Suwartoro, I{um.digital.library.ump.ac.id/528/2/Menuju Sukses Menguasai... · 2020. 3. 10. ·...

29
I .FI f- c\ Dr. Suwartoro, M. I{um.

Transcript of Suwartoro, I{um.digital.library.ump.ac.id/528/2/Menuju Sukses Menguasai... · 2020. 3. 10. ·...

  • I

    .FI f-

    c\

    Dr. Suwartoro, M. I{um.

  • Menuju Sukses Menguasai pelafalan

    Bahasa Inggris Gaya penutur Asli

    Dr. Suwartono, M. Hum.

    Associate Professor inLanguage Education & TEFLITESOL

    Penerbit Cakra

  • Menuju Sukses Menguasai PelafalanBahasa Inggris Gaya Penutur Asli

    Copyright @2019Cetak pertama

    Diterbitkan Oleh:Penerbit Cakra

    Kantor: Boiong Malaka IndahD4 No 90

    Produksi: |ln. |ati Mekar No 1Telp/Fax

    a22.B5e 3 4522 I 0 BL22LL22 07 3

    Whatsapp 082115826983

    penerbiLcakra@ gmail.com

    cakrabooks9 0 @yahoo.com

    Facebook : penerbitpercetakancakra

    Instagram : penerbit-percetakancakra

    www.cakraoffset co.id

    Penyunting & Penata Letak :

    RejaAmarullah

    Editor:

    Tim Cakra

    Anggota IKAPI

    @2019Hak Ciptadilindungi olehundang-undang

    Dilarang memperbanyaksebagian atau seluruhbuku ini dalam bentukapapun tanpa izin daripenerbit

    Katalog Dalam Terbitan

    Dr. Suwartono, M. Hum.

    -Ed. I -CeLI

    -Bandung: Penerbit Cakra. 2019

    132 hlm: 16 cm X 23 cm

  • Daftar Isi I iii

    Daftar Isi

    Kata pengantar ..................i

    Daftar isi....

    Bab 2 Pelafalan Bahasa Inggris......,. t7A. Fonem Bahasa Inggris .......11

    B. Fonem Suprasegmental Bahasa Inggris........ ...,.,.13

    Bab 3 Metode Pembelajaran Pelafalan Bahasa InggrisBab 4 Metode Pembelajaran Reflelitif

    37

    43

    Bab 5 Belajar Pelafalan Bahasa Inggris Menggunakan Metode RefIektif........57A. Data Penelitian. ...','.,'57

    Bab 6 Penutup. ...................105Daftar Pustaka...... ..11.L

    Glosarium 71.9

  • BablPendahuluan | 1

    Bab 1Pendahuluan

    Sebagai bahasa paling internasional, bahasa Inggris saat ini telah menjadikebutuhan ba$ nnslxarakat luas. Upaya untuk mampu berkomunikasi menggunakanbahasa Inggris agar siap bersaing di kancah global dilakukan di mana-mana,tanpa terkecuali di Indonesia. Berbicara tentang komunikasi, yang pertama-tama terlintas di dalam pikiran kita adalah komunikasi lisan, meskipun dalamrirasyarakat modern komunikasi tertulis juga memainkan peranan penting.

    Dalam komunikasi lisan pelafalan merupakan unsur paling penting. Halini menyangkut soal keterpahaman pesan, Dengan pelafalan yang baik rnaksudpenutur akan tetap tersampaikan meskipun dengan tatabahasa yang kacau.Tidak berlaku sebaliknya, ucapan yang kacau bisa mengerutkan dahi mitratutur karena apa yang diucapkan menjadi sulit dimengerti. tr,t"ngutip ungkapanseorang ahli bidang pelafalan: 'Txcellent grammar can be completely masked bypoor pronunciation." Cacat dalam penggunaan tatabahasa dan kosakata tidak akanmengganggu komunikasi selama tidak ada masalah dengan pelafalan.

    Pandangan. senada terkait dengan pentingnya pelafalan diungkap kan olehKenworthy ssbagaimana dikutip oleh Frodden dan McNulty (L997) bahwakomunikasi tidak bisa dikatakan efektif bila pendengar terlalu sering kerepotan danterganggu akibat banyalmya pengulangan .o, p*ng"c*kan ujaran oleh penutur.ttulah sebabnya, pakar di bidang pelafalan bahasa Inggris, Morley (LggL),menekankan agar dalam berkomunikasi pemhelajar dan pengguna bahasaInggris mengutamakan pelafalan yang bisa dimengerti fintelligible), bukanpelafalan yang mirip dengan penutur aslinya.

    Benar, prioritas memang semestinya diberilen pada keterpahaman ucapan.Terlebih dengan pemakaian global bahasa Inggris, sehingga muncullah istilahEnglishes. Namun demikian, keberterimaan juga tidak boleh diremehkan.Keberterimaan (acceptibilityJ berhubungan dengan seberapa bahasa yangdigunakan menyimpang dari norma penutur aslinya [native norms]. semakinkecil penyimpangan ucapan seseorang dari pengucapan penutur aslinya akansemakin berterima ahu wajar. Sebagai perbandingan, orang asing yang berbicara

  • 2lBablPendahuluan

    bahasa Indonesia dengan penyimpangan pengucapan sangat minim bukanhanya lebih mudah dimengerti pesannya, melainkan juga terdengar lebih wajarbagi penutur asli bahasa Indonesia Ini bisa memberikan kesan positif.

    Di balik pentingnya aspek pelafalan dalam komunikasi lisa4 aspek bahasayang satu ini sangat problematis datam pendidikan bahasa Inggris di IndortesiaProblem pertama berkaitan dengan rumitnya sistem pelafalan bahasa Inggrisbagi pembelajar bahasa Inggris Indonesia. umumnya, perbedaan sistem dalamkedua bahasa menjadi musababnya. Kesamaan atau kemiripan di antara duabahasa umumnya memfasilitasi pembelajaran sebaliknya, perbedaan akanmenyulitkan. Keluhan yang sering terdengar di antaranya adalah bahwa bahasaInggris sulit dilafalkan karena pengucapan tidak konsisten dengan tulisan.

    Kesulitan belajar bukan saja dialami oleh siswa. sebagian guru iuga tidakluput dari masalah yang sama. Guru bahkan menghadapi persoalan ganda. Selainmenghadapi kesulitan belajar pelafalan, guru juga ragu dengan arra mengajarkannya.Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa guru bahasa Inggris di Indonesiamempunyai persepsi bahwh bahasa Ingris sulit dilafalkan oleh sisrara Indonesia.

    Pelafulan bahasa Ingris semakin tidak punya tempat karena tidak mendapatkanperhatian dari para peneliti dan pakar di negeri ini. Penelusuran literaturrnenunjukkan bahwa dalam konteks Indonesia penelitian yang berkenaandengan pelafalan bahasa Inggris dapat dikatakan sangat langka. Penelitian dankajian keterampilan berbahasa, seperti membaca dan menulis, jauh lebih diminati.Bila dibandin#an dengan studi tenBngkomponen kebahasaan lainnya tatabahasadan kosakata maka pelafalan jauh tertinggal. Selain itu, dari sftukturkurikulumbahasa Ingrls disemua jenjangperrdidikanteroennin hhwapelafrlan termarjinalkan.

