Skripsi ERVINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN fileperan perum pegadaian cabang cokronegaran...
Transcript of Skripsi ERVINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN fileperan perum pegadaian cabang cokronegaran...
PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA
DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI SURAKARTA
TAHUN 2008
Skripsi
Oleh:
ERVINA
NIM K7405051
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA
DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI SURAKARTA
TAHUN 2008
Oleh:
ERVINA
NIM K7405051
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukirman, M.M.
NIP. 131 121 676
Sohidin, S.E, M.Si.Akt.
NIP. 132 316 107
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. 1. ...............
Sekretaris : Laili Faiza Ulfa, S.E., M.M. 2. ................
Anggota I : Drs. Sukirman, M.M. 3. ................
Anggota II : Sohidin, S.E, M.Si. Akt. 4. ...............
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 131 658 563
ABSTRAK
Ervina. PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DISURAKARTA TAHUN 2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2009.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Memperoleh gambaran yang jelas mengenai peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008, (2) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008, (3) Mengetahui faktor-faktor penghambat dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan terdiri dari: (1) Informan, (2) Tempat dan Peristiwa, (3) Arsip dan Dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dimana sampel yang diambil tidak ditekankan pada banyaknya sampel melainkan kualitas pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif dimana pengumpulan data, reduksi data, penyajian data danpenarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan. Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Peran perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyeluran kredit kepada masyarakat surakarta tahun 2008, diwujudkan dengan: (a) Menerbitkan produk kredit kepada masyarakat yaitu kredit cepat dan aman, kredit angsuran sistem fidusia, kredit angsuran sistem gadai, dan usaha jasa titipan, (b) Memberikan sistim pemberian kredit maupun pelunasan kredit yang mudah dan cepat, (c) Pengadaan Lelang. (2) Faktor pendukung Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008 adalah: (a) Sumber Daya Manusia (SDM), (b) Kualitas pelayanan kepada nasabah, (c) Modal yang mampu mencukupi permintaan kredit kepada nasabah, (d) Bunga yang rendah. (3) Faktor penghambat Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008 adalah: (a) Nasabah yang wanprestasi atau ingkar janji (b) Munculnya lembaga kredit skala kecil yang menjadi pesaing utama, (c) Barang jaminan yang tidak laku di jual.
ABSTRACT
Ervina. ROLE of PERUM of PAWNSHIP OFFICE BRANCH COKRONEGARAN SURAKARTA IN CHANNELING of CREDIT TO SOCIETY IN SURAKARTA of YEAR 2008. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teachership and Education Science. University Eleven March Surakarta, April 2009
Target of this Research is: (1) Obtaining clear picture hit role of Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008, (2) Knowing factors becoming supporter in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008, (3) Knowing factors of resistor in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008This research use approach qualitative with descriptive method qualitative. source of Data used consisted of: (1) Informan, (2) Place and Event, (3) Archives and Document. Technique of Sampling used by purposive sampling (sampel aim to) where sampel taken not emphasized at to the number of sampel but quality of understanding of sampel to problems checked. Technique of data collecting use technique interview, observation, and the documentation. validity of Data use triangulation of data or source and triangulat method, for the technique analyse data used by technique analyse interaktif where data collecting, reduce data, presentation of data and withdrawal of verifikasi each other be interconnected. While procedure of research started from preparation phase, execution phase, phase analyse data and phase of compilation of research report.
Pursuant to inferential research result that: (1) Role perum of pawnship office branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society surakarta year 2008, realized: (a) Publish credit product to society that is credit quickly and peaceful, system fidusia instalment credit, system instalment credit mortage, and effort service titipan, (b) Give gift systems credit and also credit redemption easy to and quickly, (c) the Levying Auction. (2) Supplementary Factor Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society in Surakarta year 2008 is: (a) Human Resource (SDM), (b) the service Quality to client, (c) the Capital capable to answer the demand credit request to client, (d) the low Flower. (3) resistor Factor Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society in Surakarta year 2008 is: (a) the Client which wanprestasi or break a promise (b) the Appearance institute small scale credit becoming especial competitor, (c) the Mortgage which is not saleable in selling.
MOTTO
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap.”
(Q.S Al-Insyiroh :5-8)
” Bersabarlah atas pahitnya hukuman dari seorang guru sebab di dalam kemarahan
guru mengendaplah ilmu” (Imam Syafi’i)
”Mulai dari diri sendiri untuk memulai perubahan yang lebih berarti menuju lebih
baik” (Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk :
Bapak dan Ibu tersayang
Kakak-kakakku
Kak Aditya
Teman-teman PAK ’05
Teman-teman UKM BKKT UNS
Almamater
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
Judul PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN
SURAKARTA DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI
SURAKARTA TAHUN 2008, sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi .
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami
hambatan., namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul
dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan dan Para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi.
3. Ketua dan Sekretaris Program Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
dan serta petunjuk dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Akuntansi P.IPS FKIP UNS yang telah
memberikan ijin dan serta petunjuk dan pengarahan dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Sukirman, M.M, selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Sohidin, S.E, M.Si. Akt, selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAK FKIP UNS yang
telah mendidik dan membimbing selama ini.
8. Bapak dan Ibu serta seluruh staf karyawan FKIP UNS yang telah membantu
dalam kelancaran urusan administrasi.
9. Bapak Aris Yuwono, selaku Kepala Cabang Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
10. Para pegawai Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan informasi kepada peneliti.
11. Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang bersedia
memberikan informasi kepada penulis sehingga dapat mengumpulkan data
dengan mudah
12. Ibu dan Bapak, terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya selama ini.
13. Kak Aditya yang selalu memberikan motivasi
14. Teman-teman UKM BKKT UNS.
15. Teman-teman PAK ’05 atas kebersamaannya selama ini.
16. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti berusaha menyajikan skripsi ini dalam bentuk yang sebaik mungkin,
namun peneliti menyadari bahwa masih ada banyak kekurangannya. Oleh karena itu
saran dan kritik sangat peneliti harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, April 2009
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)................ 8
a. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)..................... 8
b. Bentuk dan Ciri-ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)...... 8
2. Tinjauan Tentang Pegadaian........................................................... 10
a. Pengertian Pegadaian............................................................... 10
b. Pengertian Perum Pegadaian.................................................... 14
c. Produk Pegadaian..................................................................... 15
d. Barang Jaminan Perum Pegadaian........................................... 16
3. Tinjauan Tentang Kredit................................................................. 19
a. Pengertian Kredit...................................................................... 19
b. Unsur-unsur Pokok Kredit........................................................ 20
c. Tujuan Penggunaan Kredit....................................................... 21
d. Jenis-jenis Kredit...................................................................... 21
e. Fungsi Kredit............................................................................ 25
f. Prinsip Pemberian Kredit......................................................... 26
B. Penelitian Yang Relevan....................................................................... 28
C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 29
BAB III METODOLOGI ................................................................................ 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 31
C. Sumber Data......................................................................................... 33
D. Teknik Sampling (Cuplikan)................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 35
F. Validitas Data....................................................................................... 37
G. Analisis Data ........................................................................................ 38
H. Prosedur Penelitian............................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 41
1. Keadaan Geografis Kota Surakarta................................................ 41
2. Gambaran Umum Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran......... 42
3. Sejarah Perum Pegadaian............................................................... 43
4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran....... 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 51
1. Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
Penyaluran Kredit kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008... 51
2. Faktor-faktor yang menjadi Pendukung dalam Penyaluran Kredit kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008 ............................................ 64
3. Faktor-faktor yang menjadi Penghambat dalam Penyaluran Kredit kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008 ............................................ 68
C. Temuan Studi Yang Dikaitkan Dengan Teori...................................... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 75
A. Simpulan .............................................................................................. 75
B. Implikasi............................................................................................... 78
C. Saran...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 81
LAMPIRAN ..................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian ............................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran .............................................................. 29
Gambar 2. Skema Analisis Interaktif .................................................................. 39
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian..................................................... ........... 40
Gambar 4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran........... 45
Gambar 5. Prosedur Pemberian Kredit ............................................................... 57
Gambar 6. Prosedur Pelunasan Kredit ................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi................................. 83
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................................. 84
Lampiran 2. Field Note ................................................................................... 86
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi saat ini ditandai dengan meningkatnya ekspansi
perekonomian diberbagai kawasan. Ekspansi perekonomian dunia itu terutama
ditopang oleh keberadaan ekspansi perekonomian yang ada di Amerika Serikat,
membaiknya kondisi perekonomian di kawasan Eropa dan Amerika Latin serta
berlanjutnya pemulihan kondisi perekonomian dibeberapa kawasan negara
Asia. Ekspansi perekonomian Amerika Serikat sangat didorong oleh permintaan
domestik yang sangat kuat. Amerika Serikat sebagai lokomotif perekonomian
global yang memberikan dampak positif terhadap kinerja diberbagai kawasan
khususnya kawasan Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Dipihak lain meningkatnya ekspansi perekonomian dunia disertai dengan
meningkatnya harga minyak mentah dunia yang terus melambung. Kenaikan
harga minyak mentah dunia memberikan implikasi terhadap peningkatan biaya
hidup masyarakat sehingga mendorong maraknya tuntutan kenaikkan upah yang
terjadi dibeberapa negara khususnya bagi negara yang sedang berkembang.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang dengan
posisi yang masih memprihatinkan belum lagi adanya dampak dari kenaikan
harga minyak mentah dunia tersebut menjadikan kondisi perekonomian di
Indonesia semakin terpuruk serta menambah krisis ekonomi yang terus
berkepanjangan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, telah mengakibatkan
terjadinya kontraksi perekonomian serta mendorong meningkatnya jumlah
penduduk miskin dan kurang gizi yang khususnya berada di wilayah Indonesia.
Didalam upaya penyehatan kebijakan perekonomian nasional, pemerintah
telah menempuh serangkaian langkah dan tindakan yang juga memperoleh
bantuan keuangan dari beberapa lembaga internasional. Salah satu langkah yang
ditempuh adalah dengan pemberdayaan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk
meningkatkan akses rakyat kecil terhadap perekonomian dan mengutamakan
seluruh kepentingan rakyat kecil, selain itu pemerintah juga mendorong
komitmen perbankan dalam pengembangan usaha kecil, menengah, dan
koperasi. Upaya-upaya tersebut juga diimbangi dengan upaya lain disektor riil,
antara lain program jaring pengaman sosial (JPS) untuk memberdayakan
masyarakat khususnya masyarakat yang secara langsung terkena dampak dari
krisis ekonomi, serta melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan
efisiensi perekonomian dengan cara melakukan pembaharuan baik kinerja
maupun kualitas dalam dunia perbankan.
Sektor keuangan khususnya perbankan yang selama ini sangat berperan
dalam menggerakkan perekonomian, tentu sangat diperlukan untuk membantu
pemulihan perekonomian nasional. Namun secara fungsi intermediate keuangan
dari industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya belum sepenuhnya
berjalan normal dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut
dikarenakan adanya permasalahan yang masih dihadapi oleh sektor riil maupun
perbankan itu sendiri disamping masalah besarnya faktor risiko dan
ketidakpastian yang berkaitan dengan kondisi politik dan keamanan dalam
negeri.
Disektor riil, proses restrukturisasi kredit, utang luar negeri, dan
perusahaan secara keseluruhan masih berjalan lambat. Kondisi tersebut telah
menyebabkan peningkatan kegiatan sektor riil tidak dapat berjalan lebih cepat
karena sebagian besar perusahaan yang masih dalam proses restrukturisasi
tersebut merupakan komponen terbesar dari perekonomian nasional.
Disisi perbankan, belum pulihnya fungsi intermediate tidak terlepas dari
masih tingginya ketidakpastian ditengah situasi sosial politik yang belum stabil
dan masih berlangsungnya proses konsolidasi internal perbankan dalam rangka
pemenuhan berbagai ketentuan prudensial Bank Indonesia. Perkembangan
tersebut telah menyebabkan penyaluran kredit tidak optimal. Menurut Laporan
Tahunan Bank Indonesia (2000: 117) masih rendahnya pertumbuhan kredit
perbankan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Debitur potensial masih terbatas sehubungan masih banyaknya debitur
berskala besar dalam proses restrukturisasi di Badan Perbankan Nasional.
2. Sebagian penyalur kredit baru diberikan dalam bantuk kredit menengah dan
kecil dengan tujuan konsumsi.
3. Perbankan menilai bahwa risiko perbankan masih tinggi meskipun terdapat
permohonan kredit oleh nasabah baru.
4. Para debitur belum melakukan penarikan atas komitmen kredit secara
optimal karena belum di dukung oleh iklim yang kondusif.
5. Beberapa bank rekapitulasi masih mengalami masalah likuiditas dalam
menghadapi kesulitan untuk menjual obligasi yang dimilikinya karena
belum berkembangnya pasar sekunder obligasi pemerintah.
6. Beberapa bank masih menghadapi masalah yang terkait dengan rasio modal
cadangan batas maksimum pemberian kredit.
Dengan melihat kondisi perbankan nasional yang masih menjalani proses
penyehatan dan sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit pada masyarakat,
terutama bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi yang lemah belum dapat
dipenuhi, maka pemerintah membentuk suatu lembaga pengkajian yang dapat
memberikan pinjaman modal bagi masyarakat ekonomi lemah dengan pegadian
sistem hukum gadai. Lembaga pegadaian ini memberikan peluang yang besar
kepada masyarakat yang mampu mengikat kredit dengan pihak bank dengan
cara mengagunkan barang-barang bergerak yang dimilikinya serta proses yang
ditempuh dalam mendapatkan pinjaman adalah sederhana dan dalam waktu
yang singkat.
Lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 103/2000 menyebutkan bahwa
maksud dan tujuan Perum Pegadaian adalah menyediakan dana atas dasar
hukum gadai dan jasa dibidang keuangan lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Jadi sangat jelas bila situasi yang sedang
terjadi sekarang ini peran Perum Pegadaian sangat dibutuhkan terutama bagi
orang yang memerlukan sejumlah dana dalam waktu cepat. Nasabah datang ke
Pegadaian pada umumnya memiliki 2 tujuan :
1. Kebutuhan Praktis
Yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, dan
aman serta terhindar dari birokrasi yang rumit
2. Kebutuhan Emosional
Yaitu kebutuhan setiap orang untuk dikenali, diberlakukan dengan hormat
dan pemenuhan untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif
Seseorang yang ingin membutuhkan Perum Pegadaian dapat langsung
berhubungan dengan Perum Pegadaian bila bermaksud mendapatkan pinjaman/
kredit dari lembaga keuangan tersebut dengan cara memproduktifkan barang
berharga yang dimiliki sebagai jaminan kredit gadai. Sesuai dengan motto
Perum Pegadaian “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” sehingga lembaga
keuangan tersebut dapat menyediakan dana untuk menutup setiap kesulitan
yang datang tanpa harus menuggu hari berikutnya. Mengenai hal ini Abdul
Muhammad (1986: 296) berpendapat bahwa : “Debitur boleh meminjam atau
memberikan hak barang-barang ke kreditur dan penguasaan barang ini akan
dikembalikan setelah hutang lunas”.
Demikian pula dengan sistem perkreditan yang dilaksanakan oleh Perum
Pegadaian, bahwa dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, lembaga Perum
Pegadaian ini sebagai kreditur akan meminta benda berharga sebagai jaminan
gadai. Agunan gadai dapat berupa barang-barang berwujud bergerak maupun
barang–barang berwujud tidak bergerak yang berada dibawah kekuasaan
debitur. Dengan barang berharga yang dapat dijadikan agunan tersebut, maka
pihak Perum Pegadaian berkewajiban untuk memelihara dan merawat barang
tersebut hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Keterpihakan Perum Pegadaian ke semua pihak bisa dibuktikan lewat
praktek operasional cabang-cabang perum pegadaian yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia. Perum Pegadaian sudah ada lebih dari 100 tahun di kancah
keuangan Indonesia. Perum Pegadaian hadir dengan institusi penyedia
pembiayaan jangka pendek dengan syarat mudah. Dalam tahun 2008 kinerja
Perum Pegadaian menunjukan perkembangan yang baik dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal itu tidak terlepas dari peningkatan jangkauan pelayanan,
yang mana Perum Pegadaian mengalami penambahan cabang-cabang yang
tersebar diseluruh Indonesia serta dengan meningkatnya produk-produk baru
yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian.
Begitu pula di Surakarta peran perum pegadaian cabang Cokronegaran
Surakarta ini telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di
Surakarta.Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai salah satu
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa diarahkan untuk
mengusahakan penyediaan dana dan jasa di bidang keuangan lainnya bagi
masyarakat. Kegiatan utama dari Perum Pegadaian ini adalah menyalurkan
kredit kepada masyarakat di Surakarta dengan cara menyerahkan barang
berharga sebagai jaminan gadai, adapun yang membedakan antara Perum
Pegadaian dengan lembaga keuangan lainnya diantaranya terletak pada sistem
pelayanan pinjaman. Pada Perum Pegadaian memiliki prosedur pelayanan
pinjaman yang sederhana, dalam waktu yang singkat, serta aman dimana calon
nasabah hanyamenyerahkan barang berharga secara langsung sebagai jaminan.
