Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

81
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI INFLUENZA PANDEMI DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP & PL

Transcript of Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Page 1: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI INFLUENZA PANDEMI

DI INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PP & PLDEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2008

Page 2: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)
Page 3: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)
Page 4: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

DAFTAR ISI

Sambutan Direktur Jendral PP & PL ………………………………………………......…... i

Kata Pengantar Direktur Sepim Kesma ………………………………………………......... ii

Daftar Isi .............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang …………………………………………………………………….. ........... 1

2. Tujuan ……………………………………………………………………………................ 1

3. Landasan Hukum …………………………………………………………………............ 2

4. Ruang Lingkup ………………………………………………………………….............… 2

BAB II : KERANGKA KONSEP DAN PENGERTIAN

1. Kerangka Konsep

A. Deteksi Dini dan Respon Influenza Pandemi pada fase Episenter terjadi di luar

negeri (fase 4/5A) …….......................................................................................... 3

B. Deteksi Dini dan Respon Influenza Pandemi pada fase Episenter terjadi di dalam

negeri (fase 4/5 B)....................................……..................................................... 4

2. Pengertian

A. Periodisasi Pandemi ………………………………………………………...... 5

B. Sinyal Pandemi ………………………………………………………………...... 5

C. Episenter Influenza Pandemi ………………………………………………….. 7

D. Definisi Kasus Influenza Pandemi ……………………………………………. 7

BAB III : SURVEILANS PADA FASE EPISENTER TERJADI DI LUAR (FASE 4/5A)

I. Tujuan ……………………………………………………………………………........... 8

II. Pokok Kegiatan ………………………………………………………………….......... 8

III. Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………………………....……. 8

IV. Indikator ……………………………………………………………………..........……. 12

BAB IV : SURVEILANS PADA FASE EPISENTER TERJADI DI DALAM (FASE 4/5B)

I. Tujuan …………………………………………………………………………….......... 13

II. Pokok Kegiatan ………………………………………………………………........….. 13

III. Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………………………....……. 13

IV. Indikator …………………………………………………………………………........... 19

BAB V : SURVEILANS PADA FASE PANDEMI (FASE 6 )

I. Tujuan …………………………………………………………………………….......... 21

Page 5: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

II. Pokok Kegiatan ……………………………………………………………….......….. 21

III. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………………. 21

IV. Indikator …………………………………………………………………….....……. 24

BAB VI : SURVEILANS PADA PASCA PANDEMI …………………………..........….…... 25

BAB VII : PENUTUP …………………………………………………………..........……..... 26

GLOSARRY ................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 29

EDITOR DAN KONTRIBUTOR .................................................................................... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................. 31

Page 6: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Avian Influenza (AI) sampai saat ini masih menjadi masalah global maupun

nasional. Sejak tahun 2003 sampai Mei 2008 Avian Influenza pada unggas sudah

menyerang di hampir semua negara Asia, sebagian Afrika dan Eropa. Sedangkan

AI pada manusia sudah dilaporkan oleh 15 negara di dunia termasuk Indonesia. Di

Indonesia AI pada unggas sudah menyebar secara luas di semua propinsi kecuali

Gorontalo dan Maluku Utara. Sedangkan pada manusia sejak Juni 2005 sampai

Mei 2008 sudah dilaporkan 135 kasus dengan 110 kematian yang tersebar di 12

propinsi. Dan diperkirakan virus AI masih terus bersirkulasi di Indonesia sehingga

risiko terjadinya mutasi atau adaptasi virus yang menghasilkan virus yang dapat

menular antar manusia tinggi.

Belajar dari pengalaman kejadian pandemi Influenza sebelumnya yaitu

pada tahun 1918, 1957 dan 1968/1969, pemerintah telah merumuskan Strategi

Penanggulangan AI dan Kesiapsiagaan menghadapi pandemi Influenza. Salah

satu dari strategi tersebut adalah Surveilans Epidemiologi pada Unggas dan

Manusia serta Surveilans dan Peringatan Dini Pandemi Influenza yang diharapkan

telah terlaksana pada akhir tahun 2008 di semua level.

Untuk mencapai tujuan dimaksud perlu disusun pedoman Surveilans

Pandemi Influenza ini.

II. TUJUAN

Terlaksananya deteksi dini kasus dan respon; memperoleh informasi tentang

gambaran epidemiologi, klinis penyakit, dan virologi; serta untuk evaluasi upaya

penanggulangan.

Page 7: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

III. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang No 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut

2. Undang-undang No 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

3. Undang-undang No 4 tahun 1984 tentang Wabah

4. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

5. International Health Regulation tahun 2005

6. Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

7. Peraturan Pemerintah No 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan wabah

penyakit menular

8. Peraturan Pemerintah No 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana ( bencana alam, non alam dan sosial )

9. Permenkes No 560 tahun 1989 tentang Tatalaksana Penanggulangan KLB

dan Jenis-jenis Penyakit yang dapat menimbulkan wabah

10. Kepmenkes No 1575 tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata kerja

Departemen Kesehatan

11. Kepmenkes No 424 tahun 2007 tentang Kekarantinaan

12. Permenkes No 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan

IV. RUANG LINGKUP

Surveilans Pandemi Influenza ini meliputi surveilans pada fase di mana

episenter terjadi di negara lain/ di luar negeri (fase 4/5 A), fase di mana episenter

terjadi di dalam negeri (4/5 B) dan fase pandemi (fase 6).

Page 8: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB II

KERANGKA KONSEP DAN PENGERTIAN

I. KERANGKA KONSEP

DETEKSI DINI DAN RESPON INFLUENZA PANDEMI DI DAERAH

BERISIKO TINGGI PADA FASE 4/5A ( Episenter terjadi di luar )

Tanda *) dilakukan respon sebagai berikut :

Kasus dirujuk dan diisolasi di RS rujukan

Kontak dikarantina ( karantina rumah untuk kasus yang ditemukan di masyarakat dan

karantina di asrama karantina untuk kasus yang ditemukan di bandara/pelabuhan), diberi

profilaksis dan dipantau selama 10 hari sejak kontak terakhir dengan kasus.

Di bandara/pelabuhan

Yankes

Masyarakat

Kasus Influenza Pandemi

Hasil Lab (+) IP

Bukan Kasus Influenza Pandemi

Surveilans Fase 4/5 B

Kasus ILI Dari

Daerah/wilayah/negara Episenter

Kontak dengan orang yg berasal dari daerah /wilayah/negara episenter *)

Hasil lab (-)

Page 9: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

DETEKSI DINI DAN RESPON INFLUENZA PANDEMI

PADA SAAT EPISENTER PANDEMI INFLUENZA

Kasus Suspek IP :

1. Kasus Klaster ILI2. Kasus AI pada

Pertugas Kesehatan yg merawat AI Konfirmasi

Dugaan sinyal

Epidemiologi

Penanggulangan Seperlunya , tentukan luas wilayah penanggulangan

Penyelidikan

Epidemiologi

Verifikasi dan

penyelidikan lanjutan ,

pengiriman spesimen ke

Lab rujukan

Tidak ada dugaan

sinyal epidemiologi

Pemantauan kontak

aktif dan ketat

Sinyal Epidemiologi

positif

Sinyal Virologi positifPenanggulangan Episenter :Surveilans di wilayah penanggulanganSurveilans di wilayah berisikoSurveilans di RS rujukanSurveilans di yankes

episenter berakhir, surveilans

ketat sampai 1 bulan

Episenter meluas,

tentukan kembali luas

wilayah penanggulangan

Page 10: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

PENGERTIAN

A. Periodisasi Pandemi

Periode Pandemi menurut WHO dan Indonesia sebagaimana tabel di bawah ini :

Fase Pandemi

WHO

Definisi menurut WHO Fase Respon Pandemi

Indonesia

1

Tidak ada subtipe virus influenza

baru pada manusia, tetapi terdapat

pada hewan dengan risiko rendah

penularan pada manusia.

1 – Tak ada virus influenza baru

atau jika ada (di dalam maupun

di luar Indonesia), memiliki risiko

infeksi yang rendah terhadap

manusia.

2

Tidak adanya subtipe virus influenza

baru pada manusia, tetapi terdapat

infeksi pada hewan dengan risiko

tinggi penularan pada manusia.

2 – Virus hewan yang beredar

memunculkan risiko besar untuk

terjadinya penyakit pada

manusia.

3

Manusia terinfeksi dengan virus

influenza subtipe baru; tetapi tidak

ada penularan manusia ke manusia

atau penularan sangat terbatas.

3 A – Infeksi flu burung /AI pada

manusia di negara lain,

Indonesia tidak terkena

3 B – Kasus flu burung / AI pada

manusia di Indonesia

4

Terdapat penularan manusia ke

manusia pada klaster/kelompok kecil

dan terlokalisir pada area yang

terbatas, yang menunjukkan bahwa

virus tidak bisa beradaptasi dengan

baik terhadap manusia.

4/5 A – Klaster dengan

penularan dari manusia ke

manusia di negara lain,

Indonesia tidak terkena.

4/5 B – Klaster dengan

penularan dari manusia ke

manusia di Indonesia (tingkat

desa / kecamatan / kabupaten /

kota)

5

Terdapat penularan manusia ke

manusia pada klaster/kelompok

lebih besar, masih terlokalisir; virus

mulai beradaptasi ke manusia tetapi

belum efektif.

