Makalas Askep Influenza
Transcript of Makalas Askep Influenza
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan bimbingannya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Influenza”. Walaupun mungkin secara
penilaian makalah kami ini belum sempurna, tetapi kami akan terus berusaha
untuk semakin memperbaiki makalah kami ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Marta Tania Gabriel C., S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing
kelompok kami pada mata kuliah Sistem Respirasi. Tak lupa juga kepada kawan-
kawan yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga kami terbantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan untuk memberi
gambaran tentang konsep euthanasia menurut pandangan islam serta sebagai
bahan pembelajaran khususnya bagi kami dan umumnya bagi kawan-kawan.
Kami menyadari masih banyak terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Pontianak, Desember 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR INI ................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................ 1
B. TUJUAN ............................................................................................ 2
C. METODE ........................................................................................... 2
D. SISTEMATIKA PENULISAN .......................................................... 2
BAB II : TINJAUAN TEORI ........................................................................ 3
A. PENGERTIAN .................................................................................. 3
B. ETIOLOGI ........................................................................................ 4
C. MANIFESTASI KLINIS .................................................................. 4
D. PATOFISIOLOGI ............................................................................. 5
E. PATWAY .......................................................................................... 6
F. PENATALAKSANAAN
MEDIK
....................................................
7
G. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
.....................................................
8
H. KOMPLIKASI
...........................................................
........................ 9
I. PENCEGAHAN ................................................................................ 9
J. ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 10
BAB III : PENUTUP ..................................................................................... 14
A. KESIMPULAN .................................................................................. 14
B. SARAN .............................................................................................. 14
ii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan suatu indikator yang paling menentukan dalam
hidup ini. Status kesehatan merupakan suatu keadaan seseorang dalam
batasan rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh
perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang
tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan. (Hidayat : 2004).
Influenza adalah penyakit yang paling sering dialami oleh siapa saja, baik
orang tua maupun anak-anak. Penyakit ini sangat mudah menular, terutama
jika kondisi tubuh sedang menurun.
Virus Influenza juga dapat menyebabkan epidemi global yang dikenal
sebagai pandemi. Selama ini sudah terjadi 31 pandemi influenza yang
terdokumentasi sejak pertama kali dilaporkan tahun 1580, termasuk 3
pandemi yang terjadi pada abad kedua puluh yaitu tahun 1918, 1957 dan
1969. Pandemi tahun 1918-1919 yang dikenal sebagai "flu Spanyol"
disebabkan oleh virus yang sangat virulen dan telah menelan korban kurang
lebih 40 juta orang meninggal di seluruh dunia. Sejak tahun 1997 di Hong
Kong ditemukan kasus influenza yang mematikan, akhirnya dikenal sebagai
"flu Hong Kong".Virus influenza dapat menyebabkan sakit pada semua
golongan umur, namun yang paling sering terkena anak-anak. Sedangkan
infeksi serius dan kematian terutama terjadi pada pasien berusia > 65 tahun
dan pasien yang mempunyai kondisi kesehatan tertentu yang berisiko tinggi
terkena komplikasi dari influenza.
Berdasarkan uraian diatas tentang influenza, kelompok tertarik untuk
membahas tentang penyakit influenza secara lebih mendalam dalam sebuah
makalah, sehingga mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh mengenai
influenza dan dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap klien dengan
baik dan benar.
1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit infeksi saluran
pernapasan atas, khususnya influenza
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang influenza
b. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medik
c. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar keperawatan.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan pada makalah ini dengan metode deskriptif dan
melalui pengumpulan literatur dari berbagai sumber. Dalam penyampaian ini
kami menggunakan metode presentasi supaya audient dapat dengan mudah
memahami materi tentang asuhan keperawatan influenza.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode
Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis, konsep dasar medik dan konsep dasar
keperawatan
BAB III : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan
oleh virus yang menjangkiti pasien pada semua tingkat usia. (Behrman
Klirgman Arvin.2000)
Penyakit influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran pernapasan. Virus penyebab
influenza tersebar di udara bebas, terutama dari buangan cairan yang
dikeluarkan penderita influenza. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja,
terutama anak-anak (Herti Maryani & Lusi Kristiana, 2004)
Menurut Achmad Fanani(2011) influenza adalah gejala pernafasan,
biasa terjadi saat musim dingin.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa, Influenza adalah suatu infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh
virus influenza yang tersebar di udara bebas yang dapat menyerang semua
tingkat usia yang sering terjadi saat musim dingin.
Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin,
yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga
dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau
melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang
terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar
infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin
ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari,
disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko
infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.
3
B. Etiologi
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. Virus ini
menyerang saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan peradangan. Terdapat
tiga jenis virus utama yang dinamai virus influenza A, B, dan C. Virus
influenza jenis A ini yang paling banyak ditemui dan dinyatakan
"bertanggungjawab" terhadap kejadian epidemik. Virus tipe ini juga sering
mengalami perubahan.
Influenza tipe A menginfeksi manusia dan hewan, influenza tipe B
menginfeksi manusia, sedangkan influenza tipe C menginfeksi manusia dan
babi (Harimoto & Kawaoka 2001 : 130-131)
C. Manifestasi Klinis
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari
setelah infeksi. Gejala influenza dapat meliputi:
Gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin
Demam sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar
38-39 °C, dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)
Rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, banyak orang merasa begitu sakit
sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa
hari.
Batuk
Hidung tersumbat
Kelelahan
Nyeri kepala
Iritasi mata, mata berair
Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
tenggorok, dan hidung
Ruam petechiae
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, (dapat
menjadi parah pada anak dengan influenza B)
4
D. Patofisiologi
Gejala influenza mulai timbul setelah 24—48 jam penderita terserang
virus. Gejala ini biasanya akan hilang setelah 3—5 hari, sedangkan batuk dan
kelelahan masih tetap. Pada anak- anak, suhu badan biasanya lebih tinggi
daripada orang dewasa. Beberapa kasus influenza (terutama pada orang
dewasa) akan mengalami keletihan dan kehilangan tenaga selama beberapa
minggu. Jika suhu badan tetap tinggi lebih dari tiga hari menunjukkan
adanya komplikasi.
Masa inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul gejala)
penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, infeksi
terjadi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari
setelah terjadinya penyakit ini. Anak-anak dapat menyebarkan virus ini
sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak yang lebih kecil dapat
menyebarkan virus enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.
Penularan penyakit influenza dapat melalui dua cara, yaitu :
1. Penularan pernafasan
ketika seorang penderita influenza batuk, bersin, atau berbicara, virus
influenza akan dikeluarkan dan menyebar ke udara. Akibatnya, orang
yang sehat dapat tertular virus dengan cara mengirup udara yang tercemar
oleh virus influenza. Pada rute penularan udara, ukuran droplet yang
cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 μm dan inhalasi satu
droplet mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi.
2. Penularan Kontak
Jika orang yang sehat secara tidak sengaja bersentuhan dengan orang
yang terinfeksi seperti berjabat tangan, menyentuh benda-benda yang
tercemar virus kemudian menyentuh hidung atau mulutnya, maka virus
akan masuk ke saluran napas orang sehat tersebut. Karena virus influenza
dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat ditularkan lewat
permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu,
saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu
virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat bertahan
5
selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak berpori
seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada
kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila
virus terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus
sehingga bertahan dalam waktu yang lama
E. Patway
Virus
Endotoksin
Proses peradangan
Histamin Bradikinin Hipertermi
Peningkatan sekret Vasodilatasi
Batuk Peningkatan permeabilitas
kapiler
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Peningkatan tekanan osmotik
Pembengkakan sel
Penyumbatan hidung, sinus, dan saluran udara
Lemah & Lemas
Intoleransi aktivitas
6
F. Penatalaksanaan Medik
a. Pengobatan
Hingga kini, influenza masih belum ada obatnya. Obat influenza
yang sekarang beredar bukan untuk menyembuhkan penyakit influenza
atau membunuh virus penyebabnya. Obat tersebut hanya ditujukan untuk
meringankan gejala influenza sehingga dapat mengurangi penderitaan
yang dialami.
