Surakarta
Click here to load reader
-
Upload
dilianti-pratama-putri-sari -
Category
Documents
-
view
83 -
download
4
Transcript of Surakarta
Strategi Pembangunan Kota Surakarta
(CDS)
PERMASALAHAN KOTA SURAKARTA
Masalah Tata Ruang & Lingkungan - Belum familier bagi masyarakat - Belum pernah ada evaluasi - Dalam proses masih bersifat Top Down - Belum ada penjabaran secara lokal - Tidak memperharikan publik domain
Masalah Kemiskinan, Pengangguran & Sektor Informal - Rendahnya SDM - Pesatnya arus urbanisasi sehingga menambah konsentrasi tenaga kerja - Ketersediaan lapangan kerja yang tidak memadai - Pemahaman otda yang salah, sehingga membebani rakyat dalam hal retribusi & pajak untuk peningkatan PAD - Kapitalisme - Krisis/ PHK yang mengakibatkan tumbuh pesat usaha di sektor informal
Masalah Konflik Sosial & Kamtibmas - Sering terjadi kerusuhan - Banyak fasilitas umum yang hancur/ rusak - Banyaknya aksi protes dalam bentuk demonstrasi - Rendahnya kepercayaan antar warga
PEMETAAN ISSU KOTA
Matriks : Issu Tata ruang dan Lingkungan No Isu Kebijakan Tata
Ruang Issu-issu strategis Hub Antar
wilayah Distribusi kegiatan Potensi & Permasalahan
1 PKL Perda belum aspiratif
Tidak jelas alokasi ruangnya
Pendatang (imigran)
Di Pusat keramaian
- Lapangan kerja + - Retribusi + - Mengurangi + - kriminalitas + - Kemacetan lalu lintas
+ 2 Parkir Kebijakan tata
ruang ada Belum tersistem Membebani jalan - Lalu lintas macet
- Parkir liar 3 Pemukiman
liar Penegakan hukum lemah (inkonsistensi)
- Keselamatan - Kualitas
lingkungan
Pendatang - Bantaran sungai
- Tanah Negara
(-) (-)
4 Pemukiman Kumuh
Program KIP Rumah susun Merata tiap kecamatan
Kesehatan lingkungan
5 Lalu Lintas (Transportasi)
- UU Lalu lintas - RUTRK - Trayek
transportasi umum belum diatur
- Perda tentang becak
- Kemacetan - Keselamatan - Kecelakaan - Polusi
Belum ada kebijakan antar wilayah
Pusat Kota/pusat keramaian
6 Asessibilitas Dituntut semua kebijakan tata ruang
Kemudahan & kenyamanan fasilitas umum untuk meningkatkan pelayanan
Niat baik setiap daerah
Ke semua ruang kota
- Keselamatan - Kecepatan - Kenyamanan
7 Industri Rumah Tangga
Kebijakan terhadap lingkungan blm jelas
Pencemaran lingkungan
Ekonomi kota dan regional
Pada kampung-kampung tertentu
- Lapangan kerja - Ruang pemasaran - Potensi PAD
IDENTIFIKASI ISU UNTUK MEMPEROLEH ISU PRIORITAS DARI BIDANG KEMISKINAN
DIMENSI KEMISKINAN ISU - ISU
STRUKTURAL KULTURAL EKONOMI
DAMPAK TERHADAP KOTA
ISU
PRIORITAS Pesatnya pertumbuhan PKL
• Kebijakan tata kota tidak jelas termasuk implementasi Perda
• Sosialisasi Perda kurang
• Belum berfungsinya lembaga secara optimal.
• Minimnya akses modal pada lembaga keuangan (perbankan)
• Karena PHK.
• Faktor lingkungan.
• Berportensi dalam pengembangan usaha mandiri.
• Solo kota yang tidak pernah tidur
• Menjadi kota urban/banyak hiterland.