6

Penularan yang meningkat dan

berkelanjutan pada manusia, virus

sudah efektif menular antar

6 – wabah influenza pandemi

Page 11: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

manusia.

B. Sinyal Pandemi

Sinyal untuk mengenal munculnya virus pandemi adalah sinyal epidemiologis dan

sinyal virologis.

1. Sinyal Epidemiologis

Sinyal epidemiologis merupakan sinyal yang paling sensitif dan dapat dipercaya

untuk segera memulai tindakan penanggulangan dini sebelum diperoleh

konfirmasi virologis.

Sinyal epidemiologis yang penting adalah:

1.1 Klaster penderita atau kematian karena pneumonia yang tidak jelas

penyebabnya dan terkait erat dalam faktor waktu dan tempat dengan rantai

penularan yang berkelanjutan atau

1.2 Klaster penderita Flu Burung dengan dua generasi penularan atau lebih

tanpa hubungan darah antar generasi dan atau adanya penularan kepada

petugas kesehatan yang merawat penderita.

Yang dimaksud dengan dua generasi penularan atau lebih adalah apabila

kasus awal menularkan kepada orang kedua, dan orang kedua menularkan

ke orang ketiga dan seterusnya. Tidak ada sumber paparan lain yang dapat

dibuktikan atau waktu interval antara kontak dengan kasus berikutnya mulai

sakit (timbul gejala) 7 hari atau kurang.

2. Sinyal virologis

Sinyal virologis dideteksi melalui genetic sequencing/ penguraian gen dari isolat

virus H5 yang berasal dari manusia atau hewan. Pemeriksaan ini telah dapat

dilakukan di Indonesia. Meski demikian setiap negara anggota WHO diminta

untuk mengirimkan spesimen yang positif ke laboratorium rujukan WHO dalam

rangka surveilans Influenza global. Dari surveilans global ini akan dapat

Kasus awal Kasus kedua Kasus ketiga

1 Masa inkubasi 1 Masa inkubasi

dst

1 Masa inkubasi

Page 12: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

dideteksi sedini mungkin munculnya virus baru yang bisa menimbulkan

pandemi. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti seberapa jauh

perubahan genetik yang dibutuhkan untuk memungkinkan terjadinya penularan

antar manusia.

Dari penguraian gen ini akan dapat dideteksi:

2.1 Reassortment (virus yang mengandung material genetik manusia dan

hewan) atau

2.2 Mutasi pada isolat virus dari manusia dan atau isolat hewan.

Untuk memastikan adanya sinyal virologi diperlukan waktu yang relatif lama (2-

3 minggu) karena membutuhkan pemeriksaan penguraian gen secara penuh

(full genetic sequencing).

C. Episenter Influenza Pandemi

Merupakan fase dimana klaster dengan penularan dari manusia ke manusia sudah

terjadi secara efektif, dan hasil virologi menunjukkan adanya virus influenza yang

baru. Episenter pandemi Influenza ini bisa ditandai dengan adanya kasus kluster,

terjadinya penularan pada petugas kesehatan yang merawat kasus konfirmasi AI

dimana sebelumnya dia tidak ada kontak dengan unggas.Episenter ini bisa terjadi di

luar Negara Indonesia atau di dalam Negara Indonesia itu sendiri.

D. Definisi Kasus Influenza Pandemi (IP)

1. Kasus Suspek :

a. Kasus ILI yang berasal dari daerah episenter

b. Kasus ILI yang pernah kontak dengan orang yang berasal dari daerah

episenter

2. Kasus Konfirmasi :

a. Kasus ILI yang berasal dari daerah episenter

b. Kasus ILI yang pernah kontak dengan orang yang berasal dari daerah

episenter, ditambah dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif

menunjukkan virus influenza baru

Page 13: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB III

SURVEILANS PADA FASE EPISENTER TERJADI DI LUAR

(FASE 4/5 A)

Fase 4/5 A merupakan fase dimana klaster dengan penularan dari manusia ke

manusia yang terjadi di negara/daerah lain.

I. Tujuan

Deteksi dini kasus, kontak dan lingkungan terkait sebagai sumber infeksi dan cara

penularannya serta dapat dilakukan penanggulangannya.

II. Pokok Kegiatan :

1. Kegiatan kajian episenter dan besarnya risiko penularan ke Indonesia

2. Memberikan peringatan dini kepada stake holder (pemangku kebijakan) baik di

lingkungan departemen kesehatan, unit utama terkait dan unit pelayanan

kesehatan serta masyarakat.

3. Surveilans epidemiologi di Pelabuhan udara/laut/PLBD

4. Surveilans epidemiologi di unit pelayanan kesehatan

5. Surveilans epidemiologi di masyarakat

6. Penyelidikan epidemiologi terhadap semua kasus Influenza Pandemi

III. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kajian Episenter

a. Mengumpulkan informasi tentang episenter seperti gejala klinis, masa

inkubasi, luasnya penyebaran, cara penularan, waktu dan tempat kejadian,

angka kejadian, angka kematian, virologi melalui sumber informasi yang ada

seperti website, WHO, CDC, Journal, Global Influenza Programme serta

networking lainnya.

b. Menilai besarnya risiko penularan ke Indonesia melalui informasi yang

didapatkan dari Bandara dan Pelabuhan tentang berjangkitnya wabah

disuatu negara (melalui Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

Pelabuhan).

Page 14: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

2. Peringatan Dini

a. Menyebarluaskan informasi hasil kajian episenter dan risiko penularan

kepada pemangku kebijakan tentang adanya kejadian episenter di suatu

negara serta upaya-upaya yang perlu dilakukan yaitu: peningkatan

surveilans, upaya pencegahan dan promosi kesehatan (komunikasi

risiko).

b. Memantau perkembangan episenter dari negara/daerah lain.

3. Surveilans di Pelabuhan Udara/Laut dan Lintas Batas Darat

a. Petugas Surveilans KKP mengidentifikasi semua alat angkut yang

masuk dari daerah/negara episenter.

b. Alat transportasi yang datang dari daerah/negara yang menjadi

episenter pandemi influenza berada dalam karantina dan parkir di tempat

yang ditetapkan untuk melakukan kegiatan kekarantinaan.

c. Petugas Karantina Kesehatan memeriksa General Declaration/Maritim

Declaration Health yang telah diisi oleh awak pesawat/ kapal untuk

memastikan status kesehatan alat transportasi.

d. Bila terdapat penumpang sakit (ILI) maka awak kendaraan

memberitahukan kepada petugas karantina kesehatan pada waktu tiba.

e. Setelah seluruh penumpang dan awak kendaraan turun maka

dilakukan tindakan disinfeksi terhadap alat transportasi tersebut.

Terhadap penumpang Sehat

Petugas Karantina Kesehatan mengarahkan penumpang

yang sehat keluar melewati jalur khusus. Kepada para penumpang

tersebut tetap dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermoscanner

atau alat pengukur suhu lainnya dan pemeriksaan HAC yang telah

dibagikan di daerah/negara sebelumnya.

Bila terdeteksi suhu tubuhnya >38 0 C maka

penumpang langsung dibawa ke poliklinik KKP untuk dilakukan

anamnesa dan pemeriksaan fisik selanjutnya di rujuk ke RS Rujukan

tanpa melihat ada tidaknya riwayat kontak

Semua penumpang yang sehat dilakukan karantina

sesuai dengan pedoman karantina kesehatan (lihat pedoman

Page 15: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

pengawasan bandara dan pelabuhan dalam rangka penanggulangan

episenter pandemi influenza) dan diberikan profilaksis antivirus selama

20 hari.

Petugas surveilans KKP melakukan pemantauan

terhadap penumpang yang dikarantina menggunakan alat pelindung diri

lengkap. Hasil pemantauan dicatat dalam formulir pemantauan

(terlampir).

Terhadap Penumpang Yang sakit di Alat Transportasi

Penumpang yang sakit turun setelah seluruh penumpang yang sehat

turun

Penumpang yang sakit dibawa ke poliklinik dengan menggunakan mobil

evakuasi penyakit menular untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya

sesuai prosedur

KKP melaporkan jumlah penumpang/awak baik yang dirujuk (suspek)

atau yang sehat beserta alamatnya ke Ditjen PP & PL dengan tembusan

Dinkes Propinsi untuk diteruskan secara berjenjang (formulir terlampir)

Terhadap petugas di bandara/pelabuhan/lintas batas darat

Seluruh petugas yang melaksanakan tindakan kekarantinaan di

wajibkan menggunakan alat pelindung diri serta diberikan profilaksis

selama 20 hari.

Seluruh petugas yang melaksanakan kegiatan di pelabuhan

udara/laut/PLBD dipantau kesehatannya setiap hari menggunakan

formulir pemantauan terlampir.

Apabila ada petugas yang menderita ILI segera dirujuk ke RS

rujukan dan dilaporkan kepada kepala KKP dan Ditjen PP & PL.

Tatacara Pelaporan

Petugas surveilans KKP melaporkan hasil pemantauan tersebut

kepada kepala KKP menggunakan formulir terlampir, untuk selanjutnya

diteruskan ke Ditjen PP & PL.

