SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH 1 TEKNOLOGI …
Transcript of SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH 1 TEKNOLOGI …
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
1
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH
PAKET KEAHLIAN : TEKNIK ENERGI HIDRO
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
Penyusun:
Tim PPPPTK
BMTI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2015
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
i
KATA PENGANTAR
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan PKB bagi guru, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi semua guru di di Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Modul ini disusun sebagai materi utama dalam program peningkatan kompetensi guru mulai tahun 2016 yang diberi nama diklat PKB sesuai dengan mata pelajaran/paket keahlian yang diampu oleh guru dan kelompok kompetensi yang diindikasi perlu untuk ditingkatkan. Untuk setiap mata pelajaran/paket keahlian telah dikembangkan sepuluh modul kelompok kompetensi yang mengacu pada kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan tentang pengelompokan kompetensi guru sesuai jabaran Standar Kompetensi Guru (SKG) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang ada di dalamnya. Sebelumnya, soal UKG juga telah dikembangkan dalam sepuluh kelompok kompetensi. Sehingga diklat PKB yang ditujukan bagi guru berdasarkan hasil UKG akan langsung dapat menjawab kebutuhan guru dalam peningkatan kompetensinya. Sasaran program strategi pencapaian target RPJMN tahun 2015–2019 antara lain adalah meningkatnya kompetensi guru dilihat dari Subject Knowledge dan Pedagogical Knowledge yang diharapkan akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, materi yang ada di dalam modul ini meliputi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Dengan menyatukan modul kompetensi pedagogik dalam kompetensi profesional diharapkan dapat mendorong peserta diklat agar dapat langsung menerapkan kompetensi pedagogiknya dalam proses pembelajaran sesuai dengan substansi materi yang diampunya. Selain dalam bentuk hard-copy, modul ini dapat diperoleh juga dalam bentuk digital, sehingga guru dapat lebih mudah mengaksesnya kapan saja dan dimana saja meskipun tidak mengikuti diklat secara tatap muka. Kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan modul diklat PKB ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal,
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP: 195908011985031002
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL ix
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Peta Kompetensi 3
D. Ruang Lingkup 4
E. Saran Cara Penggunaan Modul 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 5
A. Tujuan 5
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 5
C. Lingkup Materi 5
D. Langkah-langkah. 6
E. Uraian Materi 6
F. Rangkuman 47
G. Tes Formatif 49
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : PENGANTAR SURVEY PEMETAAN 51
A. Tujuan 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 51
C. Uraian Materi 51
D. Aktivitas Pembelajaran 58
E. Rangkuman 61
F. Tes Formatif 61
G. Kunci Jawaban 64
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : PENGENALAN ALAT SURVEY PEMETAAN 65
A. Tujuan 65
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
iii
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 65
C. Uraian Materi 65
D. Aktivitas Pembelajaran 84
E. Rangkuman 85
F. Tes Formatif 85
G. Kunci Jawaban 86
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : PETA DAN ATRIBUTNYA 87
A. Tujuan Pembelajaran 87
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 87
C. Uraian Materi 87
D. Aktivitas Pembelajaran 111
E. Rangkuman 112
F. Tes Formatif 113
G. Kunci Jawaban 116
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : SURVEY LAPANGAN UNTUK PLTMH 117
A. Tujuan Pembelajaran 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 117
C. Uraian Materi 117
D. Aktivitas Pembelajaran 163
E. Rangkuman 166
F. Tes Formatif 166
G. Kunci Jawaban 167
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 : BAHAN BANGUNAN 168
A. Tujuan 168
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 168
C. Uraian Materi 168
D. Aktifitas Pembelajaran 198
E. Rangkuman 199
F. Tes Formatif 200
G. Kunci Jawaban 201
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 : MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/LISTRIK 208
A. Tujuan 208
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 208
C. Uraian Materi 208
D. Aktifitas Pembelajaran 262
E. Rangkuman 263
F. Tes Formatif 264
G. Kunci Jawaban 265
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 : PEKERJAAN PASANGAN BATU 269
A. Tujuan 269
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
iv
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 269
C. Uraian Materi 269
D. Aktifitas Pembelajaran 277
E. Rangkuman 278
F. Tes Formatif 279
G. Kunci Jawaban 280
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 : PEKERJAAN BETON 284
A. Tujuan 284
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 284
C. Uraian Materi 284
D. Aktifitas Pembelajaran 292
E. Rangkuman 293
F. Tes Formatif 294
G. Kunci Jawaban 296
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10 : PEMIPAAN 300
A. Tujuan 300
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 300
C. Uraian Materi 300
D. Aktifitas Pembelajaran 353
E. Rangkuman 354
F. Tes Formatif 355
G. Kunci Jawaban 356
PENUTUP 360
DAFTAR PUSTAKA 362
GLOSARIUM 363
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Tingkatan Keterampilan Intelektual .................................................................................. 17
Gambar 2. 1 Ruang lingkup pekerjaan survey dan pengukuran 52 Gambar 2. 2 Juru Ukur 57
Gambar 3. 1 Total Station 67 Gambar 3. 2 Target Prisma 68 Gambar 3. 3 PoligonTerikatSempurna 70 Gambar 3. 4 Contoh Pengukuran Detil 71 Gambar 3. 5 Tiga Segmen GPS 75 Gambar 3. 6 Konstelasi satelit GPS 76 Gambar 3. 7 Sistem Kontrol GPS 76 Gambar 3. 8 Tipe Receiver GPS 77 Gambar 3. 9 Tombol utama garmin Map 60 CSX 79 Gambar 3. 10 Beberapa port yang ada di belakang 81
Gambar 4. 1 Garis kontur dan penampangnya 89 Gambar 4. 2 Interpretasi bentuk lahan pada Peta Topografi 89 Gambar 4. 3 Peta Rupa Bumi Indonesia 90 Gambar 4. 4 Judul Peta 91 Gambar 4. 5 skala Peta 92 Gambar 4. 6 Sistem Proyeksi Peta 92 Gambar 4. 7 Keterangan Peta 93 Gambar 4. 8 Orientasi Peta 93 Gambar 4. 9 Contoh Penggunaan symbol dalam peta 94 Gambar 4. 10 Contoh pemakaian warna dalam peta 95 Gambar 4. 11 Penghitungan jarak pada peta kontur 97 Gambar 4. 12 Sudut arah 98 Gambar 4. 13 Azhimuth 98 Gambar 4. 14 Koordinat geografis 99 Gambar 4. 15 Kordinat titik dengan menggunakan arah dan jarak 100 Gambar 4. 16 Kordinat titik dengan menggunakan jarak dan jarak 101 Gambar 4. 17 Koordinat titik menggunakan arah dan arah 101 Gambar 4. 18 Menghitung luas dengan menggunakan kotak bujur sangkar 102 Gambar 4. 19 Garis kontur dalam peta 104 Gambar 4. 20 Contoh mencari tinggi titik dengan kontur 105 Gambar 4. 21 Perhitungan sudut miring lahan 106
Gambar 5. 1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................................... 118 Gambar 5. 2 ContohKonstruksi BM ...................................................................................................... 124 Gambar 5. 3 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring ..................................................................... 127 Gambar 5. 4 Pengukuran Sudut Antara Dua Titik ................................................................................ 128 Gambar 5. 5 Pengamatan Azimuth Astronomis ................................................................................... 129 Gambar 5. 6 Pengukuran Waterpass .................................................................................................... 130 Gambar 5. 7 Pengukuran Antara Dua Titik X dan Y Menggunakan Klinometer ................................... 134
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
vi
Gambar 5. 8 Metoda Pengukuran Head dengan Pressure Gauge (Alat Pengukur Tekanan) ............... 135 Gambar 5. 9 Bagan Alir Analisa Hidrologi ............................................................................................. 140 Gambar 5. 10 Poligon Thiesen .............................................................................................................. 144
Gambar 6. 1 Kayu jati gelondongan 169 Gambar 6. 2 Sel kayu 171 Gambar 6. 3 Kayu lapis 176 Gambar 6. 4 Papan kayu semen 177 Gambar 6. 5 Papan partikel 178 Gambar 6. 6 Papan serat 179 Gambar 6. 7 Agregat alam 181 Gambar 6. 8 Klinker 182 Gambar 6. 9 Gips 184 Gambar 6. 10 Kapur 185 Gambar 6. 11 Pozzolan 187 Gambar 6. 12 Semen dalam kemasan 192 Gambar 6. 13 Baja struktur lempeng 195 Gambar 6. 14 Baja paduan 195
Gambar 7. 1 Meteran mistar kayu 208 Gambar 7. 2 Meteran kayu lipat 209 Gambar 7. 3 Meteran rol pita baja 210 Gambar 7. 4 Meteran rol pita kain 210 Gambar 7. 5 Selang waterpass 211 Gambar 7. 6 Otomatis waterpass 212 Gambar 7. 7 Bagian-bagian unting-unting 213 Gambar 7. 8 Unting-unting 214 Gambar 7. 9 Penggunaan unting-unting 215 Gambar 7. 10 Pensil bulat 216 Gambar 7. 11 Pensil tukang 216 Gambar 7. 12 Gulungan benang nilon 218 Gambar 7. 13 Benang dari bahan pintalan kapas 218 Gambar 7. 14 Penggaris siku baja 220 Gambar 7. 15 Penggaris kayu 220 Gambar 7. 16 Patok 221 Gambar 7. 17 Palu lancip 222 Gambar 7. 18 Palu konde 223 Gambar 7. 19 Palu cabang 223 Gambar 7. 20 Godam (Bodem) 224 Gambar 7. 21 Martil kayu 225 Gambar 7. 22 Cetok lancip 226 Gambar 7. 23 Cetok segi empat 227 Gambar 7. 24 Cetok lidah 228 Gambar 7. 25 Jointer 229 Gambar 7. 26 Ember 230 Gambar 7. 27 Kotak adukan 231 Gambar 7. 28 Gergaji baja 232 Gambar 7. 29 Gunting potong baja beton 234 Gambar 7. 30 Gunting ayun 235
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
vii
Gambar 7. 31 Kunci pembengkok baja beton tunggal 236 Gambar 7. 32 Bantalan pembengkok 237 Gambar 7. 33 Bantalan pembengkok di atas tanah 237 Gambar 7. 34 Bantalan pembengkok di atas kaki-kaki 238 Gambar 7. 35 Kotak angkut 239 Gambar 7. 36 Cangkul 240 Gambar 7. 37 Sekop 241 Gambar 7. 38 Ayakan pasir 243 Gambar 7. 39 Dandang 244 Gambar 7. 40 Linggis 245 Gambar 7. 41 Betel 246 Gambar 7. 42 Kakaktua 246 Gambar 7. 43 Alat potong 247 Gambar 7. 44 Gergaji 248 Gambar 7. 45 Ketam 249 Gambar 7. 46 Boaster 250 Gambar 7. 47 Line bobbine 250 Gambar 7. 48 Cara penaikan benang 251 Gambar 7. 49 Corner block 251 Gambar 7. 50 Cara penggunaan corner block 252 Gambar 7. 51 Bor tangan listrik 254 Gambar 7. 52 Pemboran lubang tembus 254 Gambar 7. 53 Bor beton 255 Gambar 7. 54 Alat potong keramik 256 Gambar 7. 55 Molen 257 Gambar 7. 56 Molen 257 Gambar 7. 57 Mesin poles tegel 260 Gambar 7. 58 Pompa hisap 261 Gambar 7. 59 Vibrator beton 262
Gambar 8. 1 Layout konstruksi PLTMH 269 Gambar 8. 2 Pekerjaan galian tidak dilakukan serentak 271 Gambar 8. 3 Galian tanah untuk pondasi 272 Gambar 8. 4 Rencana galian pondasi 272 Gambar 8. 5 Pekerjaan Urugan Pasir 273 Gambar 8. 6 Pemasangan pondasi 274 Gambar 8. 7 Pembuatan profil batu kali 275 Gambar 8. 8 Gambar kerja pembuatan profil batu kali 276 Gambar 8. 9 Pondasi Batu Kali 277
Gambar 9. 1 Ready mix 290 Gambar 9. 2 Beton bertulang 291
Gambar 10. 1 Pipa pesat 300 Gambar 10. 2 Pemipaan pada biogas 301 Gambar 10. 3 Pemipaan pada instalasi bioetanol 301 Gambar 10. 4 Seamless pipe 304 Gambar 10. 5 Buttwelded pipe 304
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
viii
Gambar 10. 6 Spiral welded pipe 305 Gambar 10. 7 Pembuatan seamless pipe 306 Gambar 10. 8 Pabrik pembuatan seamless pipe 306 Gambar 10. 9 Rangkaian pembuatan seamless pipe di pabrik 307 Gambar 10. 10 Rangkaian proses fabrikasi pipa straight welded pipe 308 Gambar 10. 11 Pipa straight welded 308 Gambar 10. 12 Skema pembuatan pipa spiral 309 Gambar 10. 13 Manufaktur spiral pipe 310 Gambar 10. 14 Turbin francis 311 Gambar 10. 15 Instalasi gasifikasi 311 Gambar 10. 16 Elbow, tee, dan reducer 316 Gambar 10. 17 Elbow 316 Gambar 10. 18 Elbow dengan bermacam sudut 317 Gambar 10. 19 Tee socket 317 Gambar 10. 20 Crossing 318 Gambar 10. 21 Cap 318 Gambar 10. 22 Flange 319 Gambar 10. 23 Coupling 320 Gambar 10. 24 Union 321 Gambar 10. 25 Eccentric reducer 321 Gambar 10. 26 Concentric reducer 322 Gambar 10. 27 Swage nipple 322 Gambar 10. 28 Plug 323 Gambar 10. 29 Gate valve 324 Gambar 10. 30 Globe Valve 325 Gambar 10. 31 Check valve 326 Gambar 10. 32 Pipa timah hitam 330 Gambar 10. 33 Pipa tembaga 331 Gambar 10. 34 Pipa Baja 332 Gambar 10. 35 Pipa HDPE 333 Gambar 10. 36 Outside/inside diameter 333 Gambar 10. 37 Nominal size pipe 334 Gambar 10. 38 Solder spigot 341 Gambar 10. 39 Sambungan pipa tembaga 341 Gambar 10. 40 Fitting pipa tembaga 342 Gambar 10. 41 Sambungan perunggu 343 Gambar 10. 42 Sambungan pipa baja 343 Gambar 10. 43 Penyambungan pipa HDPE 344 Gambar 10. 44 Penampang pipa hdpe 344 Gambar 10. 45 Pemasangan pipa 346 Gambar 10. 46 Beton penumpu pada belokan 348 Gambar 10. 47 Penggantung pipa 349 Gambar 10. 48 Tipe penggantung pipa-pipa tunggal 349 Gambar 10. 49 Cara-cara pengantungan pipa 350 Gambar 10. 50 Pengecatan pipa untuk mencegah korosi 351 Gambar 10. 51 Pencegahan dari penurunan tanah 352 Gambar 10. 52 Bak pemeliharaan 353
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perbandingan antara Kognitivisme dengan Konstruksivisme .................................................. 8 Tabel 1. 2 Deskripsi Langkah Pembentukan Pengalaman Belajar .......................................................... 13 Tabel 1. 3 Penentuan Model Pembelajaran Mata Pelajaran .................................................................. 28
Tabel 3. 3 Beberapa perbedaan antara survey terestris dan survey GPS 73
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil di Indonesia yang terus meningkat
dengan produksi yang terbatas dan cenderung menurun yang menyebabkan
kelangkaan dan meningkatnya harga jual. BBM merupakan energi yang paling
banyak digunakan di indonesia yaitu sebanyak 48%, sisanya gas 21%, dan
batubara 27% (KESDM, 2011).
Dampak kelangkaan dan kenaikan harga BBM fosil sangat dirasakan oleh
masyarakat dan juga dunia industri. Kenaikan harga BBM menjadi beban bagi
masyarakat sebagai konsumen karena antara lain: mengakibatkan kenaikan
harga produksi, tarif angkutan, dan jasa. Pada akhirnya harga barang dari
berbagai komoditas menjadi naik.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian terhadap permasalahan
kelangkaan dan kenaikan harga BBM. Dalam Agenda Riset Nasional antara lain
disebutkan bahwa permasalahan energi nasional jangka pendek yang harus
diselesaikan saat ini adalah menyiapkan sumber energi lain selain BBM untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri nasional. Sumber energi tersebut
antara lain: angin, batubara, panas bumi, biomass yaitu biogas dan biofuels
(biodiesel, bioethanol, dan bio-oil), surya, hidrogen, fuel-cell, nuklir, energi laut,
mikrohidro, dan coal bed methane.
Pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus untuk pengembangan
bahan bakar nabati (biofuels) dengan menerbitkan Inpres No. 1 tahun 2006
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
2
mengenai Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuels) sebagai
Bahan Bakar Lain (anonimus, 2006). Melalui Inpres ini, Presiden RI
menginstruksikan agar melaksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan
biofuels.
Berkaitan dengan rencana untuk mengembangkan energi yang bersumber dari
energi terbarukan, maka perlu di siapkan SDM yang kompeten untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan instalasi pembangkit energi.
Buku ini merupakan salah satu panduan dalam teknik pengerjaan instalasi
pembangkit energi, terutama untuk melaksanakan pekerjaan batu beton dan
pemipaan dasar.
B. Tujuan
Setelah mempelajari buku ini siswa dapat memahami dan menguasai: dasar-
dasar gambar teknik, bahan bangunan, penggunaan peralatan tangan dan
mekanik/listrik, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan batu, dan pemipaan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
3
C. Peta Kompetensi
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
4
D. Ruang Lingkup
Buku ini menggunakan sistem pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi,
yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,
penyelesaian soal-soal dan melakukan percobaan yang dibutuhkan dalam bidang Survei
Pemetaan, Teknik Batu Beton dan Pemipaan Dasar. Materi Survei Pemetaan, Teknik
Batu Beton dan Pemipaan Dasar meliputi: pengantar survei dan pemetaan, pengenalan
alat survey, dasar-dasar gambar teknik, bahan bangunan, penggunaan peralatan tangan
dan mekanik/listrik, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan batu, dan pemipaan.
Penekanan utama yang dapat dilakukan setelah mempelajari buku ini adalah peserta
mampu melaksanakan pekerjaan pemasangan batu beton dan pemipaan dasar sebagai
keterampilan pendukung untuk membangun instalasi penghasil energi yang bersumber
dari energi terbarukan seperti: PLTMH, PLTB, PLTS, Biogas, dan Biomass.
E. Saran Cara Penggunaan Modul
Penjelasan bagi peserta diklat tentang tata cara belajar dengan bahan ajar/modul bahan
ajar, tugas-tugas peserta diklat antara lain:
1) Modul ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan peserta
diklat aktif.
2) Guru berfungsi sebagai fasilitator.
3) Penggunaan modul ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya.
4) Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara
terintegrasi dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik.
5) Lembar tugas peserta diklat untuk menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi
buku memuat (apa, mengapa dan bagaimana).
6) Tugas membaca bahan ajar/modul secara mendalam untuk dapat menjawab
pertanyaan. Apabila pertanyaan belum terjawab, maka peserta diklat dipersilahkan
untuk mempelajari sumber belajar lainnya yang relevan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
5
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
A. Tujuan
Melalui penggalian informasi,diskusi dan mencoba peserta diklat dapat:
1. Menilai contoh perancangan pengalaman belajar perkembangan berfikir tingkat
evaluasi sesuai prinsip-prinsip belajar konstruksivistik secara teliti dan tanggung
jawab.
2. Membuat perancangan pengalaman belajar mata pelajaran yang diampu tingkat
berfikir mencipta sesuai prinsip-prinsip belajar konstruksivistik secara teliti dan
bertanggung jawab
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan prinsip-prinsip perancangan pengalaman belajar pemahaman
2. Menentukan langkah-langkah perancangan pengalaman belajar penerapan.
3. Mengkoreksi contoh perancangan pengalaman belajar perkembangan berfikir
analisis dan evaluasi
4. Memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam perancangan pengalaman
belajar konstruksivisme.
5. Membuat perancangan pengalaman belajar sesuai model pembelajaran
konstruksivisme.
C. Lingkup Materi
1. Konsep belajar kostruksivisme
2. Prinsip perancangan pengalaman belajar pemahaman
3. Langkah perancangan penerapan
4. Model-model pembelajaran dengan pendekatan belajar konstruksivisme
5. Matrik pemaduan (scafolding) perancangan pengalaman belajar
6. Rancangan pengalaman belajar sesuai model pembelajaran kontruksivisme
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
6
D. Langkah-langkah.
Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh Guru. Selain disajikan prinsip-prinsip
dan contoh yang dilakukan dalam bentuk individu, dan diskusi kelompok, juga
digunakan latihan sebagai bentuk pendalaman materi yang mendorong kreativitas untuk
berinovasi. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih
mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis,
menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna.
E. Uraian Materi
Belajar adalah perubahan berkaitan dengan pengaturan prilaku peserta didik atau
kemampuan dalam rentang waktu tertentu dari suatu priode. Perubahan prilaku sebagai
hasil belajar sering disebut dengan bukti belajar atau learning exhibits yang merupakan
akibat proses interaksi antara peserta didik dengan guru, dengan peserta didik lainnya
maupun dengan lingkungan serta objek yang dipelajarinya.
1. Aktivitas individual meliputi:
a. memahami dan mencermati materi pelatihan;
b. mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada
setiap kegiatan belajar;
c. menyimpulkan materi pengembangan pengalaman belajar;
d. melakukan refleksi.
2. Aktivitas kelompok meliputi:
a. mendiskusikan materi pelatihan;
b. bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan
menyelesaikan masalah/kasus;
c. membuat rangkuman;
d. refleksi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
7
Perubahan kemampuan atau prilaku (behavior) sebagai hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan, tentu tidak dapat terjadi begitu saja, tetapi diperlukan perancangan
pengalaman belajar yang disengaja dan sistematis, yang memungkinkan perubahan
prilaku dalam perkembangan berfikir peserta didik mencapai gradasi perkembangan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sebagai
perancang pembelajaran memegang peranan strategis dalam mengantarkan peserta
didik melalui pengalaman belajar yang dirancangnya mencapai gradasi kemampuan
tertentu.
1. Pembelajaran Kostruksivisme
Untuk merancang pengalaman belajar peserta didik pada kurikulum 2013 atau
juga sering diistilahkan dengan Kurnas, anda diajak terlebih dahulu mengingat
kembali salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan yakni
pembelajaran berpendekatan konstruksivisme.
Masih ingatkah anda apa filosofi yang mendasari pembelajaran konstruksivisme.
Jelaskan
...................................................................................................................................
............................................................................................................
Coba periksa jawaban anda dengan pernyataan ini apakah telah sesuai.
Pembelajaran yang menjadikan seseorang secara aktif membangun pengetahuan dan
pemahaman dengan mensintesiskan pengetahuan yang telah dimilikinya menjadi
pengetahuan baru. Hal ini disebut pendekatan belajar konstruksivisme, sesuai dengan
teori kerja Jean Piaget dalam Alan Pritchard (2010 : 5 ) “ his work led to the expansion of
understanding of child development and learning as a proces of construction that has
underpinned much of the theory relating to social constructivism”. Berdasarkan teori
belajar konstruktivisme merupakan pembelajaran yang pembelajar mengkonstruk
pemahaman mereka dari dunia sekelilingnya berdasarkan pengalaman dimana mereka
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
8
hidup dan tumbuh. Mereka selanjutnya memilih dan mentransformasi informasi dari
pengetahuan yang lalu; saat ini; juga pengalaman menjadi pengetahuan dan
pemahaman peserta didik yang baru. Pada tabel 1 di bawah ini dapat dilihat
perbandingan antara kognitivisme dan konstruksivisme menurut Anne Jordan; Orison
Carlile dan Annetta Stack pada Approaches to learning (2008:55).
Tabel 1. 1 Perbandingan antara Kognitivisme dengan Konstruksivisme
Teori Aktivitas Mental Proses Belajar Peran Guru
Cognitivisme Presepsi
Perhatian
Pemerosesan
Mengingat
Pembelajaran permukaan dan mendalam
Menyampaikan informasi (encoding)
Terjadinya secara internal pada dirinya
Menerapkan prinsip-prinsip kognitif untuk memfasilitasi proses kognitif
Construsivisme Membuat makna
Belajar menurut skema (returning Schemata)
Mengkonstruk kemampuan pikir/intelektual (mental constructs)
Terjadinya secara internal pada dirinya
Mendukung pembelajaran bermakna
Membangun gagasan yang menantang
2. Pertimbangan dalam Mengembangkan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan aktifitas peserta didik dengan lingkungannya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengalaman belajar itu bukanlah isi atau materi
pelajaran melainkan interaksi peserta didik dengan lingkungan berupa aktivitas dalam
proses pembelajaran.Ini sesuai dengan pendapat Tyler (1990:41) “ The term learning
experience is not the same as the content with which a course deal nor activities
performed by the teacher The term learning experience refer to interaction between the
learner and the external condition in the environment to which he can react. Learning
takes place through the active behavior of student; it is what he does that he learn not
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
9
what the teacher does”. Dari kutipan di atas dapat digaris bawahi pengalaman belajar
adalah apa yang akan diinteraksikan atau yang telah diinteraksikan di dalam proses
pembelajaran antara peserta didik dengan lingkungan, bukan apa yang akan atau
diperbuat pendidik.
Sesuaikan jawaban anda dengan penjelasan !
Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar
a. Sesuai dengan tujuan dari Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai
Dalam sistem perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang perancang
pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan
untuk mencapai tujuan itu. Dilihat dari domainnya tujuan itu terdiri atas
tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanakan dan didisain harus memerhatikan
karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun
pengemasannya.
c. Ketersediaan sumber belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer pembelajaran
dalam menentukan pengalaman belajar juga harus memerhatikan ketersediaan
sumber belajar yang dapat digunakan.
Tugas 2. Berdasarkan pengalaman sebagai seorang pendidik,
pertimbangan-pertimbangan apa yang anda lakukan di dalam
menentukan pangalaman belajar sesuai Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang diampu berdasarkan pendekatan belajar
konstruksivisme?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
10
d. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa
Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan yang harus
diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan gaya belajar
maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.
e. Model belajar
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, system sosial, prinsip reaksi dan
system pendukung (Joice&Wells).
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar
Pada pendekatan pembelajaran konstruksivisme peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan
menggunakan pengetahuan. Untuk itu pengembangan pengalaman pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar benar memahami
dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan mana kala kita akan
mengembangkan pengalaman belajar yaitu,
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Efektivitas
pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan
sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
11
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab itu
pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d. Integritas
Merancang pengalaman belajar siswa harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa secara terintegitas, dengan tetap memperhatikan prinsip
interaktif, Inspiratif, menyenangkan, menantang, dan motivasi. Secara rinci pada
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 prinsip pengembangan pengalaman belajar
perlu memperhatikan :
1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4) pembelajaran berbasis kompetensi;
5) pembelajaran terpadu;
6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yangmemiliki
kebenaran multi dimensi;
7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills
dan soft-skills;
9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan mauan (ingmadyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan dimasyarakat;
12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran;
13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
14) dan suasana belajar menyenangkan dan menantang
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
12
4. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar
Tahapan pengembangan pembelajaran yang dikembangkan seorang guru
dilakukan berdasakan pada kedudukan KD itu berada, dan berdasarkan itu guru
melakukan perancangan pengalaman belajar mengikuti standar proses yang pada
kurikulum 2013 berada pada Permendikbud No 65 Tahun 2013 dan petunjuk
pembelajaran Permendikbud No 103 Tahun 2014, yang dapat di bagi dalam
tahap pra Instruksional atau sering juga di istilahkan dengan langkah
pendahuluan, tahap Instruksional atau langkah kegiatan Inti dan tahap penilaian
dan tindak lanjut. Pengalaman belajar dalam operasionalnya dirancang guru pada
kegiatan Inti yang di dalam kurikulum KTSP 2006 kegiatan ini terbagi pada tiga
fase yakni Eksplorasi; Elaborasi dan Konfermasi (EEK). Pada Kurikulum 2013
pengembangan pengalaman belajar dilakukan menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan dengan langkah meliputi
mengamati, menanya, mengeksperimen, menganalisis dan mengkomunikasikan
seperti terlihat pada tabel 2. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan
budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based
learning, inquiry learning.
Tugas 3. Diskusikan dari kasus berdasarkan hasil observasi pada supervisi
akademik oleh guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah mensupervisi,
ditemukan guru memberikan pengalaman belajar pembentukan pengalaman
belajar memahami dengan cara menjelaskan prinsip kerja dari wiring diagram
suatu proses, setelah itu guru melakukan tanya jawab. Dari kasus tersebut
apakah guru yang mengajar telah menggunakan prinsip pembentukan
pengalaman belajar konstruksivisme sesuai tuntutan kurikulum SMK 2013; apa
yang seharusnya anda sarankan kepada guru yang mengajar tersebut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
13
Tabel 1. 2 Deskripsi Langkah Pembentukan Pengalaman Belajar
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati (observing) mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat,
menonton, dan
sebagainya) dengan atau
tanpa alat
perhatian pada waktu
mengamati suatu
objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu
penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu
(on task) yang digunakan
untuk mengamati
Menanya (questioning) membuat dan
mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang
belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan
faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/mencoba
(experimenting)
mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemonstrasikan,
meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen,
membaca sumber lain
selain buku teks,
mengumpulkan data dari
nara sumber melalui
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/
mengembangkan
jumlah dan kualitas
sumber yang
dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang
digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/Mengasosiasi
(associating)
mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi yang
mengembangkan
interpretasi, argumentasi
dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari
dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi
dan kesimpulan mengenai
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
14
terkait dalam rangka
menemukan suatu pola,
dan menyimpulkan
keterkaitan lebih dari dua
fakta/konsep/teori,
menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/
pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari
berbagai jenis sumber
Mengomunikasikan
(communicating)
menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram,
atau grafik; menyusun
laporan tertulis; dan
menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan
menyajikan hasil kajian
(dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media
elektronik, multi media
dan lain-lain
Tugas 4. Berdasarkan Informasi di atas diskusikan tahapan pengembangan
pengalaman belajar dan langkah-langkahnya menurut tuntutan kurikulum 2013
?................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
15
5. Pengembangan Pengalaman Belajar Memahami dan Penerapan
Seperti telah disinggung di atas pengalaman belajar peserta didik pada kurikulum 2013
dibentuk melalui langkah-langkah saintifik yang diintegrasikan di dalam model belajar
yang sesuai dengan tingkat Kompetensi Dasar yang dipelajari baik berkaitan Kompetensi
pengetahuan KD-3 dan kompetensi keterampilan (KD-4). Pengalaman belajar
Kompetensi pengetahuan dan Kompetensi keterampilan dilakukan dengan cara
menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional). Pembelajaran
langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang pendidik di dalam RPP. Dalam
pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi / mencoba, menalar / mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang
disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Adapun Pembelajaran tidak
langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang
dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1
dan KI-2.
Pengalaman pembelajaran tidak saja terjadi akibat pengaruh ekternal terhadap peserta
didik seperti guru, tetapi juga terjadi akibat dari itu sendiri melakukan aktivitas belajar
atau self instructionmelalui bahan bacaan, gambar atau film Ini sejalan dengan yang
Gagne (1992 :3) yakni :
Why do we speak of instruction rather than teaching ? It is because we wish to
describe all of the events that may have direct effect on the learning of human
being, not just those set motion by individual who is a teacher. Instruction may
include events that generated by page of print, by a picture, by a television
program, or by combination of physical objects, among other things. Of course,
teacher may play an essential role in arrangement of any of these events. Or, as
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
16
already mentioned, the learners may be able to manage instructional events
themselves.
Walaupun pengalaman pembelajaran lebih banyak menekankan pada kegiatan peserta
didik, tidak berarti peran-peran guru di dalam interaksi pembelajaran menjadi hilang.
Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran bergeser dari guru sebagai sumber belajar
menjadi fasilitator. Ini sesuai dengan pendapat Gagne (1992 :3) yakni “ Instruction is set
of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”. Sementara
Driscoll (1994) memaknai pengertian pembelajaran dalam prespektif yang hampir sama
“sebagai rencana atau sementara yang disengaja dari kondisi belajar untuk
meningkatkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.”. Peran guru dalam
pembelajaran disamping berperan sebagai fasilitator juga guru berperan sebagai
perencana dalam kegiatan pengalaman belajar. Baik yang berkaitan dengan rencana
kegiatan peserta didik maupun kegiatannya sendiri, dalam upaya memberikan petunjuk
pada peserta didik untuk melakukan belajar, sehingga mampu mendeskripsikan apa
yang dipelajarinya.
Agar memudahkan perencanaan pengalaman belajar, pendidik sebagai perancang
pengalaman belajar akan menggunakan tujuan pembelajaran atau indikator sebagai
sebagai representatif dari kompetensi dasar yang diajarkan dalam bentuk tingkatan
gradasi taksonomi.DimanaTaksonomi merupakan seperangkat prinsip untuk
mengklasifikasikan tiga domain dalam perilaku tujuan hasil belajar yaitu kognitif; afektif
dan psikomotor. Ini sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Bloom (1956 : 7 ) “ Our
original plans called for a complete taxonomy in three major parts - the cognitive, the
affective, and the psychomotor domains”. Domain kognitif merupakan berpikir yang
berhubungan dengan sesuatu penomena seperti mengingat atau mengenal
pengetahuan dan manifestasi kemampuan intelektual dan kecakapan; domain afektif
berhubungan dengan minat, prilaku dan nilai; sedangkan domain psikomotor
berhubungan dengan prilaku keterampilan yang komplek atau pengembangan
keterampilan motorik di bengkel berkaitan dengan pendidikan vokasi. Sementara Gagne
(2000:83) membedakan katagori perilaku hasil belajar (Outcome behavior) dalam lima
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
17
klasifikasi yaitu “ The domains I would distinguish are five, and I ca’l them (1) motor Skill,
(2) Verbal information, (3) intellectual skills, (4) Cognitive Strategies, and (5) attitudes “.
Klasifikasi prilaku hasil belajar dalam keterampilan intelektual (intellectual skills)
merupakan kecakapan yang berfungsi seseorang berinteraksi dengan lingkungannya
melalui penggunaan simbol-simbol atau konsep-konsep yang merupakan salah satu cara
utama seseorang mengingat dan berpikir tentang dunia dimana mereka hidup. Belajar
keterampilan intelektual berarti belajar bagaimana melakukan sesuatu dari sisi
intelektual (Gagne, 1992:43), dan secara umum apa yang dipelajari tersebut diistilahkan
dengan pengetahuan prosedural atau knowing how, Tingkat keterampilan intelektual
seseorang berkembang sejalan dengan keperhatian dan kemampuan intelektual yang
dimilikinya, dan perbedaan keterampilan intelektual tersebut dapat diklasifikasikan dari
level terendah ke level tinggi, dimana level rendah merupakan prasyarat untuk
mencapai level di atasnya. Gagne (1992 : 55) membagi tingkat kompleksitas
keterampilan Intelektual dari mulai : Discriminations; Concrete Concepts; Rule and
Defined Concepts; Higher Order Rules; Problem Solving. Tingkatan level tersebut
digambarkan seperti pada Gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 1. 1 Tingkatan Keterampilan Intelektual
Strategi kognitif (Cognitive strategies) merupakan keterampilan belajar yang mengatur
belajarnya, mengingat dan berpikir yang diregulasi oleh proses internal peserta didik.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
18
Kemampuan ini dalam istilah teori belajar modern disebut dengan proses kontrol yakni
suatu proses internal yang mana peserta didik menyeleksi dan memodifikasi cara-
caranya dalam menghadirkan informasi, belajar dan berpikir serta memecahkan
masalah. Pengaturan diri ini dilakukan sebagai metoda yang digunakan seseorang dalam
mengontrol dirinya untuk mendapatkan inti dari permasalahan. Lebih singkatnya Gagne
(1992 : 70) menyatakan strategi kognitif merupakan keterampilan kognitif untuk
memilih dan mengarahkan proses-proses internal dalam belajar dan berpikir. Dengan
demikian strategi kognitif adalah keterampilan peserta didik mengontrol dirinya sendiri
secara internal berkaitan dengan teknik berpikir, cara menganalisis problem dan
pendekatan dalam memecahkan masalah. Konsep dan aturan-aturan yang menunjuk
pada lingkungan objek-objek dan kejadian-kejadian seperti pernyataan-pernyataan,
grafik-grafik, atau rumus matematis, merupakan objek keterampilan intelektual
sedangkanobjek strategi-strategi kognitif adalah proses-proses kognitif yang dimiliki
siswa. Strategi kognitif yang digunakan siswa dapat menentukan bagaimana ia belajar,
bagaimana ia memanggil kembali dan menggunakan apa yang dipelajari, dan bagaimana
ia berpikir. Sekaitan dengan itu Weinstein dan Mayer dalam Gagne (1992 : 66 )
membagi strategi kognitif menjadi lima: (1) strategi- strategi menghafal (rehearsal
strategies), strategi-strategi elaborasi (elaborationstrategies), strategi-strategi
pengaturan (organizing strategies), strategi-strategi pemantauan pemahaman
(comprehension monitoring strategies) atau juga disebut strategi-strategi metakognitif
(metacognitive strategies), dan strategi-strategi afektif (affective strategies).
Informasi verbal (Verbal Information ) atau pengetahuan deklarative, adalah
kemampuan pengetahuan pembelajar untuk menyampaikan suatu fakta atau kumpulan
kejadian melalui lisan , tulisan atau gambar . Kemampuan tersebut harus ditunjang oleh
kemampuan intelektual dalam rangka menempatkan pernyataan dengan tepat atau
peserta didik harus mengetahui bagaimana dalam membangun kalimat sederhana
sehingga peserta didik dapat menyampaikan pernyataan yang berkaitan dengan
pengetahuan yang diketahuinya dalam bentuk penyampaian lisan atau tulisan.
Kemampuan yang dipelajari yang memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
19
menyampaikan ide atau gagasan disebut informasi verbal atau knowing that or
declarative knowledge (R. Gagne, 1985 : 48).
Kemampuan hasil belajar ke empat menurut Gagne merupakan motor skills, berbentuk
motorik dimana peserta didik melakukan keterampilan gerakan kesatuan yang
terorganisir atau tersusun. Kemampuan gerakan yang teroganisir yang diindikasikan
dalam tidakan yang halus; teratur dan waktu yang tepat merupakan refleksi
keterampilan motorik tingkat tinggi ( minimal tingkat Presisi pada taksonomi
keterampilan Dave) dari peserta didik, sebagai hasil latihan yang terus menerus dalam
rentang waktu tertentu. Sehubungan dengan itu urutan prosedur dari keterampilan
motorik harus dipelajari oleh peserta didik dan biasanya dipelajari bersamaan dengan
mempelajari keterampilan motoriknya itu sendiri. Keadaan itu diistilahkan dengan
internal condition atau juga cara demikian oleh Fitts and Posner dalam R. Gagne
(1985:48) disebut “executive subrutine “ yakni karakter kebiasaan peserta didik
berkaitan apa yang akan dilakukan setelah melakukan. Hal ini berlainan dengan external
condition, yakni urutan prosedur gerak keterampilan motorik dibentuk melalui periode
latihan yang diulang-ulang dengan pemberian umpan balik yang dilakukan oleh pengajar
atau pelatih. Langkah ini akan meningkatkan kehalusan dan ketepatan waktu dari
keterampilan motorik.
Attitude satu juga sering diistilahkan sikap merupakan prilaku kemampuan hasil belajar
berkaitan dengan keadaan internal yang mempengaruhi pilihan personal peserta didik.
Keadaan internal yang mempengaruhi tindakan peserta didik sangat dipengaruhi oleh
situasi spesifik dimana tindakan tersebut dilakukan dan juga ditunjang secara bersamaan
melalui pengetahuan dan aspek-aspek emosional yang dipelajari dalam berbagai cara.
Pembentukan kemampuan tindakan peserta didik sebagai bagian dari sikap dapat
dipelajari melalui bentuk suatu kejadian maupun peniruan dari prilaku tertentu yang
diajarkan oleh pengajar, atau melalui observasi pada model. Apabila sikap diajarkan
melalui imitasi atau model, maka hal terpenting yang perlu diperhatikan yakni peserta
didik harus respek dan kagum pada prilaku orang yang dijadikan model tersebut. Lebih
lanjut berdasarkan apa yang dipelajarinya, peserta didik dapat mengekspresikan bentuk
tingkah laku yang tepat, sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
20
Pengembangan pengalaman belajar tingkat memahami (C2) merupakan kemampuan
mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik.
Sekaitan dengan itu pembentukan pengetahuan deklaratif atau informasi verbal dapat
dirancang oleh pendidik dengan cara peserta didik belajar secara individu dan atau
kelompokan untuk mempelajari yang berkaitan dengan tata letak, bentuk, konsep dan
prinsip kerja berdasarkan gambar diagram dari suatu kompetensi dasar yang di pelajari.
Kegiatan ini dalam kontek saintifik bagaimana peserta didik menggali informasi baik
berdasarkan buku siswa maupun sumber yang lain seperti searching di internet,
observasi pada objek latih yang selanjutnya mereka dapat saling bertanya di dalam
kelompoknya maupun diri sendiri untuk menguatkan informasi yang di dapatnya
sehingga mereka dapat menyampaikan atau menyajikan secara verbal maupun tulisan
berkaitan dengan konsep dan prinsip kerja sebagai pengetahuan deklaratif yang telah
dikonstruk peserta didik.
Pengembangan pengalaman belajar tingkat C3 yakni menerapkan (apply); merupakan
kemampuan dalam penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru.
