sutikno Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar. analisis kuadran dan regresi untuk kualitas...
-
Upload
sutikno-java -
Category
Education
-
view
1.145 -
download
3
description
Transcript of sutikno Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar. analisis kuadran dan regresi untuk kualitas...
i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KUALITAS SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP
KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI
SE-KOTA MAMUJU
TES IS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister
Program StudiPenelitian dan Evaluasi Pendidikan
Disusun Oleh
SUTIKNO
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Kualitas Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Guru
Dalam Pembelajaran di SMA Negeri se-Kota Mamuju
Nama Mahasiswa : Sutikno
No. Pokok : 12B12030
Program Studi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Menyetujui
Komisi Penasihat,
Prof. Dr Baso Intang Sappaile, M.Pd Prof. Dr. Suradi Tahmir.M.SKetua Anggota
Mengetahui:
Ketua DirekturProgram Studi Program Pascasarjana
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Prof. Dr. Ruslan, M. Pd Prof. Dr. Jasruddin, M. SiNIP. 19600312 198603 1 003 NIP. 19641222 199103 1 002
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas lautan nikmat yang
tak terbatas. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada yang
mulia Muhammad Rasululah SAW, keluarga, sahabat serta seluruh umatnya yang
senantiasa istoqomah mengikuti jejaknya.
Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Kualitas Supervisi Akademik Terhadap
Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMA Negeri Se-Kota Mamuju” diajukan
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Terwujudnya karya sederhana ini merupakan buah kesabaran dan
perjuangan yang penuh liku serta usaha maksimal sehingga karya sederhana ini
bisa menjelma menjadi tesis. Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini tidak akan
mungkin terwujud tanpa bimbingan, motivasi, saran dan doa dari semua pihak.
Terima kasih penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis ibunda
Sariyati dan ayahanda Kasiran yang banyak mengajarkan cinta dan kearifan serta
tauladan tentang konsep-konsep kehidupan. Kepada mertua penulis ibunda
Suminten dan ayahanda Ahmad Hasan, S.Pd atas doa dan dukungannya. Kepada
adik semata wayangku Susiyani, S.Pd atas saran dan motivasinya. Begitu juga
kepada saudaraku Rosalia, SE. Rini Rahmawati, S.hum. Habib, Irawati Ahmad,
S.kom. Asmawati Aras, S.Pd kepada sahabatku Eroh Mutho’at Suhaemi serta
seluruh keluarga atas bantuan, motivasi kepada penulis.
iv
Berikutnya, terimakasih kepada istriku terkasih Asrianti Ahmad, S.Pd atas
cinta, pengertian, pengorbanan dan pengabdiannya. Anakku tercinta Muh. Alif
Syahputra Paramadina dan anindyasyifa yang manjadi spirit dan penyejuk jiwa,
semoga kelak menjadi manusia yang dapat memanusiakan manusia.
Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Aris Munandar, M.Pd.,Rektor Universitas Negeri
Makassar
2. Bapak Prof. Dr. Jasruddin, M.Si., Direktur Program Pascasarjana Universitas
Negeri Makassar.
3. Bapak Prof.Dr. Suradi Tahmir, M.Si., Asisten Direktur I Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. Andi Ihsan, M.Kes., Asisten Direktur II Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
5. Bapak Prof. Dr. Ruslan, M.Pd., Ketua Program Studi penelitian dan Evaluasi
pendidikan PPs Universitas Negeri Makassar atas bimbingan tulus yang
diberikan selama penulis menenpuh pendidikan di PPs UNM.
6. Bapak Prof. Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd dan bapak Prof. Dr. Suradi
Tahmir, MS., ketua dan anggota komisi penasehat yang senantiasa
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penulis
mengerjakan tesis, sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
v
7. Ibu Prof. Dr. Jokebet Saludung, M.Pd dan bapak Prof. Dr. Ruslan, M.Pd., tim
penguji atas saran perbaikan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian
tesis.
8. Bapak Dr. Triyanto Pristiwaluyo dan bapak Prof. Dr. Ruslan, M.Pd., yang
telah bersedia betindak sebagai validator dalam penelitian ini.
9. Bapak Gubernur Sulawesi Barat yang memberikan izin penelitian.
10. Bapak Direktur dan staf Ditjend P2TK Dikmen Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional RI., yang telah memberikan Beasiswa S-2
kepengawasan sekolah pada penulis.
11. Para dosen dan staf pegawai PPs Universitas Negeri Makassar yang telah
bekerja dengan setulus hati demi kelancaran proses perkuliahan.
12. Bapak kepala SMA Negeri se-kota Mamuju yang telah bekerja sama selama
proses penelitian.
13. Semua rekan Mahasiswa PEP PPs UNM, khususnya rekan kelas
kepengawasan atas segala batuan, kerjasama dan canda selama penulis
mejalani proses pendidikan
Berikutnya kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak sempat
dituliskan, penulis ucapkan terima kasih tulus. Akhirnya kepada Allah SWT
jualah penulis berharap semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal
jariyah dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak yang
membutuhkannya.
Makassar, Juni 2014
Penulis
vi
PERNYATAAN KEORISINALAN TESIS
Saya, Sutikno
Nomor Pokok: 12B12030
Menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Kualitas Supervisi
Akademik Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMA Negeri Se-Kota
Mamuju” merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam tesis ini, kecuali
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri.
Selain itu tidak ada bagian tesis ini yang telah saya gunakan sebelumnya untuk
memperoleh gelar atau sertifikat akademik.
Jika pernyataan diatas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkanoleh PPs Universitas Negeri Makassar.
Tanda tangan…………………….. tanggal, 25 Juni 2014
vii
ABSTRAK
SUTIKNO. 2014. Pengaruh Kualitas Supervisi Akademik Terhadap Kinerja GuruDalam Pembelajaran Di SMA Negeri Se-Kota Mamuju.(dibimbing oleh KomisiPenasihat: Baso Intang Sappaile dan Suradi Tahmir).
Persoalan mutu pendidikan sangat terkait dengan kualitas suatu bangsa,dimana salah satu indikatornya dapat dilihat dari kualitas lulusan peserta didik,untuk itu berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas peserta didikdiantaranya dengan melakukan bimbingan kepada guru, sehingga berbagaimasalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran dapat teratasi, pengawas sekolahadalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan bimbingan terhadap guru,olehnya itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (i) Apakah kualitassupervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran berpengaruh terhadapkinerja guru dalam pembelajaran di SMA Negeri se-kota Mamuju? (ii) Bagaima-nakah gambaran kualitas supervisi akademik pengawas dalam aspek bimbinganpembelajaran kaitannya dengan kinerja guru dalam pembelajaran?
Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui pengaruh kualitassupervisi akademik pengawas dalam aspek bimbingan pembelajaran terhadapkinerja guru dalam pembelajaran di SMA Negeri se-kota Mamuju; (ii) untukmendeskripsikan persepsi guru terhadap kualitas supervisi akademik kaitannyadengan kinerja guru dalam pembelajaran. Penelitian ini berupa penelitian expostfacto dengan metode survey, sampel sebanyak 60 orang guru diambil secara acakproporsional berstrata (stratified proporsional random sampling) dari populasisebanyak 131 orang guru SMA Negeri Se-kota Mamuju. Data diambil denganmenggunakan kuesioner dengan skala model likert, dan dianalis menggunakananalisis regresi sederhana dan analisis kuadran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Terdapat pengaruh kualitassupervisi akademik pengawas dalam aspek pembelajaran terhadap kinerja gurudalam pembelajaran. (ii) Kualitas supervisi akademik berada pada kategori sedangserta kinerja guru berada pada kategori sedang.(iii) Indikator kualitas supervisiakademik yang perlu mendapat perhatian adalah bimbingan untuk memanfaatkanteknologi informasi dalam pembelajaran dan indikator kinerja guru yang perlumendapat perhatian adalah aspek memanfaatkan teknologi informasi dalampembelajaran hal ini dikarenakan dari hasil analisis kuadran kedua indikatorberada pada kategori rendah.
viii
ABSTRACT
SUTIKNO. 2014. Influence Academic Performance Against QualitySupervision Teachers In Learning SMAN Se-kota Mamuju. (supervised by theAdvisory Commission: Baso Intang Sappaile and Suradi Tahmir)
The issue of quality of education is strongly linked to the quality of anation, where one indicator can be seen from the quality of graduate students, tothe various efforts made to improve the quality of learners include makingguidance to teachers, so that the various problems faced by the teacher in thelearning can be resolved, school superintendent is the party that is responsible forthe guidance of the teacher, by it's formulation of the problem in this study were(i) is the quality of academic supervision guidance aspects of the learning effecton the performance of teachers in learning in SMA as Produktion city? (ii) Howwas nakah picture quality academic supervision supervisory guidance aspects oflearning in relation to the performance of the teacher in the learning?
The purpose of this study was (i) to determine the effect of the quality ofacademic supervision supervisory guidance in learning on the performanceaspects of teacher learning in high school in a town Produktion State; (ii) todescribe the teacher's perception of the quality of academic supervision ofteachers in relation to the performance of learning. This research in the form of expost facto research with survey method, a sample of 60 teachers drawn randomlystratified proportional (proportional stratified random sampling) from a populationof 131 high school teachers of the State Se-Produktion city. The data were takenusing a questionnaire with Likert scale models, and analyzed using simpleregression analysis and analysis of the quadrant.