Page 16: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Pelaporan dilakukan setiap hari pada jam 15.00 waktu setempat

melalui fax ( 021 42802669 atau 4257125) atau email

([email protected]).

Jika ada kasus suspek maka pelaporan segera dilakukan.

Page 17: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

4. Surveilans epidemiologi di unit pelayanan kesehatan masyarakat

a. Surveilans epidemiologi di unit pelayanan kesehatan di daerah risiko tinggi dan

melakukan deteksi dini terhadap kasus Influenza Pandemi melalui :

Semua pasien ILI dilakukan anamnesa lebih lanjut, jika pasien pernah

berkunjung ke daerah terinfeksi dalam 1 minggu sebelum sakit (sesuai

definisi kasus), atau kontak dengan suspek Influenza Pandemi maka pasien

tersebut dirujuk ke RS rujukan dan dilaporkan ke dinas kesehatan setempat

untuk seterusnya dilakukan penyelidikan epidemiologi dan penegakan

diagnosis.

Jika ditemukan pasien Kluster Pneumonia yang tidak jelas penyebabnya

maka pasien tersebut dirujuk ke RS rujukan dan dilaporkan ke dinas

kesehatan setempat.

Melaporkan adanya kematian karena ARDS yang tidak jelas penyebabnya

Melakukan PWS KLB untuk kasus ILI

b. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan surveilans berbasis masyarakat dan

surveilans rumors.

c. Setiap petugas kesehatan di unit pelayanan kesehatan menggunakan alat

pelindung diri sesuai standar dan menerapkan standar pengendalian infeksi.

5. Surveilans epidemiologi di masyarakat

Masyarakat segera melaporkan setiap mengalami dan menemukan gejala ILI

atau Pneumonia serta adanya kematian yang tidak jelas sebabnya kepada

petugas kesehatan terdekat dan kepala desa

Meningkatkan peran aktif masyarakat seperti kader atau petugas surveilans

masyarakat untuk aktif melaporkan adanya kasus ILI, Pneumonia ataupun

kematian yang tidak jelas sebabnya

Setiap Rumors yang ada tentang dugaan Influenza pandemi dilakukan

verifikasi oleh petugas kesehatan

6. Penyelidikan epidemiologi

a. Semua kasus suspek Influenza Pandemi segera dilakukan penyelidikan

epidemiologi sesuai protokol penyelidikan epidemiologi kasus Influenza

Pandemi (terlampir) termasuk pelacakan kontak serta segera melaporkan

hasilnya.

Page 18: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

b. Tujuan penyelidikan epidemiologi pada fase ini adalah untuk memastikan

diagnosis, mengidentifikasi kontak sekaligus menentukan seberapa luas

wilayah yang akan ditanggulangi jika hasil positif.

c. Semua kontak dilakukan karantina rumah dan diberikan profilaksis antiviral

selama 10 hari.

d. Jika hasil pemeriksaan terhadap kasus suspek ternyata positif Influenza

Pandemi, maka kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan penanggulangan

episenter pada fase 4/5 B

IV.INDIKATOR

Monitoring dan evaluasi kinerja surveilans di daerah risiko tinggi ( daerah yang disinggahi

penumpang/awak dan daerah tujuan di Indonesia) dari episenter pandemi influenza

dengan indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan laporan : 100

2. Kelengkapan laporan : 100 %

3. Kecepatan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sejak laporan diterima: 100%

4. Jumlah Kontak yang diamati 100 % termonitor

5. Kecepatan deteksi dini suspek (dihitung < 24 jam dari onset): 100%

6. Ketepatan Diagnosa : 100%

7. Semua alat angkut yang berasal dari daerah/negara episenter dilakukan

pemeriksaan : 100 %

Page 19: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB I V

SURVEILANS PADA FASE EPISENTER TERJADI DI DALAM

( FASE 4/5 B )

Fase 4/5 B merupakan fase dimana klaster dengan penularan dari manusia ke manusia

terjadi di dalam negeri.

I. Tujuan

1. Memastikan diagnosis virus influenza pandemi, 2. Mengidentifikasi kasus dan kontak 3. Menentukan luasnya penyebaran4. Deteksi dini kasus serta sumber penularan di wilayah Kab/Kota yang berisiko

penularan.5. Mengidentifikasi kelompok berisiko berdasakan umur dan tempat.6. Mengetahui perkembangan kasus menurut variabel epidemiologi 7. Diketahuinya proporsi efek samping obat pencegahan (profilaksis) 8. Mengevaluasi keberhasilan upaya-upaya penanggulangan episenter

II. Pokok Kegiatan :

1. Penetapan Sinyal Pandemi2. Melakukan penyelidikan kasus, kontak dan Penetapan Karantina3. Melakukan surveilans di wilayah penanggulangan/karantina4. Surveilans di RS Rujukan/ Yang merawat Kasus Influenza Pandemi5. Surveilans di Bandara/pelabuhan/PLBD di wilayah berisiko 6. Melakukan surveilans di wilayah yang berisiko7. Surveilans di luar wilayah yang berisiko (Bandara/Pelabuhan/PLBD,Unit

Kesehatan)8. Melakukan Kajian Epidemiologi

III. Pelaksanaan Kegiatan :

1. Penetapan Sinyal Pandemi a. Penetapan sinyal epidemiologi

Melalui kegiatan penyelidikan epidemiologi dan verifikasi.b. Penetapan sinyal virologi

Isolat/spesimen dikirim ke Laboratorium yang mempunyai kemampuan pemeriksaan sequencing virus melalui laboratorium Balitbangkes Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi (BMF). Informasi hasil pemeriksaan disampaikan kepada Menkes dan Dirjen PP & PL.

Page 20: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

2. Penyelidikan epidemiologi kasus, kontak dan penetapan karantina (rumah dan wilayah)b. Mencari kasus tambahan dan kontak (tata cara penyelidikan terlampir)c. Menetapkan rumah dan luas wilayah yang dikarantina

Rumah yang dikarantina adalah rumah kasus dan rumah kontaknya Luas wilayah yang dikarantina mencakup wilayah kasus, kontak dan

penduduk sekitarnya dengan mempertimbangkan risiko penyebaran penyakit berdasarkan mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, keadaan geografis (batas-batas alam) dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan karantina.

Adanya perkembangan penyebaran penyakit ditemukannya kasus baru maupun kontak, direkomendasikan :a. wilayah penanggulangan yang dilakukan karantina diperluas

mencakup wilayah kasus baru & kontak tambahan tersebut (desanya/ batas geografis), atau

b. Dilakukan karantina rumah terhadap rumah kasus dan kontak bila kasus maupun kontak yang baru sporadis (tidak mengelompok dan dalam jumlah yang kecil) dan jauh dari wilayah karantina awal.

c. Dilakukan karantina wilayah baru jika kasus / kontaknya banyak dan mengumpul di satu wilayah yang jauh di luar wilayah kasus (ada 2 wilayah karantina)

a. Penanggulangan menggunakan pendekatan karantina wilayah tidak efektif dilakukan dengan pertimbangan bila :a. terdapat klaster besar (> 25 kasus) dalam waktu < 3 hari

disesuaikan dg kesepakatan/pedoman aja (sesuai referensi)b. kasus menyebar pada wilayah sangat luasc. mobilitas penduduk dan atau kepadatan penduduk tinggi.d. sumber daya terbatas

3. Surveilans di wilayah penanggulangan 1) Tim penanggulangan epicenter kab/kota menunjuk petugas kesehatan

pelaksana/relawan penanggulangan epicenter (bisa diambil dari dinkes kab/kota, puskesmas, bidan desa, masyarakat). Petugas/relawan ini salah satu tugasnya adalah menjalankan fungsi surveilans untuk melakukan surveilans aktif dari rumah ke rumah di wilayah penanggulangan. Satu petugas kesehatan/relawan bertanggungjawab melakukan surveilans aktif di 10 rumah. Setiap 10 petugas/relawan akan diawasi oleh 1 supervisor.

2) Petugas kesehatan/ relawan tersebut diwajibkan menggunakan APD sesuai standar, yaitu :

a. Jika petugas berada di wilayah penanggulangan dan melakukan wawancara maka menggunakan masker N95 dan sarung tangan

b. Jika masuk ke rumah untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasus maka menggunakan APD lengkap

3) Petugas kesehatan/ relawan dilengkapi dengan formulir, termometer, pensil/ pulpen, penghapus, surat tugas dan sarana penunjang lainnya (tergantung kemampuan daerah) .

Page 21: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

4) Petugas kesehatan/relawan tersebut melakukan tugas kunjungan dari rumah ke rumah setiap hari untuk : memantau adanya demam thd semua orang yang tinggal di rumah

sesuai formulir surveilans aktif (lampiran 1) selama masa karantina. Pemantauan dilakukan dgn cara menanyakan dan mengukur suhu menggunakan termometer bagi yang mengeluh demam. Jika ditemukan adanya kasus ILI segera melaporkan kepada supervisor dan atau koordinator surveilans di Pos lapangan, TGC Kab/Kota di Pos lapangan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Memantau/menanyakan kondisi kesehatan semua orang yang tinggal rumah tersebut, jika ada yang sakit selain ILI agar segera dilaporkan juga ke Pos lapangan untuk dilakukan tindak lanjut.