Pendidik dalam merancang pengalaman belajar membentuk kemampuan peserta didik
dalam perkembangan berfikir penerapan dapat dilakukan dengan membentuk hasil
belajar strategi kognitif (Cognitive strategies) yang merupakan keterampilan belajar yang
mengatur belajarnya, mengingat dan berpikir yang diregulasi oleh proses internal
peserta didik. Guru sebagai perancang pengajaran harus memberikan pengalaman
belajar yang memungkinkan peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang telah
dimilikinya seperti konsep dan prinsip dapat diaplikasikan berkaitan dengan
pemeriksaan fungsi kerja dari sistem yang menggunakan konsep atau prinsip kerja
tersebut. Kegiatan pengalaman belajar pada tahapan ini merupakan kelanjutan dari
pengalaman belajar Memahami (C2) yang lebih lanjut peserta melalui langkah
pengumpulan data (ekperiment) melakukan pengukuran dengan menggunakan konsep
atau prinsip kerja yang telah dimilikinya terhadap sistem yang diperiksa. Pada
pengalaman belajar ini peserta didik dapat mengembangkan berfikir skematik untuk
menentukan dari mana pemeriksaan dilakukan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
21
6. Pengembangan Pengalaman Belajar Menganalisis dan Evaluasi
Pengembangan pengalaman belajar tingkat C4 yakni analisis merupakan penguraian
materi kedalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Adapun pengalaman
belajar mengevaluasi (C5); merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar. Pengalaman belajar tingkat analisis dan evaluasi dapat
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau pemecahan masalah, dimana
pendidik dapat menggunakan problem sebagai pemotivasi belajar peserta didik yang
lebih lanjut membentuk peserta didik sebagai pemecah masalah. Pengalaman belajar
memecahkan masalah dapat dilakukan jika peserta didik telah memiliki pengalaman
belajar pada tingkat C2 dan C3 sebagai prerequesit yang memungkinkan terbentuknya
pengalaman belajar menganalisis dan evaluasi. Sebagai contoh langkah-langkah
pengembangan pengalaman belajar pada keahlian otomotif dapat dilakukan sebagai
berikut:
Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah
Peserta didik memperhatikan permasalahan yang disampaikan pendidik mengenai
gangguan (fault) yang terjadi pada kendaraan (mobil) ketika saat digunakan.
Peserta didik melakukan observasi pada objek latih (training object)
Peserta didik mendiskusikan dalam kelompok tentang masalah yang terjadi pada
kendaraan.
Pendidik menstimulus dengan pertanyaan pemandu mengapa terjadi gangguan, apa
akibat jika pengemudi membiarkan gangguan tersebut dan apa yang harur diketahui
untuk dapat mengidentifikasi gangguan pada masalah yang dibahas.
Peserta didik melakukan penggalian informasi berkaitan dengan konsep dan prinsip
dari Kompetensi Dasar yang dipelajari dari modul yang disiapkan pendidik
TUGAS 5 ; Kembangkan pengalaman belajar pembentukan perkembangan
berfikir C2 dan C3 peserta didik dari mata pelajaran yang anda ampu
dengan pendekatan saintifik
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
22
Peserta didik melakukan pertanyaan didalam kelompok berkaitan dengan faktor-
faktor kemungkinan penyebab gangguan dan melakukan tutorial sebaya
Peserta didik merumuskan kemungkinan penyebab utama gangguan pada sistem
yang ada pada kendaraan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
23
Mengembangkan kemungkinan penyebab, mendiagnosa, melakukan tindakan
perbaikan berdasarkan penentuan letak gangguan, dan melakukan pengayaan
berdasarkan perkembangan teknologi
Pendidik memberikan pertanyaan pemandu bagaimana cara menentukan
kemungkinan penyebab yang sistimatis dan dari mana memulainya.
Pendidik membimbing (tutorial kelompok) peserta didik dalam mengembangkan
alur atau schemata cara menentukan kemungkinan penyebab gangguan
berdasarkan aliran listrik.
Berdasarkan penggalian informasi dan diskusi peserta didik dalam kelompok
mengembangkan alur cara menentukan kemungkinan penyebab gangguan.
Setiap siswa menyampaikan pedapatnya dalam kelompok tentang cara menelusuri
letak masalah beserta alasannya.
Pendidik menanyakan langkah awal cara memeriksa dalam menentukan letak
gangguan serta memeriksa hubungan antara komponen baik secara manual
maupun alat ukur.
Peserta didik mengobservasi pada sistem kemungkinan-kemungkinan gangguan dan
menyampaikan hasil observasi berdasarkan fakta.
Peserta didik memeriksa secara manual dan dengan alat ukur hubungan antar
komponen serta menyampaikan hasil pemeriksaannya pada kelompok luas
berdasarkan fakta hasil pengukuran.
Peserta didik melakukan diagnosa dengan menganalisis hasil-hasil pemeriksaan,
menyimpulkan letak gangguan dan menentukan kemungkinan kerusakan serta solusi
perbaikannya.
Peserta didik menyampaikan simpulan letak gangguan pada kelompok besar dan
menanggapi pertanyaan berdasarkan konsep, prinsip dan hasil pemeriksaan
Pendidik menanyakan langkah-langkah perbaikan dan melakukan bimbingan pada
peserta didik berkaitan pelaksanaan perbaikan komponen.
Peserta didik melakukan pembongkaran, penggantian komponen dan perakitan
kembali sistem dengan panduan service manual.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
24
Pendidik menstimulus dengan pertanyaan pemandu pada peserta didik berkaitan
dengan pengayaan materi sesuai dengan perkembangan teknologi yang diterapkan
pada sistem dewasa ini
Peserta didik menggali informasi dari hand out yang diberikan pendidik berkaitan
dengan konstruksi dan prinsip kerja serta mengobservasi komponen.
Peserta didik mendiskusikan perbedaan konstruksi dan prinsip kerja dengan tipe
konvensional, mempresentasikan prinsip kerja dan kelebihan dari teknologi baru
serta kemungkinan gangguan dan cara mengatasinya.
Mengevaluasi hasil solusi masalah dan konfirmasi pemecahan masalah
Peserta didik melakukan evaluasi terhadap perakitan dan perbaikan berdasarkan
SOP dengan menguji performan sistem tanpa beban di luar kendaraan serta
mengetes dengan beban yang berbeda-beda pada kendaraan dengan di dampingi
pendidik.
Pendidik memberikan stimulus melalui pertanyaan pemandu, apa yang peserta didik
sarankan kepada user apabila sistem mengalami kerusakan pada komponen utama.
Peserta didik menyampaikan pandangannya berkaitan dengan kerusakan pada
komponen utama dan solusi perbaikannya sesuai SOP dan harga keekonomisan.
Peserta didik melakukan refleksi terhadap perbaikan sistem yang mengalami
gangguan pada kendaraan.
Tugas 6. Cermati contoh perancangan pengalaman belajar melalui
model pemecahan masalah di atas, dan berikan pendapat
perkembangan berfikir apa yang dapat dibentuk melalui
model belajar tersebut
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
25
7. Memilih Model Perancangan Belajar Konstruksivisme
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based
Learning),dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran
tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.
Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung
pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran
hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning). Di bawah ini diberikan
rambu-rambu cara memilih model pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang akan
diajarkan.
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
b. Pernyataan KD-3 lebih menitik beratkan pada pemahaman pengetahuan faktual,
konseptual, dan procedural; dan
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based
Learning):
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;
b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. PernyataanKD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan
konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax)
tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
26
a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan pencarian/penelitian)
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43).
Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah
the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B.
Sunddalam Malik, 2001:219).
1) Sintaksis model Discovery Learning
a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pembuktian(Verification), dan
e) Menariksimpulan/generalisasi (Generalization).
2) Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang
singkat (Joice&Wells, 2003).
Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis
kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Sintaksis/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:
a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
27
b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari
peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan,dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep
pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills
(HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan
(Norman and Schmidt).
1) Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie
Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
a) Mengidentifikasi masalah;
b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi
informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasi alternatif-alternatif, tukar-
pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
2) Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran otentik menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan
pada motivasi yang tinggi, pertanyaan yang menantang, tugas-tugas atau permasalahan
untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam
upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
28
Tujuan PjBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi
dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang
dibutuhkan pada abad 21 (Cole &Wasburn Moses, 2010).
Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students and the
Progress of the Project);
5) Menguji hasil(Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
Tugas 7. Tentukan model pembelajaran dari KD mata pelajaran yang anda ampu
menggunakan tabel 3. Di bawah ini dengan menggunakan kriteria pemilihan model
pembelajaran yang telah di jelaskan di atas.
Tabel 1. 3 Penentuan Model Pembelajaran Mata Pelajaran
No. Kompetensi Dasar Model Pembelajaran Keterangan
8. Pembuatan Model Perancangan Belajar
Agar memudahkan langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model
pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah
sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaksis (langkah kerja)
model pembelajaran dilakukan sebagai berikut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
29
1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus.
2. Rumuskan IPK dari KD3 dandari KD4 sesuai dengan dimensi proses atau level
pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan dan keterampilan yang terkandung
di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator.
3. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan
rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.
4. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu
pemilihan model pembelajaran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
30
Contoh :
Matrik Perancah Pemaduan Sintaksis Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Pendekatan Saintifik pada Mapel Kelistrikan AlatBerat
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisi, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
31
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
32
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
33
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
34
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
35
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
36
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
37
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
38
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
39
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
40
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
41
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
42
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
43
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
44
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
45
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
46
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
47
Tugas 8 : Buat matrik pemaduan model belaj dengan pendekatan
saintifik dari pasangan KD (KD-3 dan KD-4) mata pelajaran yang anda
ampu
F. Rangkuman
1. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita merupakan hasil bentukan( Konstruksi ) kita sendiri.
2. Pembelajaran Konstruktivisme adalah pembelajaran yang menjadikan seseorang
secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman dengan mensintesiskan
pengetahuan yang telah dimilikinya menjadi pengetahuan baru.
3. Pengetahuan merujuk pada pengalaman sesorang akan dunia, tetapi bukan dunia itu
sendiri. Tanpa pengalaman seseiorang tidak dapat membentuk pengetahuan.
Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga pengalaman
kognitif mental.
4. Pengalaman belajar merupakan aktifitas peserta didik dengan lingkungannya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
5. Pengalaman belajar ditentukan berdasarkan pertimbangan –pertimbangan yang
meliputi kesesuaian dengan tujuan dari kompetensi dasar, jenis bahan / materi
pembelajaran, ketersedian sumber belajar, karakteristik siswa dan model
pembelajaran.
6 Pengembangan pengalaman belajar berdasarkan pada prinsip- prinsip yaitu berorintasi
pada tujuan, aktivitas , individualitas dan integritas.
7. Tahapan pengembangan pengalaman belajar menurut Permendiknas No. 103 tahun
2014 dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra instruksional (pendahuluan), tahap
instruksional (inti) dan tahap tindak lanjut, sedangkan pengalaman belajar dirancang
guru terletak pada kegiatan intruksional ataun kegiatan inti.
8. Langkah-langkah pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mencoba / mengeksperimen, menganalisis, dan mengkomunikasikan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
48
9. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pendekatan kontektual diantaranya discovery learning, project based
learning, problem based learning dan inquary learning.
10. Pengembangan pengalaman belajar memahami ( C2 ) dan menerapan (C3 )
menggunakan modus pembelajaran langsung ( direct instructional ) dan
pembelajaran tidak langsung ( indirect instructionnal ). Pendekatan langsung
diartikan pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan perserta didik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam RPP.. Sedangkan
pembelajaran tak langsung artinya pembelajarn yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring.
11. Pengembangan pengalaman belajar tingkat pemahaman merupakan kemampuan
mengkontruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun
grafik. Sedangkan pengembangan pengalaman belajar penerapan merupakan
kemampuan dalam penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi
baru.
12. Pengembangan Pengalaman Belajar ranah ‘Menganalisis’ dan ‘Evaluasi,
a. Pengembangan Pengalaman Belajar ranah ‘Menganalisis’
Pengembangan pengalaman belajar tingkat C4 yakni analisis merupakan penguraian
materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur.
b. Pengembangan Pengalaman Belajar Ranah Evaluasi
Pengalaman belajar mengevaluasi (C5); merupakan kemampuan membuat
keputusan berdasarkan criteria dan standar
Memilih Model Perancangan Belajar Konstruksivisme
Penentuan model Perancangan Pengalaman Belajar Konstruktivisme harus mengikuti
kriteria karena masing-masing model pembelajaran memiliki urutan langkah kerja
(syntax) tersendiri.
Pembuatan model perancangan belajar
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
49
Untuk memudahkan pembuatan model perancangan belajar dapat menggunakan
langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang
dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai
pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP.
G. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat.
1. Aliran filsafat pengetahuan yang menekakankan bahwa pengetahuan merupakan
hasil bentukan dari konstruksi kita sendiri
disebut..................................................................................
2. Pendekatan belajar konstrukstivisme adalah .....................................
3. Aktivitas peserta didik dengan lingkungan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
peserta didik tentang apa yang akan dan telah diinteraksikan dalam pembelajaran
disebut .......................................
4. Pengembangan pengalaman belajar ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan
jenis bahan atau materi pembelajaran, maksudnya adalah.....................
5. Pengembangan pengalaman belajar disusun berdasarkan prinsip aktivitas dan
individualitas artinya.......................................................
6. Prinsip-prinsip pengembangan pengembangan pengalaman belajar menuru
permendiknas no.103 tahun 2014 adalah......................
7. Menurut kurikulum nasional merancang pengalaman belajar menggunakan
penekatan ...............................
8. Langkah-langkah pendekatan saintifik dimulai dari tahap mengamati, menanya,
mencoba, menganalisis dan mengkomunikasikan. Jelaskan langkah-langkah
pendekatan tersebut...................................
9. Strategi yang digunakan dalam pendekatan saintifik adalah pendekatan kontektual
yang meliputi model pembelajaran discovery learning, project based learning,
problem based learning dan inquairy learning. Jelaskan model-model pembelajaran
tersebut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
50
10. kriteria=kriteria dalam menentukan model pembelajaran penyingkapan dan model
hasil karya adalah ...............
11. Pengalaman belajar menurut taksonomi Bloom menggunakan modus pembelajaran
langsung dan tidak langsung.Uraikan maksud dari kedua pembelajaran tersebut.
12. Pengembangan pengalaman belajar untuk level memahami dan menerapkan
adalah............................................................
13. Pengembangan penglaman belajar untuk level menganalis dan mengevaluasi
adalah..........................................
14. Merancang pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning memiliki kriteria yang telah ditetapkan. Uraikan langkah-langkah
dalam model pembelajaran discoveri learning.
15. Tahapan atau syintak model pembelajaran project based learning
adalah........................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
51
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : PENGANTAR SURVEY PEMETAAN
A. Tujuan
a. Memberikan dasar pengetahuan dalam perkembangan Ilmu ukur tanah dan
pemasalahan yang melatar-belakangi perkembangan ilmu survei dan pengukuran ini.
b. Memberikan identifikasi segala sesuatu yang terlibat secara langsung ataupun tidak
langsung dalam proses ilmu ukur tanah alam kaitannya dengan ketelitian
pengukuran.
c. Memberikan identifikasi mengenai informasi dalam ruang lingkup proses
pengukuran, serta kendala yang ada didalamnya.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah pembelajaran ini diharapkan Peserta dapat :
a. Memahami ruang lingkup survey dan pengukuran
b. Menjelaskan jenis pekerjaan survey dan pengukuran untuk teknik energy terbarukan
c. Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang surveyor
C. Uraian Materi
Survei Pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk menentuan posisi
relatif, suatu titik di atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam arti yang lebih umum,
survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua
metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan
lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
52
Gambar 2. 1 Ruang lingkup pekerjaan survey dan pengukuran
Survei memiliki peran yang sangat penting sejak awal peradaban manusia. Diawali
dengan melakukan pengukuran dan menandai batas-batas pada tanah-tanah pribadi.
Dengan berlalunya waktu, kepentingan akan bidang survei terus meningkat dengan
meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis spasial terkait informasi lainnya
dan memperluas kebutuhan untuk menetapkan garis yang akurat dan untuk membantu
proyek konstruksi.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa survey dan pemetaan, Ikatan Surveyor
Internasional (IFS) telah mengadopsi definisi berikut; “Surveyor adalah orang yang
professional dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian teknis untuk melakukan
aktivitas satu, atau lebih, kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Untuk menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga
dimensi. Titik di lapangan, dan lintasan
Untuk mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi
geografis dan informasi ekonomi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
53
Menggunakan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan
manajemen tanah, laut dan seluruh struktur.
Untuk melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan
Untuk melakukan penelitian dan pengembangan.
2.1. Peran Seorang Surveyor Seorang surveyor profesional memiliki satu atau lebih kegiatan yang dilakukan di atas
atau di bawah permukaan tanah/ laut dan dapat dilakukan dalam hubungan dengan
para profesional lainnya. Berikut ini beberapa fungsi dari seorang surveyor di lapangan:
1. Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan
pemantauan bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah
permukaan bumi
2. Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan sistem untuk
pekerjaan Survei
3. Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan citra
satelit dan proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
54
4. Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-
batas nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak yang
berwenang
5. Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk
rencana anggaran biaya.
Dalam melaksanakan tugas diatas, surveyor harus mempertimbangkan aspek hukum,
ekonomi, lingkungan, dan sosial yang relevan sehingga proyek tetap berjalan secara
normal. Pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi
pengambilan/ pemindahan data-data dari lapangan ke peta atau sebaliknya.
2.2. Manfaat pekerjaan survei dan pemetaan yang ditemui dalam
Pekerjaan Teknik energi terbarukan Pengukuran untuk mencari luas tanah
Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak, dan untuk
perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana pengairan dan rencana
transmigrasi
Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui tinggi
permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat dihitung
seberapa tanah yang gigali dan berapa banyak urugan yang diperlukan serta untuk
menentukan peil suatu bangunan yang akan dibangunan untuk pedoman ketinggian
lantai dan sebagainya.Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke
tempat B maka kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar
sket tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta.
Pengukuran untuk merencanakan bangunan
Bila akan mendirikan rumah , maka harus ada ijin bangunan dari dinas pertanahan
atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan daerah ,
pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan dibangunan harus
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
55
diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. Disamping hal tersebut pekerjaan
ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam merencana bangunan karena
dapat memudahkan menghitung rencana biaya.
Pengukuran profil/kontur sungai
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan Theodolite. Dengan alat ini dapat
pula diukur jarak antar titik pengukuran tanpa menggunakan roll meter lagi. Untuk
beberapa lokasi pengukuran yang sulit/terkendala kondisi geografis maka
pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).
Pengukuran Tinggi jatuhnya (head)
Pengukuran beda ketinggian (head) ini dilakukan dengan menggunakan Theodolite.
Pengukuran dilakukan di sepanjang sungai dari hulu sungai, yang diperkirakan
merupakan lokasi dam, sampai hilir, yang diperkirakan tempat instalasi mesin
pembangkit.
Pengukuran posisi koordinat lokasi
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS)
sebagai titik awal yang selanjutnya dapat diturunkan dengan theodolite untuk
keperluan lebih detil. Dengan menggunakan bantuan perangkat lunak/software
pemetaan atau menggunakan program aplikasi Google Earth™ maka arah mata
angin dan peta lokasi pada denah jalur pengukuran dapat ditentukan.
2.3. Proses Pengerjaan Pekerjaan Survei dan Pemetaan Pekerjaan dasar survei adalah pekerjaan yang dilakukan guna menentukan kedudukan
titik-titik atau penggambaran keadaan fisik yang terdapat dipermukaan bumi. Ilmu ukur
tanah adalah penentuan posisi titik-titik pada atau dekat permukaan bumi dimana
pengolahan dan penggambarannya dilakukan dengan menganggap permukaan bumi
sebagai bidang datar. Dengan hasil akhir adalah sebuah peta. Seperti proses kegiatan
ilmiah yang lainnya kegiatan pengukuran memiliki tiga bagian utama yang menarik
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
56
dalam tahap pembuatan suatu peta, yaitu : tahap pengukuran / pengambilan data,
tahap pengolahan dan tahap penggambaran
a) Pengukuran / pengambilan data
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam setiap pekerjaan
pengukuran, karena jika dalam pelaksanaan pengambilan data terjadi kesalahan
maka tahapan selanjutnya akan mengalami kesalahan juga, dan tidak menutup
kemungkinan pekerjaan tersebut diulangi lagi untuk mendapatkan data yang akurat
dan hal ini bisa berakibat ke pembiayaan suatu pekerjaan. Di dalam tahap
pengukuran / pengambilan data terdapat 3 faktor yang paling dominan dan akan
mempengaruhi hasil dan ketelitian hasil ukur. Ketiganya adalah kestabilan peralatan
ukur , keterampilan pengukur dan keadaan alam pada saat pengukuran tersebut
berlangsung.
Peralatan Ukur
Peralatan ukur yang dibuat oleh para teknisi di pabrik sudah sebaik mungkin,
namun sejak alat ukur tersebut keluar dari pabrik, maka berbagai kondisi akan
merubah ketelitian tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh benturan,
goyangan, suhu, tekanan serta kelembaban udara, sehingga setiap alat ukur
yang telah digunakan sebaiknya di kalibrasi kembali saat akan melakukan
pengukuran agar hasil ukuran dapat digunakan untuk tahapan
selanjutnya.Untuk lebih lengkapnya uraian mengenai alat-alat pengukuran akan
dijelaskan dalam bab berikutnya.
Juru Ukur
Juru ukur adalah orang yang bertugas melaksanakan pengukuran dilapangan
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, juru ukur ini memiliki
kecenderungan penyimpangan alamiah dalam melakukan gerakan, dan setiap
orang kemungkinan besar berbeda saat melakukan pembacaan alat dalam
pengukuran karena hal tersebut diatas. Seperti misalnya kebiasaan seseorang
dalam menempatkan arah vizier teropong pada target yang dibidiknya akan
selalu berpengaruh pada ketilitian hasil pengukuran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
57
Gambar 2. 2 Juru Ukur
Keadaan alam atau Cuaca
Kegiatan pengukuran sebagian besar dilaksanakan di alam terbuka, alam
merupakan faktor yang berpengaruh pada pengukuran, selain berpengaruh
pada jalan dan waktu pengukuran, alam juga berpengaruh pada kerja alat yang
digunakan pada saat pengukuran. Faktor alam yang mempengaruhi ini,
misalnya suhu, tekanan serta kelembaban udara. Hal ini dapat dikenal dengan
baik, kerena memberikan efek pemuaian ataupun berakibat sebagai efek
melengkungnya sinar yang masuk ke dalam teropong (refraksi).
b) Pengolahan Data
Tahapan ini merupakan tahap selanjutnya setelah pelaksanaan proses pengukuran,
tahap ini merupakan tahap yang penting karena di dalam tahap ini terdapat
beberapa reduksi atau koreksi yang akan dilakukan karena kesalahan yang dilakukan
saat proses pengukuran. Dimana proses koreksi ini sangat berguna dalam
keakuratan pengukuran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
58
Untuk mendapatkan hasil pengolahan data yang baik, maka permasalahan yang
terdapat pada proses pengukuran perlu diperhatikan dengan serius. Tanpa data-
data yang baik mengenai faktor di atas, maka hasil pengukuran juga tidak akan
mendapatkan reduksi atau koreksi yang memadai sebagaimana mestinya. Sehingga
saat kegiatan pengukuran di lapangan berlangsung, juru ukur yang baik selain
mengambil data-data ukuran yang dibutuhkan bagi pemetaan, maka seorang juru
ukur diharuskan melakukan pengamatan pada peralatan ukur yang dia gunakan,
gejala alam yang berpengaruh pada saat pengukuran serta ketelitian pembacaan
oleh juru ukur sendiri. Dengan demikian hasil pengukuran dapat diolah untuk
mendapatkan data yang baik bagi perhitungan selanjutnya.
c) Penggambaran / Penyajian data
Penggambaran atau penyajian data ialah proses menyajikan data yang salah satu
bentuknya adalah peta. Peta ini harus bisa memberikan informasi yang benar.
Kebenaran informasi akan dijadikan bahan untuk merencanakan sesuatu menjadi
lebih baik lagi.
Setelah seluruh data bersih diolah sesuai dengan aturan yang berlaku, maka pada
tahap penggambaran juga terdapat tiga hal yang patut mendapat perhatian, yaitu
distorsi pada sistem proyeksi, skala peta dan simbol yang berlaku umum. Masalah
distorsi peta umumnya terjadi apabila bidang referensi hitungannya bukan bidang
datar atau dengan perkataan lain luas daerah pemetaaan cukup besar.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran (Diskusi Kelompok)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran Pengantar Survey Pemetaan? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
59
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di
atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan pembelajaran dengan mengamati
gambar berikut ini.
Aktivitas : Mengamati Kegiatan Survey Pemetaan global (2 JP)
Dari gambar yang ditampilkan di bawah ini, coba uraikan menurut pendapat anda
tentang dunia survey dan pemetaan sekarang ini, beserta teknologi dan kegunaannya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
60
Saudara mungkin mempunyai pandangan yang berbeda dari teman-teman lain tentang
kondisi beberapa bidang aplikasi di dunia survey dan pemetaan pada gambar. Apa yang
Saudara temukan setelah mengamati ruang lingkup pada gambar tersebut? Apakah ada
hal-hal yang baik atau sebaliknya yang Saudara temukan? Diskusikan hasil pengamatan
Saudara dengan anggota kelompok Saudara. Selanjutnya selesaikan pertanyaan berikut.
1. Mengapa survey dan pemetaan diperlukan untuk kegiatan di bidang property ?
Tuliskan!, pekerjaan apa saja dalam survey dan pemetaan yang diperlukan untukk
dunia property.
2. Menurut anda, dalam bidang apa sajakah survey dan peemtaan memerlukan
perhatian ekstra?
3. Apa yang harus Saudara lakukan selaku guru kejuruan apabila melihat kondisi fasilitas
praktek yang tidak optimal?
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
61
Hasil diskusi dapat Saudara tuliskan pada kertas plano dan dipresentasikan kepada
anggota kelompok lain. Kelompok lain menanggapi dengan mengajukan pertanyaan atau
memberikan penguatan. Saudara dapat membaca Bahan Bacaan 3 tentang Prosedur
Pemeliharaan Kompresor.
E. Rangkuman
Survei Pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk menentuan posisi
relatif, suatu titik di atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam pelaksanaannya
seorang surveyor haruslah kompeten dalam melakukan pekerjaan survey dan pemetaan
ini, dia harus mampu melakukan pengukuran dengan alat yang tersedia dan pada kondisi
yang ada. Setelah melakukan pengambilan data maka dia juga harus mampu melakukan
pengolahan data dengan memperhatikan ketentuan – ketentuan atau reduksi dan
koreksi yang berlaku sehingga dapat dilakukan suatu penggambaran berdasarkan data
yang diperoleh di lapangan.
F. Tes Formatif
Pilihan Ganda
1. Pekerjaan dibawah ini yang bukan termasuk pekerjaan survei dan pemetaan
adalah…
a. mengukur jarak
b. mengukur sudut
c. membuat garis lurus
d. membuat pasangan batu bata
2. Dibawah ini merupakan maksud dari pengukuran dalam survey energi
terbarukan, kecuali :
a. Pengukuran untuk memperoleh data mengenai batas areal atau persil
b. Pengukuran untuk memperoleh data mengenai gambaran permukaan bumi
c. Pengukuran untuk bangunan, saluran sungai dan jalan raya
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
62
d. Pengukuran untuk memperoleh data mengenai gambaran permukaan dasar
laut
3. Salah satu manfaat ilmu ukur tanah bagi kontraktor pembangun PLTMH adalah :
a. Data-datanya dapat digunakan untuk menghitung head / beda tinggi suatu
lokasi
b. Untuk menentukan kekerasan badan jalan
c. Untuk menghitung tebal lapisan perkerasan
d. Untuk menentukan daya dukung tanah
4. Ukuran yang sering digunakan di dalam ilmu ukur tanah adalah :
a. Ukuran panjang
b. Ukuran berat
c. Ukuran massa
d. Ukuran panas
5. Sebidang tanah luasnya 1 ha, jika ukuran sisi-sisinya adalah :
1. 100 x 100 m2
2. 10 x 1000 m2
3. 50 x 200 m2
4. 25 x 400 m2
Pilihlah :
a. 1 dan 2 benar
b. 3 dan 4 benar
c. 2 dan 4 benar
d. 1,2,3 dan 4 benar
Essay
1. Aspek dalam bidang apa saja yang harus dipertibangkan oleh seorang surveyor
agar proyek tetap berjalan secara normal?
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
63
2. Sebutkan tiga tahapan yang menentukan dalam pelaksanaan kegiatan survey dan
pemetaaan
3. Dalam pengambilan data terdapat tiga faktor yang sangat menentukan
keberhasilan kegiatan tersebut, sebutkan ketiga faktor tersebut!
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
64
G. Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. D
2. D
3. A
4. D
5.A
Essay
1. Aspek hukum, ekonomi, lingkungan, dan social.
2. Jarak, Luas, Volume dan Sudut
3. - Pengambilan data di lapangan
- Pengolahan data
- Penggambaran
2. - Peralatan ukur
- Juru ukur
- Keadaan alam
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
65
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : PENGENALAN ALAT SURVEY PEMETAAN
(TOTAL STATION dan GPS)
A. Tujuan
a. Memberikan dasar pengetahuan dalam penggunaan alat Total Station dan GPS.
b. Memberikan informasi mengenai aplikasi sederhana pemakaian Total Station dan
GPS.
c. Memberikan panduan cara menggunakan Total Station dan GPS dalam kegiatan
survey
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah pembelajaran ini diharapkan Peserta dapat :
a. Memahami alat Total Station dan GPS
b. Menjelaskan Kemampuan Total Station dan GPS dalam survey dan pengukuran
untuk teknik energi terbarukan
c. Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang menggunakan Total Station dan GPS dalam
survey energI terbarukan.
C. Uraian Materi
3.1. Total Station (TS) Saat ini dengan kemajuan teknologi maka pengukuran kerangka horizontal lebih banyak
dilakukan dengan menggunakan Total Station. Berikut ulasan mengenai Total Station ini.
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat.
Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak
datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi.
Tujuan penggunaan TS, antara lain :
Upaya mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan
pembacaan dan kesalahan pencatatan data
Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
Mempercepat proses
Memberikan kemudahan (ringkas)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
66
Adapun kendala atau kekurangannya antara lain :
Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan Ketergantungan akan
kemampuan sumber daya manusia yang ada
Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa
Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total station :
1) Total Station : adalah peralatan elektronik ukur sudut dan jarak (EDM) yang
menyatu dalam 1 unit alat.
2) Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang berupa on-
board/internal, external (elect field book) atau berupa card/PCMCIA Card. ->salah
catat tidak ada.
3) Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll) di dalam
alat. Juga mampu menjalankan program-program survey, misal :Orientasi arah,
Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung type total stationnya.
4) Untuk type “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi
dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma).
5) Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V,
kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat.
6) Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual
dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
7) Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM
tanpa reflector )
8) Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan program
mapping software.
Perbedaan theodolite dan total station.
Theodolite sebenarnya adalah alat pengukur sudut saja, jadi data primer yang dihasilkan
dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal dan bacaan rambu ukur.Untuk
mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM, meteran atau
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
67
dengan tachimetri.Sedangkan Total station langsung bisa mendapatkan data sudut dan
jarak dalam satu pengukuran.
Cara kerja total station
Total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan horisontal,
piringan vertikal dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini ( Sudut
horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta beda
tinggi. Data direkam dalam memori dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk di
olah menjadi data spasial.
Gambar 3. 1 Total Station
Target Prisma
Dalam penggunaannya Selain dalam alat Ukur TS ini, maka alat ini dilengkapi juga
dengan target berupa tongkat yang dilengkapi dengan prisma-prisma yang berfungsi
sebagi reflector. Jumlah reflektor dapat terdiri dari 1 (satu), 3 (tiga) atau lebih
tergantung dari jauhnya target titik yang akan diukur jarak dan posisinya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
68
Target Prisma merupakan reflektor yang digunakan untuk mengukur jarak elektronik
(EDM. Sinar cahaya yang ditransmisikan dari EDM membutuhkan waktu lebih lama
untuk masuk dan keluar prisma. Waktu yang lebih lama ini diterjemahkan ke jarak yang
diukur. Jarak ini diperbaiki dengan menggunakan posisi prisma dalam hubungan dengan
garis tegak lurus dari pemegang prisma.
Gambar 3. 2 Target Prisma
Umumnya, pembacaan terbaik prisma dicapai ketika wajah prisma tegak lurus terhadap
sinar yang masuk. Sayangnya, keselarasan yang ideal tidak selalu tercapai di lapangan.
Langkah kerja penggunaan total station
1. Centring Alat TS
Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau
pengukur
Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering
optik sampai benang centering mendekati titik patok
Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki
statif yang diangkat tadi
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
69
Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif Setelah nivo tabung
tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup A,B,C secara secara
searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak tepat di tengah
lingkaran
Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di
atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci theodolit
dan gerakkan theodolit secara perlahan sambil melihat pada centering optik
sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila
sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci theodolit
2. Membuat Job baru pada TS untuk memulai pekerjaan baru
Setiap memulai pekerjaan baru menggunakan Total Station maka kita harus
membuat job baru yang disesuaikan dengan tanggal pelaksanaan pengukurannya.
Perhatikan penamaan job pada Total Station jangan sampai sama dengan yang
sebelumnya.
3. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
Alat yang digunakan adalah satu buah TS dan dua buah reflektor. Pembidikan harus
tepat menempatkan perpotongan benang yang terlihat pada lensa ke ujung segitiga
prisma yang lancip yang terletak pada reflektor. Untuk memulai pengukuran
pertama-tama salah satu reflektor ditempatkan di titik ikat, TS pada titik kerangka
dasar disebelahnya dan reflektor yang satunya lagi pada titik kerangka dasar di
sebelah TS. Untuk selanjutnya reflektor yang dipasang pada titik ikat dinamakan
reflektor belakang dan reflektor yang ditempatkan pada titik kerangka dasar
dinamakan reflektor muka. Ilustrasinya sebagai berikut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
70
Gambar 3. 3 PoligonTerikatSempurna
Proses pengukuran KDH adalah sebagai berikut:
a) Reflektor belakang ditempatkan pada GD 01, TS pada GD 02, dan reflektor
muka pada KD 1-01;
b) Dalam keadaan biasa (face right) TS dibidikkan pada reflektor belakang, didapat
bacaan sudut dan jarak. Pembidikan diulangi sampai didapatkan dua lagi bacaan
sudut;
c) Dalam keadaan biasa TS dibidikkan ke reflektor muka, didapat bacaan sudut dan
jarak. Pembidikkan diulangi agar didapat tiga bacaan sudut;
d) TS diputar sehingga posisinya berada dalam keadaan luar biasa (face left).
TS dibidikkan ke reflektor muka sampai didapat tiga bacaan sudut;
e) Dalam keadaan luar biasa TS dibidikkan ke reflektor belakang sampai didapatkan
tiga bacaan sudut;
f) Dilakukan pengecekan. Sesuai spesifikasi teknis selisih antara rata-rata bacaan
biasa belakang-muka, dengan rata-rata bacaan luar biasa belakang-muka, tidak
boleh lebih dari lima detik. Jika ya, maka pengukuran harus diulang;
g) Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengukuran jarak mendatar
menggunakan TS tersebut sebanyak 2 kali. Hal tersebut memungkinkan Karena
Pada TS sudah terdapat unit pengukur jarak elektronik (EDM);
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
71
h) Bila memenuhi toleransi maka pengukuran KDH dilanjutkan ke titik selanjutnya.
Pertama-tama TS dipasang di KD 1-01, reflektor belakang pada GD 02, dan
reflektor muka pada KD 1-02. Caranya adalah reflektor yang sebelumnya berada
di GD 01 dipindahkan bersama statifnya ke KD 1-02, TS yang sebelumnya berada
di GD 02 dicopot dari statifnya, demikian pula reflektor yang berada di KD 1-01
dicopot dari statifnya. Kemudian TS dipasang pada statif yang berada di KD 1-01,
dan reflektor dipasang pada statif yang ada di GD 02;
i) Selanjutnya pengukuran dilakukan dengan cara seperti sebelumnya.
4. Pengukuran Detil
Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode
tachimetry. Metode tachimetry banyak digunakan untuk memetakan daerah yang
luas dan detil-detil yang bentuknya tidak beraturan yang diikatkan pada titik kontrol
yang telah diketahui koordinatnya lewat pengukuran titik-titik kerangka. Proses
kerjanya adalah sebagai berikut:
Gambar 3. 4 Contoh Pengukuran Detil
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
72
a) Letakkan TS pada titik kerangka yang telah diukur sebelumnya (titik GD01,
GD02, KD1-01, KD1-02, GD05, dan GD06). Sebagai contoh letakkan TS pada titik
KD1-01 untuk mengukur titik batas persil, jembatan, atau alur sungai;
b) Posisikan jalon yang telah terpasang prisma pada titik - titik detil situasi yang
akan dipetakan tersebut;
c) Bidik prisma tersebut melalui TS untuk mendapatkan bacaan sudut mendatar
dan sudut zenitnya, usahakan dibaca sebanyak 2 kali. Contohnya membidik
ujung jalan (A), kemudian membidik ujung jembatan (B), dan membidik batas
patok persil (C) dari titik KD1-01. Usahakan membidik setiap detil objek
yang diinginkan dari 1 titik semaksimal mungkin;
d) Kemudian tentukan juga jarak mendatar antara TS dengan titik detil situasi
tersebut menggunakan TS di tiap titik yang diukur (A,B,C,D,E,…), diusahakan
pembacaan jaraknya dilakukan 2 kali;
e) Record (rekam) titik - titik detil siuasi yang telah dibidik, dan tentukan id untuk
tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id titik yang diukur secara umum
dapat dibedakan menurut unsur titik, garis, dan luasan. Contohnya untuk
data titik kerangka menggunakan id dengan unsur titik. Untuk id jalan
menggunakan unsur garis, dan untuk id persil menggunakan unsur bidang atau
luasan;
f) Lakukan langkah - langkah diatas untuk titik - titik detil situasi yang lain
5. Download hasil pengukuran
Download hasil pengukuran diatas dari alat TS tersebut ke software pengolah data
lanjutan sampai dengan pembentukan gambar digital. Software untuk
pengolahan saat ini telah banyak beredar baik yang licence , shareware ataupun
freeware, contoh : Microsoft excel, autocad,terramodel, Autocad Land Desktop dan
lain sebagainya.
3.2 Global Positioning System (GPS)
Saat survey dilakukan, untuk penentuan posisi awal biasanya digunakan GPS handheld
yang berfungsi sebagai titik acuan dan atau yang nantinya digunakan sebagai titik ikat
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
73
saat pemetaan terestris dilakukan. Untuk itu pada kegiatan belajar ini dijelaskan secara
sekilas mengenai konsep GPS dan aplikasi sederhananya menggunakan receiver GPS tipe
handheld.
Pengantar
Pada survey metode penentuan posisi dengan satelit ini disebut dengan ekstra terestris,
Dari beberapa metode dan sistem penentuan posisi ekstra terestris tersebut, GPS adalah
sistem yang saat ini paling banyak digunakan untuk keperluan survey penentuan posisi.
Survei dengan GPS ini bahkan dapat diperkirakan akan dapat menggeser penggunaan
survey terestris dibanyak bidang aplikasi, meskipun tidak seluruhnya, dimasa-masa
mendatang.
Tabel 3. 1 Beberapa perbedaan antara survey terestris dan survey GPS
Parameter (tipikal) Survei Terestris Survei GPS
Visibilitas antar titik ukur Perlu Tidak perlu
Wilayah cakupan survei Lokal Lokal sampai global
Waktu pelaksanaan Siang hari dan cuaca
baik
Setiap saat dan tidak
tergantung cuaca
Kooordinat yang
dihasilkan 2 dimensi 3 dimensi
Datum posisi lokal global
Selanjutnya didalam bahasan berikutnya akan dijelaskan secara panjang lebar mengenai
salah satu metode dalam geodesi satelit yaitu penentuan posisi menggunakan GPS.
Konsep Dasar GPS
GPS dapat menyediakan berbagai ketepatan, tergantung pada jenis pengukuran yang
digunakan dan prosedur yang diikuti.Secara umum, semakin tinggi akurasi diperlukan,
semakin tinggi biaya dan semakin kompleksitas dalam penggunaan GPS.Bagi pengguna
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
74
untuk memahami teknik-teknik yang paling cocok untuk kebutuhan mereka dan
mengapa, penting bahwa konsep dasar dasar GPS dipahami.Segmen utama GPS
dijelaskan, dilanjutkan dengan penjelasan GPS satelit komponen sinyal, teknik posisi
umum, visibilitas satelit dan GPS sumber kesalahan.
Deskripsi sistem
Sistem GPS ini awalnya milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan resmi dikenal
sebagai Sistem NAVSTAR (Navigation Satellite Timing and Ranging). Misi utama adalah
untuk memberikan Departemen Pertahanan Pemerintah AS kemampuan untuk
menentukan posisi seseorang secara akurat pada setiap titik di permukaan bumi, setiap
saat, siang atau malam, dan dalam segala kondisi cuaca.
Global Positioning Sistem (GPS) merupakan sistem yang terdiri dari konstelasi satelit
radio navigasi, segmen kontrol tanah yang mengelola operasi satelit dan pengguna
dengan receiver khusus yang menggunakan data satelit untuk memenuhi berbagai
persyaratan posisi.
GPS terdiri atas tiga segmen, yaitu segmen satelit, segmen control dan segmen
pengguna, lihat gambar (3.1). Konstelasi dan konfigurasi orbit dari satelit GPS dirancang
sedemikian rupa sehingga sistem ini dapat dimanfaatkan kapan dan dimana saja, lihat
gambar (3.2).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
75
Gambar 3. 5 Tiga Segmen GPS
Sistem ini didirikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk memenuhi
kebutuhan pertahanan dalam positioning dan selanjutnya dipakai untuk melayani
masyarakat sipil. Konstelasi satelit, yang beroperasi penuh pada akhir 1993, terdiri dari
21 satelit dan tiga suku cadang aktif diposisikan 20.000 km (sekitar tiga kali radius bumi)
di atas bumi. Satelit akan didistribusikan dengan cara yang setidaknya menjamin empat
satelit terlihat di mana saja di dunia pada setiap saat (Gambar 3.2). Setiap satelit
menerima dan menyimpan informasi dari segmen kontrol, mempertahankan waktu yang
sangat akurat melalui jam atom tepat on-board dan dengan sinyal mentransmisikannya
ke bumi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
76
Gambar 3. 6 Konstelasi satelit GPS
Segmen satelit, dari segi segmen satelit dapat dijelaskan bahwa satelit GPS mempunyai
enam bidang orbit dimana pada setiap bidang orbit yang mempunyai inklinasi 55o
terdapat empat satelit dengan ketinggian nominal 20 200 km, yang mengelilingi bumi
dalam periode 12 jam.
