1980,

    1981)

    Jenis komoditas

    LogamHarga KisaranHarga rata-rataberat

    (ppm) (ppm)

    Ikan kembung

    Hg0.36 0.250.03 0.03Cd

    0.17 + 0.090.05 0.04

    Udang

    Hg0.18 0.020.02 0.02Cd

    0.35 + 0.200.04 0.02

    Cumi-cumi

    Hg0.31 0.260.04 0.05Cd

    0.44 0.180.12 + 0.28(SUWIRMA et al.

    1980)

    Ikan kembung

    Hg0.05 0.040.03 0.03Cd

    0.02 0.010.05 0.04Cu

    0.08 0.171.27 1.06Zn

    7.55 + 1.9612.62 + 3.00(SUWIRMA et al.

    1981)