• Kesempatan lapangan kerja kurang,
• Tuntutan kebutuhan hidup
• Akibat krisis ekonomi
• Mengurangi pengangguran (+)*
• Peningkatan PAD (+)
• Terganggunya kebersihan kota (termasuk sampah)
(-)** • Kemacetan lalulintas
(-) • Ketidak teraturan
tempat berusaha (-) • Terganggunya
Kamtibmas (-) • Terganggunya
fasilitas publik.(-) • Kurang berfungsinya
pasar tradisi (-) • Kecemburuan social
(pedagang) (-)
• Ketatnya kompetisi perniagaan (-)
• Kenyamanan pemilik rumah yang ditempati PKL terganggu (-)
• Punya potensi sbg pendukung pariwisata (+)
Anak Jalanan 1. Pengamen 2. Pengemis 3. Pekerja Seks
Komersial
Perda ada, tetapi
kurang memadai untuk operasional lapangan
Jaminan sosial dari pemerintah salah sasaran dan kurang merata
Belum ada atau belum optimalnya lembaga sosial yang menangani
Faktor keluarga
dan lingkungan Tidak
tersalurkannya skills yang ada
Mobilitas serkuler Malas bekerja Pengaruh
lingkungan Pengaruh
lingkungan
Kesempatan
kerja tidak ada/punya
Tuntutan ekonomi
Pengangguran Ketidak mampuan bekerja
Tuntutan
Mengurangi
pengangguran (+) Mengganggu ketertiban dan kenyamanan (-)
Terganggunya Kamtibmas (-)
Bertambahnya beban kota, terutama di siang hari (-)
Kumuhnya lingkungan kota (-)
Penyebaran
4. Pedagang
Asongan
Mobilitas serkuler Budaya
komsumtif Minimnya
ketrampilan SDM Pengaruh
lingkungan Mengembangkan
potensi usaha Persaingan usaha
pelayanan
ekonomi keluarga
Kesempatan kerja tidak ada
Kesempatan kerja sudah berkurang
PSM(penyakit seks menular) (-)
Terganggunya estetika kota (-)
Terganggunya Kamtibmas (-)
Mengurangi
pengangguran (+) Mempermudah
konsumen mendapatkan barang (+)
Mengganggu kenyamanan (-)
Kecemburuan pedagang mapan (-)
Becak (keberadaannya diperlukan di kota Solo)
Perda transportasi kota diperjelas
Perda pengaturan operasional becak belum jelas implementasinya berkenaan dengan -pembiayaan SIM dan STNK becak
-belum terbentuknya forum paguyuban yang aspiratif
Sebagai alat transportasi tradisional becak masih cukup disenangi
Lemahnya SDM
Pendapatan menurun , akibat persaingan dengan angkot lain
Sulit mengakses kebutuhan dasar (kesehatan, perumahan, pendidikan)
Konflik, karena persaingan alat transportasi (-)
Tidak menimbulkan polusi
Menambah lapangan pekerjaan.(+)
Berpotensi sebagai asset wisata kota (+)
Ojek
-operasional kerja -trayek Legalisasi ruang-
ruang parkir untuk becak.
Belum ada perda perlindungan terhadap ojek
Belum ada paguyuban ojek yang aspiratif
Alat transportasi yang luwes dan terjangkau.
Sebagai kerja sampingan.
Minimnya penghasilan karena persaingan dengan sarana transportasi lain.
Pasar tradisional yang termarginalkan
Perda dan implementasinya tak jelas
Transparansi alur retribusi tidak jelas
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kehidupan pasar tradisional
Adanya persaingan antar instansi (Pasar dan PKL)
Tidak ada niatan Pemda untuk menertibkan pasar
Minimnya akses ke lembaga-lembaga keuangan
Berkurangnya pembeli
Kompetisi antar pelaku pasar
Berubahnya tradisis yang ada dalam masyarakat
Ada budaya untuk membeli diluar pasar
Ada perilaku untuk menangkap pembeli lebih mudah
Komersialisasi lahan jualan
Peralihan budaya tradisional ke
Penghasilan pedagang menurun
Kesejahteraan pedagang menurun.
