SURAT KETERANGANagustin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78025/...SURAT KETERANGAN Nomor:...

22
Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Nomor Pengunggahan SURAT KETERANGAN Nomor: 231/PERPUS/UG/2020 Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : ERVINA BENGE HONEY W Nomor Penulis : 22216385 Email Penulis : [email protected] Alamat Penulis : Jln. Oskar v no 13/b46, rt06/rw003, pondok permai, kuta baru dengan penulis lainnya sebagai berikut: Penulis ke-2/Nomor/Email : Agustin Rusiana Sari / 929361 / [email protected] Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FEUG/EB/PENELITIAN/231/2020 Judul Penelitian : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019 Tanggal Penyerahan : 18 / 08 / 2020 Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III. Dicetak pada: 19/08/2020 22:48:14 PM, IP:103.119.66.124 Halaman 1/1

Transcript of SURAT KETERANGANagustin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78025/...SURAT KETERANGAN Nomor:...

  • Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

    BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIANPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

    Nomor Pengunggahan

    SURAT KETERANGANNomor: 231/PERPUS/UG/2020

    Surat ini menerangkan bahwa: Nama Penulis : ERVINA BENGE HONEY WNomor Penulis : 22216385Email Penulis : [email protected] Penulis : Jln. Oskar v no 13/b46, rt06/rw003, pondok permai, kuta baru

    dengan penulis lainnya sebagai berikut:Penulis ke-2/Nomor/Email : Agustin Rusiana Sari / 929361 / [email protected]

    Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma,dengan rincian sebagai berikut : Nomor Induk : FEUG/EB/PENELITIAN/231/2020Judul Penelitian : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY STUDI KASUS PERUSAHAAN

    JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA TAHUN 2016-2019

    Tanggal Penyerahan : 18 / 08 / 2020

    Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.

    Dicetak pada: 19/08/2020 22:48:14 PM, IP:103.119.66.124 Halaman 1/1

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY

    STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN

    REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    TAHUN 2016-2019

    Penulis:

    Ervina Benge Honey Wailiti

    Agustin Rusiana Sari

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS GUNADAMA

    JAKARTA

    JUNI 2020

  • 1

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY

    STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN

    REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    TAHUN 2016-2019

    Ervina Benge Honey Wailiti 1)

    Agustin Rusiana Sari 2)

    Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

    Jakarta

    Abstrak

    Hal penting bagi perusahaan adalah penyampaian laporan keuangan audit yang

    cepat, karena dapat mendorong investor membuat keputusan investasi dengan

    segera. Semakin cepat investor menanamkan modalnya pada perusahaan, maka modal perusahaan akan bertambah dan selanjutnya dapat digunakan untuk

    menunjang operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-

    faktor yang berpengaruh pada keterlambatan penyelesaian laporan auditor

    independen (audit delay), faktor tersebut diantaranya adalah: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP. Studi kasus yang ditetapkan

    pada penelitian ini adalah pada perusahaan Property dan Real Estate yang

    terdaftar di BEI tahun 2016-2019. Pemilihan sampel menggunakan metode

    purposive sampling, dimana sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 24

    perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah model Regresi Linier Berganda dan diolah dengan bantuan software SPSS versi 26. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa, secara simultan Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran

    Perusahaan dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan secara

    parsial Profitabilitas dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay,

    sedangkan Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan tidak. Faktor-faktor yang diteliti

    memberikan sumbangan pengaruh pada audit delay sebesar 21,5%.

    Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Audit

    Delay

    Daftar Pustaka (1995-2019)

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 mewajibkan setiap

    perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan

    keuangan tahunan kepada OJK paling lambat bulan keempat setelah tahun buku

    berakhir. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan

    sanksi administratif seperti: peringatan tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha,

    pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan dan

    pembatalan pendaftaran.

    Penyajian laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala,

    utamanya adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan

    publik. Tujuan audit adalah untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan

  • 2

    keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu dilakukan

    pengecekan apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku.

    Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting tentang kinerja dan prospek

    perusahaan, berguna bagi pemegang saham dan masyarakat sebagai salah satu dasar

    dalam pengambilan keputusan investasi (Amani, 2016). Investor melihat ketepatan

    waktu penyampaian laporan keuangan yang sudah diaudit sebagai pertimbangan dalam

    berinvestasi, hal ini mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan tersebut lebih

    cepat dan relevan. (Firliana dan Sulismiyati, 2017).

    Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku

    hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Halim, 2000). Senada

    dengan pernyataan tersebut, Aryati (2005) mendefinisikan audit delay sebagai rentang

    waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan

    lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen

    atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per

    31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

    Penelitian ini mengambil objek perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena sub sektor ini erat kaitannya dengan

    kepentingan masyarakat masyarakat banyak. Dimana kita tahu bahwa salah satu

    kebutuhan primer masyarakat adalah tempat tinggal. Sektor ini juga dapat membuka

    lapangan kerja bagi masyarakat, dan menggerakan sektor riil. Perusahaan yang bergerak

    di bidang ini kecil kemungkinan mengalami kerugian karena tidak hanya bermanfaat

    untuk pengembangan, kontraktor dan masyarakat sebagai konsumen saja akan tetapi

    dapat juga menggerakan perusahaan-perusahaan di sektor yang lain.