Memantau minum obat setiap hari dan mencatat efek samping sesuai formulir yang ada (lampiran 2)

Memberikan informasi kepada orang yang dipantau tentang gejala, efek samping oseltamivir dan segera melapor jika ada efek samping (lihat cek list)

Meninggalkan nomor telepon/ metode komunikasi cepat agar segera dapat dihubungi jika ada yang mempunyai gejala ILI atau mengalami efek samping.

Memberikan pesan kepada masyarakat agar segera melapor kepada petugas jika ada yang mempunyai gejala ILI, menggunakan media komunikasi yang ada seperti kentongan, telepon, ORAKA (Organisasi Radio Kawat) dan lain-lain.

5) Jika ditemukan kasus ILI di wilayah penanggulangan maka kasus tersebut masuk dalam kriteria suspek influenza pandemi. Menindaklanjuti kasus tersebut maka TGC kab/kota yang ada di Pos lapangan melakukan :

a. Penyelidikan epidemiologi terhadap kasus (formulir penyelidikan epidemiologi terlampir, lampiran 3) termasuk pelacakan kontak.

b. Memfasilitasi rujukan kasus ke RS rujukan sesuai protokol rujukan kasus

c. Semua kasus suspek diambil spesimennya di RS sesuai protokol pengambilan spesimen.

d. Mengambil spesimen kontak kasus konfirmasi secara acak sesuai dengan kemampuan. Jika jumlah kasus meningkat tajam maka spesimen yang diambil sesuai dengan kemampuan (Secara acak seperti ambil nomor kasus ganjil/genap).

6) Setiap ada kasus baru maka posko KLB influenza Kab/kota menetapkan kembali luas wilayah dan lamanya karantina.

7) Fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah penanggulangan terutama puskesmas memberlakukan triage pasien untuk deteksi dini kasus dan tatalaksana awal kasus dengan tetap memperhatikan perlindungan diri (menggunakan APD), dan juga melakukan pelayanan kesehatan lainnya.

Page 22: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

8) Petugas surveilans pos lapangan mengunjungi/berkomunikasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut setiap hari untuk mencari kasus ILI, Pneumonia dan kematian akibat pneumonia. Jika ada, maka dilakukan penyelidikan epidemiologi dan melaporkan ke posko KLB influenza kab/kota. (Formulir PE IP)

9) Semua petugas/ relawan yang bertugas di wilayah penanggulangan dan di daerah perimeter segera melaporkan ke pos lapangan jika mempunyai gejala ILI.

10) Petugas kesehatan/relawan pelaksana surveilans menyerahkan formulir yang sudah diisi setiap hari kepada tim surveilans di Pos lapangan.

11) Tim surveilans di Pos lapangan merekap data yang diterima dari petugas kesehatan/relawan dan mengirimkan laporan ke posko KLB influenza kab/ kota dan diteruskan ke Provinsi serta Departemen Kesehatan (Ditjen PP & PL).

12) Data dianalisis di setiap tingkatan dan melaporkan kepada pengambil keputusan dan disebarluaskan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) setiap hari.

13) Jika dilakukan vaksinasi dengan vaksin pra pandemi (H5N1) pada kelompok target prioritas/essensial, maka pemantauan KIPI dilakukan oleh tim surveilans di bawah bidang operasional posko KLB influenza kab/kota menggunakan formulir (terlampir).

14) Setelah karantina/ penanggulangan episenter PI dinyatakan selesai maka dilakukan Pemantauan Wilayah Setempat KLB (dahulu W2)

4. Surveilans di RS Rujukan/Yang Merawat Kasus Influenza Pandemi

Yang dimaksud dengan RS di atas adalah rumah sakit yang ditunjuk untuk merawat kasus influenza pandemi pada saat penanggulangan episenter. Kegiatan meliputi surveilans kasus, surveilans kontak (petugas dan keluarga), pengumpulan data epidemiologi dan klinis.

Langkah-langkah kegiatan :

a. Direktur RS menugaskan Tim Pengendalian Infeksi RS atau tim epidemiologi yang ada di RS untuk melakukan surveilans di RS. Jika RS belum mempunyai tim tersebut, maka ditunjuk satu tim surveilans.

b. Petugas kesehatan/tim tersebut melakukan : pemantauan ketat setiap hari terhadap petugas kesehatan dan

keluarga yang kontak dengan kasus di RS (formulir terlampir, lampiran 4) sampai 20 hari sejak kontak terakhir (disesuaikan dengan lamanya pemberian profilaksis). Kontak yang pulang kerumah, dipantau oleh petugas lapangan

Jika ada kontak yang menunjukkan gejala ILI maka diperlakukan sebagai kasus suspek Influenza Pandemi dan segera dilaporkan ke Posko KLB influenza Kab/Kota.

Pemantauan efek samping profilaksis antivirus (lampiran 6) dan KIPI vaksin (jika diberikan) menggunakan formulir.

Page 23: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Berkoordinasi dengan dokter yang merawat dalam melakukan pemantauan kasus harian (dokumentasi klinis, radiologi dan hasil laboratorium kasus) (formulir perkembangan kasus, lampiran 5)

Formulir hasil pemantauan tersebut dikirimkan setiap hari ke Posko KLB influenza Kab/kota paling lambat pukul 15.00 waktu setempat.

Jika pasien meninggal, maka segera dilaporkan ke Posko KLB influenza Kab/Kota.

Dilakukan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah Melakukan surveilans Pneumonia dan kematian akibat

Pneumonia di IGD, rawat jalan dan rawat inap setiap hari, dan dilaporkan setiap hari ke Posko KLB influenza Kab/Kota selama masa penanggulangan episenter.

Page 24: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

5. Di Bandar udara, pelabuhan, Pos Lintas Batas Darat (PLBD), terminal dan stasiun yang merupakan pintu keluar transportasi dari wilayah episenter

Kegiatan meliputi skrining (penapisan) dan pelaporan.

Tidak ada keluhan:Batuk,Pilek,sakit tenggorokan,sesak napas (-)

Tidak ada keluhan:Batuk,Pilek,sakit tenggorokan,sesak napas (-)

TERBANG

Ada keluhan : Batuk,Pilek,sakit tenggorokan,sesak napas

Ada keluhan : Batuk,Pilek,sakit tenggorokan,sesak napas

PEMERIKSAAN IDENTITAS CALON PENUMPANG & PENGANTAR DARI DAERAH EPISENTER

RING II

PoliklinikPemeriksaan HAC

RS Rujukan

THERMOSCANNERTHERMOSCANNER

SUHU TBH > 380C SUHU TBH < 380C

SUHU TBH < 380C

KARANTINA

KONTAK +KONTAK + KONTAK -KONTAK -

TERBANG

Suspek Bukan Suspek Diobati/dirujuk, jika hasil bukan penyakit menular dan tidak beresiko terbang

Page 25: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

RING I

Catatan

Bila ternyata penumpang yang dicurigai setelah diperiksa di poliklinik KKP ternyata hasilnya baik (aman), tetapi pesawat/kapal/kendaran umum sudah berangkat maka penumpang tersebut harus dijamin untuk bisa berangkat pada pesawat /kapal/kendaran umum berikutnya dan sepenuhnya dijamin oleh pemerintah. Oleh karena itu mulai sekarang harus dibangun suatu mekanisme dan koordinasi untuk mengatasi hal-hal tersebut, berupa legalitas, koordinasi dengan Ad Bandara /Pelabuhan/Terminal dan lintas sektor terkait, dukungan dana dari pemerintah dan mekanisme pencairan dana.

Untuk meminimalkan penyebaran influenza pandemi maka perlu dilakukan screening di bandar udara, pelabuhan, PLBD, terminal dan stasiun yang efektif, praktis dan meminimalisir gangguan kelancaran lalu lintas penumpang (sesuai dengan IHR 2005) dengan cara pengukuran suhu tubuh dengan thermoscanner dan pengisian Health Alert Card bagi seluruh penumpang yang akan meninggalkan wilayah.

Langkah Kegiatan Surveilans di Bandar udara, pelabuhan, PLBD, terminal dan

stasiun

i. Melakukan skrining terhadap seluruh penumpang dengan alat pemindai demam (thermoscaner) yang terletak sebelum pintu masuk security (X-Ray).

ii. Penumpang yang terdeteksi demam segera dibawa ke ruang karantina untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai juklak tindakan kekarantinaan di bandar udara, pelabuhan, PLBD, terminal dan stasiun.

iii. Menyeleksi HAC yang telah diisi oleh penumpang dan mengecek kartu identitas diri untuk mengetahui apakah berasal dari wilayah penanggulangan.

iv. Penumpang yang berasal dari wilayah penanggulangan dibawa ke ruangan karantina untuk di lakukan tindakan lebih lanjut sesuai juklak tindakan kekarantinaan di bandar udara, pelabuhan, PLBD, terminal dan stasiun.

v. Petugas surveilans KKP merekapitulasi hasil seleksi HAC, skrining dan dilaporkan ke Posko KLB influenza Kab/Kota dengan tembusan Ditjen PP&PL setiap hari pukul 15.00 waktu setempat dengan menggunakan format terlampir.

