SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA 10 …lib.unnes.ac.id/189/1/6149.pdf · kesegaran...
Transcript of SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA 10 …lib.unnes.ac.id/189/1/6149.pdf · kesegaran...
SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA USIA 10 – 12 TAHUN DABIN SD INTI KETITANGKIDUL KECAMATAN BOJONG
KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009
SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Sudarto
6101907045
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
SARI
Sudarto. 2009. “Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puera Usia 10–12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun 2009”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2. Drs. Kriswantoro, M.Pd. Latar belakang pemilihan judul tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun
pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk kelompok 10-12 tahun.
2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kesegaran kasmani siswa putra usia 10-12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10–12 tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra usia 10–12 tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009, meliputi 7 Sekolah Dasar yaitu SDN Bojongwetan sejumlah 62 siswa, SDN Ketitanglor sejumlah 62 siswa, SDN Ketitangkidul sejumlah 53 siswa, SDN 01 Menjangan sejumlah 35 siswa, SDN 02 Menjangan sejumlah 16 siswa, SDN 01 Duwet sejumlah 31 siswa dan SDN 02 Duwet sejumlah 19 siswa. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 278 siswa, sedangkan sampel yang diambil sejumlah 70 siswa dari populasi dengan tehnik Stratifield Proportional Random Sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel terikat yaitu tingkat kesegaran jasmani yang diukur dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk siswa putra usia 10-12 tahun, yang diukur dengan item tes ; lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dan dalam menganalisa data menggunakan analisis statistik yaitu analisis deskriptif persentase dengan memberikan kategori baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
Hasil penelitian terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12 tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan bernilai rata-rata sedang dengan memperoleh angka 45,72 %. Jumlah sampel yang berkategori sedang sebanyak 32 siswa. Rincian hasil dalam tes kesegaran jasmani terhadap 70 sampel adalah kategori baik sekali 5,71 % sebanyak 4 siswa, kategori baik 37,14 % sebanyak 26 siswa, kategori kurang 11,43 % sebanyak 8 siswa, sedangkan kategori kurang sekali 0 %.
iii
Kegunaan dari penelitian adalah : 1. untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12 tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009.
2. Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 3. Sebagai bahan informasi kepada instansi terkait.
Simpulan dari penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 19-12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009 bernilai rata-rata sedang dengan memperoleh angka 45,72 %. Saran-saran : 1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar
hendaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani benar-benar harus diperhatikan sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan belajar sekaligus prestasi belajar siswa, baik akademik maupun non akademik.
2. Diharapkan peran aktif pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk memperhatikan dan berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar dan memberi pembinaan bagi anak usia Sekolah Dasar di masing-masing sekolah.
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Hari : Jum’at Tanggal : 4 September 2009
Panitia Ujian
Ketua Panitia
Drs. M. Nasution, M. Kes. NIP. 19640423 199002 1 001
Sekretaris
Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. NIP. 19620425 198601 1 001
Dewan Penguji
1. Dr. Sugiharto, M.S ( Ketua ) NIP. 19571123 198503 1 001
2. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. ( Anggota ) NIP. 19810129 200312 1 001
3. Drs. Kriswantoro. M.Pd. ( Anggota ) NIP. 19670630 198703 1 003
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“ Manusia hanya mempunyai dua cara untuk belajar, satu dengan membaca dan
satunya lagi berkumpul dengan orang-orang yang lebih pintar ” ( Will Rogers).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Istriku Lucia Prabawati Prastyaningsih
dan anakku tercinta Rio dan Deo.
2. Rekan-rekan PJKR 2008.
3. Almamater FIK UNNES.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam
bentuk yang sederhana.
Selanjutnya peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang tersebut
dibawah ini yang telah membantu tersusunnya penulisan ini, yaitu :
1. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah
banyak memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Drs. Kriswantoro, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Sugiharto, MS. sebagai penguji utama yang telah memberikan kritik dan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. M. Nasution, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk penelitian ini.
5. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, atas persetujuan dan arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan beberapa masukan dan informasi yang
cukup akurat dalam penulisan skripsi ini.
7. Wiro, S.Pd. Kepala UPT Pendidikan Bojong yang telah memberikan ijin
dalam penelitian ini.
8. Sutarni, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN Ketitangkidul, Harwani, S.Pd Kepala
Sekolah SDN Ketitanglor, Kunaeroh, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN
Bojongwetan, Sugijono, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 01 Menjangan,
Waluyo, A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 02 Menjangan, Darminah A,
A.Ma.Pd. Kepala Sekolah SDN 01 Duwet, Marsiniyati, A.Ma.Pd. Kepala
Sekolah SDN 02 Duwet Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan yang telah
memberikan ijin dalam penelitian ini.
vii
9. Suyanto, S.Pd, Joni Riyanto, S.Pd, Nurbowo, S.Pd, Triatmoko, S.Pd, Dini
Citra Resmi, A.Ma, Ponijo, A.Ma.Pd. Kastomo, Sudarno, dan Kimoyo yang
telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada
penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga segala amal baik dari semua pihak mendapat imbalan yang
berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun disadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, banyak kelamahan dan kekurangan sehingga
diharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat penyempurnaan untuk
kemajuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, September 2009
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Sari ................................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................ iv
Moto dan Persembahan ..................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................... vi
Daftar Isi ...........................................................................................................viii
Daftar Tabel ...................................................................................................... x
Daftar Lampiran ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1
1.2 Permasalahan .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
1.4 Penegasan Istilah ............................................................................ 7
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian .............................................................. 9
BAB I I LANDASAN TEORI ........................................................................ 10
2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani ......................................................... 10
2.2 KomponenKesegaran Jasmani. ......................................................... 11
2.3 Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani. ................................ 17
2.4 Fungsi kesegaran jasmani . ............................................................... 22
2.5 Tes Kesegaran Jasmani . ................................................................... 24
2.6 Fase Perkembangan . ........................................................................ 25
2.7 Daerah Binaan . ............................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 28
3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian . ............................................... 28
3.2 Metode Pengumpulan Data . ............................................................ 38
3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Penelitian . ...................... 40
ix
3.4 Analisis Data . ................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara Umum . ............................. 43
4.2 Pembahasan. ..................................................................................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 52
5.1 Kesimpulan . ................................................................................... 52
5.2 Saran-saran . .................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 56
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ................................................31
Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ...............................................32
Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan .................................................32
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia .....................................................................35
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ..........................................................36
Formulir TKJI ...................................................................................................37
4.1 Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia
10-12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................45
4.2 Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia
10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................45
4.3 Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia
11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................46
4.4 Analisis Deskriptif PersentaseTes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia
12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................46
4.5 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 10 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................46
4.6 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 11 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan ................................................................................47
4.7 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra usia 12 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ....47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ..............56
2. Daftar Nama Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ..............57
3. Daftar Nama Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ..............58
4. Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ..............59
5. Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ..............60
6. Daftar Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD
Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan .....................61
7. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ...............62
8. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ...............63
9. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan ...............64
10. Daftar Nama Tenaga Pembantu Saat Penelitian ...........................................65
11. Lari 40 meter................................................................................................66
12. Gerakan Gantung Siku Tekuk ......................................................................67
13. Gerakan Baring Duduk 30 detik ..................................................................68
14. Loncat Tegak ..............................................................................................70
15. Lari 600 meter .............................................................................................72
16. Surat Tugas Dosen Pembimbing ..................................................................73
17. Surat Keterangan Ijin Penelitian Dari Dekan ...............................................74
18. Surat Rekomendasi Penelitian Pendidikan Dari UPT Pendidikan Bojong ....75
19. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Kepala Sekolah
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan .....76
20. Surat Keterangan Sertifikat Pengujian Stop Watch ......................................83
21. Dokumentasi ...............................................................................................85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan program
pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran/kesegaran para
siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa
untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat.
Berolahraga itu menyenangkan sehingga pola pengajarannya diarahkan untuk
membimbing siswa dalam melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu
siswa diajarkan pula bagaimana mempraktikkan kebiasaan hidup sehat dalam
kegiatan sehari-hari (Tim Abdi Guru, 2007:V).
Menurut Aip Syarifudin dkk (2003:2.3), pendidikan jasmani dan
olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak
sama, akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukkan kaitan satu sama lain.
Adapun tujuan pendidikan jasmani diantaranya adalah meningkatkan kesenangan,
dan kekayaan gerak, meningkatkan kesehatan jasmani rohani dan sosial,
mensiagakan menghadapi tugas dan waktu senggang. Dengan kata lain
pendidikan jasmani bertujuan untuk pertumbuhan gerak.
Menurut Edward dalam Aip Syarifudin dkk (1.5-1.6), pengertian
olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games dan Sport. Karakteristik
bermain (play) meliputi :
a. Bebas, sukarela, tanpa paksaan dalam berpartisipasi.
2
b. Aktifitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu
c. Hasil dari aktifitas bermain adalah tidak direncanakan
d. Tidak menghasilkan nilai yang permanent
e. Peraturan bermain tergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan
situasional
f. Kualitas bermain merupakan bagian kehidupan nyata/ sehari-hari
Games merupakan bagian dari bermain (play). Games memiliki
karakteristik yang ada pada bermain, tetapi semua diatur dalam peraturan yang
sengaja dibuat (disusun) yang harus ditaati bersama. Ciri utama dari Games
adalah kompetisi, sehingga hanya individu atau kelompok yang mempunyai
standar keterampilan yang tinggi akan berhasil, tergantung tehnik, fisik, strategi
atau kesempatan.
Olahraga (sport) merupakan bagian dari permainan dalam pertandingan.
Perbedaannya terletak pada prasyarat tingkat kecakapan. Olahraga merupakan
permainan yang sudah dilembagakan dalam masyarakat seperti halnya
pendidikan, agama dan pemerintahan.
Menurut Aip Syarifudin dkk (2003:1.11), olahraga adalah aktivitas
jasmani yang berbentuk perlombaan atau pertandingan untuk memperoleh prestasi
yang tinggi dan kemenangan.
Menurut Ensiklopedia Indonesia dalam Aip Syarifudin dkk (2003:1.17),
menyebutkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah olahraga yang dilakukan tidak
semata-mata untuk mencapai prestasi, terutama dilakukan di sekolah yang terdiri
3
atas latihan tanpa alat dan dengan alat dilakukan di dalam ruangan dan di
lapangan terbuka.
Menurut Menpora dalam Aip Syarifudin dkk (2003: 1.17) Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai
kegiatan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Menurut Rusli Lutan (2002: 17-18), Pendidikan Jasmani adalah wahana
untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa jasmani merupakan “alat” untuk
membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik
tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di
sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman
langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani itu dapat berupa
permainan atau olahraga yang terpilih. Oleh karena itu para ahli sepakat bahwa
pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Program dan tujuan Pendidikan Jasmani itu bersifat menyeluruh sebab
menyangkut bukan hanya aspek fisik, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup
aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Kelak, anak muda itu menjadi
seseorang percaya diri, berdispilin, sehat, bugar, dan hidup bahagia.