    Dari sedikit yang diajarkan dan dikaji, fonem segmental bahasa Inggrisbaran gkali masih lebih beruntung dibandingkan fonem suprasegmentalnya.Kaiian fonem segmental konsonan dan vokal, misalnya bunyr /{/ dar, /ea/dalam kata 'chai/ /{erl, seakan identik dengan pelafalan bahasa llggris itusendiri. Hal ini bisa dilihat dari isi buku-buku pelajaran dan artikel ilmiah yangada. Tidak mengherankan jika para guru bahasa Inggris lebih menyukai fitursegmental bahasa Inggris daripada fitur suprasegmentalnya, Selain kemungkinandisebabkan oleh minimnya wawasan guru mengenai fonem suprasegmentalbahasa Inggris, kemungkinan lain adalah fonem suprasegmental bahasaInggris dirasakan lebih sulit untuk dikuasai.

  • Bab 2 Pelafalan Bahasa Inggris | 11

    Bab 2Pelafalan Bahasa Inggris

    A" Fonem Bahasa InggrisBunyi merupakan aspek penting dalam bahasa manusia. Di kalangan para

    pakar sendiri belum ada kesepakatan bulat terkait dengan hakikat bahasa.Sebagian memandang bahasa sebagai lisan fspokenJ, sebagaimana tersuratdengan istilah vocal symbols dan oral-auditory arbitrary symbols. Gleason danRatner [1998) menyebutkan adanya struktur hirarkis yang juga menjadi ciribahasa manusia. Dengan aspek ini, pesan disampaikan melalui unsur-unsurdiskrit seperti kata dan bunyi yang dikombinasikan, kata-kata dan bunyi inibisa dikombinasikan ulang untuk menghasilkan pesan lain. Dengan kata lain,bahasa manusia digunakan dengan kreativitas. Dengan ciri-ciri tersebut menurutpandangan ini, bahasa tubuh pada manusia dan bahasa mesin dalam teknologi

    fkomputer) hanyalah sebahs metafor4 bukan bahasa dalam arti )xang sesungguhnya.

    Demikian juga tangrs seorang bayi, belum bisa disebut sebagai bahasa, Bagaimana

    dengan bahasa moda tulisan? Banyak bahasa di dunia tidak memiliki versi tulisnya.

    Normalny4 manusia lahir denpn potensi kemampuan berbicara. Kemampuanberbicara ini,diperoleh secara alamiah melalui lingkunpn sekitar sebelum merekamulai belajar menulis, yang umumnya berlangsung di dalam konteks formal,

    Ditinjau dari perspektif psikolinguistik, penguasaan sistem bunyi bahasamerupakan pengetahuan yang kompleks, meliputi pengetahuan seperangkatfitur dan aturan bagaimana fitur-fitur dikombinasikan untuk membentuk segmenfonetik, dan pengetahuan seperangkat aturan terkait urutan-urutan yangdiperbolehkan dari segmen-segmen. Setiap urutan fonologis yang membentuksebuah kata yang diketahui seseorang mempunyai kaitan dengan representasimakna dari kata itu. Kaitan-kaibn antara pola-pola fonologis dengan maknanya inilayaknya sebuah kamus, yang disebut dengan leksikon mental. Pendapat diatas senada dengan yang disampaikan oleh Gee (1993J bahwa 'A segment like/k/ is something in the mind, a piece of linguistic knowledge. Humans m,ustuse their mouths to produce this segment... with the segmen! or the words,which are mental entities." ltulah sebabny4 komunikasi yang berkembang dalam

  • 12 | Bab 2 Pelafalan Bahasa Inggris

    beberapa ienis binatang tidak bisa dikategorikan sebagai bahasa. Binatangtidak memiliki kapasitas mental seperti yang dimiliki manusia. Oleh karenaitu, upaya yang pernah dilakukan sejurnlah ilmuan untuk melatih simpanseberbicara berakhir sia-sia.

    Dari uraian di ahs dapat dikatakan bahwa pelafalan rnerupakan hal peirtingdalam komunikasi manusia, sebab bahasa manusia pada hakikatnya adalahlisan. Pelafalan (pronunciation] dalam Longman Dictionary of Applied Linguisticsdiartikan sebagai "the way a certain sound or sounds are produced." sementara,kata penguasaan fmasteryJ merupakan 'thorough understanding or great skill'.]adi, penguasaan pelafalan pada hakikaurya adalah pengetahuan aEu keterampilandalam menghasilkan bunyi bahasa.

    Agar penguasaan pelafalan bahasa maksimal, maka kontak dengan sistembunyi bahasa sasaran idealnya telah dimulai pada usia dinl Selain kondisirnental anak yang masih kondusif, seperti daya tangkap, daya ingat dan dayatampung terhadap satuan-satuan kebahasaan yang diterima, kelenturan alat-alat ujar anak iuga lebih unggul dibandingkan orang dewasa. Harnpir setiaporang mampu menguasai pola-pola bunyr suatu bahasa dengan sempurnamanakala mereka memulai belajar bahasa, itu pada usia anak-anak Sebaliknya,hampir tidak ada.satu pun orang yang mampu menguasai pola-pola bunyi dengansempurna ketika rnereka memulai belaiar bahasa itu pada usia dewasa.

    Selain ihr, penguasaan pelafalan akan terfasilibsi apabila di dalam pembelajaranindividu menjumpai model lisan dari forms fbentuk-bentuk) yang digunakanoleh penutur. Kehadiran model lisan secara'terus menerus dalam inputkebahasaanini menyebabkan pembelajar terpapar pada frekuensi }

  • Bab 2 Pelafalan Bahasa Inggris | 13

    Dalam konteks bahasa Inggris saat ini, dialek dengan pelafalan berterimayang dikenal dengan istilah Received Pronunciation (sering disingkat RP], danmerupakan bagian dari British English, jumlah penggunanya di seluruh duniatidak sebanyak pengguna American English. Namun, karena alasan historis,dialek RP ini masih menjadi salah satu model utama yang dianut dhlampembelajaran dan penggunaan bahasa Inggris di seluruh dunia. Lafal dialekRP dapat diakses melalui kamus-kamus pelafalan, seperti English PronouncingDictionary Odord Essential Dictionary dan Longman Dictionary of ContemporaryEnglish, yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkemuka Inggris. Kini, fitursuprasegmental bahasa Inggris juga bisa didengar melalui versi digital atauelektronik EnEh RP ataupun American English yang dijadikan rujukan, pemilihanmodel mutlak diperlukan sehagai pendekatan untuk memfasilihsi keterpahamankomunikasi oleh pengguna bahasa Inggris lintas negara. Meskipun diakui adanyaglobal Englishes, namun setiap orang pasti seluju bahwa hambatan memahamikomunikasi akibat pelafalan yang mgnyimpang jauh dari norma penuturaslinya oleh penutur dari komunitas-komunitas tertentu bukanlah hal yangdikehendaki.

    B. Fonem Suprasegmental Bahasa InggrisPada bagian sebelumnya telah disinggung bahwa pelafalan bahasa Inggris

    masih menjadi masalah serius bagi pembelajar Indonesia. Umumnya perbedaansistem bunyi yang diiumpai dalam kedua bahasa-bahasa sasaran dan bahasasumber menjadi penyebabnya. Secara garis besar, sistem bunyi bahasa Inggrisdikategorikan ke dalam fonem segmental dan fonem suprasegmental. Fonemsegmental bahasa Inggris terdiri atas segmen{egmen individual berupa bunyi-bunyivokal dan konsonan. Sementara, fonem suprasegmental bahasa Inggris meliputifitur-fitur di atas segmen-segmen tunggal bunyi vokal dan konsonan, sepertiintonasi dan Gkanan. Sebelum lebih jauh dibahas mengenai fonem suprasegmentalada baiknya terlebih dahulu disinggung mengenai fonem segmental.