6. Surveilans di Wilayah Berisiko

Wilayah berisiko adalah wilayah yang mempunyai risiko tertular influenza pandemi dari wilayah episenter. Wilayah ini seperti wilayah sekitar yang berbatasan langsung atau wilayah yang mempunyai akses lalu lintas dan mobilitas tinggi dengan wilayah episenter pandemi influenza. Kegiatan di wilayah ini sama dengan kegiatan surveilans pada fase 4/5 A (merujuk ke Buku Pedoman Surveilans Influenza Pandemi) dengan surveilans yang lebih intensif, antara lain :

1) Meningkatkan surveilans di puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya

Page 26: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

2) Meningkatkan surveilans berbasis masyarakat dengan memberdayakan masyarakat untuk segera berobat dan aktif melaporkan kasus ILI ke petugas/unit pelayanan kesehatan

3) Petugas surveilans kab/kota datang melakukan review register (pengecekan register pasien) di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencari adanya kasus suspek.

4) Kegiatan surveilans tetap dilanjutkan sampai beberapa bulan setelah penanggulangan dinyatakan selesai sesuai dengan kajian epidemiologi.

Page 27: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

7. Surveilans di Wilayah Lainnya

a. Wilayah lainnya adalah wilayah selain wilayah penanggulangan dan wilayah berisiko.

b. Kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran kasus influenza pandemi dari daerah episenter dengan melakukan intensifikasi kegiatan surveilans fase 4/5 A (merujuk ke Buku Pedoman Surveilans Influenza Pandemi).

c. Jika ditemukan adanya kasus Influenza Pandemi maka dilakukan upaya penanggulangan dan masuk pada kegiatan surveilans episenter pandemi influenza.

8. Kajian Epidemiologi

Data-data yang dikumpulkan dikaji secara deskriptif meliputi:

Angka serangan (Attack Rate) Angka kematian (Case Fatality Rate) Kurva epidemik Kecepatan Penyebaran Masa inkubasi (berdasarkan timeline dan kurva epidemik) Proporsi kasus berdasarkan berat ringannya penyakit Pemetaan kasus dan kontak Distribusi gejala, perjalanan penyakit, golongan umur yang paling berisiko Keberhasilan intervensi di wilayah penanggulangan.

Semua hasil analisis tersebut digunakan untuk rekomendasi tindak lanjut sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan, serta untuk menilai keberhasilan upaya penanggulangan.

Walaupun kegiatan karantina sudah selesai, intensifikasi surveilans terutama dalam deteksi kasus terus dilakukan sampai beberapa minggu untuk mengantisipasi adanya kasus baru lagi/ gelombang kedua dan seterusnya.

Bila memungkinkan dilakukan analisis secara analitik, pengumpulan data dilakukan dengan study epidemiologi lanjutan.

Analisis dampak lain dari episenter PI seperti dampak ekonomi, sosial, keamanan, politik dilakukan oleh unit terkait

IV. INDIKATOR KINERJA

a. Di Wilayah Penanggulangan/Karantina

i.Ketepatan laporan : ≥ 90%ii.Semua kasus dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sejak laporan diterimaiii.Cakupan kunjungan rumah : 100 % / hariiv.Semua kasus terdeteksi < 24 jam dari onsetv.Tersedianya data proporsi efek samping profilaksis.vi.Adanya rekomendasi minimal sekali dalam seminggu selama masa

penanggulangan: 100%

Page 28: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

d. Di Wilayah Berisiko

i. Ketepatan laporan : 100%ii. Kecepatan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sejak laporan diterima: 100%iii. Jumlah Kontak yang diamati 100 % termonitoriv. Kecepatan deteksi dini suspek (dihitung < 24 jam dari onset): 100%v. Ketepatan Diagnosa : 100% (Klinis dan Lab)

Page 29: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB V

SURVEILANS PADA FASE PANDEMI

(FASE 6)

Fase 6 merupakan fase Influenza Pandemi dengan penularan antar manusia yang sudah menyebar luas bahkan bisa ke beberapa negara dan upaya karantina sudah tidak efektif lagi.

Petunjuk ini dilakukan pada saat pandemi terjadi juga di Indonesia. Jika Indonesia tidak terkena pandemi, maka kegiatan yang dilakukan adalah sama dengan kegiatan pada fase 4/5A.

Pada prinsipnya semua penyakit serupa Influenza (ILI) pada fase 6 ini dianggap sebagai kasus Influenza Pandemi.

I. Tujuan :

a. Diketahuinya gambaran epidemiologi Influenza pandemi b. Diketahuinya genotype virusc. Diketahuinya efektifitas dan efisiensi intervensi penanggulangan influenza pandemi

II. Pokok Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah :

1. Surveilans ILI di puskesmas dan rumah sakit2. Surveilans Pneumonia di rumah sakit 3. Surveilans sentinel 4. Surveilans kematian5. Surveilans berdasarkan hasil penyelidikan6. Surveilans virologi7. Analisis dan Diseminasi Informasi

III. Pelaksanaan Kegiatan

1. Surveilans ILI di Puskesmas dan rumah sakit

Data yang dikumpulkan adalah data kasus ILI yang berkunjung ke Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan (yankes) lainnya selain rumah sakit yang berada di wilayah kerja puskesmas seperti klinik 24 jam, praktek dokter swasta, praktek bidan dan lain-lain.Seluruh puskesmas dan rumah sakit melakukan pencatatan dan pelaporan kasus ILI setiap hari. Jumlah kasus baru ILI dilaporkan setiap hari ke Posko Penanggulangan Pandemi Influenza dimasing-masing tingkatan dan di teruskan secara berjenjang.

2. Surveilans Pneumonia di rumah sakit

Seluruh rumah sakit melakukan pencatatan dan pelaporan kasus Pneumonia setiap hari. Jumlah kasus baru pneumonia dilaporkan setiap hari ke Posko Penanggulangan Pandemi Influenza dimasing-masing tingkatan dan di teruskan secara berjenjang.

Page 30: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)
Page 31: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

3. Surveilans Sentinel Puskesmas dan Rumah Sakit

Puskesmas dan Rumah sakit yang akan dijadikan sentinel akan ditetapkan pada saat pandemi sesuai dengan perkembangan kasus. Kriteria puskesmas dan rumah sakit yang akan dijadikan sentinel adalah :

- masih mampu melakukan kegiatan surveilans- terletak di daerah yang mempunyai banyak kasus Influenza Pandemi- mempunyai fasilitas dan tenaga untuk mengambil spesimen- mempunyai akses dengan laboratorium yang akan memeriksa spesimen

Influenza Pandemi

Kegiatan yang dilakukan :1. Puskesmas sentinel mencatat semua kasus ILI menggunakan formulir

pencatatan terlampir.2. Rumah sakit sentinel mencatat semua kasus ILI dan Pneumonia baik yang

rawat jalan maupun rawat inap, sesuai formulir terlampir.3. Formulir pencatatan tersebut dikirim setiap minggu ke Dinas Kesehatan

Kab/Kota, selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PP & PL Depkes RI melalui fax (021 42802669 dan 4257125) atau email ([email protected])

4. Surveilans Kematian

Data kematian akibat Pneumonia didapatkan dari masyarakat, puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Petugas surveilans puskesmas mencatat semua kematian akibat ILI dan Pneumonia yang tidak dirawat di rumah sakit yang terjadi di wilayah kerjanya.

b. Petugas puskesmas melaporkan setiap hari (setiap jam 15.00 waktu setempat) ke dinas kesehatan kab/kota (formulir terlampir), selanjutnya laporan dikirim ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PP & PL Depkes RI melalui fax (021 42802669 dan 4257125)atau email ([email protected])

5. Surveilans Virologi

a. Data diambil dari laboratorium-laboratorium yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan terhadap spesimen influenza pandemi, seperti Litbangkes, laboratorium regional dan beberapa laboratorium subregional.

b. Pengambilan spesimen untuk kasus suspek Influenza Pandemi dilakukan terutama terhadap kasus-kasus yang mempunyai pola penyebaran yang cepat, pola penyebaran yang berbeda/menyimpang dengan umumnya dan melalui surveilans sentinel ILI yang sudah berjalan.

c. Hasil pemeriksaan virologi dilaporkan langsung ke Ditjen PP & PL.d. Hasil pemeriksaan virologi digunakan untuk menganalisis apakah ada

perubahan dari strain virusnya dan sensitivitas terhadap antivirus.

Page 32: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

6. Studi Epidemiologi

Selain dari pelaporan data rutin setiap fase sesuai dengan pedoman diperlukan, juga diperlukan suatu studi khusus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik yang tidak didapatkan dari laporan data rutin. Hasil dari studi dapat digunakan untuk melihat perkembangan penyakit dan situasi pandemi itu sendiri sehingga dapat menunjang upaya penanggulangan yang dilakukan.

Studi yang dilakukan dapat berupa studi deskriptif dan analitik tergantung dari situasi dan kemampuan. Pelaksanaan studi ini dilakukan oleh berbagai program dan sektor yang berkaitan.

Beberapa informasi yang diperlukan meliputi masa inkubasi, gejala klinis, cara penularan, lamanya sakit, jumlah kontak, jumlah kontak yang tertular/ sakit, luas penyebaran, tatalaksana kasus yang efektif, lamanya virus bertahan dilingkungan dan tindakan dalam upaya pengendalian dan lain-lain.