Jadi, secara sederhana Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan
kepada siswa untuk:
a. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial
4
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kesegaran/ kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani, baik secara kelompok maupun perorangan
e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam
hubungan antar orang
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa
pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan
sumbangan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Bagan di bawah ini menunjukkan cakupan ideal pendidikan jasmani
yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi
pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.
5
Gambar 1.1 Pendidikan Jasmani menuju perkembangan menyeluruh
(Rusli Rutan, 2002: 20)
Menurut Rusli Lutan (2002:21), kesegaran jasmani merupakan sebuah
topik terpenting dari domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan
kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan
peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah
sistem (misalnya, sistem peredaran darah, dan sistem pernapasan, sistem
metabolisme dll).
Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani merupakan bagian
dari upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan
kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan dan
kesegaran jasmani harus dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan
memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara yang maju,
Pendidikan Jasmani Praktik pengajaran beorientasi pada karakteristik perkembangan
dan pertumbuhan anak Psikomotorik
Kesegaran Jasmani Gerak Perseptual
Afektif
Kognitif
Penalaran dan pembuatan keputusan
Pengetahuan tentang penjas, Olahraga dan Kesehatan
Inteligensia emosional dan watak Konsep diri
6
dimana manusianya dapat dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak
jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan dalam
metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darahnya dan
juga sistem syarafnya (Erpandi,2003:2).
Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup
sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan, sehingga
peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status
kesehatan, dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan
dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani,
pendidikan jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh
masyarakat (Erpandi,2003:3).
Dengan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertantang untuk
mengadakan penelitian dengan judul Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
Putra Usia 10-12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan tahun 2009.
Adapun latar belakang peneliti memilih judul tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun
pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
tahun 2009 dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani
dilakukan dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk usia 10-12
tahun.
2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12
Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten
7
Pekalongan tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat baik, baik, sedang,
kurang dan kurang sekali.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui status tingkat
kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun 2009.
1.4 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian maka
penulis ingin menegaskan istilah yang ada dalam judul penelitian, antara lain:
1.4.1 Survei
Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (2006: 110),
Survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu
dalam waktu atau jangka waktu yang bersamaan. Yang dimaksud survei dalam
penelian ini adalah survei mengenai tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia
10-12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten
Pekalongan tahun 2009.
1.4.2 Tingkat Kesegaran Jasmani
Menurut Sabdoso Sumosarjono dalam Sugiharjo (2003:6-7), kesegaran
jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas
8
sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih
mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk
keperluan mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan
kemampuan untuk menunaikan tugas kesehariannya dengan baik walaupun dalam
keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan dapat
melakukannya.
1.4.3 Daerah Binaan (Dabin)
Yang dimaksud dengan daerah binaan adalah pembagian tugas dan
wewenang Pengawas TK/SD diwilayah UPT Pendidikan Bojong. Pembagian
tugas dan wewenang disesuaikan dengan jumlah Pengawas TK/SD di UPT
Pendidikan Bojong ada 6, maka jumlah daerah binaan (Dabin) dibagi menjadi 6
wilayah.
1.4.4 Sekolah Dasar Inti Ketitangkidul
Yang dimaksud dengan SD Inti Ketitangkidul adalah Sekolah Dasar
yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diikuti oleh 6 SD
imbas. Jadi jumlah sekolah dasar di SD Inti Ketitangkidul ada 7 SD. SD Inti harus
mempunyai guru kelas lengkap (kelas I-VI), guru mata pelajaran agama, guru
mata pelajaran Penjas Orkes. Di samping itu harus ada ruang pertemuan khusus
(aula) untuk kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG).
9
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12 tahun Dabin
SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran
2008/2009
4. Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya
5. Sebagai bahan informasi kepada instansi terkait
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani
Definisi dari kesegaran jasmani menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
adalah Daya tahan tubuh terhadap serangan segala macam penyakit; kemampuan
alat-alat tubuh untuk kembali dalam keadaan normal, setelah mengalami
kelelahan fisik. (Save M. Dagun, 2006:492)
Menurut Moch. Moeslim (1995: 13), Kesegaran jasmani merupakan satu
aspek dari kesegaran total karena kesegaran total mencakup selain kesegaran
jasmani juga kesegaran mental, kesegaran sosial dan kesegaran emosional. Istilah
ini mempunyai pengertian sama. Pengertian kesegaran jasmani ialah taraf
kemampuan dan ketahanan kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dalam
waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Taraf kesegaran
jasmani yang diperlukan bagi pegawai kantor lain dengan kesegaran jasmani bagi
seseorang yang bekerja disawah (seorang petani). Taraf kesegaran jasmani yang
diperlukan bagi atlet muda lebih rendah dibanding dengan kebutuhan kesegaran
jasmani bagi atlet elit. Dengan demikian kesegaran jasmani selalu dikaitkan segar
untuk tugas apa?
Menurut Sadoso Sumosarjono dalam Sugiharjo (2003:6-7), kesegaran
jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas
sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih
mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk
11
keperluan mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan
kemampuan untuk menunaikan tugas kesehariannya dengan baik walaupun dalam
keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan dapat
melakukannya.
Dari uraian dan pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa
“kesegaran jasmani merupakan suatu keadaan kondisi fisik seseorang dalam
melakukan aktivitas dengan efisien, tanpa mengalami kelelahan yang berarti,
sehingga masih memiliki cadangan energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas
lainnya yang mendadak.
2.2 Komponen Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks, yakni
mencakup beberapa komponen yang ada didalamnya. Agar seseorang dikatakan
dalam keadaan kondisi yang baik maka orang tersebut haruslah memiliki
komponen-komponen kesegaran yang baik pula.
Menurut para ahli ada 10 komponen yang mempengaruhi kesegaran
jasmani seperti yang dikemukakan Larson dan Yocom yang dikutip oleh Moch.
Moeslim (1995: 13-14) yaitu:
1. Kekebalan terhadap penyakit
2. Kekuatan dan daya tahan otot
3. Daya tahan kardiovaskuler respiratori
4. Kecepatan
5. Power atau kekuatan eksplosif
6. Kelincahan
12
7. Fleksibilitas / kelentukan
8. Koordinasi
9. Keseimbangan
10. Ketepatan (Accuracy)
2.2.1 Kekebalan Terhadap Penyakit
Unsur kekebalan terhadap penyakit berkaitan dengan aspek medik, dan
merupakan faktor penting untuk kesegaran jasmani. Karena sempurnanya
kesegaran jasmani berarti kebal terhadap semua penyakit keturunan maupun
terjangkitnya penyakit. Kekebalan terhadap penyakit terutama ditentukan oleh
faktor keturunan, disamping karena pengaruh makanan, istirahat, kebersihan,
aktivitas fisik, rekreasi, pakaian (Moch. Moeslim, 1995:13).
2.2.2 Kekuatan dan daya tahan otot
Kekuatan merupakan unsure utama yang menentukan dalam penampilan
gerak. Demikian pula daya tahan otot. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari kita
memerlukan kekuatan dan daya tahan otot pada tahap yang memadai. Kekuatan
dan daya tahan otot diartikan kemampuan seseorang menggunakan sekelompok
otot-otot sesuai dengan beban atau tugas yang diberikan. Seseorang yang memiliki
kekuatan dan daya tahan tinggi akan dengan mudah melakukan setiap pekerjaan
yang berkaitan dengan hal tersebut. Beberapa istilah tentang kekuatan:
1. Kekuatan Statik ialah daya maksimal yang dapat dikerahkan oleh seseorang
secara efektif terhadap suatu obyek dengan posisi menetap. Obyeknya tidak
bergerak. Kekuatan statik disebut juga kontraksi statik.
13
2. Kekuatan Dinamik ialah beban maksimal yang dapat dipindahkan seketika
melalui ruang gerak tertentu dengan posisi badan tertentu. Kekuatan dinamik
disebut juga kontraksi isotonik atau kontraksi dinamik.
3. Daya tahan otot static ialah lamanya waktu yang dapat dipertahankan otot
untuk berkontraksi.
4. Daya tahan otot dinamik ialah suatu kegiatan yang bersinambung, dapat
berupa gerakan untuk mengatasi suatu beban yang berat melalui ruang gerak
tertentu sekurang-kurangnya dua kali ulangan atau gerakan mengatasi beban
yang ringan dengan beberapa kali ulangan (Moch Moeslim, 1995:14).
Menurut Suharno (1993:27) kekuatan ialah kemampuan otot untuk dapat
mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan
aktivitas. Daya tahan adalah kemampuan organ seseorang untuk melawan
kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas olahraga dalam waktu lama.
Jadi kekuatan pada dasarnya menurut peneliti dapat disimpulkan sebagai
suatu kemampuan sekelompok otot tubuh dalam menahan, mengangkat, melawan
beban atau hambatan. Pada penelitian ini kekuatan sangat dominan pada item
baring duduk. Sedangkan daya tahan nampak dominan sekali perannya pada item
tes lari 600 meter.
2.2.3 Daya Tahan Kardiovaskuler Respiratori
Daya tahan Kardiovaskuler Respiratori ialah kemampuan kontraksi
sekelompok otot yang bekerja dalam waktu dan intensitas cukup lama dengan
memenuhi fungsi peredaran dan pernafasan. Efisiensi sistem Kardiovaskuler
Respiratori ini penting karena:
14
1. Otot tidak dapat terus menerus kontraksi, kecuali terpenuhinya bahan-bahan
bakar dan oksigen.
2. Bahan-bahan bakar dan oksigen dibawa ke sel-sel otot melalui sistem
peredaran dan pernafasan.
Jadi daya tahan Kardiovaskuler Respiratori menurut peneliti adalah
kemampuan sekelompok otot yang bekerja dalam waktu lama untuk memenuhi
fungsi peredaran dan pernafasan.
Daya tahan Kardiovaskuler Respiratori sangat dominan pada item tes
lari 600 meter.
2.2.4 Kecepatan
Menurut Suharno (1993:33), kecepatan adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Macam kecepatan adalah
1. Kecepatan Sprint adalah kemampuan untuk mencapai suatu jarak dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
2. Kecepatan Reaksi adalah waktu antara rangsangan dan jawaban gerak
pertama.
3. Kecepatan Bergerak adalah kemampuan bergerak selama mungkin dalam satu
gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.
Kecepatan adalah kemampuan untuk menggerakkan tubuh dari satu
tempat ketempat lainnya dalam waktu secepat mungkin (Rusli Lutan, 2002:70).
Kecepatan sangat mempengaruhi penilaian pada item tes : lari 40 meter dan lari
600 meter, mengingat satuan yang diukur adalah waktu.
15
2.2.5 Power atau Kekuatan Eksplosif
Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal
dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1993:26). Menurut Rusli Lutan
(2002:71), power adalah kemampuan untuk mengerahkan upaya eksplosif
(mendadak)semaksimal mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa power adalah
sebagai daya ledak. Daya ledak pada penelitian digunakan pada item lari 40 meter
(pada saat permulaan start).