    Sebagian bunyi vokal dan konsonan bahasa Inggris sarna, sebagian mendekatisama/mirip, dan sebagian lainnya berbeda sama sekali dengan yang ada dalambahasa Indonesia Menurut standar RP, bahasa Inggris memiliki 44 fonem segmental.

    Bagi pembelajar dewasa yang telah menguasai bahasa Indonesia dan/ataubahasa lain sebelumny4 termasuk bahasa daerah, perbedaan fonem segmentaldalam kedua bahasa merupakan masalah, baik dalam upaya penguasaanataupun penggunaannya, yang tidak jarang bisa merepotkan mitra tutur

  • 14 I Bab 2 Pelafalan Bahasa Inggris

    dalam memahami pesan. Beberapa bunyi konsonan bahasa Inggris yang tidakmudah dilafalkan oleh pembelajar Indonesia, di antaranya yang disimbulkanberikut ini /0/, /l/, /3/, /d/, /{/, lv/, /ph/, /th/,dan/kh/. Bunyi lol dan /v/bisa membingungkan pendengar bila diucapkan tidak tepat Meskipun bunyilainnya di atas umumnya tidak sampai menganggu keterpahaman bila diucapkantidak tepat, bagaimanapun juga tetap memberikan kesan kurang baik terhadappenuturnya.

    Sementara beberapa bunyi vokal bahasa Inggris yang cukup sulit dikuasaidan/atau dapat mengganggu keterpahaman bila tidak tepat pengucapannya diantaranya yang disimbulkan dengan /el/, /r/, /a/, /ee/, /i:/, /a:/, /t:/, /u:/,dan /o:/. Bunyi /t/ dan /i:/ cukup rentan mengganggu keterpahaman pesanbila diucapkan secara tidak tepal Bukan saja keduanya berbeda dalamkuantitas fpanjangJ bunyi, tetapi juga kualitasnya.

    Faktor lain yang patut diperhitungkan sebagai penyebab kesulitan bagipembelajar lafal yaitu gejala interferensi, tepatnya transfer negatif dari bahasasumber fbahasa yang telah dikuasai sebelumnya) ke dalam proses pembelajaranbahasa sasaran, dalam hal ini bahasa Inggris, sebagai transfer negatif antarbahasafnegative interlingul transfer]. Studi yang dilakukan oleh peneliti [2000] untukmeneliti penguasaan lafal bunyi vokal /{ yang menggunakan grafem i dalambahasa Inggris oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa InggrisUniversitas Muhammadiyah Purwokerto menunjuklon bahwa responden *r,mampu mengucapkannya kurang dari 50% dari semestinya. Sedangkan lebihdari separuh bunyi yang dihasilkan oleh responden lebih menyerupai bunyi/i/ dmlam bahasa Indonesia, seperti 'kiri', 'lima', atau 'kemari'. Diperkirakaninterferensi bahasa fawa dialek Banyumas yang penuhrrnSra cenderung melafalkanbunyt tersebut, khususnya bila secara grafologis terhrlis dengan i pada distribusitertenfu,sepertipadakata'manin$,'disif, 'sugih: dan 'olin- meniadipenyebabnya.

    Dalam bahasa |awa, dalam distribusi tertentu bunyr /t/ dan /i:/ pendektidak bersifat distingti{, sedangkan dalam bahasa Inggris /{ dan /i:/ merupakandua fonem berbeda. Dari segi kuantitas maupun kualitas kedua bunyr ini berbeda.Oleh karena itu, ketidakjelasan dalam lafal bunyi-brmyi tersebut di dalam bahasaInggris oleh pembelajar bahasa tnggris berbahasa sumber bahasa |awa dialekBanyumas bisa merepotkan pendengar atau mengganggu komunikasi. sebagaiilustrasi, dengan lafal yang tidak berhati-hati kata shrp bisa dikacaukan dengan kahshaep,meskipun dalamsegrkuanttasbunyivokal /i:/ dalam sheep lebih panjang.

  • Bab 3 Metode Pembelajaran Pelafalan Bahasa Inggris | 37

    Bab 3Metode Pembelaiaran Pelafalan Bahasa Inggris

    Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pelafalan bahasa Inggris belumbanyak dikaii dan diajarkan. Dalam bidang pengajaran, banyak guru berdalihtidak cukup waktu tersisa untuk mengajarkan pelafalan. Sementara itu, di pihaksiswa mereka kerap berpandangan bahwa pelafalan tidak penting, pelafalanjuga tidak diujikan di sekolah. Lalu, pentingkah pelafalan jika senyatanyamereka ingin mampu berbicara bahasa Inggris dan ingin bahasa Inggrisnyadimengerti? Persepsi yang keliru dan ketidaktahuan guru maupun siswa inimerupakan penyebab termajinalkannya pelafalan dalam pembelajaran bahasa Inggris.

    Memahami ragam metode pembelajaran membantu guru dalam menentukansikap dan perilaku di kelas, memilih bahan ajar dan kegiatan/tugas pembelajaranyang sesuai dengan asumsi-asumsi/teori yang mendasarinya. Dalam bidangbahasa telah dikenal beragam metode pembelajaran bahasa seperti The AudiolingualMethod, Communicative Language Teaching, Total Physical Response, dan lain-lain [Richards & Rodgers, 1986J. Namun, unhrk pengajaran fitur-fitur suprasegmentalsecara khusus beragam nama kegiatan kelas yang mengacu kepada teknikjauh lebih populer, di antaranya teknik ketukan {tapping) untuk mengajarkanritme atau penekanan, teknik questionnaires and surveys untuk mengajarkanintonasi, dan telmik dialog dan role-play unh"rk menpjarkan bagian ujaran yangtidak mendapatkan penekanan dan penyambungan pada perbatasan antarkata.Waiar, sebab teladk mengacu kepada aktivitas yang lebih spesifik sesuai dengannamany4 bersifat teknis dalam sebuah metode pembelajaran. Sebagai rencanasistematis proses pembelajaran, sebuah metode pembelaiaran bisa menggunakanlebih dari satu teknik di dalamnya guna mencapai tujuan instuksional yang lebihluas. Bagian berikut ini membahas metodologi pengajaran pelafalan bahasa Inggrisdi dalam maupun di luar negeri, yang menurut literatur, masih sangat terbatas.

    Terdapat sejumlah kajian empiris berupa penelitian eksperimental danpenelitian tindalen dalam pembelajaran pelafalan bahasa Ingris. Studi eksperimental(misalny4 Sofiyanti 20'J.4 dan SuwarLono 2006) telah dilakukan untuk mengujiefektifitas media tertentu, seperti media online dan teknik tertentu, seperti

  • 38 I Bab 3 Metode Pembelajaran Pelafalan Bahasa Inggris

    sulih suara dalam pengajaran lafal bahasa Inggris. Sejauh ini penelitian tindakan

    fmisalnya, Suardika 2017 dan Septiana 2006) umumnya dilakukan sebagaiupaya untuk memperbaiki proses pembelajaran pelafalan diantaranya denganmemanfaatkan teknik dan media tertentu, seperti sound association, filmanimasi, dan kartu tematik, atau strategi tertentu, seperti integrasi pelafalanpada matakuliah sp eaking.