© Hasanuddin Z. Abidin, 1998
Hawaii
Ascension Diego
Garcia
Kwajalein
CapeCarnaval
Master Control Station and Monitor Station, Colorado Spring, USA
Master Control Station
Ground Antenna Station © Hasanuddin Z. Abidin, 1998
Hawaii
Ascension Diego
Garcia
Kwajalein
CapeCarnaval
Master Control Station and Monitor Station, Colorado Spring, USA
Master Control Station
Ground Antenna Station © Hasanuddin Z. Abidin, 1998
Hawaii
Ascension Diego
Garcia
Kwajalein
CapeCarnaval
Master Control Station and Monitor Station, Colorado Spring, USA
Master Control Station
Ground Antenna Station
Gambar 3. 7 Sistem Kontrol GPS
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
77
Segmen kontrol mengoperasikan sistem satelit secara terus-menerus. Ini terdiri dari
lima stasiun pelacak yang didistribusikan di sekitar bumi, yang terletak di Colorado
Springs, yaitu `. Segmen kontrol melacak semua satelit, memastikan mereka beroperasi
dengan benar dan menghitung posisi mereka di ruang angkasa.
Segmen pengguna termasuk semua orang yang menggunakan peralatan GPS untuk
menerima GPS sinyal untuk memenuhi persyaratan posisi tertentu.Berbagai peralatan
yang dirancang untuk menerima sinyal GPS yang tersedia secara komersial, untuk
memenuhi berbagai bahkan lebih luas dari pengguna aplikasi. Hampir semua peralatan
GPS pencarian memiliki komponen dasar yang sama: sebuah antena, bagian RF
(frekuensi radio), mikroprosesor, kontrol dan tampilan unit (CDU), alat perekam, dan
power supply. Komponen ini mungkin unit individu, terintegrasi sebagai satu unit, atau
terintegrasi sebagian (Gambar 7.4).Biasanya semua komponen, dengan pengecualian
antena, dikelompokkan bersama-sama dan disebut sebagai receiver. Beberapa GPS
receiver yang dipasarkan sekarang sebenarnya hanya terdiri dari card komputer yang
dapat dipasang di komputer portabel atau terintegrasi dengan sistem navigasi lainnya.
Gambar 3. 8 Tipe Receiver GPS
Menentukan Posisi Dengan GPS
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
78
Penentuan posisi dan navigasi dengan GPS berdasarkan pengukuran jarak dari satelit
diketahui posisinya pada orbitnya dengan teliti ke pengguna.Posisi yang dihasilkan dapat
berupa koordinat Kartesian 3D atau koordinat geodetik (lintang, bujur dan tinggi di atas
ellipsoid referensi).
Sistem GPS menentukan lokasi anda dengan menggunakan teknik survei yang dikenal
sebagai"Trilateration". Hal ini mengacu pada penggunaan jarak dari beberapa lokasi
yang diketahui untuk menentukan koordinat lokasi yang tidak diketahui. Dalam hal ini
"lokasi yang dikenal"adalah posisi satelit GPS.Oleh karena itu, untuk menentukan posisi
anda, receiver GPS Anda perlu mengetahui lokasi masing-masing satelit GPS yang
terlihat. Jarak ke satelit ini dihitung dengan menggunakan waktu yang dibutuhkan sinyal
radio GPS untuk perjalanan dari setiap satelit yang terlihat ke receiver.
Pengenalan Receiver GPS Handheld
Dalam survey awal penentuan posisi untuk lokasi Energi terbarukan, umumnya kita
belum memerlukan suatu survey dan pemetaan secara rinci. Survei awal ini bertujuan
untuk melihat kondisi awal dari suatu target lokasi, mengenai hal –hal yang berkaitan
dengan kebutuhan pembangunan mikrohidro tersebut, titik lokasi koordinat lokasi,
elevasi lokasi, tata guna lahan lokasi, pengukuran debit dll. Untuk penentuan koordinat
lokasi awal ini kita dapat menggunakan GPS tipe navigasi atau Handheld. Karena
penggunaan GPS handheld ini sangat penting,sehingga dibawah akan diuraikan
mengenai pemakaian praktis GPS Hanheld ini. UNtuk Tuipe GPS yang digunakan adalah
tipe GPS Garmin Map 60 CSX.
Fungsi – Fungsi Tombol Garmin GPS Map 60 CSX
Garmin GPS Map 60 CSX adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang
dilengkapi dengan Kompas Digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :
1. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang & bujur),
koordinat pada proyeksi peta (UTM), dll
2. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
3. Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
79
4. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
5. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik
Gambar 3. 9 Tombol utama garmin Map 60 CSX
Fungsi – fungsi tombol pada keypad Receiver Garmin GPS 60 adalah sebagai berikut :
1. Tombol ON/OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan Receiver atau untuk
mengatur terang/gelap layar.
2. Tombol Zoom In dan tombol Zoom Out
Tombol ini berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk memperbesar
atau memperkecil tampilan peta dilayar.
3. Tombol FIND
Tombol Find berfungsi untuk menampilkan menu Find, berguna untuk navigasi
mencari suatu titik yang telah diketahui koordinatnya (waypoint) atau mencari suatu
kota (Cities).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
80
4. Tombol MARK
Tombol Mark berfungsi untuk menyimpan posisi saat ini ke dalam waypoint.
5. Tombol QUIT
Tombol Quit berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke
halaman sebelumnya.
6. Tombol ROCKER
Tombol Rocker berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada
tampilan di layer.
7. Tombol PAGE
Tombol Page berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke
halaman berikutnya.
8. Tombol MENU
Tombol Menu berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan
halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama.
9. Tombol ENTER
Beberapa fungsi tombol ini adalah sebagai berikut :
Untuk memilih MENU/SUB MENU.
Untuk memasukkan data (misalnya memasukkan koordinat ke waypoint).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
81
Gambar 3. 10 Beberapa port yang ada di belakang
Dibagian belakang Receiver Garmin GPS terdapat :
1. Port untuk koneksi kabel ke antena luar.
2. Port untuk koneksi kabel ke batterai luar.
3. Port untuk koneksi kabel USB ke computer.
4. Kunci penutup batterai.
5. Tempat batterai.
Pengukuran Posisi / Titik Koordinat Objek di Lapangan
Pengertian objek titik dilapangan sangat relatif tergantung dari skala peta yang
diinginkan (contoh suatu desa dapat berupa titik pada peta skala 1:1.000.000,
suatu rumah/bangunan dapat berupa titik pada peta skala 1:25.000, suatu tiang
listrik dapat berupa titik pada peta skala 1:500). Pengukuran penentuan posisi titik di
lapangan seperti tiang, bangunan, jembatan menggunakan GPS Navigasi 60 dapat
dilakukan sebagai berikut :
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
82
Persiapan peralatan
1. Receiver GPS Navigasi 60.
2. Kabel Dowwnload.
3. Formulir ukuran.
4. Pengaturan Receiver (lihat atas).
Pengukuran di lapangan
1. Datang ke lokasi objek titik yang akan diukur (kondisi terbuka).
2. Hidupkan alat.
3. Tunggu beberapa saat (setelah satelit keterima 4), akan muncul informasi
koordinat.
4. Catat atau rekam ke memori (Waypoint) dengan cara :
Tekan tombol MARK.
Menggunakan tombol Rocker pilih Avg/rata-rata, dilanjutkan dengan
menekan tombol Enter, setelah Estimated Accuracy terpenuhi misalnya 2
meter, tekan tombol Enter.
Kalau perlu beri nama titik pada baris paling atas.
Pindahkan kursor ke tombol Ok selanjutnya tekan Enter.
5. Sebaiknya catat no urut Waypoint dan harga koordinat di formulir survey dan
lengkapi juga dengan keterangan objek yang diperlukan.
6. Lakukan hal yang sama untuk titik lainnya.
Pengukuran Posisi/Koordinat Objek Berbentuk Garis di Lapangan
Pengertian objek garis di lapangan dapat berupa jalan, garis keliling kebun sungai
dan lain – lain. Pengukuran penentuan posisi objek garis di lapangan dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Persiapan peralatan :
GPS GARMIN
Kabel download
Formulir ukuran
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
83
2. Pengukuran Koordinat di Lapangan
Datang ke titik awal jalan yang akan diukur.
Hidupkan alat (tekan tombol ON).
Tunggu beberapa saat (setelah satellite keterima 4), akan muncul informasi
koordinat.
Tekan tombol PAGE beberapa kali sampai muncul halaman Main Menu.
Meggunakan tombol Rocker, pindahkan kursor ke Tracks, diikuti dengan
menekan tombol Enter.
Menggunakan tombol Rocker pilih Setting, isikan :
a. Isikan Wrap When Full.
b. Record Methode : DISTANCE.
c. Interval : 0.01 km.
d. Selesai mengisis parameter ukuran, tekan tombol QUIT.
Isikan option Track Log : ON (pindah kursor ke ON dan tekan Enter).
Mulai jalan mengikuti jalan yang akan diukur, sampai akhir segmen jalan
yang hendak diukur posisinya.
Setelah selesai sampai di ujung jalan set Track Log pada option menjadi OFF
(pindahkan kursor ke OFF tekan Enter).
Catat data atribut/keterangan seperti nama jalan, kelas jalan dll.
Perhatikan % memory alat (kalau sudah 95% disimpan) dengan cara pindahkan
kursor ke SAVE diikuti Enter.
Kemudian klik yes Enter bila muncul pertanyaan Do you want to save the entire
track?.
Isikan nama file atau menggunakan nama file otomatis berdasarkan
tanggal-bulan-tahun dan sesi pengukuran contoh 01-Aug-05 01.
Alat ini maksimal bisa menyimpan sampai 20 file.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
84
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran Pengenalan Total Station dan GPS? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas, jika anda bisa menjawab pertanyan-
pertanyaan di atas dengan baik, maka anda bisa melanjutkan pembelajaran praktek di
lapangan pada aktivitas berikutnya.
Aktivitas : Melakukan Penentuan Posisi suatu titik (2 JP)
Setelah anda mengenal total station dan GPS, coba sekarang anda lakukan pengukuran
horizontal untuk dua titik yang belum diketahui, dengan jarak minimal dua titik tersebut
30 m.
Setelah anda melakukan pengukuran menggunakan Total station dan GPS, apa yang
anda rasakan dan amati saat kegiatan pengukuran berjalan? Apakah ada hal-hal yang
mudah atau sebaliknya yang Saudara temukan? Diskusikan hasil pengamatan anda
dengan anggota kelompok anda. Selanjutnya selesaikan pertanyaan berikut.
1. Jelaskan beberapa keuntungan menggunakan total station dibandingkan dengan
theodolit.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
85
2. Jelaskan beberapa keuntungan dan kelemahan menggunakan GPS !
3. Menurut anda, dalam kondisi bagaimana GPS tidak dapat digunakan dan mengapa
demikian ?
4. Apa yang harus anda lakukan selaku guru kejuruan apabila melihat kondisi fasilitas
praktek yang tidak optimal?
Hasil diskusi dapat Saudara tuliskan pada kertas plano dan dipresentasikan kepada
anggota kelompok lain. Kelompok lain menanggapi dengan mengajukan pertanyaan atau
memberikan penguatan. Saudara dapat membaca Bahan Bacaan 3 tentang Prosedur
Pemeliharaan Kompresor.
E. Rangkuman Total Station merupakan suatu alat baru yang digunakan untuk melakukan pengukuran
horizontal. Kelebihan dari alat ini adalah didalamnya sudah terdapat EDM, sehingga
jarak dapat langsung dihitung. Dengan adanya Total station sehingga keslahan
pengukuran dpat dimnimalisir karena semua data sudah didimpan dalam sebuah card,
yang dapat digunakan kapanpun, selain itu dengan total station kecepatan kegiatan
pengukuran dapat ditingkatkan.
GPS merupakan salah satu metode dalam geodesi satelit yang digunakan untuk
penentuan posisi di permukaan bumi secara 3D dimana penentuannya menggunakan
teknik trilaterasi dengan menggunakan jarak dari beberapa lokasi yang diketahui untuk
menentukan koordinat lokasi yang tidak diketahui. Dalam survey awal karena tidak
diperlukan suatu penentuan posisi yang akurat, maka dapat digunakan sebuah receiver
GPS handheld yang selanjutnya dapat dilanjutkan oleh pemakaian theodolite.
F. Tes Formatif
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan GPS !
2. Sebutkan kelebihan atau keuntungan penggunaan GPS dalam pengukuran untuk
penentuan posisi di lapangan dibandingkan dengan metode konvensional !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode trilaterasi dalam penentuan posisi !
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
86
G. Kunci Jawaban
1. GPS adalah Global Positioning System, sebuah teknologi Global Positioning Sistem
(GPS) merupakan sistem yang terdiri dari konstelasi satelit radio navigasi, segmen
kontrol tanah yang mengelola operasi satelit dan pengguna dengan receiver khusus
yang menggunakan data satelit untuk memenuhi berbagai persyaratan posisi.
2. Pengukuran dengan GPS bias dilakukan kapan saja dan dimana saja, tidak tergantung
cuaca.
3. Metode penentuan posisi yang menggunakan serangkaian segitiga yang seluruh
jarak - jaraknya di ukur di lapangan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
87
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : PETA DAN ATRIBUTNYA
A. Tujuan Pembelajaran
a. Memberikan dasar pengetahuan mengenai peta dan atributnya.
b. Mengenal jenis peta topografi dan atributnya
c. Dapat mengidentifikasi jenis peta berdasarkan fungsi dan tujuannya
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat :
a. Mengenal jenis peta dan atributnya
b. Mengidentifikasi jenis peta berdasarkan fungsi dan tujuannya
c. Membaca peta dan menganalisis informasi yang terdapat dalam peta
C. Uraian Materi
3.1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Dengan mempelajari jenis peta Anda akan mengetahui
peta itu termasuk peta apa, menurut isi, skala dan pemakaiannya.
Peta dapat digolongkan (diklasifikasikan) menjadi tiga jenis, yaitu jenis peta berdasarkan
isinya, berdasarkan skalanya dan berdasarkan tujuannya. Selain itu Anda juga perlu
mempelajari fungsi peta. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung,
sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang
akan diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-
gejala) geografi di permukaan bumi
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
88
Dalam Modul ini peta yang akan dibahas adalah Peta Topografi, karena dalam setiap
survey yang dilakukan, peta topografi menjadi peta dasar yang digunakan atau yang
akan dikembangkan lagi menjadi peta tematik atau khusus lainnya.
Peta Topografi atau Rupa Bumi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya)
permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Peta ini
digunakan sebagai peta dasar karena mempunyai kelebihan yang dapat digunakan untuk
mengetahui ketinggian suatu tempat dan untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau
kemiringan lereng.
Pernahkah Anda menggunakan dan melihat peta topografi? Ciri utama peta topografi
adalah menggunakan garis kontur. Untuk lebih jelas mengenai peta topografi dan garis
kontur dapat Anda lihat pada Gambar 9.1 dan 5.2,
Beberapa ketentuan garis kontur pada peta topografi:
a. Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah
tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur
menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
b. Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di
puncak, misalnya puncak gunung yang berkawah.
c. Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 25.000 sampai 1 : 100.000.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
89
Gambar 4. 1 Garis kontur dan penampangnya
Gambar 4. 2 Interpretasi bentuk lahan pada Peta Topografi
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
90
3.2. Atribut Peta
Dalam sebuah peta terdapat beberapa atribut atau kelengkapan yang harus dipenuhi
saat pembuatannya sehingga maksud dan tujuan informasi dari peta tersebut dapat
tersampaikan kepada pengguna. Contoh peta dan atrubut lengkapnya pada Gambar 8.3
Gambar 4. 3 Peta Rupa Bumi Indonesia
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
91
Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui data dan
daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut. Judul peta merupakan komponen
yang sangat penting.. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang
sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran
ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul
peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan dari keseluruhan peta.
Gambar 4. 4 Judul Peta
Skala Peta
Selain judul Anda juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang
membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data
yang disajikan.Bila ingin menyajikan data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 :
5.000 sampai 1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin menunjukkan data secara umum,
gunakanlah skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih). Skala pada peta
adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di
permukaan bumi. Contoh: skala 1 : 500.000 artinya 1 cm jarak di peta sama dengan
500.000 cm ( 5Km) jarak sebenarnya di permukaan bumi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
92
Gambar 4. 5 skala Peta
Proyeksi Peta
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas, jarak)
bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi
peta. Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung
(bulat) ke bidang datar.
Gambar 4. 6 Sistem Proyeksi Peta
Legenda/Keterangan Peta
Pada peta yang pernah Anda lihat, adakah legenda/ keterangan petanya? Legenda juga
merupakan komponen penting pada peta. Karena peta tanpa legenda.keterangan
petanya, sulit untuk dibaca. Jadi agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta harus
dilengkapi dengan legenda/ keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol-simbol
yang terdapat dalam peta. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain
itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak
mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
93
Gambar 4. 7 Keterangan Peta
Petunjuk Arah/Tanda Orientasi
Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukkan arah Utara,
Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk
menghindari kekeliruan. Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang
menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan
tidak menggnaggu kenampakan peta.
Gambar 4. 8 Orientasi Peta
Simbol dan Warna
Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu mendapat
perhatian, yaitu simbol dan warna.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
94
Simbol Peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang
disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi
syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah dimengerti dan bersifat umum
(seperti disepakati oleh para kartografer). Contoh : Gunung berapi di simbolkan
dengan segitiga warna merah
Gambar 4. 9 Contoh Penggunaan symbol dalam peta
Simbol warna
Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud/tujuan si pembuat peta dan
kebiasaan umum.
Contoh:
- laut, danau digunakan warna biru.
- temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
- curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
- dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut
digunakan warna hijau.
- daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan
warna coklat tua.
Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat kualitatif dan
bersifat kuantitatif.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
95
Gambar 4. 10 Contoh pemakaian warna dalam peta
Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada
pembaca peta, bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya. Selain
sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa
peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah
kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
3.3. Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi
yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka
Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta,
walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan
secara langsung.
Beberapa hal yang dapat diketahui dalam membaca peta antara lain:
1. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
2. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
3. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
4. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
5. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
6. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan.
7. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
96
8. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu
lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol
peta dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
1. Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa
daerah itu berelief kasar.
2. Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring. Jika alur sungai
berbelok-belok (membentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
3. Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan
daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-
sumber air.
Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui,
1. Jarak lurus antar kota.
2. Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena
daerahnya berawa-rawa.
3. Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
4. Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
5. Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana
kota dan persebaran pemukiman.
Informasi yang didapat dari Peta
Dengan memahami simbol-simbol dalam peta dan ditambah informasi dari tepi peta,
maka beberapa informasi yang dapat dikemukakan diantaranya adalah :
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
97
Jarak
Jarak merupakan garis terpendek antara dua titik. Sebenarnya jarak ini dapat berarti
horizontal maupun vertikal, namun bagian ini hanya akan membahas jarak
horizontal, sedangkan jarak vertikal akan dibahas pada bagian kontur.
Dengan bantuan peta yang diketahui skalanya, jarak antara dua titik di permukaan
bumi dapat diperkirakan dengan jalan mengukur panjang jarak dua titik yang dicari
jaraknya dengan menggunakan penggaris, kemudian hasilnya dikalikan dengan skala.
Contoh :
Gambar 4. 11 Penghitungan jarak pada peta kontur
Misalnya jarak A B adalah 5 cm, maka jarak datar di lapangannya adalah :
5 cm X 50.000 = 250.000 cm = 2,5 km
Untuk memperkirakan panjang garis yang tidak teratur, misalnya panjang batas
kawasan hutan, panjang sungai, panjang jalan dan panjang garis pantai dapat
dilakukan dengan menggunakan curve meter atau planimeter digital. Pengukuran
panjang garis dengan menggunakan planimeter digital, dapat langsung
menghasilkan angka panjang dengan memasukan nilai skala dari peta yang diukur
panjangnya, dan satuan outputnya sudah langsung dapat disesuaikan.
Arah
Dengan menggunakan satu titik tertentu (yang sudah kita ketahui letaknya) kita
dapat menentukan arah titik lain.
(1) Sudut arah (bearing)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
98
Sudut arah diukur dengan garis pangkal utara atau selatan terhadap arah timur atau
barat, dengan nilai sudut antara 0º – 90º
Gambar 4. 12 Sudut arah
(2) Azimuth
Arah diukur mulai dari utara searah jarum jam, dengan besar sudut antar 0° - 360°
Gambar 4. 13 Azhimuth
Letak
Penentuan suatu titik, letak atau posisi suatu objek di peta dapat didasarkan atas
beberapa cara, yaitu :
(1) Berdasarkan koordinat geografis (lintang dan bujur).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
99
Gambar 4. 14 Koordinat geografis
Peta-peta standar selalu dilengkapi dengan koordinat geografis (lintang dan bujur).
Informasi lintang dan bujur ini termasuk kedalam informasi tepi peta. Pada peta
koordinat ini umumnya di tuliskan di bagian luar bingkai peta. Memperhatikan
contoh gambar di atas, maka titik P dapat diketahui bahwa titik P berada di garis
khatulistiwa (lintang 0º) dan 60º Bujur Timur. Sedangkan untuk menentukan letak
suatu areal B, maka dilakukan dengan menggunakan garis lintang teratas dan
terbawah serta garis bujur terkiri dan terkanan dari areal tersebut, yaitu :
Pada 5º LS - 45º LS dan 10ºBB - 60ºBB.
Untuk menghitung letak titik yang berada tidak tepat garis lintang dan bujur, maka
langkah yang dilakukan adalah:
Lihat selisih nilai dua garis lintang atau bujur yang bersebelahan (misal S)
Ukur jarak antar dua garis lintang atau bujur tersebut (misalnya d)
Ukur jarak objek dari lintang atau bujur yang bernilai lebih rendah (misalnya d1)
Maka letak titik tersebut dapat dicari sebagai berikut :
Letak lintang atau bujur = d1/d X S
Catatan :
1º = 60’ 1’ = 600
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
100
(2) Berdasarkan jarak dan arah
Menentukan letak titik dengan cara ini, dilakukan dengan menggunakan suatu titik
yang tentu (P) dan dengan garis lurus yang tentu pula (PQ), maka letak suatu titik (A)
tersebut ditentukan dengan jarak titik itu dari titik yang tentu tadi (P) dan dengan
sudut yang dibuat oleh PA dan PQ (sudut α). Sudut α adalah sudut jurusan yang
dimulai dari arah Utara dan berputar dengan jalannya jarum jam, sehingga sudut
jurusan yang bersangkutan dapat mempunyai semua harga dari 0º - 360º. Notasi
untuk menyatakan letak titik tersebut dinyatakan dengan A (d,α).
Gambar 4. 15 Kordinat titik dengan menggunakan arah dan jarak
(3) Berdasarkan jarak dan jarak
Lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan jarak dan jarak dari titik tertentu yang
dianggap titik O (0,0). Penentuan lokasi dengan jarak dan jarak, ini lebih mudah jika
dilakukan pada peta topografi dengan sistem proyeksi UTM.
Pada titik tertentu O tersebut seolah merupakan perpotongan dari dua garis yang
saling tegak lurus. Garis yang mendatar dinamakan absis atau sumbu X dan garis
yang tegak lurus dinamakan ordinat atau sumbu Y, sedangkan titik O yang
merupakan titik porong dua sumbu dinamakan titik asal O. Berdasarkan gambar di
bawah ini, maka letak titik T adalah (500m,500m) dari titik O.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
101
Gambar 4. 16 Kordinat titik dengan menggunakan jarak dan jarak
(4) Resection
Resection adalah dasar penentuan letak lokasi suatu titik adalah dengan
mengikatkan titik tersebut kepada dua buah titik lain yang sudah diketahui letaknya,
misalnya titik P pada gambar di bawah ini ditentukan berdasarkan dua puncak bukit
dengan mengukur azimuth titik P dengan kedua puncak bukit tersebut.
Gambar 4. 17 Koordinat titik menggunakan arah dan arah
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
102
(5) Berdasarkan garis kontur
Untuk beberapa kepentingan, seringkali kita membutuhkan letak suatu titik
dari permukaan laut. Dengan peta topografi yang dilengkapi dengan garis
kontur, maka tinggi titik tersebut dapat diperkirakan dengan bantuan garis kontur
tersebut.
Luas
Suatu kawasan dalam peta digambarkan dalam bentuk polygon. Pada umumnya
kawasan-kawasan tersebut berbentuk tidak teratur, sehingga untuk menentukan
luasan kawasan tersebut diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu. Cara yang
paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan grid, yaitu dengan bantuan kotak-
kotak bujur sangkar. Untuk melaksanakan pengukuran ini bisa dilakukan dengan
cara membuat kotak-kotak bujur sangkar pada lembaran peta atau dengan bantuan
kertas milimeter blok transfaran yang dioverlay di atas peta tersebut.
Gambar 4. 18 Menghitung luas dengan menggunakan kotak bujur sangkar
Dari overlay tersebut kemudian dihitung bujur sangkar yang utuh di dalam areal
polygon. Bujur sangkar yang tidak utuh apabila kurang dari setengah kotak diabaikan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
103
dan apabila lebih dari setengah kotak dihitung 1 kotak. Jumlah kotak yang diperoleh,
misal N, maka
Luas kawasan tersebut = N X 1 cm2 X penyebut sekala
Disarankan untuk menggunakan kertas milimeter transparan, karena didalamnya
terdapat kotak-kotak 1 mm2 , sehingga sangat membantu dalam memutuskan kotak
yang tidak penuh untuk dihitung atau tidak, disamping mempercepat penghitungan
(tidak perlu menggaris).
Ketinggian dan Kemiringan Lereng
Ketinggian pada peta pada umumnya direpresentasikan oleh titik tinggi dan kontur,
sedangkan kemiringan lereng merupakan representasi dari perbedaan tinggi dan
jarak antara dua titik.
(1) Ketinggian (altitude)
Perubahan besar dalam komposisi jenis terjadi bersamaan dengan adanya peralihan
dari habitat dataran rendah ke habitat pegunungan. Semakin tinggi letaknya,
komposisi jenis dan struktur hutan berubah menjadi terbatas. Demikian juga halnya
pengaruh perubahan terhadap suhu udara dimana setiap kenaikan 100 meter
mengakibatkan penurunan suhu 1 ºC. Demikian besarnya pengaruh ketinggian suatu
kawasan, maka ketinggian merupakan salah satu parameter yang sangat penting
untuk diketahui.
Pada peta setidaknya terdapat beberapa simbol yang dapat digunakan untuk
memperkirakan tinggi suatu tempat, yaitu titik tinggi, titik trianggulasi dan kontur.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
104
(2) Kontur
Garis kontur adalah garis dalam peta yang meghubungkan ketinggian yang sama.
Garis-garis ini biasanya digambarkan dengan menghubungkan ketinggian yang
diketahui di lapangan, yang disebut titik tinggi (Spot heights). Perbedaan tinggi
diantara garis kontur disebut interval kontur (Interval contour) yang nilainya tetap
untuk peta yang berbeda. Dalam peta, interval kontur umumnya dinyatakan dalam
meter namun ada juga dalam feet.
Gambar 4. 19 Garis kontur dalam peta
Kontur dapat menggambarkan :
(a) Tinggi titik dari permukaan laut.
Untuk mengetahui tinggi titik A dan B dapat langsung dilihat dari angka yang
tertulis pada garis kontur yang melalui titik A atau B. Namun untuk menghitung
titik T yang tidak dilalui garis kontur, maka perlu dilakukan interpolasi dari nilai
titik kontur yang terdekat dengan cara:
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
105
Gambar 4. 20 Contoh mencari tinggi titik dengan kontur
Pertama-tama dibuat garis terpendek yang melalui titik T antara dua kontur
terdekat (garis ATB).
Ukur panjang garis AT (d1) dan panjang garis BT (d2)
Tinggi A = 500 m (lihat garis kontur)
Tinggi B = 450 m (lihat garis kontur)
Beda tinggi AB = tinggi A – Tinggi B = 500 m – 450 m = 50 m
Tinggi titik R = 50 m + (d2/d1+d2) 50
(b) Indikasi relief permukaan bumi
Lembah ditunjukan oleh lekukan kontur yang mengarah pada altitude yang
lebih tinggi (bentuk V)
Punggungan ditunjukan oleh lekukan kontur yang mengarah pada altitude
yang lebih rendah (bentuk U)
(c) Bentuk lahan dan drainase
Kemiringan
Kemiringan lereng dinyatakan dengan sudut α yang dapat dihitung dengan
membandingkan jarak vertikal dengan jarak horizontal.
Sudut α = arctan AA’ / AB
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
106
Gambar 4. 21 Perhitungan sudut miring lahan
Dengan melihat kasus pada pencarian titik tinggi di atas, maka kemiringan
lereng AB dapat dihitung sebagai berikut:
Kemiringan lereng AB = arctan (beda tinggi AB/ panjang jarak AB)
Rumus : Skala Kontur, Interval Kontur dan Kemiringan Lereng.
Kontur adalah sebuah garis yang berbentuk suatu kurva tertutup dimana
garis ini menunjukkan ketinggian yang sama, Garis kontur biasanya terdapat
pada peta topografi atau rupa bumi.
Ciri-ciri kontur:
tidak berpotongan
satu garis menunjjukan satu ketinggian
garis kontur rapat = lereng terjal/curam
garis kontur renggang = lereng landai
angak kontur menunjukkan interval (CI)
angka kontur dalam satuan meter
lereng terjal cocok untuk wilayah konservasi/hutan dan PLTA
lereng landai cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian, dan jalur
pendakian
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
107
Mencari skala peta dari garis kontur
Rumus:
Skala = CI x 2000 m
CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka ketinggian
kontur di garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis yangbawahnya.
Contoh:
Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala peta
tersebut?
a. 1 : 100.000
b. 1 : 150.000
c. 1 : 200.000
d. 1 : 250.000
e. 1 : 300.000
Jawab:
CI = 100 meter
Skala = CI x 2000 m
= 100 m x 2000 m
= 200.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000
Mencari kontur interval/beda tinggi (CI)
Rumus:
CI = 1/2000 x skala
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
108
Contoh:
Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur dalam
peta tersebut?
a. 5 meter
b. 50 meter
c. 55 meter
d. 500 meter
e. 555 meter
Jawab:
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 100.000
= 50
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter
Mencari tinggi kontur pada titik tertentu
Rumus:
d1/d2 x CI + tc atau
BC/AC x CI + tc
d1 =jarak B-C pada peta
d2 =jarak A-C pada peta
CI =kontur interval/beda tinggi
tc =angka kontur C / di bawah jarak ke-1
Contoh:
Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara kontur
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
109
B ke kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik kontur C
berketinggian 25 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian kontur B pada
peta tersebut?
a. 34,4 meter
b. 35,4 meter
c. 36,4 meter
d. 37,4 meter
e. 38,4 meter
Jawab:
Cari dahulu kontur intervalnya (CI)
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 50.000
= 25 meter
d1= B-C = 3 cm
d2 = A-C = (B-C) + (A-B) = 3 + 5 = 8 cm
Kx = d1/d2 x CI + tc
= 3/8 x 25 meter + 25 meter
=75/8 x 25 meter
= 34,375 meter
Jadi, ketinggian titik B pada peta tersebut adalah 34,4 meter
Mencari beda tinggi dalam satuan persen (%)
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 100 %
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
110
Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggian 125 meter.
Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen kemiringan
lereng X-Y?
a. 25 %
b. 20 %
c. 15 %
d. 10 %
e. 5 %
Jawab:
Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %
Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter
= 100 meter
= 10.000 cm
Jarak X-Y pada peta 4 cm
Jarak sebenarnya= jarak x skala
= 4 x 50.000
= 200.000 cm
Kemiringan Lereng X-Y adalah
= Beda tinggi / jarak x 100 %
= 10.000/200.000 x 100 %
= 5 %
Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
111
Mencari beda tinggi dalam satuan derajat
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 1 derajat
Contoh soal sama seperti di atas. Hanya saja satuan persen (%) diganti dengan satuan
derajat.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran mengenai peta dan atributnya? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan. Jika anda bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di
atas dengan baik, maka anda bisa melanjutkan pembelajaran selanjutnya.
Aktivitas 1. Mengamati Peta Topografi dan Peta RBI (2 JP)
Anda diminta untuk mengamati sebuah peta topografi dan RBI untuk kondisi pembacaan
peta pada gambar berikut ini
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
112
Anda mungkin mempunyai pandangan yang berbeda dari teman-teman lain tentang
peta tersebut. Apa yang anda temukan setelah mengamati kedua peta tersebut? Apakah
ada hal-hal yang lebih atau kurang yang anda temukan diantara kedua peta tersebut?
Diskusikan hasil pengamatan anda dengan anggota kelompok anda. Selanjutnya
selesaikan pertanyaan berikut
1. Mengapa garis kontur tidak berpotongan antara satu dengan yang lainnya.?
2. Menurut anda apakah tahun pembuatan peta sangat penting?
3. Apa yang harus anda lakukan selaku guru kejuruan apabila melihat kondisi fasilitas
praktek yang tidak optimal?
Hasil diskusi dapat Saudara tuliskan pada kertas plano dan dipresentasikan kepada
anggota kelompok lain. Kelompok lain menanggapi dengan mengajukan pertanyaan atau
memberikan penguatan.
E. Rangkuman Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta ini terbagi menjadi bebepa jenis tergantung fungsi
dan kegunaannya. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi
rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur
line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama. Dengan memahami peta topografi sebagai peta dasar maka informasi awal
berupa bentang alam atau keadan medan, jarak, ketinggian dan kemiringan suatu lokasi
dapat ditentukan sehingga dapat memperlancar kegiatan survey dan menbantu dalam
perencanaan RAB Survei.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
113
F. Tes Formatif
Pilihan ganda
1. Gambaran rupa bumi yang ada dalam peta merupakan hasil-hasil pengukuran dan
pengskalaan pada dan di antara titik-titik di permukaan melalui pengukuran
besaran-besaran :
a. Arah , sudut, massa dan jarak
b. Arah, sudut, jarak dan ketinggian
c. Ketinggian ,arah, sudut dan massa
d. Sudut, ketinggian, massa dan arah
2. Dibawah ini merupakan beberapa kegunaan peta bagi para surveyor, kecuali :
a. Alat bantu untuk mengetahui gambaran kawasan yang akan disurvei atau
diteliti
b. Alat untuk mengetahui jumlah personil yang terlibat
c. Membantu menentukan lokasi-lokasi yang mungkin akan ditempatkan petak
percobaan,lokasi penelitian, rute jalan, base camp dan lain-lain
d. Membantu untuk menuju lokasi/letak tempat-tempat (petak contoh, lokasi
penelitian dll) yang akan dituju
3. Berikut ini berupa syarat- syarat utama kelengkapan yang harus tercantum dalam
sebuah peta, kecuali :
a. Judul peta
b. Skala peta
c. Alat untuk membuat peta
d. Legenda Peta
4. Skala peta dinyatakan dengan “ peta 8 cm” ini maksudnya adalah :
a. 8 cm panjang dipeta = 1 hm panjang dipermukaan bumi
b. 8 cm panjang dipeta = 1 km panjang dipermukaan bumi
c. 8 cm panjang dipeta = 1 dam panjang dipermukaan bumi
d. 8 cm panjang dipeta = 1 m panjang dipermukaan bumi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
114
5. Perhatikan gambar dibawah :
Jika satuan yang digunakan dalam gambar diatas adalah meter, maka jarak
antara titik A dan titik B adalah :
a. √ m
b. √ m
c. √ m
d. √ m
Essay
1. Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 50 meter. Berapa skala
peta tersebut?
2. Diketahui skala peta topografi adalah 1:50.000. Berapa beda tinggi antar kontur
dalam peta tersebut?
3. Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara
kontur B ke kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik
kontur C berketinggian 25 meter. Skala peta adalah 1:25.000. Berapa ketinggian
kontur B pada peta tersebut?
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
115
4. Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggian 125 meter.
Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:25.000 adalah 4 cm. Berapa persen
kemiringan lereng X-Y?
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
116
G. Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. B
2. B
3. C
4. B
5. B
Essay
1. Skala peta = 1: 100.000
2. Interval kontur 25 m
3. Ketinggian kontur B =14,06 m
4. Kemiringan lereng x – y = 10 %
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
117
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : SURVEY LAPANGAN UNTUK PLTMH
A. Tujuan Pembelajaran
a. Memberikan pengetahuan dasar tentang survey lapangan untuk PLTMH
b. Memberikan informasi tentang hal apa saja yang diperlukan untuk melakukan
survey PLTMH
c. Memberikan pengetahuan survey PLTMH yang sesuai dengan SOP yang ada.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat :
a. Memahami prosedur survey untuk PLTMH
b. Mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan untuk survey topografi, geologi dan
hidrometeorologi dalam rangka pembangunan PLTMH
c. Melakukan survey untuk PLTMH sesuai SOP
C. Uraian Materi
5.1. Metode Pelaksanaan Survey Kegiatan survey dan pengukuran untuk teknik energy terbarukan tidak terlepas dari
beragam bidang yang sangat berkaitan untuk kelayakan pembangunan PLTMH
selanjutnya. Masing-masing bidang ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan karena
semuanya mempunyai peran. Peran topografi sehingga informasi mengenai posisi (x,y
dan Z) suatu lokasi sangat penting. Karena hal itu maka dalam kegiatan belajar ini
sekilas akan dibahas mengenai metode survey yang dilakukan.
Pelaksanaan pekerjaan dalam pelaksanaan survey untuk PLTMH adalah sebagai berikut:
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
118
Gambar 5. 1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
119
5.2. Pekerjaan Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan tentunya kita perlu melakukan segala persiapan dari sisi
administrasi, pengumpulan dan inventarisasi segala bentuk data penunjang,
mempersiapkan (koordinasi) tenaga ahli serta peralatan survey lapangan.
Tinjauan data-data sekunder maupun informasi yang ada baik dari pengguna jasa,
pemerintah daerah, pemuka adat maupun warga masyarakat sangat menunjang
keberhasilan dalam mempersempit wilayah potensi pengembangan yang selanjutnya
dilakukan pendalaman melalui survey lapangan.
Tinjauan data-data sekunder dilakukan dengan desk study. Studi ini dilakukan dalam
kantor / didepan meja. Tujuannya adalah untuk mempelajari dan mengenal kondisi
fisik, hidrologi, dan keadaan sosio- ekonomi wilayah proyek tanpa harus mengunjungi
lokasi, tetapi menggunakan peta, data hidrologi dan data statistik lain yang telah
tersedia (demograpi, dll). Dengan terkadang lokasi yang berpotensi atau tidak sudah
dapat diketahui dari data data yang tersedia, sehingga tahapan berikutnya dapat lebih
efisien dan efektif
Desk study dilakukan diatas peta dengan skala 1 : 50.000, untuk menentukan titik
potensi PLTMH di wilayah studi, catchment area yang luas, dan pencapaian yang paling
mudah dijangkau.
Tujuan tahap pekerjaan Pendahuluan ini adalah untuk memastikan bahwa titik-titik
potensi PLTMH yang diinginkan benar-benar prospektif dan secara ekonomis layak dan
dapat dikembangkan.Pengumpulan data sekunder serta Site Reconnaissance dilakukan
untuk mengetahui gambaran/informasi awal mengenai situasi titik potensial, yakni : 1).
Apakah titik potensi berada di lokasi hutan lindung, taman nasional, atau dekat dengan
permukiman penduduk, 2). Apakah titik potensi berada pada jalur gempa, atau dilewati
oleh sesar, 3). Apakah kondisi ekosistem catchment area terpelihara dengan baik, atau
sudah rusak.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
120
Analisa Hidrologi Regional dilakukan untuk menentukan debit andalan, yang dilakukan
melalui perhitungan debit sungai andalan, debit rata-rata, analisa data time series
curah hujan, serta fluktuasi debit saat musim kemarau terkering dan musim hujan
terbasah. Setelah hal tersebut diatas dilakukan, disusun rencana penyelidikan lapangan
serta alternative tapak PLTMH.
5.3. Pekerjaan Survey dan Penyelidikan Lapangan
Data - data yang didapat saat desk study dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan
secara singkat untuk melihat potensi lokasi secara langsung, kondisi geografi, akses dan
data beban dapat diperkirakan dalam tahap ini.
5.3.1. Survey Topografi
Pekerjaan survey topografi dalam pekerjaan Studi Kelayakan dan Preliminary Desain
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) adalah untuk memetakan kondisi
rupa bumi di wilayah studi yang diperkirakan berpotensi dan layak untuk dibangun
PLTMH.
Tujuan Survei
Dalam kegiatan survei topografi mempunyai tujuan untuk mendapatkan data dan
gambaran bentuk permukaan tanah rencana Masterplan drainase yang berupa
situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada. Tujuan dari survai
topografi adalah untuk menyajikan informasi topografi dan situasi daerah studi
secara lengkap dalam bentuk peta situasi skala 1 : 500, untuk memenuhi syarat
teknis guna keperluan perencanaan fasilitas pembangkit yang akan dibangun serta
optimasi pekerjaan fisik dan penentuan elevasi struktur.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
121
Ruang Lingkup Survei
Kegiatan yang dilaksanakan dalam survei topografi mempunyai ruang lingkup
sebagai berikut:
1. Pekerjaan pengukuran
2. Orientasi medan
3. Pemasangan Bech Mark (BM) dan patok pengukuran
4. Pengukuran poligon (kerangka dasar horizontal)
5. Pengukuran sipat datar (kerangka dasar vertikal)
6. Pengukuran penampang saluran
7. Perhitungan hasil pengukuran
Survai topografi meliputi kegiatan :
1. Pemetaan wilayah, yang dipetakan dalam survey topografi ini meliputi wilayah
dataran dan perairan (sungai)
2. Pemetaan situasiuntuk layout PLTMH rencana skala 1:1000 sepanjang 1.5
kilometer sungai dengan lebar 300 meter per bantaran sungai.
3. Pengukuran cross section sungai pada lokasi calon PLTM terpilih, di lokasi
bendung (masing-masing 5 cross section) dan tailrace (masing-masing 5 cross
section). Diperkirakan akan terdapat 30 cross section dengan kerapatan
disesuaikan kebutuhan.