Hal ini tercermin dengan adanya peningkatan aktivitas usaha pada Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang mampu memenuhi permintaan
kredit bagi masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
peneliti berminat mengkaji tentang “Peran Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta Dalam Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat di
Surakarta Tahun 2008”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
3. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai peran perum pegadaian
cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
di Surakarta Tahun 2008?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang penghambat dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai latihan pengalaman dalam mempraktekan teori yang telah di
dapat di bangku perkuliahan
b. Untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang baru bagi
penulis mengenai teori di bidang lembaga keuangan non bank khusunya
tentang Perum Pegadaian
2. Secara Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam meningkatkan pelayanan kredit kepada
masyarakat di Surakarta
b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk diadakannya penelitian lebih lanjut
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Pengertian BUMN
Menurut keputusan Menteri Keuangan RI No. 740/KMK00/1989 yang
dimaksud “Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang
seluruh modalnya dimiliki negara (Pasal 1 ayat 2a)”. Atau badan usaha yang
tidak seluruh sahamnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan dengan
BUMN yaitu:
1) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah
daerah
2) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN
lainnya
3) BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta
nasional/asing dimana Negara memiliki saham mayoritas 51% (Pasal 1
Ayat 2b)
b. Bentuk dan Ciri-ciri BUMN
Menurut Pandji Anoraga (1995: 3) bentuk dan ciri-ciri BUMN meliputi:
1) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Merupakan perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari suatu
departemen atau direktorat. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain:
a) Bertujuan public service, artinya melayani kepentingan masyarakat.
b) Merupakan bagian dari suatu departemen atau direktorat.
c) Memperoleh fasilitas negara
d) Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bawahan dari suatu
departemen atau direktorat.
e) Karyawan berstatus pegawai negeri.
f) Permodalan berasal dari pihak pemerintah melalui anggaran belanja
tahunan.
2) Perusahaan Umum (Perum)
Merupakan perusahaan negara yang memiki tujuan utama untuk melayani
kepentingan umum. Ciri-ciri Perusahaan Umum antara lain:
a) Tujuan utama adalah melayani kepentingan umum.
b) Berstatuskan badan hukum.
c) Dipimpin oleh seorang dewan direksi.
d) Pada umumnya bergerak dibidang jasa vital
e) Permodalan berasal dari kekayaan negara yang telah dipisahkan dan
merupakan modal dasar Perusahaan Umum serta modal tidak terbagi
dalam bentuk saham.
f) Karyawan berstatus pegawai perusahaan negara.
3) Persero
Merupakan perusahaan negara yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
yang bergerak pada salah satu bidang produksi dengan tujuan untuk
mencari laba. Ciri-ciri Perseroan Terbatas antara lain:
a) Berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
b) Tujuan utama untuk mencari laba.
c) Tidak memperoleh fasilitas dari negara.
d) Dipimpin oleh dewan direksi.
e) Permodalan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan
merupakan modal dasar persero, untuk keseluruhan atau sebagian
modal persero terbagi dalam bentuk saham-saham.
f) Karyawan berstatus pegawai perusahaan swasta.
Menurut Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1983 dalam bukunya
Pandji Anoraga (1995: 8) tujuan dari Perjan, Perum, dan Persero adalah:
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara pada
uimumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2) Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa bermutu
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup oarng banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
5) Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan
swasta maupun koperasi antara lain dengan menyediakan kebutuhan
masyarakat baik dalam bentuk barang maupun dengan memberi pelayanan
bermutu.
6) Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya
pengusaha golongan lemah dan sektor koperasi.
7) Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program serta
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan pada
umumnya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Perusahaan Umum merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bersifat
public service utility yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan
memupuk keuntungan serta modal seluruhnya yang dimiliki oleh negara dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Tinjauan Tentang Pegadaian
a. Pengertian Pegadaian
Pengertian pegadaian menurut Rudi Badrudin dan Subagyo (1999: 89)
mengemukakan bahwa : “Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan bukan
bank yang memberikan kredit pada masyarakat dengan corak khusus yaitu
secara hukum gadai”. Sedangkan hukum gadai itu sendiri menurut Rudi
Badrudin dan Subagyo (1999: 95) Hukum gadai adalah penyerahan harta
gerak oleh peminjam ke perusahaan pegadaian sebagai agunan dalam
peminjaman dana, yang disertai pemberian hak pada perusahaan gadai untuk
melakukan penjualan.
Dalam perjanjian terdapat kesepakatan antara kedua belah pihak baik
dari pihak yang memberikan jaminan gadai (debitur) ataupun pihak yang
menerima gadai (kreditur) yang nantinya akan menghasilkan suatu perikatan,
demikian halnya dengan perjanjian gadai, dimana pihak debitur dan kreditur
melakukan perjanjian dan diantaranya telah melahirkan perikatan gadai.
Mengenai perjanjian gadai telah ditetapkan dalam pasal 1150 KUH Perdata:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh dari si berhutang atas suatu barang yang bergerak yang diserahkan kepada seorang berpiutang atau orang lain atas namanya dan memberikan kuasa kepada si berhutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang yang berpiutang lainnya dengan perkecualian biaya untuk melelangkan barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang-barang tersebut digadaikan. (1150 KUHPerdata)
Gadai yang terdapat dalam hukum gadai tidak jauh berbeda dengan
lembaga kredit lainnya, dimana gadai dalam hukum perdata bertujuan untuk
menjamin pembayaran kembali atas uang yang telah dipinjamnya, artinya bila
debitur tidak prestasi maka barang jaminan gadai telah beralih menjadi barang
pengganti untuk pelunasan hutang. Satrio J mengemukakan bahwa:
Suatu hutang atau kredit diberikan terutama atas dasar integritas atau kepribadian debitur, kepribadian yang menimbulkan rasa percaya diri debitur bahwa debitur akan memenuhi kewajiban pelunasannya dengan baik. Yang demikian sesuai dengan asal kata kredit (credere) yang berarti kepercayaan. Tetapi disamping itu tidak dapat diabaikan keadaan kekayaan debitur saat meminjam yang selalu turut diperhitungkan kreditur. (1993: 98)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya pihak
yang terlibat dalam perjanjian gadai adalah:
1) Pihak yang memberikan jaminan gadai yaitu pemberi gadai atau debitur.
2) Pihak yang menerima gadai yaitu pemegang gadai atau kreditur.
Karena pada dasarnya peran dari pihak yang terlibat dalam perjanjian
gadai adalah sebagai pemberi gadai (debitur) dan pemegang gadai (kreditur)
kedua-duannya sama-sama terikat pada kesepakatan yang telah dibuat, maka
masing-masing mempunyai kedudukan yang sama antara hak dan kewajiban
yang harus ditanggung. Menurut Subekti R dan Tjitrosudibio R (1999: 927)
yang menjadi hak pemegang gadai adalah:
1) Hak menjual dengan kekuasaan sendiri
Sesuai dengan pasal 1155 (1) KUHPerdata maka apabila pemberi gadai
tidak mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan (wanprestasi), si pemegang gadai berhak menjual barang
jaminan gadai atas kekuasaan.
2) Hak menjual barang jaminan dengan perantara hakim
Menurut pasal 1158 KUHPerdata, hal ini dapat terjadi apabila debitur
dapat menuntut dimuka pengadilan agar barang jaminan gadai dijual
menurut ketentuan hukum untuk melunasi hutangnya beserta besarnya
bunga dan seluruh biayanya.
3) Hak untuk menguasai benda jaminan gadai atas ijin gadai
Sesuai dengan pasal 1156 KUHPerdata, maka pemegang gadai dapat
menuntut agar barang jaminan tetap pada si pemegang gadai untuk suatu
jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan sebesar hutangnya beserta
bunga dan seluruh biayanya.
4) Hak untuk mendapat ganti rugi
Dalam pasal 1157 (2) KUHPerdata dapat diartikan bahwa pemegang gadai
berhak mendapat biaya yang berguna dan perlu dikeluarkan untuk
keselamatan barang gadai.
5) Hak untuk menahan benda jaminan gadai dari tuntutan siapapun
Sesuai dengan pasal 1159 (1) KUHPerdata, maka selama pemberi gadai
belum juga melunasi hutangnya, benda jaminan gadai yang masih berada
dalam penguasaan pemegang gadai tidak dapat diganggu walaupun
pemberi gadai telah menjanjikan kepada pihak ke tiga.
6) Hak untuk mendahulukan
Dari pasal 1150 KUHPerdata dapat diketahui bahwa pemegang gadai
dapat didahulukan dalam pemenuhan piutang dari tagihan lainnya baik
dari hutang pokok, bunga, maupun biayanya.
Sedangkan kewajiban yang menjadi tanggungan pemegang gadai antara lain:
1) Pemegang gadai wajib untuk menyerahkan sejumlah uang pada pemberi
gadai setelah perjanjian disepakati
2) Pemegang gadai berkewajiban untuk memelihara serta merawat benda
gadai dan bertanggung jawab atas kemerosotan atau hilangnya nilai dari
barang tersebut sesuai dalam pasal 1157 (1) KUHPerdata.
3) Pemberi gadai berhak untuk menuntut kerugian atas hilang atau rusaknya
barang jaminan gadai tersebut.
4) Pemberi gadai berhak atas uang penjualan barang jaminan setelah
dikurangi biaya yang telah dikeluarkan pemegang gadai.
5) Pemberi gadai berhak mendapatkan tenggang waktu untuk melunasi
hutang-hutangnya. (Subekti,R dan Tjitrosudibio,R.1999: 299)
Dengan kedudukan yang sama antara hak dan kewajiban yang ditanggung,
maka agar terjadi keseimbangan antara pemberi gadai dan pemegang gadai,
menurut Subekti R dan Tjitrosudibio (1999: 297) kewajiban yang harus
dilakukan oleh pemegang gadai antara lain :
1) Pemberi gadai berkewajiban untuk menyerahkan barang jaminan gadai ke
dalam kekuasaan pemegang gadai setelah perjanjian gadai disepakati
kedua belah pihak.
2) Pemberi gadai berkewajiban untuk membayar semua biaya yang telah
dikeluarkan pemegang gadai untuk perawatan barang jaminan gadai.
3) Pemberi gadai wajib melunasi hutang pinjaman yang sama jumlahnya
ditambah bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama.
Dari uraian yang telah disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa saat
terjadinya hak gadai adalah :
1) Fase pertama adalah perjanjian
Dalam perjanjian kredit, selalu diiringi dengan janji untuk sanggup
memberikan benda bergerak sebagai jaminannya dimana kegiatan ini
merupakan inti dari perjanjian gadai.
2) Fase kedua adalah penyerahan benda gadai dalam kekuasaan pemegang
gadai
Sesuai dengan jaminan benda gadai, maka benda tersebut harus dilepaskan
dari kekuasaan debitur diserahkan kepada pihak kreditur. Penyerahan
tersebut harus dilakukan secara nyata, tidak boleh hanya berdasarkan
pernyataan dari debitur sedangkan benda yang bersangkutan masih tetap
berada dalam kekuasaan debitur.
Hak gadai akan berakhir dengan selesainya pelunasan uang pinjaman,
dimana pemberi gadai kemudian menyerahkan kembali benda jaminan gadai.
Dalam pelunasan pinjaman tersebut disertai dengan besarnya bunga yang
telah ditetapkan serta biaya perawatan selama menjadi benda jaminan gadai.
Namun apabila pemberi gadai melakukan wanprestasi dan tidak segera
menebus benda gadai, maka benda gadai tersebut akan dilelang dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan.
b. Pengertian Perum Pegadaian
Pegadaian sebagai salah satu jenis perusahaan milik negara (BUMN)
yang berada dibawah wewenang Departemen Keuangan dan berstatuskan
Perusahaan Umum (Perum), dengan nama Perum Pegadaian. Seluruh kegiatan
usaha dalam Perum Pegadaian diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1990, kemudian disempurnakan lagi oleh Peraturan pemerintah No. 103
Tahun 2000.
Pengertian Perum Pegadaian menurut PP No. 10 tahun 1990
Pegadaian adalah “Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki sifat
menyediakan layanan bagi kemanfaatan umum sekaligus dapat memupuk
keuntungan berdasarkan atas prinsip pengelolaan perusahaan”.
Perum Pegadaain ini dalam kegiatan usahanya memiliki tujuan seperti
yang dicantumkan dalam PP No. 10 Tahun 1990, yaitu :
1) Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai.
2) Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
Sedangkan menurut PP No. 103 Tahun (2000: 7) maksud dan tujuan
Perum Pegadaian adalah turut melaksanakan serta menunjang pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
masional pada umumnya melalui penyaluran penyediaan dana atas dasar
hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Perum Pegadaian
merupakan lembaga kredit yang melayani berbagai macam jenis kebutuhan
dana atas dasar hukum gadai. Kredit tersebut dapat berupa kredit untuk
konsumsi atau untuk tujuan produksi sesuai dengan jangka waktu kredit yang
telah ditentukan.
c. Produk Pegadaian
Produk pegadaian merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh
pegadaian untuk ditawarkan kepada seluruh nasabah dengan tujuan untuk
mendapatkan laba. Pegadaian sebagai salah satu bbentuk lembaga keuangan
bukan Bank yang bergerak dalam bidang jasa yaitu menyalurkan dana kepada
masyarakat. Kredit sebagai bentuk utama dari produk yang ditawarkan oleh
pegadaian karena tugas pokok dari pegadaian adalah memberikan kredit
kepada masyarakat. Selain itu terdapat beberapa produk lainnya yang
ditawarkan oleh pegadaian adalah sebagai berikut:
1) Jasa gadai
Yaitu pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai dengan syarat
penyerahan barang bergerak sebagai agunannya.
2) Jasa penitipan barang
Yaitu layanan untuk memberikan fasilitas penitipan barang maupun surat
berharga agar aman dan dijamin asuransi.
3) Jasa taksiran
Yaitu pelayanan jasa yang diberikan karena pegadaian yang bersangkutan
mempunyai peralatan penaksir serta petugas yang sudah berpengalaman
dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan dengan Sertifikat
Standar Internasional. Barang ini biasanya meliputi emas, berlian dan
intan.
4) Jasa lain
Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti ongkos naik haji,
tempat penjualan emas dan lain-lain.
d. Barang Jaminan Perum Pegadaian
Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari Perum
Pegadaian, maka hal yang paling penting diketahui adalah masalah barang
yang dapat dijadikan jaminan. Perum Pegadaian dalam hal jaminan telah
menetapkan ada beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk
digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainya, sehingga
dapatlah diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan.
Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran.
Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang
diperoleh. Menurut Kasmir (2004: 250) mengemukakan bahwa jenis-jenis
barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh Perum
Pegadaian adalah sebagai berikut:
1) Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:
a) Emas
b) Perak
c) Intan
d) Berlian
e) Mutiara
f) Platina
g) Jam
2) barang-barang berupa kendaraan seperti:
a) Mobil
b) Sepeda motor
c) Sepeda
3) Barang-barang elektronik antara lain:
a) Televisi
b) Radio
c) Radio tape
d) Video
e) Komputer
f) Kulkas
g) Tustel
h) Mesin tik
4) Mesin-mesin seperti:
a) Mesin jahit
b) Mesin kapal motor
5) Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
a) Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
b) Barang-barang pecah belah
Barang-barang pecah belah dapat dijadikan jaminan dengan catatan
bahwa semua barang-barang yang dijaminkan haruslah dalam kondisi
baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai. Hal ini bagi
pegadaian sangat penting mengingat apabila nasabah tidak dapat
mengembalikan pinjamannya, maka barang jaminan akan dilelang
sebagai penggantinnya.
Sedangkan menurut Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso (2006:
218) mengemukakan bahwa pada dasarnya hampir semua barang bergerak
dapat digadaikan di pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang
tertentu. Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi :
1) Barang perhiasan
Meliputi perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara,
dan batu mulia.
2) Kendaraan
Berbagai jenis kendaraan yang dapat digadaikan diantaranya: mobil,
sepeda motor, sepeda, dan kendaraan lainnya.
3) Barang elektronik
Barang elektronik dapat berupa kamera, refrigerator, freezer, radio, tape
recorder, video player, televisi, dan lainnya.
4) Barang rumah tangga
Barang rumah tangga yang dapat dijadikan barang agunan diantaranya:
perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lainnya.
5) Mesin-mesin
6) Tekstil
7) Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan
sumber daya manusia yang ada di pegadaian, maka perlunya meminimalkan
risiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan
yang berlaku. Oleh karena itu terdapat barang-barang tertentu yang tidak
dapat digadaikan. Barang-barang tersebut meliputi:
1) Binatang ternak
2) Binatang ternak tidak dapat dijadikan sebagai barang agunan karena
memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara
pemeliharaan khusus.
3) Hasil bumi
Hasil bumi tidak dapat digunakan sebagai barang agunan karena mudah
rusak atau busuk.