Mengurangi keluhan akibat influenza dapat dilakukan dengan cara
mengonsumsi obat influenza yang mengandung penurun panas, analgesik,
dekongestan, dan antihistamin. Obat analgesik akan mengurangi rasa sakit
di otot dan kepala. Dekongestan untuk membantu melegakan hidung
tersumbat, sedangkan antihistamin dapat membantu mengatasi hidung
yang terus-menerus berair dan mata gatal. Jika penderita mengalami batuk
boleh mengonsumsi obat penekan batuk. Mengingat efek samping obat
tersebut, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi semua obat tersebut.
Namun, cukup disesuaikan dengan gejala yang tampak. Contohnya, influ-
enza yang tidak disertai batuk tidak perlu mengonsumsi obat influenza
yang mengandung penekan batuk.
Pengobatan influenza yang tidak mengalami komplikasi sangat
sederhana. Penderita harus istirahat yang cukup dan menghentikan semua
aktivitas olahraga. Selain itu, penderita harus lebih banyak minum cairan
dan makan makanan bergizi. Cairan akan membantu menghilangkan
cairan hidung yang keluar dan menghindari dehidrasi. Istirahat yang
cukup bertujuan untuk menyimpan tenaga guna mengurangi kelelahan dan
lemas. Dengan demikian, diharapkan pertahanan tubuh cepat pulih dan in-
fluenza akan segera sembuh dengan sendirinya. Penderita juga disarankan
untuk mandi air panas atau memanaskan badan untuk mengurangi rasa
sakit di otot. Mandi uap atau air hangat juga berguna untuk merangsang
keluarnya keringat sehingga demam turun.
7
b. Antibiotik
Penggunaan antibiotik tidak berguna karena tidak mempengaruhi
virus. Antibiotik diperlukan hanya jika ada komplikasi. Penggunaan ini
hanya terjadi 5% dari semua kasus influenza. Pemakaian antibiotik yang
berlebihan dan tidak pada tempatnya dapat menyebabkan kekebalan
kuman dan membuat kuman tubuh yang jinak menjadi ganas.
Mengonsumsi obat yang mubazir karena tidak efektif dan dapat
menimbulkan reaksi yang berbahaya sangat bertentangan dengan
pertimbangan "manfaat risiko" dalam prinsip pengobatan. Jika seluruh
masyarakat terus rnelakukan kekeliruan ini, risiko menjadi sangat besar.
Kekebalan terhadap kuman menyebabkan hilangnya keampuhan antibiotik
ketika benar-benar dibutuhkan.
C. Vitamin C
Peranan vitamin C dosis tinggi untuk menanggulangi influenza masih
kontroversi. Pertahanan tubuh alamiah akan mengembalikan tubuh ke
keadaan normal setelah 3—5 hari.
G. Pemeriksaan diagnostik.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Test Diagnostik Penemuan
Kultur jaringan nasal atau sekret
pharyngeal.
Positif untuk virus infuenza
Kultur sputum. Positif untuk bakteri pada infeksi
sekunder
Fluorescent antibody yang
mengotori sekret.
Positif untuk virus infuen
Hemagglutination inhibition or
complement fixation test
Meningkat 4 x pada antibody
antara tahap akut dan pemulihan.
Urinalysis Albuminuria
Kecepatan sedimentasi meninggi Erythrosit
8
Jumlah WBC Leukopenia (< 5000 mm3) atau
leukositosis (11.000-15.000 mm3).
Hemoglobin Meningkat
Hematocrit Meningkat
H. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah pneumonia atau
penyakit radang paru. Bahaya komplikasi akan lebih parah jika terjadi pada
anak-anak atau pasien yang menderita penyakit kronis. Sebagai gambaran,
setiap tahun 10-20% penduduk Amerika terserang influenza. Sebanyak
114.000 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit karena penyakitnya
berkembang menjadi komplikasi. Sebanyak 36.000 orang yang mengalami
komplikasi berakhir dengan kematian. Selain bersifat epidemik (menyebar di
suatu daerah), influenza juga dapat bersifat pandemik (menyebar ke seluruh
negara atau dunia). Influenza bersifat epidemis terutama pada musim dingin.