    Mengingat urgensi dari audit delay seperti yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit

    delay. Faktor yang diuji/diteliti diantaranya adalah: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran

    Perusahaan dan Ukuran KAP. Studi kasus yang ditetapkan pada penelitian ini adalah

    pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019

    2. METODE PENELITIAN

    Pada sub bab metode penelitian ini akan disampaikan mengenai populasi dan teknik

    sampel, Jenis dan Sumber Data, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan

    Pengukuran Variabel, dan Teknik Analisis. Berikut dijelaskan setiap bagian dari sub

    bab metode penelitian.

    2.1. Populasi dan Teknik Sampel

    Populasi yaitu kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang

    sedang dikaji (Harinaldi 2005). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan

    Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019

    yaitu sebanyak 54. Sampel adalah sebagian atau subset (himpunan bagian) dari suatu

    populasi (Harinaldi 2005). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode

    purposive sampling, artinya pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya

  • 3

    diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau

    masalah penelitian. Teknik purposive sampling adalah teknik yang secara sengaja

    mengambil sampel tertentu yang telah selesai dan memenuhi segala persyaratan/kriteria

    sampel yang akan diperlukan.

    Kriteria dalam menentukan sampel penelitian ini sebagai berikut :

    1. Perusahaan Jasa sub sektor Property & Real Estate yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2019.

    2. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang melaporkan laporan keuangan di BEI selama periode 2016-2019.

    3. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang mengalami keuntungan selama periode 2016-2019.

    4. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang menggunakan mata uang Rupiah.

    2.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa

    data-data yang dihasilkan atau dibutuhkan di dalam pelaporan keuangan yang terjadi

    pada tahun 2016-2019.

    Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari annual report

    pada perusahaan jasa sub sektor property & real estate pada tahun 2016-2019. Semua

    data penelitian diperoleh dari laporan keuangan auditan yang didalamnya menyediakan

    informasi tentang terjadi atau tidaknya keterlambatan dalam penyampaian laporan

    keuangan. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (https://www.idx.co.id/) dan

    Saham Ok (https://www.sahamok.com/) .

    2.3. Model Penelitian

    Berdasarkan pada kajian teoritis dan analisis terhadap berbagai penelitian sebelumnya,

    maka model matematik yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

    Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + e ……………………………………(1)

    Dimana :

    Y = Audit Delay

    X1 = Profitabilitas

    X2 = Solvabilitas

    X3 = Ukuran Perusahaan

    X4 = Ukuran KAP

    2.4. Identifikasi Variabel dan Operasional Variabel

    Variabel penelitian ini terdiri dari dua kelompok utama yaitu dependen dan independen.

    Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

    perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel

    independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (return on asset),

    https://www.idx.co.id/

  • 4

    solvabilitas (debt to total asset), ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik.

    Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau variabel dependen

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit dela, Sugiyono (2014).

    Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi, indikator dan skala dari variabel

    penelitian. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan definisi operasional variabel

    dimaksud:

    Tabel 2.1

    Definisi Operasional Variabel

    No Variabel

    Penelitian

    Definisi

    Operasional

    Indikator Skala

    1. Audit Delay

    (Y)

    Lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang

    diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai

    dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit

    delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan

    informasi yang dipublikasikan, sehingga akan

    berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang

    dipublikasi. (Kartika 2011:155)

    Selisih tanggal penutupan

    tahun buku sampai

    tanggal laporan keuangan

    audit

    Interval

    2. Profitabilitas

    (X1)

    Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan

    kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

    (Kasmir 2012:196)

    Rasio

    3. Solvabilitas

    (X2)

    Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi total kewajibannya,

    baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

    perusahaan tersebut akan dibubarkan. (Kasmir

    2012:151)

    Rasio

    4. Ukuran

    Perusahaan

    (X3)

    Suatu ukuran yang menunjukan besar atau kecilnya

    sebuah perusahaan yang ditandai dengan beberapa

    ukuran antara lain total penjualan, total asset, log

    size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan. (Rochimawati 2010).

    Ln Total Aktiva

    Rasio

    5. Ukuran KAP

    (X5)

    Adalah besar atau kecilnya Kantor Akuntan Publik

    (KAP). KAP adalah sebuah badan usaha yang

    didirikan berdasarkan ketentuan peraturan

    perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha

    berdasarkan undang-undang dibidang pemberian jasa

    dalam praktik akuntan publik.

    Kode 1 : Big Four

    Kode 0 : Non Big Four

    Nominal

    Sumber : Penelitian Terdahulu

  • 5

    2.5. Teknik Analisis

    Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda

    yang bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel independen mempunyai

    pengaruh terhadap variabel dependennya.

    2.5.1. Analisis Statsitik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran informasi mengenai

    karakteristik-karakteristik dari suatu kelompok data (Ghozali, 2011). Uji statistik

    deskriptif ini bertujuan untuk memberikan penjelasan sederhana mengenai variabel-

    variabel penelitian, seperti jumlah variabel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata

    (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Nilai

    maksimum dan minimum digunakan untuk mengetahui nilai maksimum dan nilai

    minimum dari sampel yang diteliti. Rata-rata (mean) digunakan untuk mengetahui besar

    rata-rata sampel yang diteliti dan standar deviasi digunakan untuk menilai

    dispersi/kesenjangan rata-rata dari sampel.