Peningkatan PAD (+)
Kekumuhan di pasar-pasar tradisional (-)
Keruwetan lalu-lintas di wilayah sekitar pasar (-)
modern Budaya memakai jasa bank plecit
Pengangguran Pencari kerja
Terbatasnya sector-sektor formal
Ada kelemahan terhadap perlindungan calon tenaga kerja
SDM rendah Mobilitas tenaga
kerja pada tingkat usia produktif rendah
Ada keengganan untuk bekerja di luar daerah (terutama wanita)
Akses terhadap kebutuhan dasar rendah
Penjelasan : * (+) : Dampak positif terhadap kota ** (-) : Dampak negatif terhadap kota
MATRIK PENJABARAN ISSU KONFLIK SOSIAL DAN KAMTIBMAS
Analisis No
Masalah Perilaku Eksternal
Internal Tujuan
Penanganan
Strategi Penanga
nan
Capaian I
Evaluasi
Capaian II
Pendukung/
Pelaksana 1 Molimo Madat
narkoba Judi Minum Pelacuran Kriminalita
Hukuman ringan Perda tidak ada Metode penanganan
Moral Kemiskinan Pemenuhan kebutuhan ekonomi
Merubah Perilaku
Peraturan Penegasan peraturan Preemtif Preventif Ekstensif
Perubahan Perilaku
Tergantung Kondisi
Perubahan Perilaku
Eksekutif Legislatif Yudikatif Masyarakat -stakeholder
s Mafia Kultur masyarakat
Kuratif Hukuman
2 Politik - Adu domba
- Azas Pemanfaatan
- Premanisme
- Pemerasan Politik
Tidak adanya aturan yang tegas
1. Moral 2. Etika 3. Pemenuh
an kebutuhan ekonomi
Merubah Perilaku
Peraturan Preventif Preventif Extensif Kuratif Hukuman Pendidikan Politik
Perubahan Perilaku
Tergantung Kondisi
Perubahan Perilaku
1.Eksekutif 2.Legislatif 3.Yudikatif 4.Masyarakat-stakeholder
3 Pornografi
Tayangan / Artikel porno
Belum adanya Perda yang mengatur tentang tata cara penayangan / pemuatan artikel prono
Moral Etika Pemenuhan kebutuhan ekonomi
Merubah Perilaku
Peraturan Penegasan Peraturan Preemtif Preventif Ekstensif Kuratif Hukuman
Perubahan Perilaku
Tergantung Kondisi
Perubahan Perilaku
1.Eksekutif 2.Legislatif 3.Yudikatif 4.Masyarakat-stakeholder
4 Lalin, PKL, Perparkiran
Semrawut, macet
1. Perda yang mengatur tidak tegas
2. Metode penanganan rancuantar instansi /
Moral Etika Pemenuhan kebutuhan ekonomi
Merubah perilaku
Peraturan Penegasan Peraturan Preemtif Preventif Ekstensif Kuratif Hukuman
Merubah perilaku
Kondisional
Perubahan perilaku
1.Eksekutif 2.Legislatif 3.Yudikatif 4.Masyarakat-stakeholder
dinas Suburnya mafianisme premanism
e Kesadaran masyarakat kurang
4 Kelompok Kepentingan
Kelompok -kelompok berbasis Politik dan Agama
Eskalasi Politik Lokal,regional & Nasional , Politisasi Agama
Persaingan identitas
Antisipasi disintegrasi bangsa.
Temu tokoh Preemtif Preventif Represif Kuratif
Perubahan perilaku
Kondisional
Perubahan perilaku
Tokoh Politik Tokoh Agama TOMAS Legislatif Eksekutif Yudikatif Masyarakat.