2.2.6 Kelincahan
Menurut Suharno (1993:35) kelincahan adalah kemampuan gerak untuk
mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang
dikehendaki. Kelincahan diartikan kemampuan seseorang mengubah posisi dan
atau arah dalam waktu cepat. Kecepatan merupakan unsur penting dalam
kelincahan disamping adanya koordinasi yang baik (Moch Moeslim, 1995:15).
Dari uraian di atas peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa kelincahan
adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadasaran
akan posisi tubuhnya serta memiliki koordinasi gerak yang baik. Kelincahan
mempunyai peran yang cukup besar pada item tes lari 40 meter.
2.2.7 Fleksibilitas/ Kelentukan
Fleksibilitas/ Kelentukan ialah kemampuan untuk melakukan gerak dalam
ruang gerak sendi (Suharno, 1993:37). Fleksibilitas/ Kelentukan diartikan sebagai
kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam kegiatan fisik yang
ditentukan oleh seluruh anggota tubuh atau sendi-sendi tertentu. Fleksibilitas
16
ditentukan baik hal-hal fisiologis maupun mekanis. Dalam melakukan suatu
ketangkasan seorang yang lebih fleksibel (lentuk) mengeluarkan energi lebih
sedikit dibanding orang yang kurang lentuk. Kelentukan berperan pada saat
pengambilan item tes baring duduk 30 detik.
2.2.8 Koordinasi
Menurut Rusli Rutan (2002:70) koordinasi adalah kemampuan untuk
memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh
beberapa sumber pengindraan sehingga menjadi gerak yang efisien. Koordinasi
memerlukan keharmonisan, irama dan urutan gerak dari beberapa anggota tubuh.
Koordinasi diartikan kemampuan seseorang melakukan berbagai gerakan
menjadi satu kebulatan/ gerakan yang sempurna. Koordinasi yang baik ditunjang
oleh kelincahan, kecepatan dan keseimbangan (Moch Moeslim, 1995:16).
Koordinasi diperlukan di setiap item tes, yaitu koordinasi gerakan dari kepala
sampai kaki.
2.2.9 Keseimbangan
Menurut Rusli Lutan (2002:71) keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik
dalam situasi diam (statis) atau bergerak (dinamis).
Keseimbangan diartikan kemampuan seseorang mengontrol alat-alat
organis yang bersifat neuromusculer. Dalam keseimbangan diperlukan unsur-
unsur koordinasi, ketangkasan dan kelincahan (Moch Moeslim, 1995:16).
17
Dari pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ syaraf
otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki.
Keseimbangan berperan pada proses penilaian item tes gantung siku tekuk
dan pada lari 40 meter (keseimbangan mempertahankan posisi badan agar tidak
jatuh kedepan setelah lari).
2.2.10 Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan diartikan kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan
voluntor untuk suatu tujuan. Dengan kata lain ketepatan adalah kemampuan
seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatau obyek langsung yang harus
dikenai dengan salah satu bagian tubuh (Moch Moeslim, 1995:16).
Menurut kesimpulan peneliti ketepatan dapat diartikan kemampuan
seseorang untuk mengendalikan gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sarasan ini
dapat suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan
salah satu bagian tubuh.
Ketepatan berperan pada saat pengambilan item tes lari 40 meter dan
gantung siku tekuk.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Menurut Dangsina Moeloek dalam Erpandi (2003:19), mengingat
pentingnya kesegaran jasmani pada seseorang yang berfungsi mengembangkan
kemampuan, kesanggupan dan daya tahan diri sehingga mempertinggi aktivitas
kerja maupun belajar, maka tak akan lepas dari faktor yang mempengaruhinya,
18
sehingga dimungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain akan berbeda.
Faktor tersebut adalah: makanan dan gizi, tidur dan istirahat, latihan dan olahraga,
kebiasaan hidup dan lingkungan.
2.3.1 Makanan dan Gizi
Pada dasarnya pengaturan gizi untuk olahragawan adalah sama dengan
pengaturan gizi untuk masyarakat biasa yang bukan olahragawan, dimana perlu
diperhatikan keseimbangan antara energi yang diperoleh dari makanan dan
miuman dengan energi yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme, kerja tubuh
dan penyedia tenaga (energi) pada waktu istirahat, latihan dan pada waktu
pertandingan. Oleh karena itu kelebihan maupun kekurangan zat-zat gizi dapat
menimbulkan dampak negatif, baik untuk kesehatan apalagi di dalam menunjang
prestasi (Leane Suniar, 2002:1).
Zat-zat gizi di dalam makanan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Zat gizi sumber energi : hidrat arang, lemak dan protein.
2. Zat gizi pembangun tubuh : protein dan air.
3. Zat gizi pengatur : vitamin dan mineral.
2.3.1.1 Hidrat Arang
Fungsi utama hidrat arang adalah sebagai penghasil energi (kalori)
dimana setiap 1 gram hidrat arang dalam pemecahannya akan menghasilkan 4
Kkal. Tubuh akan menggunakan hidrat arang sebagai sumber energi utama
apabila kandungan hidrat arang di dalam makanan cukup. Bila makanan yang
dikonsumsi kurang kandungan hidrat arangnya, maka sebagai sumber energi lain
akan digunakan lemak dan protein.
19
Hidrat arang dapat dibagi menjadi dua yaitu hidrat arang sederhana dan
hidrat arang kompleks. Hidrat arang sederhana merupakan zat gizi yang mudah
dicerna dan diserap oleh tubuh. Sedangkan Hidrat arang kompleks merupakan zat
gizi yang biasanya terikat dengan zat gizi lain, misalnya protein, vitamin, mineral,
dan juga serat (Leane Sunear, 2002:3).
2.3.1.2 Lemak
Lemak merupakan penghasil energi kedua setelah hidrat arang. Di dalam
pemecahan lemak sampai menjadi energi diperlukan oksigen yang cukup banyak
sehingga kalau seseorang memerlukan energi dalam waktu cepat, maka energi
yang didapat orang tersebut berasal dari hidrat arang dan bukan dari lemak.
Lemak baru berperan sebagai sumber energi untuk kegiatan jasmani yang
mempunyai intensitas sedang dan dalam waktu yang lama. Di dalam
pemecahannya, lemak akan menghasilkan 9 Kkal. Lemak juga diperlukan sebagai
pelarut vitamin A, D, E,dan K (Leane Sunear, 2002:3-4).
2.3.1.4 Protein
Protein merupakan zat gizi yang mempunyai fungsi utama sebagai zat
pembangun, membentuk jaringan pada masa pertumbuhan atau pada masa
pembentukan jaringan otot, membentuk sel darah, hormon, enzim, antibodi dan
juga berfungsi sebagai pengganti jaringan yang rusak. Protein digunakan sebagai
sumber energi bila di dalam makanan tidak terdapat hidrat arang dan lemak
(Leane Sunear, 2002:4).
20
2.3.1.5 Air
Tubuh manusia terdiri dari 60-70 % air. Air tersebut berfungsi untuk:
1. Mengangkut oksigen dan zat-zat gizi ke seluruh tubuh agar organ-organ tubuh
dapat berfungsi dengan baik.
2. Mengatur suhu
3. Mengeluarkan Zat-zat yang tidak digunakan tubuh sebagai hasil metabolisme
makanan dan minuman, terutama pemecah protein yang akan digunakan
bersama urine (Leane Sunear, 2002:4).
2.3.1.6 Vitamin
Vitamin merupakan zat gizi yang harus dikomsumsi dan mutlak
diperlukan setiap hari. Vitamin mempunyai fungsi:
1. Sebagai bagian dari suatu enzim atau coenzim yang penting dalam pengaturan
berbagai proses metabolisme berbagai jaringan termasuk jaringan syaraf.
2. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh
3. Untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru.
Secara garis besar vitamin dapat dibagi 2 golongan:
1. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B dan C.
2. Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E dan K (Leane Sunear,
2002:5)
2.3.1.7 Mineral
Mineral merupakan Zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
sangat sedikit. Umumnya mineral terdapat cukup dalam makanan sehari-hari.
21
Fungsi mineral adalah sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang,
hormon, dan enzim, serta sebagai Zat pengatur (Leane Sunear, 2002:6).
2.3.2 Faktor tidur dan istirahat
Setelah melakukan aktivitas tubuh merasa lelah, hal ini disebabkan oleh
pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan
tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat. Dengan beristirahat dan tidur
tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang.
2.3.3 Faktor kebiasaan hidup sehat
Pola hidup sehat perlu diterapkan dalam kehidupan kesehariannya agar
kesegaran jasmani tetap terjaga dengan cara :
1. Makan makanan yang bersih dan mengandung gizi (empat sehat lima
sempurna)
2. Selalu menjaga kebersihan pribadi seperti: mandi, kebersihan gigi, kebersihan
rambut dan lainnya.
2.3.4 Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama.
Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Mulai dari
pekerjaan, dan tempat tinggalnya.
2.3.5 Faktor latihan dan olahraga
Anak-anak dan para remaja mungkin dapat menjadi lebih aktif secara
jasmaniah karena dipengaruhi oleh satu atau lebih dari empat kegiatan berikut ini.
Pertama, adanya kesempatan mengikuti beberapa pertandingan olahraga atau
latihan-latihan fisik. Kedua, melalui bermain dan kegiatan rekreasi, seperti
22
olahraga sekolah selama istirahat, olahraga petualangan, dan sebagainya. Ketiga,
beberapa anak dan para remaja melakukan latihan seperti dalam kelompok-
kelompok fitness (kebugaran jasmani) dan senam aerobic. Keempat, kegiatan
jasmani lainya secara pribadi, seperti jalan kaki atau bersepeda pulang pergi
kesekolah. (Rusli Ibrahim, 2002: 11)
2.4 Fungsi Kesegaran Jasmani
Dalam kehidupan manusia, tidak lepas dari keinginan hidup aman,
tentram, damai dan bahagia. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kesegaran
jasmani yang baik, karena dengan kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat
mengetahui kesulitan dalam hidup, seperti rasa sakit, enggan bekerja, enggan
belajarn dan lainnya.
Adanya dukungan jasmani yang sehat, manusia dapat mengatasi
tantangan hidup yang ada serta dapat melakukan tugas yang menjadi beban hidup.
Dengan demikian keinginan-keinginan yang ada dalam hidup manusia akan
terpenuhi.
Fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan,
kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan dari tiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi daya kerja (Erpandi, 2003: 25).
2.4.1 Aspek Kesegaran Jasmani
Segi pandangan kesegaran jasmani dijabarkan menjadi lima aspek yang
mengarah pada kesegaran jasmani yang menyeluruh atau Total fitnes (Erpandi,
2003: 25-26), lima aspek tersebut yaitu:
23
2.4.1.1 Kemampuan Statis
Kemampuan statis adalah ada atau tidaknya penyakit dengan berpangkal
pada arti sehat tidak hanya berarti tidak sakit atau cacat, melainkan juga ada
keserasian yang sempurna dari segi fisik, mental dan sosial.
2.4.1.2 Kemampuan dinamis
Kemampuan dinamis adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan
jasmani yang berat yang tidak memerlukan ketangkasan khusus. Dalam hal ini
daya tahan menjadi patokan penelitian. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat
dimasukkan kedalam kemampuan dinamis atau kesanggupan melakukan aktivitas
fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan.