    Selain kajian empiris penelitian pengajaran jup tersedia sejumlah gagasandalam bentuk makalah maupun sedikit karya buku yang mengusulkan carauntuk meninglotkan pembelajaran pela.f,alan bahasa Inggris. Menurut Christopher

    [2015J, di Malaysia di mana bahasa Inggris berstatus sebagai bahasa kedua,pelafalan bahasa Inggris juga bermasalah. Terlebih, dengan pembelaiaranpelafalan yang tidak beres, misalnya pembelaiaran dengan kata dilafalkansecara terpisah-pisah. Bahasa Inggris mestinya tidak diucapkan seperti itu,melainkan secara tipikal penuh stressed, unstressed dan connected. Untuk itu,ia memandang perlunya penggunaan bentuk lemah fweak forms) bahasa Inggrisdalam penpjaran pelafalan bahasa Inggris. Gagasan tersebut bersambut dimanapemerintah Malaysia telah mendatangkan banyak guru bahasa Inggris penuturasli hingga yang dulunya l(alalnian E4gr}sh kini terlihat kecenderungan lebih baik

    Sebuah eksperimen sederhana untrrk menguii efel

  • Bab 3 Metode Pembelajaran Pelafalan Bahasa Inggris | 39

    Kajian metodologi pembelaiaran pelafalan lainnya yang juga dilakukanmelalui penelitian tindakan adalah penelitian Vitanova dan Miller {20L2). Penelitian

    yang dilakukan di Amerika Serikat ini dimaksudkan untuk melatih kesadaranmahasiswa sekaligus mendengarkan "suara" mereka sehingga mendapatkan

    wawasar) yang mendalam tentang keyakinan dan pikiran menurut perspektifpembelajar. Penelitian ini didorong oleh pernyataan pakar bidang pelafalandan penpjaran pelafalan, Morley, yang menyebutkan bahwa pengajaran pelafalan

    harus memberikan perhatian soal keterlibatan diri pembelajar dan pelatihan strategi

    pembelajar. Sayangnya, tidak ielas seperti apa model pembelaiaran pelafalanyang diterapkan. Meskipun demikian, temuan studi tindakan ini memberikanwawasan pentingnya kegiatan menilai atau mengevaluasi diri pada diri siswadalam pembelajaran pelafalan.

    Kajian yang d,imaksudkan khusus untuk meningkatkan intonasi dilakukan

    oleh Ashby dan Tanaguchi [2009J. Mereka menerapkan telorik membaca nyaring

    dalam pembelajaran pelafalan. Penelitian eksperimental ini membandingkanpenggunaan intonasi bahasa Inggris antara dua kelompok, penutur asli bahasa

    |epangdan penuturaslibahasa Inggris. Keduakelompokmasing-masingterdiri atas

    20 orang mahasiswa dan setara dalam pengalaman belajar dan ienis kelamin.

    Seluruh peserh mengikuti'pelatihan intonasi bahasa Inggris sekurang-kurangnya

    selama 12 minggu- Pengurnpulan data melalui tes yang materinya terdiri atasteks pendek yang telah dipotong-potong ke dalam 14 foasa intonasl Tes dilakukan

    dua kali. Pada tes pertama para peserta diberi kesempatan 10 menitpersiapan

    dan diminta menandai sendiri bagian yang perlu diberikan intonasi, sedangftanpada tes kedua fselang setrnrrang-kurangnya dua mingu kemudianJ para mahasiswa

    iuga diberikan waktu persiapan namun tanda bagian yang ada intonasinyatelah tersedia. Setelah perslapan, mereka diminta membaca nyaring dan direkam.

    Secara umum, hasil tes kedua lebih baik untuk kedua kelompok. Selain itu,kelompok penutur asli bahasa Inggris capaiannya berbeda tipis, hanya sedikitlebih baik. Menurut peneliti, temuan terkait capaian tes pertama yang lebihrendah dimungkinkan karena apa yang ditandai sendiri oleh mahasiswa pada

    teks tidak sesuai dengan apa yang dimaksudhn sebenarnya. Artinya, pengetahuan

    atau teori saja tidak cukup untuk menjamin penguasaan lafal intonasi.

  • Bab 4 Metode Pembelajaran Reflektif I cS

    Bab 4Metode Pembelai aran Refl ektif

    Dalam sehari-hari kata'metode'berarti era Dalam kamus Langman Dictionaryof Contemporory English [2003) kata 'metode' (method] diberi pengertian "a

    planned way of doing something... atau a well-organized and well-planned way

    af doing somethirqg." Dengan pengertian ini, metode bukan sembarang car4 melainkan

    cara yang telah direncanakan dan tertata dengan baik untuk melaktil

  • 44 | Bab 4 Metode Pembelaiaran Reflektif

    teori yang mendasari dengan materi alar dan aktivitas kelas. Sementaraprosedur adalah teknik dan praktik yang didasarkan pada pendekatan dandesainnya. Bila dicermati, malu sejatinya tidak terdapat perubahan substansial daripengertian yang diajukan oleh Anthony ke pengertian yang diusulkan oleh duoRichards-Rodgers. Namun demikian, menurut kedua pakar ini konsep metodedigunakan unhrk merangkul teori dan prakti\ yang dalam ilustrasinya membawahipendekatan, desain, dan teknik. Inilah yang barangkali bisa membingungkanbagi sebagian orang. Ini pula barangkali yang dapat menielaslan mengapa konseppendekatan, metode dan teknik Anthonyhingga kini masih lebih populer.

    Brown (2001J sendiri memberikan jalan tengah agar usulan Richards danRodgers lebih berterima, yaitu mengganti istilah 'metode' yang merangkulpendekatan, desain, prosedur dengan istilah 'metodologi', sehingga dapatmemayungi ketiga konsep usulannya. Yaitu, metodologi adalah segala hal yangberkaitan dengan bagaimana mengajarkan. Khusus mengenai konsep 'pendekatan'Brown sepakat dengan kedua pengusul di atas. sedaugkan berkenaan denganmetode dan teknik ia memberikan penekanan pada masing-masing konsephingga semakin felas bedanya. Metode berhubungan dengan'serangkaianspesifikasi pelajaran untuk memenuhi tujuan kebahasaan. Penekanan primernyaadalah pada peran guru dan siswa; sementara penekanan sekundernya padatujuan kebahasaan, urutan penyampaian, dan materi ajar. Sementara teknikberkaitan dengan latihan-latihan, kegiatan-kegiatan, dan tugas pembelajaranyang digunakan di dalam kelas guna merealisasikan tujuan pembelajaran.

    Istilah lain yang kadang dirancukan adalah 'model pembelajaran'. Menurutfoyce dan Weil (\9721, model pembelajaran merupakan appraacha (pendekatan)dalam pengembangan lingkungan belajar dan cara berpikir yang dapat digunakanuntuk menganalisis, membandingkart dan memutuskan tujuan pendidikan.,Lebihlanjut disebutkan bahwa model pembelaiaran bermanfaat bagi guru, pengembangkurilanlum, dan pengembang materi ajar. fadi, model pembelajaran memiliki funpisebagai sebuah acuan pemikiran unhrk pengembangan pendidikan dan pengaiaran.

