bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui...

108
http://bulelengkab.bps.go.id

Transcript of bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui...

Page 1: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 2: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 3: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 4: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 5: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN BULELENG 2012

(Hasil Susenas dan Sakernas 2011)

ISBN : 979 473 490 5

Nomor Publikasi : 51082. 1001

Katalog BPS : 4101003.5108

Ukuran Buku : 21 x 16 cm

Jumlah Halaman : 95 + ix halaman

Naskah :

Seksi Statistik Sosial

BPS Kabupaten Buleleng

Gambar Kulit :

Seksi Statistik Sosial

BPS Kabupaten Buleleng

Diterbitkan oleh :

Bappeda Kabupaten Buleleng

dan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 6: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 7: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) i

KATA SAMBUTAN

Om Swastyastu

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, kami atas nama Bupati Buleleng menyambut gembira penerbitan

buku Profil Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buleleng 2012 (Hasil Susenas dan

Sakernas 2011) yang merupakan hasil kerja sama antara Bappeda dengan Badan Pusat

Statistik Kabupaten Buleleng.

Kami menyadari betapa pentingnya data statistik diseluruh aspek pembangunan,

untuk dapat memotret kemajuan-kemajuan yang telah dicapai di dalam mendukung

otonomi daerah.

Data dan informasi yang disajikan merupakan informasi yang dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat Buleleng, dengan harapan dapat

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak yang berkepentingan.

Kepada Kepala BPS Kabupaten Buleleng bersama jajarannya serta semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, kami sampaikan ucapan

terima kasih.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Singaraja, Oktober 2012

Kepala Bappeda Kabupaten Buleleng,

Drs. Gede Suyasa, M.Pd

Pembina Utama Muda

NIP. 196707101992031014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 8: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) ii

KATA PENGANTAR

Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survey Angkatan Kerja Nasional

(Sakernas) adalah salah satu survey rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun

oleh BPS. Keterangan yang dikumpulkan menyangkut berbagai aspek kehidupan sosial

ekonomi penduduk, antara lain mengenai demografi, kesehatan, pendidikan,

ketenagakerjaan, fertilitas dan KB, perumahan dan pemukiman serta konsumsi /

pengeluaran rumah tangga. Variabel yang dikumpulkan dibagi ke dalam dua kategori

yaitu variabel kor dan variabel modul. Sakernas khusus mengumpulkan data karakteristik

ketenagakerjaan.

Publikasi Profil Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buleleng 2012 ( hasil

Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda

dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Kor Susenas dan Sakernas 2011 yang dilaksanakan diseluruh kecamatan di Kabupaten

Buleleng. Angka estimasi diperoleh dengan menggunakan faktor penimbang yang

dihitung berdasarkan data proyeksi berupa nilai relatif persentase. Informasi yang tersaji

belum bisa dibedakan menurut daerah perkotaan dan pedesaan serta per kecamatan

karena terbatasnya jumlah sampel. Ulasan singkat dan sederhana disertai gambar/grafik

kami sertakan dimaksudkan untuk bisa memberikan gambaran umum mengenai tabel-

tabel.

Kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng yang telah memberikan perhatian dan

bantuannya disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Singaraja, Oktober 2012

Kepala BPS Kabupaten Buleleng

I GEDE NYOMAN SUBADRI, SE

NIP. 19650422 198603 1 003

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 9: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) iii

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 10: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 11: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) iv

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar ……………………………………………….…………………. ii

Peta Wilayah …………………………………………………………………… iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………... iv

Daftar Tabel …………………………………………………………………….. v-viii

Daftar Gambar …………………………………………………………………... ix

Bab I Pendahuluan

I.1. Umum ………………………………………………………… 1

I.2. Sistematika Penyajian ………………………………………… 2

Bab II Metode Survei

II.1. Ruang Lingkup ……………………………………………….. 3

II.2. Kerangka Sampel …………………………..…………….…... 3

II.3. Rancangan Sampel …………………………………..………. 4

II.4. Metode Pengumpulan Data …………………………..……… 4

II.5. Pengolahan Data …………………………………………...... 5

II.6. Konsep dan Definisi …………………………………….…... 5

Bab III Ulasan Singkat

III.1 Kependudukan ……………………………………………….. 14

III.2 Kesehatan …………………………………………………….. 21

III.3 Pendidikan ……………………………………………………. 35

III.4 Ketenagakerjaan ................................................................... 44

III.5 Fertilitas dan Keluarga Berencana …………………………… 52

III.6 Perumahan dan Pemukiman ………………………………….. 61

III.7 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi ..…………………... 77

Bab IV Simpulan ............................................................................................... 81

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 12: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) v

DAFTAR TABEL

1. KEPENDUDUKAN

3.1.1. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok

Umur, 2011 ............................……….…………………………… 17

3.1.2. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok

Usia Anak, Produktif dan Lanjut Usia, 2011 ……………………. 18

3.1.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok

Umur Khusus, 2011 ……………………………………………… 19

3.1.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Di Kabupaten

Buleleng Menurut Status Perkawinan, 2011 ……………………. 20

2. KESEHATAN

3.2.1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan,

menurut Jenis Keluhan Kesehatan, Kabupaten Buleleng Tahun

2010-2011 ………………………………………………………… 26

3.2.2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan

Menurut Cara Pengobatan, dan Jenis Kelamin Kab. Buleleng, 2011

3.2.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng yang Berobat Sendiri

Menurut Jenis Obat yang Digunakan, 2011 …………………….. 28

3.2.4. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas

Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kab. Buleleng, 2011…………… 29

3.2.5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu

Kegiatannya, menurut Jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin, 2011

3.2.6. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Penolong

Kelahiran Pertama, 2011 ………………………………………… 31

3.2.7. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Penolong

Kelahiran Terakhir, 2011 ………………………………………. 32

3.2.8. Persentase Balita Usia 2-4 Tahun Di Kabupaten Buleleng Menurut

Lamanya Disusui, 2011 ………………………………………….. 33

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 13: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) vi

3.2.9. Persentase Balita Di Kabupaten Buleleng Menurut Pemberian

Imunisasi dan Cakupannya, 2011 …………………………………. 34

3. PENDIDIKAN

3.3.1. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Klompok

Umur serta Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011 .................. 40

3.3.2. APS Penduduk Kabupaten Buleleng Berdasarkan Kelompok

Umur, 2011 ..................................................................................... 41

3.3.3. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng usia 10 tahun keatas

menurut ijazah tertinggi yang ditamatkan, 2011 ............................. 42

3.3.4. Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Partisipasi

Sekolah, 2011 ................................................................................ 43

4. KETENAGAKERJAAN

3.4.1. Persentase Penduduk 15 ke atas di Kabupaten Buleleng Menurut

Menurut Seminggu yang lalu, 2011 ................................................ 47

3.4.2. Persentase Penduduk 15 ke atas yang bekerja di Kabupaten

Buleleng Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Seminggu yang

lalu, 2011 ......................................................................................... 48

3.4.3. Persentase Penduduk 15 ke atas yang termasuk Angkatan Kerja di

Kabupaten Buleleng Menurut Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan, 2011 …………………………………………………. 49

3.4.4. Persentase Penduduk 15 ke atas yang bekerja di Kabupaten

Buleleng Menurut Status Pekerjaan Utama Seminggu yang lalu,

2011 .................................................................................................. 50

3.4.5. Persentase Penduduk 15 ke atas yang Bekerja Menurut Jam Kerja

Seluruhnya, 2011 ............................................................................. 51

5. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA

3.5.1. Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten

Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan

Pertama, 2011 ………………………………………………… 55

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 14: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) vii

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun Di Kabupaten Buleleng

yang Berstatus Kawin Menurut Pernah/Sedang Pakai Alat KB,

2011 ……………………………………………………………. 56

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun Di Kabupaten Buleleng

yang Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang sedang

digunakan, 2011 ………………………………………………….. 57

3.5.1 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten

Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak yang

Dilahirkan Hidup, 2011 …………………………………………… 58

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten

Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Masih Hidup,

2011 ……………………………………………………………… 59

3.5.3 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas Di Kabupaten

Buleleng yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak yang Sudah

Meninggal, 2011 ………………………………………………….. 60

6. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

3.6.1 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Status

Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal, 2011 ……………………. 65

3.6.2 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Luas

Lantai Rumah, 2011 ………………………………...……………. 66

3.6.3 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis

Atap Terluas, 2011 ………………………………………………… 67

3.6.4 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis

Lantai Terluas, 2011 ………………………………………………. 68

3.6.5 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis

Dinding Terluas, 2011 …………………………………………….. 69

3.6.6 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut

Sumber Penerangan, 2011 ………………………………………… 70

3.6.7 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut

Sumber Air Minum, 2011 ………………….…………………….. 71

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 15: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) viii

3.6.8 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng yang Sumber

Air Minumnya dari Pompa, Sumur dan Mata Air Jaraknya ke

Penampungan Tinja Terdekat, 2011 ………………………………. 72

3.6.9 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut

Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2011 …………..…………… 73

3.6.10 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Jenis

Kloset yang Dipakai, 2011 ………………….…………………… 73

3.6.11 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut

Tempat Pembuangan Tinja, 2011 ……………………………….. 74

3.6.12 Persentase Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng Menurut Bahan

Bakar / Energi Utama Untuk Memasak, 2011 ................................. 76

7. KONSUMSI / PENGELUARAN

3.7.1 Gini Ratio dan Distribusi Pendapatan Penduduk Kabupaten

Buleleng, 2011 …………………………………………………… 80

3.7.2 Persentase Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Golongan dan

Pengeluaran Per Kapita Sebulan, 2011 ………………………….. 81

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 16: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( Susenas dan Sakernas 2011 ) ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 1. Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2011

Gambar : 2. Penolong Persalinan Balita di Kab Buleleng, 2011

Gambar : 3. APS Usia 7 – 18 Th di Kabupaten Buleleng, 2011

Gambar : 4. Tingkt Pendidikan Angkatan Kerja di Kab. Buleleng, 2011

Gambar : 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Kabupaten Buleleng, 2011

Gambar : 6. Bahan Bakar Utama utk Memasak di Kabupaten Buleleng, 2011

Gambar : 7. Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan

di Kabupaten Buleleng, 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 17: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Umum

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan rakyat.

Berbagai program pembangunan telah dilakukan oleh pemerintah, baik di bidang

pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, ekonomi, perumahan, lingkungan hidup,

keamanan, politik dan lain sebagainya.

Hasil pembangunan diharapkan dapat dinikmati secara merata oleh seluruh

lapisan masyarakat. Namun diakui bahwa keragaman budaya, adat istiadat, sumber

daya, luas wilayah, serta potensi alam yang ada mengakibatkan tidak meratanya

capaian hasil-hasil pembangunan antar wilayah.

Oleh sebab itu, monitoring terhadap hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan

untuk melihat sampai sejauh mana pembangunan yang telah dilaksanakan bermanfaat

bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga program pembangunan berikutnya

dapat lebih dioptimalkan.

Untuk memonitor pencapaian kesejahteraan rakyat, diperlukan gambaran

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pada periode tertentu sesuai kondisi

lapangan dengan melihat berbagai indikator keluaran (out-put) pembangunan. Salah

satu sumber informasi ke arah sana dapat diperoleh melalui data sosial yang

dihasilkan dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survey Angkatan

Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan oleh BPS setiap tahun.

Susenas mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi

masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh berbagai indikator pencapaian

kesejahteraan rakyat. Indikator kesejahteraan rakyat yang dihasilkan dari Susenas

antara lain meliputi bidang pendidikan seperti ; angka partisipasi sekolah, angka

melek huruf, angka putus sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan, status

perkawinan, dan alasan berhenti/tidak melanjutkan sekolah. Di bidang kesehatan

dapat diperoleh informasi mengenai; angka morbiditas, pemanfaatan fasilitas

kesehatan, pemberian ASI, imunisasi, penolong persalinan, fertilitas dan keluarga

berencana. Di bidang ekonomi, dapat digali informasi mengenai distribusi pendapatan,

pola konsumsi rumah tangga dan rata-rata pengeluaran penduduk perkapita.