2.4.1.3 Ketangkasan Jasmani
Ketangkasan jasmani adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-
gerakan yang terkoordinir, dalam hal ini dperlukan ketrampilan tertentu dan
kemampuan daya tahan.
2.4.1.4 Kemampuan mental
Kemampuan mental adalah kemampuan dalam menghadapi tantangan-
tantangan dan liku-liku kehidupan. Dalam hal ini tentunya diperlukan sifat-sifat
mental yang tangguh, seperti kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan,
ketabahan hati dan tidak lekas putus asa.
2.4.1.5 Kemampuan Sosial
Kemampuan sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat berdiri
sendiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain atau belas kasihan
24
orang lain, mempunyai cukup kakuatan dan daya tahan untuk melaksanakan
tugas atau pekerjaan dengan baik.
2.5 Tes Kesegaran Jasmani
Dalam suatu kegiatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan menggunakan tes kesegaran
jasmani atau physical fitness test, yaitu suatu tes yang berfungsi untuk mengetahui
kesegaran jasmani seseorang dengan tes kesegaran jasmani yang sudah ada
standart atau patokan dengan menilai hasil yang telah dicapai peserta.
Di dalam pelaksanaanya tes kesegaran jasmani ini ada bermacam-
macam, antara lain:
1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) usia 10-12 tahun
2. Harwad Step Test
3. Treddmill Tets
4. Test Aerobik
Dari bermacam-macam tes tersebut di atas untuk penelitian ini
digunakan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk siswa putra umur 10-12 tahun
(Depdiknas, 2003: 3). Adapun rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk
anak umur 10-12 tahun adalah :
1. Lari 40 meter.
2. Gantung siku tekuk
3. Baring duduk 30 detik
4. Loncat tegak
5. Lari 600 meter
25
Alasan peneliti menggunakan tes ini karena tes tersebut merupakan
standart baku untuk anak usia sekolah dasar 10-12 tahun. Sedangkan norma
tingkat kesegaran jasmani ini terdapat dalam buku tes kesegaran jasmani
Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003: 3). Adapun kategorinya
adalah baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
2.6 Fase Perkembangan
Dalam rentang kehidupannya setiap individu menjalani tahap-tahap
perkembangan secara berurutan meskipun dengan kecepatan yang berbeda. Setiap
tahap atau periode masing-masing ditandai oleh ciri-ciri pelaku atau
perkembangan tertentu (Suparwoto dkk 2007:55). Para ahli membagi
perkembangan tersebut secara berbeda antara lain :
Erikson dalam Suparwoto dkk (2007:55) membagi rentang kehidupan
dalam 8 tahap sebagai berikut: Masa bayi, masa kanak-kanak, usia prasekolah,
usia sekolah, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa dan masa tua. Bijou
dalam Suparwoto dkk (2007:55) mengusulkan 5 periode perkembangan utama
dimasa kanak-kanak dimulai pada saat pembuahan dan berakhir ketika anak
matang secara seksual yaitu:
1. Periode Pralahir (pembuahan sampai lahir)
2. Masa Neonatus (lahir sampai 10-14 hari)
3. Masa Bayi (2 minggu sampai 2 tahun)
4. Masa Kanak-kanak (2 tahun sampai 13/14 tahun)
5. Masa Puber (11 sampai 16 tahun)
26
Hurlock dalam Suparwoto dkk (2007:55-56) membagi rentang kehidupan manusia
(fase-fase perkembangan) secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Periode Pranatal (konsepsi kelahiran).
2. Masa Kelahiran (kelahiran sampai akhir minggu kedua)
3. Masa Bayi (akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua)
4. Awal Masa Kanak-kanak (2 sampai 6 tahun)
5. Akhir Masa Kanak-kanak (6 sampai 10/12 tahun)
6. Masa Puber atau Pra-Remaja (10/12 tahun sampai 13/14 tahun)
7. Masa Remaja (13/14 tahun sampai 18 tahun)
8. Awal Masa Dewasa atau Dewasa Dini (18 sampai 40 tahun)
9. Masa Dewasa Madya (40 sampai 60 tahun)
10. Masa Dewasa Lanjut atau Usia Lanjut (60 tahun sampai meninggal)
Menurut Aip Syarifuddin (2003: 9.7, 9.11, 9.13), karakteristik anak
usia SD dibagi menjadi tiga jenis antara lain:
1. Anak usia 5-7 tahun (Sekolah Dasar kelas I dan II)
2. Anak usia 8-10 tahun (Sekolah Dasar kelas III dan IV)
3. Anak usia 11-13 tahun (Sekolah Dasar kelas V dan VI)
2.7 Daerah Binaan (Dabin)
Yang dimaksud dengan daerah binaan adalah pembagian tugas dan
wewenang Pengawas TK/SD diwilayah UPT Pendidikan Bojong. Jumlah
Pengawas TK/SD di UPT Pendidikan Bojong ada 6, maka jumlah daerah binaan
(Dabin) dibagi menjadi 6 wilayah.
27
2.7.1 SD Inti Ketitangkidul dengan SD Imbas
Yang dimaksud dengan SD Inti Ketitangkidul adalah Sekolah Dasar
yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diikuti oleh 6
SD imbas. Jadi jumlah sekolah dasar di SD Inti Ketitangkidul ada 7 SD yang
terdiri dari SDN Ketitanglor, SDN Bojongwetan, SDN 01 Menjangan, SDN 02
Menjangan, SDN 01 Duwet, SDN 02 Duwet, TK Cempaka Indah Ketitangkidul,
TK Pertiwi, TK Pertiwi Menjangan, dengan Pengawas TK/ SD Bapak Drs.
Suharjo.
Dabin SDN Inti Ketitangkidul terdiri dari 7 SD yang letaknya berdekatan
dengan lapangan yang cukup luas sehingga bisa digunakan untuk pelajaran
Penjasorkes atau kegiatan olahraga lainnya. Selain itu beberapa diantaranya
mempunyai halaman cukup luas yang juga bisa digunakan untuk sarana bermain
atau berolahraga. Ada beberapa SD yang mempunyai potensi dalam cabang
olahraga yang bisa dikembangkan, untuk SD Ketitanglor sebagai tempat
pembinaan dan latihan sepak takraw di Kecamatan Bojong, SDN Ketitangkidul
yang merupakan Pusat Kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) juga merupakan
tempat pembinaan cabang olahraga Tenis Meja dan Lompat Tinggi. Beberapa kali
siswa dari SD Ketitanglor berhasil menjadi juara Sepak Takraw dalam POPDA
(Pekan Olahraga Pelajar Daerah) tingkat Kabupaten dan terpilih mewakili regu
Kabupaten Pekalongan dalam POPDA tingkat Karisidenan Pekalongan, bahkan
pada POPDA Tahun 2009 tingkat Jawa Tengah ikut memperkuat regu Kabupaten
Pekalongan meraih satu medali perak dalam nomor regu dan satu perunggu dalam
nomor dobel event.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam memilih metode yang digunakan diperlukan ketelitian sehingga
nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Winarno Surakhmad yang
dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2006: 110), survei diartikan sebagai cara
mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu)
yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar. Adapun metode penelitian ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian
Dalam menentukan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh
supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, antara lain:
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2006: 130). Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa putera usia 10-12
tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008/ 2009 sejumlah 7 SD yang terdiri dari: SDN Bojongwetan
62 siswa, SDN Ketitanglor 62 siswa, SDN Ketitangkidul 53 siswa, SDN 01
Menjangan 35 siswa, SDN 02 Menjangan 16 siswa, SDN 01 Duwet 31 siswa, dan
SDN 02 Duwet 19 siswa. Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini sejumlah 278
siswa.
29
Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah:
1. Mereka adalah siswa satu jenis yaitu putra
2. Tes kesegaran jasmani yang digunakan adalah TKJI usia 10-12 tahun, maka
populasi yang digunakan adalah siswa putra usia 10-12 tahun pada Dabin SD
Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
3.1.2. Sampel
Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain,
sampel harus reprensetatif (Suharsimi Arikunto, 2006: 133).
Teknik pengambilan sampel ini adalah stratifield proportional random
sampling (Suharsimi Arikunto, 2006: 139). Teknik pengambilan sampel ini
merupakan gabungan dari tiga teknik dalam pengambilan sampel yaitu berstrata,
proporsi dan acak. Sampel berstrata dilakukan karena adanya perbedaan
karateristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut akan
mempengaruhi variabel. Dalam hal ini adalah siswa usia 10-12 tahun. Kemudian
dengan sampel proporsi ditentukan besarnya proporsi yang akan diambil. Hal ini
dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau
wilayah. Adakalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata atau
wilayah tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif,
pengambilan subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau
30
sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.
Dalam penentuan sampel ini diambil proporsi sebesar 25 % dari masing-masing
populasi (strata). Kemudian dengan proporsi 25 % diambil sejumlah sampel dari
jumlah populasi dari tiap strata dengan cara random (acak).
Cara random yang digunakan dalam penelitian ini berupa undian atau
untung-untungan (Suharsimi Arikunto, 2006: 136), dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Buat daftar yang berisi semua nama subyek
2. Tulis nomor masing-masing individu dalam kertas kecil
3. Gulung kertas itu baik-baik
4. Masukkan gulungan kertas tersebut dalam tempolong (tempat kocok)
5. Kocok tempolong tersebut
6. Ambil sejumlah nomor sesuai dengan prosentase (proporsi) sampel
7. Catat nama siswa yang terpilih sebagai sampel
Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan oleh Suharsimi Arikunto
(2006: 134) yaitu apabila subyek penelitian jumlahnya kurang dari 100, maka
dalam menentukan besarnya sampel lebih baik diambil sebagai anggota sampel,
sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subyeknya besar dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
31
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Usia 10 tahun, 25 % x 89 siswa = 22,25 dibulatkan menjadi 22 siswa
2. Usia 11 tahun, 25 % x 103 siswa = 25,75 dibulatkan menjadi 26 siswa
3. Usia 12 tahun, 25 % x 86 siswa = 21,50 dibulatkan menjadi 22 siswa
Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 70 siswa. Perinciannya dapat dilihat pada
tabel 3.1, 3.2 dan 3.3 berikut ini.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan 16 25 % x 16 4
2. SDN Ketitanglor 24 25 % x 24 6
3. SDN Ketitangkidul 18 25 % x 18 4
4. SDN01 Menjangan 12 25 % x 12 3
5. SDN 02 Menjangan 5 25 % x 5 1
6. SDN 01 Duwet 7 25 % x 7 2
7. SDN 02 Duwet 7 25 % x 7 2
JUMLAH 89 22
32
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan 27 25 % x 27 7
2. SDN Ketitanglor 20 25 % x 20 5
3. SDN Ketitangkidul 16 25 % x 16 4
4. SDN01 Menjangan 11 25 % x 11 3
5. SDN 02 Menjangan 8 25 % x 8 2
6. SDN 01 Duwet 16 25 % x 16 4
7. SDN 02 Duwet 5 25 % x 5 1
JUMLAH 103 26
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
No Nama Sekolah Populasi 25 % x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan 19 25 % x 19 5
2. SDN Ketitanglor 18 25 % x 18 4
3. SDN Ketitangkidul 19 25 % x 19 5
4. SDN01 Menjangan 12 25 % x 12 3
5. SDN 02 Menjangan 3 25 % x 3 1
6. SDN 01 Duwet 8 25 % x 8 2
7. SDN 02 Duwet 7 25 % x 7 2
JUMLAH 86 22
33
3.1.3 Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi dalam Suharsimi Arikunto (2006:116), variabel
adalah obyek penelitian yang bervariasi. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Tingkat kesegaran jasmani. Variabel tersebut dapat diukur dengan
menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
3.1.4. Instrumen Tes
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003), yang meliputi
lima item tes, antara lain: lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik,
loncat tegak dan lari 600 m. Hasil yang dicatat adalah:
1. Lari 40 meter
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari dengan
menempuh jarak 40 meter dalam satuan detik, pengambilan waktu dua
angka dibelakang koma ( stopwatch digital). Tujuan dari tes ini adalah untuk
mengukur kecepatan, karena merupakan unsur dalam kesegaran.