5 Lingkungan
Penyerobotan tanah
Perda yang mengatur tidak tegas Methode penanganan rancu antar instansi / dinas Suburnya mafianisme premanisme
1. Moral 2. Etika 3. Pemenuhan kebutuhan
ekonomi
Merubah perilaku
Peraturan Penegasan Peraturan Preemtif Preventif Ekstensif Kuratif Hukuman
Merubah perilaku
Kondisional
Perubahan perilaku
1.Eksekutif 2.Legislatif 3.Yudikatif 4.Masyarakat-stakeholder
Kesadaran masyarakat kurang
ISSU STRATEGIS
Issu Strategis Tata Ruang - Ketiadaan pemerataan dan keadilan dalam tata ruang - Ketidakpercayaan masyarakat terhadap kebijakan tata ruang - Tuntutan transparansi terhadap kebijakan tata ruang - Tata ruang tidak akomodatif
Issu Strategis Kemiskinan - Kemiskinan terjadi akibat proses marjinalisasi terhadap kaum lemah - Terbatasnya ruang keterlibatan publik dan masyarakat bawah dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Issu Strategis Konflik Sosial & Kamtibmas Rentannya masyarakat Surakarta terhadap Konflik Sosial yang ditandai dengan : - Kurang lancarnya komunikasi sosial, baik antar kelompok sosial masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemerintah. - Ketegangan antar kelompok sosial. - Lemahnya penegakan hukum
KONSEP & TUJUAN DALAM PENANGANAN ISSU KOTA 1. Konsep & Tujuan Penanganan Issu Tata Ruang
- Memperhatikan historis kota - Mengintegrasikan perkembangan karakter fisik dan ekonomi sosial - Memperhitungkan konteks kewilayahan - Berorientasi pada pembangunan kota yang berkelanjutan
2. Konsep & Tujuan Penanganan Issu Kemiskinan
Konsep kehidupan yang layak : - Terdapat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. - Pendapatan yang cukup dalam standart hidup di kota. - Kesetaraan dalam hal pelayanan publik. - Kesempatan dalam berusaha untuk meningkatkan taraf hidup Tujuan : - Terwujudnya Perda yg aspiratif - Peningkatan SDM - Terwujudnya kerjasama (networker) - Tumbuhnya ketaatan hukum - Terciptanya lingkungan kota yg aman, nyaman, sehat.
3. Konsep & Tujuan Penanganan Issu Konflik Konsep penanganan konflik sosial dan kamtibmas mengacu pada prinsip-prinsip kehidupan bermasyarakat yang harmonis, yaitu : - kenyamanan - ketersediaan ruang publik - ketersediaan ruang untuk pengembangan jatidiri - Media untuk social catarsis
VISI ISSU Visi Manajemen Tataruang
- Terciptanya tata ruang yang adil, sehat, nyaman, aman, berkarakter budaya dan berkelanjutan. - Terciptanya tataruang yg mampu memberikan akses lahan, rumah dan pekarangan dasar yg terjangkau bagi
permukiman penduduk gol ekonomi lemah, shg tercipta lingk yg aman, tertib, sehat dan produktif - Terciptanya tataruang yg mampu mengakomodasikan kegiatan home industri, meminimalkan dampak lingk yg
timbul shg tercipta lingk yg nyaman, aman, sehat, efisien, dan produktif. - Terciptanya tataruang yg mampu melayani kebutuhan ruang parkir shg tercipta transportasi /lalulintas yg lancar,
aman, tertib, nyaman dan sehat shg mampu mendukungfungsi & struktur ruang yg efisien, berkarakter dan berkelanjutan
- Terciptanya tataruang yg mampu memberi kemudahan bergerak dan berpindah tempat bagi kaum difabel secara aman, nyaman, sehat dan efisien.
VISI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Keberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik VISI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DAN KAMTIBMAS : Terwujudnya hubungan yang harmonis antar warga dan antar SARA STRATEGI PENANGANAN ISSU Strategi Penanganan Tataruang
- Kebijakan permukiman bagi golongan ekonomi lemah yg menjamin akses pada pemanfaatan/kepemilikan lahan dan rumah
- Advokasi kebijakan - Mengintegrasikan kebijakan parkir dengan perencanaan transportasi dan land use - Penyusunan peraturan kebijakan yang menyangkut pengelolaan, pengaturan dan penertiban parkir.