Sementara dari hasil Sakernas dapat diperoleh berbagai informasi ketenagakerjaan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 18: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 2

seperti; lapangan dan status pekerjaan penduduk, pengangguran dan pekerja

berdasarkan tingkat pendidikan..

Masih banyak indikator-indikator lainnya yang dihasilkan dari Susenas dan

Sakernas, namun karena keterbatasan tempat, tidak semua indikator tersebut dapat

dipublikasikan. Indikator-indikator khusus yang tidak disajikan dalam publikasi ini

dapat diakses atau diperoleh melalui kemasan media komputer maupun mengolahnya

dari data mentah (raw data).

1.2. Sistematika Penyajian

Penyajian data/tabel dalam publikasi ini dikelompokkan menjadi tujuh bagian.

Bagian pertama merupakan masalah Kependudukan termasuk jumlah penduduk,

angka beban tanggungan, kelompok umur dan status perkawinan. Bagian kedua

menyajikan mengenai kondisi kesehatan penduduk yang menyangkut keluhan

kesehatan, penolong kelahiran balita, pemberian ASI dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan. Dibagian ke tiga ditampilkan kondisi pendidikan penduduk yang mencakup

partisipasi sekolah, status pendidikan, tingkat pendidikan dan melek huruf. Dibagian

keempat menyajikan kondisi ketenagakerjaan yang mencakup angkatan kerja,

lapangan pekerjaan penduduk serta pengangguran. Fertilitas dan KB disajikan pada

bagian ke lima. Gambaran mengenai kondisi Perumahan penduduk disajikan pada

bagian ke enam, ditutup dengan data distribusi pendapatan dan pola konsumsi pada

bagian terakhir.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 19: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 3

BAB II METODE SURVEI

2.1. Ruang Lingkup

Susenas dan Sakernas 2011 dilaksanakan diseluruh wilayah Republik Indonesia

termasuk di Kabupaten Buleleng, dengan jumlah sampel rumah tangga sebanyak 720

rumah tangga untuk susenas dan 480 sampel rumah tangga untuk Sakernas. Sampel-

sampel tersebut tersebar di seluruh kecamatan/desa/kelurahan.

Data yang dihasilkan dari sampel hanya representatif untuk disajikan sampai

pada tingkat kabupaten/kota dan dapat dibedakan menurut tipe daerah (perkotaan

dan pedesaan), namun belum bisa disajikan menurut kecamatan karena terbatasnya

sampel

Rumah tangga yang disurvei adalah rumah tangga biasa yang tinggal dalam blok

sensus biasa. Sementara rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus khusus dan

yang berada di blok sensus biasa tidak dipilih sebagai sampel. Data yang diperoleh

dari seluruh rumah tangga sampel dikumpulkan dengan menggunakan daftar

VSEN2011.K untuk Susenas dan SAK2011.AK untuk Sakernas.

2.2. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan untuk Susenas dan Sakernas 2011 terdiri dari

kerangka sampel untuk pemilihan kecamatan, kerangka sampel untuk pemilihan blok

sensus, dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Kerangka sampel untuk

pemilihan kecamatan di daerah pedesaan adalah daftar kecamatan dalam setiap

kabupaten/kota yang telah diurutkan menurut letak geografis.

Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar

blok sensus yang dibedakan menurut blok sensus yang terletak di kota besar, kota

sedang dan kota kecil di setiap kabupaten/kota. Untuk daerah pedesaan, pemilihan

blok sensus menggunakan daftar blok sensus yang terdapat dalam setiap kecamatan

terpilih.

Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga

yang terdapat dalam frame SP2011.C1 dan terlebih dahulu dilakukan pemutakhiran

muatan dengan menggunakan daftar VSEN11.P (pemutakhiran) untuk kegiatan

susenas dan dengan daftar SAK11.P untuk kegiatan sakernas..

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 20: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 4

2.3. Rancangan Sampel

Rancangan sampel yang digunakan adalah rancangan sampel bertahap dua untuk

daerah perkotaan dan bertahap tiga untuk daerah pedesaan. Pemilihan sampel untuk

daerah perkotaan dan pedesaan dilakukan secara terpisah.

Pemilihan sampel untuk daerah perkotaan pada tahap pertama, dari kerangka

sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.

Kemudian dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak 10 rumah tangga juga

secara linier sistematik sampling, sedangkan untuk Sakernas minimal 10 rumahtangga

tergantung hasil SAK2011.P.

Pemilihan sampel untuk daerah pedesaan pada tahap pertama, dari kerangka

sampel kecamatan dipilih sejumlah kecamatan secara probability propotional to size,

dengan size banyaknya rumah tangga dalam kecamatan. Tahap kedua, dari setiap

kecamatan terpilih dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.

Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak minimal 10 rumah

tangga juga secara linier sistematik sampling.

Pemilihan kecamatan dan blok sensus dilakukan di BPS RI sedangkan pemilihan

rumah tangga dilakukan di BPS kabupaten/kota berdasarkan hasil pemutakhiran dafatr

VSEN2011.P dan SAK2011.P pada setiap blok sensus.

2.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap

muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner Susenas dan Sakernas 2011 yang ditujukan kepada individu diusahakan

agar individu yang bersangkutanlah yang menjadi responden. Keterangan tentang

rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga,

suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui

tentang karakteristik yang ditanyakan.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 21: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 5

2.5. Pengolahan Data

Pengolahan, mulai dari tahap perekaman data (data entry), pemeriksaan

konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya

dilakukan dengan menggunakan komputer.

Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan cek awal atas kelengkapan

isian daftar pertanyaan, penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar,

termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antar satu jawaban dengan jawaban yang

lainnya.

Proses perekaman data yang berasal dari Daftar VSEN 2011. K (kelompok kor)

dan VSEN2011.M1(kelompok modul) dilakukan di BPS kabupaten/kota dan

SAK2011.AK juga dilakukan di BPS kabupaten/kota.

2.6. Konsep dan Definisi

Untuk menghindari adanya salah persepsi dalam memahami data yang disajikan,

barikut ini disajikan beberapa konsep/definisi dan batasan yang digunakan dalam

Susenas dan Sakernas 2011 sebagai berikut :

2.6.1 Tipe Daerah

Untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu termasuk daerah

perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan)

yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel yakni

kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses ke fasilitas umum.

2.6.2 Blok Sensus

Blok sensus merupakan daerah kerja dari seorang pencacah Susenas 2011. Ada

tiga jenis blok sensus yaitu :

Blok Sensus Biasa adalah blok sensus yang sebagian besar muatannya antara

80-120 rumah tangga atau bangunan tempat tinggal atau bangunan bukan tempat

tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 22: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 6

Blok Sensus Khusus adalah bermuatan sekurang kurangnya 100 orang kecuali

Lembaga Pemasyarakatan, tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus

antara lain : asrama militer, daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk

yang dijaga.

Blok Sensus Persiapan adalah daerah yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan,

rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas pemukiman yang terbakar.

2.6.3 Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga

Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah

tangga khusus.

Rumah Tangga Biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami

sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu

dapur (mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu).

Rumah Tangga Khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti

asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan dan kelompok orang yang

mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. (Rumah tangga

khusus tidak dicakup dalam Susenas).

Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di

suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun

sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih

dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah

tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Kepala Rumah Tangga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang

dianggap/ ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 23: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 7

2.6.4 Status Perkawinan

Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)

pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang

dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan

sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat

sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.

Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami/istri karena bercerai dan belum kawin

lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi

secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi

masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat

lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita

yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

2.6.5 Kesehatan

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi

kesehatan, kejiwaan, kecelakaan, atau hal lain. Seseorang yang menderita penyakit

kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu

bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.

Rawat jalan atau berobat jalan adalah kegiatan atau upaya responden yang

mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan atau mengatasi gangguan/

keluhan kesehatannya dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern

atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas medis ke rumah

pasien.

Rawat inap adalah kegiatan atau upaya responden yang mempunyai keluhan

kesehatan untuk mengatasi gangguan/keluhan kesehatannya dengan mendatangi

tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional dengan menginap

minimal 1 malam.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 24: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 8

2.6.6 Pendidikan

Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal mulai dari pendidikan dasar,

menengah dan tinggi, termasuk pendidikan yang disamakan.

Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak atau belum pernah bersekolah di sekolah

formal, misalnya tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke

Sekolah Dasar (SD).

Masih bersekolah adalah sedang mengikuti pendidikan di pendidikan dasar,

pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.

Tidak sekolah lagi adalah pernah mengikuti pendidikan dasar, menengah atau tinggi,

tetapi pada saat pencacahan tidak bersekolah lagi.

Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu

jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda

tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah

mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah.

2.6.7 Ketenagakerjaan.

Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama seminggu

yang lalu mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena

suatu sebab seperti menunggu panen, sedang cuti dan sedang menunggu pekerjaan

berikutnya (pekerja bebas profesional seperti dukun dan dalang). Disamping itu

mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau

mengharapkan dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja.

Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama

seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan tidak melakukan

suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja atau mencari pekerjaan.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 25: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 9

Kegiatan yang terbanyak dilakukan adalah kegiatan yang menggunakan waktu

terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit 1 jam

dalam seminggu berturut turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa

upah yang membantu dalam usaha/kegiatan ekonomi).

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mempunyai pekerjaan

tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti,

menunggu panen dan mogok, termasuk menunggu pekerjaan bagi yang sudah diterima

bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.

Jumlah Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja

dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu.

Lapangan Pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/

instansi tempat seseorang bekerja.

Jenis Pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau

ditugaskan kepada seseorang.

Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan.

2.6.8 Fertilitas dan KB

Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda

kehidupan walaupun mungkin hanya beberapa saat saja seperti jantung berdenyut,

bernafas, dan menangis. Anak yang pada waktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda

kehidupan disebut lahir mati.

Medis Operasi Wanita (MOW) /sterilisasi wanita/tubektomi adalah operasi yang

dilakukan pada wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan, yaitu mengikat saluran

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 26: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 10

telur. Operasi tersebut dimaksudkan agar wanita itu tidak dapat mempunyai anak lagi.

Operasi untuk mengambil rahim atau indung telur kadang-kadang dilakukan karena

alasan-alasan lain, bukan untuk memberikan perlindungan agar wanita tidak

mempunyai anak lagi. Yang dicatat sebagai sterilisasi di sini hanya operasi yang

ditujukan agar seorang wanita tidak bisa mempunyai anak lagi.

Medis Operasi Pria (MOP) /sterilisasi pria/vasektomi adalah suatu operasi ringan

yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada

pasangannya.

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus Device)/Spirl) adalah

alat yang dibuat dari plastik halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas

dan lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat ini

berfungsi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama.

Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan dengan jalan

menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh, misalnya satu, tiga atau enam bulan

sekali.

Susuk KB/Norplan/Implanon/Alwalit (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) adalah

enam batang logam kecil yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk

mencegah terjadinya kehamilan. Orang dikatakan menggunakan susuk KB apabila

susuk KB terakhir dipasang di tubuhnya kurang dari 5 (lima) tahun sebelum

pencacahan. Termasuk suntikan di bawah kulit (implanta).

Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini harus

diminum secara teratur setiap hari. Orang dikatakan sedang menggunakan pil KB,

apabila sejak haid terakhir, ia minum pil KB setiap hari. Orang yang biasanya minum

pil KB tetapi pernah lupa minum pil KB selama dua hari, namun pada hari berikutnya

minum 2 (dua) pil KB sekaligus, tetap dicatat sebagai menggunakan pil KB.

Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet, berbentuk seperti balon, yang

dipakai oleh laki-laki selama bersenggama dengan maksud agar istrinya/pasangannya

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 27: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 11

tidak menjadi hamil. Waktu rujukan pemakaian kondom adalah sampai dengan waktu

kumpul terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara. Orang dikatakan sedang

menggunakan kondom apabila sejak haid terakhir pasangannya selalu menggunakan

alat kontrasepsi tersebut waktu berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir (jadi ia

terlindung).

Intravag/Tissue/Kondom Wanita adalah tissue KB yang dimasukkan ke dalam

vagina sebelum kumpul. Waktu rujukan cara ini adalah sampai dengan waktu kumpul

terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara.

Alat/cara KB tradisional, antara lain :

a. Pantang berkala/sistem kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan

tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam

siklus bulanan, seorang wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan. Cara

ini tidak sama dengan puasa (abstinensi), yaitu tidak bersenggama untuk beberapa

bulan tanpa memperhitungkan siklus bulanan wanita dengan tujuan agar ia tidak

hamil. Orang dianggap menggunakan cara ini apabila ia melakukannya dalam 30

hari terakhir sebelum wawancara.

b. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh laki-laki untuk mencegah

masuknya air mani ke dalam rahim wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya

sebelum terjadi ejakulasi (klimaks). Waktu rujukan cara ini adalah untuk kumpul

terakhir dalam 30 hari.

c. Cara tradisional lainnya misalnya tidak campur (puasa), jamu, urut.

2.6.9 Perumahan

Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-

hari. Bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak

dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak,

lantai jemur (lamporan semen), dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung).

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 28: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 12

Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang telah diproses menjadi jernih

sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Sumber air

ini diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM (Perusahaan Air Minum/Perusahaan Daerah

Air Minum/Badan Pengelola Air Minum).

Air sumur/perigi terlindung bila lingkar mulut sumur/perigi tersebut dilindungi oleh

tembok paling sedikit setinggi 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah

tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut

sumur atau perigi.

2.6.10 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi

Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan

rumah tangga sebulan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga dibagi dengan

banyaknya anggota rumah tangga. Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga

dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan tanpa

memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk keperluan rumah

tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha rumah

tangga atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan

ditanyakan selama seminggu yang lalu, sedangkan pengeluaran non makanan setahun

dan sebulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun non makanan selanjutnya

dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan.

Konsumsi Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan makanan termasuk makanan jadi, rokok dan tembakau.

Konsumsi Non Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya

perumahan, pendidikan, kesehatan, aneka barang dan jasa, pakaian dan barang tahan

lama tanpa memperhatikan asal barang.

Distribusi Pendapatan adalah banyaknya pendapatan yang diterima oleh masing-

masing rumah tangga / penduduk suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Gini Ratio (GR) adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat

pemerataan pendapatan suatu masyarakat di suatu daerah. GR merupakan salah satu

indikator yang sering digunakan untuk mengetahui kesenjangan distribusi pendapatan,

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 29: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 13

nilainya antara Nol sampai Satu. Bila GR sama dengan Nol berarti distribusi

pendapatan amat merata sekali karena setiap golongan penduduk menerima bagian

pendapatan yang sama.

Pola Konsumsi adalah kecendrungan rumah tangga/penduduk membelanjakan

pendapatannya dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi untuk penduduk tersebut,

baik konsumsi makanan maupun non makanan.

Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan adalah seluruh biaya pengeluaran yang

dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga (art) sebulan dibagi jumlah anggota

rumah tangga.

Kriteria Bank Dunia

Bank Dunia membagi penduduk menurut kelompok pendapatan menjadi tiga

kelompok pendapatan yaitu pertama 40 persen penduduk berpendapatan rendah,

kedua 40 persen penduduk berpendapatan menengah dan ketiga 20 persen penduduk

berpendapatan tinggi (untuk melihat pemerataan, difokuskan perhatiannya pada

perkembangan pendapatan 40 persen yang berpendapatan terendah saja dengan

pedoman sbb : pendapatan yang diterima diatas 17 persen tergolong ketimpangan

rendah, 12-17 persen tergolong ketimpangan sedang dan kurang dari 12 persen

tergolong ketimpangan tinggi).

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 30: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.1 KEPENDUDUKAN

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 31: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 14

BAB III.1. KEPENDUDUKAN

Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah

masalah kependudukan yang mencakup antara lain: jumlah, komposisi dan distribusi

penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila

kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban pembangunan bila kuali-

tasnya rendah.

Dari hasil susenas 2011, jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun

2011 diperkirakan sebanyak 637.049 terdiri dari 315.869 laki-laki dan 321.180

perempuan. Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 174.192 diprediksikan bahwa

setiap rumah tangga rata-rata memiliki anggota sebanyak 3,66 jiwa. Memperhatikan

jumlah penduduknya, Kabupaten Buleleng mempunyai jumlah penduduk paling besar

diantara sembilan kabupaten/kota di Bali, dengan proporsi sebesar 16,03 persen

penduduk bali ada di Kaupaten Buleleng. Keterbandingan penduduk Kabupaten

Buleleng menurut jenis kelamin (sex ratio) tercatat sebesar 98,35 persen. Sex rasio di

bawah 100 persen menandakan bahwa penduduk laki-laki jumlahnya lebih kecil

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Dari 100 penduduk perempuan

hanya ada 98 penduduk laki-laki.

Distribusi penduduk menurut kelompok umur (tabel 3.1.1 dan 3.1.2)

menunjukkan bahwa 27,82 persen penduduk Kabupaten Buleleng berusia muda

(umur 0-14 tahun), sebanyak 64,66 persen berusia produktif (umur 15-64 tahun) dan

hanya 7,52 persen yang berumur 65 tahun ke atas, sehingga berdasarkan angka

mutlaknya diperoleh angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten

Buleleng sebesar 54,66. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif

menanggung lebih dari separo (55 orang) usia tidak produktif. Semakin besar proporsi

penduduk usia muda, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk

usia produktif. Angka ketergantungan lebih banyak tertumpu pada penduduk anak-

anak (43,02 persen), sementara beban tanggungan pada penduduk usia lanjut (11,63

persen).

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 32: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 15

Berikut disajikan beberapa Indikator Kependudukan di Kabupaten Buleleng (table

3.1.1)

Beberapa Indikator Kependudukan

Di Kabupaten Buleleng, 2011

Indikator Nilai

(1) (2)

1. Luas Wilayah (Km2) 1365.88

2. Jumlah Rumah Tangga 174,192

3. Jumlah Penduduk 637,049

a. Laki-laki 315,869

b. Perempuan 321,180

c. Anak-anak (0-14 tahun) 177,223

d. Usia produktif (15-64 tahun) 411,914

e. Usia lanjut (65 tahun lebih) 47,912

f. Usia kerja;

- 10 tahun lebih 519,559

- 15 tahun lebih 459,826

g. Usia Pendidikan :

- SD/MI (7-12 tahun) 73,014

- SMP/MTs (13-15 tahun) 34,854

- SMA/MK/MA (16-18 tahun) 30,234

- Univ./PT (19-24) 51,872

h. PAUD;

- Usia 2-4 tahun 36,498

- Usia 5-6 tahun 22,144

- Usia 2-6 tahun 58,642

4. Kepadatan per Km2 466.40

5. Rata-rata Art per rumah tangga 3.66

6. Sex Ratio 98.35

7. Status Perkawinan (%);

- Belum kawin 42.20

- Kawin 52.00

- Cerai hidup 1.00

- Cerai mati (janda/duda) 4.80

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 33: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 16

Tabel komposisi penduduk menurut status perkawinan (tabel 3.1.4)

menunjukkan bahwa penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih besar

(32,57 persen) dibanding penduduk perempuan (22,58 persen). Sementara itu

penduduk perempuan yang berstatus janda (cerai hidup dan cerai mati) sebesar 7,1

lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki yang berstatus duda (cerai hidup dan

cerai mati) yaitu hanya 3,37 persen.

Gambar 1:

Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2011

Laki-laki Perempuan

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 34: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 17

Tabel 3.1.1 :

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Kelompok Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

0 - 4 9.13 9.47 9.30

5 - 9 10.15 8.14 9.14

10 - 14 10.20 8.57 9.38

15 - 19 8.30 7.35 7.82

20 - 24 6.57 7.34 6.96

25 - 29 7.42 8.67 8.05

30 - 34 8.04 6.76 7.40

35 - 39 8.06 8.55 8.31

40 - 44 6.86 6.14 6.50

45 - 49 7.26 7.23 7.24

50 - 54 5.08 6.68 5.89

55 - 59 3.74 3.91 3.83

60 - 64 2.51 2.81 2.66

65 - 69 3.14 3.70 3.42

70 - 74 1.81 1.42 1.61

75 + 1.71 3.24 2.48

Total : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 35: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 18

Tabel 3.1.2

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Anak-anak,

Produktif, dan Lanjut Usia, Kabupaten Buleleng 2011

Kelompok Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Usia anak-anak (0-14 tahun) 29.48 26.18 27.82

2. Usia produktif (15-64 tahun) 63.85 65.46 64.66

3. Lanjut usia (65 tahun lebih) 6.67 8.36 7.52

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 36: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 19

Tabel 3.1.3

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Khusus,

Kabupaten Buleleng 2011

Kelompok Usia Khusus

Jenis Kelamin

Laki-

laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Usia Jenjang Kehidupan (%) :

a. Anak-anak (0-14 th.) 29.48 26.18 27.82

b. Remaja (15-19 th.) 8.30 7.35 7.82

c. Muda (20-39 th.) 30.09 31.32 30.71

d. Dewasa (40-54 th.) 19.20 20.05 19.63

e. Tua (55-64 th.) 6.25 6.73 6.49

2. Usia jenjang pendidikan(%) :

a. PAUD (2-6 tahun) 10.98 10.70 10.84

- PAUD (2-4 tahun) 5.37 6.08 5.73

- PAUD (5-6 tahun) 3.94 3.02 3.48

b. Usia SD/MI (7-12 th) 12.76 10.18 11.46

c. Usia SMP/MTs (13-15 th) 5.89 5.06 5.47

d. Usia SMA/MK/MA (16-18 th) 4.97 4.52 4.75

e. Usia Univ/PT (19-24 th) 7.65 8.63 8.14

3. Usia Kerja (%) :

a. Usia 10 tahun lebih 80.72 82.38 81.56

b. Usia 15 th lebih 70.52 73.82 72.18

4. Usia Keaksaraan (%):

a. Melek huruf usia 10 th lebih 95.18 84.11 89.54

b. Melek huruf usia 15 th lebih 94.57 82.27 88.23

c. Melek huruf (15-24 th) 97.05 99.45 98.25

d. Melek huruf (25-64 th) 95.37 84.61 89.85

e. Melek huruf (65 th lebih) 83.19 37.89 57.81

5. Usia Subur (15-49) 52.52 52.05 52.28

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 37: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 20

Tabel 3.1.4

Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Status Perkawinan

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Status Perkawinan

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Belum Kawin 32.57 25.84 29.14

2. Kawin 64.07 63.45 63.76

3. Cerai Hidup 0.83 1.57 1.2

4. Cerai Mati 2.54 9.14 5.9

Jumlah : 100 100 100

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 38: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.2 KESEHATAN

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 39: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 21

BAB III.2. KESEHATAN

Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan

masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.

Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang

lebih baik. Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah

banyak dilakukan oleh Pemerintah selama ini; diantaranya dengan memberikan

penyuluhan kesehatan agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat;

penyediaan berbagai fasilitas umum seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa,

pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih.

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

penduduk adalah angka kesakitan (morbidity rate). Tabel 3.2.1 menunjukkan

banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan dan

komposisi penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut jenis keluhan.

Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan

yang lalu adalah 51,06 persen, angka ini turun sebesar 9,59 persen dari kondisi tahun

2011 yang tercatat 60,65 persen. Empat jenis keluhan yang paling banyak dialami

penduduk adalah sakit batuk (laki-laki 38,43 % perempuan 34,94 %), panas (laki-laki

35,55% perempuan 35,54%), pilek (laki-laki 31,97% perempuan 30,09%) dan sakit

kepala berulang (laki-laki 15,37% perempuan 26,32%).

Komposisi jenis keluhan antara laki-laki dengan perempuan tercatat lebih

besar diderita oleh penduduk perempuan yakni sebesar 51,95 persen dari jumlah

penduduk perempuan, sedangkan penduduk laki-laki yang mengalami keluhan

penyakit tercatat 50,15 persen dari penduduk laki-laki.

Tabel 3.2.2 menunjukkan gambaran tentang cara penanganan penduduk dalam

menanggulangi keluhan kesehatan yang dialaminya, sebagian besar penduduk

melakukan pengobatan sendiri (67,51 persen). Dan beberapa diantaranya ada yang

berobat jalan (57,17 persen). Sedangkan sebagian kecil saja penduduk membiarkan

keluhannya tanpa melakukan pengobatan (6,19 persen).

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 40: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 22

Selanjutnya pada tabel 3.2.3 digambarkan bahwa diantara penduduk yang

melakukan pengobatan sendiri, sebagian besar dari mereka telah menggunakan obat

modern (79,94 persen). Namun demikian masih cukup banyak yang menggunakan

obat tradisoinal (58,93 persen). Untuk penggunaan obat modern lebih banyak

dikonsumsi oleh penduduk laki-laki (laki-laki 80,04%, perempuan 79,85%).

Penggunaan obat tradisional di Buleleng masih lebih banyak digemari oleh perempuan

(perempuan 60,24%, laki-laki 57,53%).

Gambaran tentang karakteristik penduduk yang melakukan penanggulangan

keluhan dengan cara berobat jalan disajikan pada tabel 3.2.4. Fasilitas kesehatan yang

relatif banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan adalah Praktek petugas

kesehatan (40,07 %) disusul pada Praktek dokter (28,67 %) dan pada Puskesmas/

Puskesmas Pembantu (24,98 %). Pembangunan kesehatan di Buleleng nampaknya

sudah cukup bagus. Hal ini terlihat dari kesadaran dan pemahaman penduduk

Buleleng yang sebagian besar telah memanfaatkan fasilitas kesehatan terlatih,

ketimbang harus menggunakan fasilitas yang tidak terlatih seperti dukun atau tenaga

lainnya.

Keluhan kesehatan terkadang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari bagi si

penderitanya. Gangguan yang cukup lama akan berefek kepada turunnya produktifitas

penduduk dan sebagai konsekuensinya dapat menyebabkan menurunnya pendapatan.

Lamanya gangguan akibat keluhan kesehatan bagi penduduk buleleng maklsimal

terganggu selama lebih tiga hari. (Tabel 3.2.5).

Kesehatan balita (bayi bawah lima tahun) selain dipengaruhi oleh kesehatan

ibu juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah penolong kelahiran. Data

komposisi penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan

terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, persalinan yang

ditolong oleh tenaga medis seperti dokter, bidan dan paramedis dianggap lebih baik

dibandingkan yang ditolong oleh dukun, famili atau lainnya.

Tabel 3.2.6 menunjukkan persentase balita menurut penolong pertama waktu

lahir, sedangkan tabel 3.2.7 penolong terakhir balita waktu lahir. Dari tabel 3.2.7

diketahui bahwa secara umum sebagian besar penolong kelahiran balita di Kabupaten

Buleleng adalah bidan (75,41 %), sedangkan balita yang ditolong tenaga Non medis

(dukun dan family) waktu lahir tercatat sebesar 2,84 persen.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 41: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 23

Medis

97,16%

Non Medis

2,84%

Apabila dikaitkan hubungannya antara penolong pertama kelahiran bayi

dengan terakhir (tabel 3.2.6 dengan 3.2.7) terlihat bahwa dukun sebagai penolong

pertama kelahiran dan terakhir bertahan di angka 1,63 persen, sementara dokter

sebesar 20,36 persen pada penolong pertama kelahiran naik menjadi 21,64 persen

pada penolong terakhir, demikian juga yang ditolong oleh Bidan, sebesar 76,69 persen

pada penolong pertama kelahiran, turun menjadi 75,41 persen pada penolong

kelahiran terakhir. Fenomena ini wajar bahwa persalinan oleh tenaga medis dianggap

lebih baik dibandingkan dengan tenaga non medis.

Gambar 2 : Penolong Persalinan Balita Terakhir,

Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Salah satu faktor penting untuk perkembangan anak adalah pemberian Air

Susu Ibu (ASI). ASI merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi dan

dapat mempercepat perkembangan berat badan. Selain itu ASI mengandung zat

penolak/pencegah penyakit serta dapat memberikan kepuasan dan mendekatkan hati

ibu dan anak sebagai sarana menjalin hubungan kasih sayang. Banyak ibu-ibu yang

telah menyadari pentingnya ASI bagi bayi serta menyadari bahwa salah satu

kodratnya sebagai seorang ibu adalah menyusui anaknya.

Pada tabel 3.2.8 menunjukkan bahwa rata-rata lama pemberian ASI

anak-anak di Kabupaten Buleleng relatif terlihat cukup tinggi. terlihat bahwa yang

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 42: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 24

disusui 24 bulan ke atas sebesar 30,99 persen dan yang disusui kurang dari 12 bulan

sebesar 22,44 persen. Lama pemberian ASI yang ideal adalah antara 18 – 23 bulan,

pemberian ASI yang ideal telah tercatat sebanyak 46,57 persen dari total balita. Jika

dirinci menurut jenis kelamin, pemberian ASI ideal laki-laki sebanyak 47,42 persen

dan perempuan sebanyak 45,76 persen. Namun disayangkan masih ada 3,35 persen

bayi yang tidak disusui tanpa data pendukung mengenai penyebabnya.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah pomeo dibidang kesehatan,

mencegah timbulnya penyakit diantaranya dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi

terutama diperlukan oleh balita agar supaya tubuhnya kebal terhadap serangan

penyakit tertentu yang sering kali mengakibatkan kematian. Dengan pemberian

imunisasi tubuh dirangsang agar menghasilkan anti bodi sehingga jika diserang

penyakit maka tubuh sudah bersiap diri. Dari tabel 3.2.9 terlihat sudah 100 persen

balita mendapat pelayanan imunisasi.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 43: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 25

Beberapa Indikator Kesehatan

di Kabupaten Buleleng 2011

Indikator

Persentase

Laki Prp L + P

(1) (5) (6) (7)

1. Penduduk mengalami Keluhan Kesehatan 50.15 51.95 51.06

2. Empat jenis keluhan terbanyak : a. Batuk 38.43 34.94 36.64 b. Panas 35.55 35.54 35.54 c. Pilek 31.97 30.09 31.01

d. Sakit kepala 15.37 26.32 20.99

3. Tingkat Kesakitan Penduduk 36.22 36.69 36.46

4. Balita menurut penolong kelahiran pertama :

a. Dokter 15.83 24.65 20.36 b. Bidan 81.41 72.22 76.69 c. Tenaga medis 0.23 0.00 0.11 d. Dukun 1.40 1.86 1.63 e. Famili/keluarga 1.14 1.27 1.21

4. Balita menurut pemberian ASI : a. Diberi ASI 97.98 95.39 96.65 b. Tidak diberi ASI 2.02 4.61 3.35

5. Pemberian Imunisasi balita: a. BCG 93.80 98.07 95.99 b. DPT 92.89 92.58 92.73 c. Polio 92.89 91.60 92.23

d. Campak/Morbili 79.28 77.12 78.17 e. Hepatitis 95.15 91.65 93.35

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 44: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 26

Tabel 3.2.1

Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, menurut Jenis

Keluhan, Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2011

Jenis Keluhan

Tahun 2010 Tahun 2011

Laki Prp L + P Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Panas 31,90 30,3 31,10 35.55 35.54 35.54

2. Batuk 31,90 30,00 30,90 38.43 34.94 36.64

3. Pilek 27,90 25,90 26,90 31.97 30.09 31.01

4. Asma/Sesak Napas 5,80 5,40 5,60 5.85 7.19 6.54

5. Diare/buang air 4,90 3,20 4,00 6.45 7.09 6.78

6. Sakit kepala berulang 15,70 18,40 17,10 15.37 26.32 20.99

7. Sakit gigi 4,10 4,90 4,50 5.63 5.25 5.43

8. Lainnya 21,40 26,00 23,70 53.26 55.94 54.63

Penduduk yang mengalami 58,35 62,90 60,65 50.15 51.95 51.06

keluhan kesehatan

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 45: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 27

Tabel 3.2.2

Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut

Cara Pengobatan, dan Jenis Kelamin Kab. Buleleng, 2011

Cara Pengobatan

Penduduk mengalami keluhan (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Tidak melakukan pengobatan 5.51 6.83 6.19

2. Mengobati sendiri 67.06 67.94 67.51 3. Berobat jalan 57.91 56.47 57.17

4. Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan 50.15 51.95 51.06

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 46: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 28

Tabel 3.2.3 :

Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis

Obat dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Jenis Obat yang Digunakan

Penduduk Berobat Sendiri (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Obat tradisionil 57.53 60.24 58.93

2. Obat Modern 80.04 79.85 79.94

3. Lainnya 3.56 3.35 3.45

4, Penduduk yang

mengobati sendiri 67.06 67.94 67.51

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 47: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 29

Tabel 3.2.4

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas

Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kab. Buleleng, 2011

Fasilitas Pengobatan

Penduduk Berobat Jalan (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Rumah sakit pemerintah 1.99 2.11 2.05

2. Rumah sakit swasta 1.11 1.49 1.30 3. Praktek dokter 31.52 25.93 28.67

4. Puskesmas/pustu 23.51 26.39 24.98 5. Praktek Nakes 38.83 41.26 40.07 6. Praktek Batra 1.80 1.44 1.62 7. Dukun 0.00 0.00 0.00

8. Lainnya 1.24 1.37 1.31

9. Penduduk yang berobat Jalan 57.91 56.47 57.17

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 48: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 30

Tabel 3.2.5

Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu

Kegiatannya, Menurut jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2011

Jumlah Hari Sakit

Penduduk Mengalami Keluhan (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

<= 3 hari 55.41 53.63 54.51

4 - 7 hari 28.85 29.83 29.35

8 - 14 hari 7.88 5.95 6.90

15 - 21 hari 2.20 3.37 2.80

22 - 30 hari 5.65 7.22 6.45

Penduduk yang mengalami kelu- han dan terganggu kegiatannya 36.22 36.69 36.46

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 49: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 31

Tabel 3.2.6 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Penolong Kelahiran Pertama

Banyaknya Balita (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Dokter 15.83 24.65 20.36

Bidan 81.41 72.22 76.69

Tenaga Medis 0.23 0.00 0.11 Dukun 1.40 1.86 1.63 Famili/Keluarga 1.14 1.27 1.21

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 50: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 32

Tabel 3.2.7

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Tarakhir

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Penolong Kelahiran Terakhir

Banyaknya Balita (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Dokter 17.86 25.23 21.64

Bidan 79.37 71.65 75.41 Tenaga Medis 0.23 0.00 0.11 Dukun 1.40 1.86 1.63 Famili/Keluarga 1.14 1.27 1.21

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 51: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 33

Tabel 3.2.8

Persentase Balita Menurut Lamanya diberi ASI

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Lamanya diberi ASI Banyaknya Balita (%)