4) Barang dagangan dalam jumlah besar
Barang dagangan dalam jumlah besar tidak dapat dijadikan sebagai
agunan karena harus memerlukan tempat penyimpanan yang sangat besar
yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
5) Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
6) Barang yang amat kotor
7) Kendaraan sangat besar
8) Barang-barang seni yang sulit ditaksir
9) Barang yang sangat mudah terbakar
10) Senjata api, amunisi, dan mesiu
11) Barang yang disewabelikan
12) Barang milik pemerintah
13) Barang ilegal
3. Tinjauan Tentang Kredit
a. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti
kepercayaan (truth). Dengan demikian dasar dari kredit adalah kepercayaan
seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit, bahwa dalam waktu
yang akan datang sanggup untuk memenuhi segala sesuatu yang telah
dijanjikan.
Didalam pemberian kredit, pihak kreditur akan memberikan uangnya
kepada pihak debitur sesuai dengan waktu yang telah disepakati sedangkan
pihak debitur berjanji melunasi segala sesuatu yang telah diberikan sesuai
dengan waktu dan ketentuan lainnya yang telah disepakati bersama.
Muchdarsyah Sinungan (1993: 3) mengemukakan bahwa “kreditur
adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
prestasi tersebut akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan
datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga”.
Menurut Raimond P. Kent yang dikutip Thomas Suyatno (1995: 13)
mengemukakan “kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau
kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta atau pada
waktu yang akan datang karena pembayaran barang-barang sekarang”.
Sedangkan pengertian kredit dalam arti ekonomi berupa penundaan
pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang,
uang, maupun jasa. Disini yang menjadi unsur pokok kredit adalah fungsi
uang sebagai Store Of Value, disamping sebagai Standart Of Defered
Payment.
b. Unsur-unsur Pokok Kredit
Menurut Ruddy Tri Santoso (1996: 10) unsur-unsur didalam suatu pokok
perkreditan adalah :
1) Kepercayaan
Yaitu keyakinan atas uang yang dipinjamkan tersebut akan diterima
kembali pembayaran pokok dan bunganya sesuai jangka waktu yang telah
disepakati.
2) Waktu
Yaitu agio akan pertambahan nilai uang yang diterima saat ini dengan
masa yang akan datang dimana tentunya nilai uang sekarang akan lebih
tinggi daripada nilai uang diwaktu yang akan datang.
3) Degree of Risk
Yaitu risiko yang terjadi akibat kesenjangan waktu dari pemberian
pinjaman tersebut. Asumsi risiko ini didasarkan pertimbangan bahwa
dengan semakin tinggi tingkat risiko, karena kemampuan manusia untuk
menerobos masa datang selalu ada unsur ketidakpastian yang tidak dapat
diprediksi sekarang. Dengan adanya unsur ini maka diperlukan jaminan
yang memadai.
4) Prestasi
Yaitu pemberian kredit sebenarnya tidak hanya sebatas pemberian
pinjaman dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa
atau sejenisnya. Namun demikian dengan kemajuan jaminan pada masa
kini maka kompensasi perwujudannya adalah dalam bentuk uang.
c. Tujuan Penggunaan Kredit
Ruddy Tri Santoso (1996: 33) mengemukakan bahwa tujuan dari penggunaan
kredit adalah :
1) Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyediaan uang tunai saat ini.
2) Mempertahankan standar perkreditan yang layak dan memperhitungkan
risiko usaha dari ekspansi kredit tersebut.
3) Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.
4) Mendatangkan keuntungan bagi pihak Bank dan pada saat yang sama
menyediakan likuiditas yang memadai.
d. Jenis-jenis Kredit
Menurut Ruddy Tri Santoso (1996: 7) jenis kredit dapat dikelompokan dari
beberapa sudut, yaitu:
1) Kredit menurut jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Yaitu Kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun. Jadi
pemkaian dari kredit tersebut tidak melebihi waktu satu tahun.
b) Kredit jangka menengah
Kredit yang berjangka waktu antara satu tahun hingga tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun. Pada umumnya
merupakan kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal
perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi serta pendirian
proyek baru.
2) Kredit menurut kegunaannya
a) Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan
konsumsi, artinya uang kredit habis terpakai untuk memenuhi
kebutuhannya.
b) Kredit produktif
Yaitu kredit yang digunakan untuk uisaha produksi, perdagangan,
maupun investasi.
c) Kredit produksi atau eksploitasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan
dan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas.
d) Kredit perdagangan
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada
umumnya yang berarti peningkatan utility of place.
3) Kredit dilihat dari cara pembayarannya
a) Pinjaman Angsuran
Merupakan suatu pinjaman dengan pengembalian pinjaman pokoknya
melalui cara angsuran secara bertahap
b) Pinjaman Tetap
Merupakan suatu pinjaman dengan cara pengembalian pokok
pinjaman menurut jangka waktu tertentu.
c) Demand Loan
Merupakan suatu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai
dengan fasilitas yang tersedia dan pengembaliannya menurut jangka
waktu tertentu.
d) Pinjaman Rekening Koran
Merupakan fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai mutasi
rekening nasabah yang terutama ditujukan untuk menunjang transaksi
perdagangan.
e) Pinjaman Promes
Merupakan pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai
nominal atau jatuh tempo pembayarannya.
f) Pinjaman Call Money
Merupakan pinjaman antar bank yang pembayarannya didasarkan atas
nominal dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku bunga
yang telah disepakati bersama.
4) Kredit dilihat dari sudut jaminannya
a) Kredit Tanpa Agunan
Dalam SK Direksi BI. No. 23/69/KEP/DIR tentang jaminan pemberian
kredit, di dalam pasal 2 telah diatur ketentuan bahwa bank tidak
diperkenankan memberi kredit kepada siapapun tanpa jaminan kredit.
Adapun yang dimaksud dengan jaminan kredit adalah keyakinan bank
atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan
perjanjian. Jaminan pemberi kredit diperoleh bank melalui penilaian
seksama terhadap watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha
debitur.
b) Kredit Agunan
Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana diatur
dalam pasal 1c yang secara rinci antara lain adalah sebagai berikut :
(1) Agunan barang baik barang tetap maupun barang tidak tetap.
(2) Agunan pribadi.
(3) Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar di
bursa efek.
Menurut Thomas Suyatno (1995: 84) kredit gadai sendiri didefinisikan
sebagai kredit atas dasar hukum gadai yang mana mempunyai ciri-ciri
mengenai jumlah pinjamannya, tenggang waktu, serta bunga pinjaman
yang semuanya ditetapkan berdasarkan golongan barang jaminan”.
Secara umum kredit gadai dapat dilihat hampir sama dengan kredit-kredit
yang disalurkan oleh lembaga keuangan lainnya.
Thomas Suyatno (1995: 84) mengemukakan bahwasanya tujuan dari
kredit gadai terdiri dari:
a) Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya
proses konsumtif.
b) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk memperlancar jalannya proses produktif.
c) Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk membeli barang-barang yang akan dijual
kembali.
Pelaksanaan kredit terjadi melalui beberapa tahapan yaitu sejak adanya
permohonan kredit sampai dengan diterimanya kredit. Dalam hal ini Roos
Kities A (1994: 68) mengemukakan bahwasanya terjadinya hak gadai
dapat dipisahkan dalam 2 tahapan, yaitu:
a) Perjanjian pinjaman uang dengan janji sanggup memberikan benda
bergerak sebagai jaminan.
Perjanjian pinjaman tersebut dituangkan dalam surat bukti kredit.
b) Penyerahan barang gadai dalam kekuasaan penerima gadai.
Di dalam proses penyerahannya, barang gadai tersebut harus
dilepaskan dari kekuasaan debitur atau pemberi gadai, dan tidak boleh
hanya berdasarkan pernyataan dari debitur saja sedangkan benda gadai
yang bersangkutan masih berada dalam kekuasaan debitur tersebut.
e. Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah
sebagai berikut:
a) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
Kredit yang disalurkan kepada nasabah dapat digunakan untuk usaha-
usaha yang bermanfaat, baik bermanfaat untuk pengusaha maupun
masyarakat.
b) Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro bilyetdan wesel sehingga apabila
pembayaran tersebut akan meningkatkan peredaran uang giral
sedangkan apabila penarikan kredit dilakukan secara tunai dapat pula
meningkatkan peredaran uang kartal.
c) Kredit dapat meningkatkan peredaran barang
Melalui penjualan barang secara kredit dapat meningkatkan peredaran
barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Pembelian tersebut
uangnya berasal dari kredit.
d) Kredit sebagai salah satu stanilitas ekonomi
Kredit yang diberikan secara selektif dan terarah dapat melindungi
usaha yang bersifat nonspekulatif dan produktif untuk meningkatkan
produksi dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
e) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan pinjaman kredit, pengusaha dapat memperluas usahanya
dengan demikian banyak menyerap tenaga kerja untuk melaksanakan
proyek tersebut. Dengan tertampungnya para tenaga kerja tersebut
akan meningkatkan pemerataan pendapatan.
f) Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
Pengusaha memperoleh kredit dengan tujuan untuk memperluas usaha.
dengan demikian dapat meningkatkan profit, jika profit meningkat
maka besarnya pajak yang ditanggung oleh pemerintah akan
bertambah, penghasilan negara akan ikut bertambah dan penggunaan
devisa untuk keperluan konsumsi akan berkurang. Dengan demikian
secara langsung maupun tidak langsung pendapatan nasional akan
bertambah.
g) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional
Melalui kredit akan menjalin hubungan antar negara baik dari pemberi
kredit maupun penerima kredit akan mempererat hubungan ekonomi
antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan
hubungan internasional.
f. Prinsip Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit harus dilandasi keyakinan akan jumlah kredit
yang akan diberikan dengan harapan benar-benar kredit tersebut akan
kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum
kredit tersebut diberikan. Berikut prinsip dalam pemberian kredit antara
lain:
a) Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya untuk dapat mengembalikan kredit.
Keyakinan ini dapat dilihat dari latar belakang nasabah baik dari
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup yang
dianutnya.
b) Capacity
Kemampuan dari nasabah daapt dilihat dari pendidikannya dan untuk
kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuan dalam memahami
tentang ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuan selama
ini dalam menjalankan usahanya, dengan demikian akan terlihat
kemampuan dalam mengembalikan kredit yang diterima.
c) Capital
Untuk melihat penggunaan modal yang efektif, dapat dilihat dari
leporan keuangan dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan ukuran yang lainnya.
d) Collateral
Jaminan yang diberikan kepada nasabah dapat berupa fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi dari jumlah kredit yang akan
diberikan dan jaminan tersebut harus diteliti keabsahannya, sehingga
akan mengurangi terjadinya suatu masalah.
e) Condition
Dalam memberikan kredit hendaknya perlu dinilai kondisi ekonomi
dan politik sekarang maupun yang akan datang sesuai dengan prospek
usaha masing-masing yang sedang dijalankan. Penilaian prospek
bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek
yang baik, sehingga kemungkinan kecil terjadi kredit bermasalah.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan
yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Lusi Listyaningrum dengan judul ”Upaya
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam Pemberdayaan Ekonomi bagi
Masyarakat di Kota Surakarta. Masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut
adalah Bagaimana upaya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam
pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di kota Surakarta.. Kesimpulan dari
penelitian tersebut bahwa upaya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam
pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat diwujudkan melalui produk yang baru
dikeluarkan, mengutamakan pelayanan dan mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat.
Kesamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang penulis
lakukan adalah kesamaan pada objek penelitiannya yaitu Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada masalah yang diteliti. Penelitian sebelumnya membahas tentang Upaya yang
dilakukan, sedangkan penelitian sekarang lebih mengarah bagaimana peran dari
Perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat di Surakarta.
C. Kerangka Pemikiran
Apabila dilihat dari fungsi serta kegiatan usahanya, Perum Pegadaian
merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan
utamanya adalah perkreditan dengan prosedur yang sederhana, dalam waktu
yang singkat, serta aman. Terdapat dua hal yang menjadikan Perum
Pegadaian sebagai lembaga keuangan bukan Bank, yaitu :
1. Transaksi pembiayaan yang diberikan oleh Perum Pegadaian mirip
dengan pinjaman yang diberikan oleh bank, namun yang membedakan
bahwa Perum Pegadaian memberikan pembiayaan atas dasar hukum
gadai bukan dengan peraturan pinjam meminjam biasa.
2. Usaha pegadaian di Indonesia dimonopoli oleh satu badan usaha saja
yaitu Perum Pegadaian.
Untuk memudahkan alur pemikiran peneliti, akan ditunjukkan melalui
skema sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pola pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta merupakan lembaga
keuangan non bank yang memberikan kredit atas dasar hukum gadai kepada
masyarakat. Dalam upaya penyaluran kredit kepada masyarakat ditunjang
oleh faktor pendukung maupun faktor penghambat.
Perum Pegadaian
cabang
FaktorPenghambat
FaktorPendukung
PenyediaanDana
PenyaluranKredit
Masyarakat
BAB III
METODOLOGI
Metodologi merupakan penjelasan proses pelaksanaan suatu penelitian
sehingga mendapatkan hasil sesuai yang dikehendaki. Metodologi penelitian
perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.
Dengan adanya metode penelitian, kita dapat melakukan usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan melakukan penarikan kesimpulan terhadap
kebenaran suatu peristiwa dengan memakai metode-metode ilmiah sehinggan
hasil yang kita buat dapat dipertanggungjawabkan. Adapun bagian-bagian yang
digunakan untuk memandu penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam suatu penelitian memerlukan tempat untuk mendapatkan objek
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitiannya di
Perum Pagadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dengan alasan sebagai
berikut.
a. Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terdapat data yang
dibutuhkan peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
b. Letak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai dari proposal dibuat sampai dengan selesainya
skripsi diperkirakan akan memakan waktu selama 6 bulan. Terhitung sejak
November 2008 sampai bulan April 2009. Jadwal penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian. Pemilihan metode penelitian harus
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Ketepatan dan
kesesuaian dalam pemilihan metode penelitian dapat mendukung dalam proses
pemilihan metode pendekatan penelitian. Ada beberapa jenis metode
pendekatan penelitian yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penelitian
yaitu : (1) Metode sejarah, (2) metode deskriptif, (3) metode eksperimental, (4)
metode grounded research, (5) metode penelitian tindakan (Moh. Nazir, 1999).
Menurut Skager&Weinberg (1971: 101-110) metode penelitian deskriptif ada
lima yaitu “(1) Naturalistic Observation, (2) Observational Studies, (3) Surveys,
(4) The Case Study, (5) Development Studies”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif.
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka
yang diteliti, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.
Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6), “Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah”.
b. Metode Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan membuat
deskripsi, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta dan sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Menurut Moh. Nazir (1999: 63), “Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalahnya, maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan alasan sebagai
berikut:
a. Metode penelitian deskriptif ditujukan pada masalah-masalah aktual yang
ada dan terjadi pada masa sekarang
b. Metode penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data
saja tetapi juga dalam hal pengolahan data, analisis data kemudian
menginterpretasikan data tersebut.
c. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk kepentingan masa sekarang
dan masa yang akan datang.
2. Strategi penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
tunggal berarti hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta. Terpancang maksudnya adalah
hanya ada satu ruang lingkup penelitian yaitu peran perum pegadaian cabang
cokronegaran surakarta. Strategi tunggal terpancang pada tujuan penelitian
maksudnya adalah apa yang diteliti dibatasi pada satu masalah yaitu usaha
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di surakarta.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan
ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Jenis data dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Narasumber (Informan)
Posisi sumber data manusia dalam penelitian kualitatif sangat penting
perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan
narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar
memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih
arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini
sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.
Informan pada penelitian ini terdiri dari pihak perum pegadaian dan nasabah.
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari
pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung. Peristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang
terjadi secara sengaja ataupun tidak.
Peristiwa atau aktivitas pada penelitian ini terdiri dari kegiatan Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta.
3. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
peneliti. Informasi mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa
digali sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.
Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta.
4. Benda, Beragam Gambar dan Rekaman
Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang
berupa benda sederhana sampai peralatan yang paling rumit yang bisa menjadi
sumber data yang penting untuk dimanfaatkan dalam penelitian. Benda sebagai
alat perlengkapan bisa menjadi sumber informasi mengenai suatu kegiatan
dilakukan dan seberapa sering digunakan.
Beragam gambar yang ada dan berkaitan dengan aktivitas dan kondisinya
bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber data. Rekaman yang bersifat audio
maupun visual, rekaman sebagai bagian dari suatu peristiwa yang terjadi.
Benda, Beragam Gambar dan Rekaman untuk memperkuat data dalam
penelitian ini didapatkan dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber, tujuannya adalah untuk merinci
kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Menurut Lexy J Moleong (2007: 224), “Maksud dari sampling ialah
menggali informasi yang akan menjadi dari rancangan dan teori yang muncul
oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel
bertujuan (Purposive sampling)”. Sumber data yang digunakan tidak sebagai
mewakili populasinya tetapi mewakili informasinya, dalam menentukan
sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu, yaitu informan yang
mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J Moleong (2007: 224):
1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.