The results showed that (i) There is the influence of the quality ofacademic supervision supervisor in learning aspects of the performance of theteacher in the learning. (ii) The quality of academic supervision in middlecategory as well as the performance of teachers in middle category. (iii)supervision of academic quality indicators that need attention is the guidance forthe use of information technology in learning and teacher performance indicatorsthat need attention are aspects of the use of information technology in this casestudy because of the results of the analysis of the second quadrant indicator in thecategory of low
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PRAKATA.............................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEORISINALAN TESIS ........................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORITIK ...................................................................................6
A. Deskripsi Teoretik ........................................................................................6
1. Kinerja Guru.................................................................................................6
2. Kualitas Supervisi Akademik .....................................................................10
a. Konsep Kualitas ..................................................................................10
x
b. Supervisi Akademik ............................................................................14
c. Indikator Pengukuran Kualitas Supervisi Akademik. .........................21
3. Validitas Isi Gregory...................................................................................22
B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................................23
C. Kerangka Pikir............................................................................................24
D. Hipotesis Penelitian....................................................................................25
E. Hipotesis Statistik.......................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................26
A. Jenis dan Disain Penelitian.........................................................................26
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................26
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................26
D. Variabel Penelitian......................................................................................28
1. Jenis Variabel Penelitian.............................................................................28
2. Definisi konseptual variabel penelitian ......................................................28
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................28
E. Instrumen Penelitian...................................................................................30
1 Jenis instrumen penelitian ..........................................................................30
2 Pengembangan Instrumen Penelitian .........................................................30
F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................31
G. TeknikAnalisis Data ...................................................................................32
1. Analisis Butir Instrumen ............................................................................32
2. Analisis Deskreptif Kualitatif.....................................................................32
3. Analisis inferensial .....................................................................................36
xi
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................38
A. Hasil penelitian...........................................................................................38
1. Analisis Butir instrumen.............................................................................38
2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................40
a) Uji normalitas......................................................................................40
b) Diagram pencar ...................................................................................41
c) Uji Linearitas.......................................................................................41
3. Pengujian Hipotesis Penelitian...................................................................42
a) Pembentukan persaman regresi linear sederhana................................43
b) Koefisien determinasi dan korelasi .....................................................44
c) Pengujian Signifikansi koefisien regresi linear dengan uji t ...............44
4. Analisis Deskreptif .....................................................................................45
1. Deskrepsi data kualitas supervisi akademik pengawas sekolah .................46
2. Deskrepsi data kinerja guru dalam pembelajaran.......................................47
3. Deskrepsi data persepsi guru terhadap kualitas supervisi akademik dalam
aspek pembelajaran kaitannya dengan kinerja guru dalam pembelajaran. 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian. ....................................................................53
1. Pengembangan instrumen ..........................................................................53
2. Pengaruh kualitas supervisi akademik pengawas terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran di SMA Negeri se-kota Mamuju ...............................55
3. Gambaran kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dalam aspek
bimbingan pembelajaran berdasarkan persepsi guru kaitannya dengan
kinerja guru dalam pembelajaran ...............................................................57
xii
C. Keterbatasan penelitian ..............................................................................60
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................61
A. Kesimpulan.................................................................................................61
B. Saran...........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................63
LAMPIRAN.........................................................................................................636
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian jumah sampel yang digunakan................................................. 28
Tabel 3.2 Informasi setiap kuadran ....................................................................... 33
Tabel 3.3. Kategorisasi Persepsi Kualitas Supervisi Akademik............................ 35
Tabel 3.4. Kategorisasi Kinerja Guru.................................................................... 35
Tabel 4.1. Hasil Analisis Butir Instrumen Penelitian ............................................ 38
Tabel 4.2 Rangkuman hasil uji linearitas ............................................................. 42
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana .......................... 43
Tabel 4.4 Rangkuman Statistik Deskreptif........................................................... 45
Tabel 4.5 Hasil perhitungan kategorisasi kualitas supervisi akademik................. 46
Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kualitas Supervisi Akademik Pengawas SekolahBerdasarkan Persepsi Guru di Kota Mamuju, 2014. ............................ 47
Tabel 4.7 Hasil perhitungan kategorisasi kinerja guru......................................... 48
Tabel 4.8 Distribusi Persentase Kinerja Guru Dalam Pembelajaran di KotaMamuju, 2014....................................................................................... 48
Tabel 4.9 Rangkuman nilai rata-rata data hasil penelitian setiap indikator kualitassupervisi akademik pengawas sekolah di kota Mamuju, 2014............. 50
Tabel 4.10 Rangkuman nilai rata-rata data hasil penelitian setiap indikator kinerjaguru dalam pembelajaran di kota Mamuju, 2014. ................................ 50
Tabel 4.11 Makna simbol asosiasi setiap indikator variabel penelitian .............. 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan pengawas, guru dan perserta didik ................................. 18
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 24
Gambar 3.1. Konstelasi Hubungan Antar Variabel Penelitian .............................. 26
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahapan pengembangan Instrumen Penelitian............ 30
Gambar 3.3 Analisis Kuadran .............................................................................. 33
Gambar 4.1 Diagram batang Persentase kinerja guru dalam Pembelajaran diKota Mamuju, 2014. ........................................................................ 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen …………………………………..…… 66
Lampiran 2. Instrumen Penelitian .............................................................. 68
Lampiran 3. Hasil Validasi Gregory Instrumen .......................................... 72
Lampiran 4. Data Uji Coba ......................................................................... 74
Lampiran 5. Transformasi data Uji coba ..................................................... 80
Lampiran 6. Hasil transformasi data uji coba, Validitas dan Reliabilitas ... 90
Lampiran 7. Data Hasil Penelitian .............................................................. 96
Lampiran 8. Output SPSS ...................................................... 102
Lampiran 9. Nilai rata-rata setiap indikator……………………………… 104
Lampiran 10 Surat izin penelitian 108
1
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menelaah peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, dimana tujuan
akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan
manusia dan bangsa. Dengan kata lain dapat dikatakan tingginya kecerdasan
kehidupan manusia dan bangsa Indonesia akan terwujud jika pendidikan
berkualitas. Persoalan kualitas pendidikan selalu menjadi topik yang hangat untuk
dikaji, sebab kualitas pendidikan erat kaitannya dengan masa depan suatu bangsa,
bahkan beberapa penelitian ilmiah dibidang pendidikan berangkat dari persolan
rendahnya mutu pendidikan. Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas
pendidikan, salah satu variabel yang sering menjadi perhatian adalah kinerja guru,
hal tersebut didasari atas suatu pemikiran bahwa guru memiliki peran yang
penting dalam pendidikan, gurulah yang bersentuhan langsung dengan peserta
didik, sehingga diyakini kinerja guru akan berdampak pada mutu peserta didik,
dan pada tahapan selanjutnya akan berdampak pada kualitas pendidikan.
Pentingnya persoalan kinerja guru telah banyak mendorong kalangan
akademisi menuangkannnya dalam kajian ilmiah, salah satu diantaranya adalah
disertasi Mappaenre (2013) yang mengkaji masalah kinerja guru dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh yaitu kepemimpinan super, dan
budaya organisasi, Mappaenre juga berpendapat bahwa salah satu indikator
2
rendahnya kinerja guru dapat dilihat dari rendahnya prestasi atau hasil belajar
peserta didik (Mappaenre 2013:8). Kajian ilmiah yang dilakukan ilmuan tersebut
mengindikasikan bahwa persolan kinerja guru sangatlah perlu mendapat
penekanan dan perhatian. sepanjang waktu, kajian tentang kinerja guru akan
selalu memberi dampak positif dan memberikan manfaat yang signifikan terhadap
kualitas pendidikan.
Berangkat dari kenyataan hasil ujian nasional tahun 2013 dimana
provinsi Sulawesi Barat memiliki peringkat di bawah 10 besar dari provinsi di
Indonesia. Peneliti tertarik mengakaji persoalan tersebut dan menuangkannya
dalam suatu karya ilmiah. Studi pustaka awal yang peneliti lakukan memberikan
informasi, begitu kompleks variabel yang kemungkinan mempengaruhi hasil ujian
nasional tersebut. Meskipun demikian penelitian ini membatasi dan mefokuskan
persolan pada kinerja guru, selanjutnya mengungkap variabel kualitas supervisi
akademik pengawas dan memposisikannya sebagai variabel bebas, serta teknik
pengukuran kualitas yang didasarkan atas persepsi guru.
Logika kausalitas yang menghubungkan variabel kualitas supervisi
akademik pengawas dan variabel kinerja guru didukung oleh beberapa teori,
Imron (2011:8) menyatakan supervisi pembelajaran sebagai serangkaian usaha
bantuan kepada guru. Lebih jauh Sudjana (2012:56) merumuskan tujuan supervisi
kedalam tiga aspek yaitu: (1) Membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalnya, (2) Melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah, (3) Memotivasi guru menggunakan seluruh kemampuannya
dalam melaksanakan pembelajaran.
3
Peran guru dalam usaha peningkatan mutu pendidikan sangatlah penting.
Untuk itu guru dituntut untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Usaha peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan secara
berkesinambungan sebab kualitas pembalajaran bersifat dinamis, pernyataan
tersebut didasarkan atas pernyataan Quisumbing tanpa tahun dalam Mardapi
(2012:3) yang menyatakan kualitas sebagai proses dinamis, yang terus berubah
seiring waktu. Sekalipun guru telah memiliki sejumlah kompetensi, tetap saja di
lapangan guru akan menemui berbagai persoalan dan situasi yang terus berubah,
seperti kurikulum, tuntutan masyarakat. Dalam konteks inilah keberadaan
pengawas sekolah diperlukan, untuk melakukan supervisi akademik
Sudjana (2012) menempatkan peran pengawas sekolah sebagai penjamin
mutu pada tingkat satuan pendidikan. Pendapat Sudjana ini lebih mempertegas
bahwa secara operasional persoalan mutu disekolah adalah tanggung jawab
pengawas. Upaya yang dilakukan pengawas sekolah pada persoalan tersebut
adalah melakukan supervisi yang dimaknai sebagai bantuan profesional kepada
pendidik dan tenaga kependidikan yang diarahkan pada peningkatan kinerjanya.
Salah satu bentuk supervisi yang dilakukan pengawas adalah supervisi akademik,
dimana supervisi akademik berfokus pada penjaminan mutu guru dalam hal
pembelajaran, tidaklah berlebihan jika posisi pengawas sekolah ditempatkan
sebagai gurunya guru. Dengan demikian kualitas supervisi akademik akan sangat
berpengaruh pada kinerja guru yang merupakan “peserta didiknya” pengawas.
Supervisi akademik yang berkualitas adalah supervisi yang sesuai keinginan,
kebutuhan dan melebihi harapan guru. Mengetahui kualitas supervisi akademik
4
akan sangat bermanfaat diantaranya sebagai bahan introspeksi/evaluasi diri bagi
pengawas. Menentukan kualitas supervisi akademik bisa dilakukan dengan
pengukuran yang didasarkan atas persepsi guru hal ini didasarkan pada pandangan
yang menempatkan guru sebagai pelanggan/penerima jasa supervisi akademik.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian
ini masalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas supervisi akademik pengawas dalam aspek bimbingan
pembelajaran berpengaruh terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
di SMA Negeri se-kota Mamuju?
2. Bagaimanakah gambaran kualitas supervisi akademik pengawas dalam aspek
bimbingan pembelajaran kaitannya dengan kinerja guru dalam pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang
telah dirumuskan, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas supervisi akademik pengawas dalam
aspek bimbingan pembelajaran terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di
SMA Negeri se-kota Mamuju.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas supervisi akademik pengawas dalam aspek
pembelajaran kaitannya dengan kinerja guru dalam pembelajaran.
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah keilmuan terkait supervisi akademik dan kinerja guru, juga menjadi
rujukan dilakukannya penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap
permasalahan dalam penelitian ini
Selanjutnya secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Peneliti
Dapat memperluas dan menambah pengalaman serta pengetahuan tentang
penelitian kuantitatif, pengukuran kualitas supervisi akademik, dan kinerja
guru dalam pembelajaran.
2. Pengawas
Dapat dijadikan input untuk para pengawas sekolah agar dapat
meningkatkan atau mencari alternatif lain pada upaya peningkatan kualitas
supervisi akademik yang dilakukan, sehingga kualitas supervisi akademik
akan terus meningkat.
3. Guru
Dapat menjadi bahan instrokpeksi diri, dan sebagai sarana untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki
kualitas kinerjanya dalam pembelajaran.
6
2. BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoretik
1. Kinerja Guru
Istilah Kinerja selalu mengacu pada unjuk kerja dalam melakukan suatu
pekerjaan. Namun demikian beberapa ahli memberi batasan yang berbeda-beda,
jika ditinjau dari aspek etimologis kinerja atau performance berasal dari kata “to
perform” yang berarti menampilkan atau melaksanakan Webster super new school
and office dictionary tanpa tahun dalam Suharsaputra (2010:144). Sementara
Prawirosentono tanpa tahun dalam Bahri (2010:8) memberikan batasan kinerja
sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Sedangkan the scriber-bantam English
dictionary dalam Moeheriono (2012:96) kinerja berasal dari kata “to perform”
dengan beberapa entries yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (2)
memenuhi atau melaksanakan suatu niat atau nazar, (3) melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh
sesorang atau mesin. Kinerja juga dapat diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan
kerja atau hasil unjuk kerja (LAN dalam Rachmawati, 2013: 120). Dengan
mencermati uraian dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan kinerja adalah
perilaku seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Terkait dengan kinerja
7
guru, konsep kinerja guru dapat diartikan sebagai kemampuan yang ditunjukkan
oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya (Rachmawati, 2013:16).
Sejalan dengan ini Sudjana (2012:50) menyatakan Kinerja guru adalah unjuk
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan Suharsaputra
(2010:176) menyatakan kinerja guru hakikatnya adalah perilaku yang dihasilkan
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kinerja guru dapat
dilihat dari aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara pada waktu
melaksakan tugas tersebut.
Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Pasal 20 menegaskan bahwa
tugas/kewajiban guru sebagai antara lain adalah; Merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran. Mencermati undang-undang tersebut, nampak bahwa aspek
pembelajaran merupakan kegiatan utama untuk dilaksanakan guru. Rachmawati
(2013) memberikan indikator penilaian kinerja guru meliputi, (1) rencana
pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran dan (3) penilaian pembelajaran.
Lebih lanjut Rachmawati menjelaskan kompenen perencanaan meliputi
penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sedangkan komponen
pelaksanaan pemelajaran meliputi pengelolaan kelas, penggunaan media dan
sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran dan terakhir adalah komponen
penilaian pembelajaran. sedangkan sagala (2011: 31) jika dilihat dari aspek
pedagogik seorang guru harus mampu berkontribusi terhadap pengembangan
kurikulum terkait mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan silabus,
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), merancang pembelajaran dan
8
manajemen kelas, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar peserta didik
secara otentik, membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misal pelajaran,
kepribadian, bakat, minat, dan mengembangkan professionalisme guru.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja
untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu
antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang
melakukan kegiatan membelajarkan Sudjana (2004:28) sebagaimana dikutip
Siswoyo (2013). Dengan demikian dalam proses pembelajaran peranan guru
sangatlah penting, seorang guru dalam pembelajaran akan sengaja menciptakan
suatu suasana untuk terjadinya proses pembelajaran. Kegiatan guru ini dimulai
dari perencanaan tentang apa dan bagaimana proses pembelajaran, kemudian
melaksanakan pembelajaran dan diakhiri dengan penilaian pembelajaran.