(bulan) Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

- Diberi ASI 97.98 95.39 96.65 - Tidak diberi ASI 2.02 4.61 3.35

- Jumlah 100.00 100.00 100.00

1 – 5 11.68 14.72 13.22

6 – 11 11.11 7.37 9.22

12 – 17 23.36 23.57 23.46

18 – 23 24.06 22.19 23.11

24 + 29.79 32.16 30.99

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 52: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 34

Tabel 3.2.9

Persentase Balita Menurut Pemberian Imunisasi, dan

Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Pemberian Imunisasi/ Banyaknya Balita (%)

Jenis Imunisasi Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

- Mendapat Imunisasi 100.00 100.00 100.00 - Tidak Mendapat Imunisasi 0.00 0.00 0.00

- Jumlah 100.00 100.00 100.00

BCG 93.80 98.07 95.99 DPT 92.89 92.58 92.73 POLIO 92.89 91.60 92.23 CAMPAK 79.28 77.12 78.17 HEPATITIS B 95.15 91.65 93.35

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 53: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.3 PENDIDIKAN

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 54: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 35

BAB III.3. PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari

kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945 dimana

dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak dari setiap warga negara yang bertujuan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan

mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu bangsa. Sejauh mana

amanat ini dilaksanakan tercermin antara lain dari Statistik Pendidikan penduduk yang

akan dibahas secara singkat dalam uraian berikut. Dalam bagian ini antara lain

disajikan gambaran umum mengenai partisipasi penduduk di bidang pendidikan,

status pendidikan, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan tingkat melek huruf

penduduk.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan perbandingan antara penduduk

usia sekolah yang masih bersekolah dengan penduduk usia sekolah. APS biasanya

diterapkan untuk kelompok umur sekolah menurut jenjang pendidikan SD (usia 7-12

tahun), SMP (13-15 tahun) dan SMA (16-18 tahun). Secara matematis APS dapat

dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Penduduk Usia 7-12 tahun yang Masih

Bersekolah dibagi Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun dikali 100.

Penduduk usia 7-12 tahun (usia SD) dan usia 13-15 tahun (usia SMP) seperti terlihat

pada table 3.3.2 di Kabupaten Buleleng sudah cukup membanggakan karena telah

tercatat sebesar 98,59 persen untuk APS usia SD dan 89,52 persen untuk APS usia

SMP, walaupun demikian masih perlu mendapat perhatian berkaitan dengan program

wajib belajar sembilan tahun. Program ini menjadi dasar bagi pembangunan SDM dan

keberhasilannya akan menjadi pondasi yang kokoh bagi kelangsungan pembangunan

pendidikan dimasa depan. APS SD maupun SMP tersebut belum mencapai angka

yang diharapkan (100 persen) karena masih ada sekitar 1,89 persen penduduk yang

tidak/belum sekolah atau berhenti sekolah yaitu 1,89 peren di SD dan 0,48 persen di

SMP.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 55: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 36

Angka Partisipasi Sekolah ( APS ) Penduduk Usia

7-18 Tahun Di Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Kelompok Umur /

Jenjang pendidikan APS Laki-Laki APS Perempuan

(1) (2) (3)

Jenjang SD (7-12 tahun)

Jenjang SMP/MTs (13-15 tahun)

Jenjang SMA/MK/MA (16-18 tahun)

98,08

85,59

67,04

98,67

98,67

64,06

Dari tabel di atas terlihat APS antara penduduk laki-laki dan perempuan pada

kelompok usia SD (7-12) tahun hampir seimbang sedangkan pada kelompok usia

SMP/MTs (13-15 tahun) APS penduduk laki kalah cepat dengan perempuan, dan

polanya berbalik lagi di jenjang SMA/MK/MA, APS penduduk perempuan kalah

cepat dengan penduduk laki-laki.

Gambar : 3. APS Usia 7 – 18 Tahun di Kabupaten Buleleng, 2011

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

7-12 Th 13-15 Th 16-18 Th

98,1

85,6

67,0

98,7

89,6

64,1

98,3

87,5

65,6

Laki Perempuan L + P

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 56: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 37

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu

kelompok umur tertentu yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

kelompok umurnya. APM SD diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah Murid SD Usia 7-12 tahun

APM SD = ------------------------------------------------------ X 100

Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun

Pada umumnya APM digunakan untuk melihat seberapa jauh anak-anak usia

sekolah bersekolah secara tepat waktu sesuai dengan umur mereka dan juga bisa

diterapkan sesuai jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA, dengan demikian angka

APM akan selalu lebih kecil atau maksimal sama dengan APS dan pada dasarnya

APM tidak memberikan analisa yang berbeda dari APS. APM SD sebesar 91,04

persen atau setiap 100 penduduk usia 7-12 tahun terdapat sekitar 91 orang penduduk

usia 7-12 tahun yang bersekolah SD, sebesar 65,53 persen APM SMP berarti setiap

100 orang penduduk usia 13-15 tahun terdapat sekitar 65 orang yang bersekolah SMP

sedangkan APM SMA baru sebesar 60,37 persen atau baru sekitar 60 orang usia 16-18

tahun yang bersekolah pada SMA (tabel 3.3.3)

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu

jenjang pendidikan tertentu yang sesuai dengan kelompok umur tersebut. Tidak

berbeda dengan APS dan APM, APK juga dibedakan menurut jenjang pendidikan dan

secara matematis diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah Murid di SD

APK – SD = ------------------------------------------------------- X 100

Jumlah Penduduk Usia 7 – 12 tahun

Penduduk Yang Bersekolah di SD dibagi Penduduk Usia 7-12 tahun dikali

100. APK pada umumnya digunakan untuk melihat bagaimana kondisi murid pada

suatu jenjang pendidikan. Kalau APS dan APM melihat penduduk usia sekolah sesuai

jenjang pendidikannya, maka APK melihat penduduk pada jenjang pendidikan

tertentu tanpa melihat usia mereka. Untuk APK SD maka yang diperhatikan adalah

murid SD dibandingkan dengan penduduk usia SD demikian juga APK SMP dan

SMA. Dari hasil Susenas 2011 nampak APK SD di Kabupaten Buleleng sebesar

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 57: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 38

101,12 artinya penduduk yang bersekolah di SD sekitar 101 persen dari penduduk

usia SD (7-12 tahun), dengan kata lain terdapat sekitar 1 persen murid SD berusia

kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun.

Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki merupakan indikator pokok kualitas

pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk

suatu daerah dapat mencerminkan taraf intelektualitas daerah tersebut, selain itu

semakin banyak penduduk yang berhasil menyelesaikan pendidikan SMA ke atas,

maka semakin baik pula kualitas SDM daerah tersebut. Pada tabel 3.3.3 dapat dilihat

bahwa penduduk Kabupaten Buleleng usia 15 tahun ke atas yang tidak/belum

memiliki ijazah/STTB sebesar 17,82 persen. Penduduk yang tamat SD/MI sebesar

28,45 persen, sebesar 17,42 persen tamat SMP/MTs dan yang berpendidikan SMA ke

atas sebesar 26,58 persen.

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang

dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera serta

merupakan kemampuan dasar bagi setiap orang untuk memperoleh berbagai informasi

dan pengetahuan terlebih pada era informasi global seperti sekarang. Kemampuan

baca tulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai

persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin

dan huruf lainnya atau keduanya.

Tabel 3.3.1 mencerminkan, dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas

tercatat sebesar 88,23 persen melek huruf, sedangkan sisanya sebesar 11,77 persen

masih tergolong buta huruf. Dari jumlah tersebut persentase penduduk laki-laki yang

dapat membaca dan menulis jauh lebih besar dari pada penduduk perempuan yaitu

masing-masing 94,57 persen berbanding 82,27 persen.

Secara garis besar kondisi pendidikan di Kabupaten Buleleng sampai dengan

tahun 2011 adalah sebagai berikut :

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 58: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 39

BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN KABUPATEN BULELENG KABUPATEN BULELENG, 2011

Indikator Banyaknya (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Partisipasi PAUD ; a. Usia 2 - 4 tahun 1.36 2.11 1.76 b. Usia 5 - 6 tahun 24.30 22.91 23.69 c. Usia 2 - 6 tahun 11.07 9.00 10.04

2. Partisipasi sekolah ; a. APM-SD/MI 95.04 88.12 91.94 b. APM-SMP/MTs 55.96 76.50 65.53 c. APM-SMA/MK/MA 63.24 57.28 60.37

3. Rata-rata lama sekolah 4. Angka Putus Sekolah ; a. DO-SD/MI 0.24 1.24 0.67 b. DO-SMP/MTs 2.27 0.00 1.05 5. Angka Melek Huruf ; a. Usia 15 Tahun ke atas 94,57 82,27 88,23 b. Usia 15 - 24 Tahun 97,05 99,45 98,25 c. Usia 25 - 64 Tahun 95,37 84,60 89,85

d. Usia 65 Tahun ke atas 83,19 37,89 57,81 6. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki a. Tidak punya ijasah 17,96 17,68 17,82

b. Tamat SMP ke bawah 45.47 46.26 45.88 c. Tamat SMA ke atas 32.38 21.13 26.58

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 59: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 40

Tabel 3.3.1

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur, Bisa Baca

Tulis, dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Kelompok Umur

persentase penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Umur 15 th ke atas 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 94.57 82.27 88.23 b. Buta Huruf 5.43 17.73 11.77

2. Umur 15-24 tahun 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 97.05 99.45 98.25 b. Buta Huruf 2.95 0.55 1.75 3. Umur 25-64 tahun 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 95.37 84.60 89.85 b. Buta Huruf 4.63 15.40 10.15 4. Umur 65 th ke atas 100.00 100.00 100.00 a. Melek Huruf 83.19 37.89 57.81 b. Buta Huruf 16.81 62.11 42.19

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 60: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 41

Tabel 3.3.2

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2011

Partisipasi Sekolah/Jenjang

persentase penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Partisipasi PAUD a. Usia 2 - 6 tahun 11.07 9.00 10.04 b. Usia 2 - 4 tahun 1.36 2.11 1.76

c. Usia 5 - 6 tahun 24.30 22.91 23.69 2. APS a. SD/MI (usia 7-12 th) 98.08 98.67 98.34 b. SMP/MTS (13-15 th) 85.59 89.58 87.45 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 67.04 64.06 65.60 3. APK a. SD/MI (usia 7-12 th) 106.23 94.82 101.12 b. SMP/MTS (13-15 th) 65.75 100.94 82.14 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 89.22 68.62 79.32

4. APM a. SD/MI (usia 7-12 th) 95.04 88.12 91.94 b. SMP/MTS (13-15 th) 55.96 76.50 65.53 c. SMA/MK/MA (16-18 th) 63.24 57.28 60.37

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 61: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 42

Tabel 3.3.3

Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Menurut Ijasah Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2011

Ijasah Tertinggi yang Dimiliki

Penduduk Usia 15 +

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Tidak Punya Ijasah 17.96 17.68 17.82

2. Tamat SD/MI 26.11 30.66 28.45

3. Tamat SMP/MTs 19.36 15.59 17.42 4. Tamat SMA/MK/MA 25.93 17.37 21.52 5. Tamat Dpl I/II/III 2.69 1.51 2.08

6. Tamat DIV/Univ. 3.76 2.25 2.98

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 62: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 43

Tabel 3.3.4

Persentase Penduduk Umur 7-18 Tahun Menurut

Tipe Daerah, Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2011

Tipe Daerah/Partisipasi Sekolah persentase penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Perkotaan a. Tidak/belum pernah sekolah 0.54 0.00 0.30

b. Masih Sekolah 90.64 91.08 90.83 c. Tidak bersekolah lagi 8.82 8.92 8.87

2. Perdesaan a. Tidak/belum pernah sekolah 2.16 0.20 1.23 b. Masih Sekolah 86.49 86.37 86.43 c. Tidak bersekolah lagi 11.35 13.42 12.33 3. Perkotaan + Perdesaan a. Tidak/belum pernah sekolah 1.40 0.12 0.81

b. Masih Sekolah 88.43 88.42 88.42 c. Tidak bersekolah lagi 10.17 11.47 10.76

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 63: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.4 KETENAGAKERJAAN

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 64: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 44

BAB III.4. KETENAGAKERJAAN

Pada bagian ini disajikan gambaran umum mengenai ketenagakerjaan di

Kabupaten Buleleng meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah jam kerja, lapangan

pekerjaan, pengangguran dan sebagainya. Data dari bab ini bersumber dari Survey

Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011 yang ketiga kalinya kami sajikan sejak 3

tahun terakhir (pernah tersaji pada penerbitan Profil Kesra 2004 kebawah).