2. Gantung Siku Tekuk
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta dalam
mempertahankan sikap gantung siku tekuk dalam satuan detik. Tujuan dari
tes ini adalah untuk mengukur kekuatan serta daya tahan otot lengan dan
bahu.
3. Baring duduk 30 detik
Hasil yang dicatat adalah banyaknya jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. Peserta yang tidak
34
mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka nol
(0). Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot
perut.
4. Loncat tegak
Hasil yang dicatat adalah selisih antara raihan loncatan dikurangi
raihan tegak. Peserta melakukan 3 kali loncatan dan selisih terbesar yang
diambil. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur daya ledak otot tungkai.
5. Lari 600 meter.
Hasil yang dicatat adalah waktu yang ditempuh pelari dengan jarak
600 meter dalam satuan menit dan detik. Pengambilan waktu dilakukan pada
saat bendera start diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finish. Tujuan
ini adalah untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan paru.
Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh anak yang telah
mengikuti tes disebut hasil kasar. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak
dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena
satuan ukuran yang dipergunakan masing-masing butir tes tidak sama, yaitu:
a. Untuk butir lari dan gantung siku tekuk dipergunakan satuan kuran
waktu.
b. Untuk butir tes baring duduk mempergunakan satuan ukuran jumlah
ulangan gerak (kali).
c. Untuk butir tes loncat tegak mempergunakan satuan ukuran centimeter.
Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda-
beda tersebut diatas perlu diganti dengan satuan yang sama, satuan ukuran
35
pengganti adalah nilai. Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan
mengubah hasil kasar setiap butir tes menjadi nilai terlebih dahulu.
Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah melakukan tes
kesegaran jasmani Indonesia dinilai dengan menggunakan tabel nilai untuk
menilai prestasi dari masing-masing butir tes. Kemudian menjumlahkan
nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil penjumlahan tersebut menjadi
dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran jasmani siswa dengan
menggunakan tabel norma kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10-
12 tahun putra. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.4, 3.5 dan 3.6.
Tabel 3.4 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
Untuk Anak Usia 10 – 12 Tahun Putra
Nilai Lari 40 meter
Gantung
siku tekuk
( detik )
Baring duduk
30 detik
Loncat
tegak cm Lari 600 meter Nilai
5 Sd – 6,3" 51" keatas 23 keatas 46 keatas Sd 2 , 09" 5
4 6,4" – 6,9" 31" – 50" 18 – 22 38 – 45 2,10" – 2,30" 4
3 7,0" – 7,7" 15" – 30" 12 – 17 31 – 37 2,31" – 2,45" 3
2 7,8" – 8,8" 5" – 14" 4 – 11 24 – 30 2,46" – 3,44" 2
1 8,9" – dst 4" dst 0 – 3 23 dst 3,45" dst 1
( Depdiknas, 2003 : 24 )
36
Tabel 3.5 Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22 – 25 Baik Sekali ( BS )
2 18 – 21 Baik ( B )
3 14 – 17 Sedang ( S )
4 10 – 13 Kurang ( K )
5 5 – 9 Kurang Sekali ( KS )
( Depdiknas , 2003 : 25 )
37
Tabel 3.6
FORMULIR TKJI Nama : ……………………………………………………………...( Putera / Puteri ) * Umur : ….. tahun / Nama Sekolah : …………………………………………………… Tanggal Tes : …………………………./ Tempat Tes : ………………………………………
No Jenis Tes Hasil Nilai Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.
Lari 30, 40, 50, 60 m * Gantung a. Siku Tekuk b. Angkat Tubuh Baring duduk 30, 60 detik * Loncat Tegak Tinggi Raihan ….……..cm Loncatan I .…….…..cm Loncatan II …….…...cm Loncatan III …….......cm Lari 600/ 800/ 1000/ 1200 m *
……... detik …........detik ..……... kali ..……... kali …….…..cm ……m…..dt
6. Jumlah nilai 7. Klasifikasi
* Coret yang tidak perlu
Petugas Tes ……………………
( Depdiknas , 2003 : 25 )
38
3.1.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.1.5.1 Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Nilai validitas ini adalah
0,884 (Depdiknas, 2003: 3).
3.1.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada keterandalan
sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan
(Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Nilai Reliabilitas ini adalah 0,911
(Depdiknas, 2003:3).
3.1.6. Alat dan Perlengkapan
Lintasan lari atau lapangan yang rata, stopwatch, papan
berskala, serbuk kapur, peluit, bendera start, nomor dada, alat tulis,
palang tunggal ( restok ), formulir tes, meja dan kursi.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting
dalam sebuah penelitian karena berhubungan langsung dengan data yang
diperoleh, untuk memperoleh data yang sesuai maka penelitian ini
menggunakan metode survei dan teknik tes.
39
Metode ini dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai
tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia 10-12 tahun pada Dabin SD
inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan tahun
pelajaran 2008/2009 dengan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak
umur 10-12 tahun.
3.2.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan terdiri dari mengajukan surat ijin
penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri
Semarang, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Kepala UPT
Pendidikan Bojong Kabupaten Pekalongan. Setelah mendapat
rekomendasi dari Kepala UPT Pendidikan Bojong Kabupaten
Pekalongan dan surat tembusan kemudian disampaikan kepada
sekolah-sekolah yang bersangkutan maka penulis mulai mengadakan
pengambilan data penelitian.
3.2.2. Cara mendapatkan sampel
Menyusun daftar siswa yang akan dijadikan subyek
penelitian (populasi sebanyak 278 siswa) dan diundi untuk
mendapatlan sampel sesuai dengan proporsi yang ditentukan, yaitu:
1. Usia 10 tahun, 25 % x 89 siswa = 22,25 dibulatkan menjadi 22
siswa
2. Usia 11 tahun, 25 % x 103 siswa = 25,75 dibulatkan menjadi 26
siswa
40
3. Usia 12 tahun, 25 % x 86 siswa = 21,50 dibulatkan menjadi 22
siswa
Jadi jumlah sampel seluruhnya 70 siswa.
3.2.3 Waktu Pelaksanaan Pengambilan Tes
Pengambilan tes dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2009.
3.2.4 Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di
lapangan sepak bola Desa Rejosari Kecamatan Bojong kabupaten
Pekalongan.
3.2.5 Tenaga Pembantu Saat Penelitian
Tenaga pembantu yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 9 orang.
3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian
Dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari adanya
kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan
pengambilan data, maka dibawah ini dikemukakan adanya variabel yang
dikendalikan meliputi beberapa faktor dan usaha untuk menghindarinya.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
3.3.1 Faktor kesungguhan Hati
Kesungguhan dalam mengikuti tes ini akan sangat
mempengaruhi hasil tes. Untuk memperkecil faktor ini maka peneliti
mengambil langkah-langkah yang dirasakan cukup efektif antara lain:
41
1. Memberikan pengarahan tentang maksud dan tujuan bagi peneliti
dan siswa
2. Memberikan pengawasan kepada peserta pada saat jalanya
penelitian
3. Memberikan motivasi dengan memberikan minuman dan makanan
kecil
3.3.2 Faktor Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ada bermacam-
macam, namun ada beberapa alat yang mempunyai standar ukuran
yang baku yaitu stopwatch. Untuk menghindari perbedaan alat ukur ini
maka peneliti menstandarisasikan/ menguji alat tersebut di Dinas
Perindustrian dan Pedagangan.
3.3.3 Faktor Cuaca
Karena pelaksanaan tes di lapangan terbuka, maka faktor
cuaca khusunya hujan dapat mengganggu jalannya penelitian. Bila hal
tersebut terjadi, maka proses penelitian pada hari itu diganti dengan
hari lain.
3.3.4 Faktor Tenaga Penguji
Faktor penguji/ pengambil data sangat menentukan hasil
yang dicapai. Untuk menyamakan persepsi dalam proses pengambilan
data maka peneliti mengambil langkah-langkah antara lain dengan
memberikan arahan kepada penguji dan mengambil penguji dari rekan-
rekan guru Penjasorkes SD dan guru Olahraga SMP.
42
3.4. Analisis Data
Analisi Data yang dilakukan adalah berupa analisis diskriptif
presentase. Metode analisis ini adalah berupa menganalisis data dari hasil
penelitian dengan cara menggambarkan hasilnya dalam jumlah persen.
Dengan analisis data ini akan diperoleh berapa persentase siswa yang
tergolong dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang atau sangat
kurang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara Umum
4.1.1 Hasil Penelitian Secara Umum
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan dari tes kesegaran jasmani Indonesia
untuk anak umur 10-12 tahun dan berdasarkan tabel norma tes kesegaran jasmani
Indonesia, maka penelitian yang telah dilakukan juga mengikuti aturan yang telah
ditetapkan. Aturan tersebut berupa item yang diujikan dan merupakan satu
rangkaian tes yang dilaksanakan secara berurutan. Adapun urutan item tes tersebut
adalah:
1. Lari 40 meter
2. Gantung siku tekuk
3. Baring duduk 30 detik
4. Loncat tegak
5. Lari 600 meter
Kemudian dalam menganalisa data dari hasil pengumpulan data digunakan
metode analisis deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, dapat
disimpulkan sebagai berikut: Tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12
tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah sampel 70 siswa, rata-rata termasuk
dalam kategori sedang dengan rincian sebagai berikut :
44
1. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 %
2. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %.
3. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %.
4. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %.
5. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 %.