Strategi penanganan kemiskinan - Sosialisasi Kebijakan - Perencanaan Partisipatif - Monitoring & Evaluasi Kebijakan Strategi penanganan Konflik sosial - Membentuk tim untuk mengevaluasi kerentanan masy. Surakarta thd konflik - Menyusun konsep tatanan relasi antar warga - Menyusun draft reformasi kebijakan yg berperspektif resolusi konflik - Pembangunan keimanan dan ketaqwaan - Pembangunan ekonomi dan kesejahteraan social VISI KOTA
Dari hasil SWOT analisis, maka antara lain dapat ditentukan bahwa visi yang tepat bagi Kota Surakarta adalah “Sala Kota Budaya”, yaitu kota yang pengembangannya berwawasan budaya dalam arti luas, dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, mandiri, berkepribadian, demokratis, rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia serta menegakkan supremasi hukum yang disertai dengan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dalam tatanan masyarakat yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa.
Sebagai tujuan utama, maka visi dapat dicapai melalui sasaran-sasaran yang ada, antara lain Solo sebagai Kota Budaya, Sumberdaya manusia yang berkualitas, Perdagangan dan Industri Jasa termasuk Pariwisata di dalamnya.
MISI
Untuk mewujudkan Visi Kota Surakarta di masa depan, ditetapkan misi sebagai berikut :
a. Mengembangkan kota Surakarta sebagai kota budaya yang bertumpu pada perdagangan dan jasa, pendidikan, budaya dan pariwisata
b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan serta teknologi, guna mewujudkan inovasi dan integritas masyarakat berlandaskan ke Tuhanan Yang Maha Esa
c. Menjadikan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing dengan mendayagunakan potensi budaya local dan teknologi terapan yang akrab lingkungan
d. Menjadikan hukum, supremasi hukum, pelksanaan hak asasi manusia dan demokrasi sebagai budaya masyarakat termasuk para penyelenggara pemerintahan kota
e. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen stakeholder dalam semua bidang pembangunan, merekatkan kohesi sosial budaya dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai Sala Kota Budaya
MASALAH KONFLIK SOSIAL DAN KAMTIBMAS 1. Sering teradi kerusuhan 2. Banyak terjadi keributan 3. Banyak fasilitas umum
yang hancur 4. Banyaknya aksi protes
dalam bentuk demonstrasi 5. Rendahnya kepercayaan
antar warga kota
KONSEP DAN TUJUAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT : - kenyamanan - ketersediaan ruang publik - ketersediaan ruang untuk
pengembangan jatidiri - Media untuk social catarsis
ISSUES STRATEGIS : Rentannya masyarakat Surakarta terhadap Konflik Sosial yang ditandai dengan : - Kurang lancarnya komunikasi
sosial, baik antar kelompok sosial masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemerintah.
- Ketegangan antar kelompok sosial.
- Lemahnya penegakan hukum
VISI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DAN KAMTIBMAS : Terwujudnya hubungan yang
harmonis antar warga dan antar SARA
STRATEGI PENANGANAN ISSU
- Membentuk tim untuk mengevaluasi kerentanan masy. Surakarta thd konflik
- Menyusun konsep tatanan relasi antar warga
- Menyusun draft reformasi kebijakan yg berperspektif resolusi konflik
- Pembangunan keimanan dan ketaqwaan
- Pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial
ALUR PIKIR PROSES PENYUSUNAN STRATEGI PENANGANAN ISSU
EKSPRESI MASALAH KONFLIK DAN KAMTIBMAS - Jenis Konflik. - Besaran pemicu konflik. - Detailing. - Analisis faktor yang
mempengaruhi (Faktor Eksternal & Faktor Internal)
- Dampak terhadap kota.
MASALAH TATA RUANG DAN
LINGKUNGAN : - Belum familier bagi
masyarakat. - Belum pernah ada
evaluasi. - Dalam proses masih
bersifat Top Down. - Belum ada penjabaran
secara lokal. - Tidak memperhatikan
publik domain.
KONSEP TATA RUANG DAN LINGKUNGAN :
- Memperhatikan historis kota. - Mengintegrasikan Perkembangan karakter
fisik dan ekonomi soial. - Memperhitungkan konteks kewilayahan. - Berorientasi pada Pembangunan Kota
yang berkelanjutan.