    Dengan demikian, istilah-istilah tersebut di atas hendaknya digunakansecara tepat Untuk mengacu pada pandangan, asumsi-asumsi, prinsip-prinsipteoretis, atau yang sifatnya masih dalam tataran filosofis yang mendasariproses pembelajaran digunakan istilah pendekatan. Untukyang mengacu padadeskripsi rencana sistematis pembelajaran digunakan istilah'rnetode. Sedangkanbila berhubungan dengan implementasi dalam bentuk aktivitas tertentu didalam kelas digunakan istilah teknik.

  • ' Bab 4 Metode Pembelajaran Reflektif | 45

    Selanjutnya, peneliti membahas konsep'pembelajaran'. Pengertian'pembelajaran' (learningJ berkembang seiring dengan perkembangan ilmudan pengetahuan. Sebuah sumber resmi UNESCO [2001] memberikan pengertianpembelajaran dalam arti luas sebagai meningkatkan pengetahuan, keterampilanserta sikap agar bisa hidup lebih baik, lebih lengkap, lebih lama, dan"lebihmenyenangkan. Upaya peningkatan tersebut ditempuh secara terus menerussepanjang hayat

    Sumber resmi lainnya yang berasal dari UNESCO yang diterjemahkan olehNapitupulu [1999] menyatakan bahwa belajar yang berjangtcauan luas haruslahbertujuan untuk memampukan diri setiap individu menemukan, menggali, danmemperkaya potensi kreatifnya untuk menyingkap harta karun yang adadalam diri masing-masing individu. Dengan kata lain, pembelajaran dimaksudkanuntuk membuat setiap orang berdaya. Keberdayaan akan menjadikan pembelajarmampu menghadapi persaingan dalam kehidupan global.

    Berdasarkan tinjauan di atas, maka dapat dikahkan bahwa yang dinamakanpembelajaran tidak terbatas hanya berlangsung dalam lembaga persekolahan

    {schooling),melainkan terjadi di mana pun dan kapan pun: dalam konteks formalpersekolahan, nonformal seperti kursus dan pelatihary bahkan informal dalam

    Sementara itu, Undang-Undang SISDIKNAS [Bab IJ menyebut]

  • Bab 5 Belajar Fonem Suprasegmental Mengunakan Metode Reflektif I 57

    Bab 5Belaiar Fonem SuprasegmentalMenggunakan Metode Refl ektif

    A. Data PenelitianSebagaimana disampaikan pada Bab 1, pemecahan masalah pelafalan

    fonem suprasegmental yang meniadi keprihatinan dalam kajian ini ditempuhmelalui penelitian tindakan. Penelitian tindakan dilakukan dalam 3 siklus,yang masing-masing terdiri atas 2-3 kali pertemuan perkualiahan bergantungpada cakupan materi per siklusnya. Sebelum disajikan data lengkap penelitianyang berhasil dihimpun dari masing-masing siklus, akan diuraikan terlebihdahulu gambaran kondisi awd fbaseline data) pembelaiaran sehingga dapatdengan mudah dilihat adanya perubahan-perubahan sebagai dampak daritindakan y4ng dilakukan.

    1. PotretAwalBerdasarkan hasil reflelsi awal melalui evaluasi diri pengalaman mengajar

    dan pengamatan awal yang dilakukan rekan sejawa! dapat dikatakan terdapatpermasalahan cukup serius dalam praktik pembelajaran pelafalan fonemsuprasegmental bahasa Inggris di kelompok C2 Program Studi PendidikanBahasa Inggf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendiditrcaq Universitas MuhammadiyahPurwokerto Tahun Akademik 2011"/20L2. ,

    Sebagian besar peserta kuliah memberikan respon yang kurang meyakinkandan lamban ketika mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta memilih diamketika ditawarkan kesempatan untuk menjawab. Peserta kuliah mengalamikesulitan baik pada tataran reseptif maupun produktif, Pada tataran reseptifmahasiswa kesulita n m en gidentifikasi uj aran tersambun g fc o nn ected s pe ech)pada saat sedang menyimak Sedangkan pada tataran produktif, peserta kuliahtidak mampu memproduksi ujaran tersambung dengan baik meskipun tinggalmenirukan. Ketika menirukan connected speech oleh penufurnya, sepertibe in

  • 58 | Bab 5 Belajar Fonem suprasegmental Menggunakan Metode Reflektif

    /bi:jln/ misalnya, mereka tetap melafalkannya secara terpisah. Dari 5 kalimatdan frase yang dikutip dari percakapan film dan ditulis pada papan tulis untukdiucapkan 3 peserta yang ditunjuk, tidak satu pun kalimat dan frase tersebutdiucapkan men ggunakan uiaran tersambung sebagaimana dicontohkan.

    .Penjelasan panjang dan lebar yang diberikan oleh dosen juga udak mampu

    membuat para peserta didik menarik kesimpulan meskipun dibimhing. Ketikadiberikan kesempatan untuk bertanya, tidak satu pun peserta mengajukanpertanyaan. selama perkuliahan berlangsung peserta kuliah waktunya lebihbanyak untuk mendengarkan dan menulis atau mencatat. Terlihat pada foto dibawah ini sebagian peserta sangat atentif mengarahkan perhatiannya kedepan kelas pada saat dosen menerangkan dan sebagian lainnya menghadapke arah lain. Keterlibatan peserta kuliah dalam kegiatan belajar dan mengajarbaru sebatas upaya memahami penjelasan dosen, menyimak materi langsungdari dosen, mencatat/menulis, serta sedikit tugas produktif melalui kegiatanberbasis drill, yaiba men irukan dan me n gulan g-ulang ucapan.

    Foto 1

    Aktivitas Paling Menonjol Semasa Fratindakan

    Adanya permasalahan serius yang dialami oleh peserta kuliah kelas C2diperkuat oleh hasil tes formatif mereka. Rendahnya penguasaan pelafalanfonem suprasegmental bahasa Inggris peserta kuliah dapat ditihat dari hasiltes mereka di bawah ini.

  • Bab 5 Belaiar Fonem Suprasegrnental Menggunakan Metode Reflektif I s9

    Tabel 3Pen guasaan P elafalan Fonem Sup rase gmental B ahasa In ggris

    fFormat kriteria penilaian diadaptasi dari Buku Panduan Akademik UniversitasMuhammadiyah PurwokertoJ

    Dari duapulutr empat orang peserta kuliah yang hadir, hanya satu orangpeserta yang nilainya melampaui kriteria ketuntasan minimal (passing score),tepatnya masuk kategori'Sangat BailC. Sisanya gagal. Nilai rata-rata dari testersebuthanya 16.25. umumnya peserta kuliah gagal menyambungkan bunyi-bunyi berdekatan antarkata sebagaimana lazimnya.terdengar dari percakapannormal penutur asli bahasa Inggris. Mgreka cenderung melafalkannya dengancara putus-putus. seorang peserta yang memperoleh nilai 80 melafalkankalimat 'There will be a fashion show in the city' fsasaran pengetesan: be a/bi:ja/) dengan be terpisah dari a /bi a/. Demikian pula, kalimat'Decision is atyour hand fsasaran pengetesan: decision is /dlslsnls/] diucapkan /dlslsn ls/dengan decision terpisah dari ls.