4 Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang
tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah
secara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara langsung,
yaitu:
1. Wawancara
Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa
manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan
informasi dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian
kualitatif khususnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum
terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak
terstruktur, ini yang disebut wawancara mendalam.
Terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam wawancara ini
masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung.
Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan responden
menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta definisi
permasalahannya. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal.
karena peneliti merasa tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan
demikian pertanyaan dilakukan dengan open-ended dan mengarah pada Tidak
terstruktur kedalaman informasi serta dilakukan dengan tidak formal, guna
menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat
untuk menjadi dasar penggaliannya secara lebih jauh dan mendalam.
2. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung
terhadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui
penglihatan dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali
data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta
rekaman gambar. Menurut Hadari Nawawi (1995: 94), Observasi langsung
adalah “Cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya
langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang
terjadi”.
Peneliti melakukan kegiatan secara langsung tentang bagaimana kegiatan
Perum Pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam memberikan kredit
kepada masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan sekali tetapi dilakukan
beberapa kali agar diperoleh data yang valid.
3. Dokumentasi
Menurut Suharsini Arikunto (2002: 135) “Dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagaianya. dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa catatan-
catan yang berhubungan dengan penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta, sejarah Perum Pegadaian, Struktur organisasi Perum Pegadaian dan
sebagainya.
F. Validitas Data
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan
data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk
menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. ketepatan data
tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik
pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan
data wajib menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya data yang
sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang
berbeda.
Menurut Patton dalam HB Sutopo (2002: 78), “Ada empat macam teknik
triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi
metodologis, (4) trangulasi teori”. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data
yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metodologis.
Triangulasi sumber adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber
yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis. Triangulasi metodologis
yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara
interaksi, baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam
proses yang berbentuk siklus.
Menurut HB. Sutopo (2002: 91), ”Dalam proses analisis terdapat tiga
langkah utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.
Tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3)
penarikan kesimpulan serta verifikasinya (Miles&Huberman, 1984)”. Adapun
penjelasannya adalah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa
data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field
note.
3. Sajian data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
4. Penarikan simpulan atau verifikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi dapat berupa kegiatan yang
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (HB Sutopo, 2002).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :
Gambar 2 : Skema analisis interaktif
(Sumber:HB. Sutopo, 2002: 96)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian adalah langkah-langkah dalam melaksanakan suatu
penelitian.Tahap–tahap dalam prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
1. Tahap Pertama
Tahap ini terdiri dari : (1) menyusun proposal penelitian, (2) memilih
tempat penelitian yaitu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, (3)
mengurus perijinan ke Fakultas dan tempat penelitian yaitu Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta (4) menilai lapangan apakah terdapat data
untuk memecahkan masalah yang diteliti.
Pengumpulan Data
Penarikan simpulan/verifikasi
Sajian Data
Reduksi Data
2. Tahap Kedua
Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mulai mengadakan observasi,
survei dan pengumpulan data di lapangan.
3. Tahap Ketiga
Terdiri dari analisis data, penarikan kesimpulan, penulisan, penyusunan
laporan penelitian, dan perbanyak laporan.
Untuk memudahkan peneliti melangkah, peneliti menyajikan skema
prosedur penelitian sebagai berikut :
Gambar 3 : Skema Prosedur Penelitian(Sumber : Miles&Huberman dalam Soetardi, 2005:25)
PenulisanProposal
PersiapanPelaksanaan
Mengumpulkan Data dan
Analisis Awal
AnalsisAkhir
Perbanyak Laporan
Penarikankesimpulan
Penulisan laporan
Pengembangan implikasi kebijakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis Kota Surakarta
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang
menunjang kota-kota lainnya, seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Kota
Surakarta dikenal dengan nama “KOTA SOLO”, merupakan wilayah dataran
rendah dan berada diantara pertemuan sungai Pepe, Sungai Jenes dan Sungai
Bengawan Solo, dengan ketinggian + 92 m dari permukaan laut . Kota Surakarta
merupakan kota yang terletak ditengah antara kabupaten-kabupaten se-eks
Karesidenan Surakarta, yang berbatasan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
Karanganyar.
Wilayah Kota Surakarta mempunyai areal tanah seluas 4.404,06 Ha. Keadaan
tanah secara umum adalah datar, hanya sebagian di sebelah utara dan timur agak
bergelombang dengan jenis tanah liat. Secara administrasi, Kota Surakarta terbagi
menjadi 5 daerah kecamatan, yaitu: kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan.
Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Sebagian
besar lahan Kota Surakarta dipakai untuk pemukiman penduduk seluas 61,47%
sedangkan untuk kegiatan perekonomian berkisar antara 20% dari luas lahan yang
ada. Kota Surakarta memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 25,9ºC sampai
dengan 27,9ºC disertai dengan kelembaban udara yang berkisar antara 69%
sampai dengan 86%. Hari hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember dengan
curah hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan curah hujan terbanyak sebesar
1025,8mm jatuh pada bulan Desember.
2. Gambaran Umum Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terletak di Jl. Sutan Syahrir
No. 39 Surakarta. Keberadaan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran tidak
jauh dari pusat perekonomian kota Surakarta yaitu pasar, stasiun, perbankan, serta
pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini sangat menguntungkan bagi Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran karena dengan lokasi yang strategis mudah untuk dikenal,
selain itu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dapat menarik perhartian dari
nasabah disekitarnya mengingat pasar, stasiun dan pusat perbelanjaan sebagai
tempat berkumpulnya bagi sejumlah orang yang mempunyai kepentingan.
Keberadaan Perum Pegadaian mudah ditempuh serta berada tepat dipinggir jalan
tanpa memasuki jalan yang rumit, oleh karena itu sangat mudah untuk dicari serta
dikenalkan bagi yang membutuhkan maupun orang yang melintas di kawasan
tersebut.
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran memiliki sebuah gedung yang layak
untuk menjalankan kegiatan usahanya, dan didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas
seperti:
a. Ruang Kantor, terdiri dari :
1) Ruang tunggu nasabah
2) Ruang tamu
3) Ruang kerja/staff
4) Ruang lelang
5) Ruang Kepala Cabang
6) Ruang arsip
7) Ruang serba guna
8) Gudang barang jaminan
9) Musholla
10) Kamar kecil
b. Lingkungan Kantor
Lingkungan kantor terdiri dari:
1) Pagar keliling
2) Papan Nama (papan nama perusahaan, papan nama Sub Unit
Korpri/Dharma Wanita)
3) Halaman/tempat parkir
4) Pertamanan, rumput dan tanaman hias
5) Tiang Bendera
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta selalu mengalami perkembangan dari tahun ketahun yang diiringi pula
dengan kenaikan nilai barang jaminan yang dijadikan agunan. Barang-barang
rumah tangga serta kain sekarang sudah tidak dijumpai di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta. Sekarang berganti menjadi perhiasan, barang
elektronik, sepeda serta sepeda motor ataupun mobil, mengingat dengan barang
jaminan tersebut dapat menerima pinjaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan
barang-barang rumah tangga serta kain.
3. Sejarah Perum Pegadaian
Sejarah lahirnya pegadaian dimulai pada saat Pemerintahan Belanda (VOC)
dengan mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan menggunakan sistem gadai. Lembaga ini didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746. Pada saat Inggris mengambil alih pemerintahan pada
tahun 1811-1816, Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan
masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asalkan
mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat. Pada saat Belanda berkuasa
kembali dikeluarkan Staatblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang
mengatur bahwa usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat),
selanjutnya pada tanggal 1 April dikenal dan diperingati sebagai hari ulang tahun
pegadaian. Sejak awal kemerdekaan, pegadaian dikelola oleh pemerintah dan
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara sejak 1
Januari 1961 kemudian berdasarkan PP. No. 7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan
dan berdasarkan PP. No. 103/2000 berubah lagi menjadi Perusahaan Umum
hingga sekarang. Kini usia pegadaian telah berusia lebih dari seratus tahun
dengan segala peningkatan baik kualitas maupun kuantitasnya serta manfaat yang
semakin dirasakan bagi masyarakat baik dari golongan menengah maupun
kebawah. Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan
dana atas dasar hukum gadai, manajemen Perum Pegadaian juga berusaha agar
pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian. Perum
Pegadaian diharapkan akan dapat mengalami keuntungan atau setidaknya
penerimaan yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluaran sendiri.
4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian
Struktur Organisasi merupakan gambaran secara sistematis yang berisi tugas
dan tanggungjawab dari masing-masing bagian yang ada dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Didalam struktur organisasi dapat dilihat hubungan dari masing-
masing bagian yang saling berkaitan sehingga dapat diketahui wewenang dan
tanggungjawab dari masing-masing personel yang akan memudahkan dalam
menjalankan pekerjaan.
Struktur organisasi yang terdapat di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta menggunakan sistem yang sederhana, untuk lebih menekankan pada
tanggungjawab serta wewenang setiap personel dalam menjalankan tugasnya.
Denagn demikian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan akan dapat
tercapai dengan optimal. Pada Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
yang menjadi pimpinan perusahaan adalah manajer cabang. Untuk lebih jelasnya
mengenai struktur organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4 : Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
(Sumber : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran)
Dari struktur organisasi tersebut, masing-masing bagian mempunyai
tugas sehari-hari sebagai berikut :
a. Manajer Cabang
1) Tugas Pokok
Manajer Cabang
PenyimpanPenaksir Kasir PemegangGudang
PegawaiAdministrasi
Pesuruh Penjaga
Mengelola operasional cabang dengan menyalurkan uang pinjaman
secara hukum gadai dan melaksanakan usaha-usaha lainnya serta
mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain atau
masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka melaksanakan
misi perusahaan.
2) Rincian Tugas
a) Menyusun program kerja operasional cabang agar berjalan lancar dan
sesuai dengan misi perusahaan.
b) Menetapkan taksiran dan mengkoordinasikan kegiatan penaksiran
barang jaminan berdasarkan peraturan yang berlaku agar uang
pinjaman gadai yang diberikan sesuai peraturan yang berlaku.
c) Mengkoordinasikan penyaluran uang pinjaman berdasarkan taksiran
barang jaminan agar besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d) Mengkoordinasikan pengembalian uang pinjaman, pendapatan sewa
modal dan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
usaha pengembalian uang perusahaan.
e) Mengkoordinasikan pengelolaan barang jaminan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam rangka menjaga kualitas dan kuantitas
barang jaminan.
f) Mengkoordinasikan pelaksanaan lelang barang jaminan yang tidak
ditebus dan penjualan Barang Sisa Lelang (BSL) serta pembayaran
uang kelebihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
pengembalian uang perusahaan dan uang nasabah.
g) Mengkoordinasikan penyelenggaraan pembukuan transaksi keuangan
dan barang jaminan maupun memelihara serta merawat kekayaan
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
mengamankan harta perusahaan.
h) Melakukan kegiatan promosi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam rangka meningkatkan pangsa pasar dan citra baik perusahaan.
i) Mewakili kepentingan perusahaan dalam rangka membina dan
memelihara hubungan baik dengan pihak luar/masyarakat.
j) Membina bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk menunjang
kelancaran tugas operasional serta pelayanan yang baik kepada
nasabah.
k) Mengkoordinasikan dan mendelegasikan wewenang operasional
kepada bawahan agar pelaksanaan tugas operasional berjalan terpadu.
l) Mengawasi pelaksanaan tugas operasional, keuangan dan sumber daya
manusia sesuai ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas
berjalan sesuai dengan rencana dan program kerja perusahaan.
b. Penaksir
1) Tugas Pokok
Menaksir barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan
penetapan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan.
2) Rincian Tugas
a) Menyiapkan sarana kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar
pemberian kredit gadai berjalan lancar.
b) Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cepat, mudah dan
aman dalam rangka mewujudkan citra perusahaan.
c) Menaksir barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
mengetahui mutu dan nilai barang dalam rangka menentukan dan
menetapkan uang kredit gadai.
d) Menaksir barang jaminan yang akan dilelang berdasarkan peraturan
yang berlaku untuk mengetahui mutu dan nilai dalam rangka
menetukan harga dasar barang yang akan dilelang.
e) Menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam rangka keamanan barang jaminan.
c. Kasir
1) Tugas Pokok
Melakukan tugas penerimaan dan pembayaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional kantor
cabang.
2) Rincian Tugas
a) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja
b) Menerima modal kerja harian dari atasan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
c) Menyiapkan uang kecil untuk kelancaran pelaksanaan tugas
d) Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah
e) Melaksanakan pembayaran untuk pinjaman kredit.
d. Penyimpan
1) Tugas Pokok
Mengelola gudang barang jaminan emas dengan menerima,
menyimpan, merawat, mengeluarkan dan mengadministrasikan barang
jaminan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rangka mengamankan
serta menjaga keutuhan barang nasabah.
2) Rincian tugas
a) Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang
jaminan emas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
keamanan dan keutuhan barang jaminan untuk serah terima jabatan.
b) Menerima barang jaminan emas dari kepala atau wakil kepala cabang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk disimpan dalam gudang
penyimpanan barang jaminan emas.
c) Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk pelunasan, pemeriksaan atasan dan
pihak lain.
d) Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan agar barang
jaminan dalam keadaan baik dan aman.
e) Mencatat mutasi penerimaan/pengeluaran barang jaminan yang
menjadi tanggungjawabnya.
e. Pemegang Gudang
1) Tugas Pokok
Melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran barang
jaminan selain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku
dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.
2) Rincian Tugas
a) Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang
jaminan selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku
untuk menjamin keamanan dan keutuhan barang jaminan.
b) Mengelompokkan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan
kreditnya, menyusunnya sesuai dengan urutan nomor SBK, mengatur
penyimpanannya agar terlihat rapi dan memudahkan dalam
menghitung atau memindahkannya.
c) Merawat, memelihara, membersihkan barang jaminan dari debu, air
dan kotoran lainnya agar barang jaminan tetap dalam keadaan baik dan
aman.
d) Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk
keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain.
e) Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pekerjaan dalam
rangka serah terima jabatan.
f) Mencatat mutasi baik penambahan/pengurangan barang jaminan yang
menjadi tanggungjawabnya.
f. Pegawai Administrasi
1) Tugas Pokok
Memasukkan data nasabah, taksiran dan uang pinjaman ke dalam SBK
dari formulir permintaan kredit secara akurat.
2) Rincian Tugas
a) Memasukkan data nasabah, barang jaminan, taksiran dan uang
pinjaman ke dalam komputer.
b) Memasukkan data bukti kas debet/kredit yang telah dikeluarkan atau
diterima oleh kasir.
c) Menerbitkan print out transaksi barang jaminan dan saldo kas.
d) Mem-file SBK dan SBK tebusan yang telah diperiksa oleh subseksi
operasi dan menyimpannya.
g. Pesuruh
1) Tugas Pokok
Memelihara kebersihan, keindahan serta kenyamanan gedung dan
ruang kerja, mengirim dan mengambil surat dokumen untuk menunjang
kelancaran tugas administrasi dan tugas operasional kantor cabang.
2) Rincian Tugas
a) Membersihkan ruangan dan halaman kantor untuk memelihara
keindahan dan kenyamanan kantor.
b) Menyajikan makanan dan minuman untuk pegawai dan tamu kantor
cabang.
c) Mengirim dan mengambil surat dokumen kantor cabang dari kantor
pos dan instansi lain dalam rangka menunjang kelancaran administrasi
cabang.
d) Membantu mengangkat barang jaminan ke dalam gudang dan
mengeluarkan barang jaminan dari gudang.
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.
h. Penjaga
1) Tugas Pokok
Mengamankan harta perusahaan dan nasabah dalam lingkungan kantor
dan sekitarnya.
2) Rincian tugas
a) Menjaga keamanan Kantor Cabang.
b) Memberikan informasi kepada nasabah bila diperlukan.
c) Mengantar Kepala Cabang atau pegawai bila keluar dinas terutama
bila mengambil atau menyetor uang ke Bank.
d) Membantu mengisi dan membagi slip.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008
Pengertian peran, menurut kamus Umum Bahasa Indonesia merupakan
sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama dalam
terjadinya suatu peristiwa. Jadi dalam skripsi ini, peneliti berusaha untuk
mengkaji tentang Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat di Surakarta tahun 2008. Adapun peran
dari perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam Penyaluran Kredit
kepada Masyarakat di Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Menerbitkan produk-produk kredit kepada masyarakat.