4.1.2 Pembahasan Secara Khusus
Untuk siswa putra usia 10 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan
Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah :
1. Kategori baik sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
2. Kategori baik sebanyak 7 siswa atau jumlah persentasenya 31,82 %.
3. Kategori sedang sebanyak 14 siswa atau jumlah persentasenya 63,64 %.
4. Kategori kurang sebanyak 1 siswa atau jumlah persentasenya 4,54 %.
5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
Untuk siswa putra usia 11 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan
Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah :
1. Kategori baik sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
2. Kategori baik sebanyak 10 siswa atau jumlah persentasenya 38,46 %.
3. Kategori sedang sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 34,62 %.
4. Kategori kurang sebanyak 7 siswa atau jumlah persentasenya 26,92 %.
5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
Untuk siswa putra usia 12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan
Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah :
1. Kategori baik sekali sebanyak 4 siswa atau jumlah persentasenya 18,18 %.
45
2. Kategori baik sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 40,91 %.
3. Kategori sedang sebanyak 9 siswa atau jumlah persentasenya 40,91 %.
4. Kategori kurang sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
5. Kategori kurang sekali sebanyak 0 siswa atau jumlah persentasenya 0 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1,4.2, 4.3, dan 4.4
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Usia 10-12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) 1 22 – 25 Baik Sekali ( BS ) 4 5,71 2. 18 – 21 Baik ( B ) 26 37,14 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 32 45,72 4. 10 – 13 Kurang ( K ) 8 11,43 5. 5 – 9 Kurang Sekali ( KS ) 0 0
Σf = 70 100 %
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) 1 22 – 25 Baik Sekali ( BS ) 0 0 2. 18 – 21 Baik ( B ) 7 31,82 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 14 63,64 4. 10 – 13 Kurang ( K ) 1 4,54 5. 5 – 9 Kurang Sekali ( KS ) 0 0
Σf = 22 100 %
46
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Usia 11 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) 1 22 – 25 Baik Sekali ( BS ) 0 0 2. 18 – 21 Baik ( B ) 10 38,46 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 9 34,62 4. 10 – 13 Kurang ( K ) 7 26,92 5. 5 – 9 Kurang Sekali ( KS ) 0 0
Σf = 26 100 %
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra
Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten PekalonganTahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % ) 1 22 – 25 Baik Sekali ( BS ) 4 18,18 2. 18 – 21 Baik ( B ) 9 40,91 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 9 40,91 4. 10 – 13 Kurang ( K ) 0 0 5. 5 – 9 Kurang Sekali ( KS ) 0 0
Σf = 22 100 % Dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk setiap item tes kesegaran
jasmani yang diberikan pada siswa putra usia 10–12 tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 didapatkan skor tertinggi dan skor terendah. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5, 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.5 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata – rata 1. Lari 40 meter 4 3 3,5 2. Gantung Siku Tekuk 5 3 4 3. Baring duduk 30 detik 5 1 3 4. Loncat Tegak 4 1 2,5 5. Lari 600 meter 4 1 2,5
47
Tabel 4.6 Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 11 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata – rata 1. Lari 40 meter 5 2 3,5 2. Gantung Siku Tekuk 5 2 3,5 3. Baring duduk 30 detik 5 2 3,5 4. Loncat Tegak 5 2 3,5 5. Lari 600 meter 5 1 3
Tabel 4.7
Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Jenis Tes Skor Tertinggi Skor Terendah Rata – rata 1. Lari 40 meter 5 2 3,5 2. Gantung Siku Tekuk 5 3 4 3. Baring duduk 30 detik 5 3 4 4. Loncat Tegak 4 1 2,5 5. Lari 600 meter 5 2 3,5
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase dapat
diketahui bahwa:
1. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia 10-12 tahun Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009 adalah:
a. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 % .
b. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %.
c. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %.
d. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %.
e. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 %.
48
2. Nilai tertinggi item tes ( nilai 5 ) diperoleh siswa pada semua item tes.
3. Nilai terendah item tes ( nilai 1 ) diperoleh siswa pada item tes baring duduk,
loncat tegak, dan lari 600 meter.
4. Nilai tes terbaik ( 3,77 ) diperoleh siswa pada item tes baring duduk,
sedangkan nilai terendah ( 2,74 ) diperoleh siswa pada item tes loncat tegak
dan lari 600 meter.
5. Hasil tes yang rendah disebabkan oleh faktor daya ledak dan daya tahan
kardiofasculer respiratori yang kurang.
6. Penyebab utama yang menyebabkan tingkat kesegaran jasmani tidak mencapai
nilai rata-rata sangat baik adalah dari siswa sendiri yang berupa rendahnya
daya ledak kaki pada saat loncat tegak dan kurangnya daya tahan pada saat lari
600 meter.
7. Faktor lain yang menyebabkan tingkat kesegaran jasmani tidak mencapai nilai
rata-rata sangat baik adalah adanya siswa yang mendapat nilai rendah pada
item tes tertentu, antara lain item tes loncat tegak dan lari 600 meter.
8. Faktor yang menyebabkan siswa putra usia 10-12 Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan memiliki tingkat kesegaran
jasmani yang sedang adalah perolehan nilai tertinggi hanya dicapai siswa pada
item tes baring duduk.
Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra usia 10-12 tahun Dabin SD
Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009 tersebut masih dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga
mempengaruhi hasil penelitian tersebut, antara lain:
49
a. Makanan dan gizi
Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses
pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan
kondisi tubuh. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani, tubuh haruslah
cukup makan makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang
diperlukan oleh tubuh.
Makan dan gizi memang sudah menjadi perhatian sekolah-sekolah
Dasar di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, khususnya pada Dabin
SD Inti Ketitangkidul. Namun kenyataannya, pemenuhan kebutuhan makanan
dan gizi tidak semua siswa mendapatkan secara sempurna. Hal ini karena
dipengaruhi oleh tingkat kehidupan ekonomi masing-masing keluarga yang
tidak sama karena sebagian besar mata pencaharian orang tua siswa adalah
sebagai petani dan buruh, sehingga dengan kondisi seperti ini dapat
berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani anak.
b. Faktor tidur dan istirahat
Faktor tidur dan istirahat merupakan salah satu faktor yang dapat
berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Dengan tidur dan istirahat
yang cukup akan dapat memulihkan kondisi tubuh setelah melakukan aktifitas
sehari-hari dengan menyusun kembali tenaga yang hilang. Kondisi anak usia
Sekolah Dasar pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan dalam aktivitas sehari-hari banyak dihabiskan untuk
kegiatan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti kegiatan
keagamaan (Pendidikan Al-Qur’an) dan sebagainya. Kegiatan tersebut
50
membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi sehingga membutuhkan waktu
istirahat yang cukup.
c. Faktor Kebiasaan hidup sehat
Faktor kebiasaan hidup sehat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Anak-anak usia Sekolah
Dasar sudah dibiasakan dengan pola hidup sehat walaupun mungkin belum
semua menerapkannya dengan baik, sehingga anak-anak sekolah di
lingkungan Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten
Pekalongan dapat dikatakan dalam kategori cukup.
d. Faktor latihan dan olahraga
Faktor latihan dan olahraga merupakan faktor yang sangat berpengaruh
pada tingkat kesegaran jasmani seseorang. Karena latihan dan olahraga dapat
meningkatkan kesegaran jasmani seseorang.
Anak-anak usia Sekolah Dasar di lingkungan Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan belum banyak yang
melakukan kegiatan olahraga secara rutin. Mereka hanya sekedar bermain
untuk mengisi waktu luang, karena di Kecamatan Bojong belum terdapat club-
club olahraga yang bisa membina ketrampilan dalam cabang olahraga tertentu.
Kalaupun ada, hanya di lingkungan Sekolah Dasar yang menjadi pusat
pembinaan dan latihan untuk cabang olahraga tertentu. Misalnya SD Negeri
Ketitanglor sebagai pusat kegiatan latihan dan pembinaan cabang olahraga
Sepak Takraw, SD Negeri Ketitangkidul sebagai pusat kegiatan KKG
(Kelompok Kerja Guru) dan latihan olahraga atletik. Anak yang terpilih
51
mengikuti kegiatan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) mempunyai
tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang
hanya sekedar bermain atau mengikuti kegiatan olahraga pada saat pelajaran
olahraga di sekolah masing-masing. Hal ini bisa dilihat dari data anak yang
mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia.
e. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu
lama, yang menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Anak-anak SD
di Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
secara umum gemar berolahraga namun sifatnya hanya musiman, terkadang
melakukan terkadang juga tidak. Hal ini masih dipengaruhi oleh adanya minat
dan motivasi yang kurang serta perasaan malas melakukan olahraga.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani di
atas, faktor latihan dan olahraga merupakan faktor yang paling berpengaruh atau
dominan pada tingkat kesegaran jasmani pada siswa sekolah Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Karena tanpa latihan
dan olahraga, tidak mungkin anak dapat memperoleh tingkat kesegaran jasmani
dalam kondisi yang baik. Sedangkan factor-faktor lain yang berpengaruh pada
tingkat kesegaran jasmani merupakan faktor pendukung ataupun dugaan yang
berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1 Secara Umum
5.1.1.1 Tingkat kesegaran jasmani siswa putra usia 10-12 tahun Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009 dengan jumlah sampel 70 siswa, rata-rata termasuk dalam
kategori sedang dengan rincian sebagai berikut :
1. Kategori Baik Sekali 4 anak atau 5,71 % .
2. Kategori Baik 26 anak atau 37,14 %.
3. Kategori Sedang 32 anak atau 45,72 %.
4. Kategori Kurang 8 anak atau 11,43 %.
5. Kategori Kurang Sekali 0 anak atau 0 %.
5.1.2 Secara Khusus
5.1.2.1 Tingkat kesegaran jasmani pada siswa putera usia 10 Tahun Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajarn
2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori sedang.
5.1.2.2 Tingkat kesegaran pada siswa putera usia 11 Tahun Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori baik.
53
5.1.2.3 Tingkat kesegaran pada siswa putera usia 12 Tahun Dabin SD Inti
Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009, rata-rata termasuk dalam kategori baik dan sedang.
5.2 Saran-saran
3. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar
hendaknya faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani benar-benar harus
diperhatikan sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan belajar
sekaligus prestasi belajar siswa, baik akademik maupun non akademik.
4. Diharapkan peran aktif pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk memperhatikan dan
berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar dan
memberi pembinaan bagi anak usia Sekolah Dasar di masing-masing sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin dkk. 2003. Azas dan Falsafah Penjaskes. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka. Depdiknas. 2003. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Jakarta: Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani. Erpandi. 2003. Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri Desa
Swa Sembada di Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Harsono. 1993. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: KONI PUSAT. Leane Suniar. 2002. Dukungan Zat-Zat Untuk Menunjang Prestasi Olahraga.