    2.5.2. Uji Asumsi Klasik

    Uji ini dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan

    regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain

    dengan uji normalitas, multikolonieritas, heterosledastisitas dan autokolerasi.

    2.5.3. Regresi Linier Berganda

    Teknik regresi linier berganda memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk

    menyusun model hubungan atau pengaruh beberapa variabel terhadap variabel terikat,

    bahkan digunakan untuk meramalkan kondisi berikutnya. Analasis regresi berganda

    dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel

    independen dan variabel dependen (Santoso, 2016).

    2.5.4. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini berturut-turut dilakukan sebagai

    berikut: Uji Hipotesis Simultan, Uji Hipotesis Parsial, dan Uji Koefisien Determinasi.

    Berikut penjelasan dari uji tersebut:

    2.5.5. Uji Hipotesis Simultan (Uji-F)

    Uji F atau uji anova digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

    secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2016).

    Kriteria keputusan didasarkan pada hasil perbandingan hitung dengan tabel pada

    keyakinan 95% (α = 0,05), degree of freedom (df) = k-1, k adalah jumlah variabel

    dependen dan independen dan nilai profitabilitas yang diharapkan dari hasil

    pengolahaan data melalui program SPSS adalah sebagai berikut (Santoso, 2016):

    a. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. b. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

  • 6

    2.5.6. Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)

    Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial

    berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Santoso, 2016). Uji statistik t,

    pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara

    parsial dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria keputusan uji hipotesis secara

    parsial didasarkan pada hasil perhitungan t hitung dengan t tabel pada tingkat keyakinan

    95% (α = 0,05), degree of freedom (df) = nk-1, k adalah jumlah variabel independen dan

    nilai profitabilitas yang didapatkan dari hasil dari pengolahan data melalui program

    SPSS sebagai berikut (Singgih, Santoso, 2012):

    a. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima. b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

    2.5.7. Uji Koefisien Determinasi

    Koefisien Determinasi adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui seberapa

    besar variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi

    berkisar antara 0 sampai dengan 1.

    Nilai R2 yang kecil (mendekati 0) berarti kemampuan variabel-variabel independen

    dalam menjelaskan variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1

    berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

    dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2011).

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisis data dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, objek penelitian, teori dasar,

    analisis statistik deskriptif variabel penelitian, hasil uji hipotesis F (simultan) dan t

    (parsial) serta uji koefisien determinasi.

    3.1. Objek Penelitian

    Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya, pada penelitian ini

    objek penelitian terpilih adalah sebanyak 24 perusahaan, sebagai berikut:

    Tabel 3.1.

    Daftar Perusahaan Objek Penelitian

    No Kode Saham Nama Emiten

    1 APLN Agung Podomoro Land Tbk

    2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk

    3 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

    4 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

    5 CTRA Ciputra Development Tbk

    6 DILD Intiland Development Tbk

    7 DMAS Puradelta Lestari Tbk

    8 DUTI Duta Pertiwi Tbk

    9 GAMA Gading Development Tbk

  • 7

    No Kode Saham Nama Emiten

    10 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

    11 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk

    12 JRPT Jaya Real Property Tbk

    13 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk

    14 MDLN Modernland Realty Tbk

    15 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

    16 MMLP Mega Manunggal Property Tbk

    17 MTLA Metropolitan Land Tbk

    18 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

    19 PPRO PP Property Tbk

    20 PWON Pakuwon Jati Tbk

    21 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

    22 SMRA Summarecon Agung Tbk

    23 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

    24 TARA Sitara Propertindo Tbk

    3.2. Teori Dasar

    Terdapat dua teori yang mendasari penelitian ini, diantaranya adalah Teori Sinyal

    (Signalling Theory) dan Teori Agensi (Agency Theory).

    3.2.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

    Menurut Jogiyanto (2013) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi

    yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

    perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena

    informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran untuk

    keadaan masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup

    suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan,

    akurat dan tepat waktu.

    Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada

    para stockholder. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan

    informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan. Manajer melakukan publikasi

    laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar

    akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news.

    Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya

    kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah

    satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh

    suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya

    harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono, 2006).

    3.2.2. Teori Agensi (Agency Theory)

    Teori agensi menjelaskan hubungan antara si agen (pihak manajemen suatu

    perusahaan) dengan si principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan

    amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agen

    adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen bertindak sebagai pihak

  • 8

    yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang

    mengevaluasi informasi. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai

    principal, sementara auditor independen merupakan agen.

    Agency theory dapat diwujudkan dengan kontrak kerja yang mengatur proporsi hak

    dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas, sehingga

    diharapkan agen melakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan

    kepentingan principal. Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada

    agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal (Sebayang, 2014).

    Salah satu elemen dari teori agensi yaitu terdapatnya asimetri informasi dimana si

    agen lebih mengetahui tentang informasi lingkungan internal perusahaan secara

    detail dibandingkan dengan si prinsipal atau stockholder yang hanya mengetahui

    informasi eksternal perusahaan yaitu mengenai hasil kinerja dari seorang

    manajemen. Penyampaian laporan keuangan auditan secara tepat waktu nantinya

    yang dapat meminimalisir terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen

    dan stockholder karena si agen dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara

    transparan kepada si principal.