Perum Pegadaian merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan
bukan bank yang bergerak dalam bidang jasa, yang artinya produk-produk
yang dihasilkan berupa pelayanan terhadap nasabahnya. Pada awal pendirian
sesuai dengan namanya Perum Pegadaian dikenal hanya memberikan kredit
gadai saja. Namun dewasa ini Perum Pegadaian telah tumbuh dan
berkembang seiring dengan kemajuan jaman yang menuntut memberikan
pelayanan yang lebih beragam kepada masyarakat. Dalam perkembangan
ekonomi, dulu kredit yang diberikan oleh Perum Pegadaian hanya sebatas
untuk konsumtif akan tetapi dengan peningkatan mutu dan kualitas kini kredit
yang diperoleh sudah digunakan untuk keperluan usaha yang semuanya dapat
dilihat dari besarnya kredit yang diperoleh. Peran dari Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta dalam Penyaluran Kredit kepada Masyarakat
di Surakarta adalah dengan mengeluarkan produk kepada masyarakat. Produk
merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya untuk mencari laba dalam rangka meningkatkan eksistensi dari
perusahaan tersebut dalam perekonomian. Berikut produk yang dihasilkan
oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai wujud dari
peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam Penyaluran
Kredit kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008, yaitu:
1) Kredit Cepat dan Aman (KCA)
Kredit cepat dan aman (KCA) merupakan suatu bentuk kredit
berdasarkan hukum gadai yaitu memberikan pinjaman kredit dengan
menyerahkan barang bergerak sebagai jaminannya yang diberikan kepada
semua golongan nasabah, pinjaman yang diperoleh dapat digunakan untuk
kebutuhan konsumtif maupun produktif dengan pelayanan yang mudah, aman
dan cepat. Jangka waktu peminjamannya adalah empat bulan (120 hari)
disertai dengan bunga tertentu yang sesuai dengan besarnya uang pinjaman
yang diperoleh. Apabila dalam jangka waktu 120 hari atau masa jatuh tempo
nasabah belum dapat melunasi pinjamannaya, maka nasabah dapat
memperpanjang waktu peminjamannya dengan membayar sewa modalnya
saja. Besarnya pinjaman yang dapat diperoleh mulai dari Rp. 20.000,00
sampai dengan Rp. 50.000.000,00 dengan barang jaminan berupa barang
bergerak, baik berupa perhiasan emas, barang elektronik, kendaraan maupun
barang rumah tangga. Dengan demikian nasabah dapat menentukan besarnya
kredit yang akan diperoleh sesuai dengan kebutuhannya.
2) Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)
Kredit angsuran sistem fidusia (KREASI) merupakan suatu bentuk
kredit dengan sistem fidusia, yang diberikan kepada para Usaha Mikro/Kecil
dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan jenis usahanya dengan
penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjaman sesuai dengan
keinginan nasabah yang bersangkutan. Kredit angsuran sistem fidusia ini
banyak diminati oleh para pengusaha mikro, mereka mengambil kredit ini
dengan tujuan untuk mengembangkan usaha yang dimiliki tanpa perlu repot-
repot menunggu karena untuk mendapatkan kredit waktu untuk mengurusnya
relatif singkat, mudah dan pasti akan mendapatkan sejumlah kredit yang
diinginkan. Bagi para pengusaha mikro dengan adanya kredit angsuran sistem
fidusia menjadikan solusi yang tepat untuk mengembangkan usaha yang
mereka miliki. Adapun persyaratan untuk mendapatkan kredit angsuran
sistem fidusia adalah:
a) Fotokopi identitas diri dapat berupa KTP ataupun kartu pengenal lainnya
(SIM, Paspor) dan Kartu Keluarga (KK)
b) Menyerahkan dokumen usaha yang sah
c) Memenuhi kriteria kelayakan usaha yang dimiliki
d) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli,
fotokopi STNK dan faktur pembelian kendaraan bermotor tersebut)
3) Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
Kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) merupakan pemberian
pinjaman kepada pengusaha mikro dan kecil dalam rangka mengembangkan
usahanya atas dasar gadai dengan pengembalian pinjaman yang dapat
dilakukan melalui angsuran. Untuk mendapatkan kredit angsuran sistem gadai
ini sangat mudah karena pelayanan yang tidak ribet, cepat dan aman, selain itu
nasabah dapat menerima pinjaman hingga 95 % dari nilai taksiran. Angsuran
dapat dilakukan selama 12 bulan sampai 24 bulan dengan jumlah angsuran
yang tetap beserta sewa modal yang cukup ringan hanya 1 % perbulan disertai
dengan biaya administrasi yang tidak memberatkan. Berikut persyaratan untuk
mendapatkan kredit angsuran sistem gadai, yaitu :
a) Fotokopi identitas diri dapat berupa KTP ataupun kartu pengenal lainnya
(SIM, Paspor) dan Kartu Keluarga (KK)
b) Fotokopi Surat Ijin Usaha atau keterangan dari lurah yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan benar-benar memiliki usaha yang layak untuk
dikembangkan
c) Membawa barang bergerak sebagai agunan baik berupa perhiasan ataupun
kendaraan
d) Bersama suami/istri, untuk menandatangani surat perjanjian kredit
4) Usaha jasa titipan
Pruduk lain yang juga disediakan oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam mewujudkan perannya dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat adalah menyediakan jasa titipan. Jasa titipan ini
memberikan pelayanan penitipan barang-barang berharga agar lebih aman
bagi masyarakat yang ingin bepergian jauh ataupun keluar kota dalam waktu
yang relatif lama, misalnya: dinas keluar kota, menunaikan ibadah haji,
berlibur keluar negeri ataupun penyimpanan dirumah yang dirasa kurang
aman. Perusahaan akan memberikan jaminan keamanan sehingga orang yang
bepergian akan merasa lebih tenang, karena pada dasarnya orang yang
bersangkutan khawatir akan keberadaan barang berharga atau harta benda
lainnya pada saat tidak berada ditempat. Barang berharga yang dapat
dititipkan meliputi: perhiasan, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor
dan surat berharga lainnya. Prosedur untuk mendapatkan jasa titipan sangatlah
mudah dan biayanya cukup murah sesuai dengan jangka waktu penitipan dan
jenis barang yang dititipkan. Bagi pihak Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran sendiri telah menyediakan gudang dan tempat penyimpanan
untuk barang bergerak lain yang bersih, rapi dan setiap barang yang dititipkan
akan diasuransikan, sehingga keamanan dari barang yang dititipkan tidak
diragukan bagi masyarakat yang menggunakan jasa titipan.
Dalam perkembangan ekonomi sekarang dapat terlihat dengan jelas Perum
Pegadaian telah mengeluarkan berbagai macam produk yang tidak hanya
memberikan kredit kepada masyarakat tetapi juga menyediakan produk jasa
lainnya. Produk-produk yang ditawarkan tersebut memiliki tujuan yang sama
sebagai wujud dari peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
dalam penyaluran kredit kepada masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh
Informan I pada wawancara tanggal 12 Januari 2009 di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta sebagai berikut:
Peran dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini dalam penyaluran kredit kepada masyarakat dengan mengeluarkan produk-produk yang dimiliki oleh Perum Pegadaian yang ditujukan untuk memikat dan membantu masyarakat yang membutuhkan, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin membutuhkan kredit sesuai dengan semboyan Perum Pegadaian ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.
Sebagaimana penuturan dari informan I tersebut diatas, hal senada juga
diungkapkan oleh Informan II pada wawancara tanggal 13 Januari 2009 di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai berikut: ”Di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini, banyak pilihan untuk memberikan kredit
kepada masyarakat. Hal tersebut memudahkan bagi nasabah yang ingin
mendapatkan pinjaman yang sesuai dengan permintaan”.
Pernyataan dari informan II diatas, juga didukung oleh Informan III pada
wawancara tanggal 13 Januari 2009 di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta sebagai berikut: ”Saya mengambil kredit gadai di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini sejak tahun 2007 hingga sekarang. Setiap kali saya
butuh tambahan modal jahit, saya langsung datang ke Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini dengan menggadaikan perhiasan istri saya”.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Peran Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta diwujudkan dengan menerbitkan
berbagai macam produk kredit kepada masyarakat.
b. Sistem pemberian dan pelunasan kredit yang mudah dan cepat.
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta menggunakan
sistem pemberian dan pelunasan kredit yang mudah dan cepat kepada
nasabahnya. Dalam penyaluran kredit, pihak Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan aman.
Berikut prosedur pemberian kredit maupun pelunasan kredit kepada/oleh
nasabah adalah sebagai berikut:
1) Prosedur Pemberian Kredit
Dalam proses pengajuan kredit, pihak dari Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran memberikan prosedur dan pelayanan yang mudah,
sederhana, cepat dan aman. Adapun prosedur dalam pemberian kredit
kepada nasabah di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
adalah sebagai berikut:
a) Nasabah datang dengan membawa barang jaminan serta identitas diri
atau kartu pengenal lainnya menuju meja bagian penaksir .
b) Selanjutnya barang jaminan tersebut diserahkan pada bagian penaksir
untuk memeriksa kelengkapan dari barang jaminan yang bersangkutan
serta menetapkan besarnya nilai taksiran dan uang pinjaman untuk
jumlah tertentu yang ditentukan oleh Kuasa Pemutus Kredit (KPK).
c) Nasabah akan diberi Formulir Permohonan Kredit (FPK) untuk diisi,
formulir permohonan tersebut berguna untuk mengadakan kesepakatan
antara nasabah dengan penaksir mengenai barang yang telah dijadikan
jaminan sebelum nasabah mendapatkan uang pinjamannya.
d) Pada formulir permohonan kredit tersebut besarnya uang pinjaman
diisi setelah terjadi kesepakatan antara nasabah dengan pihak penaksir,
maka nasabah berhak memperoleh besarnya kredit dengan membawa
Surat Bukti Kredit (SBK) yang telah diberikan oleh penaksir. Isi dari
SBK tersebut sesuai dengan formulir permohonan kredit yang telah
disepakati dan sudah disalin dalam ketikan komputer. SBK tersebut
dibuang rangkap, dimana yang asli untuk diberikan kepada nasabah
dan bagian yang tindasan untuk bagian administrasi untuk pencatatan
uang serta barang jaminan pada bagian gudang.
e) Setelah menerima Surat Bukti Kredit (SBK), nasabah kemudian
menuju ke bagian kasir untuk memperoleh sejumlah kredit. bagian
kasir akan menerima lembar Surat Bukti Kredit yang asli maupun
tindasannya untuk memeriksa kebenaran, kemudian bagian kasir akan
memberikan sejumlah uang kepada nasabah sesuai dengan jumlah
yang tertera pada Surat Bukti Kredit tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 5: Prosedur pemberian Kredit
2) Prosedur Pelunasan Kredit
a) Nasabah datang menuju bagian kasir dengan membawa Surat Bukti
Kredit (SBK) asli disertai dengan fotokopi identitas diri (KTP) atau
kartu pengenal lainnya (SIM, Paspor) dan membayar sejumlah uang
pinjaman beserta sewa modal sesuai dengan jangka waktu
peminjamannya.
Nasabah membawa barang sebagai jaminan
Penaksir menghitung
besarnya pinjaman
Kasir menyiapkan sejumlah uang
pinjaman
Nasabah menerima
kredit
b) Bagian kasir menerima Surat Bukti Kredit yang asli dari nasabah
kemudian memeriksa keabsahan Surat Bukti Kredit (SBK) yang
diterima. Bagian kasir melakukan perhitungan jumlah yang harus
dibayar oleh nasabah yang terdiri dari besarnya pokok pinjaman serta
besarnya sewa modal, kemudian kasir menerima uang pelunasan dari
nasabah serta membubuhkan cap lunas dan memberi paraf pada Surat
Bikti Kredit (SBK) tersebut.
c) Bagian gudang memeriksa cap lunas, tanggal dan paraf kasir
kemudian mengambil barang jaminan kegudang serta mencocokkan
nomor yang tertera pada barang jaminan dengan nomor yang ada pada
Surat Bukti Kredit (SBK) yang dipegang oleh nasabah. Apabila nomor
telah cocok kemudian bagian gudang dapat memberikan barang
jaminan kepada nasabah untuk selanjutnya bagian gudang melakukan
pencatatan kedalam buku gudang.
d) Nasabah menerima kembali barang jaminan untuk selanjutnya dapat
dibawa pulang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 6: Prosedur Pelunasan Kredit
Nasabah datang membawa SBK
Nasabah membawa pulang
barang jaminan
Petugas penyimpan barang jaminan mengeluarkan
barang jaminan
Kasir menerima pelunasan kredit
3) Administrasi Perkreditan
Administrasi perkreditan pada dasarnya mengolah Surat Bukti Kredit
dan selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing bagian yang
dilakukan guna kelancaran dalam menjalankan kegiatan usahanya. Bagian
yang terkait dengan administrasi pekreditan adalah sebagai berikut:
a) Bagian Pencatatan
Bagian pencatatan berkaitan dengan sejumlah uang, pada bagian ini
berguna untuk mengetahui sejumlah uang yang masuk dan keluar pada
hari ini. Oleh pencatat Surat Bukti Kredit (SBK) akan dimasukkan
kedalam pembukuan:
(1) Buku kredit pelunasan
(2) Buku ikhtisar kontrol pelunasan, yang gunannya untuk mengetahui
sisa barang jaminan dan uang pinjaman pada hari ini.
(3) Buku taksiran
Kepala cabang selalu mengontrol kepada bagian penaksir
mengenai dua buku taksiran, yaitu:
(a) Buku taksiran 5%
Taksiran 5% ini maksudnya adalah Kepala Cabang selalu
menaksir ulang minimal 5% dari barang jaminan yang masuk
pada hari ini dengan tujuan untuk mengontrol barang jaminan
atau jumlah kelengkapan barang jaminan tersebut.
(b) Buku taksiran kemudian
Bahwasannya buku taksiran kemudian dilakukan untuk
mengoreksi kebenaran isi dari Surat Bukti Kredit (SBK)
dengan tujuan untuk sampel hari ini dan telah ditaksir ulang
oleh Kepala Cabang untuk obyektivitas dan pengendalian
taksiran.
(4) Buku kas
Dalam pencatatan kedalam buku kas dilakukan sesuai dengan
jaminan pengeluaran dan disertai dengan bukti pendukung serta
laporan harian kas.
(5) Buku gudang
Pencatatan pada buku gudang dimaksudkan untuk mencatat barang
jaminan baik yang masuk ataupun keluar pada hari ini, biasannya
pencatatan pada buku gudang ditutup pada tiap akhir bulan.
b) Bagian Gudang
Pada bagian gudang ini berkaitan dengan barang jaminan. Dalam hal
ini bagian gudang berhubungan dengan penjaga gudang karena
penjaga gudang merupakan orang yang mengetahui akan barang
jaminan yang masuk dan barang jaminan yang keluar. Meskipun
demikian penjaga gudang tidak memiliki wewenang untuk mengisi
buku gudang, karena dalam pencatatan buku gudang harus
mencocokkan dan menyesuaikan antara nomor barang jaminan dengan
nomor yang tertera pada Surat Bukti Kredit (SBK).
c) Bagian Kredit
Sesuai dengan Visi dan Misi Perum Pegadaian yang tertuang dalam PP
No. 10 Tahun 1990, dimana Perum Pegadaian turut membantu
program pemerintah dibidang ekonomi dalam mengentaskan
kemiskinan melalui penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Pada
bagian kredit ini, hal-hal yang terkait adalah:
1) Besarnya kredit
Besarnya kredit yang disalurkan oleh pihak Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta dimulai dari Rp. 20.000,00
hingga Rp. 50.000.000,00 untuk setiap barang jaminan. Jangka
waktu pelunasan relatif singkat dengan masa jatuh tempo 120 hari
atau 4 bulan. Perkreditan yang ada di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dibagi menurut besarnya jumlah uang
pinjaman. Adapun besarnya jumlah uang pinjaman yang diberikan
dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
a) Golongan A
Pada golongna A jumlah pinjaman yang diberikan berkisar
antara Rp. 20.000,00 sampai Rp. 150.000,00
b) Golongan B
Pada golongan B jumlah pinjaman yang diberikan berkisar
antara Rp. 151.000,00 sampai Rp. 500.000,00
c) Golongan C
Pada golongan C jumlah pinjaman yang diberikan berkisar
antara Rp. 505.000,00 sampai Rp. 20.000.000,00
d) Golongan D
Pada golongan D jumlah pinjaman yang diberikan berkisar
antara Rp. 21.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000,00
2) Batasan bunga untuk masing-masing kredit
Dalam perkembangan ekonomi sekarang yang cenderung
semakin meningkat dengan banyaknya persaingan yang ada, maka
untuk menjaga eksistensinya suatu perusahaan diperlukan suatu
cara tersendiri agar tujuan dari suatu perusahaan tersebut dapat
tercapai dengan optimal. Oleh Karena itu Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai salah satu lembaga
keuangan bukan bank telah merancang strategi dalam hal
penetapan tingkat biaya sewa modal. Pada perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini tingkat sewa modal ditentukan oleh
besarnya uang pinjaman. Adapun jumlah kredit yang disalurkan
oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran kepada nasabah
bebas untuk dikembalikan mulai dari 1 hari setelah menerima
pinjaman hingga 120 hari atau masa jatuh tempo, akan tetapi jika
sampai hari jatuh tempo nasabah tidak dapat mengembalikan
jumlah pinjaman serta biaya sewa modal, maka nasabah harus
bersedia barang jaminannya untuk dilelang.