Dari uraian diatas dalam penelitian ini, kinerja guru akan difokuskan pada
aspek pembelajaran, selanjutnya pengertian kinerja guru didefinisikan sebagai
perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran dengan indikator; 1) Menyusun
silabus, 2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 3) Melaksanakan
pembelajaran (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan), 4) Menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran, 5) Mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, 6) Menilai proses
dan hasil pembelajaran, 7) Memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran.
Guna keperluan untuk mengetahui kinerja guru perlu dilakukan
pengukuran yang dimaknai sebagai proses penetapan angka terhadap objek atau
9
fenomena menurut aturan tertentu Stevens tanpa tahun dalam Nasir (1999:154).
Pengukuran kinerja merupakan faktor krusial dalam menilai apakah guru berhasil
menunjukkan kinerjanya. Dengan demikian penilaian kinerja harus dilakukan
dengan jujur, dan objektif. Persoalan kemudian yang muncul adalah siapa yang
harus menilai kinerja guru, agar hasil penilaian benar-benar jujur dan objektif.
Persoalan siapa yang menilai memang meninggalkan sejumlah perdebatan,
(Moeheriono ,2012:147) merangkum beberapa pilihan untuk menentukan siapa
yang menilai, yaitu:
a. Atasan langsung, hampir sebagaian besar perusahaan menggunakan atasan
langsung sebagai penilai kinerja seseorang, tetapi cara ini kurang efektif untuk
perusahaan yang memiliki pegawai yang banyak, hal yang sama juga bisa
dilihat di sekolah, pemilihan atasan langsung dalam hal ini kepala sekolah
sebagai penilai bagi guru, juga memiliki keterbatasan bila jumlah guru di
sekolah sangat banyak, salah satu sebabnya kepala sekolah tidak akan mungkin
selalu berinteraksi atau mengamati kinerja guru.
b. Rekan sekerja, cara ini memilih rekan sekerja guru, pemilihan rekan sekerja
ini dipilih dari guru senior yang biasanya lebih dari satu orang untuk menilai
kinerja guru, cara ini dipandang lebih baik ketimbang cara pertama, meskipun
demikian cara ini juga kurang efektif untuk menilai kinerja guru misalnya
dalam menilai kinerja guru dalam proses pembelajaran di kelas, rekan sekerja
akan sangat memiliki keterbatasan sebab tidaklah mungkin rekan sekerja terus
berada dalam kelas ketika guru melakukan pembelajaran.
10
c. Penilaian oleh siswa, cara ini efektif untuk menilai kinerja guru dalam proses
pembelajaran di kelas, tetapi tidaklah mungkin dapat diterapkan untuk menilai
kinerja dalam perencanaan pembelajaran.
d. Penilai diri sendiri. cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner
tentang aspek-aspek kinerja yang dinilai, banyak pihak yang menyangsikan
objektifitas dan kejujuran penilaian diri sendiri. Beberapa berpendapat bahwa
guru cenderung akan memilih opsi terbaik, meskipun jika dianalisis lebih lanjut
alasan tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab tidaklah mungkin guru akan
memilih opsi terbaik jika memang realitasnya guru tersebut memang tidak
memiliki kinerja yang baik pada opsi tersebut.
Menganalisis tentang siapa yang akan menjadi penilai, menjadi
perdebatan, menariknya jika dikaji masing-masing pilihan akan memiliki
konsekuensi terhadap keterbatasan-keterbatasan yang ada. Cara menilai kinerja
guru yang terbaik adalah dengan memadukan beberapa penilai, kemudian
mengadakan triangulasi data. Tetapi pilihan ini memiliki konsekuensi biaya dan
waktu yang tidak sedikit. Mempertimbangkan beberapa hal tersebut dalam
penelitian ini, penilain kinerja guru menggunakan opsi ke empat yaitu penilain
diri sendiri yaitu guru menilai kinerjanya sendiri dengan memberikan respon
terhadap kuesioner yang diberikan dengan mengunakan skala 1-5.
2. Kualitas Supervisi Akademik
a. Konsep Kualitas
Secara umum dalam masyarakat istilah kualitas menggambarkan sejumlah
keistemawaan produk. Kata kualitas mewakili perasaan puas atas suatu produk,
11
dengan demikian kualitas adalah sesuatu yang diburu oleh setiap orang terhadap
suatu produk. Produk dapat dibagi menjadi tiga yaitu, barang, perangkat
lunak,dan jasa. Namun demikian dalam lingkup akademik para ahli
mendefinisikan kualitas dengan berbagai perpektif, beberapa diantaranya adalah
(Gaspersz, 2003:126) yang memandang kualitas sebagai segala sesuatu yang
bebas dari kekurangan atau kerusakan. Lebih lanjut (Gasperz, 2003:126)
mendefinisikan kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan
atau kebutuhan pelanggan. Sementara (Wibowo, 2012:137) mendefinisikan
kualitas sebagai memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Jika dianalisa,
Gaspersz dan Wibowo memiliki kemiripan dalam memberikan pengertian tentang
kualitas, keduanya menekankan hal sama bahwa kualitas itu beroreintasi pada
pelanggan dengan menekankan aspek sesuai keinginan, memenuhi kebutuhan dan
melebihi harapan pelanggan. Konsep ini memberikan pemahaman bahwa antara
produk dan pelanggan adalah satu kesatuan dimana penentu kualitas suatu produk
adalah pelanggan. Dengan mencermati konsep kualitas yang berorientasi
pelanggan, memberikan gambaran bagaimana mencari jawaban ketika suatu
produk ingin diketahui kualitasnya, tentu yang dilakukan adalah melakukan
pengukuran kepada pelanggan, terkait persepsi mereka tentang produk tersebut
yang ingin diketahui kualitasnya. Salah satu Teknik pengukuran yang dapat
dilakukan adalah memberikan kuesioner kepada pelanggan, kemudian mengolah
data kuesioner menggunakan statistika untuk menjastifikasi kualitas produk
tersebut. Hal menarik pada kasus pengukuran kualitas yang beorientasi pada
pelanggan ini adalah persoalan validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan.
12
Sebab belum ada satu alat ukur/instrumen yang diterima secara internasional,
sebagai contoh misalnya ketika hendak mengukur panjang maka diseluruh dunia
sepakat alat yang digunakan adalah meter. Ahli lain yang juga memiliki
pandangan tentang kualitas dengan menekankan kualitas dari perpektif pelanggan
diantaranya, (Edwar salis,1993:24) sebagaimana dikutip Suhardan (2012:94)
mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang melebihi kepuasan dan keinginan
konsumen, Heizer dan Render tanpa tahun dalam wibowo (2001:171) juga
mendefinikan kualitas sebagai kemampuan produk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dikatakan pula bahwa kualitas secara garis besar beorientasi kepada
memberi kepuasan kepada pelanggan yang menjadi tujuan organisasi (Suhardan,
2012:97). Sementara itu Stephen Murgatroyd dan Collin Morgan (1994:45) dalam
Suhardan (2012: 95) membagi tiga konsep dasar dalam memahami konsep
kualitas yaitu Quality assurance, Contract conformance dan Customer driven.
1) Quality assurance merujuk pada ketentuan berdasarkan standar, dimana
standar ditentukan dan ditetapkan oleh badan ahli. Misalnya kendaraan merk
Toyota dimana standar kualitasnya ditentukan oleh badan ahli Toyota sebelum
produknya dilempar dipasar.
2) Contract conformance mendefinisikan bahwa kualitas harus sesuai dengan
kontrak atau memenuhi kesepakatan bersama, dimana standar kualitasnya
didasarkan atas negoisasi ketika kontrak antara produsen dan konsumen
disepakati. Istilah pertama dan kedua ini hampir sama yang mebedakan hanyalah
pada pihak yang menetapkan standar dari kualitas tersebut.
13
3) Customer driven memandang bahwa kualitas harus memenuhi kebutuhan
pelanggan. Definisi ini menekankan bahwa suatu produk dikatakan berkualitas
jika mampu memenuhi kebutuhan, melebihi harapan dan keinginan konsumen.
Mencermati beberapa Definisi pakar tentang kualitas dapatlah ditarik satu
kesimpulan bahwa kualitas adalah kemampuan produk dalam menyesuaikan
keinginan, memenuhi kebutuhan dan melebihi harapan pelanggan.
Perlu ditekankan pula sangat berbeda antara kualitas barang dengan
kualitas jasa. Perbedaan ini diawali dari perbedaan barang dan jasa. Jika barang
adalah benda yang berwujud yang dapat diraba dirasa dan dinikmati juga dapat
diproduksi secara massal oleh suatu perusahaan dan bisa diperbaiki jika ada
kerusakan, maka jasa merupakan merupakan produk yang tak dapat diraba. Jasa
merupakan sebuah aktivitas pekerjaan yang bersifat pelayanan, dikerjakan untuk
memenuhi kebutuhan dan melebihi harapan orang yang memerlukannya. Jasa
bersifat subjektif dan emosional menyentuh dimensi afeksi seseorang yang
membutuhkannya. Kualitas jasa mengandung perpektif individual, berkontek
dengan waktu dan situasi ketika jasa diberikan. Menurut Sallies (1993) dalam
Suhardan (2012:102) kualitas jasa ditandai oleh; (1) adanya kontak langsung
antara pemberi jasa dan pemakai jasa, (2) waktu merupakan unsur yang sangat
penting dari kualitas jasa, jasa harus diberikan tepat waktu saat dibutuhkan, (3)
jasa tak dapat direnovasi, (4) jasa lebih terfokus pada proses dari pada produk.
Pada konteks supervisi akademik, supervisi akademik adalah bantuan yang
diberikan supervisor kepada guru, dengan tujuan membantu guru meningkatkan
kualitas profesionalnya dalam mengajar (Sagala, 2010:104). Supervisi akademik
14
menyangkut pengembangan kualitas guru, tentu sangat terkait dengan kemampuan
pengawas, guru sebagai objek supervisi akademik dapat ditempatkan sebagai
penerima jasa, atau secara ektrim guru disebut pelanggannya pengawas. Dengan
demikian apabila kualitas adalah kemampuan produk untuk sesuai keinginan,
memenuhi kebutuhan dan melebihi harapan pelanggan, maka kualitas supervisi
akademik adalah kemampuan supervisor dalam memberikan supervisi akademik
yang sesuai keinginan, memenuhi kebutuhan bahkan melebihi harapan guru.
b. Supervisi Akademik
1) Konsep Supervisi Akademik.
Istilah Supervisi akademik telah menjadi kajian menarik sebab supervisi
akademik erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan dewasa ini banyak
pihak yang intens pada persoalan mutu pendidikan. Istilah supervisi diadaptasi
dari bahasa inggris “supervision” yang mengandung makna bantuan professional
dari seorang supervisor kepada seorang atau sekelompok orang yang disupervisi
(Sudjana, 2012:5). Pada konteks ke Indonesiaan supervisor disebut pengawas
dengan tugas utama melakukan supervisi. Dalam dunia pendidikan kita, juga
dikenal istilah supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah dengan tugas
utama melakukan supervisi akademik dan manajerial, kajian ini akan difokuskan
pada konteks supervisi akademik. Konsep supervisi akademik pada umumnya
mengacu pada usaha perbaikan/peningkatan situasi pembelajaran, demikian untuk
sampai pada satu kesimpulan tentang konsep supervisi akademik, akan
dikemukakan beberapa pendapat ahli tentang definisi supervisi akademik,
(Imron, 2011:8) mendefinisikan supervisi akademik sebagai serangkaian usaha
15
bantuan kepada guru. Wiles sebagai mana dikutip Sagala (2010:91) menyatakan
“supervision is an assistance in the development of a better teaching-learning
situation” yaitu supervisi akademik adalah suatu bantuan dalam pengembangan
dan peningkatan situasi pembelajaran yang lebih baik. Sedangkan Sehertian dalam
Sudjana (2012:4) mengartikan supervisi akademik sebagai usaha memberikan
layanan kepada stakeholder pendidikan terutama guru-guru baik secara pribadi
ataupun kelompok dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
menganalisis beberapa pendapat tentang supervisi akademik, sekalipun nampak
berbeda tetapi ada kesamaan mendasar dari konsep yang diutarakan yaitu; bantuan
yang ditujukan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengelola
pembelajaran. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa supervisi akademik adalah
bantuan yang diberikan kepada guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Jika dicermati kata kunci dari definisi diatas adalah peningkatan kualitas
pembelajaran, sehingga fokus dalam supervisi akademik adalah membantu guru
dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran.
2) Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Tujuan sepervisi akademik bukan meyodorkan suatu toeri, tetapi
menganjurkan sesuai kebutuhan dan untuk mengungkap beberapa karakteristik
esensial teori (Sagala, 2010:102), (Imron, 2011:10) menambahkan tujuan
supervisi akademik adalah untuk meningkatkan kemampuan professional guru
dalam meningkatkan proses, hasil belajar mengajar melalui pemberian bantuan
yang terutama bercorak layanan professional kepada guru.
Sehertian dan Mataheru (1981) sebagaimana dikutip Masaong (2012:5)
16
merinci tujuan pembelajaran yaitu :(1) membantu guru memahami tujuan
pembelajaran;(2) membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar; (3) m-
embantu guru menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar; (4) membantu
guru dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik; (5) membantu guru
menggunakan alat-alat, metode dan model mengajar; (6) membantu guru menilai
kemajuan belajar peserta didik dan hasil pekerjaan guru itu sendiri; (7) membantu
guru membina reaksi mental atau moral para guru dalam rangka pertumbuhan
pribadi jabatannya; (8) membantu guru disekolah sehingga mereka merasa
gembira dengan tugas yang diembannya; (9) membantu guru agar lebih mudah
mengadakan menyesuaikan terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan
sumber belajar dari masyarakat; dan (10) membantu guru agar waktu dan tenaga
tercurah sepenuhnya dalam membantu peserta didik belajar dan membina sekolah.
Sementara itu (Sudjana, 2012:56) merumuskan tujuan supervisi kedalam
tiga aspek yaitu:
1. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yakni melaksanakan
pembelajaran yang mendidik, mendidik ditekankan bahwa tugas yang
dibebankan kepada guru bukan hanya semata-mata mengembangkan
kecerdasan intelektual tetapi juga mengembangkan nilai-nilai moral, sosial,
religi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran yang menumbuhkan
kedewasaan intelektual, moral, social, dan emosional
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemantauan dan penilaian
kegiatan proses belajar mengajar disekolah guna mengetahui sejauhmana
17
tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila
peserta didik melakukan aktivitas belajar yang mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta mencapai hasil
belajar yang optimal sehingga peserta didik mempu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan memiliki rasa keingintahuan lebih lanjut.
3. Mendorong/memotivasi guru menggunakan seluruh kemampuannya dalam
melaksanakan pembelajaran, mendorong guru untuk selalu berusaha
meningkatkan kemampuannya, serta mendorong guru agar memiliki
perhatian sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawab profesinya.
Adapun fungsi supervisi akademik adalah menumbuhkan iklim bagi
perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap
guru-guru (Imron, 2011:12). (Masaong, 2012:7) menyatakan fungsi supervisi
akademik adalah untuk memperbaiki situasi pembelajaran melalui bimbingan
kepada guru. Dengan demikian fungsi supervisi akademik adalah memperbaiki
kualitas pembelajaran melalui serangkaian bimbingan peningkatan kemampuan
mengelola pembelajaran.
3) Pengaruh perilaku pengawas terhadap perilaku guru.
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Perilaku dalam supervisi akademik menggambarkan bagaimana
individu supervisor bereakasi, bertindak, merasakan dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran. Alfonso (1981) dalam Masaong (2012:67) menyatakan
bahwa kualitas peserta didik sangat dipengaruhi oleh prilaku guru, sedangkan
perilaku guru dalam pembelajaran akan dipengaruhi oleh perilaku pengawas.
18
Konsep ini didukung oleh Glicman tanpa tahun dalam Masaong (2012:67) yang
menegaskan pengawas sebagai gurunya guru. Konsep yang dikemukakan Glicman
tersebut menunjukkan bahwa guru akan memperoleh sejumlah bimbingan dari
pengawas. dengan demikian persepsi guru terhadap pengawas akan memberikan
dampak terhadap perilaku guru dalam menerima bimbingan dari pengawas.
Hubungan antara pengawas, guru dan peserta didik dapat dilihat dalam gambar
berikut.
Gambar 2.1. Hubungan pengawas, guru dan perserta didik
4) Sasaran Supervisi Akademik
Dengan memaknai Definisi supervisi akademik sebagai bantuan yang
diberikan kepada guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
maka secara tersirat dapat dipahami bahwa yang menjadi sasaran dalam supervisi
akademik adalah guru dalam meningkatkan pembelajaran. Suharsimi (2004)
dalam Suhardan (2010:47) mengidentifikasi sasaran supervisi dalam tiga kategori,
yaitu pembelajaran, pendukung kelancaran pembelajaran dan kelembagaan,
sementara Satori (1997) dalam Suhardan (2010:47) lebih menekankan sasaran
supervisi pada aspek peningkatan kualitas pembelajaran. Lebih lanjut Satori
merinci kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam
hal; (1) kemampuan guru menjabarkan kurikulum kedalam program semester,
(2) kemampuan guru dalam menyusun perencanaan mengajar, (3) kemampuan
melaksanakan kegiatan pembelajaran, (4) kemampuan menilai proses dan hasil
Pengawas Guru Peserta Didik
19
belajar, (5) kemampuan untuk memberi umpan balik secara teratur dan kontinu,
(6) kemampuan membuat dan mengunakan alat bantu mengajar sederhana, (7) ke-
mampuan menggunakan/memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media
pengajaran, (8) kemampuan membimbing dan melayani murid yang mengalami
kesulitan dalam belajar, (9) kemampuan mengatur waktu dan menggunakannya
secara efisien untuk menyelesaikan program-program belajar murid,
(10) kemampuan memberikan pelajaran dengan memperhatikan perbedaan
individual diantara siswa, (11) kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran
serta kegiatan lainnya.
Sudjana dkk (2006:21) menekankan sasaran supervisi akademik pada
aspek bantuan kepada guru, bentuk bantuan berupa bimbingan yang ditujukan
untuk membantu guru dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau
bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan, (3) menilai
proses dan hasil pembelajaran/bimbingan, (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk
peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik
secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik, (6) melayani peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar pada
peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
(9) mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan
atau bimbingan,(10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11) mengembangkan
interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan
dll.) yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi
perbaikan pembelajaran/bimbingan, (13) mengembangkan inovasi pembelajaran/
20
/bimbingan. Sejalan dengan ini Sahertian (2008) mengkalisifikasi bantuan dalam
supervisi akademik dalam empat aspek yakni: (1) merancangkan program
pembelajaran, (2) melaksanakan proses pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil
belajar, dan (4) mengembangkan manajemen kelas.
Bentuk-bentuk bantuan yang seharusnya diberikan pengawas kepada
guru juga tercermin dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
yaitu: (1) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-
prinsip pengembangan KTSP, (2) Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis,
(3) Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis, (4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
yang sejenis, (5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
yang sejenis, (6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi
21
dalam pembelajaran tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaan yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
c. Indikator Pengukuran Kualitas Supervisi Akademik.
Secara umum tujuan supervisi akademik adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan
dengan memberikan bimbingan kepada guru, dengan demikian bimbingan
sebaiknya menyentuh kemampuan guru dalam aspek peningkatan kualitas
pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Alfonso dkk dalam
Sujdana (2012:50) bahwa supervisi akademik adalah sebagai bantuan profesional
pengawas yang harus berdampak langsung pada perilaku guru dalam mengelola
pembelajaran dan berfokus pada tujuan peningkatan kemampuan guru mengelola
pembelajaran. Sebagai konsekuensinya kemampuan pengawas dalam memberikan
bimbingan akan menentukan kualitas supervisi akademik tersebut. Kualitas
supervisi akademik dapat dilihat dari kemampuan pengawas dalam memberikan
bimbingan kepada guru, dimana penelitian ini memfokuskan bimbingan yang
terkait dengan kemampuan guru mengelola pembelajaran, dengan indikator
(1) Membimbing guru dalam menyusun silabus, (2) Membimbing guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (3) Membimbing guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di kelas, laboratorium, dan atau di
lapangan),(4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/meto-
de/teknik pembelajaran,(5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran,
(6) membimbing dalam menilai proses dan hasil pembelajaran, (7) membimbing
22
guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran.
Kualitas supervisi akademik dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran, salah satu cara yang bisa ditempuh dengan menjaring tanggapan guru
melalui angket persepsi. Penggunaan angket persepsi dalam mengetahui kualitas
supervisi akademik pengawas didasarkan atas asumsi bahwa guru dapat
dipandang sebagai objek supervisi atau pengawas sebagai gurunya guru (Masaong
,2012:57), dalam posisi tersebut guru tentu dapat mengamati dan merasakan
berbagai bentuk bimbingan yang diberikan pengawas, teknik pengukuran kualitas
berdasarkan persepsi pelanggan sudah menjadi sesuatu yang umum
penggunaanya, bahkan Gaspersz (2003: 128) menyatakan teknik pengukuran
kualitas berdasarkan persepsi pelanggan sebagai teknik pengukuran kualitas yang
tertinggi.
3. Validitas Isi Gregory
Menurut Ruslan (2009:8) menjelaskan metode statistika untuk
menentukan validitas isi dan reliabilitas menyeluruh dari suatu tes melalui
penilaian pakar. Relevansi kedua pakar secara menyeluruh merupakan validitas isi
Gregory, yaitu berupa koefisien validitas isi. Koefisien valditas isi dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Validitas Isi = DA + B + C + DKeterangan:
A = Sel yang menunjukkan kedua penilai/pakar menyatakan tidak relevanB dan C = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antar penilai/pakar
D = Sel yang menunjukkan kedua penilai/pakar relevan
23
Kriteria suatu butir instrumen dikatakan memenuhi validitas isi apabila
butir instrumen memiliki koefisien validitas isi dengan V > 75% dari skor
maksimum.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Suhapid (2010), “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap
Profesionalisme Guru pada SMK Negeri di Kabupaten Jeneponto”,
Menemukan bahwa ada pengaruh signifikan antara Supervisi Akademik Kepala
Sekolah terhadap Profesionalisme Guru pada SMK Negeri di Kabupaten
Jeneponto.
I Made Gunawan (2010) “Kontribusi Kualitas Supervisi Pengawas
Sekolah Terhadap Kualitas Layanan Guru dalam Pembelajaran Pada SMA Negeri
di Kecamatan Kuta Badung Provinsi Bali”. Menyimpulkan bahwa terdapat
korelasi positif antara variabel kualitas supervisi pengawas sekolah terhadap
kinerja guru
Agus Ruswandi (2011), “Pengaruh supervisi akademik oleh pengawas
sekolah terhadap kinerja guru rintisan sekolah menengah atas bertaraf
internasional di provinsi Lampung”. Hasil penelitian menunujukkan variabel
supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru, penelitian tersebut fokus
pada pendekatan direktif, pendekatan non direktif, dan pendekatan kolaboratif.