    3.3. Analisis Statistik Deskriptif

    Menggambarkan variabel dependen dan empat variabel independen yang diduga

    memengaruhinya. Analisis Statistik Deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai

    minimum, maksimum dan rata-rata sampel. Tabel berikut adalah statistik deskriptif dari

    variabel dependen Audit Delay dan variabel independen seperti profitabilitas,

    solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP:

    Tabel 3.2

    Statistik Deskriptif Tahun 2016-2019 Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AD_LEY 96 43 116 78,29 17,093

    PROFIT (ROA) 96 ,03 15,28 5,0465 3,90640

    SOLVT(DAR) 96 4,15 78,73 37,3904 18,90687

    COMP_SIZE 96 27,41 31,63 29,6787 1,03039

    KAP_SIZE 96 0 1 ,28 ,452

    Valid N (listwise) 96

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020.

    3.3.1. Audit Delay

    Menurut Subagyo (2009) audit delay adalah perbedaan waktu antara tanggal laporan

    keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan

    lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, sedangkan menurut

    Kartika (2011) audit delay adalah lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang

    diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan

    audit. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang

  • 9

    dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan

    yang didasarkan atas informasi yang dipublikasi.

    Berdasarkan tabel 5.2., data yang diperoleh dari perusahaan sub sektor property dan real

    estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 menunjukan bahwa pelaksanaan audit atas

    laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan membutuhkan waktu rata-rata

    adalah sebesar 78,29 hari dan lebih besar dibandingkan standar deviasinya sebesar

    17,093 artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai

    minimum dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan

    sebagai representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum sebesar 43 hari terdapat pada

    pada perusahaan PT. Puradelta Lestari Tbk dan PT Duta Pertiwi Tbk tahun 2019 dan

    maksimum sebesar 116 hari terdapat pada perusahaan PT Agung Podomoro Land Tbk

    tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan property dan real estate ini telah

    menyampaikan laporan audit cukup cepat karena seluruh perusahaan tidak melewati

    batas yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang menyampaikan bahwa

    laporan keuangan diserahkan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun

    buku berakhir kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    3.3.2. Profitabilitas

    Kasmir (2014) profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan

    dalam memperoleh laba. Profitabilitas ini juga menggambarkan ukuran tingkat

    efektivitas manajemen dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan

    keuntungan cenderung melaporkan keuangannya lebih cepat, sehingga dapat dikatakan

    bahwa semakin besar tingkat profitabilitas, maka semakin singkat audit delay.

    Indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini adalah

    Return On Asset (ROA). ROA menunjukan seberapa efisien perusahaan menggunaan

    assetnya untuk menghasilkan laba. Menurut Respati (2004) penggunaan ROA sebagai

    indikator profitabilitas perusahaan berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian

    laporan keuangan yang dipakai dalam penulisan. Menurut Munawir (2004) kelebihan

    ROA yaitu sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi

    tindakan yang yang dilakukan oleh divisi/bagian, juga dapat digunakan untuk mengukur

    profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dan berguna untuk

    keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.

    Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukan bahwa rasio profitabilitas (return on asset)

    diperusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki

    rata rata sebesar 5,0465 dan lebih besar dibandingkan standar deviasinya sebesar

    3,90640. Nilai standar deviasi ini menunjukan bahwa tingkat variasi data dari

    profitabilitas sebesar 3,90640. Nilai minimum sebesar 0,03 terdapat pada PT Gading

    Development Tbk tahun 2017 dan maksimum sebesar 15,28 terdapat pada PT Plaza

    Indonesia Realty Tbk tahun 2016.

    3.3.3. Solvabilitas

    Kasmir (2014), solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi total kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

    perusahaan tersebut akan dibubarkan. Tingginya resiko perusahaan mencerminkan

  • 10

    tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko perusahaan yang tinggi

    mengindentifikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan

    keuangan merupakan berita buruk bagi para investor, sehingga perusahaan cenderung

    menunda publikasi laporan keuangannya. Selain itu, proses pengauditan rasio

    solvabilitas yang tinggi memerlukan waktu yang lebih lama, karena pengauditan hutang

    lebih rumit dan melibatkan banyak staff.

    Indikator solvabilitas dalam penelitian ini adalah Debt to Total Asset Ratio (DAR).

    DAR merupakan perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan total

    aset perusahaanya. Hutang perusahaan akan mempengaruhi pengelolaan aset

    perusahaan yang ada. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka hutang yang dimiliki yang

    dimiliki perusahaan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan semakin besar tanggungan

    perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lainnya.

    Ketika perusahaan memiliki jumlah proposi hutang yang lebih banyak daripada jumlah

    aset, maka perusahaan tidak dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar yang

    mengakibatkan semakin tinggi hutang perusahaan maka beban perusahaan dalam

    membayar bunga dan pokok menjadi semakin tinggi. Hal tersebut membuat auditor

    memperluas area auditnya sehingga audit delay cenderung akan semakin lama.

    Perusahaan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menemuan bukti-bukti

    hutang serta mencocokan dengan laporan yang telah dibuat (Ariyani dan Budiartha,

    2014).