Tingkat sewa modal dihitung mulai per 15 hari dari masing-
masing golongan, Adapun besarnya tingkat sewa modal dari
masing-masing golongan adalah sebagai berikut:
a) Golongan A
Golongan A dengan jumlah pinjaman antara Rp. 20.000,00
sampai Rp. 150.000,00, memiliki tingkat sewa modal sebesar
0,75% per 15 hari.
b) Golongan B
Golongan B dengan jumlah pinjaman antara Rp. 151.000,00
sampai Rp. 500.000,00, memiliki tingkat sewa modal sebesar
1,2% per 15 hari
c) Golongan C
Golongan C dengan jumlah pinjaman antara Rp. 505.000,00
sampai Rp. 20.000.000,00, memiliki tingkat sewa modal
sebesar 1,3% per 15 hari
d) Golongan D
Golongan D dengan jumlah pinjaman antara Rp. 21.000.000,00
sampai Rp. 50.000.000,00, memiliki tingkat sewa modal
sebesar 1% per 15 hari
c. Pengadaan lelang
Pengertian lelang merupakan upaya pengembalian uang pinjaman
beserta biaya sewa modal, yang tidak dilunasi sampai batas waktu yang
ditentukan. kegiatan lelang ini pada dasarnya bukan tujuan yang utama bagi
Perum Pegadaian, bahkan sebisa mungkin pihak perum pegadaian tidak
menginginkan terjadinya lelang. Lelang merupakan alternatif terakhir yang
diambil oleh Pihak dari Perum Pegadaian untuk menyelamatkan uang
pinjaman yang berada ditangan para nasabah dan menghindari kerugian yang
timbul. Sama halnya dengan pihak nasabah, pada dasarnya mereka datang ke
Perum Pegadaian untuk mendapatkan pinjaman dengan membawa jaminan
berupa barang bergerak. Nasabah yang telah mendapatkan pinjaman tersebut
juga bermaksud untuk dapat menebus kembali barang yang dijadikan sebagai
jaminan dan tidak ada keinginan untuk melelang barangnya. Apabila nasabah
yang telah mendapatkan pinjaman dari Perum Pegadaian dan nasabah tersebut
tidak bisa membayar atau melunasi pokok pinjaman beserta biaya sewa modal
pada masa jatuh tempo, maka dari pihak Perum Pegadaian akan segera
mengadakan lelang. Pada waktu akan diadakannya lelang, pihak nasabah yang
bersangkutan akan diberitahu terlebih dahulu, baik melalui pengiriman surat,
via telepon, sms, dan jika perlu melalui surat kabar. Hal tersebut dimaksudkan
agar nasabah dapat mengetahui dan tidak merasa kaget kalau barang
jaminannya akan segera dilelang.
Hasil pelelangan akan digunakan untuk melunasi jumlah pokok
pinjaman, sewa modal dan biaya lelang dari nasabah yang bersangkutan.
Apabila jumlah yang diterima dari lelang barang jaminan tersebut lebih besar
daripada jumlah pokok pinjaman, sewa modal dan biaya lelang, maka
kelebihan uang tersebut akan diserahkan kepada nasabah dalam waktu yang
telah ditentukan oleh pihak Perum Pegadaian. Nasabah dapat mengambil uang
kelebihan tersebut melalui prosedur sebagai berikut :
a. Uang kelebihan dapat diambil sesudah pelelangan.
b. Tenggang waktu pengambilan uang kelebihan ditentukan selama satu
tahun setelah tanggal lelang.
c. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak diambil, maka uang kelebihan
akan menjadi milik perusahaan.
Pelelangan dilakukan terbuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin
membeli barang yang akan dilelang. Dalam proses pelelangan, semua
pembayaran pada waktu lelang harus dilakukan tunai. Uang yang akan
dibayar harus ditambah 9% ongkos lelang pembeli dan 7% untuk dana sosial.
Dalam hal ini ongkos lelang pembeli 9% dan 7% dana sosial, dihitung dari
jumlah lakunya barang yang dijual. Apabila barang yang dilelang tidak laku
dijual kepada orang lain, maka barang jaminan tersebut beserta kerugiannya
akan ditanggung oleh pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran sebagai
barang sisa lelang, kemudian barang jaminan tersebut ditetapkan menjadi
milik Perum Pegadaian (asset perusahaan).
2. Faktor-faktor Yang Menjadi Pendukung dalam Penyaluran Kredit
Kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008
Untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan oleh Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, perlu adanya faktor pendukung. Di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terdapat beberapa faktor
pendukung dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008,
adalah sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Kualitas Pelayanan
c. Modal
d. Bunga yang rendah
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap
penyaluran kredit kepada masyarakat. Di Perum pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang profesional. Hal tersebut tercermin dari para pegawai Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta yang mampu melaksanakan tugas dan
pekerjaannya dengan baik. Penampilan dari para pegawai Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran terlihat rapi, sopan dan sesuai dengan peraturan telah
memberikan kesan tersendiri dalam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan demikian pihak dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta mampu memberikan penyaluran kredit kepada masyarakat secara
optimal. Peningkatan mutu dari Sumber Daya Manusia (SDM) di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini didukung dengan adanya pendidikan dan
latihan yang diberikan kepada para pegawai di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan
suatu proses menuju terciptanya tenaga kerja yang kreatif dan disiplin yang
didukung dengan kemampuan profesional yang tinggi untuk melayani
masyarakat. Seperti yang telah dikemukakan oleh informan I pada wawancara
tanggal 16 Januari 2009 di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
sebagai berikut: “Kalau di sini mbak, kualitas dari pegawainya sudah tidak
diragukan lagi. Hal itu dapat dilihat dari penampilan serta kemampuan para
pegawai dalam menjalankan tugasnya”.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada
tanggal 19 Januari 2009 sebagai berikut: ”Di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini, semua pegawainya mampu bekerja secara
professional hal tersebut juga ditopang oleh rasa kekeluargaan. Sehingga kami
mampu bekerja secara kompak dalam tim”.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai dari Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang mampu bekerja sama secara
professional dengan didukung oleh rasa kekeluargaan akan menjadikan
pendukung dalam memberikan kredit kepada masyarakat.
b. Kualitas pelayanan kepada nasabah
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran sebagai salah satu lembaga
keuangan bukan Bank yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan kredit
kepada nasabah. Reputasi yang baik dapat dicapai oleh suatu perusahaan jasa,
jika perusahaan tersebut mampu memberikan mutu pelayanan yang baik bagi
pelanggan atau nasabah. Nasabah merupakan pihak yang cenderung
memberikan penilaian terhadap kinerja dari pelayanan yang diberikan.
Pelayanan yang baik akan memberikan kesan tersendiri kepada pelanggan
atau nasabah dalam menciptakan kepuasan.
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta selalu berupaya
untuk memberikan pelayanan yang baik dan cepat dalam memberikan kredit
kepada pelanggan atau nasabah. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai salah satu lembaga
keuangan yang masih diminati oleh masyarakat. Seperti yang diungkapkan
oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 16 Januari 2009 di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut: ”Di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini selalu berupaya mengutamakan
pelayanan yang cepat dan baik kepada para nasabah, sehingga nasabah tidak
akan merasa kecewa terhadap pelayanan yang kami berikan”.
Sebagaimana penuturan oleh informan I tersebut diatas, hal senada
juga diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 19 Januari
2009 di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut:
”Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini sebisa mungkin
memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah”.
Penuturan dari informan II tersebut juga didukung oleh penuturan dari
informan III, sebagai berikut: ”Pelayanan disini bagi saya sudah bagus dan
cepat mbak, saya tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mendpatkan
pinjaman, karena itu saya merasa nyaman untuk datang ke Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini”.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan
oleh pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini sudah baik,
cepat, dan prosedurnya tidak berbelit-belit serta dalam waktu yang relatif
singkat nasabah dapat langsung menerima uang pinjamannya tanpa harus
menghabiskan banyak waktu.
c. Modal yang mampu mencukupi permintaan kredit kepada nasabah
Modal merupakan suatu kekayaan yang dipakai untuk kelangsungan
suatu kegiatan usaha sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang dapat
menambah kekayaan dari usaha tersebut oleh suatu perusahaan. Kaitannya
dengan modal, Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini tidak
mengalami kesulitan, karena berapapun jumlah kredit yang diminta oleh
nasabah, dapat dipenuhi oleh pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran.
Seperti yang dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 16
Januari 2009 sebagai berikut: ”kaitannya dengan modal, Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini tidak mengalami kesulitan, kapanpun dan
berapapun jumlah kredit yang diminta akan selalu diusahakan”.
d. Bunga yang rendah
Pengertian bunga merupakan sejumlah uang sebagai balas jasa sewa
modal atau pinjaman yang telah diberikan. Pada Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran bunga atau sewa modal yang dikenakan kepada nasabah lebih
rendah dibandingkan bunga pinjaman di bank. Dengan bunga yang rendah
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk mendapatkan pinjaman,
khususnya di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini. Seperti yang telah
dikemukakan oleh informan I dalam wawancara pada tanggal 16 Januari 2009
di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut:
Bunga yang dikenakan oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta kepada nasabah tergolong relatif rendah. Di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini bunga dikenakan dalam jangka waktu per 15 hari mulai dari 0,75% hingga 1,3% tergantung dari golongan masing-masing pinjaman. Hal ini akan menguntungkan bagi seluruh nasabah.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh informan I tersebut di atas,
hal senada juga diungkapkan oleh informan III dalam wawancara pada
tanggal 20 Januari 2009, sebagai berikut: ”Kalau masalah bunga yang
ditetapkan, disini bunganya lebih rendah mbak, bila dibandingkan bunga yang
ada di bank, makanya saya memilih Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini daripada cari pinjaman di luar”.
Penuturan dari informan III diatas, juga didukung oleh penuturan dari
informan IV dalam wawancara pada tanggal 20 Januari 2009 di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, Sebagai berikut: ”Iya mbak, di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini bunganya rendah sekali, makanya
saya selalu datang ke Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini untuk
mencari pinjaman”.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa bunga yang diberikan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta lebih rendah apabila
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya dan hal tersebut menjadikan
daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk menggunakan jasa di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta.
3. Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Dalam Penyaluran Kredit
Kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008
1. Nasabah yang Wanprestasi atau ingkar janji
Nasabah merupakan orang yang telah menggunakan jasa Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, keberhasilan dari Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta selain ditentukan oleh kinerja dari
Perum Pegadaian itu sendiri juga dipengaruhi oleh nasabah. Nasabah di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini berbeda-beda karakteristiknya.
Banyak nasabah yang taat dan tertib terhadap peraturan yang berlaku akan
tetapi juga ada beberapa nasabah yang malas, dalam arti nasabah tersebut
tidak menepati peraturan atau ingkar janji terhadap peraturan. Hal ini
dikarenakan nasabah lupa akan jatuh tempo kredit, ataupun disengaja untuk
tidak melunasi kredit. Untuk mengatasi nasabah yang melakukan Wanprestasi
ini, maka pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran akan melakukan
lelang barang jaminan nasabah tersebut, guna menyelesaikan perjanjian kredit
yang telah disepakati. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam
wawancara pada tanggal 21 Januari 2009 di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut: “Di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini terdapat beberapa nasabah yang wanprestasi
terhadap pinjaman yang telah diberikan namun itu tidak semua nasabah,
mengingat karekteristik yang berbeda-beda dari setiap nasabah”.
Sebagaimana penuturan dari informan I di atas, hal senada juga
diungkapkan oleh informan II dalam wawancara pada tanggal 22 Januari 2009
di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut: “Dini
ya mbak, ada juga nasabah yang ingkar janji alias tidak bayar setoran tapi
sebagian kecil saja.”
Dari data di atas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa nasabah dari
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini yang melakukan
wanprestasi atau ingkar janji terhadap pinjaman yang telah diberikan.
2. Munculnya Lembaga Kredit Skala Kecil yang Menjadi Pesaing Utama
Maraknya pertumbuhan dan perkembangan lembaga kredit yang
berskala kecil seperti BPR dan rentenir yang beroperasi dari rumah ke rumah
dapat menjadikan pesaing utama bagi perum pegadaian. Melihat kondisi yang
demikian, maka pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran harus selalu
meningkatkan mutu dan kualitas yang dimiliki secara optimal. Hal ini
tercermin dari mutu barang jaminan serta kualitas pelayanan yang baik dan
cepat tanpa berbelit-belit sehingga memberikan kemudahan tersendiri nagi
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam menarik nasabah sebanyak-
banyaknya. Dengan banyaknya jumlah nasabah yang mau menggunakan jasa
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran berarti akan semakin memperlancar
operasional pihak perum pegadaian. Seperti yang dikemukakan oleh informan
I dalam wawancara pada tanggal 21 Januari 2009, sebagai berikut: “Adanya
lembaga kredit skala kecil yang lain memberikan pengaruh secara langsung
bagi Perum Pegadaian ini mbak, kalau kita tidak selalu menjaga kualitas dan
pelayanan akan mengakibatkan pindahnya nasabah ke pihak yang lain”.
3. Barang jaminan yang tidak laku dijual
Untuk memperoleh kredit, seorang nasabah harus menyerahkan barang
bergerak sebagai jaminannya. Terkadang pada saat pelelangan terdapat
beberapa barang jaminan yang tidak laku dijual kepada orang lain. Barang
tersebut nantinya hanya akan dijadikan asset sendiri oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Informan I pada wawancara tanggal 21 Januari 2009 sebagai berikut: “Faktor
penghambat lainnya yaitu kadang-kadang ada barang yang tidak laku dijual
pada saat lelang berlangsung, mau tidak mau barang jaminan tersebut kita
jadikan sebagai asset bagi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
ini”.
Dari pernyataan informan I di atas, hal senada juga dikemukakan oleh
informan II dalam wawancara pada tanggal 22 Januari 2009 di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, sebagai berikut: “Kendalanya ini
mbak, selama ada proses lelang sering kali terdapat barang jaminan yang tidak
laku dilelang, bahkan dengan harga yang paling rendah sekalipun, barang
jaminan tertentu tidak ada yang mau menawar”.
Dari data di atas dapat diketahhui bahwa terdapat beberapa barang
jaminan yang tidak laku dijual pada saat lelang dan barang jaminan tersebut
hanya akan dijadikan asset oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dikemukakan di atas, temuan
studi yang dihubungkan dengan teori yaitu mengenai :
1. Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta Dalam Penyaluran
Kredit Kepada Masyarakat Di Surakarta Tahun 2008
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah tentang Peran Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta Dalam Penyaluran Kredit Kepada
Masyarakat Di Surakarta Tahun 2008 dan faktor pendukung serta faktor
penghambat Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta Dalam
Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat Di Surakarta Tahun 2008 tersebut.
Pengertian kredit menurut Thomas Suyatno mengemukakan kredit adalah hak
untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran
pada waktu yang diminta atau pada waktu yang akan datang karena
pembayaran barang-barang sekarang.
Dalam rangka peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta Dalam Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat Di Surakarta, maka
perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini menerbitkan produk-
produk kredit yang ditujukan kepada masyarakat untuk mempermudah dalam
mendapatkan besarnya pinjaman yang dibutuhkan. produk-produk tersebut
berupa kredit cepat dan aman (KCA), kredit angsuran sistem fidusia
(KREASI), kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA), serta usaha jasa titipan.
Untuk produk kredit cepat dan aman (KCA) merupakan bentuk produk
kredit yang paling sederhana dan diminati banyak orang. Selain persyaratan
yang mudah, seorang nasabah dapat membawa sejumlah pinjaman yang
dibutuhkan dengan cepat sesuai dengan jumlah harga taksiran dari barang
bergerak yang dijadikan jaminan. Jangka waktu pengembalian kredit ini
adalah empat bulan (120 hari) dengan bunga yang sesuai dengan besarnya
pinjaman. Sedangkan untuk produk KREASI dan KRASIDA ini pinjaman
kredit ini tidak dapat langsung cair pada hari itu juga, dikarenakan kedua
bentuk produk kredit ini berkaitan dengan kepemilikan usaha yang benar
dimiliki oleh seorang nasabah yang bersangkutan. Pihak Perum Pegadaian
perlu mengadakan survei terlebih dahulu berkaitan dengan usaha yang
dimiliki membuat nasabah tidak dapat langsung menerima pinjaman yang
dibutuhkan secara langsung.
Produk KREASI merupakan suatu bentuk kredit dengan sistem fidusia
yang diberikan kepada para Usaha Mikro/Kecil dan Menengah (UMKM),
jangka waktu pengembalian tergantung dari nasabahnya. Untuk mendapatkan
kredit ini, barang jaminannya adalah BPKB kendaraan bermotor atau mobil
dengan dasar kepercayaan. Sedangkan untuk KRASIDA merupakan
pemberian kredit yang ditujukan kepada pengusaha mikro dan kecil, dengan
pengembalian yang dapat dilakukan melalui angsuran. Angsuran tersebut
bersifat tetap selama 12 samapi 24 bulan tergantung dari nasabah yang
bersangkutan dengan dikenakan bunga yang cukup ringan hanya 1% per bulan
serta besarnya administrasi yang tidak memberatkan.