24
C. Kerangka Pikir
Supervisi akademik adalah bantuan yang diberikan kepada guru berupa
bimbingan dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang merupakan tugas
utama guru. bantuan yang diberikan berupa bimbingan dalam hal sebagai berikut:
(1) Membimbing guru dalam menyusun silabus, (2) Membimbing guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (3) Membimbing guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di kelas, laboratorium, dan atau di
lapangan),(4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan stra-
tegi/metode/teknik pembelajaran, (5) Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pem-
belajaran,(6) Membimbing dalam menilai proses dan hasil pembelajaran,(7) mem-
bimbing guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran
Adanya bimbingan tersebut, masalah-masalah yang dihadapi guru akan
terselesaikan, serta akan meningkatkan kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran. Konsep supervisi akademik menekankan posisi pengawas sebagai
gurunya guru, dengan demikian kualitas supervisi akan berpengaruh pada
kemampuan guru yang tercermin pada kinerja guru dalam pembelajaran secara
skema kerangka pikir digambarkan pada gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Supervisi akademikdalam aspekbimbingan
pembelajaran
Kinerja guru dalampembelajaran
Pengawas sekolah
Melaksanakan
Meningkatkan
25
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori serta kerangka pikir yang
telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis penelitian dan selanjutnya akan
dibuktikan berdasarkan hasil pengolahan data, hipotesis penelitiannya adalah
“Terdapat pengaruh positif antara kualitas supervisi akademik pengawas
dalam aspek pembelajaran terhadap kinerja guru dalam pembelajaran”
E. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian maka hipotesis statistik dalam peneitian
ini adalah:
H0: β ≤ 0 ;
H1: β > 0
Kriteria: Tolak H0 jika probabilitas signifikansi lebih besar dari taraf
signifikansi (p-sig > α = 0,05)
26
3. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah expost facto, menggunakan metode penelitian
survey, dengan konstelasi hubungan antar variabel penelitian seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 3-1
Gambar 3.1. Konstelasi Hubungan Antar Variabel Penelitian
Keterangan:
X : Kualitas Supervisi Akademik Pengawas SekolahY : Kinerja Guru
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, pada
tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Maret 2014.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA Negeri se-kota
Mamuju dengan populasi sebanyak 131 orang terdiri dari SMAN I sebanyak 49
orang, SMAN II sebanyak 46 orang dan SMAN III sebanyak 36 orang. Untuk
keperluan estimasi parameter, penarikan sampel diambil tingkat presisi sebesar
26
27
90% atau tingkat kesalahan sebesar 10%, besarnya sampel minimal ditentukan
dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2012:49) berikut;
= 1 +Persamaan 3.1. Persamaan Rumus Taro Yamane
Keterangan:
= jumlah sampel minimal
N = Jumlah Populasi
= Tingkat Kesalahan yang ditetapkan
Penerapan Rumus Taro Yamane menghasilkan sampel minimal sebesar
56,7 kemudian sampel minimal dibulatkan menjadi 60, penambahan sampel
sebagai langkah antisipasi jika pada saat pengambilan data terdapat responden
yang berhalangan. Sampel akan dipilih dari guru yang telah mendapat supervisi,
teknik pengambilan sampel yang digunakan stratified proporsional
random sampling. Pengambilan sampel proporsional pada tiap stratum
menggunakan rumus berikut:
=Persamaan 3.2 Rumus Pengambilan sampel Proporsional berstrata
Keterangan:
= Jumlah sampel menurut stratum
= Jumlah Populasi Menurut Stratum
= Jumlah Populasi Seluruhnya
= Jumlah sampel minimal yang telah ditetapkan
Rincian jumlah sampel setiap stratum di tunjukkan pada tabel berikut
28
Tabel 3.1 Rincian jumah sampel yang digunakan
Sekolah Ni % ni
SMAN 1 Mamuju 49 0,46 23
SMAN II Mamuju 46 0,46 21
SMAN III Mamuju 36 0,46 16
Jumlah 60
D. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas supervisi akademik pengawas
dalam aspek bimbingan pembelajaran yang dianggap sebagai variabel bebas dan
kinerja guru dalam pembelajaran sebagai variabel tak bebasnya
2. Definisi konseptual variabel penelitian
Definisi konseptual masing-masing variabel diuraikan sebagai berikut
a. Kinerja guru adalah perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kualitas supervisi akademik pengawas adalah kemampuan supervisor dalam
memberikan bantuan kepada guru berupa bimbingan dalam peningkatan
pembelajaran yang sesuai keinginan memenuhi kebutuhan bahkan melebihi
harapan guru.
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Kinerja guru adalah tanggapan guru mengenai perilakunya dalam
pembelajaran dengan indikator; 1) Menyusun silabus, 2) Menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), 3) Melaksanakan pembelajaran (di kelas,
29
laboratorium,dan atau di lapangan), 4) Menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran, 5) Mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, 6) Menilai proses dan hasil
pembelajaran, 7) Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran,
yang diukur melalui instrumen berbentuk kuesioner dengan rentang skor
1-5. Perolehan skor berdasarkan persepsi subjektif guru mengenai perilaku
guru dalam pembelajaran
b. Kualitas supervisi akademik pengawas adalah skor tanggapan guru terhadap
kemampuan pengawas dalam memberikan bimbingan dalam pembelajaran
yang sesuai keinginan, memenuhi kebutuhan bahkan melebihi harapan guru
yang dapat dilihat, dirasakan berdasarkan bagaimana pengawas melakukan
kegiatan berikut; (1) Membimbing guru dalam menyusun silabus, (2) Mem-
bimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
(3) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan), (4) Membimbing guru dalam
memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran, (5) Mem-
bimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, (6) mem-
bimbing dalam menilai proses dan hasil pembelajaran, (7) Membimbing
guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, yang
dapat diukur melalui instrumen berbentuk kuesioner dengan rentang
skor 1-5.
30
E. Instrumen Penelitian
1 Jenis instrumen penelitian
Jenis instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes yang berupa
kuesioner menggunakan skala likert, dengan lima kategori selalu, sering, kadang-
kadang, jarang, tidak pernah.
2 Pengembangan Instrumen Penelitian
Intrumen yang dikembangkan adalah instrumen kualitas supervisi
akademik pengawas dan instrumen kinerja guru. Pengembangan intrumen dalam
penelitian ini dikembangkan dengan tahapan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahapan pengembangan Instrumen Penelitian
Berikut diberikan penjelasan diagram alir tahapan pengembangan
instrumen gambar 3.2 tersebut. Berawal dari variabel penelitian, peneliti
Variabel Telaah Teori Defenisi Konstruk
Kisi-kisi InstrumenMembuat ButirValidasi isi Gregory
Mengolah HasilValidasi
Uji CobaInstrument
Analis Validitas danReliabilitas hasil uji coba
Transformasi SkalaInstrumen
Distribusi Butirinstrumen
InstrumenSiap
digunakan.
31
mengakaji teori terkait variabel-variabel penelitian untuk kemudian merumuskan
suatu Definisi konstruk dari variabel penelitian, definisi konstruk adalah suatu
konsep yang sengaja diciptakan untuk maksud ilmiah yang khusus Kerlinger
(2006:48). Langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan
konstruk, dimensi dan indikator variabel penelitian. Setiap indikator
dikembangkan menjadi butir-butir instrumen sehingga terbentuklah suatu
instrumen, intrumen ini kemudian di validasi secara teoritik, validasi teoritik
dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap butir benar-benar merupakan
representasi subtansial dari indikator (Kerlinger, 2006:731). Untuk keperluan
validasi isi digunakan validitas isi Gregory sebagaimana dibahas oleh
(Ruslan, 2009:18), setelah proses validasi isi selesai maka instrumen diuji
cobakan dilapangan, berikutnya hasil uji coba dilapangan peneliti memperoleh
sekumpulan data yang berskala ordinal hal ini disebabkan skala yang digunakan
adalah skala likert, untuk itu sebelum data dianalisis lebih lanjut maka perlu
dilakukan transformasi skala dari ordinal menjadi skala interval (Sappaile, 2007)
Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis validitas untuk menentukan butir-
butir yang valid dan tidak valid dengan menggunakan bantuan program microsoft
exel. Akhirnya dilakukan perhitungan reliabilitas instrumen terhadap butir yang
valid
F. Teknik Pengumpulan Data
Penjaringan data dilakukan dengan menggunakan instrumen nontes dalam
bentuk kuesioner pertanyaan tertutup. Metode pemberiannya adalah tatap muka.
32
G. TeknikAnalisis Data
Untuk keperluan penelitian ini analis data yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Analisis Butir Instrumen
Analisis butir instrumen dilakukan pada tahap pengembangan Instrumen
Penelitian, untuk menelaah butir-butir instrumen. Dengan mengunakan bantuan
program Microsoft office exel akan diperoleh nilai r hitung (r yang dimaksud
adalah korelasi product momen pearson). Selanjutnya penentuan butir valid tidak
valid dilakukan dengan kriteria “jika rhitung > rtabel dengan taraf sigifikansi
α = 0,05 maka butir dinyatakan memiliki korelasi signifikan dengan skor total tes,
dan butir dinyatakan valid. Selebihnya butir dikatakan tidak valid. Selanjutnya
butir valid akan dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan koefisien alfa
croncbach , yang secara toeritik rumusnya adalah:
= − 1 (1 − ∑ )Persamaan 3.3 Persamaan koefisien alfa cronbach
Dengan;= koefisien reliabilitas alfa
= banyaknya butir
= Varian skor butir
= Varian skor total ……….. Naga (1992:148)
2. Analisis Deskreptif Kualitatif
Analisis Deskreptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuadran, metode tersebut digunakan untuk menggambarkan persepsi guru
33
terhadap kualitas supervisi akademik kaitannya dengan kinerja guru. Dalam suatu
diagram dengan Sembilan kuadran.
Gambar 3.3 Analisis Kuadran
Kesembilan kuadran yang terdapat pada diagram ini memberikan
informasi setiap atribut/butir-butir, masing-masing kuadran memberikan informasi
sebagai berikut;
Tabel 3.2 Informasi setiap kuadran
a. Kuadran 1 Persepsi guru terhadap kualitas supervisi akademik berada pada
kategori tinggi namun kinerja guru rendah
b Kuadran 2 Guru mempersepsikan atribut-atribut kualitas supervisi
akademik pada kategori tinggi, meskipun demikian atribut–
atribut kinerja guru masih berada pada kategori sedang
KUADRAN 1 KUADRAN 2 KUADRAN 3
KUADRAN 4 KUADRAN 5 KUADRAN 6
KUADRAN 7 KUADRAN 8 KUADRAN 9
Kualitas supervise akademik guru
Tinggi
sedang
rendah
Tinggisedangrendah
Kin
erja
Gur
u
34
c Kuadran 3 Persepsi guru terhadap kualitas supervisi akademik berada pada
kategori tinggi dan kinerja guru berada pada kategori tinggi.
d Kuadran 4 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori sedang dan kinerja guru berada
pada ketegori rendah.
e Kuadran 5 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori sedang dan kinerja guru berada
pada ketegori sedang.
f Kuadran 6 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori sedang dan kinerja guru berada
pada ketegori tinggi.
g Kuadran 7 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori rendah dan kinerja guru berada
pada ketegori rendah
h Kuadran 8 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori rendah dan kinerja guru berada
pada ketegori sedang.
i Kuadran 9 Persepsi guru terhadap atribut-atribut kualitas supervisi
akademik berada pada kategori rendah dan kinerja guru berada
pada ketegori tinggi.
Proses analisis Deskreptif dimulai dengan membuat diagram kartesius,
dengan sumbu y sebagai variabel persepsi guru terhadap kualitas supervisi
akademik dan sumbu x sebagai variabel kinerja guru, kemudian membagi masing-
masing sumbu dibagi menjadi 3 kategori (tinggi, sedang, rendah). Pengkategorian
menggunakan teknik kategorisasi jenjang berdasar model distribusi normal
(Azwar, 2010:106).
35
1. Kategorisasi untuk persepsi kualitas supervisi akademik
Tabel 3.3. Kategorisasi Persepsi Kualitas Supervisi Akademik
Rentang Kategori
X < µ - (1,0*σ) Persepsi Kualitas Rendah
µ - (1,0*σ) ≤ X < µ + (1,0*σ) Persepsi Kualitas Sedang
X ≥ µ + (1,0*σ) Persepsi Kualitas Tinggi
Sumber: Azwar, (2010:106).
Keterangan:
X = Skor rerata butir Persepsi kualitas supervisi akademik
µ = Mean teoritis
σ = Nilai tiap satuan deviasi standar.
Dengan:
µ = ( + )σ = ( − )
2. Kategorisasi kinerja guru
Tabel 3.4. Kategorisasi Kinerja Guru
Rentang Kategori
Y < µ - (1,0*σ) Kinerja Rendah
µ - (1,0*σ) ≤ Y < µ + (1,0*σ) Kinerja Sedang
Y ≥ µ + (1,0*σ) Kinerja Tinggi
Sumber: Azwar, (2010:106)
Keterangan:
Y = Skor rerata butir Kinerja guru
µ = Mean teoritis
σ = Nilai tiap satuan deviasi standar.
Dengan:
µ = ( + )σ = ( − )
36
Langkah berikutnya setelah selesai membagi masing-masing sumbu
menjadi tiga bagian kategori, adalah memasukkan skor rerata butir kedalam
diagram kartesius dengan menggunakan rumus berikut;
= ∑ dan = ∑Persamaan 3.4 Rumus rerata skor butir
Dimana;
= Skor rerata butir persepsi kualitas supervisi akademik= Skor rerata butir kinerja guru
n = Jumlah responden.