    Berdasarkan tabel 5.2., menunjukan bahwa rasio solvabilitas (total debt to total asset)

    diperusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki

    nilai rata-rata 37,3904 dengan standar deviasi sebesar 18,90687. Nilai standar deviasi ini

    menunjukan bahwa tingkat variasi data dari solvabilitas sebesar 18,90687 artinya, data

    penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai

    maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai

    representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum sebesar 4,15 terdapat pada PT

    Puradelta Lestari Tbk tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 78,73 terdapat pada PT

    Plaza Indonesia Realty Tbk tahun 2017.

    3.3.4. Ukuran Perusahaan

    Ukuran perusahaan menurut Rochimawati (2010) merupakan suatu ukuran yang

    menunjukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang ditandai dengan beberapa

    ukuran antara lain total penjualan, total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar

    perusahaan, dan nilai buku perusahaan. Sedangkan menurut Petrolina (2007) dalam

    Puspitasari dan Latrini (2014) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya

    perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau

    total aktiva perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan akhir

    periode yang diaudit menggunakan logaritma.

    Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan

    dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu menejemen

    perusahaan berskala besar cenderung diberikan insetif untuk mengurangi audit delay,

    dikarenakan perusahaan yang mempunyai asset besar akan memiliki banyak sumber

    informasi, sumber daya manusia dan system informasi yang canggih sehingga

  • 11

    memungkinkan perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan secara cepat publik.

    Indikator yang digunakan untuk mengukur ariabel ukuran perusahaan adalah logaritma

    natural dari total aset perusahaan.

    Berdasarkan tabel 5.2., menunjukan bahwa ukuran prusahaan di perusahaan property

    dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memilii nilai rata-rata sebesar

    29,6787 dengan standar deviasi sebesar 1,03039. Nilai standar deviasi ini menunjukan

    bahwa tingkat variasi data dari ukuran perusahaan sebesar 1,03039 artinya, data

    penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai

    maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai

    representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum 27,41 terdapat pada PT. Duta

    Pertiwi Tbk pada tahun 2016 dan nilai maksimum 31,63 terdapat pada PT. Bumi

    Serpong Damai Tbk tahun 2019.

    3.3.5. Ukuran Kantor Akuntan Publik

    Menurut Purba (2012), Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan

    berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha

    berdasarkan undang-undang dibidang pemberian jasa dalam praktik akuntan publik.

    Akuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa

    yang meliputi, jasa audit atas informasi keuangan historis dan jasa review atas informasi

    keuangan historis. Selain itu, akuntan publik dapat memberikan jasa lainnya yang

    berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan (Purba, 2012).

    Laporan keuangan atau informasi akan kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat

    dan terpecaya. Kredilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan

    menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik.

    Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi atau nama baik berafiliasi dengan kantor

    akuntan publik universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four.

    Verawati dan Wirakusuma (2016) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big

    Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big

    Four.

    Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber

    daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan

    lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan

    lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya,

    karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan

    kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit delay.

    Adapun kategori The Big Four di Indonesia yaitu :

    KAP Prince Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto dan Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

    KAP Klynved Peat Marwick Goerdeler (KPMG), berkejasama dengan KAP Sidharta-Shidarta dan Widjaja.

    KAP Ernest and Young (E&Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko dan Sanjadja.

  • 12

    KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), berkerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa, Osman Ramli Satrio dan rekan.

    Kredilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor

    dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik. Kantor Akuntan Publik yang

    memiliki reputasi atau nama baik berafiliasi dengan kantor akuntan publik universal

    seperti Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four. Verawati dan Wirakusuma

    (2016) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam

    menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big Four.

    Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber

    daya manusia yang lebih unggul sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan

    lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan

    lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya,

    karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan

    kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit delay.

    Berdasaran tabel 5.2., menunjukan bahwa ukuran kantor akuntan publik di perusahaan

    property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki nilai minimal

    0, nilai maksimum 1 dan rata-rata 0,28 dan memiliki tingkat variasi data sebesar 0,452

    artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum

    dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai

    representasi dari keseluruhan data.

    Tabel 3.3.

    Frekuensi Kantor Akuntan Publik

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative

    Percent

    Valid Non Big Four 69 71,9 71,9 71,9

    Big Four 27 28,1 28,1 100,0

    Total 96 100,0 100,0

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020.

    Berdasarkan tabel 5.3. dapat dijelaskan bahwa frekuensi ukuran kantor akuntan publik

    yang dihasilkan dari perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar Bursa

    Efek Indonesia pada tahun 2016-2019, diketahui pengguna jasa kantor akuntan publik

    non big four sebanyak 71,9%, sedangkan perusahaan pengguna jasa kantor akuntan

    publik big four sebesar 28,1%. Hal ini menunjukan bahwa lebih banyak perusahaan

    property dan real estate yang menggunakan jasa kantor akuntan publik non big four.

    3.4. Analisis Regresi Linier Berganda

    Setelah pengujian asumsi klasik dan dinyatakan lolos semua untuk semua uji, maka

    selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik regresi linier berganda.

    Hal ini untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan

    solvabilitas sebagai variabel independen (X) terhadap audit delay variabel dependen

  • 13

    (Y). Berikut hasil yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS

    26.0:

    Tabel 3.4.