    Prapen erapan Metode Refl ektif

    No Rentang

    SkorNilaiHuruf

    Predikat Frekuensi Persentase

    L >80 A Istimewa 0 0

    ) 75-80 B+ Sangat Baik 1 4.76

    3 70-74 B Baik 0 0

    4 60-69 C+ Cukup Baik 0 0

    5 50-59 C Cukup 0 0

    6 25-49 D Kurang 4 !6.667

  • 60 | Bab 5 Belajar Fonem Suprasegmental Menggunakan Metode Reflektif

    Dosen peneliti dan sejawat kolaborator sepaham bahwa permasalahan di atasdipicu oleh ketidakberesan praktik pembelajaran terkait dengan hal-hal berikut:

    (1) Menupembelajarandirasabiasa-biasasajadankurangmengugahminatbelajar.(2) Kesempatan mendapatkan contoh/model lisan minim(3) Porsi waktu bicara dosen [Teacher TalkTime) terbilang terlalu banyak.(4) Tubian {drill) mendominasi aktivitas berlatih dan tugas pembelajaran

    {learning tasksJ umumnya tidak komunikatif.(5) Kesempatan prak:tik lisan sangat kurang.(6) Hasil mengerjakan tugas pembelajaran kurang terpantau.(7) Aktivitas kelas terpusat pada guru (teacher-centered).

    Dari fakta di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matericonnected speechyang merupakan bagian dari fonem suprasegmental bahasaInggris masih jauh dari harapan. Rendahnya penguasaan mahasiswa dalampernbelajaran pelafalan fonem suprasegmental bahasa Inggris diyakini sebagaiakibat proses pembelajaran yang belum berhasil. Hal ini menjadi pertimbanganutama diambil tindakan perbaikan praktik pembelajaran dengan menerapkanmetode reflektif. Pemilihan metode pembelajaran reflektif sebag'ai alternatiftindakan didasarkan pada berbagai kaiian teori yang telah dipaparkan padabab sebelumnya" larikajianteoritersebut diasumsilmn bahwa metode pembelajaranreflektif sangat tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran pelafalanfonem suprasegmental bahasa Inggris karena dapat memfasilitasi berlanglungnyapembelajaran yang memberikan kesempatan kepada.peserta didik untukmemantaq menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar mereka sendiri.Pertimbangan lainnya adalah ketersediaan dan kesiapan sarana pendukungpenerapan metode reflektif ini berupa fasilitas laboratorium bahasa besertakelengkapan piranti keras maupun lunaknya.

    Berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, peneliti merancang skenariotindakan penelitian ini sebagaimana termuat dalam RPP. Berikut adalah datapenelitian dari pelaksanaan siklus pertama.

    2. Hasil Implementasi Tindakan Siklus PertamaMateri kuliah untuk siklus 1 adalah intonasi kalimat bahasa Inggris, yang

    terbagi dalam 3 kati pertemuan. Pertemuan pertama diagendakan untukmateri intonasi kalimat tanya bahasa Inggris, pertemuan kedua intonasikalimat tanya pengukuh [question lag], dan pertemuan ketiga untuk intonasikalimat yang menyebutkan serangkaian/daftar sesuatu.

  • Daftar Pustaka | 111

    Daftar PustakaAlderson, |. C., Clapham, C. and Wall, D. Language Test Construction and

    Evaluation. Cambridge: Cambridge Universit5r Press, 1,995.Alip, Francis B. "lntroducing Segmental and Suprasegmental Aspects of

    English Phonologr to lndonesian Students," The z00g UAD TEFL NationalC o nfe rence (Pro ceeding).

    Altman, Roann. "Oral Production of Vocabulary" dalam Coady and Huckin.Second LanguageY ocabulary. Cambridge: Cambridge University Press, 1 997.

    Aquil, Rajaa. "Phonologr and Applied Linguistics Meet in Teaching Listening"Arab World English Jountal.Vol.3, No. 3,2012.

    Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas.fakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

    Ashby, Patricia and Taniguchi, Masaki. "fusessing lntonation." www.phon.ucl.ac.uk/.../PTLCZ009_ASHBY (diakses 2 Maret TOLZ).

    Asla-Pacific Programme of Education for All. Handbook on EffectiveImplementation af Continuing Edwcation at the Grassraots. Bangkok:UNESCO PROAP,2O01.

    Aauar,Saifuddin Reliabilitusdan l/allififas.Yogakarta PenerbitPustalmPelajar,2000.Azwa4 saifuddin filap Manusia: Twri dan Pagtktmnnln Yognalcana PusEka Pehjar,

    7995.Benson, Phil. Teaching and Researching Autonomy in Language Learning.

    Harlow: Pearson Education Limited, 2001.Biklen, Sari, K. & Casella,,R. A'Practical Guide to the Qualitative Dissertation.

    New York Teachers College Press, 2A07.Brophy, Jere. "Pengajaran," Seri Praktik.Pendidikan: untuk Guru, Pendidik, dan

    Orangtua dalam Rangka' Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusiaterjemahan W. P. Napitupulu. fakarta: Komisi Nasional Indonesia untukUNESCO bekerja sama dengan Ditien PDM,2A02.

    Brown, H. Douglas. Principles of Language Learning and Teoching. New fersey:Prentice-Hall, Inc., 1980.

    Brown, H. Douglas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa fterjemahanNoor Cholis dan Yusi Avianto Pareanom). Pearson Education, 1nc.,2007.

    Brown, H. Douglas. Teaching by Principles: An lnteractive Approach toLanguage Pedagogy. Longman, 2001.

  • 112 | Daftar Pustaka

    Brown, fames Dean. Testing in Language Programs. New |ersey: Prentice-Hall,Inc., 1996.

    Bryman, Alan. Quon tity and Quality in Social Research. London: Unwin HymanLtd.,19BB.

    Burns, Anne. Collaborative Action Research for English Language Teadters.Cambridge: Cambridge University Press, 1999.

    Burns, Robert. Introduction to Research Methods. Melbourne: LongmanAustralia Pty Ltd.,.1994.

    Celce-Murcia, M., Brinton, D. M., and Goodwin, |. M. Teaching Fronunciation: AReference for Teachers af English to Speakers of Other Languages.Cambridge: Cambridge University Press, 1996.

    Cercone, K "Characteristics of Adult Learners with Implications for OnlineLearning Design," AACE JournoL ediflib.org/d124286 fdiakses 23 April 2013J.

    Chela-Flores, Bertha. "Optimizing the Teaching of English Suprasegmentals."www.publicacions. ub.edu/ revistesfbellsLZ/ PDF/art0Z.pdf fdiakses12 April 2073).

    Chela-Flores, Bertra'Rhy&rmic Patterns as Basic Units in Tmching Pronunciation,"Onomazcfn:JoumalafLirlguistis,Philolryand Tiunslafibn wwwpublicacionsub.edu /revistes/bellsL?/ PDF/ art02. pdf (diakses 13 April,2013).

    Christopher, Anne A. 'Using Weak Forms to Teach English Pronunciation: AMalaysian Perspective." The 6* ILLC 2015 Proceenfugs.Universiti Sains Malaysia.

    Corscadden, Fergal, Bell, Irene, and McCullagh, fohn. "Teachers' ReflectivePractice via Video Enquiry: the Usefulness of, Peers, Teacher Mentors and

    , Video as a Method to Enhance the Enculturation and Reflection of Pre-ServiceTeachers," CriticalandReflecttvePraatieeinEdumtion.Volume 2,20L0.

    Dalton, David F. "Some Techniques for Teaching Pronunciation", The InternetTESL Journal. htfp://iteslj.org/Techniques/Dalton-Pronunciation.htrnlfdiakses 1 fanuari 20L2].

    Departemen Agama RI Direktorat Jendral ,Kelembagaan Agama Islam.Memahami Parodigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undangSISDIKNAS. f akarta, 2 00 3.