Batas tenaga kerja memakai usia 15 tahun keatas, tenaga kerja digolongkan

sebagai angkatan kerja bila mereka bekerja dan mencari pekerjaan sedangkan yang

tergolong bukan angkatan kerja bila mereka bersekolah saja, mengurus rumah tangga

saja dan lainnya. Banyaknya penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja

menggambarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Dari 351.468 angkatan kerja tahun 2011, sebesar 98,03 persen tergolong

bekerja, 1,97 persen penganggur terbuka/mencari pekerjaan, sedangkan dari 110.368

orang yang tergolong bukan angkatan kerja 31,14 persen sebagai anak sekolahan,

mengurus rumah tangga 50,41 persen dan yang melakukan kegiatan lainnya sebesar

18,45 persen. TPAK secara keseluruhan mencapai 76,10. TPAK didominasi oleh

angkatan kerja laki-laki (82,69 persen), sementara TPAK perempuannya hanya 69,66

persen. Hal ini disebabkan penduduk laki-laki umumnya merupakan pencari nafkah

keluarga. Daya serap atau Tingkat kesempatan kerja yang dialami oleh penduduk

angkatan kerja di Kabupaten Buleleng tercatat sebesar 96,31 dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka sebesar 3,69 persen. (tabel 3.4.1)

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Buleleng kebanyakan tercurah di sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 33,71 persen disusul

sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 25,07 persen, selanjutnya

sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 16,51 persen, sedangkan sektor-

sektor lainnya berada dibawah 9 persen.

Jika diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok lapangan pekerjaan (primer,

sekunder dan tersier), ternyata tumpuan perekonomian di Buleleng kini telah beralih

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 65: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 45

menuju klaster ekonomi tersier, terutama di sektor perdagangan, rumah makan dan

jasa akomodasi.

Menurut tingkat pendidikannya sebesar 51,26 persen dengan pendidikan SD

kebawah bahkan sebesar 19,74 persen tidak punya ijasah, selanjutnya dengan

pendidikan SMP/sederajat sebesar 19,30 persen, SMA/sederajat sebesar 23,83 persen

dan dengan pendidikan diatasnya sebesar 5,61 persen (tabel 3.4.3).

Mereka dikatakan bekerja penuh (fully employed) bila jam kerjanya mencapai

diatas 35 jam dalam seminggu, sedangkan yang bekerja kurang dari 35 jam dalam

seminggu digolongkan setengah penganggur/penganggur terselubung. Pada tabel 3.4.5

terlihat sebagian besar (63,31 persen) bekerja penuh dan hanya sebesar 36,68 persen

dari angkatan kerja yang bekerja tergolong masih setengah penganggur.

Gambar : 4 Daya serap tenaga kerja di kabupaten Buleleng Tahun 2011

Tertier,

48.67

Primer,

34.00

Sekunder,

17.33

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 66: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 46

Beberapa Indikator Ketenagakerjaan

Kabupaten Buleleng Tahun 2011

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Jumlah Penduduk 15 tahun keatas (N) 461.836

Penduduk 15 th keatas menurut kegiatan (%) 100,00

a. Bekerja 74.60

b. Mencari Pekerjaan/Penganggur terbuka 1.50

c. Sekolah 7.44

d. Mengurus rumah tangga 12.05

e. Lainnya 4.41

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 76,10

Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%) 3,69

Lapangan Pekerjaan Utama (%) 100,00

a. Primer 34,00

b. Sekunder 17,33

c. Tersier 48,67

Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja (%) 100,00

a. Tidak punya ijasah 19.74

b. SD/sederajat 31.52

c. SMP/sederajat 19.30

d. SMA/sederajat 23.83

e. PT/Univ. 5.61

Jumlah Jam Kerja Pekerja (%) 100,00

a. 0 jam 0.27

b. 1 - 34 jam 36.41

c. >= 35 jam 63.31

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 67: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 47

Tabel 3.4.1

Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan

Seminggu yang lalu, Kabupaten Buleleng, 2011

Jenis Kegiatan Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Angkatan Kerja 100 100 100

- Bekerja 98.84 97.09 98.03

- Pengangguran 1.16 2.91 1.97

Bukan Angkatan Kerja 100 100 100

- Sekolah 46.16 22.75 31.14

- Mengurus rumahtangga 26.53 63.75 50.41

- Lainnya 27.30 13.50 18.45

Tingkat Partisipasi 82.69 69.66 76.10

Angkatan Kerja/TPAK

Tingkat Pengangguran 2.62 5.07 3.69

Terbuka/TPT

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 68: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 48

Tabel 3.4.2 :

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu

Yang Lalu, Menurut Lapangan Pekerjaan, Kabupaten Buleleng 2011

Lapangan Pekerjaan Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Sektor Primer; 31.72 36.70 34.00

o Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan 31.34 36.51 33.71

o Pertambangan dan Penggalian. 0.38 0.19 0.29

2. Sektor Sekunder; 20.63 13.42 17.33

o Industri Pengolahan 6.61 11.91 9.04

o Listrik, Gas dan Air Minum 0.00 0.00 0.00

o Konstruksi 14.02 1.51 8.29

3. Sektor Tersier; 47.65 49.88 48.67

o Perdagangan, Rumah Makan dan

Jasa akomodasi 19.90 31.18 25.07

o Transportasi, Pergudangan dan

Komunikasi 7.24 0.67 4.23

o Lembaga Keuangan, Real Estate,

Usaha

Persewaan dan jasa perusahaan 4.15 1.36 2.87

o Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 16.36 16.68 16.51

Perorangan

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 69: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 49

Tabel 3.4.3 :

Persentase Penduduk Angkatan Kerja, Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan, Kabupaten Buleleng, 2011

Pendidikan tertinggi

Banyaknya

N %

(1) (2) (3)

Tidak punya ijasah 81,919 19.74

SD/sederajat 130,842 31.52

SMP/sederajat 80,102 19.30

SMA/sederajat 98,932 23.83

PT/Univ. 23,288 5.61

Jumlah 415,084 100.00

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 70: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 50

Tabel 3.4.4 :

Persentase Penduduk Yang Bekerja, Menurut Status Pekerjaan

Utama, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Status Pekerjaan Utama Nilai (%)

(1) (4)

· Berusaha Sendiri 13.47

· Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak

dibayar 25.54

· Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 1.92

· Buruh/Karyawan/Pegawai 26.88

· Pekerja Bebas di Pertanian 1.22

· Pekerja Bebas di Non Pertanian 11.44

· Pekerja Keluarga/Tak dibayar 19.53

Jumlah 100.00

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 71: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 51

Tabel 3.4.5 :

Persentase Penduduk yang Bekerja, Menurut Jumlah

Jam Kerja, Kabupaten Buleleng, Tahun 2011

Jumlah Jam Kerja Nilai (%)

(1) (4)

0 jam 0.27

1 - 34 jam 36.41

>= 35 jam 63.31

Jumlah 100.00

Sumber : BPS, Sakernas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 72: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.5 FERTILITAS DAN

KELUARGA BERENCANA

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 73: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 52

BAB III.5. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA

Usia perkawinan pertama seorang wanita berpengaruh terhadap resiko

melahirkan. Semakin muda usia perkawinan pertama, semakin besar resiko yang

dihadapi selama masa kehamilan / melahirkan baik keselamatan ibu maupun anak,

karena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, atau

karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan / melahirkan. Demikian

pula sebaliknya, semakin tua usia perkawinan pertama (melebihi usia yang dianjurkan

dalam program KB), juga semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan

/ melahirkan.

Tabel 3.5.1 menampilkan persentase penduduk wanita usia 10 tahun ke atas

yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama. Secara umum, modus usia

saat perkawinan pertama adalah 19-24 tahun (53.9%) ini menunjukkan semakin

meningkatnya kesadaran wanita akan besarnya resiko perkawinan usia muda. Namun

demikian persentase wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang

dari 16 tahun masih mencapai 3.9 persen perempuan pernah kawin.

Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena

pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Wanita

yang usianya berada pada periode ini disebut Wanita Usia Subur ( WUS ) dan

Pasangan Usia Subur ( PUS ) bagi yang berstatus kawin.

Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan

juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan

kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota

rumah tangganya. Dengan demikian pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar

tercapai keluarga yang sejahtera.

Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui

program Keluarga Berencana ( KB ). Pada tabel 3.5.2 terlihat bahwa persentase

wanita usia 15-49 tahun pernah kawin yang pernah meggunakan/memakai alat/cara

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 74: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 53

KB adalah 77.6 persen sisanya (22.4%) tidak pernah/belum pernah pakai alat

/menggunakan alat KB, sementara yang sedang menggunakan alat/cara KB sebesar

58.17 persen dari wanita usia subur yang pernah/sedang kawin.

Menurut alat kontrasepsi yang digunakan, pemakai kontrasepsi suntikan dan

IUD dengan proporsi paling banyak yaitu masing-masing 52.3 persen dan 25.2 persen

sedangkan cara KB lainnya seperti pil KB (9.3%), tubektomi (7,8%), dengan cara

kondom/karet KB serta kondom wanita (2,2%), Vasektomi/MOP dan Susuk

KB/norplan/alwalit masing-masing 1,3% dan melalui Cara Tradisional hanya 0.7

persen (seperti terlihat pada tabel 3.5.3).

Gambar : 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Kabupaten Buleleng, 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 75: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 54

Beberapa Indikator Fertilitas dan Keluarga Berencana

Di Kabupaten Buleleng, Tahun 2011

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Penduduk wanita 10 tahun ke atas yang pernah

kawin menurut usia kawin pertama (%)

a. Di bawah 16 tahun

b. 16 tahun

c. 17-18 tahun

d. 19-24 tahun

e. 25 tahun ke atas

Penggunaan alat kontrasepsi KB ( % )

a. Suntikan KB

b. IUD

c. Pil KB

d. Tubektomi

e. Vasektomi

f. Lainnya

100,0

3,9

5,5

24,1

53,9

12,6

100,0

52,3

25,2

9,3

7,8

1,2

4,2

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 76: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 55

Tabel : 3.5.1 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS

DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN

MENURUT UMUR PERKAWINAN PERTAMA, 2011

Umur Perkawinan

Pertama Banyaknya (%)

(1) (2)

Di bawah 16 tahun

16 tahun

17-18 tahun

19-24 tahun

25 tahun ke atas

3.9

5.5

24.1

53.9

12.6

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 77: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 56

Tabel : 3.5.2 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 15-49 TAHUN

DI KABUPATEN BULELENG YANG BERSTATUS KAWIN

MENURUT PERNAH / SEDANG PAKAI ALAT KB, 2011

Pernah / Sedang Pakai

Alat KB Banyaknya (%)

(1) (2)

Pernah Pakai Alat KB

Tidak Pernah Pakai Alat KB

77.6

22.4

Jumlah Wanita 15-49 Tahun dan Kawin 100

Sedang Pakai Alat KB

Tidak Sedang Pakai Alat KB

58.17

41.83

Jumlah Wanita Pernah ber KB 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 78: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 57

Tabel : 3.5.3 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 15-49 TAHUN

DI KABUPATEN BULELENG BERSTATUS KAWIN

MENURUT ALAT / CARA KB YANG SEDANG

DIGUNAKAN, 2011

Alat / Cara KB

Yang Sedang Digunakan Banyaknya (%)