3. Analisis inferensial
Analisis ini bertujuan untuk mengambil suatu justifikasi terhadap populasi
berdasarkan data sampel, dalam penelitian ini pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tak bebas akan dijelaskan dengan menggunakan model regresi sebagai
mana ditulis oleh Tiro (2010:64) yaitu: y = β0 + β1x + ε
dengan; y = nilai variabel tak bebas
x = nilai variabel bebas
ε = komponen kesalahan acak
β1 = koefisien regresi
β0 = penggalan y dari garis regresi
jika pola bentuk hubungan antara variabel tak bebas y dan bebas x linear
didukung diagram pencar-nya, maka berdasarkan data bersangkutan dapat
37
ditentukan fungsi regresi yang disebut regresi linear sederhana berikut; ̇=b0+ b1x
Untuk dapat mengunakan analisis regresi sederhana harus dipenuhi
sejumlah asumsi yang biasa dikenal dengan uji prasarat analisis. Berikut uji
prasayarat yang harus dipenuhi (1) uji normalitas (2) uji linearitas. Analisis
inferensial akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) 20 for windows
38
4. BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini mengemukakan beberapa hasil analisis, yaitu analisis butir
instrumen, uji prasyarat analisis meliputi, uji normalitas, uji linearitas, uji
homogoenitas, analisis regresi sederhana dan analisis Deskreptif dalam bentuk
kuadran. Dalam penelitian ini menggunakan data primer, yang pengambilan
datanya dilakukan dengan melakukan survei terhadap 60 orang guru yang sudah
pernah mendapatkan bimbingan supervisi akademik baik kelompok maupun
perorangan.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Butir instrumen
Analisis intrumen dilakukan dalam rangka mengembangkan intrumen
kualitas supervisi akademik dan instrumen kinerja guru dalam pembelajaran,
analisis ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel.
Rangkuman hasil analisis intrumen yang disajikan dalam tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1. Hasil Analisis Butir Instrumen Penelitian
Instrumen
Kualitas supervisi akademik Kinerja guru
Koefisien validitas Gregory 0,95 0,86
MSI 21 layak 21 layak
Validitas 21 butir valid 20 butir valid
Reliabilitas 0,93 0,83
Sumber: Data primer yang diolah, tahun 2014
38
39
Berdasar tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa hasil analisis validitas
Gregory yang merupakan salah satu teknik validitasi teoritik, untuk variabel
kualitas supervisi akademik diperoleh koefisien validitas 0,95 dan untuk variabel
kinerja guru sebesar 0,86. Sehingga intrumen kualitas supervisi akademik dan
instrumen kinerja guru layak untuk digunakan hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh (Ruslan,2009) yang mensyaratkan nilai validitas > 0,75. Hasil
analisis validitas empirik diawali dengan menerapkan metode MSI, dari tabel 4.1
diperoleh informasi 21 butir instrumen kualitas supervisi akademik layak
digunakan dan dilakukan analisis validitasnya (Sappaile, 2007). Begitu juga
diperoleh 21 butir layak variabel kinerja guru dalam pembelajaran. kedua puluh
satu butir instrumen kualitas supervisi akademik dan kinerja guru dalam
pembelajaran selanjutnya dianalisis valid dan tidaknya dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r tabel, dan diperoleh hasil 21 butir valid dengan reliabilitas
sebesar 0,93 untuk variabel kualitas supervisi akademik sedangkan untuk variabel
kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh 20 butir valid dengan reliabilitas
sebesar 0,83.
Berdasarkan hasil analisis instrumen baik analisis validitas teoritik
meupun empirik seperti diuraikan tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan
intrumen kualitas supervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran dan
instrumen kinerja guru dapat digunakan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelas
hasil-hasil analisis butir instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 (halaman 65),
lampiran 4 (halaman 73) dan lampiran 5 ( halaman 85).
40
2. Uji Prasyarat Analisis
a) Uji normalitas
Uji normalitas tidak dilakukan hal ini didasarkan atas pendapat
(Agung,2006: 84) yang menyatakan asumsi distribusi normal suku kesalahan
random tidak harus diuji dengan alasan kebenaran asumsi normal, terlebih untuk
distribusi multi normal, tidak mungkin ditunjukkan oleh suatu himpunan
nilai/skor berdasarkan hanya sebuah sampel. Selanjutnya (Agung,1998:281) juga
menyatakan berdasarkan toerema limit sentral, maka secara umum dapat diterima
bahwa ststistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk observasi yang cukup
besar. Sejalan dengan ini (Tiro, 2008: 213) menyatakan pengertian cukup besar
dalam praktik digunakan n ≥ 30. Dengan demikian untuk ukuran sampel diatas 30
kebenaran teorema limit sentral dapat digunakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut pada penelitian ini tidak
dilakukan uji normalitas sebab sampel yang digunakan adalah sebesar 60.
41
b) Diagram pencar
Tampilan diagram pencar menunjukkan pola hubungan antara variabel
membentuk garis lurus, berikut beberapa arti dari diagram pencar diatas,
1. Variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru dalam regresi memiliki
hubungan yang cukup dekat, hal ini dilihat dari titik pada diagram pencar
terletak saling berdekatan dengan garis yang bisa ditarik melalui titik-titik
tersebut.
2. Variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru memiliki hubungan
positif karena titik-titik pada diagram pencar menunjukkan gejala dari kiri ke
kanan atas.
3. Variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru memiliki korelasi yang
linear, sebab titik-titik pada diagram pencar menujukkan gejala garis lurus.
c) Uji Linearitas
Hipotesis yang akan diuji adalah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 20 40 60 80 100
42
H0 : pola hubungan antara variabel adalah tidak linear
H1: pola hubungan antara variabel adalah linear
Dengan kriteria tolak H0 jika probabilitas signifikasi (p) > α
Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 93 ).
Tabel 4.2 berikut akan menyajikan rangkuman hasil analisis uji linearitas;
Tabel 4.2 Rangkuman hasil uji linearitas
Kinerja guru dan kualitas supervisi akademik pengawas sekolah
Deviation from Linearity
F sig
1,356 0,215
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Memperhatikan tabel 4.2 diperoleh informasi nilai p = 0,215 dengan
menggunakan taraf signifikansi α sebesar 5% (0,05) diperoleh kesimpulan bahwa
p > α (0,215 > 0,05) yang berarti H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan
data yang dipakai mendukung kebenaran asumsi linearitas antara variabel yang
diteliti.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian akan dikemukakan dengan memperhatikan
hasil analisis statitik regresi linear sederhana.
Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh dengan bantuan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) 20 for windows .Untuk melihat
hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 93 ). Hasil
analisis dirangkum dan disajikan pada tabel 4.3 berikut
43
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
ModelR R square t Sig.
(Constant) Kualitas_Supervisi
58.567 0.2420.378a 0.143 3.106 0.003
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
a) Pembentukan persaman regresi linear sederhana
Berdasarkan rangkuman hasil analisis pada tabel 4.3 dapat disusun
persamaan regresi sebagai berikut;̇ = 58,567 + 0,242Persamaan 4.1 Persamaan regresi linear sederhana
Persamaan 4.1 memberikan informasi nilai intersep/constant sebesar
58,567. Dimana secara statistika nilai ini diartikan sebagai nilai rata-rata pada
variabel kualitas supervisi akademik (Y) pada saat variabel kinerja guru (X)
bernilai 0. Persamaan 4.1 juga memberikan informasi bahwa kenyataannya
kualitas supervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. hal ini ditunjukkan
dengan nilai slope/koefisien X sebesar 0,242. Dengan menggunakan
persamaan 4.1 secara matematis pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap
kinerja guru diberikan sebagai berikut:
- Jika kualitas supervisi akademik tetap (X = 0) maka kinerja guru sebesar
58,567 satuan
- Jika kualitas supervisi akademik meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka
kinerja guru akan meningkat sebesar 0,242 menjadi 58, 591
44
Uraian diatas memberikan suatu pengertian bahwa semakin baik kualitas
supervisi akademik pengawas sekolah maka akan semakin baik pula kinerja guru.
b) Koefisien determinasi dan korelasi
Koefisen determinasi R2 menunjukkan proporsi variasi total dari variabel
independen Y yang dapat dijelaskan dengan memakai X sebagai variabel
independen (Agung, 1998:77). Dengan demikian koefisien determinasi R2= 0,143
(sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3) mengandung pengertian 14,3% variasi
total variabel kinerja guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan/ditentukan dengan
memakai variabel kualitas supervisi akademik dalam aspek bimbingan
pembelajaran melalui persamaan regresi ̇ = 58,567 + 0,242 .
Tabel 4.3 juga memberikan informasi nilai korelasi R = 0,378. Nilai R
positif menunjukkan bahwa hubungan antara kualitas supervisi akademik
pengawas dalam aspek pembelajaran dengan kinerja guru dalam pembelajaran
adalah positif.
c) Pengujian Signifikansi koefisien regresi linear dengan uji t
Untuk mengetahui apakah variabel independen kualitas supervisi
akademik pengawas sekolah memiliki pengaruh terhadap kinerja guru akan
digunakan tabel 4.3 sebagai acuan. Tabel tersebut menunjukkan statistik uji t
yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hipotesis yang akan diuji adalah
45
H0: β ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas supervisi akademik
pengawas dalam aspek bimbingan pembelajaran (X) terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran (Y).
H1: β > 0 : Terdapat pengaruh positif antara kualitas supervisi akademik
pengawas dalam aspek bimbingan pembelajaran (X) terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran (Y).
Sebagaimana ditunjukkan pada tebel 4.3 diperoleh nilai thitung pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 3,106 dengan nilai p = 0,003 < α =0,05. Ini berarti bahwa
hipotesis H0 di tolak dan H1 diterima, demikian menunjukkan bahwa variabel
kualitas supervisi akademik pengawas dalam aspek bimbingan pembelajaran
berpengaruh positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
4. Analisis Deskreptif
Analisis deskreptif ini akan menguraikan data primer hasil penelitian yang
meliputi variabel kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dalam aspek
bimbingan pembelajaran yang dipersepsikan oleh guru, serta variabel kinerja guru
dalam pembelajaran, hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 8 (halaman 93).
Demikian akan disajikan rangkuman statistik despriptif kedua variabel tersebut.
Tabel 4.4 Rangkuman Statistik Deskreptif
Variabel mean std.dev min max range N
Kualitas supervisi akademik 2,73 0,58 1,69 3,75 2,06 60
Kinerja Guru 3,62 0,39 2,87 4,60 1,73 60
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
46
Berikut akan dideskrepsikan masing-masing variabel yang diteliti;
1. Deskrepsi data kualitas supervisi akademik pengawas sekolah
Memperhatikan tabel 4.4 ditunjukkan bahwa variabel kualitas supervisi
akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran berdasarkan persepsi guru,
diperoleh nilai rata-rata 2,73 dengan penyebaran yang cenderung homogen, hal
tersebut dilihat dengan nilai standar deviasi 0,58 artinya data mengumpul disekitar
rata-rata, range sebesar 2,06 juga mempertegas kedudukan data yang tidak terlalu
menyimpang dengan nilai rata-ratanya. Jika data hasil penelitian disajikan dalam
tabel distribusi dengan tiga, dengan menggunakan pengkategorisasian sebagai
mana dibahas oleh (Azwar, 2010), untuk varibel kualitas supervisi akademik skor
butir minimal adalah 1 dan skor butir maksimal adalah 5, dengan demikian
diperoleh mean teoritis µ= (1 + 5) = 3 dan nilai tiap satuan deviasi standar
σ = (1 − 5) = 0,7 . Nilai–nilai tersebut di subtitusikan pada tabel 3.3 BAB 3
(halaman 36) diperoleh hasil-hasil berikut;
Tabel 4.5 Hasil perhitungan kategorisasi kualitas supervisi akademik
Rentang Kategori
X < 3 - (1,0*0,7) X < 2,3 Kualitas Rendah
3 - (1,0*0,7) ≤ X < 3 + (1,0*0,7) 2,3≤ X <3,7 Kualitas Sedang
X ≥ 3 + (1,0*0,7) X ≥ 3,7 Kualitas Tinggi
Jika tabel 4.5 digunakan untuk menyajikan data hasil penelitian dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi akan diperoleh tabel distribusi frekuensi berikut:
47
Tabel 4.6 Distribusi Persentase Kualitas Supervisi Akademik PengawasSekolah Berdasarkan Persepsi Guru di Kota Mamuju, 2014.