    Derwing, T. M. "Utopian Goals for Pronunciation Teaching", Proceedings oJthel"st Pronunciation in Second Language Learning and Teaching Conf:erence.Iowa State University, 2 009.

  • Daftar Pustaka | 113

    Diptoadi, Veronica Listyani. Becoming a Creative Teacher: a llanual forTeaching English to Indonesian Elementary Students. |akarta: RELO PublicAffairs bekerjasama dengan LBI Fakultas IImu Pengetahuan Budaya UI, 2 0 09.

    Ducate, Lara and Lomicka, Lara. "Podcasting: an Effective Tool for HoningLanguage Students' Pronunciation," Language Learning & Technology-http:lflt msuedu/vol13num3/ducatelomicka.pdf (diakses 30 fanuari 2072).

    Dulay, H., Burt, M. and Krashen, S. Language Two. Oxford: Oxford UniversityPress, Inc.,1982.

    Foss, D. J. and Hakes, D. T. Psych alinguistics: an Introduction to the Psychologyof Language. New fersey: Prentice-Hall, Inc., 7978.

    Fraser, Helen. Teaching Pronunciation: A Handbookfor Teachers and Trainers.New South Wales: Departrnentof Education Training and Youth Affairs, 2007.

    Frodden, Cristina & McNulty, Maria. '? New Look at Suprasegmentals."aprendeenlinea.udea.edu.co/revistas/index.php/ikala/article/.../7579

    fdiakses 23 April ?DLZ).Gaffar, Mohammad Fakry. "Pergeseran Paradigma dalam Pembangunan

    Pendidikan Indonesia di Masa Depan untuk Menghadapi TantanganGlobal," Seminar Nasional Pendidikan Indonesia.fakarta: Universitas PelitaHarapan Press, 2004.

    Gay, L. R. & Airasian, P. Educational Research: Competencies for Analysis andApplication New fersey: Prentice-Hall, 2000.

    Gee, f. P. An Introduction to Human Language: Fundamental Concepts inLinguistics. New f ersey: Prentice-Hall, Inc., 1993.

    Gilakjani, Abbas Pourhosein. 'A Study of Factors Affecting EFL Learners'English Pronunciation Learning and the Strategies for Instruction,"lnternational lournal of Humanities and Social Science, Vol. 2, No. 3, 2012.

    Giles, Sophie. "social Support Provision and Cultural Values in Indonesia andBritain,"/ournal of Cross-Cultural Psychology.Vol. 34, No. 10, 2003.

    Gimson, A. C. An Introduction to the Pronunciation of English. London: EdwardArnolds fPublishers) Ltd., 1980.

    Gleason, f. B. and Ratner, N. B. 'An Introduction to Psycholinguistics: \Mhat doLanguage Users Know?," di dalam lean Berko Gleason and Nan BernsteinRatner fed itorJ, P sycholing urstics. Florida: Harcourt Brace Colle ge, 1 99&

    Halim, Amran. lntonasi dalam Hubungannya dengan Sinfaksls BahasaIndonesia.fakarta: Penerbit Djambatan, !g84.

  • 114 | Daftar Pustaka

    Hewings, Martin and Goldstein, Sharon. Pranunciation Plus: Practice throughI nteraction Cambridge: Cambridge University Press, 1998.

    Hillier, Yvonne. Reflective Teaching in Further and Adult Education. London:Continuum,2002.

    Hinett Karen. "lmproving Learning through Reflection-Part One." The HigherEduc ationAcademy.www.heacad em y.ac.uk/ ... / id48 S-improvinglearningpart-one.pdf (diakses 23 April 2013).

    Hismanoglu, MuraL "Current Perspectives on Pronunciation Learning andTeaching,",[o urnal of Language and Linguistic Studies.Vol. 2; No. 1, 2006.

    Hug[res, Arthur. Testing for Language Teachers. Cambridge: Cambridge UniversityPress, L989.

    faya, Made S. "Strategi Pernbelaiaran Pelafalan Bahasa Inggris Materi FrontAfftce melalui Kartu Tematik bagi Mahasiswa Manajemen PerhotelanUniversitas Dhiyana Pura. Vol. 24, No. 46,2AL7.

    Joyce, Bruce and Weil, Marsha Mdels ofTuching. New fersey: Prentice HaJl, 1,972.Katamba, Francis. An Introduction to Phonology. London: Longman, 1989.Kelly, Gerald "How to Tqch honunciation.Essex Pearson Education Limited 2 0 00.Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk Abad XXI, Belajar: Harta Karun

    Di dalamnya teriemahan W. P. Napitupulu. fakarta: Depdikbud, 1999.Kumaravadivelu, B. Ilnderstanding Language Teaching: from inethad to

    Postmethod. New fersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 2006.

    Ladefoged, Peter.,4 CotrseinPhonetics.NewYorlc HarcourtBracefavanovich, 1975.

    Lado, RoberL Linguistics across Cultures: Applied Lingubtics for LanguageTeaching. The University of Michigan Press, 1957.

    Lee, fia-Ying'Ingfistr Learning Styles of Students from EastAsian Countries: a Focuson ReadingSfrategies," International Education Studies. Vo[ 4, No.2, 2011,.

    Littlewood, William. Communicative Language Teaching. Cambridge: Cambridge

    ,r,.*Y#i-T;X,"ffi t"?tt;r."*porary

    English. Essex: pearson EducationLimited,2003.

    Lynch, Brian K Language Program Evaluatian: Theory and Practice.Cambridge: Cambridge University Press, 1996.

    Lyons, lohn. Language and Linguistics: an lntroducfrbn. Cambridge: CambridgeUniversity Press, 1981.

    Madsen, Harold S.Techniques inTesting. Oxford: Oxford University Press, 1983.

  • Daftar Pustaka | 115

    Madya, Suwarsih. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan: Action Research.Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009.

    Manara, Christine. 'An Analysis of Two Non-Native Speakers Speech inProducing English Sounds," English Edu: Journal of Language Teachingand Researcft. Vol. 5, No. 1,2005.

    Mayuni, llza. Peningkatan Mutu Guru Bahasa Inggris Melalui Pendidikan Dalam

    Jabatan. Bandung: Lubuk Agung 2007.McNiff, fean and l4/hitehead, fack. All You Need to Know about Actian Research.

    London: SAGE Publications Ltd., 2011.

    Mills, Geoffrey E. Action Research: A Guide for the Teocher Researcher. Newfersey: Prentice- Hall, 2002.

    Moedjito dan Ito Harumi- "Perceptions of the Seriotsness of Mispronunciations ofEnglish Speech Sounds," TEFLIN Journal: Teaching English as a FareignLanguage in lndonesia. Vol. L9, No. L, 2008.

    Moediito. "Priorities in English Pronunciation Teaching in EFL Classroomq"[email protected]. 10, No. 2,2008.