7. Analisis dan Diseminasi Informasi

a. Analisis

Analisis dilakukan dengan cara deskriptif dan dilakukan oleh setiap unit surveilans disemua tingkatan (Posko Penanggulangan Pandemi). Analisis dilakukan setiap hari.

Data-data yang dikumpulkan melalui laporan rutin dikaji secara deskriptif , meliputi:

Angka serangan (Attack Rate) Angka kematian (Case Fatality Rate) Kurva epidemik Kecepatan Penyebaran Masa inkubasi (berdasarkan timeline dan kurva epidemik) Proporsi kasus berdasarkan berat ringannya penyakit Pemetaan kasus dan kontak Distribusi gejala, perjalanan penyakit, golongan umur yang paling berisiko Keberhasilan intervensi dalam penanggulangan Kemungkinan munculnya gelombang kedua

Semua hasil analisis tersebut digunakan untuk rekomendasi tindak lanjut sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan, serta untuk menilai keberhasilan upaya penanggulangan.

Analisis tentang kemungkinan munculnya gelombang kedua pandemi dilakukan pada saat jumlah kasus cenderung menurun mendekati nol (post – peak).

b. Diseminasi Informasi

Hasil analisis di masing-masing tingkat administrasi dilaporkan kepada atasan langsung untuk masukan dalam melakukan tindak lanjut.

Page 33: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Informasi ke media massa dikoordinir oleh Pusat Komunikasi Publik (Puskomlik) yang ada di setiap tingkatan administrasi. Sehingga semua hasil analisis disampaikan ke Puskomlik dan selanjutnya Puskomlik yang akan menyebarkan informasi tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

IV. INDIKATOR

Indikator digunakan untuk mengukur kinerja sistem surveilans disetiap tingkatan.

kelengkapan laporan ≥ 90 %

Ketepatan laporan ≥ 80 %

Adanya kajian epidemiologi dan rekomendasi minimal satu kali dalam seminggu

selama masa penanggulangan: 100%

Adanya informasi tentang perkembangan genotype virus influenza pandemi.

Page 34: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

BAB VI

SURVEILANS PADA PASCA PANDEMI

Adalah keadaan setelah dinyatakan bahwa pandemi berakhir oleh WHO. Pada keadaan

ini perlu dilakukan evaluasi kegiatan surveilans dan kinerja sistem surveilans secara

menyeluruh. Pada awal pasca pandemi, kegiatan surveilans fase pandemi tetap

dilakukan sampai dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir dan selanjutnya kembali pada

fase interpandemi.

Page 35: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Bab VII

PENUTUP

.

Buku ini disusun dengan harapan agar dapat dijadikan acuan bagi petugas surveilans di lapangan, baik Dinas Kesehatan maupun Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam upaya menghadapi kemungkinan Episenter dan Pandemi Influenza.

Dengan adanya buku surveilan Pandemi Influenza ini, maka diharapkan pengambilan keputusan dalam penanggulangan episenter dan pandemi influenza dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.

Tim mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan hingga selesainya Pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya pengendalian penyakit Flu Burung di Indonesia.

Page 36: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Glossary

1. Episenter adalah Wilayah geografis yang menjadi pusat/awal terjadinya Pandemi

Influenza (PI)

2. Influenza Like Illness (ILI) : Penyakit dengan gejala demam mendadak (>=38 0C,

suhu aksila ) disertai batuk dan atau sakit tenggorokan, yang tidak didiagnosis

sebagai penyakit lain.

3. Influenza Pandemi adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza subtipe

tertentu yang menyebabkan pandemi. Subtipe tersebut belum diketahui saat ini,

dan akan diketahui jika sudah terjadi episenter pandemi influenza

4. Isolasi adalah Pemisahan orang sakit, bagasi, kontainer, alat angkut, atau barang

bawaan lainnya yang terkontaminasi dengan maksud untuk mencegah penularan

atau penyebaran penyakit atau kontaminasi.

5. Karantina adalah pemisahan dan pembatasan ruang gerak orang sehat yang

diperkirakan terpapar sumber infeksi.

6. Karantina Rumah adalah Pemisahan orang sehat dari sumber penyakit atau

seseorang yang menderita penyakit yang berada dalam satu rumah.

7. Klaster (Cluster) adalah kelompok kecil yang mempunyai karakteristik yang sama (

kasus, tempat,waktu) dalam satu kumpulan yang heterogen .

8. Kontak adalah semua orang yang berhubungan/kontak dengan kasus (dalam jarak

≤ 1 meter) sejak 1 hari sebelum kasus sakit sampai selama kasus sakit.

9. Masa Inkubasi adalah periode masuknya kuman/virus sampai timbulnya gejala

penyakit.

10. Penatalaksanaan Kasus adalah Suatu rangkaian kegiatan mulai dari anamnesa,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa dan pengobatan.

11. Pembatasan/Kontainment adalah Tindakan untuk membatasi pergerakan orang

dalam rangka mencegah penyebaran penyakit.

12. Pembatasan Cepat adalah tindakan pembatasan yang dilakukan pada awal

terjadinya pandemi

13. Pengendalian Perimeter adalah tindakan penyehatan yang dilakukan di wilayah

pembatasan sehingga tidak terjadi penyebaran Pandemi Influenza.

14. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang harus dikenakan petugas

untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular penyakit menular.

Page 37: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

15. Profilaksis adalah pemberian obat kepada seseorang dengan tujuan mencegah

tejangkitnya penyakit

16. Relawan adalah orang yang direkrut untuk melakukan tugas surveilans aktif dan

pembagian profilaksis, orang tersebut bisa merupakan petugas kesehatan, kader

ataupun masyarakat setempat yang dilatih untuk melakukan tugas tersebut.

17. Ring II adalah batas wilayah pelabuhan yang dimulai dari area pintu masuk

wilayah Pelabuhan Laut

18. Ring I adalah batas wilayah area publik di terminal Pelabuhan Laut sebelum

memasuki pintu pemeriksaan tiket.

19. Rumah sakit rujukan adalah rumah sakit yang ditunjuk untuk menjadi tempat

perawatan/rujukan kasus flu burung dan Influenza Pandemi.

20. Sequencing adalah pemeriksaan penguraian DNA/materi genetik virus.

21. Strategi adalah Tehnik atau cara yang dilakukan untuk mencapai suatu

keberhasilan dalam pencegahan Pandemi Influenza

22. Supervisor adalah oraqng/petugas yang ditunjuk untuk memantau/mengawasi

petugas/relawan.

23. Surveilans aktif adalah kegiatan surveilans yang secara aktif mendatangi

responden atau sumber data untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

24. Wilayah penanggulangan adalah Wilayah geografis dan penduduknya yang

dilakukan penanggulangan epicenter pandemi influenza.

25. Zona Karantina adalah tempat berlabuh bagi kapal yang datang dari pelabuhan di

daerah/ negara terjangkit penyakit yang berpotensi Public Health Emergency of

International Concern. Dengan jarak minimum 2 mil dari dermaga.

Page 38: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Daftar Pustaka

1. Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza, Depkes RI, 20082. WHO Interim Protocol : Rapid operations to contain the initial emergence of pandemic

influenza, October 20073. Panduan Rencana Kesiapsiagaan Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi

Kemungkinan Pandemi Influenza, Agustus 20074. Pedoman Surveilans Integrasi Avian Influenza, Ditjen PP & PL Depkes RI, 20065. WHO global influenza preparedness plan : The role of WHO and recommendations for

national measures before and during pandemics ; WHO/CDS/CSR/GIP/2005.56. World Health Organization. Guideline for Global Surveillance of Influenza A/H5, 2005

Page 39: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

EDITOR

dr. H Andi Muhadir, MPHDR. Hari Santoso, SKM,M.Epid

drg. Djauzi,M.Kesdr. Elvieda SariwatiRosmaniar, SKep

KONTRIBUTOR

1. dr. Eko Priyono,M.Kes2. dr. Sholah Imari,MSc3. dr. M. Nadhirin4. dr. Ari Bratasena5. dr. Totok Harianto6. Tato Suharto,SKM,M.Kes7. Drs. Rosyidi8. dr. Solikha W 9. Rosyid,SKM,M.Kes10. Yusran,SKM,M.Kes11. Abdurrachman, SKM,M.Kes12. Indrajaya,SKM13. dr. Novita Indriani14. dr. Soitawati15. dr. Darmawali Handoko16. dr. Iqbal Djakaria17. dr. Nani Rizkiyati,M.Kes18. Sukman Didi,SKM,M.Kes19. Edi Purwanto,SKM,M.Kes20. dr. Mieke V21. Rosliany,MSc.Ph

Page 40: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

DAFTAR LAMPIRAN

I. Lampiran untuk Fase 4/5 A

Lampiran 1

Format Pelaporan Kasus Influenza Pandemi di Bandara

Daerah/Wilayah/Negara Episenter :

Tanggal Kedatangan :

Jam kedatangan :

Nama Pesawat :

No.Penerbangan/Kapal :

No Nama Umur Sex Alamat Tujuan Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

.........., .......,........

Kepala KKP,

(__________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan pesawat/kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen

PP & PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan

Kab/Kota.