Bahaya kematian disebabkan adanya komplikasi penyakit yang berhubungan
dengan influenza.
I. Pencegahan
Virus influenza mudah menyebar ke udara ketika penderita bersin atau
batuk. Karena itu, penderita sebaiknya memakai masker agar tidak menulari
orang sehat. Jika malu menggunakan masker, ketika batuk atau bersin
penderita bisa menggunakan sapu tangan sekali pakai (tisu). Jangan lupa
membuang tisu bekas ke tempat sampah.
Agar terhindar dari serangan influenza, orang yang sehat sebaiknya
mencuci tangan sesering mungkin. Usahakan untuk menghindari tempat yang
sedang terjadi wabah influenza. Selain itu, sangat dianjurkan untuk menjaga
kesehatan tubuh dengan cara rnelakukan olahraga dan diet seimbang.
Cara mencegah terjadinya influenza adalah dengan rnelakukan vaksinasi
influenza. Orang yang sudah rnelakukan vaksinasi influenza tidak berarti
9
terbebas dari influenza. Sesekali dia bisa terserang influenza, tetapi gejala
yang dialaminya lebih ringan dibandingkan dengan orang yang tidak
mendapatkan vaksinasi.
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kepala dan leher
Memungkinkan adanya konjungtivitis. Wajah memerah Kemungkinan adanya lymphadenopathy cervival anterior Sakit kepala, photophobia dan sakit retrobulbar
b. Pernapasan
Mulanya ringan : sakit tenggorokan; substernal panas; batuk nonproduktif; coryza.
Kemudian : batuk keras dan produktif; erythema pada langit-langit yang lunak, langit-langit yang keras bagian belakang, hulu kerongkongan/tekak bagian belakang, peningkatkan RR, rhonchi dan crackles.
c. AbdominalAnorexia dan malaise (rasa tidak enal badan).
d. NeurologiMyalgia khususnya pada punggung dan kaki.
e. Suhu tubuhTiba-tiba serangan demam (380 hingga 390C) yang secara bertahap turun dan naik lagi pada hari ketiga.
2. Diagnosa Keperawata
Diagnosis yang perlu dilakukan oleh perawat terhadap pasien
dengan influenza adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Hipertermi
3. Intoleransi aktifitas
10
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut Doenges, M. G (2000) dalam buku Rencana Asuhan Keperawatan intervensi yang diambil adalah :
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan
dengan penumpukan
sekret ditandai dengan :
DS : klien mengatakan:
sulit bernafas,
batuk dan pusing.
DO : Klien tampak :
- Sianosis
- Hidung klien
tampak merah
- Gelisah
- RR : 13 x/menit
- Bunyi nafas tidak
normal
Setalah dilakukan
tindakan keperawatn
selama 3 x 24 jam, jalan
nafas klien bersih dengan
kriteria hasil : klien dapat
bernafas dengan normal,
RR dalam rentang normal
dan tidak tampak gejala
influenza.
Kaji pola pernafasan
Tingkatkan masukan cairan
sampai 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung. Memberikan
air hangat.
Ajarkan dan anjurkan klien
batuk efektif
Berikan fisiotrapi dada sesuai
indikasi : drainase postural
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian mukolitik
Obstruksi dapat disebabkan oleh
akumulasi sekret, perlengketan mukosa
Hidrasi membantu menurunkan
kekentalan sekret, mempermudah
pengeluaran. Penggunaan cairan hangat
dapt menurunkan spasme bronkus.
Meningkatkan keefektifan upaya batuk
dan pengeluaran sekret
Meningkatkan ventilasi pada semua
segmen dan alat drainase sekret.