4. Pemetaan detil bangunan skala 1:200 pada lokasi PLTM terpilih (bendung, intake,
kolam pengendap pasir, saluran hantar, bak penenang, pelimpas, jalur pipa
pesat, gedung sentral, switchgear, rumah operator, pos jaga).
5. Pengikatan ke titik referensi yang terdekat.
6. Pemasangan 8 titik benchmark pada lokasi PLTM.
7. Penentuan kerangka horizontal dan vertikal.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
122
Metodologi Survei
Metodologi pengukuran yang akan dilaksanakan terdiri dari beberapa kegiatan
sebagai berikut:
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini maksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek
terhadap koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran
untuk pelaksanaan (stake out) mudah dilakukan.Data koordinat dan ketinggian
titik triangulasi diperoleh dari Jawatan Topografi Angkatan Darat atau dari BIG
(Badan Informasi Geospasial).Referensi ketinggian titik triangulasi adalah
permukaan laut rata-rata, sedangkan data koordinat triangulasi berupa
koordinat geografis lintang dan bujur dalam sistem koordinat UTM (Universal
Transverse Mercator) yang kemudian ditransformasi ke dalam sistem Koordinat
Cartesian (x, y).
Pengukuran pengikatan dilakukan dari titik triangulasi terhadap salah satu titik
pada kerangka dasar horizontal/vertikal utama, agar seluruh daerah pemetaan
berada dalam satu sistem referensi yang sama. Apabila titik triangulasi tidak
ada/berada jauh sekali dari lokasi proyek, maka dapat digunakan titik referensi
lokal.
Setelah dilakukan pengukuran pengikatan untuk menentukan titik awal proyek,
selanjutnya dilakukan pengukuran titik-titik kontrol, baik titik kontrol horizontal
maupun vertikal. Pengukuran titik-titik kontrol (control survey) adalah
pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-patok yang kelak akan
digunakan sebagai titik-titik dasar dalam berbagai macam pekerjaan
pengukuran. Pengukuran yang dilakukan untuk memperoleh hubungan posisi
diantara titik-titik dasar disebut pengukuran titik-titik kontrol dan hasilnya akan
dipergunakan untuk pengukuran detail.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
123
Orientasi Medan
Sebagai langkah awal setelah tim tiba di Base Camp lapangan adalah melakukan
orientasi medan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Melacak letak dan kondisi existing BM (BM yang telah terpasang
sebelumnya) dan pilar beton lainnya yang akan dimanfaatkan sebagai titik-
titik kontrol pengukuran.
b) Meninjau dan mengamati kondisi sungai beserta keadaan daerah sekitarnya.
c) Melacak serta mengamati keadaan di dalam lokasi.
d) Penghimpunan Tenaga Lokal (TL) yang diambil dari penduduk sekitar lokasi.
e) Melakukan konsolidasi internal terhadap kesiapan personil, peralatan,
perlengkapan, material, serta logistik.
f) Melakukan konsultasi teknis serta meninjau lokasi secara bersama-sama
dengan Pengawas Lapangan.
Pemasangan BM (Bench Mark) dan Patok Kayu
BM dipasang ditempat yang stabil, aman dari gangguan dan mudah dicari.
Setiap BM akan difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode. Penentuan
koordinat (x, y, z) BM dilakukan dengan menggunakan pengukuran GPS, poligon
dan sipat datar. Pada setiap pemasangan BM akan dipasang CP pendamping
untuk memudahkan pemeriksaan. Tata cara pengukuran, peralatan dan
ketelitian pengukuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Titik ikat yang
dipakai adalah BM lama yang terdekat. Bentuk, ukuran dan konstruksi Bench
Mark besar berukuran (20x20x75)cm dengan jumlah BM sebanyak 2 buah.
Bench Mark besar dipasang seperti berikut :
a) BM harus dipasang pada jarak tertentu sepanjang jalur poligon utama atau
cabang. Patok beton tersebut harus ditanam ke dalam tanah sepanjang
kurang lebih 50cm (yang kelihatan di atas tanah kurang lebih 25cm)
ditempatkan pada daerah yang lebih aman dan mudah dicari. Pembuatan
tulangan dan cetakan BM dilakukan di Base Camp. Pengecoran BM
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
124
dilakukan dilokasi pemasangan. Pembuatan skets lokasi BM untuk deskripsi.
Pemotretan BM dalam posisi "Close Up", untuk lembar deskripsi BM.
b) Baik patok beton maupun patok-patok poligon diberi tanda Bench Mark
(BM) dan nomor urut, ditempatkan pada daerah yang lebih aman dan
mudah pencariannya.
c) Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon
disekitar patok diberi cat atau pita atau tanda-tanda tertentu.
d) Untuk patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat dengan ukuran
(3x5x50)cm3 ditanam sedalam 30cm, dicat merah dan dipasang paku
diatasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur.
Gambar 5. 2 ContohKonstruksi BM
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
Pada dasarnya ada beberapa macam cara untuk melakukan pengukuran titik
kerangka dasar horizontal, diantaranya yaitu dengan melakukan pengukuran
dengan menggunakan satelit GPS (Global Positioning System) dan dengan
40
2015
6520
100
Beton 1:2:3
Pasir dipadatkan
Pen kuningan
Tulangan tiang Ø10
Sengkang Ø5-15
Pelat marmer 12 x 12
20
1020
10
Ø6 cm
Pipa pralon PVC Ø6 cm
Nomor titik
Dicor beton
Dicor beton
7525
Benchmark Control Point
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
125
pengukuran poligon. Keuntungan menggunakan metoda GPS untuk penentuan
titik kerangka dasar horizontal yaitu:
a) Waktu pelaksanaan lebih cepat.
b) Tidak perlu adanya keterlihatan antar titik yang akan diukur.
c) Dapat dilakukan setiap saat (real time), baik siang maupun malam.
d) Memberikan posisi tiga dimensi yang umumnya bereferensi ke satu datum
global yaitu World Geodetic System 1984 yang menggunakan ellipsoid
referensi Geodetic Reference System 1980.
e) Proses pengamatan relatif tidak tergantung pada kondisi terrain dan cuaca.
f) Ketelitian posisi yang diberikan relatif tinggi.
Sedangkan kerugiannya antara lain:
a. Datum untuk penentuan posisi ditentukan oleh pemilik dan pengelola
satelit. Pemakai harus menggunakan datum tersebut, atau kalau tidak, ia
harus mentransformasikannya ke datum yang digunakannya (transformasi
datum).
b. Pemakai tidak mempunyai kontrol dan wewenang dalam pengoperasian
sistem. Pemakai hanya mengamati satelit sebagaimana adanya beserta
segala konsekuensinya.
c. Pemrosesan data satelit untuk mendapatkan hasil yang teliti, relatif tidak
mudah. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dengan baik dan hati-hati.
Spesifikasi pengamatan GPS untuk memperoleh titik kerangka utama ini adalah:
a. Pengamatan dilakukan secara double difference dengan metode static atau
rapid static.
b. Lama pengamatan 30-45 menit setiap sesi pengamatan.
c. Panjang tiap baseline maksimal 2,5km.
d. Masking angle adalah sebesar 15 derajat.
e. GPS receiver yang digunakan adalah GPS single frekuensi baik L1 atau L2.
f. RMS error dari setiap koordinat hasil perhitungan maksimum adalah 1mm.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
126
Pengukuran titik kontrol horizontal yang dilakukan dalam bentuk poligon, harus
terikat pada ujung-ujungnya. Dalam pengukuran poligon ada dua unsur penting
yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan. Pengukuran titik kontrol
horizontal (titik poligon) dilaksanakan dengan cara mengukur jarak dan sudut
menurut lintasan tertutup. Pada pengukuran poligon ini, titik akhir pengukuran
berada pada titik awal pengukuran. Pengukuran sudut dilakukan dengan
pembacaan double seri, dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga
rata-rata dari pembacaan tersebut. Azimut awal akan ditetapkan dari
pengamatan matahari dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.
Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a). Alat yang digunakan adalah Theodolit dengan ketelitian 1” (satu sekon)dan
EDM dengan ketelitian 3ppm.
b). Pengukuran sudut dilakukan seri yang setiap seri dengan perbedaan
maksimum. 5”, sedangkan untuk sudut vertikal hanya diukur satu seri saja.
Kesalahan penutup sudut maksimum 20√ N, dimana N = jumlah titik
pengamatan sudut.
c). Pengukuran jarak dilakukan pulang pergi yang masing-masing 3 kali
pengamatan.
d). Kesalahan linier koordinat maksimum 1:10.000
1. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100m. Tingkat
ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur, sangat
tergantung kepada cara pengukuran itu sendiri dan keadaan permukaan
tanah. Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan
dengan cara seperti gmbar di bawah ini.
Jarak AB = d1 + d2 + d3
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
127
Gambar 5. 3 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring
Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka dilakukan juga
pengukuran jarak optis pada saat pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.
2. Pengukuran Sudut Jurusan
Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal
alat ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut
jurusan dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-
masing titik poligon. Penjelasan pengukuran sudut jurusan sebagai berikut
lihat gambar di bawah ini.
d1d2
d3
A
B2
1
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
128
Gambar 5. 4 Pengukuran Sudut Antara Dua Titik
3. Pengamatan Azimuth Astronomis
Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal
yaitu:
a. Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif
pada sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon.
b. Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik kontrol/poligon yang tidak
terlihat satu dengan yang lainnya.
c. Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan
pengukuran yang bersifat lokal/koordinat lokal.
d. Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:
Alat ukur yang digunakan Theodolite T2
Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)
Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)
A
B
C
AB
AC
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
129
Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada gambar di bawah ini,
Azimuth Target (T) adalah:
Gambar 5. 5 Pengamatan Azimuth Astronomis
T = M + atau T = M + ( T - M )
Dimana:
T = azimuth ke target
M = azimuth pusat matahari
(T) = bacaan jurusan mendatar ke target
(M) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
= sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan jurusan ke
target
Matahari
U (Geografi)
Target
A
MT
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
130
4. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat
datar pada titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup
(loop), yaitu pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik yang sama.
Pengukuran beda tinggi dilakukan double stand dan pergi pulang. Seluruh
ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka pengukuran) telah diikatkan
terhadap BM. Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan
dengan melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang
referensi (BM) seperti digambarkan pada Gambar di bawah ini.
Gambar 5. 6 Pengukuran Waterpass
Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Jalur pengukuran dimulai dari titik referensi dan jalur pengukuran
Membentuk loop tertutup.
b) Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan alat Wild NI-2.
c) Beda tinggi dibaca dalam 2 dan kemuka–kebelakang;
Bidang Referensi
Slag 1
Slag 2
b1
b2
m1
m21
DD
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
131
d) Jarak dari alat kerambu maksimal 50 meter.
e) Beda pembacaan beda tinggi antara 2 titik tidak melebihi 2 mm; dan
pengukuran Kerangka Dasar Vertikal harus memenuhi toleransi
ketelitian minimal 10 mm D, dimana D adalah jarak dalam kilometer
Pengukuran waterpass mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
b. Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.
c. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.
d. Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang pembacaan rambu
lengkap.
e. Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sampai longgar.
Sambungan rambu ukur harus betul. Rambu harus menggunakan nivo.
f. Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu
garis bidiknya. Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.
g. Waktu pembidikan, rambu harus diletakkan di atas alas besi.
h. Bidikan rambu harus diantara interval 0,5m dan 2,75m.
i. Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) kali pembacaan benang
tengah, benang atas dan benang bawah.
j. Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang
bawah (BB), yaitu: 2 BT = BA + BB.
Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2mm.
Jarak rambu ke alat maksimum 50m.
Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan pengecekan garis bidik.
Toleransi salah penutup beda tinggi (T).
T = 10” D mm dimana:
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satu km.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
132
5. Pengukuran Situasi Detil
Pengukuran situasi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran permukaan
tanah dan bentukan alam atau manusia, agar dapat disajikan dalam bentuk
peta situasi.
Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran detil menggunakan metode tachymetry
2. Alat yangdigunakan theodolit
3. Pengukuran diikatkan pada titik-titik kerangka dasar.
4. Jalur pengukuran berbentuk raai dan voorstrall .
5. Jarak antara masing-masing detil yang diukur antara 5 - 10 m, kecuali
untuk daerah yang membutuhkan detil lebih rapat (terrain yang
variatif).
6. Pengukuran Cross Section dan Long Section
Pengukuran Cross Section , dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
potongan memanjang suatu sungai atau saluran, untuk ditampilkan dalam
bentuk gambar profil.
Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan adalah waterpass tipeWildNA-2 atau sejenis
2. Pengukuran profil memanjang dilakukan tiap interval 5–10meter
3. Detil yang diukur minimal tiap5 meter
Pengukuran long section , dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
potongan memanjang suatu sungai atau saluran,untuk ditampilkan dalam
bentuk gambar profil.
Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan adalah tipe WildNA-2 atau sejenis.
2. Pengukuran profil memanjang dilakukan sepanjang saluran sekitar
meter.
3. Detil yang diukur minimal tiap 5 meter.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
133
7. Perhitungan dan Penggambaran
Perhitungan data lapangan,mengikuti ketentuan berikut:
1. Perhitungan harus dilakukan di lapangan, untuk mengetahui secara dini
apakah pengukuran telah memenuhi standar ketelitian yangditentukan
2. Perhitungan mencakup perataan kesalahan dengan menggunakan
metodeBowditch
3. Kontrol horizontal mencakup:
• sudut rata-rata dan jarak rata-rata aritmatik.
• pengecekan kesalahan /koreksi penutupsudut.
• pengecekan azimuth.
• perhitungan ∆X dan ∆Y untuk mengetahui kesalahan/koreksi linier.
4. Kontrol vertikal mencakup:
• pengecekan hitungan untuk bidikan backward dan bidikan forward.
• perhitungan ∆H(bedatinggi) untuk setiap seksi pengukuran.
• perhitungan kesalahan/koreksi penutup beda tinggi.
Penggambaran,mengikuti ketentuan berikut:
1. Peta situasi yang dihasilkan adalah skala 1:500 dengan interval kontur
1meter.
2. Peta situasi dihasilkan dalam ukuran A-1.
3. Gambar profil melintang dibuat dengan skala1:100.
4. Gambar profil memanjang dibuat dengan skala horisontal 1:500 dan
vertikal1:100.
5. Peta dan gambar-gambar tersebut dilengkapi informasi tepi yang berisi
al; judul peta, peta indeks, legenda, tanggal / bulan / tahun
pengukuran,tanggal / bulan/ tahun penggambaran.
6. Skala pemetaan tata letak bangunan 1:1000.
7. Skala untuk waterway,access road , jalur jaringan listrik1:200.
8. Skala untuk bangunan bendung,PH 1:100.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
134
8. Pengukuran Tinggi Jatuhan (Head)
Pengukuran head dapat dilakukan dengan menggunakan peta topografi,
tetapi hasil yang diperoleh sangat kasar. Pengukuran head yang akurat
dilakukan di lapangan. Setelah didapatkan perkiraan Hgross ( kotor),maka
dilakukan penentuan Hnetto ( bersih) yang berhubungan dengan
perencanaan bangunan sipil, dimana Hnetto diukur dari perbedaan tinggi
titik (saluran masuk air) dengan ujung (pipa pesat). Metoda pengukuran
tinggi jatuh air pada prinsipnya sama dengan pengukuran ketinggian suatu
tempat dari titik yang satu (atas) ke titik yang lain (bawah). Pada potensi
PLTMH ini, pengukuran dilakukan dengan menggunakan: klinometer dan
pressure gauge.
a. Metoda Klinometer
Klinometer berfungsi untuk mengukur sudut elevasi suatu tempat. Suatu
titik pada permukaan tertentu diukur sudutnya dibandingkan dengan titik
lain yang akan dianggap datar. Lubang lihat yang terdapat pada alat
klinometer akan membandingkan tempat berdiri pengukur dengan titik
sasaran yang dituju menjadi sudut tertentu, kemudian H (head) diukur
dengan metoda sinus, berikut diberikan gambar dan tabel pengukuran
seperti di bawah ini.
Gambar 5. 7 Pengukuran Antara Dua Titik X dan Y Menggunakan Klinometer
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
135
b. Metoda Pressure Gauge (AlatPengukurTekanan)
Metoda ini amat mudah dilakukan dan keakuratannya dapat dijamin bila
angka gravitasi (g) di tempat tersebut dapat diketahui dengan tepat.
Sebagai pendekatan, dapat digunakan g = 9,8.m/dtk², sehingga setelah
ditemukan harga tekanan (P) di Tempat tersebut,didapat h dengan rumus:
h = P x 10
dengan:
h = beda tinggi,dalam m
P = tekanan hidrostatis yang terbaca pada , dalam kgf/cm².
Metoda pengukuran tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 5. 8 Metoda Pengukuran Head dengan Pressure Gauge (Alat Pengukur Tekanan)
9. Personil Survei
Personil yang melaksanakan kegiatan ini adalah geodetic engineer, chief
surveyor, surveyor topografi, dan tenaga lokal. Dalam pekerjaan ini jika
mengalami kesulitan maka tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan ini
yaitu ahli geodesi akan turun tangan.
5.3.2. Survey Geologi / Geoteknik
Penyelidikan geologi dlaksanakan untuk mendapatkan gambaran kondisi
geologi/geoteknik yang lebih akurat pada lokasi PLTMH. Diutamakan dalam
pekerjaan ini penelitian yang berkaitan dengan pekerjaan sipil seperti
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
136
tingkat kekerasan batuan, kondisi lapangan tanah/batuan, daya dukung
lapisan tanah, kemudahaan dalam penggalian serta kondisi stabilitas
disekitar lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan PLTMH.
Pekerjaan ini mencakup :
Pemetaan Geologi. Pembuatan peta yang dapat memberikan informasi
kondisi geologi untuk keperluan perencanaan pekerjaan sipil.
Sumur uji (Test pit). Dibuat pada lokasi tertentu dengan ukuran 1,0 m x
1,0 m, dengan kedalaman maksimum 3 m.
Puritan uji (Trench). Dibuat pada lokasi tertentu dengan ukuran
penampang tegak 1,0 m x 1,0 m dan panjang maksimum 5 m
Pengambilan contoh tanah. Contoh tanah tak terganggu (undisturbed
samples) diambil untuk keperluan pemeriksaan di laboratorium.
Pengambilan contoh tanah dengan menggunakan hand boring
Penyelidikan geologi meliputi kegiatan:
1. Standard Penetration Test (ASTM D-1586) pada 2 lokasi PLTM terpilih,
masing-masing sebanyak 75 test.
2. Uji permeabilitas lapangan pada lokasi PLTM, sebanyak 5 buah.
3. Sumur Uji (test pit) pada lokasi PLTM sebanyak 10 titik.
4. Pengambilan contoh tanah tak terganggu (UDS) pada lokasi PLTM
sebanyak 4 buah tiap titik bor.
5. Uji laboratorium terhadap contoh tanah tak terganggu, pada lokasi
PLTM, meliputi index properties (unit weight, specific gravity, angka
pori, kadar air, gradasi butir, batas Atterberg); engineering properties
(Triaxial UU untuk mendapatkan c dan consolidation test), masing-
masing lokasi sebanyak 2 buah.
6. Uji laboratorium terhadap contoh tanah terganggu, pada lokasi PLTM
meliputi index properties, CBR laboratorium, standar proctor masing-
masing sebanyak 2 buah untuk tiap lokasi.
7. Pemetaan geologi pada tapak proyek untuk lokasi PLTM
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
137
Secara lebih mendetail diuraikan sebagai berikut :
1. Sondir
Test ini biasanya dipakai untuk bangunan yang tidak terlalu besar dan dimaksudkan
untuk mengetahui daya dukung tanah pondasi. Pada test ini akan diperoleh informasi
daya dukung tanah pada setiap lapisan dan hambatan lekatnya.
2. Pemboran Tanah
Dilakukan untuk pengambilan sampel tanah tidak terganggu pada setiap lapisan tanah.
Selain itu dicatat deskripsi/tekstur lapisan tanah berdasarkan pengamatan Visual.
Pemboran dilakukan dengan menggunakan mata bor iwan biasa (Iwan Auger) dengan
diameter 10 cm dan diputar dengan tangan sampai mencapai kedalaman 8,00 meter
atau sampai kedalaman lapisan keras dimana pemboran tidak dapat diperdalam lagi.
Dari pemboran ini diambil contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) yang
selanjutnya akan dianalisa di laboratorium mekanika tanah.
3. Penetration Test
Pengamatan dilakukan pada semua titik pengeboran tanah, ditambah dengan daerah
daerah lain yang pada waktu survey secara visual membutuhkan pengamatan
tambahan. Alat yang digunakan dalam penetration test ini adalah alat penetrometer
type sedang (Hand Penetrometer) yang berkapasitas sampai batas maksimum tekanan
ujung P = 100 kg/cm2 atau sampai mencapai kedalaman minimum 8 – 10 m.
Pembacaan tekanan ujung tanah dilakukan pada setiap kedalaman 20 cm.
4. Test Pit
Posisi titik-titik pengamatan disebar menurut perkiraan pada daerah borrow pit atau
rencana pembuatan saluran atau tanggul keliling. Ukuran lubang uji (test pit) adalah
1.25 m x 1.25 m dengan kedalaman penggalian tanah maksimum 5.00 m. Pada keadaan
muka air tanah dangkal, lubang uji diganti dengan percobaan pemboran dengan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
138
menggunakan bor tangan sampai kedalaman 5.00 m. Pada setiap lobang uji diambil
contoh tanah terganggu (disturbed sample) pada perubahan lapisan seberat 20 kg
untuk diuji sifat-sifat pemadatannya (compaction test) di laboratorium untuk
mengetahui karakteristik tanah yang akan digunakan sebagai bahan timbunan.
Dilakukan pengambilan contoh tanah test permeabilitas dan pencatatan diskripsi visual
tanah.
5. Pencarian lokasi bahan bangunan
Pencarian lokasi bahan bangunan ini hanya bersifat peninjauan lapangan dan kualitas
bahan bangunan hanya bersifat visual tanpa adanya penelitian. Jenis bahan bangunan
yang akan ditinjau adalah batu belah, koral, pasir, batu muka. Bahan bangunan untuk
tanah timbunan tanggul akan digunakan sedapat mungkin bahan setempat (sistim cut
and fill) yang digali dan ditimbunkan untuk tanggul, kalau hal ini tidak mungkin baru
akan dicarikan tempat lainnya yang terdekat dengan lokasi timbunan tanggul.
5.3.3. Pekerjaan Pengukuran Hidrometri
Pekerjaan pengukuran hidrometri pada dasarnya melakukan pengukuran
besarnya debit aliran sungai sesaat selama selang waktu tertentu untuk
mendapatkan nilai kalibrasi terhadap nilai perhitungan debit yang dilakukan
dalam analisa hidrologi sebelum atau sesudah dilakukan pengukuran lapangan.
Selain itu dalam survey hidrometri ini surveyor harus mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya baik dari kondisi sungai di lapangan maupun informasi dari
warga di sekitarnya mengenai perkiraan tinggi dan besarnya debit banjir
maupun aliran di saat kemarau (aliran kering).
Pekerjaan ini menjadi sangat penting untuk meyakinkan debit andalan yang
akan digunakan oleh pembangkit selanjutnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
139
Untuk maksud tersebut dalam survey ini juga harus dikumpulkan semua data
hidrometeorologi yang ada untuk daerah lokasi proyek seperti data curah
hujan, data iklim, penguapan, data debit sungai dan sebagainya.
Pekerjaan ini akan mencakup :
Pengukuran debit sesaat dengan peralatan current meter untuk
mendapatkan rating curve pada lokasi rencana bendung dan gedung sentral
Pengukuran sedimentasi air sungai (pengambilan contoh air di lapangan
dan pengukuran kandungan sedimenlayang dan sedimen dasar sungai di
laboratorium)
5.4. Analisa Hidrologi, Hidro energi dan Hidrolika (Strukur
Bangunan Air) Dalam rangka untuk mendapatkan parameter-paremeter desain, dalam hal ini yang ada
kaitannya dengan hidrologi maka perlu dilakukan analisa hidrologi.Adapun dalam
kegiatan analisa hidrologi ini mengikuti bagan alir, seperti yang ada pada gambar di
bawah ini.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
140
Gambar 5. 9 Bagan Alir Analisa Hidrologi
A n a l i s a F r e k u e n s i C u r a h H u j a n
M u l a i
S e l e s a i
M e t o d e
G u m b e l l
M e t o d e P e a r s o n I I I
P e m i l i h a n I n t e n s i t a s R e n c a n a
P e m i l i h a n H u j a n R e n c a n a
D a t aC u r a h H u j a n H a r i a n
M a k s i m u m
M e t o d e L o g P e r s o n I I I
P e r h i t u n g a n I n t e n s i t a s H u j a n &
K u r v a I D F
H a s i l
C u r a h H u j a n R e n c a n a
I n t e n s i t a s H u j a n
R e n c a n a
C u r a h H u j a n R e n c a n a N P e r i o d e
I n t e n s i t a s H u j a n N P e r i o d e
M e t o d e N o r m a l
M e t o d e L o g N o r m a l
2 P a r a m e t e r
M e t o d e L o g N o r m a l
3 P a r a m e t e r
U j i K e c o c o k a n
( S m i r n o v - K o l m o g o r o v )
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
141
Curah Hujan Regional
1) Pengisian Data Kosong
Data yang diperoleh dari stasiun curah hujan tidak semua tercatat atau dengan kata
lain ada data yang kosong. Dalam perhitungan intensitas curah hujan dari masing-
masing stasiun harus lengkap, oleh karena itu untuk melengkapi data curah hujan
yang kosong ini dilakukan perhitungan sebagai berikut:
a. Rata-rata Aritmatik
Jika ada suatu stasiun hujan terdapat data curah hujan yang hilang dan bila
perbedaan antara hujan tahunan normal pada stasiun yang hilang datanya
tersebut < 10%, maka perkiraan data curah hujan yang hilang tersebut dicari
dengan mengambil harga rata-rata aritmatik dari stasiun-stasiun yang
mengelilinginya.
n
RRRR n
X
........21
Dimana:
RX = Curah hujan yang hilang
R1, R2, ......Rn =curah hujan pada stasiun 1, 2,.......,n (datanya lengkap)
n = jumlah stasiun yang datanya lengkap untuk tahun yang sama
b. Normal Ratio Method
Bila perbedaan antara hujan tahunan normal pada stasiun yang hilang datanya
tersebut > 10%, maka perkiraan data curah hujan yang hilang tersebut dihitung
dengan metoda perbandingan normal :
n
n
XXXX R
N
NR
N
NR
N
N
nR .....
12
2
2
1
Dimana:
RX = curah hujan yang hilang
R1, R2, .Rn =curah hujan pada stasiun 1, 2,...,n untuk tahun yang sama (datanya
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
142
lengkap)
NX = curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun yang hilang datanya.
N1, N2, ......Nn = curah hujan rata-rata pada stasiun 1, 2,.......,n (datanya lengkap)
n = jumlah stasiun yang datanya lengkap untuk tahun yang sama
c. Reciprocal Method
Cara perhitungan yang dianggap lebih baik, adalah carareciprocal method, yang
memanfaatkan jarak antar stasiun sebagai faktor koreksi. Hal ini dapat
dimengerti karena korelasi antara dua stasiun hujan menjadi makin kecil
dengan besarnya jarak antar stasiun tersebut.Metode ini dapat digunakan jika
dalam DPS terdapat lebih dari dua stasiun pencatat hujan.Umumnya,
dianjurkan untuk menggunakan paling tidak tiga stasiun acuan.
22
2
2
1
22
2
2
2
1
1
/1......../1/1
......
XnXX
Xn
n
XX
Xddd
d
R
d
R
d
R
R
Dimana:
RX = curah hujan yang hilang
R1, R2, .Rn = curah hujan pada stasiun 1, 2,...,n untuk tahun yang sama
(datanya lengkap)
n = jumlah stasiun yang datanya lengkap untuk tahun yang sama.
dX1, dX2, ..., dXn = jarak stasiun dengan stasiun yang datanya tidak ada.
2) Analisa Curah Hujan Wilayah
Analisa curah hujan wilayah adalah untuk menentukan curah hujan harian
maksimum rata-rata suatu daerah dari beberapa stasiun pengamat curah hujan yang
ada di daerah bersangkutan. Ada tiga macam cara yang berbeda dalam menentukan
tinggi curah hujan rata-rata pada areal tertentu dari angka-angka curah hujan
dibeberapa titik pos penakar atau pencatat curah hujan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
143
a. Cara Tinggi Rata-rata
Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata
hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar hujan di dalam areal
tersebut:
n
RRRRR n
........321
Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2, R3 ...Rm = tinggi curah hujan pada pos penakar.
N = jumlah pos penakar hujan.
Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya jika pos-pos penakarnya
ditempatkan secara merata di area tersebut, dan hasil penakaran masing-
masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata seluruh pos di
seluruh areal.
b. Cara poligon thiessen
Cara ini berdasarkan rata-rata timbang (weighted average). Masing-masing
penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan
garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung diantara dua pos
penakar yang berdekatan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
144
Gambar 5. 10 Poligon Thiesen
721
272211
..........
.......
AAA
ARARARR
Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2,........R7 = tinggi curah hujan pada pos penakar.
A1 = luas daerah pengaruh pos penakar 1.
A2 = luas daerah pengaruh pos penakar 2.
A7 = luas daerah pengaruh pos penakar 7.
c. Cara isohyet
Dengan cara ini, kita harus menggambarkan dulu kontur tinggi hujan yang sama
(isohyet), seperti gambar di bawah:
A1
A5 A7
A6
A4
A3
A2
1
2
3 4
6
7 5
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
145
Gambar 5.11. Penggambaran Isohyet
Kemudian luas bagian diantara isoyet-isohyet yang berdekatan diukur, dan nilai
rata-ratanya dihitung sebagai nilai rata-rata timbang nilai kontur, sebagai
berikut:
621
676
232
121
...........
......22
AAA
ARR
ARR
ARR
R
Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2,........R7 = tinggi curah hujan pada isohyet.
A1, A2, ........, A6 = luas daerah yang dibatasi oleh isohyet-isohyet berdekatan.
3) Analisa Curah Hujan Rencana
Besaran yang digunakan sebagai beban rencana adalah hujan harian maksimum
tahunan, yaitu curah hujan terbesar dalam setahun yang turun dalam kurun waktu
24 jam. Dalam ilmu probabilitas diperkenalkan konsep probabilitas terlampaui yaitu
R2
R1
R3
R4 R5
R6
R7
A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
5
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
146
probabilitas kejadian sama atau melampaui suatu nilai yang ditetapkan serta analisis
return period.
Probabilitas Terlampaui
Tool pertama yang diperkenalkan disini adalah Formulasi Weibulluntuk probabilitas
terlampaui yang dirumuskan sebagai berikut:
1
N
mp
Dimana:
p = probabilitas terlampaui.
m = posisi dalam rangking yang dibuat dari besar ke kecil.
N = jumlah titik data.
Penggunaan Formulasi Weibullterbatas pada interval data yang diketahui,
sedangkan hujan merupakan kejadian acak yang mungkin sekali terjadi diluar
interval yang diketahui tersebut. Untuk itu, dalam hal ini diperkenalkan konsep
periode ulang yaitu “jangka waktu hipotetik dimana secara statistik berdasarkan
data dimasa lalu, suatu besaran angka tertentu akan disamai atau dilampaui sekali
dalam jangka waktu tersebut”.
Secara impiris hubungan probabilitas terlampaui dan periode ulang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
TrXXp T
1)Pr(
Dimana:
P = probabilitas terlampaui.
X = besaran yang ditinjau.
XT = harga X dengan periode ulang Tr.
Pr(X XT) = probabilitas harga XT dilampaui.
Tr = periode ulang.
Dalam bentuk lain dinyatakan seperti dibawah ini:
Jika )Pr(1)Pr( TT XXXX
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
147
)(1)Pr( TT XFXX
Maka Tr
TrXF T
1)(
Dimana: F(XT) = probabilitas kumulatif
4) Analisis Harga Ekstrim dengan Periode Ulang
Berikut ini akan diuraikan metoda analisa harga ekstrim dengan menggunakan fungsi
distribusi, antara lain:
Distribusi Normal
Distribusi Gumbel
Pearson
Log Pearson type III
Distribusi Log Normal
a. Distribusi Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi normal dirumuskan:
dxx
dxxfxF
2
2
1exp
2
1)()(
Dimana:
darsdeviasi
ratarata
tan
ZX
xFZ
.
)(
^
1
Dalam distribusi ini harus mengubah parameter = 0 dan = 1
b. Distribusi Gumbel
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari ditribusi Gumbel dirumuskan:
)exp(exp)( yxF
Dimana:
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
148
Untuk x = xT maka
T
TxF
LnLny(
1
1Tr
TrLnLnyT
Menurut Gumbel persamaan peramalan dinyatakan sebagai berikut:
SKxx TT
15772.0
6
Tr
TrLnLnKT
Dimana:
yN = reduced mean
SN = reduced standar deviasi
c. Pearson Type III
Parameter yang ada dalam perhitungan stastitik Pearson:
1) nilai rata-rata (mean)
2) Standar deviasi
3) koefisien
Garis besar dalam menghitungnya:
X1, X2, X3,.......Xn
Hitung nilai mean: N
XX
5772.0
6
x
S
xy
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
149
Hitung standar deviasi: S =
Hitung koefisien kemencengan:
3
3
*2*1
loglog
SNN
XXCS
Hitung curah hujan: TX TKSX *
d. Distribusi Log Pearson type III
Fungsi distribusi kumulatif (CDF) dari distribusi Log Pearson dirumuskan:
dxea
xpoxf
cxc 2/
1)(
Dimana: 2 adalah varian dan (x) adalah fungsi gamma
Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi log Pearson Tipe
III adalah:
a. Nilai rata-rata (mean)
b. Standar deviasi
c. Koefisien
Garis besar dalam menghitungnya:
Ubah data hujan X1, X2, X3,.......Xn menjadi LogX1, LogX2, LogX3,.......LogXn.
Hitung nilai mean:
N
XX
loglog
Hitung standar deviasi: Slog =
1
2
N
XLogLogX
Hitung koefisien kemencengan:
3log
3
*2*1 SNN
LogXiLogXiCS
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
150
Hitung logaritma hujan: TXlogTKSX *log log
e. Log Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi Log Normal dirumuskan:
dxx
dxxfxFn
n
2
2
1exp
2
1)()(
Dimana:
Lnxyuntukdarsdeviasi
Lnxyuntukratarata
n
n
tan
Dalam perhitungannya sama sedangan distribusi Log Pearson Type III, tetapi
dengan mengambil harga koefisien asimetri Cs = 0.
5) Uji Kecocokan
Dalam menghitung curah hujan maksimum digunakan beberapa distribusi, dari
beberapa distribusi ini hanya satu yang akan dipakai. Untuk menentukan distribusi
mana yang akan dipakai dilakukan uji kecocokan dengan maksud untuk memberikan
informasi apakah suatu distribusi data sama atau mendekati dengan hasil
pengamatan dan kelayakan suatu fungsi distribusi. Ada empat metoda yang
digunakan untuk pengujian tersebut:
Rata-rata prosentase error, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan
probabilitas dan fungsi kerapatan kumulatif.
Deviasi, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan probabilitas dan fungsi
kerapatan komulatif.
Chi-Kuadrat, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan probabilitas.
Kolmogorof-Smirnov, digunakan untuk menguji fungsi kerapatan kumulatif.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
151
a. Rata-rata Prosentase Error
Pengujian dengan rata-rata prosenase error digunakan untuk menentukan nilai
prosentase kesalahan antara nilai analitis dengan data lapangan, dinyatakan
dalam:
Rata-rata error = i
i
N
XX
%100*
^
Dimana:
^
iX = nilai analitis
Xi = nilai aktual
i= nomor urut data (1,2,3, ......N)
N = jumlah data
Jika nilai rata-rata prosentase error mendekati 100% atau lebih, maka suatu
fungsi distribusi memiliki nilai kepercayaan error besar, dengan kata lain fungsi
distribusi tidak cocok dengan data lapangan, dan sebaliknya.
b. Deviasi
Nilai deviasi sebanding dengan nilai simpangan data analisa terhadap data
lapangan. Semakin kecil nilai deviasi maka sebaran nilai fungsi akan mendekati,
dengan data pengamatan dan sebaliknya jika nilai deviasi besar maka sebaran
fungsi tersebut akan menjahui data. Nilai deviasi dinyatakan dengan:
1
1
2
1
^
N
XXN
i
i
Fungsi distribusi dikatakan cocok dengan data lapangan jika memiliki nilai
deviasi kecil jika dibandingkan terhadap fungsi yang lain maka yang dipilih
adalah yang tekecil.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
152
c. Chi-Kuadrat
Pengujian Chi-kuadrat yaitu dengan membandingkan frekuensi-frekuensi
pengamatan n1, n2, n3, .....nk sejumlah nilai-nilai variat (atau dalam k selang)
terhadap frekuensi-frekuensi pengamatan e1, e2, e3, .....ek yang bersangkutan
dari suatu fungsi distribusi. Dasar untuk memeriksa kebenaran perbandingan ini
digunakan distribusi dari besaran:
f
k
i i
ii Ce
en
1
1
Dimana C1-f adalah nilai distribusi komulatif (1- ) dari Xf2 distribusi teoritis
yang diasumsikan merupakan model yang dapat diterima pada taraf nyata .
Biasanya nilai yang digunakan adalah 5%.Jumlah drajat kebebasan untuk
fungsi distribusi dengan jumlah c buah parameter dilakukan dengan (k – c - 1)
drajat kebebasan.Untuk memberikan hasil yang memuaskan digunakan k5 dan
ei5.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
153
d. Kolmogorof-Smirnov
Prinsip dari metoda ini yaitu membandingkan probabilitas kumulatif lapangan
dengan distribusi komulatif fungsi yang ditinjau.Data yang ditinjau berukuran N,
diatur dengan urutan semakin meningkat. Dari data yang diatur ini akan
membentuk suatu fungsi frekuensi kumulatif tangga sebagai berikut:
N
kk
xx
xxxN
kxG
xx
1
)(
0
1
1
Dimana:
xi = nilai data ke i
k = nomor urut data (1,2,3,4,.......,N)
)(xG = CDF data aktual
G(x) = CDF data teoritis
Selisih maksimum antara )(xG dan G(x) untuk seluruh rentang x merupakan
ukuran penyimpangan dari model teoritis terhadap data aktual. Selisih
maksimum dinyatakan dalam:
)()( xGxGDN
Secara teoritis, DN merupakan suatu variabel acak yang ditribusinya tergantung
pada N. Untuk taraf nyata yang tertentu, pengujian K-S membandingkan
selisih maksimum pengamatan dengan nilai kritis DN
, yang didefinisikan
dengan:
1)( DD NNP
Jika DN yang diamati kurang dari nilai kritis DN
, maka distribusi dapat diterima
pada taraf yang ditentukan, jika tidak maka distribusi akan ditolak.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
154
6) Intensitas Curah Hujan Rencana
Lengkung Intensitas Hujan (IDC = Intensity Duration Curve)
Intensitas curah hujan rencana merupakan besarnya curah hujan yang terjadi pada
kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi.Lengkung intensitas curah hujan
adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara lamanya pengaliran dan
intensitas curah hujan.Dalam membuat IDC memperlukan data lengkap dari stasiun
pengamat. Apabila data tidak lengkap atau tidak ada maka dapat digunakan data
pembanding suatu daerah dengan anggapan sifat dan ciri curah hujan di daerah
tersebut kurang lebih sama dengan daerah yang ditinjau untuk kasus yang dihadapi.
Intensitas hujan di Indonesia, dapat mengacu pada pola grafik IDC dari:
a. V. Breen
Yang dapat didekati dengan persamaan:
Tc
TTT
Rt
RRI
31,0
707,054 2
Dimana:
IT = intensitas hujan pada PUH T dan pada waktu konsentrasi tc (mm/jam)
RT = tinggi hujan pada PUH T (mm/hari)
b. DR. Mononobe (Jepang)
)/(24
42
3/2
jammmt
RI T
T
)( jamv
Lt
)/(72
6,0
jamkmL
Ht
Dimana:
IT = intensitas hujan (mm/jam)
RT = hujan harian dengan PUH (tahun ) dalam (mm)
T = waktu tempuh aliran disaluran dalam (jam)
V = kecepatan aliran
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
155
H = beda tingi hulu-hilir (km)
c. Formula Talbot
Formula Talbot dirumuskan sebagai berikut :
bt
aI
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
T = waktu konsentrasi
a, b = konstanta
22
22 ...
IIN
ItIItIa
22
2...
IIN
tINItIb
N = jumlah data.
d. Formula Sherman
Formula sherman adalah:
nt
aI
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
T = waktu konsentrasi
a,n = konstanta
22
2
)log()log(
)log()log().log()log(.)log()log(
ttN
tIttIa
22)log()log(
)log().log()log(.)log(
ttN
ItNtIn
N = banyaknya data
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
156
e. Formula Ishiguro
Formula Ishiguro dapat dirumuskan sebagai berikut :
bt
aI
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
t = waktu konsentrasi
a, b = konstanta
22
22 ...
IIN
ItIItIa
22
2..
IIN
tINItIb
N = jumlah data.
7) Waktu Konsentrasi (tc)
Waktu konsentrasi merupakan waktu yang diperlukan untuk air hujan dari daerah
terjauh dalam cathment area untuk mengalir menuju suatu titik atau profil
melintang saluran yang ditinjau. Dalam drainase, pada umumnya waktu konsentrasi
(tc) terdiri dari penjumlahan dua komponen, yaitu:
- Waktu yang diperlukan untuk titik air yang terjauh dalam cathment area
mengalir pada per mukaan tanah ke alur saluran permulaan yang terdekat (tof).
- Waktu yang dibutuhkan untuk air mengalir dari alur saluran permulaan menuju
ke suatu profil melintang saluran tertentu yang ditinjau (tdf).
dffc ttt 0
d
ddf
v
Lt
Dimana:
Ld = panjang saluran dari awal sampai akhir titik yang ditinjau (m)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
157
Vd = kecepatan rerata sepanjang saluran yang ditinjau.
Untuk menghitung tof (overland flow time) dapat dilakukan beberapa
pendekatan empiris, antara lain:
a. Jepang
)(.