EKSPRESI MASALAH TATA RUANG DAN LINGKUNGAN : - Issu - Fakta da kecenderungan - Akar penyebab - Ancaman yang ditimbulkan - Pengalaman yang berguna - Peluang yang dapat
dimanfaatkan
ISSUES STRATEGIS : 1. Ketiadaan pemerataan dan
keadilan dalam tata ruang. 2. Ketidakpercayaan masyarakat
terhadap kebijakan tata ruang. 3. Tuntuan transparansi
terhadap kjebijakan tata ruang 4. Tata ruang tidak akomodatif.
- Marjinalisasi masyarakat ekonomi lemah dari akses lahan, rumah dan pelayanan dasar yg terjangkau
- Belum terintegrasinya parkir dengan landuse dan transportasi
- Belum terakomodasinya kaum difabel dalam kebijakan tataruang
VISI MANAJEMEN TATARUANG dan LINGKUNGAN
Terciptanya tataruang yang adil, sehat, nyaman, aman, berkarakter budaya dan berkelanjutan
- Terciptanya tataruang yg mampu memberikan akses lahan, rumah dan pekarangan dasar yg terjangkau bagi permukiman penduduk gol ekonomi lemah, shg tercipta lingk yg aman, tertib, sehat dan produktif
- Terciptanya tataruang yg mampu mengakomodasikan kegiatan home industri, meminimalkan dampak lingk yg timbul shg tercipta lingk yg nyaman, aman, sehat, efisien, dan produktif.
- Terciptanya tataruang yg mampu melayani kebutuhan ruang parkir shg tercipta transportasi /lalulintas yg lancar, aman, tertib, nyaman dan sehat shg mampu mendukungfungsi & struktur ruang yg efisien, berkarakter dan berkelanjutan
- Terciptanya tataruang yg mampu memberi kemudahan bergerak dan berpindah tempat bagi kaum difabel secara aman, nyaman, sehat dan efisien.
STRATEGI PENANGANAN ISSU
- Kebijakan permukiman bagi golongan ekonomi lemah yg menjamin akses pada pemanfaatan/kepemilikan lahan dan rumah
- Advokasi kebijakan - Mengintegrasikan kebijakan parkir
dengan perencanaan transportasi dan land use
- Penyusunan peraturan kebijakan yang menyangkut pengelolaan, pengaturan dan penertiban parkir.
MASALAH KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN SEKTOR INFORMAL : - SDM rendah. - Arus urbanisasi pesat. - Tidak tersedianya
lapangan kerja di desa. - Sindikat jaringan
perdagangan. - Pemahaman Otda yang
salah. - Kapitalism. - Krisis / PHK. - Kesempatan kerja yang
kurang.
KONSEP DAN TUJUAN DALAM PENANGANAN KEMISKINAN Konsep kehidupan yang layak : - Terdapat kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat. - Pendapatan yang cukup dalam
standart hidup di kota. - Kesetaraan dalam hal pelayanan
publik. - Kesempatan dalam berusaha
untuk meningkatkan taraf hidup Tujuan : - Terwujudnya Perda yg aspiratif - Peningkatan SDM - Terwujudnya kerjasama
(networker) - Tumbuhnya ketaatan hukum - Terciptanya lingkungan kota yg
aman, nyaman, sehat.
EKSPRESI MASALAH KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN SEKTOR INFORMAL - Ketiadaan ruang gerak bagi
tukang becak, pedagang asongan, dan pedagang kaku lima untuk memenuhi hak nya dalam pemenuhan kebutuhan yang layak.
- Karena ketiadaan ruang gerak tersebut, maka sangat kecil bagi mereka untuk mendapatkan akses sosial, ekonomi, maupun politik untukj meningkatkan taraf kehidupan mereka.
( lihat tabel analisis issu dasar kemiskinan)
ISSUES STRATEGIS : - Kemiskinan terjadi akibat
proses marginalisasi terhadap kaum lemah.
- Terbatasnya ruang keterlibatan publik dan masyarakat bawah dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
VISI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Keberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik
STRATEGI PENANGANAN ISSU
- Sosialisasi Kebijakan - Perencanaan Partisipatif - Monitoring & Evaluasi Kebijakan