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Rendah X < 2,3 19 31,67 %
Sedang 2,3 ≤ X < 3,7 40 66,67 %
Tinggi X ≥ 3,7 1 1,67 %
Jumlah 60 100,00 %
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Memperhatikan tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa persepsi guru
terhadap kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dalam aspek
pembelajaran cukup beragam, 19 orang guru dari 60 orang guru atau 31,67 persen
orang guru mempersepsikan kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dikota
Mamuju berada pada kategori rendah, 40 orang guru atau 66,67 persen
menyatakan kualitas supervisi akademik pengawas sekolah berada pada kategori
sedang, sedangkan 1 orang atau 1,67 persen menyatakan kualitas supervisi
akademik pengawas sekolah dalam aspek pembelajaran berada pada kategori baik.
Dengan demikian secara empirik dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini
persentase terbesar yaitu 66,67 persen menyatakan bahwa kualitas supervisi
akademik pengawas sekolah dalam aspek pembelajaran dikota Mamuju berada
pada kategori sedang.
2. Deskrepsi data kinerja guru dalam pembelajaran
Tabel 4.4 memberikan informasi tentang variabel kinerja guru dalam
pembelajaran, dari hasil analisis diperoleh nilai rata-rata 3,62 dengan standar
48
deviasi 0,39 menunjukkan penyebaran data relatif berkumpul dekat dengan nilai
rata-ratanya. Hal tersebut diperkuat dengan range 1,73 yang menunjukkan jarak
skor maksimum dan minimum responden. Jika data hasil penelitian disajikan
dalam tabel distribusi dengan tiga kategori dengan menggunakan
pengkategorisasian sebagai mana dibahas oleh (Azwar, 2010), untuk varibel
kinerja guru skor butir minimal adalah 1 dan skor butir maksimal adalah 5,
dengan demikian diperoleh mean teoritis µ= (1 + 5) = 3 dan nilai tiap satuan
deviasi standar σ = (1 − 5) = 0,7 . Nilai–nilai tersebut di subtitusikan pada
tabel 3.4 BAB 3 (halaman 36) diperoleh hasil-hasil berikut;
Tabel 4.7 Hasil perhitungan kategorisasi kinerja guru
Rentang Kategori
X < 3 - (1,0*0,7) X < 2,3 Kinerja Rendah
3 - (1,0*0,7) ≤ X < 3 + (1,0*0,7) 2,3≤ X <3,7 Kinerja Sedang
X ≥ 3 + (1,0*0,7) X ≥ 3,7 Kinerja Tinggi
Jika tabel 4.7 digunakan untuk menyajikan data hasil penelitian dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi akan diperoleh tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Persentase Kinerja Guru Dalam Pembelajaran diKota Mamuju, 2014
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Rendah X < 2,3 0 0%
Sedang 2,3 ≤ X < 3,7 35 58,33%
Tinggi X ≥ 3,7 25 41,67%
Jumlah 60 100,00%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
49
Rendah Sedang Tinggi
0%
58.33%
41.67%
Jika disajikan dalam bentuk histogram akan nampak seperti di bawah ini
Gambar 4.1 Diagram batang Persentase kinerja guru dalam Pembelajarandi Kota Mamuju, 2014.
Memperhatikan tabel 4.8 dan gambar 4.1 diperoleh informasi bahwa
kinerja guru dalam aspek pembelajaran dari 60 orang guru yang kebetulan terpilih
sebagai responden, 25 guru atau 41,67 persen memiliki kinerja tinggi, 35 guru
atau 58,33 persen guru memiliki kinerja sedang, dan tidak ada satupun guru yang
memiliki kinerja rendah. Dengan demikian secara empirik dapat dikatakan bahwa
pada penelitian ini sebagian besar kinerja guru dalam pembelajaran berada pada
kategori sedang dengan persentase 58,33 persen.
3. Deskrepsi data persepsi guru terhadap kualitas supervisi akademik dalam aspek
pembelajaran kaitannya dengan kinerja guru dalam pembelajaran.
Deskripsi ini akan membahas asosiasi kedua variabel yang akan dianalisis
dengan sistem kuadran sebagai mana dibahas pada BAB 3 gambar 3.3, dengan
fokus deskripsi pada asosiasi antara indikator kedua variabel dimaksud. Berikut
akan disajikan rangkuman nilai rata-rata data hasil penelitian untuk setiap
50
indikator variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru.
Tabel 4.9 Rangkuman nilai rata-rata data hasil penelitian setiap indikator kualitassupervisi akademik pengawas sekolah di kota Mamuju, 2014.
No. Indikator kualitas supervisi akademik Rataan NilaiSkor ideal
1. Membimbing guru dalam menyusun silabus. 3,1425 4,7171
2. Membimbing guru dalam menyusun RPP. 2,9703 4,6504
3. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran (di kelas, laboratorium, dan ataudi lapangan). 2,8544 4,5421
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakanstrategi/metode/teknik pembelajaran. 2,7926 4,7053
5. Membimbing guru dalam mengelola, merawat,mengembangkan dan menggunakan mediapendidikan dan fasilitas pembelajaran. 2,4596 4,8068
6. Membimbing dalam menilai proses dan hasilpembelajaran. 2,8015 4,6254
7. Membimbing guru untuk memanfaatkan teknologiInformasi dalam pembelajaran. 2,0787 4,5498
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.10 Rangkuman nilai rata-rata data hasil penelitian setiap indikator kinerjaguru dalam pembelajaran di kota Mamuju, 2014.
No. Indikator kinerja guru dalam pembelajaran Rataan NilaiSkor Ideal
1. Menyusun silabus. 4,0446 4,9736
2 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4,1406 4,7682
3 Melaksanakan pembelajaran (di kelas, laboratorium, 4,0766 4,8031dan atau di lapangan).
4 Menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran. 3,6592 4,7181
5 Mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan 3,2856 5,0061media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
6 Menilai proses dan hasil pembelajaran. 3,5953 4,7043
7 Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran. 2,0673 4,6679
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
51
A1
A2A3
A4
A5
A6
A7
1.01.21.41.61.82.02.22.42.62.83.03.23.43.63.84.04.24.44.64.85.0
1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.2 4.4 4.6 4.8 5.0
RENDAH SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANGRENDAH
KINERJA
gURU
KUALITAS SUPERVISI AKADEMIK
Tabel 4.9 dan 4.10 memberikan informasi nilai rata-rata setiap indikator
dari variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru, selanjutnya nilai-nilai
rata-rata dari kedua variabel tersebut akan diplot dan disajikan dalam suatu
diagram berikut.
.
Gambar 4.2 Analisis kuadran kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dankinerja guru dalam pembelajaran di kota Mamuju, 2014
Pemaknaan simbolisasi dalam analisis kuadran gambar 4.2 dijelaskan
dalam tabel 4.10 berikut;
Tabel 4.11 Makna simbol asosiasi setiap indikator variabel penelitian
Simbol Makna
A1 Asosiasi antara indikator 1 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
A2 Asosiasi antara indikator 2 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
A3 Asosiasi antara indikator 3 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
A4 Asosiasi antara indikator 4 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
52
A5 Asosiasi antara indikator 5 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
A6 Asosiasi antara indikator 6 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
A7 Asosiasi antara indikator 7 kualitas supervisi akademik dan kinerja guru
Gambar 4.2 memperlihatkan asosiasi antara indikator variabel kualitas
supervisi akademik pengawas sekolah dalam aspek bimbingan pembelajaran
berdasar persepsi guru dengan indikator kinerja guru dalam pembelajaran, dengan
mengacu pada tabel 4.11 dan memperhatikan hasil yang disajikan dalam gambar
4.2, diperoleh informasi sebagai berikut;
1. A1 berada pada kuadran 2, menunjukkan indikator kualitas supervisi akademik
dalam hal membimbing guru dalam menyusun silabus berada pada kategori
sedang, meskipun demikian kinerja guru dalam menyusun silabus berada pada
kategori tinggi.
2. A2 berada pada kuadran 2, memberikan informasi bahwa indikator kualitas
supervisi akademik dalam hal membimbing guru dalam menyusun RPP berada
pada kategori sedang, sedangkan kinerja guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berada pada kategori tinggi,
3. A3 berada pada kuadran 2, menunjukkan kualitas supervisi akademik dalam
indikator membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) berada pada kategori sedang,
sedangkan kinerja guru pada indikator melaksanakan pembelajaran (dikelas
laboratorium dan atau dilapangan) berada pada kategori tinggi.
53
4. A4 berada pada kuadran 5, menunjukkan kualitas supervisi akademik pada
indikator membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran berada pada kategori sedang, sedangkan
kinerja guru dalam indikator menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran berada pada kategori sedang,
5. A5 berada pada kuadran 5 menunjukkan kualitas supervisi akademik pada
indikator membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran berada pada
kategori sedang dan kinerja guru pada indikator mengelola, merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas
pembelajaran berada pada kategori sedang.
6. A6 berada pada kuadran 5, yang berarti kualitas supervisi akademik pada
indikator membimbing dalam menilai proses dan hasil pembelajaran berada
pada kategori sedang dan kinerja guru pada indikator menilai proses dan hasil
pembelajaran berada pada kategori sedang.
7. A7 berada pada kuadran 7, menunjukkan kinerja guru pada indikator
memanfaatkan teknologi informasi berada pada kategori rendah dan kualitas
supervisi untuk indikator membimbing guru memanfaatkan teknologi
informasi dalam pembelajaran juga berada pada kategori rendah.
B. Pembahasan Hasil Penelitian.
1. Pengembangan instrumen
Hasil analisis validitas Gregory yang merupakan salah satu teknik
54
validitasi teoritik, untuk variabel kualitas supervisi akademik diperoleh koefisien
validitas 0,95 dan untuk variabel kinerja guru sebesar 0,86. Sehingga intrumen
kualitas supervisi akademik dan instrumen kinerja guru layak untuk digunakan hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ruslan (2009) yang mensyaratkan nilai
validitas > 0,75. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis validitas empirik,
diawali dengan menerapkan metode MSI (methode successive interval), suatu
metode yang digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi interval, dari
analisis MSI diperoleh dua puluh satu butir instrumen kualitas supervisi akademik
layak digunakan dan dan dua puluh satu butir layak untuk variabel kinerja guru
dalam pembelajaran. dengan demikian kedua intrumen tersebut dapat di analisis
lebih lanjut, yaitu dilakukan analisis validitas dan reliabilitasnya. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Sappaile (2007) bahwa suatu skor ordinal dapat dapat
dijumlahkan apabila skor ordinal tersebut telah diubah menjadi skor interval,
Analisis MSI tersebut menjamin bahwa skor ordinal telah ditransformasi menjadi
interval. Suryabrata (2000) dalam Sappaile (2007) juga menegaskan untuk dapat
diolah dengan statitik parametrik maka data harus berskala interval. Hasil analisis
validitas butir dan reliabilitas intrumen, diperoleh hasil 21 butir valid dengan
reliabilitas sebesar 0,93 untuk variabel kualitas supervisi akademik sedangkan
untuk variabel kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh 20 butir valid dengan
reliabilitas sebesar 0,83, kriteria valid dan tidaknya suatu butir instrumen
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sappaile (2005) yang menyatakan, butir valid jika
koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total tes (r hitung) lebih besar dari
55
r tabel, maka butir tersebut valid berdasarkan ukuran validitas internal. Dengan
terpenuhinya kriteria validitas ini maka instrumen dalam penelitian ini dapat
digunakan dalam pengambilan data penelitian. Persoalan validitas dan reliabilitas
suatu instrumen adalah hal yang krusial sebab validitas butir instrumen menjamin
bahwa butir-butir instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur, pernyataan ini seirama dengan yang dimaksud Azwar (1987) dalam
Sappaile (2005) yang menyatakan bahwa validitas mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya.
