Sutran Mariyanto (Gagasan) Artikel Ilmiah Problem Base Learning

4
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR KELISTRIKAN RANGKAIAN DC KELAS X TITL MELALUI PROBLEM-BASED LEARNING Sutran Mariyanto SMK Negeri Klakah Lumajang Email : [email protected] Abstrak Kompetensi dasar kelistrikan rangkaian DC adalah kompetensi yang sulit terapkan di kelas X karena konsep listrik bersifat abstrak dan harus diajarkan dalam waktu singkat, terbukti dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM sekitar 26,7%. Kekurangpahaman tentang rangkaian DC mendukung kesulitan siswa dalam belajar. Karena kendala kesuliatan memahami maka diadakan penilitian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas X TITL. Dari penelitian ini ditemukan bahwa metode problem-based learning efektif diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar kelistrikan rangkaian DC. Hasil penelitian menunjukkan 92,6% nilai siswa diatas KKM. Kata Kunci: dasar kelistrikan, rangkaian DC, problem-based learning. Pendahuluan Pengajaran dasar kelistrikan DC pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan memberikan suatu tantangan yang besar bagi para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sejumlah besar materi terdiri dari konsep-konsep yang abstrak, misalkan tentang bentuk dan sifat arus maupun tegangan listrik didalam suatu rangkaian DC tentu tidak mudah hanya dengan dijelaskan secara teori-teori yang biasa, akan tetpai ketika sudah ada didalam rangkaian yang kompleks tentu akan sulit untuk mencernanya dan akhirnya siswa malas untuk mempelajarinya, dan yang jelas membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahaminya. Keterbatasan waktu juga menyebabkan pengajaran beberapa konsep Ilmu Kelistrikan DC

description

gagasan

Transcript of Sutran Mariyanto (Gagasan) Artikel Ilmiah Problem Base Learning

Page 1: Sutran Mariyanto (Gagasan) Artikel Ilmiah Problem Base Learning

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR KELISTRIKAN RANGKAIAN DC KELAS X TITL

MELALUI PROBLEM-BASED LEARNING

Sutran MariyantoSMK Negeri Klakah LumajangEmail : [email protected]

Abstrak

Kompetensi dasar kelistrikan rangkaian DC adalah kompetensi yang sulit terapkan di kelas X karena konsep listrik bersifat abstrak dan harus diajarkan dalam waktu singkat, terbukti dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM sekitar 26,7%. Kekurangpahaman tentang rangkaian DC mendukung kesulitan siswa dalam belajar. Karena kendala kesuliatan memahami maka diadakan penilitian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas X TITL. Dari penelitian ini ditemukan bahwa metode problem-based learning efektif diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar kelistrikan rangkaian DC. Hasil penelitian menunjukkan 92,6% nilai siswa diatas KKM.

Kata Kunci: dasar kelistrikan, rangkaian DC, problem-based learning.

Pendahuluan

Pengajaran dasar kelistrikan DC pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan memberikan suatu tantangan yang besar bagi para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sejumlah besar materi terdiri dari konsep-konsep yang abstrak, misalkan tentang bentuk dan sifat arus maupun tegangan listrik didalam suatu rangkaian DC tentu tidak mudah hanya dengan dijelaskan secara teori-teori yang biasa, akan tetpai ketika sudah ada didalam rangkaian yang kompleks tentu akan sulit untuk mencernanya dan akhirnya siswa malas untuk mempelajarinya, dan yang jelas membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahaminya. Keterbatasan waktu juga menyebabkan pengajaran beberapa konsep Ilmu Kelistrikan DC mengacu pada transfer pengetahuan yang hanya untuk mengejar target kurikulum.

Walaupun sejak tahun 2004 sebagian sekolah telah menerapkan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivistik untuk siswa kelas X, tetapi pada prakteknya sebagian guru masih mengajar dengan metode ceramah. Bila transfer konsep-konsep tentang ilmu kelistrikan DC berlangsung terus dengan metode tersebut maka pemahaman siswa terhadap konsep dasar kelistrikan DC akan terbatas pada ranah kognitif sehingga bertentangan dengan hakekat Ilmu Kelistrikan sebagai proses dan produk.

Page 2: Sutran Mariyanto (Gagasan) Artikel Ilmiah Problem Base Learning

Pada aspek proses pemahaman dasar kelistrikan DC, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep, teori, dan hukum-hukum kelistrikan sedangkan pada aspek produk siswa diharapkan mempunyai ketrampilan kerja ilmiah atau ketrampilan produk.