28,33
26/1
menits
dnLt
o
oof
Dimana:
Lo = panjang pengaliran (m)
n.d = koefisien hambat.
Beton (aspal) : n.d = 0,013
Rerumputan : n.d = 0,200
So = kemiringan permukaan (%)
b. Kerby
)(.
03,3
467,05,1
jamH
Lrtof
Rumus ini berlaku untuk
L < 4 km
r = koefisien permukaan
r = 0,02 (permukaan halus)
r = (0,3-0,4) untuk rerumputan
L = Panjang permukaan (km)
H = beda tinggi permukaan (m)
c. Izzard
)(2878024,0
67,0
67,067,0
67,033,0
jamLCH
kitof
Berlaku untuk:
i.L 3,8
i = intensitas hujan (mm/jam)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
158
k = koefisien permukaan terdiri dari
K = 0,07 (aspal halus)
K = 0,012 (beton)
L = panjang permukaan (km)
C = koefisien limpasan
H = beda tinggi permukaan (m)
d. Brasby-William
)(96,0
1,033,0
2,1
jamAH
Ltof
Dimana:
L = panjang permukaan
H = beda tinggi permukaan (m)
A = luas daerah tadah (km2)
e. Aviation agency
)()1,1(64,3
33,0
83,0
jamH
LCtof
Dimana:
C = koefisien limpasan
L = panjang permukaan (km)
H = beda tinggi permukaan (km)
Rumus lain )()1,1(64,3
31
5,0
menitS
LCtof
Dimana :
C = koefisien limpasan
L = panjang permukaan (km)
S = kemiringan lahan (%)
Atau )()1,1(784,0
31
5,0
menitS
LCtof
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
159
Dimana:
C = koefisien limpasan
L = panjang permukaan (km)
S = kemiringan lahan (m/m)
8) Debit Perencanaan
Dalam kegiatan desain bangunan air perlu dilakukan terlebih dahulu
perhitungan berbagi debit desain dengan kriteria-kriteria desain. Untuk
menentukan debit desain tersebut perlu dihitung atau diketahui debit saluran di
tempat lokasi studi dengan berbagai frekuensi kejadiannya. Debit desain yang
diambil ini harus ada kaitannya dengan keamanan dan resiko terhadap
masalah/hambatan/dampak yang akan timbul. Debit desain ini diantaranya
meliputi:
1. Debit desain kriteria bahaya/resiko pelimpahan dan tekanan aliran harus
diambil debit besar.
2. Debit desain kriteria bahaya/resiko penggerusan setempat.
3. Debit desain kriteria bahaya/resiko agradasi, degradasi.
4. Debit desain kriteria bahaya/resiko muatan sedimen.
5. Debit desain kriteria bahaya/resiko daerah genangan berhubungan dengan
pembebasan tanah, dan sebagainya.
Dalam penentuan debit dengan menggunakan data hujan dapat dilakukan
dengan menggunakan metoda rasional dan hidrograf.
a. Metode Rasional
Dengan meggunakan metoda rasional, debit sungai dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ARCQ Tp ..
Dimana:
Q = debit
Cp = koefisien pengaliran run off
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
160
RT = curah hujan dengan periode ulang tertentu
A = luas daerah tangkapan hujan
b. Metode Hidrograf
Penentuan debit banjir rencana dengan Metode Unit Hidrograf (Hidrograf
Satuan Sintetik Nakayasu), dipergunakan rumus perhitungan sebagai
berikut:
)3,0(6,3 3,0TT
RACQ
p
op
Dimana:
Qp = debit puncak banjir (m3 / detik)
Ro = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak (jam)
Bagian lengkung naik (rising limb) hidrograf satuan mempunyai persamaan :
4,2
pT
tQpQa
Dimana:
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/detik)
t = Waktu (jam)
Bagian lengkung turun (decreasing limb)
Qd > 0,3 Qp : 3,0
p
T
Tt
3.0*QpQd
0,3 Qp > Qd >0,32 Qp: 3,0
3,0p
T5,1
T5,0Tt
3,0*QpQd
0,32 Qp > Qd : 3,0
3,0p
T2
T5,1Tt
3.0*QpQd
Sedangkan waktu sampai ke puncak banjir, Tp = tg + 0,8 tr, dengan
parameter untuk
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
161
L < 15 km tg = 0,21 L0,7
L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 L
Dimana:
L = panjang alur sungai (km)
tg = waktu konsentrasi (jam)
tr = 0,5 tg sampai tg (jam)
Dengan besarnya α:
- daerah pengaliran biasa α = 2
- bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat α =
15
- bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat α =
3
Asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan ini adalah :
1) Panjang sungai
2) Luas catchment area
3) Koefisien pengaliran
5.5. Analisa Topografi Analisa topografi pada dasarnya merupakan kegiatan olah data hasil dari pengukuran
lapangan. Pada dasarnya telah diuraikan pada sub bab survey topografi. Hasil dari
kegiatan (survey dan pengolahan data) topografi adalah peta dasar, peta situasi
termasuk potongan memanjang, potongan melintang baik daerah dataran maupun
peraian. Peta dasar dan detail ini seluruhnya menjadi dasar dalam penentuan desain
awal maupun penentuan kelayakan pembangunan selanjutnya.
Kegiatan ini harus dilakukan oleh geodetic engineer (Ahli Geodesi) untuk memastikan
akurasi pengukuran dan pengolahan data. Sebagaimana diketahui dalam perencanaan
dan pembangunan PLTMH elevasi merupakan parameter yang sangat penting, oleh
karena itu ketepatan pengukuran dan pengolahan data juga menjadi signifikan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
162
5.6. Analisa Geologi (Geo teknik)
Terdapat dua hal penting dalam kegiatan analisa geologi teknik, yaitu :
1. Pemeriksanaan hasil sampel tanah di laboratorium
2. Perhitungan daya dukung tanah di lokasi rencana seluruh tapak PLTMH termasuk
antisipasi kemungkinan terjadinya settlement akibat konsolidasi dan atau dari
kondisi geologis di lapangan yang memungkinkan terjadinya kegagalan struktur
seperti kemungkinan land slide atau retakan dan lain-lain.
Contoh-contoh tanah yang diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk diuji
guna mendapatkan besaran-besaran sifat karakteristik fisik dan mekanika tanah. Test
laboratorium yang dilakukan antara lain :
Penyelidikan sifat fisik tanah :
a. Berat jenis (ASTM D.3456)
b. Berat Volume (ASTM D.854)
c. Ruang pori total (ASTM D.2216)
d. Atterberg Limit (ASTM D.4318)
e. Gradasi butiran (ASTM D.42)
f. Permeabilitas (Constant head test/Falling head test)
Penyelidikan sifat mekanika tanah :
a. Konsolidasi (ASTM D.2435)
b. Triaxial test (ASTM D.565)
Pengujian contoh tanah terganggu:
a. Penyelidikan sifat fisik tanah
b. Berat jenis
c. Atterberg limit
d. Gradasi butiran
e. Penyelidikan sifat Mekanis
f. Percobaan pemadatan (compaction test modified ASSHO)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
163
Sedangkan untuk pengujian contoh tanah tak terganggu adalah meliputi:
a. Penyelidikan sifat fisik tanah
b. Berat jenis
c. Atterberg limit
d. Gradasi butiran
e. UnconfinedCompression Test
f. Triaxial Test
g. Consolidation Test
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pengantar
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran Survey Lapangan untuk PLTMH? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Sebutkan topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini?
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-
pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan pembelajaran dengan
kegiatan belajar berikutnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
164
Aktivitas 1 : Melakukan Pengukuran poligon
Setelah anda mempelajari dan memahami kegiatan belajar 5 ini, coba sekarang anda
lakukan pengukuran polygon terikat sempurna untuk enam titik koordinat yang belum
diketahui, dengan jarak minimal antara titik tersebut 30 m.
Setelah anda melakukan pengukuran poligon, apa yang anda rasakan dan amati saat
kegiatan pengukuran berjalan? Apakah ada hal-hal yang mudahatau sebaliknya yang
Saudara temukan? Diskusikan hasil pengamatan anda dengan anggota kelompok anda.
Selanjutnya selesaikan pertanyaan berikut :
1. Hitung azimuth dari titik 1,2,3, dan 4 berikut ini
2. Hitunglah jarak dari poligon berikut ini:
Aktivitas 2 : Melakukan Pengukuran Head
Setelah anda mempelajari dan memahami kegiatan belajar 5 ini, coba sekarang anda
lakukan pengukuran head dengan melakukan pengukuran leveling memanjang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
165
Setelah anda melakukan pengukuran poligon, apa yang anda rasakan dan amati saat
kegiatan pengukuran berjalan? Apakah ada hal-hal yang mudahatau sebaliknya yang
Saudara temukan? Diskusikan hasil pengamatan anda dengan anggota kelompok anda.
Selanjutnya isilah titk-titik yang berada pada gambar dan jawablah pertanyaan yang
diajukan :
1. Jika jarak A – C 5 cm dan skala peta 1 : 25.000, berapa kemiringan lereng AC ?
2. Berapa beda tinggi A dengan C ?
Aktivitas 3 : Melakukan Analisis proyek PLTMH
Setelah anda mempelajari dan memahami kegiatan belajar 5 ini, coba sekarang anda
lakukan analisis sederhana mengenai proyek pembangunan PLTMH.
Setelah anda melakukan analisis,, apa yang anda rasakan dan simpulkan saat kegiatan
pengukuran berjalan? Apakah ada hal-hal yang mudahatau sebaliknya yang Saudara
temukan? Diskusikan hasil pengamatan anda dengan anggota kelompok anda.
Selanjutnya selesaikan pertanyaan berikut :
245
240
……..
235
230 225 220
215
.……..
……..
……..
……..
………
……..
A C
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
166
1. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penilaian suatu
proyek mikrohidro, sebutkan dan jelaskan!
2. Coba sebutkan beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam melakukan proses
perencanaan PLTMH serta jelaskan mengenai tahapan-tahapan tersebut
E. Rangkuman
Pada survey awal pembuatan PLTMH tentunya kita perlu melakukan segala persiapan
dari sisi administrasi, pengumpulan dan inventarisasi segala bentuk data penunjang,
mempersiapkan (koordinasi) tenaga ahli serta peralatan survey lapangan. Infornmasi
awal diperoleh dari desk study yang dilakukan diatas peta dengan skala 1 : 50.000, untuk
menentukan titik potensi PLTMH di wilayah studi, catchment area yang luas, dan
pencapaian yang paling mudah dijangkau Tinjauan data-data sekunder maupun
informasi yang ada baik dari pengguna jasa, pemerintah daerah, pemuka adat maupun
warga masyarakat sangat menunjang keberhasilan dalam mempersempit wilayah
potensi pengembangan yang selanjutnya dilakukan pendalaman melalui survey lapangan
baik topografi maupun geologi.
Analisa Hidrologi Regional dilakukan untuk menentukan debit andalan, yang dilakukan
melalui perhitungan debit sungai andalan, debit rata-rata, analisa data time series curah
hujan, serta fluktuasi debit saat musim kemarau terkering dan musim hujan terbasah.
Setelah hal tersebut diatas dilakukan, disusun rencana penyelidikan lapangan serta
alternative tapak PLTMH.
F. Tes Formatif
1. Dalam survey awal, survey topografi sangat berperan besar dalam penentuan lokasi
PLTMH, Jelaskan tujuan dari survey tersebut!
2. Sebutkan dua unsur penting yang diperlukan dalam pemetaan polygon!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan survey hidrometri ?
4. Untuk pemenuhan data hidrometeologi, sebutkan data-data yang diperlukan !
5. Jelaskan tujuan dari pengukuran head !
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
167
G. Kunci Jawaban
1. Tujuan survey topografi adalah untuk memetakan kondisi rupa bumi di wilayah studi
yang diperkirakan berpotensi dan layak untuk dibangun PLTMH.
2. Sudut dan jarak
3. Survey hidrometri adalah kegiatan survey untuk melakukan pengukuran besarnya
debit aliran sungai sesaat selama selang waktu tertentu.
4. data curah hujan, data iklim, penguapan, data debit sungai
5. Tujuan dari pengukuran head adalah untuk menemukan beda tinggi antara.. Bak
pemeliharaan
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
168
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 : BAHAN BANGUNAN
A. Tujuan
Peserta diklat mampu membedakan jenis–jenis bahan bangunan dan klasifikasi bahan
bangunan. Selain itu, siswa juga diharap mampu untuk langsung observasi ke lapangan
untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pengaplikasian klasifikasi dan jenis–jenis bahan
bangunan pada bangunan.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Peserta diklat mampu menganalisis berbagai jenis bahan bangunan untuk konstruksi
PLTMH.
C. Uraian Materi
a. Kayu Kayu merupakan bahan konstruksi bangunan yang dipakai sejak dahulu kala dikarenakan
mudah di dapat di mana–mana dan mudah pengerjaannya. Di samping itu kelebihan lain
dari kayu adalah daya tahan terhadap vibrasi suara dan tahan terhadap bahan kimia.
Kelemahan dari bahan kayu adalah dapat diserang serangga dan lama–kelamaan dapat
lapuk karena jamur. Untuk menanggulanginya dapat dilakukan berbagai cara
pengawetan kayu, seperti penggunaan zat kimia dan pengecatan. Kayu seperti yang
sudah dijelaskan di atas adalah bahan bangunan yang mudah didapatkan. Di Indonesia
banyak sekali jenis pohon, kurang lebih tiga ribu jenis, tetapi ± 150 pohon yang diselidiki
oleh LPPK. Jenis–jenis kayu tersebut bukan hanya dapat dipakai untuk bahan konstruksi
bangunan saja, tetapi juga dapat diaplikasikan pada desain interior.Berikut ini ada
beberapa jenis kayu yang dapat digunakan pada konstruksi bangunan seperti: kayu jati,
koromandel, bedaru, ulin, tempinis, lara, dsb. Jenis–jenis kayu ini dapat digunakan untuk
konstruksi rangka kuda–kuda, tiang pondasi, gelagar–gelagar, tiang–tiang rumah, lantai
kayu, sirap, perabotan–perabotan rumah tangga, dan lainnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
169
Gambar 6. 1 Kayu jati gelondongan
(Sumber: margajati.blogspot.com)
1) Sifat–sifat kayu
a) Sifat kayu dan pertumbuhannya
Bagian-bagian pohon:
Bagian akar berfungsi:
o Untuk mengisap air yang mengandung mineral dari tanah ke bagian-
bagian pohon yang lain.
o Untuk menegakkan tanaman pada tempat tumbuhnya sehingga pohon
cukup kuat berdiri dan tumbuh serta menahan angin.
Bagian batang pokok
Bagian pohon yang berawal dari pangkal akar sampai ke bagian bebas
cabang. Berfungsi untuk melindungi pertumbuhan sel-sel pembentuk
pohon, sebagai tempat tumbuhnya cabang, daun dan ranting, sebagai lalu
lintas makanan dari akar ke daun serta karbohidrat yang dibentuk daun ke
bawah.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
170
Bagian tajuk
Merupakan bagian pemrosesan pertumbuhan yang ditutupi oleh daun yang
mengandung chlorophil. Proses sintesa yang dibantu oleh sinar matahari
memisahkan karbon dioksida yang diserap dari udara diubah menjadi zat
gula dan karbohidrat lainnya (dengan melepas oksigen) untuk membentuk
sel-sel baru bagi pertumbuhannya.
b) Sifat fisik dan sifat mekanik kayu
Semua kayu memiliki sifat fisik, mekanik dan sifat kimia yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Secara umum kayu mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
Semua pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa,
hemisellulosa (unsur karbohidrat) dan lignin (non karbohidrat).
Semua kayu memiliki sifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial
dan radial).
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat
kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban
dan suhu udara di sekitarnya.
Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu dan dapat terbakar.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
171
Gambar 6. 2 Sel kayu
(Sumber: yudirachman.blogspot.com)
Penjelasan lebih detail mengenai sifat fisik kayu dan mekanika kayu adalah
sebagai berikut:
Sifat fisik kayu
Adapun sifat-sifat fisik kayu, yaitu:
o Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupakan petunjuk untuk
menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin
besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat jenis
tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk
pori-pori.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
172
o Keawetan alami kayu.
Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat
ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.
o Warna kayu.
Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh: tempat tumbuh, umur pohon,
dan kelembaban udara.
o Higroskopik
yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin
lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam
kayu menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan
sifat mengembang dan menyusut kayu.
o Tekstur kayu, yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya,
kayu dibedakan menjadi:
Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.
o Berat kayu.
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat
suatu kayu tergantung dari berat jenisnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
173
o Kekerasan.
Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh
kayu yang sangat keras: balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras, yaitu kulim,
pilang, dll. Kayu sedang, yaitu: mahoni, meranti, dll. Kayu lunak, yaitu:
pinus, balsa, dll.
o Kepadatan/kerapatan kayu
yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari
sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan
kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin
banyak selnya, dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka
kekuatannya juga tinggi. Contoh : kayu gubal, susunan selnya masih
renggang sehingga kekuatannya rendah.
o Sifat mengembang dan menyusut
Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama
pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada
arah tangensial: 4-14%, arah radial: 2–8 %, arah axial: 0,1–0,2 %.
Sifat mekanik kayu
Sifat mekanik kayu yaitu kemampuan kayu untuk menahan beban yang
berasal dari luar. Yang mempengaruhi sifat mekanik kayu yaitu :
o Faktor luar, terdiri dari pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur dan serangga
perusak kayu.
o Faktor internal, terdiri dari: berat jenis kayu, kadar air, cacat mata kayu
dan penyimpangan arah serat kayu.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
174
Sifat mekanik kayu meliputi:
o Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar
dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat.
o Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat
tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus
serat.
o Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat
geser sejajar serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
o Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
o Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang
berusaha membelah kayu.
2) Jenis–jenis bahan bangunan kayu
a) Jenis dan klasifikasi kayu
Jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi bangunan didasarkan atas sifat
kayu itu sendiri yang berhubungan dengan pemakaiannya. Berdasarkan
pemakaiannya kayu digolongkan menjadi :
Kayu dengan tingkat pemakaian I dan II, jenis kayu yang dipakai untuk
konstruksi berat, yang selalu terkena pengaruh tanah lembab, terpengaruh
basah kering (hujan dan matahari).
Tingkat pemakaian III, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang
terlindung dari tanah lembab (di bawah atap).
Tingkat pemakaian IV, kayu yang digunakan untuk konstruksi ringan yang
terlindung dari tanah lembab (di bawah atap).
Tingkat pemakaian V, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang tidak
permanen (bangunan sementara).
Berdasarkan tingkat keawetannya (tahan lama), kayu dibedakan menjadi: kayu
yang selalu terkena tanah dan lembab, kayu yang hanya terpengaruh oleh
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
175
hujan, matahari dan terlindung air, dan kayu yang berada di bawah atap
(terlindung) tidak terkena tanah lembab.
Jenis kayu berdasarkan kekuatannya dibedakan menjadi :
Kayu buatan
Kayu buatan adalah kayu yang bentuk dan sifatnya tidak seperti kayu yang
berasal dari alam, tetapi sudah diolah di pabrik baik secara manual
maupun dengan mesin. Kayu buatan terdiri dari kayu lapis (plywood),
papan partikel, papan kayu semen dan papan serat (fibre board).
o Kayu lapis (plywood)
Kayu lapis merupakan panel (papan) yang terbuat dari lembaran-lembaran
kayu (lapisan vineer) yang direkatkan menyatu sampai mencapai
ketebalan tertentu. Cara pembuatan kayu lapis, terdiri dari :
Pembuatan vineer
Pembuatan vineer dilakukan dengan cara mengupas balok kayu dengan
mesin dengan ketebalan 1/7–1/20 inchi. Vineer yang sudah dikupas
dikeringkan dengan conveyor drier sampai mencapai kadar air 12 %–15 %.
Vineer yang sudah dikeringkan dipotong sesuai dengan ukuran kayu lapis
yang akan dibuat.
Pemberian perekat
Pemberian perekat pada lembaran vineer dilakukan dengan menggunakan
alat berbentuk rol. Perekat yang digunakan bisaanya perekat urea
formaldehida, casein dan phenol formaldehida. Bisaanya tiap 1 kg perekat
dapat melumasi permukaan vineer 5 m2–6m2.
Penyusunan veneer
Lembaran vineer yang sudah diberi perekat kemudian disusun saling silang
menyilang dan disusun dengan jumlah ganjil. Tujuannya adalah agar
didapatkan kayu lapis yang memiliki sifat jauh lebih baik dari kayu aslinya,
seperti tahan susut, tidak mudah pecah dan memiliki kuat tarik tinggi.
Penyusunan vineer membutuhkan waktu ± 15 menit.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
176
Pengepresan
Lembaran vineer yang sudah disusun kemudian dipres dengan
menggunakan mesin pres panas dengan tekanan 7–14 kg/cm2 pada suhu
150ºC.
Finishing
Kayu lapis yang sudah dipres dan didinginkan, dipotong sisi-sisinya sesuai
dengan ukuran di perdagangan.
Gambar 6. 3 Kayu lapis
(Sumber: www.kabarbisnis.com)
o Papan kayu semen (yumen)
Papan buatan yang terbuat dari serutan/limbah kayu dicampur dengan
semen kemudian dicetak dan dipres dingin. Sebelum kayu digunakan, kadar
pati dalam kayu dihilangkan terlebih dahulu karena akan menghambat
pengikatan semen, dilakukan dengan cara merendam kayu dalam larutan
kapur. Kelebihan yumen ini adalah tahan api/tidak mudah terbakar, mudah
dipaku dan dibentuk, memiliki daya sekat panas dan suara yang baik.
Yumen ini biasanya dibuat dengan ketebalan 15 mm-100 mm dengan lebar
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
177
500 mm dan panjang 2000 mm. Adapun standar yumen menurut standar
Jerman (DIN 1101) adalah sebagai berikut :
Memiliki berat antara 8,5–36 kg/cm2.
Berat Isi 360 kg/m3 sampai dengan 570 kg/m3.
Kuat lentur minimum 17 kg/cm2.
Untuk ketebalan di atas 25 mm, bila diberi tekanan 3 kg/cm2
pengurangan tebalnya maksimum 20 %.
Memiliki daya sekat panas maksimum 0,08 k cal/m.h.ºC.
Gambar 6. 4 Papan kayu semen
(Sumber: jasabangun-rumah.blogspot.com)
o Papan partikel
Papan yang terbuat dari partikel kayu dan perekat yang biasanya berupa
perekat urea formaldehida atau phenol formaldehida, kemudian dipres
panas. Papan partikel ini memiliki sifat mudah terbakar, kuat lentur cukup
tinggi, kekuatannya seragam, mudah digergaji dan dipaku, permukaannya
licin dan keras. Bila perekat yang digunakan tidak tahan terhadap pengaruh
air maka papan partikel yang dihasilkan pengembangan tebalnya tinggi dan
daya serap airnya juga tinggi. Oleh karena itu sebaiknya papan ini
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
178
digunakan di tempat-tempat terlindung. Ketebalan partikel antara 9 mm–40
mm dengan lebar 1200 mm dan panjang 2400 mm.
Gambar 6. 5 Papan partikel
(Sumber: www.inovasi.lipi.go.id)
o Papan serat (fibreboard)
Papan serat terbuat dari serat kayu (bubur kayu) yang dicampur perekat
urea formaldehida atau phenol formaldehida kemudian dipres panas. Jenis
papan serat terdiri dari softboard, digunakan sebagai peredam suara dan
hardboard. Biasanya diproduksi dengan ketebalan 3 mm–6 mm.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
179
Gambar 6. 6 Papan serat
(Sumber: www.fordaq.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
180
b. Beton
1) Beton
Beton adalah campuran antara semen atau portland cement (PC), pasir dan kerikil
ditambah air secukupnya sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat, terutama
terhadap tekan. Beton memiliki kelebihan antara lain: kekuatannya yang tinggi dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur, mudah dibentuk menggunakan
bekisting, tahan terhadap temperatur tinggi jadi aman jika terjadi kebakaran, biaya
pemeliharaan rendah, lebih murah daripada baja dan lain-lain.
2) Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari
volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi
sifat-sifat beton yang dihasilkan. Agregat terdiri dari tiga macam yaitu :
a) Berdasarkan asalnya
Agregat alam
o Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau
penghancurannya. Jenis batuan yang baik digunakan untuk agregat
harus keras, seragam, kuat dan tidak pipih. Agregat alam terdiri dari
kerikil dan pasir alam, yaitu agregat yang berasal dari penghancuran
oleh alam dari batuan induknya. Biasanya ditemukan di sekitar sungai
atau di daratan. Agregat alami berasal dari pelapukan atau disintegrasi
dari batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen maupun metamorf.
Bentukya bulat tetapi biasanya banyak tercampur dengan kotoran dan
tanah liat. Oleh karena itu, jika digunakan untuk beton harus dilakukan
pencucian terlebih dahulu.
o Agregat batu pecah, yaitu agregat yang terbuat dari batu alam yang
dipecah dengan ukuran tertentu.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
181
Gambar 6. 7 Agregat alam
(Sumber: camascivil.blogspot.com)
Agregat buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu).
Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan. Contoh agregat buatan
adalah : klinker dan breeze yang berasal dari limbah pembangkit tenaga
uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (LECA/Lightweight
Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa pembakaran
arang, hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku
putar, lelite terbuat dari batu metamorphose atau shale yang mengandung
karbon, kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertikal pada suhu
tinggi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
182
Gambar 6. 8 Klinker
(Sumber: en.wikipedia.org)
b) Berdasarkan berat jenisnya
Agregat berat: agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2,8. Biasanya
digunakan untuk beton yang terkena sinar radiasi sinar X. Contoh agregat
berat : magnetit, dan butiran besi.
Agregat normal: agregat yang mempunyai berat jenis 2,50–2,70. Beton
dengan agregat normal akan memiliki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat
tekan 15 MPa–40 MPa. Agregat normal terdiri dari: kerikil, pasir, batu pecah
(berasal dari alam), klinker, terak dapur tinggi (agregat buatan).
Agregat ringan : agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari 2,0.
Biasanya digunakan untuk membuat beton ringan. Terdiri dari: batu apung,
asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi dengan gelembung
udara, perlit yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung bekah, dll.
c) Berdasarkan ukuran butirannya
Batu yaitu agregat yang mempunyai besar butiran > 40 mm.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
183
Kerikil yaitu agregat yang mempunyai besar butiran 4,8 mm–40 mm.
Pasir yaitu agregat yang mempunyai besar butiran 0,15 mm–4,8 mm.
Debu (silt) yaitu agregat yang mempunyai besar butiran < 0,15 mm.
Fungsi agregat di dalam beton adalah untuk:
Menghemat penggunaan semen portland.
Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton.
Mengurangi penyusustan pada beton.
Menghasilkan beton yang padat bila gradasinya baik.
3) Bahan pengikat hidrolis
Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras dan setelah mengeras tidak larut kembali
dalam air. Jadi bahan perekat hidrolis akan bersifat sebagai perekat apabila
berhubungan dengan air. Perekat hidolis yang biasa digunakan terdiri dari :
a) Gips hemihidrat.
b) Kapur padam.
c) Pozzolan.
d) Semen portland.
Penjelasan detail mengenai bahan perekat hidrolis adalah sebagai berikut:
a) Gips
Gips merupakan jenis batuan endapan yang terbentuk secara kimiawi dari
kapur dan sulfat yang larut dalam tanah membentuk calsium sulfat (CaSO4).
Gips yang dari alam merupakan senyawa stabil berbentuk CaSO4 2 H2O. Air
yang terkandung di dalam gips itu bukan air bebas tetapi air yang bersatu
dengan molekulnya sehingga sifat dari gips alam adalah stabil. Apabila gips
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
184
alam dipanasi pada suhu di atas 100°C, maka sebagian air molekulnya terlepas
dan membentuk CaSO4 ½ H2O yang biasa disebut gips hemihidrat yang
mempunyai sifat tidak stabil. Pada pelepasan 1,5 H2O-nya menggunakan energi
panas tinggi yang tersimpan di dalam gips hemihydrat tersebut. Gips
hemihydrat yang bereaksi dengan air maka air molekul di dalam gips kembali ke
jumlah semula seperti gips alam. Akibat reaksi ini, panas yang tersimpan dalam
gips hemihydrat akan dikeluarkan dan molekul-molekul gips yang terpisah
(karena pembakaran) bersatu kembali ke bentuk stabil CaSO2 2 H2O. Ini berarti
gips mengeras setelah diberi air dan dapat digunakan sebagai adukan. Batuan
gips (gips alam) yang dipanasi pada suhu di atas 200°C maka air hablur yang
terdapat di dalam batuan gips akan menguap dan gips akan sulit menarik air
kembali. Gips ini mempunyai sifat yang keras dan membatu dan tidak dapat
digunakan sebagai bahan perekat pada adukan. Gips ini disebut dengan gips
anhidrat (CaSO2).
Gambar 6. 9 Gips
(Sumber: www.cms.fu-berlin.de)
b) Kapur
Kapur telah di kenal dan dipergunakan orang sejak ribuan tahun lalu sebagai
bahan adukan pasangan dan plesteran untuk bangunan. Zaman dahulu
pembuatan kapur dilakukan dengan cara membakar batu kapur pada tungku-
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
185
tungku sederhana. Hasil pembakaran ini kemudian dicampur dengan air dan
terbentuklah bahan perekat. Pada saat ini, kapur banyak digunakan dalam
bidang pertanian, industri kimia farmasi, industri baja, industri karet, industri
kertas, industri gula, industri semen, dll.
Gambar 6. 10 Kapur
(Sumber: indonetwork.co.id)
Jenis-jenis batu kapur
Sifat-sifat batu kapur sangat dipengaruhi oleh pengotoran atau
tercampurnya unsur-unsur lain. Oleh karena itu jenis batu kapur dibedakan
menurut kemurnianya, yaitu:
o Batu kapur kalsium (CaCO2) dengan kemurnian tinggi, bila unsur lain < 5
%.
o Batu kapur magnesia (CaCO2MgCO2) bila mengandung 5–20 % magnesia
magnesium karbonat.
o Batu kapur dolomite, bila mengandung magnesium karbonat > 30 %
tetapi < 44 %.
o Batu kapur hidrolis, bila mengandung > 5 % senyawa lain yang terdiri
dari alumina, silika dan besi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
186
o Margel, batu kapur yang tercampur tanah liat didapat dalam bentuk
gumpalan lunak dan mudah terlepas. Batu kapur jenis ini biasanya
digunakan sebagai bahan dasar semen.
o Marmer dan batu kapur padat. Batu kapur ini mengandung bermacam-
macam senyawa lain yang mengalami metamorphose sehingga
mempunyai warna bermacam-macam, bentuk kristal berbeda-beda dan
keadaannya padat dan keras.
Untuk membedakan batu kapur dengan batuan lainnya dapat dilakukan dengan
cara meneteskan asam chloride (HCL) pada permukaan batuan tersebut. Asam
chlorida akan bereaksi dengan batu kapur, reaksi yang terjadi adalah : CaCO2+ 2
HCL → CaCl2 + H2O + CO2 (gas).
c) Pozollan/tras
Tras atau pozollan adalah suatu jenis bahan galian yang berasal dari pelapukan
mineral deposit vulkanik. Tras disebut juga dengan pozzolan karena pertama
kali ditemukan oleh bangsa Roma kuno. Pada saat itu bangsa Roma kuno
membuat bangunan menggunakan bahan galian dari permukaan bumi yang
merupakan campuran halus dari debu vulkanik yang terdapat di dekat kota
Puzzuoli. Oleh karena itu, bangsa Roma menamakan bahan galian tersebut
dengan pozzolan. Tras atau pozzolan mengandung unsur silika, besi dan
aluminium yang tidak mempunyai sifat penyemenan, tetapi dalam bentuk
serbuk halus dan bila dicampur dengan air dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida pada suhu ruangan dan membentuk senyawa yang mempunyai sifat
semen, yaitu mengalami proses pengerasan dan setelah keras tidak larut dalam
air. Suatu bahan galian diklasifikasikan sebagai tras/pozzolan alam apabila
mempunyai komposisi kimia seperti yang disyaratkan oleh ASTM C 618-78.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
187
Gambar 6. 11 Pozzolan
(Sumber: www.sz-wholesaler.com)
Tras/pozzolan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tras alam dan tras buatan.
Tras alam, terdiri dari :
o Batu apung, obsidian, scoria, tuf, santorin dan tras yang dihasilkan dari
batuan vulkanik.
o Tras yang mengandung silica halus, amorph yang tersebar dalam jumlah
banyak dan dapat bereaksi dengan kapur jika dicampur dengan air,
kemudian membentuk silikat yang mempunyai sifat-sifat hidrolik.
Tras buatan, meliputi:
o Abu arang batu;
o Terak ketel uap;
o Hasil tambahan dari pengolahan bijih bauxite.
Cara pembuatan tras sebagai bahan perekat, yaitu dengan cara menggiling
langsung batuan vulkanik atau dengan membakar kemudian menggiling
lempung, batu tulis dan tanah diatomee. Semen tras meliputi semua bahan
semen yang terbuat dari campuran tras dan kapur yang tidak membutuhkan
pembakaran. Semen tras jarang sekali digunakan untuk pembuatan beton
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
188
karena kuat tekannya rendah, tetapi biasa digunakan untuk membuat adukan
pasangan tembok, plesteran dan sebagai bahan campuran pembuatan batako.
Selain itu, semen tras juga dapat digunakan untuk beton apabila dibutuhkan
banyak semen tetapi bangunan tersebut tidak perlu terlalu kuat. Dalam jumlah
terbatas semen tras juga digunakan untuk pembuatan beton dalam jumlah
banyak yang membutuhkan panas hidrasi rendah.
Fungsi tras yang ditambahkan pada beton adalah:
Dapat meningkatkan workability beton.
Memperlambat pengerasan beton.
Membuat beton lebih kedap.
Meningkatkan ketahanan beton terhadap pengaruh sulfat dengan cara
menghalangi terbentuknya CaSO4.
Meningkatkan ketahanan beton terhadap pengaruh alkali reaktif pada
agregat.
Apabila agregat yang mengandung alkali reaktif bertemu dengan alkali pada
semen menyebabkan beton mengembang dan pecah. Fungsi pozollan pada
beton adalah menetralisir pengaruh alkali reaktif tersebut.
d) Semen portland
Semen portland dibentuk dari oksida-oksida utama yaitu : kapur (CaO), silika
(SiO2), alumina (Al2O3), besi (Fe2O3). Bahan baku untuk memperoleh oksida-
oksida tersebut adalah :
Batu kapur kalsium (CaCO3), setelah mengalami proses pembakaran
menghasilkan kapur oksida (CaO).
Tanah liat yang mengandung oksida silika (SiO2), alumina ( Al2O3), besi
(Fe2O3).
Pasir kuarsa atau batu silika untuk menambah kekurangan SiO2.
Pasir besi untuk menambah kekurangan Fe2O3.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
189
Proses pembuatan semen adalah sebagai berikut:
Secara umum proses pembuatan semen adalah:
Penambangan bahan baku;
Persiapan dan penyediaan bahan mentah/baku. Bahan baku hasil
penambangan dipecah dengan mesin pemecah, digiling halus, dicampur
merata dalam perbandingan tertentu yang telah dihitung sebelumnya
dan dilakukan di mesin pencampur;
Pembakaran. Bahan baku dimasukkan ke dalam tungku pembakaran dan
dibakar sampai suhu 1450°C sehingga berbentuk terak;
Penggilingan terak dan penambahan gips. Terak yang sudah dingin (suhu ±
90°) digiling halus bersama-sama dengan gips.
Pengepakan. Dalam proses pembuatan semen ada dua macam proses,
yaitu: proses basah dan kering.
o Proses basah, dilakukan bila bahan-bahan yang diolah dalam bentuk
lunak seperti batu kapur yang bercampur lempung. Prosesnya adalah
sebagai berikut:
Tanah liat dan air diaduk kemudian dibersikan di dalam bejana
dipindahkan ke bejana lain dengan kadar air 35–50 %;
Batu kapur digiling di jaw dan roll crusher ditambah air kemudian
diaduk dalam ballmill dengan kadar air 35 50 %;
Penambahan bahan-bahan koreksi bila dibutuhkan;
Semua bahan dicampur kemudian dimasukkan ke dalam tungku
putar untuk dibakar, dimana pembakaran dilakukan secara bertahap
yaitu :
Pengeringan, suhu ±120°C;
Pemanasan pendahuluan, suhu 120°C-850°C;
Kalsinasi (penguraian kapur, kapur berubah susunan kimianya,
karbondioksida keluar), 850°C-1100°C;
Sintering (pelelehan), dimana pada suhu 1100°C-1450°C
terjadi perpaduan diantara oksida-oksida tersebut sehingga
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
190
membentuk senyawa kalsium silikat dan kalsium aluminat pada
terak/klinker semen;
Pendinginan terak, suhu 1450°C-1000°C.
Setelah dibakar maka terbentuklah klinker yang masih panas
kemudian dari tungku dipindahkan ke tempat penyimpanan;
Di tempat ini klinker dibiarkan mendingin sampai mencapai suhu <
90°C;
Setelah itu ditimbun sampai mencapai suhu ruang;
Ditambahkan gips asli berbentuk kalsium sulfat hidrat
(CaSO22H2O) sebanyak ± 2–4 % kemudian digiling bersama-sama
klinker dalam ballmill;
Diayak dengan ayakan 75 mikron atau lebih halus lagi agar
semen mengeras cepat;
Ditempatkan dalam silo-silo penyimpanan;
Dikemas dalam kantong 50 kg;
Didistribusikan.
o Proses kering, dilakukan jika bahan bakunya berupa batuan yang keras
atau lebih keras daripada batuan yang diolah pada proses basah.
Prosesnya dilakukan sebagai berikut :
Bahan baku dipecah menjadi butiran agak halus lalu dikeringkan
dalam bejana-bejana pengering;
Bahan yang telah kering digiling halus menjadi tepung dan masing-
masing bahan ini dipisahkan tersendiri, kemudian dicampur dalam
perbandingan tertentu sesuai dengan perhitungan komposisi yang
dikehendaki dan dicampur dalam mesin pencampur berputar;
Bahan berbentuk tepung ini dimasukkan dalam sistem
pembakaran;
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
191
Dilakukan pemanasan pendahuluan pada alat pemanas
pendahuluan berbentuk “cyclone preheater” atau yang lebih modern
“suspension preheater”;
Dilakukan kalsinasi pada alat kalsinator untuk menguraikan kapur
menjadi kapur oksida pada suhu 900°C;
Dibakar pada tungku putar yang jauh lebih pendek dari tungku
pada proses basah sampai terjadi leburan bahan menjadi
terak/klinker semen;
Setelah dibakar maka terbentuklah klinker yang masih panas
kemudian dari tungku dipindahkan ke tempat penyimpanan;
Di tempat ini klinker dibiarkan mendingin sampai mencapai suhu <
90°C;
Setelah itu ditimbun sampai mencapai suhu ruang;
Ditambahkan gips asli berbentuk kalsium sulfat hidrat (CaSO2H2O)
sebanyak ± 2–4 % kemudian digiling bersama-sama klinker dalam
ballmill;
Diayak dengan ayakan 75 mikron atau lebih halus lagi untuk
semen mengeras cepat;
Ditempatkan dalam silo-silo penyimpanan;
Dikemas dalam kantong 50 kg;
Didistribusikan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
192
Gambar 6. 12 Semen dalam kemasan
(Sumber: tssp.semenpadang.co.id)
Jenis-jenis semen portland
Adanya perbedaan persentase senyawa kimia semen akan menyebabkan
perbedaan sifat semen. Kandungan senyawa yang ada pada semen akan
membentuk karakter dan jenis semen. Dilihat dari susunan senyawanya,
semen portland dibagi dalam 5 jenis, yaitu :
Type I, semen yang dalam penggunaannya tidak secara khusus (pemakaian
secara umum). Biasanya digunakan pada bangunan-bangunan umum yang
tidak memerlukan persyaran khusus.
Type II, mengandung kadar C3A < 8 %. Semen yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Semen
ini digunakan untuk bangunan dan konstruksi beton yang selalu
berhubungan dengan air kotor, air tanah atau untuk pondasi yang
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
193
tertanam di dalam tanah yang garam sulfat dan saluran air limbah atau
bangunan yang berhubungan langsung dengan air rawa.
Type III, memiliki kadar C3S dan C3A yang tinggi dan butirannya digiling
sangat halus sehingga cepat mengalami proses hidrasi. Semen portland
yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam
fase setelah pengikatan terjadi. Biasanya digunakan pada bangunan -
bangunan di daerah yang bertemperatur rendah.
Type IV, kadar C3S maksimum 35 % dan C3A maksimum 5 %. Semen
portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.
Digunakan pada pekerjaan beton dalam volume besar (beton massa) dan
masif, misalnya bendungan, pondasi berukuran besar dll.
Type V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan yang tinggi terhadap sulfat. Biasanya digunakan pada
bangunan-bangunan yang selalu berhubungan dengan air laut, saluran
limbah industri, bangunan yang terpengaruh oleh uap kimia dan gas
agresif serta untuk pondasi yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat tinggi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
194
c. Baja
1) Pengertian Baja
Baja merupakan paduan antara besi dengan elemen lain sehingga dicapai sifat-sifat
yang diinginkan. Yang dimaksud dengan paduan adalah larutan padat yang
homogen antara besi dengan elemen-elemen lain yang dibutuhkan. Baja banyak
digunakan sebagai bahan konstruksi dikarenakan praktis dan mudah
pengerjaannya.Baja banyak digunakan dalam pembuatan struktur atau rangka
bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat,
atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk kawat potongan yang disebut
“fibre” atau metal fibre, sebagai tulangan beton. Baja dapat diolah dan dibentuk
secara mekanis menjadi pelat, pipa, batangan, profil, dll.
Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada
dua jenis baja, yaitu:
a) Baja karbon
Baja karbon disebut juga plain carbon steel, mengandung terutama unsur
karbon dan sedikit silikon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan
karbonnya, baja karbon dibagi menjadi:
Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C).
Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C).
Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C).
Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik,
kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik
dan kekerasan baja semakin meningkat, tetapi keuletannya cenderung turun.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi
atau baja profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10%-0,50 %.