Membersihkan dari sekret
11
2 Hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan
dadannya terasa
panas
DO : Klien tampak :
- Dehidrasi
- Hangat waktu
disentuh
- Suhu : 38,5°C
Setalah dilakukan
tindakan keperawatn
selama 3 x 24 jam, suhu
dalam rentang normal
dengan kriteria hasil :
suhu tubuh klien dalam
rentang normal dan klien
tidak tampak mengalami
dehidrasi
Kaji suhu klien
Berikan kompres hangat
Ajarkan klien mencegah dan
mengenali secara dini
hipertermia
Anjurkan klien banyak minum
air putih
Berikan antipiretik, misalnya :
ASA (aspirin), asetaminofen
(tylenol)
Berikan antibiatik sesuai
indikasi
Suhu 38,9°C – 41,1°C menunjukkan
proses penyakit infeksi akut.
Dapat membantu mengurangi demam
Antisipasi akan terulangnya penyakit
membantu menghilangkan cairan hidung
yang keluar dan menghindari dehidrasi
Digunakan untuk mengurangi demam
dengan aksi sentralnya.
Mengatasi masalah infeksi
12
3 Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
keleahan ditandai dengan :
DS : klien mengatakan
lemah
DO : klien tampak :
- Klien tampak
tirah baring
- Ketidakseimbang
an antara suplai
dan kebutuhan
oksigen.
Setalah dilakukan
tindakan keperawatn
selama 3 x 24 jam, klien
dapat mentoleransi
akivitas yang biasa
dilakukan dengan kriteria
hasil : meningkatnya
energi untuk melakukan
atifitas, dan seimbangnya
suplai O2
Kaji keadaan umum klien
Berikan lingkungan tenang.
Bantu ADL klien
Dekatkan barang-barang yang
diperlukan klien
Anjurkan klien menghentikan
aktivitas jika nyeri dada, nafas
pendek,kelemahan atau pusing
terjadi
Implementasikan program
rehabilitasi jantung/aktivitas
Kolaborasi dengan keluarga
dalam pemenuhan ADL
Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
Meningkatkan istirahat untuk
menurunkan kebutuhan O2 tubuh.
Membantu pemenuhan kebutuhan klien
Memudahkan klien beraktifitas dan harga
diri ditingkatkan bila klien melakukan
sesuatu secara mandiri
Regangan/stress kardiopulmonal
berlebihan dapat menimbulkan
dekompensasi/kegagalan.
Peningkatan bertahap pada aktivitas
menghindari kerja jantung/konsumsi O2
berlebihan
Mengurangi ketergantungan klien
terhadap perawat
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Influenza adalah suatu infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh
virus influenza yang tersebar di udara bebas yang dapat menyerang semua
tingkat usia yang sering terjadi saat musim dingin yang ditandai dengan gejala
demam mendadak, otot-otot sakit , badan terasa dingin, sakit kepala ,batuk,
pilek, dan badan terasa lemah.
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. Virus ini
menyerang saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan peradangan.
Penularan penyakit influenza dapat melalui dua cara, yaitu penularan
pernafasan dan penularan kontak.
B. Saran
Agar terhindar dari serangan influenza, orang yang sehat sebaiknya
mencuci tangan sesering mungkin. Usahakan untuk menghindari tempat yang
sedang terjadi wabah influenza. Selain itu, sangat dianjurkan untuk menjaga
kesehatan tubuh dengan cara rnelakukan olahraga dan diet seimbang.
Bagi penderita sebaiknya memakai masker agar tidak menulari orang
sehat. Jika malu menggunakan masker, ketika batuk atau bersin penderita bisa
menggunakan sapu tangan sekali pakai (tisu). Jangan lupa membuang tisu
bekas ke tempat sampah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arvin , Behrman Klirgman .2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC
Djojodibroto,R. 2009. Darmanto. Respirologi. Jakarta : EGC
Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Maryani, Hert & Lusi Kristiana. 2004. Tanaman Obat Untuk Influenza.
Tanggerang : AgroMedia Pustaka
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedan Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasa. Jakarta : Salemba Media
15