Page 41: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 2 :

Format Pelaporan Kasus Influenza Pandemi di Pelabuhan Laut

Nama Kapal :

Bendera :

Berat Kotor :

Pelabuhan Daerah/ Negara Episenter : tanggal Keberangkatan :

Rencana Sandar : Tanggal ; jam :

Lokasi Sandar :

Jumlah ABK :

Keagenan :

No Nama Umur Sex Alamat Tujuan

Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

.........., .......,.......

Kepala KKP,

(_______________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen

PP & PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan

Kab/Kota.

Page 42: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 3 :

Format Pelaporan Kasus Influenza Pandemi di PLBD

Nama Armada :

Nomor Kendaraan :

Asal Daerah/ Wilayah/Negara Episenter :

Tanggal Keberangkatan :

Tanggal Kedatangan :

Jumlah Penumpang/Crew :

No Nama Umur Sex Alamat Tujuan

Keluhan (Panas,

batuk, pilek, sakit

tenggorokan)

Keterangan

.........., .......,.......

Kepala KKP

(_______________________)

NIP

Catatan:

1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.

2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen

PP & PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan

Kab/Kota.

Page 43: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 4 : format pencatatan pemantauan di asrama karantina

F

orm

at P

eman

tau

an P

enu

mp

ang

/Aw

ak d

i Asr

ama

Kar

anti

na

KK

P :

__

____

____

____

D

aer

ah/

wila

yah/

neg

ara

epi

sen

ter

:

Na

ma

Ala

t An

gku

t:

Ket

era

nga

n

*) Is

ikan

: tg

l & h

s pe

man

taua

n :

x, s

eha

t, D

=de

mam

, P=

pile

k, B

=bt

k, S

T=

skt t

ggr

k

Tgl

dan

has

il P

ema

ntau

an *

)

Tgl kontak terakhir

Umur

L/P

Na

ma

Keterangan : Tanggal kontak terakhir adalah tanggal terakhir berada di daerah/wilayah/negara episenter.

Page 44: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 5

Format Pelaporan Pemantauan Harian Asrama Karantina

KKP :

Tanggal :

Jumlah Penumpang/awak yang dipantau :

Jumlah yang ILI :

Jumlah yang sehat :

Jumlah yang diberi profilaksis :

......................, ...... - ...... - .......

Kepala KKP,

(____________________)

NIP

Page 45: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 6

Formulir Penyelidikan EpidemiologiKasus Influenza Pandemi

I. Identitas Pelapor

1. Nama : ____________________

2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________

3. Kabupaten/Kota : _______________ 4. Provinsi : ________________

5. Tanggal Laporan : ____/____/200_

II. Identitas Penderita No. Epid :

Nama : ____________________ Nama Orang Tua/KK : ___________________

Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tgl. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl

Tempat Tinggal Saat ini :

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________

Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________

Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________

Pekerjaan : _________________________________________________Alamat Tempat Kerja : ________________________________________________

Saudara dekat yang dapat dihubungi : ____________________________________

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________

Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________

Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________

III. Riwayat Sakit

Tanggal mulai sakit (demam) :

Gejala dan Tanda Sakit

Demam __Tanggal : _/___/200__Batuk Tanggal : /___/200Pilek Tanggal : _/___/200Sakit tenggorokan Tanggal : _/___/200Nafas

pendek/sesak

Tanggal : _/___/200Diare Tanggal : : /___/200

Page 46: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Gejala lain, sebutkan _____________________________

Perjalanan Penyakit

(waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke Klinik atau puskesmas)

Nama Klinik atau Puskesmas yang pernah memeriksa atau merawat :Nama

Klinis/PuskesmasAlamat

Tgl Masuk Klinik/Puskesmas

IV. Riwayat Kontak

Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah kontak erat dengan seseorang yang menderita Influenza atau pneumonia ?(jenis kontak adalah merawat, menunggui, serumah, bermain dll)

[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas

Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :

Nama dan Kepala Keluarga U

mur

AlamatHub dg penderita

Tanggal kontak Ket

jenis kontak

Jalan, RT/RW,

Pemukiman

Kec, Kab/Kota dan

Provinsiawal akhir

Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga atau anggota keluarga yang lain ?

[1] Ada [2] Tidak ada [3] Tidak jelas

mulai demam

28/06

kontak

20/06

Page 47: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Jika Ada, lengkapi keterangan penderita dimaksud sebagai berikut :

Nama dan Kepala Keluarga U

mur

AlamatHub dg penderita

Tanggal kontak Ket

jenis kontak

Jalan, RT/RW,

Pemukiman

Kec, Kab/Kota dan

Provinsiawal akhir

Kontak kasusMulai dari 1 hari sebelum sakit penderita pernah kontak (jarak kontak < 1 meter)

dengan siapa saja, tuliskan pada tabel di bawah ini : (jika kasus tidak bisa memberikan informasi maka digali informasi ini kepada kerabat kasus)

No Nama L/P Umur Alamat Hub dg kasus Tgl kontak terakhir

Keadaan saat ini

Tim Penyelidikan Epidemiologi :1.2.3.4.5.

Page 48: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 7

P

enye

lidik

an E

pid

emio

log

i

I

nfl

uen

za P

and

emi

P

eman

tau

an

Ko

nta

k S

eru

ma

h &

se

kita

r

Loka

si :

____

____

____

____

____

____

____

___

No

. Ep

id :

__

____

____

____

____

Kab

/Kot

a :

__

____

____

____

N

ama

Pe

nder

ita :

Ket

era

nga

n &

je

nis

kont

ak

*) Is

ikan

: tg

l & h

s pe

man

taua

n :

x, s

eha

t, D

=de

mam

, P=

pile

k, B

=bt

k, S

T=

skt t

ggr

k

Tgl

dan

has

il P

ema

ntau

an *

)

Tgl kontak terakhir

Hu

bung

an

deng

an

pend

erita

Umur

L/P

Na

ma

For

m P

em

anta

uan

Kon

tak

Page 49: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 8

P

enye

lidik

an E

pid

emio

log

i

I

nfl

uen

za P

and

emi

P

eman

tau

an

Ko

nta

k T

ena

ga

Kes

ehat

an

Loka

si :

____

____

____

____

____

____

____

___

No

. Ep

id :

__

____

____

____

____

Kab

/Kot

a :

__

____

____

____

N

ama

Pe

nder

ita :

____

____

____

____

__

Ket

era

nga

n &

je

nis

kont

ak

*) Is

ikan

: tg

l & h

s pe

man

taua

n :

x, s

eha

t, D

=de

mam

, P=

pile

k, B

=bt

k, S

T=

skt t

ggr

k

Tgl

dan

has

il P

ema

ntau

an *

)

Tgl kontak terakhir

Ru

anga

n/

Bag

ian

Umur

L/P

Na

ma

Page 50: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 9

Pengamatan Kasus Influenza Pandemi di Rumah Sakit

Nama Pasien : __________________

Umur : ___ tahun, ___ bulan.

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Di Rawat di RS : _______________________

Tanggal Masuk RS : ___/___/200__ Tanggal Keluar : ___/___/200__

Meninggal/Sembuh : _______________

Tanggal dan Hasil (mulai dari tanggal pertama onset)

1. Gejala Klinis Panas Sakit tenggorok Batuk Pilek Sesak Diare

2. Pemeriksaan Lab Lekosit Trombosit Limfosit SGOT/SGPT

3. Pemeriksaan Rongent Thorax Hasil

4. Pemberian Oseltamivir

Catatan :1. Semua data diisi harian sesuai dengan hasil pemeriksaan2. Jika pasien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit lain, maka hasil pemeriksaan

yang adapun ditulis dalam form

Page 51: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 10

Formulir Pemantauan Harian Penduduk (Surveilans Aktif)

Nama KK : Nama Petugas :Alamat : Hari/Tgl Pemantauan :

No Telp : No Telp Petugas :Jumlah Anggota Serumah :

NoNama Anggota Serumah L/P

Umur (thn)

Status dalam keluarga

Sakit (Ya/Tidak) Gejala ILI

Suhu (oC)

Gejala/Penyakit lain Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan :Kolom 7 diisi jika pada kolom 6 jawaban ya. Diisi dengan gejala ILI yang ada seperti adanya demam, batuk, pilek, sesak nafas.Kolom 8 diisi dengan berapa derajat suhunya (diukur dg termometer), jika mengeluh demam/meriang.Kolom 9 diisi dengan penyakit /gejala lain di luar ILI, misalnya diare, malaria dll.Kolom 10 diisi dengan keterangan lain-lain termasuk obat-obat yang sudah diminum saat sakit, riwayat keluar rumah & berhubungan/kontak dengan pasien influenza baik suspek ataupun konfirmasi.

Page 52: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 11

Formulir Pemantauan Efek Samping Profilaksis Oseltamivir untuk Masyarakat

Nama KK : Nama Petugas :Alamat : Hari/Tgl Pemantauan :

Obat hari ke:No Telp : No Telp Petugas :Jumlah Anggota Serumah :

NoNama Anggota Serumah L/P

Umur (thn)

Status dalam keluarga

Efek samping yang dirasakan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Keterangan :Kolom 6 diisi dengan gejala yang dirasakan, seperti mual;muntah;pusing;panas dll.Kolom 7 diisi dengan hasil temuan lain, termasuk jika obat tdk diminum, jika demam maka suhu diisikan dalam kolom 6 ini, atau ada obat lain yang diminum juga dicantumkan.