Jakarta : Kalamedia. Moch. Moeslim. 1995. Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta : KONI
PUSAT. Rusli Ibrahim. 2002. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Jakarta : Depdiknas. Rusli Lutan. 2002. Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak
Di Sekolah Dasar. Jakarta: Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
(-----). 2002. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal
Olahraga, Depdiknas. Save M.Dagun. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga
Pengkajian Kebudayaan Nusantara ( LPKN ). Soeparwoto dkk. 2007. Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT MKK UNNES Sugiharjo. 2003. Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa Semester I
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Jakarta: KONI PUSAT, Pusat Pendidikan
dan Penataran. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
55
Tim Abdi Guru. 2007.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas V. Jakarta: Erlangga
Lampiran 1
Tabel 1 Daftar Nama Siswa Putera Usia 10 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
NO NAMA SISWA TEMPAT/TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS
1 Khusna Pekalongan, 09-09-1999 SDN Bojongwetan 42 M. Yunus Pekalongan, 25-06-1999 SDN Bojongwetan 43 Refani Pekalongan, 05-06-1999 SDN Bojongwetan 44 Ikhsan F. Pekalongan, 02-03-1999 SDN Bojongwetan 45 Faik Himawan Pekalongan, 12-11-1999 SDN Ketitanglor 46 Saeful Erdo Pekalongan, 27-07-1999 SDN Ketitanglor 37 Rifqi W A Pekalongan, 10-11-1999 SDN Ketitanglor 48 Nawawi N Pekalongan, 14-08-1999 SDN Ketitanglor 39 Rafi’i Pekalongan, 29-03-1999 SDN Ketitanglor 410 Abdilah M. I Pekalongan, 05-04-1999 SDN Ketitanglor 411 M Syaiful Pekalongan, 10-08-1999 SDN Ketitangkidul 412 Anggie Arif Pekalongan, 30-04-1999 SDN Ketitangkidul 413 Khaerul A Pekalongan, 06-12-1999 SDN Ketitangkidul 414 Zaki Kusuma Pekalongan, 30-11-1999 SDN Ketitangkidul 415 M Faza Pekalongan, 06-11-1999 SDN 01 Menjangan 316 Arya Eka Pekalongan, 10-11-1999 SDN 01 Menjangan 417 Tohari Pekalongan, 29-09-1999 SDN 01 Menjangan 418 Slamet Riyono Pekalongan, 11-08-1999 SDN 02 Menjangan 419 Agus Riyono Pekalongan, 07-06-1999 SDN 01 Duwet 420 Ades I K Pekalongan, 11-12-1999 SDN 01 Duwet 421 Dimas A. Pekalongan, 31-09-1999 SDN 02 Duwet 422 Setyo Wiyanto Pekalongan, 01-09-1999 SDN 02 Duwet 4
57
Lampiran 2
Tabel 2 Daftar Nama Siswa Putera Usia 11 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
NO NAMA SISWA TEMPAT/TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS
1 Danang P Pekalongan, 15-03-1998 SDN Bojongwetan 42 Zaelani Pekalongan, 24-04-1998 SDN Bojongwetan 43 Agung P Pekalongan, 02-08-1998 SDN Bojongwetan 44 Andrian Pekalongan, 12-11-1998 SDN Bojongwetan 45 M. Ipung Pekalongan, 03-09-1998 SDN Bojongwetan 46 Prasetyo Pekalongan, 27-12-1998 SDN Bojongwetan 57 Wisnu P Pekalongan, 20-10-1998 SDN Bojongwetan 58 Doni Prasetyo Pekalongan, 05-03-1998 SDN Ketitanglor 49 M Kharis Q Pekalongan, 31-05-1998 SDN Ketitanglor 410 Anang D Pekalongan, 17-12-1998 SDN Ketitanglor 511 Farozi Afandi Pekalongan, 25-11-1998 SDN Ketitanglor 512 Heri K Pekalongan, 17-12-1998 SDN Ketitanglor 413 M. Bisri Pekalongan, 20-10-1998 SDN Ketitangkidul 414 Mirdad A Pekalongan, 06-11-1998 SDN Ketitangkidul 415 Ibnu Anas Pekalongan, 10-11-1998 SDN Ketitangkidul 516 Yogi Prabowo Pekalongan, 29-10-1998 SDN Ketitangkidul 517 Hendri S Pekalongan, 06-11-1998 SDN 01 Menjangan 418 Toto Iswanto Pekalongan, 10-12-1998 SDN 01 Menjangan 419 Sholeh Pekalongan, 26-05-1998 SDN 01 Menjangan 420 M Riyan Aji Pekalongan, 30-11-1998 SDN 02 Menjangan 421 Ridwan N Pekalongan, 10-05-1998 SDN 02 Menjangan 522 Sigit R Pekalongan, 31-09-1998 SDN 01 Duwet 523 Wonodadi Pekalongan, 20-05-1998 SDN 01 Duwet 424 Casadi Pekalongan, 21-06-1998 SDN 01 Duwet 525 Sohadi Pekalongan, 27-07-1998 SDN 01 Duwet 426 Heru Setiaji S Pekalongan, 30-03-1998 SDN 02 Duwet 4
58
Lampiran 3
Tabel 3 Daftar Nama Siswa Putera Usia 12 Tahun
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
NO NAMA SISWA TEMPAT/TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KELAS
1 M Kholil Pekalongan, 17-07-1997 SDN Bojongwetan 52 Dias M Pekalongan, 13-09-1997 SDN Bojongwetan 53 Aji Purnomo Pekalongan, 14-01-1997 SDN Bojongwetan 64 Purwanto Pekalongan, 12-08-1997 SDN Bojongwetan 55 Waluyo Jati Pekalongan, 04-04-1997 SDN Bojongwetan 56 Samsul Bahri Pekalongan, 10-10-1997 SDN Ketitanglor 57 Jefri Alman Pekalongan, 15-01-1997 SDN Ketitanglor 68 Husen G Pekalongan, 04-04-1997 SDN Ketitanglor 69 Imam Riyanto Pekalongan, 25-01-1997 SDN Ketitanglor 510 Sigit Wahono Pekalongan, 24-01-1997 SDN Ketitangkidul 511 Riko H Pekalongan, 03-12-1997 SDN Ketitangkidul 512 Rotal A Pekalongan, 08-10-1997 SDN Ketitangkidul 613 M Luko Joyo Pekalongan, 16-07-1997 SDN Ketitangkidul 614 Ahmad S Pekalongan, 19-02-1997 SDN Ketitangkidul 615 M Yusuf Pekalongan, 25-10-1997 SDN 01 Menjangan 516 Adi P Pekalongan, 21-08-1997 SDN 01 Menjangan 617 Udin W Pekalongan, 24-01-1997 SDN 01 Menjangan 518 Moh. Bagus P Pekalongan, 08-10-1997 SDN 02 Menjangan 519 Aris Hidayat Pekalongan, 16-07-1997 SDN 01 Duwet 620 Ari H Pekalongan, 22-08-1997 SDN 01 Duwet 621 Zaki Mahali Pekalongan, 19-10-1997 SDN 02 Duwet 622 Riyanto Pekalongan, 31-05-1997 SDN 02 Duwet 5
59
Lampiran 4
Tabel 4 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 10 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa
Lari 40m
(detik) Gantung siku
tekuk/dt Baring
duduk 30 dt Loncat Tegak Selisih
(cm) Lari 600 m
(‘ / “) 0 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Khusna 6,88 23,45 18 163 191 193 189 30 2,362 M. Yunus 7,16 32,13 23 166 192 192 190 26 2,513 Refani 7,50 40,44 19 164 184 187 187 23 2,364 Ikhsan F. 7,32 32,86 16 173 203 201 203 30 3,27
5 Faik Himawan 7,31 45,00 19 171 201 203 200 32 2,45
6 Saeful Erdo 6,90 36,87 19 167 198 198 197 31 2,247 Rifqi W A 7,31 32,52 14 167 208 206 207 41 2,308 Nawawi N 7,66 44,28 20 157 200 199 196 43 2,419 Rafi’i 7,75 25,25 21 153 193 190 188 40 2,5010 Abdilah M. I 6,60 28,08 17 159 191 192 191 35 2,2411 M Syaiful 7,32 57,76 22 166 202 204 204 38 2,2912 Anggie Arif 6,89 35,07 19 162 183 195 190 33 2,3213 Khaerul A 7,56 40,09 16 161 196 185 190 35 3,52
14 Zaki Kusuma 7,19 39,28 17 164 190 189 189 26 2,52
15 M Faza 7,63 26,38 21 153 176 178 179 26 2,5616 Arya Eka 6,79 47,71 15 169 200 201 202 33 2,4417 Tohari 6,88 1.04.00 23 164 196 199 198 35 2,20
18 Slamet Riyono 7,19 32,88 18 162 179 180 180 18 2,36
19 Agus Riyono 7,50 21,35 10 169 193 194 194 25 2,28
20 Ades I K 7,43 24,88 3 167 195 198 196 31 2,4421 Dimas A. 7,12 29,09 18 174 200 200 206 32 2,59
22 Setyo Wiyanto 7,51 26,38 21 163 192 192 196 33 4,12
60
Lampiran 5
Tabel 5 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 11 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa Lari 40m ( detik )
Gantung siku
tekuk/dt
Baring duduk 30 dt
Loncat Tegak Selisih (cm)
Lari 600
m (‘ / “) 0 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Danang P 7,63 14,62 13 163 183 183 180 20 3,49 2 Zaelani 7,16 22,24 13 163 186 182 184 24 2,53 3 Agung P 7,41 17,86 13 163 182 187 184 24 2,52 4 Andrian 7,80 17,70 14 181 212 214 210 33 2,45 5 M. Ipung 7,50 28,34 14 168 195 194 194 27 2,49 6 Prasetyo 6,88 24,79 18 176 208 208 203 32 3,07 7 Wisnu P 6,31 23,48 20 169 214 213 213 35 2,21 8 Doni Prasetyo 6,69 25,56 30 162 198 198 198 36 2,39 9 M Kharis Q 7,19 56,88 26 172 202 204 200 32 2,35 10 Anang D 6,79 31,82 18 165 192 195 193 30 2,23 11 Farozi Afandi 6,69 26,42 24 194 224 225 225 31 2,40 12 Heri K 7,01 30,12 20 171 218 219 216 48 2,43 13 M. Bisri 7,34 24,27 24 175 199 197 200 25 2,25 14 Mirdad A 6,97 25,95 23 164 196 199 197 35 3,02 15 Ibnu Anas 6,97 36,88 17 157 189 192 190 35 3,32 16 Yogi Prabowo 6,72 29,10 18 158 200 218 220 42 3,05 17 Hendri S 7,09 36,28 25 166 200 199 201 35 2,23 18 Toto Iswanto 7,12 24,10 17 167 194 196 195 29 3,51 19 Sholeh 8,00 35,91 21 162 194 196 195 34 3,07 20 M Riyan Aji 6,43 45,06 14 168 197 202 200 34 2,34 21 Ridwan N 6,50 33,34 16 179 212 212 211 33 2,30 22 Sigit R 6,45 36,69 8 196 230 234 233 38 2,15 23 Wonodadi 6,48 30,86 13 177 205 207 210 33 2,40 24 Casadi 6,68 36,57 16 178 211 212 210 34 2,45 25 Sohadi 7,51 26,86 13 166 198 196 195 32 4,04 26 Heru Setiaji S 6,95 36,69 18 170 195 198 196 28 2,49
61
Lampiran 6
Tabel 6 Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Putera Usia 12 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa Lari 40m ( detik )
Gantung siku
tekuk/dt
Baring duduk 30 dt
Loncat Tegak Selisih (cm)
Lari 600