Disamping menerbitkan produk-produk kredit tersebut, juga tersedia
usaha jasa titipan yang menyediakan pelayanan penitipan barang-barang
berharga agar lebih aman bagi masyarakat yang ingin bepergian jauh atau
keluar kota dalam waktu yang relatif lama, seperti: dinas keluar kota,
menunaikan ibadah haji, berlibur keluar negeri, bahkan penyimpanan dirumah
yang dirasa kurang aman.
Selain dengan menerbitkan produk-produk kredit kepada masyarakat,
juga terkait mengenai sistem pemberian dan pelunasan kredit yang mudah dan
cepat yang diharapkan akan memberikan kesan tersendiri bagi nasabah serta
tidak mengecewakan nasabah yang membutuhkan kredit. Selain itu Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta juga akan mengadakan lelang
terhadap barang jaminan apabila seorang nasabah melakukan wanprestasi
terhadap besarnya pinjaman yang telah didapatkan hingga masa jatuh tempo
tiba.
Dengan peran yang diberikan oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini, sangat membantu dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman.
2. Faktor-faktor Yang Menjadi Pendukung Dalam Penyaluran Kredit Kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008
Faktor pendukung Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
dalam Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat Di Surakarta adalah sumber
daya manusia (SDM), yaitu kualitas sumber daya manusia yang profesional.
Hal ini tercermin dari pegawai Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta yang mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik dalam
melayani nasabah dalam memberikan kredit yang dibutuhkan. Faktor
pendukung lainnya adalah kualitas pelayanan kepada nasabah yang cepat dan
tidak berbelit-belit serta modal yang mampu mencukupi permintaan kredit
kepada masyarakat, yang artinya terpenuhinya modal yang diperlukan oleh
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat. Faktor pendukung lainnya adalah bunga yang rendah.
Pemberian bunga yang rendah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi
nasabah untuk mendapatkan besarnya kredit yang dibutuhkan, dalam hal ini
bunga di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta memiliki tingkat
bunga yang lebih rendah bila dibandingkan dengan bunga pinjaman yang ada
di Bank.
3. Faktor-faktor Yang Menjadi Penghambat Dalam Penyaluran Kredit Kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008
Untuk faktor penghambat dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
adalah adanya nasabah yang wanprestasi atau ingkar janji terhadap peraturan
yang telah ditetapkan dalam pengembalian pinjaman hingga masa jatuh tempo
tiba. Faktor penghambat lainnya dengan munculnya lembaga kredit skala
kecil yang menjadi pesaing utama dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
serta adanya barang jaminan yang tidak laku dijual pada saat diadakan lelang.
Faktor pendukung dan faktor penghambat tersebut akan saling terkait
antara satu dengan yang lain dalam rangka mencapai tujuan usaha yang telah
ditetapkan oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
rangka memberikan pelayanan kepda masyarakat yang terkait dengan
penyaluran kredit kepada masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis serta pembahasan yang penulis lakukan di atas, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008, yaitu :
a. Menerbitkan produk kredit kepada masyarakat
Berikut produk yang dihasilkan oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta sebagai wujud dari peran Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta dalam Penyaluran Kredit kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008, yaitu :
1) Kredit Cepat dan Aman (KCA)
Kredit cepat dan aman (KCA) merupakan suatu bentuk kredit
berdasarkan hukum gadai yaitu memberikan pinjaman kredit dengan
menyerahkan barang bergerak sebagai jaminannya yang diberikan
kepada semua golongan nasabah. Jangka waktu peminjamannya
adalah empat bulan (120 hari) dengan bunga tertentu yang sesuai
dengan besarnya uang pinjaman yang diperoleh serta dapat
diperpanjang dengan cara membayar sewa modalnya saja.
2) Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)
Kredit angsuran sistem fidusia (KREASI) merupakan suatu bentuk
kredit dengan sistem fidusia, yang diberikan kepada para Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan jenis usahanya
dengan penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjaman yang
dilakukan sesuai dengan keinginan dari nasabah. Pengurusannya
mudah dan cepat serta bebas dalam menentukan jangka waktu. Kredit
angsuran sistem fidusia ini merupakan solusi yang tepat bagi
pengusaha mikro kecil dan menengah untuk mengembangkan
uasahanya.
3) Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
Kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) merupakan pemberian
pinjaman kepada pengusaha mikro dan kecil dalam rangka
mengembangkan usahanya atas dasar gadai dengan pengembalian
pinjaman yang dapat dilakukan melalui angsuran. Pengurusannya
tidak ribet, cepat dan aman, selain itu nasabah dapat menerima
pinjaman hingga 95 % dari nilai taksiran. Angsuran dapat dilakukan
selama 12 bulan sampai 24 bulan dengan jumlah angsuran yang tetap
beserta sewa modal yang cukup ringan hanya 1 % perbulan.
4) Usaha jasa titipan
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta menawarkan jasa
titipan ini untuk memberikan pelayanan penitipan barang-barang
berharga agar lebih aman bagi masyarakat yang ingin bepergian jauh
ataupun keluar kota dalam waktu yang relatif lama, misalnya : dinas
keluar kota, menunaikan ibadah haji, berlibur keluar negeri ataupun
penyimpanan dirumah yang dirasa kurang aman. Barang berharga
yang dapat dititipkan meliputi : perhiasan, barang-barang elektronik,
kendaraan bermotor dan surat berharga lainnya.
b. Sistem pemberian dan pelunasan kredit yang mudah dan cepat
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, pihak Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta menggunakan sistem pemberian dan
pelunasan kredit dengan prosedur yang mudah, cepat dan aman bagi
nasabah.
c. Pengadaan lelang
Pengertian lelang merupakan upaya pengembalian uang pinjaman beserta
sewa modal, yang tidak dapat dilunasi sampai masa jatuh tempo. Hasil
pelelangan akan digunakan untuk melunasi jumlah pokok pinjaman, sewa
modal dan biaya lelang dari nasabah yang bersangkutan.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta adalah :
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Kualitas Sumber Daya Manusi tercemin dari pegawai Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta yang mampu bekerja sama secara
professional dengan didukung oleh rasa kekeluargaan akan menjadikan
pendukung dalam memberikan kredit kepada masyarakat.
b. Kualitas pelayanan kepada nasabah
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta memberikan pelayanan
yang baik dan cepat.kepada nasabahnya, sehingga akan memberikan kesan
tersendiri kepada nasabah dan tidak kecewa terhadap pelayanan yang
didapatkan.
c. Modal yang mampu mencukupi permintaan kredit kepada nasabah
Kaitanya dengan modal, pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta tidak mengalami kesulitan, berapapun besarnya jumlah kredit
yang diminta oleh nasabah akan dapat dipenuhi oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta.
d. Bunga yang rendah
Bunga yang diberikan oleh pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta lebih ringan bila dibandingkan dengan lembaga keuangan
lainnya dan hal tersebut menjadikan daya tarik tersendiri bagi nasabah
untuk menggunakan jasa di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
3. Faktor-faktor yang menjadi penghambat Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta adalah:
a. Nasabah yang wanprestasi atau ingkar janji
Terdapat beberapa nasabah yang melakukan wanprestasi atau ingkar janji
terhadap pinjaman yang diperoleh, hal ini dikarenakan nasabah lupa akan
jatuh tempo kredit ataupun disengaja untuk tidak melunasi kredit.
b. Munculnya lembaga kredit skala kecil yang menjadi pesaing utama
Maraknya pertumbuhan dan perkembangan lembaga kredit yang berskala
kecil seperti BPR dan rentenir yang beroperasi dari rumah ke rumah dapat
menjadikan pesaing utama bagi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
c. Barang jaminan yang tidak laku dijual
Adanya barang jaminan yang tidak laku dijual pada saat lelang, akan
dijadikan sebagai asset oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka dapat dikaji suatu implikasi
teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah teori kredit dalam
meningkatkan peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
kaitannya dengan penyaluran kredit kepada masyarakat. Dengan
dikemukakannya faktor pendukung dan penghambat yang ada di Perum
Pegadaian dalam penyaluran kredit kepada masyarakat diharapkan pihak dari
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dapat memaksimalkan
faktor pendukung yang ada serta meminimalkan segala hambatan yang ada.
Dengan demikian Peran Perum Pegadaian CabangCokronegaran Surakarta
dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta akan menjadi lebih
optimal.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui beberapa faktor
penghambat yang dialami oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat seperti nasabah yang
melakukan wanprestasi, munculnya lembaga kredit skala kecil yang menjadi
pesaing utama serta adanya beberapa barang jaminan yang tidak laku dijual
pada saat lelang. Hal ini sangat berpengaruh bagi Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat di Surakarta.
Dilihat dari segi kualitas dan pelayanan Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta, hendaknya mampu menjaga kualitas serta terus
meningkatkan mutu pelayanan agar mampu bersaing dengan lembaga kredit
yang lain. Sehingga nasabah yang ingin menggunakan jasa dari Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta semakin meningkat.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasinya, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Saran kepada Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
a. Hendaknya Perum Pegadaian selalu mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat agar tidak terjerumus kedalam lembaga keuangan lain/rentenir
dalam mendapatkan pinjaman/kredit.
b. Pihak Perum Pegadaian lebih meningkatkan informasi kepada seluruh
masyarakat informasi kepada seluruh masyarakat agar mereka lebih
paham bagaimana proses memperoleh pinjaman yang ada diperum
pegadaian sesuai motto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
c. Selalu memberikan pelayanan yang memuaskan agar nasabah tidak
kecewa dan mau mengikuti perarturan serta prosedur yang ada.
d. Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta selalu meningkatkan
mutu dan kualitas yang ada agar mampu bersaing dengan lembaga kredit
skala kecil yang lain.
2. Saran kepada masyarakat
a. Hendaknya masyarakat harus mampu dan cermat dalam memilih lembaga
keuangan yang sesuai untuk memperoleh kredit.
b. Masyarakat dapat memanfaatkan jasa dari Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta untuk mendapatkan kredit dengan prosedur yang
diberikan secara mudah, cepat dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2000. Laporan Tahunan Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia
Departemen pendidikan nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Frank J Fabozzi. 1999. Pasar Dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba
Keputusan Direksi Perum Pegadaian. 1990. Organisasi dan Tata kerja Perum Pegadaian. Jakarta
Keputusan Kepala Perjan. 1981. Buku Tata Pekerja Pegadaian. Jakarta
Koentjaraningrat. 1990. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Lexy.J.Moeleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Mattew B. Milles dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Pandji Anoraga. 1995. BUMN, Swasta, dan Koperasi . Jakarta: Salemba
Rudi Badrudin, Subagyo. 1994. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Aditya Media
Ruddy Tri Santoso. 1996. Kredit Usaha Perbankan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Satrio J. 1993. Sejarah dan Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jakarta: Pusat Pendidikan Jawatan Pegadaian
Soerjono Soekarto. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. jakarta: Grafindo.
Sri Susilo, Sigit. A. Totok Budi. 2000. Bank dan lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat
Subekti, R. SH dan Tjitrosubidio, R. 1999. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Sutopo H.B. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press
Syarif Arbi. 2003. Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. jakarta: Djambatan
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
BAGI APARAT PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN
SURAKARTA
1. Bagaimana peran keberadaan perum pegadaian cabang cokronegaran Surakarta
dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta dalam tahun 2008 ini?
2. Produk –produk apa saja yang telah dikeluarkan oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta?
3. Faktor pendukung serta kendala apa sajakah yang dihadapi Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta?
4. Bagaimana pelaksanaan penyaluran kredit serta pelayanan produk pegadaian
lainnya di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini dalam upayanya untuk
lebih meningkatkan perannya dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta?
5. Seberapa besar kemampuan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Dalam
memenuhi permintaan kredit nasabahnya?
6. Harapan apa yang Bp/Ibu harapkan dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta terhadap perannya dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta dalam tahun 2008 ini?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
BAGI NASABAH PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN
SURAKARTA
1. Kapan Bapak/ibu pertama kali mengambil kredit gadai di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
2. Motivasi apa yang mendorong Bapak/Ibu untuk datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
3. Produk pegadaian apakah yang Bapak/Ibu minatiu diantara produk-produk lain
yang ada di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta?
4. Barang apa yang Bapak/Ibu gadaikan untuk memperoleh kredit?
5. Berapa besarnya kredit yang Bapak/Ibu peroleh dari barang yang telah digadaikan
di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
6. Bagaimana penggunaan kredit yang Bapa/Ibu peroleh di Perum Pegadaian cabang
Cokronegaran Surakarta?
7. Bagaimanakah prosedur administrasi dalam pengambilan kredit di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
8. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Perum Pegadaian dalam
memberikan kredit kepada nasabah?
9. Bagaimana dengan syarat serta bunga yang dikenakan oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini untuk sejumlah kredit yang yang Bapak/Ibu
peroleh?
10. Apakah Kesulitan keuangan yang Bapak/Ibu rasakan tertolong dengan adanya
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta?
11. Adakah harapan dari Bapak/Ibu didalam peran Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta
dalam tahun 2008 ini?
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan I
Jabatan : Kepala Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 12 Januari 2009
Waktu : 09.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
Dalam Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
” Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta memiliki peran dengan menerbitkan produk-
produk yang dimiliki seperti: kredit cepat dan aman, KREASI, KRASIDA
dan usaha jasa titipan. Semuanya itu akan memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk mendapatkan kredit sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan. Selain itu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
menggunakan sistim pemberian maupun pelunasan kredit yang mudah dan
cepat, disamping itu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surkarta
juga akan mengadakan lelang terhadap barang jaminan yang tidak dapat
ditebus oleh nasabah untuk melunasi jumlah kewajibannya”.
2. Seberapa besar kemampuan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta dalam memenuhi permintaan kredit kepada masyarakat?
”Berkaitan dengan modal, pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta tidak mengalami kesulitan, berapapun jumlah pinjaman yang di
minta oleh nasabah akan dapat diberikan oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta.
3. Bagaimana cara menentukan besarnya kredit yang dapat diambil oleh
nasabah?
”di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, besarnya kredit
yang dapat diterima dibagi ke dalam 4 golongan yang berbeda, yaitu:
a. Golongan A, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 20.000,00 sampai
dengan Rp. 150.000,00
b. Golongan B, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 151.000,00 sampai
dengan Rp. 500.000,00
c. Golongan C, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 505.000,00 sampai
dengan Rp.20.000.000,00
d. Golongan D, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 21.000.000,00
sampai dengan Rp. 50.000.000,00
4. Berapa batasan bunga yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian cabang
Cokronegaran Surakarta?
”Untuk batasan bunga, masing-masing jumlah pinjaman memiliki bunga
yang berbeda sesuai dengan golongan pinjaman yang diminta. Besarnya
bunga tersebut adalah sebagai berikut:
a. Golongan A, besarnya bunga 0,75% per 15 hari
b. Golongan B, besarnya bunga 1,2% per 15 hari
c. Golongan C, besarnya bunga 1,3% per hari
d. Golongan D, besarnya bunga 1% per 15 hari
5. Faktor pendukung apa saja dalam penyaluran kredit kepada masyarakat?
”Dalam rangka penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta ini
didukung oleh kualitas Sumber Daya manusia yang dapat dilihat dari para
pegawai Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran yang berpenampilan rapi
serta bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.
Selain itu kualitas pelayanan sangat berpengaruh, pelayanan kepada
nasabah sangat kami utamakan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran. Hal ini mengakibatkan nasabah yang datang tidak akan
pernah merasa kecewa. Sistim pemberian bunga yang rendah juga
menguntungkan bagi nasabah. Faktor pendukung yang lain merupakan
kemampuan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terhadap
modal yang dimiliki untuk memenuhi sejumlah pinjaman kepada
masyarakat”.
6. Faktor penghambat apa yang dihadapi oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat?
”Kalau faktor penghambat itu sendiri muncul karena adanya nasabah yang
wanprestasi, kaitanya dengan banyak nasabah yang datang masing-masing
memiliki karakter sendiri-sendiri. Hal ini diakibatkan kelalaian akan masa
jatuhtempo ataupun sengaja untuk melupakan peraturan pinjaman. Selain
itu munculnya lembaga kredit skala kecil yang lain menjadikan pesaing
utama bagi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran, akan tetapi dengan
kualitas yang dimiliki menjadikan keberadaan Perum Pegadaian mampu
bersaing. Faktor penghambat yang lain kadang-kadang dijumpai barang
jaminan yang tidak laku dijual, mengingat banyaknya karakteristik dari
masing-masing barang jaminan. Barang jaminan tersebut nantinya hanya
akan dijadikan aset oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta”.
7. Harapan apa yang Bapak inginkan dari Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta?
”Masyarakat lebih memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, karena hal tersebut
akan dapat memperlancar dalam penyaluran kredit kepada masyarakat”.