(1) (2)

MOW / Tubektomi

MOP / Vasektomi

AKDR / IUD / Spiral

Suntikan KB

Susuk KB / Norplan / Alwalit

Pil KB

Kondom / Karet KB/Tisue/Kondom

Wanita

Cara Tradisional

7.8

1.2

25.2

52.3

1.3

9.3

2.2

0.7

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 79: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 58

Tabel : 3.5.4 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS

DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN

MENURUT JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP, 2011

Jumlah Anak Yang

Lahir Hidup ( ALH ) Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang

8 orang

9 orang

10 orang lebih

4.8

18.4

28.9

17.2

9.8

7.9

4.2

3.3

2.0

1.4

2.2

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 80: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 59

Tabel : 3.5.5 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS

DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN

MENURUT JUMLAH ANAK YANG MASIH HIDUP, 2011

Jumlah Anak Yang

Masih Hidup ( AMH ) Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang

8 orang

9 orang

10 orang lebih

6.3

18.9

29.7

19.6

10.0

7.7

4.1

2.0

0.6

0.8

0.3

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 81: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 60

Tabel : 3.5.6 PERSENTASE PENDUDUK WANITA 10 TAHUN KE ATAS

DI KABUPATEN BULELENG YANG PERNAH KAWIN

MENURUT JUMLAH ANAK YANG SUDAH MENINGGAL, 2011

Jumlah Anak Yang

Sudah Meninggal Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang lebih

77.9

14.7

3.2

2.6

0.6

0.8

0.1

0.2

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 82: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.6 PERUMAHAN DAN

PEMUKIMAN

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 83: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 61

BAB III.6. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

Di samping pangan (makanan) dan sandang (pakaian), papan (perumahan)

merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Berdasarkan sifatnya tersebut, maka

permintaan unit rumah akan terus terjadi dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan

penduduk. Disisi lain meningkatnya permintaan tersebut harus diimbangi dengan

penyediaan akan kebutuhan perumahan bagi penduduk. Dengan demikian rumah

layak huni yang diidam-idamkan penduduk dapat dipenuhi. Kondisi dan kualitas

rumah yang ditempati umumnya dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah

tangga.

Dalam Susenas dikumpulkan beberapa informasi penting mengenai keadaan

perumahan antara lain penguasaan bangunan tempat tinggal, luas lantai, jenis lantai,

jenis atap, jenis dinding, sumber penerangan, fasilitas air minum, sumber air minum,

fasilitas tempat buang air besar dan sebagainya.

Dari 174.192 rumah tangga tahun 2011 di Kabupaten Buleleng, tercatat

sebagian besar (72,85 %) menempati rumah milik sendiri, sebesar 16,57 persen rumah

milik orang tua/sanak saudara sedangkan sisanya menempati rumah bebas sewa,

kontrak, dinas dan sebagainya (tabel 3.6.1), sementara yang menempati rumah dengan

luas lantai kurang dari 50 meter persegi ada lebih dari separo dari jumlah rumah

tangga (54,93 %), yang menempati rumah dengan luas lantai antara 50 – 99 meter

persegi sebesar 34,59 persen sedangkan yang menempati rumah dengan luas lantai

100 meter persegi atau lebih hanya sebesar 10,48 persen, seperti terlihat pada Tabel

3.6.2.

Atap rumah penduduk didominasi oleh genteng (48,73 %) dan atap dari seng

(45,01 %). Hal ini mencerminkan kondisi rumah penduduk di Kabupaten Buleleng

relative cukup baik, sedangkan yang menggunakan atap rumah dari sirap, asbes, ijuk

dan sebagainya hanya 6,11 persen seperti terlihat pada Tabel 3.6.3

Apabila dilihat dari jenis lantai terluas yang ditempati tercatat hampir sebagian

besar (92,54 %) rumah penduduk menggunakan lantai yang bukan tanah, walaupun

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 84: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 62

sementara masih ada ynag menggunakan lantai tanah sebesar 15,9 persen (Tabel

3.6.4).

Selain atap dan lantai rumah, jenis dinding rumah juga dapat menunjukkan

tingkat kesejahteraan masyarakat, dimana semakin tinggi nilai/kualitasnya dapat

dikatakan semakin sejahtera tingkat kehidupannya. Hal tersebut sangat dipengaruhi

oleh tingkat pendapatan, budaya masyarakat dan tersedianya bahan baku. Pada Tabel

3.6.5 terlihat bahwa 89,82% rumah penduduk di Kabupaten Buleleng telah menggu-

nakan tembok sebagai dinding rumah, selanjutnya disusul rumah dengan dinding dari

bambu sebesar 6,89 persen, dinding dari kayu 3,22 persen dan lainnya 0,52 persen.

Listrik merupakan sumber penerangan yang mempunyai nilai paling tinggi

dibandingkan sumber penerangan lainnya. Karenanya rumah tangga yang

menggunakan listrik dianggap mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik

dibanding lainnya. Pada Tabel 3.6.6 terlihat sebesar 99,25 persen rumah tangga telah

menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, namun masih ditemukan 0,75 persen

rumah tangga yang menggunakan pelita/lampu sentir dan petromak..

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia terutama untuk

minum. Manusia normal membutuhkan air minum rata-rata 1,5 liter (+ 8 gelas) per

hari, karena itu perlu pengadaan air minum yang cukup pada setiap rumah tangga.

Sumber air minum perlu diperhatikan dalam masalah perumahan karena

sumber air minum sangat mempengaruhi kualitas air yang diminum oleh anggota

rumah tangga. Penggunaan ledeng sebagai sumber air minum telah mencapai 29,18

persen dari jumlah rumah tangga, ini berarti air minum yang umumnya dikelola

PDAM ini belum menjangkau seperempat dari jumlah penduduk di Kabupaten

Buleleng. Dominan rumah tangga di Kabupaten Buleleng menggunakan air yang

sumber air minumnya dari mata air (41,30 %), yang bersumber dari sumur (11,17 %),

pompa sebesar 3,55 persen dan masih sekitar 2,04 persen persen rumah tangga yang

sumber air minumnya dari sungai, sedangkan rumah tangga yang sumber air

minumnya dari membeli air kemasan dan air isi ulang sudah tercatat sebesar 10,83

persen seperti Tabel 3.6.7.

Kotoran manusia, binatang, limbah rumah tangga dan industri merupakan

sumber penyakit. Untuk itu kita semua harus peduli terhadap jarak sumber air tanah

(sumber air minum yang berasal dari pompa, sumur atau mata air) ke tempat

penampungan kotoran tersebut agar terhindar dari kemungkinan mengkonsumsi air

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 85: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 63

yang kurang sehat. Jarak yang dianjurkan adalah lebih dari 10 meter, semakin jauh

jarak penampungan kotoran tersebut dengan sumber air minum, semakin kecil

kemungkinan tercemarnya air yang digunakan rumah tangga. Berdasarkan hasil

susenas tahun 2011, sebagian besar rumah tangga (71,01%) jarak sumber air

minumnya yang dari pompa, mata air dan sumur lebih dari 10 meter, namun masih

ditemukan sebanyak 6,1 persen dari jumlah rumah tangga yang jarak sumber airnya ke

penampungan kotoran/tinja kurang dari 10 meter, sebesar 7,44 persen dari jumlah

rumah tangga menjawab tidak tahu ( Tabel 3.6.8 ).

Rumah tangga yang mengutamakan unsur kesehatan tentunya tidak dapat

dilepaskan dari aspek fasilitas pembuangan air besar. Hasil Susenas 2011

menunjukkan sudah 100 persen rumah tangga telah menggunakan jamban.

Untuk menghindari tercemarnya sumber air minum rumah tangga dari resapan

air yang berasal dari tempat pembuangan akhir tinja, sebaiknya dibuat dengan jarak

tertentu atau sejauh mungkin dengan bak penampungan sehingga sumber air minum

rumah tangga sekitarnya tidak terkontaminasi oleh resapan dari tempat pembuangan

akhir. Sebesar 78,50 persen rumah tangga telah menggunakan tangki sebagai tempat

pembuangan akhir tinja, menggunakan pantai/kebun sebesar 11,64 persen, langsung

ke sungai/laut/danau sebesar 7,18 persen, ke lobang tanah (3,11 %) dan hanya sebesar

0,17 persen tempat pembuangan lainnya, seperti Tabel 3.6.11.

Memperhatikan penggunaan bahan bakar untuk memasak, ternyata kayu bakar

masih dominan (55,84 persen) digunakan oleh penduduk Kabupaten Buleleng

kemudian disusul dengan (36,99 persen), minyak tanah (3,27 persen), dan bahan

bakar lainnya (2,29 persen)

Gambar : 6. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak

Di Kabupaten Buleleng, 2011

Minyak tanah;

3,27

Gas/Elpiji;

36,99

Kayu bakar;

55,84

Lainnya; 2,29

Tdk memasak;

1,61

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 86: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 64

Beberapa Indikator Perumahan di Kabupaten

Buleleng, Tahun 2011

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Jumlah Rumah Tangga ( N )

Luas Lantai ( % )

a. Kurang dari 50 m2

b. 50 - 99 m2

c. Lebih dari 100 m2

Jenis Lantai ( % )

a. Bukan tanah/bambu

b. Tanah/bambu

Jenis Atap ( % )

a. Genteng/seng/beton/asbes

b. Daun-daunan, Lainnya

Jenis Dinding ( % )

a. Tembok

b. Bambu, Kayu, Lainnya

Sumber Penerangan ( % )

a. Listrik

b. Non Listrik

Sumber Air Minum ( % )

a. Air Kemasan/Ledeng

b. Lainnya

Tempat Buang Air Besar ( % )

a. Jamban

b. Tidak Pakai Jamban

174.991

54,93

34,59

10,48

92,54

7.46

99,59

0,41

89,82

10,18

99,25

0,75

40,01

59,99

99,35

0,65

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 87: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 65

Tabel 3.6.1

Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan

Bangunan Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Status Penguasaan Bangunan Banyak

Tempat Tinggal Rumah Tangga

(1) (2)

1. Milik Sendiri 72,85

2. Kontrak 3,16

3. Sewa 1,07

4. Bebas Sewa 5,23

5. Dinas 0,98

6. Milik Ortu/sanak/saudara 16,57

7. Lainnya 0,14

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 88: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 66

Tabel 3.6.2

Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai

Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Luas Lantai Tempat Tinggal

Banyak

Rumah Tangga

(1) (2)

< 20 9,89

20-49 45,04

50-99 34,59

100-149 5,44

> 150 5,04

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 89: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 67

Tabel 3.6.3

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap

Terluas, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Jenis Atap Terluas

Banyak

Rumah Tangga

(1) (2)

* Beton 3,15

* Genteng 48,73

* Sirap 0,17

* Seng 45,01

* Asbes 2,53

* Ijuk/Rumbia 0,41

* Lainnya 0

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 90: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 68

Tabel : 3.6.4

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Tempat

Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Jenis Lantai Terluas

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

Bukan Tanah/Bambu 92,54

Tanah/Bambu 7,46

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 91: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 69

Tabel : 3.6.5

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Tempat

Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Jenis Dinding Jumlah

Terluas Rumah Tangga

(1) (2)

Tembok 89,82

Kayu 3,22

Bambu 6,89

Lainnya 0,07

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 92: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 70

Tabel 3.6.6

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Sumber Penerangan

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

Listrik PLN 97,44

Listrik Non PLN 1,81

Petromak/Aladin 0,00

Pelita/Sentir 0,75

Lainnya 0,00

Jumlah 100,00

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 93: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 71

Tabel 3.6.7

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber

Air Minum, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Sumber Air Jumlah

Minum Rumah Tangga

(1) (2)