2. Pengaruh kualitas supervisi akademik pengawas terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran di SMA Negeri se-kota Mamuju
Hasil analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini diperoleh
persamaan regresi ̇ = 58,567 + 0,242 , yang menunjukan bahwa kualitas
supervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran berpengaruh terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Alfonso (1981) dalam Masaong (2012:67) yang menyatakan bahwa kualitas
pengawas akan mempengaruhi kinerja guru. Hasil analisis juga menunjukkan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,143 atau 14,3%, yang mengandung
pengertian bahwa hanya 14,3% variasi variabel kinerja guru dalam pembelajaran
dapat dijelaskan oleh variasi kualitas supervisi akademik dalam aspek bimbingan
pembelajaran, sedangkan 85,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
disertakan dalam penelitian ini, hasil analisis juga menunjukkan koefisien korelasi
56
(R) sebesar 0,378, nilai R positif menunjukkan hubungan antara kualitas supervisi
akademik dalam aspek pembelajaran dan kinerja guru dalam pembelajaran adalah
hubungan yang positif. Temuan ini memberikan penguatan bahwa kualitas
supervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran merupakan salah satu
aspek yang sangat menentukan tingginya kinerja guru, hal ini disebabkan dengan
adanya bimbingan maka masalah-masalah yang dihadapi guru dalam
pembelajaran dapat diatasi sehingga beakibat pada peningkatan kinerja guru. Hal
tersebut seirama dengan konsep supervisi akademik yang merupakan bantuan
professional yang diberikan kepada guru guna meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran. Imron (2011:10) menegaskan tujuan supervisi
akademik adalah meningkatkan kemampuan professional guru dalam
meningkatkan proses, hasil belajar. Pada tataran ini kemampuan pengawas
sekolah dalam memberikan bimbingan kepada guru akan sangat menentukan
kemampuan guru, hal senada dikemukakan Glicman tanpa tahun dalam Masaong
(2012:67) yang memandang pengawas sebagai gurunya guru. Dengan demikian
hasil analisis data dalam penelitian ini yang menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara kualitas supervisi akademik dalam aspek bimbingan
pembelajaran terhadap kinerja guru dalam pembelajaran sesuai dengan teori yang
dikemukakan beberapa ahli. Hasil ini memberikan masukan bahwa menjaga dan
meningkatkan kualitas supervisi akademik adalah salah satu upaya untuk
mempertahankan serta meningkatkan kinerja guru. Temuan ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh I Made Gunawan (2010) yang menunjukkan
pengaruh signifikan antara variabel kualitas supervisi pengawas sekolah terhadap
57
kualitas layanan guru dalam pembelajaran.
3. Gambaran kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dalam aspek
bimbingan pembelajaran berdasarkan persepsi guru kaitannya dengan kinerja
guru dalam pembelajaran
Respon guru terhadap variabel kualitas supervisi akademik pengawas
sebagaimana tercantum pada tabel 4.6 adalah 66,67% kualitas supervisi akademik
berada pada kategori sedang, diikuti 31,67 % menyatakan rendah dan 1,67%
menyatakan tinggi. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan kualitas
supervisi akademik pengawas sekolah SMA di kota Mamuju berada pada kategori
sedang. Sedangkan untuk variabel kinerja guru sebagaimana tercantum pada tabel
4.7, memberikan informasi tidak ada kinerja guru yang rendah, 58,33% kinerja
guru berada pada kategori sedang dan 41,67% berada pada kategori tinggi, dengan
demikian secara umum kinerja guru SMAN di kota Mamuju berada pada kategori
sedang.
Hasil analisis kuadran memberikan informasi keterkaitan antara setiap
indikator dari variabel kualitas supervisi akademik dan kinerja guru dalam
pembelajaran sebagaimana digambarkan pada gambar 4.2, Memberikan informasi
tentang beberapa indikator yang perlu mendapat perhatian pengawas, maupun
pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja guru, diantaranya
adalah; kinerja guru dalam menyusun silabus, menyusun RPP, dan melaksanakan
pembelajaran (di kelas, laboratorium,dan atau di lapangan) sudah berada pada
kategori tinggi, meskipun kualitas supervisi pada aspek penyusunan silabus,
penyusunan RPP dan pada aspek pembimbingan pelaksanaan pembelajaran (di
58
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) berada pada kategori sedang, hasil ini
memberikan suatu informasi pada pengawas bahwa sesungguhnya untuk aspek-
aspek penyusunan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran (di kelas,
laboratorium, dan atau di lapangan) kemampuan guru sudah tinggi sehingga
bimbingan dalam aspek ini frekuensinya sebaiknya sangat dikurangi. Hal berbeda
untuk kinerja guru dalam aspek penggunaan strategi/metode/teknik pembelajaran,
aspek mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan
dan fasilitas pembelajaran, serta aspek menilai proses dan hasil pembelajaran
kinerja guru berada pada kategori sedang, sedangkan kualitas supervisi pada aspek
pembimbingan dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran, aspek pembimbingan dalam mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, serta aspek
pembimbingan dalam menilai proses dan hasil pembelajaran berada pada kategori
sedang. Hasil ini memberikan masukan kepada pengawas akan pentingnya dan
perlunya peningkatan frekuensi pembimbingan terhadap guru pada ketiga aspek
ini, hasil tersebut sekaligus memberikan “input” kepada pengawas agar
meningkatkan kemampuan dan performa pada aspek membimbing dalam
memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran, aspek
pembimbingan dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, serta aspek pembimbingan dalam
menilai proses dan hasil pembelajaran. Terahir adalah kinerja guru dalam aspek
memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, pada aspek ini kinerja
guru tergolong rendah, dan kualitas supervisi akademik pada aspek
59
pembimbingan kepada guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran juga rendah, temuan ini memberikan informasi akan pentingnya
dilakukan upaya-upaya prioritas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, temuan ini juga
mengindikasikan bahwa rendahnya kemampuan guru dalam memanfaatkan
teknologi informasi dalam pembelaran disebabkan karena kemampuan pengawas
dalam aspek ini juga rendah. Jika dikaitkan dengan fungsi supervise akademik
sebagaimana dikatakan (Imron, 2011:12) bahwa fungsi supervise akademik
sebagai untuk iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian
upaya supervisi terhadap guru-guru, maka informasi yang diperoleh melalui
analisis kudran ini memberikan arah, aspek-aspek mana dari kemampuan guru
dalam pembelajaran yang perlu diberikan bimbingan. Menurut
(Sagala, 2010: 104) supervisi akademik adalah bantuan yang diberikan supervisor
kepada guru, dengan tujuan membantu guru meningkatkan kualitas profesionalnya
dalam mengajar. Oleh karena itu keberhasilan supervisi tentu sangat terkait
dengan kemampuan pengawas, untuk itu upaya peningkatan kemampuan guru
dalam pembelajaran harus di barengi dengan upaya peningkatan kompetensi
pengawas dalam hal kompetensi pembimbingan pembelajaran. Temuan dalam
analisis kuadran ini memberikan arah tentang aspek krusial yang harus segera
ditindak lanjuti guna meningkatkan kualitas pembelajaran melalui serangkaian
upaya perbaikan kinerja guru dan kualitas pengawas sekolah, sebab peningkatan
kinerja guru dapat memberikan dampak langsung terhadap kualitas pendidikan.
60
C. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini telah dilakukan secara maksimal, meskipun demikian
beberapa keterbatasan dalam penelitian ini perlu diungkapkan
1. Penelitian ini hanya mengambil sampel pada SMAN di kota Mamuju dengan
demikian hasil-hasil penelitian ini hanya berlaku untuk generalisasi pada
SMAN di kota Mamuju.
2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada satu aspek supervisi akademik
pengawas sekolah yaitu pada aspek bimbingan pembelajaran, sehingga belum
menggambarkan kualitas supervisi akademik secara menyeluruh.
3. Pengukuran kinerja dan pengukuran kualitas dalam penelitian ini hanya
menggunakan penilaian diri, dengan menggunakan angket persepsi, sehingga
hasilnya bersifat subjektif.
61
5. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa hal disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kualitas supervisi akademik pengawas sekolah dan
kinerja guru.
2. Secara umum kualitas supervisi akademik pengawas sekolah SMA dikota
Mamuju berada pada kategori sedang dan kinerja guru sekolah SMA di kota
Mamuju juga berada pada kategori sedang
3. Hasil analisis kuadran menunjukkan indikator kinerja guru maupun indikator
kualitas supervisi akademik yang perlu mendapat perhatian serius adalah
indikator kinerja guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran dan indikator kualitas supervisi akademik dalam hal bimbingan
pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran karena kedua indikator
ini berada pada kategori rendah
B. Saran
1. Kepada pengawas sebaiknya meningkatkan frekuensi bimbingan kepada guru
terutama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran
61
62
2. Kepada Dinas Pendidikan kota Mamuju, untuk meningkatkan kualitas
supervisi akademik pengawas sekolah SMA, sebaiknya dilakukan pelatihan
kepada pengawas terutama yang terkait dengan peningkatan kemampuan
supervisi akademik dalam aspek bimbingan pembelajaran, adapun jenis
pelatihan yang dapat dilakukan adalah; pelatihan pemanfaatan teknologi
informasi dalam pembelajaran, pelatihan dalam menilai proses dan hasil
pembelajaran, pelatihan dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, pelatihan dalam
memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran.
3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian ini,
diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini yang telah dikembangkan
sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini.
63
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah.1998. Metode Penelitian Sosial 2 Pengertian danPemakaian Praktis. Jakarta: Gramedia.
—.2006. Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan Model-modelEkonometri Dengan SPSS. Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti.
Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi Kompetensi Sertifikasi Guru KepalasSekolah Pengawas. Bandung:Yrama Widya.
Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Bahri, Saiful.2010. Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon Books
dkk, Tutik Rahmawati.2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan AngkaKreditnya. Yogyakarta: Gava Media.
Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Gunawan, I Made. 2010. "Kontribusi Kualitas Supervisi Pengawas Sekolah,Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Etos Kerja Terhadap KualitasLayanan Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Pada Sma Negeri DiKecamatan Kuta Badung." http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ap/article/view/201, 2010: -.
Imron, Ali.2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Malang:Bumi Aksara.
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: GajahMada University Press.
Mappaenre, Ahmad. 2013. Pengauh Kepemimpinan Super, Budaya Organisasidan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru. Disertasi Tidak diterbitkan.Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Masaong, Abd. Kadim.2012. Supervisi Pembelajaran dan PengembanganKapasitas Guru : Memberdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru .Bandung: Alfabeta.
64
Moeheriono.2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: RajawaliPers.
Nasir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Naga. S Dali. 1992. Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan.Jakarta: Gunadarma.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 63 Tahun 2009Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Riduwan. 2012. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analisis. Bandung:Alfabeta,
Ruslan. 2009. Validitas Isi. Makassar. Buletin Pa'birittaN No 10 Tahun VISeptember 2009, 18-19.
Ruswandi, Agus. 2011. Pengaruh Supervisi Akademik Oleh Pengawas SekolahTerhadap Kinerja Guru Rintisan Sekolah Menengah atas BertarafInternasional di Provinsi Lampung. Tesis. Tidak diterbitkan. Jakarta:FISIP Universitas Indonesia.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet A. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan DalamRangka Pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta: Rineka Cipta.
Sappaile, Baso Intang. 2007. "Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk SkalaLikert dengan Pendekatan Distribusi Z." Jurnal Pendidikan danKebudayaan Tahun ke-13 No 064, 1-8.
Sappaile, Baso Intang. 2005. " Validitas dan Reliabilitas Tes yang Memuat ButirDikotomi dan Politomi" Jurnal Ilmu Pendidikan (Parameter), Nomor 24,Tahun XXII, 1-8.
Siswoyo, Dedi.2013. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. 04 25, 2013.http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html.
Sudjana, Nana. 2012. Pemantauan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.Cikarang: Binamitra Publishing.
—. 2012a. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi: Binamitra Publishing.
65
—. 2012b.Supervisi pendidikan Konsep dan aplikasinya bagi pengawas sekolah.Bekasi: Binamitra Publishing.
Sudjana, Nana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: DIRJEN TenagaKependidikan.
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional (Layanan dalam MeningkatkanMutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. RefikaAditama.
Suhapid. 2010. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah TerhadapProfessionalisme Guru pada SMK Negeri diKabupaten Jeneponto. TesisTidak diterbitkan. Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas NegeriMakassar.
Tiro, Muhammad Arif. 2008. Dasar-Dasar Statitistika Edisi Ketiga. Makassar:Andira Publisher.
Tiro, Muhammad Arif.2010. Analisi Korelasi dan Regresi Edisi Ketiga.Makassar: Andira Publisher.
Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Pasal 20
Wibowo.2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
66
LAMPIRAN