    Moon, fennifer. "Learning fournals and Logs, Reflective Diaries," Centre forTeaching and Leorning: Good Practice in Teach.iytg and Learning.www.deakin. edu.au/ itl/assets/.../t1.../ teaching.../ learning-journals.pdf

    fdiakses 18 April 2013).Morley, |oan. "The Pronunciation Component in Teaching English to Speakers

    of Other Languages," TESOL Quarterly. Vol. 25, No. 3, 1997.Muslich Masnur. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi

    Bahasa lndonesia. f akarta: PT Bumi Aksara, 2008.Nunan, David. Research ldethods in Language Learning. Cambridge: Cambridge

    University Press, 7992.O'Neal, George. "The Effects of the Presence and Absence of Suprasegmental

    on the Intelligibility and Assessment of an Expanding-Circle EnglishAccording to Other Expanding-Circle English Listeners," JAIRO (Japaneselnstitutional Repositories Online), 20L0. dspace.lib. niigata-u.ac. jp:8080/dsp acel bitstream/ ... / U LS -65-8 7.pdf fdiakses 12 April 2 0 13J.

    Oflowski, Marcus, "Pronunciation; What are the Expectations?," The InternetT ESL J o urnal. http ://iteslj.orgl (d iakses 2 3 Pebruari 2A1Z).

    Panduan Akademik Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan UniversitasMuhamrnadiyah Purwokerto, 2012.

  • 116 I Daftar Pustaka

    Pillai Stefanie. "Self-Monitoring and Self-Repair in Spontaneous Speech," A BiannualPublication on the Study of Language Literature: K@ta. Vol. B, No. 2, 2A06.

    Poulshock, foseptr- 'tehearsing Natural Communicative Behaviors with Dialogs:Seven Suggestions.'Jalt-publications.org/old-tlt/files/97 /ittl/ sh-pouls.html(diakses 26 April 2013).

    Richards, fack C. and Lockhart C. Reflective Teaching in Second LanguageClassrooms. Cambridge: Cambridge Univerity Press, L996.

    Richards, fack C and Rodgers, Theodore S. Approaches and Methods inLang uag e T eaching. Carnbridge: Cambrid ge University Press, 1 98 6.

    Richards, |., Platg f. and Weber, H. Longman Dictionary of Applied Linguistics.

    Harlow: Longman,1995.

    Robins,RH. GeneralLinguistics:anlnfoiluctarySuruqy.NewYork Longmanlnc,1981.

    Rudiyanto, Razak. "Pembelajaran Lafal Berpendekatan Holistik dalam RangkaMemperbaiki Kompetensi Komunikatif Mahasiswa Semester 1 dalamMata'Kuliah Speaking 7." Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKP NegeriSingaraja.Vol. 37, No. 2, 2004.

    Samsuri. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa secarq llmiah.lakarta: PenerbitErlangga,1985.

    Setter, fane et al. "lnternal Open Word functure Features in Three Varieties ofEnglish: Perception and Production." www.cuhkedu.hk/lin/people/pegry/BAA P2072.pdf [diakses 10 April 2 013J.

    Septian4 Berry. 'The Integration of English Pronunciation in Engfish Department "ISELT 2016 Proceedings. UNTIRTA

    Smith, M. K And Kurt Lewin. "Experiential Learning and Action Research," lnheEncyclopedia of Informal Education. http:/ / www.infed. org/thinkers/et-lewin.htm (diakses l Maret 2AL4.

    Sofiyanti, Yanti. "Upaya Meningkatkan Pengucapan Bahasa Inggris denganMedia Pembelajaran Online English Pronunciation!' Jurnal Wawasan llmiahM ai naj emen dan Tet

  • Daftar Pustaka | 117

    Suwartono.'?nalisis Pengucapan Bunyi /l/ Bereiaan i dalam Bahasa Inggrispada Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Universitas MuhammadiyahPuwokettoi' Al

  • 118 | Daftar Pustaka

    Woore, Robert. "Thinking Aloud about L2 Decoding an Exploration of theStrategies Used by Beginner Learners when Pronouncing UnfamiliarFrench tVords," Language Learning lournal: Journal of the Association forLonguage Learning.Vol. 38, No. 1, 2010.

    Wulandari, Anggar, dkk "lmproving Students' Pronunciation Using Audio YisualAids IAVAsJ at the Fifth Year of. Al-Azhar Syifo Budi Elementary School ofSurakarta in Academic Year 2007 /20A8," Kajian Linguistik dan Sastra.VoL20, No. 1,2008.

    Yuliasri, Issy. "Peer Assessment on Content of Communication: Difficulty toReach Inter-rater Agreement " English Edu: Journal af Language Teochingand Researcft. Vol. 6, No. 2,20A6.

  • Menuiu Sukses Menguosoi PelofqlqnBshqsq Inggris Goyo Penutur Asli

    Dr. Suwartono, M. flum.Belajar bahasa berarti belajar untuk menggunakannya dalam komunikasi. Karena hakikat bahasa adalah lisan,

    keterampilan berkomunikasi lisan mestinya mendapatkan prioritas dalam pembelajaran sebuah bahasa.komunikasi lisan pelafaian merupakan ulsur terpenting. Kenyataannya tidak demikian, pelafalan sangat

    baik dalam kajian maupun pengajaran bahasa Inggris. Guru berdalih tidak cukup waktu untuk mengajarkan

    Sementara siswa memandang pelafalan bahasa Inggris rumi! tidak penting dan tidak diujikan selama mereka dudukbangkusekolah.

    Dari sedikit yang ada di literatut; buku irli hadir sebagai pemadu gagasan-gagasan yang berkembang pencerah,

    pembawa berita baik seputar pelafalan bahasa Inggris dan cara menuju sukses menguasainya. Buku ini sangat cocok

    kalangan akademisi, pendidik bahasa, maupun siapa saja yang ingin mampu berkomunikasi lisan dalam trahasa

    sebagai bahasapaling internasional/ global saat ini.

    . Suwartono yang juga dikenal dengan Tono Suwartono dalam dunia akademik dan[Scopus Author ID: 5779O977759; ORCID 0000-00A2-9615-2257) adalah seorangProfessor dalam bidang pendidikan bahasa dan pengaiaran bahasa Inggris sebagai

    kedualasing di U*iversitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia. Ia berlatarpendidikan 51 ?endidikan Bahasa Inggris, 52 Linguistik untuk Pengajaran Bahasa, dan

    Pendidi\an Bahasa.

    Sejakperta*ra bergabung dengan Univemitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 1995, ia telah

    penelilian prrg tak. terhi:ung jumlahnya, mempublikasikan secara masif artikel pada jurnal nasional,maupun bereputasi internasional, dan mengadakan perjalanar ke banyak negara untuk meniadi pemakalah,

    pembieara pada'fanill ilternasional dan mempublikasikan makalahnya pada prosiding. la juga terbilangmenciptakan karya buku,(seperti, It Saunds like Native English, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Sukses BelaiarAsingAkrab denpn Penelitian ,Ideas ond Researchin Longuage,etc.).

    Ia telah rnelatih ribuan guru di seluruh [ndonesia. Workshop dan pelatihan yang ditularkannya umumnya

    PTK, Lesson,Srudy, menulis karya ilmiah, tes dan pengetesan, dan evaluasi pendidikan, fenelirian pendidikan,

    pengalaran bahasa, pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, pengajaran bahasa Inggris bagi penutur

    balasa lnggri5 pendidikan bahasa, dan program-program motivasi.Selain bertugas dalam program-pogram pemerintah pusat, sepdrti sebagai pemantau independen penyelenggaraandan penyelia FPG, ia iuga duduk di tim editorial, dan menialankatr amanah sebagai penggagas pada sejumlah jurtermasuk Educa re, Celtic,ArabWorld Engl&;h J oumal, dan Athens Journal of Philologlt.

    iEKB!s6N r73.6?l-!31114 4

    llllll llilt Illilt lilt llilililt911786239r1313'l04ll