Selain itu baja karbon juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar
karbon sampai dengan 0,90 %. Pada bidang teknik sipil sifat yang paling
penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
195
Gambar 6. 13 Baja struktur lempeng
(Sumber: indonesia.welded-steelpipes.com)
b) Baja paduan
Baja dikatakan dipadu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus ,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan Baja
paduan semakin banyak di gunakan. Unsur yang paling banyak digunakan untuk
baja paduan , yaitu: Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
Gambar 6. 14 Baja paduan
(Sumber: www.bombayharbor.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
196
2) Macam–macam baja bangunan
Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan: komposisi, struktur, dan
penggunaan komposisi.
a) Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi:
Baja tiga komponen: terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.
Baja empat komponen: terdiri dari dua unsur pemadu dst.
b) Berdasarkan struktur baja paduan dibagi atas:
Baja pearlit
Baja pearlit (sorbit dan trostit), di dapat jika unsur-unsur paduan relatif kecil
maximum 5 %, baja ini mampu digunakan untuk komponen mesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering).
Baja martensit
Baja martensit, unsur pemandunya lebih dari 5 % sangat keras dan sulit
digunakan untuk komponen mesin.
Baja austensit
Baja autensit, terdiri dari 10–30 % unsur pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co)
misalnya: baja tahan karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan
panas (heat resistant steel).
Baja ferrit
Baja ferrit, terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si), tetapi
karbonnya rendah. Sifat tidak dapat dikeraskan.
Baja karbit/ledeburit
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
197
Baja karbit (ledeburit), terdiri sejumlah karbon dan unsur–unsur pembentuk
karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
c) Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya baja paduan dibagi atas:
Baja konstruksi (structural steel).
Baja perkakas (tool steel).
Baja dengan sifat fisik khusus.
Baja konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase
unsur pemadunya, yaitu:
Baja paduan rendah (maximum 2 %).
Baja paduan menengah (2 – 5 %).
Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %).
Setelah di-heat treatment baja jenis ini sifat–sifat mekaniknya lebih baik dari
baja karbon biasa. Baja perkakas, dipakai untuk alat pemotong, komposisinya
tergantung bahan dan tebal benda yang dipotong/disayat pada kecepatan
potong, dan suhu kerja. Baja paduan rendah, kekerasannya tidak berubah
hingga pada suhu 250 0C. Baja paduan tinggi, kekerasannya tidak berubah hingga
pada suhu 600 0C. Baja dengan sifat–sifat fisik khusus, dapat dibedakan
sebagai berikut:
Baja tahan karat: 0,1–0,45 % C ; 12–14 % Cr.
Baja tahan panas:12–14 % Cr tahan hinggga suhu 750–800 0C, 15–17 % Cr
tahan hingga suhu 850–1000 0C.
Baja tahan pakai pada suhu tinggi.
Komposisi baja tahan pakai pada suhu tinggi:
o 23 % Cr, 18–21 % Ni, 2–3 % Si
o 13 %-15 % Cr, 13–15 % Ni
o 2 %-5 % W, 0,25–0,4 % Mo, 0,4–0,5 % C
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
198
3) Perawatan baja bangunan
Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja yang lain jika
bersentuhan dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu akan korosi). Untuk
mencegah terjadinya korosi tersebut, baja harus diberi pelindung. Kalau tidak
dilakukan maka lambat laun baja itu akan berkarat dan malah bisa habis sama sekali.
Terutama produk baja gilingan, sesudah penghilangan scale harus dilapisi dengan
lapisan anti karat. Penguna dapat melakukan sendiri dengan cara mengolesi produk
baja giling dengan gemuk, dengan mengecat, atau melapisi produk tersebut.
Bisa juga bahwa pihak pabrik sudah memberikan lapisan pelindung pada produk
tersebut. Peralatan rumah tangga biasanya dilapisi dengan email ( mengkilap).
Metode yang banyak digunakan untuk melindungi suatu benda dari korosi adalah
melapisi benda tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat. Yang paling
banyak dipakai untuk tujuan tersebut adalah:
a) Seng (disepuh dengan seng).
b) Timah (disepuh dengan timah).
c) Kromium (disepuh dengan kromium).
d) Aluminium (terutama untuk menghindari korosi pada temperatur tinggi).
e) Melapisi baja dengan aspal.
Pipa baja peka terhadap korosi dan pembentukan karat. Korosi dapat terjadi baik di
bagian luar ataupun bagian dalam dari pipa. Untuk melawan korosi di bagian luar
antara lain digunakan lapisan aspal. Pada kedua sisi las tinggal kira–kira 150 mm
tanpa lapisan. Akan tetapi, pada bagian ini sudah ada lapisan zat perekat dari
primer. Sebagai lapisan digunakan gulungan aspal yang diperkuat dengan bahan
sintetis. Rol aspal ini dapat digulung pada pipa dengan mesin gulung tangan.
D. Aktifitas Pembelajaran Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
199
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-06. Jika Saudara bisa
menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan
pembelajaran.
E. Rangkuman
1. Sifat–sifat kayu ada dua macam yaitu: sifat fisik dan mekanik.
2. Sifat fisik terdiri dari: berat jenis, keawetan alami kayu, warna kayu, higroskopik,
tekstur, berat kayu, kekerasan, kepadatan/kerapatan kayu, sifat mengembang dan
menyusut.
3. Sifat mekanik kayu terdiri dari: kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, kuat lentur dan
kuat belah.
4. Klasifikasi kayu dimulai dari tingkat I sampai tingkat V dengan berbagai kelebihan
serta kekurangannya.
5. Kayu buatan terdiri dari: kayu lapis (plywood), papan kayu semen (yumen), papan
partikel, dan papan serat (fibre wood).
6. Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar.
7. Agregat terdiri dari tiga macam yaitu berdasarkan asalnya, berat jenis dan ukuran
butirannya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
200
8. Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras dan setelah mengeras tidak larut kembali
dalam air.
9. Perekat hidrolis yang biasa digunakan terdiri dari: gips hemihidrat, Kapur padam,
pozzolan dan semen portland.
10. Baja merupakan paduan antara besi dengan elemen lain sehingga dicapai sifat-sifat
yang diinginkan.
11. Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan.
12. Ada dua jenis baja yaitu: baja karbon dan baja paduan.
13. Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan komposisi, struktur, dan
penggunaan komposisi.
14. Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja yang lain jika
bersentuhan dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu akan berkorosi).
F. Tes Formatif
1. Jelaskan spesifikasi dari tiap–tiap sifat kayu....
2. Pada jenis–jenis kayu terdapat beberapa tingkatan yang masing–masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Coba jelaskan beberapa bahan bangunan yang
menggunakan kayu dengan pemilihan tingkatan yang pas....
3. Mengapa adanya kayu buatan untuk bahan bangunan....
4. Apa yang di maksud dengan agregat....
5. Sebutkan jenis–jenis agregat....
6. Apa saja fungsi agregat pada beton....
7. Sebutkan jenis jenis pengikat hidrolis....
8. Sebutkan apa yang dimaksud dengan baja....
9. Sebutkan dan jelaskan jenis–jenis baja....
10. Bagaimana cara perawatan baja, jelaskan secara singkat....
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
201
G. Kunci Jawaban
1) Spesifikasi kayu:
a) Sifat Fisik kayu terdiri dari :
Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa)
sampai 1,28 (kayu nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan
sifat-sifat kayu. Makin berat kayu itu, kekuatan kayu makin besar.
Berat jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.
Keawetan alami kayu
Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat
ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.
Warna kayu
Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh: tempat tumbuhnya, umur pohon
dan kelembaban udara.
Higroskopis
yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin
lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab.
Tekstur kayu, yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu.
Berat kayu
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif.
Kekerasan
Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu.
Kepadatan/kerapatan kayu
yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi (volume) dari
sepotong kayu.
Sifat mengembang dan menyusut
Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan menyusut bila kadar
airnya berkurang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
202
b) Sifat mekanik kayu meliputi:
Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan
kuat tarik tegak lurus serat.
Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat
tekan sejajar serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat
geser sejajar serat bisaanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
2) Tingkatan dari jenis-jenis kayu:
Tingkat pemakaian I dan II, jenis kayu yang dipakai untuk konstruksi berat,
yang selalu terkena pengaruh tanah lembab, terpengaruh basah kering (hujan
dan matahari).
Tingkat pemakaian III, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang terlindung
dari tanah lembab (di bawah atap).
Tingkat pemakaian IV, kayu yang digunakan untuk konstruksi ringan yang
terlindung dari tanah lembab (di bawah atap).
Tingkat pemakaian V, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang tidak
permanen (bangunan sementara).
3) Karena pada saat ini stok untuk kayu alami terbatas dan penjualannya sangat tinggi
dengan harga yang relatif tinggi, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat
untuk penggunaan kayu terutama untuk perabot. Selain itu, kayu buatan juga dapat
dijadikan alternatif untuk pengerjaan konstruksi secara cepat.
4) Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton atau mortar.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
203
5) Jenis-jenis agregat:
Berdasarkan asalnya: agregat alam dan agregat buatan.
Berdasarkan berat jenisnya: agregat berat, agregat normal, agregat ringan.
Berdasarkan ukuran butirannya: batu (agregat yang mempunyai besar butiran >
40 mm), kerikil (agregat yang mempunyai besar butiran 4,8 mm-40 mm), pasir
(agregat yang mempunyai besar butiran 0,15 mm–4,8 mm), debu (agregat yang
mempunyai besar butiran < 0,15 mm).
6) Fungsi agregat di dalam beton adalah untuk:
Menghemat penggunaan semen portland.
Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton.
Mengurangi penyusutan pada beton.
Menghasilkan beton yang padat bila gradasinya baik.
7) Perekat hidrolis yang biasa digunakan terdiri dari: gips hemihidrat, kapur padam,
pozzolan dan semen portland.
8) Baja merupakan paduan antara besi dengan elemen lain sehingga dicapai sifat-sifat
yang diinginkan. Yang dimaksud dengan paduan adalah larutan padat yang
homogen antara besi dengan elemen-elemen lain yang dibutuhkan.
9) Baja karbon
Baja karbon dibagi menjadi:
a) Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C).
b) Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C).
c) Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
204
Paduan
Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan:
a) Komposisi.
b) Struktur.
c) Penggunaan komposisi.
Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi:
a) Baja tiga komponen: terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.
b) Baja empat komponen: terdiri dari dua unsur pemadu dst.
Berdasarkan struktur baja paduan dibagi atas:
a) Baja pearlit.
b) Baja martensit.
c) Baja austensit.
d) Baja ferrit.
e) Baja karbit/ledeburit.
Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya baja panduan dibagi atas:
a) Baja konstruksi (structural steel).
b) Baja perkakas (tool steel).
Baja dengan sifat fisik khusus.
Baja konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu:
a) Baja paduan rendah (maximum 2 %).
b) Baja paduan menengah (2 – 5 %).
c) Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %).
Baja dengan sifat–sifat fisik khusus, dapat di bedakan sebagai berikut:
a) Baja tahan karat.
b) Baja tahan panas.
c) Baja tahan pakai pada suhu tinggi.
10) Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja yang lain jika
bersentuhan dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu akan berkorosi). Untuk
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
205
mencegah terjadinya korosi tersebut, baja harus diberi pelindung. Kalau tidak
dilakukan maka lambat laun baja itu akan berkarat dan malah bisa habis sama sekali.
Terutama produk baja gilingan, sesudah penghilangan scale (endapan yang
terbentuk pada permukaan yang kontak dengan air) harus dilapisi dengan lapisan
anti karat. Penguna dapat melakukan sendiri dengan cara mengolesi produk baja
giling dengan gemuk, dengan mengecat, atau melapisi produk tersebut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
206
LEMBAR KERJA KB-6
LK - 06
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
207
................................................................................................................................................
.................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
208
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 : MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN
MEKANIK/LISTRIK
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan siswa dapat memahami dan
menguasai penggunaan peralatan tangan dan mekanik/listrik.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Peserta diklat mampu menganalisis peralatan tangan dan mekanikal/listrik.
C. Uraian Materi
a. Peralatan Tangan
1) Alat untuk pekerjaan pengukuran (pekerjaan batu)
a) Meteran
Meteran dapat dibuat dari berbagai macam bahan (kayu, baja, kain)
dengan berbagai macam bentuk.
Meteran mistar kayu dibuat dari kayu, berukuran panjang 1 m tebal 1–2
cm, lebar 4–7 cm, sebelah sisinya dibuat miring dan diberi garis ukuran
dalam cm.
10
0
20
30
40
50
60
70
80
90100
Gambar 7. 1 Meteran mistar kayu
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
209
Meteran kayu lipat, dengan panjang 1 m, dibuat dari kayu dengan
ukuran tebal 0,3 cm, lebar 1–2 cm dan terdiri dari 4–6 bilah kayu dengan
panjang masing-masing 20–25 cm, ujung-ujung bilah saling dihubungkan
dengan engsel dari logam (disambung memanjang), sehingga panjangnya
mencapai 1 meter. Sebelah sisinya diberi garis ukuran dalam mm dan
cm.
Gambar 7. 2 Meteran kayu lipat
(Sumber: karyababahantik.blogspot.com)
Meteran pita-baja (meteran rol) dibuat dari pita-baja dengan lebar 1 cm
dan panjangnya 2 m @ 3 m.
Pita baja ini diberi ukuran dalam cm dan mm, dan digulung masuk dalam
sebuah rumahan, yang dibuat dari plat logam.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
210
Gambar 7. 3 Meteran rol pita baja
(Sumber: perkakasku.com)
Terdapat pula meteran roll pita kain, panjang 5-30 meter, yang dibuat dari
pita-kain dengan rumahan dari kayu.
Gambar 7. 4 Meteran rol pita kain
(Sumber: ankkisar.blogspot.com)
Penggunaan meteran:
Pekerjaan pengukuran panjang pada pelaksanaan pekerjaan
bangunan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
211
Pengukuran panjang benda-benda kerja.
Pengukuran panjang barang-barang atau benda.
Cara perawatan:
Simpanlah baik-baik dalam keadaan bersih.
Lipatlah atau gulunglah dengan hati-hati, supaya tidak rusak.
Lindungilah alat ini dari pukulan/benturan dengan benda-benda yang
keras.
b) Alat sipat datar (waterpass)
Waterpass dapat dibuat dari berbagai macam bahan. Waterpass kayu,
terdiri dari batang kayu sebagai rumahan dan tabung kaca yang berisi zat-
cair dengan libel gelembung (Nivo).
Waterpass logam, terdiri dari logam sebagai rumahan dan tabung-kaca
berisi zat-cair dengan libel gelembung (Nivo).
Alat sipat-datar pipa-plastik dibuat dari pipa-plastik dengan 1-2 cm,
dengan panjang menurut kebutuhan (yang diisi air).
Gambar 7. 5 Selang waterpass
(Sumber: kakakurny-awan.blogspot.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
212
Gambar 7. 6 Otomatis waterpass
(Sumber: tukulansade.com)
Penggunaan alat sipat-datar:
Alat sipat datar dari kayu atau logam dapat digunakan untuk
menentukan garis datar atau bidang datar, dengan menggunakan libel
gelembung datar (nivo-datar) yang sejajar arah batang.
Alat sipat-datar dari kayu atau logam dapat digunakan untuk
menentukan garis vertikal (tegak) atau bidang vertikal dengan
menggunakan libel gelembung (nivo-tegak) yang menyilang terhadap
batang waterpass.
Alat-sipat datar dari pipa plastik (selang plastik) hanya dapat
digunakan untuk menentukan garis datar atau bidang datar saja, tidak
bisa untuk mengukur ketegakan bidang.
Cara perawatan:
Lindungilah alat ini dari pukulan benda keras.
Simpanlah baik-baik dalam keadaan yang bersih.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
213
Jangan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang menyimpang dari
petunjuk penggunaan.
c) Unting-unting
Unting-unting tersusun oleh 3 macam bahan:
Logam anti-karat sebagai bandul.
Tali benang sebagai tali-luncur.
Kayu sebagai alat antar-luncur.
Ø d
Bandul ( Lot gantung )Alat Luncur
Ø ddd
Bandul ( Lot gantung )
Gambar 7. 7 Bagian-bagian unting-unting
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
214
Gambar 7. 8 Unting-unting
Guna unting-unting:
Untuk menentukan garis-vertikal (tegak) bidang-vertikal atau bidang
tegak lurus terhadap garis-datar.
Untuk menentukan letak titik tegak lurus di bawah suatu titik
diatasnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
215
Bandul ( Lot
gantung )
Bandul ( Lot
gantung )
Bidang tegak
Antar Luncur
Tiang
Tali Luncur
Tali Luncur
Antar Luncur
Gambar 7. 9 Penggunaan unting-unting
Cara menggunakan:
Tempelkan kayu antar-luncur pada bidang sisi tiang yang akan dibuat
berdiri tegak.
Gantungkan bandul dari logam dan luncurkan naik-turun dengan tali-
luncur (benang).
Singgungkan bedanya pada sisi bandul.
Cara perawatan:
Simpanlah baik-baik, jangan sampai talinya kusut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
216
d) Pensil
Pensil mempunyai dua macam bentuk:
Bentuk bulat.
Bentuk pipih (gepeng).
Gambar 7. 10 Pensil bulat
(Sumber: rayoyooh.com)
Gambar 7. 11 Pensil tukang
(Sumber: perwirabangunan.indonetwork.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
217
Guna pensil:
Untuk memberi tanda kedudukan benang pada patok-patok.
Untuk memberi tanda ukuran/tebal pasangan pada profil.
Untuk memberi tanda pada pekerjaan-pekerjaan kayu.
Untuk membuat sketsa (lukisan) dari suatu pekerjaan tertentu.
Untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang membutuhkan.
Cara perawatan:
Hindari penyimpanan bersama-sama alat yang berat karena mudah
patah.
Runcingkan pensil sebelum dipakai untuk ketepatan ukuran dalam
pemakaian.
e) Benang
Benang untuk pekerjaan batu dan beton dibuat dari pintalan kapas, serat
rami atau benang plastik (sintetis/nilon).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
218
Gambar 7. 12 Gulungan benang nilon
Gambar 7. 13 Benang dari bahan pintalan kapas
(Sumber: klaten.olx.co.id)
Guna benang:
Untuk menentukan garis-lurus.
Untuk menentukan garis-datar.
Untuk menentukan pasangan yang lurus, datar, siku, dan sebagainya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
219
Untuk meluruskan dan menentukan tebal pelesteran.
Untuk menggantungkan unting-unting.
Cara menggunakan:
Rentangkan benang yang kuat hingga lurus, datar, atau tegak
tergantung kebutuhan, biasanya benang dipasang atau diikatkan
pada paku/patok/benda.
Hindarkan gangguan batang, rumput, atau benda lain, yang dapat
mengganggu penarikan benang tersebut.
Cara perawatan:
Gulungkan baik-baik, agar tidak kusut.
Simpanlah baik-baik di tempat yang kering dan bersih.
f) Siku
Siku dapat dibuat dari logam atau kayu.
Kegunaaan siku adalah untuk membuat sudut 900 (siku-siku) antara dua
buah garis atau dua buah bidang rata.
Untuk membuat sudut siku-siku (90o) di lapangan dapat dibuat dengan
menggunakan tali atau batang yang ditarik lurus membentuk segitiga
dengan perbandingan panjang sisi segitiga 3:4:5 (dalil pythagoras).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
220
Gambar 7. 14 Penggaris siku baja
Gambar 7. 15 Penggaris kayu
(Sumber: bantulbiz.com)
Cara menggunakan:
Siku logam atau kayu dapat langsung dipasang/diletakkan pada
tempat (sudut) yang akan dibuat siku-siku.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
221
Kemudian kedua benang yang menyudut yang akan dibuat siku harus
direntangkan lurus-lurus dengan diatur sedemikian rupa hingga sejajar
dengan batang siku.
Cara perawatan:
Siku rangka harus sering dikontrol ketepatan sudut sikunya dan selalu
dijaga kebersihannnya.
g) Patok
Patok dibuat dari kayu atau bambu dengan beberapa macam ukuran dan
bentuk.
Gambar 7. 16 Patok
Guna patok:
Untuk memberi tanda kedudukan titik atau tempat.
Untuk memasang benang dengan tinggi tertentu.
Untuk memasang papan-piket atau papan bangun (bouwplank) untuk
menentukan tinggi lantai-bangunan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
222
Cara menggunakan:
Patok dipasang vertikal ke dalam tanah, sedalam 20 cm sampai
dengan 25 cm.
Pemancangan patok jangan terlalu dalam, supaya mudah dicabut
kembali.
Penancapan patok ke dalam tanah dengan cara dipukul menggunakan
palu kayu atau palu besi.
Cara perawatan:
Memukul patok janganterlalu kuat.
Pukulah tepat di tengah kepala-patok, supaya tidak pecah (terbelah).
Jangan menggunakan patok untuk memukul.
h) Martil (palu, pukul)
Palu besi ( martil)
Palu besi (martil) ini dibuat dari baja dengan diberi tangkai dari kayu.
Berat martil besi ½ kg, 1 kg dan 1½ kg. Terdapat beberapa macam
bentuk palu besi sebagai berikut:
Gambar 7. 17 Palu lancip
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
223
Gambar 7. 18 Palu konde
(Sumber: onlinemja.com)
Gambar 7. 19 Palu cabang
(Sumber: clker.com)
Cara menggunakan:
Bentuk lancip : untuk memukul.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
224
Bentuk konde : untuk memukul.
Bentuk cabang : untuk memukul dan mencabut paku.
i) Godam
Godam (bodem atau palu-besar), seperti martil, tetapi lebih besar dan
lebih berat. Berat godam 2 kg, 3 kg, 10 kg dan seterusnya. Panjang tangkai
godam 0,5–1 meter.
Gambar 7. 20 Godam (Bodem)
(Sumber: buildndesignstore.com)
Cara menggunakan:
Untuk memancang/memukul patok.
Untuk memecah batu.
j) Martil kayu
Palu atau martil yang terbuat dari kayu dan diberi tangkai untuk
pegangan. Lihat gambar di bawah:
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
225
Gambar 7. 21 Martil kayu
(Sumber: www.pricearea.com) Cara menggunakan:
Untuk memukul patok.
Untuk membantu memasang ubin (tegel) atau batu-muka.
Untuk menyetel sambungan kayu.
2) Alat Pekerjaan Pasangan/Pekerjaan Batu
a) Sendok spesi (cetok)
Sendok spesi (cetok) dibuat dari plat logam dengan tangkai/ pegangan dari
kayu.
Terdapat beberapa macam bentuk cetok, yang masing-masing memiliki
kegunaan berbeda-beda yaitu:
Cetok bulat
Cara menggunakan:
o Untuk menyendok adukan.
o Untuk memasang bata atau batu-kali.
o Untuk memotong bata.
o Untuk pembuatan plesteran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
226
Cetok lancip
Gambar 7. 22 Cetok lancip
(Sumber: htn.alatpertanian.blogspot.com)
Cara menggunakan:
o Untuk pekerjaan plesteran sudut-luar.
o Untuk pekerjaan plesteran pada lobang-lobang yang sempit.
o Untuk pekerjaan plesteran lengkung.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
227
Cetok segi empat
Cetok segi empat ialah cetok yang platnya berbentuk trapesium dengan
ujungnya tidak runcing.
Gambar 7. 23 Cetok segi empat
(Sumber: jualcetokbaja.blogspot.com)
Cara menggunakan:
o Untuk menghaluskan sudut-sudut dalam plesteran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
228
Cetok lidah
Cetok kecil dan panjang.
Gambar 7. 24 Cetok lidah
Cara menggunakan:
o Untuk pekerjaan perapihan/pengisian lubang-lubang kecil.
o Untuk memelester bagian dalam lubang tembok.
Cara perawatan cetok:
o Selalu harus dijaga kebersihannya setiap selesai digunakan.
o Sering dioles dengan minyak, terutama bila akan disimpan agak lama.
o Gunakan cetok disesuaikan dengan kegunaannya
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
229
b) Jointer
Untuk tembok pasangan batu bata yang permukaannya diekspos untuk
tampilan seni (tembok tidak dipelester), maka siar-siar pasangan bata
harus dirapikan atau dibentuk sedemikian rupa agar lebih indah. Untuk
perapihan/pembentukan siar pasangan tembok bata ini diperlukan suatu
alat yang disebut jointer. Alat ini dibuat dari besi yang dibentuk sedemikan
rupa dilengkapi tangkai pegangan. Contoh bentuk jointer lihat gambar di
bawah ini:
Gambar 7. 25 Jointer
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
230
c) Ember
Ember dibuat dari seng, baja, karet atau plastik dengan diberi pegangan
dari kawat.
Gambar 7. 26 Ember
Cara menggunakan:
Untuk mengambil air.
Untuk membawa adukanspesi atau beton ke tempat pekerjaan.
Untuk tempat adukan air semen atau air-semen-kapur.
Cara perawatan:
Jangan untuk mengangkut batu-batu besar.
Jangan dilempar jatuh ke tanah atau mengenai benda keras.
Bila kawat pegangan rusak agar segera diperbaiki.
Selalu dibersihkan dari kotoran adukan bila selesai digunakan dan akan
disimpan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
231
Hindari terkena sengatan sinar matahari terlalu lama agar tidak mudah
pecah (khususnya untuk ember dari plastik/karet).
Untuk ember dari logam (seng atau baja) jangan disimpan lama dalam
keadaan basah yang menyebabkan mudah berkarat.
d) Kotak-adukan
Kotak-adukan dibuat dari papan kayu dengan bentuk seperti ditunjukkan
pada gambar dibawah ini:
Gambar 7. 27 Kotak adukan
Cara menggunakan:
Untuk tempat adukan yang akan digunakan untuk memasang bata atau
batu-kali.
Untuk tempat adukan yang akan digunakan untuk pelesteran tembok.
Cara Perawatan:
Bersihkan sesudah dipakai dari sisa-sisa adukan.
Kontrol kekuatannya bila perlu diperkuat lagi dengan paku.
3) Alat untuk pekerjaan beton
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
232
a) Alat potong baja beton
Gergaji baja
Gergaji untuk memotong baja beton berupa plat baja tipis, yang
dibuat dari jenis baja-perkakas dengan dua belah sisi panjangnya
bergigi. Untuk memudahkan memegang dan menghilangkan rasa panas
pada tangan oleh gesekan daun gergaji dengan batang baja yang
dipotong, maka dipakailah tangkai-pegangan.
Gambar 7. 28 Gergaji baja
Alat-potong berupa gergaji pada umumnya digunakan pada pekerjaan
beton yang volumenya kecil, sedang alat yang tersedia sedikit. Gergaji-
baja murah, sehingga apabila pekerjaan pemotongan baja-beton hanya
sedikit, apalagi garis-tengah baja-beton tidak terlalu besar, maka
tepatlah penggunaan gergaji-baja.
Tetapi untuk pekerjaan yang volumenya besar dan garis-tengah baja-
beton juga besar, maka alat ini kurang memadai, karena
penggunaannya akan memakan waktu yang lama.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
233
Yang perlu diperhatikan pada waktu memotong baja-beton dengan
gergaji baja ialah, bahwa harus hati-hati agar serbuk-gergaji dari hasil
gergajian ini tidak mengganggu kesehatan. Serbuk ini berbahaya untuk
mata dan paru-paru (mengganggu pernafasan), demikian pula untuk
luka-luka pada kulit kita. Oleh karenanya, sebaiknya digunakan sarung-
tangan dan alat-lindung (masker) untuk pernafasan.
Cara penggunaan:
o Baja-beton diluruskan lebih dahulu, sehingga benar-benar lurus,
supaya mempunyai ukuran panjang yang tepat.
o Panjang sesuai dengan rencana/kebutuhan diukur, dan ditandai
dengan goresan kapur.
o Baja-beton dijepit dengan tangan.
o Baja-beton dipotong dengan cara digergaji pada tanda-tanda gores
yang telah ditetapkan.
o Untuk menyingkat waktu, maka penggergajian tidak perlu sampai
putus, tetapi sekiranya sudah mampu dipatahkan, diteruskan saja
dengan mematahkan batang baja tersebut.
Gunting potong
Untuk memotong baja-beton yang berjumlah besar, dengan garis-
tengah yang bermacam-macam, dapat menggunakan gunting-potong
baja.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
234
Gambar 7. 29 Gunting potong baja beton
Cara kerja gunting potong:
o Bila tangkai-tangkai dibuka saling dijauhkan, maka engsel gerak
pisau bergeser ke dalam (saling mendekat) dan kedua mata pisau
terbuka.
o Baja-beton dimasukkan di antara kedua mata-pisau.
o Tangkai-tangkai ditutup (saling mendekat)
o Engsel-gerak pisau di bantu oleh skrup-stel bergerak saling
menjauh, sehingga ujung belakang mata-pisau tertarik ke luar
mengakibatkan mata-pisau potong mengiris baja-betonnya.
Kelemahan alat:
o Untuk memotong baja-beton yang besar, gayanya besar sehingga
sangat berat bagi si pemotong.
o Apabila mata-pisau sudah kurang tajam, pemotongannya lama
(memakan tenaga yang besar/kaut)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
235
o Apabila mata-pisau sudah rusak, alat ini sukar digunakan lagi.
Gunting ayun
Pada dasarnya berupa gunting dengan salah satu mata-pisau
potongnya ditahan oleh blok-tahan, sedang mata pisau yang lain
didesak oleh sebuah tangkai-ayun panjang (lihat gambar di bawah):
Gambar 7. 30 Gunting ayun
Gunting ayun ini sangat baik untuk memotong baja-beton dan bekerja
lebih cepat dari pada alat potong yang lain. Alat ini cukup awet, tidak
mudah rusak, tidak memerlukan banyak tenaga, perawatannya mudah,
dapat digunakan untuk memotong baja beton dengan garis tengah
cukup besar dengan mudah.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
236
b) Alat pembengkok baja beton
Kunci pembengkok
Kunci pembengkok baja beton dibuat dari batang baja-perkakas, yang
kuat dan kaku. Salah satu ujungnya agak pipih dengan lubang-lubang
bulat, terdiri dari beberapa ukuran. Terdapat jenis kunci-rangkap dan
kunci tunggal. Kunci rangkap berupa kunci dengan dua lubang dari dua
macam ukuran.
Gambar 7. 31 Kunci pembengkok baja beton tunggal
Kunci-tunggal berupa kunci dengan satu lubang dengan ukuran
tertentu.
Bantalan pembengkok
Bantalan-pembengkok dibuat dari balok kayu, yang diberi potongan
batang-batang baja terutama sebagai paku-tahan. Bentuk dan ukuran
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
237
dari bantalan serta paku-paku tahannya disesuaikan dengan ukuran
diameter batang baja yang akan dibengkok.
Gambar 7. 32 Bantalan pembengkok
Bantalan pembengkok ini dapat diletakkan di atas tanah atau lantai,
dapat pula diberi kaki-kaki hingga menyerupai bangku-kerja atau meja-
kerja.
Gambar 7. 33 Bantalan pembengkok di atas tanah
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
238
Gambar 7. 34 Bantalan pembengkok di atas kaki-kaki
c) Alat campur/aduk
Alat campur
Alat-alat untuk mencampur bahan-bahan adukan beton, antara lain:
cangkul, sekop, kotak angkut dan bak campur.
Kotak aduk
Kotak adukan dibuat dari papan kayu dengan bentuk persegi panjang
maupun kotak.
Cara menggunakan:
Untuk tempat adukan yang akan digunakan untuk memasang bata atau
batu-kali.
Untuk tempat adukan yang akan digunakan untuk plesteran tembok.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
239
Cara perawatan:
Bersihkan sesudah dipakai dari sisa-sisa adukan.
Kontrol kekuatannya bila perlu diperkuat lagi dengan paku.
4) Alat bantu
a) Kotak angkut
Kotak penakar bahan adukan disebut juga kotak angkut karena setelah
bahan diisikan lalu dibawa ke tempat pencampuran bahan adukan. Kotak
ini dibuat dari kayu yang, bagian atasnya terbuka dan bagian samping
diberi pegangan untuk mengangkat.
Gambar 7. 35 Kotak angkut
Cara menggunakan:
Untuk takaran pada waktu akan mencampur bahan-bahan untuk
adukan (spesi).
Untuk mengangkut bahan-bahan ke tempat pekerjaan (pasir, kapur,
batu dan sebaginya).
Cara perawatan:
Simpan dalam keadaan bersih.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
240
Kontrol kekuatannya agar tidak membahayakan waktu dipakai.
b) Cangkul
Cangkul dibuat dari logam baja dengan tangkai dari kayu.
Fungsi:
Untuk menggali lubang, mengurug lubang dengan tanah.
Untuk mengaduk spesi.
Untuk mencampur bahan-bahan susun
Cara perawatan:
Dicuci setelah selesai digunakan.
Jangan digunakan untuk mencangkul benda-benda keras.
Perbaiki segera bila ada kerusakan.
Gambar 7. 36 Cangkul
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
241
c) Singkup (sekop)
Skop disebut juga singkup sodok. Dibuat dari baja dengan tangkai kayu.
Fungsi:
Untuk mengambil tanah dari dalam lubang atau untuk memindahkan
tanah.
Untuk mengambil bahan-bahan (kapur, pasir, semen merah) dalam
membuat adukan.
Untuk meratakan tebing galian fondasi.
Untuk melakukan pencampuran bahan-bahan adukan.
Untuk mengambil dan melempar bahan adukan ketika akan diayak/
disaring.
Cara perawatan:
Simpan dalam keadaan bersih dari sisa adukan
Diperbaiki/diganti segera, bila tangkainya patah atau rusak.
Gambar 7. 37 Sekop
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
242
d) Ayakan
Ayakan dibuat dari kawat kasa (bersilang dan berlubang) dengan diberi
bingkai kayu atau bambu. Besar lubang ayakan tergantung pada
kebutuhan. Dibedakan 2 macam, yaitu ayakan kasar (berlubang besar 5
mm) dan ayakan halus (berlubang kecil 2 mm).
Cara menggunakan:
Yang kasar untuk mengayak campuran bahan susun adukan (spesi)
untuk pekerjaan pasangan (pasangan bata, pasangan batu muka) dan
untuk pelapisan kasar.
Yang halus untuk mengayak campuran bahan susun adukan (spesi)
untuk pekerjaan plesteran, pasangan ubin, dan perapihan plesteran.
Cara perawatan:
Simpan dalam kondisi bersih dan kering pada tempat yang terlindung
dari panas dan hujan.
Periksa apakah ayakan dalam kondisi layak pakai atau rusak dan
memerlukan perbaikan sebelum dipakai.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
243
Gambar 7. 38 Ayakan pasir
e) Beliung/dandang dan beliung lebar/plancong
Dibuat dari baja dengan tangkai dari kayu.
Fungsi:
Untuk menghancurkan tanah.
Untuk membelah kayu.
Untuk mencungkil tanah keras atau batu.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
244
Gambar 7. 39 Dandang
(Sumber: htn.alatpertanian.blogspot.com)
f) Linggis
Linggis dibuat dari batang besi/baja dengan bentuk tampang bulat,
Panjang 1– 1,5 meter. Salah satu ujung pipih, sedang ujung yang lain
bercabang dan melengkung.
Fungsi:
Untuk mengaduk tanah keras (yang pipih) yang akan digali untuk
lubang fondasi.
Untuk mengungkit pada waktu memindahkan benda-benda berat, dan
untuk keperluan-keperluan yang lain.
Untuk mencabut paku (dengan ujung bercabang) dan untuk
mengungkit tanah-tanah keras (padas atau batu) pada waktu membuat
lubang fondasi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
245
Gambar 7. 40 Linggis
(Sumber: dhianpiwi.blogspot.com)
g) Pahat/betel
Pahat batu/betel dibuat dari sebatang baja perkakas panjang 15 –30 cm
dengan salah satu ujungnya pipih.
Fungsi:
Pahat tipis digunakan untuk memotong ubin.
Pahat tebal digunakan untuk:
o Memotong paku dengan bantuan palu besi dan landasan besi.
o Memotong plat baja atau seng.
o Membuat kasar bidang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
246
Gambar 7. 41 Betel
h) Kakaktua/catut
Kakaktua dibuat dari baja perkakas dengan bentuk seperti gambar di
bawah:
Gambar 7. 42 Kakaktua
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
247
Fungsi:
Untuk melilitkan kawat ikat pada tulangan baja pada beton.
Untuk mencabut paku.
Untuk memotong kawat ikat yang digunakan untuk mengikat tulangan
baja pada beton.
i) Alat Potong
Alat potong kawat ikat berbentuk hampir serupa dengan kakaktua. Alat ini
digunakan untuk memotong kawat ikat, yang digunakan untukl mengikat
tulangan baja beton.
Gambar tang pemotong kawat ikat adalah sebagai berikut:
Gambar 7. 43 Alat potong
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
248
Cara menggunakan:
Untuk memotong kawat ikat tulangan beton (bendrat).
j) Gergaji Kayu
Gergaji kayu dibuat dari plat baja perkakas dengan pegangan dari kayu.
Terdapat 2 macam gergaji, yaitu gergaji belah dan gergaji potong.
Guna gergaji belah: Untuk membelah kayu.
Fungsi:
Memotong atau membelah kayu profil pasangan batu/bata, cetakan
beton/perancah kerja, dan sebagainya.
Memotong bambu.
Gambar 7. 44 Gergaji
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
249
k) Ketam kayu
Fungsi:
Untuk mengetam lurus batang kayu untuk profil pasangan batu/ bata.
Untuk mengetam lurus papan bowplank.
Untuk mengetam lurus penyambungan melebar papan cetakan beton.
Gambar 7. 45 Ketam
l) Alat pemotong bata
Brick hammer
Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu.
Comb hammer
Alat ini terbuat dari baja dengan ujungnya dipasang alat menyerupai
bentuk sisir, dengan tangkai dari kayu.
Boaster (mush hammer)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
250
Alat ini terbuat dari baja menyerupai pahat dengan mata lebar,
sehingga disebut juga pahat bata.
Penggunaannya memerlukan palu besi pemukul ukuran sedang.
Gambar 7. 46 Boaster
m) Line bobbine dan corner block
Line bobbine adalah alat bantu penarik benang pada pemasangan bata,
terbuat dari pelat baja yang dilengkapi dengan lubang-lubang benang.
Bentuknya lihat gambar di bawah:
2 cm
5,5 cm
Gambar 7. 47 Line bobbine
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
251
Cara penggunaan:
Ujung benang yang akan ditarik dipasang pada lubang-lubang benang line
bobbine, kemudian ditarik hingga benang lurus kencang dan line bobbine
dicangkolkan pada sudut pasangan bata paling ujung.
Gambar 7. 48 Cara penaikan benang
Sedangkan corner block adalah juga alat bantu penarik benang yang
dipasang tegak lurus terhadap pasangan, terbuat dari kayu 3,5 x 5 cm
panjang 10 cm yang ditakik sebagian untuk mencangkolkan pada pasangan
bata. Lihat gambar di bawah:
5
1,52
5
5
Corner block benang
Gambar 7. 49 Corner block
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
252
Cara penggunaan:
Benang dipasang dengan cara dimasukkan ke dalam celah tempat benang
pada corner block dan diikatkan, kemudian corner block dipasang pada
tempat tertentu pada pasangan dan bisa diatur letaknya dengan cara
digeser-geser hingga pas kedudukannya.
Lihat gambar di bawah:
Gambar 7. 50 Cara penggunaan corner block
b. Peralatan Mekanik/Listrik
Perkembangan teknologi dalam bidang mekanikal dan elektrikal memberi
pengaruh yang besar dalam dunia produksi dan jasa, termasuk dalam pekerjaan
konstruksi. Jika pada jaman dahulu pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan
dengan peralatan-peralatan yang lebih banyak digerakan oleh tenaga manusia,
maka pada saat ini kebanyakan peralatan digerakan secara mekanik/listrik.
Penggunaan peralatan-peralatan ini mampu mempercepat pelaksanaan pekerjaan
serta meningkatkan mutu pekerjaan, tetapi mengurangi daya serap tenga kerja.
Peralatan mekanik/listrik dalam pekerjaan konstruksi batu dan beton dewasa ini
dapat dibeli dan diperoleh dengan mudah dipasaran. Hampir semua toko peralatan
teknik dan toko bangunan besar menjualnya. Harga jual juga sangat beragam dan
kompetitif disesuaikan dengan mutu dari peralatan tersebut. Alat-alat tersebut
tidak hanya disediakan untuk para tukang, tetapi bagi siapa saja yang memerlukan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
253
Bahkan banyak rumah tangga yang membeli sebagai peralatan tambahan untuk
memperbaiki kerusakan kecil pada rumah maupun perabot.
Kecermatan pada setiap pembelian peralatan mekanik/listrik harus dilakukan agar
keinginan yang diharapkan dari kinerja peralatan mekanik/listrik dapat tercapai.
Oleh karena itu dalam pemilihan spesifikasi harus betul-betul diperhatikan dengan
cermat dan teliti.
Harga peralatan dengan masuknya produk-produk china menjadi sangat bervariatif
dan kompetitif, namun untuk merk-merk tertentu yang sudah teruji dipasaran
masih menjadi pilihan utama karena keandalan dan kemudahan suku cadangnya.
Mesin tangan ada yang digerakkan secara pneumatic, dan ada yang digerakkan
dengan daya listrik. Perbedaan sumber tenaga ini juga menimbulkan perbedaan
jenis dan kekuatan mesin. Di lapangan, peralatan tangan yang banyak digunakan
adalah yang menggunakan tenaga listrik karena lebih murah harganya.
1) Mesin bor tangan listrik
Mesin bor tangan digunakan untuk membor, membuat lubang pada kayu, besi
plastik, beton atau bahan lain. Jenis bahan benda kerja tersebut menentukan
jenis mata bor yang digunakan. Mesin bor hanya merupakan sarana pemutar
mata bor, alat umpan, alat gosok, alat pencampur dan lain-lain.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
254
Gambar 7. 51 Bor tangan listrik
(Sumber: indonetwork.co.id)
2) Pemboran lubang tembus
Pemboran lubang tembus berhasil baik kalau bagian bawah tidak rusak
terkoyak. Untuk menghindari itu kita bisa memberi alas pada benda kerja.
Ketepatan as lubang yang kita peroleh dengan menitik lebih dahulu as lubang
yang akan kita bor dengan drip.