Selain itu, pengajaran yang selalu menggunakan metode ceramah tidak dapat mendorong siswa berpikir kritis dan menerapkan kecakapan hidup. Metode demikian juga dapat menjadikan proses pembelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus, perhitungan dan konsep-konsep abstrak yang harus dihafalkan. Siswa tidak akan dapat menyadari bahwa ilmu dasar kelistrikan DC sangat penting dipahami sebagai pengetahuan dasar untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pada metode pengajaran ceramah oleh guru, sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan sesuatu yang telah dipelajari dengan pemanfaatannya dalam kehidupan mereka, sehingga dapat mengakibatkan kurangnya hasil belajar siswa dan lemahnya motivasi belajar siswa serta hanya belajar dengan menghafal.

Masih rendahnya hasil belajar siswa dapat diketahui dari indikator kualitas proses dan hasil belajar. Kualitas proses pembelajaran dapat diamati dari bagaimana aktivitas siswa, interaksi guru dengan siswa, interaksi antar siswa, dan motivasi belajar siswa. Sedangkan kualitas hasil belajar dapat diamati dari prestasi belajar dan nilai KKM belajar siswa.

Melihat kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami dasar kelistrikan DC ini serta kekurangaktifan siswa dalam kelas, maka guru berusaha meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep tersebut dengan model pembelajaran problem-based learning. Menurut Barrow (1980:1) definisi problem-based learning adalah pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Sedangkan Barr dan Tagg, 1995 , problem-based learning adalah salah satu bentuk peralihan dari paradigm pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Jadi intinya adalah pemberian contoh permasalahan ke siswa , kemudian siswa yang mencari solusi pemecahan masalah tersebut , sedangkan guru hanya sebagai pendamping agar solusi dari pemecahan masalah tersebut dapat mendekati kesesuaian dengan teori yang sudah ada. Sehingga dengan adanya permasalahan

Dalam proses belajar mengajar bidang kelistrikan terutama kelistrikan DC, dengan menggunakan metode problem-based learning ini , guru memberikan permasalahan kepada siswa atau kelompok siswa kemudian siswa melakukan pemecahan masalah dan selanjutnya didiskusikan didalam kelas. Masing-masing kelompok menjelaskan hasil pemecahan atau solusi yang sudah mereka dapatkan. Berdasarkan latar belakang, ada beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam proses belajar mengajar di SMK Negeri Klakah antara lain (1) Kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar.(2) Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar.(3) Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar kelistrikan pada rangkaian DC di kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri Klakah Lumajang peneliti memilih beberapa alternatif antara lain (1) dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui Pembelajaran Model

Page 3: Sutran Mariyanto (Gagasan) Artikel Ilmiah Problem Base Learning

Problem-Based Learning. (2) dengan memberikan contoh permasalahan motivasi, menumbuhkan gairah dan semangat belajar siswa sehingga terbentuk dan terbangun kreatifitas siswa di bidangnya (3). memberikan variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Usaha untuk memecahkan masalah tersebut diatas dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut (1) Kolaborasi, peneliti bersama team teaching mendiskusikan hal-hal yang akan dilakukan, utamanya untuk mendalami dan memahami tentang pembelajaran model Problem based lerning dalam rangka menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan setting kelas yang akan diberi tindakan (2) Observing peneliti bersama team teaching melakukan kegiatan pengamatan terhadap jalannya pemberian tindakan berdasarkan skenario yang telah disiapkan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi keberhasilan maupun kegagalan beserta penyebabnya (3) Refleksi anggota tim peneliti melakukan diskusi bersama untuk membahas hasil pengamatan. Hasil kegiatan ini akan memberikan manfaat yang berguna dalam menentukan cara pemecahan masalah yang dihadapi dan sekaligus menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun rencana tindakan berikutnya

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan maka hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan , yang semula sebelum penelitian dilakukan siswa mempunyai nilai rata-rata keberhasilan belajar 26,7%, setelah dilakukan penelitian tindakan kelas tingkat belajar siswa naik menjadi 92,6%.

Daftar PustakaBarrow,H., & Tamblyn, R.1980. Problem-based learning: An Approach to

Medical Education. New York:Springer.Barr,R.J., &Tagg,J.1995. From Teaching to learning: A New Paradigm for

Understanding Education. Change.(27)6, hlm. 12-25.