    Hasil Uji Regresi

    Coefficients

    a

    Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 153,240 50,265 3,049 ,003

    PROFT -1,644 ,407 -,376 -4,035 ,000

    SOLVT(DAR) ,044 ,097 ,049 ,452 ,653

    COMP_SIZE -2,428 1,757 -,146 -1,382 ,170

    FIRM_SIZE 13,391 3,551 ,354 3,770 ,000

    a. Dependent Variable: ADLEY

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

    Berdasarkan output regresi seperti yang terdapat pada tabel 5.1., maka diperoleh

    persamaan regresi sebagai berikut:

    ………..

    Persamaan regresi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

    A. Nilai regresi konstanta (a) adalah sebesar 153,240. Hal ini menunjukkan apabila seluruh variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan

    ukuran KAP) dianggap konstan, maka audit delay (Y) sebesar 153,240 hari.

    B. Koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar -1,644. Artinya setiap penurunan 1% profitabilitas akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay

    selama 1,644 hari atau setiap peningkatan 1% profitabilitas akan mengakibatkan

    penurunan atau mempersingkat proses audit delay selama 1,644 hari dengan

    ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

    C. Koefisien regresi variabel solvabilitas sebesar 0,044. Artinya setiap penurunan 1% solvabilitas akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit

    delay selama 0,044 hari atau setiap peningkatan 1% solvabilitas akan

    meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 0,004 hari dengan

    ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

    D. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar -2,428. Artinya setiap penurunan 1 satuan ukuran perusahaan akan meningkatkan atau memperpanjang

    proses audit delay selama 2,428 hari atau setiap peningkatan 1 satuan ukuran

    perusahaan akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit

    delay selama 2,428 hari dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika

    hasilnya berpengaruh).

    E. Koefisien regresi variabel ukuran KAP sebesar 13,391. Artinya setiap penurunan 1 satuan ukuran KAP akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses

    audit delay selama 13,391 hari atau setiap peningkatan 1 satuan ukuran KAP

    akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 13,391 hari

    dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

  • 14

    3.4.1. Uji F (Anova)

    Pengujian hipotesis uji F digunakan untuk menghitung apakah secara simultan

    (bersama-sama) variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependenya.

    Kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria

    pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho

    diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji F dapat dilihat sebagai

    berikut:

    Tabel 3.5.

    Hasil Uji Simultan dengan F-test

    ANOVA

    a

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 6883,322 4 1720,831 7,502 ,000b

    Residual 20872,511 91 229,368 Total 27755,833 95

    a. Dependent Variable: ADLEY b. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, COMP_SIZE, PROFT, SOLVT(DAR)

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

    Bedasarkan hasil uji signifikansi simultan yang dinyatakan pada tabel 5.2., dapat dilihat

    bahwa nilai signifikansi F 0,000 < 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa variabel independen

    (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) secara bersama-sama

    berpengaruh terhadap variabel dependen (audit delay).

    3.4.2. Uji t

    Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individual (parsial) variabel

    independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP)

    mempengaruhi variabel dependen (audit delay) secara signifikan atau tidak. Kriteria

    pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan pada nilai probabilitas.

    Kriteria pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah jika signifikansi > 0,05 maka

    Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji t dapat dilihat sebagai

    berikut:

    Tabel 3.6.

    Hasil Uji Parsial dengan t-test

    Coefficients

    a

    Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 153,240 50,265 3,049 ,003

    PROFT (ROA) -1,644 ,407 -,376 -4,035 ,000

    SOLVT(DAR) ,044 ,097 ,049 ,452 ,653

    COMP_SIZE -2,428 1,757 -,146 -1,382 ,170

    KAP_SIZE 13,391 3,551 ,354 3,770 ,000

    a. Dependent Variable: ADLEY

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

  • 15

    A. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay

    Hasil uji pengaruh variabel profitabilitas terhadap audit delay, menunjukkan tingkat

    signifikansi sebesar 0,000, yang artinya kurang dari 0,05, dan koefisien regresi -1,644.

    Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

    audit delay, artinya peningkatan pada variabel profitabilitas akan mengakibatkan

    penurunan audit delay.

    Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi, cenderung ingin

    mempublikasikan laporan keuangan dengan cepat karena perusahaan ingin segera

    memberikan kabar baik kepada para pihak yang berkepentingan seperti investor,

    kreditur, dan para pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan akan mendukung

    proses audit yang dilaksanakan oleh auditor, seperti memudahkan auditor meminta data

    untuk pengambilan sampel dan bukti audit yang diperlukan selama proses audit

    berlangsung sehingga proses audit tidak membutuhkan waktu yang lama (Widya, 2016).

    Hasil pengujian ini mendukung teori sinyal, yang menyatakan bahwa berita baik

    cenderung dipercepat dan berita buruk cenderung diperlambat. Hal ini dikarenakan para

    manajer sebagai agen ingin menunjukkan kinerja perusahaan yang sesuai dengan apa

    yang diinginkan oleh para investor. Berita baik ini akan mempengaruhi pasar saham

    khususnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hapsari, Putri &

    Arofah (2016), Amani (2016) dan Natonis & Tjahjadi (2019) yang juga menyatakan

    bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Di sisi lain, hasil penelitian ini

    berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2011), Sutapa

    & Wirakusuma (2012), Barkah & Pramono (2016) dan Apriyana (2017) yang

    menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Karena

    dalam mengerjakan pengauditan, auditor harus berhati-hati adanya resiko tingkat

    profitabilitas yang tinggi maupun rendah.