Gambar 7. 52 Pemboran lubang tembus
(Sumber: kuncipintudigital.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
255
3) Membor tembok beton
Untuk memberi lubang pada tembok batu atau beton, anda sebaiknya
menggunakan mesin bor tumbuk (hammer). Tumbukan bekerja searah dengan
poros kerja mata mata bor. Pada pemboran lantai atau dinding sebaiknya kita
gunakan air sedikit untuk membasahi dinding agar serpihan batu atau serbuk
tidak berhamburan. Air juga sebagai pelindung mata bor. Untuk pemboran
beton harus menggunakan mata bor khusus yaitu mata bor beton.
Gambar 7. 53 Bor beton
(Sumber: purnamajayagrup.blogspot.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
256
4) Alat potong keramik listrik
Alat ini digunakan untuk memotong keramik. Mata pisau untuk memotong
keramik ataupun beton ada dua jenis. Mata pisau untuk memotong keramik
basah bentuknya bulat dengan cekungan-cekungan, sedangkan untuk
memotong keramik kering dapat dengan mempergunakan piringan pemotong
berbahan intan.
Gambar 7. 54 Alat potong keramik
(Sumber: darikami.perkakasmu.com)
5) Mesin aduk beton/molen
Dalam pelaksanaan pembuatan adukan beton, sekarang telah banyak
digunakan mesin aduk-beton (molen). Dengan mesin aduk-beton hasil adukan
tercampur lebih merata dan lebih sempurna.
Selain hasil adukan yang baik, ternyata juga lebih cepat, sehingga biaya
menjadi lebih murah dibandingkan dengan pembuatan adukan beton dengan
tenaga manusia.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
257
Di bawah ini adalah contoh bentuk mesin aduk beton (molen):
Gambar 7. 55 Molen
Gambar 7. 56 Molen
Fungsi dari komponen-komponen molen adalah sebagai berikut:
a) Motor penggerak tabung aduk
Motor yang ditempatkan pada kerangka mesin aduk, berguna untuk
menggerakkan tabung aduk, hingga tabung aduk dapat berputar.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
258
b) Tabung aduk
Tabung aduk berupa bejana berbentuk selinder dengan bagian bawah
tertutup dan bagian atas berbentuk kerucut terpancung. Pada ujung atas
kerucut terdapat lubang mulut tabung untuk memasukkan bahan-bahan
adukan dan juga menumpahkan adukan yang telah selesai dicampur. Di
dalam tabung aduk terdapat daun-daun baja yang membantu
pencampuran bahan-bahan adukan hingga tercampur secara lebih
sempurna.
c) Kerangka
Kerangka merupakan konstruksi tubuh dari mesin aduk, yang dilengkapi
dengan roda dan batang penarik mesin, hingga mesinnya dapat dengan
mudah dipindah-pindah tempat.
d) Roda pembalik tabung aduk
Roda pembalik berguna digerakkan dengan tenaga manusia untuk
merubah kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan susun
ataupun pada waktu akan menumpahkan hasil adukan.
e) Kunci roda pembalik tabung aduk
Kunci ini berguna untuk mengunci roda pembalik tabung aduk, agar
tabung aduk tetap kedudukannya, lebih-lebih bila tabung aduk dalam
keadaan berputar (sedang mengaduk).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
259
f) Batang tarik mesin
Batang penarik mesin aduk berguna untuk menarik mesin aduk, bila akan
dipindahkan ke tempat lain. Bila sedang tidak digunakan maka batang
penarik tersebut dapat dimasukkan kedalam kerangka mesin, tetapi bila
akan di gunakan untuk menarik maka batang dikeluarkan (dipanjangkan).
Cara melayani mesin aduk (molen):
Mesin aduk beton diperiksa sebelum digunakan, dan dihidupkan
sebagai percobaan.
Semua bahan-bahan susun yang untuk adukan disiapkan terlebih dulu.
Mesin dihidupkan dengan kedudukan tabung aduk serong dan mulut
tabung di atas.
Bahan-bahan susun dimasukkan dengan urutan sebagai berikut:
pertama pasir, kedua krikil, ketiga S.P. (semen portland), setelah
sebentar dibiarkan tercampur kering dahulu, baru kemudian air.
Jumlah bahan-bahan susun tersebut sesuai dengan perbandingan, yang
dikehendaki.
Setelah adukan betul-betul tercampur sempurna, Tabung aduk
dibalikkan ke sisi lain, agar adukkan dapat ditumpahkan. Sebaiknya
adukan ditampung dalam kotak aduk, kemudian diangkut dengan
ember ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Demikian seterusnya caranya diulang lagi sesuai dengan jumlahnya
adukan yang diperlukan.
Cara merawat mesin aduk (molen):
Setelah selesai digunakan, mesin dibersihkan dengan air, hingga sisa-
sisa adukan, yang melekat pada mesin hilang.
Mesin dikeringkan sampai betul-betul kering, bebas dari air (tidak
basah).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
260
Diolesi dengan minyak (oli), terutama bagian-bagian yang berputar,
misalnya as, roda, gigi tabung atau gigi-gigi roda pembalik, agar tidak
berkarat.
Kemudian disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, bila perlu
diberi selubung.
6) Mesin poles tegel (bahan bakar bensin/solar)
Mesin polis tegel ialah mesin yang digunakan untuk menghaluskan permukaan
lantai tegel yang masih kasar.
Bagian-bagian yang penting:
a) Tangkai kerangka/pegangan pendorong.
b) Motor bakar.
c) Rumah gerinda.
d) Gerinda.
Gambar 7. 57 Mesin poles tegel
(Sumber: bloglog.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
261
7) Pompa hisap tekan mekanis
Pompa hisap tekan mekanis dengan bahan bakar adalah suatu pompa yang
dalam bekerjanya digerakkan oleh putaran mesin yang menggunakan bahan
bakar solar ataupun bensin (motor bakar).
Dalam pekerjaan konstruksi batu beton pompa air ini digunakan untuk
mengambil air ataupun menghisap air pada bagian konstruksi yang akan
dibangun supaya tidak kebanjiran.
Gambar 7. 58 Pompa hisap
(Sumber: sloops.com)
8) Mesin penggetar (mesin trailler)
Mesin penggetar dalam konstruksi batu dan beton sering digunakan dalam
pekerjaan cor beton. Adapun fungsi dari mesin penggetar adalah untuk
memadatkan beton, supaya lebih rapat sehingga tidak ada rongga dalam
beton tersebut. Mesin ini menggunakan bahan bakar solar/bensin.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
262
Gambar 7. 59 Vibrator beton
(Sumber: bandung.olx.co.id)
D. Aktifitas Pembelajaran
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
263
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-07. Jika Saudara bisa
menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan
pembelajaran.
E. Rangkuman
a. Alat pekerjaan pasangan (pekerjaan batu) antara lain:
1) Sendok spesi (cetok)
2) Jointer
3) Ember
4) Kotak-adukan
b. Alat potong baja beton:
1) Gergaji baja
2) Gunting potong
3) Gunting ayun
c. Peralatan Mekanik/Listrik dalam pekerjaan konstruksi batu dan beton:
1) Mesin bor tangan listrik
2) Pembor lubang tembus
3) Bor tembok beton
4) Alat potong keramik listrik
5) Mesin aduk beton/molen
6) Mesin poles tegel (bahan bakar bensin/solar)
7) Pompa hisap tekan mekanis
8) Mesin Penggetar (mesin trailler)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
264
d. Cara melayani mesin aduk (molen):
1) Mesin aduk beton diperiksa sebelum digunakan, dan dihidupkan sebagai
percobaan.
2) Semua bahan-bahan susun yang untuk adukan disiapkan terlebih dulu.
3) Mesin dihidupkan dengan kedudukan tabung aduk serong dan mulut tabung di
atas
4) Bahan-bahan susun dimasukkan dengan urutan sebagai berikut: pertama pasir,
kedua krikil, ketiga S.P. (semen portland), setelah sebentar dibiarkan tercampur
kering dahulu, baru kemudian air. Jumlah bahan-bahan susun tersebut sesuai
dengan perbandingan, yang dikehendaki.
5) Setelah adukan betul-betul tercampur sempurna, Tabung aduk dibalikkan ke sisi
lain, agar adukkan dapat ditumpahkan. Sebaliknya adukan diterimadalam kotak
aduk, dan selanjutnya adukan diambil dan diangkut ember-ember ke tempat-
tempat yang membutuhkan.
6) Demikian seterusnya caranya diulang lagi sesuai dengan jumlahnya adukan yang
diperlukan.
e. Mesin penggetar dalam konstruksi batu dan beton sering digunakan dalam
pekerjaan cor beton. Adapun fungsi dari mesin penggetar adalah untuk memadatkan
beton, supaya lebih rapat sehingga tidak terjadi adanya rongga dalam beton
tersebut. Mesin ini menggunakan bahan bakar solar/bensin.
F. Tes Formatif
1) Sebutkan alat-alat untuk pekerjaan pengukuran….
2) Sebutkan jenis-jenis bata yang ada di pasaran….
3) Sebutkan alat bantu dalam pekerjaan pasangan....
4) Sebutkan peralatan yang digunakan untuk membengkokkan baja beton….
5) Sebutkan cara merawat mesin aduk (molen)….
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
265
G. Kunci Jawaban
1) Alat untuk pekerjaan pengukuran antara lain:
a) Meteran
b) Alat sipat datar
c) Unting-unting
d) Pensil
e) Benang
f) Siku
g) Patok
h) Martil
i) Godam
2) Jenis-jenis bata yang ada di pasaran antara lain:
a) Bata merah
b) Batako
c) Bata ringan
3) Alat bantu dalam pekerjaan pasangan antara lain:
a) Kotak angkut
b) Alat Bantu
c) Cangkul
d) Singkup (sekop)
e) Ayakan
f) Beliung
g) Linggis
h) Pahat
i) Kakak tua
j) Alat Potong
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
266
k) Gergaji Kayu
l) Ketam kayu
m) Alat pemotong bata
n) Line bobbine dan Corner block
4) Alat pembengkok baja beton antara lain: kunci pembengkok dan bantalan
pembengkok .
5) Cara merawat mesin aduk (molen):
a) Setelah selesai digunakan, mesin dibersihkan dengan air, hingga sisa-sisa
adukan, yang melekat pada mesin hilang.
b) Mesin dikeringkan sampai betul-betulkering, bebas dari air (tidak basah).
c) Diolesi dengan minyak (oli), terutama bagian-bagian yang berputar, misalnya
as, roda, gigi tabung atau gigi-gigi roda pembalik, agar tidak berkarat.
d) Kemudian disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, bila perlu diberi
selubung.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
267
LEMBAR KERJA KB-7
LK - 07
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
268
................................................................................................................................................
.................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
269
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 : PEKERJAAN PASANGAN BATU
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan peserta diklat dapat memahami dan
menguasai pekerjaan pasangan batu.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta diklat mampu menganalisis pekerjaan pasangan batu.
C. Uraian Materi
Pekerjaan pasangan batu merupakan pekerjaan utama dalam pembangunan kontruksi
sipil bidang teknik energi terbarukan. Sebagai contoh dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan PLTMH seperti dalam konstruksi: bangunan bendung, bak pengendap
pasir, saluran pembawa, bak penenang, dudukan pipa pesat, fondasi rumah pembangkit,
sampai dengan saluran pembuangan air. Begitu juga untuk dalam pembangunan PLTS,
pasangan batu digunakan untuk fondasi tiang penyangga panel. Untuk PLTB, pasangan
batu dipakai untuk fondasi tiang penyangga konstruksi kincir angin.
Gambar 8. 1 Layout konstruksi PLTMH
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi, pondasi adalah struktur pada bangunan
yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
270
ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 (dua) jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali.
Selain untuk pondasi, pasangan batu juga dipergunakan untuk pembuatan dinding
saluran air dan pada jaman dahulu juga dipergunakan untuk dinding bangunan rumah.
Pasangan batu untuk dinding saluran irigasi lebih kuat dari pasangan batu bata, sehingga
sampai saat ini masih terus dipergunakan.
Pasangan batu dapat berasal dari batu kali dan dapat juga dari batu putih. Batu kali
mempunyai kekuatan yang lebih baik dari batu putih. Batu putih diperoleh dari
penambangan batu kapur, sehingga secara fisik lebih lunak.
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu sebagai fondasi,
antara lain :
1. Pekerjaan persiapan;
2. Pekerjaan galian;
3. Pekerjaan urugan pasir;
4. Pekerjaan pasangan pondasi.
Penjelasan dari tahapan dalam pelaksanaan pasangan batu untuk fondasi adalah sebagai
berikut:
1) Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga
tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
271
Gambar 8. 2 Pekerjaan galian tidak dilakukan serentak
2) Pekerjaan Galian Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
a) Siapkan alat-alat yang diperlukan.
b) Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disyaratkan.
c) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
d) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
e) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
272
Gambar 8. 3 Galian tanah untuk pondasi
Gambar 8. 4 Rencana galian pondasi
(Sumber: www.ilmutekniksipil.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
273
3) Pekerjaan Urugan Pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah:
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c) Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.
Gambar 8. 5 Pekerjaan Urugan Pasir
(Sumber: www.ilmutekniksipil.com)
4) Pekerjaan Pasangan Pondasi Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
a) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi;
b) Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil;
c) Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi;
d) Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat;
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
274
e) Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh;
f) Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali :
a) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan;
b) Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir;
c) Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut;
d) Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (anstamping) dengan
tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada
rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan
air;
e) Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
Gambar 8. 6 Pemasangan pondasi
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
275
Gambar 8. 7 Pembuatan profil batu kali
(Sumber: www.ilmutekniksipil.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
276
Gambar 8. 8 Gambar kerja pembuatan profil batu kali
(Sumber: www.ilmutekniksipil.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
277
Gambar 8. 9 Pondasi Batu Kali
(Sumber: rumah-rangka-blogspot.com)
D. Aktifitas Pembelajaran
Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
278
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-08. Jika Saudara bisa
menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan
pembelajaran.
E. Rangkuman
a. Pekerjaan pasangan batu merupakan pekerjaan utama dalam pembangunan
kontruksi sipil bidang teknik energi terbarukan. Sebagai contoh dalam pelaksanaan
pekerjaan pembangunan PLTMH seperti dalam konstruksi: bangunan bendung, bak
pengendap pasir, saluran pembawa, bak penenang, dudukan pipa pesat, fondasi
rumah pembangkit, sampai dengan saluran pembuangan air. Begitu juga untuk
dalam pembangunan PLTS, pasangan batu digunakan untuk fondasi tiang penyangga
panel. Untuk PLTB, pasangan batu dipakai untuk fondasi tiang penyangga konstruksi
kincir angin.
b. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu sebagai
fondasi, antara lain:
1) Pekerjaan persiapan;
2) Pekerjaan galian;
3) Pekerjaan urugan pasir;
4) Pekerjaan pasangan pondasi.
c. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah:
1) Siapkan alat-alat yang diperlukan;
2) Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disyaratkan;
3) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat;
4) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan;
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
279
5) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
F. Tes Formatif 1. Sebutkan beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir....
2. Sebutkan langkah-langkah dalam pembuatan profil....
3. Sebutkan langkah-langkah dalam pemasangan batu kali....
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
280
G. Kunci Jawaban
1) Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah:
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c) Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.
2) Langkah-langkah pembuatan profil:
a) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b) Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c) Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan
titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan
bidang atas profil sesuai peil pondasi.
d) Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat.
e) Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan
profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f) Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
3) Langkah-langkah pemasangan batu kali:
a) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
b) Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
c) Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
281
d) Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan
tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada
rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
e) Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan,
sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
282
LEMBAR KERJA KB-8
LK - 08
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
283
................................................................................................................................................
.................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
284
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 : PEKERJAAN BETON
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan peserta diklat dapat memahami dan
menguasai mengenai pekerjaan pembetonan.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta diklat mampu menganalisis pekerjaan beton.
C. Uraian Materi
Selain pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton adalah pekerjaan sipil lain yang
dominan untuk konstruksi PLTMH, PLTS, PLTB, dan konstruksi biogas.
Dalam pekerjaan pembetonan ini meliputi: pekerjaan perencanaan, pekerjaan
perancah/skafolding, pekerjaan bekisting (pembuatan cetakan), pekerjaan pembesian
dan pekerjaan pengecoran.
a. Beton normal 1) Hipotesis dasar beton bertulang
Beton sederhana dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus,
agregat kasar (batu pecah/kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan
lainnya. Campuran yang masih plastis ini dicor kedalam acuan dan dirawat untuk
mempercepat reaksi hidrasi campuran semen-air yang menyebabkan pengerasan
beton. Bahan yang terbentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dan
ketahanan terhadap tarik rendah atau kira- kira kekuatan tariknya 0,1 kali kekuatan
terhadap tekan. Maka penguatan tarik dan geser harus diberikan pada daerah tarik
dari penampang untuk mengatasi kelemahan pada daerah tarik dari elemen beton
bertulang. Karena adanya perbedaan dengan penampang kayu atau baja yang
homogen yang dari komposisinya beton merupakan bahan yang tidak homogen,
maka perlu adanya modifikasi pendekatan dari prinsip - prinsip dasar perencanaan
struktural. Kedua komponen ini (beton dan tulangan) harus disusun komposisinya
sehingga dapat dipakai sebagai material yang optimal. Hal ini dimungkinkan karena
boton dapat dengan mudah dibentuk dengan cara menempatkan campuran yang
masih basah ke dalam cetakan beton sampai terjadi pengerasan beton. Jika berbagai
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
285
unsur pembentuk beton tersebut dirancang dengan baik, maka hasilnya adalah
bahan yang kuat, tahan lama dan apabila dikombinasikan dengan baja tulangan akan
menjadi elemen yang utama pada suatu sistem struktur.
2) Karakteristik Beton
Untuk merencanakan dan memperoleh beton yang karakteristik dan fungsinya
sesuai dengan tujuan tertentu, kita perlu mengetahui karakteristik beton yang baik.
Yang perlu disadari benar disini adalah perancangan komposisi bahan pembentuk
beton merupakan penentu kualitas beton yang berarti pula kualitas total. Bukan
hanya bahannya yang harus baik, melainkan juga keseragamannya harus
dipertahankan pada keseluruhan produk beton. Karakteristik beton yang baik
disimpulkan sebagai berikut:
a) Kepadatan
Ruang yang ada pada beton sedapat mungkin terisi oleh agregat dan pasta
semen. Kepadatan mungkin saja merupakan kriteria primer untuk beton yang
dipakai pada radiasi nuklir.
b) Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal berbagai jenis
kegagalan.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
286
c) Faktor air-semen.
Faktor air semen harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan
beton yang direncanakan.
d) Tekstur
Permukaan beton ekspos harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekan
yang tahan segala cuaca.
3) Parameter-Parameter yang mempengaruhi kualitas beton
Untuk mencapai kondisi-kondisi yang dituliskan di atas, harus ada kontrol kualitas
yang baik. Parameter-parameter yang paling penting adalah:
a) Kualitas semen.
b) Proporsi semen terhadap air dalam campurannya.
c) Kekuatan dan kebersihan agregat.
d) Interaksi atau adhesi antara pasta semen dan agregat.
e) Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton.
f) Penempatan yang benar, penyelesaian dan kompaksi beton segar.
g) Perawatan pada temperatur yang tidak rendah dari 50 °F pada saat beton
hendak mencapai kekuatannya.
h) Kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton ekspos dan 1% untuk
beton terlindung.
Penyelidikan mengenai persyaratan ini membuktikan bahwa hampir semua kontrol
menyangkut hal-hal sebelum pengecoran beton segar. Karena kontrol ini
menyangkut penentuan komposisi dan kemudahan mekanis atau kemudahan
pengangkutan dan pengecoran, maka perlu pula dipelajari kriteria-kriteria yang
berdasarkan teori penentuan komposisi untuk setiap campuran beton.
Dua metode yang diterima secara umum untuk perancangan campuran beton
berbobot ringan dan beton berbobot berat adalah metode perancangan campuran
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
287
American Concrete Institute yang berupa rekomendasi praktis untuk perancangan
campuran pada beton struktur ringan.
4) Definisi beton normal
Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi antara 2200 - 2500 kg/m3,
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah serta tidak
menggunakan bahan tambahan. Dalam klasifikasi beton, yang termasuk beton
normal adalah kelas II. Beton kelas II adalah untuk pekerjaan-pekerjaan struktural
secara umurn. Pelaksanannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan
di bawah pengawasan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu
standar B1, K125, Kl75 dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi
pengawasan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan
tidak diisyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K15, K175 dan K225, pengawasan
mutu terdiri dari pengawasan yang ketat terhadap mutu bahan-bahan dengan
keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinyu. Pada beton
kelas II, untuk pertimbangan-pertimbangan tertentu bila diinginkan mutu lain dari
pada mutu standar yang telah disebutkan diatas, maka hal itu diijinkan asal syarat-
syarat yang ditentukan tetap dipenuhi. Dalam hal ini mutu beton tersebut
dinyatakan dengan hurup K diikuti dengan angka dibelakangnya, yang menyatakan
kekuatan karakteristik beton yang bersangkutan.
5) Persyaratan mix disain beton normal
Seperti kita ketahui bahan campuran beton terdiri dari semen, agregat, air dan
bahan tambahan (admixture). Bahan campuran ini sudah diteliti oleh para ahli teknik
terdahulu, begitu juga dilakukan pada sifat-sifat dan perbandingan bahan-bahan
campuran beton. Pada dasarnya Perencanaan Campuran Adukan Beton (PCAB)
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Memenuhi ketentuan tekan karakteristik atau kekuatan tekan minimum yang
dikehendaki (compressive strength);
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
288
b) Memenuhi keawetan terhadap pengaruh-pengaruh serangan agresif lingkungan
(durabilitas);
c) Memenuhi kemudahan pengerjaan di lapangan (workabilitas);
d) Harga adukan beton harus ekonomis.
Yang dimaksud kekuatan tekan beton adalah tegangan tekan hancur. Karakteristik
yang dibutuhkan dan dapat diperkirakan dari tegangan rata-rata, yang dipengaruhi
pula oleh standar deviasi rencana, fc’ = fcr – 1,65.S dan fc = fcr + 2,33 – N – 4.
Besarnya standar deviasi rencana (Sr) ini tergantung kemampuan mutu pelaksanaan
dari kontraktor, yang mana mutu pelaksanaan ini sangat dipengaruhi oleh
manajemen pelaksanaan di lapangan, peralatan yang dipakai dan pengetahuan dari
pelaksana. Harga K = 1,64 yang berarti kemungkinan kegagalan tes benda dibawah fc
sekitar 5%. Pada metode ACI, probabilitas kegagalan 10% dengan K = 1,34. Bila
tegangan rata–rata (fcr) diketahui, FAS pun ditentukan pula. Sedangkan untuk
masalah durabilitas ini sulit diukur, sebab masalah keawetan merupakan fungsi
waktu. Dalam beton, hal keawetan ini dipertimbangkan terutama pada beton yang
dibuat pada lingkungan yang agresif atau pekerjaan khusus. Untuk masalah
keawetan ini, unsur-unsur kimia dari bahan-bahan beton yaitu semen, agregat juga
mempunyai pengaruh dan masalah kekedapan beton (water tight) juga merupakan
tuntutan yang harus diperhatikan. Beberapa saran yang perlu diperhatikan agar
beton yang dihasilkan memenuhi syarat keawetan. Syarat-syarat yang dimaksud
antara lain:
a) Penggunaan semen sesuai dengan fungsi dari konstruksi yang akan dibangun
dan lingkungannya.
b) Rencanakan adukan beton sedapat mungkin dengan menggunakan gradasi
sebaik mungkin.
c) Batasi penggunaan diameter maksimum agregat kasar 30 mm.
d) Batasi penggunaan FAS, harga FAS berkisar antara 0,4 - 0,6 atau maksimum 0,6.
e) Bila perlu diadakan tes permeabilitas untuk mengukur kekedapan beton.
f) Kekuatan minimal rata-rata 250 - 300 kg/m2.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
289
g) Penggunaan pasir zone 2.
h) Gunakan tambahan mineral yang dapat meningkatkan
kekedapan/impermeabilitas beton.
Untuk masalah workabilitas (kemudahan pengerjaan beton), sesuaikan dengan
kebutuhan atau fungsi struktur, karena bagian struktur kolom, balok dan pelat serta
pondasi mempunyai batasan slump masing-rnasing. Pada dasarnya slump 7,5 - 8,0
cm menghasilkan workabilitas yang baik karena slump 7,5 memenuhi tuntutan
slump keseluruhan bagian struktur. Untuk masalah ekonomis, berhubungan dengan
pelaksanaan dan ruang pori adukan minimum. Makin minimum ruang porinya,
makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan semen juga makin
berkurang. Masalah lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa adukan beton harus
dikontrol sifat bleeding dan segresinya secara visual. Perlu dipertimbangkan keadaan
tertentu penambahan admixture dan pengurangan semen untuk mendapatkan
beton yang ekonomis.
6) Jenis - jenis mix disain
Seperti telah dijelaskan di atas, beton normal adalah beton kelas II yang mempunyai
mutu standar B, K I25, K 175 dan K. Untuk beton mutu B, dan K I25 harus dipakai
campuran nominal semen, pasir dan kerikil (batu pecah) dalam perbandingan isi 1 :
2 : 3 atau 1 : 1½ : 2 ½. Sedangkan untuk beton mutu K 175 dan K 225 serta mutu
lainnya yang lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang direncanakan. Yang
dimaksud dengan campuran beton yang direncanakan adalah campuran yang dapat
dibuktikan dengan data otentik dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan beton di
waktu yang lalu atau dengan data dari percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa
kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat tercapai. Dalam melaksanakan beton
dengan campuran yang telah direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai fakor
air semen maksimum yang dipakai harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
Sehingga dapat di capai beton yang kekuatannya optimum, dengan semen yang
minimum dan kemudahan pengerjaan yang dapat diterima. Semakin kecil faktor air
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
290
semen, semakin tinggi kekuatan beton. Dengan demikian dapat disimpulkan, jenis-
jenis campuran pada beton normal ada dua, yaitu: campuran nominal dan campuran
yang direncanakan.
Gambar 9. 1 Ready mix
(Sumber: www.agregate.com)
b. Beton mutu tinggi
1) Beton bertulang
Beton didefinisikan sebagai campuran antara sement portland atau semen lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk massa padat. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas
dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan
atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material
bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. Keunggulan sifat dari
masing-masing bahan dimanfaatkan untuk menahan beban secara bersama-sama
atau dikatakan terjadi aksi komposit yaitu dengan kekuatan tekannya dan baja
dengan kekuatan tariknya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
291
Beton sangat mampu menahan tegangan tekan tetapi hampir tidak dapat menahan
tegangan tarik (kuat tarik beton berkisar 9%-15% dari kuat tekannya). Hasil
pengujian tekan benda uji beton diperlihatkan pada gambar di bawah. Nilai-nilai ’c
dan ’cu di dapat dari hasil pengujian tekan tersebut. Tegangan tekan
maksimum/ultimit ’cu terjadi saat regangan beton ’c mencapai ±0,002.
Gambar 9. 2 Beton bertulang
(Sumber: home-civil.blogspot.com)
2) Keuntungan dan kerugian struktur beton
a) Keuntungan struktur beton
Dari segi ekonomi, merupakan pertimbangan yang sangat penting yang
meliputi: material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi,
pemeliharaan struktur, daktilitas dan sebagainya.
Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan arsitektur.
Beton dicor ketika masih cair dan menahan beban ketika telah mengeras.
Hal ini sangat bermanfaat, karena dapat membuat berbagai bentuk.
Tahan terhadap api (sekitar 1–3 jam tanpa bahan kedap api tambahan).
Rigiditas tinggi.
Biaya pemeliharaan rendah.
Penyediaan material mudah.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
292
b) Kerugian struktur beton
Kekuatan tarik rendah (sekitar 10% dari kekuatan tekannya), sehingga
mudah retak, serta memungkinkan udara lembab masuk yang akan
menyebabkan baja tulangan berkarat.
Memerlukan biaya bekisting, papan dan perancah yang tidak sedikit
jumlahnya.
Kekuatan per satuan berat atau satuan volume yang relatif rendah.
Kekuatan beton berkisar antara 5–10% dari kekuatan baja, meskipun berat
jenisnya kira-kira 30% dari berat baja.
Mengalami rangkak jangka panjang dan susut.
D. Aktifitas Pembelajaran Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta diklat
di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-09. Jika Saudara bisa
menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa melanjutkan
pembelajaran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
293
E. Rangkuman
a. Beton sederhana dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus,
agregat kasar (batu pecah/kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan
lainnya. Campuran yang masih plastis ini dicor kedalam acuan dan dirawat untuk
mempercepat reaksi hidrasi campuran semen-air yang menyebabkan pengerasan
beton.
b. Karakteristik beton yang baik disimpulkan sebagai berikut:
1) Kepadatan
Ruang yang ada pada beton sedapat mungkin terisi oleh agregat dan pasta
semen. Kepadatan mungkin saja merupakan kriteria primer untuk beton yang
dipakai pada radiasi nuklir.
2) Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal berbagai jenis
kegagalan.
3) Faktor air-semen
Faktor air semen harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan
beton yang direncanakan.
4) Tekstur
Permukaan beton ekspos harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekan
yang tahan segala cuaca.
c. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas beton:
1) Kualitas semen.
2) Proporsi semen terhadap air dalam campurannya.
3) Kekuatan dan kebersihan agregat.
4) Interaksi atau adhesi antara pasta semen dan agregat.
5) Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton.
6) Penempatan yang benar, penyelesaian dan kompaksi beton segar.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
294
7) Perawatan pada temperatur yang tidak rendah dari 50 °F pada saat beton
hendak mencapai kekuatannya.
8) Kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton ekspos dan 1% untuk
beton terlindung.
d. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 - 2500 kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah serta tidak
menggunakan bahan tambahan. Dalam klasifikasi beton, yang termasuk beton
normal adalah kelas II. Beton kelas II adalah untuk pekerjaan-pekerjaan struktural
secara umum.
e. Beberapa saran yang perlu diperhatikan agar beton yang dihasilkan memenuhi
syarat keawetan. Syarat-syarat yang dimaksud antara lain:
1) Penggunaan semen sesuai dengan fungsi dari konstruksi yang akan dibangun
dan lingkungannya.
2) Rencanakan adukan beton sedapat mungkin dengan menggunakan gradasi
sebaik mungkin.
3) Batasi penggunaan diameter maksimum agregat kasar 30 mm.
4) Batasi penggunaan FAS, harga FAS berkisar antara 0,4 - 0,6 atau maksimum 0,6.
5) Bila perlu diadakan tes permeabilitas untuk mengukur kekedapan beton.
6) Kekuatan minimal rata - rata 250 - 300 kg/m2.
7) Penggunaan pasir zone 2.
8) Gunakan tambahan mineral yang dapat meningkatkan
kekedapan/impermeabilitas beton.
F. Tes Formatif 1. Sebutkan syarat-syarat perencanaan campuran adukan beton....
2. Apa definisi dari beton....
3. Apa definisi dari beton bertulang....
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
295
4. Sebutkan keuntungan struktur beton....
5. Sebutkan kerugian struktur beton....
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
296
G. Kunci Jawaban
1) Pada dasarnya Perencanaan Campuran Adukan Beton (PCAB) harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
Memenuhi ketentuan tekan karakteristik atau kekuatan tekan minimum yang
dikehendaki (compressive strength).
Memenuhi keawetan terhadap pengaruh-pengaruh serangan agresif lingkungan
(durabilitas).
Memenuhi kemudahan pengerjaan di lapangan (workabilitas).
Harga adukan beton harus ekonomis.
2) Beton didefinisikan sebagai campuran antara sement portland atau semen yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk massa padat.
3) Beton Bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum yang diisyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan
direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama
dalam menahan gaya yang bekerja.
4) Keuntungan struktur beton
a) Dari segi ekonomi, merupakan pertimbangan yang sangat penting yang meliputi:
material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi, pemeliharaan
struktur, daktilitas dan sebagainya.
b) Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan arsitektur. Beton
dicor ketika masih cair dan menahan beban ketika telah mengeras. Hal ini sangat
bermanfaat, karena dapat membuat berbagai bentuk.
c) Tahan terhadap api (sekitar 1–3 jam tanpa bahan kedap api tambahan).
d) Rigiditas tinggi.
e) Biaya pemeliharaan rendah.
f) Penyediaan material mudah.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
297
5) Kerugian struktur beton
a) Kekuatan tarik rendah (sekitar 10% dari kekuatan tekannya), sehingga mudah
retak, serta memungkinkan udara lembab masuk yang akan menyebabkan baja
tulangan berkarat.
b) Memerlukan biaya bekisting, membutuhkan papan dan perancah yang tidak
sedikit jumlahnya.
c) Kekuatan per satuan berat atau satuan volume yang relatif rendah. Kekuatan
beton berkisar antara 5–10% dari kekuatan baja, meskipun berat jenisnya kira-
kira 30% dari berat baja.
d) Mengalami rangkak jangka panjang dan susut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
298
LEMBAR KERJA KB-9
LK - 09
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
299
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
300
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10 : PEMIPAAN
A. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat memahami dan
menguasai mengenai sistem pemipaan.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta diklat mampu menganalisis pekerjaan pemipaan untuk PLTMH.
C. Uraian Materi
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan instalasi teknologi energi
terbarukan, pekerjaan pemipaan merupakan salah satu bagian yang selalu ada. Sebagai
contoh dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pekerjaan
pemipaan dikerjakan terutama pada konstruksi pipa pesat. Pada biogas, pekerjaan
pemipaan dilakukan untuk mengalirkan gas dari biodigester ke pengguna. Pada instalasi
biomass sistem pemipaan dilakukan untuk mengalirkan fluida proses, baik pada
biobriket, bioetanol, maupun biodiesel.
Gambar 10. 1 Pipa pesat
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
301
Pada instalasi biobriket, sistem pemipaan dilakukan untuk mengalirkan asap cair dan gas
metan. Pada instalasi bioetanol sistem pemipaan dilakukan untuk mengalirkan gas yang
akan dikondensasi menjadi cairan, sedangkan pada instalasi biodiesel sistem pemipaan
dilakukan untuk mengalirkan fluida-fluida yang akan diproses sampai dengan produk
akhir.
Gambar 10. 2 Pemipaan pada biogas
Gambar 10. 3 Pemipaan pada instalasi bioetanol
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
302
Pekerjaan pipa secara umum adalah pemasangan suatu sistem pemipaan yang akan
digunakan sebagai sarana untuk meneruskan fluida berupa air, steam (uap air), gas,
minyak atau fluida lain dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Tahapan dalam pekerjaan pemipaan:
a. Tahapan perencanaan;
b. Proses rekayasa;
c. Fabrikasi;
d. Pengujian.
Penggolongan jenis pekerjaan pipa menurut kegunaannya antara lain:
a. Marine piping yaitu proses pekerjaan pipa yang berhubungan dengan kapal laut;
b. Transportation piping yaitu proses pekerjaan pipa untuk kebutuhan industri
(industrial plant) dimana pipa-pipa yang ada digunakan untuk
meneruskan/mengalirkan fluida;
c. Civil piping yang merupakan proses pemipaan yang kebanyakan dikerjakan di bawah
tanah (undergroundpipe) yang bisaanya digunakan untuk menyalurkan fluida yang
berupa fuel, air dan gas;
d. Plumbing piping/comersial piping yaitu proses pekerjaan pipa yang dipasang pada
gedung-gedung (gedung bertingkat, sekolah, pusat pelayanan umum serta bangunan
gedung yang lain).
Secara prinsip pengerjaan pipa-pipa tersebut diatas adalah sama, yang berbeda adalah
fluida-fluida yang akan dialirkan dalam pipa-pipa tersebut dan juga sistem
pengoperasiannya, sehingga penentuan jenis material pipa yang akan digunakan akan
berbeda pula sesuai dengan klasifikasi, spesifikasi serta ketentuan-ketentuan yang
diijinkan.
Perbedaan-perbedaan pada penggunaan material menyebabkan karakteristik atau sifat-
sifat yang terkandung pada material tersebut berbeda, sehingga terkadang dijumpai
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
303
suatu pekerjaan pipa yang pada proses pekerjaannya memerlukan suatu perlakuan yang
khusus.
Dalam melakukan pekerjaan pemipaan, harus terlebih dahulu mengerti serta memahami
beberapa persyaratan-persyaratan dasar. Persyaratan ini merupakan pengetahuan dasar
yang sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Adapun persyaratan-persyaratan tersebut antara lain adalah:
a. Dapat membaca dan memahami gambar kerja yang benar.
b. Mengetahui serta memahami norma keselamatan kerja, karena pada pekerjaan pipa
mempunyai resiko yang cukup tinggi terhadap kecelakaan. Dengan memahami
norma keselamatan kerja diharapkan dapat menekan angka kecelakaan kerja.
c. Dapat mengerti, memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan pemipaan.
d. Mengerti dasar-dasar teknik pengangkatan material (rigging basic), karena dalam
pekerjaan pemipaan kegiatan pengangkatan material merupakan pekerjaan yang
harus dilakukan juga.
e. Mengetahui dan memahami tentang material dan bahan-bahan habis pakai (tools
and consumables) dalam pekerjaan pemipaan.
Pekerjaan pemipaan merupakan pekerjaan sistem yang melibatkan berbagai disiplin
ilmu teknik.
a. Dasar Pemipaan
Pekerjaan pemipaan hampir dapat ditemui pada semua pekerjaan konstruksi,
seperti: pada pembangunan rumah/gedung, pembangunan fasilitas industri,
instalasi penghasil sumber energi, dan terutama dalam industri tambang minyak
baik dalam proses maupun dalam pengaliran produksinya.
1) Material Pipa
Pipa dapat diartikan sebagai suatu benda dengan dimensi relatif panjang
yang memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat
ataupun materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut
dapat berupa cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran
yang sangat halus.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
304
Bahan penyusun pipa yang digunakan sangat beragam dan tergantung
kebutuhannya, seperti: beton, kaca, timah, kuningan, tembaga, plastik,
alumunium, baja tuang, baja karbon, dan baja alloy. Penggunaan material
tersebut sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena setiap
material memiliki keunggulan dan kekurangan.
2) Proses pembuatan
Dalam pembangunan instalasi energi, baik PLTMH, biogas, maupun biomass
banyak dipakai pipa dari bahan baja karbon. Terdapat tiga metode
pembuatan pipa baja karbon yang mana ketiga metode itu sekaligus
menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa tersebut. Ketiga metode
itu adalah metode seamless pipe, butt-welded pipe, dan spiral welded pipe.
(Sumber: msmemart.com)
Gambar 10. 4 Seamless pipe
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
305
(Sumber: www.ecw.com)
Gambar 10. 6 Spiral welded pipe
(Sumber: www.roladuct.com.au)
a) Seamless pipe (pipa tanpa sambungan)
Seamless pipe merupakan pipa yang dibuat/dibentuk tanpa ada sambungan
sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang terganggu atau
berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini dibuat dari baja
silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh, biasa disebut
billet.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
306
Gambar 10. 7 Pembuatan seamless pipe
(Sumber: sambas-me.blogspot.com)
Gambar 10. 8 Pabrik pembuatan seamless pipe
(Sumber: www.danieli.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
307
Gambar 10. 9 Rangkaian pembuatan seamless pipe di pabrik
(Sumber: www.hebeimetal.com)
Gambar di atas menunjukan sebuah besi pejal (billet) diapit dan digulung
oleh sizing rolls yang merupakan roller pembentuk diameter luar dan
kemudian dilubangi oleh mandrel.
Metode pembuatan pipa ini menghasilkan pipa yang lebih baik karena
kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area
permukaan pipa. Selain itu dengan metode ini dapat dihasilkan pipa dengan
ketebalan berapapun yang diinginkan.
b) Buttwelded pipe (straight welded pipe)
Bahan baku pembuatan pipa ini adalah pelat baja dengan bentuk profil
strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi pipa dengan melengkungkan
pipa tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll pembentuk (shaper
roll) sehingga membentuk pipa sebuah pipa. Celah pertemuan kedua sisi
pelat strip tersebut kemudian di las memanjang sehingga membentuk
sebuah pipa tanpa celah.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
308
Gambar 10. 10 Rangkaian proses fabrikasi pipa straight welded pipe
Gambar 10. 11 Pipa straight welded
(Sumber: bohaijx.en.alibaba.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
309
Keunggulan pipa jenis ini: kualitas dinding pipa sangat mudah untuk
dikontrol, memiliki ketebalan yang seragam, pembuatannya relatif mudah,
dan panjang pipa bisa dibuat sesuai kebutuhan.
Kelemahan pada pipa jenis ini yaitu dalam pembuatannya, sambungan las
kedua tepi pelat strip perlu pengawasan yang ketat.
c) Spiral welded pipe (pipa spiral)
Pipa jenis ini dibuat dengan bahan baku pelat baja strip yang dibentuk
menjadi spiral dan kemudian disambung sehingga membentuk sebuah pipa.
Gambar 10. 12 Skema pembuatan pipa spiral
(Sumber: www.supplysteelpipes.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
310
Gambar 10. 13 Manufaktur spiral pipe
(www.chinaerw.com)
Pipa jenis ini banyak digunakan untuk kebutuhan pipa dengan tekanan
rendah dan digunakan sebagai casing untuk pondasi. Keuntungan pipa jenis
ini adalah dapat dibuat menjadi sangat besar dengan mudah.
Kelemahan pipa ini: ketebalannya terbatas karena jika tebal dalam proses
pembuatannya mengalami kesulitan ketika membuat spiralnya, dan jumlah
sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi
pengelasan menjadi lebih lama jika akan digunakan sebagai pipa
bertekanan.
b. Pemipaan tekanan tinggi Pipa pesat dalam konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
merupakan pipa yang mendapat tekanan yang tinggi, terutama pada pipa pesat
untuk turbin aksi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
311
Gambar 10. 14 Turbin francis
Selain pada PLTMH, pada instalasi biomass pada proses gasifikasi juga memerlukan
konstruksi pipa tekanan tinggi.
