SURAT KEPUTUSAN OBAT HIGH ALERT.docx
Transcript of SURAT KEPUTUSAN OBAT HIGH ALERT.docx
SURAT KEPUTUSANDirektur RS. SYAFIRA – Pekanbaru
Nomor :
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP RS SYAFIRA
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Syafira, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Rawat Inap yang bermutu tinggi
b. Agar pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Syafira dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Syafira sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Syafira
c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Syafira
MENGINGAT :
1. UUD 1945 PEMBUKAAN Alinea ke-4
2. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentangRumahSakit
3. Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TentangKeselamatanPasienRumahSakit
4. KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor 1197 /Menkes/SK/X/2004 tentangStandarPelayananFarmasi Di RumahSakit
MEMPERHATIKAN :
Identifikasi hingga pengelolaan semua pasien rawat inap yang beresiko jatuh (resiko jatuh sedang dan tinggi)
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Pertama : KeputusanDirekturRumahSakitSyafiratentangkebijakan pengelolaan pasien resiko jatuh
Kedua : Kebijakan pengelolaan pasien resiko jatuh sebagaimanatercantumdalamLampiranKeputusanini.
Ketiga : Identifikasi dan penanggulangan pasien rawat inap dengan resiko jatuh dilaksanakanolehKepalaInstalasiRawat Inap RumahSakitSyafira
Keempat : Keputusaniniberlakusejaktanggalditetapkannya, danapabila di kemudianhariternyataterdapatkekeliruandalampenetapaniniakandiadakanperbaikansebagaimanamestinya
Ditetapkan di : PekanbaruPadatanggal :
d r. IRANA OKTAVIA Direktur
Lampiran
PeraturanDirektur RS Syafira
Nomor :
Tanggal :
KEBIJAKAN OBAT HIGH ALERT
RUMAH SAKIT SYAFIRA
1. Obat High Alert adalah obat yang mempunyai resiko tinggi dan berakibat fatal pada pasien
apabila terjadi kesalahan saat pemesanan, penyiapan, administrasi, pemberian dan
penyimpanan.
2. Obat – obat high alert di rumah sakit ditetapkan oleh Panitia Farmasi Terapi Rumah Sakit.
3. Informasi tentang obat – obat high alert dicantumkan di formularium rumah sakit.
4. Unit Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan farmasi yang
beredar di rumah sakit termasuk obat high alert.
5. Penatalaksaan, pengawasanpenyelenggaraanpelayananobat high alert
dilaksanakanolehKepala InstalasiFarmasiRumahSakitSyafira.
6. Pengadaan obat high alert pada distributor resmi.
7. Penyiapan obat high alert di unit farmasi dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
8. Pemberian label khusus pada obat high alert antara lain menggunakan huruf kombinasi
(huruf kecil dan besar = TALL-MAN), background label berwarna mencolok dan
ditempelkan.
9. Penyimpanan obat high alert ditempatkan pada tempat yang khusus, dipisahkan dengan obat
yang lain.
10. Sebelum pemberian pada pasien harus dilakukan cek ulang dan double cek dengan petugas
yang berbeda (meliputi : identitas pasien, identitas obat, konsentrasi obat yang akan
diberikan, aturan dan cara pakai obat)
11. Setiap perawat yang memberikan obat high alert pada pasien harus tanda tangan dan nama
terang pada lembar pemberian obat.
12. Pada obat high alert dengan konsentrasi tinggi harus dilakukan pengenceran / pelarutan yang
sempurna (dengan cara dikocok) sebelum digunakan.
13. Permintaan obat high alert dilakukan oleh DPJP (DirekturPenanggungJawabPelayanan).
14. Obat high alert tidak boleh disimpan di unit perawatan pasien,
kecualisangatdiperlukandanharusdisimpanpadatroliemergensi.
15. Pengawasan lebih ketat oleh perawat kepada pasien yang diterapi dengan obat high alert
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Ditetapkan di : PekanbaruPadatanggal :
d r. IRANA OKTAVIA Direktur