    B. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay

    Hasil uji pengaruh variabel solvabilitas terhadap audit delay, menunjukkan tingkat

    signifikansi 0,653. Angka ini lebih besar 0,05 dan koefisien regresi sebesar 0,044, maka

    variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tinggi dan rendahnya

    solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, karena mengaudit akun hutang

    diperlukan waktu yang relatif lebih lama dan diharuskan mencari sumber penyebab dari

    tingginya hutang yang dimiliki perusahaan dan membutuhkan waktu yang banyak

    dalam mengkonfirmasi kepada pihak yang berkaitan dalam perusahaan.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hapsari, Putri dan Arofah

    (2016) serta Syachrudin & Nurlis (2018). Di sisi lain, hasil penelitian ini berbanding

    terbalik dengan hasil penelitian Kartika (2011), Barkah & Pramono (2016) dan

    Apriyana (2017) yang menyatakan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh terhadap audit

    delay.

  • 16

    C. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

    Hasil uji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap audit delay, menunjukkan

    tingkat signifikansi 0,170, nilai ini lebig besar dari 0,05 dan koefisien regresi sebesar -

    2,428, maka variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

    Hal ini dikarenakan setiap perusahaan senantiasa diawasi oleh para investor, regulator,

    dan pihak-pihak lain yang menggunakan laporan keuangan, sehingga tiap-tiap

    perusahaan memiliki tekanan yang sama atas penyampaian laporan keuangan dan juga

    berapapun jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan akan diperiksa dengan cara yang

    sama sesuai dengan prosedur dalam audit laporan keuangan. (Barkah dan Pramono,

    2016). Pada dasarnya ketepatan waktu diperngaruhi oleh seberapa besar rasa tanggung

    jawab suatu perusahaan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh

    BAPEPAM mengenai keterbukaan informasi khususnya mengenai ketepatan waktu

    penyampaian laporan keuangan dan seberapa besar tanggung jawab perusahaan dalam

    memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat dan pihak yang

    berkepentingan dengan perusahaan, dan bukan dilihat dari besar kecilnya ukuran

    perusahaan, karena pada kenyataannya tidak selalu perusahaan dengan aset besar tepat

    waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dan perusahaan kecil tidak tepat

    waktu. (Andini, 2016).

    Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Barkah dan Pramono (2016) dan

    Syachrudin & Nurlies (2018). Di sisi lain, hasil penelitian berbanding terbalik dengan

    hasil penelitian yang dilakukan Kartika (2011) dan Sutapa & Wirausuma (2012)

    D. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay

    Hasil uji pengaruh variabel ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay

    menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, nilai ini lebih kecil dari 0,05 dan koefisien

    regresi sebesar 13,391. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran kantor

    akuntan publik berpengaruh positif terhadap audit delay, artinya peningkatan pada

    variabel ukuran kantor akuntan publik akan mengakibatkan meningkatkan audit delay.

    Hal ini menunjukan bahwa pemilihan KAP dapat mempengaruhi audit delay. Hasil

    penelitian ini sejalan denga penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2013) dan

    Lestari & Nuryatno (2018), Semakin besar ukuran KAP maka akan menjamin suatu

    kredibilitas yang baik bagi KAP itu sendiri. KAP yang sudah besar tentunya memiliki

    sumber daya manusia berkualitas yang akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga

    mampu menghasilkan audit laporan keuangan yang tidak melebihi batas waktu yang

    telah ditentukan oleh OJK yaitu bulan keempat setelah tahun buku berakhir.

    Di sisi lain, hasil penelitian berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Syachrudin dan Nurlies (2018) dan Natonis dan Tjahjadi (2019) yang menyatakan

    KAP big four dan non big four akan berusaha menyelesaikan audit laporan keuangan

    dengan sebaik-baiknya dan tidak mempengaruhi waktu audit delaynya.

  • 17

    3.4.3. Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen

    (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) dalam menjelaskan

    variabel dependen (audit delay). Berikut adalah hasil koefisien determinasi (R2) dalam

    penelitian ini:

    Tabel 3.7.

    Koefisien Determinasi (R2)

    Model Summary

    b

    Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

    1 ,498a ,248 ,215 15,145

    a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, COMP_SIZE, PROFT, SOLVT(DAR) b. Dependent Variable: ADLEY

    Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

    Berdasarkan tabel 5.4. diketahui bahwa hasil output model summary didapat bahwa

    nilai Adjusted R2 sebesar 0,215 atau 21,5%. Nilai ini menunjukan kemampuan variabel

    profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP dalam menjelaskan

    variabel audit delay adalah sebesar 21,5% sedangkan sisanya 78,5% dipengaruhi oleh

    variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini.

    4. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Kesimpulan

    Berdasarkan olah data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa 1)

    Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik

    secara bersama-sama mempengaruhi Audit Delay, sedangkan secara parsial hanya

    variabel profitabilitas dan ukuran KAP yang memengaruhi Audit Delay. 2) Variabel

    Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik bisa

    menjelaskan audit delay adalah sebesar 21,5% sedangkan sisanya 78,5% dipengaruhi

    oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini.