Gambar 10. 15 Instalasi gasifikasi
(Sumber: informasi-dan-teknologi.blogspot.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
312
Beberapa contoh lain sistem pemipaan dengan tekanan tinggi ini antara lain:
1) Sistem pemipaan pada boiler dan perlengkapannya;
2) Sistem pemipaan pada gas turbin;
3) Sistem pemipaan pada bejana;
4) Sistem pemipaan pada kompresor;
5) Sistem pemipaan pada pompa dengan tekanan tinggi (sesuai dengan
kebutuhannya);
6) Sistem pemipaan pada aliran minyak dan gas;
7) Sistem pemipaan untuk perencanaan (design) tertentu.
c. Pemipaan tekanan rendah
Perbedaan antara pemipaan tekanan tinggi dengan pemipaan tekanan rendah
adalah pada jenis material yang dipakai, perlakuan-perlakuan yang dilakukan pada
pipa, jenis serta proses pengujian, prosedur testing yang dilakukan, serta beberapa
ketentuan-ketentuan yang lain.
Pelakuan-pelakuan khusus yang diterapkan pada proses instalasi pemipaan dengan
tekanan tinggi antara lain:
a) Pemanasan awal (preheating)
Proses preheating dilakukan pada suhu 2000C-2500C dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya patahan (crack), karena material yang digunakan
mempunyai ketebalan di atas rata-rata.
b) Perlakuan PWHT (post weld heat treatment) adalah proses yang dilakukan
untuk menghilangkan tegangan sisa yang terjadi pada saat proses pengelasan
berlangsung.
d. Komponen sambungan pipa
Pengetahuan dan pengenalan terhadap berbagai macam alat penyambung dalam
proses pemipaan sering disebut dengan fitting, sedangkan proses
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
313
penyambungannya dengan cara pengelasan (welded fitting), socket, dan
penyambungan sistem ulir (serwed type).
1) Fitting
Fitting adalah alat bantu dalam proses penyambungan instalasi pipa dengan
tujuan untuk mandapatkan suatu keadaan tertentu dari suatu sistem pemipaan.
Keadaan tertentu tersebut bisa berarti merubah atau membelokan arah,
merubah kecepatan menjadi cepat atau lambat, menghentikan secara
mendadak aliran, membagi aliran fluida, mencampur dua fluida atau lebih.
Jenis fitting berdasarkan cara penyambungannya bisa digolongkan menjadi:
a) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan
pengelasan (welded fitting) yang dapat dikelompokan menjadi:
Tipe butt-weld
Tipe socket welds
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
314
Tabel 10. 1 Socket weld fittings
Sumber: www.tubelineindia.com
b) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan socket
tanpa menggunakan pengelasan;
c) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan ulir
(screwed type).
Penggunaan serta pemakaian dari jenis fitting tersebut di atas akan
disesuaikan berdasarkan hasil perencanaan dan pertimbangan teknis
serta perhitungan yang sesuai dengan standarnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
315
Tabel 10. 2 Screwed fittings
Sumber: www.red-bag.com
Macam-macam fitting berdasarkan bentuknya serta penggunaanya:
a) Elbow
Elbow adalah fitting pipa yang berfungsi sebagai perubah arah dimana
perubahanan arah tersebut sesuai dengan sudut yang dikehendaki mulai
dari 10 sampai dengan 1800.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
316
Tetapi bentuk elbow yang sering dibuat oleh pihak pembuat (fabricator)
adalah yang mempunyai sudut 450, 900, dan 1800 (yang biasa disebut
sebagai return elbow).
Gambar 10. 16 Elbow, tee, dan reducer
Gambar 10. 17 Elbow
(www.indiamart.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
317
Gambar 10. 18 Elbow dengan bermacam sudut
(Sumber: www.hybvalve.com)
b) Tee socket
Tee merupakan jenis fitting yang berfungsi untuk menambah cabang
aliran dari pengaliran suatu fluida. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan ukuran atau dimensi tee yaitu bahwa dalam suatu proses kerja
selalu terdapat suatu aliran masuk dan aliran keluar.
Pengelompokan dari tee berdasarkan tipenya:
Straight tee
Reducing tee
Gambar 10. 19 Tee socket
c) Crossing
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
318
Crossing merupakan fitting yang digunakan untuk merubah arah aliran
menjadi 3 aliran atau kebalikannya, sama halnya dengan tee maka
crossing juga mempunyai 2 jenis yaitu straight dan reducing crossing.
Gambar 10. 20 Crossing
(Sumber: www.fish-fish-fish.com)
d) Cap
Fitting ini digunakan sebagai penutup pada ujung pipa.
Gambar 10. 21 Cap
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
319
e) Flange
Flange adalah fitting yang berfungsi sebagai alat penghubung pipa. Cara
pemasangannya dengan menggunakan baut. Pembagian jenis flange
dapat dibedakan berdasarkan:
Gambar 10. 22 Flange
(Sumber: www.pipefittingchn.com)
Cara atau model penyambungannya:
o Butt type (with neck);sock type
o Slip-on type
o Theaded type
o Lap join type with stup end
Bentuk dari penampang luarnya:
o F F (Full Face)
Digunakan pada pipa dengan tekanan kerja (operational pressure)
rendah sampai dengan sedang;
o R F (Raised Face)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
320
Digunakan pada pipa dengan tekanan kerja yang tinggi.
f) Coupling
Coupling adalah fitting yang berfungsi sebagai penyambung dari dua buah
pipa seperti halnya flange, hanya bentuknya berbeda serta cara
penggunaan berbeda. Dilihat dari jenisnya coupling dibagi menjadi dua,
yaitu socket dan jenis ulir (threaded).
Gambar 10. 23 Coupling
(copiapo.olx.cl)
g) Union
Dinamakan union karena fitting ini menggabungkan dua buah bentukan
(male and female) dengan suatu hubungan ulir (threaded) yang
disambung pada pipa dengan sambungan ulir ataupun dengan sambungan
tipe soket.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
321
Gambar 10. 24 Union
(Sumber: en.wikipedia.org)
h) Reducer
Fitting ini berfungsi sebagai perubah penampang dari suatu penampang
besar menjadi penampang kecil atau sebaliknya. Reducer dapat dibedakan
menjadi:
Reducer concentric;
Reducer eccentric;
Reducer dengan bentuk serta kegunaan yang sangat khusus (venturi
type, sudden type dsb).
Gambar 10. 25 Eccentric reducer
(Sumber: www.sparkelectrodes.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
322
Gambar 10. 26 Concentric reducer
(Sumber: ptfecoatingandlining.com)
i) Swage nipple
Fitting ini mempunyai fungsi sama dengan reducer, tetapi mempunyai tipe
yang lebih beragam.
Gambar 10. 27 Swage nipple
(Sumber: americancompletiontools.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
323
j) Plug
Plug adalah fitting yang berfungsi sebagai penutup pada ujung pipa. Plug
dikelompokan menjadi dua jenis yaitu jenis ulir (threaded) dan jenis
pengelasan (welded).
Gambar 10. 28 Plug
(Sumber: nbmingrum.en.made-in-china.com)
k) Valve
Valve berfungsi sebagai alat untuk menghentikan atau mengalirkan fluida.
Jenis, bentuk, ukuran, dan bahan sangat beragam. Bahan dapat berasal
dari kuningan (brass), besi tulang (cast iron), baja (steel) atau material non
metal.
Berdasarkan kegunaanya valve dikelompokan menjadi:
Gate valve
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
324
Katup yang mempunyai katup berpintu, digunakan sebagai pengatur
jumlah masuknya fluida ke dalam suatu pipa. Biasanya bisa
mengalirkan fluida dalam jumlah besar.
Gate valve dapat menjadi beberapa tipe, yaitu:
o Ball valve: katup jenis ini biasa dipergunakan pada fluida gas
dan udara yang mempunyai tekanan yang tinggi;
o Plug valve: jenis ini biasanya digunakan pada aliran minyak
serta bahan bakar yang lainnya;
o Butterfly valve: katup yang mempunyai katup pipih (tipis)
biasanya digunakan untuk media air (cairan).
Gambar 10. 29 Gate valve
(Sumber: www.spiraxsarco.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
325
Globe valve
Katup yang mempunyai bentuk bola, penggunaanya pada sistem
pemipaan sebagai penutup atau pembuka saja dari aliran fluida;
Gambar 10. 30 Globe Valve
(Sumber: www.ctgclean.com)
Check valve
Katup ini berfungsi sebagai pencegah aliran balik pada instalasi yang
digunakan untuk aliran satu arah.
Pada kegiatan operasional, katup dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu: katup yang dioperasikan secara manual dan katup yang cara
pengoperasiannya dikontrol melalui suatu kontrol tersendiri.
Berdasarkan cara penyambungannya (connection) terhadap suatu jalur
pemipaan maka katup dibagi menjadi:
Katup dengan sambungan flange (flane connection);
Katup dengan sambungan ulir (screw connection);
Katup dengan sambungan pengelasan (welding connection).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
326
Gambar 10. 31 Check valve
(Sumber: www.dharmiengineers.com)
2) Komponen Pendukung (Inline component)
Komponen pendukung di dalam pekerjaan pemipaan (inline component) adalah:
a) Spectacle blind plate;
b) Line blind;
c) Double block and bleed;
d) Removable spool.
Keempat komponen di atas mempunyai kegunaan yang sama sebagai penutup
sementara suatu aliran.
Ada dua jenis sambungan dalam pemasangan instalasi pipa yaitu:
a) Expansion joints;
b) Flexible pipe.
Kedua jenis sambungan di atas digunakan sebagai sambungan pipa untuk
peralatan-peralatan yang mempunyai getaran yang sangat kuat.
Komponen pendukung lain adalah gasket. Gasket adalah alat yang dipasang
diantara dua permukaan rata dengan fungsi sebagai pencegah kebocoran di
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
327
dalam sistem pemipaan. Dua permukaan yang rata tersebut biasanya berupa
permukaan dari flanges.
Jenis-jenis dari gasket dapat dikelompokan menjadi:
a) Synthetic rubbers
Bahan pembuat dari gasket ini adalah karet sintetis dan biasanya dipakai
sebagai penahan kebocoran terhadap air, udara serta gas-gas yang
mempunyai suhu (temperatur) maksimum 2500F serta mempunyai
ketebalan yang berfariasi (1/32”, 1/16”, 3/32”, 1/8”,1/4”) dengan faktor TP
15000.
b) Vegetable fiber
Vegetable fiber adalah jenis gasket yang sering digunakan pada instalasi
dengan media minyak dan sejenisnya dengan temperatur maksimum
2500F dengan faktor TP 40000 dan mempunyai ketebalan (1/64”, 1/32”, 1/16”,
3/32” dan 1/8”).
c) Synthetic rubbers with cloth insert
Gasket jenis ini terbuat dari rubber sintetis bercampur dengan kain (cloth)
yang digunakan untuk penanggulangan kebocoran pada sistem pemipaan
dengan media air dan udara, dengan temperatur maksimum 2500F serta
mempunyai TP faktor 125000 dengan ketebalan yang bervariasi (1/32”,
1/16”, 3/32”, 1/8”).
d) Solid teflon
Gasket jenis ini dipakai sebagai penahan kebocoran pada media kimia,
temperatur maksimum 5000F serta mempunyai faktor TP mencapai 15000
ketebalan (1/32”, 1/16”, 3/32”, 1/8”).
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
328
e) Compressed asbestos
Umum dipakai untuk berbagai kebutuhan dengan temperatur maksimum
mencapai 7500F mempuyai TP faktor 150000 serta dengan ketebalan yang
berfariasi (1/64”, 1/32”, 1/16”, 1/8”).
f) Carbon Steel
Gasket jenis ini digunakan untuk fluida-fluida yang mempunyai tekanan
yang sangat tinggi dengan temperatur maksimum 7500F serta mempunyai
TP faktor sebesar 1600000.
g) Stainless Steel
Gasket jenis ini digunakanuntuk tekanan tinggi, pada fluida yang mudah
menimbulkan korosi yang mempunyai temperatur maksimum 12000F
dengan TP faktor 3000000.
h) Spiral wound
Gasket jenis ini masih dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:
SS /teflon
Digunakan pada fluida kimia dengan temperatur maksimum 5000F serta
mempunyai TP faktor 250000.
CS /asbestos
Digunakan untuk bebagai fluida dengan maksimum temperatur 7500F
serta mempunyai TP faktor > 250000.
SS/Asbestos
Dipergunakan untuk fluida-fluida yang menimbulkan korosi dengan
temperatur maksimum 12000F dengan TP faktor >250000.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
329
SS/ceramic
Gasket tipe ini dipakai untuk sambungan yang mempunyai suhu tinggi
(hot gases) dengan temperatur maksimum 19000F dengan TP faktor >
250000. TP faktor adalah “Temperature X Pressure ( 0F x PSI).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gasket antara
lain:
a) Pilih material gasket yang sesuai dengan spesifikasi (tipe, bentuk, jenis
serta kelasnya);
b) Bersihkan permukaan flange tersebut dari kotoran (karat, minyak,
karet dsb) juga permukaan dari gasket itu sendiri;
c) Posisikan gasket pada posisi yang tepat (sesuai dengan center line yang
ada);
d) Pengikatan baut yang ada harus benar-benar sesuai dengan
prosedurnya.
e. Bahan instalasi pipa Instalasi pipa digunakan untuk menyalurkan fluida dari satu tempat ke tempat
lain.Persyaratan dasar/umum bahan pipa: cukup awet ketika dipakai dalam
sebuah instalasi, mampu menerima tekanan (khususnya tekanan dari dalam pipa
itu sendiri), mudah disambung, berbentuk rapi dan mudah dipasang dengan kuat,
dan khusus utuk instalasi air minum (pipa tidak boleh mengakibatkan keracunan
baik oleh bakteri maupun karat).
Bahan yang biasa digunakan dalam instalasi pemipaan:
1) Pipa timah hitam
Karakteristik pipa timah hitam adalah lebih kuat melawan tekanan fluida dan
tekanan dari luar. Pipa timah hitam telah dipergunakan sejak jaman yunani
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
330
kuno. Bahkan kata plumbing diambil dari kata ”plumbum” atau Pb yang kita
kenal sekarang dengan timah hitam.
Gambar 10. 32 Pipa timah hitam
(Sumber: www.king-chart.com)
2) Pipa tembaga
Pipa tembaga bisaanya dipergunakan di atas tanah. Pembuatan ukurannya
harus dibuat secara teliti agar bentuknyabaik dan dapat disambung dengan
peralatan lain. Pipa tembaga menarik dari sisi warna, cukup awet dalam
pemakaian dan kuat untuk keperluan normal.
Sifat bahannya kuat, mudah dibengkokkan, mudah disambung dan dipasang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
331
Gambar 10. 33 Pipa tembaga
(Sumber: jakartacity.olx.co.id)
3) Pipa baja lunak
Harga pipa baja lunak ini lebih murah dibandingkan dengan pipa tembaga atau
pipa timah hitam, tetapi bila diperhitungkan dengan biaya pemasangan yang
membutuhkan pekerja banyak, akhirnya tidak murah lagi, bahkan bisa menjadi
lebih mahal.
Keawetan baja lunak ini tidak seawet tembaga atau timah hitam dan setiap
penyambungan harus dilindungi dari bahaya korosi. Pada umumnya untuk
melindungi dari bahaya karat ini pipa baja lunak dan fitting-nya dilapisi dengan
galvanis dari pabriknya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
332
Gambar 10. 34 Pipa Baja
(Sumber: indonesian.weded-steelpipes.com)
4) Pipa polythene
Pipa polythene, menurut BS 1972 dapat digunakan pada instalasi air baik di
dalam maupun di atas tanah. Pipa polythene sangat menguntungkan
digunakan pada daerah banyak bahaya karat, sebab pipa ini di kenal
mempunyai sifat tahan karat dan tahan racun (toxin). Namun demikian pipa ini
tidak tahan terhadap panas, sehingga tentu saja tidak dapat dipergunakan
pada instalasi air panas.
Pipa ini tidak dapat dialiri arus listrik sehingga tidak dapat digunakan sebagai
arde pada aliran listrik seperti pada pipa logam umumnya. Oleh sebab pipa
polythene ini tahan terhadap karat maka sering digunakan pada saluran
pembuangan pada laboratorium atau dapur. Dan karena harganya relatif
murah, maka penggunaan pipa polythene ini menjadi semakin poluler.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
333
Gambar 10. 35 Pipa HDPE
(Sumber: www.jplas.com)
Pipa diidentifikasikan dengan kategori ukuran, yaitu : Nominal Pipe Size
(NPS),Outsside Diameter (OD), dan Inside Diameter (ID), sebagaimana yang
ditunjukan pada gambar di bawah:
Gambar 10. 36 Outside/inside diameter
(Sumber: www.profabricationtechniques.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
334
Gambar 10. 37 Nominal size pipe
(Sumber: www.hawsepipe.net)
Tabel 10. 3 Ukuran pipa
f. Sambungan Pipa 1) Sambungan Pipa Timah Hitam
a) Sambungan Hidup dan Mati
Sambungan timah hitam yang baik merupakan sambungan yang mati
dengan menggunakan solder, namun demikian tidak menutup kemungkinan
untuk dibuat sambungan hidup yaitu sambungan yang dapat dilepas
dengan perantara spigot. Sambungan hidup sering digunakan pada
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
335
sambungan di atas tanah, misalnya pada bak mandi, kakus, dan peralatan
saniter lainnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
336
Gambar 10.38 menunjukkan tiga pemakaian penyambungan mati dengan solder.
Peralatan yang dipergunakan:
Mandrel
Sebelum digunakan, mandrel ini dilumasi dulu dengan minyak pelumas,
agar pergeseran tidak akan merusakkan,lubang pipa yang akan
dibentuk. Setelah mandrel dimasukkan dalam pipa kemudian dipukul
dengan palu kayu. Mandrel ini terbuat dari kayu, oleh karenanya untuk
menghindari bagian yang dipukul menjadi rusak, maka bagian ujung
atasnya diperkuat dengan pipa logam.
Dresser
Alat ini dipergunakan untuk membentuk dinding luar pipa, setelah
bagian dalamnya dibentuk dengan mandrel.
Sambungan antara pipa timah hitam
dengan pipa tembaga
Sambungan cabang pipa timah hitam
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
337
Gergaji
Gergaji ini dipergunakan untuk memotong pipa.
Rasp
Digunakan untuk membentuk ujung pipa segi empat dan untuk
meruncingkan ujung spigot sehingga dapat bertemu dengan rapat ke
dalam bell yang dibuat dengan tapin pada ujung soket pipa.
Tapin atau turnpin
Alat ini dipergunakan untuk membuat bentuk seperti lonceng pada
ujung socket dari pipa. Alat ini berbentuk kerucut sederhana, dan
tersedia dalam berbagai macam ukuran .
Sikat Baja
Sikat baja ini dipergunakan untuk membersihkan permukaan pipa
timah hitam dari kotoran serta karat yang melekat.
Kapur atau Serbuk Kapur
Sebelum pipa tersebut dibersihkan dengan sikat baja, maka terlebih
dahulu ditaburi dengan serbuk kapur agar lemak atau kotoran yang
menempel mudah dibersihkan.
Tarnish
Tarnish ini berupa cat hitam yang khusus dipergunakan untuk
membatasi daerah yang akan disolder. Dengan demikian apabila solder
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
338
ini sampai mengenai daerah yang dicat hitam dengan tarnish tersebut
maka soldernya tidak akan melekat.
Shave-hook
Alat semacam ketam halus yang dipergunakan untuk membersihkan
bagian yang akan disolder.
Pembagi atau jangka
Pembagi atau jangka yang kedua ujungnya dari penggores ini
dipergunakan untuk memberi tanda bagian yang akan disolder.
Palu kayu atau palu plastik
Apabila kedua ujung pipa yang akan disambung tersebut telah siap,
maka kedua ujung pipa tersebut dapat dihubungkan. Bagian yang
terbentuk lonceng pada soket dihubungkan dengan rapi dan kuat pada
spigot pipa dan dirapatkan pakai palu kayu atau palu plastik agar solder
tidak masuk ke dalam pipa saat penyolderan berlangsung.
Pemasangan pipa
Peralatan ini merupakan kelengkapan dari penyolderan dan khusus
dibuat untuk keperluan ini. Pemasangan dengan alat ini dapat
dilaksanakan sebelum, selama atau setelah penyemprotan
berlangsung, asalkan solder tadi belum memadat.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
339
Kain penghapus moleskin
Kain ini diberi perkuatan sehingga menjadi kaku dan dapat digunakan
untuk membersihkan solder.
Kompor hembus
Pada umumnya digunakan kompor hembus dengan bahan bakar gas
paraffin namun akhir-akhir ini orang lebih suka memakai gas butane,
suatu gas yang didapatkan dari tambang minyak, karena lebih mudah
dinyalakan, cukup bersih dalam penggunaan dan lebih murah.
b) Sambungan bercabang pada pipa timah hitam
Teknik penyambungan pipa bercabang ini hampir sama dengan teknik
penyambungan lurus dari ujung ke ujung. Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
Pembentukan lubang pipa induk yang akan dicabang harus dikerjakan
secara hati-hati untuk menghindari hambatan atau rintangan pada
induk tersebut.
Pipa cabang yang akan disambung tidak boleh merintangi jalannya air
pada pipa induk tersebut.
Sebelum disolder, sambungan harus tepat betul.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
340
Peralatan yang dibutuhkan
Peralatan yang dipergunakan untuk penyambungan pipa bercabang ini
adalah sama dengan daftar peralatan yang dipergunakan untuk
penyambungan pipa lurus, ditambah dengan beberapa peralatan lagi,
yaitu:
Alat pembuka pipa
Alat ini menyerupai bor untuk membuat lubang pada kayu, hanya
bagian ujungnya agak membuka sebagai mata pisaunya.
Batang bengkok
Alat ini berupa batang dengan diameter 13 mm terbuat dari baja tahan
karat, salah satu ujungnya berbentuk meruncing seperti kerucut,
dengan diameter bagian ujungnya 6 mm. Kedua ujungnya sedikit
bengkok, oleh karenanya alat ini dinamakan batang bengkok.
Plat penggores
Berfungsi untuk membentuk suatu batas yang akan kena solder, pada
pipa induk. Setelah itu dengan menggunakan shave-hook, tempat
tersebut dibersihkan dari kortoran karat.
Sambungan solder spigot
Sambungan solder spigot digunakan pada penyambungan katup bak
mandi, sambungan perangkap perunggu atau tembaga dengan pipa
timah hitam sebagai pipa pembuang.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
341
Gambar 10. 38 Solder spigot
(Sumber: www.icreatables.com)
2) Sambungan Pipa Tembaga
Pipa tembaga dapat disambung dengan jalan kompresi fitting atau dengan
solder kapilari fitting.
Kompresi fitting dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B.
Sambungan fitting tipe A dikenal dengan fitting tanpa gigi dan hanya
membutuhkan ujung pipa dibentuk bujur sangkar pada arah memanjang.
Gambar 10. 39 Sambungan pipa tembaga
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
342
Gambar 10. 40 Fitting pipa tembaga
(Sumber: pipametal.wordpress.com)
Penyambungan ini membutuhkan tembaga lunak atau sejenisnya, yang
dikompresikan diantara bagian dalam dari fitting dan bagian luar dinding pipa
yang akan disambung, sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
pada dinding pipa dan fittingnya.
Sambungan fitting tipe B dikenal dengan fitting gigi. Fitting ini direncanakan
sedemikian rupa sehingga selama penyambungan ujung pipa dibentuk
sehingga dapat ditekan masuk ke dalam fitting, seperti pada Gambar 10.28
gigi pada ujung pipa menjadikan fitting tidak akan lepas. Sambungan tipe B ini
cocok untuk sambungan pipa tembaga yang akan ditanam ke dalam tanah
atau ditembok.
3) Sambungan Perunggu
Pelaksanaan sambungan perunggu ini dengan las karbit, flux khusus untuk
pengelasan perunggu dan paduan tembaga-seng untuk bahan pengisi.
Fitting yang dapat dilas khusus dibuat untuk keperluan ini dan mungkin
terbuat dari perunggu, kuningan atau gun metal.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
343
Gambar 10. 41 Sambungan perunggu
(Sumber: tzbada.en.made-in-china.com)
4) Sambungan pipa baja lunak
Pipa baja lunak disambung dengan fitting berulir disekrupkan dengan kuat.
Pipa dipotong dengan pemotong pipa khusus, pada potongan tersebut akan
terdapat bekas potongan yang berupa dinding pipa yang agak masuk ke dalam
(sisa potongan) dan ini harus dihilangkan dengan suatu alat peluas lubang pipa
yang dinamakan ”reamer”, sebab jika tidak dikhawatirkan akan mengganggu
kelancaran jalannya air.
Gambar 10. 42 Sambungan pipa baja
(Sumber: grimesin.wordpress.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
344
5) Sambungan pipa polythene
Cara penyambungan pipa polythene ini hampir sama dengan pipa tembaga.
Gambar 10. 43 Penyambungan pipa HDPE
(Sumber: kontraktorhdpe.blogspot.com)
Gambar 10. 44 Penampang pipa hdpe
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
345
g. Susunan instalasi pipa
Susunan pada instalasi pemipaan harus terpasang dengan kuat, sehingga cukup
mampu untuk menahan bahaya perlengkungan, getaran, penurunan, dan
keamblesan.
Pada instalasi air panas, semua pipa haruslah mempunyai pipa ventilasi untuk
membuang udara, yang ditempatkan pada bagian tertinggi dari pipa atau puncak
tangki air panas. Oleh karenanya di dalam memasang pipa hendaknya agak
miring, agar udara dapat mengumpul di suatu tempat dan mudah membuangnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam susunan instalasi pipa antara lain:
1) Pemasangan pipa
Apabila pemasangan pipa ini tidak disangga dengan cukup kuat atau
penempelan pada dinding tembok yang kurang kuat maka akan menimbulkan
kesulitan dan kerusakan pada pemakaian jangka panjang.
Untuk pemipaan dengan pipa timah hitam, pipa timah hitam relatif lunak,
berat dan mempunyai kekuatan tarik yang rendah. Apabila jarak penyangga
atau penjepit terlalu panjang, maka pipa ini akan melengkung, dan akibatnya
akan menyeret penjepit pada dinding tembok. Akibat yang lebih parah lagi
pipa dapat tergores oleh penjepit pipa tersebut.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
346
Gambar 10. 45 Pemasangan pipa
(Sumber: cv.yufakaryamandiri.blogspot.com)
Untuk pemipaan dengan pipa tembaga dan pipa baja lunak, pipa tembaga
dan pipa baja lunak mempunyai kekuatan tarik yang cukup kuat, sehingga
mampu menyangga konstruksinya sendiri
Pipa polythene pemasangannya hampir sama dengan pipa timah hitam, oleh
karenanya pengerjaannya harus cukup hati-hati, karena tegangan teriknya
rendah dan koefisien mulai panjang yang cukup tinggi.
2) Penggantung Pipa
Pekerjaan penggantung pipa dimaksudkan untuk menjamin keamanan
instalasi perpipaan dari kerusakan akibat pemuaian maupun berat instalasi
itu sendiri.
Penggantung atau penumpu pipa merupakan suatu perlengkapan instalasi
perpipaan yang tidak dapat dipisahkan, karena tanpa penggantung, instalasi
perpipaan tidak dapat dipasang dengan sempurna.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
347
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan penggantung:
a) Berat pipa
Berat yang harus diperhitungkan bukan hanya berat pipa itu sendiri,
tetapi meliputi berat perlengkapannya, seperti katup, bahan isolasi serta
berat isi pipa tersebut.
b) Jenis pipa
Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan
pipa disamping ukuran pipa.
c) Mencegah perambatan getaran
Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang bergerak atau
berputar dapat meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut ke
dalam ruangan lainnya. Penggantung atau penumpu pipa sebaiknya
dapat mencegah perambatan getaran semacam ini.
d) Ekspansi pipa
Penggantung atau penumpu pipa harus mampu memikul perubahan
panjang pipa akibat perubahan temperatur pipa.
e) Jarak antara pipa
Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau
permukaan lainnya, harus cukup lebar untuk memungkinkan
penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa lain,
pengecatan dan pekerjaan perawatan umum. Jarak minimum biasanya
sekitar 25 mm.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
348
Penggantung atau penumpu pipa harus dipasang pada tempat-tempat
berikut ini:
a) Di sekitar katup dan sambungan ekspansi (untuk katup ukuran 100 mm
atau lebih harus dipasang pada kedua sisinya).
b) Pada belokan pipa mendatar.
c) Pada dasar pipa tegak.
d) Pada cabang pipa.
e) Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan di dekat mesin.
Gambar 10. 46 Beton penumpu pada belokan
(Sumber: www.omafra.gov.on.ca)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
349
Gambar 10. 47 Penggantung pipa
(Sumber: klem-pipa.blogspot.com)
Gambar 10. 48 Tipe penggantung pipa-pipa tunggal
(Sumber: machinedesign.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
350
Gambar 10. 49 Cara-cara pengantungan pipa
(Sumber: www.wbdg.org.)
3) Perambatan kebisingan pada pipa
Sifat kaku pada tembaga dan pipa baja lunak menjadikan kedua jenis pipa
tersebut lebih mudah dipasang, diklemp, atau disangga bila dibandingkan
pipa yang bersifat fleksibel. Seperti pipa timah hitam dan pipa polythene.
Namun demikian sifat kaku dari sutu pipa ini juga ada kelemahannya, yaitu
pipa tersebut lebih mudah merambatkan suara sehingga menimbulkan
kebisingan.
Sumber suara bising pada pipa yang kaku ini biasanya ditimbulkan dari
pergesekan antar pipa dan klemp atau penyangga lainnya akibat perubahan
panjang karena panas atau dingin. Apabila penjepitan kurang kuat maka
getaran dari penjepit tersebut juga dapat merupakan sumber dari kebisingan.
4) Perlindungan pipa
Cara perlindungan pipa antara lain:
a) Pipa yang ditanam di dalam tanah yang mengandung bahaya karat,
diselimuti dengan pasir sebesar 150 mm. Perlakuan ini cukup baik,
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
351
namun air tanah yang mengandung asam masih dapat meresap melalui
pasir tersebut dan menyerang pipa logam yang ada.
b) Membalut pipa dengan aspal, plingkut atau sejenisnya. Cara penempatan
aspal ini dengan memasang cetakan berbentuk ”V” pada pipa, kemudian
dituangkan aspal cair.
c) Dilapis bahan khusus yang bersifat anti karat yang akan melindungi bahan
tersebut. Cara pembalutan pipa ini dikenal sebagai cara yang murah,
cepat dan efektif untuk perlindungan pipa dari bahaya karat secara
permanen. Salah satu bahan pembalut ini terbuat dari kapas yang telah
direndam dalam larutan sejenis minyak tanah.
Gambar 10. 50 Pengecatan pipa untuk mencegah korosi
(Sumber: sainsforhuman.blogspot.com)
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
352
Gambar 10. 51 Pencegahan dari penurunan tanah
(Sumber: www.panoramio.com)
5) Pemeliharaan dan Perbaikan
Instalasi pipa membutuhkan pemeliharaan dan perbaikan.Untuk pipa yang
ditanam di dalam dinding tembok atau lantai beton sangatlah sulit dan mahal
dalam proses perbaikannya. Untuk memecahkan masalah berkaitan dengan
hal tersebut dapat dibuat rumah pipa. Dengan rumah pipa, pipa tidak
terpasang mati pada dinding tembok atau beton, tetapi dapat dilepas apabila
sewaktu-waktu akan diperbaiki, sehingga perbaikannya menjadi mudah dan
tidak mahal.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
353
Gambar 10. 52 Bak pemeliharaan
D. Aktifitas Pembelajaran Mengidentifikasi Isi Materi Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusilah dengan sesama peserta
diklat di kelompok Saudara untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari
materi pembelajaran ini? Sebutkan!
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan
dalam mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa
saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan menggunakan LK-10. Jika Saudara
bisa menjawab pertanyan-pertanyaan di atas dengan baik, maka Saudara bisa
melanjutkan pembelajaran.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
354
E. Rangkuman
a. Tahapan dalam pekerjaan pemipaan:
1) Tahapan perencanaan;
2) Proses rekayasa;
3) Fabrikasi;
4) Pengujian.
b. Penggolongan jenis pekerjaan pipa menurut kegunaannya antara lain:
1) Marine piping yaitu proses pekerjaan pipa yang berhubungan dengan kapal
laut;
2) Transportation piping yaitu proses pekerjaan pipa untuk kebutuhan industri
(industrial plant) dimana pipa-pipa yang ada digunakan untuk
meneruskan/mengalirkan fluida;
3) Civil piping yang merupakan proses pemipaan yang kebanyakan dikerjakan di
bawah tanah (underground pipe) yang biasanya digunakan untuk
menyalurkan fluida yang berupa fluel, air dan gas;
4) Plumbing piping/comersial piping yaitu proses pekerjaan pipa yang dipasang
pada gedung-gedung (gedung bertingkat, sekolah, pusat pelayanan umum
serta bangunan gedung yang lain).
c. Beberapa contoh lain sistem pemipaan dengan tekanan tinggi ini antara lain:
1) Sistem pemipaan pada Boiler dan perlengkapannya;
2) sistem pemipaan pada Gas Turbin;
3) sistem pemipaan pada Bejana:
4) Sistem pemipaan pada Kompresor;
5) Sistem pemipaan pada pompa dengan tekanan tinggi (sesuai dengan
kebutuhannya);
6) Sistem pemipaan pada aliran Minyak dan Gas;
7) Sistem pemipaan untuk aliran syeam; Sistem pemipaan untuk perencanaan
(design) tertentu.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
355
d. Gate valve dapat menjadi beberapa tipe dimana tipe:
1) Ball valve: katup jenis ini bisaa dipergunakan pada fluida gas dan udara yang
mempunyai tekanan yang tinggi;
2) Plug valve: jenis ini bisaanya digunakan pada aliran minyak serta bahan bakar
yang lainnya;
3) Butterfly valve: katup yang mempunyai katup pipih (tipis) bisaanya
digunakan untuk media air (cairan).
e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi pipa
antara lain:
1) Pemasangan pipa.
2) Penggantung Pipa.
3) Perambatan kebisingan pada pipa.
4) Perlindungan pipa pemeliharaan dan perbaikan.
F. Tes Formatif 1. Sebutkan persyaratan-persyaratan seorang profesional sistem pemipaan….
2. Sebutkan perlakuan-perlakuan khusus yang diterapkan pada proses instalasi
pemipaan dengan tekanan tinggi….
3. Apa pengertian dari fitting….
4. Sebutkan jenisfitting berdasarkan cara penyambungannya….
5. Sebutkan macam-macam fittingberdasarkan bentuknya serta penggunaanya….
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
356
G. Kunci Jawaban
1) Persyaratan-persyaratan seorang profesional di bidang sistem pemipaan:
a) Dapat membaca dan memahami gambar kerja yang benar.
b) Mengetahui serta memahami norma keselamatan kerja, karena pada
pekerjaan pipa mempunyai resiko yang cukup tinggi terhadap kecelakaan.
Dengan memahami norma keselamatan kerja diharapkan dapat menekan
angka kecelakaan kerja.
c) Dapat mengerti, memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan pemipaan.
d) Mengerti dasar-dasar teknik pengangkatan material (rigging basic), karena
dalam pekerjaan pemipaan kegiatan pengangkatan material merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan juga.
e) Mengetahui dan memahami tentang material dan bahan-bahan habis (tools
and consumables) dalam pekerjaan pemipaan.
2) Pelakuan-pelakuan khusus yang diterapkan pada proses instalasi pemipaan
dengan tekanan tinggi antara lain :
a) Pemanasan awal (pre heating)
Proses pre heating dilakukan pada suhu 2000C - 2500C dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya patahan (crack), karena material yang digunakan
mempunyai ketebalan diatas rata-rata.
b) Perlakuan PWHT (post weld heat treatment) adalah proses yang dilakukan
untuk menghilangkan tegangan sisa yang terjadi pada saat proses pengelasan
berlangsung.
3) Fitting adalah alat bantu dalam proses penyambungan instalasi pipa dengan
tujuan untuk mandapatkan suatu keadaan tertentu dari suatu sistem pemipaan.
Keadaan tertentu tersebut bisa berarti merubah atau membelokan arah,
merubah kecepatan menjadi cepat atau lambat, menghentikan secara mendadak
aliran, membagi aliran fluida, mencampur dua fluida atau lebih.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
357
4) Jenis fitting berdasarkan cara penyambungannya bisa digolongkan menjadi:
a) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan pengelasan (welded
fitting) yang dapat dikelompokan menjadi:
Tipe butt-weld
Tipe socket welds
b) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan socket tanpa
menggunakan pengelasan;
c) Sambungan pipa (fitting) dengan metode penyambungan ulir (screwed type).
5) Macam-macam fittingberdasarkan bentuknya serta penggunaanya:
a) Elbow
b) Tee socket
c) Crossing
d) Cap
e) Flange
f) Coupling
g) Union
h) Reducer
i) Swage nipple
j) Plug
k) Valve
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
358
LEMBAR KERJA KB-10
LK - 10
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum mempelajari materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
359
................................................................................................................................................
.......................................
4. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini? Sebutkan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
5. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru kejuruan dalam
mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................
6. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara
telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
360
BAB III
PENUTUP
Pembangunan di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan permintaan kebutuhan
energi meningkat tajam. Permintaan ini meliputi energi listrik dan energi termal. Untuk
daerah di pulau Jawa dan Bali penyediaan energi ini sudah cukup baik, akan tetapi di luar
wilayah ini masih kurang. Hal ini terjadi karena belum meratanya sarana dan prasarana
yang ada serta masih terbatasnya produksi energi di Indonesia, meskipun sebagian
sumber energi termal berasal dari luar wilayah Jawa dan Bali. Oleh karena itu kegiatan
produksi energi harus terus dilakukan.
Dengan dukungan pemerintah yang sangat besar dalam pengembangan teknologi energi
terbarukan maka perlu disiapkan sumber daya manusia yang akan menangani
pembangunan instalasi pembangkit energi listrik.
Buku teknik batu beton dan pemipaan dasar diharapkan mampu memberi kontribusi
dalam penyiapan-penyiapan SDM dalam bidang teknik bangunan. Buku ini merupakan
salah satu bagaian dari buku-buku lain dalam mata pelajaran teknik energi terbarukan.
Teknik batu beton dan pemipaan dasar membahas secara umum mengenai:dasar-dasar
gambar teknik, bahan bangunan, penggunaan peralatan tangan dan mekanik/listrik,
pekerjaan beton, pekerjaan pasangan batu, dan pemipaan. Untuk hal yang spesifik akan
dibahas dalam mata pelajaran yang khusus sesuai yang sudah direncanakan.
Dengan memahami dan menguasai materi dalam buku ini, berarti telah siap untuk
melakukan pelaksanaan pekerjaan terutama pekerjaan sipil dalam pembangunan
instalasi pembangkit energi.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
361
UJI KOMPETENSI
Soal Esai
1. Sebutkan bagian-bagian teodolith...
2. Sebutkan langkah-langkah persiapan pekerjaan pengukuran...
3. Sebutkan cara pengukuran tinggi jatuh dengan menggunakan total
station...
4. Sebutkan komponen bahan bangunan utama dalam pembangunan
PLTMH...
5. Sebutkan dan jelaskan bahan yang digunakan untuk pipa pesat...
Soal Praktek
1. Lakukan pengukuran pada lapangan upacara pada sekolah saudara, kemudian buatlah
peta konturnya.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
362
DAFTAR PUSTAKA
1. Wongsotjitro,S., Ilmu Ukur Tanah, Yayasan Kanisius 1980.
2. Irvine, W., 1974.,Surveying for Construction, Mc.graw-Hill Book Company United.
3. Brinker, R.C., Paul ,WLF., Dasar - Dasar Pengukuran Tanah (Surveying)
4. Staf Survai, Survai dan Pemetaan, PPPG Teknologi Bandung 1985
5. Mulkan, S.F.,Sumaryanto, E.,Ilmu Ukur Tanah Wilayah, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1980.
6. Departemen Geodesi FTSP-ITB, Ilmu Ukur Tanah
7. Umaryono, P., Ilmu Ukur Tanah Seri A, FTSP – ITB.
8. Abidin, H.Z., 1995, Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya., Pradnya Paramita.,
Jakarta.
9. Blewitt, G., 2007., GPS and Space-Based Geodetic Methods., University of Nevada.
10. Zogg, J.M., 2002., GPS Basic , Introduction To The Sistem Application Overview., U-Blox
AG., Switzerland.
11. …….., 2006., Manual Book GPSMAP 60CSx., Garmin International Ltd, Kansas, USA.
12. ………, 2009., Laporan Survey Potensi Energi Kawasan Pegunungan Kuta Malaka
Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam., PT. Buana Wahana
Energi, Bandung.
13. http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/aws-automatic-weather-
station.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
363
GLOSARIUM
Angin:udara yang bergerak di atas permukaan bumi, yang bertiup dari daerah yang
bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah.
Angina: pneumatik
Asidifikasi:pembentukan asam dari senyawa sederhana.
BBM: Bahan Bakar Minyak
Biofuel: bahan bakar nabati
Biomass: bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk
maupun buangan.
Energi: kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas cahaya, mekanika,
kimia, dan elektromagnetika.
Fibre : serat
Higroskopik: yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban
Kalkir: kertas gambar
Korosi : karat
Kuat belah: kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha membelah kayu
Kuat geser: kemampuan kayu dalam menahan beban geser.
Kuat Lentur: kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
Kuat tarik: kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu.
Kuat tekan: kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar serat
bisaanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
364
Lapisan vineer : lembaran-lembaran kayu
Metal fibre : kawat potongan
Papan Partikel : papan yang terbuat dari partikel kayu dan perekat yang bisaanya berupa
perekat urea formaldehida atau phenol formaldehida, kemudian dipres panas.
PLTMH:Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas daya yang dibangkitkan kurang dari
100 kW.
Radius: jarak dari titik pusat
Rapido: pena gambar
Sumber energi: sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun
melalui proses konversi atau transformasi.
Sumber daya energi: sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber
energi maupun sebagai energi.
Tower yaitu menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja.
Turbin air: mesin fluida yang mengubah energi mekanis fluida menjadi kerja poros.
Turbin aksi: turbin yang bekerja pada tekanan atmosfer.
Turbin reaksi: turbin yang bekerja pada tekanan tertutup.
Shale : tanah liat
Silt : debu
Vibrasi: getaran
Workability : kemampuan kerja
Yumen : papan buatan yang terbuat dari serutan/limbah kayu dicampur dengan semen
kemudian dicetak dan dipres dingin.
SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO
365