m (‘ / “) 0 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 M Kholil 7,60 25,22 17 190 222 220 224 34 2,25 2 Dias M 7,20 36,78 17 170 202 200 201 32 2,32 3 Aji Purnomo 6,31 34,38 20 167 203 210 210 43 2,31 4 Purwanto 6,84 40,64 15 167 189 188 180 22 2,53 5 Waluyo Jati 7,03 31,05 16 173 193 194 192 21 2,34 6 Samsul Bahri 6,19 44,44 19 184 222 225 224 41 2,22 7 Jefri Alman 6,36 1.11,48 30 178 211 212 210 34 2,59 8 Husen G 6,28 43,08 30 191 232 222 220 41 2,25 9 Imam Riyanto 6,28 41,83 37 177 215 214 210 38 2,19 10 Sigit Wahono 6,40 59,24 20 190 233 234 232 44 2,21 11 Riko H 6,53 50,46 24 176 210 211 210 35 2,26 12 Rotal A 6,90 1.18,45 24 160 203 203 201 43 2,38 13 M Luko Joyo 6,19 1.06,04 24 175 212 216 210 41 2,11 14 Ahmad S 7,79 37,90 32 184 215 212 217 33 2,37 15 M Yusuf 6,33 51,99 23 168 201 203 200 35 2,26 16 Adi P 7,20 31,50 18 182 205 207 203 25 2,45 17 Udin W 7,07 18,25 20 188 213 217 219 31 2,40 18 Moh. Bagus P 7,30 51,66 14 175 196 204 201 29 2,40 19 Aris Hidayat 5,99 34,48 19 191 215 211 214 24 2,13 20 Ari H 6,78 34,18 19 179 210 211 210 32 2,20 21 Zaki Mahali 6,87 27,55 23 184 209 226 225 42 3,05 22 Riyanto 6,72 36,69 15 180 208 209 207 29 2,42
62
Lampiran 7 Tabel 7
Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 10 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa Lari 40m (detik)
Gantung siku
tekuk/dt
Baring duduk 30 dt
Loncat Tegak (cm)
Lari 600 m (‘
/ “) Jumlah nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Khusna 4 3 4 2 3 16 Sedang 2 M. Yunus 3 4 5 2 2 16 Sedang 3 Refani 3 4 4 1 3 15 Sedang 4 Ikhsan F. 3 4 3 2 2 14 Sedang 5 Faik Himawan 4 4 4 3 3 18 Baik 6 Saeful Erdo 4 4 4 3 4 19 Baik 7 Rifqi W A 3 4 3 4 4 18 Baik 8 Nawawi N 3 4 4 4 3 18 Baik 9 Rafi’i 3 3 4 4 3 17 Sedang 10 Abdilah M. I 4 3 3 3 4 17 Sedang 11 M Syaiful 3 5 4 4 4 20 Baik 12 Anggie Arif 4 4 4 4 3 19 Baik 13 Khaerul A 3 4 3 3 1 14 Sedang 14 Zaki Kusuma 3 4 3 2 2 14 Sedang 15 M Faza 3 3 4 2 2 14 Sedang 16 Arya Eka 3 4 3 3 3 16 Sedang 17 Tohari 4 5 5 3 4 21 Baik 18 Slamet Riyono 3 4 4 1 2 14 Sedang 19 Agus Riyono 3 3 2 2 4 14 Sedang 20 Ades I K 3 3 1 3 3 13 Kurang 21 Dimas A. 3 3 4 3 2 15 Sedang 22 Setyo Wiyanto 3 3 4 3 1 14 Sedang
63
Lampiran 8
Tabel 8 Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 11 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa Lari 40m (detik)
Gantung siku
tekuk/dt
Baring duduk 30 dt
Loncat Tegak (cm)
Lari 600 m (‘
/ “) Jumlah nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Danang P 3 2 3 1 1 10 Kurang 2 Zaelani 3 3 3 2 2 13 Kurang 3 Agung P 3 3 3 2 2 13 Kurang 4 Andrian 2 3 3 3 2 13 Kurang 5 M. Ipung 3 3 3 2 2 13 Kurang 6 Prasetyo 4 3 4 3 2 16 Sedang 7 Wisnu P 5 3 4 3 4 19 Baik 8 Doni Prasetyo 4 3 5 3 3 18 Baik 9 M Kharis Q 3 5 5 3 3 19 Baik 10 Anang D 4 4 4 2 4 18 Baik 11 Farozi Afandi 4 3 5 3 3 18 Baik 12 Heri K 3 3 4 5 3 18 Baik 13 M. Bisri 3 3 5 2 4 17 Sedang 14 Mirdad A 4 3 5 3 2 17 Sedang 15 Ibnu Anas 4 4 3 3 2 16 Sedang 16 Yogi Prabowo 4 3 4 4 2 17 Sedang 17 Hendri S 3 4 5 3 4 19 Baik 18 Toto Iswanto 3 3 3 2 1 12 Kurang 19 Sholeh 2 4 4 3 2 15 Sedang 20 M Riyan Aji 4 4 2 3 3 16 Sedang 21 Ridwan N 4 4 3 3 4 18 Baik 22 Sigit R 4 4 2 3 5 18 Baik 23 Wonodadi 4 3 3 3 3 16 Sedang 24 Casadi 4 4 3 3 4 18 Baik 25 Sohadi 3 3 3 3 1 13 Kurang 26 Heru Setiaji S 4 4 4 2 2 16 Sedang
64
Lampiran 9
Tabel 9 Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 12 Th
Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Siswa Lari 40m (detik)
Gantung siku
tekuk/dt
Baring duduk 30 dt
Loncat Tegak (cm)
Lari 600 m (‘
/ “) Jumlah
nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 91 M Kholil 3 3 3 3 4 16 Sedang 2 Dias M 3 4 3 3 3 16 Sedang 3 Aji Purnomo 5 4 4 4 3 20 Baik 4 Purwanto 4 4 3 1 2 14 Sedang 5 Waluyo Jati 3 4 3 1 3 14 Sedang 6 Samsul Bahri 5 4 4 4 4 21 Baik 7 Jefri Alman 5 5 5 3 2 20 Baik 8 Husen G 5 4 5 4 4 22 Baik Sekali 9 Imam Riyanto 5 4 5 3 5 22 Baik Sekali 10 Sigit Wahono 4 5 4 4 4 21 Baik 11 Riko H 4 4 5 3 4 20 Baik 12 Rotal A 4 5 5 4 3 21 Baik 13 M Luko Joyo 5 5 5 4 5 24 Baik Sekali 14 Ahmad S 2 4 5 3 3 17 Sedang 15 M Yusuf 5 5 5 3 4 22 Baik Sekali 16 Adi P 3 4 4 2 3 16 Sedang 17 Udin W 3 3 4 3 3 16 Sedang 18 Moh. Bagus P 3 5 3 2 3 16 Sedang 19 Aris Hidayat 5 4 4 2 4 19 Baik 20 Ari H 4 4 4 3 4 19 Baik 21 Zaki Mahali 4 3 5 4 2 18 Baik 22 Riyanto 4 4 3 2 3 16 Sedang
65
Lampiran 10
Tabel 10 Daftar Nama Tenaga Pembantu Saat Penelitian
Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 10 - 12 Th Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2008 / 2009
No Nama Jabatan 1. JONI RIYANTO, S.Pd. Guru Olahraga SMPN 02 Bojong 2. SUYANTO, S.Pd. Guru Penjasorkes SD 02 Krapyak Kidul 3. TRI ATMOKO, S.Pd. Guru Penjasorkes SDN 02 Duwet Bojong 4. NURBOWO, S.Pd. Guru SDN 02 Menjangan Bojong 5. DINI CITRA RESMI, A.Ma. Guru Penjasorkes SDN 01 Duwet Bojong 6. PONIJO, A.Ma.Pd. Guru Penjasorkes SDN Karangsari Bojong 7. KASTOMO Guru Penjasorkes SDN 01 Menjangan Bojong 8. SUDARNO Guru Penjasorkes SDN 02 Duwet Bojong 9. KISMOYO Guru Penjasorkes SDN Ketitangkidul
66
Lampiran 11
1. Lari 40 meter
1.1 Sikap permulaan
Peserta berdiri dibelakang garis start
1.2 Gerakan
a Pada aba-aba “ siap “ peserta mengambil sikap start berdiri untuk siap
lari.
b Pada aba-aba “ ya “ peserta lari secepat mungkin menuju garis finish
menempuh jarak 40 meter.
Gambar 1 Lari 40 meter
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:7 )
2. Gantung siku tekuk
Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada
palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap
kebelakang.
67
Lampiran 12
Gambar 2 Persiapan gantung siku tekuk
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:9 ) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas mencapai
sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap
tersebut dipertahankan selama mungkin.
Gambar 3 Gerakan gantung siku tekuk
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:8 )
68
Lampiran 13
3. Baring duduk 30 detik
Sikap Permulaan
a. Berbaring terlentang dilantai atau di rumput, kedua lutut ditekuk 90
derajat, kedua tangan jari-jarinya berselang-seling diletakkan di
belakang kepala.
b. Petugas/peserta lain menekan atau memegang kedua pergelangan kaki,
agar tidak terangkat.
Gambar 4 Gerakan awal baring duduk 30 detik
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:11 )
Gerakan
a. Pada aba-aba “ ya “ peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai
kedua siku menyentuh kedua paha kemudian mengambil sikap
permulaan.
b. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
selama 30 detik.
69
Lanjutan lampiran 13
Gambar 5
Gerakan baring menuju sikap duduk ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:12 )
Gambar 6
Gerakan sikap duduk dengan siku menyentuh paha ( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:12 )
70
Lampiran 14
4. Loncat tegak
4.1 Sikap permulaan
a. Ujung jari tangan peserta diolesi kapur
b. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di
sampingnya, kemudian tangan yang dekat dengan dinding diangkat
lurus, ujung jari tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas.
Gambar 7 Sikap menentukan raihan tegak
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:14 )
4.2 Gerakan
a. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua
lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi
mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang dekat sehingga
meninggalkan bekas.
b. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
71
Lanjutan lampiran 14
Gambar 8 Sikap awalan loncat tegak
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:15 )
Gambar 9 Gerakan loncat tegak
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:15 )
72
Lampiran 15
5. Lari 600 meter
Sikap permulaan
Peserta berdiri dibelakang garis start
Gerakan
a. Pada aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdiri, siap
untuk lari.
b. Pada aba-aba “ ya “ peserta lari menuju garis finish menempuh jarak
600 meter.
Gambar 10 Posisi start lari 600 meter
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:17 )
Gambar 11 Gerakan saat masuk garis finish
( Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Depdiknas, 2003:18 )
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Dokumentasi 1
Tenaga Pembantu Penelitian
Dokumentasi 2
Persiapan Siswa Sebelum Mengikuti Kegiatan
86
Dokumentasi 3
Pelaksanaan Start Lari 40 meter
Dokumentasi 4
Pengambilan Waktu Lari 40 meter
87
Dokumentasi 5 Pelaksanaan Gantung Siku Tekuk
Dokumentasi 6 Pelaksanaan Baring Duduk 30 detik
88
Dokumentasi 7
Pelaksanaan Pengukuran Raihan Tegak
89
Dokumentasi 8
Pelaksanaan Pengukuran Loncat Tegak
90
Dokumentasi 9
Pelaksanaan Start Lari 600 meter