Page 53: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 12

Formulir Pemantauan Efek Samping Profilaksis Oseltamivir untuk tenaga kesehatan

Nama Kepala/PJ Ruangan: Nama Petugas :Alamat : Hari/Tgl Pemantauan :

Obat hari ke :No Telp : No Telp Petugas :

NoNama Nakes yg mendapat profilaksis L/P

Umur (thn)

Status dalam ruangan

Efek samping yang dirasakan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 Keterangan :Kolom 6 diisi dengan gejala yang dirasakan, seperti mual;muntah;pusing;panas dll.Kolom 7 diisi dengan hasil temuan lain, termasuk jika obat tdk diminum, jika demam maka suhu diisikan dalam kolom 6 ini, atau ada obat lain yang diminum juga dicantumkan.

Page 54: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 13HEALTH ALERT CARD

DEPARTEMEN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATAN LINGKUNGAN

LEMBAR I( KKP )

Nama :................................................Umur :............Tahun,Jenis Kelamin : L/PKebangsaan:........................................No.Paspor :.........................................No.Penerbangan :................................Telp Rumah/ HP:.................................Alamat:Asal: ...............................................................................................................Tujuan:..........................................................................................................Tgl Berangkat: ....................................Tgl Kedatangan: ...........................................................................................

Dalam 7 hari terakhir pernah:a. kontak dengan penderita

influenza: Ya ( ) Tidak ( )b. berkunjung ke daerah tempat

terjadinya KLB/wabah influenza : Ya ( ) Tidak ( )Keluhan sekarang ; -Demam Ya ( ) Tidak ( ) -Batuk Ya ( ) Tidak ( )-Sakit Tenggorokan Ya ( ) Tidak ( ) -Pilek Ya ( ) Tidak ( ) -Sesak nafas Ya ( ) Tidak ( )

Beri tanda x dijawaban yang saudara pilih.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATAN LINGKUNGAN

LEMBAR II( PENUMPANG )

Nama :................................................Umur :............Tahun,Jenis Kelamin : L/PKebangsaan:........................................No.Paspor :.........................................No.Penerbangan :................................Telp Rumah/ HP:.................................Alamat:Asal: ...............................................................................................................Tujuan:..........................................................................................................Tgl Berangkat: ....................................Tgl Kedatangan: ...........................................................................................

Dalam 7 hari terakhir pernah:c. kontak dengan penderita

influenza: Ya ( ) Tidak ( )d. berkunjung ke daerah tempat

terjadinya KLB/wabah influenza : Ya ( ) Tidak ( )Keluhan sekarang ; -Demam Ya ( ) Tidak ( ) -Batuk Ya ( ) Tidak ( )-Sakit Tenggorokan Ya ( ) Tidak ( ) -Pilek Ya ( ) Tidak ( ) -Sesak nafas Ya ( ) Tidak ( )

Beri tanda x dijawaban yang saudara pilih.

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERALPENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATAN LINGKUNGAN

Untuk diperhatikan bagi penumpang/crew

Simpanlah kartu ini selama 7 (tujuh) hari dan jika saudara sakit dengan gejala :-Demam-Batuk-Pilek-Sakit tenggorokan-Sesak nafasHarap segera berobat ke dokter terdekat dan menyerahkan kartu ini ke dokter yang memeriksa saudara.

Kepada dokter yang memeriksa

Pasien yang menyerahkan kartu ini baru datang dari daerah episenter Pandemi Influenza, bila ada kecurigaan tertularnya penyakit tersebut anda diminta melaporkan dalam waktu 24 jam ke Puskesmas atau Dinas Kesehatan atau Kantor Kesehatan setempat atau ke Ditjen PP & PL melalui telpon (021)-4257125

Page 55: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

II. Lampiran untuk fase 6

Lampiran 14

Format Pelaporan Jumlah Kasus Influenza Pandemi (IP) HarianDi Puskesmas & Rumah Sakit

Puskesmas/RS : Kecamatan :Kab/Kota : Propinsi :Tanggal :Jumlah kasus IP :Jumlah Kasus IP yang meninggal :Jumlah Kunjungan Pasien :

.............,..... - ..... – 2008

Kepala Puskesmas/Rumah Sakit,

(_________________)NIP

Page 56: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 15 :

Formulir Pelaporan Kasus Influenza Pandemi MingguanPuskesmas & Rumah Sakit Sentinel

Puskesmas/RS : Kecamatan :Kab/Kota : Propinsi :Minggu ke : Tanggal : ...... s/d ........

No Desa

Rawat Jalan Rawat Inap

Kasus Kasus Meninggal

<5 th

>5 th

Total <5 th

>5 th

Total <5 th

>5 th

Total

L P L P L P L P L P L P Jumlah

.............,..... - ..... – 2008

Kepala Puskesmas/Rumah Sakit,

(_________________)NIP

Page 57: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran Contoh Analisis

Lampiran 16 :

Attack Rate dan CFR

Tabel XXXPenderita Influenza Pandemi Menurut Gol. Umur

Kab. X Prov. Y Minggu Ke 32 Tahun 20xx

Gol. UmurTahun

Populasi Rentan

Kasus MeninggalAttack Rate

%CFR %

<5 350 125 65 35,7 52,0> = 5 2500 1430 703 57,2 49,2Total 2850 1555 768 54,6 49,4

Tabel XXXPenderita Influenza Pandemi Menurut Jenis kelamin

Kab. X Prov. Y Minggu ke 32 Tahun 20xx

Gol. UmurTahun

Populasi Rentan

Kasus MeninggalAttack Rate

%CFR %

Pria 985 220 69 22,34 31,36Wanita 1865 440 231 23,59 52,50Total 2850 660 300 23,16 45,45

sebelumnya perlu ditetapkan waktu kejadian influenza pandemi, sehingga kasus-kasus diluar periode pandemi dapat disingkirkan

Identifikasi kelompok rentan (attack rate) dimanfaatkan untuk menuntun kepada sumber penularan dengan mengajukan pertanyaan: “Adakah suatu kondisi yang menyebabkan kelompok tertentu lebih rentan

dibandingkan kelompok lain ?” “Adakah keadaan yang dicurigai tersebut berhubungan dengan penularan ?”

Page 58: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 17 :

Distribusi Gejala

Tabel XXDistribusi Gejala Influenza Pandemi(Wawancara Terhadap 250 Kasus)

No Gejala dan tandaJumlah Kasus

%

1. Batuk 250 1002. Sesak Napas 250 1003. Demam 250 1004. Diare 134 53,65. Sakit Kepala 97 …6. Mual 34 …7. Muntah 45 …

1. Kurva epidemic

Kasus dan Kematian Influenza Pandemi Menurut HariKec. XX , Minggu 26-30 Tahun 20XX

Page 59: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

2. Kecepatan Penyebaran3. Masa inkubasi (berdasarkan timeline dan kurva epidemik)

Apabila waktu terpaparnya belum jelas, tetapi diagnosis sudah diperoleh, sehingga sudah dapat diketahui masa inkubasi terpendek dan terpanjang penyakit.

Rumus :

Periode Paparan KLB adalah periode waktu sebelum kasus pertama (A) dikurangi masa inkubasi terpendek penyakit (A1) sampai dengan kasus terakhir KLB (B) dikurangi masa inkubasi terpanjang penyakit (B1).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Tgl

22/

06 (

Mg

26)

Tgl

23/

06

Tgl

24/

06

Tgl

25/

06

Tgl

26/

06

Tgl

27/

06

Tgl

28/

06

Tgl

29/

06 (

Mg

27)

Tgl

30/

06

Tgl

01/

07

Tgl

02/

07

Tgl

03/

07

Tgl

04/

07

Tgl

05/

07

Tgl

06/

07 (

Mg

28)

Tgl

07/

07

Tgl

08/

07

Tgl

09/

07

Tgl

10/

07

Tgl

11/

07

Tgl

12/

07

Tgl

13/

07 (

Mg

29)

Tgl

14/

07

Tgl

15/

07

Tgl

16/

07

Tgl

17/

07

Tgl

18/

07

Tgl

19/

07

Tgl

20/

07 (

Mg

30)

Tgl

21/

07

Tgl

22/

07

Tgl

23/

07

Tgl

24/

07

Tgl

25/

07

Tgl

26/

07

Kas

us

dan

Kem

atia

nKasus Mati

Data s/d Minggu 30, 2008Sumber: Dinkes Kab. Gianyar

Page 60: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Lampiran 18 :

Pemetaan kasus dan kontak

Bulan I (Minggu 26-30 ) Tahun 20xx

Masa inkubasi terpendek penyakit pada kasus pertama

Masa inkubasi terpanjang penyakit pada kasus terakhir

Periode paparan

A Ba

b

A1B1

Page 61: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

Bulan II Minggu 30-40 Tahun 20xx

Bulan III Minggu 40-45 Tahun 20xx

: 1 kasus AI

: 1 kematian AI

Data s/d Minggu 30, 2008Sumber: Dinkes Kab. Gianyar

: 1 kasus AI

: 1 kematian AI

Data s/d Minggu 40, 2008Sumber: Dinkes Prop. Bali

Page 62: Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi Di Indonesia(1)

: 1 kasus AI

: 1 kematian AI

Data s/d Minggu 45, 2008Sumber: Dinkes Prop Bali dan NTB