Interpretasi Peneliti:
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai lembaga
keuangan bukan Bank yang mmpunyai tugas utama dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat. Peran dalam penyaluran kredit tersebut dengan
menerbitkan produk-produk yang dimiliki oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta, menggunakan sistim maupun pelunasan kredit yang
mudah dan cepat serta pengadaan lelang terhadap barang jaminan yang tidak
dapat ditebus kembali oleh nasabah untuk melunasi pinjaman.
Sedangkan dalam penyaluran kredit kepada masyarakat didukung oleh
kualitas Sunber Daya Manusia, kualitas pelayanan yang diberikan kepada
nasabah dan modal yang mampu memenuhi jumlah pinjaman yang diminta
oleh nasabah serta pemberian bunga yang rendah bagi nasabah. Untuk faktor
penghambat karena terdapat beberapa nasabah yang wanprestasi, munculnya
lembaga kredit skala kecil yang menjadi pesaing utama dan terdapat beberapa
barang jaminan yang tidak laku dijual.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan II
Jabatan : Pegawai Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 19 Januari 2009
Waktu : 09.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008?
” Sebagai wujud dari perannya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
ini memberikan berbagai macam produk yang dapat dinikmati oleh
nasabah, banyak pilihan untuk mendapatkan pinjaman selain mudah
syaratnya juga menguntungkan”.
2. Seberapa besar kemampuan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta dalam memenuhi permintaan kredit kepada masyarakat?
”Kalau masalah dana, setahu saya di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini selalu siap dalam memberikan pinjaman yang diminta
oleh nasabah”.
3. Faktor pendukung apa saja dalam penyaluran kredit kepada masyarakat?
”Untuk faktor pendukung diantaranya kualitas dari sumber daya manusia
yang ada di Perum Pegadaian, di sini seluruh pegawai saling bekerja
secara profesional dan bertanggung jawab. Selain itu kualitas dari
pelayanan yang diberikan sudah sangat membedakan dari lembaga
keuangan yang lain, di Perum Pegadaian Cabang cokronegaran ini
masalah pelayanan adalah nomor satu untuk diperhatikan. tidak heran jika
banyak nasabah yang selalu datang membutuhkan pinjaman di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini”.
4. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi oleh Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat?
”Wah kalau masalah ini, kadang-kadang juga ditemui yang nasabah ingkar
janji mbak, namanya juga berkaitan dengan banyak orang. Masing-masing
memiliki karakteristik sendiri-sendiri meskipun semua pertauran telah
diberikan dan diketahui oleh masing-masing nasabah, tapi itu hanya
beberapa saja”.
Interpretasi Peneliti:
sebagai wujud dari peran Perum Pegadaian Cabang cokronegaran Surakarta
dalam penyaluran kredit kepada amsyarakat dengan menerbitkan produk-
produk yang dapat dinikamati oleh seluruh nasabah. Produk tersebut akan
memberikan kemudahan tersendiri yang disertai dengan syarat yang mudah
dan akan menguntungkan.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 19 Januari 2009
Waktu : 10.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan pertama kali bapak menjadi nasabah di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini?
”Sudah lama mbak, sejak tahun 1990-an”.
2. Barang apa yang bapak akan gadaikan?
”Perhiasan gelang”.
3. Bagaimana dengan penggunaan dari kredit yang bapak peroleh dari Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini?
”Uang pinjaman kredit ini saya pakai untuk tambahan modal jahit
dirumah”.
4. Apakah usaha yang bapak kelola mengalami peningkatan setelah adanaya
pinjaman kredit dari Perum Pegadaian Cokronegaran ini?
”Iya, mengalami peningkatan”.
5. Bagaimanakah pelayanan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran ini?
”Sudah bagus”.
6. Berapa lama bapak bisa membawa uang pinjaman kredit dari Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini?
” Kurang lebih lima belas menit”.
7. Produk pegadaian apa yang bapak minati diantara produk-produk
pegadaian yang lain?
”Produk gadai”.
Interpretasi Peneliti:
Bapak Hery merupakan salah satu nasabah yang datang ke Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran. Beliau sudah lama menggunakan jasa di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran untuk menambah modal usaha jahit
dirumahnya. Setelah mendapatkan kredit, usaha jahit Bapak Hery mengalami
peningkatan. Dan untuk pelayanan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
memberikan pelayanan yang baik dan cepat.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 20 Januari 2009
Waktu : 09.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Saudara pertama kali datang menjadi nasabah di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
”Untuk pertama kalinya saya datang di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini tahun 2000”.
2. Barang apa yang ingin Saudara gadaikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
”Cincin”.
3. Apakah Saudara menjadi salah satu nasabah tetap di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini?
”Iya”.
4. Motivasi apa yang mendorong Saudara untuk datang ke Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini?
”Wah saya datang kesini ya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
mbak, jika lagi tidak punya tambahan uang saya selalu datang kesini”.
5. Produk apa yang selalu Saudara minati di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini dianatra produk-produk yang lain?
”Produk gadai”.
6. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran sini?
”Selama ini pelayanan yang diberikan bagus dan cepat”.
7. Bagaimana dengan syarat dan bunga yang dibebankan di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran?
”Kalau masalah syarat dan bunga, di Perum Pegadaian
CabangCokronegaran ini syaratnya mudah dan bunganya lebih rendah dari
Bank”.
8. Bagaimana dengan penggunaan kredit yang Saudara peroleh dari Perum
Pegadaian ini?
”Pinjaman kredit ini untuk menambah kebutuhan sehari-hari”.
9. Apakah kesulitan keuangan Saudara dapat tertolong dengan adanya
pinjaman kredit dari Perum Pegadaian Cabang cokronegaran?
”Tentu, disaat saya tidak punya uang saya akan datang di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran ini”.
10. Adakah harapan dari Saudara tentang keberadaan Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran terhadap perannya dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat?
”Ya supaya dapat selalu menerbitkan produk-produk yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat”.
Interpretasi Peneliti:
Saudara Amat sebagai salah satu nasabah tetap di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran yang datang untuk menggadaikan cincin. Uang pinjamannya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saudara amat selalu datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini karena dudukung dengan pelayanan yang bagus dan cepat
serta syarat yang diberikan sangat mudah disertai dengan bunga yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan Bank.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 21 Januari 2009
Waktu : 10.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Ibu pertama kali datang ke Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“Sudah lama mbak, mulai tahun 1990an”.
2. Motivasi apa yang mendorong Ibu untuk datang ke Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Selain lokasi Perum Pegadaian dekat rumah saya, juga untuk tambahan
modal beli barang dagangan”.
3. Barang apa yang ingin Ibu gadaikan?
”Perhiasan”.
4. Bagaimana dengan penggunaan kredit yang Ibu peroleh dari Perum Pegadaian
ini?
”Untuk tambahan beli barang dagangan, saya di rumah jualan kecil-kecilan
buat sambilan dirumah”.
5. Apakah kesulitan keuangan Ibu dapat tertolong dengan adanya pinjaman
kredit dari Perum Pegadaian Cabang cokronegaran?
”Ya mbak, kalau benar-benar tidak bisa belanja lagi, saya langsung
mengambil perhiasan untuk digadaikan. Hal semacam ini sudah sering saya
lakukan”.
6. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran sini?
”Pelayanan disini selalu bagus dan cepat”.
7. Bagaimana dengan syarat dan bunga yang dibebankan di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
” Kalau syarat biasanya saya cukup membawa fotokopi KTP dan perhiasan
yang ingin digadaiakan. Kalau kaitannya dengan bunga di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran ini sangat ringan mbak”.
8. Bagaimana cara Ibu melunasi pinjaman yang telah diberikan? Apakah Ibu
mengalami kesulitan?
”Tidak. Saya melunasi pinjaman dengan angsuran mbak”.
Interpretasi Peneliti:
Ibu Endang sebagai salah satu nasabah yang datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta. Dengan menggadaikan perhiasan, Ibu Endang dapat
menambah modal untuk usaha jualan kecil-kecilan dirumah. Untuk pelayanan yang
diberikan sangat cepat serta bunga yang dikenakan lebih ringan .
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 22 Januari 2009
Waktu : 11.00
Lokasi : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Ibu pertama kali datang ke Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“Mulai tahun 2000”.
2. Dari mana Ibu mengetahui adanya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“Lokasinya dekat dengan rumah saya”.
3. Motivasi apa yang mendorong Ibu untuk datang ke Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran ini?
“Saya datang kesini untuk mengangsur”.
4. Barang apa yang Ibu gadaikan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“BPKB motor”.
5. Untuk produk KREASI yang ibu ambil apakah perlu diadakan survei terlebih
dahulu?
“Ya, setelah perjanjian selesai pihak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta mendatangi tempat usaha milik suami saya”.
6. Berapa lama Ibu menunggu turunnya pinjaman?
”Satu hari setelah diadakan survei, besok paginya pinjaman sudah bisa turun”.
7. Berapa bunga yang ditetapkan atas produk yang Ibu ambil?
”Untuk produk yang saya ambil ini bunganya 1% dan setiap bulan saya harus
mengangsur”.
8. Apakah ada peningkatan dengan usaha ibu setelah adanya pinjaman kredit
dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegran Surakarta ini?
”Ya, dengan pinjaman ini usaha milik suami saya bisa terus berjalan”.
9. Adakah harapan dari Ibu untuk Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat di Surakarta?
”Saya rasa Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini sudah cukup
bagus”.
Interpretasi Peneliti:
Ibu Sarmi sebagai salah satu nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta yang mengambil produk KREASI untuk tambahan modal usaha mebel
milik suaminya. Untuk syarat produk KREASI harus memiliki usaha yang layak
untuk diberikan pinjaman dan bunga yang dibebankan 1% serta diangsur setiap bulan.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal : Kamis 22 Januari 2009
Tempat : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Saudara pertama kali menjadi nasabah di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Belum lama mbak, awal tahun 2008”
2. Barang apa yang ingin saudara gadaikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Gelang”
3. Motivasi apa yang mendorong Saudara datang ke Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta?
“Buat tambahan beli komputer, soalnya kiriman dari orang tua belum
turun”.
4. Bagaimana pelayanan yang diberikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Selama saya menggadaikan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta sudah bagus”.
5. Bagaimana dengan syarat beserta bunga yang ditetapkan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Kalau syaratnya sangat mudah, saya hanya diminta fotokopi KTP saja
sama menyerahkan barang jaminan yang saya bawa. Bunga yang
ditetapkan cukup ringan mbak”.
Interpretasi Peneliti:
Saudara Anis salah satu nasabah yang datang di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dengan menggadaikan perhiasan gelang dengan
tujuan untuk tambahan beli komputer. Pelayanan yang diberikan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sudah bagus disertai dengan
syarat yang mudah dan bunga yang ringan, dengan demikian banyak nasabah
yang puas terhadap pelayanan yang diberikan.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal : Kamis 22 Januari 2009
Tempat : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Ibu pertama kali menjadi nasabah di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Sejak tahun 2006”.
2. Motivasi apa yang mendorong Ibu untuk datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Cari tambahan modal dagang di rumah”.
3. Darimana Ibu mengetahui keberadaan Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Dari tetangga, kebetulan mereka sudah sering mencari pinjaman di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini”.
4. Barang apa yang Ibu gadaikan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“Televisi”
5. Bagaimana dengan penggunaan pinjaman kredit yang Ibu dapatkan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Untuk tambahan modal dagang”.
6. Apakah ada peningkatan dengan usaha yang Ibu kelola dengan pinjaman
yang telah didapatkan?
“Ya, kalau saya sudah tidak punya uang dengan pinjaman ini saya bisa
membeli barang dagang lagi”.
7. Berapa lama Ibu harus menunggu sampai mendapatkan pinjaman?
“Cepat kok mbak, sekitar 15 menit sudah dapat menerima uang
pinjaman”.
8. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta?
“Pelayanan disini sangat bagus mbak, semua pegawaianya cekatan”.
9. Bagaimana dengan syarat beserta bunga yang ditetapkan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Syaratnya saya Cuma bawa fotokopi KTP saja sama televise yang mau
saya gadaikan. Kalau bunga disini tergolong rendah daripada pinjaman
dirumah”.
Interpretasi Peneliti:
Ibu Sri Suprapti sebagai salah satu nasabah yang datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta. Beliau datang dengan membawa televisi
sebagai barang jaminannya untuk mendapatkan pinjaman yang akan
digunakan untuk tambahan modal dagang di rumah. Pelayanan yang
diberikan di Perum Pegadaian sudah baik dengan waktu kurang lebih 15
menit nasabah dapat menerima uang pinjaman.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan III
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Januari 2009
Tempat : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Bapak pertama kali menjadi nasabah di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Tahun 2007”
2. Barang apa yang ingin Bapak gadaikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Perhiasan”
3. Bagaimana dengan penggunaan pinjaman kredit yang Bapak dapatkan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Untuk tambahan kebutuhan sehari-hari, kalau lagi tidak ada pekerjaan”.
4. Berapa lama Bapak harus menunggu sampai mendapatkan pinjaman?
“Sekitar 15 sampai 20 menit mbak, kalau nasabah yang datang sedikit
malah bisa cepat”.
5. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta?
“Selama saya menggunakan jasa di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini sudah bagus “.
6. Bagaimana dengan syarat beserta bunga yang ditetapkan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Syaratnya sangat mudah dan bunganya ringan daripada mencari
pinjaman diluar”.
7. Produk apa yang bapak minati diantara produk-produk lain yang telah
disediakan?
“Saya menggunakan produk kredit gadai”.
Interpretasi Peneliti:
Bapak Agus sebagai nasabah Perum Pegadaian Yang menggadaikan perhiasan
untuk menutup kekurangan kebutuhan sehari-hari. Dengan membawa barang jaminan
perhiasan, Bapak Agus mudah untuk mendapatkan pinjaman tanpa menunggu waktu
yang lama hanya sekitar 15 sampai 20 menit. Bunga yang dibebankan cukup ringan
dari pinjaman yang didapatkan bila dibandingkan dari luar. Produk kredit gadai
memberikan kemudahan tersendiri bagi nasabah yang membutuhkan pinjaman hanya
dengan membawa barang jaminan saja dapat langsung membawa pinjaman.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan IV
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal : Jum’at, 23 Januari 2009
Tempat : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Darimana Ibu mengetahui keberadaan Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Sudah lama tahu mbak, kan setiap hari saya lewat di depan Perum
Pegadaian cabang Cokronegaran ini”
2. Kapan Ibu pertama kali menjadi nasabah di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Sudah lama mulai tahun 2000”.
3. Motivasi apa yang mendorong Ibu untuk datang di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“lagi butuh tambahan modal usaha warung makan di rumah”.
4. Barang apa yang Ibu gadaikan di Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta ini?
“Kalung”.
5. Bagaimana dengan penggunaan pinjaman kredit yang Ibu dapatkan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Buat tambahan modal warung makan dirumah”.
6. Apakah ada peningkatan dengan usaha yang Ibu kelola dengan pinjaman
yang telah didapatkan?
“Ya mbak, dengan pinjaman ini saya dapat meneruskan usaha warung
makan di rumah”.
7. Bagaimana dengan syarat beserta bunga yang ditetapkan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Syaratnya cukup membawa fotokopi KTP dan kalau bunga yang
ditetapkan cukup ringan bagi Ibu rumah tangga seperti saya dengan
penghasilan dari warung makan saja”.
Interpretasi Peneliti:
Ibu Handayani menjadi nasabah Perum Pegadaian Cabang Corkonegaran
udah cukup lama, dengan membawa perhiasan berupa kalung sudah dapat membawa
pinjaman untuk menambah modal usaha warung makan di rumah. Syarat yang
diberikan sangat mudah disertai dengan bunga yang ringan sehingga dapat
meringankan beban para nasabah yang datang”.
FIELD NOTE
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara
Sumber Data : Informan IV
Jabatan : Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Hari/Tanggal : Jum’at, 23 Januari 2009
Tempat : Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Deskripsi Data:
Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan Bapak pertama kali Bapak menjadi nasabah di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Mulai tahun 2008”
2. Barang apa yang ingin Bapak gadaikan di Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta ini?
“Perhiasan”
3. Bagaimana dengan penggunaan pinjaman kredit yang Bapak dapatkan di
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Untuk tambah kebutuhan keuangan keluarga”.
4. Bagaimana dengan pelayanan yang diberikan oleh Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta?
“Saya rasa sudah bagus dan cepat”.
5. Apakah dengan pinjaman yang Bapak dapatkan dapat menutup
kekurangan yang sedang dihadapi?
“Ya”.
6. Bagaimana dengan syarat beserta bunga yang ditetapkan di Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta ini?
“Syarat sangat mudah dan bunganya cukup ringan bila dibandingkan
dengan pinjaman di luar”.
7. Produk apa yang Bapak minati diantara produk-produk lain yang
disediakan?
“Saya mengambil kredit gadai”.
Interpretasi Peneliti:
Bapak Hadi sebagai salah satu nasabah yang menggunakan jasa Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta. Dengan menggunakan produk kredit
gadai Bapak Hadi dapat menutup kebutuhan keuangan keluarga, syarat mudah dan
bunga yang ditetapkan cukup ringan. Pelayanan yang diberikan di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta sudah bagus.