    4.2. Saran

    Berdasarkan hasil temuan, maka terdapat beberapa hal dari hasil penelitian ini yang

    relevan dijadikan sebagai saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

    1. Memperluas sampel yang digunakan, hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas, tidak hanya pada perusahaan

    property dan real estate saja tapi pada sektor yang lainnya.

    2. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga akan menggambarkan kondisi yang

    sesungguhnya terjadi dan mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.

  • 18

    3. Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan lagi variasi variabel independen yang berpengaruh terhadap audit delay, sehingga kontribusi variabel independen

    yang berpengaruh terhadap audit delay bisa ditingkatkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amani, F. A., & Waluyo, I. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini

    Audit, Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada

    Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    pada Tahun 2012-2014”. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan

    Manajemen, 5(1), 135-150.

    Apriyana, N., & Rahmawati, D. 2017. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran

    Perusahaan, dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Properti

    dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-

    2015”. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 6(2), 108-124.

    Ariyani, N. N. T. D., & Budiartha, I. K. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

    Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP terhadap

    Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi

    Universitas Udayana, 8(2), 217-230.

    Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

    Delay dan Timeliness.Media Riset Akuntansi”. Auditing dan Informas”. Vol.5,

    No.3, Desember, hal 271-287.

    Barkah, G., & Pramono, H. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan

    Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

    Di BEI Periode 2010-2012”. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 14(1).

    Firliana, I., & Sulasmiyati, S. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan

    Solvabilitas Terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan LQ 45 Sub-Sektor

    Bank serta Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

    2011–2015)”. Jurnal Administrasi Bisnis, 46(1), 61-68.

    Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPS. Semarang:

    Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Hapsari, A. N., Putri, N. K., & Arofah, T. 2016. “The Influence of Profitability,

    Solvency, and Auditor’s Opinion to Audit Report Lag at Coal Mining

    Companies”. Binus Business Review, 7(2), 197-201.

    Halim, A. 2000. Auditing. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

    Harinaldi, D. I., & Eng, M. 2005. Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan

    Sains. Jakarta: Erlangga.

  • 19

    Jogiyanto Hartono. 2013. Teori dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan. Yogyakarta;

    BPFE

    Kartika, A. 2011. “Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di BEI”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(2),

    152-171.

    Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta:

    PT. Rajagrafindo Persada.

    Kusumawardani, F. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

    Perusahaan Manufaktur”. Accounting Analysis Journal, 2(1).

    Lestari, S. Y., dan M. Nuryatno. 2018. "Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay dan

    Dampaknya Terhadap Abnormal ReturnPerusahaan Di Bursa Efek Indonesia".

    Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Vol. 1, No. 2, hlm: 63

    Munawir, S. 2004, Analisis Laporan Keuangan , Edisi Ke-Empat. Liberty: Yogyakarta

    Natonis, S. A., & Tjahjadi, B. (2019). Determinant of Audit Report Lag Among Mining

    Companies in Indonesia. Jurnal organisasi dan manajemen, 15(1), 68-81.

    Petrolina, Thio Anastasia. 2007. Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur

    Perusahaan atas Audit Report Lag. Akuntabilitas. Maret 2007. Hlm 129-141

    Purba, Marisi P. 2012. Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Puspitasari, K. D., & Latrini, M. Y. (2014). Pengaruh ukuran perusahaan, anak

    perusahaan, leverage dan ukuran kap terhadap audit delay. E-Jurnal Akuntansi

    Universitas Udayana, 8(2), 283-299.

    Respati, N.W. 2001. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadapKetepatan Waktu

    Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Maksi. Vol.4.

    No.3.Hal: 67-81

    Rochimawati. 2010. “Analisis Diskriminan Audit Delay pada Industri Keuangan di

    Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

    Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo.

    Sebayang, E. V., & Laksito, H. 2014.” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Perbankan Yang

    Terdaftar Di Bursa Efek Indonesiatahun 2010-2012)”. Doctoral dissertation,

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

  • 20

    Singgih. 2016. Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : Elekmedia Computindo.

    Subagyo. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

    Perusahaan Go Public Sektor Property dan Real Estate”. Jurnal Akuntansi.

    Vol.9. No.5. 149-168.

    Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

    R&D. Bandung: Alfabeta.

    Sutapa, I. N., & Wirakusuma, M. G. 2008. “Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal

    Perusahaan Terhadap Audit Delay”. Universitas Udayana, Bali.

    Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta :

    BPFE Yogyakarta.

    Syachrudin, D., & Nuris. 2008. “Influence of Company Size, Audit Opinion,

    Profitability, Solvency, And Size Of Public Accountant Offices To Delay Audit”.

    International Journal Of Scientific & Technology Research. Volume 7, Issue 10,

    October 2018.

    Verawati, N. M. A., & Wirakusuma, M. G. 2016. “Pengaruh Pergantian Auditor,

    Reputasi KAP, Opini Audit, dan Komite Audit pada Audit Delay”. E-Jurnal

    Akuntansi Universitas Udayana, 17(2), 1083-1111.

    Widya, A. H. 2016. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu

    Penyampaian Laporan Keuangan”. Skripsi. Jakarta. Universitas Bakrie.

    www.idx.co.id diakses 12 April 2020

    www.sahamok.co.id diakses 12 April 2020

    www.ojk.go.id diakses 1 April 2020

    http://www.idx.co.id/http://www.sahamok.co.id/http://www.ojk.go.id/