Air Kemasan 10,83

Ledeng Meteran 29,18

Ledeng Eceran 0,96

Pompa 3,55

Sumur Terlindung 9,49

Sumur Tdk Terlindung 1,68

Mata Air Terlindung 28,36

Mata Air Tak Terlindung 12,94

Air Sungai 2,04

Air Hujan 0,97

Lainnya 0

Jumlah 100

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 94: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 72

Tabel 3.6.8

Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air

Minum ke Penampungan Tinja Terdekat

Kabupaten Buleleng, Tahun 2011

Jarak ke Penampungan Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

< = 10 m 7,44

> 10 m 71,01

Tidak Tahu 21,55

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 95: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 73

Tabel 3.6.9

Persentase Rumah Tangaga Menurut Penguasaan Fasilitas

Buang Air Besar, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Fasilitas Tempat Buang Jumlah

Air Besar Rumah Tangga

(1) (2)

Sendiri 63,2

Bersama 17,6

Umum 0,15

Tidak ada/tak pakai jamban 19,06

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 96: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 74

Tabel 3.6.10

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang

Dipakai, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Jenis Kloset

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

Leher Angsa 97,41

Plengsengan 0,79

Cemplung/Cubluk 1,79

Tidak Pakai 0,00

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 97: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 75

Tabel 3.6.11

Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja

Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Tempat Pembuangan Tinja

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

1. Tangki/ SPAL 78,50

2. Kolam/Sawah 0,00

3. Sungai/Danau/Laut 7,18

4. Lubang Tanah 3,11

5. Pantai/Tanah lapang/Kebun 11,04

6. Lainnya 0,17

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 98: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 76

Tabel 3.6.12

Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Untuk

Memasak, Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Bahan Bakar Untuk Memasak

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

1. Gas/Elpiji 36,99

2. Minyak Tanha 3,27

3. Kayu Bakar 55,84

4. Lainnya 2,29

5. Tidak Memasak 1,61

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 99: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

III.7 DISTRIBUSI

PENDAPATAN DAN

POLA KONSUMSI

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 100: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 77

BAB III.7. DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI

Pemerataan Pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan ekonomi yang sangat penting. Pemerataan Pendapatan dimaksud disini

adalah seberapa besar jumlah pendapatan yang dapat dinikmati oleh rumah tangga/

penduduk pada umumnya. Dengan mengikuti formulasi oleh Bank Dunia, hasil

analisis data Susenas 2011 menunjukkan bahwa 40 persen penduduk berpenghasilan

rendah di Kabupaten Buleleng menikmati sebanyak 20,10 persen pendapatan. Ini

menunjukkan kondisi pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik

(penghasilan rendah menikmati lebih dari 17 persen).

Dari hasil penghitungan Gini Ratio di Kabupaten Buleleng tahun 2011 ( tabel

3.7.1 ) tercatat bahwa tingkat pemerataan pendapatan penduduk Kabupaten Buleleng

berada dalam ketimpangan rendah yaitu angka indeks Gini = 0,3434 (sama atau lebih

kecil dari 0,3500 menunjukkan ketimpangan rendah, lebih besar dari 0,3500 dan lebih

kecil dari 0,5000 menunjukkan ketimpangan sedang dan sama atau lebih besar dari

0,5000 menunjukkan ketimpangan tinggi ). Indeks Gini Kabupaten Buleleng lebih

rendah dari Propinsi Bali yang tercatat tahun 2011 sebesar 0,3820. Jika dibandingkan

dengan satu dekade (5 tahun yl/tahun 2006), gini ratio Kabupaten Buleleng tercatat

0,2385 ini berarti fenomena ekonomi sudah sangat jauh berbeda membuat

kesenjangan pendapatan semakin terlihat nyata, namun demikian masih pada tingkat

ketimpangan rendah.

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat diukur melalui besarnya

konsumsi/pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga yang bersangkutan.

Semakin besar konsumsi/pengeluaran rumah tangga, terutama porsi pengeluaran

untuk bukan makanan, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan

semakin baik.

Pengumpulan data konsumsi/pengeluaran melalui Susenas dilakukan dengan

dua pendekatan yaitu menggunakan pertanyaan rinci melalui “modul konsumsi/

pengeluaran rumah tangga” yang dilaksanakan tiga tahun sekali (1993, 1996, 1999,

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 101: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 78

2002, 2005, 2008, 2011 dan seterusnya) dan menggunakan pertanyaan tidak rinci

melalui kor, yang datanya dikumpulkan setiap tahun sejak 1992.

Konsumsi/pengeluaran rumah tangga penduduk dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan (bukan makanan).

Konsumsi makanan meliputi beras, umbi-umbian, daging/ikan, sayur-sayuran, buah-

buahan, kacang-kacangan, susu dan telur, bahan minuman, tembakau sirih dan rokok

dan makanan jadi lainnya; sedangkan konsumsi non/bukan makanan meliputi

kelompok perumahan, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan,

pengeluaran alas kaki, pakaian, tutup kepala, barang tahan lama, pajak/asuransi dan

pengeluaran pesta/upacara agama/adat.

Pola konsumsi atau kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan dan bukan

makanan biasanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan, selera dan lingkungan. Konsumsi makanan pada suatu titik akan

menjadi statis karena telah mencapai titik kulminasi/kepuasan, sementara konsumsi

bukan/non makanan akan terus berkembang mengikuti tingkat pendapatan penduduk.

Secara keseluruhan pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng tahun 2011

untuk konsumsi makanan dan konsumsi Non Makanan mengalami pergeseran kearah

tingkat kesejahteraan meningkat karena proporsi konsumsi untuk makanan lebih kecil

dengan proporsi konsumsi untuk Non Makanan yaitu masing-masing sebesar 48,13

persen untuk Makanan dan sebesar 51,87 persen untuk Non Makanan. Angka tersebut

berbeda dengan kondisi tahun 2010 yang hampir berimbang yaitu 50,34 persen

berbanding 49,66 persen untuk konsumsi Non Makanan.

Gambar 7 : Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan

Kabupaten Buleleng Tahun 2011

Sumber : BPS, Susenas 2011

Sumber : BPS, Susenas 2011

Makanan;

48,13

Non

Makanan;

51,87

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 102: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 79

Beberapa Indikator Ekonomi, Kabupaten Buleleng, 2011

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Jumlah Penduduk

Jumlah Rumah Tangga

Pola Konsumsi ( Rata-rata per kapita/bulan )

a. Makanan

- Rupiah

- %

b. Non Makanan

- Rupiah

- %

c. Rata-rata konsumsi per kapita / bulan ( Rp )

( Total Pengeluaran )

637.049

174.192

266.381

48,13

287075

51,87

553.456

Sumber : BPS, SUsenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 103: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 80

Tabel : 3.7.1

Gini ratio dan Distribusi Pendapatan

Penduduk Kabupaten Buleleng Thaun 2011

U r a i a n B a n y a k n y a

(1) (2)

Gini Ratio

Rata-Rata Pendapatan Penduduk ( Rp )

Distribusi Pendapatan ( % )

a. 40 % penduduk berpengeluaran rendah

b. 40 % penduduk berpengeluaran sedang

c. 20 % penduduk berpengeluaran tinggi

0,3434

553.456

100,00

20,10

35,73

44,17

Sumber : BPS, Susenas 2011

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 104: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 81

BAB IV. SIMPULAN

1. Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 diperkirakan sekitar

637.049 jiwa, dengan komposisi 49,58 persen penduduk laki-laki dan 50,42

persen perempuan. Perkiraan jumlah penduduk ini dihitung berdasarkan hasil

pengolahan Susenas 2011.

2. Angka ketergantungan (depedency ratio) penduduk Kabupaten Buleleng

sebesar 54.66. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung

sekitar 54 orang penduduk usia tidak produktif, beban ketergantungan ini

sama kondisinya dengan tahun 2011 yang tercatat 54 orang.

3. Dari hasil pendataan Susenas 2011 sebagian besar (97.16%) proses

persalinan/kelahiran bayi ditolong tenaga medis (Dokter, Bidan atau Tenaga

Paramedis), hal ini menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat untuk

memilih tenaga medis dibandingkan dengan tenaga non medis seperti dukun

dan famili. Walau demikian angka ini mengalami sedikit penambahan dari

keadaan tahun 2010 yang tercatat 95.9 persen. Namun secara umum kondisi

ini mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menangani siklus hidup

mulai dari proses kelahiran sudah cukup baik.

4. Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan atau angka

kesakitan (morbidity rate) sebesar 51.06 persen yang besarannya hampir

berimbang antara laki dan perempuan, angka ini turun dari kondisi tahun

sebelumnya yang tercatat 60.65 persen. Tiga jenis keluhan yang paling banyak

dialami penduduk adalah sakit panas, sakit batuk dan sakit pilek.

5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia pendidikan dasar (SD-SLP) yaitu usia 7

– 15 tahun masih perlu mendapat perhatian karena masih ada sekitar hamper 2

persen tidak/belum/ berhenti sekolah.

6. Pada tahun 2011 persentase penduduk usia 15 th keatas yang buta huruf di

Kabupaten Buleleng mencapai sekitar 11.77 persen, sebesar 42.19 persen

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 105: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 82

penduduk yang buta huruf untuk usia 65 tahun keatas dan hanya sebesar 1.75

persen penduduk yang buta huruf untuk usia 15-24 tahun.

7. Wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang dari 16 tahun

(perkawinan usia muda/di bawah umur) sebesar 3.9 persen, walaupun

demikian angka tersebut telah mengalami penurunan sedikit dari kondisi

tahun 2010 yang tercatat 5,46 persen.

8. Partisipasi laki-laki dalam ber KB relatif masih rendah yaitu hanya 1,2 persen

dari pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi, angka ini juga mengalami

penurunan sedikit dari kondisi tahun 2010 yang tercatat sebesar 1,3 persen.

9. Keadaan kualitas lingkungan perumahan umumnya masih perlu ditingkatkan.

penggunaan fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja

dan jarak ke tempat penampungan limbah masih perlu mendapat perhatian

kedepan untuk menunjang terwujudnya lingkungan yang sehat bagi seluruh

masyarakat. Tahun 2011 rumah tangga menggunakan jamban sebesar 99.35

persen, sementara jumlah rumah tangga dengan jarak ke tempat tampung

limbah yang kurang dari 10 meter naik dari 6.1 persen tahun 2010 menjadi

7.44 persen rumah tangga tahun 2011.

10. Tercatat sebagian besar (92.54 %) pada tahun 2011 rumah penduduk telah

menggunakan bahan penutup lantai yang cukup berkualitas (bukan tanah),

angka ini turun dari keadaan tahun 2010 yang tercatat 84.1 persen hal ini

barangkali karena banyaknya bangunan baru yang belum sempat disemen dan

terlanjur sudah ditempati pemiliknya.

11. Berdasar formulasi Bank Dunia dan penghitungan gini ratio menunjukkan

bahwa pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik dengan

tingkat ketimpangan rendah yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah

telah menerima 20.10 persen dari total pendapatan penduduk seluruhnya,

walaupun demikian angka ini turun sedikit jika dibandingkan dengan kondisi

tahun 2010 yang tercatat 23,20 persen.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 106: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

Profil Kesra Kab. Buleleng 2012 ( hasil Susenas dan Sakernas 2011) 83

12. Pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng tahun 2011 mengalami

pergeseran ke arah tingkat kesejahteraan relatif naik yaitu menurunnya

konsumsi kelompok makanan dari 53.73 persen tahun 2010 menjadi 48.13

persen tahun 2011, kendatipun demikian penurunan tersebut tidak terlalu

signifikan.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 107: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Page 108: bulelengkab.bps.go · Susenas dan Sakernas 2011 ) ini adalah kerjasama Pemkab Buleleng melalui Bappeda dengan BPS Kabupaten Buleleng, merupakan hasil pengumpulan data melalui kuesioner

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id